Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIK PEMBELAJARAN MANDIRI SIKLUS 4

UPT SPF SMP NEGERI 26 MAKASSAR

Oleh
RAHMAT KADIR,S.Pd
229014485041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


BIDANG STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmatNya kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktik
Pembelajaran Mandiri Siklus 4 PPL II. Laporan ini bertujuan untuk memberikan
gambaran secara rinci tentang perkembangan dan pembinaan peserta didik
dengan kerangka Lesson Studi dan disertai dengan lampiran hasil pembelajaran
pada pelaksanaan Siklus 4 ini.
Kami bersyukur dapat bekerja dalam satu tim yang saling melengkapi.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan hasil pembelajaran ini, terutama
Bapak Kepala UPT SPF SMPN 26 Makassar, Guru Pamong, Dosen Pembimbing
Lapangan dan para staf guru serta pserta didik yang terlibat.Tentunya laporan
ini masih banyak yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu kami berharap
adanya masukan dan saran atas laporan ini. Semoga laporan hasil beservasi ini
bermanfaat untuk seluruh pihak baik bagi kami sebagai mahasiswa PPG
Prajabatan maupun pihak sekolah.

Makassar, 25 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Sampul...................................................................................................... i
Kata pengantar........................................................................................ ii
Daftar isi................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................ 1
C. Manfaat.......................................................................................... 1
D. Sasaran........................................................................................... 1
BAB II HASIL SIKLUS 4
A. Hasil Siklus 4................................................................................. 2
B. Faktor Penghambat........................................................................ 4
C. Refleksi dan evaluasi..................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 5
B. Saran.............................................................................................. 5
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Pembelajaran Mandiri dilakukan pada tahap semester 2, dimana
berbagai tahapan dalam pelaksanaan PPL 2 dan didalam Praktik Pembelajaran
Mandiri ini terdiri dari 5 siklus. Pada setiap siklusnya memiliki pertemuan
minimal 2 kali. Kemudian setiap pertemuan menyajikan pembelajaran dengan
lesson study, dimana dari Praktik Pembelajaran Terbimbing telah
mengidentifikasi masalah yang harus diselesaikan dan dipecahkan. Pada siklus
4 ini terdapat masalah minat dan motivasi peserta didik dengan adanya faktor-
faktor. Faktor tersebut yaitu kurangnya fasilitas yang dapat digunakan dan
minimnya perawatan sarana dan prasarana sehingga ketika melaksanakan
pembelajaran peserta didik tidak ada niat karena lapangan yang licin dan
berlumut.
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktek ini adalah melatih calon guru dalam
meningkatkan kompetensi pada bidang masing-masing dan lebih profesional
dalam menentukan dan menyelesaikan sebuah kasus studi.
C. Manfaat
Manfaat Praktek Pembelajaran Mandiri adalah menambah pengetahuan terkait
penyelesaian lesson study yang ditemukan guru di sekolah yang ditempati
mengajar.
D. Sasaran
Sasaran Praktek Pembelajaran Mandiri ini adalah kelas yang diberikan kepada
mahasiswa oleh GP, observasi tersebut dilaksanakan di kelas VIII.4.

1
BAB II
HASIL PRAKTIK PEMBELAJARAN MANDIRI SIKLUS 4
A. Hasil Siklus 4
Perkembangan peserta didik dalam pertemuan pertama pada olaharaga
atletik cukup lumayan. Dalam pertemuan pembelajaran siklus 3 dalam
pembelajaran olahraga atletik, peserta didik memiliki gairah dan minat dalam
mengikuti pembelajaran PJOK kurang dikarenakan sarana dan prasarana
kurang memadai . Hal ini dapat dikaitkan bahwa pengembangan modul ajar
pada setiap pembelajaran sudah belum berhasil. Salah satu model
pembelajaran yang saya terapkan adalah Projek Based Learning. Kemudian
metode pembelajaran saya terapkan dengan metode variasi dengan
memodifikasi peraturan yang ada.
1. Perencanaan (PLAN)
Pada tahap ini, mahasiswa dengan guru pamong berkolaborasi dalam
merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan peserta didik dari hasil observasi yang telah dilakukan. Adapun
prinsip-prinsip dalam menyusun rencana pembelajaran yaitu :
a. Kelengkapan Komponen
Modul yang dibuat oleh guru di sekolah sudah baik. Modul yang dikaji
merupakan modul pada pertemuan yang memiliki komponen diantaranya:
tujuan pembelajaran, Langkah-langkah pembelajaran dan penilaian. dalam
Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup. Penilaian terdiri dari penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
b. Esensial dan bermakna
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara jelas serta tidak menimbulkan
penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar. Tujuan spesifik dan
jelas, terukur, dapat dicapai, relevan, dan tepat waktu. modul ajar yang
diterapkan dikelas sudah sesuai dengan ketentuan dan memenuhi unsur
kelayakan dalam pebelajaran.
c. Berkesinambungan
Urutan pembelajaran disusun secara sistematis dan logis. Kegiatan inti

2
memuat kegiatan literasi, 4C dan berdasarkan sintaks model pembelajaran
yang digunakan yaitu model yang bervariasi. Dalam langkah-langkah
pembelajaran pada modul, sudah terdapat pertanyaan kunci, dan juga terdapat
kegiatan merefleksikan pengalaman belajar. Karena adanya lampiran asesmen
yang didapat maka kami mampu untuk mengetahui keselarasan antara
asesmen dengan kegiatan pembelajaran.
d. Kontekstual
Modul memuat alternatif kegiatan untuk diimplementasikan pada lingkungan
sekolah yang berbeda. Modul ini juga telah mengakomodir siswa
dengankebutuhan yang berbeda dan sudah memuat kearifan lokal daerah
setempat yakni kota Makassar.
e. Sederhana
Modul menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Modul juga
menggunakan istilah yang mudah dipahami. Hal ini mempermudah orang lain
lebih mudah memperoleh informasi dari rancangan pembelajaran tersebut.
f. Komponen pendukung
Pemilihan sumber pembelajaran sesuai dengan tujuan. Guru menggunakan
sumber pembelajaran dari buku paket PJOK kurikulum Merdeka dan internet
yang berkaitan dengan materi.
2. Pelaksanaan Pembelajaran (DO/SEE)
Secara umum, motivasi peserta didik mengikuti pelajaran sudah cukup
baik. Hal ini dibuktikan dari antusiasme peserta didik dari awal hingga akhir
pembelajaran. Mereka banyak bertanya, melontarkan pendapat masing-
masing dalam kelompok, serta mengerjakan proyek dengan penuh
tanggungjawab sehingga dapat dikumpulkan tepat waktu. Sementara tingkat
kognitif peerta didik sudah bersesuaian dengan fase terakhir menurut Piaget,
dimana peserta didik sudah dapat berfikir secara sistematis untuk
menyelesaikan tugas proyek yang sedang dihadapi. Pengerjaan tugas proyek
tidak hanya berorientasi pada hasil yang baik, namun mereka dapat
mempertimbangkan dan mengolah informasi yang diperoleh serta mereka
dapat memahami eksistensi kegiatan proyek yang dikerjakan.

3
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk aktif selama
pembelajaran dan usaha tersebut berhasil di mana peserta didik mau
mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Pembelajaran berjalan dengan
efektif dan peserta didik masing-masing dimotivasi untuk terlibat dalam setiap
aktivitas pembelajaran.
Minat peserta didik cukup baik dalam belajar. Hal tersebut terlihat dari
antusias mereka selama mengikuti proses pembelajaran. Peserta didik juga
cenderung lebih senang bermain ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal
tersebut karena peserta didik yang menjadi objek observasi masih berada di
tahap remaja awal yaitu kelas 8 SMP sehingga masih cenderung lebih senang
bermain. Saat kegiatan pembelajaran mayoritas peserta didik bersikap aktif
dan antusias di kelas namun ada pula beberapa peserta didik yang Hanya
berdiam diri di tempat duduk dan bersikap pasif. Namun ketika diberi
pancingan oleh guru, peserta didik tersebut juga dapat bersikap aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
B. Faktor Penghambat Pelaksanaan Praktek Pembelajaran Mandiri
Dalam pelaksanaan praktek pembelajaran mandiri saya mendapati masalah
atau hambatan yang terdapat di kelas yang saya ampuh yaitu kelas VIII.4.
Pada masalah yang saya temui bersama GP di kelas tersebut yaitu :
1. Sarana dan prasarana tidak memadai
2. Lokasi atau lapangan kurang kondusif
3. Minat siswa sudah ada akan tetapi masih beberapa siswa yang tidak mau
ikut berpartisipasi alasannya panas dan lainnya.
C. Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut
1. Refleksi
Pada tahap ini guru model dan GP berkolaborasi terkait kasus yang telah
diamati dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Dari beberapa
pertemuan pada praktek pembelajaran mandiri ada beberapa catatan yang
kemudian menjadi bahan evaluasi pada siklus selanjutnya.

4
2. Rencana Tindak Lanjut
Pada tahap ini guru model dan GP menyepakati langkah apa yang harus
dilakukan dalam menindaklajuti masalah yang muncul di proses
pembelajaran terbimbing.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktek pembelajaran mandiri yang telah saya lakukan bersama GP mendapati
beberapa masalah yaitu sarana prasarana yang tidak memadai. Selanjutnya
pada kesimpulan yang telah kami sepakati bersama GP akan menjadi
perbaikan atau evaluasi dalam penyusunan RPP di siklus berikutnya dengan
memberikan pembelajaran metode variasi dengan memodifikasi peraturan.
Hasil belajar meningkat dengan pencapaian yang sudah ditetapkan yaitu 95%.
B. Saran
1. Pihak sekolah perlu membenahi sarana dan prasarana sekolah
2. Melakukan pendekaran individu terhadap siswa yang tidak berhasil dalam
pembelajaran.
3. Selalu mendukung dan memotivasi peserta didik dalam aspek prestasi
dalam pendidikan.

6
Lampiran.1
MODUL AJAR SIKLUS 4

INFORMASI UMUM
Identitas Modul
Nama Penyusun Rahmat Kadir, S.Pd
Sekolah UPT SPF SMPN 26 MAKASSAR
Tahun Ajaran 2022/2023
Jenjang SMP
Kelas/Fase VIII/Fase D
Alokasi Waktu 2x40 menit (2 Pertemuan)
A. Kompetensi Awal Peserta didik mampu menguraikan teknik
dasar dalam olahraga atletik tolak peluru.
B. Profil Pelajar Bernalar kritis, kreatif, gotong royong,
Pancasila berakhlak mulia, mandiri, bertanggungjawab
dan disiplin
C. Sarana Prasarana Lapangan /halaman upacara, peluru, cones,
LCD dan leptop.
D. Target Peserta Didik Regular/Umum
E. Pendekatan Kelompok, kontektual berbasis TPACK dan
HOTS
F. Model Pembelajaran Projek Based Learning
G. Metode Pembelajaran Variasi dengan memodifikasi peraturan
KOMPETENSI INTI
KOMPONEN DESKRIPSI
A. Tujuan 1. Setelah mengikuti pembelajaran teknik dasar
Pembelajaran lompat jauh dan tolak peluru (Condition)
peserta didik (Audience) dapat menganalisis
(HOTS) rangkaian gerakan teknik dasar
(Behaviour) dengan benar (Degree).
2. Setelah mengikuti pembelajaran tolak
peluru Condition) peserta didik (Audience)
dapat mempraktikkan (LOTS) rangkaian
gerakan dasar dalam olahraga tolak peluru
(Behaviour) dengan benar (Degree).
B. Pemahaman Manfaat yang akan diperoleh peserta didik
Bermakna setelah mengikuti proses pembelajaran ini
yaitu dapat mengetahui dan mempraktikkan
teknik dasar dalam olahraga cabnag atletik
tolak peluru.
C. Pertanyaan 1. Siapa yang pernah melihat permainan
Pemantik olahraga tolak peluru?
2. Ada yang tau bagaimana melakukan
tolakan yang benar dalam tolak peluru?
7
D. Kegiatan Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
Pembelajaran 1. Guru mengkodisikan peserta didik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Guru mengucapkan salam dan menunjuk
salah satu peserta didik untuk memimpin doa
(religius) .
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru menunjukkan salah satu peserta didik
untuk memimpin pemanasan statis.
5. Guru memimpin pemanasan dinamis.
6. Guru mengulas materi sebelumnya
7. Guru memberikan informasi tentang
kompetensi dasar, indicator dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
8. Guru memberikan pertanyaan pemantik
9. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi teknik dasar dalam
kehidupan sehari-hari.
10. Peserta didik menerima informasi tentang
pembelajaran yang akan dilaksanakan
dengan model PJBL.

Kegiatan Inti (50 menit)


A. Menyampaikan dan Memotivasi peserta
didik
11. Guru memberikan motivasi agar peserta
didik selalu semangat dalam mengikuti
proses pembelajaran.
B. Menyajikan informasi
12. Guru memberikan presentase tentang
materi tolak peluru menggunakan
Power Point dan video pembelajaran.
13. Peserta didik mengamati dengan seksama
video audiovisual teknik dasar dalam
tolak peluru.
14. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
menelaah isi media audio visual gerak
spesifik teknik dasar dari hasil
mengamati video (Critical Thingking).
C. Membentuk kelompok heterogen
15. Guru membagi peserta didik menjadi 5
kelompok setiap berjumlah peserta didik
6 orang.

D. Peserta didik diberi konsep yang berbeda

8
16. Konsep yang harus didiskusikan oleh
anggota kelompok :
 Teknik memegang peluru
 Teknik meletakkan peluru
 Teknik menolak peluru
E. Anggota kelompok melakukan diskusi
menentukan staf ahli.
17. Setiap kelompok berdiskusi
(Colaboration and Critical Thingking)
dan menjelaskan sub konsep yang telah
diberikan dan memutuskan staf ahli yang
bergabung ke kelompok staf ahli.
F. Anggota staf akan mendiskusikan setiap
sub konsep
18. Anggota staf akan mendiskusikan setiap
sub konsep yang ada dan
mengkoneksikan satu dengan yang lain.
G. Kelompok ahli dibimbing untuk diskusi
tentang konsep
19. Kelompok ahli dibimbing untuk
diskusikan tentang konsep yang ada dan
saling bahu membahu memahami konsep
yang diberikan.
H. Guru akan mengadakan kuis
20. Guru memberikan pertanyaan untuk
setiap peserta didik pada akhir
pembelajaran mengenai materi konsep
gerak teknik dasar tolak peluru yang
telah diterima peserta didik.
I. Peserta didik akan menyelesaikan kuis
individu dan kelompok
21. Peserta didik menyelesaikan pertanyaan
individu dan kelompok
22. Guru memberikan penghargaan baik
secara individu maupun kelompok
Kegiatan Penutup (10 menit)
23. Guru memberikan LKPD bagi peserta
didik
24. Guru memberikan informasi terkait
materi selanjutnya.
25. Guru menunjuk salah satu peserta didik
untuk memimpin doa
26. Guru menunjuk salah satu peserta didik
untuk memimpin pendinginan.
27. Guru mengucapkan salam.
E. Asesmen Diagnostik

9
Dilakukan di awal KBM bentuk pertanyaan
lisan :
1. Siapa yang bisa peragakan teknik dasar
memegang peluru?
2. Ada berapa teknik dalam memegang peluru?
3. Apa kesalahan dalam melakukan tolakan
dalam tolak peluru?

Formatif
1. Asesmen Sikap
Penilaian sikap/ profil pelajar pancasila.
Penilaian dilakukan peserta diidk secara
mandiri / penilaian diri profil pelajar pancasila
pada siswa dalam pembelajaran yang meliputi
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, disiplin, gotong royong, bernalar kritis,
bertanggungjawab.(instrument terlampir).
2. Asesmen Pengetahuan
Penilaian pengetahuan yang dilakukan pada
capaian. Pembelajaran ini sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
adalah tes tertulis.(instrument terlampir).
3. Asesmen Keterampilan
Penilaian keterampilan yang dilakukan pada
capaian.
Pembelajaran ini sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai adalah
dengan tes unjuk kerja/praktek. (instrument
terlampir).
Sumatif
Memberikan pertanyaan diakhir pembelajaran
untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta
didik terhadap materi yang sudah dipelajari.
Asesmen ini juga dapat dilihat dari hasil ulangan
akhir pembelajaran.
F. Pengayaan dan Pengayaan :
Remedial Pengayaan diberikan oleh guru terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan pada setiap
aktivitas pembelajaran. Pengayaan dilakukan
apabila setelah diadakan asesmen pada
kompetensi yang telah diajarkan pada peserta
didik pada setiap aktivitas pembelajaran, nilai
yang dicapai melampaui kompetensi yang telah
ditetapkan oleh guru. Penyaan dilakukan dengan
cara memberikan tehnik dasar berikutnya yang
belum dikuasai.

10
Remedial :
Materi pembelajaran untuk remedial sama dengan
materi regular dengan melakukan pendampingan
terlebih dahulu . akan tetapi penekanan materinya
hanya pada materi yang belum dikuasai
(berdasarkan identifikasi ) yang akan dipelajari
peserta didik kembali. Materi yang dimodifikasi
dengan menambahkan pengulangan, intensitas
dan kesempatan /frekuensi melakukan bagi
tingkat kesulitan dalam materi pembelajaran.
Setelah dilakukan identifikasi kelemahan peserta
didik, guru dapat mengubah strategi dengan
memasangkan peserta didik dan belajar dalam
kelompok agar bisa saling membantu serta
berbagai strategi lain sesuai kebutuhan peserta
didik.
G. Refleksi peserta Refleksi dilakukan dengan meminta peserta didik
didik dan guru memberikan pendapatnya terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan baik terkait
materi yang dipelajari maupun cara atau metode
pembelajaran yang digunakan.
H. Sumber bahan 1. Dr. Trisno,M.Pd. & Aminarmi,S.Pd.,M.Pd.
pembelajaran 2022 PJOK SMP/MTs.Jakarta:Erlangga
2. Muhajir.2021. Modul Ajar Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan Jenjang
SMP/MTs.
3. Video dari Youtube
https://youtu.be/tYqqOYHN0xU

11
Lampiran.2
BAHAN AJAR

Tolak peluru atau shot put bisa dikatakan sebagai salah satu olahraga yang
bertujuan untuk melemparkan bola logam sejauh mungkin. Hanya saja,
olahraga tolak peluru tidak benar-benar melakukan gerakan melempar. Maka
dari itu, tolak peluru sangat berbeda dengan cabang olahraga atletik lempar
lainnya.
Tolak peluru merupakan suatu cabang olahraga yang melakukan suatu tolakan
dengan menggunakan tenaga semaksimal mungkin untuk mendapatkan jarak
tolakan yang jauh. Dengan mengandalkan gerakan tolakan atau dorongan
terhadap bola logam dengan bobot tertentu. Selain itu, gerakan tolak peluru
hanya boleh menggunakan kekuatan dari salah satu tangan saja. Penilaian pada
tolak peluru berdasarkan jarak antara pelempar dengan bola atau pelurunya.
Semakin jauh peluru atau bola logam yang dilempar, maka poin yang
diperoleh semakin besar. Tolak peluru mulai dimainkan dengan bentuk yang
modern pada sekitar abad ke-19. Pada saat itu, Highlands Games
Skotlandia menyelenggarakan lomba lempar batu atau logam berat. Para
peserta akan saling melemparkan bola untuk mendapatkan jarak terjauh.
Selanjutnya, pemenang akan ditentukan berdasarkan seberapa jauh jarak
lemparan dengan posisi asli pelempar atau di belakang garis.
Tolak peluru menjadi semakin populer setelah ditetapkan sebagai salah satu
cabang olahraga pada perhelatan olahraga terbesar di dunia, yakni Olimpiade
modern. Dalam kompetisi tersebut, cabang olahraga shot put sudah
menggunakan bola dengan berat atau massa yang sudah ditentukan dan
termasuk cabang atletik. Bahan yang digunakan untuk bola shot put sendiri
menggunakan material besi atau kuningan. Cabang olahraga tolak peluru mulai
dipertandingkan untuk putra pada tahun 1896. Sementara itu, shot put untuk
putri baru dipertandingkan pada tahun 1948.

a. Gaya tolak peluru


Dalam sebuah perlombaan resmi, cabang olahraga tolak peluru dikenal
dua macam gaya yang paling banyak digunakan oleh para peserta, yakni
gaya O’brien dan gaya spin. Namun, ada satu jenis gaya yang sangat
cocok bagi para pemula, yaitu gaya ortodoks. Gaya ortodoks biasanya
digunakan pada pelatihan atau tujuan pendidikan seperti di sekolah.
Berikut adalah tiga gaya dalam olahraga shot put yang perlu Grameds
ketahui, antara lain yaitu:

12
 Gaya ortodoks

Gaya melempar dalam cabang olahraga shot put yang biasa digunakan untuk
seorang pemula adalah gaya ortodoks. Hal ini dikarenakan gaya ortodoks tidak
terlalu membutuhkan banyak gerakan. Sebagai gaya yang paling sederhana
dan paling mudah, gaya ortodoks sangat cocok untuk seseorang yang ingin
belajar atau berkenalan dengan olahraga tolak peluru.
 Gaya o’brien

Apabila gaya ortodoks biasa digunakan pemula, maka gaya O’brien


merupakan gaya melempar shot put yang paling sering digunakan atlet
profesional. Gaya O’brien sendiri digunakan pertama kali oleh seorang
atlet yang berasal dari negara Amerika Serikat bernama Parry O’brien.
 Gaya spin(memutar)

13
Selain gaya ortodoks dan gaya O’brien, gaya yang juga sering digunakan
dalam cabang olahraga tolak peluru adalah gaya spin atau gaya berputar. Gaya
ini kali pertama diperkenalkan oleh Aleksandr Baryshnikov, seorang atlet shot
put yang berasal dari Rusia. Meskipun tidak sepopuler gaya O’brien, tetapi
teknik ini juga sering digunakan atlet profesional pada saat berlomba resmi
olahraga shot put. Perlu diketahui, gaya spin membutuhkan keterampilan
tinggi.

b. Cara melakukan tolak peluru


Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk melakukan
tolakan peluru:
1. Posisi tubuh berdiri tegak menyamping ke arah tolakan
2. Kedua kaki dibuka dengan kaki kiri lurus ke depan dan kaki kanan
ditekuk agak ke depan hingga serong ke samping kanan
3. Posisikan berat badan di bagian kaki kanan dan bentuk badan supaya
lebih condong ke samping kanan
4. Tangan kanan memegang dan menyangga peluru pada bahu atau pundak
5. Siku pada tangan kiri dengan ditekuk taruh di depan hingga membentuk
posisi sedikit serong ke atas dan melemas
6. Tangan kiri sendiri memiliki fungsi untuk membantu dan menjaga
keseimbangan
7. Pandangan pelempar dapat diarahkan ke area tolakan sebelum melakukan
lemparan
8. Dorong tangan kiri ke depan kekuatan penuh sehingga memunculkan
tolakan pada peluru yang dipegang
9. Pada saat melakukan tolakkan peluru, kaki kanan yang berposisi di
belakang dapat diangkat untuk memperbesar kekuatan tolakan

c. Teknik dasar dalam permainan tolak peluru


Dalam olahraga tolak peluru, prinsip utama yang harus dipahami oleh para
pelempar adalah melakukan tolakan atau dorongan terhadap bola logam
dengan hanya mengandalkan kekuatan satu tangan. Salah satu cabang
olahraga atletik ini bertujuan untuk menghasilkan tolakan atau dorongan
bola logam dengan jarak sejauh mungkin dari posisi awal atau garis start.
Supaya Grameds dapat melakukan shot put dengan baik dan benar. Berikut
ini adalah beberapa teknik dasar yang harus dipahami, antara lain yakni:
1. Bola logam dapat ditempatkan pada bagian pangkal jari, bukan telapak
tangan. Lebarkan jari-jari tangan sedikit, selanjutnya gunakan ibu jari
untuk menahan bola logam agar tidak terjatuh.
2. Berikutnya, posisikan bola logam antara kepala dan bahu, tepat pada
bagian bawah rahang.
3. Sembari menahan bola logam, pelempar dapat memastikan untuk menjaga
kondisi siku lengan tetap tinggi dan tampak lurus dengan bahu.

14
4. Posisikan tubuh menyamping dengan posisi bahu tangan yang bebas dari
bola logam mengarah ke area pendaratan.
5. Buka kedua kaki membentuk kuda-kuda lurus dan tekuk kaki yang berada
jauh dari area pendaratan, hal itu akan secara otomatis membuat tubuh
condong ke belakang.
6. Putar pinggul sehingga berhadapan dengan arah yang berlawan dari area
pendaratan.
7. Pada saat bersiap melakukan tolakan, pelempar dapat mendorong dengan
kaki belakang dan putar pinggul sehingga tubuh menghadap ke area
pendaratan.
8. Buka agak lebar lengan yang memegang bola logam menghadap ke depan
dengan sudut 45 derajat sembari berusaha melakukan dorongan bola
logam dengan sekuat tenaga.
9. Pada saat melakukan tolakan atau lemparan, tambahkan juga dengan
dorongan pergelangan tangan mirip seperti gerakan menembak bola
basket.
d. Peralatan dalam permainan tolak peluru
1. Bola logam
IAAF telah memutuskan bahwa berat bola logam yang digunakan
dalam cabang olahraga tolak peluru yakni 7,26 kg untuk putra dan 4 kg
untuk putri. Bahan atau material yang harus digunakan pada bola logam
biasanya terdiri dari unsur besi padat atau kuningan.
2. Bentuk lapangan

Selain peraturan permainan dalam menentukan pemenang cabang olahraga


tolak peluru, ada juga beberapa peraturan lain yang perlu diperhatikan pada
saat mengikuti kompetisi tolak peluru, antara lain:
1. Seorang atlet atau pelempar harus bersiap setelah namanya diumumkan.
Para atlet hanya diberikan waktu 60 detik untuk memulai gerakan.
2. Agar memenuhi tujuan keamanan, atlet harus memakai taping pada jari
tangan tetapi tidak diperbolehkan mengenakan sarung tangan.
3. Bola logam dapat diletakan di dekat leher sepanjang gerakan. Apabila
bola logam terlepas dan tidak menempel dekat leher selama melakukan
gerakan, maka hasil tolakan dapat dianggap tidak sah.

15
4. Gerakan tolak peluru hanya boleh menggunakan satu tangan dan
tembakan harus berada di atas ketinggian bahu.
5. Seorang atlet bisa memakai seluruh lingkaran, tetapi bagian kaki tidak
diperbolehkan melakukan gerakan keluar lingkaran atau menapak pada
papan penghenti di daerah depan lingkaran.
6. Tolakan dianggap sah apabila bola logam mendarat pada sektor
pendaratan dengan sudut 34,92 derajat. Wasit atau juri akan melakukan
penghitungan titik pendaratan pertama bola logam.
7. Seorang atlet tidak bolehkan meninggalkan lingkaran sebelum bola logam
atau lemparan mendarat di sektor pendaratan, serta hanya boleh
meninggalkan lingkaran dari belakang.
Tolak peluru pada dasarnya merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang
sangat mengandalkan kekuatan otot lengan untuk bisa meraih hasil maksimal.
Olahraga tolak peluru mungkin tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.

16
Lampiran.3
MEDIA PEMBELAJARAN PERTAMA
1. Gambaran terkait permainan tolak peluru
2. Peluit
3. Buku paket PJOK SMP/MTs kelas 8
4. Jenis media pembelajaran yaitu media audiovisual berupa video
5. Tema video tersebut berisi tentang teknik dasar olahraga tolak peluru.

17
Lampiran.4

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Tanggal :
Nama :
Materi Pembelajaran : tolak peluru
Kelas :VIII

A. Panduan Umum
a. Pastikan Kalian dalam keadaan sehat dan siap untuk
mengikuti aktivitas pembelajaran.
b. Ikuti gerakan pemanasan dengan baik, sesuai dengan
instruksi yang diberikan guru untuk menghindari cidera.
c. Mulailah kegiatan dengan berdo’a.
d. Selama kegiatan perhatikan selalu keselamatan diri dan keselamatan
bersama.

B. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 6 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran keterampilan rangkaian tehnik dasar
tolak peluru.

18
Lampiran .5. Penilaian
IPK Teknik penilaian Bentuk Instrument/
instrumen soal
t
 Cara Tes  Tugas Lakukan tolak
memegang praktek/keterampilan  Observasi peluru secara
 Awalan bergantian
 Gerakan
 Tolakan
 Sikap akhir

Format Kriteria Penilaian


No Aspek Criteria Skor
1 Kognitif Menjawab 10 pertanyaan 1-10
 Cara memegang
 Awalan
2 Keterampilan  Gerakan 1-4
 Tolakan
 Sikap akhir
 Kehadiran
 Disiplin
3 Afektif  Tanggungjawab 1-4
 Keaktifan
 Menghargai dan sprotif

Lembar Penilaian
Penialaian Jumlah Nilai
No Nama siswa
pengetahuan Praktek sikap skor
1
2
Catatan : nilai = jumlah skor : jumlah maksimal x 100
Untuk siswa yang tidak memenuhi criteria KKM maka diadakan remedial.
Makassar, 25 Mei 2023
Mengetahui,
Guru pamong Mahasiswa PPG PRAJABATAN

Adi Sutiyar,S.Pd Rahmat Kadir,S.Pd


NIP.196310061989031016 NPM.229014485041
LK.1 IDENTIFIKASI DAN EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH
No Masalah Yang Analisis Identifikasi Masalah Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
1. Kurangnya minat dan Kurangnya minat dan motivasi siswa  Keadaan lapangan yang Beberapa hal yang menjadi
motivasi siswa dalam dalam mengikuti pembelajaran PJOK tidak kondusif (licin dan faktor atau penyebab
mengikuti pembelajaran berdasarkan observasi dan menanyakan berlumut). kurangnya minat dan
PJOK dikarenakan langsung kepada GP dan siswa itu sendiri  Penerapan pendekatan motivasi siswa dalam
metode dan pendekatan dengan tanggapan yang sama yaitu atau model pembelajaran pembelajaran PJOK adalah
yang kurang tepat, dan kurangnya sarana dan prasarana yang yang belum tepat sesuai ketika musim hujan area
sarana dan prasarana tidak memadai. Dari tanggapan yang kebutuhan karakteristik sekolah adalah lokasi rawan
tidak cukup memadai. diberikan GP dan siswa yang saya ampuh siswa. banjir, sehingga minat dan
mengeluh bahwa alat peraga dan  Kurangnya alat peraga gairah siswa menurun karena
lapangan tidak kondusif dan apalagi dan penunjang lainnya. adanya genangan air dan
ketika musim hujan lapangan penuh  Faktor intrinsik dan lumpur. Kemudian proses
dengan genangan air dan berlumut ekstrinsik siswa pembelajaran yang belum
sehingga siswa gairah dan minat olahraga optimal atau metode yang
tidak ada. Pada kelas VIII.4 yang saya digunakan tidak sesuai
ampuh dari jumlah 30 siswa, 56,7 % (17 dengan kebutuhan siswa.
org) menunjukkan sikap tidak Kurangnya fasilitas sekolah
bersemangat dan tidak berminat dan yang menunjang minat dan
selebihnya yang 43,3% (13 org) tidak gairah siswa. Kemudian hal
banyak memberikan tanggapan sehingga yang terakhir adalah adanya
dapat saya simpulkan bahwa dengan masalah pribadi pada diri
kurangnya sarana dan prasarana sekolah setiap individu siswa
mempengaruhi tingkatan minat dan sehingga minat dan gairah
motivasi belajar PJOK. belajarnya menurun.
LK.2 PENENTUAN PENYEBAB MASALAH
No Masalah Yang Hasil Eksplorasi Penyebab Akar Penyebab Masalah Analisis Akar Penyebab
Diidentifikasi Masalah Masalah
1. Kurangnya minat dan Beberapa hal yang menjadi faktor Kurangnya sarana dan prasarana Beberapa fasilitas disekolah
motivasi siswa dalam atau penyebab kurangnya minat sekolah menjadi penyebab yang kurang lengkap dan
mengikuti pembelajaran dan motivasi siswa dalam masalah sehingga guru perawatan berkala pada
PJOK pembelajaran PJOK adalah ketika menerapkan dan mengembangkan sarana dan prasarana
musim hujan area sekolah adalah metode pembelajaran di kelas sehingga minat dan motivasi
lokasi rawan banjir, sehingga maupun dilapangan. siswa kurang. Beberapa cara
minat dan gairah siswa menurun atau metode dalam
karena adanya genangan air dan menutupi hal tersebut yaitu
lumpur. Kemudian proses memberikan pemahaman
pembelajaran yang belum optimal kepada siswa bahwa setiap
atau metode yang digunakan tidak masalah pasti ada solusinya.
sesuai dengan kebutuhan siswa. Terkait dengan kurangnya
Kurangnya fasilitas sekolah yang fasilitas sekolah atau sarana
menunjang minat dan gairah yang dapat digunakan, kita
siswa. Kemudian hal yang terakhir dapat memodifikasi bahan
adalah adanya masalah pribadi ajar seperti; lempar cakram
pada diri setiap individu siswa dapat di modifikasi dengan
sehingga minat dan gairah piring plastic yang di isi
belajarnya menurun. pasir dengan posisi secara
berhadapan dan diikat
dengan lem/lakban.
LK.3 EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI DAN PENENTUAN SOLUSI
No Masalah Yang Akar Eksplorasi Analisis Solusi Yang Analisis Penentuan
Diidentifikasi Penyebab Alternative Alternative Relevan Solusi
Masalah Solusi Solusi
1. Kurangnya Kurangnya sarana Penerapan  Penerapan Penerapan Berdasarkan penelitian
minat dan dan prasarana model model model yang telah dilakukan
motivasi siswa sekolah menjadi pembelajaran pembelajaran pembelajaran oleh Ahmad Yani(2021)
dalam mengikuti penyebab masalah berbasis PJBL berbasis PJBL berbasis menyatakan bahwa
pembelajaran sehingga guru lesson study lesson study lesson study model PJBL dapat
PJOK menerapkan dan collaborative collaborative collaborative meningkatkan motivasi
mengembangkan  Penerapan siswa . Melalui Lesson
metode model Study collaborative guru
pembelajaran di pembelajaran dapat berkolaborasi
kelas maupun PBL berbasis dalam melakukan
dilapangan. lesson study perencanaan (plan)
collaborative berupa penyiapan
perangkat pembelajaran,
Pelaksanaan
pembelajaran (Do)
dengan rekan menjadi
observer pelaksanaan
pembelajaran, dan
Mengevaluasi (See)
dengan penyampaian
observer kepada guru
model mengenai proses
pembelajaranyang
berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai