Anda di halaman 1dari 6

Konsep Supply dan Demand dalam Pelayanan Kesehatan

Tombeng MA, Ratih RK, Akbar, Sulistiadi W

Pendahuluan

Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup
seseorang. Status kesehatan yang baik dibutuhkan oleh manusia untuk menopang semua aktivitas
hidup. Setiap individu akan berusaha mencapai status kesehatan tersebut dengan menginvestasikan
dan atau mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa kesehatan. Maka untuk mencapai kondisi
kesehatan yang baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

Teori ekonomi mikro tentang permintaan (demand) jasa pelayanan kesehatan menyebutkan
bahwa harga berbanding terbalik dengan jumlah permintaan jasa pelayanan kesehatan. Teori ini
mengatakan bahwa jika jasa pelayanan kesehatan merupakan normal good, makin tinggi income
keluarga maka makin besar demand terhadap jasa pelayanan kesehatan tersebut. Sebaliknya jika
jenis-jasa pelayanan kesehatan tersebut merupakan inferior good, meningkatnya pendapatan
keluarga akan menurunkan demand terhadap jenis jasa pelayanan kesehatan tersebut.

Nilai guna pelayanan kesehatan dapat dilihat dari kualitas pelayanan kesehatan
sehingga akan membentuk sebuah kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan kesehatan bersifat
multi dimensi. Ditinjau dari pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer) maka
pengertian kualitas pelayanan lebih terkait pada ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan
pasien, kelancaran komunikasi antara petugas dengan pasien, keprihatinan serta
keramahtamahan petugas dalam melayani pasien, kerendahan hati dan kesungguhan. Ditinjau
dari penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider) maka kualitas pelayanan lebih terkait
pada kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan teknologi
kedokteran mutakhir. Hal ini terkait pula dengan otonomi yang dimiliki oleh masing-masing
profesi dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dalam membahas konsep demand sektor kesehatan, perlu ada pembedaan mengenai
demand for health dan demand for health care. Hal ini penting untuk dibahas mengingat terdapat
berbagai hal dalam sektor kesehatan yang berbeda dengan sektor lainnya. Beberapa pertanyaan
kunci dalam membahas demand for health dan demand for health care: Mengapa orang ingin
sehat? Apa yang menentukan demand seseorang untuk menjadi sehat? Apa pengaruh pelayanan
kesehatan dalam meningkatkan status kesehatan?

Dalam pemikiran rasional, semua orang ingin menjadi sehat. Kesehatan merupakan modal
untuk bekerja dan hidup untuk mengembangkan keturunan. Timbul keinginan yang bersumber
dari kebutuhan hidup manusia. Tentunya demand untuk menjadi sehat tidaklah sama antarmanusia.
Seseorang yang kebutuhan hidupnya sangat tergantung dari kesehatannya tentu akan mempunyai
demand yang lebih tinggi akan status kesehatannya. Sebagai contoh, seorang atlet profesional akan
lebih memperhatikan status kesehatannya dibanding seseorang yang menganggur.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana hubungan antara demand terhadap kesehatan


dengan demand terhadap pelayanan kesehatan? Menurut Teori Blum, kesehatan dipengaruhi oleh:
(1) keturunan; (2) lingkungan hidup, (3) perilaku, dan (4) pelayanan kesehatan. Akan tetapi konsep
ini dinilai sulit untuk menerangkan hubungan antara demand terhadap kesehatan dan demand
terhadap pelayanan kesehatan. Untuk menerangkan hubungan tersebut digunakan konsep yang
berasal dari prinsip ekonomi. Pendekatan ekonomi menekankan bahwa kesehatan merupakan
suatu modal untuk bekerja. Pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit merupakan salah satu input
dalam proses menghasilkan hari-hari sehat. Dengan berbasis pada konsep produksi, pelayanan
kesehatan merupakan salah satu input yang digunakan untuk proses produksi yang akan
menghasilkan kesehatan. Demand terhadap pelayanan rumah sakit tergantung terhadap demand
akan kesehatan sendiri.1

Serupa dengan model ekonomi di atas, Grossman (1972) dalam penelitian yang sangat
berpengaruh dalam ekonomi kesehatan menggunakan teori modal manusia (human capital) untuk
menggambarkan demand untuk kesehatan dan demand untuk pelayanan kesehatan. Dalam teori
ini disebutkan bahwa seseorang melakukan investasi untuk bekerja dan menghasilkan uang
melalui pendidikan, pelatihan, dan kesehatan. Grossman menguraikan bahwa demand untuk
kesehatan memiliki beberapa hal yang membedakan dengan pendekatan tradisional demand dalam
sektor lain:
1. Yang diinginkan masyarakat atau konsumen adalah kesehatan, bukan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan merupakan derived demand sebagai input untuk menghasilkan
kesehatan. Dengan demikian, demand untuk pelayanan rumah sakit pada umumnya
berbeda dengan demand untuk pelayanan hotel.
2. Masyarakat tidak membeli kesehatan dari pasar secara pasif. Masyarakat
menghasilkannya, menggunakan waktu untuk usaha-usaha peningkatan kesehatan, di
samping menggunakan pelayanan kesehatan.
3. Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan investasi karena tahan lama dan tidak
terdepresiasi dengan segera.
4. Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan konsumsi sekaligus sebagai bahan investasi.

Awal pembahasan mengenai demand terhadap kesehatan dapat dilakukan melalui


pengertian tentang keinginan (want), permintaan (demand), dan kebutuhan (need). Pengertian ini
dibutuhkan mengingat demand dalam pelayanan kesehatan merupakan suatu hal yang agak
berbeda dibandingkan dengan demand untuk komoditi atau pelayanan lain.1
1. Keinginan (want): Keinginan seseorang untuk menjadi lebih sehat dalam hidup. Keinginan
ini didasarkan pada penilaian diri terhadap status kesehatannya.
2. Permintaan (demand): Keinginan untuk lebih sehat diwujudkan dalam perilaku mencari
pertolongan tenaga kedokteran.
3. Kebutuhan (need): Keadaan kesehatan yang oleh tenaga kedokteran dinyatakan harus
mendapatkan penanganan medis

Rice T dan Unduh L2 menuliskan bahwa Demand didefinisikan sebagai suatu konsep
ekonomi yang menggambarkan keinginan konsumen untuk membayar suatu harga dari barang
atau jasa. Bila semua factor lain adalah konstan, maka suatu peningkatan pada harga dari suatu
barang atau jasa akan mengurangi demand dan suatu pengurangan pada harga dari suatu barang
atau jasa akan meningkatkan demand.
Dengan demikian dari sudut pandang supply produksi yang terpenting dari pelayanan
kesehatan adalah kesehatan dan sekaligus akan menghasilkan output lainnya. Dari sudut pandang
demand masyarakat ingin memperbaiki status kesehatannya, sehingga perlu pelayanan kesehatan
sebagai salah satu cara untuk mencapai status kesehatan yang lebih tinggi karena adanya keinginan
untuk dapat menikmati hidup sebaik mungkin dibandingkan bila mengalami gangguan kesehatan.

Menurut Mwachofi dan Al-Assaf3, istilah pasar berhubungan dengan situasi di mana
pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) berinteraksi untuk transaksi barang dan jasa layanan.
Situasi di mana kekuatan demand dan supply berinteraksi untuk menentukan harga transaksi dari
barang dan jasa. Dengan demikian suatu pasar termasuk mekanisme untuk: menentukan harga dan
jumlah barang transaksi, komunikasi informasi tentang harga, dan untuk distribusi dari barang dan
jasa. Supply adalah sejumlah produk (barang atau jasa) yang mana produsen (penjual) rela dan
sanggup untuk menjual pada suatu harga yang ditentukan. Demand adalah sejumlah barang atau
jasa yang konsumen rela dan sanggup untuk membeli pada harga yang diberikan. Demand muncul
dari dorongan konsumen untuk memperoleh kepuasan sebanyak mungkin (utility maximization)
walaupun pendapatan mereka terbatas, jadi itu adalah suatu refleksi dari nilai yang konsumen
berikan terhadap barang dan jasa. Supply muncul dari usaha produsen untuk memaksimalkan profit
mereka, itu mencerminkan biaya dari produksi. Didorong oleh kepentingan pribadi, konsumen
akan berusaha untuk membeli dengan harga serendah mungkin sedangkan produsen berusaha
untuk menjual dengan harga setinggi mungkin. Proses ini menghasilkan suatu equilibrium dimana
jumlah demand adalah sama dengan jumlah supply pada titik equilibrium harga dan jumlah yang
ditentukan.3

Babalola O4 menjelaskan beberapa faktor penting yang mempengaruhi demand dalam


pusat pelayanan kesehatan yang perlu didefinisikan agar dapat memahami dengan baik konsep
demand dalam pusat pelayanan kesehatan.
1. Harga: Sejumlah uang yang diharapkan dalam pembayaran untuk sesuatu.
2. Konsumen: Seorang konsumen didefinisikan sebagai seorang pembeli atau seorang pasien.
3. Pendapatan (income): Ini adalah uang yang diperoleh terlebih khusus melalui investasi dan
bekerja. Pendapatan dapat mempengaruhi demand untuk pelayanan kesehatan. Bila
seorang konsumen memperoleh pendapatan rendah, konsumen tersebut kemungkinan tidak
akan mencari pelayanan kesehatan untuk penyakit yang biasa. Sedangkan, seorang
konsumen dengan pendapatan lebih tinggi kemungkinan akan lebih rela untuk membayar
pelayanan kesehatan.
4. Pengaruh Pemerintah: Aturan seperti subsidi dapat meningkatkan demand untuk pelayanan
kesehatan sebagaimana pasien akan dikenakan biaya yang lebih rendah.
5. Supply: Adalah suatu konsep mendasar dalam ekonomi yang menjelaskan suatu jumlah
dari barang atau jasa tertentu yang tersedia untuk konsumen. Supply dapat ditentukan
berdasarkan harga, persaingan barang, dan demand.

Paul Lillrank dkk5 dalam penelitian mereka menyatakan tentang beberapa keterbatasan supply
penyedia layanan kesehatan. Supply dibatasi oleh tiga faktor.
1. Alasan teknis, kedokteran klinis tidak dapat selalu membuat hasil yang sesuai dengan
harapan pasien. Diagnosis tidak dapat selalu dibuat secara akurat, dan beberapa kondisi
medis penyembuhannya belum diketahui dan dapat mengakibatkan terjadi kondisi yang
kronis dan terminal.
2. Pada keadaan tertentu penyembuhan bukanlah suatu intervensi yang dilakukan oleh
petugas medis melainkan dari suatu perubahan gaya hidup dimana pasien tersebut yang
bertanggung jawab.
3. Supply dibatasi oleh ketersediaan umum dari sumberdaya yang terjadi olehkarena dampak
dari sistem kesehatan yang dibiayai oleh asuransi.
Daftar Pustaka

1. Trisnantoro L. Memahami penggunaan ilmu ekonomi dalam manajemen rumah sakit.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2004.
2. Rice T, Unruh L. The economics of health reconsidered (4th edn.). Arlington VA: Health
Administration Press; 2016.
3. Mwachofi A, Al-Assaf AF. Health care market deviations from the ideal market. SQU Med J.
2011;11(3):328-37.
4. Babalola O. Consumers and their demand for healthcare. J Health Med Econ. 2017;3(1):6.
5. Lillrank P, Groop PJ, Malmstrom TJ. Demand and supply based operating modes a framework
for analyzing health care service production. The Milbank Quarterly. 2010;88(4):595-615.

Anda mungkin juga menyukai