Anda di halaman 1dari 4

Kerangka Konseptual Proses Implementasi Kebijakan

Publik

Implementasi kebijakan yang merupakan major strategis dari proses kegiatan


perumusan kebijakan perlu untuk dikupas dalam penelitian ini. dipandang perlu, karena
implementasi kebijakan merupakan aspek yang sangat penting dari keseluruhan proses
kebijakan, pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh lebih
penting daripada pembuatan kebijakan. kebijakan-kebijakan akan sekedar berupa impian atau
rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan (wahab,
1997:59).

Menurut anderson (dalam islamy, 1992:79), dampak kebijakan memiliki beberapa


dimensi: yaitu:

1. dampak kebijakan yang diharapkan (intended consequences) atau tidak diharapkan


(unintended consequences) baik pada problemnya maupun pada masyarakat.
2. limbah kebijakan terhadap situasi atau orang-orang (kelompok) yang bukan menjadi
sasaran/tujuan utama dari kebijakan tersebut, biasanya disebut “externalities”.
3. dampak kebijakan dapat terjadi atau berpengaruh pada kondisi sekarang atau kondisi
yang akan datang.
4. dampak kebijakan terhadap “biaya” langsung atau direct cost dari kebijakan terhadap
“biaya” tidak langsung (indirect cost) sebagaimana yang dialami oleh anggota
anggota masyarakat.

Kita simpulkan bahwa proses implementasi kebijaksanaan itu sesungguhnya tidak


hanya menyangkut perilaku badan-badan administrative yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan
menyangkut pula jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan social yang langsung atau
tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua yang terlibat dan akhirnya
berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.

Implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dalam suatu keputusan, tindakan ini berusaha untuk mengubah keputusan-keputusan tersebut
menjadi pola-pola operasional serta berusaha mencapai perubahan-perubahan besar atau kecil
sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya. Implementasi pada hakikatnya juga upaya
pemahaman apa yang seharusnya terjadi setelah sebuah program dilaksanakan. Implementasi
kebijakan tidak hanya melibatkan instansi yang bertanggungjawab untuk pelaksanaan
kebijakan tersebut, namun juga menyangkut jaringan kekuatan politik, ekonomi, dan sosial.
Dalam tataran praktis, implementasi adalah proses pelaksanaan keputusan dasar.

Proses tersebut terdiri atas beberapa tahapan yakni:

1. tahapan pengesahan peraturan perundangan


2. pelaksanaan keputusan oleh instansi pelaksana
3. kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan
4. dampak nyata keputusan baik yang dikehendaki atau tidak
5. dampak keputusan sebagaimana yang diharapkan instansi pelaksana
6. upaya perbaikan atas kebijakan atau peraturan perundangan.

Proses persiapan implementasi setidaknya menyangkut beberapa hal penting yakni:

1. penyiapan sumber daya, unit dan metode


2. penerjemahan kebijakan menjadi rencana dan arahan yang dapat diterima dan
dijalankan
3. penyediaan layanan, pembayaran dan hal lain secara rutin.

Tachjan (2006i:19) menyimpulkan bahwa pada garis besarnya siklus kebijakan publik
terdiri dari tiga kegiatan pokok, yaitu:

1. Perumusan kebijakan
2. Implementasi kebijakan serta
3. Pengawasan dan penilaian (hasil) pelaksanaan kebijakan.

Implementasi kebijakan publik merupakan suatu proses pelaksanaan dalam hal


mewujudkan tujuan kebijakan publik yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun sebelum
sebuah kebijakan diimplementasikan atau direalisasikan, maka terlebih dahulu kita akan
mengetahui atau mengupas tentang bagaimana atau apakah kebijakan publik itu sebelum
diimplementasikan

Kebijakan publik, dilihat dari persfektif instrumental, adalah alat untuk mencapai
suatu tujuan yang berkaitan dengan upaya pemerintah mewujudkan nilai-nilai kepublikan
(public values). Nilai-nilai kepublikan sebagai tujuan kebijakan tersebut dapat memiliki
wujud bermacam-macam. Namun secara umum kebijakan publik adalah alat untk:
(i)  mewujudkan nilai-nilai yang diidealkan masyarakat seperti keadilan, persamaan, dan
keterbukaan. (ii) memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat misalnya; masalah
kemiskinan, kriminalitas, dan pelayanan publik yang buruk. (iii) memanfaatkan peluang baru
bagi kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat seperti mendorong investasi, inovasi
pelayanan, dan peningkatan ekspor. (iv) melindungi masyarakat dari praktik swasta yang
merugikan misalnya pembuatan undang-undang perlindungan konsumen, ijin praktek, ijin
gangguan.

Dari pembahasan diatas, maka suatu atau berbagai kebijakan tidak akan mencapai
tujuan dengan sendirinya tanpa kebijakan tersebut diimplementasikan. Dimana dengan
implementasi inilah sehingga para implementer dapat mewujudkan tujuan kebijakan. Namun
dalam implementasi itu sendiri mengandung suatu proses yang sangat kompleks dan panjang.
Proses implementasi itu bermula sejak kebijakan ditetapkan atau memiliki payung hukum
yang sah. Setelah itu tahapan-tahapan implementasi akan dimulai dengan serangkaian
kegiatan mengelolahperaturan: pembentukan organisasi, mengerahkan orang, sumberdaya,
teknologi, menetapkan prosedur, dan seterusnya dengan tujuan agar tjuan kebijakan yang
telah ditetapkan dapat diwujudkan. Oleh sebab itu, tahapan implementasi sebagai proses
untuk mewujudkan tejuan kebijakan sering disebut tahap yang penting, karena merupakan
penghubung atau jembatan antara duia konsep dengan dunia realita. Seperti Grindle (1980:6)
menyebutkan implementasi “ establish a link that allow goals of public policies to be
realized as outcames of governmental activity”.

Dalam konteks indonesia, proses implementasi kebjakan publik yang telah ada sejak
bangsa Indonesia Merdeka 17/08/1945 hingga sekarang yang dimulai dari Presiden Soekarno
sampai Presiden SBY telah banyak kebijakan publik yang sudah terealisasi dan berdampak
bersar terhadap masyarakat. Namun dari sekian banyak kibijakan yang ada dan telah
terealisasi, tidak sedikit pulah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah gagal atau hanya
menjadi kebijakan sampah (tidak ada pelaksan)

1. Kebijakan yang Berhasil

Salah satu kebijakan yang berhasil diimplementasikan dan mampu memberi dampak
yang signifikan bagi masyarakat yaitu, kebijakan Presiden Susilo Bambang
Yudoyono pada tahun 2004 tentang pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), PERDA Provinsi Sulawesi Selatan No. 1 Tahun 2010 tentang “Transparansi
pelayanan publik” yang merupakan penjabaran dari Undang-Undang No. 14 Tahun
2008 tentang “keterbukaan informasi publik” dan UU No. 25 Tahun 2009 tentang
“pelayanan publik”.

Dari kebijakan diatas merupakan salah satu atau beberapa kebijakan publik baik
pusat maupun daerah yang telah berhasil diimplementasikan dan mampu
memberikan dampak besar terhadap masyarakat dalam konteks peningkatan
kepercayaan publik dan peningkatan daya saing Bangsa Indonesia di luar.

2. Kebijakan yang Gagal

Dari beberapa kebijakan pemerintah yang telah berhasil diimplementasikan seperti


yang dikemukakan di atas, namun masih banyak pulah kebijakan yang gagal atau
tidak mampu diimplementasikan atau biasa disebut kebijakan sampah.

Pada tingkat pemerintah pusat kebijakan yang gagal diimplementasikan yaitu


mengenai berbagai kebijakan dan program anti kemiskinan. Undang-Undang RI No.
44 Tahun 2008 tentang PORNOGRAFI, yang sebelumnya berupa RUU APP (Anti
Pornografi dan Pornoaksi)

Pada tingkat Pemerintah Daerah atau Kabupatek/kota, UU No. 22/1999 yang


kemudian direvisi menjadi UU No. 32/2004, yaitu: meningkatkan kualitas pelayanan
publik, meningkatkan  kesejahteraan masyarakat  dan meningkatkan daya saing
daerah (UU 32/2004)

Jadi kesimpulanya adalah proses implementasi kebijakan publik dalam Konteks


Indonesia belum berjalan dengan maksimal terkadang pemerintah membuat kebijakan atau
peratuhan yang baik untuk kepentingan umum, namun terkadang pulah pemerintah membuat
kebijakan atau peraturan yang malah merugikan dan bahkan hanya sebatas kebijakan sampah
yang tidak ada gunanya. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya kelompok-kelompok
yang ambil bagian dalam proses pembuatan kebijakan tersebut. Dan terkadang dalam proses
pembuatannya diselipkan kepentingan politik yang dapat menguntung salah satu pihak.

Anda mungkin juga menyukai