Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

‘‘PERATURAN DAN KEBIJAKAN YANG TERKAIT LINGKUNGAN’'

DISUSUN OLEH :
ISMAWATI A 241 19 015
AUREL LIGANTI BORO A 241 19 037
ALNA NATASYA HASIM A 241 19 100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Kajian Lingkungan Hidup. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “ PERATURAN DAN KEBIJAKAN YANG


TERKAIT LINGKUNGAN ” Alhamdulillah dapat kami selesaikan. Kami
menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palu , 24 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... I 

DAFTAR ISI ............................................................................................................... II 

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1 

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1 

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2 

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2 

1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................................... 2 

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

2.1 Mengapa ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan? ........................................................... 3 

2.2 Bagaimana prinsip dasar lingkungan hidup? ..................................................................... 3

2.3. Jelaskan pendekatan (faham-faham) ilmu lingkungan! ................................................... 3

2.4 Bagaimana hubungan ekologi dan ilmu-ilmu lain? ........................................................... 6 

2.5 Apa saja komponen-komponen lingkungan?.....................................................................6 

BAB III KESIMPULAN ............................................................................. 9 

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 9 

3.2 Saran …………………………........................................................................................ 9 

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 10 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

. Perkembangan pembangunan, teknologi, industrialisasi dan pertumbuhan penduduk yang


semakin pesat tak pelak lagi semakin memperbesar resikokerusakan lingkungan. Karenanya,
upaya pelestarian dan perlindunganseyogyanya juga harus dikembangkan sedemikian rupa
sehingga tetap mampumewadahi dan mengakomodir kebutuhan akan lingkungan hidup
yang sehat.Kecenderungan pembangunan dibawah globalisasi untuk menjadi
thedevelopment that meet the needs of the present without compromising the abilityof
future generation to meet their own need atau pembangunan yang tidak berkelanjutan,
tampaknya harus segera mendapatkan perhatian serius tidak hanyadari pakar dan
pemerhati lingkungan belaka, tetapi juga harus melibatkanmasyarakat secara aktif dalam
proses monitoring dan control terhadap pelestarianlingkungan .Perhatian yang serius itu
semakin diperlukan terlebih dalam beberapa kasus pembangunan, terutama di negara-
negara berkembang termasuk Indnesia,cenderung bermetamorfosa menjadi the
development thet seek the economic profit for the present without compromising the right
of the people to get thegood and clean environment atau pembangunan yang mengejar
keuntunganekonomis tanpa memperhitungkan akibat atau dampak yang dapat merusak
danmerampas hak masyarakat untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik dan
bersih.Persoalan pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup tentu saja tidak dapat serta
merta diserahkan pada kesadaran masing-masing individu anggotamasyarakat maupun
kepada badan-badan hukum semata. Instrumen hukumsebagai salah satu strategi
pengelolaan, pelestarian, dan perlindunganlingkungan, dalam kajian Indonesia sebagai
negara yang berdasarkan hukum harus pula dikembangkan sehingga mampu mewadahi
kepentingan masyarakat banyak akan lingkungan yang sehat, nyaman dan bersih.

Hukum lingkungan dalam bidang ilmu hukum,merupakan salah satu bidangilmu


hukum yang paling strategis karena hukum lingkungan mempunyai banyak segi yaitu
segihukum administrasi,segihukum pidana,dan segihukum perdata. Dengan demikian, tentu
saja hukum lingkungan memiliki aspek yang lebihkompleks. Sehingga untuk mendalami
hukum lingkungan itu sangat mustahilapabila dilakukan seorang diri, karena kaitannya yang
sangat erat dengan segihukum yang lain yang mencakup pula hukum lingkungan di
dalamnya. Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai hukum
yangmengatur tatananlingkungan(lingkungan hidup), di mana lingkungan mencakupsemua
benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang
terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup
serta kesejahteraan manusia serta jasad-jasadhidup lainnya
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan?

2. Bagaimana prinsip dasar lingkungan hidup?

3. Jelaskan pendekatan (faham-faham) ilmu lingkungan!

4. Bagaimana hubungan ekologi dan ilmu-ilmu lain?

5. Apa saja komponen-komponen lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. memahami struktur, hirarkhi, dan substansi peraturan perundangan lingkungan
2. memahami peraturan lingkungan yang terkait dengan kegiatan perusahaannya dan
mengetahui cara pemenuhannya.
3. pemerintah mampu melakukan evaluasi pemenuhan regulasi dan melakukan
penegakkan hukum
4. menganalisa kebutuhan peraturan perundangan lingkungan dan penegakkannya
sesuai dengan kondisi daerah/perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekologi Sebagai Dasar Ilmu Lingkungan
Ekologi Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan
lingkungannya.

Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah
tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan
paling tidak lingkungan fisiknya disekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan
dimanfaatkan oleh spesies tersebut.

Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di
sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.

Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok
spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop

 Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu habitat pada
suatu lokasi geografis tertentu.
 Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya
kepada masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan manusia dengan
lingkungannya.

Ilmu lingkungan adalah ekologi terapan, Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan


berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik anatara jasad hidup (termasuk
manusia) dengan dengan lingkungannya.

A. Pembagian Ekologi
 Menurut Habitatnya
1. Ekologi perairan tawar
2. Ekologi laut
3. Ekologi darat
 Menurut Garis Taksonomi
1. Ekologi tumbuhan
2. Ekologi vertebrata
3. Ekologi serangga
4. Ekologi jasad renik
B. ORGANISASI KEHIDUPAN
1. BIOSFIR
2. ECOSISTEM
3. COMMUNITY
4. POPULATION
5. ORGANISME
Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan.
 Inti permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah ekologi yakni hubungan
makluk hidup, khususnya manusia dengan lingkunganya
 Populasi adalah golongan-golongan individu dari suatu jenis organisme.
 Komunitas adalah semua populasi yang menduduki suatu daerah tertentu
 Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

Secara umum ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi anatara
makhluk hidup dengan lingkungannya.

1. Penerapan ekologi
2.  Pengetahuan lingkungan
3.  Konservasi sumber daya alam
4. Pengendalian erosi
5. Pengendalian banir
6. Penghutanan kembali
7. Restorasi hewan-hewan liar
8.  Silvikultur – agroforestry
9. Pertanian dan peternakan
10. Pertambangan
11. Pengolahan limbah
12. Dinamika kependudukan

Basis dari Ekologi adalah ekosistem. Ekologi mengkaji berbagai proses dab bentuk
interaksi yang terjadi di dalam ekosistem yang merupakan tingkatan organisasi yang lebih
tinggi dari komunitas adalah ekosistem. Suatu kawasan alam yang di dalamnya tercakup
unsur makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup (abiotik) dimana antara unsur-unsur
tersebut terjadi hubungan timbal balik.

Unsur Biotik berdasarkan fungsinya dapat dikelompokan menjadi:


1.  Produser: bersifat autotrof (dapat menyediakan makanan sendiri melalui
fotosintesis); jumlah biomassa paling banyak; contohnya tumbuhan yang berhijau
daun.
2. Konsumer: bersifat heterotrof (tidak dapat berfotosintesis); mengkonsumsi autotrof;
contohnya herbivora (pemakan tumbuhan); karnivora (pemakan daging); omnivora
(pemakan segala).
3.  Dekomposer: menguraikan senyawa organik (biodegradable) dari tumbuhan dan
binatang    yang telah mati menjadi senyawa anorganik (mineral) yang dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan. Pengurai terdiri dari bakteri, jamur, dan alga.
Unsur Abiotik adalah komponen fisik dan kimia yang terdiri atas:
1. Tanah: habitat dan media hidup makhluk hidup; tempat tersedianya air dan mineral
untuk tumbuhan
2. Air: habitat tumbuhan dan binatang; kebutuhan esensial makhluk hidup.
3. Cahaya dan suhu : sumber energi untuk fotosintesis; menentukan penyebaran
organisme; menentukan cuaca, hujan, dan angin
4. Udara : O2 untuk respirasi binatang; CO2 untuk fotosintesis tumbuhan

Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat bahwa di


dalamnya tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang satu terhadap yang lain saling
mempengaruhi. Ekosistem merupakan benda nyata dan mempunyai ukuran beraneka,
bergantung pada tingkat organisasinya. Ekosistem kolam, misalnya, memiliki organisasi yang
sederhana daripada ekosistem danau. Suatu pulau memiliki ekosistem yang lebih kompleks,
dan yang paling kompleks tentunya ekosistem bumi.

2.2 Prinsip dasar lingkungan hidup

1. Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem
dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau
diciptakan. Maksudnya asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hukum
termodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai
hukum konservasi energi dalam persamaan matematika. Energi yang memasuki
jasad hidup,populasi, atau ekosistem dapat dianggap energi yang tersimpan atau
terlepaskan. Dalam hal ini sistem kehidupan dapat dianggap sebagai pengubah
energi, dan berarti pula akan didapatkan berbagai strategi untuk mentransformasi
energi.
Contoh :
Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad
hidup menjadi energi untuk tumbuh berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan
yang terbuang. Dalam dunia hewan sebagian energi hilang, misalnya, dalam bentuk
tinjanya sebagian diambil oleh parasit yang terdapat dalam tubuhnya. Metabolisme
hewan ini kemudian terbagi dalam beberapa komponen yang tetap dapat
mempertahankan kegiatan metabolisme dasarnya.

2. Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien. Maksudnya Asas ini
tak lain adalah hukum thermodinamika kedua, ini berarti energi yang tak pernah
hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang
kurang bermanfaat.
Contoh :
Misal energi yang diambil oleh hewan untuk keperluan hidupnya adalah dalam
bentuk makanan padat yang bermanfaat. Tetapi panas yang keluar dari tubuh hewan
karena lari,terbang, atau berenang terbuang tanpa guna.

3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori


sumberdaya alam. Memang jelas dalam asas kimia, bahwa pengubahan energi oleh
sistem biologi harus berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya
materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi
dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contoh :
Misal pada ruang yang sempit bagi suatu populasi yang tingkat kepadatannya
tinggi mungkin akan terjadi terganggunya proses pembiakan. Pada ruang yang
sempit hewan jantan akan bertarung untuk mendapatkan betina sehingga
pembiakan terganggu. Sebaliknya kalau ruang terlalu luas, jarak antar individu dalam
populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil
sehingga pembiakan akan terganggu. Ruang dapat juga memisahkan jasad hidup
dengan sumber bahan makanan yang dibutuhkan, jauh dekatnya jarak sumber
makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
4. Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah mencapai
optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber
alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak
akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi. Untuk semua kategori sumber alam
(kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas
maksimum , bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah
asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran
yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas
maksimum. Maksudnya Asas ini dapat dijelaskan dengan gambar, dimana batas suhu
maksimum membatasi kegiatan hidup dalam sistem biologi :
Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas
optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan
sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh :
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya
cenderung naik - turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan
terjadi pengintensifan perjuangan hidup, bila persediaan sumber alam berkurang.
Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumber alam bertambah.

5. Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat
merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tak mempunyai daya rangsang
penggunaan lebih lanjut. Maksudnya ada 2 hal pada asas 5 ini. Di suatu pihak dapat
kita bayangkan suatu keadaan atau situasi, dengan jenis sumber alam tidak
menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut. Di pihak lain dapat juga
kita bayangkan adanya paling sedikit dua situasi yang mempunyai kesan merangsang
itu.
Contoh :
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian
didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan
memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan
demikian, kenaikan sumber alam (makanan) merangsang kenaikan pendaya-gunaan.

2.3 Pendekatan (faham-faham) Ilmu lingkungan


1. Pendekatan Spasial.

Pendekatan keruangan (pacial analysisi) adalah salah satu dari tiga pendekatan geografis.
Pendekatan ini menjadi pendekatan yang khas dalam geografi karena menjadi studi tentang
keragaman ruang muka bumi dengan menelaah tiap tiap aspek keruangannya.Dalam
pendekatan ini peneliti selalu mengkaji kesemaan atau perbedaan suatu fenomena geosfer
melalui aspek keruangan. Aspek-aspek ruang dan spasial geografi yang meliputi faktor
lokasi, kondisi alam dan kondisi sosial budaya pada masyarakat. Peneliti juga
memperhatikan distribusi atau persebaran, interelasi dan interaksinya.
Pada akhirnya, diharapkan didapatkan manfaat bagi manusia yang terkait dengan
pendekatan spasial geografis ini baik di aspek hidrologi, pedologi dan klimatologi.

Contoh pendekatan keruangan:


Sebidang tanah berharga mahal karena tanahnya subur dan ada di tempat yang strategis.
Peneliti menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian dan nilai ruangnya yaitu letak
strategis.

2. Pendekatan Ekologi (Lingkungan)


Pendekatan ekologi yang didasarkan pada prinsip ilmu biologi adalah interelasi yang
menonjol antara makhluk hidup serta lingkungannya. Tujuan dilakukan pendekatan ini yaitu
untuk mengkaji fenomena geosfer dengan memperhatikan antara interaksi organisme
dengan lingkungannya.

Aspek yang diteliti di dalam pendekatan lingkungan antara lain yaitu :

1. Interaksi komponen fisikal (alamiah)


2. Nonfisik (sosial).

Selain itu, pendekatan geografi juga berfokus pada suaty perilaku organisme dan perubahan
fenomena lingkungan yang terjadi dengan mandiri tanpa keterkaitan.

Contoh pendekatan ekologi bisa dilihat pada fenomena banjir di suatu tempat atau wilayah .
Fenomena ini mampu diidentifikasi melalui tahapan pada pendekatan ekologi yang hasilnya
kemudian mampu dianalisa untuk menemukan solusi masalah.

Identifikasi dilakukan meliputi identifikasi kondisi fisik, identifikasi sikap dan perilaku
masyarakat dan juga analisis interaksi. Hal pertama dilakukan identifikasi fisik untuk
menemukan kondisi fisik lingkungan yang menjadi pendorong terjadinya fenomena banjir,
misalnya seperti topografi, jenis tanah, curah hujan dan juga kondisi bangunan di daerah
banjir .

Lalu kemudian dilakukan identifikasi sikap dan perilaku masyarakat guna menemukan sikap
dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi banjir itu sendiri, Misalnya alih
fungsi suatu lahan pertanian, penggundulan hutan, kebiasaan membuang sampah dan juga
pola pemukiman yang dibangun pada daerah tersebut.

Terakhir dilakukan sebuah analisa interaksi ekologi terkait antara hubungan identifikasi fisik
dan sikap yang dianalisa guna menemukan alternatif pemecahan masalah.

3. Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)


Pendekatan regional (analisis kompleks wilayah) dilakukan dengan cara membandingkan
berbagai kawasan pada muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan serta
lingkungan secara komprehensif. Secara umumnys, pendekatan ini adalah gabungan antara
pendekatan spasial dan juga ekologi.

Analisis ini menekankan adanya diferensiasi areal ataupun perbedaan karakteristik pada
tiap wilayah di bumi. Hal ini lalu mendorong adanya interaksi antara suatu wilayah dengan
wilayah lainya. Nantinya hasil pendekatan studi wilayah tertuang menjadi sebuah peta dan
dipelajari melalui disiplin ilmu kartografi.

Contoh pendekatan regional :


Dalam membangun rumah atau bangunan dilihat dari karakteristik wilayahnya. Misalnya
membangun rumah di daerah rawan banjir atau daerah dekat pantai maka fondasi akan
ditinggikan dari biasanya untuk mengantisipasi terjadinya banjir atau pasang air laut.

2.4 Ekologi dan Hubungan dengan Ilmu Lain


Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk
hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari
tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti
jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak
bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun
benda mati di sekelilinganya. Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan
tertentu untuk makanan, jika tumbuhan di lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang
tersebut harus berpindah atau mati kelaparan. Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga
tergantung pada binatang untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang,
bangkai binatang maupun tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi
tanaman.
Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada
hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini,
namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah
cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia,
fisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu
seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan
hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu membantu ahli
ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup mempengaruhi mahkluk hidup.
Hal ini juga bisa membantu untuk memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah
lingkungan seperti hujan asam atau efek rumah kaca. Ekologi berkaitan dengan berbagai
ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan (peradaban) manusia, seorang yang
belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal berikut : bagaimana alam bekerja,
bagaimana proses adaptasi dapat berlangsung, apa yang diperlukan oelh organisme dan apa
pula yang dihasilkannya, bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lainnya, dan
bagaimana individu-individu dalam spesies diatur sebagai populasi serta bagaimana pula
eksotisme yang dimuculkan.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup meliputi komponen abiotik
dan biotik yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk
suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin
keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum
dari kebutuhan organisme. Maka keberadaan komponen-komponen tersebut ada yang
senatiasa tersedia dan ada yang terbatas. Seperti populasi beberapa jenis flora ataupun
fauna (biotik) yang akhir-akhir ini punah dan sinar udara (abiotik) yang senantiasa tersedia.

 Hubungan dengan ilmu fisika :


membahas perubahan suhu, daya serap tanah karena pengaruh sinar matahari,
proses dan pengaruh hujan terhadap kehidupan.
 Ekologi dalam politik :
Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik –
termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal
sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas,
disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama
pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai
kesehatan manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik.
Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik.
Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog
politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari
ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi.
Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang
dilakukan akademisi juga.

 Ekologi dalam ekonomi :


Ekonomi juga berasal dari kata “oikos” dan “nomics” yang berarti manajemen.
Jadi ekonomi adalah manajemen tempat hidup atau manajemen lingkungan. Sebagai
sumber energy bagi ekologi adalah sinar matahari, Sedangkan sumber “energy” bagi
ekonomi adalah uang. Sebenarnya ekonomi dengan ekologi mempunyai hubungan
yang sesuai akan tetapi banyak orang menganggap bahwa ekonomi dengan ekologi
merupakan dua hal yang bertentangan. Oleh karena itu, ahli ekonomi perlu
mempelajari ekologi, sehingga didalam mendapatkan keuntungan maksimal juga
memperoleh kualitas lingkunagn yang maksimum.

Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:

 Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat


kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.
 Mike Nickerson mengatakan bahwa “ekonomi tiga perlima ekologi” sejak
ekosistem menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi
menganggap dilakukan “untuk bebas”.

Ekonomi ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan


ekonomi dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi baru saja menjadi
bagian ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah. “Modal alam” ialah 1 contoh 1 teori
yang menggabungkan 2 hal itu. Demikian pula pembangunan di Srilanka, yang semula
dianggap sebagai contoh pembangunan yang baik, kini terancam oleh keambrukan, karena
tidak didukung oleh faktor sosial-budaya, yaitu ketidakserasian antara suku Tamil dan suku
Singalese. Mengingat hal tersebut faktor sosial-budaya tidak kalah pentingya dari faktor
ekonomi dalam menentukan berkelanjutannya pembangunan dan karena itu harus benar-
benar diperhatikan dalam pembangunan. Beberapa hal yang dianggap penting diuraikan di
bawah ini.

 ekologi dalam kacamata antropologi :

Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan


banyak metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi
ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah
tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.

Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik
bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah subyek-
obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika
kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama. Dengan baik
ditetapkan Antoine de Saint-Exupery: “Bumi mengajarkan kita lebih banyak tentang diri kita
daripada seluruh buku. Karena itu menolak kita. Manusia menemukan dirinya sendiri saat ia
membandingkan dirinya terhadap hambatan.”

2.5 Pengertian Lingkungan Hidup


Secara umum, lingkungan hidup menunjuk pada berbagai macam organisme di sekitar
yang melangsungkan kehidupannya. Lingkungan sekitar diartikan segala benda hidup dan
tidak hidup yang berperan dalam mendukung keberadaan makhluk hidup seperti tanah,
udara, air, dan makanan bagi makhluk hidup, termasuk panas sinar matahari, dan gravitasi.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Menurut Otto Sumarwoto (1989) lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang memengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.

Lingkungan hidup sangat dipengaruhi oleh:


1. hubungan atau interaksi antarunsur dalam lingkungan hidup. Interaksi bukan hanya
menyangkut komponen biofisik, melainkan menyangkut pula hubungan sosial dalam
hal unsur-unsur lingkungan yang terdiri atas benda hidup dan dinamis.
2. kondisi unsur lingkungan hidup,
3. kondisi fisik, misalnya kondisi suhu, cahaya, dan kebisingan, dan
4. jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup.

. Komponen Lingkungan Hidup


Secara umum, unsur lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan biotik dan
lingkungan abiotik.
1. Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik (lingkungan organik) merupakan komponen makhluk hidup yang
menghuni planet bumi, terdiri atas mikroorganisme, seperti bakteri dan virus,
tumbuhan, hewan, dan manusia. Secara khusus, lingkungan biotik diklasifikasikan
menjadi:
 produsen, dalam hal ini tumbuhan yang memproduksi sumber bahan makanan
bagi makhluk hidup lainnya;
 konsumen, yaitu hewan serta manusia; dan
 pengurai, yang merupakan mikroorganisme yang merombak dan
menghancurkan sisa-sisa organisme yang telah mati. Termasuk ke dalam
kelompok pengurai adalah jamur, bakteri, dan cacing tanah.
2. Lingkungan Abiotik
Lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di sekeliling makhluk hidup
berupa benda mati (unsur anorganik), seperti batuan, tanah, mineral, dan udara.
Lingkungan abiotik dinamakan juga lingkungan anorganik.
Dalam sudut pandang ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari dan
menganalisis hubungan timbal balik (interaksi dan interelasi) antara manusia dan
lingkungannya, unsur lingkungan hidup itu dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu
lingkungan alam (lingkungan fisik), sosial, dan budaya.
o Lingkungan alam merupakan kondisi alamiah suatu wilayah yang meliputi
kondisi iklim, tanah, fisiografi, dan batuan.
o Lingkungan sosial adalah manusia dengan semua aktivitas dan karakternya,
baik sebagai individu atau pribadi maupun makhluk sosial.
o Lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta manusia, seperti
bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan tatanan kelembagaan sosial.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Undang-undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH) adalah regulasi yang komprehensif dan lebih ketat dari pada undang-
undang 23 tahun 1997. UU 32 tahun 2009 mengatur tidak hanya perdata tetapi juga
kasus pidana jika merusak lingkungan. UU 32 tahun 2009 juga mengatur secara
sistematis mengenai pengelolaan lingkungan mulai dari perencanaan, instrumen
pengendalian, hingga sanksi hukum.

Beberapa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri telah disahkan sebagai


turunan dari UU 32 tahun 2009, misalnya Peraturan Pemerintah no. 27 tahun 2012
tentang Perizinan Lingkungan, PP 101 tahun 20014 tentang pengelolaan limbah B3,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 13 tahun 2013 tentang Audit Lingkungan
Hidup, dll. Bahkan Undang-undang sektor yang baru telah seperti Undang-undang No
3 tahun 2014 tentang Perindustrian, sejalan dengan UU 32 tahun 2009 karena
mengatur mengenai industri hijau.

Regulasi tersebut hendaknya tidak hanya garang diatas kertas saja, namun dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi acuan pemerintah baik
di tingkat pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta serktor swasta agar kebijakan
dan programnya sejalan dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan.

3.2 Saran
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup. SDA seperti air, udara, tanah, hutan dan lainnya merupakan
sumberdaya yang penting bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup termasuk manusia

Anda mungkin juga menyukai