ii
4.2. Mengelola Usaha Tanaman (Hortikultura/Pangan/ 109
Perkebunan) Secara Organik ............................................
4.3. Menerapkan prinsip-prinsip pertanian organik pada 134
budidaya tanaman (hortikultura/pangan/ perkebunan) ..
4.4. Mengaplikasi konsep penjaminan mutu hasil 142
produksi tanaman secara organik ……………………...
BAB III PENGELOLAAN AGRIBISNIS USAHA TANAMAN
HORTIKULTURA/ PANGAN/ PERKEBUNAN
1. Deskripsi Mata Kegiatan ……………………………………. 152
2. Relevansi Mata Kegiatan …………………………………… 152
3. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan ……………………… 153
4. Kegiatan Pembelajaran ……………………………………… 154
4.1. Menetapkan rencana agribisnis ……………………….. 154
4.2. Melaksanakan pemasaran produk …………………….. 172
4.3. Menyusun Pembukuan agribisnis ……………………. 196
4.4. Mengelola keuangan agribisnis ……………………….. 202
4.5. Menganalisis kinerja bisnis ……………………………. 228
PENUTUP 239
4
perkebunan secara organik, dan pengelolaan agribisnis usaha tanaman hortikultura/
pangan/ perkebunan). Pada setiap bab mata kegiatan, memuat deskripsi mata
kegiatan, relevansi mata kegiatan, capaian pembelajaran mata kegiatan, kegiatan
pembelajaran, rangkuman dan daftar pustaka.
Kurikulum PPG Dalam Jabatan jenis pendidikan kejuruan tahun 2017, berisi
beberapa kegiatan yang diorganisasikan dalam kurun waktu 4 (empat) bulan berupa
kegiatan pendalaman materi pedagogik, pendalaman materi bidang keahlian,
lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran, dan praktik Pengalaman
Lapangan (PPL). Seluruh kegiatan PPG tersebut memiliki beban belajar sebanyak
24 sks, dimana setiap mata kegiatan pendalaman materi keahlian memiliki beban 2
sks yang terkategori kegiatan praktikum, sehingga alokasi waktu pembelajaran mata
kegiatan keahlian bernilai 2 sks praktikum (2x 170 menit).
1) Buku ajar ini dirancang sebagai salah satu sumber belajar dan media
pembelajaran program pendidikan profesi guru (PPG) dengan pendekatan siswa
aktif mengacu pada prinsip activity based curriculum.
2) Dosen/ instruktur PPG berfungsi sebagai fasilitator.
3) Penggunaan buku ajar ini dikombinasikan dengan sumber belajar lain yang
relevan.
4) Buku ajar PPG keahlian agribisnis produksi tanaman ini terdiri dari 3 bab, sesuai
dengan pendalaman materi kegiatan pada 3 mata kegiatan yaitu: bab I budidaya
tanaman hortikultura/ pangan/ perkebunan, bab II budidaya tanaman hortikultura/
pangan/ perkebunan secara organik, dan bab III pengelolaan agribisnis usaha
tanaman hortikultura/ pangan/ perkebunan.
1. SIKAP:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan
sikap religius;
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas
berdasarkan agama, moral, dan etika;
c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,
memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan
6
bangsa;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan
kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri;
j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan;
k. menunjukkan perilaku yang sesuai dengan kode etik guru Indonesia;
dan
l. mempunyai ketulusan, komitmen, kesungguhan hati untuk
mengembangkan sikap, nilai, dan kemampuan peserta didik dengan
dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal dan ahlak mulia serta memiliki
motivasi untuk berbuat bagi kemaslahatan peserta didik dan masyarakat
pada umumnya.
m. menunjukkan perilaku ramah lingkungan dan berorientasi pada prinsip
pertanian berkelanjutan
2. PENGUASAAN PENGETAHUAN:
a. menguasai konsep teoretis materi pelajaran Agribisnis Produksi
Tanaman yang diampu secara mendalam, meliputi :
1) menerapkan prinsip-prinsip budidaya tanaman (hortikultura/pangan/
perkebunan) sesuai kelas lahan pada pertanian konvensional dan
organik
2) merumuskan prosedure penyusunan dokumen perencanaan produksi
tanaman (busines plan)
3) merancang strategi pemasaran hasil produksi tanaman
4) mengaplikasikan konsep penjaminan mutu hasil produksi tanaman
5) menerapkan prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan hasil
8
e. menerapkan peraturan perundangan pendidikan dan keguruan yang
berlaku dalam menjalani profesi guru agribisnis produksi tanaman
3. KETERAMPILAN KHUSUS:
a. Mampu merencanakan pembelajaran yang mendidik sesuai dengan
karakteristik pembelajaran mata pelajaran yang diampu, meliputi:
1) merumuskan indikator kompetensi dan capaian pembelajaran
berdasarkan standar kompetensi lulusan agribisnis produksi tanaman,
sebagai berikut.
a) Membuat rencana produksi tanaman
(hortikultura/pangan/perkebunan) berbasis kesesuaian lahan
b) Membuat analisa usaha produksi tanaman (hortikultura/pangan/
perkebunan)
c) Menetapkan rencana agribisnis produksi tanaman
(hortikultura/pangan/ perkebunan)
d) Mengelola Usaha Tanaman (hortikultura/pangan/perkebunan)
secara konvensional dan/ organik
e) Membuat rencana pemasaran usaha hasil produksi tanaman
(hortikultura/pangan/ perkebunan)
f) Melaksanakan Pemasaran Produk tanaman (hortikultura/pangan/
perkebunan)
g) Melakukan evaluasi usaha produksi tanaman
(hortikultura/pangan/ perkebunan)
h) Membuat laporan keuangan hasil usaha produksi tanaman
(hortikultura/pangan/ perkebunan)
2) menetapkan materi, proses, sumber, media, penilaian, dan evaluasi
pembelajaran agribisnis produksi tanaman; dan
3) menyusun perangkat pembelajaran sesuai silabus agribisnis produksi
tanaman pada kurikulum yang berlaku (program pembelajaran
tahunan, semester dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP);
b. mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dan
4. KETERAMPILAN UMUM:
a. mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang
spesifik dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan
standar kompetensi kerja profesinya;
b. mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan
pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan
kreatif;
c. mampu mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang
bermanfaat bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan, yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada
masyarakat terutama masyarakat profesinya;
d. mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan
keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya
sendiri dan oleh sejawat;
10
e. mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang
khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja;
f. mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program
strategis organisasi;
g. mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada
bidang profesinya;
h. mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya;
i. mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan
masyarakat profesi dan kliennya;
j. mampu melaksanakan tugas profesional guru sesuai tuntutan peraturan
perundangan bidang pendidikan dan kode etik guru Indonesia yang
berlaku;
k. mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri;
l. mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan
nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau
pengembangan kebijakan nasional pada bidang profesinya; dan
m. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan,
dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan
pengembangan hasil kerja profesinya.
12
hortikultura/ pangan/ perkebunan yang merupakan salah satu bidang kajian dalam
kurikulum SMK agribisnis produksi tanaman.
Selain itu, dalam kurikulum PPG 2017 terdapat kegiatan lokakarya
pengembangan perangkat pembelajaran dan micro/peer teaching juga kegiatan
praktik pengalaman lapangan (PPL). Pada kegiatan lokakarya dan PPL, peserta PPG
akan melakukan praktik pengajaran untuk materi-materi keahlian sesuai yang
tercantum dalam kurikulum SMK agribisnis produksi tanaman mulai dari
penyusunan perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran hingga evaluasi
pembelajaran.
Oleh karena itu, peserta PPG perlu menguasai bidang ilmu pedagogik untuk
mencapai kompetensi pedagogik dan bidang ilmu keahlian agribisnis produksi
tanaman, salah satunya adalah budidaya tanaman hortikultura/ pangan/ perkebunan
untuk mencapai kompetensi profesionalnya.
A. Tujuan Kegiatan
Peserta PPG mampu menganalisis dan menentukan komoditas tanaman
berdasarkan kesesuaian lahan
B. Waktu Kegiatan
No Kegiatan Waktu (menit)
1 Asistensi 30
2 Praktek 270
3 Tugas/laporan 40
4 Jumlah 340
14
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan dalam menentukan jenis komoditas berdasarkan analisis
kesesuaian lahan secara tepat
2. Ketepatan dalam menjalankan prosedur kerja dalam menentukan jenis
komoditas berdasarkan kesesuaian lahan
3. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Beberapa aspek yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan
komoditas tanaman dalam usaha agribisnis.
1. Aspek Teknis
Pertimbangan dalam menentukan tanaman yang akan dipilih sebagai sarana
agribisnis pertanian berdasarkan hasil studi aspek teknis antara lain
meliputi;
a. Lokasi lahan pertanian
b. Elevasi atau tinggi tanah dari permukaan laut
c. Topografi/kemiringan tanah
d. Iklim
e. Keadaan lahan/tanah
2. Aspek Pasar
Aspek pasar yang dapat menjadi pertimbangan dalam memilih komoditas
untuk usaha pertanian anatara lain
a. Ada tidaknya pasar (konsumen)
b. Seberapa besar pasar yang ada
c. Peta kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis
d. Perilaku konsumen
e. Menggunakan strategi pemasaran, seperti: survey pasar,
wawancara dengan pihak yang terkait, dan menyebarkan kuisioner.
Kegiatan evaluasi kesesuaian lahan dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data karakteristik lahan
2. Mengumpulkan data syarat tumbuh tanaman
PPG_Agribisnis Produksi Tanaman 15
3. Mencocokan karakteristik lahan dengan syarat tumbuh tanaman
4. Melakukan evaluasi dan merekomendasikan komoditas
berdasarkan kesesuaian lahan
Bagan alir kegiatan disajikan pada gambar 1.
F. Organisasi
a. Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
a. Setiap peserta PPG mengikuti penjelasan dan demonstrasi dari dosen
pengampu mata kegiatan
b. Peserta PPG mencari data karakteristik lahan di daerahnya masing-masing
berupa data iklim, karakteristik tanah, dan topografi/elevasi melalui
internet
c. Peserta PPG mencari data syarat tumbuh tanaman hortikultura/pangan/
perkebunan melalui internet
16
d. Peserta PPG mencocokan data karakteristik lahan dengan syarat tumbuh
tanaman
e. Peserta PPG mengevaluasi dan memberikan rekomendasi komoditas yang
sesuai berdasarkan kondisi lahan menggunakan kriteria:
Kecocokan ≥ 70% : Lahan sesuai, faktor pembatas bersifat minor dan tidak
akan berpengaruh terhadap produktivitas lahan secara nyata.
Kecocokan 50%-70% : Lahan mempunyai faktor pembatas yang akan
berpengaruh terhadap produktivitas suatu komoditas tetapi dapat diatasi
dengan memberikan input untuk merekayasa kondisi lahan.
Kecocokan 30%-50% : Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan
memerlukan input yang lebih banyak sehingga memerlukan modal yang
tinggi
Kecocokan ≤30% Lahan yang karena mempunyai faktor pembatas yang
sangat berat dan/atau sulit diatasi.
18
4.2. Mengelola Usaha Tanaman (Hortikultura/Pangan/Perkebunan) Secara
Konvensional
4.2.1. Melakukan Olah Tanah Berdasarkan Komoditas Dan Kesesuaian Lahan
A. Tujuan Kegiatan
Peserta PPG mampu melakukan kegiatan olah tanah berdasarkan komoditas
dan kesesuaian lahan.
B. Waktu Kegiatan
No Kegiatan Waktu (menit)
1 Asistensi 30
2 Praktek 270
3 Tugas/laporan 40
4 Jumlah 340
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan dalam memilih cara olah tanah sesuai komoditas terpilih
2. Ketepatan dalam menjalankan prosedur kerja olah tanah
3. Ketepatan hasil praktikum
4. Ketepatan dalam membuat laporan praktikum
D. Teori
Pengolahan tanah dilakukan untuk mengubah keadaan lahan
pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh struktur tanah yang
dikehendaki oleh tanaman. Tujuan dari kegiatan olah tanah adalah
membersihkan lahan dari gulma, tanaman yang tidak diingkan dan kotoran
lainnya, menggemburkan tanah, menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis
tanah menjadi lebih baik, mencampurkan pupuk organik dan anorganik pada
tanah dan meratakan tanah, serta memasang mulsa (untuk tanaman tertentu).
Kriteria pengolahan tanah yang baik adalah :
1. Terciptanya struktur tanah yang dibutuhkan untuk tempat tumbuh
tanaman.
2. Peningkatan kecepatan infiltrasi tanah yang akan menurunkan run off
PPG_Agribisnis Produksi Tanaman 19
dan mengurangi bahaya erosi.
3. Menghambat atau mematikan pertumbuhan gulma.
4. Membenamkan sisa-sisa tanaman/gulma kedalam tanah, sehingga
menambah kesuburan tanah.
5. Membunuh serangga, larva, atau telur -telur serangga melalui
perubahan tempat tinggal dan terik matahari.
Ada beberapa sistem pengolahan tanah yang biasa dilakukan yaitu :
1. Olah Tanah Sempurna
Pengolahan tanah secara sempurna yaitu pengolahan tanah yang
meliputi seluruh kegiatan pengolahan tanah. Dimulai dari awal pembukaan
lahan hingga siap untuk ditanami, meliputi pembajakan, rotary, dan
pemupukan
2. Olah Tanah Minimum
Pengolahan tanah dengan olah tanah minimum hanya meliputi
pembajakan (tanah diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan). Pada
pengolahan tanah ini biasanya banyak dilakukan untuk lahan tanaman
semusim.
3. Tanpa Olah Tanah (TOT)
Pengolahan lahan pada sistem ini hanya meliputi
penyemprotan gulma menggunakan herbisida guna menghilangkan gulma
pada lahan, kemudian ditunggu hingga gulma mati dan lahan siap
untuk dibuat lubang tanam untuk ditanami.
Pengolahan tanah pada lahan yang baru dibuka biasanya melalui dua
tahap pengolahan, yaitu pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah
kedua. Pengolahan tanah pertama bertujuan untuk memotong, memecah
dan membalik tanah, sedangkan pengolahan tanah kedua bertujuan untuk
menggemburkan dan meratakan tanah, memperbaiki tata air tanah,
menyingkirkan dan menghancurkan sisa-sisa tanaman dan tumbuhan
pengganggu, membuat alur pertanaman dan membuat guludan
20
a. Bajak singkal (moldboard plow)
b. Bajak piring (disk plow)
2) Alat Pengolahan Tanah Kedua
a) Garu (harrow)
b) Bajak rotari
3) Alat pengolahan tanah tambahan
a) Cangkul
b) Kored
c) Meteran
d) Tali rafia
Bahan yang digunakan adalah:
a) Pupuk organik
b) Pupuk anorganik
c) Kapur pertanian
d) Mulsa Plastik Hitam Perak
F. Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
a) Setiap peserta PPG mengikuti penjelasan dan demonstrasi dari dosen
pengampu mata kegiatan
b) Setiap peserta PPG membersihkan lahan yang akan diolah tanahnya dari
tanaman. tanaman berkayu, tunggak kayu, batu, kotoran lainnya
c) Setiap peserta PPG melakukan kegiatan pengolahan tanah pertama
dengan bajak singkal dan bajak piring
d) Setiap peserta PPG melakukan kegiatan pengolahan tanah kedua dengan
garu piring dan bajak rotari
e) Setiap peserta PPG mengukur dan membuat batas pada lahan yang akan
diolah lebih lanjut
I. Pustaka
Tim Penyusun Buku Teks Bahan Ajar Siswa Kelas 10. 2013. Alat Mesin
Pertanian. Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta
Tim Pelatihan Pertanian. 2015. Petunjuk Lapangan (Petlap) Pengolahan
Lahan. Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sdm Pertanian Pusat.
Jakarta
Kartina, R. 2011. Dasar-Dasar Hortikultura. Buku Petunjuk Praktikum PS
Hortikultura. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan. Politeknik Negeri
Lampung. Lampung.
Gunawan, I. 2011. Alat Mesin Pertanian. Buku Petunjuk Praktikum PS
22
Hortikultura. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan. Politeknik Negeri
Lampung. Lampung
4.2.2. Menghitung Kebutuhan Air Tanaman Dan Mengoperasikan Irigasi
A. Tujuan Kegiatan
Peserta PPG mampu menghitung kebutuhan air tanaman dan
mengoperasikan irigasi
B. Waktu Kegiatan
No Kegiatan Waktu (menit)
1 Asistensi 30
2 Praktek 270
3 Tugas/laporan 40
4 Jumlah 340
C. Indikator Kinerja
Ketepatan dalam menghitung kebutuhan air tanaman
Ketepatan dalam menghitung kebutuhan air irigasi
Ketepatan dalam menjalankan prosedur kerja mengoperasikan berbagai
jenis irigasi
Ketepatan hasil praktikum
Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Irigasi dimaksudkan untuk memberikan suplai air kepada tanaman
dalam waktu, ruang, jumlah, dan mutu yang tepat. Pencapaian tujuan
tersebut dapat dicapai melalui berbagai teknik pemberian air irigasi.
Rancangan pemakaian berbagai teknik tersebut disesuaian degan
karakteristik tanaman dan kondisi setempat. Untuk mencapai fungsi
utamanya untuk memberikan suplai air kepada tanaman, irigasi perlu
mencapai beberapa fungsi spesifik yaitu:
a. mengambil air dari sumber (diverting)
G. Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Menghitung kebutuhan irigasi sawah (penggenangan)
M = Eo + P
K=MT/S
Dimana :
24
LPIR = kebutuhan air irgasi untuk pengolahan tanah sawah
(mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
T = periode pengolahan tanah (hari)
S = kebutuhan penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm
E = log alam = 2,72
ETc + P + WLR - ER
NFR = ---------------------------- Untuk padi
8,64
ETc – ER
NFR = ------------- Untuk palawija dan
hortikultura
8,64
Dimana :
NFR = kebutuhan air irigasi bersih di sawah (l/dt/ha)
ETc = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari) = 3,3 mm/hari
(dilakukan pada umur 30—45 dan 60—75 HST)
ER = curah hujan efektif (mm/hari)
8,64 = pengkonfersi satuan mm/hari ke l/dt/ha (1mm/hari = 1/8,64
l/dt/ha)
LPIR
IRT = ------- At Untuk kegiatan pengolahan tanah
Ect
atau
NFR
IRT = ------- At Untuk kegiatan pertumbuhan tanaman
Ect
Dimana :
IR = kebutuhan air irigasi di pintu sadap (l/dt)
LPIR = kebutuhan air untuk pengolahan tanah (l/dt/ha)
NFR = kebutuhan air irigasi bersih di sawah (l/dt/ha)
A = luas areal irigasi tersier(ha)
Ect = efisiensi penyaluran tersier,misal Ect=80%=0,80
Dimana :
IRT = kebutuhan air irigasi di pintu sadap tersier 1 dst. (l/dt)
IRS = kebutuhan air irigasi di pintu sadap sekunder 1 dst. (l/dt)
IRP = kebutuhan air irigasi di pintu sadap primer (l/dt)
Ect = efisiensi penyaluran tersier,misal Ect=80%=0,80
Ecs = efisiensi penyaluran sekunder,misal Ecs=90%=0,90
Ecp = efisiensi penyaluran tersier,misal Ecp=95%=0,95
26
Berdasarkan rumus tersebut, peserta PPG diminta menghitung kebutuhan air
irigasi disetiap pintu sadap berdasarkan gambar 2 dan data berikut;
S2 : IRS2 = S1 : IRS1 =
Kegiatan 2:
a) Peserta PPG mengamati instalasi irigasi curah (springkle)
b) Peserta PPG menggambar instalasi irigasi curah dan menjelaskan
fungsi dari bagian-bagian instalasi
I. Pustaka
Idrus, M. 2011. Irigasi Pertanian. Buku Petunjuk Praktikum PS
Hortikultura. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan. Politeknik
Negeri Lampung. Lampung
28
4.2.3. Melakukan Kegiatan Penyemaian Benih dan Pembibitan tanaman
A. Tujuan Kegiatan
Peserta PPG mampu melakukan kegiatan persemaian dan pembibitan tanaman
hortikultura/pangan/perkebunan
B. Waktu Kegiatan
No Kegiatan Waktu (menit)
1 Asistensi 30
2 Praktek 270
3 Tugas/laporan 40
4 Jumlah 340
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan membandingkan benih/bibit unggul dengan yang tidak
2. Ketepatan menjalankan prosedur kerja persemaian tanaman
3. Ketepatan hasil praktikum
4. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Penyemaian atau pembibitan adalah kegiatan dalam budidaya yang
bertujuan untuk menumbuhkan benih tanaman menjadi bibit dan siap tanam di
lapangan. Beberapa tanaman, ada yang ditanam langsung dilapangan tanpa
memerlukan penyemain. Penyemaian biasanya dilakukan pada tanaman yang
memiliki benih berukuran kecil. Pertimbangan dalam melakukan kegiatan
penyemaian/pembibitan adalah lokasi penyemaian, drainase, sumber air,
kondisi tanah, luas tempat penyemaian.
1. Lokasi penyemaian
30
ciri sebagai berikut;
a) Tingkat kebersihan benih
Benih yang bersih adalah benih yang bebas dari segala kotoran, baik yang
berasal dari sisa bagian tanaman ataupun kotoran lainnya.
b) Ukuran dan keseragaman benih
Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap
butir benih. Benih yang berukuran normal dan seragam akan memiliki
struktur embrio yang baik dan cadangan makanan yang cukup.
c) Berat benih
Berat benih yang dimaksud adalah berat setiap butir yang biasanya
ditimbang. Untuk benih berukuran besar, pengukuran dengan cara
menimbang 100 butir sedangkan untuk benih berukuran kecil 1000 butir.
d) Warna benih
Warna benih dapat mengidentifikasi suatu benih terutama untuk
mengetahui lamanya benih tersimpan dan tingkat kesehatan benih dari
penyakit benih. Benih yang baik adalah benih yang memenuhi warna
cerah, tidak kusam, mulus, tidak bercak atau terang sesuai dengan warna
dasarnya.
Benih dikatakan memenuhi kriteria fisiologis yang baik apabila memiliki
viabilitas dan daya kecambah yang tinggi sesuai dengan persyaratan
mutu benih yang telah ditetapkan. Benih dikatakan memenuhi kriteria
pathologis yang baik apabila benih tidak terinfeksi penyakit sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan. Sedangkan benih dinyatakan memiliki
mutu genetis yang baik bila benih tersebut memiliki sifat unggul sesuai
deskripsi tanaman yang dikehendaki.
Kebutuhan Benih
Sebelum menyemai, satu hal yang perlu dilakukan adalah
menghitung kebutuhan benih dengan cermat. Hal ini terutama
diperlukan untuk keperluan benih dalam jumlah yang besar, perhitungan
kebutuhan benih ini akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain
adalah untuk efisiensi biaya. Dengan perhitungan kebutuhan benih yang
32
G. Prosedur Kerja
Persiapan lahan penyemaian
a) Peserta PPG menggemburkan tanah dan membuat bedengan setinggi
20 cm dengan ukuran 1 m x 2 m. Letak bedengan membujur arah
utara-selatan
b) Peserta PPG menambahkan pupuk kandang halus sebanyak 10 kg
pada setiap bedengan dan campurkan secara merata
Pembuatan naungan
a) Potong bambu dengan ukuran panjang 1.50 m dan 1.25 m masing-
masing sebanyak 3 buah, runcingkan salah satu ujungnya dan
tancapkan pada sisi bedengan. Bambu yang lebih panjang untuk sisi
sebelah timur.
b) Buat belahan bambu sepanjang 3.20 m sebanyak 3 buah dan letakkan
di atas tiang-tiang bambu yang telah dipancangkan. Ikatkan tali
dengan kuat.
c) Daun kelapa dihamparkan secara rapi dibagian atas kemudian jepit
salah satu sisinya dengan bambu dan ikat secara kuat. Panjang
bambu sama dengan panjang atap (3.2 m). Buat anyaman serupa
sebanyak 2 buah, dan letakkan di atas kerangka naungan. Ikat
dengan kuat agar tidak rusak oleh angin.
Barat
Timur
Pembumbungan
1) Siapkan bumbungan plastik (6 x 10 cm) dan buat lubang pada bagian
bawah plastik agar air dapat mengalir
2) Masukan media bumbungan ke dalam plastic
3) Media menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang (1:1)
4) Benih yang sudah berumur 7 hari setelah semai dipindah ke dalam
bumbungan dengan cara :
a. Menyiram persemaian hingga basah
b. Dengan hati-hati kecambah diambil satu persatu dengan tanah yang
masih menempel pada akar
c. Tanam kecambah dalam bumbungan yang telah dibuat lubang
terlebih dahulu (akar tidak boleh putus/terlipat pada saat tanam)
d. Tutup lubang tanam dalam bumbungan hingga ke leher akar
kecambah kemudian disiram menggunakan gembor
34
1. Jelaskan apa yang akan terjadi jika benih yang berukuran kecil seperti
tomat langsung di tanam di lahan tanpa melalui kegiatan persemaian?
2. Apa yang terjadi jika naungan dibuat terlalu tinggi dan terlalu
pendek?
I. Pustaka
Kartina, R. 2011. Dasar-Dasar Hortikultura. Buku Petunjuk Praktikum PS
Hortikultura. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan. Politeknik Negeri
Lampung. Lampung.
Same, M. 2016. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Sumber Belajar
Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Agribisnis
Tanaman Perkebunan. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan
Sesanti, RN.. 2016. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Sumber
Belajar Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran/Paket Keahlian
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan
36
hole digger. Untuk tanaman semusim, biasanya pembuatan lubang tanam
menggunakan tugal atau cangkul. Lubang tanam dibuat hanya berukuran
10-20 cm (menyesuaikan ukuran bibit). Pembuatan lubang tanam untuk
tanaman semusim dilakukan sebelum atau bersamaan saat penanaman.
Sedangkan untuk tanaman tahunan, pembuatan lubang tanam dilakukan
satu bulan sebelum penanaman. Lubang tanam yang dibuat biasanya
berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm x 60 cm
(menyesuaikan ukuran bibit). Lapisan tanah atas (top soil) dan lapisan
tanah bawah (sub soil) sebaiknya dipisahkan dan ditumpuk dengan arah
yang seragam. Segera setelah selesai pembuatan lubang tanam, pada bagian
tengah lubang diletakan pancang. Untuk menjamin ketepatan ukuran
lubang, sebaiknya setiap pekerja yang membuat lubang dilengkapi dengan
mal (alat pengukur lubang) yang mempunyai ukuran yang telah ditentukan.
Penanaman bibit
Pekerjaan penanaman bibit untuk tanaman semusim dan tahunan
dapat dibagi menjadi 5 kegiatan yaitu persiapan di pembibitan, transportasi,
pembagian bibit di lapangan (ecer bibit), penanaman di lapangan, serta
penyulaman jika bibit yang ditanam mati.
1) Persiapan di pembibitan
Untuk tanaman semusim, pekerjaan persiapan di pembibitan hanya
kegiatan pemeliharaan seperti penyiraman, pemupukan, dan penegndalian
hama penyakit, serta seleksi bibit. Sedangkan untuk bibit tanaman tahunan,
selain kegiatan tersebut, pekerjaan persiapan di pembibitan meliputi
pengangkatan polybag dan memutarnya 180o setiap dua minggu sekali
(dilakukan satu bulan sebelum penanaman di lapangan). Kegiatan ini
bertujuan memutuskan perakaran yang telah menembus polybag sehingga
dapat mengurangi terjadinya "shock" pada saat tanaman ditanam di
lapangan.
Bibit yang akan dipindahkan ke lapangan harus disiram sampai
tanah dalam polybagnya jenuh air. Pemindahan bibit ke lapangan harus
dilakukan per kelompok bibit (jenis bibit) sesuai dengan rencana
38
tanaman yang baru di lapangan. Kegiatan penyulaman untuk tanaman
semusim biasanya dilakukan 1 minggu setelah penanaman, sedangkan
untuk tanaman tahaunan kegiatan penyulaman dilakukan 2-4 minggu
setelah tanam.
E. Bahan dan Alat
1. Cangkul
2. Meteran
3. Pancang
4. Mal
5. Gembor
6. Bibit tanaman hortikultura/pangan yang siap tanam sesuai kriteria
7. Bibit tanaman perkebunan yang siap tanam sesuai kriteria
8. Pupuk NPK
9. Pupuk kandang
F. Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
Kegiatan 1
a) Peserta PPG menaman tanaman semusim seperti tomat atau cabe
b) Masing-masing peserta menanam 5 bibit
c) Bibit tanaman semusim dipilih berdasarkan kriteria siap tanam
d) Buat lubang tanam menggunakan cangkul sedalam 10—20cm
e) Sobek polybag bibit, lalu letakan bibit pada lubang tanam
f) Beri pupuk kandang 2 kg/lubang tanam dan pupuk dasar NPK 2g/
tanaman
g) Bibit yang sudah ditanam kemudian disiram
Kegiatan 2
a) Peserta PPG menanam tanaman tahunan seperti sawit atau karet
b) Masing-masing peserta menanam 2 bibit
c) Buat lubang tanam sedalam 50 cm x 50 cm x 50 cm
d) Pastikan dinding lubang tanam tegak lurus, membentuk segi empat
e) Letakan mal pada lubang tanam, angkat mal jika lubang tanam telah
sesuai
f) Pilih bibit sesuai kriteria bibit siap pindah tanam
Gambar 9. Aplikasi pupuk dengan penyemprotan melalui daun pada tanaman cabe
Sumber: http://agrobudidaya.blogspot.co.id/2014/03/metode-pemupukan-
tanaman.html
Untuk lebih memahami mengenai pupuk, silahkan buka link ini
• https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=zfpuVmNApDkC&oi=f
nd&pg=PA1&dq=buku+kesuburan+tanah+dan+pemupukan&ots=vINhH
9fbGr&sig=061rjC5Pvypn7TgxRC3eOs8Ckes&redir_esc=y#v=onepage
&q=buku%20kesuburan%20tanah%20dan%20pemupukan&f=false
• https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=VOKq3muIYkkC&oi=f
nd&pg=PA7&dq=buku+kesuburan+tanah+dan+pemupukan&ots=_FFCa
AAVTf&sig=_Isse24GF-
ef63NtlAVDRbMd9lM&redir_esc=y#v=onepage&q=buku%20kesubura
n%20tanah%20dan%20pemupukan&f=false
I. Pustaka
Agustina, Lily. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. 80
p
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2015. Pemupukan Pada Tanaman
Padi. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-
teknologi/content/226-pemupukan-pada-tanaman-padi.
Erawati, B. Tri Ratna. 2015. Identifikasi Gejala Kekurangan Unsur Hara
Pada Tanaman Jagung.
http://ntb.litbang.pertanian.go.id/ind/pub/tam/fjagung.pdf.
Gunawan, I. 2011. Alat Mesin Pertanian. Buku Petunjuk Praktikum PS
Hortikultura. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan. Politeknik
Negeri Lampung. Lampung
Munawar. A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press.
Bogor. 240 p
46
Sarief, S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka
Buana. Bandung. 182 p
Sarief, S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. 157 p
Sesanti, RN.. 2016. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Sumber Belajar Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran/Paket
Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
Dan Tenaga Kependidikan
Sumarni, N. dan Agus Muharam. 2005. Budidaya Tanaman Cabai
Merah. Balitsa Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bandung. 34 p
48
kecil tersebut biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung yang
tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil
disebut palea. Buahnya disebut buah karyopsis dengan bentuk
memanjang seperti perahu, bulat telur dan datar ramping.
b) Gulma golongan teki (sedges : Famili Cyperaceae)
Gulma golongan ini batangnya berbentuk segitiga, kadang-kadang bulat
dan berongga. Daunnya tersusun dalam tiga deretan tanpa lidah daun pada
pertemuan pelepah dan helai daun. Bunganya sering dalam bentuk bulir
atau anak bulir yang dilindungi oleh satu daun pelindung dengan buaah
pipih berbentuk segitiga.
c) Gulma golongan berdaun lebar (broad leaves)
Gulma dari golongan ini pada umumnya tergolong tumbuhan
dengan biji berkeping dua (Dicotyledoneae) atau paku -pakuan
(Pteridophyta). Gulma golongan ini secara umum mempunyai daun lebar
dengan tulang daun berbentuk jaringan, menyirip atau menjari.
Gulma ini biasanya berbatang basah (herbaceous) seperti bayam duri
(Amaranthus viridis) dan krokot (Portulaca oleracea ) atau berbatang
kayu (lignosus), seperti pada Lantana camara . Batangnya berbeda
dengan gulma golongan rumput dan teki, gulma golongan ini
batangnya bercabang dengan bunganya dapat berupa bunga tungga atau
bunga majemuk yang biasanya termasuk bunga sempurna. Akar gulma
golongan ini termasuk dalam system akar tunggang yang berupa akar
berkayu ataupun tidak.
Secara umum gulma pada lahan padi sawah dapat digolongkan menjadi
gulma berdaun lebar, teki, dan rumput. Gulma berdaun lebar yang sering
tumbuh pada areal lahan padi sawah diantaranya adalah eceng gondok,
genjer, kiyambang, dan lainnya. Gulma jenis teki yang sering tumbuh
pada areal lahan padi sawah adalah teki . Sedangkan gulma jenis rumput
yang sering ditemui pada lahan padi sawah adalah padi-padian, jawan, dan
lainnya. Gulma yang sering ditemui pada lahan tanaman padi adalah
sebagai berikut: Echinochloa crusgalli, Cyperus rotundus, Cyperus irri,
50
Pisang : Setaria plicata, Panicum repens, Eleusine indica, Ottochloa nodosa,
Paspalum conjugatum, Cyperus spp., Ageratum conyzoides, Borreria alata,
Cleome rutidospermae, Mimosa invisa
Nenas : Axonopus compressus, Cynodon dactylon, Panicum repens,
Eleusine indica, Digitaria spp., Brachiaria eruciformis, Brachiaria mutica,
Cyperus spp. Richardia brasiliensis, Borreria alata, Elephantropus scaber,
Amaranthus spinosus, Chromolena odorata, Cleome rutidospermae,
Commellina diffusa, Euphorbia spp.
Jenis-jenis gulma yang dominan pada tanaman perkebunan antara lain:
Kopi :alang-alang (Imperata cylindrica), teki (Cyperus rotundus), Cynodon
dactylon, Salvia sp. (beracun), Digitaria(beracun), belimbing-belimbingan
(Oxalis spp.), dan Mocania cordata
Teh :Setaria plicata, Paspalum conjugatum, Oplismenus compositus,
Drymaria cordata, Oxalis sp. , Mikania sp, Ipomea triloba danPanicum repens
Kakao : Gukma yang tumbuh pada kakao muda (tanaman belum
menghasilkan/ TBM) adalah: Imperata cylindrica, Paspalum conjugatum,
Otachloa nodosa, Ischaemum timorense, Setaria plicata, Cyperus rotundus,
Cyperus kyllingia, Mikania micrantha, Althernathera brasiliana sedangkan
pada kakao dewasa (tanaman menghasilkan/ TM) yang umum dijumpai
adalah Imperata cylindrica, Setaria plicata, Paspalum conjugatum,
dan Mikania micrantha.
Karet :Imperata Cylindrica, Mikania Micranta, Melastoma
Malabathricum, Melastoma affine, Chromolaena Odorata, Lantana
Camara, Paspalum Conjugatum dan Scleria sumatrensis.
Cengkeh : Cilorosus aridus, Hysantes antipoda, Imperata cylindrica,
Stachytarpheta jamaicensis, Cyperus iria, Chromolaena odorata, Eugenia
aromatica, Paspalum conjugatum, Leptochloa chinensis (padi-padian),
Melastoma malabathricum, Eleusine indica.
Kelapa Dalam :Mimosa pudica, Ischaemum timorense, Borreria
alata, Zingiber zerumbet, Amorphophallus oncophyllu.
Gambar 13. Pengendalian gulma secara kimia pada pertanaman kelapa sawit
Sumber: http://aslilah.blogspot.co.id/2013/02/identifikasi-metode-
pengendalian-gulma.html
F. Organisasi
1) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
2) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
Kegiatan 1:
a) Peserta PPG memperhatikan penjelasan dari Dosen Pendamping
b) Peserta PPG mengunjungi lokasi penanaman tanaman Hortikultura,
Pangan, dan Perkebunan
c) Peserta PPG mengamati jenis gulma yang dominan di lokasi penanaman
tersebut
d) Peserta PPG mengambil tiga contoh golongan gulma yang berbeda dari
lokasi penanaman
e) Bandingkan ketiga jenis gulma berdasarkan morfologi akar, batang,
daun dan bunga dari masing-masing golongan gulma.
Rata-rata
Selanjutnya untuk
menghitung volume herbisida dalam tangki berkapasitas 15 L dapat
dengan dosis herbisida /ha yang sudah diketahui nilainya, dapat
dilakukan dengan cara:
56
Teknis penggunaan knapsack sprayer:
a) Peserta PPG menggunakan pakaian pelindung khusus berlengan
panjang, celana panjang, sepatu boot, topi, dan pelindung muka
b) Peserta PPG menyuci alat knapsack sprayer
c) Peserta PPG melakukan penyemprotan pada pagi hari 08.00—10.00,
pada kondisi cerah dan relative tidak ada angin, atau penyemprotan
tidak melawan arah angin
d) Peserta PPG menyiapkan knapsack sprayer dan nozel yang akan
digunakan untuk menyemprot gulma
e) Lakukan kalibrasi sesaui prosedur
f) Tentukan kebutuhan formulasi larutan herbisida yang
dibutuhkan berdasarkan luasan areal lahan pertanian yang akan
disemprot gulmanya dengan memperhatikan dosis dan volume
semprot herbisidanya pada kemasannya.
g) Campurlah herbisida dengan pelarutnya sesuai dengan
perhitungan dan kebutuhan dalam wadah yang berukuran
besar seperti drum secara merata dan homogen.
h) Masukkan campuran larutan herbisida ke dalam tangkai
sampai penuh sesuai dengan kapasitas tangki, kemudian tutup
tangki dan pompa tangki sebanyak 10-14 kali sampai tekanan
udara dalam tangki penuh (pemompaan terasa berat).
i) Naikkan sprayer ke punggung dan mulailah
menyemprot gulma pada lahan dengan mengatur posisi
nozel setinggi 30 - 45 cm di atas permukaan gulma serta arah
penyemprotan mengikuti /searah dengan arah angin.
j) Lakukan penyemprotan dengan berjalan secara normal (
biasa) pada kecepatan yang konstan (seperti pada wak tu
kalibrasi sprayer).
k) Lakukan pemompaan pada sprayer secara teratur (sekali setiap
dua langka h) agar tekanan udara dalam tangki tetap
penuh .
I. Pustaka
Anonimus. 2015. Gulma Penting pada Komoditas Strategis Perkebunan
Jawa Barat.
http://disbun.jabarprov.go.id/index.php/artikel/detailartikel/68.
Diakses 28 Juli 2017
Fryer, J.D., dan Shooichi Matsunaka. 1988. Penanggulmangan Gulma
secara Terpadu. Bina Aksara. Jakarta. 262 p
Moenandir, Jody (a). 1993. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma.
RajaGrafindo Pesada. Jakarta. 101 p
Moenandir, Jody (b). 1993. Ilmu Gulma dalam Sistem Pertanian.
RajaGrafindo Pesada. Jakarta. 181 p
Same, M. 2016. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Sumber Belajar
Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Agribisnis
Tanaman Perkebunan. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan
58
Sembodo, Dad R.J., 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha ilmu.
Yogyakarta.166 p
Sesanti, RN.. 2016. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Sumber
Belajar Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran/Paket Keahlian
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan
60
gglMAA&url=http%3A%2F%2Frisnawati.staff.gunadarma.ac.id%2FDownl
oads%2Ffiles%2F54873%2FRisna_Klasifikasi%2BSerangga.pdf&usg=AF
QjCNEggfLVr42uMtddboRgPb7USU-04w
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjF49Hn07LVAhVBOZQKHQasCwYQ
FgglMAA&url=http%3A%2F%2Fagrotekuin.com%2Fimages%2Fmateri%
2Fdownload.php%3Ffil%3Dperlintan_pertemuan_7_top2013.pdf&usg=AF
QjCNHp-Z4v-z-IZpElVtAbj_9_5iSkhQ
62
dari penggunaan bahan kimia ini cepat terlihat, namun demikian
penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit
memeiliki kekurangan dan terdapat beberapa dampak negatif yang
ditimbulkan, diantaranya adalah hama atau penyakit menjadi resisten atau
kebal, punahnya musuh alami, berbahaya bagi tubuh manusia, dan lainnya.
Bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit
dikenal dengan istilah pestisida. Terdapat beberapa jenis pestisida yang
disesuaikan dengan hama atau penyakit sasarannya, yaitu:
- fungisida : mengendalikan cendawan
- insektisida : mengendalikan serangga
- nematisida : mengendalikan nematoda
- akarisida : mengendalikan tungau
- bakterisida : mengendalikan bakteri
- rodentisida : mengendalikan tikus
c) Pengendalian secara terpadu
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah suatu konsepsi atau cara berpikir
mengenai pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dengan
pendekatan ekologi yang bersifat multidisiplin untuk mengelola populasi
hama dan penyakit dengan memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang
kompatibel dalam suatu kesatuan koordinasi pengelolaan. Karena PHT
merupakan suatu sistem pengendalian yang menggunakan pendekatan
ekologi, maka pemahaman tentang biologi dan ekologi hama dan penyakit
menjadi sangat penting.
G. Prosedur Kerja
Pertemuan 1 identifikasi jenis hama tanaman (2x170)
a) Ambil bahan dan alat yang telah disediakan
b) Letakkan setiap preparat serangga dalam petridish, lalu amati bentuk
kepala, antena, dan sayap serangga tersebut.
c) Gambarkan bentuk kepala, antena, dan sayap serangga hasil pengamatan
d) Tentukan ordo serangga berdasarkan ciri-ciri morfologinya
Pertemuan 2 Pemilihan dan penentuan metode pengendalian hama
(2x170)
a) Setelah peserta PPG mengidentifikasi jenis hama berdasarkan
morfologinya (pertemuan 1), selanjutnya peserta PPG melihat ke
lapangan gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh hama (sebagai contoh
adalah hama wereng pada padi)
b) Gunakan teknik sampel untuk menghitung populasi hama dan tingkat
kerusakan menggunakan pola X seperti pada gambar berikut
64
Dimana:
A= Jumlah wereng coklat dan wereng putih per 30 rumpun
B= Jumlah predator per 30 rumpun
C= Jumlah Kepik
D= Jumlah wereng terkoreksi
Berdasarkan pengamatan, tentukan tindakan pengendalian hama wereng
yang dilakukan, hubungkan dengan ambang ekonomi pada tabel berikut:
Nama Stadia Tumbuh Ambang Ekonomi
Wereng coklat <40 hst 9 ekor/rumpun
>40 hst 18 ekor/rumpun
Wereng punggung <40 hst 14 ekor/rumpun
putih >40 hst 21 ekor/rumpun
66
4.2.8. Melakukan Kegiatan Panen
A. Tujuan Kegiatan
Peserta mampu melakukan kegiatan panen
B. Waktu Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan selama 2x170 menit
C. Indikator Kinerja
1) Ketepatan dalam menentukan kriteria panen
2) Ketepatan dalam menjalankan prosedur kerja panen
3) Ketepatan hasil praktikum
4) Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Panen merupakan rangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya
berdasarkan umur, waktu, dan cara sesuai dengan sifat dan atau karakter
produk. Istilah biasanya digunakan sebagai penanda berakhirnya kegiatan
budidaya di lahan. Penanganan saat panen sangat penting diperhatikan agar
produk dari budidaya yang dihasilkan dapat maksimal. Penanganan saat
panen yang salah dapat mengakibatkan kehilangan hasil hingga mencapai
20%. Kehilangan hasil tersebut umumnya disebabkan karena penentuan
waktu panen dan cara panen yang kurang tepat.
Penentuan saat panen berperan penting bagi kegiatan selanjutnya
terhadap penangana pascapanen produk.Secara umum untuk menentukan
waktu panen dapat dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu (1)
perhitungan, (2) sifatisik, dan (3) sifatkimia
1) Perhitungan: Penentuan saat panen berdasarkan perhitungan dapat
dilakukan dengan menghitung hari setelah terjadi antesis.Yaitu terjadinya
penyerbukan pada bunga betina oleh bunga jantan.Namun untuk
menentukan kapan waktu terjadi penyerbukan bunga betina oleh bunga
jantan sulit dideteksi, sehingga banyak orang menggunakan perhitungan
berdasarkan hari setelah bunga mekar atau berdasarkan hari setelah
tanam.Untuk tanaman tahunan (perennial plant) umumnya perhitungan
yang digunakan adalah berdasarkan hari setelah antesis atau setelah bunga
68
Secara umum untuk memudahkan penentuan saat panen produk dapat
menggunakan panca indra manusia, diantaranya adalah:
- Penglihatan untuk menentukan panen dengan dasar warna, ukuran dan
bentuk
- Rabaan untuk menentukan panen dengan dasar tekstur, kekerasan, dan
kelunakannya
- Penciuman untuk menentukan panen dengan dasar aroma
- Rasa untuk menentukan saat panen dengan dasar rasa, seperti manis,
asam, atau pahit
- Pendengaran untuk menentukan saat panen dengan dasar suara atau
bunyi saat dipukul atau digerakkan.
Penentuan panen selain melalui perhitungan, sifat fisik, dan sifat kimia
dapat juga dilakukan dengan pertimbangan indeks ketuaan.Indeks ketuaan
adalah suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan waktu panen,
yaitu apakah suatu produk sudah dapat dipanen atau belum. Ada beberapa
macam indeks ketuaan yang dapat digunakan untuk menentukan waktu
panen, dan untuk beberapa jenis hortikultura biasanya akan lebih baik bila
digunakan lebih dari satu macam indeks ketuaan, karena hasilnya akan
lebih akurat. Indeks ketuaan panen dapat bersifat subyektif (S) atau
obyektif (O), dan dapat digolongkan ke dalam metoda destruktif (D) atau
non-destruktif (N). Sedangkan berdasarkan obyek pengamatannya,
penggolongan indeks ketuaan panen adalah sebagai berikut:
a. Indeks ketuaan visual (bersifat S dan N)
- Berdasarkan warna kulit: misalnya jeruk, duku, manggis, pepaya, nenas,
rambutan, tomat, semangka.
- Berdasarkan ukuran: mislanya asparagus, ketimun, jeruk, bunga potong
- Berdasarkan bentuk: mislanya lengkungan pada buah pisang dan
lekukan pada buah mangga.
- Berdasarkan karakteristik permukaan: formasi kutikel pada buah tomat
dan anggur, pola jaring-jaring pada buah melon, semburat warna
kuning/merah pada buah mangga.
70
E. Bahan dan Alat
a. Kerangjang/wadah plastik untuk buah yang dipanen.
b. Timbangan
c. Tabel pengamatan dan alat tulis.
d. Refraktrometer
F. Organisasi
a. Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
a. Peserta PPG mengunjungi lahan pertanaman semangka
b. Peserta PPG memilih buah semangka yang akan dipanen dengan
menerapkan kriteria semangka yang siap panen
c. Buka buah semangka, lihat secara visual apakah semangka yang dipanen
layak panen
d. Ukur padatan terlarut pada buah semangka menggunakan refraktrometer
e. Analisis fakta yang ada dan buat laporan
I. Pustaka
Dewandari, Kun T, Ira Mulyawanti, dan Dondy A. Styabudi. 2009. Konsep
SOP untuk Penanganan Pascapanen Mangga Cv. Gedong untuk
Tujuan Ekspor.Jurnal Standardisasi. 11(1)
72
4.2.9. Melakukan Penanganan Pascapanen
A. Tujuan Kegiatan
Peserta mampu melakukan penanganan pascapanen
B. Waktu Kegiatan
No Kegiatan Waktu (menit)
1 Asistensi 30
2 Praktek 270
3 Tugas/laporan 40
4 Jumlah 340
C. Indikator Kinerja
a. Ketepatan mengidentifikasi jenis perlakuan pascapanen terhadap
berbagai komoditas tanaman
b. Ketepatan dalam menjalankan prosedur kerja
c. Ketepatan dalam membuat laporan praktikum
D. Teori
Penanganan pascapanen produk pertanian secara umum meliputi (1)
panen, (2) sortasi, (3) grading, (4) pengemasan, (5) penyimpanan, dan (6)
pengangkutan.
(1) Panen: Waktu dan cara panen yang tepat dapat menekan kerusakan.
Untuk produk hortikultura waktu pemanenan yang baik adalah pada saat
produk belum terpapar sinar matahari, yaitu pada pagi hari atau pada saat
kondisi produk tidak basah. Setelah dipanen diusahakan produk sesegera
mungkin diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
(2) Sortasi : Sortasi adalah kegiatan memisahkan produk-produk yang
tidak diinginkan, seperti busuk, terlalu muda atau terlalu tua, memar,
terserang hama atau penyakit. Sortasi dapat dilakukan saat produk masih
berada di kebun atau setelah diangkut ke gudang penyimpanan sementara.
Sebagai contoh untuk sortasi pada buah cabe. Setelah panen buah
dikumpulkan di tempat yang sejuk kemudian cabe dipisahkan antara cabe
yang sehat dan terserang hama atau penyakit, dipisahkan antara cabe yang
74
Gambar 14. Grading buah jambu kristal dengan menggunakan mesin
berdasarkan berat
(4) Pengemasan: kerusakan yang sering terjadi pada produk hortikultura
adalah penurunan bobot akibat transpirasi, perubahan kandungan kimia
produk akibat terjadinya respirasi, dan kerusakan produk akibat serangan
hama atau penyakit. Untuk menghindari kerusakan maka laju transpirasi
dan respirasi produk harus ditekan semaksimal mungkin, begitu juga
dengan serangan ahma atau penyakit. Upaya untuk mengurangi laju
transpirasi, respirasi, dan serangan hama atau penyakit dapat dilakukan
dengan penggunaan kemasan produk.
Berdasarkan fungsinya kemasan dibedakan menjadi dua, yaitu kemasan
terbuka dan kemasan tertutup. Pada kemasan terbuka produk masih dapat
berinteraksi dengan udara disekelilingnya. Kemasan terbuka bertujuan
untuk memberikan perlindungan fisik produk dari benturan yang dapat
menyebabkan kerusakan produk. Contoh kemasan terbuka adalah kotak
kayu untuk mengemas buah-buahan. Sedangkan kemasan tertutup produk
tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan udara di sekelilingnya. Hal
tersebut bertujuan untuk menurunkan laju respirasi yang terjadi di dalam
produk. Dalam proses respirasi sangat dibutuhkan O2, sehingga untuk
mengurangi laju respirasi kadar O2 harus dibatasi. Melalui kemasan
tertutup O2 dari luar kemasan tidak dapat masuk kedalam kemasan
sehingga produk yang ada di dalam kemasan dalam melakukan respirasi
Gambar 15. Pengemasan buah jeruk secara terbuka (kiri) dan pengemasan buah tomat
secara tertutup (kanan)
Sumber: https://kpricitrus.files.wordpress.com/2011/02/penyimpanan.jpg
http://emarket.incubie.ipb.ac.id/index.php/viewlist/category/4
G. Prosedur Kerja
a. Peserta PPG mengamati buah tomat
b. Lakukan sortasi buah tomat dengan cara memisahkan buah yang busuk,
terlalu muda atau terlalu tua, buah memar, terserang hama atau penyakit.
Pilih buah yang baik dan 40% warna kulit buah telah merah.
c. Setalh dilakukan sortasi, lakukan grading tomat dengan memisahkan
tomat berdasarkan bobot. Untuk tomat buah tipe besar, grade A-B
memiliki berat minimal 150 gram, untuk tomat buah tipe sedang, grade
A-B berat 100-150 gram. Dibawah itu masuk kedalam grade C.
d. Kemas tomat sesuai dengan grade menggunakan Styrofoam dan plastic
wrapping, lalu di sealer menggunakan solasiban
I. Pustaka
Dewandari, Kun T, Ira Mulyawanti, dan Dondy A. Styabudi. 2009. Konsep
SOP untuk Penanganan Pascapanen Mangga Cv. Gedong untuk
Tujuan Ekspor.Jurnal Standardisasi. 11(1)
Firmansyah, I.U., M. Aqil, dan Yamin Sinuseng. 2016. Penanganan
Pascapanen Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/images/stories/duasatu.pdf
diakses tanggal 27-07-2016
Poerwanto, Roedhy dan Anas D. Susila. 2014. Teknologi Hortikultura.
Penerbit IPB Press. Bogor. 383 p
78
Sesanti, RN.. 2016. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Sumber
Belajar Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran/Paket Keahlian
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan
Setyono, Agus. 2010. Perbaikan Teknologi Pascapanen dalam Upaya
Menekan Kehilangan Hasil Padi. Pengembangan Inovasi Pertanian. 3
(3): 212—226
Soesanto, L. 2006. Penyakit Pascapanen Sebuah Pengantar. Penerbit
kanisius.Yogyakarta. 268 p
Widodo, Soesiladi E. 2012. Memahami Panen dan Pascapanen Buah.
Lembaga Penerbitan Universitas Lampung. Bandar Lampung. 145 p
F. Organisasi
a. Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
Menganalisis nilai ILD tanaman
a. Tanaman jagung digunakan sebagai sampel
b. Ukur lebar tajuk masing tanaman yang akan dihitung ILD nya
c. Gunting seluruh daun yang ada kemudian masukkan dalam kantong
plastik
d. Gunting kertas HVS 70 g seluas 10 x 10 cm sebanyak 3 lembar
e. Timbang masing-masing kertas kemudian dirata-ratakan sebagai ukuran
standar
Dimana:
T = Taksasi hasil
La = luas areal
Hs = rata-rata hasil sampel tanaman
Pt = persentase tumbuh
Jt = Jarak Tanam
d. Hitung hasil taksasi, lakukan analisis dan tungkan dalam laporan
82
I. Pustaka
Gardner, F. P. ; R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Terjemahan: Herawati Susilo. UI Press, Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Rajawali press
Ferziana. 2011. Teknik Pertanaman Ganda. Buku Petunjuk Praktikum PS
Hortikultura. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan. Politeknik Negeri
Lampung. Lampung
F. Organisasi
a. Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
a. Siapkan bahan dan alat, kertas kosong, dan alat tulis.
b. Lakukan identifikasi mutu fisik buah dan sayur yang digunakan untuk
praktikum
c. Catat hasil identifikasi dalam bentuk tabel
84
d. Bandingkan mutu fisik produk di swalayan dan pasar tradisional
e. Bandingkan dengan SNI mutu produk yang dipakai untuk praktikum
f. Tetapkan mutu produk yang terbaik dan akan dicapai dalam kegiatan
budidaya tanaman
g. Diskusikan dalam kelompok, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
mutu produk tersebut
h. Buatlah flowchart dan tahapan proses produksi agar tercapai mutu yang
diinginkan
i. Hasil kegiatan masukan dalam laporan praktikum
I. Pustaka
Maulana, E. 2011. Manajemen Mutu Produk Hortikultura. Buku Petunjuk
Praktikum PS Hortikultura. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan.
Politeknik Negeri Lampung. Lampung
C. Indikator Kinerja
1) Ketepatan dalam menghitung analisis usaha tani
2) Ketepatan dalam menjalankan prosedur kerja
3) Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Usaha tani merupakan segala bentuk pengorganisasian dan
pengelolaan aset serta tatacara yang dilakukan dalam bidang pertanian
dengan tujuan untuk menambah kesejahteraan dan memperbaiki taraf
hidup petani. usaha tani tidak hanya memiliki lingkup yang sempit dan
berhubungan dengan kegiatan bercocok tanam saja, melainkan seluruh
aspek yang ada di dalam pertanian sendiri juga menjadi bagian dalam
usaha tani.
Untuk dapat menerapkan usaha tani yang baik sehingga dapat
menambah kesejahteraan dan memperbaiki taraf hidup petani, maka
penerapan usaha tani memerlukan perencanaan yang baik. Perencanaan
usahatani mempunyai krieteria-kriteria yang baik jika sesuai dengan hal-
hal berikut ini.
• Rasional, yaitu sesuai dengan situasi yang nyata
• Fleksibel, yaitu disesuaikan dengan situasi
• Dapat dinilai dan dengan dapat diambil tindakan yang tepat.
• Menjamin kontinuitas usahatani.
86
Suatu jenis usaha dalam hal ini akan dinilai apakah pantas atau layak
dilaksanakan didasarkan kepada beberapa kriteria tertentu yang
ada. Layak bagi suatu usaha artinya menguntungkan dari berbagai aspek.
Analisis kelayakan usaha agribinis adalah upaya untuk mengetahui tingkat
kelayakan atau kepantasan untuk dikerjakan dari suatu jenis usaha, dengan
melihat beberapa parameter atau kriteria kelayakan tertentu. Dengan
demikian suatu usaha dikatakan layak kalau keuntungan yang diperoleh
dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya yang langsung
maupun yang tidak langsung. Dalam melakukan analisis kelayakan suatu
usaha agribisnis, ada banyak aspek yang perlu dianalisis. Jenis aspek apa
saja dan seberapa dalam atau detail tingkat analisis, tergantung pada
kebutuhan yang berkaitan dengan bidaang usaha. Semakin besar dan
komplek suatu usaha maka aspek analisis kelayakan usaha jua semakin
luas dan komplek. Secara garis besar aspek analisis kelayakan usaha
dikelompokan kedalam 3 (tiga) aspek, yaitu :
• Aspek teknis, yang menganalisis unsur teknologi dan cara (prosedur)
suatu usaha dilaksanakan. Misalnya, secara taknis suatu usaha dapat
dilakukan oleh pelaku karena telah tersedianya dan dikuasainya teknologi
yang diperlukan.
• Aspek ekonomi, yang menganalisis unsur keuangan dan perekonomian
serta perdagangan. Orientasi analisis ekonomi yaitu keuntungan finansial
yang akan diperoleh suatu usaha.
• Aspek sosial budaya, yang membahas unsur adat istiadat, sosial dan
budaya masyarakat yang langsung maupun tidak langsung terkait dengan
suatu usaha. Misalnya suatu usaha tidak bertentangan dengan adat istiadat
dan sosia-budaya masyarakat.
Namun demikian sesuai dengan keperluan pihak pelaku usaha
(produsen) maka aspek dan kriteria kelayakan usaha dapat dikembangkan
dengan tujuan untuk meningkatkan ketajaman dan keakuratan analisis
kelayakan usaha, sehingga dapat menghindari resiko usaha yang membawa
a. Biaya tetap
1. Sewa rumah jaring/green house 100 m2, 6 bl 150.000 900.000
dan rak
2. Tenaga kerja 2 org, 6 bl 500.000 6.000.000
3. Penyusutan peralatan kebun 250.000
dengan masa pakai 4 th
4. Biaya tidak terduga 3.000.000
Total biaya tetap 10.150.000
88
b. Biaya tidak tetap
1. Bibit botol 1.000 btl 15.000 15.000.000
2. Pot plastik diameter 15 cm 2.000 pot 1.000 2.000.000
3. Pakis/media tanam 50 karung 30.000 1.500.000
4. Pestisida 1.000.000
Total biaya tidak tetap 19.000.000
Total Biaya Produksi 29.150.000
B Perhitungan Keuntungan
a. Pendapatan 2.000 25.000 50.000.000
b. Keuntungan : Pendapatan - 20.850.000
Biaya
Total Keuntungan 20.850.000
C Kelayakan Usaha
G. Prosedur Kerja
a. Peserta PPG melakukan kunjungan ke kelompok tani
b. Pilih komoditas tertentu (setiap kelompok berbeda komoditas)
c. Lakukan wawancara
d. Buat analisis usaha tani berdasarkan hasil wawancara
e. Analisis data yang ada dan buat laporan praktikum
I. Pustaka
BPTP Kalimantan Timur. 2001. Pola Rencana Usaha Tani terpadu.
LIPTAN Lembar informasi Pertanian
Darwis, Valeriana. 2007. Budidaya, Analisa Usaha Tani dan Kemitraan
Stroberi Tabanan, Bali. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. Departemen Pertanian
Marveldani. 2016. Alat Mesin Pertanian. Buku Petunjuk Praktikum PS
Hortikultura. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan. Politeknik Negeri
Lampung. Lampung
Shinta,Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Universitas Brawijaya Press (UB
Press)
Sesanti, RN.. 2016. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Sumber Belajar Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran/Paket
Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
Dan Tenaga Kependidikan
Sundari, Mei Tri. 2011. Analisis Biaya Dan Pendapatan Usaha Tani Wortel
Di Kabupaten Karanganyar. SEPA. 7(2): 119 – 126
Thamrin, M., Ainul Mardhiyah dan Samsul Efendi Marpaung. 2013.
Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot utilissima). Agrium. 18 (1):
57—64
Wanda, Faisal Floperda Akbar. 2015. Analisis Pendapatan Usaha Tani
Jeruk Siam (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan
Tanah Grogot Kabupaten Paser). eJournal Ilmu Administrasi Bisnis.
3 (3): 600-611
90
Mata kegiatan budidaya tanaman hortikultura/ pangan/ perkebunan secara
organik adalah kegiatan pendalaman materi kompetensi keahlian agribisnis produksi
tanaman. Ruang lingkup mata kegiatan budidaya tanaman hortikultura/ pangan/
perkebunan secara organik meliputi pembuatan rencana produksi tanaman
hortikultura/ pangan/ perkebunan berbasis kesesuaian lahan; pengelolaan usaha
tanaman hortikultura/ pangan/ perkebunan secara organik; penerapan prinsip-prinsip
pertanian organik pada budidaya tanaman (hortikultura/ pangan/ perkebunan);
penerapan konsep penjaminan mutu hasil produksi tanaman secara organik.
Buku ajar ini disusun berdasarkan pedoman kurikulum PPG (Pendidikan
Profesi Guru) 2017 yang diperuntukkan bagi peserta PPG program studi agribisnis
produksi tanaman. Kegiatan pendalaman materi pada mata kegiatan budidaya
tanaman hortikultura/ pangan/ perkebunan secara organik ini menggunakan metode
praktikum. Oleh karena itu, struktur penulisan buku ajar ini mendekati pedoman
praktikum budidaya tanaman hortikultura/ pangan/ perkebunan secara organik
meliputi: tujuan kegiatan; waktu kegiatan; indikator kinerja; teori; bahan alat;
organisasi; prosedur kerja; dan pustaka yang tercantum pada setiap kegiatan
pembelajaran.
92
2 Mengelola Usaha Tanaman 2.1 Memproses pembuatan pupuk
(hortikultura/pangan/perkeb 2.2 organik
unan) secara organik 2.3 Memproses pembuatan pestisida
organik
Mengelola kesuburan tanah dengan
2.4 menggunakan bahan organik, agen
hayati pembenah tanah
Mengelola pengairan dengan cara
menganalisis sumber air dan
melakukan konservasi air
3 menerapkan prinsip-prinsip 3.1 Mempersiapkan benih/bahan tanam
pertanian organik pada organik dengan cara memilih,
budidaya tanaman mentukan jumlah benih dan
(hortikultura/pangan/ 3.2 menyimpan benih dengan benar
perkebunan) Mengendalikan hama, penyakit, dan
gulma secara organik dengan cara
mengidentifikasi faktor agronomi
yang mempengaruhi kesehatan
tanaman
4 mengaplikasi konsep 4.1 Mengelola panen dan pascapanen
penjaminan mutu hasil sesuai standar operasional prosedure
produksi tanaman secara 4.2 Melakukan system penjaminan mutu
organik organik dengan menggunakan
standar pangan organik
D. Teori
Level I Level II
1. Perkotaan atau 1.1. Hunian
lahan sedang 1.2. Komersial dan jasa
dibangun 1.3. Industri
1.4. Transportasi, komunikasi, dan pengggunaan
umum
1.5. kompleks industri dan komersial
1.6. Perkotaan atau lahan sedang dibangun
campur
1.7. Perkotaan atau lahan sedang dibangun
lainnya
2. Lahan pertanian 2.1. Lahan pertanian dan peternakan
2.2. Lahan kebun buah, kebun anggur, persemaian
dan lahan holtikulura hias
2.3. Operasi makan ternak terbatas
2.4. Lahan pertanian lainnya
3. Lahan peternakan 3.1. Lahan peternakan rumput
3.2. Lahan peternakan semak dan belukar
3.3. Lahan peternakan campur
4. Lahan hutan 4.1. Lahan hutan menggugurkan daun
4.2. Lahan hutan selalu hijau
F.Organisasi
a. Peserta kegiatan bekerja secara berkelompok
b. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
a. Peserta kegiatan mengikuti penjelasan dan demonstrasi dari dosen
pengampu mata kegiatan dalam menyiapkan daftar pertanyaan identifikasi
sejarah lahan (penggunaan lahan)
b. Peserta secara berkelompok berdiskusi untuk melakukan identifikasi
responden yang akan dipilih dan ditetapkan berdasarkan arahan dari dosen
pengampu kegiatan
98
c. Selanjutnya peserta melakukan survey ke masing-masing responden untuk
mencatat dan mengumpulkan data sejarah penggunaan lahan
d. Data-data hasil survey dikelompokkan dan diverifikasi berdasarkan jenis
data
e. Data-data tersebut selanjutnya dianalisa berdasar acuan standar yang ada
f. Dari hasil analisa data penggunaan lahan selanjutnya ditetapkan status
lahannya.
Pertanyaan
a. Apakah lahan yang saudara survey memenuhi kriteria standar pertanian
organik, jelaskan alasan saudara !
b. Apakah wilayah lahan yang saudara survey lahannya digunakan untuk areal
pertanian? Jelaskan alasan saudara !
I. Lembar Kerja
Lengkapi Formulir hasil survey pada suatu Desa percontohan pertanian
organik berikut ini.
Desa : ...................................................................
Kecamatan : ...................................................................
Kabupaten : ...................................................................
Potensi Desa :
...............................................................................................................
Kondisi Geografis
▪ Tinggi Tempat : ............. dpl
▪ Letak geografis : ...................... LS dan ...................... BT
Kondisi Iklim
▪ Curah hujan : ...................... mm/tahun
PPG_Agribisnis Produksi Tanaman 99
▪ Jumlah bulan hujan : ...................... bulan
▪ Suhu rata-rata harian : ...................... oC
Jenis dan kesuburan tanah
▪ Warna tanah : ...................................
▪ Tekstur tanah : ...................................
▪ Tingkat kemiringan tanah : ...................................
Fasilitas Umum
▪ Perkantoran pemerintah desa : ........... ha
▪ Bangunan sekolah : ........... ha
▪ Lapangan olah raga : ........... ha
▪ Pasar : ........... ha
▪ Jalan : ........... ha
Pertanian
▪ Pemilikan lahan pertanian
o Jumlah keluarga memiliki tanah pertanian : .............. keluarga
o Jumlah keluarga total keluarga petani : .............. keluarga
▪ Luas tanaman pangan menurut komoditas tahun ini
▪ Problematika Desa
N Masalah Penyebab Dampak
O Cara Pengaplikasian
1
Pestisida
2 Petani tidak takut
Tidak benar
Pestisida
3 Pengcemaran
Lingkungan
4 Pestisida Kimia
membunuh
musuh hara
5 Unsur Alami
tanah mati
6 Gagal panen
102
7 SDM Petani masih
rendah
8 Biaya Tinggi
10 Harga rendah/pemasaran
susah
▪ Riwayat Pertanian Masyarakat Tani
NO Komoditi Pertanian Anorganik Organik
1 Sayuran
3 Buah-buahan
4 Perkebunan
5 Tumpang sari
4.1.2. Memahami teknik konversi lahan dan dapat memantau proses konversi
lahan
A. Tujuan Kegiatan
Peserta mampu memahami teknik konversi lahan dan dapat memantau
proses konversi lahan
B. Waktu Kegiatan (Pertemuan ke-2)
Waktu kegiatan ini dilaksanakan selama 2 x 170 menit = 340 menit, dengan
rincian sebagai berikut:
• Asistensi : 40 menit
• Pelaksanaan Praktik : 240 menit
• Tugas : 60 menit
C. Indikator Kinerja
• Kemampuan menjelaskan kriteria dan syarat konversi lahan berdasar
komoditas
• Kemampuan mengidentifikasi jenis tanaman yang ada
104
• Kemampuan menentukan periode konversi berdasar sejarah lahan dan
jenis tanaman yang diusahakan
• Kemampuan melaksanakan semua tindakan budidaya sesuai prinsip
organik
• Kemampuan melakukan periode konversi secara berkelanjutan
• Kemampuan mendokumentasi awal penetapan dan jenis tindakan
budidaya selama periode konversi
D. Teori
Konversi lahan dapat diartikan sebagai berubahnya fungsi sebagian
atau seluruh kawasan dari fungsinya semula seperti direncanakan menjadi
fungsi lain yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan
itu sendiri. Misalnya, berubahnya peruntukan fungsi lahan persawahan
beririgasi menjadi lahan industri, dan fungsi lindung menjadi lahan
pemukiman.
Konversi lahan pertanian merupakan ancaman yang serius terhadap
ketahanan pangan nasional karena dampaknya bersifat permanen. Lahan
pertanian yang telah dikonversi ke penggunaan lain di luar pertanian sangat
kecil peluangnya untuk berubah kembali menjadi lahan pertanian.
Demikian pula upaya untuk membangun lahan pertanian baru di luar Jawa
tidak dengan sendirinya dapat mengkompensasi kehilangan produksi di
Jawa, karena diperlukan waktu yang lama untuk membangun lahan
pertanian dengan tingkat produktivitas yang tinggi.
Faktor penyebab konversi lahan antara lain disebabkan oleh :
No Faktor Internal Faktor Eksternal
1. Lokasi lahan Pertambahan penduduk
2. Produktivitas Lahan Warga lain
3. Saluran Irigasi Pihak swasta
4. Mutu tanah Nilai jual
5. Luas lahan Kebutuhan tempat tinggal
6. Biaya produksi Pembangunan sarana dan
prasarana
7. Resiko usaha tani Peluang kerja
F. Organisasi
1) Peserta kegiatan bekerja secara berkelompok
2) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
1) Peserta kegiatan mengikuti penjelasan dosen pengampu dalam
menjelaskan kriteria dan syarat konversi lahan
2) Peserta secara berkelompok berdiskusi untuk melakukan identifikasi
jenis tanaman yang ada pada suatu daerah (desa/kecamatan) kabupaten
yang diperoleh di Dinas Pertanian setempat dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir secara berurutan
• Pertanyaan
a. Apakah lahan yang sedang dikonversi terjadi pencemaran bahan/input
produksi terlarang? jelaskan alasan saudara !
b. Bagaiamana langkah saudara mencegah terjadinya pencemaran pada
lahan yang sedang dikonversi?
I. Referensi
Aryo Fajar Sunartomo A.F, 2015. Perkembangan Konversi Lahan Pertanian
Di Kabupaten Jember, Jurnal Agriekonomika, Volume 4, Nomor 1,
ISSN 2301-9948 e ISSN 2407-6260
Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan &
Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.
108
SNI 6729-2010 Tentang Sistem Pangan Organik.
Nasoetion, Lutfi Ibrahin, dan Winoto, Joyo. 2000. Masalah Alih Fungsi
Lahan dan Dampaknya Terhadap Keberlangsungan Swasembada
Pangan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Jakarta
C. Indikator Kinerja
▪ Kemampuan mengidentifikasi jenis pupuk organik dengan benar
▪ Kemampuan mendiskripsikan karakteristik pupuk organik dengan benar
▪ Kemampuan mendiskripsikan bahan baku pupuk organik dengan benar
▪ Kemampuan ketepatan memilih teknik pembuatan pupuk organik
▪ Kemampuan menyiapkan kelengkapan alat dan bahan
▪ Kemampuan membuat pupuk organik sesuai standar Operasional
Prosedure
▪ Kemampuan melakukan teknik pengemasan dan penyimpanan
▪ Kemampuan mendokumentasi pembuatan pupuk organik
110
dalam membangun kesuburan tanah, utamanya jika dilaksanakan dalam
waktu yang relatif panjang.
Demikian pentingnya pupuk organik sehingga Menteri Pertanian
mengeluarkan peraturan No. 02/Pert./HK.060/2/2006 yang menetapkan
bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah
melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan
untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah.
F. Organisasi
1) Peserta kegiatan bekerja secara berkelompok
2) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
1) Sesi pertama, pembuatan pupuk organik padat
▪ Perhatikan penjelasan dosen pengampu dalam memproses pembuatan
pupuk organik padat
▪ Siapkan dan identifikasi dengan benar bahan-bahan yang diperlukan
pembuatan pupuk organik padat, yaitu :
o Kotoran ternak sapi 500 kg
o Serbuk gergaji 20 kg
o Abu dapur 20 kg
o Dedaunan glirisidae, lamtoro dan lain-lain secukupnya
112
▪ Pupuk organik padat yang siap diaplikasikan harus mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
o Jika digenggam bahan tidak terasa hangat/panas.
o Volume bahan menyusut 50% - 60% dari awal.
o Pupuk organik berkualitas baik berwarna coklat kehitaman sampai
hitam, berbau menyerupai tanah, partikel halus dan pH normal.
Syarat Teknis Minimal Pupuk Organik
No Parameter Syarat
1. C-Organik > 12 %
2. C/N Ratio 15 - 20 %
3. Bahan Ikutan < 2%
4. Kadar Air 4 - 12 %
5. pH 4-8
Sumber : www.google.com
114
https://www.academia.edu/29724209/Cara_mudah_membuat_Pupuk_Organ
ik_Cair
Suryadikarta, DidiArti. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor
Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan &
Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.
C. Indikator Kinerja
▪ Kemampuan mengidentifikasi jenis-jenis pestisida organik dengan benar
▪ Kemampuan mendiskripsipkan karakteristik pestisida organik dengan
benar
▪ Kemampuan mendiskripsikan bahan baku pestisida organik dengan benar
▪ Kemampuan ketepatan pemilihan teknik pembuatan pestisida organik
▪ Kemampuan menyiapkan kelengkapan alat dan bahan
D. Teori
Perkembangan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya penggunaan
bahan-bahan kimia dalam produk-produk pertanian, mendorong upaya
budidaya tanaman untuk menghasilkan produk-produk pertanian organik.
Sumber bahan kimia yang mengkontaminasi produk-produk pertanian
umumnya berasal dari penggunaan pestisida.
Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan menyebabkan timbulnya
masalah lingkungan, termasuk resistensi hama terhadap pestisida, resurgensi
serangga dan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dan bukan OPT.
Kematian serangga menguntungkan seperti serangga tawon, serangga
penyerbuk, parasitoid dan predator serta residu pestisida dalam bahan
makanan, pakan ternak.
Berdasarkan pertimbangan tentang toksisitas pestisida kimia, maka
dibutuhkan metoda pengendalian yang bersifat non-kimia dalam rangka
pengendalian hama terpadu. Upaya peningkatan bahan pengendali hayati
diperlukan dalam pengelolaan hama. Bahan-bahan yang tersedia untuk
dikembangkan sebagai pestisida hayati cukup banyak tersedia di alam,
dimana bahan-bahan tersebut aman terhadap lingkungan dan selaras dengan
teknik pengelolaan hama terpadu dan diantaranya banyak yang mudah
diproduksi dan digunakan sebagai pestisida organik.
Pestisida organik merupakan ramuan obat-obatan untuk mengendalikan
hama dan penyakit tanaman yang dibuat dari bahan-bahan alami. Bahan-
bahan untuk membuat pestisida organik diambil dari tumbuhan-tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme. Karena dibuat dari bahan-bahan yang terdapat
di alam bebas, pestisida jenis ini lebih ramah lingkungan dan lebih aman
bagi kesehatan manusia.
116
Bila dibandingkan dengan pestisida kimia, pestisida organik mempunyai
beberapa kelebihan. Pertama, lebih ramah terhadap alam, karena sifat
material organik mudah terurai menjadi bentuk lain. Sehingga dampak
racunnya tidak menetap dalam waktu yang lama di alam
bebas. Kedua, residu pestisida organik tidak bertahan lama pada tanaman,
sehingga tanaman yang disemprot lebih aman untuk
dikonsumsi. Ketiga,dilihat dari sisi ekonomi penggunaan pestisida organik
memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Produk pangan non-
pestisida harganya lebih baik dibanding produk konvensional. Selain itu,
pembuatan pestisida organik bisa dilakukan sendiri oleh petani sehingga
menghemat pengeluaran biaya produksi. Keempat, penggunaan pestisida
organik yang diintegrasikan dengan konsep pengendalian hama terpadu
tidak akan menyebabkan resistensi pada hama.
Bawang-
Umbi Busuk batang pada panili
bawangan
118
Selasih Daun Lalat buah ( dacus correctus)
F. Organisasi
• Peserta kegiatan bekerja secara berkelompok
• Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
Sesi pertama : Pengendalian Hama dengan menggunakan insektisida
organik
▪ Perhatikan penjelasan dosen pengampu dalam memproses pembuatan
insektisida organik
120
o Kemudian larutkan deterjen kedalam air kelapa dan aduk hingga
merata.
o Setelah itu, masukan hasil tumbukan bawang putih, ragi tape dan
kapur tohor. Saring campuran tersebut dengan kain halus.
o Langkah terakhir, fermentasikan cairan selama 20 hari dalam wadah
tertutup. Pestisida organik pengusir ulat daun siap digunakan.
o Cara menggunakan insektisida organik ini yaitu :
▪ Encerkan larutan pestisida organik sebanyak 500 ml dengan 10
liter air bersih.
▪ Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot.
▪ Frekuensi penggunaan sebanyak 2 kali seminggu, lakukan terus
sampai serangan ulat menurun sampai taraf aman.
Sesi kedua : Pengendalian Hama dengan menggunakan insektisida
organik
▪ Perhatikan penjelasan dosen pengampu dalam memproses pembuatan
fungisida dan bakterisida organik
▪ Siapkan dan identifikasi dengan benar bahan-bahan yang diperlukan
dalam pembuatan beberapa insektisida organik
a. Membuat fungisida organik pengendali penyakit cendawan atau jamur
o Siapkan bahan-bahan berikut, daun dakinggang gajah 5 ons, lengkuas
3 ons, jahe 3 ons, bawang putih 3 ons dan ekstrak titonia 3 liter.
o Tumbuk daun galinggang gajah, kemudian parut jahe dan lengkuas.
o Siapkan larutan daun titonia dengan cara menumbuk daun titonia
hingga halus dan campurkan dengan 3 liter air, kemudian saring
dengan kain halus.
o Setelah itu, masukkan bahan-bahan yang telah ditumbuk dan diparut
ke dalam larutan titonia, aduk hingga merata.
o Saring dan peras campuran tersebut, hasil saringan merupakan
fungisida organik yang siap untuk mengendalikan cendawan atau
jamur yang menyerang tanaman budidaya.
o Cara menggunakan fungisida organik ini yaitu :
122
➢ Berdasarkan pengalaman, fungisida organik ini bisa
mengendalikan serangan antraknosa sampai 80 %.
➢ Ramuan tidak tahan lama dan masih bisa dipakai selagi
aromanya masih khas. Apabila aromanya sudah berubah maka
kemampuannya juga sudah menurun. Sebaiknya dibuat setiap
kali terjadi serangan cendawan ini.
c. Membuat bakterisida organik untuk mengendalikan penyakit yang
disebabkan bakteri
o Siapkan bahan-bahan berikut: daun sirih satu ikat, kunyit 2 ons,
bawang putih 3 ons dan ekstrak daun titonia 3 liter.
o Tumbuk bahan-bahan tersebut satu per satu atau secara bersamaan.
o Rendam dalam ekstrak daun titonia selama beberapa menit, kemudian
saring dengan kain halus.
o Bakterisida organik untuk mengusir bakteri siap digunakan.
o Cara penggunaannya:
▪ Encerkan 500 ml larutan dalam 10 liter air.
▪ Frekuensi penggunaan 2 kali dalam seminggu dengan cara
menyemprotkan pada tanaman yang terserang
I. Referensi
https://alamtani.com/pestisida-organik/
Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan &
Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.
C. Indikator Kinerja
• Pola tanam dirancang sesuai musim dan komoditas
• Pola tanam dilakukan berdasar jadwal
• Jadwal pola tanam disusun dengan benar
• Identifikasi Jenis tanaman pupuk hijau
• Penetapan waktu tan. dan jenis tanaman
• Identifikasi jenis bahan organik, agen hayati lokal, bahan pembenah tanah
• Pemrosesan sesuai jenis, standar b.o, agen hayati dan bahan pembenah
tanah
124
• Dosis bahan organik dan agen hayati yang akan dicampur ditetapkan
berdasar komposisinya
• Metode dan waktu pencampuran ditetapkan berdasar jenis bahan
• Bahan organik dan agen hayati dicampur dengan benar
D. Teori
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang
meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk
keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian
organik menekankan penggunaan praktek manajemen yang lebih
mengutamakan penggunaan masukan setempat, dengan kesadaran bahwa
keadaan regional setempat memang memerlukan sistem adaptasi lokal.
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan, bila memungkinkan, cara-
cara kultural, biologis dan mekanis, yang merupakan kebalikan dari
penggunaan bahan- bahan sintetis, untuk memenuhi fungsi spesifik dalam
sistem. Suatu sistem produksi pangan organik dirancang untuk :
1) mengembangkan keanekaragaman hayati dalam sistem secara
keseluruhan; meningkatkan aktivitas biologis tanah;
2) menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang;
3) mendaur ulang limbah yang berasal dari tumbuhan dan
hewan untuk mengembalikan nutrisi ke lahan sehingga meminimalkan
penggunaan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui;
4) mengandalkan sumberdaya yang dapat diperbaharui pada sistem
pertanian yang dikelola secara lokal;
5) mempromosikan penggunaan tanah, air dan udara secara
sehat, serta meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan
oleh praktek-praktek pertanian;
6) menangani produk pertanian dengan penekanan pada cara pengolahan
yang hati- hati untuk menjaga integritas organik dan mutu produk pada
seluruh tahapan; dan bisa diterapkan pada seluruh lahan pertanian
yang ada melalui suatu periode konversi, dimana lama waktunya
ditentukan oleh faktor spesifik lokasi seperti sejarah lahan serta jenis
F. Organisasi
• Peserta kegiatan bekerja secara berkelompok
• Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
• Peserta secara berkelompok memperhatikan penjelasan dosen pengampu
dalam demonstrasi menyiapkan sepetak lahan percontohan untuk dikelola
kesuburan tanahnya
126
• Selanjutnya siapkan peralatan pengolahan tanah untuk menggemburkan
petak lahan yang sudah disiapkan pengolahannya dan sebelum melakukan
pengelolaan petak lahan yang dikerjakan lakukan analisa tanah di
laboratorium tanah dengan mengambil sampel tanah petakan lahan yang
menjadi tanggung jawab masing-masing kelompok
• Tiap kelompok mengelola petak lahan seluas 20 m2 untuk menyiapkan
lahan yang mempunyai sifat fisik remah, sifat kimia dan biologis yang
seimbang dengan cara menggemburkan lahan dengan dengan cangkul dan
menambahkan pupuk organik yang telah dibuat.
• Sedangkan sifat biologis dibuat dengan cara menambahkan agensia hayati
pembenah tanah seperti mikroorganisme perombak selulosa (boleh
menggunakan EM4), penambat N, Trichoderma sp, molase
• Petakan lahan yang yang telah berisi campuran bahan tersebut diatas
selanjutnya dicampur merata dengan menggunakan cangkul dengan
tujuan selain mencampur juga memberikan aerasi untuk menjaga suasana
lahan dalam kondisi aerob.
• Setiap pagi dan sore lakukan penyiraman menggunakan air sumur gali
• Biarkan lahan sampai 1 minggu untuk memberi kesempatan
microorganisme merombal bahan organik yang terkandung dalam pupuk
organik
• Selanjutnya setelah lahan siap ambil sampel tanah petak lahan kelompok
saudara dan analisa kandungan unsur hara di laboratorium tanah,
kemudian lakukan penanaman tanaman model tumpangsari jenis tanaman
yang diusahakan bebas sesuai kesepakatan kelompok.
• Peliharalah tanaman tumpangsari tersebut dengan menyirami sesuai
kebutuhan air tanaman dengan menggunakan sumber air yang tidak
tercemar oleh pupuk kimia, pestisida dan limbah lainnya.
• Untuk pengendalian hama dan penyakit gunakan insektisida organik dan
fungisida organik, sedangkan pengendalian gulma lakukan dengan cara
mekanis.
I. Referensi
SNI 6729-2010 Tentang Sistem Pangan Organik
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif
dan Berkelanjutan. Jakarta: Kanisius. ISBN 979-21-0187-X,
978979210187
128
4.2.4. Mengelola pengairan dengan cara menganalisis sumber air dan
melakukan konservasi air
A. Tujuan Kegiatan
Peserta mampu mengelola pengairan untuk budidaya secara organik
B. Waktu Kegiatan
Waktu kegiatan ini dilaksanakan selama 2 x 2 x 170 menit = 680 menit,
dengan rincian sebagai berikut:
Sesi pertama
• Asistensi : 40 menit
• Pelaksanaan Praktik : 240 menit
• Tugas : 60 menit
Sesi kedua
• Asistensi : 40 menit
• Pelaksanaan Praktik : 240 menit
• Tugas : 60 menit
C. Indikator Kinerja
• Mengidentifikasi sumber air untuk pertanian organik
• Penentuan penyebab dan tingkat cemaran dengan tepat
• Tindakan eliminasi cemaran sumber air
• Perekomendasian kelayakan sumber air
• Penetapan kebutuhan air
• Penentuan jadwal pengairan
• Kesiapan alat pengairan
• Distribusi kebutuhan air sesuai topografi dan fase pertumbuhan tanaman
• Evaluasi pola pengairan berdasar periode tanam
• Identifikasi tindakan konservasi sumber air yang diperlukan
• Melakukan konservasi air untuk budidaya pertanian organik
D. Teori
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang
meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk
keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian
PPG_Agribisnis Produksi Tanaman 129
organik menekankan penggunaan praktek manajemen yang lebih
mengutamakan penggunaan masukan setempat, dengan kesadaran bahwa
keadaan regional setempat memang memerlukan sistem adaptasi lokal.
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan, bila memungkinkan, cara-
cara kultural, biologis dan mekanis, yang merupakan kebalikan dari
penggunaan bahan- bahan sintetis, untuk memenuhi fungsi spesifik dalam
sistem.
Air merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
tanaman. Peranannya terhadap kehidupan tanaman antara lain :
• Air sebagai pelarut unsur hara di dalam tanah sehingga tanaman dapat
dengan mudah mengambil unsur hara melalui akar.
• Air merupakan salah satu komponen penting dalam proses fotosintesis.
• Hampir seluruh proses fisiologi tanaman termasuk reaksi-reaksi kimia
berlangsung dengan adanya air.
• Air berfungsi mempertahankan ketegapan tanaman, jika kekurangan air
tanaman akan layu.
• Air sebagai pengontrol suhu dalam tanah dan tanaman pada saat terik
matahari.
Menurut cara pemberian sistem irigasi, dibagi menjadi 3 yaitu penyiraman,
pengairan diatas permukaan tanah dan pengairan dibawah permukaan tanah.
Penyiraman adalah sistem pemberian air dengan cara penyemprotan
sehingga ketika jatuh ke permukaan tanah/tanaman akan berbentuk butiran
yang menyerupai hujan. Pengairan adalah sistem pemberian air dengan cara
pengaliran dan penggenanngan diatas permukaan tanah atau dari bawah
permukaan tanah.
Air mutlak dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup untuk pertumbuhan.
Demikian pula tanaman, air sangat dibutuhkan untuk penguapan
(evaporasi), transpirasi dan aktivitas metabolisme tanaman. Tanaman hanya
dapat tumbuh optimal dan memberikan hasil yang tinggi bila kebutuhan
airnya dapat dipenuhi dalam jumlah dan waktu yang tepat.
Metoda tidak langsung penentuan kebutuhan air tanaman (ET) yang banyak
digunakan adalah dengan menggunakan nilai evapotranspirasi acuan (ETo)
130
yang berdasarkan kepada data iklim atau cuaca, kemudian dikalikan dengan
factor koefisien tanaman (kc).
Kebutuhan air bagi tanaman didefinisikan sebagai tebal air yang dibutuhkan
untuk memenuhi jumlah air yang melalui evapotranspirasi suatu tanaman
sehat, tumbuh pada area luas, pada tanah yang menjamin cukup lengas
tanah, kesuburan tanah dan lingkungan hidup tanaman cukup baik sehingga
secara potensial tanaman akan berproduksi baik.
Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dari permukaan tanah atau air
dan transpirasi dari tumbuh-tumbuhan.
Evapotranspirasi atau kebutuhan air tanaman pada umumnya mencapai
puncak pada masa tengah pertumbuhan dan selanjutnya akan menurun
kembali menjelang masa panen sesuai dengan koefisien tanaman.
Evapotranspirasi tanaman dapat dihitung dengan rumus ET = kc x ETo.
dimana, ET = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
kc = koefisien tanaman
ETo = evapotranspirasi potensial/tetapan/referensi (mm/hari)
Koefisien tanaman (kc) merupakan perbandingan antara evapotranspirasi
suatu tanaman dengan evapotranspirasi tetapan (ETo).
Evapotranspirasi potensial (ETo) disebut juga evapotranspirasi
tetapan/referensi, yaitu transpirasi suatu tanaman rumput yang tumbuh
seragam, sepenuhnya menutup tanah, tumbuh subur dan tidak kekurangan
air serta dipangkas setinggi 8-15 cm.
Ada beberapa metoda perhitungan ETo diantaranya yang paling umum
digunakan yaitu pengukuran langsung menggunakan Panci Evaporasi dan
Lisimeter.
Pengukuran langsung dengan Panci Evaporasi, rumus yang digunakan yaitu
:
ET = kc x ETo atau ET = kc x kp x Eo
dimana, ET = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
kc = koefisien tanaman
kp = koefisien panci
F. Organisasi
• Peserta kegiatan bekerja secara berkelompok
• Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
Sesi pertama : Identifikasi kualitas sumber air untuk pertanian organik
dan menentukan kebutuhan air tanaman
▪ Perhatikan penjelasan dosen pengampu dalam mengidentifikasi kualitas
sumber untuk pertanian organik dan cara menentukan kebutuhan air
tanaman berdasarkan kebutuhan air tanaman.
132
▪ Siapkan tool kit untuk mengukur kualitas sumber air dan identifikasi
beberapa sumber air yang direncanakan untuk mengairi petak tanaman
budidaya secara organik berdasarkan SNI 06-2412-1991 tentang metode
pengambilan contoh kualitas air.
▪ Catat hasilnya dalam tabel identifikasi sumber air irigasi
▪ Siapkan alat ukur kebutuhan air tanaman bisa menggunakan lysimeter,
jika tidak ada alat ini gunakan data iklim pada stasiun meteorologi di zona
pertanaman tanaman budidaya secara organik
I. Referensi
FAO (1984), Crop Water Requirement, FAO Irrigation and Drainage Paper
24, Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome.
SNI 06-2412-1991 Metode pengambilan contoh kualitas air. Badan
Standardisasi Nasional. Jakarta
SNI 6729-2010 Tentang Sistem Pangan Organik. Badan Standardisasi
Nasional. Jakarta
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif
dan Berkelanjutan. Jakarta: Kanisius. ISBN 979-21-0187-X,
9789792101874.
A. Tujuan Kegiatan
Peserta mampu menyiapkan benih/bahan tanam organik
B. Waktu Kegiatan
Waktu kegiatan ini dilaksanakan selama 2 x 170 menit = 340 menit, dengan
rincian sebagai berikut:
• Asistensi : 40 menit
• Pelaksanaan Praktik : 240 menit
• Tugas : 60 menit
134
C. Indikator Kinerja
• Identifikasi benih/bahan tanam organik berdasar sumbernya
• Pemilihan benih/bahan tanam organik secara tepat sesuai karakteristiknya
• Penentuan jumlah benih/bahan tanam organik sesuai kebutuhan
• Pencegahan kontaminasi benih/bahan tanam organik sesuai prinsip
organik
• Penyimpanan benih/bahan tanam organik sesuai prinsip penyimpanan
yang benar
D. Teori
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang
meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk
keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian
organik menekankan penggunaan praktek manajemen yang lebih
mengutamakan penggunaan masukan setempat, dengan kesadaran bahwa
keadaan regional setempat memang memerlukan sistem adaptasi lokal.
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan, bila memungkinkan, cara-
cara kultural, biologis dan mekanis, yang merupakan kebalikan dari
penggunaan bahan- bahan sintetis, untuk memenuhi fungsi spesifik dalam
sistem. Suatu sistem produksi pangan organik dirancang untuk :
1) mengembangkan keanekaragaman hayati dalam sistem secara
keseluruhan; meningkatkan aktivitas biologis tanah;
2) menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang;
3) mendaur ulang limbah yang berasal dari tumbuhan dan
hewan untuk mengembalikan nutrisi ke lahan sehingga meminimalkan
penggunaan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui;
4) mengandalkan sumberdaya yang dapat diperbaharui pada sistem
pertanian yang dikelola secara lokal;
5) mempromosikan penggunaan tanah, air dan udara secara
sehat, serta meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan
oleh praktek-praktek pertanian;
6) menangani produk pertanian dengan penekanan pada cara pengolahan
G. Prosedur Kerja
• Peserta memperhatikan penjelasan dosen pembimbing tentang cara
mengidentifikasi benih, memilih benih dan menyimpan benih
• Setiap kelompok menyiapkan peralatan wadah benih, plastik sealer,
timbangan dan lainnya
• Siapkan benih hasil pertanian konvensional dan hasil pertanian organik
136
• Lakukan sortasi benih kacang panjang yang ada dan identifikasi sumber
benihnya
• Timbanglah berat 1000 biji dan ukur kadar airnya
• Kemudian kemas benih tersebut dalam wadah kemasan dan siapkan label
kemasan dengan memberikan informasi benih sesuai petunjuk dosen
pembimbing
• Selanjutnya simpan benih sesuai standar penyimpanan benih
I. Referensi
SNI 6729-2010 Tentang Sistem Pangan Organik
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif
dan Berkelanjutan. Jakarta: Kanisius. ISBN 979-21-0187-X,
9789792101874.
A. Tujuan Kegiatan
Peserta mampu mengendalikan hama, penyakit dan gulma secara organik
B. Waktu Kegiatan
Waktu kegiatan ini dilaksanakan selama 2 x 2 x 170 menit = 680 menit,
dengan rincian sebagai berikut:
Sesi pertama
• Asistensi : 40 menit
• Pelaksanaan Praktik : 240 menit
• Tugas : 60 menit
Sesi kedua
• Asistensi : 40 menit
• Pelaksanaan Praktik : 240 menit
• Tugas : 60 menit
C. Indikator Kinerja
• Identifikasi faktor penyebab munculnya hama penyakit, dan gulma
• Penjelasanan jenis dan bioekologi hama, penyakit dan gulma
• Identifikasi kesalahan agronomis yang mempengaruhi kesehatan tanaman
• Identifikasi jenis dan metode pengendalian hama, penyakit dan gulma
• Penetapan metode pengendalian hama, penyakit dan gulma sesuai SNI
pangan organik
• Mengevaluasi pengendalian hama, penyakit dan gulma secara periodik
• Pencatatan hasil evaluasi pengendalian hama, penyakit dan gulma sesuai
format yang telah disiapkan
• Pendokumentasian kegiatan pengendalian hama, penyakit dan gulma
selama satu periode tanam dalam bentuk laporan.
D. Teori
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang
meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk
138
keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian
organik menekankan penggunaan praktek manajemen yang lebih
mengutamakan penggunaan masukan setempat, dengan kesadaran bahwa
keadaan regional setempat memang memerlukan sistem adaptasi lokal.
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan, bila memungkinkan, cara-
cara kultural, biologis dan mekanis, yang merupakan kebalikan dari
penggunaan bahan- bahan sintetis, untuk memenuhi fungsi spesifik dalam
sistem. Suatu sistem produksi pangan organik dirancang untuk :
1) mengembangkan keanekaragaman hayati dalam sistem secara
keseluruhan; meningkatkan aktivitas biologis tanah;
2) menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang;
3) mendaur ulang limbah yang berasal dari tumbuhan dan
hewan untuk mengembalikan nutrisi ke lahan sehingga meminimalkan
penggunaan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui;
4) mengandalkan sumberdaya yang dapat diperbaharui pada sistem
pertanian yang dikelola secara lokal;
5) mempromosikan penggunaan tanah, air dan udara secara
sehat, serta meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan
oleh praktek-praktek pertanian;
6) menangani produk pertanian dengan penekanan pada cara pengolahan
yang hati- hati untuk menjaga integritas organik dan mutu produk pada
seluruh tahapan; dan
bisa diterapkan pada seluruh lahan pertanian yang ada melalui suatu
periode konversi, dimana lama waktunya ditentukan oleh faktor
spesifik lokasi seperti sejarah lahan serta jenis tanaman dan hewan yang
akan diproduksi.
Hama, penyakit dan gulma harus dikendalikan oleh salah satu atau
kombinasi dari cara-cara berikut :
1 ) Pemilihan spesies dan varietas yang sesuai;
2) Program rotasi yang sesuai;
3) Pengolahan tanah secara mekanis;
F. Organisasi
• Peserta kegiatan bekerja secara berkelompok
• Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
Sesi pertama : Identifikasi hama dan penyakit serta jenis dan metode
pengendalian
▪ Perhatikan penjelasan dosen pengampu cara melakukan identifikasi faktor
penyebab munculnya hama dan penyakit serta gulma pada lahan budidaya
tanaman secara organik
140
▪ Lakukan diskusi dengan kelompok saudara cara merencanakan jenis dan
metode pengendalian hasil identifikasi hama, penyakit dan gulma yang
ditemukan di lahan budidaya tanaman secara organik
Sesi kedua : Pengendalian Hama, Penyakit dan Gulma
▪ Perhatikan penjelasan dosen pengampu dalam dalam melakukan
pengendalian hama, penyakit dan gulma secara terpadu
▪ Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam mengendalikan hama,
penyakit dan gulma yang telah teridentifikasi sebelumnya.
▪ Lakukan pengendalian hama, penyakit dan gulma dengan metode yang
telah disepakati bersama dalam diskusi
▪ Selanjutnya amati hasil pengendalian yang dilakukan oleh masing-masing
kelompok dan catat dalam buku pengamatan
A. Tujuan Kegiatan
Peserta mampu mengelola panen dan pasca panen hasil budidaya secara
organik
B. Waktu Kegiatan
Waktu kegiatan ini dilaksanakan selama 2 x 170 menit = 340 menit, dengan
rincian sebagai berikut:
• Asistensi : 40 menit
• Pelaksanaan Praktik : 240 menit
• Tugas : 60 menit
C. Indikator Kinerja
• Cara Identifikasi ciri-ciri fisik tanaman siap panen
• Pembuatan rencana panen berdasar hasil identifikasi
• Penyiapan alat panen sesuai kebutuhan
• Cara melakukan pemanenan sesuai SOP
• Cara melakukan tindakan pencegahan kecelakaan kerja sesuai K3L
142
• Pengidentifikasian bahan & alat penanganan pasca panen
yang sesuai standar
• Pengidentifikasian tindakan penanganan pasca panen yang
sesuai standar
• Pelaksanaan penanganan pasca panen sesuai standar
• Cara melakukan tindakan pencegahan kecelakaan kerja
sesuai kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L)
• Pencatatan hasil panen dalam buku panen
• Pendokumentasian kegiatan pengelolaan pasca panen dalam bentuk
laporan.
D. Teori
Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi
pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan
senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida.
Dilarangnya penggunaan bahan kimia sintetik dalam pertanian organik
merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi petani, selain
mengubah budaya yang sudah berkembang 35 tahun terakhir ini pertanian
organik membuat produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat.
Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan
mensejahterakan petani dan konsumen. Berbagai sayuran khususnya untuk
dataran tinggi, yang sudah biasa dibudidayakan dengan sistem pertanian
organik, diantaranya: Kacang panjang, Kubis, Brokoli, Bunga kol, Kentang,
Wortel.
Perlakuan panen akan mempengaruhi hasil serta proses penanganan
selanjutnya. Penanganan panen yang baik akan memberikan kualitas
produksi yang baik pula. Dalam pemanenan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain usia panen dan cara panen.
Sebagai salah satu contoh mengelola panen dan pasca panen hasil budidaya
kacang panjang secara organik diuraikan sebagai berikut.
1) Ciri dan Umur panen
144
Biasanya pemetikan polong dapat dilakukan 5-15 kali, sampai polongnya
habis semua. Untuk kacang panjang tipe tegak, pemanenan dengan cara
mencabut atau memotong pangkal batang
tanaman setinggi 10-15 cm dari
permukaan tanah. Selepas panen, polong
kacang panjang dikumpulkan ditempat
penampungan, dicuci dan ditiriskan
sedangkan untuk kacang polong tua,
setelah dikumpulkan, dikeringkan dengan dijemur.
Penanganan pasca panen kacang panjang antara lain sortasi, pengemasan
dan pengangkutan.
1) Sortasi.
Tidak semua kacang yang telah dipanen layak dipasarkan, sehingga perlu
disortasi atau pemilahan berdasarkan kualitas dan keseragaman, Polong
kacang panjang dipilah antara yang baik dan yang cacat. Polong yang
cacat berbintik hitam, berlubang, atau busuk disisihkan. Ukuran sasaran
ekspor, kriteria ketuaan paling muda yaitu ukuran polong sesuai
permintaan pasar, tingkat ketuaan polong tergolong muda, penampilan
biji tidak menonjol dan berwarna hijau dan segar. Sedangkan polong tua
yang sudah kering dipisahkan dari kulit polong dan biji dikeringkan
sampai 12%-14% kadar airnya. Untuk pasar tradisional, sortasi kurang
diperhatikan karena pasar tradisional tidak menuntut keseragaman
kualitas yang baik sedangkan pasar swalayan yang menghendaki produk
yang seragam dan baik kualitasnya.
2) Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk memudahkan dalam pengangkutan. Kacang
panjang yang akan dipasarkan di pasar tradisional biasanya tidak dikemas
secara khusus. Pengemasan dilakukan sederhana dalam bentuk ikatan
besar atau kecil yang beratnya sekitar 250-2.000 gram tiap ikat. Ikatan
kacang panjang biasanya menggunakan tali rafia atau tali bambu. Ikatan
dikemas dalam karung goni yang berventilasi atau dalam kantong plastik
F. Organisasi
• Peserta kegiatan bekerja secara berkelompok
• Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
• Perhatikan penjelasan dosen pengampu dalam memproses pengelolaan
panen dan pasca panen tanaman budidaya secara organik
• Lakukan identifikasi fisik tanaman yang siap panen sesuai penjelasan
dosen pengampu
146
• Selanjutnya lakukan pelaksanaan panen sesuai penjelasan dosen
pengampu atau sesuai standar panen
• Sebelum melakukan pasca panen hasil panen tanaman, lakukan
identifikasi alat dan bahan penanganan pasca panen sesuai penjelasan
dosen pengampu
• Kemudian lakukan identifikasi tindakan yang diperlukan dalam
penanganan pasca panen sesuai arahan dosen pengampu
• Catat semua hasil panen yang memenuhi persyaratan mutu panen dalam
buku hasil panen.
I. Referensi
http://bayamorganik.blogspot.co.id/2013/05/penanganan-panen-dan-pasca-
panen-pada.html
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif
dan Berkelanjutan. Jakarta: Kanisius. ISBN 979-21-0187-X,
9789792101874.
Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan &
Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.
C. Indikator Kinerja
• Identifikasi standar mutu pangan organik yang berlaku dan relevan sesuai
ketentuan dan kebutuhan
• Pemilihan standar mutu pangan yang relevan sesuai usaha
• Penyiapan aspek legalitas Standar pangan organik agar dapat
dilaksanakan
• Penyiapan sistem jaminan mutu standar pangan organik sesuai ketentuan,
kebijakan mutu, prosedur, instruksi kerja dan formatnya
• Perekaman data pelaksanaan sistem mutu organik berdasar ketentuan
sistem mutu
• Mendokumentasikan rekaman data
• Penyiapan bahan sertifikasi tanaman organik
• Mengaudit internal terhadap proses budidaya yang dilaksanakan
D. Teori
Organisasi pertanian organik dunia mempunyai peraturan yang berhubungan
dengan proses produksi dan prosedure pengolahan hasil. Jika hasil pertanian
organik dijual dengan label organik, produsen dan pengolah hasil harus
bekerja berdasarkan kerangka standar dasar dan sertifikasi yang
dilaksanakan sesuai program nasional.
148
Perkembangan perumusan standar yang mencakup sistem pangan organik
untuk produksi, pemrosesan, pelabelan, dan pemasarannya begitu pesat
kemajuannya, sebagai konsekuensi dari perubahan yang cepat pula dalam
pengelolaan kegiatan memproduksi, memproses, melabel, dan
memasarkan pangan organik di dunia. Untuk itu Badan Standardisasi
Nasional (BSN) melalui Panitia Teknik Perumusan Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang ada di Departemen Pertanian segera mempersiapkan
mengenai sistem pangan organik. Organisasi panitia teknik tersebut
dibentuk oleh Departemen Pertanian beranggotakan wakil dari instansi
teknis, produsen, konsumen, asosiasi, lembaga konsultan dan perguruan
tinggi.
SNI Sistem pangan organik disusun dengan mengadopsi seluruh materi
dalam dokumen standar CAC/GL 32 – 1999, Guidelines for the
production, processing, labeling and marketing of organically produced
foods dan memodifikasi sesuai dengan kondisi Indonesia, ke dalam bahasa
Indonesia.
Pangan berkaitan dengan cara-cara produksi organik hanya apabila pangan
tersebut berasal dari sebuah sistem pertanian organik yang menerapkan
praktek-praktek manajemen yang bertujuan untuk memelihara ekosistem
untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan, dan melakukan
pengendalian gulma, hama dan penyakit, melalui berbagai cara seperti daur
ulang residu tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman,
manajemen pengairan, pengolahan lahan dan penanaman serta penggunaan
bahan-bahan hayati. Kesuburan tanah dijaga dan ditingkatkan melalui
suatu sistem yang mengoptimalkan aktivitas biologis tanah dan keadaan
fisik dan mineral tanah yang bertujuan untuk menyediakan suplai nutrisi
yang seimbang bagi kehidupan tumbuhan dan ternak serta untuk menjaga
sumberdaya tanah. Produksi harus berkesinambungan dengan
menempatkan daur ulang nutrisi tumbuhan sebagai bagian penting dari
strategi penyuburan tanah. Manajemen hama dan penyakit dilakukan
dengan merangsang adanya hubungan seimbang antara inang/predator,
F. Organisasi
• Peserta kegiatan bekerja secara berkelompok
• Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
• Peserta memperhatikan penjelasan dosen pembimbing tentang
penggunaan SNI 6729-2010 Tentang Sistem Pangan Organik
• Setiap kelompok peserta menggunakan 6729-2010 Tentang Sistem
Pangan Organik untuk mengidentifikasi standar mutu pangan organik
yang diberlakukan di Indonesia
• Diskusikan dengan kelompok saudara untuk membuat rencana audit
internal terhadap proses budidaya yang dilaksanakan oleh petani di sekitar
saudara
• Lakukan audit proses budidaya tanaman secara organik yang telah
dilakukan oleh kelompok lainnya.
150
• Selanjutnya diskusikan dengan kelompok saudara cara mengajukan
sertifikasi tanaman organik (label organik) dari hasil produksi pertanian
organik yang saudara lakukan atau pelaku usaha pertanian organik yang
ada.
Referensi
http://perundangan.pertanian.go.id/admin/file/PERATURAN%20MENTERI%2
0PERTANIAN%20TENTANG%20SISTEM%20PERTANIAN%20ORGAN
IK.pdf
SNI 6729-2010 Tentang Sistem Pangan Organik
D. Teori
Visi dan Misi merupakan sesuatu yang mutlak dikuasai seorang
pemimpin, baik ia pemimpin sektor swasta maupun pemerintah. Karena
dengan visi misi ini pemimpin dapat menjadi seorang TOP MANAJER yang
handal bagi organisasi/perusahaannya. Dalam aplikasinya, visi dan misi ini
dapat digolongkan kedalam visi misi organisasi, dan visi misi dari individu
pemimpin itu sendiri.
Visi-misi organisasi merupakan perumusan pandangan organisasi
untuk mencapai maksud dan tujuan yang menjadi bidang garapannya,
sementara visi-misi individu pemimpin merupakan perumusan langkah-
langkah dan pandangan dari pemimpin itu untuk mewujudkan tercapainya
visi misi organisasi.
Pada pelaksanaanya, tak sedikit organisasi ataupun orang
perseorangan kebingungan dalam perumusan dari visi-misi yang seharusnya
dirumuskan sebelum suatu organisasi terbentuk atau sebelum seseorang
didaulat ataupun diangkat menjadi seorang pemimpin. Jika sudah demikian,
biasanya arah organisasi atau pemimpin yang tidak merumuskan visi misi
dari awal, menjadikan organisasi berjalan apa adanya dan tidak ada arah
yang jelas kemana organisasi akan berlabuh mencapai tujuannya. Oleh
karenanya, visi-misi menjadi sesuatu yang mutlak ada dan dikuasai oleh
elemen organisasi, dan yang terpenting adalah dikuasai oleh pimpinannya,
karena visi-misi ini merupakan perumusan atas segala rencana/planning yang
merupakan langkah pertama yang harus ditempuh dalam prinsip-prinsip
manajemen. Tanpa perencanaan yang baik, segala sesuatu tentunya tak akan
menghasilkan sesuatu sesuai harapan.
Visi adalah pandangan umum organisasi/pemimpin terhadap cita-cita
yang ingin dicapai yang dirumuskan melalui kalimat tegas dan efektif,
156
E. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan adalah alat tulis, kertas double folio, laptop
dan internet.
F.Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
1. Setiap peserta PPG mempelajari materi yang diberikan
2. Setiap peserta PPG mendiskusikan materi dengan anggota kelompok
3. Setiap peserta PPG mengerjakan tugas yang diberikan
H. Tugas dan Pertanyaan
1. Tentukan satu jenis usaha agribisnis produksi tanaman yang telah ada.
2. Carilah visi dan misi dari usaha tersebut, kemudian diskusikan apakah
visi dan misi tersebut sudah sesuai dengan arah usaha yang
dilakukannya.
3. Buatlah sebuah rencana usaha agribisnis produksi tanaman anda sendiri
4. Tentukan visi dan misinya.
5. Buat laporan pratikum.
I. Pustaka
1. David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep, Edisi Ketujuh. Alih
Bahasa Alexander Sindoro. Prentice Hall Inc.
2. Robinson, B.R. 1997. Manajemen Strategik. Binarupa Aksara. Jakarta
3. Siagian, S. P. 2007. Manajemen Strategik. Bumi Aksara. Jakarta.
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan dalam menentukan faktor-faktor strategis dari lingkungan
eksternal
2. Ketepatan dalam menentukan faktor-faktor strategis dari lingkungan
internal
3. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Tahap pengumpulan data pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan
pengumpulan data saja, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-
analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu data
eksternal dan data internal.
Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan seperti
- Analisis pasar
- Analisis kompetitor
- Analisis komunitas
- Analisis pemasok
- Analisis pemerintah
- Analisis kelompok kepentingan tertentu.
Data internal adalah data yang dapat diperoleh dari dalam perusahaan itu
sendiri seperti :
- Laporan keuangan
- Laporan kegiatan sumber daya manusia
158
- Laporan kegiatan operasional
- Laporan kegiatan pemasaran
Model yang dipakai pada tahap ini terdiri dari tiga matrik yaitu :
1. Matrik faktor strategi eksternal
2. Maktrik faktor stretegi internal
3. Matrik profil kompetitif.
Pada tahap pengumpulan data, semua data dan informasi yang terkait
baik dengan faktor internal maupun eksternal selanjutnya diklasifikasikan sesuai
dengan sifatnya.
Faktor-faktor internal
Yang termasuk kedalam faktor internal adalah organisasi (termasuk
sumber daya fisik atau sarana dan prasarana) dan sumberdaya manusia. Dengan
demikian data dan informasi yang dikumpulkan adalah tentang sarana dan
prasarana fisik, sumber daya manusia dan organisasi termasuk tipe
manajemennya. Lakukan penilaian apakah faktor-faktor internal ini merupakan
kekuatan atau kelemahan bagi organisasi yang bersangkutan ditinjau dari
kondisi pada saat analisis SWOT dilakukan.
Berikut adalah contoh tabel yang digunakan dalam pengumpulan data
dan informasi tentang faktor-faktor internal, yakni tentang sarana dan prasarana
fisik, sumber daya manusia dan organisasi. Isi kolom uraian data dan informasi
dengan jenis-jenis data atau informasi yang dikumpulkan, bagaimana
kondisinya apakah dalam keadaan baik atau rusak ataukah dalam jumlah yang
memadai, apakah faktor ini merupakan kekuatan atau kelemahan. Bila sarana
fisik dalam keadaan baik dan dalam jumlah yang memadai merupakan suatu
kekuatan atau sebaliknya bila sarana yang ada tidak dapat digunakan merupakan
suatu kelemahan dan bahkan dapat merusak jalannya suatu organisasi atau
perusahaan. Bila informasi yang dikumpulkan merupakan suatu kekuatan atau
kelemahan dapat diberi tanda x pada kolom yang sesuai.
G. Prosedur Kerja
Penyusunan Matrik Faktor Internal
Setelah data dan informasi tentang faktor-faktor internal terkumpul,
dalam hal sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan organisasi, maka
tahap berikutnya adalah penyusunan matrik internal. Penyusunan matrik faktor
internal adalah sebagai berikut :
1. Kelompokkan faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan organisasi
dalam satu kelompok dan faktor internal yang menjadi kelemahan dalam
kelompok yang lain.
2. Urutkan faktor tersebut mulai yang paling berpengaruh terjadap kinerja
organisasi yang bersangkutan, baik dalam kelompok kekuatan maupun
dalam kelompok kelemahan.
160
3. Setelah semua kelompok masuk kedalam matrik, masing-masing diberi
bobot dengan nilai tertinggi 1.00 untuk faktor yang paling berpengaruh
terhadap kinerja organisasi dan nilai terendah 0.00. Semua bobot berjumlah
total 1.00.
4. Untuk setiap faktor dalam matrik dibuat skala penilaian (rating) dengan
angka mulai dari 1 (sangat buruk), 2 (buruk, 3 (baik) dan 4 (sangat baik).
5. Hitung perkalian bobot dengan skala penilaian (rating) untuk menentukan
nilai akhir (skor) dari faktor tersebut. Skor dari masing-masing faktor akan
bernilai mulai 1.00 (sangat buruk) sampai 4 (Sangat baik).
6. Buat komentar pada kolom keterangan yang menjelaskan mengapa faktor
tersebut dinilai paling penting dan paling tidak penting pengaruhnya
terhadap kinerja organisasi.
7. Hitung skor total pada dari semua faktor baik dari kelompok kekuatan
maupun dari kelompok kelemahan. Skor yang diperoleh berkisar dari 1.00
(sangat buruk) sampai 4.00 (sangat baik). Skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan posisi faktor internal dari organisasi lain yang sejenis.
Seperti halnya faktor internal, maka penyusunan matrik eksternal
dilakukan juga untuk faktor eksternal. Berikut adalah cara-cara penyusunan
faktor eksternal perusahaan atau organisasi:
1. Kelompokkan faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang berkembangnya
organisasi dalam satu kelompok dan faktor-faktor eksternal yang menjadi
ancaman dalam kelompok yang lainnya.
2. Urutkan faktor-faktor tersebut dimulai dari yang paling berpengaruh
terhadap kinerja organisasi yang bersangkutan baik termasuk peluang atau
ancaman.
3. Setelah semua faktor-faktor masuk kedalam matrik selanjutnya diberi bobot
dengan nilai tertinggi 1.00 untuk yang paling berpengaruh terhadap
organisasi dan 0.00 untuk yang tidak paling berpengaruh terhadap organisasi
.
4. Untuk setiap faktor dalam kolom matrik dibuat skala penilaian mulai angka
1 (sangat buruk), 2 (buruk), 3 (baik) dan 4 (sangat baik).
162
3 Tugas/laporan 60
Jumlah 340
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan dalam mencocokkan faktor strategis internal dengan faktor
strategis eksternal
2. Ketepatan dalam menjalankan prosedur pencocokkan faktor strategis
internal dengan faktor strategis eksternal
3. Ketepatan membuat laporan praktikum.
D. Teori
Analisis SWOT adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor untuk mempengaruhi kinerja suatu organisasi
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan yang efektif, efisien dan
berkelanjutan. Untuk itu, organisasi yang bersangkutan harus mempunyai visi,
misi, dan tujuan yang jelas. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunity), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat)
(Rangkuti, 2000).
Daftar SWOT yang sistematis sangat penting untuk menentukan langkah-
langkah perencanaan perusahaan selanjutnya. Ada hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemanfaatan analisis SWOT yaitu Manfaatkan Peluang (O)
seluas-luasnya, waspada dan berjaga-jagalah dari Ancaman (T), tempuh segala
upaya mengatasi Kelemahan (W), dan pupuk dan bina terus menerus Kekuatan
(S).
Kekuatan (Strength)
Kekuatan-kekuatan umum yang dimiliki oleh sektor agribisnis dapat
dilihat dari landasan dasar mengapa agribisnis itu dibutuhkan. Dengan
memperhatikan perkembangan agribisnis ke depan yang sangat cerah, hal ini
juga merupakan salah satu faktor kekuatan yang dimiliki oleh agribisnis itu
sendiri.
164
Bahan dan alat yang digunakan adalah alat tulis, kertas double folio, laptop
dan internet.
F.Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
1. Buat tabel 3x3, kolom kedua dan ketiga pada baris pertama adalah
informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi.
Baris kedua dan ketiga pada kolom pertama adalah untuk informasi
tentang peluang dan ancaman yang dihadapi oleh organisasi.
2. Pilih 5 sampai 10 faktor tentang kekuatan dan kelemahan, peluang dan
ancaman yang paling berpengaruh terhadap organisasi, yang telah
dilakukan pada tahap pengumpulan data sebelumnya.
3. Lakukan analisis dengan melihat empat kemungkinan strategi yaitu
menggunakan kekuatan (S), memanfaatkan peluang (O), meminimalkan
kelemahan (W), memanfaatkan peluang (O) dan menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman (T) serta meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman.
I. Pustaka
David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep, Edisi Ketujuh. Alih
Bahasa Alexander Sindoro. Prentice Hall Inc.
Robinson, B.R. 1997. Manajemen Strategik. Binarupa Aksara. Jakarta
Siagian, S. P. 2007. Manajemen Strategik. Bumi Aksara. Jakarta.
C. Indikator Kinerja
1. Kemampuan dalam menentukan alternatif strategi berdasarkan
pencocokan faktor lingkungan intenal dan eksternal
2. Ketepatan membuat laporan praktikum
166
D. Teori
Melalui tahap analisis yang telah dilakukan, selanjutnya ditentukan
alternatif strategi yang dapat digunakan dalam suatu organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya agar lebih efesien, efektif dan berkelanjutan.
Keempat strategi tersebut selanjutnya dikaji untuk menyusun strategi yang
paling menguntungkan bagi organisasi yang bersangkutan. Selanjutnya
strategi yang telah disusun dikaji ulang untuk akhirnya dapat menyusun
suatu rencana strategis (renstra) organisasi yang akan menjadi pegangan
organisasi dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya.
QSPM merupakan alat analisis yang digunakan untuk memutuskan
strategi yang akan digunakan berdasarkan dari kemenarikan alternatif-
alternatif strategi yang ada. Perhitungan QSPM didasarkan kepada input dari
bobot matriks internal ekternal, serta alaternatif strategi pada tahap
pencocokan.
Pada kerangka perumusan strategi komprehensif QSPM
menggunakan input dari analisis Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis
Tahap 2 untuk menentukan secara objektif di antara alternatif strategi. Yaitu,
Matriks EFE SWOT, Matriks IFE, yang membentuk Tahap 1, digabung
dengan Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks IE, Matriks Grand
Strategy, yang membentuk dalam Tahap 2, memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk membuat QSPM (Tahap 3). QSPM adalah alat yang
memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi
secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Seperti alat analisis perumusan-strategi
lainnya, QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik.
Format dasar dari QSPM diilustrasikan dalam Tabel ??. Perhatikan
bahwa kolom kiri dari QSPM terdiri atas faktor internal dan eksternal kunci
(dari Tahap 1), dan baris atas terdiri atas alternatif strategi yang layak (dari
Tahap 2).
ALTERNATIF STRATEGI
Faktor Kunci Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
170
alternatif strategi tersebut (dengan hanya mempertimbangkan
faktor keberhasilan kunci terdekat).
Langkah 6. Hitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik. Tambahkan Total
Nilai Daya Tarik dalam masing-masing kolom strategi dari
QSPM. Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS)
mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap
set alternatif. Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan strategi
yang lebih menarik, mempertimbangkan semua faktor internal
dan eksternal yang relevan yang dapat memengaruhi keputusan
strategis. Tingkat perbedaan antara Penjumlahan Total Nilai
Daya Tarik dari set alternatif strategi tertentu mengindikasikan
tingkat kesukaan relatif dari satu strategi di atas yang lainnya.
E. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan adalah alat tulis, kertas double folio, laptop
dan internet.
F.Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
1. Dosen pengampu mata kegiatan memberikan penjelasan mengenai topik
ini
2. Setiap peserta PPG membaca dan memahami teori yang ada.
3. Setiap peserta PPG mengerjakan tugas yang diberikan
4. Tugas yang dibuat, dikumpulkan dalam bentuk laporan, kemudian
didiskusikan bersama kelompok lainnya.
H. Tugas dan Pertanyaan
1. Berdasarkan strategi yang telah dibuat pada topik sebelumnya, tentukan
strategi yang paling tepat yang dapat dilakukan oleh usaha agribisnis
dengan menggunakan metode QSPM.
2. Diskusikan hasil tersebut dengan kelompok lain
3. Buat laporan praktikum
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan menentukan rancangan segmentasi, targeting, dan positioning
pasar produk pertanian
2. Ketepatan Ketepatan menjalankan prosedur penentuan segmentasi,
targeting, dan positioning pasar produk pertanian
3. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Ada tiga elemen dalam strategi pemasaran yaitu segmentation,
targeting dan positioning. Segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi
untuk memahami struktur pasar. Sedangkan targeting adalah persoalan
bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar. Setelah pasar
172
sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning.
Positioning pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela otak
konsumen. Positioning biasanya tidak menjadi masalah dan tidak dianggap
penting selama barang-barang yang tersedia dalam suatu masyarakat tidak
begitu banyak dan persaingan belum menjadi sesuatu yang penting.
Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan suda sangat
sengit.
Segmentasi
Kotler (2003), mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses
untuk membagi pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang lebih
homogen, dimana tiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar
untuk dicapai perusahaan dengan strategi bauran pemasarannya, sedangkan
Murphy, mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses membagi
sekeluruhan pasar (lingkungan) yang heterogen menjadi kelompok-
kelompok yang lebih kecil dan homogen dengan kebutuhan yang relatif
serupa yang diharapkan dapat dipenuhi oleh suatu perusahaan dengan baik.
Segmentasi pasar membantu perusahaan untuk membuat suatu
produk yang spesifik dan memenuhi kebutuhan sebagian pasar yang menjadi
targetnya, sehingga kegunaan segmentasi pasar untuk desain strategi
pemasaran adalah sebagai berikut :
• Memperoleh posisi bersaing yang lebih efektif bagi merek-merek yang ada
• Lebih mengefektifkan lagi posisi merek saat ini dengan bertumpu pada
pasar yang terbatas
• Memisahkan posisi dua atau lebih merek dari perusahaan yang sama untuk
meminimalisasi kanibalisme
• Mengidentifikasi gap dalam pasar yang menunjukkan peluang untuk
mengembangkan produk baru.
Segmentasi pasar yang efektif harus memenuhi persyaratan berikut :
• Dapat diukur (measureability) : menunjukkan bahwa besar daya beli setiap
segmen harus dapat diukur dengan tingkat tertentu, meskipun pada
kenyataannya beberapa variabel tertentu tidak mudah diukur.
176
E. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan adalah alat tulis, kertas double folio, laptop
dan internet.
F.Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
1. Dosen pengampu mata kegiatan memberikan penjelasan mengenai topik
ini
2. Setiap peserta PPG membaca dan memahami teori yang ada.
3. Setiap peserta PPG mengerjakan tugas yang diberikan
4. Tugas yang dibuat, dikumpulkan dalam bentuk laporan, kemudian
didiskusikan bersama kelompok lainnya.
178
lebih dari batas daya beli konsumen. Justru ekuitas suatu produk makin
meningkat dengan memposisikan harga yang tidak murah. Bisa saja
Torabika melakukan hal itu, tapi hal ini beresiko menurunkan omset. Bukan
berarti Mayora menampik begitu saja jalur promosi lewat iklan media massa,
promosi bukanlah aspek tunggal untuk keberhasilan produk. Kalau tujuan
promosinya sesuai, dengan beriklan menjadi efektif, namun bobotnya tidak
sehebat kualitas produk dan distribusinya. Torabika dulu pernah
menganggarkan iklan untuk televise sebesar 80%, kemudian turun menjadi
60%. Tahun ini porsi iklan terendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Menggantikan posisi pemimpin pasar cukup sulit Karena kopi susu
termasuk brand yang preferences dan punya loyalitas yang tinggi. Selain itu,
sulit untuk menguasai pasar nasional dimana merek regional seperti Cap
Singa dan Ayam Merak masih cukup unggul. Kalau berdasarkan wilayah,
kawasan Indonesia Timur masih dikuasai Kapal Api, sedangkan bagian barat
dikuasai ABC, meskipun mereka tidak terpaut jauh. Iklan televise tidak
terlalu efektif untuk mendongkrak kesadaran akan suatu merek. Aktifitas
wajib dilakukan pemain dikategori ini. Karena itu, upaya ABC, baik lewat
iklan maupun kepedulian social, tidak dapat diartikan sebagai bentuk
kepanikan ABC terhadap Torabika. Hal tersebut wajar saja Karena ABC
merek yang sudah cukup mapan dan ia perlu menyikapi persaingan tersebut
dengan langkah-langkah yang lebih radikal.
Kategori kopi susu sebenarnya menyimpan potensi yang lebih besar
ketimbang kopi hitam. Kopi susu bisa menyasar pasar non premium kopi,
wanita, dan remaja. Pemain dalam kategori ini tidak bisa banyak berharap
penggemar kopi hitam pindah haluan.
Hal terpenting dalam menetrasi pasar bukan hanya memikirkan
produk. Berbicara kopi juga tidak bisa dilepasakan dari pertimbangan
citarasa dan kesatuan produk. Kita harus paham untuk apa orang minum
kopi, apakah dari rasanya, wanginya, kemasannya, atau mereknya industri
kopi berada di pasar ceruk yang saling tumpeng tindih. Selama kategorinya
masih sama, kopi hitam, kopi susu, tidak bisa dikatakan mempunyai segmen
Pertanyaan :
1. Bagaimanakah posisi dari PT. Mayora dalam pasar kopi?
2. Bagaimanakah PT. Mayora menghadapi pesaingnya?
3. Coba saudara tentukan target pasar dari PT. Mayora.
4. Mengapa sulit untuk melakukan segmentasi pada produk kopi?
I. Pustaka
Kotler, P. dan Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1.
Erlangga. Jakarta
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan dalam menghitung tren produk pertanian
2. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Analisa deret berkala (runtut waktu) merupakan suatu analisa yang
menunjukkan aktivitas yang penting dari sebuah organisasi seperti aktivitas
penjualan dalam perusahaan atau dalam industri dan aktivitas ekonotni dalam
suatu negara. Aktivitas ini merupakan hasil interaksi beberapa bentuk faktor -
faktor yang mempengaruhi seperti kegiatan ekonomi, politik, dan pengaruh
faktor sosial sebagai suatu faktor alamiah. Faktor - faktor tersebut umumnya
diteliti untuk pengambilan keputusan setelah perubahan dari runtut waktu
dipisahkan ke dalam 4 pola dasar atau komponen berikut :
1. Trend Sekuler
2. Variasi musim (Seasonal Variation)
3. Gerak Siklis (Cyclical Fluctuation)
4. Gerak Tidak Beraturan (Irregular Movements)
TREND SEKULER
Merupakan titik petunjuk dari gerak runtut waktu untuk jangka panjang
10 tahun atau lebih. Gerak ini dapat turun dan naik. Apabila ditunjukkan dengan
grafik, biasanya ditunjukkan dengan garis lurus atau dengan kurva yang halus.
Penyebab terjadinya trend sekuler :
a. Pertambahan jumlah penduduk.
b. Akumulasi/penambahan modal yang sangat besar.
c. Kemajuan teknologi.
d. Standar hidup yang lebih baik.
Trend sekuler terbagi atas 2 :
1. Trend linier (straight line trends / trend garis lurus)
2. Trend non linier (trend parabola)
Yc = a + b x
Garis lurus dan persamaan yang digunakan untuk menggambar trend sekuler
akan dicari dengan Metode kuadrat terkecil ( method of least squares ) atau
sering juga disebut dengan Ordinary Least Square.
182
E. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan adalah data sekunder produksi beberapa jenis
komoditi pertanian di kota/kabupaten/Indonesia, alat tulis, kertas double
folio, kalkulator, laptop dan internet.
F.Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
Langkah perhitungan tren dengan Metode Kuadrat Terkecil (Ordinary Least
Square / OLS), terbagi atas 2 cara. Secara umum langkah-langkah cara 1 dan
cara 2 adalah sama, yang membedakan hanya banyak data (bulan/tahun)
yang digunakan yaitu data ganjil dan data genap.
1. Perhitungan trend garis lurus untuk jumlah tahun ganjil
Langkah – langkahnya :
a) Buatlah sebuah tabel untuk menghitung nilai Y , Y2 dan (XY).
b) Dapatkan nilai a & b dengan rumus :
Y b
( XY )
a
n X2
c) Hitunglah ketiga nilai trend yang diturunkan dari persamaan trend
dan gambarkan hasilnya untuk menarik garis lurus. Dua titik dipilih
untuk menggambarkan garis lurus, titik ketiga dibuat untuk mengecek
kebenaran hitungan pada titik - titik tersebut.
Contoh:
Dari data produksi ubi kayu di sebuah kabupaten berikut (15 tahun),
buatlah :
a. Persamaan trend garis lurus dengan metode kuadrat terkecil (OLS).
b. Hitunglah nilai trend tahun 1984, 1991 dan 1998.
Produksi
Tahun
(kilo Ton)
1984 50
1985 60
1986 40
PPG_Agribisnis Produksi Tanaman 183
1987 40
1988 80
1989 160
1990 130
1991 140
1992 170
1993 200
1994 230
1995 190
1996 250
1997 280
1998 290
Penyelesaian:
a. Tabel
Tahun
Produksi (Y)
X XY X2
Data Asli dalam (kilo Ton)
(unit : 1 tahun)
1984 -7 50 -350 49
1985 -6 60 -360 36
1986 -5 40 -200 25
1987 -4 40 -160 16
1988 -3 80 -240 9
1989 -2 160 -320 4
1990 -1 130 -130 1
1991 0 140 0 0
1992 1 170 170 1
1993 2 200 400 4
1994 3 230 690 9
1995 4 190 760 16
1996 5 250 1.250 25
1997 6 280 1.680 36
1998 7 290 2.030 49
Total () 0 2.310 5.220 280
a= Y
2.310
154
n 15
b= XY 5.220 18,64
X 2 280
184
Persamaan trendnya adalah :
Yc = 154 + 18,64 X (dengan tahun dasar 1 Juli 1991)
Unit X = 1 tahun
Unit Y = kilo Ton
b. Nilai trend tahun 1984, 1991 & 1998 adalah
➢ 1984 X = -7 Y = 154 + 18,64 (-7)
= 154 – 130,48 = 23,52
➢ 1991 X = 0 Y = 154 + 18,64 (0)
= 154 + 0 = 154
➢ 1998 X = 7 Y = 154 + 18,64 (7)
= 154 + 130,48 = 284,48
Penyelesaian :
Tahun
Produksi (Y)
X
dalam XY X2
Data Asli (unit : ½
(kilo Ton)
tahun)
1985 -13 60 -780 169
1986 -11 40 -440 121
1987 -9 40 -360 81
1988 -7 80 -560 49
1989 -5 160 -800 25
1990 -3 130 -390 9
1991 -1 140 -140 1
Dasar :
0
01/01/1992
1992 1 170 170 1
1993 3 200 600 9
1994 5 230 1.150 25
1995 7 190 1.330 49
1996 9 250 2.250 81
1997 11 280 3.080 121
1998 13 290 3.770 169
Total () 0 2.260 8.880 910
a. Persamaan trend.
a= Y
2.260
161,43
n 14
b= XY
8.880
9,76
X2 910
186
b. Nilai trend tahun 1985, 1991 dan 1998 adalah :
➢ 1985 X = -13 Y = 161,43 + 9,76 (-13)
= 161,43 – 126,88 = 34,55
➢ 1991 X = -1 Y = 161,43 + 9,76 (-1)
= 161,43 - 9,76 = 151,67
➢ 1998 X = 13 Y = 161,43 + 9,76 (13)
= 161,43 + 126,88 = 288,31
I. Pustaka
Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statistik. Cetakan Ke-16. LP3ES.
Jakarta.
Levin, dkk. 1991. Statistics for Management. Prentice Hall. New Jersey.
Sugiarto. 2002. Metode Statistik. Gramedia. Jakarta.
C. Indikator Kinerja
188
1. Ketepatan dalam menentukan rancangan bauran pemasaran untuk
pemasaran produk pertanian
2. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Manajemen pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang sering
dikenal dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Menurut Kotler &
Armstrong (1997) bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat
pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan
respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Kotler&Armstrong (1997)
mengemukakan bahwa pendekatan pemasaran 4P yaitu product, price, place dan
promotion sering berhasil untuk barang, tetapi berbagai elemen tambahan
memerlukan perhatian dan sistem distribusi. Sedang Boom&Bitner dalam
Kotler&Armstrong (1997) menyarankan untuk menambah 3P yang terlibat dalam
pemasaran jasa, yaitu: people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan process
(proses). Sebagaimana telah dikemukakan oleh Kotler, Boom&Bitner dalam
Kotler&Armstrong (1997) di atas, Yazid (1999), menegaskan bahwa marketing
mix untuk jasa terdiri dari 7P, yakni: product (produk), price (harga), place
(tempat), promotion (promosi), people (orang), physical evidence (bukti fisik),
dan process (proses).
1. Produk (Product)
Pengertian produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong (1997)
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian,dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai
tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai
dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu
produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan
oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Sedangkan
190
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak perusahaan.
3) Jasa (Service)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa produk adalah
segala sesuatu yang ditawarkan oleh seseorang atau organisasi yang mempunyai
manfaat, baik berupa benda nyata maupun benda abstrak atau tidak berwujud
yang tujuannya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk
yang ditawarkan oleh perusahaan hendaknya adalah sebuah produk yang
menarik, mempunyai penampilan bentuk fisik yang bagus dan yang lebih
dikenal mudah diucapkan, dikenali dan diingat dan sebagainya.
2. Harga (Price)
Tjiptono (2008) menyatakan bahwa harga dapat diungkapkan dengan
beberapa istilah, misalnya tarif, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji dan
sebagainya. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter
atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga
merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan
atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya adalah
(produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).
Disamping itu harga merupakan unsur bauran yang bersifat fleksibel, artinya
dapat diubah dengan cepat Kotler, (1997). Sedangkan menurut Alma, (2003)
produsen harus pandai menetapkan kebijaksanaan harga, tinggi atau rendahnya
harga yang ditetapkan harus berpedoman pada :
a) Keadaan/kualitas barang,
b) Konsumen yang dituju, berpenghasilan tinggi, sedang, atau rendah, konsumen
perkotaan atau pedesaan,
c) Suasana pasar, apakah produknya baru dikenalkan ke pasar atau produk
menguasai pasar, produk sudah melekat dihati konsumen atau banyak
saingan.
192
Publik relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai
kelompok terhadap organisasi tersebut.
7. Direct Marketing
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif
yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan
respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi.
Kotler & Amstrong (1997) menyatakan bahwa perusahaan harus
membagi anggaran promosi total untuk alat-alat promosi utama yaitu perikanan,
penjualan perorangan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Perusahaan
harus secara hati-hati menetapkan besarnya masing-masing alat promosi menjadi
bauran promosi yang terkoordinasi. Menurut Kotler & Amstrong (1997) faktor-
faktor yang mempengaruhi pengembangan bauran promosi yaitu:
a) Tipe Produk atau Pasar
Perbedaan alat promosi bervariasi antara pasar konsumen dan pasar
industri. Perusahaan barang konsumen biasanya mengalokasikan lebih
banyak dana untuk iklan, menyusul promosi penjualan, penjualan perorangan,
dan hubungan dengan masyarakat. Sebaliknya perusahaan barang industri
menyediakan dana lebih banyak untuk penjualan perorangan diikuti dengan
promosi penjualan, iklan, dan hubungan dengan masyarakat.
b) Strategi Dorong dan Tarik
Strategi dorong merupakan strategi promosi yang menggunakan
tenaga penjual dan promosi perdagangan untuk mendorong produk lewat
saluran distribusi. Sedangkan strategi tarik adalah strategi promosi yang
menggunakan banyak biaya untuk periklanan dan promosi konsumen demi
memupuk permintaan konsumen.
c) Tahap Kesiapan Pembeli
Pengaruh dari alat promosi bervariasi untuk tahap kesiapan pembeli
yang berbeda. Iklan, bersama dengan hubungan masyarakat, lebih memegang
peran utama dalam tahap kesadaran dan pengetahuan, ketimbang peran
”kunjungan mendadak” dari tenaga penjual.
194
e. Pembiayaan, yaitu perolehan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk
membiayai persediaan pada berbagai tingkat saluran pemasaran.
f. Pengambilan resiko, yaitu penanggungan resiko yang berhubungan dengan
pelaksanaan fungsi saluran pemasaran tersebut.
g. Pemilihan fisik, yaitu kesinambungan penyimpanan dan penggerak produk
fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir.
h. Pembayaran, yaitu pembeli membayar tagihan ke penjual lewat bank dan
institusi keuangan lainnya.
i. Hak milik, yaitu transfer kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi atau
orang ke organisasi atau orang yang lain
F.Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
1. Dosen pengampu mata kegiatan memberikan penjelasan mengenai topik
ini
2. Setiap peserta PPG membaca dan memahami teori yang ada.
3. Setiap peserta PPG mengerjakan tugas yang diberikan
4. Tugas yang dibuat, dikumpulkan dalam bentuk laporan, kemudian
didiskusikan bersama kelompok lainnya.
I. Pustaka
Kotler, P. & Amstrong, G. 1997. Prinsip-prinsip pemasaran, cetakan pertama.
Erlangga. Jakarta.
Tjiptono, Fandi. 2008. Strategi Pemasaran Edisi III. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Bangsawan, Satria. 2015. Manajemen Pemasaran Usaha Kecil. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan mengidentifikasi jenis biaya dalam usaha produksi tanaman
2. Ketepatan membuat laporan laba-rugi usaha produksi tanaman
3. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Bentuk Dasar Laporan Laba-Rugi
196
• Pendapatan: Jumlah uang yang diperoleh perusahaan dari kegiatan-
kegiatannya dalam kurun waktu tertentu, sebagian besar dari penjualan
barang/jasa kepada pelanggan.
• Biaya-biaya: Nilai bahan masukan (input) yang telah dipakai untuk
memproduksi dan menjual produk, dinyatakan dalam satuan uang.
• Harga pokok penjualan (HPP): Biaya-biaya langsung untuk memproduksi
barang, termasuk bahan langsung, karyawan langsung dan overhead,
dalam membuat barang dalam kondisi bisa dijual. Untuk bisnis
manufaktur, harga pokok adalah biaya produk, dan untuk bisnis
perdagangan harga pokok adalah harga beli barang dagangan.
• Laba kotor: Pendapatan minus harga pokok penjualan.
• Biaya operasional: Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis
sehari-hari, terdiri atas biaya penjualan dan biaya administrasi dan
umum.
• Biaya penjualan: Biaya-biaya yang diperlukan untuk menjual produk
(misalnya gaji dan komisi penjualan, pengiklanan, angkutan, pengapalan,
penyusutan peralatan penjualan).
• Biaya administrasi dan umum: Biaya-biaya untuk mengelola bisnis (gaji
manajemen, biaya hukum, fasilitas umum, asuransi, penyusutan
bangunan kantor, dsbnya.).
• Laba operasional: Laba kotor minus biaya operasional, laba sebelum bunga
dan pajak.
• Bunga: Biaya dana yang dipinjam, dibayarkan kepada kreditur (bank).
• Laba sebelum pajak: Laba setelah dikurangi bunga tapi sebelum pajak tax.
• Pajak: Pajak atas laba perusahan.
PPG_Agribisnis Produksi Tanaman 197
• Laba bersih: Laba yang bisa dikonsumsi pemilik perusahaan.
F.Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
1. Dosen pengampu mata kegiatan memberikan penjelasan mengenai topik
ini
2. Setiap peserta PPG membaca dan memahami teori yang ada.
3. Setiap peserta PPG mengerjakan tugas yang diberikan
4. Tugas yang dibuat, dikumpulkan dalam bentuk laporan, kemudian
didiskusikan bersama kelompok lainnya.
I. Pustaka
Jusup, Haryono. 2011. Dasar-dasar Akuntansi. STIE YKPN. Yogyakarta
Trisnawati, Tuti. 2010. Akuntansi Untuk Koperasi dan UKM. Salemba Empat.
Jakarta.
Soemarso, S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar (Buku 1). Salemba Empat.
Jakarta.
198
Syamsuddin, L. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan menjalankan prosedur pembuatan neraca usaha produksi
tanaman
2. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Bentuk Dasar Neraca
200
• Utang dagang. Transaksi akuntansi mencakup pembayaran kepada pemasok
yang meminjamkan uang untuk barang dan jasa.
• Modal pemilik. Jumlah uang yang ditempatkan pemilik untuk memulai dan
menjalankan bisnis.
• Laba ditahan. Bagian dai laba yang ditahan perusahaan, tidak dibayarkan
kepada pemilik atau pemegang saham (sebagai dividen).
E. Organisasi
1. Peserta PPG bekerja secara berkelompok
2. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
F.Prosedur Kerja
1. Dosen pengampu mata kegiatan memberikan penjelasan mengenai topik
ini
2. Setiap peserta PPG membaca dan memahami teori yang ada.
3. Setiap peserta PPG mengerjakan tugas yang diberikan
4. Tugas yang dibuat, dikumpulkan dalam bentuk laporan, kemudian
didiskusikan bersama kelompok lainnya.
1. Cari dan tentukan nilai dari harta lancar, harta tetap, kewajiban lancar
dan utang jangka panjang usaha tersebut.
2. Buatlah neraca usaha agribisnis tersebut
H. Pustaka
Jusup, Haryono. 2011. Dasar-dasar Akuntansi. STIE YKPN. Yogyakarta
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan menetapkan sumber pembiayaan usaha agribisnis
2. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Sumber utama dana agribisnis adalah kekayaan bersih (net worth)
perusahaan yang sering disebut juga modal sendiri.
1. Alasan Peningkatan Sumber Daya Keuangan
202
Alasan untuk meningkatkan sumber daya keuangan yaitu: Untuk
memperluas dan atau meningkatkan pertumbuhan bisnis, Untuk melakukan
aktifitas bisnis tambahan, Untuk menjaga atau meningkatkan likuiditas atau
posisi kas perusahaan, Untuk meningkatkan posisi bersaing perusahaan.
2. Kapan Peningkatan Sumber Daya Keuangan Diperlakukan
Uang memiliki sifat sangat cair/liquid dan terbatas sehingga kita
perlu menentukan kapan sumber daya keuangan harus ditingkatkan.
3. Jenis-Jenis Modal Dan Pinjaman
Dalam konteks akuntansi modal diartikan sebagai kekayaan bersih
atau ekuitas pemilik dalam bisnis. Ada dua tipe modal yaitu modal asing dan
modal sendiri.
Modal asing dan modal sendiri dapat dibedakan sebagai berikut:
No. Modal Asing Modal Sendiri
1. Modal ini terutama Modal ini berkepentingan
memerhatikan kepentingannya terhadap kesinambungan,
sendiri, yaitu kepentingan kelancaran, dan keselamatan
kreditor. perusahaan.
2. Modal ini tidak berpengaruh Modal yang dengan
terhadap penyelanggaraan kekuasaannya mampu
perusahaan. mempengaruhi politik
perusahaan.
3. Modal ini mempunyai beban Modal ynag berhaka atas laba
bunga tetap, tanpa memandang sesudah pembayaran bunga
adanya keuntungan atau tidak. kepada modal asing.
4. Modal ini hanya turut Modal yang digunakan dalam
sementara waktu bekerja sama perusahaan untuk jangka waktu
dalam perusahaan. yang tidak terbatas atau tidak
tertentu lamanya.
5. Modal ini mempunyai hak Modal yang menjadi jaminan,
untuk didahulukan (prefferent dan haknya adalah setelah modal
right) sebelum modal sendiri asing di dalam likuidasi.
204
Syaratnya adalah sebagai berikut: Merupakan bank yang
progresif, Jenis kredit yang ditawarkan, Ukuran bank yang
diperlukan, Pegawai yang berbobot, Kebijakan bank, Persiapan dalam
meminjam.
9. Pembiayaan Internal Untuk Agribisnis
Modal internal adalah modal yang dihasilkan sendiri di dalam
perusahaan. Modal internal di dalam suatu perusahaan sebagai berikut
: Modal Ekuitas, Saham Biasa, Saham Preferen, Penyusutan (depreciations)
Secara umum ada 4 sumber pembiayaan yang dapat digali oleh para manajer
untuk melakukan aktivitas agribisnis, yaitu:
i. Investasi atau penanaman modal oleh para pemilik,
ii. Dana yang berasal dari laba,
iii. Peminjaman/kredit,
iv. Bagi usaha agribisnis skala kecil yang kebanyakan dilakukan pada
subsistem budidaya (on farm) pertanian-peternakan, sumber dana dapat
berasal dari kemitraan, dana bantuan pemerintah, Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan swasta, bagi hasil dan dana dari
program bantuan lainnya.
Sumber dana atau pembiayaan usaha dari penanaman modal oleh
para pemilik dan dana yang berasal dari laba ditentukan oleh kondisi
keuangan organisasi dan tergantung pada indikator – indikator seperti yang
telah diuraikan pada análisis keuangan diatas, sedangkan sumber dana yang
berasal dari dana pinjaman atau kredit umumnya harus dianalisis karena
membutuhkan biaya langsung yang harus dibayar yaitu bunga pinjaman.
Kredit
Kredit adalah suatu transaksi antar 2 pihak dimama yang pertama
disebut kreditor yaitu yang menyediakan sumber-sumber ekonomi dapat
berupa barang, jasa atau uang dengan perjanjian bahwa pihak kedua atau
debitor akan membayarkan kembali pada waktu yang telah ditentukan. Di
Indonesia terdapat banyak jenis skim kredit untuk pelaksanaan agribisnis
Kredit modal kerja, yaitu kredit yang tidak untuk investasi tetapi untuk
pengadaan barang – barang operasionil: membeli pupuk, bibit, pakan ternak,
obat-obatan, dan untuk membayar tenaga kerja
KIK (Kredit Investasi Kecil), yaitu kredit yang diberikan kepada anggota
masyarakat (petani-peternak) yang produktif untuk keperluan pembelian
modal tetap.
KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen), kredit ini diberikan kepada anggota
masyarakat yang produktif yang penggunaannya untuk menunjang modal
kerja suatu usaha yang sudah ada sebelumnya.
206
Leasing timbul jika seseorang/badan usaha tidak ingin memiliki suatu aktiva
tetapi hanya ingin memanfaatkan aktiva tersebut. Dengan demikian dia dapat
memperoleh hak menggunakan aktiva tanpa disertai hak milik melalui
“kontrak sewa”. Kontrak sewa sangat membantu perusahan pertanian yang
menginginkan menggunakan alat untuk menunjang operasinya dengan tanpa
harus memiliki/membeli alat tersebut. Leasing bagi perusahan penyedia bisa
membeli dan memiliki dan disewakan untuk memperoleh keuntungan.
Dalam mengelola dana pinjaman/kredit dalam agribisnis yang perlu
diperhatikan adalah; (1) Jangka waktu pelunasan pinjaman dan biaya yang
ditimbulkan, (2) Menghitung tingkat bunga pinjaman.
1. Jangka waktu pelunasan pinjaman dan biaya yang ditimbulkan
Setelah data tersebut di atas diketahui, maka dibuatlah schedule PT. Agro
Milk sebagai berikut:
Tabel. Schedule cicilan PT. Agro milk selama 5 tahun (60 bulan) berdasarkan
sliding rate
208
Dari contoh di atas, nampak bahwa dengan pokok pinjaman sebesar
Rp 6.000.000 ribu dengan jangka waktu pinjaman 5 tahun dan dibebankan
bunga sliding rate 20%/tahun akan diperoleh beban bunga sebesar Rp
3.345.000 ribu; sedangkan apabila perhitungan bunga berdasarkan pada flat
rate 15%/tahun diperoleh bunga sebesar Rp 4.500.000 ribu. Sebagai
peminjam, tentunya harus diperhitungkan beban bunga yang lebih rendah
sehingga perusahaan dapat menghemat biaya bunga yang cukup berarti.
Untuk itu dalam hal ini akan memilih Sliding rate dimana bunga pinjaman
total lebih kecil dibanding flat rate.
Tabel.Schedule cicilan PT. Agro Milk selama 5 tahun (60 bulan) berdasarkan
flat rate
Nomor urut Pokok Bunga Cicilan Jumlah Saldo pokok
cicilan pinjaman pinjaman pokok per bunga+ pinjaman
perbulan bulan cicilan
Rp. 000,00 *)
Bln ke 1 6.000.000 75.000 100.000 175.000 5.900.000
Bulan 2 5.900.000 75.000 100.000 175.000 5.800.000
Bulan 3 5.800.000 75.000 100.000 175.000 5.700.000
Bulan 4 5.700.000 75.000 100.000 175.000 5.600.000
Bulan 57
400.000 75.000 100.000 175.000 300.000
Bulan 58 300.000 75.000 100.000 175.000 200.000
Bulan 59 200.000 75,000 100.000 175.000 100.000
Bulan 60 100.000 75.000 100.000 -
4.500.000 6.000.000 10.150.000 -
*) per bulan
a. Discount interest
(80/920 x 100 = 8.7 %) Jadi tingkat bunga yang harus dibayarkan (8.7%)
lebih besar dari pernyataan tingkat bunganya (8%).
b. Add-On Interest
Beberapa pinjaman, misalnya pembelian mesin-mesin alat pertanian
atau mobil sebagai alat transportasi dengan pinjaman sebesar Rp 5 000 000
dengan tingkat bunga 8%/tahun pinjaman dikembalikan dengan jangka
waktu 3 tahun dengan cara pengembalian bulanan dalam jumlah yang sama
sebagai berikut :
1. perhitungan bunga 3 tahun = 8%x3x 5 000 000 = Rp 1 200 000
2. Pokok pinjaman ditambah bunga = Rp 5 000 000 + Rp 1 200 000 = Rp 6
200 000.
3. Perhitungan pembayaran bulanan dengan jumlah tetap = 6 200 000/36
bln = Rp 172 220/ bulan.
Perhitungan tingkat bunga kredit yang sesungguhnya dibayar adalah sebagai
berikut :
R= 2C x 100
L(P+A)
210
Keterangan:
R = Tingkat bunga tahunan yang harus dibayar C = Total biaya bunga yang
dibayar
L = Jangka waktu pinjaman (thn)
P = jumlah pinjaman awal dan
A = jumlah pembayaran setiap periode (dalam contoh ini adalah per bulan)
Dari contoh diatas maka persentase tingkat bunga tahunan dari pinjaman
tersebut adalah :
(2 x 1 200 000) / 3(5 000 000 + 172 220) x 100% = 15.47%
Jadi tingkat bunga yang harus dibayarkan (15,47 %) lebih besar dari
pernyataan tingkat bunganya (8%), oleh karena itu para debitor perlu
bernegosiasi dengan para kreditor.
Dalam hal mengelola kredit sebenarnya tidak terpaku pada contoh diatas,
namun para kreditor dan debitor dapat mengembangkan perjanjian yang
lebih akuntabel dan profitabel bagi ke dua belah pihak.
F.Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
1. Dosen pengampu mata kegiatan memberikan penjelasan mengenai topik
ini
2. Setiap peserta PPG membaca dan memahami teori yang ada.
3. Setiap peserta PPG mengerjakan tugas yang diberikan
4. Tugas yang dibuat, dikumpulkan dalam bentuk laporan, kemudian
didiskusikan bersama kelompok lainnya.
212
Jelaskan :
1. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber pembiayaan
2. mekanisme sistem pembiayaan/permodalan
3. perhitungan angsuran/jasa (jika kredit) atau cara bagi hasil 2 pihak
I. Pustaka
Said, Gumbira dan A. Harizt Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia
Indonesia. Jakarta
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan mengidentifikasi faktor-faktor resiko usaha agribisnis produksi
tanaman.
214
teknologi budi daya dan pasca panen yang tepat. Resiko pasar dapat
ditanggulangi dengan beberapa cara, yaitu : (1) diversifikasi; (2) integrasi
vertikal; (3) kontrak di muka ; (4) pasar masa depan; (5) usaha perlindungan.
Aktivitas pada manajemen risiko meliputi identifikasi risiko,
pengukuran risiko, dan penanganan risiko. Identifikasi risiko merupakan
aktivitas awal yang akan menghasilkan output daftar risiko. Dalam
identifikasi risiko terdapat stakeholder yang meliputi pemegangan saham,
kreditur, pemasok, karyawam, pemain industri yang sama, pemerintah,
manajemen itu sendiri, masyarakat, dan pihak lain yang terpengaruh oleh
adanya perusahaan. Metode dalam identifikasi risiko meliputi analisis data
historis, pengamatan dan survei, dan pendapat ahli. Analisis kontrak dalam
manajemen risiko bertujuan untuk melihat risiko yang muncul karena kontak
tertentu.
Pengukuran risiko dapat dilihat dengan besar kecilnya risiko yang
akan berdampak bagi perusahaan dan dengan melakukan prioritas risiko
dapat mempermudah serta dapat menghasilkan output berupa peta risiko.
Terdapat 4 cara dalam penanganan risiko yaitu penghindaran risiko (risk
avoidance), pengukuran risiko yang dapat dilakukan dengan metode
pencegahan, diversifikasi atau lindung nilai alamiah (natural heging),
pemindahan risiko (risk transfer) dan penahanan risiko (risk retention).
Macam- macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Risiko berdasarkan sifatnya
a. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat
memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula
dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan
atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti
216
yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang
dapat diterima oleh masyarakat.
2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
a. Risiko yang dapat dialihkan
Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat
dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada
perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan
demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan
asuransi.
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan,
Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko yang
termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan
pada perusahaan asuransi.
3. Risiko berdasarkan asal timbulnya
a. Risiko Internal
Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam
perusahaan itu sendiri. Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja
pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko
mismanagement, dan sebagainya.
b. Risiko Eksternal
Risiko Eksternal yaitu risiko yang berasal dari luar
perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko
pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan
sebagainya.
E. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan adalah alat tulis, kertas double folio,
laptop dan internet.
F.Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
I. Pustaka
Said, Gumbira dan A. Harizt Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia
Indonesia. Jakarta
218
4.4.3 Membuat laporan arus kas usaha produksi tanaman
A. Tujuan Kegiatan
Peserta PPG mampu melakukan kegiatan membuat laporan arus kas usaha
produksi tanaman
B. Waktu Kegiatan
No Kegiatan Waktu (menit)
1 Asistensi 40
2 Praktek 240
3 Tugas/laporan 60
Jumlah 340
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan mengidentifikasi kas masuk dan kas keluar
2. Ketepatan dalam membuat laporan arus kas
3. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Tujuan utama dari Laporan Arus Kas adalah untuk menyediakan
informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang
dimiliki perusahaan dalam suatu periode tertentu. Untuk mencapai tujuan ini,
Laporan Arus Kas melaporkan hal-hal seperti:
1. Perubahan kas akibat operasional perusahaan selama periode tertentu.
2. Transaksi investasi
3. Transaksi keuangan
4. Pertambahan dan Pengurangan bersih jumlah kas dalam satu periode
Investor biasanya fokus pada Laba Bersih yang diukur dengan basis
akrual. Namun, informasi dari arus kas penting untuk mengetahui liquiditas,
kelenturan keuangan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sering
terjadi analisa pada Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi tidak
menunjukkan kondisi sesungguhnya dari kinerja perusahaan. Terutama pada
faktor liquiditas dan daya tahan perusahaan dalam menghadapi naik turunnya
perekonomian makro. Kemampuan perusahaan menghasilkan kas dan setara
220
• pembayaran kas atau penerimaan kembali(restitusi) pajak penghasilan
kecual jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi;
• penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk
tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan (dealing)
Beberapa transaksi seperti penjualan peralatan pabrik, dapat
menimbulkan keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba
rugi. Arus kas yang terkait dengan transaksi semacam itu merupakan arus
kas dari aktivitas investasi. Akan tetapi, pembayaran kas untuk pabrikasi
atau memperoleh aset yang dimiliki untuk disewakan kepada pihak lain
dan selanjutnya dimiliki untuk dijual adalah arus kas dari aktivitas
operasi. Kas yang diterima dari sewa dan penjualan atas aset setelah
periode sewa dan penjualan aset setelah periode sewa, diakui sebagai
arus kas dari aktivitas operasi
ii. Aktifitas investasi
Aktifitas Investasi; adalah perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi
perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang
telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan. Termasuk memperoleh pinjaman
atau memberikan pinjaman, melakukan pembelian atau melepas investasi
dan properti, pabrik, dan peralatan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
• pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan
aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri.
• penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta
aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain;
• pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen
ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain
222
• penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya.
• pelunasan pinjaman
• pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease).
Cara membuat laporan arus kas ada 2 metode yang digunakan yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung dimana letak perbedaan dalam 2
metode ini hanya terdapat dalam kegiatan operasinya sedangkan kegiatan
pendanaan dan investasi sama.
• Metode Langsung
a. Laporan Arus Kas disusun dari buku Kas
b. Pada saat pencatatan setiap transaksi kas, harus digolongkan langsung
ke dalam 3 jenis aktivitasnya agar mempermudah penyusunan.
• Metode tidak Langsung adalah
a. Laporan Arus Kas disusun dari Laporan Keuangan (laporan posisi
keuangan/neraca atau laporan Laba Rugi)
b. Tidak diperlukannya penggolongan seperti dalam metode langsung
(3)
(4)
(5)
• Saldo kas awal: Jumlah kas yang tersedia pada awal periode.
• Penerimaan kas: Kas yang masuk ke dalam perusahaan.
• Penjualan tunai. Penjualan yang pembayarannya diterima ketika barang
diserahkan.
• Hasil penagihan piutang. Penerimaan kas dari penjualan kredit pada periode
sebelumnya.
224
Jawab :
• Metode Langsung/ Direct Method :
Arus kas dari Kegiatan Operasi :
Kas diterima dari pelanggan ………………………… Rp. 775.000.000
(Berasal dari Penjualan + Piutang yang dibayar )
Kas dibayar untuk Persediaan ……………………. (Rp. 495.000.000 )
(Berasal dari HPP + Penambahan persedian + Pen.Utang )
Kas dibayar untuk Beban Operasi ………………... (Rp. 62.000.000 )
Kas dibayar untuk bayar bunga …………………... (Rp. 10.000.000 )
(Berasal dari beban bunga + utang bunga yg tlah dibayar )
F.Organisasi
1. Peserta PPG bekerja secara berkelompok
G. Prosedur Kerja
1. Dosen pengampu mata kegiatan memberikan penjelasan mengenai topik
ini
2. Setiap peserta PPG membaca dan memahami teori yang ada.
3. Setiap peserta PPG mengerjakan tugas yang diberikan
4. Tugas yang dibuat, dikumpulkan dalam bentuk laporan, kemudian
didiskusikan bersama kelompok lainnya.
226
I. Pustaka
Soemarso, S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar (Buku 1). Salemba Empat.
Jakarta.
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan menghitung rasio keuangan rasio keuangan usaha produksi
tanaman.
2. Ketepatan membuat laporan praktikum.
D. Teori
Dalam manajemen keuangan bisnis, pada umumnya analisis rasio
digunakan untuk mengatasi kelemahan analisis yang hanya didasarkan pada
perbedaan nilai uang saja, yang kadang-kadang membingungkan dan bahkan
menyesatkan (Downey and Erickson, 1987). Sebagai contoh,
Perusahaan A Perusahaan B
230
1. Likuid tetapi tidak solvabel
2. Likuid dan solvabel
3. Tidak liquid tapi solvabel
4. Tidak likuid dan tidak solvabel.
c. Perputaran Persediaan
tingkat perputaran persediaan = penjualan
persediaan akhir
Tingkat perputaran menunjukkan sampai dimana keberhasilan
pengeluaran modal kerja.
Bila modal terikat dalam bentuk persediaan :
1. Penjualan harus menghasilkan marjin yang tinggi.
2. Dapat memperbesar beban bunga atas inveatsi dalam bentuk
persediaan jika digunakan pembiayaan jangka pendek pada suku
bunga yang tinggi.
Tingkat perputaran yang terlalu tinggi dapat menunjukkan peluang
penjualan yang hilang diakibatkan oleh persediaan yang usang atau tidak
mampu memenuhi persyaratan penyerahan.
Laba dapat diperbesar dengan cara potongan harga lebih tinggi daripada
suku bunga. Bisnis dengan perputaran yang rendah akan mempunyai
marjin yang tinggi.
d. Rasio piutang usaha, menunjukkan jangka waktu (periode) rata-rata
untuk menagih piutang usaha.
piutang usaha
Rasio = -------------------- x 360 hari
penjualan
= jumlah beberapa hari yang ada dalam bentuk piutang usaha beberapa
hari perlu untuk menagih hutang usaha
232
Semakin panjang periode penagihan maka laba turun (semakin
bertambah biaya penagiahan, bunga atas dana yang tertanam dalam
piutang, dan piutang yang tidak tertagih).
Periode penagihan terlalu singkat maka kebijakan kredit terlalu ketat
sehingga penjualan berkurang. Periode penagihan tidak boleh lebih
panjang dari satu sepertiga kali periode pembayaran (jatuh tempo) yang
sudah ditetapkan.
e. Rasio Efisiensi Upah , bertujuan untuk memantau biaya pekerja
biaya tenaga kerja
rasio = ------------------------ = persentase biaya
jumlah penjualan
F.Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
1. Peserta mendiskusikan cara menghitung rasio profitabilitas
2. Peserta mendiskusikan cara menghitung rasio likuiditas
3. Peserta mendiskusikan cara menghitung rasio solvabilitas
4. Peserta mendiskusikan cara menghitung rasio efisiensi
5. Peserta mengerjakan tugas yang diberikan.
234
Aktiva tetap
Tanah $ 20.000
Bangunan 100.000
Kurangi: Akumulasi penyusutan 50.000
70.000
Peralatan 250.000
Kurangi: Akumulasi penyusutan 130.000
120.000
Jumlah aktiva tetap 190.000
Aktiva lain - lain 10.000
Jumlah aktiva $ 500.000
Kewajiban
Kewajiban lancar :
Hutang usaha 43.000
Wesel bayar 100.000
Hutang pajak 5.000
Hutang gaji 2.000
Jumlah kewajiban lancar 150.000
Kewajiban jangka panjang
Hipotek 40.000
Lain – lain 10.000
Jumlah kewajiban jangka panjang 50.000
Jumlah kewajiban 200.000
Kekayaan bersih
Penanaman modal pemilik
Saham biasa 200.000
Laba yang ditahan 100.000
Jumlah kekayaan bersih 300.000
Jumlah kewajiban dan kekayaan bersih $ 500.000
Hitunglah :
1. Rasio Profitatabilitas PT. Aneka Sayur
2. Rasio Likuiditas PT. Aneka Sayur
3. Rasio Solvabilitas PT. Aneka Sayur
4. Rasio Efisiensi PT. Aneka Sayur
Soemarso, S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar (Buku 1). Salemba Empat.
Jakarta.
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan dalam menganalisa laporan keuangan
2. Ketepatan dalam menentukan strategi untuk meningkatkan kinerja bisnis
3. Ketepatan membuat laporan praktikum
D. Teori
Seorang entrepreneur tentunya akan selalu berusaha yang terbaik
untuk meningkatkan usahanya dan membuat pelanggannya puas dalam
usahanya mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Sebetulnya ada
berbagai cara untuk meningkatkan dan mengembangkan bisnis.
Bagaimanapun seorang entrepreneur menilai keberhasilan suatu bisnis,
236
apakah dari profit margin, jumlah pelanggan, atau berdasarkan reputasi, ada
beberapa hal yang perlu diketahui sebagai cara meningkatkan kinerja bisnis.
a. Meminta pendapat (feedback) dari pelanggan
Berhenti berpikir bahwa Anda sudah melakukan yang terbaik adalah
satu cara untuk memulai perbaikan kinerja bisnis. Walaupun seorang
entrepreneur telah melakukan pengkajian terhadap konsep serta bisnis proses
dalam menjalankan bisnis, namun ada yang kurang jika belum mendapatkan
feedback dari pelanggan. Apakah pelanggan menyukai produk kita? Apakah
pelanggan juga membeli produk lain? Apakah harga produk yang kita
tawarkan sudah kompetitif? Hal ini berguna sebagai masukan untuk
mengembangkan strategi ke depan.
b. Fokus ke usaha pemasaran
Kalau ingin meningkatkan profit, maka perbanyak pelanggan baru
atau mendapatkan masukan, dan mulai fokus usaha pemasaran ke komunitas
tertentu.
c. Kerjasama
Kombinasi usaha, pengetahuan serta pengalaman akan memiliki
potensi pengembangan bisnis ke depan yang jauh lebih baik jika
dibandingkan dilakukan sendiri. Di sini diperlukan kemampuan networking
dari seorang entrepreneur.
d. Fokus kepada pelayanan untuk pelanggan
Bisnis yang menginginkan jangka panjang memerlukan strategi
pelayanan pelanggan yang baik. Suatu bisnis perlu cara bagaimana
penanganan complaint, penanganan pertanyaan, menjawab feedback, dan
memiliki strategi untuk mengubah penilaian negatif menjadi sesuatu yang
positif dan menguntungkan untuk jangka panjang.
e. Monitor trends
Karena usaha dan bisnis kita tidak berada di kondisi vacuum, maka
perubahan di luar pasti akan berpengaruh terhadap usaha dan bisnis yang kita
jalanani. Apakah resesi, apakah ada perubahan gaya hidup para pelanggan,
238
Demikian buku ajar ini disusun sebagai bahan dan media pembelajaran
dalam penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) bidang
keahlian agribisnis produksi tanaman. Tim penyusun berharap agar buku ajar ini
membantu efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program PPG di seluruh Indonesia.
Dengan demikian, dapat turut serta meningkatkan kualitas guru di seluruh tanah air
dalam rangka kemajuan pendidikan Indonesia.