Anda di halaman 1dari 8

Memahami Hubungan antara Perekonomian dan Kekuatan Politik

Pendahuluan
Perekonomian dan kekuatan politik merupakan dua sisi mata uang yang sama dalam konteks
kehidupan masyarakat modern. Di satu sisi, keadaan ekonomi suatu negara sering kali membentuk
landasan bagi kekuatan dan stabilitas politiknya. Sebuah perekonomian yang kuat dan stabil
cenderung mendukung pemerintahan yang stabil, menciptakan legitimasi dan dukungan publik,
sedangkan ketidakstabilan ekonomi sering kali memicu ketidakpuasan sosial dan perubahan politik.
Di sisi lain, kebijakan dan kekuatan politik secara signifikan mempengaruhi perekonomian, melalui
pengaturan kebijakan ekonomi, pajak, dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah yang efektif dapat
merangsang pertumbuhan ekonomi dengan infrastruktur yang baik, regulasi yang seimbang, dan
investasi di sektor kunci, sedangkan kebijakan politik yang tidak stabil atau korupsi dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan ketidakpastian di kalangan investor dan
konsumen. Oleh karena itu, interaksi antara perekonomian dan kekuatan politik ini menciptakan
suatu siklus dinamis yang berpengaruh besar terhadap keberlangsungan dan perkembangan suatu
negara.
Perekonomian yang kuat sering kali menjadi landasan bagi kekuatan politik, memberikan
kelompok atau individu dengan kekuasaan ekonomi pengaruh yang signifikan dalam ranah politik.
Kekuatan ekonomi ini memungkinkan mereka memiliki akses langsung ke berbagai sumber daya
penting, seperti modal finansial, teknologi canggih, dan informasi strategis, yang semuanya vital
dalam menjalankan dan mempertahankan kekuatan politik. Dengan kemampuan untuk membiayai
kampanye, mempengaruhi kebijakan melalui lobi, atau bahkan memanipulasi opini publik melalui
media, kekuatan ekonomi ini menjadi alat yang efektif dalam mengarahkan dinamika politik. Lebih
lanjut, perekonomian yang berkembang cenderung meningkatkan kesejahteraan umum, mengurangi
kemiskinan, dan meningkatkan standar hidup, yang pada gilirannya dapat menciptakan dukungan
publik yang lebih besar terhadap pemerintah atau kelompok politik yang berkuasa. Dukungan ini
sering kali dilihat sebagai mandat bagi pemerintah untuk melanjutkan kebijakan ekonominya,
sehingga menciptakan siklus di mana kekuatan ekonomi dan politik saling memperkuat satu sama
lain dalam konteks sosial yang lebih luas.
Kekuatan politik memegang peranan penting dalam mempengaruhi dan membentuk
perekonomian sebuah negara, dengan pemerintah menggunakan kekuasaannya untuk melaksanakan
berbagai kebijakan yang secara langsung mempengaruhi aspek ekonomi. Kebijakan fiskal, yang
mencakup pengaturan pengeluaran pemerintah dan pajak, dapat digunakan untuk merangsang atau
mendinginkan aktivitas ekonomi, tergantung pada kebutuhan ekonomi saat itu. Kebijakan moneter,
termasuk pengendalian suku bunga dan pasokan uang, juga merupakan alat krusial yang digunakan
oleh pemerintah atau bank sentral untuk mengontrol inflasi dan mempengaruhi tingkat
pertumbuhan. Selain itu, kebijakan perdagangan seperti tarif dan kuota dapat digunakan untuk
melindungi industri dalam negeri atau untuk mendorong perdagangan internasional. Kekuatan
politik juga mempengaruhi iklim investasi dengan menciptakan lingkungan yang kondusif atau
tidak kondusif untuk investasi, melalui kebijakan regulasi, kestabilan politik, dan transparansi
hukum. Semua aspek ini, dari kebijakan fiskal dan moneter hingga lingkungan investasi, secara
kolektif mempengaruhi faktor-faktor ekonomi penting seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran, dan inflasi, menunjukkan betapa signifikannya pengaruh kekuatan politik terhadap
perekonomian.

Pembahasan
Perekonomian yang kuat sering kali menjadi tulang punggung kekuatan politik suatu negara,
memainkan peran krusial dalam menciptakan dan mempertahankan stabilitas politik. Ketika suatu
negara memiliki perekonomian yang sehat dan berkembang, hal ini menghasilkan sumber daya
finansial yang melimpah, yang memungkinkan pemerintah untuk menginvestasikan lebih banyak
dalam layanan publik, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Investasi-investasi ini secara
langsung berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, yang pada gilirannya
menghasilkan dukungan publik yang lebih besar terhadap pemerintah yang berkuasa. Selain itu,
ekonomi yang kuat juga menciptakan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan, yang
mengurangi ketegangan sosial dan meningkatkan kepercayaan publik dalam kebijakan pemerintah.
Stabilitas ekonomi mengurangi ketidakpastian dan ketakutan yang sering kali mendorong
ketidakstabilan politik. Dengan demikian, perekonomian yang sehat tidak hanya menyediakan
sumber daya yang diperlukan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga
memberikan dasar yang kokoh untuk kestabilan dan legitimasi politik, menciptakan lingkungan di
mana kebijakan dapat dirumuskan dan diimplementasikan dengan efektif untuk kebaikan bersama.
Kekuatan politik memiliki pengaruh yang signifikan dan sering kali menentukan terhadap
perekonomian suatu negara, dengan kebijakan yang diimplementasikan oleh pemerintah secara
langsung mempengaruhi berbagai aspek ekonomi. Kebijakan fiskal, yang mencakup pengaturan
pengeluaran pemerintah dan sistem perpajakan, merupakan alat penting yang digunakan untuk
merangsang atau menahan pertumbuhan ekonomi, tergantung pada kondisi ekonomi saat itu.
Misalnya, dalam situasi resesi, pemerintah mungkin meningkatkan pengeluaran atau mengurangi
pajak untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, kebijakan moneter, yang meliputi
pengaturan suku bunga dan pengendalian pasokan uang, digunakan untuk mengendalikan inflasi
dan mempertahankan stabilitas harga, yang sangat penting untuk kegiatan ekonomi yang sehat.
Selain itu, kebijakan perdagangan seperti penentuan tarif, kuota, dan perjanjian perdagangan
internasional mempengaruhi arus barang dan jasa antar negara, mempengaruhi keseimbangan
perdagangan dan pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, regulasi industri, termasuk standar
keselamatan, lingkungan, dan persaingan, menentukan operasional bisnis dan kondisi pasar,
mempengaruhi efisiensi dan inovasi. Melalui semua kebijakan ini, kekuatan politik membentuk
lingkungan ekonomi, menentukan tingkat investasi, konsumsi, dan produksi dalam suatu ekonomi,
menggambarkan bagaimana keputusan politik dapat memiliki dampak jangka panjang dan
mendalam pada kesehatan ekonomi secara keseluruhan.
Ketidakstabilan politik sering kali menjadi katalisator utama untuk ketidakpastian dalam
ekonomi, mempengaruhi persepsi dan keputusan para investor serta pelaku ekonomi. Ketika sebuah
negara mengalami ketegangan politik, seperti pergantian pemerintahan yang sering, konflik politik
internal, atau kebijakan yang sering berubah-ubah, ini menciptakan suasana ketidakpastian yang
dapat mengganggu iklim investasi dan operasi pasar. Investor dan bisnis cenderung mencari
stabilitas dan kepastian dalam membuat keputusan investasi jangka panjang. Dalam kondisi politik
yang tidak stabil, risiko menjadi terlalu tinggi untuk membuat komitmen finansial besar, yang dapat
mengakibatkan penurunan investasi langsung asing, penundaan atau pembatalan proyek-proyek
besar, dan penarikan modal. Kebijakan politik yang tidak konsisten, terutama dalam hal ekonomi,
seperti perubahan tajam dalam kebijakan perpajakan, regulasi industri, atau kebijakan perdagangan,
dapat merusak kepercayaan investor, menyebabkan fluktuasi pasar, dan menghambat pertumbuhan
ekonomi. Ketidakpastian ini juga dapat berdampak pada kepercayaan konsumen, yang pada
gilirannya mempengaruhi perilaku belanja dan investasi, mengurangi permintaan agregat dan dapat
menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, ketidakstabilan
politik tidak hanya merupakan masalah kekuasaan dan pemerintahan, tetapi juga memiliki implikasi
ekonomi yang signifikan, mempengaruhi semua aspek dari pertumbuhan ekonomi hingga
kesejahteraan masyarakat secara umum.
Faktor ekonomi seperti resesi ekonomi, ketidaksetaraan pendapatan, dan tingkat
pengangguran yang tinggi sering kali menjadi pemicu utama untuk perubahan politik, karena
mereka secara langsung mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Resesi ekonomi,
yang ditandai dengan penurunan aktivitas ekonomi, penurunan produksi, dan peningkatan
pengangguran, dapat menyebabkan ketidakpuasan publik yang luas karena orang kehilangan
pekerjaan dan pendapatan mereka. Ketidaksetaraan pendapatan, di mana terjadi kesenjangan besar
antara yang kaya dan yang miskin, menciptakan perasaan ketidakadilan dan ketidakpuasan sosial,
terutama ketika golongan miskin merasa terpinggirkan dan tidak mampu menikmati buah
pertumbuhan ekonomi. Tingginya pengangguran, terutama di kalangan pemuda, dapat
menyebabkan keputusasaan dan kekecewaan, yang sering kali berubah menjadi protes sosial atau
dukungan terhadap partai atau gerakan politik yang menjanjikan perubahan. Faktor-faktor ekonomi
ini dapat mengkatalisasi gerakan sosial, pemogokan, demonstrasi, dan bahkan revolusi, terutama
jika masyarakat merasa bahwa pemerintah yang berkuasa gagal menangani masalah ekonomi atau
dianggap sebagai penyebab masalah tersebut. Dalam beberapa kasus, ini dapat menyebabkan
pergantian pemerintahan melalui pemilihan umum, revolusi, atau kudeta, dengan masyarakat
mencari solusi alternatif yang dapat menyelesaikan masalah ekonomi mereka dan memperbaiki
kondisi hidup mereka. Jadi, faktor ekonomi tidak hanya berpengaruh pada kehidupan sehari-hari
individu, tetapi juga memiliki potensi untuk mengubah lanskap politik sebuah negara secara
signifikan.
Dinamika siklus ekonomi-politik menggambarkan interdependensi yang kompleks dan
berkelanjutan antara kondisi ekonomi dan stabilitas politik, di mana setiap perubahan dalam satu
domain cenderung mempengaruhi yang lain. Dalam siklus ini, ekonomi yang kuat dan berkembang
sering kali memberikan dasar bagi kestabilan politik, karena ketika masyarakat merasakan
pertumbuhan ekonomi, mereka cenderung lebih puas dengan pemerintahan, mengurangi
kemungkinan ketidakstabilan politik. Sebaliknya, ketika ekonomi mengalami resesi atau
pertumbuhan yang lambat, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan publik yang meningkat,
memicu protes sosial, dan bahkan perubahan politik, termasuk pergantian pemerintahan. Di sisi
lain, kebijakan politik yang diambil oleh pemerintah juga secara langsung mempengaruhi ekonomi.
Kebijakan yang mendukung lingkungan bisnis yang sehat, investasi, dan pertumbuhan ekonomi
cenderung menciptakan kondisi ekonomi yang lebih baik. Namun, ketidakstabilan politik, seperti
pergantian kekuasaan yang sering atau kebijakan yang tidak konsisten, dapat menciptakan
ketidakpastian yang merusak kepercayaan investor, menurunkan investasi, dan menghambat
pertumbuhan ekonomi. Siklus ini menunjukkan bagaimana ekonomi dan politik saling terkait dan
mempengaruhi satu sama lain dalam pola yang berkelanjutan, dengan perubahan dalam satu aspek
sering kali memicu reaksi dalam aspek lain, menciptakan lingkaran yang dinamis dan sering kali
kompleks antara kestabilan ekonomi dan politik.
Pengaruh ekonomi global terhadap politik domestik menjadi semakin penting di era
globalisasi, di mana kekuatan ekonomi multinasional dan institusi keuangan internasional
memainkan peran kunci dalam membentuk kebijakan dalam negeri di berbagai negara. Perusahaan
multinasional dengan operasi dan investasi di berbagai negara dapat memiliki pengaruh signifikan
terhadap ekonomi lokal, seringkali memberikan tekanan terhadap pemerintah untuk mengadopsi
kebijakan yang mendukung lingkungan bisnis, seperti pengurangan regulasi atau pemberian insentif
fiskal. Di samping itu, institusi keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF)
atau Bank Dunia sering memberikan pinjaman atau bantuan keuangan kepada negara-negara yang
mengalami kesulitan ekonomi, namun seringkali dengan syarat-syarat yang mengharuskan
penerapan kebijakan ekonomi tertentu, seperti penghematan anggaran atau liberalisasi pasar.
Dinamika ini menunjukkan bagaimana kekuatan ekonomi global dapat mempengaruhi kebijakan
politik dan ekonomi domestik, seringkali mengarah pada perubahan dalam kebijakan perdagangan,
regulasi industri, dan bahkan reformasi sosial. Selain itu, perjanjian perdagangan internasional dan
blok ekonomi juga memainkan peran penting, di mana negara-negara harus menyesuaikan
kebijakan domestik mereka untuk memenuhi standar dan kesepakatan internasional. Melalui semua
interaksi ini, ekonomi global tidak hanya mempengaruhi perekonomian domestik secara langsung,
tetapi juga membentuk konteks politik di mana kebijakan domestik dibuat dan diimplementasikan,
menunjukkan kompleksitas dan kedalaman pengaruh ekonomi global terhadap politik domestik.
Analisis hubungan antara ekonomi dan politik membutuhkan pendekatan multidisiplin yang
komprehensif, mengingat kompleksitas dan sifat saling terkait dari kedua bidang tersebut.
Pendekatan ini melibatkan integrasi pengetahuan dan metode dari ekonomi, yang memberikan
kerangka kerja untuk memahami sistem pasar, distribusi sumber daya, dan dampak kebijakan
ekonomi; politik, yang mengeksplorasi kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan publik; sosiologi,
yang menawarkan wawasan tentang dinamika sosial, perubahan sosial, dan dampak ekonomi-politik
pada masyarakat; serta studi internasional, yang membawa perspektif global mengenai bagaimana
interaksi antar negara dan institusi global mempengaruhi ekonomi dan politik domestik. Pendekatan
multidisiplin ini memungkinkan pemahaman yang lebih dalam dan holistik, mempertimbangkan
tidak hanya faktor ekonomi dan politik secara terpisah, tetapi juga bagaimana mereka berinteraksi
dan saling mempengaruhi dalam berbagai konteks sosial dan global. Dengan menggabungkan
berbagai perspektif ini, analisis menjadi lebih kaya dan lebih mampu mengatasi kompleksitas isu-
isu kontemporer, memungkinkan para pengambil kebijakan, akademisi, dan praktisi untuk
merumuskan solusi yang lebih efektif dan bertanggung jawab untuk tantangan yang dihadapi oleh
masyarakat modern. Pendekatan multidisiplin ini juga mempromosikan pemahaman yang lebih
inklusif dan beragam, memastikan bahwa berbagai aspek dan dampak dari kebijakan ekonomi dan
politik dipertimbangkan secara menyeluruh.
Kebijakan proaktif yang dirancang untuk memastikan kesejahteraan bersama memerlukan
pendekatan yang mempertimbangkan keseimbangan antara kestabilan ekonomi dan politik,
mengakui bahwa kedua aspek tersebut saling terkait erat dalam menentukan kesehatan dan
keberlanjutan masyarakat. Kebijakan seperti ini harus fokus pada penciptaan pertumbuhan ekonomi
yang inklusif dan berkelanjutan, yang tidak hanya meningkatkan output ekonomi, tetapi juga
memastikan bahwa manfaatnya dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, dengan tujuan
mengurangi ketidaksetaraan dan meningkatkan kualitas hidup. Hal ini mencakup investasi dalam
pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, yang merupakan fondasi untuk pembangunan ekonomi
jangka panjang dan kesejahteraan sosial. Selain itu, kebijakan yang stabil dan transparan di bidang
fiskal dan moneter penting untuk menjaga kepercayaan investor dan konsumen, yang mendukung
investasi dan pertumbuhan. Di sisi politik, pemerintah harus memastikan bahwa ada partisipasi
publik yang luas dan adil dalam proses pembuatan kebijakan, menjamin bahwa kebijakan yang
dibuat mencerminkan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Hal ini juga termasuk menjaga
kebebasan sipil dan politik, yang merupakan komponen penting dalam mempertahankan stabilitas
politik dan kepercayaan publik. Dengan demikian, kebijakan proaktif untuk kesejahteraan bersama
melibatkan kombinasi dari pertumbuhan ekonomi yang sehat, keadilan sosial, partisipasi publik,
dan transparansi pemerintah, memastikan bahwa kebijakan tidak hanya mendorong kemajuan
ekonomi, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan kestabilan politik. Pendekatan semacam ini
sangat penting dalam menghadapi tantangan global yang kompleks dan saling terkait, memastikan
bahwa pertumbuhan dan kemajuan berlangsung secara berkelanjutan dan inklusif untuk semua.
Respon terhadap krisis global, seperti pandemi atau resesi ekonomi, sering kali menjadi
momen penting yang menyoroti hubungan kompleks antara kebijakan politik dan ekonomi. Dalam
menghadapi krisis, pemerintah di seluruh dunia biasanya harus mengambil langkah-langkah cepat
dan sering kali drastis untuk mengatasi dampak langsung dan jangka panjangnya, baik dari sisi
kesehatan publik, ekonomi, maupun sosial. Hal ini melibatkan pengambilan kebijakan seperti
stimulus ekonomi, dukungan bagi bisnis dan individu yang terkena dampak, serta reformasi sistem
kesehatan. Pendekatan ini tidak hanya menunjukkan prioritas dan kapabilitas pemerintah dalam
menghadapi krisis, tetapi juga mencerminkan filosofi politik dan ekonomi yang mendasarinya.
Misalnya, pilihan untuk menyediakan dukungan finansial yang luas bagi masyarakat dan bisnis
selama pandemi COVID-19 menunjukkan pengakuan akan pentingnya intervensi pemerintah dalam
ekonomi untuk menjaga stabilitas dan mencegah keruntuhan. Di sisi lain, keputusan untuk fokus
pada pembukaan kembali ekonomi dengan cepat mungkin mencerminkan pendekatan yang lebih
berorientasi pasar. Respons terhadap krisis global juga menguji kekuatan dan ketahanan institusi
politik dan ekonomi suatu negara, sering kali memaksa pemerintah untuk mengevaluasi dan
mengubah kebijakan dan praktik yang ada untuk lebih tanggap dan efektif. Krisis ini juga sering
kali menjadi katalisator untuk perubahan sosial dan politik yang lebih luas, karena masyarakat dan
pemerintah sama-sama menilai kembali prioritas dan pendekatan mereka terhadap masalah global
dan domestik. Oleh karena itu, respon terhadap krisis global menjadi cerminan dari bagaimana
suatu negara mengintegrasikan dan menyeimbangkan kebijakan ekonomi dan politiknya dalam
menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Demokrasi dan ekonomi pasar di negara-negara demokratis memiliki interaksi yang kompleks
dan saling mempengaruhi, dengan kebebasan politik dan ekonomi yang menjadi ciri khas sistem
tersebut. Dalam konteks demokrasi, kebebasan politik memungkinkan partisipasi luas dalam proses
pengambilan keputusan dan pengawasan yang ketat terhadap pemerintah, yang sering kali
berdampak pada kebijakan ekonomi. Kebebasan pers, hak untuk berpendapat, dan pemilihan yang
adil dan bebas memastikan bahwa kepentingan publik dan beragam pandangan ekonomi dapat
diwakili dan dipertimbangkan dalam proses pembuatan kebijakan. Di sisi lain, ekonomi pasar yang
beroperasi dalam kerangka demokrasi cenderung lebih dinamis dan inovatif, karena persaingan dan
kebebasan untuk berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Namun, interaksi
ini juga menimbulkan tantangan, seperti menjaga keseimbangan antara pasar yang bebas dan efisien
dengan kebutuhan untuk mengatur dan mengintervensi guna mencegah ketidaksetaraan dan
mempromosikan keadilan sosial. Demokrasi memungkinkan masyarakat untuk menuntut dan
mendorong kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, seperti perlindungan lingkungan dan
kesetaraan sosial. Selain itu, dinamika politik dalam demokrasi, seperti pergantian kekuasaan dan
pluralitas pandangan, sering kali membawa perubahan dalam kebijakan ekonomi, mencerminkan
respons terhadap kebutuhan dan prioritas masyarakat yang berubah. Oleh karena itu, di negara-
negara demokratis, hubungan antara demokrasi dan ekonomi pasar merupakan suatu proses yang
terus-menerus menyesuaikan diri, menyeimbangkan kebebasan ekonomi dengan tanggung jawab
sosial, dan memastikan bahwa kebijakan ekonomi selaras dengan nilai-nilai demokratis dan aspirasi
publik.

Kesimpulan
Hubungan antara ekonomi dan politik adalah interaksi yang kompleks dan saling tergantung,
di mana stabilitas dan pertumbuhan ekonomi sering kali bergantung pada kestabilan dan kebijakan
politik, dan sebaliknya. Ketidakstabilan politik dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi,
sementara krisis ekonomi dapat memicu perubahan politik. Pendekatan yang proaktif dan
multidisiplin diperlukan untuk memahami dan menangani tantangan yang timbul dari dinamika ini.
Di negara demokratis, interaksi antara demokrasi dan ekonomi pasar menciptakan kerangka kerja
untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, namun membutuhkan keseimbangan antara
kebebasan pasar dan tanggung jawab sosial. Respon terhadap krisis global, seperti pandemi atau
resesi ekonomi, sering kali menguji kekuatan dan ketahanan sistem ekonomi dan politik,
mendorong negara-negara untuk menyesuaikan kebijakan mereka dalam menghadapi tantangan
yang belum pernah terjadi sebelumnya. Keseluruhan pembahasan ini menunjukkan pentingnya
kebijakan yang mempertimbangkan baik aspek ekonomi maupun politik untuk mencapai
kesejahteraan bersama dan kemajuan yang berkelanjutan.

Referensi
Achmad, Z. A. (2020). Anatomi teori strukturasi dan ideologi jalan ketiga Anthony
Giddens. Translitera: Jurnal Kajian Komunikasi Dan Studi Media, 9(2), 45-62.
Ganta, H. S. F. D. M., & Anjani, R. F. (2017). Pengaruh Hukum dan Politik terhadap
Perkembangan Investasi Asing di Indonesia. Serambi Hukum, 10(02), 69-90.
Isnaeni, D. (2017). Kebijakan program redistribusi tanah bekas perkebunan dalam menunjang
pembangunan sosial ekonomi masyarakat. Masalah-Masalah Hukum, 46(4), 308-317.
Jurdi, S. (2016). Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia. Kencana.
Lugina, U. (2018). Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren Di Jawa Barat. Risâlah, Jurnal
Pendidikan Dan Studi Islam, 4(1, March), 53-64.
Maiwan, M. (2015). Teori-Teori Ekonomi Politik Internasional Dalam Perbincangan: Aliran Dan
Pandangan. Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi, 15(1), 109-125.
Manggaga, I. P. (2018). Komodifikasi konten televisi dalam perspektif ekonomi politik
media. Jurnal Dakwah Tabligh, 19(2), 257-276.
Ramadhanti, R. (2018). Politik dan Birokrasi Pemerintahan. Jurnal Trias Politika, 2(1), 96-104.
Rasyid, F. A. (2016). Konfigurasi politik hukum ekonomi syariah di Indonesia. Ijtihad: Jurnal
Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, 16(2), 297-315.
Salam, A. (2015). Pengaruh politik dalam pembentukan hukum di Indonesia. Mazahib.
Sarip, S., Syarifudin, A., & Muaz, A. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian
Masyarakat Dan Pembangunan Desa. Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi
Syariah, 5(1), 10-20.
Tampubolon, Y. H. (2020). Misi Gereja di Era Kapitalisme Global: Eksplorasi Pelayanan Misi
Yesus: The Church’s Mission In The Era Of Global Capitalism: An Exploration On The
Mission Model In Jesus’ Ministry. Societas Dei: Jurnal Agama Dan Masyarakat, 7(2), 197-
217.

Anda mungkin juga menyukai