DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Alfitri, M.Si
Miftha Pratiwi, M.I.Kom
Erlisa Saraswaty, S.Kpm., M.Sc
DISUSUN OLEH
Rinjani
07031381924182
Ilmu Komunikasi A Palembang
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU KOMUNIKASI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya
saya diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Etika dan
Kepribadian Humas ini dengan lancar dan tepat waktu. Tak lupa pula shalawat beriring salam
tercurahkan atas kehadirat Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari
alam jahiliah ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini. Kemudian rasa
terima kasih yang teramat dalam atas restu orang tua dan bimbingan dosen, sehingga saya bisa
menyusun makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun dalam rangka penilaian untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
(UAS) Etika dan Kepribadian Humas. Saya sangat bangga dan senang dapat mempelajari dan
menyusun tugas dengan topik pembahasan “Peranan Etika dan Kepribadian Humas dalam
Menangani Krisis Perusahaan di Indonesia dan Dunia” ini. Saya berharap makalah yang saya
susun ini dapat dipahami dengan baik, serta berguna bagi banyak orang dalam rangka
menambah wawasan. Saya menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya butuhkan demi kebaikan
di masa yang akan datang.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih atas segala bimbingan Bapak dan Ibu yang telah
memberikan pengajaran sehingga saya bisa menyusun makalah ini serta mengerti terhadap
materinya. Saya juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah membantu saya dalam
mengerjakan makalah ini, sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Apabila terdapat kata-kata
yang kurang berkenan saya mohon maaf.
Penulis.
Rinjani
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................5
BAB II ISI...............................................................................................................................
2.1 Pengertian dan Konsep..........................................................................................6
2.1.1 Humas/Public Relations...............................................................................6
2.1.2 Etika dan Kepribadian Humas......................................................................7
2.1.3 Krisis Perusahaan.........................................................................................13
2.2 Analisis Kasus Keberhasilan Humas.....................................................................14
2.3 Analisis Kasus Kegagalan Humas.........................................................................19
BAB III PENUTUP................................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................24
3.2 Pendapat dan Saran................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
Pada suatu perusahaan, krisis merupakan suatu permasalahan serius, sebab mampu
mengancam rasa aman, nilai-nilai sosial publik, hingga kelayakan perusahaan. Oleh
karenanya dibutuhkan suatu tim khusus yang mampu turut mengatasi krisis yang ada
dengan lebih profesional, tim yang dimaksud ialah Hubungan Masyarakat (Humas).
Menurut Frank Jefkins pada bukunya yang berjudul “Public Relations”, dinyatakan bahwa
Humas atau Public Relations (PR) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik
itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada rasa saling pengertian
(2018: 10).
Dalam menunjang peran tersebut, maka Humas memiliki suatu aturan khusus yang
dirancang guna mendukung setiap keputusan yang telah diambil, aturan yang dimaksud
disebut dengan etika dan kepribadian Humas. Dikutip dari artikel berita.yahoo.com
(2020), menurut K. Bertens etika diartikan sebagai nilai-nilai serta norma-norma moral
yang menjadi sebuah pegangan bagi seseorang atau individu, serta sebuah kelompok
dalam berperilaku. Sedangkan menurut KBBI, kepribadian ialah sifat hakiki yang
tercermin pada sikap seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Dengan begitu,
dapat disimpulkan bahwa etika dan kepribadian humas merupakan suatu aturan yang harus
dijalankan oleh praktisi PR guna mendukung pekerjaan mereka sehari-sehari, sehingga
pada akhirnya menjadi suatu kekhususan atau sikap yang harus diterapkan oleh para
Humas atau Public Relations.
Dalam penerapannya, etika dan kepribadian Humas mampu mengantarkan Humas pada
sebuah keberhasilan bahkan kegagalan. Hal tersebut sesuai dengan langkah-langkah
efektif yang dilakukan dan bagaimana mereka mengkolaborasikan antara etika dan
kepribadian Humas dengan strategi manajemen krisis yang ada. Kemudian keberhasilan
dan kegagalan yang terjadi juga sangat ditentukan oleh taat atau tidaknya praktisi Humas
terhadap aturan-aturan yang ada. Oleh karenanya inilah yang menjadi latar belakang
pembuatan makalah ini, yakni guna menganalisis kasus-kasus krisis yang dialami oleh
perusahaan yang ada di Indonesia maupun dunia.
Analisis kasus didasarkan pada aturan etika serta kepribadian yang telah berlaku secara
universal maupun sesuai dengan yang ada di Indonesia. Hal tersebut dilakukan guna
mengetahui strategi-strategi yang diambil oleh para praktisi Humas atau Public Relations
(PR) dalam menangani kasus atau skandal yang mengancam eksistensi perusahaan.
Tujuannya ialah agar tercapainya pemecahan masalah yang efektif yang berdampak baik
bagi perusahaan maupun khalayak atau publiknya.
Source: Tomilli.com
(1) Ketentuan Praktik PR
Setiap anggota wajib:
1.1 Menjalankan tugas positif yang berpegang teguh pada standar-standar
tertinggi dalam melangsungkan setiap praktik PR, serta senantiasa
menjalin hubungan yang adil dan jujur dengan pihak atasan dan klien
(dahulu dan sekarang), dengan sesame praktisi PR, para professional
lainnya, pihak pemasok, pihak perantara, segenap media komunikasi, para
pegawai, dan yang paling utama dengan khalayak.
1.2 Menyadari, memahami, dan menaati ketentuan ini, termasuk segenap
amandemennya, dan berbagai ketentuan lainnya yang akan dipadukan ke
dalamnya; selalu berusaha menyesuaikan diri dengan setiap petunjuk dan
rekomendasi berupa pedoman atau bimbingan pelaksanaan praktik PR
yang diberikan oleh IPR; serta memperhatikan dan melaksanakan
pedoman atau bimbingan tersebut yang terturang dalam setiap lembaran
dokumen petunjuk praktik.
1.3 Menjunjung tinggi kode etik ini dan bekerja sama dnegan para aggota IPR
lainnya untuk menegakkan wibawanya. Setiap anggota yang membiarkan
terjadinya suatu pelanggaran juga akan digolongkan sebagai pelanggar.
Staf atau pegawai dari suatu lembaga anggota yang melakukan suatu
Sedangkan di Indonesia, juga terdapat kode etik yang dirancang dan ditetapkan
oleh Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS). Berikut
pemaparannya, dikutip dari website resmi PERHUMAS (perhumas.or.id)
Source: Perhumas.or.id
Dijiwai oleh Pancasila maupun UUD 1945 sebagai landasan tata kehidupan
nasional; Diilhami oleh Piagam PBB sebagai landasan tata kehidupan
internasional; Dilandasi oleh Deklarasi Asean (8 Agustus 1967) sebagai pemersatu
bangsa-bangsa Asia Tenggara; dan dipedomi oleh cita-cita, keinginan dan tekad
untuk mengamalkan sikap dan perilaku kehumasan secara professional; kami para
anggota Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia – PERHUMAS
Pasal 1
Komitmen Pribadi
Anggota PERHUMAS harus :
1. Memiliki dan menerapkan standar moral serta reputasi setinggi mungkin dalam
menjalankan profesi kehumasan.
2. Berperan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya memasyarakatan
kepentingan Indonesia.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antar warga Negara Indonesia
yang serasi daln selaras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Pasal II
Perilaku terhadap Klien atau Atasan
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:
1. Berlaku jujur dalam berhubungan dengan klien atau atasan.
2. Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang berbeda atau yang bersaing
tanpa persetujuan semua pihak yang terkait.
3. Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan oleh klien atau atasan,
maupun yang pernah diberikan oleh mantan klien atau mantan atasan.
4. Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan yang cenderung
merendahkan martabat, klien atau atasan, maupun mantan klien atau mantan
atasan.
5. Dalam memberi jasa-jasa kepada klien atau atasan, tidak akan menerima
pembayaran, komisi atau imbalan dari pihak manapun selain dari klien atau
atasannya yang telah memperoleh kejelasan lengkap.
Pasal III
Perilaku terhadap Masyarakat dan Media Massa
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:
1. Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat serta harga diri anggota masyarakat.
2. Tidak melibatkan diri dalam tindak memanipulasi intergritas sarana maupun
jalur komunikasi massa.
3. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang menyesatkan
sehingga dapat menodai profesi kehumasan.
4. Senantiasa membantu untuk kepentingan Indonesia.
Pasal IV
Perilaku terhadap Sejawat
Praktisi Kehumasan Indonesia harus:
1. Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi atau tindak
professional sejawatnya. Namun bila ada sejawat bersalah karena melakukan
tindakan yang tidak etis, yang melanggar hukum, atau yang tidak jujur, termasuk
melanggar Kode Etik Kehumasan Indonesia, maka bukti-bukti wajib
disampaikan kepada Dewan Kehormatan PERHUMAS INDONESIA.
2. Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan untuk menggantikan
kedudukan sejawatnya.
3. Membantu dan berkerja sama dengan sejawat di seluruh Indonesia untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi Kode Etik Kehumasan ini.
a. Kronologi Kasus
Source: Cnnindonesia.com
Beredar
7
poster dan
Desember
tagar
2021
Boikot JNE
Source: Uzone.id
Kemudian netizen langsung membuat tagar Boikot JNE
dan turut membanjiri kolom komentar akun media
sosial resmi @JNE_ID.
Pihak JNE
Melakukan
Klarifikasi
8
melalui
Desember
Media
2021
Sosial dan
Secara
Langsung
a. Analisis Kasus
Pada permasalahan yang dialami oleh perusahaan JNE,
para praktisi Humas-nya telah melanggar etika dan
kepribadian Humas yang berkenaan dengan kasus
rasisme. Apabila dilihat dari kode etik Profesi Humas
yang diresmikan oleh Perhimpunan Hubungan
Kode Etik yang Masyarakat Indonesia (PERHUMAS), Perusahaan JNE
Dilanggar telah melanggar Pasal III yang berkenaan dengan
Perilaku terhadap Masyarakat dan Media Massa, lebih
tepatnya pada Ayat 1 yang berbunyi “Anggota
PERHUMAS INDONESIA harus menjalankan kegiatan
profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat serta harga diri anggota masyarakat.”
a. Kronologi Kasus
Source: Tempo.co
Source: Jawapos.com
Namun setelah adanya bentuk pertanggungjawaban
berupa permohonan maaf kepada publik dan
pengunduran diri yang dilakukan oleh pemimpin utama
perusahaan raksasa Namyang Dairy ini, tidak banyak
membantu untuk menenangkan reaksi para
konsumennya.
3.1 Kesimpulan
Keberhasilan perusahaan sangat bergantung dari adanya kerja sama antar elemen yang ada
di perusahaan. Mulai dari tingkatan teratas hingga terbawah. Namun, di balik itu semua
pihak terpenting yang berperan besar bagi perusahaan ialah Humas atau Public Relations
yang berada di garda terdepan dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada. Oleh
karenanya pihak Humas perusahaan harus mampu menjalankan perannya sesuai dengan
kode etik yang ada dan telah berlaku secara Universal, maupun sesuai dengan yang ada di
negaranya masing-masing.