Anda di halaman 1dari 27

PREMANISME DI PERKOTAAN

Oleh :
Eca Novi Yanti
Novi Dwiasih
Nuri Astuti
Arradhia Nurul.A.
Isa Isnawanti
Paula Ivonia S.
Reliusman Dachi
Yudha Pradina

(12/331518/PA/14746)
(12/331309/PA/14580)
(12/331420/PA/14675)
(13/347653/PA/15348)
(13/347527/PA/15287)
(13/347587/PA/15320)
(13/347626/PA/15337)
(13/347601/PA/15328)

Mata Kuliah
Dosen Pengampu

: Pendidikan Kewarganegaraan
: Dr. Ahmad Zubaidi, M.Si

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA
2016

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman sekarang ini membawa pengaruh besar pada negara


Indonesia, hal ini berdampak pada perkembangan perilaku dalam masyarakat. Persoalan
ekonomi dan moral merupakan sebagian contoh masalah yang dihadapi bangsa Indonesia
pada saat ini. Kemiskinan, pengangguran menambah keterpurukan kondisi bangsa ini, yang
akhirnya menimbulkan lahirnya kejahatan. Faktor ekonomi merupakan masalah yang sangat
sentral saat ini yang dapat menimbulkan kejahatan, karena banyak orang mengambil jalan
pintas dengan menghalalkan segala cara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini
menyebabkan terjadinya kejahatan yang meresahkan banyak pihak yang salah satu
contohnya adalahn kejahatan premanisme.
Preman sangat identik dengan dunia kriminal dan kekerasan, karena memang
kegiatan preman tidak lepas dari kedua hal tersebut. Beberapa contoh aksi premanisme
antara lain preman di terminal bus yang memungut pungutan liar dari sopir-sopir, yang bila
ditolak akan berpengaruh terhadap keselamatan sopir dan kendaraannya yang melewati
terminal dan preman di pasar yang memungut pungutan liar dari lapak-lapak kaki lima, yang
bila ditolak akan berpengaruh terhadap dirusaknya lapak yang bersangkutan. Hal ini
menyebabkan preman di Indonesia makin lama makin sulit diberantas karena ekonomi yang
semakin memburuk.
Dalam KUHP sebenarnya sudah mengatur beberapa pidana yang pantas diberikan
bagi pelaku premanisme diantaranya KUHP Pasal 368 Ayat (1) tentang pemerasan dan
pengancaman yang berbunyi barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun

menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
Dari pihak kepolisian dan dari berbagai pihak telah berupaya serius dalam
pemberantasan dan pencegahan kejahatan premanisme di indonesia terkhusus di daerah
perkotaan. Namun demikian, ternyata dengan berbagai upaya yang dilakukan selama ini
tidak serta-merta menghilangnya premanisme di Indonesia, bahkan semakin banyak dan
semakin menjadi-jadi.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami tertarik untuk menulis tentang kejahatan
premanisme dan akar permasalahannya serta cara penanggulangannya-baik secara
pendekatan kesejahteraan maupun pendekatan kriminologis.

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PREMANISME
Asal kata Premanisme dari dua suku kata preman dan isme. Preman jelas dari
bahasa Indonesia, bahasa Inggris yaitu Free Man dan bahasa Belanda yaitu Vrijman
yang berarti orang bebas, merdeka, tanpa ikatan, orang yang tidak bisa diatur oleh
siapapun sehingga kata preman menjadi sebuah bentuk indoktrinasi. Sedangkan isme
adalah aliran. Dari cikal bebas ini kemudian menjadi hasrat berbuat tanpa ada
penghalang sesuai keinginan.
Jadi, Premanisme adalah sebutan pejoratif yang sering digunakan untuk
merujuk kepada kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya
terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain.
Jika melihat Kamus Bahasa Indonesia, beberapa definisi preman dan
premanisme dan disinkronkan dengan kenyataan memang cukup dialektis. Istilah
preman sendiri menurut kamus ini masih dalam ragam cakapan atau masih digunakan
dalam ragam tak baku. Preman sangat identik dengan dunia kriminal dan kekerasan
karena memang kegiatan preman tidak lepas dari kedua hal tersebut. Preman itu berarti
sebutan kepada orang jahat (penodong, perampok, pemeras dan lain-lain).
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Kekerasan (Violence
berasal dari bahasa Latin violentus yang berasal dari kata v atau vs berarti kekuasaan
atau berkuasa) adalah dalam prinsip dasar dalam hukum publik dan privat Romawi yang
merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang
mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat

seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang umumnya
berkaitan dengan kewenangannya yakni bila diterjemahkan secara bebas dapat diartinya
bahwa semua kewenangan tanpa mengindahkan keabsahan penggunaan atau tindakan
kesewenang-wenangan itu dapat pula dimasukan dalam rumusan kekerasan ini.
Sementara

menurut

Sosiolog,

Dr

Imam

B.

Prasodjo

dalam,

http://bpsntbandung.com. Melihat maraknya kekerasan akhir-akhir ini dipengaruhi oleh


banyaknya orang yang mengalami ketertindasan akibat krisis berkepanjangan. Aksi itu
juga dipicu oleh lemahnya kontrol sosial yang tidak diikuti dengan langkah penegakkan
hukum. Ini, kata Imam, ditanggapi secara keliru oleh para pelaku tindak kejahatan.
Kesan tersebut seolah message (tanda) yang diterjemahkan bahwa hal yang terjadi akhirakhir ini, lebih membolehkan untuk melakukan tindakan-tindakan tersebut. Sementara
itu pada saat kontrol sosial melemah, juga terjadi demoralisasi pihak petugas yang
mestinya menjaga keamanan. Aparat yang harusnya menjaga keamanan, justru
melakukan tindak pelanggaran. Masyarakat pun kemudian melihat bahwa hukum telah
jatuh. Pada saat yang sama masyarakat belum atau tidak melihat adanya upaya yang
berarti dari aparat keamanan sendiri untuk mengembalikan citra yang telah jatuh
tersebut.
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Kriminalitas atau
tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan.
Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal adalah
seorang preman, pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun begitu kategori
terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya
berdasarkan motif politik atau paham.

B. MACAM MACAM PREMANISME


Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane, setidaknya
ada empat model preman yang ada di Indonesia, yaitu :
a. Preman yang tidak terorganisasi yaitu mereka bekerja secara sendiri sendiri, atau
berkelompok, namun hanya bersifat sementara tanpa memiliki ikatan tegas dan jelas.
b. Preman yang memiliki pimpinan dan mempunyai daerah kekuasaan
c. Preman terorganisasi, namun anggotanya yang menyetorkan uang kepada pimpinan
d. Preman berkelompok, dengan menggunakan bendera organisasi. Biasanya preman
seperti ini, dibayar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu. Berbeda dengan preman
jenis ketiga, karena preman jenis ini biasanya pimpinanlah yang membayar atau
menggaji anak buahnya. Preman jenis keempat ini, masuk kategori preman berdasi
yang wilayah kerjanya menengah ke atas, meliputi area politik, birokrasi, dan bisnis
gelap dalam skala kelas atas. Dalam operasinya, tidak sedikit di antara mereka dibackup aparat. Kerjanya rapih, dan sulit tersentuh hukum, karena hukum dapat
mereka beli, dengan memperalat para aparatnya.
Pendapat lain berasal dari Azwar Hazan mengatakan, ada empat kategori
Preman yang hidup dan berkembang di masyarakat:
a. Preman tingkat bawah, biasanya berpenampilan dekil, bertato dan berambut
gondrong. Mereka biasanya melakukan tindakan kriminal ringan misalnya memalak,
memeras dan melakukan ancaman kepada korban.
b. Preman tingkat menengah, biasanya berpenampilan lebih rapi mempunyai pendidikan
yang cukup. Mereka biasanya bekerja dengan suatu organisasi yang rapi dan secara
formal organisasi itu legal. Dalam melaksanakan pekerjaannya mereka menggunakan
cara-cara preman bahkan lebih kejamdari preman tingkat bawah karena mereka
merasa legal. Misalnya adalah Agency Debt Collector yang disewa oleh lembaga
perbankan untuk menagih hutang nasabah yang menunggak pembayaran angsuran

maupun hutang, dan perusahaan leasing yang menarik agunan berupa mobil atau
motor dengan cara-cara yang tidak manusiawi.
c. Preman tingkat atas yaitu kelompok organisasi yang berlindung di balik parpol atau
organisasi massa bahkan berlindung di balik agama tertentu. Mereka disewa untuk
membela kepentingan yang menyewa. Mereka sering melakukan tindak kekerasan
yang dilegalkan.
d. Preman elit adalah oknum aparat yang menjadi backing perilaku premanisme, mereka
biasanya tidak nampak perilakunya karena mereka adalah aktor intelektual perilaku
premanisme
Sedangkan jika diilihat dari tempat dan kejadian, bentuk premanisme terbagi
atas;
a. Premanisme Terselubung
Bentuk premanisme ini tidak terlihat langsung, proses dan reaksinya hanya
dirasakan oleh korban yang dituntut untuk mengeluarkan biaya diluar aturan. Bentuk
premanisme ini biasanya di lingkungan birokrasi yang tumbuh akibat kebutuhan
seseorang yang dimanfaatkan oleh oknum dari dalam atau dari luar yang tidak
bertanggung jawab. Yang lebih fatal lagi aturan main ini kadang dijadikan sebuah
budaya. Bentuk premanisme ini yang kini sangat membudaya disekitar kita dengan
mengatasnamakan kemudahan dan kepuasan pelayanan. Yang secara tidak sadar kita
telah terkondisikan akan situasi tersebut. Secara tidak sadar pula hal itu telah
memupuk pertumbuhan prilaku premanisme terselubung yang bisa saja dituruti oleh
prilaku tersebut akan diulangi oleh penerusnya. Bahkan kemungkinan besar akan
ditiru oleh pihak lain dari kegiatan yang sejenis. Premanisme terselubung, yang lekat
dengan tindakan-tindakan yang koruptif, meskipun sudah ada regulasi yang jelas
dengan disahkannya Undang-undang anti Korupsi, namun hal tersebut sangat sulit
diberantas, karena sudah merupakan budaya birokrasi, kecuali dalam hal ini Polri

layaknya KPK menjadi sebuah lembaga superbodi yang bisa masuk dalam setiap lini
birokrasi, maupun perbankan tanpa melalui prosedur birokrasi yang rumit.
b. Premanisme Terbuka
Bentuk premanisme ini berupa pemerasan langsung dengan meminta
sejumlah uang atau materi dengan ancaman, atau melakukan pengrusakan serta
penganiayaan terhadap orang maupun kelompok lain. Biasanya pelakunya orang
orang yang nekad dan agak ekstrim. Premanisme terbuka biasanya hanya menyentuh
pelaku dilapangan atau biasa disebut preman jalanan, dan tidak dapat menyentuh
pada akar maupun actor intelektual di belakang praktek-praktek premanisme jalanan
ini, bukan rahasia lagi bahwa para preman-preman ini sebagian besar dikelola,
bahkan di manaje secara sistematis. Utamanya dalam hal menertibkan tindakantindakan premanisme yang dilakukan oleh organisasi massa tertentu dari kelompok
golongan tertentu, bahkan pada saat sebelum dimulainya tindakan-tindakan
premanisme ini mereka melakukan konsolidasi, dan persiapan matang sebelum
sampai pada sasaran, dan dengan memanfaatkan psikologi massa sehingga menjadi
semakin sulit untuk ditertibkan kecuali dengan cara-cara represif yang sudah pasti
akan menimbulkan korban jiwa.

C. Faktor Penyebab Lahirnya Premanisme


Premanisme semakin berkembang secara cepat khususnya di daerah perkotaan
yang memiliki arus perkembangan dan pembangunan yang semakin pesat. Terdapat
beberapa faktor penyebab munculnya tindakan premanisme di negara ini antara lain,
faktor ekonomi, faktor penegakan hukum yang lemah, dan faktor lemahnya sistem
hukum yang tidak dapat memberikan efek jera bagi pelaku tindakan premanisme.
a. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi mempunyai pengaruh yang paling besar dalam terbentuknya


premanisme. Di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit dan angka pengangguran
yang semakin tinggi, manusia mencari cara untuk mendapatkan penghasilan. Orangorang yang berpendidikan rendah tidak memiliki wawasan dan kecakapan hidup,
sehingga mereka sulit sekali bersaing di dunia kerja. Karena tidak memiliki pekerjaan
dan dengan didukung oleh kurangnya penanaman moral pada dirinya, mereka
berupaya untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan melakukan
pemerasan, perampokan, dan lain-lain.

b. Faktor penegakan hukum yang lemah


Tidak bisa dipungkiri bahwa hukum di Indonesia masih bisa diperjualbelikan. hal tersebut banyak dicontohkan oleh pegawai negeri, pejabat dan politis
yang mendapatkan harta banyak dan bergaya hidup mewah. Bahkan mereka yang
korupsi bisa dengan mudah lolos dari jeratan hukum, kalaupun dihikum, sangat
ringan. Semua itu bisa makin mendorong sebagian orang memilih menjadi preman
sebagai jalan mudah mendapatkan harta sebanyak-banyaknya.
c. Faktor lemahnya sistem hukum
Hukuman yang dijatuhkan terhadap preman atau yang melakukan tindakan
kejahatan yang terlibat bentrokan bahkan pembunuhan begitu ringan. Jikapun mereka
dijatuhi hukuman dan penjara, tapi nyatanya mereka masih bisa mengendalikan
bisnis premannya. Didalam penjara mereka mendapat kenyamanan tertentu bahkan
bisa mendapatkan sejumlah anak buah baru. Karena itu para preman tidak takut
untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum.
D. Bahaya Premanisme
Adanya premanisme sangat merugikan berbagai pihak, seperti aktifitas
kebanyakan orang menjadi terganggu, memberikan rasa resah dan takut untuk

masyarakat. Seperti akhir-akhir ini terjadi banyak tindak kriminalitas yang dilakukan
oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang ditandai dengan banyaknya
terjadi pemalakan, pemerkosaan, pencurian, penganiayaan, bahkan pembunuhan.
Premanisme juga termasuk dalam tindakan kriminal dan kekerasan yang pasti
akan berdampak negatif seperti :
1. Merugikan pihak lain baik material maupun non material
2. Merugikan masyarakat secara keseluruhan
3. Merugikan Negara
4. Menggangu stabilitas keamanan masyarakat
5. Mangakibatkan trauma kepada para korban
Dengan kata lain dampak dari fenomena tindakan kriminal dan kekerasan ini
adalah mengakibatkan kersahaan dimasyarakat dan peran penegak hukum seperti polisi
akan sangat diandalkan untuk menangulanginya, namun peran masyarakat juga akan
sangat membantu para polisi dalam menangulangi seperti memberikan informasi dan
pengamanan lingkungan sekitarnya dengan melakukan siskamling (sistem keamanan
lingkungan) yang terintregasi dengan tokoh masyarakat dan polisi.
Banyak dari preman yang tertangkap berasal dari kalangan pengamen, tukang
parkir dan backing wilayah. Mungkin operasi ini belum menjangkau preman kelas
kakap atau bigbosnya, namun pemblokiran terhadap beberapa jasa keamanan seperti
jasa pengamanan truk akan mengurangi ruang gerak premanisme untuk saat ini. Seperti
kita ketahui tumbuhnya premanisme juga karena ada yang membutuhkan seperti jasa
rentenir maupun jasa pengamanan acara. Hal ini tentunya sangat mengkawatirkan di
tengah harapan masyarakat untuk kinerja yang lebih baik ternyata banyak yang belum
percaya dengan cara kerja pemerintah. Sehingga mereka mencari jalan yang tidak biasa
dalam menyelesaikan masalah

Namun premanisme itu sendiri lebih banyak terjadi pada kalangan masyarakat
kecil. Ini dikarenakan tekanan hidup dan kebutuhan untuk hidup membuat mereka
mencari pekerjaan yang tidak halal. Jika saja pemerintah bisa menurunkan beban
masyarakat dan memberikan kesempatan kerja bagi rakyatnya maka premanisme dapat
ditekan walaupun tidak 100 persen karena saya yakin di setiap masyarakat manapun
pasti ada penyakit ini. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat Indonesia maka
generasi muda akan dibekali pendidikan yang cukup karena mereka mendapat
pemahaman yang baik tentang kehidupan. Coba bayangkan pengamen dan pengemis,
untuk mengisi perut mereka saja mereka masih harus berpikir keras, bagaimana
mungkin orang tua mampu menyekolahkan mereka yang notabene harga pendidikan
semakin mahal dan tidak terjangkau bagi masyarakat kecil.
Jika anak-anak dibekali pendidikan yang cukup sehingga memiliki ketrampilan
dalam berwirausaha maka mereka tidak akan hidup sebagai pengemis atau gelandangan.
Siapa sih yang mau hidup seperti itu? Coba tanya hati kecil mereka, pasti tidak. Mereka
pasti mendambakan hidup berkecukupan dan sehat. Apalagi anak-anak kecil jika dari
kecil diajari hidup dengan kekerasan ( termasuk tayangan televisi yang akhir-akhir ini
cukup memprihatikan karena banyak adegan bahkan karakter yang jahat ditonjolkan ),
maka mereka akan terbiasa menyelesaikan masalah dengan cara semau gue. Ingat cara
berpikir orang ditentukan saat masa kanak-kanak. Seringkali trauma di masa kecil
membawa dampak yang buruk di kehidupan dewasanya.
Tidak jarang pula aksi premanisme justru berujung pada korban jiwa dengan
kondisi kematian yang cukup mengerikan. Fakta ini tentu menjadi ancaman serius bagi
ketenteraman masyarakat di tanah air. Kehadiran para preman jelas mengganggu
ketentraman dan ketertiban masyarakat. Bahkan, cenderung menjadi ancaman dan
penyebar rasa takut di tengah masyarakat. Keributan antarpreman di ruang-ruang publik

tak pelak menebar ketakutan. Premanisme merupakan istilah umum untuk


menggambarkan tindakan sewenang-wenang dan umumnya disertai tindak pemaksaan,
kekerasan, hingga pembunuhan.
Dampak dari tindakan kepreman-premanan ini bisa mengakibatkan kendala
pada segi ekonomi. Misalnya ketika terjadi bentrokan antar kelompok di sebuah tempat
hiburan atau di sentra ekonomi lainnya, rasa keamanan dari pengunjung dan pemilik
usaha akan berkurang. Akibatnya, jumlah penjualan akan mengalami penurunan yang
mengarah pada pengurangan tenaga kerja, dan bahkan mungkin PHK. Kejadian seperti
itu juga akan menyiutkan peningkatan investasi yang sekaligus berarti berkurangnya
potensi penyerapan tenaga kerja. Kekerasan antar kelompok yang terjadi di tempattempat tertentu juga akan menurunkan nilai property/perumahan atau tempat usaha di
kawaan tersebut. Sekadar untuk membandingkan, beberapa kawasan di kota New York
City terkenal dengan perkelahian antar geng, yang membuat para professional yang
semula tinggal di tempat itu, segara angkat kaki. Kejadian yang dulu cukup sering
terjadi ini membuat nilai jual property di tempat itu jatuh. Pindahnya para professional
itu juga membawa dampak pada tutupnya supermarket dan toko-toko yang ada di
kawasan itu, yang berarti ada orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan ada keluarga
yang tidak mendapat nafkah.
Rasa aman dan level of confidence (tingkat kepercayaan) adalah dua syarat
penting bagi investasi pertumbuhan ekonomi. Jika dalam sebuah kota, ada kelompok
preman yang saling berbenturan dan menciptakan keresahan di kalangan pelaku
ekonomi, tingkat investasi dan pembukaan lapangan usaha baru akan berhenti atau
menurun. Para investor akan berpikir berulang kali untuk menanamkan modalnya di
kota-kota yang faktor keaman dan jaminan hukumnya tidak terjamin. Para pelancong
yang membelanjakan uangnya, kemungkinan besar mengurungkan niat untuk melewati

atau mengunjungu tempat-tempat yang rawan kekerasan, bentrokan dan pemerasan.


Contoh yang nyata terlihat pada kawasan wisata Trunyan yang sult berkembang karena
ada orang-orang tidak bertanggung jawab yang sering melakukan pemerasan kepada
pengunjung.
Beberapa bentuk praktek-prektek premanisme yang dekat dengan pungutan liar
memberikan tekanan ekonomi pada sektor ekonomi kecil. Supir di terminal atau
pedagang kecil yang harus membayar uang keamanan kepada sekelompok preman,
pendapatannya berkurang atau biaya yang tidak jelas itu bisa jadi dibebakankan pada
produk yang harus dibayar konsumen.
Selain pada ekonomi, kerugian nampak pula terjadi pada kualitas hidup
masyarakat yang mendambakan wilayahnya jauh dari kekerasan. Masyarakat
mendambakan adanya rasa aman untuk menikmati hidupnya termasuk rasa aman dalam
menyampaikan pendapat. Pada masa-masa pemilu, tak sedikit di kota-kota tertentu yang
menggunakan kekerasan dan intimidasi oleh sekelompok orang untuk menyampaiakn
aspirasi politiknya. Kualitas hidup masyarakat akan sangat terganggu bila tidak ada lagi
rasa aman untuk menyampaiakn pendapatnya termasuk mengkritik kebijakn pemerintah.
Jika masyarakat tidak lagi memiliki rasa aman untuk berekspresi, maka asumsi
demokrasi bahwa kesewenang-wenangan pemerintah dapat dicegah melalui kontrol
masyarakat, sama sekali tidak berfungsi.
Yang sekarang definisi premanisme berevolusi dan mematahkan definisi asal
premanisme sebelumnya. Jika premanisme sebelumnya masih berkutat di wilayah pasar,
terminal dan tempat umum lainnya seperti yang dijelaskan dalam berbagai definisi yang
lama. Namun untuk saat ini, premanisme menjangkau ke jajaran pemerintahan Negara
ini. Kini premanisme menjadi lebih komplek. Perkembangannya hampir meliputi
berbagai bidang. Dari birokrasi, agama, hukum, hingga dalam dunia maya banyak sekali

tindakan-tindakan premanisme. Dalam birokrasi, kita sering sekali diperas oleh oknumoknum birokrat yang tidak bertanggung jawab. Dari mulai tingkat desa hingga tingkat
pusat selalu ada saja tindakan premanisme.
Oleh karena itu, dengan adanya fenomena premanisme yang mengganggu
kestabilan keamanan dan kenyamanan Negara Indonesia ini dan juga tentunya sangat
meresahkan masyarakat akan berdampak besar bagi psikologis masayarakat sehingga
juga menghambat perkembangan SDM dan kemajuan Negara ini.

E. Penanggulangan Premanisme
Oleh karena premanisme merupakan kejahatan yang meresahkan banyak
orang, maka sudah seharusnya semua pihak bahu-membahu dalam menanggulangi
premanisme. Baik penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat sendiri.
Dalam hal menanggulangi tindakan premanisme ini, kita harus berangkat
dari akar permasalahannya, yaitu faktor penyebab lahirnya tindakan premanisme. Di
atas telah dijelaskan bahwa, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan premanisme
semakin berkembang di negara kita, yakni : (1) tingkat kemiskinan yang tinggi; (2)
penegakkan hukum yang lemah; dan (3) lemahnya sistem hukum. Namun, jika

diperhatikan lebih jauh, akar penyebab lahirnya premanisme adalah kemiskinan yang
dipelihara oleh negara. Jadi, untuk mengatasi tindakan premanisme secara radix negara
harus fokus kepada penanggulangan kemiskinan. Akan tetapi, kemiskinan adalah suatu
masalah yang tidak mudah diatasi dalam waktu yang singkat. Sehingga, pemerintah dan
masyarakat diwajibkan untuk bekerjasama dalam memberantas premanisme yang selalu
meresahkan banyak pihak.
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi
masalah premanisme :
a. Pendekatan Kesejahteraan (welfare approach)
Pendekatan kesejahteraan dalam pencegahan atau penaggulangan tindakan
premanisme adalah suatu upaya yang dilakukan dengan memberikan kemudahan
dalam memenuhi kebutuhan hidup para pelaku kejahatan premanisme, sehingga
mereka tidak perlu menjadikan kejahatan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan
hidupnya.
Untuk melakukan upaya seperti ini, hal yang bisa dilakukan adalah :
1. Mengurangi angka kemiskinan
2. Menciptakan lapangan kerja dalam mengurangi angka pengangguran
3. Melakukan pelatihan keterampilan/mendirikan balai latihan keterampilan
(BLK) dalam memproduksi sesuatu yang bisa dijadikan sebagai sumber
penghasilan

b. Pendekatan Kesejahteraan (welfare approach)

Pendekatan kesejahteraan dalam pencegahan atau penaggulangan tindakan


premanisme adalah suatu upaya yang dilakukan dengan tujuan memperkecil
kemungkinan terjadinya tindakan atau kejahatan premanisme yang dapat
mengganggu keamanan dan ketertiban umum. Adapun yang bisa dilakukan dengan
cara ini adalah :

1. Inventarisasi tempat dan waktu yang rawan terjadinya kejahatan premanisme

2. Penempatan personil dan atau patroli yang efektif di tempat dan waktu yang
rawan terjadinya kejahatan premanisme bersama-sama dengan masyarakat

3. Penyediaan sarana pelaporan di tempat kejadian

4. Pemasangan CCTV (Closed Circuit Television) di berbagai tempat guna


mengidentifikasi pelaku premanisme.

5. Penegakan hukum terhadap para pelaku kejahatan premanisme.

F. Contoh Kasus Premanisme


1. POLISI: AKSI PREMANISME DI JAKARTA BANYAK DIPICU KASUS
SENGKETA LAHAN
DETIKNEWS
Selasa 04 Sep 2012, 15:48 WIB
Jakarta - Aksi premanisme yang menimbulkan keresahan warga kerap mewarnai
ibukota. Polda Metro Jaya mencatat, sedikitnya ada 210 aksi premanisme yang
terjadi di Jakarta selama Januari-Agustus 2012.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, aksi premanisme
di Jakarta dipicu banyak persoalan sepele. Salah satu persoalan klise yakni masalah
sengketa lahan.
"Dari kasus yang diduga melibatkan preman itu diantaranya masalah sengketa lahan. Ada
juga preman-preman yang terlibat aksi pemerasan dan lain sebagainya" kata Rikwanto
kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (4/9/2012).
Terkait masalah sengketa lahan ini, kepolisian mengimbau masyarakat untuk mempercayai
pengamanan terhadap polisi atau jasa pengamanan formal.
"Sebaiknya menggunakan jasa pengamanan yang formal seperti satpam karena ada badan
hukumnya dan bisa dipertanggungjawabkan," urainya.
Contoh kasus sengketa lahan yang melibatkan kelompok etnis yang berujung aksi
premanisme seperti perebutan lahan di Cengkareng, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Dalam kasus itu, kelompok John Kei menyerang kelompok Hercules yang menjaga lahan
seluas 2,1 hektar di lokasi tersebut yang diklaim sebagai milik PT Sabar Ganda.
Dalam kasus itu, aparat polisi menembak mati Sammy Bingo dan Lumanggu saat hendak
menabrak petugas lalu lintas. 99 Orang dari kelompok John Kei ditahan atas dugaan pasal
170 KUHP dan 351 KUHP dalam penyerangan tersebut.
Dari data yang dihimpun Humas Polda Metro Jaya, beberapa kasus bentrokan antaretnis di
Jakarta yang terangkum sejak Januari-Agustus 2012 diantaranya:
1. Keributan antaretnis terjadi di halaman parkir Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto, 23
Februari 2012 lalu. Dua orang tewas bernama Ricky Tutu Boy dan Stanley AY Wenno
akibat luka bacok, sementara empat lainnya mengalami luka-luka serius yakni Jefri Ha
Kailola, Errol Karl Latumanui, Octavianus Max Millan dan Yopie Jhonatan Berhitu.
Sejumlah pelaku di antaranya Edo Kalong ditangkap polisi setelah kejadian. Termasuk

adik ipar perempuan Edo, Irene juga ditangkap atas keterlibatannya dalam penyerangan
tersebut.
Bentrokan terjadi bermula ketika korban sedang melawat temannya yang disemayamkan
di rumah duka RSPAD. Kemudian, Edo bersama 50 orang kelompok Edo membawa
senjata tajam dan mengeroyok korban. Polisi menyebut, bentrokan dipicu penagihan utas
atas penjualan narkoba yang belum dilunasi oleh korban.
2. Tanggal 19 Maret 2012 pukul 23.00 WIB. Keributa di Perumahan Titian Indah
Kelurahan Kalibaru, Medansatria, Kota Bekasi menimbulkan korban bernama Septian
Yahya Saputra (19) yang mengalami luka bacok. Keributan bermula saat warga pihak
lain minum minuman beralkohol dan membuat onar sehingga menimbulkan kekesalan
warga hingga berakhir perkelahian.
Buntut keributan yang terjadi di Perumahan Titian mengakibatkan aksi kekerasan lain
yang menimbulkan korban tewas. Keesokan harinya, 20 Maret 2012, Laode Amsir
(warga Ambon) tewas dibakar.

2. NASIB SIAL BEGAL SADIS, DITANGKAP KARENA DITINGGAL TEMAN


Iskandar ditangkap sebelum melarikan diri dengan motor korban.
Jum'at, 1 April 2016 | 02:18 WIB
Oleh : Bayu Adi Wicaksono, Foe Peace Simbolon

VIVA.co.id - Sungguh sial nasib seorang begal sadis di Jalan Angkasa Raya, Kemayoran,
Jakarta Pusat ini. Bagaimana tidak, dia

ditinggal tiga kawannya usai membegal dan

menganiaya pemotor.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Suyatno menceritakan,
begal bernama Iskandar itu ditangkap petugas yang sedang berpatroli di lokasi beberapa
saat setelah pembegalan terjadi.
Menurut Suyatno, Iskandar dan tiga temannya baru saja merampas motor milik pria
bernama Armanto (24). Tak hanya itu, mereka berempat juga memukuli korban hingga
kritis.
"Lalu, korban dipukuli secara bersama-sama. Kemudian empat pelaku merampas motor
korban," kata Suyatno, Kamis, 31 Maret 2016.
Namun saat pelaku berusaha kabur, korban berteriak minta tolong. Secara kebetulan, mobil
patroli kepolisian yang dikemudikan Aiptu Sahuri dan Aipda Sarman melintas di lokasi dan
mendengar teriakan minta tolong korban.

Nahas bagi Iskandar, saat tiga temannya kabur dengan dua sepeda motor yang mereka
kendarai, Iskandar tertinggal bersama sepeda motor milik korban yang gagal dibawanya
kabur.
"Aiptu Sahuri dan Aipda Sarman pun langsung mendatangi TKP dan melakukan
penangkapan terhadap satu orang pelaku. Sementara tiga pelaku lainnya berhasil kabur,"
ujar Suyatno.
Suyatno mengatakan, Iskandar kini sudah diamankan ke Polsektro Kemayoran bersama
sepeda motor korban. Saat menjalani pemeriksaan, Iskandar membocorkan identitas ketiga
temannya yang kabur.
"Kita akan kejar karena identitas ketiga sudah diketahui," kata Suyatno.
Sementara itu, Armanto telah dibawa petugas kepolisian ke rumah sakit setempat untuk
mendapatkan perawatan medis akibat menderita luka.

3. KOMPLOTAN BEGAL DICIDUK DI TAMBORA, ADA YANG BARU SELESAI


IKUT UN
By Muslim AR on 08 Apr 2016 at 04:51 WIB

Liputan 6.com, Jakarta - Enam begal spesialis perempuan dan laki-laki bertubuh kecil
dibekuk Polsek Tambora, Jakarta Barat. Mereka ditangkap saat kepolisian dari Polsek
Tambora tengah menggelar Operasi Cipta Kondisi di Jalan Bandengan Utara, Pekojan,
Jakarta Barat pada Kamis dini hari.
Keenam pelaku berinisial MR (16), IY (19), DS (19), WS (17), W (20), dan WU (20)
yang merupakan warga Grogol, Jakarta Barat. Sebelumnya polisi mendapatkan laporan
dan melakukan pengembangan dari peristiwa pembegalan yang terjadi di Jalan Meruya
Ilir, Kembangan Jakarta Barat pada Sabtu 5 Maret lalu dan kuat dugaan merekalah
pelakunya.
"Mereka beraksi menggunakan empat sepeda motor dengan memepet dan mengancam
korban bernama Muhammad Fauzi (17). Korban yang dipepet dan diacungkan pedang
samurai akhirnya menyerahkan sepeda motor tersebut," jelas Kapolsek Tambora Kompol
Muhammad Syafei, Kamis (7/4/2016) sore.
Dari keterangan Syafei, salah satu pelaku yang berinisial WS masih berstatus pelajar dan
baru saja mengikuti Ujian Nasional. Sementara lima pelaku lainnya merupakan remaja
putus sekolah.

"Saat mengadakan Operasi Cipta Kondisi, kami mencurigai keenam pelaku ini karena
mereka berkendaraan tanpa membawa surat-surat kendaraan dan pelat nomor kendaraan
palsu dipasang untuk mengelabui petugas," tutur dia.

4. BEGAL BERDARAH DI PASURUAN, SATU KORBAN DAN TIGA PELAKU


TEWAS
ARIE YOENIANTO
SENIN, 18 APRIL 2016 13:07 WIB

PASURUAN - Aksi sadis begal jalanan di Jalur Pantura, Kecamatan Rejoso Kabupaten
Pasuruan berujung maut.
Tiga orang dari enam orang pelaku yang tertangkap basah, tewas mengenaskan dihajar
massa yang kalap. Ini terjadi setelah seorang korban tewas ditangan kawanan begal.
Satu persatu pelaku begal menjadi bulan-bulanan massa. Tidak hanya pukulan tangan
kosong, berbagai benda keras dan senjata tajam secara bergiliran diarahkan pada tubuh
pelaku.

Sebagian warga bahkan menyeret pelaku yang sudah tidak berdaya dengan menggunakan
sepeda motor di jalan raya.
Aparat kepolisian yang ada di lokasi kejadian pun, tak mampu meredam amarah massa.
Beberapa kali tembakan peringatan yang dikeluarkan petugas untuk menghalau massa, tak
dihiraukan sama sekali.
Seorang pelaku yang telah diamankan di mobil patroli polisi, diambil paksa dihajar di
depan petugas.

Akibat aksi brutal warga, dua orang pelaku tewas mengenaskan di lokasi. Seorang pelaku
yang sempat dievakuasi di RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan akhir juga ditewas.
Tindakan beringas yang menjadi tontonan warga ini tak ubahnya bentuk pelampiasan
terhadap maraknya tindak kejahatan dijalanan.
Kawanan begal yang beraksi baik di kota maupun di pedesaan, kerap kali melukai
korbannya sebelum membawa kabur sepeda motornya.
Peristiwa nahas ini terjadi Minggu 17 April 2016 malam. Dimana saat itu, dua orang
pengendara sepeda motor Yamaha Vixion Nopol N 3905 TAI Muklison (47), warga Desa
Gunting, Kecamatan Rejoso berboncengan dengan temannya Tohir (45), warga Desa
Manikrejo Rejoso, dihadang kawanan begal.
Muklison berhasil meloloskan diri, sedangkan Tohir yang melakukan perlawanan tewas
disabet clurit pelaku.
Sejumlah warga yang mengetahui terjadi tindak kejahatan, spontanitas memberikan
bantuan. Warga yang berada di dalam rumah, berhamburan mengejar pelaku yang lari
tunggang langgang. Dari enam orang pelaku, warga berhasil menangkap basah tiga orang
komplotannya.

"Saat kejadian, warga sedang berkumpul di pinggir jalan dan mendengar teriakan orang
minta tolong. Warga spontan berusaha memberikan pertolongan dan mengejar pelaku.
Warga melampiaskan amarahnya, karena jengkel dengan tindakan pelaku kejahatan yang
sadis," kata Khumaidi, Kades Rejoso Lor.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, AKP Riyanto, menyatakan, saat ini pihaknya tengah
melakukan pengejaran terhadap komplotan pelaku yang melarikan diri.
Para pelaku ini diduga kelompok tindak kejahatan dengan pemberatan yang selama ini
menjadi buronan polisi.

5. LSM MEMERAS PEJABAT JADI MODUS BARU PREMANISME


Senin, 25 April 2016 19:17 WIB

Laporan Wartawan Tribun Medan/Array A Argus


TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -Kepala Kepolisian Resort Kota Medan, Komisaris Besar
Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, pemerasan yang dilakukan kelompok Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) terhadap sejumlah pejabat merupakan bentuk baru dari
premanisme.
Kata Mardiaz, pihaknya akan menindak tegas sejumlah LSM yang nantinya kedapatan
tangan melakukan pemerasan.
"LSM-LSM yang melakukan pemerasan seperti ini merupakan bentuk premanisme model
baru. Dimana, LSM selalu meminta-minta uang dengan cara mengancam," kata Mardiaz,
Senin (25/4/2016) sore.

Ia mengatakan, kasus pemerasan yang dilakukan oleh Ketua LSM Basmi, Fadilah,
merupakan satu contoh yang tidak patut ditiru.
Kata Mardiaz, terkait kasus ini, pihaknya akan mendata seluruh LSM yang ada di Kota
Medan.
"Kami akan melakukan pendataan terhadap LSM-LSM yang ada di Medan. Nanti, kami
akan bekerjasama dengan Kesbangpolinmas," ungkap Mardiaz.
Dalam kasus ini, Fadilah sempat memeras PNS Dinas Pertamanan Kota Medan.
Ia meminta uang Rp10 juta, dengan dalih tidak akan melakukan demo di kantor Dinas
Pertamanan.
Sayangnya, ketika tersangka melakukan transaksi dengan korbannya Rahmat Sinuraya, ia
pun dibekuk petugas Sat Reskrim Polresta Medan.
Saat ini, Polresta Medan masih mendalami adanya dugaan pengurus LSM lain dalam kasus
ini.(ray/tribun-medan.com)

KESIMPULAN
Premanisme adalah suatu bentuk kejahatan yang meresahkan banyak orang,
sehingga perlu adanya upaya dalam mencegah dan memberantas tindakan premanisme
itu sendiri demi menjaga keamanan dan ketertiban umum. Dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan premanisme, hal yang perlu diperhatikan adalah akar permasalahan

lahirnya tindakan premanisme itu sendiri, yakni demi

sesuap nasi dalam

mempertahankan hidup seseorang atau sekelompok orang. Sehingga, dalam mencegah


premanisme hal yang paling utama dilakukan adalah mengurangi angka kemiskinan,
dengan berbagai program yang bisa mensejahterakan rakyat sehingga para pelaku
premanisme tidak lagi menggantungkan hidupnya pada kejahatan yang meresahkan
banyak pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Adler, A. 2004. What Life Should Mean To You. Penerjemah: Mely Septiani. Yogyakarta:
Alenia

Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitian


Psikologi. Cetakan satu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, offset
Seda, F. 2004. Pengangguran dan Kelompok-kelompok yang Termarjinalisasi di Indonesia.
Jurnal Dinamika Masyarakat, Vol. III. No.2. Jakarta
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga.
Cetakan kesatu. Jakarta: Balai Pustaka
Wardani, I. S. 2001. Kehidupan Sosial Ekonomi Orang-orang Terjepit: Studi Kasus Tukang
Tambal Ban Di Kampung Pogung Kidul Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Atmasasmitta, R. 1997. Kriminologi. Bandung: Mandar Maju
Anonim.

2012.

Premanisme

di

Indonesia.

(https://everdnandya.wordpress.-

com/2012/06/25/premanisme-di-indonesia/), diakses pada 25 April 2016


Hartanto,

Rosyid.

2011.

Polri

dan

Premanisme

beserta

Solusinya.

(http://rosyidhartanto.blogspot.co.id/2011/03/polri-dan-premanisme-besertasolusinya.html), diakses pada 25 April 2016


Regina, Karina Nur dan Emi Zulaifah. 2005. Naskah Publikasi: Studi Kasus pada Preman di
Kawasan Industri Karawang - Jawa Barat. Fakultas Psikologi. UII. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai