Jelaskan:
A. Apa yang dimaksud dengan “demand terhadap yankes” dan apa saja faktor yang
mempengaruhinya (sebutkan rujukan anda)?
Dalam pemikiran rasional, semua orang ingin menjadi sehat. Kesehatan merpakan modal
untuk bekerja dan hidup untuk mengembangkan keturunan. Timbul keinginan yang bersumber
dari untuk menjadi sehat tidak sama antara manusia. Pendekatan ekonomi menekankan bahwa
kesehatan merupakan suatu modal untuk bekerja. Pelayanna kesehatan termasuk rumah sakit
merupakan salah satu input dalam proses menghasilkan hari-hari sehat. Dengan berbasis pada
konsep produksi, pelayanan kesehatan dapat dilukiskan pada gambar di bawah. Dengan konsep
ini maka pelayanan kesehatan merupakan salah satu input ynag digunkana untuk proses produksi
yang akan menghasilkan kesehatan. Demand terhadap pelayanan rumah sakit tergantung pada
demand akan kesehatan sendiri.
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk membahas permintaan dalam pelayanan kesehatan yaitu
pendekatan permintaan menurut model Grossman. Grossman mengemukakan penelitian
pentingnya mengenai pelayanan kesehatan di mana dalam penelitiannya itu diungkapkan bahwa
demand tdaerhadap layanan kesehatan merupakan derivasi dari demand terhadap kesehatan itu
sendiri. Kesehatan menurut Becker (1965) merupakan komoditi yang penting sehingga
berdasarkan hal tersebut Grossman menyusun teori tingkah laku konsumen dalam human capital
approach di mana arena pemilihannya diperluas hingga menyangkup pemilihan atas status
kesehatan.
Menurut Grossman, para konsumen memiliki permintaan terhadap pelayanan kesehatan
karena dua alasan yaitu:
1. Pelayanan kesehatan merupakan sebuah komoditi konsumsi
Pelayanan kesehatan sebagai sebuah komoditi konsumsi membuat konsumen sebagai
pengguna layanan kesehatan merasa lebih baik.
2. Pelayanan kesehatan merupakan sebuah komoditi investasi
Investasi dalam kesehatan merupakan nilai moneter sebab kesehatan dapat menurunkan
jumlah hari sakit. Dengan menurunnya waktu sakit maka akan meningkatkan waktu yang
tersedia untuk bekerja maupun adanya waktu luang untuk melakukan aktifitas lainnya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi :
1. Kebutuhan berbasis fisiologis.
Menekankan pentingnya keputusan petugas medis yang menentukan perlu tidaknya seseorang
mendapat pelayanan medis.
2. Penilaian pribadi akan status kesehatan
Secara sosio-antropologis, penilaian pribadi akan status kesehatan dipengaruhi oleh kepercayaan,
budaya, norma-norma sosial di masyarakat.
3. Variabel-variabel ekonomi tarif
Hubungan antara tarif dengan demand terhadap pelayanan kesehatan adalah negatif. Semakin
tinggi tarif maka demand akan semakin rendah. Hubungan negatif ini secara khusus terlihat pada
keadaan pasien yang memunyai pilihan. Pada pelayanan rumah sakit, tingkat demand pasien
sangat dipengaruhi oleh keputusan dokter. Keputusan dari dokter memengaruhi length of stay
(lama rawatan), jenis pemeriksaan, keharusan untuk operasi, dan berbagai tindakan medis
lainnya.
3. Penghasilan masyarakat
Kenaikan penghasilan keluarga akan meningkatkan demand untuk pelayanan kesehatan yang
sebagian besar merupakan barang normal. Akan tetapi ada pula sebagian pelayanan kesehatan
yang bersifat sebagai barang inferior, yaitu adanya kenaikan penghasilan masyarakat justru
menyebabkan penurunan konsumsi.
4. Asuransi kesehatan dan jaminan kesehatan
Dengan demikian, semakin banyak penduduk yang tercakup oleh asuransi kesehatan maka
demand akan pelayanan kesehatan (termasuk rumah sakit) menjadi semakin tinggi. Peningkatan
demand ini dipengaruhi pula oleh faktor moral hazard. Seseorang yang tercakup oleh asuransi
kesehatan akan terdorong menggunakan pelayanan kesehatan sebanyak-banyaknya.
5. Variabel-Variabel Demografis dan Umur
Dengan kata lain, semakin mendekati saat kematian, seseorang merasa bahwa keuntungan dari
pelayanan kesehatan preventif akan lebih kecil dibandingkan dengan saat masih muda.
Fenomena ini terlihat pada pola demografi di negara-negara maju yang berubah menjadi
masyarakat tua. Pengeluaran untuk pelayanan kesehatan menjadi sangat tinggi.
6. Jenis Kelamin
Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa demand terhadap pelayanan kesehatan oleh
wanita ternyata lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Hasil ini sesuai dengan dua perkiraan.
Pertama, wanita mempunyai insidensi penyakit yang lebih tinggi dibanding dengan laki-laki.
Kedua, karena angka kerja wanita lebih rendah maka kesediaan meluangkan waktu untuk
pelayanan kesehatan lebih besar dibanding dengan laki-laki. Akan tetapi, pada kasus-kasus yang
bersifat darurat perbedaan antara wanita dan laki-laki tidaklah nyata.
7. Pendidikan
Seseorang dengan pendidikan tinggi cenderung mempunyai demand yang lebih tinggi.
Pendidikan yang lebih tinggi cenderung meningkatkan kesadaran akan status kesehatan, dan
konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan kesehatan.
8. Faktor-faktor lain
Berbagai faktor lain yang mempengaruhi demand pelayanan kesehatan, yaitu pengiklanan,
tersedianya dokter dan fasilitas pelayanan kesehatan, serta inflasi.
Kebutuhan (needs)
Keadaan kesehatan yang oleh tenaga kedokteran
dinyatakan harus mendapatkan penanganan
medis.
2. Apakah beda demand terkait komoditas yang bersifat public goods dan bukan public goods?
Berikan ilustrasinya
A. PUBLIC GOODS
Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu
tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Selanjutnya, barang
publik sempurna (pure public goods) didefinisikan sebagai barang yang harus disediakan dalam
jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat. Satu terminologi lain yang
agak mirip adalah barang kolektif. Bedanya, barang publik adalah untuk masyarakat secara
umum (keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu
komunitas yang lebih kecil) dan hanya berhak digunakan secara umum oleh komunitas tersebut.
B. BARANG PRIVAT
Barang privat mudahnya adalah barang-barang yang memiliki sifat berkebalikan dengan
barang publik. Barang privat secara tipikal adalah barang yang diperoleh melalui mekanisme
pasar, dimana titik temu antara produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Oleh karena
itu, kepemilikan barang privat biasanya dapat teridentifikasi dengan baik.
Sebagian besar barang yang kita konsumsi adalah barang privat, yaitu barang yang hanya
dapat digunakan oleh satu konsumen pada satu waktu. Misalnya, ketika seseorang sedang
memakan kue miliknya, orang lain tidak dapat melakukan hal serupa. Eksklusivitas kepemilikan
menjadi faktor pembeda utama barang privat dengan barang publik.
Sifat-sifat utama barang privat tentunya berkebalikan sama sekali dengan barang publik.
Sifat-sifat barang privat tersebut adalah :
1) Rivalrous consumption, dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau
menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar
calon konsumen dalam mengkonsumsi barang ini.
2) Excludable consumption, dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka
yang memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar
atau tidak memenuhi syarat dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan barang
tersebut (excludable). Contohnya, pakaian di toko hanya dapat dinikmati oleh mereka yang
membeli atau membayar, sementara mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati
pakaian tersebut.
Barang privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat-
sifatnya tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya. Efisiensi inilah
yang menarik minat sektor swasta dan menimbulkan pemahaman bahwa barang privat adalah
barang yang diproduksi oleh sektor swasta. Meskipun begitu, pemerintah pun sebenarnya dapat
berlaku sebagai sektor swasta dan menjadi bagian dari pasar dalam penyediaan barang privat
untuk tujuan-tujuan tertentu.
2) Non-excludable. Sifat non-excludable barang publik ini berarti bahwa apabila suatu
barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh
manfaat dari barang tersebut atau dengan kata lain, setiap orang memiliki akses ke
barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka baik mereka yang membayar maupun tidak
membayar dapat menikmati barang tersebut. Sebagai contoh, masyarakat membayar
pajak yang kemudian diantaranya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan jasa
kepolisian misalnya, akan tetapi yang kemudian dapat menggunakan jasa kepolisian
tersebut tidak hanya terbatas pada yang membayar pajak saja. Mereka yang tidak
membayar pun dapat mengambil menfaat atas jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang
dapat dikecualikan (excludable) dalam mengambil manfaat atas barang publik.
Sebuah barang publik disebut sebagai pure public goods atau barang publik
sempurna/murni apabila memiliki dua sifat ini secara absolut.
3. Berikan contoh nyata mengenai demand terhadap pelayanan kesehatan, bisa diambil dari hasil
studi, jurnal, tesis. Jelaskan intisarinya mengenai
a. Teori yang digunakan
b. Metodologinya
Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pendekataan kualitatif. Dengan
medode In depth interview kepada sumber informan dengan pertanyaan seputar
harapan dan kebutuhan remaja terhadap PKPR di Puskesmas Tanah
Kalikedinding.
c. Hasilnya
Informan penelitian sejumlah 6 orang, yang sebagian besar berjenis kelamin
perempuan sebanyak 84 % memeliki rentang usia 16-21 tahun. Kader menjadi
informan b dikarenakan kader memeliki peranan penting diantara teman-
temannya yang lain yaitu sebagai peer yang dilatih untuk menangani masalah-
masalah kesehatan perseorangan maupun kelompok (WHO, 1995).
d. Rekomendasi apa yang diberikan dan mengapa rekomendasi tsb diberikan
e. Komentar/ kritik terhadap studi tsb