Anda di halaman 1dari 9

KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Di era globalisasi ini banyak tantangan bagi negeri kita, namun kesadaran berbangsa dan
bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama-sama memberikan
pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab
mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya, bila
rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini
merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa
ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang
lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain. Mengingat kondisi bangsa kita
sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa warga bangsa Indonesia di negeri ini telah
mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai
daerah sering bergejolak diantaranya tawuran antar warga, perkelaian pelajar, ketidakpuasan
terhadap hasil pilkada, perebutan lahan pertanian maupun tambang, dan lain-lain.

Kesadaran Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan
terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan
perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan bertindak demi
kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran
berbangsa dan bernegara sebaiknya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua.
Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah
Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal lain yang dapat
mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat pemuda yang perlu di cermati secara
seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal
banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu
memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan
politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan
persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh
negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai
mengalami penderitaan. Di situ pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita
dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas
cinta tanah air. Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:

1. Cinta Tanah Air


Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara
yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita
dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri,
melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama
baik negara kita.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar
kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
3. Pancasila
Pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang
ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai
pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Kita harus rela berkorban untuk bangsa dan Negara, contoh nyatanya seperti perhelatan
seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun
mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita
ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi
mengharumkan nama bangsa.
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan,
ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masingmasing. Kesadaran bela negara dapat
diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi
bagian dari Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa
Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan
tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi
generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok, cinta
produksi dalam negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang
berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional. Apabila kita mengajarkan dan
melaksanakan apa yang menjadi factor-faktor pendukung kesadaran berbangsa dan
bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan sosialisasi pendidikan kewarganegaraan
di sekolah-sekolah, juga sosialisasi di masyarakat, niscaya akan terwujud.

Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. Ada tiga hal yang harus kita
lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia yaitu:

 Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara


 Mengembangka sikap toleransi
 Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia

Empat hal yang harus kita hidari ndalam memupuk sermangat nasionalisme adalah

 Sukuisme, menganggap suku bangsa sendiri paling baik.


 Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiri paling unggul.
 Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau perlu dengan
kekerasan dan senjata.
 Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.

Sikap patriotisma adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun untuk
mempertahankan dan kejayaan negara. Ciri-ciri patriotisme adalah

 Cinta tanah air.


 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
 Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
 Berjiwa pembaharu.
 Tidak kenal menyerah dan putus asa.

Implementasi sikap patriotisme dalam kehidupan sehari hari yaitu:

 Dalam kehidupan keluarga; Menyaksikan film perjuangan, Membaca buku bertema


perjuangan, dan Mengibarkan bendera merah putih pada harihari tertentu.
 Dalam kehidupan sekolah; Melaksanakan upacara bendera, mengkaitkan materi pelajaran
dengan nilaiu-nilai perjuangan, belajar dengan sungguh-sungguh untuk kemajuan.
 Dalam kehidupan masyarakat; Mengembangkan sikap kesetiakawanan sosial di
lingkungannya, Memelihara kerukunan diantara sesama warga.
 Dalam kehidupan berbangsa; Meningkatkan persatuan dan kesatuan, Melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945, Mendukung kebijakan pemerintah, Mengembangkan kegiatann
usaha produktif, Mencintai dan memakai produk dalam negeri, Mematuhi peraturan hukum,
Tidak main hakim sendiri, Menghormati, dan menjungjung tinggi supremasi hukum,
Menjaga kelestarian lingkungan.
CARA BELAJAR YANG EFEKTIF

Belajar pagi para siswa hingga mahasiswa adalah sebuah kewajiban sebagaimana
predikatnya sebagai pelajar. Pelajar yang baik tentunya harus belajar yang baik, belajar yang
baik adalah belajar yang menghasilkan peningkatan pengetahuan, sikap dan atau
keterampilannya. Setiap orang pasti punya teknik dan cara belajarnya masing-masing. Dan
setiap orang, pasti punya cara belajar yang nyaman dan menjadi favorit masing-masing. Satu hal
yang perlu diperhatikan adalah  jangan terpaku pada waktu. Cara belajar mana pun yang akan
kamu pakai nantinya, pastikan kepala kamu punya mindset “belajar dengan enjoy” tanpa dikejar-
kejar waktu. Dibandingkan terikat dengan waktu, sebaiknya kamu pikirkan fokus pada topik
mana yang ingin kamu kuasai, berikut cara belajar yang efektif dan efisien:

1. Tetapkan Tujuan

Cara belajar efektif dan efisien yaitu dimulai dengan menetapkan tujuan atau target. Misal
tujuanmu belajar adalah untuk memasuki perguruan tinggi ternama di Indonesia. Dengan
memasuki perguruan tinggi tersebut, kamu harus memiliki nilai yang tentunya mumpuni.
Oleh karena itu tetapkan tujuan yang sebisa mungkin cukup signifikan untuk memacu
semangatmu. Misalnya seperti ujian semester nanti, kamu akan menargetkan mendapatkan
minimal 80 untuk pelajaran Matematika. Menentukan tujuan bisa menjadi sebuah motivasi
jika kamu mulai merasa kehilangan minat untuk belajar. Memiliki tujuan yang jelas
membantu kamu tetap fokus dan konsisten selama proses belajar.

2. Buat Suasana Belajar yang Nyaman

Yang perlu Anda lakukan pertama adalah bagaimana cara membangun suasana belajar
yang nyaman. Ada banyak cara untuk membuat mood belajar itu muncul, seperti belajar
sambil mendengarkan musik, ataupun belajar di tempat-tempat yang nyaman misalnya di
taman atau alam terbuka.

3. Membuat Ringkasan

Cara belajar efektif dan efisien selanjutnya dengan membuat ringkasan dari hasil belajarmu.
Kamu bisa menulis pokok-pokok penting. Bisa berupa poin-poin dari bahan belajarmu dalam
sebuah buku, seperti rumus. Hal ini akan mudah untuk memahami inti dari pembelajaran
tersebut. Saat membuat rangkuman, sebetulnya kamu sedang mengulang materi yang telah
didapatkan. Pengulangan ini membantu kamu mengingat kembali catatan dengan lebih
efektif. Cobalah menyalin catatan sebelum ulangan atau ujian untuk membantumu mengingat
materi lebih baik. Jangan lupa membuat ringkasan dengan kalimat yang kamu buat sendiri.
Menuliskan materi dalam kalimat yang kamu buat sendiri akan membantumu lebih
mengingat poin-poin penting yang telah kamu pelajari.

4. Belajar Bersama

Metode ini seringkali di katakan metode yg paling efektif karena dalam suasana belajar
berkelompok yang cukup santai otak menjadi lebih rileks menerima pelajaran atau materi
yang akan di serap. Selain itu hal-hal yang belum di ketahui akan lebih mudah di
selesaikan dengan bekerja sama. Maka sangat dianjurkan untuk belajar bersama untuk
menghadapi ujian.

5. Metode mempersingkat atau memodifikasi menyerupai nama sesuatu

Metode ini digunakan bagi beberapa orang yang kesulitan dalam menghafal dengan cara
menggunakan nama-nama yang hampir mirip untuk mengingat materi. Ini sangat efektif
digunakan dan otak sangat mudah mengingatnya.

6. Belajar dengan Praktik

Belajar sambil praktek adalah hal yang sangat efektif. Cara belajar ini juga akan membuat
Anda tak merasa bosan. Misalnya pelajaran IPA seperti Botani atau Avertebrata, kita bisa
belajar sambil mengamati tumbuh-tumbuhan, hewan atau apapun, dengan itu kita bisa
membuat sebuah acara belajar menjadi lebih asyik.

7. Belajar rutin tapi jangan lama

Dengan rutin belajar Anda akan semakin mudah untuk mengingat hal yang sudah Anda
pelajari. yang perlu Anda lakukan adalah "belajar rutin" bukan "Terlalu lama belajar".
Seperti belajar saat pagi 45 menit, siang 25 menit, sore 50 menit, malam 1 jam. Cara ini
sangat efetif dan pikiran juga akan tetap dalam keadaan rileks dari pada harus belajar
terlalu lama.

8. Mengerti Bukan Menghafal

Pada umumnya siswa atapun mahasiswa ketika ingin menghadapi ujian adalah
menghafal. Sebenarnya tidak salah cuman kurang efektif. Untuk lebih efektifnya adalah
mengerti teorinya maka dengan sendiri akan kita ingat ketika ujian. Kalau Anda masih
dalam metode belajar dengan menghafal, sangat disarankan untuk pindah ke metode
mengerti materi.
9. Jangan malu bertanya

Jangan segan untuk bertanya jika kita tidak memahami sesuatu atau mengalami kebuntuan
dalam suatu ilmu. Kamu belajar karena kamu memang tidak mengerti, maka jika kamu
kesusahan jangan ragu untuk selalu bertanya. Kamu bisa bertanya kepada temanmu, belajar
bersama atau diskusi juga mampu membuat belajar menjadi lebih menyenangkan.

10. Pantang menyerah

Jika semua sudah kamu lakukan dan masih belum mencapai target, bukan berati kamu gagal.
Ingatlah bahwa kamu tidak akan pernah bisa jika tidak membuat kesalahan. Tetap percaya
diri dan terus berusaha. Tetap tenang dan pantang menyerah. Tidak ada jalan pintas dalam
hidup. Begitu juga dengan mengejar sebuah impian, tidak ada jalan pintas untuk meraih
impianmu. Maka jangan pernah menyerah untuk terus belajar.
PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk


menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-
nilai tersebut. Secara umum fungsi pendidikan adalah untuk membentuk karakter seorang
peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran,
tangguh, dan berprilaku baik. Adapun fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

 Untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga menjadi


individu yang berpikiran baik, berhati baik, dan berprilaku baik.
 Untuk membangun dan memperkuat prilaku masyarakat multikultur.
 Untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam
hubungan internasional.

Tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang tangguh
dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri peserta didik harus ditanamkan nilai-
nilai pembentuk karakter tersebut:

 Kejujuran
 Sikap toleransi
 Disiplin
 Kerjakeras
 Kreatif
 Kemandirian
 Sikap demokratis
 Rasa ingin tahu
 Semangat kebangsaan
 Cinta tanah air
 Menghargai prestasi
 Sikap bersahabat
 Cinta damai
 Gemar membaca
 Perduli terhadap lingkungan
 Rasa tanggungjawab
 Religious

Seperti kita ketahui bahwa proses globalisasi secara terus-menerus akan berdampak pada


perubahan karakter masyarakat Indonesia. Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan
krisis moral yang berakibat pada perilaku negatif di masyarakat, misalnya pergaulan bebas,
penyalahgunaan obat-obat terlarang, pencurian, kekerasan terhadap anak, dan lain sebagainya.
Menurut Thomas Lickona, setidaknya ada tujuh alasan mengapa character education harus
diberikan kepada warga negara sejak dini, yaitu;

 Ini merupakan cara paling baik untuk memastikan para murid memiliki kepribadian dan
karakter yang baik dalam hidupnya.
 Pendidikan ini dapat membantu meningkatkan prestasi akademik anak didik.
 Sebagian anak tidak bisa membentuk karakter yang kuat untuk dirinya di tempat lain.
 Dapat membentuk individu yang menghargai dan menghormati orang lain dan dapat
hidup di dalam masyarakat yang majemuk.
 Sebagai upaya mengatasi akar masalah moral-sosial, seperti ketidakjujuran,
ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja rendah, dan lain-lain.
 Merupakan cara terbaik untuk membentuk perilaku individu sebelum masuk ke dunia
kerja atau usaha.
 Sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja
suatu peradaban.
Dari penjelasan tersebut kita menyadari bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi setiap
orang. Dengan begitu, maka para guru, dosen, dan orang tua, sudah seharusnya senantiasa
menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak didiknya.

Tiga desain dalam perancangan hingga pelaksanaan pendidikan karakter yang ada dalam
buku “ Pendidikan Karakter Integral”. Doni memberikan formula pendidikan karakter yang
efektif dan utuh, yaitu:

1. Desain pendidikan karakter berbasis kelas.


Desain ini menekankan interaksi guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pembelajar di
dalam kelas. Dalam hubungan guru dan siswa, proses pembelajaran tidak boleh berlangsung
secara monolog di mana guru menerangkan dan siswa mendengar. Idealnya, di kelas terjadi
dialog antara guru dengan siswa. Dengan begitu terciptalah pemahaman dan pengertian
selama proses belajar. Selain itu, ranah noninstruksional juga perlu diterapkan, seperti
kesepakatan antara murid dan guru di kelas, manajemen kelas, yang membantu terciptanya
suasana belajar yang nyaman.
2. Desain pendidikan karakter berbasis kultur sekolah, untuk menanamkan pendidikan karakter
seperti nilai kejujuran tidak cukup hanya dengan memberikan pesan-pesan moral berupa
nasihat kepada anak didik. Pesan moral ini perlu diperkuat dengan peraturan sekolah yang
tegas dan konsisten terhadap setiap perilaku ketidakjujuran. Dengan bantuan norma-norma,
guru dan pihak sekolah dapat membangun kultur sekolah yang mampu membentuk karakter
anak didik, sehingga nilai tertentu terbentuk dan terbatinkan dalam diri siswa.
3. Desain pendidikan karakter berbasis komunitas, dalam mendidik komunitas sekolah tidak
bisa berjuang sendirian. Masyarakat di luar lembaga pendidikan, seperti keluarga,
masyarakat umum, dan negara, juga memiliki tanggung jawab moral untuk sama-sama
melakukan pendidikan karakter untuk anak.

Anda mungkin juga menyukai