DISUSUN OLEH :
ISMAWATI A 241 19 015
AUREL LIGANTI BORO A 241 19 037
ALNA NATASYA HASIM A 241 19 100
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Kajian Lingkungan Hidup. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... I
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah
tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan
paling tidak lingkungan fisiknya disekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan
dimanfaatkan oleh spesies tersebut.
Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di
sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok
spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop
Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu habitat pada
suatu lokasi geografis tertentu.
Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya
kepada masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan manusia dengan
lingkungannya.
A. Pembagian Ekologi
Menurut Habitatnya
1. Ekologi perairan tawar
2. Ekologi laut
3. Ekologi darat
Menurut Garis Taksonomi
1. Ekologi tumbuhan
2. Ekologi vertebrata
3. Ekologi serangga
4. Ekologi jasad renik
B. ORGANISASI KEHIDUPAN
1. BIOSFIR
2. ECOSISTEM
3. COMMUNITY
4. POPULATION
5. ORGANISME
Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan.
Inti permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah ekologi yakni hubungan
makluk hidup, khususnya manusia dengan lingkunganya
Populasi adalah golongan-golongan individu dari suatu jenis organisme.
Komunitas adalah semua populasi yang menduduki suatu daerah tertentu
Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Secara umum ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi anatara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
1. Penerapan ekologi
2. Pengetahuan lingkungan
3. Konservasi sumber daya alam
4. Pengendalian erosi
5. Pengendalian banir
6. Penghutanan kembali
7. Restorasi hewan-hewan liar
8. Silvikultur – agroforestry
9. Pertanian dan peternakan
10. Pertambangan
11. Pengolahan limbah
12. Dinamika kependudukan
Basis dari Ekologi adalah ekosistem. Ekologi mengkaji berbagai proses dab bentuk
interaksi yang terjadi di dalam ekosistem yang merupakan tingkatan organisasi yang lebih
tinggi dari komunitas adalah ekosistem. Suatu kawasan alam yang di dalamnya tercakup
unsur makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup (abiotik) dimana antara unsur-unsur
tersebut terjadi hubungan timbal balik.
1. Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem
dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau
diciptakan. Maksudnya asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hukum
termodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai
hukum konservasi energi dalam persamaan matematika. Energi yang memasuki
jasad hidup,populasi, atau ekosistem dapat dianggap energi yang tersimpan atau
terlepaskan. Dalam hal ini sistem kehidupan dapat dianggap sebagai pengubah
energi, dan berarti pula akan didapatkan berbagai strategi untuk mentransformasi
energi.
Contoh :
Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad
hidup menjadi energi untuk tumbuh berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan
yang terbuang. Dalam dunia hewan sebagian energi hilang, misalnya, dalam bentuk
tinjanya sebagian diambil oleh parasit yang terdapat dalam tubuhnya. Metabolisme
hewan ini kemudian terbagi dalam beberapa komponen yang tetap dapat
mempertahankan kegiatan metabolisme dasarnya.
2. Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien. Maksudnya Asas ini
tak lain adalah hukum thermodinamika kedua, ini berarti energi yang tak pernah
hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang
kurang bermanfaat.
Contoh :
Misal energi yang diambil oleh hewan untuk keperluan hidupnya adalah dalam
bentuk makanan padat yang bermanfaat. Tetapi panas yang keluar dari tubuh hewan
karena lari,terbang, atau berenang terbuang tanpa guna.
5. Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat
merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tak mempunyai daya rangsang
penggunaan lebih lanjut. Maksudnya ada 2 hal pada asas 5 ini. Di suatu pihak dapat
kita bayangkan suatu keadaan atau situasi, dengan jenis sumber alam tidak
menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut. Di pihak lain dapat juga
kita bayangkan adanya paling sedikit dua situasi yang mempunyai kesan merangsang
itu.
Contoh :
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian
didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan
memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan
demikian, kenaikan sumber alam (makanan) merangsang kenaikan pendaya-gunaan.
Pendekatan keruangan (pacial analysisi) adalah salah satu dari tiga pendekatan geografis.
Pendekatan ini menjadi pendekatan yang khas dalam geografi karena menjadi studi tentang
keragaman ruang muka bumi dengan menelaah tiap tiap aspek keruangannya.Dalam
pendekatan ini peneliti selalu mengkaji kesemaan atau perbedaan suatu fenomena geosfer
melalui aspek keruangan. Aspek-aspek ruang dan spasial geografi yang meliputi faktor
lokasi, kondisi alam dan kondisi sosial budaya pada masyarakat. Peneliti juga
memperhatikan distribusi atau persebaran, interelasi dan interaksinya.
Pada akhirnya, diharapkan didapatkan manfaat bagi manusia yang terkait dengan
pendekatan spasial geografis ini baik di aspek hidrologi, pedologi dan klimatologi.
Selain itu, pendekatan geografi juga berfokus pada suaty perilaku organisme dan perubahan
fenomena lingkungan yang terjadi dengan mandiri tanpa keterkaitan.
Contoh pendekatan ekologi bisa dilihat pada fenomena banjir di suatu tempat atau wilayah .
Fenomena ini mampu diidentifikasi melalui tahapan pada pendekatan ekologi yang hasilnya
kemudian mampu dianalisa untuk menemukan solusi masalah.
Identifikasi dilakukan meliputi identifikasi kondisi fisik, identifikasi sikap dan perilaku
masyarakat dan juga analisis interaksi. Hal pertama dilakukan identifikasi fisik untuk
menemukan kondisi fisik lingkungan yang menjadi pendorong terjadinya fenomena banjir,
misalnya seperti topografi, jenis tanah, curah hujan dan juga kondisi bangunan di daerah
banjir .
Lalu kemudian dilakukan identifikasi sikap dan perilaku masyarakat guna menemukan sikap
dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi banjir itu sendiri, Misalnya alih
fungsi suatu lahan pertanian, penggundulan hutan, kebiasaan membuang sampah dan juga
pola pemukiman yang dibangun pada daerah tersebut.
Terakhir dilakukan sebuah analisa interaksi ekologi terkait antara hubungan identifikasi fisik
dan sikap yang dianalisa guna menemukan alternatif pemecahan masalah.
Analisis ini menekankan adanya diferensiasi areal ataupun perbedaan karakteristik pada
tiap wilayah di bumi. Hal ini lalu mendorong adanya interaksi antara suatu wilayah dengan
wilayah lainya. Nantinya hasil pendekatan studi wilayah tertuang menjadi sebuah peta dan
dipelajari melalui disiplin ilmu kartografi.
Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik
bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah subyek-
obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika
kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama. Dengan baik
ditetapkan Antoine de Saint-Exupery: “Bumi mengajarkan kita lebih banyak tentang diri kita
daripada seluruh buku. Karena itu menolak kita. Manusia menemukan dirinya sendiri saat ia
membandingkan dirinya terhadap hambatan.”
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Undang-undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH) adalah regulasi yang komprehensif dan lebih ketat dari pada undang-
undang 23 tahun 1997. UU 32 tahun 2009 mengatur tidak hanya perdata tetapi juga
kasus pidana jika merusak lingkungan. UU 32 tahun 2009 juga mengatur secara
sistematis mengenai pengelolaan lingkungan mulai dari perencanaan, instrumen
pengendalian, hingga sanksi hukum.
Regulasi tersebut hendaknya tidak hanya garang diatas kertas saja, namun dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi acuan pemerintah baik
di tingkat pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta serktor swasta agar kebijakan
dan programnya sejalan dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan.
3.2 Saran
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup. SDA seperti air, udara, tanah, hutan dan lainnya merupakan
sumberdaya yang penting bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup termasuk manusia