Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada pendapat dalam dunia filsafat seni bahwa manusia adalah makhluk pemuja keindahan. Melalui panca indera
manusia menikmati keindahan dan setiap saat tak dapat berpisah dengannya, dan berupaya untuk dapat menikmatinya.
Kalau tidak dapat memperolehnya manusia mencari kian kemari agar dapat menemukan dan memuaskan rasa dahaga akan
keindahan.

Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak
mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan
mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang
mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti
bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan
bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan
juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan
tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.

B. Rumusan Masalah

Adapun dari latar belakang tersebut, penulis memperoleh beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud seni ?

2. Apa dan bagaimana hubungan manusia dan kesenian ?

3. Apa tujuan, fungsi,kegunaan, media, dan apresiasi terhadap karya seni?

4. Apa saja macam-macam seni ?

5. Bagaimana perkembangan seni di Indonesia ?

C. Tujuan

Makalah ini dibuat bertujuan agar dapat menyampaikan

1. Apa yang dimaksud dengan seni

2. Hubungan manusia dan kesenian

3. Tujuan, fungsi, kegunaan, media dan apresiasi terhadap karya seni

4. Macam-macam seni

5. Perkembangan seni di Indonesia

6. Dan juga untuk memenuhi syarat tugas Ilmu Budaya Dasar

D. Manfaat

Dari tujuan tersebut, dapat diperoleh manfaat, antara lain:

1. Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai seni

2. Dapat memahami hubungan manusia dan seni

3. Mengetahui tujuan, fungsi, kegunaan, media dan apresiasi terhadap karya seni

4. Mengetahui macam-macam seni

5. Menambah pengetahuan mengenai perkembangan seni

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni

Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia melalui dua macam indera yaitu indera penglihatan dan indera
pendengaran atau keduanya sekaligus. Seni bersifat halus dan indah. Orang yang menghasilkan karya yang bermutu dan
penuh keindahan disebut seniman atau seniwati. Menurut Jean Paul Sartre, manusia adalah suatu totalitas dan bukan
barang koleksi. Seni secara etimologi merupakan padanan kata art (Inggris), ars (Latin) dan techne (Yunani). Techne
memiliki arti kemahiran atau keterampilan yang tinggi dalam menciptakan benda kebutuhan sehari-hari). Pengertian seni
tersebut mengalami perkembangan sejalan dengan perubahan zaman dan peradaban manusia.

Seni merupakan hasil karya, cipta, rasa dan karsa manusia.Seni pada mulanya adalah proses dari manusia dan oleh
karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni
juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung keindahaan.

Seni sangat sulit dijelaskan dan juga sulit dinilai bahwa masing masing individu artis (pekerja seni) memilih sendiri
peraturan dan parameter yang menuntunnya. Masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih
medium dan suatu set perturan untuk menggunakan medium tersebut.

 Beberapa ahli mengemukakan pengertian seni diantaranya:

 Seni adalah pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang membahagiakan jiwa spiritual manusia
(Brade, 1956)

 Seni adalah suatu penjelajahan manusia dalam menciptakan realitas baru di luar kemampuan akal serta
menyajikannya dalam bentuk perlambangan (Kahler, 1964)

 Seni adalah hal-hal yang diciptakan dan diwujudkan oleh manusia dan dapat memberi rasa kesenangan,
kepuasan, dengan penikmatan rasa indah (Djelantik, 1999)

 Menurut para ahli filsafat, seni adalah kemahiran dalam merancang, menyusun atau mempertunjukkan suatu
kegiatan yang memiliki nilai-nilai keindahan yang bersifat subyektif.

 Adapun beberapa definisi seni menurut para ahli :

 Alexander Baum Garton, Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa
dalam kebahagiaan.

 Aristoteles, Seni adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari
kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.

 Immanuel Kant; Seni adalah sebuah impian kerena rumus-rumus tidak dapat mengikhtiarkan kenyataan.

 Ki Hajar Dewantara, Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakan perasaan indah seseorang
yang melihatnya oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan
indah itu seni.

 Leo Tolstoy, Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yang disampaikan kepada orang lain agar merasakan apa
yang dirasakan pelukis.

 Sudarmaji, Seni adalah segala manisfestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang,
garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.

Suatu nilai nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspredi lewat medium itu, untuk
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.
Sekalipun demikian banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain di masa lalu dan juga beberapa garis pedoman
sudah muncul untuk menentukan gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk seperti bakung yang berarti kematian dan
mawar merah yang berarti cinta.

 Seni menurut media yang digunakan terbagi tiga yaitu :

 Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau audio art misalnya seni musik, seni suara dan seni
sastra seperti puisi.
2
 Seni yang dinikmati dengan media penglihatan atau visual art misalnya lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak
bela diri, dan sebagainya.

 Seni yang dinikmati melalui media pendengaran dan penglihatan atau adio visual art misalnya pertunjukan
musik, pagelaran, wayang,dan film.

B. Hubungan Manusia dan Kesenian

a) Pengertian Manusia

Dipandang dari segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan
system yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling
terkait satusama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika). Manusia merupakan mahluk biologis yang
tergolong dalamgolongan mahluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin
memperolehkeuntungan atu selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi).
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai
kekuasaan (politik), dan lain sebagainya.

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain.
Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. menanamkan akal dan pikiran
kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka.
Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini.

Manusia diturunkan ke bumi oleh Tuhan agar dapat menjadi khalifah dan pemimpin. Menghuni bumi yang kita
tinggali sekarang ini untuk melanjutkan hidup sebelum kembali kepada-Nya. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah
manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.

b) Hubungan manusia dan kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang
dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

Ada pendapat dalam dunia filsafat seni bahwa manusia adalah makhluk pemuja keindahan. Melalui panca indera
manusia menikmati keindahan dan setiap saat tak dapat berpisah dengannya, dan berupaya untuk dapat menikmatinya.
Kalau tidak dapat memperolehnya manusia mencari kian kemari agar dapat menemukan dan memuaskan rasa dahaga akan
keindahan.

Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak
mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan
mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang
mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti
bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan
bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan
juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan
tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.

Seiring dengan kemajuan jaman, kesenian daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga
keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila
masih mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk
menampilkan dan menggunakan kesenian modern daripada seni yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya
justru budaya daerah atau budaya lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.

Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian bangsa
bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri.

Seni daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala sesuatu yang terjadi pada seni
daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga,
memelihara dan melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena budaya
merupakan bagian dari kepribadian bangsa. Tanpa mereka sadari bahwa seni merupakan faktor utama terbentuknya
kebudayaan nasional dan kesenian daerah yang merupakan berhubungan dengan agama dengan mereka miliki sebuah
kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu di
masyarakat.

3
c) Hubungan Manusia dengan Keindahan Seni

Segala kebaikan dan keindahan merupakan hal yang diberikan Tuhan terhadap alam, dan manusia adalah satu-
satunya mahluk hidup ciptaan-Nya yang mampu merasakan keindahan baik yang ada di alam maupun yang tidak tampak
(khayal) menjadi sebuah karya yang memiliki nilai estetis layaknya keindahan tersebut.

Pandangan terhadap seni pada saat ini bukan hanya sebatas yang terdapat dari alam tetapi juga hal yang tak tampak
dan yang bersifat abstrak sehingga keindahan menjadi dorongan yang bagi mahluk memiliki pemikiran untuk
menciptakannya. Kita tak dapat berpaling dari hal tersebut, seni akan mempengaruhi pikiran pembuat dan yang melihatnya
sehingga terjadi pengungkapan perasaan yang menghasilkan interaksi. Luasnya pandangan terhadap seni memberikan
kepuasan bagi pembuat untuk berekspresi menciptakan karya yang mempunyai sifat bermacam-macam seperti naturalis,
realis, abstrak, dan lain-lain.

C. Tujuan, Fungsi, Kegunaan, Media, dan Apresiasi Seni

a) Tujuan Menciptakan Seni

Seni untuk seni (L’art pour L’art), paham humanisme universal, pelopornya adalah H.B. Jasin, Mochtar Lubis,
yaitu seni yang diciptakan untuk melahirkan rasa keindahan semata-mata.

Seni untuk masyarakat (L’art Pour Enggage), paham realisme sosialis, pelopornya adalah AS. Darta, Pramoedya Ananta
Toer, yaitu ”seni diciptakan untuk kepentingan masyarakat sekaligus untuk pembangunan dalam rangka meningkatkan
martabat bangsa”.

Tujuan penciptaan karya seni adalah agar kehidupan manusia menjadi lebih baik lagi atau meningkatkan kualitas
kehidupan zamannya sehingga memiliki arti penting bagi generasi berikutnya.

 Secara umum tujuan penciptaan karya seni adalah sebagai berikut :

 Ekspresi pribadi: ungkapan emosional terdalam yang diwujudkan dalam simbolisasi rupa.

 Aktualisasi diri; upaya untuk membangun eksistensi pribadi melalui ungkapan estetis.

 Eksperimentasi; upaya pencarian dan percobaan mengolah berbagai unsur rupa dengan bermacam media untuk
memperoleh orisinalitas karya estetis.

 Pembaruan nilai keindahan; upaya kreatif untuk menciptakan hal-hal baru dalam berungkap seni.

 Objek ekonomi; penciptaan karya seni yang sejalan dengan selera masyarakat atau pemesan, untuk alasan
perdagangan, galeri lelang, aset kekayaan, maupun peningkatan nilai ekonomi.

 Rekaman peristiwa; proses penciptaan karya seni untuk merekam suatu peristiwa tertentu yang menyentuh dan
bermakna.

 Alat komunikasi; upaya untuk membangun berbagai gagasan atau imajinasi seniman sehingga dapat dipahami oleh
masyarakat penikmatnya.

 Terapi kejiwaan; pengayaan jiwa bagi seniman maupun penikmatnya sehingga memperoleh ketenangan, hiburan,
pelampiasan, maupun penyehatan rohani.

 Perluasan wacana; untuk meningkatkan apresiasimasyarakat sehingga memperoleh pengalaman baru dalam dalam
mengamati karya seni itu.

 Politik; sebagai alat pendukung kampanye, dan propaganda ideologi politik tertentu.

b) Fungsi Seni

Fungsi seni dibedakan atas dua sifat yaitu ;

1) Fungsi individual seni

Fungsi individual seni berarti bahwa seni itu untuk memenuhi kriteria seni tersebut. Fungsi individual seni adalah
memenuhi :

 Memenuhi kebutuhan jasmani atau fisik

4
 Memenuhi kebutuhan rohani atau emosional

2) Fungsi sosial seni

 Fungsi Religi/Keagamaan: Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lagu rohani. seni juga sering digunakan untuk sebuah upacara kelahiran,
kematian, pernikahan, dan sebagainya. Contohnya : gamelan dalam upacara Ngaben di Bali (gamelan luwang,
angklung dan gambang)

 Fungsi Pendidikan: Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan Ansambel karena
didalamnya terdapat kerjasama, atau angklung dan gamelan juga ada nilai pendidikannya karena kesenian
tersebut terdapat nilai sosial, kerjasama dan disiplin. Karya seni yang sering digunakan untuk
pelajaran/pendidikan seperti: gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-
anak, alat peraga IPA, dan sebagainya.

 Fungsi Komunikasi: Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti, kritik sosial, gagasan, kebijakan
dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. bisa dilihat dalam pagelaran wayang kulit, wayang orang
dan seni teater ataupun poster, drama komedi dan reklame.

 Fungsi Rekreasi/Hiburan: Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan
yang khusus pertunjukan untuk berekspresi ataupun hiburan.

 Fungsi Artistik: Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk
hal yang komersial, seperti: musik kontemporer, tari kontemporer, dan seni rupa kontemporer. (seni
pertunjukan yang tidak bisa dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan
komunitasnya)

 Fungsi Guna (seni terapan): Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya, kecuali sebagai
media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan mempertimbangkan aspek kegunaannya,
seperti: perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan.

 Fungsi Kesehatan (terapi): Seni sebagai fungsi untuk kesehatan, seperti pengobatan penderita gangguan
physic ataupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang pasien). Terbukti
musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis
trauma pada suatu kejadian. Pada tahun 1999 Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan
gelombang alfa yang menenangkan dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak dan gamelan
menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.

D. Kegunaan Seni

a) Seni pakai atau terapan (Applied art)

Seni pakai adalah hasil karya seni yang diciptakan selain dapat dinikmati mutu seninya juga dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seni terapan (applied art) adalah karya seni yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari yang mana mengandung nilai fungsi tertentu di samping nilai seni yang dimilikinya. Fungsi karya seni bisa
dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah fungsi yang semata-mata ditujukan
sebagai benda hias misalnya, karya batikatau tenunyang dibuat khusus untuk hiasan dinding, benda kerajinan, topeng, dan
vas bunga. Sedangkan fungsi praktis adalah karya seni yang tujuan pokok pembuatannya ditujukan sebagai benda pakai
misalnya, perabotan rumah tangga, meja, kursi dan tekstil.

b) Seni murni (Fine art)

Seni murni adalah hasil karya seni yang diciptakan tanpa ada kaitannya dengan kegunaannya . Karya seni adalah
hasil kegiatan menciptakan tanpa ada yang berupa kreasi baru. Seni murni adalah seni yang dikembangkan untuk dinikmati
keindahannya. Seni murni mengutamakan sifat estetikanya dibandingkan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh adalah lukisan, kaligrafi, dan patung. Berbeda dengan seni terapan, seni murni tidak untuk dimanfaatkan
sebagai alat bantu lain. Yang dimanfaatkan pada seni ini adalah nilai keindahannya. Menurut sejarah, 5 seni murni terbesar
adalah lukisan, patung, arsitektur, musik dan puisi dengan seni seni minor termasuk drama dan tari. akhir-akhir ini, Seni
Murni biasanya termasuk bentuk seni visual dan seni perform. bagaimanapun, dalam beberapa lembaga-lembaga belajar
atau musium seni murni. Seni murni sering dikaitkan dengan bentuk seni visual.

c) Media Seni

1) Media seni rupa yaitu objek-objek berupa dua dimensi (p x l) dan tiga dimensi (p x l x t)

5
2) Media seni sastra berupa kata kata atau tulisan yang erat hubungannya dengan kehidupan.

3) Media seni musik dan suara yaitu susunan nada yang dapat kita hayati lewat indra pendengaran.

E. Apresiasi Seni

Secara leksikografis, kata apresiasi berasal dari bahasa Inggris apreciation, yang berasal dari kata kerja to Apreciate,
yang menurut kamus Oxford berarti to judge value of; understand or enjoy fully in the right way; dan menurut kamus
webstern adalah to estimate the quality of to estimate rightly tobe sensitevely aware of. Jadi secara umum me-apresiasi
adalah mengerti serta menyadari sepenuhnya, sehingga mampu menilai secara semestinya.

Dalam kaitannya dengan kesenian, apresiasi berarti kegiatan meng-artikan dan menyadari sepenuhnya seluk beluk
karya seni serta menjadi sensitif terhadap gejala estetis dan artistik sehingga mampu menikmati dan menilai karya tersebut
secara semestinya. Dalam apresiasi, seorang penghayat sebenarnya sedang mencari pengalaman estetis. Sehingga motivasi
utama yang muncul dari diri penghayat seni adalah motivasi untuk mencari pengalaman estetis.

Pengalaman estetis menurut Albert R. Candler adalah kepuasan kontemplatif atau kepuasan intuitif. Sedangkan
Yakob Sumardjo menjelaskan pengalaman seni adalah keterlibatan aktif dengan kesadaran yang melibatkan kecendekiaan,
emosi, indera dan intuisi manusia dengan lingkungan (benda seni) (2000, 161). Dalam proses pengalaman estetis unsur
perasaan dan intuisi lebih menonjol dibandingkan nalar; itulah sebabnya maka dalam proses tersebut penghayat seni
seolah kehilangan jati dirinya karena seluruh kehidupan perasaannya larut ke dalam obyek seni, dan inilah yang disebut
dengan empati.. Proyeksi perasaan tersebut bersifat subyektif dan sekaligus obyektif. Artinya subyektif karena penghayat
menemukan kepuasan atau kesenangan dari obyek seninya dan obyektif karena proyeksi perasaan itu berdasarkan nilai-
nilai yang melekat pada benda seni tersebut. Kualitas seni yang ada dalam karya tersebut mengalirkan pengalaman secara
dinamis dan akhirnya mendatangkan kepuasan. Kualitas suatu karya biasanya muncul karena adanya pola yang jelas yang
terjalin pada unsur/elemen seni sehingga membentuk sebuah struktur. Dalam seni rupa struktur tersebut ada pada rasa
unity, balance, harmony, rythm, proportion, point of interest, contrast dan discord.

Seorang apresian dalam melakukan penghayatan dan penilaian terhadap sebuah karya tidak bisa dilepaskan dari persoalan
persepsi yang muncul ketika berhadapan dengan karya tersebut.

Tujuan akhir dari apresiasi seni yaitu:

 Menimbulkan rasa seni pada diri sendiri

 Mengembangkan rasa seni pada seseorang

 Mengembangkan daya kresi

 Mengembangkan rasa estetis (keindahan)

 Untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup

 Menimbulkan nilai-nilai seni (artistik)

F. Macam Macam Seni

a) Seni Rupa

Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan
memanfaatkan unsur rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk gambar, lukis, patung,
grafis,kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.

Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni rupa adalah meliputi kemampuan memahami dan berkarya
lukis, kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan memahami dan berkarya grafis ,kemampuan memahami
dan membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi
in pada dasarnya telah ditetapkan sebagai kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang kerupawanan.

Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme hingga jaman melenium. Seni Rupa menjadi salah satu
bagian cabang seni yang secara performatif mempresentasikan wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap
dan dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada bagian atas. Representasi bentuk seni rupa
dipertimbangkan secara sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai dasar perwujudan rupa. Secara
kontekstual seni rupa merupakan wujud mediasi bentuk kasat mata yang dekat ke arah perlambang gambar, lukis, patung,
kerajinan tangan kriya dan multimedia. berhubungan dengan unsur cabang kesenian.

6
b) Seni Musik

Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain dalam bentuk harmoni, melodi dan notasi musik
merupakan wujud sarana yang diajarkan. Media seni musik adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen dapat
berbentuk alat musik Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain terdiri dari
seruling, gambang kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba. Jenis alat musik Barat antara
lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.

Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni musik meliputi kemampuan memahami dan
berkarya musik, pemahaman pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan notasi musik serta kecerdasan musikal
yang memungkinkan seseorang dapat beradaptasi dengan perangkat musik secara cepat. Di sisi lain, kemampuan
memahami dan membuat notasi, kemampuan mengaransemen, serta praktik dasar maupun mahir dalam banyak alat atau
instrumen secara terampil, serta kemampuan memahami dan membuat multimedia. Seni musik yang lebih mempromosikan
unsur bunyi sebagai medium dasar musik lebih memiliki proporsi pada bunyi yang teratur, bunyi yang berirama, serta
paduan bunyi yang menjurus kepada eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme, melodi maupun harmoni. Seni musik
banyak berkembang pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran klasik, ekspresionis, eksperimentalis, dan fluonsis
dengan memetakan perkembangan musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada. Seni musiktumbuh-
kembang sejak zaman Renaissance hingga abad milenium. Secara progresif aliran musik yang berkembang pada saat ini
lebih ke arah musik yang memiliki tonasi, interval, dan harmoni secara varian.

Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya. Bunyi sebagai media ungkap menjadi salah satu alat
komunikasi dalam menginternalisasikan makna bunyi ke dalam penerjemahan kuantum dari pikiran aranjer(penata musik)
ke penonton. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara penyampaian makna musik
untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan demikian makna penataan musik semakin mudah dipahami, dimengerti dan
menjadi media komunikasi antara penata musik dengan penghayat musiknya.

c) Seni Teater

Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup kemampuan memahami dan berkarya teater, kemampuan
memahami dan membuat naskah, kemampuan memahami berperan di bidang casting kemampuan memahami dan
membuat setting atau tata teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai perangkat tambahan dalam
membidangi seni teater.

Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar dirinya adalah penguasaan khusus yang harus dikuasai secara
teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan membuat sarana dan prasarana perlengkapan berbasis
multimedia adalah pendekatan aktual yang harus dikuasai seorang dramawan dalam kaitannya dengan penyajian teater
berbasis teknologi. Seni teater juga sebagai bagian integral kesenian memiliki media ungkap suara dalam wujud
pemeranan. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting, pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan laring
dan faring secara konsisten adalah bagian penting dari penjelmaan profesi yang harus dimiliki.

d) Seni Tari

Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari
berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak
pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.

Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi
tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi
kelompok. Kemampuan memahami an berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan dengan
kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek keindahan secara
teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami dan membuat perangkat multimedia hubungannya
dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi. Perwujudan ekspresi
budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji
menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud
performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang
begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang
bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang
diunggulkan daerah.di mana tarian tersebut berasal.

Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral maupun yang sekuler,
tradisional maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu
membantu sejarah kehidupan tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir zaman.Seni tari memerlukan media gerak.
Gerak murni atau wantah tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki makna maksud-maksud
tertentu dan apabila dibangun dengan unsur keindahan, maka gerakan tari semakin halus, estetis, dan geraknya memiliki

7
bangunan ekspresi bentuk yang diungkapkan manusia untuk dinikmati.Seni taribanyak dipengaruhi oleh kepercayaan
dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu, sejak zaman dulu tarian sudah memiliki peran fungsi yang sentral dalam
kehidupan beragama. Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara
keagamanaan atau ritual. Seni tari mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual yang
dipengaruhi kepercayaan animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap upacara keagamaan. Dalam
perkembangannya,seni tari tradisional pada akhirnya mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari
prembun, hingga sendratari jenis kesenian yang lahir pada zaman modern. Pada masyarakat modern yang dinamis ini,
kehadiranseni tari memerlukan hadirnya penari yang baik, guru-guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang
mampu merumuskan masa depan tari secara proporsional. Oleh sebab itu, beberapa hal harus diperhatikan menyangkut
penguasaan teknik tari agar dapat memenuhi syarat sebagai penari yang profesional.

e) Kerajinan Tangan

Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil
kerajinan. Hal kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat,seni dekoratif, serta seni yang menekankan
keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan
kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan gersang apabila kita tidak memiliki
kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan
seseorang. Secara aktual kesenian yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan
multidimensional.

Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni yang paling kalian senangi. Coba berilah contoh salah satu
cabang seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang pernah kalian buat atau kalian kenali.

f) Seni Berwawasan Teknologi

Pertumbuhan perkembangan ilmu pengetahuan secara signifikan mampu mengadopsi berbagai penerapan
pengetahuan ke dalam munculnya cabang pengetahuan baru.Salah satu reformasi di bidang pengetahuan yang berhubungan
dengan seni adalah munculnya cabang seni berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih.

Cabang pengetahuan seni yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi adalah munculnya cabang seni, seperti seni
peran (khususnys sinetron), pendokumentasian (sinema), audio-visual (keproduseran) dan lain-lain. Wahana penjajagan
pengetahuan di bidang yang berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih tersebut memunculkan garapan
pengetahuan di bidang seni peran dan adaptasinya. Munculnya cabang seni berwawasan teknologi menjadi pertanda bahwa
wahana pengembangan seni dan pengetahuan kesenian dalam kaitannya dengan wawasan teknologi mampu
mengadaptasikan pengetahuan baru sebagai wadah penuangan bakat-bakat seni berhubungan dengan penggunaan alat-alat
canggih.

Kesenian sebagai sebuah metodologi memperkenalkan seseorang memahami obyek ke dalam permasalahan-permasalahan
yang dikaitkan dengan pekerjaan seni dan bersosialisasi. Dengan imajinasi, seseorang yang mempelajari seni dapat
berangan-angan terutama dalam menemukan hal baru, menciptakan hal baru, serta memodivikasi berbagai temuan yang
sudah ada ke bentuk baru sebagai representasi sesuatu yang telah lama ada.

Cabang-cabang kesenian seperti telah disebut di atas merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk mendatangkan
inspirasi bagi banyak orang. Imajinasi seseorang yang belajar kesenian dapat dikembangkan secara lebih luas dengan
meningkatkan dan mengembangkan bahasa gerak, rupa, bunyi, dan suara untuk tetap tumbuh dan berkembang menurut
tingkat dan reputasi bahasa tubuh, bahasa gerak, serta bahasa bunyi dikombinasikan dengan pendekatan psikologis.

Kegiatan kesenian yang terbungkus dalam pembuatan seni berupa karya seni berhubungan dengan refleksi ide-ide, dan
tindakan-tindakan yang terkait dengan proses berkesinambungan.

Kegiatan seni melibatkan beberapa aspek multilingual, multikultural dan multidimensional mampu menjangkau secara luas
atas beberapa hal yakni.

 Menyiapkan pendidikan yang sejajar,

 Mengembangkan pengetahuan berbagai budaya

 Memberikan nilai masyarakat, Mengenalkan budaya dalam dunia pendidikan, serta,

 Membantu pendidik dan terdidik mengembangkan perspektif multibudaya.

Dalam ranah khusus, konsep pengembangan kewirausahaan menjadi konsep dasar pengembangan penulisan buku
ini. Sebagai bahan kajian, jawaban yang integral dapat menjembatani lahirnya pengembangan kewirausahaan ke dalam
pendidikan model profesional. Model ini digunakan dalam pendidikan untuk mencetak profesionalisme penari yang
8
berkualitas, memiliki kompetensi, memiliki kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan profesionalismenya baik di
depan umum maupun d lingkup pendidikan formal yang dimiliki.

Model profesional sebagai alat pengemban pendidikan di dalamnya memiliki indikator yang dapat menjadi arah pelaku
seni yang kompeten terhadap penciptaan seni dan seperangkat keahlian dalam gaya, teknik, dan metodologi yang dapat
digunakan sebagai pendekatan keahlian yang diterapkan. Konsep profesional ini dibekali dengan ide yang dibalut kerja
kreatif, jadwal terprogram, serta proses penuangan yang dilandasi oleh profesionalisme sehingga pengalaman ke depan
menjadi semakin terasah. Penekanan kerja mandiri dan tindak kreatif yang terstruktur menjadi kemampuan profesional
menjadi semakin bertumpu pada landasan yang kuat dan memadai. Dengan demikian proses ke depan terjadi simulasi yang
mengerucut dan mampu menjadikan seseorang yang mempelajari dengan konsep profesional dapat menciptakan
kewirausahaan secara jelas. Di sini dibutuhkan penempaan yang memiliki landasan basis profesional sehingga diharapkan
memenuhi kebutuhan seorang profesional menjadi tangguh dalam berwirausaha serta potensial dalam menghadapi
tantangan di masa depan. Dengan demikian wahana konsep ini selayaknya digunakan untuk menempa bibit-bibit
profesional menjurus ke jalur yang sudah diatur atau ketentuan yang tidak dapat ditawar lagi. Beberapa indikator
profesional dalam bentuk keterampilan adalah sebagai berikut di bawah ini.

 Menekankan kepada produk/hasil,

 Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicita-citakan,

 Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang terasah,

 Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol konsep profesional,

 Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk kreativitas simbol profesionalismenya,

 Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak dan karakteristik konsep profesional mampu
berkembang mandiri, dan berkelompok koloni.

 Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk berkualitas adalah simbol pematangan diri dan penempaan
mentalita pengalaman yang terasah dalam performa profesionalisme yang diidamkan.

 Profesionalisme yang dibina meliputi pelaku profesional, artis dan koreografer.

Itu tadi adalah sekilas penjelasan saya tentang seni yang mudah mudahan akan bisa menambah wawasan teman teman
tentang seni. “Jadilah seniman yang baik, seniman yang baik tidak membutuhkan alkohol untuk mendapatkan inspirasi”.

G. Perkembangan Seni di Indonesia

a) Perkembangan Seni Rupa Tradisional

Perkembangan seni rupa tradisional Indonesia sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Meskipun tidak ada orang
yang tahu secara pasti kapan dimulainya zaman prasejarah. Periodesasi zaman prasejarah di Indonesia di bagi menjadi
beberapa periode di antaranya : zaman batu dan zaman logam. Kedua zaman prasejarah ini, sama-sama memiliki karya seni
rupa ( tradisional ) hal itu dapat di buktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan yg berupa karya seni rupa yg bersipat
tradisional seperti kapak genggam, gelang, kalung, tembikar bahkan ada lukisan.

Khusus mengenai lukisan tersebut, pertama kali di temukan di gua leang-leang sulawesi dan lukisan tersebut berupa
penjiplakan telapak tangan pada dinding gua. Selain lukisan telaapak tangan,juga terdapat gambar binatang berupa gambar
babi yang sedang meloncat dengan kondisi leher terluka.

 Zaman Batu /Seni Rupa Zaman Batu

Seni Rupa Zaman Poleolitikum( Batu Tua ) Karya peninggalanya :

 Kapak gengam ( chopper )

 Batu berwarna ( Chalcedon )

 Lukisan tangan dan babi

 Seni Rupa Zaman Meseolitikum ( Batu tengah)

Karya peninggalannya :

9
 Mata panah

 Batu penggiling

 Kapak batu

 Seni Rupa Zaman Neolitikum ( Batu Muda/Dasar Kebudayaan Bangsa Indonesia)

Karya peninggalannya :

 Kapak persegi

 Kapak lonjong

 Gelang

 Kalung

 Cincin dari batu berwarna

 Tembikar ( pengaruh masuknya bangsa cina ke Indonesia

 Seni Rupa Zaman Megalitikum( Batu Besar )

Karya peninggalannya :

 Menhir

 Dolmen Kubur batu

 Keranda batu (sarcopagus)

 Punden berundak

 Arca batu

 Seni Rupa Zaman Logam

Zaman logam di Indonesia dimulai sejak tahun 500 SM, yaiitu sejak kebudayaan indo-cina masuk ke Indonesia.
Kebudayaan logam di Indonesia hanya mengalami zaman perunggu. Berikut adalah beberapa peninggalan seni rupa zaman
perunggu :

 Gendering perunggu

 Kapak perunggu

 Bejana perunggu

 Ragam hias

Dari peninggalan benda-benda di atas, maka jelas sejak zaman prasejarah orang Indonesia sudah mengenal seni rupa
meskipun masih sangat sederhana. Seni rupa tradsional Indonesia khususnya zaman prasejarah, selain untuk keperluan
bertahan hidup, benda-benda karya seni mereka cenderung digunakan untuk kepentingan pemujaan (magis), seperti lukisan
telapak tangan di gua leang-leang.

Lukisan telapak tangan tersebut diduga sebagai lambang rasa duka cita atas meninggalnya keluarga mereka. Kemudian
lukisan babi yang terluka diartikan sebagai lambang pengharapan agar perburuan mereka berhasil.

 Seni Rupa Zaman Hindu-Budha.

Zaman Hindu-Budha merupakan babak baru periodesasi kebudayan di Indonesia. Zaman ini juga di katakana sebagai
akhir dari zaman prasejarah dan menjadi awal zaman sejarah. Hal ini di buktikan dengan adanya penemuan tulisan. Masa
inipun sering dikatakana sebagai masa klasik. Peninggalan karya seni rupa pada masa Hindu-Budha yaitu prasasti dan
candi. Prasasti adalah batu yang berisi sebuah tulisan tentang sesuatu peristiwa atau upacara tertentu yang dilakukan oleh
orang-orang di lingkungan kerajaan.

10
Pada zaman Hindu-Budha,banyak sekali kerajaan yang berdiri, mulai dari kerajaan kecil sampai kerajaan besar. Hampir
semua kerajaan memiliki peninggalan yang berupa prasasti. Berikut adalah beberapa prasasti peninggalan kerajaan-
kerajaan pada masa Hindu-Budha.

 Prasasti ciaruteum yang bergambar telapak kaki (Kerajaan Tarumanegara)

 Prasasti kedukan bukit ( 683),menyebutkan kemenangan Raja Dapunta hyang (Kerajaan Sriwijaya)

 Prasasti canggal di Gunung Wakir (732), menyebutkan Banga Sanjaya membangun sebuah lingga di daerah
Kunjara Kunya di jawa Dwipa (Kerajaan Mataram Kuno)

 Prasasti tukmas di lereng Gunung Merbabu,menyebutkan adanya mata air dari sumber yang dapat di samakan
dengan sungai gangga (Kerajaan Kaling)

Selain prasasti yang di sebutkan di atas, masih banyak lagi peninggalan kerajaan yang berkembang pada masa
Hindu-Budha. Candi merupakan peninggalan zaman Hindu-Budha yang paling megah dan agung, karena orang zaman
klasik membangunnya untuk tujuan yang agung yaitu untuk kegiatan spiritual.

Candi berasal dari kata” Candika Gerha” yang artinya rumah dewi candika. Dewi Candika disebut juga Dewi Durga atau
Dewi Maut. Orang membangun candi dengan harapan mendapat pertolongan dari dewi durga dalam kematianya sehingga
candi kebanyakan berfungsi sebangai kuburan raja-raja. Pada perkembangan selanjutnya, Fungsi candi menjadi bermacam-
macam di antaranya sebangai berikut :

 Sebagai hiasan (Candi Sari)

 Sebagai kuburan Abu Jenazah (Candi Budha)

 Sebagai Pemujaan (Candi penataran)

 Sebagai tempat Semedi (Candi Jalatunda)

 Sebagai Pemandian (Candi Belahan)

 Sebagai Gapura (Candi Bajang Ratu)

Seperti halnya zaman Hindu-Budha, zaman Islam juga memiliki peninggalan karya seni rupa yang cukup megah. Hasil
karya seni rupa zaman Islam berupa arsitektur dan seni hias

Seni Arsitektur meliputi :

 Masjid

 Makam

 Istana

 Seni hias meliputi

 Seni ukir

 Seni kaligrafi (arab)

 Seni wayang

 Seni batik

 Seni lukis

b) Perkembangan Seni Rupa Modern

Seni rupa modern merupakan bentuk dan akibat pengaruh dari kaidah seni rupa Barat (Eropa). Berikut
perkembangan seni rupa Indonesia modern yang dimulai dari masa perintis hingga masa seni rupa baru Indonesia:

11
 Masa Perintis (1807-1880)

Dimulai dari Prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman(1807-1880), seorang seniman kelas dunia dari Indonesia. Beliau
belajar melukis di Belanda. Sekembalinya ke Indonesia beliau banyak menyumbangkan karya-karya lukisannya yang
berharga.

 Masa seni lukis Indonesia Jelita/ Indonesia Molek/ Moi Indie (1920-1938)

Gaya lukisan pada masa iini banyak menyajikan kemolekan alam Indonesia. Ditandai dengan hadirnya sekelompok
pelukis barat, diantaranya Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, dan R. Locatelli. Pelukis Indonesia yang mengikuti
kaidah ini ialah Abdullah Soeryo Soerjosubroto, Pirngadi, Basoeki Abdullah, dan Wakidi.

 Masa Persagi (1938-1942)

PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta dan diketuai oleh Agus Jaya Suminta
dengan sekretaris S. Sudjojono. PERSAGI bertujuan agar seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang
berkeprobadian Indonesia. Ciri lukisan pada masa ini tidak lagi menggambarkan alam yang serba cantik sebagaimana
lukisan Moi Indie.

 Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)

Pada masa pendudukan Jepang, seni lukis dimanfaatkan sebagai propaganda politik. Kebebasan berkarya seniman
dibatasi. Para seniman Indonesia, seperti Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, dan Kusnadi disediakan wadah pada balai
kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Pada tahun 1945, berdiri lembaga kesenian yang bernaung di bawah POETRA
(Poesat Tenaga Rakjat).

 Masa Kemerdekaan (1945-1950)

Pada masa ini seniman banyak terorganisir dalam kelompok-kelompok, di antaranya Sanggar Seni Rupa Masyarakat
di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda di Madiun oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Inonesia uleh
Djajengasmoro, dan Himpunan Buddaya Surakarta.

 Masa pendidikan seni rupa melalui pendidikan formal (1950)

Pada tahun 1950, di Yogyakarta berdiri Akademi Snei Rupa Indonesia (sekarang ISI) yang dipelopori oleh R.J.
Katamsi. Di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya
berdiri Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) dan disusul berdirinya jurusan seni rupa di setiap IKIP Negeri.

 Masa seni rupa baru Indonesia (Post Modern)

Pada tahun 1974, muncul para seniman muda, seperti Jim Supangkat, Harsono, Dede Eri Supria, Nyoman Nuarta, dan
lain-lain. Pada masa ini, seni rupa berkembang pesat dengan gaya yang lebih bebas serta sesuai perkembangan era modern.

 Perkembangan Seni Patung di Indonesia

Perkembangan seni patung Indonesia memang tak sepesat seni lukis. Namun akankah seni ini selalu tertinggal ?
Nampaknya sekaranglah saatnya untuk 'unjuk gigi'. Semenjak kemunculan seni rupa modern Indonesia pada awal abad 20,
seni patung terkesan tidak penting, kurang diperhatikan, dan tidak sepopuler seni lukis. Perannya pun tidak banyak
dibicarakan dalam perkembangan seni rupa modern Indonesia, walaupun tak pernah benar-benar surut. Ketimbang
menggunakan istilah patung modern atau patung kontemporer itu sendiri sesungguhnya lebih berpangkal pada keraguan
menyatukan patung formalis berorientasi pada pengolahan asapek bentuk yang dikenal sebagai patung modern, dengan
patung yang memasukkan unsur tradisi. Pada waktu itu disangsikan, apakah patung-patung yang dipamerkan bisa
dikatagorikan sebagai patung modern. Keraguan ini menimbulkan perdebatan yang diakhiri dengan kesepakatan
digunakannya label patung kontemporer. Dan bukanlah satu kebetulan, jika pematung G Sidharta soegijo yang
memparakarsai berdirinya Asosiasi Pematung Indonesia (API) pada 7 juli 2000, adalah seniman yang mempelopori
Pameran Seni Patung Indonesia tahun 1977. Didirikannya asosiasi tersebut merupakan tanggapan para pematung terhadap
kurang dinamisnya kehidupan seni patung di Indonesia sekarang ini. “Bila kita menengok beberapa tahun ke belakang, seni
patung seolah olah hanya diwakili oleh segelintir pematung saja, yang aktif berkarya dan berpameran. Sepertinya di negeri
kita tidak ada pematung lain kecuali pematung terkenal tersebut. Karena itulah sesuatu harus dilakukan oleh para
pematung. Saya berharap banyak pihak mau peduli dan campur tangan untuk mencari solusi bermanfaat bagi kemajuan
seni patung,” ungkap Sidharta yang menjabt sebagai Ketua Asosiasi Seni Patung Indonesia. Keputusan untuk mendirikan
asosiasi ini dilandasi oleh kebutuhan kerjasama antara pematung, dan menciptakan suatu iklim yang baik bagi
pertumbuhan seni patung di tanah air. API pun menyadari, suasan tersebut tidak dapat diciptakan hanya oleh beberapa
orang saja.

12
Harus diupayakan bersama-sama oleh sejumlah besar pematung dan didukung oleh ligkungan masyarakat yang
mengapresiasi seni patung. Karena tentunya, kegiatan berkesenian tidaklah dapat dipisahkan dari penerimaan masyarakat.
Berdirinya API diharapkan akan menumbuhkan kerjasama antara asosiasi dengan pihak lain untuk meningkatkan apresiasi
di kalangan masyarakat. Selain dengan pihak pemerintah dan swasta yang menaruh perhatian pada dunia patung, juga
dengan para jurnalis, kolektor, pemilik galeri, kurator, dan masyarakat umum, Selain itu, jalinan kerjasama dengan asosiasi
sejenis yang berada di mancanegara pun perlu dibina, sehingga ruang lingkupnya menjadi semakin luas. Wawasan serta
informasi tentunya akan bertambah luas pula. Terlaksananya Pameran Patung 2001 API ynag berskala nasional kali ini
pameran kedua sejak API berdiri diharapkan akan membuat dunia seni patung Indonesia semakin eksis. Dalam pameran
yang berlangsung di Galeri Nasional, Jakarta, tanggal 20 November sampai 4 Desember 2001 ini akan berkumpul sekitar
77 pematung senior dan yunior Indonesia dari berbagai daerah. Rasanya tak berlebihan kalau kita berharap, diadakannya
pameran ini akan membuka jalan mulus bagi seni patung Indonesia.

 Perkembangan Seni Lukis

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa
Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.

Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya
Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga
berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun
seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya
pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema
romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia
dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh
ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat
membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada
masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era
ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis
Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan
konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan
modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art):
“Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-
1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis
konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat,
tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

 Aliran seni lukis

 Surrealisme

Lukisan aliran surrealisme ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi dan sebenarnya
bentuk dari gudang fikiran bawah sadar manusia. Pelukis berusaha untuk membebaskan fikirannya dari bentuk fikiran logis
kemudian menuangkan setiap bagian dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu, yang bisa dirasakan manusia tanpa
harus mengerti bentuk aslinya. Salah satu tokoh yang populer dalam aliran ini adalah Salvador Dali

 Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk
mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.

 Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan
kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar
belakang lukisan.

Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk
tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.

13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

a) Seni secara etimologi merupakan padanan kata art (Inggris), ars (Latin) dan techne (Yunani). Techne memiliki arti
kemahiran atau ketrampilan yang tinggi dalam menciptakan benda kebutuhan sehari-hari.

b) Seni merupakan hasil karya, cipta, rasa dan karsa manusia.

c) Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang
dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

d) Tujuan penciptaan karya seni adalah bertujuan agar kehidupan manusia menjadi lebih baik atau meningkatkan
kualitas kehidupan zamannya sehingga memiliki arti penting bagi generasi berikutnya

e) Macam-macam seni meliputi seni rupa, seni musik, seni teater, seni tari dan seni sastra.

f) Seni telah ada sejak zaman prasejarah dan terus berkembang hingga sekarang.

B. Saran

Kesenian merupakan satu rangkaian yang tak bisa dipisahkan dari masyarakat. Kesenian sangat penting bagi
masyarakat, tetapi pada zaman modern ini, kesenian yang ada di masyarakat mulai menurun, dari tari-tarian daerah, musik
tradisional, dan kesenian lainnya. Oleh karena itu, kita harus menjaga dan melestarikan kesenian yang ada di masyarakat,
terutama kesenian daerah yang ada di Indonesia. Terbentuknya suatu penghargaan terhadap kesenian tergantung pada
generasi muda, apakah mereka akan melestarikan kesenian tersebut kepada anak cucu mereka. Sehingga terbentuknya rasa
mencintai dan menghargai segala bentuk karya seni yang diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.

14

Anda mungkin juga menyukai