Anda di halaman 1dari 12

Permintaan akan pelayanan kesehatan sangat

ditentukan oleh persepsi seseorang tentang


derajat kesehatannya serta kedudukan sehat
dalam skala utilitas orang bersangkutan.
Umumnya orang tidak tahu persis tentang
komoditi pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya serta tidak tahu persis
bagaimana perbedaan mutu dan harga antara
satu provider dengan provider lainnya.
Supplyinduced demand adalah suatu
fenomena di mana permintaan terjadi
terutama akibat dorongan dari sisi supply
(penawaran) ketimbang dari dorongan
kebutuhan itu sendiri. Supply induced
demand juga dipengaruhi adanya marketing
dalam dunia sehari-hari.
Feldstein
(1984) membagi faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan pasien terhadap
pelayanan kesehatan berupa faktor
terjadinya penyakit, faktor kultural-
demografi yang khas dan faktor ekonomi.
Umur dan jenis kelamin dari suatu populasi
dapat meramalkan suatu jenis penyakit yang
akan diderita seseorang.
Makin lanjut usia seseorang makin tinggi risiko
terkena penyakit tertentu.
Pria dan wanita memiliki karakteristik seksual
yang berbeda sehingga penyakit seksual yang
akan diderita juga berbeda.
Statusperkawinan dan banyaknya jumlah
anggota keluarga mempengaruhi permintaan
terhadap pelayanan kesehatan.
Pendidikan; semakin tinggi pendidikan,
makin dini mengetahui gejala suatu penyakit
sehingga meningkatkan respon untuk mencari
pengobatan secepatnya.
Makin tinggi pendapatan seseorang makin besar
pula biaya pelayanan kesehatan yang dipakai
(walau presentase peningkatan biaya kesehatan
lebih kecil dibandingkan dengan presentase
peningkatan penghasilan)
Semakin mahal tarif pelayanan kesehatan,
maka permintaan akan menurun, dan
sebaliknya
Permintaan cenderung inelastis, di mana tarif
pelayanan kesehatan hanya mempunyai
pengaruh kecil terhadap penggunaan layanan
kesehatan, terlebih jika ada pihak asuransi
yang mampu mengatasi masalah harga.
Faktorwaktu dari konsumen merupakan hal
yang patut dipertimbangkan karena semakin
lama waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, semakin
banyak pula waktu yang terbuang untuk
melakukan aktifitas lain yang lebih berguna
(terjadi trade off) lebih cepat, lebih baik
Andersen (1975) menyebutkan bahwa
keputusan individu untuk menggunakan jenis
dan jumlah pelayanan kesehatan tergantung
faktor-faktor:
Kecenderungan individu untuk menggunakan
pelayanan kesehatan (predisposing factor)
Kemampuan individu untuk memperoleh dan
menggunakan pelayanan kesehatan (enabling
factor)
Kebutuhan individu untuk menggunakan
pelayanan kesehatan (need factor)
Tingkat pengeluaran kesehatan di pengaruhi oleh dua
sisi : SUPPLY & DEMAND

DEMAND :
1.USIA
Semakin tua maka jumlah pengeluaran
untuk Pelayanan Kesehatan akan semakin
besar. Ada hubungan yang Kuat dan positif
antara umur dengan pengeluaran kesehatan.

2. Status Kesehatan
Semakin buruk status kesehtan seseorang
maka jumlah pengeluaran kesehatannya akan
semakin besar
3. Health Behaviour
Contoh : Konsumsi rokok dan alkohol
berlebih akan meningkatkan jumlah
pengeluaran kesehatan.

4. Pendidikan
Orang yang tingkat pendidikannya tinggi
cenderung memiliki perilaku hidup yang lebih
sehat. Mereka lebih sering pergi ke dokter untuk
konsultasi (mungkin untuk pencegahan) juga
lama rawat mereka di RS lebih singkat.
SUPPLY
1.Kemajuan Teknologi
Mendorong terciptanya hasil pemeriksaan yg lebih
cepat & akurat meningkatkan pengeluaran untuk
kesehatan.

2. Keputusan Politik
Mendorong masyarakat untuk melakukan pengeluaran
kesehatan. Contoh : Asuransi Kesehatan

3. Keadaan ekonomi secara keseluruhan


GDP tinggi standar hidup tinggi teknologi semakin
maju mempengaruhi pengeluaran kesehatan

Unemployment rate stress konsomsi alkohol tinggi


pengeluaran kesehatan tinggi

Anda mungkin juga menyukai