Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong) dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap
ilmiah
2.3 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam pembelajaran sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap kerja
2.4 Memiliki Sikap proaktif dalam melakukan kegiatan perkantoran
3.4 Mengidentifikasi profil humas
4.4 Mengolah informasi yang diterima dari media secara efektif dan efisien.
Indikator :
3.4.1 Menjelaskan jenis profil humas
3.4.2 Memahami etika profesi
3.4.3 Mengerti kode etik profesi humas
3.4.4 Memahami fungsi kode etik
3.4.5 Menjelaskan dan menyebutkan kode etik kehumasan Indonesia (PERHUMAS)
3.4.6 Menyebutkan kode etik pemerintahan
3.4.7 Menyebutkan kode etik profesi public relation
4.4.1 Mencari informasi mengenai profil humas melalui media elektronik.
4.4.2 Mencari informasi mengenai kode etik kehumasan melalui media elektronik.
C. Tujuan Pembelajaran :
3.4.1.1. Peserta didik mampu menjelaskan jenis profil humas setelah mengikuti
pembelajaran administrasi humas dan keprotokolan.
3.4.1.2. Peserta didik mampu memahami etika profesi setelah mengikuti pembelajaran
administrasi humas dan keprotokolan.
3.4.1.3. Peserta didik dapat mengerti kode etik profesi humas setelah mengikuti
pembelajaran administrasi humas dan keprotokolan.
3.4.1.4. Peserta didik mampu memahami fungsi kode etik dengan tepat setelah mengikuti
pembelajaran administrasi humas dan keprotokolan.
3.4.1.5. Peserta didik dapat menjelaskan dan menyebutkan kode etik kehumasan Indonesia
(Perhumas) dengan tepat setelah mengikuti pembelajaran administrasi humas dan
keprotokolan.
3.4.1.6. Peserta didik mampu menyebutkan kode etik humas pemerintahan dengan tepat
setelah mengikuti pembelajaran administrasi humas dan keprotokolan.
3.4.1.7. Peserta didik mampu menyebutkan kode etik profesi public relation dengan tepat
setelah mengikuti pembelajaran administrasi humas dan keprotokolan.
4.4.1.1. Peserta didik dapat mencari informasi mengenai profil humas melalui media
elektronik.
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
4.4.1.2. Peserta didik dapat mencari informasi mengenai kode etik kehumasan melalui media
elektronik.
D. Materi Pembelajaran
1. PROFIL HUMAS
A. Humas yang Melembaga
Sebagai bidang yang melembaga berarti memiliki seseorang yang memimpin,
memiliki staf dan mestinya memiliki ruang/tempat dan sarana-prasarana pendukungnya.
Pengorganasasian disini berbicara tentang struktur, wewenang, tugas dan tanggung jawab.
Humas yang melembaga lebih dikenal dengan istilah, bagian/departermen/ divisi
humas/PR/communication.
Dalam bentuk ini terdapat dua system, yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi.
1. Sistem Sentralisasi yaitu biasanya diterapkan pada perusahaan yang tidak besar. Di mana
aktivitas PR diorganisasi secara terpusat atau oleh pusat, posisi atau keduduukan praktisi
PR biasanya berada di bawah bagian yang lain dan berada di tingkat lower-
middlemanagement.
2. Sistem Desentralisasi yaitu sistem ini biasanya diterapkan pada peruahaan yang besar,
dam manajemen mengerti betul akan pentingnya PR sebagai suatu pendekatan
manajemen.
Sistem mana yang akan diterapkan tergantung dari beberapa hal, antara lain
sebagai berikut:
1. Besar Kecilnya Perusahaan
Hal ini akan berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana bagi
humas, kompleksitas permasalahan yang dihadapinya, kemampuan dalam menyediakan
sumber daya kehumasan yang lainnya.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab, hubungan antar
struktur, system yang membangun dan budaya organisasi.
3. Arti Penting PR Bagi Manajemen
Hal ini berkaitan dengan kekhasan penerapan humas di suatu lembaga, kewenangan
petugas humas, peranannya dalam manajemen dan bentuk support dari manajemen
puncak.
4. Karakteristik Khas Kehumasan Masing-Masing Lembaga
Hal ini sangat erat kaitannya dengan arti penting PR bagi manajemen.
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
1. PR Full Service, sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak dalam bisnis pelayanan
kehumasan, meliputi kegiatan konseling dan sekaligus pelayanan konsultasi dan
pelayanan yang mereka berikan kepada klien (perseoranga/perusahaan PR tersebut).
2. PR Consultant, yaitu perusahaan PR yang bergerak dalam yayanan konsultasi
kehumasan. Pelayanan kosultan yang diberikan tergantung dari kompetensi yang dimiliki
para konsultannya.
Beberapa perusahaan Full Service dan Consultant memberi pelayanan di beberapa
bidang antara lain:
Pemulihan citra
Pembentukan citra
Corporate culture
Media relations dan publisitas
Government relations
Marketing PR
Komunikasi organisasi
Community relations
3. Even Organizer, adalah perusahaan yang melayani jasa sebagai pelaksana sebuah
event/kegiatan yang berhubungan dengan publik. Perusahaan ini cenderung spesialis,
misalnya:
Sistem kerja perusahaan PR ekstern ini, selayaknya hubungan antara pengacara dengan
klien (mereka yang memiliki kasus hokum). Seperti perusahaan advertising dangan klien
(advertising).
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
1. The Image, the knowledge about us and the attitudes toward us the our different
interest groups have.
(Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap terhadapat kita yang mempunyai
kelompok-kelompok dalam kepentingan yang berbeda).
2. The Profile, the knowledge about an attitude towards, we want our various interest
group to have.
(Penampilan merupakan pengetahuan mengenai suatu sikap terhadap yang kita inginkan
untuk dimiliki kelompok kepentingan kita beragam).
3. The Ethiccs is branch of philoshophy, it is a moral philoshophy or piloshophical
thinking about morality. Often used as equivalentti right or good.
(Etika merupakan cabang dari ilmu filsafat, merupakan filsafat moral atau pemikiran
filosofis tentang moralitas, biasanya selalu berkaitan dengan nilai-nilai kebenaran dan
kebaikan).
Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu pengertian secara umum bahwa citra
adalah cara masyarakat memberikan kesan baik atau buruk terhadap diri kita. Penampilan
selalu berorientasi ke depan mengenai bagaimana sebenarnya harapan tentang keadaan
diri kita, sedangkan bahasan etika merupakan acuan bagi kode perilaku moral yang baik
dan tepat dalam menjalankan profesi kehumasan.
Kode Etik IPRA (International Public Relation Association) yang telah
diperbaharui di Teheran, Iran pada tanggal 17 April 1968, secara normatif dan etis
memuat butir-butir terdiri dari satu mukadimah dan berisikan 13 pasal.
Secara garis besar kode etik IPRA mencakup butir-butir pokok sebagai Standard
Moral of Public Relations sebagai berikut:
1. Kode perilaku;
2. Kode moral;
3. Menjunjung tinggi standar moral;
4. Memiliki kejujuran yang tinggi;
5. Mengatur secara etis mana yang boleh diperbuat dan tidak boleh diperbuat oleh
Profesional PR/Humas.
Point nomor 1, 2, dan 3 mengatur kode perilaku dan moral seseorang sebagai
penyandang professional PR/Humas. Point nomor 4 menunjukan adanya integritas
kepercayaan dan tanggung jawab peribadi professional PR/Humas yang tinggi. Sementara
itu, point nomor 5 berkaitan dengan suatu kebolehan (mogen) dan larangan (verbod) yang
dilakukan oleh profesi kehumasan berdasarkan pertimbangan moral, baik dilihat secara
etis, etika profesi dan moral, maupun peraturan normatif yang harus dipatuhi dan ditaati
oleh yang bersangkutan.
Organisasi Profesi Humas Internasional (IPRA) didirikan di London, Inggris pada
tahun 1955 dan bermarkas di Jenewa, Swiss. Organisasi tersebut telah memperoleh
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
pengakuan atau berada di bawah naungan PBB (Persrikatan Bangsa-bangsa) yang kini
memiliki keanggotaan sedikitnya 77 negara didunia.
Landasan patokan utama dari etika profesi dan Kode etik IPRA adalah
berdasarkan prinsip-prinsip dasar PBB sebagai berikut:
1. The Universal Declaration of Human Right
(Menghormati dalam pelaksanaan tugas profesinya dengan memperhatikan prinsip-
prinsip moral dari deklarasi umum tentang hak-hak asasi manusia).
2. Human Dignity
(Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia serta mengakui hak setiap pribadi
untuk menilai).
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
maka hal itu sudah tentu akan mengakibatkan diberlakukannya tindak organisasi
terhadap pelanggarnya.
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
Badan Kehormatan Bakohumas Pusat dan Badan Kehormatan Bakohumasda terdiri dari
Ketua, Wakil Ketua dan Anggota. Ketua dan Wakil Ketua dipilih oleh anggota Badan
Kehormatan.
Pasal 23
Badan Kehormatan melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan penilaian terhadap kinerja
anggota sesuai dengan laporan satuan kerja induknya berdasarkan standar operasional
prosedur (SOP) profesi Humas Pemerintahan.
Pasal 24
Badan Kehormatan melalui musyawarah berwenang memberikan penghargaan kepada
anggota yang berprestasi dalam menjalankan profesinya dan mematuhi Kode Etik
Humas Pemerintahan.
VII. SAN KS I
Pasal 25
Badan Kehormatan Pusat melalui musyawarah berwenang mengusulkan kepada Ketua
Bakohumas untuk mengusulkan sanksi administratif bagi anggota yang melanggar Kode
Etik Humas Pemerintahan.
Pasal 26
Badan Kehormatan Daerah melalui musyawarah berwenang mengusulkan kepada Ketua
Bakohumasda untuk pemberian sanksi administratif bagi anggota yang melanggar Kode
Etik Humas Pemerintahan. Selanjutnya Ketua Bakohumasda meneruskan kepada Ketua
Bakohumas Pusat.
Pasal 27
Ketua Bakohumas Pusat menyampaikan hasil keputusan Ketua Badan Kehormatan
Pusat dan Ketua Bakohumasda berupa sanksi administratif kepada atasan pelaku
pelanggaran.
Pasal 28
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pasal 27 terdiri dari:
1. Teguran lisan
2. Teguran tertulis
Pasal 29
Anggota Bakohumas yang didakwa melanggar Kode Etik Humas Pemerintahan:
1. Memiliki hak jawab dalam proses penyelesaian perkaranya.
2. Berhak mendapatkan pemulihan nama baik dan hak-haknya seperti semula bila
terbukti tidak bersalah.
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
7. KODE ETIK PROFESI PUBLIK RELATIONS yaitu:
Pasal 1 (Norma norma Perilaku Profesional)
Dalam menjalankan kegiatan profesionalnya, seorang anggota wajib menghargai
kepentingan umum dan menjaga harga diri setiap anggota masyarakat. Menjadi
tanggung jawab pribadinya untuk bersikap adil dan jujur terhadap klien, baik yang
mantan maupun yang sekarang, dan terhadap sesama anggota Asosiasi, anggota media
komunikasi serta masyarakat luas.
Pasal 2 (Penyebarluasan Informasi)
Seorang anggota tidak akan menyebarluaskan, secara sengaja dan tidak bertanggung
jawab, informasi yang paIsu atau yang menyesatkan, dan sebaliknya justru akan
berusaha sekeras mungkin untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Ia berkewajiban
untuk menjaga integritas dan ketepatan informasi
Pasal 3 (Media Komunikasi)
Seorang anggota tidak akan melaksanakan kegiatan yang dapat merugikan integritas
media komunikasi.
Pasal 4 (Kepentingan yang Tersembunyi)
Seorang anggota tidak akan melibatkan dirinya dalam kegiatan apa pun yang secara
sengaja bermaksud memecah belah atau menyesatkan, dengan cara seolah olah ingin
memajukan suatu kepentingan tertentu, padahal sebaliknya justru ingin memajukan
kepentingan lain yang tersembunyi. Seorang anggota berkewajiban untuk menjaga agar
kepentingan sejati organisasi yang menjadi mitra kerjanya benar-benar terlaksana secara
baik.
Pasal 5 (Informasi Rahasia)
Seorang anggota (kecuali apabila diperintahkan oleh aparat hukum yang berwenang)
tidak akan menyampaikan atau memanfaatkan informasi yang diberikan kepadanya, atau
yang diperolehnya, secara pribadi dan atas dasar kepercayaan, atau yang bersifat rahasia,
dari kliennya, baik di masa Ialu, kini atau di masa depan, demi untuk memperoleh
keuntungan pribadi atau untuk keuntungan lain tanpa persetujuan jelas dari yang
bersangkutan.
Pasal 6 (Pertentangan Kepentingan)
Seorang anggota tidak akan mewakili kepentingan kepentingan yang saling
bertentangan atau yang saling bersaing, tanpa persetujuan jelas dari pihak-pihak yang
bersangkutan, dengan terlebih dahulu mengemukakan fakta fakta yang terkait.
Pasal 7 (Sumber sumber Pembayaran)
Dalam memberikan jasa pelayanan kepada kliennya, seorang anggota tidak akan
menerima pembayaran, baik tunai atau pun dalam bentuk lain, yang diberikan
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
sehubungan dengan jasa jasa tersebut, dari sumber manapun, tanpa persetujuan jelas dari
kliennya.
Pasal 8 (Memberitahukan Kepentingan Keuangan)
Seorang anggota, yang mempunyai kepentingan keuangan dalam suatu organisasi, tidak
akan menyarankan klien atau majikannya untuk memakai organisasi tersebut atau pun
memanfaatkan jasa jasa organisasi tersebut, tanpa memberitahukan terlebih dahulu
kepentingan keuangan pribadinya yang terdapat dalam organisasi tersebut.
Pasal 9 (Pembayaran Berdasarkan Hasil Kerja)
Seorang anggota tidak akan mengadakan negosiasi atau menyetujui persyaratan dengan
calon majikan atau calon klien, berdasarkan pembayaran yang tergantung pada hasil
pekerjaan PR tertentu di masa depan.
Pasal 10 (Menumpang tindih Pekerjaan Anggota Lain)
Seorang anggota yang mencari pekerjaan atau kegiatan baru dengan cara mendekati
langsung atau secara pribadi, calon majikan atau calon langganan yang potensial, akan
mengambil langkah langkah yang diperlukan untuk mengetahui apakah pekerjaan atau
kegiatan tersebut sudah dilaksanakan oleh anggota lain. Apabila demikian, maka
menjadi kewajibannya untuk memberitahukan anggota tersebut mengenai usaha dan
pendekatan yang akan dilakukannya terhadap klien tersebut. (Sebagian atau seluruh
pasal ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menghalangi anggota mengiklankan jasa
jasanya secara umum).
Pasal 11 (Imbalan kepada Karyawan Kantor kantor Umum)
Seorang anggota tidak akan menawarkan atau memberikan imbalan apa pun, dengan
tujuan untuk memajukan kepentingan pribadinya (atau kepentingan klien), kepada orang
yang menduduki suatu jabatan umum, apabila hal tersebut tidak sesuai dengan
kepentingan masyarakat luas.
Pasal 12 (Mengkaryakan Anggota Parlemen)
Seorang anggota yang mempekerjakan seorang anggota Parlemen, baik sebagai
konsultan ataupun pelaksana, akan memberitahukan kepada Ketua Asosiasi tentang hal
tersebut maupun tentang jenis pekerjaan yang bersangkutan. Ketua Asosiasi akan
mencatat hal tersebut dalam suatu buku catatan yang khusus dibuat untuk keperluan
tersebut. Seorang anggota Asosiasi yang kebetulan juga menjadi anggota Parlemen,
wajib memberitahukan atau memberi peluang agar terungkap, kepada Ketua, semua
keterangan apa pun mengenai dirinya.
Pasal 13 (Mencemarkan Anggota anggota Lain)
Seorang anggota tidak akan dengan itikad buruk mencemarkan nama baik atau praktek
profesional anggota lain.
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
Pasal 14 (Instruksi/Perintah Pihak pihak Lain)
Seorang anggota yang secara sadar mengakibatkan atau memperbolehkan orang atau
organisasi lain untuk bertindak sedemikian rupa sehingga berlawanan dengan kode etik
ini, atau turut secara pribadi ambil bagian dalam kegiatan semacam itu, akan dianggap
telah melanggar Kode ini.
Pasal 15 (Nama Baik Profesi)
Seorang anggota tidak akan berperilaku sedemikian rupa sehingga merugikan nama baik
Asosiasi, atau profesi Public Relations.
Pasal 16 (Menjunjung Tinggi Kode Etik)
Seorang anggota wajib menjunjung tinggi Kode Etik ini, dan wajib bekerja sama dengan
anggota lain dalam menjunjung tinggi Kode Etik, serta dalam melaksanakan keputusan
keputusan tentang hal apa pun yang timbul sebagai akibat dari diterapkannya keputusan
tersebut. Apabila seorang anggota, mempunyai alasan untuk berprasangka bahwa
seorang anggota lain terlibat dalam kegiatan kegiatan yang dapat merusak Kode Etik ini,
maka ia berkewajiban untuk memberitahukan hal tersebut kepada Asosiasi. Semua
anggota wajib mendukung Asosiasi dalam menerapkan dan melaksanakan Kode Etik ini,
dan Asosiasi wajib mendukung setiap anggota yang menerapkan dan melaksakan Kode
Etik ini.
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
G. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
PERTM.
KEGIATAN WAKTU
KE-
1. a. Pendahuluan/Kegiatan awal :
Memberikan salam
Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
Menanyakan kehadiran siswa dan guru mengisi jurnal
mengajar 10 menit
Melakukan apersepsi
Menjelaskan kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Menjelaskan cakupan materi tentang profil humas
b. Kegiatan inti :
1. Mengamati
Peserta didik mengamati tentang jenis profil humas dan
pengertian etika profesi, dari wawasan dan pengetahuan
siswa sendiri tentang materi yang dipelajari.
2. Menanya
Peserta didik menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
jenis profil humas, dan pengertian etika profesi.
3. Mencoba
Peserta didik merumuskan kembali hal-hal yang
berkaitan dengan jenis profil humas, dan pengertian etika 60 menit
profesi.
4. Mengasosiasi
-Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 5-6 siswa
-Peserta didik berdiskusi tentang topik yang telah
ditentukan
5. Mengkomunikasi
Peserta didik bersama dengan kelompoknya menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan
mendiskusikan jawabannya terlebih dahulu.
c. Penutup
Klarifikasi/kesimpulan siswa berkolaborasi dengan guru
tentang hasil analisis jenis profil humas, dan pengertian
etika profesi.
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran
Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan 10 Menit
pembelajaran
Guru membacakan perolehan skor tertinggi dan
memberikan reward kepada siswa.
Guru memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya.
Mengucapkan salam
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
PERTM.
KEGIATAN WAKTU
KE-
2. a. Pendahuluan/Kegiatan awal :
Memberikan salam
Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
Menanyakan kehadiran siswa dan guru mengisi jurnal
mengajar 15 menit
Melakukan apersepsi
Menjelaskan kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Menjelaskan cakupan materi tentang profil humas
b. Kegiatan inti
1. Mengamati
Peserta didik mengamati tentang kode etik profesi humas
dan fungsi kode etik dari buku atau internet.
2. Menanya
Peserta didik menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
kode etik profesi humas dan fungsi kode etik.
3. Mencoba
Peserta didik merumuskan kembali hal-hal yang
berkaitan dengan kode etik profesi humas dan fungsi 90 Menit
kode etik pada lembar kerja yang telah disediakan.
4. Mengasosiasi
-Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang
terdiri dari 4-5 siswa
-Antar peserta didik saling berdiskusi mengenai kode etik
profesi humas dan fungsi kode etik.
5. Mengkomunikasi
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas
c. Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran 15 Menit
untuk pertemuan selanjutnya dalam bentuk pemberian
tugas, baik tugas individual maupun kelompok
Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Mengucapkan salam
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
PERTM.
KEGIATAN WAKTU
KE-
3. a. Pendahuluan/Kegiatan awal :
Memberikan salam
Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
Menanyakan kehadiran siswa dan guru mengisi jurnal
mengajar 10 Menit
Melakukan apersepsi
Menjelaskan kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Menjelaskan cakupan materi tentang profil humas
b. Kegiatan Inti :
1. Mengamati
Peserta didik mengamati dan mengidentifikasi tentang
isi kode etik kehumasan Indonesia (Perhumas) dari
berbagai macam sumber.
2. Menanya
Peserta didik menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
isi kode etik kehumasan Indonesia (Perhumas).
3. Mencoba 60 Menit
Peserta didik menguraikan tentang isi kode etik
kehumasan Indonesia (Perhumas).
4. Mengasosiasi
Peserta didik mendiskusikan hasil pengumpulan
informasi tentang isi kode etik kehumasan Indonesia
(Perhumas).
5. Mengkomunikasi
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
c. Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran
10 menit
untuk pertemuan selanjutnya dalam bentuk pemberian
tugas, baik tugas individual maupun kelompok
Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Mengucapkan salam
b. Kegiatan Inti :
1. Mengamati
Peserta didik mengamati dan mengidentifikasi tentang
isi kode etik pemerintahan dari buku dan internet.
2. Menanya
Peserta didik menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
isi kode etik pemerintahan.
3. Mencoba 100 menit
Peserta didik menguraikan tentang isi kode etik
pemerintahan.
4. Mengasosiasi
Peserta didik mendiskusikan hasil pengumpulan
informasi tentang isi kode etik pemerintahan.
5. Mengkomunikasi
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
c.Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran 10 menit
untuk pertemuan selanjutnya dalam bentuk pemberian
tugas, baik tugas individual maupun kelompok
Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Mengucapkan salam
5. a. Pendahuluan/Kegiatan awal :
Memberikan salam
Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
Menanyakan kehadiran siswa dan guru mengisi jurnal
mengajar 10 menit
Melakukan apersepsi
Menjelaskan kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Menjelaskan cakupan materi tentang profil humas
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
PERTM.
KEGIATAN WAKTU
KE-
b. Kegiatan Inti :
1. Mengamati
Peserta didik mengamati dan mengidentifikasi tentang
isi kode etik public relation dari buku dan internet.
2. Menanya
Peserta didik menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
isi kode etik public relation.
3. Mencoba
60 menit
Peserta didik menguraikan tentang isi kode etik public
relation.
4. Mengasosiasi
Peserta didik mendiskusikan hasil pengumpulan
informasi tentang isi kode etik public relation.
5. Mengkomunikasi
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
c. Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran
untuk pertemuan selanjutnya dalam bentuk pemberian 10 menit
tugas, baik tugas individual maupun kelompok
Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Mengucapkan salam
H. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
Pengamatan
Tertulis
Suprijana, S.Pd
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Sikap
No. Nama Siswa Mandiri Ilmiah Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1. AGUS WAHYUDIANTO
2. ACHMAD DENY SAPUTRA
3. AJI SASONGKO
4. ALFI SUCI NUR LATIFAH
5. AYU AULIA SUGIONO
6. BIDAYAH
7. CHARIN SELA MELINDA
8. EDWIN ADITYA FIRMANSYAH
9. FATIMAH SOFIANA RAMADHANI
10. FITRA HANDAYANI
11. FITRIA AYU SAPUTRI
12. HIDAYATUL LUTFI ZUNAIROH
13. IRINE ANGGRAENI
14. LILIS ANDAYANI
15. LOLA LAILATUL LABAIKA
16. MAR'AH QOINITA T
17. MARIA FRANCISKA
18. NOVIANTI INDAH PURNIASARI
19. PUTRI DWI ANGGRAENI
20. RIZKA PRATIWI FEBBYANTI
21. RONI SUHARIANTO
22. SITI ISTIQOMAH
23. SOFI FEBRIANTI I
24. TIS'ATUL GHONIAH
25. VIKI
26. VIVI PUTRI RAHAYU
27. YULIS DIAN SAPUTRI
Keterangan:
KB : Kurang baik B : Baik SB : Sangat baik
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : Humas dan Keprotokolan
Kelas/Semester : XI APK/1
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap mandiri dalam pembelajaran Keprotokolan
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap mandiri terhadap proses pembelajaran
2. Baik jika sudah ada usaha untuk mandiri terhadap proses pembelajaran
3. Sangat baik jika sudah ada usaha untuk mandiri terhadap proses pembelajaran secara terus
menerus konsisten
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
4. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
5. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
6. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN PENGETAHUAN
1. AGUS WAHYUDIANTO
2. ACHMAD DENY SAPUTRA
3. AJI SASONGKO
4. ALFI SUCI NUR LATIFAH
5. AYU AULIA SUGIONO
6. BIDAYAH
7. CHARIN SELA MELINDA
8. EDWIN ADITYA FIRMANSYAH
9. FATIMAH SOFIANA RAMADHANI
10. FITRA HANDAYANI
11. FITRIA AYU SAPUTRI
12. HIDAYATUL LUTFI ZUNAIROH
13. IRINE ANGGRAENI
14. LILIS ANDAYANI
15. LOLA LAILATUL LABAIKA
16. MAR'AH QOINITA T
17. MARIA FRANCISKA
18. NOVIANTI INDAH PURNIASARI
19. PUTRI DWI ANGGRAENI
20. RIZKA PRATIWI FEBBYANTI
21. RONI SUHARIANTO
22. SITI ISTIQOMAH
23. SOFI FEBRIANTI I
24. TIS'ATUL GHONIAH
25. VIKI
26. VIVI PUTRI RAHAYU
27. YULIS DIAN SAPUTRI
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
Mata Pelajaran : Humas dan Keprotokolan
Kelas/Semester : XI APK/1
Tahun Pelajaran : 2015/2016
6. Buku Hand Book of Public Relation yg mepaparkan tentang definisi profesi humas adalah
karangan dari...
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
a. Howard Stepheson
b. K.Bertens
d. Charles Darwin
8. Kode Etik IPRA memuat butir-butir terdiri dari satu mukadimah dan berisikan berapa pasal...
a. 12
b. 13
c. 14
d. 15
a. Kode Perilaku
b. Kode Moral
a. 1954
b. 1955
c. 1956
d. 1957
11. Prinsip-prinsip dasar PBB yang digunakan sebagai patokan utama dari etika profesi adalah
a. Human Dignity
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
b. International Public Relation Congress
a. 67
b. 77
c. 87
d. 56
a. Bagian
b. Departemen
c. Communication
d. Communicator
14. Perusahaan yang melayani jasa sebagai pelaksana sebuah kegiatan yang berhubungan dengan
publik...
a. Pelaksana Kegiatan
b. Event Planning
c. Event Organizer
d. Standing Comitte
15. Buku The Exent and Intention of PR and Information Activities adalah karangan dari...
a. G.Sach
b. K.Bertens
c. Charles Darwin
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
No Nama Siswa
strategi pemecahan masalah
KT T ST
1 AGUS WAHYUDIANTO
2 ACHMAD DENY SAPUTRA
3 AJI SASONGKO
4 ALFI SUCI NUR LATIFAH
5 AYU AULIA SUGIONO
6 BIDAYAH
7 CHARIN SELA MELINDA
8 EDWIN ADITYA FIRMANSYAH
9 FATIMAH SOFIANA RAMADHANI
10 FITRA HANDAYANI
11 FITRIA AYU SAPUTRI
12 HIDAYATUL LUTFI ZUNAIROH
13 IRINE ANGGRAENI
14 LILIS ANDAYANI
15 LOLA LAILATUL LABAIKA
16 MAR'AH QOINITA T
17 MARIA FRANCISKA
18 NOVIANTI INDAH PURNIASARI
19 PUTRI DWI ANGGRAENI
20 RIZKA PRATIWI FEBBYANTI
21 RONI SUHARIANTO
22 SITI ISTIQOMAH
23 SOFI FEBRIANTI I
24 TIS'ATUL GHONIAH
25 VIKI
26 VIVI PUTRI RAHAYU
27 YULIS DIAN SAPUTRI
Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan
masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran tetapi
belum tepat.
3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran dan
sudah tepat.
Form : F.3.1-KUR-01-08
Perangkat Pembelajaran SMK PGRI 2 Malang