Anda di halaman 1dari 3

NAMA : IKA DAMAYANTI, S.Sos, M.

Si

JABATAN : KEPALA BIDANG EKONOMI

UNIT KERJA : BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT

KOMUNIKASI ADVOKASI KEBIJAKAN DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN


PERENCANAAN RKPD

Dalam menjalankan organisasi public, salah satu bagian penting yang harus
dilaksanakan oleh pemerintan adalah menginformasikan adanya kebijakan baru atau
mempertahankan kebijakan yang lama. Komunikasi ini melibatkan masyarakat yang
terkena dampak dari pelaksanaan suatu kebijakan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, komunikasi advokasi kebijakan yang dilakukan adalah
untuk membangun pengaruh agar masyarakat mau menerima atau mendukung
kebijakan tersebut, sekaligus mendapatkan saran dan masukan terhadap kebijakan
tersebut.

Komunikasi advokasi kebijakan dilakukan oleh pemerintah sebagai organisasi


sektor public untuk merubah sikap atau perilaku masyarakat terhadap suatu
kebijakan, peraturan atau intervensi tertentu. Komunikasi advokasi kebijakan ini
awalnya bersifat top down, atau inisiatif awal berasal dari pemerintah. Akan tetapi
pada prosesnya akan berubah menjadi dua arah pada saat masyarakat diikutsertakan
dalam komunikasi tersebut.

Dalam Menyusun dokumen perencanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah


(RKPD), pemerintah juga melaksanakan proses komunikasi advokasi kebijakan
sebagai bagian penting pada proses perencanaan pembangunan daerah. Hal ini
sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
dimana dijelaskan bahwa Rancangan Awal RKPD dibahas Bersama kepala perangkat
daerah dan pemangku kepentingan dalam Formu Konsultasi Publik untuk
memperoleh masukan dan saran peyempurnaan yang dirumuskan dalam berita acara
kesepakatan Bersama.

Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RKPD dilaksanakan untuk


menginformasikan kepada para pelaku kepentingan dan perwakilan masyarakat
tentang kebijakan pembangunan daerah yang terdiri atas tujuan dan arah kebijakan
pembangunan daerah pada perencanaan tahun berikutnya yang dilengkapi dengan
permasalahan, isu strategis dan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun
sebelumnya. Rancangan awal RKPD juga menjelaskan tentang arah kebijakan
pembangunan nasional dan provinsi dalam rangka sinkronisasi pembangunan untuk
mencapai tujuan pembangunan sebagaimana tertuang dalam Visi dan Misi
Pembangunan.

Melalui komunikasi advokasi kebijakan, masyarakat menjadi lebih memahami


tentang prioritas pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah baik
pusat maupun daerah. Sehingga kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah akan
mendapatkan dukungan masyarakat yang memang merupakan target dari
implementasi kebijakan tersebut.

Dengan dilaksanakannya forum konsultasi public rancangan awal RKPD serta


Musrenbang RKPD, masyarakat menjadi lebih memahami tentang tahapan
pelaksanaan pembangunan daerah serta tujuan tujuan yang ingin dicapai pemerintah
dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Masyarakat perlu mendapat informasi
tentang tujuan pembangunan sebagaimana tertuang dalam dokumen RKPD.
Sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam mendukung proses pembangunan
karena mengetahui bahwa tujuan pembangunan tersebut adalah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan kebijakan pembangunan yang
terkomunikasikan dengan baik dan transparan, maka akan menimbulkan rasa
percaya serta dukungan terhadap pelaksanaan kinerja pemerintah. Karena dukungan
masyarakat sangat diperlukan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah agar tercipta
situasi yang kondusif sehingga pelaksanaan program pemerintahan yang telah
ditetapkan dapat berjalan dengan lancer.

Namun yang harus menjadi perhatian dalam pelaksanaan advokasi kebijakan


adalah konsistensi antara kebijakan yang disampaikan dengan Tindakan yang
dilaksanakan oleh pemerintah. Kebijakan yang dikomunikasikan kepada masyarakat
sesuai dengan kenyataan, apa yang dijanjikan kepada masyarakat harus dipenuhi.
Ketidakkonsistenan antara kata-kata dan perbuatan bisa berakibat fatal dan
menimbulkan gejolak di masyarakat.

Contohnya, tujuan dan sasaran apa yang direncanakan pemerintah dalam


dokumen perencanaan RKPD yang akan dicapai, maka itu juga yang akan
dilaksanakan dan dicapai oleh pemerintah. Jika terjadi ketidaksinkronan dan
ketidakkonsistenan antara perencanaan dengan pelaksanaan maka masyarakat akan
kehilangan rasa kredibilitas dan kepercayaan terhadap pemerintah selaku organisasi
publik dan akhirnya dapat kehilangan otoritas pemerintah.

Dalam hal komunikasi advokasi kebijakan, dibutuhkan juga masukan dari


masyarakat untuk memperbaiki kualitas kebijakan dalam rangka memenuhi
ekspektasi masyarakat, sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan di lapangan.

Terdapat cara-cara komunikasi tertentu yang dapat dilakukan dalam


menampung aspirasi masyarakat. Dalam Menyusun dokumen perencanaan RKPD
juga menggunakan komunikasi untuk menampung asprasi masyarakat yang dikenal
dengan istilah Top-down dan Bottom-Up yang dilaksanakan melalui proses
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah atau Musrenbang. Musrenbang
merupakan forum penjaringan permasalahan dan isu strategis yang dihadapi
masyarakat secara langsung dan dibahas bersama-sama untuk memperoleh usulan
permasalahan prioritas masyarakat mulai dari tingkat desa, kecamatan, Kabupaten,
Provinsi bahkan sampai ketingkat Nasional dan dirumuskan dalam berita acara
kesepakatan. Pelaksanaan musrenbang juga merupakan bagian komunikasi advokasi
kebijakan karena perlu dilaksanakan sinkronisasi prioritas permasalahan di
masyarakat dengan program prioritas nasional, provinsi dan kabupaten. Melalui
pelaksanaan Musrenbang, maka kebijakan pembangunan dari pusat sampai dengan
daerah dapat tersampaikan langsung kepada masyarakat melalui perwakilannya.
Pelaksanaan musrenbang merupakan komunikasi untuk memperoleh umpan balik
terhadap kebijakan dan memanfaatkan umpan balik yang diperoleh untuk
memperbaiki kebijakan dalam meningkatkan kualitas kebijakan serta citra pemerintah
di mata masyarakat. Sehingga masyarakat menjadi lebih yakin terhadap layanan
pemerintah.

Dengan pelaksanaan musrenbang, masyarakat dapat memperoleh informasi


yang akurat tentang program prioritas pembangunan, target-target pembangunan
arah kebijakan pembangunan. Dan sebagai umpan balik, pemerintah mendapatkan
masukan langsung dari masyarakat terkait permasalahan yang dihadapi langsung
oleh masyarakat dan menjadi prioritas untuk harus segera diselesaikan. Melalui
Musrenbang, tidak jarang anggota masyarakat memberikan ulasan dan tanggapan
langsung terhadap prioritas pembangunan yang akan direncanakan oleh pemerintah.

Dengan berjalannya system Komunikasi Advokasi Kebijakan yang baik maka


akan tercipta harmonisasi hubungan antara pemerintah sebagai pelaku
pembangunan dengan masyarakat sebagai tujuan pelaksanaan pembangunan.
Karena kebijakan tentang tujuan dan arah pembangunan yang akan dilaksanakan
oleh pemerintah telah tersampaikan dan dapat diterima oleh masayarakat setelah
melewati beberapa tahapan komunikasi strategis antara pemerintah dan masyarakat.
Harmonisasi komunikasi strategis yang tercipta antara pemerintah dan masyarakat
sangat diperlukan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang telah
ditetapkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan sistem komunikasi advokasi kebijakan diperlukan oleh sebuah


organisasi terutama pemerintah, dengan orang-orang yang masing-masing memiliki
tugas, saling berkaitan satu sama lain sebagai suatu sistem tertentu. Sistem
komunikasi diperlukan agar kinerja organisasi berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan organisasi. Komunikasi berperan dalam meningkatkan produktivitas
di tempat kerja yang pada akhirnya sekaligus meningkatkan keberhasilan pemerintah
dalam melaksanakan fungsi dan perannya.

Anda mungkin juga menyukai