MODUL AJAR
Konsentrasi Keahlian Perbenihan Tanaman
TAHAP 1
KELAS XI SEMESTER 3
PRODUKSI BENIH TANAMAN SAYUR DAN MODUL 1.1 MENERAPKAN
TANAMAN PANGAN TEKNIK PENYIAPAN LAHAN
( TERDIRI DARI 9 MODUL AJAR) TANAMAN SAYUR DAN
PERBENIHAN TANAMAN
TANAMAN PANGAN
MODUL AGRIBISNIS
TAHAP 2
KELAS XI SEMESTER 4
PRODUKSI BENIH TANAMAN BUAH DAN
TANAMAN PERKEBUNAN
( TERDIRI DARI 9 MODUL AJAR)
TAHAP 3
KELAS XII SEMESTER 5
PENANGKARAN BENIH
(TERDIRI DARI 4 MODUL AJAR)
TAHAP 4
KELAS XII SEMESTER 5
PENGUJIAN MUTU BENIH
(TERDIRI DARI 5 MODUL AJAR)
TAHAP 5
KELAS XII SEMESTER 6
PENGELOLAAN LIMBAH DAN PEMASARAN
(TERDIRI DARI 4 MODUL AJAR)
PETA TUJUAN PEMBELAJARAN
MODUL AGRIBISNIS PERBENIHAN TANAMAN
TAHAP 1 KELAS XI SEMESTER 3
TAHAP 1
(Produksi benih Tanaman sayur dan 2.3 Menerapkan teknik
pemangkasan
tanaman pangan) Terdiri dari 9 Tujuan
Pembelajaran
3.1 Menerapkan teknik
pemanenan calon benih
tanaman sayur dan
tanaman pangan
IDENTITAS
Nama Guru : Andi Teti Sahadah, S.P, M.M.Pd
Sekolah : SMK Negeri 3 Baleendah
Fase : F
Alokasi waktu : 24 JP (1 JP @ 45 menit)
Ada 3 Pertemuan
Pertemuan 1 : Memahami prinsip - prinsip produksi benih tanaman (prinsip genetik dan agronomi produksi benih tanaman) (4 JP @ 45 menit)
Pertemuan 2 : Memahami pemilihan/penyiapan lahan produksi benih tanaman sayur ( komoditas sesuai potensi daerah) dan tanaman pangan (komoditas
sesuai potensi daerah) 4 JP @ 45 menit
Pertemuan 3 : Melakukan pemilihan dan penyiapan lahan diawali dengan sanitasi lahan produksi (6 JP @ 45 menit)
Pertemuan 4 dan 5 : Melakukan pengolahan tanah dan membuat petakan/bedengan lahan produksi , Pemberian Pupuk dasar dan penentuan jarak tanam (10 JP)
Pada Modul ini dilakukan 3 assesmen yaitu asesmen awal pembelajaran, asesmen formatif, asesmen Sumati
Asesmen Awal Pembelajaran :
Dibuat pada awal pertemuan 1dengan tanya jawab/pemberian Quisioner untuk mengecek peserta didik sejauh mana pemahaman dan pengalaman peserta didik
dalam hal teknik penyiapan lahan tanaman sayur dan pangan untuk produksi benih
Asesmen Formatif dibuat setiap pertemuan :
Pengecekan, Pemantauan dan Pembimbingan (bila diperlukan) atas pemahaman dan praktik siswa mengenai hal teknik penyiapan lahan tanaman sayur dan
pangan untuk produksi benih
Pemberian Tes Formatif dilakukan selama pembelajaran berlangsung, adanya ketercapaian pemahaman peserta didik terhadap tujuan pembelajaran dapat
diketahui dari hasil jawaban tugas/ pengisian LKPD/hasil diskusi, Ketercapaian skill peserta didik dapat diketahui dari hasil pengamatan guru selama praktek.
Ketidaktuntasan peserta didik dalam pembelajaran ini dapat diatasi dengan penggantian metode belajar dan pembelajaran melalui tutor sebaya.
Asesmen Sumatif dibuat di pertemuan terakhir :
Pemberian tes sumatif untuk mengetahui kognitif peserta didik yang dilakukan diakhir pembelajaran di pertemuan terakhir
Lampiran
Lampiran pada modul ini berupa ringkasan materi.
MODUL AJAR FASE F
TAHAP 1
MODUL1.1
MENERAPKAN TEKNIK PENYIAPAN LAHAN
TANAMAN SAYUR DAN TANAMAN PANGAN
1. INFORMASI UMUM
B. Kompetensi Awal
Pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu dimiliki peserta didik sebelum mempelajari modul
ini adalah :
1. Memiliki Pemahaman tentang Prinsip Prinsip Produksi Benih Tanaman secara umum
2. Memiliki Pemahaman tentang Teknik Penyiapan lahan produksi benih Tanaman sayur dan
Tanaman Pangan (komoditas sesuai dengan potensi daerah)
3. Memiliki Pemahaman tentang macam-macam alat/mesin pertanian yang digunakan dalam
budidaya tanaman
2. Materi
Prinsip- Prinsip Produksi Benih Tanaman (Prinsip Genetik dan Agronomi Produksi Benih
Tanaman), Teknik Penyiapan lahan produksi benih tanaman sayur dan tanaman pangan
(penentuan komoditas tanaman yang sesuai dengan potensi daerah), pembersihan peralatan,
pembersihan lahan, pengolahan tanah, penentuan jarak tanam, pembuatan lubang tanam, dan
pemberian pupuk dasar).
3. Sumber belajar
Buku Ajar :
Bahan ajar Pengantar Produksi Benih, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan
Teknologi, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan vokasi Pertanian
Anonim, __, Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman, Buku Teks Bahan Ajar Siswa
Kelas XI Semester 3, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Anonim, __, Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Buku Teks Bahan Ajar Siswa Kelas
XI Semester 3, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Anonim, __, Alat Mesin Pertanian, Paket Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Kelas X Semester 2, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Internet :
Prinsip Prinsip Genetik dan Agronomi Produksi Benih Tanaman:
https://www.academia.edu/34612142/Prinsip_Genetik_dan_Prinsip_Agronomis
Persiapan lahan tanaman sayur : https://www.youtube.com/watch?v=Ze0fPubP3-o
Persiapan lahan tanaman pangan :
https://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/59b6665f865eac022910b287/7cfa04817
c2aa35399e4360656c5ddb6.pdf
Model pembelajaran yang digunakan adalah Cooperatif Learning dan PBL (Project Based Leaning)
yang dilakukan secara luring (pembelajaran tatap muka).
II. KOMPETENSI INTI
A. Capaian Pembelajaran
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan persemaian, penyiapan lahan/media.
Penanaman secara konvensional dan atau dengan alat mekanis modern dengan menerapkan
prinsip genetis maupun agronomis tanaman sesuai potensi daerah.
KATA KUNCI
Prinsip Genetik dan Agronomi Produksi Benih,
Pemilihan/Penyiapan lahan produksi benih tanaman sayur dan tanaman pangan
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
ALOKASI
KEGIATAN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam pembuka, peserta didik menjawab salam. 30’
2. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru mengecek kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran.
5. Guru mnyampaikan Tujuan pembelajaran hari ini
6. Guru dan siswa membuat kesepakatan untuk melaksanakan aktifitas
sesuai dengan materi
7. Guru memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik
1. Siapakah di antara kalian yang tahu tentang benih unggul
2. Bisakah kalian memperbanyak dan menghasilkan benih unggul
3. Berapa Keuntungan yang diperoleh apabila kita bisa memproduksi
benih unggul?
4. Berapa harga benih unggul tanaman sayur dan pangan yang berada
dipasaran?
Asesmen Formatif :
No. Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang perbedaan Benih dan
Bibit tanaman?
2. Jelaskan pengertian dari benih varietas unggul?
3. Jelaskan Kegiatan kegiatan apa sajakah yang dilakukan terkait
dengan prinsip prinsip genetic produksi benih?
4. Kegiatan kegiatan apa sajakah yang dilakukan terkait dengan
prinsip prinsip agronomi produksi benih?
5. Apa saja yang termasuk pertimbangan pertimbangan dalam
pemilihan dan penyiapan lahan tempat produksi benih?
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam pembuka, siswa menjawab salam. 30’
2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru mengecek kesiapan siswa mengikuti pembelajaran.
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
6. Guru dan peserta didik menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
7. Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru seperti:
1) Pernahkah kalian melihat tanaman tumbuh dengan subur dan
menghasilkan panen yang melimpah?
2) Apakah yang menjadikan tanaman subur?
3) Bisakah Tanaman tumbuh di berbagai lahan/media?
4) Apa akibatnya apabila lahan untuk produksi benih
memperhatikan kondisi tanah dan iklim?
Kegiatan Intia) Kontekstualisasi : 120’
Peserta didik melakukan eksplorasi fakta (dari sumber tertulis/
foto/gambar/sumber lisan/ video dll) elektronik dan non-
elektronik berkaitan dengan pemilihan/penyiapan lahan
produksi tanaman sayur dan tanaman pangan sesuai dengan
kondisi lahan dan klimat
Guru menegaskan bahwa hari ini akan melakukan
pengamatan pemilihan dan penyiapan tanaman sayur dan
tanaman pangan kemudian sesuai dengan kondisi lahan dan
klimat menuliskannya di papan tulis.
b) Penelaahan :
Peserta didik mengelaborasi fakta dan konsep tentang pemilihan dan
penyiapan lahan dengan melakukan pengamatan sehingga peserta
didik mampu :
Melakukan pemilihan dan penyiapan lahan produksi benih
tanaman sayur sesuai dengan kondisi lahan dan klimat
Melakukan pemilihan dan penyiapan lahan produksi benih
tanaman pangan sesuai dengan kondisi lahan dan klimat
Asesment formatif
Peserta didik melakukan observasi dengan bimbingan dari guru.
Berikut ini Lembar Kerja yang harus diisi oleh peserta didik selama
obeservasi berlangsung.
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Instrumen Observasi
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
Tanaman sayur ( ……../sesuai potensi daerah)
Faktor Kondisi Ket.
Adaptasi varietas/tanaman dilingkungan
sekitar
Sejarah penggunaan lahan sebelumnya
Suhu
Jenis tanah
pH
Kesuburan tanah
Kelembaban tanah
Tipe iklim
Curah hujan
Suhu harian
Kelembaban udara
ALOKASI
KEGIATAN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam pembuka, meminta salah satu siswa 30’
untuk memimpin doa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru mengecek kesiapan siswa mengikuti pembelajaran dengan
melakukan apersepsi
Apersepsi
1. Guru menunjukkan gambar/tayangan kegiatan awal
pemilihan/penyiapan lahan produksi benih yang di awali dengan
sanitasi lahan dalam budidaya tanaman sayur dan meminta
peserta didik untuk mengamatinya
ALOKASI
KEGIATAN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
2. Siswa mengamati tayangan yang disampaikan guru
3. Guru menanyakan kegiatan apa yang dilakukan sebelum
penyiapan tanah tersebut ?
4. Guru menanyakan mengapa harus dilakukan sanitasi lahan untuk
menyiapkan lahan produksi benih sebelum ditanami ?
5. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang menjawab dengan
benar
6. Siswa merumuskan topik yang akan dipelajari yaitu melakukan
sanitasi lahan produksi benih, sebelum ditanami
7. Guru melakukan refleksi materi pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan kegiatan praktik yang akan dilaksanakan,
yaitu melakukan sanitasi lahan produksi benih sebelum ditanami.
8. Guru menyampaikan materi kegiatan praktik sesuai LKPD
(terlampir)
9. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
10. Guru menyampaikan indicator .keberhasilan dalam melakukan
pemilihan/penyiapan lahan produksi benih tanaman
mentimun/sesuai potensi daerah ( sanitasi lahan, pengolahan
tanah dan membuat petakan/bedengan, Pemberian pupuk dasar
dan penentuan jarak tanam)
No Kegiatan Indikator
1 Mengidentifikasi kondisi Data jenis dan ukuran
vegetasi lahan produksi tanaman liar
benih Data populasi dominan
2 Menyiapkan alat Ketajaman alat parang, golok
(menebang, membabat
tanaman)
Jumlah alat sesuai kebutuhan
(sesuai jumlah siswa)
ALOKASI
KEGIATAN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
3 Melakukan pemotongan Semua tanaman besar
tanaman besar terpotong sampai pangkal
batang
Hasil potongan tertata rapi
4 Melakukan pembabatan Semua tanaman semak
tanaman semak dibabat dan dicabut
Lahan bersih dari tanaman liar
Merencanakan proyek
Penutup 1. Guru dan peserta didik melakukan asesmen formatif kegiatan 30’
sanitasi lahan yang telah dilakukan
Asesmen formatif
No Nama Kegiatan Indikator Kompe Belum
ten Kompe
siswa
ten
1 Adi Mengidentifika Data jenis dan
si kondisi ukuran tanaman
vegetasi lahan liar
Data populasi
dominan
Menyiapkan Ketajaman alat
alat parang, golok
(menebang,
membabat
tanaman)
Jumlah alat sesuai
kebutuhan (sesuai
jumlah siswa)
Melakukan Semua tanaman
pemotongan besar terpotong
ALOKASI
KEGIATAN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
tanaman sampai pangkal
besar batang
Hasil potongan
tertata rapi
Melakukan Semua tanaman
pembabatan semak dibabat dan
tanaman dicabut
semak Lahan bersih dari
tanaman liar
2 Ahmad
PERTEMUAN KE 4 (6 JP x 45 menit)
1.1.4 Melakukan pengolahan tanah dan membuat petakan/bedengan lahan produksi
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam pembuka. 30’
2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru mengecek kesiapan siswa mengikuti pembelajaran dengan
pertanyaan pemantik
1) Pernahkan kalian melihat petani yang melakukan pengolahan
tanah baik secara modern maupun konvensional?
2) Apakah kalian bisa melakukan pengolahan tanah dengan alat
modern dan konvensional?
3) Maukah kalian mahir dalam mengolah tanah secara modern?
4) Pernahkan kalian melihat petani membuat petakan atau
bedengan lahan yang rapid an terlihat indah?
Apersepsi
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
1. Guru menunjukkan gambar/tayangan video kegiatan pengolahan
tanah dalam budidaya tanaman sayur ( mentimun) dan meminta
siswa untuk mengamatinya
2. Guru menanyakan kegiatan apa saja dalam pengolahan tanah
untuk produksi benih tersebut ?
3. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang menjawab dengan
benar
4. Siswa merumuskan yang akan dipelajari yaitu pengolahan tanah
untuk produksi benih
5. Guru melakukan refleksi materi pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan kegiatan praktik yang akan dilaksanakan,
yaitu mengolah tanah untuk penanaman tanaman sayur
(mentimun)
6. Guru menyampaikan materi kegiatan praktik sesuai LKPD
(terlampir)
7. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
8. Guru menyampaikan indicator keberhasilan dalam kegiatan
menyiapkan lahan produksi benih
Merencanakan proyek
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
1. Siswa dibagi dalam 6 kelompok (setiap kelompok terdiri dari 5-6
siswa) untuk menyusun rencana proyek pengolahan tanah areal
produksi benih dan pembuatan bedengan
2. Guru memastikan setiap anggota dalam kelompok memahami
prosedur pengolahan tanah produksi benih dan pembuatan
bedengan .
Asesmen Formatif
Penutup 1. Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran 30’
yang telah dilakukan
2. Guru menyampaikan ke siswa untuk kegiatan pertemuan
mendatang yaitu pemberian pupuk dasar dan penentuan titik
tanam. Peserta didik diminta untuk mempersiapkan diri.
3. Guru menyampaikan salam penutup, siswa menjawab salam.
PERTEMUAN KE 5 (4 JP x 45 menit)
1.1.5 Melakukan Pemberian pupuk dasar dan penentuan jarak tanam
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam pembuka, siswa menjawab salam. 30’
2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru mengecek kesiapan siswa mengikuti pembelajaran.
Apersepsi
1. Guru menunjukkan gambar/tayangan kegiatan pengolahan tanah
dalam produksi benih tanaman sayur dan meminta siswa untuk
mengamatinya
2. Siswa mengamati tayangan yang disampaikan guru
3. Guru menanyakan kegiatan apa saja dalam pengolahan tanah
tersebut ?
4. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang menjawab dengan
benar
5. Guru melakukan refleksi materi pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan kegiatan praktik yang akan dilaksanakan.
6. Guru menyampaikan materi kegiatan praktik sesuai LKPD
(terlampir)
7. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
8. Guru menjelaskan indicator keberhasilan pemberian pupuk dasar
dan penentuan titik tanam
Merencanakan proyek
Asesmen Formatif
Penilaian proses sikap
Pencapaian
Aspek
Ya Tidak
Keaktifan dalam diskusi
Menjawab Pertanyaan
Bekerjasama
Pengumpulan Laporan tepat waktu
Penutup 1. Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran 30’
yang telah dilakukan
2. Guru menyampaikan salam penutup, siswa menjawab salam.
Refleksi
LAMPIRAN
a. Lembar Kerja Peserta Didik
Tujuan Pembelajaran : Melalui model pembelajaran project based learning, peserta didik mampu
menerapkan teknik penyiapan lahan produksi benih tanaman sayur dan
tanaman pangan
Alat dan Bahan : Handphone/laptop, LCD, alat tulis
Langkah-langkah
Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan persemaian, penyiapan
lahan/media, dan penanaman secara konvensional dan/atau dengan alat
mekanis modern dengan menerapkan prinsip genetis maupun prinsip
agronomis tanaman sesuai potensi daerah.
Tujuan Pembelajaran : Menerapkan teknik penyiapan lahan produksi tanaman tanaman sayur dan
pangan
1. Penentuan project :
a. Lakukan observasi pada lahan yang akan kalian gunakan !
Sebelum melakukan penyiapan lahan, kondisi lahan harus bersih dari semua jenis kotoran yang
dapat mengganggu pekerjaan pengolahan lahan.
b. Berdasarkan hasil observasi tersebut, bagaimana ide kalian untuk menyiapkan lahan tersebut
sebelum ditanami ? Diskusikan dengan temanmu bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan tersebut !
3. Menyusun jadwal
No Hari/tanggal Kegiatan
Tujuan Pembelajaran Melalui model pembelajaran project based learning, peserta didik mampu
melakukan pengolahan tanah dan membuat petakan lahan
:
1. Penentuan project :
a. Lakukan pengolahan tanah dan pembuatan petakan/bedengan pada lahan yang telah dibersihkan
sebelumnya !
b. Hasil pengolahan tanah diharapkan kondisi tanah menjadi gembur dengan dibuat
petakan/bedengan untuk menanam tanamansayur dan pangan(komoditas sesuai potensi daerah).
c. Berdasarkan kondisi lahan tersebut, bagaimana ide kalian untuk mengolah lahan ? Diskusikan
dengan temanmu bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengolah lahan sampai
terbentuk petakan/bedengan yang siap ditanami !
1. Menyusun jadwal
No Hari/tanggal Kegiatan
Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase F, peserta didik mampu peserta didik mampu melakukan
penyiapan lahan tanaman meliputi penentuan komoditas tanaman yang
sesuai dengan potensi daerah, pengolahan tanah, penentuan titik tanam,
pembuatan lubang tanam, dan pemupukan dasar menggunakan metode
konvensional dan/atau alat modern
Tujuan Pembelajaran : Melalui model pembelajaran project based learning, peserta didik mampu
melakukan pemupukan dasar pada lahan sebelum ditanami
1. Rancangan dan desain project :
a. Deskripsikan rancangan project yang akan kalian lakukan untuk menentukan kebutuhan pupuk, cara
pemberian pupuk dasar dan penentuan titik tanam berdasarkan kondisi lahan tersebut !
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................ ...............
b. Tuliskan alat dan bahan yang akan kalian gunakan dan keselamatan kerja dalam menyelesaikan
project ini !
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
c. Tuliskan langkah kerja yang akan kalian lakukan !
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
2. Menyusun jadwal
No Hari/tanggal Kegiatan
1) Asesmen Formatif
a) Asesmen formatif (penilaian sikap)
Belum Cukup
Aspek Kompeten Sangat Kompeten
Kompeten Kompeten
Proses Diskusi Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik mengikuti
(Penilaian Sikap) pasif selama mengikuti mengikuti diskusi diskusi secara aktif,
mengikuti diskusi secara aktif dan berpartisipasi dalam
diskusi. secara aktif. berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan
menjawab dari peserta didik lain
pertanyaan dari dan menunjukkan sikap
peserta didik lain. menghargai kepada
peserta didik lain.
Hasil Karya Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
(Penilaian mengumpulkan mengumpulk mengumpulkan mengumpulkan laporan
Keterampilan) laporan hasil an i laporan laporan hasil diskusi hasil diskusi tepat
diskusi hasil diskusi tepat waktu lengkap waktu lengkap dengan
terlambat. tepat waktu. dengan data-data data-data secara
kurang lengkap. lengkap.
Jumlah 25
Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian danmenjadi faktor pembawa perubahan (agent of
change) teknologi dalambidang pertanian. Peningkatan produksi tanaman hortikultura disebabkanoleh penggunaan
benih varietas unggul disertai teknik budidaya yanglebih baik dibandingkan masa sebelumnya. Benih-benih varietas
ungguldapat diperoleh melalui seleksi dan hibridisasi tanaman, baik yangdilakukan oleh lembaga penelitian
milik pemerintah maupun industriperbenihan swasta yang mempunyai divisi penelitian dan pengembangan. Proses
produksi benih perlu diupayakan agar kemunduran genetis tidak terjadi dan benih yang dihasilkan memiliki
kemurnian yang tinggi. Kegiatan pengendalian mutu internal harus dilaksanakan oleh produsen benih dengan
menerapkan prinsip-prinsip genetis dalam roses produksibenih. Kegiatan-kegiatan ang terkait dengan prinsip-
prinsip genetistersebut adalah sebagai berikut: (1) menggunakan lahan yang diketahuisejarah penggunaan
sebelumnya sehingga memenuhi persyaratan bebasvoluntir di samping memenuhi persyaratann isolasinya, (2)
menggunakan sumber benih yang tepat kelas atau kualifikasi mutunya, (3) menggunakan isolasi yang sesuai,
(4)melakukan roguing, (5)menghindari kontaminasi mekanis,dan (6) menggunakan wilayah adaptasi yang sesuai
bagi pertanaman. Sistem sertifikasi benih umumnya diterapkan untuk memeliharakemurnian genetik dalam proses
produksi benih secara komersial. Tujuan utama dari sertifikasi benih adalah untuk memelihara kemurnian dan mutu
benih dari varietas unggul serta penyediaannya secara terus-menerus kepada petani. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan
ini petugas lembaga sertifikasi benih yang mampu dan terlatih baik melaksanakan pemeriksaan lapangan pada tahap
pertumbuhan tanaman yang tepat. Mereka juga melakukan pemeriksaan benih di seluruh tahapan produksi benih untuk
membuktikan bahwa pertanaman untuk benih dan kelompok benihnya memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
Dalam melaksanakan pemeriksaan, lembaga sertifikasi benih menentukan standar lapang dan laboratorium yang
terhadapnya pertanaman calon benih dan benih yang dihasilkan harus disesuaikan kualifikasinya untuk memenuhi standar
benih bersertifikat. Karena itu, kemurnian genetik benih dijamin jika lembaga sertifikasi telah menyetujui dalam bentuk
pemasangan label. Sertifikasi benih mengandung arti bahwa pertanaman dan kelompok benih telah benar-benar
diperiksa, telah memenuhi persyaratan–persyaratan mengenai benih keturunan bermutu baik, atau telah menjalani
pengendalian mutu internal yang ketat.
1. Sejarah Lapang
Tanaman-tanaman voluntir dari kultivar atau spesies yang berbeda yang tidak dikehendaki kehadirannya dalam proses
produksi benih berasal dari pertanaman sebelumnya di lahan yang sama. Tanaman- tanaman voluntir tersebut telah
memiliki ketahanan lingkungan tertentu pada lahan tersebut. Untuk areal penangkaran serealia sering disarankan interval
sebanyak dua musim tidak ditanami tanaman sejenis atautanaman lain yang mengancam kemurnian genetisnya, tetapi
dalam beberapa program sertifikasi satu musim tanam pun diterima. Melakukan pengolahan tanah dan roguing secara
intensif, sistim tanam tandur jajar, dan persemaian pada areal yang bebas voluntir sangat efektif untuk mencegah
pencemaran genetis pada tanaman padi. Sedangkan untuk penangkaran tanaman kacang-kacangan diperlukan interval
tiga bulan bera pada lahan-lahan yang sebelumnya ditanami tanaman sejenis. Persyaratan sejarah lahan ini lazimnya tidak
diperlukan dalam produksibenih berlabel.
Benih sumber untuk menumbuhkan tanaman penghasil benih harus berdasarkan persetujuan. Empat kelas benih yaitu
benih penjenis (BS), benih dasar (FS), benih pokok (SS), dan benih sebar (ES) umumnya dikenal dalam sertifikasi benih
di Indonesia. Benih bersertifikat yang diproduksi harus berasal dari benih bersertifikat dengan kelas-kelas yang lebih tinggi.
Tetapi dalam produksi benih berlabel merah jambu dapat menggunakan benih bersertifikat atau benih berlabel sebagai
sumber benih. Sumber benih yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut : (1) diketahui asal-usulnya dan
murni varietasnya, apakah benih bersertifikat atau tidak, dan (2) harus bebas dari benih varietas lain, biji gulma dan penyakit
terbawa benih.
3. Isolasi
Persilangan dengan serbuk sari dari kultivar lain dari species yang sama perlu dicegah bagi suatu kultivar silang sempurna
atau sebagian. Pada waktu berbunga tanaman penghasil benih harus dilindungi terhadap serbuk sari yang terbawa angin
dan serangga dari tanaman yang berdekatan atau tanaman voluntir dan dari tanaman liar dari spesies yang sama.
Perlindungan terbaik tehadap penyerbukan oleh serbuk sari asing adalah pasokan yang berlimpah dengan serbuk sari
kultivar itu sendiri pada waktu putik reseptif.
Perlindungan terhadap terjadinya persilangan dapat diterapkan dengan melakukan isolasi. Isolasi tanaman penghasil benih
dari berbagai sumber kontaminasi juga merupakan persyaratan penting dalam program produksi benih. Kontaminasi
mungkin dapat disebabkan oleh: (a) persilangan alamiah dengan varietas lain yang ditanam berdampingan dan tipe
simpang yang berada di lahan untuk produksi benih itu, (b) kontaminasi oleh pencampuran mekanis pada waktu menyemai,
panen, pengolahan dan penanganan benih dan (c) kontaminasi oleh penyakit terbawa benih yang berasal dari lahan di
dekatnya. Perlindungan dari sumber-sumber kontaminasi ini perlu untuk memelihara kemurnian genetik dan mutu benih
yang baik. Teknik isolasi yang dikenal adalah isolasi jarak dan isolasi waktu. Teknik lainnya seperti pengerondongan,
emaskulasi dapat pula dilaksanakan.
Isolasi waktu dilaksanakan dengan memberikan selang waktu tanam yang berbeda antara dua varietas yang berbeda
dengan blok/areal berdampingan sehingga saat pembungaan waktunya berbeda pula (minimum 30 hari untuk jagung
misalnya). Dengan menerapkan isolasi waktu produksi benih suatu jenis tanaman dengan varietas yang berbeda dapat
dilaksanakan setiap tahunnya pada areal yang sama.
Isolasi jarak dimaksudkan bahwa dua varietas tanaman yang berbeda dipisahkan bloknya satu sama lain dengan jarak
tertentu,(misalnya 200 m untuk jagung). Teknik isolasi ini dapat dilaksanakan dengan (1) mengosongkan tanah antara
kedua blok jarak itu, (2)menanam tanaman lain pada blok pemisah, (3) bisa tanpa isolasi, tetapi selebar 3 m dari kedua
batas areal itu pada waktu panentidak dilibatkan sebagai calon benih.
Jarak isolasi ditetapkan tergantung pada cara penyerbukan tanaman, kemurnian genetik yang diinginkan dan kondisi
lingkungan selama penyerbukan. Pertimbangan utama dalam menentukan jarak isolasi yang memadai bagi tanaman
penghasil benih adalah apakah tanaman tersebut bersifat menyerbuk sendiri atau lebih bersifat menyerbuk silang. Jarak
aktualnya tergantung pada apakah serbuk sari dibawa angin atau serangga. Jarak isolasi ini dapat dikurangi jika terdapat
tanaman penghalang (barrier), bangunan-bangunan/penghalang lain yang terletakdiantara tanaman-tanaman yang dapat
saling menyerbuk silang tersebut. Jarak yang aman tergantung pada arah angin datang, kehadiran pohon- pohon, tanah
yang tinggi atau penghalang lainnya bagi aliran udara, banyaknya sumber serbuk sari asing yang mungkin dapat
dilepaskan, dan luas areal pertanaman untuk benih itu sendiri.
Isolasi jarak yang diperlukan juga dipengaruhi oleh kategori benih yang diperbanyak. Benih dengan kelas yang lebih tinggi
mempunyai standar kemurnian yang lebih tinggi daripada benih dari kelas yang lebih rendah. Teknik isolasi lain yang juga
dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bangunan-bangunan seperti rumah kaca dan sangkar dari kawat kasa.
Dengan cara ini kemungkinan terjadinya penyerbukan silang oleh serangga dapat dikurangi atau dihindari. Isolasi demikian
biasanya diterapkan pada areal produksi benih yang sempit, atau untuk produksi benih dengan tingkat kemurnian yang
sangat tinggi seperti untuk kelas benih penjenis.
Kehadiran tanaman-tanaman lain dalam pertanaman untuk benih tidak diizinkan karena benihnya mencemari produk benih
yang akan dipanen akibat ukuran atau bentuk yang sulit dipisahkan maupun dikenali. Tanaman-tanaman demikian, biasa
disebut rogues, tidak dapat diterima kehadirannya dalam pertanaman benih walaupun dalam jumlah sedikit. Rogues dapat
berupa gulma, tanaman dari spesies lain, tanaman dari kultivar lain dalam spesies yang sama, atau tipe simpang. Program
sertifikasi mengatur ketat batas-batas jumlah setiap jenis rogues yang dapat diizinkan, tergantung pada kelas benih.
Kehadiran tipe simpang secara terus menerus dalam suatu varietas akan menyebabkan kemunduran kemurnian genetik
varietas tersebut. Tipe simpang dapat terjadi yang disebabkan oleh kehadiran gen-gen resesif di dalam kondisi heterozigot
pada waktu pelepasan varietas, atau yang timbul karena mutasi. Di samping itu, tipe simpang juga dapat terjadi karena
adanya tanaman-tanaman voluntir yang timbul dari benih yang ditanam secara tidak sengaja dari pencampuran benih lain
pada saat produksi. Tipe simpang dapat juga terjadi karena tanaman memiliki keragaman morfologi yang luas, atau benih
yang digunakan berasal dari hasil persilangan terutama persilangan dengan tanaman liar dalam proses pembuatan suatu
varietas baru. Roguing merupakan teknik yang dilaksanakan dalam produksi benih untuk menjaga kemurnian varietas.
Roguing dilaksanakan dengan cara mengadakan pemeriksaan dan membuang tanamantanaman yang memilik ciri-ciri
berbeda dengan varietas yang sedang diperbanyak. Roguing dilaksanakan untuk tanaman lain, tanaman tipe simpang,
tanaman berpenyakit dan gulma berbahaya,
sehingga persyaratan sertifikasi dapat dipenuhi. Dalam proses sertifikasi, roguing diikuti dengan pemeriksaan lapang oleh
petugas sertifikasi benih. Roguing pun penting dilaksanakan walaupun benih yang diproduksi bukan benih bersertifikat.
Efektivitas roguing tergantung pada perbedaan rogue dan juga pada keterampilan melaksanakan rogue. Kemampuan
petugas rogue untuk mengenali kultivar lain atau tipe simpang tergantung pada ketegasan atau besaran perbedaan dan
pengalamannya melaksanakan rogue. Roguingharus dilaksanakan beberapa kali pada tahap pertumbuhan tanaman
yang berbeda. Waktu terbaik adalah ketika pertanaman berbunga penuh, yang pada tahap ini sifat-sifat kultivar hampir
ditampilkan sepenuhnya dan perbedaan-perbedaan warna bunga terlihat sangat nyata. Tetapi dalam tanaman yang
menyerbuk silang, roguing hendaknya dilakukan pada tahap pertumbuhan lebih dini sebelum serbuk sari dilepaskan.
Pada tanaman jagung, rogues dengan mudah dapat diamati jika pertanamanmemiliki tinggi di bawah bahu.
Perhatian utama pelaksanaan roguing adalah pada bagian-bagian tempat kebanyakan rogues dijumpai, seperti pintu
gerbang, tempattimbunan-timbunan terdahulu, dan tempat ternak diberi makan. Petugas berjalan perlahan-lahan (tidak
lebih dari 3 km per jam) bolak-balik di seluruh pertanaman sambil menyelidiki tanaman dengan cermat dalam suatu jalur
selebar 2 m dengan membawa kantong yang digantungkanpada lehernya di bagian depan. Setiap rogue yang terlihat
dicabut, sehingga tidak ada yang tertinggal dan tumbuh kembali, dan disimpan di dalam kantong. Tumbuh-tumbuhan ini
dikeluarkan dari lapang dan dimusnahkan dengan cara dibakar. Untuk memelihara agar berjalan tetap lurus dan
mengurangi kerusakan tanaman, petugas berjalan di antara barisan-barisan tanaman. Pertanaman sebaiknya diatur agar
terdapat baris kosong pada selang 4 m untuk memudahkan perjalanan pemeriksaan dan kesempurnaan pemeriksaan
tanaman.
Menghindari kontaminasi mekanis sama pentingnya dengan menghindari kontaminasi genetik oleh serbuk sari asing.
Semua alat dan
wadah pada setiap kegiatan harus dibersihkan. Mulai dari alat pengolah tanah, penanaman, pemotong, perontok,
pengering, wadah simpan, dan sebagainya. Dalam kasus jagung hibrida, tongkol dari sumber serbuk sari dipanen pertama
kali dan dikeluarkan dari lapangan. Cara yang palingefektif jika dapat dilaksanakan, adalah menanam hanya satu kultivar
dari spesies tertentu pada lahan yang sama. Untuk menghidari kemunduran varietas yang disebabkan oleh variasi yang
berkembang diperlukan pengusahaan tanaman calon benih dalam wilayah adaptasinya.
Praktek budidaya tanaman untuk menghasilkan benih pada dasarnya sama dengan produksi biji konsumsi, kecuali untuk
produksi benih murni dari spesies yang menyerbuk silang memerlukan perhatian khusus. Hal-hal yang secara
agronomik dilakukan untuk produksi benih adalah : (1) Pemilihan dan penyiapan lahan produksi, (2) penumbuhan tanaman,
(3) pemanenan tanaman, dan (4) penanganan benih agar siap salur.
Pemilihan dan Penyiapan Lahan
Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan lahan tempat produksi benih antara lain : (1) adaptasi tanaman/varietas
terhadap lingkungan produksi, (2) sejarah penggunaan lahan terkait dengan pertanamansebelumnya, (3) rotasi tanaman,
dan (4) kemudahan tempat bagi jaringan transportasi antar wilayah. Penyiapan lahan untuk penenaman harus dimulai
dalam waktu yang baik untuk menjamin bahwa pengolahan tanah yang sesuai telah siap pada waktu tanam yang
direncanakan. Persiapan lahan untuk produksi benih pada dasarnya hampir sama dengan persiapan lahan untuk
produksi konsumsi. Dalam kegiatan ini terdapat resiko bahwa alat-alat pengolah tanah mendatangkan benih dari lapang
lain atau dari usaha-tani lain. Pembersihan alat-alat sangat penting sebelum digunakan mengolah tanah. Pengolahan
tanah perlu dilakukan secara intensif (halus) untuk benih-benih kecil seperti bayam, sawi dll, dibandingkan dengan untuk
benih yang besar seperti jagung. Persiapan lahan meliputi : pembersihan, perataan, irigasi dan drainase,
pemberianbahan organik, pemberian unsur hara.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah untuk budidaya tanaman sayuran pada prinsipnya adalah untuk menciptakan kondisi tanah yang sesuai
bagi pertumbuhan tanaman dan tanah siap ditanami. Pengolahan tanah untuk budidaya tanaman sayuran memiliki
beberapa tujuan, antara lain :
Memberantas gulma
Menciptakan struktur tanah yang gembur
Memperbaiki system pertukaran udara di dalam tanah
Memperbaiki system drainase tanah
Kegiatan pengolahan tanah dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama, tanah dipotong-potong menjadi bongkahan
kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma di permukaan tanah terbenam dan membusuk. Pengolahan ini biasanya
dilakukan dengan cangkul atau bajak. Tahap kedua, bongkahan tanah dihancurkan sehingga sisa-sisa akar tanaman ikut
hancur dan dihasilkan tanah berstruktur gembur.
Kedalaman pengolahan tanah pada umumnya 15-20 cm. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan
perkembangan system perakaran pada tanaman sayuran pada umumnya terbatas pada kedalaman tersebut.
Agregat-agregat berukuran relatif kecil akibat pengolahan tanah sangat menunjang perkembangan akar-akar halus (rambut-
rambut akar) terutama pada saat-saat awal pertumbuhan tanaman. Akar-akar yang halus akan mengalami kesulitan untuk
menembus struktur tanah yang padat.
Dalam pengolahan tanah secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam sistem pengolahan tradisional/konvensional,
pengolahan tanah minimum (minimum tillage), dan tanpa olah tanah (zero tillage).
a. Pengolahan tanah tradisional/konvensional (maximum tillage)
Yang dimaksud pengolahan tanah tradisional adalah sistem pengolahan tanah yang dilakukan pada seluruh
permukaan tanah pertanian secara intensif sebelum ditanami, sehingga seluruh permukaan lahan tersebut mempunyai
agregat-agregat yang berukuran kecil sampai sangat kecil.
Pengolahan cara demikian memerlukan banyak waktu, tenaga, dan biaya. Selain itu pengolahan ini akan
merangsang atau mempermudah terjadinya erosi dan meningkatkan aliran permukaan serta dalam jangka panjang akan
menurunkan porositas atau memadatkan tanah.
Beberapa penelitian menyatakan penerapan sistem pengolahan tanah ini dapat meningkatkan produksi tanaman
budidaya tetapi beberapa menyatakan pengaruh yang tidak nyata dan bahkan ada penelitian yang menunjukkan
pengolahan tanah sistem ini justru menurunkan produksi tanaman dibandingkan sistem lainnya.
Sistem ini sebenarnya dimaksudkan untuk mengurangi ketidakefisienan dan efek sampingan yang meragukan pada
sistem pengolahan tanah tradisional melalui pengolahan tanah seperlunya saja sesuai yang diperlukan tanaman, jadi tidak
perlu seluruh permukaan lahan pertanian tersebut diolah.
Pengolahan hanya dilakukan pada baris-baris yang akan ditanami saja agar tercipta keadaan tanah yang sesuai
untuk perkembangan perakaran tanaman. Pengolahan tanah minimum ini dapat merupakan salah satu pilihan untuk
menekan kerusakan tanah serta menghemat waktu, tenaga dan biaya tetapi masih tetap memperhatikan syarat untuk
pertumbuhan tanaman.
Sistem ini merupakan penanaman langsung tanpa didahului dengan pengolahan tanah. Sistem ini terutama banyak
diterapkan pada daerah-daerah dengan lahan pertanian luas dengan ketersediaan tenaga kerja yang rendah. Alasan lain
adalah untuk menghemat waktu dan mengurangi erosi terutama pada tanah-tanah yang peka terhadap erosi. Karena tanpa
pengolahan tanah maka pemberantasan tanaman pengganggu (gulma)dilakukan melalui cara kimia yaitu dengan
menggunakan herbisida. Penggunaan bahan-bahan kimia tersebut akhir-akhir ini cenderung untuk dihindari atau dikurangi
karena dapat menurunkan kualitas lingkungan.
b. Glosarium
Benih Tanaman : Benih tanaman : Yang selanjutnya disebut benih adalah: ‘tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman’ (UU RI Nomor 12
Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman).
Varietas Unggul : Benih Varietas unggul adalah galur hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih
keunggulan khusus seperti potensi hasil yang tinggi, tahan hama penyakit, toleran terhadap
cekaman lingkungan, mutu produk yang baik, sifat sifat yang baik yang diperoleh melalui
seleksi dan hibridisasi tanaman baik yang dilakukan oleh ;emabga penelitian pemerintah
maupun industry perbenihan swasta yang memiliki divisi penelitian dan pengembangan.
Komoditas : adalah hasil pertanian yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan secara fisik
dan dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu
Lahan : luasan tanah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman
c. Daftar Pustaka
Anonim, __, Alat Mesin Pertanian, Paket Keahlian Agribisnis Tanaman , Kelas X Semester 1, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Anonim, __, Alat Mesin Pertanian, Paket Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan, Kelas X Semester 2, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Bahan ajar Pengantar Produksi Benih, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Balai Besar
Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan vokasi Pertanian
Anonim, __, Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman, Buku Teks Bahan Ajar Siswa Kelas XI Semester 3,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Anonim, __, Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Buku Teks Bahan Ajar Siswa Kelas XI Semester 3, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Anonim, __, Alat Mesin Pertanian, Paket Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kelas X Semester 2,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.