Penulis:
Prof. Dr. H. Husain Syam, M.Tp
Dr. Djamaluddin P., MP
Page |i
Universitas Negeri Makassar (UNM) adalah salah satu Perguruan Tinggi yang diberi amanah oleh
pemerintah menyelenggarakan sertifikasi guru dalam jabatan yang bertugas memberikan sertifikat
pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Pelaksanaan sertifikasi guru pada tahun
2012 mengalami beberapa perubahan, antara lain perubahan yang mendasar yaitu pola penetapan
peserta dan pelaksanaan uji kompetensi awal sebelum PLPG. Selain itu, sertifikasi guru dalam jabatan
tahun 2012 dilaksanakan berbasis program studi sesuai dengan Permendikbud Nomor 5 tahun 2012.
Yang dimaksud dengan berbasis program studi adalah bahwa hanya rayon yang memiliki program
studi S1 kependidikan terakreditasi yang dapat melaksanakan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
pada mata pelajaran yang sesuai. PLPG merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk
memperoleh sertifikat pendidik.
Untuk menjamin standardisasi isi/materi PLPG, diperlukan keseragaman format penyajian materi
menurut bidang studi kepesertaan dengan memperhatikan empat kompetensi guru yang dalam
penyusunannya mengacu pada kisi-kisi Uji Kompetensi Awal (UKA). Oleh karena itu, tersusunnya
modul ini kami sambut dengan baik diiringi rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa dengan pengharapan semoga modul ini dapat dijadikan sebagai acuan utama bagi
instruktur dan peserta dalam pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
Oleh sebab itu, Ketua Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi kepada penyusun modul yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi
dalam menyusun modul ini. Mudah-mudahan melalui modul ini proses penyelenggaraan PLPG dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien yang pada gilirannya dapat meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
P a g e | ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT oleh karena atas rahmat dan InayahNya sehingga Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
dapat tersusun sebagaimana yang diharapkan.
Modul ini disusun berdasarkan pada Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal (UKA) dan Rambu-Rambu
Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Buku 4) yang dikeluarkan oleh Dirjen DIKTI
Kemdikbud Tahun 2012, dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi yang telah disahkan oleh Konsorsium
Sertifikasi Guru (KSG) dan kurikulum PLPG PSG Rayon 1 24 UNM. Perubahan mendasar yang
membedakan pelaksanaan PLPG tahun 2012 ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya antara lain:
(1) Pelaksanaan PLPG yang berbasis Program Studi; (2) Pemberian materi kebijakan pembinaan
profesionalisme guru berkelanjutan; dan (3) Penguatan materi bidang studi dengan penambahan
jumlah JP serta penyampaian materi yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
Tujuan penyusunan modul ini adalah untuk memantapkan pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru pada Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ini
antara lain memuat isi Pedagogik Umum dan Pedagogik Khusus.
Kepada tim penyusun serta pihak lain yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Modul Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru ini disampaikan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT memberkahi segala
aktivitas kita.
Makassar,
Ketua PSG,
April 2012
P a g e | iii
DAFTAR ISI
P a g e | iv
PENDAHULUAN
Modul ini merupakan kompetensi dasar dan kompetensi kejuruan didalam memahami sistim
agribisnis pertanian secara luas yang akan menjadi landasan bagi aktivitas-aktivitas kegiatan agribisnis
serta keterkaitannya dengan modul-modul lain atau kompetensi-kompetensi lain yang lebih mengarah
kepada kegiatan untuk mencapai Standar Kompetensi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
Modul pembelajaran ini disajikan mengacu pada standar kompetensi pada kompetensi keahlian Guru
SMK Pertanian untuk mengarahkan bagaimana melakukan suatu pekerjaan dengan benar. Kebenaran
ini diukur dengan pendekatan dua dimensi, yaitu apakah pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan
dengan nyaman. Baik untuk keselamatan diri, alat, dan bahan serta kesesuaian hasil pekerjaan
dengan standar. Pokok-pokok materi diklat dan proses pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta untuk mempunyai kompetensi disajikan dalam garis-garis besar program diklat dan cara
memahaminya agar peserta dapat belajar dengan benar.
Page |1
1. Tujuan Pembelajaran:
a. Dapat menyebutkan dasardasar dan prinsipprinsip kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Dapat menyebutkan masalah atau bahaya utama yang dapat terjadi pada proses pengolahan.
c. Dapat membuat program sanitasi, higien dan keselamatan kerja yang baku untuk industri
industri yang berbeda.
d. Dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan dasar dan prinsip sanitasi, higien dan
keselamatan kerja.
2. Uraian Materi
a. Kesehatan Kerja di Perusahaan
1). Pengertian Kesehatan
Kesehatan perusahan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang
dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kwalitatif dan kwantitatif
dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk
dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan
masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan
mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya. Prinsip-prinsip dan dasar-dasar sanitasi dan
higiene perlu dipelajari dengan baik sehingga suatu perusahaan pengolahan hasil pertanian akan
dapat mengembangkan dan menetapkan metoda ataupun program sanitasi, higiene dan
keselamatan kerja yang baik, yang diberlakukan di perusahaan tersebut. Adanya suatu program
sanitasi dan higiene yang baku akan dapat digunakan sebagai tolak ukur menilai apakah suatu
kondisi saniter telah tercapai dan terpelihara dengan baik atau belum.
Hakekat higiene perusahaan dan kesehatan kerja adalah dua hal :
(1). Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggitingginya, baik
buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas, dengan demikian
dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.
(2). Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya effisiensi
dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi. Oleh karena hakikat tersebut selalu
sesuai dengan maksud dan tujuan pembangunan di dalam suatu negara, maka Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja selalu harus diikutsertakan dalam pembangunan tersebut.
Program sanitasi Higiene perusahaan dan keselamatan kerja baku ini harus mencakup
semua aspek produksi. Program ini hendaknya diterapkan mulai dari aspekaspek urusan rumah
tangga umum, penanganan dan penyimpanan bahan baku, pengolahan, penggudangan, sampai
kepada usaha-usaha pengendalian binatang pengganggu, pembuangan dan penanganan limbah
dan fasilitas umum lainnya, sedangkan program higiene terutama mencakup higiene pekerja,
meliputi aspek kesehatan umum, kebersihan, dan penampilan umum.
Tujuan utama dari Higien Perusahan dan Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga
kerja yang sehat dan produktif. Tujuan demikian mungkin dicapai, oleh karena terdapatnya
korelasi diantara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas keja atau perusahaan, yang
didasarkan kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
(1). Untuk efisiensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya, pekerja harus dilakukan dengan cara
dan dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan dan cara
dimaksud meliputi di antaranya tekanan panas, penerangan di tempat kerja, debu di udara
ruang kerja, sikap badan, penserasian manusia dan mesin, pengekonomian upaya. Cara dan
ligkungan tersebut perlu disesuaikan juga dengan tingkat kesehatan dan keadaan gizi tenaga
kerja yang bersangkutan.
(2). Biaya kecelakaan dan penyakit-penyakit akibat kerja, serta penyakit umum yang meningkat
jumlahnya karena pengaruh yang memburukkan keadaan oleh bahaya-bahaya yang
ditimbulkan oleh pekerjaan adalah sangat mahal dibandingkan dengan biaya untuk
pencegahannya. Biaya-biaya kuratif yang mahal meliputi pengobatan, perawatan di rumah
sakit, rehabilitasi, absenteisme, kerusakan mesin, peralatan dan bahan karena kecelakaan,
terganggunya pekerjaan, dan cacat yang menetap.
Page |2
Page |3
rak atau pallet. Pengaturan ini bertujuan untuk mempermudah pada waktu pemeriksaan dan
pemeliharaan kebersihan.
4). Tumpahan bahan baku pada lantai hendaknya segera dibersihkan, jangan dibiarkan tercecer
karena dapat mengundang binatang atau pun serangga yang tidak diinginkan.
Page |4
1.
2.
3.
4.
5.
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian
sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi
keamanan tenaga kerja.
Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas dasar wajib lapor
kecelakaan dan data kompensasinya dewasa ini seolah-olah relatif rendah dibandingkan
banyaknya jam kerja tenaga kerja.
Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor kegiatan ekonomi
jelas dapat diobservasikan, misalnya sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial seperti
keracunan-keracunan bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh karena mesin, kebakaran,
ledakan-ledakan, dan lain-lain.
Menurut observasi, angka frekwensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak
menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi.
Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor penyebabnya.
Sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada
manusianya sendiri. Sebanyak 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia.
Page |5
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Standarisasi yaitu penetapan standar-standar resmi setengah resmi atau tak resmi mengenai
misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan industri
tertentu, praktek-praktek keselamatan dan higiene umum, alat-alat pelindung diri.
Pengawasan yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundanganundangan yang diwajibkan.
Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang
pagar pengaman, pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan
gas dan debu, penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambangtambang pengangkat.
Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis, faktorfaktor lingkungan dan teknologis dan keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
Penelitian psikologis yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan.
Penelitian syarat statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya,
mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebabsebabnya.
Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik, sekolah-sekolah
perniagaan atau kursus-kursus pertukangan.
Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang baru dalam
keselamatan kerja.
Penggairahan yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain unuk menimbulkan
sikap untuk selamat.
Asuransi yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya dalam
bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan, jika tindakan-tindakan keselamatan
sangat baik.
Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya
penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah, kecelakaan-kecelakaan terjadi sedangkan
pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan tergantung kepada tingkat kesadaran akan
keselamatan kerja oleh semua pihak yang bersangkutan.
Organisasi K3, dalam era industrialisasi dengan kompleksitas permasalahan dan penerapan
prinsip manajemen modern, masalah usaha pencegahan kecelakaan tidak mungkin dilakukan
oleh orang perorang atau secara pribadi tapi memerlukan keterlibatan banyak orang, berbagai
jenjang dalam organisasi yang memadai.
Organisasi ini dapat berbentuk struktural seperti Safety Departemen (Departemen K3),
fungsional seperti Safety Committee (Panitia Pembina K3). Agar organisasi K3 ini berjalan dengan baik
maka harus didukung oleh adanya :
1. Seorang pimpinan (Safety Director)
2. Seorang atau lebih teknisi (Safety Engineer)
3. Adanya dukungan manajemen
4. Prosedur yang sistimatis, kreativitas dan pemeliharaan motivasi dan moral pekerja.
Pernyataan di atas sesuai menurut International Labour Office (ILO) tentang langkah-langkah
yang dapat ditempuh untuk menanggulangi kecelakaan kerja.
Rangkuman
A. Kesehatan Kerja di Perusahaan
1. Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam Ilmu Higiene beserta prakteknya dengan
mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kwalitatif dan kwantitatif dalam
lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar
tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan
masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan
mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya.
2. Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang
bertujuan, agar pekerja / masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik fisik maupun sosial.
3. Kebersihan adalah modal utama dalam suatu kegiatan pengolahan yang bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk yang bermutu tinggi dan higienitas.
Page |6
B. Keselamatan Kerja
1. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan serta cara cara
melakukan pekerjaan.
2. Keselamatan kerja bersasaran di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air di dalam air, maupun di udara.
3. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat resiko bahayanya adalah
penerapan teknologi terutama teknologi yang lebih maju dan modern.
4. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja, keselamatan kerja adalah dari, oleh
dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada umumnya.
Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas.
5. Keselamatan kerja harus ditanamkan sejak anak kecil dan menjadi kebiasaan hidup yang
dipraktekkan sehari-hari.
C. Tes Formatif
1. Sebutkan bagian program yang tidak terpisahkan dari program pembinaan mutu secara
keseluruhan
2. Sebutkan tujuan utama dari Higiene Perusahaan
3. Sebutkan penyakit umum baik pada sektor pertanian, maupun sektor pertambangan, industri
yang paling banyak terdapat pada karyawan
4. Sebutkan sasaran sanitasi higiene perusahaan
5. Sebutkan sanitasi peralatan dan proses pengolahan
6. Sebutkan sasaran keselamatan kerja
7. Sebutkan siapakan yang berperan dalam mengaplikasikan keselamatan kerja
8. Sebutkan 3 tujuan utama keselamatan kerja
9. Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas apakah
yang dimaksud produktivitas itu.
10. Sebutkan waktu kapan sebaiknya diterapkan keselamatan kerja
Page |7
b. Uraian Materi
Alat merupakan perangkat kerja yang dapat membantu memudahkan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Oleh karena itu sebelum memulai melakukan pembiakan tanaman secara generatif,
kenali dulu alat-alat yang akan digunakan, agar pemahaman penguasaan terhadap jenis alat dapat
dijiwai secara mantap dan mendalam sehingga dalam melakukan kegiatan dan pembiakan
tanaman secara generatif dapat memberi suatu keselamatan kerja.
Adapun manfaat pengenalan alat ini adalah :
1. Mengetahui jenis, macam alat, dan fungsinya
2. Mengetahui cara penggunaan dan perawatan alat
3. Mempermudah dalam bekerja
4. Mempercepat menyelesaikan pekerjaan
5. Mencapai hasil kerja yang tinggi
6. Dapat memperbaiki kerusakan ringan pada alat yang bersangkutan.
Dalam melakukan kegiatan pembiakan tanaman secara generatif tidak terlepas dari kebutuhan
akan alat kerja dalam kondisi yang siap pakai. Agar dapat mencapai suatu pekerjaan yang efektif
dengan hasil kerja yang tinggi dapat dilakukan dengan cara pendataan alat sebelum bekerja.
Pendataan alat ini bermaksud untuk menjaring suatu kebutuhan alat yang akan digunakan secara
pasti di dalam kegiatan pembiakan tanaman secara genaratif. Pendataan alat ini dapat dibantu
dengan menggunakan format yang berisi tentang kebutuhan alat-alat yang akan digunakan dalam
kegiatan perbanyakan tanaman secara generatif mulai dari jenis, spesifikasi; jumlah dan kondisi
kelayakan siap pakai. Salah satu contoh format yang dapat digunakan sebagai berikut :
Contoh : Format Kebutuhan Alat
No
Jenis Kegiatan
Jenis Alat
Spesifikasi
Jumlah
Kondisi
Untuk meyakinkan bahwa ketersediaan alat-alat yang digunakan dalam pembiakan tanaman
secara generatif sudah siap pakai, maka perlu melakukan pengecekan terhadap alat-alat tersebut.
Pengecekan alat ini harus disesuaikan dengan pengisian format. Jika jumlah, jenis dan kondisi
peralatan sudah siap pakai maka alat-alat tersebut dikumpulkan di tempat yang sudah ditentukan.
Beberapa alat yang dapat digunakan dalam pembiakan tanaman secara generatif, antara lain :
1. Cangkul
a. Bagian-bagian cangkul
Cangkul terdiri dari bagian tangkai dan bagian mata
cangkul. Tangkai cangkul terbuat dari kayu. Fungsi
tangkai cangkul ini untuk memegang dan
mengayunkan mata cangkul sewaktu digunakan
dalam bekerja. Mata cangkul terbuat dari bahan
besi. Fungsi mata cangkul ini untuk membalik tanah,
menghaluskan tanah dan mencampur pupuk
kandang pada saat pembuatan bedengan. Ukuran
dan bentuk cangkul bervariasi hal ini tergantung
pada kondisi dan jenis tanah setempat.
Tangkai
Mata Cangkul
Page |8
b. Fungsi
Fungsi cangkul ini digunakan untuk :
1. Membongkar sisa-sisa tanaman
2. Menggemburkan tanah
3. Mencampur media
4. Membuat bedengan
5. Membuat saluran air
6. Membuat lubang semai
c. Perawatan
Untuk menjaga agar cangkul tetap dalam kodisi bersih dan cangkul siap pakai, maka perlu
dirawat antara lain :
1. Perawatan selama pemakaian
Sebelum cangkul digunakan, tanah yang akan dicangkul dikondisikan agak lembab tetapi
tidak becek. Jika kering tanahnya sebaiknya disiram terlebih dahulu, agar tanah mudah
dicangkul sehingga tidak merusak mata cangkul. Selama proses pencangkulan tanah,
apabila ada tanah yang melekat pada mata cangkul, maka harus dibersihkan supaya tidak
menghambat/mengganggu jalannya pencangkulan tanah. Apabila dalam proses
pencangkulan tangkai cangkul kendor/tidak kokoh dengan mata cangkul maka perlu segera
diperbaiki dahulu hingga menjadi kokoh.
2. Perawatan setelah pemakaian
Setelah selesai digunakan cangkul dibersihkan dari kotoran yang melekat, kalau perlu dicuci
dengan menggunakan sikat cuci, kemudian dikeringanginkan untuk menghindari terjadinya
pengkaratan pada mata cangkul.
Kemudian cangkul yang sudah bersih dan kering disimpan pada tempat penyimpan yang
keadaannya bersih dan kering, agar cangkul tetap dalam keadaan baik dan apabila
digunakan lagi mudah mencarinya. Apabila cangkul disimpan dalam waktu lama, maka pada
mata cangkul perlu dolesi dengan minyak atau oli bekas, guna
mencegah terjadinya pengkaratan pada mata cangkul.
2. Garpu tanah
Garpu tanah yang umum digunakan terdiri dari tangkai garpu dan mata garpu Tangkai garpu ini
terbuat dari kayu. Tangkai garpu berfungsi sebagai pegangan pada saat menancapkan mata
garpu. Mata garpu bentuknya seperti garpu bergerigi 2 4, dan terbuat dari besi/baja. Ukuran dan
bentuk garpu bervariasi, ada yang bertangkai panjang ada juga yang pendek tergantung pada
kondisi dan jenis tanah setempat.
Fungsi garpu tanah adalah untuk membongkar tanah
yang keras, sisa perakaran tanaman atau bebatuan
yang agak besar. Untuk menjaga garpu tanah tetap
dalam kondisi baik dan siap pakai maka perlu dirawat
antara lain:
Tangkai
Mata Garpu
Page |9
Tangkai
Mata Sekop
Mata Golok
5. Gergaji kayu
Gergaji kayu yang umum digunakan terdiri dari tangkai gergaji dan mata gergaji. Tangkai gergaji
ini terbuat dari kayu. Fungsinya untuk pegangan dan mengayunkan mata gergaji waktu digunakan
dalam bekerja. Mata gergaji terbuat dari besi/baja, dan bentuknya bergerigi. Fungsinya untuk
memotong bambu/kayu. Ukuran dari gergaji kayu bervariasi, ada yang panjang dan ada pula yang
pendek tergantung dari keperluan.
6. Sprayer
Sprayer merupakan alat semprot yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit atau
untuk menyiram bibit jenisnya sprayer dibagi menjadi :
P a g e | 10
Sprayer tangki
1. Tangki sebagai tempat larutan/air yang terbuat
dari stainless/palstik.
2. Pipa berfungsi untuk mengalirkan larutan/air.
3. Nozzle berfungsi untuk mengatur besar kecilnya
semprotan dari larutan/air.
51
4. Tuas berfungsi untuk mengisi udara dengan cara memompa sampai batas yang ditentukan.
5. Tali punggung berfungsi untuk menggendong sprayer.
Hand sprayer
3
1. Tangki digunakan untuk menyimpan larutan/air yang
akan disemprotkan.
2. Tuas digunakan untuk menekan pompa agar larutan/air
2
dapat keluar.
3. Nozzle berfungsi untuk mengatur besar kecilnya
semprotan dari larutan/air.
Hand sprayer terbuat dari bahan plastik yang memiliki ukuran bermacam-macam mulai dari
volume 500 cc, 1000 cc dan 2000 cc.
7. Gembor
Gembor merupakan alat penyiraman yang digunakan untuk menyiram tanaman. Gembor terbuat
dari bahan plastik atau seng. Alat ini memiliki bagian-bagian yang terdiri dari :
1. Tangki berfungsi untuk menampung air yang
dibutuhkan untuk penyiraman.
2. Pegangan berfungsi untuk mengangkat gembor.
3
3. Lubang-lubang penyiraman memiliki ukurannya
lubang yang halus dan kasar. Fungsinya untuk
mengalirkan air sesuai dengan keperluan jenis
2
tanaman. Ukuran gembor bervariasi, ada yang isi
5 l, 10 l dan 15 liter
1
8. Berbagai macam peralatan lain seperti roll meter, gunting, tang, beaker glass, termometer,
timbangan, potongan kuku dan sebagainya
c. Rangkuman
1. Dalam melakukan kegiatan pembibitan tanaman secara generatif, peralatan merupakan
perangkat kerja yang sangat penting yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum melangkah
lebih jauh dalam melakukan pekerjaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengenali
peralatan antara lain : nama, karakteristik, spesifikasi dan fungsi dari alat tersebut.
2. Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya kegiatan dalam pembiakan tanaman secara
generatif maka sebelum melaksanakan kegiatan peralatan perlu disiapkan terlebih dahulu
berdasarkan pendataan kebutuhannya, mengecek kesesuaian peralatan yang dibutuhkan dan
meletakkan di tempat yang ditentukan.
3. Guna menjamin peralatan yang digunakan tetap bisa dipakai dan terjaga pemanfaatannya,
maka perawatan peralatan perlu dilakukan pembersihan alat dari segala kotoran,
dikeringanginkan/dilap dan disimpan di tempat yang telah ditentukan. Apabila menemui
peralatan yang mengalami kerusakan ringan sebelum disimpan perlu diperbaiki terlebih dahulu.
Namun jika rusaknya berat perlu dilaporkan kepada guru pembimbing praktik.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 11
d. Tugas
1. Carilah informasi tentang persiapan dan perawatan alat dalam proses pembiakan tanaman
secara generatif, kemudian buatlah resume!
2. Lakukan observasi pada petani tentang jenis, ukuran dan jumlah alat yang digunakan dalam
pembiakan tanaman secara generatif.
Nama
:
Ukuran/spesifikasi
:
Fungsi
:
Jumlah
:
Komponen
:
Cara menggunakan
:
Cara perawatannya
:
Gambar masing-masing alat
:
Catat dan simpulkan hasil kegiatan
3. Diskusikan hasil resume dan hasil observasi Anda dengan teman Anda dan guru pembimbing
Anda. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi!
4. Kesimpulan dan hasil diskusi yang telah disepakati guru pembimbing selanjutnya difail dalam
odner port folio hasil belajar Anda!
e. Lembar Latihan
1. Sebutkan macam-macam alat yang digunakan dalam kegiatan pembiakan tanaman secara
generatif!
2. Jelaskan fungsi masing-masing alat yang digunakan dalam pembiakan tanaman secara
generatif!
3. Jelaskan bagaimana cara menyiapkan alat yang akan digunakan dalam pembiakan tanaman
secara generatif!
4. Bagaimana cara melakukan perawatan-perawatan pada alat yang digunakan dalam pembiakan
tanaman secara generatif?
5. Mengapa penyimpanan alat harus dilakukan di tempat yang bersih dan kering?
P a g e | 12
b. Uraian Materi
Tempat pembibitan merupakan suatu tempat yang digunakan untuk melakukan penyemaian
benih/kecambah dan penyapihan bibit yang bersifat sementara sampai menjadi bibit siap tanam di
lapangan. Untuk membuat tempat pembibitan agar sesuai dengan karakter pertumbuhan benih
yang disemai dan bibit yang disapih maka tempat pembibitan harus disiapkan sesuai dengan
syarat yang dibutuhkan yaitu:
1. Lahan bersih dari gulma, sisa tanaman dan kotoran
2. Suhu, kelembaban dan intensitas cahaya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
3. Sirkulasi udara lancar
4. Terlindung dari angin kencang, sengatan matahari, dan hujan
5. Media tumbuh harus gembur dan subur
6. Tidak tergenang air
Untuk menyiapkan tempat pembibitan sesuai dengan persyaratan tersebut diatas, maka perlu
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Pembersihan lahan
Lahan sebagai tempat kegiatan dari pembibitan tanaman harus benar-benar bersih
dari sampah dan tanaman pengganggu. Oleh karena itu pembersihan lahan sangatlah penting
agar lahan tersebut terbebas dari sisa-sisa tanaman sebelumnya atau rerumputan, semaksemak yang tumbuh, batu-batuan maupun sisa-sisa perakaran dari tanaman sebelumnya
yang dapat mengganggu pertumbuhan akar nantinya. Selain itu dimaksudkan untuk
membebaskan tempat pembibitan dari sarang patogen yang akan menjadi sumber
kontaminasi. Selama ini banyak cara dalam melakukan pembersihan lahan seperti
pembabatan, penggunaan pestisida dan dengan pembakaran. Pembersihan lahan yang
terbaik adalah dengan membabat sisa-sisa tanaman atau rerumputan, lalu mengumpulkannya
pada tempat tertentu untuk selanjutnya dijadikan pupuk kompos.
Pembersihan lahan dengan cara pem babatan dapat dilakukan dengan menggunakan
alat-alat secara manual seperti sabit, parang, garpu atau menggunakan alat mekanik traktor.
Untuk lahan sempit pembersihan lahan secara manual sangat dianjurkan, sedangkan lahan
yang luas dapat dilakukan menggunakan traktor. Hal -hal yang perlu diperhatikan dalam
pembabatan adalah:
a. Apabila yang ditanam sebelumnya merupakan jenis tanaman yang saat penanaman
meninggalkan bagian tanaman yang masih utuh dan sulit membusuk misal cabe, jagung
dan lain-lain, maka cara membersihkannya dengan mencabut dengan tangan.
b. Apabila yang ditanam sebelumnya merupakan tanaman yang meninggalkan bonggol, maka
cara membersihkannya dengan membongkar bonggol tersebut
c. Selain jenis tanaman diatas, apabila jenis tanam yang saat dipanen meninggalkan bagianbagian tanaman yang mudah mengering dan membusuk misal, padi, kacang hijau dan
lainlain, cara membersihkannya dengan mencabut menggunakan sabit.
Sisa-sisa tanaman dari pembersihan lahan tersebut dikumpulkan jadi satu untuk
pembuat kompos. Sedangkan untuk batu-batuan atau kerikil perlu disingkirkan ke tempat
yang agak jauh dari tempat pembibitan.
Pembersihan lahan dapat juga dilakukan dengan membabat sisasisa tanaman atau
rerumputan yang tumbuh lalu dikumpulkan pada tempat tertentu k emudian dibakar. Namun
pembakaran ini akan mengakibatkan turunnya kandungan bahan organik tanah yang
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 13
2.
merupakan sumber unsur hara bagi tanaman dan matinya mikro organisme tanah. Selain itu
asap yang ditimbulkan oleh pembakaran akan berakibat buruk pada lingkungan.
Pembersihan lahan dapat juga dilakukan dengan menggunakan herbisida yang
disemprotkan pada lahan dengan konsentrasi sesuai anjuran. Namun penggunaan herbisida
sebaiknya dilakukan sebagai alternatif terakhir karena penggunaan herbisida dapat
berpengaruh pada pencemaran lingkungan, baik pada tanah maupun air yang disebabkan
oleh terbawanya aliran permukaan akibat air hujan.
Jenis dan ukuran tempat pembibitan
Untuk mendukung tumbuhnya benih yang disemai dan bibit yang disapih di tempat
pembibitan, maka dibutuhkan suatu tempat yang sesuai dengan keperluannya. Umumnya
tempat pembibitan yang banyak digunakan antara lain :
Raised Bed
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan atau guludan pada lahan datar tanpa
menggunakan atap/naungan diatasnya.
Sunked Bed
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan yang terletak di bawah permukaan
tanah dengan kedalaman tertentu dan pada bagian-bagian atasnya diberi atap/naungan yang
dapat dibuka tutup. Tempat pemibibitan ini biasanya digunakan untuk daerah yang
kelembabannya rendah dan tiupan anginnya cukup kencang sehingga dapat merusak
kecambah yang baru tumbuh. Umumnya tempat pembibitan yang banyak digunakan antara
lain :
Shade House
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan/guludan pada lahan datar dengan
dilengkapi naungan yang dapat dibuka dan ditutup.
Green House
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk rumah kaca yang dapat dikendalikan
temperaturnya dan kelembaban udara di dalamnya sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya
tempat pembibitan dibuat dengan cara yang sama, terdiri dari bedengan dengan naungan
atau tanpa naungan. Hanya bedanya dalam perlakuannya tergantung pada tujuan dan
kebutuhan.
Bedengan
Bedengan merupakan luasan lahan tertentu yang dibuat untuk menghindari terjadinya
genangan air pada tempat pembibitan yang dapat mengakibatkan jeleknya aerasi. Bedengan
dibuat memanjang dengan arah utara selatan dengan maksud agar bedengan tersebut dapat
memperluas cahaya matahari yang cukup dan merata. Pada tanah miring bedengan dibuat
dengan arah mengikuti garis kontur.
Ukuran yang digunakan untuk membuat bedengan ini adalah:
a. Lebar bedengan 100 150 cm
Lebar bedengan ini dapat lebih atau bahkan kurang dari ukuran itu. Hal ini tergantung dari
tujuan kebutuhan pembibitan.
b. Panjang bedengan 5 10 m
Panjang bedengan ini biasanya disesuaikan dengan kebutuhan, bisa lebih dari 5 m atau
kurang dari ukuran 10 m. Jika kebutuhannya lebih dari 10 m, sebaiknya dibuat bedengan
baru dengan ukuran yang sesuai kebutuhannya dengan jarak antar bedengan 0,5 m atau
lebih.
c. Tinggi bedengan 20 cm
Tinggi bedengan ini bisa kurang 20 cm atau lebih dari 20 cm. Sesungguhnya tinggi
bedengan ini, susah dipastikan. Bedengan yang ditinggikan dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya genangan air pada lahan bedengan yang dapat mengganggu
pertumbuhan akar tanaman muda.
Umumnya macam bedengan yang direkomendasikan untuk digunakan sebagai tempat
tumbuhnya benih terdiri dari :
1. Bedengan yang digunakan sebagai tempat untuk menumbuhkan benih secara langsung
Bedengan ini biasanya dibuat untuk menyemai benih yang jenis tumbuhnya agak lama dan
mudah dipindahkan kecambahnya/bibitnya misal : ceisin, tomat dan lain-lain. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada pembuatan bedengan ini antar a lain:
a. Tanah dikondisikan gembur dan subur
b. pH tanah dikondisikan netral atau sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 14
Kondisi fisik tanah yang gembur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan lingkungan
yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan akar, terutama kebutuhan aerasi yang
cukup. Sedangkan kesuburan tanah dibutuhkan bagi benih setelah berkecambah agar
dapat tumbuh dan berkembang menjadi bibit.
Untuk mengkondisikan tanah menjadi gembur dan subur dapat dilakukan dengan cara
mencampur pupuk organik (pupuk kandang, kompos), pasir dan tanah dalam jumlah
tertentu sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan jenis benih yang disemai.
2. Bedengan sebagai tempat tumbuhnya benih yang disemai di polibag, pot dan bak
perkecambahan.
Pada bedengan ini, tanah bedengan tidak perlu dibuat menjadi gembur dan subur
bedengan cukup ditinggikan dari permukaan tanah (misal 20 cm) dan permukaannya
dibuat rata.
Bedengan perkecambahan
20 cm
a.
b.
c.
d.
Lebar 1 1,5 m
Panjang tergantung kebutuhan
Tinggi 20 cm
Jarak antar bedengan 50 cm
Benih yang disemai pada bedengan, pada awal pertumbuhannya memerlukan kondisi
lingkungan terutama suhu dan kelembaban yang optimal untuk memenuhi tumbuhnya.
Untuk memenuhi kondisi tersebut pada bedengan diberi naungan.
Naungan yang dimaksud sebagai suatu atap peneduh bagi benih/kecambah yang disemai,
kecambah ataupun bibit yang masih muda yang belum mampu beradaptasi dengan kondisi
lingkungan di lapangan. Naungan sebagai atap peneduh dapat berfungsi antara lain :
1. Untuk melindungi tanaman muda terhadap sengatan terik matahari dan jatuhnya air
hujan deras.
2. Untuk menyediakan intensitas sinar matahari yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
muda.
3. Mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar pada tanaman muda.
Dilihat dari bentuknya, naungan terdiri dari :
P a g e | 15
Bentuk miring
Bentuk Sungkup
Naungan sebagai pelindung tanaman muda dapat dibuat berbagai bahan seperti: plastik
transparan, paranet, daun kelapa, alangalang dan lain-lain.
c. Rangkuman
Tempat pembibitan merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menyemai benih, kecambah,
menyapih bibit yang bersifat sementara sampai menjadi siap tanam. Dalam menyiapkan tempat
pembibitan ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan :
1. Pembersihan lahan
Pembersihan lahan merupakan kegiatan untuk membebaskan lahan dari sisa-sisa tanaman
sebelumnya, rerumputan, semak yang tumbuh, batu-batuan maupun sisa-sisa perakaran dari
tanaman sebelumnya.
2. Pembuatan bedengan dan naungan
Bedengan pembibitan adalah sebidang tanah dengan luasan dan ukuran tertentu yang dibuat
dengan arah memanjang utara selatan yang digunakan sebagai tempat untuk menumbuhkan
benih, kecambah, disemai baik secara langsung maupun tidak langsung
Umumnya : ukuran bedengan
a. Lebar : 100 150 cm
b. Panjang : 5 10 m
c. Tinggi : 20 50 cm
d. Jarak antar bedengan : 0,5 m
Ukuran bedengan disesuaikan dengan kebutuhan bisa kurang/lebih. Naungan adalah suatu atap
peneduh bagi benih, kecambah yang ditemui dan tanaman muda yang belum mampu
beradaptasi dengan lingkungan di lapangan. Naungan dibuat dengan ukuran antara panjang
dan lebar disesuaikan dengan ukuran bedengan.
Umumnya naungan menghadap ke arah timur barat dengan tinggi naungan disesuaikan
dengan tinggi tanaman tertinggi ditambah dengan lebar untuk pengaliran sirkulasi udara, suhu
dan kelembaban. Naungan dibuat dengan memasang kerangka terbuat dari bambu, kayu, besi,
dan lain-lain yang berbentuk tiang yang ditancapkan pada bagian sudut-sudut bedengan
dengan bagian pinggir lainnya. Kemudian atap dipasang dengan plastik transparan, paranet,
daun kelapa, alang-alang dan lain-lain.
3. Penyiapan media dalam polibag
Umumnya wadah yang banyak digunakan dalam pembibitan adalah pot, kantong plastik,
polibag, bak perkecambahan daun pisang atau Melakukan Pembiakan Tanaman Secara
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 16
Generatif 50 daun kelapa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tempat media (wadah)
antara lain :
a. Bahan wadah cukup kuat dan ringan
b. Ukuran wadah harus sesuai dengan jenis tanaman
c. Cukup untuk menampung perakaran tanaman
d. Mempunyai lubang pembuangan air
Wadah yang umum digunakan dalam skala produksi adalah polibag. Media yang digunakan
dalam pembibitan merupakan campuran antara tanah, pasir, pupuk kandang atau media
lainnya. Perbandingan campuran media harus memperhatikan
kebutuhannya.
Media tumbuh yang tercampur rata diisikan ke dalam polibag secara bertahap sedikit demi
sedikit sambil dipadatkan secara hatihati sampai batas ? 90 % polibag terisi. Polibag yang
sudah terisi media disimpan dalam tempat pembibitan dan ditata dengan posisi berdiri tegak
rapi sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan.
d. Tugas
1. Carilah informasi melalui studi pustaka tentang penyiapan tempat pembibitan dari berbagai
macam komoditi tanaman yang berbeda (sayuran, hias, buah, perkebunan dan pangan).
Bandingkan antara komoditi-komoditi yang satu dengan yang lainnya. Buatlah kesimpulan dari
hasil studi pustaka.
2. Lakukan observasi ke petani tentang penyiapan tempat pembibitan. Catatlah informasi tentang:
a. Cara menyiapkan media dalam wadah
b. Nama komoditas
c. Jenis tempat pembibitan
d. Ukuran
e. Alat dan bahan yang digunakan
f. Cara membuatnya
g. Gambar tempat pembibitan
Buatlat laporan dari hasil observasi tersebut.
3. Diskusikan hasil studi pustaka dan observasi lapangan dengan guru dan teman-teman sekelas.
Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi!
4. Hasil studi pustaka, hasil observasi dan hasil diskusi yang telah disetujui oleh guru pembimbing
diadministrasikan sebagai portofolio!
e. Tes Formatif
1. Jelaskan macam-macam tempat pembibitan!
2. Apa tujuan dari pembersihan lahan?
3. Bagaimana cara membersihkan lahan dari sisa tanaman sebelumnya yang berupa bagianbagian tanaman yang sulit membusuk, tanaman yang meninggalkan bonggol dan tanaman
yang mudah membusuk?
4. Apa yang dimaksud dengan bedengan pembibitan?
5. Jelaskan ukuran dari bedengan pembibitan!
6. Mengapa dalam menumbuhkan tanaman muda perlu diberi naungan?
7. Jelaskan syarat pemilihan wadah!
8. Mengapa dalam menyiapkan media tumbuh dianjurkan mencampur beberapa jenis media?
P a g e | 17
Menyetek Tanaman
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran modul teknik dasar penyetekan dalam pembiakan tanaman dan teknik
dasar mencangkok adalah mampu melakukan pembiakan tanaman secara vegetatif khususnya
menyetek dan mencangkok sesuai metode dan langkah kerja yang baik dan benar. Disamping hal
tersebut di atas para peserta diklat mampu :
1. Menyiapkan dan merawat alat pembiakan tanaman secara vegetatif (pisau okulasi, gunting setek,
gergaji, kikir dan asahan)
2. Menyiapkan tempat pembibitan
3. Melakukan penyetekan dan pencangkokan
4. Meningkatkan kemandirian, hubungan sosial, menyimpulkan dan mengevaluasi
Garis-garis besar program diklat adalah merupakan pokok-pokok materi diklah dan proses
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta diklat untuk menguasai kompetensi Pembiakan
Tanaman Secara Vegetatif.
b. Uraian Materi
Bermacam-macam cara pada pembiatakn tanaman secara vegetatif diantaranya adalah
memperbanyak tanaman dengan cara menyetek. Perbanyakan tanaman seperti ini juga diperoleh
tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Antara lain ketahanan terhadap serangan
penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga dan sebagainya. Stek adalah suatu perlakuan
pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman (akar, batang, daun, dan tunas) dengan
tujuan agar bagian-bagian itu membentuk akar. Alat yang dipergunakan untuk menyetek tanaman
adalah pisau okulasi (pisau yang tajam) dan gunting stek.
1) Ketajaman Alat Akan Mempengaruhi Terhadap Keberhasilan Menyetek.
Pengaruh alat yang tidak tajam akan mengakibatkan hasil potongan yang kasar sehingga sangat
sulit untuk membentuk halus. Sedangkan dengan menggunakan pisau yang tajam akan
menghasilkan permukaan potongan yang halus.
Potongan Halus
P a g e | 18
Untuk membedakan bahan stek yang baik dan yang jelekk harus memperhatikan bahan yang akan
diperbanyak apakah bahan stek tersebut kena serangan hama atau penyakit, bahan stek kurang
subur atau sedang dan bahan tersebut sudah terlalu tua atau bahan stek belum pernah
berbuah/berbunga, kalau sudah dapat mengetahui ciri-ciri tersebut tidaklah sulit untuk
membedakan bahan stek yang baik dan yang jelek. Bahan stek yang baik akar menentukan
keberhasilan atau bahan stek tersebut mudah tumbuh.
4) Tujuan Penyetekan
Tujuan penyetekan ini adalah untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat seperti
induknya yang mempunyai ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, rasa buah, warna
dan keindahan bunga dan sebagainya.
5) Macam Teknik Penyetekan
Pada perbanyakan tanaman secara vegetatif, teknik penyetekan (memotong) ada beberapa cara
yang sering dilakukan antara lain :
a) Stek datar
b) Stek miring
c) Stek lurus
d) Stek bertumit atau bermartil
Alat yang digunakan dalam penyetekan ini adalah pisau okulasi (pisau) dan gunting stek.
Stek Datar
Stek Miring
Stek Lurus
P a g e | 19
8)
Teknik Penanaman
Setiap jenis tanaman yang dikembangkan melalui pembiakan secara vegetatif baik itu tanaman
buah-buahan maupun tanaman hias, memerlukan teknik yang berbeda, untuk itu Anda harus
paham cara/teknik penanaman dari setiap jenis tanaman yang dikembangkan, baik di dalam
pemmbibitan kotak kayu, bak-bak dari batu bata, bedengan maupun dalam polybag.
Teknik penanaman yang sering digunakan dalam pembiakan tanaman secara vegetatif adalah
a) Berdiri (buah-buahan, tanaman hias)
b) Miring (singkong)
c) Tidur (tebu)
Dalam pembenaman stek kedalam media tumbuh ada yang di benam sebagian dan semua bahan
setekan terkubur/terbenam dalam tanah.
9) Pengaruh Lingkungan Terhadap Keberhasilan Stek
Perbanyakan tanaman vegetatif dengan cara stek merupakan perbanyakan yang paling
sederhana namun didalam perawatan selama di pembibitan memerlukan perlakuan yang sangat
serius, keberhasilan bibit stek juga dipengaruhi oleh lingkunga dimana bibit stek itu ditanam, baik
dalam bak, kotak kayu, bedengan ataupun dalam polybag lingkungan yang mempengaruhi
keberhasilan stek antara lain :
a) Kelembaban udara
b) Naungan (agar supaya tidak terkena sinar matahari secara langsung)
10) Teknik Pengairan, Pemupukan, Penyiangan Pengendalian Hama Penyakit dan Pemangkasan
Dalam pembiakan tanaman secara vegetatif dilakukan pemeliharaan yang meliputi:
a) Pengairan
Pengairan diberikan pada waktu media tanaman mulai kering, biasanya dilakukan setiap hari,
waktu pengairan (penyiraman) pada pagi hari yaitu dengan menggunakan alat gambar.
Pengairan (penyiraman) pada pembibitan dengan cara stek dilakukan 2 kali dalam sehari, pagi
dan sore (tergantung kondisi tanaman atau media tanamnya.
Dalam pengairan pembibitan stek diberikan secara merata dengan cara mengayun-ahunkan
gembor yang diisi dengan air.
b) Pemupukan
Pemupukan pada bibit stek dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun satu minggu
sekali dengan konsentrasi 0,2-0,3% pupuk dilarutkan dalam air setelah itu
disemprotkan pada bibit hasil stek.
c) Penyiangan
Penyiangan dalam pembibitan stek baik dalam bedengan, bak batu bata, kotak kayu dan
polybag perlu dilakukan. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang
berada disekitar bibit stek. Penyiangan dilakukan agar supaya pertumbuhan bibit stek tidak
terganggu baik dalam menyerap unsur hara maupun mengganggu dalam pencahayaan
(proses asimilasi).
d) Pengendalian hama penyakit
Serangan hama dan penyakit segera diberantas dengan pestisida untuk menjaga terjadinya
serangan hama dan penyakit di lakukan pengendalian secara precentif yaitu disemprot setiap
2 kali dalam 1 minggu, hama yang menyerang pada pembibitan yaitu kutu-kutu daun, ulat
dan kepik, pestisida yang digunakan dengan konsentrasi 0,1-0,2%.
e) Pemangkasan
Bibit hasil setekan yang masih berada daun pembibitan perlu dilakukan pemangkasan agar
supaya didapatkan tunas yang banyak sehingga akan dihasilkan bibit stek yang banyak tunas.
Pada waktu akan dipindahkan bibit stek perlu dilakukan pemangkasan agar supaya
mengurangi penguapan yang berlebihan sehingga akan mengakibatkan bibit mengalami
stress (staknasi). Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan gunting atau pisau.
Di dalam pemotongan stek dilakukan menurut jenis dari bahan stek yang diperbanyak. Setiap
jenis tanaman
mempunyai syarat pemotongan yang berbeda baik ukuran panjangnya maupun bentuk
ukurannya.
P a g e | 20
c. Rangkuman
Bermacam-macam pembiakan tanaman secara vegetatif diantaranya adalah menyetek. Pada
kegiatan ini juga akan diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Bagianbagian yang disetek antara lain akar, batang, daun dan tunas.
Syarat bahan setek :
1) Batang/cabang tidak terlalu tua ataupun muda
2) Bebas dari serangan hama dan penyakit
3) Warna cabang/pucuk, daun kelihatan segar dan berwarna hijau, untuk akar diambil akar yang
masih muda.
Macam-macam Teknik Penyetekan
1) Setek dasar
2) Setek miring
3) Setek lurus
4) Setek bertimut dan bermartil
P a g e | 21
MENCANGKOK
a. Tujuan
Setelah mempelajari sub kompetensi ini Anda mampu menyiapkan tempat pembibitan
b. Uraian Materi
Ada kalanya, dipilih cara mencangkok apabila pohon yang akan dicangkok tidak dapat
diperbanyak dengan pembiakan vegetatif lainnya yang lebih mudah, misalnya dengan stek. Jenisjenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan misalnya : mangga, beberapa
jenis jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk siem), berbagai jenis jambu (jambu biji,
jambu air dan jambu monyet), delima, belimbing manis, lengkeng dan sebagainya. Selain tanaman
buah-buahan, beberapa tanaman hias juga bisa dicangkok misalnya: bunga sakura, kemuning,
soka, musa indah, bougenvil, cemara dan sebagainya.
Tanaman yang tersebut di atas adalah tanaman berkayu yang mudah dicangkok. Adapula
tanaman berkayu yang sulit di cangkok, namun karena telah ditemukan caranya, akhirnya mampu
juga mengeluarkan akarnya setelah dicangkok. Sebagai misalnya adalah cemara atau tanaman
berdaun lainnya. Tanaman tak berkayu pun berhasil dicangkok. Tentu saja dengan cara yang
berbeda. Sebagai contoh kasus tanaman ini adalah pepaya dan dieffenbachia. Salak juga berhasil
dicangkok dengan cara menampung tunas anakannya yang tumbuh.
Cara pembiakan dengan cara mencangkok dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu, misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti induknya.
Sifat ini meliputi ketahanannya terhadap hama dan penyakit, rasa buah (khususnya untuk tanaman
buah-buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias) dan sebagainya. Karena seperti yang kita
ketehui bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hampir seratus persen menyerupai sifat induknya.
Seandainya terdapat penyimpangan sifat biasanya disebabkan oleh mutasi gen.
Walaupun banyak keunggulannya, namun teknik perbanyakan dengan mencangkok ini tidak
terlepas dari beberapa kelemahan. Sebenarunya mencangkok dapat dilakukan baik pada musim
kemarau maupun musim hujan. Bila mencangkok pada musim kemarau, memang kita harus rajin
menyiraminya agar kelembaban media tetap terjaga. Tetapi lazimnya cangkokan lebih cepat
jadinya, karena pada saat ini pertumbuhan akar sedang aktif. Sedangkan bila mencangkok
dilakukan pada musim hujan, tentunya kita tidak akan repot menyiraminya. Lagi pula bila kita
lakukan pada awal musim hujan, maka dalam musim itu juga cangkokan telah jadi bibit dan dapat
ditanam.
Tumbuhan meperoleh zat-zat hara dari lingkungan. Penyerapan bahan itu berlangsung secara
difusi, osmosis dan transpor aktif. Pada tumbuhan bersel satu/bahan-bahan dapat diserap
langsung dari lingkungannya melalui proses-proses tersebut. Tetapi tumbuhan tingkat tinggi,
memerlukan sistem pengkutan yang lebih panjang dari proses-proses itu, yaitu dibantu dengan
sistem pembuluh angkut (vaskuler) yang lebih menguntungkan.
Pengangkutan bahan-bahan pada tumbuhan dapat dilakukan dengan dua jalan, yaitu :
1) Pengangkutan bahan melalui jaringan di luar berkas pembuluh angkut, disebut pengangkutan
ekstra vaskuler. Oleh karena jaringa-jaringan ini bersifat hidiup, maka sistem pengankutan
bahan menggunakan transportassi antar membran sel, seperti melalui jaringan parenkim
kortek dan empulur.
2) Pengankutan bahan melalui sestem berkas pembuluh angkut, disebut pengangkutan
intravaskuler. Umumnya jaringan berkas pembuluh memiliki dinding melintang yang hilang
(sebagian atau seluruhnya) maka sestem pengangkutan ini jauh lebih cepat daripada
pengankutan ekstravaskuler. Berkas pembuluh angkut terdiri atas dua macam jaringan, yaitu :
a) Xilem : ialah pembuluh kayu yang berfungsi mengankut bahan-bahan yang berasal dari
tanah melewati akar hingga ke daun untuk bahan asimilasi.
b) Floem: ialah pembuluh tapis/ayak yang berfungsi mengangkut zat-zat makanan hasil
asimilasi untuk diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan.
Di dalam daun, zat-zat yang diangkut melalui pembuluh xilem diolah melalui fotosintesis atau
asimulasi zat lain. Hasil asimilasi zat ini perlu diangkut ke seluruh bagian tumbuhan melalui jalan
lainnya, yaitu pembuluh floem (pembuluh tapis/ayak). Pembuluh floem terletak di luar pembuluh
kayu (xilem) pada tumbuhan berkayu. Pengankutan zat hasil aimilasi ini penting untuk
pembangunan tubunya atau membentuk korgan-organ tubuh barunya. Hasl ini dapat ditunjukan
pada pengelupasan kulit batang yang dicangkok, pengeluaran getah dan pembentukan kalus.
P a g e | 22
Proses pengankutan zat-zat makanan hasil asimilasi ke bagian tubuh lainya disebut
translokasi. Zat-zat yang dibentuk dalam asimilasi lebih banyak daripada yang dibongkar untuk
respirasi atau pernafasan>Adanya kelebihan zat, sebagian digunakan untuk pembentukan sel-sel
baru atau pertumbuhan dan sebagian lagi misalnya dalam jaringan perenkin dan kelenjar. Zat-zat
makanan cadangan yang ditimbun dalam bagian tumbuhan, contohnya :
1) Karbohidrat disimpan di bagian : umbi, ubi (seperti: kentang, singkong, ketela rambat, wortel,
bit, dan sebagainya), batang (seperti : tebu, sagu), rhizoma (seperti : jahe, alang-alang,
gayong, dan sebagainya) dan buahnya (seperti : pisang, mangga, apel, dan sebagainya.
2) Lemak/minyak disimpan di bagian : umbi (bawang), daunnya (kayu putih), batang dan akar
(sereh), dan biji-bijian (kacang tanah, kelepa sawit, kemiri, dan sebagainya).
3) Protein disimpan dibagian: bijinya (kedelai, kacang hijau, buncis, dan sebagainya)
4) Dan sebagainya.
Bibit cangkokan termasuk jenis bibit yang diperoleh secara vegetatif, tanpa melalui proses
perkawinan (aseksual). Sistem pencangkokan sebanarnya merupakan bagian dari cara
perbanyakan dengan pembumbunan (layerage). Namun, bedanya pada sistem pencangkokan ialah
pembumbunan dilakukan di udara (di atas permukaan tanah), sedangkan pembumbunan biasanya
dilakukan di tanah dengan melengkungkan cabang atau membumbun cabang Melakukan
Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 65 yang berada di bawah. Pencangkokan lebih banyak
digunakan pada tanaman buah karena kebanyakan cabang tanaman ini tidak dapat dilengkungkan
seperti cara pembumbunan yang umum.
Bibit cangkokan diperoleh dengan menghambat proses pengiriman zat makanan dari daun ke
akar dengan menghilangkan lapisan kambium cabang tanaman induk. Selanjutnya pada bagian
tersebut dilakukan pembumbunan untuk memberi kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan akar
sehingga ditempat tersebut akan tumbuh akar. Selama pertumbuhan akar, cabang tersebut masih
bersatu dengan induknya sampai pertumbuhan akarnya mencukupi sehingga dapat dipindahkan
menjadi bibit tanaman. Setelah jumlah akarnya mencukupi, cabang tersebut dipotong sehingga
terbentuklah bibit yang siap tanam. Namun, akar yang tumbuh pada bibit cangkokan ini tidak
sebaaik akar yang terbentuk pada bibit dari biji. Akarnya lebih pendek dan cenderung tumbuh ke
samping sehingga daya jangkau akar dalam menyerap makanan dan air lebih dangkal.
Kelebihan cara pembiakan cangkokan antara lain :
1) Pohon dari bibit cangkokan lebih cepat berbuah.
2) Dapat mewarisi sifat baik dari tanaman induk karena induknya dapat dipilih yang memiliki sifat
baik.
Adapun kelemahannya antara lain :
1) Perakaran pohon cangkokan kurang kuat dan dangkal.
2) Bentuk pohon induk menjadi rusak.
3) Tidak dapat menyediakan bibit yang relatif banyak dalam waktu yang cepat.
4) Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan.
5) Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi buah pohon induk
menjadi terganggu.
Pertumbuhan bibit cangkokan tidak dimulai dari awal, tetapi lanjutan dari pertumbuhannya
sebagai cabang dari tanaman induknya. Oleh karena itu tanaman yang berasal dari bibit
cangkokan tidak memerlukan waktu yang tidak terlalu lama untuk pertumbuhan vegetatif awalnya.
Oleh karena pertumbuhan vegetatif awalnya tidak terlalu lama, maka sosok tanaman pun
cenderung lebih pendek. Selain itu, pertumbuhan vegetatifnya lebih banya digunakan untuk
pembentukan cabang sehingga tanaman cenderung mejpunyai pertumbuhan cabang yang lebih
banyak. Bibit cangkokan dapat dibedakan dari bibit biji dengan melihat sosoknya yang lebih
pendek pada umur dan kondisi yang sama dengan bibit dari biji.
Bibit cangkokan dapat digunakan untuk lahan yang memiliki tanah dangkal dan sebaiknya
dihindari penggunaannya untuk lahan yang memiliki air tanah dalam. Bibit cangkokan memiliki
kelemahan yaitu perakarannya yang dangkal. Jika ditanam di daerah yang memiliki air tanah
dalam, bibit ini akan mendapat kesulitan dalam penyerapan air tanah.
Dalam melakukan kegiatan mencangkok tanaman yang perlu dipersiapkan adalah: peralatan,
pohon induk dan media cangkok. Peralatan yang diperlukan tidaklah harus peralatan modern
dengan harga yang mahal, tetapi cukup dengan peralatan yang sederhana asal dapat digunakan
dengan baik dan sesuai dengan keperluan. Pisau okulasi sebenarnya sangat cocok untuk pekerjaan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 23
menyayat kulit dahan, tetapi apabila pisau ini dianggap mahal, dapat saja menggunakan pisau
biasa asalkan cukup tajam. Ketajaman pisau sangat perlu, karena dengan pisau yang tajama dapat
dihasilkan suatu keratan yang halus, bersih, rapi serta tidak perlu mengulang beberapa kali
keratan, dengan demikian tidak mengganggu pertumbuhan akar nantinya.
Alat lain yang diperlukan adalah gunting pangkas atau yang sering juga disebut gunting
dahan. Sesuai dengan namanya, gunting ini digunakan untuk menggunting dahan atau rantingranting daun yang jumlahnya berlebihan. Jika tidak ada gunting dahan maka bisa juga digunakan
sabit atau pisau.
Peralatan atau pisau yang kurang tajam hendaknya dibuat tajam dengan cara mengasahnya.
Dengan menggunakan batu asah, kita dapat menajamkan pisau dengan hati-hati. Apabila batu
asah yang dipakai mempunyai dua bagian yakni bagian yang lebih kasar dan bagian permukaan
yang lebih halus, maka gosoklah atau asahlah sisi pisau yang akan dibuat tajam pada bagian batu
asah yang mempunyai permukaan kasar terlebih dahulu. Setelah didapatkan ketajaman yang lebih
baik maka untuk menyempurnakannya, lanjutkan dengan mengasahnya pada bagian batu asalh
yang mempunyai permukaan lebih halus. Selama mengasah pisau hendaklah senantiasa disertai
dengan pemberian air secukupnya, agar dapat mengurangi panas yang timbul akibat pergesekan
antara pisau dengan batu asah itu sendiri.
Posisi atau arah pengasahan pisau hendaknya satu arah saja dan berkali-kali dengan
perlahan-lahan tidak usah terlalu cepat. Sangat perlu diperhatikan tentang keamanan tangan
perasah agar jangan sampai terluka pada saat melakukan pengasahan. Dewasa ini tidak menutup
kemungkinan mengasah pisau dengan selain menggunakan batu asah saja, namun sudah tersedia
juga alat pengasah dari pabrik yang terbuat dari dua lempengan saja berbentuk lingkaran. Yang
mana dalam penggunaannya, kita tinggal memasukkan sisi pisau yang ditajamkan ke celah
pertemuan dua sisi lempengan baja tersebut dan mendorong pisau dengan sedikit di tekan lakukan
beberapa kali maka akan didapatkan pisau yang tajam.
Setelah peralatan dipersiapkan dengan benar, maka selanjutnya adalah memilih pohon induk
dan menentukan cabang atau dahan yang akan dicangkok. Pohon intuk hendaknya sudah cukup
umurnya, tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua. Pohon yang terlalu tua biasanya mempunyai
jumlah cabang yang memenuhi syarat untuk dicangkok hanya sedikit. Sedangkan pohon intuk
yang terlalu muda tentu belum diketahui sifat-sifatnya dengan jelas. Bila kita bertanya berapa
umur pohon induk yang ideal, tentu sulit untuk menjawabnya yang jelas, pohon induk harus telah
berbungan bagi tanaman hias buang dan, telah berbuah sedikitnya tiga kali bagi tanaman
buatbuahan. Dengan demikian kita sudah tahu keindahan bentuk dan warna bunga, atau kelezatan
rasa buah dari tanaman yang akan dicangkok.
Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pohon nampak kuat dan subur, serta tidak terserang
hama penyakit yang akan dapat menggagalkan hasil cangkokan> Syarat terakhir adalah pohon
harus bercabang banyak atau rimbun sehingga setelah dicangkok, pohon tidak akan kehabisan
cabang. Dengan telah diketahui dan dipilih pohon induk yang bermutu baik diharapkan bibit hasil
cangkokan nantinya akan mempunyai sifat persis atau sama dengan pohon induknya.
Tahapan selanjutnya adalah mengamat-amati cabang yang kiranya tepat digunakan sebgagai
bibit cangkokan. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya tidak terlalu
besar. Ukurannya kira-kira sebesar kelingking atau pensil. Walaupun demikian, berdasarkan
pertimbangan tertentu, cabang sebesar lidi atau pun sebesar lengan manusia, bahkan batang
pokok, tetap bisa dicangkok. Asalkan batang atau cabang tersebut berkulit mulus dan berwarna
cokelat muda.
Pemilihan cabang yang berukuran kecil bertujuan agar dari tiap pohon induk diperoleh
belasan sampai puluhan cangkokan tetapi bentuk pohon tidak akan rusak. Selain itu bibit
cangkokan ini bila sudah dipindah ke lapangan/lahan pertanaman, akan kecil penguapan airnya.
Ini jelas lebih baik mengingat akar cankokan belum banyak, dengan demikian jumlah air dan zat
hara yang terserap belum banyak.
Bentuk cabang yang baik adalah lurus atau tegak dan mulus. Cabang yang berwarna kehitaman
dan berkerak, pertumbuhan akarnya sedikit dan pendek-pendek. Batang yang tidak mulus ini
biasanya disebabkan serangan hama, misalnya karena serangan penggerek batang. TAnda lain
bekas gesekan adalah adanya bekas bubuk yang melekat pada cabang. Tidak dipilihnya cabang
seperti ini karena akan menghambat aliran air dan hara dari bawah ke pucuk cabang atau bagian
atas luka sayatan, akibatnya akan menghasilkan cangkokan yang pucat.
Pada cabang yang berwarna cokelat muda akan lebih cepat terbentuk kalus dan akar. Kalus
adalah penutup luka. Cabang masih berwarna hijau dan muda hanya mempunyai sedikit
persediaan makanan, sehingga pertumbuhan akar cangkokan akan lambat dan jumlahnya sedikit.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 24
Bibit cangkokan yang demikian akan mengalami kesulitan hidup di lapangan. Begitu juga bila
dipilih cabang yang sudah terlalu tua.
Panjang cabang yang dipilih hendaknya berukuran 20 30 cm saja, kalau terlampau panjang,
nanti akan mengalami kesulitan pada waktu penanaman dilahan. Selain itu pohonnya akan
jangkung tidak karuan. Apalagi dewasa ini orang lebih suka dengan tanaman yang kecil namun
telah menghasilkan/walaupun hasilnya sedikit. Bibit cangkokan yang kecil juga mempunyai
keuntungan karena mudah dibentuk, sehingga tanaman buah pun bisa berfungsi sebagai tanaman
hias.
Jumlah daun yang akan disertakan pada batang cangkokan harus banyak. Banyaknya helaian
daun ini akan memperbanyak makanan yang diolah, sehingga sangat menunjang pembentukan
dan pertumbuhan akar bibit hasil cangkokan. Cabang yang gundul sukar menumbuhkan akar.
Mengingat fungsi daun adalah sebagai pabrik lahan makanan bagi tumbuhan maka jangan sampai
daun yang ada pada cabang cangkokan di kurangi dan terserang ulat atau hama lain.
Cabang yang baik untuk dicangkok mempunyai arah ke atas 45 atau ke samping dan rajin
berbuah. Cara-cara memilih cabang tersebut di atas belaku untuk semua jenis tanaman, kecuali
cemara. Pemilihan cabang cemara untuk dicangkok harus berdasarkan mahkota atau tajuk
pohonnya. Maksudnya adalah bagaimana bentuk tajuk tanaman induk setelah dipotong cangnya
nanti. Bila memang atanaman cemara itu merupakan pohon induk ditempat pembibitan/tentu tidak
menjadi masalah. Tetapi bagi para pecinta tanaman tentu tidak menginginkan bentuk tajuk
tanaman cemaranya akan berkurang keindahannya.
Di dalam melakukan penyayatan cabang cangkokan dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yakni :
1) Cabang kecil
Cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm digolongkan ke dalam cabang kecil. Kulit kayu yang
tepat untuk disayat berada tepat di bawah kuncup daun, karena disitulah terkumpul zat
pembentuk akar yang disebut rizokalium. Dalam satu cabang bisa dibuat satu atau lebih
sayatan (cangkok berantai).
Cangkok Berantai
2) Cabang besar
Batasan cabang besar disini adalah cabang yang diameternya melebih 2 cm. Dengan besarnya
cabang ini maka diperlukan perimbanga jumlah akar yang sesuai untuk memasok air dan zat
hara yang nantinya diperlukan setelah hasil cangkokan ditanam. Perakaran yang tumbuh dari
bentuk penyayatan seperti pada cabang kecil sering kurang memadai. Oleh karena itulah
bentuk sayatan dibuat sedemikian rupa agar bidang yang nantinya ditumbuhi akar menjadi
luas.
Keratan Bergerigi
P a g e | 25
Setelah kulit kayu tersayat akan tampak kambium. Kambium yang umumnya terdapat hanya
pada tanaman dikotil ini kmerupkan suatu tabunga yang berada antara xilem dan floem. Hasil
kerja kambium erupa pertambahan lingkaran batang berkayu. Untuk menghindari kejadian ini
pada luka sayatan juga agar proses pertumbuhan akar tidak terganggu, kambium harus
dihilangkan.
Untuk membuan kambium ada beberapa cara yakni dianginanginkan selama kurang lebih
dua sampai dengan empat hari. Untuk tanaman bergetah seperti sawo misalnya, waktu yang
diperlukan adalah 2 3 minggu. Cara lain untuk membuang kambium adalah dengan
menggunakan lap kain atau kertas yang bersih. Kain atau kertas ini digosokkan keluka sayatan
sehingga kayu kelihatan kering dan terasa tidak licin ada kalanya kertas untuk membersihkan
kambium ini dicelupkan dulu ke dalam air garam, dengan demikian kambium yang menyerupai
lendir ini akan cepat bersih. Setelah itu dibersihkan dengan air bersih agar keadaan disekitar
luka tetap netral. Cara lainnya dalah dikerik dengan pisau secara perlahan-lahan agar tidak
melukai kayunya. Bila kayu terluka tentu saja xilem akan terluka juga, padahal peranan xilem
ini sanga besar yaitu mengangkut hara dan air dari akar ke seluruh bagian tanaman. Dengan
terputusnya saluran pengankutan ini maka batang, cabang/ranting dan daun yga berada di atas
luka akan mengering dan hasil cangkokan akan gagal.
Akar-akar pada cangkokan bisa tumbuh karena dengan terbuangnya jaringan floem yang
terdapat pada kulit cabang, maka zat-zat makanan yang berupa kabohidrat, zat pembentuk
akar (rizokalin) dan auxin sebagai zat perangsan pertumbuhan yang berasal dari daun-daun di
bagian atas sayatan, tidak akan mengalir ke bagian bawah sayatan, zat-zat ini akan mengumpul
di bagian atas sayatan, yang dapat dilihat dengan adanya pembengkakan pada kulit
cabangnya. Dan dengan adanya media yang lembab maka zat-zat tersebut akan merangsang
timbulnya akar pada bagian atas sayatan.
Cara membungkus sayatan sangat bergantung pada jenis media yang digunakan. Untuk
media mos, biasanya mos yang telah dipupuk dan dalam keadaan basah ini dibungkuskan pada
sayatan, lalu diikat dengan tali bagian tengahnya. Setelah itu mos dibalut dengan pembalut
plastik atau yang lain. Plastik diikata di bagian bawah terlebih dahulu, kemudian pembalut
diraikan dan diikat bagian tengah dan atasnya. Ikatan tali di bagian atas sebaiknya janga terlalu
kencang, atau diikat dengan cara tali simpul. Jadi bila sewaktu-waktu inin membuka guna
menyiramnya, kita tidak akan mengalami kesulitan.
Lain lagi bila menggunakan pembalut pot dari tanah, plastik, kaleng dan tabung bambu.
Biasanya pembalut ini didasarnya berlubang sebesar cabang yang dicangkok dan telah dibelah
pada ke dua sisinya. Cara membungkusnya adalah memasang pot tersebut pada cabang yang
telah disayat, lalu belahan sampingnya dirapatkan dengan menggunakan kawat atau tali.
Setelah pot ini kelihatan kokoh pada cabang yang di cangkok maka baru medianya dimasukkan
sampai paling tidak menutupi luka bekas sayatan. Ukuran pot yang digunakan jangan terlalu
besar, cukup yang kecil saja dengan bobot yang ringan. Pot yang terlalu besar justru bisa
mematahkan cabang bila terjadi angin kencang.
Besar atau diameter pembungkusan in disesuaikan dengan diameter cabang dan panjang
cabang yang dicangkok. Biasanya perbandingan antara panjang cabang dan diameter
pembungkusnya adalah 5 ; 1. jadi, bila panjang cangkokan 30 cm, maka diameter
pembungkusnya adalah 5 cm.
P a g e | 26
akar. Kelebihan proses ini adalah pohon hasil cangkoknya. Sedangkan kelemahannya adalah
perakaran kurang kuat, bentuk pohon induk menjadi rusak yang akan mempengaruhi pula kepada
produksinya, cara pengerjaan membutuhkan ketelatenan serta tidak dapat secara cepat
menyediakan bibit cangkok dalam jumlah banyak.
Cabang yang akan dilakukan pencangkokan harus dalam kondisi sehat dan baik serta
berbentuk lurus serta berasal dari pohon induk yang mempunyai produksi tinggi. Dalam melakukan
pengeratan atau pelukaan cabang harus menggunakan alat atau pisau yang tajam dan bersih.
Kambium pada bidang pengeratan harus dikeringkan dengan benar sebelum diberikan media
tumbuh.
Media tumbuh untuk mencangkok harus mempunyai sifat: ringan, dapat menyimpan air
dengan lama, mudah ditembus akar, banyak mengandung unsur hara dan mudah di dapat. Dalam
pencampuran media harus merata dan dibalut dengan pembungkus yang baik. Keberhasilan
mencangkok sangat ditentukan oleh jenis tanaman, media, cara kerja dan waktu pelaksanaan.
Pemotongan hasil cangkokan (bibit) dilakukan tepat dibawah perakaran, bibit hasil cangkokan
segera dilakukan aklimatisasi/adaptasi sebelum ditanam di lahan/lapangan.
d. Tugas
1) Menyiapkan peralatna dalam melakukan pencangkokan tanaman
2) Memilih pohn induk sesuai dengan criteria pohon induk berkwalitas atau unggul
3) Menentukan canga yang akan dicangkok
4) Menyiapkan campuran media pengisi dalam melakukan pembalutan pada cabang yang
dicangkok
5) Lakukan penyayatang dengna baik dan benar
6) Membungkus dan mengikat pembalut medi acangkok dengan benar
7) Memotong hasil cangkok tepat dibawah sayatan.
e. Latihan
1) Jelaskan mengapa dalam mencangkok diperlukan penggunaan pisau yang tajam?
2) Mengapa kambium pada cangan pohon induk yang akan dicangkok harus dibersihkan?
3) Jelaskan keuntungan apa yang didapat dari mencangkok?
P a g e | 27
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar dalam modul ini peserta didik diharapkan mampu
mengatur pemberian air agar pada waktu musim kemarau tanaman tidak menderita kekeringan,
sedang pada musim penghujan tidak kebanjiran atau kelebihan air terlalu lama, sehingga tanaman
cukup mendapat air selama pertumbuhannya. Setalah mengikuti setiap kegiatan belajar, peserta didik
akan mampu :
a. Mengukur kadar air tanah pada kapasitas lapang dan titik layu permanen, agar dapat memprediksi
jumlah air yang siap untuk dimanfaatkan oleh tanaman.
b. Melakukan teknik pengukuran kadar air tanah untuk meningkatkan kemampuan mengukur dan
mengendalikan suplai air tanah ke tanaman, yang merupakan dasar untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan air.
c. Mengairi tanaman dengan memperhitungkan proses kehilangan air, baik di lahan pertamanan
maupun di saluran pengangkutan sehingga dapat dijadikan dasar perhitungan kebutuhan air untuk
tanaman, dengan teknik pengairan yang sesuai dengan kesesuaian tanahnya.
2. Uraian Materi
a. Status Air Dalam Tanah
Tanah terdiri dari empat fraksi; partikel mineral dan benda organik mati yang membentuk
matrik, serta larutan tanah dan udara yang mengisi ruang pori matrik. Air tanah sebagian besar
ditahan oleh potensial matrik, air terjerap oleh permukaan partikel tanah, dan hanya sedikit yang
terikat secara osmosis karena terlrutnya garam mineral dalam tanah. Ketersediaan air bagi
tanaman tergantung kepada potensialnya dan konduktivitas hidrauliknya. Air yang siap untuk
dimanfaatkan oleh tanaman terdapat antara kapasitas lapang dan titik layu permanen. Air ini
sering disebut air kapiler. Kapasitas lapang adalah kandungan air tanah yang tercapai setelah
gerak air gravitasi sudah berheti dengan potensial air dibawah 3 bar. Kandungan air tanah
dimana terjadi tingkat kelayuan tanaman yang tidak dapat balik, dikenal sebagai titik layu
permanen, dan biasanya mempunyai potensial air antara 10 s/d 20 bar. Nilai yang tepatnya
sangat tergantung kepada jenis tanaman dan kondisi dimana tanaman itu tumbuh. Air yang
tertinggal dalam tanah, yang tidak tersedia bagi tanaman, dikenal sebagai air hogroskopis dan air
yang terikat secara kimia. Jumlah air higroskopis berbedabeda tergantung partikel mineral tanah
seperti liat dan organik.
Air Kapiler
Tersedia
Air Higroskopis
TakTersedia
Di lapangan matrik potensial dapat diatur langsung sampai 0,8 bar, dengan tensiometer, dan
nilai yang lebih rendah dari itu dapat diestimasi dari hasil kalibrasi pembacaan alat tahanan listrik.
Di laboratorium dapat diukur sampai 25 bar atau lebih rendah lagi dengan menggunakan alat plat
tekan atau membran tekan (pressure plates and pressure membran apparatus).
Potensial zat terlarut dapat diukur secara krioskopis dari ekstrak tanah. Pengukuran keduanya
(matrik dan zat terlarut) dapat dikerjakan langsung dengan menggunakan psikometer termoganda,
atau secara tak langsung yaitu dengan menjumlahkan potensial matrik dengan potensial zat
terlarut.
Metoda terbaik untuk menggambarkan karakteristik suplai air suatu jenis tanah adalah
membuat kurva hubungan antara potensial air tanah dengan kandungan air. Dua nilai status air
tanah yang berharga adalah kapasitas lapang dan persen layu permanen, karena mereka
merupakan batas bawah dan batas atas dari air yang tersedia bagi tanaman. Potensial air pada
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 28
kapasitas lapang adalah sekitar 0,3 bar dan pada persen layu permanen adalah sekotar 5 bar.
Tidak ada nilai yang benar-benar definitif; kesemua itu hanya nilai pendekatan.
Percobaan yang mensyaratkan potensial air yang tetap mempunyai nilai tertentu di bawah
kapasitas lapang, tidak mungkin dilakukan pada percobaan skala besar. Dalam hal demikian,
biasanya percobaan cekaman air dilaksanakan dengan cara menurunkan kandungan air sampai
pada dekat batas persen layu permanen, kemudian diairi kembali sampai mencapai kapasitas
lapang. Cara ini memberikan berbagai tingkatan cekaman. Tanaman kecil dapat ditanam di dalam
wadah ceper berdinding semi permeabel, kemudian berulangkali dicelupkan ke dalam larutan
polyethelen glycol yang mempunyai nilai potensial air yang berbeda. Kadang-kadang suatu tingkat
cekaman tertentu yang uniform dapat dipertahankan dengan cara menanam tanaman dalam
larutan hara ditambat zat terlarut sampai menghasilkan nilai potensial air yang diinginkan.
Polythelene glycol berberat melolekul tinggi nampak cocok untuk keperluan ini karena tidak atau
sedikit sekali terabsorpsi, relatif tidak berbahaya bagi tanaman dan sedikit sekali diserang
mikroorganisma.
b. Infiltrasi
Infiltrasi adalah gerakan air masuk ke dalam tanah. Laju infiltrasi air ke dalam tanah, dalam
hubungannya dengan pengisian kembali tanah oleh air hujan atau oleh air irigasi, sangat penting.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah ; kandungan air awal, permeabilitas
permukaan tanah, kondisi internal seperti ruang pori dan kemerekahan koloid tanah, serta
kandungan bahan organik tanah, juga lamanya air hujam atau pemberian air irigasi. Laju gerak air
menembus tanah atau konduktivitas hidrolik, berkurang dengan makin berkurangnya ruang pori.
Gerak air menembus tanah pada status air di atas kapasitas lapang terutama dikendalikan
oleh potensial gravitasi, dan pot ensial matrik pada status air di bawah kapasitas lapang.
Konduktivitas hidraulik menurun dengan dengan cepat dengan semakin menurunnya potensial air,
sehingga gerak air sangat lambat pada tanah kering dan praktis berhenti pada potensial air sekitar
15 bar. Pada tanah yang sangat kering, air hanya bergerak sebagai uap. Perbedaan temperatur
antara permukaan tanah dengan horizon yang lebih dalam mampu menggerakkan air (uap) ke
atas pada musim dingin dan ke bawah pada musim panas.
Pergerakan air tanah jauh di bawah zona akar pada potensial air di bawah kapasitas lapang
nampaknya lebih banyak dari yang diduga semula. Bila dalamnya permukaan air tanah sekitar satu
meter, gerak air ke atas cukup memadai untuk kebanyakan tanaman.
c. Teknik Pengukuran Kadar Air Tanah
Kemampuan mengukur mengendalikan suplai air tanah kepada tanaman merupakan dasar
untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air, juga dasar untuk telaah lebih lanjut mengenai
hubungan antara air dan tanaman. Besaran terbaik untuk mengukur ketersediaan air bagi tanaman
adalah potensial air. Komponen utama dari potensial air tanah adalah potensial matrik dan
potensial zat terlarut.
Di daerah humida potensial matrik merupakan komponen utama, akan tetapi di daerah arid
potensial zat terlarut atau potensial osmosis seringkali merupakan komponen penting dalam total
potensial air tanah.
1) Mekukur kadar air tanah cara biasa
Air tanah penting bagi pertumbuhan tanaman, karena sebagian terbesar dari tanaman adalah
air yaitu sekitar 90%. Dalam air tanah terlarut unsur hara yang masuk (terisap) bersama-sama air
melalui akar ke tanaman. Kadar air tanah dapat diketahui berapa jumlah air tersedia bagi
tanaman. Penentuan kadar air tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara; (1) cara gravimetric
water content, yaitu perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering udara (lembab),
atau perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering mutlak, dan (2) cara volumetric
water content, yaitu perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah.
1. Alat :
a. Alat pengukur kelembaban tanah Brabender atau lainnya,
b. Timbangan analitik dan pemanas oven,
c. Alat eksikator,
d. Tangkai capitan,
e. Botol timbang 20 ml.
2. Bahan :
Tanah
P a g e | 29
3. Langkah Kerja :
Dengan alat Brabender, kelembaban tanah dapat langsung diketahui setelah 24 jam
sebelumnya tanah seberat 10 g dimasukkan kedalamnya. Apabila alat Brabender tidak ada,
maka dapat dipergunakan oven sebagai berikut :
1. Timbang berat botol timbang (g), masukkan tanah seberat 10 g kedalamnya, kemudian
masukkan ke dalam oven dengan pemanasan 105 oC (sebaiknya dua kali/duplo).
2. Setelah lebih dari 24 jam tanah dalam botol timbang dikeluarkan dari oven disimpan di
eksikator, setelah beberapa saat dan botolnya dingin kemudian ditimbang, angka dicatat.
3. Keesokan harinya ditimbang lagi dengan cara yang sama, angka dicatat, penimbangan ini
dilakukan beberapa kali sekurangkurangnya 3 kali penimbangan terakhir diperoleh berat
contoh tanah tetap atau konstan. Berat tanah terakhir ini disebut berat tanah kering mutlak
dan dianggap airnya sudah menguap semua.
Contoh perhitungan :
a. Berat botol timbang + tutup = 20 gram
b. Berat tanah kering udara (penimbangan ke 1) = 10 g
c. Berat tanah + botol selanjutnya = 30 g
d. Berat tanah penimbangan ke 2 = 9,0 g
e. Berat tanah penimbangan ke 3 = 8,0 g
Berat tanah penimbangan ke 4 = 7,5 g
Berat tanah penimbangan ke 5 = 7,5 g
Berat tanah penimbangan ke 6 = 7,5 g
Berat tanah penimbangan ke 7 = 7,5 g
Berat kadar air tanah = 10 g 7,5 g = 2,5 g
f. Kandungan air dalam % berat = 2,5 x 100 % = 33,0 %. 7,5
g. Umpama bobot isi (B.I) tanah 1,15 g/cm3, jadi kadar air dalam % volume = 1,15 x 33,0 %
berat = 38,0 %.
Lembar Latihan
Untuk mengetahui sampai sejauh mana penguasaan Saudara pada bagian ini, jawablah
pertanyaan berikut ini dengan baik dan benar.
1. Gaya-gaya apa saja yang menyebabkan air hujan atau irigasi dapat meresap ke dalam tanah.
2. Apa yang dimaksud dengan air higroskopis, air kapiler dan air gravitasi.
3. Air dalam tanah yang tersedia bagi tanaman ditentukan oleh kadar air pada kapasitas lapang
dan air pada titik layu permanen. Apa yang dimaksud dengan kapasitas lapang dan titik layu
permanen tersebut, serta bagaimana cara mengetahui jumlah air tersedia bagi tanaman.
2) Mengatur kadar air cara cepat
Penetapan kadar air tanah secara cepat dapat dilakukan dengan alat yang disebut BRABENDER
(lihat Gambar 2.). Dengan alat ini hanya diperlukan waktu 1-2 jam untuk 10 contoh tanah. Alat ini
dilengkapi dengan skala yang menunjukkan angka persen kadar air berdasarkan berat basah
contoh tanah tersebut.
Alat ; Alat untuk menetapkan kadar air, lihat gambar BRABENDER
Bahan; Tanah utuh
Cara kerja :
1. Contoh tanah ditimang tepat 10 gram dalam botol timbang.
2. Masukkan ke dalam alat BRABENDER dan dibiarkan selama 1-2 jam.
3. Basa pada skala persen kadar air berdasarkan berat basah contoh tanah tersebut.
4. Untuk merubah persen kadar air dari dasar berat basah ke dasar berat kering, perhitungannya
adalah sebagai berikut :
Berat contoh tanah = 10 gram
Kadar air (persen BRABENDER) = X%
Berat air =
Berat kering tanah = 10 0,1 x g
Jadi kadar air atas dasar berat kering =
Untuk mempercepat pengubahan ini dapat dibuat sebuah tabel.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 30
MENGAIRI TANAMAN
Q1
Q2
HxA
x10.000
T
Q1
1
x
86.400 (1 L)
di mana :
Q1
Q2
H
A
T
L
=
=
=
=
=
=
P a g e | 31
Dengan rumus di atas dapat dihitung konversi satuan liter/detik/ha menjadi mm/hari.
Misal :
Q = 1 lt/det = 0,001 m3/det.
= 86.400 m3/hari.
A = 1 ha
T = 1 HARI
HxA
x10.000
T
86.400
H
0.0864 m/hari 8,64 mm/hari
10.000
86,4
m3/hari/ha
86,400
100,00
Di bawah ini contoh perhitungan kebutuhan harian air di lapangan dan pada pintu pemasukan.
Luas tanaman yang akan diairi 53,47 ha. Hitung kebutuhan air di lapang dan pintu pemasukkan
menggunakan ketentuanketentuan sebagai berikut :
- Interval rotasi : 4,5 hari
- ETP hingga tanaman berumur 30 hari adalah 10 mm/hari
- ETP setelah tanaman berumur 30 hari adalah 12 mm/hari
- Kehilangan air di lapangan dan saluran 20%.
Perhitungan :
HxA
x10.000
T
Q1
1
Q2
x
86.400 (1 L)
Q1
0,045x53,4 7
x10.000 5,347m 3/hari 0,0619m 3/detik
4,5
5,347
1
Q2
x
0,077m 3/detik
86.400 (1 0,2)
Q1
0,045x53,4 7
x10.000 6,416m3/hari 0,0743m 3/detik
4,5
6,416
1
Q2
x
0,0928m 3/detik
86.400 (1 0,2)
Q1
P a g e | 32
100
x137,5l/s
80
= 171,875 l/s.
= 172 l/s. (dibulatkan).
Lembar Latihan.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana penguasaan Saudara pada bagian ini, jawablah pertanyaan
berikut ini dengan baik dan benar.
1. Uraikan dengan jelas tiga faktor utama sebagai penyebab kehilangan air pada waktu mengairi
tanaman atau lahan pertanian.
2. Ada lima alasan sebagai dasar pertimbangan pemberian air pada sawah secara terus menerus.
Jelaskan ke lima pertimbangan tersebut.
3. Untuk mengelola lahan pertanian tidak hanya diperlukan air hujan dan adanya air irigasi, tetapi
perlu pula pembuangan air dari lahan pertanian tersebut. Uraikan paling sedikit lima alasan
mengapa air perlu dibuang dari lahan pertanian.
P a g e | 33
MERAWAT TANAMAN
Melakukan Pengairan
a. Pendahuluan
Penyiraman adalah pemberian air pada tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman dalam
jumlah yang cukup pada waktu yang diperlukan dalam perawatan tanaman, untuk mempermudah
mengairi tanaman dibuat saluran-saluran air, selain saluransaluran pemasukan air, diperlukan juga
saluran-saluran pembuangan, cara pengairan yang paling efisien ialah dengan Sprinkler, yakni air
dialurkan melalui pipa kemudian dibuat semprotan yang dapat menyemprotkan air berbentuk
kabut yang merata ke petak-petak pertanaman, dengan cara ini tingkat kebasahan tanah dapat
diamati, dan pipa dapat dipindahkan bila petakan sudah basah.
e. Rangkuman
1. Penyiraman adalah : pemberian air pada tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman dalam
jumlah yang cukup.
2. Kebutuhan air bagi tanaman : masa setelah penanaman, masa pembungaan dan
pembentukan buah, kebutuhan air ini disebabkan karena : akibat penguapan baik dari tanah
maupun dari tanaman.
3. Fungsi Air bagi tanaman
a. Bagian dari protoplasma
b. Reagen penting dalam fotosintesa
c. Pelarut garam
d. Sesuatu yang esensial untuk menjamin adanya turgiditas
4. Akibat kelebihan dan kekurangan air
a. Mengganggu aktivitas fisiologis maupun morfologis
b. Defisien air yang terus menerus akan menyebabkan berbagai perubahan yang
irreversible pada gilirannya tanaman akan mati.
5. Pemberian air yang benar
a. Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
b. Waktunya tepat pagi atau sore hari
c. Caranya bisa disemprotkan, dialirkan, disiramkan, sistim irigasi, di lab/digenangi
sesuai karakteristik tanaman.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 34
f. Lembar Tugas
Teknik dan cara pengairan banyak macamnya tergantung daerah setempat dan keadaan tanahnya,
maka untuk menambah pengetahuan pemahaman tentang pengairan dalam perawatan tanaman
ada tugas-tugas yang dapat membantu penguasaan materi ini yaitu:
1. Bacalah buku referensi yang menjelaskan tentang teknik dan cara pengairan yang baik dan
benar dalam perawatan tanaman.
2. Lakukan observasi pada petani-petani yang sudah maju atau pengusaha di bidang pertanian
yang menggunakan sistem pengairan yang baik dalam perawatan tanaman cari informasi
tentang :
a. Sistem penyiraman dengan menggunakan sprinkler, bahan yang digunakan, ukuran dan
spesifikasinya.
b. Alasan penggunaan bahan/alat tersebut (secara teknis dan ekonomis, sosial).
c. Bagaimana cara mendapatkannya dan langkah-langkah yang perlu dipersiapkan.
3. Catat hasil kegiatan tersebut bila perlu :
- Gambarlah dengan benar
- Diskusikan dengan teman-teman anda
- Konsultasikan/tanyakan pada guru pembimbing
4. Hasil diskusi di file
g. Lembar Latihan
1. Jelaskan mengapa tanaman perlu pengairan/disiram dalam perawatan tanaman ?
2. Jelaskan cara pengairan/penyiraman yang paling efisien dalam perawatan tanaman ?
3. Jelaskan fungsi air bagi tanaman dalam perawatan tanaman ?
4. Jelaskan apa akibat kekurangan air dan kelebihan air dalam perawatan tanaman ?
5. Jelaskan definisi dari penyiraman menurut anda, dalam perawatan tanaman?
P a g e | 35
MELAKUKAN PEMUPUKAN
a. Pendahuluan
Dalam perawatan tanaman pemupukan adalah salah satu faktor penting sebab pemupukan
akan mempertahankan keseimbangan unsur hara dalam tanah dan dapat menjaga terpeliharanya
kesuburan tanah
Pupuk dapat di kelompokan menjadi tiga cara :
1) Pupuk alam dan pupuk buatan
2) Pupuk menurut unsur-unsur yang di kandungnya
3) Pupuk organik dan pupuk anoganik
b. Uraian Materi
Yang dimaksud dengan pupuk ialah setiap bahan yang mengandung unsur-unsur hara yang
dipelukan tanaman, kandungan hara pupuk dinyatakan dengan prosen, Nitrogen (N), Fospor (F)
dan Kalium (K). Contoh pupuk urea kandungan haranya 45 % N, yang berarti setiap 100 Kg pupuk
urea terdapat 45 Kg unsur hara Nitrogen.
Pemupukan dalam perawatan tanaman mempunyai tujuan tertentu yaitu memberikan zat hara
kedalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman, agar diperoleh produksi seperti yang kita
harapkan.
Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam keberhasilan produksi
pertanian, pada prinsipnya pemupukan sebagai penyeimbang ketersediaan unsur-unsur didalam
tanah yang dipelukan oleh tanaman sehingga dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi dengan
baik.
1) Fungsi Pupuk
Dalam perawatan tanaman melakukan pemupukan banyak fungsinya diantaranya :
a) Merangsang pertumbuhan tanaman, batang, cabang, daun, akar
b) Membantu asimilasi, pernafasan mempercepat pembuangan, pemasakan biji dan buah.
c) Membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat tubuh tanaman.
2) Jenis Pupuk
Dalam perawatan tanaman unsur hara yang umum dibutuhkan dalam pemupukan tanaman
adalah N, P, dan K. Sumber dari unsur-unsur tersebut bermacam-macam, sebelum ditentukan
jenis pupuk yang akan digunakan, diklasifikasikan yang menentukan pembagian atau
penggolongan jenis pupuk, ada dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan anorganik, pupuk
organik berasal dari sisa-sisa tanaman yang sudah lapuk dan hewan, misal pupuk hijau, pupuk
kandang dan kompos, sedangkan pupuk anorganik yang sering disebut pupuk buatan
merupakan hasil olahan pabrik yang dijual dalam bentuk kemasan.
3) Cara Pemberian
Didalam perawatan tanaman ditinjau dari cara pemberiannya, pupuk dibagi menjadi dua jenis,
yaitu pupuk akar dan pupuk daun.
a. Pupuk Akar
Pupuk akar diberikan melalui akar tanaman, pupuk dimasukan kedalam tanah, untuk
selanjutnya diserap oleh akar tanaman, pupuk yang termasuk pupuk akar, TSP, KCL,
Kompos, Pupuk kandang, umumnya yang mengandung unsur makro.
b. Pupuk Daun
Pupuk daun yang diberikan melalui daun, dengan cara disemprotkan lewat daun, pupuk ini
lebih cepat diserap oleh tanaman dibandingkan dengan pupuk akar, disebabkan adanya
stomata (mulut-mulut daun) pupuk daun lebih lengkap disamping unsur hara makro
dilengkapi oleh unsur hara mikro yang dibuthkan oleh tanaman.
4) Menyimpan Pupuk Buatan
Pupuk di simpan pada tempat yang kering tidak lembab, gudang harus mempunyai ventilasi
yang baik, jangan menyimpan pupuk langsung di tanah, gunakanlah balok-balok kayu.
5) Cara Pemupukan
Dalam perawatan tanaman pemupukan harus sesuai apa yang kita harapkan dari tanaman
tersebut, disesuaikan dengan jenis dan umur tanaman, pemupukan tanaman harus dilakukan
menurut aturan-aturan yang telah ditentukan (sesuai dosis pemupukan) jangan memberikan
pupuk terlalu banyak dan kurang baik juga bila pemupukan tanaman terlalu sedikit.
P a g e | 36
c. Rangkuman
1. Pupuk adalah : setiap bahan yang mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.
2. Tujuan Pemupukan : yaitu memberikan zat hara kedalam tanah untuk memenuhi kebutuhan
tanaman.
3. Fungsi Pupuk :
a. Merangsang pertumbuhan, batang, cabang, daun, akar
b. Membantu asimilasi, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah.
c. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat tubuh batang
tanaman.
4. 2 macam jenis pupuk :
a. Pupuk buatan (anorganik)
b. Pupuk alam (organik)
5. Cara pemberian pupuk ditijau dari cara pemberiannya
a. Melalui akar
b. Melalui daun
d. Lembar Tugas
Untuk memperluas pengetahuan anda tentang pemupukan yang baik, tepat dan benar ada
beberapa tugas yang dapat membantu meningkatkan penguasaan materi ini yaitu :
1. Bacalah buku-buku referensi yang menjelaskan tentang pupuk dan pemupukan dalam
perawatan tanaman.
2. Lakukan observasi ke petani-petani maju baik di bidang tanaman hortikultura maupun
tanaman industri, tentang :
a. Jenis dan macam-macam pupuk yang digunakan
b. Komposisi, proses pencampuran
c. Dosis yang digunakan
d. Cara-cara pemupukan yang tepat, benar dan baik
3. Buatlah kesimpulan tentang teknik dan cara pemupukan, apa keuntungan dan kerugian dari
pemupukan.
4. File dalam portfolio anda
e. Lembar Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pupuk dalam perawatan tanaman?
2. Jelaskan apa tujuan pemupukan dalam perawatan tanaman
3. Jelaskan beberapa fungsi pupuk bagi tanaman dalam perawatan tanaman ?
4. Ada dua pupuk dilihat dari cara pemberian jelaskan, apa saja jenis pupuk dan uraikan?
5. Bagaimana cara menyimpan pupuk yang baik dan benar dalam perawatan tanaman, jelaskan ?
P a g e | 37
MENYIANG TANAMAN
a. Tujuan
Pada suatu sistim kerja yang baik pemeliharaan tanaman yang termasuk didalamnya penyiangan
jika tidak dilakukan akan mempengaruhi terhadap produk akhir.
b. Uraian Materi
Waktu penyiangan biasanya dilakukan pada waktu tanaman umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan
untuk tanaman semusim, biasa dilakukan penyiangan 3 kali dan dilakukan pada waktu mau
melakukan pemupukan dan penggemburan tanah.
Penyiangan dan Penggemburan ini dimaksudkan untuk :
a. Membersihkan rumput-rumput liar dan gulma lainnya
b. Menggemburkan tanah pada bedengan dan merapihkan kembali
bedengan-bedengan yang longsor
c. Membenahi kembali tanaman-tanaman yang mungkin akarnya ke permukaan tanah
Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput dengan tangan atau dibantu
dengan cungkil. Metode penyiangan ini disebut penyiangan secara manual. Dalam melakukan
penyiangan harus berhati-hati karena bisa merusak perakaran tanaman yang dibudidayakan.
Sambil menyiangi, sekalipun tanah bedengan digemburkan dirapihkan dan ditinggikan kembali,
sementara itu, seringkali akar tanaman muncul ke permukaan tanah, karena itu rapihkan juga
tanaman ini dengan menimbunnya dengan tanah atau menancapkan/membenamkan lagi agak
dalam. Namun hati-hati jangan sampai lagi agak dalam.
Untuk lahan bertanah berat, seringkali bedengan menjadi longsor, dan tanah melorot ke
dalam parit-parit. Untuk menghindari hal semacam ini sisi-sisi bedengan dapat ditembak dengan
tanah basah. Sehingga sisi bedengan menjadi kuat dan tidak mudah longsor. Di samping berfungsi
untuk memperkuat pinggiran bedengan, perlakuan ini juga ikut memperbaiki parit-paritnya.
P a g e | 38
P a g e | 39
3. Catat hasil kegiatan tersebut, kalau perlu gambar, hasilnya disimpulkan dan diskusikan
dengan teman dan guru pembimbing anda.
4. Hasil diskusi yang telah disetujui guru pembimbing anda, selanjutnya di file dalam ordner
portofolio hasil belajar anda.
5. Lakukan latihan membuat rencana Kerja sesuai waktu dan jadwal yang ditentukan.
e. Lembar Latihan
1. Sebutkan waktu penyiangan untuk tanaman semusim dan waktu penyiangan tanaman
tahunan?
2. Jelaskan maksud penyiangan dan penggemburan pada tanaman yang dibudidayakan ?
3. Mengapa cara membenamkan gulma kedalam tanah jangan terlalu dekat dengan akar
tanaman, jelaskan ?
4. Sebut dan jelaskan metode penyiangan pada tanaman semusim dan tahunan ?
5. Apa akibatnya bila tanaman terlambat di siang ? sebutkan minimal 3 akibat !
P a g e | 40
MEMANGKAS/MEWIWIL TANAMAN
a. Pendahuluan
Pemangkasan merupakan salah satu perawatan tanaman yang penting untuk tanaman, selain
untuk meningkatkan produksi juga memperbaiki kualitas hasil. Dalam hal ini harus mengetahui
bagaimana akibatnya tanamantanaman itu kalau tidak dilakukan pemangkasan sehingga anda
mempunyai pemikiran, apanya yang perlu dipangkas pada tanaman itu ?
b. Uraian Materi
1) Waktu Pemangkasan
Ada berbagai macam pemangkasan yang biasa dilakukan tanaman, satu sama lain
mempunyai maksud tertentu/tersendiri secara umum tujuan pemangkasan pohon mangga ialah
untuk menjaga kesehatan dan produksi.
Pemangkasan kesehatan dilakukan setelah pohon berumur lebih kurang 4-5 tahun, hal ini
dilakukan pada tanaman tahunan jika tumbuh normal. Pemangkasan untuk kesehatan berbeda
dengan pemangkasan untuk pembentukan pakan (Tajuk). Pemangkasan bentuk ini mulai dilakukan
sejak pohon berumur 1-2 tahun. Sedangkan pemangkasan pemeliharan (untuk kesehatan dan
produksi ini) dilakukan setahun sekali yakni ketika hujan mulai turun, tapi bagi pohon yang sudah
berbuah. Pemangkasan dilakukan ketika buah usai di panen. Ada tiga macam pemangkasan
a) Pemangkasan pemeliharaan ini di samping untuk mengatur pertumbuhan cabang juga untuk
mengurangi kerimbunan pohon supaya tanaman mendapat sinar matahari cukup.
b) Pemangkasan Peremajaan
Pohon buah-buahan atau tanaman tahun lainnya yang sudah tua, apalagi bahwa tanaman
tersebut tidak cacat dengan daerah penanamannya, perlu diremajakan dengan jalan
mengokulasi atau menempelkan mata dari tanaman sejenis yang lebih baik sifatnya dan lebih
cocok dengan iklim dan keadaan daerah.
c) Pemangkasan untuk mengatur produksi
Cara pemangkasan untuk mengatur poduksi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pemangkasan harus dilakukan dengan hati-hati (tidak tergesagesa)
- Dahan-dahan besar tidak sampai pecah
- Memakai alat potong yang tajam dan bersih (tidak berkarat)
- Luka yang tersayat kena gergaji harus dihaluskan dengan pisau tajam agar serbuk-serbuk
kayu tidak tertinggal.
d) Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk diutamakan pada pengaturan cabang sehingga mendapatkan semi dan
kualitas hasil baik.
2)
Metode Pemangkasan
1. Untuk Pemeliharaan
a) Cabang yang rimbun dikurangi kerimbunannya dengan membuang bagian cabang yang
tumbuh ke dalam cabang ini bisa di potong habis atau kira-kira tersisa 1 cm dari
pangkal dahan.
b) Cabang sakit tetapi masih cukup produktif tidak di potong habis, tetapi di sisakan lebih
kurang 15 cm dari pangkal. Sisa cabang ini dimaksudkan supaya nantinya bisa
menimbulkan cabang baru.
c) Cabang tua yang produktif juga tidak dipotong habis karena dari bekas potongan ini
diharapkan bisa tumbuh cabang baru ini.
d) Cabang/dahan yang tumbang tindih, tumbuh ke bawah dan tumbuh sembarang perlu di
potong habis. Pemotongan habis ini karena ukuran dahan lebih besar, jarak dari
pangkalnya kira-kira 5 cm.
e) Cabang atau dahan yang mengganggu, juga perlu di potong agar lebih jelas dapat
dilihat pada gambar.
P a g e | 41
Pemangkasan
Cara Sambung
b. Memotong Batang Pokok
Sebelum melakukan batang pokok, pohon harus diamati secara seksama, selama
beberapa musim berbuah, apakah masih dapat berproduksi atau tidak. Batang utama
yang di potong harus dilihat dan mempunyai.
P a g e | 42
Pemangkasan akar
3)
4)
c. Rangkuman
1. Tujuan pemangkasan : untuk menjaga kesehatan dan produksi
2. Tiga macam pemangkasan
a. Pemangkasan pemeliharaan
b. Pemangkasan peremajaan
c. Pemangkasan mengatur produksi
d. Pemangkasan bentuk
3. Bagian tanaman yang dipangkas
a. Memotong dahan/cabang
b. Memotong ranting
c. Memotong daun dan pucuk
d. Memotong akar
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 43
4. Pemangkasan pada tanaman semusim/pewiwilan yaitu : bertujuan untuk membuang tunastunas samping agar tanaman tumbuh kekar, sedangkan pemangkasan pada buah yaitu agar
buah-buahnya besar.
d. Lembar Tugas
Untuk memperluas pemahaman anda tentang pemangkasan ada tugas-tugas yang dapat
membantu anda. Penguasaan materi ini yaitu :
1. Baca buku referensi jenis tanaman tahunan terutama buah-buah, dan tanaman sayuran tentang
bagaimana masing-masing tanaman tersebut Metode Pemangkasannya.
2. Lakukan observasi pada petani/sekitar lingkungan tempat tinggal anda yanghalamannya banyak
tumbuh pepohonan. Adakah perlakuan pemangkasan dan bagaimana caranya !
a. Untuk tanaman tahunan (terutama tanaman buah-buahan)
b. Untuk tanaman sayuran (terutama sayuran pengahasil buah)
c. Pada tanaman hias di pekarangan-pekarangan
3. Catat hasil kegiatan tersebut, kalau perlu gambar, hasilnya disimpulkan dan di diskusikan
dengan teman dan guru pembimbing anda.
4. Hasil kegiatan tersebut yang telah disetujui pembimbing anda selanjutnya di file dalam odner
portfolio hasil belajar anda.
5. Lakukan latihan membuat rencana belajar anda terutama dalam melakukan pemangkasan
tanaman.
e. Lembar Latihan
1. Sebutkan 4 macam pemangkasan ?
2. Jelaskan metode pemangkasan pada tanaman tahunan dan tanaman semusim pada umumnya
?
3. Sebutkan metode pemangkasan peremajaan ?
4. Sebutkan pemangkasan pada tanaman semusim minimal 4 cara ?
5. Apa pengaruhnya jika tanaman tidak diberi perlakuan pemangkasan ?
P a g e | 44
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar dalam modul ini peserta didik diharapkan, mampu
mengaplikasikan Metoda Pengendalian Hama sesuai dengan prinsip pengendaian hama
berwawasan lingkungan. Setelah mengikuti setiap kegiatan belajar, peserta didik akan mampu :
a. Mendeskripsi macam pestisida alami dan buatan dan menjelaskan prinsip pengendalian hama
berwawasan lingkungan.
b. Mengamati dan mencatat metoda pengendalian hama dan mengetahui teknik, alat, waktu dan
bahan pengendalian hama serta menjelaskan jenis, prinsip kerja alat dan bahan pengendalian
hama.
2. Uraian Materi
1). Prinsip pengendalian hama berwawasan lingkungan.
Pengendalian hama adalah aplikasi teknologi berdasarkan pengetahuan biologi untuk
menurunkan populasi atau pengaruh hama secara memuaskan (Pedigo, 1991). Berdasarkan
pengertian tersebut, maka dalam pengendalian hama diperlukan dua pengetahuan dasar,
yaitu teknologi dan biologi.
Pengetahuan teknologi yang diperlukan meliputi alternatif teknologi paling tepat
untuk digunakan dalam menekan populasi atau pengaruh hama. Alternatif teknologi ini
diantaranya termasuk teknologi penggunaan pestisida, teknologi pemanfaatan bahan-bahan
alami (biologi), teknologi kultur teknis (budidaya), fisik, mekanik, rekayasa genetik, alat-alat
pengendalian, dan lainlain. Pengetahuan biologi diperlukan antara lain untuk menentukan
dimana, kapan, dan bagaimana teknologi itu harus digunakan.
Pengetahuan biologi yang dibutuhkan tidak haya mencakup biologi dari hama itu
sendiri tetapi juga biologi dari tanaman dan musuh alami hama. Pengetahuan biologi yang
diperlukan antara lain : (1) biologi spesies hama (jenis dan sifat hama, fenologi hama,
kepadatan populasi, potensi merusak, dll,), (2) kisaran inang (monofag, oligofaf, dan
poligofag), (3) biologi tanaman (jenis tanaman dan tingkat ketahanan tanaman), dan (4)
biologi musuh alami (jenis dan sifat musuh alami, fenologi musuh alami, tingkat
parasitasi/patogenisitas).
Agar pengendalian yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka Geier
(1966) cit. Pedigo (1991) mengemukakan empat persyaratan berikut :
(1) Pengendalian hama harus selektif terhadap hama yang dikendalikan.
(2) Bersifat komprehensif dengan sistem produksi
(3) Kompatibel dengan prinsip-prinsip ekologi
(4) Bersifat toleran terhadap spesies yang potensial dapat merusak tanaman tetapi masih
dalam batas-batas yang secara ekonomis dapat diterima.
Mengacu pada persyaratan tersebut, maka oleh para akhli perlindungan tanaman
pengertian Pengendalian Hama kemudian dipertajam menjadi Konsepsi Pengelolaan Hama
dengan memasukan komponen lingkungan sera eksplisit, yaitu bahwa Pengendalian Hama
adalah Pengelolaan Hama yaitu pendekatan yang komprehensif dalam pengendalian hama
dengan menggunakan kombinasi berbagai cara untuk menurunkan status hama sampai
tingkatan yang dapat ditoleransikan sementara qualitas lingkungan dapat tetap terjaga
dengan baik.
Pengertian ini hampir sama dengan Pengertian Pengenalian Hama Terpadu, diantaranya yaitu:
(1) Menurut Edward et al. (1990), PHT adalah sebagai strategi penanganan secara bersama
terhadap hama dengan cara memaksimumkan efektivitas faktor-faktor pengendalian
biologis dan budidaya tanaman, penerapan pengendalian kimiawi hanya dilakukan
apabila diperlukan, dan meminimumkan kerusakan-kerusakan lingkungan. Dalam
penerapannya, PHT memerlukan pengitegrasian berbagai taktik pengendalian ke dalam
strategi pengelolaan secara konprehensif dengan pertimbangan ekonomis dan ekologis.
(2) Menurut Flint anda Van den Bosch (1990), yang menyatakan bahwa PHT adalah strategi
pengendalian hama berdasarkan potensi ekologi yang menitikberatkan pada
pemanfaatan faktor-faktor pengendali alami, seperti musuh alami dan cuaca, serta
mencari taktik pengendalian yang seminimal mungkin menyebabkan bekerjanya faktor-
P a g e | 45
P a g e | 46
karena pada tingkat tersebut hama tidak akan menimbulkan kerugian yang berarti secara
ekonomis.
(2) Menurunkan jumlah populasi hama
Penurunan jumlah serangga untuk mengurangi atau mencegah masalah merupakan
strategi yang paling banyak digunakan dalam pengendalian hama. Strategi ini seringkali
diterapkan sebagai tindakan pengobatan atau akuratif apabila kepadatan populasi hama
mncapai Ambang Ekonomi atau sebagai tindakan pencegahan (preventif) yang
berdasarkan kepada sejarah masalah hama tersebut. Sampai saat ini, tindakan preventif
lebih banyak dipilih oleh petani dibandingkan tindakan kuraratif, karena dianggap lebih
mudah dilaksanakan.
Paling sedikit ada dua strategi utama dalam menurunkan populasi hama, yaitu: (a)
mengurangi puncak populasi secara perlahan apabila posisi keseimbangan umum
(general equilibrium posisition, GEP) hama lebih rendah dibanding Ambang Ekonomi (AE)
dimana pada kondisi ini masih belum menjadi masalah utama, dan (b) penurunan puncak
populasi secara drastis apabila GEP terletak sangat dekat atau berada di atas AE. Taktik
yang dapat digunakan untuk penerapan strategi ini adalah penggunaan pestisida, musuh
alami, kultivar resisten, modifikasi ekologi, dan penggunaan pengatur perkembangan
serangga (insect Growth Regulator, IGR) atau penurunan laju reproduksi hama seperti
pelepasan jantan modul atau penggunaan bahan kimia pengacau aktivitas perkawinan,
penggunaan perangkap pembunuh.
(3) Menurunkan kerentanan tanaman terhadap luka oleh hama
Penurunan kerentanan tanaman terhadap luka oleh hama dianggap merupakan strategi
yang paling efektif dan ramah lingkungan. Strategi ini dilakukan dengan melakukan
modifikasi tanaman inang atau dengan pengelolaan lingkungan tanaman. Strategi
pertama dilakukan dengan melakukan rekayasa genetika tanaman sehingga tanaman
secara genetika menjadi lebih tahan (resisten) terhadap serangan hama, sedangkan
strategi ke dua dilakukan dengan meningkatkan kemampuan daya hidup tanaman
misalnya dengan pemupukan dan perubahan waktu tanam untuk mengganggu
keselarasan antara hama dengan stadium tanaman yang peka terhadap hama. Taktik
pertama seringkali disebut dengan ketahanan genetik (genetic resistance) atau
ketahanan sejati (true resistance) karena tergantung pada modifikasi lingkungan dan
tidak dapat diturunkan.
(4) Kombinasi atau gabungan antara menurunkan populasi hama dengan menurunkan
kerentanan tanaman
Strategi penggabungan penurunan populasi hama dan penurunan kerentanan tanaman
terhadap hama dilakukan untuk menghasilkan program pengelolaan hama dengan
berbagai taktik. Strategi ini merupakan strategi yang sangat diperlukan, karena dapat
menghasilkan tingkat konsistensi pengendalian hama yang lebih tinggi dibanding
penggunaan strategi tunggal. Strategi ini merupakan penerapan teknologi PHT secara
lebih komprehensif.
3). Pengambilan Keputusan Pengendalian
Pasal 20 ayat 1, Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang sistem Budidaya Tanaman,
menetapkan bahwa pengendalian hama harus dilaksanakan dengan sistem Pengendalian
Hama Terpadu (PHT). Dalam pelaksanaannya, PHT merupakan tanggung jawab bersama
antara masyarakat (petani) dan pemerintah (pasal 20 ayat 2).
PHT merupakan teknologi pengendalian hama berbasis lingkungan atau ekosistem. Oleh
karena itu, maka agar pengendalian hama yang dilakukan dapat memberikan hasil yang baik
(efektif, efisien, dan ramah terhadap lingkungan), maka diperlukan adanya pemahaman
kondisi agroekosistem. Agroekosistem pertanian merupakan ekosistem binaan yang proses
pembentukan, peruntukan, dan perkembangannya ditutujukan untuk memenuhi kebutuhan
manusia sehingga campur tangan atau tindakan manusia menjadi unsur yang sangat
dominan. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, baik kuantitas maupun kualitas, manusia
melakukan upaya peningkatan produktivitas ekosistem. Usaha yang dilakukan manusia untuk
mencapai tersebut maka manusia memberikan masukan yang sangat tinggi ke dalam
ekosistem. Masukan tersebut antara lain : (1) Benih dan atau bibit, (2) pupuk dan pestisida
atau bahan kimia lainnya, dan (3) pengairan.
Adanya masukan yang tinggi dalam upaya peningkatan produktivitas ekosistem tersebut,
maka terjadi perubahan ekosistem karena :
P a g e | 47
1) Agroekosistem sering mengalami perubahan iklim mikro yang mendadak sebagai akibat
tindakan manusia dalam melakukan pengolahan tanah, penggunaan benih/bibit tanaman
yang memerlukan input yang tinggi, pengairan, penyiangan, pembakaran, pemangkasan,
penggunaan bahanbahan kimia, dan lain-lain.
2) Struktur agroekosistem yang didominasi oleh jenis tanaman tertentu yang dipilih oleh
manusia, beberapa diantaranya merupakan tanaman dengan materi genetik yang berasal
dari luar (gen asing). Tanaman lain yang tidak mengandung gen asing biasanya diberi
perlakuan pemeliharaan untuk perlindungan dari serangan hama sehingga tanaman
tersebut sangat menyerupai induknya.
3) Hampir semua agroekosistem mempunyai diversitas biotik dan spesies tanaman
mempunyai diversitas intraspesifik yang rendah karena manusia lebih menyenangi
pembudidayaan tanaman/varietas tanaman tertentu. Dengan perkataan lain, secara
genetik tanaman cenderung seragam. Biasanya ekosistem hanya didominasi oleh satu
spesies tunggal dan pembersihan spesies gulma secara kontinyu mengakibatkan kondisi
lingkungan menjadi lebih sederhana.
4) Fenologi tanaman seragam, karena untuk memudahkan pengelolaan manusia
menggunakan tanaman yang mempunyai tipe dan umur yang seragam. Contohnya: waktu
pembungaan atau pembentukan polong pada semua tanaman terjadi pada waktu yang
hampir bersamaan.
5) Pemasukan unsur hara yang sangat tinggi mengakibatkan menjadi lebih disukai hervora
karena jaringan tanaman kaya unsur hara dan air.
Perubahan-perubahan ekosistem tersebut di atas telah mengakibatkan terjadinya perubahan
dominasi spesies herbivora. Salah satu kelompok organisma yang mengalami perubahan
dominasi adalah kelompok herbivora. Karena adanya perubahan tersebut seringkali kelompok
herbivora ini mengalami letusan populasi, sehingga sangat merugikan bagi tanaman. Spesies
yang bukan hama dapat berubah menjadi spesies hama, sedangkan spesies hama berubah
menjadi hama yang selalu merugikan. Pemahaman kondisi agroekosistem hanya dapat
dilakukan dengan melakukan analisis agroekosistem. Dari hasil analisis ini dapat ditentukan
faktor-faktor dominan dan ko-dominan yang mendorong atau menghambat perkembangan
populasi suatu hama. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka strategi dan taktik
pengendalian hama yang bagaiamana yang akan diambil dapat ditentukan secara ringkas.
Lembar Latihan
1) Apa yang saudara ketahui tentang pengendalian hama terpadu (PHT) ?
2) Rantai makanan yang khas digambarkan sebagai berikut :
1. Sayuran tumbuh sebagai rantai makanan pertama
2. Sayuran dimakan jangkrik (hama)
3. Jangkrik dimakan kodok (predator 1)
4. Kodok dimakan ular (predator 2)
5. Ular dimakan elang (predator 3)
Pertanyaannya adalah : Siapa predator empat yang membunuh elang ? Jelaskan jawaban
Saudara dihubungkan dengan konsep pengendalian hama berwawasan lingkungan yang
harus kita lakukan !
3) Lingkungan kebun sayuran dapat terdiri dari beberapa jenis tanaman atau sistem tanam
tumpang sari jagung dan kacang atau tanaman tunggal jagung saja atau hanya kacang
saja. Pada lingkungan sistem tanam yang mana kemungkinan satu jenis hama dapat
menyerang di atas Ambang Ekonomi.
4). Teknik Aplikasi Pestisida
Tujuan dari penggunaan pestisida ialah menekan atau mengurangi populasi jasad
pengganggu sasaran (hama, penyakit, dan gulma) hingga di bawah batas nilai ambang ekonomi,
tanpa menimbulkan dampak yang merugikan seperti antara lain : terjadinya resistensi, resurgensi,
keracunan tanaman pokok, dan pencemaran lingkungan. Keberhasilan penggunaan pestisida
sangat ditentukan oleh teknik aplikasi yang tepat, yang menjamin pestisida tersebut mencapai
jasad sasaran dimaksud, selain juga oleh faktor jenis, dosis dan saa aplikasi yang tepat. Dengan
kata lain tidak ada pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan
tepat.
Aplikasi pestisida yang tepat dapat didefinisikan sebagai aplikasi pestisida yang semaksimal
mungkin terhadap sasaran yang ditentukan, pada saat yang tepat, dengan liputan hasil semprotan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 48
yang merata dari jumlah pestisida yang telah ditentukan sesuai dengan anjuran (dosis). Fungsi air
sebagai pelarut hanyalah merupakan sarana agar jumlah pestisida yang telah ditetapkan, yang
umumnya relatif sangat sedikit, dapat disebarkan secara merata pada sasaran yang dituju.
a. Hubungan hasil semprotan dengan efikasi biologi
Setiap aplikasi pestisida dapat dinilai menurut 2 cara, yaitu :
1) Evaluasi biologi, berupa pengukuran tingkat penurunan populasi jasad pengganggu sasaran
atau kerusakan yang ditimbulkannya, serta pengukuran terhadap hasil (yield).
2) Pengukuran fisik terhadap hasil semprotan, berupa liputan (coverage) hasil semprotan pada
sasaran yang dapat berupa tanaman, serangga, gulma atau pun sasaran buatan tertentu
seperti kertas peka (sintetive paper), dan kaca slide.
Liputan hasil semprotan ini dapat dinyatakan dengan parameter jumlah droplet per cm2,
ukuran atau volumetric medidan diameter droplet, dan jumlah deposit (mm/cm2,l/ha) pada
sasaran. Penilaian hasil semprotan dengan cara evaluasi biologi memerlukan waktu yang relatif
lama. Sedangkan penilaian hasil semprotan dengan cara pengukuran fisik dapat dilakukan
dalam waktu yang singkat. Namun demikian data hasil pengukuran secara fisik terhadap hasil
semprotan ini hanya mempunyai makna, apabila telah diketahui hubungan antara parameter
tersebut dengan hasil efikasi biologi.
Di lain pihak, dengan mengetahui beberapa parameter fisik hasil semprotan yang
memberikan hasil efikasi biologi yang maksimal, akan dapat diusahakan efisiensi yang maksimal
pula dari penggunaan setiap jenis pestisida, Lebih lanjut kecenderungan untuk segera
menyimpulkan bahwa suatu pestisida kurang atau tidak efektif terhadap jasad pengganggu
tertentu apabila hasil penyemprotan tidak sesuai dengan yang diharapkan, juga akan dapat
dihindarkan.
Liputan hasil semprotan dapat dijabarkan dalam bentuk jumlah dan ukuran droplet per cm2
pada sasaran (tanaman, tanah, gulma, dan lain-lain), dan parameter tersebut merupakan faktor
yang sangat menentukan efikasi pestisida secara biologi. Prinsip dasar ini berlaku umum, baik
untuk insektisida, fungisida maupun herbisida. Tetapi seringkali untuk pestisida yang bersifat
sistemik, perbedaan pengaruh efikasi biologi dari jumlah droplet per satuan luas yang berbeda
tersebut tidak tampak nyata. Untuk setiap jumlah yang sama dari (larutan) pestisida yang
disemprotkan, jumlah droplet per satuan luas akan berhubungan erat dengan ukuran droplet
tersebut. Semakin banyak jumlah droplet per satuan luas, akan semakin kecil ukuran droplet
tersebut. Sebaliknya semakin sedikit jumlah droplet per satuan luas, akan semakin besar
ukuran droplet tersebut. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah banyak dilakukan,
ternyata bahwa secara umum jumlah droplet optimal yang memberikan efikasi biologi tertinggi
ialah 20 droplet per cm2.
b. Kalibrasi alat semprot
Tujuan yang harus dicapai dalam melaksanakan aplikasi pestisida ialah menyebarkan jumlah
pestisida yang telah ditentukan secara merata kepada sasaran pada luasan yang telah tertetntu
pula (dosis per satua luas). Hal tersebut tidak mudah, karena tidak hanya menyangkut alat
yang digunakan, tetapi juga tenaga pelaksana atau operator yang umumnya mempunyai
keterampilan dan kapasitas kerja yang sangat beragam. Untuk itu diperlukan suatu cara
perhitungan dalam kalibrasi alat, yang dapat berlaku umum.
Parameter yang diperlukan untuk perhitungan kalibrasi tersebut terdiri dari :
f = laju air (flow rate) atau output dari nozzle (l/menit)
r = lebar hasil semprotan (m)
d = kecepatan berjalan (m/menit)
a = volume semprotan (l/ha)
c = 10.000 (konstanta)
Hubungan antar parameter tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
r xdxa
c
Pada umumnya volume semprotan atau jumlah larutan yang akan disemprotkan per satuan
luas (l/ha) untuk setiap jenis pestisida tersebut. Jumlah larutan per satuan luas dapat juga
beragam untuk satu jenis pestisida, tergantung dari macam alat yang digunakan. Dengan telah
mengetahui jumlah larutan yang harus disemprotkan per satuan luas, alat semprot dan/atau
tipe nozzle apa yang harus digunakan dapat dengan mudah ditentukan berdasarkan cara
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 49
perhitungan di atas. Sedangkan untuk kecepatan berjalan penyemprot, khususnya untuk alat
semprot yang digendong, sulit untuk dapat diatur atau diubah.
Demikian juga sebaliknya, apabila alat yang akan digunakan sudah tertetntu. Dengan
mengetahui laju alir hasil semprotan dan lebar semprotan dari alat tersebut, serta kecepatan
jalan penyemprot, akan dengan mudah pula dihitung kemampuan alat tersebut untuk
menyemprotkan jumlah larutan per satuan luas. Dengan demikian dosis pestisida yang telah
ditentukan akan dapat dijamin disebarkan secara merata pada luasan yang telah ditentukan.
Keuntungan lain adalah dapat dihindari kemungkinan terjadinya dosis yang terlalu rendah atau
bahkan berlebihan pada penggunaan pestisida.
P a g e | 50
Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari pemelajaran modul ini adalah :
a. Peserta diklat berinteraksi dengan aktif, baik secara individual maupun kelompok.
b. Peserta diklat mampu memilih lahan yang sesuai untuk budidaya rumput laut.
c. Peserta diklat mampu memilih metode yang sesuai dengan lahan budidaya.
d. Peserta diklat mampu membuat media tanam untuk budidaya rumput laut dengan metode yang
sesuai dengan lahan budidaya.
e. Peserta diklat mampu membudidayakan rumput laut.
P a g e | 51
Gambar
P a g e | 52
P a g e | 53
Gambar 1. Kondisi laut yang cocok untuk lahan budidaya rumput laut
P a g e | 54
d. Tugas
1. Mengamati metode budidaya yang digunakan oleh petani di daerah masing-masing.
2. Melakukan wawancara dengan petani rumput laut dengan mengajukan pertanyaan:
o Metode apa yang dipakai untuk budidaya ?
o Bagaimana tahapan budidayanya ?
o Bagaimana potensi daerahnya ?
o Kendala apa saja yang pernah dihadapi ?
o Berapa target produksinya ?
o Bagaimana cara untuk mencapai target produksi tersebut ?
o Berapa pendapatannya dan modal yang dikeluarkan ?
3. Menyusun laporan hasil wawancara.
4. Melakukan diskusi dengan teman belajar.
5. Konsultasi dengan guru pembimbing.
P a g e | 55
a. Tujuan
1) Melatih peserta diklat menata pekerjaan sebelum dan sesudah pekerjaan dilakukan.
2) Peserta diklat mampu menyiapkan tehnik budidaya berdasarkan kesesuaian lingkungan
dengan jenis rumput laut.
3) Peserta diklat mampu meyiapkan lahan budidaya sesuai dengan metode yang akan dipakai.
b. Uraian materi
Pada dasarnya teknik budidaya rumput laut terdiri dari 2, yaitu teknik budidaya di laut dan
tehnik budidaya di tambak atau kolam. Dalam pelaksanaannya, baik budidaya di laut maupun di
tambak dapat menggunakan metode-metode budidaya yang telah dipelajari pada kegiatan belajar 1
(satu).
Persiapan lahan budidaya di laut meliputi pemilihan lokasi budidaya, penentuan metode
budidaya yang akan digunakan, penentuan jenis rumput laut yang akan dibudidayakan sesuai lokasi
dan metode yang digunakan serta pemenuhan peralatan budidaya. Peralatan budidaya diantaranya
adalah tali untuk media, tali untuk mengikat bibit rumput laut, bahan pembuat media (seperti
bambu), jangkar dan pisau. Setelah semua kebutuhan tersebut terpenuhi, maka kegiatan budidaya
rumput laut dengan tehnik budidaya di laut siap dilaksanakan.
Persiapan lahan budidaya di tambak atau di kolam meliputi pemilihan lokasi, pemupukan,
pengisian air tambak, perbaikan pematang, penentuan metode budidaya, penentuan jenis rumput laut
dan pemenuhan peralatan. Tujuan dari pemupukan adalah untuk menyuburkan lahan budidaya
dengan memperkaya kandungan nutrisi dalam tambak. Lokasi tambak yang akan digunakan untuk
budidaya rumput laut harus dekat dengan laut, distribusi air laut harus lancar, jauh dari rembesan air
tawar, pH berkisar antara 7 9, kedalaman air minimal 60 cm dan jauh dari sumber polusi.
Pemupukan tambak diawali dengan pembalikan dasar tambak ? 10 30 cm yang bertujuan untuk
membuka pori-pori tanah sehingga terjadi pertukaran ion dan mengangkat nutrisi yang terdapat pada
lapisan tanah, penjemuran lahan tambak ? 2 hari, pemberian kapur tohor dengan perbandingan 1
ton/ha, penjemuran lahan ? 2 hari, pemberian UREA 50 kg/ha dan penjemuran kembali ? 1 hari.
Pengisian air tambak dilakukan dalam 2 tahap yaitu pertama diisi air laut ? 60 cm dan dibiarkan
selama 2 hari dan tahap kedua penambahan air laut hingga 100cm. Setelah tambak diisi air laut
dengan ketinggian 100 cm, tambak dibiarkan selama 2 hari untuk memaksimalkan hasil pemupukan.
Berikutnya, tambak siap ditebari bibit rumput laut.
c. Rangkuman
- Teknik budidaya ada 2 yaitu : Tehnik budidaya rumput laut di laut dan tehnik
rumput laut di tambak.
- Persiapan lahan budidaya di laut terdiri dari :
o Pemilihan lokasi
o Penentuan metode budidaya
o Penentuan jenis rumput laut
o Pemenuhan peralatan budidaya
- Persiapan lahan budidaya di tambak terdiri dari :
o Pemilihan lokasi
o Pemupukan
o Pengisian air tambak
o Perbaikan pematang
o Penentuan metode budidaya
o Penentuan jenis rumput laut
o Pemenuhan peralatan budidaya
udidaya
P a g e | 56
P a g e | 57
a. Tujuan
1. Peserta diklat mampu memilih bibit rumput laut yang bagus
2. Peserta diklat mampu membedakan antara bibit rumput laut
3. Peserta diklat mampu menentukan bibit yang cocok dengan lahan bididaya
b. Uraian materi
Setelah dilakukan penyiapan lokasi yang akan digunakan sebagai tempat budidaya rumput laut,
langkah selanjutnya yaitu menyiapkan bibit rumput laut. Bibit rumput laut dapat diperoleh dari alam
atau hasil budidaya. Keduanya memililki kelebihan dan kekurangan. Bibit yang diperoleh dari alam
lebih mudah pengadaannya tetapi jenisnya beragam (tercampur dengan jenis lainnya). Bibit yang
diperoleh dari hasil budidaya, sering berkendala dalam proses pengadaannya tetapi jenisnya sesuai
dengan yang diinginkan.
Bibit rumput laut sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produksi. Untuk itu perlu
adanya pemilihan dan pengadaan yang benar sebelum dilakukan penanaman. Ciri-ciri bibit yang
bagus yaitu muda, bersih dari kotoran, segar, lendirnya masih banyak, lentur (tidak mudah patah),
thallus lengkap (tidak ada bekas dimakan ikan atau predator) dan warna masih cerah. Biasanya bibit
yang bagus berasal dari induk yang sehat dan dipilih dari hasil budidaya karena bebas dari jenis
rumput laut lain.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah pengangkutan dan perlakuan bibit. Keselamatan
bibit selama pengangkutan sampai ke lokasi budidaya tergantung pada kemampuan dalam
menanganinya. Perlu adanya perlakuan-perlakuan tertentu supaya bibit tetap segar, untuk itu harus
dipertahankan dalam keadaan basah dengan cara menyiramkan air laut keseluruh permukaan bibit.
Selama dalam pengangkutan sebaiknya diberi penutup. Kain bekas yang tebal dan dibasahi air laut
dapat digunakan sebagai penutup, atau juga bisa menggunakan kain handuk yang dibasahi air laut
untuk hasil yang leih bagus. Tujuan dari penutupan adalah untuk melindungi bibit dari sinar matahari
ataupun hujan. Sinar matahari dapat menimbulkan penguapan yang berlebihan sehingga bibit
menjadi lemas kekurangan air. Sedangkan air hujan dapat merusak (membusukkan) rumput laut.
Dinding sel rumput laut jika terkena air tawar akan pecah dan mengakibatkan pigmen dan kandungan
di dalamnya akan keluar sehingga daya immunitasnya berkurang dan akhirnya busuk.
c. Rangkuman
- Cara mendapatkan bibit ada dua yaitu dari alam dan dari sentra budidaya rumput laut.
- Bibit yang bagus memiliki ciri-ciri :
o Berusia muda
o Bersih dari kotoran yang menempel
o Segar
o Berlendir
o Lentur (tidak mudah patah)
o Thallus masih lengkap (tidak ada bekas dimakan ikan atau predator lainnya)
o Warna masih cerah
- Dalam pengangkutan bibit harus terhindar dari sinar matahari secara langsung dan hujan
d. Tes formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
1. Bagaimana cara pengangkutan bibit yang baik ?
2. Sebutkan dua cara untuk mendapatkan bibit rumput laut !
3. Mengapa bibit rumput laut yang bagus tidak boleh terkena air hujan/air tawar ?
4. Mengapa bibit rumput laut tidak boleh terkena panas sinar matahari secara langsung ?
5. Mengapa bibit yang akan ditanam harus berusia muda ?
P a g e | 58
a. Tujuan
1. Peserta diklat memahami cara menanam bibit rumput laut yang
2. baik dan benar
3. Peserta diklat mampu menanam bibit rumput laut
4. Peserta diklat mampu melakukan pengikatan bibit dengan baik
5. dan benar pada media tali.
b. Uraian materi
Setelah lahan budidaya dan bibit rumput laut dipersiapkan, langkah terakhir dalam tehnik budidaya
adalah penanaman bibit rumput laut. Penanaman bibit dilakukan segera saat bibit masih segar.
Sebelumnya bibit rumput laut dipotong-potong dan diikat dengan menggunakan tali rafia, hal ini
dimaksudkan agar tidak berhamburan dan mudah penanamannya. Pada umumnya berat (bobot)
setiap ikatan bibit ? 100 200 gram tergantung dari jenis rumput laut yag dibudidayakan.
Cara penanaman bibit rumput laut tergantung pada metode yang digunakan. Cara cara
penanaman bibit untuk masing-masing metode budidaya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Cara penanaman bibit berdasarkan metode budidaya rumput laut yang digunakan.
Metode budidaya
A. Metode dasar
Bottom methode)
1. Metode tebar
2. Metode budidaya
dasar laut
B. Metode lepas dasar
(Off bottom
methode)
1. Metode tali
tunggal lepas
dasar
2. Metode jaring
lepas dasar
3. Metode jaring
lepas dasar
bentuk tabung
C. Metode apung
(Floating methode)
1. Metode tali
tunggal apung
2. Metode jaring
Apung
Cara tanam
Bibit diikat dengan tali
rafia dan diikatkn pada
pemberat (batu kecil) dan
disebarkan di dasar
perairan.
Bibit diikatkan pada
batu karang sebagai
pemberat
Bibit diikatkan pada
tali ris (tali nilon)
dengan jarak antar
ikatan bibit ? 20
cm.
Keuntungan
Tidak membutuhkan
banyak biaya dan tenaga
kerja
Kerugian
Tingkat produksi rendah
dan banyak bibit yang
hilang terbawa arus.
Tingkat produksi
tinggi dan kapasitas
tanam bisa lebih
banyak
Membutuhkan
banyak tenaga
kerja dan biaya
Membutuhkan
banyak biaya dan tenaga
kerja serta
resiko rumput laut patah
lebih besar karena
bertumpukan.
Membutuhkan
biaya dan tenaga kerja
yang banyak
dan kondisi perairan yang
bersih.
Membutuhkan
banyak biaya dan tenaga
kerja.
Membutuhkan
banyak biaya
dan tenaga
kerja
Cara mengikatkan bibit rumput laut pada tali nilon di beberapa daerah tidak sama. Masingmasing daerah memilki kebiasaan sendiri dalam mengikatkan bibit pada tali nilon. Beberapa
tehnik mengikat bibit pada tali nilon, antara lain :
P a g e | 59
1. Membuka pilinan tali nilon dan memasukkan tali rafia ? 20 cm yang dilipat dua, kemudian
ujung tali rafia dimasukkan kedalam lipatan rafia, dan ditarik kencang. Bibit rumput laut
diikatkan dengan cara menempatkan bibit diantara lipatan dan mengikatnya dengan simpul
hidup.
2. Membuka pilinan tali nilon dan memasukkan tali rafia kedalam pilinan dan membuatnya
terikat. Kemudian tali rafia dilingkarkan dan buatlah terikat kencang pada tali nilon.
c. Rangkuman
- Cara tanam rumput laut sangat bergantung pada metode budidaya yang dipakai.
- Penanaman bibit rumput laut dapat dilakukan dengan dua cara yanitu dengan cara tebar
(sebar) atau dengan cara diikatkan pada tali nilon.
- Metode budidaya dengan cara tebar dan metode budidaya dasar laut cara penanamanannya
adalah dengan cara menyebarkan bibit rumput laut didasar perairan.
- Metode budidaya dengan menggunakan tali baik tali tunggal, jaring apung maupun tali apung,
bibit yang akan ditanam diikatkan pada tali maupun jaring.
- Metode jaring lepas dasar bentuk tabung tidak perlu mengikatkan bibit pada tali melainkan
memasukkan bibit pada tabung yang sudah dibentuk.
d. Tes formatif
1. Sebutkan keuntungan penggunaan metode budidaya jaring lepas dasar !
2. Bagaimana cara penanaman bibit pada metode tebar dan metode dasar laut ?
3. Apa kerugiannya jika kita menggunakan metode dasar laut ?
4. Bagaimana cara pengikatan bibit pada tali nilon ?
5. Berapa jarak ideal antar bibit yang ditanam?
P a g e | 60
MENGEMAS BENIH
a. Tujuan
Tujuan kegiatan pembelajaran setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik mampu :
1. Menyiapkan bahan pengemas benih sesuai persyaratan teknis
2. Menimbang benih sesuai ukuran yang dikehendaki konsumen
3. Mengemas benih sesuai persyaratan teknis
b. Uraian
1). Menyiapkan bahan pengemas benih
Pengemasan benih merupakan kegiatan untuk mempertahankan kualitas benih selama dalam
penyimpanan dan pemasaran, sehingga pada saat benih ditanam tetap terjamin daya tumbuh
dan daya kecambahnya secara normal. Adapun tujuan pengemasan benih secara umum
untuk:
a) Memudahkan Pengelolaan benih.
b) Memudahkan transportasi benih waktu pemasaran
c) Memudahkan penyimpanan benih dengan kondisi yang memadai.
d) Mempertahankan persentase viabilitas benih
e) Mengurangi deraan (tekanan/pengaruh) alam
f) Mempertahankan kadar air benih
Bahan pengemas benih yang digunakan dipilih dari bahan yang dapat mencegah terjadinya
peningkatan kadar air benih. Peningkatan kadar air benih merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan laju deteriorasi (kemunduran benih) dalam penyimpanan sehingga
diperlukan bahan pengemas benih yang dapat menghambat perubahan kadar air benih. Selain
itu bahan pengemas benih yang digunakan juga harus memenuhi beberapa persyaratan lain,
yaitu
a) Mampu menahan masuknya uap air di dalam kemasan
b) Mampu menahan masuknya air di dalam kemasan
c) Mampu menahan pertukaran gas-gas
d) Mudah didapat, bahannya cukup kuat, dan tidak beracun
e) Harga memadai, tidak terlalu mahal
f) Mudah/dapat dicetak untuk logo, merk, atau keterangan lain
(a) Macam-macam bahan pengemas benih
Bahan pengemas yang digunakan untuk mengemas benih ada banyak macamnya. Bahan
pengemas benih secara umum dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan sifatnya, yaitu
bahan pengemas benih yang porous dan bahan pengemas benih yang
kedap uap air. Bahan pengemas benih yang porous biasanya digunakan untuk mengemas
benih yang masa simpannya pendek atau disimpan pada kondisi dingin dan kering. Bahan
pengemas benih yang kedap uap air digunakan untuk mengemas benih yang masa simpannya
lama/panjang (sampai musim tanam berikutnya) dan memerlukan perlindungan dari pengaruh
kelembaban yang tinggi agar viabilitas dan vigor benihnya dapat dipertahankan tetap tinggi.
Sedangkan berdasarkan jenisnya bahan pengemas benih yang biasa dipakai, antara lain :
(1) Bahan pengemas karung
Karung yang digunakan untuk bahan pengemas benih biasanya berupa karung goni yang
terbuat dari benang rami berkualitas tinggi dalam berbagai bentuk rajutan. Bahan
pengemas benih karung juga bisa berupa karung kain dari bahan kain sprai, kain cetak
drill, osnaburg, dan bahan tanpa lipatan. Bahan osnaburg dan bahan tanpa lipatan dapat
digunakan berulang kali untuk penyimpanan benih yang telah diolah. Bahan kain katun
hanya digunakan sekali untuk penyimpanan benih yang telah diolah. Bahan pengemas
benih dari karung ini termasuk bahan pengemas yang porous dan tidak kedap air/uap air.
(2) Bahan pengemas kertas
Kertas yang digunakan secara meluas untuk pengemasan benih berasal dari bahan kertas
sulfit atau kertas kraft yang diputihkan. Pemutihan kertas tersebut dengan cara dilapisi
tanah liat yang sangat putih agar dapat dicetak. Kantong kertas ini dirancang untuk
menyimpan sejumlah benih tertentu bukan untuk melindungi viabilitas benihnya. Bahan
pengemas kertas termasuk dalam golongan bahan pengemas benih yang porous.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 61
P a g e | 62
Kegiatan penyiapan bahan pengemas benih yang siap untuk dipasarkan dilanjutkan
dengan perekatan bahan pengemas berbentuk kantong segi empat sesuai ukuran yang
diinginkan. Perekatan dilakukan dengan memanaskan alat perekat/sealer (plastik ataupun
alumunium foil) terlebih dahulu. Kemudian bahan pengemas tersebut direkatkan ketiga
sisinya dengan sealer sampai diperoleh kemasan benih yang berbentuk kantong segi empat.
Selain itu dilakukan pula pengecekan terhadap hasil perekatan bahan pengemasnya sampai
benar-benar sempurna dan dipastikan tidak terjadi kebocoran pada bahan pengemas sampai
siap digunakan untuk pengemasan benihnya.
P a g e | 63
benih tersebut akan lebih mudah dengan menggunakan alat penghitung automatik. Apabila
alat tersebut digunakan secara benar maka tingkat ketepatannya adalah sekitar 5 %.
Penentuan berat 100/1000 butir benih dapat dilakukan dengan prosedur 1 x
100/1000 butir yaitu dengan menghitung sejumlah 100/1000 butir benih kemudian ditimbang
beratnya. Prosedur lainnya khusus untuk penentuan berat 1000 butir benih adalah dengan
cara 8 x 100 butir yaitu dengan menghitung sejumlah 100 butir benih dengan 8 ulangan
secara acak dari contoh kerja, lalu ditimbang. Koefisien keragaman dihitung dari berat 100
butir benih antara 8 ulangan tersebut dengan rumus :
X X
n 1
Koefisien keragaman = (s/x) 100
di mana :
n = jumlah ulangan
= jumlah total
Ketentuannya jika koefisien keragaman tidak lebih dari 6,0 untuk benih rumput-rumputan
atau 4,0 untuk benih lainnya, maka berat 100/1000 butir benih dapat dihitung sebagai 10 kali
x.
(c) Tujuan penimbangan berat 100/1000 butir benih
Hasil penimbangan berat 100/1000 butir benih sangat diperlukan sebagai
informasi/keterangan pada kemasan benih untuk mengetahui perhitungan kebutuhan benih di
lapangan pada luasan lahan tertentu. Perkiraan perhitungan kebutuhan benih perhektar
dihitung berdasarkan rumus :
A 100% s
t
p.q
R 1000
di mana :
y = jumlah benih yang diperlukan (gram)
p = jarak tanam antar barisan (m)
A = luas lahan yang akan ditanami (m2)
q = jarak tanam dalam barisan (m)
t = jumlah benih tiap lubang tanam (biji)
R = daya kecambah benih (%)
S = berat 100/1000 butir benih (gram)
Selain itu informasi hasil penimbangan berat 100/1000 butir benih sebelum benih dikemas
dan disimpan sangat diperlukan untuk mengetahui dan memperkirakan keadaan embrio
ataupun cadangan makanan yang dikandung oleh benih tersebut. Pada benih-benih dengan
besar embrio sama, maka benih yang lebih berat menunjukkan kandungan cadangan
makanan yang lebih banyak. Setelah mengalami penyimpanan tentunya dapat diketahui
apakah terjadi penyusutan kandungan cadangan makanan dalam benih atau tidak jika
dilakukan penimbangan lagi.
(d) Menimbang benih untuk dipasarkan sesuai ukurannya
Penimbangan berat benih untuk dipasarkan pada masing-masing kemasan benih tergantung
benihnya termasuk golongan benih besar atau benih kecil. Selain itu penimbangan berat
benihnya juga disesuaikan dengan kebutuhan benihnya untuk penanaman tiap-tiap jenis
tanamannya pada satuan luasan lahan.
Pada benih tanaman yang tergolong benih besar terutama untuk benih-benih tanaman
pangan seperti padi, jagung, dan kacang-kacangan dipasarkan dalam ukuran berat 0,5 kg, 1
kg, dan 5 kg dalam kemasan plastik polyethylene maupun alumunium foil. Sedangkan benih
tanaman yang tergolong benih kecil terutama benih tanaman buah-buahan dan sayuran
dipasarkan dalam ukuran berat 5 gram dan 10 gram dalam kemasan sachet dari bahan plastik
yang dilapisi alumunium foil.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 64
P a g e | 65
Waktu pemanasan harus disesuaikan dengan bahan pengemas yang digunakan. Hal ini
disebabkan jika pemanasan terlalu lama, maka akan merusak bahan pengemas dan akan
menyebabkan kebocoran pada kemasan. Sealing tidak boleh terlalu sempit atau terlalu
lebar Sealing yang terlalu sempit akan menyebabkan proses perekatan bahan pengemas
tidak sempurna atau dimungkinkan terjadinya kebocoran kemasan. Sedangkan sealing
yang terlalu lebar menyebabkan hasil kemasan tidak ekonomis dari segi biaya bahan
pengemas terutama untuk bahan pengemas yang harganya mahal seperti alumunium
foil. Setelah benih selesai dikemas, perlu dilakukan pelabelan terhadap benih yang akan
disimpan atau dipasarkan. Informasi yang perlu dicantumkan dalam label kemasan benih
antara lain :
Nama species atau kultivar benih
Nomor kelompok benih
Berat bersih benih
Tanggal selesai pengujian
Tanggal kadaluarsa
Kadar air benih
Daya tumbuh benih, dan lain-lain
Pemberian label dapat dilakukan dengan mencetak informasi yang diperlukan tersebut
pada kartu yang ditempelkan pada karung kain/serat goni atau mencap informasi
tersebut secara langsung pada wadahnya.
(b) Pengaruh pengemasan terhadap mutu benih
Benih dengan mutu tinggi sangat diperlukan karena merupakan salah satu sarana untuk
dapat menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimal. Pengemasan benih yang baik
akan berpengaruh terhadap mutu benih selama penyimpanan, antara lain :
(1) Mutu fisik benih
Mutu fisik benih yang dipengaruhi oleh kemasan benih yaitu kemurnian benih, kerusakan
mekanis, berat benih, dan kadar air benih. Pengemasan benih akan menjaga kemurnian
benih dari benih varietas lain, benih gulma, dan bahan lain/kotoran. Pengemasan benih
juga akan menghindarkan benih dari kerusakan mekanis akibat serangan hama penyakit
benih dalam penyimpanan. Pengemasan benih akan menjaga berat benih dalam kondisi
tetap artinya tidak terjadi penurunan kandungan cadangan makanan dalam benih akibat
pengaruh lingkungan penyimpanan maupun serangan hama penyakit dalam
penyimpanan. Selain itu pengemasan benih akan mempertahankan kadar air selama
penyimpanan dalam kondisi konstan sehingga kemunduran benih dapat
dihindari/dihambat. Hal ini disebabkan perubahan kadar air benih merupakan faktor yang
menyebabkan terjadinya kemunduran benih dalam penyimpanan.
(2) Mutu fisiologis benih
Mutu fisiologis benih yang dipengaruhi kemasan benih yaitu daya kecambah dan
kekuatan tumbuh (vigor) benih. Pengemasan benih yang baik dan benar akan
mempertahankan daya kecambah dan kekuatan tumbuh (vigor) benih dalam kondisi
yang baik. Hal ini disebabkan pengaruh lingkungan yang dapat mempercepat proses
kemunduran benih dapat dikurangi atau dihambat seperti pengaruh suhu tinggi, gas
oksigen yang mempercepat respirasi benih, dan pengaruh kelembaban yang tinggi.
c. Rangkuman
1. Bahan pengemas benih secara umum dibedakan menjadi 2 macamberdasarkan sifatnya, yaitu
bahan pengemas benih yang porous dan bahan pengemas benih yang kedap uap air.
Berdasarkan jenisnya bahan pengemas benih yang biasa dipakai, antara lain bahan pengemas
karung, bahan pengemas kertas, bahan pengemas plastik, dan bahan pengemas alumunium
foil.
2. Kegiatan penyiapan bahan pengemas benih dimulai dengan pemilihan bahan pengemasnya.
Bahan pengemas yang relatif kedap terhadap air, uap air, dan gas-gas seperti bahan
pengemas plastik polyethylene dan alumunium foil digunakan untuk pengemasan benih yang
siap untuk dipasarkan. Kemudian dilakukan perekatan bahan pengemas pada ketiga sisinya
dengan sealer sampai diperoleh kemasan benih yang berbentuk kantong segi empat sesuai
ukuran yang diinginkan. Selain itu dilakukan pula pengecekan terhadap hasil perekatan bahan
P a g e | 66
3.
4.
5.
6.
pengemasnya sampai benar-benar sempurna dan dipastikan tidak terjadi kebocoran pada
bahan pengemas sampai siap digunakan untuk pengemasan benih.
Penentuan berat 100/1000 butir benih dapat dilakukan dengan prosedur 1 x 100/1000 butir
yaitu dengan menghitung sejumlah 100/1000 butir benih kemudian ditimbang beratnya.
Prosedur lainnya khusus untuk penentuan berat 1000 butir benih adalah dengan cara 8 x 100
butir yaitu dengan menghitung sejumlah 100 butir benih dengan 8 ulangan secara acak dari
contoh kerja, lalu ditimbang dan dihitung koefisien keragamannya.
Ukuran berat benih tanaman yang tergolong benih besar terutama untuk benih-benih
tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kacang-kacangan dipasarkan dalam ukuran berat
0,5 kg, 1 kg, dan 5 kg dalam kemasan plastik polyethylene maupun alumunium foil. Ukuran
berat benih tanaman yang tergolong benih kecil terutama benih tanaman buah-buahan dan
sayuran dipasarkan dalam ukuran berat 5 gram dan 10 gram dalam kemasan sachet dari
bahan plastik yang dilapisi alumunium foil.
Teknik pengemasan benih secara berurutan dimulai dari penentuan jenis dan jumlah benih
yang akan dikemas, penentuan bahan pengemas benih yang akan dipakai, penimbangan
benih yang akan dikemas, pengisian bahan pengemas benih, penutupan bahan pengemas
benih serta pemberian label benih.
Pengemasan benih berpengaruh terhadap mutu fisik benih meliputi kemurnian benih,
kerusakan mekanis, berat benih, dan kadar air benih serta mutu fisiologis benih meliputi daya
kecambah dan kekuatan tumbuh (vigor) benih.
d. Tugas
Untuk memperluas pemahaman Anda tentang materi mengemas benih, ada beberapa tugas yang
dapat membantu meningkatkan penguasaan materi ini yaitu :
1. Buatlah resume informasi yang Anda peroleh tentang mengemas benih menurut pemahaman
Anda!
2. Lakukan observasi pada petani/pengusaha benih/TPU sekolah tentang proses Mengemas
Benih dan cari informasi tentang :
a. Bahan pengemasnya
b. Sifat masing-masing bahan pengemas
c. Cara penimbangan benih
d. Tujuan penimbangan
e. Cara pengemasan dan pelabelan benih
f. Pengaruh pengemasan benih
3. Catat hasil observasi tersebut, buat kesimpulan dan diskusikan denganteman Anda dan guru
pembimbing Anda!
4. Hasil diskusi yang telah disetujui guru selanjutnya di fail dalam odner portfolio hasil belajar
Anda.
e. Lembar Latihan
1. Sebutkan macam-macam dan sifat fisik bahan pengemas benih yang biasa digunakan dalam
pengemasan benih?
2. Jelaskan langkah-langkah dalam menyiapkan bahan pengemas benih untuk dipasarkan!
3. Jelaskan tujuan penimbangan berat 100/1000 butir benih!
4. Sebutkan ukuran berat benih untuk dipasarkan sesuai dengan golongan jenis benihnya!
5. Sebutkan tahapan dalam mengemas benih!
6. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penutupan bahan pengemas benih
menggunakan sealer (alat pemanas)!
7. Sebutkan informasi yang perlu dicantumkan dalam label kemasan benih!
8. Jelaskan pengaruh pengemasan benih terhadap mutu fisik dan mutu fisiologis benih!
P a g e | 67
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E dan Liviawati, E. 1993. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pengolahannya. Penerbit Bhratara,
Jakarta
Anonim, 1986. Buku Kerja Bercocok Tanam I. CV Yasagana. Jakarta.
Anonim, 1997. Tanah dan Kesuburannya. PPPG Pertanian Cianjur.
Anonymous. 2001. Teknologi Budidaya Rumput Laut. Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya, Balai Budidaya Laut, Lampung
Atmadja, W. S, Kadi, A., Sulistijo dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis- Jenis Rumput Laut
Indonesia. PusLitBang Oseanologi LIPI, Jakarta.
Badan Pengendali Bimas. 1977. Pedoman Bercocok Tanam Padi Palawija Sayuran, Deptan, Jakarta.
Departemen Ilmu-ilmu Tanah. 1980. Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Faperta IPB, Bogor.
Dini S. 2003. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Internal Training PT Indolakto Cicurug Sukabumi.
Dwidjo Seputra. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Fagi AM dan Sanusi. 1983. Meningkatkan Efisiensi Air Irigasi dengan Teknik Budidaya Tanaman
Pangan dan Teknik Pengairan, P3 Tanaman Pangan, Bogor. Laboratorium Fisika Tanah.
2000. Penuntun praktikum Fisika Tanah Jurusan Tanah. Faperta Unpad.
Final Prajnanta. 2002. Agribisnis Cabe Hibrida.
Hasan Basri Jumin. Ir. 1991. Dasar-Dasar Agronomi
J.D. Fryer, Shooichi Matsunaka. 1988. Penanggulangan Gulma Secara Terpadu. Mul Mulyani Sutejo.
Pupuk dan Cara Pemupukan
Khaerudin, 1994. Pembibitan Tanaman HTI. Penebar Swadaya Jakarta.
Lita Sutopo, 2002. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mary Louise Flint, Robert Van Den Bosch. 1990. Pengendalian Hama Terpadu.
Muharam Sanusi dan Sugeng Adimulyo. 1977. Penanaman. Pusat Penelitian The dan Kina, Gambung.
Pusat Penelitian Teh dan Kina, 1997. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Asosiasi
Penelitian Perkebunan Indonesia. Bandung 40010.
Nur Tjahjadi. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman
Pracaya. 1998. Bertanam Tomat
Rakimen Koesriningsih dan Sri Setyati Haryati. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi
Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Rini Widiarto. 1992. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sanitasi dan Higiene Industri Tempe. 1977. Kantor Menteri Negara Urusan Pangan dan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan IPB.
Sri Setyati Harjadi. 1989. Pengantar Agronomi
Sri Ngajiyati, Ir dan Danarti, Ir, 1989. Petunjuk Mengairi dan Menyiram Tanaman, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sukirno Harjodinono. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan, Bina Cipta, Bandung A.G. Karta Saputra. Ir.
1987. Hama, tanaman Dalam Gudang
Sumamur. 1980. Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta.
Sumamur.1985. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. PT Gunung Agung Jakarta.
Widarto. L. 1995. Perbanyakan Tanaman Dengan Biji. Setek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan Kultur
Jaringan. Kanisius. Jakarta.
Zaenal Abidin. 1990. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengantar Tumbuh. Angkasa. Bandung.
P a g e | 68
A.
P a g e | 69
dan tidak memiliki makna. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses
implementasi kurikulum. Selanjutnya, peran apa saja yang harus dilakukan oleh guru? Dalam
implementasi KBK, peran guru dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu: (1) peran guru sebagai
perencana, (2) peran guru sebagai pengelola, (3) peran guru sebagai fasilitator dan (4) peran guru
sebagai evaluator.
1. Guru sebagai perencana pembelajaran
Keberhasilan dalam implementasi KBK dapat dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran
yang disusun oleh guru. Oleh sebab itu, kepiawaian guru dalam menyusun rencana pembelajaran
(instructional design) dapat menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi.
KBK adalah kurikulum yang memberikan peluang kepada guru untuk melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik serta kondisi daerah masing-masing.
Oleh karena itu, dalam proses penyusunan perencanaan, guru dituntut agar memahami kebutuhan
dan kondisi daerah setempat, di samping memahami karakteristik peserta didik. Melalui pemahaman
itu, selanjutnya guru mendesain pembelajaran sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan.
P a g e | 70
P a g e | 71
kantuknya. Sang guru segera melanjutkan mengajarnya, bertutur menyampaikan informasi. Suara
sedikit lemah, karena kehabisan energi, sehingga yang duduk di bangku bagian belakang semakin
membuat bosan peserta didik. Mereka kembali dengan aktivitasnya semula: mengobrol, membaca,
dan mengantuk. Membosankan..!Gerutu seorang peserta didik yang duduk di belakang.
Hari ini memang membosankan, baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Guru
menganggap anak didiknya bandel-bandel. Ia merasa disepelekan oleh peserta didik yang tidak mau
mendengarkan penjelasannya. Demikian juga peserta didik, ia merasa guru tidak mampu mengajar,
karena ia hanya menyampaikan informasi yang sebetulnya sudah mereka kuasai.
Oleh sebab itu ketika bel berbunyi tanda pelajaran berakhir, baik bagi guru maupun peserta
didik seakan-akan keluar dari mimpi buruk yang menegangkan. Peserta didik pun bersorak kegirangan
menyambut bel; sementara guru keluar dari kelas dengan langkah gontai karena kecapaian.
Kita sering melihat bahkan mungkin merasakan peristiwa semacam itu. Bagi seorang guru,
peristiwa itu sering dianggap sebagai peristiwa yang menjengkelkan, sehingga ia menganggap kalau
kelas tersebut adalah kelas yang bandel, kelas yang tidak bisa diurus dan lain sebagainya. Bagaimana
menurut Anda, bijaksanakah tindakan guru yang demikian? Sebelum Anda menjawab pertanyaan
tersebut, marilah kita tinjau beberapa hal yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar di atas.
Pertama, ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi, apakah materi yang
diajarkannya sudah dipahami peserta didik atau belum. Kurangnya perhatian peserta didik seperti
dalam peristiwa belajar mengajar di atas, jelas disebabkan oleh peserta didik, karena sudah
memahami informasi yang disampaikan guru, sehingga menganggap materi itu tidak penting lagi.
Kedua, dalam proses belajar mengajar guru tidak berusaha berpikir untuk peserta didik.
Komunikasi terjadi satu arah, yaitu dari guru ke peserta didik. Guru menganggap bahwa bagi peserta
didik menguasai materi pelajaran lebih penting dibandingkan dengan mengembangkan kemampuan
berpikir.
Ketiga, guru tidak berusaha mencari umpan balik, mengapa peserta didik tidak mau
mendengarkan penjelasannya.
Keempat, guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai
pelajaran dibandingkan dengan peserta didik. Peserta didik dianggap sebagai tong kosong yang
harus diisi dengan sesuatu yang dianggapnya sangat penting.
Keempat hal tersebut di atas, merupakan kekeliruan guru dalam mengajar. Mengapa
demikian? Mari kita analisis ke empat hal di atas.
a. Guru tidak berusaha mengetahui kemampuan awal siswa.
Sebagai seorang Mekanik yang professional misalnya, sebelum ia melakukan perbaikan dan
pengerjaan serta tindakan kendaraan yang rusak, terlebih dahulu ia akan melakukan diagnosis,
misalnya ia akan bertanya kepada pemilik mobil, apa gejala mobil anda, apakah kendaraan anda
susah bunyi? sejak kapan mobil anda mengalami gangguan? dan sebagainya, sambil memeriksa
bagian kendaraan yang dikerjakan.
Begitu pula dokter yang professional, sebelum ia melakukan treatment atau tindakan kepada
pasien, terlebih dahulu ia akan melakukan diagnosis, misalnya ia akan bertanya, bagian mana yang
sakit, apakah anda sudah makan obat sebelumnya? dan sebagainya, sambil memeriksa bagian tubuh
pasien. Setelah dokter menemukan gejala-gejala sumber penyakit, baru ia menentukan apa yang
harus dilakukannya; Apakah pasien cukup berobat jalan, harus diopname, dan lain sebagainya.
Demikian juga seorang pengacara, sebelum melakukan tindakan hukum ia akan mempelajari
kasus yang dihadapi kliennya, termasuk perundang-undangan sesuai dengan kasus yang sedang
ditanganinya. Apakah seorang arsitek bangunan, sebelum ia membangun sebuah gedung bertingkat,
atau membangun sebuah jembatan, tidak didahului survei tentang struktur tanah serta aspek-aspek
pendukung lainnya? Tidak, bukan? Ya, seorang profesional, sebelum ia melakukan tindakan
selamanya akan didahului oleh langkah diagnosis, sehingga langkah ini merupakan bagian dari
pekerjaan profesionalnya. Kemudian bagaimana dengan guru dalam illustrasi di atas? Tampaknya ia
tidak melakukan diagnosis tentang keadaan peserta didik, sehingga ia tidak mengetahui apakah
peserta didik sudah faham tentang materi yang akan dijelaskannya; demikian juga ia tidak
mengetahui apakah peserta didik sudah membaca buku yang ia baca. Jangan-jangan peserta didik
lebih faham dari gurunya tentang materi pelajaran yang akan diajarkannya, karena selain peserta
didik membaca buku yang menjadi rujukan guru, peserta didik pun mambaca buku lain yang dianggap
relevan.
P a g e | 72
P a g e | 73
A. Keterampilan Bertanya
1) Teknik bertanya
Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap
siswa yaitu: a) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar, b) Membangkitkan
minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan, c)
Mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sesungguhnya
adalah bertanya, d) Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu
siswa untuk menentukan jawaban yang baik, e) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang
sedang dibahas.
Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat akan menjadi alat komunikasi yang
ampuh antara guru dan siswa. Oleh sebab itu guru harus menguasai berbagai teknik bertanya dan
guru juga harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikemukakan oleh siswa, serta
memberikan tanggapan yang positif terhadap siswa. Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu
penunjang agar siswa belajar dengan aktif. Ada beberapa fungsi pertanyaan dalam proses belajar
mengajar, diantaranya:
1) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah dengan kemampuan
sendiri.
2) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
3) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang dihadapi atau
dibicarakan.
4) Menuntun proses berpikir siswa karena dengan pertanyaan-pertanyaan yang baik dapat
membantu siswa untuk menentukan jawaban yang baik.
5) Memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang dibahas.
Mohammad Uzer Usman, mengemukakan dalam bukunya Menjadi Guru Profesional, bahwa
pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat dalam pelaksanaan
pembelajaran akan memberikan dampak positif terhadap siswa, diantaranya:
(a) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
(b) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang dihadapi
atau dibicarakan.
(c) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya
adalah bertanya.
(d) Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa menentukan
jawaban yang baik.
Seorang guru dalam mengajukan pertanyaan harus memperhatikan beberapa komponen
keterampilan bertanya, yaitu:
1) Pertanyaan harus jelas dan singkat.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata
yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangan.
2) Pemberian acuan sebelum memberikan pertanyaan.
Guru perlu memberikan acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan
jawaban yang diharapkan dari siswa, contoh: kita ketahui bahwa hancurnya suatu pemerintahan
disebabkan oleh pemimpin yang tidak handal coba kamu, sebutkan faktor penyebab lainnya!
3) Pemindahan giliran.
Pemindahan giliran kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru perlu
dilakukan. Ada kalanya satu pertanyaan guru perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa, karena
seringkali jawaban siswa belum benar atau belum memadai.
4) Penyebaran.
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru
perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru hendaknya berusaha agar
semua siswa mendapat giliran untuk bertanya dan menjawab secara merata.
P a g e | 74
5)
6)
7)
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan
ditingkatkan, baik isi pertanyaan maupun teknik bertanya.
yang bersifat hafalan atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan,
siapa, dan sebutkan.
Contoh: Sebutkan ciri-ciri micro-teaching!
(2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yakni pertanyaan yang menghendaki
jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Biasanya menggunakan katakata jelaskan, uraikan, dan bandingkan.
Contoh: Jelaskan manfaat micro-teaching!
(3) Pertanyaan penerapan (implementation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki
jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya.
Contoh: Berdasarkan kriteria tertentu, cobalah Anda rumuskan sebuah TIK!
(4) Pertanyaan analisis (analysis question), yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban dengan cara
mengidentifikasi, mencari buktibukti, dan menarik kesimpulan.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 75
Contoh: Berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat anda berikan?
(5) Pertanyaan sintesis (Synthesis quenstion), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang
benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut siswa membuat ramalan (prediksi),
dan memecahkan masalah.
Contoh: Apa yang terjadi bila musim kemarau tiba?
Apa yang anda lakukan bila seorang siswa anda tidak mau memperhatikan pelajaran?
(6) Pertanyaan evaluasi (evaluation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban
dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan.
Contoh: Bagaimana pendapat anda tentang program sertifikaasi guru?
a)
b)
c)
Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan menunjukkan adanya
kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan. Dengan demikian tidak terjadi
kesan bahwa guru tidak ihklas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai
kehangatan dan keantusiasan.
Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia
mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian penguatan itu
bermakna baginya. Yang jelas jangan sampai terjadi sebaliknya.
Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respon negatif yang diberikan oleh
guru berupa komentar, bercanda, menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan
mematahkan semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika seorang siswa
tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkannya,
tetapi bisa melontarkan pertanyaannya kepada siswa lain.
P a g e | 76
Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan sebab, bila tidak akan kurang efektif. Oleh
karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa
yanmg bersangkutan sambil menatap kepadanya.
Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, Misalnya, apabila satu tugas telah
diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru dapat memperbolehkan kelas itu keluar
bermain voli yang menjadi kegemarannya.
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah munculnya tingkah laku atau respon siswa
yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung kurang efektif.
Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu
jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama-kelamaan akan kurang
efektif.
P a g e | 77
(2) Pemusatan perhatian siswa (focusing): Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang
dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Misalnya dengan perkataan Perhatikan ini baikbaik, atau Nah, ini penting sekali, atau Perhatikan dengan baik, ini agak sukar
dimengerti.
(3) Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence): Adanya kesenyapan, kebisuan, atau
selingan diam yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan
alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adanya suara kepada
keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan
dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.
(4) Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement) Bila guru sedang
berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas
dan melihat ke mata siswa-siswa untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan
mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk
mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.
(5) Gerakan badan dan mimik: Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan
badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik
perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wajah
misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan
kagum, tercengang, atau heran. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan bermacam-macam,
misalnya mengangguk, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk
menunjukkan setuju atau sebaliknya. Jari dapat digunakan untuk menunjukkan ukuran, jarak
arah ataupun menjentik atau menarik perhatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti
tidak, mengangkat tangan keduanya dapat berarti apa lagi?
(6) Pergantian posisi guru di dalam kelas dan gerak guru (teacher movement): Pergantian posisi
guru di dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama
sekali bagi calon guru dalam menghantarkan pelajaran di dalam kelas, biasakan bergerak
bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif. Berikut ini ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan:
(a) biasakan bergerak bebas di dalam kelas. Gunanya untuk menanamkan rasa dekat kepada
siswa sambil mengontrol tingkah laku.
(b) jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis.
(c) jangan membiasakan menerangkan sambil berjalan mondar-mandir, tetapi jangan pula
menerangkan sambil duduk.
(d) jangan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau keluar,
tetapi arahkan pandangan menjelajah seluruh kelas.
(e) bila diinginkan untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari
belakang ke arah depan untuk mengetahui tngkah laku siswa.
Media dan alat pelajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat digolongkan ke
dalam tiga bagian, yakni yang dapat didengar, dilihat, dan diraba.
Pergantian penggunaan jenis media yang satu ke jenis yang lain mengharuskan sisa
menyesuaikan alat inderanya sehingga dapat mempertinggi perhatiannya karena setiap anak
mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Ada yang termasuk tipe
visual, auditif, dan motorik. Penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan pengajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga lebih bermakna dan tahan lama. Adapun variasi
penggunaan alat antara lain sebagai berikut:
a) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids): Alat atau media yang termasuk ke dalam
jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama, spesimen, gambar,
film, dan slide.
b) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditive aids): Suara guru termasuk media
komunikasi yang utama di dalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, puisi, sosiodrama,
dan telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengar yang divariasikan dengan indera
lainnya.
c) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik): Penggunaan
alat yang termasuk ke dalam jenis ini akan dapat menarik perhatian dan dapat melibatkan siswa
dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok. Yang termasuk ke dalam kategori ini, misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau
P a g e | 78
siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba,
diperagakan, atau dimanipulasikan.
d) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids): Penggunaan
alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera yang kita
miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar-mengajar. Media yang termasuk AVA ini,
misalnya film, televisi, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru, tentu saja
penggunannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.
D. Keterampilan Menjelaskan
1) Pengertian
Yang dimaksudkan dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang
satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan
sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan
dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan
merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa
di dalam kelas. Biasanya guru cenderung lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh
langsung, misalnya dalam memberikan fakta, ide, ataupun pendapat. Oleh sebab itu, hal ini haruslah
dibenahi untuk ditingkatkan keaktifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan
pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi siswa.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasan, yaitu:
a) Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun di akhir
pembelajaran.
b) Penjelasan harus menarik perhatian siswa dan sesuai dengan materi standar dan kompetensi
dasar.
c) Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan siswa atau menjelaskan materi
standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan
pembelajaran.
d) Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar dan bermakna bagi siswa.
e) Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan siswa.
2) Tujuan memberikan penjelasan
a) Membimbing siswa untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, defenisi, dan prinsip
secara objektif dan benar.
b) Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
c) Untuk mendapat balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi
kesalahpahaman mereka.
d) Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan
bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
3) Alasan perlunya keterampilan menjelaskan dikuasai oleh guru.
a) Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang
bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru
daripada oleh siswa.
b) Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi siswanya, tetapi hanya
jelas bagi guru sendiri. Hal ini tercermin dalam ucapan guru: Sudah jelas, bukan? atau
Dapat dipahami, bukan? Oleh karena itu, kemampuan mengenal tingkat pemahaman siswa
sangat penting dalam memberikan penjelasan.
c) Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau dari sumber lainnya.
Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tertentu.
d) Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam belajar. Guru
perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang
cocok dengan materi yang diperlukan.
E. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1) Pengertian membuka pelajaran
Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
materi yang akan dipelajari sehingga akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Dengan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 79
demikian, kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan perhatian
siswa dapat terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan
dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang
telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajari. Tujuan pokok membuka pelajaran
adalah (1) menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau
dibicarakan, (2) menimbulkan minat dan pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang akan
dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.
Contoh cara membuka pelajaran:
Guru: Nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari suatu pokok bahasan baru
yakni tentang bangun tidur. Tetapi, sebelum kita pelajari lebih lanjut topik itu,
sebaiknya cobalah perhatikan dahulu ke depan. Gambar apakah yang ibu pegang ini? Ya,
kamu Indra! dan seterusnya.
2) Menutup pelajaran
Menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau
kegiatan belajar-mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa
dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
Bentuk usaha guru dalam mengakhiri kegiatan belajar-mengajar adalah sebagai berikut:
a) Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas atau dipelajari
sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi pokok
persoalan yang baru saja diperbincngkan atau dipelajari.
b) Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelajaran yang
bersangkutan agar informasi yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat dan
kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya.
c) Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan
suatu kebulatan yang berarti dalam memahami materi yang baru dipelajari.
d) Memberikan tindak lanjut (follow up) berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru
dpelajari tidak dilupakan serta dapat dipelajari kembal di rumah.
3) Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a) Membuka pelajaran
Komponen yang perlu diperhatikan berhubungan dengan keterampilan membuka pelajaran
meliputi:
(1) Menarik perhatian siswa: Banyak cara yang dapat digunakan oleh guru untuk menarik
perhatian siswa, antara lain dengan; (a) gaya mengajar guru, (b) penggunaan alat bantu
pelajaran, dan (c) pola interaksi yang bervariasi.
(2) Menimbulkan motivasi dengan cara; (a) disertai kehangatan dan keantusiasan, (b)
menimbulkan rasa ingin tahu, (c) mengemukakan ide yang bertentangan, dan (4)
memperhatikan minat siswa.
(3) Memberi acuan melalui berbagai usaha antara lain seperti; (a) menyampaikan tujuan dan
batas-batas tugas, (b) menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, (c)
mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan (d) mengajukan perta-nyaanpertanyaan.
(4) Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan
pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.
b) Menutup pelajaran
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah:
(1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan
membuat ringkasan.
(2) Mengevaluasi. Bentuk evaluasi yang dapat dilakukan oleh guru antara lain: (a)
mendemostrasikan keterampilan, (b) mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, (c)
mengeksplorasi pendapat pendapat siswa sendiri, dan (d) memberikan soal-soal tertulis.
F. Strategi Mengajar
Dalam uraian mengenai tahapan instruksional telah dijelaskan bahwa dalam proses
pengajaran, intinya adalah kegiatan belajar para siswa. Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar
banyak dipengaruhi oleh strategi mengajar (pendekatan) yang digunakan guru. Ada beberapa
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 80
pendapat mengenai pendekatan mengajar. Anderson, R dan Cusher, K. (1994) mengajukan dua
pendekatan (strategi), yakni pendekatan yang berorientasi kepada guru atau disebut teacher centered
dan pendekatan yang berorientasi pada siswa atau student centered. Pendekatan pertama disebut
pula tipe otokratis dan pendekatan kedua disebut tipe demokratis. Pendapat lainnya dikemukakan
oleh Malau, J. (2006), yang mengajukan dua pendekatan, yakni pendekatan ekspositori dan
pendekatan inquiri.
Kedua pendekatan di atas pada hakikatnya sama, hanya nama dan istilahnya saja yang
berbeda. Sedangkan Joyce, B dan Weil, M (1980) mengemukakan empat kategori, yakni model
informasi, model personal, model interaksi sosial, dan model tingkah laku. Berikut ini dijelaskan
beberapa strategi atau pendekatan mengajar.
P a g e | 81
Metode mengajar yang biasa digunakan guru dalam pendekatan ini antara lain metode diskusi
dan pemberian tugas. Diskusi untuk memecahkan permasalahan dilakukan oleh sekelompok kecil
siswa (antara 3-5 orang) dengan arahan dan bimbingan guru. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat
tatap muka atau pada saat kegiatan terjadwal. Dengan demikian dengan pendekatan inquiri, model
komunikasi yang digunakan bukan komunikasi satu arah.
Tahap Mengajar
Instruksional
(Strategi)
Pendekatanpendekatan
Mengajar
Evaluasi/Tindak
Lanjut
P a g e | 82
Dari gambar 2 di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan mengajar digunakan guru pada
tahapan instruksional atau tahapan kedua dari tiga tahapan pengajar. Pendekatan mengajar mana
yang akan dipilih, diserahkan sepenuhnya kepada guru dengan mempertimbangkan kondisi dan
suasana belajar-mengajar. Namun pendekatan manapun yang dipilih hendaknya diperhatikan bahwa
inti dari proses belajar-mengajar ialah adanya kegiatan belajar siswa, artinya harus berpusat pada
siswa, bukan kepada guru/pengajar.
G. Soal-soal Latihan
1. Tuliskan 5 dari 7 dasar-dasar pertanyaan yang baik!
2. Tuliskan jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom!
3. Jelaskan apa yang dimaksud keterampilan penguatan, rumuskan pula tujuan
pemberian
penguatan!
4. Tuliskan dan jelaskan bagaimana cara menggunakan penguatan!
5. Untuk mengatasi kebosanan siswa dalam proses belajar mengajar, seorang guru perlu
mengadakan variasi stimulus. Uraikan dengan singkat dan jelas tujuan dan manfaat variasi
stimulus tersebut!
6. Komponen-komponen apakah yang perlu diperhatikan dalam mengadakan keterampilan
variasi?
7. Jelaskan apa sebabnya keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh guru!
8. Uraikan komponen apa yang perlu diperhatikan oleh seoraang guru, dalam membuka dan
menutup pelajaran!
9. Jelaskan jenis-jenis strategi mengajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran!
P a g e | 83
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
A.
1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Istilah pendekatan pembelajaran meliputi pendekatan yang luas dan menyeluruh. Contohnya
pada pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama
memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang
menerapkan pendekatan pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggu-nakan bernacam-macam
keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis.
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme.
Pada pendekatan ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerja sama antar siswa. Dalam pendekatan pembelajaran ini guru
memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru
memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugastugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi
pada upaya penyelidikan siswa.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai)
Pendekatan-pendekatan
pembelajaran
dapat
diklasifi-kasikan
berdasarkan
tujuan
pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh
pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu pendekatan pembelajaran
yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk
topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila
digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.
P a g e | 84
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pendekatan tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil
Sintaks (pola urutan) dari suatu pendekatan pembel-ajaran adalah pola yang
menggambarakan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yamg pada umumnya disertai dengan
serangkaian kegiatan pemelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu pendekatan pembelajaran
menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks
dari macam-macam pendekatan pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh,
setiap pendekatan pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa
agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap pendekatan pembelajaran diakhiri dengan menutup
pelajaran, di dalamnya meliputi kegiatan merangkum poko-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa
dengan bimbingan guru.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembel-ajaran itu dapat tercapai
P a g e | 85
Sehingga untuk melihat kedua aspek ini perlu dikaji suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik
tertentu yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran. Sealin itu, perlu juga dikembangkan
instrument penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
C.
approach to instruction that aims to teach each student the basic knowledge, skill, attitudes, and
values essential to competence.
Kompetensi selalu dilandasi oleh rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran
mengapa dan bagaimana perbuatan tersebut dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatan yang diamati, dan sebagai
konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta tahap-tahap
pelaksanaannya secara utuh.
Pembentukan kompetensi bersifat transaksional, bergantung pada kondisi-kondisi dan pihakpihak yang terlibat secara aktual. Paling tidak terdapat tiga landasan filosofi yang mendasari
pendidikan berdasarkan kompetensi.
Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual. Melalui
pembelajaran individual peserta didik diharapkan dapat belajar sendiri, tidak bergantung
pada orang lain. Setiap peserta didik dapat belajar dengan cara dan berdasarkan
kemampuannya masing-masing. Hal ini membutuhkan pengaturan kelas yang fleksibel,
baik sarana maupun waktu, karena memungkinkan peserta didik belajar dengan kecepatan
yang berbeda, penggunaan alat yang berbeda, serta mempelajari bahan ajar yang berbeda
pula.
Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan
(learning of mastery) adalah suatu falsafah tentang pembelajaran yang mengatakan
bahwa dengan system pembelajaran yang tepat semua peserta didik akan dapat belajar
dengan hasil yang baik dari seluruh bahan yang diberikan. Bloom dalam Hall (1986)
menyatakan bahwa Sebagian besar peserta didik dapat menguasai apa yang diajarkan
kepadanya, dan tugas pembelajaran adalah mengkondisikan lingkungan belajar yang
memungkinkan peserta didik menguasai materi pembelajaran yang diberikan. Ketiga bagi
perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah usaha penyusunan kembali
definisi bakat. Dalam kaitan ini Carrol dalam Hall (1986) menyatakan bahwa dengan waktu
yang cukup, semua peserta didik dapat mencapai penguasaan suatu tugas belajar. Jika
asumsi tersebut diterima, perhatian harus dicurahkan pada waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu tugas belajar.
Implikasi terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, pembelajaran perlu
lebih menekankan pada pembelajaran individual meskipun dilaksanakan secara klasikal,
dengan memperhatikan perbedaan peserta didik. Misalnya tugas diberikan secara individu,
bukan secara kelompok.
Kedua, perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif dengan metode dan media yang
bervariasi yang memungkinkan setiap peserta didik mengikuti kegiatan belajar dengan
tenang dan menyenangkan.
Ketiga, dalam pembelajaran perlu diberikan waktu yang cukup, terutama dalam penyelesaian
tugas/praktek pembelajaran agar setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas belajar
dengan baik. Apabila waktu yang tersedia di sekolah tidak mencukupi, berilah kebebasan
kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan di luar kelas.
P a g e | 86
1) Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan pertama-tama perlu ditetapkan kompetensi-kompetensi yang akan
diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kompetensi-kompetensi tersebut selanjutnya
dikembangkan tema, subtema, dan topik-topik mata pelajaran yang akan diajarkan. Pendekatan
kompetensi yang mendasari konsep kesepadanan teori dan pratik sering menggunakan modul sebagai
sistem pembelajaran. Modul merupakan suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu
rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan
yang dirumuskan secara jelas.
Mengingat kondisi guru-guru di Indonesia sangat beragam, baik berkaitan dengan
kemampuan maupun latar belakang pendidikannya, dalam pengembangan materi pembelajaran,
khususnya dalam persiapan pembelajaran, disarankan minimal meliputi tiga hal, yakni (1) tujuan yang
ingin dicapai, (2) materi yang perlu dipelajari, dan (3) sejumlah pertanyaan untuk menilai kemampuan
belajar peserta didik.
2). Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merealisasikan konsep pembelajaran dalam
bentuk perbuatan. Dalam pendidikan berdasarkan kompetensi pelaksanaan pembelajaran merupakan
suatu rangkaian pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan, yang meliputi persiapan,
penyajian, aplikasi, dan penilaian.
a) Tahap persiapan
Merupakan tahap guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Halhal yang termasuk dalam tahap ini adalah mempersiapkan ruang belajar, alat dan bahan, media,
dan sumber belajar, serta mengkondisikan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga peserta
didik siap belajar.
b) Tahap penyajian
Merupakan tahap guru menyajikan informasi, menjelaskan cara kerja baik keseluruhan proses
maupun masing-masing gerakan yang dilakukan dengan cara demonstrasi.
c) Tahap aplikasi atau praktek
Merupakan tahap peserta didik diberi kesempatan melakukan sendiri kegiatan belajar yang
ditugaskan. Kegiatan guru lebih terkonsentrasi pada pengawasan dan pemberian bantuan secara
perseorangan maupun kelompok.
d) Tahap penilaian
Merupakan tahap guru memeriksa hasil kerja dengan menyertakan peserta didik untuk menilai
kualitas kerja serta waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
3) Evaluasi dan Penyempurnaan
Evaluasi dan penyempurnaan perlu dilakukan sebagai proses yang kontinu untuk memperbaiki
pembelajaran dan membimbing pertumbuhan peserta didik. Dalam kaitannya dengan pembelajaran
berdasarkan pendekatan kompetensi, evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar
(behavioral outcomes) dengan respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang
diperoleh dari belajar. Evaluasi dan behavioral outcomes ini mengandung nilai-nilai yang dapat
digunakan untuk menentukan kualitas atau derajat pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
P a g e | 87
P a g e | 88
1) Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio ekonomi, dan budaya yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta
didik.
2) Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok
masyarakat
3) Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan
berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.
P a g e | 89
4)
5)
D. Soal-soal Latihan
1. Jelaskan pengertian dan jenis pendekatan pembelajaran.
2. Tuliskan filosofi pelaksanaan pendidikan berdasarkan kompetensi!
3. Jelaskan langkah-langkah umum pendekatan kompetensi!
4. Tuliskan kemampuan yang menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran berbasis kompetensi!
5. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berdasarkan pendekatan
keterampilan proses!
6. Jelaskan pengertian pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)!
7. Uraikan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual!
P a g e | 90
A. Metode Ceramah
a. Pengertian metode ceramah
Metode ceramah atau kuliah mimbar adalah suatu bentuk pengajaran dimana dosen
menyajikan informasi kepada sekelompok besar siswa yang bersifat verbal (lisan). (Tjipto Utomo &
Ruijter, 1985). Sedangkan Gilstrap & Martin, mende-finisikan sebagai suatu metode mengajar dimana
guru memberikan penyajian fakta-fakta dan prinsip-prinsip secara lisan.
Kesimpulan yang dapat ditarik mengenai pengertian metode ceramah berdasarkan kedua
pendapat tersebut adalah; metode ceramah sebagai bentuk interaksi belajar-mengajar yang dilakukan
melalui penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap sekelompok siswa.
Apabila metode ini digunakan, praktis guru menjadi titik tumpuan atas keberhasilan mengajar
karena lalu-lintas pembicaraan atau komunikasi hanya satu arah, yakni dari guru ke siswa, sehingga;
(1) Guru harus memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills), (2) Guru memiliki kemampuan
memilih dan menggunakan alat bantu instruksional yang tepat.
Metode ceramah pada akhirnya haruslah dipahami sebagai metode yang tidak mudah oleh
karena pendengar yang jumlahnya banyak, menyajikan penemuan baru, membangkitkan semangat
dan merangsang imajinasi, sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang gampang. Sementara pada
umumnya guru berpandangan bahwa metode ceramah adalah metode yang mudah dilaksanakan.
Padahal seringkali metode ceramah yang mereka lakukan, sesungguhnya menarik berbalik menjadi
penyajian yang menjemukan.
a. Keunggulan metode ceramah
Beberapa pakar seperti; Gilstrap, Martin, Gage, Berliner, dan Mujiono mengemukakan
keunggulan metode ceramah sebagai berikut;
1) murah karena memungkinkan efisien dalam pemanfaatan waktu, guru dapat menguasai sejumlah
siswa dan memudahkan penyajian sejumlah isi pelajaran.
2) mudah disesuaikan (adaptabel) dengan kondisi para siswa dan kondisi guru yang tidak
menyediakan bahan ajar tertulis.
3) dapat mengembangkan kemampuan mendengar para siswa secara tepat, kritis, dan penuh
penghayatan.
4) dapat menjadi penguatan (reinforcement) kepada para siswa dengan adanya humor, illustrasi,
kelogisan, dan semangat. Dan kepada guru penguatan dapat terjadi apabila tampak siswa prihatin
terhadap ceramah guru.
5) dapat menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga memberikan
wawasan yang lebih luas dari pada isi pelajaran.
b. Kekurangan metode ceramah:
1) cenderung terjadi interaksi satu arah yang dapat menyebabkan siswa berperan pasif.
2) cenderung terjadi pembelajaran berdasarkan guru karena penempatan guru sebagai pihak primer
dalam proses belajar mengajar (PBM), isi ceramah diwarnai oleh minat guru dan kemajuan
belajar tergantung pada ketepatan penyajian.
3) perhatian siswa akan menurun karena panjangnya ceramah yang mengakibatkan timbulnya
kejenuhan. Ceramah yang lebih dari 20 menit kemungkinan perhatian audiens akan menurun.
4) metode ceramah hanya mampu menghasilkan ingatan dalam jangka waktu pendek.
5) merugikan kelompok siswa tertentu seperti kelompok yang tidak memiliki tipe pengamatan auditif
dan tidak mencatat serta merugikan kelompok siswa yang mampu belajar sendiri.
c. Prosedur penggunaan metode ceramah
Upaya untuk mengatasi kekurangan metode ceramah dapat dilakukan dengan memperhatikan
dan melaksanakan empat langkah meliputi tahap; persiapan ceramah, awal ceramah, pengembangan
ceramah, dan akhir ceramah.
(1)Tahap persiapan, guru hendaknya mempersiapkan materi ceramah dengan cara
mengorganisasikan isi pelajaran yang akan diceramahkan untuk memudahkan guru sekaligus
memudahkan siswa menguasai materi ceramah.
P a g e | 91
(2) Tahap awal, yang juga disebut warming up dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain;
memperkenalkan diri, menanyakan keadaan para siswa, berkomentar tentang kejadian di sekitar
sekolah atau menceritakan suatu kejadian yang lucu/anekdot.
(3) Tahap pengembangan, guru menyajikan isi pelajaran yang telah diorganisasikan. Faktor yang
hendaknya menjadi perhatian pada tahap ini ialah; keterangan singkat dengan menggunakan kata
sederhana dengan kalimat pendek, menggunakan alat pengajaran seperti papan tulis, OHP dan
lain-lain.
(4) Tahap akhir, merupakan kegiatan akhir dari guru yang dapat dilaksanakan dalam berbagai cara
antara lain; merangkum isi pelajaran yang telah diceramahkan dan penjelasan tentang kegiatan
pada pertemuan berikutnya.
P a g e | 92
C. Metode diskusi
a. Pengertian metode diskusi
Berbagai definisi tentang metode diskusi, Gilstrap dan Martin mengfutarakan bahwa metode
diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama
melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu
masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan. Selain itu metode diskusi dapat diartikan
sebagai suatu cara penguasaan isi pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahkan suatu masalah (Depdikbud 1986).
Berdasarkan uraian di atas, maka metode diskusi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
belajar mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih, orang yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap pokok pembicaraan, sehingga
mendapatkan berbagai alternatif jawaban.
Jelaslah bahwa untuk melakukan diskusi diperlukan syarat tertentu dari guru dan siswa. Siswa harus
memiliki seperangkat pengetahuan dan pengalaman tentang topik yang didiskusikan. Sedangkan guru
hendaknya sudah memiliki topik-topik menarik untuk didiskusikan.
P a g e | 93
yakin bahwa topik yang akan dibahas layak untuk dikerjakelompokkan. Tugas yang diberikan kepada
masing-masing kelompok hendaknya jelas. Tugas-tugas kelompok boleh sama untuk semua kelompok
(tugas paralel) atau berbeda-beda tetapi saling mengisi untuk setiap kelompok.
b. Keunggulan metode kerja kelompok:
1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerja sama diantara siswa.
2) Meningkatkan keterlibatan sosio emosional dan intelektual siswadalam PBM.
3) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari PBM secara berimbang
c. Kekurangan metode kerja kelompok
1) membutuhkan pengetahuan dalam hal minat dan kemampuan individual setiap siswa.
2) mebutuhkan pengawasan yang ketat untuk semuanya kelompok, agar anggota kelompok
bekerja sebagaimana mestinya.
3) membutuhkan ruangan yang cukup luas.
4) membutuhkan waktu dan tenaga untuk mengatur tempat masing-masing kelompok.
P a g e | 94
P a g e | 95
G. Metode eksperimen
a. Pengertian metode eksperimen
Metode eksperimen dimaksudkan sebagai kegiatan guru atau siswa untuk mencoba
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan. Dari batasan ini dapat dilihat
bahwa metode eksperimen berpusat pada pengamatan terhadap proses dan hasil eksperimen
(Winarno, 1989)
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa metode eksperimen merupakan format
interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika induktif untuk menyimpulkan pengamatan terhadap
proses dan hasil percobaan yang dilakukan. Eksperimen yang dilakukan dalam kegiatan proses belajar
mengajar boleh dikerjakan secara perorangan ataupun kelompok. Penggunaan metode eksperimen
dalam kegiatan belajar mengajar akan memberikan pengalaman kepada guru tentang adanya potensi
yang dapat dikembangkan pada diri siswa. Untuk dapat menggunakan metode eksperimen dengan
efektif seorang guru harus dapat menjawab apa dan bagaimana metode eksperimen dalam kegiatan
belajar-mengajar.
Apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan mengarah ke pertanyaan: apakah yang terjadi,
bagaimanakah yang paling tepat, dan sebagainya, maka metode yang tepat digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen seiring
dengan logika induktif (penarikan kesimpulan berdasarkan sejumlah bukti, fakta, atau data).
b. Keunggulan metode eksperimen:
1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi dan data yang diperlukan melalui
percobaan yang dilakukan.
2) Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran teori secara empiris, sehingga
siswa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah.
3) Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dalam rangka menguji
kebenaran hipotesis.
c. Kekurangan metode eksperimen:
1) Memerlukan peralatan bahan dan sarana untuk tiap siswa agar mereka dapat memiliki
kesempatan untuk melakukan percobaan.
2) Jika eksperimen memerlukan waktu yang lama akan menyebabkan lambatnya pembelajaran.
3) Kurangnya pengalaman guru dan siswa dalam melakukan percobaan, akan menimbulkan
kesulitan tersendiri.
4) Kegagalan atau kesalahan dalam eksperimen akan mengakibatkan hasil belajar menyimpang
dari kebenaran.
d. Prosedur pemakaian metode eksperimen
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam metode eksperimen, langkah-langkah yang
sebaiknya ditempuh antara lain sebagai berikut:
1) Mempersiapkan kebutuhan eksperimen yang mencakup kegiatan: menetapkan eksperimen
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, menyiapkan bahan, peralatan dan sarana,
melakukan uji eksperimen sebelum menugaskan siswa dan menyediakan lembaran kerja.
2) Melaksanakan metode eksperimen dengan kegiatan-kegiatan: mendiskusikan bersama
prosedur eksperimen, membimbing, membantu dan mengawasi pelaksanaan eksperimen
yang dilakukan siswa, siswa membuat kesimpulan dan laporan eksperimen.
3) Tindak lanjut penggunaan metode eksperimen: mendiskusikan hambatan dan hasil
eksperimen, membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan dan sarana serta mengevaluasi
pelaksanaan dan hasil eksprimen oleh guru.
H. Metode penemuan
a. Pengertian metode penemuan
Metode penemuan merupakan format interaksi belajar mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi tanpa bantuan/bimbingan guru. Bantuan ini
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 96
mengandung pengertian metode penemuan sebagai metode yang berorientasi pada siswa dan
menekankan pada proses dan hasil secara bersamaan. Metode penemuan menjadi penting untuk
dipahami dan dikuasai oleh setiap guru karena dapat meningkatkan kadar pembelajaran berbasis
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Gagne mengutarakan bahwa dalam metode penemuan, siswa memerlukan penemuan
konsep, prinsip dan pemecahan masalah untuk menjadi miliknya. Sejalan dengan pendapat Gilstrap
bahwa metode penemuan merupakan komponen dari suatu bagian dari praktik pendidikan yang
sering diterjemahkan sebagai mengajar heuristik yaitu suatu jenis mengajar yang meliputi metodemetode yang dirancang untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan berorientasi pada proses,
mengarahkan diri sendiri, dan mencari sendiri.
P a g e | 97
PEMBELAJARAN KEJURUAN
A. Sistem pembelajaran Kejuruan
a. Pengajaran individual
Hubungan pribadi antara guru dan siswa adalah unsur penting dalam pengajaran yang baik.
Kenali siswa anda; sikapnya, kemampuan dan kekurangannya. Kenali tingkat-tingkat perbedaan
aktivitas dalam lapangan yang sama dan buat ketentuan-ketentuan untuk perbedaan-perbedaan
individu pada siswa-siswa tersebut.
P a g e | 98
P a g e | 99
mengembangkan kepercayaan, bekerja dengan betul dan aman. Jaga catatan kemajuannya dengan
tepat. Perhatikan gambar 9.
groups dan role playing sering menjadi efektif bila partisipasi dikehendaki segera.Teknik-teknik ini
juga menetapkan langkah yang terbaik untuk sidang-sidang diskusi (lihat gambar 11).
3). Penggunaan bahan cetakan. Penggunaan bahan cetakan biasanya digunakan untuk pemberian
tugas rencana-rencana pekerjaan (job plans), lembaran-lembaran data cetak biru, buku-buku
P a g e | 100
b. Pertunjukan (Showing)
Penyajian informasi secara visual selain bahan cetakan. Metode yang dipakai demonstrasi
dan illustrasi.
1). Demonstrasi. Sangat praktis dengan obyek aktual diiringi diskusi sangat baik. Demonstrasi dan
ceramah sangat bermanfaat manakala fasilitas yang rumit tidak tersedia. Tugaskan siswa agar
berpartisipasi aktif dalam demonstrasi.
P a g e | 101
dan baik untuk membangkitkan minat dan kreativitas guru dan siswa (berdasarkan masalah,
tugas, atau pendekatan-pendekatan pemecahannya). Oleh karena itu kebebasan untuk berpikir
dan bekerja kreatif harus didorong, sebab biasanya akan membuahkan hasil/penemuan yang
mengagumkan. Lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.
2). Latihan. Teknik ini sama efektifnya untuk pelajaran keterampilan atau suatu demonstrasi di
workshop. Pada suatu kasus, pemecahan masalah dapat digandengkan dengan latihan-latihan
cepat (speed drills). Aktivitas latihan dapat diatur dengan beberapa kegiatan. Lihat gambar 16.
Gambar 16. Aktivitas Guru dan Siswa pada Metode Latihan (manipulative activity)
Selain melakukan latihan, siswa juga dapat menyusun laporan praktik. Kegiatan praktik bagi
siswa merupakan salah satu bentuk latihan yang sangat penting. Alat-alat pengecekan (lembar
pengamatan) sangat diperlukan disamping bantuan yang cukup dari guru.
d. Pemeriksaan hasil (Cheking Result)
Pengawasan, pengukuran, pemeriksaan, dan penilaian hasil kerja siswa, misalnya dengan
menggunakan grafik kemajuan (progress chart).
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu bentuk-bentuk berikut;
pengecekan sendiri oleh siswa dan disaksikan oleh guru, pengecekan oleh guru dan disaksikan oleh
siswa, penilaian oleh guru, ulangan oleh guru, laporan pekerjaan siswa, tes-tes tertulis dan
penampilan (kecepatan dan ketepatan). Kelanjutannya adalah menggunakan hasil-hasil pemeriksaan
tersebut sebagai dasar untuk perencanaan unit pelajaran selanjutnya. Perhatikan gambar di bawah
ini.
Gambar 17. Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Pemeriksaan Hasil
P a g e | 102
D. Soal-soal Latihan.
1. Sebutkan sistem pengajaran kejuruan!
2. Jelaskan tahapan mengajar pada pendidikan kejuruan!
3. Jelaskan kegiatan guru dalam pengajaran kejuruan!
4. Jelaskan cara memposisikan siswa pada tahap perbuatan (doing) dalam pembelajaran
kejuruan!
5. Kemukakan aktivitas guru dan siswa pada tahap pemeriksaan hasil (cheking result)!
6. Uraikan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan oleh guru pada tahap penunjukan
(showing) dalam pembelajaran kejuruan!
P a g e | 103
MEDIA PEMBELAJARAN
P a g e | 104
dipilih. Di samping kemampuan dan kesiapan siswa kita yang akan mempergunakan media, besar
kecilnya kelompok juga mempengaruhi media.
4. Ketersediaan Media
Seringkali media yang kita nilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran kita,
umpamanya saja film, ternyata di perpustakaan kita tidak tersedia, sedangkan untuk
memproduksi sendiri adalah suatu hal yang jauh dari mungkin. Dalam hal ini kita harus memilih
alternatif yang lain, misalnya film strip, slide atau gambar mati, yang tersedia atau yang dapat
dibuat sendiri.
5. Mutu teknis dari media
Umpamanya kita akan menerangkan bagaimana cara kerjanya mesin turbin atau mesin ketam
penebal. Ternyata pengambilannya tidak begitu memenuhi syarat, sehingga ada bagian-bagian
yang penting tidak jelas. Karena mutu teknisnya tidak memenuhi persyaratan, maka media slide
tidak dapat digunakan.
6. Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan dan penggunaan media.
Kriteria yang tidak kalah pentingnya adalah masalah biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan dan menggunakan media hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang
dicapai. Jika tujuan kita agar siswa dapat emnyebutkan bagian-bagian dari tubuh kita, gambar
mati atau foto sudah dapat dipergunakan. Tidak perlu kita melihat media video yang biayanya
jauh lebih mahal.
C. Fungsi Media Pembelajaran
Kalau seorang guru akan melakukan proses belajar-mengajar, maka pertama-tama guru
harus memiliki gagasan yang diwujudkan dalam desain instruksional. Hal ini guru akan mengadakan
proses komunikasi dengan siswanya, Oleh karena itu dalam proses komunikasi itu selain ada gagasan
dari guru, ada pula unsur-unsur yang dapat menunjang proses komunikasi dan ada tujuan dari
komunikasi itu. Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
SUMBER
(RESOURCE)
KOMUNIKATOR
(ENCODER)
SIGNAL
(MESSAGE)
KOMUNIKAN
(DECODER)
TUJUAN
(DESTINATION)
Sebagai contoh, bila seorang guru akan mengadakan persamaan pemahaman mengenai
suatu gagasan (ambil sebagai contoh tentang motor/engine, model pembelajaran kelilstrikan atau
yang lain) dengan siswa, maka ia pertama-tama harus membentuk gagasan itu kedalam suatu code
menjadi kata-kata yang sambung menyambung yang kita dapat sebut kalimat, sesudah guru siap
dengan kalimat-kalimat, tentang bagaimana ia harus mengatakan kepada siswa, mulailah guru
berbicara, kalau pembicaraan itu berlangsung dalam bentuk tatap muka, maka kalimat-kalimat itu
sampai kepada siswa dalam bentuk gelombang-gelombang suara yang kita kenal sebagai bahasa.
Kalau pembicaraan berlangsung dalam jarak yang jauh atau dalam ruang dan waktu yang
berbeda harus digunakan alat bantu misalnya radio, telepon, TV, atau bentuk karya tulis. Kalimatkalimat itu akhirnya diterima melalui indra telinga atau mata. Kalau melalui komunikasi itu siswa dapat
berhasil membentuk gambaran yang berarti dalam otaknya, maka dikatakan siswa itu mengerti.
Dalam komunikasi belajar mengajar yang menjadi sumber dari pada massage itu dari
gagasan-gagasan yang terucapkan adalah juga otak guru. Dalam hal ini guru menjadi Sourse dan
sekaligus Encoder.
Kalimat-kalimat yang terucapkan, yang berupa gelombang suara, yang disampaikan guru
kepada siswa disebut signal. Siswa menerima signal dari guru dalam bentuk gelombang suara atau
tulisan dan selanjutnya membentuknya kembali menjadi gagasan, maka siswa dalam hal ini disebut
komunikan dan tujuan dan sekaligus, maka jelaslah sekarang bahwa sumber/source adalah sumber
dari massage/signal, misalnya Si guru dan komunikan/encoder pembentuk gagasan menjadi kata-kata
dan kalimat yang diekspressikan.
Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar semakin penting artinya karena dalam proses
komunikasi, tujuan utama harus tercapai, yaitu siswa menjadi mengerti/memahami.
Media pendidikan digunakan dengan maksud untuk meningkatkan atau mempertinggi mutu
proses kegiatan belajar-mengajar, untuk memungkinkan media pendidikan berfungsi secara maksimal
maka perlu memperhatikan ciri-ciri umum dari media tersebut sebagai berikut:
1. Media Pendidikan pada umumnya dapat dilihat atau dapat didengar (Media Pendidikan disebut
alat pandang dengar).
2. Media Pendidikan adalah alat bantu belajar mengajar di kelas atau luar kelas
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 105
3. Media Pendidikan adalah suatu medium atau perantara yang digunakan untuk pendidikan
4. Media pendidikan sebagai alat belajar, misalnya modul, program radio, program TV.
Media Pendidikan adalah satu bagian yang integral dalam proses pendidikan di sekolah. Media
pendidikan telah berkembang sedemikian rupa berkat kemajuan ilmu dan teknologi dan perubahan
sikap masyarakat untuk lebih maju sesuai dengan tujuan pendidikan dan ilmu jiwa belajar.
Media dan teknologi banyak manfaatnya dalam pendidikan antara lain pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan pendidikan kejuruan. Dengan
menggunakan media guru dapat mengatasi hal-hal yang secara biasa tidak dapat disajikan karena
beberapa sebab.
Media Pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis sebagai berikut:
1. Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa, misalnya siswa yang
berasal dari golongan yang mampu tidak akan sama pengalamannya sehari-hari dengan siswa
dari golongan yang tidak/kurang mampu (yaitu dengan film, gambar, TV dan lainnya).
2. Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas, misalnya: benda yang akan diajarkan
terlalu besar atau berat bila dibawa ke ruang kelas untuk diajarkan/diamati secara langsung (yaitu
dengan film, gambar, slide, film strip dan sebagainya).
3. Media pendidikan dapat mengatasi apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati
karena terlalu kecil, seperti molekul, sel atau atom (yaitu dengan model, gambar, film dan
sebagainya).
4. Media pendidikan dapat mengatasi apabila secara langsung benda itu terlalu lambat gerakannya
atau terlalu cepat, sedangkan gerakan itu yang menjadi pusat perhatian siswa (yaitu dengan film,
film strip dan sebagainya).
5. Media pendidikan dapat mengatasi apabila hal-hal itu terlalu kompleks untuk dapat diamati,
seperti sistem listrik pada pesawat terbang atau isi tabung binatang (yaitu dengan slide, film,
gambar dan sebagainya).
6. Media pendidikan dapat mengatasi apabila suara terlalu halus untuk didengar secara biasa (yaitu
dengan radio, kaset, sistem pengeras suara dan sebagainya).
7. Media pendidikan dapat mengatasi hal-hal seperti peristiwa-peristiwa alam misalnya tiupan angin,
mekarnya bunga, terjadinya letusan gunung berapi (yaitu dengan film, film strip, slide dan
sebagainya).
8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan
keadaan alamiah (yaitu dengan meninjau kebun binatang, taman nasional, museum dan
sebagainya).
9. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu dimana pada
mulanya pengalaman-pengalaman siswa itu bermacam-macam atau berbeda-beda (yaitu dengan
film, slide dan sebagainya).
10. Media pendidikan membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi serta
merangsang kegaiatan belajar (yaitu dapat menggunakan hampir semua jenis media yang telah
disebutkan)
D. Klasifikasi Media Pembelajaran
1. Media Pendidikan yang metode penggunaannya secara massal, seperti:
a. TELEVISI
1) Siaran terbuka, Broascoast (T.V.)
2) Siaran tertutup, Closed Circuit Televisi (CCTV)
3) Starat vision dengan stasion penyiar atau relay dari pesawat terbang yang berkeliling di
atas daerah operasi siaran
b. Film dan Slides
1) Film dan slides otonom yaitu yang dipertunjukkan terpisah dari materi pelajaran atau
media lainnya. Misalnya penggunaan Film Pendidikan secara Audio Visual AIDS.
2) Film dan slides berintegrasi yaitu yang dipertunjukkan secara integral dengan media lain
termasuk buku pelajaran.
c. Radio
1) Melalui pemancar umum
2) Melalui pemancar khusus pendidikan, sekolah atau siaran radio universitas
2. Media pendidikan yang metode penggunaannya secara individual.
a. Kelas atau Laboratorium Elektronika
1) Laboratorium bahasa
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 106
3.
4.
5.
6.
7.
P a g e | 107
Foto tidak bergerak dapat ditemukan di dalam buku-buku teks sebagai bahan ilustrasi,
sebagai bahan peraga pada papan pengumuman, sebagai slides. Bahan untuk transparansi
OHP dan lain-lain. Gambar tidak bergerak itu dapat merupakan catatan atau salinan (copy)
dari benda-benda atau peristiwa asli, ukurannya mungkin menjadi lebih besar atau lebih kecil
dari ukuran bentuk-bentuk aslinya.
Meskipun demikian gambar / foto-foto tidak bergerak, misalnya gambar/foto diam dari
seorang atlit yang paling duluan mencapai garis akhir atau garis finis.Gambar/foto diam
tersebut mungkin berwarna hitam putih atau berwarna.
b. Rekaman- rekaman suara (Audio Recordings )
Rekaman di buat diatas pita magnetik piringan hitam atau pita suara gambar hidup.salah satu
tipe dari rekaman audio ini adalah bahan bahan. Rekaman-rekaman dapat di gunakan oleh
perorangan atau di putarkan untuk sekelompok pendengar melalui radio atau melalui sistem
suara terpusat.
c. Gambar Hidup (motion pictures ).
Sebuah gambar hidup atau rekaman video tape adalah suatu gambar bergerak, hitam putih
berwarna yang diproduksi dari gerak hidup atau gambar-gambar grafik. Benda-benda yang
direkam tersebut atau kejadian mungkin berupa gerakan cepat, normal, lambat, sangat lama,
misalnya film dari pertumbuhan bunga melati yang sedang mekar, atau benda tidak bergerak.
d. Televisi (television)
Termasuk dalam kategori ini adalah semua sistem penyebaran audio-video elektronika
melalui tabung sinar katode yang hasilnya dapat disaksikan melalui layar televisi.
e. Benda-benda asli, simulasi, dan model-model.
Golongan ini meliputi manusia, peristiwa, benda-benda, dan pertunjukan. benda-benda asli
merupakan bentuk asli dari suatu benda.Bendabenda asli banyak dan mudah di peroleh di
sekitar sekolah dan dapat mening katkan kadar keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
Simulasi adalah suatu repleksi (peniruan padat )dari situasi sebenarnya yang sengaja didesain
untuk sedapat mungkin menyerupai bentuk atau proses yang sesunguhnya misalnya:
Permainan monopoli, latihan para astronout dalam pesawat angkasa luar tiruan,atau calon
pengemudi mobil dalam ruangan mobil tiruan.
Model adalah suatu replika (contoh) atau gambaran dari suatu kenyataan (realita). Ukuranya
dapat diatur sesuai kebutuhan pemakaianyan.
9. Menurut Pit. Corder visual teaching dapat diklassifikasikan sebagai berikut:
1. Benda-benda alamiah, orang, dan kejadian-kejadian yang biasa terdapat di dalam kelas.
2. Benda-benda alamiah, orang, dan kejadian yang disengaja dibawa ke dalam kelas untuk
keperluan pembelajaran bahasa.
3. Tiruan benda-benda, orang, dan kejadian-kejadian.
4. Gambar benda-benda, orang-orang, dan kejadian-kejadian baik yang dapat diproyeksikan
maupun tidak.
10. Menurut A. Kosasih media pendidikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bahan Bacaan:
a. Buku
b. Koran
c. Majalah
d. Folder
e. Bahan cetakan lainnya.
2. Bahan AVA (Audio Visual Aids)
a. Model
b. Bagan
c. Gambar film dalam segala jenisnya
d. Radio
e. Televisi
f. Grafik
3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa secara individual, kelompok atau bersama guru
antara lain:
a. Simulasi
b. Game
P a g e | 108
g. shema
h. Grafik
i. Karton
j. Poster
k. Peta
l. globe
Media
Media
Media
Media
dengar
pandang dengar
perpustakaan
laboratorium/workshop
1. Papan tulis
Papan tulis (chalk board) adalah suatu permukaan benda datar untuk tempat menulis di
depan kelas, yang dicat dengan warna tertentu (hitam atau hijau muda).
Papan tulis dapat dibuat dari bermacam-macam bahan diantaranya: kayu atau hardboard,
dicat dengan cat papan tulis wrana hitam atau hijau muda. Campuran semen dengan pigmen-pigmen
hitam, biasanya ditempelkan langsung pada dinding kelas. Etched clear glass, plastik dengan
pigmen berwarna dan sebagainya.
Papan tulis biasanya memakai warna hitam atau hijau, warna hitam sangat sesuai ditulisi
dengan kapur putih sedangkan kapur warna lainnya dapat dipakai sebagai variasi. Papan tulis
berwarna hijau akan jelas bila ditulis dengan kapur berrwarna kuning dan putih.
Penempatan papan tulis diusahakan mempunyai jarak relatif agak jauh dari siswa, karena
persoalan debu dari kapur. Tinggi dari lantai biasanya lebih kurang 90 cm atau sesuai dengan
kebutuhan.
Keuntungan dari pada papan tulis ini adalah harganya murah, sehingga selalu ada dalam
setiap kelas. Cara penggunaannya mudah dan tidak memerlukan perlengkapan khusus. Di samping itu
papan tulis dapat dipergunakan untuk menerangkan semua subyek mata pelajaran. Kerugian
mempergunakan papan tulis ini adalah berdebu, yang dapat merusak kesehatan.
Di dalam pemakaiannya perlu diperhatikan beberapa teknik penggunaannya, antara lain sebagai
berikut:
a. Permukaan papan harus dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan;
b. Tulisan harus jelas, seragam dan dapat dibaca;
c. Rencanakanlah terlebih dahulu lay out pemakaiannya sebelum digunakan;
d. Pokok bahasan pelajaran sebaiknya selalu tertulis pada bagian sebelah atas papan;
e. Hindari menulis kalimat yang terlalu panjang dan gambar yang membingungkan;
f. Bersihkan bahagian yang tidak diperlukan;
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 109
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
2. Metode Template
Template adalah suatu alat bantu untuk mengambbar di papan tulis terbuat dari hardboard,
sheet metal atau plastik yang dibuat menjadi sebuah pola tertentu sesuai dengan bentuk gambar
yang akan dibuat di papan tulis.
Dengan menggunakan template ini membuat gambar di papan tulis lebih cepat dan
kelemahannya adalah bahwa template hanya khusus untuk membuat gambar. Dalam
mempergunakan template ini sebaiknya dibuat desain gambar secara garis besarnya saja, kemudian
dilengkapi gambar tersebut sewaktu porses belajar-mengajar berlangsung.
3. Metode Pola Lubang
Pola lubang merupakan suatu alat bantu untuk menggambar di papan tulis. Pola lubang terbuat
dari plastik atau kertas tebal yang diberi lubang-lubang kecil sesuai dengan bentuk gambar yang akan
di gambar di papan tulis.
Kertas yang sudah mempunyai lubang kecil-kecil sesuai dengan bentuk gambar yang dibuat
tersebut di tempelkan di papan tulis kemudian dipukul-pukul dengan penghapus papan, hasilnya
merupakan titik-titik putih sesuai dengan bentuk gambar yang dibuat. Keuntungan mempergunakan
pola lubang ini adalah guru tidak menghabiskan waktu terlalu lama untuk membuat gambar di papan
tulis.
4. Papan Tulis Putih (White Board)
Papan tulis putih adalah suatu permukaan benda datar berwarna putih dipergunakan untuk
menulis di depan kelas dengan mempergunakan alat tulis khusus.
Papan tulis putih terbuat dari mika, sebagian ada yang dilapisi dengan metal, disebut magnetic
board.
Pemakaian white board tidak menggunakan kapur tulis melainkan spidol khusus ( felt-maker pen).
Alat ini merupakan media pendidikan yang mewah dan biaya pemakaiannya sehari jauh lebih tinggi
bila kita bandingkan dengan papan tulis biasa. Di pasaran tersedia dalam bermacam-macam ukuran,
antara lain:
40 X 60 cm ;
90 X 180 cm ;
80 x 120 cm ;
90 x 240 cm ;
90 x 120 cm
120 x 240 cm
Keuntungan pemakaian white board terutama sekali adalah tidak berdebu dan bersih, juga
kelihatan lebih bagus dan spidol tersedia dari bermacam-macam warna sehingga penyajian bahan
akan lebih menarik.
Kelemahan pemakaian white board antara lain adalah: harganya sangat mahal bila
dibandingkan dengan papan tulis biasa, memerlukan spidol khusus dengan harga yang cukup mahal,
sehingga kecil sekali kemungkinan digunakan di daerah terpencil, membutuhkan pangaturan cahaya
yang baik karena lebih mengkilat dari papan tulis biasa.
Teknik Penggunaan White Board
a. Bersihkan white board sebelum/sesudah digunakan;
b. Tulisan harus jelas, seragam dan dapat di baca dari segala arah dalam kelas;
c. Rencanakan lay-out pemakaian permukaan papan seefisien mungkin.
d. Tulis judul mata pelajaran sebelum menggunakan white board.
e. Gambar/diagram harus dibuat terpisah dengan tulisan
f. Bersihkan bahagian yang tidak penting
g. Gunakanlah papan mulai dari atas ke bawah
h. Baca kembali apa yang tertulis
i. Pilih warna spidol yang serasi dan menarik perhatian kelas
j. Ukuran tulisan minimum 25 mm
k. Hindari segala sesuatu yang menghalangi pandangan siswa terhadap papan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 110
5. Model
Model merupakan modifikasi dari benda asli, benda asli ini dimodifikasi atau ditiru, karena
beberapa hal. Misalnya, karena benda asli itu terletak jauh dari sekolah, atau terdapat di kota lain,
sehingga bila siswa di bawa kedaerah tersebut akan memakan biaya yang besar dan banyak waktu
yang hilang, dalam kasus seperti ini dosen atau guru dapat membuat model sebagai tiruan benda asli.
Hal lain adalah karena benda asli tersebut ukurannya terlalu besar dan perlu dibuat lebih kecil,
sehingga guru dapat menggunakannya di kelas. Kadangkala bila benda asli terlalu kecil, seperti
microchips atau IC, maka guru dapat memperbesarnya menjadi sebuah model, sehingga model ini
dapat diamati dengan baik oleh siswa.
Pada sekolah-sekolah kejuruan penggunaan model sebagai alat bantu pembelajaran sangat
bermanfaat sekali. Alat-alat seperti; mesin-mesin, motor-motor, konstruksi bangunan, dapat
ditampilkan dalam bentuk mini, lebih jauh lagi konstruksi bagian dalam dari suatu alat dapat pula
ditunjukkan dengan model dipotong, diharapkan dengan model ini pemahaman akan cara kerja
bagian-bagian penting alat, secara faktual dapat ditangkap oleh siswa dengan cepat dan tahan lama
dalam ingatannya.
Model dapat juga dapat berupa kit, seperti rangkaian instalasi listrik, turbin, bangunanbangunan, pesawat terbang dan lain-lain. Peranan guru dalam hal ini mendemostrasikan cara merakit
kit tersebut sehingga menjadi alat, benda jadi atau model yang diharapkan. Kemudian dengan
memberikan kesempatan pada siswa/siswa untuk merakit kit tersebut menjadi model, akan sangat
membantu penanaman siswa akan obyek yang dikerjakan.
1. Papan Magnit (Magnetic Board)
Papan magnit adalah papan putih yang dilapisi metal. Dengan mempergunakan magnit (berupa
magnit buah baju, magnit pita, dan lain-lain), bahan dapat disajikan bahan pada papan magnit itu.
Biasanya, bahan yang disajikan adalah bahan pelajaran yang penting berupa konsep-konsep, ideide, atau gagasan yang dilengkapi dengan ikhtisar, ilustrasi, gambar, atau grafik. Bahan itu
disiapkan secara baik dan sempurna terlebih dahulu.
Keuntungan mempergunakan papan magnit:
a) Dapat dipersiapkan sebelumnya di luar kelas;
b) Bahan displaynya dapat dibuat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas
tebal lainnya.
c) Dapat dipakai dengan mudah.
d) Dapat dikembangkan selangkah, dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks sesuai
dengan jalannya pelajaran.
e) Dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, yaitu dengan jalan menyuruh siswa
menyusunnya atau memberi nama bagian-bagian gambar/ilustrasi itu.
Kelemahan mempergunakan papan magnit:
a) biaya papan putihnya mahal.
b) Mungkin sulit mendapatkan magnit pita dan magnit lempengan.
Papan Flanel (Flanelgraf).
Papan Flannel adalah salah satu alat bantu pelajaran yang paling tua, paling sederhana, dan
barangkali merupakan yang paling efektif serta mudah dipergunakan di samping papan tulis. Alat ini
juga paling murah bahannya
Papan Flannel pada umumnya dibuat dari kain 111 lannel atau bahan-bahan selimut dengan
warna netral dan menarik. Kain itu ditutupkan pada selembar papan atau multipleks ukuran 40x80 cm
dengan mempergunakan paku gambar secukupnya. Papan Flannel itu ditempatkan pada suatu
standar yang dapat diturun naikkan.
Seperti halnya pada papan magnit, bahan display untuk papan 111 lannel juga dengan karton
manila. Pilihlah yang berwarna dan tulislah dengan warna spidol yang serasi.
Di belakang bahan yang telah disiapkan di tempelkan amplas kayu (kertas pasir) yang kasar.
Karena permukaan 111 lannel atau kain selimut itu kasar, maka bahan display akan tergantung
dengan baik pada 111l annel. Ditinjau dari segi materi yang dapat disajikan pada papan 111lannel ini
sama dengan papan magnit.
a. Kegunaan Papan Flanel.
a) Dapat di pakai pada semua tingkat sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan
Tinggi.
b) Dapat dipakai pada berbagai situasi belajar
c) Dapat dipakai untuk menerangkan perbandingan perkembangan atau persamaan secara
sistematis sambil menambahkan butir yang satu pada yang lain.
2.
P a g e | 111
P a g e | 112
yang lainnya. Dengan menyiapkan flip chart ini pada akhirnya akan dimiliki suatu koleksi informasi
yang lengkap dan dapat dipilih setiap akan mempergunakannya.
Cara mempergunakan flip chart adalah dengan jalan menggantungkannya pada suatu standar
gantungan atau dipasangkan pada papan agar dibalikkan dengan mudah.
2) Wall Chart
Wall Chart adalah suatu gambar atau illustrasi yang dibuat pada selembar kertas dan biasa
juga disebut gambar dinding. Gambar ini akan menampilkan suatu materi pelajaran atau suatu
informasi yang lengkap mengenai suatu atau sub topik pelajaran.
Perencanaan dan Syarat-syarat Pembuatan
Flip Chart dan Wall Chart biasanya disediakan oleh guru yang bersangkutan. Merencanakan
suatu gambar harus sesuai dengan materi atau topik yang akan disajikan pada waktu tertentu.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa flip chart dan wall chart adalah salah satu alat bantu
berkomunikasi dalam suatu proses belajar-mengajar dengan demikian di harapkan dapat mencapai
efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Untuk dapat mencapai efektivitas dan efesiensi inilah maka
gambar atau illustrasi sebaiknya direncanakan dan dibuat sendiri oleh guru yang akan menerangkan
materi tersebut. Dengan merencanakan dan membuat sendiri guru dapat menyesuaikan dan
menerapkan ide/gagasan dalam bentuk visual yang diikuti dengan kata-kata sendiri yang merupakan
suatu kesatuan informasi. Guru menghayati sekali apa saja yang harus terkandung dalam gambar
yang dibuatnya dan informasi yang bagaimana yang harus diberikan untuk menjelaskan materi yang
terkandung dalam gambar itu.
Syarat-syarat yang diperlukan untuk suatu flip chart dan wall chart yang baik adalah sebagai
berikut:
1) Gambar atau ilustrasi harus dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa/siswa dalam kelas.
2) Gambar atau ilustrasi harus sederhana tidak rumit sehingga mudah dimengerti oleh siswa/siswa.
3) Gambar atau ilustrasi harus sesuai dengan materi pelajaran yang bersangkutan.
4) Pemberian warna akan lebih menarik minat siswa/siswa. Rencanakan paduan warna yang serasi
untuk memperjelas bagian-gaian yang ada.
5) Buatlah ukuran dan bentuk tulisan yang mudah dapat dibaca oleh seluruh peserta dalam kelas.
6) Gambar yang disajikan adalah gambar yang betul sesuai dengan prinsip-prinsip teori yang
mendukungnya.
Selain syarat-syarat yang tersebut di atas, juga masih perlu diperhatikan ukuran kertas yang
dipergunakan untuk membuat flip chart dan wall chart ini biasanya adalah kertas A 1 atau A01, lebih
kurang 60 x 84 cm atau 84 x 120 cm.
Dengan mempergunakan kertas ukuran A1 atau A01 ini masing-masing gambar atau illustrasi pada
setiap lembar kertas mempunyai ukuran yang cukup besar, sehingga akan jelas terlihat oleh seluruh
anggota kelas.
Keuntungan dan Kelemahan Flip Chart dan Wall Chart
Keuntungan
a) Dapat dipakai secara berulang-ulang bila diperlukan
b) Menghemat waktu dalam penyajian materi pelajaran karena gambar telah tersedia
c) Informasi yang disampaikan akan lebih cepat dipahami siswa/siswa dengan adanya penyajian
gambar yang baik.
d) Dapat disiapkan sebelum penyajian berlangsung.
Kelemahan
a) Informasi yang disajikan statis, tidak ada perubahan antara penyajian pertama dengan penyajian
berikutnya.
b) Oleh karena bahannya dari kertas perlu dirawat dengan baik agar jangan cepat sobek.
c) Kemungkinan warna akan pudar karena lama tersimpan.
Langkah Kerja
1) Menyiapkan konsep gambar atau ilustrasi yang akan disajikan/diajarkan sesuai dengan materi
pelajaran.
2) Menentukan hal-hal pokok yang perlu diterangkan pada gambar.
3) Menentukan layout pada kertas yang akan dipergunakan
4) Menentukan gambar dengan pensil pada kertas yang telah disiapkan.
5) Menentukan komposisi warna yang diperlukan pada gambar.
6) Mencantumkan keterangan-keterangan yang dianggap penting dalam penyajian.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 113
P a g e | 114
3. Masukkanlah bahan yang sudah disiapkan pada langkah-langkah ke dalam themofax, dengan
bahan transparansi terletak di sebelah atas. Jangan lupa mengatur jarum penunjuk ketebalan
untuk mengatur tebal tipisnya hasil yang diinginkan.
P a g e | 115
harus dipikirkan yaitu jarak antara huruf dengan huruf, kata dengan kata, dan baris yang satu dengan
yang lain terlalu jauh atau terlalu dekat atau menganggu waktu dibaca. Demikian pula halnya jarak
antara kata demi kata baris demi baris.
Bila lebar semua huruf 6 mm, maka jarak a antara huruf yang satu dengan yang lain cukup
sekitar 2-3 mm. Perlu diperhatikan bahwa jarak dari tiap bentuk huruf tidak dapat disamakan karena
bentuknya berbeda-beda. Jadi bila jarak antara huruf N dengan huruf H sejauh 3 mm maka jarak
antara A dan V lebih kecil lagi dari 3 mm. Hal ini supaya ruangan yang terjadi antara huruf -huruf
enak dipandang mata.
Jarak antara satu kata dengan kata yang lain kira-kira 1-1 12 kali lebar huruf N. Sedangkan jarak
antara baris dengan baris berikutnya sebaiknya ialah sekitar 1-11/2 huruf. Dalam satu lembar
transparan usahakan jangan sampai teks lebih 7 baris. Lebih dari itu akan terlalu penuh. Sebaiknya
teks itu hanya 5 baris saja, sehinga jarak antara baris dapat leluasa diatur dan huruf dapat dipilih
dengan tepat. Penyusunan teks huruf harus rapi, terletak pada satu garis lurus. Sebagai penolong
dapat dipergunakan kertas yang sudah diberi garis, kemudian taruh disebelah bawah transparansi.
Tapi teks yang tidak sam a nemberikan kesan kacan (semrawut ). Maka buatlah sebelah kiri teks rata
terletak pada pada satu garis lurus yang vertikal.
Penggunaan huruf yang bermacam-macam dalam satu bidang gambar akan membingungkan
yang membacanya.Kalau akan mempergunakan huruf yang berbeda-beda juga, pakailah 2 macam
saja. Umpamanya untuk judul satu macam lalu untuk teks satu macam lagi.Begitu pula tulisan tangan
yang banyak variasinya akan menyukarkan untuk dibaca.
Cara membuat overlays.
Salah satu sifat yang sangat efektif dalam penggunaan media transparansi sebagai media
instruksional ialah teknik overlays seperti telah dikemukakan di muka masalah, proses atau informasi
dapat dibagi atau diuraikan menjadi unsur-unsur yang logis dan disiapkan dalam transparansi yang
terpisah untuk setiap unsur, dan kemudian diprosentasikan secara berurutan agar supaya kokmunikasi
kita lebih efektif.
Bila kita mempunyai satu gambar yang hendak di salur ke atas transparansi, dan kita merasa
gambar tersebut terlalu kompleks maka ada dua cara yang akan ditempuh.
1) Pertama, pecahlah ide dalam gambar tersebut menjadi beberapa transparansi.
2) Kemudian dipecah ke dalam beberapa gambar, lalu kemudian di salin diatas plastik transparansi
dan tempelkan satu sama lain. Waktu memakainya dilipat-lipat sehingga berhimpitan berupa satu
transparansi saja. Dalam hal ini gambar harus sederhana sekali dan jangan menggunakan teks
yang terlalu panjang. Jagalah supaya transparansi jangan terlalu penuh, dimana huruf dan
gambar berdesakan, akibatnya sukar untuk dibaca.
Untuk memperlihatkan satu demi satu bagian dari gambar, selain cara lipatan (overlays), dapat
dengan cara menutup sebahagian gambar dengan menarik kertas kemudian ditarik kertas tersebut
sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya seluruh gambar /transparansi kelihatan.
Dengan demikian langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat overlays adalah sebagai
berikut:
1) Buatlah sketsa yang menggambarkan keseluruhan materi.
2) Uraikanlah materi tersebut menjadi unsur-unsur yang logis.
3) Tentukanlah unsur-unsur yang akan dijadikan dasar dan unsur-unsur mana yang bagian-bagian
yang mengikutinya(overlays)
4) Buatlah dengan lembaran yang terpisah transparansi dasar dan untuk setiap overlays. Hal
tersebut dapat dibuat baik dengan proses langsung maupun tidak langsung
5) Tentukanlah transparansi dasar pada muka bagian bawah sedangkan lembaran overlays di
tempelkan pada bagian atas bingkai.
E. Media Laboratorium/Workshop
a. Pengertian dan Fungsi Laboratory Work
Dalam dunia pendidikan di sadari perlunya menghubungkan teori dan praktek. Prinsip-prinsip
akan dikaji dalam praktek. Yang terdapat dalam pengalaman praktek: di cari dasar-dasarnya, dalam
teori dan dalam prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyogyanya bersifat berlapis-lapis
yang integratif dimana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap salaming isi mengisi, saling
mencari dasar dan saling mengkaji (Raka Joni, 1980, Pengembangan Kurikulum IKIP/FIP/FKG Suatu
Kasus Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi, 19).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 116
Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah Laboratory Work dan fasilitas lain dalam
proses belajar mengajar patut mendapat perhatian. Laboratory Work atau kerja laboratorium adalah
kegiatan (kerja) yang berlangsung dalam laboratorium. Laboratorium yang dimaksud tidak hanya
berarti ruangan atau bangunan yang dipergunakan untuk percobaan ilmiah misalnya dalam bidang
Sain teknologi dan kejuruan dan sebagainya., melainkan juga termasuk tempat aktivitas ilmiahnya
sendiri baik itu berupa eksprimen, riset, observasi, demonstrasi yang terkait dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan kata lain Laboratory Work adalah kegiatan kerja ilmiah dalam suatu tempat yang
dialkukan oleh dosen atau siswa atau pihak lain, baik berupa praktikum, observasi, penelitian,
demonstrasi dan pembuatan model-model yang dilakukan dalam rangka kegiatan belajar-mengajar.
Jadi dalam pengertian laboratorium tidak hanya termasuk di dalamnya gedung atau ruang
dan peralatannya seperti misalnya Laboratorium kimia, Fisika, teknologi dan kejuruan atau workshop.
Dalam pengertian labortatorium termasuk juga sekolah, kelas dan bahkan bengkel dan masyarakat
sendiri. Lembaga kemasyarakatan, alam sekitar merupakan laboratorium pula. Ia meruapakan sumber
belajar dan media dalam proses belajar-mengajar yang tiada akan kering.
Darin uraian di atas maka yang disebut dengan laboratory work adalah kegiatan kerja ilmiah
yang dilakukan dalam sebuah laboratorium-laboratorium dapat diartikan dalam bermacam-macam
segi.
a. Laboratorium dapat merupakan wadah yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala macam
peralatan yang diperlukan untuk kegaiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai
perangkat keras (hardware).
b. Laboratorium dapat merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam
pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunaknya (software) dalam kegiatan ilmiah.
c. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran ilmiah
dan penerapannya.
d. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi.
Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan
ilmiah; eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru dalam bidang keilmuan yang
membawa pembaharuan baik itu berupa mesin-mesin, bahan-bahan baru, cara-cara kerja dan
sebagainya.
e. Dilihat dari segi chentele maka laboratorium merpuakan tempat dimana dosen, siswa, guru, siswa
dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah dalam rangka kegiatan belajar mengajar.
f. Dilihat dari segi kerjanya laboratorium merupakan tempat dimana dialkukan kegiatan kerja untuk
menghasilkan sesuatu. Dalam hal demikian ini dalam bidang teknik laboratorium di sini dapat
diartikan sebagai bengkel kerja (Workshop)
g. Dilihat dari hasil yang diperoleh maka laboratorium dengan segala sarana dan prasarana yang
dimiliki dapat merupakan dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar (PSB).
Pertanyaan yang lebih lanjut adalah apakah fungsi laboratory work itu ?
Secara garis besarnya fungsi laboratory work adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kelengkapan bagai pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan
praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua sisi dari satu mata uang.
Keduanya saling kaji mengkaji dan saling mencari pasar.
b. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagai siswa / siswa
c. Memberikanb dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu
objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
d. Menambah ilmu keterampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk mencari
dan menemukan kebenaran.
e. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuwan.
f. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan yang diperoleh,
penemuan yang di dapat dalam proses kerja laboratorium.
Uraian manfaat kegiatan laboratorium tersebut dapat dikaitkan dengan beberapa contoh
manfaatnya dalam bidang studi tertentu. Dalam bidang teknologi misalnya dengan menggunakan
laboratorium atau workshop, siswa diajak mempelajari konsep-konsep teknologi dalam situasi yang
kongkrit dengan menggunakan objek-objek kongkrit misalnya membuat sesuatu benda kerja dengan
menggunakan fasilitas yang ada di laboratorium atau workshop dan sebagainya. Dengan penggunaan
alat peraga siswa aktif bekerja dan rasa keyakinannya menimbulkan rasa tertarik untuk mempelajari
atau mencobanya lebih lanjut.
P a g e | 117
Manfaat dari kegiatan mahasiwa teknik dalam laboratorium antara lain adalah:
a. Menimbulkan gairah dan mendorong untuk belajar hal-hal keteknikan, karena kegiatan
laboratorium tekanan diberikan pada aktivitas siswa.
b. Lebih meragakan konsep-konsep dan proses pembelajaran teknologi
c. Mendorong penggunaan proses belajar-mengajar di bidang teknologi yang bersifat multimedia
d. Membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional calon guru teknik.
b.
Istilah CAL sering dikalangan buruh dalam kerajaan Inggris sedang istilah lain dengan isi yang
sama adalah Computer Assisted Instruction (CAI) yang sering dipakai dikalangan guru-guru di
Amerika Serikat.
Komputer dalam pendekatan ini sebagai sarana atau media belajar. Seringkalai komputer untuk
membuat model atau simulasi suatu situasi atau proses yang tidak mungkin tersedia untuk
dipelajari, mungkin karena harganya mahal atau kelengkapannya sehingga tidak mungkin
memperoleh pengalaman langsung dari padanya. Peranan guru digantikan oleh komputer, karena
komputer dapat mengisi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada guru (dosen).
b. Learning Aids Laboratory (LAL)
Learning Aids Laboratory dapat dirumuskan sebagai pusat dimana siswa terlibat dalam
individualized learning dengan memakai sarana/peralatan yang ada dalam laboratorium misalnya
Audio Visual Aids, Calculator, Computer, Pameran, percobaan sendiri atau Studi Referensi.
Keberhasilan belajar dengan memakai pendekatan LAL ini amat tergantung pada motivasi siswa
sendiri karena peralatan dalam laboratorium baik yang perangkat keras (hardware) maupun
perangkap lunaknya (Software-nya) tergantung pada niat, kemampuan dan irama kerja dari siswa
sendiri. Jadi laboratorium di sini hanya berfungsi sebagai media belajar mengajar.
Hal ini dimaksudkan adalah laboratorium dimana yang bersangkutan siswa atau dosen atau orang
lain dapat bekerja dengan menggunakan modul-modul yang tersedia.
Penggunaan modul sebagai metode belajar mengajar, sebagaimana metode belajar mengajar lain
yang bersifat inovatif disebabkan antara lain untuk mengatasi jumlah kelas yang besar yang tidak
lagi memperhatikan perbedaan-perbedaan individual, apabila berbentuk kelas dengan metode
ceramah.
d. Integrated Laboratory
Laboratorium yang terintegrasi berusaha mengintegrasikan, menyatakan disiplin yang terpisahpisah atau sub-sub disiplin ke dalam satu paket belajar dengan media laboratorium yang
terintegrasikan.
Misalnya laboratorium/workshop teknik sipil teknik mesin, teknik otomotif, teknik elektro,
elektronika dan PKK. Oleh karena itu demi pemakaian laboratorium yang berdaya guna dan
berhasil guna, maka pendirian laboratorium terintegrasi untuk dua disiplin bidang studi tersebut
amat bermanfaat.
e. Project Work
Belajar dengan bekerja merupakan suatu pengalaman belajar tersendiri dimana siswa dihadapkan
kepada masalah-masalah yang kongkrit yang harus dipecahkan.
Dalam Laboratorium Project, siswa atas nasehat dosen pembimbing memilih satu project topic.
Atas dasar pilihan itu dia memilih kepustakaan untuk mendapatkan informasi. Informasi ini
merupakan dasar penyusunan rencana kerja untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
terlebih dahulu. Barulah kemudian menyusul fase kerja lapangan, eksperimen dengan berbagai
alat yang tersedia atau perlu dibuat terlebih dahulu. Langkah-langkah yang dijalankan dan
persoalan yang timbul serta hasil-hasil yang dicapai di catat dalam laporan formal yang
merupakan hasil kerja ilmiah. Selama proses berlangsung pembimbing project memberikan
kesempatan pada siswa untuk berkonsultasi mengenai masalah-masalah yang dihadapi.
Ada tiga tipe dalam project Work:
1) Project dipakai sebagai sarana untuk mendapatkan technical skill and knowledge.
2) Project diapakai sebagai alat untuk sarana umum mengembangkan keterampilan dan sikap.
3) Project orientasi dimana projectnya sendiri merupakan penentu utama dari isi pembelajaran.
P a g e | 118
Di samping macam-macam laboratory work dapat didasarkan pada pendekatan bidang studi
atau kelompok bidang studi:
1) Laboraorium work untuk bidang sains (Science), misalnya laboratorium IPA.
2) Laboratory work untuk bidang studi tertentu. Misalnya dalam Lab. Kimia, Lab. Fisika, Lab. Bahasa,
Lab. IPS, Lab. PMP dan sebagainya.
3) Untuk bidang keguruan misalnya: PSB memberikan fasilitas yang ada. Untuk mempelajari bidang
ini, misalnya AVA untuk micro teaching. Sekolah latihan dapat pula merupakan laboratorium
kejuruan.
4) Untuk Ilmu Teknik: Laoratorium dapat diartikan dan berwujud bengkel kerja (Workshop).
P a g e | 119
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Operasional
Ya
Tidak
Kompleks
Terlalu spesifik
Identifikasi sub-KD
Dikembangkan
P a g e | 120
Persiapan
Siapkan dua format silabus. Satu untuk pengembangan silabus dengan KD yang rumusannya
operasional (Format A) dan satu lagi untuk KD yang rumusannya tidak operasional (Format B)
Format A: Format silabus dengan rumusan KD operasional Silabus
Nama Sekolah
:
Jenjang Sekolah :
Kelas/Semester :
Kompetensi
Dasar
(1)
Indikator
(2)
Bahan
Pelajaran
(3)
Kegiatan
Pembelajaran
(4)
Alokasi
Waktu
(5)
Asesmen
(6)
Sumber dan
Media
Pembelajaran
(7)
Indikator
(2)
Bahan
Pelajaran
(3)
Kegiatan
Pembelajaran
(4)
Alokasi
Waktu
(5)
Asesmen
(6)
Sumber dan
Media
Pembelajaran
(7)
Catatan:
Kolom ini berubah menjadi sub-sub kompetensi dasar apabila analisis KD menunjukkan adanya subsub kompetensi dasar.
P a g e | 121
Penyusunan Silabus
Langkah 1: Identifikasi keoperasionalan rumusan KD
Rasional
: Tidak semua KD memiliki rumusan yang operasional,
Tujuan
: Menentukan tingkat keoperasionalan rumusan KD
Kegiatan
: 1. Tulis KD yang hendak dirinci ke dalam indikator-indikator pada rumusan KD
tersebut benar-benar operasional Contoh 1). Gunakan Format B apabila
rumusan KD tersebut tampaknya memuat dua kompetensi atau lebih (Contoh
2).
2. Kaji apakah KD tersebut menyuratkan satu atau lebih dari satu kompetensi:
a. Apabila hanya memiliki satu kompetensi (lihat Lampiran 1 dan 2), lakukan
analisis instruksional untuk mengidentifikasi indikator-indikatornya
(teruskan ke Langkah 4).
b. Apabila terdapat lebih dari satu kompetensi (lihat Lampiran 3 dan4),
identifikasi sub-kompetensi/sub-KD-nya (lakukan Langkah 2).
Contoh 1:
Kompetensi Dasar
(1)
(KD dengan satu kompetensi)
1.
2.
Indikator
(2)
Contoh 2:
Kompetensi
Dasar
Sub-kompetensi
:
Dasar
Sub-sub Kompetensi Dasar
(1)
Indikator
(2)
Langkah 2
: Identifikasi sub-tujuan/sub-KD
Rasional
: KD yang tidak operasional memiliki lebih dari satu kompetensi.
Tujuan
: mengidentifikasi sub-kompetensi/sub-KD
Kegiatan
:
1. Buatlah diagram pohon berupa kotak-kotak.
1. Tuliskan rumusan KD di dalam kotak teratas
2. Kaji bagian-bagian yang menjadi sub-kompetensi dari KD tersebut.
3. Rumuskan sub-kompetensinya dan tuliskan di dalam kotak-kotak di bawahnya.
4. Apabila sudah operasional (hanya terdapat satu kompetensi), tuliskan rumusan sub-kompetensi ke
dalam kolom sub-kompetensi dasar (Silabus Format B) (lihat lampiran3 dan 4). Teruskan ke
langkah 4.
5. Apabila belum operasional (masih terdapat lebih dari satu kompetensi), lakukan langkah
Motor 4 Tak
Motor 2 Tak
P a g e | 122
Contoh:
Mengungkapkan prinsip kerja motor bakar (misalnya prinsip kerja motor 2 tak, prinsip kerja motor
4 tak dll) dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancer dan berterima dalam
konteks kehidupan sehari-hari
P a g e | 123
Contoh:
Sistem Pengisian
Nama Komponen
(1)
Tujuan Komponen
(2)
Prinsip kerja
(3)
Catatan:
1. Buatlah kotak-kotak yang lebih banyak dari yang dibutuhkan karena jumlah indikator belum
diketahui.
2. Rumuskan sebanyak mungkin indikator yang relevan, maupun yang dianggap relevan-tanpa
mempertimbangkan urutannya di lembar kertas lain. Setelah itu pilihlah hanya rumusan yang
benar-benar relevan, tulis di dalam kotak-kotak diagram, dan urutkan sesuai tahapan
pencapaiannya.
Catatan:
1. Hanya indikator utama saja dipindahkan ke dalam silabus. Pengetahuan dan sub-ketrampilan
yang teridentifikasi tidak perlu dituliskan di dalam silabus.
2. Hasil analisis instruksional digunakan sebagai dasar pemilihan bahan pelajaran, penyusunan
kegiatan pembelajaran, pemilihan bentuk alat ukut asesmen, pemilihan indikator-indikator yang
perlu diases, dan pengembangan alat ukurnya.
3. Lampirkan hasil analisis instruksional ini di bagian akhir RPP untuk panduan pelaksanaan
pembelajaran.
Langkah 6: Identifikasi bahan pelajaran
Rasional
: KD dicapai melalui sejumlah indikator dan sub indikator dapat dikuasai apabila
butir-butir bahan pelajaran dipilih berdasarkan indikator.
Tujuan
: Mengidentifikasi butir-butir bahan pelajaran.
Kegiatan
: 1. Mengidentifikasi butir-butir bahan pelajaran berdasarkan rumusan butir-butir
sub-indikator.
2. Menentukan butir-butir bahan pelajaran yang sesuai butir-butir sub-indikator.1
3. Tulis butir-butir bahan pelajaran di dalam kolom Bahan Pelajaran.
P a g e | 124
Indikator
Indikator
Indikator
Indikator
1
2
3
4
Indikator
(2)
:
:
:
:
Butir
Butir
Butir
Butir
Bahan Pelajaran
(3)
bahan pelajaran 1:
bahan pelajaran 2:
bahan pelajaran 3:
bahan pelajaran 4:
Catatan:
1. Silabus KTSP adalah silabus yang berbasis visi. Oleh karena itu, butir-butir bahan pelajaran perlu
diberi muatan yang mencerminkan pernyataan visi sekolah. Muatan ini bisa berupa tema, topic,
bahan bacaan, tugas, dan/atau contoh (lihat Lampiran 1-5).
1
2
3
4
Indikator (2)
:
:
:
:
Butir
Butir
Butir
Butir
Catatan:
1. Kegiatan pembelajaran juga diupayakan berupa kegiatan yang sejalan dengan butir bahan
pelajaran-kegiatan pembelajaran berbasis visi.
Langkah 8: Penetapan alokasi waktu
Rasional
: Keberhasilan pencapaian kompetensi dipengaruhi oleh ketersediaan waktu belajar
yang cukup.
Tujuan
: Menentukan alokasi waktu pembelajaran
Kegiatan
: 1. Membuat estimasi waktu penyelesaian penyajian bahan yang memungkinkan
siswa mampu mencapai kompetensi
2. Menetapkan alokasi waktu pembelajaran
3. Tuliskan alokasi waktu pembelajaran di dalam kolom Alokasi Waktu
Kegiatan Pembelajaran
(4)
Kegiatan Pembelajaran 1 :
Kegiatan Pembelajaran 2 :
Kegiatan Pembelajaran 3 :
Kegiatan Pembelajaran 4 :
Alokasi Waktu
(5)
Estimasikan waktu untuk menyelesaikan
bahan pelajaran dan melakukan kegiatan
pembelajaran terkait
P a g e | 125
Indikator
(3)
Indikator 1 :
Indikator 2 :
Indikator 3 :
Indikator 4 :
Asesmen
(6)
Asesmen
hasil
dan/atau
proses?
Alat ukur asesmen?
Contoh?
Catatan:
1. Jenis asesmen dan alat ukur asesmen ditentukan berdasarkan indikator dan/atau sub-indikator.
Asesmen diarahkan hanya pada sampel indikator dan/atau sub-indikator (pengetahuan dan/atau
sub-ketrampilan) yang dianggap penting (lihat penjelasannya di bagian Pengembangan RPP di
bawah).
Langkah 10: Pemilihan sumber dan media pembelajaran
Rasional
: Pembelajaran lebih efektif apabila, selain guru, terdapat sumber informasi lain dan
alat bantu pembelajaran.
Tujuan
: Menentukan sumber dan media pembelajaran
Kegiatan
: 1. Mengkaji bahan pelajaran untuk menentukan sumber dan media pembelajaran
2. Menentukan sumber dan media pembelajaran
3. Tuliskan sumber dan media pembelajaran di dalam kolom Sumber dan Media
Pembelajaran
4. Periksa keseluruhan silabus untuk memastikan kesatuan antar isi deskripsi
masing-masing kolom
Bahan Pelajaran
(3)
Bahan Pelajaran 1 :
Bahan Pelajaran 2 :
Bahan Pelajaran 3 :
Bahan Pelajaran 4 :
Dengan dirumuskannya sumber dan media pembelajaran, penyusunan silabus untuk satu KD
berakhir. Langkah selanjutnya adalah menyusun silabus untuk KD-KD yang lain atau mengembangkan
RPP untuk KD yang telah diselesaikan. Yang amat penting dalam setiap pengembangan silabus adalah
tahapan analisis instruksional karena hasil dan analisis ini akan menentukan uraian yang diperlukan di
kolom-kolom lain. Seperti yang akan terlihat pada penjelasan pada bagian berikut, pengembangan
silabus amat mudah dilakukan apabila setiap kolom di dalam di silabus telah berisi uraian yang
lengkah dan sesuai dengan keperluan.
C. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Silabus adalah suatu rencana instruksional/pembelajaran yang dibuat untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat di struktur kurikulum. Silabus disusun untuk dilaksanakan selama kurun
waktu tertentu (1 semester, 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun). Satu silabus mata pelajaran memerlukan
penjabaran ke dalam beberapa RPP. RPP sesuai namanya, adalah rencana pembelajaran satu unit
pelajaran atau kompetensi dasar suatu mata pelajaran untuk dilaksanakan selama kurun waktu
pembelajaran tertentu (1, 2,3, atau 4 x jam pembelajaran). Format RPP bisa berbeda, tetapi pada
dasarnya memuat komponen-komponen sebagai berikut:
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 126
Format RPP:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. Mata Pelajaran
2. Kelas/Semester
3. Pertemuan Ke
4. Alokasi Waktu
5. Kompetensi Dasar
6. Sub-kompetensi Dasar
7. Sub-sub-kompetensi Dasar
8. Indikator
9. Bahan Pelajaran
10. Strategi pembelajaran
11. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pembukaan
Kegiatan Guru
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
..
Kegiatan Siswa
b. Kegiatan Inti:
Kegiatan Guru
c. Penutup
Kegiatan Siswa
12. Asesmen
:
13. Sumber dan Media Pembelajaran
:
14. Lampiran:
RPP dibuat berdasarkan silabus. Beberapa bagian dari RPP tidak memerlukan pengembangan,
namun beberapa yang lain perlu ditambah dengan rincian atau contoh-contoh sesuai keperluan
(Lampiran 6 - 10). Bagian-bagian yang pengenbangannya sama, maupun yang berbeda, adalah:
Kompetensi Dasar:
1. Sama dengan silabus.
2. Bagian Kompetensi Dasar diisi dengan rumusan KD seperti yang terdapat di dalam silabus.
Sub-kompetensi Dasar:
Indikator:
Bahan Pelajaran:
1. Diperjelas.
2. Bagian ini diisi deskripsi dan contoh bahan pelajaran.
3. Apabila bahan pelajaran tersebut terdapat di dalam buku paket, tuliskan bab atau judul
pelajaran dan halaman butir-butir bahan pelajaran tersebut disajikan di buku paket.
4. Apabila bahan pelajaran tersebut diambilkan dan sumber lain, lampirkan bahan tersebut.
Strategi Pembelajaran:
P a g e | 127
Strategi
Menghafal: mempelajari fakta
dan mengulang kata demi kata
Kegiatan Siswa
Mengulang.
Menghafalkan.
Berlatih.
2. Pengorganisasian:
mengidentifikasi hubungan
pengetahuan baru dengan
pengetahuan lama
3. Elaborasi: menambahkan
informasi yang diketahuinya
ke pengetahuan baru.
4. Demonstrasikan:
Memperagakan isi
pembelajaran
5. Praktek: Memperagakan isi
pembelajaran pada kondisi
yang sebenarnya, namun
dalam skala kecil, misalnya
di laboratorium atau bengkel
latihan kerja
Praktel
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Deskripsikan bagian ini berdasarkan hasil analisis instruksional.
2. Kelompokkan bagian ini menjadi bagian pembukaan, bagian inti kegiatan, dan bagian penutup.
3. Pembukaan: Bagian pembukaan bisa diisi dengan salah satu atau gabungan dari hal-hal berikut:
a. Penciptaan suasana kelas yang produktif/kondusif.
b. Persiapan mental dan intelektual siswa mengikuti pelajaran.
c. Pemberian prates: Prates yang dimaksud disini berbeda dengan prates untuk mengases
pengetahuan terdahulu. Prates ini adalah sejumlah pertanyaan yang langsung terkait dengan
isi pembelajaran, diberikan dalam waktu singkat sehingga tidak menyita waktu kegiatan inti
pembelajaran, berbentuk terbuka (open-ended), dan dijawab siswa dalam angan-angan unituk
merangsang penemuan jawaban yang tepat sejalan dengan proses pembelajaran.
d. Pemaparan tujuan pembelajaran: siswa diberitahukan tujuan-tujuan pembelajaran (indikatorindikator) yang diharapkan dapat dilakukan dan dikuasainya.
e. Overview: deskripsi singkat isi bahan pelajaran dalam bentuk paragraf atau diagram.
f. Advance organizer seperti overview, tetapi ditulis dalam bentuk abstraksi tingkat tinggi.
4. Kegiatan Inti: Kelompokkan bagian kegiatan inti menjadi dua bagian. Bagian pertama
mendeskripsikan kegiatan guru dan bagian kedua kegiatan siswa. Rumuskan masing-masing
bagian sedemikian rupa untuk menunjukkan waktu yang lebih lama digunakan siswa belajar
dibandingkan waktu yang digunakan guru memberikan penjelasan siswa aktif melakukan
kegiatan pembelajaran dan guru memfasilitasinya, bukan mendominasi.
5. Penutup: Isi bagian penutup dengan pemberian tugas-tugas di luar jam pelajaran yang
memungkinkan siswa mendalami bahan pelajaran yang baru dipelajari dan mempersiapkan
bahan pelajaran selanjutnya.
6. Asesmen:
Asesmen ditentukan berdasarkan sampling terhadap indikator.
P a g e | 128
Contoh:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Tahun Pelajaran :
Alokasi Waktu
Bidang Keahlian :
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
P a g e | 129
2) Salah seorang siswa menyampaikan kelebihan mewarnai dengan computer. Jika tidak ada
siswa yang mampu, maka sambil dibantu guru atau jika tidak ada yang memungkinkan,
maka guru yang menyampaikan.
2. Pembelajaran inti:
a. Guru mengajak siswa membuka lembar kerja dan mengikuti contoh yang diberikan guru:
1) menyalakan computer
2) membuka program mewarnai
3) memilih gambar
4) memilih warna
5) menghapus warna
6) mengganti warna
b. Siswa mengulangi kembali kegiatan (a) hanya dengan melihat lembar kerja, sementara guru
berkeliling mengawasi dan membantu jika diperlukan.
c. Siswa mengulangi kembali kegiatan (b) tanpa melihat lembar kerja, sementara guru
berkeliling mengawasi dan membantu jika diperlukan.
d. Siswa membentuk kelompok kecil dan mengerjakan tugas bersama memilih dan mewarnai
gambar, memberi judul gambar, dan komentarnya.
e. Perwakilan kelompok membacakan judul gambar dan komentarnya.
3. Penutup:
a. mengulas rangkuman materi kompetensi yang telah disajikan.
b. Memberi penghargaan kepada kelompok yang berhasil dengan baik.
c. Memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk diselesaikan di rumah.
H. Penilaian:
1. Jenis tugas:
a. Test tulus
b. Unjuk kerja (penilaian praktik)
c. Proyek (tugas projek)
d. Portofolio (kumpulan tugas)
2. Bentuk instrument:
a. Menjodohkan dan lembar observasi
3. Soal/instrument:
a. Uji kompetensi tertulis
b. Uji kompetensi unjuk kerja:
Mendemonstrasikan ikon-ikon untuk:
1) memilih gambar
2) memilih warna
3) menghapus warna
4) mengganti warna
c. Tugas kelompok:
1) Memilih dan mewarnai gambar
2) memilih judul dan memberikan komentas
4. Contoh instrument penilaian:
1
2
3
4
Aspek instrument
Psikomotorik
Menunjukkan ikon memilih gambar
Menunjukkan ikon memilih warna
Menunjukkan ikon menghapus warna
Menunjukkan ikon mengganti warna
Skor maksimal
Afektif
1
2
3
4
5
Bekerja sama
Komunikasi lisan
Komunikasi tulisan
Tanggung jawab
Kedisiplinan
No
Rentang nilai
Kuantitatif
0-3
03
03
0-3
12
Kuantitatif
A
B
C
D
Jumlah nilai
.../12 x 10 =
Keterangan
P a g e | 130
Keterangan:
1. Nilai akhir =
x 10
Skor maksimal
2. Untuk penilaian psikomotorik, bila siswa menjawab cepat diberi nilai 3, bila menjawab agak
lambat diberi nilai 2, jika membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab diberi nilai 1, dan
bila tidak dapat menjawab diberi nilai 0.
3. Untuk penilaian aspek afektif:
A = sangat baik
B = Baik
C = cukup
D = kurang
Mengetahui:
Kepala Sekolah,
.
NIP.
, .2012
Guru mata pelajaran,
..
NIP.
P a g e | 131