Oleh:
NIM : 1802622010025
Tugas ini dikerjakan sebagai syarat untuk mengikuti mata kuliah ”Kewirausahaan”
Kelas A Pagi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
II
Daftar Isi
I
7.3 Proyeksi Laba Rugi ................................................................................................16
7.4 Break Event point...................................................................................................18
7.5 Study Kelayakan.....................................................................................................20
Lampiran.....................................................................................................................22
Daftar Tabel
Analisis SWOT...............................................................................................................7
Kebijakan Harga...........................................................................................................15
Biaya Lain-lain..............................................................................................................15
Proyeksi Laba Rugi.......................................................................................................16
Income Statement.........................................................................................................17
Break Event Point........................................................................................................19
Daftar Gambar
Logo Perusahaan.............................................................................................................2
Bumbu Dewata..............................................................................................................10
II
BAB I
Bisnis yang saya buat iyalah bisnis bumbu klasik khas Bali, yang mana pada
masa sekarang sebagian masyarakat kurang begitu tertarik untuk membuat bumbu dan
dominan lebih memilih untuk menggunakan bumbu jadi atau instant yang kiranya
lebih efektif dan efisien, apalagi saat pembuatan bumbu klasik khas Bali yang
cenderung pembuatannya bisa dikatakan sedikit rumit jadi masyarakat cendrung
malas belajar untuk membuat klasik khas Bali ini oleh karena hal ini hanya sedikit
orang yang bisa membuat bumbu ini dan bisa dikatakan bumbu khas Bali ini
merupakan salah satu warisan leluhur. Oleh karena itu saya inisiatif untuk membuat
dan menjual bumbu klasik khas Bali ini yang bisa langsung digunakan baik digunakan
untuk sebagai bumbu pengolahan daging dan sebagianya atau langsung dinikmati
bersama nasi.
Maksud dari slogan saya ini iyalah dengan membeli produk saya para
konsumen bisa menikmati rasa yang unik yang timbul dari bumbu klasik khas Bali
yang saya buat ini yang mengakibatkan suasana menjadi semakin asik.
1
juga tertera kata “Bumbu Dewata” yang merupakan nama dari perusahaan saya dan
juga tertera “@bumbudewata” yang mana merupakan nama dari toko online saya
via instagram.
Gambar 1.1
Logo Perusahaan
2
BAB II
Ringkasan eksekutif
Jenis usaha terdiri dari tiga bidang yaitu jenis usaha dibidang jasa, dagang, dan
manufaktur. Bumbu Dewata merupakan jenis usaha manufaktur. Dimana saya
mengolah rempah-rempah sebagai bahan baku atau bahan mentah menjadi produk jadi
yaitu bumbu yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Alasan saya memilih jenis usaha ini
yaitu untuk memaksimalkan laba dengan memproduksi sendiri tanpa membeli dari
pihak lain.
Sasaran utama usaha saya yaitu semua kalangan baik ibu-ibu rumah tangga
dan mahasiswa, dikarenakan bumbu ini bisa digunakan sebagai pendamping nasi atau
digunakan untuk bumbu pengolahan daging dan lainnya. Harga jual produk saya juga
cukup terjangkau bagi semua kalangan.
Payback Periode =
aliran kas bersih
Kriteria penilaian pada metode payback period ada dua, yaitu:
3
- Jika Payback period < waktu maksimum, maka usulan usaha tersebut dapat diterima
atau dianggap layak.
- Jika Payback period > waktu maksimum, maka usulan usaha tersebut tidak dapat
diterima atau dianggap tidak layak.
Total EAT
Rata-rata EAT =
umur ekonomis
investasi
Rata-rata Investasi =
umur ekonomis
4
IRR adalah tingkat bunga yang akan diterima (PV Future Procceds) sama dengan
jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV Capital Outlays).
Rumus:
P2 - P1
IRR = P1 – C1 ×
C2 - C1
Keterangan:
P1 = Tingkat Bunga 1
P2 = Tingkat Bunga 2
C1 = NPV 1
C2 = NPV 2
Kriteria penilaian IRR adalah:
- Jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi
dianggap layak
- Jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi
dianggap tidak layak
5
BAB III
Business Description
6
tabel 3.1
analisis SWOT
Internal STRENGHT (S) : WEAKNESS (W) :
1. Kandungan manfaat pada 1. kekurangan sumber
produk tinggi. daya modal
2. Bahan baku mudah didapat 2. Kurangnya
Eksternal 3. Produk cukup populer di pengalaman bisnis.
masyarakat.
7
3.3 Visi, misi, tujuan
Visi : Menjadi perusahaan terbaik yang dapat mengolah makanan-makanan
dengan unik dan menarik.
Misi :
1) Mengolah rempah-rempah agar dapat disajikan semacam bumbu
2) Memproduksi makanan yang jarang terpikirkan oleh orang lain
3) Menampilkan produksinya dengan menarik dan cantik
4) Membuat suatu olahan yang awalnya biasa menjadi nilai jual yang tinggi
Tujuan :
1. Membuat bahan makanan tersebut agar menjadi lebih bermanfaat dan dikonsumsi
2. Membuat tubuh lebih sehat dengan makanan yang menarik
3. Menampilkan produk rempah-rempah dengan tampilan yang lebih menarik
BAB IV
8
Manajemen dan organisasi
BAB V
9
Operation Flow
Gambar 5.1
Bumbu Dewata
11
6. aduk sampai semuanya tercampur dengan rata
7. setelah bumbu tersebut matang angkat dan dinginkan disuhu ruangan
8. setelah dingin masukan kedalam toples kemasan
5.3 Logistik
Proses logistik merupakan proses aliran barang dari bahan baku mentah
menjadi barang jadi, proses ini memilki peranan yang sangat penting dalam
melakukan persaingan dengan pasar. Logistik diperlukan untuk memberi penjelasan
mengenai proses suatu produk dapat tercipta sampai dengan proses penjualan yang
dilakukan.
1. Pengadaan Bahan Baku
Rempah-rempah di peroleh dengan membeli dari penjual rempah yang berjualan di pasar
Sayur Baturiti yang beralamat di Jl. Raya Baturiti, Batunya, Kecamatan Baturiti,
Kabupaten Tabanan, Bali 82191
2. Persediaan Bahan Baku
Setelah pembelian bahan baku, seluruh bahan baku dijumlahkan sebagai persediaan.
3. Produksi
Setelah persediaan bahan baku mencukupi, kami melakukan proses selanjutnya yaitu
tahap produksi. Cara mengolah produk kami cukup mudah dan tidak memakan banyak
waktu, namun umur dari produk ini tidaklah terlalu lama sehingga harus dilakukan
prediksi penjualan setiap akan menjual produk ini.
4. Penjualan
Setelah tahap produksi, produk ini harus segera di jual agar menjamin kesegaran dari
produk ini. Setiap kegiatan distribusi / penjualan harus dicatat sebagai bukti penjualan.
5. Pencatatan
Setelah kegiatan penjualan, kami harus melakukan pencatatan dan membuat laporan
keuangan sebagai landasan strategi penjualan.
BAB VI
12
Marketing dan sales strategi
6.1 Strategi
Proses pembagian pasar suatu produk / jasa secara keseluruhan ke dalamm
beberapa segmentasi. Segmentasi sendiri dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi
atau analisis mengenai perbedaan konsumen disuatu pasar.
Terdapat beberapa macam variabel segmentasi yaitu:
1. Demografi
Pada hal ini segmentasi dilakukan dengan membagi pasar berdasarkan variable
demografis yaitu :
a. Umur
bumbu ini dapat dikonsumsi umumnya oleh orang dewasa, dan remaja
b. Jenis kelamin
Bumbu ini dapat dikonsumsi oleh laki-laki maupun perempuan
c. Pendapatan
Bahan bahan yang digunakan untuk membuat bumbu ini cukup mudah untuk didapat
dan harga dari bahan pokoknya relative murah sehingga harga dari produk ini sesuai
dengan harga standar masyarakat pada umumnya.
2. Perilaku
segmen perilaku merupakan segmen yang didasarkan pada perilaku para konsumen.
a. Kesempatan
Produk bumbu ini memiliki peluang besar untuk dipasarkan karena berbahan dasar
rempah-rempah dan masih belum banyak produk serupa yang dipasarkan.
b. Manfaat
Selain harga yang cukup terjangkau produk bumbu ini mempunyai banyak manfaat
bagi kesehatan, karena terbuat dari rempah-rempah.
c. Status pengguna
Dari produk bumbu ini kami bertujuan untuk menawarkan bumbu tradisional yang
dikemas secara sehat dan praktis.
d. Status loyalitas
Pemasaran produk ini dilakukan dengan cara memanfaatkan media social sebagai
media promosi, mematok harga sesuai dengan selera masyarakat serta menawarkan
citarasa yang klasik dan menyehatkan.
13
• Targeting
Targeting adalah sasaran untuk pemasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan
melalui berbagai pertimbangan dan analisis dari segmen pasar dengan cara menarik
konsumen agar tertarik pada produk yang ditawarkan. Pada hal ini untuk membidik
sasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan, kami menawarkan produk dengan
harga yang cukup terjangkau dan dikemas secara praktis.
• Positioning
Positioning adalah upaya identifikasi, komunikasi serta pengembangan. Dalam hal
ini kami akan meyakinkan kepada para konsumen bahwa produk yang kami buat ini
adalah produk yang unggul daripada produk-produk lain. Baik unggul dari segi rasa,
dan kualitas.
6.3 Kebijakan harga
Produk bumbu ini menawarkan harga yang cukup terjangkau untuk semua
kalangan masyarakat karena harga merupakan hal yang terpenting untuk menjadi
pertimbangan para konsumen.
Tabel 6.1
14
kebijakan harga
Keterangan Volume Harga/unit Total
Bawang putih 1kg Rp. 60.000 Rp. 60.000
Bawang merah 1kg Rp. 60.000 Rp. 60.000
Cabai 1kg Rp. 40.000 Rp. 40.000
Lengkuas 1kg Rp. 50.000 Rp. 50.000
Kencur 1kg Rp. 45.000 Rp. 45.000
Kunyit 1kg Rp. 35.000 Rp. 35.000
Garam 1 bungkus Rp. 5000 Rp. 5000
Terasi 1 bungkus Rp. 7000 Rp. 7000
Ketumbar ¼ kg Rp. 2000 Rp. 2000
Kemiri ¼ kg Rp. 5000 Rp. 5000
Daun jeruk 10 lmbr Rp. 2000 Rp. 2000
Daun salam 10 lmbr Rp. 2000 Rp. 2000
Minyak goreng 1liter Rp. 15.000 Rp. 15.000
Merica bubuk 1bungkus Rp. 2000 Rp. 2000
Toples berlabel 30 unit Rp. 5000 Rp. 150.000
Total biaya produk Rp. 480.000
Produk yang dihasilkan 30 unit
Harga variabel Rp. 16.000
Harga jual Rp. 22.000
`
tabel 6.2
biaya lain-lain
No Keterangan Jumlah
1. Biaya transportasi Rp. 100.000
2. Biaya iklan Rp. 100.000
Total biaya lain-lain Rp. 200.000
15
BAB VII
Financial
16
tabel 7.2
income statement
Penjualan Bumbu dewata 900@22.000 Rp. 19.800.000
Harga pokok penjualan
Biaya tetap Biaya variabel
17
7.4 Break Event Point
Break Event Poin adalah suatu analisis dalam menentukan jumlah barang dan jasa
yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya yang
timbul dalam proses produksi serta memperoleh keuntungan. Analisa BEP memberikan
keuntungan jika analisa berikut ini terpenuhi:
• Perilaku penerimaan dan pengeluaran dicatat dengan tepat dan bersifat
linier sepanjang bisnis yang relavan.
• Biaya dapat dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variable.
• Efisiensi dan produktivitas tidak berubah.
• Harga jual tidak mengalami perubahan
• Biaya penjualan akan konstan
• Tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara persediaan awal dan
persediaan akhir.
Menghitung BEP:
Pendekatan persamaan
Rumus:
Y = cx – bx – a
Keterangan
Y = Laba
c = Harga Jual Per unit
x = jumlah produk yang dijual
b = biaya variable per satuan
a = biaya tetap total
cx = hasil penjualan
bx = biaya variable total
Laba = hasil penjualan - biaya variable total - biaya tetap total
Laba= Rp. 19.800.000 – Rp. 14.500.000 – Rp. 100.000
= Rp. 5.200.000
18
tabel 7.3
Break event point
Nama produk Jumlah produk Harga Total
Bumbu dewata 900 Rp. 22.000 Rp. 19.800.000
Biaya variabel 900 Rp. 16.000 Rp. 14.400.000
Fixed cost = Rp. 100.000
19
7.5 Study kelayakan
Study kelayakan adalah penelitian tentang dapatkah suatu usaha dilaksanakan dengan
berhasil dan dapat dikatakan layak. Pemahaman tentang study kelayakan berbeda bagi pihak
yang berorientasi profit dan non profit. Studi kelayakan usaha menilai suatu usaha secara
menyeluruh sehingga semua faktor harus dipertimbangkan. Study ini pada dasarnya
membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan
usaha agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Hasil studi
kelayakan usaha pada prinsipnya digunakan antara lain untuk:
✓ Merintis usaha baru, misalnya, toko, pabrik, dan lain sebagainya.
✓ Mengembangkan usaha yang sudah ada, seperti membuka cabang usaha, atau menambah
kapasitas gudang.
✓ Memilih jenis usaha yang lebih menguntungkan diantara usaha yang dijalankan.
Dalam membuka suatu usaha terdapat beberapa aspek yang dapat diperhatikan, yaitu :
1. Aspek Pasar
Melihat kondisi pasar merupakan hal yang penting sebelum membuka usaha. Hal tersebut
perlu di implementasikan secara baik karena di pasar pasti akan banyak para penjual yang
menjual produk baik itu sejenis maupun berbeda jenis. Terkadang dikarenakan melihat
banyaknya pesaing dengan produk sejenis, seorang yang akan membuka usaha enggan
membuka usahanya. padahal dengan banyaknya pesaing maka peluang untuk terjun
kepasaran akan lebih besar dari pada usaha yang belum pernah ada dipasaran karena
masyarakat belum mengenal produk/jasa secara umum.
2. Aspek Pemasaran
Dalam aspek pemasaran ini kami harus mengetahui empat aspek sebagai berikut :
✓ Produk
Produk atau jasa yang dihasilkan harus mencakup kwalitas, rasa, kemasan, layanan, serta
pelayanan setelah penjualan.
✓ Harga
Harga suatu produk harus sesuai dengan target pemasaran perusahaan. Baik itu kelas tinggi,
menegah serta bawah, perusahaan harus menentukan harga produknya secara matang untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
✓ Tempat
20
Tempat adalah hal penting untuk mendorong pertumbuhan perusahaan, kelancaran penjualan,
serta untuk memenuhi selera masyarakat yang menjadi target penjualan.
✓ Promosi
Promosi merupakan pendorong yang sangat akurat dalam meningkatkan keuntungan suatu
perusahaan.
3. Aspek Sumber Daya Manusia
Dalam membangun proyek bisnis atau usaha, ketersediaan SDM hendaknya dikaji secara
cermat. Hal ini dikarenakan kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
suatu usaha sangat bergantung pada SDM yang solid, yaitu Manajer dan timnya.
4. Aspek Teknis
teknis mempelajari kebutuhan teknis proyek, seperti penentuan kapasitas produk yang
diproduksi, jenis teknologi yang digunakan, penggunaan peralatan, dan mesin serta lokasi
usaha yang paling menguntungkan. Setiap gagasan kewirausahaan baik produksi barang
maupun penyediaan jasa mempunyai aspek teknis yang harus dianalisis sebelum usaha
implementasi gagasan dilaksanakan.
5. Aspek Keuangan
Aspek yang paling penting adalah perhitungan tentang untung rugi. Aspek keuangan
menyangkut dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembalian dengan tingkat biaya
modal dan sumber dana yang bersangkutan.
LAMPIRAN
21
Gambar 1.
bahan
Gambar 2.
produk
22