Anda di halaman 1dari 24

DEMAND TERHADAP

PELAYANAN KESEHATAN
KELOMPOK 3
APRIANDI 18011096
NURUL LATIFAH 18011116
YULI WULANDARI 18011107
ERZA FITRIANI 18011091
DELFIA FEBRI A 18011109
PEGGY OLIVIA 18011083
FATMALASURI 18011085
Pengertian Demand
• Demand (permintaan) adalah keinginan yang disertai
dengan daya beli.
• Menurut (Kotler dan Andersen, 1995), permintaan
adalah keinginan terhadap produk spesifik yang
didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk
membeli.
• Menurut (ceteris paribus) Demand atau permintaan
adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu
dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama
jangka waktu tertentu, dengan anggapan berbagai hal
lain tetap sama.
Pengertian Demand Terhadap
Pelayanan Kesehatan
• Permintaan (demand) pelayanan kesehatan
adalah Pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh
customer pelayanan kesehatan, dalam hal ini
adalah pasien.
• Menurut (Cooper Posnett, 1988) Permintaan
(demand) pelayanan kesehatan merupakan
keinginan untuk lebih sehat diwujudkan dalam
perilaku mencari pertolongan tenaga kedokteran.
Konsep wants – needs – demand

Wants Ingin dilayani sebaik


mungkin
Ingin dilayani sebaik
Needs mungkin tetapi belum
tentu dibutuhkan

Realisasi dari keinginan


Needs dan kebutuhan
Cara Mengukur Demand dalam
Pelayanan Kesehatan
1. Riset Pasar
Tujuan analisis pasar adalah untuk menyediakan informasi
mengenai keadaan pasar saat ini dan kemungkinan trend
pasar di masa mendatang.

2. Forecasting Demand
Tindakan ini mempunyai pengertian kegiatan peramalan.
Data yang ada akan dianalisis untuk mendapatkan
peramalan penggunaan rumah sakit di masa mendatang.
Masa mendatang ini dapat berupa jangka pendek (setahun)
ataupun jangka menengah dan panjang.
Faktor yang Mempengaruhi Demand
Pelayanan Kesehatan
1. Kebutuhan Berbasis Aspek Fisiologi

2. Penilaian pribadi akan status kesehatan

3. Variabel-variabel ekonomi tarif

4. Penghasilan masyarakat

5. Asuransi Kesehatan dan dan Jaminan


Kesehatan
6. Variabel-variabel demografis dan umur

7. Jenis kelamin

8. Pendidikan

9. Faktor-faktor lain :
• Pengiklanan
• Tersedianya dokter dan fasilitas
kesehatan
• Inflasi
Pengertian Elastisitas Permintaan
(Demand)
• Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai
derajat kepekaan suatu gejala ekonomi terhadap
perubahan gejala ekonomi lain.

• Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran


kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana
besarnya pengaruh perubahan harga terhadap
perubahan permintaan. Ketika harga sebuah barang
turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut
biasanya naik sedangkan semakin rendah harganya,
semakin banyak benda itu dibeli.
Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas
Permintaan
o Tingkat kebutuhan o Jangka waktu analisis
o Banyaknya barang o Produk mewah versus
pengganti yang kebutuhan
tersedia o Tradisi
o Persentasi o Mode
pendapatan yang o Perubahan harga dan
dibelanjakan barang yang diminta
ATP (Ability to Pay)
• Menurut (Rubiani, 2004) Kemampuan
membayar (Ability to Pay) adalah jumlah uang
yang mampu dibayarkan masyarakat untuk
menggantikan biaya pelayanan yang
diterimanya.
• Menurut Russel (1995) Ability to Pay adalah
pertimbangan dalam membelanjakan
penghasilannya/pengeluaran untuk membeli
barang atau pelayanan lain.
Faktor yang Mempengaruhi ATP
(Ability to Pay)
1. Pekerjaan 6. Kepemilikan rumah
2. Pendapatan 7. Kepemilikan
3. Pengeluaran kendaraan
4. Jumlah anggota 8. Tabungan kesehatan
keluarga
5. Pendapatan anggota
lain
Metode untuk Mengukur ATP
(Ability to Pay)
• Susilowati dkk (2001) mengemukakan bahwa
kemampuan membayar biaya pelayanan kesehatan
dapat diukur dari keseluruhan biaya untuk konsumsi di
luar kebutuhan dasar (seperti makanan dan
minuman).
• Pendekatan yang lebih praktis untuk menilai ATP
adalah, dengan menggun akan data sekunder, seperti
hasil survey social dan ekonomi nasional/susenas yang
dilakukan oleh BPS. Susenas menghasilkan data seperti
pendapatan dan pola konsumsi keluarga.
WTP (Willingness to Pay)
• Kemauan membayar (Willingness to Pay)
didefinisikan sebagai seberapa besar
seseorang ataukelompok orang bersedia
untuk membayar barang atau pelayanan
tertentu.
• Menurut Wedgwood,A(2003) WTP adalah
jumlah maksimum dari status individu
seseorang untuk kemauan membayar atas
suatu barang atau jasa.
Faktor yang Mempengaruhi WTP
(Willingness to Pay)
1. Harga barang
2. Pendapatan
3. Selera
4. Persepsi terhadap barang/ jasa
Metode untuk Mengukur WTP
(Willingness to Pay)
• Russel (1996) mengemukakan bahwa kemauan
membayar suatu jasa dapat dilihat dari dua hal :
• pertama, mengamati dan menempatkan model
pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan di masa
lalu, pengeluaran terhadap harga pelayanan
kesehatan.
• kedua, wawancara langsung pada masyarakat
seberapa besar kemampuan dan kemauan untuk
membayar paket atau jasa pelayanan kesehatan.
CIRI KHUSUS SEKTOR KESEHATAN
1. Kejadian penyakit tidak terduga
Adalah tidak mungkin untuk memprediksi penyakit apa
yang akan menimpa kita dimasa yang akan datang, oleh
karena itu kita tidak mungkin mengetahui secara pasti
pelayanan kesehatan apa yang kita butuhkan dimasa
yang akan datang. Ketidakpastian ini berarti seseorang
akan menghadapi suatu risiko akan sakit dan oleh
karena itu ada juga risiko untuk mengeluarkan biaya
untuk mengobati penyakit tersebut.

2. Consumen Ignorance
Konsumen sangat tergantung kepada penyedia
(provider) pelayanan kesehatan.Oleh karena pada
umumnya konsumen tidak tahu banyak tentang
jenis penyakit, jenis pemeriksaan dan jenis
pengobatan yang dibutuhkannya.Dalam hal ini
Providerlah yang menentukan jenis dan volume
pelayanan kesehatan yang perlu dikonsumsi oleh
konsumen.
3. Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak.
Makan, pakaian, tempat tinggal dan hidup sehat adalah
elemen kebutuhan dasar manusia yang harus
senantiasa diusahakan untuk dipenuhi, terlepas dari
kemampuan seseorang untuk membayarnya.Hal ini
menyebabkan distribusi pelayanan kesehatan sering
sekali dilakukan atas dasar kebutuhan (need) dan bukan
atas dasar kemampuan membayar (demand).

4. Ekstemalitas
Terdapat efek eksternal dalam penggunaan pelayanan
kesehatan. Efek eksternal adalah dampak positif atau
negatif yang dialami orang lain sebagai akibat perbuatan
seseorang. Misalnya imunisasi dari penyakit menular akan
memberikan manfaat kepada masyarakat banyak. Oleh
karena itu imunisasi tersebut dikatakan mempunyai
manfaatyang jauh lebih besarbagi individu tersebut.Oleh
karena itu pemerintah harus dapat menjamin bahwa
program imunisasi harus benar-benar dapat terlaksana.
5. Non Profit Motive
Secara ideal memperoleh keuntungan yang maksimal
(profit maximization) bukanlah tujuan utama dalam
pelayanan kesehatan. Pendapat yang dianut adalah
“Orang tidak layak memeperoleh keuntungan dari
penyakit orang lain”.

6. Padat Karya
Kecendrungan spesialis dan superspesialis
menyebabkan komponen tenaga dalam pelayanan
kesehatan semakin besar.Komponen tersebut bisa
mencapai 40%-60% dari keseluruhan biaya.

7. Mixed Outputs
Yang dikonsumsi pasien adalah satu paket pelayanan,
yaitu sejumlah pemeriksaan diagnosis, perawatan,
terapi dan nasihat kesehatan.Paket tersebut bervariasi
antara individu dan sangat tergantung kepada jenis
penyakit.
8. Upaya kesehatan sebagai konsumsi dan investasi
Dalam jangka pendek, upaya kesehatan terlihat sebagai sektor yang
sangat konsumtif, tidak memberikan return on investment secara
jelas.Oleh sebab itu sering sekali sektor kesehatan ada pada urutan
bawah dalam skala prioritas pembangunan terutama kalau titik
berat pembangunan adalah pembangunan ekonomi.Akan tetapi
orientasi pembangunan pada akhirnya adalah pembangunan
manusia, maka pembangunan sektor kesehatan sesuangguhnya
adalah suatu investasi paling tidak untuk jangka panjang.

9. Restriksi berkompetisi
Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Hal ini menyebabkan
mekanisme pasar dalam pelayanan kaesehatan tidak bisa sempurna
seperti mekanisme pasar untuk komodity lain. Dalam mekanisme
pasar, wujud kompetisi adalah kegiatan pemasaran (promosi, iklan
dan sebagainya). Sedangkan dalam sektor kesehatan tidak pernah
terdengar adanya promosi discount atau bonus atau banting harga
dalam pelayanan kesehatan. Walaupun dalam prakteknya hal itu
sering juga terjadi dalam pelayanan kesehatan.
Study Kasus
• BPJS dan Demand terhadap layanan
kesehatan
Tabel 1. Demand Terhadap Jasa Layanan Kesehatan (dalam %)

NO Persentase 2008 2009 2010 2011 2012


Penduduk
1 Mengobati sendiri 65,59 68,41 68,71 66,82 67,71

2 Menggunakan jasa 34,41 31,59 31,29 33,18 32,29


pelayanan kesehatan
Tabel 2. Demand Terhadap Jenis Obat (dalam %)

No Persentase Penduduk 2008 2009 2010 2011 2012

1 Menggunkan obat 77,74 75,76 72,42 76,37 75,67


medis modern
2 Menggunakan obat 22,26 24,24 27,58 23,63 24,33
tradisional
• Permintaan kamar VIP di RS X tahun 2019
TARIF RUMAH JUMLAH KAMAR
SAKIT YANG DIMINTA
Rp 500.000,00 12.000
Rp 4500.000,00 13.000
Rp 400.000,00 14.000
Rp 350.000,00 15.000
Rp 300.000,00 16.000
Rp 250.000,00 17.000
Rp 200.000,00 18.000

Anda mungkin juga menyukai