Oleh :
Kudus Abdul Aziz
C1AB21011
2. KATA KUNCI
Kata kunci yang digunakan adalah Pengetahuan Terhadap Sikap Masyarakat,
Pencegahan Penularan Tuberculosis.
Populasi &
No Topik Peneliti Tahun Metode Hasil Kesimpulan
Sampel
1. Hubungan Offi 2019 Cross 87 Rata-rata skor tingkat ada hubungan yang
Miranda
Tingkatan Sectional Responden pengetahuan yang kurang bermakna antara
Pengetahuan dengan terhadap pengetahuan tingkat pengetahuan
Upaya Pencegahan dengan upaya
tuberculosis masih tinggi,
Penularan TB Paru. pencegahan penularan
sehingga ada hubungan antara Tuberculosis paru
tingkatan pengetahuan yang
kurang terhadap resiko
penularan tuberculosis yang
bisa mengakibatkan tinggi nya
kasus penularan tuberkulosis
2 Hubungan Febi 2017 Analitik 90 Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat
Pengetahuan Dan Observasional hubungan bermakna
Ramdhani R Responden menunjukan bahwa mayoritas
Sikap Pasien . masyarakat memiliki antara pengetahuan
Dengan Upaya dengan upaya
pengetahuan yang baik, tetapi
Pencegahan pencegahan
Penularan masih memiliki sikap yang penyakit TB, dan
Tuberkulosis Paru negatif, ini menandakan terdapat hubungan
Di Wilayah Kerja bahwa pengetahuan tidak bermakna antara
Puskesmas Muaro menjamin orang bersikap Sikap terhadap
Kumpeh positif terhadap upaya upaya pencegahan
Kabupaten Muaro pencegahan tuberkolosis. Ini penyakit TB
Jambi Tahun 2015
disebabkan banyak faktor
diantaranya social, ekonomi,
budaya, dll.
3 Pengetahuan dan Fauzie 2017 Cross 100 Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan antara
Rahman didapatkan
Sikap Masyarakat Sectional Responden bahwa masayarakat yang Pengetahuan dan Sikap
Tentang Upaya pengetahuannya kurang dan dengan upaya
Pencegahan memiliki sikap yang negative pencegahan
Tuberculosis masih tinggi, sehingga terdapat tuberculosis.
hubungan antara pengetahuan
dan sikap terhadap pencegahan
penularan tuberculosis.
Pentingnya edukasi tentang
Kesehatan tentang
Tuberkulosis untuk
meningkatkan kan pengetahuan
dan merubah sikap masyarakat
agar bisa membantu mencegah
penularan tuberculosis.
4 Hubungan Tingkat Febriani
Robeka 2020 Cross 88 Rata-rata masih kurangnya terdapat hubungan
Pengetahuan, Sikap Wanma Sectional Responden tingkat pengetahuan, sikap dan korelasi antara sikap
dan Perilaku perilaku yang masih tinggi, dan perilaku
Pencegahan sehingga akan mengakibatkan pencegahan
Tuberculosis di tingginya penularan Tuberculosis
Distrik Meyado, tuberculosis dikarenakan
Kabupaten Teluk kurang nya sikap dan prilaku
Bintuni, Papua untuk mendorong masyarakat
Barat. untuk melakukan penecgahan
penularan tuberculosis karena
kurangnya nya pengetahuan.
5 Hubungan tingkat Dessy 2017 Cross 100 Berdasarkan hasil penelitian Terdapat hubungan
Denila S. menunjukan responden
pengetahuan dan Sectional Responden memiliki upaya pencegahan bermakna
sikap masyarakat penyakit TBC kurang, dan pengetahuan dan
memiliki pengetahuan kurang
terhadap upaya terhadap upaya pencegahan sikap
penyakit TBC.
pencegahan dengan upaya
penyakit pencegahan TBC.
Tuberkulosis di
Kelurahan
Pulogadung
Jakarta Timur
Tahun 2016
6 Hubungan Tingkat Mohamad 2017 Cross 27 Berdasarkan hasil penelitian tidak ada hubungan
Pengetahuan Dan Ridwan Sectional Responden menunjukan bahwa responden antara sikap tentang
Sikap Perilaku Nasirudin memiliki pengetahuan dan TB dengan perilaku
Pencegahan sikap yang baik terhadap pencegahan TB
Penularan pencegahan tuberculosis paru.
Tuberkulosis (TB)
Di Wilayah Kerja
Puskesmas
Ngamplak
Kabupaten
Boyolali.
6. LITERATUR REVIEW
A. Tuberkulosis
B. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap suatu obyek terjadi
melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba
dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampi menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga ( Notoatmodjo, 2003 dalam wawan & dewi,
2019).
Setiap kegiatan yang dilakukan umumnya memberi manfaat. Pengetahuan merupakan
upaya manusia yang secara khusus dengan obyek tertentu, berstruktur, tersistematis,
menggunakan seluruh potensi kemanusiaan dan dengan menggunakan metode tertentu.
Pengetahuan merupakan sublinasi atau intisari dan berfungsi sebagai pengendali moral dari
pada pluralitas keberadaan ilmu pengetahuan (Notoadmodjo, 2003 dalam wawan & dewi,
2018).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengal hal ( mata pelajaran ) (Tim penyusun kamus besar Bahasa Indonesia,
2012). Ada enam tingkatan domain pengetahuan menurut (Notoadmodjo, 2003 dalam wawan
& dewi, 2018) yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall)
terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. b. Memahami (comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi Diartikan sebagai kemampuan
untiuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
d. Analisa Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi da nada
kaitannya dengan yang lain e. Sintesa Sintesa menunjukan suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru. f.
Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi/obyek.
C. Sikap
Sikap merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur
sikap baik sebagai individu maupun kelompok (wawan&Dewi,2018). Sikap merupakan
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau obyek.
Sikap secara nyata menunjukan 9 konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulasi
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus social. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoadmodjo,2010). Sikap merupakan
peryataan evaluatif terhadap obyek, orang, atau peristiwa (Stepan 2007 dalam Riyanto dan
Budiman, 2013
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negative (Heri Purwanto,
1998:63 dalam Wawan & Dewi, 2019) a. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah
mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. b. Sikap negatif terdapat
kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek sikap antara lain : a.
Pengalaman Pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting 12 Pada umumnya, individu cenderung untuk
memiliki sikap yang komvormis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. c.
Pengaruh Kebudayaan Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap
kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya,
karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu masyarakat asuhannya d.
Media Massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau komunikasi lainnya, berita
yang harusnya factual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap
penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap-sikap konsumennya. e. Lembaga
Pendidikan dan Lembaga Agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan
lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau
pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. f. Faktor Emosional Kadang kala,
suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran prustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar,
2009) .
DAFTAR PUSTAKA
A Wawan & Dewi M, 2019, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta
Somantri, Irman, 2017 Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Manurung, Nixon, 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Respiratori. Jakarta: TIM
Miranda, Offi dan Ridwan, A. (2019). Hubungan Tingkatan Pengetahuan dengan Upaya Pencegahan
Penularan TB Paru. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 4(2).
Ramdhani, D. Y., & Purba, E. S. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pasien Dengan
Upaya Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Muaro
Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi,
5(2), 79-88.
Rahman, F., Yulidasari, F., Laily, N., & Rosadi, D. (2017). Pengetahuan dan Sikap Masyarakat
Tentang Upaya Pencegahan Tuberculosis. Jurnal MKMI, 13(2), 183–189.
Wanma, F. R., Putra, K. P., & Nusawakan, A. W. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku Pencegahan Tuberculosis di Distrik Meyado, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua
Barat.
Denila, D., & Samingan, S. (2017). Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap upaya pencegahan penyakit Tuberkulosis di Kelurahan Pulogadung Jakarta Timur
Tahun 2016. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 7(2), 22.
Nasirudin, M. R. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Pencegahan
Penularan Tuberkulosis (TB) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngamplak Kabupaten Boyolali.
Junral Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.