Anda di halaman 1dari 22

BAHAN AJAR

Mapel: Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan


SMK NEGERI 1 LOLAK
KELAS XI OTKP

Materi Pokok
(Mengidentifikasi Profil, Kode Etik, Jabatan dan Organisasi Profesi Humas)

KOMPETENSI DASAR :
3.4 Mengidentifikasi Profil, kode etik, jabatan dan organisasi profesi humas.

4.4 Membuat Profil Humas.


Otomatisasi tata Kelola Humas & Keprotokolan

A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui PPt Peserta didik dapat menelaah profil humas, berupa visi dan misi humas
dengan benar.(C4).
2. Melalui PPt Peserta didik dapat menguraikan kode etik humas berdasarkan
beberapa organisasi humas dengan benar.(C4)
3. Melalui literasi Peserta didik dapat merinci jabatan humas dengan benar.(C4)
4. Melalui literasi Peseta didik dapat menguraikan tugas dan jabatan humas dengan
benar.(C4)
5. Melalui PPt Peserta didik dapat merinci organisasi profesi humas di dalam negeri
dan Internasional.(C4)
6. Melalui kegiatan diskusi kelompok Peserta didik dapat membuat profil humas
berupa visi dan misi humas dengan tepat. (C6)

B. Materi Pembelajaran

A. PROFIL HUMAS
PENGERTIAN PROFIL
Identitas dari individu atau organisasi yang memberikan informasi kepada yang
membutuhkan, dengan  maksud untuk mengenali, memahami, dan  mempelajari individu atau
organisasi tersebut.
Berapa macam profil humas yang memiliki ciri khas masing-masing
1. Humas yang melembaga
Humas sebagai bidang yang melembaga berarti humas memiliki seseorang yang
memimpin, memiliki staff, memiliki ruang/ tempat dan sarana prasarana pendukungnya.
Pengorganisasian disini berkaitan dengan struktur, wewenang, tugas dan tanggungjawab.
Humas yang melembaga lebih dikenal dengan istilah, bagian/ departemen/ divisi humas/
public relation/ communication. Dalam bentuk ini terdapat dua system yaitu sebagai berikut :
a. System sentralisasi, yaitu system yang biasanya diterapkan pada perusahaan yang tidak
begitu besar, dimana aktivitas public relation diorganisasi terpusat atau oleh pusat. Posisi
atau kedudukan praktisi public relations biasanya berada dibawah bagian yang lain dan
berada ditingkat lower-middlemanagement.
b. System desentralisasi, yaitu system yang biasanya diterapkan pada perusahaan besar dan
manajemennya mengerti betul akan pentingnya public relations sebagai suatu
pendekatan.
System yang akan diterapkan di perusahaan tergantung dari beberapa hal, antara lain :
a. Besar kecilnya perusahaan
Hal ini akan berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana bagi
humas, kompleksitas permasalahan yang dihadapinya, serta kemampuan dalam
menyediakan sumber daya kehumasan yang lainnya.
b. Struktur organisasi perusahaan
Struktur organisasi berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab, hubungan antar
struktur, system yang membangun dan budaya organisasi.
c. Arti penting public relation bagi menejemen
Hal ini berkaitan dengan kekhasan penerapan humas di suatu Lembaga, kewenangan
petugas humas, peranannya dalam menejemen dan bentuk support dari menejemn
puncak.
d. Karakteristik khas kehumasan masing-masing Lembaga.
Hal ini sangat erat kaitannya dengan arti penting PR bagi manajemen.

2. Ekstern public relation/ humas agency


Ekstern humas relation adala sebuah Lembaga atau perusahaan independent yang
berbadan hukun dan bergerak dalam layanan dibidang humas. Public relation meliputi :
a. Public relations full service
Public relations full service merupakan sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak
dalam bisnis pelayanan kehumasan, meliputi kegiatan konseling sekaligus pelayanan
konsultasi dan pelayanan yang mereka berikan kepada klien (perseorangan
perusahaan/ perusahaan PR tersebut).
b. Public relations consultant
Public relations consultant merupakan perusahaan public relations yang bergerak
dalam layanan konsultasi kehumasan. Pelayanan konsultasi yang diberikan tergantung
dari kompetensi yang dimiliki para konsultannya.
Beberapa perusahaan full service dan consultant memberi pelayanan dibeberapa bidang
antara lain:
a. Pemulihan citra
b. Pembentukan citra
c. Corporate culture
d. Media relations dan publisitas
e. Government relations
f. Marketing PR
g. Komunikasi organisasi
h. Community relations

3. Event organizer
Event organizer adalah perusahaan yang melayani jasa sebagai pelaksana sebuah event
atau kegiatan yang berhubungan dengan public. Perusahaan ini cenderung spesialis.
Contohnya system kerja perusahaan public relations ekstern ini selayaknya hubungan antara
pengacara dengan klien (mereka yang memiliki kasus hukum) atau seperti perusahaan
advertising dengan klien (advertising).

B. Kode Etik Humas


1. Pengertian Etik Profesi
Berten K. (1994) mengatakan bahwa kode etik profesi merupakan norma yang telah
ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi dan untuk mengarah atau memberikan
petunjuk kepada para anggotanya, yaitu bagaimana “seharusnya” (das sollen)  berbuat dan
sekaligus menjamin kualitas moral profesi yang bersangkutan di mata masyarakat untuk
memperoleh tanggapan yang positif. Apabila dalam pelaksanaanya (das sein) salah satu
anggota profesi tersebut telah melakukan perbuatan yang menyimpang dari kode etiknya
kelompok profesi itu akan tercemar citra dan nama baiknya di mata masyarakat.
Pada prinsipnya, kode etik profesi merupakan pedoman untuk pengaturan dirinya
sendiri (self imposed) bagi yang bersangkutan. Hal ini adalah perwujudan dari nilai etika
yang hakiki serta tidak dapat dipaksakan dari pihak luar (Abdulkadir Muhammad, 1997 ;77).
Kode etik profesi dapat berlaku efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai luhur yang
hidup dalam lingkungan profesi tersebut. Kode etik merupakan perumusan norma moral yang
menjadi tolak ukur atau acuan bagi kode perilaku (code of conduct) kelompok profesi
bersangkutan.
Arti secara umum tentang “etika Profesi” menurut Cutlip, Center, dan Broom tersebut
di atas adalah perilaku yang dianjurkan secara tepat dalam bertindak sesuai dengan nilai-nilai
moral yang pada umumnya dapat diterima oleh masyarakat atau kebudayaan.
Jadi, Pengertian kode etik menurut para pakar etika moral professional tersebut diatas
dapat disimpulkan sebagai kumpulan asas atau nilai moral yang menjadi norma perilaku.
Sedangkan arti kode etik profesi, adalah kode perilaku yang ditetapkan dan dapat diterima
oleh kelompok profesi yang menjadi pedoman “bagaimana seharusnya” (das
sollen) berperilaku dalam menjalankan (das sein) profesi tersebut secara etis. (A.
Muhammad, 1997;143)
2. Kode Etik Profesi Humas
Howard Stepheson dalam bukunya Hand Book of Public Relation (1971) mengatakan
bahwa definisi profesi humas adalah kegiatan humas atau public relation merupakan profesi
secara praktis memiliki seni keterampilan atau pelayanan tertentu yang berlandaskan latihan,
kemampuan, dan pengetahuan serta diakui sesuai dengan standar etikanya.
Pemahaman tetang pengertian kode etik, etik profesi dan etika kehumasan serta
aspek-aspek hukum dalam aktivitas komunikasi penting bagi praktisi atau professional
PR/Humas dalam melaksanakan peran dan fungsinya untuk menciptakan citra baik bagi
dirinya (good performance image) sebagai penyandang professional PR/Humas dan citra baik
bagi suatu lembaga atau organisasi (good corporate image) yang diwakilinya.
Kode etik merupakan aturan-aturan susila yang ditetapkan bersama dan ditaati
bersama oleh seluruh anggota yang bergabung dalam suatu profesi. Kode etik merupakan
persetujuan bersama yang timbul secara murni dari diri pribadi para anggota. Kode etik
merupakan serangkaian peraturan yang di sepakati bersama guna menyatakan sikap atau
perilaku anggota profesi. Kode etik lebih mengingatkan pembinaan para anggota sehingga
mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat (Bambang Herimanto, 2007:253-254).
Kode etik profesi dilaksanakan oleh pribadi-pribadi yang memiliki profesi terkait karena hal
tersebut melekat pada jabatannya dan bersifat normatif.
Menurut G.Sach dalam bukunya The Exent and Intention of PR and Information
Activities terdapat tiga konsep penting dalam etika kehumasan sebagai berikut:
a. The Image, the knowledge about us and the attitudes toward us the our different  
interest groups have.(Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap terhadapat
kita yang mempunyai kelompok-kelompok dalam kepentingan yang berbeda).
b. The Profile, the knowledge about an attitude towards, we want our various interest
group to have.(Penampilan merupakan pengetahuan mengenai suatu sikap terhadap
yang kita inginkan untuk dimiliki kelompok kepentingan kita beragam).
c. The Ethiccs is branch of philoshophy, it is a moral philoshophy or piloshophical
thinking about morality. Often used as equivalentti right or good.(Etika merupakan
cabang dari ilmu filsafat, merupakan filsafat moral atau pemikiran filosofis tentang
moralitas, biasanya selalu berkaitan dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan).
Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu pengertian secara umum bahwa citra adalah
cara masyarakat memberikan kesan baik atau buruk terhadap diri kita. Penampilan selalu
berorientasi ke depan mengenai bagaimana sebenarnya harapan tentang keadaan diri kita,
sedangkan bahasan etika merupakan acuan bagi kode perilaku moral yang baik dan tepat
dalam menjalankan profesi kehumasan.
Kode Etik IPRA (International Public Relation Association) yang telah diperbaharui
di Teheran, Iran pada tanggal 17 April 1968, secara normatif dan etis memuat butir-butir
terdiri dari satu mukadimah dan berisikan 13 pasal.
Secara garis besar kode etik IPRA mencakup butir-butir pokok sebagai Standard
Moral of Public Relations sebagai berikut:
1. Kode perilaku;
2. Kode moral;
3. Menjunjung tinggi standar moral;
4. Memiliki kejujuran yang tinggi;
5. Mengatur secara etis mana yang boleh diperbuat dan tidak boleh diperbuat oleh
Profesional PR/Humas.
Point nomor 1, 2, dan 3 mengatur kode perilaku dan moral seseorang sebagai
penyandang professional PR/Humas. Point nomor 4 menunjukan adanya integritas
kepercayaan dan tanggung jawab peribadi professional PR/Humas yang tinggi. Sementara itu,
point nomor 5 berkaitan dengan suatu kebolehan (mogen) dan larangan (verbod) yang
dilakukan oleh profesi kehumasan berdasarkan pertimbangan moral, baik dilihat secara etis,
etika profesi dan moral, maupun peraturan normatif yang harus dipatuhi dan ditaati oleh yang
bersangkutan.
Organisasi Profesi Humas Internasional (IPRA) didirikan di London, Inggris pada
tahun 1955 dan bermarkas di Jenewa, Swiss. Organisasi tersebut telah memperoleh
pengakuan atau berada di bawah naungan PBB (Persrikatan Bangsa-bangsa) yang kini
memiliki keanggotaan sedikitnya 77 negara didunia.
Landasan patokan utama dari etika profesi dan Kode etik IPRA adalah berdasarkan
prinsip-prinsip dasar PBB sebagai berikut:
a. The Universal Declaration of Human Right
(Menghormati dalam pelaksanaan tugas profesinya dengan memperhatikan prinsip-
prinsip moral dari deklarasi umum tentang hak-hak asasi manusia).
b. Human Dignity
(Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia serta mengakui hak setiap
pribadi untuk menilai).

CONTOH KODE ETIK


Saya mengambil contoh kode etik dari perusahaan XL, yaitu kode etik antara perusahaan
denga pelanggan berikut penjelasaya :
a. Komitmen Terhadap Pelanggan
Setiap Direksi dan Karyawan wajib bersikap :
1. Proaktif terhadap segala kebutuhan pelanggan dan berusaha untuk memenuhi harapan
pelanggan
2. Sensitif terhadap kabutuhan dan permintaan pelanggan, dan
3. Responsif dan melayani pelanggan secara tulus dan profesional.
b. Produk dan Kualitas layanan
Untuk menjaga nama baik XL, kualitas produk, proses layanan dan dalam rangka
upaya membangun hubungan yang harmonis dan jangka panjang dengan pelanggan
maka diperlukan kejujuran dan integritas dari masing-masing Direksi dan Karyawan.
c. Data dan informasi pelanggan
Seluruh dan segala data dan informasi mengenai pelanggan pada dasarnya adalah
rahasia dan bersifat sensitif. Oleh karenanya XL berkewajiban menjaga seluruh dan
segala kerahasiaan data dan/atau informasi mengenai pelanggan sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku. XL akan membatasi pemberian data dan informasi mengenai
pelanggan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebatas apabila pemberian data dan
informasi tersebut adalah untuk kepentingan negara ssesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Artikel diatas merupakan sedikit contoh kode etik di perusahan XL.

SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK


Berikut adalah kemungkinan sanksi yang akan dijatuhkan kepada pelaku pelanggaran kode
etik :
a. Mendapat peringatan
Pada tahap ini, si pelaku akan mendapatkan peringatan halus, misal jika seseorang
menyebutkan suatu instansi terkait (namun belum parah tingkatannya) bisa saja ia akan
menerima email yang berisi peringatan, jika tidak diklarifikasi kemungkinan untuk berlanjut
ke tingkat selanjutnya, seperti peringatan keras ataupun lainnya
b. Pemblokiran
Mengupdate status yang berisi SARA, mengupload data yang mengandung unsur
pornografi baik berupa image maupun .gif, seorang programmer yang mendistribusikan
malware. Hal tersebut adalah contoh pelanggaran dalam kasus yang sangat berbeda-beda,
kemungkinan untuk kasus tersebut adalah pemblokiran akun di mana si pelaku melakukan
aksinya. Misal, sebuah akun pribadi sosial yang dengan sengaja membentuk grup yang
melecehkan agama, dan ada pihak lain yang merasa tersinggung karenanya, ada
kemungkinan akun tersebut akan dideactivated oleh server. Atau dalam web/blog yang
terdapat konten porno yang mengakibatkan pemblokiran web/blog tersebut
c. Hukum Pidana/Perdata
“Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang dirugikan
karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak mengajukan
gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud” (Pasal 23 ayat 3)
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan
Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya” (Pasal 33)
“Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan” (Pasal
39) Adalah sebagian dari UUD RI No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi
elektronik (UU ITE) yang terdiri dari 54 pasal. Sudah sangat jelas adanya hukum yang
mengatur tentang informasi dan transaksi yang terjadi di dunia maya, sama halnya jika kita
mengendarai motor lalu melakukan pelanggaran misal dengan tidak memiliki SIM jelas akan
mendapat sanksinya, begitu pun pelanggaran yang terjadi dalam dunia maya yang telah
dijelaskan dimulai dari ketentuan umum, perbuatan yang dilarang, penyelesaian sengketa,
hingga ke penyidikan dan ketentuan pidananya telah diatur dalam UU ITE ini.

Faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :


1. Alasan ekonomi, kebutuhan individu, misalnya :Korupsi
2. Tidak ada pedoman Area “abu-abu”, sehingga tak ada panduan
3. Perilaku dan kebiasaan individu (kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi)
4. Lingkungan tidak etis (pengaruh komunitas)
5. Perilaku orang yang ditiru (efek primodialisme yang kebablasan)

Sanksi Pelanggaran Etika


1. Sanksi social skala relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat
“dimaafkan”.
2. Sanksi hokum skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana menempati
prioritas utama dan diikuti hokum perdata.

B. MACAM-MACAM JABATAN HUMAS


Pengertian Jabatan
Jabatan ialah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau
berhubungan satu dengan yang lain, dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan,
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di berbagai
tempat.
Dalam birokrasi pemerintah dikenal jabatan karier, yakni jabatan dalam lingkungan
birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan karier dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
a. Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi.
Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (eselon
IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a). Contoh jabatan struktural di PNS Pusat
adalah: Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli. Sedangkan
contoh jabatan struktural di PNS Daerah adalah: sekretaris daerah, kepala
dinas/badan/kantor, kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, camat, sekretaris
camat, lurah, dan sekretaris lurah.
b. Jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur
organisasi, tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan
tugas-tugas pokok organisasi, misalnya: auditor (Jabatan Fungsional Auditor atau
JFA), guru, dosen, dokter, perawat, bidan, apoteker, peneliti, perencana, pranata
komputer, statistisi, pranata laboratorium pendidikan, dan penguji kendaraan
bermotor.
Jabatan Fungsional Pranata Humas
Jabatan Fungsional Pranata Humas adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pranata Humas dalam satuan organisasi
Menkominfo yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan kepada keahlian dan/atau
ketrampilan Penerangan dan Seni Budaya dan bersifat mandiri.
Pranata Humas adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan informasi dan
kehumasan. Pelayanan Informasi dan Kehumasan adalah kegiatan yang dilakukan Pranata
Humas mulai dari perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan, penyediaan dan
penyebarluasan informasi, pelaksanaan hubungan kelembagaan, pelaksanaan hubungan
personil dan pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan. Pranata Humas juga
melakukan hubungan kelembagaan untuk meningkatkan hubungan yang harmonis antara
lembaga yang ada dalam masyarakat antara pimpinan lembaga dengan personil dan antar
sesama personil.
Tingkatan Pranata Humas
(1) tingkat trampil, yaitu pranata humas yang mempunyai kualifikasi teknis atau penunjang
profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan pengetahuan
teknis dibidang kehumasan (IIa – IIId) – SLTA/D-III,
(2) tingkat ahli yaitu pranata humas yang mempunyai kualifikasi profesional yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dibidang kehumasan (III/a – IV/c) – S1 keatas.
Tugas pokok pranata humas adalah melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan
yang meliputi:
1. Perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan
2. Pelayanan informasi
3. Melaksanakan hubungan kelembagaan
4. Melaksanakan hubungan personil
5. Mengembangkan pelayanan informasi dan kehumasan.

PROFIL PETUGAS HUMAS


Memang tidak mudah menggambarkan profil petugas humas, namun dari beberapa
buku disebutkan enam kriteria yang merangkum kualitas seseorang praktisi humas yang baik,
meliputi hal-hal berikut ini :
1. Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik.
2. Mampu berkomunikasi dengan baik, menjelaskan segala sesuatu dengan jelas dan
lugas, baik lisan maupun tertulis,atau bahkan secara visual.
3. Mampu mengorganisir segala sesuatu, termasuk dalam perencanaan prima.
4. Memiliki integritas personal,baik dalam profesi maupun kehidupan pribadi.
5. Mempunyai imajinasi.
6. Serba tahu, dalam hal ini adalah akses informasi yang seluas-luasnya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan kriteria ideal adalah kemampuan dalam hal
manajemen, keterampilan, dan kepribadian. Gambaran umum tentang profil petugas humas
dan kualifikasi yang dimilikinya sebagai berikut. Petugas humas haruslah orang cukup
terampil, khususnya di bidang penulisan, mendengarkan, berbicara, membaca dan
menggunakan alat-alat komunikasi lainnya.
PR harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai macam media dan
memahami proses manajeman. PR harus memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu
masalah, dala mengambil keputusan, mengelola opini public, mengefaluasi kecenderungan
perilaku dan respo public. PR juga harus memiliki selera dan perilaku yang baik tentang
etika, simpati, dan empati, kepemimpinan, semangat, kreativitas dan imajiasi,
kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.

D. ORGANISASI PROFESI
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.
Ciri-ciri organisasi profesi
Ada 3 ciri organisasi sebagai berikut :
1. Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para
anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan dengan
dasar ilmu yang sama.
2. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi
profesi serta memperjuangkan otonomi profesi.
3. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar
pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan
profesi.

Peran organisasi profesi


1. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan
2. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan
3. Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
4. Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi.

Fungsi organisasi profesi


Bidang pendidikan keperawatan
1. Menetapkan standar pendidikan keperawatan
2. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut
3. Bidang pelayanan keperawatan
4. Menetapkan standar profesi keperawatan
5. Memberikan izin praktik
6. Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan
7. Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan
Bidang IPTEK
1. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan
2. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam
keperawatan
Bidang kehidupan profesi
1. Membina, mengawasi organisasi profesi
2. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota
3. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain
4. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota

Manfaat organisasi profesi


Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :
1. Mengembangkan dan memajukan profesi
2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif
dalam mengembangkan dan memajukan profesi.

 Organisasi Keperawatan Se Dunia ICN (International Council of Nurses)

Merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal 1 Juli 1899
yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick.
ICN merupakan federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia.

 Tujuan pendirian ICN

1. memperkokoh silaturahmi para perawat diseluruh dunia,


2. memberi kesempatan bertemu bagi perawat diseluruh dunia untuk membicarakan
berbagai maslah tentang keperawatan,
3. menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam
pelayanan, pendidikan keperawatan berdasarkan dan kode eik profesi keperawatan

PROFIL HUMAS

CONTOH PROFIL HUMAS


Kantor Humas dan Kerjasama merupakan lembaga fungsional dipimpin oleh seorang
Kepala yang bertanggungjawab kepada Rektor dan pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah
pembinaan Pembantu Rektor IV.
Kantor Humas dan Kerjasama dibentuk tahun 2004 berdasarkan surat keputusan
Rektor Unverstas Sebelas Maret No 649/J7/KL/2004 tentang pembentukan Kantor Humas
dan Kerjasama Unverstas Sebelas Maret. Pada awalnya, Kantor Humas dan Kerjasama terdiri
atas 3 taskforce yaitu Humas dan Sistem Informasi, Kerjasama Dalam Negeri serta
Kerjasama Luar Negeri. Selanjutnya berdasarkan SK No 3A/ H27/OT/ 2008 dibentuk satu
lagi taskforce yaitu International Service. Keempat taskforce tersebut bekerja sesuai dengan
bidang garap yang telah ditetapkan. Dan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar
dalam pengembangan kerjasama UNS.
Untuk lebih memfokuskan kegiatan dan mendorong peningkatan hasil kerjasama
secara keseluruhan, maka pada tahun 2009 UNS melalui SK Rektor No 81A/ H27/ 0T/
2009dilakukan perombakan struktur organisasi Kantor Humas dan kerjasama dengan
memisahkan taskforce luar negeri dan International Service menjadi International
Office, sementara taskforce dalam negeri dengan Humas dan Sistem Informasi masih berada
dalam Kantor Humas dan Kerjasama.

VISI, MISI DAN TUJUAN KANTOR HUMAS DAN KERJASAMA


 
 VISI:
Agar bisa memberikan pelayanan yang baik bagi seluruh stakeholder maka Kantor Humas
dan Kerjasama mempunyai visi:
”Terwujudnya Citra dan Reputasi UNS yang unggul ditingkat nasional dan internasional”.
Untuk mencapai visi tersebut maka dikembangkan misi dan tujuan Kantor Humas dan
Kerjasamasebagai berikut:
 MISI:
Membangun citra dan reputasi UNS yangunggul dalam rangka mewujudkan World Class
University.
Meningkatkankuantitas dan kualitas kerjasama dalam negeri,
 TUJUAN:
Meningkatkan pencitraan UNS dengan komunikasi pencitraan secara terpadu kepada seluruh
stakeholder.
1. Meningkatkan pelayanan prima pada stakeholderinternal dan eksternal
2. Meningkatkankuantitas kerjasama dalam negeri dengan berbagai pihak
3. Meningkatkankualitas kerjasama dalam negeri dengan berbagai pihak
C. Soal Latihan, kunci jawaban dan rubrik
Tes Tertulis
1. Berikut Ini Merupakan manfaat organisasi profesi menurut Brecon (1989) kecuali…
a. Mengembangkan dam memajukan profesi
b. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
c. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
d. Memperkokoh silahturrahmi para perawat seluruh dunia
e. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif
dalam mengembangkan dan memajukan profesi.
2. Pembajakan aplikasi, software, dan lagu dalam bentuk digital melalui download lewat
internet termasuk trend pelanggaran IT dibidang….
a. Fraud
b. Hak Cipta
c. Piracy
d. Gamling
e. Gamers
3. Sangsi pelanggaran kode etik adalah ….
a. Dikeluarkan dari organisasi profesi
b. Sangsi Moral
c. Sangsi Sosial
d. A,B,C Benar
e. A dan B Benar
4. Perusahaan yang bergerak dalam bisnis pelayanan kehumasan, meliputi konseling
sekaligus pelayanan konsultasi kepada Klien adalah …
a. Public Relations full service
b. Humas Agency
c. PR consultant
d. Event Organizer
e. Marketing PR
5. Hal-hal yang mencakup tentang pemberian informasi organisasi baik berupa visi, misi
dan tujuan adalah …..
a. Event Organizer
b. Pengertian Humas
c. Profil Humas
d. PR Full Service
e. Humas yang melembaga

KUNCI JAWABAN
No Kunci Jawaban

1 D

2 B

3 E

4 A

5 C
1. PENILAIAN PENGETAHUAN

Soal Objektif (Pilihan Ganda)


Kunci Jawaban
No Nama Siswa Skor
D B E A C
1
2
3
4
5
Dst

Keterangan Pedoman Penilaian :


Jumlah butir soal sebanyak 5 Nomor
o Skor Maksimal 100
o Peserta didik yang menjawab benar Skor 20
o Peserta didik yang menjawab salah Skor 0
PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF)

1. Lembar Penilaian Sikap


Sikap
Sikap Sosial
Spiritual
Jumlah
No Nama Siswa Bersyukur Tanggung Kerjasama Disiplin
Skor
1-4 Jawab 1-4 1–4
1-4
1.
2.
3.
4.
Dst

Pedoman Penskoran
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

Nilai = ∑ Skor Perolehan X 100


Skor Maksimal

Keterangan :
a. Sikap Spiritual
1. Indikator sikap spiritual “Mensyukuri”
Berdoa sebelum dan sesudah kegaitan pembelajaran
Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi
Saling menghormati
Memelihara hubungan baik dengan sesama teman dikelas.
Rubrik Pemberian Skor
4 = jika peserta didik melakukan (4) empat kegiatan tersebut
3 = Jika peserta didik melakukan (3) Tiga Kegiatan tersebut
2 = Jika peserta didik melakukan (2) Dua Kegiatan tersebut
1 = Jika peserta didik melakukan (1) Satu Kegiatan tersebut

b. Sikap Sosial
1. Sikap Tanggung Jawab
Indikator sikap sosial “Tanggung jawab”
Mengerjakan tugas sesuai dengan bagiannya
Menggali informasi mengenai tugas secara mandiri maupun kelompok (baik melalui
daring maupun luring)
Tidak melakukan plagiat
Bisa memberikan penjelasannya melalui jawaban tentang informasi yang didapat
Rubrik Pemberian Skor
4 = jika peserta didik melakukan (4) empat kegiatan tersebut
3 = Jika peserta didik melakukan (3) Tiga Kegiatan tersebut
2 = Jika peserta didik melakukan (2) Dua Kegiatan tersebut
1 = Jika peserta didik melakukan (1) Satu Kegiatan tersebut

2. Kerjasama
Indikator sikap sosial “Kerjasama”
Saling peduli antar teman
Saling membantu dalam hal kebaikan
Saling menghargai/ toleran
Menghargai pendapat orang lain
Rubrik Pemberian Skor
4 = jika peserta didik melakukan (4) empat kegiatan tersebut
3 = Jika peserta didik melakukan (3) Tiga Kegiatan tersebut
2 = Jika peserta didik melakukan (2) Dua Kegiatan tersebut
1 = Jika peserta didik melakukan (1) Satu Kegiatan tersebut
2. PENILAIAN PSIKOMOTORIK/ UNJUK KERJA
(PROSES DAN PRODUK)

Lembar Observasi Unjuk Kerja


Aspek yang Diamati
Kemampuan Kemampuan Kemampuan

No Nama Bekerjasama menjelaskan Kekompakan Keaktifan Menerima


kepada teman Penjelasan Teman
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
dst

Rubrik Penilaian Unjuk Kerja


Aspek Indikator
Psikomotor Mengelompokkan jenis humas
RUBRIK PEDOMAN PENSKORAN

No. Aspek Penskoran


1 Kemampuan Bekerjasama Skor 4 = Apabila menunjukkan kerjasama yang sangat baik
Skor 3 = Apabila menunjukkan kerjasama yang baik
Skor 2 = Apabila menunjukkan kerjasama yang cukup baik
Skor 1 = Apabila menunjukkan kerjasama yang kurang baik
2 Kemampuan menjelaskan kepada Skor 4 = Apabila mampu menjelaskan dengan sangat baik sesuai materi yang sedang dipelajari
teman Skor 3 = Apabila mampu menjelaskan dengan baik sesuai materi yang sedang dipelajari
Skor 2 = Apabila mampu menjelaskan dengan cukup baik sesuai materi yang sedang dipelajari
Skor 1 = Apabila menjelaskan kurang baik materi yang sedang dipelajari
3 Kekompakan Skor 4 = Apabila menunjukkan kekompakan dalam kelompok dengan sangat baik
Skor 3 = Apabila menunjukkan kekompakan dalam kelompok dengan baik
Skor 2 = Apabila menunjukkan kekompakan dalam kelompok dengan cukup baik
Skor 1 = Apabila kurang menunjukkan kekompakan dalam kelompok
4 Keaktifan Skor 4 = Apabila selalu aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
Skor 3 = Apabila sering aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
Skor 2 = Apabila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
Skor 1 = Apabila Kurang menunjukkan keaktifan dalam diskusi kelompok
5 Kemampuan Menerima Penjelasan Skor 4 = Apabila mampu menerima dan memahami penjelasan teman sesuai materi pembelajaran
Teman dengan sangat baik.
Skor 3 = Apabila mampu menerima dan memahami penjelasan teman sesuai materi pembelajaran
dengan baik.
Skor 2 = Apabila mampu menerima dan memahami penjelasan teman sesuai materi pembelajaran
dengan cukup baik.
Skor 1= Apabila kurang mampu menerima dan memahami penjelasan teman sesuai materi
pembelajaran.

Kriteria Penilaian:
Keterangan : Angka sesuai kategori skor
Kategori Skor : 4 = Sangat baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang

Nilai = ∑ Skor Perolehan X 100


Skor Maksimal (20)

Interval Nilai Predikat Keterangan


93 - 100 A Sangat Baik
84 – 92 B Baik
75 – 83 C Cukup
< 75 D Kurang
Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/doc/95964158/Definisi-Profil#scribd
http://www.pengertianku.net/2015/02/pengertian-kode-etik-dan-tujuannya-
lengkap.html
http://etikaprofesidanprotokoler.blogspot.co.id/2008/03/tujuan-kode-etik-profesi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/etikamoral-pelanggaran-dan-sanksi-
pelanggaran/
Kusumastuti, Frida. 2002. Dasar-Dasar Humas. Jakarta: Galia Indonesia.
Nesia, Andin. 2014. Dasar-Dasar Humas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ruslan, Rosady. 2008. Etika Kehumasan, Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
http://aniatih.blogspot.co.id/2014/09/humas-dan-keprotokolan.html
http://andriblogg99.blogspot.co.id/p/organisasi-profesi-organisasi-profesi.html
Buku Materi Pokok SKOM4103 Hubungan Masyarakat, Liestianingsih Dwi Dayanti, dkk,
Jakarta: Universitas Terbuka,2007
http://jakafilyamma.blogspot.co.id/2013/10/profesionalisme-dan-etika-humas.html
http://humas.staff.uns.ac.id/profiil/home/

Anda mungkin juga menyukai