Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2 SESI 5

Nama : Triwidodo Hadi Saputro


NIM : 042347276
Mata Kuliah : Pengembangan Organisasi ( ADPU4441 )

Dalam organisasi yang tumbuh dan berkembang diperlukan strategi unggul untuk
memaksimalkan kompetensi dan keunggulan kompetitif dalam bidang usahanya. Silakan Sdr
Unduh dan pelajari artikel “Setelah Sewindu Defisit, Krakatau Steel Raup Untung Rp 1 T”
melalui link berikut : https://bit.ly/3AbOYjk
Berbagai upaya dilakukan dan diterapkan oleh pihak manajemen PT Krakatau Steel untuk
dapat bertahan dari berbagai guncangan dan permasalahan yang dihadapi baik yang berasal
dari internal PT Krakatau Steel sendiri maupun yang berasal dari luar organisasi.

1. Analisislah 3 (tiga) pendekatan dasar dalam proses intervensi PT Krakatau Steel.


2. Analisislah tahapan-tahapan di dalam proses pengembangan karier pegawai di PT Krakatau
Steel.
3. Analisislah kondisi internal dan eksternal PT Krakatau Steel dengan menggunakan analisis
SWOT untuk mengukur kompetensi organisasi dan keunggulan kompetitif dalam bidang
usahanya.

Jawaban :

1. Dalam proses intervensi terdapat tiga pendekatan dasar yaitu intervensi struktural intervensi
teknikal dan intervensi perilaku. Dalam narasi PT Krakatau Steel proses intervensi dengan cara
intervensi struktur dapat dilihat dari Dilakukannya proses penurunan biaya-biaya produksi baja.
penurunan komponen biaya tersebut terutama terjadi pada biaya pemakaian bahan baku sebesar
rp27%, biaya pabrikasi juga ikut turun sekitar 39,9%, dan biaya upah langsung Mengalami penurunan
hingga 29,5%. PT Krakatau Steel juga melakukan pemberhentian operasional sejumlah pabrik milik
BUMN tersebut yaitu pabrik seperti pabrik Blast Furnace, pabrik DR, dan Wire Rod Mill.

Dalam proses intervasi dengan cara teknikal dapat terlihat dari PT Krakatau Steel
menggunakan program untuk meningkatkan overall equipment effectiveness dengan cara
memperbaiki produktivitas dan rasio hasil produksi.

Dalam proses intervensi perilaku PT Krakatau Steel Melakukan peningkatan produktivitas


karyawannya melalui program optimalisasi tenaga kerja. Hal ini terbukti pada Januari optimalisasi
kerja pegawainya meningkat sebesar 43% dibanding tahun sebelumnya.
2. Dalam tahapan proses pengembangan karir terdapat preparing, profiling, Targeting,
Strategizing, Implementing, dan Sustaining.

Dalam tahapan preparing diliat dari PT krakatau Steel meramalkan bahwa ke depannya,
bukan perkara mudah untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja bagi Krakatau Steel.
Pasalnya menurut Silmy, industri baja akan terancam goyah akibat pandemi virus corona atau Covid-
19 pada triwulan kedua tahun ini. Ia memprediksi, besar kemungkinan jika keadaan ini berlarut dan
pihaknya tak melakukan langkah-langkah antisipasi, maka industri hilir dan industri pengguna akan
menutup lini produksinya karena rendahnya utilisasi.

Dalam tahapan profiling PT Krakatau Steel melakukan Program yang dilakukan adalah
meningkatkan overall equipment effectiveness dengan cara memperbaiki produktivitas dan rasio hasil
produksi.

Dalam Tahapan Targeting Berbagai efisiensi ditempuh Krakatau Steel untuk mencapai
prestasi ini, salah satunya pada biaya-biaya produksi baja. Pada tiga bulan pertama tahun ini,
komponen biaya tersebut tercatat turun 30% menjadi US$ 159,64 juta. Penurunan komponen biaya
tersebut terutama terjadi pada biaya pemakaian bahan baku sebesar 27% menjadi US$ 119,64 juta.
Biaya pabrikasi juga ikut turun 39,9% menjadi US$ 30,43 juta. Biaya upah langsung mengalami
penurunan juga hingga 29,5% menjadi US$ 9,57 juta.

Dalam Tahapan Strategizing Kemudian, Dalam laporan keuangan Krakatau Steel Kuartal I 2020
dijelaskan bahwa efisiensi antara lain dilakukan dengan memberhentikan operasional sejumlah pabrik
milik BUMN tersebut. Pabrik yang dimaksud seperti pabrik Blast Furnace, pabrik DR, dan Wire Rod
Mill.

Dalam Tahapan Implementing PT Krakatau Steel juga melakukan peningkatan produktivitas


karyawan melalui program optimalisasi tenaga kerja. Walhasil, pada Januari lalu, optimalisasi kerja
pegawainya meningkat sebesar 43% dibanding tahun lalu.

Dalam Tahapan Sustaining PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berhasil membukukan laba
sebesar US$ 74,14 juta atau sekitar Rp 1 triliun di kuartal I 2020 ini. Capaian tersebut menjadi
prestasi yang positif bila mengingat selama delapan tahun ke belakang, perusahaan pelat merah ini
terus merugi.

3. Kekuatan (Strengths):

 Kapabilitas teknis yang kuat dalam industri baja.


 Sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman.
 Infrastruktur yang baik dan modern.
 Kemitraan strategis dengan perusahaan lain.

Kelemahan (Weaknesses):

 Ketergantungan pada pasar domestik.


 Tergantung pada bahan baku impor.
 Kurangnya diversifikasi produk.
 Tidak efisien dalam penggunaan sumber daya.

Peluang (Opportunities):

 Permintaan yang terus meningkat untuk produk baja.


 Potensi ekspansi pasar internasional.
 Pengembangan produk inovatif.
 Kebijakan pemerintah yang mendukung industri baja.

Ancaman (Threats):

 Persaingan yang ketat dari produsen baja lainnya.


 Fluktu

Sumber Teori : BMP ADPU4441 Modul 4 dan Modul 5

Anda mungkin juga menyukai