Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2 SESI 5

Nama : Triwidodo Hadi Saputro


NIM : 042347276
Mata Kuliah : Kebijakan Publik (ADPU 4410)

Soal nomor 1:

Silahkan anda cari satu contoh kasus masalah yang ada di masyarakat yang telah
berubah menjadi isu. Kemudian jawablah pertanyaan berikut:

1. Kemukakan bagaimana cara sehingga masalah tersebut dapat masuk kepada


agenda sistemik? (kemukakan alasan dengan berdasar pada teori agenda
kebijakan);
2. Kemukakan bagaimana cara sehingga masalah tersebut dapat masuk kepada
agenda institutional? (kemukakan alasan dengan berdasar pada teori agenda
kebijakan).

Soal nomor 2:

Silahkan anda cari satu contoh kasus kebijakan publik yang sudah melewati tahap
formulasi dan legitimasi (sudah disahkan), sebagai upaya menyelesaikan masalah
pandemi covid-19. Kemudian jawablah pertanyaan berikut:

1. Bagaimana model perumusan kebijakan dari contoh kasus kebijakan


tersebut? (kemukakan alasan dengan berdasar pada teori model perumusan
masalah kebijakan publik);
2. Bagaimana desain kebijakan dari contoh kasus kebijakan tersebut? Apakah
telah merefleksikan nilai-nilai utama yang ada di masyarakat? (kemukakan
alasan dengan berdasar pada teori desain kebijakan publik);
3. Bagaimana proses adopsi kebijakan dari contoh kasus kebijakan tersebut?
(kemukakan alasan dengan berdasar pada teori adopsi kebijakan publik).

Jawaban :

Soal Nomor 1

1. Contoh kasus yang bisa kita ambil adalah masalah perubahan iklim yang
telah menjadi isu global. Perubahan iklim adalah masalah kompleks yang
memengaruhi banyak aspek kehidupan dan telah menjadi isu utama di tingkat
global, nasional, dan lokal.
Agenda sistematik yang berisi berbagai masalah yang pada umumnya dipersepsi
oleh anggota komunitas politik sebagai sesuatu yang layak mendapatkan perhatian
publik dan termasuk ke dalam wilayah yurisdiksi resmi otoritas pemerintahan.
Beberapa alasan mengapa isu atau masalah bisa masuk ke dalam agenda
kebijakan yaitu adanya peristiwa yang menimbulkan dan mencapai tingkat krisis
tertentu. informasi atau bukti dari evaluasi terhadap program yang memunculkan
situasi yang membutuhkan perhatian. nilai, kepercayaan dan dorongan yang dapat
mengubah situasi menjadi masalah. tindakan bersama dari kelompok kepentingan,
protes, lobi dan gerakan sosial tentang suatu masalah tertentu. peran media yang
memperluas sebaran masalah dan perubahan politik.
Masalah perubahan iklim pertama kali muncul di agenda sistemik melalui
agenda setting. Para ilmuwan, aktivis lingkungan, dan kelompok advokasi
menyampaikan bukti ilmiah tentang perubahan iklim dan dampaknya. Mereka
menggunakan berbagai media, termasuk konferensi ilmiah dan kampanye publik,
untuk meningkatkan kesadaran dan memicu perdebatan tentang masalah ini.
Selanjutnya Perubahan iklim adalah masalah global yang memengaruhi banyak
negara, dan ini memungkinkan masalah ini masuk ke dalam agenda sistemik.
Konferensi-konferensi seperti Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan
Iklim (UNFCCC) dan Persetujuan Paris 2015 membantu membawa perubahan iklim
ke dalam agenda global dan menciptakan konsensus tentang perlunya tindakan
bersama. Untuk mengatasi perubahan iklim, kerjasama internasional diperlukan.
Masalah ini memerlukan kerjasama antara berbagai negara, dan ini membuatnya
menjadi isu yang diberi perhatian di tingkat sistemik. Adanya lembaga-lembaga
seperti Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) juga membantu
mengidentifikasi dampak perubahan iklim secara ilmiah dan mendorong kerjasama
global.

2. Agenda institusional yaitu berupa daftar masalah yang secara tegas mendapat
pertimbangan yang aktif dan serius dari pembuat keputusan yang sah. Akan tetapi
karena lembaga pemerintah dan masyarakat Memiliki keterbatasan sumber maka
tidak banyak jumlah masalah yang bisa dapat akses masuk ke dalam agenda
institusional. Walaupun ada kemungkinan penambahan sumber yang bisa
menambah kemampuan dan kapasitas masalah memperoleh aksebilitas untuk
masuk ke Agenda institusional juga secara relatif ada simbol kecil masalah yang
dapat mencapai agenda keputusan. Cara bahwa masalah perubahan iklim ini masuk
kedalam agenda institusional adalah dengan pengaruh sebuah kelompok Advokasi.
Hal ini menyatakan bahwa Kelompok advokasi lingkungan seperti Greenpeace,
WWF, dan organisasi lainnya berperan penting dalam memasukkan perubahan iklim
ke dalam agenda institusional. Mereka melakukan lobi dan advokasi di tingkat
nasional dan internasional, memengaruhi kebijakan pemerintah, dan membuat
masalah perubahan iklim menjadi prioritas.
Peran media juga memiliki pengaruh besar dalam membawa masalah ke
dalam agenda institusional. Berita tentang peristiwa-peristiwa ekstrem terkait cuaca
dan lingkungan, serta laporan ilmiah tentang perubahan iklim, seringkali menjadi
berita utama yang memaksa pemerintah untuk merespons dan mengambil tindakan.
Dengan demikian, perubahan iklim telah berhasil masuk ke dalam agenda
sistemik melalui proses agenda setting, faktor global, dan pentingnya kerjasama
internasional. Di sisi lain, masalah ini juga telah masuk ke dalam agenda
institusional melalui pengaruh kelompok advokasi, legislasi, kebijakan pemerintah,
dan peran media dalam mempromosikan kesadaran tentang masalah tersebut.

Soal Nomor 2

2. Contoh kasus kebijakan publik terkait pandemi COVID-19 yang telah melewati
tahap formulasi dan legitimasi adalah "Program Vaksinasi Massal COVID-19" yang
telah disahkan oleh banyak negara di seluruh dunia. Ini adalah salah satu contoh
kebijakan yang telah diimplementasikan untuk menangani pandemi.

1. Dalam melakukan model perumusan kebijakan terdapat tiga model utama


yaitu model rasional, model incremental dan sistem. model rasional juga dinamakan
model rasional komprehensif yang pada hakikatnya merupakan sebuah model yang
berasal dari proses pembuatan keputusan di dunia bisnis yang kemudian diadaptasi
ke dalam dan diterapkan di sektor publik. Selanjutnya ada model incremental. Model
ini merumuskan bahwa kebijakan publik merupakan kelanjutan dari aktivitas
pemerintah di masa lalu dengan melakukan modifikasi secara sedikit demi sedikit
inkremental.
Adapun model sistem yang di mana model sistem ini memberikan bantuan
yang berharga buat kita dalam mengorganisasikan kajian kita tentang proses
pembuatan kebijakan. Dalam kasus program Vaksinasi massal covid-19 bahwa
model perumusan kebijakan adalah model incremental. pandemi covid 19 adalah
situasi yang berkembang dengan cepat dan seringkali memerlukan tindakan segera.
Oleh karena itu kebijakan vaksinasi covid 19 secara bertahap disusun dan diperbarui
seiring perkembangan situasi. pemerintah dan badan kesehatan menganalisis data
dan informasi terbaru tentang penyebaran virus, efektivitas vaksin dan faktor-faktor
lain yang sebelum membuat perubahan pada program vaksinasi.

2. Dalam melakukan desain kebijakan nilai menjadi dasar dalam proses dan
merumuskan kebijakan.Desain kebijakan itu senantiasa berisi sejumlah unsur antara
lain seperti tujuan dan masalah yang hendak dipecahkan, populasi sasaran
kebijakannya, alokasi biaya dan manfaat, sarana atau alat kebijakan, aturan-
aturannya, struktur implementasinya, rasionalitas dan asumsi-asumsi yang akan
menjadi dasar. Dalam hal mendesain kebijakan mengingatkan bahwa baik perumus
kebijakan, analisis kebijakan maupun pakar sarjana kebijakan untuk selalu
senantiasa Memberikan kesempatan partisipasi warga masyarakat secara langsung
dalam proses pembuatan desain kebijakan, maka hal ini dapat merefleksikan nilai-
nilai yang ada dalam diri warga dan menghindari pesan-pesan yang disengaja atau
tidak disengaja yang dapat menghalangi keterlibatan warga atau masyarakat dan
menghalangi kemampuan dalam proses kebijakan itu sendiri.
Desain kebijakan dari program vaksinasi covid-19 Didasarkan pada penelitian
ilmiah yang menunjukkan keefektifan vaksin dan strategi pelaksanaan yang paling
tepat seperti distribusi berjenjang dan pemantauan efek samping. Desain kebijakan
ini mencerminkan nilai-nilai utama yang ada di masyarakat seperti, kesehatan
masyarakat, keselamatan, solidaritas dan keadilan. Sebagian besar program
vaksinasi di desain dengan tujuan untuk mencapai imunisasi kelompok yang paling
rentan terlebih dahulu, seperti tenaga medis, lansia, dan beberapa kelompok yang
beresiko tinggi terkena penyakit covid-19. Selain itu program ini seringkali di
sediakan secara gratis untuk memastikan bahwa aksebilitas yang lebih luas dan
untuk mengurangi hambatan finansial di dalam masyarakat.
3. Proses adopsi kebijakan adalah proses untuk mengembangkan dukungan
terhadap sebuah usulan kebijakan tertentu sehingga kebijakan tersebut dapat
disahkan atau diotorisasikan. ini berarti bahwa sebuah usulan kebijakan yang telah
mendapatkan penerimaan dari pihak-pihak yang memiliki kewenangan untuk
mengadopsi kebijakan tersebut maka secara otomatis ia telah pula memperoleh
legitimasi sebagai sebuah kebijakan yang sahih dan pemerintah harus siap untuk
melaksanakannya. sebuah kebijakan yang telah mendapatkan legitimasi berarti
memberikan keabsahan kepada pemerintah untuk bertindak dalam rangka
mengimplementasikan kebijakan tersebut. kebijakan yang telah mendapatkan
legitimasi berarti telah memenuhi sebagai salah satu syarat agar bisa dikatakan
sebagai kebijakan yang baik dan layak untuk dilaksanakan dengan harapan benar-
benar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dalam kasus program
vaksinasi covid-19 proses adopsi kebijakan melibatkan sejumlah pemangku
kepentingan termasuk pemerintah, badan kesehatan, produsen vaksin, masyarakat
dan sektor swasta. Adopsi kebijakan dalam program vaksinasi covid-19 didasarkan
pada konsensus ilmiah tentang kebutuhan vaksinasi untuk mengendalikan pandemi
yang diperkuat oleh penelitian dan rekomendasi dari organisasi kesehatan di dunia.
pemerintah memainkan perannya yang sangat penting dalam adopsi kebijakan ini
dengan mengambil inisiatif dalam mengatur dan membiayai program vaksinasi itu.
masyarakat yang juga memainkan perannya penting dengan partisipasi dalam
vaksinasi dengan cara mematuhi aturan melakukan vaksinasi dan mendukung
program tersebut. pasokan vaksin merupakan hasil dari kerjasama internasional.
kebijakan ini dilakukan untuk memastikan bahwa pasokan vaksin selalu cukup dan
merata.
Dengan hal ini adopsi kebijakan program vaksinasi covid-19 mencerminkan
model perumusan kebijakan secara impremental yang terus diperbarui seiring
perkembangan situasi, desain yang mencerminkan nilai pada masyarakat dan
melibatkannya sebagai pemangku kepentingan dalam sebuah adopsi.

Sumber Teori : BMP ADPU4410 Modul 5 dan Modul 6

Anda mungkin juga menyukai