Etik Profesi
Humas
Oleh kelompok 2
1. The Image, the knowledge about us and the attitudes toward us the our
different interest groups have.
(Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap terhadapat kita yang
mempunyai kelompok-kelompok dalam kepentingan yang berbeda).
Kode Etik IPRA (International Public Relation Association) yang telah diperbaharui di Teheran, Iran pada tanggal 17
April 1968, secara normatif dan etis memuat butir-butir terdiri dari satu mukadimah dan berisikan 13 pasal. Secara
garis besar kode etik IPRA mencakup butir-butir pokok sebagai Standard Moral of Public Relations sebagai berikut:
1. Kode perilaku;
2. Kode moral;
3. Menjunjung tinggi standar moral;
4. Memiliki kejujuran yang tinggi;
5. Mengatur secara etis mana yang boleh diperbuat dan tidak boleh diperbuat oleh Profesional PR/Humas.
Landasan patokan utama dari etika profesi dank ode etik IPRA adalah
berdasarkan prinsip-prinsip dasar PBB sebagai berikut:
2. Human Dignity
(Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia serta mengakui hak
setiap pribadi untuk menilai).
1. Integritas Pribadi dan Profesional
1. Memimpin dirinya sendiri, baik secara bebas maupun secara professional dalam
menyesuaikan diri dengan penigkatan kesejaheraan masyarakat.
3. Expertise (Keahlian
6. Fairness
khusus)
Preambul
D. Kode Etik Humas Regional Asean (FAPRO)
Preambul Kode Etik ini menyatakan keinginan
“setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, mengolah, dan menuyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”
Walaupun kini pers nasional memiliki kebebasan, namun tetap mengacu pers bebas yang bertanggung jawab, dapat diberi
makna telah melampaui batas kebebasan berkomunikasi dan informasi (berita) wajar dan santun yang mengacu pada nilai
budaya komunikasi sesuai dengan kode etik, etika profesi dan aspek hukum komunikasi yang ada. Kode etik jurnalistik (KEJ) pada
dasarnya menguraikan hal-hal yang menyangkut profesi kewartawanan berikut ini:
Pakar hukum pers, Prof. Oemar Seno Adji Seperti dijelaskan sebelumnya, kode etik
(1991:20)dalam bukunya Etika Profesional kehumasan yang berkaitan dengan
Hukum mengatakan bahwa menelaah hubungan normatif etik pada prinsipnya mengandung
antar kode etik dan hukum didasarkan pada latar
ketentuan bersifat mengikat, yaitu:
belakang berbagai aliran, yaitu aliran naturrecht
dan aliran positivism serta aliran samenval.
Penjelasannya sebagai berikut: • Kewajiban pada dirinya sendiri
• Kewajiban-kewajiban kepada media
• Aliran naturrecht tidak mengenal antara etik massa atau publiknya untuk tidak
dan hukum. merusak kepercayaan informasi
• Aliran positivisme mengakui adanya pemisah • Kewajiban terhadap klien yang dilayani
antara hukum dan etik. dan atasannya, menjaga kepercayaan
• Aliran samenval menganggap adanya titik
dan kerahasiaan
pertemuan dalam kode etik professional
dengan bidang hukum tertentu, yaitu adanya • Ketentuan perilaku terhadap rekan
kesamaan. Artinya, diakui adanya aspek- seprofesi, bekerja sama dalam
aspek yuridis dalam persoalan etik dan sanksi meneggakan kode etik dan etika profesi
hukum. humas.
Dalam kegiatan sehari-hari tugas dan fungsi kehumasan tersebut berisiko
ancaman hukuman pidana jika melakukan perbuatan sebagai berikut: