Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN 10

Bidang : Tes Intelegensia Umum


Materi : TWK – Integritas dan Bela Negara
Tutor : Hidayatulloh, SIP

SISTEM INTEGRITAS NASIONAL

Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur dan keyakinan (Pedoman Simposium, 2016). Integritas juga dapat diartikan
sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Integritas Nasional adalah identik dengan Integritas bangsa yang mempunyai pengertian
"suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial-budaya ke dalam kesatuan
wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa"

Integritas adalah komitmen untuk mendasarkan setiap tindakan pada seperangkat prinsip atau
nilai moral secara konsisten. Konsistensi pemikiran, ucapan, dan tindakan seorang pemimpin
menjadi teladan bagi pengikutnya. Keteladanan inilah yang menjadi kekuatan dalam
menggerakan pengikutnya meraih misi dan tujuan organisasi tanpa kenal menyerah.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bertens (2007:4), bahwa integritas adalah seperangkat
prinsip atau nilai moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau sekelompok orang dalam
mengatur perbuatannya. Nilai-nilai tersebut berasal dari perpaduan nilai agama, budaya dan
ideology sebuah bangsa, sehingga menjadi acuan dan patokan bersama dalam melaksanakan
suatu tindakan.

Oleh karena itu, pemimpin yang berintegrasi akan menampilkan sekurang-kurangnya empat
ciri berikut, yakni :
1. Konsisten dalam memegang prinsip
2. Memegang teguh nilai-nilai moral
3. Mampu menjadi teladan bagi pengikutnya, dan

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


1
4. Memiliki daya juang tak mengenal batas dalam memperjuangkan misi dan tujuan
organisasinya

Konsep integritas pada Executive Brain Assessment diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) dimensi
yaitu kejujuran, konsistensi, dan keberanian yaitu: kejujuran, konsistensi dan keberanian.
1. Kejujuran (honesty) adalah dimensi potensi integritas yang menunjukkan aspek
komponen integritas pada kesadaran kebenaran dalam sikap kejujuran,
mengomunikasikan diri dan bertindak secara benar (truthfully). Kejujuran terdiri dari
aspek:
(a) Empati (empathy),
(b) tidak mudah untuk menuduh orang lain bersalaH (lack of blame) dan
(c) rendah hati (humility).

2. Konsistensi (concistency) adalah dimensi potensi integritas yang menunjukkan


komponen integritas pada konsistensi dalam perbuatan. Konsistensi diartikan sebagai
ketetapan dan kemantapan (dalam bertindak); ketaatasasan: kebijakan pemerintah
mencerminkan suatu dalam menghadapi pembangunan yang sedang kita
laksanakanyang terdiri dari aspek:
(a) pengendalian emosi (emotional mastery),
(b) akuntabel (accountability), dan
(c) fokus menyeluruh (focus on the whole).

2. Keberanian (courage) adalah dimensi potensi integritas yang menunjukan komponen


integritas pada keberanian menegakan kebenaran secara terbuka, berani
menyampaikan sesuatu yang benar,benar berarti sudah sesuai aturan dan nilai.
Keberanian terdiri dari aspek:
(a) keberanian (courage), dan
(b) percaya diri (self confidence).

Sistem integritas nasional, mencakup tiga ruang lingkup sebagai berikut:


1. Peran/konstribusi (role)

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


2
→ yaitu memastikan setiap pilar menjalankan tugas pokok dan fungsi secara
berintegritas, dengan berbasiskan keunggulan masing-masing, untuk selanjutnya
dikolaborasikan dengan pilar lainnya, dalam pembanguna Sistem Integritas Nasional.

2. Peran dan kontribusi masing-masing pilar


→ diindetifikasikan, saling diketahui, saling memberdayakan agar pencapaian tujuan
berjalan secara efektif.

3. Integritas organisasi:
→ Kolaborasi dalam kerangka pembangunan sistem integritas dilakukan dengan
saling menilai dan memberikan masukan terkait integrity dash board masing-masing
organisasi serta ditindaklanjuti untuk saling belajar (studi banding), pendampingan,
magang, peyediaan tenaga ahli (coaching).

Sistem Integritas Nasional (SIN) adalah sistem yang berlaku secara nasional dalam rangka
pemberantasan korupsi secara terintegrasi yang melibatkan semua pilar penting bangsa. SIN
terdiri atas 3 (tiga) bagian utama, yaitu
1. Pondasi terdiri atas sistem politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
2. Pilar atau tiang penyangga terdiri atas badan/lembaga legislatif, eksekutif,
kehakiman/peradilan, sektor publik, sektor keuangan, penegak hukum, komisi
pemilihan umum, komisi ombustman, badan audit, organisasi anti korupsi, partai
politik, media massa, masyarakat madani, dan dunia usaha.
3. Atap merupakan hasil akhir yang dicapai berupa integritas nasional.

Agar masing-masing pilar dapat berkontribusi secara positif dalam pembangunan SIN, maka
semua pilar dalam SIN memperhatikan tiga dimensi yang terdiri atas:
1. Peran/kontribusi (role), yaitu memastikan setiap pilar menjalankan tupoksi secara
berintegritas dengan berbasiskan keunggulan masing-masing untuk selanjutnya
dikolaborasikan dengan pilar lainnya dalam pembangunan SIN.
2. Transparansi dan akuntabilitas (governance), intinya setiap pilar harus
menerapkan akuntabilitas dan transparansi, dalam bentuk implementasi sistem
integritas, baik komponen utama maupun komponen pendukung, dengan memastikan
adanya instrumen, proses, dan struktur.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


3
3. Kapasitas (capacity), agar dapat membangun sistem integritas dan menjalankan
perannya secara berintegritas, maka masing-masing pilar harus memiliki kapasitas
untuk menjalankan kedua hal tersebut.

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Salah satu bentuk strategi pelaksanaan SIN adalah melalui pembentukan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).

Struktur Organisasi KPK:


1. Pimpinan KPK
2. Deputi KPK yang terdiri dari:
a. Kedeputian Bidang Pencegahan
b. Kedeputian Bidang Penindakan
c. Kedeputian Bidang Informasi dan data
d. Kedeputian Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat
e. Sekretariat Jenderal

Timnas Pencegahan Korupsi


Tim Nasional Pencegahan Korupsi dibentuk untuk menyelenggarakan Stranas PK. Timnas
PK terdiri atas:
1. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan
pembangunan nasional,
2. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri,
3. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara,
4. Kepala lembaga non-struktural yang menyelenggarakan dukungan kepada Presiden
dan Wakil Presiden dalam melaksanakan pengendalian program prioritas nasional dan
pengelolaan isu strategis, serta
5. Unsur pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


4
Timnas PK berwenang menyusun langkah kebijakan penyelesaian permasalahan dan
hambatan pelaksanaan Aksi PK. Dan dalam melaksanakan kewenangannya, Timnas PK
berkoordinasi dengan kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan Pemangku
Kepentingan lainnya yang terkait.

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang selanjutnya disebut Stranas PK adalah


arah kebijakan nasional yang memuat fokus dan sasaran pencegahan korupsi yang digunakan
sebagai acuan kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya
dalam melaksanakan aksi pencegahan korupsi di Indonesia. Fokus Stranas PK dijabarkan
lebih lanjut melalui Aksi Pencegahan Korupsi (Aksi PK).

Aksi Pencegahan Korupsi ditetapkan setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Timnas
PK. Dalam menyusun Aksi PK, Timnas PK berkoordinasi dengan kementerian, lembaga,
pemerintah daerah, dan Pemangku Kepentingan lainnya yang terkait, serta melakukan
penyelarasan dengan kebijakan pemerintah pusat, kebijakan pemerintah daerah, dan
kebijakan strategis Komisi Pemberantasan Korupsi.

Bidang-bidang yang dikelola oleh Timnas PK yaitu:


1. Peningkatan pelayanan dan kepatuhan perizinan dan penanaman modal
2. Perbaikan tata kelola data dan kepatuhan sektor ekstraktif, kehutanan dan perkebunan
3. Utilisasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk perbaikan tata kelola pemberian
bantuan sosial dan subsidi
4. Integrasi dan sinkronisasi data impor pangan strategis
5. Penerapan manajemen anti suap di pemerintah dan sektor swasta
6. Integrasi sistem perencanaan dan penganggaran berbasis elektronik
7. Peningkatan profesionalitas dan modernisasi pengadaan barang dan jasa
8. Optimalisasi penerimaan negara dari penerimaan pajak dan non-pajak
9. Penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi
10. Implementasi grand design strategi pengawasan keuangan desa
11. Perbaikan tata kelola sistem peradilan pidana terpadu

Fase-Fase Road Map KPK

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


5
Fokus area pada masing-masing fase adalah sebagai berikut:
1. Fase I (2011-2015)
Fokus pada:
a. Penanganan Kasus Grand Corruption dan Penguatan Aparat Penegak Hukum.
Penguatan APGAKUM dilakukan melalui Koordinasi dan Supervisi.
b. Perbaikan Sektor Strategis terkait kepentingan nasional (national interest).
c. Pembangunan pondasi Sistem Integritas Nasional (SIN).
d. Penguatan sistem politik berintegritas dan masyarakat (CSO) paham integritas.
e. Persiapan Fraud Control.

2. Fase II (2015-2019)
Fokus pada:
a. Penanganan Kasus Grand Corruption dan penguatan Aparat Penegak Hukum.
b. Perbaikan sektor strategis (melanjutkan fokus pada kepentingan nasional).
c. Aksi Sistem Integritas Nasional (SIN):
d. Implementasi Fraud Control.
3. Fase III (2019-2023)
Fokus pada:
a. Optimalisasi penanganan sektor strategis (melanjutkan fokus pada kepentingan
nasional).
b. Optimalisasi Sistem Integritas Nasional (SIN):
c. Penanganan Fraud yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara.

Grand strategy dalam Road Map KPK, meliputi:


1. Pencegahan yang Terintegrasi
Pencegahan dilakukan secara terintegrasi dalam satu “paket Pencegahan KPK”, yakni
dalam rangka membangun Sistem Integritas Nasional (SIN) sesuai dengan fokus area
pada masing-masing fase. Sistematika tindakan pendegahan:
a. kajian komprehensif terhadap sistem atau peraturan atau prosedur pada focus
area yang potensial/rawan terjadi korupsi, kemudian diberikan
b. rekomendasi/saran perbaikan, dan
c. Pemantauan implementasi peraturan oleh KPK hingga tuntas. Secara pararel,
d. Melakukan pendidikan dan kampanye tentang SIN

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


6
2. Penindakan yang Terintegrasi
Penindakan yang dilakukan terhadap Grand Corruption sesuai dengan fokus area
pada masing-masing fase.

3. Pencegahan dan Penindakan yang Terintegrasi Terhadap focus area yang telah
dilakukan Penindakan, akan dilakukan improve (recovery) melalui Pencegahan. Atau
sebaliknya, Penindakan akan dilakukan apabila Pencegahan yang dilakukan terhadap
focus area tidak efektif (belum berhasil).

REFORMASI BIROKRASI

Tujuan Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 ditetapkan berdasarkan kepada tujuan dan sasaran
Reformasi Birokrasi Nasional dan baseline kondisi sekarang. Tujuan secara umum yang ingin
dicapai dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi PUPR adalah penguatan birokrasi yang
profesional dan berintegritas hingga tahun 2019 melalui penguatan 3 (tiga) hal sebagai
berikut:

1. Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas untuk mewujudkan penyelenggaraan


pemerintah yang baik, bersih, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme
2. Mengembangkan standar pelayanan dan menguatkan unit pelayanan publik untuk
menguatkan kualitas pelayanan publik
3. Mewujudkan profesionalisme SDM Aparatur yang didukung oleh sistem rekrutmen
dan promosi aparatur berbasis kompetensi, serta memperoleh gaji dan bentuk jaminan
kesejahteraan yang sepadan.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


7
BELA NEGARA

Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3) UUD NRI
Tahun 1945 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara". Artinya secara konstitusional bela negara mengikat seluruh
bangsa Indonesia sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara. Bela negara terkait erat
dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujudnya cita-cita bangsa sebagaimana termuat
dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yakni: melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Dalam Penjelasan Pasal 9 Ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, upaya bela negara didefinisikan sebagai “Sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa”.

Definisi Bela Negara sendiri sebenarnya merupakan :


1. Jiwa kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara;
2. Kewajiban dasar manusia; dan
3. Kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa,
yang ketika diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku, maka jiwa, kewajiban,
dan kehormatan tersebut menjelma menjadi “Upaya Bela Negara”.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


8
Menteri Pertahanan Republik Indonesia merumuskan nilai-nilai bela negara
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2016 tentang Pedoman Pembinaan Kesadaran Bela Negara. Nilai-nilai bela negara
yang telah dirumuskan tersebut terdiri dari:

No Nilai Dasar Tercermin dalam Sikap dan Perilaku antara lain :


Bela Negara
1. Cinta tanah air 1) Mencintai, menjaga dan melestarikan Lingkungan Hidup

2) Menghargai dan menggunakan karya anak bangsa.

3) Menggunakan produk dalam negeri.

4) Menjaga dan memahami seluruh ruang wilayah NKRI

5) Menjaga Nama baik bangsa dan negara.

6) Mengenal wilayah tanah air tanpa rasa fanatisme


kedaerahan.

2. Kesadaran Berbangsa 1) Disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas yang


dan Bernegara dibebankan.

2) Menghargai dan menghormati Keanekaragaman suku,


agama, ras dan antar golongan.

3) Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan


pribadi dan golongan.

4) Bangga terhadap bangsa dan negara sendiri.

5) Rukun dan berjiwa gotong royong dalam masyarakat.

6) Menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan


perundangan yang berlaku.

3. Setia Kepada 1) Menjalankan kewajiban agama dan kepercayaan secara


baik dan benar.
Pancasila

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


9
2) Memahami dan Mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam

kehidupan sehari-hari.

3) Meyakini Pancasila sebagai dasar negara serta


menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan
negara.

4) Menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai musyawarah


mufakat.

5) Menghormati serta menjunjung tinggi Hak Asasi


Manusia.

6) Saling membantu dan tolong menolong antar sesama


sesuai nilai-nilai luhur Pancasila untuk mencapai
kesejahteraan.

4. Rela Berkorban 1) Rela menolong sesama warga masyarakat yang


Untuk Bangsa Dan mengalami
Negara
kesulitan tanpa melihat latar belakang sosio-kulturalnya.

2) Mendahulukan kepentingan Bangsa dan Negara dari


pada kepentingan pribadi dan golongan.

3) Menyumbangkan tenaga, pikiran, kemampuan untuk


kepentingan masyarakat, kemajuan bangsa dan negara.

4) Membela bangsa dan negara sesuai dengan profesi dan


kemampuan masing-masing.

5) Berpartisipasi aktif dan peduli dalam pembangunan


masyarakat

bangsa dan negara.

6) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara


tanpa pamrih.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


10
5. Memiliki Kemampuan 1) Memiliki kemampuan, integritas dan kepercayaan diri
Awal Bela Negara. yang tinggi dalam membela bangsa dan negara.

2) Mempunyai kemampuan memahami dan


mengidentifikasi bentuk-bentuk ancaman di lingkungan
masing-masing sehingga selalu siap tanggap dan lapor dini
setiap ada kegiatan yang merugikan dan mengganggu
keamanan serta ketertiban masyarakat di lingkungannya
masing-masing.

3) Senantiasa menjaga kesehatannya sehingga memiliki


kesehatan fisik dan mental yang baik.

4) Memiliki Kecerdasan Emosional dan spiritual serta


Intelejensi yang tinggi.

5) Memiliki pengetahuan tentang kearifan lokal dalam


menyikapi setiap ancaman.

6) Memiliki kemampuan dalam memberdayakan kekayaan


sumberdaya alam dan keragaman hayati.

6. Semangat 1) Tidak berputus asa ketika menghadapi persoalan


Mewujudkan Negara kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Yang Berdaulat, Adil
2) Bekerja keras untuk kesejahteraan diri dan masyarakat.
dan Makmur
3) Memperjuangkan Kedaulatan Rakyat, Keadilan dan Hak
Asasi Manusia .

4) Mempraktekkan Clean and Good Governance dalam


bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

5) Menerapkan Jiwa, Semangat dan Nilai kejuangan 1945.

6) Memanfaatkan kearifan local untuk Kesejahteraan


Rakyat.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


11
Pentingnya peraturan perundang-undangan nasional bagi warga negara, yang
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Memberikan kepastian hukum bagi warga negara;
2) Melindungi dan menganyomi hak-hak warga negara;
3) Memberikan rasa keadilan bagi warga negara; dan
4) Menciptakan ketertiban dan ketentraman.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


12

Anda mungkin juga menyukai