Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agung Darmasila

NIM : 041961331

Matkul : Kebijakan Publik (ADPU4410)

Tugas 2

1. Contoh Kasus Masalah yang Berubah Menjadi Isu

Salah satu contoh kasus masalah yang berubah menjadi isu adalah masalah kekerasan terhadap
perempuan :

A. Cara agar masalah kekerasan terhadap perempuan dapat masuk ke dalam agenda sistemik adalah
dengan memanfaatkan teori agenda kebijakan. Agenda sistemik adalah agenda yang mencakup isu-isu
yang dianggap penting oleh masyarakat dan menjadi perhatian utama pemerintah. Untuk masalah
kekerasan terhadap perempuan, beberapa langkah yang dapat adalah :

• Membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya penanganan kekerasan terhadap perempuan


melalui kampanye, pendidikan, dan media.

• Membentuk kelompok advokasi yang berperan dalam mengangkat isu kekerasandilakukan terhadap
perempuan dan memperjuangkan kebijakan yang melindungi perempuan.

• Melibatkan tokoh masyarakat, organisasi non-pemerintah, dan akademisi dalam diskusi dan
perumusan kebijakan terkait kekerasan terhadap perempuan.

• Mendorong pemerintah untuk mengadopsi kebijakan yang melindungi perempuan dan memberikan
sanksi kepada pelaku kekerasan.

B. Cara agar masalah kekerasan terhadap perempuan dapat masuk ke dalam agenda institusional adalah
dengan memanfaatkan teori agenda kebijakan. Agenda institusional adalah agenda yang mencakup isu-
isu yang dianggap penting oleh lembaga-lembaga pemerintah dan menjadi fokus kebijakan publik.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:

• Membangun kerjasama antara lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan lembaga


penegak hukum dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan.

• Mendorong lembaga pemerintah untuk mengadopsi kebijakan yang melindungi perempuan dan
memberikan sanksi kepada pelaku kekerasan.

• Membentuk unit khusus di lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam penanganan
kekerasan terhadap perempuan.

• Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan yang telah diadopsi untuk
memastikan efektivitasnya.
2. Contoh kasus kebijakan publik yang sudah melewati tahap formulasi dan legitimasi dalam
menangani pandemi COVID-19 adalah kebijakan lockdown atau pembatasan sosial.

Model Perumusan Kebijakan

Model perumusan kebijakan dari kebijakan lockdown didasarkan pada teori model perumusan masalah
kebijakan publik. Model ini melibatkan beberapa tahap, yaitu:

1) Identifikasi masalah: Pemerintah mengidentifikasi bahwa penyebaran COVID-19 menjadi masalah


serius yang membutuhkan tindakan cepat dan efektif.

2) Agenda setting: Masalah COVID-19 dimasukkan ke dalam agenda publik dan menjadi perhatian utama
pemerintah.

3) Analisis kebijakan: Pemerintah melakukan analisis terhadap dampak dan efektivitas berbagai opsi
kebijakan yang dapat diambil, termasuk lockdown.

4) Pembuatan kebijakan: Berdasarkan analisis, pemerintah memutuskan untuk menerapkan kebijakan


lockdown sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran virus.

5) Implementasi kebijakan: Kebijakan lockdown dijalankan dengan menetapkan aturan dan langkah-
langkah yang harus diikuti oleh masyarakat.

6) Evaluasi kebijakan: Pemerintah melakukan evaluasi terhadap kebijakan lockdown untuk melihat
efektivitasnya dalam menekan penyebaran COVID-19.

Desain Kebijakan

Desain kebijakan lockdown mencerminkan nilai-nilai utama yang ada di masyarakat, seperti:

1) Kesehatan dan keselamatan: Kebijakan lockdown bertujuan untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan masyarakat dengan mengurangi interaksi sosial yang dapat menyebabkan penyebaran
virus.

2) Solidaritas: Kebijakan lockdown mengajak masyarakat untuk saling mendukung dan bekerja sama
dalam menghadapi pandemi ini.

3) Keadilan: Pemerintah berupaya untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada masyarakat
yang terdampak secara ekonomi akibat lockdown.

Proses Adopsi Kebijakan

Proses adopsi kebijakan lockdown melibatkan beberapa tahap, yaitu:

1) Identifikasi masalah: Pemerintah mengidentifikasi bahwa lockdown diperlukan untuk mengendalikan


penyebaran COVID-19.
2) Pembuatan kebijakan: Pemerintah merumuskan kebijakan lockdown berdasarkan pertimbangan
ilmiah dan konsultasi dengan para ahli kesehatan.

3) Legitimasi kebijakan: Kebijakan lockdown disahkan melalui proses legislasi atau keputusan eksekutif
yang melibatkan pihak-pihak terkait, seperti parlemen atau lembaga pemerintahan.

4) Implementasi kebijakan: Kebijakan lockdown dijalankan dengan melibatkan berbagai pihak, seperti
aparat keamanan, tenaga medis, dan masyarakat umum.

5) Evaluasi kebijakan: Pemerintah terus melakukan evaluasi terhadap kebijakan lockdown untuk
memastikan efektivitasnya dan melakukan perbaikan jika diperlukan.

Dengan demikian, kebijakan lockdown dalam menangani pandemi COVID-19 telah melalui tahap
formulasi dan legitimasi, serta mencerminkan model perumusan kebijakan, desain kebijakan, dan proses
adopsi kebijakan yang sesuai dengan teori kebijakan publik.

Anda mungkin juga menyukai