Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ETIKA DAN KEPRIBADIAN HUMAS

PERANAN ETIKA DAN KEPRIBADIAN HUMAS DALAM MENANGANI


KRISIS PERUSAHAAN DI INDONESIA DAN DUNIA

DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Alfitri, M.Si
Miftha Pratiwi, M.I.Kom
Erlisa Saraswaty, S.Kpm., M.Sc

DISUSUN OLEH
Rinjani
07031381924182
Ilmu Komunikasi A Palembang

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU KOMUNIKASI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya
saya diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Etika dan
Kepribadian Humas ini dengan lancar dan tepat waktu. Tak lupa pula shalawat beriring salam
tercurahkan atas kehadirat Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari
alam jahiliah ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini. Kemudian rasa
terima kasih yang teramat dalam atas restu orang tua dan bimbingan dosen, sehingga saya bisa
menyusun makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun dalam rangka penilaian untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
(UAS) Etika dan Kepribadian Humas. Saya sangat bangga dan senang dapat mempelajari dan
menyusun tugas dengan topik pembahasan “Peranan Etika dan Kepribadian Humas dalam
Menangani Krisis Perusahaan di Indonesia dan Dunia” ini. Saya berharap makalah yang saya
susun ini dapat dipahami dengan baik, serta berguna bagi banyak orang dalam rangka
menambah wawasan. Saya menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya butuhkan demi kebaikan
di masa yang akan datang.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih atas segala bimbingan Bapak dan Ibu yang telah
memberikan pengajaran sehingga saya bisa menyusun makalah ini serta mengerti terhadap
materinya. Saya juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah membantu saya dalam
mengerjakan makalah ini, sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Apabila terdapat kata-kata
yang kurang berkenan saya mohon maaf.
Penulis.

Rinjani

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................5
BAB II ISI...............................................................................................................................
2.1 Pengertian dan Konsep..........................................................................................6
2.1.1 Humas/Public Relations...............................................................................6
2.1.2 Etika dan Kepribadian Humas......................................................................7
2.1.3 Krisis Perusahaan.........................................................................................13
2.2 Analisis Kasus Keberhasilan Humas.....................................................................14
2.3 Analisis Kasus Kegagalan Humas.........................................................................19
BAB III PENUTUP................................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................24
3.2 Pendapat dan Saran................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 2


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan adanya penyebaran arus informasi serta perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin pesat, masyarakat dunia pun dihadapkan pada masalah-masalah yang semakin
kompleks, sehingga tak jarang menimbulkan suatu krisis kehidupan yang harus ditangani
dengan seefektif dan sebaik mungkin. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
krisis ialah sebuah keadaan genting yang dapat terjadi pada berbagai aspek, mulai dari
ekonomi, moral dan sebagainya. Kemudian menurut Machfud (1998), krisis ialah suatu
kejadian, dugaan, atau keadaan yang mengancam keutuhan, reputasi, serta
keberlangsungan suatu individu, serta organisasi atau perusahaan.

Pada suatu perusahaan, krisis merupakan suatu permasalahan serius, sebab mampu
mengancam rasa aman, nilai-nilai sosial publik, hingga kelayakan perusahaan. Oleh
karenanya dibutuhkan suatu tim khusus yang mampu turut mengatasi krisis yang ada
dengan lebih profesional, tim yang dimaksud ialah Hubungan Masyarakat (Humas).
Menurut Frank Jefkins pada bukunya yang berjudul “Public Relations”, dinyatakan bahwa
Humas atau Public Relations (PR) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik
itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada rasa saling pengertian
(2018: 10).

Dalam menunjang peran tersebut, maka Humas memiliki suatu aturan khusus yang
dirancang guna mendukung setiap keputusan yang telah diambil, aturan yang dimaksud
disebut dengan etika dan kepribadian Humas. Dikutip dari artikel berita.yahoo.com
(2020), menurut K. Bertens etika diartikan sebagai nilai-nilai serta norma-norma moral
yang menjadi sebuah pegangan bagi seseorang atau individu, serta sebuah kelompok
dalam berperilaku. Sedangkan menurut KBBI, kepribadian ialah sifat hakiki yang
tercermin pada sikap seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Dengan begitu,
dapat disimpulkan bahwa etika dan kepribadian humas merupakan suatu aturan yang harus
dijalankan oleh praktisi PR guna mendukung pekerjaan mereka sehari-sehari, sehingga
pada akhirnya menjadi suatu kekhususan atau sikap yang harus diterapkan oleh para
Humas atau Public Relations.

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 3


Nilai-nilai yang terdapat pada etika dan kepribadian Humas dituangkan pada suatu aturan
yang berlaku secara universal, yakni pada kode etik internasional pun kode etik yang
berlaku pada sebuah negara. Contohnya pada lingkup internasional, terdapat beberapa
kode, seperti Kode Athena (Code of Athens) yang ditetapkan secara resmi oleh
International Public Relations Association (IPRA) di Athena, Yunani pada tahun 1965,
dan setelahnya disempurnakan kembali di Teheran, Iran pada tahun 1965 (Frank Jefkins,
2018:188). Terkhusus di Indonesia terdapat sebuah organisasi khusus yang juga mengatur
etika dan kepribadian Humas, yakni Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia
(PERHUMAS) yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1972.

Dalam penerapannya, etika dan kepribadian Humas mampu mengantarkan Humas pada
sebuah keberhasilan bahkan kegagalan. Hal tersebut sesuai dengan langkah-langkah
efektif yang dilakukan dan bagaimana mereka mengkolaborasikan antara etika dan
kepribadian Humas dengan strategi manajemen krisis yang ada. Kemudian keberhasilan
dan kegagalan yang terjadi juga sangat ditentukan oleh taat atau tidaknya praktisi Humas
terhadap aturan-aturan yang ada. Oleh karenanya inilah yang menjadi latar belakang
pembuatan makalah ini, yakni guna menganalisis kasus-kasus krisis yang dialami oleh
perusahaan yang ada di Indonesia maupun dunia.

Analisis kasus didasarkan pada aturan etika serta kepribadian yang telah berlaku secara
universal maupun sesuai dengan yang ada di Indonesia. Hal tersebut dilakukan guna
mengetahui strategi-strategi yang diambil oleh para praktisi Humas atau Public Relations
(PR) dalam menangani kasus atau skandal yang mengancam eksistensi perusahaan.
Tujuannya ialah agar tercapainya pemecahan masalah yang efektif yang berdampak baik
bagi perusahaan maupun khalayak atau publiknya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dan konsep dari Humas/Public Relations, etika dan kepribadian
Humas, serta krisis perusahaan?
b. Apa contoh kasus dari adanya keberhasilan Humas dalam menangani krisis perusahaan
dengan menerapkan nilai-nilai etika dan kepribadian Humas?
c. Apa contoh kasus dari adanya kegagalan Humas dalam menangani krisis perusahaan
dengan menerapkan nilai-nilai etika dan kepribadian Humas?

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 4


1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian serta konsep dari Humas/Public
Relations, etika dan kepribadian Humas, serta krisis perusahaan.
b. Untuk mengetahui dan memahami contoh kasus dari adanya keberhasilan Humas dalam
menangani krisis perusahaan dengan menerapkan nilai-nilai etika dan kepribadian
Humas.
c. Untuk mengetahui dan memahami contoh kasus dari adanya kegagalan Humas dalam
menangani krisis perusahaan dengan menerapkan nilai-nilai etika dan kepribadian
Humas.

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 5


BAB II
ISI
2.1 Pengertian dan Konsep
Sebelum membahas lebih lanjut terkait dengan kasus-kasus yang terjadi akibat adanya
krisis perusahaan, dan sebelum mempelajari tentang apa saja peraturan-peraturan atau
kode etik profesi Humas yang menjadi landasan pada analisis kasus, berikut akan
dijelaskan terlebih dahulu pengertian dan konsep dari beberapa hal yang sangat penting
untuk diketahui guna melakukan analisis pada bagian selanjutnya.

2.1.1 Humas/Public Relations


Public Relations atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Humas ialah
sebuah bidang yang ada di suatu organisasi atau perusahaan, yang memiliki fungsi
utama guna meningkatkan citra dan menjaga hubungan yang baik antara organisasi
atau perusahaan dengan publiknya. Berikut definisi Public Relations (PR) yang
disampaikan oleh seorang ahli dan beberapa lembaga yang berada pada bidang PR.
Definisi ini dikutip dari buku karya Frank Jefkins (2018:9 – 11).
a. Menurut Frank Jefkins
PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun
ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada rasa saling pengertian
b. Menurut (British) Institute of Public Relations (IPR)
PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good-
will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.
c. Menurut The Mexican Statement
Praktik PR adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai
kecenderung-an, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya,
memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta
menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani
kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya.

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 6


2.1.2 Etika dan Kepribadian Humas
Seperti pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan bahwa terdapat aturan khusus
yang di dalamnya terdapat nilai-nilai dari etika dan kepribadian Humas. Frank
Jefkins pada bukunya “Public Relations” memaparkan kode etik PR yang berlaku
secara universal yakni kode etik yang dirancang dan diresmikan oleh International
Public Relations (IPR). Berikut akan dipaparkan kutipan kode etik yang telah
disempurnakan oleh IPR (Frank Jefkins, 2018: 189-192).

Source: Tomilli.com
(1) Ketentuan Praktik PR
Setiap anggota wajib:
1.1 Menjalankan tugas positif yang berpegang teguh pada standar-standar
tertinggi dalam melangsungkan setiap praktik PR, serta senantiasa
menjalin hubungan yang adil dan jujur dengan pihak atasan dan klien
(dahulu dan sekarang), dengan sesame praktisi PR, para professional
lainnya, pihak pemasok, pihak perantara, segenap media komunikasi, para
pegawai, dan yang paling utama dengan khalayak.
1.2 Menyadari, memahami, dan menaati ketentuan ini, termasuk segenap
amandemennya, dan berbagai ketentuan lainnya yang akan dipadukan ke
dalamnya; selalu berusaha menyesuaikan diri dengan setiap petunjuk dan
rekomendasi berupa pedoman atau bimbingan pelaksanaan praktik PR
yang diberikan oleh IPR; serta memperhatikan dan melaksanakan
pedoman atau bimbingan tersebut yang terturang dalam setiap lembaran
dokumen petunjuk praktik.
1.3 Menjunjung tinggi kode etik ini dan bekerja sama dnegan para aggota IPR
lainnya untuk menegakkan wibawanya. Setiap anggota yang membiarkan
terjadinya suatu pelanggaran juga akan digolongkan sebagai pelanggar.
Staf atau pegawai dari suatu lembaga anggota yang melakukan suatu

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 7


pelanggaran harus langsung ditindak ileh lembaga anggota yang
bersangkutan.

Setiap anggota wajib untuk tidak:


1.4 Terlibat dalam setiap tindakan atau hal-hal yang dapat mencemarkan
nama baik IPR, reputasi, dan kepentingan profesi PR.

(2) Ketentuan Mengenai Khalayak, Media, dan Profesi Lain


Setiap anggota wajib:
2.1 Terlibat dalam setiap tindakan atau hal-hal yang dapat mencemarkan
nama baik IPR, reputasi, dan kepentingan profesi PR.
2.2 Menjalankan tugas positif untuk senantiasa menjunjung tinggi kebenaran,
tidak mengungkapkan informasi-informasi yang salah atau yang bersifat
menyesatkan, baik secara sadar maupun karena gegabah, serta selalu
berusaha memastikan kebenaran suatu informasi sebelum
mengemukakannya.
2.3 Menjalankan tugas positif dalam memastikan bahwa segenap kepentingan
aktual dari setiap organisasi yang dilayaninya secara professional
(perusahaan induk atau perusahaan klien), selalu dinyatakan secara jelas.
2.4 Mengetahui dan menghormati kode etik profesi pihak-pihak lain yang
bekerja sama dengannya.
2.5 Menghormati setiap peraturan dan ketentuan dasar yang ditetapkan oleh
lembaga berwenang lain yang relevan dengan (menyangkut kepentingan)
atasan atau klien.
2.6 Memastikan bahwa nama-nama semua direktur, eksekutif, dan pejabat
teras dari perusahaan induk atau perusahaan kliennya para anggota
Parlemen, pejabat pemerintah daerah serta tokoh-tokoh dari berbagai
macam lembaga atau organisasi yang relevan, telah tercatat dalam Daftar
IPR (IPR Register).
2.7 Menghormati dan menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh pihak-
pihak lain kepadanya untuk menjalankan suatu aktivitas professional.
2.8 Tidak mengusulkan atau melakukan atau menyebabkan atasan atau kliena
mengusulkan atau melakukan suatu tindakan yang dapat menimbulkan

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 8


pengaruh-pengaruh yang tidak pantas terhadap pemerintah, peraturan
perundang-undangan ang berlaku, maupun media-media komunikasi.

(3) Ketentuan Mengenai Perusahaan Induk dan Perusahaan Klien


Setiap anggota wajib:
3.1 Menjaga kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan induk dan
perusahaan klien, baik yang sekarang maupun yang terdahulu, serta tidak
akan memanfaatkan atau mengungkapkan kepercayaan tersebut demi
kepentingannya sendiri sehingga mengakibatkan kerugian atau prasangka
terhadap perusahaan induk atau perusahaan klien, atau membawa
keuntungan finansial bagi anggota (kecuali jika hal itu diizinkan oleh
perusahaan induk atau perusahaan klien yang bersangkutan), kecuali atas
perintah atau persetujuan pengadilan.
3.2 Memberitahukan kepada pihak pimpinan atau pemegang saham (pemilik)
perusahaan induk atau klien mengenai bentuk dan jumlah imbalan yang
diinginkan atas jasa-jasa pelayanan PR, baik yang disajikan oleh dirinya
sendiri, oleh stafnya, atau pihak lain yang ia rekomendasikan.
3.3 Memberitahukan dan meminta persetujuan dari perusahaan induk atau
perusahaan klien untuk menerima upah, komisi, atau bentuk-bentu
imbalan finansial lainna dari pihak lain.
3.4 Bebas melakukan negosiasi atau renegosiasi dengan pihak perusahaan
induk maupun perusahaan klien dalam rangka mencapai suatu bentuk
kerja sama yang lebih baik dan yang lebih adil, yakni kerja sama yang
lebih mencerminkan beban kerja yang sesungguhnya serta faktor-faktor
sumber daya penting di luar jam kerja, termasuk pengalaman. Setiap
faktor khusus perlu diberi perhatian dan imbalan yang sepantasnya, serta
dengan memperhitungkan berbagai hal berikut ini:
(a) Kompleksitas permasalahan, tugas atau suatu fungsi yang hendak
ditangani, termasuk kesulitan dalam pencarian penyelesaiannya.
(b) Tingkat keahlian khusus atau professional yang dituntut, serta besar-
kecilnya tanggung jawab yang diminta untuk melaksanakan tugas.
(c) Jumlah dokumentasi yang dibutuhkan atau dipersiapkan untuk
pelaksanaan tugas-tugas, serta arti penting yang terkandung di dalam
dokumentasi tersebut.
Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 9
(d) Sebagian atau seluruh kondisi dasar maupun lingkunga kerja yang
ada.
(e) Cakupan, skala dan nilai dari suatu tugas, serta arti pentingnya
sebagai suatu kegiatan, persoalan, ataupun proyek, bagi pihak
perusahaan induk dan atau perusahaan klien.

Setiap anggota wajib untuk tidak:


3.5 Menyalahgunakan informasi-informasi yang berkaitan erat dengan
kepentingan finansial atau kepentingan-kepentingan apa pun dari pihak
perusahaan induk dan perusahaan klien.
3.6 Memanfaatkan informasi dalam perusahaan untuk kepentingan dirinya
sendiri. Setiap anggota maupun stafnya tidak diperkenankan menjual-
belikan keterangan tentang keamanan atau informasi terbatas lainnya dari
perusahaan induk atau perusahaan kliennya tanpa isin khusus secara
tertulis dan resmi dari pejabat yang berwenang memberikannya.
3.7 Melayani kepentingan perusahaan induk atau perusahaan klien sesuai
dengan syarat-syarat dan kondisi yang telah ditetapkan bersama
sebelumnya, tanpa harus mengorbankan independensi, objektivitas, atau
integritasnya.
3.8 Membela kepentingan perusahaan induk atau perusahaan klien, tanpa
harus merugikan kepentingan pihak lain secara sepihak.
3.9 Menjamin tercapainya suatu hasil yang masih berada dalam batas-batas
kepastian atau kemampuannya.

(4) Ketentuan Mengenai Rekan Seprofesi


Setiap anggota wajib:
4.1 Berpegang teguh pada standar-standar akurasi dan kebenaran yang
tertinggi, menghindari diri dari pernyataan berlebihan dan perbandingan
yang tidak adilm serta mengaku ide atau kalimat yang sebenarnya milik
orang lain.
4.2 Bebas memberikan keterampiln dan jasa pelayanannya kepada setiap
perusahaan induk atau klien yang potensial, baik melalui inisiatifnya
sendiri maupun lewat inisiatif pihak lain, serta selalu bekerja dengan

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 10


sungguh-sungguh demi menjaga nama baik pihak yang mempekerjakan
atau yang merekomendasikannya.

Setiap anggota wajib untuk tidak:


4.3 mencemarkan nama baik atau praktik profesi para anggota lainnya.

(5) Penafsiran Kode Etik


5.1 Dalam rangka menafsirkan kode etik ini, segenap peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Laws of the Land) juga harus diterapkan.

Sedangkan di Indonesia, juga terdapat kode etik yang dirancang dan ditetapkan
oleh Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS). Berikut
pemaparannya, dikutip dari website resmi PERHUMAS (perhumas.or.id)

Kode Etik Perhumas

Source: Perhumas.or.id

KODE ETIK PROFESI


PERHUMAS INDONESIA

Dijiwai oleh Pancasila maupun UUD 1945 sebagai landasan tata kehidupan
nasional; Diilhami oleh Piagam PBB sebagai landasan tata kehidupan
internasional; Dilandasi oleh Deklarasi Asean (8 Agustus 1967) sebagai pemersatu
bangsa-bangsa Asia Tenggara; dan dipedomi oleh cita-cita, keinginan dan tekad
untuk mengamalkan sikap dan perilaku kehumasan secara professional; kami para
anggota Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia – PERHUMAS

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 11


INDONESIA sepakat untuk mematuhi Kode ETik Kehumasan Indonesia, dan bila
terdapat bukti-bukti diantara kami dalam menjalankan profesi kehumasan ternyata
ada yang melanggarnya, maka hal itu sudah tentu mengakibatkan diberlakukannya
tindak organisasi terhadap pelanggarnya.

Pasal 1
Komitmen Pribadi
Anggota PERHUMAS harus :
1. Memiliki dan menerapkan standar moral serta reputasi setinggi mungkin dalam
menjalankan profesi kehumasan.
2. Berperan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya memasyarakatan
kepentingan Indonesia.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antar warga Negara Indonesia
yang serasi daln selaras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Pasal II
Perilaku terhadap Klien atau Atasan
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:
1. Berlaku jujur dalam berhubungan dengan klien atau atasan.
2. Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang berbeda atau yang bersaing
tanpa persetujuan semua pihak yang terkait.
3. Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan oleh klien atau atasan,
maupun yang pernah diberikan oleh mantan klien atau mantan atasan.
4. Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan yang cenderung
merendahkan martabat, klien atau atasan, maupun mantan klien atau mantan
atasan.
5. Dalam memberi jasa-jasa kepada klien atau atasan, tidak akan menerima
pembayaran, komisi atau imbalan dari pihak manapun selain dari klien atau
atasannya yang telah memperoleh kejelasan lengkap.

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 12


6. Tidak akan menyerahkan kepada calon klien atau calon atasan bahwa
pembayaran atau imbalan jasa-jasanyaharus didasarkan kepada hasil-hasil
tertentu, atau tidak akan menyetujui perjanjian apapun yang mengarah kepada
hal yang serupa.

Pasal III
Perilaku terhadap Masyarakat dan Media Massa
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:
1. Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat serta harga diri anggota masyarakat.
2. Tidak melibatkan diri dalam tindak memanipulasi intergritas sarana maupun
jalur komunikasi massa.
3. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang menyesatkan
sehingga dapat menodai profesi kehumasan.
4. Senantiasa membantu untuk kepentingan Indonesia.

Pasal IV
Perilaku terhadap Sejawat
Praktisi Kehumasan Indonesia harus:
1. Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi atau tindak
professional sejawatnya. Namun bila ada sejawat bersalah karena melakukan
tindakan yang tidak etis, yang melanggar hukum, atau yang tidak jujur, termasuk
melanggar Kode Etik Kehumasan Indonesia, maka bukti-bukti wajib
disampaikan kepada Dewan Kehormatan PERHUMAS INDONESIA.
2. Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan untuk menggantikan
kedudukan sejawatnya.
3. Membantu dan berkerja sama dengan sejawat di seluruh Indonesia untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi Kode Etik Kehumasan ini.

2.1.3 Krisis Perusahaan


Dikutip dari sebuah artikel yakni Glints.com (2020), menurut Nibusinessinfo,
business crisis adalah suatu kejadian yang mengganggu jalannya bisnis, keadaan
ini bisa muncul secara tiba-tiba dan berpotensi besar mengancam stabilitas
perusahaan. Ada beberapa jenis krisis perusahaan yaitu:
Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 13
a. Masalah mengancam perusahaan dalam waktu dekat.
b. Perusahaan mengalami panic attact sebab datangnya krisis yang tidak terduga.
c. Menuntut sebuah perusahaan untuk mengeluarkan keputusan yang efektif.

Kemudian ada beberapa jenis krisis perusahaan, diantaranya yaitu:


a. Krisis teknologi, berkaitan dengan IT.
b. Krisis finansial, berkaitan dengan ekonomi atau keuangan perusahaan.
c. Krisis alam, berkaitan dengan krisis yang diakibatkan oleh bencana alam.
d. Krisis kebencian, yakni krisis yang biasanya berasal dari pihak kompetitor atau
pesaing.
e. Krisis pengkhianatan, yakni berkaitan dengan adanya kebocoran rahasia
perusahaan kepada pihak luar atau eksternal yang tidak sepatutnya mengetahui
tentang informasi atau rahasia tersebut.
f. Krisis konfrontasi, yaitu krisis akibat adanya pertentangan antara pihak
perusahaan dengan pihak lain yang menuntut terkait sesuatu hal dengan suatu
tujuan tertentu.

2.2 Analisis Kasus Keberhasilan Humas


Kasus krisis perusahaan yang berhasil ditangani oleh Humas dengan berlandaskan pada
etika dan kepribadian Humas ialah kasus yang dialami oleh perusahaan JNE pada tahun
2021. Berikut akan dijelaskan kronologi serta analisis kasusnya.

a. Kronologi Kasus

Viral Boikot JNE hingga Berujung PHK

Source: Cnnindonesia.com

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 14


Tanggal Kejadian Kronologi
PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) tersandung kasus
rasisme setelah poster yang berkenaan dengan informasi
pembukaan lowongan pekerjaan beredar di media,
khusunya media sosial Twitter. Masyarakat marah
setelah melihat salah satu poin persyaratan lowongan
kerja sebagai kurir yakni “diwajibkan beragama Islam”.
Setelah dikonfirmasi, poster tersebut benar dari JNE,
tepatnya cabang JNE di Tamiang Layang, Kabupaten
Barito Timur, Kalimantan Tengah. Perusahaan yang
menaunginya ialah CV Bangun Banua Lestari. Berikut
posternya.

Beredar
7
poster dan
Desember
tagar
2021
Boikot JNE

Source: Uzone.id
Kemudian netizen langsung membuat tagar Boikot JNE
dan turut membanjiri kolom komentar akun media
sosial resmi @JNE_ID.

Salah satu akun warganet (@pencerah) mempertanyakan


maksud dari poster tersebut kepada akun Twitter
customer services JNE (@JNEcare) pada 8 Desember
2021. Isi Twitter-nya ialah, "Apa maksudnya @JNECare
hanya memprioritaskan karyawan hanya untuk muslim
saja, apakah non muslim tidak diakui di negeri ini?"

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 15


Akun lainnya kemudian berkomentar (@raihan_oo7),
"Berani enggak? JNE sekalian tolak titipan paket dari
non muslim? Bisa bangkrut kamu JNE."
Setelah skandal ini ramai diperbincangkan oleh netizen,
JNE melakukan klarifikasi terkait hal tersebut. Mereka
mengambil langkah tegas dengan melakukan
permohonan maaf dan memberikan sanksi tegas kepada
mitra dan oknum karyawan yang terlibat dalam kasus
SARA tersebut. Mereka juga membuat keterangan resmi
pada laman Twitter resminya (@JNE_ID), "Oleh karena
itu manajemen JNE secara tegas memberikan sanksi
pemutusan hubungan kerja sama dengan pihak mitra dan
kepada oknum karyawan yang terkait dengan kasus ini
akan dilakukan pemutusan hubungan kerja."

Pihak JNE
Melakukan
Klarifikasi
8
melalui
Desember
Media
2021
Sosial dan
Secara
Langsung

JNE juga menjelaskan bahwa kejadian ini adalah suatu


bentuk pelanggaran Standar Operasional Prosedur
(SOP), sebab JNE menyebutkan bahwa mereka
menjunjung tingi dan menerapkan nilai-nilai
keberagaman dan perbedaan. Pernyataan ini dipertegas
dengan penjelasan mereka, "JNE hadir di Indonesia

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 16


selama 31 tahun dan dibangun oleh manajemen dan
karyawan atau karyawati yang berasal dari beragam suku
bangsa, ras, dan agama.”

Manajemen perusahaan juga mengklaim bahwa


perusahaan telah banyak mengadakan aktivitas atau
kegiatan yang dilatarbelakangi oleh agama yang
berbeda-beda, seperti umroh, pengiriman Al-Qur’an dan
Alkitab gratis.
Pihak JNE juga melakukan klarifikasi langsung ketika
Perusahaan
ditemui oleh salah satu media. Klarifikasi disampaikan
JNE
oleh Vice President of Marketing, yaitu Eri Palgunadi,
Melakukan
“Kami memberikan sanksi dengan pemutusan hubungan
PHK
kerja sama dengan pihak mitra.” Upaya-upaya yang
terhadap
dilakukan akhirnya berhasil meredahkan amarah
Pihak-
masyarakat, sebab JNE telah melakukan PHK terhadap
Pihak yang
kantor cabang serta perusahaan yang terlibat pada kasus
Terlibat
ini.

a. Analisis Kasus
Pada permasalahan yang dialami oleh perusahaan JNE,
para praktisi Humas-nya telah melanggar etika dan
kepribadian Humas yang berkenaan dengan kasus
rasisme. Apabila dilihat dari kode etik Profesi Humas
yang diresmikan oleh Perhimpunan Hubungan
Kode Etik yang Masyarakat Indonesia (PERHUMAS), Perusahaan JNE
Dilanggar telah melanggar Pasal III yang berkenaan dengan
Perilaku terhadap Masyarakat dan Media Massa, lebih
tepatnya pada Ayat 1 yang berbunyi “Anggota
PERHUMAS INDONESIA harus menjalankan kegiatan
profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat serta harga diri anggota masyarakat.”

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 17


Hal tersebut dikarenakan praktisi Humas JNE dianggap
tidak menghargai masyarakat dengan melakukan tindak
rasisme terhadap masyarakat non-muslim.
Respons Perusahaan Mengambil tindakan permohonan maaf dengan cepat.
Pada kasus ini, perusahaan JNE telah melakukan hal
yang benar sehingga mereka berhasil melewati skandal
yang menimpa perusahaan dengan baik, strategi yang
mereka lakukan ialah:
a. Menganalisis sumber permasalahan, yakni dari
poster yang beredar luas.
b. Menemukan kantor cabang yang melakukan tindak
rasisme, yaitu cabang JNE di Tamiang Layang,
Strategi Penyelesaian Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah.
Masalah c. Merilis permohonan maaf pada akun Twitter resmi,
yakni @JNE_ID. Pada permohonan maafnya, JNE
berhasil memberikan penjelasan yang baik guna
mendukung bahwa pengakuan kesalahan mereka
juga didukung oleh fakta-fakta yang membuat trust
dari publik tetap bertahan.
d. Pemberlakuan PHK terhadap kantor cabang serta
perusahaan yang terlibat pada kasus.
e. Trust publik kembali.
Setelah kejadian ini, trust atau kepercayaan dari
masyarakat terhadap perusahaan JNE kembali memulih,
hal tersebut terbukti dari perusahan JNE yang hingga
Dampak Pasca Krisis
sekarang masih tetap eksis sebagai perusahaan yang
bergerak pada bidang pengiriman dan logistik di
Indonesia.

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 18


2.3 Analisis Kasus Kegagalan Humas
Kasus krisis perusahaan yang gagal ditangani oleh Humas dengan berlandaskan pada etika
dan kepribadian Humas ialah kasus yang dialami oleh perusahaan susu asal Korea Selatan
yaitu Namyang Dairy, pada tahun 2021. Berikut akan dijelaskan kronologi serta analisis
kasusnya.

a. Kronologi Kasus

Bos Perusahaan Namyang Dairy Mundur


Usai Klaim Yogurt Mereka Ampuh Lawan Covid-19

Source: Tempo.co

Tanggal Kejadian Kronologi


Kepala Lembaga Penelitian Internal Namyang Dairy
Namyang (Park Jong-su) menyampaikan hasil penelitiannya
Dairy tentang Bulgaris yakni minuman Yogurt dari
Mengklaim perusahaan mereka. Hasil penelitian disampaikan pada
16 April Produk sebuah simposium yang diselenggarakan oleh Korea
2021 Mereka Research and Institute of Bio Medical Science.
Ampuh Penjelasan yang diutarakan oleh Park ialah, “Kami
melawan adalah perusahaan pertama di negara ini yang
Covid-19 menemukan bahwa produk susu fermentasi efektif
dapat mencegah virus influenza dan Covid-19.

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 19


Source: Koreajoongangdaily.com
Park juga menambahkan bahwa tes untuk virus Covid-
19 dilakukan menggunakan sel paru-paru monyet,
“Eskperimen kami menunjukkan bahwa Bulgaris
membantu menghilangkan virus influenza A (H1N1)
dengan tingkat keberhasilan 99,999% dan Covid-19
dengan tingkat nilai keberhasilan yakni 77,8%.
Produk Bulgaris terjual habis di toko-toko lokal dan
Penjualan situs online sehingga membuat Samyang Namyang
Produk Dairy mengalami peningkatan. Namyang Dairy
Bulgaris berhasil meraup keuntungan sebesar Rp 4,6 juta dan
Melonjak penjualan menungkat hingga 28,6% hingga menyentuh
489.000 won atau sekitar RP 6,3 juta.
Kementerian Keamanan Makanan dan Obat
mengahukan komplain atas tuduhan melanggar
Undang-Undang Pelabelan dan Periklanan Makanan,
Kementerian lebih tepatnya terkait dengan penyebaran informasi
Keamanan yang menyesatkan. Pihak ini juga mengeluarkan
Makanan pernyataan bahwa Namyang Dairy tidak memiliki bukti
dan Obat yang kuat untuk membuktikan bahwa produk Bulgaris
Mengajukan mereka efektif melawan Covid-19.
Komplain
Opini mereka juga semakin dipertegas setelah Badan
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea
mengatakan bahwa, “Untuk mengetahui apakah suatu

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 20


makanan dapat mencegah atau menyembuhkan Covid-
19 harus dilakukan tes secara langsung ke manusia.”
Bukan kepada makhluk hidup lainnya, seperti binatang
atau pada kasus ini ialah pada monyet.
Setelah tidak adanya itikad baik dari pihak Namyang
Kantor Pusat
Dairy, Polisi Seoul pun menggerebek kantor pusat
Namyang
30 April perusahaan. Mereka melakukan penggeledahan di
Dairy
2021 markas besar dan lima fasilitas lain di Namyang Dairy
Digrebek
Products Co, termasuk laboratorium di pusat Sejong
Polisi
sejak pukul 9:30 pagi waktu setempat.
Pada momen permintaan maaf publik serta
pengunduran dirinya, pemimpin Namyang Dairy
Product (Hong Won-Sik) mengatakan bahwa. “Saya
akan mengundurkan diri dari posisi ketua Namyang
Dairy untuk bertanggung jawab atas semua ini dan saya
Pemimpin
tidak akan menyerahkan manajemen kepada anak-anak
atau Bos
saya,”
Perusahaan
4 Mei Namyang
2021 Dairy
Melakukan
Pengunduran
Diri

Source: Jawapos.com
Namun setelah adanya bentuk pertanggungjawaban
berupa permohonan maaf kepada publik dan
pengunduran diri yang dilakukan oleh pemimpin utama
perusahaan raksasa Namyang Dairy ini, tidak banyak
membantu untuk menenangkan reaksi para
konsumennya.

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 21


b. Analisis Kasus
Kasus yang dialami oleh Perusahaan susu asal Korea
Selatan atau Namyang Dairy ini telah melanggar kode
etik profesi Public Relations yang diresmikan oleh
International Public Relations (IPR), yakni pada Pasal II
tentang Ketentuan Mengenai Khalayak, Media, dan
Profesi Lain, ayat kedua yang isinya yaitu,
“Menjalankan tugas positif untuk senantiasa menjunjung
tinggi kebenaran, tidak mengungkapkan informasi-
informasi yang salah atau yang bersifat menyesatkan,
baik secara sadar maupun karena gegabah, serta selalu
Kode Etik yang
berusaha memastikan kebenaran suatu informasi
Dilanggar
sebelum mengemukakannya.”

Pada kasus ini, sudah jelas bahwa perusahaan Namyang


Dairy, khususnya bagian Humas telah melanggar kode
etik yang berkenaan dengan adanya penyebaran
informasi yang salah atau bersifat menyesatkan. Hal
tersebut karena informasi mengenai produk Bulgaris
yang mampu melawan Covid-19 belum teruji secara
klinis karena hanya dilakukan penelitian terhadap hewan
(monyet), bukan manusia.
Mengulur-ngulur proses klarifikasi, yakni tiga minggu
Respons Perusahaan
setelah skandal menyebar luas.
Pada kasus ini, Humas perusahaan Namyang Dairy
melakukan strategi penyelesaian yang pada akhirnya
membuat perusahaan menjadi bangkrut, dengan
Strategi Penyelesaian begitulah strategi yang mereka lakukan dianggap gagal,
Masalah berikut penjelasannya.
a. Namyang Dairy mengetahui tentang perusahaan
mereka yang dilaporkan telah menyebarkan
informasi yang menyesatkan.

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 22


b. Melakukan permohonan maaf kepada publik tiga
minggu setelah kasus dilaporkan.
c. Vice President melakukan pengunduran diri sebagai
bentuk pertanggungjawaban.
Setelah krisis ini terjadi, apa yang telah dilakukan oleh
perusahaan Namyang Dairy khususnya bagian Humas,
tidak banyak membantu guna mengembalikan
kepercayaan publik terhadap perusahaan. Hal tersebut
dikarenakan telah banyaknya produk Bulgaris yang
Dampak Pasca Krisis
dibeli oleh produsen dan informasi menyesatkan yang
telah tersebar dengan sangat luas di masyarakat. Dengan
begitu pasca kejadian perusahaan ini mengalami
penurunan omset dan penurunan tingkat kepercayaan
customer atau publiknya.

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 23


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keberhasilan perusahaan sangat bergantung dari adanya kerja sama antar elemen yang ada
di perusahaan. Mulai dari tingkatan teratas hingga terbawah. Namun, di balik itu semua
pihak terpenting yang berperan besar bagi perusahaan ialah Humas atau Public Relations
yang berada di garda terdepan dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada. Oleh
karenanya pihak Humas perusahaan harus mampu menjalankan perannya sesuai dengan
kode etik yang ada dan telah berlaku secara Universal, maupun sesuai dengan yang ada di
negaranya masing-masing.

3.2 Pendapat dan Saran


Perusahaan harus melakukan strategi yang mampu menguntungkan kedua belah pihak,
baik perusahaan maupun publiknya. Ketika melakukan kesalahan, maka langkah yang
harus diambil ialah menganalisis permasalahan sebaik mungkin dan sesegera mungkin
melakukan permohonan maaf kepada pihak yang dirugikan atau publiknya. Dengan
begitu, perusahaan akan tetap mendapat kepercayaan dari publiknya dan kondisi finansial
perusahaan tetap terjaga dengan baik.

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 24


DAFTAR PUSTAKA

Jefkins, Frank. 2018. Public Relations. Jakarta: Erlangga.

Perhumas. 2022. Kode Etik Perhumas. https://www.perhumas.or.id/kode-etik-perhumas/


(diakses pada 9 Mei 2022)
Primadhyta, Safyra. 2021. Kronologi Viral Boikot JNE hingga berujung PHK.
https://bit.ly/3vSVLfY (diakses pada 9 Mei 2022)
Wardani, Galuh Widya. 2021. Fakta Tagar Seruan Boikot JNE, Kronologi hingga Klarifikasi
Pihak. https://bit.ly/37sxwf3 (diakses pada 9 Mei 2022)
Saputra, Eka Yudha. 2021. Bos Perusahaan Susu Korsel Mundur Usai Klaim Yogurt Mereka
Ampuh Lawan Covid-19. https://bit.ly/37xgTz2 (diakses pada 9 Mei 2022)
Liputan6.com. 2021. Namyang Dairy Dikecam Usai Klaim Yogurt Produksinya Dapat Cegah
Covid-19. https://bit.ly/3kUt6Rs (diakses pada 9 Mei 2022)
Riadi, Muchlisin, 2020. Manajemen Krisis (Pengertian, Jenis, Tahapan, dan Penanganan).
https://bit.ly/3N2XK6T (diakses pada 9 Mei 2022)
Berita, Yahoo. 2020. Etika adalah Ilmu yang Penting Dipahami oleh Tiap Manusia.
https://bit.ly/3vSJfwY (diakses pada 9 Mei 2022)

Etika dan Kepribadian Humas | Rinjani 25

Anda mungkin juga menyukai