Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia politik kerap kali diidentikkan dengan seorang aktor politik, dimana
seorang aktor politik menjadi sorotan tersendiri dalam menarik apresiasi dan
dukungan dari rakyat. Fenomena ini selalu dibuktikan adanya, pada tiap periode
pemilu di suatu Negara Demokrasi. Partai yang unggul dalam perolehan suara
pemilu, umumya karena memboyong satu atau dua figur yang memiliki elektabilitas
tinggi di masyarakat. Berkaca pada pemilu-pemilu sebelumnya di Indonesia, partai
yang berada di urutan teratas perolehan suara merupakan partai besar dengan
popularitas figur-figur mereka.

Pada tahun 2014, kemenangan partai dalam pemilu pun faktanya tak lepas
dari peran serta figur aktor politik yang membangun pencitraan untuk mendongkrak
suara partainya. Hal ini dibuktikan dengan kemunculan sosok-sosok seperti Jokowi
sebagai pemimpin yang terkenal dengan keluguannya, dan kedekatannya dengan
rakyat, membuat PDIP tak luput dari ikon sang jokowi dalam setiap kampanyenya.
Atau sosok Prabowo yang tahun ini sukses mendongkrak suara Partai Gerindra
dengan begitu signifikan dari periode pemilu sebelumnya, ditambah sosok Soeharto
dengan pencitraan keberhasilannya sebagai presiden RI di era orde baru, masih tak
lepas menjadi figur sorotan di partai Golkar.

Aktor politik tentu saja berperan sangat penting dalam suatu lembaga
politik, aktor politik harus mampu menarik simpatisan masyarakat dari segala
golongan untuk memperkuat dirinya sebagai seorang yang sangat berpengaruh
untuk memobilisasi masyarakat dalam setiap kegiatan politik. Tak sampai disitu
biasanya partai politik menggunakan popularitas seorang tokoh politik untuk
memenangkan suatu partai politik.

Berdasarkan penjelasan mengenai aktor politik di atas, maka penulis akan


mencoba membahas dua aspek yang dianggap penting untuk dijelasakan dalam
makalah ini, yang pertama menyangkut aktor politik sebagai kekuatan politik,
yang kedua peran aktor dalam partai politik dan yang ketiga menyangkut
pencitraan aktor politik.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan apenulisan

BAB II

LANDASAN TEORITIS

KEKUATAN POLITIK

1.1 Pengertian Kekuatan Politik

Miriam Budiarjo mengatakan bahwa yang diartikan dengan kekuatan-


kekuatan politik adalah bisa masuk dalam pengertian Individual maupun dalam
pengertian kelembagaan. Dalam pengertian yang bersifat individual, kekuatan-
kekuatan politik tidak lain adalah aktor-aktor politik atau orang-orang yang
memainkan peranan dalam kehidupan politik. Orang-orang ini terdiri dari pribadi-
pribadi yang hendak mempengaruhi proses pengambilam keputusan politik. Dan
secara kelembagaan di sini kekuatan politik sebagai lembaga atau organisasi
ataupun bentuk lain yang melembaga dan bertujuan untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan dalam sistem politik.
Dalam masyarakat terdapat berbagai kelompok sosial yang masing-masing
memiliki aspirasi dan kepentingan sendiri salah satunya adalah partai politik. Oleh
karena kepentingan tersebut bersangkut paut dengan sistem politik yang artinya
mereka yang memiliki kepentingan terhadap suatu keputusan atau kebijakan
publik yang di keluarkan oleh sistem politik maka kelompok-kelompok yang
memiliki kepentingan tersebut berusaha mempengaruhi sistem politik agar
membuat dan melaksanakan keputusan/ kebijakan yang menguntungkan
kelompok sosial tersebut. Keputusan atau kebijakan tersebut tak lain adalah
pembagian dan penjatahan sesuatu yang di inginkan, yang dicita-citakan yang
menyangkut dengan kebutuhan masyarakat baik yang bersifat spiritual maupun
material. Suatu sistem politik akan dapat berjalan dengan stabil kala pemerintah
itu terdiri atas koalisi besar. Jadi, kelompok-kelompok sosial yang memiliki
kekuasaan tersebutlah yang disebut dengan kekuatan politik. Jadi, Partai politik
merupakan kekuatan politik.
Peranan kekuatan politik dalam suatu sistem politik adalah terutama
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan/kebijakan publik
yang mengikat masyarakat sehingga keputusan atau kebijakan tersebut
menguntungkan kelompok masyarakat yang memiliki power tersebut.
Mempengaruhi ini bisa berarti mempengaruhi isi keputusan/ kebijakan yang akan
diambil dan akan dilaksanakan, dan bisa juga mempengaruhi pembuatan
keputusan yaitu berusaha menentang aktor-aktor pembuat keputusan dengan
mengusulkan aktor-aktor politik sebagai decision maker baru yang sesuai dengan
kehendak kelompok atau kekuatan politik tadi.
Selain pendapat tersebut, kekuatan politik adalah aktor-aktor politik atau
orang-orang yang memainkan peranan dalam kehidupan politik. Orang-orang ini
terdiri atas pribadi-pribadi yang hendak mempengaruhi proses pengambilan
keputusan politik.
Dan secara kelembagaan disini, kekuatan-kekuatan politik bisa berupa
lembaga ataupun organisasi-organisasi ataupun bentuk lain yang melembaga dan
bertujuan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik dalam
sistem politik. Pada dasarnya, menurut Bachtiar Effendy, sifat dari kekuatan
politik itu ada yang bersifat formal ada yang bersifat nonformal. kekuatan politik
yang formal mengambil bentuk kedalam partai-partai politik. Sementara yang
diartikan dengan kekuatan-kekuatan politik yang bersifat nonformal adalah
merupakan bagian dari bangunan civil society. Dalam hal ini yang dapat
dimasukkan yakni :
Dunia usaha
Kelompok Profesional dan kelas menengah
Pemimpin agama
Kalangan cedik/pandai (intelektual)
Lembaga-lembaga
Media massa, dan lain-lain

1.2 Sumber kekuatan politik

Adapun sumber kekuatan politik di era reformasi yang bisa dilihat terdiri dari :
Sarana paksaan fisik seperti senjata, teknologi dan lain-lain.
Kekayaan seperti uang, tanah, bankir, pengusaha.
Normatif seperti pemimpin agama, kepala suku atau pemerintah yang
diakui.
Popularitas pribadi, seperti bintang film, pemain sepakbola.
Jabatan keahlian seperti pengetahuan, teknologi, keterampilan.
Massa yang terorganisir seperti organisasi buruh, petani, guru.
Informasi seperti pers yang punya kemampuan membentuk opini publik.

1.3 Fungsi Kekuatan Politik

Kekuatan Politik adalah Segala sumber daya politik yang digunakan


seseorang untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Fungsi Kekuatan
Politik yaitu:
Mempengaruhi kebijakan mulai dari proses pembuatan sampai jalannya
kebijakan tersebut
Keseimbangan kekuatan
Agregator dan artikulator kepentingan Pendekatan Analisa Kekuatan
Politik
Struktural Pendekatan yang melihat peran dan fungsi sesorang atau
masyarakat dalam sebuah struktur/sistem.

1.4 Penggolongan Kekuatan Politik

Golongan yang digunakan di dalam mencari penyelesaian persoalan-


persoalan yang dihadapi oleh sistem politik tidak lagi didasarkan pada golongan
Infrastruktur politik dan sufrastruktur politik, partai dan bukan partai. Akan tetapi,
kekuatan politik dikategorikan ke dalam golongan ‘radikal’, ‘konservatif’, dan

‘moderat’:

Golongan Radikal

Golongan Radikal dalam menegakkan suatu kestabilan, hendaklah


dilakukan oleh mereka yang bersih dari pengaruh Orde Baru. Pemuka dalam
golongan radikal ini datang dari kalangan yang lebih condong untuk berpaling ke
Barat dalam mengambil contoh untuk mengatur kehidupan politik dan ekonomi di
Indonesia.
Golongan Konservatif

Golongan Konservatif lebih diwarnai oleh politik sipil juga menghendaki


pembersihan terhadap sisa-sisa rezim Orde Baru, namun menghendaki peranan
yang besar dalam politik Indonesia. Golongan ini menghendaki pembangunan
yang benar-benar didasarkan kepada kekuatan modal dari dalam negeri. Golongan
Konservatif melihat bahwa pengaturan masyarakat lebih baik menggunakan unsur
yang terdapat di dalam masyarakat sendiri, serta pengambilan keputusan melalui
musyawarah dan mufakat.
Golongan Moderat

Golongan Moderat lebih memilih suatu pengambilan keputusan melalui


tradisi yang khas Indonesia.

BAB III

PEMBAHASAN

A. AKTOR POLITIK SEBAGAI KEKUATAN POLITIK

Aktor politik berarti pelaku yang mempunyai kekuasan dalam sistem


politik. Berbicara mengenai politik tidak terlepas dari para Aktor. Aktor
didefinisikan sebagai mereka yang berhubungan atau memiliki posisi penting.
Aktor politik adalah pribadi unggul yang mempunyai kecerdasan, dan kedewasaan
yang akan membimbing warga negaranya menjadi lebih maju dan mandiri. Aktor
berkaitan dengan seberapa kekuasaan seseorang berpengaruh pada pembuatan
kebijakan pemerintah. Disini peran aktor adalah bagaimana mempengaruhi proses
pembuatan kebijakan agar kebijakan tersebut berpihak pada kepentingan aktor dan
bukan kepentingan public.

Setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil orang yang


mempunyai kualitas-kualitas yang diperlukan bagi kehadiran mereka pada
kekuasaan sosial dan politik yang penuh. Mereka yang bisa menjangkau pusat
kekuasaan adalah selalu merupakan yang, terbaik. Mereka yang dikenal sebagai
aktor. Aktor merupakan orang-orang yang berhasil, yang mampu menduduki
jabatan tinggi dan dalam lapisan masyarakat. Aktor mencakup individu pemegang
kekuasaan dalam suatu bangunan politik. Aktor mencapai kedudukan dominan
dalam sistem politik dan kehidupan masyarakat. Mereka memiliki kekuasaan,
kekayaan dan kehormatan. Dasar fundamental dari pendekatan aktor adalah
masyarakat dianggap sebagai suatu piramida dimana yang duduk dipuncaknya
disebut aktor . Kelompok aktor adalah suatu fenomena yang abadi akan selalu
lahir dan tidak mungkin tidak ada dalam suatu masyarakat. Aktor merupakan
kelompok kecil dari warganegara yang berkuasa dalam sistem politik. Penguasa
ini memiliki kewenangan yang luas untuk mendinamiskan struktur dan fungsi
sebuah sistem politik.
Dalam mengidentifikasi siapa yang termasuk dalam kategori aktor politik,
maka terdapat tiga metode yakni;
1. Metode Posisi, aktor politik adalah mereka yang menduduki posisi atau
jabatan strategis dalam sistem politik. Jabatan strategis yaitu dapat membuat
keputusan dan kebijakan dan dinyatakan atas nama Negara. aktor ini
jumlahnya ratusan mencakup para pemegang jabatan tinggi dalam
pemerintahan, parpol, kelompok kepentingan. Para elit politik ini setiap hari
membuat keputusan penting untuk melayani berjuta-juta rakyat.
2. Metode Reputasi, aktor politik ditentukan bedasarkan reputasi dan
kemampuan dalam memproses berbagai permasalahan dan kemudian
dirumuskan menjadi keputusan politik yang berdampak pada kehidupan
masyarakat.
3. Metode Pengaruh/Keputusan, aktor politik adalah orang-orang yang
mempunyai pengaruh pada berbagai tingkatan kekuasaan. Orang ini memiliki
kemampuan dalam mengendalikan masyarakat sesuai kemampuan pengaruh
yang dimiliki, sehingga masyarakat secara spontan mentaati para elit politik.

Aktor politik harus mampu menguasai Ilmu retorika, dialektika, dan public
speaking karena hal ini mengenai penyampaian pesan-pesan politik kepada
masyarakat agar seorang aktor politik mampu memberikan pengaruh atau dapat
mempengaruhi masyarakat lewat kata-kata yang diucapkannya lewat pidato atau
kampanye politiknya.

A. PERAN AKTOR DALAM PARTAI POLITIK

Aktor politik bisa dikatakan seseorang yang menjadi pusat perhatian


dibidang politik dan berkecimpung dalam dinamika politik yang telah dan sedang
berlangsung. Seorang tokoh bernama Letser G. Seligman mengemukakan bahwa
proses pengangkatan aktor-aktor politik akan berkaitan dengan beberapa aspek,
yaitu:
1. Masalah kekuasaan.
2. Legitimasi elite politik.
3. Representativitas elite politik.
4. Korelasi antara pengangkatan aktor-aktor politik dengan perubahan
politik.
Aktor politik tak akan lepas dari sebuah partai politik, karena partai
politiklah yang kemudian melahirkan kader-kader atau calon aktor politik yang
kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. Peranan aktor politik sangat
penting guna menghimpun kekuatan politik suatu partai, karena biasanya sosok
seorang tokoh politik yang sudah tergambar bagus citranya di masyarakat
cenderung akan mudah dimobilisasi oleh seorang aktor politik. Begitu halnya
ketika seorang aktor politik suatu partai politik terjerat suatu kasus yang kemudian
akan memperburuk citranya di mata masyarakat, maka secara tidak langsung hal
itu juga akan berdampak kepada partai politik. Artinya seorang aktor politik
merupakan kunci keberhasilan atau malah menjadi awal penyebab keterpurukan
sebuah partai politik, karena aktor politik mempunyai posisi yang fital dalam
suatu partai politik.

B. PENCITRAAN AKTOR POLITIK


Aktor politik biasanya tidak akan lepas dari citra atau pribadi mereka
dimata khalak umum, karena sebagai aktor politik mereka mempunyai peran yang
fital dalam kehidupan bernegara.
Pencitraan politik adalah pencitraan atau penggambaran panjang yang
mengikut sertakan nilai-nilai partai politik suatu aktor sebagai pemberi solusi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.1 Untuk membangun pencitraan politik
dibutuhkan waktu setiap hari, ukan dilakukan 5 bulan sekali. Pada sisi lain tidak
sedikit seorang aktor mengartikan pencitraan adalah kedekatan dengan wartawan.
Misalkan pendapat seorang tokoh atau aktor politik yang kemudian berindikasi
pro terhadap rakyat yang dimuat oleh wartawan atau kebiasaan baik seorang aktor
politik yang didokumentasikan olehh seorang wartawan untuk memberikan
informasi kepada masyarakat bahwa aktor tersebut adalah orang yang merakyat
dan sebagainya. Maka saat itulah citra seorang aktor politik akan melonjak naik
dan akan populer, hal ini tentu saja menjadi kekuatan politik dimana ketika aktor
tersebut mampu mempengaruhi atau memobilisasi masyarakat dengan citra yang
mereka buat baik dimata masyarakat. Sehingga dengan mudah seorang aktor
politik dapat menghimpun massa yang dapat menjatuhkan lawan-lawan
politiknya.

C. KESIMPULAN

1
Wasesa (2011:4)
Aktor politik berarti pelaku yang mempunyai kekuasan dalam sistem
politik. Berbicara mengenai politik tidak terlepas dari para Aktor. Aktor
didefinisikan sebagai mereka yang berhubungan atau memiliki posisi penting.
Aktor politik adalah pribadi unggul yang mempunyai kecerdasan, dan kedewasaan
yang akan membimbing warga negaranya menjadi lebih maju dan mandiri. Aktor
berkaitan dengan seberapa kekuasaan seseorang berpengaruh pada pembuatan
kebijakan pemerintah. Disini peran aktor adalah bagaimana mempengaruhi proses
pembuatan kebijakan agar kebijakan tersebut berpihak pada kepentingan aktor dan
bukan kepentingan public.

Aktor politik tak akan lepas dari sebuah partai politik, karena partai
politiklah yang kemudian melahirkan kader-kader atau calon aktor politik yang
kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. Peranan aktor politik sangat
penting guna menghimpun kekuatan politik suatu partai, karena biasanya sosok
seorang tokoh politik yang sudah tergambar bagus citranya di masyarakat
cenderung akan mudah dimobilisasi oleh seorang aktor politik. Begitu halnya
ketika seorang aktor politik suatu partai politik terjerat suatu kasus yang kemudian
akan memperburuk citranya di mata masyarakat, maka secara tidak langsung hal
itu juga akan berdampak kepada partai politik. Artinya seorang aktor politik
merupakan kunci keberhasilan atau malah menjadi awal penyebab keterpurukan
sebuah partai politik, karena aktor politik mempunyai posisi yang fital dalam
suatu partai politik.

Aktor politik biasanya tidak akan lepas dari citra atau pribadi mereka
dimata khalak umum, karena sebagai aktor politik mereka mempunyai peran yang
fital dalam kehidupan bernegara.
Pencitraan politik adalah pencitraan atau penggambaran panjang yang
mengikut sertakan nilai-nilai partai politik suatu aktor sebagai pemberi solusi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk membangun pencitraan politik
dibutuhkan waktu setiap hari, ukan dilakukan 5 bulan sekali. Pada sisi lain tidak
sedikit seorang aktor mengartikan pencitraan adalah kedekatan dengan wartawan.
Misalkan pendapat seorang tokoh atau aktor politik yang kemudian berindikasi
pro terhadap rakyat yang dimuat oleh wartawan atau kebiasaan baik seorang aktor
politik yang didokumentasikan olehh seorang wartawan untuk memberikan
informasi kepada masyarakat bahwa aktor tersebut adalah orang yang merakyat
dan sebagainya. Maka saat itulah citra seorang aktor politik akan melonjak naik
dan akan populer, hal ini tentu saja menjadi kekuatan politik dimana ketika aktor
tersebut mampu mempengaruhi atau memobilisasi masyarakat dengan citra yang
mereka buat baik dimata masyarakat. Sehingga dengan mudah seorang aktor
politik dapat menghimpun massa yang dapat menjatuhkan lawan-lawan
politiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

http://politik.kompasiana.com/2014/05/10/figur-tokoh-sebagai-pertarungan-
kekuatan-partai-politik-dalam-pemenangan-pemilu-2014-655495.html

http://putraguru.blogspot.com/2011/09/pengertian-dan-pentingnya-retorika-
seni.html
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tugas
makalah ini denga judul “Aktor Politik Sebagai Salah Satu Kekuatan Politik”
dikerjakan sebagai bahan penilain oleh mata kuliah Kekuatan-Kekuatan Politik.
Serta sebagai tugas wajib dalam perkuliahan.

Tentu dalam pengerjaannya, ada saja masalah yang menghadapi bahkan


masalah datang silih berganti. Salah satu kendalanya adalah mengenai bahan
dalam pengerjaan makalah ini karena tidak adanya buku pegangan mengenai
materi yang akan dibawakan. Tapi berkat sumber dari beberapa buku yang saya
dapat di perpustakaan kampus dan refrensi lain dari internet yang membentu saya
dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya, saya ucapkan banyak terima kasih atas siapapun yang


membantu saya dalam mengerjakan tugas makalah ini. Tentunya tanpa bantuan
dari semua yang terlibat didalam pengerjaan makalah ini saya pasti akan
mengalami kesulitan. Dan tak lupa pula saya ucapkan terima kasih terhadap dosen
mata kuliah ini, serta maaf karena tentunya makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan dan kelemahan. Diharapkan kritikan dari pembaca serta dosen yang
memberikan tugas ini agar dalam pengerjaan makalah selanjutnya kesalahan dapat
saya minimalisir. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Makassar, 10 Februari 2015

Penulis
Makalah

Aktor politik Sebagai salah satu


kekuatan politik di indonesia

Abd. Rahman n

E11113006

Prodi ilmu politik

Jurusan ilmu politik dan ilmu pemerintahan

Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

Universitas hasanuddin

2014-2015

Anda mungkin juga menyukai