DAN POPULASI
REDAKSIONAL
Pengarah :
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis :
Aris Triono Syahputra
Marie Elen Florence Tahitoe
Pengendali Mutu :
Winih Wicaksono
Penyunting :
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor :
Nur Aini Farida
Desain Sampul :
Sonny Rasdianto
Layout/Editing :
Ratna Murni Asih
Apfi Anna Krismonita
Rifda Ayu Satriana
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
iii
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
KATA PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bahan ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktif dengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rmempunyai guru-guru yang produktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
TEKNIK KONSERVASI
iv SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PRAKATA
PRAKATA
Penulis
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
v
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
KATA PENGANTAR................................................................................................ iv
PRAKATA.............................................................................................................. v
DAFTAR ISI........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................... x
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU........................................................................... xi
PETA KONSEP BUKU........................................................................................... xiii
APERSEPSI......................................................................................................... xiv
TEKNIK KONSERVASI
vi SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................115
GLOSARIUM......................................................................................................120
BIODATA PENULIS.............................................................................................121
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
vii
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
DAFTAR GAMBAR
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
ix
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
TEKNIK KONSERVASI
x SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PENGGUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku dengan judul Pembinaan Habitat dan Populasi ini diharapkan dapat
menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan
mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
xi
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
TEKNIK KONSERVASI
xii SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PETA KONSEP
PETA KONSEP BUKU BUKU
SEMESTER GASAL
SEMESTER GENAP
BAB V BAB VI
BAB IV
Restorasi dan Penangkapan
Stasiun Pakan
Manipulasi Habitat dan Penenangan
Satwaliar
Satwaliar Satwaliar
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
xiii
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
APERSEPSI APERSEPSI
Pada tahun 2018, Indonesia tercatat memiliki luas kawasan lindung dan
hutan konservasi sekitar 57 juta hektar yang terbagi menjadi hutan lindung seluas
29.661.015,37 hektar dan kawasan konservasi seluas 27.422.592 hektar (Badan
Pusat Statistik, 2020). Kawasan konservasi tersebut meliputi Kawasan Suaka Alam
(KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA). Kawasan hutan lindung dan kawasan hutan
konservasi merupakan habitat berbagai satwaliar dan tumbuhan.
Eksploitasi hutan secara tidak lestari dan alih fungsi hutan baik untuk
pemukiman, industri dan perkebunan serta kebakaran hutan merupakan penyebab
utama kerusakan hutan lindung dan kawasan konservasi di Indonesia. Kerusakan
hutan yang semakin parah menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem.
Terus meningkatnya kejadian konflik ruang antara manusia dan satwaliar merupakan
contoh nyata terganggunya keseimbangan ekosistem hutan. Kerusakan hutan yang
berdampak pada rusaknya habitat satwaliar juga menimbulkan permasalahan
persaingan dalam mendapatkan ruang untuk hidup dan berkembang biak antara
manusia dan satwaliar. Akhir dari konflik ini selalu menimbulkan kerugian pada kedua
pihak.
Oleh karena itu, dalam buku Pembinaan Habitat dan Populasi Jilid I ini
kalian akan mempelajari berbagai materi yang dapat kalian manfaatkan untuk
mengembangkan kompetensi di bidang Pembinaan Habitat dan Populasi. Materi
dalam buku ini dibagi menjadi dua semester dengan enam bab. Hal-hal yang dipelajari
dalam buku ini meliputi pengendalian vegetasi, habitat satwa liar, pengembangbiakan
tumbuhan pakan satwalair, stasiun pakan, restorasi dan manipulasi habitat serta
pengangkapan dan penanganan satwa liar.
TEKNIK KONSERVASI
xiv SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
BAB
PENGENDALIAN VEGETASI I
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
1
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
Istilah vegetasi cukup jarang didengar oleh masyarakat awam, bahkan seringkali
tidak diketahui artinya. Vegetasi adalah kumpulan dari beberapa tumbuhan. Bebera-
pa jenis tumbuhan tersebut biasanya hidup secara bersamaan pada suatu waktu dan
tempat tertentu. Dalam suatu vegetasi terdapat berbagai interaksi yang erat antara
individu penyusun vegetasi itu sendiri dengan organisme lainnya. Vegetasi menjadi
ciri dari suatu ekosistem tertentu. Misalnya, pada ekosistem sabana, maka vegetasi
yang dominan merupakan rumput-rumputan.
Contoh lain, yaitu pada ekosistem pegunungan, umumnya vegetasi didominasi
oleh pepohonan. Sedangkan pada ekosistem bakau, umumnya vegetasi berupa tana-
man yang tahan terhadap kadar garam yang tinggi.
Dalam ilmu ekologi, vegetasi merupakan istilah yang digunakan untuk menya-
takan keseluruhan komunitas suatu tumbuhan di suatu tempat tertentu, termasuk je-
nis flora penyusunnya maupun tutupan lahan yang dibentuknya. Vegetasi merupakan
komponen tumbuhan (biotik) yang menempati suatu ekosistem.
Sebenarnya banyak orang yang salah mengartikan istilah vegetasi dengan komu-
nitas tumbuhan. Namun, saat ini istilah vegetasi telah dibedakan berdasarkan karakter
floristik tertentu, sehingga arti vegetasi menjadi semakin sempit.
Vegetasi dan flora merupakan dua hal yang berbeda. Istilah flora hanya meru-
juk pada kekayaan jenis tumbuhan yang ada pada suatu wilayah tertentu, sedangkan
vegetasi lebih kompleks. Vegetasi lebih mendeskripsikan kekayaan bentuk kehidupan
meliputi struktur dan peridositas.
Vegetasi tersusun dari berbagai jenis tumbuhan pada suatu ekosistem dan dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Misalnya, seperti hutan hujan tropika, hutan
beriklim kering, hutan pegunungan, sabana pohon, sabana rumput, dan masih banyak
jenis vegetasi yang lainnya.
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
2 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
1. Padang Rumput
Padang rumput merupakan suatu wilayah atau area yang vegetasi atau tumbu-
hannya didominasi oleh vegetasi rerumputan. Padang rumput memiliki karakteris-
tik sebagai berikut :
a. Terletak di daerah tropis hingga sub tropis.
b. Memiliki curah hujan rendah berkisar antara 25 cm–50 cm per tahun.
c. Terletak di daerah basah
d. Berada di hamparan lahan yang datar atau sedikit berbukit
e. Penguapan tinggi
f. Terkadang terjadi kekeringan parah
g. Hewan didominasi oleh herbivora dan karnivora
h. Suhu yang dimiliki mirip dengan hutan gugur
i. Mempunyai pohon yang khas, misalnya akasia
2. Gurun
Gurun umumnya disebut dengan padang pasir dengan sifat udara yang
kering sehingga sedikit sekali flora dan fauna yang mampu hidup. Gurun adalah
memiliki curah hujan yang sangat rendah (< 250 mm/tahun). Gurun juga memiliki
perbedaan suhu yang sangat esktrem pada siang dan malam hari. Suhu udara di
gurun sangat panas pada siang hari bahkan dapat mencapai suhu 60 oC, sedangkan
pada malam hari suhu di gurun akan sangat dingin bahkan dapat mencapai hingga 0
o
C. Gurun menempati hampir ¼ daratan di planet bumi. Gurun dapat didefinisikan
lebih sederhana yaitu suatu daerah dengan hamparan pasir-pasir dan memiliki
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
3
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
curah hujan sangat rendah dengan perbedaan suhu udara yang sangat ekstrem
pada siang dan malam hari.
Di dunia terdapat beberapa gurun terbesar diantaranya adalah Gurun
Sahara di Afrika Utara, Gurun Sonora di Amerika, Gurun Gobi di Republik Rakyat
Cina, dan Gurun Kalahari di Afrika Tengah.
Gurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Memiliki hamparan pasir yang luas.
b. Memiliki curah hujan yang sangat rendah
c. Memiliki intensitas cahaya matahari yang sangat tinggi
d. Memiliki tingkat penguapan yang lebih tinggi dari curah hujan
e. Memiliki suhunya sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari
f. Gurun umumnya ditumbuhi flora yang memiliki daun kecil berbentuk duri
dengan akar yang panjang. Daun kecil berbentuk duri berfungsi mengurangi
penguapan sedangkan akar yang panjang memiliki fungsi untuk mencari air.
Air pada tumbuhan di gurun akan disimpan pada batang. Contoh Flora yang
mampu hidup adalah kaktus dan kurma.
g. Fauna yang mampu hidup di gurun umumnya berbentuk kecil seperti ular,
kadal, dan serangga-serangga kecil. Pada siang hari fauna ini akan bersembunyi
di lubang-lubang dan baru akan keluar untuk mencari makan pada malam hari.
Selain fauna kecil, terdapat fauna besar yang mampu hidup di gurun yaitu unta.
3. Tundra
Tundra merupakan suatu kawasan ekosistem yang sangat luas berupa
dataran tanpa pohon yang hanya ada di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Di
Kutub Utara, tundra terdapat di sekitar lingkar Artik dan Greenland. Sedangkan
di Wilayah Kutub Selatan, tundra terdapat di Antartika dan pulau-pulau kecil
disekitar Antartika.
TEKNIK KONSERVASI
4 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
5
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
4. Hutan basah
Ciri utama hutan basah adalah air yang tersedia sepanjang tahun dan
memiliki keanekaragaman pohon yang tinggi. Hutan basah dapat ditemukan di
seluruh dunia baik di daerah beriklim tropis maupun subtropis.
Iklim kering di daerah hutan basah sangat pendek, bahkan bebrapaa
diantaranya tidak pernah mengalaminya. Hutan basah memiliki curah hujan
sangat tinggi yaitu lebih dari 1200 mm per tahun. Hal ini menjadikan air selalu
tersedia terus-menerus sepanjang tahun. Curah hujan yang tinggi menjadikan
hutan basah selalu basah sehingga menjadikan hutan basah populer disebut
dengan everwet dan evergreen (selalu basah dan selalu hijau).
Selain itu, hutan basah dikenal sebagai hutan penghasil oksigen dan
penyimpan cadangan karbon dunia. Oksigen yang ada di dunia, sekitar 40 %
dihasilkan oleh hutan basah, sehingga hutan basah juga dikenal dengan paru-
paru dunia. Hutan basah harus dijaga keberadaannya karena kerusakan hutan
basah akan memberikan dampak yang besar terhadap ketersediaan oksigen
dan cadangan karbon di dunia. Kerusakan hutan basah juga dipastikan akan
menyebabkan peningkatan terhadap perubahan iklim secara global.
TEKNIK KONSERVASI
6 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
5. Hutan Gugur
Ciri utama hutan gugur adalah mengalami empat musim yaitu musim panas,
musim dingin, musim semi dan musim gugur. Pohon di hutan gugur mempunyai
ciri khas akan menggugurkan daun setiap musim gugur.
Di dunia, hutan gugur tersebar di lima benua yaitu Benua Eropa, Benua
Amerika, Benua Asia dan Benua Australia. Di Benua Eropa, hampir seluruh
hutannya akan meluruhkan daun pada saat musim gugur. Di Benua Amerika, hutan
gugur tersebar di ujung Selatan dan bagian Timur Benua Amerika. Di Benua Asia,
hutan gugur terdapat di hampir seluruh daratan Asia Tengah. Sementara di Asia
Timur, hutan gugur terdapat di di tiga negara yaitu Nagera China, Negara Korea
dan Negara Jepang. Sedangkan di Benua Australia, hutan gugur terdapat hampir di
seluruh daratan benua ini.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
7
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
6. Taiga
Hutan dalam bahasa Rusia disebut dengan taiga. Taiga hanya memiliki
satu jenis pohon seperti pinus, cemara, conifera dan yang lainnya, sehingga
sering disebut sesuai dengan jenis pohon yang hidup didalamnya. Misalnya taiga
pinus, merupakan sebutan taiga yang ditumbuhi oleh pohon pinus. Taiga banyak
ditemuikan di kawasan Negara Rusia dan Kanada.
TEKNIK KONSERVASI
8 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
e. Vegetasi hanya tumbuh sekitar 3 sampai 6 bulan setiap tahunnya, yaitu pada
musin panas
f. Memiliki perbedaan suhu yang ekstrim pada musim dingin dan musim panas
g. Hujan salju lebat pada musim dingin
h. Musim pada Bioma Taiga cukup unik, dimana musim dingin lebih panjang dan
musim panas lebih singkat.
i. Lantai hutan akan tertutup salju tebal hingga dua meter saat musim dingin
j. Penguapan air sangat rendah pada musim dingin
k. Pada musim panas suhu tertinggi hanya mencapai 21 oC, sedangkan suhu
terendah sekitar-7 °C
l. Pada musim dingin, suhu terendah dapat mencapai -54 °C dengan suhu
tertinggi sekitar -1 °C
m. Taiga merupakan kawasan resapan air, dengan kondisi tanah yang relatif asam
n. Vegetasi selalu berwarna hijau sepanjang tahun meskipun pada musim dingin
o. Memiliki keanekaragam jenis tumbuhan yang rendah, hanya dua atau tiga jenis
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
9
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
8. Stepa
Stepa dalam bahasa Inggris berarti padang rumput, yaitu dataran yang
sangat luas yang didominasi oleh rerumputan dari daerah tropis hingga daerah
subtropis dengan curah hujan rendah sehingga membentuk padang rumput.
Terbentuk secara alami oleh iklim karena curah hujan yang rendah (30 mm/
tahun). Hal ini menyebabkan stepa memiliki iklim yang kering, sehingga hanya
jenis tumbuhan rumput yang dapat bertahan hidup.
TEKNIK KONSERVASI
10 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
Ciri-ciri stepa :
a. Curah hujan tidak teratur (250-500 mm/tahun)
b. Saat musim panas suhu berkisar 19ºC – 30ºC. Sedangkan saat musim dingin
suhu berkisar 12ºC – 20ºC.
c. Memiliki perbedaan suhu udara yang ekstrem saat siang dan malam hari. Saat
siang, suhu udara dapat mencapai 45ºC dan di malam hari suhu udara dapat
mencapai 0ºC
d. Kelembaban udara pada bioma stepa sangat rendah dan memiliki laju
penguapan yang lebih cepat dari hujan
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
11
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.9 Vegetasi sebagai Sumber Pakan bagi Rusa dan Zebra
Sumber : https://www.merdeka.com/pendidikan/padang-rumput-yang-menarik-
beragam-kehidupan-di-sana.html
TEKNIK KONSERVASI
12 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
13
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
14 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar. 1.12 Invasi Tumbuhan Mantangan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Sumber : https://www.biodiversitywarriors.org/mantangan-jadi-rintangan.html
Gambar 1.13 Daun mantangan yang terserang ulat bulu (kiri); larva ngengat
bulu (O. celebica)
Sumber : Iswandaru dan Q. Ayunin, 2016
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
15
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
2. Pengendalian Mekanik
Pengendalian secara mekanik merupakan pengendalian yang dilakukan
menggunkan bantuan alat seperti golok, cangkul, sampai yang modern seperti
escavator.
3. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan pengendalian vegetasi pengganggu
menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida.
TEKNIK KONSERVASI
16 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
2. Pengendalian Mekanik
Sejak tahun 1989 sampai dengan tahun 2001 telah dilakukan
pemberantasan A. nilotica secara mekanik. Pada tahun 1989 sampai 1991,
pemberantasan secara mekanik hanya dilakukan dengan menebang tegakan
pohon A. nilotica. Pemberantasan dengan cara penebangan tersebut ternyata
tidak memberikan pengaruh terhadap pengurangan populasi akasia. Akan
tetapi malah sebaliknya, tunggak yang dipotong ternyata merangsang
pertumbuhan regenerasi vegetatif pada batang menjadi lebih cepat.
Dari pengalaman di atas, pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1993
pemberantasan secara mekanik diubah dengan melakukan pencabutan pohon
menggunakan katrol. Pemberantasan yang dilakukan cukup optimal untuk
membasmi A. nilotica, akan tetapi cara ini dinilai tidak efektif dan efisien
karena tidak sebanding antara jumlah pohon yang berasil dicabut dengan luas
areal target.
Pada tahun 1993-2000 upaya pembongkaran secara mekanik dilakukan
dengan alat bulldozer dan hasilnya cukup memusakan. Luas areal savana yang
berhasil dibuka mencapai 409,6 ha. Metode ini dianggap yang paling efektif
dan efisien jika dibanding dengan metode yang telah digunakan sebelumnya.
Meskipun demikian, ternyata metode ini memberikan dampak buruk terhadap
struktur tanah. Berat buldozer mengakibatkan permukaan tanah rusak. Selain
itu, biji yang jatuh saat pembukaan lahan tumbuh tidak terkendali. Selain itu
pembukaan lahan dengan bulldozer mengakibatkan permukaan tanah rusak.
Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim mikro dan menghadirkan
tipe komunitas yang berbeda. Kondisi ini dikhawatirkan akan mengakibatkan
semakin meluasnya pertumbuhan kelompok semak, sehingga mengakibatkan
kompetisi dengan rumput dalam memperoleh ruang hidup. Hal yang sangat
mengkhawatirkan lagi adalah tumbuhan semak ini tidak disukai oleh banteng
dan rusa.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
17
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Ikan gabus adalah salah satu contoh spesies invasif. Ikan gabus memiliki
bentuk tubuh menyerupai torpedo (mengecil ke arah ekor), memiliki sirip
punggung tunggal dan sirip anal yang panjang. Kepala kecil menyerupai ular
dengan mulut yang besar dan gigi yang tajam. Ikan gabus mampu tumbuh
hingga mencapai panjang 85 cm. Ikan gabus merupakan ikan predator dan
memiliki kemapuan adaptasi yang tinggi di berbagai kondisi lingkungan. Karena
TEKNIK KONSERVASI
18 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
CAKRAWALA
kemampuan adaptasinya yang tinggi, ikan ini mampu menyebar secara permanen
dan merubah keseimbangan ekosistem perairan. Ikan gabus merupakan ikan yang
rakus pemakan berbagai organisme perairan. Memiliki kemampuan bertahan
hidup dalam air dengan kandungan oksigen sangat rendah.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
19
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
TUGAS MANDIRI
Petunjuk
1. Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok (3-4 orang/kelompok)
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
Tugas
1. Temukan minimal 2 jurnal tentang pengendalian pengendalian vegetasi di
Kawasan Konservasi !
2. Temukan informasi mengenai cara dan proses pengendalian vegetasi pada
jurnal yang diperoleh!
3. Diskusikan cara dan proses pengendalian vegetasi yang digunakan!
4. Simpulkan hasil diskusi mengenai penerapan pengendalian vegetasinya!
5. Presentasikan hasil diskusi dan kesimpulan tentang cara dan proses
penerapan pengendalian vegetasi!
6. Buat laporan!
Petunjuk Pengerjaan
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini secara mandiri!
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
Soal
1. Apa yang dimaksud dengan vegetasi dan apa perbedaannya dengan
flora?
2. Jelaskan peranan vegetasi dalam ekologi satwa liar!
3. Berikan contoh asosiasi antara vegetasi dan satwaliar dalam kesatuan
ekosistem!
4. Mengapa pengendalian vegetasi yang invasif penting dilakukan?
5. Bagaimana cara mengendalikan spesies invasif di kawasan konservasi?
6. Sebutkan jenis-jenis alat yang digunakan dalam pengendalian secara
mekanik!
7. Sebutkan jenis alat dan jenis pestisida yang digunakan dalam
pengendalian secara kimiawi!
REFLEKSI
TEKNIK KONSERVASI
20 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
BAB
HABITAT SATWA LIAR II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang habitat satwa liar peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan pengertian habitat, tipe habitat, menjelaskan komponen
habitat, menjelaskan relung dan mampu menjelaskan pakan dan cover.
PETA KONSEP
Perbedaan Relung
Relung Pakan dan Cover
dan Habitat
HABITAT SATWA
LIAR
Komponen
Pengertian Tipe Habitat
Habitat
KATA KUNCI
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
21
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
Habitat merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin yang berarti
menempati. Habitat dapat didefinisikan sebagai tempat hidup suatu mahluk hidup dan
berkembang. Clements dan Shelford (1939) medefinisikan habitat sebagai lingkungan
fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies,
atau komunitas. Sedangkan bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai
kelompok spesies dan mereka berbagi habitat yang sama maka habitat tersebut
disebut sebagai biotop.
Menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1990, habitat merupakan lingkungan
tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang secara alami. Habitat yang
baik akan mendukung perkembangbiakan organisme yang hidup di dalamnya secara
normal.
Habitat juga diartikan sebagai suatu area ekologi atau lingkungan yang dihuni
oleh spesies tertentu dari hewan, tumbuhan, atau jenis lain dari organisme. Habitat
merupakan lingkungan alam di mana suatu organisme hidup, atau lingkungan fisik
yang mengelilingi populasi suatu spesies. Habitat merupakan organism-specific,
menghubungkan kehadiran spesies, populasi, dan individu (satwa dan tumbuhan)
dengan sebuah kawasan fisik dan karakteristik biologi.
Habitat merupakan tempat yang ditinggali oleh sekelompok spesies yang sama
sehingga membentuk jaringan-jaringan kehidupan yang ada. Suatu habitat terdiri dari
faktor fisik seperti tanah, kelembaban, sinar matahari dan lain-lain serta faktor-faktor
biotik, ketersediaan makanan dan adanya predator. Habitat berfungsi sebagai tempat
untuk hidup, tempat mencari makan, tempat berlindung dan tempat berkembang biak.
Alikodra mendefinisikan habitat sebagai kawasan yang terdiri dari komponen
fisik maupun abiotik yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat
hidup serta berkembang biaknya satwa liar.
TEKNIK KONSERVASI
22 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Tipe Habitat
Komponen-komponen yang mendukung suatu populasi satwa liar di suatu
habitat dikenal dengan istilah tipe habitat. Tipe habitat yang dibutuhkan oleh
suatu satwa dapat diidentifikasi melalui pengamatan fungsinya. Contohnya, tipe
habitat untuk mencari pakan, tipe habitat untuk berkembang biak dan yang lainnya.
Tipe habitat secara garis besar dibedakan menjadi empat tipe yaitu daratan,
perairan tawar, perairan payau, estuaria dan perairan bahari atau laut. Sedangkan
Kramadibrata (1996) mengelompokkan habitat berdasarkan waktunya menjadi 4
kelompok, yaitu :
1. Habitat konstan
Habitat konstan adalah habitat yang kondisinya secara konstan atau terus
menerus menuju ke suatu titik tertentu. Misalnya, habitat yang kondisinya
secara terus menerus relatif menjadi baik atau sebaliknya, habitat yang
kondisinya secara terus menerus menjadi kurang baik.
2. Habitat bersifat memusim
Habitat bersifat memusim adalah habitat yang sifatnya relatif teratur berganti-
ganti. Misalnya, saat waktu musim tertentu membaik dan saat waktu musim
tertentu menjadi kurang baik.
3. Habitat tidak menentu
Habitat ini bersifat tidak menentu dan susah untuk diprediksi. Karena habitat
dengan sifat ini mengalami perubahan yang bervariasi dengan cepat dalam
satu periode musim.
4. Habitat ephemeral
Habitat ini memiliki sifat periode kondisi yang baik relatif singkat yang
selanjutnya berubah menjadi kondisi kurang baik yang relatif lama.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
23
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
2. Pelindung (cover)
Pelindung (cover) merupakan segala tempat dalam habitat yang mampu
memberikan perlindungan bagi satwa dari cuaca dan predator, ataupun
menyediakan kondisi yang lebih baik dan menguntungkan bagi kelangsungan
kehidupan satwa.
TEKNIK KONSERVASI
24 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
25
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
3. Air (water)
Air dibutuhkan oleh satwa dalam proses metabolisme dalam tubuh satwa.
Kebutuhan air bagi satwa bervariasi, tergantung air dan/atau tidak tergantung
air. Ketersediaan air pada habitat akan dapat mengubah kondisi habitat, yang
secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh pada kehidupan
satwa.
Gambar 2.4 Beberapa satwa liar sedang minum air di Taman Nasional Tsavo, Kenya.
Sumber : https://kumparan.com/kumparannews/belajar-hidup-berdampingan-dari-
para-satwa-di-afrika
4. Ruang (space)
Ruang dibutuhkan oleh individu-individu satwa untuk mendapatkan cukup
pakan, pelindung, air dan tempat untuk kawin. Besarnya ruang yang dibutuhkan
tergantung ukuran populasi, sementara itu populasi tergantung besarnya satwa,
jenis pakan, produktivitas dan keragaman habitat.
TEKNIK KONSERVASI
26 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
C. Relung
Relung (Niche) dalam Ekologi merupakan sebuah istilah yang
menggambarkan posisi relasional dari sebuah populasi melalui ekosistem satu sama
lain. Relung ekologis menggambarkan bagaimana sebuah organisme atau populasi
menanggapi adanya pesaing (misalnya, ketika ada predator, parasit dan patogen
yang langka) dan bagaimana hal itu pada gilirannya mengubah faktor-faktor yang
sama (misalnya, bertindak sebagai sumber makanan bagi predator, bertingkah laku,
bereaksi, dan memangsa konsumen). Dalam suatu ekologi, setiap jenis tumbuhan
akan mempunyai relung ekologi sebagai landasan untuk memahami fungsi dari
suatu komunitas dan ekosistem dalam habitat yang sama. Peranan niche dalam
habitatnya, dalam jenjang makanannya yang berhubungan dengan pH tanah atau
iklim. Dalam ekosistem, berbagai jenis makhluk hidup lainnya dalam habitat dan
relung ekologi masing-masing hidup bersama dan berinteraksi.
Relung bukan konsep yang sederhana, melainkan konsep yang kompleks
yang berkaitan dengan konsep populasi dan komunitas. Relung ekologi merupakan
peranan total dari semua makhluk hidup dalam komunitasnya. Pengendalian
populasi tergantung pada tempat makhluk hidup berfungsi di habitatnya, bagaimana
cara hidup, atau peran ekologi makhluk hidup tersebut. Jadi pada dasarnya
makhluk hidup secara alamiah akan memilih habitat dan relung ekologinya sesuai
dengan kebutuhannya, dalam arti bertempat tinggal, tumbuh berkembang dan
melaksanakan fungsi ekologi pada habitat yang sesuai dengan kondisi lingkungan
(misalnya iklim), nutrien, dan interaksi antara makhluk hidup yang ada.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
27
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
28 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
dicerna tanpa menggangu kesehatan satwa. Zat pakan adalah bagian dari bahan
pakan yang dapat dicerna, dan dapat diserap serta bermanfaat bagi tubuh. Ada 6
jenis zat pakan yaitu: air, korbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin). Pakan
berdasarkan asalnya adalah nabati dan hewani, sedangkan pakan berdasarkan
sifatnya adalah hijauan dan konsentrat, kemudian pakan berdasarkan sumber zat
gizinya, yaitu sumber protein, mineral dan energi.
Secara sederhana pakan dapat diartikan sebagai bahan baku atau bahan
tambahan yang berasal dari sumber hayati, mineral yang dimanfaatkan satwa liar
untuk tumbuh dan berkembang. Pakan satwa liar dapat dibedakan atas :
1. Buah, biji dan nektar
2. Rumput dan pucuk daun, semak belukar
3. Daging
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
29
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
30 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
31
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
Selain pakan, satwa liar juga membutuhkan pelindung (cover) sebagai tempat
berlindung dan membesarkan anak. Cover adalah struktur lingkungan yang
dapat melindungi kegiatan reproduksi dan berbagai kegiatan satwa liar lainnya.
Keperluan suatu jenis satwa liar terhadap cover dapat bervariasi sesuai dengan
fungsinya (makan, istirahat dan bergerak), musim, kelas umur, jenis kelamin,
gangguan pemangsa atau penyakit dan keadaan geografis.
Berdasarkan peranannya yang berbeda-beda, pelindung (cover) dapat dibedakan
menjadi :
1. Pelindung sarang-sarang
2. Pelindung perkawinan
3. Pelindung wilayah peristirahatan
4. Pelindung dari serangan pemangsa/predator
5. Pelindung dari cuaca yang buruk
TEKNIK KONSERVASI
32 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
Beberapa contoh cover yang digunakan oleh satwa liar tersaji sebagai berikut :
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
33
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
LEMBAR PRAKTIKUM
1. Tujuan
Mengamati komponen habitat.
2. Alat dan Bahan
Alat
a. Seragam lapangan lengkap
b. Peralatan tulis
c. Alat dokumentasi
3. Petunjuk Praktikum
a. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3!
b. Jaga kebersihan lingkungan praktik!
c. Tidak ribut saat di lokasi praktik!
4. Langkah Kerja
a. Pilih lokasi praktik di halaman sekitar sekolah atau taman!
b. Amati dan catat apa saja komponen habitat yang ditemukan!
c. Buat laporan praktikum berdasarkan hasil pengamatan!
CAKRAWALA
TEKNIK KONSERVASI
34 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih lanjut tentang habitat satwa liar kalian
dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Silakan klik tautan di bawah
ini atau scan menggunakan QR Scanner dari Aplikasi QR Scanner di Smartphone
kalian untuk mengakses materi-materi di internet tentang habitat satwa liar.
https://saveforest.webs.com/habitat_burung.pdf
http://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/117/1175859897.pdf https://
www.atobasahona.com/2016/09/makalah-pengelolaan-satwa-liar.html
https://media.neliti.com/media/publications/231269-jenis-pakan-dan-daya-
dukung-habitat-rusa-39eeb2d3.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Relung_(ekologi)
http://www.pengertianku.net/2019/06/pengertian-habitat-jenis-dan-contoh-
habitat-di-sekitar-kita.html
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
35
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Petunjuk
1. Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok (3-4 orang/kelompok)
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
Tugas
1. Temukan minimal 2 jurnal tentang pengendalian pengelolaan habitat satwa
liar !
2. Temukan informasi mengenai cara dan proses pengelolaan habitat pada jurnal
yang diperoleh!
3. Diskusikan cara dan proses pengelolaan habitat yang digunakan!
TEKNIK KONSERVASI
36 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
TUGAS MANDIRI
Petunjuk Pengerjaan
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini secara mandiri!
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi.
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu.
Soal
1. Apa yang dimaksud dengan habitat dan relung?
2. Jelaskan tipe-tipe habitat satwaliar!
3. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen habitat satwaliar!
4. Jelaskan perbedaan habitat dan relung!
5. Apa yang dimaksud dengan pakan dan cover?
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab habitat satwa liar ini dan mengerjakan tugas
mandiri dan penilaian harian, cobalah refleksi diri Anda mengenai materi ini,
apakah masih ada yang belum dimengerti? Adakah yang masih ingin ditanyakan
pada guru pengampu? Jika iya, diskusikan dengan teman maupun guru Anda.
Sampaikan juga kekurangan atau kelebihan kegiatan pembelajaran bab ini
kepada guru pengampu untuk perbaikan kegiatan pembelajaran ke depan.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
37
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
BAB
III PENGEMBANGBIAKAN PAKAN SATWA LIAR
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENGEMBANGBIAKAN
PAKAN SATWA LIAR
Mengembangbiak-
Menanam Tumbu- Memelihara Tumbu-
kan Tumbuhan
han Pakan han Pakan
Pakan
KATA KUNCI
TEKNIK KONSERVASI
38 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
Pakan satwa liar adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada satwa liar
yang dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan satwa. Terdapat setidaknya enam
jenis zat yang harus terkandung dalam pakan satwa liar yaitu : air, karbohidrat, lemak,
protein, mineral, dan vitamin. Pakan berdasarkan asalnya dikelompokkan menjadi
pakan nabati dan pakan hewani, sedangkan pakan berdasarkan sifatnya terdiri dari
pakan hijauan dan pakan konsentrat. Sedangkan berdasarkan sumber zat gizinya
dibedakan menjadi pakan sumber protein, pakan sumber mineral dan pakan sumber
energi.
Hijauan merupakan salah satu sumber makanan satwa liar terutama satwa
pemakan tumbuhan. Pakan hijauan selain untuk kebutuhan pokok yaitu pertumbuhan
dan sumber tenaga, hijauan juga merupakan komponen penunjang produksi dan
reproduksi satwa liar. Jenis hijauan seperti rumput maupun kacang-kacangan
(leguminosa) dalam bentuk segar atau kering wajib tersedia dalam jumlah cukup
sepanjang tahun. Ketersediaannya penting karena kebutuhan pakan hijauan bagi satwa
liar pemakan ruminansia mencapai 70% dari total pakan. Hijauan yang disediakan
untuk ternak perlu memenuhi beberapa kriteria seperti disukai (palatable), mudah
dicerna, nilai gizi tinggi dan dapat segera berproduksi kembali setelah dimakan.
Hijauan pakan satwa liar pemakan tumbuhan dibagi kedalam dua bagian yaitu rumput-
rumputan dan leguminosa (semak dan pohon).
Penanaman hijauan pakan satwa liar biasanya dilakukan apabila jumlah pakan
hijauan di alam sudah tidak mencukupi. Biasanya penanaman dilakukan pada awal
musim penghujan. Sebelum dilakukan penanaman, maka perlu untuk memilih jenis
hijauan lokal yang paling baik adaptasinya terhadap iklim dan tanah setempat. Tidak
ada hijauan yang dapat tumbuh dengan baik di semua tempat. Ada yang tumbuh baik
pada tanah asam, lainnya tidak. Hijauan dapat bertahan hidup di daerah yang tidak
cocok baginya, namun pertumbuhannya tidak akan baik. Faktor iklim dan tanah yang
penting dan berpengaruh terhadap adaptasi hijauan adalah lamanya musim kemarau,
suhu, kesuburan tanah, pH tanah dan drainase.
Gambar 3.1 Kawanan Kerbau Liar di Savana Taman Nasional Baluran sedang merumput
Sumber : https://lifestyle.okezone.com/read/2018/08/17/406/1938101/5-padang-rumput-savana-di-
indonesia-yang-manjakan-mata-dan-bikin-instagram-kamu-makin-kece
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
39
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
40 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
41
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
42 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
b. Stek Batang
Stek batang merupakan cara perbanyakan vegetaif yang paling umum
digunakan. Stek batang berarti memotong bagian batang tumbuhan
untuk ditanam menjadi tumbuhan yang baru. Ciri-ciri tanaman yang
dapat dilakukan stek batang adalah potongan batang tumbuhannya
memiliki ruas-ruas atau memiliki mata yang kemudian dapat tumbuh
tunas baru. Batang yang akan dilakukan stek harus yang sudah tua jadi
tunas baru dapat tumbuh di bagian ruas-ruasnya. Batang tanaman yang
sudah dipotong hendaknya ditanam pada tanah yang gembur agar lebih
mudah tumbuh kemudian tanahnya juga harus cukup lembab. Berikut
adalah langkah-langkah melakukan stek batang :
1) Memilih bahan untuk stek dari percabangan yang tua dan berkualitas
baik
2) Potong menjadi beberapa bagian dengan ukuran pajang ± 30 cm,
diameter 3-5 cm.
3) Oleskan hormon perangsang pertumbuhan rootone –F bila diperlukan.
4) Tancapkan setiap potongan batang yang telah diolesi hormone
rootone-F pada polybag berisi media tanam atau bila langsung pada
tanah yang sebelumnya telah digemburkan.
5) Lakukan penyiraman 2 kali sehari.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
43
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
44 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
45
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 1
MENDESAIN PENGEMBANGBIAKAN TUMBUHAN PAKAN
1. Tujuan
Mendesain Pengembangbiakan tumbuhan pakan
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Seragam lapangan lengkap
2) Peralatan tulis
3) Peralatan menggembangbiakan tumbuhan pakan secara generatif dan
vegetatif
4) Alat dokumentasi
b. Bahan
1) Tumbuhan pakan satwa liar
3. Petunjuk Praktikum
a. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3!
b. Jaga kebersihan lingkungan praktik!
c. Tidak ribut saat di lokasi praktik!
4. Langkah Kerja
a. Buat kelompok berjumlah 4-5 peserta didik
b. Pilih lokasi praktik di kawasan sekitar sekolah atau lahan praktik khusus
pengembangbiakan tumbuhan pakan atau pada kawasan konservasi
terdekat dari sekolah
c. Lakukan kunjungan lapangan di lokasi praktik tersebut
d. Amati kawasan tersebut lokasi-lokasi yang membutuhkan
TEKNIK KONSERVASI
46 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
LEMBAR PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 2
MELAKUKAN PENGEMBANGBIAKAN TUMBUHAN PAKAN
1. Tujuan
Mengembangbiakan tumbuhan pakan
b. Bahan
1) Tumbuhan pakan satwa liar
3. Petunjuk Praktikum
a. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3!
b. Jaga kebersihan lingkungan praktik!
c. Tidak ribut saat di lokasi praktik!
4. Langkah Kerja
a. Buat kelompok berjumlah 4-5 peserta didik
b. Pilih lokasi praktik di kawasan sekitar sekolah atau lahan praktik khusus
pengembangbiakan tumbuhan pakan
c. Lakukan pengembangbiakan tumbuhan pakan secara generatif dan vegetatif
d. Setiap kelompok membuat dua (2) cara pengembangbiakan tumbuhan
pakan secara generatif mengunakan biji dan anakan alam
e. Setiap kelompok membuat pengembangbiakan tumbuhan pakan secara
vegetatif dengan cara stek batang.
f. Amati dan catat perkembangan pertumbuhannya selama 14 hari setiap pagi
dan sore hari
g. Buat laporan hasil praktikumnya
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
47
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
CAKRAWALA
KOLIBRI LEBAH
(Mellisuga helenae)
JELAJAH INTERNET
TEKNIK KONSERVASI
48 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
JELAJAH INTERNET
https://dosenbiologi.com/tumbuhan/perkembangbiakan-tumbuhan-secara-
generatif-dan-vegetatif
http://ksdae.menlhk.go.id/info/6755/penanaman-pakan-burung-maleo-di-sm-
bakiriang.html
http://ksdae.menlhk.go.id/berita/549/btn-ujung-kulon-tanam-tumbuhan-pakan-
badak-jawa-dalam-program-newtrees.html
RANGKUMAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
49
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
TUGAS MANDIRI
Petunjuk
1. Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok (3-4 orang/kelompok)
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi.
3. Jika masih mengalami kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
Tugas
1. Temukan minimal 2 jurnal tentang pengembangbiakan tumbuhan pakan
untuk satwa liar!
2. Temukan informasi mengenai cara dan proses pengembangbiakan tumbuhan
pakan untuk satwa liar pada jurnal yang diperoleh!
3. Diskusikan cara dan proses pengembangbiakan tumbuhan pakan untuk satwa
liar yang digunakan!
4. Simpulkan hasil diskusi mengenai pengembangbiakan tumbuhan pakan untuk
satwa liar!
5. Presentasikan hasil diskusi dan kesimpulan tentang cara dan proses
pengembangbiakan tumbuhan pakan untuk satwa liar!
6. Buat laporan!
PENILAIAN AKHIR
Petunjuk Pengerjaan
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini secara mandiri!
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
Soal
1. Apa yang dimaksud dengan pakan satwa liar?
2. Jelaskan cara pengembangbiakan tumbuhan pakan bagi satwa liar!
3. Jelaskan perbedaan cara pengembangbiakan tumbuhan pakan bagi satwaliar!
4. Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan dalam melakukan pemeliharaan
tumbuhan pakan dan cover (pelindung)!
5. Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan dalam melakukan penanaman
tumbuhan pakan dan cover!
REFLEKSI
TEKNIK KONSERVASI
50 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
51
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
10. Vegetasi merupakan salah satu komponen biotik yang membentuk habitat satwa
liar selain organisme mikro dan satwa liar itu sendiri. Vegetasi memegang peranan
penting dalam ekologi satwa liar yaitu sebagai
A. sumber pakan
B. tempat berlindung
C. tempat berkembangbiak
D. semua salah
E. semua benar
TEKNIK KONSERVASI
52 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
11. Cakupan habitat satwa liar meliputi sungai, danau, laut, rawa yang disebut aquatic
atau perairan dan hutan, savana, semak belukar yang disebut
A. Aquatik
B. Terrestrial
C. hutan
D. laut
E. danau
12. Cakupan satwa liar adalah mamalia, burung, amphibi, dan reptil yang juga disebut
sebagai organisme ………..
A. Makro
B. Mikro
C. Fauna
D. Sawaliar
E. Hewan
14. Binatang yang hidup di dalam ekosistem alam, dapat melakukan adaptasi dan
memanfaatkan lingkungan ini untuk memenuhi segala keperluan hidupnya.
Merupakan istilah dari …………..
A. Satwaliar
B. satwa
C. hewan
D. semua salah
E. semua benar
15. Pada jenis pinguin emperor Aptenodyes fosteri cover berfungsi untuk menjaga
tubuh dari suhu yang ekstrim. Pada satwa ini, covernya berupa ……
A. Goa
B. Liang
C. Hutan Alam
D. Semak
E. Kelompoknya
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
53
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
16. Kambing gunung memanfaatkan cover berupa pegunungan berbatu yang curam
hal ini didukung oleh …….
A. Bulu kaki yang lebat sehingga mudah mencengkeram bebatuan
B. Berat badan yang ringan, sehingga mudah memanjat pegunungan
C. Kuku kaki yang renggang dengan bantalan kasar di telapak kaki
D. Bulu dibadan yang sangat lebat
E. Banyaknya predator di pegunungan
21. Berikut ini merupakan hal yang tepat mengenai habitat adalah
A. Habitat hanya berfungsi untuk menyediakan energi
B. Gabungan sumber daya fisik dan biologi yang dibutuhkan untuk mendukung
ketahanan populasi
C. Habitat tidak dapat menopang seluruh kebutuhan dasar populasi
D. Satwaliar hanya membutuhkan pakan dalam habitatnya
E. Suatu habitat selalu dapat dimanfaatkan oleh beberapa jenis satwaliar
TEKNIK KONSERVASI
54 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
22. Lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang secara
alami adalah pengertian dari
A. Habitat
B. Vegetasi
C. Komunitas
D. Populasi
E. semua benar
24. Tersedianya akses baik dari komponen fisik maupun biologis yang dibutuhkan
oleh satwa liar disebut …………..
A. Daya dukung habitat
B. daya tampung habitat
C. Dukungan habitat
D. Penampungan habitat
E. Ketersedian habitat
25. Kebutuhan satwa liar dari komponen fisik dan biologis ada dalam haitat tetapi
tidak tersedianya akses disebut
A. Kelimpahan habitat
B. daya tampung habitat
C. Dukungan habitat
D. Penampungan habitat
E. Ketersedian habitat
26. Bahan baku atau bahan tambahan yang berasal dari sumber hayati, mineral yang
dimanfaatkan satwa liar untuk tumbuh dan berkembang disebut dengan
A. Pakan
B. Makanan
C. Biji
D. Buah
E. Bunga
29. Tumbuhan ini merupakan jenis pohon yang diintroduksi dari Afrika. Tujuan
introduksi tumbuhan ini adalah sebagai sekat bakar bila terjadi kebakaran. Ciri
khas tumbuhan ini adalah berduri tajam dan memiliki adaptasi yang sangat baik
dengan iklim E. Jenis apakah ini ...............
A. Acacia nilotika
B. Merremia peltata
C. Acacia decurrens
D. Calliandra
E. Passiflora foetida
Uraian
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Mengapa pengendalian vegetasi yang invasif penting dilakukan?
2. Bagaimana cara mengendalikan spesies invasif di kawasan konservasi?
3. Apa yang dimaksud dengan habitat menurut UU No. 5 tahun 1990?
4. Sebutkan jenis-jenis cover berdasarkan perannya bagi satwa liar!
5. Sebutkan jenis-jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan dan jenis satwa
liarnya!
TEKNIK KONSERVASI
56 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
BAB
STASIUN PAKAN SATWA LIAR IV
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang stasiun pakan satwa liar peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan pengertian stasiun pakan satwa liar, menjelaskan
prinsip stasiun pakan satwa liar, menjelaskan karakteristik stasiun pakan satwa
liar, menjelaskan cara pemeliharaan stasiun pakan dan menjelaskan dampak
negatif pembangunan stasiun pakan satwa liar.
PETA KONSEP
STASIUN PAKAN
SATWA LIAR
KATA KUNCI
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
57
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
Gambar 4.1 Kawanan Bekantan sedang makan di stasiun pakan yang disediakan pengelola
Sumber : https://sumbar.antaranews.com/nasional/berita/1135740/menyelamatkan-julia-
dan-cykita?utm_source=antaranews&utm_medium=nasional&utm_campaign=antaranews
Gambar 4.2 Kawanan Burung sedang makan di stasiun pakan yang disediakan pengelola
Sumber : https://andreakihlstedt.com/a-little-bird-told-me/
TEKNIK KONSERVASI
58 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
59
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
60 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
61
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
62 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
63
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
64 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
tidak sesuai jadwal, tidak memberikan obat pada burung yang sakit, tidak
memberikan waktu istirahat dan bermain, dan tidak memberikan pakan
kesukaannya (makanan pokok).
2. Lokasi Penempatan
a. Indoor
1) Terletak di lokasi yang strategis : stasiun pakan diletakkan di tempat
yang mudah terlihat dan mudah diakses/ditemukan oleh semua
pengunjung termasuk penyandang cacat.
2) Sediakan tempat duduk (seating) di sekitar stasiun pakan untuk
pengunjung yang ingin menghabiskan waktu yang lama untuk
mengamati burung.
3) Menyediakan binocular, dan bahan representative lainnya untuk
membantu anak2 dalam pengamatan burung sehingga mendapatkan
lokasi yang tepat untuk melihat burung yang sedang makan di stasiun
pakan.
b. Outdoor
1) Hindari penempatan stasiun pakan di lokasi pengunjung hilir mudik
(dekat pintu, dekat jalan dan lain lain) karena dapat mengganggu
burung mendekat.
2) Lingkungan stasiun pakan harus dilokalisasi dari pengunjung agar
tidak memberikan makanan yang tidak diperlukan dan mendesain
lingkungan sealami mungkin untuk menarik perhatian burung.
3. Pemeliharaan
a. Tetap membersihkan stasiun pakan selama musim penghujan/dingin
b. Menjaga pakan burung agar tetap kering
c. Setiap akan mengisi ulang pakan, bersihkan tepi stasiun pakan dan buang
pakan yang basah
d. Mencuci stasiun pakan secara teratur dan mengeringkannya
e. Membersihkan celah-celah stasiun pakan secara teratur
f. Sumber pakan didapatkan dari took/produsen yang terpercaya, periksa
segel pada kemasan pakan untuk menghindari jamur, kutu dan binatang
pengerat
g. Hindari menempatkan pakan langsung pada tanah, untuk menghindari
kontaminasi jamur, bakteri dan cacing
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
65
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 4.11 Elang Bondol mengais sisa-sisa makanan di tong sampah di Hutan
Kota Ketapang.
Sumber : https://www.kompasiana.com/pit_
kanisius/5ae966f9f133447c9b4cc782/pengunjung-dilarang-memberi-makan-
satwa-di-hutan-kota-ketapang
TEKNIK KONSERVASI
66 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
67
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
LEMBAR PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
MEMBANGUN STASIUN PAKAN
1. Tujuan
Membuat stasiun pakan satwa liar
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Seragam lapangan lengkap
2) Peralatan tulis
3) Gunting
4) Pisau cutter
5) Lem bakar
6) Binocular
7) Korek api.
8) Alat dokumentasi
9) Buku panduan identifikasi burung
b. Bahan
1) Botol plastik
2) Kawat / tali rafia
a) Biji-bijian
b) Kayu
c) Tallysheet
3. Petunjuk Praktikum
a. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3!
b. Jaga kebersihan lingkungan praktik!
c. Tidak ribut saat di lokasi praktik!
4. Langkah Kerja
a. Buat kelompok berjumlah 4-5 peserta didik.
b. Pilih lokasi praktik di kawasan sekitar sekolah atau pada kawasan
konservasi terdekat dari sekolah.
c. Lakukan kunjungan lapangan di lokasi praktik tersebut.
d. Amati kawasan tersebut lokasi-lokasi yang memungkinkan bias dibangun
stasiun pakan.
e. Buat desain stasiun pakan menggunakan botol plastik, lengkap dengan
lubang memasukan pakan dan ranting untuk bertengger
f. Isi stasiun pakan yang telah dibuat menggunakan biji-bijian
g. Ikatkan atau gantungkan stasiun pakan pada pohon atau semak belukar
yang telah ditentukan.
h. Lakukan identifikasi dan mendokumentasikan jenis burung yang
mendatangi atau menggunakan stasiun pakan.
i. Catat jenis, jumlah dan aktivitas burung yang menggunakan stasiun pakan
dalam tallysheet yang telah disediakan
j. Lakukan pengamatan pada pagi hari pukul 06.30 sampai dengan 09.00
dan sore hari pada pukul 15.00 – 17.00
TEKNIK KONSERVASI
68 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
69
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
CAKRAWALA
diberi makan, sebagian darah akan kembali ke perutnya untuk mencerna makanan.
Karena itu, warna mulut menganga yang lebih cerah, menandakan anak itu belum
mendapat makan. Teori lain mengatakan induk burung akan memberi makan anak
mereka dengan warna kerongkongan yang paling cerah saat paruhnya menganga
karena pertanda kesehatannya baik. Warna merah menandakan burung tersebut
punya perbandingan pigmen karotenoid (pigmen merah) yang tinggi, yang berarti
sistem kekebalannya kuat. Pilihan induk burung adalah melayani anak terkuat
yang akan memberikan harapan terbesar untuk melanjutkan garis keturunan.
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih lanjut tentang stasiun pakan satwa liar
kalian dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Silakan klik tautan
di bawah ini atau scan menggunakan QR Scanner dari Aplikasi QR Scanner di
smartphone kalian untuk mengakses materi-materi di internet tentang stasiun
pakan satwa liar.
http://www.nhptv.org/wild/birdfeeder.asp
https://www.artikelsiana.com/2015/07/pengertian-konservasi-insitu-eksitu-
contoh-contoh.html
https://goodsgn.com/gardens/gorgeous-25-bird-feeding-station-ideas-that-many-
birds-come-into-your-garden/
http://creekbed.org/bandh/station.htm
https://www.kompasiana.com/pit_kanisius/5ae966f9f133447c9b4cc782/
pengunjung-dilarang-memberi-makan-satwa-di-hutan-kota-ketapang
TEKNIK KONSERVASI
70 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Petunjuk
1. Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok (3-4 orang/kelompok)
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
Tugas
1. Buatlah kliping dari majalah atau internet mengenai contoh model stasiun
pakan satwa liar!
2. Temukan informasi mengenai prinsip dan karakteristik serta cara pemeliharaan
model stasiun makan tersebut !
3. Diskusikan mengenai prinsip dan karakteristik serta cara pemeliharaan model
stasiun makan tersebut!
4. Simpulkan hasil diskusi mengenai mengenai prinsip dan karakteristik serta
cara pemeliharaan model stasiun makan tersebut!
5. Presentasikan hasil diskusi dan kesimpulan mengenai prinsip dan karakteristik
serta cara pemeliharaan model stasiun makan tersebut!
6. Buat laporan!
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
71
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
Petunjuk Pengerjaan
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini secara mandiri!
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi.
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu.
Soal
1. Apa yang dimaksud dengan stasiun pakan satwa liar?
2. Jelaskan komponen stasiun pakan satwa liar dan fungsinya!
3. Jelaskan cara pembangunan dan pemeliharaan stasiun pakan di taman
nasional!
4. Jelaskan cara pembangunan dan pemeliharaan stasiun pakan di kebun
binatang!
5. Jelaskan cara menangani atau meminimalisir dampak negatif dari
pembangunan stasiun pangan!
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab stasiun pakan satwa liar ini dan mengerjakan
tugas mandiri dan penilaian harian, cobalah refleksi diri Anda mengenai materi ini,
apakah masih ada yang belum dimengerti? Adakah yang masih ingin ditanyakan
pada guru pengampu? Jika iya, diskusikan dengan teman maupun guru Anda.
Sampaikan juga kekurangan atau kelebihan kegiatan pembelajaran bab ini kepada
guru pengampu untuk perbaikan kegiatan pembelajaran ke depan.
TEKNIK KONSERVASI
72 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
BAB
RESTORASI DAN MANIPULASI HABITAT V
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
RESTORASI DAN
MANIPULASI
HABITAT
Pendekatan da-
Pengertian dan Tu- Pertimbangan
lam melaksanakan
juan Restorasi dan restorasi dan ma-
restorasi habitat
Manipulasi Habitat nipulasi habitat
satwaliar
KATA KUNCI
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
73
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
Menurut Statistik Kehutanan tahun 2014, luas hutan lindung dan konservasi di
Indonesia mencapai 40,5 juta hektar. Kawasan hutan lindung dan konservasi tersebut
termasuk cagar alam, suaka marga satwa, taman nasional, taman wisata alam, taman
hutan rakyat, taman buru dan lainnya yang merupakan habitat berbagai satwa liar
dan bergatu jenis tumbuhan alam. Di hutan lindung atau hutan konservasi dimaksud
merupakan habitat berbagai satwa liar seperti Orang Utan, Mawas, Harimau, Gajah,
Beruang, Badak, dan masih banyak satwa liar lainnya.
Berdasarkan Undang-undang, habitat satwa liar tersebut berada dan merupakan
Kawasan Lindung yang tidak boleh dikonversi ke penggunaan lainnya. Secara alamiah,
perilaku satwa liar adalah tidak mudah keluar dari zona nyaman habitatnya. Komunitas
Satwa liar bertahan tetap berada pada habitatnya secara turun temurun. Sehingga jika
ada satwa liar yang keluar dari habitatnya, berarti habitat mereka sudah tidak nyaman
lagi atau terganggu.
Terdapat empat penyebab utama mengapa satwa liar terancam sehingga sering
ditemukan di kawasan budidaya, yaitu :
1. Alih fungsi lahan akan mengakibatkan homerange (daerah jelajah) satwa liar
berkurang atau menyempit. Selain itu, alih fungsi lahan juga akan merngubah
perilaku satwa liar menjadi ketergantungan terhadap aktivitas manusia dalam
berladang dan berkebun. Ketergantungan ini menyebabkan satwa yang tinggal
mengalami kesulitan dalam mencari makan untuk bertahan hidup. Hal ini dapat
menyebabkan satwa menjadi lebih liar. Apabila mereka sudah mengalami kesulitan
untuk mencari makan di habitat alaminya, maka mereka akan mencari makanan
di daerah sekitar hutan bahkan ke pemukiman penduduk yang berada di sekitar
hutan.
2. Maraknya pembalakan pohon-pohon (logging) di dalam habitat satwa liar. Sejak
tahun 1970-an sampai sekarang hutan kita sudah habis dirambah pembalakan
kayu alam (legal dan illegal logging). Setiap tahun jutaan kubik kayu alam keluar
dari hutan termasuk dari habitat satwa liar.
3. Perburuan satwa liar (illegal hunting). Setiap tahun Kementerian Kehutanan
melaporkan ratusan perburuan illegal yang berhasil ditangkap, sedangkan yang
tidak tertangkap jauh lebih besar. Penemuan gajah mati namun gadingya sudah
hilang, bangkai harimau tanpa kulit yang ditemukan di hutan-hutan lindung.
Banyaknya kasus penyeludupan satwa-satwa liar yang dilindungi setiap tahun dari
berbagai daerah.
4. Kebakaran hutan lindung dan konservasi. Kementerian Kehutanan mencatat
bahwa setidaknya setiap tahun seluas 3-5 juta hektar hutan lindung/konservasi,
cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata terbakar.
TEKNIK KONSERVASI
74 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
75
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
TEKNIK KONSERVASI
76 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
Gambar 5.5 Satwa liar Orang Utan mati karena kebakaran hutan
Sumber : https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/11/151102_trensosial_
orangutan_kebakaranutan
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
77
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
dengan cara meningkatkan konektivitas habitat di daerah yang luas. Tujuan restorasi
juga dapat diturunkan dari gabungan sudut pandang ekologi, sosial, sejarah maupun
filosofi. Biasanya tujuan restorasi didefinisikan sebagai upaya mengembalikan kembali
suatu sistem dengan struktur atau komposisi yang seperti sebelumnya, berdasarkan
informasi sejarah atau referensi terkait.
Manipulasi habitat bertujuan untuk melestarikan populasi satwa liar tertentu
dengan cara-cara tertentu sesuai dengan prinsip ekologi. Misalnya rehabilitasi lahan,
penanaman jenis yang sama kembali (revegetasi), pembakaran dan membuat kolam
buatan.
TEKNIK KONSERVASI
78 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
79
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
akan direstrorasi, bagaimana kelas umur dan sex ratio-nya, serta bagaimana
karakter penyebaran populasi yang bersangkutan.
3. Fitness populasi
Fitness populasi (kesehatan populasi) mengacu pada genotype dan
phenotype yang diberikan lingkungan. Fitness populasi, digambarkan sebagai
kemampuan untuk bertahan hidup dan bereproduksi, dan ini tergantung
pada rata-rata kontribusi genetik yang diturunkan pada generasi selanjutnya.
Kesehatan individu dapat ditunjukkan melalui phenotype, yang dipengaruhi
oleh perkembangan lingkungan, sebagaimana perkembangan gen. Kondisi
ini dapat berbeda jika lingkungan berbeda.
4. Viabilitas populasi
Viabilitas populasi adalah sebuah kemungkinan bahwa populasi yang
terdistribusi dengan baik akan bertahan hidup pada masa mendatang
(biasanya dalam jangka waktu 1 abad atau lebih lama lagi). Populasi yang
terdistribusi dengan baik, mengacu pada kebutuhan yang digunakan untuk
menjamin bahwa individu-individu dapat berinteraksi dengan bebas pada
kondisi alaminya. Jangka waktu untuk menduga viabilitas populasi dapat
didasarkan pada sejarah hidup spesies yang bersangkutan, ukuran tubuh,
panjang usia dan terutama rentang waktu dalam satu generasi. Ilustrasinya
adalah, untuk menduga viabilitas gajah, rentang waktu yang dibutuhkan akan
lebih panjang dibandingkan jika akan menduga viabilitas populasi tikus.
Ada beberapa pertimbangan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan
restorasi dan manipulasi habitat satwa liar. Pertimbangan-pertimbangan
tersebut meliputi :
1. Penentuan target spesies yang direstorasi,
2. Penentuan elemen habitat kunci
3. Penilaian kondisi lanskap.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
TEKNIK KONSERVASI
80 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
Yang perlu ditekankan dalam restorasi dan manipulasi habitat adalah, tujuan
restorasi dan manipulasi habitat itu sendiri, yaitu untuk menjamin kelestarian
objek yang bersangkutan, bukan semata-mata hanya mengembalikan suatu
objek di suatu kawasan, tanpa mempertimbangkan keberlanjutannya.
Keterangan:
A, B dan C masing-masing adalah sub populasi dari jenis yang sama (misalnya populasi rusa di daerah A, B
dan C) yang dibatasi oleh penghalang tertentu, tetapi masih dapat saling berhubungan dengan adanya pola
aliran genetik antar sub populasi, kepunahan atau rekolonisasi. Kumpulan dari sub populasi A, B dan C secara
keseluruhan disebut metapopulasi jenis rusa.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
81
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
Struktur populasi, sangat terkait erat dengan rencana restorasi. Contohnya, jika
kamu berhadapan dengan kondisi metapopulasi, maka rencana restorasi yang
dilakukan perlu mempertimbangkan lokasi restorasi, yang memungkinkan
terjadinya dispersal. Jika jarak antar habitat terlalu jauh, maka kemungkinan
terjadinya kepunahan spesies dalam suatu lokasi (subpopulasi) akan semakin
besar (karena tidak terjadi dispersal atau rekolonisasi).
2. Penerapan Restorasi dan Manipulasi Habitat
Terdapat dua cara yang dapat dilakukan dalam melakukan restorasi dan
manipulasi habitat, yaitu: pendekatan top-down dan pendekatan bottom-up.
Pendekatan top-down, dilakukan dengan mengidentifikasi atau memfokuskan
perhatian pada lingkungan secara makro, lalu dilanjutkan pada lingkungan
mikronya. Sedangkan pendekatan bottom-up dilakukan secara sebaliknya.
Dalam banyak hal, yang lebih baik dilakukan adalah pendekatan secara
bottom-up.
TEKNIK KONSERVASI
82 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
MELAKUKAN MANIPULASI DAN RESTORASI HABITAT
1. Tujuan
Membuat sarang buatan
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Seragam lapangan lengkap
2) Peralatan tulis
3) Gunting
4) Pisau cutter
5) Lem bakar
6) Binocular
7) Korek api.
8) Alat dokumentasi
9) Buku panduan identifikasi burung
b. Bahan
1) Besek atau ceting plastik
2) Kawat / tali raffia
3) Jerami
4) Kayu
5) Tallysheet
3. Petunjuk Praktikum
a. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3!
b. Jaga kebersihan lingkungan praktik!
c. Tidak ribut saat di lokasi praktik!
4. Langkah Kerja
a. Buat kelompok berjumlah 4-5 peserta didik
b. Pilih lokasi praktik di kawasan sekitar sekolah atau pada kawasan
konservasi terdekat dari sekolah
c. Lakukan kunjungan lapangan di lokasi praktik tersebut
d. Amati kawasan tersebut lokasi-lokasi yang memungkinkan dapat
dibangun sarang buatan
e. Buat desain sarang buatan besek atau ceting plastik, buat empat lubang
pada kedua sisinya untuk mengikatkan tali
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
83
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
BERUANG KUTUB
(Ursus maritimus)
Beruang kutub hidup di daerah yang cukup dingin dan selalu tertutup oleh
salju sepanjang tahun. Oleh kerena itu, beruang kutub dilengkapi dengan lapisan
lemak yang sangat tebal yang terletak di bawah kulitnya. Lapisan lemak yang
TEKNIK KONSERVASI
84 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
CAKRAWALA
dimiliki oleh beruang kutub memiliki ketebalan kurang lebih 10 cm, sehingga
cukup untuk menahan panas tubuh. Selain itu, lapisan lemak tersebut berfungsi
sebagai mantel atau jaket alami agar beruang kutub tidak merasa kedinginan.
Tidak hanya itu saja, beruang kutub juga dilengkapi dengan bulu yang sangat
tebal, lebat, panjang serta halus sehingga saat beruang kutub berenang masuk ke
dalam air mereka tidak akan kedinginan dan ada satu hal unik yaitu bulu mereka
tidak akan basah sebab kulit mereka mempunyai kelenjar minyak yang membantu
tubuhnya tetap kering saat berenang.
Beruang kutub hanya hidup di Kutub Utara atau Benua Artik. Benua Artik
mempunyai suhu rata – rata pada musim dingin sekitar -34 oC bahkan bisa
mencapai -69 oC. Ketika musim dingin tiba, beruang kutub jantan akan sibuk
mencari makanan. Berbeda dengan beruang kutub jantan, beruang kutub betina
akan memilih untuk melakukan hibernasi saat musim dingin terutama bagi yang
sedang bunting.
JELAJAH INTERNET
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
85
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Petunjuk
1. Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok (3-4 orang/kelompok)
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi.
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu.
Tugas
1. Temukan sebuah kegiatan restorasi dan manipulasi sebuah habitat satwa liar,
dapat berbentuk video atau jurnal!
2. Temukan informasi mengenai pertimbangan dan pendekatan yang dilakukan
dalam melakukan restorasi dan manipulasi habitat satwa liar dalam video
atau jurnal tersebut!
3. Diskusikan informasi yang diperoleh!
4. Simpulkan hasil diskusi!
5. Presentasikan hasil diskusi dan kesimpulan!
6. Buat laporan!
TEKNIK KONSERVASI
86 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
Petunjuk Pengerjaan
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini secara mandiri
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
Soal
1. Apa yang dimaksud dengan restorasi dan manipulasi habitat?
2. Jelaskan perbedaan antara restorasi dan manipulasi habitat!
3. Jelaskan tujuan restorasi habitat dan manipulasi habitat satwa liar!
4. Jelaskan bagaimana hubungan antara restorasi habitat dan populasi satwa
liar!
5. Jelaskan pertimbangan-pertimbangan dalam melakukan kegiatan restorasi
dan manipulasi habitat!
REFLEKSI
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
87
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
BAB
VI PENANGKAPAN DAN PENANGANAN SATWA LIAR
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENANGKAPAN
DAN PENANGANAN
SATWALIAR
Perlengkapan da-
Prinsip Penangka-
lam Penangkapan Teknik Penanganan
pan dan Penanga-
dan Penanganan Satwaliar
nan Satwaliar
Satwaliar
KATA KUNCI
TEKNIK KONSERVASI
88 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENDAHULUAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
89
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
90 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
1. Jaring
Jaring merupakan salah satu alat yang penting dalam penangkapan satwa liar,
akan tetapi jaring yang baik sulit didapat. Jaring yang umumnya dijual terbuat
dari nilon kurang baik terutama untuk burung karena bisa menjerat kaki atau
sayapnya. Gunakan jaring yang terbuat dari bahan berupa kantung kain atau
kain kanvas sehingga hewan tidak terjerat. Salah satu sisinya mempunyai
bingkai yang cukup lebar tetapi terbuat dari bahan yang ringan.
2. Pole Syringe
Pole syringe adalah alat injeksi satwa yang dapat diperpanjang, sehingga
penggunaan mudah tanpa harus menyentuh satwa.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
91
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
92 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
5. Sarung tangan
Sarung tangan sebaiknya selalu digunakan bila memegang satwa liar, sebab
luka kecil saja pada tangan atau jari dapat menyebabkan infeksi. Sarung tangan
yang digunakan dalam penangkapan dan penanganan satwa liar umumnya
sarung tangan kulit yang fleksibel, kecuali untuk memegang burung-burung
pemangsa dan hewan penggigit harus menggunakan sarung tangan kulit yang
tebal.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
93
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
6. Plastic Tube
Platic tube merupakan wadah transparan yang dapat digunakan untuk
mengurung reptil.
7. Snake Tong
Snake tong atau snake grab merupakan alat bantu yang digunakan untuk
menangkap ular.
8. Snake hook
Sama dengan snake tong, snake hook merupakan alat bantu yang digunakan
untuk menangkat ular.
TEKNIK KONSERVASI
94 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
9. Peluru Bius
Peluru bius merupakan alat penangkapan satwa liar seperti injeksi yang berisi
bius. Bius ini berfungsi untuk melumpuhkan satwa liar ketika akan ditangkap
untuk sementara waktu.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
95
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2) Blowpipes
Blowpipes merupakan alat anestesi termurah dan dianggap paling
aman dalam RDAS. Tetapi blowpipes biasanya hanya digunakan pada
satwa dengan kisaran jarak antara 10-15 meter dan membutuhkan
keterampilan dan pengalaman yang baik.
3) Dart pistols
Dart pistols merupakan alat penembak bius yang akurat dan memiliki
jangkauan lebih jauh dibanding blowpipes (bisa mencapai 20 m).
Tetapi, harganya lebih mahal dan lebih membahayakan satwa target.
4) Dart Rifles
Dart rifles merupakan alat penembak obat bius yang memiliki jangkauan
akurat hingga 50 m. Akan tetapi, alat ini hanya dapat digunakan pada
situasi lokasi yang terbuka.
b. Anastesi
Anastesi adalah obat yang digunakan dalam menenangkan atau
melumpuhkan satwa liar. Karakterisktik obat yang digunakan harus :
1) Konsentrasinya cukup, sehingga dosisnya tidak berlebihan yang bisa
ditampung alat bius (biasanya kurang dari 3 ml)
2) Cocok untuk injeksi otot, dan tidak menimbulkan iritasi pada otot yang
terkena bius
3) Menghasilkan gejala ‘menenangkan’ yang cepat dan lembut dalam
melumpuhkan satwa target
4) Obat yang bersangkutan memiliki margin keamanan yang luas dan
memiliki dampak minimal pada sistem pernafasan. Perlu diketahui
bahwa, dalam penanganan satwa di alam, massa dan status kesehatan
satwa tidak diketahui hingga satwa tersebut dilumpuhkan.
5) Menyediakan pemulihan yang lembut dan cepat pasca pelumpuhan
c. Jenis obat yang biasa digunakan untuk pembiusan
1) Diazepam. Merupakan obat penenang yang digunakan secara luas,
khususnya untuk satwa yang ditangkap menggunakan tangan. Dosis
yang digunakan biasanya 0.5-1 mg/kg. Obat ini dapat digunakan
dengan aman dalam penggunaan jangka panjang.
2) Zoletil. Anestesi yang bereaksi cepat dalam merelaksasi otot dan
melumpuhkan. Pemulihannya cepat dan memiliki margin keamanan
yang baik. Banyak digunakan dalam penenangan satwa (bahkan satwa
besar).
3) Ketamine. Merupakan anestesi yang digunakan secara luas pada
berbagai spesies untuk merelaksasi otot. Namun ini harus digunakan
dengan hati-hati karena dapat menyebabkan hipotensi dan brakikardia
dan membahayakan satwa yang memiliki tekanan darah rendah.
4) Halothane. Anestesi yang digunakan secara luas. Penggunaannya
dengan cara dihirup melalui pernafasan. Obat ini dapat menyebabkan
kerusakan jantung dan hati jika berlebihan digunakan. Oleh sebab itu,
anestesi ini sebaiknya dihindari.
5) Isoflurane. Penggunaannya dengan cara dihirupkan. Merupakan
anestesi yang lambat larut dalam darah. Obat ini jarang digunakan
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
97
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
secara luas, karena mahal. Obat ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu
lebih stabil secara metabolis sehingga mengurangi keracunan organ,
proses induksinya cepat, relaksasi otot yang baik dan pemulihannya
baik. Biasanya digunakan pada satwa yang bernilai tinggi, khususnya
mamalia kecil dan burung. Namun, obat ini membutuhkan ketelitian
dan tidak boleh digunakan bersamaan dengan halothane.
6) Medetomidine. Biasa digunakan untuk berbagai satwa untuk prosedur
rutin seperti pelumpuhan, uji klinis, pengujian darah, operasi kecil
dan untuk pra anestesi. Obat ini biasanya bersinergi dengan ketamine
untuk menganestesi lebih dalam. Obat ini dapat menyebabkan
penurunan detak jantung dan suhu tubuh, sehingga satwa harus dijaga
kehangatannya hingga 12 jam setelah injeksi
(a) (b)
Gambar 6.14 Hoot net (a) dan Cast net (b)
Sumber : Iswandaru dan Ayunin, 2015
TEKNIK KONSERVASI
98 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
99
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
2. Kera Besar
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan penangkapan dan
penanganan kera besar.
a. Pertimbangan
Kera besar memiliki kecerdasan yang lebih baik jika dibandingkan
dengan primata berukuran medium. Satwa ini dapat membedakan antara
dokter hewan, atau peneliti yang akan mengobservasi atau melakukan
pembiusan. Mereka dapat mempersulit upaya penangkapan dengan
cara menutupi bagian-bagian tubuh yang menjadi target pembiusan
dengan menggunakan tangan, muka atau bayinya, dengan melemparkan
kotoran pada pengelola atau dengan berpindah/ bergerak dengan cepat.
Oleh sebab itu, sebelum melakukan penanganan, sebaiknya dilakukan
pengamatan sesering mungkin atau melakukan interaksi positif sebelum
melakukan pembiusan secara sembunyi-sembunyi menggunakan blow
pipe.
Upaya pembiusan harus dilakukan dalam waktu singkat. Jika berlarut-larut
akan menyebabkan satwa menjadi stres berat dan hiperaktif, meningkatkan
risiko hipertermia dan komplikasi lainnya. Jika penangkapan menjadi
terlalu dramatis, maka sebaiknya prosedur ini dihentikan atau ditunda.
Meski demikian, biasanya satwa yang bersangkutan akan lebih sulit lagi
untuk ditangkap di lain waktu.
Untuk mengangkut primata besar yang terbius, dapat digunakan tandu
(human stretcher) dengan jaring kuat yang dipasang di atasnya.
TEKNIK KONSERVASI
100 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
mengalir ke bawah. Tekuk kaki bagian atas di pinggul dan lutut untuk
menstabilkan posisi. Letakkan primata pada tandu yang kering dan lembut
(misal dilapisi sobekan kertas dan sejenisnya). Perlu diperhatikan bahwa
posisi ini juga diberlakukan pada saat pemulihan dari pembiusan.
b. Tindakan Pencegahan
Penempatan posisi primata besar tidak boleh salah. Hal ini karena primata
besar (gibbon, siamang dan kera besar) memiliki karakteristik morfologi
tertentu. Jika kebetulan satwa yang terbius tersebut sedang terinfeksi,
dan posisi pengangkutannya salah, maka infeksi tersebut (misalnya
nanah) dapat mengalir ke paru-paru. Selain itu, jika memungkinkan,
pelumpuhan primata ini juga harus mencegah satwa tersebut memanjat
pada ketinggian tertentu, yang bisa membahayakan mereka jika mereka
terjatuh saat kehilangan kesadaran.
c. Metode
Penangkapan kera besar biasanya ditujukan untuk berbagai prosedur
(percobaan), seperti penyuntikan insulin, pengumpulan sample darah
untuk penelitian dan lain sebagainya. Dalam penanganan kera besar,
biasanya digunakan bius untuk mencegah stress dan mengurangi risiko
cedera. Obat bius yang digunakan adalah tiletamine atau zolazepam
(dosisnya 2 hingga 3 mg/kg i/m). Bagi orang berpengalaman, obat
bius dapat ditembakkan dengan blow pipe. Namun, bagi yang belum
berpengalaman, dapat digunakan pistol bius. Penembakan bius diarahkan
pada massa otot yang besar, jauh dari pembuluh darah atau syaraf (hindari
daerah paha bagian atas atau dekat pangkal atas), serta hindari bagian
tubuh yang berbulu lebat.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
101
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK KONSERVASI
102 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
5. Reptil
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan penangkapan dan
penanganan reptil.
a. Pertimbangan
Respirasi pada reptil tergolong lambat, hanya satu atau dua tarikan nafas
per menit. Reptil tergolong satwa yang dapat menahan nafas dan detak
jantungnya sulit dideteksi. Pada ular, detak jantung dapat dideteksi di
lokasi 20-30 % panjang ular dari kepala.
Kedalaman anestesi pada reptil terkadang sulit dideteksi secara reliable.
Namun, biasanya dapat didekati dengan beberapa tanda-tanda, misalnya
ekor yang rileks, perubahan denyut jantung atau pernafasan, respon
terhadap rasa sakit, refleks pada kornea dan warna membrane mukosa
yang lebih pucat.
Untuk mendapatkan hasil induksi, perawatan dan pemulihan yang optimal,
serta untuk menjaga kesehatan satwa, anestesi sebaiknya dilakukan
temperatur yang sesuai (26-32 oC). Reptil sebaiknya dipuasakan setidaknya
24-48 jam sebelum anestesi, untuk mencegah pembusukan makanan yang
sudah ditelan, akibat berkurangnya aktivitas gastro intestinal. Perut yang
penuh juga menekan paru-paru atau menyebabkan muntah.
Reptil resisten mengalami hypoksia (nafas melambat atau berhenti saat
diberi anestesi yang mudah menguap). Sehingga anestesi semacam ini
kurang efektif. Kantung plastik/ masker wajah dapat digunakan untuk
memberikan anestesi semacam ini.
b. Tindakan Pencegahan
Perlakuan yang diterapkan bukan pada suhu yang ditetapkan, dapat
menyebabkan reptil mengalami infeksi serius dan cedera syaraf. Setiap
obat yang bersifat nephrotoxic, sebaiknya disuntikkan pada tulang rusuk
ketiga pada tubuh, sehingga jika terdapat potensi racun, tidak melalui
ginjal. Jangan memasukkan tabung endotrakeal terlalu dalam, karena
dapat memblokir akses ke paru-parunya.
c. Metode
Pembiusan dapat dilakukan dengan memberikan ketamin hidroklorida
dengan dosis 15-20 mg/kg. Induksi bisa memakan waktu 10-30 menit.
Pembiusan semacam ini cocok untuk jenis ular chelonians, ular yang agresif
atau yang berbisa. Kekurangan induksi ini adalah jika ular berukuran besar,
waktu induksinya bisa memakan waktu 30-60 menit, dengan pemulihan
sangat lama. Terkadang dapat terjadi kekakuan otot atau kejang otot. Efek
samping ini bisa diatasi dengan diazepam (tetapi konsekuensinya dapat
memperdalam dan memperpanjang anestesi).
Obat lain yang dapat digunakan adalah tiletamine/zolazepam (dosis 10-30
mg/kg i/m). Obat ini lebih disukai karena lebih baik dalam hal relaksasi.
Tetapi, obat ini susah dalam penyimpanannya. Jika sudah dibuka, obat ini
hanya bertahan 4-5 hari dan harus disimpan dalam lemari pendingin dan
dalam kondisi gelap.
Anestesi juga dapat dilakukan dengan isoflurane. Karena reptile dapat
menahan nafas untuk beberapa saat, maka anestesi dengan cara ini dapat
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
103
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
MATERI PEMBELAJARAN
memakan waktu lebih lama. Jenis-jenis reptil yang dapat dibius meliputi:
beberapa chelonians, kadal, ular dan buaya kecil.
6. Penangkapan Menggunakan Umpan dan Aroma
Kesuksesan operasi penangkapan biasanya tergantung pada kesesuaian
perangkap atau bau-bauan yang dapat menarik satwa dalam perangkap.
Sejumlah besar bahan makanan lokal, makanan komersial, makanan buatan
hingga aroma, telah dipersiapkan sebagai pemikat. Sayangnya, tidak semua
jenis pemikat ini dapat digunakan pada berbagai macam satwa. Oleh sebab
itu, seorang ahli biologi harus menguji beragam jenis pemikat ini, hingga
menemukan jenis pemikat yang sesuai bagi satwa tertentu.
a. Umpan
Beberapa jenis umpan yang bisa digunakan untuk memikat (memerangkap)
satwa tangkapan :
Tabel 6.2 Jenis satwa dan jenis umpan
Jenis Satwa
No Jenis Umpan
Target
1 Carnivora Ternak domestik
2 Rusa Buah-buahan, tanaman legume, garam-
garaman (mengasin)
3 Burung Jagung, sorgum, gandum, biji-bijian
4 Rodensia Selai kacang yang dioleskan pada kapas
Sumber: Iswandaru dan Ayunin, 2015
b. Bau-bauan
Beberapa jenis bau-bauan sudah lama terbukti berhasil digunakan untuk
memerangkap satwa. Beberapa jenis bau-bauan yang digunakan antara
lain :
Tabel 6.3 Jenis satwa dan jenis umpan bau-bauan
No Jenis Satwa Target Jenis Umpan
1 Coyote Bulu atau urine coyote, bau
kotoran, minyak ikan, dan gliserin
(agar baunya lebih tahan lama),
telur busuk, daging yang mulai
membusuk, trimetylamonium
decanoate (TMAD)
2 Carnivora Aroma daging (ikan, ternak atau
daging sapi)
3 Canidae (sejenis anjing) Telur, produk telur yang
terfermentasi
4 Mamalia Aroma tumbuh-tumbuhan
Sumber: Iswandaru dan Ayunin, 2015
TEKNIK KONSERVASI
104 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
CAKRAWALA
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
105
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Petunjuk
1. Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok (3-4 orang/kelompok)
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
Tugas
1. Temukan sebuah video yang memuat mengenai kegiatan penangkapan dan
penanganan satwa liar di internet!
TEKNIK KONSERVASI
106 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
TUGAS MANDIRI
Petunjuk Pengerjaan
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini secara mandiri
2. Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
3. Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
Soal
1. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik dalam penanganan satwa liar!
2. Apa yang dimaksud anestesi itu?
3. Sebutkan dan jelaskan 5 jenis obat yang digunakan untuk melakukan
pembiusan satwa hasil tangkapan!
4. Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan penangkapan dan penanganan
reptil!
5. Jelaskan kemungkinan yang akan terjadi ketika menangkap primata!
REFLEKSI
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
107
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENILAIAN AKHIR PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP
SEMESTER GENAP
Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Seperangkat alat yang di letakkan di atas tanah atau digantung berfungsi sebagai
tempat makanan/pakan dengan tujuan menarik perhatian satwa liar dikenal
dengan istilah..
A. stasiun makan
B. stasiun makanan
C. stasiun pakan
D. semua salah
E. semua benar
2. Penempatan stasiun pakan dapat dijangkau oleh satwa, berada pada daerah
jelajah satwa, berada pada jalur migrasi satwa, dan dekat dengan sumber air. Hal
tersebut merupakan salah satu prinsip pemeliharaan stasiun pakan yaitu dalam
hal….
A. memberikan manfaat secara ekologi bagi satwa liar yang terancam
populasinya di alam
B. menempatan stasiun pakan pada lokasi yang strategis
C. mengetahui jenis, jumlah dan variasi pakan satwa liar yang menjadi target
operasi
D. seaseonal/musiman, artinya tidak setiap waktu digunakan untuk satwa liar
di alam
E. mempersempit daerah jelajah (home range)
3. Proses pemulihan habitat satwa liar kekeadaan seperti keadaan semula adalah…
A. Manipulasasi habitat
B. Restosasi habitat
C. Habitat buatan
D. Pengelolaan habitat
E. Perbaikan habitat
4. Proses pembuatan kondisi suatu habitat yang menyerupai kondisi habitat asli
adalah…
A. Manipulasasi habitat
B. Restosasi habitat
C. Habitat buatan
D. Pengelolaan habitat
E. Perbaikan habitat
5. Dalam penangkapan satwa liar secara fisik , peralatan yang digunakan adalah…
A. Halothane
B. Blowdart
C. Jaring dan umpan
D. Blowpipe
E. Dart pistol
TEKNIK KONSERVASI
108 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
6. Sekelompok organisme dari species yang sama yang secara kolektif menempati
ruang atau tempat tertentu dan waktu tertentu adalah pengertian….
A. Habitat
B. Ekologi
C. Populasi
D. Restorasi
E. Ekosistem
9. Membawa satwa liar dari suatu tempat ke tempat lain untuk suatu keperluan
adalah kegiatan…
A. Pembinaan satwa
B. Penjarangan satwa
C. Transportasi satwa
D. Perburuan satwa
E. Penangkaran satwa
10. Sebelum melakukan perlakuan tertentu, biasanya satwa liar ditempatkan dalam
……… untuk memudahkan penyuntikan atau pengukuran.
A. Ruang gelap
B. Kandang himpit
C. kurungan luas
D. Ruang isolasi
E. Ruang pemeriksaan
11. Hal-hal yang dapat menurun akibat pemberian pakan melalui stasiun pakan,
kecuali:
A. Populasi satwa
B. Penyakit
C. Kewaspadaan satwa
D. Hewan pengerat
E. Kutu
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
109
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
12. Jika ternyata satwa liar berlebih atau mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan satwa lain maka harus dilakukan kegiatan….
A. Kontrol satwa liar
B. Manipulasi satwa liar
C. Inventarisasi satwa liar
D. Monitoring satwa liar
E. Pemulihan satwa liar
13. Kematian satwa liar dapat menyebabkan turunnya populasi, satwa yang mati
tertimbun tanah longsor, tertimpa batu, dan infeksi adalah kematian yang
disebabkan oleh…
A. Keadaan alam
B. Kecelakaan
C. Perkelahian
D. Aktifitas manusia
E. Perubahan iklim
14. Berikut ini yang bukan merupakan aktivitas manusia yang berpengeruh terhadap
perilaku satwa liar adalah …
A. Pengelolaan lahan dengan kearifan local
B. Penambangan
C. Program transmigrasi
D. Pertanian skala besar
E. Pembalakan liar
16. Contoh satwa liar yang metabolisme tubuhnya paling lambat dan membutuhkan
cover untuk menjaga suhu tubuhnya adalah…
A. Rusa
B. Monyet ekor panjang
C. Burung Elang
D. Ular
E. Burung merak
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
18. Seekor harimau yang lepas dari kandangnya, ditangkap oleh petugas kebun
binatang dengan menggunakan jarring perangkap dan kurungan. Teknik
penangkapan ini tergolong jenis penanganan….
A. Kimia (RDAS)
B. Anestesi
C. Fisik
D. Manual
E. Mekanis
19. Pasca kebakaran pada suatu kawasan hutan, pengelola kawasan melakukan
restorasi dengan mempertimbangkan berapa banyak individu yang akan
direstorasi, bagaimana kelas umur, sex ratio, dan karakter penyebaran populasinya.
Pertimbangan yang digunakan adalah ……..
A. Fitness populasi (tingkat keseseuaian hidup berhubungan dengan genetis/
genetika)
B. Viabilitas populasi (daya tahan hidup suatu populasi)
C. Struktur populasi (tahapan hidup suatu jenis fauna/satwa)
D. kondisi tanaman
E. Semua Benar
20. Pemberian pakan dengan menggunakan stasiun pakan memiliki manfaat secara
ekologi yaitu…
A. Satwa mudah diamati
B. Mempertahankan keseimbangan ekosistem
C. Satwa mudah diidentifikasi
D. Pakan mudah didapatkan
E. Satwa berubah perilaku
21. Salah satu dampak dari pemberian pakan dengan stasiun pakan adalah perubahan
pola hidup satwa, contoh perubahan tersebut adalah…
A. Monyet ekor panjang tidak lagi takut pada manusia
B. Perubahan waktu makan harimau menjadi siang hari
C. Rubah menjadi lebih agresif terhadap Rubah lain
D. Rusa menjadi mudah ditangkap
E. Jerapah semakin emnurun daya tahan tubuhnya
22. Berikut yang tidak tepat mengenai pengertian manipulasi habitat adalah…
A. Upaya manusia untuk mengontrol habitat satwa liar
B. Kontrol energi satwa liar dengan menggunakan energy dari kawasan tersebut
C. Energi untuk manipulasi habitat berasal dari sumber alami
D. Upaya manusia untuk meperbaiki satwa liar
E. Energi untuk manipulasi habitat berasal dari sumber buatan
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
111
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
23. Salah satu factor yang perlu diketahui dalam restorasi habitat adalah factor spasial
dan geografi . Berikut ini yang termasuk factor spasial dan geografi adalah…
A. Penyebaran satwa liar, topografi, jenis flora dan fauna, jenis tanah, sumber-
sumber mineral
B. Jumlah populasi, kelas umur, sex ratio, natalitas dan mortalitas
C. Genothype dan phenotype satwa liar
D. Sejarah hidup species, ukuran tubuh, panjang usia, dan trauma rentang waktu
dalam satu generasi
E. Kesehatan dan viabilitas populasi
24. Penangkapan dan penanganan satwa liar harus meminimalisir stress pada satwa,
agar…
A. Satwa segera tidak sadarkan diri
B. Satwa makin lincah bergerak
C. Satwa menunjukkan interaksi pada manusia
D. Perilaku satwa tidak berubah
E. Tidak membahayakan manusia
25. Yang bukan merupakan risiko yang kerap muncul dalam pembiusan satwa liar
adalah…
A. Hyperthermia
B. Kegagalan pernafasan
C. Perdarahan
D. Kerusakan organ
E. Kejang otot
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
C. 55,7 %
D. 55,8 %
E. 55,9 %
27. Seekor tarsius (primata kecil) yang berada di pemukiman penduduk ditangkap
dan akan dikembalikan kehabitatnya. Metode yang sesuai untuk menangani
penangkapan satwa tersebut adalah…
A. Squeeze Cage (Kandang Kecil)
B. Kimia (Remote Drug Administration system)
C. Human Stretcher (Pertolongan Darurat Dengan Tandu)
D. Dart Rifles (Menggunakan Senjata)
E. Dart Stringe (Menggunakan Injeksi)
28. Seekor orang utan yang masuk kewilayah perkebunan sawit ditangkap dan
dikembalikan ke habitat asalnya dengan menggunakan metode….
A. Squeeze cage
B. Hope neet
C. Cast net
D. Human Stretcher
E. Dart
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
113
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
Uraian
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
TEKNIK KONSERVASI
114 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
Adinaya, G.B. 2019. Mengagumkan, Tanaman Ternyata Punya Perasaan dan Mampu
Membedakan Pemakan Mereka. [internet]. Tersedia di : https://jogja.
tribunnews.com/2019/03/18/mengagumkan-tanaman-ternyata-punya-
perasaan-dan-mampu-membedakan-pemakan-mereka?page=2
Alikodra, 2002. Pengelolaan Satwa Liar, Jilid 1. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan
IPB. Bogor.
Amanda, F. 2018. Kambing Gunung, Kambing Tercepat dan Terbesar di Pegunungan
Terjal. [internet]. Tersedia di : https://bobo.grid.id/read/08880907/kambing-
gunung-kambing-tercepat-dan-terbesar-di-pegunungan-terjal?page=2
Anonimus. 2019. Cara Menjinakan Dan Merawat Burung Elang Dengan Mudah.
[internet]. Tersedia di : http://ternakberkualitas.com/cara-menjinakan-dan-
merawat-burung-elang-dengan-mudah/
Anonimus. 2018. Cara Mudah Menanam Jagung dari Biji Agar Cepat Tumbuh. [internet].
Tersedia di : https://bibitbunga.com/cara-mudah-menanam-jagung-dari-
biji/
Anonimus. 2018. Lebah-Apis-Mellifera-sedang-Menghisap-Nektar-Bunga-Bina-Apiari-
Indonesia. [internet]. Tersedia di : https://madubinaapiari.co.id/proses-
nektar-menjadi-madu-murni/lebah-apis-mellifera-sedang-menghisap-
nektar-bunga-bina-apiari-indonesia/
Anonimus. 2018. Ayat, A. 2018. Melestarikan Burung Secara Liar. [internet]. Tersedia di
: https://www.forestdigest.com/detail/165/melestarikan-burung-secara-liar
Anonimus, 2010. Teknik Pengelolaan Satwa Liar, dalam Rangka Mempertahankan
Keanekaragaman Hayati Indonesia. IPB Press. Bogor.
Antara. 2016. Polhut Maluku Utara Antisipasi Illegal Logging. [internet]. Tersedia di
: https://www.beritasatu.com/nasional/395968/polhut-maluku-utara-
antisipasi-illegal-logging
Arencibia, H.2019. Giraffes Feeding at Feeding Station in Wildlife Park. [internet].
Tersedia di : https://www.dreamstime.com/royalty-free-stock-image-
giraffes-feeding-station-image16901386
Badan karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. 2011. Ikan
Gabus. {internet]. Tersedia di : http://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/ias/
ias_dtl/41
Badan Pusat Statistik. 2019. Luas Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi
Perairan Indonesia Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan s.d. Desember 2017. https://www.bps.go.id/
statictable/2013/12/31/1716/luas-kawasan-hutan-dan-kawasan-
konservasi-perairan-indonesia-berdasarkan-surat-keputusan-menteri-
lingkungan-hidup-dan-kehutanan-s-d-desember-2017.html
Balai Konservasi Sumberdaya Hutan. 2019. Penanaman Pakan Burung Maleo di Suaka
Margasatwa Bakiriang. [internet]. Tersedia di : http://ksdae.menlhk.go.id/
info/6755/penanaman-pakan-burung-maleo-di-sm-bakiriang.html
Balai Taman Nasional Baluran. 2018. Peningkatan Kapasitas Kelompok Masyarakat
dalam Pengendalian Acacia nilotica di Taman Nasional Baluran. [internet].
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
115
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
DAFTAR PUSTAKA
Tersedia di : http://ksdae.menlhk.go.id/info/4653/peningkatan-kapasitas-
kelompok-masyarakat-dalam-pengendalian-acacia-nilotica-di-taman-
nasional-baluran.html
Balai Taman NAsional Ujung Kulon. 2017. BTN Ujung Kulon Tanam Tumbuhan Pakan
Badak Jawa Dalam Program Newtrees. [internet]. Tersedia di : http://ksdae.
menlhk.go.id/berita/549/btn-ujung-kulon-tanam-tumbuhan-pakan-badak-
jawa-dalam-program-newtrees.html
Basyuni, M. 2002. Panduan Restorasi Hutan Mangrove yang Rusak Degrateed. www.
library.usu.ac.id.
BBC NEWS Indonesia. 2017. Hewan-Hewan dengan Selera Makan Luar Biasa. [internet].
Tersedia di : https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-39613582
BOS Fundation. 2018. Selebriti Nasional Membantu Melepasliarkan Orangutan.
[internet]. Tersedia di : http://orangutan.or.id/id/selebriti-nasional-
membantu-melepasliarkan-orangutan/
CNN Indonesia. 2019. Berkenalan dengan Suku Asli di Gurun Sahara.
[internet]. Tersedia di : https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20190506114921-269-392231/berkenalan-dengan-suku-asli-di-
gurun-sahara
Constable, H. 2017. Negara yang Punya Terlalu Banyak Gajah. [internet]. Tersedia di :
https://www.bbc.com/indonesia/vert-earth-38824038
Curtis, R. 2019. Gorgeous 7+ Bird Feeding Station Ideas That Many Birds Come Into Your
Garden. [internet]. Tersedia di : https://goodsgn.com/gardens/gorgeous-25-
bird-feeding-station-ideas-that-many-birds-come-into-your-garden/
Deygout, C., et al. 2009. Modeling The Impact Of Feeding Stations On Vulture Scavenging
Service Efficiency. Journal homepage: www.elsevier.com/locate/ecolmodel
vol. 220 : 1826-1835.
Ekor9.com. 2017. Apa Makanan Cheetah? Benarkah Menyerang Manusia. [internet].
Tersedia di : https://www.ekor9.com/makanan-cheetah-menyerang-
manusia/
Fahrizal. 2019. Cara Menanam Rumput Odot yang Baik untuk Pakan Ternak. [internet].
Tersedia di : https://medium.com/@fahrizalw0/cara-menanam-rumput-
odot-yang-baik-d299aa30ef6
Fersterer, P., et al. 2001. Effect Of Feeding Stations On The Home Ranges Of American
Black Bears In Western Washington. Jurnal Feeding Stations Effect on Bears
Movement Vol. 12: 51-54.
Fowler, M.E. 2008. Restraint and Handling of Wild and Domestic Animals. First Ed.
Blackwell Publishing. State Avenue IOWA. USA.
Haryati, S. 2019. Menyelamatkan Julia dan Cykita. [internet]. Tersedia di : https://
sumbar.antaranews.com/nasional/berita/1135740/menyelamatkan-
julia-dan-cykita?utm_source=antaranews&utm_medium=nasional&utm_
campaign=antaranews
Indrawan, M., et al. 2012. Biologi Konservasi, Edisi Revisi. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, Conservation International-Indonesia, Pusat Informasi
Lingkungan Indonesia, WWF-Indonesia, Uni Eropa, Yayasan Bina Sains
Hayati Indonesia (YBSHI). Jakarta.
TEKNIK KONSERVASI
116 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
DAFTAR PUSTAKA
International Animal Rescue. 2015. Nasib Pilu 14 Orang Utan yang Diselamatkan
dari Kebakaran Hutan di Kalimantan. [internet]. Tersedia di : https://www.
bbc.com/indonesia/majalah/2015/11/151102_trensosial_orangutan_
kebakaranutan
Iswandaru dan Ayunin, 2015. Pembinaan Habitat dan Populasi. Kementerian
Kehutanan Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia
Kehutanan. Pusat Diklat Kehutanan. Bogor.
Irsyad, L.N. 2018. Bagaimana Induk Burung Memberi Makanan Kepada Anaknya.
[internet}. Tersedia di : https://www.dictio.id/t/bagaimana-induk-burung-
memberi-makanan-kepada-anaknya/108515
Jagad.id. 2019. Habitat : Pengertian, Fungsi dan Macam Jenis. [internet]. Tersedia di :
https://jagad.id/habitat-pengertian-fungsi-dan-macam-jenis/
Juday, G.P. 1999. Taiga. [internet]. Tersedia di : https://www.britannica.com/science/
taiga/Mammals
Kanisius, P. 2018. Alasan di Balik Larangan Pengunjung Memberi Makan Satwa di Hutan
Kota Ketapang. [internet}. Tersedia di : https://www.kompasiana.com/
pit_kanisius/5ae966f9f133447c9b4cc782/pengunjung-dilarang-memberi-
makan-satwa-di-hutan-kota-ketapang
Kehati. 2014. Invasi Mantangan jadi Rintangan Tumbuhan dan Hewan TN Bukit Barisan
Selatan. [internet]. Tersedia di : https://www.biodiversitywarriors.org/
mantangan-jadi-rintangan.html
Kihlstedt, A. 2014. A Little Bird Told Me. [internet]. Tersedia di : https://andreakihlstedt.
com/a-little-bird-told-me/
Kirania, Z. 2020. Tips Membersihkan Kandang Kucing. [internet]. Tersedia di : https://
kucing.co.id/tips-membersihkan-kandang-kucing/1149/
KumparanNews. 2017. Belajar Hidup Berdampingan dari Para Satwa di Afrika.
[internet]. Tersedia di : https://kumparan.com/kumparannews/belajar-
hidup-berdampingan-dari-para-satwa-di-afrika
Lestari, I. 2019. 8 Ciri-Ciri Beruang Kutub yang Perlu diketahui. [internet]. Tersedia di :
https://ilmugeografi.com/biogeografi/ciri-ciri-beruang-kutub
Macrae, M. 2015. Backyard Habitat and Provide A Backyard Feeding Station For Birds.
http://cwf-fcf.org diakses 1 juli 2015 pukul 14.00
Minka2507. 2018. Hutan Gugur. [internet]. Tersedia di : https://pixabay.com/id/photos/
hutan-gugur-musim-gugur-fall-color-3801920/
MLDSpot. 2018. 4 Tempat Padang Savana Terbaik di Afrika. [internet]. Tersedia di :
https://www.mldspot.com/traveling/4-tempat-padang-savana-terbaik-di-
afrika
Morrison, M.L. 2002. Wildlife Restoration: Techniques For Habitat Analysis And Animal
Monitoring. Island Press, Washington, DC.
Mulyadi, T. 2015. Ciri-ciri Bioma Padang Rumput. [internet]. Tersedia di : https://
budisma.net/2015/03/ciri-ciri-bioma-padang-rumput.html
Munandi, A. 2017. Mengolah biji semangka untuk pakan burung kicauan. [internet].
Tersedia di : https://omkicau.com/2017/05/03/mengolah-biji-semangka-
untuk-pakan-burung-kicauan/
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
117
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
DAFTAR PUSTAKA
TEKNIK KONSERVASI
118 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
DAFTAR PUSTAKA
Setyadi, A. 2019. Aceh Punya Qanun Perburuan Satwa Dilindungi, Pemburu Bakal
Dihukum Cambuk. [internet]. Tersedia di : https://news.detik.com/
berita/d-4736389/aceh-punya-qanun-perburuan-satwa-dilindungi-
pemburu-bakal-dihukum-cambuk
Setyawati, T., 2013. Ancaman Jenis Asing Invasif di Kawasan Hutan Indonesia. Pusat
Litbang Konservasi dan Rehabilitasi, Litbang Kehutanan. Kemeterian
Kehutanan Republik Indonesia.
Suciatiningrum, D. 2019. Banyak Satwa Mati Terbakar Hidup-hidup Akibat Kebakaran
Hutan. [intrenet]. Tersedia di : https://www.idntimes.com/news/indonesia/
dini-suciatiningrum/banyak-satwa-mati-terbakar-hidup-hidup-akibat-
kebakaran-hutan/full
Sukardi, M. 2018. 5 Padang Rumput Savana di Indonesia yang Manjakan Mata dan
Bikin Instagram Kamu Makin Kece. [internet]. Tersedia di : https://lifestyle.
okezone.com/read/2018/08/17/406/1938101/5-padang-rumput-savana-
di-indonesia-yang-manjakan-mata-dan-bikin-instagram-kamu-makin-kece
Tree Grower Community. 2018. Segitiga Taman Nasional Di Ufuk Timur Jawa (Bagian
1). [internet]. Tersedia di : http://tgc.lk.ipb.ac.id/2018/03/09/
Tribe, A., dan Derek, S.,1996. Retraint and Handling of Captive Wildlife. ANZCCART
News Vol. 9 No. 1. Australia.
Utami, S. 2019. Perburuan dan Perdagangan Satwa Dilindungi Masih Terus Terjadi.
[internet]. Tersedia di : https://mediaindonesia.com/read/detail/220552-
perburuan-dan-perdagangan-satwa-dilindungi-masih-terus-terjadi
Wikipedia. 2019. Komponen biotik. [internet]. Tersedia di : https://id.wikipedia.org/
wiki/Komponen_biotik
Wilcox, L. 2018. Tundra. [internet]. Tersedia di : https://www.nps.gov/lacl/learn/nature/
tundra.htm
Yulia. 2015. 6 Ciri Ciri Hutan Hujan Tropis di Indonesia dan Persebarannya. [internet].
Tersedia di : https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/ciri-ciri-hutan-
hujan-tropis
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
119
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
GLOSARIUM
GLOSARIUM
Agronomi merupakan ilmu yang mempelajari budidaya tanaman dengan produksi
yang optimum dan kelestarian yang berkelanjutan.
Cover satwaliar adalah tempat berlindung dan berkembangbiak bagi satwaliar
Ekosistem suatu sistem ekologi yang terbentuk dengan adanya hubungan timbal
balik dan juga tidak terpisahkan dengan makhluk hidup dan lingkungan.
Suatu tatanan kesatuan antara unsur lingkungan hidup yang dapat saling
mempengaruhi.
Fenotipe suatu karakteristik baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku
yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan
lingkungan serta interaksi keduanya.
Fragmentasi habitat peristiwa yang menyebabkan habitat yang luas dan berkelanjutan
diperkecil atau dibagi menjadi dua atau lebih bagian habitat.
Hutan hujan tropis adalah hutan yang terletak di wilayah tropis, yaitu suatu wilayah
yang terletak pada lintang 23,5 derajat LU-23,5 derajat LS.
Hutan musim (monsoon forest) merupakan salah satu jenis hutan yang dibagi
berdasarkan sifat musimnya. Hutan ini tumbuh berkembang di wilayah
dengan iklim tropis dan subtropis.
Hutan pegunungan (Montana forest) adalah salah satu formasi hutan hujan tropis
yang terbentuk di wilayah pegunungan atau dataran tinggi. Hutan ini
berada di daerah pegunungan dan biasanya memiliki ciri seperti sering
diselimuti kabut atau awan pada bagian kanopi hutan.
Hutan sabana adalah kawasan hutan berupa padang rumput yang ditumbuhi oleh
semak atau perdu yang diselingi sebaran beberapa jenis pohon, seperti
pohon palem dan akasia. Biasanya padang sabana tumbuh di antara
wilayah tropis dan subtropis, atau tumbuh di wilayah yang memiliki
curah hujan yang rendah.
Over populasi situasi dimana sudah terlalu banyak populasi suatu jenis satwalair
tinggal dalam sebuah habitat sementara kapasitas daya dukung dan daya
tampung habitanya sudah tidak lagi mendukung.
Peroditas suatu sistem yang dilakukan secara berkala
Satwaliar adalah semua binatang yang hidup di darat dan atau di air dan atau di udara
yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun
yang dipelihara oleh manusia.
Stres reaksi tubuh yang muncul saat mahluk hidup menghadapi ancaman, tekanan,
atau suatu perubahan.
Struktur vegetasi tegakan berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan diagram
profil yang melukiskan lapisan pohon, tiang, pancang, semai, dan herba
penyusun vegetasi.
Suaka margasatwa adalah kawasan hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas
berupa keanekaragaman dan atau memiliki keunikan jenis satwa yang
membutuhkan perlindungan/pembinaan bagi kelangsungan hidupnya
terhadap habitatnya.
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan
rekreasi.
TEKNIK KONSERVASI
120 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 1
Judul Buku atau Karya Ilmiah dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir)
1. Pelatihan dari, oleh dan untuk Petani Sistem Ternak Babi Berbasis Ubijalar di
Dataran Tinggi Papua, Indonesia (Tahun 2008)
2. Poverty alleviation and food security through improving the sweetpotato pig
systems in Papua, Indonesia (Tahun 2009)
3. Developing Feeding Strategies for Small-Scale Crop-Livestock Farmers in Papua,
Indonesia (Tahun 2009)
4. Yield trial and sensory evaluation of sweetpotato cultivars in Highland Papua and
West Papua Indonesia (Tahun 2013)
5. Developing Sustainable Sweetpotato Diets for Small Commercial Pig Production in
Eastern Indonesia (Tahun 2014)
6. Increasing Sustainability of Small Commercial Pig Confinement Systems by Providing
Access to Foraging (Tahun 2014)
7. The Development of a Pig Confinement System Suitable for Small Scale Commercial
Production (Tahun 2014)
8. Diversifying Village Animal and Crop Production in Sweetpotato-Pig Production
Systems (Tahun 2014)
9. Using Designated Dunging Areas and Feeding Papaya Fruit and Betel Nut to
Reduce Parasite Burdens in Confined Pigs (Tahun 2014)
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
121
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
BIODATA PENULIS
10. Reducing Zoonotic and Internal Parasite Burdens in Pigs Using a Pig Confinement
System (Tahun 2014)
11. Isolation of Streptococcus suis in Confined Pigs Versus Free Range Scavenging Pigs
12. in Eastern Indonesia (2014)
13. Teknologi Budidaya Tanaman, dan Produksi serta Pengelolaan Ternak (Tahun
2014)
TEKNIK KONSERVASI
122 SUMBER DAYA HUTAN
PEMBINAAN HABITAT
DAN POPULASI
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2
Informasi Lain
Lahir di Fakfak Papua Barat Tahun 1968, tinggal di Manokwari Papua Barat, Sekolah
Dasar ditempuh di sekolah Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Fakfak lulus tahun 1980.
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Fakfak lulus tahun 1983. Sekolah Pertanian
Menengah Atas (SPP-SPMA) Negeri Manokwari lulus tahun 1986. Kuliah di INSTIPER
Yogyakarta Fakultas Kehutanan lulus tahun 1994.
TEKNIK KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN
123