Anda di halaman 1dari 20

PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN

KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

Nining Asnidar (K011181041)


Melani Zulhidayati Z. Monoarfa (K011181042)
Ulya Muhidin (K011181043)
Hatira (K011181044)
Resky Amaliya Pratiwi (K011181045)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang telah diketahui, kesehatan merupakan modal penting dalam melakukan
suatu pekerjaan dan menjalani hidup untuk mengembangkan keturunan, sehingga timbul
berbagai keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup manusia. Namun ketersediaan
sumber daya tentu sangat terbatas untuk memenuhi berbagai keinginan tersebut. Namun
juga tak bisa dipungkiri bahwa kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, begitupun
sebaliknya. Sehingga inilah pentingnya ekonomi kesehatan perlu dipelajari terkhusus pada
materi permintaan dan penawaran. Salah satu faktor yang juga mengahruskan kita untuk
mempelajari materi ini adalah dikarenakan demand dan supplay untuk menjadi sehat
tidaklah sama antar manusia.
Kmai berharap paper yang kita buat sedemikian rupa ini dapat memberikan dan
meningkatkan pengetahuan pembacanya terkait materi permintaan dan penawaran.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari demand dalam pelayanan kesehatan.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi demand dalam pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui elastisitas demand dalam pelayanan kesehatan dan konsekuensinya.
4. Mengetahui definisi dari supply dalam Pelayanan Kesehatan.
5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi supply dalam pelayanan kesehatan.
6. Mengetahui elastisitas supply dalam pelayanan kesehatan.
BAB II
DASAR TEORI/LANDASAN TEORI

A. Demand (Permintaan) Pelayanan Kesehatan


Demand (permintaan) adalah keinginan yang disertai dengan daya beli. Menurut
(Kotler dan Andersen, 1995), permintaan adalah keinginan terhadap produk spesifik
yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membeli. Demand atau
permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai
kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain
tetap sama (ceteris paribus). Mau dan mampu di sini memiliki arti betapapun orang
berkeinginan atau membutuhkan sesuatu, kalau ia tidak mempunyai uang atau tidak
bersedia mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membeli, maka keinginan tersebut
belum disebut permintaan. Namun ketika keinginan atau kebutuhan disertai dengan
kemauan dan kemampuan untuk membeli dan didukung oleh uang yang cukup untuk
membayar maka akan disebut permintaan. Dengan demikian permintaan adalah
kebutuhan dan keinginan yang didukung oleh daya beli.

B. Supply (Penawaran) Pelayanan Kesehatan


Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang mau dan mampu ditawarkan oleh
produsen setiap periode pada berbagai kemungkinan tingkat harga. Menurut Gilarso
(2007) menyatakan bahwa penawaran merupakan jumlah dari suatu barang tertentu
yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu,
dimana faktor-faktor yang mempengaruhi seperti biaya produksi, harga barang
subtitusi dan lainnya tidak berubah (ceteris paribus).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Demand dalam Pelayanan Kesehatan


Permintaan (demand) pelayanan kesehatan adalah Pelayanan yang sesungguhnya dibeli
oleh customer pelayanan kesehatan, dalam hal ini adalah pasien. Permintaan tersebut
dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan
harga obat. Model dari Cooper Posnett (1988) dalam Palutturi (2005), Permintaan
(demand) pelayanan kesehatan merupakan keinginan untuk lebih sehat diwujudkan dalam
perilaku mencari pertolongan tenaga kedokteran. Jadi dapat disimpulkan bahwa,
Permintaan (demand) pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
dan diinginkan oleh pasien yang disertai juga dengan daya beli yang dimiliki oleh pasien
tersebut.

3.2 Faktor yang Mempengaruhi Demand dalam Pelayanan Kesehatan


Menurut Michael Grossman dalam health care economics second edition, Konsumen
memiliki 2 alasan dalam hal permintaan terhadap kesehatan yaitu:
a. Kesehatan sebagai komuditas konsumsi
Kesehatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh konsumen dimana dengan
kesehatan itu sendiri konsumen merasa lebih baik. Dengan kesehatan itu sendiri,
konsumen dapat melakukan aktivitas fisik dengan leluasa tanpa ada gangguan dr
kesehatan mereka sendiri.
b. Kesehatan sebagai sebuah investasi
Kondisi kesehatan akan menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk seseorang.
Lama waktu seseorang sakit akan berpengaruh pada jumlah waktu yang dapat ia
lakukan untuk bekerja dan melakukan aktivitas lainnya. Selain itu, sakit dapat
menyebabkan seseorang kehilangan penghasilannya akibat tidak dapat bekerja selama
ia sakit.
Variasi didalam permintaan terhadap pelayanan medis dapat dikatagorikan menjadi
faktor dari pasien sendiri dan dari faktor pemberi layanan medis. Permintaan pasien
terhadap pelayanan medis antara lain adalah permintaan dalam hal pelayanan (treatment),
tipe pengobatan, dan hasil dari banyaknya jumlah pengobatan dan tipe pengobatan yang
dilakukan serta kualitas dari pengobatan medis itu sendiri. Sedangkan factor dari pihak
medis adalah bagaimana memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien dan
memberikan kualitas pelayanan yang baik.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
pelayanan medis baik dari segi pasien maupun dari pihak pemberi layanan medis,
1. Factor yang mempengaruhi permintaan pasien terhadap pelayanan medis
Pasien merupakan konsumen paling penting dalam jasa kesehatan dimana pasien ini
akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap pelayanan kesehatan serta
menentukan kualitas dari pelayanan kesehatan bersangkutan.
a) Kejadian sakit (incidence of illness)
Kejadian sakit yang diderita oleh masing-masing individu berbeda-beda, hal ini
dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Semakin bertambahnya usia, maka jumlah
kejadian sakit dan kematian akan semakit meningkat dimana penyakit pada setiap
pertambahan usia akan beresiko untuk menderita peyakit kronis sehingga
pelayanan kesehatan akan semakin dibutuhkan. Dari segi jenis kelamin, terdapat
kebutuhan pelayanan kesehatan antara laki-laki dan perempuan. Kebutuhan
perempuan akan pelayanan kesehatan lebih tinggi dibandingkan laki-laki
disebabkan karena kebutuhan untuk obstetri (persalinan).
b) Karakteristik budaya dan demografi (culturaldemographic characteristics)
1) Jenis kelamin
Meskipun pengeluaran untuk pemanfaatan pelayanan kesehatan yang kurang
lebih sama untuk kedua jenis kelamin pada tahun-tahun awal, ada perbedaan
dalam kebutuhan pelayanan kesehatan antara pria dan wanita. Di kemudian
hari, pengeluaran yang dikeluarkan oleh perempuan melebihi dari yang
dikeluarkan oleh laki-laki terutama karena biaya kandungan.
2) Usia
Hubungan antara umur dan penggunaan pelayanan medis, bagaimanapun tidak
linier juga tidak sama untuk setiap jenis pelayanan kesehatan. Karena semakin
bertambah usia akan semakin membutuhkan pelayanan kesehatan.
3) Status perkawinan dan jumlah anggota keluarga
Seseorang dengan status belum menikah lebih banyak menggunakan pelayanan
rumah sakit dibandingkan dengan seseorang yang sudah menikah. Selain status
perkawinan, jumlah orang dalam keluarga juga mempengaruhi permintaan
untuk pelayanan kesehatan. Orang yang belum berkeluarga umumnya
menggunakan perawatan di rumah sakit lebih dari yang dilakukan oleh orang
yang sudah menikah. Ketersediaan orang di rumah untuk merawat seseorang
mungkin pengganti hari tambahan di rumah sakit. Besarnya keluarga juga
mempengaruhi permintaan, sebuah keluarga besar memiliki pendapatan per
kapita yang lebih rendah (meskipun tidak selalu proporsional kurang) daripada
sebuah keluarga kecil dengan pendapatan yang sama.
4) Pendidikan
Pendidikan juga diyakini dapat mempengaruhi permintaan pelayanan medis.
Sebuah jumlah yang lebih besar dari pendidikan di rumah tangga dapat
memungkinkan keluarga untuk mengenali gejala awal penyakit, sehingga
kesediaan yang lebih besar untuk mencari pelayanan kesehatan awal.
Tingginya tingkat pendidikan juga dapat menyebabkan peningkatan efisiensi
dalam pembelian keluarga dan penggunaan pelayanan medis.
5) Preferensi pasien
Preferensi yang dimiliki pasien bisa didapatkan melalui iklan, orang sekita dan
dokter yang dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diinginkan oleh
pasien.
c) Faktor ekonomi (economic factors)
1) Pendapatan
Sejumlah penelitian telah mengungkapkan hubungan antara pendapatan
keluarga dan pengeluaran untuk pelayanan kesehatan. Ketika studi ini
didasarkan pada data survey, sering ditemukan bahwa keluarga-keluarga
dengan pendapatan yang lebih tinggi memiliki pengeluaran yang lebih besar
untuk pelayanan kesehatan.
2) Harga
Hubungan tarif dengan demand terhadap pelayanan kesehatan adalah negatif.
Semakin tinggi tarif maka demand akan menjadi semakin rendah. Sangat
penting untuk dicatat bahwa hubungan negatif ini secara khusus terlihat pada
keadaan pasien yang mempunyai pilihan. Pada pelayanan rumah sakit, tingkat
demand pasien sangat dipengaruhi oleh keputusan dokter. Keputusan dari
dokter mempengaruhi length of stay, jenis pemeriksaan, keharusan untuk
operasi, dan berbagai tindakan medik lainnya. Pada keadaan yang
membutuhkan penanganan medis segera, maka faktor tarif mungkin tidak
berperan dalam mempengaruhi demand, sehingga elastisitas harga bersifat
inelastik. Sebagai contoh, operasi segera akibat kecelakaan lalu lintas. Apabila
tidak ditolong segera, maka korban dapat meninggal atau cacat seumur hidup.
3) Jaminan atau asuransi kesehatan
Asuransi dan jaminan kesehatan dapat meningkatkan demand terhadap
pelayanan kesehatan, dengan demikian hubungan dari asuransi kesehatan dan
jaminan kesehatan terhadap demand terhadap pelayanan kesehatan adalah
bersifat positif. Pada negara maju, faktor asuransi kesehatan menjadi penting
dalam hal demand pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, di Amerika Serikat
masyarakat tidak membayar langsung ke pelayanan kesehatan, tetapi melalui
sistem asuransi kesehatan. Di samping itu, dikenal pula program pemerintah
dalam bentuk jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan orang tua.
4) Nilai waktu bagi pasien
Ketika harga pelayanan kesehatan diminimalkan maka seseorang akan
mempertimbangkan penggunaan waktu seperti jauh dekatnya dengan tempat
pelayanan kesehatan atau lama waktu tunggu sebelum mendapat pelayanan
kesehatan juga akan mendapat perhatian dari konsumen.
2. Faktor pihak pemberi layanan medis yang mempengaruhi permintaan konsumen
terhadap pelayanan medis
Dalam melakukan tindakan terhadap pasien, dokter tenaga medis harus dapat
menyesusaikan sumber daya keuangan pasien dan kebutuhan medis pasien sebelum
melakukan tindakan medis. Pasien memiliki ilmu pengetahuan mengenai medis yang
akan digunakan untuk berdiskusi dengan tenaga medis sehingga dapat mengambil
keputusan perawatan seperti apa yang akan dijalani. Dalam hal ini, efisiensi dari
pelayanan medis dan penawaran harga yang mempengaruhi permintaan pasien
terhadap pelayanan medis.

3.3 Elastisitas Demand dalam Pelayanan Kesehatan dan Konsekuensinya


Elastisitas menunjukkan hubungan antara kuantitas yang diminta oleh konsumen
dengan harga, serta berbagai hal yang berhubungan dengan factor ekonomi. Dari penjelasan
pada bab sebelumnya telah didapatkan rumus untuk demand pada pelayanan kesehatan
yaitu sebagai berikut:
Qdmc= f (insiden penyakit, provider│ karakteristik budaya- demografi, factor ekonomi, dll)
Meningkatnya demand dalam pelayanan kesehatan pada saat ini banyak dipengaruhi
oleh:
a) Kualitas dari pelayanan kesehatan yang diberikan.
b) Pelayanan pasca rawat inap.
c) Performance dari pelayanan kesehatan.
d) Kemudahan dalam penggunaan pelayanan.
e) Sistem pembayaran.
f) Sistem pelayanan secara keseluruhan.
Berdasarkan rumus di atas dan juga factor-faktor yang mempengaruhi demand pada
pelayanan kesehatan, maka kelompok kami menyimpulkan bahwa elastisitas demand
pelayanan kesehatan bersifat inelastic. Dikatakan inelastic karena semakin tinggi harga
pelayanan kesehatan maka demand pada pelayanan kesehatan akan menurun, tetapi
penurunan permintaan tidak sebesar kenaikan harga. Hal ini disebabkan karena harga
bukanlah factor dominan yang mempengaruhi permintaan pelayanan kesehatan, melainkan
insiden penyakit.
Dalam demand pelayanan kesehatan pada dasarnya jika seseorang ingin
meningkatkan derajat kesehatannya maka seseorang tersebut tidak memikirkan seberapa
besar uang yang akan dikeluarkan untuk kesehatannya tersebut.

Gambar 3.1 kurva inelastis pada demand pelayanan kesehatan


D
Q
Sehingga karena elastisitas bersifat inelastic maka konsekuensi yang harus dilakukan
adalah meningkatkan mutu pelayanan,karena seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi
factor yang lebih dominan adalah insiden terjadinya penyakit dan provider. Dalam
pelayanan kesehatan,permintaan tergantung pada sifat urgensinya,
1) Emergency : penyakit jantung mendadak, apendik dll.
Pada sifat emergency ini, elastisitas demand dalam pelayanan kesehatan tergolong
inelastis.
Semakin emergency suatu keadaan, maka kurva dari demand akan bersifat semakin
inelastic bahkan inelastic sempurna.
2) Non emergency
Pada sifat non emergency ini, elastisitas demand dalam pelayanan kesehatan akan
bersifat semakin elastis. Dalam keadaan yang tidak darurat pasien cenderung
memikirkan factor lain yang mempengaruhi salah satunya yaitu biaya. Contohnya,
dalam kadaan menderita penyakit influenza, dimana penyakit ini tidak terlalu darurat
atau memerlukan penanganan secepatnya, apabila seorang dokter meresepkan
pelayanan kesehatan A dimana biayanya dirasa mahal, maka pasien akan lebih memilih
membeli obat bebas yang dirasa biayanya lebih murah dari pada Pelayanan A.
3) Elective yaitu yankes yang bisa diatur saat pelaksanaannya seperti bedah kosmetik,
sirkumsisi, operasi katarak.

Konsekuensi Elastisitas Demand pada Pelayanan Kesehatan


Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa elastisitas demand pada pelayanan
kesehatan dapat bersifat inelastic ataupun elastic. Berikut ini adalah penjelasan tentang
konsekuensi dari kedua sifat elastisitas tersebut:
a) Inelastic (E<1)
Koefisien elastisitas berada di antara nol sampai satu apabila persentase
perubahan harga adalah lebih besar daripada persentase perubahan jumlah permintaan.
Atau persentase perubahan kuantitas permintaan lebih kecil dari persentase perubahan
harga.
Permintaan bersifat inelastic dapat terjadi pada saat harga pelayanan kesehatan
meningkat sangat cepat, sedangkan factor lain di luar harga dalam kondisi tetap. Pada
kondisi ini permintaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan akan menurun. Tetapi
angka penurunan permintaan ini tidak sebesar kenaikan harga pelayanan kesehatan.
Hal ini disebabkan karena apabila seseorang menderita penyakit yang darurat
(emergency) sehingga orang tersebut akan berusaha untuk segera menyembuhkan
penyakit tersebut dengan menggunakan pelayanan kesehatan saat itu juga. Sedangkan
apabila penyakit yang dialami seseorang bukan merupakan penyakit darurat (non
emergency), maka orang tersebut akan mencari solusi lain saat harga pelayanan
kesehatan naik.
Konsekuensi yang harus dilakukan saat kondisi inelastis ini terjadi adalah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan agar dapat bersaing dengan intitusi
kesehatan yang lain dalam mendapatkan pelanggan.
b) Elastis (E>1)
Koefisien elastisitas dapat bernilai lebih dari satu apabila perubahan harga
diikuti dengan perubahan jumlah permintaan, dimana persentase perubahan
permintaan lebih besar daripada perubahan harga.
Kondisi ini dapat terjadi pada pengguna pelayanan kesehatan jika pendapatan
masyarakat sudah mencukupi. Masyarakat ini akan rela membayar dengan harga lebih
tinggi demi mendapat kualitas pelayanan kesehatan yang terbaik.
Apabila pendapatan masyarakat telah meningkat, maka dana yang disisihkan
untuk menggunakan pelayanan keehatan juga akan meningkat. Sehingga konsekuensi
yang dapat dilakukan saat kondisi pemintaan pelayanan kesehatan elastis adalah dengan
meningkatkan pelayanan dan penambahan teknologi kesehatan.

3.4 Pengertian Supplay dalam Pelayanan Kesehatan


3.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan
Menurut Depkes RI (2009), pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Sedangkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN) poin
A.3.a tentang Upaya Kesehatan nomor 137 dijelaskan:
“Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan
pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan
tradisional, alternatif dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dengan
selalu mengutamakan keamanan, kualitas, dan bermanfaat”
Inti dari pelayanan kesehatan adalah upaya komprehensif yang diberikan oleh
fasilitas kesehatan untuk meningkatkan maupun menjaga status kesehatan.
3.4.2 Definisi Penawaran Dalam Pelayanan Kesehatan
Penawaran (supply) untuk pelayanan kesehatan adalah penyediaan pelayanan
kesehatan yang ditawarkan kepada perorangan oleh tenaga pelayanan kesehatan
(seperti dokter, perawat, teknisi, dan para asistennya) dan fasilitas (seperti
puskesmas, rumah sakit, klinik rawat jalan, laboratorium klinis, dan lainnya) pada
periode tertentu. Fungsi supply (produksi) menggambarkan hubungan antara
output yang berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sumber daya
(resources) yang digunakan untuk memproduksinya.

3.5 Faktor yang Mempengeruhi Supply dalam Pelayanan Kesehatan


3.5.1 Fungsi Penawaran(Supply)
Berdasarkan hukum penawaran, maka diperoleh fungsi penawaran, yaitu:

Qs = f (Px | Py, T, C, P……) dengan asumsi cateris paribus

Keterangan :
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
Px = Harga barang itu sendiri
Py = Harga barang lain
T, C, P... = Faktor- faktor selain harga yang dianggap konstan (cateris
paribus)
Berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat Penawaran (Supply) adalah:
a. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan atau produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen
akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena
mengantisipasi ketidakmampuannya bersaing dengan produk sejenis yang
mengakibatkan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih
maka suatu proses produksi bisa berjalan lebih efektif dan efisien. Proses
produksi yang efektif dan efisien menyebabkan pemangkasan biaya produksi
sehingga bisa memicu penurunan harga.
b. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit
oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar
sehingga harga jual menjadi tinggi. Jika pelayanan kesehatan ingin produknya
laris dan menguasai pasar maka pelayanan kesehatan akan menetapkan harga
yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan
rendah untuk menarik minat konsumen.
c. Pajak
Harga yang ditetapkan oleh para produsen juga dipengaruhi oleh pajak yang
ditetapkan oleh pemerintah. Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual
menjadi lebih tinggi karena pelayanan kesehatan juga dituntut untuk
mempertahankan keuntungan sehingga menawarkan lebih sedikit produk akibat
permintaan konsumen yang turun.
d. Ketersediaan dan harga barang pengganti atau pelengkap
Dalam dunia pelayanan kesehatan tidak dapat dipungkiri bahwa suatu saat pasti
akan ada pesaing lain. Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga
yang lebih murah, maka konsumen akan beralih ke produk yang lebih murah
sehingga mengakibatkan penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun
terpaksa dikurangi.
e. Prediksi atau perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual diperkirakan akan mengalami kenaikan di masa mendatang
maka perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output
produksi dengan harapan bisa menawarkan / menjual lebih banyak produk
ketika harga naik akibat berbagai faktor.
3.5.2 Fungsi Produksi
Supply pelayanan kesehatan merupakan derivate (turunan) dari supply pada
umumnya. Dengan demikian supply pelayanan kesehatan juga merupakan fungsi
produksi dimana yang mempengaruhi supply adalah faktor internal organisasi.
Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara hasil atau output dari pelayanan
yang diberikan dengan input atau sumber daya yang dimiliki. Dalam ilmu ekonomi,
faktor yang mempengaruhi fungsi produksi adalah sumber daya yang digunakan
saat memproduksi barang dan jasa.Fungsi produksi dalam supply pelayanan
kesehatan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Qsmc = f (resources {6M, 2T, 1I}| Px, Py,.…..)

Keterangan :
Qsmc = Supply pelayanan kesehatan
Resources = Sumber daya yang dimiliki
Px = Harga barang itu sendiri
Py = Harga barang lain

Faktor-faktor yang mempengeruhi supply dalam pelayanan kesehatan dikenal


dengan 6M, 2T, 1I. Faktor yang mempengaruhi Supply dalam pelayanan
kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Man
Man diartikan sebagai sumber daya manusia. Contoh sumber daya manusia
dalam pelayanan kesehatan adalah dokter, dokter spesialis, bidan, perawat,
farmasis/apoteker, S.KM, tenaga administrasi, ahli gizi. Man dalam bidang
kesehatan membawa peran yang sangat penting, karena semua faktor- faktor
yang mempengaruhi supply di bidang pelayanan kesehatan dikelola dan
disediakan oleh faktor man. Faktor man juga akan menentukan kualitas
pelayanan kesehatan.
b. Money
Money dapat diartikan sebagai modal yang dibutuhkan untuk melakukan
produksi. Modal dalam pelayanan kesehatan adalah biaya operasional di rumah
sakit, biaya investasi, dan biaya lain yang mendukung proses produksi.
c. Material
Material dapat diartikan sebagai bahan yang digunakan untuk proses produksi.
Dalam pelayanan kesehatan, yang dimaksud dengan material berhubungan
dengan logistik pelayanan kesehatan, misalnya obat-obatan, suntik, bahan
makanan.
d. Method
Method diartikan sebagai prosedur kerja. Prosedur kerja dalam pelayanan
kesehatan adalah berupa SOP (Standard Operating Procedure) rumah sakit,
Standar Pelayanan Minimal (SPM), prosedur tindakan medis.
e. Machine
Machine diartikan sebagai mesin untuk produksi. Mesin produksi dalam
pelayanan kesehatan adalah segala peralatan medis yang menunjang
pengoperasian pemberian layanan kesehatan. Diantaranya yaitu, peralatan
laboratorium, peralatan pemeriksaan kesehatan, tempat tidur opname, peralatan
operasi, alat bedah.
f. Market
Wilayah bertemunya produsen dan konsumen disebut sebagai market. Dalam
hal pelayanan kesehatan, market dapat berupa wilayah kerja pelayanan
kesehatan, segmentasi pasar, masyarakat sasaran yang dibidik berdasarkan
proses STP (segmenting, targeting, dan positioning).
g. Technology
Dalam pelayanan kesehatan, kecanggihan dan kemutakhiran teknologi yang
digunakan diantaranya finger print, peralatan operasi laser, dan lain-lain.
h. Time
Merupakan waktu yang digunakan untuk pemberian layanan kesehatan atau
unit pelayanan pada rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
i. Information
Informasi untuk menunjang pemberian layanan kesehatan, seperti
menggunakan media internet, leaflet, spanduk, brosur, dan lain-lain.
3.5.3 Faktor Dominan dalam Supply Pelayanan Kesehatan
Tidak semua faktor memiliki peran dominan dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas pada pasien. Dari kesembilan faktor, hanya dua faktor, yaitu man
dan machine yang memiliki peran dominan dalam pelayanan kesehatan. Supply
pelayanan kesehatan merupakan derivat dari supply sehingga faktor yang
mempengaruhi juga sama. Faktor paling dominan yang mempengaruhi penawaran
pada pelayanan kesehatan adalah man dan machine (fasilitas medis) sedangkan 4M
2T 1i lainnya diasumsikan terpenuhi. Sumber daya manusia (man) dan machine
merupakan faktor terpenting dalam pelayanan kesehatan karena:
a. Pelayanan kesehatan merupakan bisnis jasa, jadi man yang memberi pelayanan
(man sebagai pemberi jasa), seperti paramedik dan non paramedik.
b. Man pada pelayanan kesehatan harus memiliki kompetensi secara khusus.
Kompetensi ini meliputi keterampilan, kemampuan yang disertai kewenangan
yang dilindungi undang-undang.
c. Fasilitas di sini sebagai penunjang keberadaan sumberdaya manusia tersebut.
Jadi antara man dan machine harus selalu ada didalam pelayanan kesehatan.
Rumus fungsi faktor produksi yang mempengaruhi Supply dalam pelayanan
kesehatan adalah:

Qsmc = f (Man, Machine| 4M, 2T, 1I, Px, Py, C,T, C, P, ….)

Berikut ini adalah contoh Supply pada pelayanan keperawatan. Jika input
adalah pelayanan keperawatan tiap pasien, maka yang termasuk dalam input
dapat berupa jumlah dan tipe perawat dalam unit keperawatan.Hubungan antara
pelayanan keperawatan pada tiap pasien dengan tipe perawat dapat ditampilkan
dalam fungsi berikut ini:

Qnpc = f (RNs, LPNs, ADs, UN)


Keterangan :
Qnpc = Quantity of nursing patient care (kuantitas pelayanan keperawatan
pasien)
RNs = Registered Nurse (Perawat yang terdaftar)
LPNs = Licensed Practical Nurse (Perawat yang telah
terlisensi/tersertifikasi)
Ads = Nursing Aides (pembantu perawat)
UN = The type of nursing unit (Unit atau tipe perawatan)
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa dalam pelayanan
keperawatan dipengaruhi oleh perawat yang mahir, sudah memiliki surat ijin
praktek, sudah bisa mandiri sebagai perawat panggilan (RNs), pembantu
perawat (AD), perawat praktek yang masih harus dinaungi oleh institusi (LPN),
serta unit atau tipe perawatan (UN). RNs, AD, dan LPN terkategori dalam man,
sedangkan UN terkategori dalam machine. Dari kesimpulan di atas dapat
dirumuskan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi Supply pelayanan
kesehatan adalah man dan machine.
Pelayanan kesehatan merupakan bisnis jasa, jadi man yang memberi
pelayanan (man sebagai pemberi jasa). Man pada pelayanan kesehatan memiliki
kompetensi secara khusus. Kompetensi ini meliputi keterampilan, kemampuan
yang disertai kewenangan yang dilindungi undang-undang. Machine dalam
pelayanan kesehatan dapat berupa fasilitas ataupun sarana khusus untuk
pelaksanaan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan, seperti dental chair, X-ray,
laboratorium, tempat tidur rumah sakit, dan lain-lain.Dalam mencapai efisiensi
dari Supply dalam pelayanan kesehatan, kombinasi input yang tepat sangat
diperlukan. Contohnya pada pelayanan keperawatan di atas, satu orang LPNs
tidak dapat menggantikan satu orang RNs. RNs mungkin memiliki keahlian
yang lebih sebagai hasil dari pelatihan tambahan mereka. Oleh karena itu, LPNs
mungkin dapat menggantikan sebagian pekerjaan dari RNs, namun tidak bisa
semuanya. Kombinasi antara berbagai jenis tenaga kesehatan sangat penting
untuk ditentukan dengan tepat oleh para pengambil keputusan, karena dapat
meminimalkan biaya penyediaan keperawatan. Meskipun faktor dominan yang
mempengaruhi supply pelayanan kesehatan adalah Man dan Machine, faktor
yang termasuk dalam 6M, 2T, 1I dan faktor lainnya tetap tidak boleh
dihilangkan. Bila salah satu faktor produksi tidak ada, maka output juga akan
menjadi produk (pelayanan kesehatan) yang tidak maksimal.
Menurut Muninjaya (2004) , Man sebagai faktor dominan dalam supply
pelayanan kesehatan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemahaman penyedia jasa tentang jenis pelayanan yang akan diberikan. Dalam
hal ini aspek komunikasi memegang peranan penting karena pelayanan
kesehatan adalah high personnel contact.
b. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Sikap ini akan
menyentuh emosi pasien, faktor tesebut juga berpengaruh pada tingkat
kepatuhan pasien (compliance).
c. Penampilan fisik (kerapian) petugas
d. Keandalan dan ketrampilan (reliability) petugas kesehatan dalam memberikan
perawatan.
e. Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien
(responsivenness)
f. Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan (assurance).
Ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter juga termasuk pada faktor
ini.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjamin supply dalam
pelayanan kesehatan agar berjalan secara berkesinambungan adalah dengan
adanya pendidikan berkelanjutan bagi para petugas kesehatan dan pelatihan.
Menurut Mc.Mahon (1999) , tujuan utama dari pendidikan berkelanjutan bagi
petugas kesehatan yaitu meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan,
meningkatkan dan mempertahankan moral serta produktivitas staf, sebagai bagian
dari pengembangan sumber daya manusia. Selanjutnya adalah pemberian
pelatihan, hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu
para petugas kesehatan, memperluas wawasan petugas kesehatan dalam
melaksanakan kebijakan kesehatan dan perubahan-perubahan kebijakan, serta
memecahkan atau mengurangi masalah kesehatan.
Sedangkan bagi industri pelayanan kesehatan yang baru berdiri, hendaknya
memperhatikan input sumber daya manusia yang berkualitas melalui proses
rekruitmen sesuai ketentuan sebagai berikut :
a. Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk mendapatkan mutu yang sesuai. Untuk itu sebelumnya perlu
dibuat: Analisis Pekerjaan (Job Analysis), Deskripsi Pekerjaan (Job
Description), dan Spesifikasi Pekerjaan (Job Specification)
b. Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang tersedia.
Untuk mendapatkan hal tersebut perlu dilakukan peramalan kebutuhan tenaga
kerja, dan analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja (workforce analysis).
c. Adanya perencanaan dan keputusan-keputusan strategis untuk merekrut
sumber daya manusia sesuai kualifikasi.
Secara umum tidak terdapat perbedaan antara sumber daya manusia dalam
pelayanan kesehatan dengan industri lainnya. Keduanya sama-sama memiliki
peranan dominan sebagai penyedia produk (barang/jasa). Secara khusus,
perbedaan tersebut muncul dari adanya keahlian khusus, ketrampilan serta
kreativitas yang mendukung kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang
spesifik.

3.6 Elastisitas Supply dalam Pelayanan Kesehatan


Elastisitas adalah ukuran respons jumlah penawaran terhadap perubahan salah satu
penentunya. Elastisitas penawaran/supply (Es) yaitu presentase perubahan jumlah barang
yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri. Supply dalam pelayanan
kesehatan bersifat relatif inelastis. Kondisi supply inelastis pada pelayanan kesehatan
karena, peningkatan biaya yang harus dikeluarkan oleh penerima pelayanan kesehatan lebih
besar sementara pelayanan kesehatan yang dapat diberikan lebih sedikit seperti yang
terlihat pada kurva di bawah ini (Gambar 1) menggambarkan kondisi supply pelayanan
kesehatan. Harga pelayanan kesehatan yang cenderung meningkat rerus tersebut
dipengaruhi oleh inflasi karena tidak bisa dipungkiri teknologi dalam dunia kesehatan
makin hari makin banyak dan berkembang seiring kemampuan manusia yang semakin
meningkat.
Penyebab supply pelayanan kesehatan relatif inelastis adalah penyedia pelayanan
kesehatan tidak berusaha untuk meminimalkan biaya pengeluaran pemberian pelayanan
kesehatan dan atau penyedia pelayanan kesehatan sulit mengubah / mencari sumberdaya
yang diperlukan untuk menyediakan pelayanan kesehatan.

(Inelastis sempurna) (Inelastis)


Price

Q/T
Kuantitas pelayanan medis
Gambar 1: Kurva Inelastis sempurna dan Inelastis pada Supply
Pelayanan Kesehatan

Sebagai contoh yaitu di poli gigi, penawaran pelayanan kesehatan gigi sangat
ditentukan oleh faktor produksi seperti dokter gigi dan dental chair.
Suatu saat harga yang ditawarkan di pelayanan kesehatan di poli gigi naik, maka
kenaikan harga tersebut tidak mempengaruhi kuantitas jumlah pasien yang dapat
diperiksa di poli gigi. Hal ini dikarenakan jumlah man dan machine berupa dokter gigi
dan dental chair terbatas, sehingga meskipun biaya periksa per pasien naik, maka dokter
gigi tetap tidak bisa memaksakan untuk melayani lebih banyak pasien dari supply
maksimumnya. Selain itu, provider pelayanan kesehatan tidak mungkin menambah
jumlah dokter gigi dan dental chair dalam jangka waktu pendek.
Dari penjelasan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kurva elastisitas supply
pelayanan kesehatan adalah inelastis. Sebab perubahan harga tidak mempengaruhi
perubahan kuantitas pelayanan yang ditawarkan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Permintaan (demand) pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh pasien yang disertai juga dengan daya beli yang dimiliki
oleh pasien tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen
terhadap pelayanan medis baik dari segi pasien maupun dari pihak pemberi layanan medis
meliputi kejadian sakit, karakteristik budaya dan demografi, faktor ekonomi, efisiensi dari
pelayanan medis dan penawaran harga.
Demand pelayanan kesehatan berbeda dengan demand bidang ekonomi disebabkan
karena pelayanan kesehatan merupakan derived demand sebagai input untuk menghasilkan
kesehatan dan peran provider dalam pelayanan kesehatan sebagai advisor dan
supplier. Sehingga konsumen pelayanan kesehatan dalam kedudukan lemah karena apa
yang dibeli ditentukan oleh pemberi jasa layanan kesehatan.
Elastisitas menunjukkan hubungan antara kuantitas yang diminta oleh konsumen
dengan harga, serta berbagai hal yang berhubungan dengan factor ekonomi. Elastisitas
demand pelayanan kesehatan bersifat inelastic karena semakin tinggi harga pelayanan
kesehatan maka demand pada pelayanan kesehatan akan menurun, tetapi penurunan
permintaan tidak sebesar kenaikan harga. Adapun konsekuensi elastisitas demand pada
pelayanan kesehatan apabila saat kondisi inelastis terjadi adalah dengan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan agar dapat bersaing dengan intitusi kesehatan yang lain dalam
mendapatkan pelanggan. Selain itu, konsekuensi yang dapat dilakukan saat kondisi
pemintaan pelayanan kesehatan elastis adalah dengan meningkatkan pelayanan dan
penambahan teknologi kesehatan.
Nilai guna pelayanan kesehatan dapat dilihat dari kualitas pelayanan kesehatan
sehingga akan membentuk sebuah kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan kesehatan
bersifat multi dimensi.
Supply atau Penawaran adalah hubungan antara harga dan jumlah barang yang
ditawarkan. Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah barang atau jasa yang
ditawarkan berhubungan secara langsung dengan harga barang atau jasa tersebut, dengan
hal lain diasumsikan konstan. Supply maksimum adalah jumlah maksimum atau
kemampuan maksimum atau kapasitas maksimum barang atau jasa yang dapat dihasilkan
dalam periode tertentu.
Supply dalam pelayanan kesehatan adalah penyediaan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu oleh berbagai kombinasi tenaga pelayanan kesehatan (seperti
dokter, perawat, teknisi, dan para asistennya) dan fasilitas (seperti rumah sakit, klinik rawat
jalan, dan laboratorium klinis). Faktor yang mempengaruhi Supply dalam pelayanan
kesehatan yaitu fungsi penawaran dan fungsi produksi yang melputi 6M, 2T, 1I. Faktor
dominan yang mempengaruhi supplydalam pelayanan kesehatan adalah man dan
machine. Kurva Supply dalam pelayanan kesehatan cenderung bersifat inelastis. Cara
pengukuran supplymaksimum dalam pelayanan kesehatan dapat diterapkan pada rawat
jalan, penunjang medis, dan rawat inap.
DAFTAR PUSTAKA

http://afrinataika.blogspot.com/2014/06/demand-dan-supply-pelayanan-kesehatan.html
https://www.scribd.com/doc/96634742/Makalah-Permintaan-Demand-Dalam-Pelayanan-
Kesehatan
http://ikma11.weebly.com/uploads/1/2/0/7/12071055/kelompok_4_ekokes.doc
https://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2013/10/kelompok-2-demand-dan-utility-untuk-
pelayanan-kesehatan.docx.

Anda mungkin juga menyukai