Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK KEBIJAKAN PUBLIK TENTANG DICABUTNYA HET MINYAK

GORENG MELALUI PERMENDAG NO. 11 TAHUN 2022

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“HUKUM KEBIJAKAN PUBLIK”

Dosen Pengampu :
Ahmad Baihaqi, S.H.I., M.H.

Disusun oleh :
Mochamad Afrizal Tri Fernanda

(103200032)

JURUSAN HUKUM TATANEGARA

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis dampak kebijakan publik merupakan fokus pembicaraan yang menarik untuk
dicermati. Daya tarik ini minimal didasarkan pada tiga hal penting. Pertama, konteks
desentralisasi pemerintahan yang mewarnai wacana penyelenggaraan pemerintah di berbagai
negara, termasuk di Indonesia. Kedua, studi tentang dampak kebijakan yang senantiasa
dikritisi oleh berbagai pihak (kalangan akademisi dan praktiksi). Ketiga, esensi dan urgensi
evaluasi kebijakan publik, karena kemanfaatan kebijakan yang dievaluasi terlihat melalui
dampaknya terhadap sasaran (target) yang dituju.

Memasuki tahun 2022, Ketika pandemi covid 19 mulai berakhir, perekonomian mulai
berjalan sebagaimana mestinya. Rakyat mulai diperbolehkan berkumpul dengan jumlah yang
lebih banyak. Hal ini berdampak bagi para pengusaha yang komoditinya merupakan tempat
ramai. Mulai dari penjual mainan, jajanan anak kecil, penjual gorengan, angkringan, dll.

Dan minyak goreng sebagai salah satu dari yang paling dibutuhkan masyarakat, mulai
mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena banyak hal. Mulai dari banyaknya ekspor luar
negeri, hingga banyaknya mafia minyak goreng yang baru baru ini ditangkap. Dan puncaknya
adalah ketika Dirjen Kemendagri terlibat kasus suap. Hal ini membuat kepercayaan
masyarakat menjadi ternodai. Orang yang seharusnya bertanggung jawab menjaga stabilitas
bahan pokok terjerat kasus sehingga dicopot dari jabatannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu dampak kebijakan publik ?
2. Bagaimana kasus kebijakan publik di Indonesia ?
3. Apa hal hal yang menyebabkan kenaikan harga minyak di Indonesia ?
4. Bagaimana dampak dari kebijakan publik yang mencabut HET minyak goreng ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian dari dampak kebijakan publik
2. Memahami tentang apa saja kebijakan publik yang ada di Indonesia
3. Mampu mengetahui penyebab kenaikan harga minyak goreng di Indonesia
4. Mengetahui dan memahami dampak dari pencabutan HET minyak goreng
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Publik

Kebijakan publik atau public policy yang diambil pemerintah di belahan dunia manapun,
termasuk di Indonesia merupakan aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah yang
terjadi di tengah masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga
pemerintah. Kebijakan publik menurut hemat saya adalah keputusan-keputusan yang
mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh
pemegang otoritas publik. Sebagai keputusan yang mengikat publik maka kebijakan publik
haruslah dibuat oleh otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau
orang banyak, umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat
banyak.

Selanjutnya, kebijakan publik akan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di jalankan
oleh birokrasi pemerintah. Fokus utama kebijakan publik dalam negara modern adalah
pelayanan publik, yang merupakan segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh negara untuk
mempertahankan atau meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak.

B. Dampak Kebijakan Publik

Dampak kebijakan adalah keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh suatu kebijakan dalam
kondisi kehidupan nyata (Dye, 1981). Menurut Anderson (1984), semua bentuk manfaat dan
biaya kebijakan , baik yang langsung maupun yang akan datang, harus diukur dalam bentuk
efek simbolis atau efek nyata. Output kebijakan adalah berbagai hal yang dilakukan
pemerintah. Kegiatan ini diukur dengan standar tertentu. Angka yang terlihat hanya
memberikan sedikit informasi mengenai outcome atau dampak kebijakan public, karena
untuk menentukan outcome kebijakan publik perlu diperhatikan perubahan yang terjadi
dalam lingkungan atau sistem politik yang disebabkan oleh aksi politik. Pengetahuan
mengenai jumlah dana perkapita yang digunakan untuk siswa dalam sistem persekolahan atau
untuk kasus lainnya, tidak dapat memberikan informasi mengenai efek persekolahan terhadap
kemampuan kongnitif, afektif, dan psikomitik siswa. Menurut sebagian pakar (Dye, 1981 ;
Anderson, 1984), terdapat sejumlah dampak kebijakan yang perlu diperhatikan di dalam
evaluasi kebijakan, yakni :
1. Dampak kebijakan terhadap situasi atau kelompok target. Objek yang dimaksud
sebagai sasaran kebijakan harus jelas. Misalnya masyarakat miskin (berdasarkan
keriteria tertentu), para pengusaha kecil, kelompok anak-anak sekolah yang
termarjinalkan, atau siapa saja yang menjadi sasaran. Efek yang dituju oleh kebijakan
juga harus ditentukan. Jika berbagai kombinasi sasaran tersebut dijadikan fokus masa
analisisnya menjadi lebih rumit karena prioritas harus diberikan kepada berbagai efek
yang dimaksud. Disamping itu, perlu dipahami bahwa kebijakan kemungkinan
membawa konsekuensi yang diinginkan atau tidak diinginkan. Faktanya : Implikasi
atau dampak kebijakan berbagai program penanggulangan kemiskinan (Program
Pengembangan Kecamatan, Kemitraan Bagi Pengembangan Ekonomi Lokal, CERD,
P2KP, Program Pengembangan Prasarana Perdesaan, dan sebagainya) dengan sasaran
orang miskin di berbagai wilayah Indonesia, merupakan salah satu bukti nyata.
Implikasi kebijakannya terlihat misalnya melalui upaya program tersebut di dalam
mengembangkan kegiatan ekonomi produktif, kemudahan akses masyarakat terhadap
akses pendanaan-informasi-pasar-jaringan, kemudahan akses terhadap peningkatan
kualitas dan kuantitas pelayanan publik, kemudahan terhadap penyediaan hak-hak
dasar masyarakat miskin, peningkatan kualitas hidup masyarakat yang dapat dilihat
dari penyediaan fasilitas sosial, prasarana da sarana, pendidikan, faktor lingkungan,
perwakilan (hak) politik, dan kebutuhan lainnya.
2. Dampak kebijakan terhadap situasi atau kelompok lain selain situasi atau kelompok
target. Hal ini disebut efek eksternalitas atau spillover, karena jumlah sejumlah
outcome kebijakan publik sangat berarti dipahami dengan istilah eksternalitas.
Faktanya : dampak kebijakan penanggulangan kemiskinan melalui beberapa program
(Program Pengembangan Kecamatan, Kemitraan Bagi Pengembangan Ekonomi
Lokal, CERD, P2KP, Program Pengembangan Prasarana Perdesaan, dan sebagainya),
telah melibatkan secara langsung dan tidak langsung berbagai pihak, termasuk
pemerintah, pengusaha, aparat pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat, guru,
penyuluh kesehatan, konsultan, kontraktor dan sebagainya.
3. Dampak kebijakan terhadap kondisi sekarang dan kondisi masa yang akan datang.
Faktanya : Dampak kebijakan penanggulangan kemiskinan melalui beberapa program
seperti tersebut diatas, telah menguatkan fondasi ekonomi kerakyatan dan
kemandirian masyarakat miskin khususnya dan masyarakat pada umumnya. Bahkan
dapat dikatakan bahwa dampak positif kebijakan tersebut meneguhkan keinginan
masyarakat dalam merespon gagasan otonomi daerah yang baru dimulai
pelaksanaanya sejak tahun 1999 (Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, Undang Undangundang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, yang kemudian diganti dengan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004).
4. Biaya langsung kebijakan, dalam bentuk sumber dana dan dana yang digunakan
dalam program. Faktanya : Berbagai lembaga donor (nasional dan internasional) telah
merealisasikan programnya. Hal ini logis dan sejalan dengan beberapa kesepakatan
dalam program penanggulangan kemiskinan yang dibiayai oleh berbagai pihak seperti
World Bank, UNDP, ADB, JICA, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
5. Biaya tidak langsung kebijakan, yang mencakup kehilangan peluang melakukan
kegiatankegiatan lainnya. Biaya tersebut sering tidak diperhitungkan dalam
melakukan evaluasi kebiajakan publik karena sebagian tidak dapat dikuantifikasi.
Faktanya : tidak bisa dipungkiri bahwa program yang dijalankan akan melibatkan
berbagai pihak yang dengan keterlibatannya menghalangi melakukan kegiatan lain,
misalnya anak dan anggota keluarga dari masyarakat miskin yang dulunya turut
membantu kegiatan orang tua, harus berada di bangku sekolah untuk belajar pada jam
tertentu. Hal ini berarti kesempatan membantu orang tuanya bekerja menjadi hilang
atau berkurang
6. Tentu saja, juga sulit mengukur manfaat tidak langsung dari kebijakan terhadap
komunitas. Faktanya : Hal ini sesungguhnya dapat dilihat dari dampak simbolis
kebijakan, misalnya di bidang pendidikan terlihat dari perubahan sikap dan perilaku
masyarakat 4 untuk sadar akan arti penting pendidikan atau di bidang kesehatan
melalui sikap dan perilaku sehat yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara teoritis, dampak kebijakan tidak sama dengan output kebijakan. Karena itu menurut
Dye (1981), penting untuk tidak mengukur manfaat dalam bentuk aktivitas pemerintah
semata. Hal ini perlu dicermati karena yang seringkali terlihat adalah pengukuran aktivitas
pemerintah semata-mengukur output kebijakan. Dalam menjelaskan determinan kebijakan
publik, ukuran output kebijakan publik sangat penting untuk diperhatikan. Namun, dalam
menilai dampak kebijakan publik, perlu ditemukan identitas perubahan dalam lingkungan
yang terkait dengan upaya mengukur aktivitas pemerintah.

C. Harga Minyak Goreng Awal tahun 2022


Dikutip dari Liputan6.com, harga minyak goreng di awal tahun 2022 menjadi mahal. Menteri
Perdagangan Muhammad Lutfi menyoroti masalah harga minyak goreng yang mahal pada
awal 2022 ini. Dia memaparkan berbagai indikator penyebab, salah satunya kenaikan harga
minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). "Ini adalah fenomena yang akan kita hadapi
di tahun 2022. Kenapa? Harga minyak goreng naik itu karena harga CPO naik. Itu naik, kita
juga mempunyai andil dalam kenaikan itu," jelasnya saat peluncuran BUMN Holding
Pangan, Rabu (12/1/2022).

Mendag Lutfi menyebut, ada macam-macam mekanisme harga minyak sawit mentah. Tetapi
harga naik ini menjadi salah satu tujuan daripada Indonesia yang memproduksi kelapa sawit
terbesar dunia. "Ekspor kita tahun 2021 ini mustinya mencapai USD 27 miliar. Tertinggi
dalam sejarah, harga per ton Rp 1.340. apa efeknya, harga minyaknya naik," ujar Mendag
Lutfi. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan saat ini tengah melakukan intervensi
supaya harga minyak goreng tetap ada dan terjangkau. Selain ketersediaan barang terpenuhi,
harga bisa terkendali di angka Rp 14 ribu per liter. "Mekanismenya menggunakan BPDPKS,
kira-kira kita akan menggunakan subsidi Rp 3 ribu, kita siapkan 1,2 miliar liter untuk 6 bulan
pertama tahun 2022, saya jamin harga akan di Rp 14 ribu," serunya.

Fenomena mahalnya minyak goreng begitu dirasakan oleh masyarakat. Terutama rakyat
kecil, dan pengusaha gorengan yang sangat bergantung pada minyak goreng. Meskipun
mendag sudah menjamin ketersediaan minyak goreng dengan harga yang terjangkau namun
fakta di lapangan sangatlah berbeda.

D. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 6 Tahun 2022

Dalam mengatur harga minyak goreng, kementerian dalam negeri mengeluarkan permendagri
no. 6 tahun 2022 untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng. Berikut isinya,

Pasal 3

(1) Menteri menetapkan HET Minyak Goreng Sawit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1).

(2) HET sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar:


a. Rp 11.500,00 (sebelas ribu lima ratus rupiah) perliter, untuk Minyak Goreng Curah;

b. Rp 13.500,00 (tiga belas ribu lima ratus rupiah)

perliter, untuk Minyak Goreng Kemasan Sederhana;

dan

c. Rpl4.000,00 (empat belas ribu rupiah) perliter, untuk Minyak Goreng Kemasan Premium.

(3) Besaran HET sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk pajak pertambahan nilai
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru untuk minyak goreng. Per 1
Februari 2022, harga minyak goreng mulai Rp 11.500 per liter. Perinciannya: HET minyak
goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan
minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter. "Kebijakan HET ini akan mulai
berlaku pada 1 Februari 2022," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam
konferensi pers secara virtual, Kamis (27/1). Selama masa transisi yang berlangsung hingga 1
Februari 2022, Lutfi menegaskan, kebijakan minyak goreng satu harga sebesar Rp 14.000 per
liter tetap berlaku. “Hal tersebut dengan mempertimbangkan memberikan waktu untuk
penyesuaian serta manajemen stok minyak goreng di tingkat pedagang hingga pengecer,”
ujarnya.

Menteri perdagangan pun menginstruksikan para produsen untuk mempercepat penyaluran


minyak goreng serta memastikan tidak terjadi kekosongan di tingkat pedagang dan pengecer,
baik di pasar tradisional maupun ritel modern. “Kami kembali mengimbau masyarakat untuk
tetap bijak dalam membeli dan tidak melakukan panic buying, karena pemerintah menjamin
stok minyak goreng tetap tersedia dengan harga terjangkau," tegas Lutfi. "Selain itu,
pemerintah juga akan mengambil langkah-langkah hukum yang sangat tegas bagi para pelaku
usaha yang melanggar ketentuan,” ungkapnya. Lutfi mengharapkan, dengan pelaksanaan
kebijakan ini, masyarakat bisa terus mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau
dan pedagang serta produsen tetap diuntungkan. “Dengan kebijakan ini, kami berharap harga
minyak goreng dapat menjadi lebih stabil dan terjangkau untuk masyarakat, serta dapat tetap
menguntungkan bagi para pedagang kecil, distributor, hingga produsen,” katanya.
E. Dicabutnya Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 6 tahun 2022

Wakil Ketua DPR RI RI Sufmi Dasco Ahmad mengkritik pencabutan ketentuan harga eceran
tertinggi (HET) minyak goreng kemasan yang sebelumnya diatur dalam Peraturan Menteri
Perdagangan (Permendag) Nomor 6 Tahun 2022. Menurutnya, pencabutan HET minyak
goreng kemasan tidak berpihak kepada rakyat, tetapi justru akan menguntungkan pengusaha.
"Pencabutan Permendag Nomor 6 Tahun 2022 itu menunjukkan bahwa keberpihakan Menteri
Perdagangan bukan kepada rakyat, tapi kepada pengusaha," kata Dasco dalam keterangan
tertulis kepada Parlementaria, Jumat (18/3/2022). Menurut Dasco, pemerintah semestinya
dapat mengambil langkah tegas dalam mengatasi masalah minyak goreng berbekal
Permendag Nomor 6 Tahun 2022. Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Ekonomi dan
Keuangan (Korekku) itu mengatakan sejak awal DPR telah mengingatkan agar jangan sampai
Permendag Nomor 6 Tahun 2022 yang mengatur harga minyak goreng hanya menjadi
kebijakan macan kertas. “Tapi faktanya, kebijakan ini hanya jadi macan kertas. Kebijakan ini
tidak bisa menyelesaikan persoalan minyak goreng,” imbuhnya.

Dasco juga menyinggung klaim Kementerian Perdagangan terkait surplus pasokan minyak
goreng di hampir seluruh wilayah di Sumatera. Di Sumatera Utara pada periode 14 Februari
hingga 16 Maret 2022 misalnya, pasokan minyak goreng mencapai 60 juta liter. Namun,
barang itu tidak ada di pasar maupun supermarket. Menurutnya, berbekal Permendag Nomor
6 Tahun 2022 pemerintah bisa ambil langkah tegas. Pemerintah tinggal memerintahkan
produsen Crude Palm Oil (CPO) untuk melakukan Domestik Market Obligation (DMO) dan
Domestic Price Obligation (DPO) ke perusahaan minyak goreng. “Kalau CPO-nya tidak
jalan, pemerintah harus berani cabut HGU perusahaan kelapa sawit itu. Perusahaan minyak
goreng juga bisa dicabut izinnya kalau tidak memproduksi minyak goreng yang sesuai
kebutuhan rakyat,” kata Dasco. Politisi Partai Gerindra itu juga mengaku prihatin dengan
adanya masyarakat yang meninggal dunia akibat antre minyak goreng, padahal Indonesia
merupakan negara produsen minyak kelapa sawit. Karena itu Dasco mendorong agar seluruh
pemangku kepentingan, baik pemerintah, kepolisan, dan DPR bergandengan tangan untuk
menyelesaikan persoalan minyak goreng di Tanah Air. "Ini ibarat rakyat mati di lumbung
padi. Negara kita adalah salah satu produsen utama CPO dunia, tapi kenapa timbul persoalan
kelangkaan minyak goreng. Untuk itu pemerintah diminta tegas kepada oknum pengusaha
nakal," kata legislator daerah pemilihan (dapil) Banten III itu.
Sebelumnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memberlakukan kebijakan baru untuk
mengatasi kelangkaan minyak goreng dengan mencabut ketentuan HET minyak goreng
kemasan. Otomatis, harga eceran minyak goreng kemasan akan dilepas ke mekanisme pasar.
Hal ini yang membuat minyak goreng mendadak berlimpah namun harganya meroket. Meski
HET minyak goreng kemasan dicabut, pemerintah tetap menerapkan HET minyak goreng
curah sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram yang akan disubsidi melalui
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS). "Pada 16 Maret telah
ditentukan Permendag Nomor 11 Tahun 2022 yang mencabut Permendang Nomor 06 tentang
harga eceran tertinggi minyak goreng dan Permendag Nomor 11 Tahun 2022 tersebut baru
dan sudah diundangkan," kata Lutfi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis
(17/3/2022).

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy menilai dikembalikannya


harga minyak goreng kemasan ke harga keekonomian, maka ada potensi kelompok menengah
akan ikut membeli minyak goreng curah, yang pada umumnya di kelompok bawah
(masyarakat miskin). Apalagi jika harga kemasan tidak turun akibat belum terselesaikannya
aluran distribusi.

F. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2022

Pasal 6

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06
Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Sawit (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 118), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pada pasal 6 Permendagri No. 11 Tahun 2022 diatas disebutkan, bahwa aturan mengenai
penetapan harga minyak goreng yang terdapat pada Permendagri no. 06 Tahun 2022 resmi
dicabut. Dan hanya menetapkan harga untuk minyak goreng curah. Seperti yang terdapat di
pasal 2.

Pasal 2

(1) Menteri menetapkan HET Minyak Goreng Curah sebesar Rpl4.000,00 (empat belas ribu
rupiah) perliter atau Rpl5.500,00 (lima belas ribu lima ratus rupiah) perkilogram.
(2) HET Minyak Goreng Curah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk pajak
pertambahan nilai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dapat disimpulkan bahwa Mendag hanya akan mensubsidi pasokan minyak goreng curah.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan pemberlakuan Peraturan Menteri
Perdagangan (Permendag) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran
Tertinggi (HET) Minyak Goreng Curah sebesar Rp14.000/liter. “Menyikapi perkembangan
situasi terkait minyak goreng, Kementerian Perdagangan menerbitkan Permendag Nomor 11
Tahun 2022,yang mencabut Permendag Nomor 6 Tahun 2022, dan mulai berlaku saat
diundangkan yaitu pada 16 Maret 2022.

Salah satu pokok peraturan tersebut adalah menetapkan harga eceran tertinggi (HET)
minyak goreng curah sebesar Rp14 ribu per liter,”ungkap Mendag Lutfi dalam Rapat
Kerjadengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR, Kamis (17/3).

Mendag Lutfi juga menyampaikan, selama periode 14 Februari–16 Februari 2022, telah
terkumpul sebesar 720.612 ton bahan baku minyak goreng dari skema domestic market
obligation(DMO). Dari jumlah tersebut, sebesar 76,4 persennya atau sebanyak
551.069 ton tercatat telah didistribusikan ke pasar dalam bentuk minyak goreng curah dan
kemasan.

“Kalau kita konversi menjadi liter, jumlahnya lebih dari 570 juta liter. Secara teoritis,
ini sudah berjalan,”ungkap Mendag Lutfi.

Jelang Puasa, Jaga Pasokan Bapok

Dalam kesempatan ini, Mendag Lutfi memaparkan kesiapan Kementerian Perdagangan


menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga barang kebutuhan pokok (bapok)
jelang puasa dan Lebaran. Kemendag terus memantau sejumlah bapok dan menyiapkan
langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin stok dan harga yang terjangkau bagi
masyarakat.

Selain membahas migor, Mendag Lutfi menyampaikan harga beras terpantau stabil di
kisaran Rp10.400/kg untuk beras medium dan Rp12.400/kg untuk beras premium.
Kebutuhan beras nasional tahun 2022 mencapai 30 juta ton, sementara produksi
dalam negeri tahun ini diproyeksikan mencapai 31 juta ton.
Sementara itu, cabai dan bawang merah terpantau meningkat harganya akibat curah hujan
tinggi. Namun, diperkirakan saat bulan puasa pasokan kembali optimal.

Untuk pasokan daging ayam dan telur ayam tersedia cukup, bahkan diproyeksi surplus pada
bulan Ramadan. Terkait daging sapi, selain mengoptimalisasi penyerapan sapi lokal,
Kemendag juga telah meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera
merealisasikan alokasi impor daging kerbau beku dari India sebanyak 20.000 ton pada akhir
Maret 2022.

Sedangkan terkait kedelai, kenaikan harga kedelai selama dua tahun periode pandemi
mencapai 92,08 persen. Harga tertinggi untuk kedelai sebelum pandemi mencapai USD
345 per ton pada 2 Januari 2020. Sedangkan per tanggal 11 Maret 2022, harga
kedelai di bursa internasional mencapai USD 607 per ton. “Saat ini Pemerintah sedang
mempersiapkan mekanisme intervensi untuk mengatasi hal tersebut,”ungkap Mendag Lutfi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Mendag Lutfi juga menyampaikan terjadinya
deflasi pada Februari 2022. Dengan kata lain, indeks harga konsumen pada Februari
2022 lebih rendah dibandingkan Januari 2022.

“Volatile foods mencatat deflasihingga1,50 persen. Sejumlah komoditas yang


menyumbang deflasi di antaranya minyak goreng (0,11 persen), telur ayam ras (0,10
persen), daging ayam ras (0,06 persen), cabai rawit (0,05 persen), dan ikan segar (0,02
persen). Sedangkan, bawang merah menyumbang inflasi 0,03 persen,” kata Mendag Lutfi.

Mendag Lutfi juga menyampaikan, pada periode puasa dan Lebaran 2022, kasus
Covid-19 diproyeksi akan berada pada level yang rendah. “Untuk itu, Kemendag
mewaspadai adanya kenaikan permintaan sebagai dampak pelonggaran pemberlakukan
pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM),” imbuh Mendag Lutfi.

G. Dampak Pencabutan HET Minyak Goreng

Dikutip dari suarajogja.id, Sejumlah minimarket yang tersebar di Kota Jogja mulai menjual
minyak goreng (migor) kemasan dengan harga yang sangat tinggi. Hal itu merupakan
dampak dari pencabutan HET minyak goreng kemasan Rp14 ribu. Pantauan dari
suarajogja.id, Kamis (17/3/2022) minimarket yang berada di Jalan Menteri Supeno,
Kemantren Umbulharjo, Kota Jogja harga minyak goreng 1 liter merk Delima nyaris
menyentuh Rp24 ribu. Minimarket di Jalan Veteran, Umbulharjo hanya tersisa satu minyak
goreng merk Filma dengan harga Rp23.900. Sementara di minimarket yang ada di Jalan
Glagahsari, Kemantren Umbulharjo ketersediaan minyak goreng kosong. Harga sudah
mengalami kenaikan dengan rata-rata Rp23.900.

Menanggapi hal itu, dosen Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga Dr Rossanto Dwi Handoyo
SE MSi PhD menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan pemerintah hanya mewajibkan market
obligasi untuk domestik sebesar 20 persen, sedangkan sisanya bisa digunakan untuk ekspor.

“Sekarang harga minyak goreng dunia 1400-1500 dollar per metrik ton. Ini mendorong
pengalihan distribusi dari domestik ke luar negeri. Siapa sih, yang gak ingin profitnya lebih
tinggi?” jelas Rossanto.

Selain itu, Rossanto menjelaskan bahwa produsen minyak goreng juga berkewajiban untuk
memenuhi B30, sehingga supply minyak goreng terbagi-bagi. “Minyak goreng adalah bahan
baku untuk biodiesel dan biofuel sebesar 30 persen,” jelas Rossanto.

Rossanto juga menyampaikan bahwa kenaikan pendapat masyarakat dibarengi dengan supply
minyak goreng dunia yang turun salah satunya karena perang Rusia-Ukraina. Hal ini juga
mengakibatkan melambungnya harga minyak goreng domestik setelah dicabutnya HET
minyak goreng kemasan.

“Jika keadaan seperti ini berjalan dalam jangka panjang, akan ada harga keseimbangan baru
untuk minyak goreng kemasan,” jelas Rossanto.

Lalu, jika pencabutan HET minyak goreng kemasan berimbas pada naiknya harga minyak
goreng, mengapa pemerintah tetap menerapkan kebijakan tersebut? Rossanto memaparkan
bahwa penerapan HET berimbas pada kelangkaan minyak. Hal ini dikarenakan produsen
cenderung menimbun barang akibat harga yang kurang menguntungkan. Padahal, minyak
goreng adalah kebutuhan pokok masyarakat, sehingga tidak boleh terjadi kelangkaan minyak.

Rossanto juga berpendapat bahwa minyak goreng saat ini sudah tidak menjadi barang yang
langka di masyarakat. Akan tetapi, harga minyak goreng kemasan saat ini sudah sangat liar.
“Kalau pemerintah sudah memastikan pasokan minyak goreng di tanah air sekitar 350 juta
liter per bulan, padahal kebutuhan permintaan masyarakat per bulan itu rata-rata di angka
270-300 liter. Artinya, masih ada space yang cukup untuk pasaran,” ucapnya. “Sehingga, jika
semua berjalan sesuai skenario yang normal seharusnya tidak mungkin harga melambung 80-
100 persen seperti saat ini. Mungkin harga naik sekitar 10-20 persen saja,” jelas Rossanto.
Selain tidak terkendalinya harga minyak goreng di pasar, dampak dari dicabutnya HET
minyak goreng kemasan adalah langkanya minyak goreng curah. Bahkan pemerintah
menyalurkan langsung berliter liter minyak goreng curah melalui kelurahan. Dan itupun
harus menggunakan KTP.

Dikutip dari pojokbanua, banyak pedagang yang mengeluhkan langkanya minyak goreng ini.
Tiga hari abis dicabut, itu minyak goreng curah langsung hilang. Yang ada cuman minyak
kemasan aja,” ungkap Pedagang di Banjarmasin, Adi kepada pojokbanua.com, Jumat
(25/3/2022). Menurutnya, kebijakan baru membuat minyak goreng curah yang semula ada
menjadi tidak ada. Sedangkan minyak goreng kemasan yang awalnya sulit ditemukan, kini
stoknya semakin melimpah. “Ini sebaliknya, kayak gantian,” cetus Adi. Dia menyebut, harga
minyak goreng curah sendiri dibandrol dari Rp14 ribu per liter. Namun, kekosongan barang
menjadi minyak curah sulit didapatkan.

Harga minyak goreng kemasan sendiri kini sudah dibandrol Rp25 ribu per liter dengan stok
yang melimpah. Namun, sebagian masyarakat lebih memilih memakai minyak goreng curah
karena selisih harga yang cukup jauh.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina cukup terkejut. “Ini minyak
goreng kemasan banyak meski harganya sudah Rp25 ribu per liternya, tapi minyak goreng
curah sulit ditemukan,” bebernya Diakui, dirinya akan mengawasi pasokan minyak curah.
Mengingat, perbedaan harga yang cukup jauh dari minyak goreng kemasan. Dengan adanya
kebijakan pencabutan HET, bisa membuat stok minyak goreng tetap stabil.

/
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan publik atau public policy yang diambil pemerintah di belahan dunia manapun,
termasuk di Indonesia merupakan aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah yang
terjadi di tengah masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga
pemerintah. Dampak kebijakan adalah keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh suatu
kebijakan dalam kondisi kehidupan nyata.

Harga minyak goreng di awal tahun 2022 menjadi mahal. Menteri Perdagangan Muhammad
Lutfi menyoroti masalah harga minyak goreng yang mahal pada awal 2022 ini. Dia
memaparkan berbagai indikator penyebab, salah satunya kenaikan harga minyak sawit
mentah atau crude palm oil (CPO). Dalam mengatur harga minyak goreng, kementerian
dalam negeri mengeluarkan permendagri no. 6 tahun 2022 untuk menjaga stabilitas harga
minyak goreng. Lalu dicabut dengan Permendagri No. 11 Tahun 2022.

Dampak dari pencabutan HET minyak goreng, yakni mulai langkanya pasokan minyak
goreng curah. Hingga harga minyak goreng kemasan di sejumlah tempat mengalami kenaikan
yang tidak wajar. Sehingga membuat banyak masyarakat mengeluh.

B. Saran
Pemerintah harus memberikan hukuman bagi pelaku yang menyebabkan kelangkaan minyak
goreng, bukan hanya memberikan kebijakan lalu dicabut lagi. Karena dengan upaya yang
hanya diatas kertas tidak mampu membendung mafia minyak goreng
Daftar Pustaka

Adam, T. F. (2022). HET Minyak Goreng Kemasan Dicabut, Pakar UNAIR: Harga Sudah
Terlalu Liar. Surabaya: news unair.

Kurniawan, S. (2022). Per 1 Februari 2022, Harga Minyak Goreng Mulai Rp 11.500 Per
Liter. Jakarta: Nasional.Kontan.co.id.

Nisa, Khairun. (2022). Dampak Pencabutan HET, Minyak Goreng Curah ‘Hilang’.
https://pojokbanua.com/dampak-pencabutan-het-minyak-goreng-curah-hilang/
diakses pada 27 Juni 2022 pukul 11.45

Priatmodjo, G. (2022). Dampak Pencabutan HET Minyak Goreng Rp14 Ribu, Minyak
Goreng di Minimarket Jogja Sentuh Rp24 Ribu. Yogyakarta: suarajogja.id.

Tarigan, A. (2005). Perencanaan Pembangunan.

Taufiqurokhman. (2014). KEBIJAKAN PUBLIK PENDELEGASIAN TANGGUNG JAWAB


NEGARA. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Yoga. (2022). HET Minyak Goreng Dicabut, Dasco Sebut Kebijakan Mendag Tak Berpihak
Rakyat. Jakarta: dpr.go.id.

Anda mungkin juga menyukai