Ekologi Hutan
Peranan Ekologi Hutan dalam Pengelolaan Hutan
Lestari
Oleh:
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT serta junjungan
kita semua Baginda Rasulillah SAW, karena atas berkat dan limpahan rahmat
Allah SWT serta tidak lepas dari dukungan orang tua serta kerabat yang selalu
mendukung saya selama ini maka saya boleh menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Peran
Ekologi dalam Pengelolaan Hutan Lestari yang menurut saya dapat memberikan
manfaat yang besar bagi semua yang membacanya, khusnya mahasiswa
kehutanan. Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
iv
I. PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
II. TINJAUAN MAKALAH
2.2.1. Sinekologi
3
3. Pengamatan dinamika komunitas, yang mencakup proses seperti transfer
nutrien dan energi antar anggota, hubungan antagonistis dan simbiotis antara
anggota, proses, dan suksesi (perubahan komunitas menurut waktu).
4. Mencoba untuk mendeduksi tema evolusioner yang menentukan bentuk
komunitas secara evolusioner.
2.2.2. Autekologi
Bagian dari ekologi tumbuhan yang mengkaji masalah adaptasi dan
tingkah laku spesies atau populasi dalam kaitannya dengan lingkungannya. Sub
divisi dari autekolgi meliputi demekologi (spesiasi), ekologi populasi dan
demografi (pengaturan ukuran populasi), ekologi fisiologi atau ekofisiologi, dan
genekologi (genetika). Bagaimana sifat fenologi, fisiologi, morfologi dan tingkah
laku atau genetik dari suatu spesies yang sukses terus pada suatu habitat. Mereka
mencoba menggambarkan bagaimana pengaruh lingkungan pada tingkat populasi,
Organismik dan sub organismik. Autekologi dapat bergerak kedalam spesialisasi
lain di luar ekologi, seperti fisiolog). Autekologi mencoba untuk menjelaskan
mengapa suatu spesies dapat terdistribusi, genetika, evolusi, dan biosistemtik.
Autekologi yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau
organism secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya.Contoh
autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesiesorganisme, perilaku,
dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara
pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi.
Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau
(Intsiapalembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya. Autekologi,
ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang berinteraksi
dengan lingkunganya. Biasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adaptasi
terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non parasitis, dan lain-lain.
Autekologi, falsafah yang mendasarinya adalah dengan memandang
sebagai ukuran yang menggambarkan kondisi lingkungan sekitarnya. Clements
menyatakan bahwa setiap tumbuhan adalah alat pengukur bagi keadaan
lingkungan hidup tempat ia tumbuh. Dalam hal ini paling sedikit yang dimaksud
4
dengan alam lingkunganya adalah iklim dan tanah. Dari kajian ini lahir bidang
kajian yang menilai bahwa tumbuhan adalah sebagai indikator alam atau indicator
lingkungan hidup. Bidang kajian ini dikenal dengan ekologi fisiologi. Dari segi
autekologi, maka di hutan bias dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan
terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis pohon yang sifat kajiannya mendekati
fisiologi tumbuhan, dapat juga dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan
terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis binatang liar atau marga satwa. Bahkan
dalam autekologi dapat dipelajari pola perilaku suatu jenis binatang liar, sifat
adaptasi suatu jenis binatang liar, maupun sifat adaptasi suatu jenis pohon. Dari
segi sinekologi, dapat dipelajari berbagai kelompok jenis tumbuhan sebagai suatu
komunitas, misalnya mempelajari pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap
komposisi dan struktur vegetasi, atau terhadap produksi hutan. Dalam ekosistem
hutan itu bisa juga dipelajari pengaruh berbagai faktor ekologi terhadap kondisi
populasi, baik populasi tumbuhan maupun populasi binatang liar yang ada di
dalamnya. Akan tetapi pada prinsipnya dalam ekologi hutan, kajian dari kedua
segi (autekologi dan sinekologi) itu sangat penting karena pengetahuan tentang
hutan secara keseluruhan mencakup pengetahuan semua komponen pembentuk
hutan, sehingga kajian ini diperlukan dalam pengelolaan sumber daya hutan.
6
Hutan memiliki tiga fungsi; yaitu fungsi produksi adalah kawasan hutan
yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan; fungsi lindung adalah
kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan
erosi, mencegah intrusi (penerobosan) air laut dan memelihara kesuburan tanah;
fungsi konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri tertentu yang memiliki fungsi
pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
Secara makro bahwa pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus
dilakukan dengan pendekatan tiga prinsip kelestarian yaitu kelestarian ekologi,
kelestarian ekonomi dan kelestarian sosial. Ketiga prinsip kelestarian merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Jika dilihat dari aspek biologisnya, hutan memainkan peranan yang jauh
lebih penting, karena keberadaannya dapat dikatakan mempengaruhi hampir
segala aspek kehidupan manusia. Apalagi hutan tropika sebagaimana yang ada di
Indonesia, sudah diakui banyak ilmuwan mempunyai fungsi sebagai paru-paru
dunia. Dalam hal ini, hutan dikatakan mempunyai peranan yang berdampak
ekologik, seperti perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS), konservasi ekologi,
dan sumber plasmanutfah dan keanekaragaman hayati dan lain-lain. Konsep
pengelolaan sumber daya hutan harus diarahkan pada tercapainya keseimbangan
antara penggunaan dan pengembangan hutan.
7
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini yaitu agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya dalam bidang keilmuan maupun falsafah
ekosistem hutan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Clamphan. 1973. Natural Ecosystem. Mac Millan Publishing Company. Inc, New
York.
Soekarni, Ahmad R, dan Munir R. 1987. Lingkungan: Sumber daya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan. UI Press, Jakarta.