Anda di halaman 1dari 28

ISU POLITIK

PEMBAHASAN

 Isu Politik

Politik adalah bagian integral dari masyarakat manusia, yang membentuk cara suatu
negara mengatur dan mengambil keputusan. Ini mencakup berbagai permasalahan
yang mempengaruhi individu, komunitas, dan negara secara keseluruhan. Yang
dimaksud dengan “isu politik” adalah permasalahan atau permasalahan politik yang
timbul dalam suatu masyarakat.

Salah satu aspek kunci dari isu politik adalah perebutan kekuasaan. Partai-partai
politik dan para pemimpin saling berebut kekuasaan, yang sering kali menimbulkan
persaingan dan konflik yang ketat. Perjuangan ini dapat menyebabkan polarisasi
dalam masyarakat, karena berbagai faksi mendukung pemimpin atau ideologi pilihan
mereka.

Aspek penting lainnya dari isu politik adalah pembuatan kebijakan. Pemerintah
menetapkan kebijakan untuk mengatasi berbagai tantangan sosial seperti kesenjangan
ekonomi, akses layanan kesehatan, degradasi lingkungan, dan keamanan nasional.
Kebijakan-kebijakan ini dapat mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan
masyarakat dan menentukan arah masa depan suatu bangsa.

Korupsi adalah masalah mendesak lainnya dalam ranah isu politik. Penyalahgunaan
kekuasaan untuk keuntungan pribadi melontarkan kepercayaan terhadap institusi dan
menghambat pembangunan sosio-ekonomi. Penanggulangan korupsi memerlukan
kemauan politik yang kuat dan mekanisme tata kelola yang efektif.

Selain itu, keadilan sosial masih menjadi perhatian utama dalam politik. Isu politik
sering kali berkisar pada jaminan persamaan hak dan kesempatan bagi semua
anggota masyarakat tanpa memandang ras, jenis kelamin, agama, atau latar belakang
sosial ekonomi.
Kesimpulannya, isu politik mencakup berbagai aspek termasuk perebutan kekuasaan,
pengambilan kebijakan, korupsi, dan masalah keadilan sosial. Hal ini memainkan
peran penting dalam membentuk masyarakat dengan menentukan bagaimana sumber
daya dialokasikan dan keputusan dibuat. Memahami isu-isu politik ini
memungkinkan individu untuk terlibat dalam diskusi yang terinformasi tentang arah
yang mereka ingin ambil dari negara mereka sambil meminta pertanggungjawaban
para pemimpin atas tindakan mereka.

 Globalisasi dan Politik Internasional


A. Dampak Globalisasi Ekonomi global Perdagangan internasional Diplomasi dan
hubungan antarnegara

Dampak Positif :

1. Produksi global dapat ditingkatkan.

2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara.

3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.

4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.

5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

Dampak Negatif :

1. Karena perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang menjadi lebih


bebas, sehingga dapat menghambat pertumbuhan sektor industri.

2. Dapat memperburuk neraca pembayaran.

3. Sektor keuangan semakin tidak stabil.

4. Memperburuk proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang.


Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian Indonesia
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup besar dalam
perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif, ada pula yang
negatif. Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.

1. Dampak Positif Perdagangan Internasional :

1. Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara

2. Meningkatkan produktivitas usaha

3. Mengurangi pengangguran

4. Menambah pendapatan devisa bagi Negara

5. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi

2. Dampak Negatif Perdagangan Internasional :

Selain dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan dampak negatif


bagi perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa dampak negatif dari perdagangan
internasional, yaitu:

1. Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor

2. Masyarakat menjadi konsumtif

3. Mematikan usaha-usaha kecil

4. Kualitas sumber Daya yang rendah

5. Pembayaran Antar Negara Sulit dan Risikonya Besar

B. Isu-isu Politik Internasional Terkini Ketegangan geopolitik Perubahan iklim dan


keberlanjutan Pengungsi dan migrasi

Isu-isu politik internasional terkini seperti ketegangan geopolitik, perubahan iklim dan
keberlanjutan, serta pengungsi dan migrasi menjadi topik yang semakin relevan dalam dunia
global saat ini. Ketegangan geopolitik antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat,
Rusia, dan China telah menciptakan ketidakstabilan di berbagai wilayah dunia. Persaingan
kekuatan politik dan ekonomi antara negara-negara ini sering kali memicu konflik regional
yang berdampak luas.

Selain itu, perubahan iklim juga menjadi isu yang mendesak. Pemanasan global dan polusi
lingkungan telah menyebabkan bencana alam yang serius seperti banjir, kekeringan, dan
peningkatan tingkat laut. Hal ini mengancam keberlanjutan ekosistem kita serta kesejahteraan
manusia di seluruh dunia.

Tidak hanya itu, masalah pengungsi dan migrasi juga menjadi perhatian utama dalam politik
internasional. Konflik bersenjata di beberapa negara telah memaksa jutaan orang untuk
melarikan diri dari rumah mereka mencari perlindungan di negara lain. Hal ini menimbulkan
tekanan besar pada sistem imigrasi global serta menimbulkan pertanyaan tentang tanggung
jawab moral negara-negara untuk membantu mereka yang terkena dampak.

Dalam menghadapi isu-isu politik internasional terkini ini, kerjasama antarnegara sangat
penting. Negara-negara harus bekerja sama untuk mengurangi ketegangan geopolitik,
mengatasi perubahan iklim, dan memberikan perlindungan bagi pengungsi dan migran.
Hanya dengan kerjasama yang kuat dan komitmen bersama, kita dapat mencapai stabilitas
politik global, keberlanjutan lingkungan, serta kemanusiaan yang lebih baik bagi semua
orang.

 Nasionalisme dan Politik Identitas

A.Nasionalisme dalam Konteks Global Perkembangan nasionalisme Konflik identitas


dalam politik

Nasionalisme adalah sebuah ideologi yang telah memainkan peran penting dalam sejarah
dunia. Dalam konteks global, perkembangan nasionalisme telah menjadi faktor utama dalam
konflik identitas dalam politik. Konflik ini sering kali muncul ketika individu atau kelompok
merasa terancam oleh kekuatan asing atau merasa bahwa identitas nasional mereka sedang
diabaikan.
Perkembangan nasionalisme dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Di satu sisi,
nasionalisme dapat menjadi alat untuk memperkuat solidaritas dan persatuan di antara warga
negara. Hal ini terjadi ketika individu merasa bangga akan identitas nasional mereka dan
bersedia melindunginya dari ancaman eksternal.

Namun, di sisi lain, perkembangan nasionalisme juga dapat menyebabkan konflik identitas
yang berbahaya. Ketika individu atau kelompok merasa superior atas orang lain berdasarkan
identitas nasional mereka, hal ini dapat menciptakan ketegangan dan permusuhan antara
negara-negara.

Dalam politik global saat ini, kita melihat banyak contoh konflik identitas yang dipicu oleh
perkembangan nasionalisme. Misalnya, konflik antara Rusia dan Ukraina adalah hasil dari
perbedaan identitas nasional yang kuat di kedua negara tersebut.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi pemimpin politik untuk mengelola
perkembangan nasionalisme dengan bijaksana. Mereka harus mempromosikan inklusivitas
dan keragaman sebagai nilai-nilai inti dalam masyarakat mereka. Selain itu, dialog dan
diplomasi juga harus digunakan untuk mengatasi perbedaan identitas nasional yang mungkin
timbul.

Dalam kesimpulannya, perkembangan nasionalisme dalam konteks global telah menjadi


faktor utama dalam konflik identitas dalam politik. Meskipun nasionalisme dapat
memperkuat solidaritas dan persatuan di antara warga negara, hal ini juga dapat
menyebabkan ketegangan dan permusuhan antara negara-negara. Oleh karena itu, penting
bagi pemimpin politik untuk mengelola perkembangan nasionalisme dengan bijaksana
melalui promosi inklusivitas dan keragaman serta menggunakan dialog dan diplomasi untuk
mengatasi perbedaan identitas nasional.

B. Multikulturalisme dan Tantangan Pengelolaan keragaman Isu-isu minoritas

Sebagai negara yang maju, Indonesia mengembangkan proses multikulturalisme yang khas
sesuai dengan karekteristik masyarakat, sejarah, dan sistem politik. Penelitian ini
menggunakan metode studi kepustakaan (penelitian perpustakaan) dan bersifat deskriptif
kualitatif, dengan untuk mengelaborasi struktur fundamental serta prinsip dasar politik
rekognisi dan multikulturliasme yang menjadi tema sentral pembahasan. Pertanyaan utama
yang dibahas dalam artikel ini adalah bagaimanakah multikulturalisme dan politik pengakuan
berproses di Indonesia.

Hasil kajian menunjukkan, hubungan masyarakat dan negara bukanlah proses yang diberikan
proses tersebut, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika berperan sebagai imajinasi sosial, yang
menjadi landasan pembangunan identitas nasional dan mengembangkan masyarakat
multikultural yang lebih sesuai dan moderat.

Meskipun terdapat tantangan dan tantangan yang perlu diatasi, potensi dan kekayaan
keberagaman budaya di Indonesia memberikan landasan yang kuat untuk mendorong
multikulturalisme. Dengan mengakui, menghargai, dan mengedepankan seni, budaya, dan
identitas beragam kelompok budaya di Indonesia, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang
lebih inklusif dan harmonis.

 Teknologi dan Politik

A. Peran Media Sosial Pengaruh media sosial dalam politik Desinformasi dan
Pemilu

Dalam era digital yang semakin maju, media sosial telah menjadi platform
yang kuat untuk berbagi informasi, mempengaruhi opini, dan memobilisasi
massa. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana penggunaan
media sosial dalam kampanye politik mempengaruhi partisipasi politik dan
persepsi publik. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh media
sosial terhadap perilaku politik, dengan fokus pada penggunaan media sosial
dalam kampanye politik dan dampaknya terhadap partisipasi politik dan
persepsi publik.

Media sosial telah membuka pintu baru bagi partisipasi politik yang lebih
luas dan demokratis. Media sosial merupakan platform yang mudah diakses
dan interaktif bagi individu untuk berdiskusi politik, mengungkapkan
pendapat politik, dan terlibat dalam forum politik. Hal ini telah mengubah
dinamika partisipasi politik dengan memberikan suara kepada individu yang
sebelumnya mungkin merasa terbatas dalam mengemukakan pendapat.
Adapun beberapa temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Media Sosial terhadap Partisipasi Politik

Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa penggunaan media sosial


dalam kampanye politik memiliki pengaruh positif terhadap partisipasi
politik. Individu yang aktif menggunakan media sosial cenderung lebih
terlibat dalam diskusi politik, berbagi informasi politik dan berpartisipasi
dalam pemilihan. Penggunaan media sosial sebagai sarana untuk
mengungkapkan pendapat politik dan argumentasi, mendukung kandidat,
dan berinteraksi dengan orang lain yang memiliki minat politik serupa.
Dengan demikian, media sosial memberikan platform yang
memungkinkan partisipasi politik yang lebih luas dan aksesibilitas yang
lebih tinggi bagi masyarakat.

2. Dampak Media Sosial terhadap Persepsi Publik

Penggunaan media sosial dalam kampanye politik juga memiliki dampak


signifikan terhadap persepsi publik terhadap isu-isu politik dan kandidat.
Media sosial menjadi saluran penting untuk menyebarkan pesan politik,
dan pesan tersebut dapat dengan cepat menyebar dan mempengaruhi
pendapat masyarakat. Masyarakat mengakses informasi politik melalui
media sosial, termasuk berita, postingan, dan komentar dari pengguna
lain. Persepsi publik terbentuk melalui interaksi dengan berbagai
pandangan politik yang disajikan melalui media sosial. Dengan
demikian, media sosial berperan dalam membentuk opini publik dan
memberikan kontribusi pada dinamika politik dalam masyarakat.

3. Tantangan Penggunaan Media Sosial


Meskipun penggunaan media sosial dalam kampanye politik memiliki
dampak positif, ada juga tantangan yang perlu diatasi. Salah satu
tantangan utama adalah penyebaran berita palsu atau disinformasi.
Dalam lingkungan media sosial yang terbuka, informasi yang tidak
diverifikasi dengan baik dapat dengan mudah menyebar dan
mempengaruhi persepsi publik. Selain itu, adanya filter bubble dan echo
chamber di media sosial dapat mempersempit akses masyarakat terhadap
sudut pandang yang berbeda, sehingga menyebabkan polarisasi dan
kurangnya pemahaman yang holistik.

4. Komunikasi Dua Arah dan Keterlibatan Pemilih

Salah satu aspek positif dari penggunaan media sosial dalam kampanye
politik adalah komunikasi dua arah yang dimungkinkan antara kandidat
politik dan pemilih. Media sosial memberikan kesempatan bagi kandidat
untuk berinteraksi langsung dengan pemilih, mendengarkan masukan
dari masyarakat, dan merespons pertanyaan atau keprihatinan yang
diajukan oleh pemilih. Hal ini dapat memperkuat hubungan antara
kandidat dan pemilih, meningkatkan kepercayaan publik, dan mendorong
partisipasi politik yang lebih aktif dari pemilih.

mengkonfirmasi bahwa penggunaan media sosial dalam kampanye


politik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku politik,
partisipasi politik, dan persepsi publik. Media sosial memberikan
aksesibilitas yang lebih tinggi bagi masyarakat untuk terlibat dalam
politik, mempengaruhi opini publik, dan berpartisipasi dalam pemilihan.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan media sosial juga
menghadirkan tantangan seperti penyebaran berita palsu dan filter
bubble. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mempromosikan literasi
digital dan mengembangkan strategi yang bertujuan untuk
meminimalkan dampak negatif media sosial sambil memaksimalkan
manfaatnya dalam konteks politik.
B. Keamanan Cyber Ancaman keamanan cyber di politik Upaya melawan
serangan siber

1.Keterkaitan Cyber Security(Keamanan Siber) dan Cyber Defense(Pertahanan Siber)


Keamanan Siber dan Pertahanan Siber memiliki setidaknya satu keterkaitan erat, yaitu bahwa
keduanya diterapkan untuk menjaga dan mempertahankan kerahasiaan (confidentiality),
integritas (integrity), dan ketersediaan (availability) informasi elektronik atau Sistem
Elektronik.
Keamanan Siber dapat berupa salah satu bentuk dari Pertahanan Siber. Di lain
pihak, Pertahanan Siber dapat berupa pertahanan aktif maupun pertahanan pasif. Pertahanan
pasif yang dimaksud dapat tercakup dalam ruang lingkup Keamanan Siber.
Keamanan Siber maupun Pertahanan Siber dapat diselenggarakan oleh individu, kolektif
maupun negara. Masing-masing ruang lingkupnya dapat berbeda. Keamanan
Siber dan Pertahanan Siber yang diselenggarakan oleh negara dimaksudkan untuk menjaga
kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi penting bagi negara, keamanan nasional,
maupun menjaga Sistem Elektronik yang strategis atau kritis bagi kelangsungan pelayanan
publik atau kelangsungan negara.

Pihak swasta maupun pribadi memiliki kepentingan untuk membangun keamanan dan
mempertahankan informasi dan sistem elektroniknya untuk menjaga informasi dan sistem
elektroniknya sesuai dengan kepentingannya masing-masing.

2. UU 11/2008 dan PP 82/2012 sebagai Dasar Keamanan Siber dan Pertahanan Siber
Semesta

UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi
Elektronik merupakan pondasi membangun Keamanan Siber dan Pertahanan Siber nasional
secara organik. Secara organik maksudnya keamanan dan pertahanan nasional dibangun oleh
Penyelenggara Sistem Elektronik secara semesta dan berkesinambungan.

Pasal 15 UU ITE mengatur bahwa Penyelenggara Sistem Elektronik harus menyelenggarakan


sistem elektroniknya secara aman, andal, dan bertanggung jawab terhadap beroperasinya
Sistem Elektronik sebagaimana mestinya. Artinya seluruh Penyelenggara Sistem Elektronik,
terlepas apakah sistem itu digunakan untuk kepentingan pemerintahan, komersial, atau
pribadi harus menyelenggarakan sistemnya secara andal, aman dan bertanggung jawab.

PP 82/2012 memberikan pedoman bagaimana Penyelenggara Sistem Elektronik


menyelenggarakan sistemnya secara andal, aman, dan bertanggung jawab sebagaimana
diamanatkan oleh UU ITE. Kemudian PP 82/2012 mengatur bahwa Sistem Elektronik
memiliki lima komponen, yaitu:

1. Perangkat keras

2. Perangkat lunak

3. Tenaga ahli

4. Tata kelola

5. Pengamanan

PP 82/2012 membagi Penyelenggara Sistem Elektronik menjadi dua bagian besar, yaitu:

1. Penyelenggara Sistem Elektronik untuk Pelayanan Publik; dan

2. Penyelenggara Sistem Elektronik untuk non Pelayanan Publik

PP 82/2012 memberikan standar yang lebih tinggi kepada Penyelenggara Sistem


Elektronik untuk Pelayanan Publik dalam menyelenggarakan sistemnya secara andal, aman
dan bertanggung jawab terhadap kelima komponen yang dimaksud, misalnya:

1. Wajib melakukan pendaftaran sebelum Sistem Elektronik mulai digunakan


publik (Pasal 5 ayat (1) PP 82/2012)

2. Perangkat lunak yang digunakan wajib terdaftar pada Kominfo serta terjamin
keamanan dan keandalan operasi-nya (Pasal 7 PP 82/2012)

3. Wajib menerapkan tata kelola yang baik dan akuntabel (Pasal 16 ayat (1) PP
82/2012)

4. Memiliki rencana keberlangsungan kegiatan untuk menanggulangi gangguan


atau bencana sesuai dengan risiko dari dampak yang ditimbulkannya (Pasal 17
ayat (1) PP 82/2012)
5. Menempatkan pusat data dan pusat pemulihan bencana di wilayah hukum
Indonesia (Pasal 17 ayat (2) PP 82/2012)

6. Memiliki Sertifikat Kelaikan Sistem Elektronik (Pasal 30 ayat (1) PP 82/2012)

7. Menggunakan Sertifikat Keandalan (Pasal 41 ayat (1) PP 82/2012)

8. Memiliki Sertifikat Elektronik (Pasal 59 ayat (1) PP 82/2012)

9. Memenuhi persyaratan penyelenggaraan Transaksi Elektronik

Dengan adanya pedoman tersebut, diharapkan agar secara semesta atau secara nasional,
Sistem Elektronik yang ada di Indonesia dapat menjadi satu kesatuan sistem yang kokoh,
andal dan aman. Hal ini selaras dengan prinsip pertahanan nasional yaitu bahwa pertahanan
dilakukan secara semesta. Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan
membina kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap ancaman.

Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, pertahanan negara adalah segala
usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara. Sistem pertahanan negara Indonesia bersifat sistem pertahanan
semesta, yaitu melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya,
serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu,
terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

3. Koordinasi Keamanan Siber dan Pertahanan Siber

Meskipun UU 11/2008 dan PP 82/2012 telah meletakan dasar pengaturan untuk membangun
sistem Keamanan Siber dan Pertahanan Siber yang bersifat semesta, diperlukan kontrol,
koordinasi, dan pengawasan secara strategis dan efektif.

Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki tugas dan fungsi di bidang


Telekomunikasi, Informatika, Penyiaran, dan Pos. Keempat bidang ini sangat berperan dalam
membangun dan mengembangkan Keamanan Siber dan Pertahanan Siber secara holistik.
Kementerian Kominfo merupakan instansi pengawas dari penyelenggaraan bidang-bidang
tersebut. Dalam kondisi yang normal, Kementerian Kominfo, melalui pembentukan
regulasi, pembangunan CSIRT diseluruh provinsi & semua sektor, penegakan hukum, budaya
keamanan Informasi, monitoring & insiden respon, bersama dapat secara efektif membangun
Keamanan Siber dan Pertahanan Siber.

Budaya Keamanan Informasi di masyarakat perlu ditumbuhkan dengan menyelenggarakan


sosialisasi dan bimtek tentang keamanan informasi. Pemerintah perlu bekerja sama dengan
berbagai pihak dimasyarakat (sekolah, LSM, dan instansi publik) dalam menumbuhkan
kesadaran mengamankan informasi.

Karena Pertahanan Siber untuk kepentingan perang (war) memerlukan pendekatan yang
berbeda. Dalam keadaan perang, seluruh sumber daya digunakan untuk mempertahankan
Sistem Elektronik khususnya yang strategis dan meredam serangan siber dan menyerang
untuk melumpuhkan serangan. Dalam kondisi perang, Tentara Nasional harus lebih berperan
aktif.

4. Perlunya Strategi Nasional Keamanan Siber dan Pertahanan Siber

Satu tantangan besar dalam mempertahankan dan menjaga kerahasiaan, integritas, dan
ketersediaan informasi serta Sistem Elektronik yang strategis ialah bahwa selalu ada
kemungkinan perang siber (SiberWar) tersebut bukanlah perang yang kasat mata, tetapi
perang laten. Adanya serangan siber (cyber attack) yang tidak dilangsungkan atas nama
negara tertentu. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo dan Kementerian Pertahanan serta
Kementerian Koordinator Polhukam harus bekerja sama secara intensif. Instansi-instansi ini
perlu bekerja sama dalam membuat Strategi Nasional Keamanan Siber dan Pertahanan Siber.

Strategi dimaksud perlu dibentuk dalam suatu Rencana Besar (master plan) yang berisi,
antara lain:

1. Penentuan dan evaluasi ancaman (threat) dan kelemahan (vulnerabilities)


Sistem Elektronik Infrastruktur Strategis di Indonesia
2. Pengelolaan sumber daya (khususnya manusia, teknologi, serta Penelitian dan
Pengembangan –R&D) dan untuk penguatan Keamanan Siber dan Pertahanan
Siber
3. Pembangunan dan pengembangan sistem Keamanan Siber dan Pertahanan
Siber semesta

4. Penentuan prioritas penguatan Sistem Elektronik Infrastruktur Strategis

Komunikasi menggunakan teknologi internet hampir menjadi kebutuhan primer setiap orang
di Indonesia. Perkembangan teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang pesat
menyebabkan perubahan pola sistem jaringan. (MOW)

 Isu Lingkungan dan Politik

A. Perubahan Iklim Kebijakan lingkungan global Dampak politik dari


perubahan iklim

Setidaknya ada sepuluh permasalahan lingkungan di Indonesia yang harus segera dapat
diatasi, yaitu: sampah, banjir, pencemaran sungai, rusaknya ekosistem laut, pemanasan
global, pencemaran udara, sulitnya air bersih, kerusakan hutan, abrasi, dan pencemaran tanah.
Sementara solusi untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup dan kehutanan masih bersifat
teknis-instrumental. Terbatasnya akses masyarakat sekitar hutan untuk memanfaatkan
maupun mengelola sumberdaya hutan, telah menyebabkan mereka mengalami marjinalisasi
dan eksklusi akibat kepentingan aktor atau agensi di tingkat regional dan global yang
memiliki interest untuk akses terhadap sumber daya alam dan lingkungan di Indonesia.
Interest ini disisipkan ke dalam persetujuan internasional, lantas menjadi kebijakan nasional
dan kemudian mewujud dalam rejim perijinan dan tata kelola.

Ekologi Politik merupakan alat analisis yang dapat membedah hal ini. Melalui pendekatan
ekologi politik, kita akan mendapat gambaran lebih jernih tentang mengapa resiko bencana
terbentuk dan bagaimana menanganinya. Selain itu, kita akan melihat bagaimana menelaah
konteks politik sebagai upaya pengurangan resiko bencana dan perubahan iklim mulai skala
lokal, nasional, dan internasional.

Penyebab perubahan iklim:


Perubahan Iklim adalah perubahan signifikan pada iklim yang ada, seperti suhu udara dan
curah hujan. Perubahan iklim terjadi karena meningkatnya suatu konsentrasi gas pada karbon
dioksida dan gas yang lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca memiliki
suhu yang meningkat. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca ini disebabkan oleh seluruh
aktivitas manusia, sehingga emisi bahan bakar pada fosil memiliki perubahan, kemudian
penggunaan lahan juga tidak berpola, sehingga menghasilkan limbah, dan aktivitas industri
yang menyebabkan kenaikan suhu sehingga mempengaruhi komponen – komponen atmosfer.

Dampak perubahan iklim bagi politik global:

Dampak bagi politik global, yaitu dapat menghambat kerja sama antar negara. Sehingga
memiliki jeda waktu yang tak menentu untuk bergerak di bidang ekonomi dan politik dalam
kerja sama. Contoh pada tahun 2019, Australia mengalami kebakaran hutan dengan intensitas
yang membuat warga Australia geram dengan pemerintah.

Perdana Menteri Scott Morrison, dinilai lambat dalam merespons bencana sehingga seperti
terbengkalai saja. Morrison tidak berada di Australia pada saat bencana, sehingga masyarakat
melakukan protes di depan kediaman Morrison di distrik Kirribilli, Sydney.

Bahkan, beliau memilih untuk berlibur di Hawaii bersama keluarga tanpa memperhatikan
bencana di negara nya.

Dari kasus tersebut kita tahu bahwa dengan adanya kebakaran hutan di Australia dapat
memicu bidang ekonomi dan menghambat beberapa bidang untuk beroperasi sehingga
memiliki dampak bagi antar negara yang bekerja sama.

Mengatasi perubahan iklim:

Menurut informasi yang saya dapat Indonesia tidak termasuk dalam Negara yang memiliki
kewajiban mengurangi emisi yang tertuang dalam Protokol Kyoto.

Namun, Indonesia posisinya sebagai negara kepulauan yang di mana 65 % penduduknya


tinggal di wilayah pesisir pantai, hal tersebut akan rentan terhadap dampak perubahan iklim
yang berpotensi meningkatnya permukaan air laut.
Mengatasi perubahan iklim adalah tantangan global yang membutuhkan tindakan kolektif
dari seluruh dunia. Perubahan iklim telah menyebabkan dampak negatif yang signifikan,
seperti kenaikan suhu global, cuaca ekstrem, dan peningkatan tingkat air laut. Oleh karena
itu, penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca dan melindungi lingkungan.

Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi perubahan iklim adalah dengan
mempromosikan energi terbarukan. Beralih dari sumber energi fosil ke energi terbarukan
seperti matahari, angin, dan air dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca secara
signifikan. Selain itu, penggunaan kendaraan listrik juga merupakan solusi yang baik dalam
mengurangi polusi udara dan emisi karbon.

Selain itu, penting bagi kita untuk menjaga kelestarian hutan dan lahan basah. Hutan
berfungsi sebagai penyerap karbon alami dan membantu menjaga keseimbangan ekosistem.
Dengan mencegah deforestasi dan melakukan reboisasi, kita dapat membantu mengurangi
jumlah karbon di atmosfer.

Pendidikan juga memainkan peran penting dalam mengatasi perubahan iklim. Dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan lingkungan dan
memberikan pengetahuan tentang praktik berkelanjutan, kita dapat menciptakan budaya
peduli terhadap lingkungan.

Secara keseluruhan, upaya kolektif diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim. Dengan
mengadopsi energi terbarukan, menjaga kelestarian hutan, dan meningkatkan pendidikan
tentang lingkungan, kita dapat melindungi planet ini untuk generasi mendatang.

B. Konservasi dan Pembangunan Berkelanjutan Konservasi sumber daya alam


Pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional

untuk mempertahankan keberadaan sumber daya alam sebagai modal dalam


pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan kesejahteraan seluruh
bangsa dengan tetap mempertahankan daya dukung dan fungsi lingkungan
hidup.

Sampai saat ini masih terjadi berbagai kerusakan, pencemaran, dan bencana
alam akibat pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang
mengesampingkan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup. Hal ini menjadi
tantangan dalam meningkatkan fungsi lingkungan hidup sebagai penyediaan
sumber daya alam untuk pembangunan nasional. Saat ini masalah yang
dihadapi dalam pengelolaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan
hidup semakin kompleks karena dampak perubahan iklim yang sudah
dirasakan dan diperkirakan akan bertambah besar apabila tidak diantisipasi
melalui kegiatan adaptasi, mitigasi dan konservasi. Kegiatan ini merupakan
upaya atau tindakan untuk menjaga keberadaan SDAL secara terus menerus
berkesinambungan baik mutu maupun jumlah, sehingga dapat menghemat
penggunaan sumber daya alam dan memperlakukannya berdasarkan hukum
alam.

Setelah mempelajari Modul ini diharapkan Anda dapat memahami tentang


Konservasi Sumber daya Alam dan Lingkungan dan memiliki kemampuan
mendeskripsikan wilayah (regional descriptions) berbasis konservasi sumber
daya alam dan lingkungan; melakukan pendugaan wilayah (regional
forecasting) berdasarkan jenis tipe dan pola sumber daya alam dan
lingkungan; menganalisis dan mensintesis wilayah serta melakukan evaluasi
wilayah (regional evaluation) dengan pendekatan ke ruangan, ekologi, dan
kompleks wilayah berbasis pada konservasi sumber daya alam dan
lingkungan.

 Partisipasi Politik dan Keterlibatan Masyarakat

A. Keterlibatan Kaum Muda Partisipasi politik kaum muda Pendidikan politik

A. Definisi Partisipasi Politik


1. Menurut Miriam Budiardjo (2008:367), sebagai definisi umum dapat
dikatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan seorang atau kelompok
orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik,antara lain
dengan jalan memilih piminan negara dan secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan ini
mencakup kegiatan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum,
menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan (contacting) atau lobbying
dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai,
atau salah satu gerakan sosial dengan direct action-nya dan sebagainya.

2. Secara literature yang dimaksud dengan partisipasi politik adalah :


kegiatan legal oleh warga perorangan yang secara langsung atau tidak
ditujukan untuk mempengaruhi pilihan petinggi pemerintahan dan / atau
tindakan mereka. (Nie dan Verba, 1992 : 16)

3. Sedangkan menurut Herbert Mc Closky , sebagaimana dikutip Budiardjo


(2008:367) , bahwa partisipasi politik adalah kegiatan sukarela dari warga
masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan
penguasa dan secara langsung atau tidak langsung, dalam pembentukan
kebijakan umum Selanjutnya, Huntington dan Nelson dalam “No Easy
Choise : political participation in developing countries,” sebagaimana dikutib
Budiardjo (2008:368), menyebutkan bahwa partisipasi politik adalah
kegiatan warga yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk
mempengaruhi pembuatan keputusan politik oleh pemerintah. Partisipasi
bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau
sporadis, secara damai atau kekerasan legal atau ilegal, efektifatau tidak
efektif.

4. Menurut Ramlan Surbakti sebagaimana dikutib Rahmat Arifin (1998:128)


partisipasi politik adalah kegiatan dari warga negara biasa dalam
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan
dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan.
b) Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik

Menurut Gabriel Almond ( dalam Mas’oed dan MacAndrews 2000 : 67)


partisipasi politik terbagi dalam 2(dua) bentuk, yakni secara Konvesional dan
Non Konvensional. Yang termasuk dalam bentuk konvensional adalah
partisipasi politik seperti Pemberian suara(voting), ikut dalam diskusi politik,
ikut kegiatan kampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok
kepentingan, melakukan komunikasi individual dengan pejabat politik dan
administrasi. Sedangkan yang masuk dalam bentuk non konvensional
adalah : pengajuan petisi, demonstrasi, konfrontasi, mogok, tindakan
kekeasan terhadap harta benda, Menurutnya bentuk partisipasi politik
“Konvensional” adalah bentuk partisipasi yang Normal dalam demokrasi
modern. Sedangkan bentuk partisipasi politik “Non Konvensional” termasuk
beberapa yang mungkin legal seperti petisi maupun yang ilegal, kekerasan
dan revolusioner.

c) Sifat Partisipasi Politik


Menurut Huntington dan Nelson sebagaimana dikutip Budiardjo (2008:370)
partisipasi politik dapat bersifat Otonomi dan Mobilisasi. Partisipasi politik
yang bersifat Otonom ( Autonomous Participation ) yaitu partisipasi politik
yang didasarkan pada kesadaran politik setiap warga untuk menentukan
pilihan. Partisipasi politik yang bersifat Mobilisasi ( Mobilized
Participation ) yaitu partisipasi politik yang dimobilisasi atau dikerahkan
oleh pihak lain.Jadi partisipasi politik otonom dilaksanakan berdasarkan pada
kesadaran politik setiap orang tanpa adanya paksaan, ancaman ataupun
pengerahan. Partisipasi politik otonom murni muncul atas dorongan atau
kehendak pribadi. Sedangkan partisipasi politik yang dimobilisasi
merupakan partisipasi politik yang dilakukan oleh karena dikerahkan.
Biasanya partisipasi yang di mobilisasi tidak berdasarkan pada kesadaran
pribadi, tetapi terjadi melalui paksaan, ancaman bahkan tindakan kekerasan
lainnya dengan maksud mengubah pilihan warga.

d) Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi politik


Menurut Milbrath, sebagaimana di kutip Maran (2001:156-157)
menyebutkan 4 faktor utama yang mendorong orang untuk berpartisipasi
dalam kehidupan politik, adalah : 1).Adanya perangsang, maka orang mau
berpartisipasi dalam kehidupan politik. Dalam hal ini minat untuk
berpartisipasi dipengaruhi oleh misalnya sering mengikuti diskusi-diskusi
politik melalui mass media atau melalui diskusi informal.

2).Faktor karakteristik pribadi seseorang, orang yang berwatak sosial, yang


punya kepedulian besar terhadap problem sosial, politik ekonomi dan lain-
lainnya biasanya mau terlibat dalam aktifitas politik.

3).Faktor karakteristik sosial seseorang, karakter sosial menyangkut status


sosial ekonomi, kelompok ras, etnis dan agama seseorang. Bagaimanapun
lingkungan sosial itu ikut mempengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku
seseorang dalam bidang politik. Orang yang berasal dari lingkungan sosial
yang lebih rasional dan menghargai nilai-nilai seperti keterbukaan, kejujuran,
keadilan dan lain-lainnya tentu akan mau juga memperjuangkan tegaknya
nilai-nilai tersebut dalam bidang politik. Dan untuk itulah mereka mau
berpartisipasi dalam kehidupan politik.

4).Faktor situasi atau lingkungan politik itu sendiri, lingkungan politik yang
kondusif membuat orang dengan senang hati berpartisipasi dalam kehidupan
politik. Dalam lingkungan politik yang demokratis, orang merasa lebih bebas
dan nyaman untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas politik ketimbang dalam
lingkungan politik yang totaliter..Tetapi meningkatnya jumlah pemberi suara
secara dramastis di negara-negara bagian selatan Amerika akhir-akhir ini
betul-betul akibat dari adanya registrasi yang rapi dan aktivitas pemberian
suara di kalanngan golongan rakyat berpenghasilan rendah yang secara
tradisional apatis. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka, dapat
disimpulkan bahwa menurut mereka faktor-faktor yang juga sangata
mempengaruhi partisipasi politik adalah : Tingkat pendidikan, Jenis kelamin,
Status sosial ekonomi seseorang, Peran partai politik, Aktivitas kampanye,
Calon-calon/tokoh politik yang memiliki daya tarik pribadi kuat
(kharismatis).

C.Pemilih Muda

Menurut Poerwadarminta (1976:314) kata “Muda” adalah belum sampai


setengah umur,atau masih muda.

Pengertian generasi muda dapat dibedakan dalam beberapa kategori :


1. Biologi : generasi muda adalah mereka yang berusia 12-15 tahun ( remaja
) dan 15-30 tahun ( pemuda ).

2. Budaya, generasi muda adalah mereka yang berusia 13-14 tahun.

3. kerja, yang dibuat oleh Depnaker adalah yang berusia 18-22 tahun.

4. Kepentingan perencanaan pembangunan, yang disebut sebagai sumber


daya manusia muda adalah yang berusia 0-18 tahun

5. Ideologi Politik, generasi muda yang menjadi pengganti adalah mereka


yang berusia 18-40 tahun.

6. Lembaga dan lingkungan hidup sosial, generasi muda dibedakan menjadi


3 kategori :

a. Siswa, yakni usia 6-8 tahun


b. Mahasiswa, yakni usia 18-25 tahun
c. Pemuda yang berada diluar sekolah / PT berusia 15-30 tahun.

Menurut Kurniadi (1991:103) generasi muda secara umum dapat dipandang


sebagai suatu fase dalam siklus pembentukan kepribadian manusia,
sebagaimana juga dalam fase-fase lainnya, maka fase generasi muda ini
mempunyai cirinya sendiri,yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya. Ciri yang menonjol dari fase generasi muda ini ialah
peranannya dalam masa peralihan menuju suatu kedudukan yang
bertanggung jawab dalam tatanan masyarakat, antara lain:

a. Kemurnian idealismenya.
b. Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan
baru.
c. Semangat dan pengabdiannya.
d. Spontanitas dan dinamikanya.
e. Inovasi dan kreatifitasnya.
f. Keinginan-keinginannya untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru.
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan
kepribadian yang mandiri.
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan
pendapat, sikap dan tindakannya dengan kenyataan-kenyataan yang ada

B. Hak Asasi Manusia dan Keadilan Perlindungan hak asasi manusia


Keadilan sosial dan ekonomi.

Pengertian Hukum Hak Asasi Manusia (HAM)

Hukum Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang melekat pada setiap manusia
sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. HAM merupakan seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatannya serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Tujuan dari adanya Hukum Hak Asasi Manusia (HAM) adalah untuk melindungi dan
menghormati hak-hak dasar setiap individu, tanpa diskriminasi apapun, berdasarkan prinsip-
prinsip kemanusiaan, martabat, dan kesetaraan. HAM merupakan aspek penting dalam sistem
hukum modern dan menyediakan landasan bagi keadilan, kebebasan, dan perlindungan
terhadap penyalahgunaan kekuasaan oleh penguasa dan negara.
Peran Penting Hukum Hak Asasi Manusia (HAM)

Peran Hukum Hak Asasi Manusia (HAM) sangat penting dalam konteks perlindungan hak-
hak dasar individu dan masyarakat secara luas. Berikut adalah beberapa peran utama HAM
yang menjelaskan mengapa hukum ini sangat penting dalam masyarakat.

Hukum Hak Asasi Manusia (HAM) memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan
melindungi hak-hak dasar setiap individu. HAM adalah seperangkat prinsip dan norma yang
mengatur perlindungan terhadap martabat, kebebasan, dan kesetaraan setiap manusia tanpa
memandang ras, agama, gender, atau status sosial.

Peran penting HAM dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, HAM memberikan jaminan
terhadap kebebasan individu. Setiap orang memiliki hak untuk hidup, bebas dari penyiksaan
atau perlakuan tidak manusiawi lainnya. Selain itu, HAM juga menjamin kebebasan
berpendapat, beragama, berkumpul secara damai, serta hak untuk mendapatkan pendidikan.

Kedua, HAM juga berperan dalam menjaga keseimbangan antara individu dengan negara.
Dalam sistem demokrasi yang baik, negara harus tunduk pada hukum dan menghormati hak-
hak warganya. Jika ada pelanggaran terhadap HAM oleh pihak berwenang atau aparat negara
lainnya, maka individu memiliki hak untuk melawan dan meminta pertanggungjawaban.

Selain itu, peranan penting HAM juga dapat dilihat dalam konteks global. Negara-negara di
dunia telah sepakat untuk menghormati dan melindungi HAM melalui deklarasi internasional
seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948. Hal ini menunjukkan
bahwa perlindungan terhadap HAM bukan hanya tanggung jawab individu atau negara, tetapi
juga tanggung jawab dunia internasional.

Dalam kesimpulannya, peran penting HAM terletak pada perlindungan hak-hak dasar setiap
individu, menjaga keseimbangan antara individu dengan negara, serta memperkuat kerjasama
internasional dalam melindungi dan menghormati HAM. HAM adalah fondasi yang kuat
untuk menciptakan masyarakat yang adil, demokratis, dan berkeadilan.
1. Melindungi Martabat dan Kemanusiaan

HAM menegaskan bahwa setiap individu memiliki martabat inheren sebagai


manusia. HAM melindungi manusia dari perlakuan yang tidak manusiawi,
penyiksaan, perbudakan, atau perlakuan diskriminatif berdasarkan ras, agama,
gender, atau status sosial. Dengan demikian, HAM berfungsi sebagai tameng untuk
melindungi kehidupan, kehormatan, dan kebebasan individu.

2. Menjamin Kebebasan dan Hak-hak Sipil

HAM menjamin berbagai kebebasan sipil, seperti kebebasan berbicara, berpendapat,


berserikat, beragama, dan hak atas privasi. Kebebasan ini penting dalam memastikan
pluralisme, demokrasi, dan partisipasi warga negara dalam proses pengambilan
keputusan politik.

3. Mendorong Keadilan Sosial dan Ekonomi

Selain hak-hak sipil, HAM juga mencakup hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya,
seperti hak atas pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan perumahan. HAM mendorong
negara untuk menciptakan kebijakan dan program yang berorientasi pada
kesejahteraan masyarakat dan memperkecil kesenjangan sosial.

Keadilan sosial dan ekonomi adalah prinsip yang penting dalam masyarakat yang
adil. Mendorong keadilan sosial dan ekonomi berarti memberikan kesempatan yang
sama kepada semua individu untuk mencapai kesejahteraan mereka sendiri. Hal ini
melibatkan distribusi sumber daya yang adil, akses terhadap pendidikan, perumahan,
pekerjaan, dan layanan kesehatan.

Pertama-tama, mendorong keadilan sosial berarti menghilangkan kesenjangan sosial


yang ada dalam masyarakat. Ini dapat dilakukan dengan memberikan akses yang
sama kepada semua individu tanpa memandang latar belakang mereka. Misalnya,
pemerintah dapat memberikan bantuan finansial kepada keluarga kurang mampu agar
mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.
4. Menyediakan Landasan bagi Keamanan dan Stabilitas

Keadilan, kesetaraan, dan pengakuan terhadap hak-hak dasar dalam HAM dapat
membantu menciptakan masyarakat yang lebih stabil dan aman. Melalui
penghormatan terhadap HAM, konflik dan ketegangan sosial dapat diminimalkan,
dan kepercayaan antarwarga negara dapat ditingkatkan.

Keamanan dan stabilitas adalah dua aspek yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Tanpa adanya kedua hal ini, kehidupan akan menjadi kacau dan tidak
teratur. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyediakan landasan bagi
keamanan dan stabilitas.

Pertama-tama, landasan keamanan dapat ditemukan dalam hukum dan peraturan


yang ada di masyarakat. Hukum bertujuan untuk melindungi hak-hak individu serta
menjaga ketertiban sosial. Dengan adanya hukum yang jelas dan ditegakkan dengan
baik, masyarakat dapat merasa aman karena mereka tahu bahwa pelanggar hukum
akan mendapatkan sanksi yang sesuai.

Selain itu, stabilitas juga dapat dicapai melalui perekonomian yang kuat dan
berkelanjutan. Ketika ekonomi stabil, lapangan pekerjaan tersedia, inflasi terkendali,
dan pendapatan masyarakat meningkat. Hal ini akan menciptakan rasa aman bagi
masyarakat karena mereka memiliki akses terhadap kebutuhan dasar seperti pangan,
perumahan, dan pendidikan.

Selanjutnya, landasan bagi keamanan dan stabilitas juga dapat ditemukan dalam
hubungan antarbangsa. Kerjasama internasional dalam bidang politik, ekonomi, serta
pertahanan dapat membantu menjaga perdamaian dunia secara keseluruhan. Negara-
negara bekerja sama untuk mengatasi masalah global seperti perubahan iklim atau
konflik bersenjata.
Dalam kesimpulannya, menyediakan landasan bagi keamanan dan stabilitas adalah
tanggung jawab kita sebagai individu dan masyarakat. Dengan memiliki hukum yang
kuat, perekonomian yang stabil, serta kerjasama internasional yang baik, kita dapat
menciptakan dunia yang aman dan stabil bagi generasi mendatang.
5. Mendorong Akuntabilitas Pemerintah

HAM menempatkan tanggung jawab pada pemerintah untuk melindungi hak-hak


warganya. Dengan demikian, HAM mendorong pemerintah untuk bertindak secara
bertanggung jawab dan transparan dalam kebijakan dan tindakan mereka. Jika terjadi
pelanggaran HAM, pemerintah dapat diadili dan diminta pertanggungjawaban di
hadapan hukum.

Akuntabilitas pemerintah merupakan prinsip yang sangat penting dalam menjaga


kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan. Dalam konteks Indonesia,
mendorong akuntabilitas pemerintah menjadi semakin penting mengingat sejarah
negara ini yang telah mengalami berbagai kasus korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan.

Salah satu cara untuk mendorong akuntabilitas pemerintah adalah dengan


meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. Pemerintah harus
memberikan akses informasi yang jelas dan mudah dipahami kepada publik
mengenai penggunaan anggaran negara. Hal ini akan memungkinkan masyarakat
untuk memantau dan mengevaluasi apakah dana publik digunakan dengan efisien
dan sesuai dengan tujuan pembangunan.

Selain itu, perlu juga adanya mekanisme pengawasan yang kuat terhadap tindakan
pemerintah. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) harus memiliki kewenangan yang lebih besar dalam
melakukan audit dan investigasi terhadap tindakan korupsi di lingkungan
pemerintahan. Dengan adanya mekanisme pengawasan yang efektif, para pejabat
publik akan merasa terdorong untuk bertindak secara jujur dan bertanggung jawab.

Tidak hanya itu, partisipasi aktif dari masyarakat juga sangat penting dalam
mendorong akuntabilitas pemerintahan. Masyarakat harus didorong untuk terlibat
dalam proses pengambilan keputusan dan pengawasan terhadap kinerja pemerintah.
Dengan melibatkan masyarakat, pemerintah akan lebih berhati-hati dalam mengambil
kebijakan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Dalam kesimpulan, mendorong akuntabilitas pemerintah adalah tanggung jawab


bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan meningkatkan transparansi,
memperkuat mekanisme pengawasan, dan melibatkan masyarakat secara aktif, kita
dapat menciptakan pemerintahan yang lebih jujur dan bertanggung jawab. Hanya
dengan adanya akuntabilitas yang kuat, kita dapat membangun negara yang
bermartabat dan sejahtera.

6. Mendukung Perdamaian dan Kerjasama Internasional

Prinsip universalitas HAM memperkuat nilai-nilai perdamaian dan kerjasama


internasional. HAM menyediakan landasan bersama bagi negara-negara untuk
bekerja sama dalam menghadapi tantangan global, seperti kemiskinan, perubahan
iklim, dan konflik bersenjata.

Perdamaian dan kerjasama internasional adalah dua aspek penting dalam menjaga
stabilitas dunia. Dalam era globalisasi ini, negara-negara saling terhubung melalui
berbagai bidang seperti ekonomi, politik, dan budaya. Oleh karena itu, mendukung
perdamaian dan kerjasama internasional menjadi kunci untuk mencapai kemajuan
bersama.

Salah satu alasan mengapa kita harus mendukung perdamaian adalah untuk
mencegah terjadinya konflik yang merugikan semua pihak. Konflik internasional
dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar, hilangnya nyawa manusia, serta
merusak hubungan antarnegara. Dengan adanya perdamaian, negara-negara dapat
fokus pada pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Kerjasama internasional juga sangat penting dalam menghadapi tantangan global


seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan terorisme. Tidak ada negara yang bisa
menyelesaikan masalah ini sendirian. Melalui kerjasama internasional, negara-negara
dapat berbagi pengetahuan, sumber daya, dan teknologi guna mencari solusi
bersama.

Namun demikian, mendukung perdamaian dan kerjasama internasional bukanlah


tugas yang mudah. Terkadang ada kepentingan nasional atau kekuatan politik
tertentu yang menghalangi upaya tersebut. Oleh karena itu, diperlukan komitmen
kuat dari semua pihak, baik negara maupun individu, untuk menjaga perdamaian dan
membangun kerjasama yang saling menguntungkan.

Dalam kesimpulannya, mendukung perdamaian dan kerjasama internasional adalah


langkah penting dalam menjaga stabilitas dunia. Dengan adanya perdamaian, konflik
dapat dihindari dan negara-negara dapat fokus pada pembangunan. Melalui
kerjasama internasional, masalah global dapat diselesaikan bersama-sama. Oleh
karena itu, mari kita bersatu mendukung perdamaian dan kerjasama internasional
demi masa depan yang lebih baik.

7.Mendorong Perkembangan dan Kemajuan Sosial

Dengan menjamin hak-hak dasar individu, HAM memberikan kesempatan bagi


setiap orang untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan sosial dan
ekonomi. Hak-hak tersebut mendukung kemajuan dan perkembangan sosial yang
berkelanjutan.

Perkembangan dan kemajuan sosial merupakan hal yang sangat penting dalam
masyarakat. Hal ini berkaitan dengan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan,
seperti pendidikan, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya. Mendorong
perkembangan dan kemajuan sosial adalah tanggung jawab bersama semua individu
di dalam masyarakat.

Salah satu cara untuk mendorong perkembangan dan kemajuan sosial adalah melalui
pendidikan. Pendidikan yang berkualitas dapat memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada individu untuk menghadapi tantangan masa depan. Selain itu,
pendidikan juga membantu meningkatkan kesadaran akan isu-isu sosial yang ada di
sekitar kita.
Selain pendidikan, partisipasi aktif dalam kegiatan sosial juga dapat mendorong
perkembangan dan kemajuan sosial. Melalui partisipasi aktif, individu dapat
berkontribusi pada pembangunan masyarakat secara langsung. Misalnya, melalui
kegiatan sukarela atau menjadi anggota organisasi non-profit yang fokus pada
masalah-masalah sosial tertentu.

Selanjutnya, penting bagi individu untuk memiliki sikap saling menghormati dan
toleransi terhadap perbedaan dalam masyarakat. Dengan menghargai perbedaan
tersebut, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua orang tanpa
memandang latar belakang mereka.

Dalam kesimpulannya, perkembangan dan kemajuan sosial merupakan tanggung


jawab bersama seluruh anggota masyarakat. Melalui pendidikan, partisipasi aktif
dalam kegiatan sosial, dan sikap saling menghormati, kita dapat mendorong
perkembangan dan kemajuan sosial yang berkelanjutan.

Penting untuk diingat bahwa HAM bukan hanya sekedar dokumen hukum, tetapi
juga nilai-nilai dan prinsip yang harus ditegakkan dan dipromosikan oleh seluruh
anggota masyarakat. HAM berperan sebagai pijakan untuk menciptakan masyarakat
yang adil, inklusif, dan berdasarkan keadilan bagi seluruh umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai