Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Ekologi dan Pembangunan dalam lingkungan

BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara organism dan sesamanya
serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. Ekologi adalah suatu studi yang mempelajari
struktur dan fungsi ekosistem. Struktur di sini menunjukkan suatu keadaan atau susunan dari
system ekosistem. Keadaan itu termasuk kepadatan/kerapatan,biomas,penyebaran potensi unsur-
unsur (materi),energy, factor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan keadaan sisitem
tersebut yang kadang-kadang mengalami perubahan. Sedangkan fungsinya menggambarkan
peran setiap komponen yang ada dalam system ekologi atau ekosistem. Jadi pokok utama
ekologi dalam pembangunan bagaimana antara mahluk hidup mempunyai hubungan interaksi
dengan pembangunan.

B.Ruang Lingkup
Ekologi berkaitan dengan dengan berbagai ilmu pengetahuan yanag relevan dengan
kehidupan (peradaban) manusia seperti hubungannya dala pembangunan.

C.Tujuan
1.Dapat memahami pengertian ekologi
2.Dapat memahami hubungan pembangunan dengan lingkungan hidup.
3.Dapat mengetahui interaksi mahluk hidup dalam pembangunan.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Ekologi Manusia dan Pembangunan
Secara harafiah, ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau dapat
juga diartikan sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Menurut Haeckel (1868)
dalam Suarna (2003) memberi batasan tentang ekologi sebagai hubungan yang menyeluruh
antara makhluk hidup dengan lingkungan biotik dengan abiotiknya. Suatu konsep sentral dalam
ekologi adalah ekosistem. Di dalam ekologi pembangunan manusia mempunyai peranan yang
sangat penting, baik sebagai subjek maupun objek pembangunan.
Dalam suatu ekosistem (satu unit sistem ekologi), selalu ada keseimbangan antara energi
yang masuk dengan energi yang keluar untuk menjaga agar ekosistem tersebut dapat terus
berlangsung. Ekosistem akan mengalami pertumbuhan apabila energi yang masuk lebih besar
dari energi yang keluar. Sebaliknya, ekosistem akan mengalami kemunduran apabila energi yang
masuk lebih kecil dari energi yang keluar.
Menurut hukum termodinamika II menyatakan bahwa energi yang ada itu tidak
seluruhnya dapat dipakai untuk melakukan kerja, atau dengan kata lain tidak mungkin mencapai
efisiensi 100%. Dengan makna yang sama, entropi secara universal akan selalu bertambah. Kita
dapat menurunkan entropi di suatu tempat tetapi berbarengan dengan itu akan terjadi kenaikan
entropi di suatu tempat secara lokal. Misalnya pembuangan limbah dari rumah tangga ke sungai
dapat menurunkan entropi sehingga keteraturan di rumah tangga menjadi naik, tetapi
meningkatkan entropi atau menurunkan keteraturan di sungai.
2. Etika Lingkungan
Etika Lingkungan Hidup hadir sebagai respon atas etika moral yang selama ini berlaku,
yang dirasa lebih mementingkan hubungan antar manusia dan mengabaikan hubungan antara
manusia dan mahluk hidup bukan manusia. Mahluk bukan manusia, kendati bukan pelaku moral
(moral agents) melainkan dipandang sebagai subyek moral (moral subjects), sehingga pantas
menjadi perhatian moral manusia. ‘Kesalahan terbesar semua etika sejauh ini adalah
etika-etika tersebut hanya berbicara mengenai hubungan antara manusia dengan manusia’
Albert Schweitzer. Dalam perkembangan selanjutnya, etika lingkungan hidup menuntut adnya
perluasan cara pandang dan perilaku moral manusia. Yaitu dengan memasukkan lingkungan atau
alam semesta sebagai bagian dari komunitas moral.
ANTROPOSENTRISME
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat
dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam
tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara
langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia
yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini
hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh
karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan
kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai
nilai pada dirinya sendiri.
BIOSENTRISME DAN EKOSENTRISME
Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh
karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada
penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan
etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untuk mencakup
komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup
(biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika
diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism).
TEOSENTRISME
Teosentrisme merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan lingkungan
secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Pada teosentrism,
konsep etika dibatasi oleh agama (teosentrism) dalam mengatur hubungan manusia dengan
lingkungan. Untuk di daerah Bali, konsep seperti ini sudah ditekankan dalam suatu kearifan lokal
yang dikenal dengan Tri Hita Karana (THK), dimana dibahas hubungan manusia dengan Tuhan
(Parahyangan), hubungan manusia dengan manusia (Pawongan) dan hubungan manusia dengan
lingkungan (Palemahan).
3. Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pada hakekatnya pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas memanfaatkan seluruh
sumberdaya, guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat manusia.
Pelaksanaan pembangunan pada dasarnya juga merupakan upaya memelihara keseimbangan
antara lingkungan alami (sumberdaya alam hayati dan non hayati) dan lingkungan binaan
(sumberdaya manusia dan buatan), sehingga sifat interaksi maupun interdependensi antar
keduanya tetap dalam keserasian yang seimbang. Dalam kaitan ini, eksplorasi maupun
eksploitasi komponen-komponen sumberdaya alam untuk pembangunan, harus seimbang dengan
hasil/produk bahan alam dan pembuangan limbah ke alam lingkungan. Prinsip pemeliharaan
keseimbangan lingkungan harus menjadi dasar dari setiap upaya pembangunan atau perubahan
untuk mencapai kesejahteraan manusia dan keberlanjutan fungsi alam semesta.
Sistem masukan dan keluaran dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan, dapat
dikontrol dari segi sains dan teknologi. Penggunaan perangkat hasil teknologi diarahkan untuk
tidak merusak lingkungan alam, serta bersifat ‘teknologi bersih’, dan mengutamakan sistem daur
ulang. Arah untuk menjadikan produk ramah lingkungan, dan menekan beaya eksternal akibat
produksi tersebut harus menjadi orientasi bagi setiap usaha pemanfaatan sumberdaya alam untuk
kesejahteraan masyarakat. Mekanisme pengaturan keseimbangan sistem masukan dan keluaran
akan ditentukan oleh kepedulian atau komitmen sumberdaya manusia, sistem yang berlaku,
infrastruktur fisik, sumberdaya lain yang dibutuhkan. Dengan prinsip keterlanjutan, pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan perlu disusun dalam arah strategis untuk menyelamatkan aset
lingkungan hidup bagi generasi mendatang. Upaya peningkatan kesejahteraan manusia harus
seiring dengan kelestarian fungsi sumberdaya alam, agar keseimbangan lingkungan tetap terjaga
dan potensi keanekaragaman hayati tidak akan menurun kualitasnya.
4. Tata Ruang dan Pengelolaan Lingkungan
Tata ruang adalah wujud struktural pola pemanfaatan ruang, baik yang direncanakan
maupun tidak, sedangkan yang dimaksud ruang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang
udara beserta sumber daya alam yang terkandung di dalamnya bagi kehidupan dan penghidupan.
Kegiatan manusia dan makhluk hidup lainnya membutuhkan ruang untuk berbagi lokasi
pemanfaatan ruang.
Lingkungan hidup sebagai media hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
unsur alam yang terdiri dari berbagai proses ekologi merupakan satu kesatuan yang mantap.
Sehingga perencanaan dan pengelolaannya harus memperhatikan lingkungan hidup yang sesuai
dengan dasar dari pembangunan berkelanjutan.
Perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup harus di dasarkan pada prinsip Pembangunan
Berkelanjutan (PB) yang berwawasan lingkungan. Komitmen untuk mempertimbangkan aspek
ekologi, ekonomi dan sosial dalam melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan harus dilakukan
secara konsisten, melalui pendekatan holistik. Dengan demikian, setiap usaha untuk
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan, perlu didasari dengan semangat kebersamaan,
kemitraan, keberlanjutan dan akuntabilitas pada semua fihak yang terkait dengan Pembangunan
Berkelanjutan. Kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keberlanjutannya merupakan tugas
bersama dari pemerintah, swasta dan masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH),
dan bertumpu pada kemitraan pemerintah dan masyarakat. Upaya untuk memperluas jangkauan
kepedulian dan kesadaran lingkungan hidup perlu terus ditumbuhkan, agar dapat mengikat
komitmen semua fihak yang terkait guna terwujudnya Pembangunan Berkelanjutan. Untuk itu
diperlukan panduan integrative untuk dapat secara nyata memasukkan pertimbangan lingkungan
ke dalam seluruh perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
A.Pembangunan dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan hidup
Pembangunan dan lingkungan hidup adalah dua bagian yang satu dengan yang
lainnya saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan, karena tidak akan terjadi sebuah
pembangunan dalam kehidupan manusia jika tidak ada lingkungan yang mendukung kearah
terwujudnya pembangunan tersebut. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup
membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem.
Pembangunan bertujuan untuk menaikan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat.
Kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan meningkatkan permintaan
atas sumber daya alam, sehingga timbul tekanan terhadap sumber daya alam.
Di dalam undang-undang tentang pengelolaan lingkungan hidup, bab I ketentuan umum
pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Disini kita dapat melihat selama manusia ada pembangunanpun akan terus berlangsung,
apalagi ditunjang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat akan
memacu pembangunan yang cepat karena kebutuhan manusiapun akan semakin meningkat.
Jadi sangatlah jelas bahwa pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan hidup
B.Pembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan
terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, kedalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini
dan generasi masa depan.
Terpeliharanya keberlanjutan lingkungan hidup merupakan kepentingan rakyat sehingga
menuntut tanggung jawab, keterbukaan, dan peran serta anggota masyarakat, yang dapat di
disalurkan melalui perseorangan, oraganisasi lingkungan hidup, seperti lembaga swadaya
masyarakat dan lain-lain untuk memelihara dan meningkatkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup mendukung yang menjadi tumpuan keberlanjutan pembangunan.
Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan
ialah:

1. Terpeliharanya proses ekologi yang esensial


2. Tersedianya sumber daya alam yang cukup
3. Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai

Syarat untuk dapat tercapainya pembangunan berkelanjutan tidak hanya fisik saja, yaitu
tidak terjadinya kerusakan pada ekosistem tempat kita hidup, melainkan juga dengan adanya
pemerataan hasil dan biaya pembangunan yang adil antar-negara dan antara kelompok
masyarakat kaya dan masyarakat miskin dimasing-masing negara harus dikurangi.
Pembangunan yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam, menjadi
sarana untuk mencapai keberlanjutan pembangunan dan menjadi jaminan bagi kesejateraan dan
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Oleh karena itu, lingkungan hidup
Indonesia harus dikelola dengan prinsip melestarikan fungsi lingkungan hidup yang serasi,
selaras dan seimbang untuk menunjang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan dan mutu generasi masa kini dan generasi
masa depan.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
HIDUP .
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup yang kitapergunakan
disini adalah merupakan terjemahan dari “suistainabledevelopment” yang sangat populer
dipergunakan di negara-negara Barat. IstilahPembangunan Berkelanjutan” secara resmi
dipergunakan dalam Tap MPR No.IV /MPR/1999 tentang GBHN, sedangkan istilah
Pembangunan berkelanjutanyang berwawasan Lingkungan Hidup” digunakan dalam UU No. 23
Tahun 1997tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu juga dikenal ada lingkungandan
pembangunan, 1988:12) sedang sebelumnya lebih popular digunakansebagai istilah
“Pembangunan yang berwawasan Lingkungan” sebagai terjemahdari “Eco-
development”Menurut Sonny Keraf, sejak tahun 1980-an agenda politik lingkunganhidup mulai
dipusatkan pada paradigma pembangunan berkelanjutan. Mulaipertama istilah ini muncul dalam
World Conservation Strategy dari theInternational Union for the conservation of nature (1980),
lalu dipakai oleh LesterR. Brown dalam bukunya Building a Suistainable Society (1981). Istilah
tersebutkemudian menjadi sangat popular melalui laporan Bruntland, Our Commo Future(1987).
Tahun 1992 merupakan puncak dari proses politik, yang akhirnyapada konferensi tingkat tinggi
(KTT) Bumi di Rio de Jainero, Brazil, paradigma Pembangunan Berkelanjutan di terima sebagai
sebuah agenda politik pembangunan untuk semua negara di dunia (Keraf, 2001:1,2002:166).

Selain itu ada pula beberapa pakar yang memberikan rumusan untuk lebih penjelaskan makna
dari pembangunan yang berkelanjutan itu antara lain:
1. Emil Salim :
Yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan atau suistainabledevelopment adalah suatu
proses pembangunan yang mengoptimalkanmanfaat dari sumber daya alam sumber daya
manusia, denganmenyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan (yayasan
SPES,1992:3)
2. Ignas Kleden :
Pembangunan berkelanjutan di sini untuk sementara di definisikan sebagai jenis pembangunan
yang di satu pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-sumber alam maupun sumber daya
manusia secara optimal, dan di lain pihak serta pada saat yang sama memelihara keseimbangan
optimal di antara berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap sumber daya tersebut
(yayasan SPES, 1992:XV).

3. Sofyan Effendi :
a. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang pemanfaatan sumber
dayanya, arah invesinya, orientasipengembangan teknologinya dan perubahan kelembagaannya
dilakukan secara harmonis dan dengan amat memperhatikan potensi pada saat ini dan masa
depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat (Wibawa,1991:14).
b. Secara konseptual, pembangunan berkelanjutan dapat diartikan sebagai transformasi progresif
terhadap struktur sosial, ekonomi dan politik untuk meningkatkan kepastian masyarakat
Indonesia dalam memenuhi kepentingannya pada saat ini tanpa mengorbankan kemampuan
generasi mendatang untuk memnuhi kepentingan mereka) (Wibawa,1991:26).
ini, yaitu :
Asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari konsep pembangunan berlanjut
- Pertama, proses pembangunan itu mesti berlangsung secara berlanjut, terus menerus di topang
oleh sumber alam, kualitas lingkungan dan manusia yang berkembang secara berlanjut,

- Kedua, sumber alam terutama udara, air dan tanah memiliki ambang batas, diatas mana
penggunaannya akan menciutkan kualitas dan kuantitasnya. Penciutan itu berarti berkurangnya
kemampuan sumber alam tersebut untuk menopang pembangunan secara berlanjut, sehingga
menimbulkan gangguan pada keserasian sumber alam dengan daya manusia.

- Ketiga, kualitas lingkungan berkolerasi langsung dengan kualitas hidup. Semakin baik kualitas
lingkungan, semakin posistif pengaruhnya pada kualitas hidup, yang antara lain tercermin pada
meningkatnya kualitas fisik, pada harapan usia hidup, pada turunnya tingkat kematian dan lain
sebagainya. Oleh karena itu pembangunan berkelanjutan, supaya memberi pengaruh positif
terhadap kualitas hidup.

- Kelima, pembangunan berkelanjutan mengadaikan solidaritas transgenerasi, dimana


pembangunan ini memungkinkan generasi sekarang untuk meningkatkan kesejahteraannya,
tanpa mengurangi kemungkinan bagi generasi masa depan untuk meningkatkan
kesejahteraannya.

BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan makalah dapat disimulkan bahwa :
1. Ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara organism dan sesamanya serta
dengan lingkungan tempat tinggalnya. Ekologi adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan
fungsi ekosistem.
2. Pembangunan dan lingkungan hidup adalah dua bagian yang satu dengan yang lainnya saling
mendukung dan tidak dapat dipisahkan, karena tidak akan terjadi sebuah pembangunan dalam
kehidupan manusia jika tidak ada lingkungan yang mendukung kearah terwujudnya
pembangunan tersebut. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup membentuk sistem
ekologi yang disebut ekosistem.

3. Pembangunan yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam, menjadi sarana
untuk mencapai keberlanjutan pembangunan dan menjadi jaminan bagi kesejateraan dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia
harus dikelola dengan prinsip melestarikan fungsi lingkungan hidup yang serasi, selaras dan
seimbang untuk menunjang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
bagi peningkatan kesejahteraan dan mutu generasi masa kini dan generasi masa depan.

Anda mungkin juga menyukai