Anda di halaman 1dari 299

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Penulis:
Tim Penyusun Modul Geografi
Universitas Negeri Jakarta

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Page |i

DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan ...................................................................................................................... 1
A. Deskripsi ......................................................................................................................... 1
B. Prasyarat ......................................................................................................................... 2
C. Petunjuk Penggunaan Modul ............................................................................................. 2
D. Tujuan Akhir .................................................................................................................... 2

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Bab II Model dan Perangkat Pembelajaran ................................................................................... 3


A. Model Pembelajaran ........................................................................................................ 3
1. Konsep Model Pembelajaran ...................................................................................... 3
2. Model Pembelajaran Ekspositori ................................................................................. 6
3. Model Pembelajaran Inkuiri ....................................................................................... 7
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah .................................................................... 10
5. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir ............................................. 11
6. Model Pembelajaran Kooperatif .............................................................................. 14
7. Model Pembelajaran Kontekstual ............................................................................ 15
8. Model Pembelajaran PAKEM ................................................................................... 19
9. Lesson Study ......................................................................................................... 56
B. Pengembangan Silabus dan RPP .................................................................................... 69
Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran ............................................................. 69
Bab III Materi Pembelajaran 2 : Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 123
Materi Penelitian Tindakan Kelas ...................................................................................... 123
Bab IV Materi Pembelajaran 3 : Geografi .................................................................................. 148
Lembar Assesmen .................................................................................................................. 288
Lembar Kunci Jawaban ........................................................................................................... 293
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 295

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | ii

BAB I
PENDAHULUAN

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

A. Deskripsi
Kehadiran modul ini sebagai salah satu sumber belajar bagi guru peserta Pendidikan dan
Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.
Sebagaimana amanat dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guru
profesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma IV dan bersertifikat
pendidik. PLPG merupakan salah satu pola yang diselenggarakan untuk memenuhi guru yang
memiliki kualifikasi dan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan regulasi tersebut.
Sebagai salah satu sumber belajar diharapkan modul ini memberi pengayaan secara
substansial maupun pedagogik kepada guru-guru peserta PLPG, sehingga selesai mengikuti
program pelatihan kompetensi guru meningkat, sehingga memungkinkan guru dapat mengubah
paradigmanya dalam pembelajaran di kelas yang dalam jangka tertentu dapat meingkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
Modul ini pada bagian awal memuat tentang Kebijakan Pengembangan Profesi Guru dari
sudut pandang akademik. Bahan ajar secara lengkap terkait dengan Kebijakan Pengembangan
Profesi Guru pada tahun 2012 telah ditulis dan dikembangkan bersama oleh Tim Pusat
Pengembangan Profesi Pendidik dengan editor Prof. Dr. Sudarwan Danim. Pada bab-bab
berikutnya dibahas tentang Model-model dan Perangkat Pembelajaran yang ditulis dalam Bab III
(Kegiatan Pembelajaran I). Penguasaan dan pemilihan terhadap model-model pembelajaran akan
sangat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran di
kelas tidak membosankan. Sudah saatnya siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran,
sehingga paradigma pembelajaran yang teacher oriented harus sudah mulai ditinggalkan.
Dengan menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif maka
pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
yaitu model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Demikian
pula dengan atau tanpa pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), membuat
perangkat pembelajaran (silabus, RPP, pengembangkan bahan ajar, pembuatan media, dan
evaluasi) sudah melekat menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru.
Bab IV Kegiatan Belajar 2 tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian yang
dilakukan di kelas sebagai pengobatan atas masalah-masalah yang dapat diamati di kelas terkait
dengan proses pembelajaran. Dengan melakukan penelitian di kelas bukan saja pembelajaran
dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan, tetapi kemampuan guru dalam menemukan solusi atas
permasalahan pembelajaran dan pengembangan kreativitasnya dapat terwadahi. Secara
administratif guru juga akan memperoleh nilai tambah untuk pengumpulan angka kreditnya yang
dapat digunakan untuk kenaikan pangkat/jabatan. Hal yang lebih jauh diharapkan tentunya mutu
pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik.
Bab V Kegiatan Belajar 3 berisi tentang substansi materi dari masing-masing bidang
studi. Penguasaan guru terhadap bidang studinya tentu menjadi sesuatu yang mutlak, karena
bagaimana pun baiknya penguasaan kelas atau dalam interaksi dengan siswa tidak akan
memberikan arti apa-apa tanpa penguasaan bidang studi (materi pembelajaran). Dalam bab V isi
modul ini diharapkan memberikan wawasan dan pengayaan yang lebih kepada guru-guruserta
melengkapi sumber belajar lain yang dipelajarinya. Prinsip belajar sepanjang hayat mengharuskan
guru juga belajar sepanjang masa agar apa yang telah dikuasai terus berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.
Modul ini diakhiri dengan assessment, yang terdiri dari assessment untuk kegiatan 1, 2
dan kegiatan 3. Tujuan pembuatan Assesment adalah selain untuk memberi latihan dalam
menyelesaikan soal-soal juga member masukan atas keberhasilan dalam mempelajari modul.
Secara keseluruhan, substansi modul ini berkaitan dengan kebijakan pembinaan dan
pengembangan profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya
tentang peningkatan profesi, kompetensi pembelajaran, penilaian, kompetensi penelitian tindakan
kelas serta etika profesi guru.
Substansi modul ini diharapkan dapat menginspirasi dan menambah wawasan peserta
PLPG untuk memahami secara lebih mendalam dan mengaplikasikan secara baik hal-hal yang
berkaitan dengan peningkatan profesi guru.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Page |1

B. Prasyarat
Dalam mempelajari modul ini tidak memerlukan persyaratan secara spesifik. Akan tetapi tidak
ada salahnya jika para peserta pelatihan memahami dengan baik terlebih dahulu dalam kaitannya
dengan :
1. Regulasi penyelenggaraan PLPG
2. Teori-teori pembelajaran
3. Metodologi penelitian
4. Teknik penilaian.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

C. Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk memudahkan dalam mempelajari modul ini bacalah bagian-bagian substansi kajian pada
bagian awal dalam bab-bab yang tersedia sesuai dengan materi yang diberikan instruktur.
Kerjakan latihan-latihan yang disediakan pada bagian bagian berikutnya, dengan terlebih dahulu
mempelajari contoh-contoh dan penjelasan pengerjaannya. Jika mengalami kesulitan, tanyalah
pada instruktur yang memberikan materi sesuai dengan kajiannya atau mencari dari sumber
belajar dan buku-buku lainnya yang relevan. Pada akhir kegiatan, anda diminta untuk
menyelesaikan soal-soal latihan yang telah tersedia.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan para peserta PLPG dapat meningkatkan kinerjanya
menjadi guru yang professional sesuai dengan tuntutan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang kualifikasi
guru,

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Page |2

BAB II
MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
A.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Model Pembelajaran
1. Konsep Model Pembelajaran
a) Pengertian Model Pembelajaran
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran,
tentu diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi kesulitan
guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik.
Modeldiartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalammelakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain;
(2)suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses
visualisasisesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (3) suatu sistem asumsiasumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara
sistematis suatu objek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu
sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsidari
suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agardapat
menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya (Komaruddin, 2000:152).
Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun model
itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut,
maka model mengajar dapat difahami sebagai kerangka konseptual yang
mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
danberfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam
melaksanakan aktivitas pembeiajaran.
Dalam mengajar, guru dapat mengembangkan model mengajarnya yang
dimaksudkan sebagai upaya mempengaruhi perubahan yang baik dalam perilakusiswa,
Pengembangan model-model mengajar tersebut dimaksudkan untuk membantu guru
meningkatkan kemampuannya untuk lebih mengenal siswa dan menciptakan lingkungan
yang lebih bervariasi bagi kepentingan belajar siswa. Salah satu batasan tentang model
mengajar adalah :

Model of teaching can be defined as an instructional design which describes


theprocess of specifying and producing particular environmental situations which
causethe students to interact in such a way that that specificchange occurs in their
behavior,(SS Chauhan, 1979:20).

Dengan memperhatikan batasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa model


mengajar adalah merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan
proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik
pada perilaku siswa seperti yang diharapkan.
Dalam dunia pendidikan, model diartikan sebagai a plan, method, or series of
activitiesdesigned to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadi
dengandemikian model pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, model
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasukpenggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini
berarti tujuan penyusunan suatu model baru sampai pada proses penyusunan rencana
kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, model disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan model adalah pencapaian
tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilrtas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam
implementasi suatu model.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey
(1985) juga menyebutkan bahwa model pembelajaran itu adalah adalah suatu set materi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Page |3

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

dan prosedur pembeiajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan


hasil belajar pada siswa.
Upaya untuk mengimlernentasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal adalah dengan
menggunakan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan model yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi dalam satu model pembelajaran
digunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan model ekspositori bisa
digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.
Oleh karenanya, model berbeda dengan metode. Model menunjuk pada sebuah
perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan, model. Dengan kata lain, model adalah a plan of
operation achieving something; sedangkan metode adalah a wayin achieving something.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan model adalah pendekatan ( approach).
Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan model maupun metode. Pendekatan dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum.Oleh karenanya model dan metode pembelajaran yang
digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998)
misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang
berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada
siswa (student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan
model pembeiajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa menurunkan
model pembelajaran discovery dan inkuiri serta pembelajaran induktif.
Selain pendekatan, model, dan metode, terdapat juga istilah lain yang kadangkadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik merupakan
penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan
seseorangdalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya
seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian,
taktik sifatnya lebih individual. Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa
suatu model pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan; sedangkanbagaimana menjalankan model itu dapat ditetapkan berbagai
metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat
menentukan teknikyang dianggapnya relevan dengan metode, dan dalam penggunaan
teknik itu guru memiliki taktikyang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang
lain.
b) Klasifikasi Model Pembelajaran
Joyce dan Weil (2000) mengemukakan ada empat kategori yang penting diperhatikan
dalam model mengajar, yakni model informasi, model personal, model interaksi dan
model tingkah laku. Model mengajar yang telah dikembangkan dan dites
keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan model
pembelajaran pada empat kelompok, yaitu :
1) Model Pemrosesan Informasi (Information Processing Models), menjelaskan
bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan
cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan
rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan nonverbal.
Model ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan hipotesis, dan
memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Model ini secara
umum dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia dalam mempelajari
individu dan masayarakst. Oleh karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam
mencapai tujuan-tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yang
berdimensi intelektual.
2) Model Personal (Personal Family) merupakan rumpun model pembelajaran yang
menekankan kepada proses mengembangkan kepribadian individu siswa dengan
memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk
memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya sendiri dengan baik, memikul
tanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Page |4

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Model ini memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha


mengalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar
diri dan bertanggungjawab atas tujuannya.
3) Model Sosial (Social Family), menekankan pada usaha mengembangkan
kemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang lain
sebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap
perfaedaan dalam realitas sosial. Inti dari sosial model ini adalah konsepsynergy
yaitu energi atau tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah
satu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial
pembelajaran diarahkan pada upaya melibatkan peserta didik dalam menghayati,
mengkaji, menerapkan, dan menerima fungsi dan peran sosial. Model sosial ini
dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing para siswa
mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah,
mengumpulkan data yang relevan, dan mengembangkan serta mengetes hipotesis.
Karena itu guru seyogianya mengorganisasikan belajar melalui kerja kelompok dan
mengarahkannya, kemudian pendidikan dalam masyarakat yang demokratis
seyogianya mengajarkan proses demokratis secara langsung, jadi pendidikan harus
diorganisasikan dengan cara melakukan penelttian bersama (cooperative inquiry)
terhadap masalah-masalah sosial dan akademis.
4) Model sistem perilaku dalam pembelajaran ( Behavioral Model of Teaching)
dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswa
dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar melalui penguraian perilaku ke
dalam jumlah yang kecil dan berurutan. Sejalan dengan hal itu, teori konvergensinya
William Stern implementasinya dalam hal belajar mengajar telah menyebabkan
munculnya berbagai teori-teori belajar dan teori atau model mengajar, seperti: (1)
model behavioral yang terdiri dari belajar tuntas, belajar kontrol diri sendiri, simu!asi,
dan belajar asertif; (2) model pemrosesan informasi yang terdiri dari model mengajar
inkuiri, presentase kerangka dasar atauadvance organizer, dan model
pengembangan berpikir; dan (3) lain sebagainya yang dapat dijadikan pendekatan
yang efektif dalam pengajaran.
5) Pertimbangan Pemilihan Model Pembeiajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan
baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh
siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir model apa yang harus
dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien, Ini sangat penting
untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara
mencapainya. Oleh karena itu, sebelum menentukan model pembelajaran yang dapat
digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan :

Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai


- Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek
kognitif, afektif, atau psikomotor?
- Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah
tingkat tinggi atau rendah ?
- Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis?

Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran


- Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori
tertentu?
- Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat
tertentu atau tidak?
- Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu?

Pertimbangan dari sudut siswa


- Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?
- Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi
siswa?

Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
- Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
- Apakah model yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model yang dapat
digunakan?
- Apakah model itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Page |5

Pertanyaan-pertanyaan di atas, merupakan bahan pertimbangan dalam menerapkan


strategi yang ingin diterapkan. Misalkan untuk mencapai tujuan yang dengan aspek
kognitif, akan memiliki model yang berbeda dengan upaya untuk mencapai tujuan
afektif atau psikomotor, Demikian juga halnya, untuk mempelajari bahan pelajaran
yang bersifat fakta akan berbeda dengan mempelajari bahan pembuktian suatu
teori, dan lain sebagainya.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2. Model Pembelajaran Ekspositori


a. Konsep Model Pembelajaran Ekspositori
Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyarnpaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Roy Killen
(1998) menamakan model ekspositori ini dengan istilah model pembeiajaran langsung
(direct instruction). Mengapa demikian? Karena dalam model pembelajaran ini materi
pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan
materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah adi. Oleh karena model ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah model chalk
and talk.
Terdapat beberapa karakteristik model ekspositori. Pertama, model ekspositori
dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur
secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan model ini. Oleh karena itu sering
orang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yang
disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsepkonsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah menguasai materi pelajaran itu sendiri.
Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya
dengsn benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembeiajaranyang berpusat pada guru (teacher-centered approaches). Dikatakan
demikian, sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan, guru
menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran
yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama model ini adalah
kemampuan akademik siswa.
Model pembelajaran ekspositori akan efektif manakala :
Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan
harus dipelajari siswa.
Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu.
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya
dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanya
mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru.
Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.
Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu
untuk kegiatan praktik.
Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu
menjelaskan untuk seluruh siswa.
Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemampuan rendah. Berdasarkan hasil penelitian (Ross & Kyle, 1987) model ini
sangat efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan untuk anak-anakyang
memiliki kemampuan kurang.
Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan model yang berpusat pada
siswa.
b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembeiajaran Ekspositori
Dalam penggunaan model pembeiajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang
harus diperhatikan oleh setiap guru.
- Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam model
pembeiajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang harus
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Page |6

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan model ini. Karena itu sebelum model
pembelajaran ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan terukur.
Prinsip Komunikasi
Proses pernbelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yangmenunjuk
pada proses penyampaian pesan darr seseorang (sumber pesan)kepada seseorang
atau sekelompok orang (penerima pesan), Pesan yang ingindisampaikan dalam hal ini
adalah materi pelajaran yang diorganisrr dan disusunsesuai dengan tujuan tertentu
yang ingin dicapai.Dalam proses komunikasiguru berfungsi sebagai sumber pesan dan
siswa berfungsi sebagai penerimapesan.
Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, kesiapan rnerupakan salah satu hukum belajar.
Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan
cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan;
sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul
manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan.
Yang dapat kita tarik dari dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerima
informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kitaharus memposisikan
mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima
pelajaran, Jangan mulai kita sajikan materi pelajaran, manakala siswa belum siap
untuk menerimanya.
Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung
pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil
adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

c. Prosedur Pelaksanaan Model Ekspositori


Sebelum diuraikan tahapan penggunaan model ekspositori terlebihdahulu diuraikan
beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan model ini
1) Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
2) Kuasai materi palajaran dengan baik
3) Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampampaian
Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru
untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada beberapa langkah dalam
penerapan mode! ekspositori, yaitu :
1) Persiapan (Preparation)
2) Penyajian (Presentation)
3) Korelasi (Correlation)
4) Menyimpulkan (Generalization)
5) Mengaplikasikan (Aplication)
3. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Konsep Dasar Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering
juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasaYunani, yaitu heuriskein
yang berarti saya menemukan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri. Pertama, model
inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya model inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam
proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalaui
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti
dari materi pelajaran itu sendiri.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Page |7

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
rnenumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran
inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
model pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran,
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran
melalui model inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin
intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan
mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student-centered approach). Dikatakan demikian, sebab
dalam model ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses
pembelajaran.
Model pembelajaran inkuiri akan efektif manakala :
Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu
permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam model inkuiri,
penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran. Akan
tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang
sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan
dan kemampuan berpikir. Model inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada
siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan
olehguru.
Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.
b.

Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri


Model Pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan kepada
pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut
Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social
experience, dan equilibrium. Atas dasar tersebut, maka dalam penggunaan Model
Pembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap
guru.
1) Berorientasi pada Pengembangan intelektual.
Tujuan utama dari model inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir.Dengan demikian, model pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari
proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri bukan ditentukan oleh
sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana
siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari sesuatu yang
harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat
ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang
harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
2) Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara
siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan
guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Page |8

3)

4)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5)

c.

terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri.
Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa yang mempunyai kemampuan
berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi
permasalahan yang dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan
peran sebagai pengatur interaksi itu sendiri.
Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan datam menggunakan model pembelajaraninkuiri
adaiah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawabsetiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.Oleh
sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuirisangat
diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiapguru,
apakah itu bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkankemampuan,
atau bertanya untuk menguji.
Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensti seluruh
otak.
Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu
mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk
mencoba
sesuai
dengan
perkernbangan
kemampuan
logika
dan
nalarnya.Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai
kemungkinan
sebagai
hipotesis
yang
harus
dibuktikan
kebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan hipotesis
dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri


Secara umum proses pembetajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1) Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada
kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa.
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan.
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada suatu
persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu.Dikatakan teka
teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada
jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses
mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, melalui
proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3) Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara
yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Page |9

4)

5)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

6)

permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan,


tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
mengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual.
Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga
berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengajuan hipotesis.

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah


a. Konsep Dasar, Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Pertama,
Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran,
artinya dalam implementasi MPBM ada sejumlah kegiatanyang harus dilakukan siswa.
MPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian
menghafal materi pelajaran. Akan tetapi melalui MPBM siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua,
aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. MPBM menempatkan
masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak
mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode
ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara
sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapantahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan
pada data dan fakta yang jelas.
Untuk mengimplementasikan MPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yangmemiliki
permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisadiambil dari buku teks
atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yangterjadi dilingkungan sekitar,
dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwakemasyarakatan.
Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:
Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapat mengingat materi
pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa,
yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki
dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta
mengembangkan kemampuan berpikir dalam membuat judgement secara objektif.
Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan serta membuat
tantangan intelektual siswa.
Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab dengan belajarnya.
Jika guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan
kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dan kenyataan)
b. Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan MPBM. John Dewey seorang ahli
pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah MPBM yang kemudian dia
namakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu :
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 10

Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan


dipecahkan.
Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari
berbagai sudut pandang.
Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan
pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi
yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan
sesuai dengan penerimaan dan penolakaan hipotesis yang diajukan.
Merumuskan
rekomendasi
pemecahan
masalah,
yaitu
langkah
siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengajuan
hipotesis dan rumusan kesimpulan.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir


a. Hakikat dan Pengertian Model Pembelajaran Peningkatan
Telah dijelaskan bahwa salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilakukan para
guru kita adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dalam
setiap proses pembelajaran pada mata pelajaran apapun kita lebih banyak mendorong
siswa agar menguasai sejumlah materi pelajaran. Metode pembelajaran yang dibahas
pada bab ini adalah metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa. Metode pembelajaran ini pada awalnya dirancang untuk
pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran hafalan. Namun demikian, tentu saja dengan
berbagai penyesuaian topik, model pembelajaran yang akan dibahas ini juga dapat
diterapkan pada mata pelajaran lainnya termasuk mata pelajaran sejarah. Berdasarkan
hasil penelitian, selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran kelas dua. Para orang tua
siswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting dibandingkan
dengan pelajaran lainnya, seperti IPA dan Matematika (Sanjaya, 2002). Hal itu
merupakan pandangan yang keliru. Sebab, pelajaran apapun diharapkan dapat
membekali siswa baik untuk terjun ke masyarakat maupun untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Kekeliruan ini juga terjadi pada sebagian besar para guru.
Mereka berpendapat bahwa IPS pada IPS pada hakikatnya adalah pelajaran hapalan
yang tidak menantang untuk berpikir. IPS adalah pelajaran yang syarat dengan konsepkonsep, pengertian-pengertian, data, atau fakta yang harus dihafal dan tidak perlu
dibuktikan.
Sekarang bagaimana mengubah paradigma berpikir tentang IPS dan sejarah sebagai
mata pelajaran hafalan? bagaimana sejarah dapat dijadikan mata pelajaran yang
mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa? Di bawah ini akan dijelaskan satu
model pembelajaran berpikir dalam pelajaran Sejarah dan IPS. Model pembelajaran ini
adalah model pembelajaran hasil dari pengembangan yang telah diuji coba
(Sanjaya,2002).
Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (MPPKB) adalah model
pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui
telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah
yang diajukan.
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas. Pertama, MPPKB
adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir,
artinya tujuan yang ingin dicapai oleh MPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat
menguasai sejumlah materi pelajaran. Akan tetapi bagaimana siswa dapat
mengembangkan gagasan-gagasan atau ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara
verbal. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan bicara secara verbal
merupakan salah satu kemampuan berpikir.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar
pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide
didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan/atau
berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil-hasil pengamatan mereka
terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupansehari-hari.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 11

Ketiga, sasaran akhir MPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalahmasalah soisal sesuai dengan taraf perkembangan anak.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b. Hakikat Kemampuan berpikir dalam MPPKB


Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau MPPKB merupakan model
pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan
berpikir siswa. Menurut Peter Reasin (1981), berpikir (thinking) adalah proses mental
seseorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan memahami
(comprehending). Menurut Reason mengingat dan memahami lebihbersifat pasif
daripada kegiatan berpikir (thinking). Mengingat pada dasarnya hanya melibatkan usaha
penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas
permintaan; sedang memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar dan dibaca
serta melihat keterkaitan antar aspek dalam memori. Berpikir adalah istilah yang lebih
dari keduanya. Berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga diluar informasi
yang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi
baru dari suatu persoalan yang dihadapi.
Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu
kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan
berpikir. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki mengingat dan memahami
memiliki kemampuan juga dalam berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorang
sudah pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini seperti yang
dikemukakan Peter Reason, bahwa berpikir tidak mungkin terjadi tanpa adanya
memori. Bila seseorang kurang memiliki daya ingat (working memory), maka orang
tersebut tidak mungkin sanggup menyimpan masalah dan informasi yang cukup lama.
Jika seseorang kurang memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory), maka
orang tersebut dipastikan tidak akan memiliki catatan masa lalu yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada masa sekarang. Dengan demikian,
berpikir sebagai kegiatan yang melibatkan proses mental memerlukan kemampuan
mengingat dan memahami, sebaliknya untuk dapat mengingat dan memahami diperlukan
proses mental yang disebut berpikir.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka MPPKB bukan hanya sekadar model pembelajaran
yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta
atau konsep. Akan tetapi bagaimana data, fakta, dan konsep tersebut dapat dijadikan
sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan
memecahkan suatu persoalan
c. Karakteristik MPPKB
Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk nengembangkan kemampuan
berpikir, MPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran melalui MPPKB menekankan kepada proses mental siswasecara
maksimal. MPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar
mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir.
Hal ini sesuai dengan latar belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa
pembelajaran itu adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih
menekankan aktivitas fisik. Artinya, setiap kegiatan belajar itu disebabkan tidak
hanya peristiwa hubungan stimulus-respon saja, tetapi juga disebabkan karena
dorongan mental yang diatur otaknya. Berkaitan dengan karakteristik tersebut,
maka dalam proses implementasi MPPKB perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara mental,
maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama guru. Artinya, guru
harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya
apa yang dipelajari, tetapi bagaimana mereka mempelajarinya.
Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika
merencanakan topik yang harus dipelajari secara metoda apa yangakan
digunakan.
Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus
membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antar bagian yang
dipelajari.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 12

Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa manakala siswa
dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
Dengan demikian guru harus dapat membantu siswa belajar dengan
memperlihatkan bagaimana gagasan baru berhubungan dengan pengetahuan
yang telah mereka miliki.
Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari. Merespon dalam
konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.
MPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus
menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu diarahkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya
kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan
yang mereka konstruksi sendiri.
MPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama
pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk
mengkonstruksi pengetahuan dan penguasaan materi pembelajaran baru.
-

2)

3)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

d. Tahapan-tahapan Pembelajaran MPPKB


MPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar hal ini sesuai
dengan hakikat MPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yang
hanya duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat untuk dihafalkan. Cara
demikian bukan saja tidak sesuai dengan hakikat belajar sebagai usaha memperoleh
pengalaman. Namun juga dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa
(George W. Maxim, 1987).
Ada 6 tahap dalam MPPKB. Setiap tahap dijelaskan sebagai berikut:
1) Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan
pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama, penjelasan tujuan yang
harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materipelajaran
yang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran
atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa, kedua, penjelasan proses
pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasn tentang apa yang harus
dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam proses
pembelajaran seperti yang dijelaskan pata tahap orientasi sangat menentukan
keberhasilan MPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat siswa tahu kemana
mereka akan dibawa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar mereka.Oleh
sebab itu, tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam implementasi
proses pembelajaran. Untuk itulah dialog yang dikembangkan guru pada tahapan ini
harus mampu menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.
2) Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan
kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan
dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab
untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang diangap
relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah
selanjutnya guru rnenentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan
Tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.
3) Tahap Kontrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai
dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan
kemampuan siswa pada tahapan ini guru dapat memberikan persoalan-persoalan
yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang
diberikan sesuai dengan tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan
kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada tahap kedua.
Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar
memahami persoalan yang harus dipecahkan. Mengapa demikian? Sebab,
pemahaman terhadap masalah akan mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 13

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

sebab itu, keberhasilan pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh
tahapan ini.
4) Tahap Inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam MPPKB. Pada tahap inilah siswa
berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa diajak untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada tahapan ini guru harus memberikan
ruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya
pemecahan persoalan. Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapat
menumbuhkan keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap fakta
sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan,
mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya
5) Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melaluiproses
penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci
sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog, guru
membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka
pahami sekitar topik yang dipermasalahkan.Tahap akomodasi dapat juga dikatakan
sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa diarahkan untuk
mampu mengungkap kembali pembahasan yang diangap penting dalam proses
pembelajaran
6) Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan
masalah yang disajikan. Tahap transper dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa
mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalahmasalah baru. Pada tahap ini guru dapat memberikan tugas-tugasyang sesuai
dengan topik pembahasan.
6. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan, Ada empat unsur penting dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:
(1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya
belajar; (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok
belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan,
diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat danbakat siswa, pengelompokan
yang didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokan yang didasarkan atas
campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari
kemampuan. Pendekatan apa pun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah
menjadi pertimbangan utama.
Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang
terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok.
Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat
pelaksanaan, dan lain sebagainya.
Salah satu model dari model pembelajaran kelompok adalah model pembelajaran
kooperatif (cooperative learning). Model pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli
pendidikan untuk digunakan. Slavin (1995) mengemukakan dua alasan, pertama,
beberapa hasil oenelitian membuktikan bahwa pemggunaan pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan
hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta
dapat meningkatkan harga diri.
Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalambelajar
berpikir,
memecahkan
masalah,
dan
mengintegrasikan
pengetahuandengan
keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatifmerupakan bentuk
pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaranyang selama ini memiliki
kelemahan.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 14

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem


pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai
ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan
memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan
interpersonal dari setiap anggota kelompok.Setiap individu akan saling membantu,
mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu
akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan
kelompok.
Model pembelajaran ini bisa digunakan manakala :
Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam
belajar.
Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk
memperoleh keberhasilan dalam belajar
Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan
belajar dari bantuan orang lain.
Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa
sebagai bagian dari isi kurikulum.
Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat
partisipasi mereka.
Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.
7. Model Pembelajaran Kontekstual
a. Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model pembelajaran
yangmenekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapatmenemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasikehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk.dapat menerapkannya
dalamkehidupan mereka.
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL
menekankankepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses
belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar
dalamkonteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya mener.ima pelajaran,
akantetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Kedua, CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materiyang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapatmenangkap
hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupannyata. Hal ini sangat
penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yangditemukan dengan kehidupan
nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermaknasecara fungsional, akan tetapi
materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalammemori siswa, sehingga tidak akan
mudah dilupakan.
Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL
bukan hanya mengharapkan siswa dapat rnemahami materi yang dipelajarinya,akan
tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalamkehidupan
sehari-hari. Materi pelajaran dalam kontek CTL, bukan untuk ditumpukdiotak dan
kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan
nyata.
Sehubungan dengan itu, terdapat lima karakteristik penting dalam prosespembelajaran
yang menggunakan pendekatan CTL.
1) Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yangsudah
ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepasdari
pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yangakan
diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitansatu sama
lain.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 15

2) Pembelajacan yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperolehdan


menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baruitu diperoleh
dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai denganmempelajarai secara
keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuanyang
diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnyadengan
cara meminta tanggapan dari yang lam tentang pengetahuan yangdiperolehnya dan
berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuanitudikembangkan.
4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),artinya
pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapatdiaplikasikan dalam
kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilakusiswa.
5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan
pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan
penyempurnaan strategi.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional


Apa perbedaan pokok antara pembelajaran CTL dan pembelajaran konvensionalseperti
yang banyak diterapkan sekolah sekarang ini? Di bawah ini dijelaskan secarasingkat
perbedaan kedua model tersebut dilihatdari konteks tertentu.
1) CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktifdalam
setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan 1 menggalisendiri materi
pelajaran. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswaditempatkan sebagai
objek belajar yang berperan sebagai penerima informasisecara pasif
2) Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok, sepertikerja
kelompok, berdiskusi, saling menerima dan member!. Sedanskan dalampembelajaran
konvensional siswa lebih banyak belajar secara individual denganmenerima,
mencatat, dan menghafal materi pelajaran.
3) Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil,sedangkan
dalam pembelajaran konvensional, pembelajaran bersifat teoretisdan abstrak.
4) Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalampembelajaran
konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.
5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri;sedangkan
dalam pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah nilai atauangka.
6) Dalam CTL, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri,misalnya
individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwaperilaku itu
merugikan dan tidak bermanfaat; sedangkan dalam pembelajarankonvensional,
tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luardirinya, misalnya
individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takit hukumanatau sekadar untuk
memp.eroleh angka atau nilai dari guru.
7) Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang
sesuaidengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisa
terjadiperbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya.
Dalampembelajaran konvensional hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran
yangdimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi
olehorang lain.
8) Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitordan
mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing; sedangkan dalam
pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.
9) Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalamkonteks dan
setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan; sedangkan dalampembelajaran
konvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas.Sejarah SMAPLPG Sertifikasi
Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 96
10) Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa,
maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagaicara, misalnya
dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman,observasi,
wawancara, dan lain sebagainya; sedangkan dalam pembelajarankonvensional
keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 16

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Beberapa perbedaan pokok si atas, tnenggambarkan bahwa CTL memang


memilikikarakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses pelaksanaan
danpengelolaannya.
1. Asas-Asas CTL
CTL memiliki 7 asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kontekstual. Seringkali asas ini disebut juga
komponen-komponen CTL.
a) Konstruktivisme
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bias
mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman.
Mengapa demikian? Sebab, pengetahuan hanya akan fungsional manakala dibangun
oleh individu. Pengetahuan yang hanya diberikan tidak akan menjadi pengetahuan
yang bermakna. Atas dasar asumsi yang mendasar itulah, maka penerapan asas
konstruktivisme dalam pembelajaran CTL, siswa didorong untuk mampu
mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata
b) Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses pembelajaran
didasarkan pada pencarian dan peneluan melalui proses berpikir secara sistematis.
Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasildari rnengingat, akan tetapi hasil dari
proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru
bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi
merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri
materi yang harus dipahaminya
Apakah inkuiri hanya bisa dilakukan untuk mata pelajaran tertentu saja?Tentu tidak.
Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat dilakukan melalui proses inkuiri.
Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah,yaitu :
a. Merumuskan masalah
b. Mengajukan hipotesis
c. Mengumpulkan data
d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
e. Membuat kesimpulan
c) Bertanya
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat
dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab
pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses
pembelajaran melalui CTL, guru tidakmenyampaikan informasi begitu saja, akan
tetapi memancing agar siswadapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya
sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan
mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangatberguna
untuk:
a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi
pelajaran
b. Membangkitkan motivasi belajar siswa
c. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu
d. Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan
e. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
d) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukandengan
menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan
kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakatdan minatnya. Biarkan dalam
kelompoknya mereka sating membelajarkan;yang memiliki kemampuan tertentu
didorong untuk menularkannya padayang lain.
e) Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikan sebuah alat,
atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, dan lain sebagainya.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 17

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru
memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakan
asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa
dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis abstrak yang dapat memungkinkan
terjadinya verbalisme
f) Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yangdilakukan dengan cara menurutkan kembali kejadian-refleksi, pengalaman
belajar itu akan dimasukkan dalam struKtur Kognitif siswa yang padaakhirnya akan
menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui proses
refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yangtelah dibentuknya, atau
menambah khazanah pengetahuannyaDalam proses pembelajaran dengan
menggunakan CTL, setiap berakhirproses pembelajaran, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untukmerenung atau mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya. Biarkansecara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri,
sehingga ia dapatmenyimpulkan tentang pengaiaman belajarnya.
g) Penilaian Nyata (Authentic Assesment)
Penilaian nyata (Authentic Assesment) adalah proses yang dilakukan guruuntuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yangdilakukan siswa.
Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakan siswabenar-benar belajar atau
tidak; apakah pengaiaman belajar siswa memilikipengaruh positif terhadap
perkembangan intelektual maupun mental siswa.
Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan prosespembelajaran.
Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatanpembelajaran
berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan
kepada hasil belajar.
2. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL
Misalkan pada suatu hari guru akan membelajarkan anak tentang fenomena
antroposfer. Kompetensi yang harus dicapai adalah kemampuan anak untuk memahami
fungsi dan jenis pasar. Untuk mencapai kompetensi tersebut dirumuskan beberapa
indikator hasil belajar:
Menganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
Mencatat dan mengumpulkan data kependudukan dari RT
Mengelompokkan data kependudukan (4 RT), berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin
Menghitung sex ratio dan dependency ratio
Mengidentifikasi tinggi rendahnya kualitas penduduk berdasar tingkat pendidikan
dan kesehatan
Untuk mencapai tujuan kompetensi di atas, dengan menggunakan CTL guru melakukan
langkah-langkah pembelajaran seperti di bawah ini:
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.
2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL :
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa
Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi ke tiap RT yang telah
ditentukan, misalnya kelompok 1 melakukan obserservasi ke RT 02 kelurahan
Semper Timur, sedangkan kelompok 2 melakukan observasi ke RT 05
Kelurahan Semper Timur
Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mengelompokkan data
kependudukan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang kemudian
akan dilanjutkan dengan penghitungan sex ratio dan dependency ratio.
3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
b. Inti
Di lapangan
1. Siswa melakukan observasi ke tiap-tiap RT sesuai dengan pembagian tugas
kelompok
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 18

2. Siswa mencatat data kependudukan berdasarkan umur dan jenis kelamin di


sesuai dengan lokasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Di dalam kelas
1. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya
masing-masing
2. Siswa melaporkan hasil diskusi
3. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok
yang lain
4. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah
Yang mereka temukan di lapangan sesuai dengan indikator hasil belajar
yang harus dicapai
5. Guru menugaskan siswa untuk membuat standar operasional prosedur
(SOP) sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan dimulai dari
mengumpulkan data sampai pada hasil akhirnya.
Apa yang dapat Anda tangkap dari pembelajaran dengan menggunakan CTL?
Ya, pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep, anak
mengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah tempat
untuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas digunakan
untuk salin membelajarkan. Untuk itu ada beberapa Catatan dalam penerapan CTL
sebagai suatu model pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara
penuh, baik fisik maupun mental,
2. CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi proses
berpengalaman dalam kehidupan nyata.
3. Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh
informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka
di lapangan.
4. Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari orang
lain.
8. Model Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (Model PAKEM)
a. Pengantar
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok
tanahair adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat
dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan
anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Modul
ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa, mengapa, danbagaimana
PAKEM tersebut, serta prosedur atau langkah-langkah yang dapat dilakukan instruktur.
Dengan membaca dan mengikuti proses-proses yang telah dirancang dalammodul ini,
para peserta diharapkan dapat mengenal apa, mengapa, dan bagaimana PAKEM
tersebut, dan pada akhirnya diharapkan dapat menerapkan di kelasnya masing-masing.
Proses
Pembelajaran

Calon Siswa

PAKEM

Lulusan

(Depdiknas, 2005: 71)

Gambar Model Pembelajaran PAKEM

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 19

LANGKAH KEGIATAN
Secara diagramatik, langkah pembelajaran dalam pertemuan ini digambarkan sebagai
berikut:
Pengantar Singkat
oleh Instruktur

Pemodelan PAKEM
(secara pleno)

Presentasi
Penguatan Hasil
Diskusi

Diskusi Kelompok
tentang hal-hal
yang diamati
dalam pemodelan

Diskusi kelompok
mengidentifikasi
ciri-ciri PAKEM

Sharing Hasil
diskusi Kelompok
dan Pelaporan

Presentasi
video/multimedia
pelaksanaan

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar Langkah Model Pembelajaran PAKEM


1) Kegiatan diawali dengan pengantar singkat oleh instruktur tentang rencana kegiatan
dankompetensi yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan. Kemudian juga
disampaikanpengaturan peserta dan aturan main pelaksanaan kegiatan.
2) Kegiatan berikutnya adalah permodelan PAKEM.Instruktur memodelkan pelaksanaan
PAKEM dengan melibatkan peserta sebagai murid. Pemodelan selain dimaksudkanagar
peserta dapat menghayati bagaimana mengikuti PAKEM, mereka juga diharapkan
dapat merasakan perbedaan antara pengalaman sebelumnya dengan PAKEM.
3) Diskusi kelompok. Diskusi kelompok (4-6 orang) tentang hal-hal baru yang
ditemukandalam pembelajaran PAKEM ditinjau dari beberapa hal, antara lain:
kegiatan anak danbentuk layanan yang diberikan guru, jenis pertanyaan atau
penugasan yang dikerjakan siswa, interaksi antar siswa dan interaksi lainnya, sumber
belajar yang digunakan, dan lain sebagainya. Selanjutnya proses dan hasil diskusi
dituliskan pada format yang disajikan pada tabel berikut
Tabel Format/Pencatat hasil Diskusi
Komponen Pembelajaran
Kegiatan Siswa

Kegiatan Guru

Interaksi Antar Siswa


Interaksi Siswa dengan
Guru
Jenis Pertanyaan
atau Penugasan Yang
Dikerjakan Siswa
Sumber Belajar Yang
Digunakan
Lainnya: .

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Hal baru yang Berbeda dengan Kebiasaan


Pembelajaran selama Ini
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c
a.
b.
c
a.
b.
c.

P a g e | 20

4)

5)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

6)
7)

Berbagi Hasil Diskusi


Hasil diskusi kelompok selanjutnya dipajang di tempat-tempat yang agak terpisah
Salah seorang dari setiap kelompok menunggui hasil kerjanya dan siap
menjelaskankepada kelompok lain yang mendatangi dan menanyakan segala
sesuatu yang terkaitdengan hasil karyanya
Kelompok lain mengunjungi dan belajar dari kelompok lain (berkeliling sehingga
semuahasil kerja kelompok lain sempat dikunjungi dan dipelajari).
Presentasi Video/multimedia tentang PAKEM
Instruktur memberikan informasi kepada peserta pelatihan untuk
memperhatikan rekaman ideo/multimedia secara cermat dan memberikan
bentuk tagihannya, yakni, memperbaiki hasil diskusi kelompok sebelumnya.
Instruktur menampilkan rekaman video/multimedia yang memperlihatkan
pelaksanaan pembelajaran yang PAKEM.
Setiap kelompok diminta melaporkan hal-hal yang dapat ditambahkan pada
hasil kerja sebelumnya, dan kelompk lain menambahkan hala-hal lain yang
tidak disebutkan oleh kelompok sebelumnya.
Diskusi kelompok
Pada tahap ini kembali ke kelompok masing-masing dan mengidentifikasi ciri-ciri
PAKEM secara lebih lengkap.
Presentasi penguatan hasil diskusi PAKEM
Instruktur menyajikan transparansi tentang PAKEM sebagai penguatan terhadap
proses dan hasil kerja para peserta pelatihan.

b. Apa, Mengapa PAKEM


1) Pengertian PAKEM
PAKEM merupakan salah satu pilar dari program MBS (Menciptakan
masyarakat yang peduli pendidikan anak) dan program ini merupakan program
UNESCO dengan bekerja sama dengan Depdiknas. PAKEM adalah singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar harus merupakan suatu
proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses
pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan. Pendapat ini
sejalan dengan pendapat Vigotsky bahwa ada keterkaitan antara bahasa dan
pikiran. Dengan aktif berbicara (diskusi) anak lebih mengerti konsep atau materi
yang dipelajari. Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Katz dan Chard
bahwa anak perluketerlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan dan
kebosanan. Siswa yang lebih banyak duduk diam akan menghambat perkembangan
motorik, akademik, dan kreativitasnya.
Anak usia TK dan SD lebih cepat lelah jika duduk diam dibandingkan kalau
sedangberlari, melompat, atau bersepeda Akan tetapi,dengan belajar yang aktif,
motorikhalus dan motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik. Melalui
belajar aktifsegala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan
peluang siswa untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai
pengetahuan. (Sowars, 2000: 3-10)
Oleh karena itu, proses belajar harus melibatkan semua aspek kepribadian
manusia,yaitu mulai dari aspek yang berhubungan dengan pikiran, perasaan, bahasa
tubuh,pengetahuan, sikap, dan keyakinan. Menurut Magnesen dalam Dryden bahwa
dalam belajar siswa akan memperoleh 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa
yang didengar,30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar,
70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
(Dryden,2000: 100)
Unsur kedua dari PAKEM adalah kreatif. Kreatif artinya memiliki daya cipta,
memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9). Peran aktif siswa dalam
proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang kreatif, artinya generasi
yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 21

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Semiawandaya kreatif tumbuh dalam diri seseorang dan merupakan pengalaman


yang paling mendalam dan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkan daya kreatif
tersebut diperlukan suasana yang kondusif yang menggambarkan kemungkinan
tumbuhnya daya tersebut.(1999 : 66).
Suasana kondusif yang dimaksud dalam PAKEM adalah suasana belajar yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktifdan memberi
kesempatan pada siswa untuk dapat mengemukakan gagasan dan ide tanpa takut
disalahkan oleh guru. Adapun pembelajaran yang efektif terwujud karena
pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi siswa
sehingga dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan. Setelah proses
pembelajaran berlangsung, kemampuan yang diperoleh siswa tidak hanya berupa
pengetahuan yang bersifat verbalisme namun diharapkan berupa kemampuan yang
lebih bermakna. Artinya siswan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada
dalam diri siswa sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam.
Belajar yang efektif dapat dicapai dengan tindakan nyata (learning by doing)
dan untuksiswa kelas rendah SD dapat dikemas dengan bermain. Bermain dan
bereksplorasidapat membantu perkembangan otak, berbahasa, bernalar, dan
bersosialisasi.Menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehinggasiswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga
waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya perhatian siswa
terbuktidapat meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif yang tidak menghasilkan apa yang
harus dikuasai siswa secara proses pembelajaran berlangsung, sebab siswa memiliki
sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai,. Jika pembelajaran hanya aktif
dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya
seperti bermain biasa. Kelas yang sunyi, anak sebagai pendengar pasif, tidak
adaaktivitas konkrit membosankan dan belajar tidak efektif tidak kritis, tidak
kreatif,komunikasi buruk, apatis.
Kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman akan mengaktifkan bagian
neocortex (otak berpikir) dan mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkan
kepercayaan diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh beban, guru galak akan
menurunkan fungsi otak menuju batang otak dan anak tidak bisa berpikir efektif,
reaktif atau agresif. (Pancamegawani, 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat dideskripsikan bahwa dalam pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan siswa terlibat dalam berbagai kegiatan
pembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
melalui berbuat atau melakukan. Kemudian dalam PAKEM guru menggunakan
berbagai alat bantu atau media dan berbagai metode. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa dalam PAKEM guru menggunakan multi media dan multi metode,
sehingga kegiatan pembelajaran yang tecipta dapat membangkitkan semangatsiswa
dan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri siswa. Yang tidak
kalah pentingnya adalah PAKEM menggunakan lingkungan sebagai sumberbelajar
untuk menjadikan siswan menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. Untuk
penataan kelas dalam PAKEM guru mengatur kelas dengan memajang bukubukudan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca. Dengan
demikian siswa dapat memanfaatkan sumber belajar yang ada dalam kelas sehingga
kemampuan anak dapat bekembang lebih optimal. Dalam strategi pembelajaran
guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatifdan interaktif termasuk cara
belajar kelompok. Guru mendorong siswa untukmenemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan melibatkan
siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005: Standar Nasional
Pendidikan, ps 19, ayat 1)

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 22

2)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Landasan PAKEM
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005:
Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1)
2. Asumsi Dasar tentang Belajar
Asumsi dasar belajar adalah belajar merupakan proses individual, belajar
merupakan proses social, belajar adalah proses yang menyenangkan, belajar
adalah aktivitas yang tidak pernah berhenti, belajar adalah membangun makna
(Constructivism) Perubahan Paradigma Mengajar Pembelajaran (Teaching
Learning) PenilaianPerbaikan terus menerus (TestingContinuous improvement)
Perkembangan IPTEK, POLITIK, SOSBUD semakin lama semakin cepat;
TeknologiInformasi/sumber belajar sangat beragam; Bekal memenuhi kebutuhan
manusiamodernmandiri, bekerjasama, berpikir kritis, memecahkan masalah;
Persainganinternasional (Globalisasi) Belajar lebih efektif/pendalaman; Anak lebih
kritis; Anak menjadi lebih kreatif; Suasana dan pengalaman belajar bervariasi;
Meningkatkankematangan emosional/sosial; Produktivitas siswa tinggi; Siap
menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan;
3. Cara Anak Belajar
Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam
menginterpretasikan
dan
beradaptasi
dengan
lingkungannya
(teori
perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang
disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil
pemahamanterhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang
objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek
dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses
memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua
proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan
lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara
bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan
lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat
dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal
tersebut tidak mungkin dipisa kankarena memang proses belajar terjadi dalam
konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia
tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai
memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspeklain
secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir
secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan
hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat
cair,panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan perkembangan
berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga
ciri, yaitu:
i. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang
konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik,
dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil
belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan
peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga
lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 23

ii.

iii.

Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari
sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep
dariberbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif
yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang
secarabertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih
kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan
mengenai urutanlogis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta
kedalaman materi.

c. Pembelajaran yang Efektif


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kegiatan belajaran yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang menunjang


kompetensi siswa. Kegiatan belajara yang efektif adalah kegiata belajar yang memahami
makna belajaryang sesusngguhnya, pembelajaran yang berpusat, pembelajaran yang
mengalami, mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional,
mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan, pembelajaran yang
merupakan perpaduan kemandirian dan kerja sama, belajar sepanjang hayat.
Makna belajar merupakan proses membangun pemahaman/pemaknaan terhadap
informasi dan atau pengalaman siswa. Siswa sebagai subjek belajar. Kegiatan
pembelajaran harus memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara dan strategi belajar,
motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa.Belajar mengalami artinya siswa terlibat
langsungdalam pembelajaran. Hal ini dapat dikembangkan melalui pengalaman inderawi:
melihat,mendengar, meraba/menjamah, mencicipi, mencium, Pengalaman simulasi ,
Audio-visual, Mendengarkan informasi.
Mengembangkan Keterampilan Sosial, Kognitif, dan Emosional dapat dilakukan
dengan mengkomunikasikan gagasan, hasil kreasi, hasil temuan, berinteraksi dengan
lingkungan belajar kelompok, saling mempertajam, memperdalam, memantapkan,
menyempurnakan gagasan. Keterampilan social dapat dilakukan dengan bersosialisasi
dengan menghargai perbedaan pendapat, sikap, kemampuan, prestasi Bekerja sama dan
mengembangkan empati. Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah BerTuhan, yaitu dengan mengembangkan Rasa ingin tahu, peka, kritis, mandiri, dan kreatif
Fitrah bertuhan,bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa Perpaduan Kemandirian dan
Kerja Sama, berkompetisi , kerja mandiri, kerja sama, dan solidaritas. Adapun Belajar
Sepanjang Hayat Untuk bertahan (survive) & berhasil (success)
Mengenali diri Keterampilan belajar: percaya diri, keingintahuan, memahami orang
lain, kemampuan berkomunikasi, dan bekerja sama Pengalaman Belajar yang
Beragam,Pengalaman Mental, Pengalaman Fisik, dan Pengalaman Sosial. Pengalaman
Mentaldapat diperoleh Melalui membaca buku, mendengarkan ceramah, markan berita
radio, televisi, melakukan perenungan, menonton film. Pengalaman Fisik dapat diperoleh
melalui pengamatan, percobaan, penelitian, kunjungan, karya wisata, dan pembuatan
buku harian. Pengalaman sosial melalui berwawancaradengan tokoh, bermain peran,
berdiskusi, bekerja bakti, melakukan bazaar, melakukanpameran, mengamati, bertanya,
mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar, mengajukan hipotesis mengumpulkan
data. Dengan situasi: nyata, buatan, audio-visual (misal: sajian film), visualisasi verbal:
ilustrasi (cerita grafik,table) audio-verbal.
Contoh-contoh Pengalaman Belajar
menggubah syair dan bernyanyi
melakukan permainan
diskusi (bertanya, menjawab, berkomentar, mendengar penjelasan, menyanggah)
menggambar dan mengarang
menulis prosa, puisi, pantun
membaca
menyimak
mengisi teka-teki
mengajukan pertanyaan penelitian
mengajukan pendapat dengan alasan yang logis
mengomentari

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 24

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

bercerita
mendengarkan cerita
mengamati persamaan dan perbedaan untuk mencari ciri benda
mendengarkan penjelasan sambil membuat catatan penting
membuat rangkuman/sinopsis
mendemonstrasikan hasil temuan
mencari pemecahan soal-soal (matematika)
membuat soal cerita
mengukur panjang, berat, suhu
merencanakan dan melakukan percobaan, penelitian
membuat buku harian
membuat kamus
melakukan simulasi (dengan komputer)
mengelompokkan, mengidentifikasi ciri benda
mengumpulkan dan mengoleksi benda dengan karakteristiknya
membuat komik
membuat prediksi dan berekspolarsi
membuat grafik
membuat diagram
membuat carta
membuat jurnal
menyiapkan dan melaksanakan pameran
menggunakan alat (ukur, potong, tulis)
praktik ibadah
berceramah
membuat poster
membuat model (misal: kotak, silinder, kubus, segitiga, lingkaran)
menata pajangan
menata buku perpustakaan
membuat daftar pertanyaan untuk wawancara
melakukan wawancara
membuat denah
membuat catatan hasil penjelasan/hasil pengamatan
membaca kamus
mencari informasi dari ensiklopedi
melakukan musyawarah
mengunjungi dan menemukan alamat situs website
berorganisasi
mendiskusikan wacana dari media cetak/media elektronik
membuat cergam
membuat resensi buku
mengkritisi suatu artikel
mengkaji pola tulisan suatu artikel
menulis artikel ilmiah populer
membuat ensiklopedi
(tambahkan kegiatan lain yang mengerahkan keterampilan berpikir danmengaplikasikan
pengetuan yang sudah dimiliki siswa)
Pengelolaan KBM
1) Pengelolaan Tempat Belajar
2) Pengelolaan Siswa
3) Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
4) Pengelolaan Isi Pembelajaran
5) Pengelolaan Sumber Belajar
Pengelolaan Tempat Belajar
1) Bergantung strategi yang akan digunakan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2) Memperhatikan intensitas interaksi antarsiswa
3) Yang dikelola: pajangan (hasil kerja siswa, gambar peta, diagram, model, benda asli,
kumpulan puisi, karangan), meja kursi, perabot sekolah, sumber belajar
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 25

Pengelolaan Siswa
1) Siswa dikelola secara individual, berpasangan, berkelompok, seluruh kelas
2) Hal yang perlu menjadi pertimbangan
3) jenis kegiatan
4) tujuan kegiatan
5) keterlibatan siswa
6) waktu belajar
7) ketersediaan sarana/prasarana
8) karakteristik siswa
Tabel Keberagaman Karakteristik Siswa
Faktor Keberagaman
-

Isi(bycontent)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Minat dan motivasi(by interest)


-

Kecepatan tahapan belajar (by speed)

Tingkat kemampuan (by level)


Reaksi yang diberikan siswa (by respond)
Siklus cara berpikir (by circularsequence)

Waktu (by time)

Pendekatan pembelajaran (by teachingstyle)

Pengelolaan Siswa
Siswa berpeluang mempelajari materi yg
berbeda dlm sasaran kompetensi yg sama
ataupun berbeda
Siswa berpeluang berkreasi sesuai dg minat dan
motivasi belajar baik dlm kompetensi yg sama
maupun berbeda. Siswa termotivasi
belajarsecaramandiri
Siswa berpeluang belajar (bekerja) sesuai dengan
kecepatan yg dimilikinya. Keberagaman bias pada
kompetensi, isi, maupun kegiatan
Siswa berpeluang untuk mencapai kompetensi
secara maksimal sesuai dg tingkat kemampuan yg
dimiliki
Siswa berpeluang menunjukkan respon melalui
presentasi/menyajikan hsl karyanya secara
lisan,tertulis,benda kreasi,...
Siswa berpeluang menguasai kompetensi
melalui cara-cara, dan seleksi berdasarkan
perspektif yg mereka pilih
Siswa berkemungkinan untuk memiliki perbedaan
durasi untuk menguasi kompetensi tertentu
Siswa diberi perlakuan secara individual sesuai
dengan keadaannya

1) Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran


Pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi mengharap jawaban
benarTujuan Bertanya adalah menharapkan jawaban yang benar dan meransang
siswa berpikir danberbuat dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat produktif,
terbuka, dan imajinatif.
Tabel Kategori Pertanyaan
Kategori
Pertanyaan
Terbuka
Tertutup
Produktif
Tidak Produktif

Arti
Pertanyaanya memiliki lebih dari
satu jawaban benar
Pertanyaanya memiliki hanya satu
jawaban benar
Dpt dijwb melalui pengamatan,
percobaan, penyelidikan
Dpt dijwb hanya dg melihat, tanpa
melakukan pengamatan,
percobaan, atau penyelidikan

Contoh
Mengapa ibukota Indonesia Jakarta?
Apa Nama ibukota Indonesia?
Berapa halaman kertas diperlukan
untuk menghabiskan
Apa nama benda ini?

Imajinatif dan
interpretative

Jwb-nya diluar
benda/gambar/kejadian yg diamati

(Diperlihatkan gb gadis termenung


dipinggir laut). Diajukan
pertanyaan,Apa yang sedang
dipikirkan gadis itu?

Faktual

Jwb-nya dpt dilihat pd


benda/kejadian yg diamati

Apa yang dipakai gadis itu?

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 26

2) Penyediaan umpan balik yang bermakna


Umpan balik bukanlah pernyataan yang memotivasi siswa
Penilaian yg mendorongsiswa melakukan unjuk kerja
Penilaian dilakukan secara alami dalam konteks pembelajaran. Modus/medium untuk
menilai tidak cukup satu jenis
Tabel Umpan Bailk Guru terhadap Perilaku Siswa
Perilaku Siswa
1. Pak/Bu apakah di Mars ada
kehidupan?
3. Di mars pasti ada kehidupan
5. Mengerjakan sesuatu berbeda
dari biasanya

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

7. Berargumentasi

Umpan balik dari guru


2. Menurutmu bagaimana?
4. Mengapa kamu berpendapat spti itu?
6. Meminta penjelasan,Dptkah kamu
jelaskan, mgp demikian?
8. Ini alas an yang saya tdk banyak tahu Kamu
tlh meyakinkanku, bgm pendpt temanmu?

3) Pengelolaan Isi Pembelajaran


a) Menyiapkan Silabus Pembelajaran
b) Kemungkinan pembelajaran tematik
4) Pengelolaan Sumber Belajar
a) Pemanfaatan sumber daya sekolah
b) Pemanfaatan sumber daya lingkungan
5) Strategi Pembelajaan
a) Siswa belajar secara aktif
b) Siswa membangun peta konsep
c) Siswa menggali informasi dr berbagai media
d) Siswa membandingkan dan mensintesiskan informasi
e) Siswa mengamati secara aktif
f) Siswa menganalisis peta sebab akibat
g) Siswa melakukan kerja praktik
9. Mengapa Perlu PAKEM ?
a. Perlunya Belajar Aktif
Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran merupakan manifestasi dari belajar
bagaimana belajar (learn how to learn). Keterlibatan mereka secara aktif dalam
pembelajaran memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengeksplorasi
informasi, mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta membangun sendiri
konsep-konsep yang ingin dipelajarinya. Keseluruhan pengalaman belajar ini akan
memberikan ketrampilan kepada siswa bagaimana sesungguhnya belajar yang dapat
menjadi bekal untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Pribadi yang mampu belajar
terus menerus seperti inilah yang diharapkan mampu beradaptasi dengan berbagai
pesatnya perkembangan jaman serta berkompetisi di era global.
Alvin Toefler, salah seorang futurolog, menyatakan
bahwa orang buta huruf pada saat ini bukanlah orang
yang tidak bisa membaca melainkan orang yang tidak
bisabelajar. Sebagai implikasinya, kemampuan belajar
terus menerus atau menjadi manusia pembelajar
seumur hidup merupakan keharusan jika kita ingin
eksis di erainformasi. Hal inilah yang menjadi
landasan mengapa pembelajaran yang aktif perludan
penting bagi siswa.
Aktivitas siswa secara berkelompok atau lebih
tepatnya pembelajaran kooperatif diharapkan juga menumbuhkan siswa menjadi
pribadi dan warga negara yang lebih toleran dan damai. Jika siswa terbiasa
mengemukakan gagasan, toleran dan menghargai pendapat orang lain, diharapkan
sikap dan perilaku tersebut dapat terus berkembang ketika mereka terjun di
masyarakat kelak. Dengan demikianpembelajaran yang aktif juga ikut menyiapkan
siswa menjadi warna negara yanglebih baik dan lebih demokratis
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 27

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b. Perlunya Pembelajaran yang Kreatif


Kendati saat ini banyak dibutuhkan, kreativitas dan orang-orang yang kreatif masih
saja belum banyak jumlahnya. Konon hal inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia
tidak banyak menghasilkan paten atau temuan.
Mandulnya bangsa Indonesia dalam menghasilkan
temuan-temuan baru tentu saja menjadi kendala untuk
dapat bersaing dengan bangsa-bangsa yang lain
didunia. Oleh karena itu penting bagi siswa untuk
semenjak dini menghasilkan kreasi-kreasi atau belajar
mengkreasi sesuatu. Guru PAKEM seyogyanya
memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk
menghasilkan karya baik secara berkelompok maupun individual.
Pengembangan kreativitas semenjak dini ini diharapkan juga membentuk
karaktersiswa menjadi pribadi-pribadi kreatif. Kelak ketika mereka dewasa kreativitas
ini diharapkan dapat menjadi terobosan dan memecahkan berbagai masalah
kehidupan diantaranya adalah menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri. Konon
banyaknya sarjana yang menjadi antrean pencari kerja disebabkan karena semenjak
kecil mereka tidak terbiasa menciptakan sesuatu. Kebiasaan belajar dengan
menghapalkan dan meniru tidak banyak bermanfaat dalam kehidupan.
c. Perlunya Pembelajaran yang Efektif
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa pendidikandi
negara kita masih jauh tertinggal dari negaranegarayang lain. Salah satu bukti rendahnyaprestasi
belajar siswa Indonesia dapat dicermati dari hasil

Trens in International Mathematics and Science Study

(TIMSS) yang dilaksanakan oleh IEA. Institusi ini


membandingkan prestasi belajar matematikadan
sains siswa Amerika Serikat dan siswa-siswa di
negara yang lain. Hasil rerata untuk sekolah menengah, Indonesia berada pada
urutan ke 36 dari45 negara yang diteliti. Skor rerata siswa Indonesia adalah 420, jauh
di bawah rata-rata internasional 471 (National Center for Educational Statistics,
Desember 2004).
Dengan demikian isu peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas pembelajaran
memang
perlu
ditindak
lanjuti
diantaranya
dengan
menyelenggarakan
pembelajaranyang efektif. Guru harus yakin bahwa ketika pembelajaran berakhir
semua siswa telah menguasai indikator kompetensi dasar yang diharapkan. Melalui
penilaian berbasis kelas informasi tentang penguasaan topik pembelajaran akan
segera diketahui oleh guru dan informasi ini menjadi bekal untuk merefleksi
pembelajaran yang lebihefektif pada masa berikutnya.
d. Perlunya Pembelajaran yang Menyenangkan
Riset tentang learning society atau masyarakat belajar menunjukkan bahwa perilaku
belajar anggota masyarakat dipengaruhi oleh pengalaman belajar mereka ketika
masih kecil. Mereka yang mengalami pembelajaran yang menyenangkan cenderung
akan mengulanginya dan tumbuh menjadi pembelajar seumur hidup. Mereka
yangmengalami suasana pembelajaran yang buruk dan guru-guru yang galak
cenderung untuk tidak melanjutkan proses belajar. Berkaitan dengan hal ini
pembelajaran perlu dikondisikan sedemikian rupa sehingga siswa belajar dengan asyik
atau menyenangkan. Waktu yang diluangkan oleh siswa di bangku pelajaran juga
terbilang panjang. Dalam kurun waktu tersebut diharapkan siswa tidak merasa
terpenjara atau sekolah sebagai penjara yang penuh siksaan-siksaan psikologis.
Karena dampaknya tentu tidak baik bagi perkembangan anak. Seyogyanya siswa bisa
menghabiskan waktu sekolahnya dengan senang hati, enjoy dan menikmati berbagai
pengalaman belajarnya. Untuk itulah guru perlu menciptakan suasana fisik dan
psikologis sedemikian rupa sehingga siswa kerasan di sekolah. Pendek kata siswa juga
berhak menikmati masa-masasekolahnya dengan senang hati.
e. Belajar dan Pembelajaran Bermakna
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 28

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses


interaksi antar anak dengananak, anak dengan
sumber belajar dan anakdengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran ini akanmenjadi bermakna bagi anak
jika dilakukan dalamlingkungan yang nyaman dan
memberikan rasa zaman bagi anak. Proses belajar
bersifat individualdan kontekstual, artinya proses
belajar terjadi dalamdiri individu sesuai dengan
perkembangannya danlingkungannya.
Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang.Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh
terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru
dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses
belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi
merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan
pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik
dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka
guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah
dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep
tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa
yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya
mendengarkan orang/guru menjelaskan. Hal yang Harus Diketahui dan Diperhatikan
Guru dalam Melaksanakan PAKEM.
Dalam dinyatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dipahami dan diperhatikan
guru dalam melaksanakan PAKEM. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
1) Memahami Sifat yang Dimiliki Anak
Anak memiliki berbagai potensi dalam dirinya. Diantaranya rasa ingin tahudan
berimajinasi. Dua hal ini adalah potensi yang harus dikembangkan ataudistimulasi
melalui kegiatan belajar mengajar. Karena kedua hal tersebut adalah modal dasar
bagi berkembangnya sikap berpikir kritis dan kreatif.
Sikap berpikir kritis dan kreatif adalah kompetensi yang harus dimiliki olehsiswa.
Seperti dikemukakan oleh Jhonson salah satu komponen dalam system
pembelajaran yang ideal adalah berpikir kritis dan kratif. Artinya siswa
dapatmenggunakan tingkat berpiki yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif
(2002:24).
Agar mampu berpikir kritis dan kreatif sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi yang
sudah dimiliki anak perlu dikembangkan. Untuk mengembangkan kedua sifat yang
dimiliki anak tersebut secara optimal perlu diciptakan suasana pembelajaran yang
bermakna. Suasana pembelajaran bermakna ditunjukkan di antaranya dengan
kebiasaan guru untuk memuji anak karena hasil karyanya atau prestasinya.
Kemajuan seperti apapun yang ditunjukkan oleh siswa perlu dihargai oleh guru.
Kemudian kebiasaan guru mengajukan pertanyaan yang menantang atau yang
bersifat terbuka juga langkah tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa. Tidak kalah pentingnya adalah guru yangmendorong anak untuk
melakukan percobaan juga merupakan siswa yang subur untuk mengembangkan
kemampuan yang dimaksud.
2) Mengenal Anak Secara Perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM perbedaan individual perlu
diperhatikandan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam
kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuaidengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat
kesulitansehingga anak tersebut bwelajar secara optimal.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 29

3) Memanfaatkan Prilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar


Sebagai makhluk sosial. Anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Prilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganiosasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahan sesuatu, anak
dapat bekerja, berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan
tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok.
Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian
anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

4) Mengembangkan
Kemampuan
Berpikir
Kritis,
Kreatif,
dan
KemampuanMemecahkan Masalah
Pada
dasarnya
hidup
ini
adalah
memecahkan
masalah.
Hal
tersebut
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif. Kritis untuk menganaklisis masalah;
dan kreatif untuk melahirkan alternatif
pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir
teraebut kritis dan kreatif bersal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduannya
ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena
itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan seringnya
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yangterbuka. Pertanyaan yang
dimulai dengan kata-kata Apa yang terjadi jika....,lebih baik dari pada yang
dimulai dengan kata-kataApa, berapa. Kapan yangumumnya tertutup hanya ada
satu jawaban yang benar.
5) Mengembangkan Ruang Kelas Sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM.
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti
itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang diapajangkan diharapkan memotivasi siswa
untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswalain. Yang
dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok.
Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,puisi, karangan
dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa,
dan ditata dengan baik dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan
rujukan ketika membahas suatu masalah.
6) Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan (fisik, sosial atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk
bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak harus selalu keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati
(dengan seluruh indra), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasikan, membuat trulisan, dan membuat gambar atau diagram.
7) Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan
Belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belaja. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan dari pada
kelemahan siswa. Selain itu cara memberika umpan balik pun harus secara
santun.Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya dirim dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikkan komentar dan cacatatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa dari hanya sekedar
angka
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 30

8) Membedakan antara Aktif Fisik dan Aktif Mental


Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatansibuk
bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta
siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yangsebenarnya
dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut baik takut ditertawakan, takut disepelekan,atau takut
dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab
rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

10. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM


a. Pengantar
Setelah peserta memahami pengertian dan gambaran tentang PAKEM pada unit
3,peserta dituntut membuktikan pemahaman itu melalui pembuatan persiapan PAKEM
dan melaksanakannya baik mengajar terhadap teman (simulasi) maupun terhadap
siswa (praktik mengajar). Hal ini perlu dilakukan agar penghayatan tentang PAKEM
menjadi lebih baik. Peserta juga perlu memperoleh pengalaman terutama tentang
hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan PAKEM. Dengan demikian, sebagai
calon fasilitator, mereka lebih siap untuk menyajikan PAKEM kepada peserta pelatihan
selanjutnya. Contoh-contoh pembelajaran PAKEM untuk masing-masing mata
pelajaran terdapat pada lampiran tersendiri. Contoh tersebut dapat digunakan dalam
perencanaan pembelajaran PAKEM.
I. Tujuan Pembelajaran
a. Standar kompetensi
Setelah mempelajari materi ini diharapkan memahami tentang hakikat
PAKEM, dan mampu melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
PAKEM
b. Kompetensi Dasar
Mampu merancang dan melaksanakan PAKEM
c. Tujuan
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu :
Membuat persiapan pembelajaran yang menerapkan PAKEM
Melakukan Simulasi
Melakukan evaluasi dan produk mengajar
II. Langkah Kegiatan
Secara diagramatik, langkah pembelajaran dalam pertemuan ini
digambarkan sebagai berikut :
30

30

60

Modeling PAKEM
oleh fasilitator
per mata
pelajaran

Diskusi
kelompok:
mengidentifikasi
ciri-ciri PAKEM

Memilih scenario
dan membuat
persiapan
mengajar
(simulasi) PAKEM

120

Simulasi PAKEM

45

45

180

120

30

Umpan balik
hasil karya
siswa

Diskusi refleksi
mengajar

Praktik
mengajar di
kelas yang
nyata

Menyempurnak
an persiapan
mengajar

Diskusi
kelompok:
Penyempurnaan
simulasi

Gambar Langkah Pembelajaran PAKEM


Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 31

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

1. Modeling PAKEM ( 30 menit)


Peserta dikelompokkan dalam kelompok mata pelajaran. Fasilitator
melakukan pemodelan PAKEM d i depan kelompok tersebut. Setiap
kelompok mengamati pemodelan sesuai dengan kelompoknya.
Langkah-langkah:
Memilih skenario yang sudah tersedia, menyiapkan alat-alat,kemudian
mempraktikkan cara mengajar yang PAKEM sesuai dengan skenario yang
sudah dipilihnya. Dalam modeling, fasilitatormenjadi guru sedangkan
peserta menjadi siswa/ pengamat. Modeling sebaiknya disesuaikan
dengan level peserta, hal ini untukmenghindari ketidakseriusan.
2. Diskusi Kelompok (30 menit)
Peserta mendiskusikan hasil pengamatan mereka terhadap modeling.
Langkah-langkah:
peserta mendapatkan scenario mengajar yang dipilih oleh fasilitator pada
saat modeling; Peserta mendiskusikan struktur skenario dan
pelaksanaannya (langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar,
manajemen kelas, pajangan dan kompetensi ) Diskusi didampingi oleh
fasilitator yang menjadimodel pada kelompok itu.
Kerja Kelompok:
3. Membuat Persiapan Simulasi PAKEM ( 60 menit)
Peserta diberi contoh RP yang dapat diambil dari buku bestpracticeatau
contoh-contoh RP yang lain. Dalam kelompok yang terdiri dari anggota
kelompok 3-5 orang, peserta mendiskusikan RP yang bernuansa PAKEM
tersebut. Kemudian RP disimulasikan di depan peserta lain. Selanjutnya
peserta memperbaiki RP berdasarkan masukan yang ada. RP ini akan
dipraktikkan di depan siswa di pertemuan berikutnya.
Langkah selanjutnya, peserta menyiapan alat bantu belajar/mengajar,
lembar kerja, bahan ajar, bahan bacaan (jika diperlukan). Peserta dapat
menyesuaikan contoh PAKEM dengan keadaan setempat dan membuat
perbaikan kalau mereka mempunyai ideyang lebih baik.
4. Simulasi Mengajar ( 120 menit)
Pelaksanaan simulasi dilakukan dengan cara salah satu peserta menjadi
guru di depan peserta lain yang ada dalam kelompoknya. Simulasi dapat
pula dilakukan dengan cara salah satu peserta dari satu kelompok
melakukan simulasi di depan kelompok yang lain.
Langkah-langkah:
Pada jam yang sama setiap kelompok menampilkan salah satupeserta
untuk melakukan simulasi. Setelah itu peserta lain jugamelakukan hal
yang sama. Simulasi juga dapat dilaksanakan olehanggota dari kelompok
tertentu di depan kelompok yang lain. (Simulasi tidak perlu sampai
tamat: 30 45 menit mungkin cukup.Ingatkan peserta/pengamat agar
mengamati proses simulasi terutama dari segi sejauh mana
pembelajarannya sesuai dengan ciri-ciri PAKEM). Fasilitator mengamati
pelaksanaan semua simulasi sesuai dengan mata pelajaran yang telah
dimodelkannya.
5. Diskusi Kelompok: Hasil Simulasi (30 menit)
Langkah-langkah:
Peserta yang melakukan simulasi mengungkapkan keberhasilandan
hambatan yang dirasakannya selama simulasi (5 menit); Peserta lain
memberikan komentar terutama dari segi sejauhmana PEMBELAJARAN
dalam simulasi memenuhi karakteristik PAKEM dan alternatif mengatasi
hambatan yang dirasakan oleh simulator. (Kelompok pelaku simulasi
hendaknya mencatat komentar untuk bahan pertimbangan dalam
menyempurnakan persiapan, lembarkerja, dan sebagainya).
6. Perbaikan Persiapan PAKEM (120 menit)
Langkah-langkah:
Masing-masing kelompok memperbaiki persiapan, lembar kerja, dan
bahan belajar lain yang dirancangnya dengan mempertimbangkan
komentar dan masukan pada diskusi sebelumnya. Hasil perbaikan ini
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 32

akan digunakan dalam praktik mengajar dengan siswa sesungguhnya.


Semua peserta harus ikut membuat persiapan dan siap pula untuk
mempraktikkannya.
(Fasilitator hendaknya mengingatkan agar tiap kelompok benar-benar
siap dengan persiapan, LK, dan sebagainya yang telah diperbaiki
sehingga setelah kegiatan ini peserta berkonsentrasi pada pelaksanaan
praktik mengajar, tidak lagi pada masalah persiapan).
7. Diskusi Kelompok: Proses Mengajar (180 menit)
Kelompok mengkaji pelaksanaan praktik, sejauh mana PEMBELAJARAN
memenuhi karateristik PAKEM. Diskusi terfokus pada kualitas tugas,
perintah yang diberikan oleh guru; kegiatanyang dilakukan oleh siswa
berkaitan dengan hasil yang diharapkandan hambatan yang dialami pada
saat mengajar, serta alternative pemecahannya. Hasil diskusi
dipajangkan dan menjadi bahan diskusikelompok lain.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

III. Uraian Materi


Bagaimana Pelaksanaan PAKEM
Gambaran pelaksanaan PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan
yang terjadi selama KBM. Berdasarkan kemampuan yang harus dimiliki
guru dalam melaksanakan PAKEM yang telah diuraikan di atas, maka
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru harus sesuai dengan
kemampuan tersebut. Adapun contoh-contoh kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan tersebut akan diuraikan berikut ini. Gambaran
penerapan PAKEM tersebut dapat ditinjau berdasarkan beberapa
komponen pembelajaran
Tabel Penerapan PAKEM
Komponen Pembelajaran

Guru merancang dan mengelola


KBM yang mendorong siswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran

Guru menggunakan alat bantu dan


sumber belajar yang beragam

Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan

keterampilan.

Guru memberi kesempatan kepada


siswa untuk mengungkapkan

gagasannya sendiri secara lisan atau

tulisan.

Guru menyesuaikan bahan dan


kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa.

Hal Baru Yang Berbeda dengan Kebiasaan


Pembelajaran Selama Ini
Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam,
misalnya:
Percobaan
Diskusi kelompok
Memecahkan masalah
Mencari informasi
Menulis laporan/cerita/puisi
Berkunjung keluar kelas.
Sesusai mata pelajaran, guru menggunakan misal:
Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri

Gambar

Studi kasus

Nara sumber

Lingkungan
Siswa:
Melakukan percobaan, pengamatan,atauwawancara
Mengumpulkan data/jawaban danmengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain dengan katakata sendiri
Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk
kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan
kelompok tersebutt
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 33

Siswa menceritakan atau memanfaatkan


Guru mengaitkan pembelajaran
pengalamannya sendiri.
dengan pengalaman siswa sehari Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan
hari.
sehari-hari
Menilai pembelajaran dan kemajuan Guru memantau kerja siswa
belajar siswa secara terus menerus. Guru memberikan umpan balik

b.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Implikasi PAKEM
Dalam implementasi pembelajaran PAKEM di sekolah mempunyai berbagaiimplikasi
yang mencakup:
1. Implikasi bagi guru
Pembelajaran aktif, kretaif, efektif, dan menyenangkan memerlukan guruyang
kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak,juga
dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
Sebaliknya pembelajaran yang berpusat pada guru harus dihindari. Adapun ciriciri pembelajaran yang berpusat pada guru adalah menggunakan buku paket,
jawaban harus sama dengan guru, guru mendiktekan apa yang harus dilakukan,
guru memberi contoh, ceramah, hafalan. Dampak dari pembelajaran
yangberpusat pada guru adalah siswa menjadi mahluk yang individualis, motivasi
belajar siswa turun, siswa kurang dapat bekerjasama, siswa pasif, guru
kurangkreatif.
2. Implikasi bagi siswa
Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok
kecilataupun klasikal.
Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif
misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana,
danpemecahan masalah.
3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
PAKEM pada hakikatnya menekankan pada siswa baik secara
individualmaupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang
sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran
(by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang
dapatdimanfaatkan (by utilization).
Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaranyang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang abstrak.
Penerapan pembelajaran tematik di sekolah masih dapat menggunakan buku
ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan
dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat
bahan ajar yang terintegrasi
4. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan
Dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
aktif,
kreatif,
efektif,
danmenyenangkan perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana
belajarmenyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
1) Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
2) Susunan
bangkupeserta
didik
dapat
berubah-ubah
disesuaikan
dengankeperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
3) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
4) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam
kelasmaupun di luar kelas
5) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta
didikdan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
6) Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan
peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 34

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Implikasi terhadap Pemilihan metode


Sesuai dengan karakteristik pembelajaran PAKEM, maka dalam pembelajaran
yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan
multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanyajawab, demonstrasi,
bercakap-cakap.
a. Penerapan PAKEM dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan
aktif dalam pembelajaran. Adapun hal baru yang berbeda dengan kebiasaan
pembelajaran selama ini adalah guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang
beragam, misalnya percobaan, diskusi kelompok menulis laporan,berkunjung
keluar kelas. Dengan menerapkan PAKEM guru diharapkan menggunakan
metode yang bervariasi. Penggunaan setiap metode mengarah pada
keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan berbahasa.
b. Alat Bantu dan Sumber Belar
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. Sesuaimata
pelajaran, guru menggunakan, misal alat yang tersedia atau yangdibuat
sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber, dan lingkungan.
c. Metode Pembelajaran
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan. Siswa dapat dapat melakukan percobaan, pengamatan,atau
wawancara. Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri,menarik
kesimpulan,
memecahkan
masalah,
mencari
rumus
sendiri,
menulislaporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.
d. Pengalaman Belajar
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya
sendiri secara lisan atau tulisan. Melalui diskusi, lebih banyak pertanyaan
terbuka, hasil karya merupakan pemikiran anak sendiri.
e. Pemilihan Bahan Ajar
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
Siswa dikelompokkan sesuiai kemampuan (untuk kegiatan tertentu), bahan
pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut, tugas
perbaikkan atau pengayaan diberikan.
f. Pendekatan Pembelajararan Kontekstual
Prinsip pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran bermakna.
(meaningful learning). Salah satu ciri pembelajaran bermakna adalah
pembelajaran yang kontekstual. Pembelajaran dirasakan terkait dengan
kehidupan nyata dan siswa memahami manfaat dari pembelajaran yang
dilaksanakannya
dan
siswa
merasakan
penting
untuk
belajar
demikehidupannya di masa depan. (Kratf, 2000: 33). Impelementasi
dalamkegiatan pebelajaran terlihat melalui guru mengaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari. Guru dapat meminta siswa menceritakan atau
memanfaatkan pengalamannya sendiri. Diharapkan siswa dapat menerapkan
hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.
g. Penilaian atau Evaluasi
Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus. Guru
memantau kerja siswa dan guru memberikan umpan balik. Penilaian harus
dilakukan secara otentik dengan menggunakan instrumen penilain
yangbervariasi. (Kratf, 2000:33)
Tabel Lembar Observasi PAKEM
Aspek

Uraian/
temuan

Bagaimana bentuk tugas yang diberikan?


Apa yang dikerjakan siswa untuk melakukan tugas tersebut?
Kemampuan apa yang dikembangkan melalui tugas tersebut?
Bagaimana bentuk pertanyaan yang diberikan dalam tugas?
Jenis pertanyaan apa saja yang diajukan guru kepada siswa dalam
pembelajaran?
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 35

Aspek

Uraian/
temuan

Sejauh mana guru memperhatikan perbedaan siswa?


Apa yang dilakukan oleh siswa selama mengerjakan tugas?
Sejauh mana siswa diberi kesempatan untuk menanggapi kegiatan
belajar yang telah dilakukan?
Apa yang dilakukan siswa pada saat belajar kelompok, individu,
berpasangan, atau klasikal?
Pada saat ada kerja kelompok, berapa jumlah anggota kelompok?
Apakah semua siswa terlibat dalam kegiatan kelompok?
Apa yang dilakukan guru selama anak mengerjakan tugas?

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Indikator Monev PAKEM


Guru
Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja (menemukan sendiri,
mengungkapkan pendapat dsb.);
Guru menciptakan pembelajaran yang menantang;
Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber belajar,termasuk
sumber belajar dan bahan dari lingkungan;
Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai dengankemampuan
siswa;
Guru mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok, pasangan) sesuai tugas
yang diberikan untuk melibatkan siswa secara aktif dalampembelajaran.
Siswa
Siswa tidak takut bertanya;
Ada interaksi antara siswa untuk membahas dan memecahkan masalah;
Siswa aktif bekerja;
Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri;
Siswa melakukan kegiatan baca mandiri;
Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana, menulisbiograpi tokoh).
Kelas
Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa;
Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar;
Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan siswa,siswa dan
siswa;
Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku) yang
dimanfaatkan siswa.
11. Desain Pembelajaran PAKEM
a. Pengantar
Beberapa orang memandang bahwa PAKEM sama dengan kerja kelompok. Jika dalam
suatu kelas sedang berlangsung pembelajaran dan di sana siswa tetap duduk seperti
orang menonton bioskop, semua menghadap ke depan, duduk berdua dengan satu
bangku, maka dengan mudah dan cepat dikatakan kelas itu tidak PAKEM.
Akan tetapi sebaliknya, jika di suatu kelas siswa sedang duduk berkelompok, walau
mereka hanya duduk dalam kelompok, tetapi tidak semua siswa bekerja, maka
dengan mudah kita mengatakan kelas itu PAKEM.
Seharusnya menilai PAKEM tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup hanya dengan
melihat pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan pula intensitas
keterlibatan siswa dalam belajar.
Usaha-usaha yang menawarkan sebuah pembaharuan, termasuk penerapan PAKEM
dikelas, biasanya akan menemui masalah. Beberapa masalah yang masih sering
ditemukan baik dalam pelatihan maupun dalam penerapan PAKEM di kelas dapat
dilihat di bawah ini.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 36

Beberapa isu-isu penerapan PAKEM di kelas adalah sebagai berikut:


Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran PAKEM
yangbaik;
Guru belum memiliki referensi (buku, video, dll) tentang pembelajaran PAKEM
yang baik;
Tugas yang diberikan guru kepada siswa masih bersifat tertutup dan
banyakpengisianlembar kerja (LK) yang kurang baik;
Pembelajaran belum memberikan tantangan sesuai kemampuan siswa
Pembelajaran hanya mengajarkan satu indikator dengan satu aktivitas;
Perbedaaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki/perempuan,
pintar/kurang pintar, sosial ekonomi tinggi/rendah;
Pengelolaan siswa kurang sesuai dengan kegiatan;
Guru merasa khawatir untuk melaksanakan PAKEM di kelas 6 dan 9;
Pajangan cenderung menampilkan semua apa yang dikerjakan siswa dengan hasil
yang seragam;

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Berbagai kendala selalu ada, akan tetapi dukungan pun tak kurang banyak
dalammenerapkan PAKEM. Berbagai pelatihan telah diikuti dan para guru telah
melakukannya di kelas masing-masing.
Sebagai upaya untuk terus meningkatkan mutu pelaksanaan PAKEM, pada modulini
dibahas dan dikaji secara berurutan: 1). telaah PAKEM, 2). teknik bertanya, 3).
pengorganisasian kelas, 4). pembelajaran kooperatif, dan 5). pengembangan ide
pembelajaran
I. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti modul ini, diharapkan peserta:
Mampu menidentifikasi sifat-sifat PAKEM tertentu dalam pembelajaranyang
dilaksanakan
Mampu mengidentifikasi jenis pertanyaan yang efektif
Mampu mengorganisasikan kelas sesuai dengan tugas pembelajaran
Mampu mengembangkan ide pembelajaran
II.

Langkah Kegiatan

III. Uraian Materi


A. Pelaksanaan PAKEM Bagi Guru
1. Identifikasi Kesulitan Belajar
Pengantar
Tugas utama seorang guru adalah membuat perencanaan,
melaksanakan dan dilaksanakan. Dalam proses pelaksanaan rencana
yang telah disusun,guru sering mengalami kendala dan permasalahan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 37

sehingga kompetensiyang telah ditetapkan di masing masing mata


pelajaran tidak mencapaihasil yang maksimal.
Faktor yang berasal dari luar diri guru dan memegang pengaruh
penting terhadap pencapaian kompetensi adalah peserta didik.
Keberadaanpeserta didik, tingkat kecerdasan, motivasi belajar, dan
lainnya berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah pembelajaran.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2.

Tujuan
Tujuan identifikasi Belajar diharapkan guru dapat :
a) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
padasetiap mata pelajaran
b) Menemukan kemungkinan masalah dalam pembelajaran pada
setiapmata pelajaran
c) Menemukan
solusi/pemecahan
dalam
pembelajaran
pada
setiapmata pelajaran
Cara Mengatasi Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar seringkali diartikan sebagai gangguan yang terlihat
pada kesulitan dalam menguasai dan kemampuan memahami
kompetensi dasar yang diajarkan. Kesulitan belajar dapat berhubungan
dengan perkembangan peserta didik seperti gangguan motorik dan
persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, kesulitan belajar
dalam penyesuaian perilaku sosial atau berhubungan dengan
kemampuan akademik seperti kegagalan dalam penguasaan
ketrampilan membaca, menulis, berhitung, dan kompetensi lainnya.
Sementara ini yang sering terjadi, tinjauan terhadap kesulitan belajar
peserta didik lebih banyak dibebankan kepada peserta didik. Mereka
dianggap kurang serius dalam belajar, kemampuan intelegensinya
rendah, bimbingan orang tua kurang dan masih banyak alasan serupa
lainnya. Padahal dalam pembelajaran banyak unsur yang terkait dan
mempengaruhi kualitas hasil belajar. Dalam konteks korelasi antara
input-process-out put bisa kita lihat multi unsur yang memberikan
andilhasil belajar. Input berupa raw input (peserta didik), inviromental
input (lingkungan), dan instrumental input (kurikulum). Pada proses
kita dapat melihat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, maupun sistem penilaian yang dikembangkan. Input dan
proses tersebut akan mewarnai hasil belajar peserta didik berupa out
put dan out come. Oleh karena itu, tidaklah adil apabila hasil belajar
yang rendah hanya dibebankankepada peserta didik dikarenakan
pembelajaran bersifat kompleks.
Adi Gunawan dalam Born to Be a Genius (2003) menyatakan bahwa
factor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah
dengan mengenal dan memahami bahwa setiap individu adalah unik
dengan gaya belajar yang berbeda satu dengan lainnya. Tidak ada gaya
belajar yanglebih unggul dari gaya belajar lainnya. Semua sama
uniknya dan semua sama berharganya. Kesulitan yang timbul selama
ini lebih disebabkan oleh gaya mengajar yang tidak sesuai dengan gaya
belajar. Dan yang lebih parah lagi adalah kalau anak sendiri tidak
mengenal gaya belajar mereka.
Kenyataan lapangan yang mendukung pendapat di atas adalah
guruyang cenderung menggunakan satu cara saja dalam mengajar
yaitu gaya visual. Guru mengajar dengan menggunakan media papan
tulis dan buku (visual). Murid belajar dengan buku dengan kegiatan
mencatat,mengerjakan tugas, dan mengerjakan tes juga secara tertulis
(visual).
Banyak pakar psikologi yang berpendapat bahwa panca indera
merupakan pintu gerbang masuknya ilmu pengetahuan ke otak kita.
Setiap peserta didik bersifat unik yang berbeda satu dengan lainnya,
ketajaman pancaindera mereka juga berbeda. Hal ini membentuk gaya
belajar yang berbedaantara peserta didik yang satu dengan lainnya.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 38

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Ada lima gaya belajar yangberbeda di ataranya visual (penglihatan),


auditori (pendengaran), tactile/kinestetik (perabaan/gerakan), olfactori
(penciuman), dan gustatori(pengecapan). Dari kelima gaya belajar itu,
ada tiga gaya belajar yangdominan dan paling sering digunakan yaitu
gaya belajar visual, auditori,dan kinestetik.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas belajar peserta
didikdipengaruhi oleh unsur internal dan eksternal. Unsur eksternal
berupamateri yang dipelajari, cara pembelajaran guru, media yang
digunakanlingkungan belajar, dan lainnya. Sedangkan faktor internal
berkaitandengan kemampuan diri seperti tingkat kecerdasan, bakat dan
minat,ketajaman panca indera yang membentuk gaya belajarnya,
kemampuanmengolah informasi yang diterima, berimajinasi, dan
sebagainya. Secarapraktis kita dapat mempelajari kelemahan
pelaksanaan pembelajaranyang dilakukan dengan cara melakukan
analisis diri terhadap perencanaan,proses, maupun lingkungan belajar.
Berikut disajikan contoh tabel analisis diri terhadap proses
pembelajaranyang selama ini dilakukan.
Tabel contoh analisis diri terhadap proses pembelajaran
Aspek
Pengelolaan Kelas

Komunikasi dan
Interaksi

Indikator

Hasil Refleksi
Diri*)
Ya
Tidak

Pengelolaan peserta didik bervariasi, seperti klasikal,


kelompok,berpasangan, individu, dsb) dan sesuai materi
pelajaran.
Pengelolaan kegiatan belajar peserta didik bervariasi,
seperti wawancara, pengamatan, penelitian, bermain
peran, dalam kelas, luar kelas, dan sesuai materi
pelajaran.
Guru menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
dan sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran,
situasi kondisi, dan peserta didik.
Guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran dan
alatnya cukup jelas untuk dilihat oleh seluruh peserta
didik.
Pada saat berdiskusi, peserta didik saling mendengarkan
ketika ada yang berbicara/ berpendapat.
Bantuan atau intervensi guru kepada peserta didik selalu
bersifat memancing peserta didik untuk berfikir, misal
dengan mengajukan pertanyaan (dalam batas
kemampuannya)
Berbagai hasil karya peserta didik yang bervariasi
dipajang di kelas.
Perilaku peserta didik yang tidak disiplin/ sesuai dengan
kesepakatan kelas diberi konsekuensi logis
Semua/hampir semua (di atas 90%) pesertadidik
menunjukkan disiplin dan prilaku positif sesuai
kesepakatan kelas
Guru mendorong peserta didik untuk bertanya,
berpendapat, dan/atau mempertanyakangagasan
guru/peserta didik lain.
Banyak hasil karya para peserta didik dipajangkan dan
ditata dengan rapi.
Hasil karya peserta didik yang berupa tulisan merupakan
kata-kata peserta didik sendiri dan sudah berkembang.
Ada interaksi guru-peserta didik, peserta didik-peserta
didik (multiarah).
Peserta didik mengungkapkan gagasan dengan kata-kata
sendiri, runtut, dan mengembangkannya.
Peserta didik tidak takut bertanya, menjawab, atau
menyatakan pendapat dengan tertib.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 39

Umpan Balik dan


Penilaian

Kualitas
Pertanyaan dan
Cara Guru
Bertanya

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Refleksi
Keterlibatan
Peserta didik

Pemandirian
peserta didik

Sumber
Belajar/Alat Bantu

Keterlibatan
Peserta didik
Pembelajaran
bebas dari
perlakuan
kekerasan
(emosional,
fisik,dan pelecehan
seksual dan
penelantaran)

Identifikasi layanan
khusus serta
individual

Setiap proses pembelajaran bebas dari ancaman dan


intimidasi
Guru selalu memberikan umpan balik yang menantang
(sesuai kebutuhan peserta didik)
Guru memberikan umpan balik lisan dan tulisan secara
individual.
Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (proses dan
hasil) dan memanfaatkan hasilnya untuk kegiatan tindak
lanjut.
Setiap proses pembelajaran disertai dengan penghargaan
dan pengakuan baik secara verbal maupun non-verbal
Pertanyaan yang diajukan guru (selalu) memancing
peserta didik untuk membangun gagasannya sendiri.
Guru mengajukan pertanyaan, menyediakan waktu
tunggu, dan menunjuk siapa yang harus menjawab tanpa
pilih kasih.
Guru selalu meminta peserta didik untuk melakukan
refleksi setelah mempelajarisuatu konsep/keterampilan
Sebagian besar peserta didik (75 % atau lebih) aktif
bekerja
Peserta didik asyik berbuat/bekerja dengan penuh
konsentrasi.
Ada program pengembangan kegiatan belajar mandiri
peserta didik yang terencana dan dilaksanakan dengan
baik.
Peserta didik melakukan kegiatan membaca atau menulis
atas keinginan sendiri.
Peserta didik dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
dengan membaca, bertanya, mencoba/ mengamati.
Guru menggunakan berbagai sumber belajar (termasuk
lingkungan sekitar) dan terbaik dari yang ada serta
penggunaannya sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan.
Guru membuat sendiri dan menggunakan alat bantu
belajar sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.
Guru menggunakan alat bantu murah atau mudah
diperoleh di sekitar.
Tersedia sudut baca/perpustakaan dan dimanfaatkan oleh
guru dan seluruh peserta didik.
Lembar kerja mendorong peserta didik untuk menemukan
konsep/ gagasan/cara/rumus dan menerapkannya dalam
konteks lain.
Sebagian besar peserta didik (atau lebih) aktif bekerja
Peserta didik asyik berbuat/bekerja dengan penuh
konsentrasi.
Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan
kekerasan (emosional, fisik, dan pelecehan seksual dan
penelantaran)
Semua/hampir semua peserta didik mengalami
peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai potensinya
seperti bisa bekerjasama, bertoleransi, menyelesaikan
konflik dengan sehat, bertanggungjawab, kepemimpinan,
dsb dalam kegiatan
di dalam/luar kelas
Semua peserta didik mengalami peningkatan kepercayaan
diri seperti terlihat dalam keberanian mengajukan
pertanyaan, menjawab dan tampil ke depan, dll
Selalu melakukan identifikasi kebutuhan khusus serta
merancang dan melaksanakan PPI (program
pembelajaran individual) sebagai respon adanya
kebutuhan khusus

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 40

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

12. Merencanakan Program Pembelajaran


a. Pengantar
Dalam praktik sehari-hari,banyak guru yang telah dilatih PAKEM memahami teori
maupun contoh praktik, namun mereka sulit untuk kreatif menciptakan model-model
pembelajaran lainnya yang memiliki kemungkinan sama besar atau bahkanlebih baik
dari apa yang telah dilakukan selama ini. Hal ini terlihat dari prosedur yang kurang
sistematis dalam skenario pembelajaran, kurang bervariasinya bentuk hasil belajar
peserta didik, kegiatan pengelolaan peserta didik/kelas yang monoton,dsb.
Karakteristik anak yang unik, suka bermain, suka bergerak,punya rasa ingintahu, suka
berimajinasi, suka bertanya, dan mencoba; hal ini membuka peluangbagi kita
mengelola kegiatan belajar secara beragam tanpa meninggalkan tuntutan pencapaian
kompetensi. Anak akan selalu menantikan dan merindukan kegiatan pembelajaran
beikutnya karena setiap kegiatan yang dilakukan guru senantiasa menarik
menyenangkan, menantang dan tidak membosankan.
Melalui modul ini dicontohkan bagaimana menciptakan berbagai variasi model
pembelajaran yang menarik, menantang, dan berfokus kepada pencapaian
kompetensi.
Tujuan
Tujuan membuat program Pembelajaran :
- Membuat rancangan kegiatan yang menarik
- Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, menentukan alat, sumber
dan langkah-langkah pembelajaran yang bervariasi dengan kompetensi yang
dikembangkan
b. Cara Melaksanakan Program
Pengembangan variasi pembelajaran identik dengan pengembangan kreativitas guru
dalam menyusun rencana, melaksanakan, dan melakukan penilaian pembelajaran.
Pada dasarnya kita terlahir dengan memiliki potensi rasa ingin tahu, kemampuan
berimajinasi, dan fitrah bertuhan. Rasa ingin tahu dan kemampuan berimajinasi
merupakan modal dasar untuk berkembangnya kreativitas; fitrah bertuhan
memungkinkan manusia beriman kepada Tuhan. Potensi rasa ingintahu dan
kemampuan berimajinasi akan berkembang menjadi kreativitas apabila terus menerus
berani mencoba tanpa rasa takut bersalah sampai menemukan beberapa pola yang
diyakini mampu menjadi langkah yang tepat dalam menyajikan pembelajaran.
Sebagai gambaran sebelum melaksanakan program perlunya rancangan mencari
alternatif kegiatan pembelajaran. Berikut ini salah satu contoh sebelum menyusun
program pembelajaran:
No
1.

Kompetensi Dasar
Menyusun percakapan
tentang berbagai topik
dengan memperhatikan
penggunaan ejaan.

Alternatif
Pembelajaran

Kegiatan Inti

mendeskripsikan benda yang dipilih


untuk menentukan peran dalam
percakapan

menyusun percakapan dengan


memperhatikan ejaan
melakukan percakapan
bermain melanjutkan kalimat
percakapan yang belum selesai
diawali dari satu kalimat kemudian
dilanjutkan oleh teman yang lainnya.
melengkapi percakapan rumpang
menyusun percakapan dengan
memperhatikan ejaan
bermain acak kalimat tanya-jawab
menyusun percakapan acak
menyusun contoh percakapan
lainnya.
melakukan percakapan

Benda berbicara

Percakapan
Rumpang

Menyusun
Percakapan Acak

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 41

Alih Bentuk

Membaca prosa/cerita pendek.


mengubah prosa ke dalam bentuk
percakapan (dialog).
melakukan percakapan/bermain
peran

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Ilmu Pengetahuan Alam


Mengembangkan variasi pembelajaran dengan berfokus kepada pengembangan
keterampilan proses (mengamati, membandingkan, mengukur, mengklasifikasi,
mengkomunikasi, menginferensi, membuat model, memprediksi, menyelidiki, menarik
kesimpulan, dan sebagainya). Kegiatan pembelajaran dirancang dalam bentuk:
a) Mengamati (diri sendiri, orang lain,model/ gambar, lingkungan, peristiwa dll)
b) Wawancara
c) Demonstrasi
d) Penelitian
e) Penyelidikan
f) Studi pustaka, dll
Matematika
Mengembangkan lembar kerja yang bersifat penyelidikan, penemuan, dan pemecahan
masalah; penggunaan alat bantu (kongkrit, semi kongkrit, semi abstrak, dan abstrak),
dan sebagainya.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Mengembangkan keterampilan sosial seperti menggali informasi (mengobservasi,
membaca, bertanya,dsb), mengolah informasi dan mengambil keputusan dengan
cerdas (dengan grafik, membandingkan, menemukan persamaan/perbedaan, dsb),
memecahkan masalah secara arif dan kreatif, dsb
Administrasi Perkantoran
Contoh Rencana Pembelajaran ( RPP )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran
: Mengelola Sistem Kearsipan
Kelas / Semester
: XI (Sebelas) /1 (Satu)
Pertemuan ke
: Ke-12
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (1 X Pertemuan)
Standar Kompetensi
: Mengelola sistem kearsipan
Kompetensi Dasar
: Mengimplementasikan sistem kearsipan
Indikator
:
Siswa menjelaskan pengertian sistem abjad
Siswa melakukan cara mengindeks arsip dalam sistem abjad dengan benar
Siswa menyebutkan peralatan yang dibutuhkan dalam sistem abjad
Siswa menjelaskan prosedur/langkah penyimpanan arsip dalam sistem abjad
Siswa menjelaskan prosedur/langkah penemuan kembali arsip dalam sistem
abjad
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan penyimpanan arsip dengan sistem abjad
2. Materi Pokok
Sistem pengelolaan arsip
Pertemuan ke-12
a. Pengertian sistem abjad
b. Peraturan mengindeks
c. Peralatan yang dibutuhkan dalam sistem abjad
d. Prosedur/langkah penyimpanan arsip sistem abjad
e. Prosedur/langkah penemuan kembali arsip sistem abjad
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 42

3. Nilai Budaya dan Karakter


o Jujur
o Disiplin
o Kreatif
o Mandiri
o Rasa ingin tahu
o Komunikatif
o Peduli sosial
o Tanggungjawab
4. Metode Pembelajaran
Ceramah variatif, diskusi, dan simulasi
5. Strategi Pembelajaran
Pertemuan ke-12

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

KegiatanPembelajaran
A. KegiatanAwal:
1. Pembuka dengan salam
2. Absensi
3. Motivasi
4. Apersepsi
5. Pemberitahuan tujuan pembelajaran
6. Pemberitahuan langkah-langkah pembelajaranyang akan di lakukan
B. KegiatanInti
Eksplorasi:
1. Guru memastikanpersiapanbahanpembelajaran darisiswa.
2. Siswa mencari informasi prosedur penyimpanan arsip sistem abjad
3. Guru menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
Elaborasi:
1. Guru menjelaskan pengertian sistem abjad.
2. Siswamemperhatikanpenjelasan guru mengenai pengertian sistem abjad.
3. Guru menjelaskan peraturan mengindeks nama orang dalam sistem abjad
a. Nama orang Indonesia
b. Nama orang Eropa dan sejenisnya
c. Nama orang Arab, Persia dan sejenisnya
d. Nama orang Cina, Korea, Vietnam, dan sejenisnya
e. Nama keluarga
f. Nama orang Jepang, India, Thailand, dan sejenisnya
g. Nama orang suci
h. Nama dengan tanda hubung
i. Nama dengan menggunakan gelar dan pangkat
j. Nama yang menggunakan singkatan
4. Siswa mempelajari peraturan mengindeks nama orang dalam sistem abjad.
5. Guru menjelaskan peraturan mengindeks nama badan/organisasi/lembaga
dalam sistem abjad.
a. Nama badan yang menggunakan nama orang
b. Nama badan dengan bukan nama orang
c. Nama badan/instansi pemerintahan dan lembaga negara
d. Nama badan pemerintahan daerah dan perguruan
e. Nama bank dan nama sekolah
f. Kata sandang The
g. Kata majemuk
h. Nama tempat yang ganda
i. Kepunyaan
6. Siswa mempelajari peraturan mengindeks nama badan/organisasi/lembaga
dalam sistem abjad.
7. Guru menyebutkan peralatan yang dibutuhkan untuk menyimpan arsip sistem
abjad.
8. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai peralatan yang dibutuhkan
untuk menyimpan arsip sistem abjad.
9. Guru menjelaskan prosedur/langkah-langkah dalam penyimpanan arsip sistem
abjad.
10. Siswa melakukanprosedur/langkah-langkah dalam penyimpanan arsip sistem
abjad pada contoh yang tersedia.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

AlokasiWaktu
15 menit

105 menit

P a g e | 43

11. Guru menerangkan prosedur/langkah-langkah dalam penemuan kembali arsip


sistem abjad
12. Siswa mempelajari prosedur/langkah-langkah dalam penemuan kembali arsip
sistem abjad.
Konfirmasi:
1. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan atas pertanyaan seputar
penyimpanan dan penemuan kembali arsip dengan sistem abjad.
C. KegiatanAkhir
1. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi dengan mengulas materi.
2. Latihan soal.

15 menit

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

6. Sumber Pembelajaran
a. R, Endang Sri dkk. 2009. Modul Mengelola dan Menjaga Sistem Kearsipan:
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Penerbit Erlangga: Jakarta. Hal: 39-46.
b. Amsyah, Zulkifli. 1995. Manajemen Kearsipan. Penerbit PT Gramedia Pusaka
Utama: Jakarta. Hal: 22-38.
c. Dra. Reny Ratnawati Basyariah Amin. Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor.
Yudistira: Jakarta. Hal: 22-29
d. www. Blog Archive kearsipan sistem abjad.htm
e. www.Mengimplementasikan-Sistem-Kearsipan.htm
7. Media Pembelajaran
Laptop, LCDdanBahan ajar
8. Penilaian/ Evaluasi
a. Jenis Evaluasi
: tes tertulis
b. Bentuk instrumen : essay dan praktik
Jakarta, 21 November 2012

Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

Dra. Nastiti
NIP.

Dini Anissapati
NIP.

Lampiran-lampiran
LEMBAR KERJA 1
( KELOMPOK )
Mata Pelajaran
: Mengelola Sistem Kearsipan
Kompetensi Dasar : Mengimplementasikan Sistem Kearsipan
Kelas / Semester : XI / 1
Disediakan bermacam-macam gambar alat kearsipan
1. Tentukan kegunaan masing-masing alat kearsipan !
2. Buatlah rangkuman mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing alat.
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Kelompok
: ______________________
Anggota
: 1. __________________
2. __________________
3. __________________

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 44

LEMBAR KERJA 2
( Individu )
Mata Pelajaran
: Mengelola Sistem Kearsipan
Kompetensi Dasar : Mengimplementasikan Sistem Kearsipan
Kelas / Semester : XI / 1
1. Apa yang dimaksud dengan penyimpanan arsip sistem abjad
2. Indekslah nama-nama dibawah ini dengan benar!
Nama

Unit 1

Indeks
Unit 2

Kode

Unit 3

Urutan
Abjad

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Adnan Buyung Nasution


Bill Clinton
Chun Dho Hwan
Yayasan Jend. Soedirman
BRI
Andrew the Baker
Nama
No Absen

: __________
: __________
LEMBAR PENILAIAN
DISKUSI KEGUNAAN ALAT KEARSIPAN
Aspek yang di nilai

No

Nama

Kerja sama

Aktifitas

( 1-40 )

( 1-30 )

Menghargai
Pendapat
( 1-30)

Nilai

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
LEMBAR PENILAIAN
MENGINDEKS DENGAN SISTEM ABJAD

No

Nama

Kelengkapan
(4)

Aspek yang di nilai


Kesesuaian
(4)

Ejaan
(2)

Nilai

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 45

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kriteria Penilaian
a. Kelengkapan
Jika jawaban lengkap
Jika jawaban hampir lengkap
Jika jawaban setengah lengkap
Jika jawaban kurang lengkap
Jika peserta didik tidak menjawab
b. Kesesuaian
Jika jawaban sesuai
Jika jawaban hampir sesuai
Jika jawaban setengah sesuai
Jika jawaban kurang sesuai
Jika peserta didik tidak menjawab
c. Ejaan
Jika ejaan seluruhnya benar
Jika ejaan hampir seluruhnya benar
Jika ejaan setengah benar
Jika ejaan hanya sedikit benar
Jika ejaan tidak ada yang benar

4
3
2
1
0
4
3
2
1
0
2
1,5
1
0,5
0

RUBRIK PERSENTASI KELOMPOK


Ada 2 macam penilaian:
a. Penilaian pribadi (masing-masing individu)
b. Penilaian kelompok (semua nilai kelompok sama )
Kriteria/Nilai
Keaktifan/peran

24 poin
Tidak aktif
samasekali

30 poin
Sedikit
aktif

38 poin
Aktif (hanya
ikut membuat
makalah dan
PPT)

Kemampuan
berbicara

Diam saja

Sedikit
berbicara

Mampu
menjelaskan
terbata-bata

Kriteria/Nilai
Kekompakan/kerjas
ama

12 poin
Sangat tidak
kompak
(kacau)

Ketepatan waktu
mengumpulkan
tugas
Tampilan PPT

Tidak
mengumpulkan
Sangat tidak
menarik/ polos

15 poin
Tidak
kompak
(hanya
leadernya
saja yang
bicara)
Terlambat
lebih dari 1
hari,
Tidak
menarik

Tampilan makalah

Tidak
mengumpulkan

Tipis dan
tanpa cover

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

44 poin
Berbicara pada
persentasi juga
ikut membuat
makalah dan
PPT
Berbicara jelas,
cukup jelas

19 poin
Hanya 1 orang
yang pasif
(hampIr semua
dapat peran dan
bicara)
Terlambat 1 hari
Materinya kurang,
tulisan
kebesaran/kekecil
an, kepanjangan/
kependekan
Cover dan tipis

50 poin
Kriteria pada poin
sebelumnya juga
Aktif bertanya pada
saat persentasi
kelompok lain
Berbicara lugas,
tegas dan efektif
serta bisamenjawab
semua pertanyaan
dengan analisa
yang tepat

22 poin
Kompak
(semua
dapat
peranan
dan
bicara)
Hari H

25 poin
Aktif dan
atraktif
(menghibur)

Bagus

Menarik dan
ada peta
konsepnya

Cukup

Sangat rapi
dan menarik
gambar, tabel
dan cover
warna

Sebelum hari
H

P a g e | 46

a. Pengelolaan Kelas
Selama pembelajaran konvensional, meja dan kursi diatur menghadap ke papan tulis
danpeserta didik duduk berjajar. Dalam pembelajaran yang menggunakan
pendekatanPAKEM pengaturan tempat duduk peserta didik disesuaikan dengan model
pembelajaranyang akan dilaksanakan oleh guru, misalnya pola tempat duduk
berpasangan, pola tempatduduk dalam bentuk U akan memudahkan peserta didik
berinteraksi dan melakukan aksidalam proses pembelajaran. Sebaiknya guru selalu
mendesain pola tempat duduk yangdisesuaikan dengan skenario pembelajaran yang
dirancang dalam RPP
Contoh model tempat duduk

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar Contoh Model Tempat Duduk


b. Mengembangkan Keterampilan Bertanya
1) Pengantar
Umpan balik merupakan salah satu bagian penting suatu proses pembelajaran.
Respon guru terhadap sikap dan perilaku peserta didik di awal, proses, dan akhir
pembelajaran dapat menjadi pengembang pola pikir, sikap dan tindakan peserta
didik ke arah yanglebih baik. Kemampuan guru memberikan umpan balik yang
sesuai baik kuantitasmaupun kualitas dapat meningkatkan perolehan belajar peserta
didik.
Pemahaman guru terhadap perilaku peserta didik dalam mengekspresikan hasil
belajar menjadi pijakan kuat untuk memunculkan pertanyaan atau tugas lanjutan
sebagai pengembangan kegiatan peserta didik. Pelaksanaan umpan balik dilakukan
sebagai respon guru setelah mencermati sikap peserta didik terhadap penilaian
dirinya maupun kepuasan terhadap hasil kerjanya. Oleh karena itu, perlu diciptakan
kesesuaian antara penilaian diri peserta didik, persepsi guru, dan harapan agar hasil
belajar mencapai kompetensi secara optimal.
Modul ini memberikan gambaran bagaimana membantu peserta didik dalam proses
belajar melalui pemberian umpan balik yang mampu memotivasi dan mengarahkan
peserta didik untuk menghasilkan perolehan belajar yang optimal.
2) Tujuan
Tujuan Umpan Balik/Ketrampilan Bertanya bagi guru dalam mengajar adalah
Menggali potensi peserta didik sebelum pembelajaran dilaksanakan
Meningkatkan kualitas pengembangan daya pikir, sikap, dan hasil belajar
pesertadidik
Melatih peserta didik berani mengemukakan pendapat
3) Cara Mengembangkan
Adi W. Gunawan (2003) dalam Genius Learning Strategy ,menyatakan cara
memberikan umpan balik yang benar sebagai berikut:
Umpan balik harus bersifat korektif, guru dapat memberikan jawaban
penjelasan,tidak hanya jawaban yang salah tetapi apa jawaban yang benar dan
akurat serta bagaimana bisa mencapai jawaban yang benar tersebut. Yang
terpenting adalahproses berfikir dibalik hasil jawaban yang salah maupun
jawaban yang benar.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 47

Umpan balik harus diberikan pada waktu yang tepat, ajarkan materi yang
inginanda ujikan setelah itu murid langsung diminta mengerjakan tes tanpa
menunggujeda yang terlalu lama.
Umpan balik harus spesifik dan mengacu pada satu kriteria tertentu, umpan
balikdidasarkan pada satu level pengetahuan atau keahlian yang spesifik
dengan cara membandingkan anak dengan dirinya sendiri bukan dengan rekan
atau murid lainnya.
Murid memberikan umpan balik untuk diri mereka sendiri, murid membuat
catatan sendiri terhadap prestasi yang telah mereka capai dan melakukan
pembandinganantara prestasi terdahulu dengan prestasi mereka saat ini.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar Contoh Pemberian Bantuan dan Umpan Balik


c. Alat/MediaSumber Belajar
1) Pengantar
Fungsi utama alat peraga adalah untuk membantu menanamkan atau
mengembangkankonsep yang abstrak, agar peserta didik mampu memahami arti
sebenarnya dari konseptersebut. Dengan melihat, meraba dan memanipulasi
objek/alat peraga, peserta didikmemiliki pengalaman-pengalaman nyata dalam
kehidupan tentang arti suatu konsep
2) Tujuan
Ada beberapa tujuan penggunaan alat peraga/media pembelajaran, antara lain:
Untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran
Mempermudah pemahaman konsep
Memberikan pengalaman yang efektif bagi peserta didik dengan
berbagaikecerdasanyang berbeda.
Memotivasi peserta didik untuk menyukai pelajaran yang diajarkan
Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang lamban berpikir
untukmenyelesaikan tugas dan berhasil.
Memperkaya program pembelajaran bagi peserta didik yang lebih pandai.
Mempermudah abstraksi.
Efisiensi waktu.
3) Contoh Alat Peraga/Media Pelajaran
Geografi (Untuk materi tentang peta dan pemetaan)

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 48

Gambar Peta, Globe dan Atlas


K.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

L.

Lembar Kerja
1) Pengantar
Lembar Kerja merupakan alat bantu pembelajaran agar peerta didik melakukan
proses pembelajaran. Disamping itu juga Lembar Kerja merupakan alat atau
petunjuk kegiatanyang akan dilakukan peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Lembar Kerja jugamerupakan petunjuk tertulis untuk membantu guru
dalam memberi tugas kepadapeserta didik agar peserta didik dapat menemukan
sendiri.
2) Tujuan LK
Membelajarkan peserta didik dan mendorong untuk berdiskusi
Untuk membantu guru dalam pembelajaran
Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasai kompetensi.
Membimbing peserta didik untuk menemukan konsep
Menyatukan tindakan dan tujuan dalam pembelajaran.
Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam melakukan proses
pembelajaran
Meningkatkan daya cipta peserta didik
Pemajangan
1) Pengantar
Karya peserta didik sebagai perolehan belajar yang baik dipajang di dalam ruang
kelas. Pajangan ini dapat dilihat langsung oleh semua peserta didik. Bentuknya
bisa karya dua dimensi atau tiga dimensi. Pajangan mencerminkan upaya yang
dilakukan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang diharapkan, dan hasil suatu
pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian, pajangan mempunyai dua sisi
penting dalam pembelajaran. Di satu sisi pajangan merupakan salah satu hasil
yang hendak dicapai dalam pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
ditentukan. Di sisi lainnya, pajangan juga dapat menjadi alat pemantau
efektivitas proses pembelajaran.
2) Tujuan

Untuk penghargaan peserta didik yang berhasil membuat karya

Meningkatkan motivasi perserta didik yang telah berhasil

Untuk sumber belajar bagi peserta didik

Untuk memotivasi siwa agar senantiasa berkarya


3) Contoh Pajangan

Gambar Hasil karya murid

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 49

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

M. Penilaian
1) Pengantar
Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Menurut
Masnur Muslich (2007) penilaian dalam KBK dan KTSP menganut prinsip penilaian
berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan peserta
didik dalam belajar,bekerja sama, dan menilai dirinya sendiri. Oleh karena itu,
penilaian yang dilaksanakan harus penilaian berbasis kelas (PBK).
Penilaian kelas merupakan kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan
keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik. Oleh
karena itu,diperlukan data sebagai informasi yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan tingkat
keberhasilan pesertadidik dalam mencapai suatu kompetensi.
Alat ukur atau instrumen untuk penilaian kelas harus valid, reliabel, terfokus pada
pencapaian kompetensi, objektif, dan mendidik. Misalnya alat ukur berupa tes.
Alatukur itu harus valid. Sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat
digunakan untukmengukur apa yang akan diukur. Agar alat ukur valid, dalam
menyusun soal sebagai alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi yang
diukur dan menggunakan bahasa yangtidak mengandung makna ganda.
Alat ukur yang reliabel berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.
Artinya,jika alat ukur itu digunakan untuk mengukur di dua tempat yang memiliki
kondisiyang sama, hasil yang diperoleh itu cenderung mendekati sama. Selain
itu, petunjukpelaksanaan dan penskorannya harus jelas.
Selain harus valid dan reliabel, penilaian harus terfokus pada pencapaian
kompetensi(rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi
(pengetahuan).
Penilaian harus menyeluruh/komprehensif dengan menggunakan beragam cara
dan alatuntuk menilai kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil yang
sesungguhnyatentang kompetensi peserta didik.
Penilaian harus objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana,
berkesinambungan,dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
Penilaian yang dilakukan jugaharus mendidik. Artinya, penilaian dilakukan untuk
memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar
bagi peserta didik.
KTSP tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik, tetapi lebih
memperhatikan kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran.
2) Tehnik Penilaian
Banyak cara atau teknik yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian
terhadap peserta didik. Pada dasarnya, teknik penilaian tersebut adalah cara
penilaian kemajuanbelajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harusdicapai. Penilaian ini didasarkan pada indikatorindikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih (kognitif,
afektif, dan psikomotor). Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan
cara penilaian yang sesuai, apakah penilaian itu dilakukan dengan tes (tertulis
atau lisan), observasi, praktek, dan penugasan secara individu atau kelompok.
Di dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007, penilaian dilakukan secara
konsisten,sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes
dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas,proyek dan atau produk, portofolio, dan
penilaian diri. Berikut ini sedikit gambaran masing-masing teknik penilaian.
3) Penilaian melalui Tes
Penilaian melalui tes dilakukan secara tertulis atau lisan (tes tertulis). Ada dua
bentuksoal untuk penilaian tertulis ini, yaitu memilih jawaban dan mensuplai
jawaban. Memilih jawaban dibedakan menjadi (1) pilihan ganda; (2) dua pilihan
(benar-salah, ya-tidak); (3) menjodohkan; dan (4) sebab-akibat. Tes tertulis
yang berupa mensuplai jawaban, dibedakan menjadi (1) isian atau melengkapi;
(2) jawaban singkat atau pendek; dan (3) uraian. Penyekoran pada penilaian
tertulis harus jelas.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 50

4)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Penilaian Kinerja/Unjuk Kerja


Penilaian kinerja/unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan
penilaiterhadap aktivitas (dalam melakukan pekerjaan) peserta didik. Penilaian ini
cocokuntuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
melakukan tugastertentu, misalnya presentasi hasil pengamatan di desanya
tentang erosi.
5) Penilaian Sikap
Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran Geografi di SMA
antaralain (1) sikap terhadap materi pelajaran; (2) sikap terhadap guru/pengajar;
(3)sikap terhadap proses pembelajaran; (4) sikap berkaitan dengan nilai atau
normayang berhubungan dengan suatu materi pelajaran, misalnya kasus atau
masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi IPA; dan (5) sikap
berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan
mata pelajaran. Penilaian ini menggunakan skala sikap dari sangat setuju hingga
sangat tidak setuju.
6) Penilaian Penugasan (Proyek)
Penilaian penugasan atau proyek dilakukan untuk mendapatkan gambaran
kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual mengenai kemampuan
pesertadidik dalam konsep dan pemahaman mata pelajaran. Dalam mata
pelajaran IPS,teknik ini bermanfaat untuk menilai (1) ketrampilan peserta didik
melakukanpenyelidikan; (2) pemahaman dan pengetahuan dalam bidang IPS; (3)
kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dalam suatu penyelidikan; dan (4)
kemampuan menginformasikan subjek secara jelas. Contoh tugas penilaian
penugasan: Lakukan penyelidikan mengenai proses pasar di daerah sekitarmu
melalui tinjauan IPS.
7) Penilaian Hasil Kerja atau Produk
Penilaian hasil kerja atau produk adalah penilaian kepada peserta didik
dalamproses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi 3
(tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu tahap (1)
persiapan,meliputi penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk; (2)
pembuatan produk (proses), meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik; dan (3) penilaian produk
(appraisal), meliputi penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria
yang ditetapkan.
8) Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik. Hasil kerja ini
disusunmenjadi sebuah portofolio. Jadi, potofolio merupakan koleksi pribadi hasil
kerjapeserta didik yang mencerminkan tingkat pencapaian, kegiatan belajar,
kekuatan,dan pekerjaan terbaiknya. Penilaian portofolio ini didasarkan pada
kumpulan hasilkerja peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu
mata pelajaran.
9) Penilaian Diri (self assessment)
Pada prinsipnya, penilaian diri peseta didik menilai dirinya sendiri. Peserta
didikdiminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan
tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
Penilaian diri melalui pengukuran terhadap kompetensi kognitif, afektif, dan
psikomotor
10) Pemanfaatan dan Pelaporan hasil Penilaian
a) Pengolahan Hasil Penilaian
Data hasil penilaian harus diolah sebaik mungkin. Pengolahan ini disesuaikan
dengan jenis data hasil penilaiannya, yaitu penilaian kinerja atau unjuk
kerja, penugasan(proyek), hasil kerja (produk), tes tertulis, portofolio, sikap,
dan penilaian diri.
Data Penilaian Tertulis
Biasanya, tiap butir soal bentuk pilihan ganda diberi skor 1 jika jawaban
benar danskor 0 jika jawaban salah. Perhitungan skor yang diperoleh
peserta didik untuk suatuperangkat tes pilihan ganda sebagai berikut:
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 51

Jumlah jawaban benar


--------------------------------- x 10
Jumlah seluruh butir soal
Data Penilaian Kinerja/Unjuk Kerja
Data penilaian kinerja unjuk kerja diperoleh melalui pengamatan yang
ditujukanterhadap kinerja peserta didik untuk suatu kompetensi. Skor
diperoleh dengan cara mengisi format penilaian unjuk kerja yang telah
ditentukan. Skor yang dicapai olehpeserta didik merupakan skor pencapaian
dibagi skor maksimum dikali 10 (untukskala 0 -10) atau dikali 100 (untuk
skala 0 -100). Misalnya, dalam suatu penilaian kinerja menggambar peta,
paling tidak ada 6 aspek yang dinilai, yaitu kelengkapan peta, ketepatan
skala, kerajian, kebersihan, keindahan, dan pewarnaan, Jika seorang peserta
didik mendapat skor 6 dan skor maksimumnya 8, maka nilai yang
akandiperoleh adalah = 6/8 x 10 = 7,5.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Data Penilaian Sikap


Skor hasil penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik
berdasarkan pengamatan/observasi guru mata pelajaran. Data hasil
pengamatan guru dapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan
pertanyaan langsung dan laporanpribadi.
Hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik adalah
kejadiankejadianyang menonjol, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan
unjuk kerjapeserta didik, baik positif maupun negatif. Yang dimaksud
dengan kejadian kejadianyang menonjol adalah kejadian-kejadian yang
perlu mendapat perhatian, atau perlu diberi peringatan dan penghargaan
dalam rangka pembinaan peserta didik. Kejadian-kejadian yang menonjol
tersebut dapat berupa kejadian yang menyenangkan maupun yang
menyedihkan.
Data Penilaian Penugasan (Proyek)
Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahaptahap:perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan
penyajian data/laporan. Dalammenilai setiap tahap, guru dapat
menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 5.Skor 1 merupakan skor
terendah dan skor 5 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap.Jadi, total skor
terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggiadalah
20.
Data Penilaian Hasil Kerja (Produk)
Data penilaian hasil kerja (produk) meliputi tiga tahap, yaitu tahap
persiapan,pembuatan (produk), dan penilaian (appraisal). Informasi tentang
data penilaianini diperoleh melalui cara holistik atau cara analitik. Cara
holistik guru menilai hasil kerja peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan
dengan menggunakan criteria keindahan dan kegunaan produk tersebut
pada skala skor 0 10 atau 1 100. Cara penilaian analitik, guru menilai
hasil kerja melalui tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap
persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.
Data penilaian Portofolio
Skor penilaian portofolio peserta didik didasarkan dari hasil kumpulan
informasi yang telah dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran
berlangsung. Komponen penilaian portofolio meliputi: (1) catatan guru, (2)
hasil pekerjaan peserta didik, dan(3) profil perkembangan peserta didik.
Data Penilaian Diri
Skor hasil penilaian diri adalah skor yang diperoleh dari hasil penilaian
tentangkemampuan, kecakapan, atau penguasaan kompetensi tertentu yang
dilakukan olehpeserta didik sendiri. Pada awalnya, hasil penilaian diri yang
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 52

dilakukan oleh pesertadidik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan


oleh guru. Untuk itu, pada tarafawal, guru perlu melakukan langkah-langkah
telaahan terhadap hasil penilaian diripeserta didik.
b)

Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar


Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah peserta didik telah
berhasilatau belum dalam menguasai suatu kompetensi. Kriteria ketuntasan
belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan
antara 0% 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar
dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat
pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%.
Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti tingkat
kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya
dukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

11) Pemanfatan Dan Pelaporan Hasil Penilaian Kelas.


Penilaian kelas menghasilkan informasi pencapaian kompetensi peserta didik
yang dapatdigunakan antara lain: (1) peserta didik (remedial atau pengayaan);
(2) perbaikan programdan proses pembelajaran, (3) pelaporan, dan (4)
penentuan kenaikan kelas. Bagi pesertadidik, data hasil penilaian menjadi alat
penentu apakah dia harus menempuh remedial atau tidak. Bagi peserta didik
yang sudah mencapai ketuntasan perlu diberi pengayaan.
Bagi guru, hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan perbaikan
program dan kegiatan pembelajaran. Bagi kepala sekolah, dia mempunyai tugas
dan tanggungjawab menilai kinerja guru. Salah satu penilaian terhadap kinerja
guru dapat didasarkanpada tingkat keberhasilan peserta didik yang diperoleh
melalui penilaian.
a) Pelaporan Hasil Penilain Kelas
Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik
Pelaporan hasil penilaian hendaknya (1) merinci hasil belajar peserta didik
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian
yang bermanfaat bagipengembangan peserta didik; (2) memberikan
informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat; dan (3) menjamin orangtua
mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam
belajar (Puskur).
Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data
kuantitatif maupunkualitatif.
Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai
berikut:(1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara
akademik, fisik, sosial,dan emosional?; (2) Sejauh mana anak berpartisipasi
dalam kegiatan di sekolah?; (3)Kemampuan/kompetensi apa yang sudah
dan belum dikuasai dengan baik?; dan (4)Apa yang harus orang tua lakukan
untuk membantu danmengembangkan prestasianak lebih lanjut?
Rekap Nilai
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi
informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap
KD, dalam kurun waktu satu semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat
kontrol bagi guru tentang perkembangan hasil belajar peserta didik,
sehingga diketahui kapan peserta didik memerlukan remedial.
Bagian A: Pengantar
Kegiatan pada sesi ini diawali dengan pembukaan dari instruktur membuka
danmenyampaikan informasi yang berkait dengan isu dalam kegiatan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 53

PAKEM.Kemudianmemberikan informasi tentang pengalaman belajar apa


yang akan dilaksanakan dalamsesi ini.
Bagian B: Keterampilan Bertanya (60 menit)
Instruktur membuka sesi dengan pertanyaan berikut untuk menimbulkan
gagasandari peserta:

Mengapa kita mengajukan pertanyaan kepada siswa?

Pertanyaan apa yang sering disampaikan oleh guru, mengapa?

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Mengacu kepada kegiatan modeling sebelumnya, peserta diminta


untukmengidentifikasi pertanyaan pertanyaan yang terdapat pada
kegiatan tersebut.Kemudian mendiskusikannya.
Fasilitator memberi contoh bacaan (lihat Lampiran 10) dan berbagai
pertanyaanyang memuat/mengacu pada ketiga jenis/sifat pertanyaan di
bawah ini:

Mencari informasi

Memanfaatkan pengetahuan

Menciptakan sesuatu yang baru dan memberikan pendapat


Peserta (dalam kelompok kecil 3-4 orang ) menyusun 3 jenis pertanyaan di
kertas yang berbeda dengan menggunakan teks yang sama.
Kelompok saling menukar pertanyaan untuk mendiskusikan kualitas
pertanyaan dan memberi tanggapan/perbaikan. Peserta meninjau kembali
hasil perbaikan dansaran dari kelompok lain untuk kemudian disempurnakan
dan dikembangkan
Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

Manakah pertanyaan yang dianggap mudah untuk ditulis dan


dijawab?Mengapa?

Manakah pertanyaan yang dianggap sulit untuk ditulis dan dijawab?


mengapa?

Apa yang bisa membantu proses penyusunan pertanyaan seperti


kategori bdan c.
Jenis Pertanyaan: Tingkat 1
Mencari Informasi
Bagian C : Pengorganisasian Kelas (60 menit)
Berdasarkan kegiatan modeling, fasilitator memberikan kegiatan kegiatan
sebagai berikut:
- Fasilitator mengajukan pertanyaan berikut kepada peserta tentang
organisasikelas(Klasikal, kelompok, dan individu).
- Apa yang anda ketahui tentang belajar klasikal, kelompok, dan individu?
- Kapan siswa belajar klasikal, kelompok atau individual?
- Mengapa siswa bekerja/belajar secara klasikal, kelompok, dan individual?
Peserta dan fasilitator kemudian membahas bersama beberapa jenis
organisasi dengan mencoba memberikan contoh tugas/kegiatan yang sesuai
untuk jenis organisasi masing-masing.
Peserta mengidentifikasi kegiatan yang harus dikerjakan secara klasikal,
kelompok, danindividual dengan menggunakan lembar kerja berikut.:
Tabel Pengorganisasian kelas
Mengidentifikasi Kegiatan Klasikal, Kelompok, dan Individual
No

Kegiatan pembelajaran

Pengelolaan
kelas
Klas klp
indv

Alasan

Mendengarkan instruksi guru


Menggunakan thermometer
Mencari kota-kota di peta
Melaporkan hasil tugas

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 54

Membuat diagram alir


Curah pendapat tentang tsunami
Menceritakan pengalaman waktu kecil
Meragakan tokoh cerita
Menulis cerita
Mengerjakan soal-soal matematika
Memperkirakan luas ruang kelas

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sesudah tugas selesai peserta saling menukar pilihan dengan memberikan


alasandan komentar. Selanjutnya fasilitator dapat memberikan tips
pengorganisasiankelas
Bagian D: Pembelajaran Kooperatif (60 menit)
Dalam sesi ini ada 2 kegiatan pokok. Pertama, fasilitator menyajikan bahan bahan/informasiyang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif. Kedua,
peserta melakukan aktivitas yangberhubungan dengan pembelajaran
kooperatif melalui bahan yang sudah disiapkan oleh fasilitator.
Bagian E: Pengembangan Gagasan Pembelajaran (60 menit)
Setelah peserta mengamati 2 model pembelajaran di atas, peserta
mendiskusikanhasilkegiatan termasuk membahas lembar pengamatan yang
diisi kelompok pengamat. Aktivitasberikutnya ialah peserta mengaitkan
berbagai
hasil
pengamatannya
dengan
keterampilan
bertanya,
pengorganisasian kelas, dan pembelajaran kooperatif. Setelah berdiskusi
tentang berbagai hal tersebut, peserta mencoba mengembangkan ide-ide
sederhana yang mungkin bisa diterapkan dalam pembelajaran PAKEM yang
akan dilakukan, termasuk: cara bertanya, pengorganisasian kelas, kerja
kelompok, dan sebagainya.
- Peserta dalam kelompok 4-5 orang mengembangkan langkah-langkah
KBM untuk satu topik yang diberikan oleh fasilitator atau diseleksikan
oleh peserta sendiri. Langkah-langkahtersebut harus memperhatikan ciriciri pembelajaran PAKEM di atas. Dalamproses pengerjaan, peserta dapat
menggunakan tabel di bawah ini.
- Setiap kelompok saling menukar hasil kerjanya dan memberikan
masukan perbaikan.
Tabel Pengembangan Ide Pembelajaran Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Sumber
Belajar

Kegiatan
Belajar

Keterampilan
Bertanya

Pengorganisasian Kelas

Pembelajaran
Kooperatif

Indikator Monev: (Bahan referensi untuk fasilitator)


a) Guru
- Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja (menemukan
sendiri, mengungkapkan pendapat dsb.);
- Guru menciptakan pembelajaran yang menantang;
- Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber belajar,
termasuk sumber belajar dan bahan dari lingkungan;
- Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai dengan
kemampuan siswa;
- Guru mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok, pasangan)
sesuai tugas yang diberikan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran.
b) Siswa
- Siswa tidak takut bertanya;
- Ada interaksi antara siswa untuk mmebahas dan memecahkan masalah;
- Siswa aktif bekerja;
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 55

Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri;


Siswa melakukan kegiatan baca mandiri;
Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana, menulis biograpi
tokoh).
c) Kelas
- Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa;
- Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar;
- Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan siswa, siswa
dansiswa;
- Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku) yang
dimanfaatkansiswa.
-

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

13. Lesson Study


a) Landasan Yuridis, teoritis dan empiris perlunya Lesson Study
1) Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan tercermin dari mutu SDM. SDM kita masih rendah berarti mutu
pendidikan pun masih rendah. Mengapa demikian? Masyarakat beranganggapan
bahwa keberhasilan pendidikan hanya diukur oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian
nasional (UN) baik maka dianggap sudah berhasil mendidik anak-anaknya. Atau
kalau suatu sekolah banyak meluluskan siswa ke perguruan tinggi melalui SPMB
maka dianggap sekolah itu pavorit dan banyak diserbu orang tua untuk
menyekolahkan anaknya. Rangking sekolah diurut berdasarkan nilai UN. Akibatnya
orang tua harus mengeluarkan uang ekstra untuk menitipkan anaknya pada
bimbingan belajar yang melakukan latihan menjawab soal-soal UN atau SPMB,
karena orang tua menginginkan anaknya diterima di sekolah paforit atau perguruan
tinggi top. Proses pembelajaran di dalam kelas kurang mendapat perhatian dari
orang tua dan dari pemerintah, yang penting hasil UN (Ujian Nasional). Umumnya
pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah
dihadapan siswa sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya
hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa dengan target
tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen kurikulum kepada siswa.
Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak
melatih siswa untuk hidup mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang
siswa untuk berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali guru itu
sendiri. Kebanyakan pengawas dari dinas pendidikan belum berfungsi sebagai
supervisor pembelajaran di kelas. Ketika datang di sekolah, pengawas memeriksa
kelengkapan administrasi guru berupa dokumen renpel (rencana pelajaran).
Pengawas sangat jarang masuk kelas melakukan observasi terhadap pembelajaran
dan menjadi nara sumber pembelajaran bagi guru di sekolah. Begitu juga kepala
sekolah. Kepala sekolah umumnya lebih mementingkan dokumen administrasi guru,
seperti renpel dari pada masuk kelas melakukan observasi dan supervisi terhadap
pembelajaran oleh seorang guru. Akibatnya guru tidak tertantang melakukan
persiapan mengajar dengan baik, memikirkan metoda mengajar yang bervariasi,
mempersiapkan bahan untuk percobaan IPA di laboratorium. Ini berarti bahwa
selama ini kita kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di dalam
ruang kelas. Semestinya, kita lebih memperhatikan proses pembelajaran dan hasil
tes merupakan dampak dari proses pembelajaran. Secara internasional, mutu
pendidikan di Indonesia masih rendah, sebagai contoh dalam bidang MIPA, the
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS, 2003) melaporkan
bahwa di antara 45 negara peserta TIMSS, peserta didik SMP kelas 2 Indonesia
berada pada urutan ke-36 untuk IPA dan ke-34 untuk Matematika. Siswa-siswa
Indonesia hanya dapat menjawab soal-soal hafalan tetapi tidak dapat menjawab
soal-soal yang memerlukan nalar atau keterampilan proses. Proses pembelajaran
yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik. Paradigma yang hanya
mementingkan hasil tes harus segera diubah menjadi memperhatikan proses
pembelajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran
yang benar. Seiring dengan perkembangan IPTEK, pengetahuan guru harus selalu
disegarkan. Kegiatan seminar atau forum diskusi ilmiah merupakan media untuk
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 56

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

penyegaran pengetahuan guru baik materi subyek maupun pedagogi. Sayangnya,


tidak sedikit kepala sekolah yang tidak mengijinkan guru untuk berpartisipasi dalam
kegiatan seminar atau forum diskusi dalam kegiatan MGMP. Seharusnya kepala
sekolah mendorong bahkan memfasilitasi guru agar bisa berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar untuk menambah wawasan guru. Selain
itu, sedikit guru yang sudah memanfaatkan fasilitas ICT (Information Communication
Technology) di sekolah untuk meningkatkan pengetahuan padahal fasilitas itu sudah
masuk ke sekolah, seperti komputer dan telpon. Sementara, sekolah mampu
menyediakan dana untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata.
2) Undang-undang Guru dan Dosen
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pada tahun 2005 pemerintah dan
DPR RI telah mensahkan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Undang-undang tersebut menuntut penyesuaian penyelenggaraan
pendidikan dan pembinaan guru agar guru menjadi profesional. Di satu pihak,
pekerjaan sebagai guru akan memperoleh penghargaan yang lebih tinggi, tetapi
dipihak lain pengakuan tersebut mengharuskan guru memenuhi sejumlah
persyaratan agar mencapai standar minimal seorang profesional. Pengakuan
terhadap guru sebagai tenaga profesional akan diberikan manakala guru telah
memiliki antara lain kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang
dipersyaratkan (Pasal 8). Kualifikasi akademik tersebut harus diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat (Pasal 9). Sertifikat pendidik
diperoleh guru setelah mengikuti pendidikan profesi (Pasal 10 ayat (1)). Adapun
jenis-jenis kompetensi yang dimaksud pada Undang-undang tersebut meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional (Pasal 10 ayat (1)). Berdasarkan hasil pertemuan Asosiasi LPTK
Indonesia, penjabaran tentang jenis-jenis kompetensi tersebut sebagai berikut:

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran yang


meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci kompetensi
pedagogik meliputi :
(1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, moral,
kultural, emosional, dan intelektual.
(2) Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didikdan
kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.
(3) Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik
(4) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
(5) Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik
(6) Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatanpeserta didik
dalam pembelajaran
(7) Merancang pembelajaran yang mendidik
(8) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
(9) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran

Kompetensi kepribadian yaitu memiliki kepribadian yang mantap, stabil,


dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
mulia. Kompetensi ini meliputi:
(1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
(3) Mengevaluasi kinerja sendiri
(4) Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran


secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi. Kompetensi ini mencakup:
(1) Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya.
(2) Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi.
(3) Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 57

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

(4) Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi.


(5) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan


peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Dengan kompetensi ini, guru diharapkan dapat:
(1) Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat.
(2) Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan
masyarakat.
(3) Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal,
regional, nasional, dan global.
(4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk
berkomunikasi dan pengembangan diri.
3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Pasal 19 dari peraturan pemerintah ini berbunyi sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses
pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
Peraturan pemerintah tersebut mengindikasikan bahwa sekarang pemerintah
menaruh perhatian terhadap mutu proses pembelajaran. Usaha baik dari pemerintah
ini harus ditindaklanjuti sehingga mutu pendidikan menjadi kenyataan yang akan
berdampak terhadap pembangunan Indonesia di masa mendatang. Tentunya, kerja
keras kita dalam menindaklanjuti usaha pemerintah ini baru dapat dirasakan paling
cepat dalam waktu 10 tahun mendatang. Tantangan bagi kita adalah bagaimana
mengimplementasikan UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta PP 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan?
Secara umum mutu pendidikan di negeri ini masih rendah tercermin dari pringkat
hasil TIMSS dan indek pembangunan manusia yang berada pada posisi di bawah
peringkat negara-negara tetangga kita di Asia Tenggara. Oleh karena itu, tantangan
bagi kita adalah bagaimana kita dapat meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini.
Mutu pendidikan merupakan dampak dari keprofesionalan pendidiknya. Undangundang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP 19/2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan bagi pendidik profesional. Namun
demikian, untuk menjadi pendidik profesional diperlukan usaha yang sistemik dan
konsisten serta berkesinambungan dari pendidik itu sendiri dan pengambil kebijakan.
Melalui lesson study sangat dimungkinkan meningkatkan keprofesionalan pendidik di
Indonesia karena lesson study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan
prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
b) Pengertian Lesson Study
Pemerintah selalu melakukan usaha peningkatan mutu guru melalui pelatihan dan tidak
sedikit dana yang dialokasikan untukpelatihan guru. Sayangnya usaha dari pemerintah ini
kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan mutu guru. Minimal
ada dua hal yang menyebabkan pelatihan guru belum berdampak pada peningkatan
mutu pendidikan. Pertama, pelatihan tidak berbasis pada permasalahan nyata di dalam
kelas. Materi pelatihan yang sama disampaikan kepada semua guru tanpa mengenal
daerah asal. Padahal kondisi sekolah di suatu daerah belum tentu sama dengan sekolah
di daerah lain. Kadang-kadang pelatih menggunakan sumber dari literatur asing tanpa
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 58

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

melakukan ujicoba terlebih dahulu untuk kondisi di Indonesia. Kedua, hasil pelatihan
hanya menjadi pengetahuan saja, tidak diterapkan pada pembelajaran di kelas atau
kalaupun diterapkan hanya sekali, dua kali dan selanjutnya kembali seperti dulu lagi,
back to basic. Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan monitoring pasca pelatihan, apalagi
kalau kepala sekolah tidak pernah menanyakan hasil pelatihan. Selain itu, kepala sekolah
tidak memfasilitasi forum sharing pengalaman diantara guru-guru. Untuk mengatasi
kelemahan pelatihan konvensional yang kurang menekankan pada pasca pelatihan maka
buku ini menawarkan model in-service training yang lebih berfokus pada upaya
pemberdayaan guru sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapi masing-masing.
Model tersebut adalah Lesson Study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar. Dengan demikian, Lesson Study bukan metoda atau
strategi pembelajaran tetapi kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai
metoda/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan
yang dihadapi guru.
c) Tujuan Lesson Study

Meningkatkan pengetahuan tentang materi ajar

Meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran

Meningkatkan kemampuan mengobservasi aktivitas belajar

Meningkatkan hubungan kolegalitas

Menguatkan hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dan tujuan


jangka panjang yang harus dicapai

Meningkatkan motivasi untuk selalu berkembang

Meningkatkan kualitas perencanaan pembelajaran


d) Sejarah Perkembangan Lesson Study
1) Asal Mula Lesson Study
Lesson study sudah berkembang di Jepang sejak awal tahun 1900an. Melalui
kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran melalui perencanaan
dan observasi bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa-siswanya aktif
belajar mandiri. Lesson Study merupakan terjemahan langsung dari bahasa Jepang
jugyokenkyu, yang berasal dari dua kata jugyo yang berarti lesson atau
pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau research atau pengkajian. Dengan
demikian lesson study merupakan study atau penelitian atau pengkajian terhadap
pembelajaran. Lesson study dapat diselenggarakan oleh kelompok guru-guru di
suatu distrik atau diselenggarakan oleh kelompok guru sebidang, semacam MGMP di
Indonesia. Kelompok guru dari beberapa sekolah berkumpul untuk melaksanakan
lesson study. Lesson study yang sangat popular di Jepang adalah lesson study yang
diselenggarakan oleh suatu sekolah dan dikenal sebagai konaikenshu yang
berkembang sejak awal tahun 1960an. Konaikenshu juga dibentuk oleh dua kata
yaitu konai yang berarti di sekolah dan kata kenshu yang berarti training. Jadi istilah
konaikenshu berarti school-based in-service training atau inservice education within
the school atau in-house workshop. Pada tahun 1970an pemerintah Jepang
merasakan manfaat dari konaikenshu dan sejak itu pemerintah Jepang mendorong
sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu dengan menyediakan dukungan
biaya dan insentif bagi sekolah yang melaksanakan konaikenshu. Kebanyakan
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jepang melaksanakan konaikenshu.
Walaupun pemerintah Jepang telah menyediakan dukungan biaya bagi sekolahsekolah untuk melaksanakan konaikenshu tetapi kebanyakan sekolah melaksanakan
konaikenshu secara sukareka karena sekolah marasakan manfaatnya. Salah satu
situasi pembelajaran dalam rangka lesson study di Jepang diperlihatkan pada gambar
2.

Gambar Kegiatan Lesson Study di Jepang


Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 59

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Suasana pembelajaran matematika dalam rangka lesson study di SD Hamanogo, Jepang


tahun 2005. Kurang lebih 100 pengamat menghadiri kegiatan lesson study ini. Pengamat
berdatangan dari berbagai sekolah SD atau SMP dari berbagai provinsi di Jepang.
Alasan mengapa lesson study menjadi popular di Jepang karena lesson study sangat
membantu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu tetapi guru-guru
memperoleh manfaat yang sangat besar berupa informasi berharga untuk meningkatkan
keterampilan mengajar mereka. Mutu kegiatan konaikenshu sangat bervariasi
bergantung pada kaliber leadership sekolah, mutu guru untuk membangun, mempererat
persabahatan diantara mereka, dan kemaunan mereka dalam melaksanakan
konaikenshu.
2) Perkembangan Lesson Study di dunia
The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) merupakan studi untuk
membandingkan pencapaian hasil belajar mathematika dan IPA kelas 8 (kelas 2 SMP).
Penyebaran Lesson Study di dunia pada tahun 1995 dilatarbelangi oleh TIMSS. Empat
puluh satu negara terlibat dalam TIMSS, Dua puluh dari empat puluh satu Negara
memperoleh skor rata-rata matematika yang signifikan lebih tinggi dari Amerika Serikat.
Negara-negara yang memperoleh skor matematika yang lebih tinggi dari Amerika Serikat
antara lain Singapura, Korea, Jepang, Kanada, Francis, Australia, Hongaria, dan Ireland.
Sementara hanya 7 negara yang memperoleh skor matematika secara signifikan lebih
rendah dari Amerika Serikat, yaitu Lithuania, Cyprus, Portugal, Iran, Kuwait, Colombia,
dan Africa selatan. Posisi pencapaian belajar matematika siswa-siswa SMP kelas 2 di
Amerika Serikat membuat negara itu melakukan studi banding pembelajaran matematika
di Jepang dan Jerman. Tim Amerika Serikat melakukan perekaman video pembelajaran
matematika di Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat untuk dilakukan analisis terhadap
video pembelajaran tersebut. Pada waktu itu, Tim Amerika Serikat menyadari bahwa
Amerika Serikat tidak memiliki sistem untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran,
sementara Jepang dan Jerman melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara
berkelanjutan. Amerika Serikat selalu melakukan reformasi tapi tidak selalu melakukan
peningkatan mutu. Selanjutnya ahli-ahli pendidikan Amerika Serikat belajar dari Jepang
tentang Lesson Study. Sekarang Lesson Study telah berkembang di sekolah-sekolah di
Amerika Serikat dan diyakini Lesson Study sangat potensial untuk pengembangan
keprofesionalan pendidik yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
Selain itu, Lesson Study juga telah berkembang di Australia.
3) Perkembangan Lesson Study di Indonesia
Lesson study berkembang di Indonesia melalui IMSTEP (Indonesia Mathematics and
Science Teacher Education Project) yang diimplementasikan sejak Oktober tahun 1998 di
tiga IKIP yaitu IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia, UPI),
IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta UNY), dan IKIP
Malang (sekarang bernama Universitas Negeri Malang UM) bekerjasama dengan JICA
(Japan Internatonal Cooperation Agency). Tujuan umum dari IMSTEP adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan matematika dan IPA di Indonesia, sementara tujuan
khususnya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika dan IPA ditiga IKIP
yaitu IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Pada permulaan implementasi
IMSTEP, UPI, UNY, dan UM berturut-turut bernama IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan
IKIP Malang.
Fase IMSTEP (1998 2003). Peningkatan mutu difokuskan pada pendidikan pre- dan
in-service di tiga Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA)
dari IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Beberapa kegiatan dirancang
untuk mencapai tujuan tersebut antara lain melakukan revisi silabus program pre- dan inservice, pengembangan buku ajar bersama 3 universitas, pengembangan kegiatan
praktikum, dan pengembangan teaching materials. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan
tersebut, pemerintah Jepang melalui JICA memberikan dukungan berupa gedung beserta
fisilitasnya untuk IKIP Bandung sementara fasilitas laboratorium untuk IKIP Yogyakarta
dan IKIP Malang. Selain itu JICA memberi dukungan dalam bentuk penyediaan tenaga
ahli Jepang dan pelatihan di Jepang bagi dosen UPI, UNY, dan UM. Sepuluh dosen UPI,
UNY, dan UM mengikuti pelatihan di Jepang setiap tahunnya untuk mengenal sistem
pendidikan di Jepang dan belajar mengembangkan digital teaching materials. Tenaga ahli
Jepang Prof. Dr. Kanzawa dan Mr. Higa berturutturut bertindak sebagai chief adviser dan
project coordinator pada saat itu. Pada bulan Maret April 2001, tim JICA dari Jepang
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 60

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

melakukan evaluasi tengah proyek (mid-term) untuk mengetahui kemajuan dari IMSTEP.
Hasil evaluasi JICA menunjukkan bahwa IMSTEP berjalan sesuai dengan yang diharapkan
dan dapat dilanjutkan untuk dua setengah tahun berikutnya dengan penyesuaian program
melalui penambahan kegiatan. Kegiatan yang ditambahkan pada IMSTEP adalah kegiatan
Piloting. Kegiatan piloting bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran inovatif
matematika dan IPA di sekolah secara kolaboratif antara guru-guru SMP/SMA dengan
dosen-dosen F(P)MIPA dari UPI, UNY, dan UM. Tenaga ahli Jepang yang ditugaskan
untuk perioda 2001- 2003 adalah Prof. Dr. Tokuda dan Mr. Nakatsu yang berturut-turut
bertindak sebagai chief adviser dan project coordinator melanjutkan tugas Prof. Dr.
Kanzawa dan Mr. Higa. Untuk kegiatan piloting dipilih 4 sekolah (2 SMP dan 2 SMA) di
masing masing kota di Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Sekolah yang dipilih adalah
sekolah-sekolah yang berdekatan dengan kampus UPI, UNY, dan UM yang mutunya pada
tingkat sedang berdasarkan NEM tetapi sekolah-sekolah tersebut memperlihatkan
keingingan dan komitmen untuk maju. Selanjutnya sekolah-sekolah tersebut menugaskan
guru-guru matematika, IPA Fisika, dan IPA Biologi untuk SMP sementara guru
matematika, fisika, biologi, dan kimia untuk SMA. Dosen-dosen dan guru-guru sebidang
studi melakukan beberapa kali workshop untuk mendiskusikan permasalahan yang
dihadapi guru-guru di sekolah dan merancang model pembelajaran sebagai solusi
terhadap permasalahan yang ditemukan. Model pembelajaran yang dikembangkan
berbasis hands-on activity, daily life, dan local materials. Setelah teaching materials yang
dibuat dari bahan lokal tersebut diujicoba di laboratorium maka model pembelajaran
diujicoba di kelas oleh guru sementara dosen menjadi pengamat. Guru beserta dosen
telah mampu mengembangkan teachin gmaterials yang terbuat dari bahan-bahan di
sekitar siswa dan melakukan pembelajaran berbasis hands-on activity dan daily life untuk
menjelaskan konsep matematika dan IPA sehingga siswa-siswa menjadi senang belajar
matematika dan IPA. Guru-guru yang terlibat piloting menjadi termotivasi untuk
melakukan inovasi dalam pembelajaran dan merasa dekat dengan dosen untuk
memperoleh informasi ketika menghadapi kesulitan dalam melakukan inovasi
pembelajaran. Sayangnya guru yang terlibat kegiatan piloting sangat terbatas pada satu
guru per bidang studi per sekolah sehingga diseminasi pengalaman berharga dalam
mengembangkan inovasi pembelajaran kurang berjalan baik walaupun dalam satu
sekolah, apalagi kepala sekolah tidak terlibat langsung dalam kegiatan piloting. Biaya
untuk kegiatan piloting berasal dari dana pendamping yang dikelola pihak universitas.
Dosen dan guru memperoleh dana transportasi walaupun jumlahnya sangat kecil. Pada
bulan Juli 2003, tim dari JICA (Jepang) melakukan evaluasi terhadap kinerja proyek dan
berkunjung ke sekolah menyaksikan kegiatan pembelajaran di sekolah. Tim JICA
menyimpulkan bahwa kegiatan piloting berbasis hands-on activity, daily life, dan local
materials sangat potensial untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Selanjutnya tim JICA merekomendasikan untuk melanjutkan Follow-up Program IMSTEP
selama 2 tahun. Fase Follow-up IMSTEP (20032005). FPMIPA UPI, FMIPA UNY, dan
FMIPA UM mengimplementasikan program Follow-up IMSTEP sejak bulan Oktober 2003
sampai dengan September 2005 yang bertujuan untuk meningkatkan mutu in-service
teacher training (pelatihan guru dalam jabatan) dan mutu pendidikan calon guru
(preservice teacher training) dalam bidang matematika dan IPA di UPI, UNY, dan UM. Dr.
Eisuke SAITO dan Isamu KUBOKI berturut-turut sebagai chief adviser dan coordinator
membantu mengarahkan ketiga universitas mengimplementasikan Follow-up IMSTEP.
Melalui Program Follow-up IMSTEP diharapkan dihasilkan model in-service teacher
training (pelatihan guru dalam jabatan) dan model pre-service teacher training
(pendidikan calon guru) dalam bidang MIPA.
Peningkatan mutu pendidikan MIPA akan dicapai manakala terjadi kerjasama yang baik
antara LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) penyelenggara pendidikan preservice, sekolah piloting, dan MGMP penyelenggara program inservice. LPTK dapat
menghasilkan calon guru yang bermutu setelah mendapat masukan dari pengalaman
nyata di sekolah dan LPTK memberikan masukan ke sekolah piloting untuk melakukan
intervensi terhadap siswa sehingga siswa menjadi aktif belajar. MGMP merupakan forum
untuk mendiseminasikan hasil inovasi pembelajaran dan bersama LPTK diharapkan dapat
meningkatkan keprofesionalan guru. Kegiatan piloting yang telah dirintis pada fase
IMSTEP terus dikembangkan pada fase Follow-up Program IMSTEP melalui kegiatan
Lesson Study. Pengiriman pelatihan singkat ke Jepang bagi dosen-dosen UPI, UNY, dan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 61

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

UM pada fase Follow-up Program IMSTEP difokuskan pada tema Lesson Study dan
diharapkan mereka dapat mengembangkan Lesson Study di Indonesia setelah selesai
pelatihan di Jepang. Peserta pelatihan yang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan Lesson Study di Indonesia antara lain Riandi (UPI), Rahayu (UM), Sumar
Hendayana (UPI), Harun Imansyah (UPI), Sukirman (UNY), Muchtar A. Karim (UM), Siti
Sriyati (UPI), Suratsih (UNY), dan Ridwan (UM). Kerjasama antara 3 universitas (UPI,
UNY, dan UM) dan sekolahsekolah piloting di Bandung, Yogyakarta, dan Malang makin
dipererat melalui perbaikan beberapa kelemahan dari implementasi kegiatan piloting
pembelajaran di sekolah mitra. Tahap observasi dan refleksi dari kegiatan Lesson Study
(plan-do-see) diperbaiki. Strategi observasi pembelajaran diperbaiki pada fase Follow-up
IMSTEP. Sebagai contoh, siswa tidak terganggu dengan adanya observer di dalam kelas
karena observer tidak mengganggu siswa belajar tetapi lebih konsentrasi pada observasi
aktivitas siswa belajar. Hal ini tercermin dari kegiatan refleksi setelah pembelajaran.
Observer lebih banyak mengomentari aktivitas siswa dari pada gurunya. Setelah bertukar
pengalaman dan pengarahan dalam fase Follow-up IMSTEP maka terjadi peningkatan
kesadaran dalam melakukan observasi pembelajaran, sekarang observer lebih suka
mengambil posisi di samping kiri dan kanan ruang kelas untuk melakukan observasi
pembelajaran. Ketika fase IMSTEP, tahap refleksi kurang mendapat penekanan, kadangkadang tahap ini dilakukan pada hari lain sehingga sebagian informasi pengamatan kelas
terlupakan oleh observer. Ketika fase Follow-up, tahap refleksi dilakukan langsung setelah
pebelajaran untuk mendiskusikan hasil pembelajaran dan bertukar pengalaman tentang
lesson learnt yang diperoleh para observer. Selain itu, dilakukan diseminasi pengalaman
berharga dari kegiatan piloting kepada MGMP melalui workshop dan uji coba
pembelajaran berbasis hands-on activity, daily life, dan local materials dalam rangka
kegiatan Lesson Study di MGMP Matematika dan IPA SMP di Bandung, Yogyakarta, dan
Malang. Kegiatan Lesson Study pada MGMP mendapat sambutan baik dari guru-guru
terutama guru-guru model. Guru model merasakan manfaat dari kegiatan Lesson Study,
mereka menjadi lebih percaya diri dalam mengajar dan berpartisipasi dalam kegiatan
ilmiah tingkat nasional. Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan Lesson Study maka
dilakukan pendekatan oleh pimpinan fakultas di 3 universitas. Dalam kasus di Bandung,
pimpinan FPMIPA UPI bersilaturrahmi dengan kepala kepala sekolah piloting yang
kebetulan baru terjadi pergantian kepala sekolah untuk berdiskusi tentang keberlanjutan
dari kegiatan kerjasama antara sekolah dan FPMIPA UPI. Diskusi terfokus pada resource
sharing artinya pimpinan FPMIPA UPI menyediakan nara sumber termasuk kebutuhannya
sementara sekolah piloting mendorong guru-guru termasuk kebutuhannya untuk
berkolaborasi. Selain itu pimpinan FPMIPA UPI meminta kepala sekolah terlibat dan
melibatkan guru-guru lain dalam observasi dan refleksi pembelajaran. Ajakan pimpinan
FPMIPA UPI disambut baik untuk keberlanjutan kerjasama dalam melaksanakan kegiatan
Lesson Study di sekolah-sekolah piloting. Sebagai wujud keberlanjutan program
kerjasama tersebut, kepala sekolah memfasilitasi kegiatan Lesson Study dengan
memberdayakan MGMP di sekolah tersebut dan melaksanakan kegiatan Lesson Study
secara bergilir dari mata pelajaran ke mata pelajaran lain. Kepala sekolah juga terlibat
dalam kegiatan observasi pembelajaran dan memandu diskusi untuk merefleksi
pembelajaran. Sekarang kegiatan Lesson Study bukan milik guru MIPA saja tetapi guru
non-MIPA pun melakukan kegiatan Lesson Study. Sebagai contoh, SMAN 9 Bandung telah
melaksanakan kegiatan Lesson Study Biology, PPKn, Sosiologi, dan Bahasa Indonesia
pada semester genap 2005/2006. Pembicaraan tentang keberlanjutan program kerjasama
dalam kegiatan Lesson Study juga dilakukan dengan pengurus MGMP matematika dan IPA
SMP kota Bandung. Sebagai tindak lanjut, beberapa workshop tentang Lesson Study telah
dilaksanakan untuk MGMP wilayah tenggara, wilayah timur, dan wilayah barat kota
Bandung. MGMP IPA SMP wilayah barat kota Bandung telah menindaklanjuti workshop
Lesson Study tersebut dengan persiapan perancangan dan pengembangan model
pembelajaran berbasis handson activity, daily life, dan local materials. Selanjutnya MGMP
IPA SMP wilayah barat kota Bandung pada semester genap 2005/2006 telah
mengimplementasikan model pembelajaran tersebut di SMP Miftahul Iman, SMPN 12
Bandung, SMP Labschool UPI, SMPN 29 Bandung, dan SMP YWKA. Lesson study berasal
dari Jepang yang dimanfaatkan untuk meningkatkan keprofesionalan guru. Keberhasilan
Jepang dalam pendidikan membuat pakar pendidikan di Amerika Serikat dan
negaranegara Eropa serta Australia belajar lesson study dari Jepang. Kalau negara-negara
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 62

maju belajar dari Jepang, mengapa kita tidak? Walau demikian, lesson study yang
berkembang di Indonesia tidak begitu saja mengadopsi konsep lesson study dari Jepang,
akan tetapi melalui pengkajian dan ujicoba di sekolah-sekolah piloting sejak tahun 2001
melalui Program Kerjasama Teknis IMSTEP-JICA di UPI, UNY, dan UM. Untuk memperoleh
model sosialisasi lesson study pada tingkat yang lebih luas, saat ini sedang dilakukan
piloting lesson study di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bantul,
dan Kabupaten Pasuruan. Piloting ini melibatkan seluruh guru Matematika dan IPA SMP
dan MTs.
e) Desain Lesson Study
Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do
(melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson
Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir
(continous improvement). Skema kegiatan Lesson Study diperlihatkan pada Gambar 1.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar Skema kegiatan Lesson Study

Lesson Study dimulai dari tahap perencanaan (Plan) yang bertujuan untuk merancang

pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa, bagaimana
supaya siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan yang baik
tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi
atau guru-guru dan dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide.
Perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bagaimana menjelaskan suatu konsep.
Permasalahan dapat juga berupa pedagogi tentang metoda pembelajaran yang tepat
agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau permasalahan fasilitas, bagaimana
mensiasati kekurangan fasilitas pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama
mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan
pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran dan
lembar kerja siswa serta metoda evaluasi. Teaching materials yang telah dirancang perlu
diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Kegiatan perencanaan memerlukan
beberapa kali pertemuan (2 3 kali) agar lebih mantap. Pertemuan-pertemuan yang
sering dilakukan dalam workshop antara guru-guru dan dosen-dosen dalam rangka
perencanaan pembelajaran menyebabkan terbentuknya kolegalitas antara guru dengan
guru, dosen dengan guru, dosen dengan dosen, sehingga dosen tidak merasa lebih tinggi
atau guru tidak merasa lebih rendah. Mereka berbagi pengalaman dan saling belajar
sehingga melalui kegiatankegiatan pertemuan dalam rangka Lesson Study ini terbentuk
mutual learning (saling belajar).
Langkah kedua dalam Lesson Study adalah pelaksanaan (Do) pembelajaran untuk
menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Dalam
perencanaan telah disepakati siapa guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran
dan sekolah yang akan menjadi tuan rumah. Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba
efektivitas model pembelajaran yang telah dirancang. Guru-guru lain dari sekolah yang
bersangkutan atau dari sekolah lain bertindak sebagai pengamat (observer)
pembelajaran. Juga dosen-dosen atau mahasiswa melakukan pengamatan dalam
pembelajaran tersebut. Kepala sekolah terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan
memandu kegiatan ini. Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng
kepada para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang
direncanakan oleh seorang guru dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran
berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi mengamati
aktivitas siswa selama pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan pada interaksi siswaModul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 63

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, dan siswa-lingkungan yang terkait dengan 4


kompetensi guru sesuai dengan UU No. 14 tentang guru dan dosen.
Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran
dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil tempat di ruang kelas yang
memungkinkan dapat mengamati aktivitas siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi
kiri dan kanan di dalam ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan baik. Selama
pembelajaran berlangsung para pengamat tidak boleh berbicara dengan sesama
pengamat dan tidak menganggu aktifitas dan konsentrasi siswa. Para pengamat dapat
melakukan perekaman kegiatan pembelajaran melalui video camera atau foto digital
untuk keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut. Keberadaan para pengamat
di dalam ruang kelas disamping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk
belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi
guru.
Langkah ketiga dalam kegiatan Lesson Study adalah refleksi (See). Setelah selesai
pembelajaran langsung dilakukan diskusi antara guru dan pengamat yang dipandu oleh
kepala sekolah atau personel yang ditunjuk untuk membahas pembelajaran. Guru
mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan dalam melaksanakan
pembelajaran. Selanjutnya pengamat diminta menyampaikan komentar dan lesson learnt
dari pembelajaran terutama berkenaan dengan aktivitas siswa. Tentunya, kritik dan
saran untuk guru disampaikan secara bijak demi perbaikan pembelajran. Sebaliknya,
guru harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang kembali pembelajaran
berikutnya. Pada prinsipnya, semua orang yang terlibat dalam kegiatan Lesson Study
harus memperoleh lesson learnt dengan demikian kita membangun komunitas belajar
melalui Lesson Study.
f) Karakteristik Lesson Study
Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya
datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Tipe lesson study yang berkembang ada dua
tipe yaitu:
1) Lesson Study berbasis sekolah
Jika lesson study yang dikembangkan berbasis sekolah, maka orang-orang yang
melakukannya adalah semua guru dari berbagai bidang studi di sekolah tersebut
serta Kepala Sekolah. Lesson study dengan tipe seperti ini dilaksanakan dengan
tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa
menyangkut semua bidang studi yang diajarkan. Karena kegiatan lesson study
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi, maka setiap guru terlibat secara
aktif dalam ketiga kegiatan tersebut. Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study
tersebut, guru memperoleh kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah
pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan, memilih
alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang rencana
pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif model pembelajaran
yang dipilih, melaksanakan pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran,
mengidentifikasi hal-hal penting yang terjadi dalam aktivitas belajar siswa di kelas,
melakukan refleksi secara bersama-sama atas hasil observasi kelas, serta mengambil
pelajaran berharga dari setiap proses yang dilakukan untuk kepentingan peningkatan
kualitas proses dan hasil pembelajaran lainnya. Walaupun lesson study tipe ini secara
umum hanya melibatkan warga sekolah yang bersangkutan, dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk melibatkan fihak luar, misalnya para ahli dari universitas atau
undangan yang diperlukan karena kedudukannya.
2) Lesson study berbasis MGMP / Bidang Studi
Lesson study juga bisa dilaksanakan dengan berbasiskan MGMP (bidang studi).
Sebagai contoh, sekelompok guru matematika di suatu wilayah bersepakat untuk
melakukan lesson study guna meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
matematika di wilayah tersebut. Karena kelompok guru matematika tersebut berasal
dari beberapa sekolah, maka pelaksanaannya dapat dilakukan secara bergiliran dari
satu sekolah ke sekolah lain. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam lesson
study tipe ini pada dasarnya sama dengan tipe yang diuraikan sebelumnya.
Perbedaannnya hanya pada anggota komunitas yang datang dari berbagai sekolah
dengan spesialisasi yang sama. Dengan demikian, lesson study tipe ini anggota
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 64

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

komunitasnya bisa mencakup satu wilayah (misalnya satu wilayah MGMP), satu
kabupaten, atau lebih luas lagi. Pada tahapan perencanaan, anggota komunitasnya
selain guru-guru sebidang dari sekolah yang berbeda-beda, dimungkinkan pula
datang dari fihak lain misalnya universitas. Sementara pada tahapan implementasi
pembelajaran dan refleksi, anggota komunitasnya dimungkinkan untuk sangat
beragam termasuk guru-guru dari bidang studi berbeda. Jika kita perhatikan secara
seksama, kedua tipe lesson study di atas pada dasarnya melibatkan sekelompok
orang yang melakukan perencanaan, implementasi, dan refleksi pasca pembelajaran
secara bersama-sama sehingga membentuk suatu komunitas belajar yang secara
sinergis diharapkan mampu menciptakan terobosan-terobosan baru dalam
menciptakan pembelajaran inovatif. Dengan cara seperti ini, maka setiap anggota
komunitas yang terlibat sangat potensial untuk mampu melakukan self-development
sehingga memiliki kemandirian untuk berkembang bersama-sama dengan anggota
komunitas belajar lainnya
g) Tahap-tahap Pelaksanaan Lesson Study
1) Persiapan Lesson Study (Plan)
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa lesson study pada dasarnya
meliputi tiga bagian kegiatan yakni perencanaan, implementasi, dan refleksi. Untuk
mempersiapkan sebuah lesson study hal pertama yang sangat penting adalah
melakukan persiapan. Tahap awal persiapan dapat dimulai dengan melakukan
identifikasi masalah pembelajaran yang meliputi materi ajar, teaching materials
(hands on), strategi pembelajaran, dan siapa yang akan berperan menjadi guru.
Materi ajar yang dipilih tentu harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku serta
program yang sedang berjalan di sekolah. Analisis mendalam tentang materi ajar dan
hands on yang dipilih perlu dilakukan secara bersama-sama untuk memperoleh
alternatif terbaik yang dapat mendorong proses belajar siswa secara optimal. Pada
tahapan analisis tersebut perlu dipertimbangkan kedalaman materi yang akan
disajikan ditinjau antara lain dari tuntutan kurikulum, latar belakang pengetahuan
dan kemampuan siswa, kompetensi yang akan dikembangkan, serta kemungkinankemungkinan pengembangan dalam kaitannya dengan materi terkait. Dalam
kaitannya dengan materi ajar yang dikembangkan, juga perlu dikaji kemungkinankemungkinan respon siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini
sangat penting dilakukan terutama untuk mengantisipasi respon siswa yang tidak
terduga. Jika materi ajar yang dirancang ternyata terlalu sulit bagi siswa, maka
kemungkinan alternatif intervensi guru untuk menyesuaikan dengan tingkat
kemampuan siswa perlu dipersiapkan secara matang. Sebaliknya, jika ternyata
materi ajar yang dirancang terlalu mudah bagi siswa maka kemungkinan intervensi
yang bersifat pengembangan perlu juga dipersiapkan. Dengan demikian, sebelum
implementasi pembelajaran berlangsung guru telah memiliki kesiapan yang mantap
sehingga proses pembelajaran yang terjadi pada saat lesson study dilaksanakan
mampu mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa sesuai dengan yang
diharapkan. Gambar 4.1 di bawah ini memperlihatkan sekelompok guru bersama
beberapa orang dosen sedang melakukan diskusi untuk mempersiapkan sebuah
lesson study. Selain aspek materi ajar, guru secara berkelompok perlu mendiskusikan
strategi pembelajaran yang akan digunakan yakni meliputi pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir. Analisis kegiatan tersebut dapat dimulai dengan
mengungkapkan pengalaman masing-masing dalam mengajarkan materi yang sama.
Berdasarkan analisis pengalaman tersebut selanjutnya dapat dikembangkan strategi
baru yang diperkirakan dapat menghasilkan proses belajar siswa yang optimal.
Strategi pembelajaran yang dipilih antara lain dapat meliputi bagaimana melakukan
pendahuluan agar siswa termotivasi untuk melakukan proses belajar secara aktif;
aktivitas-aktivitas belajar bagaimana yang diharapkan dilakukan siswa pada kegiatan
inti pembelajaran; bagaimana rancangan interaksi antara siswa dengan materi ajar,
interaksi antar siswa, serta interaksi antara siswa dengan guru; bagaimana proses
pertukaran hasil belajar (sharing) antar siswa atau antar kelompok harus dilakukan;
bagaimana strategi intervensi guru pada level kelas, kelompok, dan individu; serta
bagaimana aktivitas yang dilakukan siswa pada bagian akhir pembelajaran. Agar
proses pembelajaran dapat berjalan secara mulus, maka rangkaian aktivitas dari
awal sampai akhir pembelajaran perlu diperhitungkan secara cermat termasuk
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 65

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

alokasi waktu yang tersedia. Selain mempersiapkan materi ajar dan strategi
pembelajarannya, tidak kalah penting untuk mempersiapkan fihak-fihak yang perlu
diundang untuk menjadi observer dalam implementasi pembelajaran yang
dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Disamping kelompok guru sebidang, dalam
pelaksanaan lesson study tidak tertutup kemungkinan untuk mengundang guru-guru
mata pelajaran lain, Kepala Sekolah, ahli pendidikan bidang studi atau ahli bidang
studi terkait, para pejabat yang berkepentingan, atau masyarakat pemerhati
pendidikan. Kehadiran Kepala Sekolah dalam suatu lesson study sangatlah penting
karena informasi yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di kelas dan refleksi
pasca pembelajaran dapat menjadi masukan berharga bagi peningkatan kualitas
sekolah secara keseluruhan. Keragaman observer yang hadir dalam kegiatan lesson
study sangat menguntungkan karena latar belakang pengetahuan yang berbedabeda dapat menghasilkan pandangan beragam sehingga bisa memperkaya
pengetahuan para guru.
2) Pelaksanaan Pembelajaran dalam Lesson Study (Do)
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, perlu dilakukan pertemuan singkat
(briefing) yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Pada pertemuan ini, setelah Kepala
Sekolah menjelaskan secara umum kegiatan lesson study yang akan dilakukan,
selanjutnya guru yang bertugas untuk melaksanakan pembelajaran hari itu diberi
kesempatan mengemukakan rencananya secara singkat. Informasi ini sangat penting
bagi para observer terutama untuk merancang rencana observasi yang akan
dilakukan di kelas. Selesai guru menyampaikan penjelasan, selanjutnya Kepala
Sekolah mengingatkan kepada para observer untuk tidak mengganggu jalannya
proses pembelajaran. Observer dipersilahkan untuk memilih tempat strategis sesuai
rencana pengamatannya masing-masing. Setelah acara briefing singkat dilakukan,
selanjutnya guru yang bertugas sebagai pengajar melakukan proses pembelajaran
sesuai dengan rencana. Walaupun pada saat pembelajaran hadir sejumlah observer,
guru hendaknya dapat melaksanakan proses pembelajaran sealamiah mungkin.
Berdasarkan pengalaman lesson study yang sudah dilakukan, proses pembelajaran
dapat berjalan secara alamiah. Hal ini dapat terjadi karena observer tidak melakukan
intervensi apapun terhadap siswa. Mereka biasanya hanya melakukan pengamatan
sesuai dengan fokus perhatiannya masing-masing. Untuk memperoleh gambaran
yang lebih jelas berikut akan diuraikan contoh pelaksanaan pembelajaran dalam
suatu lesson study yang dilakukan di SMPN 1 Lembang. Sebelum pelaksanaan
pembelajaran, Kepala Sekolah memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Pada saat itu dijelaskan bahwa materi yang akan
dipelajari siswa adalah tentang luas lingkaran yang harus diturunkan rumusnya
melalui kegiatan eksplorasi.
Pertemuan Singkat Sebelum Pembelajaran Awal pembelajaran dimulai dengan
penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari hari itu serta rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Untuk menarik perhatian siswa, guru memperlihatkan benda-benda yang ada
disekitar siswa yang bagiannya berbentuk lingkaran. Kemudian guru mengajukan
sebuah pertanyaan Tahukah kamu cara menemukan atau menurunkan rumus luas
daerah lingkaran? Setelah guru mengajukan pertanyaan tersebut, selanjutnya
dijelaskan bahwa secara berkelompok siswa diharapkan dapat menemukan rumus
luas daerah lingkaran dengan menggunakan pendekatan luas daerah bangun
geometri yang sudah diketahui.
Cara Melakukan Observasi dalam Lesson Study
Agar proses observasi dalam pembelajaran dari suatu lesson study dapat berjalan
dengan baik, maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan baik oleh guru
maupun observer sebelum proses pembelajaran dimulai. Sebelum proses
pembelajaran berlangsung, guru dapat memberikan gambaran secara umum apa
yang akan terjadi di kelas yakni meliputi informasi tentang rencana pembelajaran,
tujuannya apa, bagaimana hubungan materi ajar hari itu dengan mata pelajaran
secara umum, bagaimana kedudukan materi ajar dalam kurikulum yang berlaku, dan
kemungkinan respon siswa yang diperkirakan. Selain itu observer juga perlu
diberikan informasi tentang lembar kerja siswa dan peta posisi tempat duduk yang
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 66

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

menggambarkan seting kelas yang digunakan. Akan lebih baik jika peta posisi tempat
duduk tersebut dilengkapi dengan nama-nama siswa secara lengkap. Dengan
memiliki gambaran yang lengkap tentang pembelajaran yang akan dilakukan, maka
seorang observer dapat menetapkan apa yang akan dilakukan di kelas pada saat
melakukan pengamatan. Sebagai contoh, seorang observer dapat memfokuskan
perhatiannya pada siswa tertentu yang penting untuk diamati misalnya karena alasan
tingkat kemampuannya dibandingkan siswa lain atau ada hal khusus yang penting
untuk diamati. Observer lain mungkin tertarik dengan cara siswa berinteraksi dengan
temannya dalam kelompok, cara mengkomunikasikan ide baik dalam kelompok atau
kelas, atau cara mengajukan argumentasi atas solusi dari masalah yang diberikan.
Ada juga observer yang mungkin tertarik dengan respon siswa pada saat mengalami
kesulitan dan memperoleh intervensi dari guru. Fokus observasi pada
pelaksanaannya akan sangat beragam tergantung pada minat serta tujuannya
masing-masing. Semakin beragam target yang menjadi fokus observasi, maka
semakin lengkaplah informasi yang bisa digali, dianalisis, dan diungkap pada saat
dilakukan refleksi. Jika akan dilakukan rekaman video, tentukan siapa yang akan
melakukannya, pilih tempat strategis untuk melakukan pengambilan gambar yang
meliputi aktivitas siswa dan guru, dan pastikan bahwa rekaman video yang dibuat
menggambarkan seluruh proses pembelajaran secara utuh. Rekaman video ini
sangat penting sebagai bagian dari dokumentasi yang sewaktu-waktu dapat
dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan diskusi pengembangan lesson study
atau diskusi masalah-masalah pembelajaran secara umum. Untuk mengantisipasi
kemungkinan banyaknya observer yang datang, kelas sebaiknya ditata sedemikian
rupa sehingga mobilitas siswa, guru, dan observer dapat berlangsung secara nyaman
dan mudah. Pada saat melakukan observasi, disarankan untuk melakukan beberapa
hal berikut:

Membuat catatan tentang komentar atau diskusi yang dilakukan siswa serta
jangan lupa menuliskan nama atau posisi tempat duduk siswa.

Membuat catatan tentang situasi dimana siswa melakukan kerjasama atau


memilih untuk tidak melakukan kerjasama.

Mencari contoh-contoh bagaimana terjadinya proses konstruksi pemahaman


melalui diskusi dan aktivitas belajar yang dilakukan siswa.

Membuat catatan tentang variasi metoda penyelesaian masalah dari siswa


secara individual atau kelompok siswa, termasuk strategi penyelesaian yang
salah. Selain membuat catatan tentang beberapa hal penting mengenai
aktivitas belajar siswa, seorang observer selama melakukan pengamatan perlu
mempertimbangkan atau berpedoman pada sejumlah pertanyaan berikut:

Apakah tujuan pembelajaran sudah jelas? Apakah aktivitas yang dikembangkan


berkontribusi secara efektif pada pencapaian tujuan tersebut?

Apakah langkah-langkah pembelajaran yang dikembangkan berkaitan satu


dengan lainnya? Dan apakah hal tersebut mendukung pemahaman siswa
tentang konsep yang dipelajari?

Apakah hands-on atau teaching material yang digunakan mendukung


pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan?

Apakah diskusi kelas yang dilakukan membantu pemahaman siswa tentang


konsep yang dipelajari?

Apakah materi ajar yang dikembangkan guru sesuai dengan tingkat


kemampuan siswa?

Apakah siswa menggunakan pengetahuan awalnya atau pengetahuan


sebelumnya untuk memahami konsep baru yang dipelajari?

Apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat mendorong dan


memfasilitasi cara berpikir siswa?

Apakah gagasan siswa dihargai dan dikaitkan dengan materi yang sedang
dipelajari?

Apakah kesimpulan akhir yang diajukan didasarkan pada pendapat siswa?

Apakah kesimpulan yang diajukan sesuai dengan tujuan pembelajaran?

Bagaimana guru memberi penguatan capaian hasil belajar siswa selama


pembelajaran berlangsung?
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 67

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

3) Kegiatan Refleksi (See)


Kegiatan refleksi harus dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat
mengajukan pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan
masih bisa mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas.
Dalam kegiatan ini paling tidak ada tiga orang yang harus duduk di depan yaitu
Kepala Sekolah, Guru yang melakukan pembelajaran, dan tenaga ahli yang biasanya
datang dari Perguruan Tinggi. Dalam acara ini, Kepala Sekolah bertindak sebagai
fasilitator atau pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam
refleksi adalah sebagai berikut:

Fasilitator memperkenalkan peserta refleksi yang ada di ruangan sambil


menyebutkan masing-masing bidang keahliannya.

Fasilitator menyampaikan agenda kegiatan refleksi yang akan dilakukan (sekitar


2 menit).

Fasilitator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan komentar atau


mengajukan umpan balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut: (1) Selama
diskusi berlangsung, hanya satu orang yang berbicara (tidak ada yang
berbicara secara bersamaan), (2) Setiap peserta diskusi memiliki kesempatan
yang sama untuk berbicara, dan (3) Pada saat mengajukan pendapat, observer
harus mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari pendapat
yang diajukannya (tidak berbicara berdasarkan opini).

Guru yang melakukan pembelajaran diberi kesempatan untuk berbicara paling


awal, yakni mengomentari tentang proses pembelajaran yang telah
dilakukannya. Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa
yang telah terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian
apa yang tidak sesuai harapan, dan apa yang berubah dari rencana semula. (15
sampai 20 menit).

Berikutnya perwakilan guru yang menjadi anggota kelompok pada saat


pengembangan rencana pembelajaran diberi kesempatan untuk memberikan
komentar tambahan.

Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap observer untuk mengajukan


pendapatnya. Pada kesempatan ini tiap observer memiliki peluang yang sama
untuk mengajukan pendapatnya.

Setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup,


selanjutnya fasilitator mempersilahkan tenaga ahli untuk merangkum atau
menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan.

Fasilitator berterimakasih kepada seluruh partisipan dan mengumumkan


kegiatan lesson study berikutnya.
h) Evaluasi Kegiatan Lesson Study
Kegiatan lesson study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang mampu
mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning community) yang secara
konsisten melakukan continuous improvement baik pada level individu, kelompok,
maupun pada sistem yang lebih umum. Pengetahuan yang dibangun melalui lesson study
dapat menjadi modal sangat berharga untuk meningkatkan kualitas kinerja masing
masing fihak yang terlibat. Sebagai contoh, seorang guru yang terlibat dalam observasi
sebuah lesson study berhasil menemukan sejumlah hal penting berkenaan dengan model
pembelajaran yang dikembangkan. Menurut pendapatnya, bahan ajar eksploratif yang
digunakan ternyata telah mampu mendorong kreativitas siswa sehingga mereka mampu
menampilkan sebuah strategi baru yang bersifat orisinal. Berdasarkan pengalaman ini dia
akan berusaha mencoba menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran di
sekolahnya. Seorang observer dari salah satu negara Afrika, pada saat kegiatan refleksi
menyatakan kekagumannya pada cara guru mengembangkan pola interaksi antar siswa
dalam kelompok. Menurut pengamatannya pola kerjasama kelompok seperti yang dia
lihat dalam pembelajaran telah berhasil menciptakan peluang untuk terjadinya sharing
pengetahuan dan saling tolong-menolong, sehingga siswa yang memiliki kemampuan
kurang sekalipun menjadi sangat terbantu oleh teman-temannya. Berdasarkan proses
pembelajaran yang diamati di kelas, dia menyatakan memperoleh pelajaran berharga
yang bisa menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas proses pendidikan di
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 68

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

negaranya. Seorang Kepala Sekolah, setelah mengikuti beberapa kali lesson study secara
intensif, mengajukan pendapatnya bahwa kegiatan tersebut sangat potensial mendorong
banyak fihak untuk melakukan hal yang terbaik. Siswa ternyata menunjukkan motivasi
yang sangat tinggi untuk menunjukkan potensinya masing-masing pada saat lesson
study dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut mampu menjadi
dorongan untuk tumbuhnya motivasi berprestasi pada diri siswa. Guru-guru lain yang
baru melihat aktivitas lesson study banyak yang mulai tertarik untuk mencobanya.
Dengan mencoba melakukan lesson study, berarti dia terdorong untuk melakukan
persiapan yang lebih baik dibanding biasanya sehingga proses pembelajaran yang
dikembangkan kadang-kadang sangat diluar dugaan bahkan sangat inovatif. Seorang
dosen, setelah beberapa kali mengikuti kegiatan lesson study juga mengaku mulai
terpengaruh untuk mencoba memperkenalkan dan menerapkan hal-hal positif yang dia
dapatkan dari aktivitas tersebut pada kelas yang me njadi tanggungjawabnya. Seorang
Dekan juga tidak kalah dengan fihak-fihak lain untuk mencoba mengambil manfaat dari
lesson study bagi mahasiswa calon guru di fakultasnya. Berdasarkan pengalamannya
melakukan lesson study bersama guru-guru di sekolah, dia akhirnya menetapkan suatu
kebijakan bahwa setiap mahasiswa peserta Program Pengalaman Lapangan diharuskan
terlibat secara aktif dalam kegiatan lesson study.
A.

Pengembangan Silabus dan RPP


Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran
1. Pengembangan Silabus dan Penyusunan RPP
Penyusunan Silabus dan RPP merupakan satu indikator dari standar proses pendidikan yang
ditetapkan dalam PerMenDikNas Nomor 41 Tahun 2007. Silabus dan RPP merupakan
dokumen guru dalam merencanakan pembelajaran. Kedua dokumen ini untuk setiap satuan
pendidikan dapat berbeda pada indikator, pengalaman belajar atau komponen lainnya. Oleh
karena itu ditetapkan standar minimal penyusunannya di dalam peraturan tersebut. Walau
demikian dasar teori keduanya perlu Anda pahami untuk membentuk pola pikir dan perilaku
berkarya.
a) Desain Sistem Pembelajaran
Dasar teori dalam pengembangan Silabus dan penyusunan RPP adalah Desain Sistem
Pembelajaran. Desain Sistem Pembelajaran dalam kawasan Teknologi Pendidikan
merupakan salah satu solusi mengatasi masalah belajar bertujuan, dimana guru sengaja
menyediakan kondisi eksternal melalui perencanaan pembelajaran.
Desain sistem pembelajaran memberikan bantuan untuk mencapai tujuan belajar yang
harus diselesaikan oleh peserta didik, dengan jalan mengembangkan komponenkomponen pembelajaran untuk memudahkan belajar peserta didik. Untuk memahami
apa dan bagaimana desain sistem pembelajaran, maka Anda harus mengetahui terlebih
dahulu sistem pembelajaran.
Pembelajaran sebagai sebuah sistem dikenal dengan sebutan sistem pembelajaran, yang
menggambarkan sebuah proses yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran
saling berinteraksi satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan.
Contoh: Sistem pembelajaran di kelas
Proses Pembelajaran

Input

Siswa

Ruangan kelas
Media
Silabus, RPP
Guru
Bahan Ajar
Evaluasi

Input

Lulusan

Umpan Balik
Gambar Interaksi Sistem Pembelajaran di Kelas
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 69

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Berdasarkan contoh tersebut, maka Silabus dan RPP merupakan subsistem pembelajaran.
Untuk mengembangkan Silabus dan menyusun RPP, maka keduanya harus di pandang
sebagai sistem. Oleh sebab itu perlu diketahui apa yang disebut pendekatan sistem. Menurut
Dick Carey (2005, p. 367) yang dikutip oleh Benny A. Pribadi (2009, p. 27-28), pendekatan
sistem adalah sebuah prosedur yang digunakan oleh perancang desain sistem pembelajaran
untuk menciptakan sebuah pembelajaran secara sistemik dan sistematik.
Secara sistemik yaitu cara pandang yang menganggap sebagai satu kesatuan yang utuh
dengan komponen-komponen yang berinterfungsi. Secara sistematik merujuk pada upaya
melakukan tindakan terarah langkah demi langkah.
Pendekatan sistem ini dapat memberi keuntungan kepada perancang pembelajaran yaitu:
- Perancang akan memusatkan perhatian pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Setiap langkah yang dilakukan dalam sebuah sistem akan diasahkan pada upaya untuk
mencapai tujuan.
Contoh:
Jika guru sudah mengidentifikasi standar kompetensi, maka kompetensi dasar, materi,
strategi, evaluasi diarahkan untuk mencapai standar kompetensi.
- Perancang pembelajaran akan mampu melihat keterkaitan antar sub sistem atau
komponen dalam sebuah sistem, melalui mekanisme umpan balik sehingga dapat
dilakukan revisi.
Contoh :
Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

U
M

Indikator
Materi Pembelajaran

P
A

Langkah Pembelajaran / Strategi

N
Metode Pembelajaran

Media / Sumber

A
L
I

Evaluasi Hasil Belajar

Gambar RPP sebagai system

Pembelajaran sebagai sistem dan pendekatan sistem merupakan prinsip dalam memahami
K
Silabus dan RPP sebagai sebuah sistem. Perancangan Silabus dan RPP merupakan proses
yang dilakukan sebelum tindakan atau pelaksanaan pembelajaran. Proses ini dalam
Teknologi Pendidikan disebut Desain Sistem Pembelajaran. Pada dasarnya prosesnya sama
dengan melihat sub sistem sebagai bagian dari sistem, mengidentifikasi fungsi dan kaitan
antar sub sistem, mensintesis sub sistem menjadi satu kesatuan. Dengan demikian desain
sistem pembelajaran merupakan proses rancangan pembelajaran secara sistematik dan
menyeluruh.
Desain sistem pembelajaran sebagai proses rancangan pembelajaran secara sistematik dan
menyeluruh, biasanya digambarkan dalam bentuk model yang dipersentasikan dalam bentuk
grafis atau flowchart. Dengan demikian desain sistem pembelajaran menggambarkan
langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh untuk menciptakan pembelajaran.
Terdapat beberapa model desain sistem pembelajaran, yaitu berorientasi kelas, berorientasi
produk dan berorientasi sistem.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 70

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pengembangan Silabus dan penyusunan RPP, didasarkan pada model desain sistem
pembelajaran berorientasi kelas. Model ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para guru
dan siswa, dan dapat diaplikasikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai pendidikan
tinggi. Asumsi model ini adalah adanya sejumlah aktivitas yang akan diselenggarakan di
dalam kelas dengan waktu belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru, murid,
kurikulum dan fasilitas tertentu telah tersedia sebelumnya. Di sini guru bukan merancang
pembelajaran yang sama sekali baru, karena standar kompetensi dan kompetensi dasar
telah dirumuskan dalam standar isi.
Model desain sistem pembelajaran berorientasi kelas antara lain model Gerlach dan Ely
(1980) seperti dikutip oleh Toeti Sokemato (1993, h. 18-21) langkah-langkah model desain
sistem pembelajaran Gerlach dan Ely adalah sebagai berikut:
- Langkah pertama, penyusunan tujuan belajar dan penentuan materi.
- Langkah kedua, penilaian perilaku awal siswa berdasarkan tujuan belajar dan materi yang
telah ditetapkan. Langkah ini dikenal dengan sebutan pre tes.
- Langkah ketiga, menentukan strategi (metode), mengatur pengelompokkan siswa,
mengalokasikan waktu, menentukan tempat atau ruangan dan memilih sumber belajar.
Dilaksanakan secara simultan berdasarkan langkah-langkah pertama dan kedua.
- Langkah keempat, evaluasi hasil belajar berdasarkan tujuan belajar yang telah
ditentukan.
- Langkah keenam, umpan balik setelah rancangan pembelajaran diimplikasikan di kelas.
Secara visual model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely digambarkan seperti di
bawah ini.
Penentuan
Strategi
Pengaturan
Kelompok

Penentuan
Materi
Penilaian
Perilaku Awal
Penyusunan
Tujuan Belajar

Alokasi
Waktu
Alokasi
Tempat

Evaluasi Hasil
Belajar

Pemilihan Sumber
Belajar
Analisis
Umpan Balik

Gambar Model DSP Gerlach dan Ely


Model pengembangan Silabus dan penyusunan RPP, tidak digambarkan dalam bentuk visual
melainkan dalam bentuk langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh. Prosedur
pengembangan Silabus dan penyusunan RPP didasarkan minimal harus ada 4 komponen
yaitu tujuan pembelajaran, materi, strategi dan evaluasi.
Desain sistem pembelajaran Silabus dan RPP oleh teori ilmiah dengan harapan produk yang
dibuat guru realistik. Beberapa teori ilmiah itu adalah sebagai berikut.
1) Sistem
Desain sistem pembelajaran disusun dengan menerapkan pendekatan sistem, di mana
setiap komponen berinteraksi dengan komponen lainnya dan saling ketergantungan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Teori ini berimplikasi kepada setiap komponen
pembelajaran harus dikembangkan untuk mencapai komponen tujuan pembelajaran.
Apabila satu komponen tidak dikembangkan dengan baik (konsisten dan memadai) akan
mengakibatkan kualitas akan menjadi rendah dan pengimplementasian di lapangan
terganggu.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 71

Implikasi lain adalah melalui pendekatan sistem ini adalah setiap komponen dapat
segera diperoleh umpan balik dapat direvisi setiap saat. Hal ini tampak dalam model
sistem dari Filbeck yang menjelaskan bahwa sub sistem (komponen sistem) saling
berhubungan atau berintegrasi dalam menjalankan fungsinya.
Sebagai contoh dikemukakan adanya sistem dalam perencanaan pembelajaran, tampak
dalam model berikut ini.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar Sistem Perencanaan Pembelajaran


2) Analisis Peserta Didik
Paradigma pembelajaran pada saat ini telah bergeser dari guru kepada siswa ( learned
oriented). Konsekuensi paradigma ini, perencanaan harus disusun atas dasar kebutuhan
siswa. Sebagai contoh adalah: (a) siswa dengan karakteristik gaya belajarnya
berimplikasi kepada pemilihan media, (b) siswa dengan karakteristik perkembangan
kognitif berimplikasi kepada penentuan metode pembelajaran, dan (c) siswa memiliki
karakteristik kemampuan awal berimplikasi pada penguasaan kompetensi dasar satu,
sehingga materi pelajaran akan dimulai dengan pencapaian kompetensi dasar kedua.
Konsep ini sejalan dengan Mollenda, yang mengontrol kondisi internal siswa adalah
variabel di dalam diri siswa.
Dalam konsep belajar yang menjadi perhatian adalah proses belajar di dalam internal
siswa. Oleh karena itu, perubahan perilaku siswa tergantung bagaimana siswa
memproses perolehan pengalaman belajarnya di dalam dirinya.
Implikasi dari teori ini, perancang pembelajaran harus dapat memanfaatkan hal itu di
dalam mengelola aktivitas belajar siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Sebagai contoh dikatakan oleh B.F. Skinner tentang prinsip belajar: "perilaku dapat
dibentuk melalui proses penguatan". Atas dasar teori ini perencanaan pembelajaran yang
disusun guru, dapat dituliskan pada komponen evaluasi pembelajaran dengan
merencanakan aktivitas belajar atau respon yang benar. Contoh lain adalah tentang
motivasi belajar dari Keller: "seseorang akan melakukan sesuatu kalau ia akan melihat
hasil yang memiliki nilai atau manfaat". Implikasi teori ini adalah guru merencanakan
pembelajaran pada bagian prosedur (urutan) pembelajaran yaitu pendahuluan
direncanakan dengan menjelaskan relevansi isi materi pelajaran dengan dunia kerja,
kegiatan pendidikan selanjutnya dan kegiatan yang menunjang praktik.
3) Pembelajaran
Mengusahakan siswa belajar adalah tugas utama guru sebagai fasilitator pembelajaran.
Hal ini merupakan implikasi dari sifat teori pembelajaran yaitu preskriptif (menyarankan
bagaimana sebaiknya proses belajar diselenggarakan).
Contoh: teori pembelajaran yang akan diaplikasikan dalam perencanaan pembelajaran
adalah model pembelajaran berpikir induktif dari Hilda Taba yang membantu siswa dalam
pengembangan keterampilan berpikir. Berdasarkan model tersebut guru dapat
merencanakan strategi pembelajaran dengan tahapan sebagai berikut.
Pembentukan konsep
Pada tahap ini siswa mempelajari konsep berdasarkan masalah dan ditunjang oleh
data atau fakta-fakta yang relevan dengan cara berikut.

Mengidentifikasi data yang relevan dengan permasalahan.


Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 72

Mengelompokkan data atas dasar kesamaan karakteristik.


Membuat kategori serta label pada kelompok-kelompok data yang memiliki
kesamaan karakteristik.
Interpretasi data
Kegiatan tahap ini siswa diminta untuk melakukan:

verifikasi (pengujian), data yang telah dikategorikan sesuai dengan konsep yang
diperoleh, dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan verifikasi data.
Penerapan prinsip
Tahap ini merupakan aplikasi prinsip dan kesimpulan data yang dirumuskan siswa
dengan cara:
mengajukan permasalahan baru.
menjelaskan prediksi atau hipotesis, dan
menjelaskan dasar teori untuk memperkuat argumen hipotesisnya.
Apabila model ini dikuasai guru langkah pembelajaran lebih bervariasi dan paradigma
belajar berorientasi siswa terjawab.
4) Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dari sender kepada receiver. Konsep komunikasi dari Berlo
yang disebut S - M - C- R, Source- Message- Channel - Receiver menggambarkan betapa
penting saluran penyampaian pesan yaitu media. Implikasi dari teori ini, dalam
perencanaan pembelajaran komponen media menjadi sub sistem pembelajaran yang
berfungsi untuk mengurangi verbalisme dan dapat membantu pemahaman siswa dengan
persepsi yang sama.
Contoh:
Guru menggunakan media realia untuk membelajarkan siswa jurusan akuntansi
yaitu bukti-bukti transaksi, dan
Guru menjelaskan cara pembuatan burger dengan media realia sayuran, mayones,
roti burger dan beef burger.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Desain sistem pembelajaran yang harus dikembangkan oleh guru minimal 4 komponen,
yang akan diuraikan berikut ini:
Tujuan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran sebagai suatu sistem dimulai dengan komponen pertama
dan utama yaitu tujuan pembelajaran/kompetensi. Tujuan pembelajaran adalah
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditunjukkan oleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran (Bloom, dkk.).
Sedangkan kompetensi merupakan kecakapan peserta didik yang memadai untuk
melakukan suatu tugas dengan standar tertentu. Bullard, dkk. Menyebut istilah ini
adalah performance objective/tujuan penampilan. Dick dan Carey menyebutkan
dengan istilah tujuan performansi.
Berdasarkan kedua istilah tersebut, tujuan pembelajaran tampak belum mengarah
pada perbuatan sedangkan kompetensi menunjukkan perilaku secara totalitas untuk
mendemonstrasikan unjuk kerja/perbuatan.
Dengan mengacu kepada kedua istilah diatas yang terpenting adalah makna
keduanya menggambarkan pernyataan penampilan peserta didik setelah mengikuti
proses belajar.
Tujuan pembelajaran/kompetensi merupakan hasil akhir yang dicapai oleh siswa,
bermanfaat dalam membantu arah pembelajaran secara umum, seperti berikut.
a. Memberikan petunjuk materi pelajaran yang harus dipelajari siswa.
b. Memberikan pengarahan pemilihan metode yang sebaiknya diterapkan.
c. Memberikan pengarahan penentuan media yang digunakan.
d. Memberikan pengarahan dalam merencanakan langkah pembelajaran.
e. Memberikan pengarahan dalam menilai hasil belajar siswa.
Dengan kata lain tujuan pembelajaran/kompetensi dapat membantu usaha belajar
siswa.
Hierarki tujuan pembelajaran (Perceival dan Ellington) atau tujuan penampilan
(Bullard) diklasifikasikan menjadi dua yaitu tujuan umum (terminal objective/goal)
dan tujuan khusus (enabling objective). Dalam konteks kurikulum tingkat satuan
pendidikan istilah ini setara dengan standar kompetensi (kompetensi ) dan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 73

kompetensi dasar (sub kompetensi). Untuk mencapai tujuan khusus dirumuskan


indikator (kriteria unjuk kerja).
Ruang lingkup tujuan umum adalah luas dan merupakan pernyataan tentang
penampilan/perilaku akhir yang dapat dicapai siswa setelah menyelesaikan suatu
mata pelajaran atau satu tema pelajaran (pendekatan tematik). Jadi luas
jangkauannya tergantung pada ruang lingkup kegiatan yang sedang dilakukan.
Sedangkan tujuan khusus merupakan pernyataan tentang penampilan/perilaku yang
lebih spesifik dan dapat dicapai siswa setelah menyelesaikan satu materi pokok
(pokok bahasan). Jadi tujuan khusus dijabarkan dari tujuan umum. Untuk
mengetahui keberhasilan mencapai tujuan khusus diperlukan indikator yaitu
pernyataan yang merupakan kumpulan dari perilaku yang menunjang tercapainya
tujuan khusus.
Berdasarkan paparan di atas, maka hierarki tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tujuan Umum

Tujuan Pembelajaran
Umum/Standar
Kompetensi/
Kompetensi

Tujuan Kurikuler
Standar Kompetensi

Atau
Tujuan Khusus
Tujuan Pembelajaran
Khusus/Kompetensi
Dasar/Sub Kompetensi

Indikator
Kriteria Untuk Kerja

Tujuan Pembelajaran
Umum
Kompetensi Dasar

Indikator
Kriteria Unjuk Kerja

Gambar Hierarki Tujuan Pembelajaran


Istilah-istilah tersebut dapat disesuaikan dengan memperhatikan jangkauan dan
ruang lingkup kegiatan yang dilakukan.
Pernyataan yang merupakan perilaku yang ditunjukkan siswa oleh Bloom, dkk.
digambarkan dalam jenjang bagaimana berpikir (ranah kognitif), bagaimana
bersikap dan merasakan sesuatu (ranah afektif) dan bagaimana berbuat (ranah
psikomotorik). Ketiga ranah ini dijabarkan sebagai berikut.
a. Ranah Kognitif menurut Anderson dan Krathwohl
Pada tujuan pembelajaran ini terdapat tingkatan mulai dari pengetahuan tentang
fakta-fakta sampai kepada proses intelektual yang tinggi, yaitu pengetahuan,'
pemahaman, mengaplikasikan, menganalisis, mensistesis, dan menilai. Tingkatan
taksonomi ini kemudian direvisi mulai dari mengingat, mengerti, memakai,
menganalisis, menilai, dan mencipta.
Deskripsi dari masing-masing jenjang tersebut adalah sebagai berikut.
Mengingat (remember): Meningkatkan ingatan atas materi yang disajikan
dalam bentuk yang sama seperti yang diajarkan. Contoh: siswa akan dapat
menyebutkan langkah-langkah mengukur berat bahan untuk mengolah
makanan.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 74

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Mengerti (understand): mampu membangun arti dari pesan pembelajaran,


termasuk komunikasi lisan, tulisan maupun grafis. Contoh: siswa akan dapat
membuat ringkasan sejarah timbulnya akuntansi.
Memakai (use): menggunakan prosedur untuk mengerjakan latihan maupun
memecahkan masalah. Contoh: siswa akan dapat menggunakan prosedur
cara membuat laporan keuangan.
Menganalisis (analysis): memecah bahan-bahan ke dalam unsur-unsur
pokoknya dan menentukan bagaimana bagian-bagian saling berhubungan
satu sama lain dan kepada keseluruhan struktur. Contoh: siswa akan dapat
menjabarkan pengaruh inflasi terhadap berbagai nilai uang.
Menilai (evaluate): membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar
tertentu. Contoh: siswa mampu membuat kritik tentang laporan rugi laba.
Mencipta (create): membuat suatu produk yang baru dengan mengatur
kembali unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu pola atau struktur
yang belum pernah ada sebelumnya. Contoh: siswa mampu menciptakan
masakan nusantara yang mengandung unsur-unsur kekayaan alam daerah
Nusantara

Gambar Ranah Kognitif


b. Ranah Psikomotor
Tujuan pembelajaran kawasan psikomotor dikembangkan oleh Harrow, disusun
secara hierarkis dalam lima tingkat, mencakup tingkat meniru sebagai tingkat
yang paling sederhana dan naturalisasi sebagai tingkat yang paling kompleks.S
Perilaku psikomotor menekankan pada keterampilan neuro-maxular yaitu
keterampilan dengan gerakan otot.
Meniru (immitation): mengharapkan siswa untuk dapat meniru suatu perilaku
yang dilihatnya. Contoh: siswa dapat mengulang gerak menyapukan kuas
dengan benar di atas nastar yang sudah dibentuk.
Menerapkan (manipulation): siswa dapat melakukan perilaku tanpa bantuan
visual, sebagaimana pada tingkat meniru. Pada dasarnya tujuan tingkat ini
sama dengan meniru, bedanya adalah siswa tidak lagi melihat contoh tapi
hanya diberi instruksi secara tertulis atau verbal. Contoh: siswa dapat
menghidupkan komputer dengan membaca manual dan penjelasan secara
verbal.
Memantapkan (precission): siswa diharapkan dapat melakukan suatu perilaku
tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan
melakukannya dengan lancar, tepat, seimbang, dan akurat. Contoh: siswa
dapat mengetik kata ke dalam format data base tanpa membuat kesalahan.
Merangkai (articulation): siswa diharapkan untuk menunjukkan serangkaian
gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan kecepatan yang tepat.
Contoh: siswa dapat menggunakan kalkulator untuk mengerjakan 10 soal
matematika dalam waktu 10 menit.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 75

Naturalisasi (naturalization): siswa diharapkan melakukan gerakan tertentu


secara spontan dan otomatis. Siswa melakukan gerakan tersebut tanpa
berpikir lagi cara melakukannya dan urutannya. Contoh: siswa dapat
mengoperasikan program data base dengan lancar.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Meniru
Mengamati
Mencontoh gerak

Menerapkan
Mengikuti
petunjuk
Menampilkan
gerak

Memantapkan
Mencermati
penampilan
Mengoreksi
kesalahan

Merangkai
Mengkoordi
nasikan gerak
Konsistensi
internal

Naturalisasi
Penampilan
alamiah
Efisiensi &
efektivitas
gerak

Gambar Ranah Psikomotor


c. Ranah Afektif
Krathwohl, Bloom & Maisa mengembangkan taksonomi tujuan yang
berorientasikan kepada perasaan atau afektif. Taksonomi ini menggambarkan
proses seseorang dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap
tertentu yang menjadi pedoman baginya dalam bertingkah laku. Krathwohl
mengelompokkan tujuan afektif ke dalam lima kelompok.
Menerima (receiving): mengharapkan siswa untuk mengenal, bersedia
menerima, dan memperhatikan berbagai stimulus. Dalam hal ini siswa masih
bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau memperhatikan saja. Contoh:
siswa bersedia mendengarkan ceramah tentang etika profesi juru masak.
Menanggapi (responding): keinginan berbuat sesuatu sebagai reaksi terhadap
suatu gagasan, benda atau sistem nilai, lebih dari sekedar pengenalan saja.
Dalam hal ini siswa diharapkan untuk menunjukkan perilaku yang diminta.
Contoh: siswa bersedia berlatih membuat laporan keuangan.
Menghargai (valuing): penghargaan terhadap suatu nilai merupakan
perasaan, keyakinan atau anggapan bahwa suatu gagasan, benda atau cara
berpikir tertentu mempunyai nilai. Dalam hal ini siswa secara konsisten
berperilaku sesuai dengan suatu nilai meskipun tidak ada pihak lain yang
meminta atau mengharuskannya. Contoh: siswa dengan sukarela
berpartisipasi dalam aksi penghematan energi.
Mengorganisasikan (organization): menunjukkan saling keterhubungan antara
nilai-nilai tertentu dalam suatu sistem nilai, serta menentukan nilai mana,
yang mempunyai prioritas lebih tinggi daripada nilai yang. Dalam hal ini siswa
menjadi commited terhadap suatu sistem nilai. Contoh: siswa akan mampu
memilih dari berbagai alternatif cara meningkatkan gizi masyarakat yang
sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya.
Mengamalkan (characterization): berhubungan dengan pengorganisasian dan
pengintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu sistem nilai pribadi. Hal ini
diperlihatkan melalui perilaku yang konsisten dengan sistem nilai tersebut.
Pada tingkat ini siswa telah mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam suatu filsafat
hidup yang lengkap dan meyakinkan, dan perilakunya akan selalu konsisten
dengan filsafat hidup tersebut. Contoh: siswa akan menghindari sikap-sikap
yang otoriter selama praktik kerja secara kelompok.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 76

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Menerima
Menyadari
Menampung
Memperhatik
an

Menanggapi
Mengikuti
Melibatkan
Memuaskan

Menghargai
Menerima
nilai
Memihak
pada nilai
Komitmen
pada nilai

Mengornisasi
kan
Mengkonsep
tualisasi
Merangkai
sistem

Mengamalkan
Menggeneraal
isasi sistem
nilai
Menginter
nalisasi nilai
dalam hidup

Gambar Ranah Afektif

Menuliskan tujuan pembelajaran/kompetensi yang baik dan benar adalah penting.


Perancang pembelajaran dituntut untuk mampu menggambarkan sejelas dan
setepat mungkin tentang apa yang perlu dicapai oleh peserta didik setelah
menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
Untuk memenuhi harapan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran
umum/kompetensi umum, menurut Dick Carey sebaiknya dilakukan melalui
identifikasi kebutuhan pembelajaran melalui sumber-sumber guru, pengguna lulusan
dan masyarakat (sosial budaya). Sumber-sumber ini akan membantu perumusan
tujuan/kompetensi umum memiliki nilai yang lebih berarti.
Sedangkan tujuan pembelajaran khusus/ kompetensi dasar dijabarkan melalui
pendekatan analisis pembelajaran dengan menjabarkan sub-sub kompetensi lebih
terinci dan memiliki kaitan yang satu dengan lainnya. Rincian sub-sub kompetensi
agar proses belajar mudah dilaksanakan oleh siswa.
Pendekatan analisis pembelajaran/kompetensi sebagai ilustrasi di bawah ini disajikan
ke empat pola sebagai berikut.
- Struktur Hierarkial
Merupakan susunan beberapa tujuan/kompetensi khusus di mana satu/beberapa
tujuan/kompetensi khusus menjadi prasyarat bagi kompetensi berikutnya.
Tujuan Pembelajaran Umum/Kompetensi
Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi


Khusus 2

Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi


Khusus 1

Gambar Struktur Hierarkial


-

Struktur Prosedural
Dalam struktur ini kedudukan beberapa tujuan/kompetensi khusus menunjukkan
satu rangkaian pelaksanaan kegiatan/pekerjaan, tetapi antar tujuan/kompetensi
tersebut tidak menjadi prasyarat untuk kompetensi lainnya.
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 2

Tujuan Pembelajaran
Umum/
Kompetensi Umum

Gambar Struktur Prosedural


Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 77

Struktur Pengelompokkan
Pada struktur ini beberapa tujuan/kemampuan khusus yang satu dengan yang
lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi harus dimiliki secara lengkap untuk
menunjang kemampuan berikutnya.
Tujuan Pembelajaran
Umum/
Kompetensi Umum

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1

Gambar Struktur Pengelompokkan


-

Struktur Kombinasi
Analisis pembelajaran dengan struktur kombinasi digunakan apabila beberapa
tujuan/kompetensi khusus susunannya terdiri dari struktur hierarkial, prosedural,
maupun pengelompokkan.
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 2

Tujuan Pembelajaran
Umum/
Kompetensi Umum

Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 3
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 2

Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1

Gambar Struktur Kombinasi

Empat struktur kompetensi di atas hanya dapat dilakukan oleh pembelajar melalui
analisis pembelajaran. Dengan demikian, analisis pembelajaran bermanfaat bagi
perencana pembelajaran dalam melakukan identifikasi kompetensi, menentukan
urutan pelaksanaan pembelajaran dan menghubungkan/mengaitkan kompetensi
satu dengan lainnya serta dapat menentukan penjabaran kegiatan belajar/tugas
yang harus dilakukan oleh siswa serta waktu yang dibutuhkan.
Untuk membantu pembelajar trampil melakukan analisis pembelajaran dapat melalui
langkah-langkah berikut:
- Menulis semua tujuan pembelajaran khusus/kompetensi khusus yang relevan
dengan Tujuan Pembelajaran Umum/kompetensi umum dalam potongan kertas
ukuran kartu pos.
- Memberi nomor setiap Tujuan pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus, dimulai
dari Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus yang paling awal (dari
nomor 1 dan seterusnya).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 78

Menggambarkan dan menentukan hubungan antar Tujuan pembelajaran


Khusus/Kompetensi Khusus tersebut dalam bentuk bagan yang dengan struktur
kompetensi.
Memberikan tanda panah pada setiap hubungan antar Tujuan Pembelajaran
Khusus/Kompetensi Khusus,

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Perumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dapat berlandaskan pada teori dari


Mager yang mempersyaratkan kriteria rumusan tujuan dengan komponen
"Audience, Behavior, Condition, dan Degree/Standard , Sedangkan menurut Bullard
kriteria rumusan kompetensi minimal mengandung tiga komponen yaitu
Performance, Condition dan Standard.
Kriteria perumusan dari ahli tidak berbeda, karena relevansinya pada pelaksanaan
proses pembelajaran lebih nyata/memadai. Contoh: siswa kelas XII SMK Negeri
XYZ" semester ganjil mampu menghitung mean, median, dan modus secara akurat
bila disediakan nilai hasil penjualan selama satu bulan.
Bila dianalisis rumusan tujuan ini memiliki kriteria lengkap yaitu sebagai berikut.
- Audience adalah siswa yang belajar. Siapa?
Siswa kelas XII SMK Negeri 'XYZ" semester ganjil.
- Behavior (performance) adalah perilaku yang akan dilakukan siswa setelah
mengikuti pelajaran, dengan menuliskan perilaku dalam bentuk kata kerja dan
dilengkapi objeknya. Perilaku? Menghitung mean, median dan modus dalam
bentuk kuantitatif.
- Condition adalah prasyarat atau syarat yang diberikan kepada siswa pada saat
siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran/tugas evaluasi. Kondisi? Nilai hasil
penjualan selama satu bulan.
- Degree/standard adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku
yang diharapkan. Standar? Secara akurat.
Perumusan tujuan pembelajaran yang mengandung dua kriteria yaitu audience dan
behaviour sudah memadai tetapi akan memberikan kesulitan dalam proses
pengukuran karena ketidakjelasan kondisi dan standar keberhasilan.
b) Materi Pembelajaran
Komponen materi pembelajaran pada sistem rancangan pembelajaran merupakan salah
satu isi pengalaman belajar, dirancang sebagai bahan kajian yang disebut mata
pelajaran. Hal ini dikemukakan dalam pasal 20 PP RI No 15 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, "setiap perencanaan pembelajaran akan memuat antara lain materi
ajar yang dikelola secara sistematis setelah perumusan tujuan. Tyler dalam model
pengembangan kurikulum menyebut dengan istilah merinci konten dan
mengorganisasikan konten. Sedangkan Reigeluth menyebut dengan istilah
pengorganisasian isi mata pelajaran.
Materi pelajaran adalah konten atau isi pelajaran yang diorganisasikan sesuai dengan
tujuan pembelajaran/kompetensi ya ng dicapai peserta didik. Isi pelajaran dalam
perencanaan pembelajaran dirinci menjadi bagian-bagian kecil agar memudahkan siswa
untuk menyampaikan, mengolah, dan menggunakannya kembali. Bagian-bagian kecil isi
pelajaran disusun mulai dari materi pokok (pokok bahasan/topik), kemudian sub materi
pokok (sub pokok bahasan/sub topik) dan terakhir adalah bahan ajar. Dengan demikian,
isi pelajaran menjadi konsisten dan memadai serta dapat dipertanggungjawabkan dari
segi ontologi, epistimologis, dan aksiologi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merinci dan mengorganisasikan isi pelajaran
menurut Tyler adalah dengan melakukan berikut.
- Pengaturan Horizontal
Penataan isi secara horizontal berhubungan dengan keluasan dan kedalaman isi
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari
pengulangan materi pelajaran.
- Pengaturan Vertikal
Penataan isi pelajaran vertikal berhubungan dengan muatan dan kesinambungan
yaitu penyajian menggambarkan kontinuitas sesuai kebutuhan siswa dan tuntutan
keilmuan. Hal ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan isi pelajaran dari konkrit
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 79

menuju abstrak, dari sederhana menuju rumit, dari khusus menjadi umum, dari
umum menjadi khusus, dan lain-lain. Dengan demikian isi pelajaran ditata secara
bertahap sesuai dengan perkembangan dan kesiapan peserta didik serta
berkelanjutan.
Contoh:
Tujuan pembelajaran khusus/kompetensi dasar
Siswa kelas X terampil memotret dengan tiga teknik pencahayaan tanpa salah
bila tersedia lampu photo studio dan kamera photo tipe FM 10.
Materi pembelajaran
Memotret dengan teknik pencahayaan.

Isi pelajaran diatur dalam format peta konsep.


Memotret dengan teknik
pencahayaan

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sinar depan

Definisi

Sinar samping

Prasya

Prosed

rat

ur

Sinar belakang

Gambar Materi Pelajaran

Reigeluth dan Merill mengemukakan pengorganisasian isi pelajaran melalui tipe isi
pelajaran menjadi empat yaitu sebagai berikut.
Fakta yaitu isi pelajaran berbentuk objek, peristiwa, simbol yang ada didalam
lingkungan nyata/imajinasi dan dapat merupakan asosiasi antara objek dan lainnya.
Contoh: Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan nasional di Indonesia, beliau
mendirikan organisasi Taman Siswa di Yogyakarta.
Konsep yaitu isi pelajaran yang merupakan sekelompok objek, peristiwa atau simbol
yang memiliki karakteristik dan diidentifikasi dengan nama sama. Contoh: konsep
ekonomi memiliki karakteristik dan sebutan nama yang sama seperti definisi
ekonomi, jenis kategori ekonomi, kegiatan ekonomi.
Prinsip, yaitu isi pelajaran yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara
konsep-konsep. Contoh: prinsip gizi masyarakat "empat sehat lima sempurna"
bermakna pada konsep kategori makanan dan pelengkap makanan serta dampak
dari implementasi prinsip tersebut.
Prosedur yaitu isi pelajaran yang menjelaskan urutan langkah untuk mencapai suatu
tujuan, memecahkan masalah atau sesuatu. Contoh: penyusunan neraca saldo
keuangan rugi laba.
o Mencatat transaksi
o Mengelompokkan transaksi debet dan kredit
o Menghitung sisa uang dari sisa transaksi
o Dan seterusnya.
Empat tipe isi pelajaran seluruhnya atau sebagian dapat terkandung di dalam materi
pokok, dan biasanya terkait satu dengan lainnya.
Contoh:
Materi pokok : Kebutuhan pokok dalam ekonomi
Fakta
: manusia mempunyai kebutuhan akan makan, pendidikan, rumah, dll.
Konsep
: definisi kebutuhan teori kebutuhan
Prinsip
: kebutuhan yang bersifat utama, penting dan segera harus menjadi prioritas.
Prosedur :usaha perdagangan wiraswasta, bekerja dalam Pemerintahan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 80

Tabel Tipe Isi Pelajaran

Fakta
Obyek
Peristiwa
Simbol
Asosiasi
ketiganya

Konsep
Definisi
Klasifikasi
Ciri
Fungsi

Prinsip
Aturan
Hukum
Syarat

Prosedur
Urutan
Cara kerja
Langkah/tahapan

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Ahli pembelajaran Tony Buzan mengemukakan pengembangan isi pelajaran dengan nama
mind map (peta pikiran), dimana cara kerjanya disesuaikan teori belahan otak Sperry
yaitu belahan otak kiri berpikir secara logika dan belahan otak kanan bekerja secara emosi.
Oleh karena itu, diperlukan tidak hanya teks, tetapi perlunya dengan gambar dan warna
serta setiap rincian isi pelajaran dihubungkan dengan garis seolah-olah adalah simbol
neuron atau sel saraf, prinsip cabang-cabang pohon dan memudahkan penggambaran
poin-poin utama.
Berdasarkan peta pikiran dapat dikembangkan ke dalam bentuk bahan ajar cetak dan atau
non cetak disesuaikan dengan tipe isi pelajaran dan gaya belajar siswa serta
perkembangan kognitif siswa. Guru atau pembelajar dapat mengembangkan bahan ajar
dengan format seperti: bahan ajar mandiri (modul), buku teks, diktat, hand out, CD
pembelajaran, VCD pembelajaran, slide power point dan lain-lain.
Mengembangkan bahan ajar dapat dilakukan pembelajar dengan cara berikut.
- Menulis Sendiri Isi pelajaran
Isi pelajaran ditulis oleh pembelajar sendiri karena keahliannya kemampuan menulis
yang dimilikinya.
- Mengemas Kembali Isi pelajaran.
Isi pelajaran yang sudah ada dikumpulkan dan disusun kembali dengan gaya bahasa
dan strategi yang sesuai. Ketersediaan sumber referensi yang relevan sangat
diutamakan.
- Menata Isi pelajaran dengan Kompilasi
Isi pelajaran ditata berdasarkan sumber belajar tersedia dan kemudian sumber tersebut
di foto copy ulang atau cetak utang dan dikompilasi secara lengkap. Ketersediaan
berbagai sumber belajar harus dipilih secara akurat.
Penyajian bahan ajar dapat dikemas sesuai kebutuhan, tetapi perlu dipelihara keterbacaan
dan kemudahan untuk dipelajari oleh siswa.
c) Strategi Pembelajaran
Tidak ada satupun strategi pembelajaran yang jitu untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran/kompetensi. Mengapa? Karena keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran/kompetensi tergantung kepada banyak faktor antara lain tipe isi pelajaran,
tempat proses pembelajaran berlangsung atau dari pelaksana pembelajaran itu sendiri.
Oleh karena itu, unit ini sebaiknya Anda cermati dengan seksama.
Pembelajaran merupakan proses mengupayakan peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran/kompetensi yang telah ditetapkan atau kegiatan memfasilitasi peserta didik
berinteraksi dengan lingkungan sehingga diperoleh pengalaman belajar. Upaya dan
kegiatan ini direncanakan oleh guru di dalam komponen strategi pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran dapat dilaksanakan.
Strategi pembelajaran oleh sebagian ahli diidentikkan dengan sebutan metode
pembelajaran atau pendekatan dalam membelajarkan. Metode pembelajaran oleh
Reigeluth didefinisikan adalah cara-cara yang berbeda dalam mencapai hasil belajar.
Cara-cara tersebut dapat meliputi bagaimana materi pembelajaran disampaikan kepada
peserta didik, dan atau bagaimana peserta didik dapat menerima materi pembelajaran
serta bagaimana peserta didik merespon masukan dari peserta didik lainnya.
Berdasarkan definisi ini, strategi pembelajaran meliputi langkah pembelajaran, media dan
interaksi belajar mengajar.
Ahli Teknologi Pendidikan Yusufhadi Miarso mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai
pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran berupa pedoman umum dan kerangka
kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah
dan atau teori belajar tertentu. Berdasarkan definisi ini maka pembelajar dapat
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 81

merencanakan pencapaian tujuan pembelajaran atas dasar teori belajar behavioristik,


humanistik, konstruktivistik atau teori dari ahli pembelajaran lainnya disesuaikan dengan
perkembangan kognitif dan lingkungan sosial budaya siswa.
Dengan demikian, strategi pembelajaran akan dapat bersifat spesifik. Sebagai contoh
guru menganut pada falsafah pilar belajar dari UNESCO maka pembelajar dapat
merencanakan kegiatan pembelajaran dengan tahapan berikut.
- Learning to know siswa mempelajari konsep
- Learning to do. siswa membuktikan konsep dengan eksperimen, observasi dan lainlain.
- Learning to live together. siswa diminta memecahkan masalah secara berkelompok
- Learning to be siswa memantapkan konsep yang telah diketahui secara berkelompok
dengan refleksi.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Contoh lain apabila guru merencanakan strategi dengan pandangan teori belajar John
Dewey "learning by doing maka ia dapat merencanakan tahapan pembelajaran seperti
berikut:
- Siswa dikenalkan dengan konsep pengukuran gizi bagi pasien DBD.
- Siswa ditugaskan ke rumah sakit untuk mengukur gizi seimbang bagi pasien DBD.
- Siswa menganalisis hasil pengukuran dengan berbagai alternatif bahan makanan.
Dengan teori belajar ini siswa bukan hanya mendengar atau melihat, juga melakukan
sehingga pengalaman belajarnya menjadi berkualitas.
Kedua contoh pandangan tersebut sejalan dengan definisi strategi pembelajaran yang
dikemukakan oleh Seels dan Richey yaitu spesifikasi untuk memilih dan mengurutkan
proses belajar atau kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.
Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Tujuan Pembelajaran
Strategi

Strategi

Pembelajaran

Pembelajaran
Materi Pembelajaran

METODE
Langkah Pembelajaran/ Urutan
Kegiatan Pembelajaran

Interaksi
Belajar Mengajar

Media

Interaksi
Belajar Mengajar

Gambar Mengorganisasi Pengalaman Belajar


Pada sub kegiatan belajar ini akan diuraikan beberapa jenis strategi pembelajaran yang
sangat berkaitan erat dengan bagaimana proses belajar direncanakan, sehingga tujuan
pembelajaran/kompetensi dapat dicapai secara optimal. Strategi pembelajaran dilihat dari
subjek yang belajar (siswa) dan yang membelajarkan (guru). Dalam hal ini Percival dan
Ellington menjelaskan kedua hal tersebut sebagai berikut.:
Strategi pembelajaran Berpusat kepada Guru. Strategi ini hampir seluruh kegiatan
belajar mengajar dikendalikan penuh oleh guru. Guru mengkomunikasikan isi
pelajaran kepada para siswa baik untuk tingkat pokok bahasan/materi pokok
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 82

maupun tingkat silabus/mata pelajaran/tema. Sangat terikat kepada waktu terjadwal


dan banyak menggunakan metode ceramah. Siswa dituntut menyesuaikan cara
belajarnya dengan keputusan proses pelaksanaan pembelajaran yang diambil oleh
guru. Akibatnya kebutuhan/potensi siswa secara individual yang berbeda kurang
diperhatikan atau tidak terlayani.
Strategi pembelajaran Berpusat pada Siswa. Strategi ini kegiatan pembelajaran lebih
ditekankan pada aktivitas belajar siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan
motivator pembelajaran. Siswa mempunyai tanggung jawab terhadap keseluruhan
aspek belajarnya.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sebagai fasilitator pembelajaran, guru perlu mempersiapkan bahan ajar dalam berbagai
bentuk cetak dan atau noncetak yang didalamnya dapat dilengkapi pedoman belajar.
Selain itu guru perlu memfasilitasi dengan sumber-sumber belajar sehingga pengalaman
belajar siswa lebih luas dan kemampuan siswa belajar secara mandiri akan terbentuk.
Ahli lain Gerlach dan Ely mengklasifikasikan strategi pembelajaran sebagai suatu
kontinum yang silih berganti dalam pemanfaatannya, yaitu strategi pembelajaran
ekspositori dan strategi pembelajaran diskoveri.
Strategi Pembelajaran Ekpositori
Strategi pembelajaran ekspositori dapat dikatakan identik dengan strategi
berorientasi pada guru atau metode deduktif (dari umum menuju khusus), namun
potensi belajar siswa tetap harus dikembangkan.
Tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut.

Penyajian informasi berupa fakta, prinsip-prinsip umum, aksioma, dalil, konsep,


proses kerja dan sebagainya kepada siswa melalui penjelasan guru atau
peragaan/ demonstrasi/atau contoh oleh guru.

Pengujian pemahaman siswa atas informasi yang sudah diberikan melalui tanya
jawab atau membahas informasi yang belum dipahami.

Pemberian praktik atau aplikasi/latihan dari informasi yang telah dipelajari oleh
siswa dengan pengawasan guru.

Penugasan kepada siswa dalam bentuk aplikasi atau tugas-tugas lain kedalam
situasi yang sebenarnya sebagai tindak lanjut dari pengalaman belajar.
- Strategi Pembelajaran Diskoveri
Identik dengan strategi pembelajaran berorientasi siswa atau metode induktif (dari
khusus menuju umum), dan peran guru adalah sebagai fasilitator pembelajaran.
Adapun tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut.

Siswa diberikan kasus, masalah, contoh-contoh, fakta-fakta atau fenomena


khusus (pertanyaan yang harus dijawab tentang apa yang dikaji).

Siswa diminta untuk meneliti hubungan sebab akibat dari kasus/masalah


melalui pengumpulan data, analisa data dan perumusan hipotesis atau
membuat asumsi atau prediksi. (pertanyaan yang harus dijawab mengapa
terjadi demikian).

Siswa diminta untuk membuktikan asumsi/prediksi/hipotesis melalui teori-teori,


pengumpulan data dan analisa data (pertanyaan yang harus dijawab
bagaimana membuktikan tentang alasan kemengapaannya).

Siswa diminta membuat suatu kesimpulan atau generalisasi, dan guru


memperteguh dengan nilai paparan (pertanyaan yang dijawab apa yang telah
dihasilkan/ditemukan).

Siswa ditugaskan oleh guru untuk mencari kasus yang baru dan membuktikan
melalui proses yang pernah dilakukannya sebagai penguatan sehingga
pengalaman belajar dapat disimpan lebih lama.
Strategi pembelajaran yang dikemukakan masing-masing ahli berbeda tetapi tujuannya
sama yaitu agar tujuan pembelajaran dicapai dan materi pembelajaran dapat diterima
oleh siswa. De porter sebagai pakar Quantum Learning menjelaskan strategi
pembelajaran dengan teknik orkestrasi konteks (Iatar) dan orkestrasi isi (materi). Kedua
teknik ini tidak dipisahkan tetapi harus dilaksanakan secara bersamaan.
- Orkestrasi Konteks
Strategi pembelajaran ini digunakan untuk terlaksananya proses pembelajaran,
meliputi:
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 83

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Penciptaan suasana kelas secara kondusif melalui pendekatan kepada peserta


didik seperti menjalin rasa simpati, rasa keterkaitan, rasa saling membutuhkan
dan siswa belajar secara rileks (tidak tegang)/menyenangkan;

Penataan ruang kelas disesuaikan dengan gaya belajar siswa (auditif, visual dan
kinestitik) sehingga penggunaan media, musik, dan afirmasi dipilih secara hatihati; dan

Membangun komunitas belajar dengan, berlandaskan pada tujuan,


prosedur/aturan dan agenda kegiatan.
Orkestrasi Isi
Strategi ini merupakan langkah menyajikan materi pembelajaran yang dapat
direncanakan oleh guru sehingga proses pelaksanaan pembelajaran berhasil. Kegiatan
yang harus direncanakan adalah:

Penyajian prima
Artinya guru menyampaikan isi pelajaran dengan menggunakan keterampilan
mengajar mulai dari tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Selain itu
kemampuan berkomunikasi baik verbal (volume, kejelasan, kecepatan, jeda,
tulisan) maupun nonverbal (ekspresi, kontak mata, gerakan tubuh pakaian, posisi
berdiri, cara bersolek) sangat menentukan penyajian materi pembelajaran
menjadi prima.

Interaksi belajar mengajar secara elegan


Motivasi belajar, keterampilan belajar bagaimana belajar dan keterampilan hidup
dan kecakapan sosial harus dibangun pada saat penyajian materi pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa mencapai tingkat penguasaan 90%.

Kedua format strategi pembelajaran ini dapat dimanfaatkan di dalam Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) karena aspek-aspek didalamnya sangat detail. Demikian
pula jenis strategi pembelajaran yang telah dipaparkan di atas atau teori strategi
pembelajaran dari ahli lain.
Di bawah ini adalah perbandingan dari tiga ahli yang mengemukakan jenis strategi
pembelajaran di atas.
Tabel Jenis Strategi Pembelajaran
Perceival & Ellington
Aktivitas
Aktivitas
belajar belum
belajar optimal
optimal
Tanggung
Tanggung
jawab dilatih
jawab kurang Kebutuhan/
dilatih
potensi
Kebutuhan/
individu
potensi
Kasus, diskusi
individu
kerja kelompok
kurang
Tersedia
dihargai
bahan
Ceramah tanya
ajar/sumber
jawab
belajar
Nara sumber
belajar
Tatap
muka
komunikasi

Gerlach & Ely


Deduktif
Induktif
Ceramah
Pemecahan
Guru adalah
masalah
nara sumber
Guru
Siswa pasif
fasilitator
Sumber
pembelajaran
Siswa aktif
belajar
terbatas
Sumber
belajar
tak
terbatas

De Porter
Suasana
Keterampila
belajar
n mengajar
Ruang
Komunikasi
kelas
Interaksi
Komunitas
belajar
belajar
mengajar

Joyce dan Weil mengemukakan model pembelajaran menjadi rumpun sosial, rumpun
proses informasi, rumpun personal dan rumpun sistem perilaku. Dalam menerapkan
rumpun pembelajaran tersebut, terdapat lima unsur sebagai struktur yaitu:
Sintaks, adalah urutan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan rumpun
pembelajaran dan hasil belajar yang akan dicapai;
Sistem sosial, menggambarkan peran pembelajar dengan peserta didik serta pola
hubungan antara keduanya. Pembelajar dapat sebagai sumber utama, fasilitator, tutor
atau konselor. Siswa dapat berperan aktif, atau dapat memperoleh kebebasan;
selama proses pembelajaran berlangsung.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 84

Prinsip reaksi merupakan cara bagaimana pebelajar melihat peserta didik dalam
bentuk perilaku sesuai dengan rumpun pembelajaran yang dipergunakan;
Sistem bantuan, yaitu hal-hal yang akan membantu tercapainya tujuan dengan
menerapkan rumpun pembelajaran tertentu; dan
Pengaruh pembelajaran dan pengaruh ikutan. Dikenal dengan istilah instructional
effect dan nurturant effect. Pengaruh pembelajaran adalah pengaruh yang
berlangsung dari kegiatan pembelajaran, sedangkan pengaruh kegiatan adalah hasil
simpangan dari kegiatan pembelajaran.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sebagai contoh dikemukakan struktur tersebut dengan metode inkuiri sebagai bagian
dari rumpun proses informasi.
1) Sintaks
Menghadapkan siswa pada masalah yang bersifat menantang, dan menjelaskan
langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar dan cara penelitian.
Siswa memeriksa hal-hal atau kejadian-kejadian yang masalah berdasarkan
sumber belajar yang dimilikinya, hipotesis sesuai dengan variabel yang akan
diteliti.
Mengumpulkan data dan melakukan percobaan/pembuktian hipotesis/ penelitian.
Siswa menyusun analisis dari data yang telah dikumpulkan dan menarik
kesimpulan/membuat generalisasi.
Siswa menuliskan laporan dan melaporkannya di kelas.
2) Sistem sosial
Mengkondisikan belajar dengan situasi masalah.
Menunjukkan perlunya penelitian untuk mengatasi masalah.
Memberikan reaksi pada perilaku siswa dengan informasi yang tepat.
Membantu siswa merumuskan inti masalah penelitian.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan melaksanakan
penelitian.
Prinsip reaksi
Membantu siswa untuk bersedia menyelesaikan penelitian.
Memelihara emosi siswa untuk dapat bersifat terbuka terhadap informasi baru
dari siswa lainnya.
Mengendalikan proses penelitian sesuai dengan prosedur yang sebenarnya.
3) Sistem bantuan
Menyediakan bahan, dan sumber-sumber belajar.
Informasi-informasi yang mendorong pentingnya penelitian berfungsi sebagai
penguatan seperti poster-poster, kata-kata yang bersifat membangun chart
proses penelitian.
Dorongan guru sebagai fasilitator.
4) Pengaruh/dampak pembelajaran dan pengaruh/dampak ikutan (pengiring)
Terampil melaksanakan penelitian.
Belajar aktif
Terampil berkomunikasi secara tertulis dan lisan.
Berpikir logis dan sistematis.
Bersikap terbuka.
Ellington dan Perceival mengklasifikasikan teknik pembelajaran untuk menyampaikan isi
pelajaran menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1) Teknik pembelajaran massal
Merupakan cara-cara menyampaikan isi pelajaran yang dapat diterima oleh banyak
peserta didik dengan kondisi dan mutu pelajaran sebagai teknik pembelajaran
individual dan kelompok. Metode yang dapat digunakan adalah metode kuliah dan
ceramah, metode kerja praktek metode penyajian film dan video, serta metode
siaran pendidikan. Media yang digunakan adalah media audio, media visual dan
media audio visual.
2) Teknik pembelajaran berkelompok
Merupakan cara-cara penyampaian isi pelajaran dengan mengoptimalkan interaksi
kelompok atau dinamika kelompok dan bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik (menganalisis, menilai, mencipta).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 85

Metode yang digunakan yaitu diskusi di bawah kontrol guru, diskusi singkat, tutorial,
seminar, proyek, permainan, stimulus dan studi kasus. Media yang dapat digunakan
adalah bahan ajar berbentuk tugas/proyek atau alat-alat permainan/ simulasi.
3) Teknik pembelajaran individual
Merupakan cara penyampaian isi pelajaran yang bersifat fleksibel di mana metode
pembelajarannya dititikberatkan kepada berkurangnya hambatan-hambatan
institusional yang dialami peserta didik namun kontrol belajar dapat setiap saat
dapat dimonitor di tempat-tempat belajarnya. Misalnya mahasiswa yang mengikuti
program pendidikan universitas, siswa yang mengikuti SMP/SMA Terbuka.
Kemudahan metode pembelajarannya dapat ditinjau dari sistem yang digunakan
yaitu berinduk pada lembaga, lokal dan belajar jarak jauh, sedangkan peserta didik
menggunakan metode belajar mandiri dan ditunjang dengan bahan belajar mandiri
yaitu bahan cetak, bahan audiovisual, bahan yang berhubungan dengan komputer.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Bahan belajar didesain sebagai media pembelajaran individual, yaitu model, atau modul
yang dilengkapi dengan media audio visual atau media siaran, media berbantuan
komputer (CAI) untuk tutorial dan atau laboratorium.
Sebagai contoh adalah teknik pembelajaran kelompok yang dikemukakan oleh Slavin
dengan sebutan pembelajaran kooperatif. Di sini prosedur pembelajaran dikategorikan
menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
Tahap persiapan
Pada tahap ini guru merencanakan keseluruhan kegiatan pembelajaran yang
dipersiapkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup komponen
materi pelajaran, teknik dan media pembelajaran yang akan digunakan, latar
pembelajaran mekanisme kontrol terhadap kegiatan pembelajaran yang akan
digunakan, dan alokasi waktu. Rencana pelaksanaan pembelajaran disesuaikan
tingkat satuan pendidikan.
Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga kegiatan yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan
gambaran ringkas tentang keseluruhan isi bahan pelajaran yang akan dipelajari,
tujuan pembelajaran yang akan dicapai(kompetensi dasar dan indikator) dan
mekanisme pelaksanaan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru mulai mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok kecil dan memberikan penugasan yang harus dikerjakan secara kelompok.
Kemudian guru menyajikan pokok-pokok materi dan tugas-tugas yang harus
diselesaikan secara kelompok.
Setelah mendapatkan penugasan, para siswa duduk berkelompok dan
mendengarkan penjelasan guru serta mulai mengerjakan tugas yang diberikan.
Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan tugas khusus dari kelompok
untuk diselesaikan dan kemudian disampaikan dalam forum yang lebih luas. Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, para siswa berkesempatan untuk
memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di sekolah (misalnya mencari
rujukan atau materi yang perlu diperpustakaan, bertanya kepada guru, berdiskusi
dengan teman kelompok, dan sebagainya). Guru selama proses ini berlangsung
bertindak sebagai fasilitator dan memberikan bantuan dan kemudahan kepada siswa
untuk bekerja.
Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan, kemudian diadakan
panel hasil kelompok. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil
kelompoknya (turnament) kepada seluruh kelas dan kelompok lain diberi
kesempatan untuk mengajukan koreksi, sanggahan, kritik atau masukan-masukan
yang perlu demi perbaikan. Pemilihan wakil kelompok tidak ditentukan oleh
kelompok tetapi oleh guru yang dilakukan secara acak atau melalui undian. Ini
dimaksudkan agar semua siswa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan tidak
menggantungkan harapannya pada siswa tertentu. Selama panel ini berlangsung,
guru membuat penilaian terhadap kinerja kelompok berdasarkan kinerja yang
diperlihatkan anggota-anggota kelompok selama panel.
Kegiatan penutup berisi rangkuman dan tindak lanjut untuk kegiatan berikutnya.
Kuis dapat berbentuk individual, teka teki silang, atau kerja kelompok.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 86

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tahap evaluasi
Evaluasi dilakukan secara berkala pada setiap pergantian pokok bahasan. Pada
tahap ini dilakukan evaluasi secara menyeluruh baik terhadap proses maupun hasil
yang dicapai. Bobot evaluasi hendaknya diberikan lebih besar kepada aktivitas
kelompok. Dengan kata lain, evaluasi dilakukan berdasarkan kinerja kelompok
secara keseluruhan, bukan berdasarkan kinerja siswa secara individual. Meskipun
pada akhirnya tes akan diberikan secara individual dalam bentuk ujian akhir dan nilai
siswa itu bersifat individual, namun bobot tes untuk kelompok. Ini dimaksudkan
untuk mendorong para siswa agar senantiasa terlibat dalam proses kelompoknya
dan berkompetisi dengan kelompok lain.
Contoh lainnya adalah seorang guru yang merencanakan strategi pembelajaran
dengan metode studi lapangan. Langkah pembelajaran yang harus dilakukannya
adalah sebagai berikut.
1) Persiapan

Merumuskan tujuan studi lapangan.

Menentukan lokasi, waktu dan pembimbing.

Mengkondisikan pengetahuan/keterampilan siswa di lapangan.

Menyiapkan instrumen dan bahan lainnya.


2) Pelaksanaan

Menginformasikan tujuan studi lapangan.

Membagikan bahan tugas dan instrumen.

Mengobseruasi ke lapangan.

Memonitoring kesulitan yang dialami siswa.

Menyusun laporan.

Mempresentasikan laporan.
3) Penutup

Memberi umpan batik.


Tabel Strategi Pembelajaran Beberapa Ahli
Tujuan dari
ahli
Gagne
Dick Carey
Joyce & Weil
Slavin

Ide
Peristiwa
pembelajaran
Strategi
pembelajaran
Model
pembelajaran
Pembelajaran
kooperatif

Sintesis Kreasi
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi

Rencana pengembangan strategi pembelajaran dapat pula menggunakan satu teori dari
ahli yang bersifat operasional yang dikemukakan Atwi Suparman, dan dapat digunakan
untuk tingkat perencanaan pembelajaran mikro (RPP). Sedangkan untuk komponen
metode, media dan waktu dapat digunakan untuk tingkat perencanaan pembelajaran
makro (silabus). Rencana pengembangan pembelajaran dibuat dalam bentuk bagan
beserta contohnya sebagai berikut:
Tabel Bagan Strategi Instruksional
Urutan Kegiatan Instruksional
Deskripsi Singkat:
Pendahuluan
Relevensi:
TIK:
Uraian:
Penyajian
Contoh:
Latihan:
Tes Formatif:
Penutup
Umpan Balik
Tindak Lanjut.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Metode

Media

Waktu

P a g e | 87

Sedangkan
di bawah ini.

komponen

metode

dan

media

dijelaskan

seperti

tabel

Tabel Bagan Hubungan antara Metode dan Kemampuan yang akan Dicapai

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

No
1
2

Metode
Ceramah
Dokumentasi

3
4
5

Penampilan
Diskusi
Studi Mandiri

6
7
8

Kegiatan Instruksional
terprogram
Latihan dengan teman
Simulasi

Sumbang saran

10
11
12
13
14
15
16
17
18

Studi kasus
Computer Assisted
Learning
Insiden
Praktikum
Proyek
Bermain peran
Seminar
Simposium
Tutorial

19

Deduktif

20

Induktif

Kemampuan dalam TIK


Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur
Melakukan suatu keterampilan berdasarkan standar
prosedur tertentu.
Melakukan suatu keterampilan
Menganalisis/memecahkan masalah
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensistensi/menge
valuasi/ melakukan sesuatu baik yang bersifat kognitif,
psikomotorik.
Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur
Melakukan suatu keterampilan
Menjelaskan, menerapkan dan menganalisis suatu konsep
dan prinsip
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis konsep, prinsip, dan
prosedur tertentu
Menganalisis/memecahkan masalah
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensistesis/
mengevaluasi/melakukan
Menganalisis/memecahkan masalah
Melakukan suatu keterampilan
Melakukan sesuatu/menyusun laporan suatu kegiatan
Menerapkan suatu konsep, prinsip, atau prosedur
Menganalisis/memecahkan masalah
Menganalisis masalah
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep atau
prinsip
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep.
Prinsip, prosedur
Mensistesis suatu konsep, prinsip, atau perilaku

Berdasarkan teori tersebut maka guru sebagai perencana pembelajaran dapat


mengkreasikan semua komponen strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
situasi belajar yang ada.
d) Evaluasi Pembelajaran
Kata evaluasi pada tulisan ini diidentikkan dengan kata penilaian yaitu proses kegiatan
mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian tujuan.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai peserta didik setelah diberikan perlakuan
dengan alat ukur tertentu. Kemampuan tersebut meliputi:
Kemampuan berpikir (cognitive) terdiri dari mengingat (C-1), mengerti(C-2),
memahami (C-3), menganalisis (C-4), menilai (C-5) dan mencipta (C-6);
Kemampuan mengadopsi suatu nilai dan sikap (Affective) terdiri dari menerima
(A-1), menanggapi (A-2), menghargai (A-3), mengorganisasikan/mengatur diri (A4), dan mengamalkan/menjadikan pola hidup (A-5); dan
Kemampuan
gerakan
otot
(psychomotor) terdiri dari meniru
(p-1),
menerapkan/menggunakan/manipulasi (p-2), memantapkan/ ketepatan (p-3),
merangkai/artikulasi (p-4) dan naturalisasi (P-5).
Berdasarkan paparan di atas maka evaluasi pembelajaran adalah proses kegiatan
mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kemampuan peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh
perceivat dan Ellington: penilaian pembelajaran siswa adalah kegiatan yang dirancang
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 88

untuk mengukur tingkat pencapaian siswa dalam belajar yang diperoleh melalui
penerapan program pengajaran tertentu dalam tempo yang relatif pendek (singkat).
Definisi ini sejalan dengan pasal 20 dan pasal 22 ayat 1 pada Peraturan pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 yang mengatur tentang penilaian pembelajaran
oleh pendidik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
Implikasi dari definisi ini adalah evaluasi/penilaian pembelajaran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, sehingga harus relevan dengan tujuan yang
akan dicapai.
Pada perkembangan kurikulum yang berjalan sekarang (KTSP) maka rencana penilaian
pembelajaran harus berdasarkan kemampuan minimal yang dapat dilakukan atau
ditampilkan siswa. Dengan demikian, pendekatan penilaian yang tepat adalah penilaian
Acuan Kriteria/Patokan (PAP).
Konsekuensi PAP adalah siswa dinyatakan berhasil apabila telah mencapai batas
kelulusan dari perilaku (indikator/kriteria unjuk kerja) yang telah ditetapkan.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

TPK/Sub
Kompetensi/
Kompetensi
Khusus/
Kompetensi
Dasar

Penilaian

Batas lulus
minimal
60% - 100%

Indikator/
Kriteria Unjuk
Kerja

Pengukuran Tes/
Non Tes

Gambar Proses Penilaian Pembelajaran


Jenis tagihan dapat ditinjau dari aspek tugas individu atau tugas kelompok, aspek proses
atau produk aspek lingkup penilaian formatif, sub sumatif atau sumatif, aspek ulangan
harian; serta ulangan umum bersama semester atau ujian akhir.
Tagihan adalah apa yang harus dilakukan/dikerjakan siswa atau perilaku siswa yang akan
diukur, dengan menggunakan berbagai alat penilaian. Dalam hal ini Suharsimi menyebut
dengan istilah obyek evaluasi.
Berbagai alat penilaian di bawah ini dapat digunakan dalam membantu realisasi
pengukuran tagihan seperti yang dikemukakan Depdiknas dalam Sistem Penilaian Kelas.
1) Penilaian Tertulis
- Menggunakan tes tertulis dengan ragam soal kemampuan kognitif dan
pengetahuan keterampilan berbentuk pilihan ganda, benar-salah, uraian atau
lainnya.
- Butir soal adalah
pertanyaan, pernyataan atau tugas-tugas yang harus
dilakukan.
2) Penilaian Penampilan/Kinerja
- Menggunakan tes praktik dengan ragam soal kemampuan aplikasi/keterampilan
berbentuk rating scale atau checklist.
- Butir soal adalah kinerja/perbuatan yang didemonstrasikan oleh siswa.
Misal:
Siswa diminta untuk berpidato dengan kemampuan ekpresifisik, suara dan
verbal.
Siswa diminta untuk berpidato dengan sistematika membuka, menyajikan dan
menutup.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 89

3)

4)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Penilaian Portofolio
- Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan hasil kerja dalam waktu
tertentu melalui penilaian diri dan kuesioner.
- Butir soaladalah dokumen/hasil kerja siswa/koleksi pekerjaan yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran. penilaiannya dapat dibedakan dari portofolio kerja,
portofolio dokumentasi, dan portofolio pertunjukkan
Penilaian Sikap
- Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan siswa dalam menilai
terhadap objek, orang atau masalah tertentu. Kemampuan, ini, terdiri dari
afeksi.(perasaan), kognisi (kepercayaan/keyakinan) dan konasi (kecenderungan
berbuat). Alat penilaiannya adalah skala sikap dari Likert, observasi (daftar cek).
- Butir soal adalah perilaku afeksi, kognisis, atau konasi (dapat berdiri sendiri atau
gabungan).
Misal:
Kebijakan tentang pembuangan sampah dengan kompetensi siswa mampu
menerima peraturan kesehatan lingkungan.

Penilaian proses dan hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa terhadap perilaku yang tercantum dalam indikator. Menurut Depdiknas untuk
merencanakan penilaiannya harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
o Mengacu kepada kompetensi.
o Menggunakan acuan kriteria (standar kelulusan belajar mengajar/SKBM).
o Bersifat holistik mencakup aspek kognitif, afektif dan psimotorik.
o Kegiatan penilaian merupakan proses yang berkelanjutan.
o Membangun rasa keingintahuan siswa terhadap kemampuan dirinya.
o Menggali informasi melalui berbagai tagihan (alat) ukur yang harus ditempuh oleh
siswa
o Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa untuk digunakan sebagai bahan
umpan balik.
Rowntree mengemukakan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar harus memenuhi
ketentuan:
Validitas (Kesahihan)
Kesesuaian pengukuran (pertanyaan, tes, atau alat ukur lainnya) dengan tujuan
penilaian dan perilaku yang akan dicapai.
Reliabilitas (Keterandalan)
Suatu ukuran konsistensi dari alat ukur menunjukkan hasil yang sarna dari kondisi
yang berbeda (setara untuk diperbandingkan).
Dapat Diterapkan (praktis)
Penilaian memungkinkan untuk dilaksanakan, sehingga alat ukur/tagihan yang
diminta kepada siswa realistis.
Manfaat dan Kewajaran
Penilaian harus mencerminkan tingkat ketepatan perilaku (wajar) dan memberikan
masukan tentang keadaan dirinya dan mendorong siswa untuk terus memacu
dirinya berprestasi di kelas.
Sedangkan langkah-langkah untuk merancang penilaian hasil belajar sebagai komponen
perencanaan pembelajaran, yang diadopsi dari Dick dan Carey adalah sebagai berikut.
Menentukan maksud penilaian hasil belajar.
Membuat tabel spesifikasi untuk menjabarkan proporsi alat ukur.
Misal:
Kompetensi
Dasar

Indikator

Jenis Tagihan
Tes
Portofolio

Jumlah

Menulis butir-butir alat ukur dilengkapi dengan petunjuk sesuai dengan jenis tagihan
yang telah direncanakan

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 90

Menuliskan kunci jawaban atau rambu-rambu kunci jawaban untuk alat ukur nontes.
Merencanakan skor dan nilai masing-masing alat ukur yang digunakan sebagai
informasi kemajuan hasil belajar siswa baik dalam bentuk kuantitatif maupun
kualitatif.

Langkah-langkah di atas dapat dilakukan guru pada perencanaan pembelajaran tingkat


mikro (RPP/rencana pelaksanaan pembelajaran). Sedangkan untuk tingkat mata
pelajaran/tema yaitu di dalam silabus cukup menuliskan jenis tagihannya dan alat
penilaiannya.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

e) Prosedur Pengembangan Silabus


Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi dan penilaian.
Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
Apakah kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar
kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok
Bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran beserta
alokasi waktu dan alat/sumber belajar yang diperlukan; dan
Bagaimana mengetahui pencapaian kompetensi yang ditandai dengan penyusunan
indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang dinilai.
Penyusunan silabus harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.

Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spiritual peserta didik

Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.

Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup menunjang pencapaian kompetensi dasar.

Aktual dan Kontekstual


Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.

Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).
Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini:
Identifikasi
Berisi identifikasi satuan pendidikan, kelas, semester dan mata pelajaran yang akan
dikembangkan silabusnya
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 91

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Standar Kompetensi
Merupakan cuplikan dari standar isi tentang kompetensi siswa yang akan dicapai.
Kompetensi Dasar
Merupakan cuplikan dari standar isi tentang kompetensi dasar siswa yang akan
dicapai dari beberapa unit pembelajaran.
Materi Pokok
Berisi materi pokok (konsep, fakta, prinsip, prosedur) yang akan dipelajari untuk
mencapai kompetensi dasar.
Indikator
Rumusan penanda ketercakapan tujuan pembelajaran berupa kompetensi yang lebih
khusus.
Kegiatan Pembelajaran
Merupakan aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran untuk mencapai
indikator keberhasilan belajar.
Penilaian
Jenis-jenis penilaian yang akan dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran baik tes maupun non tes.
Alokasi Waktu
Durasi pembelajaran selama pertemuan berlangsung untuk materi dan indikator
yang telah ditentukan, termasuk alokasi waktu penilaian yang terintegrasi dengan
pembelajaran.
Sumber/Bahan/Alat
Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dicantumkan disini disertai
bahan dan yang digunakan, misal antara lain: buku teks, alat, nara sumber.

Silabus merupakan bagian terintegrasi dari KTSP dan merupakan dokumen bagi guru
dalam merencanakan berdasarkan Standar Isi yang tercantum dalam Pemendiknas
Nomor 20 tahun 2006. Pengembangan silabus dapat mengikuti format sesuai dengan
keperluan dengan tidak mengurangi komponen-komponen penting dari silabus yang telah
dibahas dalam modul. Format silabus memiliki dua komponen identitas dan komponen
pengembangan (pokok). Ada tiga bentuk format silabus yang dapat dipilih, yaitu:
1) Contoh Format Matrik 1
SILABUS
Nama Sekolah
: .
Mata Pelajaran
: .
Kelas/Semester
: .
Standar Kompetensi
: .
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Indikator

Kegiatan
Pembelajaran

Komponen identitas

Penilaian

Alokasi
Waktu

Sumber
Bahan/Alat

Komponen pengembangan/pokok

2) Format Matrik 2
SILABUS
Nama Sekolah : .
Mata Pelajaran : .
Kelas/Semester : .
Standar
Kompetensi

Kompetens
i Dasar

Materi
Pokok

Indikator

Komponen identitas

Kegiatan
Pembelajara
n

Penilaian

Alokasi
Waktu

Sumber
Bahan/A
lat

Komponen pengembangan/pokok

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 92

3) Farmat Naratif
SILABUS
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

.
.
.

Standar Kompetensi : .
Kompetensi Dasar : .
Materi Pokok
: .
Indikator
: .
Kegiatan Pembelajaran:.
Penilaian
: .
Alokasi Waktu
:.
Sumber/Bahan/Alat :.

Komponen identitas

Komponen pengembangan/pokok

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Komponen pengembangan/pokok pengembangan silabus dengan pendekatan mata


pelajaran disusun melalui tahapan berikut:
1) Mengisi Kolom Identitas
Identifikasi adalah sesuatu yang akan diuraikan atau penanda silabus, seperti nama
sekolah, maka pelajaran, kelas/semester. Penyusun silabus mengisi sesuai dengan
identifikasi pada format yang diberikan, Contoh:
SILABUS
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Standar Kompetensi:
-

SMK
Membuat Dokumen
XI/1
..

Kompetensi identitas

Menulis dan mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Sebelum menuliskan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) terlebih
dahulu mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada standar
isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan


materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di S1

Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata


pelajaran;

Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata


pelajaran.
SILABUS
Contoh:
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

:
: Geografi
: X/1
: 2. Memahami sejarah pembentukan bumi

Materi
Pokok

Kegiatan
Pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi
Waktu

Sumber/
Bahan/
Alat

2.1...Mendeskripsikan
jagad raya dan
tata surya

Mengidentifikasi Materi Pokok


Dalam mengidentifikasi materi pokok harus dipertimbangkan:
Potensi peserta didik
relevansi dengan karakteristik daerah,

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 93

tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta


didik;
kebermanfaatan bagi peserta didik;
struktur keilmuan;
aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
alokasi waktu yang tersedia

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Selain itu juga harus memperhatikan:


Tingkat keahlian (valid): materinya teruji kebenaran dan kesahihannya.
Tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang benar-benar
diperlukan oleh siswa.
Kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan
dan keterampilan pada jenjang berikutnya.
Layak dipelajari (leam ability): materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat
kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.
Menarik minat (interest): materinya menarik minat siswa dan memotivasinya
untuk mempelajari lebih lanjut.
Contoh:
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

Materi Pokok

2.1...Mendeskripsika
n jagad raya
dan tata surya

Proses
terjadinya tata
surya

:
: Geografi
: X/1
: 2. Memahami sejarah pembentukan bumi
Kegiatan
Pembe
lajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi
Waktu

Sumber/
Bahan/A
lat

Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup : sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, maka pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.
Kriteria indikator:
Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa
Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills)
Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif,
afektif, dan psikomotor).
Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan
Dapat diukur/dapat dikuantifikasi
Memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional
Menggunakan kata kerja operasional (terlampir)
Tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).

Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta
didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud
melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada
peserta didik" Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 94

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran


adalah sebagai berikut:
Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus diajukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur pendiri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.
Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar
secara utuh.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian untuk memperoleh menganalisis, dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik
dilakukan berdasarkan prosentase pemenuhan indikator. Berdasarkan pada PP
Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas. Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan non tes. Penilaian
dengan tes bentuk tertulis, lisan dan perbuatan (praktik). Adapun penilaian dengan
non tes dapat dilakukan dengan pengamatan, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk" Dalam rangka mendukung
pelaksanaan penilaian yang bermakna dapat dilengkapi portofolio untuk masingmasing anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah sebagai
berikut:

Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa


dilakukan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.


Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan peserta didik,

Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta
didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan minimal,
dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan.

Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang diperoleh


dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada
proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil
observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

Penilaian dapat dilakukan secara: Tes tertulis, lisan, unjuk kerja, penugasan,
produk, kinerja, dan pengamatan.
Bentuk instrumen penilaian dipilih sesuai dengan teknik/jenis penilaiannya. Beberapa
contoh bentuk instrumen penilaian yang dapat dipilih sebagai berikut:

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 95

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

No
1

Teknik/jenis
Tes Tertulis

2
3

Tes Lisan
Tes Perbuatan (Unjuk Kerja)

Penugasan

5
6
7

Observasi
Wawancara
Portofolio

Bentuk Instrumen
Tes isian
Tes uraian
Tes Pilihan Ganda
Menjodohkan
Jawaban singkat
Benar-Salah
Dan lain-lain
Daftar pertanyaan
Tes identifikasi
Tes Simulasi
Uji petik kerja produk
Uji petik kerja prosedur
Tugas rumah
Tugas proyek
Lembar observasi
Pedoman wawancara
Dokumen pekerjaan, karya, prestasi
siswa

Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat
kepentingan kompetensi dasar" Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Alokasi waktu termasuk alokasi
penilaian yang terintegrasi dalam pembelajaran.
Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 96

Contoh :
Silabus untuk SMA Geografi

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Nama
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
2.1. Mendeskripsikan jagat raya dan
tata surya

:
:
:
:

SMK X
Geografi
X/1
Siswa SMA X Kelas XI Semester 1 Memahami sejarah pembentukan Bumi

Materi Pokok

Indikator

Pengertian
Jagat Raya
Pandangan
Manusia
tentang Jagat
Raya

Mendeskripsikan
pengertian Jagat Raya
Menjelaskan pandangan
manusia mengenai Jagat
Raya

Kegiatan
Pembelajaran
Menjelaskan
pengertian Jagat
Raya dari beberapa
referensi
Secara kelompok,
mendiskusikan
tentang pandangan
manusia mengenai
Jagat Raya

Penilaian
Tertulis
Diskusi
Tes uraian

Alokasi
Waktu
2 X 45
menit

Mengetahui
Kepala SMA X

Jakarta, .
Guru Yang Bersangkutan

____________________

______________________

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sumber/
Bahan/Alat
Buku sumber
Buku penunjang
lain
OHP/Slide
Proyektor
Gambar proses
pembentukan Jagat
Raya
Internet

P a g e | 97

f) Prosedur Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD. setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan
penjadwalan di satuan pendidikan.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Komponen RPP terdiri dari:


Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi
Indikator pencapaian adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.
Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap
mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik
kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
Kegiatan pembelajaran
1) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
2) Inti
Kegiatan inti merupakan pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis melalui proses eksplorasi, elobarasi, dan konfirmasi.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 98

3)

Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Dalam penyusunan RPP prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah:


- Perbedaan individu peserta didik
- RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal,
tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
- Mendorong partisipasi aktif peserta didik
- Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan
- Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi
dalam berbagai tulisan.
- Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
- RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
- Keterkaitan dan keterpaduan
- RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun
dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
- Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
- RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
2. Desain Materi Pembelajaran
Objek formal dalam teknologi pembelajaran adalah masalah belajar. Salah satu alternatif
pemecahannya dalam definisi teknologi pendidikan menurut AECT (1977) menggunakan
sumber belajar sebagai komponen sistem pembelajaran yang lengkap. Artinya sumber belajar
yang dipilih, dirancang dan atau dimanfaatkan tidak dapat terlepas dari silabus dan RPP yang
telah Anda rancang. Guru perlu mempersiapkan sumber pustaka untuk mengembangkan
materi pembelajarannya baik melalui perpustakaan maupun internet.
Perangkat bahan ajar modul dan LKS ini disusun, sejalan dengan kondisi satuan pendidikan
dari berbagai aspek yang berbeda, sehingga modul dan LKS harus disusun oleh guru.
Pengembangan bahan ajar diarahkan untuk meningkatkan kualitas pemahaman diri siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa diarahkan kepada kemampuan
belajar mandiri siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Di bawah ini akan dijelaskan
pengembangan bahan ajar modul dan LKS. Untuk mempermudah Anda dalam mengikuti
kegiatan belajar ini pelajari kembali komponen-komponen desain sistem pembelajaran.
Sumber belajar bahan (perangkat lunak) modul dan LKS merupakan satu kesatuan dengan
desain pembelajaran yang Anda kembangkan. Sebagai sistem pembelajaran, bahan ajar yang
akan dikembangkan saling terkait dengan komponen lain dalam berproses mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan. Ketiadaan komponen sumber belajar bahan akan
mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Pengembangan sumber belajar bahan yang dirancang oleh guru terkait dengan pengolahan isi
pelajaran dan aktivitas belajar siswa. Pengolahan isi pelajaran atau pengetahuan yang akan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 99

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

dipelajari siswa dapat dirancang dalam bentuk bahan ajar modul dan lembar kerja siswa
(LKS).
Bahan ajar adalah isi pelajaran dari suatu bidang ilmu yang disajikan dan dikemas dalam
bentuk cetak atau non cetak. Bahan ajar seperti modul dan LKS yang sengaja dirancang
sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, dilakukan melalui tahap
perancangan dan tahap pengembangan materi. Tahap produksi evaluasi dapat dilakukan oleh
pihak lain (tenaga khusus). Tahap perancangan, guru harus menyusun garis besar isi modul
dari jabaran isi modul/LKS. Sedangkan tahap pengembangan, guru harus
mengimplementasikan jabaran isi modul/LKS sesuai sistematika penulisan dan prinsip-prinsip
yang berkaitan dengan keakuratan disiplin ilmu pengetahuan, bahasa dan ilustrasi.
a) Pengembangan Bahan Ajar Modul
Modul dalam kawasan teknologi pembelajaran merupakan sumber belajar teknologi
cetak. Sumber belajar ini berfungsi sebagai upaya interaksi peseta didik dengan modul
sehingga dapat terjadi perubahan perilaku. Dengan demikian siswa berinteraksi secara
tidak langsung dengan guru melalui bahan ajar yang dikembangkan sehingga dapat
membuat siswa belajar.
Pengembangan modul berbeda dengan LKS dari aspek komponen, fisik dan gaya bahasa.
Bahasa yang digunakan lebih komunikatif, seolah-olah guru hadir di kelas dan siswa
memperhatikannya. Modul merupakan kelengkapan dari buku teks, karena digunakan
untuk keperluan belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan belajarnya. Sebelum
modul dikembangkan, guru perlu merancang terlebih dahulu garis besar isi modul. Garis
besar isi modul dan jabaran isi modul merupakan acuan guru dalam mengembangkan isi
modul.
- Garis Besar Isi Modul dan Jabaran Isi Modul (GBIM dan JIM)
Langkah pertama dari pengembangan modul, pola pikir Anda tidak boleh terlepas dari
bagaimana Anda melakukan pengembangan tujuan pembelajaran, mengembangkan
materi pembelajaran dan menentukan pengalaman belajar. Hal-hal yang sudah Anda
lakukan pada kegiatan belajar 1 akan mempermudah penyusunan GBIM dan JIM.
Garis Besar Isi Modul merupakan acuan isi materi yang akan dijabarkan dan disusun
dalam bentuk matriks. Komponen-komponennya terdiri dari identitas mata pelajaran,
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, metode, media, waktu, tes
dan pustaka. Komponen-komponen ini dikembangkan tidak berbeda dengan silabus.
Yang berbeda hanya pada bagian tes karena fungsi tes untuk menilai sejauh mana
penguasaan siswa terhadap isi modul. Keterkaitan antara komponen harus
diperhatikan.
Langkah-langkah penyusunannya GBIM adalah sebagai berikut:
1) Menuliskan identitas mata pelajaran sama seperti dalam silabus
2) Mengidentifikasi standar kompetensi, dan kompetensi dasar dari standar isi
3) Menuliskan indikator berdasarkan analisis pembelajaran yang telah Anda lakukan,
mulai dari indikator yang paling.
4) Menuliskan materi pokok dan sub materi pokok.
5) Menentukan metode dan media yang diperlukan untuk pengembangan isi
pelajaran.
6) Menentukan alokasi waktu yang harus digunakan siswa dalam mempelajarinya.
Selain itu harus diperhatikan tingkat kesulitan materi dan pengalaman belajar yang
harus dilakukan siswa.
7) Menentukan evaluasi yang akan dikembangkan (latihan dan tes formatif)
8) Menuliskan sumber pustaka untuk mengembangkan materi.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 100

Tujuh langkah GBIM tersebut dituliskan dalam bentuk matriks.


Contoh:
GARIS BESAR ISI MODUL (GBIM)
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
1.

Indikator
1.1
1.2

:
:
:

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Materi
Pokok dan
Sub Materi
Pokok
1
1.1
1.2

Metode

Media

Waktu
2 jam
pelaja
ran

Tes
Evaluasi
1. Latihan
2. Tes

Sumber
Pustaka
1.
2.
3. f
4. o
5. r
m
a
t
i
f

Berdasarkan GBIM, selanjutnya guru perlu membuat jabaran isi modul (JIM) dalam
bentuk matriks. Pada JIM harus dituliskan uraian materi esensial dari tiap sub materi
pokok dan butir-butir evaluasinya baik untuk latihan atau tes formatif. Selain itu
nomor kegiatan belajar dan judul modul juga dilengkapi.
Contoh:
JABARAN ISI MODUL
Mata Pelajaran
:
Kelas / Semester
:
Standar Kompetensi :

Nomor
Kegiatan
Belajar
1

b)

Judul Modul
Tata
dan
raya

surya
jagad

.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
Kompetensi
Dasar
Mendeskrpsikan
jagad raya dan
tata surya

Materi Pokok
dan Sub
Materi Pokok
1.
1.1
1.2

Uraian
(Materi Esensial)
1.1
1.2

Evaluasi
(Butirbutir)
Latihan :
Tes formatif
1:

Pengembangan Isi Modul


Tahap pengembangan isi modul yang harus diperhatikan oleh guru adalah sistematika
modul dan prinsip mengembangkan bagian-bagian modul (Sitepu, 2006, h. 110-116).
Modul belajar mandiri terdiri atas tiga bagian utama. Bagian awal modul berisi
pendahuluan, bagian inti berisi bahan pelajaran, dan bagian akhir modul berisi tes
sumatif.
Bagian Awal memberikan informasi umum tentang bahan pelajaran, kegunaan,
tujuan pembelajaran umum, susunan dan keterkaitan antar judul modul bahan
pendukung lainnya, dan petunjuk untuk mempelajari bahan pelajaran.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 101

Bagian Inti terdiri atas unit-unit pelajaran. Masing-masing unit


terdiri atas
pendahuluan, kegiatan belajar, dan daftar pustaka.

Pendahuluan berisi cakupan materi (deskripsi singkat), tujuan pembelajaran


khusus, perilaku/kemampuan awal, manfaat, dan urutan pokok bahasan secara
logis, dan petunjuk belajar/cara mempelajari modul.

Kegiatan belajar mencakup uraian bahan pelajaran, contoh-contoh, latihan,


rangkuman, tes formarif dan kunci jawaban.

Daftar pustaka berisi daftar sumber dan bacaan yang dapat dipergunakan
pemelajar untuk memperkaya isi pokok bahasan.
Bagian Akhir berisi penutup modul, tes sumatif, glosarium, dan lampiran-lampiran
yang terkait dengan isi modul.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Bahan belajar mandiri dikembangkan dengan prinsip bahwa i bahan pelajaran itu:
1. memberikan tuntunan,
2. membangkitkan motivasi belajar,
3. menimbulkan rasa ingin tahu,
4. memacu,
5. mengingatkan,
6. menanyakan,
7. memberikan umpan balik,
8. mengevaluasi hasil dan kemajuan belajar,
9. memberikan bantuan remedial, dan
10. memberikan pengayaan.
-

Bagian Awal
Penyusunan dan pengembangan bagian awal dilakukan dengan langkah-langkah
berikut.
a. Memberikan penjelasan umum tentang isi bahan pelajaran secara keseluruhan
sehingga memberikan gambaran tentang hal-hal yang akan dipelajari serta
kedalaman dan keluasan bahasannya.
b. Apabila diperlukan, disebutkan perilaku/pengetahuan awal yang perlu dimiliki
pemelajar sebelum mempelajari bahan pelajaran itu.
c. Menyebutkan manfaat bahan pelajaran itu bagi pemelajar. Manfaat yang dimaksud
termasuk untuk belajar lebih lanjut dan/atau dalam melakukan tugas profesional
atau dalam kehidupan sehari-hari.
d. Menguraikan tujuan umum bahan pelajaran secara jelas yang menggambarkan
kompetensi yang akan diperoleh.
e. Menggambarkan peta konsep bahan pelajaran secara lengkap sehingga terlihat
hubungan antar konsep.
f. Memberikan petunjuk dan langkah-langkah yang operasional bagaimana cara
menggunakan dan mempelajari bahan pelajaran itu sehingga membantu dan
memudahkan pemelajar mempelajari dan menguasai bahan pelajaran itu. Dalam
petunjuk ini hendaknya pula diberitahu bagaimana cara mengerjakan tugas,
latihan, dan tes serta cara menggunakan kunci jawaban yang disediakan.

Oleh karena bagian awal ini merupakan pembukaan kegiatan belajar, maka dalam
menyusun dan mengembangkan isi bahan awal ini hendaknya memperhatikan hal-hal
berikut.
a. Disusun secara sistematis dan mudah dipahami.
b. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pemelajar.
c. Enak dibaca dan menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin membacanya lebih
lanjut.
- Bagian Inti
Bagian inti disusun dalam bentuk unit-unit pelajaran yang masing-masing berdiri
sendiri. Masing-masing unit diberi judul dan terdiri atas pendahuluan, kegiatan belajar
dan daftar pustaka.
a. Pendahuluan
Pendahuluan disusun dengan cara berikut.
1) Menyebutkan cakupan bahan pelajaran dalam unit yang bersangkutan.
Cakupan itu meliputi materi pokok, teori, dan konsep yang akan dipelajari.
P a g e | 102
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2)
3)
4)

5)
6)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b.

Menjelaskan hubungan antara bahan pelajaran yang bersangkutan dengan


bahan pelajaran pada unit sebelumnya
Menyebutkan manfaat mempelajari dan menguasai bahan pelajaran dalam
unit yang bersangkutan.
Menyebutkan secara operasional dan terukur kompetensi yang akan
diperoleh dengan mempelajari bahan pelajaran dalam unit yang
bersangkutan. Kompetensi yang dimaksud dinyatakan dalam rumusan
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK/TIK) yang memuat unsur sasaran
(audience), perilaku (behavior), kondisi (condition), dan tingkatan (degree)
Bila perlu, menyebutkan kemampuan/perilaku awal yang perlu dimiliki
pembelajar sebelum mempelajari unit tertentu.
Menjelaskan cara mempelajari bahan pelajaran termasuk cara menggunakan
media yang melengkapi (kalau ada) dan sumber-sumber belajar lain yang
dapat dipergunakan untuk meningkatkan penguasaan pemelajar atas bahan
pelajaran.

Kegiatan belajar.
Kegiatan belajar memuat uraian yang merupakan bahan pelajaran untuk unit
yang bersangkutan. Kegiatan belajar ini disajikan dalam bentuk uraian, contoh,
latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban.
Uraian bahan pelajaran dilakukan dengan cara berikut.
1) Menguraikan konsep-konsep dan teori-teori yang sesuai untuk mencapai
tujuan pembelajaran khusus (TPK).
2) Menyusun urutan konsep-konsep dan teori-teori secara sistematis, mudah
dipahami, serta sesuai dengan teori belajar dan membelajarkan.
3) Memperjelas konsep-konsep dengan teori-teori, contoh-contoh dan/atau
ilustrasi seperti gambar, grafik, atau tabel.

Dalam menyusun dan mengembangkan bahan kegiatan belajar hendaknya


memperhatikan hal-hal berikut.
i.
Strategi, metode, dan teknik pembelajaran memperhatikan karakteristik
pemelajar serta karakteristik bahan pelajaran.
ii. Teknik penyajian informasi dalam bentuk naratif, deskriptif, eksposisi, dedukatif,
induktif, ekplanasi, atau argumentasi bergantung pada tujuan pembelajaran dan
karakteristik isi bahan pelajaran.
iii. Organisasi bahan pelajaran dibuat dengan ukuran dan susunan yang sistematis
dan logis sehingga memudahkan pemelajar melihat kaitan antar bab dengan
sub-bab, dan paragraf secara jelas.
iv. Uraian menumbuhkan atau meningkatkan motivasi pemelajar untuk berpikir dan
berbuat.
v. Susunan dan penempatan naskah dan ilustrasi dibuat sedemikian rupa sehingga
informasi mudah dipahami dan menarik dipelajari. Ilustrasi ditempatkan sedekat
mungkin dengan konsep yang dijelaskan.
vi. Isi uraian, contoh, dan ilustrasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut
pemelajar atau lingkungan tempat belajar serta dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku.
vii. Untuk memantapkan pemahaman dan penguasaan pemelajar atas konsep yang
sedang dipelajari, perlu diberikan latihan yang sesuai dalam bentuk soal, tugas,
eksperimen, dan lain-lain. Latihan yang diberikan relevan dengan bahan
pelajaran yang sedang dipelajari serta sesuai dengan kemampuan pemelajar dan
menantang pemelajar berpikir dan berbuat kritis. Latihan dapat diberikan di
tengah atau pada akhir uraian suatu pokok bahasan.
viii. Untuk memudahkan siswa mengingat, setiap unit bahan pelajaran diakhiri
dengan rangkuman yang berisikan inti bahan pelajaran itu serta terkait dengan
TPK yang disebutkan pada awal unit. Rangkuman berfungsi untuk menyimpulkan
dan memantapkan pengalaman dan perolehan hasil belajar. Rangkuman disusun
secara ringkas, berurutan, mudah dipahami, dan bersifat menyimpulkan.
Rangkuman diletakkan sebelum tes formatif.
ix. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan menarik.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 103

c.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tes formatif
Tes formatif diberikan pada akhir setiap unit atau pokok bahasan dengan tujuan
untuk mengukur Penguasaan pemelajar atas bahan pelajaran pada unit atau
pokok bahasan tertentu dengan mengacu pada TPK yang telah ditetapkan. Hasil
tes formatif i dijadikan sebagai dasar untuk langkah belajar lebih lanjut, apakah
dapat diteruskan ke unit atau pokok bahasan berikutnya atau memerlukan
remedial.
Tes formatif biasanya menggunakan tes objektif yang jawabannya adalah
tunggal dan tidak mungkin bervariasi. Penggunaan jenis tes ini akan
memudahkan pemelajar untuk memeriksa kebenaran jawabannya dengan
menggunakan kunci jawaban yang tersedia. Dalam menyusun butir soal tes
objektif, secara umum perlu diperhatikan berikut.
i. Butir tes mengukur TPK yang sudah ditetapkan.
i. Butir tes hendaknya disusun secara jelas, tepat, dan menggunakan kaidahkaidah bahasa yang baik dan benar.
ii. Butir soal dirumuskan dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kemampuan pemahaman Pemelajar. Hendaknya dihindari penggunaan
struktur bahasa yang terlalu mudah atau terlalu sulit.
iii. Semua informasi yang diperlukan untuk memilih jawaban yang benar
seharusnya tersedia dalam butir soal dan menghilangkan kata-kata dan
frase yang tidak berfungsi.
iv. Budi soal yang diangkat langsung dari bahan pelajaran hanya akan
mengukur kemampuan menghafal dan bukan pemahaman.
v. Butir soal yang membantu atau mempersulit menjawab soal berikutnya
hendaknya dihindari. Yang dimaksud dengan membantu ialah butir soal
yang memberikan arah untuk jawaban butir soal yang berikutnya. yang
dimaksud dengan mempersulit ialah butir soal yang tidak dapat dijawab
tanpa dapat menjawab soal yang sebelumnya dengan benar.
Tes objektif dapat disusun dalam 4 bentuk tes, yaitu (1) jawaban singkat, (2)
padanan/penjodohan, (3) pilihan benar-salah, dan (4) pilihan ganda.
- Jawaban Singkat
Tes dalam bentuk ini meminta pemelajar mengisi ruang yang dikosongkan
dalam suatu Pernyataan, dengan kata atau frase yang benar atau
memberikan jawaban yang singkat terhadap suatu pertanyaan.
Dalam menysusun butir soal ini perlu diperhatikan:
a. Butir soal hendaknya untuk melengkapi pernyataan.
b. Hindari membuat lebih dari dua tempat kosong untuk dilengkapi dalam
satu pernyataan sehingga maknanya secara keseluruhan tidak jelas.
c. Jika menggunakan pernyataan yang tidak lengkap, hendaknya tempat
yang dikosongkan berada pada akhir pernyataan.
-

Padanan/Penjodohan
Padanan/penjodohan adalah bentuk tes yang meminta pemelajar memilih
padanan/atau jodoh yang sesuai dengan soal/stimulus yang diberikan.
Bentuk tes seperti ini dapat mencakup bahan pelajaran lebih efisien
dibandingkan dengan pilihan ganda.
Dalam menyusul butir soal dalam bentuk tes ini perlu diperhatikan ha-hal
berikut.
i. Soal/stimulus dan padanannya/jodohnya disusun dalam kolom terpisah.
Soal/stimulus
disusun
dalam
kolom
sebelah
kiri
dan
padanannya/jodohnya pada kolom sebelah kanan.
ii. Butir soal/stimulus diberi nomor secara berurut dengan menggunakan
angka, sedangkan butir padanan/jodoh diberi nomor secara berurut
dengan menggunakan huruf.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 104

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Benar-salah
Benar-salah adalah bentuk tes yang meminta pemelajar menentukan benar
atau salah atas suatu pernyataan yang diberikan. Di samping banyak dikritik
karena dianggap hanya mengukur kemampuan hafalan dan jawabannya
dapat diberikan dengan cara menebak, bentuk soal ini dipertahankan oleh
banyak ahli. Bentuk tes ini tetap dianggap efektif dan efisien untuk
mengukur berbagai jenis kemampuan apabila disusun secara cermat dan
tepat.
Dalam menyusun butir soal benar-salah perlu diperhatikan hal-hal berikut.
1) Setiap pernyataan mengandung konsep atau masalah-masalah yang
penting.
2) Pernyataan disusun relatif singkat.
3) Pernyataan dalam bentuk kalimat negatif khususnya negatif ganda
perlu dihindarkan.
4) Pernyataan yang membingungkan dan mengecohkan dihindarkan.
5) Kata-kata penjurus yang mengarahkan jawaban pada salah satu pilihan
tidak digunakan.
6) untuk pernyataan yang bersifat pendapat seseorang, hendaknya dikutip
sesuai dengan aslinya atau yang resmi.
7) Panjang pernyataan dibuat relatif sama antara pernyataan yang
menghendaki jawaban benar dan salah.
8) Jumlah pernyataan dibuat sama antara pernyataan yang menghendaki
jawaban benar dan salah.

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun butir soal pilihan ganda
antara lain ialah sebagai berikut.
(a) Butir soal dapat dibuat dalam bentuk penanyaan atau kalimat penggalan
(pernyataan yang tidak lengkap).
(b) Bila yang dipergunakan adalah kalimat penggalan, maka pilihan ganda
diletakkan pada akhir penggalan.
(c) Soal dibuat secara singkat dan jelas dengan memperhatikan tingkat
kemampuan membaca pemelajar.
(d) Dihindari membuat soal dengan mengutip langsung dari teks bahan
pelajaran.
(e) Soal dirumuskan dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang benar.
(f) Jumlah pilihan untuk setiap butir soal adalah empat atau lima, tetapi untuk
pemelajar pemula sebaiknya hanya tiga pilihan.
(g) Jumlah kata atau panjang pilihan dibuat sama atau hampir sama.
(h) Semua pilihan terkait dengan isi kalimat penggalan yang mendahuluinya
(i) Sedapat mungkin dihindari kalimat dalam bentuk negatif.

Tes formatif dilengkapi dengan kunci jawaban yang dapat ditempatkan pada
halaman khusus/tersendiri. Pada awal unit hendaknya sudah diberitahukan kepada
pemelajar cara mengerjakan tes formatif, cara menggunakan kunci jawabannya,
serta cara menghitung skor hasilnya.
- Daftar Pustaka
Pada akhir unit diberikan daftar pustaka sebagai bacaan lebih lanjut untuk
memperkaya pengalaman belajar pemelajar. Dalam membuat daftar pustaka
tersebut hendaknya diperhatikan kemungkinan pemelajar dapat memperoleh
bahan bacaan tersebut. Hendaknya diperioritaskan bahan bacaan yang
mungkin dapat diperoleh pemelajar di perpustakaan, toko buku, atau tempat
lain.
Bagian Akhir
Bagian akhir modul terdiri atas
a. Penutup
b. Tes sumatif
c. Kunci jawaban tes formatif dan tes sumatif
d. Glosarium
e. Lampiran-lampiran yang terkait dengan isi modul

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 105

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pada bahan belajar mandiri untuk SMU yang dikembangkan Pustekom bekerjasama
dengan Depdiknas (2002) bahwa modul terbagi atas:
1) Petunjuk guru, yang terdiri dari:
Gambaran umum modul, yang berisi tujuan pembelajaran, pokok-pokok materi,
dan tugas yang harus dikerjakan siswa.
Peran guru dalam membantu siswa menguasai materi pembelajaran, berisi
strategi pembelajaran, bantuan khusus, petunjuk untuk pemanfaatan media
yang lain, dan pengayaan untuk siswa.
Evaluasi, berisi tugas guru dalam mengevaluasi dan strategi evaluasi.
Refernesi
Kunci jawaban tes akhir modul
Tes akhir modul
2) Kegiatan siswa, yang terdiri dari:
Pendahuluan, yang berisi gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari,
tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, petunjuk atau cara
mempelajari modul bagi siswa, kegunaannya, serta waktu untuk mempelajari
modul.
Kegiatan belajar, yang berisi tujuan pembelajaran khusus, uraian materi, dan
tugas.
Penutup, yang berisi rangkuman, tidak lanjut, kunci jawaban tugas, daftar istilah,
dan daftar pustaka.
Contoh:
Pengembangan isi modul dari penulis Sri Endang R. dan Sri Mulyani untuk SMK tampak
pada daftar isi berikut.
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
PETA KEDUDUKAN MODUL ....................................................................................
GLOSARIUM .........................................................................................................
I.

v
vi
viii
ix

PENDAHULUAN ...........................................................................................
A. Deskripsi Umum .........................................................................................
B. Prasyarat ...................................................................................................
C. Petunjuk Penggunaan Modul .......................................................................
D. tujuan Akhir Pemelajaran ...........................................................................
E. Standar Kompetensi dan Cek Kemampuan ...................................................

1
2
2
2
3
4

II. PEMELAJARAN .............................................................................................


Kegiatan Belajar 3: Memelihara Standar Presentasi Pribadi ........................
A. Pentingnya Grooming dalam Penampilan Prima ............................................
B. Kekuatan Kepribadian ................................................................................
C. Etika, Moral, dan Etiket (Tata Krama) ...........................................................
D. Bahasa Tubuh ............................................................................................
E. Komunikasi Nonverbal ................................................................................
F. Jamuan Bisnis dan Tabel Manner .................................................................
Tes Formatif ..................................................................................................
Aktivitas .........................................................................................................
Skala Sikap ....................................................................................................

7
8
8
17
26
30
32
37
52
57
65

Kegiatan Belajar 4: Bekerja dalam Satu Tim ..................................................


A. Pengertian Bekerja dalam Satu Tim .............................................................
B. Prinsip-prinsip Bekerja dalam Satu Tim ........................................................
C. Tujuan Bekerja dalam Satu Tim ..................................................................
D. Manfaat Bekerja dalam Satu Tim .................................................................
E. Tugas dan Tanggung Jawab dalam Tim .......................................................
F. Tahapan Perkembangan Tim ......................................................................
G. Karakter Budaya Kerja dalam Tim ...............................................................

66
66
67
69
70
71
73
75

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 106

H. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Masing-masing Tim ...................................


I. Hubungan Internal Vertikal-Horizontal .........................................................
J. Arti dan Manfaat Hubungan Antarpribadi (Interpersonal Relationship) ...........
K. Pengembangan Profesional Kerja ................................................................
Tes Formatif ..................................................................................................
Aktivitas .........................................................................................................
Skala Sikap ....................................................................................................
III. EVALUASI
A. Uji Kompetensi Teori ..................................................................................
B. Uji Kompetensi Keterampilan ......................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
INDEKS ...............................................................................................................
b)

78
80
82
83
88
93
96
104
105
105
106

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS)


LKS telah banyak dibuat oleh guru dan dimanfaatkan di sekolah. Guru telah mampu
membuat sesuai dengan kebutuhan. Komponen dalam LKS berbeda yang dikembangkan
oleh guru baik yang digunakan di sekolah atau yang tersedia di pasaran.
Penyusunan LKS harus melalui tahap perancangan dan pengembangan isi. Di dalam
kedua tahapan tersebut yang harus diperhatikan guru, pengalaman belajar dan tagihan
yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan demikian guru harus memperhatikan
komponen tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran (kegiatan belajar serta
evaluasi dari desain silabus dan RPP yang telah dibuat. Perangkat RPP lebih bersifat
operasional karena LKS dapat digunakan untuk
mengimplementasikan kegiatan
pembelajaran (inti: elaborasi) dan tagihan (evaluasi hasil belajar) dalam bentuk unjuk
kerja.
LKS sebagai sumber belajar dapat dirancang dengan berdiri sendiri dan atau terintegrasi
dengan modul (bahan ajar lainnya). LKS disajikan dalam bentuk cetak dan fungsinya
sebagai sarana siswa dalam menyelesaikan tugas seperti praktikum latihan soal dan lainlain.
LKS adalah sejenis bahan ajar cetak yang sengaja dirancang untuk membimbing para
siswa belajar sehingga dapat menunjang proses pembelajarannya. LKS disusun secara
sistematis dan disajikan dapat berbentuk lembaran atau buku. LKS dapat memuat isi
pelajaran dengan ragam pengetahuan dan berfungsi sebagai panduan kegiatan belajar
teori dan praktek sehingga hasil belajarnya meningkat.
Prinsip-prinsip penulisan LKS yang baik menurut Gray yang dikutip oleh Tarigan (1989, h.
43-44) adalah:
a. Membuat setiap materi dan latihan sesuai dengan program instruksional setiap kelas
atau tingkatan.
b. Menyediakan tipe-tipe latihan yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan dan
minat para siswa.
c. Jangan membiarkan menjadi tujuan akhir, akan tetapi menjadikan praktek atau
latihan-latihan menjadi suatu sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Berupaya agar para siswa pemakai LKS mudah memahami dan menguasai apa,
bagaimana, dan mengapa mereka harus melakukan setiap hal yang mereka kerjakan.
LKS seperti halnya modul harus dirancang dengan terlebih dahulu menyusun garis besar
isi LKS. Garis besar isi LKS berisi komponen identitas mata pelajaran dan komponen
pengembangan dan komponen pengembangan yaitu standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, materi, pengalaman belajar, metode, media, waktu dan evaluasi. Forma
GBI LKS berbentuk matriks, begitu juga jabaran isinya. Selanjutnya dalam tahap
pengembangan isi LKS disesuaikan dengan pengalaman belajar siswa. Prinsip
keakuratan ilmu pengetahuan, bahasa damn ilustrasi harus diperhatikan oleh guru.
Demikian pula desain sistem pembelajaran yang telah disusunnya. Untuk tahap produksi
dan evaluasi dapat dilakukan pihak lain (tenaga khusus).
1) Garis Besar Isi LKS (GBI LKS) dan Jabatan Isi LKS (JI LKS)
Langkah penyusunannya sama seperti modul, hanya terdapat langkah menentukan
pengalaman belajar sesuai dengan analisis tugas yang harus dilakukan siswa pada
kegiatan inti dan bentuk evaluasinya. Tugas dan tagihan siswa dapat menentukan isi
LKS.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 107

Contoh : GBI LKS

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Standar Kompetensi

:
:
:

Kompetensi
Dasar
1.

...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
Indikator

Materi Pokok
dan Sub Materi
1.

1.1

1.1

1.2

1.2

Pengalaman
Belajar
Mengamati ciri-ciri
makhluk hidup di
lingkungan sekolah

Metode
Penugasan

Media
LKS

Waktu
30 menit

Evaluasi

Sumber
Pustaka

Laporan
pengamatan

Berdasarkan GBI LKS kemudian disusun jabaran isi LKS dengan menguraikan isi dari komponen pengalaman belajar dan evaluasi. Format JI LKS disusun dalam
bentuk matriks. Komponen yang dikembangkan identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar
(uraian) dan evaluasi (uraian). Anda dapat memeriksa kembali perangkat pembelajaran RPP yang telah Anda buat.
Contoh : JI LKS
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Standar Kompetensi
No.
LKS
1.

:
:
:

...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................

Judul LKS

Kompetensi
Dasar

Observasi ciri-ciri
makhluk hidup

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Materi Pokok dan


Sub Materi Pokok

Pengalaman
Belajar
Mengamati ciri-ciri
makhluk hidup di
lingkungan sekolah.

Uraian
- Bahan, Alat
- Prosedur
kerja

Evaluasi
Laporan
Pengamatan

Uraian
- Judul
- Proses
Pengamatan
- Hasil
Pengamatan
- Kesimpulan

P a g e | 108

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2) Pengembangan Isi LKS


Isi LKS dapat berbentuk tugas pengamatan, tugas memeriksa mesin, atau job sheet,
tugas praktikum, tugas melakukan percobaan, tugas pendalaman pemahaman prinsip
dan lain-lain.
Sistematika penyajiannya sama seperti modul terdiri dari tiga bagian yaitu awal, inti
dan akhir. Karena tujuan pengembangan isi modul berbeda, maka tiap bagian dapat
dikembangkan oleh guru sesuai dengan GBI LKS dan JBI LKS. Dengan demikian LKS
disusun dalam bentuk unit-unit kecil yang berdiri sendiri agar mudah dipelajari.
Tahap pengembangan isi LKS dengan mengadopsi teori Sitepu, tentang sistematika
modul, maka sistematik LKS adalah:
Bagian awal identitas LKS, berisi judul LKS, standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
Bagian inti LKS terdiri dari :
a) Pendahuluan berisi rangkuman materi, petunjuk belajar menyelesaikan tugas
atau latihan.
b) Kegiatan belajar berisi tugas/latihan yang harus dikerjakan siswa.
c) Daftar pustaka berisi sumber dan bacaan yang dipergunakan.
- Bagian akhir berisi penutup LKS
LKS seperti tagihan yang terkait dengan isi tugas, lampiran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian materi LKS (Suryadi, 2000, h.
21-22) yaitu:
a. Penyajian menekankan kebermaknaan dan manfaat bagi siswa. Kebermaknaan
dan manfaat konsep pada suatu mata pelajaran akan senantiasa mengingatkan
siswa kepada konsep yang telah ia pelajari sebelumnya saat siswa diperhadapkan
pada suatu masalah. Hal ini dapat dimunculkan melalui penyajian dengan
menggunakan konteks yang dekat dengan lingkungan siswa.
b. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi diri. Pada bagian evaluasi diri siswa
dapat mengukur sendiri kemampuannya sehingga siswa dapat mengetahui
kemajuan yang telah ia lakukan. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya soal-soal
latihan yang menguji pemahaman siswa secara menyeluruh sesuai dengan materi
yang dibahas.
c. Penyajian dapat dipahami siswa. Penyajian secara psikologi dapat dipahami oleh
siswa berdasarkan pada penggunaan ilustrasi atau gambar, grafik atau diagram
yang jelas.
d. Penyajian mencerminkan alur berpikir logis. Hal ini dapat dilihat dari penyajian
secara runtut. Misalnya penyajian materi dimulai dari yang mudah menuju ke yang
sulit.
e. Penyajian menarik perhatian siswa. Hal ini dapat dilihat melalui penyajian soal-soal
berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa dan dengan masalah
kontekstual atau pengalaman sehari-hari siswa.
Contoh : Rancangan LKS Observasi

Bagian Awal

Judul LKS
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

Bagian Inti

Pendahuluan

: Rangkuman Materi
Petunjuk belajar
Kegiatan belajar
: Alat dan bahan
Cara kerja
Pengamatan
1. ..
2.
Penutup
: Daftar Pustaka
Bagian Akhir : Laporan
1. Proses Pengamatan
2. Hasil Pengamatan
3. Kesimpulan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 109

Contoh :
Petunjuk Belajar dalam LKS
Tulislah sebuah cerita pendek. Kamu dapat menuliskan sesuai gaya bahasa kamu masingmasing. Tulislah apa yang kamu pikirkan.
Contoh :
Kegiatan belajar dalam LKS
Tulislah cerpen yang akan kamu kembangkan pada halaman ini,
Menulislah dengan gaya bahasamu. Ingat! Gaya bahasamu adalah apa yang kamu tulis.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Jika LKS dikembangkan dalam bentuk buku biasanya terintegrasi dengan buku pelajaran dan
disebut buku kerja. Di lapangan, buku kerja pada bagian inti berisi tugas-tugas dan bagian akhir
berisi evaluasi seperti tes formatif 1. Kreativitas pengembangan isi LKS oleh guru harus
ditingkatkan dengan tetap memperhatikan kesesuaian dengan kurikulum (Silabus dan RPP).
3. Pemanfaatan dan Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran dalam teknologi pendidikan merupakan bagian dari sumber belajar yang
digolongkan kedalam bahan dan alat. Media pembelajaran merupakan saluran komunikasi
untuk menyampaikan pesan dari sumber peran kepada penerima peran. Dalam hal ini dapat
dicontohkan guru sebagai sumber pesan menyampaikan materi pembelajaran (peran) dengan
media power point kepada penerima pesan (siswa). Kedudukan media dari contoh tersebut
diilustrasikan sebagai berikut:

Guru

Materi

Media

Seni

Nada

Piano

Guru
Matematika

Materi
Bangun Ruang

Siswa

Media
Model

Siswa

Bangun Ruang

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 110

Guru

Materi

Media

Siswa
Biologi

Sistem Imun

Gambar
Pasien Lupus
Pasien Aids

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Berdasarkan ilustrasi tersebut, media merupakan saluran komunikasi pembelajaran. Media


pembelajaran menurut Yusufhadi Miarso (2004, h. 458=460) didefinisikan segala sesuatu
yang digunakan untuk menyalurkan pesan, serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
di sengaja, bertujuan dan terkendali. Sedangkan kegunaan dari media pembelajaran (Yisifhadi
Miarso, 2004, h. 458-460) adalah:
Memberikan rangsangan kepada otak siswa sehingga otak siswa dapat berfungsi optimal.
Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
Melampaui batas ruang kelas.
Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya.
Menghasilkan keseragaman pengamatan
Membangkitkan keinginan dan minat baru
Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar
Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkrit maupun
abstrak.
Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, pada tempat dan
waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
Meningkatkan kemampuan keterbatasan baru.
Meningkatkan efek sosialisasi (kesadaran) akan dunia sekitar)
Meningkatkan kemampuan ekspresi dan siswa.
Berdasarkan definisi dan kegunaan media pembelajaran di atas, maka guru di dalam
perangkat pembelajarannya selain silabus, RPP, bahan ajar juga dilengkapi dengan media
pembelajaran. Media pembelajaran dapat dirancang sendiri oleh guru atau memanfaatkan
dari media yang telah tersedia.
Perangkat pembelajaran media pembelajaran merupakan sub sistem dari sistem
pembelajaran di kelas yang Anda bina. Jika sub sistem media tidak disediakan maka akan
terdapat kesenjangan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti perbedaan persepsi
terhadap materi pembelajaran. Dampaknya hasil belajar siswa tidak optimal.
Media pembelajaran dapat dipilih oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dapat
dimanfaatkan di dalam kelas atau di luar kelas sesuai kegiatan belajar yang akan dilakukan
siswa.
Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran pada perkembangan sekarang ini sangat beragam. Ada media
penyaji, media objek dan media interaktif. Media penyaji yaitu media yang mampu
menyajikan informasi. Misal gambar, poster, foto (yang digunakan sebagai alat peraga),
transparansi, radio, telepon, film, video, televisi, multimedia (kit). Media objek yaitu
media yang mengandung informasi seperti realia, replika, modul, benda tiruan. Media
interaktif yaitu media yang memungkinkan untuk berinteraksi selama mengikuti
pembelajaran. Misal scrabble, puzzle, simulator, laboratorium, atau komputer.
Jika guru dihadapkan pada pilihan media yang banyak sekali, maka guru perlu
mempelajari klasifikasi media yang memberikan ciri kemampuan media seperti tabel
berikut.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 111

Tabel Pemilihan media menurut tujuan belajar, menurut Allen


Tujuan Belajar
Media
Visual diam
Film
Televisi
Objek 3-D
Rekaman Audio
Pelajaran
Terprogram
Demonstrasi
Buku teks cetak
Sajikan lisan

Info
Faktual
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang

Pengenalan
Visual
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang

Prinsip
Konsep
Sedang
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Sedang

Rendah
Sedang
Sedang

Sedang
Rendah
Rendah

Sedang
Rendah
Sedang

Sedang
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah

Keteram
pilan
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah

Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang

Sedang
Rendah
Rendah

Sedang
Rendah
Rendah

Sedang
Sedang
Sedang

Prosedur

Sikap

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Klasifikasi media ini penting dipertimbangkan karena tidak ada satu jenis media yang
terbaik untuk mencapai satu tujuan pembelajaran. Oleh karena itu masing-masing media
memiliki kelebihan dan kekurangan. Antara satu media dengan media lainnya saling
melengkapi.
Selain taksonomi media pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru, kriteria dalam
memilih media juga harus diperhatikan. Kriteria tersebut adalah:
Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Tepat untuk mendukung materi pembelajaran
Praktis, luwes dan tahan lama
Guru terampil menggunakannya
Jumlah peserta didik
Mutu teknis media pembelajaran seperti ketersediaan energi listrik, cahaya di dalam
ruangan.
Guru diharapkan tidak memilih media karena suka dengan media tersebut. D I samping
itu, diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh ketersediaan beragam media canggih
yang sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu diingat,
media yang dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta didik kita dalam proses belajar.
Jadi, pilihlah media yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik mata pelajaran, yang
memudahkan peserta didik belajar, serta yang menarik dan disukai peserta didik.
Menurut Bates (1995), pemilihan media berbasis teknologi komputer antara lain akses,
biaya, pertimbangan pedagogis, interaktivitas dan kemudahan penggunaan,
pertimbangan organisasi, kebaruan (novelty), dan kecepatan. Pertimbangan mengenai
akses pada dasarnya mempertanyakan sejauh mana peserta didik memiliki akses
terhadap media yang akan digunakan dalam mempelajari paket bahan ajarnya?
Pertimbangan biaya berlaku bagi sekolah maupun peserta didik, yaitu seberapa
mahal/murah media yang dipilih untuk digunakan oleh sekolah dan peserta didik sebagai
paket bahan ajar (biaya produksi atau pengadaan oleh sekolah, biaya akses dan daya
beli untuk peserta didik). Pertimbangan pedagogis merupakan pertimbangan yang
berkenaan dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik materi keilmuan yang akan
disampaikan dan dipelajari peserta didik. Pertimbangan interaktivitas dan kemudahan
penggunaan pada dasarnya mempertanyakan sejauh mana media yang dipilih dapat
memfasilitasi interaksi yang diperlukan dalam pembelajaran, dan sejauh mana media
tersebut mempermudah peserta didik dalam belajar? Pertimbangan mengenai organisasi
merupakan pertimbangan manajerial meliputi pengelolaan media dalam proses
pembelajaran, dan pasca proses pembelajaran (penyimpanan, dll). Pertimbangan novelty
berkenaan dengan tingkat kebaruan suatu media sehingga seringkali menimbulkan
antusiasme berlebihan dan atau kesukaran beradaptasi serta siklus hidup suatu media.
Pertimbangan tentang kecepatan suatu media berkenaan dengan kemampuan suatu
media menyampaikan informasi secara cepat dan tepat (timeliness) kepada didik.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri melainkan saling
berinteraksi satu sama lain untuk mendapatkan media yang terbaik, sehingga dapat
membantu proses belajar peserta didik secara optimal. Oleh karena itu, ragam media
yang digunakan harus dipilih berdasarkan pertimbangan yang bijaksana.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 112

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Ragam media (Cecep Kustandi, 2010) dapat dipilih meliputi:


1) Media cetak
a. Buku-buku atau buku pelajaran yang sudah beredar di toko buku, atau buku
pelajaran yang khusus ditulis dan kembangkan sendiri.
b. Panduan belajar bagi peserta didik khusus di kembangkan untuk mendampingi
buku pelajaran.
c. Kliping koran/majalah/artikel/tulisan lepas tentang mata pelajaran yang di susun
sendiri.
d. Poster, peta, label, gambar-gambar cetak, foto, grafik, formulir, brosur, pamphlet,
yang diperlukan untuk memperjelas konsep/teori/prinsip/prosedur yang disajikan
dalam bahan ajar.
e. Lembar kegiatan peseta didik khusus dikembangkan untuk memandu peserta didik
melakukan latihan, tugas, praktek, praktikum, dan digunakan untuk melengkapi
buku pelajaran.
2) Media audio/visual
a. Kaset audio/CD audio
b. Siaran radio (radio broadcasts)
c. Slide (film bingkai)
d. Film
e. Kaset video/CD video
f. Tayangan TV (TV broadcasts)
g. Video interaktif
h. Pembelajaran berbantuan komputer (simulasi, Computer Assisted Instruction)
3) Media Praktek/Demonstrasi
a. Flora atau fauna asli yang ada di sekitar sekolah Model atau realita
b. Laboratorium dan peralatannya
c. Alat atau model yang dibuat instruktur bersama peserta didik dari material atau
barang bekas yang tersedia di sekitar sekolah
d. Alat atau model yang tersedia di toko (alat-alat musik, dll)
e. Laboratorium alam (hutan atau kebun buatan, kebun raya, sawah, kolam, kandang
ternak, dll).
f. Laboratorium yang ada di sentra industri pabrik, atau perusahaan Herbarium
buatan peserta didik.
g. Pasar
h. Museum
4) Media lainnya
a. Game atau perangkat permainan yang dijual di toko, seperti scrabbles untuk
mengajarkan vocabulary bahasa Inggris, kartu tambah-kurang kali-bagi, flashcard,
permainan memori, monopoli, atau game dalam bentuk program komputer, dan
lain-lain
b. Game atau perangkat permainan yang dibuat sendiri oleh instruktur dan atau
peserta didik.
c. Kit sains, kit seni, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Heinich, dkk (1982) pemilihan media dilakukan setelah langkah
perumusan tujuan pembelajaran, sesuai dengan model perencanaan penggunaan
media pembelajaran (ASSURE) artinya media dapat dirancang sendiri oleh guru, dapat
memanfaatkan yang tersendiri atau modifikasi keduanya.
Guru dalam memanfaatkan pembelajaran dapat memilih media jadi (yang tersedia)
dan atau media yang dirancang. Jika memanfaatkan media yang dirancang maka
komponen dari media tersebut harus mengandung tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, dan evaluasi. Misal merancang lembar balik Presiden Republik
Indonesia dengan urutan:

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 113

Gambar Presiden:
No. 1

No. 2

No. 3

Judul

Tujuan

Lembar Balik

Pembelajaran

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

No. 4

No. 5

Presiden Soekarno

No. 6

Gambar
Gambar
Presiden:
Presiden

Dan seterusnya

dan

Soeharto

sampai

Evaluasi
Jasanya

Presiden SBY

Gambar Urutan Lembar Balik Presiden Republik Indonesia


Guru dalam merancang media pembelajaran flipchart, harus memperhatikan jumlah
peserta didik, biaya, ukuran tulisan, ukuran gambar, warna dan lain-lain.
Untuk menghemat biaya dapat digunakan bagian belakang kalender yang sudah tidak
dimanfaatkan (ukuran 60 x 40 cm).
Pemanfaatan Media Pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran identik dengan penggunaan media pembelajaran.
Menurut Heinich (1983), pemanfaatan merupakan satu komponen dari model sistem
pembelajarannya yang disebut utilisasi. Utilisasi (pemanfaatan) merupakan satu tugas
pembelajaran (guru) dalam membantu mempermudah siswa belajar.
Seels dan Richey (2002, h. 50) dalam buku Teknologi Pembelajaran mendefinisikan
pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.
Berdasarkan definisi tersebut, maka pemanfaatan merupakan aktivitas menggunakan
serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil belajar dan segala
sesuatu yang mendukung terjadinya belajar (seperti: sistem pelayanan, bahan
pembelajaran dan lingkungan).
AECT (Association for Educational Communication and Technology) mengungkapkan
pendapat serupa dimana fungsi pemanfaatan adalah mengusahakan agar pembelajar
dapat berinteraksi dengan sumber belajar atau komponen pembelajaran. Fungsi ini
penting karena memperjelas hubungan pemelajar dengan bahan dan sistem
pembelajaran (Yusufhadi Miarso, 1986, h. 194).
Fungsi pemanfaatan merupakan fungsi yang cukup penting karena memperjelas
hubungan pemelajar dan sistem pembelajaran. Pemelajar akan menggunakan suatu
sumber belajar jika ia mengetahui bahwa dengan menggunakan sumber belajar tersebut
ia akan memperoleh keuntungan dalam proses pembelajarannya.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 114

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Menurut Sadiman dkk (1993, h. 189-190) ada dua pola dalam memanfaatkan media
yaitu:
Pemanfaatan media dalam situasi kelas, yaitu dimana pemanfaatannya dipadukan
dengan proses pembelajaran di situasi kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
Pemanfaatan media di luar kelas situasi kelas, pemanfaatan ini dibagi menjadi dua
kelompok utama.
- Pemanfaatan secara bebas, ialah media digunakan sesuai kebutuhan masingmasing, biasanya digunakan secara perorangan. Dalam pemanfaatan secara
bebas, kontrol atau kendali berada pada individual, dimana penggunaannya
disesuaikan dengan kebutuhannya.
- Pemanfaatan secara terkontrol, ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu
rangkaian kegiatan yang diatur untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Supaya media dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, ada tiga langkah dalam
menggunakannya, yaitu:
Persiapan sebelum menggunakan media
Sebelum menggunakan media, persiapan yang dilakukan dapat berupa mempelajari
petunjuk penggunaan, mempersiapkan peralatan, serta menetapkan tujuan yang
akan dicapai.
Kegiatan selama menggunakan media
Kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis media yang digunakan.
Kegiatan tindak lanjut
Tindak lanjut dilakukan untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai dan untuk
memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang disampaikan melalui
media bersangkutan.
Prosedur pemanfaatan tersebut dapat diterapkan oleh guru sesuai dengan pola
pemanfaatan.
Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi berikut ini.
1. Tahap persiapan
a. Kepala sekolah menentukan tujuan penggunaan media pembelajaran, misal untuk
menjelaskan konsep pembelajaran kuantum, dengan sasaran guru di sekolah.
b. Kepala sekolah menyiapkan penggandaan media power point yang telah disusun
(misal power point terlampir).
c. Kepala sekolah memeriksa, ruangan, alat, listrik sebelum pelaksanaan pelatihan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Kepala sekolah menyajikan sesuai dengan metode dan waktu tersedia
b. Kepala sekolah meminta peran serta peserta pelatihan sesuai dengan prosedur
pembelajaran.
3. Tindak lanjut
a. Guru sebagai peserta pelatihan diminta mempraktekkan.
b. Kepala sekolah memberikan umpan balik.
Contoh:
1. Penyajian media power point. Pada saat penjelasan materi, kepala sekolah tidak boleh
membaca pada laptop tetapi menggunakan pen pointer yang ditunjukkan pada layar.
2. Materi tidak dibaca tetapi dijelaskan dengan ilustrasi . Tetap menjaga kontak mata
antara kepala sekolah dengan guru pada saat penyajian.

PEMBELAJARAN KUANTUM
(QUANTUM TEACHING)

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 115

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta pelatihan akan dapat menunjukkan contoh


penerapan pembelajaran kuantum.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Peserta pelatihan akan dapat mendeskripsikan hakikat
pembelajaran kuantum
2. Peserta pelatihan akan dapat membedakan unsur-unsur
model pembelajaran kuantum.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Prosedur Pembelajaran
1. Peserta mengamati penjelasan nara sumber tentang
relevansi materi pelatihan,
2. Peserta aktif berpikir, bertanya tentang materi pelatihan
yang sedang di pelajarinya,
3. Peserta aktif memberikan contoh peragaan sebagai
instruktur yang memanfaatkan pembelajaran kuantum,
4. Peserta menindak lanjuti dengan membaca buku
Quantum Teaching

Sejarah Pembelajaran Kuantum


1. Belajar Kuantum = pemercepatan belajar dari Dr. Georgi
Lozanov,
2. Memanfaatkan otak mengatur informasi,
3. Implikasi dalam pembelajaran kuantum (Bobbi Deporter,
Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie).

Definisi
Mengupayakan siswa belajar melalui orkestrasi bermacammacam yang ada di dalam dan
di sekitar momen belajar.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 116

Asas

Bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia kita ke


dunia mereka.
1. Segalanya bicara,
2. Segalanya bertujuan,
3. Pengalaman sebelum pemberian nama,
4. Akui setiap usaha,

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.

Tujuan
1. Memudahkan proses belajar,
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

Unsur Model Pembelajaran Kuantum

1. Konteks
Kegiatan mengubah latar pembelajaran: lingkungan,
suasana, landasan dan rancangan.
2. Isi
Kegiatan menyajikan isi dan fasilitas untuk mempermudah
proses: penyajian, fasilitas, keterampilan belajar, dan
keterampilan hidup.
AKU TAHU

KUNCI KEUNGGULAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kejujuran, tulus dan santun


Kegagalan awal kesuksesan
Bicaralah dengan niat baik (positif dan bertanggung
jawab)
Hidup di saat ini : kerjakan setiap tugas dan manfaatkan
waktu,
Komitmen : penuhi kewajiban, janji
Tanggung jawab atas tindakan
Bersikap terbuka dan luwes
Selaraskan pikiran, tubuh dan jiwa.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 117

Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Latihan
Instruktur
Siswa
Instruktur
Siswa
Instruktur
Siswa
Instruktur

:
:
:
:
:
:
:

Siswa
Instruktur

:
:

Siswa
Instruktur

:
:

Siswa

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Selamat pagi, dll


Selamat pagi, dll
Apakah saudara / anda cerdas ?
Kami cerdas
Seberapa cerdas ?
Sangat cerdas ?
Bagaimana saudara/anda memperlakukan diri
sendiri
Hormat, santun, dll.
Bagaimana saudara/anda memperlakukan
instruktur?
Hormat
Apa yang hendak saudara/anda berikan dengan
mengikuti diklat ini?
100 persen Menerapkan

DAFTAR PUSTAKA
Bobbi DePorter, Mark Readon, dan Sarah Singer Nourie
(2002). Quantum teaching (Terjemahan).
Bandung: Kaifa
Made Wena (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sutanto Windura (2008). Panduan Praktis Learn How to Learn
Sesuai Cara Kerja Otak. Jakarta : PT. Gramedia.

Contoh lain agar pemanfaatan siaran langsung pendidikan di sekolah mengikuti langkahlangkah sebagai berikut, yaitu. persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut
a. Persiapan sebelum menggunakan media
Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik, perlu dibuat persiapan yang
baik pula. Terlebih dahulu guru dan siswa mempelajari buku petunjuk yang telah
disediakan. Bila pada petunjuk disarankan untuk membaca buku atau bahan belajar
lain yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sebaiknya hal tersebut dilakukan
karena akan memudahkan para pengguna dalam belajar menggunakan media.
Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga perlu disiapkan
sebelumnya, sehingga pada saat menggunakannya nanti, tidak akan terganggu pada
hal-hal yang mengurangi kelancaran penggunaan media itu.
b. Pelaksanaan selama menggunakan media
Dalam penggunaan media hal yang perlu diperhatikan adalah suasana ketenangan.
Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu perhatian dan konsentrasi harus
dihindarkan. Bila kita menulis atau membuat gambar atau membuat catatan singkat,
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 118

c.

usahakan hal tersebut tidak mengganggu konsentrasi. Jangan sampai perhatian


banyak tercurah pada apa yang tertulis sehingga tidak dapat memperhatikan sajian
media yang sedang berjalan.
Kegiatan tindak lanjut
Maksud kegiatan tindak lanjut adalah untuk melihat apakah tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai untuk memantapkan pemahaman terhadap materi pelajaran
yang disampaikan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memberikan soal tes yang
akan dikerjakan dengan segera sebelum siswa lupa isi materi itu.
Contoh:

Jadwal Mata Pelajaran

Silabus dan RPP

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Mempelajari buku
petunjuk

Jadwal Siaran Televisi


Pendidikan

Mengikuti Siaran
Televisi
Pendidikan

Memperhatikan
mencatat

Menanggapi
Bertanya
Latihan

T
E
S

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam memanfaatkan media pembelajaran
adalah kebutuhan siswa. Jika siswa berkebutuhan khusus (misal tuna netra) maka guru
mempersiapkan media pembelajaran audio karena gaya belajar cenderung auditif.
Siswa diberitahukan untuk terlibat atau berpartisipasi aktif dengan media pembelajaran.
Guru perlu memberikan umpan balik dan penguatan agar pembelajaran bermakna.
4. Penyusunan Perangkat Penilaian
Penyusunan perangkat penilaian yang dibuat oleh guru tidak terlepas dari sistem
pembelajaran yang dirancang dalam format silabus dan RPP. Pada unit kegiatan belajar 1
telah diuraikan bagaimana mengembangkan evaluasi hasil belajar di dalam sistem
pembelajaran. Artinya perangkat penilaian yang dibuat oleh guru harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Perangkat penilaian dalam satu kesatuan desain sistem
pembelajaran akan menghasilkan alat penilaian tes dan non tes yang dilengkapi petunjuk
pelaksanaan, sehingga akan memudahkan proses pengukuran yang dilakukan oleh guru.
Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil belajar siswa untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi (tujuan pembelajaran) peserta didik. Penilaian ini dilakukan secara
konsisten dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu penilaian dilakukan secara
sistematik yaitu menggunakan langkah-langkah yang berurutan dalam perencanaannya.
Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik melalui berbagai teknik, dan
pemberian nilai terhadap hasil belajar berdasarkan standar tertentu.
Kegiatan menilai hasil belajar siswa tersebut harus terarah dan terprogram. Hal ini
dimaksudkan bahwa menilai hasil belajar sesuai dengan kompetensi yang telah dirumuskan
di dalam silabus dan RPP. Selain itu metode dan teknik penilaian dilaksanakan sesuai dengan
yang direncanakan dalam silabus dan RPP. Dengan demikian penilaian yang dilakukan guru
merupakan satu rangkaian yang tidak dapat terpisahkan seperti ilustrasi berikut:

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 119

Tujuan pembelajaran/ SK-KD


dan Indikator

Komponen penilaian dalam


silabus:
SK dan KD

Metode dan
Teknik

Komponen Penilaian dalam


RPP: KD dan Indikator

Butir-butir tes, non tes, tugas


dan lain-lain (Perangkat)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Untuk menghasilkan perangkat penilaian tersebut, maka diperlukan perencanaan penilaian


hasil belajar dan merancang perangkat penilaian berbasis kelas.
Perencanaan Penilaian Hasil Belajar
Merencanakan penilaian hasil belajar yang baik, harus memperhatikan prinsip-prinsip
evaluasi dan prosedur merencanakan seperti yang telah dijabarkan pada unit kegiatan
belajar satu. Selain itu dalam penilaian, pemahaman akan klasifikasi hasil belajar seperti
yang telah diuraikan pada komponen kegiatan belajar satu menjadi titik tolak
perencanaan penilaian. Oleh karena itu jenjang tujuan pembelajaran hendaknya
dipahami dengan baik.
Perencanaan penilaian hasil belajar menurut Gronlund (1985) dalam Zaenal Arifin (1009,
h. 91-102) dari beberapa langkah:
B. Menentukan Tujuan Penilaian
Dalam kegiatan penilaian, tentu guru mempunyai maksud atau tujuan tertentu.
Tujuan penilaian harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta ditentukan sejak
awal, karena dasar untuk menentukan arah mencakup ruang lingkup materi,
jenis/model, dan karakter alat penilaian.
Ada empat kemungkinan tujuan penilaian, yaitu untuk memperbaiki kinerja atau
proses pembelajaran (formatif), untuk menentukan keberhasilan peserta didik
(sumatif), untuk mengindentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran (diagnostik), atau untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai
dengan kemampuannya (penempatan).
Tujuan penilaian yang dirumuskan harus sesuai dengan jenis penilaian yang akan
dilakukan, seperti penilaian formatif, sumatif, diagnostik, penempatan atau seleksi.
C. Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kegiatan berfikir dan bertindak. Peserta didik dianggap kompeten
apabila dia memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai untuk
melakukan sesuatu setelah mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar.
Jenis kompetensi dan hasil belajar sudah dirumuskan dalam standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang terdapat didalam silabus dan RPP. Dengan kata
lain, pada tahap ini harus diidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran yang akan diukur
dengan tes atau non tes. Untuk memudahkan kegiatan tahap ini, dapat dilakukan
dengan cara mengidentifikasi hasil belajar yang akan diuji berdasarkan pada
taksonomi tujuan pembelajaran yang biasa dikenal sebagai Taxonomy Bloom yang
dikemukakan oleh Benyamin S Bloom. Hasil belajar yang dikelompokkan dalam tiga
ranah yaitu ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotor.
D. Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk
berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Kisikisi adalah rancangan tujuan-tujuan khusus dan perilaku-perilaku khusus yang akan
menjadi dasar penyusunan butir tes dan atau non tes. Tujuannya adalah merumuskan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 120

setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes/non tes dan bagian-bagiannya,
sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi guru dalam
menyusun butir-butir tes / non tes.
Kisi-kisi atau dapat disebut tabel spesifikasi menjadi penting dalam pengembangan
dan penyusunan tes / non tes, karena didalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai
acuan dalam mengembangkan instrumen. Dalam penyusunan kisi-kisi harus
memenuhi persyaratan tertentu, antara lain:
Representatif yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai sampel
perilaku yang akan dinilai.
Komponen-komponennya harus terurai, jelas, dan mudah dipahami.
Soal dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Dari persyaratan-persyaratan yang dikemukakan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa,


dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi disusun berdasarkan silabus mata
pelajaran atau RPP. Jadi guru/evaluator harus melakukan analisis silabus/RPP terlebih
dahulu sebelum menyusun kisi-kisi soal.
Format kisi-kisi tidak ada yang baku, dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan.
Pada umumnya, format kisi-kisi soal dapat dibagi menjadi dua komponen pokok,
yaitu komponen identitas dan komponen pokok.

Komponen
Identitas

Komponen
Pokok

Contoh :
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI BELAJAR
Sekolah
:
Kelas/Semester
:
Standar Kompetensi
:
Jenis Soal/Kinerja
:
Jumlah butir
:
No

Kompetensi
Dasar

Materi

Indikator

No. Soal/
Kinerja

Gambar Contoh Format Kisi-kisi


Dalam kisi-kisi, guru harus memperhatikan domain hasil belajar yang akan diukur,
seperti yang telah dikemukakan sebelumnya domain meliputi domain kognitif, afektif,
dan psikomotor.
E. Mengembangkan Draf Instrumen (Menulis butir-butir instrumen)
Mengembangkan draf instrumen adalah kegiatan penulisan butir tes/non tes dengan
menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan atau aspek kinerja yang
karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan atau aspek
kinerja harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif.
Selain itu guru harus mengenal siswa agar dapat memperkirakan taraf kesukaran,
kompleksitas, serta gaya pemahaman yang paling sesuai dengan siswa.
Butir instrumen diperlukan kemampuan untuk membahasakan gagasan dalam bahasa
verbal yang jelas dan mudah dipahami. Maksudnya, penulisan soal membutuhkan
bahasa yang lugas dan tidak berbelit-belit. Selanjutnya adalah kemampuan dalam
teknik penulisan soal, kemampuan dalam hal ini harus menguasai teknik penulisan
butir-butir instrumen yang baik dan benar, perlu juga diketahui mengenai ciri masingmasing jenis soal, tata cara penulisannya, kelebihan dan kekurangannya sehingga
objektivitas soal dapat terjamin seperti sub kegiatan belajar berikutnya.
F. Uji-coba dan Analisis
Kegiatan uji coba dilakukan sebagai dasar untuk memperbaiki dan memilah butir
instrumen yang memadai untuk disusun menjadi sebuah tes/non tes. Secara garis
besar, tujuan uji-coba adalah untuk mengetahui butir instrumen yang perlu diubah,
diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta butir instrumen mana yang baik untuk
dipergunakan selanjutnya.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 121

Kegiatan uji coba dapat dilakukan dengan kesesuaian butir instrumen dengan hasil
belajar yang akan diukur (apakah butir instrumen telah mengukur apa yang akan
diukur/valid). Selanjutnya dapat dilakukan analisis butir instrumen dari aspek bahasa,
sehingga dapat dimungkinkan kesalahan siswa dalam merespon karena faktor
bahasa. Sedangkan uji coba dan analisis secara empiris membutuhkan proses yang
panjang mulai dari ahli, siswa secara perorangan, siswa secara kelompok kecil dan
sekelompok siswa sesuai dengan situasi nyata di lapangan. Diperlukan pula perangkat
uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

G. Revisi dan Merakit (Instrumen Baru)


Langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasikan butir instrumen yang valid dengan
kisi-kisi. Apabila sudah memenuhi syarat dan telah mewakili semua materi yang akan
diujikan, selanjutnya dirakit menjadi sebuah perangkat tes/non tes. Sedangkan yang
belum memenuhi syarat berdasarkan hasil konfirmasi dengan kisi-kisi, dapat dilakukan
perbaikan.
Revisi soal dapat dilakukan dengan memperbaiki bahasa pada butir instrumen secara
total. Untuk soal-soal yang valid dan telah mencerminkan semua pokok bahasan serta
aspek kemampuan yang hendak diukur dapat dirakit menjadi sebuah tes/non tes
yang valid dan dilanjutkan dengan merakit tes/non tes hasil revisi. Selanjutnya terkait
urutan/penomoran, dalam suatu tes/non tes pada umumnya urutan dilakukan
menurut tingkat kesukaran yaitu dari yang mudah sampai yang sulit, dari yang
sederhana menuju kompleks.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 122

BAB III
MATERI PEMBELAJARAN 2
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A.

Materi Penelitian Tindakan Kelas


1. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
a) Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Di Indonesia PTK tergolong masih baru dibandingkan dengan penelitian-penelitian formal
yang sudah banyak dilakukan. Metode penelitian deskriptif, eksperimen, dan ex post
facto adalah tiga penelitian formal yang sudah banyak kita kenal. PTK mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan penelitian-penelitian itu.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Beberapa karakteristik PTK antara lain:


Masalahnya nyata, tidak dicari-cari, bersifat kontekstual.
Berorientasi pada pemecahan masalah, bukan hanya mendeskripsikan masalah.
Data diambil dari berbagai sumber.
Bersifat siklik: penelitian-tindakan-penelitian-tindakan-... dst.
Partisipatif, dilakukan sendiri.
Kolaboratif, dibantu rekan sejawat.
Perbedaan antara PTK dengan penelitian formal adalah sebagai berikut:
PTK:
Dilakukan sendiri oleh guru
Memperbaiki pembelajaran secara langsung
Hipotesisnya disebut hipotesis tindakan
Tidak menggunakan analisis statistik yang rumit
Tidak terlalu memperhatikan validitas dan reliabilitas instrumen
Sampel tidak perlu representatif
Penelitian Formal:
Dilakukan oleh orang lain
Mengembangkan teori, melalui generalisasi
Biasanya mempersyaratkan hipotesis
Menuntut penggunaan analisis statistik
Instrumen harus valid dan reliabel
Sampel harus representatif
Kalau Anda sudah biasa mengajar, melakukan PTK bukan hal yang asing. PTK hanyalah
alat untuk membantu Anda memperbaiki pembelajaran secara sistematis. Jadi Anda
fokus saja pada perbaikan pembelajaran, dan tanpa disadari Anda akan melakukan
langkah-langkah seperti yang dilakukan oleh peneliti PTK. Setelah menyelesaikan bagian
ini Anda akan dapat menulis proposal sederhana berbentuk matriks, yang nantinya
akan dikembangkan menjadi proposal lengkap. Dengan proposal sederhana sebenarnya
Anda sudah dapat memulai PTK.
Analogi Guru-Dokter
Cara yang paling mudah untuk memulai PTK adalah dengan menganalogikan kegiatan
Anda sebagai guru peneliti PTK dengan kegiatan seorang dokter . Perhatikan Tabel
berikut ini.
Tabel Analogi Guru dengan Dokter
No
Dokter
Guru Peneliti PTK
1 Menanyakan gejala penyakit
Mendeskripsikan masalah
2 Mendiagnosis penyakit
Menemukan akar masalah
3 Menulis resep
Menyusun hipotesis tindakan
Menentukan tema pengobatan, misalnya Menuliskan judul penelitian
4
Mengobati sakit perut

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 123

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Mendeskripsikan Masalah
Apakah Anda ingat pertanyaan dokter ketika Anda sudah berada di hadapannya? Ia akan
bertanya: "Kenapa Pak?" atau "Kenapa Bu?" Maksudnya adalah untuk meminta Anda
mendeskripsikan keluhan-keluhan yang Anda rasakan. Ia berusaha menggali sebanyak
mungkin dengan berbagai pertanyaan: Bagian mana yang sakit? Waktu-waktu apa saja
terasanya? Sudah berapa lama? Sudah minum obat apa? Bagaimana hasilnya?" Belum
cukup dengan keterangan lisan, ia masih meminta Anda berbaring di dipan. Kemudian ia
menempelkan stetoskop di dada dan perut Anda, menekan-nekan dan mengetuk-ngetuk
perut Anda, melihat telakup mata Anda, melihat tenggorokan Anda dengan senter, dan
sambil lalu ia sudah dapat mengetahui suhu badan Anda. Setelah itu ia masih
menggunakan tensimeter untuk mengukur tekanan darah dan denyut nadi Anda.
Singkatnya ia ingin mengungkap serinci mungkin gejala penyakit Anda; tujuannya adalah
untuk mendiagnosis penyakit Anda secara tepat. Makin rinci deskripsi gejala penyakit
Anda akan makin mudah ia mendiagnosis penyakit Anda itu.
Dengan cara serupa, masalah yang akan Anda pecahkan melalui PTK harus
dideskripsikan secara rinci; tujuannya adalah agar Anda dapat menemukan akar
masalah penelitian Anda secara tepat. Makin rinci deskripsi masalah Anda, makin mudah
Anda menemukan akar masalah.
Penemuan akar masalah merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan PTK.
Sebelum akar masalah ditemukan, Anda sebaiknya tidak terburu-buru memberikan
tindakan. Analoginya dengan dunia kedokteran adalah dokter yang mengobati rasa
pusing berkepanjangan yang dialami pasien. Mula-mula ia mendiagnosis secara terburuburu sebagai penyakit maag; obat yang diberikan adalah promaag. Tentu saja setelah
minum obat selama tiga hari rasa pusing pasien tidak kunjung hilang. Setelah didiagnosis
ulang ternyata penyebabnya adalah lubang kecil yang ada di gigi. Setelah gigi dirawat,
lubang diberi obat kemudian ditambal dan diberi obat yang sesuai, rasa pusing itupun
hilang.
Langkah-langkah berikut ini akan membantu Anda mendeskripsikan masalah
penelitian Anda secara rinci:
1. Mulailah dengan satu kalimat masalah.
2. Elaborasi kalimat itu serinci mungkin dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:

a.
b.
c.
d.

Dari mana tahunya?


Bagaimana datanya?
Upaya apa yang telah dilakukan?
Bagaimana hasilnya?

3. Usahakan kalimat masalah dan elaborasinya itu mencapai -- 1 halaman; setelah itu
biasanya Anda akan menemukan akar masalahnya.
Contoh:

(Kalimat masalah) Nilai fisika siswa kelas I SMA X Jakarta pada umumnya rendah. (Dari
mana tahunya?) Mereka tampak mengerti penjelasan dan contoh soal yang diberikan
guru; tetapi ketika soal diganti sedikit saja, mereka menjadi bingung dan tidak mampu
mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang sudah dijelaskan;
hal-hal yang baru sekecil apapun akan menimbulkan kebingungan, tidak mampu diatasi.
Pada ulangan akhir standar kompetensi (SK) skor rata-rata siswa 5; pada ulangan akhirsemester skor rata-rata juga 5. (Bagaimana datanya?) Hal itu dialami oleh sekitar 60%
siswa dalam kelas, terjadi pada hampir seluruh SK, dan sudah berlangsung dari tahun ke
tahun. (Upaya yang sudah dilakukan) Agar pemahaman siswa lebih mantap, guru sering
menggunakan alat-alat untuk demonstrasi di kelas maupun eksperimen di laboratorium.
Guru juga sudah menggunakan media Power Point dalam menerangkan; sekali dua kali
penjelasan diselingi dengan program animasi flash. Siswa-siswa yang bernilai rendah
sudah diberi program remedial; waktunya di luar jam pelajaran tatap muka. (Bagaimana
hasilnya?) Kegiatan demonstrasi/praktikum itu tampaknya belum berhasil menanamkan
konsep-konsep fisika secara mantap kepada siswa. Program remedial juga tidak banyak
menolong karena siswa yang nilainya rendah pada umumnya berusaha untuk
menghindar.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 124

Menemukan Akar Masalah


Deskripsi masalah yang rinci sebanyak 1/2 -- 1 halaman itu biasanya sudah dapat
mengantarkan Anda ke penemuan akar masalah. Dari deskripsi masalah di atas jelas
sekali bahwa akar masalahnya adalah pemahaman siswa yang kurang mantap.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Menyususun Hipotesis Tindakan


Dalam kasus di atas, metode demonstrasi/eksperimen dan media pembelajaran yang
interaktif jelas bukan merupakan obat bagi akar masalah kurang mantapnya
pemahaman siswa. Guru sudah melakukan hal itu dan ternyata tidak berhasil. Program
remedial juga bukan merupakan obat yang tepat; guru sudah melakukannya dan tidak
berhasil. Guru harus menemukan obat atau tindakan lain.
Marilah sejenak kita berfikir tentang hal lain, yaitu pemahaman kita atas konsep "kursi".
Begitu mantapnya pemahaman kita sehingga ditunjukkan kursi model apapun--berkaki
empat, berkaki tiga, berkaki satu, pendek, sedang, tinggi, bersenderan, tanpa senderan,
berbentuk bulat, berbentuk segi empat, berbentuk sembarang, bahan kayu, bahan
logam, ditambahi busa agar empuk, dengan pegangan tangan, tanpa pegangan tangan,
dsb.--kita tidak akan pernah terkecoh, selalu dapat membedakan antara kursi dan bukan
kursi. Hal itu kontras sekali dengan pemahaman konsep fisika oleh siswa dalam kasus di
atas, diubah sedikit saja mereka sudah bingung. Apa rahasia penanaman konsep yang
mantap tentang kursi itu?
Dalam menanamkan konsep, pemberian "contoh" yang terbatas jenisnya akan membuat
siswa mengalami under-generalization atau generalisasi yang terlalu sempit. Sebaliknya
lupa memberikan "noncontoh" akan membuat siswa mengalami over-generalization atau
generalisasi yang terlalu luas. Baik under-generalization maupun over-generalization duaduanya akan mengganggu pemahaman konsep siswa secara mantap. Pemberian contoh
yang cukup banyak dan disertai dengan noncontoh diduga akan dapat memantapkan
pemahaman siswa ketika diterangkan. Dalam literatur, cara itu dikenal dengan metode
concept attainment atau metode pencapaian konsep.
Hipotesis-tindakan penelitian ini menjadi: "Metode concept attainment akan
meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas I SMA X Jakarta."
Secara operasional tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tiap konsep-baru yang esensial ditanamkan menggunakan metode concept
attainment, dengan pemberian contoh-contoh yang cukup banyak dan disertai dengan
noncontoh.
2. Contoh soal yang diberikan harus cukup banyak dan barvariasi, disertai dengan
jawaban.
3. Dihindarkan pemberian contoh yang terbatas tetapi pemberian soal latihan dan PR
yang terlalu banyak.
Catatan: Penggunaan alat-alat untuk demonstrasi/praktikum tetap dilakukan karena
merupakan karakteristik pembelajaran fisika. Program remedial bagi siswa-siswa yang
lambat juga terus dilakukan karena merupakan prinsip pembelajaran yang sudah baku.
Jadi tindakan dalam PTK tidak dimaksudkan untuk menggantikan metode dan prinsip
sudah baku, melainkan menambahkan metode-metode baru.
Menuliskan Judul Penelitian
Akhirnya Anda tinggal menuliskan judul penelitian, secara singkat tetapi jelas. Isi judul
sama dengan isi hipotesis tindakan, tetapi redaksinya diubah dari kalimat menjadi frasa.
Hipotesis tindakan, kalimat: "Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar
fisika siswa kelas I SMA X Jakarta."
Judul penelitian, frasa: Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas I SMA X melalui
Metode Concept Attainment
Penulisan frasa untuk judul penelitian menggunakan huruf besar pada tiap kata, dan
tidak diakhiri dengan titik; sedangkan penulisan kalimat untuk hipotesis tindakan hanya
menggunakan huruf besar di awal kalimat, dan diakhiri dengan titik.
Dari uraian di atas jelas bahwa judul penelitian datang "paling akhir", setelah deskripsi
masalah, penemuan akar masalah, dan penyusunan hipotesis tindakan. Sangat aneh
kalau ada peneliti PTK yang langsung ingin menemukan judul. Analoginya adalah dokter
yang begitu bersemangat dengan obat barunya, baru kemudian mencari orang yang
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 125

sakit. Penelitian harus dimulai dari masalah, karena pada dasarnya penelitian adalah
pemecahan masalah.
Catatan: Analogi guru-dokter dalam penelitian PTK tidak seluruhnya benar. Minimal ada
dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, dalam dunia kedokteran setelah pasien
sembuh pemberian obat dihentikan; dalam PTK setelah perlakuan berhasil akan
dilanjutkan terus sebagai metode baru yang lebih efektif. Kedua, dalam dunia kedokteran
pengobatan pada umumnya hanya berfungsi untuk mengembalikan pasien ke kondisi
awal/normal, yaitu sehat; dalam PTK dapat dicobakan hal-hal baru yang melebihi
keadaan awal/normal.
Proposal Sederhana
Dari hasil analisis di atas dapatlah dirangkum proposal sederhana dalam bentuk
matriks seperti pada tabel berikut ini:
Tabel Proposal Sederhana dalam Pelajaran Fisika SMA

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

1
2
3

Aspek-aspek
Penelitian
Kalimat Masalah
Akar Masalah
Hipotesis Tindakan

Judul Penelitian

No

Uraian
Nilai fisika siswa Kelas I SMA X Jakarta pada umumnya rendah.
Pemahaman siswa kurang mantap ketika diterangkan.
"Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar
fisika siswa kelas I SMA X Jakarta."
Tindakan Operasional:
a. Tiap konsep-baru yang esensial ditanamkan menggunakan
metode concept attainment, dengan pemberian contohcontoh yang cukup banyak dan disertai dengan noncontoh.
b. Contoh soal yang diberikan harus cukup banyak dan
barvariasi, disertai dengan jawaban.
c. Dihindarkan pemberian contoh yang terbatas tetapi
pemberian soal latihan dan PR yang terlalu banyak.
Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas I SMA X melalui
Metode Concept Attainment

Dengan berbekal proposal sederhana ini Anda sudah dapat mulai melakukan PTK di kelas
Anda. Tindakan yang akan Anda lakukan sudah jelas karena bersifat operasional. Ukuran
operasional adalah dapat dilakukan oleh orang lain yang membaca hipotesis itu.
Analoginya dengan dunia kedokteran, hipotesis tindakan "Metode concept attainment
akan meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas I SMA X Jakarta" adalah sebagai obat,
sedangkan tindakan operasional yang terdiri dari tiga butir itu adalah cara meminum
atau dosisnya.
Contoh Proposal Sederhana Lainnya
Tabel Proposal Sederhana dalam Mata Pelajaran IPS SMP
No

Aspek-aspek
Penelitian

Kalimat Masalah

2
3

Akar Masalah
Hipotesis Tindakan

Judul Penelitian

Uraian
Para siswa cepat lupa dalam pelajaran IPS Kelas VII SMP Y
Bekasi.
Siswa kurang berkesan dalam tiap peristiwa pembelajaran.
"Cerita-cerita yang aneh akan meningkatkan daya ingat siswa
dalam pelajaran IPS Kelas VII SMP Y Bekasi."
Tindakan Operasional:
a. Tiap pembelajaran tatap muka, guru menyiapkan beberapa
cerita aneh yang relevan, dapat diambil dari surat kabar atau
artikel internet.
b. Dalam membahas konsep penting, cerita aneh itu dibacakan.
Satu pertemuan tatap muka cukup 12 cerita aneh.
c. Siswa diminta menanggapi cerita aneh itu secara kelompok;
.yang baik diberi pujian.
Peningkatan Daya Ingat Siswa melalui Pembacaan Cerita-cerita
Aneh dalam Pelajaran IPS Kelas VII SMP Y Bekasi

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 126

Tabel Proposal Sederhana dalam Mata Pelajaran Matematika SD


No

Aspek-aspek
Penelitian

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kalimat Masalah

Akar Masalah

Hipotesis Tindakan

Judul Penelitian

Uraian
Siswa yang lemah tidak peduli dengan nilai rendah dalam mata
pelajaran matematika di Kelas VI SD Z Depok.
Persepsi diri siswa rendah, merasa dirinya sebagai siswa yang
bodoh.
"Pemberian Pengalaman Sukses akan Meningkatkan Kepedulian
Siswa terhadap Nilai Matematika Kelas VI SD Z Depok."
Tindakan Operasional:
a. Dalam pembelajaran, guru memberi perhatian lebih besar
kepada siswa-siswa yang lemah.
b. Tiap pertemuan tatap muka, satu dua orang siswa yang
lemah diberi tugas yang mudah. Setelah yakin dapat
mengerjakan, mereka diminta maju ke papan tulis, diikuti
dengan pujian.
c. Siswa yang pandai tetap diberi tugas, seperti biasanya.
Peningkatan Kepedulian Siswa terhadap Nilai Matematika
melalui Pemberian Pengalaman Sukses dalam Pelajaran
Matematika Kelas VI SD Z Depok

Masalah yang Layak Diteliti dan Profesionalisme Guru


Masalah yang Layak Diteliti
Tidak semua masalah dapat dipecahkan melalui PTK, hanya masalah yang berada dalam
kendali guru. Rendahnya "input siswa" yang masuk sekolah Anda, suara berisik karena
"sekolah Anda berada di pinggir jalan", dan "status ekonomi sosial orang tua siswa"
adalah contoh-contoh masalah yang berada di luar kendali guru, tidak layak untuk diteliti.
Sebaliknya masalah yang sudah terlalu jelas juga tidak layak diteliti karena tidak perlu.
Misalnya selama ini Anda mengajar secara monoton, menggunakan metode ceramah
sepanjang hari, dan siswa merasa jenuh. Kemudian Anda akan menerapkan metode
bermain peran agar siswa lebih aktif. Hal itu sudah terlalu jelas, siswanya pasti akan
menjadi aktif. Anda tinggal melaksanakan secara langsung. Analoginya adalah upaya
Anda menyiram tanaman di pot yang layu karena tidak disiram. Anda tinggal langsung
meyiram, tidak perlu meneliti dulu; hasilnya sudah jelas, tanaman pasti akan menjadi
segar. Penelitian diawali dengan masalah, yang masih meragukan.
Profesionalisme Guru
Pertanyaan "Upaya apa yang sudah dilakukan?" pada bagian Mendeskripsikan Masalah
di atas penting untuk dikemukakan. Hal itu menandakan bahwa Anda seorang guru
profesional, yang telah menerapkan berbagai metode secara kreatif tetapi belum
berhasil. Bagian yang belum berhasil itulah yang Anda teliti melalui PTK. Analogi dengan
tanaman di pot tadi, jika telah disiram dan dipupuk tetapi tanaman masih tetap layu,
barulah itu merupakan masalah penelitian yang sangat menarik.
Setelah beberapa kali melakukan PTK, Anda akan terbiasa memberikan tindakan secara
sistematis. Anda juga akan merasakan bahwa PTK tidak banyak berbeda dengan
pembelajaran biasa. Secara tidak sadar Anda akan melakukan PTK setiap saat; dan Anda
akan mendapat predikat sebagai guru profesional yang reflektif.
b) Metode Penelitian
Anda perlu menegaskan metode penelitian yang Anda gunakan, yaitu PTK, disertai
model yang digunakan. Biasanya PTK di sekolah menggunakan Model Kemmis & Taggart
seperti gambar di bawah ini.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 127

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 1. PTK Model Kemmis & Taggart


Siklus Penelitian
Salah satu ciri khas PTK adalah adanya siklus. Menurut Kemmis dan McTaggart siklus
terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan,
dan (4) Refleksi. Analoginya dengan pengobatan oleh dokter, satu siklus adalah
rangkaian empat kegiatan: (1) Pemberian resep kepada pasien, (2) Peminuman obat oleh
pasien, (3) Pengukuran peningkatan kesehatan pasien ketika kembali lagi ke dokter, dan
(4) Analis dan evaluasi kesehatan pasien. Siklus PTK sebenarnya adalah satu satuan
penelitian yang lengkap, karena komponen-komponennya lengkap dari perencanaan
sampai refleksi. Jadi kalau Anda melakukan PTK dengan lima siklus, sebenarnya Anda
melakukan lima penelitian secara berkelanjutan. PTK sebaiknya minimal terdiri dari tiga
siklus; kalau baru satu siklus sudah berhasil kemungkinan masalahnya terlalu sederhana.
Satu siklus minimal terdiri dari tiga pertemuan tatap muka dengan perlakuan yang sama,
agar intensif. Misalnya Anda melakukan siklus dengan tiga pertemuan. Pada pertemuan
pertama Anda menggunakan metode concept attainment pada konsep-konsep penting
yang diajarkan, diikuti dengan pemberian contoh soal yang bervariasi, dan PR yang
bervariasi juga. Pada pertemuan kedua dan ketiga Anda melakukan hal yang sama
secara konsisten. Analoginya adalah proses minum obat oleh pasien; selama tiga hari ia
meminum obat yang sama dengan dosis yang sama, berulang-ulang. Hal itu dilakukan
agar data yang diperoleh bersifat jenuh, artinya lengkap. Kalau perlakukan hanya
dilakukan satu kali dan hasilnya baik, ada kemungkinan hal itu hanya kebetulan. Tetapi
kalau perlakuan sudah dilakukan tiga kali dan hasilnya baik, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa hasil itu memang benar-benar baik, bukan karena kebetulan.
Perencanaan
Perencanaan pada siklus pertama tidak lain adalah hipotesis-tindakan yang telah Anda
tetapkan sebelumnya. Perencanaan adalah variabel bebas penelitian Anda. Perencanaan
pada siklus kedua, ketiga, dan selanjutnya belum dapat ditentukan karena harus dibuat
berdasarkan hasil refleksi terhadap siklus sebelumnya. Dalam RPP, hipotesis-tindakan itu
harus dapat dilihat posisinya, bisa di pembelajaran pendahuluan, pembelajaran inti,
dan/atau di pembelajaran penutup. Ada baiknya dalam RPP hipotesis tindakan itu Anda
cetak tebal agar posisinya dalam pembelajaran-biasa terlihat dengan jelas. Seperti telah
disinggung sebelumnya, sebaiknya hanya bagian tertentu dari pembelajaran yang Anda
diperbaiki melalui PTK. Analoginya dengan badan kita, hanya bagian-bagian tertentu
yang diobati oleh dokter.
Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah uraian tentang implementasi perencanaan Anda, masih berbicara
tentang variabel bebas. Kalau seluruh perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik
sepanjang siklus, Pelaksanaan hanya akan berisi satu kalimat, yaitu: "Seluruh
perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik." Tetapi hal itu jarang terjadi; yang sering
terjadi adalah sebaliknya: "Perencanaan sih boleh, tetapi pelaksanaannya?" Analoginya
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 128

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

dengan dokter, pelaksanaan adalah uraian tentang kegiatan minum-obat pasien. Mungkin
saja pertama kali minum obat pasien merasa mual dan muntah, sehingga obat belum
bisa masuk. Yang kedua dan ketiga masih mengalami hal serupa. Baru pada peminuman
keempat, pada hari kedua, obat itu bisa masuk. Cerita yang ingin didengar dokter dalam
Pelaksanaan berkisar pada hal itu, belum berbicara tentang peningkatan kesehatan
pasien.
Uraian Pelaksanaan sifatnya holistik, mencakup ketiga pertemuan dalam satu siklus,
tetapi tidak menceritakan pertemuan per pertemuan. Agar uraian menjadi sistematis dan
tidak terjebak pada pertemuan per pertemuan, Anda perlu membuat unsur-unsur
variabel bebas itu, kemudian diuraikan keberhasilan dan kegagalannya. Dalam hal
penggunaan metode concept attainment misalnya, unsur-unsurnya adalah langkahlangkah metode itu sendiri. Contoh uraian Pelaksanaan Siklus 1: "Ketika diberikan dua
kolom berisi daftar istilah fisika, yang satu diberi judul YA dan satu lagi BUKAN, sebagian
besar siswa memperhatikan sambil berfikir. Perhatian siswa meningkat ketika mereka
diminta menambahkan istilah baru di kolom YA. Mereka mulai berdiskusi dengan teman
kelompoknya dan berusaha menemukan istilah-istilah baru. Masih ada beberapa siswa di
barisan belakang yang belum terfokus perhatiannya. Ketika diminta memberi nama
konsep yang mewakili semua istilah yang berada di kolom YA, mereka lebih tertantang
lagi. Beberapa siswa tunjuk tangan dan menyebutkan konsep; guru menuliskan di papan
tulis. Tetapi ketika diminta menyebutkan atribut kritikal dari konsep yang diajukan
mereka mendapat kesulitan. Dst., dst...."
Pengamatan
Pada bagian inilah Anda mulai memaparkan perubahan-perubahan yang terjadi pada
variabel terikat, yaitu variabel yang Anda tingkatkan melalui PTK ini. Seluruh hasil
pengukuran menggunakan instrumen, disajikan datanya di bagian Pengamatan ini.
Dalam PTK instrumennya bermacam-macam, tidak hanya tes; semua datanya disajikan di
sini. Tampilan yang khas di bagian Pengamatan ini adalah tabel, diagram, dan grafik;
tetapi uraian naratif juga ada, yaitu untuk menyajikan hasil wawancara atau catatan
lapangan.
Refleksi
Dalam refleksi, Anda akan membahas data yang telah tersaji dalam Pengamatan di atas.
Baik keberhasilan maupun kegagalan semuanya dibahas. Keberhasilan perlu dibahas
untuk mengetahui apakah benar penyebabnya adalah tindakan yang Anda berikan. Jika
benar berarti hipotesis-tindakan Anda benar. Tetapi Anda harus jeli, belum tentu
keberhasilan itu akibat dari hipotesis-tindakan. Sebagai contoh dalam metode concept
attainment, setelah berlangsung satu siklus ternyata pemahaman siswa tidak meningkat.
Kemudian pada siklus berikutnya Anda sebagai peneliti memberikan tambahan drill
sebanyak-banyaknya sehingga siswa hafal akan tipe-tipe soal yang keluar dalam tes.
Pada akhir siklus-kedua pemahaman siswa meningkat. Apakah peningkatan itu akibat
dari hipotesis penelitian? Boleh jadi bukan; peningkatan itu lebih banyak disebabkan oleh
metode drill and practice daripada metode concept attainment.
Terutama kegagalan, harus dibahas secara sungguh-sungguh, sebaiknya bersama
kolaborator Anda. Langkah-langkahnya sama dengan pada awal siklus pertama:
mendeskripsikan masalah secara rinci, menemukan akar masalah, bertanya mengapa dan
mengapa, dan mencari alternatif tindakan. Ingat bahwa siklus pertama sebenarnya
adalah satu penelitian. Pada siklus kedua Anda melakukan satu penelitian lagi. Tujuan
utama refleksi adalah mencari alternatif tindakan untuk diterapkan pada siklus
berikutnya. Sebaiknya Anda bukan mengganti tindakan melainkan melengkapi atau
memodifikasi tindakan; tindakan utamanya concept attainment masih tetap.
Pergantian Siklus
Pergantian dari satu siklus ke siklus berikutnya dapat dilakukan berdasarkan jumlah
pertemuan, seperti telah disinggung di atas. Tetapi Anda dapat menggunakan dasar lain,
misalnya jumlah minggu, kompetensi dasar, atau pokok bahasan. Tindakan pada siklus
berikutnya ditentukan berdasarkan refleksi terhadap hasil siklus sebelumnya. Analoginya
dengan dokter, resep-baru dibuat berdasarkan hasil penilaian terhadap resep

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 129

sebelumnya. Tindakan pada siklus baru harus berbeda secara signifikan dengan siklus
sebelumnya. Kalau hanya pengulangan berarti masih bagian dari siklus sebelumnya.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Instrumen Penelitian
Karena PTK mengandung unsur inovasi, biasanya ada hal-hal tertentu yang perlu
dipersiapkan secara khusus. Salah satunya adalah instrumen penelitian, yang berbeda
dengan instrumen yang biasa Anda pakai sehari-hari. Tes hasil belajar yang biasanya
cukup dengan C1, C2, ... s.d. C6 misalnya, sekarang akan terfokus pada C2 saja, tetapi
dirinci menjadi tujuh komponen, yaitu: (1) menginterpretasi, (2) memberi contoh, (3)
mengklasifikasi, (4) merangkum, (5) menginferensi, (6) membandingkan, dan (7)
menjelaskan. Wawancara dengan siswa yang biasanya Anda lakukan secara spontan,
sekarang dibuat pedomannya dulu agar lebih terfokus; demikian juga kegiatan observasi,
Anda buat lembar observasinya. Catatan lapangan perlu Anda siapkan dulu penulisannya;
ini paling mudah karena tidak perlu ada instrumen khusus. Catatan lapangan tidak lain
adalah catatan harian atau diary, untuk menuangkan hal-hal yang sangat berkesan.
Kalau penelitian dilakukan dengan penuh antusiasme, Anda akan menemukan hal-hal
yang sangat berkesan dan secara mudah dapat dituliskan dalam catatan lapangan.
Agar lebih sederhana kita sepakati dulu bahwa yang dimaksud dengan instrumen dalam
PTK adalah alat untuk mengukur keberhasilan tindakan pada variabel yang ingin Anda
tingkatkan, yaitu variabel terikat. Agar lebih ilmiah, setiap instrumen yang Anda buat
harus dibuat kisi-kisinya dulu; dan kisi-kisi itu dibuat berdasarkan teori yang ada di
bagian Kajian Pustaka. Oleh karena itu, teori dalam Kajian Pustaka hendaknya
sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan pembuatan instrumen. Sangat kurang
baik teori yang diuraikan secara panjang lebar tetapi tidak memberikan petunjuk apapun
untuk pembuatan instrumen.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Yang sudah Anda kenal dengan baik tentu saja instrumen untuk mengukur hasil belajar,
yang biasa disebut tes. Tes yang baik harus valid, yaitu mengukur apa yang harus
diukur. Validitas tes biasanya didekati dengan kisi-kisi, yang akan menjamin keterwakilan
kompetensi dan tingkat kognisi yang akan diukur. Validitas seperti itu disebut validitas isi,
karena penekanannya pada keterwakilan isi. Syarat lainnya, tes yang baik harus reliabel
atau ajeg, yaitu jika digunakan dengan cara yang sama hasilnya akan sama. Reliabilitas
tes diketahui setelah tes diuji coba; koefisiennya dihitung dengan rumus-rumus statistik,
seperti rumus split half test, KR-20, atau Alfa Chronbach. Dalam PTK uji reliabilitas tes
seperti itu tidak dilakukan karena jarang guru yang mengujicobakan tes sebelum
menggunakan. Tetapi penggunaan kisi-kisi untuk menjamin validitas tes seperti
dijelaskan di atas sebaiknya dilakukan oleh peneliti PTK.
Di samping tes, dalam PTK digunakan berbagai jenis instrumen, di antaranya: (1) Lembar
observasi, (2) Pedoman wawancara, (3) Pedoman telaah dokumen, (4) Kuesioner, (5)
Rating scale, (6) Portofolio, (7) Skala sikap, dan (8) Catatan lapangan. Seperti halnya tes,
instrumen-instrumen itu harus dibuat berdasarkan kisi-kisi agar validitas-isi nya terjamin.
Di samping itu masih ada validitas lain yang harus dipenuhi oleh instrumen-instrumen itu,
yaitu validitas konstruk. Untuk memperoleh validitas konstruk, kisi-kisi instrumen harus
dibuat berdasarkan teori yang telah dibahas di Kajian Pustaka. Singkatnya, "Instrumen
harus dibuat berdasarkan kisi-kisi, dan kisi-kisi harus dibuat berdasarkan teori."
Triangulasi
Sebagai ganti penghitungan menggunakan rumus-rumus, reliabilitas instrumen dalam
PTK didekati dengan teknik triangulasi. Artinya, satu variabel terikat (yang akan
ditingkatkan) diukur dengan beberapa instrumen. Motivasi siswa misalnya, tidak cukup
diukur dengan kuesioner, tetapi ditambah dengan wawancara dan observasi. Jika ketiga
instrumen itu menghasilkan data yang sama atau mirip, barulah dapat ditafsirkan bahwa
data itu benar. Reliabilitas instrumen dalam PTK juga dapat didekati dengan pengamatan
yang cukup lama sehingga datanya mencapai tingkat jenuh atau mencukupi. Lamanya
pengamatan harus dibarengi dengan tingkat ketelitian dan keseksamaan.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 130

Pelanggaran Validitas Instrumen


Seringkali peneliti PTK secara tidak sadar telah melanggar validitas instrumen, yaitu
membuat instrumen tanpa didasari kisi-kisi dan teori. Serinkali instrumen bahkan tidak
mengukur yang harus diukur. Mengukur motivasi misalnya, menggunakan tes hasil
belajar.

Instrumen Teh Botol


"Apapun makanannya, minumannya Teh Botol"; begitulah bunyi iklan di televisi. Hal
serupa sering terjadi dalam PTK. "Apapun masalahnya, instrumennya tes hasil belajar."
Masalah rendahnya motivasi misalnya, instrumennya tes hasil belajar, seperti telah
disinggung sebelumnya. Dasar pemikirannya, kalau motivasi meningkat siswa akan
belajar lebih aktif sehingga hasil belajarnya meningkat. Hal itu bisa benar, tetapi bisa
juga tidak. Peningkatan hasil belajar itu bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti minat,
media, dan tingkat kesulitan soal. Yang jelas teori tentang motivasi berbeda dengan teori
tentang hasil belajar. Kalau teorinya berbeda kisi-kisinya harus berbeda, dan
instrumennya dengan sendirinya akan berbeda. Jadi mengukur motivasi dengan hasil
belajar dapat dikatakan mengukur variabel lain.
Kisi-kisi Instrumen
Yang paling mudah adalah membuat kisi-kisi tentang hasil belajar; Anda sudah terbiasa
melakukannya. Berikut ini diberikan beberapa contoh instrumen untuk mengukur hasil
belajar atau pemahaman siswa.
Tabel Contoh Kisi-kisi Tes Pemahaman Siswa

Menjelaskan

Membandingkan

Menginferensi

Merangkum

Mengklasifikasi

Kompetensi dan
Indikator

Memberi Contoh

Proses Kognitif dan Jumlah Butir Soal


Menginterpretasi

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Instrumen Spontan
Peneliti sering membuat instrumen secara spontan yang diperkirakan dapat mengukur
keberhasilan penelitiannya. Dasarnya lebih banyak perasaan daripada penalaran yang
sistematis. Setelah instrumen jadi dan ditanyakan kisi-kisinya, peneliti itu tidak dapat
menjawab. Hampir dapat dipastikan bahwa instrumen seperti itu tidak ada dasar
teorinya. Spontanitas itu seringkali menghasilkan bermacam-macam instrumen, untuk
mengukur berbagai variabel. Maksud hati mungkin ingin menerapkan triangulasi, tetapi
kurang tepat arahnya. Kalau triangulasi adalah mengukur satu variabel dengan beberapa
macam instrumen, dalam instrumen spontan itu mengukur banyak variabel dengan
banyak instrumen yang tidak jelas dasar teorinya.

KD 1
Indikator 1
Indikator 2
KD 2
Indikator 1
Indikator 2

Keterangan: KD = kompetensi dasar


Tabel Contoh Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pemahaman Siswa
Kompetensi
dan Indikator
KD 1
Indikator 1
Indikator 2

Kriteria

Sangat
Kurang

Kurang

Baik

Sangat
Baik

Interpretasi tentang
Indikator 1
Kemampuan klasifikasi
tentang indikator 2

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 131

KD 2
Indikator 3

Inferensi tentang
indikator 3
Kemampuan
membandingkan
tentang indikator 4
Kemampuan
menjelaskan tentang
indikator 5

Indikator 4
Indikator 5

Tabel 7. Contoh Kisi-kisi Lembar Observasi Pemahaman Siswa


No

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

1
2
3
4
5
6
7

Indikator
Pemahaman
Menginterpretasi
Memberi contoh
Mengklasifikasi
Merangkum
Menginferensi
Membandingkan
Menjelaskan

Sangat
Kurang

Kurang

Baik

Sangat
Baik

Perlu diperhatikan bahwa ketiga kisi-kisi di atas mengukur variabel yang sama, yaitu
pemahaman siswa, secara triangulatif. Artinya variabel yang sama diamati dari berbagai
sudut pandang.
Instrumen untuk Variabel Bebas?
Perlukah variabel bebas (metode yang digunakan) diukur-ukur menggunakan instrumen
seperti halnya variabel terikat (variabel yang ditingkatkan)? Marilah kita bandingkan
dengan pekerjaan dokter. Apakah yang biasanya diukur oleh seorang dokter, kegiatan
minum obat pasien sesuai resep (variabel bebas) atau peningkatan kesehatan pasien
(variabel terikat)? Tentu saja yang terakhir. Ketepatan pemakaian metode memang perlu
diperhatikan dalam PTK, tetapi tidak perlu diukur-ukur menggunakan instrumen. Jika
dilakukan, pekerjaan peneliti akan bertambah banyak, yang akan membuatnya stress dan
lelah. Setelah selesai penelitian ia akan mengatakan dalam hati: "Sekali ini saja saya
melakuan penelitian." Hal ikhwal variabel bebas cukup disampaikan secara naratif di
bagian "Pelaksanaan" dari siklus penelitan (yang terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan,
Observasi, dan Refleksi). Ada kerugian lain jika variabel bebas diukur-ukur dengan
instrumen dan disajikan datanya dalam bentuk tabel-tabel. Benang merah laporan
penelitian menjadi kabur dan hasil penelitian sukar dipahami oleh pembaca.
Kolaborasi
Perlu dikemukakan jumlah dan latar belakang pendidikan kolaborator, dan waktu
pertemuan. Misalnya kolaborator internal adalah teman sejawat, guru semata pelajaran.
Pertemuan dilakukan secara intensif pada penulisan proposal dan pembuatan instrumen.
Pada saat implementasi, pertemuan dilakukan seminggu sekali pada akhir pekan untuk
membicarakan masalah-masalah yang ditemukan pada minggu berjalan, dan rencana
untuk minggu berikutnya. Kolaborator internal juga membantu melakukan pengukuran
menggunakan instrumen-instrumen yang tersedia pada akhir siklus. Kolaborator ekternal
adalah dosen perguruan tinggi yang membantu pada penulisan proposal.
c) Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Setelah mempunyai proposal sederhana, hasil kegiatan sebelumnya, Anda akan sangat
mudah mengembangkannya menjadi proposal lengkap. Hal-hal yang esensial telah
tertulis dalam proposal sederhana itu, terutama deskripsi masalah, rumusan masalah,
dan hipotesis tindakan.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 132

Sistematika Proposal Penelitian


Sistematika proposal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Judul
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Bab 2 Kajian Pustaka
A. Deskripsi Teori
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan
Bab 3 Metodologi Penelitian
A. Setting Penelitian
B. Metodologi Penelitian
C. Siklus Penelitian
D. Kriteria Keberhasilan
E. Instrumen Penelitian
F.
Anallisis Data
G. Kolaborasi
H. Jadual Penelitian
Daftar Pustaka
Judul PTK
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, judul penelitian harus singkat tetapi jelas.
Isinya sama dengan hipotesis tindakan tetapi dengan rumusan yang berbeda. Judul
harus mengandung variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variable terikat
(variabel yang akan ditingkatkan). Contohnya adalah sebagai berikut:
Peningkatan Hasil Belajar Geografi SMA Kelas I SMA X Jakarta
Melalui Metode Concept Attainment
Variabel bebasnya metode concept attainment dan variabel terikatnya hasil belajar
sejarah. Jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari 15. Topik atau pokok bahasan kurang
perlu untuk dicantumkan dalam judul karena keterangan Geografi Siswa Kelas I SMA
sudah cukup spesifik. Jika topik dicantumkan, misalnya Kemagnetan, seolah-olah
metode concept attainment itu hanya berlaku pada topik Kemagnetan. Masalah yang
dipecahkan dalam PTK seharusnya yang bersifat lintas pokok bahasan, seperti: hasil
belajar, motivasi, dan kreativitas. Dengan demikian penggunaan siklus akan lebih leluasa,
tanpa dibatasi oleh topik.
Judul sebaiknya menampilkan hal-hal yang inovatif untuk menarik pembaca; pertama kali
orang membaca hasil penelitian Anda adalah pada judulnya. PTK pada dasarnya adalah
sarana untuk melakukan inovasi pembelajaran. Sejak munculnya PTK orang menganggap
bahwa cooperative learning merupakan pembelajaran inovatif. Hampir semua peneliti
PTK memilih judul itu kalau diminta membuat proposal. Akibatnya cooperative learning
sudah diteliti oleh banyak orang, dan menjadi hal yang biasa. Sayangnya PTK yang
mereka lakukan bersifat semu; setelah selesai PTK mereka kembali ke pembelajaran
biasa.
Pendahuluan (Bab 1)
Fungsi utama pendahuluan adalah untuk menjelaskan mengapa penelitian
Anda perlu dilakukan. Sampai halaman kedua, pendahuluan harus sudah dapat
mengemukakan masalah penelitian secara jelas. Uraian di halaman-halaman berikutnya
masih dapat ditambahkan, tetapi sifatnya hanya menegaskan dan melengkapi. Sebaiknya
dihindarkan
uraian
kesana-kemari sampai berhalaman-halaman, dan
baru
mengemukakan masalah penelitian di bagian akhir.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 133

Latar belakang masalah berfungsi untuk membuat masalah penelitian Anda terlihat lebih
menonjol, penting, dan mendesak. Masalah penelitian tidak lain adalah deskripsi masalah
yang sudah Anda tulis sebelumnya, di Bagian A; sifatnya mikro, yaitu tentang
pembelajaran di kelas Anda. Agar terlihat penting, masalah mikro itu harus dibingkai
dengan masalah makro yang berskala nasional. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa
Anda sebagai peneliti memahami isu-isu nasional yang relevan. Namun perlu dihindari
kesan bahwa penelitian Anda berskala nasional; kenyataannya penelitian Anda hanya
berskala kelas. Oleh larena itu uraian latar belakang maksimal dua alinea, dan segera
disambung dengan masalah mikro yang berupa deskripsi masalah itu. Berikut ini adalah
contohnya.
Bab 1 Pendahuluan
A.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Latar Belakang Masalah


Standar kompetensi luluan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) melalui Permendiknas Nomor 22 Tahun 2002 tentang Standar
Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah menuntut kompetensi yang tinggi dari
para lulusan sekolah menengah. Bersamaan dengan itu dikeluarkan juga Standar
Proses yang menuntut proses pembelajaran yang berkualitas, menuju lulusan
yang cerdas dan komprehensif, sesuai dengan moto Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Implikasinya guru harus senantiasa meningkatkan kompetensi
agar kualitas pembelajarannya terus meningkat.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah tenaga
profesional yang dilatih secara khusus melalui pendidikan profesi, untuk
mendapatkan sertifikat sebagai pendidik profesional. Salah satu ciri guru
profesional adalah bersifat reflektif. Setiap kali melaksanakan pembelajaran ia
selalu melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, dan
selanjutnya berusaha untuk memperbaiki.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan cara yang sistematis untuk
melakukan refleksi secara intensif dan melakukan perbaikan pembelajaran secara
sistematis. Di SMA Negeri X Jakarta nilai geografi Kelas I pada umumnya rendah.
Mereka tampak mengerti penjelasan dan contoh soal yang diberikan guru, tetapi
ketika soal diganti sedikit saja mereka menjadi bingung dan tidak dapat
mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang dijelaskan;
hal-hal baru sekecil apapun akan menimbulkan kebingungan, tidak mampu
diatasi. Pemahamannya barulah sampai di permukaan, belum mendalam. Pada
ulangan akhir yang mencakup satu standar kompetensi nilai rata-rata siswa 5;
pada ulangan akhir semester rata-rata juga 5. Hal itu dialami oleh sekitar 60%
siswa dalam kelas, terjadi di hampir seluruh SK, dan sudah berlangsung dari
tahun ke tahun.
Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk mengatasi masalah itu. Guru telah
menggunakan salat-alat peraga untuk demonstrasi di kelas, dan melakukan
eksperimen di laboratorium. Guru juga sudah menggunakan media Power Point
untuk menjelaskan; sekali-sekali penjelasan guru diselingi dengan program
animasi flash. Tetapi hasilnya belum seperti yang diharapkan. Siswa-siswa yang
hasil belajarnya rendah sudah disediakan program remedial; waktunya di luar
jam pelajaran tatap muka. Tetapi hasilnya juga belum seperti yang diharapkan;
siswa yang nilainya rendah cenderung ingin menghindar dari kegiatan itu. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa kurang mantap ketika
diterangkan. Kemungkinan contoh-contoh yang diberikan guru kurang banyak
sehingga siswa mengalami under-generalization; noncontoh juga tidak disertakan
sehingga siswa mengalami over-generalization. Kedua-duanya membuat
pemahaman siswa tidak mantap. Perlu dicarikan metode alternatif yang
membuat siswa belajar secara mantap.

Rumusan masalah penelitian telah tersirat dalam hipotesis tindakan yang ada dalam
proposal sederhana yang telah Anda buat di Bagian A; Anda tinggal memindahkan ke
sini. Masalah penelitian biasanya disajikan dalam bentuk pertanyaan, tetapi tidak harus.
Inilah contohnya.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 134

B.

Rumusan Masalah
Apakah metode concept attainment dapat meningkatkan hasil belajar geografi
kelas I SMA Negeri X Jakarta?
Bagian terakhir pendahuluan adalah tujuan dan manfaat penelitian. Tujuan PTK tidak
sekedar ingin mengetahui peningkatan variabel terikat (yang akan ditingkatkan), tetapi
lebih pada meningkatkan variabel terikat itu. Ingin mengetahui peningkatan
mempunyai konotasi setelah tahu akan selesai sehingga peneliti PTK banyak yang
kembali ke metode semula setelah penelitian selesai; sedangkan meningkatkan
mempunyai arti ingin menggunakan metode baru yang ditemukan untuk seterusnya.
Manfaat penelitian sebaiknya dirinci untuk berbagai pihak agar makna penelitian menjadi
labih besar, misalnya bagi siswa, guru, dan sekolah. Inilah contohnya.
C.

Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah
siswa.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

D. Manfaat Penelitian
Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahamannya. Bagi
guru penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha
meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat
untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif, yang membimbing siswa
menjadi insan yang cerdas dan komprehensif.
Kajian Pustaka (Bab 2)
Deskripsi teori memberikan dasar teori pada variabel-variabel yang Anda teliti. Baik
variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variabel terikat (yang ditingkatkan) duaduanya harus didukung dengan teori. Ini sejalan dengan ciri seorang profesional, yang
setiap tindakannya didukung dengan teori yang sudah mantap. Analoginya dengan
dokter, setiap obat yang diresepkan harus didukung dengan teori atau hasil penelitian
yang sudah mantap. Jika tidak, dokter itu akan lebih tepat disebut dukun.
Namun fungsi teori dalam PTK agak berbeda dengan fungsinya dalam penelitian formal.
Asumsinya, peneliti PTK adalah guru profesional yang sudah berusaha menerapkan teoriteori yang sudah mantap itu dalam pembelajaran, tetapi belum berhasil. Sebagaimana
kita ketahui banyak sekali teori-teori yang mantap itu berasal dari negara Barat, yang
berbeda budaya dengan kita. Dalam PTK Anda dapat saja menemukan teori yang sama
sekali barudisebut grounded theoryyang sesuai dengan konteks sekolah Anda. Jadi
teori yang dirujuk dalam PTK sifatnya hanya sebagai bahan pertimbangan.
Kata pustaka digunakan untuk membedakan dengan teori yang bersifat akademis.
Pustaka lebih bersifat umum; Undang-Undang dan Peraturan Menteri dapat dimasukkan
ke dalamnya. Dokumen-dokumen itu merupakan kebijakan sehingga tidak dapat
dimasukkan dalam kategori teori.
Selain variabel bebas dan variabel terikat, Anda perlu mencari teori yang berkenaan
dengan pembelajaran khusus, untuk mata pelajaran Anda. Gunanya agar temuantemuan
yang Anda peroleh nanti tidak menyimpang dari karakteristik mata pelajaran yang Anda
ampu. Sebaiknya penyajian hakikat variabel bebas didahulukan agar pembaca langsung
dapat mengetahui inovasi yang ditawarkan pada kesempatan pertama. Berikut ini adalah
contoh deskripsi teori untuk judul Peningkatan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas I SMA
X Jakarta melalui Metode Concept Attainment.
Bab 2 Kajian Pustaka
A. Deskripsi Teori
1. Concept Attainment
Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi dengan model
concept attainment menurut Uno (2008) dikembangkan berdasarkan
karya Jerome Brunner, dkk. yang yakin bahwa lingkungan sekitar
manusia beragam dan sebagai manusia kita harus mampu
membedakan, mengkategorikan dan menamakan semua itu.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 135

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kemampuan manusia dalam membedakan, mengelompokkan dan


menamakan sesuatu inilah yang menyebabkan munculnya sebuah
konsep.
Concept attainment adalah suatu metode pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu.
Metode ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak-anak
sampai orang dewasa. Untuk taman kanak-kanak, tentunya,
pendekatan ini dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep
yang sederhana. Pendekatan ini, lebih tepat digunakan ketika
penekanan pembelajaran lebih pada pengenalan konsep baru,
melatih kemampuan berpikir induktif dan melatih berpikir analisis.
Prosedur pembelajarannya melalui tiga tahap yaitu: kategorisasi,
penemuan konsep, penyimpulan. Kategorisasi adalah upaya
mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak sesuai dengan
konsep yang diperoleh. Setelah kategori yang tidak sesuai
disingkirkan, kategori yang sesuai digabungkan sehingga
membentuk suatu konsep. Setelah itu, suatu konsep tertentu baru
dapat disimpulkan. Tahap terakhir inilah yang dimaksud dengan

concept attainment.

2. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang tumbuh
dari dalam diri sesorang (individu). Belajar berhubungan dengan
tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan
oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan
sesaat seseorang seperti kelelahan dan pengaruh obat (Purwanto,
2003). Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar (Munir, 2008);
perilaku itu meliputi aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
dan keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar pada aspek
pengetahuan adalah dari tidak tahu menjadi tahu, pada aspek
keterampilan dari tidak mampu menjadi mampu.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang meliputi perubahan
dalam persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dalam bentuk
perilaku yang dapat diamati. Proses belajar dipandang sebagai
proses pengolahan informasi yang meliputi tiga tahap, yaitu:
perhatian (attention), penulisan dalam bentuk simbol (encoding),
dan mendapatkan kembali informasi (retrieval). Mengajar
merupakan upaya dalam rangka mendorong (menuntun dan
menemukan hubungan) antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada.
3. Pembelajaran Geografi
Sesuai dengan yang disampaikan Suparno (2005) bahwa selama
proses pembelajaran terjadi interaksi yang khas antara siswa dan
guru, siswa berupaya menyerap informasi dan guru bertugas
mendampingi siswa dalam belajar. Dalam filsafat pendidikan
modern, siswa dipandang bukan sebagai objek dalam pembelajaran
tetapi juga sebagai subjek. Siswa tidak dipandang sebagai orang
yang tidak tahu, tapi dipandang sebagai orang yang tahu meskipun
belum sempurna.
Proses pembelajaran geografi selalu berkenaan dengan kehidupan
nyata di permuakaan bumi sehingga perlua adanya aplikasi dalam
materi pembelajaran geografi yang tidak hanya bersifat abstrak,
tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pakar-pakar geografi pada Seminar dan Lokakarya Peningkatan
Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1988(dalam
Gurniwan 2002:22) telah merumuskan konsep geografi yaitu,
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 136

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Geografi adalah ilmu yangmempelajari persamaan dan perbedaan


fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau
kewilayahan dalam konteks keruangan.
Konsep geografi yang diketengahkan diatas secara jelas
menegaskan bahwa yang menjadi objek studi geografi tidak lain
adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan
bagian dari bumi yang terdiri atas atmosfer (lapisan udara), litosfer
(lapisan batuan kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan) dan
biosfer (lapisan kehidupan). Jadi, secara
Garis besar studi geografi berkenaan dengan:
a. Permukaan bumi (geosfer)
b. Alam lingkungan (atmosfer,litosfer, hidrosfer, biosfer)
c. Umat manusia dengan kehidupannya (antroposfer)
d. Penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan termasuk
persamaan dan perbedaan
e. Analisis hubungan keruangan gejala-gejala geografi di
permukaan bumi.
Dengan demikian dapat diketengahkan bahwa penngajaran geografi
hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan
permuakaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan
kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya. Dengan
perkataan lain, pengajaran geografi merupakan pelajaran tentang
hakikat geografi yang diajarkan disekolah dan disesuaikan dengan
tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan
masing-masing. Untuk itu, guru sangat penting dan krusial dalam
mengemas pembelajaran geografi yang berorientasi pada
penanaman dan pemahaman serta pembentukan sikap dan perilaku
siswa yang peduli lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh
Sumaatmadja (1997:35) bahwa:
Pembelajaran geografi merupakan proses dan interaksi
antara guru dengan murid dalam menelaah interaksi,
interrelasi, dan integrasi gejala-gejala di permukaan bumi
yang dapat diungkapkan dengan pertanyaan apa, dimana,
mengapa, dan bagaimana?
Semakin bagus kompetensi guru dalam menerangkan permasalahan
mengenal lingkungan, maka pembentukan sikap dan perilaku peduli
lingkungan pada siswa akan lebih mudah.
Penelitian yang relevan diperlukan untuk mengetahui state of the art atau perkembangan
terbaru tentang masalah yang diteliti. Penelitian seperti itu dapat diperoleh dari jurnal
ilmiah. Berbeda dengan buku, jurnal ilmiah menyajikan informasi yang relatif lebih baru.
Berikut ini adalah contohnya.
B.

Penelitian yang Relevan


Concept attainment didesain untuk memberi latihan pada siswa
menganalisis data dan mengembangkan keterampilan berfikir kritis
tanpa menggunakan alat-alat lab. yang merepotkan. Struktur pelajaran
induktif membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran tahap
demi tahap menuju pemahaman yang mendalam atas ide-ide baru dan
memberi kerangka berfikir sistematis seiring dengan proses
menggabung-gabungkan atribut-atribut esensial dari konsep yan dituju.
(Reid, 2010).
Rerata hasil belajar kelas yang diajar menggunakan model concept
attainment berbantuan CD Interaktif yaitu X1= 75,83 jauh lebih besar
dari kelas yang diajar menggunakan model konvensional yaitu X2 =
67,93. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diperoleh bahwa kelas
yang diajar menggunakan model concept attainment berbantuan CD

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 137

Interaktif lebih baik dari pada kelas yang diajar menggunakan model
konvensional (Winasmadi, 2011).
Setelah mendeskripsikan berbagai teori tentang concept attainment berdasarkan buku
teks dan temuan-temuan terbaru dari artikel jurnal, Anda perlu mengemukakan
kerangka berfikir. Isinya adalah uraian singkat, sekitar 23 paragraf, untuk meyakinkan
pembaca bahwa metode concept attainment memang efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Kerangka berfikir merupakan hasil pemikiran Anda sendiri, yang
merupakan sintesis dari berbagai teori yang Anda rujuk sebelumnya. Kerangka berfikir
yang baik dapat membuat pembaca mengemukakan sendiri kesimpulannya sebelum
Anda menuliskan di bagian akhir. Berikut ini adalah contohnya:
C.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kerangka Berfikir
Siswa akan memperoleh pemahaman yang mantap jika dilibatkan
secara aktif dalam pembelajaran, menemukan sendiri konsep-konsep
yang dipelajari. Contoh-contoh yang cukup banyak akan
menghindarkan siswa dari under-generalization atau penyimpulan
terlalu sempit. Sementara penyajian noncontoh akan menghindarkan
siswa dari overgeneralization atau penyimpulan terlalu luas. Baik undergeneralizatin maupun over-generalization dua-duanya akan membuat
pemahaman konsep siswa menjadi lemah.
Metode concept attainment memberi contoh yang cukup banyak
kepada siswa, disertai dengan noncontohnya. Siswa diberi kesempatan
yang luas untuk berfikir secara aktif dalam mengelompokkan contohcontoh itu ke dalam konsep-konsep yang dipelajari. Karena masingmasing siswa mempunyai pendapat sendiri yang dipercayai
kebenarannya, proses pengelompokkan itu akan menimbulkan
perbedaan pendapat yang mendorong terjadinya diskusi yang seru dan
menyenangkan.
Dapat disimpulkan bahwa metode
meningkatkan pemahaman siswa.

concept

attainment

akan

Hipotesis tindakan merupakan bagian akhir dari kajian teori di Bab 2. Isinya sama dengan
kalimat terakhir kerangka berfikir, yang merupakan kesimpulan. Dalam proposal
sederhana yang sudah Anda buat di pasal sebelumnya, sudah terdapat hipotesis
tendakan. Anda tinggal memindahkannya ke sini. Seperti telah dijelaskan, hipotesis
tindakan sebaiknya disertai dengan tindakan operasional, yang merupakan
operasionalisasi dari hipotesis itu. Analoginya dengan kedokteran, hipotesis tindakan
adalah resepnya; tindakan operasional adalah dosis atau aturan minumnya. Inilah
contohnya.
D.

Hipotesis Tindakan
Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar geografi
siswa kelas I SMA X Jakarta.
Tindakan Operasional:
1. Tiap peristiwa yang esensial disajikan menggunakan metode
concept attainment. Sejumlah contoh yang berupa nama-nama
peristiwa diletakkan dalam kolom-kolom yang diberi kata Ya dan
Tidak. Siswa kemudian diminta menambahkan tiga nama peristiwa
lain di masing-asing kolom. Di antara contoh-contoh itu disertai
noncontoh.
2. Contoh soal yang diberikan guru harus cukup banyak dan bervariasi.
3. Dihindari pemberian contoh soal yang terbatas tetapi pemberian PR
yang terlalu banyak.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 138

Metodologi Penelitian (Bab 3)


Metodologi penelitian diawali dengan mendeskripsikan setting; sebagaimana sudah
disinggung sebelumnya. Gunanya adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca
tentang konteks penelitian Anda. Setelah itu uraian Bab 3 ini disusul berturut-turut dengan:
metode penelitian, siklus penelitian, kriteria keberhasilan, instrumen penelitian, analisis data,
kolaborasi, dan jadual penelitian. Berikut ini adalah contohnya.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Bab 3 Metodologi Penelitian


A. Setting
Penelitian ini akan dilakukan dalam mata pelajaran sejarah pada
semester ke ... tahun ... di SMA X Jakarta. Subyek penelitian adalah
siswa kelas I yang berjumlah 32 orang siswa. Sekolah ini merupakan
Sekolah Standar Nasional yang berukuran besar, mempunyai 27 kelas.
Gurunya 80% berkualifikasi S1 dengan program studi yang relevan
dengan mata pelajaran yang diampu. Yang sudah memperoleh
Sertifikat Pendidik Profesional sekitar 50%.
B.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)
model Kemmis dan McTaggart yang prosesnya disajikan seperti pada
Gambar berikut.

Gambar. PTK Model Kemmis & McTaggart


Penelitian direncanakan akan berlangsung selama tiga siklus, yang
masing-masing terdiri dari: perencanaan (plan), pelaksanaan (act),
pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Tiap siklus minimal akan
terdiri dari tiga pertemuan tatap muka sehingga keseluruhan
penelitian akan terdiri dari sekitar sembilan pertemuan tatap muka.
C.

Siklus Penelitian
Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan dilaksanakan
secara berulang-ulang dalam siklus I, sebanyak beberapa kali
pertemuan tatap muka. Pelaksanaan tindakan akan diamati dan
dicatat dengan seksama.
Pada akhir siklus pengamatan terhadap variabel terikat dilakukan
dengan tes. Data hasil tes dianalisis atau direfleksi untuk mengetahui
keberhasilan
dan
kegagalannya.
Refleksi
diakhiri
dengan
merencanakan tindakan alternatif atau revised plan, yang akan
diterapkan pada siklus II.
Plan untuk siklus II sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi siklus
I; demikian juga plan untuk siklus III sepenuhnya tergantung pada
hasil refleksi siklus II.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 139

D.

Kriteria Keberhasilan
Siklus plan-act-observe-reflect akan berlangsung terus sampai
criteria keberhasilannya tercapai, yaitu skor rata-rata kelas mencapai
75, yang disebut kriteria ketuntasan minimal (KKM). Walaupun
penelitian telah berlangsung sebanyak tiga siklus, akan terus
dilanjutkan selama KKM belum tercapai.

E.

Instrumen Penelitian
Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa (variable
yang ditingkatkan) akan dilakukan dengan tes hasil belajar. Kisikisinya adalah sebagai berikut:
Tabel. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

KD 1
Indikator
Indikator
KD 2
Indikator
Indikator

Krea
si

Evaluasi

Analisis

Aplikasi

Pemahaman

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kompetensi dan
Indikator

Ingatan

Proses Kognitif

1.1
1.2
2.1
2.2

Di samping itu peningkatan hasil belajar akan diukur juga dengan


menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara atau tes
lisan. Kedua instrumen itu akan dibuat berdasarkan kisi-kisi pada
Tabel di atas. Tujuannya adalah untuk melakukan triangulasi, yaitu
melihat satu variabel dari berbagai instrumen yang berbeda.
Pengukuran akan dilakukan secara sampling, yaitu terhadap beberapa
orang siswa yang dipilih secara acak. Teknik ini dipilih karena jika
dilakukan terhadap seluruh siswa akan memakan waktu yang lama;
peneliti praktis akan sangat sibuk dan kehilangan waktu untuk
membimbing siswa secara intensif.
Pelaksanaan metode concept attainment, sebagai variabel bebas atau
tindakan yang diberikan, tidak akan diukur secara kuantitatif, tetapi
cukup secara kualitatif menggunakan catatan lapangan. Sifatnya lebih
global dan fleksibel dengan memperhatikan hal-hal yang penting,
yaitu:
1. Kemampuan siswa menambahkan nama-benda baru pada kolom
ya dan Tidak
2. Kemampuan siswa menemukan konsep yang ada pada kolom
Ya dan Tidak
3. Kemampuan siswa berargumentasi dalam diskusi kelompok atau
diskusi kelas.
Data tidak akan ditabulasi seperti halnya skor hasil belajar, tetapi
cukup dituliskan secara naratif berupa catatan lapangan, seperti telah
disinggung di atas, sebanyak --1 halaman tiap akhir pertemuan
tatap muka.
F.

Analisis Data
Data hasil belajar siswa akan dianalisis dengan statistik deskriptif,
seperti rata-rata dan persentase. Peningkatan hasil belajar akan
dilihat dari kecenderungan kenaikan skor rata-rata dari siklus ke
siklus. Data dari lembar observasi dan pedoman wawancara akan

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 140

dianalisis secara kualitatif, kemudian dilihat juga kecenderungannya


dari siklus ke siklus.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

G.

Kolaborasi
Kolaborator penelitian adalah teman sejawat, semata pelajaran, di SMA X
Jakarta. Proses kolaborasi dilakukan pada saat penulisan proposal
penelitian dan pengembangan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada
saat-saat tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk membantu
mengamati pelaksanaan metode concept attainment, sebagai variable
bebas atau tindakan dalam PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan
diskusi singkat. Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali
dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan penelitian
dalam satu minggu, dan merencanakan tindakan untuk minggu
berikutnya.

H.

Jadual Penelitian
Tabel Jadual Penelitian

No

Kegiatan

Persiapan
f. Menyusun RPP
g. Membuat Perangkat
Pembelajaran
h. Membuat Media
i. Menyusun Jadual
j. Menyusun Instrumen
Pelaksanaan
a. Menyiapkan Siklus 1
b. Membuat Laporan Siklus 1
c. Melaksanakan Siklus 2
d. Membuat Laporan Siklus 2
e. Melaksanakan Siklus 3
f. Membuat Laporan Siklus 3
Pelaporan
a. Membuat Laporan
Gabungan Siklus 1, 2, dan 3
b. Membuat Makalah Seminar
c. Seminar hasil penelitian
d. Merevisi Laporan
Berdasarkan Hasil Seminar
e. Menulis Artikel Jurnal
f. Mengirimkan Artikel Jurnal
Ke Pengelola Jurnal

Minggu Ke
5
6
7

10

11

Berbeda dengan penelitian formal, pada penelitian tindakan kelas laporannya sebaiknya
dibuat secara bertahap, per siklus. Maksudnya agar hal-hal yang bersifat kualitatif tidak
terlupakan; dengan demikian laporan akan bersifat lebih holistik, melihat berbagai aspek
pembelajaran. pembuatan laporan secara bertahap juga akan membuat pekerjaan terasa
lebih ringan. Laporan akhirnya lebih berupa kompilasi dari laporan per siklus.
Bagian terakhir dari Bab 3 adalah Daftar Pustaka. Semua referensi yang ada dalam
proposal harus didukung dengan daftar pustaka. Daftar pustaka hendaknya bersifat asli
dan baru. Asli artinya diambil dari penulisnya secara langsung; baru artinya tahun
penerbitan sedapat mungkin 10 tahun terakhir. Satu atau dua yang usianya lebih dari 10
tahun masih dapat diterima. Anda bebas memilih cara penulisan daftar pustaka asalkan
konsisten. Berikut ini adalah contoh dari daftar pustaka:

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 141

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Daftar Pustaka
Druxes, Herbert, dkk. (1996). Kompendium Dikdaktik Fisika. Alih Bahasa:
Soeparno. Bandung: CV Remadja Karya
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung: Alfabeta
Purwanto, Ngalim. (2008). Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya)
Reid, Barbara. (2010). The Concept Attainment Strategy. The Science
Teacher, Vol. 078 Issue 1
Suparno, Paul. (2008). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan
Fisika. Jakarta: Grasindo
Uno,
Hamzah
B.
(2008).
Model
Pembelajaran.
diakses
dari
http://asepawaludinfajari.wordpress.com/2011/11/22/conceptattainment-model- model-pembelajaran-perolehan-konsep/ tanggal
22 Maret 2012
Winasmadi, Praja Achsani. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Matematika dengan Concept Attainment Berbantuan CD Interaktif


pada Materi Segitiga Kelas VII. Jurnal PP, No. 1 Vol. 2 Desember
2011.

d) Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas


Untuk menyusun laporan akhir penelitian harus mengikuti acuan penulisan Karya Tulis
Ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan guru melalui pengembangan
profesi.
1) Kelengkapan laporan dan sistematika sebagai berikut:
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (KALAU ADA)
DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA)
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
C. Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan
BAB 3 METODE PENELITIAN
A. Settin Penelitian
B. Metodologi Penelitian
C. Siklus Penelitian
D. Kriteria Penelitian
E. Instrumen Penelitian
F. Analisis Data
G. Kolaborasi
H. Jadual Penelitian
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 142

LAMPIRAN
1. Contoh perangkat pembelajaran
2. Instrumen
3. Personalia
4. Data
5. Bukti lain pelaksanaan (foto, CD, hasil pekerjaan siswa, berita acara seminar hasil
penelitian)
2) Deskripsi dari tiap-tiap komponen di atas adalah sebagai berikut:
SAMPUL LAPORAN
Format sampul laporan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementrian
Pendidikan Nasional

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

HALAMAN PENGESAHAN
Format halaman pengesahan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementrian
Pendidikan Nasional
ABSTRAK
Abstrak berisi ringkasan permasalahan dan cara pemecahan masalahnya, tujuan,
prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik satu spasi dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris (lebih baik bila ada). Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 200
kata (ada juga yang menetapkan 250 kata) dan dilengkapi dengan kata kunci 3 5
kata
KATA PENGANTAR
Kata pengantar berisi hal-hal yang akan disampaikan oleh peneliti sehubungan
dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Di bagian ini dapat pula disampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang berjasa dalam pelaksanaan penelitian.
DAFTAR ISI
Daftar isi memuat bagian awal laporan, bab dan sub-bab, bagian akhir, disertai
pencantuman nomor halamannya.
DAFTAR TABEL
Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam laporan disertai
pencantuman nomor halamannya. Judul tabel berada di bagian atas tabel.
DAFTAR GAMBAR
Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada dalam laporan
disertai pencantuman nomor halamannya. Judul gambar berada di bagian bawah
gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar yang diambil selama proses
penelitian berlangsung dan berguna antara lain untuk menggambarkan situasi
kelas/laboratorium,respon/mimik siswa selama dilaksanakan tindakan, hasil karya
siswa, grafik/diagram batang yang menggambarkan data hasil penelitian.
BAB 1 3
Isi sama dengan proposal Penelitian Tindakan Kelas pada pembahasan
sebelumnya.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Pada awalnya dideskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian
masing-masing siklus dengan desertai data lengkap beserta aspek-aspek yang
direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu menunjukkan terjadinya perubahan
akibat tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan
pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi
penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi ke dalam
bentuk grafik. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi
pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, dan
hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 143

keseluruhan siklus kedalam suatu ringkasan tabel/grafik. Dari tabel/grafik


rangkuman itu akan dapat memperjelas adanya perubahan yang terjadi disertai
pembahasan secara rinci dan jelas.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Sajikan simpulan dari hasil penelitian sesuai dengan analisis dan tujuan
penelitian yang disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai tindak lanjut
berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif
maupun segi negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka yang dicantumkan dalam laporan hanya yang benar-benar dirujuk
dalam naskah. Daftar pustaka ditulis secara konsisten dan alphabetis. Daftar pustaka
dapat bersumber dari buku, jurnal, majalah, dan internet.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

LAMPIRAN
Lampiran memuat contoh perangkat pembelajaran: RPP, kurikulum, silabus,
instrumen yang digunakan, personalia, data, foto pelaksanaan penelitian dan bukti
lain pelaksanaan termasuk berita acara seminar hasil penelitian.
B. Contoh Penelitian Tindakan Kelas
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR GEOGRAFI MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II
MOJOSARI MOJOKERTO
OLEH :
BURHANUDDIN SPd.
SOEJOTO, SPd.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah
menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar
baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak
mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong
siswa mengkontruksikan di benak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak
belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi
makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri,
menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi
senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar Geografi.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah model pembelajaran group Investigation (menemukan secara berkelompok)
dapat meningkatkan minat belajar Geografi bagi siswa ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah agar
siswa meningkatkan minatnya dalam belajar Geografi; sehingga siswa memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap yang positif.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 144

1.4 Manfaat Dan Hasil Penelitian


a. Siswa : Siswa termotivasi sehingga senang belajar Geografi dan dapat memperoleh
pengalaman belajar.
b. Guru : Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran.
c. Sekolah : Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
d. Pengembangan Kurikulum : Merupakan upaya penyempurnaan Kurikulum
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2.1 Minat
Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan
penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus :
1981). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari
dapat dipahami; Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak
dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan.
Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor
maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di
lingkungan secara berkelompok.
2.2 Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan. (Hamalik Pemar : 2001)
Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan
hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang
langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa.
Suasana kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskansiswa itu
salah satunya dapat tercipta melalui model pembelajaran Group Investigation.
2.3 Model Pembelajaran Group Investigation (Sharan, 1992)
Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan
urutan ( Richey, 1986 ). Group investigation adalah penemuan yang dilakukan
secara berkelompok: murid/ siswa secara berkelompok mengalami dan melakukan
percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan prinsip.
Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation :
a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok
mendapat tugas satu materi
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif
berisi penemuan
e. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan
kelompok
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
g. Evaluasi
h. Penutup
Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara materi yang yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini
minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih
bermakna bagi siswa.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 145

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas XI IPS SMA
MUHAMMADIYAH II MOJOSARI yang berlokasi di Jalan Pahlawan No. 52 Mojosari
Mojokerto. Jumlah siswa 17 orang, dengan latar belakang sosial ekonomi yang
heterogen.
3.2 Persiapan Penelitian
Untuk memperlancar pelaksanan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, kami telah
mempersipkan instrumen dan penilaian.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

3.3 Siklus Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini menggunakan dua kali siklus, yaitu Siklus
pertama yang meliputi :
A. Pendahuluan
Mempersiapakan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu :
KD : Memprediksi dinamika perubahan atmosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi.
Indikator : Menganalisa dinamika unsur-unsur cuaca.
B. Langkah Utama
1). Guru membagi siswa dalam 4 kelompok
2). Guru menjelaskan maksud pembelajaran yaitu mengamati unsur unsur cuaca
secara berkelompok.
3). Guru memanggil ketua kelompok dan masing-masing diberi tugas mengamati
: intensitas sinar matahari, mengukur suhu udara, mengamati arah dan
kecepatan angin, awan dan kelembaban udara di luar kelas.
4). Masing-masing kelompok mengamati dan mendiskusikan materi sesuai
dengan tugasnya secara kelompok.
5). Setelah selesai diskusi, ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan
kelompok.
C. Langkah Penutup
Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok siswa yang melakukan
pengamatan dan diskusi itu. Siklus kedua menunggu refleksi siklus ke-1
3.4 Pembentukan Instrumen
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru / kolaborator
meneliti menggunakan instrumen berupa :
a. Catatan yang meliputi Persiapan, pelaksanaan dan penelitian
b. Lembar evaluasi
c. Lembar Observasi
d. Angket
3.5 Analisa Dan Refleksi
Data yang dicatat tiap langkah meliputi :
a. Data hasil pemahaman materi belajar
b. Data hasil minat belajar dalam melaksanakan tugas mengamati cuaca dan diskusi
Data di atas dianalisis secara berkala setiap langkah. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar
(KBM) yang hendak dicapai.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 146

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Model pembelajaran Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI IPS SMA
MUHAMMADIYAH II MOJOSARI, karena belum pernah. Tahap awal praktek peneliti agak
banyak menjelaskan pada siswa tentang cara belajar di lapangan untuk memperoleh
pengalaman belajar; seperti bagaiman menggunakan alat-alat, bagaimana mencatat
hasil penelitian, membuat kesimpulan, berdiskusi dan menyampaikan hasil pembahasan
(mempresentasikan). SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI belum mempunyai
laboratorium yang memadai, sehingga siswa kurang diadakn praktikum. Setelah siswa
dianggap cukup untuk memahami model pembelajaran Group Investigation, selanjutnya
pembelajaran diberikan pada pertemuan berikutnya.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pertemuan berikutnya (2 jam pelajaran)


1). Disajikan dan dijabarkan KD hingga siswa memahami akan apa yang akan dipelajari
2). Menginterpretasikan materi pelajaran yang akan dijabarkan.
3). Menata indikator sesuai dengan kelompok-kelompoknya.
4). Membentuk kelompok
5). Memonitor seluruh tugas siswa
6). Mendiagnose kesulitan siswa
7). Melakukan penilaian
Angket siswa terhadap pelajaran Geografi
Diberikan sebelum memulai pembelajaran.
Hasilnya : Kurang berminat
Observasi aktivitas guru dalam perencanaan sangat baik, sedangkan dalam
pelaksanaan diperoleh hasil baik
Observasi minat siswa dalam belajar diperoleh hasil cukup baik.
Refleksi I
Dari data observasi minat siswa dalam belajar Geografi diperoleh hasil cukup baik, hal ini
disebabkan karena dalam membuat laporan dan mempresentasikan hasil penemuannya
kurang terbiasa.
Refleksi II
Dari data observasi minat siswa diperoleh hasil baik, hal ini karena siswa sudah lancar
dan mulai senang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS SMA
MUHAMMADIYAH II MOJOSARI dengan menggunkan metode pembelajaran Group
Investigation ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus pertama belum bisa mencapai
hasil seperti yang diharapkan, karena siswa masih belum terbiasa. Setelah ada motivasi
maka pada pelaksanaan siklus kedua ada perubahan yang sangat berarti ke arah yang
sangat baik. Siswa sudah menunjukkan peningkatan minat dalam belajar Geografi.
5.2 Saran
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran yang
berkaitan dengan usaha peningkatan minat belajar bagi siswa sebaiknya menerapkan
model pembelajaran Group Investigation.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 147

BAB IV
MATERI PEMBELAJARAN 3
GEOGRAFI

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

A. Konsep, Pendekatan Prinsip dan Aspek Geografi


1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi (SK)
Guru mampu memahami konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi
b. Kompetensi Dasar (KD)
Guru mampu menjelaskan konsep geografi
Guru mampu menjelasakan pendekatan geografi
Guru menjelaskan prinsip geografi
Guru mampu mendeskripsikan aspek geografi
c. Indikator
Menjelaskan ruang lingkup geografi
Memahami obyek studi Geografi
Menggunakan metode pendekatan geografi
Menjelaskan prinsip-prinsip geografi
2. Materi : Konsep, Pendekatan Prinsip dan Aspek Geografi
a. Ruang lingkup dan Obyek Geografi
1) Konsep-konsep geografi
Di dalam geogarafi menyajikan pengertian bermakna mengenai bumi sebagai habitat
manusia. Geografi juga menelaah tentang cara memandang bumi dengan cara yang
berbeda. Adapun jenis jenis konsep asasi itu adalah: konsep lokasi, jarak, nilai kegunaan,
keterjangkauan, pertalian wilayah (areal coherence), interaksi keruangan (spatial
interaction), aglomerasi, pola, morfologi, differensiasi areal.
a) Lokasi
Letak suatu tempat memiliki nilai yang berbeda, baik secara ekonomis, lingkungan,
sumber daya, politis, dan pertahanan keamanan. Perbedaan potensi yang dapat
dimanfaatkan berbagai aktivitas memberikan pengaruh terhadap sistem, pola
penggunaannya baik secara fisis maupun sosial, seperti berikut ini :
Nilai suatu tempat (kestrategisan). Nilai suatu tempat akan mahal harganya jika
berada di pusat kota dibandingkan dengan di pinggiran kota. Sistem dan pola
pengolahan lahan. Sistem dan pola pengolahan pertaniandi lereng pegunugan akan
berbeda dengan di daerah dataran. Sistem budaya. Teknik dan sistem pengolahan
lahan serta adat istiadat di daerah dekat pantai maka akan berbeda dengan tehnik
dan sistem pengolahan serta adat istiadat di daerah pegunungan.
Lokasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu lokasi relatif dan lokasi absolut.
1). Lokasi Relatif
Adalah lokasi yang artinya bisa berubah-ubah karena dipengaruhi daerah sekitarnya.
Misalnya desa X lebih baik aksesibilitasnya dibandingkan desa Y, karena desa X
berada di tepi jalan, sedangkan desa Y jauh di dalam.
2). Lokasi Absolut
Adalah lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur (bersifat tetap) misalnya
letak kota Jakarta. Selain itu juga lokasi dapat ditinjau dari :
1) Tinjauan fisiografis, yaitu letak astronomi dan geografis
a). Letak astonomi, berkaitan dengan :
(1) letak suatu Negara
(2) Iklim Contoh: iklim tropis, subtropis
(3) Aktivitas Penduduk
Contoh : masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
pantai
dominan
bekerja sebagai nelayan
b). Letak geografis, yaitu letak yang ditinjau berdasarkan hubungan tempattempat sekitarnya
Contoh : Indonesia terletak diantara 2 samudera yaitu Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik dan terletak diantara 2 benua yaitu Benua Asia
dan Benua Australia
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 148

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2) Tinjauan Sosial Ekonomi dan Budaya


Letak yang berdasarkan kondisi ekonomi, politik, dan sosial, budaya yang ada di
sekitarnya.Contoh: Harga tanah yang berada dipinggiran jalan memiliki harga
yang tinggi, hal ini disebabkan karena lokasi yang strategis untuk kegiatan
ekonomi. Lain halnya dengan harga tanah yang berada jauh dari jalan raya
b) Konsep Jarak
Jarak suatu ruang dengan ruang lain serta berbagai aktivitasnya akan berkaitan dengan
nilai, kestrategisan, kemudahan, frekuensi, interaksi dan interpendensi antar ruang.
Jarak dipehitungkan karena hal berikut ini :
a) Kestrategisan suatu ruang untuk berbagai aktivitas
Pusat perbelanjaan akan mempunyai nilai strategis apabila terletak di
daerahpemukiman yang ramai dan padat
b) Kemudahan terjadimya interaksi antarruang
Jarak tempat aktivitas penduduk dengan pemukiman dekat maka akan
memudahkan terjadinya interaksi
c) Frekuensi interaksi, dan interelasi ruang
Jarak yang dekat dan mudah dengan perbedaan potensi ruang akan
memperlancar dan sering terjadinya interaksi dan interelasinya.
Jarak dibagi menjadi 2 yaitu :
(a) Jarak Absolut :Jarak yang sebenarnya yang terdapat dilapangan atau dua tempat
yang diukur jaraknya dengan berdasarkan satuan jarak (km, m, cm)
(b) Jarak Relatif : Jarajk yang tidak sebenarnya, biasanya diukur berdasarkan satuan
waktu.
3) Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada di permukaan bumi yang
bersifat relatif. Selain itu suatu tempat dalam ruang mempunyai nilai yang berbeda bagi
setiap orang dengan alasan produktif, rekreasi, seperti berikut :
a) Sawah mempunyai nilai tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan karena sawah
dapat memberikan nilai yang tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan
b) Daerah Puncak mempunyai milai bagi penduduk yang biasa tinggal di daerah panas
karena puncak memiliki iklim yang sejuk. Ini akan berbeda dengan penduduk yang
berasal dari daerah Puncak.
c) Kesibukan dan kebisingan kota sewaktu-waktu membuat orang jenuh, sehingga timbul
keinginan untuk berekreasi ke suatu tempat misalnya, ke Anyer. Hal ini berbeda dengan
penduduk Anyer yang sudah terbiasa dengan keadaan tersebut.
4) Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan berkaitan dengan keadaan permukaan bumi dan ketersediaan
sarana dan prasarana angkutam atau komunikasi seperti berikut ini :
a) Kota Jakarta ke kota Surabaya dengan menggunakan keretaapi lebih mudah dan cepat
dibandingkan dengan kendaraan umum, karena jalan raya dari kota Jakarta ke Kota
Surabaya sering macet, pada saat-saat tertentu.
b) Kota Bandung ke Kota Cianjur dengan jarak 60 km akan lebih cepat sampai
dibandingkan dari Kota Bandung ke Kota Garut dengan jarak 50 km, karena
seringkali macet.
c) Pada waktu hari raya dari kota Jakarta ke Kota Bandung
akan
lebih
lama
dibandingkan dengan dari Kota Bandung ke Kota Jakarta.
5) Pertalian Wilayah (areal coherence)
Relasi antar unsur alam dalam suatu wilayah menghasilkan suatu proses yang
memberi ciri khusus kepada wilayah yang bersangkutan. Misalnya daerah disekitar
Salatiga dan Boyolali kombinasi menguntungkan antara curah hujan , suhu, vegetasi,
jenis tanah serta topografi menjadikan wilayah ini penghasil susu dan daging ternak
terbaik di Jawa.
6) Interaksi Keruangan (Spatial Interaction)
Kekhususan suatu wilayah dalam hal hasilnya misalnya, mendorong berbagai
bentuk kerjasama atau saling tukar jasa dengan wilayah lain. Jadi perbedaan wilayah
mendorong
interaksi yang berupa pertukaran manusianya (migrasi), barangnya
(perniagaan) dan budayanya. Sehubungan itu lokasi yang sentral membawa banyak
kemajuan, sebaliknya lokasi yang periferis mengakibatkan isolasi yakni keterpencilan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 149

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

dan kemunduran Akibat interaksi keruangan maka suatu ruang mempunyai


karakteristik yang berbeda dengan ruang lain. Oleh karena itu suatu ruang tidak dapat
memenuhi kebutuhanya sendiri. Perbedaan ini menimbulkan adanya arus pergerakan
dalam bentuk perdagangan, komunikasi, jasa, budaya, pendidikan dan persebaran ide.
7) Konsep Aglomerasi
Aglomerasi adalah kecenderungan persebaran gejala geografis yang mengelompok
pada suatu tempat. Hal ini disebabkan ada faktor-faktor yang menguntungkan atau
keseragaman. Masyarakat umumnya mengelompok dengan warga yang mempunyai
tingkat kehidupan sejenis. Oleh karena itu, timbul istilah daerah elit, kumuh dan
gang. Di pedesaan, penduduk umumnya mengelompok di daerah yang subur.
Meskipun mempunyai sifat, kewajiban dan hak yang sama, tetapi dalam aktifitasnya
terjadi pengelompokan seperti berikut ini:
a) Penduduk cenderung terjadi pengelompokan berdasarkan pekerjaan, budaya, etnis
yang sama sehingga timbul klasifikasi daerah elit dan daerah kumuh.
b) Penduduk cenderung terjadi pengelompokan berdasarkan kepentingan yang
sama sehingga timbul rumah kontrakan, ikatan profesi.
8) Konsep Pola
Akibat Proses alam terbentuk karakteristik dari suatu ruang, maka akan
terjadi interaksi,
interelasi,
dan
interpedensi
manusia
dalam
memanfaatkan
lingkungan fisis,maka akan terbentuk pola seperti berkut ini :
a) Pola permukiman di daerah perkotaan, maka jaringan jalan diikuti pola
permukiman, dan jalan sebagai jaringan kehidupan.
b) Pola Pertanian di daerah lereng pegunungan akan mengikuti arah lereng dengan
sistem Sengkedan, sedangkan di di dataran akan mengikuti arah aliran tanah.
9) Konsep Morfologi
Hasil proses alam membentuk bentuk permukaan bumi yangberbeda. Bentuk muka
bumi ini terkait dengan aktivitas manusia, seperti berukut ini.
a) Akibat proses alam daerah pantai,maka pola permukiman akan sejajar dengan
pantai dan aktivitasnyaberkaitan dengan laut tambak dan nelayan.
b) Bentuk permukiman bumi di lereng pegunungan dangan sifat tanahnya
dan kondisi air dalam, maka aktivitas pertaniannya berupa tegalan atau
perkebunan
c) Bentuk
permukaan
bumi
yang
datar
memudahkan
pembuatan
sarana
dan prasarana transportasi, maka terjadi pengelompokan pemukiman
10) Diferensiasi Areal (Perbedaan Keruangan)
Differensiasi areal berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah dipermukaan
bumi, dengan ciri khusus yang dapat dibedakan dengan wilayah lain atau dikenal
dengan istilah Region. Selain itu suatu ruang mempunyai nilai berbeda karena
jarak, kepadatan, mudah, sarana dan prasarana sehingga perbedan ruang ini
menimbulkan terbentuknya differensiasi areal seperti :
1) Perbedaan nilai menimbulkan gejala dan pengelompokkan sebagai berikut :
a) jarak dekat, sedang, dan jauh
b) pemukiman padat, sedang dam jarang
c) rumah/ tanah mahal, sedang dan murah
d) kaya, sedang dan miskin
2) Karakteristik suatu ruang dapat ditinjau dari potensi sember daya dan budaya
masyarakat, sebagai berikut :
a) Daerah pegunungan menghasilkan sayuran, perikanan laut dari daerah
pantai, padi dari daerah dataran rendah, dst
b) Daerah pesantren, kawasan pendidikan dan sebagainya.
c) keterkaitan keruangan (Proses Keruangan)
Oleh karena suatu ruang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri maka
akan terjadi interaksi, interelasi dan interpendensi antar ruang dipernukaan bumi.
Kurangnya potensi suatu ruang akan diikuti dengan pergerakan manusia
sehingga terjadi keterkaitan antar ruang
b. Ruang Lingkup Kajian Geografi
Geografi merupakan ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Studi
geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 150

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.


Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan
hubungan timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek
keruangan permukiman penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal balik
antara masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan area. (3)
kerangka kerja regional dan analisis wilayah secara spesifik.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari
aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan
dalam satu ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya.
Selanjutnya prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat
manusia dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan arealnya,
dan penyebaran dalam ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada studi
geografi dapat mengungkapkan karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah
lainnya sehingga terungkap adanya region-region yang berbeda satu sama lain.
Untuk mengungkapkan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaanpertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what? Geografi dapat menunjukkan fenomena apa
yang terjadi ? Untuk pertanyaan when, geografi dapat menunjukkan kapan peristiwa itu
terjadi. Untuk pertanyaan where ? Geografi dapat menunjukkan lokasi terjadinya
peristiwa. Untuk pertanyaan why ? Geografi dapat menunjukkan relasi-interelasi-interaksiintegrasi gejala-gejala itu sebagai faktor yang tidak terlepas satu sama lain. Untuk
pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan kualaitas dan kuantitas gejala dan
interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang yang bersangkutan. Untuk selanjutnya
dalam mengkaji wilayah terdapat geografi regional.
c. Cabang-Cabang Geografi
1). Geografi Fisik
Geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik permukaan bumi
yang meliputi tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Kajian geografi fisik
ditunjang
oleh
ilmu-ilmu
geologi,
geomorfologi,
pedologi,
meteorology,
klimatologi, hidrologi, oseanografi, dan biogeografi. Geografi fisik tidak dapat
dilepaskan dengan factor manusia, hal ini akan menjelaskan tentang perbedaan
geologi dengan geografi. Geologi menekankan kepada gejala dan proses alam dari
bumi, sedangkan geografi fisik selalu terkait dengan kehidupan manusia. Geografi
fisik meninjau gejala dan proses alam dari kulit bumi dalam kaitannya dengan
kehidupan manjusia. Kulit bumi ditinjau sebagai sumberdaya yang bermanfaat dan
mempengaruhi kehidupan manusia.
2) Geografi Manusia
Geografi manusia merupakan cabang dari geografi yang obyek kajiannya adalah
aktivitas manusia di permukaan bumi. Geografi manusia terbagi kedalam geografi
penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman, dan geografi
sosial (minor).
a). Geografi penduduk (Population Geography)
Obyek studi geografi penduduk berupa aspek keruangan dari penduduk, meliputi
penyebaran, kepadatan, perbandingan jenis kelamin, angka kelahiran, angka
kematian, migrasi dan sebagainya. Pada geografi penduduk dipelajari segala aspek
keruangan yang berkenaan dengan manusia sebagai penduduk suatu wilayah. Selain
geografi penduduk dikenal juga kajian lain tentang kependudukan, yaitu demografi.
Demografi berbeda dengan geografi penduduk, demografi lebih terfokus pada kajian
dinamika kependudukan tanpa mengkaji aspek keruangannya. Sedangkan geografi
penduduk menekankan pada aspek perubahan kependudukan dalam kaitan dengan
sebab akibat kondisi ruang tempat tinggalnya.
b). Geografi Politik (Political Geography)
Geografi politik mempelajari tentang aspek keruangan permukiman atau kenegaraan
yang meliputi hubungan regional dan internasional dengan dasar kondisi
lingkungan geografis.
c). Geografi Sosial (Social Geography)
Geografi social yang dimaksud di sini adalah geografi social minor atau sering
disebut dengan sociological geography/geografi sosiologi. Geografi social
mempelajari aspek keruangan dalam perilaku penduduk, organisasi social dan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 151

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

unsure kebudayaan dan kemasyarakatan. Geografi social erat hub jungannya


dengan studi sosiologi dan mencakup penekanan pada studi hubungan aspek
ruang dengan permukiman penduduk, bahasa dan religi.
d). Geografi Permukiman (Settlement Geography)
Geografi permukiman mempelajari tentang perkembangan permukiman di suatu
wilayah, mempelajari sejarah kawasan hunian manusia, bentuk dan pola
permukiman, dan faktor-faktor geografis yang mempengaruhi perkembangan pola
permukiman tersebut.
e). Geografi Ekonomi (Economical Geography)
Titik berat studi
dalam
geografi
ekonomi adalah aspek keruangan dalam
hubungannya dengan struktur ekonomi penduduk suatu tempat. Faktor
lingkungan alam ditinjau sebagai factor pendukung (sumberdaya) atau sebagai
penghambat aktivitas ekonomi. Geografi ekonomi dapat diuraikan lagi menjadi
geografi pertanian, geografi industri, geografi perdagangan, geografipariwisata dan
geografi transportasi.
3) Geografi Wilayah (Regional Geography)
Geografi regional mempelajari tentang variasi penyebaran dalam ruang pada wilayah
yang memiliki kesamaan ciri baik lokal, regional, maupun lingkup global. Dalam geografi
regional karakteristik wilayah merupakan suatu hal yang penting sebagai
dasar
perwilyahan. Geografi regional tidak selalu atau tidak hanya mempelajari negaranegara akan tetapi juga mempelajari regionalisasi atau perwilayahan yang mempunyai
kesamaan ciri atau kekhasan. Geografi reghional bukan merupakan cabang geografi.
4) Geografi Tehnik
Geografi Tehnik lebih menekankan pada tehnik yang dipergunakan dalam studi dan analisis
geografi. Dalam kajian geografi dikenal ketehnikan seperti kartografi (pemetaan),
fotogrametri, penginderaan jauh, dan Sistem Informasi Geografi (SIG). Keempat tehnik
yang dimaksud di atas bukan merupakan cabang dari geografi melainkan tehnik yang
diperhunakan untuk mempbantu cara kerja kegeografian.
d. Obyek Formal dan Obyek Material Geografi
1) Objek Material Geografi
Yang dimaksud objek material geografi adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam
kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan litosfer, hidrosfer,
atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Contoh Objek Material Geografi:
(a) Kabut, petir, awan adalah fenomena geosfer yang terjadi di lapisan atmosfer;
(b) Gempa, tanah longsor,d an patahan adalah fenomena geosfer yang terjadi di lapisan
litosfer.
Erosi, banjir dan tsunami merupakan contoh kejadian yang terjadi pada lapisan hidrosfer;
Kebakaran, perburuan gajah, merupakan contoh kejadian di lapisan biosfer; Peperangan,
kelaparan, wabah penyakit, merupakan contoh kejadian di lapisan antroposfer.
2) Obyek Formal Geografi
Yang dimaksud dengan objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir
mengenai fenomena geosfer. Cara pandang dan berpikir ini dapat dilakukan melalui
analisis dengan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan. Mempelajari
geografi dengan mudah dapat dilakukan dengan bentuk beberapa pertanyaan kunci,
diantaranya (what), dimana (where), kapan (When), mengapa (Why), siapa (Who), dan
bagaimana (How). Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan hasil
kajian geografi yang sistematik.
f.

Pendekatan dalam Geografi


Konsep geografi menurut Haggett ada tiga hal yaitu analisis keruangan, analisis
kelingkunganan, dan analisis kompleks wilayah.
1) Analisis Keruangan.
Dalam analisis ini Haggett menekankan kepada deferensiasi keruangan, setiap ruang yang
berbeda akan menghasilkan fenomena yang berbeda sehingga setiap ruang mempunyai
variabel gejala geografi yang khas. Setiap gejala atau fenomena geografi
itu
menghasilkan variabel yang saling berkaitan menimbulkan gejala keruangan yang
khas dibandingkan dengan ruang yang lain. Contoh ruang yang berupa lahan gersang
akan menimbulkan gejala geografis baik dari sedi fisik maupun sosial yang berbeda
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 152

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

dibandingkan dengan dengan lahan yang subur. Aspek sosial, budaya, fisik, sosial dan
politik juga berkembang berbeda.
Dalam analisis keruangan dipelajari sifat penting dalam suatu ruang. Apabila
dikaitkan dengan perencanaan tertentu, dipilih sifat penting yang dominan akan
mempengaruhi perencanaan tersebut. Misalnya untuk perencanaan area pertanian maka
perlu diperhatikan salah satu sifat penting wilayah itu adalah kesuburannya. Harus
dilakukan survei terhadap penentuan lokasi yang memenuhi kriteria minimum persyaratan
kesuburan. Lokasi yang tidak memnuhi kriteria harus dirancang khusus agar dapat
terpenuhinya kriteria tersebut. Dengan hal ini maka penentuan lokasi mempengaruhi
kondisi keruangan wilayah tersebut dalam bentuk pemencaran lokasi. Pemencaran lokasi
disebut juga dengan difusi. Dalam teori difusi dikenal macam-macam tipe difusi yaitu
difusi menjalar dan kaskade Pertama difusi menjalar yang terbagi kedalam difusi ekspansi,
difusi relokasi dan gabungan antara keduanya. Difusi ekspansi adalah difusi yang
menyebar makin meluasdari tempat asal, jadi merupakan suatu penambahan areal atau
anggota baru atau perluasan. Difusi relokasi atau difusi penampungan adalah perluasan
yang terjadi dalam bentuk pemindahan lokasi dari tempat asal. Sedangkan gabungan
merupakan merupakan perluasan yang juga sekaligus prgeseran titik lokasi awal ke
tempat lain.
Kedua difusi kaskade yang terbagi menjadi difusi inovasi dan difusi hirarki. Difusi Kaskade
adalah proses penjalaran atau penyebaran melalui tingkatan atau hirarki. Apabila
penjalaran dimulai dari tingkat atas ke bawah, misalnya
pemakaian handphone
dari kota besar menjalar hingga ke pelosok desa termasuk difusi pembaruan atau
difusi inovasi. Namun apabila dimulai dari tingkat bawah menjalar ke atas dinamakan
difusi hirarki.
2) Analisis Kelingkungan.
Pada analisis kelingkunganan dikaji keterkaitan variabel manusia dengan variabel
lingkungan pada suatu tempat tertentu. Tentu saja apabila salah satu variabel itu berbeda
maka lingkungannya akan berbeda pula. Variabel lingkungan itu terdiri dari komponen
biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi hewan dan tumbuhan sedangkan
komponen abiotik terdiri dari tanah, air, udara dan sumber daya alam. Sedangkan
variabel manusia juga dipengaruhi oleh unsur kebudayaan yang dipergunakan dan
dijadikan pedoman oleh masyarakat dimana manusia itu tinggal. Dalam analisis
lingkungan ini obyek material geografi yang terdiri dari atmosfer, litosfer, hidrosfer
serta fenomena yang terjadi padanya merupakan komponen abiotiknya, sedangkan
biosfer dan antrophosfer dengan segala aktivitasnya dan kehidupannya merupakan
komponen biotiknya.
3) Analisis Kompleks wilayah.
Analisis kompleks wilayah mengkaji fenomena geografi dengan memadukan kedua
analisis yaitu analisis keruangan dengan analisis lingkungan. Kajian kompleks
wilayah antara lain meliputi pada suatu areal yang mempunyai kesamaan variabelb
aatupun areal yang memiliki komponen sama sehingga merupakan suatu kesatuan area
atau wilayah dengan ciri khas. Dalam analisis kompleks wilayah didapatkan struktur
wilayah atas dasar klasifikasi dan kategori wilayah. Klasifikasi wilayah merupakan gradasi
atau tingkatan kelas wilayah baik dari segi kualitas ataupun kunatitasnya. Sedangkan
kategori wilayah merupakan pemisahan wilayah atas dasar ciri-ciri tertentu
g.

Aspek-Aspek geografi
Obyek material geografi adalah fenomena geografi di geosfer dalam kaitannya dengan
kehidupan manusia di permukaan bumi. Geosfer yang menjadi kajian geografi itu meliputi
atmosfer, lithosfer, hidrosfer, antroposfer, dan biosfer. Dalam telaahnya terhadap obyek
material dan obyek formal tersebut geografi berorientasi pada pendekatan keruangan. Dapat
saja satu obyek ditelaah oleh berbagai ilmu akan tetapi masing-masing ilmu itu menggunakan
pendekatan dan cara pandang yang berbeda-beda.
Atmosfer merupakan lapisan gas yang menyelubungi bumi. Atmosfer terdiri dari zat lemas, zat
asam, zat argon, zat arang, dll. Lapisan pada atmosfer meliputi troposfer, stratosfer,mesosfer,
thermosfer dan eksosfer. Pada lapisan troposfer makin ke atas suhu udara makin dingin,
setiap naik 100 m suhu udara turun 0,6 derajat celcius. Atmosfer bermanfaat untuk
menjaga kelangsungan siklus udara, pengaturan cuaca dan iklim, melindungi bumi dari
meteor dan sinar matahari yang berbahaya, pemantulan gelombang radio. Di atmosfer terjadi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 153

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

gejala alam berupa cuaca dan iklim,angin, kabut, awan, hujan, berbagai gejala optic di udara.
Gejala optic di udara meliputi pelangi, kilat dan petir, aurora, dan hallo.Terdapat bermacam
macam hujan Di atmosfer terjadi gejala alam berupa cuaca dan iklim,angin, kabut, awan,
hujan, berbagai gejala optic di udara. Gejala optic di udara meliputi pelangi, kilat dan petir,
aurora, dan hallo.Terdapat bermacam macam hujanmenurut terjadinya yaitu hujan orografis,
hujan zenith dan hujan frontal. Iklim di dunia terdiri dari iklim fisik dan iklim matahari.
Pembagian daerah iklim dilakukan oleh beberapa ahli antara lain Koopen. Junghuhn, Schmidt
danm Ferguson. Koopen membagi iklim menjadi A, B, C, D dan E. Junghuhn membagi iklim
berdasarkan ketinggian vertikal dari permukaan laut dan setiap ketinggian ditandai dengan
tumbuhnya tanaman budi daya tertentu. Schmidt dan Ferguson membuat klasifikasi iklim
berdasarkan perbandingan rata-rata jumlah bulan kering selama satu tahun dengan rata-rata
jumlah bulan basahselama satu tahun dalam jangka waktu 10 tahun.
Lithosfer merupakan lapisan terluar dari kulit Bumi. Litosfer disebut juga kerak bumi karena
merupakan bagian yang paling keras dari Bumi. Batuan pembentuk litosfer terdiri dari batuan
beku, batuan sedimen dan batuan malihan. Litosfer terbentuk karena tenaga endogen yang
berasal dari dalam Bumi dan tenaga eksogen yang berasal dari luar Bumi. Tenaga dari dalam
Bumi meliputi tektonisme dan vulkanisme.Tenaga dari luar Bumi meliputi pelapukan,
pengangkutan, pengikisan dan pengendapan. Pelapukan adalah proses penghancuran kulit
bumi akibat dari hasil aktivitas angin, air, gletsyer, dan organisme serta proses alam lainnya.
Material hasil pelapukan dan pengikisan diangkut oleh berbagai tenaga sehingga berpindah
tempat dan diendapkan di tempat lain. Pelapukan terdiri dari pelapukan fisis, khemis dan
biologis.
GLOSSARIUM
Aglomerasi
Morfologi
Interaksi Keruangan
Differensiasi Area
Fisiografis

Sistem Sengkedan
Interdependensi
Regional

= Pengelompokkan, pemusatan
= Bentuk muka bumi
= Keterkaitan antar ruang
= Perbedaan potensi antar wilayah
= proses atau patern bentukan keadaan alam sekitar mulai dari keadaan tanah,
atmosfer biosfer akibat kegiatan kegiatan di atas bumi yg menyebabkan
perubahan lingkungan sekitar, baik itu karena alami maupun kegiatan
manusia yg berkontribusi dalam perubahan lingkungan
= Sistem konservasi lahan dengan teras yang berada di lahan miring
= Saling ketergantungan Antar Wilayah
= Wilayah yang memiliki karakteristik tertentu

3. Latihan
Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar ?
1. Jarak menentukan banyak hal dalam aspek kehidupan, jelaskan pembagian konsep jarak dalam
geografi disertai dengan contoh
2. Penentuan lokasi mempengaruhi kondisi keruangan wilayah tersebut dalam bentuk pemencaran
lokasi. Pemencaran lokasi disebut juga dengan difusi, Jelasakan ?
3. Berikan contoh masing-masing hubungan geografi dengan teknologi dan seni !
4. Tempat yang strategis adalah tempat yang mudah dijangkau. Tempat yang terjangkauntidak selalu
lebih dekat, kadang tempat yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan yang lebih dekat,
jelaskan dengan contoh
5. Bedakan obyek formal dan obyek material geografi ?

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 154

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

4. Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah dengan memilih jawaban yang paling benar
1. Kajian geografi adalah pada sudut pandang keruangan, contohnya adalah.
a. Merancang tata ruang suatu kota
b. Menata lahan perkebunan dan menanaminya
c. Memetakan batas desa dan membuat patoknya
d. Menganalisis fungsi strategis suatu tempat
2. Geografi klasik menyajikan informasi suatu lokasi dalam bentuk.
a. Deskripsi hasil catatan perjalanan
b. Penjelasan sebab akibat fenomena geografis
c. Analisis fenomena geografis
d. Pembuatan batas-batas wilayah
3. Gejala perubahan iklim yang diakibatkan oleh naiknya temperatur muka laut di Samudra Pasifik
sekitar equator bagian tengah dan timur sampai 40C diatas normal, dinamakan gejala,...
a. La Nina
b. Sandikala
c. El Nino
d. Aurora
4. Analisis yang dilakukan dengan cara mengetahui interaksi organisme hidup dengan
lingkungannya, atau antara satu organisme hidup dengan organisme hidup yang lain
disebut,... .
a. Analisis keruangan
b. Analisis kedaerahan
c. Analisis kewilayahan
d. Analisis ekologi
5. Pulau Jawa merupakan daerah utama penghasil beras mangapa?. Karena di pulau Jawa
tanahnya subur dan airnya cukup melimpah. Contoh diatas adalah prinsip,...
a. Korologi
b. Interelasi
c. Deskripsi
d. Persebaran
6. Bila hasil pertanian di daerah transmigrasi sering mengalami hambatan dalam pemasarannya,
maka perencanaan lokasi daerah transmigrasi dianggap kurang memperhatikan penerapan
konsep ...
a. Jarak
b. Aglomerasi
c. Lokasi
d. Keterjangkauan
7. Kajian geografi terhadap berbagai gejala atau kenampakan di muka bumi adalah atas dasar...
a. Persebarannya
b. Jumlahnya
c. Frekuensinya
d. Intensitasnya
8. Gejala dalam geosfer berupa peperangan, kelaparan, wabah penyakit, merupakan contoh
kejadian di lapisan........
a. Hidrosfer
b. Atmosfer
c. Antropesfer
d. Lithosfer
9. Studi tentang bentuk-bentuk permukaan bumi dan segala proses yang menghasilkan bentukbentuk tersebut merupakan ilmu .....
a. Geologi
b. Astronomi
c. Biogeografi
d. Geomorfologi
10. Lapisan atmosfer terdapatnya lapisan ozon yang menyerap sinar ultraviolet adalah ....
a. Trosposfer
b. Stratosfer
c. Mesosfer
d. Termosfer
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 155

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Kunci Jawaban
Esssay
1. Jarak menentukan banyak hal dalam aspek kehidupan, antara lain waktu tempuh, biaya
transportasi, harga tanah, penentuan lokasi tempat tinggal, lokasi sekolah dsb. Tanah yang
dekat dengan jalan raya biasanya harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan tanah yang
jaraknya lebih jauh. Harga tiket bus malam Jakarta Surabaya lebih mahal dibandingkan
dengan tiket bus Jakarta Solo karena Jakarta Surabaya jaraknya lebih jauh.Jarak terbagi
menjadi jarak absoluth dan jarak relative. Jarak absoluth adalah jarak antara dua titik atau dua
tempat yang ditarik secara garis lurus. Dalam kehidupan sehari- hari jarak absoluth jarang
digunakan. Kita lebih sering menggunakan jarak relatif. Jarak relatif adalah jarak dua titik atau
dua tempat yang diukur dengan ukuran tertentu. Ukuran itu misalnya panjang jalan, waktu
tempuh, biaya transportasi dsb.
2. Pertama difusi menjalar yang terbagi kedalam difusi ekspansi, difusi relokasi dan gabungan
antara keduanya. Difusi ekspansi adalah difusi yang menyebar makin meluas dari tempat asal,
jadi merupakan suatu penambahan areal atau anggota baru atau perluasan. Difusi relokasi
atau difusi penampungan adalah perluasan yang terjadi dalam bentuk pemindahan lokasi dari
tempat asal. Sedangkan gabungan merupakan merupakan perluasan yang juga sekaligus
prgeseran titik lokasi awal ke tempat lain. Kedua difusi kaskade yang terbagi menjadi difusi
inovasi dan difusi hirarki. Difusi Kaskade adalah proses penjalaran atau penyebaran melalui
tingkatan atau hirarki. Apabila penjalaran dimulai dari tingkat atas ke bawah, misalnya
pemakaian handphone dari kota besar menjalar hingga ke pelosok desa termasuk difusi
pembaruan atau difusi inovasi. Namun apabila dimulai dari tingkat bawah menjalar ke atas
dinamakan difusi.
3. Dalam pemetaan yang termasuk geograf teknik, diperlukan unsur seni yaitu bagaimana
menggambarkan permukaan bumi pada bidang datar, sehingga mudah dan menarik untuk
dilihat. Penginderaan jauh dan Sistem Informasi geografi memerlukan teknologi yaitu satelit,
maupun perangkat komputer yang merupakan hasil teknologi untuk mengkaji gejala-gejala
geografi.
4. Misalnya jarak dari Jakarta ke pulau Pramuka lebih dekat dibandingkan dengan jarak Jakarta
Cirebon, akan tetapi Cirebon lebih terjangkau diba ndingkan dengan pulau Pramuka karena
untuk ke pulau Pramuka ada hambatan laut. Pulau Pramuka adalah salah satu pulau di
gususan Kepulauan Seribu Jakarta Utara. Objek material geografi adalah segala sesuatu yang
dipelajari dalam kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan
litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Objek formal geografi adalah cara
pandang dan cara berpikir mengenai fenomena geosfer. Cara pandang dan berpikir ini dapat
dilakukan melalui analisis dengan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan

Pilihan Ganda
1. A
2. A
3. C
4. D
5. B
6. D
7. A
8. C
9. D

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 156

B. Perkembangan Jagad Raya dan Terbentuknya Bumi


1. Tujuan
Standard Kompetensi: Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan jagat raya dan tata surya
Indikator
:
a. Membuat laporan pengamatan benda-benda langit
b. Membuat konsep tentang jagad raya
c. Menganalisis teori terjadinya jagad raya
d. Menjelaskan perbedaan anggapan-anggapan tentang jagad raya dan alam semesta
e. Mengidentifikasi galaksi dalam jagad raya

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2. Materi : Teori Pembentukan Tata Surya dan Jagad Raya


Pada waktu sebelum Masehi, berbagai, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk
mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya. Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa
China dan Asia Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para
pengamat Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga
objek-objek yang mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari
bahwa Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka
memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih, sedangkan Phytagoras (572-492 BC)
menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar). Sampai dengan tahun 1960,
perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok besar yakni masa
sebelum Newton dan masa sesudah Newton.
a. Permulaan Perhitungan Ilmiah
Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos (310-230 BC). Ia
mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari dan mencari perbandingan jarak dari BumiMatahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama yang menyimpulkan
Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal
teori Heliosentrik. Teori heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun
jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori heliosentris tersebut. Pada era
Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani berhasil menemukan cara mengukur besar
Bumi, dengan mengukur panjang bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia
menyimpulkan, perbedaan lintang keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi. Hasil
perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada saat ini.
b. Ptolemy dan Teori Geosentrik
Ptolemy ( 150 AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi. Dan teori
ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu
Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet bergerak
tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy
mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam
dengan periode satu tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut
epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent.
c. Teori heliosentrik
Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang- terangan
menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak
mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus
memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia
mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik.
Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De Revolutionibus
Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja.
Setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke- 16 filsuf
Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari dan masing-masing
memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang berbeda. Pandangan inilah yang
menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik dianggap berbahaya karena bertentangan
dengan pandangan gereja yang menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam
semesta.
d. Lahirnya Hukum Kepler
Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentrik, tidak semua
orang setuju. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 157

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari. Tahun
1576, Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan melakukan
penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke Prague pada tahun 1596. Prague Brahe
menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan asistennya
Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan
Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan elliptik. Kepler kemudian
mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini yaitu ;
1) Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2) Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3) Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak ratarata dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah Epitome of The
Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum
yang merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi
Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.
e. Awal mula dipakainya teleskop
Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo merupakan seorang
professor matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika khususnya tentang gerak planet.
Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang teori heliosentrik. Dengan
teleskopnya, Galileo berhasil menemukan satelit- satelit Galilean di Jupiter dan menjadi orang
pertama yang melihat keberadaan cincin di Saturnus.
Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori heliosentrik adalah
masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan venus berada dekat
dengan titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat
venus saat mengalami fasa sabit.
Berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa Venus bisa
terlihat bahkan ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat fasa sabit dibanding saat
purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori geosentrik vs heliosentrik,
Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan dirinya dijadikan tahanan rumah dan
dianggap sebagai penentang oleh gereja.
f. Dasar yang diletakkan Newton
Tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan Newton memberi
dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang sebelum dirinya terutama mengenai asal mula Tata
Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah
Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa
masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda.
Hukum Gravitasi Newton member penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang ditemukan
sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia
yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir kemudian,
sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori
monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan
teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan
terbetuk pada waktu yang berbeda.
g. Teori terbentuknya Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat
tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan, bahan-bahan material pembentuk
bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi
berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan
sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam
semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan
perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air
laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata
surya kita.
Beberapa teori mengenai terbentuknya bumi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Teory Big bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun
yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 158

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan


terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu
saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun,
nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama
Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan
yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalangumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan- gumpalan itu membentuk planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap sehingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
a) Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
perbedaan unsur.
b) Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi.
Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
c) Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar,
dan kerak bumi. Sedangkan perubahan yang terjadi di bumi disebabkan oleh adanya
perubahan iklim dan cuaca.
2) Teori Kabut Kant-Laplace
Teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace
(1796) dikenal sebagai Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di
jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarikmenarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin
cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
3) Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh
Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat
matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang
menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari
asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer
matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan
disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan
salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai dari
benda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan
perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan
(pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
4) Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut
pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya
pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius
orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari
mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa
pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut
akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar
sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap planet
yang terbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami
proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet
besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relative lebih cepat.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 159

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada


orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika mereka akan
mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka
akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan
menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit)
yang berputar mengelilingi planet- planet. peranan yang dipegang matahari dalam
membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam
membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas. Ada dua kesimpulan yang dapat
diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:
a) Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian
membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima
Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke
luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga
terbentuklah bumi.
b) Tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi
sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti
luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
h. Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan
segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu
kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi
gelap. Kata galaksi berasal dari bahasa Yunanigalaxias , yang berarti susu, yang merujuk pada
galaksi Bima Sakti (Bahasa Inggris : Milky Way). Tipe-tipe galaksi berkisar dari galaksi kerdil
dengan sepuluh juta (107) bintang hingga galaksi raksasa dengan satu triliun (1012) bintang,
semuanya mengorbit pada pusat galaksi. Matahari adalah salah satu bintang di galaksi Bima Sakti :
tata surya termasuk bumi dan semua benda yang mengorbit matahari.
Bima Sakti berbentuk spiral (gulungan), tetapi karena Bumi terletak di dalam galaksi, kita
melihatnya sebagai pita kabur berisikan bintang-bintang. Bima Sakti kira-kira terbentang selebar
100000 tahun cahaya, dan bagian tengahnya kira-kira setebal 15000 tahun cahaya. Tata surya kita
terletak sekitar 30000 tahun cahaya dari pusat galaksi.

Gambar 12 (a). Bima Sakti

Gambar 12 (b). Bima Sakti dilihat dari samping


Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 160

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Para ahli astronomi mengetahui bahwa selain Bima Sakti terdapat banyak galaksi lain. Beberapa
diantaranya dikenal sebagai galaksi kecil. Sekelompok galaksi bersama- sama membentuk galaksi
besar. Bintang terdekat jauhnya 4,3 tahun cahaya. Pada waktu malam terang dapat dilihat galaksi
Andromeda yang jauhnya sekitar 1900000 tahun cahaya
i. Tata Surya
Sebuah tata surya terdiri dari satu Matahari dan semua benda angkasa yang beredar
mengelilinginya. Matahari adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri. Benda yang
mengedari bintang dinamakan planet. Sebagian besar planet memiliki satelit (bulan) yang berjalan
mengelilinginya. Dalam tata surya kita semuanya terdapat sembilan planet yang mengedari
matahari.
Sebuah planet dapat dibagi menjadi dua kelompok: planet besar serta planet kecil. Merkurius,
Venus, Bumi dan mars membentuk kelompok empat planet yang kecil dan sejenis bumi. Keempat
planet ini terdiri dari materi yang kerapatan rata- ratanya empat atau lima kali kerapatan air.
Yupiter, Saturnus dan Neptunus jauh lebih besar daripada planet-planet sejenis Bumi. Jari-jari
Yupiter lebih dari sebelas kali jari-jari Bumi, dan volumenya kira-kira 1320 kali lebih besar.
Saturnus mempunyai jari-jari 60400 km; ini hampir 10 kali jari-jari Bumi.Yupiter serta Saturnus
mempunyai banyak satelit. Uranus mempunyai jari-jari yang panjangnya 23700 km, sedangkan
Neptunus mempunyai jati-jari 22300 km. Pluto mempunyai jari-jari 3200 km; ini berarti bahwa
Pluto lebih kecil dari Mars

Gambar 13. Peredaran panet Nibiru yang berada pada sisi paling luar dari tata surya
j. Planet Nibiru
Nibiru, setidaknya kita pernah mendengar nama tersebut. Itu adalah nama dari suatu benda luar
angkasa yang sering disebut sebagai planet X dan banyak dikaitkan dengan isu tentang kiamat di
tahun 2012. Akhir-akhir ini Tim Ilmuwan Kobe University, Jepang telah menemukan sebuah planet
baru yang mengorbit di sisi paling luar dari tata surya tempat keberadaan bumi ini, dan diduga
kuat planet tersebut adalah planet X atau Nibiru.
Sebenarnya telah banyak juga para ahli astronomi yang telah memprediksikan keberadaan planet
tersebut dan juga bahaya yang akan terjadi pada bumi ketika orbit planet tersebut mendekati
matahari. Planet Nibiru ini dalam orbitnya akan berpapasan dengan orbit bumi setiap 3.601 tahun
sekali, dan pada saat orbit planet tersebut berpapasan dengan bumi tercatat berbagai bencana
besar terjadi pada bumi yang memusnahkan peradaban-peradaban besar di bumi akibat pengaruh
dari gravitasi planet tersebut.
Pada tahun 1650 SM, adalah tahun dimana planet Nibiru orbitnya mendekati matahari dan sangat
berpengaruh pada peradapan dimuka bumi dimana pada waktu itu banyak peradaban-peradaban
besar musnah dan diperkirakan akibat dari gravitasi plenet tersebut.Selain itu pada masa periode
orbit planet tersebut mendekati matahari, tercatat berbagai bencana besar yang terjadi dimuka
bumi.
a) Pada tahun 3150 SM terjadinya bencana air bah yang memusnahkan sebagian besar mahluk
hidup dibumi.
b) Pada tahun 5310 SM Terjadi pendinginan iklim yang terjadi secara tiba-tiba.
c) Pada tahun 8900 SM Terjadi bencana pemanasan global dan pencairan es kutub.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 161

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

d) Sekitar pada tahun 12600 SM terjadi pergeseran kutub bumi yang meyebabkan kepunahan
mammounth.
Menurut penelitian saat ini yang telah menggunakan tekhnologi modern, diperkirakan planet
nibiru akan mendekati matahari pada tahun 2012 nanti dimana saat ini telah banyak beredar
bahwa pada tahun tersebut adalah akhir dari kehidupan dimuka bumi ini
k. Matahari
Matahari adalah pusat tata surya kita. Tata surya terdiri dari Matahari, Sembilan planet (salah satu
diantaranya adalah Bumi), dan semua benda lain yang berjalan mengedari matahari. Matahari
adalah suatu bola gas panas. Piringan matahari yang menyilaukan, tempat asala cahaya dan
bahang memancar, disebut Fotosfer. Disekeliling Fotosfer adalah lapisan gas merah cemerlang
yang disebut Kromosfer. Untain hidrogen merah menyala terlempar sejauh ratusan ribu kilometer
ke antariksa dari Kromosfer. Untaian ini disebuah Prominensa. Sekeliling kromosfer terdapat
lapisan gas lain yang disebut Korona. Permukaan matahari ditandai bercak-bercak suram yang
disebut bintik matahari. Ini dapat dilihat dengan teleskop khusus.
Matahari bergaris tengah 1392000 km, atau sekitar 109 kali garis tengah Bumi. Massa atau berat
totalnya 331950 kali Bumi. Suhu permukaannya 60000 K; dan suhu dipusat 150000000 K. Bintik
matahari adalah bercak suram yang tampak di fotosfer matahari. Itu disebabkan oleh turunnya
suhu dipermukaan matahari. Suhu di tengah bintik matahari kurang lebih 40000 K.
Kecermelangannya kira-kira seperlima fotosfer normal. Beberapa bintik matahari besar sekali,
sekian kali garis tengahBumi. Bentuknya bermacam- macam. Bila dilihat dengan telescop khusus,
tiap- tiap bintik matahari terdiri dari petak suram ditengah serta dikelilingi daerah yang lebih
terang. Bintik matahari sebenarnya adalah badai massa gas elektrik yang berpusat-pusat. Dalam
gerakannya melintasi permukaan matahari, bintik tersebut menciptakan kegaduhan magnetik yang
besar dan mempengaruhi peralatan elektrik dan magnetik di Bumi.

Gambar 14. Korona sewaktu adanya bintik Matahari


Bintik matahari besar dan jumlahnya berubah-ubah dalam daur sepanjang sebelas tahun dan
berpengaruh terhadap kegiatan matahari. Pusat suram bintik matahari disebut Umbra. Umbra ini
dikelilingi cincin lebih terang yang disebut Penumbra. Korona, Prominensa, dan Kromosfer hanya
nampak selama gerhana matahari. Diwaktu lain semuanya itu tertutup oleh kecermelangan
fotosfer. Ketiganya dapat diamati oleh alat Koronagraf, yakni telescop khusus yang menghilangkan
sinar menyilaukan dari fotosfer
l. Bintang
Sebagian terbesar bintang-bintang adalah matahari. Kesemuanya itu bersinar dengan cahaya
sendiri. Beberapa bintang malah lebih besar dan lebih cemerlang daripada matahari kita. Tetapi
karena jaraknya demikian jauh bintang-bintang itu hanya nampak sebagai bintik di langit. Didalam
Bima Sakti massa terbesar terdiri dari gas atau sebagian gas tampak di sekitar bintang-bintang. Ini
dinamakan kabut. Ada kabut lain yang terdapat di luar galaksi kita, misalnya kabut andromeda.
Ada berbagai ukuran bintang pada jarak yang berbeda-beda. Betelgeuse, di rasi Orion, garis
tengahnya 550 kali garis tengah matahari. Karena berupa bintang merah yang sangat besar,
Betelgeuse dikelompokkan sebagai Raksasa Merah. Antares di rasi scorpio, besarnya kira-kira 230
kali besar matahari. Suhu bintang-bintang ini lebih rendah dari pada suhu matahari; Betelgeus
suhunya 40000C dan Antares 35000C. Suhu permukaan matahari sekitar 60000C. Suhu pusatnya
150000000C.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 162

Bintang-bintang lain, seperti Sirius B di dalam rasiCanis Mayor, garis tengahnya kurang dari
seperenam puluh garis tengah matahari. Dengan demikian Sirius B bahkan lebih kecil daripada
Yupiter, dan kira-kira separuh ukuran Neptunus. Tetapi Sirius B berpijar cemerlang dengan cahaya
putih kebiru-biruab, dan suhunya sangat tinggi, yakni 150000C.
Jadi ukuran dan suhu bintang beraneka ragam. Bintang kerdil ialah bintang yang tak mengerut
lagi, tetapi lambat laun kehilangan bahangnya. Matahari ialah sebuah bintang kerdil kuning.
Raksasa merah dan kerdil putih adalah bintang yang jauh lebih tua daripada matahari

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

GLOSSARIUM
Tata Surya
= Sistem benda langit yang terdiri dari matahari, planet, satelit, asteroid, meteoroid
dan komet
Teori Heliosentris = Teori yang meyatakan bahwa pusat tata surya adalah matahari
Teori Geosentris = Teori yang menyatakan bahwa pusat tata surya adalah bumi
Rasi Bintang
= sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi
khusus
Galaksi
= Gugusan bintang bintang
Planet
= Benda langit yang mengorbit suatu bintang dan tidak memiliki cahaya sendiri
Asteroid
= Planetoid, benda langit dengan ukuran kecil dan banyak yang mengorbit matahari
yang terletak di antara orbit planet Mars dan Jupiter
Satelit
= Benda langit yang mengorbit sebuah planet
Bintang
= Benda langit yang memiliki cahaya sendiri
Alam Semesta
= Kumpulan galaksi, bintang-bintang, di dalam suatu ruang yang tanpa batas
Orbit
= Suatu garis edar suatu benda langit
Poros Bumi
= Garis khayal yang ditarik dari kutub Utara ke Kutub Selatan Bumi
Gravitasi
= Gaya tarik suatu benda langit
Rotasi
= Gerak berputar pada porosnya
Revolusi
= Waktu yang ditempuh sebuah benda langit untuk mengorbit kepada benda langit
lainnya
Teleskop
= Alat utuk melihat benda langit
Fase
= Kenampakan suatu benda langit bila dilihat dari bumi
Nebula
= Kabut
Kromosfer
= Lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer matahari
Prominensa
= Lidah Api matahari
3. Latihan
1. Jelaskanlah teori terbentuknya planet-planet dalam tata surya kita
2. Jelaskan tahap-tahap pembentukan bumi berdasarkan teori big bang
3. berilah penjelsan tentang planet X Niburu
4. bedakanlah antara bintang, planet dan matahari
4. Evaluasi
1. Bima sakti merupakan salah satu contoh dari benda angkasa yang berupa
a. Bintang
b. Planet
c. Galaksi
d. Meteor
2. Calon tata surya semula merupakan terdiri atas debu dan gas kosmos diperkirakan berbentuk
piring adalah inti dari teori..
a. Nebula
b. Pasang surut
c. Bintang kembar
d. Planetesimal
3. Jagat raya terbentuk dari hasil ledakan karena adanya reaksi pada inti massa. Pernyataan ini
adalah inti dari teori ....
a. Big Bang Theory
b. Oscillating Theory
c. Nebulae Theory
d. Planetesimal Theory

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 163

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

4. Kabut, debu, dan gas yang ber cahaya dalam suatu kumpulan yang sangat luas disebut ....
a. Nebulae
b. Galaksi
c. Prominensa
d. Korona
5. Tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi
yang berputar sangat lambat. Tokoh yang menge mukakannya ialah ....
a. Immanuel Kant
b. Moulton dan Chamberlain
c. Jeans dan Jeffreys
d. Lyttleton
6. Berikut adalah inti Teori Alfred Wegener dalam teorinya mengemukakan bahwa pada awalnya di
bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut ....
a. Pangea
b. Gondwana
c. Green Land
d. Amerika
7. Planet X Nibiru yang telah diketahui oleh para ahli astronom baerkaitan dengan ramalan suku
maya yang mengatakan bahwa kiamat terjadi pada tahun 2012. Pernyataan tersebut oleh ahli
astronom karena
a. Planet tersebut akan menaikan suhu matahari
b. Dalam peredarannya akan terbentur dengan planet bumi
c. Planet bumi akan kehilangan gravitasi pada saat planet tersebut memasuki tata surya
d. Planet bumi berputar berlawanan arah
5. Jawaban
Latihan
1. Anda harus membandingkan dari teori-teori yang ada berkaitan terbentuknya planet
2. Teori big bang mungkin saja dianggap yang paling mendekat kebenarannya, anda perlu
mengurutkan tahapannya
3. planet ini yang selalau dihubungkan dengan terjadinya kiamat
4. Anda harus membandingkan benda-benda diangkasa yang memikili cahaya dan tidak
6. Evaluasi
1. C
2. D
3. A
4. A
5. A
6. A
7. B

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 164

C. Dinamika Litosfer dan Pedosfer Serta Dampaknya Terhadap Kehidupan


1. Tujuan Pembelajaran:
a. Standar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer
b. Kompetensi Dasar : Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan litosfer dan pedosfer
serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
c. Indikator : - Mengidentifikasi struktur dan pemanfaatan litosfer
- Menjelaskan berbagai bentuk muka bumi akibat tenaga endogen dan eksogen
- Menjelaskan faktor pembentuk tanah
- Menjelaskan jenis tanah dan persebarannya
- Menjelaskan upaya mengurangi tingkat erosi tanah
Materi ini akan membahas tentang dinamika litosfer dan pedosfer. Litosfer merupakan bagian dari
kerak bumi yang mengalami perubahan-perubahan dari waktu ke waktu menurut hitungan secara
geologis dengan adanya kegiatan gempa bumi dan gunungapi. Materi pedosfer akan mengkaji
faktor-faktor pembentuk tanah, baik itu jenis-jenis tanah, persebarannya dan bagaimana
dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2. Materi : Dinamika Perubahan Litosfer


a. Pengertian litosfer
Litosfer merupakan lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat. Litosfer berasal dari
kata Yunani, lithos () yang berarti berbatu, dan sphere () yang berarti padat.
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah
litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit bumi. Pada
lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya
lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang
terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3
bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumiyang mengakibatkan kerasnya
lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian
yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan
astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam
jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan,
sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak
benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat
dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis
serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan
anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan
lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi
(yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah
diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer
berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep
mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi
bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudera dan berada di dasar samdura
Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman
40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karenake beradaan lapisan
Mohorovicic. Litosfer tersusun atas dua lapisan yaitu kerak dan selubung yang tebalnya sekitar
50-100km. litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan
pergeseran benua.
b. Batuan Pembentuk Kulit Bumi
Batuan/Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan menurut
komposisi mineral. Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan: Bagian luar bumi tertutupi oleh
daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi
karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat
maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu
diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang
berbeda satu sama lain. Litosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling atas yang tersusun
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 165

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

oleh batuan dan mineral. Induk segala batuan ialah magma. Magma adalah batuan cair dan
pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Dalam litosfer,
terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya yang penting yaitu kuarsa, feldspar, piroksen, mika
putih, biotit atau mika cokelat, amphibol, khlorit, kalsit, dolomit, olivin, bijih besi hematit,
magnetit dan limonit.
Batuan pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami
perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf dan kembali
lagi menjadi magma. Magma yang mengalami proses pendinginan akan menjadi batuan beku.
Tempat pembekuan magma dipermukaan bumi, didalam lapisan litosfer. Batuan beku tidak
selamanya tetap dalam keadaan utuh. Melalui pengaruh atmosfer dan proses hidrosfer, batuan
beku akan mengalami pelapukan, tererosi, terhanyut dan terendapkan disuatu tempat.
Endapan hasil pengikisan dan erosi batuan beku akan menjadi batuan sedimen. Keberadaan
batuan beku dan batuan sedimen tidak selalu diam. Melalui proses desakan, lipatan atau
patahan terkadang batuan beku dan batuan sedimen terpindahkan kelapisan yang paling
bawah maupun muncul dipermukaan (tersingkap). Jika kedua batuan tersebut mendapatkan
tekanan dan suhu yang tinggi dari magma, akan berubah wujud menjadi batuan metamorf
(batuan malihan). Suatu waktu batuan malihan, batuan beku dan batuan sedimen akan
tergusur dan bercampur lagi dengan magma yang masih cair sehingga melebur menjadi calon
batuan beku lagi.

Gambar 15. Daur batuan


Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan
tersebut ada 3 macam:
1) Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan
mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan
menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah
menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
2) Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti
contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi
melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah hujan asam yang
sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
3) Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah
satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya
adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akarakar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat
memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang
lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikelpartikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 166

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

1) Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung
jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di
permukaan tanah.
2) Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut
pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati
dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkutpecahan-pecahan batuan yang kecil ini.
3) Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil
ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
4) Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska sekarang
juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada. Pecahan-pecahan batuan yang
terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut,
angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka
pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses
pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis
dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan
yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada
batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini.
Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang paling
bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini,
air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang
ada. Proses ini sering disebut kompaksi.
Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya
semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang ada membuat partikel
tersebut menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi.
Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan
sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan
sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya
melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan
juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi,
kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama.
Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi tekanan
dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan. Proses ini
sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses
metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung dari:
Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.
Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.
Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.
Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada melebur
kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada
kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih kecil dari batuan
sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi
yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan
berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang sudah
terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi untuk membentuk batuan
beku baik itu plutonik ataupun vulkanik.
Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau
patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang
terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif.
Batuan yang terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif.
Basalt dan pumice (batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang
terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada.
Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan ciri-ciri berikut:
Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami
proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun
batuan tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang terkandung
dalam batuan atau yang sering disebut gas bubble.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 167

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma
chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle.
Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif, maka
magma yang ada mengalami proses pendinginan yang relatif lambat dan membentuk kristalkristal mineral yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat
tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap
dengan jelas adalah batholit
seperti yang ada di Sierra Nevada USA yang merupakan batholit granit yang sangatbesar.
Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini
tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan ciriciri berikut:
Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami
proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun
batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan angular interlocking.
Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan datang.
Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di bumi. Petrologi adalah
ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, yang mencakup mengenai cara
terjadinya, komposisi batuan, klasifikasi batuan, dan sejarah geologinya.
Batuan merupakan bahan pembentuk kerak bumi, sehingga mengenal macam-macam dan sifat
batuan adalah sangat penting. Batuan didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak
bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur.
1) kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan ini.
2) tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu;
3) struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4) proses pembentukan
Batu-batuan secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, yaitu:
a) Batuan igneus atau Batuan beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, api) yaitu batuan yang terbentuk
sebagai hasil dari kumpulan mineral-mineral silikat hasil penghabluran magma yang
mendingin (Walter T Huang, 1962). Batuan beku merupakan jenis batuan yang terbentuk dari
magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan magma menjadi batuan beku dapat
terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika
sudah berada diatas permukaan bumi. Dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan
ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang
sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah
satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Seperti telah diketahui bahwa pembekuan magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada
saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada
diatas permukaan bumi. Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada
saat lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika membeku ditengah perjalanan disebut batuan
korok atau porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi,
disebut batuan beku luar atau efusif.
Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga ciri utama, yaitu :
(1) Tidak mengandung fosil
(2) Teksturnya padat, mampat, serta strukturnya homogen dengan bidang permukaan
kesemua arah sama
(3) Susunan sesuai dengan pembentukannya
Pada batuan yang terbekukan secara plutonik, proses pendinginannya lambat sehingga dapat
membentuk mineral butir kasar dan holokristalin (seluruhnyaberbentuk kristalin). Adapun
pembekuan dipermukaan bumi, proses pendinginan relatif sangat cepat sehingga kristal yang
dihasilkan berukuran kecil (halus), bahkan tanpa kristal sama sekali.
Tekstur batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 168

(1). Faneritik
Yaitu kondisi batuan dalam bentuk kristalin. Lebih dari separuh kristal berukuran besar
dan dapat dilihat dengan mata biasa (tanpa kaca pemebesar).
(2). Forfiritik
Yaitu kondisi tekstur batuan yang mengandung fenikris (ktistal besar) yang terikat dalam
massa dasar yang halus.
(3). Afanitik
Yaitu meninggalkan batuan dalam susunan kristal butir halus atau seluruhnya berupa
benda gelas. Jarang mineral tunggal yang dapat diidentifikasi dengan mata biasa, bahkan
dengan kaca pembesar sekalipun.
Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
Batuan beku plutonik
Batuan beku vulkanik

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku
plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relative lebih lambat sehingga
mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro,
diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan
gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit
(yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
Batuan beku banyak dimanfaatkan untuk pondasi bahan bangunan danjalan beraspal. Batuan
beku dapat ditambang dengan cara membelah menjadi batuan dengan ukurn yang lebih kecil.
b) Batuan Endapan atau Batuan Sedimen
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan
(bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis). Batuan Sedimen ini merupakan
batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya waktu.
Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi tiga jenis :
1) Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material- material
yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi
dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi
batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk
sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir
dan batu lempung. Mineral-mineral yang sering ditemukan dalam batuan sediment klastik
antara lain adalah kuarsa, mineral lempung, mika halus, feldspar dan chert dan mineralmineral berat seperti hematite, zircon, turmalin, epidot, garnet dan hornblende.
Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai
berikut :
a). Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga bongkah
(boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm
b). Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-2 mm,
mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.
c). Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06 mm, mulai dari
lempung higga debu kasar.
Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih dan
kaolin.
2) Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi
Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan
tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya
anhidrit dan batu garam (saltMineral non klastik umumnya terbentuk oleh proses
pengendapan dan larutan, reaksi kimia, atau proses biologic. Batuan sedimen ini biasanya
mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum dan chert. Sedimen
non klstik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non-klastik yang utama adalah
batu gamping atau dolomit. Batuan non-klstik sebagai hasil evaporit (menguap), antara
lain batu garam, denhidrit, dan gypsum, sedang dari unsur organik adalah batu bara.
Contoh batuan sedimen kimiawi (non-klastik)antara lain travertin, stalagmit dan stalaktit.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 169

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

3). Sedimen organik


Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini
biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya
adalah batu gamping terumbu, batu gamping (limestone), napal batu kapur yang
bercampur dengan lempung, dolomite, fosfat, guano dan batu bara.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic);
pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari
larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam
batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan sedimen
memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :
a). Batuan endapan biasanya berlapis-lapis
b). Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang
koral dan serat-serat kayu.
c). Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang
menyusunnya.
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut
Penamaan tersebut adalah :
a). Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut
b). Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
c). Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
d). Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256
mm
e). Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm
c) Batuan metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock),
Batuan ini berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi
mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan, temperatur, atau
tekanan dan temperatur .Akibat bertambahnya temperature atau tekanan, batuan sebelumnya
akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan
struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang
merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu
gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuanbatuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang
kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. salah
satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe
batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme,
yang berarti perubahan bentuk. Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 Celsius)
dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika atau kimia yang besar. Protolith dapat
berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa
contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan
tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah
permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu
tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat
dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
d) Tenaga Geologi
Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan perombakan
permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan bumi terjadi oleh
tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen.
1) Tenaga Endogen
Tenaga Endogaen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga
yang berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses
vulkanisme dan gempa bumi. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan
batuan pembentuk kulit bumi (litosfer)
a) Proses Diastropisme
Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan
patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 170

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

(1) Proses lipatan


Kalau tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan
bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan
terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada
dua, yaitu : puncak lipatan (antiklin) lembah lipatan (sinklin)
(2) Proses Patahan
Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retakretak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang
mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat
membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan
puncak patahan dinamakan horst.
b) Vulkanisme
Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme
berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma
ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya
magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan
berada di tengah lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi
gejala ini disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak
keluar membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.
Istilah-Istilah vulkanisme :
(1) Vulkanologi : ilmu kebumian yang memplajari gunungapi
(2) Magma : bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat,cair,dan gas yang
terdapat di lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma bersikar 900C-1200C.
(3) Erupsi : proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan bumi.
Erupsi sebuah gunungapi dapdt berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada
lapisan-lapisan batu. Dan ledakan sumburan (ekaplosif) melalui kepundan atau
corong gunung api.
(4) Intrusi magma : proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan batuan,
tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Apabila intrusi magma membeku maka
akan terbentuk batuan intrusiva.
(5) Lava : magama yang keluar sampai ke permukaan bumi.
(6) Lahar : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumi.
(7) Eflata atau bahan piroklastik : bahan-bahan yang lepas dari gunungapi ketika terjadi
letusan eksplosif.
(8) Kawah : lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat keluarnya magma. Kawah
yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak maka
akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang di
Indonesia, antara lain Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung Tengger
(Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali).
c) Bentuk-Bentuk Gunung Api
Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yang
berbeda yaitu :
(1) Gunung Api Prisai: Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk
oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas
dan landai. Ciri gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir
datar, Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.
(2) Gunung Api Maar:Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif)
yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata.
Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri
dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung maar adalah : Gunung
Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia),
Gunungapi Strato (Kerucut)
(3) Gunung Api Strato: Gunung api strato terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang
dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar gunung di
Indonesia adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung
Agung, Gunung Kerinci,

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 171

Gambar 16. Bentuk gunung api

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

d) Gejala Vulkanisme
Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :
(1) Kenaikan suhu udara di sekitar gunung api drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik
jadi panas)
(2) Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.
(3) Meningkatnya bau belerang yang menyengat
(4) Pascavulkanik (postvulcanic)
Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas atausedang dalam
fase istirahat. Gejalanya antara lain :
Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di
Banten (Jawa Tangah) dan di Ciater (Jawa Barat)
Ditemukanya gas gunung api
Uap air (fumarola)
Gas belerang (solfatara)
Gas karbon dioksida (mofet)
Adanya semburan air panas (geyser) yang keluar dari rekahan batuan seperti di
Cisolok Sukabumi (Jawa Barat)
e) Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi, Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi
juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi
tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila
tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya,
gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh
tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang
merambat sampai ke permukaan bumi.
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini
hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan,
dan beberapa saat setelah letusan.
(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan
mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan
di sekitar daerah yang runtuh.
Menurut bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa.
(1) Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.
(2) Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis.
Menurut kedalaman hiposentrumnya, ada tiga jenis gempa.
(1) Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah permukaan
bumi.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 172

(2) Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di bawah
permukaan bumi.
(3) Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km.
Menurut jaraknya, ada tiga jenis gempa.
(1) Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km.
(2) Gempa jauh: jarak episentrum sekitar 10.000 km.
(3) Gempa lokal: jarak episentrum kurang 10.000 km.
Menurut lokasinya, ada dua jenis gempa.
(1) Gempa daratan: episentrumnya di daratan.
(2) Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang menimbulkan
tsunami.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

f) Penyebab Terjadinya Gempa


Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat
ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa
bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600
km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia,
Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan
dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan
di Rocky Moountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan
peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang
dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan
juga seimisitas terinduksi

Gambar 17. Arah pergerakan lempeng yang menyebabkan terjadinya perubahan kulit
bumi yang ditandai dengan warna merah, hijau, biru dan garis putus.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 173

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Bukti pendukung gerakan benua-benua


Keserupaan garis pantai benua-benua yang dipisahkan Samudra Atlantik
Keserupaan garis pantai benua-benua yang dipisahkan Samudra Atlantik menjadi
pemikiran awal konsep pengapungan benua. Data-data struktur tektonik Paleozoikum
yang berada di Amerika Utara dan Eropa, Afrika bagian selatan dan Amerika Selatan
dikumpulkan untuk menunjukan kecocokan struktur antar benua-benua tersebut.
Bukti Paleoiklim
Wegener menyertakan bukti-bukti paleoklimatologi pada bukunya yang keempat.
Suatu lapisan batuan yang diendapkan dapat menunjukan iklim lokasi pada saat
batuan terebut diendapkan. Keberadaan glacier, keberadaan lapisan batubara yang
mengindikasikan iklim tropis basah, serta keberadaan lapisan garam dan gipsum yang
mengindikasikan iklim padang dari berbagai benua sepanjang Karbon dan Perm lalu
dipetakan.
g) Pengukuran Gempa Bumi
Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran itu
berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi
rambatan getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jadi,
gelombang gempa dapat dibedakan atas:
(1) gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di
permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik
(2) gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di
permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik
(3) gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih
lambat

Gambar 18.Energi getaran gempa yang merambat keseluruh lapisan kulit bumi
h) Kekuatan Gempa
Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur tanah,
dan standar kekuatan atau magnitudo gempa biasa dinyatakan dalam skala Richter
atau skala lain yang merupakan pengembangan skala Richter. Gempa diukur dengan
alat yang disebut seismograf. Alat ini mencatat getaran yang ditimbulkan oleh
pergerakan permukaan tanah dalam bentuk garis-garis zig-zag yang menunjukkan
variasi amplitudo gelombang yang ditimbulkan oleh gempa. Kenaikan satu unit
magnitudo (misalnya dari 4.6 ke 5.6) menunjukkan 10 kali lipat kenaikan besar gerakan
yang terjadi di permukaan tanah atau 30 kali lipat energi yang dilepaskan. Jadi gempa
berkekuatan 6.7 skala Richter menghasilkan 100 kali lipat lebih besar gerakan
permukaan tanah atau 900 kali lipat energi yang dilepaskan pada gempa berskala 4.7.
Gempa besar berskala 8 atau lebih secara statistik terjadi rata-rata satu kali tiap tahun
di dunia. Gempa berskala sedang (5- 5.9) terjadi rata-rata 1319 kali dalam setahun di
dunia. Gempa berskala 2.5 atau kurang terjadi jutaan kali dan biasanya tidak dapat
dirasakan oleh manusia. Selain dinyatakan dalam magnitudo besaran gempa juga
sering dinyatakan dalam intensitas. Intensitas gempa adalah ukuran efek gempa di
suatu tempat terhadap manusia, tanah dan struktur atau bangunan. Standar intensitas
yang sering digunakan adalah Modified Mercalli. Dalam standar ini skala I adalah
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 174

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

gempa yang tidak terasa, skala II gempa yang dirasakan oleh beberapa orang yang
sedang dalam posisi istirahat, terutama di bangunan tinggi, demikian seterusnya
sampai meningkat ke skala VII untuk gempa yang merusakkan bangunan yang tidak
dibangun dengan struktur yang baik tetapi hanya sedikit merusakaan bangunan yang
dibangun dengan baik, dan skala XII untuk gempa yang menyebabkan kerusakan total,
dan melemparkan benda-benda ke udara.
(1) Skala Richter
Skala Richter atau SR, skala ukuran kekuatan gempa yang diusulkan oleh
fisikawan Charles Richter,
didefinisikan
sebagai logaritma dari amplitudo
maksimum yang diukur dalam satuan mikrometer (m) dari rekaman gempa oleh
alat pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, IT Knowledge Sharing
Blogpada jarak 100 km dari pusat gempa. Sebagai contoh, Misal kita mempunyai
rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100
km dari pusat gempanya. Jika amplitude maksimumnya sebesar 1 mm, maka
kekuatan gempa tersebut adalah log (103) m sama dengan 3,0 skala Richter.
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo
gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini
menjadi tidak representatif lagi.
Skala Richter Efek Gempa
< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa
2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat
3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan
4.0-4.9 Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh
bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.
5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil.
Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik
6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km
7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas
8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil
9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil
> 10.0 Belum pernah terekam
(2) Skala Mercalli
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang
diciptakan oleh vulkanologis dari Italia bernama Giuseppe Mercalli pada 1902. Skala
Mercalli dibagi menjadi 12 bagian berdasarkan informasi dari orang-orang yang
selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat dan membandingkan tingkat
kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu, skala Mercalli sangat subjektif dan
kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Saat ini
penggunaan skalaRichter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan
gempa bumi. Tetapi skalaMercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli
seismologi Harry Wood dan FrankNeumann masih sering digunakan terutama
apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan
gempa bumi di tempat kejadian.
(3) Skala Modifikasi Mercalli
- Tidak terasa
- Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
- Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.
- Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda
tergantung bergoyang.
- Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak
mampu jatuh.
- Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
- Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
- Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
- Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
- Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
- Rel kereta api rusak.
- Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 175

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

i) Tips Menghadapi Gempa Bumi


(1). Jika berada di dalam rumah: Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuhmu dari jatuhan
benda-benda. Jika kamu tidak memiliki meja, lindungi kepalamu dengan bantal. Jika kamu
sedang menyalakan kompor, matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
(2). Jika berada di luar rumah: Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papanpapan reklame. Lindungi kepalamu dengan menggunakan tangan, tas atau apa pun yang
kamu bawa.
(3). Jika kamu berada di mall, bioskop, atau di lantai dasar gedung: Jangan menyebabkan
kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
(4). Jika kamu berada di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau
kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, tekanlah
semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika
kamu terjebak dalam lift, hubungi petugas gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.
(5). Jika kamu berada di dalam kereta api: Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga kamu
tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah
mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta
atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
(6). Jika kamu berada di dalam mobil: saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan merasa seakanakan roda mobil tersebut gundul. Sopir akan kehilangan control terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti
instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi, keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak
terkunci.
(7). Jika kamu berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas
gunung.Menjauhlahlangsungketempataman.Dipesisirpantai,bahayanyadatang dari tsunami.
Jika kamu merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke
dataran yang tinggi.
(8). Dengarkan informasi: Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk
mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai
dengan informasi yang benar. Kamu dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak
berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak
jelas.
Mitigasi Bencana Gempa Bumi
Mitigasi adalah segenap usaha untuk meminimalisir kerugian dan resiko akibat bencana alam. Perlu
kita sadari, bahwa gempa sangat jarang sekali membunuh, umumnya yang membunuh itu adalah
reruntuhan bangunan akibat gempa dan si korban tidak melindungi diri dari bangunan tersebut.
Mitigasi dapat dilakukan dengan tiga tahapan yaitu : sebelum terjadi, ketika berlangsung dan setelah
terjadi gempa bumi.
1. Sebelum terjadi gempa
Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu siaga adalah
Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan kaidah2 yang baku. Diskusikan lah
dengan para ahli agar bangunan anda tahan gempa. Jangan membangun dengan asal-asalan
apalagi tanpa perhitungan
Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau bekerja, apakah tidak berada pada patahan
gempa atau tempat lain seperti rawan longsor dsb.
Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional. Jika anda punya lemari, ada baiknya
dipakukan ke dinding, agar tidak roboh dan ikut menindih ketika terjadi gempa. Jika ada
perabotan yang digantung, periksalah secara rutin keamanannya.
Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb. Sediakan juga Radio,
karena pada saat gempa alat komunikasi dan informasi lain seperti Telpon, HP, Televisi,
Internet akan terganggu. Radio yang hanya menggunakan baterai akan sangat berguna disaat
bencana.
Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak digunakan.
Catatlah telepon-telepon penting seperti Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.
Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di Indonesia, khususnya daerah rawan Tsunami, saat
ini telah membangun jalur evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Seperti di daerah saya, Kota
Painan, Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat telah dibangun jalurnya.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 176

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah mulai dilakukan oleh beberapa
daerah seperti Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat
Jepang. Sehingga mereka tidak canggung lagi ketika terjadi bencana. Dengan mengikuti
kegiatan ini, kita akan terbiasa dengan bentuk2 peringatan dini yang disediakan pemerintah
daerah, seperti sirine pertanda Tsunami, Sirine Banjir dsb.
2. Ketika berlangsung gempa
Yang pertama sekali adalah DONT BE PANIC, kuasai diri anda bahwa anda dapat lepas dari
bencana tersebut.
Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemungkinan roboh menimpa kita.
Jika anda berada dalam gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika tidak memungkinkan
berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau berlindunglah di pojok bangunan,
karena lebih kuat tertopang.
Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan memungkinkan terjadinya
rengkahan tanah.
Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda sedang berada
di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda sedang berada di daerah
pegunungan, maka perhatikan disekitar anda apakah ada kemungkinan longsor.
3. Setelah terjadi gempa
Jika anda masih berada dalam gedung, maka yu keluar dengan tertib, jangan gunakan Lift,
gunakanlah tangga.
Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran gas, dinding
retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama.
Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk roboh.
j) Tsunami
Tsunami(bahasajepang:;tsu=pelabuhan,nami= gelombang,secara harafiah berarti ombak
besar di pelabuhan) adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut
secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa
bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau
hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang
dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di
laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara
dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa
masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena
Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa olehaliran gelombang
tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Sejarawan Yunani bernama
Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun
hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih
terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
(1) Penyebab Terjadi Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air,
seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun,
90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal
pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang
mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman
laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam.
Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya
sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa
mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 177

merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter
bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar.
Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke
bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga
dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba
sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan
benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar,
dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 19. Proses terjadi tsunami di daerah pantai pada saat terjadi gempa bumi di dasar laut
Peristiwa tsunami di dunia yang menimbulkan korban besar di dunia, diantaranya:
1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal, dan menelan 60.000
korban jiwa.
1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami menewaskan lebih dari
36.000 jiwa.
2004 - Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan tsunami menelan korban
jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara danAfrika. Ketinggian tsunami 35 m,
2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan
setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari
500 orang. Dan berasal dari selatan kota Ciamis
2007 - 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 3-4 m
2010 - 27 Februari, Santiago, Chili
2010 - 26 Oktober, Kepulauan Mentawai, Indonesia
2011 - 11 Maret, Sendai, Jepang
Analisa tentang gempa bumi dari teori lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini
teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan
meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Gempa yang disusul Tsunami di Jepang ini disebabkan benturan lempeng tektonik yang disebut
Subduksi. Benturan ini terjadi antara lempeng samudra dengan lempeng benua. Ada tiga lempeng
yang saling bertemu pada saat terjadi gempa dan kemudian tsunami di Jepang pada 11 maret 2011,
yaitu lempeng tektonik, lempeng erasia, dan lempeng pasifik. Gambar dibawah ini menunjukkan posisi
lempeng diantara ketiganya.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 178

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 20. Pertemuan tiga lempeng yang menimulkan tsunami di Jepang pada 11 Maret 2011
Subduksi di Jepang terjadi karena penghunjaman lempeng pasifik di bawah negara. Teori ini
sangat bisa diterima karena posisi Jepang dikenal sangat rawan dengan gempa. Teori Gaya Tarik
Bulan. Teori ini mencoba mengaitkan dengan fenomena supermoon yang akan terjadi pada 19 Maret
2011. Fenomena Supermoon adalah posisi bulan yangberada dekat dengan bumi. Penganut teori ini
menyakini bahwa Supermoon atau Lunar Prugee dapat menyebabkan Moonageddon Richard Nolle,
astronom Amerika Serikat (AS), seperti dilansir ABC Radio mengatakan kenyataan yang tengah
dihadapi adalah Supermoon sedang dalam perjalanan mendekati bumi. Jika dilihat lebih mendalam
Supermoon memiliki keterkaitan historis dengan bencana angin kencang, gelombang tinggi, serta
gempa bumi. Sejarah pernah mencatat bencana di Bumi terjadi saat fenomena lunar perigee,
Misalnya, badai di New England 1938, banjir di Lembah Hunter tahun 1955, Bencana Siklon Tracy di
tahun 1974, serta badai Katrina di 2005 diyakini juga terkait Fenomena SuperMoon.
Namun, lagi-lagi penganut Teori Moonageddon kembali dibantah oleh para ilmuwan. seperti
dilansir The Telegraph, ilmuwan ini menyatakan tidak punya bukti bahwa Supermoon bisa memicu
bencana alam. Kalaupun kehadiran Supermoon member efek terhadap bumi,itu hanyalah air pasang
yang lebih tinggi atau air surut yang lebih rendah dari biasanya.
150 Daerah di Indonesia Rawan Tsunami
Berdasarkan peta bencana 2010-2014 yang disusun Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) dan instansi terkait, terdapat 150 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia yang berpotensi
diterjang tsunami. Pemetaan lokasi tersebut dilakukan BNPB bekerja sama dengan 22 lembaga di
bawah kementerian. Kota dan kabupaten tersebut terebar di sepanjang pantai barat Sumatera, mulai
dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung sampai ke wilayah selatan Jawa
seperti Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur. Tsunami juga berpotensi terjadi di kepulauan Halmahera, Sulawesi Utara,
Sulawesi Selatan, dan Papua bagian utara. Daerah-daerah tersebut merupakan tempat pertemuan
antara lempeng tektonik IndoAustralia dan Eurasia. Sedangkan di sekitar Papua, pertemuan antara
lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik.Tsunami merupakan dampak dari gempa bumi, wilayah-wilayah
tersebut memiliki potensi tinggi terhadap gempa. Biasanya tsunami terjadi jika gempa lebih dari 6,5
skala richter dengan kedalaman kurang dari 20 kilometer.
Cara penanggulangan tsunami, yaitu :
Melaksanakan evakuasi secara intensif.
Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian logistik yang
diperlukan.
Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan tepat
sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.
P a g e | 179
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

d. Tenaga Eksogen
Proses eksogen merupakan tenaga dari luar.
1) Pelapukan
Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan
dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran,
berupa:
a). Sinar matahari
b). Air
c). Gletser
d). reaksi kimiawi
e). kegiatan makhluk hidup (organisme)
Proses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :
(1). Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi
bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh
sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu
(2). Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiawi
batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiri dari dua macam, yaitu proses oksidasi
dan proses hidrolisis.
(3). Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar
tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas hewan (cacing tanah dan serangga).
2) Erosi
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi
dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai,
angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi
air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi/erosi marin), Erosi gletser (glasial)
a). Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai
dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut.
(1) Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
(2) Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya
berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh warna air yang mengalir berwarna coklat:
(3) Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur
pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
(4) Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila
erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah
sudah rusak.
b). Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
(1) tebing sungai semakin dalam
(2) lembah semakin curam
(3) pembentukan gua
(4) memperbesar badan sungai
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara lain :
(1) Batu jamur
(2) Ngarai
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
(1) Dinding pantai yang curam
(2) relung ( lekukan pada dinding tebing)
(3) gua pantai
(4) batu layer

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 180

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

e. Pedosfer dan Jenis-Jenis Tanah


1) Pengertian Tanah dan Lahan
Anda mungkin bertanya apa hubungan Pedosfer dengan tanah dan lahan? Pedosfer atau tanah
adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas permukaan bumi. Lalu apa
bedanya tanah dengan lahan ? Selama ini orang awam beranggapan tanah samapengertiannya
dengan lahan. Padahal menurut konsep Geografi tanah dengan lahan memiliki perbedaan yang
mendasar. Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu
benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian
paling atas dari kulit bumi. Sedangkan lahan Bahasa Inggrisnya disebut land, lahan merupakan
lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan
kesejahteraan hidup manusia. Yang dimaksud dengan lingkungan fisis meliputi relief atau
topografi, tanah, air, iklim. Sedangkan lingkungan biotik meliputi tumbuhan, hewan, dan
manusia. Jadi kesimpulannya pengertian lahan lebih luas daripada tanah.
Bagaimana, apakah Anda telah mengetahui perbedaan tanah dengan lahan! Coba tuliskan
kesimpulanmu pada kertas tersendiri! Sekarang marilah kita pelajari faktor- faktor yang
mempengaruhi proses pembentukan tanah.
2) Faktor-faktor Pembentuk Tanah
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain iklim,
organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan
dengan rumus sebagai berikut:
T = f (i, o, b, t, w)
Keterangan:
T = tanah b = bahan induk
f = faktor t = topografi
i = iklim w = waktu
o = organisme
Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
(1) Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu
suhu dan curah hujan.
(a) Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka
proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
(b) Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan
pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi
rendah).
(2) Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
(a) Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan
organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan),
sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu
kapur larut oleh air.
(b) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan
daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting
itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/ mikroorganisme yang ada di dalam
tanah.
(c) Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim
sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi
hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput
membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal
dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
(d) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifatsifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K
yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih
tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 181

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

(3) Bahan Induk


Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan
metamorf.Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami
pelapukan dan menjadi tanah.Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian
memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan
induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang
kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi
intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung
unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat
menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna
kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang
warnanya lebih merah.
(4) Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
a). Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena
tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
b). Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi
asam.
(5) Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian
yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjad semakin tua dan kurus. Mineral yang
banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral
yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka
induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
(a).Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran
antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya.
Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol.
(b).Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah mudah dapat berubah
menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison B. Contoh tanah dewasa
adalah andosol, latosol, grumosol.
(c).Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses
perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horoson A dan B. Akibatnya terbentuk
horizon A1, A2, A3, B1, B2, B3. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik
dan latosol tua (laterit).
Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk
vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk
tanah muda, dan 1000 10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.
3) Jenis-Jenis Tanah Di Indonesia
Jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam, antara lain:
a). Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput rawa,
dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0.5
meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi
tidak lekat-agak lekat, kandungan organic lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan
lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), kandungan
unsur hara rendah. Berdasarkan penyebaran tipografinya, tanah gambut dibedakan menjadi
tiga yaitu:
(1). gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5 16
meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hamper selalu tergenang
air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran pantai Sumatra,
Kalimantan dan Irian Jaya (Papua);
(2). gambut topogen: terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa di daerah
dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa, ketebalan 0.5
6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih tinggi. Contoh
penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok (Ciamis, Jawa Barat), dan
Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah); dan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 182

(3). gambut pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa
tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh penyebarannya
di Dataran Tinggi Dieng.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut dibedakan menjadi:


(1). gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih tinggi;
(2). gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2 , miskin unsur hara, biasanya selalu tergenang
air; dan
(3). mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop.
b). Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk
aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur , konsistensi dalam keadaan basah
lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah
dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah cekungan (depresi).
c). Regosol
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur
berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari
bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng
vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir pantai.
d). Litosol
Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan beku atau
batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-kadang
merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan pada
umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil dan
kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi
berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
e). Latosol
Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur
lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh, warna coklat
merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300
1000 meter, batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi batuan beku intrusi.
f). Grumosol
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat,
struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan bawah, konsistensi
bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya
bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka
erosi. Jenis ini berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat
basa. Penyebarannya di daerah iklim sub humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun.
g). Podsolik Merah Kuning
Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir,
struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5.5), kesuburan rendah
hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan basa rendah, peka erosi. Tanah ini
berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim
basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun.
h). Podsol
Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, susunan horizon terdiri dari horizon albic
(A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir, struktur gumpal, konsistensi
lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat masam, kesuburan rendah, kapasitas
pertukaran kation sangat rendah, peka terhadap erosi, batuan induk batuan pasir dengan
kandungan kuarsanya tinggi, batuan lempung dan tuf vulkan masam. Penyebaran di daerah
beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, topografi
pegunungan. Daerahnya Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya (Papua).
i). Andosol
Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak
coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur
remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas
lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi,

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 183

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau
tuf vulkanik.
j). Mediteran Merah Kuning
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna coklat hingga
merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut,
konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi,
daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari batuan kapur keras
(limestone) dan tuf vulkanis bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub humid, bulan
kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan,
topografi Karst dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah
kuning di daerah topografi Karst disebut terra rossa.
k). Hodmorf Kelabu (gleisol)
Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu topografi
merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, solum tanah sedang,
warna kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga lempung, struktur berlumpur hingga
masif, konsistensi lekat, bersifat asam (pH 4.5 6.0), kandungan bahan organik. Ciri khas
tanah ini adanya lapisan glei kontinu yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari
0.5 meter akibat dari profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran di daerah beriklim humid hingga
sub humid, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun.
l). Tanah sawah (paddy soil)
Tanah sawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama (ratusan tahun) dipersawahkan
memperlihatkan perkembangan profil khas, yang menyimpang dari tanah aslinya.
Penyimpangan antara lain berupa terbentuknya lapisan bajak yang hampir kedap air disebut
padas olah, sedalam 10 15 cm dari muka tanah dan setebal 2 5 cm. Di bawah lapisan
bajak tersebut umumnya terdapat lapisan mangan dan besi, tebalnya bervariasi antara lain
tergantung dari permeabilitas tanah. Lapisan tersebut dapat merupakan lapisan padas yang
tak tembus perakaran, terutama bagi tanaman semusim. Lapisan bajak tersebut nampak jelas
pada tanah latosol, mediteran dan regosol, samara-samar pada tanah aluvial dan grumosol.
4) Penyebab Terjadinya Kerusakan Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
a). Penyebab Kerusakan Tanah
Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
(1) Perusakan hutan
Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi
kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah tererosi.
(2) Proses kimiawi air hujan
Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui proses perubahan
kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanis.
(3) Proses mekanis air hujan
Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah di permukaannya
sehingga bisa terbentuk selokan. Pada daerah yang tidak bervegetasi, hujan lebat dapat
menghanyutkan tanah berkubik-kubik. Air hujan dapat pula menghanyutkan lumpur
sehingga terjadi banjir lumpur.
(4) Tanah longsor
Tanah longsor adalah turunnya atau ambruknya tanah dan bebatuan kebawah bukit. Hujan
mempercepat longsornya tanah karena tanah menjadi longgar dan berat. Pelongsoran
hanya terjadi pada lapisan luar yang terlepas dari permukaan tanah.
(5) Erosi oleh air hujan
Pergerakan tanah dapat disebabkan oleh air hujan, misalnya tanah labil yang ada di pinggirpinggir sungai apabila tertimpa hujan lebat akan lepas dan jatuh ke sungai.
(6) Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran.
(7) Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi).
(8) Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging) dan erosi.
b). Dampak Kerusakan Tanah terhadap Kehidupan
Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan
tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain yaitu hasil-hasil erosi
tersebut diendapkan.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 184

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

(1) Kerusakan di tempat terjadinya erosi


Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian tanah
dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah ini mengakibatkan hal-hal
berikut:
penurunan produktifitas tanah;
kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman;
kualitas tanaman menurun;
laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang;
struktur tanah menjadi rusak;
lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah;
erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas
lahan yang dapat ditanami; dan pendapatan petani berkurang.
c). Kerusakan di tempat penerima hasil erosi
Erosi dapat juga menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima hasil erosi. Erosi
memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya seperti unsur-unsur
hara tanaman (N,P, bahan organik dan sebagainya) atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT,
Endrin dan lainlain).
Pengendapan bahan-bahan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang dikandungnya dapat
dikatakan sebagai polusi (pencemaran) di tempat tersebut. Pencemaran yang disebabkan oleh
bahan-bahan padat tanah disebut polusi sedimen, sedangkan pencemaran oleh senyawasenyawa kimia yang ada di dalam tanah disebut polusi kimia. Polusi kimia dari tanah dapat
dibedakan menjadi polusi kimia dari unsur hara (pupuk) dan polusi kimia dari
pestisida/herbisida.
Polusi sedimen: adalah pengendapan bahan tanah yang tererosi ke tempat lain.
Pengendapan ini dapat menyebabkan:
(1). Pendangkalan sungai sehingga kapasitas sungai menurun. Akibatnya menambah
terjadinya banjir, apalagi kalau banyak air mengalir sebagai aliran permukaan (run off)
karena hilangnya vegetasi di daerah hulu.
(2) Tanah-tanah yang subur kadang-kadang menjadi rusak karena tertimbun oleh tanah-tanah
kurus atau batu-batuan, pasir, kerikil dari tempat lain.
(3) Apabila digunakan untuk air minum, air yang kotor itu perlu lebih banyak biaya untuk
membersihkannya.
(4) Karena air yang keruh, maka mengurangi fotosintesis dari tanaman air (karena sinar
matahari sulit menembus air).
(5) Perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang diangkut mempengaruhi keseimbangan
sungai tersebut. Apabila terjadi pengendapan di suatu dam, maka air yang telah
kehilangan sebagian dari bahan yang diangkutnya tersebut akan mencari keseimbangan
baru dengan mengikis dasar saluran atau pondasi dari dam tersebut sehingga
menyebabkan kerusakan.
(6) Kadang-kadang polusi sedimen dapat memberi pengaruh baik yaitu bila terjadi
pengendapan tanah-tanah subur, misalnya tanah-tanah aluvial di sekitar sungai.
d). Upaya mengurangi pengiokisan/ erosi tanah
Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut
dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angina, gletser atau gravitasi. Di Indonesia erosi
yang terpenting adalah disebabkan oleh air.
Jenis-jenis Erosi oleh Air:
(1). Pelarutan
Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering ditemukan sungaisungai di bawah tanah.
(2). Erosi percikan (splash erosion)
Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melemparkan butir-butir tanah sampai
setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang terlempar tersebut
umumnya jatuh ke lereng di bawahnya.
(3). Erosi lembar (sheet erosion)
Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang
paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah
seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 185

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

(4). Erosi alur (rill erosion)


Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat-setempat di suatu lereng, maka bila
air dalam genangan itu mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran air tersebut. Alur-alur
itu mudah dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
(5). Erosi gully (gully erosion)
Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut di atas. Karena alur yang terus
menerus digerus oleh aliran air terutama di daerah-daerah yang banyak hujan, maka aluralur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran air yang lebih kuat. Alur-alur tersebut
tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah biasa.
(6). Erosi parit (channel erosion)
Parit-parit yang besar sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air
dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding tebing parit di bawah
permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala
meander dari alirannya dapat meningkatkan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu.
(7). Longsor
Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena tanah di bagian bawah tanah
terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ketembus air) seperti batuan liat. Dalam
musim hujan tanah diatasnya menjadi jenuh air sehingga berat, dan bergeser ke bawah
melalui lapisan yang licin tersebut sebagai tanah longsor.
Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi air adalah :
(1) Curah hujan
Sifat-sifat yang perlu diketahui adalah:
Intensitas hujan: menunjukkan banyaknya curah hujan persatuan waktu.
Biasanya dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam.
Jumlah hujan: menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama satu
bulan atau selama satu tahun dan sebagainya.
Distribusi hujan: menunjukkan penyebaran waktu terjadinya hujan.
(2) Sifat-sifat tanah
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah:
(a) Tekstur tanah: tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan terhadap erosi,
karena butir-butir yang besar (kasar) tersebut memerlukan lebih banyak tenaga untuk
mengangkut. Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi karena daya rekat yang
kuat sehingga gumpalannya sukardihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka
terhadap erosi adalah debu dan pasir sangat halus. Oleh karena itu makin tinggi
kandungan debu dalam tanah, maka tanah menjadi makin peka terhadap erosi.
(b) Bentuk dan kemantapan stuktur tanah
Bentuk struktur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat)
menghasilkan tanah dengan daya serap tinggi sehingga air mudah meresap ke dalam
tanah, dan aliran permukaan menjadi kecil, sehingga erosi juga kecil. Struktur tanah
yang mantap tidak akan mudah hancur oleh pukulan-pukulan air hujan, akan tahan
terhadap erosi. Sebaliknya struktur tanah yang tidak mantap, sangat mudah oleh
pukulan air hujan, menjadi butir-butir halus sehingga menutup pori-pori tanah.
Akibatnya air infiltrasi terhambat dan aliran permukaan meningkat yang berarti erosi
juga akan meningkat.
(c) Daya infiltrasi tanah
Apabila daya infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap ke dalam tanah,
sehingga aliran permukaan kecil dan erosi juga kecil.
(d) Kandungan bahan organik
Kandungan bahan organik menentukan kepekaan tanah terhadap erosi karena bahan
organik mempengaruhi kemantapan struktur tanah. Tanah yang mantap tahan
terhadap erosi.
e). Lereng
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang. Apabila lereng
makin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga kekuatan mengangkut
meningkat pula. Lereng yang semakin panjang menyebabkan volume air yang mengalir menjadi
semakin besar.
f). Vegetasi (tumbuhan)
Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah:
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 186

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

(1). Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga kekuatan
untuk menghancurkan tanah dapat dikurangi.
(2) Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi.
(3) Penyerapan air kedalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan) melalui vegetasi.
Hutan paling efektif dalam mencegah erosi karena daun-daunnya dan rumputnya rapat.
Untuk pencegahan erosi paling sedikit 70% tanah harus tertutup vegetasi.
g). Manusia
Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau buruk.
Pembuatan teras-teras pada tanah berlereng curam merupakan pengaruh baik manusia,
karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggundulan hutan di daerah pegunungan
merupakan pengaruh yang jelek karena dapat menyebabkan erosi dan banjir.
Metode Pengawetan Tanah
Metode pengawet tanah pada umumnya dilakukan untuk:
(1). Melindungi tanah dari curahan langsung air hujan.
(2). Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
(3). Mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah).
(4). Meningkatkan stabilitas agregat tanah
Beberapa metode pengawetan tanah dibagi menjadi tiga yaitu:
(1). Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi
(tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan
erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain:
(a). Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman
tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi,
mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/ kotoran di udara lapisan
bawah.
(b). Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras seperti
pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil kayunya.
(c). Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah
dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan
memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan
dengan kemiringan 3 8%
(d). Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan
tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk menghambat
penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi dan
memperkaya bahan organik tanah.
(e). Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman
berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris tegak lurus
terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar jarak
tanaman diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8% jarak tanaman dirapatkan.
Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan tanah.
(f). Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian
(bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya
untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang.
(2). Metode Mekanik/Teknik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik pengolahan
tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off), menampung dan
menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum
dilakukan pada metode mekanik antara lain:
a). Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah
sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air, dan memperbesar
resapan air.
b). Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan tanggul
sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap ke
dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.
c). Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga) pada lahan
miring dengan lereng yang panjang.Fungsinyauntuk memperpendek panjang lereng,
memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 187

d). Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong
lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan
mengatur aliran air sampai ke sungai. Metode pengawetan tanah akan sangat efektif
apabila metode mekanik dikombinasikan dengan metode vegetatif misalnya
terrassering dan buffering.
(3). Metode Kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur
tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur
yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar
dan aliran air permukaan (run off) tetap kecil. Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan
tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Pada saat
sekarang ini umumnya masih dalam tingkat percobaan-percobaan. Beberapa jenis bahan
kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari
bahan kimia tersebut dicampur dengan air, misalnya dengan perbandingan 1:3, kemudian
dicampur dengan tanah.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

GLOSSARIUM
Litosfer = Lapisan kulit bumi/lapisan batuan
Pedosfer = Lapisan tanah
Astenosfer = Lapisan di antara litosfer dengan barisfer/Mantel bumi
Magma =Cairan pijar yang ada di perut bumi
Siklus Batuan = Perubahan bentuk batuan dari magma menjadi batuan dan suau saat akan
kembali mejadi magma
Hujan Asam = segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat
asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air
hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah
Erosi = Penghancuran massa batuan
Pengendapan = Pelapisan material yang berasal dari pelapukan yang berlapis-lapis
Kompaksi = Pelapisan batuan sedimen
Erupsi = Letusan Gunung Api
Batolit = Batuan yang membeku di dapur magma
Mineral = suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang
dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika
tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal
sebagai struktur kristal
Fosil = sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang diawetkan oleh alam
Kristal = padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan
polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal
ketika mengalami proses pemadatan
Travertin = bentuk batu kapur yang didepositkan oleh mata air mineral, terutama air panas
Vulkanologi = Ilmu yang mempelajari tentang gunung api dan proses pembentukannya
Vulkanisme = Kegiatan yang berhubungan dengan naiknya magma di dalam gunung api
Episentrum = Pusat gempa di permukaan bumi
Hiposentrum = Pusat gempa di dalam bumi
Tsunami = bencana yang disebabkan oleh pasang/naiknya air laut ke permukaan darat
disertai dengan gelombang tinggi
Subduksi = Zona pertemuan antara kedua lempeng konvegen/bertubrukan
Mitigasi = pengurangan, pencegahan atau bisa dikatakan sebagai proses mengupayakan
berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif dari sesuatu
Evakuasi = upaya pemindahan korban dari lokasi kejadian yang berbahaya ke
tempat yang memadai untuk diberi pertolongan atau untuk ditindaklanjuti dengan
kondisinya guna kelangsungan hidupnya
Topografi = Perbedaan ketinggian tempat di permukaan bumi
Infiltrasi = Proses meresapnya air ke dalam tanah
Run Off = Aliran air permukaan

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 188

3. Latihan
1. Jelaskan perbedaan antara batuan plutonik dan batuan vulkanik
2. Jelaskan tsunami yang terjadi di jepang yang berkaitan dengan lempeng teknonik
3. Jelaskan tujuh faktor yang memengaruhi proses pembentukan tanah
4. Mengapa keadaan relief suatu daerah berperan dalam membentuk komposisi tanah
5. metode manakah yang paling baik terhadap pengawetan tanah pada suatu lereng yang terjal

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

4. Evaluasi
1. Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan ledakan secara bergantian, bahan nya
berlapislapis merupakan ciri gunung api......
a. maar
b. strato
c. perisai
d. perret
2. Air yang banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dengan mudah dapat melarutkan batu
kapur (CaCO3). Contoh tersebut merupakan jenis pelapukan......
a. organis
b. mekanis
c. kimiawi
d. mekanis-kimiawi
3. Bahan-bahan silikat pijar dalam wujud padat, cair, dan gas dinamakan ....
a. lava
b. lahar
c. magma
d. solfatar
4. Terjadinya gerak turunnya daratan sehingga ter lihat per mukaan air laut yang naik disebut ....
a. epirogenetik positif
b. epirogenetik negatif
c. orogenetik positif
d. orogenetik negatif
5. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk
aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam keadaan basah
lekat, pH bermacam-macam, dan kesuburan sedang sampai tinggi. Penyebarannya di daerah
dataran aluvial sungai, aluvial pantai, dandaerah ce kungan (depresi) adalah ciri tanah...
a. regosol
b. multisol
c. ultisol
d. aluvial
6. Jalur pegunungan Sirkum Pasifik terbentang ....
a. Mulai dari Pantai Pasifik Amerika, Jepang, Filipina, Papua, Australia, sampai Selandia Baru
b. Mulai dari Jepang, Pantai Pasifik Amerika, Filipina, Papua, Australia, sampai Selandia Baru.
c. Mulai dari Filipina, Pantai Pasifik Amerika, Papua, Australia, Jepang, sampai Selandia Baru.
d. Mulai dari Pantai Pasifik Amerika, Papua, Filipina, Australia, Jepang, sampai Selandia Baru.
7. Peristiwa letusan gunungapi di mana magma yang terkandung keluar melalui retakan yang
memanjang dinamakan erupsi ....
a. linear
b. areal
c. maar
d. strato
8. Proses penghancuran tanah (detached) dan pemin dahan ke tempat lain oleh kekuatan air,
angin, gletser, atau gravitasi disebut ....
a. pengendapan
b. masswasting
c. lipatan
d. erosi
9. Berikut ini yang merupakan cara untuk mengawetkan tanah dengan menggunakan metode
mekanik, adalah ....
a. penghijauan
b. buffering
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 189

c. contour village
d. strip cropping
10. Jenis tanah yang paling dominan terdapat di Di daerah Bogor dan sekitarnya adalah ....
a. regosol
b. andosol
c. grumosol
d. latosol

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Kunci Jawaban
Latihan :
Jawaban berupa rambu-rambu adapun deskripsinya dapat anda jelaskan dengan gaya bahasa
sendiri
1. Anda harus melihat warna, kepadatan dan kristal yang terbentuk
2. Ada tiga lempeng yaitu pasifik, erasia dan pilipina
3. Faktor tersebut berkaitan dengan alam sekitarnya dan keadaan relief setempat serta batuan
induknya
4. Relief merupakan keadaan bentuk muka bumi dengan ketinggiannya dan perbedaan suhu
5. Lereng terjal memiliki kemiringan lebih dari 45%, metode lainnya kimia dan mekanik kurang
berperanan
6. Evaluasi
1. B
2. C
3. C
4. B
5. D
6. D
7. A
8. D
9. B
10. D

D. Dinamika Perubahan Hidrosfer


1. Tujuan
a. Stndar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer
b. Kompetensi Dasar
: Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka
bumi.
c. Indikator
:

Mengindetifikasi unur-unsur utama siklus hidrologi

Mengindentifikasi jensi perairan darat

Menjelaskan air tanah dan jenisnya

Mendeskripsikan daerah aliran sungai

Menjelaskan zona laut, morfologi laut, gerak air laut dan kualitas air laut
Menjelaskan manfaat perairan laut bagi kehidupan manusia
Menjelaskan manfaat perairan darat bagi kehidupan manusia
2. Materi : Siklus Hidrologi
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke
bumi dankembali atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan
air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan
secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan
menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang
kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus
hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian
akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 190

jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah- celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler
atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungaisungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 21. Daur siklus hidrologi


Daur siklus hidrologi yang terjadi di bumi dengan matahari sebagai energi panas di bumi Air
permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian
air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang
membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif
tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Jenis Perairan, kita melihat bahwa
dipermukaan bumi bumi ada suatu perairan yang sangat luas sekali dan terbentuk milyaran
tahun yang lalu yaitu laut. Namun di daratan ada beberapa perairan yang kita ketahui
diantaranya:
Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu,
berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang akhirnya bermuara ke laut
atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan lebak, kanal dan saluran irigasi yang
dibuat manusia termasuk ke dalam kategori sungai.
Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan air berfluktuasi
kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai atau tidak mempunyai
sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan, terbentuk secara alami dan terisoiasi
dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam kategori danau.
Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai Air
permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan
sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan
berakhir ke laut.
Rawa adalah perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah dengan sumber air
dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan dengan sungai, relatif
tidak dalam, berdasar lumpur dan atau tumbuhan membusuk, banyak terdapat vegetasi baik
yang mengapung dan mencuat maupun tenggelam.
Genangan air lainnya adalah perairan umum selain kategori di atas.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 191

a. Daerah Aliran Sungai (DAS)


Pemahaman tentang daerah aliran sungai masih banyak yang salah. Diantaranya
dikatakan bahwa DAS adalah sungai dengan alirannya yang sebelah kanan kirinya
dibatasi oleh tebing baik tanggul atau merupakan lembah yang curam. Oleh karena itu
pemahaman tersebut perlu diperbaiki dengan penjelasan sebagai berikut: Daerah Aliran
Sungai(DAS) menurut Dictionary of Scientific and Technical Term (Lapedes et al ., 1974),
DAS (Watershed) diartikan sebagai suatu kawasan yang mengalirkan air kesatu sungai
utama. Dikemukakan oleh Manan (1978) bahwa DAS adalah suatu wilayah penerima air
hujan yang dibatasi oleh punggung bukit atau gunung, dimana semua curah hujan yang
jatuh diatasnya akan mengalir di sungai utama dan akhirnya bermuara kelaut

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar22.
Daerah aliran sungai dengan aliran berupa run off mulai dari hulu menuju ke sungaisungai dan berakhirnya di muara sungai pada suatu out let utama.
Pembagian Daerah Aliran Sungai
Daerah aliran sungai terbagi menjadi tiga daerah yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan
bagian hilir.
1. DAS Bagian Hulu (Upperland)
DAS bagian hulu mempunyai ciri-ciri:
a) Merupakan daerah konservasi.
b) Mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi.
c) Merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (> 15%).
d) Bukan merupakan daerah banjir.
e) Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.
f) Jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan.
g) Laju erosi lebih cepat daripada pengendapan.
h) Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf V.
2. DAS Bagian Tengah (Middle Land)
DAS bagian tengah merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dengan bagian
hilir dan mulai terjadi pengendapan. Ekosistem tengah sebagai daerah distributor dan
pengatur air, dicirikan dengan daerah yang relatif datar. Daerah aliran sungai bagian
tengah menjadi daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik DAS yang berbeda
antara hulu dengan hilir.
3. DAS Bagian Hilir (Lowerland)
DAS bagian hilir dicirikan dengan:
a) Merupakan daerah pemanfaatan atau pemakai air.
b) Merupakan zone sedimentasi
c) Kerapatan drainase kecil.
d) Merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai dengan sangat kecil
(kurang dari 8%).
e) Pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan).
f) Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 192

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

g) Jenis vegetasi didominasi oleh tanaman pertanian kecuali daerah estuaria yang
didominasi hutan bakau/gambut.
h) Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf U Pengelolaan daerah aliran
sungai (DAS) bagian hulu akan berpengaruh sampai pada hilir. Oleh karenanya
DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi
perlindungan terhadap seluruh bagian DAS, jadi apabila terjadi pengelolan yang
tidak benar terhadap bagian hulu maka dampak yang ditimbulkan akan dirasakan
juga pada bagian hilir. Misalnya, erosi yang terjadi tidak hanya berdampak bagi
daerah dimana erosi tersebut berlangsung yang berupa terjadinya penurunan
kualitas lahan, tetapi dampak erosi juga akan dirasakan dibagian hilir, dampak
yang dapat dirasakan oleh bagian hilir adalah dalam bentuk penurunan kapasitas
tampung waduk ataupun sungai yang dapat menimbulkan resiko banjir sehingga
akan menurunkan luas lahan irigasi (Asdak, 1995:12).
b. Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Beberapa proses alami dalam DAS dapat memberikan dampak menguntungkan kepada
sebagian kawasan DAS, tetapi pada saat yang sama dapat merugikan bagian yang lain.
Bencana alam banjir dan kekeringan silih berganti yang terjadi di suatu wilayah atau
daerah merupakan dampak negatif kegiatan manusia pada suatu DAS, dapat dikatakan
bahwa kegiatan manusia telah menyebarkan DAS gagal dalam menjalankan fungsinya
sebagai penampung air hujan, penyimpan, dan pendistribusian air ke saluran-saluran
atau sungai. Air permukaan baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa) dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen- komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem daerah aliran sungai
(DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud
dan tempatnya. Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh
seluruh faktor yang ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah (topografi),
tanah, dan manusia. Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan, maka hal
tersebut akan mempengaruhi juga ekosistem DAS tersebut dan akan menyebabkan
gangguan terhadap bekerjanya fungsi DAS. Apabila fungsi suatu DAS telah terganggu,
maka system hidrologisnya akan terganggu, penangkapan curah hujan, resapan dan
penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem penyalurannya menjadi
sangat boros. Kejadian itu akan menyebabkan melimpahnya air pada musim penghujan
dan sangat minimum pada musim pada musim kemarau, sehingga fluktuasi debit sungai
antara musim hujan dan musim kemarau berbeda tajam
c. Perairan Darat, dan Jenisnya.
Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk perairan
yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan bergerak
menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau, rawa dan lainlain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Dari
penjelasan di atas tentunya Anda paham bukan, bahwa air sumur, air sungai, rawa,
danau, empang dan sejenisnya termasuk jenis perairan darat. Tata air yang berada di
wilayah daratan tersebut dipelajari oleh suatu ilmu yang disebut hidrologi.
1. Danau
Air yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di Sumatera Utara,
Danau Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Selain air
tawar ada juga danau yang airnya asin (memiliki kadar garam tinggi) seperti Danau
Kaspia, Danau Laut Mati, Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain. Mengapa ada
danau yang airnya asin? Hal ini terjadi karena di danau terjadi penguapan yang
sangat tinggi. Di samping itu air yang masuk ke danau tersebut biasanya tidak
berpelepasan atau tidak mengalir lagi ke tempat lain. Berdasarkan proses kejadiannya
danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau:
Tektonik, Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk atau Bendungan.
a) Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti
gempa Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan tanah.
Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence)
dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles tersebut
terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso, danau

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 193

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau
Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
b) Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang
kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang
menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana.
Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau.
Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau
gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera
Barat serta Kawah gunung Kelud.
c) Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara
proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian
tanah / batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan.
Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau
jenis ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
d) Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di
daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan
batu kapur. Bekas erosi mem bentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga
terbentuklah danau.
e) Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es akibat
erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Contoh
danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu danau
Superior, danau Michigan dan danau Ontario.
f) Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia.
Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik
tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya
Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di
Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa
Tengah.
2. Rawa
Pernahkah Anda melihat/menyaksikan rawa, atau barangkali di sekitar tempat tinggal
Anda terdapat rawa. Daerah rawa banyak kita temukan di pantai timur pulau
Sumatera dan pantai selatan pulau Kalimantan. Secara ringkas dapat dikatakan
bahwa: Rawa atau paya-paya adalah daerah rendah yang selalu tergenang air. Air
yang menggenangi rawa bisa berupa air hujan, air sungai maupun dari sumber mata
air tanah.
Ada dua jenis rawa yaitu:
1) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan
2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.
Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu
tergenang. Sedang kan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya
berganti.
Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman
dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5.
b) Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuhtumbuhan) yang hidup.
c) Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal. Sedangkan rawa
yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:
a) Airnya tidak terlalu asam.
b) Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuhtumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
c) Dapat diolah menjadi lahan pertanian. Keberadaan rawa banyak manfaatnya
bagi kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain:
a) Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku
pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas,
dompet, hiasan dinding dan lain-lain,
b) Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,
c) Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
d) Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 194

Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang harus kita jaga
kelestariannya. Untuk menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara antara
lain:
a) Tidak sembarangan menebangi pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh
di rawa.
b) Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan
organism di dalamnya.

3. Air Tanah
Air tanah (groundwater) adalah bagian dari air yang ada di bawah permukaan tanah (subsurface water), yakni hanya yang berada di zona jenuh (zone of saturation) (Gambar 23).
Penyebaran vertikal air bawah permukaan dapat dibagi menjadi zona tak-jenuh (zone of
aeration) dan jenuh. Zona tak-jenuh terdiri dari ruang antara yang sebagian terisi oleh air dan
sebagian terisi oleh udara, sementara ruang antara pada zona jenuh seluruhnya terisi oleh air.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 23. Distribution of subsurface water


Air yang berada pada zona tak-jenuh disebut air gantung (vadose water). Air gantung yang
terdapat dekat permukaan hingga tersedia bagi akar tetumbuhan disebut air solum (solumn
water), dan yang tersimpan dalam ruang merambut (capillary zone) disebut air merambut
(capillary water).Seterusnya yang menjadi topik bahasan adalah hanya air yang terdapat pada
zona jenuh. Keterdapatan (occurrence) air tanah pada zona jenuh adalah mengisi ruang-ruang
antar butir batuan atau rongga-rongga batuan (Gambar 24.).

Gambar 24. Topic of disscussion water in saturated zone


Batuan itu sendiri, ditinjau dari sikapnya terhadap air dapat dibedakan atas:
Akuifer : Suatu formasi batuan yang mengandung cukup bahan-bahan yang lulus dan mampu
melepaskan air dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mataair. Ini berarti, formasi
tersebut mempunyai kemampuan menyimpan dan melalukan air. Pasir dan kerikil merupakan
contoh jenis suatu akuifer. Padanannya: lapisan pembawa/pengandung air, tandoan/waduk
air tanah.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 195

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Akuiklud: Suatu lapisan jenuh air, tetapi relatif kedap air yang tidak dapat melepaskan airnya
dalam jumlah berarti. Lempung adalah contohnya. Padanannya: persekat
Akuifug : Lapisan batuan yang relatif kedap air, yang tidak mengandung ataupun dapat
melalukan air. Batu granit termasuk jenis ini. Padanannya: perkedap
Akuitard: Lapisan jenuh air namun hanya sedikit lulus air dan tidak mampu melepaskan air
dalam jumlah berarti ke sumur-sumur. Lempung pasiran adalah salah satu
contohnya.Padanannya: perlambat
a. Litologi Akuifer
Akuifer karena sifatnya seperti yang telah disebutkan di muka, merupakan lapisan batuan yang
sangat penting dalam usaha penyadapan airtanah. Litologi atau penyusun batuan dari lapisan
akuifer di Indonesia yang penting adalah:
Endapan aluvial: merupakan endapan hasil rombakan dari batuan yang telah ada. Endapan ini
terdiri dari bahan-bahan lepas seperti pasir dan kerikil. Airtanah pada endapan ini mengisi
ruang antar butir. Endapan ini tersebar di daerah dataran.
Endapan volkanik muda: merupakan endapan hasil kegiatan gunungapi, yang terdiri dari
bahan-bahan lepas maupun padu. Airtanah pada endapan ini menempati baik ruang antar
butir pada material lepas maupun mengisi rekah-rekah/rongga batuan padu. Endapan ini
tersebar di sekitar wilayah gunungapi.
Batu gamping: merupakan endapan laut yang mengandung karbonat, yang karena proses
geologis diangkat ke permukaan. Airtanah di sini mengisi terbatas pada rekahan, rongga,
maupun saluran hasil pelarutan (Gambar 25.). Endapan ini tersebar di tempat-tempat yang
dahulu berwujud lautan. Karena proses geologis, fisik, dan kimia, di beberapa daerah sebaran
endapan batuan ini membentuk suatu morfologi khas, yang disebut karst.

Gambar 25. Groundwater occurrence in limestone aquifer


b. Kelululusan (Permeability) dan Keterusan (Transmissivity) Kelulusan suatu batuan pada
dasarnya adalah kemampuan untuk melalukan suatu cairan. Untuk pekerjaan praktis di bidang
hidrologi airtanah, di mana cairan dalam hal ini air, maka kelulusan batuan dengan meluluskan
airtanah, disebut sebagai hydraulic conductivity = K. Suatu media (batuan) disebut mempunyai
K = 1 jika media tersebut dalam satu satuan waktu akan dapat meluluskan satu satuan volume
airtanah melalui satu penampang dari satuan luas tegak lurus arah aliran, di bawah landaian
hidrolika(dh/dl) = 1.
K = -v/(dh/dl)=(m/hari)/(m/m)= m/hari
di mana v = kecepatan aliran (tanda negatif artinya aliran air menuju ke energi yang rendah).
Kelulusan suatu material geologi (batuan) sangat tergantung pada ukuran besar butiran serta
sistem bukaan yang ada. Suatu lapisan batuan yang mempunyai angka kelulusan K dan tebal
zona jenuh air b, maka dapat dikatakan lapisan batuan ini mempunyai angka keterusan T
(transmissivity) :
T = K * b = (m/hari)*(m)= m2/hari
Keterusan dapat didefinisikan sebagai kecepatan air yang dilakukan lewat satu satuan lebar dari
suatu akuifer, di bawah landaian hidrolika sama dengan satu. Makin tinggi nilai T dapat diartikan
bahwa litologi batuan merupakan akuifer dengan potensi airtanah yang tinggi.
c. Jenis Aquifer
Ada beberapa jenis akuifer:
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 196

1) Akuifer tak-tertekan (unconfined aquifer): adalah lapisan pembawa air, di mana kedudukan
muka airtanah merupakan bagian atas dari akuifer itu sendiri. Airtanah di dalam akuifer ini
disebut airtanah tak-tertekan ataubebas, karena tekanan air di sini sama dengan tekanan
udara luar (Gambar 26.).

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 26. Types of aquifer


2) Akuifer tertekan (confined aquifer): adalah lapisan pembawa air, dimana air tanah terkurung
oleh lapisan kedap air, baik dibagian atas maupun dibagian bawahnya. Muka airtanah
kedudukannya berada lebih tinggi dari kedudukan bagian atas akuifer (Gambar 27.).
Muka air tanah ini (dalam kedudukan ini disebut pisometri), dapat berada di atas atau di
bawah muka tanah. Apabila tinggi pisometri berada di atas muka tanah, maka air sumur
yang menyadap akuifer jenis ini akan mengalir secara bebas. Airtanah dalam kondisi
demikian disebut artois atau artesis. Tergantung dari kelulusan lapisan pengurungnya,
akuifer tertekan dapat dibedakan menjadi akuifer setengah tertekan (semi-confined aquifer)
atau tertekan penuh. Akuifer terangkat(perched aquifer): merupakan kondisi khusus, di
mana airtanah pada akuifer ini terpisah dari airtanah utama oleh lapisan yang relatif kedap
air dengan penyebaran terbatas, dan terletak di atas muka airtanah utama (Gb. 6).

Gambar 27. Perched aquifers


d. Aliran Tanah
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gerakan air di bawah permukaan tanah antara lain
adalah:
perbedaan kondisi energi di dalam airtanah itu sendiri,
kelulusan lapisan pembawa air,
kekentalan (viscosity) airtanah.
Air tanah memerlukan energi untuk dapat bergerak mengalir melalui ruang antar butiran.
Tenaga penggerak ini bersumber dari energi potensial.Energi potensial air tanah dicerminkan
dari tinggi muka airnya (piezometric) pada tempat yang bersangkutan. Airtanah mengalir dari
titik berenergi potensial tinggi ke arah titik berenergi potensial lebih rendah; antara titik-titik
yang berenergi potensial sama tidak terdapat pengaliran airtanah. Garis khayal yang
menghubungkan titik-titik yang sama energi potensialnya disebut garis kontur muka airtanah
atau garis isohypse. Sepanjang garis kontur tersebut tidak terdapat aliran airtanah, karena arah
aliran air tanah tegak lurus dengan gariskontur (Gambar 28.).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 197

Gambar 28. Groundwater flow ne

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Aliran air tanah tersebut secara umum bergerak dari daerah imbuh (recharge area) ke arah daerah
luah (discharge area), dan dapat muncul ke permukaan akibat beberapa sebab.

Gambar 29. A thermal spring system


Mata air gravitasi adalah hasil dari aliran air di bawah tekanan hidrostatik. Secara umum jenisjenisnya dikenal sebagai berikut :

Gambar 30. Types of gravity spring


1) Munculan Air Tanah
Air tanah dapat muncul ke permukaan secara alami, seperti mataair, maupun karena budidaya
manusia, lewat sumurbor. Mataair (spring) adalah keluaran terpusat dari airtanah yang muncul
di permukaan sebagai suatu aliran air. Mataair ditilik dari penyebab pemunculan dapat
digolongkan menjadi dua (Bryan vide Todd, 1980), yakni:
a). Akibat dari kekuatan non gravitasi.
b). Akibat kekuatan-kekuatan gravitasi.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 198

Termasuk golongan yang pertama adalah mata air yang berhubungan dengan rekahan yang
meluas hingga jauh ke dalam kerak bumi. Mataair jenis ini biasanya berupa mata air panas
a). Mata air depresi (depression springs) terbentuk karena permukaan tanah memotong muka
air tanah.
b). Mata air sentuh (contact springs) terbentuk karena lapisan yang lulus air yang dialasi oleh
lapisan yang relatif kedap air teriris oleh muka tanah.
c). Mata air artesis (artesian spring) terbentuk oleh pelepasan air di bawah tekanan dari akuifer
tertekan pada singkapan akuifer atau melalui bukaan dari lapisan penutup.
d). Mata air pipaan atau rekahan (tubular or fracture springs) muncul dari saluran, seperti
lubang pada lava atau saluran pelarutan, atau muncul dari rekahan-rekahan batuan padu
yang berhubungan dengan airtanah. Munculan air tanah ke permukaan karena budidaya
manusia lewat sumur bor dapat dilakukan dengan menembus seluruh tebal akuifer (fully
penetrated) atau hanya menembus sebagian tebal akuifer (partially penetrated). Konstruksi
sumurbor sangat tergantung dari kondisi akuifer serta kualitas air tanah. Oleh sebab itu ada
bermacam-macam jenis konstruksi sumurbor (Gambar 31.).

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 31. Examples of well constructions


Untuk mengetahui besarnya debit yang dapat dihasilkan oleh suatu sumur dilakukan dengan cara
uji pemompaan. Prinsipnya adalah memompa airtanah dari sumur dengan debit konstan tertentu
dan mengamati surutan muka airtanah (drawdown) selama pemompaan berlangsung (Gambar
32.). Dari situ dapat dilihat berapa besar kapasitas jenis sumur, yakni jumlah air yang dapat
dihasilkan dalam satuan volume tertentu (specific capacity) apabila muka air di dalam sumur
diturunkan dalam satu satuan panjang (misalnya liter/detik setiap satu meter surutan). Di samping
itu dari uji pemompaan dapat diketahui juga parameter akuifer, seperti angka kelulusan ( hydraulic
conductivity).

Gambar 32. Effect of pumping test


Penurunan muka air tanah pada sumur tunggal berbeda dengan penurunan muka air tanah pada
sumur banyak. Pada sumur banyak penurunan tersebut akan saling mempengaruhi, tergantung
dari jarak antar sumur (Gambar 33.).

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 199

Gambar 33. Drawndown effect on multiple wells pumping

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Di suatu daerah, dimana banyak sumur menyadap airtanah, pemompaan akan membentuk suatu
kerucut penurunan (cone of depression). Apabila ini terjadi di daerah pantai akan memicuintrusi air
laut , yakni aliran air payau/asin ke arah darat (sea water encroachment). Sementara itu, kondisi
yang demikian bila terjadi pada akuifer tertekan dengan lapisan pengurung lempung, akan sangat
potensial terjadinya amblesan tanah (land subsidence).
e. Kualitas air tanah
Air tanah sejak terbentuk di daerah imbuh dan mengalir ke daerah luahnya, melalui ruang antara
dari batuan penyusun akuifer. Dalam perjalanan tersebut airtanah melarutkan mineral batuan serta
dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Oleh sebab itu, mutu airtanah dari satu tempat ke tempat
lain sangat beragam tergantung dari jenis batuan, dimana airtanah tersebut meresap, mengalir,
dan berakumulasi, serta kondisi lingkungan.
Mutu airtanah dinyatakan menurut sifat fisik, kandungan unsur kimia, ataupun bakteriologi.
Persyaratan mutu airtanah telah dibakukan berdasarkan penggunaannya, seperti mutu air untuk
air minum, air irigasi, maupun industri. Beberapa unsur utama (mayor constituents) kandungan
airtanah -1,0 hingga 1000 mg/l - adalah sodium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, dan
khlorida. Kandungan khlorida yang tinggi merupakan indikasi adanya pencemaran bersumber dari
air limbah atau intrusi air laut. Sementara kandungan nitrat sebagai unsur sekunder (secondary
constituents) - 0,01 hingga 10 mg/l - bersumber dari limbah manusia (anthropogenous), tanaman,
maupun pupuk buatan.

Gambar 34. Piper trilinear diagram


Untuk penyajian hasil analisis kimia airtanah, umumnya dipakai diagram segitiga Piper. Dengan
diagram ini dapat diketahui unsur apa yang paling dominan yang terkandung dalam airtanah.
Sementara penyajian diagram SAR (Sodium Adsorption Ratio), sangat lazim dipakai untuk analisis
airtanah untuk keperluan pertanian Ada bermacam-macam jenis air tanah.
a) Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah permukaan (Freatik)
dan air tanah dalam.
(1) Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan tanah /batuan
yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumursumur, sungai, danau dan
rawa termasuk jenis ini.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 200

(2) Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan yang tidak
tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus dilakukan
pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur yang airnya
berasal dari air tanah dalam.
b) Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer
(angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
(1) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah berasal dari
hujan dan pencairan salju.
(2) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah yang ter
simp an di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah yang naik dari
magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Ada 4 wilayah air tanah yaitu:


a) Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada bagian teratas dari permukaan bumi terdapat
lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini
akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk
menopang kelangsungan hidupnya.
b) Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur. Kedalaman
wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.
c) Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh udara
dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilerisasi (perembesan naik)
dari wilayah jenuh air.
d) Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan yang tidak
tembus air.

Gambar 35. Distribution of subsurface water


Faktor yg mempengaruhi infiltrasi
Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju inflasi adalah sebagai
berikut:
1. Tinggi genangan air di atas permukaan tanah dan tebal lapisan tanah yang jenuh.
2. Kadar air atau lengas tanah
3. Pemadatan tanah oleh curah hujan
4. Penyumbatan pori tanah mikro oleh partikel tanah halus seperti bahan endapan dari partikel liat
5. Pemadatan tanah oleh manusia dan hewan akibat traffic line oleh alat olah
6. Struktur tanah
7. Kondisi perakaran tumbuhan baik akar aktif maupun akar mati (bahan organik)
8. Proporsi udara yang terdapat dalam tanah
9. Topografi atau kemiringan lahan
10.Intensitas hujan
11.Kekasaran permukaan tanah
12.Kualitas air yang akan terinfiltrasi
13.Suhu udara tanah dan udara sekitar

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 201

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Apabila semua faktor-faktor di atas dikelompokkan, maka dapat dikategorikan menjadi dua
faktor utama yaitu:
1. Faktor yang mempengaruhi air untuk tinggal di suatu tempat sehingga air mendapat kesempatan
untuk terinfiltrasi (oppurtunity time).
2. Faktor yang mempengaruhi proses masuknya air ke dalam tanah. Selain dari beberapa factor yang
menentukan infiltrasi diatas terdapat pula sifat-sifat khusus dari tanah yang menentukan dan
membatasi kapasitas infiltrasi (Arsyad, 1989) sebagai berikut:
a. Ukuran pori
Laju masuknya hujan ke dalam tanah ditentukan terutama oleh ukuran pori dan susunan poripori besar. Pori yang demikian itu dinamakan pori aerasi, oleh karena pori-pori mempunyai
diameter yang cukup besar yang memungkinkan air keluar dengan cepat sehingga tanah
beraerasi baik.
b. Kemantapan pori
Kapasitas infiltrasi hanya dapat terpelihara jika porositas semula tetap tidak terganggu selama
waktu tidak terjadi hujan.
c. Kandungan air
Laju infiltrasi terbesar terjadi pada kandungan air yang rendah dan sedang.
d. Profil tanah
Sifat bagian lapisan suatu profil tanah juga menentukan kecepatan masuknya air ke dalam
tanah.
Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, maka proses infiltrasi tergantung pada kondisi
biofisik permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut akan mengalir masuk ke dalam
tanah melalui pori-pori permukaan tanah. Proses mengalirnya air hujan ke dalam tanah disebabkan
oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Oleh karena itu, infiltrasi juga biasanya disebut
sebagai aliran air yang masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler dan gravitasi. Laju air
infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori tanah. Tanah
dengan pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan tanah dalam
keadaan kering (Asdak, 2002). Dibawah pengaruh gaya gravitasi, air hujan mengalir vertikal kedalam
tanah melalui profil tanah. Dengan demikian, mekanisme infiltrasi melibatkan tiga proses yang tidak
saling mempengaruhi (Asdak, 2002):
a. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.
b. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.
c. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping dan atas).
Pengukuran laju infiltrasi dapat dilakukan pada permukaan tanah, pada kedalam tertentu,
pada lahan kosong atau pada lahan bervegetasi. Walaupun satuan infiltrasi serupa dengan
konduktivitas hidraulik, terdapat perbedaan antara keduanya. Hal itu tidak bisa secara langsung
dikaitkan kecuali jika kondisi batas hidraulik diketahui, seperti kemiringan hidraulik dan aliran air
lateral atau jika dapat diperkirakan. Laju infiltrasi memiliki kegunaan seperti studi pembuangan limbah
cair, evaluasi potensi lahan tanki septik, efisiensi pencucian dan drainase, kebutuhan irigasi,
penyebaran air dan imbuhan air tanah, dan kebocoran saluran atau bendungan dan kegunaan lainnya
(Kirkby, M.J., 1971).
4. Perairan Laut
Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garamgaraman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis
utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar
tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu
sekitar 100 C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu
atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya
pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang
tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi
pada saat itu juga bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu
dekat dengan Bumi.
a. Asal mula terbentuknya laut
Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu versi yang cukup
terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas
vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang
mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 202

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

atmosfer mulaiter kondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa
hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat
terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat.
Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar Matahari dapat kembali masuk menyinari
Bumi dan mengakibatkan terjadinya prosespenguapan sehingga volume air laut di Bumi juga
mengalami pengurangan dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering.
Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan,
menyebabkan air laut semakin asin. Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai terlihat
biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut
berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada
bentuk kehidupan di bumi.
Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun
demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini. Pada hasil penemuan geologis
di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar
tahun) menunjukkan adanya fosilseukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di
dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan tentang saat-saat
awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi awal kehidupan tersebut. Sedangkan
kelautan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari berbagai biota atau makhluk hidup di laut
yang perlu dimanfaatkan melalui usaha perikanan.
b. Samudra dan Laut
Tabel di bawah ini merupakan lautan dunia dan laut dengan kedalaman rata-rata, termasuk
Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Selatan, Laut Mediterania,
Samudra Arktik, Laut Karibia, Laut Bering, dan banyak lagi.
Tabel 15. Daftar kedalaman lautan di dunia
Nama
Samudra Pasifik
Samudra
Atlantik
Samudra India
Samudera 1
Antartika
Samudra Arktik
Laut 2
Mediterania
Laut Karibia

Daerah
mil persegi.
60.060.700
29.637.900

km persegi
155.557.000
76.762.000

26.469.500
7.848.300

68.556.000
20.327.000

5.427.000
1.144.800

14.056.000
2.965.800

Rata-rata
kedalaman
ft
m
13.215
4.028
12.880
3.926

Paling
dalam
ft
36.198
30.246

m
11.033
9.219

13.002
13,10016,400
3.953
4.688

3.963
4,0005,000
1.205
1.429

24.460
23.736

7.455
7.235

18.456
15.197

5.625
4.632

1.049.500

2.718.200

8.685

2.647

22.788

6.946

Tempat
terbesar yang
paling mendalam
Palung Mariana
Palung Puerto
Rico
Palung Sunda
Palung Sandwich
Selatan
77 45>N, 175 W
Matapan Cape,
Yunani
Kepulauan
Cayman
Luzon Barat

Laut Cina
Selatan
Laut Bering
Teluk Meksiko
Laut Okhotsk

895.400

2.319.000

5.419

1.652

16.456

5.016

884.900
615.000
613.800

2.291.900
1.592.800
1.589.700

5.075
4.874
2.749

1.547
1.486
838

15.659
12.425
12.001

Laut Cina Timur


Hudson Bay

482.300
475.800

1.249.200
1.232.300

617
420

188
128

9.126
600

Laut Jepang
Laut Andaman

389.100
308.000

1.007.800
797.700

4.429
2.854

1.350
870

12.276
12.392

Laut Utara
Laut Merah

222.100
169.100

575.200
438.000

308
1.611

94
491

2.165
7.254

Laut Baltik

163.000

422.200

180

55

1.380

4.773 Pulau Off Buldir


3.787 Deep Sigsbee
3.658 146 10>E; 46
50>N
2.782 25 16>N, 125 E
183 Dekat pintu
masuk
3.742 Central Basin
3.777 Mobil Pulau
Nikobar
660 Skagerrak
2.21 Off Port Sudan
1
421 Pulau Gotland Off

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 203

Di bawah ini menunjukkan persebaran samudera di dunia mulai dari kutub utara sampai
kutub selatan

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 36. Peta samudera-samudera di dunia


c. Lapisan samudra
Para ilmuwan telah membagi lautan menjadi lima lapisan utama. Lapisan ini, yang dikenal
sebagai zona, membentang dari permukaan ke kedalaman paling ekstrim di mana cahaya tidak
dapat lagi menembus. Dalam zona ini adalah di mana beberapa makhluk paling aneh dan menarik di
laut dapat ditemukan. Seperti yang kita menyelam lebih ke tempat-tempat ini sebagian besar belum
dijelajahi, tetes suhu dan meningkatkan tekanan pada tingkat yang mengagumkan. Diagram berikut
daftar masing-masing zona dalam rangka kedalaman
1) Zona Epipelagic - Lapisan permukaan laut dikenal sebagai zona epipelagic dan meluas dari
permukaan sampai 200 meter (656 kaki). Ia juga dikenal sebagai zona sinar matahari karena ini
adalah di mana sebagian besar cahaya tampak ada. Dengan cahaya datang panas. Panas ini
bertanggung jawab atas berbagai temperatur yang terjadi di zona ini.
2) Mesopelagic Zona - zona epipelagic Berikut adalah zona mesopelagic, membentang dari 200 meter
(656 kaki) dengan 1000 meter (3.281 kaki). Zona mesopelagic kadang- kadang disebut sebagai
zona senja atau zona midwater. Cahaya yang menembus ke kedalaman ini sangat lemah. Dalam
zona ini bahwa kita mulai melihat lampu- lampu berkelap-kelip dari bercahaya makhluk.Sebuah
keragaman besar dan aneh ikan aneh dapat ditemukan di sini
3) Zona Batipelagis - Lapisan berikutnya disebut zona Batipelagis. Kadang-kadang disebut sebagai
zona tengah malam atau zona gelap. Zona ini memanjang dari 1000 meter (3.281 kaki) turun ke
4.000 meter (13.124 kaki). Di sini terlihat hanya cahaya yang dihasilkan oleh makhluk sendiri.
Tekanan air pada kedalaman ini sangat besar, mencapai 5.850 per inci persegi. Terlepas dari
tekanan, mengejutkan sejumlah besar makhluk dapat ditemukan di sini. paus sperma dapat
menyelam ke tingkat ini untuk mencari makanan. Sebagian besar hewan yang hidup di kedalaman
ini hitam atau berwarna merah karena kurangnya cahaya.
4) Zona Abyssopelagic - Lapisan berikutnya disebut zona abyssopelagic, juga dikenal sebagai zona
abyssalatau hanya sebagai jurang. Memanjang dari 4.000 meter (13.124 kaki) untuk 6.000 meter
(19.686 kaki). Nama berasal dari kata Yunani yang berarti tidak bawah. Suhu air membeku
dekat, dan tidak ada cahaya sama sekali. Sangat sedikit makhluk dapat ditemukan di kedalaman ini
menghancurkan. Kebanyakan invertebrata ini seperti bintang keranjang dan cumi kecil. Tiga
perempat dari dasar laut terletak di dalam zona ini. Ikan terdalam yang pernah ditemukan
ditemukan di Puerto Rico Palung pada kedalaman 27.460 kaki (8.372 meter).
5) Hadalpelagic Zona - zona abyssopelagic Beyond terletak zona hadalpelagic melarang. Lapisan ini
meluas dari 6.000 meter (19.686 kaki) ke bagian bawah bagian terdalam dari laut. Daerah ini
banyak ditemukan di perairan dalam parit dan jurang. Titik terdalam di laut terletak di Palung
Mariana di lepas pantai Jepang pada 35.797 kaki (10.911 meter). Suhu air tepat di atas titik beku,
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 204

dan tekanan luar biasa adalah delapan ton per inci persegi. Itulah kira-kira berat 48 jet Boeing
747. Terlepas dari tekanan dan temperatur, hidup masih dapat ditemukan di sini. Invertebrata
seperti bintang laut dan cacing tabung dapat berkembang di kedalaman ini. Gambar di bawah ini
menunjukkan lapisan samudera dari permukaan laut sampai kedalaman 10000 meter.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 37. Penampang lapisan laut dari permukaan sampai kedalaman 10000 meter
d. Wilayah Pesisir
Apa yang dimaksud dengan wilayah pesisir? Apakah bedanya dengan wilayah pantai? Dalam
konteks lingkungan, batas wilayah pesisir adalah :Daerah peralihan (interface area) antara ekosistem
darat dan laut. Mengenai batas secara geografis, dapat dilihat secara ekologis dan secara
administratif.
Secara ekologis, batas kearah darat adalah kawasan yang masih dipengaruhi oleh prosesproses laut seperti pasang surut, intrusi air laut dan percikan air gelombang. Sedangkan secara
administratif, batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak definitif secara arbitrer (2 km, 20
km, dst dari garis pantai) Dimensi ekologis dari pesisir adalah :
1). Penyedia Sumberdaya Alam, yaitu sebagai sumberdaya ikan, mangrove, terumbu karang . coral
dll. Mangrove dan Terumbu Karang sangat besar peranannya dalam menjaga keseimbangan
habitat pesisir. Pada tulisan berikutnya saya akan menjelaskan lebih rinci mengenai mangrove dan
terumbu karang.
2). Penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, yaitu sebagai sumber air bersih, tempat budidaya, dll.
3). Penyedia jasa-jasa Kenyamanan, sebagai tempat rekreasi dan pengembangan pariwisata.
4). Penerima Limbah, sebagai penampung limbah dari aktivitas di darat dan laut.
Ekosistem pesisir sangat besar peranannya dalam mitigasi kerusakan. Komponenekosistem
pesisir berfungsi sebagai pelindung pantai, penahan badai, pencegah erosi pantai, pengendali banjir
dan penyerap limbah. Keterkaitan antar ekosistem pesisir dapat dilihat pada gambar berikut :
Terdapat 3 ekosistem yang saling berkaitan, yaitu ekosistem lamun, ekosistem mangrovedan
ekosistem terumbu karang. Apabila salah satu saja dari ketiga ekosistem tersebut rusak, akan
berpengaruh pada ekosistem lainnya, dan merusak keseimbangan ekosistem pesisir.
Di pesisir banyak komponen yang saling berkaitan, baik kegiatan yang berpotensi merusak
ekosistem pesisir maupun kegiatan yang merupakan manfaat dari keberadaan pesisir. Kegiatan yang
merusak ekosistem kawasan pesisir antara lain reklamasi pantai, pembangunan pemukiman yang
tidak ramah lingkungan di sekitar pantai, secara geografis pertemuan wilayah pesisir dengan muara
sungai yang merupakan tempat pembuangan limbah dari daratan dan kegiatan industri di sekitar
pantai. Saat ini telah dilakukan berbagai kegiatan konversi di kawasan pesisir agar fungsi pesisir dapat
menjadi optimal bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia yang mayoritas hidup di pesisir.
f. Perairan Laut Indonesia
Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan dengan perbandingan luas wilayah daratan
dengan lautan adalah 3:1. Hampir 70% wilayah Indonesia terdiri atas lautan. Dahulu, saat zaman
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 205

pendudukan Belanda wilayah perairan Indonesia ditetapkan 3 mil atau 5,5 km dihitung dari garis laut
saat air sedang surut. Ketentuan tersebut mengikuti Territoriale Zee en Maritieme Ordonantie pada
tahun 1939. Dengan perhitungan tersebut, banyak wilayah laut Indonesia yang bebas di antara pulaupulau. Hal ini sangat merugikan Indonesia sebab banyak kapal asing yang bebas mengambil sumber
daya laut di Indonesia. Pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia mengambil sikap
dengan menetapkan konsep wilayah perairan laut yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda. Inti dari
deklarasi tersebut adalah laut serta perairan antarpulau menjadi pemersatu dan penghubung
antarpulau, dan batas-batas wilayah laut diukur sejauh 12 mil dari garis dasar pantai pulau terluar.
Deklarasi Djuanda pada akhirnya mendapat pengakuan dunia pada tahun 1982 saat diadakan
Konvensi Hukum Laut Internasional di Jamaika. Dalam konvensi tersebut ditetapkan bahwa dunia
internasional mengakui keberadaan wilayah perairan Indonesia yang meliputi hal-hal berikut ini.
1). Perairan Nusantara
Perairan Nusantara merupakan wilayah perairan yang terletak pada sisi dalam dari garis pangkal
laut, teluk, dan selat yang menghubungkan antara pulau yang satu dengan pulau yang lain di
Indonesia. Termasuk di dalamnya danau, sungai maupun rawa yang terdapat di daratan.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar


Gambar 38. Peta perairan nusantara dengan laut tutorial,
batas landas kontinen dan batas ZEE
2) Laut Teritorial
Laut teritorial adalah wilayah laut dengan batas 12 mil dari titik ujung terluar pulau-pulau di
Indonesia pada saat pasang surut ke arah laut. Perlu kalian tahu, bahwa jarak antara satu
negara dengan negara lain ada yang tidak terlalu jauh. Bagaimanakah bila dua negara
menguasai satu laut yang lebarnya tidak sampai 24 mil? Bila hal itu terjadi maka wilayah laut
teritorial ditentukan atas kesepakatan dua negara yang bersangkutan. Batas laut teritorialnya
ditentukan dengan garis di tengah-tengah wilayah laut kedua negara yang bersangkutan.
3) Batas Landas Kontinen
Batas landas kontinen adalah kelanjutan garis batas dari daratan suatu benua yang terendam
sampai kedalaman 200 m di bawah permukaan air laut. Sumber kekayaan alam yang berada
dalam wilayah batas landas kontinen merupakan milik pemerintah Indonesia. Jadi, pemerintah
Indonesia berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam yang berada di wilayah
batas landas kontinen.
4). Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pada tanggal 21 Maret 1980 Indonesia mengumumkan ZEE. Batas Zona Ekonomi Eksklusif adalah
wilayah laut Indonesia selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia.
Apabila ZEE suatu negara berhimpitan dengan ZEE negara lain maka penetapannya didasarkan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 206

kesepakatan antara kedua negara tersebut. Dengan adanya perundingan maka pembagian luas
wilayah laut akan adil. Sebab dalam batas ZEE suatu negara berhak melakukan eksploitasi,
eksplorasi, pengolahan, dan pelestarian sumber kekayaan alam yang berada di dalamnya baik di
dasar laut maupun air laut di atasnya. Oleh karena itu, Indonesia bertanggung jawab untuk
melestarikan dan melindungi sumber daya alam dari kerusakan.
4) Peta Wilayah Laut Teritorial Indonesia
Pulau yang ada di wilayah Indonesia berjumlah lebih dari 17.500 pulau baik yang besar
maupun yang kecil. Dengan banyaknya jumlah pulau menyebabkan Indonesia memiliki garis pantai
yang panjang. Panjang garis pantai di Indonesia sejauh 81.000 km dan merupakan salah satu garis
pantai yang terpanjang di dunia. Adanya garis pantai yang panjang akan menguntungkan bagi negara
itu, sebab kekayaan yang terkandung di dalamnya menjadi hak milik negara. Oleh karena itu, batasbatas wilayah laut di Indonesia harus diakui oleh dunia internasional. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa wilayah laut teritorial Indonesia adalah 12 mil dan Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia adalah 200 mil dari garis pantai.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5) Usaha Pelestarian Laut di Indonesia


Indonesia disebut sebagai negara maritim, karena sebagian besar wilayahnya terdiri atas
lautan. Sebagai negara maritim keberadaan perairan memegang peranan penting dalam
mempersatukan seluruh pulau-pulau yang berada di Indonesia. Laut memberikan manfaat yang besar
bagi kesejahteraan negara Indonesia. Selain sebagai sarana penghubung antarpulau, laut juga
merupakan penghasil sumber daya hayati dan sumber daya non hayati. Sumber daya tersebut
merupakan kekayaan bagi negara Indonesia yang akan memberikan kesejahteraan bagi semua
rakyat. Oleh karena itu, keberadaan laut beserta isinya perlu dijaga kelestariannya.Tentunya tidak
hanya pemerintah saja yang berkewajiban menjaga kelestarian laut, tetapi kalian sebagai warga
negara Indonesia juga berkewajiban menjaganya. Adapun contoh usaha-usaha dalam upaya
pelestarian laut di Indonesia adalah sebagai berikut.
a). Menjaga air laut tetap bersih dengan cara melarang pembuangan sampah dan limbah di laut.
b). Adanya perlindungan terhadap hewan tertentu yang hidup di laut agar tidak menjadi punah.
c). Pelarangan menggunakan bahan peledak, bahan racun, dan aliran listrik saat menangkap ikan.
d). Pelarangan menggunakan jaring yang kecil saat menangkap ikan sebab dengan menggunakan alat
tersebut ikan yang masih kecil akan ikut terjaring.
e). Adanya pelarangan merusak terumbu karang.
f). Menanam pohon bakau di sepanjang pantai.
g). Adanya larangan mengambil karang laut dalam jumlah besar. Apabila kalian melihat banyak
sampah berserakan. Bila memungkinkan ambil dan buah di tempat sampah.
Beberapa pantai menurut proses terjadinya :
a). Pantai Fyord, yaitu pantai yang berlekuk lekuk panjang sempit dan tebingnya curam. Pantai ini
terjadi karena kikisan Gletsyer.
b). Pantai Ria, pantai ini menyerupai Pantai Fyord, bedanya pada pantai Ria pada bagian muaranya
dan lebih besar dan tebingnya lebih curam, pantai ini terbentuk karena lembah sungai yang
tergenang air.
c). Pantai Sekaren, pantai ini tidak jauh masuk ke darat di mukanya terdapat banyak pulau pulau
kecil.
d). Pantai berbukit pasir. Pantai yang terjadi karena perbedaan pasang naik dan pasang surut yang
besar.
e). Pantai berdanau (half) atau disebut pantai laguna (etang) adalah danau pantai yang terpisah dari
laut oleh Nehrung (lidah tanah) dan ke dalamnya ada sungai yang bermuara.
f). Pantai Liman ialah teluk kecil pada muara sungai yang terajadi karean penurunan dasar sungai dan
karean erosi sungai.
g). Pantai estuarium, mirip dengan pantai Liman yaitu muara sungai nya lebar (berbentuk corong)
bedanya adalah dasarnya lebih dalam karena terjadi pengikisan pasang naik dan pasang surut.
h). Pantai Delta, adalah pantai yang memiliki Delta. Delta terjadi karena hasil erosi sungai bertumpuk
tumpuk di muara sungai (sedimentasi).
i). Pantai Karang, pantai yang mempunyai banyak pulau pulau atau batu karang di sepanjang
pantai.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 207

Kedalaman laut dapat diukur dengan berbagai cara yaitu :


a) Batu Duga
Pada cara ini digunakan kawat panjang yang ujungnya dikaitkan dengan batu duga, kemudian
diturunkan ke dasar laut dari atas kapal
b) Gema Duga
Cara ini menggunakan suara dan hydrofone sebagai alat ukurdari buritan kapal dipancarkan
gelombang, setelah sampai ke dasar laut bunyi itu dipantulkan dan di tangkap kembali oleh kapal.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

6). Klasifikasi Laut


a). Klasifikasi laut berdasarkan proses terjadinya :
(1) Laut Transgresi yaitu laut yang terjadi karena dataran rendah tergenang air akibat naiknya
permukaan air laut.
(2) Laut Ingresi adalah laut dalam yang terjadi karena dasarnya mengalami penurunan
(3) Laut regresi, laut yang terjadi karena penyempitan luas permukaan laut akibat
pengendapan atau sedimentasi hasil erosi, baik oleh gerakan laut maupun gerakan sungai
yang bermuara di sekitarnya.
b). Klasifikasi laut berdasarkan letaknya :
(1) Laut tepi adalah laut yang terletak di tepi benua, Laut ini seolah olah terpisah dari
samudra yang luas karena terhalang oleh gugusan pulau atau Jazirah
(2) Laut pertengahan laut yang terletak antara dua benuaatau lebih. Laut ini memiliki gejala
gejala gunung api.
(3) Laut pedalaman laut yang terletak di tengah tengah benua atau hampir seluruhnya
dikelilingi daratan.
c). Klasifikasi laut berdasarkan kedalamannya :
(1) Zone Lithoral yaitu wilayah laut yang berbatasan langsung dengan daratan atau wilayah
laut yang merupakan batas air pasang dengan air surut.
(2) Zone Neritis (zone laut dangkal) adalah wilayah laut yang meliputi daerah batas air surut
ke arah laut sampai pada kedalaman 200 meter.
(3) Zone Bathial (zone laut dalam) merupakan bagian laut dalam yang kedalamannya 200 2.000 meter. Pada zone ini sinar matahari tidak mencapai dasar laut.
(4) Zone abisal (zone laut sangat dalam) merupakan laut yang kedalamannya lebih dari 2.000
meter. Pada zone ini dasar laut nya sangat gelap dan dingin jarang fauna laut yang dapat
hidup.
d). Klasifikasi laut berdasarkan bagian bagiannya
(1) Continental Shelf suatu dasar laut yang lerengnya landai dengan kemiringan rata rata
0,4% dan berbatasan langsung dengan daratan.
(2) Continental Slope adalah dasar laut Continental Shelf ke arah laut dengan lereng agak
terjal yaitu 45o - 60o. Kedalamannya antara 200 2.000 meter.
(3) Deep Sea Plain meliputi 2/3 dari seluruh dasar laut dan terletak pada kedalaman 2.000
6.000 meter.
(4) The Deeps merupakan dasar laut dengan ciri adanya trog dan mencapai kedalaman >
6.000 meter.
GLOSSARIUM
Hidrologi = Ilmu yang mempelajari tentang air di muka bumi
Evaporasi = Proses Penguapan air
Kondensasi = Terkumpulnya uap air di udara
Presipitasi = Titik titik air yang turun ke muka bumi hasil kondensasi yang mencapai titik jenuh
Drainase = lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk
secara alami maupun dibuat oleh manusia
DAS = Daerah yang yang dibatasi oleh pembatas topografi yang menampung air lalu mengalirkan ke
sungai utama
Siklus Hidrologi = Proses perputaran air dari air laut menjadi awan lalu turun dalam bentuk hujan dan
kembali ke laut
Subsidence = turunnya permukaan tanah sebagai akibat dari perubahan yang terjadi di bawah
permukaan tanah
Groundwater = Air yang berada dalam tanah
Akuifer = formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air dan secara signifikan mampu
mengalirkan air melalui kondisi alaminya
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 208

Karst = Daerah kapur


Permeabilitas = cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah
Garis Isohypse = garis untuk ketinggian geopotensial yang sama pada peta cuaca tekanan konstan
Intrusi = Proses masuknya air laut ke dalam tanah
Freatik = Air tanah dangkal
Artesis = Air tanah dalam di antara dua lapisan impermeable
Pesisir = daerah pertemuan antara darat dan laut
Gletser = sebuah bongkahan es yang besar yang terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan
akumulasi endapan salju
Estuaria = Daerah pertemuan antara air asin dengan air tawar

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

3. Latihan
1. Mengapa air tanah di Jakarta penurunan baik kuantitas mapun kualitasnya
2. Jelaskan perbedaan air tanah tertekan (unconfined aquifer) dan air tanah bebas (unconfined
aquifer)
3. Mengapa permukaan laut selalu mengalami turun naik selamanya
4. Perairan Laut di Indonesia mana saja yang termasuk dalam comtinental shelf
5. Berilah pencirian DAS hulu, DAS tengah dan DAS hilir
4. Evaluasi
1. Suatu daerah di dasar laut yang secara geologis dan geomorfologis merupakan kelanjutan dari
benua disebut batas ...
a. Laut teritorial
b. Zona Ekonomi Ekslusif
c. Landas kontinen
d. Wilayah perairan
2. Gelombang air laut terjadi karena tenaga ....
a. Angin dan tsunami
b. Arus dan tsunami
c. Arus laut dan pasang surut
d. Pasang surut dan pasang naik
3. Faktor yang mempengaruhi kadar garam air laut adalah adalah ....
a. Penguapan
b. Vegetasi laut
c. Aktivitas
d. Alat nelayan manusia
4. Bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke dalam suatu lapisan tanah kemudian
terkumpul dalam suatu formasi batuan hujan disebut ....
a. Akifer
b. Perkolasi
c. Banjir
d. Run off
5. Bagian dari laut yang terletak antara garis air pasang dan surut disebut zona ....
a. Batial
b. Abbisal
c. Neritik
d. Lithoral
6. Menurut letaknya laut-laut di Indonesia termasuk laut ....
a. Dangkal
b. Pedalaman
c. Ingresi
d. Transgresi
7. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ci Tarum meng andung pengertian, yaitu ....
a. Daerah yang dialiri Sungai Ci Tarum
b. Daerah yang dilewati oleh Sungai Ci Tarum
c. Daerah yang pembuangan airnya menuju sungai induk, yaitu Sungai Ci Tarum.
d. Sungai Ci Tarum merupakan induk sungai

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 209

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

8. Arus yang timbul karena terjadinya perbedaan kadar garam dan suhu air laut adalah arus....
a. Up-welling
b. Down-welling
c. Thermohaline
d. Labrador
9. Palung laut Mindanau dan Mariana me rupakan palung terdalam di dunia. Palung-palung
tersebut termasuk laut ....
a. Regresi
b. Ingresi
c. Transgresi
d. Dalam
10. Air tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak jauh, disebut
a. meteoric water
b. connate water
c. juvenil water
d. fossil water
5. Kunci Jawaban
Latihan
Di bawah merupakan rambu-rambu, pernyataan sesuai dengan gaya bahasa sendiri
1. anda harus perkembangan penduduk Jakarta dari waktu ke giatan dan tata guna lahan yang ada
2. perbedaan terletak pada lapisan impermeabelnya
3. dapat anda ketahui dengan kedudukan bumi terdahap bulan
4. anda harus lihat dipeta kedalaman lautnya
5. pencirian ditandai dengan bentuk penampang sungainya
Evaluasi
1. C
2. A
3. A
4. A
5. D
6. D
7. C
8. A
9. B
10. A
E. Biosfer dan Aspek Sebaran Hewan dan Tumbuhan
1. Tujuan pembelajaran
a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis fenomena biosfer
b. Kompetensi Dasar
:
Setelah selesai mengkaji modul, guru mampu :
Menganalisis sebaran hewan di permukaan bumi
Menganalisis sebaran tumbuhan di permukaan bumi
Mengidentifikasi sebaran hewan dan tumbuhan Indonesia berdasarkan region Asiatis,
Australis dan peralihan
Mengidentifikasi usaha pelestarian tumbuhan dan hewan
c. Indikator :
Menjelaskan sebaran hewan di permukaan bumi
Menjelaskan sebaran tumbuhan di permukaan bumi
Mengidentifikasi sebaran hewan dan tumbuhan Indonesia berdasarkan region Asiatis,
Australis dan peralihan
Menjelaskan usaha pelestarian hewan dan tumbuhan di permukaan bumi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 210

2. Uraian Materi :
a. Biosfer Dan Aspek Sebaran Hewan Dan Tumbuhan
Secara etimologi, biosfer terdiri dari dua kata, yaitu bios yang berarti hidup dan sphere yang
berarti lapisan. Jadi, biosfer artinya lapisan hidup, lapisan tempat mahluk hidup atau organisma.
Lapisan biosfer meliputi tanah, air, dan udara yang merupakan lapisan tipis, yakni sekitar 8 Km
kea rah atmosfer dan 9 Km kearah kedalaman laut. Dalam skala yang lebih sempit, terdapat
Bioma, yaitu suatu unit-unit geografis yang memiliki berbagai perbedaan atas dasar tipe iklim
dan vegetasi yang dominan di kawasan tersebut. Beberapa bioma adalah; (1) gurun dan
setengah gurun; (2) padang rumput; (3) hutan hujan tropis; (4) hutan musim tropis; (5) hutan
lumut;(6) hutan gugur; (7) hutan taiga; (8) tundra; (9) hutan mangrove.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Daerah Biogeografi.
Untuk kepentingan mengkaji sebaran fauna yang tersebar di atas permukaan bumi, para ahli
Biogeografi membuat regionalisasi/pewilayah fauna dunia menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut:
(1) Australia, (2) Oriental, (3) Ethiopia, (4) Neotropika, (5) Paleartik dan (6) Neartik. Karena fauna
Paleartik dan Neartik adalah serupa, maka kedua daerah biogeografi ini kadang-kadang digabung
menjadi Holartik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan peta di bawah ini.

Gambar 39. Peta Persebaran fauna di permukaan bumi


Persebaran fauna di permukaan bumi tidak merata, contohnya beruang kutub yang banyak
terdapat di daerah kutub. Tumbuhan kaktus yang banyak tumbuh di daerah gurun. Beberapa
faktor yang mempengaruhi sebaran tumbuhan di permukaan bumi adalah :
a. Klimatik,seperti: suhu, curah hujan, kelembaban, dan angin.
b. Edafik/tanah, seperti ; ukuran butir tanah (tekstur), tingkat kegemburan, zat hara, air tanah
c. Morfologik, seperti tinggi rendahnya permukaan bumi (relief), lereng
Pada tahun 1889 seorang peneliti Biologi C. Hart Meeriem mengemukakan model persebaran
tumbuhan berdasarkan ketinggian pada Gunung San Fransisco dari kaki hingga puncaknya.
Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan pada suatu daerah dipengaruhi temperatus.
Komunitas organism di dunia dibagi menjadi tiga macam, yang akan diuraikan adalah komunitas
organism tumbuhan berdasarkan perubahan kenaikan garis lintang (yang berarti terjadi penurunan
temperaturnya). Tiga macam komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Padang rumput
Daerah padang rumput ini terbentang daeri daerah tropis sampai ke daerah subtropis termasuk
wilayah Indonesia yang juga terdapat padang rumput. Curah hujan di daerah padang rumput
pada umumnya antara 250 mm 500 mm/tahun. Daerah padang rumput yang relatif basah,
seperti terdapat di Amerika Utara, rumputnya mencapai tiga meter, misalnya rumput bluestem,
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 211

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

dan Indian grasses. Sedang kan di daerah yang kering mempunyai rumput yang pendek
contohnys rumput buffalo grasses dan rumput gramma.
Padang rumput terdiri dari beberapa macam diantaranya sebagai berikut :
a. Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin dan curah hujan rendah. Kondisi ini
mengakibatkan rumput nya kerdil.
b. Praire terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim panas.
c. Steppa terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi. Steppa umumnya terdiri dari rumputrumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
d. Savana merupakan jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembapan rendah. Biasanya
berupa rumput-rumput tinggi yang diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi.
2. Gurun
Gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput. Pada musim
panas, suhu dapat lebih dari 40. Tumbuhan yang hidup di gurun merupakan tumbuhan yang
dapat beradaptasi terhadap kekurangan air dan menguap dengan cepat. Umumnya tumbuhan
yang hidup di gurun berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun. Tumbuhan tersebut
mempunyai akar yang panjang sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan
dapat menyimpan air.
3. Tundra
Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan banyak terletak di kutub utara.
Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang, di daerah tundra banyak terdapat lumut,
terutama sphagnum dan lichens (lumut kerak). Tumbuhan di daerah ini dapat beradaptasi
terhadap keadaan dingin sehingga akan tetap hidup meskipun dalam keadaan beku.
4. Hutan Tropis
Hutan tropis memiliki beraneka macam spesies tumbuhan karena cukup mendapatkan air.
Hutan tropis atau hutan basah banyak terdapat di daerah tropika dan sub tropika yang terdapat
di Indonesia, daerah Australia bagian utara, Irian Timur, Afrika Tengah, dan Amerika Tengah.
Pohon-pohon yang ada di hutan tropis memiliki ketinggian antara 20-40 m dengan cabangcabang yang berdaun lebat sehingga membentuk tudung (canopy) yang mengakibatkan hutan
menjadi gelap,. Ciri lain adalah hutannya hijau sepanjang tahun.

Gambar 40. Hutan belantara


(sumber http://archive.kaskus.us)
5. Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah iklim sedang, hutan gugur terbentuk di sebabkan oleh hal-hal
berikut ini.
a. Curah hujan merata di sepanjang tahun yaitu antara 750 1000 mm. Serta adanya musim
dingin dan musim panas yang membuat tumbuhan mengugurkan daunnya untuk
beradaptasi
b. Pada musim gugur tumbuhan yang menahun pertumbuhannya berhenti dan akan tumbuh
lagi pada musim panas. Di hutan gugur kepadatan pohonnya tidak terlalu rapat seperti di
hutan basah.
6. Taiga
Merupakan hutan pinus yang daunnya seperti jarum. Jenis pohon yang terdapat di hutan taiga
seperti conifer, spurce (picea). Hutan taiga terdapat di belahan bumi bagian utara (Siberia
utara, Rusia, Kanada Tengah dan Utara), masa pertumbuhannya yaitu pada musim panas.
Sebagai sebuah ilustrasi mengenai sebaran berbagai vegetasi serta pengaruh garis lintang di
permukaan bumi, perhatikan gambar di bawah ini.
P a g e | 212
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

7. Hutan Mangrove
Mangrove atau orang awam sering menyebutnya sebagai hutanbakau, atau hutan payau
merupakan suatu ekosistem hutan yang tumbuh di daerah pertemuan air tawar dengan air
asin. Dengan demikian hutan mangrove banyak ditemukan dimuara-muara sungai, di pantai
yang landai, dan di teluk-teluk yang gelombangnya tidak begitu tinggi. Beberapa persyaratan
tumbuhnya hutan mangrove adalah; pantai terlindung, gelombang tidak terlalu tinggi, salinitas
tidak terlalu tinggi, aliran sungaibanyak membawa material. Hutan mangrove banyak tersebar
di Pantai Timur Sumatera, Kalimantan, Kep. Maluku, dan papua. Sedangkan hutan mangrove
yang berada di Pulau Jawa sudah benyak mengalami kerusakan akibat aksploitasi yang
berlebihan. Mangrove memiliki fungsi ekologi dan ekonomi yang tinggi.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 41
Hutan Mangrove (sumber http://www.lablink.or.id/Eko/Wetland/lhbs-mangrove.htm,
di copy ulang dari Oot Hotimah,2011)
b. Penyebaran Hewan Di Permukaan Bumi
Di setiap wilayah memiliki perbedaan jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di wilayah tersebut.
Misalnya hewan yang ada di Pulau Sumatera dengan hewan yang ada di kutub utara memiliki
perbedaan, tahukah kamu mengapa terjadi perbedaan itu. Penyebabnya antara lain karena fator
iklim, yang mempengaruhi keadaan fauna di tiap daerah. Secara langsung atau tidak langsung,
iklim mempengaruhi munculnya fauna pegunungan, fauna dataran rendah, fauna padang rumput,
dan fauna hutan tropis. Beberapa jenis fauna yang khas di berbagai tipe iklim antara lain :
a. Fauna di Daerah Padang Rumput
Hewan yang hidup di daerah ini seperti; kuda, kangguru di Australia, sapi, bison di Amerika
yang merupakan konsumen primer padang rumput. Sedangkan predator dari fauna tersebut
dapat berupa singa dan anjing liar. Untuk hewan tidak bertulang belakang yang hidup di
padang rumput seperti belalang dan capung
b. Fauna di Daerah Gurun
Jenis hewan yang hidup di daerah gurun seperti unta memiliki cadangan air pada perut nya.
Kebanyakan hewan yang hidup di daerah gurun mencarimangsa pada malam hari. Contoh lain
hewan yang hidup di gurun adalah ular derik, kadal gurun, tikus gurun.
c. Fauna di Daerah Tundra
Hewan hewan yang hidup di daerah tundra memiliki ciri yang khas yaitu mempunyai bulu dan
rambut yang tebal karena berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari cuaca dingin, warna bulu
putih, kelabu, memiliki kuku dan taring yang tajam. Hewan yang hidup di daerah ini jumlahnya
sedikit misalnya beruang kutub, kelinci kutub. Sedangkan serangga sangat banyak seperti lalat
yang telurnya tahan cuaca dingin.
d. Fauna di Daerah Hutan Basah
Hewan yang hidup di daerah ini seperti babi hutan, kera, burung, kucin hutan dan sebagainya.
Jenis hewan karnivora atau pemakan daging contohnya di daerah Asia dan Afrika adalah macan
tutul, sedangkan di Amerika adalah jaguar.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 213

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

c. Penyebaran Hewan Di Indonesia


Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang terletak di antara 2 daerah biogeografi besar,
yaitu antara daerah biogeografi Oriental dan daerah biogeografi Australian. Didasarkan kepada
sejarah geologis dan letak astronomis wilayah Kepulauan Nusantara beberapa pakar antara lain
Wallacea dan Weber, membagi wilayah Indonesia menjadi beberapa kawasan. Pembagian kawasan ini
lebih dikenal dengan garis Wallacea, dan garis Weber. Kawasan-kawasan tersebut adalah:
1) Region Indonesia Barat yang bersifat Asiatis
Meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan. Hewan-hewannya menyerupai hewan daerah oriental,
misalnya: gajah, harimau, orang utan, dan lain-lain.
2) Region Indonesia Timur yang bersifat Australis
Meliputi Irian Jaya dan sekitarnya. Hewan-hewannya menyerupai hewan di daerah Australia.
Beberapa contoh fauna: burung kasuari, kangguru pohon, tikus berkantung, burung cenderawasih,
burung kakatua berjambul merah.
3) Region Wallacea atau Indonesia Tengah atau Endemik
Meliputi wilayah Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Sumba, Sumbawa, Lombok dan Timor.
Memiliki hewan-hewan khas (terutama di Pulau Sulawesi) tidak sama dengan hewan oriental dan
hewan Australia, misal: Anoa, burung Maleo, kera hitam, komodo, tapir

Gambar 43. Pembagian Garis Wallacea dan Weber


Kedua garis tersebut merupakan garis hayal/imajiner yang batas-batas sebenarnya di Kepuluan tidak
pernah bisa ditemukan secara mutlak. Artinya, hewan dan tumbuhan di kedua kawasan sebenarnya
masih seringkali berada di kawasan yang berbeda. Penentuan batas garis ini didasarkan kepada jenis
hewan dan tumbuhan yang paling dominan yang terdapat di kawasan tersebut, dimana hewan-hewan
tersebut umumnya memiliki ciri khas, unik dan berbeda dengan di wilayah lainnya.
Berdasarkan hasil penyelidikan Junghuhn pembagian daerah iklim di Jawa ditetapkan secara vertikal
sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan. Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat
dibedakan sebagai berikut
1. Daerah panas/tropis
Tinggi tempat antara 0 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3 22C. Tanamannya seperti
padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
2. Daerah sedang
Tinggi tempat 600 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22 -17,1C. Tanamannya seperti padi,
tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
3. Daerah sejuk
Tinggi tempat 1500 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1 11,1C. Tanamannya seperti teh,
kopi, kina, dan sayur-sayuran.
4. Daerah dingin
Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1 6,2C. Tanamannya tidak ada
tanaman budidaya.
d. Kerusakan Hewan dan Tumbuhan dan Upaya Pelestariannya
Keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat besar belum dikelola secara benar sampai
memberikan nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat secara berkelanjutan. KeanekaragamAn
hayati tersebut berupa berbagai spesies hewan dan tumbuhan yang tersebar di berabagai wilaya
pulau besar dan kecil di kawasan Nusantara yang sangat luas ini.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 214

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara pemilik keanekaragaman hayati terbesar di
dunia selain Brasil dan Zaire. Ketidakmampuan untuk menilai jumlah dan nilai kekayaan
keanekaragaman hayati membuat pemanfaatan kekayaan alam dilakukan dengan berorientasi kepada
kepentingan jangka pendek. Langkah itu dalam jangka panjang merusak lingkungan dan
membutuhkan biaya lebih besar untuk memperbaikinya. Kondisi ini diperparah dengan belum siapnya
sistem pendukung untuk menilai kekayaan hayati, baik dari aspek riset, sistem keuangan, hingga
kebijakan pemerintah yang belum mendukung sepenuhnya. Padahal, jika memiliki data lengkap dan
mampu menghitung nilai dari setiap kekayaan keanekaragaman hayati yang ada, Indonesia bisa
memperoleh dana triliunan rupiah setiap tahun, yang nilainya jauh lebih besar daripada nilai ekonomis
dari pemanfaatan sumber daya hayati secara serampangan seperti yang dilakukan selama ini.
Keanekaragaman hayati Indonesia terancam akibat :
1) Pengabaian kaidah konservasi, yang bermuara pada kehancuran sumber daya alam, sebagai akibat
eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran lingkungan.
2) Eksploitasi berbagai tumbuhan dan hewan terutama yang memiliki nilai ekonomi tinggi
menyebabkan beberapa jenis tumbuhan dan hewan saat ini semakin langka, bahkan sudah
terancam punah.
3) Semakin banyaknya spesies asing yang mengancam spesies lokal dan budidaya yang tidak
memperhatikan kelestarian
4) Secara global kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan iklim yang serba tidak menentu.
Menurut dokumen nasional Rencana Aksi Strategi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020,
Indonesia merupakan rumah bagi 515 spesies mamalia (12 persen dunia), 1.531 spesies burung (17
persen dunia), 511 spesies reptil (7,3 persen dunia), 270 jenis amfibi, 2.827 spesies ikan tak bertulang
belakang, dan 90 jenis ekosistem.
Berdasarkan catatan Wildlife Conservation Society (WCC) Indonesia, setiap tahun sekitar 25.000
primata dari Sumatera diselundupkan, 5.000 orangutan hilang karena perburuan dan pembalakan
hutan secara liar, 1.000 ekor burung paruh bengkok dari Halmahera Utara diperjual belikan dan
diselundupkan ke luar negeri.
Sebagai Negara berkembang yang masih memiliki ketergantungan terhadap sumber daya alam yang
tinggi, sudah saatnya pemerintah Indonesia secara serius melindungi berbagai spesies hewan dan
tumbuhan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain melalui :
Penegakkan hukum dan menerapkan sanksi yang keras terhadap pelaku perusakan lingkungan
Mengawasi secara lebih ketat terhadap taman nasional, suaka margasatwa, dan cagar alam agar
tidak menjadi sasaran para perambah hutan, illegal loging
Melibatkan warga masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan taman nasional untuk ikut aktif
menjaga kelestarian kawasan taman nasional tanpa mengabaikan kesejahteraan warga
masyarakat sekitar
Melakukan upaya sosialisasi pentingnya menjaga keanekaragaman hayati melalui jalur pendidikan
formal maupun informal
Melibatkan berbagai mitra seperti perusahaan, lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk terlibat
secara aktif dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati
GLOSSARIUM
Biosfer = Lapisan kehidupan di permukaan bumi
Bioma = Suatu unit vegetasi yang dominan menempati suatu wilayah
Tundra = Bioma yang berada di kutub yang ditumbuhi lumut
Biogeografi = Ilmu yang mempelajari tenatang persebaran flora dan fauna
Praire = Jenis stepa yang berada di Amerika Selatan
Mangroove = Tumbuhan menjalar yang berada di daerah pantai
Endemik = jenis makhluk hidup yang tidak ditemukan di tempat lain
Ekosistem = Suatu sistem hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan abiotik
Taman Nasional = Wilayah konservasi yang melindungi vegetasi dan fauna yang ada di dalamnya
Suaka Margasatwa = Lingkungan yang dibentuk untuk melindungi hewan langka
Cagar Alam = Suatu wilayah konservasi yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan langka

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 215

3. Latihan :
Jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Perhatikan peta daerah biogeografi di halaman sebelumnya. Termasuk region apakah sebagian
besar kawasan Afrika bagian Tengah dan Selatan?, dan tipe apakah hewan yang paling dominan di
region tersebut?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran flora di permukaan bumi!
3. Jelaskan wilayah di Indonesia yang termasuk region Wallacea atau peralihan!
4. Sebutkan beberapa contoh hewan khas dari region Wallacea atau peralihan!
5. Jelaskan beberapa faktor penyebab semakin berkurangnya keanekaragaman hayati (hewan dan
tumbuhan) di Indonesia!

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

4. Evaluasi
Petunjuk : Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, atau d
1. Suatu kawasan yang yang memiliki kekhasan sebagai unit geografis atas dasar perbedaan tipe iklim
dan vegetasi paling dominan dinamakan.
a. Biosfer
b. Bioma
c. Biogeografi
d. Biogeokimia
2. Fauna da flora kawasan Indonesia, oleh para ahli dikelompokkan ke dalam region .
a. Oriental dan Australis
b. Oriental dan Holarktik
c. Australis dan Nearktik
d. Neartik dan Etiopik
3. Sebaran flora di permukaan bumi antara lain dipengaruhi oleh; kesuburan tanah, butir tanah,
porositas, unsure zat hara. Unsur-unsur tersebut termasuk kedalam faktor :
a. Klimatik
b. Morfologik
c. Edafik
d. Biologik
4. Memiliki kelembaban tinggi, selalu hijau sepanjang tahun, memiliki tajuk daun (canopy), adalah
cirri-ciri dari hutan.
a. Musim
b. Konifera
c. Taiga
d. Tropik
5. Pernyataan yang benar mengenai karakteristik hutan taiga adalah .
a. Di dominasi rumput-rumputan, sedikit pohon, subur hanya pada musim panas
b. Berdaun jarum, tumbuh pada musim panas yang pendek, terdapat di Siberia, Rusia, Kanada
Utara
c. Berdaun rindang, tumbuh sepanjanjang tahun, selalu hijau, memiliki tajuk daun (canopy)
d. Di dominasi semak belukar, memiliki jenis pohoon yang homogen, tersebar di kawasan
beriklim setengah gurun
6. Faktor morfologik yang mempengaruhi kehidupan di permukaan bumi adalah .
a. Cuaca, angin, temperature
b. Manusia, jenis tanah, curah hujan
c. Ketinggian tempat, kemiringan lereng
d. Angin, kesuburan tanah, air
7. Pernyataan yang tepat mengenai karakterisik flora gurun adalah .
a. Memiliki akar yang panjang, kantung air, warna kelabu
b. Memiliki pohon rindang, akar pendek, warna hijau
c. Memiliki daun gugur, tumbuh sepanjang tahun, warna hijau
d. Memiliki tajuk daun (canopy), akar pendek, warna hijau
8. Warna bulu putih dan abu-abu dan tebal, memiliki kuku dan taring tajam, adalah ciri fauna dari .
a. Taiga
b. Gurun
c. Tropik
d. Tundra

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 216

9. Di bawah ini merupakan tindakan yang menyebabkan rusaknya keanekaragaman hayati di


Indonesia, kecuali.
a. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan
b. Pencemaran lingkungan
c. Budidaya yang memperhatikan kelestarian
d. Perubahan iklim yang serba tidak menentu
10. Alasan yang paling tepat mengenai pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman hayati bagi
keberlangsungan kehidupan adalah ....
a. Hewan dan tumbuhan sumber utama bahan pangan
b. Hewan dan tumbuhan memiliki fungsi hidro-orologis
c. Hewan dan tumbuhan memiliki nilai pariwisata
d. Hewan dan tumbuhan memiliki nilai jual tinggi

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Kunci Jawaban
Essay :
1. Termasuk region Etiopik, dengan didominasi hewan yang aktif pada malam hari
2. Faktor yang mempengaruhi penyebaran flora di permukaan bumi ada 3 yaitu: faktor klimatik, faktor
edafik, dan faktor morfologik
3. Wilayah yang termasuk region Wallacea; P.Sulawesi, Kep. Maluku, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau
disekitarnya
4. Beberapa contoh hewan khas region Wallacea atau peralihan: anoa, burung Maleo, kera hitam,
komodo, tapir
5. Faktor penyebab semakin berkurangnya keanekaragaman hayati (hewan dan tumbuhan) di
Indonesia; ; a) mengabaikan konservasi; b) eksploitasi yang berlebihan; c) perubahan iklim global
Pilihan Ganda :
1) B
2) A
3) C
4) D
5) B
6) C
7) A
8)
9) C
10) A
F. Antropossfer dan Aspek Kependudukan
1. Tujuan pembelajaran
a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis fenomena antroposfer
b. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
Menjelaskan pengertian antroposfer
Menganalisis aspek kependudukan
c. Indikator :
Menjelaskan gejala Antroposfer
Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan penanggulangannya di Indonesia
Menjelaskan persebaran dan kepadatan penduduk di Indonesia
2. Materi : Antroposfer Dan Aspek Kependudukan
1. Gejala Antroposfer
Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini mengakibatkan interaksi
antara penduduk yang berbeda. Penduduk mempunyai keahlian yang berbeda-beda pula sehingga
terjadi saling membutuhkan. Penduduk juga menempati tempat yang berbeda-beda kondisi alam
dan sumberdayanya, hal ini menyebabkan kehidupannya juga menjadi beragam karena
memanfaatkan alam yang berbeda perlu pengolahan dan alat yang berbeda pula.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 217

Gejala geosfer, seperti dijelaskan di atas terdapat disemua tempat di muka bumi. Tetapi
antara satu tempat dengan tempat lainnya mungkin ada peristiwa yang sama dan ada yang
berbeda. Perbedaan itu dapat disebabkan kedudukan lintang dan bujur, bentuk permukaan bumi,
dan ketinggian tempat serta faktor lainnya baik fisik maupun non fisik.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2. Permasalahan Kependudukan dan Penanggulangannya Di Indonesia


Sebelum abad 18, pertumbuhan penduduk dunia sangat lambat penyebabnya adalah
perang dunia dan penyakit menular. Namun, tercatat dari tahun 1750 sampai awal 1900-an,
pertumbuhan penduduk semakin besar. Pertumbuhan penduduk dunia yang terjadi secara cepat
dan tiba-tiba disebut ledakan penduduk (population exploition). Ledakan penduduk terjadi karena
melonjaknya angka kelahiran dan berkurangnya angka kematian. Semakin berkembangnya
teknologi di bidang kesehatan dan pangan menyebabkan menurunnya angka kematian.
1) Dampak Peledakan Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menimbulkan berbagai masalah, antara lain :
a. Persaingan di dalam lapangan pekerjaan
Negara yang memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi persaingan untuk mendapatkan
pekerjaan semakin ketat, dikarenakan pertambahan penduduk usia kerja setiap tahun
meningkat dan mereka memerlukan pekerjaan.
b. Persaingan untuk mendapat permukiman
Seperti kita ketahui orang sulit untuk mendapatkan permukiman yang layak khususnya di
daerah perkotaan yang banyak penduduknya. Hal ini akan berdampak tumbuhnya
pemukiman-pemukiman kumuh.
c. Kesempatan pendidikan
Setiap tahunnya angka kelahiran bayi tinggi, hal ini menyebabkan kesempatan anak untuk
sekolah semakin rendah jika tidak disertai penambahan berbagai fasilitas pendidikan yang
memadai.
2) Pengendalian Peledakan Penduduk
Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang semakin banyak, maka setiap Negara memiliki
kebijakan yang berbeda-beda. Kebijakan yang dikeluarkan dapat berupa insentif, sanksi atau
pendidikan keluarga berencana. Kebijakan-kebijakan tersebut kiranya dapat menyelesaikan
permasalahan pertumbuhan penduduk ini.
a. Insentif dan sanksi
China merupakan contoh Negara yang menerapkan kebijakan insentif dan sanksi. Insentif
akan diberikan kepada pasangan yang memiliki anak sedikit. Sedangkan sanksi akan
diberikan kepada pasangan yang memiliki banyak anak, dapat berupa kewajiban membayar
pajak yang lebih besar.
b. Pendidikan keluarga berencana (KB)
Di beberapa Negara pasangan suami istri diberikan pendidikan yang berkaitan dengan
pengendalian jumlah penduduk. Dengan adanya penyuluhan diharapkan mereka dapat
mengatur jumlah ana. Di Indonesia, pengendalian jumlah penduduk dilakukan dengan
melakukan penyuluhan mengenai keluarga berencana (KB).
3) Menghitung Jumlah Penduduk
Untuk mengetahui jumlah penduduk dalam sebuah daerah, provinsi, atau Negara dapat
dilakukan dengan beberapa cara, seperti sensus penduduk, registrasi atau pencatatan, dan
survey.
a. Sensus Penduduk
Sensus dilakukan dengan cara mengumpulkan, menghimpun, dan menyusun data penduduk
baik penduduk asli maupun pendatang pada waktu tertentu dan wilayah tertentu. Sensus
dapat dibedakan atas dua macam yakni sensus de facto dan de jure . Sensus de facto
adalah penghitungan penduduk atau pencacahan penduduk yang dilakukan terhadap setiap
orang yang pada waktu diadakan berada dalam wilayah sensus. Sedangkan sensus de jure
merupakan pencacahan yang dikenakan pada penduduk yang benar-benar bertempat
tinggal sesuai wilyah tersebut.
b. Registrasi
Registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai kelahiran, kematian dan segala
kejadian penting manusia misalnya perkawinan, perceraian, dan perpindahan penduduk.
Kumpulan tentang keadaan penduduk tersebut dapat digunakan untuk menghitung jumlah
penduduk. Registrasi penduduk biasanya dilakukan di Desa atau Kleurahan melalui Rukun
Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 218

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

c. Survei
Kegiatan survey nerupakan pencacahan penduduk dengan cara mengambil contoh daerah.
Jadi pencacahan penduduk dengan metode ini tidak dilakukan di seluruh wilayah Negara
melainkan hanya daerah2 tertentu yang dianggap mewakili seluruh wilayah.
4). Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk adalah pengelompokkan penduduk atas dasar criteria tertentu.
Pengelompokkan data dan criteria ini disesuaikan dengan tujuan tertentu. Misalnya secara
geografis, biologis, sosial, atau ekonomi. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk dapat
dikelompokkan menjadi penduduk laki-laki dan perempuan. Sementara berdasarkan umur
penduduk dapat dikelompokkan menurut ukuran rentang usia tertentu, misalnya satu tahun,
lima tahun atau dua puluh lima tahun. Dengan mengetahui komposisi penduduk berdasarkan
jenis kelamin dapat menunjukkan jumlah tenaga kerja produktif dan non produktif,
pertambahan penduduk dan angka ketergantungan. Sehingga di dalam mengambil kebijakan
pemerintah mengetahui jumlah pengangguran, jumlah lapangan kerja dan lain-lain.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk tabel atau
dalam bentuk grafik. Piramida penduduk atau grafik susunan penduduk dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan, jumlah tenaga kerja,
dan struktur penduduk suatu negara secara cepat. Piramida penduduk dapat digolongkan
dalam tiga macam, yaitu piramida penduduk muda, piramida penduduk stasioner, dan piramida
penduduk tua.
a. Piramida penduduk muda dapat menunjukkan bahwa penduduk di suatu Negara sedang
mengalami pertumbuhan. Piramida ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk
berada pada kelompok umur muda, dengan angka kelahiran dan kematian yang tinggi.
Contoh Negara yang tergolong poramida ini adalah Indonesia.

Gambar 44. Piramida Penduduk Muda (Ekspansif)


b. Piramida Penduduk stasioner menunjukkan bahwa penduduk dalam suatu Negara tersebut
keadaan stasioner atau tetap. Piramida penduduk ini menunjukkan bahwa jumlah kelahiran
dan kematian seimbang. Contoh Negara yang tergolong ke dalam piramida ini adalah
Swedia.

Gambar 45. Piramida penduduk Stasioner


Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 219

c. Piramida penduduk tua menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk suatu Negara
tersebut berada pada kelompok usia tua. Contoh Negara yang memiliki piramida penduduk
tua adalah Amerika Serikat

Gambar46. Piramida Penduduk Tua

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5). Menghitung Pertumbuhan Penduduk Di Suatu Wilayah


Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis. Ada beberapa factor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Factor
pertumbuhan penduduk, kelahiran dan kematian disebut faktor alami, sedangkan migrasi
disebut faktor non-alami. Kelahiran bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat
mengurangi jumlah penduduk. Factor migrasi dapat menambah atau mengurangi jumlah
penduduk. Migrasi yang bersifat menambah disebut migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi yang
bersifat mengurangi disebut migrasi keluar (emigrasi).
Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk pada suatu Negara atau daerah ditentukan
oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan penduduk tersebut baik pertambahan
maupun penurunannya disebut pertumbuhan penduduk.
a) Menghitung Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas
pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total.
(1) Pertumbuhan Penduduk Alami (natural increase)
Pertumbuhan penduduk alami adalah selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian.
Dalam pertumbuhan penduduk alami, jumlah imigran dan emigrant tidak dihitung.
Rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk alami adalah sebagai berikut:
Keterangan:
T= Pertumbuhan penduduk
L= jumlah kelahiran
M= jumlah kematian

T= (L-M)

Contoh soal:
Misalkan Pada tahun 2009 angka kelahiran kasar penduduk P. Sumatera 50.000 jiwa dan
angka kematiannya 10.000 jiwa. Berapakah pertumbuhan penduduk alami Pulau
Sumatera?
T= L M
= 50.000 10.000
= 40.000
Jadi, pertumbuhan penduduk alami pulau Sumatera tahun 2009 adalah 40.000 jiwa
(2) Pertumbuhan Penduduk Total
Pada pertumbuhan penduduk total memperhitungkan migrasi (imigrasi dan emigrasi),
dengan rumus sebagai berikut.
T = (L M) + (I E)
Keterangan:
T = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 220

Contoh Soal:
Misalkan jumlah kematian kasar penduduk pulau Sumatera tahun 2009 adalah 50.000
jiwa dan kematian kasar 10.000 jiwa. Diketahui pula jumlah imigrasi ada 10.000 dan
emigrasi ada 5.000. berapakah pertumbuhan penduduk total Pulau Sumatera pada
tahun 2009.
T = (L M) + (I E)
= (50.000 10.000) + (10.000 5.000)
= 40.000 + 5.000
= 45.000
Jadi, pertumbuhan penduduk total pulau Sumatera pada tahun 2009 adalah 45.000

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b) Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat dihitung atau diproyeksikan.
Informasi mengenai jumlah penduduk di masa yang akan datang sangat penting.
Misalnya untuk merencanakan segala sesuatu yang bekaitan dengan penyediaan sarana
dan prasarana, untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Rumus proyeksi penduduk adalah sebagai berikut.
Pn = Po (1 + r)n
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)
Po = jumlah penduduk pada tahun o atau tahun dasar (diketahui)
n = jumlah tahun antara o dan n
r = tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam %)
c) Kelahiran (natalitas)
Kelahiran merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat menambah jumlah
penduduk. Kelahiran bayi dapat dibedakan menjadi lahir hidup dan lahir mati. Bayi
dikatakan lahir hidup apabila sewaktu lahir mempunyai tanda-tanda kehidupan misalnya
bernapas, gerakan-gerakan otot ataupun ada denyut jantung. Apabila sewaktu lahir
tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan maka disebut lahir mati.
Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (antinatalitas) dan yang mendukung
kelahiran (pronatalitas)
(1) Faktor-faktor pronatalitas; (a) kawin usia muda; (b) Tingkat kesehatan; (c)
Anggapan banyak anak banyak rezeki
(2) Faktor faktor antinatalitas; (a) Pembatasan umur menikah; (b) Program Keluarga
Berencana; (c) Pembatasan tunjangan anak; (d) Anak merupakan beban
d) Kematian (mortalitas)
Tingkat kematian penduduk kelompok tertentu berbeda dengan tingkat kematian
penduduk kelompok lainnya. Biasanya tingkat kematian laki-laki lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan. Di Negara maju umumnya tingkat kematian lebih
rendah dibandingakan di Negara berkembang. Tingkat kematian dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kondisi sosial, ekonomi, pekerjaan, tempat tinggal, pendidikan
dan jenis kelamin. Semua faktor menurut sifatnya, dapat dibedakan menjadi faktor
pendukung kematian (pronatalitas) dan fakto penghambat kematian (antimortalitas).
(1) Faktor-faktor yang termasuk antimortalitas:
Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai
Lingkungan yang bersih dan teratur
Adanya ajaran agama yang melarang bunuh diri, dan
Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi sehingga penduduknya tidak mudah
terserang penyakit
(2) Faktor-faktor yang promortalitas
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
Fasilitas kesehatan yang kurang memadai, misalnya kurangnya rumah sakit
peralatan kesehatan, dan obat-obatan
Seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas
Adanya bencana alam yang memakan korban jiwa
Terjadinya peperangan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 221

Pengukuran kematian dapat dilakukan melalui beberapa cara.


1). Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar (crude death rate/CDR) adalah angka yang menunjukkan
jumlah kematian setiap 1.000 penduduk setiap tahun dengan rumus sebagai berikut.
CDR = Dx k
P

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Keterangan:
D = jumlah kematian
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta (1.000)
2). Angka kematian Menurut Umur
Angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR) adalah angka yang
menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu setiap 1.000 penduduk
Apabila dibandingkan dengan CDR, maka ASDR lebih teliti, sebab sudah
memperhitungkan golongan umur. Adapun rumus yang digunakan adalah.
ASDR = Dx x k
Px
Keterangan:
Dx = jumlah kematian dalam kelompok umur x
Px = jumlah penduduk pada kelompok umur x
k = konstanta (1.000)
6. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk di suatu wilayah maupun negara sangat tidak merata.
Artinya ada wilayah yang memiliki penduduk sangat padat, padat, dan jarang. Faktor yang
mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk antara lain;
1) Faktor Fisiografis. Wilayah yang strategis, subur, relatif landai, cukup air, akan memiliki penduduk
yang padat
2) Faktor Biologi. Perbedaan penduduk suatu wilayah dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian
dan angka perkawinan
3) Faktor kebudayaan dan teknologi. Daerah yang teknologinya maju, memiliki pola berpikir yang
bagus, pembangunan fisiknya maju akan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi jika
dibandingkan dengan daerah yang memiliki ciri-ciri sebaliknya
Terdapat dua jenis kepadatan penduduk yaitu; 1) kepadatan penduduk aritmatis; 2) kepadatan
penduduk agraris. Kepadatan penduduk aritmatis adalah jumlah rata-rata penduduk setiap km.
Rumus :
Kepadatan Penduduk Aritmatis = Jumlah penduduk (jiwa)
Luas Wilayah (km)
Sedangkan kepadatan penduduk agraris adalah rata-rata penduduk petani pada setiap satuan
luas lahan pertanian. Rumus kepadatan penduduk agraris adalah :
Kepadatan Penduduk Agraris : Jumlah penduduk petani
Luas lahan pertanian (km)
7. Masalah Kependudukan Di Indonesia
Penduduk sebagai sumberdaya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam
kemajuan suatu negara. Selain kuantitas, diperlukan kualitas SDM yang baik yang ditentukan oleh
faktor pendidikan, keterampilan, kesehatan yang baik. Sebagai negara dengan jumlah penduduk
terbanyak keempat setelah Cina, India, Amerika Serikat. Beberapa ciri kependudukan Indonesia
adalah:
Jumlah penduduk yang sangat banyak, saat ini penduduk Indonesia lebih dari 234 juta jiwa
Pertumbuhan penduduk yang cepat, sebagai akibat masih tingginya angka kelahiran sedangkan
angka kematian sudah turun
Persebaran penduduk yang tidak merata. Sekitar 60 % penduduk Indonesia tinggal di Pulau
Jawa, sisanya tersebar secara tidak merata di pulau-pulau lain. Pemerintah Orde Baru pernah
menggalakan program transmigrasi, tetapi saat ini program tersebut kurang mendapat perhatian.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 222

Komposisi penduduk didominasi oleh usia muda, hal ini menyebabkan angka ketergantungan
sangat tinggi
Urbanisasi yang masih tinggi yang terjadi sebagai akibat tidak meratanya pembangunan antara
wilayah perkotaan dan pedesaan, antara Pulau Jawa dengan luar Jawa, antara Kawasan Barat
Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan penduduk Indonesia antara
lain:
1) Membuat perencanaan, pengaturan, dan pembatasan usia minimal perkawinan
2) Meningkatkan program KB yang fungsinya antara lain merencanakan, mengatur dan membatasi
kelahiran
3) Meningkatkan kembali program transmigrasi
4) Memperluas kesempatan kerja, meningkatkan berbagai fasilitas pendidikan, kesehatan,
transportasi, perumahan
5) Membuat kebijakan pemerataan pembangunan antara kota dengan desa, Jawa-luar Jawa,
Kawasan Barat-Kawasan Timur Indonesia
6) Meningkatkan ilmu pengetahuan teknologi untuk meningkatkan berbagai produksi barang dan jasa
yang dibutuhkan
7) Rasio jenis kelamin
Rasio jenis kelamin anak adalah jumlah perempuan per seribu laki-laki dalam populasi manusia
antara kelompok usia 0-6 tahun. Istilah ini mirip dengan rasio jenis kelamin, tetapi dibatasi oleh
faktor kelompok usia. Demografis pola jenis kelamin dalam satuan anak-anak sampai dengan
umur 6 tahun dapat digunakan sebagai indikasi untuk generasi masa depan.
8) Angka beban ketergantungan (Dependency Ratio) Perbandingan jumlah penduduk usia tidak
produktif dengan penduduk usia produktif, ekonomi tidak produktif akan menjadi beban /
tanggungan usia produktif.
GLOSSARIUM
Population Exploition =Ledakan Penduduk
Keluarga Berencana = Keluarga bahagia dan sejahtera yang terdiri ibu, bapak dan dua anak
Sensus De Facto =Sensus yang dikenakan kepada penduduk yang pada saat itu berada di suatu
tempat
Sensus De Jure = Sensus penduduk yang hanya dikenakan kepada penduduk yang benar benar
bertempat tinggal di wilayah tersebut
Registrasi = Sistem pencatatan penduduk
Survey =Penghitungan pada beberapa sampel penduduk
Piramida Penduduk = Grafik yang menunjukkan perbandingan antara jumlah usia penduduk dengan
jenis kelamin yang menggambarkan keadaan penduduk suatu negara
Imigrasi =Perpindahan dari luar kedalam negeri
Emigrasi =Perpindahan penduduk dari dalam ke luar negeri
Proyeksi Penduduk = Penggambaran jumlah penduduk yang terjadi pada masa yang akan datang
dengan perhitungan tertentu
Natalitas = Angka kelahiran
Urbanisasi = Perpindahan penduduk dari desa ke kota
3. Latihan
Petunjuk : jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Ledakan penduduk akan menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Coba
jelaskan permasalahan apa saja yang muncul akibat ledakan penduduk!
2. Jelaskan perbedaan antara sensus de jure dengan sensus de facto!
3. Piramida penduduk suatu negara berbeda-beda, ada yang berbentuk piramida muda, stationer, dan
tua. Coba jelaskan ciri-ciri dari piramida penduduk muda!
4. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki jumlah penduduk keempat terbanyak di
dunia. Coba jelaskan 4 ciri kependudukan Indonesia!
5. Sebagai negara kepulauan, kebijakan kependudukan apa saja yang paling tepat untuk Indonesia?

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 223

4. Evaluasi
Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, d, atau e!

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

1. Piramida Indonesia menunjukkan golongan penduduk muda sebab .


a. Sebagian besar berumur antara 15 64 tahun
b. Sebagian besar penduduk berusia muda
c. Sebagian besar penduduk berusia 0 14 tahun
d. Penduduk usia lebih dari 60 tahun cukup besar
2. Secara periodik, suatu negara akan mendata jumlah penduduk melalui sensus penduduk (SP)
seperti yang baru saja dilakukan bulan Mei 2010 yang lalu. Cara pelaksanaan sensus oleh petugas
sensus yang dikenakan pada setiap orang yang ketika sensus diadakan berada dalam wilayah
sensus disebut .
a. Metode canvanser
b. Cacah jiwa
c. Sensus de jure
d. Sensus de facto
3. Tingginya penduduk usia muda yang belum produktif jika dibandingkan dengan penduduk usia
produkti yang sudah bekerja akan menyebabkan angka ketergantungan. Rasio ketergantungan
penduduk suatu Negara dapat dihitung dari komposisi penduduk menurut .
a. Tempat tinggal
b. Pekerjaan
c. Jenis kelamin
d. Umur
4. Ketimpangan pembangunan antara kota dengan desa, antara Pulau Jawa dengan luar Jawa dan
antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI) telah menyebabkan
berbagai permasalahan. Masalah yang paling mendesak dan perlu ditangani karena membebani
perkotaan adalah ...
a. Urbanisasi
b. Industrialisasi
c. Akulturasi
d. Asimilasi
5. Depencency ratio/angka ketergantungan adalah ..........
a. Jumlah penduduk sekolah ditanggung penduduk bekerja
b. Jumlah penduduk tidak bekerja dan sekola ditanggung penduduk bekerja
c. Jumlah penduduk usia produktif menanggung usia nonproduktif
d. Jumlah penduduk bekerja menanggung penduduk tidak bekerja
6. Akibat besarnya angka ketergantungan penduduk Indonesia di lapangan social ekonomi adalah .
a. Sulit mencari pekerjaan
b. Upah kerja sangat rendah
c. Adanya perbedaan tingkat sosial antara buruh dan majikan
d. Mutu produksi barang-barang turun
7. Di bawah ini merupakan faktor-faktor antimortalitas, kecuali ...
a. Fasilitas kesehatan yang memadai
b. Ajaran moral yang melarang menggugurkan kandungan
c. Lingkungan yang sehat
d. Kurangnya penghargaan terhadap nilai-nilai kehidupan
8. Lokasi yang strategis, tanahnya subur, morfologi relatif landai, cukup air, akan berpengaruh
terhadap ....
a. sebaran penduduk
b. kepadatan penduduk
c. kualitas penduduk
d. kreatifitas penduduk
9. Pencacahan penduduk yang hanya dikenakan pada penduduk yang benar-benar bertempat tinggal
di wilayah sensus disebut
a. sensus de jure
b. sensus de facto
c. sensus sample
d. registrasi penduduk

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 224

10. Di bawah ini merupakan masalah-masalah kependudukan di Negara sedang berkembang seperti
Indonesia, kecuali.
a. pendapatan per kapita rendah
b. korupsi yang semakin berkurang
c. pertambahan penduduk tinggi
d. meningkatnya pencemaran lingkungan

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Kunci Jawaban
Latihan
1) Persaingan dalam mendapatkan pekerjaan, pemukiman, dan kesempatan pendidikan yang rendah
jika tidak disertai penambahan berbagai fasilitas.
2) Sensus de facto adalah penghitungan penduduk atau pencacahan penduduk yang dilakukan
terhadap setiap orang yang pada waktu diadakan berada dalam wilayah sensus. Sedangkan sensus
de jure merupakan pencacahan yang dikenakan pada penduduk yang benar-benar bertempat
tinggal sesuai wilyah tersebut.
3) Ciri-ciri penduduk piramida muda yaitu; sebagian besar penduduk berada pada kelompok umur
muda, angka kelahiran dan kematian yang masih tinggi
4) Ciri kependudukan Indonesia adalah: (a) Jumlah penduduk yang sangat banyak, saat ini penduduk
Indonesia lebih dari 234 juta jiwa, (b) Pertumbuhan penduduk yang cepat, (c) Persebaran
penduduk yang tidak merata, (d) Komposisi penduduk didominasi oleh usia muda.
5) Kebijakan yang tepat antara lain; menyebarkan pemerataan pembangunan ke berbagai pulau,
menggiatkan kembali program transmigrasi.
Evaluasi
1) C
2) D
3) D
4) A
5) C
G. Sumber Daya Alam Di Indonesia
1. Tujuan pembelajaran
a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis sumber daya alam di Indonesia
b. Kompetensi Dasar
:
Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
Menjelaskan pengertian sumber daya alam
Mengidentifikasi Jenis-jenis sumber daya alam
Menjelaskan persebaran sumber daya alam di Indonesia
Menjelaskan kerusakan sumber daya alam
c. Indikator :
Menjelaskan pengertian sumber daya alam
Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya alam
Menjelaskan persebaran sumber daya alam di Indonesia
Menjelaskan kerusakan sumber daya alam
2. Materi :

....... Data Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser menunjukkan bahwa Aceh Tamiang
merupakan salah satu kabupaten di Aceh dengan tingkat kerusakan hutan yang sangat tinggi.
Keruskan hutan diakibatkan karena penebangan liar (illegal loging), perambahan hutan untuk
kepentingan perladangan dan perkebunan. Dari 79.701 hektar KEL di kabupaten tersebut, 20 persen
yang masih berupa hutan primer, itupun dalam kondisi mengalami ancaman yang cukup serius.
Adapun sebanyak 60 persen lainnya rusak dan selebihnya rusak berat dan hanya berupa semak
belukar, padang alang-alang yang kondisinya kian menghawatirkan...........

Bagaimana tanggapan saudara terhadap ilustrasi di atas?. Coba deskripsikan ilustrasi tersebut
dari aspek kependudukan dan lingkungan hidup. Keseluruhan deskripsi dari ilustrasi di atas
menggambarkan kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam Indonesia, khususnya hutan yang
setiap hari kondisinya semakin kritis. Sebagai guru Geografi, apakah kita bisa menyumbangkan ide,
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 225

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

pemikiran untuk membantu menjaga kelestarian sumber daya alam? Jawabannya sangat bisa.
Sebagai pendidik kita merupakan ujung tombak dalam menyampaikan pesan-pesan pendidikan
melalui materi yang kita sampaikan.
a. Hakekat Sumber Daya Alam
Sumber daya alam ialah suatu sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alamiah, misalnya
tanah, air dan perairan, biotis, udara dan ruang, mineral, bentang alam, panas bumi dan gas bumi,
angin, pasang surut, arus laut. Singkatnya, sumberdaya alam adalah semua kekayaan berupa
benda mati (abiotis) maupun benda hidup (biotis) yang hidup di bumi dan dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Berdasarkan bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan, sumberdaya alam dibagi menjadi :
1) Sumber daya alam materi. Contohnya mineral magnetit, hematit, pasir kuarsa
2) Sumber daya alam hayati. Adalah sumberdaya alam yang berbentuk makhluk hidup yaitu hewan
(hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati)
3) Sumber daya alam energi. Bahan bakar minyak, gas alam, batu bara, kayu bakar
4) Sumber daya alam ruang. Yaitu ruang atau tempat yang diperlukan manusia untuk beraktifitas
sehari-hari.
5) Sumber daya alam waktu. Waktu merupakan sumberdaya alam yang terikat dengan
pemanfaatan sumber daya alam lain.
Berdasarkan pembentukannya, sumberdaya alam dapat digolongkan menjadi dua yaitu
1) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources). Secara alamiah sumberdaya
jenis ini akan mengalami pembentukan dan penggantian dalam waktu relatif cepat. Contoh
tumbuhan, hewan
2) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources). Adalah jenis
sumberdaya alam yang pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama, jumlahnya
relatif statis. Contohnya bahan mineral, batu bara, gas alam, dan bahan fosil lainnya.
Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui kebanyakan berupa bahan galian. Menurut cara
terbentuknya, bahan galian dibedakan menjadi :
Bahan galian magmatik, yaitu bahan galian yang terjadi dari magma dan bertempat di dalam
atau berhubngan dan dekat dengan magma
Bahan galian pematit, yait bahan galian yang terbentuk di dalam diatrema dan dalam bentukan
instrusi (gang dan apofisal)
Bahan galian hasil pengendapan, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena pengendapan di
dasar sungai atau genangan air melalui proses pelarutan ataupun tidak.
b. Persebaran Sumber Daya Alam Di Indonesia
1) Sumber daya alam Biotik (Hayati) berupa tumbuhan dan hewan tersebar di seluruh Wilayah
Indonesia, baik di darat maupun di laut. Setiap wilayah memiliki kekhasan sumber daya alam
hayati sesuai dengan tipe iklim, curah hujan, jenis tanah, morfologi
2) Persebaran Hasil tambang:
Beberapa daerah penghasil tambang di Indonesia antara lain:
minyak bumi terdapat di pantai Utara Pulau Jawa seperti Cirebon, Cepu, Wonokromo. Pulau
Sumatera seperti Plaju, Sungai Gerong Dumai. Pulau Kalimantan seperti Tarakan, Pulau
Bunyu, Kutai, Balikpapan. Papua seperti Sorong;
Gas Alam. Merupakan produk penting Indonesia yang banyak diekspor ke luar negeri.
Penghasil antara lain Arun dan Badak;
Batu Bara. Batu bara merupakan fosil tumbuh-tumbuhan tropis masa karbon yang
mengalami proses pengarangan secara bikomia dan metamorfosis. Banyak ditemukan di
Sumatera seperti Ombilin, Bukit Asam, Tanjung Enim. Berbagai tempat di Pulau Kalimantan,
Banten Selatan;
Bauksit, terdapat di Pulau Bintan dan Riau;
Timah, banyak di Pulau Bangka, Belitung, Singkep;
Nikel, banyak ditemukan di sekitar Danau Matana, Danau Towuti, dan Kolaka di Sulawesi
Selatan;
Emas dan Perak, banyak ditemukan di Tembagapura Papua, Batu Hijau di NTB, Simau di
Bengkulu, Logos di Riau.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 226

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

c. Kerusakan Sumber Daya Alam


Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan berbagai kebutuhan hidup terus
bertambah, dengan demikian semakin banyak berbagai sumber daya alam yang dieksploitasi untuk
memenuhi berbagai kebutuhan tersebut. Apabila eksploitasi sumber daya alam dilakukan secara
serampangan dan tidak sesuai dengan kemampuan alam untuk memulihkan kondisi kerusakan, maka
dapat menimbulkan berbagai bencana alam yang merugikan kehidupan.
Berbagai jenis kerusakan sumberdaya alam antara lain berupa;
1) Kemerosotan kualitas tanah akibat penggundulan hutan oleh kegiatan penebangan yang dilakukan
secara legal maupun ilegal, pembakaran hutan untuk perkebunan;
2) Rusaknya ekosistem terumbu karang dan laut sebagai akibat penangkapan ikan dan hasil laut
secara serampangan seperti penggunaan bahan peledak, penggunaan pukat harimau;
3) Berbagai pencemaran udara, air, tanah, suaradari industri yang tidak memperhatikan dampak
industri terhadap lingkungan;
4) Banjir, yang diakibatkan berbagai faktor kompleks seperti penggundulan hutan di bagian hulu
sungai, semakin berkurangnya daerah resapan air akibat pembangunan perumahan, meningkatnya
volume sampah yang dibuang ke sungai.
Kerusakan sumber daya alam ada yang disebabkan oleh tenaga alam sendiri, antara lain
berupa : (a) gunung meletus; (b) gempa bumi; (c) tsunami; (d) badai/angin topan ; (e) musim
kemarau; (f) serangan berbagai hama tanaman, dll.
Beberapa upaya pengelolaan sumberdaya alam dengan memperhatikan prinsip pembangunan
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan antara lain berupa; (a) reboisasi hutan yang gundul, (b)
penghijauan di daerah pemukiman dan kawasan industri, (c) membuat terasering di daerah pertanian
yang memiliki kemiringan lereng, (d) membuat pengolahan air limbah di setiap pabrik sebelum limbah
dibuang ke saluran air, (e) penertiban pembuangan sampah.
Bumi dengan segala kekayaan sumberdaya alam bukan milik generasi sekarang, tetapi harus
diwariskan kepada generasi yang akan datang, maka diperlukan berbaga upaya dalam pemanfaatan
sumberdaya alam agar terus mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Upaya tersebut antara lain berupa :
1) Menyamakan persepsi mengenai upaya konservasi biosfer dan sumberdaya alam
2) Menegakkan hukum dan berbagai peraturan mengenai pengelolan sumberdaya alam
3) Memperhitungkan eksploitasi sumberdaya alam secara cermat
4) Mengembangkan dan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan
Dengan demikian, diperlukan berbagai pihak untuk mendukung terwujudnya sumberdaya
alam yang berkesinambungan. Salah satunya yaitu pendidikan. Peran dunia pendidikan dalam
mendukung program pembangunan berkelanjutan sangat strategis, antara lain berupa penanaman
sikap untuk menjaga lingkungan melalui pengintegrasian ke dalam materi pembelajaran yang sesuai
seperti geografi, biologi, kewarganegaraan, ekonomi, pendidikan agama. Seorang guru terlebih lagi
guru Geografi sudah seharusnya menjadi figur penting dalam menanamkan kecintaan terhadap
lingkungan dan menjaga kelestarian sumberdaya alam melalui sikap, perbuatan dan contoh konkrit di
kelas dan di lingkungan masyarakat tempat tinggal.
GLOSSARIUM
Illegal Logging = Pembalakan hutan secara liar
Renewable Resources =Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
Unrenewable Resources = Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
Eksploitasi =Penggunaan sumber daya alam secara berlebihan
Konservasi =Upaya perlindungan suatu wilayah supaya tidak mengalami kerusakan
3. Latihan
Jawab pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan mengapa kita perlu menjaga sumber daya alam?
2. Jelaskan perbedaan anatara sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan yang tidak dapat
diperbaharui. Berikan contohnya!
3. Jelaskan bentuk-bentuk kerusakan sumber daya alam yang disebabkan oleh tindakan manusia!
4. Dampak apa yang akan muncul apabila eksploitasi sumberdaya alam tidak memperhatikan
ketersediaan cadangan?
5. Apa yang bisa dilakukan kita sebagai guru dalam membantu keberlanjutan sumber daya alam di
Indonesia?

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 227

4. Evaluasi
Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, atau d!

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

1. Salah satu sifat dari sumber daya alam di permukaan bumi adalah ....
a. Beragam dengan penyebaran yang merata
b. Beragam sesuai dengan lapisan batuan
c. Beragam dan penyebarannya tidak merata
d. Beragam sesuai jumlah penduduk
2. Dalam mengeksploitasi sumber daya alam, hendaknya memperhatikan aspek ....
a. Menguras habis semua, dan pindah ke tempat lain
b. Mengurangi sebagian dan menyisakan cadangan
c. Tidak perlu memikirkan dampak pada lingkungan
d. Mengeksploitasi secara besar-besaran
3. Berdasarkan bahan bacaan pada halaman 28, yang tidak menjadi penyebab kerusakan sumber
daya alam hutan di Taman Nasionasal Leuser, adalah ....
a. Permukiman
b. Illegal loging
c. Perambahan hutan
d. Perladangan
4. Pernyataan yang paling tepat mengenai dampak langsung dari kerusakan hutan adalah ....
a. Berkurangnya kawasan pertanian dan perkebunan
b. Meningkatnya kerusakan lahan akibat laju erosi
c. Meningkatnya penduduk yang merambah kawasan kehutanan
d. Meningkatnya pemanfaatan kawasa hutan untuk ekowisata
5. Sumber daya alam yang dapat menghasilkan tenaga atau energi adalah ....
a. Besi
b. Emas
c. Tmah
d. Batu bara
6. Magnetit, hematit dan pasir kuarsa termasuk sumber daya alam ....
a. Materi
b. Hayati
c. Energi
d. Ruang
7. Sumber daya alam yang apabila dipergunakan akan habis dan tidak dapat diperbaharui lagi adalah
....
a. Hewan
b. Batu bara
c. Tumbuhan
d. Hutan
8. Di bawah ini merupakan penyebab banjir yang banyak menimbulkan dampak merugikan kecuali ....
a. Semakin bertambahnya kawasan industri
b. Semakin meningkatnya permukiman
c. Semakin bekurangnya kawasan hutan
d. Semakin bertambahnya kawasan hijau
9. Fungsi tidak langsung dari hutan antara lain fungsi orologis berupa ....
a. Mencegah erosi
b. Mengatur air tanah
c. Udara segar
d. Membentuk humus
10. Upaya yang tepat untuk mempertahankan kualitas sumberdaya air dan udara di perkotaan
adalah....
a. Reboisasi dan pengjijauan hutan yang gundul
b. Penghijauan di daerah pemukiman dan kawasan industri
c. Membuat terasering di daerah pertanian
d. Penertiban pembuangan sampah.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 228

5. Kunci Jawaban :
Essay :
1) Karena persediaan sumber daya alam terbatas, dan beberapa jenis sumber daya alam tidak dapat
diperbaharui.
2) Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources)adalah sumber daya alam yang
secara alamiah akan mengalami pembentukan dan penggantian dalam waktu relatif cepat. Contoh
tumbuhan, hewan. Sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable
resources) adalah jenis sumber daya alam yang pembentukannya memerlukan waktu yang sangat
lama, jumlahnya relatif statis. Contohnya bahan mineral, batu bara, gas alam.
3) Penggundulan hutan, pengeboman terumbu karang, banjir.
4) Suatu saat cadangan sumber daya alam akan habis dan dampaknya lingkungan semakin rusak.
5) Guru bisa memberi contoh cara menghemat sumber daya alam, misalnya cara menghemat air,
menghemat listrik tidak membuang sampah sembarangan.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pilihan Ganda :
1) C
2) B
3) A
4) B
5) D
6) A
7) B
8) D
9) B
10) B
H. Lingkungan Hidup Untuk Pembangunan Berkelanjutan
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Standar Kompetensi : Guru memahami lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan
b. Kompetensi Dasar : Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
Menjelaskan pengertian lingkungan hidup
Mengidentifikasi arti pentingnya lingkungan bagi kehidupan
Menjelaskan hakikat pembangunan berkelanjutan
Menjelaskan penerpan pembangunan berkelanjutan
c. Indikator :
Pengertian lingkungan hidup
Pentingnya lingkungan bagi kehidupan
Hakikat pembangunan berkelanjutan
Penerapan pembangunan berkelanjutan
2. Uraian Materi :
a. Hakekat Lingkungan Hidup
Baca dan cermati wacana di bawah ini :

Salah satu penyebab kerusakan lingkungan di Kalimantan adalah kegiatan


pertambangan terbuka yang tidak terkontrol, pertambangan batu bara di Kalimantan
merupakan salah satu kegiatan tambang yang izinnya harus dibatasi.
Sejumlah pertambangan yang telah berjalan hampir 30 tahun mengakibatkan vegetasi
hutan di Kalimantan banyak yang rusak. Sebab, penambangannya dilakukan secara
terbuka, bahkan penggundulan hutan sering terjadi di sekitar lokasi akibat proses
penambangan. Selain hutan menjadi gundul, banyak lahan berubah menjadi cekungan
danau.
Kerusakan lingkungan lain adalah pembabatan hutan bakau untuk pertambakan dan
permukiman yang telah menghancurkan Delta Mahakam, Kabupaten Kutai Kertanegara,
Kalimantan Timur. Kerusakan mencapai 91.906 hektar dari 108.125 hektar luas Delta
Mahakam atau 85 persen luas wilayah itu. Delta Mahakam hancur, rusak akibat hutan
bakau terus dibabat oleh masyarakat untuk usaha pertambakan.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 229

Kerusakan Delta Mahakam amat serius sebab dibiarkan. Namun, tidak terlambat untuk
menyelamatkan kawasan itu. Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW), 70
persen Delta Mahakam harus menjadi kawasan konservasi bakau. Yang 30 persen untuk
pertambakan dan permukiman.
Data lain menyebutkan, bahwa makin habisnya hutan di perbatasan Kabupaten Kutai
Kertanegara dan Kutai Timur meyebabkan sedikitnya 900 orangutan hidup di hutan
tanaman industri milik suatu PT di Kalimantan Timur. Ratusan orangutn itu bertahan
hidup dengan memakan kulit pohon dan daun akasia muda.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Bacaan di atas menggambarkan betapa lingkungan hidup di Indonesia, saat ini dalam kondisi
menghawatirkan sebagai akibat pembangunan yang tidak terkontrol dan tidak memperhitungkan
keberlanjutannya. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan,
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UU No 4/1982 tentang Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu wilayah yang disebut
dengan ekosistem. Di dalamnya meliputi lingkungan alam hayati, nonhayati, dan lingkungan buatan
serta lingkungan sosial. Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan adalah ekologi. Lingkungan hidup
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu; (1) lingkungan hidup alamiah; (2) lingkungan hidup
buatan.
1) Lingkungan hidup alamiah dapat diartikan sebagai semua benda, keadaan, makhluk hidup, dan
komponen-komponen abiotik lainnya, dimana kondisinya masih serba alamiah dan tanpa atau
sedikit campur tangan manusia. Contoh; hutan primer, daerah aliran sungai (DAS), hutan
mangrove
2) Lingkungan Hidup Buatan atau Buatan
Adalah lingkungan hidup alamiah yang sudah didominasi oleh kehadiran manusia. Lingkungan
hidup binaan ini dapat terbentuk karena kebutuhan hidup manusia dengan jumlah penduduk yang
makin meningkat memaksa manusia mengubah lingkungan hidup alamiah. Dalam proses
membentuk lingkungan hidup binaan ini, manusia menghasilkan limbah. Lingkungan hidup binaan
selalu ditandai oleh timbulnya limbah yang membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik
dampak fisik, hayati, sosial maupun dampak yang terasa langsung oleh manusia itu sendiri.
Unsur-Unsur Lingkungan adalah
1) Unsur abiotik
Abiotik berasal dari kata a dan biotik. A artinya tidak, biotik artinya bersifat hidup. Jadi abiotik
berarti tidak hidup. Komponen-komponen ekologi abiotik meliputi air, udara, dan tanah.
2) Unsur Biotik
Unsur biotik adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar kita yang berwujud makhluk hidup
(organisme). Misalnya hewan dan tumbuhan. Kelompok ekologibiotik meliputi bermacam-macam
jenis dan spesies makhluk hidup. Ekosistem biotik dibedakan menjadi dua yaitu produsen dan
konsumen.
3) Unsur Sosial dan Budaya
Manusia adalah sebagai bagian dari unsur-unsur ekosistem yang tidak mungkin dapat dipisahkan.
Oleh karena itu, seperti halnya dengan organisme lainnya, kelangsungan hidup manusia
tergantung pula pada kelestarian ekosistemnya.
b. Arti Penting Lingkungan Bagi Kehidupan
Lingkungan hidup merupakan tempat segala aktifitas kehidupan berlangsung. Bagi manusia,
selain sebagai tempat tinggalnya, lingkungan hidup juga dapat dimanfaatkan sebagai; (a) penghasil
bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan); (b) arena untuk berinteraksi, beraktifitas (c)
sumber energi; (d) sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan
hidup manusia; serta (e) media ekosistem dan pelestarian flora dan fauna yang perlu dilindungi untuk
dilestarikan.
Bentuk-Bentuk Kerusakan Lingkungan
1) Kerusakan Akibat Proses Alam
Bumi tidak statis, selalu berubah, dan sampai saat ini perubahan tersebut masih berlangsung.
Misalnya, benua yang dapat bergerak, gunung meletus, gempa bumi, angin topan, terjadi
penyimpangan musim antara kemarau dan hujan. Kejadian tersebut terjadi di luar pengaruh
kegiatan manusia dan manusia pun tidak mampu mencegahnya.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 230

2) Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Manusia


Masalah lingkungan saat ini telah menjadi masalah global. Kerusakan lingkungan di suatu negara
dampaknya tidak hanya dirasakan oleh negara yang bersangkutan, tetapi juga oleh negara lain,
seperti kebakaran hutan di Indonesia, asapnya sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia,
Brunei Darussalam, dan Singapura. Salah satu bentuk kerusakan lingkungan yang saat ini telah
menjadi gejala global adalah pencemaran. Menurut UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup oleh kegiatan umat manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat yang
menye-babkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Berikut ini
beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena aktivitas manusia.
Beberapa contoh kerusakan lingkunganhidup karena aktivitas manusia:
1) Kebakaran hutan,
2) Pencemaran air, udara, tanah, dan suar
3) Kerusakan hutan

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

c. Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup


Mengingat kondisi lingkungan kita yang sudah tercemar parah, maka sudah sewajarnya kalau
kita semua ikut bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup agar kualitas
lingkungan tidak semakin menurun. Tanggung jawab dalam menjaga lingkungan bukan hanya
tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan
masyarakat.
Dalam rangka menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, pemerintah sudah mengeluarkan
beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan
masyarakat. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi halhal berikut ini :
1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2) Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/ 4/1985 tentang Pengamanan Bahan
Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.
3) Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
4) Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.
Beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain berupa:
Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi
atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang
Mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
Reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul
Melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan
pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.
Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.
Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan
Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.
d. Hakikat Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan pembangunan antara lain meningkatkan kesejahteraan sekaligus martabat manusia.
Dengan demikian, pembangunan dapat dikatakan berhasil jika memenuhi beberapa kondisi, yang
sesuai dengan indikator pembangunan. Beberapa indikator dari pembangunan adalah :
1) Meningkatnya kejahteraan kehidupan masyarakat
2) Memiliki fungsi dan peruntukan yang tepat
3) Memiliki dampak yang minimum terhadap kerusakan lingkungan
Mengingat pembangunan selalu memakai sumber daya alam, maka tidak dapat dipungkiri
bahwa setiap pembangunan pasti menimbulkan dampak terhadap keseimbangan lingkungan hidup.
Agar kerusakan lingkungan yang disebabkan pembangunan dapat ditekan ke tingkat yang rendah,
maka kita harus mampu meminimalisasi dampak-dampak negatif tersebut. Salah satu upaya tersebut
dengan melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) adalah pembangunan yang dalam perencanaan, pelaksanaan, danpascapelaksanaan
memperhatikan analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL). Hal ini dimaksudkan agar
generasi mendatang dapat pula menikmati kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai-mana
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 231

yang kita nikmati sekarang, sehingga kita tidak mewariskan kerusakan dan pencemaran kepada
generasi penerus kita.
Dasar hukum pelaksanaan AMDAL di Indonesia diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang
Lingkungan Hidup tahun 1982 yang berbunyi: Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak

penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang
pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Isi pasal tersebut menekankan pentingnya sikap yang harus diambil dalam pelaksanaan
pembangunan, berupa :
1) Setiap kegiatan pembangunan pada dasarnya berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan hidup yang perlu diperkirakan pada perencanaan awal, sehingga sejak dini dapat
diambil langkah pencegahan, penanggulangan dampak negatif, serta mengembangkan dampak
positif dari kegiatan tersebut.
2) Analisis mengenai dampak lingkungan diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup.
3) Pembangunan perlu dilakukan secara bijaksana agar mutu kehidupan dapat dijaga secara
berkesinambungan sehingga keserasian hubungan antarberbagai kegiatan perlu dijaga. Menjaga
kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan merupakan usaha untuk mencapai
pembangunan jangka panjang yang mencakup jangka waktu antargenerasi yaitu pembangunan
yang terlanjutkan (sustainable development).
4) Pembangunan yang dilaksanakan bukan untuk generasi kita saja, melainkan juga untuk anak cucu
kita. Agar pembangunan dapat berkelanjutan, pembangunan haruslah berwawasan lingkungan
dengan menggunakan sumber daya secara bijaksana. Slogan yang mengatakan bahwa
sumberdaya alam dan lingkungan ini bukan warisan nenek moyang, tetapi merupakan pinjaman
anak cucu, mesti membuat berbagai pihak pelaku pembangunan menyadari bahwa sumber daya
alam dan lingkungan memiliki keterbatasan dalam mendukung pembangunan. Oleh sebab itu sikap
yang paling baik adalah merencanakan pembangunan dengan secermat mungkin agar pemakaian
sumber daya tidak dihabiskan untuk saat ini saja, tetapi masih bisa dipergunakan untuk generasi
yang akan datang.
e. Ciri-Ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan di Indonesi sudah berjalan sejak kemerdekaan, meskipun berbeda dalam hal
program dan sasarannya, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Sebagai sebuah ideologi, pembangunan berwawasan lingkungan sudah dicoba pemerintah
Indonesia sejak jaman Orde Baru (Orba), meskipun beberapa kalangan menganggapnya hanya sebagi
sebuah rencana idealis yang tidak pernah terwujud. Pembangunan yang dilaksankan pada era orde
baru yang dikenal dengan TRILOGI pembangunan lebih menekankan kepada aspek; pertumbuhan,
pemerataan, dan kestabilan. Pada prakteknya, model yang cukup ideal ini banyak dikritik karena
ternyata hasil pembangunan hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang, sementara itu sebagian besar
warga masyarakat Indonesia masih tetap berada dibawah kemiskinan. Sementara itu, pembangunan
ternyata banyak menyedot sumber daya alam dengan modal pinjaman dari Negara maju yang harus
dibayar dalam jangka panjang. Kondisi membuat perekonomian Indonesia seolah-olah tumbuh
dengan sangat tinggi, padahal dalam kenyataannya, Indonesia tumbuh dengan pinjaman modal,
teknologi asing yang harus dibayar mahal.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan, yaitu suatu bentuk pembangunan yang tetap
memerhatikan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya alam. Pembangunan
berwawasan lingkungan akan menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan dan seimbang.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan harus memerhatikan dan melaksanakan konsep serta
analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, and threats atau kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman) sehingga mampu mengoptimalkan potensi dan peluang yang ada serta dapat
meminimalisasi kelemahan dan ancaman serta dampak yang mungkin ditimbulkan. Untuk dapat
mendukung pelaksanaan analisis SWOT, maka partisipasi segenap lapisan masyarakat sangat
diperlukan sehingga hasil-hasil pembangunan dapat dipertanggungjawabkan dan dirasakan bersama.
Berdasarkan uraian tersebut, secara ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan, antara
lain:
1) Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan yang mungkin timbul di belakang hari;
2) Memerhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung kesinambungan
pembangunan;
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 232

3) Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan; serta


4) Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnyamasyarakat yang berada di sekitar lokasi
pembangunan.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

f. Penerapan Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan
berkelanjutan
(sustainable
development)
didefinisikan
sebagai
pembangunan atau perkembangan yang meme nuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan
kemam puan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.
Tujuannya diarahkan untuk mengelola sumber daya alam sebijaksana mungkin. Konsep
pembangunan berkelanjutan muncul mana kala terjadi berbagai kegagalan dalam pembangunan.
Proses yang berlangsung bersifat monoton dari atas ke bawah. Dalam pelaksanaannya, konsep
pembangunan berkelanjutan diperkuat lagi oleh para pemimpin bangsa melalui berbagai kesepakatan
antara lain Deklarasi Rio pada KTT Bumi tahun 1992, Deklarasi Milenium PBB tahun 2000, dan
Deklarasi Johanessburg pada KTT Bumi tahun 2002. PBB telah merencanakan tujuan pembangunan
abad milenium (Milennium Goals) yang harus dicapai oleh 191 negara anggotanya pada 2015 melalui
berbagai target yang harus dicapai, yaitu sebagai berikut :
1) Meniadakan kemiskinan dan kelaparan ekstrem.
2) Mencapai pendidikan dasar secara universal.
3) Meningkatkan kesetaraan gender dan memberdayakan wanita.
4) Mengurangi kematian bayi.
5) Memperbaiki kesehatan ibu.
6) Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakitpenyakit lainnya.
7) Menjamin kelestarian lingkungan hidup.
8) Membentuk sebuah kerja sama global untuk pembangunan
g. Faktor Pendukung Pembangunan Berkelanjutan
Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan adalah
sebagai berikut:
1) Terjaganya proses ekologi. Kerusakan pada system ekologi sudah barang tentu akan
membahayakan kehidupan manusia.
2) Ketersediaan sumber daya. Pada hakikatnya, proses pembangunan merupakan usaha yang
disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sebuah sumber daya. Peningkatan fungsi dan nilai
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sumber daya, menaikkan efisiensi penggunaan
sumber daya, dan mencari sumber daya alternatif.
3) Dukungan lingkungan sumber daya. Pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia pada suatu
lingkungan sosial budaya tertentu. Untuk mendukung berjalannya faktor pengaruh tersebut
diusahakan setiap pembangunan yang di laksanakan agar tidak merusak lingkungan.
GLOSSARIUM
Reboisasi = Penanaman hutan kembali/penghijauan
Tebang Pilih = Sistem untuk memanfaatkan hasil hutan dengan menebang pohon yang usianya tua
AMDAL = Analisa mengenai dampak suatu lingkungan sebelum pembangunan dilaksanakan
Pembangunan Berkelanjutan = Pembangunan yang memperhatikan kepentingan generasi yang akan
datang
SWOT = singkatan dari Strenghths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats (ancaman). Ini adalah teknik untuk menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi
secara sistematis posisi organisasi; caranya berhubungan dengan lingkungan eksternal dan masalah
serta peluang yang dihadapi. Tujuan analisis SWOT adalah untuk memisahkan masalah pokok dan
memudahkan pendekatan strategis
3. Latihan
Jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
Evaluasi
Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar !
1. Suatu sistem yang amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan,
makhluk hidup, dan komponen-komponenabiotik lainnya, tanpa adanya dominasi campur tangan
manusia disebut.
a. Lingkungan hidup alamiah
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 233

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b. Lingkungan hidup binaan


c. Lingkungan hidup buatan
d. Lingkungan hidup normal
2. Komponen-komponen ekologi abiotik meliputi kecuali
a. Air
b. Tanah
c. hewan
d. Udara
3. Segala sesuatu yang terdapat di sekitar kita yang berwujud makhluk hidup (organisme) disebut
a. Unsur biotik
b. Unsur abiotik
c. Unsur biologi
d. Unsur abiologi
4. Konsumen primer (herbivore) adalah.
a. Memakan langsung tanaman atau jenis produsen
b. Memakan konsumen primer
c. Hanya memakan binatang pemakan binatang
d. Memakan tanaman dan binatang
5. Lingkungan hidup juga dimanfaatkan sebagai kecuali.
a. Media penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan)
b. Sumber energi
c Sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan hidup
manusia
d. Wahana belajar
6. Berikut ini beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena aktivitas manusia kecuali
a. Terjadinya perubahan iklim mikro
b. Terjadinya pencemaran lingkungan
c. Adanya reboisasi
d. Kerusakan hutan
7. Hidup dapat dilakukan dengan usaha-usaha pelestarian lingkungan cara-cara berikut
a. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan
b. Membiarkan limbah tanpa diolah terlebih dahulu
c. Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industry semabarangan
d. Menebang pohon secara terus menerus
8. Bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut kecuali.
a. Menghemat penggunaan kertas dan pensil
b. Menggunakan bahan stereofom
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang
9. Yang bukan merupakan ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan, antara lain
a. Memerhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung kesinambungan
pembangunan;
b. Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnyamasyarakat yang berada di sekitar lokasi
pembangunan.
c. Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman
d. Memaksimalkan dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan
10. Faktor lingkungan yang tidak diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan adalah
sebagai berikut.
a. Terjaganya proses ekologi
b. Ketersediaan sumber daya. Pada hakikatnya, proses pembangunan merupakan usaha yang
disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sebuah sumber daya
c. Dukungan lingkungan sumber daya
d. Adanya bencana alam

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 234

I. Prinsip Dasar Pemetaan dan Penerapannya pada Kawasan Industri dan Pertanian

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
Guru mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan
Guru mampu mempraktekan ketrampilan dasar peta dan pemetaan
Guru mampu menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan peta
c. Indikator
Mendeskripsikan prinsip dasar pemetaan
Menpaktekan pembuatan peta
Menjelaskan klasifikasi industri
Menentukan lokasi industri
Mengidentifikasi faktor penyebab aglomerasi
Menjelaskan penyebaran lokasi pertanian
2. Uraian Materi :
Prinsip dasar pemetaan dan Penerapannya pada Kawasan Industri dan Pertanian
a. Prinsip Dasar Pemetaan
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui
suatu sistem proyeksi. Peta mulai ada dan digunakan manusia, sejak manusia melakukan
penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam
bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat. Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi.
Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.
Mental map merupakan kemampuan seseorang untuk menggambarkan dan
menjelaskan suatu wilayah. Setiap orang memiliki gambaran yang beragam terhadap suatu wilayah
yeng pernah di jumpai, semakin lengkap seseorang menjelaskannya maka semakin baiklah mental
map terhadap wilayah tersebut. Jika dilihat dari jenisnya peta yang digunakan sangat beragam.
Secara umum peta dapat digolongkan berdasarkan isi dan skalanya. peta berdasarkan isinya.
1) Peta berdasarkan isinya
Berdasarkan isinya peta dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: peta umum dan khusus.
a) Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini
memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisik (alam)
maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau
dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota
dan lainnya. Peta umum ada 2 jenis yaitu: peta topografi dan peta chorografi. Peta topografi
yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta
topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis yang menghubungkan tempattempat yang mempunyai ketinggian sama.
Kelebihan peta topografi:
Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.
Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.
Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah tersebut semakin
curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin
landai.
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi
dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta
chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia.
Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di
antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah,
kota, garis pantai, rawa dan lain-lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat
dalam berbagai tata warna. Berikut ini adalah contoh peta chorografi.
b) Peta Khusus atau Tematik
Peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua
kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan. Dengan kata lain, yang ditampilkan
berdasarkan tema tertentu. Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakankenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya. Contoh peta
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 235

khusus/tertentu: peta kepadatan penduduk, peta curah hujan, peta penyebaran hasil pertanian,
peta penyebaran hasil tambang.
2) Berdasarkan Skala
Peta berdasarkan skalanya dapat digolongkan menjadi :
Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta
ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah.
Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta
kelurahan, peta kecamatan.
Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000.
Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta
propinsi Jawa Tengah, peta propinsi Jawa Barat.
Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau
lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta
negara, benua bahkan dunia.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b. Unsur-Unsur Peta
Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam
keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.Syarat-syarat peta
1) Peta harus rapi dan bersih
2) Peta tidak boleh membingungkan
3) Peta harus mudah dipahami
4) Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya
Peta memiliki beberapa unsur-unsur, yaitu : judul peta, legenda, tanda arah/orentasi, skala,
insert, sumber dan tahun pembuatan, simbol dan warna, proyeksi.
1) Judul Peta
Dari judul peta, dapat diketahui data yang digambarkan dalam peta. Judul harus singkat jelas dan
tidak membingungkan. Misalnya Peta Curah hujan di DKI Jakarta tahun 2004-2006.
Menggambarkan dengan jelas data curah hujan, lokasinya dan kurun waktunya.
2) Legenda / keterangan
Peta merupakan penggambaran dari wujud sesungguhnya tiga dimensi dirubah kedalam bidang
datar/dua dimensi, maka diperlukan simbol-simbol. Untuk menjelaskan arti dari simbol-simbol
maka diperlukan legenda. Jadi legenda adalah keterangan-keterangan simbol yang digunakan
dalam peta. Simbol-simbol ini sudah menjadi kesepakatan bersama para ahli (konvensi). Sehingga
penggunaan simbol harus disesuaikan dengan yang berlaku secara umum.Legenda biasanya
diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain
peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
3) Tanda arah / Orientasi
Pengenalan tanda diperlukan untuk menentukan kedudukan suatu tempat, dengan demikian tidak
terjadi kesalahan menentukan arah/orentasi. Pada peta yang tidak ada petunjuk arahnya, maka
secara umum, bagian atas peta menunjukan arah utara. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk
tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta,
asalkan tidak mengganggu kenampakan peta.

Gambar 47. Tanda Arah /Orientasi


4) Skala
Skala Peta merupakan komponen peta yang sangat penting karena dengan skala peta kita dapat
mengetahui jarak antara dua tempat. Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di peta
dengan jarak sebenarnya dilapangan/dipermukaan bumi. Misal pada peta tertulis skala 1 :
100.000 ini berarti tiap jarak 1 bagian di peta sama dengan jarak 100.000 bagian di muka bumi.
Jadi kalau di peta itu 1 bagian = 1 cm maka di muka bumi = 1 Km.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 236

Setiap peta hendaknya mencantumkan skalanya agar pembaca dapat menghitung dan
memperkirakan perbesaran pada keadaan yang sebenarnya. Skala Peta dibedakan menjadi 3
macam, yaitu:
a) Skala Angka/Skala Pecahan
Skala ini sering disebut skala numeric yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan
angka. Misal peta berskala 1 : 2.000.000 berarti tiap satuan panjang pada peta
menggambarkan jarak yang sesungguhnya di lapangan/ di muka bumi sebenarnya 2.000.000
kali satu satuan panjang di peta. Bila satuan panjang menggunakan cm berarti tiap jarak 1 cm
pada peta menggambarkan jarak 2.000.000 di lapangan. Untuk menentukan skala peta ini
dipakai rumus

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b) Skala Verbal yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat atau kata-kata Skala ini disebut juga
skala inci dibanding mil yang dalam bahasa Inggris disebut Inch Mile Scale. Misal : skala
dalam suatu peta dinyatakan dalam 1 inch to 4 miles, ini berarti jarak 1 inci di peta
menggambarkan jarak 4 mil di lapangan atau jarak sebenarnya.
c) Skala Garis /Skala Grafik/ Skala Batang
Untuk skala ini dinyatakan dalam bentuk garis lurus yang terbagi dalam beberapa bagian yang
sama panjangnya. Pada garis tersebut harus dicantumkan ukuran jarak yang sesungguhnya di
lapangan, misalnya dalam meter, kilometer.

Dengan penyajian grafik tersebut maka dapat dibaca bahwa jarak antara dua angka di peta = 1
km di lapangan, jadi kalau antara jarak masing-masing = 1cm maka artinya 1 cm pada peta =
1 km di lapangan.
5) Insert
Peta merupakan gambaran permukaan bumi baik seluruh atau sebagian saja. Pada peta dengan
skala besar tentunya akan kesulitan untuk mentukan posisi peta yang ditampilkan. Insert
membantu menunjukan lokasi pada peta dengan gambaran peta yang sudah banyak diketahui
oleh umum. Insert merupakan gamabaran posisi peta yang lebih besar untuk memudahkan si
pembanca peta. Insert biasanya diletakan di salah satu pojok peta baik atas maupun bawah.
Penempatan tentunya tidak mengganggu informasi yang disampaikan pada peta.
6) Sumber dan Tahun pembuatan peta
Sumber yang dimaksud adalah sumber data diperoleh. Sumber menunjukan keabsahan dari data
yang ada dalam peta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal ini akan menentukan
sejauh mana si pembaca peta dapat mempercayai data/informasi tersebut . Hal ini akan
menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat mempercayai data/informasi tersebut Sumber
data bisa berasal dari lembaga/intansi pemerintah. Misal data kependudukan sumbernya BPS,
curah hujan sumbernya BMG.
Tahun pembuatan dimaksudkan untuk menunjukan kapan data tersebut dibuat. Pembaca peta
dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang
atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama. Pada fenomena-fenomena sosial selalu dinamis
perubahannya, sehingga perlu diketahui tahun pembuatannya. Misalnya jumlah penduduk akan
selalu berubah dari tahun ketahun. Sedangkan untuk fenomena alamiah lebih statis atau
perubahannya lebih lama, misalnya kenampakan danau, sungai gunung lebih lama perubahan
waktunya.
7) Simbol dan Warna
Simbol dan warna pada peta memiliki makna tertentu. Penggunaannya sudah lazim digunakan
secara umum/konvensional. Simbol peta berdasarkan bentuknya dapat dibedakan menjadi : simbol
titik, garis, area/wilayah. Berdasarkan sifatnya simbol dibedakan menjadi dua yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Warna pada peta dapat dibedakan menjadi dua yaitu kulaitatif dan kuantitatif

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 237

Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota,
pertambangan, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut dan sebagainya.

Gambar 48. Simbol Titik

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya sungai, batas wilayah, jalan,
dan sebagainya. Contoh: simbol garis

Gambar 49. Simbol Garis


Simbol luasan (Area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area misalnya rawa, hutan,
padang pasir dan sebagainya. Contoh: simbol luasan.
Simbol yang bersifat kualitatif digunakan untuk membedakan persebaran benda yang di
gambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk
dan lainnya.

Gambar 50. Simbol Luasan


Simbol luasan yang bersifat kualitatif. Simbol ini hanya membedakan daerah A, B dan C saja.
Simbol kuantitatif digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 238

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Simbol luasan yang bersifat kuantitatif, untuk membedakan tingkat kepadatan yang makin
tinggi dari C, B dan A. Pada peta menggambarkan tingkat kepadatan penduduk. Makin rapat jarak
antara titik menunjukkan daerah tersebut tingkat kepadatan penduduknya makin tinggi. Dapat
disimpulkan daerah A memiliki kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan dengan B dan C. Biasanya
setiap titik mewakili jumlah tertentu. Peta yang berwarna akan lebih indah dilihat dan kenampakan
yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas. Penggunaan warna biasnya sudah menjadi kebiasaan
umum, misalnya :
Untuk laut, danau digunakan warna biru. Untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah
atau coklat. Untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau. Daerah pegunungan tinggi/dataran
tinggi (2000 - 3000 meter) digunakan warna coklat tua.
Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan laut digunakan
warna hijau. Dilihat dari sifatnya, warna pada peta dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
warna bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Warna yang bersifat kualitatif hanya
membedakan unsurnya saja, sedangkan yang bersifat kuantitatif terutama dimaksudkan untuk
menunjukkan jumlah atau nilai gradasinya, meskipun juga untuk membedakan unsurnya.

Gambar 51. Tanda-Tanda yang ada di Peta


Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 239

Peta dibuat berdasarkan tujuannya yaitu :


a) Peta Pendidikan ( Educational Map). Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.
b) Peta Ilmu Pengetahuan. Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.
c) Peta Informasi Umum (General Information Map). Contohnya: peta pusat perbelanjaan
d) Peta Turis (Tourism Map).Contohnya: peta museum, peta rute bus.
e) Peta Navigasi. Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.
f) Peta Aplikasi (Technical Application Map).Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah hujan.
g) Peta Perencanaan (Planning Map).Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta
pertambangan.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan peta manusia dapat mengetahui atau menentukan
lokasi yang dicari, walaupun belum pernah mengunjungi tempat tersebut. Secara umum fungsi peta
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi
Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi. Menggambarkan
bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk
lainnya.
Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah
Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan
Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi
di permukaan bumi.
Proyeksi peta adalah cara memindahkan garis lintang dan garis bujur dari bola bumi/globe
ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta.
Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar tidak terjadi distorsi/kesalahan
diperkecil sampai tidak ada kesalahan. Beberapa wilayah cocok untuk satu proyeksi tetapi pada
bagian bumi yang lain tidak cocok/mengalami distorsi yang besar dalam penggambarannya di muka
bumi. Proses pemindahan harus memperhatikan beberapa persyaratan yaitu conform, equivalent,
equidistance. Conform maksudnya bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan
(harus tetap), persis seperti pada gambar peta di globe bumi Equivalent maksudnya luas permukaan
yang diubah harus tetap. Equidistance maksudnya jarak antara satu titik dengan titik lain di atas
permukaan bumi yang diubah harus tetap.
Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus
adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh
bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari
syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat menggambar beberapa bagian permukaan
bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh
permukaan bumi harus menggabungkan antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi
tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi mempunyai
kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian muka bumi yang digambarkan.
8) Klasifikasi proyeksi peta
a) Berdasarkan kedudukan sumbu simetris
Proyeksi normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.
Proyeksi miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi.
Proyeksi transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di
bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga proyeksi ekuatorial.
b) Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan
(1) Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai
bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik.
Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik
pusat proyeksi. Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara
kutub dan ekuator.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 240

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

(2) Proyeksi Kerucut (Conical Projection).


Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis bujur dan lintang dari suatu globe ke sebuah
kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah
(miring). Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang
menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan
oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di
lintang 45.
(3) Proyeksi silinder atau tabung
Proyeksi silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya
berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder
menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan
semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.
(4) Proyeksi gubahan (proyeksi arbitrary)
Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang dijumpai seharihari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.
Proyeksi Bonne (equal area) proyeksi dengan sifat sama luasnya. Sudut dan jarak benar
pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah,
bentuk menjadi sangat terganggu. Proyeksi ini baik untuk menggambarkan Benua Asia
yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
Proyeksi Sinusoidal
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah
khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel.
Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerahdaerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk
Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka
bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi,
kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.
c. Kawasan Industri dan pertanian
1) Klasifikasi Industri
Indonesia memiliki berbagai sumberdaya alam. Sumberdaya alam tersebut tersebar di seluruh
Indonesia bahkan di seluruh dunia. Sumberdaya alam tersebut diolah dan dirubah menjadi
produk yang akan disebut industri.
Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut.
a) Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan
dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri
dapat dibedakan menjadi:
Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.
Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.
Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan
menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan,
angkutan, dan pariwisata.
b) Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat
orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari
anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu
sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri
tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang,
Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari
lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng,
industri batubata, dan industri pengolahan rotan.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 241

Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99

c)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

d)

e)

f)

orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja
memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial
tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri
besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan
saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan
dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil,
industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan Berdasarkan produksi yang
dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu
pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati
atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri
makanan dan minuman.
Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya:
industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat
dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan
berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat.
Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri
pariwisata.
Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil
kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri
teh, dan industri makanan.
Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari
hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar
minyak bumi), dan industri serat sintetis.
Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudahdan
meringankanbebanmasyarakattetapimenguntungkan. Misalnya: industri perbankan,
industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri.
Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan
mendekati daerah persebaran konsumen.
Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri
yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki
banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang
didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon
(dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber
pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang
minyak).
Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya
bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri
pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan
tebu.
Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri
yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana
saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan
di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang
setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 242

g)

h)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

i)

j)

k)

industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan,
dan industri baja.
Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.
Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri
meubeler.
Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan Berdasarkan barang yang dihasilkan,
industri dapat dibedakan menjadi:
Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya.
Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.
Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi.
Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.
Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan
Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang
memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri).
Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal
dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan
industri pertambangan.
Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari
hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi,
dan industri kertas.
Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola
Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:
Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya:
industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal
dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri
pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.
Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti: modal,
tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara
pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana,
pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih
sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri
kerajinan dan industri makanan ringan.
Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi
cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap,
dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir,
industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.
Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih
dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil,
pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang
elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.
Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/I/1986 yang dikeluarkan
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah
sebagai berikut:

Industri Kimia Dasar (IKD)

Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian
yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok
IKD adalah sebagai berikut:
- Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia
tekstil.
- Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri
kaca.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 243

Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.


Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.

Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesinmesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini
adalah sebagai berikut:
- Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin
hueler, dan mesin pompa.
- Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer,
excavator, dan motor grader.
- Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin
pres.
- Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
- Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
- Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
- Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang
kendaraan bermotor.
- Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
- Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium,
dan industri tembaga.
- Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
- Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the
blower, dan kontruksi.

Aneka Industri (AI)

Industri Kecil (IK)

Industri pariwisata

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam barang


kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
- Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
- Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit,
televisi, dan radio.
- Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan
pipa.
- Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan
makanan kemasan.
- Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan
marmer.
Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan
teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri
kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata.
Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan
budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam,
dan museum geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai,
pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat
pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat
hiburan).

2) Menentukan Lokasi Industri


Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber berawal dari tulisannya yang berjudul Uber
den Standort der Industrien pada tahun 1909. Prinsip teori Weber adalah :
bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau
ongkosnya paling murah atau minimal (least cost location) .
Asumsi Weber yang bersifat prakondisi antara lain :
Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya. Keadaan penduduk
yang dimaksud adalah menyangkut jumlah dan kualitasnya.
Ketersediaan sunberdaya bahan mentah. Invetarisasi sumberdaya bahan mentah sangat
diperlukan dalam industri.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 244

Upah tenaga kerja. Upah atau gaji bersifat mutlak harus ada dalam industri yakni untuk
membayar para tenaga kerja.
Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik sangat ditentukan oleh bobot bahan
mentah dan lokasi bahan mentah.
Persaingan antarkegiatan industri.
Manusia itu berpikir rasional.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Weber menyusun model yang dikenal dengan sebutan segitiga lokasional (locational triangle).
Menurut Weber, untuk menentukan lokasi industri ada tiga faktor penentu yaitu : Material,
Konsumsi, Tenaga Kerja. Ketiga faktor di atas oleh Weber diukur dengan ekuivalensi ongkos
transport. Weber juga masih mengajukan beberapa asumsi lagi yaitu : Hanya tersedia satu
jenis alat transportasi. Untuk membangun suatu industri apalagi membangun industri modern
perlu adanya faktor-faktor yang mendukung terjadinya industri tersebut. Faktor-faktor yang
utama untuk membangun suatu industri adalah sebagai berikut : Sumber tenaga, Bahan-bahan
mentah (SDA= Sumber Daya Alam), Buruh (Sumber Daya Manusia), Transportasi, Iklim
pendukung, Modal, Pemasaran dan Lokasi
a) Sumber Tenaga
Sumber tenaga yang besar adalah batubara, minyak bumi dan air, suplai batubara di dunia
lebih dari separuh tenaga mekanis, minyak bumi semakin bertambah penting, tenaga air
sebagai ranking ketiga, dan merupakan sumber tenaga terpenting pada daerah yang
kekurangan batubara. Daerah yang seperti itu adalah Selandia Baru, Bagian Timur Kanada,
Swiss, Swedia dan Brasil. Negara-negara yang menambang batubara, minyak dan
menggunakan tenaga air dengan skala lebih besar adalah bangsa-bangsa yang telah
memiliki industri besar pula. Tiap-tiap wilayah yang membangun industri besar selalu
menggunakan tenaga mekanik. Jadi sumber tenaga yang penting untuk membangun
industri, terutama industri dengan skala besar adalah batubara, minyak bumi dan sumber
tenaga air.
b) Bahan-Bahan Mentah
Jenis bahan mentah yang dibutuhkan untuk membangun sebuah industri adalah bijih besi,
minetral-mineral lainnya, hasil hutan, fiber, hasil-hasil tambang lainnya. Semua bahan-bahan
mentah itu adalah merupakan faktor yang mendukung terbentuknya industri. Didaerahdaerah yang kaya bahan mentah itu maka besar kemungkinan di daerah tersebut dibangun
kegiatan industri. Daerah-daerah yang kegiatan industrinya maju maka daerah tersebut
akan mempunyai kesempatan untuk menjadi negara yang mengekploitasi hasil industrinya.
Misalnya wilayah-wilayah industri modern memungkinkan menjadi wilayah pengeksport hasil
industri. Kalau industrinya maju maka banyaklah negara itu menyerap tenaga kerja.
c) Buruh
Yang dimaksud dengan buruh adalah tenaga kerja yang bekerja pada suatu industri baik itu
industri kecil maupun industri besar. Buruh tersebut akan bekerja pada jenis tugas masingmasing. Tenaga manusia tidak tidaklah selalu dapat diganti dengan mesin buruh tersebut.
Hendaknya dimanapun dia bekerja harus bersemangat mempunyai kecerdasan dan
perkerja-pekerja itu harus sehat, serta juga di lindungi undang-undang perburuhan kalau
suatu wilayah jarang penduduknya maka daerah tersebut tidak akan mempunyai industri
yang besar. Misalnya wilayah Eropa Tengah dan Barat dan wilayah Amerika Utara Tengah
Bagian Timur mempunyai penduduk yang padat untuk permil/persegi, sehinggga tanah
untuk dimiliki penduduk amatlah sempit. Di daerah-daerah ini penduduk menjadi buruh pada
pabrik-pabrik besar. Di wilayah Asia Tenggara yang padat penduduknya membangun
industri modern pada saat-saat ini, karena tak memiliki modal yang besar, sulit
mendapatkan batubara, bijih besi, juga fasilitas transportasi tidak memadai dan daya beli
penduduk yang sangat rendah.
d) Transportasi
Transportasi dibutuhkan untuk membawa bahan bahan baku industri, produk industri dan
tenaga kerja yang akan bekerja disuatu pabrik untuk memasarkan hasil produksi suatu
industri transportasi tidak kalah penting funngsinya. Jenis trasnportasi yang dibutuhkan
misalnya : pelayaran, kerera api, jalan , jalan raya. Hendaknya transportasi memerlukan
perhatian yang tidak kalah pentingnya untuk membangun suatu industri.
e) Ikim Mendukung
Banyak iklim yang mendukung yang harus diperhatikan kalau akan mengembangkan
suatu industri. Iklim pendukung yang biasa ada misalnya : Iklim, curah hujan, temperatur,
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 245

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

angin, sinar matahari, kelembaban udara yang berubah dari hari kehari. Situasi lingkungan
pabrik yang aman tentram, nyaman, akan mendukung suasana bekerja buruh yang
mengerjakan pekerjaan di pabrik tempat mereka bekerja.
Pekerja akan dapat bekerja keras kalau suasana lingkungan tempat bekerja mendukung
situasi tempat bekerja. Pada waktu musim di negara yang panjang, pekerja akan dapat
menyiapkan makanan, dan sebelumnya akan menghemat pemakaian makanan sehingga
dapat menyimpan makanan apabila musim dingin tiba. Tidak kalah penting pekerja akan
dapat menghemat dalam pemakain keuangan untuk masa mendatang.
f) Modal
Untuk dapat membedakan antara industri sederhana dengan industri modern salah satunya
adalah melihat modalnya atau uang yang diperlukan untuk industri tersebut. Pabrik-pabrik
yang kecil hanya dibangun dengan dana dari masyrakat yang menabung. Tetapi pada
pabrik-pabrik yang besar membuang dengan dana besar tidak dari menabung. Wilayah
dunia seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat berkembang cepat.
g) Lokasi
Penempatan lokasi didalam menentukan suatu industri berpengaruh besar terhadap laju
pertumbuhan suatu pabrik. Setiap industri atau pabrik dapat ditentukan secara ekonomi.
Bahan pabrik tersebut akan memberikan keuntungan maksimal, keuntungan tertinggi
akan di peroleh apabila biaya terndah, sedangkan pendapatan yang tertinggi. Tetapi jarang
ditentukan dua hal, sekaligus dalam waktu yang sama. Lokasi yang dipilih hendaknya
tersedia transportasi yang baik, tersedia juga bahan mentah, cukup tenaga kerja, dan dapat
dipasarkan dari tempat industri tersebut.
h) Pemasaran
Pemasaran terhadap hasil/produk industri penting karena hasil dari pabrik tidak menumpuk
digudang tanpa dipasarkan. Hasil produksi akan sampai kepada konsumen jika dipasarkan
kemana dipasarkan adalah ketempat kemana hasil produksi dibutuhkan oleh konsumen. Ada
produk industri yang mudah dipasarkan seperti roti, minuman (contoh: air minum isi ulang),
mebel, pakaian (karena mode dapat berubah, oleh karena itu pemasaran menjadi salah satu
syarat untuk dapat membentuk industri.
3) Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan tujuan
agar pengelolaannya dapat optimal. Aglomerasi merupakan pengelompokkan beberapa industri
dalam suatu daerah atau wilayah sehingga membentuk daerah khusus industri. Aglomerasi juga
bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu aglomerasi primer di mana industri yang baru muncul
tidak ada hubungannya dengan industri lama, dan aglomerasi sekunder jika industri yang baru
beroperasi adalah industri yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan pada industri yang
lama. Gejala Aglomerasi Industri disebabkan oleh:
Persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
Pelaksanaan segala bentuk efisien dalam penyelenggaraan industri
Peningkatan produktivitas hasil industri dan mutu produksi
Pemberian kemudahan bagi kegiatan industri
Kemudahankcontrol dalam hubungan tenaga kerja
Persiapan menyongsong perdagangan bebas di kawasan ASIA pasifik yang dimulai tahun
2020
Pemerataan lokasi industri sesuai gengan jumlah secara tepat dan berdaya guna serta
menyediakan industri yang berwawasan lingkungan
a) Kawasan Industri dan Kawasan Berikat
Untuk mewujudkan usaha-usaha pembangunan dan pengembangan industri Indonesia
maka setiap pemerintah propinsi dibentuklah kawasan kawasan industri dan kawasan
berikat.
(1) Kawasan Industri (industrial Estate)
Kawasan industri atau sering pula disebut industrial estate adalah suatu kawasan atau
tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana seperti lahan dan lokasi yang strategis serta fasilitas penunjang lainnya, seperti
listrik, air, telepon, jalan, tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh
perusahaan pengelola kawasan industri. Kawasan Industri merupakan daerah yang
khusus disediakan pemerintah pusat maupun daerah untuk kegiatan industri. Kawasan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 246

ini umumnya merupakan suatu bagian dalam tata rencana kota atau daerah yang
tersedia sarana lengkap untuk kegiatan industri. Semula, perusahaan pengelola
kawasan industri tersebut hanya dikuasai oleh pemerintah (BUMN), tetapi sekarang
perusahaan swasta pun telah banyak diberi izin untuk membuka atau mengelola
kawasan industri tersebut.
Adapun tujuan dibentuknya suatu kawasan industri, antara lain sebagai berikut:
- Mempercepat pertumbuhan industri
- Member kemudahan pada kegiatan industri
- Mendorong kegiatan industri supaya berlokasi dikawasan industri
- Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Hak dan Kewajiban pengawasan industri.


Perusahaan kawasan industri berhak memindahkan hak atau menyewakanbagianbagian tanah kawasan industri kepada perusahaan industri yang berlokasi di kawasan
industri
Perusaan industri berhak mendapat imbalan atau pendapatan dari jasa mengelola
kawasan industri
Perusahaan kawasan industri berkewajiban membantu mengurus pemerintahan dan
penyelesaian Hak guna bangunan
Perusahaan kawasan industri wajib mematuhi ketentuan dalam rencana pengelolaan
lingkungan serta rencana pemantauannya.
b) Kawasan Berikat (Bounded zone)
Definisi kawasan berikat adalah kawasan yang terletak di dalam daerah pabean ,tetapi
memiliki peraturan dan tata cara pemasukan barang yang berbeda dengan cara pemasukan
barang ke daerah pabean biasa. Fungsi kawasan berikat adalah sebagai tempat
penyimpanan dan pengelolaan produksi yang berasala dari luar negeri sebelum barang
tersebut di pasarkan Kawasan berikat di setiap negara memiliki kesamaan dalam hal:
Bebas bea impor baku,bahan penunjang dan peralatan
Keringanan atau penundaan pajak (3 sampai 10 tahun )
Penyederhanaan perizinan dan administrasi
Infrastruktur penunjangan berupa prasaranan dan sarana lengkap
Subsidi tarif jasa pelayanan umum
c) Relokasi Industri
Relokasi Industri adalah perpindahan atau pemindahan lokasi industri dari negara maju ke
negara berkembang dengan alasan menekan upah buruh, tekanan politis atau hukum di
negara maju, syarat pendirian industri di negara maju, dan lain sebagainya. Negara maju
yang biasanya melakukan relokasi industri adalah seperti Amerika Serikat , Jerman, Jepang,
Prancis, Korea, dan sebagainya. Negara yang menerima relokasi industri adalah Cina, India,
Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Meksiko, dan lain-lain. Alasan relokasi Industri
antara lain :
Mencari upah buru yang lebih murah
Mengurangi tingkat polusi atau pencemaran dinegara maju
Memperbesar dan memperluas usaha industry
Memperluas pemasaran hasil industri
Keuntungan relokasi industri bagi negara yang dituju adalah:
1) Menambah dan memperluas lapangan pekerjaan
2) Menambah pendapatan negara dari sektor pajak
3) Alih teknologi dari negara maju
4) Permodalan langsung dari negara yang memindakan industri
4) Penyebaran Lokasi Pertanian dan Macam-Macamnya
Penduduk adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam kurun
waktu yang cukup lama. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari manusia berupaya untuk
dapat bertahan hidup dengan melakukan berbagai aktivitas (kegiatan) yang bersifat ekonomi
disesuaikan dengan kondisi geogafisnya masing-masing.
Misalnya:

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 247

Penduduk pantai akan melakukan kegiatan ekonominya dengan segala sesuatu yang berhubungan
dengan laut/pantai, misalnya: menjadi nelayan, petambak ikan, pengelola wisata.
Penduduk desa, mereka akan melakukan kegiatan ekonominya dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam pedesaan, misalnya: menjadi petani, penggarap sawah, beternak.
Penduduk perkotaan melakukan kegiatan ekonominya dengan menjadi karyawan, pedagang
pasir, buruh, usaha jasa, dan lain-lain.
Penduduk yang tinggal di pegunungan melakukan kegiatan ekonominya dengan berladang, petani
tegalan, perkebunan, dan lain-lain.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Mata pencaharian penduduk dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bidang pertanian dan di luar pertanian.
Berikut ini uraiannya.
a) Bidang Pertanian
Bidang pertanian meliputi pertanian rakyat, perikanan, kehutanan, dan peternakan.
(1) Pertanian Rakyat
Pertanian adalah segala upaya manusia di dalam mengolah tanah untuk dimanfaatkan dalam
bidang bercocok tanam, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Berikut ini adalah
uraian mengenai pertanian rakyat. Pertanian rakyat, artinya usaha-usaha pertanian yang
pengelolaannya dilaksanakan oleh rakyat. Biasanya, pertanian jenis ini dikhususkan hasilnya
hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Ciri-ciri pertanian rakyat adalah:
Lahan pertanian rakyat;
Modal kecil;
Peralatan manual (sederhana), dan
Sistem pengolahan secara tradisional.
Adapun yang termasuk pada kegiatan pertanian rakyat ada tiga macam, yaitu:
(a) Sawah
Sawah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tanah basah atau tanah yang memiliki
cadangan air cukup banyak. Sistem pertanian sawah termasuk sistem yang lebih baik
daripada cara lain. Karena, selain sudah menetap, teknik cara pengolahannya pun sudah
dianggap sempurna.
Pertanian sawah berdasarkan sistem pengairannya dibedakan menjadi dua, yaitu:
Sawah irigasi. Sawah jenis ini tidak pernah berhenti produksi sekalipun pada musim
kemarau, karena pengairannya tetap.
Sawah tadah hujan. Sawah jenis ini hanya dapat diproduksi setiap musim hujan tiba.
Jadi, pengairannya hanya tergantung pada saat musim hujan tiba.

Gambar 52. Sawah irigasi


(sumber : http://pahalahutapea.wordpress.com)

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 248

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 53. Sawah tadah hujan


(sumber : http://blogs.unpad.ac.id/)
(b) Ladang
Berladang adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tempat-tempat yang tidak
memiliki banyak persediaan air. Berladang biasanya dilakukan dengan cara berpindahpindah tempat, dan sistem ini masih mengandalkan air hujan sebagai sumber bagi tanaman.

Gambar 54. Ladang (Sumber : http://www.eramuslim.com)


(c) Tegalan
Tegalan adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tanah kering. Sistem tegalan sudah
lebih maju dibandingkan berladang, karena petani sudah menetap dan jenis tanamannya
pun beragam. Sekarang, upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan produksi
pertanian? Berikut ini adalah upaya-upaya peningkatan dalam produksi pertanian.

Ekstensifikasi pertanian

Ekstensifikasi pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan produksi pertanian


dengan menambah areal pertanian. Upaya ini biasanya dapat dilakukan di luar Pulau
Jawa karena lahan untuk di luar Jawa masih luas.

Intensifikasi pertanian

Intensifikasi pertanian merupakan upaya untuk melipatgandakan produksi pertanian


dengan menggunakan lahan yang sudah ada tanpa menambah areal. Intensifikasi
pertanian biasanya dilakukan dengan menerapkan panca usaha tani, di antaranya
adalah:
- Pengolahan tanah pertanian dengan baik.
- Pemilihan bibit unggul, misalnya dengan padi VUTW (Varietas Unggul Tahan Wereng).
- Pengairan yang teratur agar dalam satu tahun tidak hanya panen satu kali saja saat
musim hujan juga pengaturan pengairan menjadi lancar, misalnya di Bali ada suatu
organisasi yang khusus bertugas untuk mengatur masa penanaman awal sawah,
disebut subak.
- Pemupukan dilakukan baik dengan organik maupun pupuk anorganik.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 249

Pupuk organik, artinya pupuk yang berasal dari pupuk kandang, pupuk hijau, kompos
dan guana (kotoran yang berasal dari burung). Pupuk anorganik, artinya pupuk yang
berasal dari buatan pabrik, misalnya: ZA, urea, TSP, DS, NPK, dan lain-lain.
Pemberantasan hama.

Mekanisasi pertanian

Mekanisasi pertanian, artinya upaya peningkatan hasil pertanian dengan penggunaan


mesin-mesin modern di dalam pengolahannya.

Diversifikasi pertanian

Diversifikasi per tanian, artinya upaya peningkatan hasil dengan penanaman lebih dari
satu macam tanaman pada satu lahan pertanian.

Rehabilitasi pertanian

Rehabilitasi pertanian, artinya upaya untuk meningkatkan produksi dengan cara


mengganti tanaman yang kurang produktif dengan tanaman yang produktif, termasuk
memperbaiki cara-cara bercocok tanam.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b) Perikanan
Perikanan adalah usaha mengambil (memanfaatkan) ikan atau membudidayakan ikan, baik
yang dilakukan di laut, sungai, waduk, kolam, tambak, sawah, dan lain-lain. Berdasarkan medianya,
perikanan dibedakan menjadi:
(1) Perikanan darat
Perikanan darat merupakan kegiatan perikanan yang dilaksanakan di air tawar, misalnya: di
sungai, danau, waduk, kolam, dan lain-lain. Ada juga yang dilakukan di sawah yang disebut
Minapadi (yaitu perikanan saat padi baru ditanam sampai airnya dikeringkan karena akan diberi
pupuk). Perikanan darat ini biasanya pemanfaatannya hanya sebagai usaha sampingan, tetapi
perikanan darat ini juga diusahakan secara besar-besaran dengan menggunakan teknik running
water atau istilah lain perikanan air deras. Daerah perikanan darat di Pulau Jawa yang terkenal,
misalnya: di Jawa Barat (Cisaat-Sukabumi, Danau Saguling), Jawa Tengah, Sumatra Selatan, dan
Jawa Timur. Adapun jenis ikannya, antara lain: ikan mas, bawal, mujair, nila, lele, dan gurame.
Selain jenis-jenis ikan tadi, terdapat pula budidaya ikan hias yang hampir di setiap daerah di Pulau
Jawa terdapat jenis ikan tersebut.
(2) Perikanan laut
Perikanan laut merupakan kegiatan penangkapan ikan di laut, baik secara tradisional maupun
modern. Kegiatan ini juga meliputi pembudidayaan ikan di daerah pantai ataupun di lautan lepas
sebagai sumber mata pencaharian masyarakat. Penangkapan secara tradisional tersebar luas di
seluruh wilayah Nusantara dan dilakukan oleh penduduk, terutama yang tinggal di pesisir pantai
dengan menggunakan perahu layar bercadik. Tetapi, ada pula yang telah menggunakan perahu
motor dengan peralatan yang masih sederhana, misalnya: pancing, jala, sero, rawai, dan pukat.
Penangkapan secara modern dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta. Perlengkapannya
sudah lebih maju dibandingkan dengan tradisional yang menggunakan kapal besar dilengkapi
dengan mesin pendingin (pengawet) serta pengolahan ikan. Jenis ikan yang ditangkap, antara lain:
cakalang, tuna, cumi, kembung, kerapu, kakap, teri, dan lemuru. Bahkan, ada ikan hasil tangkapan
nelayan yang memiliki nilai ekspor, yaitu ikan tuna yang wilayah tangkapannya meliputi laut
selatan Pulau Jawa, sebelah Barat Sumatra, Laut Banda, dan sebelah Utara Papua. Berikut ini
adalah contoh-contoh hasil tangkapannya.
Cakalang, wilayahnya di laut Maluku dan Flores.
Ikan kembung, wilayahnya perairan Sumatra Utara dan bagian Selatan Papua.
GLOSSARIUM
Mental Map =
Peta Tematik = Peta yang berisikan tema tema tertentu
Peta Kadaster = Peta yang berskala 1:100 - 1:5000
Skala = Perbandingan antara jarak dipeta dengan jarak sebenarnya
Legenda =Kumpulan simbol-simbol keterangan pada peta
Inset = Peta sisipan yang memperlihatkan peta pada daerah yang lebih luas
Titik Triangulasi = Titik puncak
Proyeksi Peta = Penggambaran peta pada bidang datar
Industri = usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang
jadi barang jadi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 250

Industri Ekstraktif = industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
Industri Non Ekstraktif =industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar
Teori Lokasi = ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi. Selain itu, Teori Lokasi juga dapat
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang lokasi secara geografis
Aglomerasi Industri = Pemusatan industri pada daerah tertentu
Kawasan Berikat =Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang
berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama
untuk diekspor
Relokasi Industri = Pemindahan lokasi industri dari negara maju ke negara berkembang untuk
memperluas pasar

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

3. Latihan
1. Berdasarkan skalanya peta dibedakan beberapa klasifikasi, jelaskan dengan contohnya ?
2. Setiap orang memiliki mental map yang berbeda, jelaskan ?
3. Jelaskan klasifikasi Industri berdasarkan pada lokasi unit usahanya ?
4. Apa yang dimaksud dengan aglomerasi industri ? mengapa terjadi hal tersebut ?
5. Jelaskan perbedaan intensifikasi dengan ekstensifikasi pertanian ?
4. Evaluasi
1. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah, memiliki
skala peta 1 : 100 sampai 1 : 5.000......
a. Peta skala besar
b. Peta skala sedang
c. Peta skala kecil
d. Peta kadaster
2. Jarak dilapangan antara jarak antara kota A dan B 400 km sedangkan jarak pada peta
dibuatnya 5 cm, berapakah skala peta yang dibuat ?...
a. 1 : 8.500.000
b. 1 : 8.000.000
c. 1 : 2.500.000
d. 1 : 2.000.000
3. Rawa, Hutan dan padang pasir menurut bentuknya menggunakan simbol peta berupa...
a. Simbol titik
b. Simbol polygon
c. Simbol bulat
d. Simbol luasan
4. Untuk menghindari kesalahan dalam membuat peta , harus terpenuhi fungsi conform, yaitu...
a. Jarak dipeta harus sesuai denga jarak sebenarnya dilapangan.
b. Bentuk daerah yang dipetakan harus sesuai dengan bentuk asli
c. Daerah yang dipetakan sama luasnya dengan apa yang ada di alam
d. Bidang lengkung dibumi digambarkan sama dengan sebenarnya
5. Suatu tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana seperti lahan dan lokasi yang strategis serta fasilitas penunjang lainnya, disebut...
a. Zona Industri
b. Industri kecil
c. Kawasan Industri
d. WPPI
6. Perhatikan pernyataan dibahwah ini.
i. Memicu pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar
ii. Perizinan mudah dan penyerapan tenaga kerja lebih banyak
iii. Pengolahan limbah lebih banyak
iv. Dapat kebebasan pajak
v. Erat hubungannya antar tenaga kerja.
Dari pernyataan diatas yang termasuk dari keuntungan aglomerasi industri adalah...
a. i,ii,iii dan iv
b. i,ii,iii dan v
c. i,ii dan iv
d. i,ii dan v

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 251

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

7. Pada peta topografi, permukaan bumi digambarkan dalam wujud garis kontur. Suatu wilayah
yang digambarkan dengan garis kontur rapat dapat menunjukkan daerah yang...
a. Datar
b. Bergunung-gunung
c. Bergelombang
d. Landai
8. Jenis ikan yang dibudidayakan di air tawar antara lain ....
a. ikan mas, bawal, mujair, nila, lele, dan gurame.
b. ikan cakalang, tuna, cumi, kembung, kerapu
c. ikan bawal, mujair, cakalang, kerapu
d.ikan nila, ikan bawal, ikan kerapu
9. Kegiatan pertanian yang dilakukan di tempat-tempat yang tidak memiliki banyak persediaan air,
dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat disebut.....
a. Berladang
b. Huma
c. Tadah hujan
d. lebak
10.Industri berdasarkan tingkat produksinya dibedakan menjadi .....
a. industri agraris dan non agraris
b. industri primer, sekunder, tersier
c. industri kecil, sedang dan besar
d. industri ringan dan berat
5. Kunci jawaban
Latihan
1. Peta berdasarkan skalanya dapat digolongkan menjadi :
a) Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta
ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah.
b) Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala
besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan,
peta kecamatan.
c) Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000.
Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta
propinsi Jawa Tengah, peta propinsi Jawa Barat.
d) Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau
lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta
negara, benua bahkan dunia.
2. Mental map merupakan kemampuan seseorang untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu
wilayah. Setiap orang memiliki gambaran yang beragam terhadap suatu wilayah yeng pernah di
jumpai, semakin lengkap seseorang menjelaskannya maka semakin baiklah mental map terhadap
wilayah tersebut.
3. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a). Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan
mendekati daerah persebaran konsumen.
b). Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak
angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c). Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan
dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan
batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan
industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d). Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya
bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri
pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e). Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang
didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena
bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja.
Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 252

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

4. Aglomerasi industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan tujuan agar
pengelolaannya dapat optimal. Aglomerasi merupakan pengelompokkan beberapa industri dalam
suatu daerah atau wilayah sehingga membentuk daerah khusus industri.. Gejala Aglomerasi
Industri disebabkan oleh:
a. Persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
b. Pelaksanaan segala bentuk efisien dalam penyelenggaraan industri
c. Peningkatan produktivitas hasil industri dan mutu produksi
d. Pemberian kemudahan bagi kegiatan industri
e. Kemudahankcontrol dalam hubungan tenaga kerja
5. Ekstensifikasi pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan produksi pertanian dengan
menambah areal pertanian. Intensifikasi pertanian merupakan upaya untuk melipatgandakan
produksi pertanian dengan menggunakan lahan yang sudah ada tanpa menambah areal.
Intensifikasi pertanian biasanya dilakukan dengan menerapkan panca usaha tani, di antaranya
adalah:
a. Pengolahan tanah pertanian dengan baik.
b. Pemilihan bibit unggul,
c. Pengairan yang teratur
d. Pemupukan
e. Pemberantasan hama.
Evaluasi
1. D
2. B
3. D
4. B
5. D
6. C
7. B
8. A
9. A
10. B
J. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan SIG
1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi
Guru memahami pemanfaatan citra penginderan jauh dan sistem informasi geografi
b. Kompetensi Dasar
Guru mampu menjelaskan pemanfaatan citra penginderaan jauh
Guru mampu menjelaskan pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG)
c. Indikator
Memahami arti penginderaan jauh dan SIG
Menjelaskan Sistem penginderaah Jauh
Dapat mengoperasikan SIG
Penerapan Penginderaan Jauh dan SIG
2. Uraian Materi :
a. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi Arti
Penginderaan Jauh dan SIG
1) Arti Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh memiliki istilah yang berbeda sesuai dengan bahasa di masing-masing
negara. Penginderaan jauh
disebut remote sensing (inggris), Perancis (teledetection),
fernerkundung (Jerman), perciption remota (Spanyol). Pengertian penginderaan jauhpun dari
berbagai sumber sangat beragam.Beberapa pengertian jauh diantaranya seperti dibawah
ini.Penginderaan
jauh
merupakan
upaya
untuk
memperoleh,
menemutunjukkan
(mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah
kajian (Avery, 1985).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 253

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sabins (1996) dalam Kerle, et al. (2004) menjelaskan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu
untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah direkam yang berasal dari
interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan sutau objek.
Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis
informasi tentang bumi. Informasi itu berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau
dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren, 1985).
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek,
daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa adanya
kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji (Sutanto, 1990).
Penginderaan jauh adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi mengenai
objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek atau
fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek atau fenomena yang
memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil
perekaman tersebut dalam bentuk citra. Pengertian tanpa kontak langsung di sini dapat
diartikan secara sempit dan luas.
Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis, misalnya
ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi temperatur
permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam
bentuk aktivitas ground truth, yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar
pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada
kerincian yang lebih tinggi.
Penginderaan jauh di dalam lingkup luas berarti setiap metodologi yang digunakan untuk
mempelajari karakteristik obyek dari jauh. Contoh sederhana, penglihatan, penciuman, dan
pendengaran manusia. Interpretasi fotografik dipandang sebagai bentuk penginderaan jauh
karena interpretasi tersebut digunakan untuk identifikasi obyek dan menilai arti pentingnya
tanpa bersentuhan secara fisik dengan obyek tersebut (Sutanto, 1983).
Arti Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem yang memiliki fungsi pengumpulan,
pengaturan, pengelolaan, penyimpanan sampai penyajian segala jenis data (informasi) yang
berkaitan dengan geografi. Sitem informasi ada beberapa macam yaitu sebagi sistem informasi
ilmu dan teknologi, sistem informasi manajemen dan sistem sumber daya lingkungan.
Menurut Linden (1987), SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan
(manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi. Berry
(1988) mengemukakan bahwa SIG adalah sistem informasi, referensi internal serta otomatisasi
data keruangan.
2) Sistem Penginderaah Jauh
Secara umum proses dan elemen yang terkait di dalam sistem penginderaan jauh dengan
energi elektromagnetik untuk sumberdaya alam meliputi pengumpulan data dan analisis data.
Data rujukan tentang sumberdaya yang dipelajari (seperti peta tanah, data statistik tanaman,
atau data uji medan) digunakan untuk membantu analisis data. Hasil interpretasi disajikan
dalam bentuk peta, tabel, atau laporan.
Analisa data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik, data statistik
dan data lapangan. Hasil nalisa yang diperoleh berupa informasi mengenai bentang lahan, jenis
penutup lahan, kondisi lokasi dan kondisi sumberdaya lokasi. Informasi tersebut bagi para
pengguna dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam
mengembangkan daerah tersebut. Keseluruhan proses pmulai dari pengambilan data, analisis
data hingga penggunaan data tersebut disebut Sistem Penginderaan Jauh (Purwadhi, 2001)
Untuk dapat memahami prinsip penginderaan jauh harus mengetahui sistem penginderaan jauh
yang terdiri dari dua yaitu pertama pengumpulan data terdiri : sumber energi, perjalanan sinar
melalui atmosfer, interaksi energi dengan obyek, sensor, hasil/data (citra atau non-citra). Kedua
analisis data: pengujian data dengan alat interpretasi dan alat pengamatan untuk citra,
komputer untuk data numerik

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 254

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 55. Skema Umum Penginderaan Jauh


a) Sumber energi
Matahari sebagai sumber dari segala sumber energi. Matahari dengan temperaturnya yang tinggi
merupakan sumber utama energi elektromagnetik, baik dalam bentuk cahaya maupun dalam betuk
lainnya. Dalam Hukum Stefan Boltsman, semua benda diatas temperatur nol derajad absolut
melepaskan energi elektromagnit yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan dari atom dan
melekulnya. Energi yang dilepaskan ini semakin besar apabila temperaturnya makin tinggi.
Di dalam penginderaan jauh terdapat sistem aktif dan sistem pasif. Sistem aktif sumber tenaganya
berupa buatan, misalnya radar. Penginderaan jauh sistem pasif sumber tenaganya alami, yaitu
dari matahari.
Spektrum elektromagnetik bisa dibedakan dengan tiga ukuran yakni panjang gelombang ()
dengan satuan mikron () 1= 10 mm , frekuensi gelombang (f) dengan satauan Hertz (Hz) 1 Hz
= 1 siklus/ detik, dan kecepatan gelombang.
Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagain spektrum dan tiap bagian spektrum dibagi
atas saluran (band) sebagai berikut (Sutanto: 1979: 6)
0,003 0,3
= sinar gamma
0,3 30
= sinar x
30 0,4
= sinar ultra violet
Bagian spektrum tampak mata
0,4 - 0,5
= biru
0,5 - 0,6
= hijau
0,6 - 0,7
= merah
Bagian spektrum infra merah
0,7 - 1,5
= inframerah dekat
1,5 - 15
= inframerah sedang/termal
15 - 100
= inframerah jauh/termal
100 - 1000
= inframerah sangat jauh
Bagian spektrum microwave
0,1 cm 30 cm
= radar
30 cm 3 cm
= UHF (Ultra High frequency)
30 m 300 cm
= radio

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 255

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 56. Gambar Gelombang elektromagnetik

Gambar 57. Spektrum elektromagnetik


b) Atmosfer sebagai medium
Atmosfer bumi menyerap, memantulkan, menghamburkan dan melewatkan radiasi
elektromagnetik. Banyak bagian spektrum yang tidak dapat digunakan untuk penginderaan jauh.
Bagian dari spektrum yang sampai kepermukaan bumi disebut Jendela Atmosfer (atmospheric
window). Spektrum yang sampai kepermukaan bumi dan digunakan untuk penginderaan jauh
seperti: bagian spektrum tampak mata, spektrum inframerah dekat dan ultraviolet, bagian
spektrum inframerah sedang, dan bagian spektrum microwave (1.000 mikron atau lebih).
Pada jendela atmosfer ini masih terjadi gangguan atmosfer yakni terutama hamburan (scattering)
pada bagian spektrum tampak mata dan penyerapan pada bagian spektrum inframerah. Gangguan
atmosfer ini dapat mengurangi radiasi energi yang dapat mencapai sensor.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 256

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 58. Susunan atmosfer permukaan bumi


c) Obyek atau target
Tiap obyek atau target dimuka bumi memantulkan spektrum elektromagnetik yang diterima atau
akan memancarkan spektrum elektromagnetik dari dalam obyek yang berbeda. Radiasi dari tiap
obyek diterima atau direkam oleh sensor dan sesudah diproses akan terbentuk citra. Karena tiap
obyek memiliki karakter tersendiri. Obyek-obyek dapat dikenal pada citra lewat karakteristik
spektrum tersebut. Disamping itu juga obyek dapat dikenal melalui bentuk, ukuran, asosiasi antar
obyek.
Pada permukaan yang rata, hampir semua energi dipantulkan dari permukaan pada suatu arah,
sedangkan pada permukaan kasar, energi dipantulkan hampir merata ke semua arah. Pada
umumnya permukaan bumi berkisar diantara ke dua ekstrim tersebut, tergantung pada kekasaran
permukaan. Contoh yang lebih spesifik adalah pemantulan radiasi energi matahari dari daun dan
air. Sifat klorofil adalah menyerap sebagian besar radiasi dengan panjang gelombang merah dan
biru dan memantulkan panjang gelombang hijau dan inframerah dekat. Sedangkan air menyerap
radiasi dengan panjang gelombang nampak tinggi dan inframerah dekat lebih banyak daripada
radiasi nampak dengan panjang gelombang pendek (biru). Pengetahuan mengenai perbedaan
spectral dari berbagai bentuk di permukaan bumi memungkinkan kita untuk menginterpretasi citra.
d) Radiasi yang dipantulkan/dipancarkan
Apabila sinar mengenai obyek dipermukaan bumi, maka banyaknya sinar yang diterima sama
dengan banyaknya sinar yang diserap dan dipantulkan. Penginderaan jauh menggunakan sinar
yang dipantulkan obyek. Jumlah energi yang dipantulkan berbanding lurus terhadap pangkat
empat dari pada temperaturnya. Karena tiap obyek mempunyai temperatur yang berbeda, jumlah
energi yang dipancarkan dan direkam oleh alat pengindera akan berbeda pula. Perbedan inilah
yang merupakan kunci pengenalan bagi tiap obyek penginderaan jauh.
3) Wahana
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran
wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok, yaitu:
Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft), dengan ketinggian
antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra
foto (foto udara).
Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari
permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan multispectral scanner data.
Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan adalah citra satelit.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 257

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 59. Wahana dengan berbagai ketinggian


4) Alat pengindera (sensor)
Menurut Buttler et al (1988) sensor adalah alat yang dapat mendeteksi emisi atau
pantulan radiasi elektromagnetik dan megubah kedalaman nilai fisika yang dapat disimpan dan
diproses. Sedangkan menurut Suano (1990), menyatakan bahwa dalam mendeteksi obyek di muka
bumi, sensor memunyai kepekaan diri terhadapbagian elektromagnetik.
Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi gelombang elektromagnetik
yang terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari. Banyak sensor menggunakan
energi pantulan sinar matahari sebagai sumber gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada
beberapa sensor penginderaan jauh yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan
yang dipancarkan oleh sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari pantulan cahaya
matahari atau energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan yang memanfaatkan energi dari
sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif .

Gambar 60. Ukuran energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor penginderaan
jauh (Karle, el al., 2004)
Sensor menerima dan merekam radiasi spektrum elektromagnetik yang datang dari
obyek. Alat pengindera atau sensor pada dasarnya dapat dibedakan atas dua bagian, yakni kamera
atau sensor fotografi dan sensor non-fotografi. Kamera bekerja pada spektrum tampak mata,
sedangkan sensor non-fotografi dapat beroperasi pada bagain spektrum yang jauh lebih luas,
yakni dari sinar X hingga panjang gelombang radio. Kamera menghasilkan citra foto, sedang
sensor non-fotografi menghasilkan citra non-foto.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 258

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Interprestasi citra merupakan proses untuk memperoleh informasi dengan citra sebagai
sumber atau sebagai perantaranya. Interprestasi citra merupakan perbuatan mengamati citra
dengan maksud untuk identifikasi obyek dan menilai pentingnya obyek tersebut (Estes, J.H &
Simonet dalam Sutanto, 1979: 1).
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud
untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Interprestasi citra
berbeda dari pengamatan biasa karena lingkup pengamatannya lebih luas dan juga karena
hubungan temporalnya. Ketelitian hasil interprestasi citra sangat tergantung atas latihan,
penguasaan ilmu dibidang tertentu dan keadaan bentang yang diamati. Pada dasaranya
kedudukan interprestasi citra terhadap fotogrametri dapat disamakan dengan kedudukan statistik
dalam matematika. Fotogramteri bersifat lebih eksak karena ilmu ini mempergunakan citra
terhadap untuk memperoleh ukuran-ukuran seperti jarak, tinggi, lereng, luas, volume dan
sebaginya. Interprestasi citra lebih bersifat statistik karena dalam mengenali obyek lewat citra
masih terdapat beberapa kemungkinan seperti tidak tahu dengan ragu-ragu, tahu dengan pasati
dan sebagainya (Sutanto, 1979: 3)
Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu interpretasi
secara manual dan interpretasi secara digital (Purwadhi, 2001). Interpretasi secara manual adalah
interpretasi data penginderaan jauh yang mendasarkan pada pengenalan ciri/karakteristik objek
secara keruangan.. Interpretasi secara digital adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi
spektral yang disajikan pada citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra pixel
berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik. Dalam pengklasifikasian
citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk mengkategorikan secara otomatis setiap pixel
yang mempunyai informasi spektral yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral,
pengenalan pola spasial dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema
keruangan (spasial) tertentu.
Pendekatan pada intrepretasi citra dapat dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan
komputer. Dalam intrepretasi manual Menurut Vink dalam Sutanto, secara umum dilaksanakan
lewat tahap-tahapan sebagai berikut :
a) Deteksi
Juru tafsir citra mengukur obyek pada citra dengan skala dan alat-alat ukur lainnya.
Pengukuran ini dapat berupa penaksiran secara visual tentang ukuran relatif serta bentuk
Secara selektif menemukan obyek atau elemen pada foto deteksi berhubungan dengan :
jenis foto
jenis disiplin
jenis skala dan kwalitas dari pada foto udara
Pekerjaan ini sering digabungkan dengan pengenalan (recognition), dimana obyek tidak
sekedar dilihat, melainkan sekaligus diusahakan untuk mengenalinya.
b) Pengenalan dan Identifikasi
Pengenalan dan identifikasi secara bersama sering disebut pembacan foto (photo reading).
Identifikasi foto lebih dekat ke mengeja foto, yakni klasifikasi daripada obyek yang langsung
nampak berdasarkan pengetahuan lokal atau pengetahuan tertentu. Identifikasi merupakan
pengejaan ciri-ciri obyek yang dikaji. Tiap obyek mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tersendiri
dimana karakteristik ini dapat dilacak pada citra. Berdasarkan pengenalan atas karakteristik
inilah pengenalan obyek pada citra dilakukan; dan ini pulalah yang menjadi dasar dari
interprestasi citra
c) Analisa
Istilah analisa sering digunakan untuk arti yang berbeda-beda oleh juru tafsir foto udara.
Kadang-kadang dipakai untuk seluruh proses interprestasi foto udara. Analisa berarti proses
untuk delineasi kelompok-kelompok obyek yang mempunyai kekhususan tersendiri. Identitas
tiap obyek ditentukan kemudian didalam klasifikasi.
d) Deduksi
Deduksi merupakan proses yang mendasrkan atas bukti-bukti yang mengarah kesatu titik.
Bukti-bukti yang mengarah kestu titik diperoleh dari obyek yang nampak langsung pada foto
udara. Untuk obyek yang luas dan nampak langsung pada foto, deduksi ini dapat membuat
hipotesa kerja maupun konklusi atas dasar kesamaan dan perbedaan.
e) Klasifikasi
Klasifikasi citra menurut Lillesand dan Kiefer (1990), dibagi ke dalam dua klasifikasi yaitu
klasifikasi terbimbing (supervised classification) dan klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised
classification). Proses pengklasifikasian klasifikasi terbimbing dilakukan dengan prosedur
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 259

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

pengenalan pola spektral dengan memilih kelompok atau kelas-kelas informasi yang diinginkan
dan selanjutnya memilih contoh-contoh kelas (training area) yang mewakili setiap kelompok,
kemudian dilakukan perhitungan statistik terhadap contoh-contoh kelas yang digunakan sebagai
dasar klasifikasi.
Pada klasifikasi tidak terbimbing, pengklasifikasian dimulai dengan pemeriksaan seluruh pixel
dan membagi kedalam kelas-kelas berdasarkan pada pengelompokkan nilai-nilai citra seperti
apa adanya. Hasil dari pengklasifikasian ini disebut kelas-kelas spektral. Kelas-kelas spektral
tersebut kemudian dibandingkan dengan kelas-kelas data referensi untuk menentukan identitas
dan nilai informasi kelas spektral tersebut.Klasifikasi meliputi diskripsi daripada kenamapakan
yang dibatasi (dealinasi) oleh analisa, susunannya kedalam sistem untuk pengkajian medan
(kalau pengkajian medan telah dilakukan terlebih dahulu, susunannya untuk publikasi akhir),
dan kodifikasi untuk menyatakan sistem tersebut. Dalam banyak hal klasifikasi merupakan
tahap akhir interprestasi foto udara, karena pada tahap inilah kesimpulan-kesimpulan dan
hipotesa-hipotesa dapat ditarik. Penentuan identitas kenampakan dalam tiap deliniasi dilakukan
dalam tahap klasifikasi ini.
Pemecahan masalah dimulai dari pengenalan obyek sampai pada analisa hasil interprestasi.
Dalam mengambil obyek juru tafsir sering mengalami kesulitan untuk mengenali obyek yang
sifatnya kompleks. Juru tafsir harus memiliki pengetahuan tentang interpretasi citra untuk
memecahkan masalah ini harus memiliki pengetahuan yang relevan serta penalaran (reasoning)
dengan deduksi maupun induksi. Untuk mengenali obyek pada foto udara, diperlukan unsurunsur interpretasi citra.
f) Idealisasi
Idealisasi merupakan pekerjaan kartografi, yakni penyajian hasil interprestasi kedalam bentuk
peta-peta. Langkah-langkah dalam produksi foto beserta interprestasinya disajikan ke dalam
bentuk peta-peta.
Pendekatan manual dalam interpretasi citra kurang baik dalam hal ketidakmampuannnya
untuk menangani dengan cepat jumlah data citra yang besar. Kelemahan ini jelas terlihat, khususnya
bila menganalisis citra penyiam multispektral atau foto multisaluran.
Rujukan silang nilai rona daerah demi daerah dnb kenampakan demi kenampakan
sangat sulit untuk menanganinya secara manual. Instrumen analog sepertipengamat aditif atau
metode penajaman citra speerti perincian rona (density slicing) dapat membantu memudahkan
interpretasi ada tingkat tertentu, namun kecepatan masih belum cepat untuk memngimbangi tingkat
masukan data penginderaan jauh setiap harinya dari wahana ruang angkasa luar. Komputer elektronik
merupakan satu satunya pemecahan masalah itu Karena interpretasi citra ada dasarnya merupakan
proses klasifikasi, maka identifikasi dan pengenalan daat dilakukan secara matematik, apabila tersedia
data citra dalam bentuk digital
Pendekatan denganbantuan komputer meliuti sejumlah langkah pertama data citra analog
harus dikonversikan dulu kedalam bentuk digital. Hal ini dikerjakan dengan cara penyiaman TV untuk
digitasi atau mikrodensitometer. Untuk data citra yang dikirim dari satelit yang dulu, tingkat sinyal
pantulan atau emisi energi telah diterima dalam bentuk digital. Langkah kedua adalah pemrosesan
data, yang merupakan sekelompok prosedur untuk merapikan data masukan mentah, seperti koreksi
geometrik dan distrosi radiometrik Kemudian dilanjutkan dengan penyadapan kenampakan. Tipe-tipe
kenampakan atau pengukuran yang penting untuk klasifikasi data citra, diseleksi pada tingkat ini
Kenampakan yang mungkin digunakan ialah kenampakan spasial, spektral dan temporal.
Hasil pendekatan dengan komputer dapat berupa keluaran seperti peta-peta printer garis atau
tayangan pada tabung sinar katoda. Informasi numerik atas daerah yang kelas-kelasnya terpetakan
atau frekuensi peristiwa setiap kelas dan data statistik lain yang bermanfaat dapat ditayangkan
dikomputer, apabila diperlukan. Ada enam unsur interprestasi yang biasa digunakan yakni : rona dan
warna, bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, site, asosiasi, dan resolusi (Sutanto, 1979 : 20).
(1) Rona dan warna
Rona menunjukan adanya tingkat keabuan yang teramati pada foto udara hitam putih dan
dapat diwujudkan dengan nilai densitas secara logaritmik antara hitam dan putih, dengan
berpedoman pada skala keabuan (Sutanto, 1996).
Rona ialah kecerahan relatif obyek pada foto (Lillisand/Kiefer, 1990). Rona adalah gelap
terangnya citra berdasarkan atas proporsi radiasi atau emisi elektromagnetik yang datang dari obyek
dan ditangkap oleh sensor. Tiap obyek dimuka bumi mempunyai karakteristik tersendiri dalam
memantulkan sinar yang mengenainya yang disebut karakteristik spektral. Rona cerah ialah daerah
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 260

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

dengan toografi tinggi dan kering, sedangkan rona gela mengisyaratkan daerah dengan topografi
rendah dan basah.
Rona dan warna merupakan unsur pengenal utama atau primer terhadap suatu obyek pada
citra penginderaan jauh. Fungsi utama adalah untuk identifikasi batas obyek pada citra. Penafsiran
citra secara visual menuntut tingkatan rona bagian tepi yang jelas, hal ini dapat dibantu dengan teknik
penajaman citra(enhacement). Permukaan obyek yang basah akan cenderung menyerap cahaya
elektromagnetik sehingga akan nampak lebih hitam disbanding obyek yang relative lebih kering.
Pada citra foto rona ditentukan oleh jumlah sinar yang dipantulkan oleh obyek. Pada citra
inframerah termal, rona bergantung pada jumlah energi yang dipancarkan oleh obyek. Pada citra
radar, rona bergantung pada energi yang dipantulkan kembali ke sensor oleh obyek dimuka bumi.
Rona bergantung antara lain pada :
Obyek
- Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap
- Warna gelap cenderung menimbulkan rona gelap
- Tanah basah/lembab cenderung menimbulkan rona gelap
Bahan yang digunakan
Tiap jenis film mempunyai kepekaan yang tidak sama terhadap spektrum eletromagnetik.
Silver halide (AgCl, AgBr, AgFl) yang biasa digunakan sebagai emulsi film hanya peka terhadapn
spektrum ultraviolet dan biru, sehingga negatifnya hanya merekam obyek yang memantulkan sinar
dengan panjang gelombang yang relatif pendek. Akibatnya banyak obyek yang dapat dapat terlihat di
medan tetapi pada citra foto nampak dengan rona yang lemah sekali. Kombinasi film dan filter yang
berbeda juga menyebabkan perbedaan rona pada citra. Nilai pantulan sinar tidak sama bagi tiap
obyek. Hal inilah yang menyebabkan obyek dapat dikenal melalui perbedaan ronanya.
Pengaruh lingkungan alamiah
Jumlah sinar yang diterima tergantung pada hambatan cuaca dan sudut datang sinar yang
mengenai obyek. Hamburan Raleigh terjadi pada ketinggian 10 km dan Hamburan Mie hingga
ketinggian 5 km. Hamburan ini bersifat mengurangi kontras dan ketajaman citra.
Sudut datang sinar yang mengenai obyek mempengaruhi jumlah sinar yang dipantulkan sensor.
Sudut datang ini bergantung atas jam pemotretan, letak tempat berdasarkan garis lintangnya dan
musim pada saat dilakukan pemotretan
Warna merupakan ujud yang yang tampak mata dengan menggunakan spectrum
sempit, lebih
sempit dari spectrum elektromagnetik tampak ( Sutanto, 1986). Contoh obyek yang menyerap
sinar biru dan memantulkan sinar hijau dan merah maka obyek tersebut akan tampak kuning.
Dibandingkan dengan rona , perbedaaan warna lebih mudah dikenali oleh penafsir dalam
mengenali obyek secara visual. Hal inilah yang dijadikan dasar untuk menciptakan citra
multispektral.
Warna pada citra foto dapat dibedakan atas dua jenis, yakni :
- Warna asli (true colour), yakni warna yang terdapat pada citra foto pankromatik berwarna
- Warna semu (false colour), yakni warna yang terdapat pada citra foto inframerah berwarna.
Disebut warna semu karena warna yang tergambar pada citra berlainan dengan warna obyeknya
di medan.

Gambar 61. Citra true color dari landsat 7


Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 261

Warna semu lebih menguntungkan dalam beberapa hal yakni : kontras atau beda antara obyek yang
satu dengan yang lain sering lebih kontras, daya tembus terhadap kabut lebih besar dari pada daya
tembus pada warna asli sehingga ketajaman citra fotonya lebih besar.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 62. Citra false color


(2) Ukuran
Ukuran merupakan bagian informasi konstektual selain bentuk dan letak. Ukuran merupakan
atribut obyek yang berupa jarak ,luas ,tinggi, lereng dan volume (sutanto, 1986). Ukuran
merupakan cerminan penyajian penyajian luas daerah yang ditempati oleh kelompok individu.
Ukuran memiliki dua aspek dan biasanya memerlukan sebuah stereoskop untuk pengamatan tiga
demensional. Ukuran sangat bermanfaat di dalam pengenalan obyek, seperti luas daerah, besar
obyek ukuran meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan, dan volume dari suatu subyek.
Ukuran rumah merupakan kunci pengenalan penting, yang dapat dibedakan ukurannya dengan
sekolah, kantor, industri dan lain-lain. (Sutanto, 1996).
(3) Bentuk
Bentuk dan ukuran merupakan asosiasi sangat erat. Bentuk menunjukkan konfigurasi umum
suatu obyek sebagaimana terekam pada citra penginderaan jauh . Bentuk mempunyai dua
makna yakni :
Bentuk luar / umum
Bentuk rinci atau susunan bentuk yang lebih rinci dan spesifik.
Bentuk dan ukuran sering berasosiasi, terutama pada foto udara skala besar. Bentuk menunjuk
pada konfigurasi umum suatu obyek sebagaimana terekam pada citra penginderaan jauh.
Contohnya bentuk lembah sering memberikan petunjuk penting terhadap proses pelapukan dan
usia lembah tersebut, dan dapat merupakan indikasi terhadap jenis batuan penyusunnya (Sutanto,
1996).
Bentuk merupakan konfigurasi umum dari pada suatu obyek. Bentuk merupakan kunci pengenalan
yang penting kerana banyak obyek yang bentuknya spesifik sehingga pengenalannya pada citra
dapat dilakukan berdasarkan bentuknya. Pada dasarnya bentuk budaya lebih teratur dari pada
bentukan alamiah. Contohnya saluran irigasi lebih teratur dibanding dengan sungai.

Gambar 63. Bentuk bentang budaya jalan dengan air mancur di jalan Thamrin Jakarta
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 262

(4) Tekstur
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra ( Kiefer, 1979). Tekstur adalah frekuensi
perubahan rona di dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh kelompok unit kenampakan yang kecil,
tekstur sering dinyatakan kasar,halus, ataupun belang-belang (Sutanto, 1986).
Tekstur dihasilkan oleh sekelompok unit kenampakan yang terlalu kecil untuk dapat diamati secara
jelas satu persatu. Tekstur merupakan hasil dari rona, ukuran, bentuk, pola, bayangan, dan
kualitas pantulan obyek. Tekstur bervariasi menurut skala citra foto (Sutanto, 1996). Contoh hutan
primer bertekstur kasar, hutan tanaman bertekstur sedang, tanaman padi bertekstur halus.
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona didalam citra. Tekstur dibedakan atas :
kasar atau halus
seragam atau tidak seragam
glunulair atau lineair
Contoh pada foto skala besar : pasir bertekstur halus dan seragam, tanah hutan bertekstur kasar,
tanah rumput bertekstur seragam dan mottled (tidak seragam).

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 64. Testur pegunungan merapi


(5) Bayangan
Bayangan kadang-kadang membantu di dalam identifikasi jenis obyek, terutama obyek berupa
tegakan, seperti pohon, menara, tiang, dan sebagainya. Bayangan dapat juga sebagai
penghambat di dalam pengenalan obyek, terutama obyek kecil yang tertutup oleh bayangan obyek
yang lebih besar (Sutanto, 1996).
Bayangan mencerminkan kondisi dimana ada obyek yang menghalangi sinar matahari yang
seharusnya mengenai obyek tertentu pada foto. Misalnya menara tinggi, cerobong asap. Bayangan
penting untuk menentukan beda tinggi secara relatif, karena perbedaan panjang bayangan kurang
lebih mencerminkan beda tinggi daripada obyeknya.
Bayangan sangat membantu untuk penelitian geologi/geomorfologi, panjangnya bayangan
bahkan dapat membantu memperjelas bentuk-bentuk bentang di muka bumi. Sebaliknya
bayangan dapat menutupi obyek sehingga menyulitkan pengenalan pada citra. Oleh karena itu
sering dilakukan pemotretan sekitar dua jam sebelum tengah hari.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 263

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 65. Gambar Tugu Monas dengan bayangan ada disebelah kiri
(6) Pola
Pola merupakan sebuah karakteristik makro yang digunakan untuk mendeskripsi tata ruang
pada citra, termasuk di dalamnya kenampakan-kenampakan alami. Pola sering dapat diasosiasikan
dengan geologi, topografi, tanah, iklim, dan komunitas tanaman. Pemahanan terhadap pola sangat
membantu di dalam evaluasi kualitas lahan dan di dalam menilai kualitas situs hutan. Terutama di
dalam mempelajari penggunaan lahan, pola sangat penting untuk membedakan antara pola alami
dan kenampakan-kenampakan hasil budidaya manusia (Sutanto, 1996).
Pola adalah susunan keruangan (spatial arrangement) dari suatu obyek. Pola atau pengulangan
dari pada bentuk umum atau hubungan tertentu merupakan karakteristik bagi banyak obyek
bentukan manusia dan beberapa obyek alamiah. Contoh : pola aliran sungai dendritik menunjukan
homogenitas batuan, pola aliran trelis menunjukan daerah lipatan.
(7) Situs Situs memiliki dua buah arti yang berbeda. Pertama, kata situs banyak digunakan di dalam
kajian foto udara untuk menjelaskan tentang posisi muka bumi dari citra yang diamati dalam
kaitannya dengan kenampakan-kenampakan di sekitarnya. Arti yang lebih penting, ialah
berkonotasi terhadap gabungan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan
pohon. Lereng, topografi, geologi, tanah, dan karakteristik alami dari vegetasi, semuanya
merupakan faktor yang penting di dalam mengkaji situs hutan pada citra. Tiga hal pertama dapat
digolongkan sebagai karakteristik makro, dan dua terakhir ditambah dengan kelembaban tanah
dan ukuran pohon dapat dikatakan sebagai karakteristik mikro (Sutanto, 1996).
Situs merupakan konotasi suatu obyek terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan atau keberadaan suatu obyek. Situs bukan ciri suatu obyek secara langsung, tetapi
kaitannya dengan faktor lingkungan. Contoh hutan mangrove selalu bersitus pada pantai tropik,
ataupun muara sungai yang berhubungan langsung dengan laut (estuaria).
(8) Asosiasi
Asosiasi adalah istilah lain yang memiliki dua arti. Dalam lingkup ekologi, asosiasi menunjuk pada
suatu komunitas tanaman yang memiliki komposisi floristik tertentu, memiliki sifat fisiognomi
seragam dan tumbuh pada kondisi habitat yang sama. Selain itu, istilah asosiasi digunakan bila
beberapa obyek berdekatan secara erat, dimana masing-masing membantu keberadaan yang lain
Beberapa obyek sering dapat dikenal lewat hubungnya dengan atau adanya obyek lain. Misalnya :
gedung sekolah yang berasosiasi dengan lapangan olahraga, tempat parkir (Sutanto, 1996).
Asosiasi menunjukkan komposisi sifat fisiognomi seragam dan tumbuh pada kondisi habita yang
sama. Asosiasi juga berarti kedekatan erat suatu obyek dengan obyek lainnya. Contoh permukiman
kita identik dengan adanya jaringan tarnsportasi jalan yang lebih kompleks dibanding permukiman
pedesaan.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 264

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 66. Gambar Stasiun berasosiasi dengan rel kereta api dan gerbong
(9) Resolusi
Resolusi dapat digunakan sebagi ukuran yang terpercaya bagi kualitas foto. Makin tinggi
resolusinya, makin baik kualitas foto, karena foto tersebut dapat menggambarkan obyek yang lebih
kecil yang masih dapat dikenal atau dibedakan terhadap obyek lainnya Resolusi berbanding
terbalik terhadap :
butir-butir film
jumlah gerakan relatif obyek terhadap film pada saat pemotretan
jumlah ganguan cuaca (kabut) antara obyek dengan lensa.
Pada pelaksanaannya, untuk mengenali obyek tidak mesti semua unsur diperlukan. Ada obyek
yang hanya dengan beberapa unsur sudah dapat dikenali, tetapi ada juga obyek yang meskipun
semua unsur sudah diterapkan tetapi belum dapat dikenali. Pengenalan obyek sangat dipengaruhi
dengan pengenalan daerah (lapangan) oleh pengamat. Pengamat yang samasekali belum pernah
mengenali daerah yang akan diinterpretasi, akan mengalami kesulitan dibandingkan dengan
pengamat yang sudah mengenali daerah tersebut.
Proses interpretasi foto udara sering dipermudah dengan menggunakan kunci interpretasi. Kunci
interpretasi mempermudah enafsir dalam menyajikan informasi yang disajikan. Kunci interpretsi
menyajikan petunjuk tentang engena;an kenamakan atau kondisi pada obyek. Ada dua jenis
umum kunci intepretasi yaitu kunci selektif dan kunci eliminasi Kunci selektif berisi sejumlah besar
contoh foto denga keterangannya penafsir memilih sebuah kenampakan kunci yang mirip dengan
kenamakan atau kondisi obyek pada foto udara yang dikaji. Kunci eliminasi disusun agar
interpretasi berlanjut langkah demi langkah dari yang umum ke yang khusus dan kemudian
menyisihkan semua kenampakan atau kondisi kecuali yang terinterpretasikan. (Lillisand, 1990).
2) Pengoperasian SIG
Dalam perencanaan wilayah dan berbagai penelitian geografis telah banyak dipergunakan
Sistem Informasi Geografi. Data-data geografis terdiri dari data lingkungan fisik dan data lingkungan
sosial. Data-data lingkungan fisik antara lain data geologi, topografi, hidrologi, iklim, sumberdaya alam
dan sebagainya. Sedangkan data lingkungan sosial antara lain berupa data kependudukan, data
permukiman, persebaran penganut agama, tempat pariwisata, persebaran mall, suku bangsa, jaring
transportasi, daerah epidemi penyakit dan sebagainya Tahapan dalam pengelolaan data SIG terdiri
dari sistem yang terdiri dari beberapa bagian yaitu : masukan, penyimpanan, pengolahan dan
pengkajian, dan penyajian.
a) Masukan (data input)
Subsistem ini berfungsi mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai
sumber, melakukan konversi atau transformasi formal data-data asli kedalam format-format yang
digunakan dalam SIG.
b) Penyimpanan (data manajemen)
Berfungsi untuk mengorganisasikan data kedalam basis data yang dinamakan bank data. Dengan
bank data, data yang diperlukan mudah dipanggil, diedit maupun diperbaharui.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 265

c) Pengolahan dan pengkajian (manipulasi dan analisis)


Berfungsi untuk pengolahan data dan membuat mlodel data untuk menghasilkan informasi
yang diperlukan atau yang diinginkan.
d) Penyajian (output)
Berfungsi untuk menampilkan data dan hasil pengolahan serta hasil analisis yang telah dilakukan.
Keluaran informasi ini dapat berupa peta, tabel maupun grafik. Hasil atau keluaran atau penyajian
dari komputer lalu diinterpretasikan untuk mengambil suatu keputusan atau kesimpulan guna
dimanfaatkan dalam berbagai keperluan.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sistem Informasi Geografi mempunyai empat komponen yaitu perangkat lunak (software), perangkat
keras (hardware), sumberdaya manusia (brain ware) dan data input.
a) Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak adalah program komputer yang dipergunakan untuk mengoperasikan SIG.
Perangkat lunak berfungsi untuk mengoperasikan SIG. Pertangkat lunak berfungsi untuk input
data, mengecek data, menyimpan data, memproses dan memanipulasi data serta mengeluarkan
dan mempresentasikan data. Program perangkat lunak antara lain ERDAS, ILWIS, SPANS, Mapinfo,
Arcinfo, Arc View dan lain-lainnya. Program ini pada dasarnya sama dengan paket software
Microsoft Word, Exel dan sebagainya, hanya saja fungsi dan kemampuannya yang berbeda.
b) Perangkat keras (hardware)
Perangkat keras adalah unit komputer yang seperti biasa dipakai umum, terdiri dari komponen
antara lain:
CPU: Central Processing Unit, adalah pusat prosesing data digital.

Gambar 67. CPU


VDU : Visual Display Unit, sering disebut monitor, yaitu layer tampilan data yang diproses dalam
computer.

Gambar 68. VDU/ Monitor


Printer : Alat untuk mencetak data maupun peta hasil proses pada CPU.

Gambar 69. Printer


Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 266

Plotter : Alat pencetak peta, cara kerjanya seperti printer hanya di peruntukkan bagi pencetakan peta
atau gambar ukuran besar.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 70. Plotter


Digitizer : Alat yang digunakan untuk digitasi, yaitu mengubah data-data teristris menjadi data digital.

Gambar 71. Digitizer


c) Sumber daya manusia (brain ware)
Unsur sumber daya manusia (SDM) merupakan factor terpenting dalam SIG sebab semua sistem
dijalankan oleh manusia dan diinterpretasi oleh manusia juga. SIG harus dikerjakan oleh orang
yang memiliki keahlian sesuai dengan tingkatannya. Tingkatan tersebut mulai dari perancang
(designer), ;pengolah data, pemelihara dan pengguna data. Pada umumnya tingkatan yang dipakai
adalah:
(1) Manager yaitu bertanggung jawab terhadap SIG secara keseluruhan.
(2) Staf professional tehnik yaitu ahli yang menangani analisis dan sebagai programmer.
(3) Pengguna akhir yaitu orang yang memanfaatkan hasil dari proses SIG.
d) Data input.
Data yang dipergunakan dalam SIG dapat berupa data peta, data lapangan, dan citra. Pemasukan
data dapat dilakukan dengan menggunakan scanner, digitizer, dan CD room. Banyakna data yang
dapat dimasukkan terkait dengan kemampuan program dan perangkat lunaknya.
3) Tahapan kerja SIG
SIG dapat menyajikan data pada layer monitor computer dalam bentuk data digital. Tahapan kerja
SIG meliputi tahap masukan data (in put), proses dan hasil (out put) .
a) Masukan (input)
Tahapan SIG memerlukan data (in put) yang dimasukkan dalam komputer untuk diproses.
Dalam masukan ini perlu diperhatikan sumber data dan proses memasukan data.
(1) Sumber Data
Sumber data yang diproses dalam SIG terdiri dari data peta, data teristris (data lapangan),
dan data citra (penginderaan jauh). Data Peta: yaitu data yang telah terekam dalam bentuk
peta kertas atau film. Untuk keperluan SIG melalui komputerisasi data dalam peta diubah
(dikonversi) kedalam bentuk digital. Data Teristris (data lapangan): yaitu data yang
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 267

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

diperoleh langsung dari hasil pengukuran di lapangan. Contohnya: Jumlah curah hujan, pH
tanah dan persebaran penduduk. Data teristris dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel,
grafik atau hasil perhitungan tertentu. Data Citra (penginderaan jauh): yaitu berbentuk
citra, baik citra foto ataupun citra non foto. Apabila sumber data berupa foto udara maka
harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian dapat ditampilkan dalam
bentuk peta. Akan tetapi apabila citra satelit sudah dalam bentuk data digital maka dapat
langsung dipergunakan setelah melalui koreksi seperlunya.
(2) Proses Pemasukan Data
Bentuk data secara umum dapat dibagi menjadi data keruangan (spasial) dan data atribut.
DataSpasial:yaitudatayangmenunjukkanruang,lokasi,atautempat-tempat di permukaan
bumi. Data ini merupakan data grafis yang mengidentifikasi kenampakan lokasi geografi
berupa titik, garis dan polygon. Data spasial diperoleh dari peta dalam bentuk peta digital
(numerik). Peta digital inilah yang diproses dan dibaca dalam computer. Alat untuk
mengubah data digital disebut dititizer sedang pengerjaannya disebut digitasi. Selain
proses digitasi, untuk merubah data spasial ke dalam SIG digunakan juga system scaning,
yang dilakukan dengan alat detector elektronik. Data spasial mempunyai bentuk titik, garis
dan polygon (area), berikut ini contohnya:

Obyek yang nyata


Menara jalan area/luasan
Model terestris titik garis area +3
Model digitasi kode titik kode garis poligon
Gambar 72. Contoh visualisasi simbol terestris dan digital.
Data keruangan dapat disajikan dalam bentuk model raster dan model vektor. Model data
raster, yaitu data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture element). Pixel adalah
bagian terkecil yang masih dapat digambarkan dalam suatu citra. Pada model raster ini semua
obyek disajikan dalam bentuk sel-sel yang disebut pixel tadi. Setiap sel mempunyai kordinat dan
informasi tertentu. Data raster yang memiliki bentuk pixel contohnya adalah foto udara, citra
satelit, dan peta klasifikasi lahan.
Model data vektor, yaitu model data yang dapat digunakan untuk menggambarkan
informasi geografis secara tepat. Model ini menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan titik-titik, garis atau poligon serta atributnya. Bentuk dasar model
data vektor ditampilkan dalam sistem kordinat meliputi dua sumbu dengan notasi x dan y.
Dalam data spasial vektor ini, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik- titik
berurutan yang dihubungkan satu sama lain. Titik-titik akan diikat oleh satu kordinat (x, y) garis
diikat oleh dua atau lebih sistem kordinat. Untuk poligon atau bidang diikat oleh beberapa
kordinat. Contoh data vektor yang berupa garis atau poligon adalah peta topografi, batas lahan,
peta kapling tanah, peta jalan, peta jaringan listrik dan peta lokasi perumahan

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 268

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 73. Model data Raster dan data Vektor


Data Atribut: yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut memberikan
keterangan informasi tertentu misalnya sawah, ladang, kota, kolam.dsb. Kadang dalam atribut
terdapat informasi tambahan seperti di kota terdapat gedung-gedung, menara dsb. Data atribut
dapat dilihat informasinya sebagai data kualitas atau data kuantitas. Misalnya kelas jalan untuk
kualitas dan jumlah ruas jalan untuk kuantitas. Data kualitatif merupakan hasil pengamatan yang
dinyatakan dalam suatu deskripsi dari hasil survey atau penelitian langsung. Data kualitatif
berguna untuk informasi tentang jenis atau rupa. Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka
atau bilangan. Data ini berguna untuk informasi tentang perbedaan nilai atau obyek.
b) Proses
Dalam SIG proses data meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang tersimpan
dalam komputer.Memanggil data adalah menampilkan atau mengambil data yang telah tersimpan
dalam komputer. Manipulasi data adalah merupakan kegiatan membuat data dasar, melengkapi
data, menyempurnakan data, membuat tabel, menyempurnakan tabel, editing, menyusun indeks
dan sebagainya. Manipulasi data dapat dipergunakan untuk keperluan klasifikasi ulang,
memperoleh ukuran atau parameter, konversi struktur data dan analisis. Contoh
dalam
perencanaan tata guna lahan menggunakan kriteria kemiringan lereng 0 % - 14 % untuk
permukiman penduduk, 15 % - 29 % untuk daerah perkebunan dan pertanian, 30 % - 44 % untuk
hutan produksi, dan lebih dari 45 % untuk hutan lindung dan taman nasional. Ada bermacammacam analisis data, di antaranya :
(1) Analisis garis dan bidang, dapat digunakan dalam menentukan wilayah dalam radius tertentu.
Contoh; daerah potensial banjir, potensial longsor dsb.
(2) Analisis penjumlahan aritmatika, menghasilkan penjumlahan dan dapat menangani peta
dengan klasifikasi atau kriteria tertentu.
(3) Analisis lebar, mengasilkan daerah tepian sungai dengan lebar tertentu.
c). Keluaran (output)
Data yang telah dianalisis dalam SIG dapat memberikan informasi kepada pengguna. Tahap
keluaran data merupakan tahapan pelaporan atau penyajian hasil analisis. Penyajian dapat dalam
bentuk tampilan pada layar monitor atau dicetak dengan printer atau menggunakan plotter. Semua
data dan informasi hasil overlay diupayakan agar dapat menampilkan informasi yang menarik,
misalnya pewarnaan, layout, tehnik penyajian dan lain-lain. Data keluaran ini dapat berupa peta,
tabel, grafik ataupun berbagai tampilan hasil perhitungan. Berdasarkan kepada keluaran atau
output ini maka lalu dilakukan interpretasi dan penentuan kebijakan. SIG dengan komputer pada
dasarnya hanya membantu pengolahan berbagai data untuk memperoleh suatu kesimpulan
tertentu. Kejelian, kecermatan dan keahlian orang yang menginterpretasi data keluaran sangat
penting. Suatu keluaran yang akurat dapat menjadi masukan yang keliru apabila orang
menafsirkan dan membuat kesimpulan yang salah.
Demikian sebaliknya data yang salah akan dapat menghasilkan kesimpulan yang salah juga
walaupun yang menginterpretasi orangnya cermat, teliti dan ahli. Jadi sebagai suatu sistem semua
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 269

harus sinkron dan menjadi satu kesatuan yang utuh dan semua komponen berfungsi sesuai
proporsinya.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

4) Penerapan Penginderaan Jauh dan SIG


Ada dua manfaat utama citra penginderaan jauh didalam penelitian geografi, yaitu sebagai :
(1) sumber data, dan (2) alat analisa data (Lo,1979) Citra merupakan alat yang efisien didalam
inventarisasi dan pemetaan sumber daya dan lingkungan, suatu bidang yang merupakan lapangan
pekerjaan utama bagi geografiwan (Jensen dan Dahhlberg, 1986) Inventarisasi sumberdaya ialah
identifikasi sumberdaya disuatu daerah geografik tertentu serta penentuan kuantitas dan kualitas
masing-masing sumberdaya tersebut (Conant et al, 1983) Pekerjaan ini dapat pula diartikan sebagai
pencacahan sumberdaya suatu daerah tertentu secara rinci dan teliti yang hasilnya disajikan dalam
bentuk peta dan pemerian seperlunya.
Istilah efisiensi sering diukur dengan jumlah masukan tertentu untuk mencapai
keluaran terbesar atau masukan terkecil bagi keluaran tertentu. Masukan dapat berupa dana, tenaga,
dan biaya yang kesemuannya dapat diterjemahkan kebiaya. Efisiensi penggunaan citra didalam
inventtarisasi sumber daya dan lingkungan terletak pada pengurangan biaya dalam arti dana, tenaga,
maupun waktu pelaksanaan yang sangat berarti Sebagai contoh untuk Amerika Serikat maka biaya
pemetaan secara umum dengan menggunakan foto udara hanya sebesar 3% hingga 10% biaya
pemetaan dengan cara teristrial. Tentang biaya pemetaan banyak faktor yang mempengaruhinya.
Salah satu faktor yang besar pengaruhnya ialah luas lahan daerah yang dipetakan. Untuk pemetaan
hutan di Amerika Serikat dengan skala 1: 20.000 misalnya, biaya pemetaan persatuan luas bagi
daerah seluas 25 km : 100 km : 5000 km berbanding sebagai 100:37:10. Disamping luas daerah,
skala peta besar pula pengaruhnya terhadap biaya pemetaan. Biaya untuk pemetaan tinjau skala
1:25.000 biaya pemetaan planimetrik hanya 10 % hingga 15 % biaya topografik (Haggett, 1972)
Biaya ini lebih dipermurah lagi bila untuk pemetaannya digunakan citra SPOT maka biayanya menjadi
sebesar 65% biaya pemetaan menngunakan foto udara (Pannetier, 1987).
Citra meyajikan gambaran permukaan bumi secara relatif lengkap Semua benda yang tidak
terlalu kecil ukurannya dan terlindungi oleh obyek lain, tergambar pada citra. Gambaran yang lengkap
ini mirip wujud dan letak sebenarnya di permukaan bumi sehingga citra merupakan alat yang baik
sekali bagi analisa geografi, baik yang berupa analisa spasial komplek regional. Karena citra dapat
dibuat secara cepat pada kondisi cuaca yang memungkinkan, citra yang dibuat pada saat yang
berbeda merupakan alat yang baik sekali bagi analisa temporal.
Meskipun citra menyajikan gambaran yang relatif lengkap, teknik penginderaan jauh tidak
dimaksudkan untuk mencetak geografiwan yang bertengger di belakang meja, melainkan untuk
membuat pekerjaan geografiwan lebih efisien. Arti lengkap tersebut ialah karena citra menyajikan
berbagai data tentang lahan, bentuklahan, penggunaan lahan, hidrologi, vegetasi, tanah, penduduk,
transportasi, dsb. Tidak seperti peta yang hanya menyajikan data tertentu yang lebih terbatas istilah
lengkap bukan berarti semua data yang kita perlukan dapat diperoleh dari citra. Karena citra
menyajikan berbagai gambaran yang ujud dan letaknya mirip ujud dan letak sebenarnya dipermukaan
bumi, citra merupakan alat yang baik didalam penentuan daerah contoh (sampel) didalam penelitian
geografi. Dari keanekaragaman atau keseragaman ujudnya, peneliti dapat menentukan apakah ia
akan mengambil daerah contoh secara bertingkat (stratified), dapat ditentukan secara jelas pada citra
masing-masing stratumnya sehingga memudahkan penentuan besarnya daerah contoh seandainya
akan diambil secara proposional.
Melalui analisis unsur interpretasi foto udara (topografi, pola aliran dan tekstur aliran, erosi,
vegetasi, dan pengunaan lahan), penafsir dapat mengenali kondisi lahan yang berbeda-beda dan
dapat menentukan batas antaranya. Pada mulanya penafsir foto udara perlu mempertimbangkan
dengan seksama unsur-unsur tersebut di atas satu-persatu dan dalam kombinasi untuk maksud
memperkirakan kondisi lahan. Sesudah memperoleh beberapa pengalaman, unsur tersebut sering
terpakai bersama-sama secara tak sengaja pada saat penafsir mengembangkan untuk mengenali pola
foto udara tertentu yang terulang. Pada daerah yang rumit, penafsir harus secara seksama
memperhatikan karakteristik topografi, pola aliran dan tekstur, erosi, vegetasi, dan penggunaan lahan
yang terdapat pada foto udara (Sutanto, 1990).
Sistem Informasi Geografi menyimpan data seperti apadanya sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Data keruangan yang dimiliki SIG disimpan dalam bentuk digital. Data dalam bentuk
digital dapat memakan tempat penyimpanan karena banyak data yang harus disimpan. Kemajuan
teknologi komputer dapat menyimpan data digital dengan kemampuan yang sangat besar. Komputer
dapat memanipulasi data untuk berbagai kepentingan, tanpa merubah data aslinya. Beberapa peta
dapat di overlaykan untuk berbagai kepentingan. Dengan kemampuan memanipulsi data, analisa
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 270

data, model suatu peta yang dapat menginventaris sumber daya alam dan dapat dilakukan untuk
perencanaan pemabngunan. SIG mempunyai kemampuan dalam berbagai bidang.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

GLOSSARIUM
Spektrum = Tingkat kecerahan warna pada citra
Objek = sasaran dalam penginderaan jauh
Wahana = Alat untuk membawa sensor
Sensor = Alat perekam dalam foto udara
Interpretasi Citra =kegiatan untuk menentukan bentuk dan sifat obyek yang tampak pada citra
Deduksi = Merupakan kegiatan pemrosesan citra berdasarkan obyek yang terdapat pada citra ke arah
yang lebih khusus
Idealisasi =penyajian hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai
Citra Satelit = Citra yang berasal dari hasil pemotretan dari wahana satelit
Rona =Tingkat kecerahan suatu objek
Asosiasi = keterkaitan antara obyek satu dengan obyek lain
Situs = letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya
Resolusi =tingkat ketajaman suatu objek gambar
Input Data = proses masukan data spasial dan data non-spasial
Output Data = menayangkan informasi geografi sebagai hasil analisis data dalam proses SIG
Software = Perangkat lunak dalam komputer
Hardware = Perangkat keras dalam komputer
Plotter =Alat untuk mencetak peta dalam ukuran besar
Digitizer = Alat untuk merubah data spasial menjadi data raster
Brainware = Pelaksana dalam SIG
Data Vektor = Data yang berbentuk titik, garis dan polygon.
Data Raster = Data yang berbentuk pixel
Data Atribut = Data pelabelan
C. Latihan
1. Sistem penginderaan jauh terdiri dari dua komponen ? jelaskan
2. Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagian spektrum dan tiap bagian spektrum
dibagi atas saluran (band), jelaskan ?
3. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, pemotretan dari angkasa dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok, jelaskan ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan data spatial dan data atribut ?
5. Berdasarkan prinsipnya, SIG terdiri dari tiga sistem. Jelaskan
D. Evaluasi
1. Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga matahari sebagai tenaganya disebut .....
a. Sistem pasif
b. Sistem terpadu
c. Sitem aktif
d. Sistem reaktif
2. Hasil atau citra penginderaan jauh yang memiliki cir yang bekaitan dengan waktu disebut .....
a. Ciri spasial
b. Ciri temporal
c. Ciri digital
d. Ciri fotografik
3. Berdasarkan spektrum elektromagnetiknya , citra hasil foto udara dapat dikelompokan menjadi
a. Ultraviolet, pankromatik, inframerah, ortokromatik
b. Ortho photograph, oblique photogrpah
c. True colour , false colour
d. Inframerah,ortho photograph, ortokromatik
4. Data spatial menunjukkan ruang, lokasi, atau tempat-tempat di permukaan bumi. Data ini bukan
merupakan data spatial yang mengidentifikasi kenampakan lokasi geografi......
a. Polygon
b. Pixel
c. Titik
d. Garis
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 271

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Dari pernyataan dibawah ini, manakah yang tidak termasuk manfaat penginderaan jauh,
dibidang oceangrafi adalah...
a. Pengamatan sifat fisik air laut
b. Pengamatan iklim suatu daerah dengan mengamati tingkat kondensasi
c. Pengamatan pasang surut dan gelombang laut
d. Mencari lokasi suhu permukaan
6. Dari pernyataan dibawah ini yang merupakan tahapan kerja sistem informasi geografi adalah...
a. Data input, manajemen , data atribut dan data temporal
b. Data input, manajemen , manipulasi dan analisi data dan data out put
c. Data input, manajemen , data atribut dan data spesial
d. Data input, data spesial dan data temporal
7. Manakah contoh manfaat SIG dalam perencanaan pola pembangunan
a. Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan
b. Pemekaran kota Surabaya
c. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk
d. Untuk pendapatan dan pengembangan jaringan transpotasi
e. Mudah dalam mengolah
8. Brain ware dalam komponen SIG yaitu ..................
a. Perangkat keras
b. Perangkat lunak
c. Data geografi
d. Operator
9. Salah satu komponen SIG berupa perangkat keras (hardware). Bagian-bagian dari perangkat
keras itu di antaranya adalah.....
a. data masukan, data keluaran, dan perubahan data
b. unit komputer, CD room drive, dan printer
c. digitizer, manajemen basis data, dan disket
d. plotter, keping CD, dan operator
10. Keunggulan dari sistem informasi berbasis komputer dibandingkan dengan sistem informasi
konvensional adalah.....
a. tidak membutuhkan pemikiran rumit
b. lebih banyak membutuhkan waktu
c. tidak mengutamakan kecepatan dan akses
d. lebih efisien dalam menangani masalah data yang kompleks
E. Kunci jawaban
Latihan
1. Sistem penginderaan jauh yang terdiri dari dua yaitu pertama pengumpulan data terdiri :
sumber energi, perjalanan sinar melalui atmosfer, interaksi energi dengan obyek, sensor,
hasil/data (citra atau non-citra). Kedua analisis data: pengujian data dengan alat interpretasi
dan alat pengamatan untuk citra, komputer untuk data numerik
2. Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagain spektrum dan tiap bagian spektrum
dibagi atas saluran (band) sebagai berikut sinar gamma, sinar x, sinar ultra violet Bagian
spektrum tampak mata : biru, hijau, merah Bagian spektrum infra merah: inframerah dekat,
Inframerah sedang/termal, inframerah jauh/termal, inframerah sangat jauh Bagian spektrum
microwave: radar, UHF (Ultra High frequency), radio
3. Dibedakan tiga :
a. Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft), dengan
ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
b. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari
permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan multispectral scanner data.
c. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan adalah citra satelit.
4. Data spasial yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi, atau tempat-tempat di permukaan
bumi. Data ini merupakan data grafis yang mengidentifikasi kenampakan lokasi geografi berupa
titik, garis dan polygon. Data spasial diperoleh dari peta dalam bentuk peta digital (numerik).
Data keruangan dapat disajikan dalam bentuk model raster dan model vektor. Data Atribut
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 272

yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut memberikan keterangan informasi
tertentu misalnya sawah, ladang, kota, kolam.dsb. Kadang dalam atribut terdapat informasi
tambahan seperti di kota terdapat gedung-gedung, menara dsb.
5. a) masukan (in put)
Tahapan SIG memerlukan data (in put) yang dimasukkan dalam komputer untuk diproses.
Dalam masukan ini perlu diperhatikan sumber data dan proses memasukan data.
b) Proses
Dalam SIG proses data meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang
tersimpan dalam komputer.
c) Keluaran (out put)
Data yang telah dianalisis dalam SIG dapat memberikan informasi kepada pengguna. Tahap
keluaran data merupakan tahapan pelaporan atau penyajian hasil analisis. Penyajian dapat
dalam bentuk tampilan pada layar monitor atau dicetak dengan printer atau menggunakan
plotter.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Evaluasi
1. A
2. B
3. A
4. B
5. B
6. B
7. B
8. D
9. B
10 D
K. Pola Persebaran Spasial Desa dan Kota
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Standar Kompetensi : Guru memahami pola persebaran spasial desa dan kota
b. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
Menjelaskan hakekat desa dan kota
Menjelaskan potensi desa
Mengidentifikasi struktur spasial desa dan kota
Mengidentifikasi interaksi spasial desa dan kota
c. Indikator :
Hakekat desa dan kota
Potensi Desa
Struktur spasial desa dan kota
Pola perkotaan
Interaksi spasial antara desa dengan kota
2. Uraian Materi
a. Pola Persebaran Spasial Desa Dan Kota
Baca wacana di bawah ini. ........... Hamparan kebun wortel, buncis, bawang

daun, sledri dan berbagai jenis sayuran pegunungan lainnya terlihat berderet-deret
mengikuti kontur lahan di lereng sebelah timur Gunung Gede-Pangrango. Kebun tersebut
milik petani Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur-Jawa Barat. Setiap
sore sayuran tersebut dikumpulkan pada pedagang pengepul, oleh pengepul, sayuran
tersebut dibersihkan, disortir berdasarkan ukuran dan kualitasnya, setelah ditimbang,
sayuran tersebut dimasukan ke dalam karung, dan siap dibawa ke pasar di Kota Cianjur,
Bogor, Bandung, dan Jakarta.. H. Mamad, salah seorang pedagang pengepul yang sudah
puluhan tahun berdagang sayur-sayuran, ketika pulang dari kota kembali ke desanya
dengan membawa berbagai barang kebutuhan sehari-hari penduduk desa Cibeureum.
Sementara Mang Darman salah seorang pedagang ternak, setiap dua hari sekali membeli
kambing, ayam, kelinci dari penduduk sekitar Cibeureum untuk dijual ke kota.Setiap
pulang dari kota Mang Darman selalu membawa pesanan berbagai barang dari

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 273

tetangganya. Salah satu kendala di Desa Cibeureum adalah jalan yang menghubungkan
desa dengan jalan raya menuju kota Kabupaten yang sudah lama dalam kondisi rusak
berat, sehingga kendaraanyang masuk ke desa hanya kendaraan jenis pich-up/bak terbuka
dan motor. Kondisi ini berdampak kepada tingkat pendidikan penduduk Cibeureum yang
rata-rata hanya tamat Sekolah Dasar, alasan mereka, untuk bisa masuk ke SMP harus
keluar desa dan harus mengeluarkan ongkos yang cukup besar, ehingga sebagian besar
penduduk tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya....
sumber:.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Bagaimana pendapat Ibu/Bapak mengenai bacaan di atas?. Model interaksi apa yang terjadi
antara desa penghasil sayuran tersebut dengan kota disekitarnya? Bagaimana peran jalan sebagai
penunjang kelancaran transportasi dalam interaksi desa dengan kota?. Apakah transportasi
mempengaruhi pendidikan penduduk pedesaan?
Pertanyaan tersebut akan membawa kita memudahkan untuk mengkaji interaksi antara
kawasan pedesaan dengan perkotaan beserta pengaruh dari interaksi tersebut.
1) Hakekat Desa dan Kota
Undang-undang terbaru tentang pemerintahan daerah yaitu UU no. 32/2004 yang menggantikan
Undang-undang sebelumnya yaitu UU no 22/1999 mengamanatkan bahwa desa adalah sistem
pemerintahan terkecil yang diberikan kewenangan mengatur urusan pemerintahan sendiri. Kedua
undang-undang tersebut memiliki semangat tentang otonomi daerah dan desa sebagai salah
satu konsep sistem tata-pengaturan pemerintahan Indonesia. Secara implisit dan eksplisit kedua
UU tersebut memiliki ciri untuk :
Menegakkan kesetaraan, kesejajaran, etika-egalitarianisme
Pemerintahan desentralisasi
Menghargai prakarsa dan hak politik masyarakat lokal
Memperjuangkan kemandirian dan kedaulatan sistem sosial-ekonomi lokal
Dari perspektif ilmu sosial, pengertian desa memiliki multi-makna dan ditafsirkan berbeda-beda
tergantung kepada kepentingan dan logika penggunaannya. Misalnya, dari geografi-kultural,
desa diartikan sebagai ruang yang terbentuk dari kesatuan lokalitas-spasial, dimana didalamnya
terdapat sebuah kehidupan sosial, sebagai akibat adanya interaksi antara unsur fisik dengan
unsurr sosial. Unsur fisik seperti letak, curah hujan, jenis tanah, ketersediaan air ikut menentukan
karakteristik sekaligus kemajuan suatu desa. Sedangkan unsur sosial yang dimaksud adalah
manusia yang menjadi penduduk desa dengan segala potensi dan kemampuannya seperti
pendidikan, keterampilan, jumlah penduduk. Sebagai bagian dari pemerintahan yang berada di
bawah kecamatan, desa memiliki ciri-ciri:
a) Memiliki wilayah tertentu
b) Mempunyai pemerintahan sendiri, dengan kepala desa sebagai pemimpin yang dipilih langsung
oleh warga desa
c) Mempunyai sistem masyarakat sendiri
d) Mempunyai adat istiadat dan budaya sendiri
Perbedaan antara desa dengan kelurahan terletak pada otonominya untuk mengurus rumah
tangganya sendiri. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten
dan/atau daerah kota di bawah kecamatan.
2) Potensi Desa
Setiap desa memiliki potensi yang berbeda-beda berupa sumber daya alam (SDA) dan sumberdaya
manusia (SDM) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
a) Potensi sumberdaya alam desa bisa berupa :
(1) Lokasi. Lokasi desa yang strategis, mudah dijangkau dari pusat-pusat pembangunan jelas
sangat menguntungkan terhadap kemajuan desa tersebut. Berdasarkan lokasinya, besa
dibedakan menjadi empat kategori, yaitu :
Desa kategori I, adalah desa yang lokasinya dekat ibu kota propinsi atau kota. Desa
kategori I biasanya sudah memiliki berbagai fasilitas perkotaan seperti pasar, bank,
pendidikan yang lengkap, terdapat kawasan industri.
Desa kategori II, merupakan desa yang lokasinya berada di sekitar ibu kota kabupaten.
Biasanya sudah memiliki terminal antarkota, industri ringan, pasar, bank, pendidikan
sampai tingkat menengah.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 274

(2)

(3)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

(4)

(5)

Desa kateori III, merupakan desa yang lokasinya berada di sekitar kota kecamatan atau
kota-kota kecil. Mempunyai terminal subregional, pendidikan menengah pertama, pasar
lokal, ada bank pembantu/capang pembantu.
Desa kategori IV adalah desa yang lokasinya terpencil, kurang memiliki hubungan yang
lancar dengan pusat fasilitas pembangunan, beberapa desa bahkan belum bisa
dijangkau dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.
Luas desa. Wilayah desa berbeda-beda, ada desa yang sangat luas, luas, sempit. Desadesa di Pulau Jawa umumnya sempit, sedangkan di luar Jawa memiliki wilayah yang luas.
Luas desa berpengaruh terhadap penggunaan lahan seperti lahan untuk pemukiman, lahan
pertanian.
Kesuburan tanah. Kesuburan tanah yang dimiliki suatu desa akan mempengaruhi
terhadap kemajuan dan kesejahteraan warga desa. Desa yang terletak di lereng Gunung
Tangkuban Parahu yang merupakan tanah vulkanis yang subur akan berbeda dengan desa
yang terletak di pelosok Kemadang Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta yang
memiliki batuan karst.
Iklim. Iklim yang meliputi curah hujan, kelembaban, temperatur, penyinaran matahari
akan mempengaruhi kehidupan pendiuduk pedesaan. Saudar bisa mengambil ilustrasi yang
kontras antara desa di Nusa Tenggara Timur dengan desa yang terletak di sekitar Danau
Maninjau Sumatera Barat.
Bentang alam. Relief suatu desa ikut mempengaruhi maju tidaknya suatu desa. Ada desa
yang terletak di pantai, dataran rendah, perbukitan, lembah pegunungan dan pegunungan.
Bentang alam jelas akan mempengaruhi mata pencaharian, perilaku dan budaya warga
suatu desa. Saudara bisa membandingkan bagaimana budaya masyarakat desa nelayan di
Muara Eretan Subang Utara dengan budaya masyarakat Suku Tengger di Pegunungan
Bromo pada waktu upacara adat akhir tahun atau setelah panen. Beberapa perbedaan
kondisi fisik tersebut oleh tokoh Geografi Manusia yaitu Paul Vidal de Blacke disebut
sebagai Genre de View yang berpendapat bahwa kebudayaan, kemajuan suatu
masyarakat ikut dipengaruhi oleh unsur fisik wilayah dan jenis mata pencaharian yang
dikembangkan masyarakat tersebut.

3) Potensi Sumber Daya Manusia Desa


Meskipun wilayah desa memiliki potensi alam yang cukup melimpah, tetapi kalau tidak
didukung oleh manusia yang cukup jumlahnya dan memiliki keterampilan yang baik, maka desa
tersebut akan sulit berkembang. Dengan demikian potensi sumberdaya manusia desa yaitu
penduduk yang mendiami desa tersebut memegang peranan penting dalam kemajuan desa.
Penduduk desa bisa dilihat dari aspek jumlahnya, tingkat pendidikannya, kesehatan, adatistiadat, budayanya. Selain penduduk desa, yang tidak kalah penting adalah aparat pemerintahan
desa yang merupakan elite desa dan bertugas menjalankan roda pemerintahan desa. Sebagai
aparat yang melayani warga desa sekaligus menjadi kepanjangan tangan pemerintah pusat, aparat
desa harus memiliki pendidikan yang memadai dan keterampilan dalam menjalankan fungsi
administrasi pemerintahan, penggerak ekonomi, sosial budaya masyarakat desa setempat.
Ironisnya, masih banyak desa yang memiliki aparat yang belum baik sehingga di beberapa wilayah,
kehidupan desa masih statis dan belum maju.
Beberapa kendala dalam pembangunan desa antara lain berasal dari kondisi internal desa
seperti rendahnya kualitas penduduk, rendahnya kualitas aparat desa, letak dan lokasi desa yang
terisolir.
4) Struktur Spasial Desa dan Kota
Pola keruangan suatu desa tergantung kepada letaknya. Dengan demikian, pola keruangan
desa di dataran rendah dan daerah pantai akan memiliki kecenderunagn yang sama dalam hal
bentuk desa, pola pemukiman, pusat-pusat pelayanan. Desa-desa seperti ini umumnya memiliki
pola pemukiman yang linier memanjang sepanjang garis jalan, mengikuti pola garis pantai.
Sedangkan desa yang terdapat di daerah pegunungan dan dataran tinggi cenderung memiliki pola
keruangan yang tidak teratur, pemukiman penduduk cenderung bergerombol.
Sistem transportasi di desa-desa dataran rendah dan pantai lebih lancar karena mudah dan
memerlukan biaya yang lebih murah, kebalikannya di desa pegunungan, biaya transportasi akan
lebih mahal karena beberapa tempat masih sukar dijangkau.
Berdasarkan unsur sosial budayanya, ciri-ciri masyarakat desa antara lain:
a) Masih memperlihatkan budaya kelompok yang guyub (gemmeinschaft)
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 275

b) Masyarakatnya masih relatif homogen dalam hal mata pencaharian, adat istiadat, agama
c) Hubungan antara sesama warga masih terjalin erat
d) Kontrol sosial relatif ketat yang ditentukan oleh nilai, moral, hukum adat
e) Dinamika sosial berjalan relatif rendah.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5) Klasifikasi Desa
Klasifikasi suatu desa yang dibuat pemerintah Orde Baru antara lain didasarkan kepada kemajuan,
letak desa. Adapun pengelompokkannya adalah sebagai berikut:
a) Desa tradisional atau pra desa. Yaitu desa-desa yang berada pada masyarakat desa yang masih
sederhana, terasing. Cirinya; ketergantungan terhadap alam masih sangat tinggi, masyarakat
desa jarang berkomunikasi dengan warga luar, memiliki sistem sosial yang sederhana dengan
pembagian kerja yang didasarkan kepada jenis kelamin.
b) Desa swadaya. Yaitu tipe desa yang belum maju, penduduk masih sedikit, tingkat pendidikan
masih rendah, ketergantungan terhadap alam masih tinggi, lokasi relatif terpencil.
c) Desa swakarya. Bisa dikatakan sebagai desa transisi dari desa desa tradisional kepada desa
yang maju. Ciri-cirinya; masyarakat mengalami transisi dalam berbagai aspek, pengaruh dari
luar sudah masuk, mata pencaharian penduduk mulai heterogen, pemerintahan desa mulai
berkembang baik
d) Desa Swasembada. Adalah desa yang sudah maju dengan ciri-ciri; terletak disekitar kota (kec,
kabupaten,kota propinsi), mata pencaharian tidak lagi kepada sektor pertanian, tingkat
pendidikan penduduk sudah baik, transportasi sangat lancar sehingga memudahkan interaksi
dengan kota, kesehatan warga desa sudah baik.
Berdasarkan aktifitas mata pencahariannya, desa dapat dikelompokkan menjadi; (1) desa agraris;
(2) desa industri; (3) desa nelayan. Sedangkan pola persebaran permukiman desa dipengaruhi
oleh keadaan tanah, tata air, topografi dan ketersediaan sumberdaya alam desa tersebut. Terdapat
tiga pola persebaran desa yaitu; (1) pola terpusat; (2) pola tersebar; (3) pola memanjang.
6) Struktur Spasial Ruang Kota
Kota seringkali diartikan sebagai lawan dari desa, hal ini ada benarnya karena kehidupan di
perkotaan hampir bertolak belakang dengan suasana di pedesaan. Kota dalam batasan Geografi
diartikan sebagai suatu tempat dengan sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan
yang tinggi, struktur sosial ekonomi yang heterogen, dan memiliki corak kehidupan yang
mengutamakan kepada materi atau kebendaaan. Kota juga merupakan hasil interaksi dari unsurunsur alami dengan unsur insani dan teknologi.
Beberapa istilah yang terkait dengan perkotan, yaitu :
a) Urban, adalah suatu kawasan yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan yang modern
b) City, adalah pusat dari suatu kota. Biasanya ditandai dengan adanya kantor-kantor
pemerintahan, alun-alun, pusat perdagangan
c) Suburban, yaitu kawasan yang lokasinya dekat dengan pusat kota. Biasanya merupakan
permukiman para pekerja yang bekerja di kota, dan mereka bekerja dengan cara nglaju

(commuter)
d) Suburban fringe yaitu suatu wilayah yang merupakan peralihan atau transisi antara daerah
perkotaan dengan daerah perdesaan.

e) Urban fringe, yaitu suatu wilayah perkotaan yang paling luar atau wilayah kota yang terletak di
perbatasan

f) Rural-urban fringe, yaitu suatu wilayah yang terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan
adanya pola penggunaan campuran antara sektor pertanian dengan non-pertanian

g) Rural adalah wilayah perdesaan yang berbeda sama sekali dengan kota, misalnya dalam hal
mata pencahariannya yang dominan pertanian.
7) Pola Perkotaan
Setiap kota memiliki kekhasan tersendiri yang bersifat unik dan berbeda dengan kota lainnya.
Perbedaan ini karena setiap kota memiliki letak, morfologi, sejarah yang berbeda-beda. Pola kota
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a) Pola konsentris. Kota ini awalnya berkembang dari suatu titik pusat kota, secara perlahan kota
berkembang ke arah luar dan kota semakin membesar. Pusat kota seolah-olah dikelilingi oleh
zona-zona yang berbentuk lingkaran yang berlapis lapis. Pusat kota seringkali menjadi daerah
pusat kegiatan perdagangan (CBD = central bussiness district).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 276

b) Pola sektoral adalah pola kota yang memiliki sektor-sektor yang menjadi bagian dari suatu kota
dapat berkembang sendiri-sendiri tanpa banyak mendapat pengaruh dari pusat kota. Kota
dapat tumbuh secara horisontal yaitu tumbuh kearah luar kota. Sebagai akibat semakin
berkurangnya lahan kosong di perkotaan kota juga tumbuh secara vertikal berupa dibangunnya
gedung-gedung tinggi sebagai pusat perkantoran, perdagangan, dan apartemen. Di beberapa
titik kota tumbuh juga permukiman padat dan kumuh (slums area) yang dihuni penduduk
miskin perkotaan.
c) Pola pusat kegiatan ganda adalah kota yang memiliki bagian-bagian kota yang mempunyai latar
belakang lingkungan yang berlainan, baik lingkungan alami mapun lingkungan sosial
ekonominya. Kota semacam ini biasanya terdapat di tepi sungai besar atau teluk dan
menunjukkan perluasan kota ke arah darat.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Aktifitas penduduk suatu kota akan mempengaruhi pola keruangan, dengan demikian berbagai
fasilitas yang diperlukan warga kota harus tersedia di setiap kota. Fasiltas tersebut berupa;
permukiman penduduk untuk semua kalangan, gedung perkantoran, fasilitas pendidikan dari
berbagai tingkatan pasar, pertokoan, perbankan, fasilitas kesehatan, pusat pelayanan dan jasa,
tempat rekreasi, sarna transportasi, pengaturan sampah, pelayanan air bersih dan drainase
perkotaan.
8) Sejarah Pertumbuhan Kota
Awalnya sebuah kota berasal dari permukiman kecil berupa desa dengan aktifitas ekonomi
penduduk yang terbatas. Secara historis, beberapa kota di Indonesia tumbuh menjadi besar
berawal dari kota kecil yang berasal dari :
a) Kota yang berasal dari perkebunan. Beberapa kota di Jawa berasal dari perkebunan tebu yang
dikembangkan oleh kolonial Belanda. Kota-kota ini umumnya tertata dengan baik. Sedangkan
kota-kota di Sumatera berasal dari perkebunan karet yang dirancang hanya untuk beberapa
ratus kepala keluarga. Karena pertumbuhan penduduk dan aktifitas perdagangan, kota-kota
yang berasal dari perkebunan menjadi kota besar, dan tumbuh liar sehingga tidak sebaik kota
lama.
b) Kota yang berasal dari adminsitrasi pemerintahan. Sama halnya dengan kota perkebunan, kotakota ini secara sengaja dirancang oleh kolonial Belanda untuk menjadi pusat administrasi
pemerintahan. Ciri yang paling khas, kota ini memiliki alun-alun sebagai pusat kota yang
dikelilingi oleh kantor pemerintahan (gubernuran, kabupaten), rumah sakit, mesjid agung,
kejaksaan, pengadilan, rumah sakit tang sengaja dibangun di dalam satu komplek.
c) Kota yang berasal dari pelabuhan. Beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya,
medan, Palembang, Makassar merupakan kota yang terletak di Muara Sungai dan pelabuhan
yang sejak jaman kolonial Belanda sudah menjadi urat nadi pelayaran antar negara sekaligus
menjadi pusat perdagangan dan penyebaran berbagai budaya, bahasa dan agama dari
berbagai belahan dunia. Kota-kota yang terletak di pelabuhan dan muara sungai umumnya
lebih cepat berkembang jika dibandingkan dengan kota di pegunungan.
d) Kota yang berasal dari pertambangan. Beberapa kota yang terletak dengan daerah
pertambangan seperti tambang minya, batu baru, intan, emas. Beberapa kota tambang yang
sudah habis cadangan barang tambangnya akan banyak ditinggalkan penduduk kota sehingga
cenderung menjadi kota mati. Suatu kota akan terus mengalami perubahan baik secara fisik
kota maupun lingkungannya. Faktor penyebabnya karena pertambahan penduduk kota,
baik karena pertambahan alami akibat kelahiran dan kematian, maupun karena pertambahan
penduduk yang masuk atau urbanisasi ke perkotaan.
Berdasarkan jumlah penduduknya, kota bisa dibedakan menjadi :
(1) kota kecil, adalah kota yang berpenduduk antara 20.000-100.000 jiwa,
(2) kota besar, adalah kota yang berpenduduk antara 100.000-1 juta jiwa,
(3) kota metropolitan, adalah kota yang memiliki pendudul lebih dari 1 juta jiwa.
9) Interaksi Spasial Antara Wilayah Desa dengan Kota
Interaksi dapat dikatakan sebagai hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu
wilayah dengan wilayah lain, atau antara satu individu dengan individu lain, individu dengan
kelompok atau kelomok dengan kelompok. Interaksi desa dengan kota berarti hubungan antara
suatu desa dengan kota yang berada di sekitarnya.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 277

Interaksi antara desa dengan kota terjadi akibat adanya perbedaan sumberdaya dan
perbedaan kebutuhan. Penduduk desa menghasilkan barang kebutuhan pokok sehari-hari dan
memerlukan barang-barang yang tidak dihasilkan di desa. Berbagai barang tersebut dijual ke kota,
dan dari kota penduduk desa membeli berbagai barang untuk kebutuhan warga desa. Interaksi
juga bisa terjadi antara desa dengan desa. Misalnya desa penghasil ikan di daerah pantai akan
berinteraksi dengan desa penghasil beras dan penghasil sayuran di daerah pegunungan
Para ahli Geografi mengadopsi teori gravitasi dari Isaac Newton (1642-1727) untuk
mengukur jumlah penduduk pada suatu wilayah termasuk perkotaan. Dengan rumus sebagai
berikut :
Interaksi = PW1. Pw2
(JW1. 2)
PW1 = jumlah penduduk wilayah pertama
PW2 = jumlah penduduk wilayah kedua
PW1.2 = jarak antara kedua wilayah tersebut

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Contoh, data antar kota dan jumlah penduduk sebagai berikut :


Jarak AB = 80 km
Jarak AC = 60 km
Jarak AD = 70 km
Sedangkan penduduk A = 600 orang
Penduduk B = 100 orang
Penduduk C = 200 orang, dan
Penduduk D = 700 orang
Dengan menggunakan rumus interaksi di atas, maka akan diperoleh nilai interaksi wilayah sebagai
berikut :
(600 x 100)
A B = -------------- = 9.37
(80)
(600 x 200)
A - C = -------------- = 33.3
(60)
(600 x 700)
A - D = ---------------- = 85.57
(70)
Dengan demikian bahwa perbandingan besarnya interaksi kota-kota AB, AC, dan AD = 9.37, 33.3,
85.57. Kesimpulannya, lalu lintas kendaraan, terutama kendaraan umum dan lalu lintas orang atau
barang di antara ketiga kota tersebut kurang lebih sebanding dengan nilai-nilai tersebut.
GLOSSARIUM
Desa =wilayah yang ditempati sejumlah penduduk dan merupakan organisasi pemerintahan terendah
Kota = kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah yang mendominasi
tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri
Desentralisasi =penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mengurusi urusan rumah tangganya sendiri
Otonomi =kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri
Linier =Berbentuk garis lurus/memanjang
Gameinschaft = pola masyarakat yang ditandai dengan hubungan anggota-anggotanya bersifat
pribadi, sehingga menimbulkan ikatan yang sangat mendalam dan batiniah
Slum Area =Kawasan kumuh
Pola Konsentris =Pola memusat

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 278

3. Latihan :
Jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Desa merupakan bentang budaya sebagai hasil interaksi antara manusia dengan lingkungan
alamnya.Jelaskan faktor-faktor apa yang menyebabkan kemajuan masyarakat desa!
2. Bagaiamana proses terjadinya interaksi spasial antara desa dengan kota? Berikan contohnya
3. Jelaskan ciri-ciri desa yang sudah maju dan diklasifikasikan ke dalam desa swasembada!
4. Kota-kota besar yang terletak di muara sungai besar atau pelabuhan umumya berkembang pesat
jika dibandingkan dengan kota yang terletak di pedalaman. Mengapa demikian?
5. Jelaskan apa yang dimaksud pola konsentris suatu kota!

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

4. Evaluasi : Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, atau d
1. Desa yang memiliki pola permukiman mengikuti daerah aliran sungai termasuk ke dalam desa
dengan pola ....
a. Random
a. Konsentris
b. Linier
c. Sektoral
d. Komunal
2. Kebijaksanaan pembangunan desa disusun berdasarkan pokok-pokok kebijaksanaan seperti
berikut, kecuali ....
a. Pemanfaatan sumber daya manusia dan potensi alam yang ada
b. Pemenuhan kebutuhan masyarakat yang esensial
c. Peningkatan prakarsa dan swadaya gotong royong masyarakat
d. Pengembangan tata desa yang modern dan mewah
3. Pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut, kecuali ....
a. Harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu
b. Harus bersifat dinamis dan berkelanjutan
c. Harus memperhatikan aspek lingkungan hidup
d. Harus menyertakan unsur modal asing
4. Daerah-daerah pedesaan yang letaknya jauh dari kota dapat juga terpengaruh melalui faktor
utama, yaitu ....
a. Jalan sebagai penghubung
b. Kota dengan pengaruh desa
c. Kegiatan perekonomian
d. Daerah pinggiran kota
5. Di bawah ini merupakan ciri-ciri dari kawasan pedesaan, kecuali ....
a. Mempunyai kekayaan sendiri
b. Memiliki pemerintahan sendiri
c. Memiliki wilayah sendiri
d. Memiliki hukum sendiri
6. Desa yang berada di kawasan strategis, dekat pusat pertumbuhan, akan memiliki
perkembangan yang pesat jika dibandingkan dengan desa yang terisolir. Hal ini menunjukkan
bahwa perkembangan desa dipengaruhi oleh faktor ....
a. Lokasi
b. Morfologi
c. Geologi
d. Luas
7. Kawasan kota yang secara intensif digunakan untuk berbagai fungsi urban seperti perbelanjaan,
perkantoran, permukiman, hotel, pendidikan, dan lain-lain disebut ....
a. hinterland
b. metropolis
c. megapolis
d. kumenopolis
8. Permasalahan utama perkotaan adalah permukiman, terutama dalam hal ....
a. Banyaknya anak usia kerja
b. Banyaknya jumlah penduduk
c. Kesulitan mendapat lahan
d. Besarnya arus urbanisasi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 279

9. Kota-kota besar di Indonesia umumnya terletak di muara sungai atau pelabuhan. Kondisi ini
karena terkait dengan pertumbuhan kota, khususnya aspek ....
a. Geografis yang mendukung pertumbuhan kota
b. Historis yang mendukung pertumbuhan kota
c. Pertahanan yang mendorong perkembangan kota
d. Politis yang mendorong perkembangan kota
10. Dibawah ini merupakan dampak positif dari interaksi kota-desa, kecuali ....
a. Dapat mengurangi laju urbanisasi
b. Mengolah sumber daya alam yang tersedia
c. Memperlancar hubungan antar daerah
d. Menciptakan lapangan kerja di pedesaan
Kunci Jawaban :
Essay

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

1. Kemajuan suatu desa dipengaruhi oleh unsur fisik seperti letak, luas, kesuburan tanah,
ketersediaan air, dan faktor non-fisik yaitu penduduk desa dengan tingkat pendidikan,
keterampilan, semangat untuk maju.
2. Interaksi spasial antara desa dengan kota terjadi karena perbedaan sumberdaya dan kepentingan.
Desa merupakan penghasil bahan pangan yang dibutuhkan warga kota, sedangkan kota
menghasilkan berbagai barang yang tidak dihasilkan warga desa.
3. Ciri-ciri desa yang sudah maju atau swasembada adalah; mata pencaharian tidak hanya bertumpu
kepada sektor pertanian, tingkat pendidikan penduduk sudah baik, transportasi sangat lancar
sehingga memudahkan interaksi dengan kota, kesehatan warga desa sudah baik.
4. Karena kota di muara sungai dan pelabuhan memiliki letak yang sangat strategis dan memiliki
akses yang tinggi, pusat perdagangan dan jalur pelayaran internasional
5. Pola konsentris adalah pola suatu kota yang berkembang ke arah luar kota, pusat kota seolah-olah
dikelilingi zona-zona yang berbentuk lingkaran.
Pilihan ganda :
1) C
2) D
3) D
4) A
5) D
6) A
7) B
8) C
9) B
10) D
L. Konsep Wilayah dan Perencanaan Pembangunan
1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi
Guru mampu menganalisis wilayah dan perwilayahan
b. Kompetensi Dasar
Guru mampu menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan perencanaan
pembangunan
c. Indikator
Wilayah formal dan fungsional
Perwilayahan berdasarkan wilayah formal dan fungsional
Perwialayahan berdasarkan fenomena geografis
Identifikasi pusat-pusat pertumbuhan
2. Uraian Materi
a. Wilayah formal dan fungsional
Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah adalah ruang
yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsurr yang terkait kepadanya yang
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 280

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional
Menurut Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan batasbatas spesifik tertentu dimana komponen-komponen wilayah tersebut satu sama lain saling
berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti
tetapi seringkali bersifat dinamis. Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik
alam, sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentukbentuk kelembagaan.
Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan sumberdayasumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis tertentu. Konsep wilayah
yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey,1977 dalam Rustiadi et al., 2006) mengenai tipologi
wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam tiga kategori, yaitu: (1) wilayah homogen
(uniform/homogenous region); (2) wilayah nodal (nodal region); dan (3) wilayah perencanaan
(planning region atau programming region).
Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005) berdasarkan fase
kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah menjadi
1) Fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan keseragaman/homogenitas.
Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik yang seragam menurut kriteria tertentu,
seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial dan politik.
2) Fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan interdependensi
fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam wilayah tersebut. Kadang juga
disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari satuan-satuan yang heterogen,
seperti desa-kota yang secara fungsional saling berkaitan.
3) Fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan
keputusan-keputusan ekonomi. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan
pewilayahan
(penyusunan wilayah) adalah pendelineasian unit geografisberdasarkan kedekatan,
kemiripan, atau intensitas hubungan fungsional (tolong menolong, bantu membantu, lindung
melindungi) antara bagian yang satu denganbagian yang lainnya. Wilayah Pengembangan
adalah pewilayahan untuk tujuan pengembangan/ pembangunan/development.
b. Perwilayahan berdasarkan wilayah formal dan fungsional
Istilah wilayah dalam Geografi sering pula disebut region, yaitu suatu bagian dari ruang
permukaan Bumi yang memiliki karakteristik atau cirri khas yang dapat dibedakan dengan
kondisi ruang di sekitarnya. Wilayah tersebut memiliki keterkaitan secara internal dalam unsurunsur tertentu yang tidak dimiliki oleh wilayah lainnya.
Wittlesey mengemukakan unit-unit sebuah region dapat dibentuk oleh hal-hal berikut ini:
1) Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga menunjukkan areal saja.
2) Multiple feature region adalah region yang menunjukkan ketampakan majemuk, seperi
gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan budaya bercocok tanam.
3) Region total atau compage terdiri atas banyak unsur atau gabungan antara unsur fisik dan
manusianya, seperti provinsi, negara, atau kawasan tertentu.
Bintarto mengemukakan bahwa region dapat dilihat dari hal-hal berikut ini.
1) Keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform.
Wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan
dengan garis melingkar disebut nodal region.
2) Generic region adalah klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya saja
sedangkan fungsi dari region itu sendiri diabaikan. Specific region adalah klasifikasi wilayah
berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal yang mempunyai ciri-ciri geografi
khusus.
3) Wilayah yang dalam klasifikasinya menggunakan metode statistic deskriptif.
Wilayah sebagai suatu ruang di permukaan bumi secara umum meliputi bidang atau luasan
secara tiga dimensi yang mencakup panjang, lebar, dan tinggi sampai batas atmosfer
tertentu. Contoh dari ruang di permukaan bumi antara lain ruang terbuka hijau di Kota
Jakarta yang mencakup bagian dari Kota Jakarta yang diperuntukkan secara multifungsi,
antara lain sebagai daerah resapan air, penghijauan, prasarana olahraga dan rekreasi, serta
estetika kota. Contoh lainnya dari konsep ruang secara lebih spesifik adalah ruang kelas
sebagai suatu bidang yang memiliki luasan tertentu dalam pengertian memiliki panjang,
lebar, dan tinggi yang berfungsi sebagai prasarana Proses Belajar Mengajar (PBM).
Karakteristik yang khas dari suatu wilayah atau region dapat ditinjau dari aspek fisik atau alami
dan sosial budaya. Oleh karena itu, wilayah merupakan suatu kompleksitas tertentu sebagai
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 281

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

hasil dari interaksi dan interrelasi berbagai macam unsur yang terdapat di dalamnya. Contoh
dari wilayah ditinjau dari aspek fisik, antara lain wilayah pesisir, wilayah hutan hujan tropis,
wilayah gurun, dan wilayah pegunungan. Adapun wilayah ditinjau dari aspek sosial budaya
meliputi wilayah Amerika Latin (Latin American Region), wilayah Amerika Anglo (Anglo
American Region), wilayah perkotaan, dan wilayah perdesaan.
Pengertian wilayah dapatlah dibedakan dengan daerah. Wilayah lebih cenderung memiliki batas
berdasarkan kriteria fisik atau sosial budaya tertentu, sedangkan daerah cenderung memiliki
batas berdasarkan kewenangan administratif pemerintahan, seperti pembagian daerah waktu di
Indonesia, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan, dan desa atau kelurahan. Bagian dari wilayah
secara horizontal adalah landscape, yaitu bentangan permukaan bumi (hanya memiliki dimensi
panjang dan lebar) yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Bentangan Alam (Natural Landscape) adalah bentangan permukaan Bumi yang didominasi
oleh unsur-unsur yang bersifat alami, seperti lereng gunung, lautan, gurun pasir, dan
lembah.
2) Bentangan Budaya (Cultural Landscape or Man Made Landscape) adalah bentangan
permukaan Bumi yang didominasi oleh unsur unsur yang bersifat sosial budaya, seperti
pusat perdagangan dan permukiman penduduk.
c. Identifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan secara definitif diartikan sebagai suatu lokasi wilayah yang
pertumbuhannya sangat pesat dalam berbagai bidang sehingga dapat mempengaruhi wilayahwilayah lain sekitarnya. Luas wilayah yang dipengaruhi oleh pusat pertumbuhan beragam,
asa yang berskala lokal, nasional, dan regional.
Faktor suatu tempat menjadi pusat pertumbuhan :
1) Kondisi fisik
2) Kekayaan sumber daya alam
3) Sarana dan prasarana transportasi
4) Adanya industri
5) Kondisi sosial ekonomi
6) Pertimbangan ekonomi.
Teori mengenai pusat-pusat pertumbuhan
1) Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)
Pertama kali dikemukakan oleh Walter Chrisstaller tahun 1933. Teori ini mengatakan bahwa
suatu lokasi pusat aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak
pada suatu tempat yang sentral, yaitu suatu tempat atau kawasan yang memungkinkan
partisipasi manusia jumlahnya maksimum.
Teori ini dapat diterapkan dengan syarat :
Relief muka bumi seragam, terutama dengan dalam hubungan trasnportasi
Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduknya juga relatif homogen.
Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transpor dan komunikasi yang merata.
Dari model ini, ada 3 penerapan teori tempat central :
Administrasi maksimum apabila seluruh daerah pinggir terlayani daerah pusat
Transportasi maksimum apabila setengah daerah pinggir terlayani oleh pusat
Pasar maksimum apabila sepertiga daerah pinggir terlayani oleh pusat Christaller pertama
kali mempublikasikan studinya yang berkaitan dengan masalah tentang bagaimana
menentukan jumlah, ukuran dan pola penyebaran kota-kota.
Asumsi-asumsi yang dikemukakan antara lain :
Jumlah penduduk yang ada membutuhkan barang dan jasa. Prinsip yang dikemukakan
oleh Christaller adalah Range : Adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat
suatu aktivitas pasar yang menjual kebutuhan komoditi atau barang. Misalnya seseorang
membeli baju di lokasi pasar tertentu, range adalah jarak antara tempat tinggal orang
tersebut dengan pasar lokasi tempat dia membeli baju. Apabila jarak ke pasar lebih jauh
dari kemampuan jangkauan penduduk yang bersangkutan, maka penduduk cenderung
akan mencari barang dan jasa ke pasar lain yang lebih dekat.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 282

Threshold : Adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan untuk
menunjang kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang bersangkutan, yang
diperlukan dalam penyebaran penduduk atau konsumen dalam ruang (spatial population
distribution). Dari komponen range dan threshold maka lahir prinsip optimalisasi pasar
(market optimizing principle). Prinsip ini antara lain menyebutkan bahwa dengan
memenuhi asumsi di atas, dalam suatu wilayah akan terbentuk wilayah tempat pusat
(central place). Pusat tersebut menyajikan kebutuhan barang dan jasa bagi penduduk
sekitarnya.
Apabila sebuah pusat dalam range dan threshold yang membentuk lingkaran, bertemu
dengan pusat yang lain yang juga memiliki range dan threshold tertentu, maka akan
terjadi daerah yang bertampalan. Penduduk yang bertempat tinggal di daerah yang
bertampalan akan memiliki kesempatan yang relatif sama untuk pergi kedua pusat pasar
itu. Keterbatasan system tempat pusat dari Christaller ini meliputi beberapa kendala,
antara lain : Jumlah penduduk, Pola aksesibilitas, Distribusi.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2) Teori kutub pertumbuhan


Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lerroux pada tahun 1955. Pembangunan
dimanapun adanya bukanlah merupakan suatu proses secara serentak tetapi muncul
ditempat ditempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas berbeda-beda.
Tempat/kawasan yang menjadi pusat pembangunan disebut pusat/kutub pertumbuhan. Dari
pusat pertumbuhan pembangunan menyebar ketempat sekitarnya. Pengaruh pusat
pertumbuhan
a) Pemusatan dan persebaran sumber daya yang berfungsi :
pengelolaan sumber daya alam
penampungan sumber daya manusia
b) Perkembangan sumber daya manusia dari daerah sekitarnya
pendapatan masyarakat meningkat
terciptanya lapangan kerja baru
tumbuhnya pusat pertumbuhan-pertumbuhan perdagangan
munculnya lembaga-lembaga perbankan
berkembangnya badan-badan usaha
c) Perubahan sosial budaya
makin terbukanya wawasan masyarakat
adanya perubahan sistem mata pencaharian
adanya asimilasi budaya masyarakat
perubahan cara berfikir masyarakat.
d. Konsep Core-Periphery (Pusat Pinggiran)
Prebish (1949) melihat ada ketidak seimbangan antara Core (C)-Periphery (P), akibatnya ada
interaksi yang merugikan bagi P, sehingga P menjadi kurang maju. Beberapa pandangan
teoritis :
1) Menurut Myrdal Core Regions sebagai magnet yang dapat memperkuat pertumbuhan
ekonomi secara otomatis. Misalnya arus tenaga kerja, tenaga terampil, modal mengalir dari
P ke C. Di suatu tempat dibanguan industri maka terjadi konsentrasi penduduk disekitarnya.
Penduduk memerlukan pelayanan sosial-ekonomi, hal ini akan menarik investor, modal
mengalir ke tempat tersebut. Mungkin juga akan menarik industri lainya (menyediakan
bahan baku atau mengolah hasil industri yang pertama tadi). Makin lama pertumbuhan
dilokasi tersebut makin pesat, terjadilah polarization of Growth.. Polarization of Growth akan
menghambat pertumbuhan wilayah lain, menghambat pertumbuhan modal wilayah lain,
menghambat pertumbuhan tenaga terampil diwilayah lain. Wilayah lain terkena backwash
effects makin lama akan makin mundur dan disebut wilayah pheryphery. Apabila spread
effects dari C-P lebih besar, maka backwash afeects dapat diatasi. Selama masih ada
mekanisme pasar, pertumbuhan P sulit diharapkan. Untuk itu diperlukan campur tangan
pemerintah (pengendalian migrasi/urbanisasi, pencegahan larinya modal, pembangunan
perdesaan). Apabila pemerintah tidak turut campur tangan, back wash affects akan selalu
lebih besar dari ada spread efeects. Menurut Hirschman investasi yang sangat banyak di
Core region mempercepat pertumbuhan di C dan Polarisasi pembangunan digantikan oleh
trickling down effects pembangunan Harischman lebih optimis, karena perbedaan

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 283

keruangan pembangunan merupakan hal yang sementara dan intervensi pemerintah akan
menghilangkan ketimpangan.
2) Teori Pembangunan Regional
Friedmann membuat tipologi wilayah atas dasar konsep C-P dan membedakan wilayah atas :
a) Core Region, sebagai pusat kegiatan
b) Wilayah transisi yang berkembang wilayah dekat core dan sesuai untuk pengembangan
sumberdaya, misalnya daerah antara Jakarta-Bandung
c) Wilayah yang berdekatan dengan sumberdaya, wilayah pinggiran/permukiman baru,
misalnya lokasi transmigrasi
d) Wilayah transisi yang mundur-wilayah yang mengalami backwash effects
Menurut Friedmann, urbanisasi merupakan proses integritas keruangan yang
mengakibatkan perbedaan keruangan akan semakin berkurang.
3) Teori Marxist
Menurut Karl Marx konsep C-P merupakan eksploitasi C atas P, dimana P sangat
menggantungkan diri pada C.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

e. Konsep Growth Pole (Growth Centre)


Peroux (1950) memformulasikan konsep Growth Pole (Kutub Pertumbuhan). Sebagai
kutub, akan memancarkan kekuatan sentrifugal dan menarik kekuatan sentripetal. Industri
manufaktur baja, menimbulkan kekuatan sentripetal, menarik kegiatan yang langsung
berhubungan dengan pembuatan baja (penyediaan bahan mentah dan penyediaan pasar).
Kekuatan sentrifugal, kegiatan baru yang tidak berkaitan langsung dengan industri baja seperti
transportasi karyawan, tampat makan, tempat tinggal.
Boudevile memformulasikan konsep Growth Center (pusat pertumbuhan). Pusat
pertumbuhan menjadi konsep keruangan secara konkrit (kota atau wilayah perkotaan yang
memiliki suatu industri yang punya pengaruh besar terhadap kegiatan lainnya (penguasaan
pasar, penguasaan teknologi).Tempat/wilayah yang ada industri baja yang berkaitan dengan
industri lainnya, penambangan bijih besi, pelayanan transportasi bahan mentah/baku dan hasil
industri.
Kaitan antara 2 industri dibedakan atas :
1) Backward linkages - kegiatan yang berkaitan dengan input (tanur pembakaran,
penambangan, transportasi bahan mentah/baku)
2) Forward linkages - kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan pasar/proses lebih lanjut
(pembuatan lembaran baja, pipa besi)
3) Lateral linkages - kegiatan yang berkaitan dengan fasiliatas social (penerangan listrik,
saluran pembuangan)
3. Latihan
1. Bedakan pembagian region menurut bintarto dan wittseley ?
2. Bedakan wilayah dengan daerah ? berikan contohnya
3. Mengapa teori tempat central dari cristaler sukar diterapkan ?
4. Mengapa daerah periphery mengalami kemunduran, jelaskan ?
5. Mengapa suatu wilayah dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ?
4. Evaluasi
1. Berdasarkan kondisi fisik suatu daerah, maka kondisi topografis daerah yang lebih maju
dibanding daerah lainnya ....
a. Dataran tinggi
b. Dataran rendah
c. Plato
d. Daerah perbukitan
2. Berikut ini bukan merupakan faktor yang mempengaruhi suatu wilayah menjadi pusat
pertumbuhan ......
a. Faktor alam
b. Faktor sosial
c. Faktor kebudayaan
d. Faktor industri

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 284

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

3. Penggolongan wilayah yang didasarkan pada kenampakan tunggal seperti iklim, vegetasi
disebut .....
a. Cultural region
b. Formal region
c. Natural region
d. Feature region
4. Menurut Wittlesey mengemukakan unit-unit sebuah region seperti propinsi, negara termasuk
.....
a. Multiple feature region
b. Region total
c. Spesifik region
d. Generic region
5. Fungsi pusat pertumbuhan secara umum adalah......
a. Melihat lokasi industri yang ramah
b. Memudahkan koordinasi dan meratakan pembangunan
c. Mengetahui kelemahan dan potensi daerah
d. Memantau distribusi barang.
6. Terjadinya wilayah pheriphery disebabkan......
a. Spread effect lebih besar dari backwash effect
b. Sperad effect lebih kecil dari backwash effect
c. Remitan lebih besar ke periphery
d. Core menarik periphery
7. Terjadinya wilayah pelayanan maksimal untuk daerah adminstrasi apabila, dipenuhi syarat
berikut ini .....
a. semua daerah pinggiran terlayani oleh pusat
b. sepertiga daerah pinggiran terlayani oleh pusat
c. setengah daerah pinggiran terlayani oleh pusat
d. dua pertiga daerah pinggiran terlayani oleh pusat
8. Pertumbuhan wilayah didasarkan kekuatan sentrifugal dan menarik kekuatan sentripetal. Teori
ini di kemukakan oleh
a. W. Cristaler
b. Myrdal
c. Beroux
d. Boudevile
9. Wilayah yang berkenaan dengan keseragaman/homogenitas atau suatu wilayah geografik yang
seragam menurut kriteria tertentu disebut ......
a. Wilayah formal
b. Wilayah fungsional
c. Generic region
d. Polarized region
10. Ekploitasi daerah periperi terhadap core dikemukakan oleh ......
a. W. Cristaler
b. Marxist
c. Beroux
d. Boudevile
GLOSSARIUM
Region =Wilayah yang memiliki karakteristik tertentu
Wilayah Formal = suatu wilayah geografik yang seragam menurut kriteria tertentu
Wilayah Fungsional = wilayah pen ting yang sangat erat kaitannya dengan objek kejadian di
permukaan bumi
Homogenitas = Keseragaman
Bentangan Alam = bentangan permukaan bumi yangdidominasi oleh unsur-unsur yang bersifat alami
Bentangan Budaya = bentangan permukaan bumi yang didominasi oleh unsur yang bersifat sosial
budaya
Relief = Tinggi rendahnya permukaan bumi
Range = adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktifitas pasar yang menjual
kebutuhan komoditi atau barang.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 285

Thereshold = adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan untuk menunjang
kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang bersangkutan
Central Place =Tempat Sentral
Aksesibilitas =Keterjangkauan dilihat dari tinjauan kemudahan mencapai suatu wilayah
Growth Center = Pusat Pertumbuhan

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Latihan
1. Menurut wittlesey
a. Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga menunjukkan areal saja.
b. Multiple feature region adalah region yang menunjukkan ketampakan majemuk, seperi
gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan budaya bercocok tanam.
c. Region total atau compage terdiri atas banyak unsur atau gabungan antara unsur fisik dan
manusianya, seperti provinsi, negara, atau kawasan tertentu.
2. Menurut Bintarto
a. Keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform. Wilayah dalam
banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis
melingkar disebut nodal region.
b. Generic region adalah klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya saja
sedangkan fungsi dari region itu sendiri diabaikan. Specific region adalah klasifikasi wilayah
berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal yang mempunyai ciri-ciri geografi
3. Pengertian wilayah dapatlah dibedakan dengan daerah. Wilayah lebih cenderung memiliki batas
berdasarkan kriteria fisik atau sosial budaya tertentu, sedangkan daerah cenderung memiliki
batas berdasarkan kewenangan administratif pemerintahan, seperti pembagian daerah waktu di
Indonesia, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan, dan desa atau kelurahan.
4. Teori ini dapat diterapkan dengan syarat :
a. Relief muka bumi seragam, terutama dengan dalam hubungan trasnportasi
b. Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduknya juga relatif homogen.
c. Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transpor dan komunikasi yang merata
5. Tertariknya modal, tanaga produktif, barang mentah kedaerah core menyebakan periphery
mengalami kemunduran
6. Faktor suatu tempat menjadi pusat pertumbuhan :
a. Kondisi fisik
b. Kekayaan sumber daya alam
c. Sarana dan prasarana transportasi
d. Adanya industri
e. Kondisi sosial ekonomi
f. Pertimbangan ekonomi.
6. Evaluasi
1. C
2. C
3. D
4. B
5. B
6. B
7. A
8. A
9. B
10. B

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 286

DAFTAR PUSTAKA
Agus Suryantoro, 1990, Penyimpangan Pemanfaatan Ruang TerhadapRencana Induk Kota Kawasan KratonMalioboro Dengan Interpretasi Foto Udara, Tesis S-2, PPS-UGM, Yogyakarta.
Ahmad yani, Mamat Ruhimat, 2008, Geografi untuk kelas XI, Garsindo, Jakarta
Andrew Webster. Introduction to Sociology of Development.
Ankie, MM, Hoogevelt. Alternative Development Strategies.
Bambang Prijambodo, Pokok-Pokok Rencana Pembanguan Jangka Panjang Menengah Tahun 20042009 Disampaikan pada kunjungan Kuliah lapangan mahasiswa Jurusan Geografi 27, April 2006
Bintarto,R dan Surastopo, 1998, Metode Analisa Geografi, LP3S , Jakarta
Daldjoeni, N, 1982, Pengantar Geografi, Alumni, Bandung
Dean K.Forbes. Geografi Keterbelakangan. Jakarta: LP3ES. 1984
Dulbahri, 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Puspics Bakorsurtanal UGM, Yogyakarta.
Erwin Hardika Putra, Shut, 2005, Pemandaatan Teknologi Citra Satelit dan GIS (Geograhic

Informatiom System) untuk Monotoring GNRHL

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Irawan. Drs. MBA, Suparmoko M, Dr, M.A., 1992, Ekonomi Pembangunan, BPFE, Yogyakarta
Dickenson J.P, dkk. Geografi Negara Berkembang. Methuen : London and New York. 1983
Jensen, J.R. 2000. Remote Sensing of The Environment an Earth Resource Perspective. Prentice Hall. New Jersey
Lillesand and Kiefer, 1993. Remote Sensing And Image Interpretation, Jhon Villey and Sons, New York.
-----------------------, 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. John Wiley and Son. New York
Lo, C.P, 1986. Penginderan Jauh Terapan, UI- Press, Jakarta.
Michael Chisolm. Studies in Human Geography. London. 1984
Nursid Sumaatmadja, 1989, Lingkungan Hidup, Alumni, Bandung
-------------------------1981, Studi Geografi, Alumni, Bandung
Peter Haget. Geography: A Modern Synthesis. Second Edition. Harper International Edition.
Harper & Row, Publisher. New York, Evaston. 1983
Prikandito, Aryono, 1980, Kartografi, PPT UGM, Yogyakarta
Purwadhi, F.S.H. Interpretasi Citra Digital. Grasindo. Jakarta
Resosudarmo Sujiran, 1958, iImu Bumi Alam, Masa Baru, Bandung
-------------------------, 1990, Pengantar Ekologi, Remaja Rosadakarya,Bandung
Sandy, I Made, 1987, Iklim Regional Indonesia, Yakarta, Jurusan Geografi FMIPA
Soni Darmawan, Ishak H. Ismullah, Ketut Wikantika, Firman Hadi, Teknologi Satelit Inderaja
Untuk Pertanian, Pusat Penginderaan Jauh ITB
Sumitro Djoyohadikusumo, 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi
Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, LP3ES, Jakarta
Suryana, Dr.M.Si, 2000, Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan,
Salemba empat,
Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid II, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Suwarsono, Alvin Y.So, 2000, Perubahan Sosial dan Pembangunan, LP3ES, Jakarta,
Tim penyusun, 2000, Ilmu pengetahuab Populer, Widyakarya, Jakarta
Wardiyatmoko, 2002, Geografi SMA Kelas IX, Penerbit Erlangga, Jakarta
-----------------, 2002, Geografi SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
-----------------, 2002, Geografi SMA Kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta
Bintarto, 1977, Penginderaan Jauh Untuk Studi Kota, Diktat Kuliah Puspics, FGE-UGM, Yogyakarta.
Lillesand dan Kiefer, 2004, Remote Sensing and Image Interpretation, Jhon Wiley & Sons, Inc., USA.
Soenardi Prawirohatmodjo, 1993, Fotografi Udara dan PenafsiranCitra untuk Pengelolaan
Sumberdaya, Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
http://www.calforests.org/glossary.html)
http://www. fwie.fw.vt.edu/tws-gis/glossary.htm
http://www:horeau.dnr.state.mn.us/mis/gis/tools/arcview/Training/WebHelp/Glossary/Glossary3.htm)
http://www.waterquality.de/hydrobio.hw/RTERMS.HTM)
http://www amsglossary.allenpress.com/glossary/browse)
http:// www.nsc.org/ehc/glossar2.htm)
http://www.agriculture.purdue.edu/ssmc/Frames/newglossery.htm)
http:// www.epa.gov/heatisland/resources/glossary.html)
http://www biology.usgs.gov/s+t/SNT/noframe/zy198.htm)
http://www snowcover.gsfc.nasa.gov/glossary.html)
http://www wikipedia.org/wiki/Remote_sensing)

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 287

ASSESMENT

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

A.

Assesment Pembelajaran 1
1. Kompetensi Guru
Evaluasi :
1. Jelaskan pengertian guru ?
2. Jelaskan pengertian pendidik ?
3. Deskripsikan profil pendidik guru yang ideal menurut anda.
4. Jelaskan makna tanggungjawab
5. Jelaskan hubungan tanggungjawab, kesadaran, pengabdian dan pengorbanan
6. Jelaskanlah kewajiban yang harus dilaksanakan guru professional
7. Jelaskanlah empat kompetensi guru professional dan berikan contoh-contoh
pelaksanaan dalam pembelajaran
8. Bagaimana jika salah satu kompetensi tidak dikuasai guru dan apa dampaknya pada
pembelajaran
9. Deskripsikan citra diri positif
10. Jelaskan manfaat citra diri positif
11. Jelaskan langkah-langkah pengembangan citra diri positif
12. Jelaskan pengertian etika ?
13. Jelaskan perbedaan antara etika ,moral, dan akhlak ?
14. Untuk apa guru memahami etika ?
15. Jelaskan makna komitmen
16. Jelaskan mengapa komitmen terhadap tugas penting bagi guru
17. Jelaskan makna empati
18. Jelaskan mengapa guru perlu memiki rasa empati yang tinggi terhadap siswanya
19. Jelaskan dampak empati guru terhadap siswanya dalam pembelajara?

B.

Assesment Pembelajaran 2
1. Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran
Tes Formatif 1:
1. Teori ilmiah yang melandasi desain silabus dan RPP yang berkaitan dengan proses
belajar.
a. Teori analisis peserta didik
b. Teori pembelajaran
c. Teori belajar
d. Teori komunikasi
2. Jenjang terakhir tujuan pembelajaran dan ranah yang telah direvisi.
a. menilai
b. mencipta
c. mensintesis
d. menganalisis
3. Komponen pertama Pengembangan Silabus dan RPP
a. Tujuan
b. Materi
c. Strategi
d. Evaluasi
4. Perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator harus menggunakan
kata kerja yang bersifat operasional, kecuali:
a. Membaca
b. Menyanyi
c. Menguasai
d. Menjawab
5. Langkah-langkah pembelajaran dikembangkan berdasarkan:
a. Strategi pembelajaran
b. Pendekatan pembelajaran
c. Metode pembelajaran
d. Teknik pembelajaran

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 288

6.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Manakah yang tergolong materi fakta ?


a. Peristiwa gempa bumi
b. Hukum Archimedes
c. Prosedur menabung
d. Ciri-ciri makhluk hidup
7. Pengembangan Silabus dan penyusunan RPP merupakan dokumen pengembangan
KTSP sesuai PerMenDikNas.
a. Nomor 14 Tahun 2007
b. Nomor 41 Tahun 2005
c. Nomor 14 Tahun 2005
d. Nomor 41 Tahun 2007
8. Perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dapat memiliki keterkaitan
dan kesesuaian bila dikembangkan melalui:
a. Identifikasi kebutuhan
b. Analisis pembelajaran
c. Analisis kurikulum
d. Identifikasi masalah pembelajaran
9. Kegiatan inti pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP kecuali:
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
c. Konfirmasi
d. Refleksi
10. Komponen silabus dan RPP yang bukan komponen pengembangan:
a. Identitas mata pelajaran
b. Indikator
c. Sumber referensi
d. Alokasi waktu
Tes Formatif 2
1. Fungsi bahan ajar modul/LKS
a. untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
b. untuk meningkatkan hasil belajar siswa
c. untuk mengisi waktu luang siswa
d. untuk menambah waktu belajar siswa
2. Manakah bahan ajar yang lengkap dan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran ?
a. Buku
b. Video
c. Modul
d. Surat kabar
3. Komponen latihan pada modul diletakkan setelah komponen:
a. tes formatif
b. rangkuman
c. uraian materi
d. kunci jawaban
4. Bagian penting dalam LKS yang membedakan antara LKS satu dan lainnya adalah:
a. bagian inti
b. bagian penutup
c. bagian awal
d. bagian akhir
5. Fungsi rangkuman materi pada bagian pendahuluan LKS
a. memperbanyak halaman LKS
b. merupakan alat motivasi belajar
c. mengulangi isi buku pelajaran
d. mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan kegiatan belajar siswa
6. Prinsip mengembangkan isi modul/LKS kecuali:
a. bahasa
b. ilustrasi
c. keakuratan ilmu pengetahuan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 289

d. fisik modul/LKS
Syarat-syarat penulisan LKS , kecuali:
a. sesuai dengan silabus dan RPP
b. tersedia tipe tugas atau latihan
c. mudah dipahami siswa
d. alur penyajian tidak sistematis
8. Variasi kegiatan belajar yang merupakan ciri isi LKS kecuali:
a. meringkas buku
b. menjawab soal-soal
c. melakukan percobaan
d. memasangkan gambar dengan kata
9. Penulisan modul/LKS diawali dengan tahap:
a. perancangan
b. pengembangan
c. produksi
d. evaluasi
10. Tahap yang memerlukan tenaga khusus dalam masalah pencetakan:
a. perancangan
b. pengembangan
c. produksi
d. evaluasi
7.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tes Formatif 3
1. Media pembelajaran dalam sistem komunikasi merupakan komponen:
a. Sumber
b. Pesan
c. Saluran
d. Penerima
2. Kriteria utama dalam memilih media:
a. Kemampuan media
b. Tujuan pembelajaran
c. Jumlah siswa
d. Kemudahan penggunaan
3
Media yang merupakan objek pengganti, kecuali:
a. Mock up
b. Simulator
c. Model
d. Realia
4. Media yang dapat dengan mudah membangkitkan efek emosi:
a. Audio
b. Film
c. Video
d. Radio
5. Kriteria pertama pemilihan media yang berbasis teknologi komputer
a. Akses
b. Biaya
c. Kemudahan penggunaan
d. Kecepatan
6. Komponen media yang dibuat sendiri oleh guru, kecuali:
a. Tujuan
b. Materi
c. Strategi
d. Evaluasi
7. Prosedur memanfaatkan media kecuali:
a. Pengumpulan bahan
b. Persiapan
c. Pelaksanaan
d. Tindak lanjut

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 290

8.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Scrabble, puzzle tergolong media pembelajaran:


a. Penyaji
b. Objek
c. Permainan
d. Interaktif
9. Jika tujuan pembelajaran adalah siswa mampu mendeskripsikan komponen mesin
kendaraan, dengan situasi laboratorium otomotif maka media yang dipilih:
a. Realia
b. Model
c. Foto
d. Gambar
10. Manfaat media pembelajaran kecuali:
a. Meningkatkan perhatian siswa
b. Memberikan kesamaan persepsi materi pembelajaran
c. Memberikan hiburan kepada siswa
d. Memberikan rangsangan pada indera siswa.
Tes Formatif 4
1. Tes objektif seperti pilihan ganda dikategorikan metode penilaian:
a. kognitif
b. afektif
c. psikomotorik
d. tertulis
2. Langkah pertama merencanakan penilaian hasil belajar
a. mengidentifikasi hasil belajar
b. menentukan tujuan penilaian
c. membuat kisi-kisi
d. menuliskan draft butir instrumen
3. Sarana untuk mendeskripsikan proporsi soal
a. kisi-kisi
b. cetak baru
c. blue print
d. kalibrasi
4. Perangkat penilaian yang diberikan kepada siswa pada saat pelaksanaan tes tertulis,
kecuali:
a. lembar soal
b. lembar jawaban
c. lembar soal dan lembar jawaban
d. kisi-kisi instrumen penilaian
5. Teknik penilaian hasil belajar untuk mengukur penguasaan kompetensi siswa secara
alamiah, kecuali:
a. skala penilaian diri sendiri
b. lembar observasi
c. skala sikap
d. daftar pertanyaan
6. Bentuk kinerja siswa yang dapat dinilai, kecuali:
a. portofolio
b. hasil karya
c. proyek
d. kognisi
7. Aspek penilaian siswa yang berhubungan dengan kinerja praktek di laboratorium
dengan kinerja praktek:
a. persiapan alat dan bahan
b. pelaksanaan praktek
c. penulisan laporan praktek
d. memelihara kebersihan ruang laboratorium
8. Bukan deskripsi lembar soal tes uraian yang akan dikerjakan siswa:
a. berisi petunjuk pengerjaan soal
b. berisi pertanyaan terbuka
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 291

c. berisi kolom untuk menjawab soal


d. berisi alokasi waktu pengerjaan soal
9. Penulisan butir instrumen pada tahap keempat setelah kegiatan:
a. menguji coba butir instrumen
b. membuat kisi-kisi
c. mengidentifikasi tujuan pembelajaran
d. merumuskan tujuan penilaian
10. Kriteria penilaian hasil belajar A, B, C, D atau E diperoleh dari standar skor berbentuk:
a. interval skor
b. angka
c. skala ordinal
d. skala nominal
C.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Assesment Pembelajaran 3
1. Penelitian Tindakan Kelas
Evaluasi A:
1. Apa arti guru reflektif?
2. Apa hubungan antara PTK dengan guru profesional?
3. Mengapa hasil PTK tidak dapat digeneralisasi?
4. Mengapa pendekatan statistik jarang digunakan dalam PTK?
5. Apa hal penting yang Anda lakukan ketika sedang berusaha melakukan perbaikan
pembelajaran?
6. Apa tujuan dokter mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang keluhan Anda
sebagai pasien? Apa padanannya dengan peneliti PTK?
7. Kalau dokter menggunakan berbagai alat ukur dalam mengungkapkan keluhan pasien,
alat ukur apa saja yang Anda gunakan dalam mendeskripsikan masalah pembelajaran?
8. Kalu dokter "melakukan diagnosis" dan "memberikan resep", apa yang dilakukan oleh
peneliti PTK?
9. Apa hal penting yang dilakukan oleh guru peneliti PTK tetapi tidak dilakukan oleh guru
biasa?
10. Apa perbedaan antara "masalah" dengan "akar-masalah"?
11. Apa kira-kira akar-masalah kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta yang tidak kunjung
dapat dipecahkan?
12. Apa yang akan terjadi dengan "tindakan" yang tidak didasarkan pada "akar masalah"?
Apa analoginya dengan pekerjaan dokter?
13. Berikan contoh akar-masalah yang berada di luar kendali guru, dan karenanya tidak
dapat dipecahkan melalui PTK.
14. Apa tujuan pertanyaan "Upaya apa yang telah dilakukan?" dalam menemukan akarmasalah?
15. Apakah pengalaman-sukses seorang guru dalam pembelajaran dapat dituliskan sebagai
laporan PTK?
Evaluasi B:
1. Apa analogi siklus PTK dengan proses pengobatan dokter?
2. Mengapa peneliti PTK perlu menjelaskan tentang setting penelitian?
3. Apa isi Perencanaan dalam Siklus I, II, dan selanjutnya? Apa analoginya dengan
pengobatan dokter?
4. Apa hubungan antara perencanaan dengan RPP?
5. Apa isi Pelaksanaan? Apa analoginya dengan pengobatan dokter?
6. Apa Isi Pengamatan? Apa analoginay dengan pengobatan dokter?
7. Apa isi refleksi? Apa analoginya dengan pengobatan dokter?
8. Apa syarat sebuah siklus baru?
9. Apa yang sebaiknya diukur menggunakan berbagai instrumen?
10. Mengapa instrumen harus berdasarkan kisi-kisi?
11. Apa kelemahan pengukuran terhadap variabel perlakuan?
12. Apa yang dimaksud dengan triangulasi?
13. Apa yang dimaksud dengan kolaborasi?

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 292

Kunci Jawaban
A. Assesment 1

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

B.

Assesment 2
Evaluasi
Formatif 1
1.
c
2.
b
3.
a
4.
c
5.
a
6.
a
7.
d
8.
a
9.
d
10. a

C.

Assesmet 3
PTK Evaluasi A:
1. Guru yang selalu berusaha menemukan kelemahan dalam pembelajaran yang telah dilakukan,
dan berusaha untuk memperbaiki.
2. Guru profesional senantiasa melakukan PTK, walaupun tidak secara formal.
3. Karena PTK bersifat kontekstual; hal yang ditemukan do satu kelas belum tentu berlaku di
tempat lain.
4. Peneliti tidak akan punya waktu untuk melakukan karena PTK dilakukan sambil mengajar.
5. Mengidentifikasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi, kemudian mencari alternatif metode.
6. UUntuk "mendiagnosis penyakit" secara tepat. Padanannya dengan peneliti PTK adalah
"mendeskripsikan masalah secara rinci".
7. Tes hasil belajar, lembar observasi, dan kuesioner
8. Menemukan akar-masalah" dan "menyusun hipotesis-tindakan"
9. Mendeskripsikan masalah secara rinci, menemukan akar masalah secara seksama, memilih
akar masalah yang akan diperbaiki, dan berkolaborasi dalam menemukan akar masalah
maupun merencanakan tindakan untuk memecahkannya.
10.Masalah mempunyai beberapa kemungkinan penyebab; akar-masalah adalah salah satu
penyebabnya.
11.Jumlah kendaraan bermotor terlalu banyak, tidak sebanding dengan luas jalan yang tersedia
12.Hasilnya akan mengecewakan. Resep yang tidak berdasarkan diagnosis yang cermat.
13.Input siswa, sistem UN, dan gaji guru; ketiga-tiganya tidak dapat dipecahkan melalui PTK.
14.Untuk melokalisir akar-masalah; dalam kasus di atas jelas bahwa penyebabnya bukan pada
metode pembelajaran yang monoton atau media yang konvensional, karena guru sudah
cukup profesional. Jadi akar-masalah berada di luar itu.
15.Sebaiknya jangan; pengalaman mengajar biasanya kurang sistematis, terutama dalam
menerapkan siklus-siklusnya. Pengalaman sukses berarti masalah sudah berhasil dipecahkan,
tidak perlu dilakukan PTK lagi. Guru yang sukses memperbaiki pembelajaran biasanya banyak
menemukan masalah-masalah baru, sesuai dengan prinsip "pemecahan masalah akan
menimbulkan masalah baru yang lebih banyak". Harusnya ia dengan mudah menemukan
masalah baru untuk melakukan PTK, bukan terpaku pada satu masalah lama.

Evaluasi
Formatif 2
1.
b
2.
c
3.
c
4.
a
5.
d
6.
d
7.
d
8.
a
9.
a
10. c

Evaluasi
Formatif 3
1.
c
2.
b
3.
c
4.
d
5.
b
6.
a
7.
c
8.
d
9.
a
10. c

Evaluasi
Formatif 4
1.
a
2.
b
3.
a
4.
c
5.
d
6.
d
7.
d
8.
c
9.
b
10. a

PTK Evaluasi B :
1. Siklus PTK dapat dianalogikan dengan resep dokter; satu resep adalah satu siklus penelitian.
Jika penyakit belum sembuh akan diberikan resep berikutnya, sampai pasien sembuh.
2. Agar pembaca yang ingin menduplikasi hasil penelitian merasa yakin bahwa kondisi
kelasmya sama (atau tidak sama) dengan kondisi kelas penelitian. Jika sama ia akan
melanjutkan duplikasi; jika tidak mungkin ia akan membatalkan.
3. Perencanaan dalam Siklus I tidak lain adalah hipotesis tindakan yang sudah direncanakan
sebelumnya. Perencanaan dalam siklus II dibuat berdasarkan refleksi pada akhir siklus I;
perencanaan dalam siklus III dibuat berdasarkan refleksi pada akhir siklus II; dst.
Analoginya dengan pengobatan, Perencanaan adalah resep dokter.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 293

4.
5.
6.

7.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

8.
9.
10.
11.
12.
13.

Perencanaan PTK harus tercermin dalam RPP; tindakan yang diberikan hendaknya dicetak
bold agar jelas posisinya dalam pembelajaran.
Pelaksanaan berisi uraian tentang penerapan tindakan, sebagai variabel bebas. Analoginya
dengan pengobatan, Pelaksanaan mendeskripsikan tentang kelancaran atau hambatan
proses meminum obat.
Pengamatan berisi data tentang hasil peningkatan variabel yang ingin ditingkatkan, sebagai
variabel terikat, baik data kuantitatif berupa angka-angka maupun kualitatif berupa katakata. Analoginya dengan pengobatan, Pengamatan mendeskripsikan tentang peningkatan
kesehatan pasien.
Refleksi berisi analisis terhadap data Pengamatan, tentang keberhasilan dan kegagalan
tindakan. Terutama kegagalan, dianalisis penyebabnya untuk diperbaiki pada siklus
berikutnya. Analoginya dengan pengobatan dokter, Refleksi adalah analisis dokter ketika
pasien datang lagi kepadanya.
Tindakan dalam siklus baru harus berbeda secara signifikan dari siklus sebelumnya.
Variabel yang ingin ditingkatlkan, atau variabel terikat.
Agar valid, yaitu mengukur yang seharusnya diukur.
Disamping akan melelahkan peneliti, instrumen untuk variabel perlakuan biasanya tidak
dibuat berdasarkan kisi-kisi.
Pengukuran variabel tertentu menggunakan berbagai jenis instrumen atau berbagai
responden. Biasanya yang diukur adalah variabel yang ingin ditingkatkan, atau variabel
terikat.
Kolaborasi adalah kerjasama antara peneliti PTK dengan teman sejawat atau treman yang
lebih senior dalam melakukan penelitian.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 294

DAFTAR PUSTAKA

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

AECT (1986). Definisi Teknologi Pendidikan (Terjemahan Yusufhadi Miarso). Jakarta: Rajawali Pers.
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching assessing:
A revision of blooms taxonomy of education objectives. New York: Longman.
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching assessing:
A revision of blooms taxonomy of education objectives. New York: Longman.
Anhari, Endang Saifudin. 1992. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu
Arif S. Sadiman, dkk (1986), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya.
Jakarta: Rajawali.
Ashari, Hasyim. 2007. Siapa Bilang jadi Guru Hidupnya Susah. Yoyakarta: Pinus
Baba,T. and Kojima, M. (2003). Lesson Study, In Japan International Cooperation Agency (Ed.)
Japanese Eductional Experiences. Tokyo: Japan International Cooperation Agency.
Bates, A.W. (1995). Technnology, Open Learning anda Distance Education. London:
Routledge.
Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Boeree, C.George. 2004. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia.
Terjemahan. Jogyakarta: Prismasophia
Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainers Handbook. New Jersey: Educational Technology
Publications.
Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainers Handbook. New Jersey: Educational Technology
Publications.
Cecep Kustandi (2010). Menggunakan Media Pembelajaran di dalam Pelatihan. (Makalah ToT)
Coghlan, D and Brannick, T. (2005). Doing Action Research in Your Own Organization. London: SAGE
Publications
Dasuki, H.A. Hafizh. (pemred).1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve
Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005

Tentang Guru Dan Dosen

Diaz, Carlos. Pelletier, Carol Marra. Provendo, Carol. 2006. Touch the Future Teach. Boston: Pearson
Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New York: Pearson
Allyn and Bacon.
Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New York: Pearson
Allyn and Bacon.
DPR RI. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Ekojatmiko & Winarno. (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.
Ekojatmiko & Winarno. (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.
Era Sentanu.QUANTUM IKHLAS (Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati) The power of positive feeling
Fernandez, C., and Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to Improving
Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Publishers.
Fullan, Michael. 2007. The New Meaning of Educational Change. New York: Teacher College Press
Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emotional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia
Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emotional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia
Hermawan. 1983.Etika Keguruan : Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Guru Indonesia .
Jakarta: Margi Rahayu
Indonesia (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun2005 Tentang Standar
Pendidikan Nasional.
Indonesia (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
Isyoni dan Suarman, 2003. Falsafah dan Sistem Pendidikan. Pekanbaru: Unri Press
Khalifah, Mahmud, Usamah Khutub, 2009. Menjadi Guru yang Dirindu: Bagaimana Menjadi Guru Yang
Memikat dan Profesional. Terjemahan Muhadi Kadi. Surakarta :Ziyad Visi Media
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Koshy, K. (2005). Action Research for Improving Practice. London: Paul Chapman Publishing
Lewis, C., Perry, R., and Hurd, J. (2004). A Deeper Look at Lesson Study. Educational Leadership.
Made Putrawan, 2000. Bahan Ajar Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Jakarta.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 295

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Masnur Muslich (2008). KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi
Aksara.
Masnur Muslich (2008). KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving School. 9 (1): 47-59.
McCarty, Andrew. 2006. How to Positive Thingking (Mengembangkan Kepribadian dengan Berpikir
Positif) Terjemahan oleh R. Hikmah. Jakarta : Prestasi Pustakaraya
McNiff, J and Whitehead, J. (2002). Action Research: Principles ang Practice. London: Routledge
Falmer
Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak diterbitkan).
Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak diterbitkan).
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda
Mulyana, E. 2010. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.
Bandung: Rosda
Mulyasa,E.2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda
Nonaka (2005). Knowledge Creation. Makalah Presentasi pada Seminar Nasional yang
diselenggarakan Universitas Indonesia.
Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah tengtang Standar Pendidikan Nasional
Perceival, F. & Ellington, H. (1998). Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Perceival, F. & Ellington, H. (1998). Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Porter, B.D. & Hernachi, M. (1999). Quantum Learning (terjemahan). Bandung: Kaifa.
Porter, B.D. & Hernachi, M. (1999). Quantum Learning (terjemahan). Bandung: Kaifa.
Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Dasar Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Dasar Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pugach, Marleen C. 2008.Because Teaching Matters. Wilwaukee: Unversity of Wiconsin John Wiley &
Son, Inc
Pugach, Marleen C. 2008.Because Teaching Matters. Wilwaukee: Unversity of Wiconsin John Wiley &
Son, Inc
Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey: Lawrence Erlbauno
Associaties Publ.
Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey: Lawrence Erlbauno
Associaties Publ.
Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar Pendidikan Nasional.
Jakarta: ASA Mandiri.
Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar Pendidikan Nasional.
Jakarta: ASA Mandiri.
Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses Satuan Pendidikan,
Jakarta: Depdiknas, 2007.
Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses Satuan Pendidikan,
Jakarta: Depdiknas, 2007.
Sagor, R. (200). Action Research. Virginia: Asscociation for Supervision ang Curriculum Development
Saito, E., Harun, I., Kuboki, I. and Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study in Practice: Case
Study of Indonesian Mathematics and Science
Saito, E., Sumar, H., Harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., and Tachibana, H. (2006). Development of SchoolBased In-Service Training Under an Indonesian
Seels, B. Barbara dan Rickey, Rita C. (2002). Teknologi Pembelajaran (Terjemahan Dewi S.
Prawiradilaga, dkk). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain of the field.
Washington DC: AECT.
Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain of the field.
Washington DC: AECT.
Shadily, Hassan (pemred). 1980. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve
Siregar, E. (2007). Perencanaan Pembelajaran , Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).
Siregar, E. (2007). Perencanaan Pembelajaran , Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).
Stevenson., H.W., and Stigler, J.W. (1999). The Learning Gap. New York: Touchstone.

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 296

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Stigler, J.W., and Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the Worlds Teachers for
Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press.
Stringer, ET. (2007). Action Research. Third Edition. London: Sage Publication Inc.
Suharsimi Arikunto, suharjono dan Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bina Aksara, Jakarta.
Suharsimi, A. (1999). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi, A. (1999). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukadi. 2006. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung : Kolbu
Sukadi. 2009. Guru Powerful Guru masa depan. Bandung: Kolbu
Suparman. A. (1997). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI.
Suparman. A. (1997). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI.
Suprayekti. (2002). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).
Suprayekti. (2002). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).
Suprayekti. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).
Suprayekti. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).
Surajiyo. 2007. filsafat ilmu: Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Suseno. Franz Magnis. 1997. Etika Dasar: Masalah Pokok Filsafat Moral. Jakarta: Kanisius
Teacher Education Project. Journal of In-service Education. 32 (2): 171-184.
Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda
Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda
Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda
Tim Pengembangan dan kualitas pembelajaran, 2008. Materi Workshop Pengembangan dan
Peningkatan Kualitas Pembelajaran di LPTK (PPKP). Direktorat Ketenagaan. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan.
Tim TOT Block Grant, 2007. Modul Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Profesi
Pendidik. Jakarta
Ubaedi, UN. 2009. Quantum Sabar. Jakarta: Kinza Books
Undang-Undang Pendidikan Nasional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Wahyono, Teguh. 2006. Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di
Bidang Teknologi
Informasi. Yogyakarta: Andi Offset
Widagdho, Djoko.2001. Ilmu Budaya dasar.Jakarta: Bumi Aksara
Ya`qub, Hamzah. 2001.Etos Kerja Islam. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya
Yulaewati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya
Yulaewati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya.
Yusufhadi Miarso (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Zuber-Skerritt, O (Ed.). (1996). New Directions in Action Research. London: Falmer Press
Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru


PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

P a g e | 297

Anda mungkin juga menyukai