Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL OBSERVASI EKOSISTEM SAWAH

DI MERJOYO

DISUSUN OLEH :
1. ETNIS SUPRADANA (12)
2. FIRMANSYAH AKBAR P. (15)
3. MARISMA ANDINI A.S.P (19)
4. M. KHASAN AKBAR (24)
5. NEILA SALWA SALSABILLA (25)
6. SABBIQISMA NAMIRASARI (33)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
nikmat dan karunianya kepada kita semua. Sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah bertemakan ekosistem sawah.

Dalam pembuatan ini kami ingin berterima kasih kepada guru pengajar yang
telah memmbantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Penulis


mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai perbaikan
kami dalam penyusunan makalah di kemudian hari

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A.Latar Belakang............................................................................... 1

B.Rumusan Masalah.......................................................................... 2

C.Tujuan Penelitian............................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORI............................................................................... 3

A. Ekosistem........................................................................................... 3

1.1 Lingkungan.................................................................................. 3

1.2 Ekosistem..................................................................................... 4

1.3 Interaksi........................................................................................ 5

B. Komponen Ekosistem Sawah.............................................................. 5


1.1 Kondisi Lingkungan.....................................................................10

BAB III METODE PENGAMATAN............................................................11

A.Metode Observasi..........................................................................11
B.Waktu dan Tempat Observasi........................................................11
C.Denah Lokasi..................................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................13

A. Hasil Pengamatan...............................................................................13
1. Komponen Biotik.........................................................................13
2. Komponen Abiotik........................................................13
B. Pembahasan........................................................................14

ii
1. Komponen Biotik...............................................................14
2. Komponen Abiotik.............................................................14
3. Interaksi..............................................................................15
4. Kondisi Lingkungan...........................................................16

BAB V PENUTUP.......................................................................17

A. Kesimpulan.........................................................................17
B. Saran...................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................18

LAMPIRAN.................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekosistem merupakan  kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan


lingkungannya yang di dalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat
erat dan saling mempengaruhi. ekosistem terbentuk menjadi 3 yaitu ekosistem
alami adalah ekosistem tanpa adanya campur tangan manusia, misalnya ekosistem
laut, ekosistem hutan tropis. Yang kedua yaitu ekosistem buatan, ekosistem
buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya ladang,
waduk, sawah. ekosistem buatan mempunyai komponen biotik sesuai dengan
keinginan pembuatnya. Yang ketiga ada ekosistem suksesi yaitu ekosistem hasil
suksesi lingungan yang sebelumnya didahului oleh kerusakkan. Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa sawah termasuk ekosistem buatan sebab adanya
campur tangan manusia.
Membahas soal ekosistem pasti berkaitan dengan komponen ekosistem biotik
dan abiotik. Dalam kedua komponen tersebut terdapat berbagai macam
komponen. Komponen tersebut menjalin interaksi untuk membentuk kestabilan
dalam ekosistem. Ada beragam ekosistem di sawah.
Ekosistem sawah merupakan interaksi makhluk hidup di lingkup persawahan.
Komponen pendukungnya ada manusiaa, tumbuhan,serangga, dan lainya.
Kelompok kami memilih observasi di sawah Ds. Merjoyo karena letaknya yang
strategis dan dekat dengan pemukiman sehingga kami bisa mengetahui bagaimana
terjadinya interaksi

1
B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai :


1. Bagaimana komponenen ekosistem biotik dan abiotik yang ada di sawah Desa
Merjoyo?
2. Bagaimana interaksi yang terjadi di sawahdi Desa Merjoyo?
3. Bagaimana kondisi lingkugan sawah Desa Merjoyo dan sekitarnya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui komponen biotik dan abiotik di sawah


2. Untuk mengetahui interaksi yang terjadi di sawah dari rantai makanan dan
jaring jaring makananya
3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi lingkunganya

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. EKOSISTEM

1.1 Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari,
dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal
balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama
manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil (Rusdina, 2015).

Lingkungan hidup menurut Pasal 1 ayat (1) UndangUndang Nomor 32


Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang yang terdiri dari benda, daya, keadaan, makhluk hidup,
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kesejahteraan. manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dan dapat dikatakan ingkungan merupakan suatu media di mana makhuk hidup
tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas
yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang
menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks
dan rill.

Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca,
suhu) dan faktor biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia). Lingkungan bisa
terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan. Lingkungan alam adalah
keadaan yang diciptakan Tuhan untuk manusia dan terbentuk karena kejadian
alam. Jenis lingkungan alam antara lain air, tanah, pohon, udara, sungai, dll.
Lingkungan buatan dibuat oleh manusia, contohnya jembatan, jalan, bangunan
rumah, taman kota, dll.

3
1.2 Ekosistem
Soemarwoto (1983, dalam Irwan, 2007, hlm. 20) menjelaskan pengertian
ekosistem “Ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi karena
ekosistem (sistem ekologi) itu terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya”. “Ekosistem merupakan satuan
fungsional dasar dalam ekologi, mengingat di dalamnya tercakup organisme
dan komponen abiotik yang masing-masing saling memengaruhi. Ekosistem
juga mempunyai ukuran yang beraneka ragam besarnya bergantung kepada
tingkat organisasinya” (Resosoedarmo dkk., 1986 dalam Irwan, 2007, hlm. 22).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ekosistem merupakan


hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya dan
akan membentuk suatu sistem yang di mana merupakan unit utama dalam
kajian ekologi.

Suatu ekosistem akan mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen


abiotik (tak hidup) dan komponen biotik (hidup). Kedua komponen ini
mempunyai peranan yang sangat penting bagi ekosistem. Cartono dan Nahdiah
(2008, hlm. 28-29) menjelaskan bahwa: Komponen abiotik meliputi semua
faktor – faktor non hidup dari suatu kondisi lingkungan, seperti cahaya, hujan.
Nutrisi dan tanah faktor faktor lingkungan ini tidak saja menyediakan energi
dan materi penting, tetapi juga mempunyai peranan penting dalam
menentukan tumbuh-tumbuhan dan juga hewan yang mampu berada disuatu
habitat. Komponen biotik, meliputi semua faktor hidup yang secara garis
besarnya dibagi dalam tiga kelompok, yaitu produsen, konsumen, dan
pengurai

Selain mempunyai dua komponen di atas, ekosistem di bagi menjadi 2 tipe


yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Menurut Irwan (2017, hlm. 66)
mengatakan, “Eksosistem buatan merupakan ekosistem yang komponen
komponennya biasanya kurang lengkap, memerlukan subsidi energi,
memerlukan pemeliharaan atau perawatan, mudah terganggu, dan mudah

4
tercemar”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ekosistem
buatan merupakan ekosistem yang dipengaruhi oleh campur tangan
manusia,contohnya adalah sawah, danau buatan dan ekosistem pertanian.
Menurut Irwan (2017, hlm. 66) mengatakan, “Ekosistem alami merupakan
ekosistem yang komponen-komponennya lengkap, tidak memerlukan
pemeliharaan atau subsidi energi karena dapat memelihara dan memenuhi
sendiri, dan selalu dalam keseimbangan”.

1.3 Interaksi
Ekosistem merupakan suatu kesatuan yang lengkap, yang didalamnya
terdapat berbagai komunitas yang saling mempengaruhi. Interaksi dalam
ekosistem dapat terjadi antar organisme dengan lingkunganya. Hubungan antar
organisme dapat bersifat saling menguntungkan, merugikan, bahkan saling
berkompetisi. Pola- pola interaksi ekosistem dapat berupa interaksi antar
komponen biotik dan abiotik.

B. Komponen Ekosistem Sawah

a. Interaksi Antar Faktor Biotik dengan Abiotik

Komponen biotik banyak dipengaruhi oleh komponen abiotik. Tumbuhan


sangat bergantung dengan tanah, air, udara tempat hidupnya. Suatu tanaman
dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah tertentu. Sebaran tumbuhan
juga sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Misalnya, di pantai tanaman
kelapa dapat tumbuh subur, tetapi tidak demikian di daerah pegunungan.
Sebaliknya, komponen abiotik juga dipengaruhi oleh komponen biotik.
Keberadaan tumbuhan mempengaruhi kondisi tanah, air dan udara
disekitarnya. Dengan tumbuhan, tanah menjadi gembur, dapat menyimpan
air lebih banyak, dan membuat udara menjadi sejuk. Organisme lainnya,
seperti cacing juga mampu menggemburkan tanah dan menjadikan
pengudaraan tanah menjadi lebih baik, sehingga dapat menyuburkan tanah.

5
b. Interaksi Antar Faktor Biotik
Antarkomponen abiotik juga saling berinteraksi. Cuaca dan iklim dapat
menyebabkan lapuknya bebatuan dan mempengaruhi keberadaan air di
suatu wilayah. Suhu udara dapat dipengaruhi oleh warna batuan, keberadaan
tubuh-tubuh air dan sebagainya. Kandungan mineral dalam air juga
dipengaruhi oleh batuan dan tanah yang dilaluinya.
Interaksi antar organisme dibedakan menjadi:
1) Kompetisi
Kompetisi adalah bentuk hubungan antara spesies satu dengan lainnya,
jika terjadi persaingan di antara mereka.
Contoh :
- Dua ekor buaya berkelahi memperebutkan seekor bebek untuk dimakan.
- Beberapa kuda nil saling bersaing untuk mendapatkan tempat berendam.

2) Simbiosis
Simbiosis adalah hubungan antara dua organisme dan spesies yang
berbeda yang hidup di suatu daerah. Simbiosis digolongkan menjadi tiga
yaitu:

- - Simbiosis mutualisme adalah hubungan menguntungkan antara satu sama lain.


Contohnya, lebah yang menghisap nektar dari bunga.

- Simbiosis komensalisme adalah hubungan yang menguntungkan satu


pihak, namun pihak lain tidak dirugikan. Contohnya, bunga anggrek yang
menempel di pohon mangga
- - Simbiosis parasitisme adalah hubungan yang menguntungkan satu pihak, namun
merugikan pihak lain. Contohnya, kutu di rambut manusia.
-
- - Predasi yaitu hubungan antara mangsa dan pemangsa. Pemangsa tidak bisa
hidup tanpa hewan yang dimangsanya. Pemangsa berperan sebagai
pengontrol jumlah dari suatu populasi. Contohnya, ular banyak dibunuh
oleh manusia, maka populasi tikus akan terus bertambah.

6
3) Pola Makan

a. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk
hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan, terdapat peran
produsen, konsumen, dan dekomposer. Berikut contoh rantai makanan.

Pada rantai makanan tersebut terjadi peristiwa rumput dimakan belalang,


belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan
diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara
yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan suatu ekosistem disebut tingkat trofik.
Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan
zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau yang sering disebut produsen.
Organisme yang menduduki tingkat trofik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I), diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki
tingkat trofik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki
oleh hewan karnivora dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat
trofik tertinggi disebut konsumen puncak. Dengan demikian, dapat
dijelaskan bahwa:
1. Rumput bertindak sebagai produsen.
2. Belalang sebagai konsumen I (Herbivora)
3. Katak sebagai konsumen II (Carnivora)
4. Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)
5. Jamur sebagai dekomposer.
b. Jaring Jaring Makanan

7
Suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu
produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, dan
sebaliknya. Dengan demikian, rantai makanan menjadi faktor terbentuknya
jaring-jaring makanan.

c. Piramida Makanan
Pada ekosistem yang mantap jumlah produsen lebih besar daripada
konsumen. Apabila dirinci lebih lanjut, jumlah produsen lebih besar
daripada konsumen I, konsumen I lebih besar daripada konsumen II,
demikian seterusnya. Jika keadaan tersebut digambarkan akan membentuk
suatu piramida makanan. Piramida makanan yaitu tingkatan organisasi
makhluk hidup yang didasarkan atas hubungan makan-memakan.
Semakin rendah tingkat trofiknya, semakin besar kandungan energi atau
biomassanya. Piramida makanan disebut juga piramida jumlah dan
merupakan salah satu jenis piramida ekologi. Fungsi piramida ekologi
dibagi menjadi piramida jumlah, piramida energi, dan piramida biomasa.

8
4) Siklus Biogeokimia
Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur-
unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke
komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
Fungsi Siklus Biogeokimia sebagai siklus materi yang mengembalikan
semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi
baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan
hidup di bumi dapat terjaga.
Unsur unsur yang ada di alam ini tidak mungkin habis karena mengalami
daur ulang. Beberapa siklus unsur yang penting antara lain:

a) Siklus nitrogen
Beberapa tahapan dalam siklus nitrogen dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Fiksasi (proses pengikatan nitrogen dari atmosfer)
2) Amonifikasi (serangkaian reaksi enzimatik untuk membentuk
ammonium)
3) Nitrifikasi (oksidasi ammonium menjadi nitrat)
4) Denitrifikasi (reaksi pengubahan kembali senyawa nitrat menjadi gas
nitrogen, nitrogen oksida dan gas amoniak oleh aktivitas bakteri)

b) Siklus karbon
Proses terjadinya daur karbon terbagi menjadi beberapa tahap yaitu:
- Tahap fotosintesis
- Karbon berpindah
- Respirasi
- Dekomposisi
- Pembakaran energi fosil

9
c) Siklus air
Tahapan:
a. Air dari permukaan bumi akan menguap (evaporasi)
b. Di udara, air tersebut akan menjadi awan dan mengalami kondensasi
c. Terjadi hujan, air turun kembali ke permukaan bumi

d) Siklus fosfor
Posfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua
makhluk hidup membutuhkan posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri
Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.
Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO4 3- ). Ion Fosfat
terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan
menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk
sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang
mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan
mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan
karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh
hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses.
Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu
melepaskan pospor kemudian diambil oleh tumbuhan.

1.1 Kondisi Lingkungan

Menurut hasil penelitian kami, akhir-akhir ini telah memasuki musim


penghujan sehingga tanah di sawah menjadi berlumpur. Dengan demikian,
pada musim ini tanaman yang cocok untuk ditanam adalah tanaman padi.
Sehingga petani tidak perlu mengairi sawahnya, hanya saja petani perlu
memberi pupuk untuk membantu penyuburan tanah.

10
BAB III

METODE PENGAMATAN

A. Metode Observasi
Metode pengamatan yang kami gunakan adalah metode pengamatan
secara langsung.
Metode observasi (pengamatan langsung) adalah metode pengumpulan
data dengan mengamati secara langsung di lapangan. Mengamati bukan
hanya melihat, melainkan juga merekam, menghitung, mengukur, dan
mencatat kejadian-kejadian yang ada.

B. Waktu Tempat Observasi


Waktu : Jumat, 20 Januari 2023 pukul 15.30 WIB
Tempat : Jln. Jambu Ds. Merjoyo RT 02/RW 01

11
C. Denah Lokasi

Langkah kerja:
1. Membentuk kelompok
2. Berdiskusi (menentukan tempat, waktu observasi)
3. Pembagian tugas observasi
4. Melakukan observasi di lapangan
5. Mencatat hasil observasi
6. Menyusun makalah
7. Perevisian makalah
8. Mempresentasikan Laporan Hasil Observasi

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Komponen biotik
Hasil penelitian komponen biotik ekosistem sawah terdiri dari 15 spesies
di Desa Merjoyo Kabupaten Kediri. Berikut hasil penelitian komponen
biotik dapat dilihat pada Tabel 1,

Tabel 1. Data komponen biotik ekosistem sawah hasil observasi

No Nama Spesies
1. Padi (Oryza sativa)
2. Rumput bambu (Lophatherum gracile)
3. Rumput grinting (Cynodon dactylon)
4. Kemangi (Ocimum sanctum)
5. Cacing tanah (Lumbricus rubellus)
6. Ciplukan (Physalis angulata L.)
7. Meniran (Phyllanthus urinaria)
8. Kumbang koksi (Epilachna admirabilis)

2. Komponen abiotik
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 5 komponen abiotik yang
ditemukan di ekosistem sawah di Desa Merjoyo. Berikut hasil penelitian
komponen abiotik dapat dilihat pada Tabel 2.

No Komponen abiotik
1. Suhu
2. Air
3. Tanah
4. Kelembapan udara

13
B. Pembahasan
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan kondisi fisik dan kimiawi yang berperan
sebagai medium dan substrat yang menyertai kehidupan organisme yang terdiri
atas segala sesuatu yang tak hidup. Contoh: tanah, cahaya, udara, air,
kelembapan, suhu, mineral, dan pH.

2. Komponen biotik
Komponen biotik merupakan komponen ekosistem yang terdiri atas
makhluk hidup meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisrne. dan manusia.
Berdasarkan cara memperoleh makanan komponen biotik dibedakan
menjadi dua jenis. yaitu:
a. Organisme autotrof Merupakan organisme yang dapat membuat
makanannya sendiri dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi
bahan organik dengan menggunakan sumber energi tertentu. Menurut
jenis sumber energinya, organisme autotrof dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
 Fotoautotrof, adalah organisme autotrof yang menggunakan sumber
energi berupa sinar matahari. Contoh: alga, tumbuhan berklorofil
.  Kemoautotrof, adalah organisme autotrof yang menggunakan
sumber energi dari hasil reaksi kimia. Contoh: bakteri nitrit dan nitrat.
b. Organisme heterotroph, merupakan organisme yang memperoleh
makanannya dari makanan yang telah dibentuk oleh organisme lain
dikarenakan tidak dapat rnembuat makanannya sendiri. Contoh: kupu-
kupu mengisap madu bunga.
Berdasarkan peranannya dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan
atas empat, yaitu:
1. Produsen, yaitu organisme yang berperan dalam menyediakan
makanan sehingga dapat mendukung kelangsungan hidup organisme
iain. Contoh: tanaman berklorofil, dan alga.

14
2. Konsumen, yaitu semua makhluk hidup yang tidak dapat
memproduksi makanannya sendiri. Berdasarkan tingkatannya daram
rantai makanan, konsumen dibagi menjadi tiga yaitu:
 Konsumen tingkat I (primer), yaitu orgarnisme yang memperoleh
energi langsung dari produsen memakan produsen). Contoh: belalang,
ulat.
 Konsumen tingkat II (sekunder), yaitu organisme yang memangsa
konsumen primer. Contoh: katak, burung pemakan ulat.
 Konsumen tingkat III (tersier), yaitu organisme yang memangsa
konsumen sekunder. Contoh: elang, harimau, singa. Berdasarkan jenis
makanannya, konsumen dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
 Herbivora, yaitu organisme pemakan tumbuhan. Contoh: ulat,
kambing, dan sapi.
 Karnivora, yaitu organisme pemakan daging. Contoh: harimau, singa,
dan ular
.  Omnivora, yaitu organisme pemakan segala, baik tumbuhan maupun
hewan lain. Contoh: kera, tikus, dan ayam.

3. Interaksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di sawah Ds.
Merjoyo, ditemukan berbagai macam interaksi di dalamnya. Interasi
tersebut meliputi interaksi makhluk antar makhluk hidup dan interaksi
antara makhluk hidup (biotik) dengan yang tak hidup (abiotik). Interaksi
antara makhluk hidup yang terjadi adalah ular,padi,dan tikus yang
merupakan rantai makanan pada sebuah ekosistem. Padi berperan sebagai
produsen yang menjai produk makanan tikus dan selanjutnya ular berperan
sebagai pemakan tikus. Ular tersebut kemudian dimakan oleh burung
kemudian burung tersebut akan diuraikan oleh pengurai.
Terdapat interaksi antara tanaman padi dan belalang. Pada ekosistem
sawah, interaksi antara padi dan belalangmenyebabkan terbetuknya rantai
makanan. Belalang menduduki posisi konsumen tingkat satu padaekosistem
sawah karena belalang memakan tanaman padi. Habitatnya adalah di sawah

15
dan relungnyaadalah di tanaman padi dan rumput. Selain sebagai
konsumen tingkat satu belalang juga menjadisumber energi bagi
predatornya, misalnya katak dan laba-laba. Oleh karena itu belalang
jugamembantu dalam menjaga keseimbangan antarorganisme yang ada di
sawah sehingga tidak terjadiledakan populasi (
Saroni, 2013. Padi dan jagung. Hubungan yang terdapat diantara keduanya
ialah netralisasi, dimana padi tidak mempengaruhi pertumbuhan padi dan
jagung tidak
mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung, meskipun keduanya berada d
alam satu ekosistem sawah, namun terdapat penyekat diantara kedua
tanaman tersebut .

4. Kondisi Lingkungan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, pada ekosistem
sawah Ds. Merjoyo, keadaan sawah di Ds. Merjoyo sangat subur.
Tanaman padi yang ditanam tumbuh dengan sangat baik. Kondisi tanah di
sana juga subur sehingga tumbuhan bisa tumbuh dengan baik. Tak hanya
itu aliran sungai di sana juga lancar tidak tercemar sampah sehingga
dimanfaatkan oleh para petani untuk mengairi sawah mereka.
Namun ada beberapa sawah yang kondisi tanahnyakurang subur karena
terlalu sering terkena obat kimia dari para petani, yang menyebabkan
musnahnya beberapa hewan di rantai makanan.

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasaran materi yang kami bahas diatas dapat disimpulkan bahwa ekosistem
terbagi menjadi tiga yaitu ekosistem alami, ekosistem buatan, ekosistem suksesi.
Ciri ciri ekosistem sawah adanya rantai makanan,biasanya ditumbuhi padi,
areanya berlumpur,ekosistem berada di daratan dengan permukaan yag rata.
Unsur unsur ekosistem yang ada di sawah dibagi menjadi 2 jenis yaitu unsur
biotik dan unsur abiotik.
Komponen biotik dibagi menjadi 3 yaitu produsen, konsumen, dan penguraian.
Komponen abiotik yang ada di sawah yakni tanah, air, cahaya, matahari dan
udara.

B. Saran
1. Sebaiknya pembangunan saluran air di perbaiki karena sering teradi
banjir akibat saluran air yang kurang memadai
2. Para petani pun sebaiknya jangan terlalu sering menggunakan pupuk
anorganik karena hal itu dapat merusak unsur tanah
3. Untuk pembangunan jalan menuju ke sawah sebaiknya di perbaiki

DAFTAR PUSTAKA

17
A Rusdina, 2015, Membumbikan Etika Lingkungan Bagi Upaya Membudayakan
Pengelolaan Lingkungan yang Bertanggungjawab, ISSN 1979-8911, Vol IX No 2

Irwan. (2014). Prinsip-prinsip Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya.

https://www.academia.edu/5030184/
EKOSISTEM_SAWAH_INTERAKSI_BIOTIK_ABIOTIKJakarta: Bumi Aksara.

http://www.talentaschool.sch.id:8250/talentapedia/storage/blog_file/
KOMPONEN%20EKOSISTEM.pdf

http://pintar.jatengprov.go.id/uploads/users/sukasmo/materi/
SMP_Rantai_Makanan_dan_Jaring__jaring_Makanan_2014-10-28/
Rantai_Makanan_dan_Jaring__jaring_Makanan.pdf

LAMPIRAN

18
19

Anda mungkin juga menyukai