c) Kepemimpinan Pancasila
Bila mengacu pada sila-sila yang ada pada Pancasila, Kepemimpinan
Pancasila adalah:
1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, akan menciptakan
pemimpin yang memiliki sifat religiusitas yang baik. Keberadaannya
sebagai makhluk ciptaan Tuhan akan tunduk dengan aturan dan
pedoman yang diyakininya. Keberadaan Tuhan cukup menjadikan
dirinya sadar bahwa setiap tindak tanduknya akan diawasi secara
melekat di manapun, kapan pun. Pemimpin yang takut di awas
Tuhannya, bukan takut diawasi aparat penegak hukum atau disadar
Komisi Pemberantasan Korupsi.
2. Sila Kedua, Kemanuasian yang Adil dan Beradab, akan
menciptakan pemimpin yang sadar betul artinya keadilan bagi
seluruh unsur masyarakat di negeri ini. Tidak ada satupun yang
memiliki keistimewaan di mata hukum, atau kebijakan yang dibuat.
Hak Asasi Semua unsur manusia di negeri ini harus dilindungi dan
dibela. Sikap ini juga merupakan cerminan dari manusia yang
religius.
3. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia, akan menciptakan pemimpin yang
mementingkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongannya. Semua keputusannya akan mencerminkan
kepentingan persatuan negeri ini.
4. Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dan Permusyawaratan Perwakilan, akan
menciptakan pemimpin yang memiliki jiwa kerakyatan yang tinggi.
Dalam konteks ASN, apa yang dilakukan harus dapat
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada masyarakat sebagai
pemberi kepercayaan. Pemimpin yang mengedepankan kepentingan
rakyat akan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang dibuat dalam
sudut pandang kepentingan rakyat secara luas.
5. Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, akan
menciptakan pemimpin yang adil secara inklusif kepada siapapun.
Sikap ini harus berlandaskan moral yang cukup kuat, berintegritas,
dalam artian, mampu adil dari dalam hati, ucapan, hingga tindakan.
2) Bela Negara
a. Definisi Bela Negara
Secara eksplisit, bela negara tertuang dalam Pasal 27 Ayat (3) Undang-
Undang Dasar NRI Tahun 1945, isinya “setiap warga negara berhak
danwajib ikut serta dalam upaya Pembelaan Negara”. Bela negara ini,
tidak lain merupakan upaya dalam menjaga ketahanan dan keamanan
negara, baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Hal ini
termaktub jelas dalam Pasal 30 UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 di mana pada ayat (1) dijelaskan bahwa “Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara”. Dengan demikian, keterlibatan warga negara dalam upaya bela
negara merupakan suatu keniscayaan sebagai ungkapan rasa cinta
terhadap tanah air.