Anda di halaman 1dari 576

MODUL PLPG

GEOGRAFI

KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU


dan
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115
2013
KATA PENGANTAR

Buku ajar dalam bentuk modul yang relatif singkat tetapi komprehensif ini
diterbitkan untuk membantu para peserta dan instruktur dalam melaksanakan kegiatan
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Mengingat cakupan dari setiap bidang atau
materi pokok PLPG juga luas, maka sajian dalam buku ini diupayakan dapat membekali
para peserta PLPG untuk menjadi guru yang profesional. Buku ajar ini disusun oleh para
pakar sesuai dengan bidangnya. Dengan memperhatikan kedalaman, cakupan kajian, dan
keterbatasan yang ada, dari waktu ke waktu buku ajar ini telah dikaji dan dicermati oleh
pakar lain yang relevan. Hasil kajian itu selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan
demi semakin sempurnanya buku ajar ini.
Sesuai dengan kebijakan BPSDMP-PMP, pada tahun 2013 buku ajar yang
digunakan dalam PLPG distandarkan secara nasional. Buku ajar yang digunakan di
Rayon 115 UM diambil dari buku ajar yang telah distandarkan secara nasional tersebut,
dan sebelumnya telah dilakukan proses review. Disamping itu, buku ajar tersebut
diunggah di laman PSG Rayon 115 UM agar dapat diakses oleh para peserta PLPG
dengan relatif lebih cepat.
Akhirnya, kepada para peserta dan instruktur, kami sampaikan ucapan selamat
melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Semoga tugas dan
pengabdian ini dapat mencapai sasaran, yakni meningkatkan kompetensi guru agar
menjadi guru dan pendidik yang profesional. Kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan PLPG PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang, kami
menyampaikan banyak terima kasih.

Malang, Juli 2013


Ketua Pelaksana PSG Rayon 115

Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M. Pd


NIP 19541006 198003 1 001
MODUL

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU


RAYON 9 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Tim Penyusun:

Jurusan Geografi Universitas Negeri Jakarta

Copyright © 2012, Universitas Negeri Jakarta


Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komer-
sial tanpa izin tertulis dari Universitas Negeri Jakarta
Tim Penyusun:

Tim Penyusun:

BAB I. PENDAHULUAN (Tim)

BAB II . KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU, Dra. Edwita, M.Pd,

Dr. Asep Supena,M.Psi

BAB III. MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN Dra. Gusti Yarmi.M.Pd

Dr. Yuliani

Dra. Suprayekti

BAB IV. PENELITIAN TINDAKAN KELAS Dr. Supriyadi. M.Pd,

Dr. Rusilanti. M.Si,

BAB V. MATERI PEMBELAJARAN 3: GEOGRAFI Dr. Muhammad Zid. M.Si,


Aris Munandar. S.Pd, M.Si,
Drs. M.Muchtar, M.Si
BAB VI. ASSESMENT Dr. Yuliani

Dra. Suprayekti
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Kehadiran modul ini sebagai salah satu sumber belajar bagi guru peserta
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana amanat dalam
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guru
profesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma
IV dan bersertifikat pendidik. PLPG merupakan salah satu pola yang
diselenggarakan untuk memenuhi guru yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan regulasi tersebut.

Sebagai salah satu sumber belajar diharapkan modul ini memberi pengayaan
secara substansial maupun pedagogik kepada guru-guru peserta PLPG,
sehingga selesai mengikuti program pelatihan kompetensi guru meningkat,
sehingga memungkinkan guru dapat mengubah paradigmanya dalam
pembelajaran di kelas yang dalam jangka tertentu dapat meingkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.

Modul ini pada bagian awal memuat tentang Kebijakan Pengembangan Profesi
Guru dari sudut pandang akademik. Bahan ajar secara lengkap terkait dengan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru pada tahun 2012 telah ditulis dan
dikembangkan bersama oleh Tim Pusat Pengembangan Profesi Pendidik dengan
editor Prof. Dr. Sudarwan Danim. Pada bab-bab berikutnya dibahas tentang
Model-model dan Perangkat Pembelajaran yang ditulis dalam Bab III (Kegiatan
Pembelajaran I). Penguasaan dan pemilihan terhadap model-model
pembelajaran akan sangat membantu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran di kelas tidak membosankan. Sudah
saatnya siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga paradigma
pembelajaran yang teacher oriented harus sudah mulai ditinggalkan. Dengan
menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif maka
pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan yaitu model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM). Demikian pula dengan atau tanpa pemberlakuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), membuat perangkat
pembelajaran (silabus, RPP, pengembangkan bahan ajar, pembuatan media, dan
evaluasi) sudah melekat menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru.
Bab IV Kegiatan Belajar 2 tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
yang dilakukan di kelas sebagai “pengobatan” atas masalah-masalah yang dapat
diamati di kelas terkait dengan proses pembelajaran. Dengan melakukan
penelitian di kelas bukan saja pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan, tetapi kemampuan guru dalam menemukan solusi atas
permasalahan pembelajaran dan pengembangan kreativitasnya dapat terwadahi.
Secara administratif guru juga akan memperoleh nilai tambah untuk
pengumpulan angka kreditnya yang dapat digunakan untuk kenaikan
pangkat/jabatan. Hal yang lebih jauh diharapkan tentunya mutu pembelajaran
meningkat kearah yang lebih baik.

Bab V Kegiatan Belajar 3 berisi tentang substansi materi dari masing-masing


bidang studi. Penguasaan guru terhadap bidang studinya tentu menjadi sesuatu
yang mutlak, karena bagaimana pun baiknya penguasaan kelas atau dalam
interaksi dengan siswa tidak akan memberikan arti apa-apa tanpa penguasaan
bidang studi (materi pembelajaran). Dalam bab V isi modul ini diharapkan
memberikan wawasan dan pengayaan yang lebih kepada guru-guruserta
melengkapi sumber belajar lain yang dipelajarinya. Prinsip belajar sepanjang
hayat mengharuskan guru juga belajar sepanjang masa agar apa yang telah
dikuasai terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Modul ini diakhiri dengan assessment, yang terdiri dari assessment untuk kegiatan
1, 2 dan kegiatan 3. Tujuan pembuatan Assesment adalah selain untuk memberi
latihan dalam menyelesaikan soal-soal juga member masukan atas keberhasilan
dalam mempelajari modul.

Secara keseluruhan, substansi modul ini berkaitan dengan kebijakan pembinaan


dan pengembangan profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan khususnya tentang peningkatan profesi, kompetensi pembelajaran,
penilaian, kompetensi penelitian tindakan kelas serta etika profesi guru.

Substansi modul ini diharapkan dapat menginspirasi dan menambah wawasan


peserta PLPG untuk memahami secara lebih mendalam dan mengaplikasikan
secara baik hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan profesi guru.

B. Prasyarat
Dalam mempelajari modul ini tidak memerlukan persyaratan secara spesifik.
Akan tetapi tidak ada salahnya jika para peserta pelatihan memahami dengan
baik terlebih dahulu dalam kaitannya dengan :
1. Regulasi penyelenggaraan PLPG
2. Teori-teori pembelajaran
3. Metodologi penelitian
4. Teknik penilaian.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk memudahkan dalam mempelajari modul ini bacalah bagian-bagian
substansi kajian pada bagian awal dalam bab-bab yang tersedia sesuai dengan
materi yang diberikan instruktur. Kerjakan latihan-latihan yang disediakan
pada bagian bagian berikutnya, dengan terlebih dahulu mempelajari contoh-
contoh dan penjelasan pengerjaannya. Jika mengalami kesulitan, tanyalah pada
instruktur yang memberikan materi sesuai dengan kajiannya atau mencari dari
sumber belajar dan buku-buku lainnya yang relevan. Pada akhir kegiatan,
anda diminta untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang telah tersedia.

D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan para peserta PLPG dapat
meningkatkan kinerjanya menjadi guru yang professional sesuai dengan
tuntutan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang kualifikasi guru,
BAB II
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

A. Tujuan Antara
(Kompetensi yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah menyelesaikan satu kegiatan
belajar tertentu dalam modul)

B. Uraian Materi
1. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru
(.......................................)

2. Hakikat Guru Profesional


a) Pengertian Profesi
Kata profesi adalah kata benda yang diambil dari kata profession,
sedangkan profesional merupakan kata sifat yang berasal dari kata
professional. Menurut Hornby, profession, n. occupation, esp one requiring
advanced education and special training, eg the law, architecture, medicine,
accountancy; … professional adj 1. of a profession (1): ~ skill; ~ etiquette, the
special conventions, form of politeness, etc asociated with a certain pofession: ~
men, eg doctors, lawyers. 2. Doing or practising something as a full time
occupation or to make a living.

Page & Thomas (1979) memberikan batasan tentang profesi sebagai


berikut: …profession, evaluative term describing the most prestigious
occupations which may be termed professions if they carry out an essential social
service, are founded on systematic knowledge, require lengthy academic and
practical training, have high autonomy, a code of ethics, and generate in-service
growth. Teaching should be judged as a profession on these criteria.

Pengertian profesi pada hakekatnya menunjuk kepada pekerjaan atau


jabatan. Tidak semua pekerjaan disebut sebagai profesi. Ada sejumlah ciri
atau persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengatakan suatu pekerjaan
sebagai profesi.
b) Karakteristik Profesi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 1, pengertian guru professional sebagai
berikut.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
1) Ciri Profesi
Menurut Ornstein & Lavine (1984), suatu pekerjaan dikatakan sebagai
profesi apabila memenuhi sejumlah ciri sebagai berikut:
• melayani masyarakat, dan pekerjaan tersebut merupakan karier
yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama (sepanjang
hayat, tidak mudah berganti).
• pekerjaan tersebut membutuhkan bidang ilmu dan keterampilan
yang khusus (tertentu), yang tidak semua orang dapat
melakukannya.
• menggunakan hasil penelitian dan aplikasi teori ke dalam praktik.
• membutuhkan pelatihan (pendidikan) khusus dalam waktu yang
panjang.
• terkendali berdasarkan lisensi baku dan/atau memiliki
persyaratan khusus (izin) untuk menduduki pekerjaan tersebut.
• otonomi dalam membuat keputusan dalam lingkup pekerjaannya.
• menerima tanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang
diambilnya.
• memiliki komitmen terhadap jabatan dan klien, khususnya
berkaitan dengan layanan yang diberikannya.
• menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, dan
relatif bebas dari supervisi jabatan (dokter menggunkan tenaga
administrasi untuk mengelola data klien, sementara tidak ada
supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter).
• mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesinya.
• mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elit untuk
mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan
pekerjaan dokter dihargai dan diakui oleh IDI dan bukan oleh
departemen kesehatan).
• mempunyai kode etik, sebagai pedoman dalam melaksanakan
layanan.
• mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan dari
setiap anggotanya.
• mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.

Penulis lain mencoba menggolongkan ciri profesi menjadi dua


kelompok yaitu (1) ciri utama dan (2) ciri tambahan (Sulistiyo-Basuki,
2004). Ciri utama adalah ciri yang mutlak harus ada atau melekat
dalam suatu pekerjaan untuk dikatakan sebagai profesi. Jika ciri
utama ini tidak tampak atau beberapa di antaranya tidak ada, maka
sulit untuk mengelompokkan pekerjaan tersebut ke dalam profesi.

Ciri Utama

Ada tiga ciri utama yang harus dipenuhi oleh suatu jenis pekerjaan
untuk dikatakan sebagai profesi yaitu (1) Sebuah profesi
mensyaratkan suatu pendidikan atau pelatihan yang ekstensif
sebelum memasuki profesi tersebut. Pelatihan ini dimulai sesudah
seseorang memperoleh gelar sarjana; (2) Pelatihan tersebut meliputi
komponen intelektual yang signifikan. Pelatihan tukang batu, tukang
cukur, dan pengrajin lebih merupakan ketrampilan fisik. Sedangkan
pelatihan akuntan, engineer, dokter lebih didominasi oleh muatan
intelektual; (3) Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang
penting kepada masyarakat. Dengan kata lain profesi berorientasi
kepada pemberian layanan jasa untuk kepentingan umum daripada
kepentingan sendiri.

Ciri Tambahan

Ciri tambahan adalah ciri yang kehadirannya tidak mutlak harus ada.
Jika ciri-ciri tambahan ini dipenuhi maka akan semakin memperkokoh
kualitas atau eksistensi profesi dari pekerjaan tersebut. Ada tiga yang
termasuk dalam katagori ciri tambahan, yaitu (1) Adanya proses
lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak profesi namun tidak
selalu perlu untuk status profesional. Dokter diwajibkan memiliki
sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun pemberian
lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sesuatu yang mutlak
sebagai syarat profesi; (2) Adanya organisasi profesi yang mewadahi
para anggotanya sebagai sarana komunikasi dan sarana perjuangan
untuk memajukan profesinya dan kesejahteraan anggotanya; (3)
Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi memiliki otonomi atas
penyediaan jasanya dan tindakan-tindakan atas pengambilan
keputusan dalam profesinya. Kode etik juga merupakan ciri tambahan
dalam sebuah profesi. Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Jadi
kehadirannya terkait dengan keberadaan organisasi yang juga masuk
dalam katagori ciri tambahan.

2) Guru Sebagai Profesi


Apakah pekerjaan atau jabatan guru sebagai sebuah profesi?
Jawabannya ya. Hal ini didasarkan kepada beberapa karakteristik
sebagai berikut:
• Pekerjaan guru memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang
menentukan (penting) dalam masyarakat.
• Untuk bekerja sebagai guru dibutuhkan keterampilan atau
keahlian tertentu (khusus).
• Keahlian dalam pekerjaan guru didasarkan pada teori dan metode
ilmiah.
• Ilmu keguruan memiliki batang tubuh disiplin ilmu yang jelas,
sistematik dan eksplisit.
• Pekerjaan guru memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi
dengan waktu yang cukup lama.
• Guru memiliki organisasi profesi sebagai wadah untuk
memperkuat kualitas profesinya.
• Guru memiliki kode etik sebagai landasan dalam bekerja.
• Dalam menjalankan tugasnya, para pendidik/guru berpegang
teguh kepada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
• Setiap anggota yang bekerja sebagai guru mempunyai kebebasan
dalam memberikan judgement terhadap masalah profesi yang
dihadapinya.
• Guru memiliki otonomi dan bebas dari campur tangan pihak luar
dalam melaksanakan tugasnya memberi layanan kepada
masyarakat.
• Pekerjaan guru mempunyai prestise yang tinggi dalam
masyarakat.
• Guru memperoleh imbalan (penghargaan finansial) yang cukup
memadai.

3. Kompetensi Guru
a) Profil Pendidikan Guru
Luangkanlah waktu anda sejenak saja untuk membayangkan peran
seorang guru di dalam masyarakat. Kita akan melihat hasil kerja guru
melalui orang-orang yang telah dididik oleh para guru. Mereka mampu
menciptakan arsitektur bangunan-bangunan menjulang tinggi,
memproduksi teknologi canggih, sebagai contoh nyata. Bukti hasil kerja
guru banyak dan begitu besar. Tentunya, disamping keberhasilan masih
banyak pula masalah yang perlu dibenahi, terutama masalah peran
pendidik dalam membangun mental bangsa yang sehat, membangun
karakter bangsa yang akan membawa kedamaian. Masalah ini berkaitan
dengan pendidikan, merupakan beban berat yang harus dipanggul oleh
para guru. Kekecewaan terhadap karya guru banyak pula didengar.
Perilaku guru yang tidak senonoh, korupsi yang terjadi di lingkungan
pendidikan, premanisme yang berkembang di sekolah.lantas, sosok guru
seperti apa yang dapat membantu negara mengatasi masalah yang sangat
kompleks dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan. Diharapkan
para guru sendirilah yang harus memikirkan kembali, bermenung sejenak
tentang dirinya dan profesi yang diembannya.

Mahmud Khalifah menuliskan (2009) tentang guru yang dirindukan:


“Guru adalah orang yang bersamudrakan ilmu pengetahuan. Ia adalah
cahaya yang menerangi kehidupan manusia, ia adalah musuh kebodohan,
dan penghapus kejahiliyahan. Ia juga mencerdaskan akal dan
mencerahkan akhlak.”

Begitu mulianya seorang guru dimata Khalifah, guru adalah orang yang
pantas mendapatkan penghormatan. Sungguh, orang yang mendidik
anak-anak dengan kesungguhan berhak untuk mendapatkan
penghargaan dan penghormatan. Terpujilah engkau guru seperti yang
dinyanyi anak-anak kita.

Bagaimana mungkin bisa menghasilkan output siswa yang baik jika yang
mengajar punya kualiatas kurang ?

Profil pendidik guru mewakili gambaran tujuan pendidikan nasional


yang akan dicapai, yakni menyiapkan anak yang berkembang menjadi
dewasa secara utuh, cerdas, beriman, taqwa dan berakhlak mulia, sehat
jasmani dan rohaninya. Untuk mencerdaskan anak didiknya guru
haruslah mencerdaskan dirinya dahulu. Cerdas dibidang spiritual, yang
dapat membimbing anak didiknya menjadi manusia yang beriman dan
berakhlak mulia. Cerdas menguasai, menerapkan dan mengembangkan
keilmuannya. Cerdas dalam merawat kesehatan jasmani-rohani dan
sosialnya sehingga patut ditiru. Dengan demikian profil guru pendidik
adalah guru yang memiliki pribadi cerdas unggul.

Sebutan pendidik dan guru di dalam kehidupan sehari-hari sering


diartikan sama maksudnya. Secara etimologi pendidik adalah orang yang
melakukan bimbingan. Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik
adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang pendidikan.
Pendidik memiliki batasan tugas yang lebih luas dalam pengertian awam,
sedangkan guru lebih spesifik dimana tugasnya lebih jelas. Pendidik bisa
siapa saja yang tertarik membantu mengembangkan orang lain dan
waktu dan tempat tidak terbatas. Dalam bahasan ini digunakan kata
pendidik guru.

Karakteristik pendidik guru di antaranya adalah sebagai berikut:


• Pendidik yang juga guru, adalah seseorang yang dituntut untuk
komitmen terhadap profesinya, orang yang selalu berusaha
memperbaiki dan memperbaharui cara kerjanya sesuai dengan
tuntutan zaman
• Pendidik guru adalah orang yang memiliki ilmu, yang mampu
menangkap hakikat sesuatu, orang yang mampu menjelaskan hakikat
dalam pengetahuan yang diajarkannya.
• Pendidik guru adalah orang yang kreatif, yang mampu menyiapkan
peserta didiknya agar mampu berkreaasi, sekaligus mengatur dan
memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi
dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.
• Seorang guru yang berusaha menularkan penghayatan akhlak atau
kepribadian kepada peserta didiknya.
• Pendidik guru adalah orang yang berusaha mencerdaskan peserta
didiknya, melatihkan berbagai keterampilan mereka sesuai bakat,
minat dan kemampuan.
• Pendidik guru adalah seorang yang beradab sekaligus memiliki peran
dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas dimasa
depan.

Perilaku guru hendaknya dapat memberikan pengaruh baik kepada para


anak didiknya, yang dapat mempengaruhi dan merubah kehidupan anak
ke arah yang lebih baik.

Pribadi unggul yang efektif

Adalah Guru Cerdas Berakhlak Mulia

Dan Guru untuk anak-anak yang memiliki masa depan

Guru biasa adalah yang mampu membagi pengetahuan

kepada anak didiknya

Guru baik yang mampu menjelaskan

Dan yang mampu mendemonstrasikan

Guru luar biasa adalah yang mampu memberi inspirasi


anak didiknya menjadi cerdas dan sukses di masa depan

b) Tanggung Jawab keprofesionalan


1) Makna Tanggung Jawab
Tanggungjawab menurut kamus bahasa Indonesia adalah, keadaan
wajib menanggung segala sesuatu. Sehingga bertanggungjawab
adalah kewajiban menanggung, memikul, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Menurut Widagdo (2001) Tanggungjawab adalah kesadaran akan
tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.

Tanggungjawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran


dan kewajiban. Jenis tanggungjawab tersebut yakni; tanggungjawab
terhadap diri sendiri, tanggungjawab terhadap keluarga,
tanggungjawab masyarakat, tanggungjawab bangsa dan Negara, dan
tanggungjawab terhadap tuhan.

Tanggungjawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah


sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan
bandingan hak, dan dapat juga tidak mengacu hak. Maka tanggung
jawab dalam hal ini adalah tanggungjawab terhadap kewajibannya.

Pembagiaan kewajiban bermacam-macam dan berbeda-beda. Setiap


keadaan hidup menentukan kewajiban yang tertentu. Kedudukan,
status dan peranan menentukan kewajiban seseorang. Kewajiban ini
ada yang terbatas dan tidak terbatas. Kewajiban terbatas
tanggungjawabnya sama untuk semua orang. Misalnya yang berkaitan
hukum. Yang melanggar undang-undang sanksinya sama. Kewajiban
tidak terbatas, tanggungjawabnya memiliki nilai yang lebih tinggi
sebab dilakukan oleh suara hati nurani. Seperti guru melaksanakan
tugasnya dengan tulus dan ikhlas tanpa pamrih di luar jadwal yang
seharusnya.

2) Tanggung Jawab Guru, Kesadaran, Pengabdian, dan Pengorbanan


Seseorang diharapkan melaksanakan tanggungjawab atas kesadaran.
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya
merasa, ingat (kepada keadaan sebenarnya) keadaan ingat akan
dirinya, tahu dan mengerti. Jadi kesadaran adalah hati yang terbuka
atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.
Seperti guru memilih pekerjaan sebagai guru atas kesadaran diri yang
tinggi, sehingga ia akan dapat mempertanggungjwabkan tugasnya
kepada diri sendiri, tidak suka mengeluh dan menyesali pilihannya.
Diapun tahu kalau pihannya itu akan dipertanggunjawabkan kepada
keluarga, negara, masyarakat dan Tuhannya.

Guru saat melaksanakan kewajibannya mengelola pembelajaran di


kelas, seringkali harus mengeluarkan dana sendiri untuk membeli
kapur tulis,atau kebutuhan belajar lainnya karena barang belum
tersedia. Rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap tugas yang tidak
terbatas, kadangkala kita harus berkorban materi atau nonmateri.
Pengorbanan artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu,
tenaga, pikiran, bahkan nyawa, demi cinta atas sesuatu kesetiaan dan
kebenaran.

Pengorbanan dalam melaksanakan tanggungjawab juga memiliki


makna pengabdian. Perbedaan pengertian antara pengorbanan dan
pengabdian sering tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu
ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat pengabdian.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas, tanpa pamrih, tanpa perjanjian,
tanpa ada transaksi, kapan saja siap, saat diperlukan.

Pengabdian merupakan perbuatan baik yang dapat berupa pikiran


ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan dan kecintaan, rasa
hormat atau suatu ikatan dan semuanya dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu hakikat dari rasa tanggung jawab. Menjadi
guru merupakan pengabdian yang tulus dan ikhlas demi kecintaan
pada bangsa dan Negara ini, yang akan dilaksanakan dengan sikap
tanggungjawab yang tinggi.

Ciri-ciri khas orang yang mempunyai tanggung jawab pribadi yang


tinggi:
• Mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepadanya secara tuntas.
• Selalu berusaha menghasilkan yang terbaik
• Merasa bertanggung jawab atas semua yang dihasilkannya baik
yang buruk atau yang jelek
• Cenderung menyalahkan diri sendiri, kalau ada hal-hal yang
kurang tepat –salah

Ciri khas dari orang yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab
yang tinggi:

• Santai, tidak disiplin, kurang menghargai waktu.


• Sering tidak mengerjakan suatu pekerjaan secara tuntas.
• Hal-hal yang sering terjadi sering dilihat sebagai akibat dari
keadaan dibanding dari tindak-tanduk sendiri.

Berkembangnya rasa tanggung jawab pribadi disebabkan sebagian


kecil oleh faktor bawaan dan sebagian dari faktor lingkungan
pendidikan dan lingkungan rumah. Terbentuknya sikap
bertanggungjawab karena adanya proses latihan dan pembiasaan
yang akhirnya menjadi alami, menyatu dalam bentuk kesadaran diri.

3) Kewajiban Guru Profesional


Apa yang harus dilaksanakan guru dalam tugas keprofesionalannya
telah tercantum dengan jelas di dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 20,
seperti yang dikutip berikut ini.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:


• Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
• Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
• Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
• Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
• Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

Tanggungjawab keprofesionalan juga dapat meliputi :

• Tanggungjawab moral, tenaga professional berkewajiban


menghayati, mengamalkan Panca sila, mewariskan pada peserta
didiknya.
• Tanggungjawab bidang pendidikan, bertanggungjawab terhadap
proses pendidikan, mengelola, melakukan bimbingan.
• Tanggungjawab kemasyarakan, ikut bertanggungjawab
memajukan masyarakat secara umum terutama berkaitan dengan
pendidikan.
• Tanggungjawab keilmuan, di dalam melaksanakan tugas profesi
sebagai guru bertanggungjawab memajukan ilmu pengetahuan dan
tekonologi, terutama bidang keilmuannya sendiri.
c) Kompetensi Guru
Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, butir c.
adalah sebagai berikut :

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang


harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.

Selanjutnya jenis kompetensi guru tersebut lebih ditegaskan pada pasal 10:

(1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi


pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus
memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, dan sosial. Dalam konteks itu, maka kompetensi
guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk memangku
jabatan guru sebagai profesi. Keempat jenis kompetensi guru yang
dipersyaratkan beserta subkompetensi dan indikator esensialnya
diuraikan sebagai berikut.

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang


mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi


subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:

(1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini


memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum;
bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai pendidik; dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
(2) Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak
sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik.
(3) Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.
(4) Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif
terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
(5) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius
(imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.

Para siswa tidak hanya belajar dari apa yang dikatakan guru, mereka juga
belajar dari totalitas kepribadian gurunya. Kepribadian guru yang tidak
efektif akan menghalangi pembelajaran yang efektif. Beberapa
kepribadian buruk guru yang sering ditemukan di sekolah, ditulis oleh
Sukadi, diantaranya;

• sering meninggalkan kelas


• tidak menghargai siswa
• pilih kasih terhadap sisw
• menyuruh siswa menulis di papan tulis
• tidak disiplin
• kurang memerhatikan siswa
• materialistis

Dengan ditetapkannya seperangkat kompetensi guru, masyarakat sangat


berharap terjadi perubahan perilaku mengajar guru di kelas. Menurut
Diaz dkk (2006) keberadaan guru di kelas hendaknya menjadikan ia
sebagai model belajar dari peserta didiknya. Guru sebagai model
diantaranya menunjukkan;

• Guru sebagai orang yang ahli di bidangnya.


• Guru sebagai contoh pembentukan moral
• Guru sebagai orang memiliki kepedulian dan melakukan tindakan
• Guru sebagai figure pemimpin yang memiliki otoritas
• Guru sebagai fasilitator yang selalu siap membatu siswanya
• Guru sebagai delegator

Mulyana lebih memperluas peran guru professional yang akan mampu


menciptakan kelas untuk anak-anak berprestasi unggul, yang merupakan
ramuan dari bebagai kompetensi guru.

• Guru sebagai pendidik


• Guru sebagai pengajar
• Guru sebagai pembimbing
• Guru sebagai pelatih
• Guru sebagai penasihat
• Guru sebagai pembaharu (innovator)
• Guru sebagai model dan teladan
• Guru sebagai pribadi
• Guru sebagai peneliti
• Guru sebagai pendorong kreativitas
• Guru sebagai pembangkit pandangan
• Guru sebagai pekerja rutin
• Guru sebagai pemindah kemah
• Guru sebagai pembawa cerita
• Guru sebagai actor
• Guru sebagai emancipator
• Guru sebagai evaluator
• Guru sebagai pengawet
• Guru sebagai kulminator

d) Pengembangan Profesional Guru


1) Citra Diri Positif
Makna Citra Diri
Citra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu gambaran
yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, produk maupun suatu
lembaga. Sedangkan citra diri (self-image), diartikan sebagai
pandangan dalam berbagai peran (sebagai anak, orangtua, guru, dsb).
Self-image menurut kamus Random House memiliki pengertian
gagasan, konsepsi atau gambaran mental diri, self-estem, respect yang
menguntungkan citra diri.

Di dalam kajian psikologi kepribadian , citra diri sebagai konsep diri


tentang individu. Citra diri sebagai salah satu unsure penting dalam
penilaian diri sendiri.menunjukkan siapa diri kita sebenarnya.
Bagaimana Anda melihat diri sendiri. Ini adalah gambaran diri yang
telah dibangun dari waktu ke waktu. Apa harapan Anda? Apa yang
anda pikirkan dan rasakan? Apa yang anda telah lakukan sepanjang
hidup anda dan apa yang Anda ingin lakukan.

Pandangan pribadi yang kita pahami tentang diri kita sendiri


merupakan citra mental atau potret diri. Menggambarkan
karakteristik diri, termasuk cerdas, cantik, jelek, berbakat, egois dan
baik. Ciri-ciri membentuk representative, kolektif asset dan yang bisa
teramati.

Citra diri positif positif memberikan keyakinan ke pada seseorang


dalam pikiran dan tindakan, dan citra diri negative membuat
seseorang ragu akan kemampuan mereka.

Citra Diri guru


Citra Diri Guru dapat dimaksudkan sebagai gambaran tentang diri
pribadi guru yang diberikan appresiasi oleh masyarakat. Penilaian
yang diberikan oleh masyarakat terhadap guru bisa positif atau
negatif tergantung kepada kepribadian maupun karakter yang
muncul sebagai wujud profesi guru secara utuh.

Citra Diri Positif (positive self-image) dapat membangun dan


mempermudah karir seseorang , karena dia memandang positif
kepada kemampuan diri, melihat kelebihan diri, bukan
kekurangannya. Dengan berpikir positif pada diri, membuat dirinya
berharga.

Pentingnya Citra Diri Positif


“Anda adalah sebagaimana yang Anda pikirkan tentang diri Anda
sendiri” Bingung? Versi aslinya, mungkin malah lebih mudah
dipahami: “You are what you think”. Maksudnya adalah jika kita
memiliki citra diri positif, maka kita akan mengalami berbagai macam
hal positif sesuai dengan apa yang kita pikirkan.

Banyak ahli percaya bahwa orang yang memiliki citra positif adalah
orang yang beruntung. Citra diri yang positif membuat mereka
menikmati banyak hal yang menguntungkan, diantaranya orang
sering diberi kepercayaan untuk mengemban tugas tertentu dan
sering pula mendapatkan pelayanan secara khusus. Selanjutnya
dengan citra diri positif akan dapat membangun rasa percaya diri dan
meningkatkan rasa juang.

Membangun Percaya Diri. Citra diri yang positif secara alamiah akan
membangun rasa percaya diri, yang merupakan salah satu kunci
sukses. Guru yang mempunyai citra diri positif tidak akan berlama-
lama menangisi nasibnya yang sepertinya terlihat buruk. Citra dirinya
yang positif mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang masih
dapat ia lakukan. Ia akan fokus pada hal-hal yang masih bisa
dilakukan, bukannya pada hal-hal yang sudah tidak bisa ia lakukan
lagi. Dari sinilah, terdongkrak rasa percaya diri orang tersebut.

Meningkatkan Daya Juang. Dampak langsung dari citra diri positif


adalah semangat juang yang tinggi. Guru yang memiliki citra diri
positif, percaya bahwa dirinya jauh lebih berharga daripada masalah,
ataupun penyakit yang sedang dihadapinya. Ia juga bisa melihat
bahwa hidupnya jauh lebih indah dari segala krisis dan kegagalan
jangka pendek yang harus dilewatinya. Segala upaya dijalaninya
dengan tekun untuk mengalahkan masalah yang sedang terjadi dan
meraih kembali kesuksesan yang sempat. Inilah daya juang yang lebih
tinggi yang muncul dari guru dengan citra diri positif.

Manfaat Citra Diri Positif


Seseorang yang memiliki citra diri yang positif akan mendapatkan
berbagai manfaat, baik yang berdampak positif bagi dirinya sendiri
maupun untuk orang-orang di sekitarnya. Manfaat-manfaat yang
terasakan oleh si empunya citra diri positif dan lingkungannya
tersebut adalah:

Guru akan membawa Perubahan Positif


Guru yang memiliki citra diri positif senantiasa mempunyai inisiatif
untuk menggulirkan perubahan positif bagi lingkungan tempat ia
berkarya. Mereka tidak akan menunggu agar kehidupan menjadi
lebih baik, sebaliknya, mereka akan melakukan perubahan untuk
membuat kehidupan menjadi lebih baik. Perubahan positif tidak
hanya terasakan oleh dirinya, namun juga oleh lingkungannya.

Mengubah Krisis Menjadi Keberuntungan


Selain membawa perubahan positif, guru yang memiliki citra positif
juga mampu mengubah krisis menjadi kesempatan untuk meraih
keberuntungan. Citra diri yang positif mendorong guru untuk
menjadi pemenang dalam segala hal. Menurut orang-orang yang
bercitra diri positif, kekalahan, kegagalan, kesulitan dan hambatan
sifatnya hanya sementara. Fokus perhatian mereka tidak melulu
tertuju kepada kondisi yang tidak menguntungkan tersebut,
melainkan fokus mereka diarahkan pada jalan keluar. Seringkali kita
memandang pada pintu yang tertutup terlalu lama, sehingga kita
tidak melihat bahwa ada pintu-pintu kesempatan lain yang terbuka
untuk kita.
Kita seringkali memandang dan menyesali kegagalan, krisis dan
masalah yang menimpa terlalu lama, sehingga kita kehilangan
harapan dan semangat untuk melihat kesempatan lain yang sudah
terbuka bagi kita.

sebagai contoh, John Forbes Nash, pemenang nobel di bidang ilmu


pengetahuan ekonomi dan matematika, justru merasa tertantang
ketika mengalami soal matematika atau permasalahan ekonomi yang
sulit. Kesulitan-kesulitan ini menurut Forbes, merupakan kesempatan
untuk membuktikan kemampuannya memecahkan masalah tersebut.
Kesulitan dan masalah dalam matematika dan ekonomi,
mendorongnya untuk mencari cara-cara baru yang lebih efektif dan
kreatif sebagai solusi bagi permasalahan tersebut.

Bagaimana caranya?
Setelah kita menyadari pentingnya memiliki citra diri positif, dan
manfaat memiliki citra diri positif, tentunya kita juga ingin tahu
bagaimana membangun citra diri yang positif. Berikut ini hal-hal yang
harus dilakukan untuk membentuk citra diri yang positif:

Persiapan
Salah satu cara membangun citra diri positif adalah melalui persiapan.
Dengan persiapan yang cukup, kita menjadi lebih yakin akan
kemampuan kita meraih sukses. Keyakinan ini merupakan modal
dasar meraih keberuntungan. Dengan melakukan persiapan, kita
sudah berhasil memenangkan separuh dari pertarungan. Persiapan
menuntun kita untuk mengantisipasi masalah, mencari alternatif
solusi, dan menyusun strategi sukses. Persiapan dapat diwujudkan
dengan mencari ilmu pengetahuan yang mendukung kita dalam
menyelesaikan suatu masalah.

Berpikir Unggul
Untuk membangun citra diri yang positif, kita harus berpikir unggul.
Cara berpikir unggul seperti ini akan mendorong kita untuk
senantiasa berusaha menghasilkan karya terbaik. Mereka tidak akan
berhenti sebelum mereka dapat mempersembahkan sebuah
mahakarya. Semua ini dapat diraih guru jika selalu berpikir unggul.
Setiap kali akan berciptakarya , yang dipikirkan guru adalah
kemenangan atas keberhasilan belajar anak didiknya. Selalu berpikir
kreatif dan inovatif.

Belajar Berkelanjutan
Selain melalui persiapan yang tepat serta berpikir unggul, citra diri
positif juga bisa dibangun melalui komitmen pada pembelajaran
berkelanjutan. Hasil belajar akan membawa perubahan positif dengan
menambah nilai bagi orang yang berhasil mendapatkan pengetahuan
ataupun keterampilan baru, yang bisa dijadikannya modal untuk
maju meraih sukses. Tanpa semangat untuk senantiasa
mengembangkan diri, guru yang sudah memiliki citra positif bisa saja
lalu kehilangan citranya tersebut karena tidak dianggap ”unggul” lagi
atau tidak dianggap mampu menambah nilai bagi masyarakat sekitar
melalui karya-karya yangdihasilkannya.

Seringkali guru yang sudah lama mengajar maupun yang berada di


tingkat atas merasa tak perlu lagi untuk belajar. Ia memandang remeh
untuk belajar lagi, ia pikir, “Toh, aku sudah sukses.” Tambahan, orang
seperti ini lebih enggan lagi untuk belajar pada orang yang lebih
rendah dari dirinya. Hasilnya, ketika ia dirundung masalah,
keberhasilannya pun melorot. Guru yang lebih muda yang terus
belajar akan menggantikannya dan menangani masalah dengan lebih
baik.
Hal yang paling penting juga dalam membahas tentang citra diri ini
adalah konsep diri, atau harga diri. Menurut Bandura, jika selama ini
kita merasa hidup telah sesuai dengan standar-standar yang kita
tentukan dan telah memperoleh imbalan atau penghargaan, itu
berarti kita telah memiliki konsep diri (harga diri).

Guru yang memiliki kemampuan membangun citra diri positif akan


sukses dan mudah membangun karier. Ia selalu melihat kelebihan
diri, bukan kekurangan. Guru mampu membuat dirinya berharga
dimata orang lain. Contohnya antara lain citra kejujuran, kesabaran,
ketegasan, kedisiplinan dan wibawa merupakan citra positif yang
disukai siapapun. Di dalam membangun citra diri ini dibutuhkan
kemauan dan keseriusan dan memang tidak mudah, sering tidak
akan terlihat langsung hasilnya. Karena citra diri merupakan produk
pembelajaran dari orangtua, pengasuh yang memberikan kontribusi
terbesar pada citra diri kita. Pengalaman lain dari guru, teman dan
keluarga, yang menjadi pantulan cermin dari orang yang berpengaruh
pada perkembangan kepribadian secara utuh.

2) Etika
Seringkali di dalam kehidupan sehari-hari kita mendengarkan
maupun menggunakan kata etika, etis, etiket, moral, maupun akhlak.
Coba kita perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
“Guru PPL itu tidak punya etika, masuk ruangan tidak mengucapkan
salam “
“Rupanya, moral guru itu rendah. Masak, anak didiknya ditendang
dan dimaki-maki karena tidak ikut upacara “
“Tidak etislah kalau kita yang menyampaikan perihal kekurangan
bapak pengawas”
“Mahasiswa supaya memakai pakaian yang pantas di hari wisuda,
jangan kita dikira tidak tahu etiket”

Pada kalimat-kalimat di atas kita bisa melihat cara berperilaku dari


manusia yang dianggap tidak baik dan benar. Mengapa kita sebagai
guru perlu memahami tatacara hidup ini? Perlu beretika, bermoral
dan berakhlak baik ?

Seperti yang kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan


Allah yang paling sempurna. Manusia diberi akal budi, perasaan dan
kehendak. Dengan akal manusia bisa berpikir, dengan rasa manusia
bisa mengatur keharmonisan hidup ini, dengan kehendak manusia
bisa banyak berbuat amal kebaikan dan membuat karya. Karunia
Allah jua, manusia mampu berbahasa, bisa mendidik dan dididik,
berkehendak untuk menjadikan hidup ini lebih bermakna. Dengan
kelebihan ini, manusia tentunya dapat berperilaku baik (kepribadian)
setiap saat.

Untuk memelihara keseimbangan kehidupan pribadi maupun


kehidupan bersama (sosial), manusia perlu mengetahui aturan-aturan,
nilai-nilai, norma-norma umum, maupun aturan ajaran agamanya.
Manusia yang selalu berpikir kritis akan mampu menimbang
perilaku, mana yang berdampak baik dan berdampak buruk.
Kesadaran diri, harus berperilaku bagaimana ini, yang dikenal
dengan ilmu etika.

Berikut ini, akan dibahas tentang etika, moral dan akhlak secara
singkat. Dimulai dari pengertian tentang etika, macam dan hubungan
etika dengan moral, etiket dan akhlak, sehingga membawa kita pada
suatu pengertian “guru sebagai makhluk yang beretika dan berakhlak
mulia”.

Etika dan Etiket


Etika yang dalam bahasa Inggris di sebut ethics. Secara etimologi,
etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan
atau adat. Secara terminologi etika adalah cabang filsafat yang
membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam
hubungannya dengan baik buruk. Dalam batasan filsafat, Immanuel
Kant yang dikutip dari Anshari (1982), menyatakan bahwa filsafat
adalah pengetahuan yang mencari jawaban dari empat persoalan
pokok, salah satunya dijawab oleh etika. Persoalan tersebut berkaitan
dengan, “Apakah yang boleh dikerjakan manusia ?”

Suseno dalam membahas etika dasar (1997), menyatakan bahwa etika


adalah ilmu yang mencari orientasi. Salah satu kebutuhan
fundamental manusia adalah orientasi. Etika sebagai sarana orientasi
bagi manusia dalam menjawab pertanyaan: bagaimana saya harus
hidup dan bertindak? Begitu banyak yang dapat memberitahu kita
apa yang seharusnya kita lakukan; orangtua, guru, adat istiadat dan
tradisi, teman. Tetapi apakah benar apa yang mereka katakan? Dan
bagaimana kalau mereka masing-masing memberi nasihat yang
berbeda? Lalu siapa yang harus diikuti? Dalam situasi seperti ini etika
akan membantu kita untuk mencari orientasi. Tujuannya agar kita
tidak hidup dengan cara ikut-ikutan.

Etika sebagai ilmu tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana


patutnya manusia hidup dalam masyarakat, yang dapat memahami
apa yang baik dan yang buruk. Arti susila dalam etika dimaksudkan
kelakuan atau perbuatan seseorang bernilai baik, sopan menurut
norma-norma yang dianggap baik.

Etiket adalah tata cara dalam masyarakat, sopan dalam memelihara


hubungan baik antara sesama manusia. Arti etiket disini sama
dengan adat kebiasaan, yaitu sesuatu yang dikenal, diketahui dan
diulang-ulangi serta menjadi kebiasaan dalam masyarakat, berupa
kata-kata atau macam-macam bentuk perbuatan manusia dalam
berinteraktif dengan manusia lainnya. Agar seseorang dapat diterima
oleh kelompok masyarakat tertentu maka ia harus memahami etiket
pergaulan berlaku pada masyarakat itu.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering ditutut untuk membawakan


diri kita berperilaku sesuai dengan etiket tertentu. Seperti etiket
berbusana, etiket di meja makan, etiket dalam berbicara, mengikuti
upacara resmi, saat menghadapi atasan, dalam perjamuan resmi, dan
sebagainya. Dengan demikian, secara sederhana kita dapat
mengatakan bahwa etiket merupakan aturan sopan santun dalam
pergaulan hidup bermasyarakat.
Etika sebagai bagian (cabang) filsafat menurut beberapa ahli
dinyatakan sebagai berikut:
• The Liang Gie; etika adalah filsafat tentang pertimbangan moral
• Harry Hamersma; etika dan estetika merupakan filsafat tentang
tindakan
• Aristoteles, memasukkan etika ke dalam cabang filsafat praktis;
ilmu etika yang mengatur kesusilaan dan kebahagian dalam hidup
perseorangan.

Menurut Suseno, ada empat alasan mengapa manusia perlu beretika:


Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik.
Perlu kesatuan tatanan normatif.

Kedua, kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang sangat


cepat. Dalam transformasi ekonomi, sosial, intelektual, dan budaya itu
nilai budaya tradisional tertantang. Perubahan-perubahan budaya
terjadi begitu cepat akibat modernisasi. Dalam situasi seperti ini, etika
membantu kita agar jangan kehilangan orientasi, dapat membedakan
antara yang hakiki dan apa yang boleh berubah dan dengan demikian
tetap sanggup untuk mengambil sikap yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Ketiga, dengan etika kita dapat menghadapi ideologi-ideologi baru


dengan kritis dan objektif untuk membentuk penilaian sendiri, agar
kita tidak mudah terpancing. Etika juga membantu agar kita jangan
naif atau ekstrem, tidak cepat bereaksi, terhadap suatu pandangan
baru, menolak nilai-nilai hanya karena baru dan belum biasa.

Keempat, etika juga perlu oleh agama untuk memantabkan


pemeluknya dalam keyakinan dan keimanan.

Dengan memperhatikan manfaat etika, diharapkan peran Guru di


manapun, dalam situasi apapun keberadaannya tetaplah sebagai
pembimbing, pembina perilaku, dan sekaligus model berperilaku
manusia beretika. Karena ini bagian dari tanggung jawab sebagai
pendidik.

Moral dan Etika


Moral berasal dari kata latin mos jamaknya moses yang berarti adat
atau cara hidup. Berarti etika sama dengan moral? Magnis Suseno
(1987) membedakannya. Ajaran moral dinyatakan Suseno sebagai
wejangan, khotbah, peraturan lisan atau tulisan tentang bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang
baik. Sedangkan etika bukanlah ajaran, tetapi pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika adalah ilmu,
yang membuat kita mengerti tentang ajaran tertentu, dan bagaimana
kita mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan
ajaran moral.

Kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai


manusia. Bukan berdasarkan perannya, seperti guru, olahragawan,
dai, pendeta, dokter, dan lainnya. Norma-norma moral adalah tolok
ukur segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku
peran tertentu dan terbatas.

Etika dan Akhlak


Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluq atau al-khulq,
yang secara etimologis berarti: a) tabiat, budi pekerti ; b) kebiasaan
atau adat; c) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan; d) agama. Akhlak
dalam konsep agama Islam adalah sebagai bukti amaliah dari
keimanan dan ketaqwaan seseorang.

Sebagai kita kita pahami etika adalah usaha manusia untuk memakai
akal budi dan daya fikirnya untuk memecahkan masalah hidup kalau
ia mau baik. Etika secara umum dikenal sebagai kesepakatan
manusia secara bersama-sama terhadap suatu norma yang jadi
pedoman berperilaku. Bagi pemeluk agama Islam cara berperilaku
manusia tidak boleh terlepas dari ajaran agamanya. Manusia berbuat
bukan hanya untuk kebahagiaan di dunia saja, melainkan juga untuk
kebahagiaan di akherat. Etika beragama di dalam agama Islam
disebut dengan akhlak. Perilaku umat Islam haruslah berpedoman
pada ajaran Alquran sebagai kitab suci dan cara pelaksanaan dalam
kehidupan sehari-hari mencontoh akhlak guru besar nabi Muhammad
SAW.

Akhlak dalam agama Islam memiliki makna yang lebih mendalam


dalam hidup manusia, yaitu cara manusia berperilaku yang
merupakan pantulan dari tingkat keimanan hidup beragama.
Berdasarkan kajian QS an-Nahl 16: 126 dan QS asy-Syuura 42:/40, KH
Achmad Satori Ismail menjelaskan ada empat tingkatan akhlak dalam
Islam. Pertama, akhlak sayyiah (tercela). Yaitu, semua yang dilarang
Islam berupa keburukan atau kejahatan yang merugikan manusia dan
kehormatannya,atau yang merusak makhluk secara umum. Misalnya.
Bergunjing, mengadu domba, dan menipu. Kedua, akhlah hasanah
(baik), adalah akhlak di mana kebaikan dibalas dengan kebaikan dan
kejahatan dibalas dengan kejahatan yang serupa. Ketiga, akhlak
karimah (mulia), yaitu berperilaku sebagaimana yang diperintahkan
Islam. orang yang selalu mampu memaafkan orang lain, walaupun
orang tersebut mampu membalas hal yang tidak baik tersebut yang
menimpa dirinya. Keempat, akhlak adzimah (agung). Kalau pada
akhlak karimah ketika mendapatkan keburukan dari orang lain, cuma
sampai memaafkan tersebut. Tapi, akhlak agung meningkat lebih
tinggi, yaitu dengan berbuat baik kepada orang yang menzoliminya.
Bahkan mendoakan orang tersebut untuk hal yang baik.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga


setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada
pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut al-
akhlaq al-karimah. Hal ini tercantum antara lain dalam sabda
Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
(HR. Ahmad, Baihaqi dan Malik).
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik
akhlaknya” (HR. Tirmizi).
“Orang yang paling baik keislamannya ialah orang yang paling baik
akhlaknya” (HR. Ahmad).
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik adalah sesuatu yang paling
banyak membawa manusia ke dalam surga” (HR. Tirmizi).
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dari timbangan orang mukmin pada hari
kiamat daripada akhlak yang paling baik” (HR. Tirmizi).

Akhlak Nabi Muhammad SAW disebut juga akhlak Islam. Karena


akhlak ini bersumber dari Al-Qur’an, dan Al-Qur’an datangnya dari
Allah SWT, maka akhlak Islam mempunyai ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dengan akhlak ciptaan manusia (etika, moral, adat,
dll) . Ciri-ciri tersebut antara lain:
• Kebaikannya bersifat mutlak, yaitu kebaikan yang terkandung
dalam akhlak Islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk
individu maupun untuk masyarakat, di dalam lingkungan,
keadaan, waktu, dan tempat apapun.
• Kebaikannya bersifat menyeluruh, yaitu kebaikan yang terkandung
di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di
segala zamn dan di semua tempat.
• Tetap, langgeng, dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di
dalamnya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan
tempat atau perubahan kehidupan masyarakat.
• Kewajiban yang harus dipatuhi, yaitu kebaikan yang terkandung
dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan
sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang yang tidak
melaksanakannya.
• Pengawasan yang menyeluruh. Karena akhlak Islam bersumber
dari Tuhan, maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak ciptaan
manusia, sehingga seseorang tidak berani melanggarnya kecuali
setelah ragu-ragu dan kemudian akan menyesali perbuatannya
untuk selanjutnya bertobat dengan sungguh-sungguh dan tidak
melakukan perbuatan yang salah lagi. Ini trejadi karena agama
merupakan pengawas yang kuat. Pengawas lainnya adalah hati
nurani yang hidup yang didasarkan pada agama dan akal sehat
yang dibimbing oleh agama serta diberi petunjuk.

Sebagai guru yang beragama Islam tentu pedoman berperilakunya,


akan meniru akhlaq guru besar Muhammad SAW. Yang selalu
mengisi kehidupannya dengan kebaikan-kebaikan yang akan
membawa kepada kebahagiaan dunia dan akherat.

Kode Etik Guru


Kode etik merupakan bagian dari perilaku dan pengetahuan yang
sangat penting yang harus dikuasai dan dimiliki oleh seorang guru.
Kode etik suatu profesi merupakan norma-norma yang harus
diperhatikan oleh setiap anggota profesi khususnya profesi guru di
dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam kehidupan di
masyarakat. Seorang guru akan mengetahui tentang aturan-aturan
yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam melaksanakan
profesinya sebagai seorang guru.

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan


oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya
dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi
petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana
mereka melaksanakan profesinya dan larangan-larangan, yaitu
ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau
dilaksanakan oleh mereka, melainkan juga menyangkut tingkah lakau
anggota profesi pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di
dalam masyarakat.

Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk


kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri.
Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah untuk:
• menjunjung tinggi martabat profesi
• menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
• meningkatkan pengabdian para anggota profesi
• meningkatkan mutu profesi
• meningkatkan mutu organisasi profesi

Kode Etik Guru Indonesia

Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-


nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan
sistematis dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Fungsi kode etik
guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah
laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas
pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah
serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian
maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting
untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan.
Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan
berpedoman pada dasar-dasar antara lain guru:

- berbakti membimbing peserta didik untk membentuk manusia


Indonesia yang seutuhnya berjiwa Pancasila.
- memiliki dan melaksanakan kejuruan profesional.
- berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
- menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
- memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
- secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat prosesinya.
- memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
- secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai saran perjuangan dan pengabdian.
- melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan

Sembilan kode etik guru ini kalau kita simak satu per satu sudah
mengandung nilai bagaimana menjadi guru yang profesional.

3) Etos Kerja
Etos kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau
suatu kelompok. Kalau dikaitkan dengan profesi guru, etos kerja guru
adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas guru dalam
menjalankan profesinya.

Orang yang bekerja dilingkungan pendidikan, pendidik dan tenaga


kependidikan , seharusnya tidak hanya melihat pekerjaannya sebagai
tempat mencari nafkah. Ia harus melihatnya sebagai tugas yang
mengemban esensi pendidikan. Menurut Isjoni dan Suarman (2003)
pendidikan itu bukan hanya untuk hari ini dan esok, melainkan
membangun kehidupan jauh kedepan. Esensi pendidikan dalam hal
ini bagaimana mencerdaskan SDM, masyarakat dan bangsa, sehingga
mampu beradaptasi sekaligus melakukan pembaharuan dalam
kehidupannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dikuasai. Yang
mampu mengusainya adalah orang yang cerdas IQ, EQ, AQ, CQ dan
SQ.

Sumber daya manusia yang berkualitas hanya akan didapat dari guru
yang memiliki berbagai kecerdasan tersebut. Guru yang berkualitas
akan terbentuk jika memiliki etos kerja yang tinggi. Menurut Jansen
Sinamo ada delapan etos kerja unggulan yang perlu dipahami, yang
dapat dikembangkan oleh guru dalam bertugas. Etos kerja tersebut
sebagai berikut:
- Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja
benar.
- Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja
keras.
- Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja
tulus.
- Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja
tuntas.
- Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup
kerja kreatif.
- Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdiaanku, aku sanggup bekerja
serius,
- Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja
sempurna.
- Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup
bekerja unggul

Inilah wujud kecerdasan IQ, EQ, AQ, CQ dan SQ bagi seorang


pendidik guru. Hasil pekerjaaannya mendidik jauh ke depan. Jadi,
tugas dan tanggungjawabnya bukan hanya pada saat itu dilakukan,
akan tetapi menyiapkan pemimpin masa depan.
Biasanya tenaga profesional jarang mempermasalahkan agar gajinya
dinaikkan, melainkan kinerjanya sendirilah yang mengharuskan
orang lain membayar mahal. Menurut Isjoni dan Suarman orang-
orang profesional tidak menuntut gaji besar, namun mereka
membuat gaji besar dari karyanya.

Etos Kerja Dalam Pandangan Agama Islam

Kerja seperti apapun dalam kehidupan di muka bumi harus dilihat


dan dijalankan dalam suatu keseimbangan yang bernuansa ibadah.
Islam menekankan pentingnya masyarakat muslim secara umum
menghabis sepertiga hari mereka untuk bekerja, sepertiga lainnya
untuk tidur dan istirahat, dan sepertiga lainnya untuk shalat,
bersenang-senang, aktivitas keluarga serta masyarakat.

Ujian muslim setelah berkomitmen terhadap etos kerja, kemudian


perlu dipikirkan mengenai bagaimana rejeki didapat dan
dimanfaatkan. Dalam surat Albaqarah 212, Allah mengatakan akan
memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendakinya. Dari ayat
tersebut yang perlu disadari adalah kendati Allah memberikan rezeki
lewat berbagai cara dan dalam jumlah yang tak terbatas, tetapi itu tak
berarti rezeki datang dengan sendirinya, etos kerja harus
ditumbuhkan

Layak diperhatikan bagaimana pendapatan atau hasil orang per orang


yang berupa rezeki bisa diperoleh. Tentu akhirnya kembali kepada
beberapa besar usaha kita untuk memperoleh rezeki itu. Allah SWT
juga banyak berfirman agar rezeki itu dimanfaatkan dengan baik. Ini
berarti terlihat mata rantai suatu aliran pendapatan dari satu orang
keorang lainnya, sehingga akhirnya bagaikan bola salju dan jadilah
suatu pertumbuhan bagi orang tersebut baik secara moral maupun
material.

Sebagai guru muslim, kita layak merenungkan bahwa segala rezeki


yang Allah berikan kepada kita, harus dimanfaatkan secara baik. Di
samping itu manusia yang beradab pasti ingin bekerja keras dan
cerdas, berusaha mencari rezeki dengan dilandasi oleh etos Islam.

Allah telah meletakkan di dalam prinsip-prinsip penciptaannya,


bahwa bekerja dan berusaha merupakan daya rahasia kemajuan dan
pergerakkan. Alam telah mengajarkan kepada manusia bahwa segala
yang ada di alam ini senantiasa bergerak, berkembang, dan bekerja
untuk membangun sistemnya.

Ajaran Islam amat menekankan etos kerja tanpa melupakan aspek


spritual. Dengan keduanya, Islam mendorong manusia untuk
membangun peradaban yang mempunyai nilai spritual. Menyalakan
etos kerja di tengah krisis bangsa adalah langkah konkrit untuk
perbaikan negeri ini. Kehormatan dan kemuliaan datang dari kerja
dan usaha untuk ibadah.

Etos Kerja Cerdas berlandasan Spritual dapat dikembangkan lagi oleh


guru dan implementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, yakni
Etos kerja sebagai mental rohani. Bagaimana kita memandang tugas
kita guru dari segi mental rohani, agar didapatkan kepuasan kerja,
pahamilah hal berikut ini:

• Kerja adalah rahmat, kerja panggilan, kerja aktualisasi, kerja


ibadah, kerja adalah seni, kerja merupakan kehormatan, kerja
pelayanan.
• Rahmat; jiwa besar, pikiran luas, hati baik, rejeki akbar, sumber
berkah, suka cita, ikhlas, bersyukur.
• Amanah; adil, benar, jujur, aman terpecaya, bertanggungjawab,
pembangun,dan pengembang.
• Panggilan; responsif, ekspresif, unik, khas, berintegrasi, tuntas,
tumbuh menjadi bigger-higher, dan better.
• Ibadah; penuh cinta, sayang, setia, komitmen, berbakti, mengabdi,
berserah.
• Seni; indah, estetik,artistik, imajinatif, kreatif,, inovatif,
• Kehormatan; harkat,martabat, mulia, hebat, berkualitas, unggul,
excellent.
• Pelayan; fokus pada pelangganan, sempurna, paripurna, ramah,
simpatik, memuaskan.

Etos juga dikenali sebagai kebiasaan, berbasis pada state of mind yang
berhubungan kegiatan produktif.

Etos kerja sebagai seperangkat perlikaku kerja, yang berakar pada


kesadaran yang kuat, keyakinan yangjelas danmantab, serta
komitmen yang teguh pada prinsip,paradigma, dan wawasan kerja
yang khs dan spesifik

Delapan kebiasaan (habitus) dalam bekerja cerdas


• Bekerja ikhlas penuh rasa syukur
• Bekerja penuh integitas
• Bekerja keras penuh semangat
• Bekerja serius penuh kecintaan
• Bekerja cerdas penuh kreativitas
• Bekerja tekun penuh keunggulan
• Bekerja pari purna penuh kesabaran.

Bagaimana anda sebagai guru melaksanakan tugas profesinya selama


ini, coba nilai sendiri, lakukan penilaian diri dengan jujur agar ke
depan anda pantas menyadang gelar guru yang profesinal.

4) Komitmen
Makna Komitmen
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan dosen, Pasal 7 menyatakan salah satu prinsip
profesionalitas butir c. Guru memiliki komitmen untuk
meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia.

Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, Pasal 40 Ayat (2)butir b.


menyatakan pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban
mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan butir c. memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang
diberikan kepadanya.

Komitmen adalah janji. Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri
atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita.

Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya, sebagai sikap yang


sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri
seseorang.

Pilihan jadi guru hendaklah diperkuat dengan komitmen. Komitmen


akan mendororong rasa percaya diri, dan semangat kerja,
menjalankan tugas sebagai guru menuju perubahan ke arah yang
lebih baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan kualitas phisik dan
psikologi dari hasil kerja. Sehingga segala sesuatunya menjadi
menyenangkanbagi seluruh warga sekolah.
Komitmen mudah diucapkan. Namun lebih sukar untuk
dilaksanakan. Mengiyakan sesuatu dan akan melaksanakan dengan
penuh tanggungjawab adalah salah satu sikap komitmen. Komitmen
sering dikaitkan dengan tujuan, baik yang bertujuan positif maupun
yang yang bertujuan negative.

Sudah saatnya kita selalu berkomitmen, karena dengan komitmen


sesorang mempunyai keteguhan jiwa. Stabilitas social tinggi,
toleransi,, mampu bertahan pada masa sulit, dan tidak mudah
terprovokasi.

Komitmen yang tinggi untuk mengembangkan pendidikan.


Memenuhi Komitmen (menepati janji sesuai dengan hati nurani)
merupakan sikap dasar guru profesional. Menurut Pugach (2008) ada
lima komitmen yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh
guru, berkaitan dengan gelar profesional yang disandangnya.
- Selalu belajar mengembangkan pengetahuan dari berbagai sumber.
- Mengembangkan kurikulum dengan rasa tanggungjawab
- Selalu memperhatikan keragaman latar belakang keluarga peserta
didik
- Memenuhi kebutuhan individual dalam belajar di kelas maupun di
area sekolah.
- Aktif berkontribusi dalam tugas profesinya.

Seorang guru tidak boleh berhenti belajar setelah menyelesaikan


program pendidikannya. Mereka harus terus belajar melalui apa yang
dipraktekkannya di kelas, belajar melalui teman-teman seprofesi. Hal
ini akan terjadi kalau guru memiliki komitmen untuk membuka diri
jadi yang terbaik, mempunyai semangat dalam meningkatkan diri,
mengembangkan kariernya di dunia pendidikan.

Kurikulum bukanlah dokumen statis, dimana guru hanya mengikuti


tanpa perlu pertimbangan dan sikap bijaksana. Guru diberi
wewenang oleh pemerintah untuk mengembangkannya pada tingkat
satuan pendidikan , tingkat kelas, sesuai kebutuhan dan kemampuan
peserta didik. Oleh karena itu, dituntut tanggung jawab guru dalam
penggunaan kurikulum pendidikan.

Guru secara terus menerus, tahun berganti tahun, bergantian


angkatan, menerima anggota kelas yang berbeda-beda. Siswa yang
datang dari beragam latar belakangnya. Untuk pembelajaran yang
menyenangkan guru diharapkan selalu kreatif mengelola kelasnya.
Dimana, siswa dapat merasa diterima keberadaannya, merasa aman
dan nyaman, berada di lingkungan kelas dan lingkungan sekolah.
Kegiatan belajar di kelas maupun lingkungan sekolah hendaklah
diorganisir secara tepat guna. Pengelompokan kegiatan,
pengelompokkan siswa perlu pertimbangan berbagai kebutuhan
individu siswa.

Mengajar bukanlah sekedar bekerja yang memperhatikan jam masuk


dan jam keluar selesai pembelajaran. Bekerja bagaikan robot sesuai
dengan apa yang diperintahkan. Guru sendiri harus mampu
mengelola dirinya, mengembangkan profesinya, membutuhkan
kesempatan untuk bergabung dengan teman satu profesi, ikut
bertanggung jawab atas profesinya.

Komitmen guru adalah akhlak guru

Menepati janji adalah salah satu pokok ajaran akhlak yang harus
dilaksanakan sebagai aktualisasi dari keimanan. Sewaktu diangkat
menjadi guru pegawai negeri ada komitmen yang diucapkan (diambil
sumpah) atas nama Tuhan dan ditandatangani sebagai bukti tertulis
kita berjanji. Apa yang terjadi setelah kita guru memulai dunia kerja,
janji tinggal janji. Komitmen sering terlupakan. Janji akan lebih
mengutamakan tugas Negara daripada kepentingan pribadi, sering
terbalik dalam pelaksanaannya. Beratnya kesalahan kita, kita berjanji
dengan Allah.

Guru diharapkan akan menjadi seseorang yang menepati janji,


memegang ucapannya dan dapat dipercaya dan diandalkan. Guru
akan tampil dalam sikap, perkataan dan perbuatan menepati janji
betapapun kecilnya dan dapat diandalkan, terpercaya, beriman dan
bertakwa.

Komitmen dan Ketulusan-keikhlasan

Ketulusan dan keikhlasan dalam bekerja akan memudahkan


terlaksananya komitmen sebagai seorang guru. Membicarakan
tentang ikhlas, terkait dengan ketulusan niat. “ Ikhlas itu adalah
rahasia dari semua rahasia dan aku menempatkannya di hati hamba
yang menjadi kekasih- Ku.” Demikian firman Allah SWT sebagaimana
disabdakan nabi Muhammad SAW. Niat baik kita untuk
melaksanakan tugas sebaik-baiknya merupakan tujuan hasil kerja
yang berkualitas. Selalu ikhlas dalam bertindak dan niat karena Allah,
diikuti dengan doa, akan membuahkan kebahagiaan bagi pribadi
guru dan kesuksesan belajar siswanya.
Bekerja sebagai pengajar bagian dari mencapai kebahagian dalam
kehidupan. Keikhlasan harus selalu ditingkatkan dan dirawat.
Menurut Sentanu dalam bukunya Quantum Ikhlas : “Mencari
kebahagiaan hakiki dalam kondisi ikhlas, manusia akan kuat, cerdas
dan bijaksana jalan hidup yang efektif dan produktif menjadi
kekuatan pribadi yakni pribadi dengan bantuan Allah (Power).
Proses melatih diri secara kualtiatif dan kuwantitatif- meningkatkan
keikhlasan dengan mengakses kekuatan dahsyat (Allah). Kebahagiaan
hakiki tidak hanya dipahami melalui pikiran tatapi harus melalui hati
dengan kelembutan tersendiri orang yang ikhlas: rela, sabar,
bersyukur akan meraih cita-cita yang tertinggi di dunia dan akhirat.

Manusia diciptakan dengan sebaiknya dengan berbagai kelebihan dan


kesempurnaan. Fitrah sempurna di zone ikhlas, selalu berprasangka
baik kepada orang lain dan bersyukur kepada apa yang telah didapat.
Manusia computer hayati; hardware Otak’ Software Pikiran dan
perasaan’ operating system hati nurani self maintence system iklas
gangguan virusnya putus asa, nafsu, sombong dsb- prasangka buruk
–manfaat hidup berkurang. Barsaing perang-bekerja sama. Kita sering
diliputi pada hal-hal yang kurang enak. Takut maka timbul pikiran
hal-hal yang menakutkan-usahakan tarik hal-hal yang
membahagiakan/menarik hal-hal yang anda inginkan ingin sembuh
focus pada kesehatan senang focus pada kebahagiaan tenang focus
pada kedamaian.

Selanjutnya Sentanu mengaitkan kerja otak dengan keikhlasan dan


pentinya doa. Hidup di dunia berpasangan ada otak kiri dan otak
kanan. Kiri berpikir analitik, logis, bahasa, pengetahuan. Kanan
Intuisi, kuasi, seni, musik dsb. Tiap orang berbeda mana yang
menonjol. Perlu kerja sama (kanan kiri) , menyeimbangkan diri.
Perang besar melawan diri sendiri. Pikiran positif yang rasanya enak
dihati ketika anda beraktivitas, lakukan dengan hati dengan cara
penuh do’a kepada Allah SWT/ menyerahkan seluruh kehidupannya
kepada Allah SWT. Kita telah diberikan motivasi yang berbicara Zone
ikhlas High energi syukur, sabar, tenang, Happy perasaan positive
yang berenergi tinggi positive feeling. Kebanyakan manusia melihat
lewat panca indera tetapi belum tentu memahami apa yang dilihat.
Doa adalah senjata orang yang beriman D = Direction Minta yang
jelas O = Obedience = yakin do’a akan dikabulkan A= Aceptance =
syukur (menerima perasaan terkabulnya do’a).

Komitmen dan Kesabaran


Pepatah popular mengatakan, “Siapa yang bersabar akan beruntung.”
Mengapa beruntung ? Satu surat dalam Al-Quran menuliskan yang
artinya” …Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS
2:153). Jika Allah sudah menyertai seseorang, tidak ada siapa pun
akan mampu mencelakan dia. Kebersertaan Allah dalam
melaksanakan tugas sebagai guru haruslah diusahakan. Sering kita
dalam melaksanakan tugas tidak sabar untuk meraih hasil terbaik.

Sabar, adalah salah satu sikap terpuji yang terkait dengan kepribadian
guru. Menurut Ubaedi kesabaran dalam konsep agama Isalam
(Konsep Al-Quran) dimaksudkan untuk membuat manusia kuat
menghadapi hidup. Konsep bagaimana menghadapi realitas atau
menjalani praktek hidup.

Seperti yang kita alami, menjalani hidup ini ternyata tidak cukup
dengan memiliki keinginan yang baik, keinginan untuk menjadi orang
baik, atau menjadikan orang lain disekitar kita lebih baik. Setiap orang
memiliki keinginan untuk jadi baik, yang sering membuat kita tidak
nyaman adalah realitas. Realitas yang kita hadapi sering tidak sesuai
dengan harapan, bertentangan dengan keinginan atau yang telah
direncanakan. Ada realitas yang menuntut kita mencari solusi

“90% penyebab kegagalan manusia adalah kepasrahan terhadap realitas


.”(Washington Irvin)

“kesuksesan dilahirkan dari 99% kegagalan yang dipahami dengan sikap anti
menyerah,” (James Dison)

“keberhasilan seseorang itu 20% ditentukan oleh kecerdasan intelektual dan


yang 80% ditentukan oleh serumpun kemampuan yang disebut Kecerdasan
Emosinal.” (Daniel Goleman)

Ubaedi lebih lanjut menjelaskan, bahwa meski sebagian besar kita


sudah tahu arti kesabaran, tetapi dalam prakteknya masih banyak
yang belum berhasil membedakan antara kesabaran dalam arti
pasrah pada Tuhan dan kesabaran dalam arti pasrah pada kenyataan.
Misalnya guru punya komitmen untuk meningkatkan hasil belajar
siswanya. Kenyataannya, tidak semua anak didiknya dengan cepat
ambil bagian berpartisipasi aktif dalam program yang sudah
dirancang sedemikian rupa. Ada guru yang pasrah pada kondisi
siswa, dengan menyatakan memang kemampuan dan kemauan siswa
untuk belajar terbatas. Yang jelas kita sudah melaksanakan komitmen
dalam menjalankan tugas mengajar. Sering pasrah pada realitas
dengan mengatas namakan kesabaran, nasib, takdir, kehendak Tuhan,
dan sebagainya.
Bila kita sedang mengusahakan ide-ide baru dalam pendidikan
(meningkatkan prestasi) lalu gagal ditengah jalan, orang lain akan
mengatakan kepada kita sabar. Sabar disini mengandung konotasi
menerima kegagalan itu apa adanya. Hal ini tentu tidak sejalan
dengan kesabaran yang diajarkan oleh agama. Ide-ide positif, jika
gagal dilaksanakan, agama memerintahkan kita bukan menerima apa
adanya, melainkan menerima untuk memperbaiki. Yang diperbaiki
bisa jadi rencana, proses, teknik, alat, sikap mental, dan lain-lain.
Dengan menerima dan memperbaiki maka jiwa kita akan terdidik
untuk menjadi kuat.

Kesabaran adalah kemampuan. Ubaedi mengelompokkan kesabaran


sebagai kemampuan:

a. Kemampuan menunggu
b. Kemampuan mempertahankan
c. Kemampuan menjalankan

Sikap-sikap tidak sabar, seperti mengambil jalan pintas yang


melanggar hukum, main seradak-seruduk, atau malah apatis dan
tidak melakukan apa-apa, hanya akan berakhir dengan kegagalan dan
penyesalan.

Komitnen kesabaran perlu ditingkatkan. Sabar dapat mengundang


kehadiran Allah bersama kita. Sabar sebagai cara untuk meminta
pertolongan Allah. Mendidik manusia tidaklah mudah, guru sering
kehilangan kesabaran, sehingga komitmennya dalam menjalankan
profesi sering berjalan tidak mulus. Usaha untuk selalu memperbaiki
diri, mencari jalan terbaik dan doa kepada Allah merupakan kunci
utama dalam mencapai hasil kerja terbaik. Disamping itu, guru
hendaklah selalu berupaya menghadirkan Allah dan dipertahankan
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup individu maupun
komunitas, agar selalu menjadi orang yang beruntung.

5) Empati
Makna Empati
Empati dalam bahasa Yunani diartikan sebagai “ketertarikan fisik”,
yang didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali,
mempersepsi dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran,
kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan
perasaannya. Seseorang yang berempati akan mampu mengetahui,
pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai
resonansi perasaan.
Empati adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antara
manusia mampu merasakan emosi orang lain, yang akan bermanfaat
membina relationship yang akrab dengan orang lain..

Empati dan kecerdasan emosional


Empati adalah salah satu ciri kecerdasan emosional. Emosi menurut
Goleman (1996) merupakan suatu perasaan dan pikiran-pikiran khas,
suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Sejumlah kritikus mengelompokan
emosi dalam beberapa golongan , sebagai berikut:
• Amarah; beringas, mengamuk, benci, jengkel, marah besar ,
terganggu, rasa pahit, bermusuhan tindak kekerasan
• Kesedihan; sedih, pedih, muram, melankolis, mengasihani diri,
kesepian, ditolak, putus asa, depresi berat.
• Rasa takut; cemas, takut, gugup, khawatir, waspada, pobia, panic,
tidak tenang.
• Kenikmatan; bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur,
bangga, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.
• Cinta; penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat,, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
• Terkejut; takjub, terpana, terkejut, terkesiap.
• Jengkel; hina, jijik muak, mual, benci tidak suka, mau muntah,
• Malu; rasa salah, malu hati, kesal hasil, sesal, hina, aib, dan hati
hancur lebur.

Guru yang memiliki empati tinggi, mampu membaca dan


memahami kondisi emosi peserta didiknya pada waktu tertentu. Guru
akan berusaha membantu, memberi bimbingan cara mengelola emosi
mereka.

Kecerdasan emosional: kemampuan seperti kemampuan untuk


memotivasi diri sendiri, dan bertahan menghadapi frustasi,
menendalikan dorongan hati dan tidak berlebih-lebihan dalam
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress
tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa.

Empati adalah kemampuan membaca emosi

• Kemampuan menerima sudut pandang orang lain


• Kemampuan dalam mendengarkan orang lain
• Kemampuan kepekaan akan perasaan oranglain

Goleman menyebut empati sebagai”keterampilan dasar manusia”.


Orang memiliki empati kata Goleman adalah pemimpin alamiah
yang dapat mengekspresikan dan mengartikulasikan sentiment
kolektif yang tidak terucapkan, untuk membimbing suatu kelompok
menuju cita-citanya.

Menumbuhkan dan Mengembangkan Empati di kelas

Segal (2000) menyatakan, semakin banyak Anda mempelajari melalui


perasaan, semakin mudah Anda memahami perasaan orang lain. Saya
tidak dapat menemukan alat yang lebih ampuh untuk menelusuri
kerumitan hubungan manusia, kecuali empati. Empati adalah
keterampilan terakhir yang Anda peroleh ketika mendidik hati anda.

Empati mengalir dari kesadaran aktif, rasakan setiap saat,


seimbangkan kebutuhan anda dan kebutuhan orang lain demi
kepuasan bersama untuk membetuk hubungan saling menghormati
yang langgeng. Kesadaran aktif akan membuat anda cerdas. Empati
membuat anda bijaksana dalam merasa.

Memahami bahasa tubuh. Coba ingat dan catat bagaimana anda


bereaksi setiap anda merasakan atau melihat hal-hal berikut ini pada
orang-orang yang anda temui:

- mulut cemberut
- ringisan
- mata berbinar-binar
- irama suara
- alis berkerut
- senyum lebar
- kelopak mata berat
- nada suara melengking
- cuping hidung mengembang

Apakah anda merasakan ledakan emosioanal pada diri anda; Ketika


anda melihat seseorang mengangis, Anda menangis pula. Ketika
seseorang sangat ceria, Anda tertawa geli. Itu bukan empati sama
sekali. Empati dapat dimaknai menyelami perasaan orang lain,
namun masih tetap terjaga beberapa keterpisahan. Empati dapat
merasakan kesedihan orang lain tanpa kehilangan jati diri dan
kesadaran diri.

Data penelitian menunjukkan bahwa empati merupakan kekuatan


yang hebat untuk kebaikan. Guru yang memiliki tingkat empati yang
tinggi dapat mengembangkan kemampuan akademik yang lebih besar
pada muridnya daripada guru yang tingkat empatinya rendah. Carl
Roger dalam Zuchdi (2008) mengatakan bahwa, empati merupakan
alat yang paling efektif untuk membantu perkembangan pribadi dan
meningkatkan hubungan serta komunikasi dengan orang lain.

Empati guru merupakan kedekatan emosi dengan peserta didiknya,


ikatan emosi dengan siswanya. Guru sering gagal mencerdaskan
siswanya karena tidak memiliki empati pada peserta didiknya.

Empati guru terhadap siswa dengan memahami kebutuhan siswanya,


diantaranya;

- Sensitive, penuh perhatian terhadap kebutuhan siswa


- Menunjukkan kemampuan berada pada posisi siswa
- Memahami kebutuhan siswa, tetapi tidak sentimental,
membedakan masalah-masalah pribadi anak dari masalah umum.

Latihan membaca wajah siswa anda

Seorang guru harus bisa menyelami, apakah siswa telah mengerti


materi yang baru saja dijelaskan. Biasanya dari ekpresi wajah mereka
dapat terlihat.

Berikut ini Hasyim Ashari (2007) mendeskripsikan tanda yang bisa


dibaca dari ekspresi wajah siswa.

Ekpresi Wajah/suara Artinya

Kepala manggut-manggut Memahami apa yang


dijelaskan

Terseyum sambil bilang oo… Sangat memahami

Wajah tidak tergerak dengan Belum mengerti


tetap memandang papan tulis

Mengerutkan dahi Susah memahami


Bel akhir pelajaran berbunyi, dan Anda sukses berkomunikasi
siswa bilang “kok cepat ya” dengan siswa

Guru harus kreatif jika di kelas yang diajarnya ada siswa yang
ngobrol dengan temannya. Tidak melihat ke depan, atau kalau
ditanya tidak menjawab. Teramati tidak semangat mengikuti
pelajaran . Lakukan interaksi dengan memberi umpan balik. Guru
harus berusaha mencari akar permasalahannya, jangan hanya focus
menyelesaikan program pembelajaran hari itu. Sikap empati yang
tinggi dari guru akan mampu mengatasi masalah belajar siswanya.
BAB III

MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

A. Model Pembelajaran
1. Konsep Model Pembelajaran
a) Pengertian Model Pembelajaran
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran,
tentu diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi
kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar
peserta didik. Modeldiartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalammelakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai:
(1) suatu tipe atau desain; (2)suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan
untuk membantu proses visualisasisesuatu yang tidak dapat dengan
langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-
inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara sistematis suatu objek
atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja,
suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsidari suatu
sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil
agardapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya (Komaruddin,
2000:152).

Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun


model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar
pengertian tersebut, maka model mengajar dapat difahami sebagai kerangka
konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, danberfungsi sebagai pedoman bagi
perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas
pembeiajaran.

Dalam mengajar, guru dapat mengembangkan model mengajarnya yang


dimaksudkan sebagai upaya mempengaruhi perubahan yang baik dalam
perilakusiswa, Pengembangan model-model mengajar tersebut dimaksudkan
untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya untuk lebih mengenal
siswa dan menciptakan lingkungan yang lebih bervariasi bagi kepentingan
belajar siswa. Salah satu batasan tentang model mengajar adalah :
„‟Model of teaching can be defined as an instructional design which describes
theprocess of specifying and producing particular environmental situations which
causethe students to interact in such a way that that specificchange occurs in their
behavior”,(SS Chauhan, 1979:20).

Dengan memperhatikan batasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa


model mengajar adalah merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang
menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar
dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti yang diharapkan.

Dalam dunia pendidikan, model diartikan sebagai a plan, method, or series of


activitiesdesigned to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadi
dengandemikian model pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, model
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasukpenggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti tujuan penyusunan suatu
model baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai
pada tindakan. Kedua, model disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan model adalah pencapaian
tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilrtas dan sumber belajar semuanya diarahkan
dalam upaya pencapaian tujuan yang jelas yang dapat diukur
keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu
model.

Kemp (1995) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan


pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan
pendapat di atas, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa model
pembelajaran itu adalah adalah suatu set materi dan prosedur pembeiajaran
yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada
siswa.

Upaya untuk mengimlernentasikan rencana yang sudah disusun dalam


kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal adalah
dengan menggunakan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk
merealisasikan model yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi
dalam satu model pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya
untuk melaksanakan model ekspositori bisa digunakan metode ceramah
sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.
Oleh karenanya, model berbeda dengan metode. Model menunjuk pada
sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara
yang dapat digunakan untuk melaksanakan, model. Dengan kata lain, model
adalah a plan of operation achieving something; sedangkan metode adalah a
wayin achieving something. Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan
model adalah pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik
dengan model maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah
pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum.Oleh karenanya model dan metode
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari
pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru
(teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa
(student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru
menurunkan model pembeiajaran langsung (direct instruction), pembelajaran
deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan yang
berpusat pada siswa menurunkan model pembelajaran discovery dan inkuiri
serta pembelajaran induktif.

Selain pendekatan, model, dan metode, terdapat juga istilah lain yang
kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik
dan taktik merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah
cara yang dilakukan seseorangdalam rangka mengimplementasikan suatu
metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau
metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Dari
penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu model pembelajaran
yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan;
sedangkanbagaimana menjalankan model itu dapat ditetapkan berbagai
metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru
dapat menentukan teknikyang dianggapnya relevan dengan metode, dan
dalam penggunaan teknik itu guru memiliki taktikyang mungkin berbeda
antara guru yang satu dengan yang lain.

b) Klasifikasi Model Pembelajaran


Joyce dan Weil (2000) mengemukakan ada empat kategori yang penting
diperhatikan dalam model mengajar, yakni model informasi, model personal,
model interaksi dan model tingkah laku. Model mengajar yang telah
dikembangkan dan dites keberlakuannya oleh para pakar pendidikan
dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok,
yaitu :
1) Model Pemrosesan Informasi (Information Processing Models),
menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari
lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta
penggunaan simbol-simbol verbal dan nonverbal. Model ini memberikan
kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan hipotesis, dan memusatkan
perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Model ini secara
umum dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia dalam
mempelajari individu dan masayarakst. Oleh karena itu model ini
potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan yang
berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi intelektual.
2) Model Personal (Personal Family) merupakan rumpun model
pembelajaran yang menekankan kepada proses mengembangkan
kepribadian individu siswa dengan memperhatikan kehidupan
emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan
seseorang dapat memahami dirinya sendiri dengan baik, memikul
tanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang
lebih baik. Model ini memusatkan perhatian pada pandangan
perseorangan dan berusaha mengalakkan kemandirian yang produktif,
sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggungjawab atas
tujuannya.
3) Model Sosial (Social Family), menekankan pada usaha mengembangkan
kemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan
orang lain sebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis
dengan menghargai setiap perfaedaan dalam realitas sosial. Inti dari
sosial model ini adalah konsep“synergy” yaitu energi atau tenaga
(kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu
fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial
pembelajaran diarahkan pada upaya melibatkan peserta didik dalam
menghayati, mengkaji, menerapkan, dan menerima fungsi dan peran
sosial. Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena
kerjasama, membimbing para siswa mendefinisikan masalah,
mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah, mengumpulkan
data yang relevan, dan mengembangkan serta mengetes hipotesis. Karena
itu guru seyogianya mengorganisasikan belajar melalui‟ kerja kelompok
dan mengarahkannya, kemudian pendidikan dalam masyarakat yang
demokratis seyogianya mengajarkan proses demokratis secara langsung,
jadi pendidikan harus diorganisasikan dengan cara melakukan penelttian
bersama (cooperative inquiry) terhadap masalah-masalah sosial dan
akademis.
4) Model sistem perilaku dalam pembelajaran (Behavioral Model of
Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku,
melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah
belajar melalui penguraian perilaku ke dalam jumlah yang kecil dan
berurutan. Sejalan dengan hal itu, teori konvergensinya William Stern
implementasinya dalam hal belajar mengajar telah menyebabkan
munculnya berbagai teori-teori belajar dan teori atau model mengajar,
seperti: (1) model behavioral yang terdiri dari belajar tuntas, belajar
kontrol diri sendiri, simu!asi, dan belajar asertif; (2) model pemrosesan
informasi yang terdiri dari model mengajar inkuiri, presentase kerangka
dasar atau“advance organizer”, dan model pengembangan berpikir; dan (3)
lain sebagainya yang dapat dijadikan pendekatan yang efektif dalam
pengajaran.
5) Pertimbangan Pemilihan Model Pembeiajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan
kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa
yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya
berpikir model apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai
secara efektif dan efisien, Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa
yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Oleh
karena itu, sebelum menentukan model pembelajaran yang dapat
digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan :
 Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
- Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan
dengan aspek kognitif, afektif, atau psikomotor?
- Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
apakah tingkat tinggi atau rendah ?
- Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan
akademis?
 Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran
- Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau
teori tertentu?
- Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan
prasyarat tertentu atau tidak?
- Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi
itu?
 Pertimbangan dari sudut siswa
- Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan
siswa?
- Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan
kondisi siswa?
 Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
- Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model
saja?
- Apakah model yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model
yang dapat digunakan?
- Apakah model itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?

Pertanyaan-pertanyaan di atas, merupakan bahan pertimbangan dalam


menerapkan strategi yang ingin diterapkan. Misalkan untuk mencapai
tujuan yang dengan aspek kognitif, akan memiliki model yang berbeda
dengan upaya untuk mencapai tujuan afektif atau psikomotor, Demikian
juga halnya, untuk mempelajari bahan pelajaran yang bersifat fakta akan
berbeda dengan mempelajari bahan pembuktian suatu teori, dan lain
sebagainya.
2. Model Pembelajaran Ekspositori
a. Konsep Model Pembelajaran Ekspositori
Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyarnpaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan model ekspositori ini
dengan istilah model pembeiajaran langsung (direct instruction). Mengapa
demikian? Karena dalam model pembelajaran ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan
materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah adi. Oleh karena model
ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga
dinamakan istilah model “chalk and talk”.

Terdapat beberapa karakteristik model ekspositori. Pertama, model


ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara
verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan
model ini. Oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran
yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus
dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan
utama pembelajaran adalah menguasai materi pelajaran itu sendiri. Artinya,
setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya
dengsn benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah
diuraikan.

Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan


pembeiajaranyang berpusat pada guru (teacher-centered approaches). Dikatakan
demikian, sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat
dominan, guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan
harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan
baik. Fokus utama model ini adalah kemampuan akademik siswa.

Model pembelajaran ekspositori akan efektif manakala :


 Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan
yang akan dan harus dipelajari siswa.
 Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model
intelektual tertentu.
 Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan,
artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi
pelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala
disampaikan oleh guru.
 Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.
 Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau
prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
 Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga
guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
 Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata
memiliki kemampuan rendah. Berdasarkan hasil penelitian (Ross & Kyle,
1987) model ini sangat efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan untuk anak-anakyang memiliki kemampuan kurang.
 Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan model yang
berpusat pada siswa.

b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembeiajaran Ekspositori


Dalam penggunaan model pembeiajaran ekspositori terdapat beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru.
- Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
model pembeiajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak
berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru
tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan
model ini. Karena itu sebelum model pembelajaran ini diterapkan terlebih
dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan
terukur.

- Prinsip Komunikasi
Proses pernbelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi,
yangmenunjuk pada proses penyampaian pesan darr seseorang (sumber
pesan)kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan), Pesan
yang ingindisampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang
diorganisrr dan disusunsesuai dengan tujuan tertentu yang ingin
dicapai.Dalam proses komunikasiguru berfungsi sebagai sumber pesan
dan siswa berfungsi sebagai penerimapesan.

- Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” rnerupakan salah satu
hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu
akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam
dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap
individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dalam
dirinya belum memiliki kesiapan.

Yang dapat kita tarik dari dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat
menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu
kitaharus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik
maupun psikis untuk menerima pelajaran, Jangan mulai kita sajikan
materi pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
- Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya
berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian
dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium),
sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

c. Prosedur Pelaksanaan Model Ekspositori


Sebelum diuraikan tahapan penggunaan model ekspositori terlebihdahulu
diuraikan beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan
menggunakan model ini
1) Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
2) Kuasai materi palajaran dengan baik
3) Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses
penyampampaian

Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada


kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada
beberapa langkah dalam penerapan mode! ekspositori, yaitu :

1) Persiapan (Preparation)
2) Penyajian (Presentation)
3) Korelasi (Correlation)
4) Menyimpulkan (Generalization)
5) Mengaplikasikan (Aplication)

3. Model Pembelajaran Inkuiri


a. Konsep Dasar Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara
guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi
heuristic, yang berasal dari bahasaYunani, yaitu heuriskein yang berarti saya
menemukan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri.
Pertama, model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalaui penjelasan
guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti
dari materi pelajaran itu sendiri.

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari


dan menemukan jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat rnenumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan
demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah


mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental. Dengan demikian, dalam model pembelajaran inkuiri siswa tak
hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, tetapi bagaimana mereka
dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama


pembelajaran melalui model inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar
rasa ingin tahu mereka.

Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan


pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student-centered approach).
Dikatakan demikian, sebab dalam model ini siswa memegang peran yang
sangat dominan dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran inkuiri akan efektif manakala :


 Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu
permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam model
inkuiri, penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama
pembelajaran. Akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
 Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau
konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu
pembuktian.
 Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
 Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemauan dan kemampuan berpikir. Model inkuiri akan kurang berhasil
diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk
berpikir.
 Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
dikendalikan olehguru.
 Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada siswa.
b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri
Model Pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan kepada
pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu
menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical
experience, social experience, dan equilibrium. Atas dasar tersebut, maka dalam
penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang
harus diperhatikan oleh setiap guru.
1) Berorientasi pada Pengembangan intelektual.
Tujuan utama dari model inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir.Dengan demikian, model pembelajaran ini selain berorientasi
kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu,
kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan
model inkuiri bukan ditentukan oleh sejauhmana siswa dapat
menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas
mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus
ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang
dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap
gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat
ditemukan.

2) Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik
interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru
untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah.
Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses
interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa
yang mempunyai kemampuan berbicara saja walaupun pada
kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang
dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran
sebagai pengatur interaksi itu sendiri.

3) Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan datam menggunakan model
pembelajaraninkuiri adaiah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan
siswa untuk menjawabsetiap pertanyaan pada dasarnya sudah
merupakan sebagian dari proses berpikir.Oleh sebab itu, kemampuan
guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuirisangat diperlukan.
Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiapguru,
apakah itu bertanya untuk melacak, bertanya untuk
mengembangkankemampuan, atau bertanya untuk menguji.

4) Prinsip Belajar untuk Berpikir


Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar
adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan potensti seluruh otak.

5) Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala
sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan
kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkernbangan kemampuan
logika dan nalarnya.Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran
yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukan.

c. Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri


Secara umum proses pembetajaran dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1) Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan
agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan model
pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk
beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan
masalah.

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa.
 Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan.
 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada
suatu persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan
adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka teki itu.Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin
dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa
didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban
itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

3) Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak
adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan
sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang
kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan
logis.

4) Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk mengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam model
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

5) Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban atas jawaban yang
diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.

6) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengajuan hipotesis.
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Konsep Dasar, Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari Model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Pertama, Model Pembelajaran Berbasis
Masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam
implementasi MPBM ada sejumlah kegiatanyang harus dilakukan siswa.
MPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran. Akan tetapi melalui MPBM siswa
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya
menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah. MPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci
dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada
proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif.
Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan
empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta
yang jelas.

Untuk mengimplementasikan MPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran


yangmemiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut
bisadiambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari
peristiwa yangterjadi dilingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga
atau dari peristiwakemasyarakatan.

Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:


 Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapat
mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya
secara penuh.
 Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir
rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan
pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya
perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan
berpikir dalam membuat judgement secara objektif.
 Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan
serta membuat tantangan intelektual siswa.
 Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab dengan
belajarnya.
 Jika guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari
dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dan
kenyataan)
b. Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan MPBM. John Dewey
seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah
MPBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem
solving), yaitu :
- Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang
akan dipecahkan.
- Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara
kritis dari berbagai sudut pandang.
- Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
- Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
- Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakaan hipotesis yang
diajukan.
- Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan
hasil pengajuan hipotesis dan rumusan kesimpulan.

5. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir


a. Hakikat dan Pengertian Model Pembelajaran Peningkatan
Telah dijelaskan bahwa salah satu kelemahan proses pembelajaran yang
dilakukan para guru kita adalah kurang adanya usaha pengembangan
kemampuan berpikir siswa. Dalam setiap proses pembelajaran pada mata
pelajaran apapun kita lebih banyak mendorong siswa agar menguasai
sejumlah materi pelajaran. Metode pembelajaran yang dibahas pada bab ini
adalah metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa. Metode pembelajaran ini pada awalnya
dirancang untuk pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini
didasarkan pada asumsi bahwa selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran
hafalan. Namun demikian, tentu saja dengan berbagai penyesuaian topik,
model pembelajaran yang akan dibahas ini juga dapat diterapkan pada mata
pelajaran lainnya termasuk mata pelajaran sejarah. Berdasarkan hasil
penelitian, selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran kelas dua. Para orang
tua siswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting
dibandingkan dengan pelajaran lainnya, seperti IPA dan Matematika
(Sanjaya, 2002). Hal itu merupakan pandangan yang keliru. Sebab, pelajaran
apapun diharapkan dapat membekali siswa baik untuk terjun ke masyarakat
maupun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kekeliruan ini juga terjadi pada sebagian besar para guru. Mereka
berpendapat bahwa IPS pada IPS pada hakikatnya adalah pelajaran hapalan
yang tidak menantang untuk berpikir. IPS adalah pelajaran yang syarat
dengan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau fakta yang harus
dihafal dan tidak perlu dibuktikan.
Sekarang bagaimana mengubah paradigma berpikir tentang IPS dan sejarah
sebagai mata pelajaran hafalan? bagaimana sejarah dapat dijadikan mata
pelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa? Di
bawah ini akan dijelaskan satu model pembelajaran berpikir dalam pelajaran
Sejarah dan IPS. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran hasil
dari pengembangan yang telah diuji coba (Sanjaya,2002).

Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (MPPKB) adalah


model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan
berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai
bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.

Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas. Pertama,


MPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan
kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh MPPKB adalah
bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran. Akan tetapi
bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan atau ide-ide
melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan pada
asumsi bahwa kemampuan bicara secara verbal merupakan salah satu
kemampuan berpikir.

Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar


pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan
ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-
hari dan/atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil-
hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka
peroleh dalam kehidupansehari-hari.

Ketiga, sasaran akhir MPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan


masalah-masalah soisal sesuai dengan taraf perkembangan anak.

b. Hakikat Kemampuan berpikir dalam MPPKB


Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau MPPKB
merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan
peningkatan kemampuan berpikir siswa. Menurut Peter Reasin (1981),
berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekadar
mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurut Reason
mengingat dan memahami lebihbersifat pasif daripada kegiatan berpikir
(thinking). Mengingat pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan
sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas
permintaan; sedang memahami memerlukan pemerolehan apa yang
didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar aspek dalam memori.
Berpikir adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir menyebabkan
seseorang harus bergerak hingga diluar informasi yang didengarnya.
Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari
suatu persoalan yang dihadapi.

Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami,


oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam
mengembangkan kemampuan berpikir. Artinya, belum tentu seseorang yang
memiliki mengingat dan memahami memiliki kemampuan juga dalam
berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorang sudah pasti diikuti oleh
kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini seperti yang dikemukakan
Peter Reason, bahwa berpikir tidak mungkin terjadi tanpa adanya memori.
Bila seseorang kurang memiliki daya ingat (working memory), maka orang
tersebut tidak mungkin sanggup menyimpan masalah dan informasi yang
cukup lama. Jika seseorang kurang memiliki daya ingat jangka panjang (long
term memory), maka orang tersebut dipastikan tidak akan memiliki catatan
masa lalu yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
pada masa sekarang. Dengan demikian, berpikir sebagai kegiatan yang
melibatkan proses mental memerlukan kemampuan mengingat dan
memahami, sebaliknya untuk dapat mengingat dan memahami diperlukan
proses mental yang disebut berpikir.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka MPPKB bukan hanya sekadar model


pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan
memahami berbagai data, fakta atau konsep. Akan tetapi bagaimana data,
fakta, dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih
kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan suatu
persoalan

c. Karakteristik MPPKB
Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk nengembangkan
kemampuan berpikir, MPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu
sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran melalui MPPKB menekankan kepada proses mental
siswasecara maksimal. MPPKB bukan model pembelajaran yang hanya
menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki
aktivitas siswa dalam proses berpikir. Hal ini sesuai dengan latar
belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa pembelajaran itu
adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih
menekankan aktivitas fisik. Artinya, setiap kegiatan belajar itu
disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan stimulus-respon saja, tetapi
juga disebabkan karena dorongan mental yang diatur otaknya. Berkaitan
dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi MPPKB
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara
mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama
guru. Artinya, guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu
yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimana
mereka mempelajarinya.
- Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif
siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari secara
metoda apa yangakan digunakan.
- Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini
guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan
antar bagian yang dipelajari.
- Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa
manakala siswa dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan
yang telah mereka miliki. Dengan demikian guru harus dapat
membantu siswa belajar dengan memperlihatkan bagaimana gagasan
baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
- Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari.
Merespon dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas
secara fisik.
2) MPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara
terus menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir
siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu
siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
3) MPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi
yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi
hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan
penguasaan materi pembelajaran baru.

d. Tahapan-tahapan Pembelajaran MPPKB


MPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar
hal ini sesuai dengan hakikat MPPKB yang tidak mengharapkan siswa
sebagai objek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru
kemudian mencatat untuk dihafalkan. Cara demikian bukan saja tidak sesuai
dengan hakikat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman. Namun juga
dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa (George W. Maxim,
1987).

Ada 6 tahap dalam MPPKB. Setiap tahap dijelaskan sebagai berikut:


1) Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk
melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama,
penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan
dengan penguasaan materipelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan
yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan
berpikir yang harus dimiliki siswa, kedua, penjelasan proses
pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasn tentang apa
yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.

Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran seperti yang dijelaskan pata tahap orientasi sangat
menentukan keberhasilan MPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat
siswa tahu kemana mereka akan dibawa, sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar mereka.Oleh sebab itu, tahapan ini merupakan tahapan
yang sangat penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untuk
itulah dialog yang dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampu
menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.

2) Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami
pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok
persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru
mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap
pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang diangap relevan
dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah
selanjutnya guru rnenentukan bagaimana ia harus mengembangkan
dialog dan Tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.

3) Tahap Kontrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus
dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa.
Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini
guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang
memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai
dengan tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan
kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada
tahap kedua. Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog
agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan.
Mengapa demikian? Sebab, pemahaman terhadap masalah akan
mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan
pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh tahapan ini.

4) Tahap Inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam MPPKB. Pada tahap
inilah siswa berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa
diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada
tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan.
Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapat menumbuhkan
keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap fakta
sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang
meyakinkan, mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya

5) Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru
melaluiproses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat
menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran.
Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar siswa dapat
menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar
topik yang dipermasalahkan.Tahap akomodasi dapat juga dikatakan
sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa
diarahkan untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yang
diangap penting dalam proses pembelajaran

6) Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan
dengan masalah yang disajikan. Tahap transper dimaksudkan sebagai
tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap
siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru
dapat memberikan tugas-tugasyang sesuai dengan topik pembahasan.

6. Model Pembelajaran Kooperatif


a. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, Ada empat unsur penting
dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) adanya peserta dalam
kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar; (4) adanya
tujuan yang harus dicapai.

Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap


kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan
beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas
minat danbakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang
kemampuan, pengelompokan yang didasarkan atas campuran baik
campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan.
Pendekatan apa pun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi
pertimbangan utama.

Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua


pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai
anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota
kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya.

Salah satu model dari model pembelajaran kelompok adalah model


pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Model pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi
perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin
(1995) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil oenelitian
membuktikan bahwa pemggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan
kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan
diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.

Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa


dalambelajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan
pengetahuandengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka
pembelajaran kooperatifmerupakan bentuk pembelajaran yang dapat
memperbaiki sistem pembelajaranyang selama ini memiliki kelemahan.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan


menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan
terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan
(reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai
ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya
akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan
keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.Setiap individu
akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk
keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan
yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.

Model pembelajaran ini bisa digunakan manakala :


 Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha
individual dalam belajar.
 Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar
saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar
 Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman
lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.
 Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi
siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.
 Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah
tingkat partisipasi mereka.
 Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.

7. Model Pembelajaran Kontekstual


a. Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model pembelajaran
yangmenekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapatmenemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasikehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk.dapat
menerapkannya dalamkehidupan mereka.

Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL
menekankankepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,
artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara
langsung. Proses belajar dalamkonteks CTL tidak mengharapkan agar siswa
hanya mener.ima pelajaran, akantetapi proses mencari dan menemukan
sendiri materi pelajaran.

Kedua, CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara


materiyang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut
untuk dapatmenangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupannyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yangditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja
bagi siswa materi itu akan bermaknasecara fungsional, akan tetapi materi
yang dipelajarinya akan tertanam erat dalammemori siswa, sehingga tidak
akan mudah dilupakan.

Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam


kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat
rnemahami materi yang dipelajarinya,akan tetapi bagaimana materi
pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalamkehidupan sehari-hari.
Materi pelajaran dalam kontek CTL, bukan untuk ditumpukdiotak dan
kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi
kehidupan nyata.

Sehubungan dengan itu, terdapat lima karakteristik penting dalam


prosespembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.

1) Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan


yangsudah ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari
tidak terlepasdari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian
pengetahuan yangakan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh
yang memiliki keterkaitansatu sama lain.
2) Pembelajacan yang kontekstual adalah belajar dalam rangka
memperolehdan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).
Pengetahuan baruitu diperoleh dengan cara deduktif, artinya
pembelajaran dimulai denganmempelajarai secara keseluruhan, kemudian
memerhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya
pengetahuanyang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami
dan diyakini, misalnyadengan cara meminta tanggapan dari yang lam
tentang pengetahuan yangdiperolehnya dan berdasarkan tanggapan
tersebut baru pengetahuanitudikembangkan.
4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge),artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya
harus dapatdiaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak
perubahan perilakusiswa.
5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembanganpengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik
untuk proses perbaikan danpenyempurnaan strategi.

b. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional


Apa perbedaan pokok antara pembelajaran CTL dan pembelajaran
konvensionalseperti yang banyak diterapkan sekolah sekarang ini? Di bawah
ini dijelaskan secarasingkat perbedaan kedua model tersebut dilihatdari
konteks tertentu.

1) CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan


aktifdalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan 1
menggalisendiri materi pelajaran. Sedangkan, dalam pembelajaran
konvensional siswaditempatkan sebagai objek belajar yang berperan
sebagai penerima informasisecara pasif
2) Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok,
sepertikerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan member!.
Sedanskan dalampembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar
secara individual denganmenerima, mencatat, dan menghafal materi
pelajaran.
3) Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara
riil,sedangkan dalam pembelajaran konvensional, pembelajaran bersifat
teoretisdan abstrak.
4) Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan
dalampembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-
latihan.
5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan
diri;sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah
nilai atauangka.
6) Dalam CTL, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri
sendiri,misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia
menyadari bahwaperilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat;
sedangkan dalam pembelajarankonvensional, tindakan atau perilaku
individu didasarkan oleh faktor dari luardirinya, misalnya individu tidak
melakukan sesuatu disebabkan takit hukumanatau sekadar untuk
memp.eroleh angka atau nilai dari guru.
7) Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu
berkembang sesuaidengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu
setiap siswa bisa terjadiperbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan
yang dimilikinya. Dalampembelajaran konvensional ha I ini tidak
mungkin terjadi. Kebenaran yangdimiliki bersifat absolut dan final, oleh
karena pengetahuan dikonstruksi olehorang lain.
8) Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitordan
mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing; sedangkandalam
pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya
prosespembelajaran.
9) Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran bisa terjadi di mana saja
dalamkonteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan;
sedangkan dalampembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi
di dalam kelas.Sejarah SMAPLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9
Universitas Negeri Jakarta 96
10) Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek
perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur
dengan berbagaicara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa,
penampilan, rekaman,observasi, wawancara, dan lain sebagainya;
sedangkan dalam pembelajarankonvensional keberhasilan pembelajaran
biasanya hanya diukur dari tes.

Beberapa perbedaan pokok si atas, tnenggambarkan bahwa CTL memang


memilikikarakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses
pelaksanaan danpengelolaannya.

1. Asas-Asas CTL
CTL memiliki 7 asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran
denganmenggunakan model pembelajaran kontekstual. Seringkali asas ini
disebut jugakomponen-komponen CTL.

a) Konstruktivisme
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa
bisamengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan
danpengalaman. Mengapa demikian? Sebab, pengetahuan hanya
akanfungsional manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang
hanyadiberikan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Atas
dasarasumsi yang mendasar itulah, maka penerapan asas
konstruktivismedalam pembelajaran CTL, siswa didorong untuk mampu
mengkonstruksipengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata

b) Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses
pembelajaran didasarkan pada pencarian dan peneluan melalui
prosesberpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta
hasildari rnengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.
Dengandemikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah
mempersiapkansejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi
merancang pembelajaranyang memungkinkan siswa dapat menemukan
sendiri materi yang harus dipahaminya

Apakah inkuiri hanya bisa dilakukan untuk mata pelajaran tertentu


saja?Tentu tidak. Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat
dilakukanmelalui proses inkuiri. Secara umum proses inkuiri dapat
dilakukan melaluibeberapa langkah,yaitu :

a. Merumuskan masalah
b. Mengajukan hipotesis
c. Mengumpulkan data
d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
e. Membuat kesimpulan

c) Bertanya
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru
tidakmenyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar
siswadapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat
penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing
dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang
dipelajarinya.

Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan


sangatberguna untuk:

a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan


materi pelajaran
b. Membangkitkan motivasi belajar siswa
c. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu
d. Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan
e. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
d) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat
dilakukandengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat
heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya,
maupun dilihat dari bakatdan minatnya. Biarkan dalam kelompoknya
mereka sating membelajarkan;yang memiliki kemampuan tertentu
didorong untuk menularkannya padayang lain.

e) Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran
denganmemperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh
setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara
mengoperasikansebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah
kalimat asing, dan lainsebagainya.

Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga
gurumemanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan.
Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL,
sebabmelalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang
teoretis abstrakyang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme

f) Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yangdilakukan dengan cara menurutkan kembali kejadian-refleksi,
pengalaman belajar itu aKan aimasuKKan aaiam struKtur Kognitif siswa
yang padaakhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang
dimilikinya. Bisaterjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui
pengetahuan yangtelah dibentuknya, atau menambah khazanah
pengetahuannyaDalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL,
setiap berakhirproses pembelajaran, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untukmerenung atau mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya. Biarkansecara bebas siswa menafsirkan pengalamannya
sendiri, sehingga ia dapatmenyimpulkan tentang pengaiaman belajarnya.

g) Penilaian Nyata (Authentic Assesment)


Penilaian nyata (Authentic Assesment) adalah proses yang dilakukan
guruuntuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar
yangdilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakan
siswabenar-benar belajar atau tidak; apakah pengaiaman belajar siswa
memilikipengaruh positif terhadap perkembangan intelektual maupun
mental siswa.
Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan
prosespembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama
kegiatanpembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya
diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.

2. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL


Misalkan pada suatu hari guru akan membelajarkan anak tentang
fenomena antroposfer. Kompetensi yang harus dicapai adalah
kemampuan anak untuk memahami fungsi dan jenis pasar. Untuk
mencapai kompetensi tersebut dirumuskan beberapa indikator hasil
belajar:

• Menganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis


kelamin

• Mencatat dan mengumpulkan data kependudukan dari RT

• Mengelompokkan data kependudukan (4 RT), berdasarkan


kelompok umur dan jenis kelamin

• Menghitung sex ratio dan dependency ratio

• Mengidentifikasi tinggi rendahnya kualitas penduduk berdasar


tingkat pendidikan dan kesehatan

Untuk mencapai tujuan kompetensi di atas, dengan menggunakan CTL


guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti di bawah ini:

a. Pendahuluan

1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari


proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan
dipelajari.

2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL :

 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan


jumlah siswa

 Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi ke tiap


RT yang telah ditentukan , misalnya

kelompok 1 melakukan obserservasi ke RT 02 kelurahan Semper


Timur, sedangkan kelompok 2 melakukan observasi ke RT 05
Kelurahan Semper Timur

 Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mengelompokkan data


kependudukan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin
yang kemudian akan dilanjutkan dengan penghitungan sex ratio
dan dependency ratio.

3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa

b. Inti

Di lapangan

1. Siswa melakukan observasi ke tiap-tiap RT sesuai dengan


pembagian tugas kelompok

2. Siswa mencatat data kependudukan berdasarkan umur dan jenis


kelamin di sesuai dengan lokasi yang telah mereka tentukan
sebelumnya.

Di dalam kelas

1. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai


dengan v kelompoknya masing-masing

2. Siswa melaporkan hasil diskusi

3. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh


kelompok yang lain

4. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar


masalah Yang mereka temukan di lapangan sesuai dengan
indikator hasil belajar yang harus dicapai 5. Guru menugaskan
siswa untuk membuat standar operasional prosedur (SOP) sesuai
dengan apa yang telah mereka lakukan dimulai dari mengumpulkan
data sampai pada hasil akhirnya.

Apa yang dapat Anda tangkap dari pembelajaran dengan


menggunakanCTL?

Ya, pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep,


anakmengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas
bukanlahtempat untuk mencatat atau menerima informasi dari guru,
akan tetapi kelasdigunakan untuk salin membelajarkan. Untuk itu ada
beberapaCatatan dalam penerapan CTL sebagai suatu model
pembelajaran, yaitusebagai berikut:

1. CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas


siswasecara penuh, baik fisik maupun mental,
2. CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi
prosesberpengalaman dalam kehidupan nyata.
3. Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk
memperqlehinformasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data
hasil temuanmereka di lapangan.
4. Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil
pemberiandari orang lain.

8. Model Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan


Menyenangkan (Model PAKEM)
a. Pengantar
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh
pelosok tanahair adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena
pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak,mengembangkan
kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.Modul ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa, mengapa,
danbagaimana PAKEM tersebut, serta prosedur atau langkah-langkah yang
dapat dilakukaninstruktur. Dengan membaca dan mengikuti proses-proses
yang telah dirancang dalammodul ini, para peserta diharapkan dapat
mengenal apa, mengapa, dan bagaimana PAKEMtersebut, dan pada
akhirnya diharapkan dapat menerapkan di kelasnya masing-masing.

(Depdiknas, 2005: 71)

Gambar Model Pembelajaran PAKEM


LANGKAH KEGIATAN

Secara diagramatik, langkah pembelajaran dalam pertemuan ini


digambarkan sebagai berikut:

Gambar Langkah Model Pembelajaran PAKEM

1) Kegiatan diawali dengan pengantar singkat oleh instruktur tentang


rencana kegiatan dankompetensi yang diharapkan setelah mengikuti
kegiatan. Kemudian juga disampaikanpengaturan peserta dan aturan
main pelaksanaan kegiatan.
2) Kegiatan berikutnya adalah permodelan PAKEM.Instruktur memodelkan
pelaksanaan PAKEM dengan melibatkan peserta sebagai murid.
Pemodelan selain dimaksudkanagar peserta dapat menghayati
bagaimana mengikuti PAKEM, mereka juga diharapkandapat merasakan
perbedaan antara pengalaman sebelumnya dengan PAKEM.
3) Diskusi kelompok. Diskusi kelompok (4-6 orang) tentang hal-hal baru
yang ditemukandalam pembelajaran PAKEM ” ditinjau dari beberapa
hal, antara lain: kegiatan anak danbentuk layanan yang diberikan guru,
jenis pertanyaan atau penugasan yang dikerjakansiswa, interaksi antar
siswa dan interaksi lainnya, sumber belajar yang digunakan,dan lain
sebagainya. Selanjutnya proses dan hasil diskusi dituliskan pada format
yangdisajikan pada tabel berikut
Tabel Format/Pencatat hasil Diskusi

Hal baru yang Berbeda dengan Kebiasaan


Komponen Pembelajaran
Pembelajaran selama Ini

a.
Kegiatan Siswa
b.

c.
a.
Kegiatan Guru
b.

c
.a.
Interaksi Antar Siswa .
b.

c
.a.
Interaksi Siswa dengan

Guru b.

c
Jenis Pertanyaan .a.
.
atau Penugasan Yang b.
Dikerjakan Siswa c

a.
Sumber Belajar Yang

Digunakan b.
.
.
c.
.a.
.
Lainnya: …. .
b.

c
.
4) Berbagi Hasil Diskusi
Hasil diskusi kelompok selanjutnya dipajang di tempat-tempat yang
agak terpisah
- Salah seorang dari setiap kelompok menunggui hasil kerjanya dan
siap menjelaskankepada kelompok lain yang mendatangi dan
menanyakan segala sesuatu yang terkaitdengan hasil karyanya
- Kelompok lain mengunjungi dan belajar dari kelompok lain
(berkeliling sehingga semuahasil kerja kelompok lain sempat
dikunjungi dan dipelajari).

5) Presentasi Video/multimedia tentang PAKEM


- Instruktur memberikan informasi kepada peserta pelatihan untuk
memperhatikanrekaman ideo/multimedia secara cermat dan
memberikan bentuk tagihannya, yakni,memperbaiki hasil diskusi
kelompok sebelumnya.
- Instruktur menampilkan rekaman video/multimedia yang
memperlihatkan pelaksanaanpembelajaran yang PAKEM.
- Setiap kelompok diminta melaporkan hal-hal yang dapat
ditambahkan pada hasil kerjasebelumnya, dan kelompk lain
menambahkan hala-hal lain yang tidak disebutkan olehkelompok
sebelumnya.

6) Diskusi kelompok
Pada tahap ini kembali ke kelompok masing-masing danmengidentifikasi
ciri-ciri PAKEMsecara lebih lengkap.

7) Presentasi penguatan hasil diskusi PAKEM


Instruktur menyajikan transparansi tentang PAKEM sebagai penguatan
terhadap proses danhasil kerja para peserta pelatihan.

b. Apa, Mengapa PAKEM


1) Pengertian PAKEM
PAKEM merupakan salah satu pilar dari program MBS (Menciptakan
masyarakatyang peduli pendidikan anak) dan program ini merupakan
program UNESCO dengan bekerja sama dengan Depdiknas. PAKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan.

Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus


menciptakansuasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar harus
merupakan suatu proses aktif dari siswadalam membangun
pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima
penjelasan dari guru tentang pengetahuan. Pendapat ini sejalan dengan
pendapat Vigotsky bahwa ada keterkaitan antara bahasa dan pikiran.
Dengan aktif berbicara (diskusi) anak lebih mengerti konsep atau materi
yang dipelajari. Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Katz dan
Chard bahwa anak perluketerlibatan fisik untuk mencegah mereka dari
kelelahan dan kebosanan. Siswa yang lebih banyak duduk diam akan
menghambat perkembangan motorik, akademik, dan kreativitasnya.

Anak usia TK dan SD lebih cepat lelah jika duduk diam dibandingkan
kalau sedangberlari, melompat, atau bersepeda Akan tetapi,dengan
belajar yang aktif, motorikhalus dan motorik kasar mereka akan
berkembang dengan baik. Melalui belajar aktifsegala potensi anak dapat
berkembang secara optimal dan memberikan peluang siswa untuk aktif
berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan. (Sowars,
2000: 3-10)

Oleh karena itu, proses belajar harus melibatkan semua aspek


kepribadian manusia,yaitu mulai dari aspek yang beruhubungan dengan
pikiran, perasaan, bahasa tubuh,pengetahuan, sikap, dan keyakinan.
Menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalambelajar siswa akan
memperoleh 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar,30%
dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari
apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
(Dryden,2000: 100)

Unsur kedua dari PAKEM adalah kreatif. Kreatif artinya memiliki daya
cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9). Peran
aktif siswa dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang
kreatif, artinya generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut Semiawandaya
kreatif tumbuh dalam diri seseorang dan merupakan pengalaman yang
paling mendalam dan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkan daya
kreatif tersebutdiperlukan suasana yang kondusif yang menggambarkan
kemungkinan tumbuhnyadaya tersebut.(1999 : 66).

Suasana kondusif yang dimaksud dalam PAKEM adalah suasana belajar


yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktifdan
memberi kesempatan pada siswa untuk dapat mengemukakan gagasan
dan ide tanpa takut disalahkan oleh guru. Adapun pembelajaran yang
efektif terwujud karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat
menumbuhkan daya kreatif bagi siswa sehingga dapat membekali siswa
dengan berbagai kemampuan. Setelah proses pembelajaran berlangsung,
kemampuan yang diperoleh siswa tidak hanya berupa pengetahuan yang
bersifat verbalisme namun diharapkan berupa kemampuan yang lebih
bermakna. Artinya siswan dapat mengembangkan berbagai potensi yang
ada dalam diri siswa sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam.

Belajar yang efektif dapat dicapai dengan tindakan nyata (learning by


doing) dan untuksiswa kelas rendah SD dapat dikemas dengan bermain.
Bermain dan bereksplorasidapat membantu perkembangan otak,
berbahasa, bernalar, dan bersosialisasi.Menyenangkan adalah suasana
pembelajaran yang menyenangkan sehinggasiswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya perhatian siswa
terbuktidapat meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif
yang tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa secara proses
pembelajaran berlangsung, sebab siswa memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai,. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tidak
ubahnya seperti bermain biasa. Kelas yang sunyi, anak sebagai
pendengar pasif, tidak adaaktivitas konkrit membosankan dan belajar
tidak efektif tidak kritis, tidak kreatif,komunikasi buruk, apatis.

Kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman akan mengaktifkan


bagian neocortex (otak berpikir) dan mengoptimalkan proses belajar dan
meningkatkankepercayaan diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh
beban, guru galak akanmenurunkan fungsi otak menuju batang otak dan
anak tidak bisa berpikir efektif,reaktif atau agresif.(Pancamegawani,
2006)

Berdasarkan uraian di atas dapat dideskripsikan bahwa dalam


pembelajaranAktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan siswa terlibat
dalam berbagai kegiatanpembelajaran yang dapat mengembangkan
pemahaman dan kemampuan merekamelalui berbuat atau melakukan.
Kemudian dalam PAKEM guru menggunakanberbagai alat bantu atau
media dan berbagai metode. Dengan kata lain dapatdikatakan bahwa
dalam PAKEM guru menggunakan multi media dan multi metode,
sehingga kegiatan pembelajaran yang tecipta dapat membangkitkan
semangatsiswa dan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada
dalam diri siswa. Yangtidak kalah pentingnya adalah PAKEM
menggunakan lingkungan sebagai sumberbelajar untuk menjadikan
siswan menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.Untuk penataan
kelas dalam PAKEM guru mengatur kelas dengan memajang buku-
bukudan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca.
Dengandemikian siswa dapat memanfaatkan sumber belajar yang ada
dalam kelas sehinggakemampuan anak dapat bekembang lebih
optimal.Dalam strategi pembelajaran guru menerapkan cara mengajar
yang lebih kooperatifdan interaktif termasuk cara belajar kelompok.
Guru mendorong siswa untukmenemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkangagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan


pendidikandiselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang,memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, danperkembangan fisik serta
psikologis peserta didik (PP 19/2005: Standar Nasional Pendidikan, ps
19, ayat 1)

2) Landasan PAKEM
- Landasan Yuridis
Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005:
Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1)

- Asumsi Dasar tentang Belajar


Asumsi dasar belajar adalah belajar merupakan proses individual,
belajar merupakan proses social, belajar adalah proses yang
menyenangkan, belajar adalah aktivitas yang tidak pernah berhenti,
belajar adalah membangun makna (Constructivism) Perubahan
Paradigma Mengajar – Pembelajaran (Teaching – Learning) Penilaian–
Perbaikan terus menerus (Testing–Continuous improvement)

Perkembangan IPTEK, POLITIK, SOSBUD semakin lama semakin


cepat; TeknologiInformasi/sumber belajar sangat beragam; Bekal
memenuhi kebutuhan manusiamodern–mandiri, bekerjasama, berpikir
kritis, memecahkan masalah; Persainganinternasional (Globalisasi)
Belajar lebih efektif/pendalaman; Anak lebih kritis; Anak menjadi
lebih kreatif; Suasana dan pengalaman belajar bervariasi;
Meningkatkankematangan emosional/sosial; Produktivitas siswa
tinggi; Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses
perubahan;

- Cara Anak Belajar


Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri
dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya
(teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki
struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada
dalam pikiran sebagai hasil pemahamanterhadap objek yang ada
dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut
berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan
konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses
memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan
objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan
membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi
seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat
membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat
dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya.
Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisa kankarena memang proses
belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan
lingkungannya.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada
rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar
sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser
dari satu aspek situasi ke aspeklain secara reflektif dan memandang
unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3)
Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan
benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan
aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan
hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume
zat cair,panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan
perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia
sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
a) Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal
yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba,
dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan
bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan
yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih
faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.

b) Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dariberbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum
ke bagian demi bagian.

c) Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang
secarabertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang
lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu
diperhatikan mengenai urutanlogis, keterkaitan antar materi, dan
cakupan keluasan serta kedalaman materi.

c. Pembelajaran yang Efektif


Kegiatan belajaran yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang
menunjang kompetensi siswa. Kegiatan belajara yang efektif adalah kegiata
belajar yang memahami makna belajaryang sesusngguhnya, pembelajaran
yang berpusat, pembelajaran yang mengalami, mengembangkan
keterampilan sosial, kognitif, dan emosional, mengembangkan
keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan, pembelajaran yang merupakan
perpaduan kemandirian dan kerja sama, belajar sepanjang hayat.

Makna belajar merupakan proses membangun pemahaman/pemaknaan


terhadap informasi dan atau pengalaman siswa. Siswa sebagai subjek belajar.
Kegiatan pembelajaran harus memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara
dan strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa.Belajar
mengalami artinya siswa terlibat langsungdalam pembelajaran. Hal ini dapat
dikembangkan melalui pengalaman inderawi: melihat,mendengar,
meraba/menjamah, mencicipi, mencium, Pengalaman simulasi , Audio-
visual, Mendengarkan informasi.

Mengembangkan Keterampilan Sosial, Kognitif, dan Emosional dapat


dilakukan dengan mengkomunikasikan gagasan, hasil kreasi, hasil temuan,
berinteraksi dengan lingkungan belajar kelompok, saling mempertajam,
memperdalam, memantapkan, menyempurnakan gagasan.Keterampilan
social dapat dilakukan dengan bersosialisasi dengan menghargai perbedaan
pendapat, sikap, kemampuan, prestasi Bekerja sama dan mengembangkan
empati. Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah Ber-Tuhan,
yaitu dengan mengembangkan Rasa ingin tahu, peka, kritis, mandiri, dan
kreatif Fitrah bertuhan,bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa Perpaduan
Kemandirian dan Kerja Sama, berkompetisi , kerja mandiri, kerja sama, dan
solidaritas. Adapun Belajar Sepanjang HayatUntuk bertahan (survive) &
berhasil (success)
Mengenali diri Keterampilan belajar: percaya diri, keingintahuan, memahami
orang lain,kemampuan berkomunikasi, dan bekerja sama Pengalaman Belajar
yang Beragam,Pengalaman Mental, Pengalaman Fisik, dan Pengalaman
Sosial. Pengalaman Mentaldapat diperoleh Melalui membaca buku,
mendengarkan ceramah, markan berita radio,televisi, melakukan
perenungan, menonton film

Pengalaman Fisik dapat diperoleh melalui pengamatan, percobaan,


penelitian, kunjungan, karya wisata, dan pembuatan buku harian.
Pengalaman sosial melalui berwawancaradengan tokoh, bermain peran,
berdiskusi, bekerja bakti, melakukan bazaar, melakukanpameran,
mengamati, bertanya, mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar,
mengajukan hipotesis mengumpulkan data. Dengan situasi: nyata, buatan,
audio-visual (misal: sajian film), visualisasi verbal: ilustrasi (cerita
grafik,table) audio-verbal.

Contoh-contoh Pengalaman Belajar


 menggubah syair dan bernyanyi
• melakukan permainan
• diskusi (bertanya, menjawab, berkomentar, mendengar penjelasan,
menyanggah)
• menggambar dan mengarang
• menulis prosa, puisi, pantun
• membaca
• menyimak
• mengisi teka-teki
• mengajukan pertanyaan penelitian
• mengajukan pendapat dg alasan yang logis
• mengomentari
• bercerita
• mendengarkan cerita
• mengamati persamaan dan perbedaan untuk mencari ciri benda
• mendengarkan penjelasan sambil membuat catatan penting
• membuat rangkuman/sinopsis
• mendemonstrasikan hasil temuan
• mencari pemecahan soal-soal (matematika)
• membuat soal cerita
• mengukur panjang, berat, suhu
• merencanakan dan melakukan percobaan, penelitian
• membuat buku harian
• membuat kamus
• melakukan simulasi (dengan komputer)
• mengelompokkan, mengidentifikasi ciri benda
• mengumpulkan dan mengoleksi benda dengan karakteristiknya
• membuat komik
• membuat prediksi dan berekspolarsi
• membuat grafik
• membuat diagram
• membuat carta
• membuat jurnal
• menyiapkan dan melaksanakan pameran
• menggunakan alat (ukur, potong, tulis)
• praktik ibadah
• berceramah
• membuat poster
• membuat model (misal: kotak, silinder, kubus, segitiga, lingkaran)
• menata pajangan
• menata buku perpustakaan
• membuat daftar pertanyaan untuk wawancara
• melakukan wawancara
• membuat denah
• membuat catatan hasil penjelasan/hasil pengamatan
• membaca kamus
• mencari informasi dari ensiklopedi
• melakukan musyawarah
• mengunjungi dan menemukan alamat situs website
• berorganisasi
• mendiskusikan wacana dari media cetak/media elektronik
• membuat cergam
• membuat resensi buku
• mengkritisi suatu artikel
• mengkaji pola tulisan suatu artikel
• menulis artikel ilmiah populer
• membuat ensiklopedi
(tambahkan kegiatan lain yang mengerahkan keterampilan berpikir
danmengaplikasikan pengetuan yang sudah dimiliki siswa)

Pengelolaan KBM
• Pengelolaan Tempat Belajar
• Pengelolaan Siswa
• Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
• Pengelolaan Isi Pembelajaran
• Pengelolaan Sumber Belajar

Pengelolaan Tempat Belajar

• Bergantung strategi yang akan digunakan dan tujuan pembelajaran yang


akandicapai
• Memperhatikan intensitas interaksi antarsiswa
• Yang dikelola: pajangan (hasil kerja siswa, gambar peta, diagram, model,
benda asli,kumpulan puisi, karangan), meja kursi, perabot sekolah,
sumber belajar

Pengelolaan Siswa

• Siswa dikelola secara individual, berpasangan, berkelompok, seluruh kelas


• Hal yang perlu menjadi pertimbangan
• jenis kegiatan
• tujuan kegiatan
• keterlibatan siswa
• waktu belajar
• ketersediaan sarana/prasarana
• karakteristik siswa

Tabel Keberagaman Karakteristik Siswa

Faktor Keberagaman Pengelolaan Siswa

- Siswa berpeluang mempelajari materi yg


Isi(bycontent)
berbeda dlm sasaran kompetensi yg
sama ataupun berbeda

- Siswa berpeluang berkreasi sesuai dg minat


Minat dan motivasi(by interest) dan motivasi belajar baik dlm kompetensi
yg sama maupun berbeda. Siswa
termotivasi belajarsecaramandiri

- Siswa berpeluang belajar (bekerja) sesuai


Kecepatan tahapan belajar (by speed) dengan kecepatan yg dimilikinya.
Keberagaman bias pada kompetensi, isi,
maupun kegiatan

- Siswa berpeluang untuk mencapai


Tingkat kemampuan (by level)
kompetensi secara maksimal sesuai dg
tingkat kemampuan yg dimiliki

Reaksi yang diberikan siswa (by - Siswa berpeluang menunjukkan respon


respond) melalui presentasi/menyajikan hsl karyanya
secara lisan,tertulis,benda kreasi,...
- Siswa berpeluang menguasai
Siklus cara berpikir (by circularsequence) kompetensi melalui cara-cara, dan
seleksi berdasarkan perspektif yg
mereka pilih
- Siswa berkemungkinan untuk memiliki
Waktu (by time) perbedaan durasi untuk menguasi kompetensi
tertentu

Pendekatan pembelajaran (by - Siswa diberi perlakuan secara individual


teachingstyle) sesuai dengan keadaannya

1) Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran


Pertanyaan yg mendorong siswa berpikir dan berproduksi mengharap
jawaban benarTujuan Bertanya adalah menharapkan jawaban yang benar
dan meransang siswa berpikir danberbuat dengan mengajukan
pertanyaan yang bersifat produktif, terbuka, dan imajinatif.

Tabel Kategori Pertanyaan

Kategori Pertanyaan Arti Contoh

Pertanyaanya memiliki
Mengapa ibukota
Terbuka lebih dari satu jawaban
benar Indonesia Jakarta?

Pertanyaanya memiliki
Apa Nama ibukota
Tertutup hanya satu jawaban
Indonesia?
benar

Dpt dijwb melalui Berapa halaman kertas


Produktif pengamatan, percobaan, diperlukan untuk
penyelidikan menghabiskan

Dpt dijwb hanya dg


Tidak Produktif melihat, tanpa
Apa nama benda ini?
melakukan pengamatan,
percobaan, atau
penyelidikan
Jwb-nya diluar (Diperlihatkan gb gadis
Imajinatif dan termenung dipinggir
benda/gambar/kejadia
interpretatif laut). Diajukan
n yg diamati
pertanyaan,“Apa yang
sedang dipikirkan gadis
Jwb-nya dpt dilihat pd itu?”
Apa yang dipakai gadis
Faktual benda/kejadian yg itu?
diamati
2) Penyediaan umpan balik yg bermakna
Umpan balik bukanlah pernyataan yg memotivasi siswaPenilaian yg
mendorongsiswa melakukan unjuk kerjaPenilaian dilakukan secara alami
dlm kontekspembelajaran. Modus/medium untuk menilai tdk cukup satu
jenis

Tabel Umpan Bailk Guru terhadap Perilaku Siswa

Perilaku Siswa Umpan balik dari guru

 Pak/Bu apakah di Mars ada  Menurutmu bagaimana?


kehidupan?

 Mengapa kamu berpendapat spti


 Di mars pasti ada kehidupan
itu?

 Mengerjakan sesuatu berbeda  Meminta penjelasan,“Dptkah


dari biasanya kamu jelaskan, mgp demikian?

 Ini alas an yang saya tdk banyak


 Berargumentasi tahu Kamu tlh meyakinkanku,
bgm pendpt temanmu?

3) Pengelolaan Isi Pembelajaran


• Menyiapkan Silabus Pembelajaran
• Kemungkinan pembelajaran tematik

4) Pengelolaan Sumber Belajar


• Pemanfaatan sumber daya sekolah
• Pemanfaatan sumber daya lingkungan

5) Strategi Pembelajaan
• Siswa belajar secara aktif
• Siswa membangun peta konsep
• Siswa menggali informasi dr berbagai media
• Siswa membandingkan dan mensintesiskan informasi
• Siswa mengamati secara aktif
• Siswa menganalisis peta sebab akibat
• Siswa melakukan kerja praktik

d. Mengapa Perlu PAKEM ?


1) Perlunya Belajar Aktif
Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran merupakan manifestasi
dari belajar bagaimana belajar (learn how to learn). Keterlibatan mereka
secara aktif dalam pembelajaran memberikan kesempatan yang luas
kepada siswa untuk mengeksplorasi informasi, mengidentifikasi dan
memecahkan masalah serta membangun sendiri konsep-konsep yang
ingin dipelajarinya. Keseluruhan
pengalaman belajar ini akan
memberikan ketrampilan kepada siswa
bagaimana sesungguhnya belajar yang
dapat menjadi bekal untuk menjadi
pembelajar seumur hidup. Pribadi
yang mampu belajar terus menerus
seperti inilah yang diharapkan mampu
beradaptasi dengan berbagai pesatnya
perkembangan jaman serta
berkompetisi di era global.

Alvin Toefler, salah seorang futurolog, menyatakan bahwa orang buta


huruf pada saat ini bukanlah orang yang tidak bisa membaca melainkan
orang yang tidak bisabelajar. Sebagai implikasinya, kemampuan belajar
terus menerus atau menjadi manusia pembelajar seumur hidup
merupakan keharusan jika kita ingin eksis di erainformasi. Hal inilah yang
menjadi landasan mengapa pembelajaran yang aktif perludan penting
bagi siswa.

Aktivitas siswa secara berkelompok atau lebih tepatnya pembelajaran


kooperatif diharapkan juga menumbuhkan siswa menjadi pribadi dan
warga negara yang lebih toleran dan damai. Jika siswa terbiasa
mengemukakan gagasan, toleran dan menghargai pendapat orang lain,
diharapkan sikap dan perilaku tersebut dapat terus berkembang ketika
mereka terjun di masyarakat kelak. Dengan demikianpembelajaran yang
aktif juga ikut menyiapkan siswa menjadi warna negara yanglebih baik
dan lebih demokratis

2) Perlunya Pembelajaran yang Kreatif


Kendati saat ini banyak dibutuhkan, kreativitas dan orang-orang yang
kreatif masih saja belum banyak jumlahnya. Konon hal inilah yang
menyebabkan bangsa Indonesia tidak banyak menghasilkan paten atau
temuan. Mandulnya bangsa Indonesia dalam menghasilkan temuan-
temuan baru tentu saja menjadi kendala untuk dapat bersaing dengan
bangsa-bangsa yang lain didunia. Oleh karena itu penting bagi siswa
untuk semenjak dini menghasilkan kreasi-
kreasi atau belajar mengkreasi sesuatu.
Guru PAKEM seyogyanya memberikan
kesempatan yang luas kepada siswa untuk
menghasilkan karya baik secara
berkelompok maupun individual.

Pengembangan kreativitas semenjak dini


ini diharapkan juga membentuk
karaktersiswa menjadi pribadi-pribadi kreatif. Kelak ketika mereka
dewasa kreativitas ini diharapkan dapat menjadi terobosan dan
memecahkan berbagai masalah kehidupan diantaranya adalah
menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri. Konon banyaknya sarjana
yang menjadi antrean pencari kerja disebabkan karena semenjak kecil
mereka tidak terbiasa menciptakan sesuatu. Kebiasaan belajar dengan
menghapalkan dan meniru tidak banyak bermanfaat dalam kehidupan.

3) Perlunya Pembelajaran yang Efektif


Banyak bukti yang menunjukkan
bahwa pendidikandi negara kita
masih jauh tertinggal dari negara-
negarayang lain. Salah satu bukti
rendahnyaprestasi belajar siswa
Indonesia dapat dicermati dari hasil
Trens in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) yang
dilaksanakan oleh IEA. Institusi ini
membandingkan prestasi belajar matematikadan sains siswa Amerika
Serikat dan siswa-siswa di negara yang lain. Hasil rerata untuk sekolah
menengah, Indonesia berada pada urutan ke 36 dari45 negara yang diteliti.
Skor rerata siswa Indonesia adalah 420, jauh di bawah rata-rata
internasional 471 (National Center for Educational Statistics, Desember 2004).

Dengan demikian isu peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas


pembelajaran memang perlu ditindak lanjuti diantaranya dengan
menyelenggarakan pembelajaranyang efektif. Guru harus yakin bahwa
ketika pembelajaran berakhir semua siswa telah menguasai indikator
kompetensi dasar yang diharapkan. Melalui penilaian berbasis kelas
informasi tentang penguasaan topik pembelajaran akan segera diketahui
oleh guru dan informasi ini menjadi bekal untuk merefleksi pembelajaran
yang lebihefektif pada masa berikutnya.
4) Perlunya Pembelajaran yang Menyenangkan
Riset tentang learning society atau masyarakat belajar menunjukkan bahwa
perilaku belajar anggota masyarakat dipengaruhi oleh pengalaman belajar
mereka ketika masih kecil. Mereka yang mengalami pembelajaran yang
menyenangkan cenderung akan mengulanginya dan tumbuh menjadi
pembelajar seumur hidup. Mereka yangmengalami suasana pembelajaran
yang buruk dan guru-guru yang galak cenderung untuk tidak
melanjutkan proses belajar. Berkaitan dengan hal ini pembelajaran perlu
dikondisikan sedemikian rupa sehingga siswa belajar dengan asyik atau
menyenangkan. Waktu yang diluangkan oleh siswa di bangku pelajaran
juga terbilang panjang. Dalam kurun waktu tersebut diharapkan siswa
tidak merasa terpenjara atau sekolah sebagai penjara yang penuh siksaan-
siksaan psikologis. Karena dampaknya tentu tidak baik bagi
perkembangan anak. Seyogyanya siswa bisa menghabiskan waktu
sekolahnya dengan senang hati, enjoy dan menikmati berbagai
pengalaman belajarnya. Untuk itulah guru perlu menciptakan suasana
fisik dan psikologis sedemikian rupa sehingga siswa kerasan di sekolah.
Pendek kata siswa juga berhak menikmati masa-masasekolahnya dengan
senang hati.

5) Belajar dan Pembelajaran Bermakna


Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam
kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.
Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakikatnya


adalah suatu proses interaksi antar
anak dengananak, anak dengan
sumber belajar dan anakdengan
pendidik. Kegiatan pembelajaran ini
akanmenjadi bermakna bagi anak jika
dilakukan dalamlingkungan yang
nyaman dan memberikan rasa
zaman bagi anak. Proses belajar
bersifat individualdan kontekstual,
artinya proses belajar terjadi dalamdiri individu sesuai dengan
perkembangannya danlingkungannya.

Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses


dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seseorang.Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari
peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek,
konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen
yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar
menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan
kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan
pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami
secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi
belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan
menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu
memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan
pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami
langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak
indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. Hal yang
Harus Diketahui dan Diperhatikan Guru dalam Melaksanakan PAKEM.

Dalam dinyatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dipahami dan
diperhatikan guru dalam melaksanakan PAKEM. Hal-hal tersebut adalah
sebagai berikut.
- Memahami Sifat yang Dimiliki Anak
Anak memiliki berbagai potensi dalam dirinya. Diantaranya rasa ingin
tahudan berimajinasi. Dua hal ini adalah potensi yang harus
dikembangkan ataudistimulasi melalui kegiatan belajar mengajar.
Karena kedua hal tersebut adalah modal dasar bagi berkembangnya
sikap berpikir kritis dan kreatif.

Sikap berpikir kritis dan kreatif adalah kompetensi yang harus dimiliki
olehsiswa. Seperti dikemukakan oleh Jhonson salah satu komponen
dalam system pembelajaran yang ideal adalah berpikir kritis dan kratif.
Artinya siswa dapatmenggunakan tingkat berpiki yang lebih tinggi
secara kritis dan kreatif (2002:24).

Agar mampu berpikir kritis dan kreatif sifat rasa ingin tahu dan
berimajinasi yang sudah dimiliki anak perlu dikembangkan. Untuk
mengembangkan kedua sifat yang dimiliki anak tersebut secara
optimal perlu diciptakan suasana pembelajaran yang bermakna.
Suasana pembelajaran bermakna ditunjukkan di antaranya dengan
kebiasaan guru untuk memuji anak karena hasil karyanya atau
prestasinya. Kemajuan seperti apapun yang ditunjukkan oleh siswa
perlu dihargai oleh guru. Kemudian kebiasaan guru mengajukan
pertanyaan yang menantang atau yang bersifat terbuka juga langkah
tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tidak
kalah pentingnya adalah guru yangmendorong anak untuk melakukan
percobaan juga merupakan siswa yang subur untuk mengembangkan
kemampuan yang dimaksud.
- Mengenal Anak Secara Perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan
memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM perbedaan
individual perlu diperhatikandan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan
kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuaidengan kecepatan
belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila
mendapat kesulitansehingga anak tersebut bwelajar secara optimal.

- Memanfaatkan Prilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar


Sebagai makhluk sosial. Anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Prilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganiosasian belajar. Dalam melakukan
tugas atau membahan sesuatu, anak dapat bekerja, berpasangan atau
dalam kelompok. Berdasarkan
pengalaman, anak akan
menyelesaikan tugas dengan baik
bila mereka duduk berkelompok.
Duduk seperti ini memudahkan
mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian
anak perlu juga menyelesaikan
tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang.

- Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan


KemampuanMemecahkan Masalah
Pada dasarnya hidup ini
adalah memecahkan masalah.
Hal tersebut memerlukan
kemampuan berpikir kritis dan
kreatif. Kritis untuk
menganaklisis masalah; dan
kreatif untuk melahirkan
alternatif pemecahan masalah.
Kedua jenis berpikir teraebut
kritis dan kreatif bersal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang
keduannya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru
adalah mengembangkannya, antara lain dengan seringnya memberikan
tugas atau mengajukan pertanyaan yangterbuka. Pertanyaan yang
dimulai dengan kata-kata ”Apa yang terjadi jika....,lebih baik dari pada
yang dimulai dengan kata-kata”Apa, berapa. Kapan” yangumumnya
tertutup hanya ada satu jawaban yang benar.

- Mengembangkan Ruang Kelas Sebagai Lingkungan Belajar yang


Menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
diapajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik
dan menimbulkan inspirasi bagi siswalain. Yang dipajangkan dapat
berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan
dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,puisi, karangan
dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil
pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik dapat membantu guru dalam
KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

- Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Lingkungan (fisik, sosial atau budaya) merupakan sumber yang sangat
kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai
media belajar,tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar.Belajar dengan menggunakan lingkungan
tidak harus selalu keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke
ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indra), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat trulisan, dan membuat
gambar atau diagram.

- Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan


Belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belaja.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu
bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan dari pada kelemahan siswa. Selain itu cara
memberika umpan balik pun harus secara santun.Hal ini dimaksudkan
agar siswa lebih percaya dirim dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikkan komentar dan cacatatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa
darihanya sekedar angka

- Membedakan antara Aktif Fisik dan Aktif Mental


Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa
kelihatansibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja
diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan
tersebut bukanlah ciri yangsebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih
diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan
gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-
tanda aktif mental. Berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut baik takut ditertawakan, takut disepelekan,atau
takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya
menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari
guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut
sangat bertentangan dengan PAKEM.

e. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM


1) Pengantar
Setelah peserta memahami pengertian dan gambaran tentang PAKEM
pada unit 3,peserta dituntut membuktikan pemahaman itu melalui
pembuatan persiapan PAKEM dan melaksanakannya baik mengajar
terhadap teman (simulasi) maupun terhadap siswa (praktik mengajar).
Hal ini perlu dilakukan agar penghayatan tentang PAKEM menjadi lebih
baik. Peserta juga perlu memperoleh pengalaman terutama tentang
hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan PAKEM. Dengan
demikian, sebagai calon fasilitator, mereka lebih siap untuk menyajikan
PAKEM kepada peserta pelatihan selanjutnya. Contoh-contoh
pembelajaran PAKEM untuk masing-masing mata pelajaran terdapat pada
lampiran tersendiri. Contoh tersebut dapat digunakan dalam perencanaan
pembelajaran PAKEM.
I. Tujuan Pembelajaran
A. Standar kompetensi
Setelah mempelajari materi ini diharapkan memahami tentang
hakikat PAKEM, dan mampu melaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan PAKEM

B. Kompetensi Dasar
Mampu merancang dan melaksanakan PAKEM

C. Tujuan
 Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu :
 Membuat persiapan pembelajaran yang menerapkan
PAKEM
 Melakukan Simulasi
 Melakukan evaluasi dan produk mengajar

II. Langkah Kegiatan


Secara diagramatik, langkah pembelajaran dalam pertemuan ini
digambarkan sebagai berikut :

Gambar Langkah Pembelajaran PAKEM

1. Modeling PAKEM ( 30 menit)


Peserta dikelompokkan dalam kelompok mata pelajaran.
Fasilitator melakukan pemodelan PAKEM d i depan kelompok
tersebut. Setiap kelompok mengamati pemodelan sesuai dengan
kelompoknya.

Langkah-langkah:
Memilih skenario yang sudah tersedia, menyiapkan alat-
alat,kemudian mempraktikkan cara mengajar yang PAKEM
sesuai dengan skenario yang sudah dipilihnya. Dalam
modeling, fasilitatormenjadi guru sedangkan peserta menjadi
siswa/ pengamat. Modeling sebaiknya disesuaikan dengan
level peserta, hal ini untukmenghindari ketidakseriusan.

2. Diskusi Kelompok (30 menit)


Peserta mendiskusikan hasil pengamatan mereka terhadap
modeling.
Langkah-langkah:
peserta mendapatkan scenario mengajar yang dipilih oleh
fasilitator pada saat modeling; Peserta mendiskusikan struktur
skenario dan pelaksanaannya (langkah-langkah pembelajaran,
sumber belajar, manajemen kelas, pajangan dan kompetensi )
Diskusi didampingi oleh fasilitator yang menjadimodel pada
kelompok itu.

Kerja Kelompok:

3. Membuat Persiapan Simulasi PAKEM ( 60 menit)


Peserta diberi contoh RP yang dapat diambil dari buku
”bestpractice”atau contoh-contoh RP yang lain. Dalam
kelompok yang terdiri dari anggota kelompok 3-5 orang,
peserta mendiskusikan RP yang bernuansa PAKEM tersebut.
Kemudian RP disimulasikan di depan peserta lain. Selanjutnya
peserta memperbaiki RP berdasarkan masukan yang ada. RP
ini akan dipraktikkan di depan siswa di pertemuan berikutnya.

Langkah selanjutnya, peserta menyiapan alat bantu


belajar/mengajar, lembar kerja, bahan ajar, bahan bacaan (jika
diperlukan). Peserta dapat menyesuaikan contoh PAKEM
dengan keadaan setempat dan membuat perbaikan kalau
mereka mempunyai ideyang lebih baik.

4. Simulasi Mengajar ( 120 menit)


Pelaksanaan simulasi dilakukan dengan cara salah satu peserta
menjadi guru di depan peserta lain yang ada dalam
kelompoknya. Simulasi dapat pula dilakukan dengan cara salah
satu peserta dari satu kelompok melakukan simulasi di depan
kelompok yang lain.

Langkah-langkah:
Pada jam yang sama setiap kelompok menampilkan salah
satupeserta untuk melakukan simulasi. Setelah itu peserta lain
jugamelakukan hal yang sama. Simulasi juga dapat
dilaksanakan olehanggota dari kelompok tertentu di depan
kelompok yang lain. (Simulasi tidak perlu sampai tamat: 30 – 45
menit mungkin cukup.Ingatkan peserta/pengamat agar
mengamati proses simulasi terutama dari segi sejauh mana
pembelajarannya sesuai dengan ciri-ciri PAKEM). Fasilitator
mengamati pelaksanaan semua simulasi sesuai dengan mata
pelajaran yang telah dimodelkannya.
5. Diskusi Kelompok: Hasil Simulasi (30 menit)
Langkah-langkah:
Peserta yang melakukan simulasi mengungkapkan
keberhasilandan hambatan yang dirasakannya selama simulasi
(5 menit); Peserta lain memberikan komentar terutama dari segi
sejauhmana PEMBELAJARAN dalam simulasi memenuhi
karakteristik PAKEM dan alternatif mengatasi hambatan yang
dirasakan oleh simulator. (Kelompok pelaku simulasi
hendaknya mencatat komentar untuk bahan pertimbangan
dalam menyempurnakan persiapan, lembarkerja, dan
sebagainya).

6. Perbaikan Persiapan PAKEM (120 menit)


Langkah-langkah:
Masing-masing kelompok memperbaiki persiapan, lembar
kerja, dan bahan belajar lain yang dirancangnya dengan
mempertimbangkan komentar dan masukan pada diskusi
sebelumnya. Hasil perbaikan ini akan digunakan dalam praktik
mengajar dengan siswa sesungguhnya. Semua peserta harus
ikut membuat persiapan dan siap pula untuk
mempraktikkannya.

(Fasilitator hendaknya mengingatkan agar tiap kelompok


benar-benar siap dengan persiapan, LK, dan sebagainya yang
telah diperbaiki sehingga setelah kegiatan ini peserta
berkonsentrasi pada pelaksanaan praktik mengajar, tidak lagi
pada masalah persiapan).

7. Diskusi Kelompok: Proses Mengajar (180 menit)


Kelompok mengkaji pelaksanaan praktik, sejauh mana
PEMBELAJARAN memenuhi karateristik PAKEM. Diskusi
terfokus pada kualitas tugas, perintah yang diberikan oleh guru;
kegiatanyang dilakukan oleh siswa berkaitan dengan hasil yang
diharapkandan hambatan yang dialami pada saat mengajar,
serta alternative pemecahannya. Hasil diskusi dipajangkan dan
menjadi bahan diskusikelompok lain.
III. Uraian Materi
Bagaimana Pelaksanaan PAKEM
Gambaran pelaksanaan PAKEM diperlihatkan dengan berbagai
kegiatan yang terjadi selama KBM. Berdasarkan kemampuan
yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan PAKEM yang
telah diuraikan di atas, maka kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan guru harus sesuai dengan kemampuan tersebut.
Adapun contoh-contoh kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan kemampuan tersebut akan diuraikan berikut ini.
Gambaran penerapan PAKEM tersebut dapat ditinjau
berdasarkan beberapa komponen pembelajaran

Tabel Penerapan PAKEM

Komponen Hal Baru Yang Berbeda dengan


Pembelajaran Kebiasaan Pembelajaran Selama Ini

Guru melaksanakan KBM dalam


kegiatan yang beragam, misalnya:
Guru merancang dan
mengelola KBM yang  Percobaan
mendorong siswa  Diskusi kelompok
untuk berperan aktif  Memecahkan masalah
dalam pembelajaran  Mencari informasi
 Menulis laporan/cerita/puisi
 Berkunjung keluar kelas.

Sesusai mata pelajaran, guru


menggunakan misal:
Guru menggunakan  Alat yang tersedia atau yang dibuat
alat bantu dan sumber sendiri
belajar yang beragam  Gambar
 Studi kasus
 Nara sumber
 Lingkungan
Siswa:

 Melakukan percobaan,
Guru memberi pengamatan,atauwawancara
kesempatan kepada  Mengumpulkan data/jawaban
siswa untuk danmengolahnya sendiri
mengembangkan  Menarik kesimpulan
keterampilan.  Memecahkan masalah, mencari
rumus sendiri
 Menulis laporan/hasil karya lain
dengan katakata sendiri
Guru memberi
kesempatan kepada Melalui:
siswa untuk
mengungkapkan  Diskusi
gagasannya sendiri  Lebih banyak pertanyaan terbuka
secara lisan atau  Hasil karya yang merupakan
tulisan. pemikiran anak sendiri

 Siswa dikelompokkan sesuai dengan


Guru menyesuaikan kemampuan (untuk kegiatan
bahan dan kegiatan tertentu)
belajar dengan  Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan siswa. kemampuan kelompok tersebutt
 Tugas perbaikan atau pengayaan
diberikan

Guru mengaitkan
pembelajaran dengan  Siswa menceritakan atau
pengalaman siswa memanfaatkan pengalamannya
sehari-hari. sendiri.
 Siswa menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai pembelajaran
dan kemajuan belajar
siswa secara terus  Guru memantau kerja siswa
menerus.  Guru memberikan umpan balik

2) Implikasi PAKEM
Dalam implementasi pembelajaran PAKEM di sekolah mempunyai
berbagaiimplikasi yang mencakup:
a) Implikasi bagi guru
Pembelajaran aktif, kretaif, efektif, dan menyenangkan memerlukan
guruyang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman
belajar bagi anak,juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata
pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. Sebaliknya
pembelajaran yang berpusat pada guru harus dihindari. Adapun ciri-
ciri pembelajaran yang berpusat pada guru adalah menggunakan
buku paket, jawaban harus sama dengan guru, guru mendiktekan apa
yang harus dilakukan, guru memberi contoh, ceramah, hafalan.
Dampak dari pembelajaran yangberpusat pada guru adalah siswa
menjadi mahluk yang individualis, motivasi belajar siswa turun, siswa
kurang dapat bekerjasama, siswa pasif, guru kurangkreatif.

b) Implikasi bagi siswa


Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual,
pasangan, kelompok kecilataupun klasikal.

Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi


secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan
penelitian sederhana, danpemecahan masalah.

c) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media


 PAKEM pada hakikatnya menekankan pada siswa baik secara
individualmaupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan
berbagai sarana dan prasarana belajar.
 Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik
yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan
pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di
lingkungan yang dapatdimanfaatkan (by utilization).
 Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaranyang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang abstrak.
 Penerapan pembelajaran tematik di sekolah masih dapat
menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-
masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk
menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar
yang terintegrasi

d) Implikasi terhadap Pengaturan ruangan


Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif,
danmenyenangkan perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana
belajarmenyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
- Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang
dilaksanakan.
- Susunan bangkupeserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan
dengankeperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
- Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di
tikar/karpet
- Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di
dalam kelasmaupun di luar kelas
- Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya
peserta didikdan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
- Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga
memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan
menyimpannya kembali.

e) Implikasi terhadap Pemilihan metode


Sesuai dengan karakteristik pembelajaran PAKEM, maka dalam
pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi
kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan,
bermain peran, tanyajawab, demonstrasi, bercakap-cakap.
- Penerapan PAKEM dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Adapun hal baru yang
berbeda dengan kebiasaan pembelajaran selama ini adalah guru
melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya
percobaan, diskusi kelompok menulis laporan,berkunjung keluar
kelas. Dengan menerapkan PAKEM guru diharapkan
menggunakan metode yang bervariasi. Penggunaan setiap metode
mengarah pada keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan
berbahasa.

- Alat Bantu dan Sumber Belar


Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.
Sesuaimata pelajaran, guru menggunakan, misal alat yang tersedia
atau yangdibuat sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber, dan
lingkungan.

- Metode Pembelajaran
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan. Siswa dapat dapat melakukan percobaan,
pengamatan,atau wawancara. Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri,menarik kesimpulan, memecahkan masalah,
mencari rumus sendiri, menulislaporan/hasil karya lain dengan
kata-kata sendiri.
- Pengalaman Belajar
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Melalui diskusi, lebih
banyak pertanyaan terbuka, hasil karya merupakan pemikiran anak
sendiri.

- Pemilihan Bahan Ajar


Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa. Siswa dikelompokkan sesuiai kemampuan
(untuk kegiatan tertentu), bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut, tugas perbaikkan atau pengayaan
diberikan.

- Pendekatan Pembelajararan Kontekstual


Prinsip pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran
bermakna. (meaningful learning). Salah satu ciri pembelajaran
bermakna adalah pembelajaran yang kontekstual. Pembelajaran
dirasakan terkait dengan kehidupan nyata dan siswa memahami
manfaat dari pembelajaran yang dilaksanakannya dan siswa
merasakan penting untuk belajar demikehidupannya di masa
depan. (Kratf, 2000: 33). Impelementasi dalamkegiatan pebelajaran
terlihat melalui guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa
sehari-hari. Guru dapat meminta siswa menceritakan atau
memanfaatkan pengalamannya sendiri. Diharapkan siswa dapat
menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.

- Penilaian atau Evaluasi


Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
Guru memantau kerja siswa dan guru memberikan umpan balik.
Penilaian harus dilakukan secara otentik dengan menggunakan
instrumen penilain yang bervariasi. (Kratf, 2000:33)

Tabel Lembar Observasi PAKEM

Uraian/

Aspek temuan

Bagaimana bentuk tugas yang diberikan?

Apa yang dikerjakan siswa untuk melakukan tugas


tersebut?
Kemampuan apa yang dikembangkan melalui tugas
tersebut?
Bagaimana bentuk pertanyaan yang diberikan dalam
tugas?
Jenis pertanyaan apa saja yang diajukan guru kepada
siswa dalam pembelajaran?

Sejauh mana guru memperhatikan perbedaan siswa?

Apa yang dilakukan oleh siswa selama mengerjakan


tugas?

Sejauh mana siswa diberi kesempatan untuk menanggapi


kegiatan belajar yang telah dilakukan?

Apa yang dilakukan siswa pada saat belajar kelompok,


individu, berpasangan, atau klasikal?

Pada saat ada kerja kelompok, berapa jumlah anggota


kelompok?

Apakah semua siswa terlibat dalam kegiatan kelompok?

Apa yang dilakukan guru selama anak mengerjakan


tugas?

Indikator Monev PAKEM

Guru

 Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja


(menemukan sendiri, mengungkapkan pendapat dsb.);
 Guru menciptakan pembelajaran yang menantang;
 Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber
belajar,termasuk sumber belajar dan bahan dari lingkungan;
 Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai
dengankemampuan siswa;
 Guru mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok,
pasangan) sesuai tugas yang diberikan untuk melibatkan siswa
secara aktif dalampembelajaran.

Siswa

 Siswa tidak takut bertanya;


 Ada interaksi antara siswa untuk membahas dan memecahkan
masalah;
 Siswa aktif bekerja;
 Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri;
 Siswa melakukan kegiatan baca mandiri;
 Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana,
menulisbiograpi tokoh).

Kelas

 Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa;


 Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar;
 Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan
siswa,siswa dan siswa;
 Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku)
yangdimanfaatkan siswa.

f. Desain Pembelajaran PAKEM


1) Pengantar
Beberapa orang memandang bahwa PAKEM sama dengan kerja
kelompok. Jika dalam suatu kelas sedang berlangsung pembelajaran dan
di sana siswa tetap duduk seperti orang menonton bioskop, semua
menghadap ke depan, duduk berdua dengan satu bangku, maka dengan
mudah dan cepat dikatakan kelas itu tidak PAKEM.

Akan tetapi sebaliknya, jika di suatu kelas siswa sedang duduk


berkelompok, walau mereka hanya duduk dalam kelompok, tetapi tidak
semua siswa bekerja, maka dengan mudah kita mengatakan kelas itu
PAKEM.

Seharusnya menilai PAKEM tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup


hanya dengan melihat pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus
diperhatikan pula intensitasketerlibatan siswa dalam belajar.

Usaha-usaha yang menawarkan sebuah pembaharuan, termasuk


penerapan PAKEM dikelas, biasanya akan menemui masalah. Beberapa
masalah yang masih sering ditemukan baik dalam pelatihan maupun
dalam penerapan PAKEM di kelas dapat dilihat di bawah ini.

Beberapa isu-isu penerapan PAKEM di kelas adalah sebagai berikut:


 Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran
PAKEM yangbaik;
 Guru belum memiliki referensi (buku, video, dll) tentang pembelajaran
PAKEM yangbaik;
 Tugas yang diberikan guru kepada siswa masih bersifat tertutup dan
banyakpengisianlembar kerja (LK) yang kurang baik;
 Pembelajaran belum memberikan tantangan sesuai kemampuan siswa
 Pembelajaran hanya mengajarkan satu indikator dengan satu aktivitas;
 Perbedaaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-
laki/perempuan, pintar/kurang pintar, sosial ekonomi tinggi/rendah;
 Pengelolaan siswa kurang sesuai dengan kegiatan;
 Guru merasa khawatir untuk melaksanakan PAKEM di kelas 6 dan 9;
 Pajangan cenderung menampilkan semua apa yang dikerjakan siswa
denganhasil yangseragam;

Berbagai kendala selalu ada, akan tetapi dukungan pun tak kurang banyak
dalammenerapkan PAKEM. Berbagai pelatihan telah diikuti dan para
guru telahmelakukannyadi kelas masing-masing.

Sebagai upaya untuk terus meningkatkan mutu pelaksanaan PAKEM,


pada modulini dibahas dan dikaji secara berurutan: 1). telaah PAKEM, 2).
teknik bertanya, 3).pengorganisasian kelas, 4). pembelajaran kooperatif,
dan 5). pengembangan idepembelajaran

I. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti modul ini, diharapkan peserta:
- Mampu menidentifikasi sifat-sifat PAKEM tertentu dalam
pembelajaranyang dilaksanakan
- Mampu mengidentifikasi jenis pertanyaan yang efektif
- Mampu mengorganisasikan kelas sesuai dengan tugas
pembelajaran
- Mampu mengembangkan ide pembelajaran

II. Langkah Kegiatan


III. Uraian Materi
A. Pelaksanaan PAKEM Bagi Guru
1. Identifikasi Kesulitan Belajar
Pengantar
Tugas utama seorang guru adalah membuat perencanaan,
melaksanakan dan dilaksanakan. Dalam proses pelaksanaan
rencana yang telah disusun,guru sering mengalami kendala
dan permasalahan sehingga kompetensiyang telah ditetapkan
di masing – masing mata pelajaran tidak mencapaihasil yang
maksimal.

Faktor yang berasal dari luar diri guru dan memegang


pengaruh penting terhadap pencapaian kompetensi adalah
peserta didik. Keberadaanpeserta didik, tingkat kecerdasan,
motivasi belajar, dan lainnya berpengaruh terhadap
keberhasilan sebuah pembelajaran.

Tujuan
Tujuan identifikasi Belajar diharapkan guru dapat :
- Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran padasetiap mata pelajaran
- Menemukan kemungkinan masalah dalam pembelajaran
pada setiapmata pelajaran
- Menemukan solusi/pemecahan dalam pembelajaran pada
setiapmata pelajaran

2. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar seringkali diartikan sebagai gangguan yang
terlihat pada kesulitan dalam menguasai dan kemampuan
memahami kompetensi dasar yang diajarkan. Kesulitan belajar
dapat berhubungan dengan perkembangan peserta didik
seperti gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar
bahasa dan komunikasi, kesulitan belajar dalam penyesuaian
perilaku sosial atau berhubungan dengan kemampuan
akademik seperti kegagalan dalam penguasaan ketrampilan
membaca,menulis, berhitung, dan kompetensi lainnya.

Sementara ini yang sering terjadi, tinjauan terhadap kesulitan


belajar peserta didik lebih banyak dibebankan kepada peserta
didik. Mereka dianggap kurang serius dalam belajar,
kemampuan intelegensinya rendah, bimbingan orang tua
kurang dan masih banyak alasan serupa lainnya. Padahal
dalam pembelajaran banyak unsur yang terkait dan
mempengaruhi kualitas hasil belajar. Dalam konteks korelasi
antara input-process-out put bisa kita lihat multi unsur yang
memberikan andilhasil belajar. Input berupa raw input
(peserta didik), inviromental input (lingkungan), dan
instrumental input (kurikulum). Pada proses kita dapatmelihat
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
maupun sistem penilaian yang dikembangkan. Input dan
proses tersebut akanmewarnai hasil belajar peserta didik
berupa out put dan out come. Oleh karena itu, tidaklah adil
apabila hasil belajar yang rendah hanya dibebankankepada
peserta didik dikarenakan pembelajaran bersifat kompleks.

Adi Gunawan dalam Born to Be a Genius (2003) menyatakan


bahwa factor dominan yang menentukan keberhasilan proses
belajar adalah denganmengenal dan memahami bahwa setiap
individu adalah unik dengan gayabelajar yang berbeda satu
dengan lainnya. Tidak ada gaya belajar yanglebih unggul dari
gaya belajar lainnya. Semua sama uniknya dan semuasama
berharganya. Kesulitan yang timbul selama ini lebih
disebabkanoleh gaya mengajar yang tidak sesuai dengan gaya
belajar. Dan yang lebih parah lagi adalah kalau anak sendiri
tidak mengenal gaya belajar mereka.

Kenyataan lapangan yang mendukung pendapat di atas


adalah guruyang cenderung menggunakan satu cara saja
dalam mengajar yaitu gaya visual. Guru mengajar dengan
menggunakan media papan tulis dan buku (visual). Murid
belajar dengan buku dengan kegiatan mencatat,mengerjakan
tugas, dan mengerjakan tes juga secara tertulis (visual).

Banyak pakar psikologi yang berpendapat bahwa panca


indera merupakan pintu gerbang masuknya ilmu pengetahuan
ke otak kita. Setiap peserta didik bersifat unik yang berbeda
satu dengan lainnya, ketajaman pancaindera mereka juga
berbeda. Hal ini membentuk gaya belajar yang berbedaantara
peserta didik yang satu dengan lainnya. Ada lima gaya belajar
yangberbeda di ataranya visual (penglihatan), auditori
(pendengaran), tactile/kinestetik (perabaan/gerakan),
olfactori (penciuman), dan gustatori(pengecapan). Dari kelima
gaya belajar itu, ada tiga gaya belajar yangdominan dan paling
sering digunakan yaitu gaya belajar visual, auditori,dan
kinestetik.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas belajar


peserta didikdipengaruhi oleh unsur internal dan eksternal.
Unsur eksternal berupamateri yang dipelajari, cara
pembelajaran guru, media yang digunakanlingkungan belajar,
dan lainnya. Sedangkan faktor internal berkaitandengan
kemampuan diri seperti tingkat kecerdasan, bakat dan
minat,ketajaman panca indera yang membentuk gaya
belajarnya, kemampuanmengolah informasi yang diterima,
berimajinasi, dan sebagainya. Secarapraktis kita dapat
mempelajari kelemahan pelaksanaan pembelajaranyang
dilakukan dengan cara melakukan analisis diri terhadap
perencanaan,proses, maupun lingkungan belajar.

Berikut disajikan contoh tabel analisis diri terhadap proses


pembelajaranyang selama ini dilakukan.

Tabel contoh analisis diri terhadap proses pembelajaran

Hasil
Refleksi
Diri*)
Aspek Indikator
Ya Tidak

Pengelolaan Pengelolaan peserta didik


Kelas bervariasi, seperti klasikal,
kelompok,berpasangan, individu,
dsb) dan sesuai materi pelajaran.

Pengelolaan kegiatan belajar


peserta didik bervariasi, seperti
wawancara, pengamatan,
penelitian, bermain peran, dalam
kelas, luar kelas, dan sesuai materi
pelajaran.

Guru menerapkan metode


pembelajaran yang bervariasi dan
sesuai dengan karakteristik materi
pembelajaran, situasi kondisi, dan
peserta didik.

Guru menggunakan alat peraga


dalam pembelajaran dan alatnya
cukup jelas untuk dilihat oleh
seluruh peserta didik.
Pada saat berdiskusi, peserta
didik saling mendengarkan ketika
ada yang berbicara/ berpendapat.

Bantuan atau intervensi guru


kepada peserta didik selalu
bersifat memancing peserta didik
untuk berfikir, misal dengan
mengajukan pertanyaan (dalam
batas kemampuannya)

Berbagai hasil karya peserta didik


yang bervariasi dipajang di kelas.

Perilaku peserta didik yang tidak


disiplin/ sesuai dengan
kesepakatan kelas diberi
konsekuensi logis

Semua/hampir semua (di atas


90%) pesertadidik menunjukkan
disiplin dan prilaku positif sesuai
kesepakatan kelas
Komunikasi dan Guru mendorong peserta didik
Interaksi untuk bertanya, berpendapat,
dan/atau
mempertanyakangagasan
guru/peserta didik lain.

Banyak hasil karya para peserta


didik dipajangkan dan ditata
dengan rapi.

Hasil karya peserta didik yang


berupa tulisan merupakan kata-
kata peserta didik sendiri dan
sudah berkembang.

Ada interaksi guru-peserta didik,


peserta didik-peserta didik
(multiarah).
Peserta didik mengungkapkan
gagasan dengan kata-kata sendiri,
runtut, dan mengembangkannya.

Peserta didik tidak takut bertanya,


menjawab, atau menyatakan
pendapat dengan tertib.
Setiap proses pembelajaran bebas
dari ancaman dan intimidasi
Umpan Balik Guru selalu memberikan umpan
dan Penilaian balik yang menantang (sesuai
kebutuhan peserta didik)

Guru memberikan umpan balik


lisan dan tulisan secara
individual.

Guru menggunakan berbagai jenis


penilaian (proses dan hasil) dan
memanfaatkan hasilnya untuk
kegiatan tindak lanjut.

Setiap proses pembelajaran


disertai dengan penghargaan dan
pengakuan baik secara verbal
maupun non-verbal

Kualitas Pertanyaan yang diajukan guru


Pertanyaan dan (selalu) memancing peserta didik
Cara Guru untuk membangun gagasannya
Bertanya sendiri.

Guru mengajukan pertanyaan,


menyediakan waktu tunggu, dan
menunjuk siapa yang harus
menjawab tanpa pilih kasih.

Refleksi Guru selalu meminta peserta


didik untuk melakukan refleksi
setelah mempelajarisuatu
konsep/keterampilan
Keterlibatan Sebagian besar peserta didik (75 %
Peserta didik atau lebih) aktif bekerja

Peserta didik asyik


berbuat/bekerja dengan penuh
konsentrasi.

Pemandirian Ada program pengembangan


peserta didik kegiatan belajar mandiri peserta
didik yang terencana dan
dilaksanakan dengan baik.

Peserta didik melakukan kegiatan


membaca atau menulis atas
keinginan sendiri.

Peserta didik dapat


menyelesaikan masalahnya
sendiri dengan membaca,
bertanya, mencoba/ mengamati.

Sumber Guru menggunakan berbagai


Belajar/Alat sumber belajar (termasuk
Bantu lingkungan sekitar) dan terbaik
dari yang ada serta
penggunaannya sesuai dengan
kompetensi yang dikembangkan.

Guru membuat sendiri dan


menggunakan alat bantu belajar
sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan.

Guru menggunakan alat bantu


murah atau mudah diperoleh di
sekitar.

Tersedia sudut
baca/perpustakaan dan
dimanfaatkan oleh guru dan
seluruh peserta didik.
Lembar kerja mendorong peserta
didik untuk menemukan konsep/
gagasan/cara/rumus dan
menerapkannya dalam konteks
lain.
Keterlibatan Sebagian besar peserta didik (atau
Peserta didik lebih) aktif bekerja

Peserta didik asyik


berbuat/bekerja dengan penuh
konsentrasi.

Pembelajaran Setiap proses pembelajaran bebas


bebas dari dari perlakuan kekerasan
perlakuan (emosional, fisik, dan pelecehan
kekerasan seksual dan penelantaran)
(emosional,
fisik,dan Semua/hampir semua peserta
pelecehan didik mengalami peningkatan
seksual dan kompetensi personal/sosial sesuai
penelantaran) potensinya seperti bisa
bekerjasama, bertoleransi,
menyelesaikan konflik dengan
sehat, bertanggungjawab,
kepemimpinan, dsb dalam
kegiatan

Semua peserta kelas


di dalam/luar didik mengalami
peningkatan kepercayaan diri
seperti terlihat dalam keberanian
mengajukan pertanyaan,
menjawab dan tampil ke depan,
dll

Identifikasi Selalu melakukan identifikasi


layanan khusus kebutuhan khusus serta
serta individual merancang dan melaksanakan PPI
(program pembelajaran
individual) sebagai respon adanya
kebutuhan khusus

g. Merencanakan Program Pembelajaran


1) Pengantar
Dalam praktik sehari-hari,banyak guru yang telah dilatih PAKEM
memahami teori maupun contoh praktik, namun mereka sulit untuk
kreatif menciptakan model-model pembelajaran lainnya yang memiliki
kemungkinan sama besar atau bahkanlebih baik dari apa yang telah
dilakukan selama ini. Hal ini terlihat dari proseduryang kurang sistematis
dalam skenario pembelajaran, kurang bervariasinya bentukhasil belajar
peserta didik, kegiatan pengelolaan peserta didik/kelas yang
monoton,dsb. Karakteristik anak yang unik, suka bermain, suka
bergerak,punya rasa ingintahu, suka berimajinasi, suka bertanya, dan
mencoba; hal ini membuka peluangbagi kita mengelola kegiatan belajar
secara beragam tanpa meninggalkan tuntutanpencapaian kompetensi.
Anak akan selalu menantikan dan merindukan kegiatanpembelajaran
beikutnya karena setiap kegiatan yang dilakukan guru senantiasamenarik
menyenangkan,menantang dan tidak membosankan.

Melalui modul ini dicontohkan bagaimana menciptakan berbagai variasi


modelpembelajaran yang menarik, menantang, dan berfokus kepada
pencapaiankompetensi.

Tujuan
Tujuan membuat program Pembelajaran :
- Membuat rancangan kegiatan yang menarik
- Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, menentukan
alat,sumber dan langkah-langkah pembelajaran yang bervariasi dengan
kompetensiyang dikembangkan

2) Cara Melaksanakan Program


Pengembangan variasi pembelajaran identik dengan pengembangan
kreativitas guru dalam menyusun rencana, melaksanakan, dan melakukan
penilaianpembelajaran. Pada dasarnya kita terlahir dengan memiliki
potensi rasa ingin tahu,kemampuan berimajinasi, dan fitrah bertuhan.
Rasa ingin tahu dan kemampuanberimajinasi merupakan „modal dasar‟
untuk berkembangnya kreativitas; fitrah bertuhan memungkinkan
manusia beriman kepada Tuhan. Potensi rasa ingintahu dan kemampuan
berimajinasi akan berkembang menjadi kreativitas apabila terus menerus
berani „mencoba tanpa rasa takut bersalah‟ sampai menemukan beberapa
pola yang diyakini mampu menjadi langkah yang tepat dalam menyajikan
pembelajaran.

Sebagai gambaran sebelum melaksanakan program perlunya rancangan


mencarialternatif kegiatan pembelajaran. Berikut ini salah satu contoh
sebelum menyusunprogram pembelajaran:
Alternatif

No Kompetensi Dasar Pembelajaran Kegiatan Inti

1. Menyusun percakapan  mendeskripsikan


tentang berbagai topik benda yang dipilih
dengan Benda berbicara untuk menentukan
memperhatikan peran dalam
penggunaan ejaan. percakapan

 menyusun
percakapan dengan
memperhatikan
ejaan
 melakukan
percakapan

 bermain
melanjutkan kalimat
percakapan yang
belum selesai
diawali dari satu
kalimat kemudian
Percakapan dilanjutkan oleh
teman yang lainnya.
Rumpang  melengkapi
percakapan
rumpang
 menyusun
percakapan dengan
memperhatikan
ejaan

 bermain acak
kalimat tanya-jawab
 menyusun
Menyusun percakapan acak
Percakapan  menyusun contoh
Acak percakapan lainnya.
 melakukan
percakapan
 Membaca
prosa/cerita pendek.
 mengubah prosa ke
Alih Bentuk dalam bentuk
percakapan (dialog).
 melakukan
percakapan/bermai
n peran

Ilmu Pengetahuan Alam

Mengembangkan variasi pembelajaran dengan berfokus kepada


pengembanganketerampilan proses (mengamati, membandingkan,
mengukur, mengklasifikasi, mengkomunikasi, menginferensi, membuat
model, memprediksi, menyelidiki, menarik kesimpulan, dan sebagainya).
Kegiatan pembelajaran dirancang dalam bentuk:

a) Mengamati (diri sendiri, orang lain,model/ gambar, lingkungan,


peristiwa dll)
b) Wawancara
c) Demonstrasi
d) Penelitian
e) Penyelidikan
f) Studi pustaka, dll

Matematika

Mengembangkan lembar kerja yang bersifat penyelidikan, penemuan,


danpemecahan masalah; penggunaan alat bantu (kongkrit, semi kongkrit,
semiabstrak, dan abstrak), dan sebagainya.

Ilmu Pengetahuan Sosial

Mengembangkan keterampilan sosial seperti menggali informasi


(mengobservasi, membaca, bertanya,dsb), mengolah informasi dan
mengambil keputusan dengan cerdas (dengan grafik,membandingkan,
menemukan persamaan/perbedaan, dsb), memecahkan masalah secara
arif dan kreatif, dsb
Geografi

a. Contoh Rencana Pembelajaran ( RPP )

BAB 3. SUMBER DAYA ALAM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA/MA..........................................................


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XI (sebelas)/1 (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sumber daya alam
Kompetensi Dasar : 2.1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam
Indikator Pencapaian Kompetensi : - Merumuskan pengertian sumber daya alam
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menjelaskan pengertian sumber daya alam
Karakter siswa yang diharapkan :
 Kerja keras, Jujur, saling menghargai.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
 Kerja keras, jujur, saling menghargai orang lain, inovatif,

B. Materi Pembelajaran
Sumber daya
Sumber daya alam

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, penugasan

Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

 Memahami sumber  Mengungkapkan  Siswa dapat Menjelaskan


daya alam Mengungkapkan pengertian sumber daya
kembali alam
pengertian sumber
daya alam dari
beberapa referensi
secara individu

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan: 5 menit
 Memberi salam dan mengabsen.
 Apersepsi
2. Kegiatan Inti: 30 menit
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Guru menjelaskan secara garis besar sumber daya dan sumber daya alam
(hal.57) (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
 Siswa secara individu mencari pengertian sumber daya alam dari situs internet
atau media lainnya (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling
menghargai.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Siswa membuat karangan hasil temuan dari situs internet atau media lainnya
dengan mencantumkan sumbernya (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur,
saling menghargai.);
 Tanya jawab mengenai hasil temuan siswa (nilai yang ditanamkan: Kerja keras,
Jujur, saling menghargai.);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
 Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
 Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan:
Kerja keras, Jujur, saling menghargai.)
3. Kegiatan Penutup: 10 menit
 Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. (nilai yang
ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
 Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. (nilai yang
ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);

E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar


- Buku sumber Geografi SMA – ESIS
- Buku-buku penunjang yang relevan
- Gambar sumber daya alam
- OHP / Slide Proyektor
- Internet

F. Penilaian
- Penilaian untuk tugas karangan mencari pengertian sumber daya alam dari situs
internet dan media lain.
Penilaian berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini.

Rubrik Penilaian Karangan


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Pengantar menunjukkan isi
Pengantar disajikan dengan bahasa
yang baik
Isi menunjukkan penjelasan dari
kutipan/pendapat tokoh
Isi disajikan dengan bahasa yang
baik
Penutup memberi kesimpulan akhir
terhadap kutipan/pendapat tokoh
Penutup disajikan dengan bahasa
yang baik
Nilai rata-rata
Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif


Memuaskan 4> 80
Baik 68
3 - 79
Cukup 56
2 - 67
Kurang 1< 55

Mengetahui, …………., ……………………..

Kepala Sekolah…………….. Guru Geografi

____________________________ _________________________

NIP/NIK. NIP/NIK.
Lampiran-lampiran
LEMBAR KERJA 1
( KELOMPOK )

Tema : Lingkungan hidup


Mata Pelajaran : Geografi
Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pemanfaatan
lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan .
Kelas / Semester : XI / 2

.
1. tulislah keadaan lingkungan yang ada di wilayah tempat kalian tinggal !
2. adakah masalah lingkungan yang terjadi di wilayah kalian masing-masing, mengapa bisa

terjadi?

3. buatlah bagan alur perencanaan tentang ide pembangunan yang ada di wilayah kalian

sehingga lingkungan kalian terbebas dari masalah masalah tersebut!

JAWABAN
LEMBAR KERJA 2
( Individu )

Tema : Biosfer
Mata Pelajaran : Geografi
Kompetensi Dasar : 1.2 Menganalisis sebaran flora dan fauna.
Kelas / Semester : XI / 1

Tuliskan minimal 10 fauna pada wilayah persebaran fauna menurut Webber !

A. Oriental

B. Australis

C. Paleartik
D. Neartik

E. Neotropik

F. Ethiopian

LEMBAR PENILAIAN
DISKUSI DALAM PERSENTASI KELAS

Aspek yang di nilai

No Nama Menghargai Nilai


Kerja sama Aktifitas
Pendapat
( 1-40 ) ( 1-30 ) ( 1-30)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

LEMBAR PENILAIAN
HASIL MAKALAH SISWA PER KELOMPOK

Aspek yang di nilai


No Nama Kelengkapan Kesesuaian Ejaan Nilai

(4) (4) ( 2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

RUBRIK PERSENTASI KELOMPOK

Ada 2 macam penilaian:

a. Penilaian pribadi (masing-masing individu)


b. Penilaian kelompok (semua nilai kelompok sama )

Kriteria/Nilai 24 poin 30 poin 38 poin 44 poin 50 poin


Keaktifan/peran Tidak aktif Sedikit Aktif (hanya Berbicara Kriteria pada
samasekali aktif ikut pada poin
membuat persentasi sebelumnya
makalah dan juga ikut juga Aktif
PPT) membuat bertanya pada
makalah saat persentasi
dan PPT kelompok lain
Kemampuan Diam saja Sedikit Mampu Berbicara Berbicara
berbicara berbicara menjelaskan jelas, cukup lugas, tegas
terbata-bata jelas dan efektif
serta
bisamenjawab
semua
pertanyaan
dengan analisa
yang tepat

Kriteria/Nilai 12 poin 15 poin 19 poin 22 poin 25 poin


Kekompakan/ker Sangat tidak Tidak Hanya 1 orang Kompak Aktif dan
jasama kompak kompak yang pasif (semua atraktif
(kacau) (hanya (hampIr semua dapat (menghib
leadernya dapat peran dan peranan ur)
saja yang bicara) dan bicara)
bicara)
Ketepatan waktu Tidak Terlambat Terlambat 1 Hari H Sebelum
mengumpulkan mengumpulk lebih dari 1 hari hari H
tugas an hari,
Tampilan PPT Sangat tidak Tidak Materinya Bagus Menarik
menarik/ menarik kurang, tulisan dan ada
polos kebesaran/keke peta
cilan, konsepny
kepanjangan/ a
kependekan
Tampilan Tidak Tipis dan Cover dan tipis Cukup Sangat
makalah mengumpulk tanpa rapi dan
an cover menarik
gambar,
tabel dan
cover
warna

a. Pengelolaan Kelas
Selama pembelajaran konvensional, meja dan kursi diatur menghadap ke
papan tulis dan“peserta didik” duduk berjajar. Dalam pembelajaran yang
menggunakan pendekatanPAKEM pengaturan tempat duduk peserta didik
disesuaikan dengan model pembelajaranyang akan dilaksanakan oleh guru,
misalnya pola tempat duduk berpasangan, pola tempatduduk dalam bentuk
”U” akan memudahkan peserta didik berinteraksi dan melakukan aksidalam
proses pembelajaran. Sebaiknya guru selalu mendesain pola tempat duduk
yangdisesuaikan dengan skenario pembelajaran yang dirancang dalam RPP

Contoh model tempat duduk


Gambar Contoh Model Tempat Duduk

b. Mengembangkan Keterampilan Bertanya


1) Pengantar
Umpan balik merupakan salah satu bagian penting suatu proses
pembelajaran. Respon guru terhadap sikap dan perilaku peserta didik di
awal, proses, dan akhir pembelajaran dapat menjadi pengembang pola
pikir, sikap dan tindakan peserta didik ke arah yanglebih baik.
Kemampuan guru memberikan umpan balik yang sesuai baik
kuantitasmaupun kualitas dapat meningkatkan perolehan belajar peserta
didik.

Pemahaman guru terhadap perilaku peserta didik dalam


mengekspresikan hasil belajar menjadi pijakan kuat untuk memunculkan
”pertanyaan atau tugas” lanjutan sebagai pengembangan kegiatan
peserta didik. Pelaksanaan umpan balik dilakukan sebagai respon guru
setelah mencermati sikap peserta didik terhadap penilaian dirinya
maupun kepuasan terhadap hasil kerjanya. Oleh karena itu, perlu
diciptakan kesesuaian antara penilaian diri peserta didik, persepsi guru,
dan harapan agar hasil belajar mencapai kompetensi secara optimal.

Modul ini memberikan gambaran bagaimana membantu peserta didik


dalam proses belajar melalui pemberian umpan balik yang mampu
memotivasi dan mengarahkan peserta didik untuk menghasilkan
perolehan belajar yang optimal.

2) Tujuan
Tujuan Umpan Balik/Ketrampilan Bertanya bagi guru dalam mengajar
adalah
- Menggali potensi peserta didik sebelum pembelajaran dilaksanakan
- Meningkatkan kualitas pengembangan daya pikir, sikap, dan hasil
belajar pesertadidik
- Melatih peserta didik berani mengemukakan pendapat

3) Cara Mengembangkan
Adi W. Gunawan (2003) dalam Genius Learning Strategy ,menyatakan cara
memberikan umpan balik yang benar sebagai berikut:
- Umpan balik harus bersifat korektif, guru dapat memberikan
jawaban penjelasan,tidak hanya jawaban yang salah tetapi apa
jawaban yang benar dan akurat serta bagaimana bisa mencapai
jawaban yang benar tersebut. Yang terpenting adalahproses berfikir
dibalik hasil jawaban yang salah maupun jawaban yang benar.
- Umpan balik harus diberikan pada waktu yang tepat, ajarkan materi
yang inginanda ujikan setelah itu murid langsung diminta
mengerjakan tes tanpa menunggujeda yang terlalu lama.
- Umpan balik harus spesifik dan mengacu pada satu kriteria tertentu,
umpan balikdidasarkan pada satu level pengetahuan atau keahlian
yang spesifik dengan cara membandingkan anak dengan dirinya
sendiri bukan dengan rekan atau murid lainnya.
- Murid memberikan umpan balik untuk diri mereka sendiri, murid
membuat catatan sendiri terhadap prestasi yang telah mereka capai
dan melakukan pembandinganantara prestasi terdahulu dengan
prestasi mereka saat ini.

Gambar Contoh Pemberian Bantuan dan Umpan Balik


c. Alat/MediaSumber Belajar
1) Pengantar
Fungsi utama alat peraga adalah untuk membantu menanamkan atau
mengembangkankonsep yang abstrak, agar peserta didik mampu
memahami arti sebenarnya dari konseptersebut. Dengan melihat,
meraba dan memanipulasi objek/alat peraga, peserta didikmemiliki
pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti suatu
konsep

2) Tujuan
Ada beberapa tujuan penggunaan alat peraga/media pembelajaran,
antara lain:
 Untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran
 Mempermudah pemahaman konsep
 Memberikan pengalaman yang efektif bagi peserta didik dengan
berbagaikecerdasanyang berbeda.
 Memotivasi peserta didik untuk menyukai pelajaran yang diajarkan
 Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang lamban berpikir
untukmenyelesaikan tugas dan berhasil.
 Memperkaya program pembelajaran bagi peserta didik yang lebih
pandai.
 Mempermudah abstraksi.
 Efisiensi waktu.

3) Contoh Alat Peraga/Media Pelajaran


• Geografi (Untuk materi tentang peta dan pemetaan)

Gambar Peta, Globe dan Atlas

K. Lembar Kerja
1) Pengantar
Lembar Kerja merupakan alat bantu pembelajaran agar peerta didik
melakukan proses pembelajaran. Disamping itu juga Lembar Kerja
merupakan alat atau petunjuk kegiatanyang akan dilakukan peserta
didik dalam proses belajar mengajar. Lembar Kerja jugamerupakan
petunjuk tertulis untuk membantu guru dalam memberi tugas
kepadapeserta didik agar peserta didik dapat menemukan sendiri.

2) Tujuan LK
• Membelajarkan peserta didik dan mendorong untuk berdiskusi
• Untuk membantu guru dalam pembelajaran
• Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasai
kompetensi.
• Membimbing peserta didik untuk menemukan konsep
• Menyatukan tindakan dan tujuan dalam pembelajaran.
• Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam melakukan proses
pembelajaran
• Meningkatkan daya cipta peserta didik

L. Pemajangan
1) Pengantar
Karya peserta didik sebagai perolehan belajar yang baik dipajang di
dalam ruang kelas. Pajangan ini dapat dilihat langsung oleh semua
peserta didik. Bentuknya bisa karya dua dimensi atau tiga dimensi.
Pajangan mencerminkan upaya yang dilakukan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang diharapkan, dan hasil suatu
pembelajaran yang dilakukan. Dengandemikian,pajangan mempunyai
dua sisi penting dalam pembelajaran. Di satu sisipajangan merupakan
salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang ditentukan. Di sisi lainnya, pajangan juga
dapat menjadi alat pemantau efektivitas proses pembelajaran.

Modul ini mengkaji tentang bagaimana pajangan yang baik dan


berkualitas sertaberbagai upaya yang dilakukan guru dalam
meningkatkan kualitas hasil belajar pesertadidik (pajangan) sesuai
dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

2) Tujuan
 Untuk penghargaan peserta didik yang berhasil membuat karya
 Meningkatkan motivasi perserta didik yang telah berhasil
 Untuk sumber belajar bagi peserta didik
 Untuk memotivasi siwa agar senantiasa berkarya

3) Contoh Pajangan
Gambar Hasil karya murid

M. Penilaian
1) Pengantar
Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah. Menurut Masnur Muslich (2007) penilaian dalam KBK
dan KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan
komprehensif guna mendukung upaya memandirikan peserta didik
dalam belajar,bekerja sama, dan menilai dirinya sendiri. Oleh karena
itu, penilaian yang dilaksanakan harus penilaian berbasis kelas (PBK).

Penilaian kelas merupakan kegiatan guru yang terkait dengan


pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil
belajar peserta didik. Oleh karena itu,diperlukan data sebagai
informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Keputusan tersebut berhubungan dengan tingkat keberhasilan
pesertadidik dalam mencapai suatu kompetensi.
Alat ukur atau instrumen untuk penilaian kelas harus valid, reliabel,
terfokus pada pencapaian kompetensi, objektif, dan mendidik.
Misalnya alat ukur berupa tes. Alatukur itu harus valid. Sebuah tes
dikatakan valid jika tes tersebut dapat digunakan untukmengukur apa
yang akan diukur. Agar alat ukur valid, dalam menyusun soal sebagai
alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi yang diukur dan
menggunakan bahasa yangtidak mengandung makna ganda.

Alat ukur yang reliabel berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil


penilaian. Artinya,jika alat ukur itu digunakan untuk mengukur di
dua tempat yang memiliki kondisiyang sama, hasil yang diperoleh itu
cenderung mendekati sama. Selain itu, petunjukpelaksanaan dan
penskorannya harus jelas.

Selain harus valid dan reliabel, penilaian harus terfokus pada


pencapaian kompetensi(rangkaian kemampuan), bukan hanya pada
penguasaan materi (pengetahuan).

Penilaian harus menyeluruh/komprehensif dengan menggunakan


beragam cara dan alatuntuk menilai kompetensi peserta didik,
sehingga tergambar profil yang sesungguhnyatentang kompetensi
peserta didik.

Penilaian harus objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana,


berkesinambungan,dan menerapkan kriteria yang jelas dalam
pemberian skor. Penilaian yang dilakukan jugaharus mendidik.
Artinya, penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran
bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

KTSP tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik,


tetapi lebih memperhatikan kompetensi secara utuh yang
merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai
karakteristik masing-masing mata pelajaran.

2) Tehnik Penilaian
Banyak cara atau teknik yang dapat digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap peserta didik. Pada dasarnya, teknik penilaian
tersebut adalah cara penilaian kemajuanbelajar peserta didik
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harusdicapai. Penilaian ini didasarkan pada indikator-indikator
pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih (kognitif,
afektif, dan psikomotor). Berdasarkan indikator-indikator ini dapat
ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah penilaian itu dilakukan
dengan tes (tertulis atau lisan), observasi, praktek, dan penugasan
secara individu atau kelompok.
Di dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007, penilaian dilakukan secara
konsisten,sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan
non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,proyek dan atau
produk, portofolio, dan penilaian diri. Berikut ini sedikit gambaran
masing-masing teknik penilaian.

3) Penilaian melalui Tes


Penilaian melalui tes dilakukan secara tertulis atau lisan (tes tertulis).
Ada dua bentuksoal untuk penilaian tertulis ini, yaitu memilih
jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban dibedakan menjadi
(1) pilihan ganda; (2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak); (3)
menjodohkan; dan (4) sebab-akibat. Tes tertulis yang berupa
mensuplai jawaban, dibedakan menjadi (1) isian atau melengkapi; (2)
jawaban singkat ataupendek; dan (3) uraian. Penyekoran pada
penilaian tertulis harus jelas.

4) Penilaian Kinerja/Unjuk Kerja


Penilaian kinerja/unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil
pengamatan penilaiterhadap aktivitas (dalam melakukan pekerjaan)
peserta didik. Penilaian ini cocokuntuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugastertentu,
misalnya presentasi hasil pengamatan di desanyatentang erosi.

5) Penilaian Sikap
Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran Geografi di
SMA antaralain (1) sikap terhadap materi pelajaran; (2) sikap terhadap
guru/pengajar; (3)sikap terhadap proses pembelajaran; (4) sikap
berkaitan dengan nilai atau normayang berhubungan dengan suatu
materi pelajaran, misalnya kasus atau masalahlingkungan hidup,
berkaitan dengan materi IPA; dan (5) sikap berhubungan
dengankompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata
pelajaran. Penilaianini menggunakan skala sikap dari sangat setuju
hingga sangat tidak setuju.

6) Penilaian Penugasan (Proyek)


Penilaian penugasan atau proyek dilakukan untuk mendapatkan
gambarankemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual
mengenai kemampuan pesertadidik dalam konsep dan pemahaman
mata pelajaran. Dalam mata pelajaran IPS,teknik ini bermanfaat untuk
menilai (1) ketrampilan peserta didik melakukanpenyelidikan; (2)
pemahaman dan pengetahuan dalam bidang IPS; (3) kemampuan
mengaplikasikan pengetahuan dalam suatu penyelidikan; dan (4)
kemampuan menginformasikan subjek secara jelas. Contoh tugas
penilaian penugasan: Lakukan penyelidikan mengenai proses pasar di
daerah sekitarmu melalui tinjauan IPS.

7) Penilaian Hasil Kerja atau Produk


Penilaian hasil kerja atau produk adalah penilaian kepada peserta
didik dalamproses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian
produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu tahap (1) persiapan,meliputi penilaian kemampuan
peserta didik dan merencanakan, menggali, danmengembangkan
gagasan serta mendesain produk; (2) pembuatan produk(proses),
meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi
danmenggunakan bahan, alat, dan teknik; dan (3) penilaian produk
(appraisal), meliputipenilaian produk yang dihasilkan peserta didik
sesuai kriteria yang ditetapkan.

8) Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik. Hasil kerja
ini disusunmenjadi sebuah portofolio. Jadi, potofolio merupakan
koleksi pribadi hasil kerjapeserta didik yang mencerminkan tingkat
pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan,dan pekerjaan terbaiknya.
Penilaian portofolio ini didasarkan pada kumpulan hasilkerja peserta
didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.

9) Penilaian Diri (self assessment)


Pada prinsipnya, penilaian diri peseta didik menilai dirinya sendiri.
Peserta didikdiminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses, dan tingkatpencapaian kompetensi yang dipelajarinya
dalam mata pelajaran tertentu.Penilaiandiri melalui pengukuran
terhadap kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor

10) Pemanfaatan dan Pelaporan hasil Penilaian


a) Pengolahan Hasil Penilaian
Data hasil penilaian harus diolah sebaik mungkin. Pengolahan ini
disesuaikan dengan jenis data hasil penilaiannya, yaitu penilaian
kinerja atau unjuk kerja, penugasan(proyek), hasil kerja (produk),
tes tertulis, portofolio, sikap, dan penilaian diri.

Data Penilaian Tertulis


Biasanya, tiap butir soal bentuk pilihan ganda diberi skor 1 jika
jawaban benar danskor 0 jika jawaban salah. Perhitungan skor
yang diperoleh peserta didik untuk suatuperangkat tes pilihan
ganda sebagai berikut:

Jumlah jawaban benar

--------------------------------- x 10

Jumlah seluruh butir soal

Data Penilaian Kinerja/Unjuk Kerja

Data penilaian kinerja unjuk kerja diperoleh melalui pengamatan


yang ditujukanterhadap kinerja peserta didik untuk suatu
kompetensi. Skor diperoleh dengan cara mengisi format penilaian
unjuk kerja yang telah ditentukan. Skor yang dicapai olehpeserta
didik merupakan skor pencapaian dibagi skor maksimum dikali
10 (untukskala 0 -10) atau dikali 100 (untuk skala 0 -100). Misalnya,
dalam suatu penilaian kinerja menggambar peta, paling tidak ada
6 aspek yang dinilai, yaitu kelengkapan peta, ketepatan skala,
kerajian, kebersihan, keindahan, dan pewarnaan, Jika seorang
peserta didik mendapat skor 6 dan skor maksimumnya 8, maka
nilai yang akandiperoleh adalah = 6/8 x 10 = 7,5.

Data Penilaian Sikap

Skor hasil penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta


didik berdasarkan pengamatan/observasi guru mata pelajaran.
Data hasil pengamatan guru dapat dilengkapi dengan hasil
penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporanpribadi.

Hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik
adalah kejadiankejadianyang menonjol, yang berkaitan dengan
sikap, perilaku, dan unjuk kerjapeserta didik, baik positif maupun
negatif. Yang dimaksud dengan kejadian –kejadianyang menonjol
adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapat perhatian, atau
perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam rangka
pembinaan peserta didik. Kejadian-kejadian yang menonjol
tersebut dapat berupa kejadian yang menyenangkan maupun
yang menyedihkan.
Data Penilaian Penugasan (Proyek)

Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-


tahap:perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan
data, dan penyajian data/laporan. Dalammenilai setiap tahap,
guru dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai
5.Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 5 adalah skor tertinggi
untuk setiap tahap.Jadi, total skor terendah untuk keseluruhan
tahap adalah 4 dan total skor tertinggiadalah 20.

Data Penilaian Hasil Kerja (Produk)

Data penilaian hasil kerja (produk) meliputi tiga tahap, yaitu tahap
persiapan,pembuatan (produk), dan penilaian (appraisal).
Informasi tentang data penilaianini diperoleh melalui cara holistik
atau cara analitik. Cara holistik guru menilai hasil kerja peserta
didik berdasarkan kesan keseluruhan dengan menggunakan
criteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor
0 – 10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil kerja
melalui tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap
persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.

Data penilaian Portofolio

Skor penilaian portofolio peserta didik didasarkan dari hasil


kumpulan informasi yang telah dilakukan oleh peserta didik
selama pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian portofolio
meliputi: (1) catatan guru, (2) hasil pekerjaan peserta didik, dan(3)
profil perkembangan peserta didik.

Data Penilaian Diri

Skor hasil penilaian diri adalah skor yang diperoleh dari hasil
penilaian tentangkemampuan, kecakapan, atau penguasaan
kompetensi tertentu yang dilakukan olehpeserta didik sendiri.
Pada awalnya, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh
pesertadidik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan oleh
guru. Untuk itu, pada tarafawal, guru perlu melakukan langkah-
langkah telaahan terhadap hasil penilaian diripeserta didik.
b) Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan
Belajar
Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah peserta
didik telah berhasilatau belum dalam menguasai suatu
kompetensi. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam
suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% – 100%.
Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%.
Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat
pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%.

Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti tingkat


kemampuanakademis peserta didik, kompleksitas indikator dan
daya dukung guru sertaketersediaan sarana dan prasarana.

11) Pemanfatan Dan Pelaporan Hasil Penilaian Kelas.


Penilaian kelas menghasilkan informasi pencapaian kompetensi
peserta didik yang dapatdigunakan antara lain: (1) peserta didik
(remedial atau pengayaan); (2) perbaikan programdan proses
pembelajaran, (3) pelaporan, dan (4) penentuan kenaikan kelas. Bagi
pesertadidik, data hasil penilaian menjadi alat penentu apakah dia
harus menempuh remedial atau tidak. Bagi peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan perlu diberi pengayaan.

Bagi guru, hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan


perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. Bagi kepala sekolah,
dia mempunyai tugas dan tanggungjawab menilai kinerja guru. Salah
satu penilaian terhadap kinerja guru dapat didasarkanpada tingkat
keberhasilan peserta didik yang diperoleh melalui penilaian.
a) Pelaporan Hasil Penilain Kelas
Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik
Pelaporan hasil penilaian hendaknya (1) merinci hasil belajar
peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan
dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagipengembangan
peserta didik; (2) memberikan informasi yang jelas,
komprehensif,dan akurat; dan (3) menjamin orangtua
mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah
dalam belajar (Puskur).

Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam
data kuantitatif maupunkualitatif.

Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan
sebagai berikut:(1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di
sekolah secara akademik, fisik, sosial,dan emosional?; (2) Sejauh
mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?;
(3)Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai
dengan baik?; dan (4)Apa yang harus orang tua lakukan untuk
membantu danmengembangkan prestasianak lebih lanjut?

Rekap Nilai
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang
berisi informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta
didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu satu semester. Rekap
nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang
perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui
kapan peserta didik memerlukan remedial.

Bagian A: Pengantar
Kegiatan pada sesi ini diawali dengan pembukaan dari instruktur
membuka danmenyampaikan informasi yang berkait dengan isu
dalam kegiatan PAKEM.Kemudianmemberikan informasi tentang
pengalaman belajar apa yang akan dilaksanakan dalamsesi ini.

Bagian B: Keterampilan Bertanya (60 menit)


Instruktur membuka sesi dengan pertanyaan berikut untuk
menimbulkan gagasandari peserta:
 Mengapa kita mengajukan pertanyaan kepada siswa?
 Pertanyaan apa yang sering disampaikan oleh guru, mengapa?

Mengacu kepada kegiatan modeling sebelumnya, peserta diminta


untukmengidentifikasi pertanyaan – pertanyaan yang terdapat
pada kegiatan tersebut.Kemudian mendiskusikannya.

Fasilitator memberi contoh bacaan (lihat Lampiran 10) dan


berbagai pertanyaanyang memuat/mengacu pada ketiga
jenis/sifat pertanyaan di bawah ini:

 Mencari informasi
 Memanfaatkan pengetahuan
 Menciptakan sesuatu yang baru dan memberikan pendapat

Peserta (dalam kelompok kecil 3-4 orang ) menyusun 3 jenis


pertanyaan di kertasyang berbeda dengan menggunakan teks
yang sama.
Kelompok saling menukar pertanyaan untuk mendiskusikan
kualitas pertanyaandan memberi tanggapan/perbaikan. Peserta
meninjau kembali hasil perbaikan dansaran dari kelompok lain
untuk kemudian disempurnakan dan dikembangkan

Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

 Manakah pertanyaan yang dianggap mudah untuk ditulis dan


dijawab?Mengapa?
 Manakah pertanyaan yang dianggap sulit untuk ditulis dan
dijawab? mengapa?
 Apa yang bisa membantu proses penyusunan pertanyaan
seperti kategori bdan c.

Jenis Pertanyaan: Tingkat 1

Mencari Informasi

Bagian C : Pengorganisasian Kelas (60 menit)

Berdasarkan kegiatan modeling, fasilitator memberikan kegiatan –


kegiatan sebagai berikut:

- Fasilitator mengajukan pertanyaan berikut kepada peserta


tentang organisasikelas(Klasikal, kelompok, dan individu).
- Apa yang anda ketahui tentang belajar klasikal, kelompok, dan
individu?
- Kapan siswa belajar klasikal, kelompok atau individual?
- Mengapa siswa bekerja/belajar secara klasikal, kelompok, dan
individual?

Peserta dan fasilitator kemudian membahas bersama beberapa


jenis organisasi dengan mencoba memberikan contoh
tugas/kegiatan yang sesuai untuk jenis organisasi masing-masing.

Peserta mengidentifikasi kegiatan yang harus dikerjakan secara


klasikal, kelompok, danindividual dengan menggunakan lembar
kerja berikut.:

Tabel Pengorganisasian kelas

Mengidentifikasi Kegiatan Klasikal, Kelompok, dan Individual


Pengelolaan
kelas
No Kegiatan pembelajaran Alasan
Klas klp indv

Mendengarkan instruksi guru


Menggunakan thermometer
Mencari kota-kota di peta
Melaporkan hasil tugas
Membuat diagram alir

Curah pendapat tentang tsunami


Menceritakan pengalaman waktu
kecil
Meragakan tokoh cerita
Menulis cerita
Mengerjakan soal-soal matematika

Memperkirakan luas ruang kelas

Sesudah tugas selesai peserta saling menukar pilihan dengan


memberikan alasandan komentar. Selanjutnya fasilitator dapat
memberikan tips pengorganisasiankelas

Bagian D: Pembelajaran Kooperatif (60 menit)

Dalam sesi ini ada 2 kegiatan pokok. Pertama, fasilitator


menyajikan bahan -bahan/informasiyang berkaitan dengan
pembelajaran kooperatif. Kedua, peserta melakukan aktivitas
yangberhubungan dengan pembelajaran kooperatif melalui bahan
yang sudah disiapkan oleh fasilitator.

Bagian E: Pengembangan Gagasan Pembelajaran (60 menit)

Setelah peserta mengamati 2 model pembelajaran di atas, peserta


mendiskusikanhasilkegiatan termasuk membahas lembar
pengamatan yang diisi kelompok pengamat. Aktivitasberikutnya
ialah peserta mengaitkan berbagai hasil pengamatannya dengan
keterampilanbertanya, pengorganisasian kelas, dan pembelajaran
kooperatif. Setelah berdiskusitentang berbagai hal tersebut, peserta
mencoba mengembangkan ide-ide sederhana yangmungkin bisa
diterapkan dalam pembelajaran PAKEM yang akan dilakukan,
termasuk: carabertanya, pengorganisasian kelas, kerja kelompok,
dan sebagainya.

- Peserta dalam kelompok 4-5 orang mengembangkan langkah-


langkah KBM untuk satu topik yang diberikan oleh fasilitator
atau diseleksikan oleh peserta sendiri. Langkah-langkahtersebut
harus memperhatikan ciri-ciri pembelajaran PAKEM di atas.
Dalamproses pengerjaan, peserta dapat menggunakan tabel di
bawah ini.
- Setiap kelompok saling menukar hasil kerjanya dan
memberikan masukan perbaikan.

Tabel Pengembangan Ide Pembelajaran

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Sumber Kegiatan Keterampilan Pengorgani- Pembelajaran


Belajar Belajar Bertanya sasian Kelas Kooperatif

Indikator Monev: (Bahan referensi untuk fasilitator)

a) Guru
- Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja
(menemukansendiri,mengungkapkan pendapat dsb.);
- Guru menciptakan pembelajaran yang menantang;
- Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber
belajar, termasuk sumber belajar dan bahan dari lingkungan;
- Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai
dengan kemampuan siswa;
- Guru mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok,
pasangan) sesuai tugas yang diberikan untuk melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran.

b) Siswa
- Siswa tidak takut bertanya;
- Ada interaksi antara siswa untuk mmebahas dan memecahkan
masalah;
- Siswa aktif bekerja;
- Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri;
- Siswa melakukan kegiatan baca mandiri;
- Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana, menulis
biograpi tokoh).

c) Kelas
- Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa;
- Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar;
- Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan
siswa, siswa dansiswa;
- Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku)
yang dimanfaatkansiswa.

9. Lesson Study
a) Landasan Yuridis, teoritis dan empiris perlunya Lesson Study
1) Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan tercermin dari mutu SDM. SDM kita masih rendah
berarti mutu pendidikan pun masih rendah. Mengapa demikian?
Masyarakat beranganggapan bahwa keberhasilan pendidikan hanya
diukur oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian nasional (UN) baik maka
dianggap sudah berhasil mendidik anak-anaknya. Atau kalau suatu
sekolah banyak meluluskan siswa ke perguruan tinggi melalui SPMB
maka dianggap sekolah itu pavorit dan banyak diserbu orang tua untuk
menyekolahkan anaknya. Rangking sekolah diurut berdasarkan nilai UN.
Akibatnya orang tua harus mengeluarkan uang ekstra untuk menitipkan
anaknya pada bimbingan belajar yang melakukan latihan menjawab soal-
soal UN atau SPMB, karena orang tua menginginkan anaknya diterima di
sekolah paforit atau perguruan tinggi top. Proses pembelajaran di dalam
kelas kurang mendapat perhatian dari orang tua dan dari pemerintah,
yang penting hasil UN (Ujian Nasional). Umumnya pembelajaran
dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan
siswa sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya
hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa dengan
target tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen
kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi
kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup
mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk
berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali
guru itu sendiri. Kebanyakan pengawas dari dinas pendidikan belum
berfungsi sebagai supervisor pembelajaran di kelas. Ketika datang di
sekolah, pengawas memeriksa kelengkapan administrasi guru berupa
dokumen renpel (rencana pelajaran). Pengawas sangat jarang masuk
kelas melakukan observasi terhadap pembelajaran dan menjadi nara
sumber pembelajaran bagi guru di sekolah. Begitu juga kepala sekolah.
Kepala sekolah umumnya lebih mementingkan dokumen administrasi
guru, seperti renpel dari pada masuk kelas melakukan observasi dan
supervisi terhadap pembelajaran oleh seorang guru. Akibatnya guru
tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik,
memikirkan metoda mengajar yang bervariasi, mempersiapkan bahan
untuk percobaan IPA di laboratorium. Ini berarti bahwa selama ini kita
kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di dalam ruang
kelas. Semestinya, kita lebih memperhatikan proses pembelajaran dan
hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran. Secara
internasional, mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, sebagai
contoh dalam bidang MIPA, the Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS, 2003) melaporkan bahwa di antara 45 negara
peserta TIMSS, peserta didik SMP kelas 2 Indonesia berada pada urutan
ke-36 untuk IPA dan ke-34 untuk Matematika. Siswa-siswa Indonesia
hanya dapat menjawab soal-soal hafalan tetapi tidak dapat menjawab
soal-soal yang memerlukan nalar atau keterampilan proses. Proses
pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik.
Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah
menjadi memperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes
merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Seiring dengan
perkembangan IPTEK, pengetahuan guru harus selalu disegarkan.
Kegiatan seminar atau forum diskusi ilmiah merupakan media untuk
penyegaran pengetahuan guru baik materi subyek maupun pedagogi.
Sayangnya, tidak sedikit kepala sekolah yang tidak mengijinkan guru
untuk berpartisipasi dalam kegiatan seminar atau forum diskusi dalam
kegiatan MGMP. Seharusnya kepala sekolah mendorong bahkan
memfasilitasi guru agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
ilmiah, seperti seminar untuk menambah wawasan guru. Selain itu,
sedikit guru yang sudah memanfaatkan fasilitas ICT (Information
Communication Technology) di sekolah untuk meningkatkan
pengetahuan padahal fasilitas itu sudah masuk ke sekolah, seperti
komputer dan telpon. Sementara, sekolah mampu menyediakan dana
untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata.
2) Undang-undang Guru dan Dosen
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pada tahun 2005
pemerintah dan DPR RI telah mensahkan Undang-Undang RI Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang tersebut menuntut
penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru agar
guru menjadi profesional. Di satu pihak, pekerjaan sebagai guru akan
memperoleh penghargaan yang lebih tinggi, tetapi dipihak lain
pengakuan tersebut mengharuskan guru memenuhi sejumlah persyaratan
agar mencapai standar minimal seorang profesional. Pengakuan terhadap
guru sebagai tenaga profesional akan diberikan manakala guru telah
memiliki antara lain kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat
pendidik yang dipersyaratkan (Pasal 8). Kualifikasi akademik tersebut
harus „diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau
diploma empat“ (Pasal 9). Sertifikat pendidik diperoleh guru setelah
mengikuti pendidikan profesi (Pasal 10 ayat (1)). Adapun jenis-jenis
kompetensi yang dimaksud pada Undang-undang tersebut meliputi
„kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional“ (Pasal 10 ayat (1)). Berdasarkan hasil pertemuan
Asosiasi LPTK Indonesia, penjabaran tentang jenis-jenis kompetensi
tersebut sebagai berikut:
 Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Secara rinci kompetensi pedagogik
meliputi :
(1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial,
moral, kultural, emosional, dan intelektual.
(2) Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta
didikdan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.
(3) Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik
(4) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
(5) Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang
mendidik
(6) Mengembangkan kurikulum yang mendorong
keterlibatanpeserta didik dalam pembelajaran
(7) Merancang pembelajaran yang mendidik
(8) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
(9) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran

 Kompetensi kepribadian yaitu memiliki kepribadian yang mantap,


stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta
didik dan berakhlak mulia. Kompetensi ini meliputi:
(1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa.
(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan
sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
(3) Mengevaluasi kinerja sendiri
(4) Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

 Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi


pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.
Kompetensi ini mencakup:
(1) Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya.
(2) Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi.
(3) Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran.
(4) Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi.
(5) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan
kelas.

 Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif


dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan kompetensi
ini, guru diharapkan dapat:
(1) Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik,
orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
dan masyarakat.
(2) Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah
dan masyarakat.
(3) Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat
lokal, regional, nasional, dan global.
(4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk
berkomunikasi dan pengembangan diri.

3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005


Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Pasal 19 dari peraturan pemerintah ini berbunyi
sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses
pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Peraturan pemerintah tersebut mengindikasikan bahwa sekarang


pemerintah menaruh perhatian terhadap mutu proses pembelajaran.
Usaha baik dari pemerintah ini harus ditindaklanjuti sehingga mutu
pendidikan menjadi kenyataan yang akan berdampak terhadap
pembangunan Indonesia di masa mendatang. Tentunya, kerja keras kita
dalam menindaklanjuti usaha pemerintah ini baru dapat dirasakan paling
cepat dalam waktu 10 tahun mendatang. Tantangan bagi kita adalah
bagaimana mengimplementasikan UU No 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen serta PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan?

Secara umum mutu pendidikan di negeri ini masih rendah tercermin dari
pringkat hasil TIMSS dan indek pembangunan manusia yang berada
pada posisi di bawah peringkat negara-negara tetangga kita di Asia
Tenggara. Oleh karena itu, tantangan bagi kita adalah bagaimana kita
dapat meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini. Mutu pendidikan
merupakan dampak dari keprofesionalan pendidiknya. Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP 19/2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan bagi pendidik
profesional. Namun demikian, untuk menjadi pendidik profesional
diperlukan usaha yang sistemik dan konsisten serta berkesinambungan
dari pendidik itu sendiri dan pengambil kebijakan. Melalui lesson study
sangat dimungkinkan meningkatkan keprofesionalan pendidik di
Indonesia karena lesson study merupakan model pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual
learning untuk membangun komunitas belajar.

b) Pengertian Lesson Study


Pemerintah selalu melakukan usaha peningkatan mutu guru melalui
pelatihan dan tidak sedikit dana yang dialokasikan untukpelatihan guru.
Sayangnya usaha dari pemerintah ini kurang memberikan dampak yang
signifikan terhadap peningkatan mutu guru. Minimal ada dua hal yang
menyebabkan pelatihan guru belum berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan. Pertama, pelatihan tidak berbasis pada permasalahan nyata di
dalam kelas. Materi pelatihan yang sama disampaikan kepada semua guru
tanpa mengenal daerah asal. Padahal kondisi sekolah di suatu daerah belum
tentu sama dengan sekolah di daerah lain. Kadang-kadang pelatih
menggunakan sumber dari literatur asing tanpa melakukan ujicoba terlebih
dahulu untuk kondisi di Indonesia. Kedua, hasil pelatihan hanya menjadi
pengetahuan saja, tidak diterapkan pada pembelajaran di kelas atau
kalaupun diterapkan hanya sekali, dua kali dan selanjutnya kembali “seperti
dulu lagi, back to basic”. Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan monitoring
pasca pelatihan, apalagi kalau kepala sekolah tidak pernah menanyakan hasil
pelatihan. Selain itu, kepala sekolah tidak memfasilitasi forum sharing
pengalaman diantara guru-guru. Untuk mengatasi kelemahan pelatihan
konvensional yang kurang menekankan pada pasca pelatihan maka buku ini
menawarkan model in-service training yang lebih berfokus pada upaya
pemberdayaan guru sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapi
masing-masing. Model tersebut adalah Lesson Study yaitu suatu model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas
dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Dengan
demikian, Lesson Study bukan metoda atau strategi pembelajaran tetapi
kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai metoda/strategi
pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang
dihadapi guru.

c) Tujuan Lesson Study


 Meningkatkan pengetahuan tentang materi ajar
 Meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran
 Meningkatkan kemampuan mengobservasi aktivitas belajar
 Meningkatkan hubungan kolegalitas
 Menguatkan hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dan
tujuan jangka panjang yang harus dicapai
 Meningkatkan motivasi untuk selalu berkembang
 Meningkatkan kualitas perencanaan pembelajaran

d) Sejarah Perkembangan Lesson Study


1) Asal Mula Lesson Study
Lesson study sudah berkembang di Jepang sejak awal tahun 1900an.
Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran
melalui perencanaan dan observasi bersama yang bertujuan untuk
memotivasi siswa-siswanya aktif belajar mandiri. Lesson Study merupakan
terjemahan langsung dari bahasa Jepang jugyokenkyu, yang berasal dari
dua kata jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyu yang
berarti study atau research atau pengkajian. Dengan demikian lesson study
merupakan study atau penelitian atau pengkajian terhadap
pembelajaran. Lesson study dapat diselenggarakan oleh kelompok guru-
guru di suatu distrik atau diselenggarakan oleh kelompok guru sebidang,
semacam MGMP di Indonesia. Kelompok guru dari beberapa sekolah
berkumpul untuk melaksanakan lesson study. Lesson study yang sangat
popular di Jepang adalah lesson study yang diselenggarakan oleh suatu
sekolah dan dikenal sebagai konaikenshu yang berkembang sejak awal
tahun 1960an. Konaikenshu juga dibentuk oleh dua kata yaitu konai yang
berarti di sekolah dan kata kenshu yang berarti training. Jadi istilah
konaikenshu berarti school-based in-service training atau inservice education
within the school atau in-house workshop. Pada tahun 1970an pemerintah
Jepang merasakan manfaat dari konaikenshu dan sejak itu pemerintah
Jepang mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu
dengan menyediakan dukungan biaya dan insentif bagi sekolah yang
melaksanakan konaikenshu. Kebanyakan sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama di Jepang melaksanakan konaikenshu. Walaupun
pemerintah Jepang telah menyediakan dukungan biaya bagi sekolah-
sekolah untuk melaksanakan konaikenshu tetapi kebanyakan sekolah
melaksanakan konaikenshu secara sukareka karena sekolah marasakan
manfaatnya. Salah satu situasi pembelajaran dalam rangka lesson study di
Jepang diperlihatkan pada gambar 2.

Gambar Kegiatan Lesson Study di Jepang

Suasana pembelajaran matematika dalam rangka lesson study di SD Hamanogo,


Jepang tahun 2005. Kurang lebih 100 pengamat menghadiri kegiatan lesson study
ini. Pengamat berdatangan dari berbagai sekolah SD atau SMP dari berbagai
provinsi di Jepang.

Alasan mengapa lesson study menjadi popular di Jepang karena lesson study sangat
membantu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu tetapi guru-guru
memperoleh manfaat yang sangat besar berupa informasi berharga untuk
meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Mutu kegiatan konaikenshu sangat
bervariasi bergantung pada kaliber leadership sekolah, mutu guru untuk
membangun, mempererat persabahatan diantara mereka, dan kemaunan mereka
dalam melaksanakan konaikenshu.
2) Perkembangan Lesson Study di dunia
The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS)
merupakan studi untuk membandingkan pencapaian hasil belajar
mathematika dan IPA kelas 8 (kelas 2 SMP). Penyebaran Lesson Study di
dunia pada tahun 1995 dilatarbelangi oleh TIMSS. Empat puluh satu
negara terlibat dalam TIMSS, Dua puluh dari empat puluh satu Negara
memperoleh skor rata-rata matematika yang signifikan lebih tinggi dari
Amerika Serikat. Negara-negara yang memperoleh skor matematika yang
lebih tinggi dari Amerika Serikat antara lain Singapura, Korea, Jepang,
Kanada, Francis, Australia, Hongaria, dan Ireland. Sementara hanya 7
negara yang memperoleh skor matematika secara signifikan lebih rendah
dari Amerika Serikat, yaitu Lithuania, Cyprus, Portugal, Iran, Kuwait,
Colombia, dan Africa selatan. Posisi pencapaian belajar matematika
siswa-siswa SMP kelas 2 di Amerika Serikat membuat negara itu
melakukan studi banding pembelajaran matematika di Jepang dan
Jerman. Tim Amerika Serikat melakukan perekaman video pembelajaran
matematika di Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat untuk dilakukan
analisis terhadap video pembelajaran tersebut. Pada waktu itu, Tim
Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat tidak memiliki sistem
untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sementara Jepang dan
Jerman melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara berkelanjutan.
Amerika Serikat selalu melakukan reformasi tapi tidak selalu melakukan
peningkatan mutu. Selanjutnya ahli-ahli pendidikan Amerika Serikat
belajar dari Jepang tentang Lesson Study. Sekarang Lesson Study telah
berkembang di sekolah-sekolah di Amerika Serikat dan diyakini Lesson
Study sangat potensial untuk pengembangan keprofesionalan pendidik
yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Selain itu,
Lesson Study juga telah berkembang di Australia.

3) Perkembangan Lesson Study di Indonesia


Lesson study berkembang di Indonesia melalui IMSTEP (Indonesia
Mathematics and Science Teacher Education Project) yang
diimplementasikan sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP yaitu IKIP
Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia, UPI),
IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta
UNY), dan IKIP Malang (sekarang bernama Universitas Negeri Malang
UM) bekerjasama dengan JICA (Japan Internatonal Cooperation Agency).
Tujuan umum dari IMSTEP adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan matematika dan IPA di Indonesia, sementara tujuan
khususnya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika
dan IPA ditiga IKIP yaitu IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP
Malang. Pada permulaan implementasi IMSTEP, UPI, UNY, dan UM
berturut-turut bernama IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP
Malang.

Fase IMSTEP (1998 – 2003). Peningkatan mutu difokuskan pada


pendidikan pre- dan in-service di tiga Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) dari IKIP Bandung, IKIP
Yogyakarta, dan IKIP Malang. Beberapa kegiatan dirancang untuk
mencapai tujuan tersebut antara lain melakukan revisi silabus program
pre- dan in-service, pengembangan buku ajar bersama 3 universitas,
pengembangan kegiatan praktikum, dan pengembangan teaching
materials. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut, pemerintah
Jepang melalui JICA memberikan dukungan berupa gedung beserta
fisilitasnya untuk IKIP Bandung sementara fasilitas laboratorium untuk
IKIP Yogyakarta dan IKIP Malang. Selain itu JICA memberi dukungan
dalam bentuk penyediaan tenaga ahli Jepang dan pelatihan di Jepang
bagi dosen UPI, UNY, dan UM. Sepuluh dosen UPI, UNY, dan UM
mengikuti pelatihan di Jepang setiap tahunnya untuk mengenal sistem
pendidikan di Jepang dan belajar mengembangkan digital teaching
materials. Tenaga ahli Jepang Prof. Dr. Kanzawa dan Mr. Higa
berturutturut bertindak sebagai chief adviser dan project coordinator pada
saat itu. Pada bulan Maret – April 2001, tim JICA dari Jepang melakukan
evaluasi tengah proyek (mid-term) untuk mengetahui kemajuan dari
IMSTEP. Hasil evaluasi JICA menunjukkan bahwa IMSTEP berjalan
sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dilanjutkan untuk dua
setengah tahun berikutnya dengan penyesuaian program melalui
penambahan kegiatan. Kegiatan yang ditambahkan pada IMSTEP adalah
kegiatan “Piloting”. Kegiatan piloting bertujuan untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif matematika dan IPA di sekolah secara kolaboratif
antara guru-guru SMP/SMA dengan dosen-dosen F(P)MIPA dari UPI,
UNY, dan UM. Tenaga ahli Jepang yang ditugaskan untuk perioda 2001-
2003 adalah Prof. Dr. Tokuda dan Mr. Nakatsu yang berturut-turut
bertindak sebagai chief adviser dan project coordinator melanjutkan tugas
Prof. Dr. Kanzawa dan Mr. Higa. Untuk kegiatan piloting dipilih 4
sekolah (2 SMP dan 2 SMA) di masing masing kota di Bandung,
Yogyakarta, dan Malang. Sekolah yang dipilih adalah sekolah-sekolah
yang berdekatan dengan kampus UPI, UNY, dan UM yang mutunya
pada tingkat sedang berdasarkan NEM tetapi sekolah-sekolah tersebut
memperlihatkan keingingan dan komitmen untuk maju. Selanjutnya
sekolah-sekolah tersebut menugaskan guru-guru matematika, IPA Fisika,
dan IPA Biologi untuk SMP sementara guru matematika, fisika, biologi,
dan kimia untuk SMA. Dosen-dosen dan guru-guru sebidang studi
melakukan beberapa kali workshop untuk mendiskusikan permasalahan
yang dihadapi guru-guru di sekolah dan merancang model pembelajaran
sebagai solusi terhadap permasalahan yang ditemukan. Model
pembelajaran yang dikembangkan berbasis hands-on activity, daily life, dan
local materials. Setelah teaching materials yang dibuat dari bahan lokal
tersebut diujicoba di laboratorium maka model pembelajaran diujicoba di
kelas oleh guru sementara dosen menjadi pengamat. Guru beserta dosen
telah mampu mengembangkan teachin gmaterials yang terbuat dari bahan-
bahan di sekitar siswa dan melakukan pembelajaran berbasis hands-on
activity dan daily life untuk menjelaskan konsep matematika dan IPA
sehingga siswa-siswa menjadi senang belajar matematika dan IPA. Guru-
guru yang terlibat piloting menjadi termotivasi untuk melakukan inovasi
dalam pembelajaran dan merasa dekat dengan dosen untuk memperoleh
informasi ketika menghadapi kesulitan dalam melakukan inovasi
pembelajaran. Sayangnya guru yang terlibat kegiatan piloting sangat
terbatas pada satu guru per bidang studi per sekolah sehingga diseminasi
pengalaman berharga dalam mengembangkan inovasi pembelajaran
kurang berjalan baik walaupun dalam satu sekolah, apalagi kepala
sekolah tidak terlibat langsung dalam kegiatan piloting. Biaya untuk
kegiatan piloting berasal dari dana pendamping yang dikelola pihak
universitas. Dosen dan guru memperoleh dana transportasi walaupun
jumlahnya sangat kecil. Pada bulan Juli 2003, tim dari JICA (Jepang)
melakukan evaluasi terhadap kinerja proyek dan berkunjung ke sekolah
menyaksikan kegiatan pembelajaran di sekolah. Tim JICA menyimpulkan
bahwa kegiatan piloting berbasis hands-on activity, daily life, dan local
materials sangat potensial untuk meningkatkan mutu pembelajaran di
sekolah. Selanjutnya tim JICA merekomendasikan untuk melanjutkan
Follow-up Program IMSTEP selama 2 tahun. Fase Follow-up IMSTEP
(2003–2005). FPMIPA UPI, FMIPA UNY, dan FMIPA UM
mengimplementasikan program Follow-up IMSTEP sejak bulan Oktober
2003 sampai dengan September 2005 yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu in-service teacher training (pelatihan guru dalam jabatan) dan mutu
pendidikan calon guru (preservice teacher training) dalam bidang
matematika dan IPA di UPI, UNY, dan UM. Dr. Eisuke SAITO dan Isamu
KUBOKI berturut-turut sebagai chief adviser dan coordinator membantu
mengarahkan ketiga universitas mengimplementasikan Follow-up
IMSTEP. Melalui Program Follow-up IMSTEP diharapkan dihasilkan
model in-service teacher training (pelatihan guru dalam jabatan) dan model
pre-service teacher training (pendidikan calon guru) dalam bidang MIPA.

Peningkatan mutu pendidikan MIPA akan dicapai manakala terjadi


kerjasama yang baik antara LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) penyelenggara pendidikan pre-service, sekolah piloting,
dan MGMP penyelenggara program inservice. LPTK dapat menghasilkan
calon guru yang bermutu setelah mendapat masukan dari pengalaman
nyata di sekolah dan LPTK memberikan masukan ke sekolah piloting
untuk melakukan intervensi terhadap siswa sehingga siswa menjadi aktif
belajar. MGMP merupakan forum untuk mendiseminasikan hasil inovasi
pembelajaran dan bersama LPTK diharapkan dapat meningkatkan
keprofesionalan guru. Kegiatan piloting yang telah dirintis pada fase
IMSTEP terus dikembangkan pada fase Follow-up Program IMSTEP
melalui kegiatan Lesson Study. Pengiriman pelatihan singkat ke Jepang
bagi dosen-dosen UPI, UNY, dan UM pada fase Follow-up Program
IMSTEP difokuskan pada tema Lesson Study dan diharapkan mereka
dapat mengembangkan Lesson Study di Indonesia setelah selesai pelatihan
di Jepang. Peserta pelatihan yang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan Lesson Study di Indonesia antara lain Riandi (UPI),
Rahayu (UM), Sumar Hendayana (UPI), Harun Imansyah (UPI),
Sukirman (UNY), Muchtar A. Karim (UM), Siti Sriyati (UPI), Suratsih
(UNY), dan Ridwan (UM). Kerjasama antara 3 universitas (UPI, UNY, dan
UM) dan sekolahsekolah piloting di Bandung, Yogyakarta, dan Malang
makin dipererat melalui perbaikan beberapa kelemahan dari
implementasi kegiatan piloting pembelajaran di sekolah mitra. Tahap
observasi dan refleksi dari kegiatan Lesson Study (plan-do-see) diperbaiki.
Strategi observasi pembelajaran diperbaiki pada fase Follow-up IMSTEP.
Sebagai contoh, siswa tidak terganggu dengan adanya observer di dalam
kelas karena observer tidak mengganggu siswa belajar tetapi lebih
konsentrasi pada observasi aktivitas siswa belajar. Hal ini tercermin dari
kegiatan refleksi setelah pembelajaran. Observer lebih banyak
mengomentari aktivitas siswa dari pada gurunya. Setelah bertukar
pengalaman dan pengarahan dalam fase Follow-up IMSTEP maka terjadi
peningkatan kesadaran dalam melakukan observasi pembelajaran,
sekarang observer lebih suka mengambil posisi di samping kiri dan kanan
ruang kelas untuk melakukan observasi pembelajaran. Ketika fase
IMSTEP, tahap refleksi kurang mendapat penekanan, kadang-kadang
tahap ini dilakukan pada hari lain sehingga sebagian informasi
pengamatan kelas terlupakan oleh observer. Ketika fase Follow-up, tahap
refleksi dilakukan langsung setelah pebelajaran untuk mendiskusikan
hasil pembelajaran dan bertukar pengalaman tentang lesson learnt yang
diperoleh para observer. Selain itu, dilakukan diseminasi pengalaman
berharga dari kegiatan piloting kepada MGMP melalui workshop dan uji
coba pembelajaran berbasis hands-on activity, daily life, dan local materials
dalam rangka kegiatan Lesson Study di MGMP Matematika dan IPA SMP
di Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Kegiatan Lesson Study pada MGMP
mendapat sambutan baik dari guru-guru terutama guru-guru model.
Guru model merasakan manfaat dari kegiatan Lesson Study, mereka
menjadi lebih percaya diri dalam mengajar dan berpartisipasi dalam
kegiatan ilmiah tingkat nasional. Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan
Lesson Study maka dilakukan pendekatan oleh pimpinan fakultas di 3
universitas. Dalam kasus di Bandung, pimpinan FPMIPA UPI
bersilaturrahmi dengan kepala kepala sekolah piloting yang kebetulan
baru terjadi pergantian kepala sekolah untuk berdiskusi tentang
keberlanjutan dari kegiatan kerjasama antara sekolah dan FPMIPA UPI.
Diskusi terfokus pada resource sharing artinya pimpinan FPMIPA UPI
menyediakan nara sumber termasuk kebutuhannya sementara sekolah
piloting mendorong guru-guru termasuk kebutuhannya untuk
berkolaborasi. Selain itu pimpinan FPMIPA UPI meminta kepala sekolah
terlibat dan melibatkan guru-guru lain dalam observasi dan refleksi
pembelajaran. Ajakan pimpinan FPMIPA UPI disambut baik untuk
keberlanjutan kerjasama dalam melaksanakan kegiatan Lesson Study di
sekolah-sekolah piloting. Sebagai wujud keberlanjutan program
kerjasama tersebut, kepala sekolah memfasilitasi kegiatan Lesson Study
dengan memberdayakan MGMP di sekolah tersebut dan melaksanakan
kegiatan Lesson Study secara bergilir dari mata pelajaran ke mata pelajaran
lain. Kepala sekolah juga terlibat dalam kegiatan observasi pembelajaran
dan memandu diskusi untuk merefleksi pembelajaran. Sekarang kegiatan
Lesson Study bukan milik guru MIPA saja tetapi guru non-MIPA pun
melakukan kegiatan Lesson Study. Sebagai contoh, SMAN 9 Bandung telah
melaksanakan kegiatan Lesson Study Biology, PPKn, Sosiologi, dan Bahasa
Indonesia pada semester genap 2005/2006. Pembicaraan tentang
keberlanjutan program kerjasama dalam kegiatan Lesson Study juga
dilakukan dengan pengurus MGMP matematika dan IPA SMP kota
Bandung. Sebagai tindak lanjut, beberapa workshop tentang Lesson Study
telah dilaksanakan untuk MGMP wilayah tenggara, wilayah timur, dan
wilayah barat kota Bandung. MGMP IPA SMP wilayah barat kota
Bandung telah menindaklanjuti workshop Lesson Study tersebut dengan
persiapan perancangan dan pengembangan model pembelajaran berbasis
handson activity, daily life, dan local materials. Selanjutnya MGMP IPA SMP
wilayah barat kota Bandung pada semester genap 2005/2006 telah
mengimplementasikan model pembelajaran tersebut di SMP Miftahul
Iman, SMPN 12 Bandung, SMP Labschool UPI, SMPN 29 Bandung, dan
SMP YWKA. Lesson study berasal dari Jepang yang dimanfaatkan untuk
meningkatkan keprofesionalan guru. Keberhasilan Jepang dalam
pendidikan membuat pakar pendidikan di Amerika Serikat dan
negaranegara Eropa serta Australia belajar lesson study dari Jepang. Kalau
negara-negara maju belajar dari Jepang, mengapa kita tidak? Walau
demikian, lesson study yang berkembang di Indonesia tidak begitu saja
mengadopsi konsep lesson study dari Jepang, akan tetapi melalui
pengkajian dan ujicoba di sekolah-sekolah piloting sejak tahun 2001
melalui Program Kerjasama Teknis IMSTEP-JICA di UPI, UNY, dan UM.
Untuk memperoleh model sosialisasi lesson study pada tingkat yang
lebih luas, saat ini sedang dilakukan piloting lesson study di tiga
kabupaten yaitu Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bantul, dan
Kabupaten Pasuruan. Piloting ini melibatkan seluruh guru Matematika
dan IPA SMP dan MTs.

e) Desain Lesson Study


Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do
(melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain
Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak
pernah berakhir (continous improvement). Skema kegiatan Lesson Study
diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar Skema kegiatan Lesson Study

Lesson Study dimulai dari tahap perencanaan (Plan) yang bertujuan untuk
merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat
pada siswa, bagaimana supaya siswa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi
dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan
dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan
diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bagaimana menjelaskan
suatu konsep. Permasalahan dapat juga berupa pedagogi tentang metoda
pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau
permasalahan fasilitas, bagaimana mensiasati kekurangan fasilitas
pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan
pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran
dan lembar kerja siswa serta metoda evaluasi. Teaching materials yang telah
dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Kegiatan
perencanaan memerlukan beberapa kali pertemuan (2 – 3 kali) agar lebih
mantap. Pertemuan-pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop
antara guru-guru dan dosen-dosen dalam rangka perencanaan pembelajaran
menyebabkan terbentuknya kolegalitas antara guru dengan guru, dosen
dengan guru, dosen dengan dosen, sehingga dosen tidak merasa lebih tinggi
atau guru tidak merasa lebih rendah. Mereka berbagi pengalaman dan saling
belajar sehingga melalui kegiatankegiatan pertemuan dalam rangka Lesson
Study ini terbentuk mutual learning (saling belajar).

Langkah kedua dalam Lesson Study adalah pelaksanaan (Do) pembelajaran


untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam
perencanaan. Dalam perencanaan telah disepakati siapa guru yang akan
mengimplementasikan pembelajaran dan sekolah yang akan menjadi tuan
rumah. Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba efektivitas model
pembelajaran yang telah dirancang. Guru-guru lain dari sekolah yang
bersangkutan atau dari sekolah lain bertindak sebagai pengamat (observer)
pembelajaran. Juga dosen-dosen atau mahasiswa melakukan pengamatan
dalam pembelajaran tersebut. Kepala sekolah terlibat dalam pengamatan
pembelajaran dan memandu kegiatan ini. Sebelum pembelajaran dimulai
sebaiknya dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk
menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang
guru dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran berlangsung pengamat
tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa
selama pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan pada interaksi siswa-
siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, dan siswa-lingkungan yang terkait
dengan 4 kompetensi guru sesuai dengan UU No. 14 tentang guru dan
dosen.

Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum


pembelajaran dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil tempat di
ruang kelas yang memungkinkan dapat mengamati aktivitas siswa. Biasanya
para pengamat berdiri di sisi kiri dan kanan di dalam ruang kelas agar
aktivitas siswa teramati dengan baik. Selama pembelajaran berlangsung para
pengamat tidak boleh berbicara dengan sesama pengamat dan tidak
menganggu aktifitas dan konsentrasi siswa. Para pengamat dapat melakukan
perekaman kegiatan pembelajaran melalui video camera atau foto digital
untuk keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut. Keberadaan para
pengamat di dalam ruang kelas disamping mengumpulkan informasi juga
dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan
bukan untuk mengevaluasi guru.

Langkah ketiga dalam kegiatan Lesson Study adalah refleksi (See). Setelah
selesai pembelajaran langsung dilakukan diskusi antara guru dan pengamat
yang dipandu oleh kepala sekolah atau personel yang ditunjuk untuk
membahas pembelajaran. Guru mengawali diskusi dengan menyampaikan
kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya pengamat
diminta menyampaikan komentar dan lesson learnt dari pembelajaran
terutama berkenaan dengan aktivitas siswa. Tentunya, kritik dan saran untuk
guru disampaikan secara bijak demi perbaikan pembelajran. Sebaliknya,
guru harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat
dirancang kembali pembelajaran berikutnya. Pada prinsipnya, semua orang
yang terlibat dalam kegiatan Lesson Study harus memperoleh lesson learnt
dengan demikian kita membangun komunitas belajar melalui Lesson Study.

f) Karakteristik Lesson Study


Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan
idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Tipe lesson study yang
berkembang ada dua tipe yaitu:
1) Lesson Study berbasis sekolah
Jika lesson study yang dikembangkan berbasis sekolah, maka orang-orang
yang melakukannya adalah semua guru dari berbagai bidang studi di
sekolah tersebut serta Kepala Sekolah. Lesson study dengan tipe seperti ini
dilaksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar siswa menyangkut semua bidang studi yang diajarkan.
Karena kegiatan lesson study meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
refleksi, maka setiap guru terlibat secara aktif dalam ketiga kegiatan
tersebut. Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru
memperoleh kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah
pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan,
memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang
rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif
model pembelajaran yang dipilih, melaksanakan pembelajaran,
mengobservasi proses pembelajaran, mengidentifikasi hal-hal penting
yang terjadi dalam aktivitas belajar siswa di kelas, melakukan refleksi
secara bersama-sama atas hasil observasi kelas, serta mengambil pelajaran
berharga dari setiap proses yang dilakukan untuk kepentingan
peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran lainnya. Walaupun
lesson study tipe ini secara umum hanya melibatkan warga sekolah yang
bersangkutan, dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk melibatkan
fihak luar, misalnya para ahli dari universitas atau undangan yang
diperlukan karena kedudukannya.

2) Lesson study berbasis MGMP / Bidang Studi


Lesson study juga bisa dilaksanakan dengan berbasiskan MGMP (bidang
studi). Sebagai contoh, sekelompok guru matematika di suatu wilayah
bersepakat untuk melakukan lesson study guna meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar matematika di wilayah tersebut. Karena
kelompok guru matematika tersebut berasal dari beberapa sekolah, maka
pelaksanaannya dapat dilakukan secara bergiliran dari satu sekolah ke
sekolah lain. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam lesson
study tipe ini pada dasarnya sama dengan tipe yang diuraikan
sebelumnya. Perbedaannnya hanya pada anggota komunitas yang datang
dari berbagai sekolah dengan spesialisasi yang sama. Dengan demikian,
lesson study tipe ini anggota komunitasnya bisa mencakup satu wilayah
(misalnya satu wilayah MGMP), satu kabupaten, atau lebih luas lagi.
Pada tahapan perencanaan, anggota komunitasnya selain guru-guru
sebidang dari sekolah yang berbeda-beda, dimungkinkan pula datang
dari fihak lain misalnya universitas. Sementara pada tahapan
implementasi pembelajaran dan refleksi, anggota komunitasnya
dimungkinkan untuk sangat beragam termasuk guru-guru dari bidang
studi berbeda. Jika kita perhatikan secara seksama, kedua tipe lesson study
di atas pada dasarnya melibatkan sekelompok orang yang melakukan
perencanaan, implementasi, dan refleksi pasca pembelajaran secara
bersama-sama sehingga membentuk suatu komunitas belajar yang secara
sinergis diharapkan mampu menciptakan terobosan-terobosan baru
dalam menciptakan pembelajaran inovatif. Dengan cara seperti ini, maka
setiap anggota komunitas yang terlibat sangat potensial untuk mampu
melakukan self-development sehingga memiliki kemandirian untuk
berkembang bersama-sama dengan anggota komunitas belajar lainnya

g) Tahap-tahap Pelaksanaan Lesson Study


1) Persiapan Lesson Study (Plan)
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa lesson study pada
dasarnya meliputi tiga bagian kegiatan yakni perencanaan, implementasi,
dan refleksi. Untuk mempersiapkan sebuah lesson study hal pertama yang
sangat penting adalah melakukan persiapan. Tahap awal persiapan dapat
dimulai dengan melakukan identifikasi masalah pembelajaran yang
meliputi materi ajar, teaching materials (hands on), strategi pembelajaran,
dan siapa yang akan berperan menjadi guru. Materi ajar yang dipilih
tentu harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku serta program
yang sedang berjalan di sekolah. Analisis mendalam tentang materi ajar
dan hands on yang dipilih perlu dilakukan secara bersama-sama untuk
memperoleh alternatif terbaik yang dapat mendorong proses belajar
siswa secara optimal. Pada tahapan analisis tersebut perlu
dipertimbangkan kedalaman materi yang akan disajikan ditinjau antara
lain dari tuntutan kurikulum, latar belakang pengetahuan dan
kemampuan siswa, kompetensi yang akan dikembangkan, serta
kemungkinan-kemungkinan pengembangan dalam kaitannya dengan
materi terkait. Dalam kaitannya dengan materi ajar yang dikembangkan,
juga perlu dikaji kemungkinan-kemungkinan respon siswa pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sangat penting dilakukan
terutama untuk mengantisipasi respon siswa yang tidak terduga. Jika
materi ajar yang dirancang ternyata terlalu sulit bagi siswa, maka
kemungkinan alternatif intervensi guru untuk menyesuaikan dengan
tingkat kemampuan siswa perlu dipersiapkan secara matang. Sebaliknya,
jika ternyata materi ajar yang dirancang terlalu mudah bagi siswa maka
kemungkinan intervensi yang bersifat pengembangan perlu juga
dipersiapkan. Dengan demikian, sebelum implementasi pembelajaran
berlangsung guru telah memiliki kesiapan yang mantap sehingga proses
pembelajaran yang terjadi pada saat lesson study dilaksanakan mampu
mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa sesuai dengan yang
diharapkan. Gambar 4.1 di bawah ini memperlihatkan sekelompok guru
bersama beberapa orang dosen sedang melakukan diskusi untuk
mempersiapkan sebuah lesson study. Selain aspek materi ajar, guru secara
berkelompok perlu mendiskusikan strategi pembelajaran yang akan
digunakan yakni meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Analisis kegiatan tersebut dapat dimulai dengan mengungkapkan
pengalaman masing-masing dalam mengajarkan materi yang sama.
Berdasarkan analisis pengalaman tersebut selanjutnya dapat
dikembangkan strategi baru yang diperkirakan dapat menghasilkan
proses belajar siswa yang optimal. Strategi pembelajaran yang dipilih
antara lain dapat meliputi bagaimana melakukan pendahuluan agar
siswa termotivasi untuk melakukan proses belajar secara aktif; aktivitas-
aktivitas belajar bagaimana yang diharapkan dilakukan siswa pada
kegiatan inti pembelajaran; bagaimana rancangan interaksi antara siswa
dengan materi ajar, interaksi antar siswa, serta interaksi antara siswa
dengan guru; bagaimana proses pertukaran hasil belajar (sharing) antar
siswa atau antar kelompok harus dilakukan; bagaimana strategi
intervensi guru pada level kelas, kelompok, dan individu; serta
bagaimana aktivitas yang dilakukan siswa pada bagian akhir
pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat berjalan secara mulus,
maka rangkaian aktivitas dari awal sampai akhir pembelajaran perlu
diperhitungkan secara cermat termasuk alokasi waktu yang tersedia.
Selain mempersiapkan materi ajar dan strategi pembelajarannya, tidak
kalah penting untuk mempersiapkan fihak-fihak yang perlu diundang
untuk menjadi observer dalam implementasi pembelajaran yang
dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Disamping kelompok guru
sebidang, dalam pelaksanaan lesson study tidak tertutup kemungkinan
untuk mengundang guru-guru mata pelajaran lain, Kepala Sekolah, ahli
pendidikan bidang studi atau ahli bidang studi terkait, para pejabat yang
berkepentingan, atau masyarakat pemerhati pendidikan. Kehadiran
Kepala Sekolah dalam suatu lesson study sangatlah penting karena
informasi yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di kelas dan refleksi
pasca pembelajaran dapat menjadi masukan berharga bagi peningkatan
kualitas sekolah secara keseluruhan. Keragaman observer yang hadir
dalam kegiatan lesson study sangat menguntungkan karena latar belakang
pengetahuan yang berbeda-beda dapat menghasilkan pandangan
beragam sehingga bisa memperkaya pengetahuan para guru.

2) Pelaksanaan Pembelajaran dalam Lesson Study (Do)


Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, perlu dilakukan pertemuan
singkat (briefing) yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Pada pertemuan ini,
setelah Kepala Sekolah menjelaskan secara umum kegiatan lesson study
yang akan dilakukan, selanjutnya guru yang bertugas untuk
melaksanakan pembelajaran hari itu diberi kesempatan mengemukakan
rencananya secara singkat. Informasi ini sangat penting bagi para
observer terutama untuk merancang rencana observasi yang akan
dilakukan di kelas. Selesai guru menyampaikan penjelasan, selanjutnya
Kepala Sekolah mengingatkan kepada para observer untuk tidak
mengganggu jalannya proses pembelajaran. Observer dipersilahkan
untuk memilih tempat strategis sesuai rencana pengamatannya masing-
masing. Setelah acara briefing singkat dilakukan, selanjutnya guru yang
bertugas sebagai pengajar melakukan proses pembelajaran sesuai dengan
rencana. Walaupun pada saat pembelajaran hadir sejumlah observer,
guru hendaknya dapat melaksanakan proses pembelajaran sealamiah
mungkin. Berdasarkan pengalaman lesson study yang sudah dilakukan,
proses pembelajaran dapat berjalan secara alamiah. Hal ini dapat terjadi
karena observer tidak melakukan intervensi apapun terhadap siswa.
Mereka biasanya hanya melakukan pengamatan sesuai dengan fokus
perhatiannya masing-masing. Untuk memperoleh gambaran yang lebih
jelas berikut akan diuraikan contoh pelaksanaan pembelajaran dalam
suatu lesson study yang dilakukan di SMPN 1 Lembang. Sebelum
pelaksanaan pembelajaran, Kepala Sekolah memberikan penjelasan
singkat tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pada saat itu
dijelaskan bahwa materi yang akan dipelajari siswa adalah tentang luas
lingkaran yang harus diturunkan rumusnya melalui kegiatan eksplorasi.

Pertemuan Singkat Sebelum Pembelajaran Awal pembelajaran dimulai


dengan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari hari itu
serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Untuk menarik perhatian siswa, guru
memperlihatkan benda-benda yang ada disekitar siswa yang bagiannya
berbentuk lingkaran. Kemudian guru mengajukan sebuah pertanyaan
“Tahukah kamu cara menemukan atau menurunkan rumus luas daerah
lingkaran?” Setelah guru mengajukan pertanyaan tersebut, selanjutnya
dijelaskan bahwa secara berkelompok siswa diharapkan dapat
menemukan rumus luas daerah lingkaran dengan menggunakan
pendekatan luas daerah bangun geometri yang sudah diketahui.

Cara Melakukan Observasi dalam Lesson Study


Agar proses observasi dalam pembelajaran dari suatu lesson study dapat
berjalan dengan baik, maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan
baik oleh guru maupun observer sebelum proses pembelajaran dimulai.
Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru dapat memberikan
gambaran secara umum apa yang akan terjadi di kelas yakni meliputi
informasi tentang rencana pembelajaran, tujuannya apa, bagaimana
hubungan materi ajar hari itu dengan mata pelajaran secara umum,
bagaimana kedudukan materi ajar dalam kurikulum yang berlaku, dan
kemungkinan respon siswa yang diperkirakan. Selain itu observer juga
perlu diberikan informasi tentang lembar kerja siswa dan peta posisi
tempat duduk yang menggambarkan seting kelas yang digunakan. Akan
lebih baik jika peta posisi tempat duduk tersebut dilengkapi dengan
nama-nama siswa secara lengkap. Dengan memiliki gambaran yang
lengkap tentang pembelajaran yang akan dilakukan, maka seorang
observer dapat menetapkan apa yang akan dilakukan di kelas pada saat
melakukan pengamatan. Sebagai contoh, seorang observer dapat
memfokuskan perhatiannya pada siswa tertentu yang penting untuk
diamati misalnya karena alasan tingkat kemampuannya dibandingkan
siswa lain atau ada hal khusus yang penting untuk diamati. Observer lain
mungkin tertarik dengan cara siswa berinteraksi dengan temannya dalam
kelompok, cara mengkomunikasikan ide baik dalam kelompok atau kelas,
atau cara mengajukan argumentasi atas solusi dari masalah yang
diberikan. Ada juga observer yang mungkin tertarik dengan respon siswa
pada saat mengalami kesulitan dan memperoleh intervensi dari guru.
Fokus observasi pada pelaksanaannya akan sangat beragam tergantung
pada minat serta tujuannya masing-masing. Semakin beragam target
yang menjadi fokus observasi, maka semakin lengkaplah informasi yang
bisa digali, dianalisis, dan diungkap pada saat dilakukan refleksi. Jika
akan dilakukan rekaman video, tentukan siapa yang akan melakukannya,
pilih tempat strategis untuk melakukan pengambilan gambar yang
meliputi aktivitas siswa dan guru, dan pastikan bahwa rekaman video
yang dibuat menggambarkan seluruh proses pembelajaran secara utuh.
Rekaman video ini sangat penting sebagai bagian dari dokumentasi yang
sewaktu-waktu dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan
diskusi pengembangan lesson study atau diskusi masalah-masalah
pembelajaran secara umum. Untuk mengantisipasi kemungkinan
banyaknya observer yang datang, kelas sebaiknya ditata sedemikian rupa
sehingga mobilitas siswa, guru, dan observer dapat berlangsung secara
nyaman dan mudah. Pada saat melakukan observasi, disarankan untuk
melakukan beberapa hal berikut:
 Membuat catatan tentang komentar atau diskusi yang dilakukan
siswa serta jangan lupa menuliskan nama atau posisi tempat duduk
siswa.
 Membuat catatan tentang situasi dimana siswa melakukan kerjasama
atau memilih untuk tidak melakukan kerjasama.
 Mencari contoh-contoh bagaimana terjadinya proses konstruksi
pemahaman melalui diskusi dan aktivitas belajar yang dilakukan
siswa.
 Membuat catatan tentang variasi metoda penyelesaian masalah dari
siswa secara individual atau kelompok siswa, termasuk strategi
penyelesaian yang salah. Selain membuat catatan tentang beberapa
hal penting mengenai aktivitas belajar siswa, seorang observer
selama melakukan pengamatan perlu mempertimbangkan atau
berpedoman pada sejumlah pertanyaan berikut:
 Apakah tujuan pembelajaran sudah jelas? Apakah aktivitas yang
dikembangkan berkontribusi secara efektif pada pencapaian tujuan
tersebut?
 Apakah langkah-langkah pembelajaran yang dikembangkan
berkaitan satu dengan lainnya? Dan apakah hal tersebut mendukung
pemahaman siswa tentang konsep yang dipelajari?
 Apakah hands-on atau teaching material yang digunakan mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan?
 Apakah diskusi kelas yang dilakukan membantu pemahaman siswa
tentang konsep yang dipelajari?
 Apakah materi ajar yang dikembangkan guru sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa?
 Apakah siswa menggunakan pengetahuan awalnya atau
pengetahuan sebelumnya untuk memahami konsep baru yang
dipelajari?
 Apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat
mendorong dan memfasilitasi cara berpikir siswa?
 Apakah gagasan siswa dihargai dan dikaitkan dengan materi yang
sedang dipelajari?
 Apakah kesimpulan akhir yang diajukan didasarkan pada pendapat
siswa?
 Apakah kesimpulan yang diajukan sesuai dengan tujuan
pembelajaran?
 Bagaimana guru memberi penguatan capaian hasil belajar siswa
selama pembelajaran berlangsung?

3) Kegiatan Refleksi (See)


Kegiatan refleksi harus dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran.
Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan
bukti pada saat mengajukan pendapat atau saran terjaga akurasinya
karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat dengan baik
rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan ini paling
tidak ada tiga orang yang harus duduk di depan yaitu Kepala Sekolah,
Guru yang melakukan pembelajaran, dan tenaga ahli yang biasanya
datang dari Perguruan Tinggi. Dalam acara ini, Kepala Sekolah bertindak
sebagai fasilitator atau pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang
dilakukan dalam refleksi adalah sebagai berikut:
 Fasilitator memperkenalkan peserta refleksi yang ada di ruangan
sambil menyebutkan masing-masing bidang keahliannya.
 Fasilitator menyampaikan agenda kegiatan refleksi yang akan
dilakukan (sekitar 2 menit).
 Fasilitator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan
komentar atau mengajukan umpan balik. Aturan tersebut meliputi
tiga hal berikut: (1) Selama diskusi berlangsung, hanya satu orang
yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara bersamaan), (2)
Setiap peserta diskusi memiliki kesempatan yang sama untuk
berbicara, dan (3) Pada saat mengajukan pendapat, observer harus
mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari
pendapat yang diajukannya (tidak berbicara berdasarkan opini).
 Guru yang melakukan pembelajaran diberi kesempatan untuk
berbicara paling awal, yakni mengomentari tentang proses
pembelajaran yang telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, guru
tersebut harus mengemukakan apa yang telah terjadi di kelas yakni
kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai
harapan, dan apa yang berubah dari rencana semula. (15 sampai 20
menit).
 Berikutnya perwakilan guru yang menjadi anggota kelompok pada
saat pengembangan rencana pembelajaran diberi kesempatan untuk
memberikan komentar tambahan.
 Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap observer untuk
mengajukan pendapatnya. Pada kesempatan ini tiap observer
memiliki peluang yang sama untuk mengajukan pendapatnya.
 Setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap
cukup, selanjutnya fasilitator mempersilahkan tenaga ahli untuk
merangkum atau menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan.
 Fasilitator berterimakasih kepada seluruh partisipan dan
mengumumkan kegiatan lesson study berikutnya.

h) Evaluasi Kegiatan Lesson Study


Kegiatan lesson study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang mampu
mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning community)
yang secara konsisten melakukan continuous improvement baik pada level
individu, kelompok, maupun pada sistem yang lebih umum. Pengetahuan
yang dibangun melalui lesson study dapat menjadi modal sangat berharga
untuk meningkatkan kualitas kinerja masing masing fihak yang terlibat.
Sebagai contoh, seorang guru yang terlibat dalam observasi sebuah lesson
study berhasil menemukan sejumlah hal penting berkenaan dengan model
pembelajaran yang dikembangkan. Menurut pendapatnya, bahan ajar
eksploratif yang digunakan ternyata telah mampu mendorong kreativitas
siswa sehingga mereka mampu menampilkan sebuah strategi baru yang
bersifat orisinal. Berdasarkan pengalaman ini dia akan berusaha mencoba
menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran di sekolahnya.
Seorang observer dari salah satu negara Afrika, pada saat kegiatan refleksi
menyatakan kekagumannya pada cara guru mengembangkan pola interaksi
antar siswa dalam kelompok. Menurut pengamatannya pola kerjasama
kelompok seperti yang dia lihat dalam pembelajaran telah berhasil
menciptakan peluang untuk terjadinya sharing pengetahuan dan saling
tolong-menolong, sehingga siswa yang memiliki kemampuan kurang
sekalipun menjadi sangat terbantu oleh teman-temannya. Berdasarkan proses
pembelajaran yang diamati di kelas, dia menyatakan memperoleh pelajaran
berharga yang bisa menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas proses
pendidikan di negaranya. Seorang Kepala Sekolah, setelah mengikuti
beberapa kali lesson study secara intensif, mengajukan pendapatnya bahwa
kegiatan tersebut sangat potensial mendorong banyak fihak untuk
melakukan hal yang terbaik. Siswa ternyata menunjukkan motivasi yang
sangat tinggi untuk menunjukkan potensinya masing-masing pada saat
lesson study dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut
mampu menjadi dorongan untuk tumbuhnya motivasi berprestasi pada diri
siswa. Guru-guru lain yang baru melihat aktivitas lesson study banyak yang
mulai tertarik untuk mencobanya. Dengan mencoba melakukan lesson study,
berarti dia terdorong untuk melakukan persiapan yang lebih baik dibanding
biasanya sehingga proses pembelajaran yang dikembangkan kadang-kadang
sangat diluar dugaan bahkan sangat inovatif. Seorang dosen, setelah
beberapa kali mengikuti kegiatan lesson study juga mengaku mulai
terpengaruh untuk mencoba memperkenalkan dan menerapkan hal-hal
positif yang dia dapatkan dari aktivitas tersebut pada kelas yang me njadi
tanggungjawabnya. Seorang Dekan juga tidak kalah dengan fihak-fihak lain
untuk mencoba mengambil manfaat dari lesson study bagi mahasiswa calon
guru di fakultasnya. Berdasarkan pengalamannya melakukan lesson study
bersama guru-guru di sekolah, dia akhirnya menetapkan suatu kebijakan
bahwa setiap mahasiswa peserta Program Pengalaman Lapangan diharuskan
terlibat secara aktif dalam kegiatan lesson study.

B. Pengembangan Silabus dan RPP


Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran

1. Pengembangan Silabus dan Penyusunan RPP


Penyusunan Silabus dan RPP merupakan satu indikator dari standar proses
pendidikan yang ditetapkan dalam PerMenDikNas Nomor 41 Tahun 2007.
Silabus dan RPP merupakan dokumen guru dalam merencanakan pembelajaran.
Kedua dokumen ini untuk setiap satuan pendidikan dapat berbeda pada
indikator, pengalaman belajar atau komponen lainnya. Oleh karena itu
ditetapkan standar minimal penyusunannya di dalam peraturan tersebut. Walau
demikian dasar teori keduanya perlu Anda pahami untuk membentuk pola pikir
dan perilaku berkarya.
a) Desain Sistem Pembelajaran
Dasar teori dalam pengembangan Silabus dan penyusunan RPP adalah
Desain Sistem Pembelajaran. Desain Sistem Pembelajaran dalam kawasan
Teknologi Pendidikan merupakan salah satu solusi mengatasi masalah
belajar bertujuan, dimana guru sengaja menyediakan kondisi eksternal
melalui perencanaan pembelajaran.

Desain sistem pembelajaran memberikan bantuan untuk mencapai tujuan


belajar yang harus diselesaikan oleh peserta didik, dengan jalan
mengembangkan komponen-komponen pembelajaran untuk memudahkan
belajar peserta didik. Untuk memahami apa dan bagaimana desain sistem
pembelajaran, maka Anda harus mengetahui terlebih dahulu sistem
pembelajaran.

Pembelajaran sebagai sebuah sistem dikenal dengan sebutan sistem


pembelajaran, yang menggambarkan sebuah proses yang terdiri dari
komponen-komponen pembelajaran saling berinteraksi satu dengan lainnya
untuk mencapai tujuan.

Contoh: Sistem pembelajaran di kelas


Proses Pembelajaran

Input  Ruangan kelas Input


 Media
 Silabus, RPP
Siswa  Guru
Lulusan
 Bahan Ajar
 Evaluasi

Umpan Balik

Gambar Interaksi Sistem Pembelajaran di Kelas

Berdasarkan contoh tersebut, maka Silabus dan RPP merupakan subsistem


pembelajaran.

Untuk mengembangkan Silabus dan menyusun RPP, maka keduanya harus di


pandang sebagai sistem. Oleh sebab itu perlu diketahui apa yang disebut
pendekatan sistem. Menurut Dick Carey (2005, p. 367) yang dikutip oleh Benny
A. Pribadi (2009, p. 27-28), pendekatan sistem adalah sebuah prosedur yang
digunakan oleh perancang desain sistem pembelajaran untuk menciptakan
sebuah pembelajaran secara sistemik dan sistematik.

Secara sistemik yaitu cara pandang yang menganggap sebagai satu kesatuan
yang utuh dengan komponen-komponen yang berinterfungsi. Secara sistematik
merujuk pada upaya melakukan tindakan terarah langkah demi langkah.

Pendekatan sistem ini dapat memberi keuntungan kepada perancang


pembelajaran yaitu:
- Perancang akan memusatkan perhatian pada tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Setiap langkah yang dilakukan dalam sebuah sistem akan diasahkan
pada upaya untuk mencapai tujuan.
Contoh:
Jika guru sudah mengidentifikasi standar kompetensi, maka kompetensi
dasar, materi, strategi, evaluasi diarahkan untuk mencapai standar
kompetensi.
- Perancang pembelajaran akan mampu melihat keterkaitan antar sub sistem
atau komponen dalam sebuah sistem, melalui mekanisme umpan balik
sehingga dapat dilakukan revisi.
Contoh :
Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

U Indikator

M
Materi Pembelajaran
P
Langkah Pembelajaran / Strategi
A

N Metode Pembelajaran

Media / Sumber
B

A Evaluasi Hasil Belajar


L
Gambar RPP sebagai system
I
Pembelajaran sebagai sistem dan pendekatan sistem merupakan prinsip dalam
memahami SilabusK dan RPP sebagai sebuah sistem. Perancangan Silabus dan
RPP merupakan proses yang dilakukan sebelum tindakan atau pelaksanaan
pembelajaran. Proses ini dalam Teknologi Pendidikan disebut Desain Sistem
Pembelajaran. Pada dasarnya prosesnya sama dengan melihat sub sistem
sebagai bagian dari sistem, mengidentifikasi fungsi dan kaitan antar sub sistem,
mensintesis sub sistem menjadi satu kesatuan. Dengan demikian desain sistem
pembelajaran merupakan proses rancangan pembelajaran secara sistematik dan
menyeluruh.

Desain sistem pembelajaran sebagai proses rancangan pembelajaran secara


sistematik dan menyeluruh, biasanya digambarkan dalam bentuk model yang
dipersentasikan dalam bentuk grafis atau flowchart. Dengan demikian desain
sistem pembelajaran menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang
harus ditempuh untuk menciptakan pembelajaran. Terdapat beberapa model
desain sistem pembelajaran, yaitu berorientasi kelas, berorientasi produk dan
berorientasi sistem.

Pengembangan Silabus dan penyusunan RPP, didasarkan pada model desain


sistem pembelajaran berorientasi kelas. Model ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan para guru dan siswa, dan dapat diaplikasikan mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Asumsi model ini adalah adanya
sejumlah aktivitas yang akan diselenggarakan di dalam kelas dengan waktu
belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru, murid, kurikulum dan fasilitas
tertentu telah tersedia sebelumnya. Di sini guru bukan merancang pembelajaran
yang sama sekali baru, karena standar kompetensi dan kompetensi dasar telah
dirumuskan dalam standar isi.

Model desain sistem pembelajaran berorientasi kelas antara lain model Gerlach
dan Ely (1980) seperti dikutip oleh Toeti Sokemato (1993, h. 18-21) langkah-
langkah model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely adalah sebagai
berikut:

- Langkah pertama, penyusunan tujuan belajar dan penentuan materi.


- Langkah kedua, penilaian perilaku awal siswa berdasarkan tujuan belajar dan
materi yang telah ditetapkan. Langkah ini dikenal dengan sebutan pre tes.
- Langkah ketiga, menentukan strategi (metode), mengatur pengelompokkan
siswa, mengalokasikan waktu, menentukan tempat atau ruangan dan
memilih sumber belajar. Dilaksanakan secara simultan berdasarkan langkah-
langkah pertama dan kedua.
- Langkah keempat, evaluasi hasil belajar berdasarkan tujuan belajar yang telah
ditentukan.
- Langkah keenam, umpan balik setelah rancangan pembelajaran
diimplikasikan di kelas.

Secara visual model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely digambarkan
seperti di bawah ini.

Penentuan
Strategi

Pengaturan
Penentuan Kelompok
Materi
Alokasi Evaluasi Hasil
Penilaian
Perilaku Awal Belajar
Waktu
Alokasi
Penyusunan Tempat
Tujuan Belajar
Pemilihan Sumber
Belajar
Gambar Model DSP Gerlach dan Ely

Model pengembangan Silabus dan penyusunan RPP, tidak digambarkan dalam


bentuk visual melainkan dalam bentuk langkah-langkah atau prosedur yang
harus ditempuh. Prosedur pengembangan Silabus dan penyusunan RPP
didasarkan minimal harus ada 4 komponen yaitu tujuan pembelajaran, materi,
strategi dan evaluasi.

Desain sistem pembelajaran Silabus dan RPP oleh teori ilmiah dengan harapan
produk yang dibuat guru realistik. Beberapa teori ilmiah itu adalah sebagai
berikut.
1) Sistem
Desain sistem pembelajaran disusun dengan menerapkan pendekatan sistem,
di mana setiap komponen berinteraksi dengan komponen lainnya dan saling
ketergantungan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Teori ini
berimplikasi kepada setiap komponen pembelajaran harus dikembangkan
untuk mencapai komponen tujuan pembelajaran. Apabila satu komponen
tidak dikembangkan dengan baik (konsisten dan memadai) akan
mengakibatkan kualitas akan menjadi rendah dan pengimplementasian di
lapangan terganggu.

Implikasi lain adalah melalui pendekatan sistem ini adalah setiap komponen
dapat segera diperoleh umpan balik dapat direvisi setiap saat. Hal ini
tampak dalam model sistem dari Filbeck yang menjelaskan bahwa sub sistem
(komponen sistem) saling berhubungan atau berintegrasi dalam menjalankan
fungsinya.

Sebagai contoh dikemukakan adanya sistem dalam perencanaan


pembelajaran, tampak dalam model berikut ini.
Gambar Sistem Perencanaan Pembelajaran

2) Analisis Peserta Didik


Paradigma pembelajaran pada saat ini telah bergeser dari guru kepada siswa
(learned oriented). Konsekuensi paradigma ini, perencanaan harus disusun
atas dasar kebutuhan siswa. Sebagai contoh adalah: (a) siswa dengan
karakteristik gaya belajarnya berimplikasi kepada pemilihan media, (b) siswa
dengan karakteristik perkembangan kognitif berimplikasi kepada penentuan
metode pembelajaran, dan (c) siswa memiliki karakteristik kemampuan awal
berimplikasi pada penguasaan kompetensi dasar satu, sehingga materi
pelajaran akan dimulai dengan pencapaian kompetensi dasar kedua. Konsep
ini sejalan dengan Mollenda, yang mengontrol kondisi internal siswa adalah
variabel di dalam diri siswa.

Dalam konsep belajar yang menjadi perhatian adalah proses belajar di dalam
internal siswa. Oleh karena itu, perubahan perilaku siswa tergantung
bagaimana siswa memproses perolehan pengalaman belajarnya di dalam
dirinya.
Implikasi dari teori ini, perancang pembelajaran harus dapat memanfaatkan
hal itu di dalam mengelola aktivitas belajar siswa selama berlangsungnya
proses belajar mengajar. Sebagai contoh dikatakan oleh B.F. Skinner tentang
prinsip belajar: "perilaku dapat dibentuk melalui proses penguatan". Atas
dasar teori ini perencanaan pembelajaran yang disusun guru, dapat
dituliskan pada komponen evaluasi pembelajaran dengan merencanakan
aktivitas belajar atau respon yang benar. Contoh lain adalah tentang motivasi
belajar dari Keller: "seseorang akan melakukan sesuatu kalau ia akan melihat
hasil yang memiliki nilai atau manfaat". Implikasi teori ini adalah guru
merencanakan pembelajaran pada bagian prosedur (urutan) pembelajaran
yaitu pendahuluan direncanakan dengan menjelaskan relevansi isi materi
pelajaran dengan dunia kerja, kegiatan pendidikan selanjutnya dan kegiatan
yang menunjang praktik.

3) Pembelajaran
Mengusahakan siswa belajar adalah tugas utama guru sebagai fasilitator
pembelajaran. Hal ini merupakan implikasi dari sifat teori pembelajaran
yaitu preskriptif (menyarankan bagaimana sebaiknya proses belajar
diselenggarakan).

Contoh: teori pembelajaran yang akan diaplikasikan dalam perencanaan


pembelajaran adalah model pembelajaran berpikir induktif dari Hilda Taba
yang membantu siswa dalam pengembangan keterampilan berpikir.
Berdasarkan model tersebut guru dapat merencanakan strategi pembelajaran
dengan tahapan sebagai berikut.
 Pembentukan konsep
Pada tahap ini siswa mempelajari konsep berdasarkan masalah dan
ditunjang oleh data atau fakta-fakta yang relevan dengan cara berikut.
 Mengidentifikasi data yang relevan dengan permasalahan.
 Mengelompokkan data atas dasar kesamaan karakteristik.
 Membuat kategori serta label pada kelompok-kelompok data yang
memiliki kesamaan karakteristik.

 Interpretasi data
Kegiatan tahap ini siswa diminta untuk melakukan:
 verifikasi (pengujian), data yang telah dikategorikan sesuai dengan
konsep yang diperoleh, dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan
verifikasi data.

 Penerapan prinsip
Tahap ini merupakan aplikasi prinsip dan kesimpulan data yang
dirumuskan siswa dengan cara:
 mengajukan permasalahan baru.
 menjelaskan prediksi atau hipotesis, dan
 menjelaskan dasar teori untuk memperkuat argumen hipotesisnya.
Apabila model ini dikuasai guru langkah pembelajaran lebih bervariasi
dan paradigma belajar berorientasi siswa terjawab.

4) Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dari sender kepada receiver. Konsep
komunikasi dari Berlo yang disebut S - M - C- R, Source- Message- Channel -
Receiver menggambarkan betapa penting saluran penyampaian pesan yaitu
media. Implikasi dari teori ini, dalam perencanaan pembelajaran komponen
media menjadi sub sistem pembelajaran yang berfungsi untuk mengurangi
verbalisme dan dapat membantu pemahaman siswa dengan persepsi yang
sama.
Contoh:
 Guru menggunakan media realia untuk membelajarkan siswa
jurusan akuntansi yaitu bukti-bukti transaksi, dan
 Guru menjelaskan cara pembuatan burger dengan media realia
sayuran, mayones, roti burger dan beef burger.

Desain sistem pembelajaran yang harus dikembangkan oleh guru minimal 4


komponen, yang akan diuraikan berikut ini:
- Tujuan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran sebagai suatu sistem dimulai dengan
komponen pertama dan utama yaitu tujuan pembelajaran/kompetensi.
Tujuan pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
ditunjukkan oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
(Bloom, dkk.).

Sedangkan kompetensi merupakan kecakapan peserta didik yang


memadai untuk melakukan suatu tugas dengan standar tertentu. Bullard,
dkk. Menyebut istilah ini adalah performance objective/tujuan penampilan.
Dick dan Carey menyebutkan dengan istilah tujuan performansi.
Berdasarkan kedua istilah tersebut, tujuan pembelajaran tampak belum
mengarah pada perbuatan sedangkan kompetensi menunjukkan perilaku
secara totalitas untuk mendemonstrasikan unjuk kerja/perbuatan.

Dengan mengacu kepada kedua istilah diatas yang terpenting adalah


makna keduanya menggambarkan pernyataan penampilan peserta didik
setelah mengikuti proses belajar.
Tujuan pembelajaran/kompetensi merupakan hasil akhir yang dicapai
oleh siswa, bermanfaat dalam membantu arah pembelajaran secara
umum, seperti berikut.
a. Memberikan petunjuk materi pelajaran yang harus dipelajari siswa.
b. Memberikan pengarahan pemilihan metode yang sebaiknya
diterapkan.
c. Memberikan pengarahan penentuan media yang digunakan.
d. Memberikan pengarahan dalam merencanakan langkah pembelajaran.
e. Memberikan pengarahan dalam menilai hasil belajar siswa.

Dengan kata lain tujuan pembelajaran/kompetensi dapat membantu


usaha belajar siswa.

Hierarki tujuan pembelajaran (Perceival dan Ellington) atau tujuan


penampilan (Bullard) diklasifikasikan menjadi dua yaitu tujuan umum
(terminal objective/goal) dan tujuan khusus (enabling objective). Dalam
konteks kurikulum tingkat satuan pendidikan istilah ini setara dengan
standar kompetensi (kompetensi ) dan kompetensi dasar (sub
kompetensi). Untuk mencapai tujuan khusus dirumuskan indikator
(kriteria unjuk kerja).

Ruang lingkup tujuan umum adalah luas dan merupakan pernyataan


tentang penampilan/perilaku akhir yang dapat dicapai siswa setelah
menyelesaikan suatu mata pelajaran atau satu tema pelajaran
(pendekatan tematik). Jadi luas jangkauannya tergantung pada ruang
lingkup kegiatan yang sedang dilakukan. Sedangkan tujuan khusus
merupakan pernyataan tentang penampilan/perilaku yang lebih spesifik
dan dapat dicapai siswa setelah menyelesaikan satu materi pokok (pokok
bahasan). Jadi tujuan khusus dijabarkan dari tujuan umum. Untuk
mengetahui keberhasilan mencapai tujuan khusus diperlukan indikator
yaitu pernyataan yang merupakan kumpulan dari perilaku yang
menunjang tercapainya tujuan khusus.

Berdasarkan paparan di atas, maka hierarki tujuan pembelajaran adalah


sebagai berikut.

Tujuan Umum
Tujuan Pembelajaran

Umum/Standar

Kompetensi/
Tujuan Kurikuler
Kompetensi Standar Kompetensi
Gambar Hierarki Tujuan Pembelajaran

Istilah-istilah tersebut dapat disesuaikan dengan memperhatikan


jangkauan dan ruang lingkup kegiatan yang dilakukan.

Pernyataan yang merupakan perilaku yang ditunjukkan siswa oleh


Bloom, dkk. digambarkan dalam jenjang bagaimana berpikir (ranah
kognitif), bagaimana bersikap dan merasakan sesuatu (ranah afektif) dan
bagaimana berbuat (ranah psikomotorik). Ketiga ranah ini dijabarkan
sebagai berikut.

a. Ranah Kognitif menurut Anderson dan Krathwohl


Pada tujuan pembelajaran ini terdapat tingkatan mulai dari
pengetahuan tentang fakta-fakta sampai kepada proses intelektual
yang tinggi, yaitu pengetahuan,' pemahaman, mengaplikasikan,
menganalisis, mensistesis, dan menilai. Tingkatan taksonomi ini
kemudian direvisi mulai dari mengingat, mengerti, memakai,
menganalisis, menilai, dan mencipta.

Deskripsi dari masing-masing jenjang tersebut adalah sebagai berikut.


 Mengingat (remember): Meningkatkan ingatan atas materi yang
disajikan dalam bentuk yang sama seperti yang diajarkan. Contoh:
siswa akan dapat menyebutkan langkah-langkah mengukur berat
bahan untuk mengolah makanan.
 Mengerti (understand): mampu membangun arti dari pesan
pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tulisan maupun grafis.
Contoh: siswa akan dapat membuat ringkasan sejarah timbulnya
akuntansi.
 Memakai (use): menggunakan prosedur untuk mengerjakan
latihan maupun memecahkan masalah. Contoh: siswa akan dapat
menggunakan prosedur cara membuat laporan keuangan.
 Menganalisis (analysis): memecah bahan-bahan ke dalam unsur-
unsur pokoknya dan menentukan bagaimana bagian-bagian saling
berhubungan satu sama lain dan kepada keseluruhan struktur.
Contoh: siswa akan dapat menjabarkan pengaruh inflasi terhadap
berbagai nilai uang.
 Menilai (evaluate): membuat pertimbangan berdasarkan kriteria
dan standar tertentu. Contoh: siswa mampu membuat kritik
tentang laporan rugi laba.
 Mencipta (create): membuat suatu produk yang baru dengan
mengatur kembali unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu
pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Contoh:
siswa mampu menciptakan masakan nusantara yang mengandung
unsur-unsur kekayaan alam daerah Nusantara
Gambar Ranah Kognitif

b. Ranah Psikomotor
Tujuan pembelajaran kawasan psikomotor dikembangkan oleh
Harrow, disusun secara hierarkis dalam lima tingkat, mencakup
tingkat meniru sebagai tingkat yang paling sederhana dan naturalisasi
sebagai tingkat yang paling kompleks.S Perilaku psikomotor
menekankan pada keterampilan neuro-maxular yaitu keterampilan
dengan gerakan otot.
 Meniru (immitation): mengharapkan siswa untuk dapat meniru
suatu perilaku yang dilihatnya. Contoh: siswa dapat mengulang
gerak menyapukan kuas dengan benar di atas nastar yang sudah
dibentuk.
 Menerapkan (manipulation): siswa dapat melakukan perilaku tanpa
bantuan visual, sebagaimana pada tingkat meniru. Pada dasarnya
tujuan tingkat ini sama dengan meniru, bedanya adalah siswa tidak
lagi melihat contoh tapi hanya diberi instruksi secara tertulis atau
verbal. Contoh: siswa dapat menghidupkan komputer dengan
membaca manual dan penjelasan secara verbal.
 Memantapkan (precission): siswa diharapkan dapat melakukan
suatu perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk
tertulis, dan melakukannya dengan lancar, tepat, seimbang, dan
akurat. Contoh: siswa dapat mengetik kata ke dalam format data
base tanpa membuat kesalahan.
 Merangkai (articulation): siswa diharapkan untuk menunjukkan
serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan
kecepatan yang tepat. Contoh: siswa dapat menggunakan
kalkulator untuk mengerjakan 10 soal matematika dalam waktu 10
menit.
 Naturalisasi (naturalization): siswa diharapkan melakukan gerakan
tertentu secara spontan dan otomatis. Siswa melakukan gerakan
tersebut tanpa berpikir lagi cara melakukannya dan urutannya.
Contoh: siswa dapat mengoperasikan program data base dengan
lancar.

Naturalisasi
 Penampilan
Merangkai alamiah
 Mengkoordi  Efisiensi &
nasikan gerak efektivitas
Memantapkan
 Mencermati  Konsistensi gerak
penampilan internal
Menerapkan  Mengoreksi
 Mengikuti
kesalahan
petunjuk
Meniru  Menampilkan
 Mengamati gerak
Gambar Ranah Psikomotor

c. Ranah Afektif
Krathwohl, Bloom & Maisa mengembangkan taksonomi tujuan yang
berorientasikan kepada perasaan atau afektif. Taksonomi ini
menggambarkan proses seseorang dalam mengenali dan mengadopsi
suatu nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman baginya dalam
bertingkah laku. Krathwohl mengelompokkan tujuan afektif ke dalam
lima kelompok.
 Menerima (receiving): mengharapkan siswa untuk mengenal,
bersedia menerima, dan memperhatikan berbagai stimulus. Dalam
hal ini siswa masih bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau
memperhatikan saja. Contoh: siswa bersedia mendengarkan
ceramah tentang etika profesi juru masak.
 Menanggapi (responding): keinginan berbuat sesuatu sebagai reaksi
terhadap suatu gagasan, benda atau sistem nilai, lebih dari sekedar
pengenalan saja. Dalam hal ini siswa diharapkan untuk
menunjukkan perilaku yang diminta. Contoh: siswa bersedia
berlatih membuat laporan keuangan.
 Menghargai (valuing): penghargaan terhadap suatu nilai merupakan
perasaan, keyakinan atau anggapan bahwa suatu gagasan, benda
atau cara berpikir tertentu mempunyai nilai. Dalam hal ini siswa
secara konsisten berperilaku sesuai dengan suatu nilai meskipun
tidak ada pihak lain yang meminta atau mengharuskannya. Contoh:
siswa dengan sukarela berpartisipasi dalam aksi penghematan
energi.
 Mengorganisasikan (organization): menunjukkan saling
keterhubungan antara nilai-nilai tertentu dalam suatu sistem nilai,
serta menentukan nilai mana, yang mempunyai prioritas lebih
tinggi daripada nilai yang. Dalam hal ini siswa menjadi commited
terhadap suatu sistem nilai. Contoh: siswa akan mampu memilih
dari berbagai alternatif cara meningkatkan gizi masyarakat yang
sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya.
 Mengamalkan (characterization): berhubungan dengan
pengorganisasian dan pengintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu
sistem nilai pribadi. Hal ini diperlihatkan melalui perilaku yang
konsisten dengan sistem nilai tersebut. Pada tingkat ini siswa telah
mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang
lengkap dan meyakinkan, dan perilakunya akan selalu konsisten
dengan filsafat hidup tersebut. Contoh: siswa akan menghindari
sikap-sikap yang otoriter selama praktik kerja secara kelompok.

Mengamalkan
 Menggeneraal
Mengornisasi isasi sistem
kan nilai
 Mengkonsep  Menginter
Menghargai tualisasi nalisasi nilai
 Menerima  Merangkai dalam hidup
Menanggapi nilai sistem
 Mengikuti  Memihak
 Melibatkan pada nilai
 Memuaskan  Komitmen
Menerima pada nilai
 Menyadari
 Menampung
 Memperhatik
an

Gambar Ranah Afektif

Menuliskan tujuan pembelajaran/kompetensi yang baik dan benar


adalah penting. Perancang pembelajaran dituntut untuk mampu
menggambarkan sejelas dan setepat mungkin tentang apa yang perlu
dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
Untuk memenuhi harapan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran
umum/kompetensi umum, menurut Dick Carey sebaiknya dilakukan
melalui identifikasi kebutuhan pembelajaran melalui sumber-sumber
guru, pengguna lulusan dan masyarakat (sosial budaya). Sumber-sumber
ini akan membantu perumusan tujuan/kompetensi umum memiliki nilai
yang lebih berarti.
Sedangkan tujuan pembelajaran khusus/ kompetensi dasar dijabarkan
melalui pendekatan analisis pembelajaran dengan menjabarkan sub-sub
kompetensi lebih terinci dan memiliki kaitan yang satu dengan lainnya.
Rincian sub-sub kompetensi agar proses belajar mudah dilaksanakan
oleh siswa.
Pendekatan analisis pembelajaran/kompetensi sebagai ilustrasi di bawah
ini disajikan ke empat pola sebagai berikut.
- Struktur Hierarkial
Merupakan susunan beberapa tujuan/kompetensi khusus di mana
satu/beberapa tujuan/kompetensi khusus menjadi prasyarat bagi
kompetensi berikutnya.

Tujuan Pembelajaran Umum/Kompetensi


Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi


Khusus 2

Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi


Khusus 1

Gambar Struktur Hierarkial

- Struktur Prosedural
Dalam struktur ini kedudukan beberapa tujuan/kompetensi khusus
menunjukkan satu rangkaian pelaksanaan kegiatan/pekerjaan, tetapi
antar tujuan/kompetensi tersebut tidak menjadi prasyarat untuk
kompetensi lainnya.

Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran


Khusus/ Khusus/ Umum/
Kompetensi Khusus 1 Kompetensi Khusus 2 Kompetensi Umum

Gambar Struktur Prosedural

- Struktur Pengelompokkan
Pada struktur ini beberapa tujuan/kemampuan khusus yang satu
dengan yang lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi harus
dimiliki secara lengkap untuk menunjang kemampuan berikutnya.

Tujuan Pembelajaran
Umum/
Kompetensi Umum

Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran


Khusus/ Khusus/ Khusus/
Gambar Struktur Pengelompokkan

- Struktur Kombinasi
Analisis pembelajaran dengan struktur kombinasi digunakan apabila
beberapa tujuan/kompetensi khusus susunannya terdiri dari struktur
hierarkial, prosedural, maupun pengelompokkan.

Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran


Khusus/ Khusus/ Umum/
Kompetensi Khusus 1 Kompetensi Khusus 2 Kompetensi Umum

Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 3
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 2

Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1

Gambar Struktur Kombinasi

Empat struktur kompetensi di atas hanya dapat dilakukan oleh


pembelajar melalui analisis pembelajaran. Dengan demikian, analisis
pembelajaran bermanfaat bagi perencana pembelajaran dalam
melakukan identifikasi kompetensi, menentukan urutan pelaksanaan
pembelajaran dan menghubungkan/mengaitkan kompetensi satu
dengan lainnya serta dapat menentukan penjabaran kegiatan
belajar/tugas yang harus dilakukan oleh siswa serta waktu yang
dibutuhkan.

Untuk membantu pembelajar trampil melakukan analisis pembelajaran


dapat melalui langkah-langkah berikut:
- Menulis semua tujuan pembelajaran khusus/kompetensi khusus yang
relevan dengan Tujuan Pembelajaran Umum/kompetensi umum
dalam potongan kertas ukuran kartu pos.
- Memberi nomor setiap Tujuan pembelajaran Khusus/Kompetensi
Khusus, dimulai dari Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi
Khusus yang paling awal (dari nomor 1 dan seterusnya).
- Menggambarkan dan menentukan hubungan antar Tujuan
pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus tersebut dalam bentuk
bagan yang dengan struktur kompetensi.
- Memberikan tanda panah pada setiap hubungan antar Tujuan
Pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus,

Perumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dapat berlandaskan pada


teori dari Mager yang mempersyaratkan kriteria rumusan tujuan dengan
komponen "Audience, Behavior, Condition, dan Degree/Standard”,
Sedangkan menurut Bullard kriteria rumusan kompetensi minimal
mengandung tiga komponen yaitu “Performance, Condition dan Standard”.

Kriteria perumusan dari ahli tidak berbeda, karena relevansinya pada


pelaksanaan proses pembelajaran lebih nyata/memadai. Contoh: siswa
kelas XII SMK Negeri XYZ" semester ganjil mampu menghitung mean,
median, dan modus secara akurat bila disediakan nilai hasil penjualan
selama satu bulan.

Bila dianalisis rumusan tujuan ini memiliki kriteria lengkap yaitu sebagai
berikut.
- Audience adalah siswa yang belajar. Siapa?
Siswa kelas XII SMK Negeri 'XYZ" semester ganjil.
- Behavior (performance) adalah perilaku yang akan dilakukan siswa
setelah mengikuti pelajaran, dengan menuliskan perilaku dalam
bentuk kata kerja dan dilengkapi objeknya. Perilaku? Menghitung
mean, median dan modus dalam bentuk kuantitatif.
- Condition adalah prasyarat atau syarat yang diberikan kepada siswa
pada saat siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran/tugas evaluasi.
Kondisi? Nilai hasil penjualan selama satu bulan.
- Degree/standard adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai
perilaku yang diharapkan. Standar? Secara akurat.
Perumusan tujuan pembelajaran yang mengandung dua kriteria yaitu
audience dan behaviour sudah memadai tetapi akan memberikan kesulitan
dalam proses pengukuran karena ketidakjelasan kondisi dan standar
keberhasilan.

b) Materi Pembelajaran
Komponen materi pembelajaran pada sistem rancangan pembelajaran
merupakan salah satu isi pengalaman belajar, dirancang sebagai bahan kajian
yang disebut mata pelajaran. Hal ini dikemukakan dalam pasal 20 PP RI No
15 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, "setiap perencanaan
pembelajaran akan memuat antara lain materi ajar yang dikelola secara
sistematis setelah perumusan tujuan”. Tyler dalam model pengembangan
kurikulum menyebut dengan istilah merinci konten dan mengorganisasikan
konten. Sedangkan Reigeluth menyebut dengan istilah pengorganisasian isi
mata pelajaran.
Materi pelajaran adalah konten atau isi pelajaran yang diorganisasikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran/kompetensi ya ng dicapai peserta didik. Isi
pelajaran dalam perencanaan pembelajaran dirinci menjadi bagian-bagian
kecil agar memudahkan siswa untuk menyampaikan, mengolah, dan
menggunakannya kembali. Bagian-bagian kecil isi pelajaran disusun mulai
dari materi pokok (pokok bahasan/topik), kemudian sub materi pokok (sub
pokok bahasan/sub topik) dan terakhir adalah bahan ajar. Dengan demikian,
isi pelajaran menjadi konsisten dan memadai serta dapat
dipertanggungjawabkan dari segi ontologi, epistimologis, dan aksiologi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merinci dan mengorganisasikan


isi pelajaran menurut Tyler adalah dengan melakukan berikut.
- Pengaturan Horizontal
Penataan isi secara horizontal berhubungan dengan keluasan dan
kedalaman isi pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini dilakukan
untuk menghindari pengulangan materi pelajaran.
- Pengaturan Vertikal
Penataan isi pelajaran vertikal berhubungan dengan muatan dan
kesinambungan yaitu penyajian menggambarkan kontinuitas sesuai
kebutuhan siswa dan tuntutan keilmuan. Hal ini dilakukan untuk
menjamin keberlangsungan isi pelajaran dari konkrit menuju abstrak, dari
sederhana menuju rumit, dari khusus menjadi umum, dari umum menjadi
khusus, dan lain-lain. Dengan demikian isi pelajaran ditata secara
bertahap sesuai dengan perkembangan dan kesiapan peserta didik serta
berkelanjutan.
Contoh:
 Tujuan pembelajaran khusus/kompetensi dasar
Siswa kelas X terampil memotret dengan tiga teknik pencahayaan
tanpa salah bila tersedia lampu photo studio dan kamera photo tipe
FM 10.
 Materi pembelajaran
Memotret dengan teknik pencahayaan.
 Isi pelajaran diatur dalam format peta konsep.

Memotret dengan
teknik pencahayaan

Sinar depan Sinar samping Sinar belakang

Definisi Prasya Prosed

rat ur
Gambar Materi Pelajaran

Reigeluth dan Merill mengemukakan pengorganisasian isi pelajaran melalui


tipe isi pelajaran menjadi empat yaitu sebagai berikut.
- Fakta yaitu isi pelajaran berbentuk objek, peristiwa, simbol yang ada
didalam lingkungan nyata/imajinasi dan dapat merupakan asosiasi
antara objek dan lainnya. Contoh: Ki Hajar Dewantara adalah tokoh
pendidikan nasional di Indonesia, beliau mendirikan organisasi Taman
Siswa di Yogyakarta.
- Konsep yaitu isi pelajaran yang merupakan sekelompok objek, peristiwa
atau simbol yang memiliki karakteristik dan diidentifikasi dengan nama
sama. Contoh: konsep ekonomi memiliki karakteristik dan sebutan nama
yang sama seperti definisi ekonomi, jenis kategori ekonomi, kegiatan
ekonomi.
- Prinsip, yaitu isi pelajaran yang menggambarkan hubungan sebab akibat
antara konsep-konsep. Contoh: prinsip gizi masyarakat "empat sehat
lima sempurna" bermakna pada konsep kategori makanan dan
pelengkap makanan serta dampak dari implementasi prinsip tersebut.
- Prosedur yaitu isi pelajaran yang menjelaskan urutan langkah untuk
mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah atau sesuatu. Contoh:
penyusunan neraca saldo keuangan rugi laba.
o Mencatat transaksi
o Mengelompokkan transaksi debet dan kredit
o Menghitung sisa uang dari sisa transaksi
o Dan seterusnya.

Empat tipe isi pelajaran seluruhnya atau sebagian dapat terkandung di dalam
materi pokok, dan biasanya terkait satu dengan lainnya.
Contoh:
Materi pokok : Kebutuhan pokok dalam ekonomi
Fakta : manusia mempunyai kebutuhan akan makan,
pendidikan, rumah, dll.
Konsep : definisi kebutuhan teori kebutuhan
Prinsip : kebutuhan yang bersifat utama, penting dan segera harus
menjadi prioritas.
Prosedur :usaha perdagangan wiraswasta, bekerja dalam
Pemerintahan

Tabel Tipe Isi Pelajaran


Fakta Konsep Prinsip Prosedur
 Obyek  Definisi  Aturan  Urutan
 Peristiwa  Klasifikasi  Hukum  Cara kerja
 Simbol  Ciri  Syarat  Langkah/tahapan
 Asosiasi  Fungsi
ketiganya

Ahli pembelajaran Tony Buzan mengemukakan pengembangan isi pelajaran


dengan nama mind map (peta pikiran), dimana cara kerjanya disesuaikan teori
belahan otak Sperry yaitu belahan otak kiri berpikir secara logika dan belahan
otak kanan bekerja secara emosi. Oleh karena itu, diperlukan tidak hanya teks,
tetapi perlunya dengan gambar dan warna serta setiap rincian isi pelajaran
dihubungkan dengan garis seolah-olah adalah simbol neuron atau sel saraf,
prinsip cabang-cabang pohon dan memudahkan penggambaran poin-poin
utama.
Berdasarkan peta pikiran dapat dikembangkan ke dalam bentuk bahan ajar
cetak dan atau non cetak disesuaikan dengan tipe isi pelajaran dan gaya
belajar siswa serta perkembangan kognitif siswa. Guru atau pembelajar dapat
mengembangkan bahan ajar dengan format seperti: bahan ajar mandiri
(modul), buku teks, diktat, hand out, CD pembelajaran, VCD pembelajaran,
slide power point dan lain-lain.

Mengembangkan bahan ajar dapat dilakukan pembelajar dengan cara berikut.


- Menulis Sendiri Isi pelajaran
Isi pelajaran ditulis oleh pembelajar sendiri karena keahliannya
kemampuan menulis yang dimilikinya.
- Mengemas Kembali Isi pelajaran.
Isi pelajaran yang sudah ada dikumpulkan dan disusun kembali dengan
gaya bahasa dan strategi yang sesuai. Ketersediaan sumber referensi yang
relevan sangat diutamakan.
- Menata Isi pelajaran dengan Kompilasi
Isi pelajaran ditata berdasarkan sumber belajar tersedia dan kemudian
sumber tersebut di foto copy ulang atau cetak utang dan dikompilasi secara
lengkap. Ketersediaan berbagai sumber belajar harus dipilih secara akurat.
Penyajian bahan ajar dapat dikemas sesuai kebutuhan, tetapi perlu dipelihara
keterbacaan dan kemudahan untuk dipelajari oleh siswa.

c) Strategi Pembelajaran
Tidak ada satupun strategi pembelajaran yang jitu untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran/kompetensi. Mengapa? Karena keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran/kompetensi tergantung kepada banyak
faktor antara lain tipe isi pelajaran, tempat proses pembelajaran berlangsung
atau dari pelaksana pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, unit ini
sebaiknya Anda cermati dengan seksama.
Pembelajaran merupakan proses mengupayakan peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran/kompetensi yang telah ditetapkan atau kegiatan
memfasilitasi peserta didik berinteraksi dengan lingkungan sehingga
diperoleh pengalaman belajar. Upaya dan kegiatan ini direncanakan oleh
guru di dalam komponen strategi pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran dapat dilaksanakan.
Strategi pembelajaran oleh sebagian ahli diidentikkan dengan sebutan
metode pembelajaran atau pendekatan dalam membelajarkan. Metode
pembelajaran oleh Reigeluth didefinisikan adalah cara-cara yang berbeda
dalam mencapai hasil belajar. Cara-cara tersebut dapat meliputi bagaimana
materi pembelajaran disampaikan kepada peserta didik, dan atau bagaimana
peserta didik dapat menerima materi pembelajaran serta bagaimana peserta
didik merespon masukan dari peserta didik lainnya. Berdasarkan definisi ini,
strategi pembelajaran meliputi langkah pembelajaran, media dan interaksi
belajar mengajar.
Ahli Teknologi Pendidikan Yusufhadi Miarso mendefinisikan strategi
pembelajaran sebagai pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran berupa
pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar
tertentu. Berdasarkan definisi ini maka pembelajar dapat merencanakan
pencapaian tujuan pembelajaran atas dasar teori belajar behavioristik,
humanistik, konstruktivistik atau teori dari ahli pembelajaran lainnya
disesuaikan dengan perkembangan kognitif dan lingkungan sosial budaya
siswa.
Dengan demikian, strategi pembelajaran akan dapat bersifat spesifik. Sebagai
contoh guru menganut pada falsafah pilar belajar dari UNESCO maka
pembelajar dapat merencanakan kegiatan pembelajaran dengan tahapan
berikut.
- Learning to know siswa mempelajari konsep
- Learning to do. siswa membuktikan konsep dengan eksperimen, observasi
dan lain-lain.
- Learning to live together. siswa diminta memecahkan masalah secara
berkelompok
- Learning to be siswa memantapkan konsep yang telah diketahui secara
berkelompok dengan refleksi.

Contoh lain apabila guru merencanakan strategi dengan pandangan teori


belajar John Dewey "learning by doing” maka ia dapat merencanakan tahapan
pembelajaran seperti berikut:
- Siswa dikenalkan dengan konsep pengukuran gizi bagi pasien DBD.
- Siswa ditugaskan ke rumah sakit untuk mengukur gizi seimbang bagi
pasien DBD.
- Siswa menganalisis hasil pengukuran dengan berbagai alternatif bahan
makanan.
Dengan teori belajar ini siswa bukan hanya mendengar atau melihat, juga
melakukan sehingga pengalaman belajarnya menjadi berkualitas.
Kedua contoh pandangan tersebut sejalan dengan definisi strategi
pembelajaran yang dikemukakan oleh Seels dan Richey yaitu spesifikasi
untuk memilih dan mengurutkan proses belajar atau kegiatan-kegiatan
pembelajaran dalam suatu pelajaran.

Mengorganisasi Pengalaman Belajar

Tujuan Pembelajaran

Strategi Strategi

Pembelajaran Pembelajaran

Materi Pembelajaran

METODE

Langkah Pembelajaran/ Urutan


Kegiatan Pembelajaran

Interaksi Media Interaksi


Belajar Mengajar Belajar Mengajar

Gambar Mengorganisasi Pengalaman Belajar

Pada sub kegiatan belajar ini akan diuraikan beberapa jenis strategi
pembelajaran yang sangat berkaitan erat dengan bagaimana proses belajar
direncanakan, sehingga tujuan pembelajaran/kompetensi dapat dicapai
secara optimal. Strategi pembelajaran dilihat dari subjek yang belajar (siswa)
dan yang membelajarkan (guru). Dalam hal ini Percival dan Ellington
menjelaskan kedua hal tersebut sebagai berikut.:
- Strategi pembelajaran Berpusat kepada Guru. Strategi ini hampir seluruh
kegiatan belajar mengajar dikendalikan penuh oleh guru. Guru
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada para siswa baik untuk tingkat
pokok bahasan/materi pokok maupun tingkat silabus/mata
pelajaran/tema. Sangat terikat kepada waktu terjadwal dan banyak
menggunakan metode ceramah. Siswa dituntut menyesuaikan cara
belajarnya dengan keputusan proses pelaksanaan pembelajaran yang
diambil oleh guru. Akibatnya kebutuhan/potensi siswa secara individual
yang berbeda kurang diperhatikan atau tidak terlayani.
- Strategi pembelajaran Berpusat pada Siswa. Strategi ini kegiatan
pembelajaran lebih ditekankan pada aktivitas belajar siswa. Guru
berperan sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Siswa
mempunyai tanggung jawab terhadap keseluruhan aspek belajarnya.

Sebagai fasilitator pembelajaran, guru perlu mempersiapkan bahan ajar


dalam berbagai bentuk cetak dan atau noncetak yang didalamnya dapat
dilengkapi pedoman belajar. Selain itu guru perlu memfasilitasi dengan
sumber-sumber belajar sehingga pengalaman belajar siswa lebih luas dan
kemampuan siswa belajar secara mandiri akan terbentuk.

Ahli lain Gerlach dan Ely mengklasifikasikan strategi pembelajaran sebagai


suatu kontinum yang silih berganti dalam pemanfaatannya, yaitu strategi
pembelajaran ekspositori dan strategi pembelajaran diskoveri.
- Strategi Pembelajaran Ekpositori
Strategi pembelajaran ekspositori dapat dikatakan identik dengan
strategi berorientasi pada guru atau metode deduktif (dari umum
menuju khusus), namun potensi belajar siswa tetap harus dikembangkan.
Tahapan pembelajarannya ada lah sebagai berikut.
 Penyajian informasi berupa fakta, prinsip-prinsip umum, aksioma,
dalil, konsep, proses kerja dan sebagainya kepada siswa melalui
penjelasan guru atau peragaan/ demonstrasi/atau contoh oleh guru.
 Pengujian pemahaman siswa atas informasi yang sudah diberikan
melalui tanya jawab atau membahas informasi yang belum dipahami.
 Pemberian praktik atau aplikasi/latihan dari informasi yang telah
dipelajari oleh siswa dengan pengawasan guru.
 Penugasan kepada siswa dalam bentuk aplikasi atau tugas-tugas lain
kedalam situasi yang sebenarnya sebagai tindak lanjut dari
pengalaman belajar.

- Strategi Pembelajaran Diskoveri


Identik dengan strategi pembelajaran berorientasi siswa atau metode
induktif (dari khusus menuju umum), dan peran guru adalah sebagai
fasilitator pembelajaran. Adapun tahapan pembelajarannya adalah
sebagai berikut.
 Siswa diberikan kasus, masalah, contoh-contoh, fakta-fakta atau
fenomena khusus (pertanyaan yang harus dijawab tentang apa yang
dikaji).
 Siswa diminta untuk meneliti hubungan sebab akibat dari
kasus/masalah melalui pengumpulan data, analisa data dan
perumusan hipotesis atau membuat asumsi atau prediksi.
(pertanyaan yang harus dijawab mengapa terjadi demikian).
 Siswa diminta untuk membuktikan asumsi/prediksi/hipotesis
melalui teori-teori, pengumpulan data dan analisa data (pertanyaan
yang harus dijawab bagaimana membuktikan tentang alasan
kemengapaannya).
 Siswa diminta membuat suatu kesimpulan atau generalisasi, dan
guru memperteguh dengan nilai paparan (pertanyaan yang dijawab
apa yang telah dihasilkan/ditemukan).
 Siswa ditugaskan oleh guru untuk mencari kasus yang baru dan
membuktikan melalui proses yang pernah dilakukannya sebagai
penguatan sehingga pengalaman belajar dapat disimpan lebih lama.

Strategi pembelajaran yang dikemukakan masing-masing ahli berbeda tetapi


tujuannya sama yaitu agar tujuan pembelajaran dicapai dan materi
pembelajaran dapat diterima oleh siswa. De porter sebagai pakar Quantum
Learning menjelaskan strategi pembelajaran dengan teknik orkestrasi konteks
(Iatar) dan orkestrasi isi (materi). Kedua teknik ini tidak dipisahkan tetapi
harus dilaksanakan secara bersamaan.
- Orkestrasi Konteks
Strategi pembelajaran ini digunakan untuk terlaksananya proses
pembelajaran, meliputi:
 Penciptaan suasana kelas secara kondusif melalui pendekatan kepada
peserta didik seperti menjalin rasa simpati, rasa keterkaitan, rasa
saling membutuhkan dan siswa belajar secara rileks (tidak
tegang)/menyenangkan;
 Penataan ruang kelas disesuaikan dengan gaya belajar siswa (auditif,
visual dan kinestitik) sehingga penggunaan media, musik, dan
afirmasi dipilih secara hati-hati; dan
 Membangun komunitas belajar dengan, berlandaskan pada tujuan,
prosedur/aturan dan agenda kegiatan.
- Orkestrasi Isi
Strategi ini merupakan langkah menyajikan materi pembelajaran yang
dapat direncanakan oleh guru sehingga proses pelaksanaan pembelajaran
berhasil. Kegiatan yang harus direncanakan adalah:
 Penyajian prima
Artinya guru menyampaikan isi pelajaran dengan menggunakan
keterampilan mengajar mulai dari tahap pendahuluan, inti, dan
penutup. Selain itu kemampuan berkomunikasi baik verbal (volume,
kejelasan, kecepatan, jeda, tulisan) maupun nonverbal (ekspresi,
kontak mata, gerakan tubuh pakaian, posisi berdiri, cara bersolek)
sangat menentukan penyajian materi pembelajaran menjadi prima.
 Interaksi belajar mengajar secara elegan
Motivasi belajar, keterampilan belajar bagaimana belajar dan
keterampilan hidup dan kecakapan sosial harus dibangun pada saat
penyajian materi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa mencapai
tingkat penguasaan 90%.

Kedua format strategi pembelajaran ini dapat dimanfaatkan di dalam


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) karena aspek-aspek didalamnya
sangat detail. Demikian pula jenis strategi pembelajaran yang telah
dipaparkan di atas atau teori strategi pembelajaran dari ahli lain.
Di bawah ini adalah perbandingan dari tiga ahli yang mengemukakan jenis
strategi pembelajaran di atas.

Tabel Jenis Strategi Pembelajaran


Perceival & Ellington Gerlach & Ely De Porter
 Aktivitas  Aktivitas  Deduktif  Induktif  Suasana  Keteram
belajar belajar  Ceramah  Pemecahan belajar pilan
belum optimal  Guru masalah  Ruang mengajar
optimal  Tanggung adalah  Guru kelas  Komunik
 Tanggung jawab nara fasilitator  Komunit asi
jawab dilatih sumber pembelajar as belajar  Interaksi
kurang  Kebutuhan  Siswa pasif an belajar
dilatih / potensi  Sumber  Siswa aktif mengajar
 Kebutuhan individu belajar  Sumber
/  Kasus, terbatas belajar tak
potensi diskusi terbatas
individu kerja
kurang kelompok
dihargai  Tersedia
 Ceramah bahan
tanya jawab ajar/sumbe
 Nara r belajar
sumber
belajar
 Tatap muka
komunikasi

Joyce dan Weil mengemukakan model pembelajaran menjadi rumpun sosial,


rumpun proses informasi, rumpun personal dan rumpun sistem perilaku.
Dalam menerapkan rumpun pembelajaran tersebut, terdapat lima unsur
sebagai struktur yaitu:
 Sintaks, adalah urutan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan rumpun
pembelajaran dan hasil belajar yang akan dicapai;
 Sistem sosial, menggambarkan peran pembelajar dengan peserta didik
serta pola hubungan antara keduanya. Pembelajar dapat sebagai sumber
utama, fasilitator, tutor atau konselor. Siswa dapat berperan aktif, atau
dapat memperoleh kebebasan; selama proses pembelajaran berlangsung.
 Prinsip reaksi merupakan cara bagaimana pebelajar melihat peserta didik
dalam bentuk perilaku sesuai dengan rumpun pembelajaran yang
dipergunakan;
 Sistem bantuan, yaitu hal-hal yang akan membantu tercapainya tujuan
dengan menerapkan rumpun pembelajaran tertentu; dan
 Pengaruh pembelajaran dan pengaruh ikutan. Dikenal dengan istilah
instructional effect dan nurturant effect. Pengaruh pembelajaran adalah
pengaruh yang berlangsung dari kegiatan pembelajaran, sedangkan
pengaruh kegiatan adalah hasil simpangan dari kegiatan pembelajaran.

Sebagai contoh dikemukakan struktur tersebut dengan metode inkuiri


sebagai bagian dari rumpun proses informasi.
1) Sintaks
 Menghadapkan siswa pada masalah yang bersifat menantang, dan
menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar dan cara
penelitian.
 Siswa memeriksa hal-hal atau kejadian-kejadian yang masalah
berdasarkan sumber belajar yang dimilikinya, hipotesis sesuai dengan
variabel yang akan diteliti.
 Mengumpulkan data dan melakukan percobaan/pembuktian
hipotesis/ penelitian.
 Siswa menyusun analisis dari data yang telah dikumpulkan dan
menarik kesimpulan/membuat generalisasi.
 Siswa menuliskan laporan dan melaporkannya di kelas.

2) Sistem sosial
 Mengkondisikan belajar dengan situasi masalah.
 Menunjukkan perlunya penelitian untuk mengatasi masalah.
 Memberikan reaksi pada perilaku siswa dengan informasi yang tepat.
 Membantu siswa merumuskan inti masalah penelitian.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan
melaksanakan penelitian.

3) Prinsip reaksi
 Membantu siswa untuk bersedia menyelesaikan penelitian.
 Memelihara emosi siswa untuk dapat bersifat terbuka terhadap
informasi baru dari siswa lainnya.
 Mengendalikan proses penelitian sesuai dengan prosedur yang
sebenarnya.

4) Sistem bantuan
 Menyediakan bahan, dan sumber-sumber belajar.
 Informasi-informasi yang mendorong pentingnya penelitian berfungsi
sebagai penguatan seperti poster-poster, kata-kata yang bersifat
membangun chart proses penelitian.
 Dorongan guru sebagai fasilitator.

5) Pengaruh/dampak pembelajaran dan pengaruh/dampak ikutan


(pengiring)
 Terampil melaksanakan penelitian.
 Belajar aktif
 Terampil berkomunikasi secara tertulis dan lisan.
 Berpikir logis dan sistematis.
 Bersikap terbuka.
Ellington dan Perceival mengklasifikasikan teknik pembelajaran untuk
menyampaikan isi pelajaran menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1) Teknik pembelajaran massal
Merupakan cara-cara menyampaikan isi pelajaran yang dapat diterima
oleh banyak peserta didik dengan kondisi dan mutu pelajaran sebagai
teknik pembelajaran individual dan kelompok. Metode yang dapat
digunakan adalah metode kuliah dan ceramah, metode kerja praktek
metode penyajian film dan video, serta metode siaran pendidikan. Media
yang digunakan adalah media audio, media visual dan media audio
visual.

2) Teknik pembelajaran berkelompok


Merupakan cara-cara penyampaian isi pelajaran dengan
mengoptimalkan interaksi kelompok atau dinamika kelompok dan
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
peserta didik (menganalisis, menilai, mencipta). Metode yang digunakan
yaitu diskusi di bawah kontrol guru, diskusi singkat, tutorial, seminar,
proyek, permainan, stimulus dan studi kasus. Media yang dapat
digunakan adalah bahan ajar berbentuk tugas/proyek atau alat-alat
permainan/ simulasi.

3) Teknik pembelajaran individual


Merupakan cara penyampaian isi pelajaran yang bersifat fleksibel di
mana metode pembelajarannya dititikberatkan kepada berkurangnya
hambatan-hambatan institusional yang dialami peserta didik namun
kontrol belajar dapat setiap saat dapat dimonitor di tempat-tempat
belajarnya. Misalnya mahasiswa yang mengikuti program pendidikan
universitas, siswa yang mengikuti SMP/SMA Terbuka. Kemudahan
metode pembelajarannya dapat ditinjau dari sistem yang digunakan
yaitu berinduk pada lembaga, lokal dan belajar jarak jauh, sedangkan
peserta didik menggunakan metode belajar mandiri dan ditunjang
dengan bahan belajar mandiri yaitu bahan cetak, bahan audiovisual,
bahan yang berhubungan dengan komputer.

Bahan belajar didesain sebagai media pembelajaran individual, yaitu model,


atau modul yang dilengkapi dengan media audio visual atau media siaran,
media berbantuan komputer (CAI) untuk tutorial dan atau laboratorium.
Sebagai contoh adalah teknik pembelajaran kelompok yang dikemukakan
oleh Slavin dengan sebutan pembelajaran kooperatif. Di sini prosedur
pembelajaran dikategorikan menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
- Tahap persiapan
Pada tahap ini guru merencanakan keseluruhan kegiatan pembelajaran
yang dipersiapkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran
mencakup komponen materi pelajaran, teknik dan media pembelajaran
yang akan digunakan, latar pembelajaran mekanisme kontrol terhadap
kegiatan pembelajaran yang akan digunakan, dan alokasi waktu.
Rencana pelaksanaan pembelajaran disesuaikan tingkat satuan
pendidikan.

- Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga kegiatan yakni kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan
pendahuluan, guru memberikan gambaran ringkas tentang keseluruhan
isi bahan pelajaran yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang akan
dicapai(kompetensi dasar dan indikator) dan mekanisme pelaksanaan
pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru mulai mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil dan memberikan penugasan yang harus
dikerjakan secara kelompok. Kemudian guru menyajikan pokok-pokok
materi dan tugas-tugas yang harus diselesaikan secara kelompok.
Setelah mendapatkan penugasan, para siswa duduk berkelompok dan
mendengarkan penjelasan guru serta mulai mengerjakan tugas yang
diberikan. Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan tugas
khusus dari kelompok untuk diselesaikan dan kemudian disampaikan
dalam forum yang lebih luas. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, para siswa berkesempatan untuk memanfaatkan sumber-
sumber belajar yang tersedia di sekolah (misalnya mencari rujukan atau
materi yang perlu di perpustakaan, bertanya
kepada guru, berdiskusi dengan teman kelompok, dan sebagainya).
Guru selama proses ini berlangsung bertindak sebagai fasilitator dan
memberikan bantuan dan kemudahan kepada siswa untuk bekerja.
Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan, kemudian
diadakan panel hasil kelompok. Wakil dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil kelompoknya (turnament) kepada seluruh kelas
dan kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan koreksi,
sanggahan, kritik atau masukan-masukan yang perlu demi perbaikan.
Pemilihan wakil kelompok tidak ditentukan oleh kelompok tetapi oleh
guru yang dilakukan secara acak atau melalui undian. Ini dimaksudkan
agar semua siswa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan tidak
menggantungkan harapannya pada siswa tertentu. Selama panel ini
berlangsung, guru membuat penilaian terhadap kinerja kelompok
berdasarkan kinerja yang diperlihatkan anggota-anggota kelompok
selama panel.
Kegiatan penutup berisi rangkuman dan tindak lanjut untuk kegiatan
berikutnya. Kuis dapat berbentuk individual, teka teki silang, atau kerja
kelompok.

- Tahap evaluasi
Evaluasi dilakukan secara berkala pada setiap pergantian pokok bahasan.
Pada tahap ini dilakukan evaluasi secara menyeluruh baik terhadap
proses maupun hasil yang dicapai. Bobot evaluasi hendaknya diberikan
lebih besar kepada aktivitas kelompok. Dengan kata lain, evaluasi
dilakukan berdasarkan kinerja kelompok secara keseluruhan, bukan
berdasarkan kinerja siswa secara individual. Meskipun pada akhirnya tes
akan diberikan secara individual dalam bentuk ujian akhir dan nilai
siswa itu bersifat individual, namun bobot tes untuk kelompok. Ini
dimaksudkan untuk mendorong para siswa agar senantiasa terlibat
dalam proses kelompoknya dan berkompetisi dengan kelompok lain.

Contoh lainnya adalah seorang guru yang merencanakan strategi


pembelajaran dengan metode studi lapangan. Langkah pembelajaran
yang harus dilakukannya adalah sebagai berikut.
1) Persiapan
 Merumuskan tujuan studi lapangan.
 Menentukan lokasi, waktu dan pembimbing.
 Mengkondisikan pengetahuan/keterampilan siswa di lapangan.
 Menyiapkan instrumen dan bahan lainnya.

2) Pelaksanaan
 Menginformasikan tujuan studi lapangan.
 Membagikan bahan tugas dan instrumen.
 Mengobseruasi ke lapangan.
 Memonitoring kesulitan yang dialami siswa.
 Menyusun laporan.
 Mempresentasikan laporan.

3) Penutup
 Memberi umpan batik.
Tabel Strategi Pembelajaran Beberapa Ahli

Tujuan dari
Ide Sintesis Kreasi
ahli
 Gagne  Peristiwa 1. Persiapan
 Dick Carey pembelajaran 2. Pelaksanaan
 Joyce & Weil  Strategi 3. Evaluasi
pembelajaran
 Slavin
 Model
pembelajaran
 Pembelajaran
kooperatif

Rencana pengembangan strategi pembelajaran dapat pula menggunakan satu


teori dari ahli yang bersifat operasional yang dikemukakan Atwi Suparman,
dan dapat digunakan untuk tingkat perencanaan pembelajaran mikro (RPP).
Sedangkan untuk komponen metode, media dan waktu dapat digunakan
untuk tingkat perencanaan pembelajaran makro (silabus). Rencana
pengembangan pembelajaran dibuat dalam bentuk bagan beserta contohnya
sebagai berikut:
Tabel Bagan Strategi Instruksional
Urutan Kegiatan Instruksional Metode Media Waktu
Deskripsi Singkat:
Pendahuluan Relevensi:
TIK:
Uraian:
Penyajian Contoh:
Latihan:
Tes Formatif:
Penutup Umpan Balik
Tindak Lanjut.

Sedangkan komponen metode dan media dijelaskan seperti tabel


di bawah ini.
Tabel Bagan Hubungan antara Metode dan Kemampuan
yang akan Dicapai
No Metode Kemampuan dalam TIK
1 Ceramah Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur
2 Dokumentasi Melakukan suatu keterampilan berdasarkan standar
prosedur tertentu.
3 Penampilan Melakukan suatu keterampilan
4 Diskusi Menganalisis/memecahkan masalah
5 Studi Mandiri Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensistensi
/mengevaluasi/ melakukan sesuatu baik yang
bersifat kognitif, psikomotorik.
6 Kegiatan Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur
Instruksional
terprogram
7 Latihan Melakukan suatu keterampilan
dengan teman
8 Simulasi Menjelaskan, menerapkan dan menganalisis suatu
konsep dan prinsip
9 Sumbang Menjelaskan/menerapkan/menganalisis konsep,
saran prinsip, dan prosedur tertentu
10 Studi kasus Menganalisis/memecahkan masalah
11 Computer Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensistesis
Assisted /
Learning mengevaluasi/melakukan
12 Insiden Menganalisis/memecahkan masalah
13 Praktikum Melakukan suatu keterampilan
14 Proyek Melakukan sesuatu/menyusun laporan suatu
kegiatan
15 Bermain peran Menerapkan suatu konsep, prinsip, atau prosedur
16 Seminar Menganalisis/memecahkan masalah
17 Simposium Menganalisis masalah
18 Tutorial Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu
konsep atau prinsip
19 Deduktif Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu
konsep. Prinsip, prosedur
20 Induktif Mensistesis suatu konsep, prinsip, atau perilaku
Berdasarkan teori tersebut maka guru sebagai perencana pembelajaran dapat
mengkreasikan semua komponen strategi pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan situasi belajar yang ada.

d) Evaluasi Pembelajaran
Kata evaluasi pada tulisan ini diidentikkan dengan kata penilaian yaitu
proses kegiatan mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian tujuan.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai peserta didik setelah
diberikan perlakuan dengan alat ukur tertentu. Kemampuan tersebut
meliputi:
- Kemampuan berpikir (cognitive) terdiri dari mengingat (C-1),
mengerti(C-2), memahami (C-3), menganalisis (C-4), menilai (C-5) dan
mencipta (C-6);
- Kemampuan mengadopsi suatu nilai dan sikap (Affective) terdiri dari
menerima
(A-1), menanggapi (A-2), menghargai (A-3),
mengorganisasikan/mengatur diri (A-4), dan mengamalkan/menjadikan
pola hidup (A-5); dan
- Kemampuan gerakan otot (psychomotor) terdiri dari meniru (p-1),
menerapkan/menggunakan/manipulasi (p-2), memantapkan/ ketepatan
(p-3), merangkai/artikulasi (p-4) dan naturalisasi (P-5).

Berdasarkan paparan di atas maka evaluasi pembelajaran adalah proses


kegiatan mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kemampuan
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
definisi yang dikemukakan oleh perceivat dan Ellington: penilaian
pembelajaran siswa adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur tingkat
pencapaian siswa dalam belajar yang diperoleh melalui penerapan program
pengajaran tertentu dalam tempo yang relatif pendek (singkat). Definisi ini
sejalan dengan pasal 20 dan pasal 22 ayat 1 pada Peraturan pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 yang mengatur tentang penilaian
pembelajaran oleh pendidik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai.
Implikasi dari definisi ini adalah evaluasi/penilaian pembelajaran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran,
sehingga harus relevan dengan tujuan yang akan dicapai.

Pada perkembangan kurikulum yang berjalan sekarang (KTSP) maka rencana


penilaian pembelajaran harus berdasarkan kemampuan minimal yang dapat
dilakukan atau ditampilkan siswa. Dengan demikian, pendekatan penilaian
yang tepat adalah penilaian Acuan Kriteria/Patokan (PAP).
Konsekuensi PAP adalah siswa dinyatakan berhasil apabila telah mencapai
batas kelulusan dari perilaku (indikator/kriteria unjuk kerja) yang telah
ditetapkan.

TPK/Sub
Kompetensi/ Penilaian
Kompetensi
Khusus/
Kompetensi
Dasar

Batas lulus
minimal
60% - 100%

Indikator/ Pengukuran Tes/


Kriteria Unjuk Non Tes
Kerja

Gambar Proses Penilaian Pembelajaran

Jenis tagihan dapat ditinjau dari aspek tugas individu atau tugas kelompok,
aspek proses atau produk aspek lingkup penilaian formatif, sub sumatif atau
sumatif, aspek ulangan harian; serta ulangan umum bersama semester atau
ujian akhir.
Tagihan adalah apa yang harus dilakukan/dikerjakan siswa atau perilaku
siswa yang akan diukur, dengan menggunakan berbagai alat penilaian.
Dalam hal ini Suharsimi menyebut dengan istilah obyek evaluasi.
Berbagai alat penilaian di bawah ini dapat digunakan dalam membantu
realisasi pengukuran tagihan seperti yang dikemukakan Depdiknas dalam
Sistem Penilaian Kelas.
1) Penilaian Tertulis
- Menggunakan tes tertulis dengan ragam soal kemampuan kognitif dan
pengetahuan keterampilan berbentuk pilihan ganda, benar-salah,
uraian atau lainnya.
- Butir soal adalah pertanyaan, pernyataan atau tugas-tugas yang harus
dilakukan.

2) Penilaian Penampilan/Kinerja
- Menggunakan tes praktik dengan ragam soal kemampuan
aplikasi/keterampilan berbentuk rating scale atau checklist.
- Butir soal adalah kinerja/perbuatan yang didemonstrasikan oleh
siswa.
Misal:
 Siswa diminta untuk berpidato dengan kemampuan ekpresifisik,
suara dan verbal.
 Siswa diminta untuk berpidato dengan sistematika membuka,
menyajikan dan menutup.

3) Penilaian Portofolio
- Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan hasil kerja
dalam waktu tertentu melalui penilaian diri dan kuesioner.
- Butir soaladalah dokumen/hasil kerja siswa/koleksi pekerjaan yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran. penilaiannya dapat dibedakan
dari portofolio kerja, portofolio dokumentasi, dan portofolio
pertunjukkan

4) Penilaian Sikap
- Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan siswa dalam
menilai terhadap objek, orang atau masalah tertentu. Kemampuan, ini,
terdiri dari afeksi.(perasaan), kognisi (kepercayaan/keyakinan) dan
konasi (kecenderungan berbuat). Alat penilaiannya adalah skala sikap
dari Likert, observasi (daftar cek).
- Butir soal adalah perilaku afeksi, kognisis, atau konasi (dapat berdiri
sendiri atau gabungan).
Misal:
Kebijakan tentang pembuangan sampah dengan kompetensi siswa
mampu menerima peraturan kesehatan lingkungan.

Penilaian proses dan hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur tingkat


penguasaan siswa terhadap perilaku yang tercantum dalam indikator.
Menurut Depdiknas untuk merencanakan penilaiannya harus diperhatikan
prinsip-prinsip berikut ini.
o Mengacu kepada kompetensi.
o Menggunakan acuan kriteria (standar kelulusan belajar mengajar/SKBM).
o Bersifat holistik mencakup aspek kognitif, afektif dan psimotorik.
o Kegiatan penilaian merupakan proses yang berkelanjutan.
o Membangun rasa keingintahuan siswa terhadap kemampuan dirinya.
o Menggali informasi melalui berbagai tagihan (alat) ukur yang harus
ditempuh oleh siswa
o Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa untuk digunakan sebagai
bahan umpan balik.

Rowntree mengemukakan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar harus


memenuhi ketentuan:
- Validitas (Kesahihan)
Kesesuaian pengukuran (pertanyaan, tes, atau alat ukur lainnya) dengan
tujuan penilaian dan perilaku yang akan dicapai.
- Reliabilitas (Keterandalan)
Suatu ukuran konsistensi dari alat ukur menunjukkan hasil yang sarna
dari kondisi yang berbeda (setara untuk diperbandingkan).
- Dapat Diterapkan (praktis)
Penilaian memungkinkan untuk dilaksanakan, sehingga alat
ukur/tagihan yang diminta kepada siswa realistis.
- Manfaat dan Kewajaran
Penilaian harus mencerminkan tingkat ketepatan perilaku (wajar) dan
memberikan masukan tentang keadaan dirinya dan mendorong siswa
untuk terus memacu dirinya berprestasi di kelas.

Sedangkan langkah-langkah untuk merancang penilaian hasil belajar sebagai


komponen perencanaan pembelajaran, yang diadopsi dari Dick dan Carey
adalah sebagai berikut.
 Menentukan maksud penilaian hasil belajar.
 Membuat tabel spesifikasi untuk menjabarkan proporsi alat ukur.
Misal:

Kompetensi Jenis Tagihan


Indikator Jumlah
Dasar Tes Portofolio
 Menulis butir-butir alat ukur dilengkapi dengan petunjuk sesuai dengan
jenis tagihan yang telah direncanakan
 Menuliskan kunci jawaban atau rambu-rambu kunci jawaban untuk alat
ukur nontes.
 Merencanakan skor dan nilai masing-masing alat ukur yang digunakan
sebagai informasi kemajuan hasil belajar siswa baik dalam bentuk
kuantitatif maupun kualitatif.

Langkah-langkah di atas dapat dilakukan guru pada perencanaan


pembelajaran tingkat mikro (RPP/rencana pelaksanaan pembelajaran).
Sedangkan untuk tingkat mata pelajaran/tema yaitu di dalam silabus cukup
menuliskan jenis tagihannya dan alat penilaiannya.

e) Prosedur Pengembangan Silabus


Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke


dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi dan penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
- Apakah kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam
standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok
- Bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam kegiatan
pembelajaran beserta alokasi waktu dan alat/sumber belajar yang
diperlukan; dan
- Bagaimana mengetahui pencapaian kompetensi yang ditandai dengan
penyusunan indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek
yang dinilai.

Penyusunan silabus harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:


 Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
 Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi
dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spiritual peserta didik
 Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional
dalam mencapai kompetensi.
 Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
 Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian cukup menunjang pencapaian kompetensi dasar.
 Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan
seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
 Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
 Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).

Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini:


- Identifikasi
Berisi identifikasi satuan pendidikan, kelas, semester dan mata pelajaran
yang akan dikembangkan silabusnya
- Standar Kompetensi
Merupakan cuplikan dari standar isi tentang kompetensi siswa yang
akan dicapai.
- Kompetensi Dasar
Merupakan cuplikan dari standar isi tentang kompetensi dasar siswa
yang akan dicapai dari beberapa unit pembelajaran.
- Materi Pokok
Berisi materi pokok (konsep, fakta, prinsip, prosedur) yang akan
dipelajari untuk mencapai kompetensi dasar.
- Indikator
Rumusan penanda ketercakapan tujuan pembelajaran berupa kompetensi
yang lebih khusus.
- Kegiatan Pembelajaran
Merupakan aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran untuk
mencapai indikator keberhasilan belajar.
- Penilaian
Jenis-jenis penilaian yang akan dilakukan untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran baik tes maupun non tes.
- Alokasi Waktu
Durasi pembelajaran selama pertemuan berlangsung untuk materi dan
indikator yang telah ditentukan, termasuk alokasi waktu penilaian yang
terintegrasi dengan pembelajaran.
- Sumber/Bahan/Alat
Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dicantumkan disini
disertai bahan dan yang digunakan, misal antara lain: buku teks, alat,
nara sumber.

Silabus merupakan bagian terintegrasi dari KTSP dan merupakan dokumen


bagi guru dalam merencanakan berdasarkan Standar Isi yang tercantum
dalam Pemendiknas Nomor 20 tahun 2006. Pengembangan silabus dapat
mengikuti format sesuai dengan keperluan dengan tidak mengurangi
komponen-komponen penting dari silabus yang telah dibahas dalam modul.
Format silabus memiliki dua komponen identitas dan komponen
pengembangan (pokok). Ada tiga bentuk format silabus yang dapat dipilih,
yaitu:
a. Contoh Format Matrik 1
SILABUS
Nama Sekolah : ………………………………………….
Mata Pelajaran : ………………………………………….
Komponen identitas
Kelas/Semester : ………………………………………….
Standar Kompetensi : ………………………………………….
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Sumber
Indikator Penilaian
Dasar Pokok Pembelajaran Waktu Bahan/Alat
…… …… …… …… …… …… ……

Komponen pengembangan/pokok

b. Format Matrik 2
SILABUS
Nama Sekolah : ………………………………………….
Komponen identitas
Mata Pelajaran : ………………………………………….
Kelas/Semester : ………………………………………….

Sumbe
Standar Kompete Kegiatan
Materi Alokasi r
Kompete nsi Indikator Pembelaja Penilaian
Pokok Waktu Bahan/
nsi Dasar ran
Alat
…… …… …… …… …… …… ……

Komponen pengembangan/pokok

c. Farmat Naratif
SILABUS
Nama Sekolah : ………………………………………….
Mata Pelajaran : ………………………………………….
Komponen identitas

Kelas/Semester : ………………………………………….

1. Standar Kompetensi : ….
2. Kompetensi Dasar : ….

Komponen pengembangan/pokok
3. Materi Pokok : ….
4. Indikator : ….
5. Kegiatan Pembelajaran :….
6. Penilaian : ….
7. Alokasi Waktu :….
8. Sumber/Bahan/Alat :….

Komponen pengembangan/pokok pengembangan silabus dengan


pendekatan mata pelajaran disusun melalui tahapan berikut:
- Mengisi Kolom Identitas
Identifikasi adalah sesuatu yang akan diuraikan atau penanda silabus,
seperti nama sekolah, maka pelajaran, kelas/semester. Penyusun silabus
mengisi sesuai dengan identifikasi pada format yang diberikan, Contoh:

SILABUS

Nama Sekolah : SMA


Mata Pelajaran : Geografi Kompetensi identitas

Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : …..
- Menulis dan mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Sebelum menuliskan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD) terlebih dahulu mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
 Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di
S1
 Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran;
 Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata pelajaran.

SILABUS
Contoh:
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi

Sumber
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi /Bahan/
Indikator Penilaian
Dasar Pokok Pembelajaran Waktu
Alat
2.1...Mendeskrip
sikan jagad
raya dan
tata surya

- Mengidentifikasi Materi Pokok


Dalam mengidentifikasi materi pokok harus dipertimbangkan:
 Potensi peserta didik
 relevansi dengan karakteristik daerah,
 tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual peserta didik;
 kebermanfaatan bagi peserta didik;
 struktur keilmuan;
 aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
 relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
dan
 alokasi waktu yang tersedia

Selain itu juga harus memperhatikan:


 Tingkat keahlian (valid): materinya teruji kebenaran dan kesahihannya.
 Tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang
benar-benar diperlukan oleh siswa.
 Kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya.
 Layak dipelajari (leam ability): materi layak dipelajari baik dari aspek
tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi
setempat.
 Menarik minat (interest): materinya menarik minat siswa dan
memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.
Contoh:
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi
Kegiatan Sumber
Kompetensi Materi Alokasi
Pembe Indikator Penilaian /Bahan/
Dasar Pokok Waktu
lajaran Alat
2.1...Mendeskrip Proses
sikan jagad terjadinya
raya dan tata surya
tata surya

- Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup :
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, maka
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam
kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Kriteria indikator:
 Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa
 Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
 Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills)
 Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh
(kognitif, afektif, dan psikomotor).
 Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan
 Dapat diukur/dapat dikuantifikasi
 Memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional
 Menggunakan kata kerja operasional (terlampir)
 Tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).

- Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta
didik, peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman
belajar dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik"
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan


pembelajaran adalah sebagai berikut:
 Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada
para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional.
 Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
diajukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
 Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki
konsep materi pembelajaran.
 Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur pendiri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
 Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan
kompetensi dasar secara utuh.

- Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian untuk memperoleh menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian
pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
prosentase pemenuhan indikator. Berdasarkan pada PP Nomor 19 tahun
2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas. Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan
non tes. Penilaian dengan tes bentuk tertulis, lisan dan perbuatan
(praktik). Adapun penilaian dengan non tes dapat dilakukan dengan
pengamatan, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,
proyek dan/atau produk" Dalam rangka mendukung pelaksanaan
penilaian yang bermakna dapat dilengkapi portofolio untuk masing-
masing anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah
sebagai berikut:
 Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
 Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
 Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar
yang telah dikuasai dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan peserta didik,
 Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya, program
remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah
kriteria ketuntasan minimal, dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
 Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil observasi lapangan yang
berupa informasi yang dibutuhkan.
 Penilaian dapat dilakukan secara: Tes tertulis, lisan, unjuk kerja,
penugasan, produk, kinerja, dan pengamatan.
Bentuk instrumen penilaian dipilih sesuai dengan teknik/jenis
penilaiannya. Beberapa contoh bentuk instrumen penilaian yang dapat
dipilih sebagai berikut:
No Teknik/jenis Bentuk Instrumen
1 Tes Tertulis  Tes isian
 Tes uraian
 Tes Pilihan Ganda
 Menjodohkan
 Jawaban singkat
 Benar-Salah
 Dan lain-lain
2 Tes Lisan  Daftar pertanyaan
3 Tes Perbuatan (Unjuk Kerja)  Tes identifikasi
 Tes Simulasi
 Uji petik kerja produk
 Uji petik kerja prosedur
4 Penugasan  Tugas rumah
 Tugas proyek
5 Observasi  Lembar observasi
6 Wawancara  Pedoman wawancara
7 Portofolio  Dokumen pekerjaan, karya,
prestasi siswa

- Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman,
tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar" Alokasi
waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu
rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang beragam. Alokasi waktu termasuk alokasi penilaian yang
terintegrasi dalam pembelajaran.

- Menentukan Sumber Belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Contoh :
Silabus untuk SMA Geografi
Nama : SMK “X”
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : Siswa SMA “X” Kelas XI Semester 1 Memahami sejarah pembentukan Bumi

Kompetensi Kegiatan Alokasi Sumber/


Materi Pokok Indikator Penilaian
Dasar Pembelajaran Waktu Bahan/Alat
2.1. Mendeskrip-sikan  Pengertian Jagat  Mendeskripsikan pengertian  Menjelaskan pengertian  Tertulis 2 X 45  Buku sumber
jagat raya dan tata surya Raya Jagat Raya Jagat Raya dari beberapa  Diskusi menit  Buku penunjang
 Pandangan  Menjelaskan pandangan referensi lain
 Tes uraian
Manusia tentang manusia mengenai Jagat Raya  Secara kelompok,  OHP/Slide
Jagat Raya mendiskusikan tentang Proyektor
pandangan manusia
 Gambar proses
mengenai Jagat Raya
pembentukan
Jagat Raya
 Internet

Mengetahui Jakarta, ………………………….

Kepala SMA “X” Guru Yang Bersangkutan

____________________ ______________________
f) Prosedur Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai KD. setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP terdiri dari:


- Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah
pertemuan.
- Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau
semester pada suatu mata pelajaran.
- Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
- Indikator pencapaian kompetensi
Indikator pencapaian adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
- Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
- Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi.
- Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar.
- Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran indikator yang telah ditetapkan.
Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi
peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi
yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan
pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai
kelas 3 SD/MI.
- Kegiatan pembelajaran
1) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
2) Inti
Kegiatan inti merupakan pembelajaran untuk mencapai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
secara sistematis melalui proses eksplorasi, elobarasi, dan konfirmasi.
3) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindak lanjut.

- Penilaian hasil belajar


Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan
dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar
Penilaian.
- Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi

Dalam penyusunan RPP prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah:


- Perbedaan individu peserta didik
- RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin,
kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
- Mendorong partisipasi aktif peserta didik
- Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan
- Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran
dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai tulisan.
- Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
- RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remedi.
- Keterkaitan dan keterpaduan
- RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara
SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
- Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
- RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi.

2. Desain Materi Pembelajaran


Objek formal dalam teknologi pembelajaran adalah masalah belajar. Salah satu
alternatif pemecahannya dalam definisi teknologi pendidikan menurut AECT
(1977) menggunakan sumber belajar sebagai komponen sistem pembelajaran
yang lengkap. Artinya sumber belajar yang dipilih, dirancang dan atau
dimanfaatkan tidak dapat terlepas dari silabus dan RPP yang telah Anda
rancang. Guru perlu mempersiapkan sumber pustaka untuk mengembangkan
materi pembelajarannya baik melalui perpustakaan maupun internet.

Perangkat bahan ajar modul dan LKS ini disusun, sejalan dengan kondisi satuan
pendidikan dari berbagai aspek yang berbeda, sehingga modul dan LKS harus
disusun oleh guru.

Pengembangan bahan ajar diarahkan untuk meningkatkan kualitas pemahaman


diri siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa
diarahkan kepada kemampuan belajar mandiri siswa dalam mencapai tujuan
belajarnya. Di bawah ini akan dijelaskan pengembangan bahan ajar modul dan
LKS. Untuk mempermudah Anda dalam mengikuti kegiatan belajar ini pelajari
kembali komponen-komponen desain sistem pembelajaran.

Sumber belajar bahan (perangkat lunak) modul dan LKS merupakan satu
kesatuan dengan desain pembelajaran yang Anda kembangkan. Sebagai sistem
pembelajaran, bahan ajar yang akan dikembangkan saling terkait dengan
komponen lain dalam berproses mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Ketiadaan komponen sumber belajar bahan akan mengakibatkan kegagalan
dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Pengembangan sumber belajar bahan yang dirancang oleh guru terkait dengan
pengolahan isi pelajaran dan aktivitas belajar siswa. Pengolahan isi pelajaran
atau pengetahuan yang akan dipelajari siswa dapat dirancang dalam bentuk
bahan ajar modul dan lembar kerja siswa (LKS).

Bahan ajar adalah isi pelajaran dari suatu bidang ilmu yang disajikan dan
dikemas dalam bentuk cetak atau non cetak. Bahan ajar seperti modul dan LKS
yang sengaja dirancang sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dilakukan melalui tahap perancangan dan tahap pengembangan
materi. Tahap produksi evaluasi dapat dilakukan oleh pihak lain (tenaga
khusus). Tahap perancangan, guru harus menyusun garis besar isi modul dari
jabaran isi modul/LKS. Sedangkan tahap pengembangan, guru harus
mengimplementasikan jabaran isi modul/LKS sesuai sistematika penulisan dan
prinsip-prinsip yang berkaitan dengan keakuratan disiplin ilmu pengetahuan,
bahasa dan ilustrasi.
a) Pengembangan Bahan Ajar Modul
Modul dalam kawasan teknologi pembelajaran merupakan sumber belajar
teknologi cetak. Sumber belajar ini berfungsi sebagai upaya interaksi peseta
didik dengan modul sehingga dapat terjadi perubahan perilaku. Dengan
demikian siswa berinteraksi secara tidak langsung dengan guru melalui
bahan ajar yang dikembangkan sehingga dapat membuat siswa belajar.
Pengembangan modul berbeda dengan LKS dari aspek komponen, fisik dan
gaya bahasa. Bahasa yang digunakan lebih komunikatif, seolah-olah guru
hadir di kelas dan siswa memperhatikannya. Modul merupakan kelengkapan
dari buku teks, karena digunakan untuk keperluan belajar secara mandiri
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Sebelum modul dikembangkan, guru
perlu merancang terlebih dahulu garis besar isi modul. Garis besar isi modul
dan jabaran isi modul merupakan acuan guru dalam mengembangkan isi
modul.
- Garis Besar Isi Modul dan Jabaran Isi Modul (GBIM dan JIM)
Langkah pertama dari pengembangan modul, pola pikir Anda tidak boleh
terlepas dari bagaimana Anda melakukan pengembangan tujuan
pembelajaran, mengembangkan materi pembelajaran dan menentukan
pengalaman belajar. Hal-hal yang sudah Anda lakukan pada kegiatan
belajar 1 akan mempermudah penyusunan GBIM dan JIM.

Garis Besar Isi Modul merupakan acuan isi materi yang akan dijabarkan
dan disusun dalam bentuk matriks. Komponen-komponennya terdiri dari
identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
materi, metode, media, waktu, tes dan pustaka. Komponen-komponen ini
dikembangkan tidak berbeda dengan silabus. Yang berbeda hanya pada
bagian tes karena fungsi tes untuk menilai sejauh mana penguasaan siswa
terhadap isi modul. Keterkaitan antara komponen harus diperhatikan.

Langkah-langkah penyusunannya GBIM adalah sebagai berikut:


1) Menuliskan identitas mata pelajaran sama seperti dalam silabus
2) Mengidentifikasi standar kompetensi, dan kompetensi dasar dari
standar isi
3) Menuliskan indikator berdasarkan analisis pembelajaran yang telah
Anda lakukan, mulai dari indikator yang paling.
4) Menuliskan materi pokok dan sub materi pokok.
5) Menentukan metode dan media yang diperlukan untuk pengembangan
isi pelajaran.
6) Menentukan alokasi waktu yang harus digunakan siswa dalam
mempelajarinya. Selain itu harus diperhatikan tingkat kesulitan materi
dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa.
7) Menentukan evaluasi yang akan dikembangkan (latihan dan tes
formatif)
8) Menuliskan sumber pustaka untuk mengembangkan materi.

Tujuh langkah GBIM tersebut dituliskan dalam bentuk matriks.


Contoh:
GARIS BESAR ISI MODUL (GBIM)

Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Standar Kompetensi :

Materi
Pokok dan
Kompetensi Tes Sumber
Indikator Sub Metode Media Waktu
Dasar Evaluasi Pustaka
Materi
Pokok
1. 1.1 1 2 jam 1. Latihan 1.
pelaja
1.2 1.1 2. Tes 2.
ran
f
1.2 3.
o
4. r
m
5.
a
t
i
f

Berdasarkan GBIM, selanjutnya guru perlu membuat jabaran isi modul


(JIM) dalam bentuk matriks. Pada JIM harus dituliskan uraian materi
esensial dari tiap sub materi pokok dan butir-butir evaluasinya baik untuk
latihan atau tes formatif. Selain itu nomor kegiatan belajar dan judul
modul juga dilengkapi.
Contoh:

JABARAN ISI MODUL

Mata Pelajaran : .......................................................................................


Kelas / Semester : .......................................................................................
Standar Kompetensi ....................................................................................... :
.......................................................................................

.......................................................................................

Materi
Nomor Evaluasi
Judul Kompetensi Pokok dan Uraian
Kegiatan (Butir-
Modul Dasar Sub Materi (Materi Esensial)
Belajar butir)
Pokok
1 Tata surya Mendeskrpsikan 1. 1.1 Latihan :
dan jagad jagad raya dan
1.1
raya tata surya
1.2
1.2 Tes
formatif 1:

b) Pengembangan Isi Modul


Tahap pengembangan isi modul yang harus diperhatikan oleh guru adalah
sistematika modul dan prinsip mengembangkan bagian-bagian modul
(Sitepu, 2006, h. 110-116).
Modul belajar mandiri terdiri atas tiga bagian utama. Bagian awal modul
berisi pendahuluan, bagian inti berisi bahan pelajaran, dan bagian akhir
modul berisi tes sumatif.
- Bagian Awal memberikan informasi umum tentang bahan pelajaran,
kegunaan, tujuan pembelajaran umum, susunan dan keterkaitan antar
judul modul bahan pendukung lainnya, dan petunjuk untuk mempelajari
bahan pelajaran.
- Bagian Inti terdiri atas unit-unit pelajaran. Masing-masing unit terdiri
atas pendahuluan, kegiatan belajar, dan daftar pustaka.
 Pendahuluan berisi cakupan materi (deskripsi singkat), tujuan
pembelajaran khusus, perilaku/kemampuan awal, manfaat, dan
urutan pokok bahasan secara logis, dan petunjuk belajar/cara
mempelajari modul.
 Kegiatan belajar mencakup uraian bahan pelajaran, contoh-contoh,
latihan, rangkuman, tes formarif dan kunci jawaban.
 Daftar pustaka berisi daftar sumber dan bacaan yang dapat
dipergunakan pemelajar untuk memperkaya isi pokok bahasan.
- Bagian Akhir berisi penutup modul, tes sumatif, glosarium, dan
lampiran-lampiran yang terkait dengan isi modul.

Bahan belajar mandiri dikembangkan dengan prinsip bahwa i bahan


pelajaran itu:
1. memberikan tuntunan,
2. membangkitkan motivasi belajar,
3. menimbulkan rasa ingin tahu,
4. memacu,
5. mengingatkan,
6. menanyakan,
7. memberikan umpan balik,
8. mengevaluasi hasil dan kemajuan belajar,
9. memberikan bantuan remedial, dan
10. memberikan pengayaan.

- Bagian Awal
Penyusunan dan pengembangan bagian awal dilakukan dengan langkah-
langkah berikut.
a. Memberikan penjelasan umum tentang isi bahan pelajaran secara
keseluruhan sehingga memberikan gambaran tentang hal-hal yang
akan dipelajari serta kedalaman dan keluasan bahasannya.
b. Apabila diperlukan, disebutkan perilaku/pengetahuan awal yang
perlu dimiliki pemelajar sebelum mempelajari bahan pelajaran itu.
c. Menyebutkan manfaat bahan pelajaran itu bagi pemelajar. Manfaat
yang dimaksud termasuk untuk belajar lebih lanjut dan/atau dalam
melakukan tugas profesional atau dalam kehidupan sehari-hari.
d. Menguraikan tujuan umum bahan pelajaran secara jelas yang
menggambarkan kompetensi yang akan diperoleh.
e. Menggambarkan peta konsep bahan pelajaran secara lengkap
sehingga terlihat hubungan antar konsep.
f. Memberikan petunjuk dan langkah-langkah yang operasional
bagaimana cara menggunakan dan mempelajari bahan pelajaran itu
sehingga membantu dan memudahkan pemelajar mempelajari dan
menguasai bahan pelajaran itu. Dalam petunjuk ini hendaknya pula
diberitahu bagaimana cara mengerjakan tugas, latihan, dan tes serta
cara menggunakan kunci jawaban yang disediakan.

Oleh karena bagian awal ini merupakan pembukaan kegiatan belajar,


maka dalam menyusun dan mengembangkan isi bahan awal ini
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.

a. Disusun secara sistematis dan mudah dipahami.


b. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pemelajar.
c. Enak dibaca dan menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin membacanya
lebih lanjut.

- Bagian Inti
Bagian inti disusun dalam bentuk unit-unit pelajaran yang masing-masing
berdiri sendiri. Masing-masing unit diberi judul dan terdiri atas
pendahuluan, kegiatan belajar dan daftar pustaka.
a. Pendahuluan
Pendahuluan disusun dengan cara berikut.
1) Menyebutkan cakupan bahan pelajaran dalam unit yang
bersangkutan. Cakupan itu meliputi materi pokok, teori, dan
konsep yang akan dipelajari.
2) Menjelaskan hubungan antara bahan pelajaran yang bersangkutan
dengan bahan pelajaran pada unit sebelumnya
3) Menyebutkan manfaat mempelajari dan menguasai bahan
pelajaran dalam unit yang bersangkutan.
4) Menyebutkan secara operasional dan terukur kompetensi yang
akan diperoleh dengan mempelajari bahan pelajaran dalam unit
yang bersangkutan. Kompetensi yang dimaksud dinyatakan
dalam rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK/TIK) yang
memuat unsur sasaran (audience), perilaku (behavior), kondisi
(condition), dan tingkatan (degree)
5) Bila perlu, menyebutkan kemampuan/perilaku awal yang perlu
dimiliki pembelajar sebelum mempelajari unit tertentu.
6) Menjelaskan cara mempelajari bahan pelajaran termasuk cara
menggunakan media yang melengkapi (kalau ada) dan sumber-
sumber belajar lain yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan penguasaan pemelajar atas bahan pelajaran.

b. Kegiatan belajar.
Kegiatan belajar memuat uraian yang merupakan bahan pelajaran
untuk unit yang bersangkutan. Kegiatan belajar ini disajikan dalam
bentuk uraian, contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci
jawaban.

Uraian bahan pelajaran dilakukan dengan cara berikut.


1) Menguraikan konsep-konsep dan teori-teori yang sesuai untuk
mencapai tujuan pembelajaran khusus (TPK).
2) Menyusun urutan konsep-konsep dan teori-teori secara sistematis,
mudah dipahami, serta sesuai dengan teori belajar dan
membelajarkan.
3) Memperjelas konsep-konsep dengan teori-teori, contoh-contoh
dan/atau ilustrasi seperti gambar, grafik, atau tabel.

Dalam menyusun dan mengembangkan bahan kegiatan belajar hendaknya


memperhatikan hal-hal berikut.
i. Strategi, metode, dan teknik pembelajaran memperhatikan
karakteristik pemelajar serta karakteristik bahan pelajaran.
ii. Teknik penyajian informasi dalam bentuk naratif, deskriptif, eksposisi,
dedukatif, induktif, ekplanasi, atau argumentasi bergantung pada
tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bahan pelajaran.
iii. Organisasi bahan pelajaran dibuat dengan ukuran dan susunan yang
sistematis dan logis sehingga memudahkan pemelajar melihat kaitan
antar bab dengan sub-bab, dan paragraf secara jelas.
iv. Uraian menumbuhkan atau meningkatkan motivasi pemelajar untuk
berpikir dan berbuat.
v. Susunan dan penempatan naskah dan ilustrasi dibuat sedemikian
rupa sehingga informasi mudah dipahami dan menarik dipelajari.
Ilustrasi ditempatkan sedekat mungkin dengan konsep yang
dijelaskan.
vi. Isi uraian, contoh, dan ilustrasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai
yang dianut pemelajar atau lingkungan tempat belajar serta dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
vii. Untuk memantapkan pemahaman dan penguasaan pemelajar atas
konsep yang sedang dipelajari, perlu diberikan latihan yang sesuai
dalam bentuk soal, tugas, eksperimen, dan lain-lain. Latihan yang
diberikan relevan dengan bahan pelajaran yang sedang dipelajari serta
sesuai dengan kemampuan pemelajar dan menantang pemelajar
berpikir dan berbuat kritis. Latihan dapat diberikan di tengah atau
pada akhir uraian suatu pokok bahasan.
viii. Untuk memudahkan siswa mengingat, setiap unit bahan pelajaran
diakhiri dengan rangkuman yang berisikan inti bahan pelajaran itu
serta terkait dengan TPK yang disebutkan pada awal unit. Rangkuman
berfungsi untuk menyimpulkan dan memantapkan pengalaman dan
perolehan hasil belajar. Rangkuman disusun secara ringkas, berurutan,
mudah dipahami, dan bersifat menyimpulkan. Rangkuman diletakkan
sebelum tes formatif.
ix. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan menarik.

c. Tes formatif
Tes formatif diberikan pada akhir setiap unit atau pokok bahasan
dengan tujuan untuk mengukur Penguasaan pemelajar atas bahan
pelajaran pada unit atau pokok bahasan tertentu dengan mengacu
pada TPK yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif i dijadikan sebagai
dasar untuk langkah belajar lebih lanjut, apakah dapat diteruskan ke
unit atau pokok bahasan berikutnya atau memerlukan remedial.

Tes formatif biasanya menggunakan tes objektif yang jawabannya


adalah tunggal dan tidak mungkin bervariasi. Penggunaan jenis tes ini
akan memudahkan pemelajar untuk memeriksa kebenaran
jawabannya dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia.
Dalam menyusun butir soal tes objektif, secara umum perlu
diperhatikan berikut.
i. Butir tes mengukur TPK yang sudah ditetapkan.
i. Butir tes hendaknya disusun secara jelas, tepat, dan menggunakan
kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar.
ii. Butir soal dirumuskan dengan menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kemampuan pemahaman Pemelajar. Hendaknya dihindari
penggunaan struktur bahasa yang terlalu mudah atau terlalu sulit.
iii. Semua informasi yang diperlukan untuk memilih jawaban yang
benar seharusnya tersedia dalam butir soal dan menghilangkan
kata-kata dan frase yang tidak berfungsi.
iv. Budi soal yang diangkat langsung dari bahan pelajaran hanya
akan mengukur kemampuan menghafal dan bukan pemahaman.
v. Butir soal yang membantu atau mempersulit menjawab soal
berikutnya hendaknya dihindari. Yang dimaksud dengan
membantu ialah butir soal yang memberikan arah untuk jawaban
butir soal yang berikutnya. yang dimaksud dengan mempersulit
ialah butir soal yang tidak dapat dijawab tanpa dapat menjawab
soal yang sebelumnya dengan benar.
Tes objektif dapat disusun dalam 4 bentuk tes, yaitu (1) jawaban
singkat, (2) padanan/penjodohan, (3) pilihan benar-salah, dan (4)
pilihan ganda.

- Jawaban Singkat
Tes dalam bentuk ini meminta pemelajar mengisi ruang yang
dikosongkan dalam suatu Pernyataan, dengan kata atau frase yang
benar atau memberikan jawaban yang singkat terhadap suatu
pertanyaan.

Dalam menysusun butir soal ini perlu diperhatikan:


a. Butir soal hendaknya untuk melengkapi pernyataan.
b. Hindari membuat lebih dari dua tempat kosong untuk
dilengkapi dalam satu pernyataan sehingga maknanya secara
keseluruhan tidak jelas.
c. Jika menggunakan pernyataan yang tidak lengkap, hendaknya
tempat yang dikosongkan berada pada akhir pernyataan.

- Padanan/Penjodohan
Padanan/penjodohan adalah bentuk tes yang meminta pemelajar
memilih padanan/atau jodoh yang sesuai dengan soal/stimulus
yang diberikan. Bentuk tes seperti ini dapat mencakup bahan
pelajaran lebih efisien dibandingkan dengan pilihan ganda.

Dalam menyusul butir soal dalam bentuk tes ini perlu diperhatikan
ha-hal berikut.
i. Soal/stimulus dan padanannya/jodohnya disusun dalam
kolom terpisah. Soal/stimulus disusun dalam kolom sebelah
kiri dan padanannya/jodohnya pada kolom sebelah kanan.
ii. Butir soal/stimulus diberi nomor secara berurut dengan
menggunakan angka, sedangkan butir padanan/jodoh diberi
nomor secara berurut dengan menggunakan huruf.

- Benar-salah
Benar-salah adalah bentuk tes yang meminta pemelajar
menentukan benar atau salah atas suatu pernyataan yang
diberikan. Di samping banyak dikritik karena dianggap hanya
mengukur kemampuan hafalan dan jawabannya dapat diberikan
dengan cara menebak, bentuk soal ini dipertahankan oleh banyak
ahli. Bentuk tes ini tetap dianggap efektif dan efisien untuk
mengukur berbagai jenis kemampuan apabila disusun secara
cermat dan tepat.

Dalam menyusun butir soal benar-salah perlu diperhatikan hal-hal


berikut.
1) Setiap pernyataan mengandung konsep atau masalah-masalah
yang penting.
2) Pernyataan disusun relatif singkat.
3) Pernyataan dalam bentuk kalimat negatif khususnya negatif
ganda perlu dihindarkan.
4) Pernyataan yang membingungkan dan mengecohkan
dihindarkan.
5) Kata-kata penjurus yang mengarahkan jawaban pada salah
satu pilihan tidak digunakan.
6) untuk pernyataan yang bersifat pendapat seseorang,
hendaknya dikutip sesuai dengan aslinya atau yang resmi.
7) Panjang pernyataan dibuat relatif sama antara pernyataan
yang menghendaki jawaban benar dan salah.
8) Jumlah pernyataan dibuat sama antara pernyataan yang
menghendaki jawaban benar dan salah.

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun butir soal


pilihan ganda antara lain ialah sebagai berikut.
(a) Butir soal dapat dibuat dalam bentuk penanyaan atau kalimat
penggalan (pernyataan yang tidak lengkap).
(b) Bila yang dipergunakan adalah kalimat penggalan, maka pilihan
ganda diletakkan pada akhir penggalan.
(c) Soal dibuat secara singkat dan jelas dengan memperhatikan tingkat
kemampuan membaca pemelajar.
(d) Dihindari membuat soal dengan mengutip langsung dari teks
bahan pelajaran.
(e) Soal dirumuskan dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang
benar.
(f) Jumlah pilihan untuk setiap butir soal adalah empat atau lima,
tetapi untuk pemelajar pemula sebaiknya hanya tiga pilihan.
(g) Jumlah kata atau panjang pilihan dibuat sama atau hampir sama.
(h) Semua pilihan terkait dengan isi kalimat penggalan yang
mendahuluinya
(i) Sedapat mungkin dihindari kalimat dalam bentuk negatif.
Tes formatif dilengkapi dengan kunci jawaban yang dapat ditempatkan
pada halaman khusus/tersendiri. Pada awal unit hendaknya sudah
diberitahukan kepada pemelajar cara mengerjakan tes formatif, cara
menggunakan kunci jawabannya, serta cara menghitung skor hasilnya.

- Daftar Pustaka
Pada akhir unit diberikan daftar pustaka sebagai bacaan lebih
lanjut untuk memperkaya pengalaman belajar pemelajar. Dalam
membuat daftar pustaka tersebut hendaknya diperhatikan
kemungkinan pemelajar dapat memperoleh bahan bacaan tersebut.
Hendaknya diperioritaskan bahan bacaan yang mungkin dapat
diperoleh pemelajar di perpustakaan, toko buku, atau tempat lain.

- Bagian Akhir
Bagian akhir modul terdiri atas
a. Penutup

b. Tes sumatif

c. Kunci jawaban tes formatif dan tes sumatif

d. Glosarium

e. Lampiran-lampiran yang terkait dengan isi modul

Pada bahan belajar mandiri untuk SMU yang dikembangkan Pustekom


bekerjasama dengan Depdiknas (2002) bahwa modul terbagi atas:

1) Petunjuk guru, yang terdiri dari:


 Gambaran umum modul, yang berisi tujuan pembelajaran, pokok-
pokok materi, dan tugas yang harus dikerjakan siswa.
 Peran guru dalam membantu siswa menguasai materi pembelajaran,
berisi strategi pembelajaran, bantuan khusus, petunjuk untuk
pemanfaatan media yang lain, dan pengayaan untuk siswa.
 Evaluasi, berisi tugas guru dalam mengevaluasi dan strategi evaluasi.
 Refernesi
 Kunci jawaban tes akhir modul
 Tes akhir modul
2) Kegiatan siswa, yang terdiri dari:
 Pendahuluan, yang berisi gambaran singkat tentang materi yang akan
dipelajari, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus,
petunjuk atau cara mempelajari modul bagi siswa, kegunaannya, serta
waktu untuk mempelajari modul.
 Kegiatan belajar, yang berisi tujuan pembelajaran khusus, uraian
materi, dan tugas.
 Penutup, yang berisi rangkuman, tidak lanjut, kunci jawaban tugas,
daftar istilah, dan daftar pustaka.
Contoh:

Pengembangan isi modul dari penulis Sri Endang R. dan Sri Mulyani untuk
SMK tampak pada daftar isi berikut.

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

PETA KEDUDUKAN MODUL ........................................................................ viii

GLOSARIUM ....................................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Deskripsi Umum ...................................................................................... 2

B. Prasyarat .................................................................................................... 2

C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................ 2

D. tujuan Akhir Pemelajaran ....................................................................... 3

E. Standar Kompetensi dan Cek Kemampuan ......................................... 4

II. PEMELAJARAN ........................................................................................... 7

Kegiatan Belajar 3: Memelihara Standar Presentasi Pribadi ................... 8

A. Pentingnya Grooming dalam Penampilan Prima ................................. 8

B. Kekuatan Kepribadian ............................................................................ 17

C. Etika, Moral, dan Etiket (Tata Krama) ................................................... 26

D. Bahasa Tubuh ........................................................................................... 30

E. Komunikasi Nonverbal ........................................................................... 32

F. Jamuan Bisnis dan Tabel Manner ............................................................. 37

Tes Formatif ................................................................................................... 52

Aktivitas ......................................................................................................... 57

Skala Sikap ..................................................................................................... 65


Kegiatan Belajar 4: Bekerja dalam Satu Tim ................................................ 66

A. Pengertian Bekerja dalam Satu Tim ...................................................... 66

B. Prinsip-prinsip Bekerja dalam Satu Tim ............................................... 67

C. Tujuan Bekerja dalam Satu Tim ............................................................. 69

D. Manfaat Bekerja dalam Satu Tim ........................................................... 70

E. Tugas dan Tanggung Jawab dalam Tim ............................................... 71

F. Tahapan Perkembangan Tim ................................................................. 73

G. Karakter Budaya Kerja dalam Tim ........................................................ 75

H. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Masing-masing Tim ...................... 78

I. Hubungan Internal Vertikal-Horizontal .............................................. 80

J. Arti dan Manfaat Hubungan Antarpribadi (Interpersonal Relationship)82

K. Pengembangan Profesional Kerja .......................................................... 83

Tes Formatif ................................................................................................... 88

Aktivitas ......................................................................................................... 93

Skala Sikap ..................................................................................................... 96

III. EVALUASI
A. Uji Kompetensi Teori ............................................................................... 104

B. Uji Kompetensi Keterampilan ................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 105

INDEKS ................................................................................................................ 106


b) Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS telah banyak dibuat oleh guru dan dimanfaatkan di sekolah. Guru telah
mampu membuat sesuai dengan kebutuhan. Komponen dalam LKS berbeda
yang dikembangkan oleh guru baik yang digunakan di sekolah atau yang
tersedia di pasaran.

Penyusunan LKS harus melalui tahap perancangan dan pengembangan isi.


Di dalam kedua tahapan tersebut yang harus diperhatikan guru, pengalaman
belajar dan tagihan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan demikian
guru harus memperhatikan komponen tujuan pembelajaran dan strategi
pembelajaran (kegiatan belajar serta evaluasi dari desain silabus dan RPP
yang telah dibuat. Perangkat RPP lebih bersifat operasional karena LKS dapat
digunakan untuk mengimplementasikan kegiatan pembelajaran (inti:
elaborasi) dan tagihan (evaluasi hasil belajar) dalam bentuk unjuk kerja.

LKS sebagai sumber belajar dapat dirancang dengan berdiri sendiri dan atau
terintegrasi dengan modul (bahan ajar lainnya). LKS disajikan dalam bentuk
cetak dan fungsinya sebagai sarana siswa dalam menyelesaikan tugas seperti
praktikum latihan soal dan lain-lain.

LKS adalah sejenis bahan ajar cetak yang sengaja dirancang untuk
membimbing para siswa belajar sehingga dapat menunjang proses
pembelajarannya. LKS disusun secara sistematis dan disajikan dapat
berbentuk lembaran atau buku. LKS dapat memuat isi pelajaran dengan
ragam pengetahuan dan berfungsi sebagai panduan kegiatan belajar teori
dan praktek sehingga hasil belajarnya meningkat.

Prinsip-prinsip penulisan LKS yang baik menurut Gray yang dikutip oleh
Tarigan (1989, h. 43-44) adalah:
a. Membuat setiap materi dan latihan sesuai dengan program instruksional
setiap kelas atau tingkatan.
b. Menyediakan tipe-tipe latihan yang beraneka ragam sesuai dengan
kebutuhan dan minat para siswa.
c. Jangan membiarkan menjadi tujuan akhir, akan tetapi menjadikan praktek
atau latihan-latihan menjadi suatu sarana untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
d. Berupaya agar para siswa pemakai LKS mudah memahami dan menguasai
apa, bagaimana, dan mengapa mereka harus melakukan setiap hal yang
mereka kerjakan.

LKS seperti halnya modul harus dirancang dengan terlebih dahulu


menyusun garis besar isi LKS. Garis besar isi LKS berisi komponen identitas
mata pelajaran dan komponen pengembangan dan komponen
pengembangan yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
materi, pengalaman belajar, metode, media, waktu dan evaluasi. Forma GBI
LKS berbentuk matriks, begitu juga jabaran isinya. Selanjutnya dalam tahap
pengembangan isi LKS disesuaikan dengan pengalaman belajar siswa.
Prinsip keakuratan ilmu pengetahuan, bahasa damn ilustrasi harus
diperhatikan oleh guru. Demikian pula desain sistem pembelajaran yang
telah disusunnya. Untuk tahap produksi dan evaluasi dapat dilakukan pihak
lain (tenaga khusus).

1) Garis Besar Isi LKS (GBI LKS) dan Jabatan Isi LKS (JI LKS)
Langkah penyusunannya sama seperti modul, hanya terdapat langkah
menentukan pengalaman belajar sesuai dengan analisis tugas yang harus
dilakukan siswa pada kegiatan inti dan bentuk evaluasinya. Tugas dan
tagihan siswa dapat menentukan isi LKS.
Contoh : GBI LKS

Mata Pelajaran : ..........................................................................................................


Kelas / Semester : ..........................................................................................................

Standar Kompetensi : .........................................................................................................

...........................................................................................................

Materi Pokok
Kompetensi Pengalaman Sumber
Indikator dan Sub Metode Media Waktu Evaluasi
Dasar Belajar Pustaka
Materi
1. 1.

Mengamati ciri- Penugasan LKS 30 menit Laporan


ciri makhluk pengamatan
1.1 1.1 hidup di
lingkungan
sekolah
1.2 1.2

Berdasarkan GBI LKS kemudian disusun jabaran isi LKS dengan menguraikan isi dari komponen pengalaman belajar dan
evaluasi. Format JI LKS disusun dalam bentuk matriks. Komponen yang dikembangkan identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar (uraian) dan evaluasi (uraian). Anda dapat
memeriksa kembali perangkat pembelajaran RPP yang telah Anda buat.
Contoh : JI LKS

Mata Pelajaran : ..........................................................................................................


Kelas / Semester : ..........................................................................................................

Standar Kompetens i : .........................................................................................................

...........................................................................................................

Materi Pokok
No. Kompetensi Pengalaman
Judul LKS dan Sub Materi Uraian Evaluasi Uraian
LKS Dasar Belajar
Pokok
1. Observasi ciri- Mengamati ciri- - Bahan, Laporan - Judul
ciri makhluk ciri makhluk Alat Pengamatan
hidup hidup di - Proses
lingkungan - Prosedur Pengamatan
sekolah. kerja
- Hasil
Pengamatan

- Kesimpulan
2) Pengembangan Isi LKS
Isi LKS dapat berbentuk tugas pengamatan, tugas memeriksa mesin, atau
job sheet, tugas praktikum, tugas melakukan percobaan, tugas pendalaman
pemahaman prinsip dan lain-lain.

Sistematika penyajiannya sama seperti modul terdiri dari tiga bagian yaitu
awal, inti dan akhir. Karena tujuan pengembangan isi modul berbeda,
maka tiap bagian dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan GBI LKS
dan JBI LKS. Dengan demikian LKS disusun dalam bentuk unit-unit kecil
yang berdiri sendiri agar mudah dipelajari.

Tahap pengembangan isi LKS dengan mengadopsi teori Sitepu, tentang


sistematika modul, maka sistematik LKS adalah:
- Bagian awal identitas LKS, berisi judul LKS, standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
- Bagian inti LKS terdiri dari :
a) Pendahuluan berisi rangkuman materi, petunjuk belajar
menyelesaikan tugas atau latihan.
b) Kegiatan belajar berisi tugas/latihan yang harus dikerjakan siswa.
c) Daftar pustaka berisi sumber dan bacaan yang dipergunakan.
- Bagian akhir berisi penutup LKS
LKS seperti tagihan yang terkait dengan isi tugas, lampiran.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian materi LKS


(Suryadi, 2000, h. 21-22) yaitu:
a. Penyajian menekankan kebermaknaan dan manfaat bagi siswa.
Kebermaknaan dan manfaat konsep pada suatu mata pelajaran akan
senantiasa mengingatkan siswa kepada konsep yang telah ia pelajari
sebelumnya saat siswa diperhadapkan pada suatu masalah. Hal ini
dapat dimunculkan melalui penyajian dengan menggunakan
konteks yang dekat dengan lingkungan siswa.
b. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi diri. Pada bagian
evaluasi diri siswa dapat mengukur sendiri kemampuannya
sehingga siswa dapat mengetahui kemajuan yang telah ia lakukan.
Hal ini dapat dilihat dari tersedianya soal-soal latihan yang menguji
pemahaman siswa secara menyeluruh sesuai dengan materi yang
dibahas.
c. Penyajian dapat dipahami siswa. Penyajian secara psikologi dapat
dipahami oleh siswa berdasarkan pada penggunaan ilustrasi atau
gambar, grafik atau diagram yang jelas.
d. Penyajian mencerminkan alur berpikir logis. Hal ini dapat dilihat
dari penyajian secara runtut. Misalnya penyajian materi dimulai dari
yang mudah menuju ke yang sulit.
e. Penyajian menarik perhatian siswa. Hal ini dapat dilihat melalui
penyajian soal-soal berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki
siswa dan dengan masalah kontekstual atau pengalaman sehari-hari
siswa.

Contoh : Rancangan LKS Observasi

Bagian Awal
Judul LKS

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bagian Inti
Pendahuluan : Rangkuman Materi

Petunjuk belajar

Kegiatan belajar : Alat dan bahan

Cara kerja

Pengamatan 1. …………………..
2. ……………………

Penutup : Daftar Pustaka

Bagian Akhir : Laporan

1. Proses Pengamatan

2. Hasil Pengamatan
3. Kesimpulan

Contoh :

Petunjuk Belajar dalam LKS

Tulislah sebuah cerita pendek. Kamu dapat menuliskan sesuai gaya bahasa kamu masing-
masing. Tulislah apa yang kamu pikirkan.

Contoh :

Kegiatan belajar dalam LKS

Tulislah cerpen yang akan kamu kembangkan pada halaman ini,

Menulislah dengan gaya bahasamu. Ingat! Gaya bahasamu adalah apa yang kamu tulis.

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................
............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

Jika LKS dikembangkan dalam bentuk buku biasanya terintegrasi dengan buku
pelajaran dan disebut buku kerja. Di lapangan, buku kerja pada bagian inti berisi
tugas-tugas dan bagian akhir berisi evaluasi seperti tes formatif 1. Kreativitas
pengembangan isi LKS oleh guru harus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan
kesesuaian dengan kurikulum (Silabus dan RPP).

Contoh:

Lembar kerja siswa untuk menunjang tugas latihan akan pemahaman materi dengan
ragam pengalaman prinsip matematika (sumber skripsi mahasiswa Teknologi
Pendidikan). Sebagian prototipe bagian awal dan bagian inti dari LKS. Bahasa untuk
bahan ajar LKS lebih formal.
1. Pemanfaatan dan Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran dalam teknologi pendidikan merupakan bagian dari
sumber belajar yang digolongkan kedalam bahan dan alat. Media
pembelajaran merupakan saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan
dari sumber peran kepada penerima peran. Dalam hal ini dapat
dicontohkan guru sebagai sumber pesan menyampaikan materi
pembelajaran (peran) dengan media power point kepada penerima pesan
(siswa). Kedudukan media dari contoh tersebut diilustrasikan sebagai
berikut:

Siswa
Guru Materi Media

Seni Nada Piano

Siswa
Guru Materi Media

Matematika Bangun Ruang Model

Bangun

Ruang

Guru Materi Media Siswa

Biologi Sistem Imun Gambar

Pasien Lupus

Pasien Aids

Berdasarkan ilustrasi tersebut, media merupakan saluran komunikasi


pembelajaran. Media pembelajaran menurut Yusufhadi Miarso (2004, h.
458=460) didefinisikan segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan, serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar yang di sengaja, bertujuan dan terkendali. Sedangkan kegunaan
dari media pembelajaran (Yisifhadi Miarso, 2004, h. 458-460) adalah:

 Memberikan rangsangan kepada otak siswa sehingga otak siswa dapat


berfungsi optimal.
 Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
 Melampaui batas ruang kelas.
 Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan
lingkungannya.
 Menghasilkan keseragaman pengamatan
 Membangkitkan keinginan dan minat baru
 Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar
 Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang
konkrit maupun abstrak.
 Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri,
pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
 Meningkatkan kemampuan keterbatasan baru.
 Meningkatkan efek sosialisasi (kesadaran) akan dunia sekitar)
 Meningkatkan kemampuan ekspresi dan siswa.
Berdasarkan definisi dan kegunaan media pembelajaran di atas, maka
guru di dalam perangkat pembelajarannya selain silabus, RPP, bahan ajar
juga dilengkapi dengan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat
dirancang sendiri oleh guru atau memanfaatkan dari media yang telah
tersedia.

Perangkat pembelajaran media pembelajaran merupakan sub sistem dari


sistem pembelajaran di kelas yang Anda bina. Jika sub sistem media tidak
disediakan maka akan terdapat kesenjangan dalam mencapai tujuan
pembelajaran seperti perbedaan persepsi terhadap materi pembelajaran.
Dampaknya hasil belajar siswa tidak optimal.

Media pembelajaran dapat dipilih oleh guru sesuai dengan tujuan


pembelajaran dan dapat dimanfaatkan di dalam kelas atau di luar kelas
sesuai kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa.

 Pemilihan Media Pembelajaran


Media pembelajaran pada perkembangan sekarang ini sangat beragam.
Ada media penyaji, media objek dan media interaktif. Media penyaji
yaitu media yang mampu menyajikan informasi. Misal gambar, poster,
foto (yang digunakan sebagai alat peraga), transparansi, radio, telepon,
film, video, televisi, multimedia (kit). Media objek yaitu media yang
mengandung informasi seperti realia, replika, modul, benda tiruan.
Media interaktif yaitu media yang memungkinkan untuk berinteraksi
selama mengikuti pembelajaran. Misal scrabble, puzzle, simulator,
laboratorium, atau komputer.

Jika guru dihadapkan pada pilihan media yang banyak sekali, maka
guru perlu mempelajari klasifikasi media yang memberikan ciri
kemampuan media seperti tabel berikut.
Tabel Pemilihan media menurut tujuan belajar, menurut Allen

Tujuan Info Pengenalan Prinsip Keteram


Prosedur Sikap
Belajar Media Faktual Visual Konsep pilan

Visual diam Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah


Film Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Televisi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang
Objek 3-D Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah
Rekaman Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang
Audio
Pelajaran Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang
Terprogram
Demonstrasi Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Buku teks Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang
cetak
Sajikan lisan Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah Sedang

Klasifikasi media ini penting dipertimbangkan karena tidak ada satu


jenis media yang terbaik untuk mencapai satu tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu masing-masing media memiliki kelebihan dan
kekurangan. Antara satu media dengan media lainnya saling
melengkapi.

Selain taksonomi media pembelajaran yang harus diperhatikan oleh


guru, kriteria dalam memilih media juga harus diperhatikan. Kriteria
tersebut adalah:

 Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.


 Tepat untuk mendukung materi pembelajaran
 Praktis, luwes dan tahan lama
 Guru terampil menggunakannya
 Jumlah peserta didik
 Mutu teknis media pembelajaran seperti ketersediaan energi listrik,
cahaya di dalam ruangan.

Guru diharapkan tidak memilih media karena suka dengan media


tersebut. D I samping itu, diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh
ketersediaan beragam media canggih yang sudah semakin pesat
berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu diingat, media yang
dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta didik kita dalam proses
belajar. Jadi, pilihlah media yang dibutuhkan untuk menyampaikan
topik mata pelajaran, yang memudahkan peserta didik belajar, serta
yang menarik dan disukai peserta didik.

Menurut Bates (1995), pemilihan media berbasis teknologi komputer


antara lain akses, biaya, pertimbangan pedagogis, interaktivitas dan
kemudahan penggunaan, pertimbangan organisasi, kebaruan (novelty),
dan kecepatan. Pertimbangan mengenai akses pada dasarnya
mempertanyakan sejauh mana peserta didik memiliki akses terhadap
media yang akan digunakan dalam mempelajari paket bahan ajarnya?
Pertimbangan biaya berlaku bagi sekolah maupun peserta didik, yaitu
seberapa mahal/murah media yang dipilih untuk digunakan oleh
sekolah dan peserta didik sebagai paket bahan ajar (biaya produksi atau
pengadaan oleh sekolah, biaya akses dan daya beli untuk peserta didik).
Pertimbangan pedagogis merupakan pertimbangan yang berkenaan
dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik materi keilmuan yang
akan disampaikan dan dipelajari peserta didik. Pertimbangan
interaktivitas dan kemudahan penggunaan pada dasarnya
mempertanyakan sejauh mana media yang dipilih dapat memfasilitasi
interaksi yang diperlukan dalam pembelajaran, dan sejauh mana media
tersebut mempermudah peserta didik dalam belajar? Pertimbangan
mengenai organisasi merupakan pertimbangan manajerial meliputi
pengelolaan media dalam proses pembelajaran, dan pasca proses
pembelajaran (penyimpanan, dll). Pertimbangan novelty berkenaan
dengan tingkat kebaruan suatu media sehingga seringkali
menimbulkan antusiasme berlebihan dan atau kesukaran beradaptasi
serta siklus hidup suatu media. Pertimbangan tentang kecepatan suatu
media berkenaan dengan kemampuan suatu media menyampaikan
informasi secara cepat dan tepat (timeliness) kepada didik.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri


melainkan saling berinteraksi satu sama lain untuk mendapatkan media
yang terbaik, sehingga dapat membantu proses belajar peserta didik
secara optimal. Oleh karena itu, ragam media yang digunakan harus
dipilih berdasarkan pertimbangan yang bijaksana.

Ragam media (Cecep Kustandi, 2010) dapat dipilih meliputi:


1) Media cetak
a. Buku-buku atau buku pelajaran yang sudah beredar di toko buku,
atau buku pelajaran yang khusus ditulis dan kembangkan sendiri.
b. Panduan belajar bagi peserta didik khusus di kembangkan untuk
mendampingi buku pelajaran.
c. Kliping koran/majalah/artikel/tulisan lepas tentang mata
pelajaran yang di susun sendiri.
d. Poster, peta, label, gambar-gambar cetak, foto, grafik, formulir,
brosur, pamphlet, yang diperlukan untuk memperjelas
konsep/teori/prinsip/prosedur yang disajikan dalam bahan ajar.
e. Lembar kegiatan peseta didik khusus dikembangkan untuk
memandu peserta didik melakukan latihan, tugas, praktek,
praktikum, dan digunakan untuk melengkapi buku pelajaran.

2) Media audio/visual
a. Kaset audio/CD audio
b. Siaran radio (radio broadcasts)
c. Slide (film bingkai)
d. Film
e. Kaset video/CD video
f. Tayangan TV (TV broadcasts)
g. Video interaktif
h. Pembelajaran berbantuan komputer (simulasi, Computer Assisted
Instruction)

3) Media Praktek/Demonstrasi
a. Flora atau fauna asli yang ada di sekitar sekolah Model atau realita
b. Laboratorium dan peralatannya
c. Alat atau model yang dibuat instruktur bersama peserta didik dari
material atau barang bekas yang tersedia di sekitar sekolah
d. Alat atau model yang tersedia di toko (alat-alat musik, dll)
e. Laboratorium alam (hutan atau kebun buatan, kebun raya, sawah,
kolam, kandang ternak, dll).
f. Laboratorium yang ada di sentra industri pabrik, atau perusahaan
Herbarium buatan peserta didik.
g. Pasar
h. Museum

4) Media lainnya
a. Game atau perangkat permainan yang dijual di toko, seperti
scrabbles untuk mengajarkan vocabulary bahasa Inggris, kartu
tambah-kurang kali-bagi, flashcard, permainan memori, monopoli,
atau game dalam bentuk program komputer, dan lain-lain
b. Game atau perangkat permainan yang dibuat sendiri oleh
instruktur dan atau peserta didik.
c. Kit sains, kit seni, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Heinich, dkk (1982) pemilihan media dilakukan


setelah langkah perumusan tujuan pembelajaran, sesuai dengan
model perencanaan penggunaan media pembelajaran (ASSURE)
artinya media dapat dirancang sendiri oleh guru, dapat
memanfaatkan yang tersendiri atau modifikasi keduanya.

Guru dalam memanfaatkan pembelajaran dapat memilih media jadi


(yang tersedia) dan atau media yang dirancang. Jika memanfaatkan
media yang dirancang maka komponen dari media tersebut harus
mengandung tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan
evaluasi. Misal merancang lembar balik Presiden Republik Indonesia
dengan urutan:
Gambar Presiden:

No. 1 No. 2 No. 3

Judul

Lembar Balik Tujuan

Pembelajaran Presiden Soekarno

Gambar

Presiden Dan seterusnya dan

Gambar Presiden:
Soeharto sampai Jasanya
Evaluasi

Presiden SBY

No. 4 No. 5 No. 6

Gambar Urutan Lembar Balik Presiden Republik Indonesia

Guru dalam merancang media pembelajaran flipchart, harus


memperhatikan jumlah peserta didik, biaya, ukuran tulisan, ukuran
gambar, warna dan lain-lain.

Untuk menghemat biaya dapat digunakan bagian belakang kalender


yang sudah tidak dimanfaatkan (ukuran 60 x 40 cm).

 Pemanfaatan Media Pembelajaran


Pemanfaatan media pembelajaran identik dengan penggunaan media
pembelajaran. Menurut Heinich (1983), pemanfaatan merupakan satu
komponen dari model sistem pembelajarannya yang disebut utilisasi.
Utilisasi (pemanfaatan) merupakan satu tugas pembelajaran (guru)
dalam membantu mempermudah siswa belajar.

Seels dan Richey (2002, h. 50) dalam buku Teknologi Pembelajaran


mendefinisikan pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan
sumber untuk belajar. Berdasarkan definisi tersebut, maka pemanfaatan
merupakan aktivitas menggunakan serangkaian operasi atau kegiatan
yang diarahkan pada suatu hasil belajar dan segala sesuatu yang
mendukung terjadinya belajar (seperti: sistem pelayanan, bahan
pembelajaran dan lingkungan).

AECT (Association for Educational Communication and Technology)


mengungkapkan pendapat serupa dimana fungsi pemanfaatan adalah
mengusahakan agar pembelajar dapat berinteraksi dengan sumber
belajar atau komponen pembelajaran. Fungsi ini penting karena
memperjelas hubungan pemelajar dengan bahan dan sistem
pembelajaran (Yusufhadi Miarso, 1986, h. 194).

Fungsi pemanfaatan merupakan fungsi yang cukup penting karena


memperjelas hubungan pemelajar dan sistem pembelajaran. Pemelajar
akan menggunakan suatu sumber belajar jika ia mengetahui bahwa
dengan menggunakan sumber belajar tersebut ia akan memperoleh
keuntungan dalam proses pembelajarannya.

Menurut Sadiman dkk (1993, h. 189-190) ada dua pola dalam


memanfaatkan media yaitu:
 Pemanfaatan media dalam situasi kelas, yaitu dimana
pemanfaatannya dipadukan dengan proses pembelajaran di situasi
kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
 Pemanfaatan media di luar kelas situasi kelas, pemanfaatan ini
dibagi menjadi dua kelompok utama.
- Pemanfaatan secara bebas, ialah media digunakan sesuai
kebutuhan masing-masing, biasanya digunakan secara
perorangan. Dalam pemanfaatan secara bebas, kontrol atau
kendali berada pada individual, dimana penggunaannya
disesuaikan dengan kebutuhannya.
- Pemanfaatan secara terkontrol, ialah bahwa media itu digunakan
dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

Supaya media dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, ada tiga
langkah dalam menggunakannya, yaitu:

 Persiapan sebelum menggunakan media


Sebelum menggunakan media, persiapan yang dilakukan dapat
berupa mempelajari petunjuk penggunaan, mempersiapkan
peralatan, serta menetapkan tujuan yang akan dicapai.

 Kegiatan selama menggunakan media


Kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis media yang
digunakan.

 Kegiatan tindak lanjut


Tindak lanjut dilakukan untuk menjajagi apakah tujuan telah
tercapai dan untuk memantapkan pemahaman terhadap materi
instruksional yang disampaikan melalui media bersangkutan.

Prosedur pemanfaatan tersebut dapat diterapkan oleh guru sesuai


dengan pola pemanfaatan.

Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi berikut ini.

1. Tahap persiapan
a. Kepala sekolah menentukan tujuan penggunaan media
pembelajaran, misal untuk menjelaskan konsep pembelajaran
kuantum, dengan sasaran guru di sekolah.
b. Kepala sekolah menyiapkan penggandaan media power point
yang telah disusun (misal power point terlampir).
c. Kepala sekolah memeriksa, ruangan, alat, listrik sebelum
pelaksanaan pelatihan.

2. Tahap pelaksanaan
a. Kepala sekolah menyajikan sesuai dengan metode dan waktu
tersedia
b. Kepala sekolah meminta peran serta peserta pelatihan sesuai
dengan prosedur pembelajaran.

3. Tindak lanjut
a. Guru sebagai peserta pelatihan diminta mempraktekkan.
b. Kepala sekolah memberikan umpan balik.

Contoh:

1. Penyajian media power point. Pada saat penjelasan materi, kepala


sekolah tidak boleh membaca pada laptop tetapi menggunakan pen
pointer yang ditunjukkan pada layar.

2. Materi tidak dibaca tetapi dijelaskan dengan ilustrasi . Tetap menjaga


kontak mata antara kepala sekolah dengan guru pada saat penyajian.
PEMBELAJARAN KUANTUM
(QUANTUM TEACHING)

Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta pelatihan akan dapat menunjukkan contoh

penerapan pembelajaran kuantum.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta pelatihan akan dapat mendeskripsikan hakikat

pembelajaran kuantum

2. Peserta pelatihan akan dapat membedakan unsur-unsur

model pembelajaran kuantum.


Prosedur Pembelajaran

1. Peserta mengamati penjelasan nara sumber tentang

relevansi materi pelatihan,

2. Peserta aktif berpikir, bertanya tentang materi pelatihan

yang sedang di pelajarinya,

3. Peserta aktif memberikan contoh peragaan sebagai

instruktur yang memanfaatkan pembelajaran kuantum,

4. Peserta menindak lanjuti dengan membaca buku

Quantum Teaching

Sejarah Pembelajaran Kuantum

1. Belajar Kuantum = pemercepatan belajar dari Dr. Georgi

Lozanov,

2. Memanfaatkan otak mengatur informasi,

3. Implikasi dalam pembelajaran kuantum (Bobbi Deporter,

Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie).

Definisi

Mengupayakan siswa belajar melalui orkestrasi bermacam-

macam yang ada di dalam dan

di sekitar momen belajar.

Asas

Bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia kita ke

dunia mereka.

1. Segalanya bicara,

2. Segalanya bertujuan,

3. Pengalaman sebelum pemberian nama,

4. Akui setiap usaha,

5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.


Tujuan

1. Memudahkan proses belajar,

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

Unsur Model Pembelajaran Kuantum


1. Konteks

Kegiatan mengubah latar pembelajaran: lingkungan,

suasana, landasan dan rancangan.

2. Isi

Kegiatan menyajikan isi dan fasilitas untuk

mempermudah proses: penyajian, fasilitas, keterampilan

belajar, dan keterampilan hidup.

AKU TAHU

KUNCI KEUNGGULAN

1. Kejujuran, tulus dan santun

2. Kegagalan awal kesuksesan

3. Bicaralah dengan niat baik (positif dan bertanggung


jawab)

4. Hidup di saat ini : kerjakan setiap tugas dan manfaatkan


waktu,

5. Komitmen : penuhi kewajiban, janji

6. Tanggung jawab atas tindakan

7. Bersikap terbuka dan luwes

8. Selaraskan pikiran, tubuh dan jiwa.


Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Latihan

Instruktur : Selamat pagi, dll

Siswa : Selamat pagi, dll

Instruktur : Apakah saudara / anda cerdas ?

Siswa : Kami cerdas

Instruktur : Seberapa cerdas ?

Siswa : Sangat cerdas ?

Instruktur : Bagaimana saudara/anda memperlakukan diri


sendiri

Siswa : Hormat, santun, dll.

Instruktur : Bagaimana saudara/anda memperlakukan


instruktur?

Siswa : Hormat

Instruktur : Apa yang hendak saudara/anda berikan dengan


mengikuti diklat ini?

Siswa : 100 persen Menerapkan


Contoh lain agar pemanfaatan siaran langsung pendidikan di sekolah
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut, yaitu. persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut

a. Persiapan sebelum menggunakan media


Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik, perlu dibuat
persiapan yang baik pula. Terlebih dahulu guru dan siswa
mempelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Bila pada
petunjuk disarankan untuk membaca buku atau bahan belajar lain
yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sebaiknya hal
tersebut dilakukan karena akan memudahkan para pengguna dalam
belajar menggunakan media. Peralatan yang diperlukan untuk
menggunakan media itu juga perlu disiapkan sebelumnya, sehingga
pada saat menggunakannya nanti, tidak akan terganggu pada hal-
hal yang mengurangi kelancaran penggunaan
media itu.

b. Pelaksanaan selama menggunakan media


Dalam penggunaan media hal yang perlu diperhatikan adalah
suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu
perhatian dan konsentrasi harus dihindarkan. Bila kita menulis atau
membuat gambar atau membuat catatan singkat, usahakan hal
tersebut tidak mengganggu konsentrasi. Jangan sampai perhatian
banyak tercurah pada apa yang tertulis sehingga tidak dapat
memperhatikan sajian media yang sedang berjalan.

c. Kegiatan tindak lanjut


Maksud kegiatan tindak lanjut adalah untuk melihat apakah tujuan
yang telah ditetapkan telah tercapai untuk memantapkan
pemahaman terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Kegiatan
ini dapat dilakukan dengan memberikan soal tes yang akan
dikerjakan dengan segera sebelum siswa lupa isi materi itu.
Contoh:

Jadwal Mata

Pelajaran

Mengikuti
Mempelajari
Silabus dan RPP
Siaran Televisi
buku petunjuk
Pendidikan
Jadwal Siaran

Televisi

Pendidikan
Memperhatikan

mencatat

Menanggapi E

S
Bertanya

Latihan
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran adalah kebutuhan siswa. Jika siswa berkebutuhan
khusus (misal tuna netra) maka guru mempersiapkan media
pembelajaran audio karena gaya belajar cenderung auditif.

Siswa diberitahukan untuk terlibat atau berpartisipasi aktif dengan


media pembelajaran. Guru perlu memberikan umpan balik dan
penguatan agar pembelajaran bermakna.

2. Penyusunan Perangkat Penilaian


Penyusunan perangkat penilaian yang dibuat oleh guru tidak terlepas dari
sistem pembelajaran yang dirancang dalam format silabus dan RPP. Pada
unit kegiatan belajar 1 telah diuraikan bagaimana mengembangkan
evaluasi hasil belajar di dalam sistem pembelajaran. Artinya perangkat
penilaian yang dibuat oleh guru harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Perangkat penilaian dalam satu kesatuan desain sistem
pembelajaran akan menghasilkan alat penilaian tes dan non tes yang
dilengkapi petunjuk pelaksanaan, sehingga akan memudahkan proses
pengukuran yang dilakukan oleh guru.
Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil belajar siswa untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi (tujuan pembelajaran) peserta
didik. Penilaian ini dilakukan secara konsisten dengan pencapaian tujuan
pembelajaran. Selain itu penilaian dilakukan secara sistematik yaitu
menggunakan langkah-langkah yang berurutan dalam perencanaannya.

Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


memperoleh informasi tentang hasil belajar kognitif, afektif dan
psikomotorik melalui berbagai teknik, dan pemberian nilai terhadap hasil
belajar berdasarkan standar tertentu.

Kegiatan menilai hasil belajar siswa tersebut harus terarah dan terprogram.
Hal ini dimaksudkan bahwa menilai hasil belajar sesuai dengan
kompetensi yang telah dirumuskan di dalam silabus dan RPP. Selain itu
metode dan teknik penilaian dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan dalam silabus dan RPP. Dengan demikian penilaian yang
dilakukan guru merupakan satu rangkaian yang tidak dapat terpisahkan
seperti ilustrasi berikut:

Tujuan pembelajaran/

SK-KD dan Indikator

Komponen penilaian
Metode dan
dalam silabus:
Teknik
SK dan KD

Komponen Penilaian Butir-butir tes, non tes,

dalam RPP: KD dan tugas dan lain-lain

Indikator (Perangkat)
Untuk menghasilkan perangkat penilaian tersebut, maka diperlukan
perencanaan penilaian hasil belajar dan merancang perangkat penilaian
berbasis kelas.

 Perencanaan Penilaian Hasil Belajar


Merencanakan penilaian hasil belajar yang baik, harus memperhatikan
prinsip-prinsip evaluasi dan prosedur merencanakan seperti yang telah
dijabarkan pada unit kegiatan belajar satu. Selain itu dalam penilaian,
pemahaman akan klasifikasi hasil belajar seperti yang telah diuraikan
pada komponen kegiatan belajar satu menjadi titik tolak perencanaan
penilaian. Oleh karena itu jenjang tujuan pembelajaran hendaknya
dipahami dengan baik.

Perencanaan penilaian hasil belajar menurut Gronlund (1985) dalam


Zaenal Arifin (1009, h. 91-102) dari beberapa langkah:

A. Menentukan Tujuan Penilaian


Dalam kegiatan penilaian, tentu guru mempunyai maksud atau
tujuan tertentu. Tujuan penilaian harus dirumuskan secara jelas dan
tegas serta ditentukan sejak awal, karena dasar untuk menentukan
arah mencakup ruang lingkup materi, jenis/model, dan karakter alat
penilaian.

Ada empat kemungkinan tujuan penilaian, yaitu untuk memperbaiki


kinerja atau proses pembelajaran (formatif), untuk menentukan
keberhasilan peserta didik (sumatif), untuk mengindentifikasi
kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
(diagnostik), atau untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai
dengan kemampuannya (penempatan).

Tujuan penilaian yang dirumuskan harus sesuai dengan jenis


penilaian yang akan dilakukan, seperti penilaian formatif, sumatif,
diagnostik, penempatan atau seleksi.

B. Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar


Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai
yang direfleksikan dalam kegiatan berfikir dan bertindak. Peserta
didik dianggap kompeten apabila dia memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap serta nilai untuk melakukan sesuatu setelah
mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses
belajar.
Jenis kompetensi dan hasil belajar sudah dirumuskan dalam standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang terdapat didalam
silabus dan RPP. Dengan kata lain, pada tahap ini harus
diidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran yang akan diukur dengan
tes atau non tes. Untuk memudahkan kegiatan tahap ini, dapat
dilakukan dengan cara mengidentifikasi hasil belajar yang akan diuji
berdasarkan pada taksonomi tujuan pembelajaran yang biasa dikenal
sebagai Taxonomy Bloom yang dikemukakan oleh Benyamin S Bloom.
Hasil belajar yang dikelompokkan dalam tiga ranah yaitu ranah
kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotor.

C. Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan
distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan
berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Kisi-kisi adalah rancangan
tujuan-tujuan khusus dan perilaku-perilaku khusus yang akan
menjadi dasar penyusunan butir tes dan atau non tes. Tujuannya
adalah merumuskan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan
tes/non tes dan bagian-bagiannya, sehingga perumusan tersebut
dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi guru dalam menyusun
butir-butir tes / non tes.

Kisi-kisi atau dapat disebut tabel spesifikasi menjadi penting dalam


pengembangan dan penyusunan tes / non tes, karena didalamnya
terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan
instrumen. Dalam penyusunan kisi-kisi harus memenuhi persyaratan
tertentu, antara lain:
 Representatif yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum
sebagai sampel perilaku yang akan dinilai.
 Komponen-komponennya harus terurai, jelas, dan mudah
dipahami.
 Soal dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang
ditetapkan.

Dari persyaratan-persyaratan yang dikemukakan di atas, diperoleh


kesimpulan bahwa, dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi
disusun berdasarkan silabus mata pelajaran atau RPP. Jadi
guru/evaluator harus melakukan analisis silabus/RPP terlebih
dahulu sebelum menyusun kisi-kisi soal.

Format kisi-kisi tidak ada yang baku, dapat berkembang sesuai


dengan kebutuhan. Pada umumnya, format kisi-kisi soal dapat
dibagi menjadi dua komponen pokok, yaitu komponen identitas dan
komponen pokok.
Contoh :

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI BELAJAR

Sekolah :

Komponen Kelas/Semester :
Identitas Standar Kompetensi :

Jenis Soal/Kinerja :

Jumlah butir :

No.
Kompetensi
No Materi Indikator Soal/
Komponen Dasar
Kinerja
Pokok

Gambar Contoh Format Kisi-kisi

Dalam kisi-kisi, guru harus memperhatikan domain hasil belajar


yang akan diukur, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya
domain meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

D. Mengembangkan Draf Instrumen (Menulis butir-butir instrumen)


Mengembangkan draf instrumen adalah kegiatan penulisan butir
tes/non tes dengan menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-
pertanyaan atau aspek kinerja yang karakteristiknya sesuai dengan
pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan atau aspek kinerja harus jelas
dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif.
Selain itu guru harus mengenal siswa agar dapat memperkirakan
taraf kesukaran, kompleksitas, serta gaya pemahaman yang paling
sesuai dengan siswa.

Butir instrumen diperlukan kemampuan untuk membahasakan


gagasan dalam bahasa verbal yang jelas dan mudah dipahami.
Maksudnya, penulisan soal membutuhkan bahasa yang lugas dan
tidak berbelit-belit. Selanjutnya adalah kemampuan dalam teknik
penulisan soal, kemampuan dalam hal ini harus menguasai teknik
penulisan butir-butir instrumen yang baik dan benar, perlu juga
diketahui mengenai ciri masing-masing jenis soal, tata cara
penulisannya, kelebihan dan kekurangannya sehingga objektivitas
soal dapat terjamin seperti sub kegiatan belajar berikutnya.
E. Uji-coba dan Analisis
Kegiatan uji coba dilakukan sebagai dasar untuk memperbaiki dan
memilah butir instrumen yang memadai untuk disusun menjadi
sebuah tes/non tes. Secara garis besar, tujuan uji-coba adalah untuk
mengetahui butir instrumen yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan
dibuang sama sekali, serta butir instrumen mana yang baik untuk
dipergunakan selanjutnya.

Kegiatan uji coba dapat dilakukan dengan kesesuaian butir


instrumen dengan hasil belajar yang akan diukur (apakah butir
instrumen telah mengukur apa yang akan diukur/valid). Selanjutnya
dapat dilakukan analisis butir instrumen dari aspek bahasa, sehingga
dapat dimungkinkan kesalahan siswa dalam merespon karena
faktor bahasa. Sedangkan uji coba dan analisis secara empiris
membutuhkan proses yang panjang mulai dari ahli, siswa secara
perorangan, siswa secara kelompok kecil dan sekelompok siswa
sesuai dengan situasi nyata di lapangan. Diperlukan pula perangkat
uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.

F. Revisi dan Merakit (Instrumen Baru)


Langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasikan butir instrumen
yang valid dengan kisi-kisi. Apabila sudah memenuhi syarat dan
telah mewakili semua materi yang akan diujikan, selanjutnya dirakit
menjadi sebuah perangkat tes/non tes. Sedangkan yang belum
memenuhi syarat berdasarkan hasil konfirmasi dengan kisi-kisi,
dapat dilakukan perbaikan.

Revisi soal dapat dilakukan dengan memperbaiki bahasa pada butir


instrumen secara total. Untuk soal-soal yang valid dan telah
mencerminkan semua pokok bahasan serta aspek kemampuan yang
hendak diukur dapat dirakit menjadi sebuah tes/non tes yang valid
dan dilanjutkan dengan merakit tes/non tes hasil revisi. Selanjutnya
terkait urutan/penomoran, dalam suatu tes/non tes pada umumnya
urutan dilakukan menurut tingkat kesukaran yaitu dari yang mudah
sampai yang sulit, dari yang sederhana menuju kompleks.
BAB IV

MATERI PEMBELAJARAN 2

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Materi Penelitian Tindakan Kelas


1. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

a) Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Di Indonesia PTK tergolong masih baru dibandingkan dengan
penelitian-penelitian formal yang sudah banyak dilakukan. Metode
penelitian deskriptif, eksperimen, dan ex post facto adalah tiga penelitian
formal yang sudah banyak kita kenal. PTK mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan penelitian-penelitian itu.

Beberapa karakteristik PTK antara lain:


 Masalahnya nyata, tidak dicari-cari, bersifat kontekstual.
 Berorientasi pada pemecahan masalah, bukan hanya
mendeskripsikan masalah.
 Data diambil dari berbagai sumber.
 Bersifat siklik: penelitian-tindakan-penelitian-tindakan-... dst.
 Partisipatif, dilakukan sendiri.
 Kolaboratif, dibantu rekan sejawat.

Perbedaan antara PTK dengan penelitian formal adalah sebagai berikut:

PTK:

 Dilakukan sendiri oleh guru


 Memperbaiki pembelajaran secara langsung
 Hipotesisnya disebut hipotesis tindakan
 Tidak menggunakan analisis statistik yang rumit
 Tidak terlalu memperhatikan validitas dan reliabilitas instrumen
 Sampel tidak perlu representatif

Penelitian Formal:
 Dilakukan oleh orang lain
 Mengembangkan teori, melalui generalisasi
 Biasanya mempersyaratkan hipotesis
 Menuntut penggunaan analisis statistik
 Instrumen harus valid dan reliabel
 Sampel harus representatif

Cara Memulai PTK


Uraian tentang cara memulai PTK berikut ini akan menambah
pemahaman Anda tentang prinsip-prinsip PTK. Kalau Anda sudah
biasa mengajar, melakukan PTK bukan hal yang asing. PTK hanyalah
alat untuk membantu Anda memperbaiki pembelajaran secara
sistematis. Jadi Anda fokus saja pada perbaikan pembelajaran, dan
tanpa disadari Anda akan melakukan langkah-langkah seperti yang
dilakukan oleh peneliti PTK. Setelah menyelesaikan bagian ini Anda
akan dapat menulis ―proposal sederhana‖ berbentuk matriks, yang
nantinya akan dikembangkan menjadi ―proposal lengkap‖. Dengan
proposal sederhana sebenarnya Anda sudah dapat memulai PTK.

Analogi Guru-Dokter

Cara yang paling mudah untuk memulai PTK adalah dengan


menganalogikan kegiatan Anda sebagai ―guru peneliti PTK‖ dengan
kegiatan seorang ―dokter‖ . Perhatikan Tabel berikut ini.

Tabel Analogi Guru dengan Dokter

No Dokter Guru Peneliti PTK


1 Menanyakan gejala penyakit Mendeskripsikan masalah
2 Mendiagnosis penyakit Menemukan akar masalah
3 Menulis resep Menyusun hipotesis tindakan
Menentukan tema pengobatan, Menuliskan judul penelitian
4
misalnya ―Mengobati sakit perut‖

Mendeskripsikan Masalah

Apakah Anda ingat pertanyaan dokter ketika Anda sudah berada di


hadapannya? Ia akan bertanya: "Kenapa Pak?" atau "Kenapa Bu?"
Maksudnya adalah untuk meminta Anda mendeskripsikan keluhan-
keluhan yang Anda rasakan. Ia berusaha menggali sebanyak mungkin
dengan berbagai pertanyaan: ―Bagian mana yang sakit? Waktu-waktu
apa saja terasanya? Sudah berapa lama? Sudah minum obat apa?
Bagaimana hasilnya?" Belum cukup dengan keterangan lisan, ia masih
meminta Anda berbaring di dipan. Kemudian ia menempelkan
stetoskop di dada dan perut Anda, menekan-nekan dan mengetuk-
ngetuk perut Anda, melihat telakup mata Anda, melihat tenggorokan
Anda dengan senter, dan sambil lalu ia sudah dapat mengetahui suhu
badan Anda. Setelah itu ia masih menggunakan tensimeter untuk
mengukur tekanan darah dan denyut nadi Anda. Singkatnya ia ingin
mengungkap serinci mungkin gejala penyakit Anda; tujuannya adalah
untuk ‖mendiagnosis‖ penyakit Anda secara tepat. Makin rinci
deskripsi gejala penyakit Anda akan makin mudah ia mendiagnosis
penyakit Anda itu.

Dengan cara serupa, masalah yang akan Anda pecahkan melalui PTK
harus dideskripsikan secara rinci; tujuannya adalah agar Anda dapat
menemukan ―akar masalah‖ penelitian Anda secara tepat. Makin rinci
deskripsi masalah Anda, makin mudah Anda menemukan akar
masalah.

Penemuan akar masalah merupakan hal yang sangat penting dalam


melakukan PTK. Sebelum akar masalah ditemukan, Anda sebaiknya
tidak terburu-buru memberikan tindakan. Analoginya dengan dunia
kedokteran adalah dokter yang mengobati rasa pusing berkepanjangan
yang dialami pasien. Mula-mula ia mendiagnosis secara terburu-buru
sebagai penyakit maag; obat yang diberikan adalah promaag. Tentu saja
setelah minum obat selama tiga hari rasa pusing pasien tidak kunjung
hilang. Setelah didiagnosis ulang ternyata penyebabnya adalah lubang
kecil yang ada di gigi. Setelah gigi dirawat, lubang diberi obat
kemudian ditambal dan diberi obat yang sesuai, rasa pusing itupun
hilang.

Langkah-langkah berikut ini akan membantu Anda mendeskripsikan


masalah penelitian Anda secara rinci:

1. Mulailah dengan satu kalimat masalah.


2. Elaborasi kalimat itu serinci mungkin dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:
a. Dari mana tahunya?
b. Bagaimana datanya?
c. Upaya apa yang telah dilakukan?
d. Bagaimana hasilnya?
3. Usahakan kalimat masalah dan elaborasinya itu mencapai ½ -- 1
halaman; setelah itu biasanya Anda akan menemukan akar
masalahnya.

Contoh:
(Kalimat masalah) ‖Nilai fisika siswa kelas I SMA X Jakarta pada
umumnya rendah.‖ (Dari mana tahunya?) Mereka tampak mengerti
penjelasan dan contoh soal yang diberikan guru; tetapi ketika soal
diganti sedikit saja, mereka menjadi bingung dan tidak mampu
mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang
sudah dijelaskan; hal-hal yang baru sekecil apapun akan menimbulkan
kebingungan, tidak mampu diatasi. Pada ulangan akhir standar
kompetensi (SK) skor rata-rata siswa 5; pada ulangan akhir-semester
skor rata-rata juga 5. (Bagaimana datanya?) Hal itu dialami oleh sekitar
60% siswa dalam kelas, terjadi pada hampir seluruh SK, dan sudah
berlangsung dari tahun ke tahun. (Upaya yang sudah dilakukan) Agar
pemahaman siswa lebih mantap, guru sering menggunakan alat-alat
untuk demonstrasi di kelas maupun eksperimen di laboratorium. Guru
juga sudah menggunakan media Power Point dalam menerangkan;
sekali dua kali penjelasan diselingi dengan program animasi flash.
Siswa-siswa yang bernilai rendah sudah diberi program remedial;
waktunya di luar jam pelajaran tatap muka. (Bagaimana hasilnya?)
Kegiatan demonstrasi/praktikum itu tampaknya belum berhasil
menanamkan konsep-konsep fisika secara mantap kepada siswa.
Program remedial juga tidak banyak menolong karena siswa yang
nilainya rendah pada umumnya berusaha untuk menghindar.

Menemukan Akar Masalah

Deskripsi masalah yang rinci sebanyak 1/2 -- 1 halaman itu biasanya


sudah dapat mengantarkan Anda ke penemuan akar masalah. Dari
deskripsi masalah di atas jelas sekali bahwa akar masalahnya adalah
‖pemahaman siswa yang kurang mantap‖.

Menyususun Hipotesis Tindakan

Dalam kasus di atas, metode demonstrasi/eksperimen dan media


pembelajaran yang interaktif jelas bukan merupakan ―obat‖ bagi akar
masalah ‖kurang mantapnya pemahaman siswa‖. Guru sudah
melakukan hal itu dan ternyata tidak berhasil. Program remedial juga
bukan merupakan obat yang tepat; guru sudah melakukannya dan
tidak berhasil. Guru harus menemukan ‖obat‖ atau ‖tindakan‖ lain.

Marilah sejenak kita berfikir tentang hal lain, yaitu pemahaman kita
atas konsep "kursi". Begitu mantapnya pemahaman kita sehingga
ditunjukkan kursi model apapun--berkaki empat, berkaki tiga, berkaki
satu, pendek, sedang, tinggi, bersenderan, tanpa senderan, berbentuk
bulat, berbentuk segi empat, berbentuk sembarang, bahan kayu, bahan
logam, ditambahi busa agar empuk, dengan pegangan tangan, tanpa
pegangan tangan, dsb.--kita tidak akan pernah terkecoh, selalu dapat
membedakan antara kursi dan bukan kursi. Hal itu kontras sekali
dengan pemahaman konsep fisika oleh siswa dalam kasus di atas,
diubah sedikit saja mereka sudah bingung. Apa rahasia penanaman
konsep yang mantap tentang kursi itu?

Dalam menanamkan konsep, pemberian "contoh" yang terbatas


jenisnya akan membuat siswa mengalami under-generalization atau
generalisasi yang terlalu sempit. Sebaliknya lupa memberikan
"noncontoh" akan membuat siswa mengalami over-generalization atau
generalisasi yang terlalu luas. Baik under-generalization maupun over-
generalization dua-duanya akan mengganggu pemahaman konsep siswa
secara mantap. Pemberian contoh yang cukup banyak dan disertai
dengan noncontoh diduga akan dapat memantapkan pemahaman siswa
ketika diterangkan. Dalam literatur, cara itu dikenal dengan metode
concept attainment atau metode pencapaian konsep.

Hipotesis-tindakan penelitian ini menjadi: "Metode concept attainment


akan meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas I SMA X Jakarta."

Secara operasional tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah


sebagai berikut:

1. Tiap konsep-baru yang esensial ditanamkan menggunakan metode


concept attainment, dengan pemberian contoh-contoh yang cukup
banyak dan disertai dengan noncontoh.
2. Contoh soal yang diberikan harus cukup banyak dan barvariasi,
disertai dengan jawaban.
3. Dihindarkan ‖pemberian contoh yang terbatas‖ tetapi ‖pemberian
soal latihan dan PR yang terlalu banyak‖.

Catatan: Penggunaan alat-alat untuk demonstrasi/praktikum tetap


dilakukan karena merupakan karakteristik pembelajaran fisika.
Program remedial bagi siswa-siswa yang lambat juga terus dilakukan
karena merupakan prinsip pembelajaran yang sudah baku. Jadi
tindakan dalam PTK tidak dimaksudkan untuk ―menggantikan‖
metode dan prinsip sudah baku, melainkan ―menambahkan‖ metode-
metode baru.

Menuliskan Judul Penelitian

Akhirnya Anda tinggal menuliskan judul penelitian, secara singkat


tetapi jelas. Isi judul sama dengan isi hipotesis tindakan, tetapi
redaksinya diubah dari kalimat menjadi frasa.

Hipotesis tindakan, kalimat: "Metode concept attainment akan


meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas I SMA X Jakarta."

Judul penelitian, frasa: ―Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas I


SMA X melalui Metode Concept Attainment‖

Penulisan frasa untuk judul penelitian menggunakan huruf besar pada


tiap kata, dan tidak diakhiri dengan titik; sedangkan penulisan kalimat
untuk hipotesis tindakan hanya menggunakan huruf besar di awal
kalimat, dan diakhiri dengan titik.

Dari uraian di atas jelas bahwa judul penelitian datang "paling akhir",
setelah deskripsi masalah, penemuan akar masalah, dan penyusunan
hipotesis tindakan. Sangat aneh kalau ada peneliti PTK yang langsung
ingin menemukan judul. Analoginya adalah dokter yang begitu
bersemangat dengan obat barunya, baru kemudian mencari orang yang
sakit. Penelitian harus dimulai dari masalah, karena pada dasarnya
penelitian adalah pemecahan masalah.

Catatan: Analogi guru-dokter dalam penelitian PTK tidak seluruhnya


benar. Minimal ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, dalam
dunia kedokteran setelah pasien sembuh pemberian obat dihentikan;
dalam PTK setelah perlakuan berhasil akan dilanjutkan terus sebagai
metode baru yang lebih efektif. Kedua, dalam dunia kedokteran
pengobatan pada umumnya hanya berfungsi untuk mengembalikan
pasien ke kondisi awal/normal, yaitu sehat; dalam PTK dapat
dicobakan hal-hal baru yang melebihi keadaan awal/normal.

Proposal Sederhana

Dari hasil analisis di atas dapatlah dirangkum proposal sederhana


dalam bentuk matriks seperti pada tabel berikut ini:

Tabel Proposal Sederhana dalam Pelajaran Fisika SMA

Aspek-aspek
No Uraian
Penelitian
Nilai fisika siswa Kelas I SMA X Jakarta pada
1 Kalimat Masalah
umumnya rendah.
Pemahaman siswa kurang mantap ketika
2 Akar Masalah diterangkan.

3 Hipotesis Tindakan "Metode concept attainment akan meningkatkan hasil


belajar fisika siswa kelas I SMA X Jakarta."

Tindakan Operasional:

a. Tiap konsep-baru yang esensial ditanamkan


menggunakan metode concept attainment, dengan
pemberian contoh-contoh yang cukup banyak dan
disertai dengan noncontoh.
b. Contoh soal yang diberikan harus cukup banyak
dan barvariasi, disertai dengan jawaban.
c. Dihindarkan ‖pemberian contoh yang terbatas‖
tetapi ‖pemberian soal latihan dan PR yang
terlalu banyak‖.
4 Judul Penelitian ―Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas I SMA
X melalui Metode Concept Attainment‖

Dengan berbekal proposal sederhana ini Anda sudah dapat mulai


melakukan PTK di kelas Anda. Tindakan yang akan Anda lakukan
sudah jelas karena bersifat operasional. Ukuran operasional adalah
dapat dilakukan oleh orang lain yang membaca hipotesis itu.
Analoginya dengan dunia kedokteran, hipotesis tindakan "Metode
concept attainment akan meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas I
SMA X Jakarta" adalah sebagai obat, sedangkan ‖tindakan operasional‖
yang terdiri dari tiga butir itu adalah cara meminum atau dosisnya.
Contoh Proposal Sederhana Lainnya

Tabel Proposal Sederhana dalam Mata Pelajaran IPS SMP

Aspek-aspek
No Uraian
Penelitian
Para siswa cepat lupa dalam pelajaran IPS Kelas VII
1 Kalimat Masalah
SMP Y Bekasi.
Siswa kurang berkesan dalam tiap peristiwa
2 Akar Masalah pembelajaran.

3 Hipotesis Tindakan "Cerita-cerita yang aneh akan meningkatkan daya


ingat siswa dalam pelajaran IPS Kelas VII SMP Y
Bekasi."

Tindakan Operasional:

a. Tiap pembelajaran tatap muka, guru menyiapkan


beberapa cerita aneh yang relevan, dapat diambil
dari surat kabar atau artikel internet.
b. Dalam membahas konsep penting, cerita aneh itu
dibacakan. Satu pertemuan tatap muka cukup 1—
2 cerita aneh.
c. Siswa diminta menanggapi cerita aneh itu secara
kelompok; .yang baik diberi pujian.
4 Judul Penelitian ―Peningkatan Daya Ingat Siswa melalui Pembacaan
Cerita-cerita Aneh dalam Pelajaran IPS Kelas VII
SMP Y Bekasi‖

Tabel Proposal Sederhana dalam Mata Pelajaran Matematika SD

Aspek-aspek
No Uraian
Penelitian
Siswa yang lemah tidak peduli dengan nilai
1 Kalimat Masalah rendah dalam mata pelajaran matematika di
Kelas VI SD Z Depok.
Persepsi diri siswa rendah, merasa dirinya
2 Akar Masalah sebagai siswa yang bodoh.

3 Hipotesis "Pemberian Pengalaman Sukses akan


Tindakan Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Nilai
Matematika Kelas VI SD Z Depok."

Tindakan Operasional:

a. Dalam pembelajaran, guru memberi


perhatian lebih besar kepada siswa-siswa
yang lemah.
b. Tiap pertemuan tatap muka, satu dua orang
siswa yang lemah diberi tugas yang mudah.
Setelah yakin dapat mengerjakan, mereka
diminta maju ke papan tulis, diikuti dengan
pujian.
c. Siswa yang pandai tetap diberi tugas, seperti
biasanya.
4 Judul Penelitian ―Peningkatan Kepedulian Siswa terhadap Nilai
Matematika melalui Pemberian Pengalaman
Sukses dalam Pelajaran Matematika Kelas VI SD
Z Depok‖

Masalah yang Layak Diteliti dan Profesionalisme Guru

Masalah yang Layak Diteliti

Tidak semua masalah dapat dipecahkan melalui PTK, hanya masalah


yang berada dalam kendali guru. Rendahnya "input siswa" yang masuk
sekolah Anda, suara berisik karena "sekolah Anda berada di pinggir
jalan", dan "status ekonomi sosial orang tua siswa" adalah contoh-
contoh masalah yang berada di luar kendali guru, tidak layak untuk
diteliti. Sebaliknya masalah yang sudah terlalu jelas juga tidak layak
diteliti karena tidak perlu. Misalnya selama ini Anda mengajar secara
monoton, menggunakan metode ceramah sepanjang hari, dan siswa
merasa jenuh. Kemudian Anda akan menerapkan metode bermain
peran agar siswa lebih aktif. Hal itu sudah terlalu jelas, siswanya pasti
akan menjadi aktif. Anda tinggal melaksanakan secara langsung.
Analoginya adalah upaya Anda menyiram tanaman di pot yang layu
karena tidak disiram. Anda tinggal langsung meyiram, tidak perlu
meneliti dulu; hasilnya sudah jelas, tanaman pasti akan menjadi segar.
Penelitian diawali dengan masalah, yang masih meragukan.

Profesionalisme Guru

Pertanyaan "Upaya apa yang sudah dilakukan?" pada bagian


‖Mendeskripsikan Masalah‖ di atas penting untuk dikemukakan. Hal
itu menandakan bahwa Anda seorang guru profesional, yang telah
menerapkan berbagai metode secara kreatif tetapi belum berhasil.
Bagian yang belum berhasil itulah yang Anda teliti melalui PTK.
Analogi dengan tanaman di pot tadi, jika telah disiram dan dipupuk
tetapi tanaman masih tetap layu, barulah itu merupakan masalah
penelitian yang sangat menarik.

Setelah beberapa kali melakukan PTK, Anda akan terbiasa memberikan


tindakan secara sistematis. Anda juga akan merasakan bahwa PTK
tidak banyak berbeda dengan pembelajaran biasa. Secara tidak sadar
Anda akan melakukan PTK setiap saat; dan Anda akan mendapat
predikat sebagai guru profesional yang reflektif.
b) Metode Penelitian
Anda perlu menegaskan metode penelitian yang Anda gunakan, yaitu
PTK, disertai model yang digunakan. Biasanya PTK di sekolah
menggunakan Model Kemmis & Taggart seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1. PTK Model Kemmis & Taggart

Siklus Penelitian

Salah satu ciri khas PTK adalah adanya siklus. Menurut Kemmis dan
McTaggart siklus terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) Perencanaan,
(2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Analoginya dengan
pengobatan oleh dokter, satu siklus adalah rangkaian empat kegiatan:
(1) Pemberian resep kepada pasien, (2) Peminuman obat oleh pasien, (3)
Pengukuran peningkatan kesehatan pasien ketika kembali lagi ke
dokter, dan (4) Analis dan evaluasi kesehatan pasien. Siklus PTK
sebenarnya adalah satu satuan penelitian yang lengkap, karena
komponen-komponennya lengkap dari perencanaan sampai refleksi.
Jadi kalau Anda melakukan PTK dengan lima siklus, sebenarnya Anda
melakukan lima penelitian secara berkelanjutan. PTK sebaiknya
minimal terdiri dari tiga siklus; kalau baru satu siklus sudah berhasil
kemungkinan masalahnya terlalu sederhana.

Satu siklus minimal terdiri dari tiga pertemuan tatap muka dengan
perlakuan yang sama, agar intensif. Misalnya Anda melakukan siklus
dengan tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama Anda menggunakan
metode concept attainment pada konsep-konsep penting yang diajarkan,
diikuti dengan pemberian contoh soal yang bervariasi, dan PR yang
bervariasi juga. Pada pertemuan kedua dan ketiga Anda melakukan hal
yang sama secara konsisten. Analoginya adalah proses minum obat
oleh pasien; selama tiga hari ia meminum obat yang sama dengan dosis
yang sama, berulang-ulang. Hal itu dilakukan agar data yang diperoleh
bersifat jenuh, artinya lengkap. Kalau perlakukan hanya dilakukan satu
kali dan hasilnya baik, ada kemungkinan hal itu hanya kebetulan.
Tetapi kalau perlakuan sudah dilakukan tiga kali dan hasilnya baik,
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil itu memang benar-benar
baik, bukan karena kebetulan.

Perencanaan

Perencanaan pada siklus pertama tidak lain adalah hipotesis-tindakan


yang telah Anda tetapkan sebelumnya. Perencanaan adalah variabel
bebas penelitian Anda. Perencanaan pada siklus kedua, ketiga, dan
selanjutnya belum dapat ditentukan karena harus dibuat berdasarkan
hasil refleksi terhadap siklus sebelumnya. Dalam RPP, hipotesis-
tindakan itu harus dapat dilihat posisinya, bisa di pembelajaran
pendahuluan, pembelajaran inti, dan/atau di pembelajaran penutup.
Ada baiknya dalam RPP hipotesis tindakan itu Anda cetak tebal agar
posisinya dalam pembelajaran-biasa terlihat dengan jelas. Seperti telah
disinggung sebelumnya, sebaiknya hanya bagian tertentu dari
pembelajaran yang Anda diperbaiki melalui PTK. Analoginya dengan
badan kita, hanya bagian-bagian tertentu yang diobati oleh dokter.

Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah uraian tentang implementasi perencanaan Anda,


masih berbicara tentang variabel bebas. Kalau seluruh perencanaan
dapat dilaksanakan dengan baik sepanjang siklus, Pelaksanaan hanya
akan berisi satu kalimat, yaitu: "Seluruh perencanaan dapat
dilaksanakan dengan baik." Tetapi hal itu jarang terjadi; yang sering
terjadi adalah sebaliknya: "Perencanaan sih boleh, tetapi
pelaksanaannya?" Analoginya dengan dokter, pelaksanaan adalah
uraian tentang kegiatan minum-obat pasien. Mungkin saja pertama kali
minum obat pasien merasa mual dan muntah, sehingga obat belum bisa
masuk. Yang kedua dan ketiga masih mengalami hal serupa. Baru pada
peminuman keempat, pada hari kedua, obat itu bisa masuk. Cerita yang
ingin didengar dokter dalam Pelaksanaan berkisar pada hal itu, belum
berbicara tentang peningkatan kesehatan pasien.

Uraian Pelaksanaan sifatnya holistik, mencakup ketiga pertemuan


dalam satu siklus, tetapi tidak menceritakan pertemuan per pertemuan.
Agar uraian menjadi sistematis dan tidak terjebak pada pertemuan per
pertemuan, Anda perlu membuat unsur-unsur variabel bebas itu,
kemudian diuraikan keberhasilan dan kegagalannya. Dalam hal
penggunaan metode concept attainment misalnya, unsur-unsurnya
adalah langkah-langkah metode itu sendiri. Contoh uraian Pelaksanaan
Siklus 1: "Ketika diberikan dua kolom berisi daftar istilah fisika, yang
satu diberi judul YA dan satu lagi BUKAN, sebagian besar siswa
memperhatikan sambil berfikir. Perhatian siswa meningkat ketika
mereka diminta menambahkan istilah baru di kolom YA. Mereka mulai
berdiskusi dengan teman kelompoknya dan berusaha menemukan
istilah-istilah baru. Masih ada beberapa siswa di barisan belakang yang
belum terfokus perhatiannya. Ketika diminta memberi nama konsep
yang mewakili semua istilah yang berada di kolom YA, mereka lebih
tertantang lagi. Beberapa siswa tunjuk tangan dan menyebutkan
konsep; guru menuliskan di papan tulis. Tetapi ketika diminta
menyebutkan atribut kritikal dari konsep yang diajukan mereka
mendapat kesulitan. Dst., dst...."

Pengamatan

Pada bagian inilah Anda mulai memaparkan perubahan-perubahan


yang terjadi pada variabel terikat, yaitu variabel yang Anda tingkatkan
melalui PTK ini. Seluruh hasil pengukuran menggunakan instrumen,
disajikan datanya di bagian Pengamatan ini. Dalam PTK instrumennya
bermacam-macam, tidak hanya tes; semua datanya disajikan di sini.
Tampilan yang khas di bagian Pengamatan ini adalah tabel, diagram,
dan grafik; tetapi uraian naratif juga ada, yaitu untuk menyajikan hasil
wawancara atau catatan lapangan.

Refleksi

Dalam refleksi, Anda akan membahas data yang telah tersaji dalam
Pengamatan di atas. Baik keberhasilan maupun kegagalan semuanya
dibahas. Keberhasilan perlu dibahas untuk mengetahui apakah benar
penyebabnya adalah tindakan yang Anda berikan. Jika benar berarti
hipotesis-tindakan Anda benar. Tetapi Anda harus jeli, belum tentu
keberhasilan itu akibat dari hipotesis-tindakan. Sebagai contoh dalam
metode concept attainment, setelah berlangsung satu siklus ternyata
pemahaman siswa tidak meningkat. Kemudian pada siklus berikutnya
Anda sebagai peneliti memberikan tambahan drill sebanyak-banyaknya
sehingga siswa hafal akan tipe-tipe soal yang keluar dalam tes. Pada
akhir siklus-kedua pemahaman siswa meningkat. Apakah peningkatan
itu akibat dari hipotesis penelitian? Boleh jadi bukan; peningkatan itu
lebih banyak disebabkan oleh metode drill and practice daripada metode
concept attainment.

Terutama kegagalan, harus dibahas secara sungguh-sungguh,


sebaiknya bersama kolaborator Anda. Langkah-langkahnya sama
dengan pada awal siklus pertama: mendeskripsikan masalah secara
rinci, menemukan akar masalah, bertanya mengapa dan mengapa, dan
mencari alternatif tindakan. Ingat bahwa siklus pertama sebenarnya
adalah satu penelitian. Pada siklus kedua Anda melakukan satu
penelitian lagi. Tujuan utama refleksi adalah mencari alternatif
tindakan untuk diterapkan pada siklus berikutnya. Sebaiknya Anda
bukan mengganti tindakan melainkan melengkapi atau memodifikasi
tindakan; tindakan utamanya concept attainment masih tetap.

Pergantian Siklus
Pergantian dari satu siklus ke siklus berikutnya dapat dilakukan
berdasarkan jumlah pertemuan, seperti telah disinggung di atas. Tetapi
Anda dapat menggunakan dasar lain, misalnya jumlah minggu,
kompetensi dasar, atau pokok bahasan. Tindakan pada siklus
berikutnya ditentukan berdasarkan refleksi terhadap hasil siklus
sebelumnya. Analoginya dengan dokter, resep-baru dibuat berdasarkan
hasil penilaian terhadap resep sebelumnya. Tindakan pada siklus baru
harus berbeda secara signifikan dengan siklus sebelumnya. Kalau
hanya pengulangan berarti masih bagian dari siklus sebelumnya.

Insrumen Penelitian

Karena PTK mengandung unsur inovasi, biasanya ada hal-hal tertentu


yang perlu dipersiapkan secara khusus. Salah satunya adalah instrumen
penelitian, yang berbeda dengan instrumen yang biasa Anda pakai
sehari-hari. Tes hasil belajar yang biasanya cukup dengan C1, C2, ... s.d.
C6 misalnya, sekarang akan terfokus pada C2 saja, tetapi dirinci
menjadi tujuh komponen, yaitu: (1) menginterpretasi, (2) memberi
contoh, (3) mengklasifikasi, (4) merangkum, (5) menginferensi, (6)
membandingkan, dan (7) menjelaskan. Wawancara dengan siswa yang
biasanya Anda lakukan secara spontan, sekarang dibuat pedomannya
dulu agar lebih terfokus; demikian juga kegiatan observasi, Anda buat
lembar observasinya. Catatan lapangan perlu Anda siapkan dulu
penulisannya; ini paling mudah karena tidak perlu ada instrumen
khusus. Catatan lapangan tidak lain adalah catatan harian atau diary,
untuk menuangkan hal-hal yang sangat berkesan. Kalau penelitian
dilakukan dengan penuh antusiasme, Anda akan menemukan hal-hal
yang sangat berkesan dan secara mudah dapat dituliskan dalam catatan
lapangan.

Agar lebih sederhana kita sepakati dulu bahwa yang dimaksud dengan
instrumen dalam PTK adalah alat untuk mengukur keberhasilan
tindakan pada variabel yang ingin Anda tingkatkan, yaitu variabel
terikat. Agar lebih ilmiah, setiap instrumen yang Anda buat harus
dibuat kisi-kisinya dulu; dan kisi-kisi itu dibuat berdasarkan teori yang
ada di bagian Kajian Pustaka. Oleh karena itu, teori dalam Kajian
Pustaka hendaknya sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan
pembuatan instrumen. Sangat kurang baik teori yang diuraikan secara
panjang lebar tetapi tidak memberikan petunjuk apapun untuk
pembuatan instrumen.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Yang sudah Anda kenal dengan baik tentu saja instrumen untuk
mengukur hasil belajar, yang biasa disebut tes. Tes yang baik harus
valid, yaitu mengukur apa yang harus diukur. Validitas tes biasanya
didekati dengan kisi-kisi, yang akan menjamin keterwakilan
kompetensi dan tingkat kognisi yang akan diukur. Validitas seperti itu
disebut validitas isi, karena penekanannya pada keterwakilan isi. Syarat
lainnya, tes yang baik harus reliabel atau ajeg, yaitu jika digunakan
dengan cara yang sama hasilnya akan sama. Reliabilitas tes diketahui
setelah tes diuji coba; koefisiennya dihitung dengan rumus-rumus
statistik, seperti rumus split half test, KR-20, atau Alfa Chronbach. Dalam
PTK uji reliabilitas tes seperti itu tidak dilakukan karena jarang guru
yang mengujicobakan tes sebelum menggunakan. Tetapi penggunaan
kisi-kisi untuk menjamin validitas tes seperti dijelaskan di atas
sebaiknya dilakukan oleh peneliti PTK.

Di samping tes, dalam PTK digunakan berbagai jenis instrumen, di


antaranya: (1) Lembar observasi, (2) Pedoman wawancara, (3) Pedoman
telaah dokumen, (4) Kuesioner, (5) Rating scale, (6) Portofolio, (7) Skala
sikap, dan (8) Catatan lapangan. Seperti halnya tes, instrumen-
instrumen itu harus dibuat berdasarkan kisi-kisi agar validitas-isi nya
terjamin. Di samping itu masih ada validitas lain yang harus dipenuhi
oleh instrumen-instrumen itu, yaitu validitas konstruk. Untuk
memperoleh validitas konstruk, kisi-kisi instrumen harus dibuat
berdasarkan teori yang telah dibahas di Kajian Pustaka. Singkatnya,
"Instrumen harus dibuat berdasarkan kisi-kisi, dan kisi-kisi harus
dibuat berdasarkan teori."

Triangulasi

Sebagai ganti penghitungan menggunakan rumus-rumus, reliabilitas


instrumen dalam PTK didekati dengan teknik triangulasi. Artinya, satu
variabel terikat (yang akan ditingkatkan) diukur dengan beberapa
instrumen. Motivasi siswa misalnya, tidak cukup diukur dengan
kuesioner, tetapi ditambah dengan wawancara dan observasi. Jika
ketiga instrumen itu menghasilkan data yang sama atau mirip, barulah
dapat ditafsirkan bahwa data itu benar. Reliabilitas instrumen dalam
PTK juga dapat didekati dengan pengamatan yang cukup lama
sehingga datanya mencapai tingkat jenuh atau mencukupi. Lamanya
pengamatan harus dibarengi dengan tingkat ketelitian dan
keseksamaan.

Pelanggaran Validitas Instrumen

Seringkali peneliti PTK secara tidak sadar telah melanggar validitas


instrumen, yaitu membuat instrumen tanpa didasari kisi-kisi dan teori.
Serinkali instrumen bahkan tidak mengukur yang harus diukur.
Mengukur motivasi misalnya, menggunakan tes hasil belajar.

Instrumen Spontan

Peneliti sering membuat instrumen secara spontan yang diperkirakan


dapat mengukur keberhasilan penelitiannya. Dasarnya lebih banyak
perasaan daripada penalaran yang sistematis. Setelah instrumen jadi
dan ditanyakan kisi-kisinya, peneliti itu tidak dapat menjawab. Hampir
dapat dipastikan bahwa instrumen seperti itu tidak ada dasar teorinya.
Spontanitas itu seringkali menghasilkan bermacam-macam instrumen,
untuk mengukur berbagai variabel. Maksud hati mungkin ingin
menerapkan triangulasi, tetapi kurang tepat arahnya. Kalau triangulasi
adalah mengukur satu variabel dengan beberapa macam instrumen,
dalam instrumen spontan itu mengukur banyak variabel dengan
banyak instrumen yang tidak jelas dasar teorinya.

Instrumen ”Teh Botol”

"Apapun makanannya, minumannya Teh Botol"; begitulah bunyi iklan


di televisi. Hal serupa sering terjadi dalam PTK. "Apapun masalahnya,
instrumennya tes hasil belajar." Masalah rendahnya motivasi misalnya,
instrumennya tes hasil belajar, seperti telah disinggung sebelumnya.
Dasar pemikirannya, kalau motivasi meningkat siswa akan belajar lebih
aktif sehingga hasil belajarnya meningkat. Hal itu bisa benar, tetapi bisa
juga tidak. Peningkatan hasil belajar itu bisa disebabkan oleh faktor
lain, seperti minat, media, dan tingkat kesulitan soal. Yang jelas teori
tentang motivasi berbeda dengan teori tentang hasil belajar. Kalau
teorinya berbeda kisi-kisinya harus berbeda, dan instrumennya dengan
sendirinya akan berbeda. Jadi mengukur motivasi dengan hasil belajar
dapat dikatakan mengukur variabel lain.

Kisi-kisi Instrumen

Yang paling mudah adalah membuat kisi-kisi tentang hasil belajar;


Anda sudah terbiasa melakukannya. Berikut ini diberikan beberapa
contoh instrumen untuk mengukur hasil belajar atau pemahaman
siswa.

Tabel Contoh Kisi-kisi Tes Pemahaman Siswa

Proses Kognitif dan Jumlah Butir Soal


Menginterpretasi

Membandingkan
Memberi Contoh

Mengklasifikasi

Menginferensi

Menjelaskan

Kompetensi
Merangkum

dan Indikator

KD 1

Indikator 1

Indikator 2

KD 2

Indikator 1
Indikator 2

Keterangan: KD = kompetensi dasar

Tabel Contoh Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pemahaman Siswa

Kompetensi Sangat Sangat


Kriteria Kurang Baik
dan Indikator Kurang Baik

KD 1

Indikator 1 Interpretasi tentang


Indikator 1

Indikator 2 Kemampuan
klasifikasi tentang
indikator 2

KD 2

Indikator 3 Inferensi tentang


indikator 3

Indikator 4 Kemampuan
membandingkan
tentang indikator 4

Indikator 5 Kemampuan
menjelaskan
tentang indikator 5

Tabel 7. Contoh Kisi-kisi Lembar Observasi Pemahaman Siswa

No Indikator Sangat Kurang Baik Sangat


Pemahaman Kurang Baik

1 Menginterpretasi

2 Memberi contoh

3 Mengklasifikasi

4 Merangkum

5 Menginferensi

6 Membandingkan

7 Menjelaskan
Perlu diperhatikan bahwa ketiga kisi-kisi di atas mengukur variabel
yang sama, yaitu pemahaman siswa, secara triangulatif. Artinya
variabel yang sama diamati dari berbagai sudut pandang.

Instrumen untuk Variabel Bebas?

Perlukah variabel bebas (metode yang digunakan) diukur-ukur


menggunakan instrumen seperti halnya variabel terikat (variabel yang
ditingkatkan)? Marilah kita bandingkan dengan pekerjaan dokter.
Apakah yang biasanya diukur oleh seorang dokter, kegiatan minum
obat pasien sesuai resep (variabel bebas) atau peningkatan kesehatan
pasien (variabel terikat)? Tentu saja yang terakhir. Ketepatan
pemakaian metode memang perlu diperhatikan dalam PTK, tetapi tidak
perlu diukur-ukur menggunakan instrumen. Jika dilakukan, pekerjaan
peneliti akan bertambah banyak, yang akan membuatnya stress dan
lelah. Setelah selesai penelitian ia akan mengatakan dalam hati: "Sekali
ini saja saya melakuan penelitian." Hal ikhwal variabel bebas cukup
disampaikan secara naratif di bagian "Pelaksanaan" dari siklus
penelitan (yang terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan
Refleksi). Ada kerugian lain jika variabel bebas diukur-ukur dengan
instrumen dan disajikan datanya dalam bentuk tabel-tabel. Benang
merah laporan penelitian menjadi kabur dan hasil penelitian sukar
dipahami oleh pembaca.

Kolaborasi

Perlu dikemukakan jumlah dan latar belakang pendidikan kolaborator,


dan waktu pertemuan. Misalnya kolaborator internal adalah teman
sejawat, guru semata pelajaran. Pertemuan dilakukan secara intensif
pada penulisan proposal dan pembuatan instrumen. Pada saat
implementasi, pertemuan dilakukan seminggu sekali pada akhir pekan
untuk membicarakan masalah-masalah yang ditemukan pada minggu
berjalan, dan rencana untuk minggu berikutnya. Kolaborator internal
juga membantu melakukan pengukuran menggunakan instrumen-
instrumen yang tersedia pada akhir siklus. Kolaborator ekternal adalah
dosen perguruan tinggi yang membantu pada penulisan proposal.

c) Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Setelah mempunyai proposal sederhana, hasil kegiatan sebelumnya,


Anda akan sangat mudah mengembangkannya menjadi proposal
lengkap. Hal-hal yang esensial telah tertulis dalam proposal sederhana
itu, terutama deskripsi masalah, rumusan masalah, dan hipotesis
tindakan.

Sistematika Proposal Penelitian

Sistematika proposal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:


Judul

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

Bab 2 Kajian Pustaka

A. Deskripsi Teori
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan

Bab 3 Metodologi Penelitian

A. Setting Penelitian
B. Metodologi Penelitian
C. Siklus Penelitian
D. Kriteria Keberhasilan
E. Instrumen Penelitian
F. Anallisis Data
G. Kolaborasi
H. Jadual Penelitian

Daftar Pustaka

Judul PTK
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, judul penelitian harus
singkat tetapi jelas. Isinya sama dengan hipotesis tindakan tetapi
dengan rumusan yang berbeda. Judul harus mengandung variabel
bebas (tindakan yang diberikan) dan variable terikat (variabel yang
akan ditingkatkan). Contohnya adalah sebagai berikut:

“Peningkatan Hasil Belajar Geografi SMA Kelas I SMA X


Jakarta Melalui Metode Concept Attainment”

Variabel bebasnya metode concept attainment dan variabel terikatnya


hasil belajar sejarah. Jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari 15. Topik
atau pokok bahasan kurang perlu untuk dicantumkan dalam judul
karena keterangan ―Geografi Siswa Kelas I SMA ― sudah cukup
spesifik. Jika topik dicantumkan, misalnya ―Kemagnetan‖, seolah-olah
metode concept attainment itu hanya berlaku pada topik Kemagnetan.
Masalah yang dipecahkan dalam PTK seharusnya yang bersifat lintas
pokok bahasan, seperti: hasil belajar, motivasi, dan kreativitas. Dengan
demikian penggunaan siklus akan lebih leluasa, tanpa dibatasi oleh
topik.
Judul sebaiknya menampilkan hal-hal yang inovatif untuk menarik
pembaca; pertama kali orang membaca hasil penelitian Anda adalah
pada judulnya. PTK pada dasarnya adalah sarana untuk melakukan
inovasi pembelajaran. Sejak munculnya PTK orang menganggap bahwa
cooperative learning merupakan pembelajaran inovatif. Hampir semua
peneliti PTK memilih judul itu kalau diminta membuat proposal.
Akibatnya cooperative learning sudah diteliti oleh banyak orang, dan
menjadi hal yang biasa. Sayangnya PTK yang mereka lakukan bersifat
semu; setelah selesai PTK mereka kembali ke pembelajaran biasa.

Pendahuluan (Bab 1)
Fungsi utama pendahuluan adalah untuk menjelaskan mengapa
penelitian

Anda perlu dilakukan. Sampai halaman kedua, pendahuluan harus


sudah dapat mengemukakan masalah penelitian secara jelas. Uraian di
halaman-halaman berikutnya masih dapat ditambahkan, tetapi sifatnya
hanya menegaskan dan melengkapi. Sebaiknya dihindarkan uraian
kesana-kemari sampai berhalaman-halaman, dan baru mengemukakan
masalah penelitian di bagian akhir.

Latar belakang masalah berfungsi untuk membuat masalah penelitian


Anda terlihat lebih menonjol, penting, dan mendesak. Masalah
penelitian tidak lain adalah deskripsi masalah yang sudah Anda tulis
sebelumnya, di Bagian A; sifatnya mikro, yaitu tentang pembelajaran di
kelas Anda. Agar terlihat penting, masalah mikro itu harus dibingkai
dengan masalah makro yang berskala nasional. Hal itu sekaligus
menunjukkan bahwa Anda sebagai peneliti memahami isu-isu nasional
yang relevan. Namun perlu dihindari kesan bahwa penelitian Anda
berskala nasional; kenyataannya penelitian Anda hanya berskala kelas.
Oleh larena itu uraian latar belakang maksimal dua alinea, dan segera
disambung dengan masalah mikro yang berupa deskripsi masalah itu.
Berikut ini adalah contohnya.

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Standar kompetensi luluan yang ditetapkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melalui
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2002 tentang Standar Isi
untuk Pendidikan Dasar dan Menengah menuntut
kompetensi yang tinggi dari para lulusan sekolah
menengah. Bersamaan dengan itu dikeluarkan juga
Standar Proses yang menuntut proses pembelajaran yang
berkualitas, menuju lulusan yang ―cerdas dan
komprehensif‖, sesuai dengan moto Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Implikasinya guru harus
senantiasa meningkatkan kompetensi agar kualitas
pembelajarannya terus meningkat.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, guru adalah tenaga profesional yang dilatih secara
khusus melalui pendidikan profesi, untuk mendapatkan
sertifikat sebagai pendidik profesional. Salah satu ciri guru
profesional adalah bersifat reflektif. Setiap kali
melaksanakan pembelajaran ia selalu melakukan refleksi
untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, dan
selanjutnya berusaha untuk memperbaiki.

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan cara yang


sistematis untuk melakukan refleksi secara intensif dan
melakukan perbaikan pembelajaran secara sistematis. Di
SMA Negeri X Jakarta nilai geografi Kelas I pada
umumnya rendah. Mereka tampak mengerti penjelasan
dan contoh soal yang diberikan guru, tetapi ketika soal
diganti sedikit saja mereka menjadi bingung dan tidak
dapat mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti
tentang hal yang dijelaskan; hal-hal baru sekecil apapun
akan menimbulkan kebingungan, tidak mampu diatasi.
Pemahamannya barulah sampai di permukaan, belum
mendalam. Pada ulangan akhir yang mencakup satu
standar kompetensi nilai rata-rata siswa 5; pada ulangan
akhir semester rata-rata juga 5. Hal itu dialami oleh sekitar
60% siswa dalam kelas, terjadi di hampir seluruh SK, dan
sudah berlangsung dari tahun ke tahun.

Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk mengatasi


masalah itu. Guru telah menggunakan salat-alat peraga
untuk demonstrasi di kelas, dan melakukan eksperimen di
laboratorium. Guru juga sudah menggunakan media
Power Point untuk menjelaskan; sekali-sekali penjelasan
guru diselingi dengan program animasi flash. Tetapi
hasilnya belum seperti yang diharapkan. Siswa-siswa
yang hasil belajarnya rendah sudah disediakan program
remedial; waktunya di luar jam pelajaran tatap muka.
Tetapi hasilnya juga belum seperti yang diharapkan; siswa
yang nilainya rendah cenderung ingin menghindar dari
kegiatan itu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
pemahaman konsep siswa kurang mantap ketika
diterangkan. Kemungkinan contoh-contoh yang diberikan
guru kurang banyak sehingga siswa mengalami under-
generalization; noncontoh juga tidak disertakan sehingga
siswa mengalami over-generalization. Kedua-duanya
membuat pemahaman siswa tidak mantap. Perlu
dicarikan metode alternatif yang membuat siswa belajar
secara mantap.

Rumusan masalah penelitian telah tersirat dalam hipotesis tindakan


yang ada dalam proposal sederhana yang telah Anda buat di Bagian A;
Anda tinggal memindahkan ke sini. Masalah penelitian biasanya
disajikan dalam bentuk pertanyaan, tetapi tidak harus. Inilah
contohnya.

B. Rumusan Masalah
Apakah metode concept attainment dapat meningkatkan
hasil belajar geografi kelas I SMA Negeri X Jakarta?

Bagian terakhir pendahuluan adalah tujuan dan manfaat penelitian.


Tujuan PTK tidak sekedar ingin ―mengetahui peningkatan‖ variabel
terikat (yang akan ditingkatkan), tetapi lebih pada ―meningkatkan‖
variabel terikat itu. Ingin ―mengetahui peningkatan‖ mempunyai
konotasi ―setelah tahu akan selesai‖ sehingga peneliti PTK banyak yang
kembali ke metode semula setelah penelitian selesai; sedangkan
―meningkatkan‖ mempunyai arti ingin menggunakan metode baru
yang ditemukan untuk seterusnya. Manfaat penelitian sebaiknya dirinci
untuk berbagai pihak agar makna penelitian menjadi labih besar,
misalnya bagi siswa, guru, dan sekolah. Inilah contohnya.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar sejarah siswa.

D. Manfaat Penelitian
Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan
pemahamannya. Bagi guru penelitian ini bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang
senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran.
Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk
meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif, yang
membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan
komprehensif.

Kajian Pustaka (Bab 2)

Deskripsi teori memberikan dasar teori pada variabel-variabel yang


Anda teliti. Baik variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variabel
terikat (yang ditingkatkan) dua-duanya harus didukung dengan teori.
Ini sejalan dengan ciri seorang profesional, yang setiap tindakannya
didukung dengan teori yang sudah mantap. Analoginya dengan dokter,
setiap obat yang diresepkan harus didukung dengan teori atau hasil
penelitian yang sudah mantap. Jika tidak, dokter itu akan lebih tepat
disebut dukun.

Namun fungsi teori dalam PTK agak berbeda dengan fungsinya dalam
penelitian formal. Asumsinya, peneliti PTK adalah guru profesional
yang sudah berusaha menerapkan teori-teori yang sudah mantap itu
dalam pembelajaran, tetapi belum berhasil. Sebagaimana kita ketahui
banyak sekali teori-teori yang mantap itu berasal dari negara Barat,
yang berbeda budaya dengan kita. Dalam PTK Anda dapat saja
menemukan teori yang sama sekali baru—disebut grounded theory—
yang sesuai dengan konteks sekolah Anda. Jadi teori yang dirujuk
dalam PTK sifatnya hanya sebagai bahan pertimbangan.

Kata ―pustaka‖ digunakan untuk membedakan dengan ―teori‘ yang


bersifat akademis. Pustaka lebih bersifat umum; Undang-Undang dan
Peraturan Menteri dapat dimasukkan ke dalamnya. Dokumen-
dokumen itu merupakan kebijakan sehingga tidak dapat dimasukkan
dalam kategori teori.

Selain variabel bebas dan variabel terikat, Anda perlu mencari teori
yang berkenaan dengan pembelajaran khusus, untuk mata pelajaran
Anda. Gunanya agar temuantemuan yang Anda peroleh nanti tidak
menyimpang dari karakteristik mata pelajaran yang Anda ampu.
Sebaiknya penyajian hakikat variabel bebas didahulukan agar pembaca
langsung dapat mengetahui inovasi yang ditawarkan pada kesempatan
pertama. Berikut ini adalah contoh deskripsi teori untuk judul
―Peningkatan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas I SMA X Jakarta
melalui Metode Concept Attainment‖.

Bab 2 Kajian Pustaka

A. Deskripsi Teori
1. Concept Attainment
Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi
dengan model concept attainment menurut Uno
(2008) dikembangkan berdasarkan karya Jerome
Brunner, dkk. yang yakin bahwa lingkungan
sekitar manusia beragam dan sebagai manusia
kita harus mampu membedakan,
mengkategorikan dan menamakan semua itu.
Kemampuan manusia dalam membedakan,
mengelompokkan dan menamakan sesuatu
inilah yang menyebabkan munculnya sebuah
konsep.

Concept attainment adalah suatu metode


pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
siswa memahami suatu konsep tertentu.

Metode ini dapat diterapkan untuk semua umur,


dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk
taman kanak-kanak, tentunya, pendekatan ini
dapat digunakan untuk memperkenalkan
konsep yang sederhana. Pendekatan ini, lebih
tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran
lebih pada pengenalan konsep baru, melatih
kemampuan berpikir induktif dan melatih
berpikir analisis.

Prosedur pembelajarannya melalui tiga tahap


yaitu: kategorisasi, penemuan konsep,
penyimpulan. Kategorisasi adalah upaya
mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak
sesuai dengan konsep yang diperoleh. Setelah
kategori yang tidak sesuai disingkirkan, kategori
yang sesuai digabungkan sehingga membentuk
suatu konsep. Setelah itu, suatu konsep tertentu
baru dapat disimpulkan. Tahap terakhir inilah
yang dimaksud dengan concept attainment.

2. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber
daya yang tumbuh dari dalam diri sesorang
(individu). Belajar berhubungan dengan tingkah
laku seseorang terhadap situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, di mana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas
dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan sesaat seseorang
seperti kelelahan dan pengaruh obat (Purwanto,
2003). Jadi perubahan perilaku adalah hasil
belajar (Munir, 2008); perilaku itu meliputi aspek
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar pada
aspek pengetahuan adalah dari tidak tahu
menjadi tahu, pada aspek keterampilan dari
tidak mampu menjadi mampu.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang


meliputi perubahan dalam persepsi dan
pemahaman yang tidak selalu dalam bentuk
perilaku yang dapat diamati. Proses belajar
dipandang sebagai proses pengolahan informasi
yang meliputi tiga tahap, yaitu: perhatian
(attention), penulisan dalam bentuk simbol
(encoding), dan mendapatkan kembali informasi
(retrieval). Mengajar merupakan upaya dalam
rangka mendorong (menuntun dan menemukan
hubungan) antara pengetahuan yang baru
dengan pengetahuan yang telah ada.

3. Pembelajaran Geografi
Sesuai dengan yang disampaikan Suparno (2005)
bahwa selama proses pembelajaran terjadi
interaksi yang khas antara siswa dan guru, siswa
berupaya menyerap informasi dan guru
bertugas mendampingi siswa dalam belajar.
Dalam filsafat pendidikan modern, siswa
dipandang bukan sebagai objek dalam
pembelajaran tetapi juga sebagai subjek. Siswa
tidak dipandang sebagai orang yang tidak tahu,
tapi dipandang sebagai orang yang tahu
meskipun belum sempurna.

Proses pembelajaran geografi selalu berkenaan


dengan kehidupan nyata di permuakaan bumi
sehingga perlua adanya aplikasi dalam materi
pembelajaran geografi yang tidak hanya bersifat
abstrak, tetapi dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pakar-pakar geografi pada Seminar dan
Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran
Geografi di Semarang tahun 1988(dalam
Gurniwan 2002:22) telah merumuskan konsep
geografi yaitu, ―Geografi adalah ilmu
yangmempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang
kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks
keruangan‖.
Konsep geografi yang diketengahkan diatas
secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi
objek studi geografi tidak lain adalah geosfer,
yaitu permukaan bumi yang hakikatnya
merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas
atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan
kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan) dan
biosfer (lapisan kehidupan). Jadi, secara
Garis besar studi geografi berkenaan dengan:
a. Permukaan bumi (geosfer)
b. Alam lingkungan (atmosfer,litosfer,
hidrosfer, biosfer)
c. Umat manusia dengan kehidupannya
(antroposfer)
d. Penyebaran keruangan gejala alam dan
kehidupan termasuk persamaan dan
perbedaan
e. Analisis hubungan keruangan gejala-gejala
geografi di permukaan bumi.
Dengan demikian dapat diketengahkan bahwa
penngajaran geografi hakikatnya adalah
pengajaran tentang aspek-aspek keruangan
permuakaan bumi yang merupakan keseluruhan
gejala alam dan kehidupan umat manusia
dengan variasi kewilayahannya. Dengan
perkataan lain, pengajaran geografi merupakan
pelajaran tentang hakikat geografi yang
diajarkan disekolah dan disesuaikan dengan
tingkat perkembangan mental anak pada jenjang
pendidikan masing-masing. Untuk itu, guru
sangat penting dan krusial dalam mengemas
pembelajaran geografi yang berorientasi pada
penanaman dan pemahaman serta pembentukan
sikap dan perilaku siswa yang peduli
lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh
Sumaatmadja (1997:35) bahwa:

―Pembelajaran geografi merupakan


proses dan interaksi antara guru dengan
murid dalam menelaah interaksi,
interrelasi, dan integrasi gejala-gejala di
permukaan bumi yang dapat
diungkapkan dengan pertanyaan apa,
dimana, mengapa, dan bagaimana?‖

Semakin bagus kompetensi guru dalam


menerangkan permasalahan mengenal
lingkungan, maka pembentukan sikap dan
perilaku peduli lingkungan pada siswa akan
lebih mudah.

Penelitian yang relevan diperlukan untuk mengetahui state of the art


atau perkembangan terbaru tentang masalah yang diteliti. Penelitian
seperti itu dapat diperoleh dari jurnal ilmiah. Berbeda dengan buku,
jurnal ilmiah menyajikan informasi yang relatif lebih baru. Berikut ini
adalah contohnya.

B. Penelitian yang Relevan


Concept attainment didesain untuk memberi
latihan pada siswa menganalisis data dan
mengembangkan keterampilan berfikir kritis tanpa
menggunakan alat-alat lab. yang merepotkan.
Struktur pelajaran induktif membimbing siswa
untuk memahami materi pelajaran tahap demi
tahap menuju pemahaman yang mendalam atas
ide-ide baru dan memberi kerangka berfikir
sistematis seiring dengan proses menggabung-
gabungkan atribut-atribut esensial dari konsep yan
dituju. (Reid, 2010).
Rerata hasil belajar kelas yang diajar menggunakan
model concept attainment berbantuan CD Interaktif
yaitu X1= 75,83 jauh lebih besar dari kelas yang
diajar menggunakan model konvensional yaitu X2
= 67,93. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
diperoleh bahwa kelas yang diajar menggunakan
model concept attainment berbantuan CD
Interaktif lebih baik dari pada kelas yang diajar
menggunakan model konvensional (Winasmadi,
2011).

Setelah mendeskripsikan berbagai teori tentang concept attainment


berdasarkan buku teks dan temuan-temuan terbaru dari artikel jurnal,
Anda perlu mengemukakan kerangka berfikir. Isinya adalah uraian
singkat, sekitar 2—3 paragraf, untuk meyakinkan pembaca bahwa
metode concept attainment memang efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Kerangka berfikir merupakan hasil pemikiran Anda
sendiri, yang merupakan sintesis dari berbagai teori yang Anda rujuk
sebelumnya. Kerangka berfikir yang baik dapat membuat pembaca
mengemukakan sendiri kesimpulannya sebelum Anda menuliskan di
bagian akhir. Berikut ini adalah contohnya:

C. Kerangka Berfikir
Siswa akan memperoleh pemahaman yang mantap
jika dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran,
menemukan sendiri konsep-konsep yang
dipelajari. Contoh-contoh yang cukup banyak akan
menghindarkan siswa dari under-generalization atau
penyimpulan terlalu sempit. Sementara penyajian
noncontoh akan menghindarkan siswa dari
overgeneralization atau penyimpulan terlalu luas.
Baik under-generalizatin maupun over-generalization
dua-duanya akan membuat pemahaman konsep
siswa menjadi lemah.

Metode concept attainment memberi contoh yang


cukup banyak kepada siswa, disertai dengan
noncontohnya. Siswa diberi kesempatan yang luas
untuk berfikir secara aktif dalam mengelompokkan
contoh-contoh itu ke dalam konsep-konsep yang
dipelajari. Karena masing-masing siswa
mempunyai pendapat sendiri yang dipercayai
kebenarannya, proses pengelompokkan itu akan
menimbulkan perbedaan pendapat yang
mendorong terjadinya diskusi yang seru dan
menyenangkan.

Dapat disimpulkan bahwa metode concept


attainment akan meningkatkan pemahaman siswa.
Hipotesis tindakan merupakan bagian akhir dari kajian teori di Bab 2.
Isinya sama dengan kalimat terakhir kerangka berfikir, yang
merupakan kesimpulan. Dalam proposal sederhana yang sudah Anda
buat di pasal sebelumnya, sudah terdapat hipotesis tendakan. Anda
tinggal memindahkannya ke sini. Seperti telah dijelaskan, hipotesis
tindakan sebaiknya disertai dengan tindakan operasional, yang
merupakan operasionalisasi dari hipotesis itu. Analoginya dengan
kedokteran, hipotesis tindakan adalah resepnya; tindakan operasional
adalah dosis atau aturan minumnya. Inilah contohnya.

D. Hipotesis Tindakan
Metode concept attainment akan meningkatkan hasil
belajar geografi siswa kelas I SMA X Jakarta.

Tindakan Operasional:
1. Tiap peristiwa yang esensial disajikan
menggunakan metode concept attainment.
Sejumlah contoh yang berupa nama-nama
peristiwa diletakkan dalam kolom-kolom yang
diberi kata ―Ya‖ dan ―Tidak‖. Siswa kemudian
diminta menambahkan tiga nama peristiwa lain
di masing-asing kolom. Di antara contoh-contoh
itu disertai noncontoh.
2. Contoh soal yang diberikan guru harus cukup
banyak dan bervariasi.
3. Dihindari pemberian contoh soal yang terbatas
tetapi pemberian PR yang terlalu banyak.

Metodologi Penelitian (Bab 3)

Metodologi penelitian diawali dengan mendeskripsikan setting;


sebagaimana sudah disinggung sebelumnya. Gunanya adalah untuk
memberikan gambaran kepada pembaca tentang konteks penelitian
Anda. Setelah itu uraian Bab 3 ini disusul berturut-turut dengan:
metode penelitian, siklus penelitian, kriteria keberhasilan, instrumen
penelitian, analisis data, kolaborasi, dan jadual penelitian. Berikut ini
adalah contohnya.

Bab 3 Metodologi Penelitian

A. Setting
Penelitian ini akan dilakukan dalam mata pelajaran
sejarah pada semester ke ... tahun ... di SMA X
Jakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas I
yang berjumlah 32 orang siswa. Sekolah ini
merupakan Sekolah Standar Nasional yang
berukuran besar, mempunyai 27 kelas. Gurunya
80% berkualifikasi S1 dengan program studi yang
relevan dengan mata pelajaran yang diampu. Yang
sudah memperoleh Sertifikat Pendidik Profesional
sekitar 50%.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan
McTaggart yang prosesnya disajikan seperti pada
Gambar berikut.

Gambar. PTK Model Kemmis & McTaggart

Penelitian direncanakan akan berlangsung selama


tiga siklus, yang masing-masing terdiri dari:
perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan
(observe), dan refleksi (reflect). Tiap siklus minimal
akan terdiri dari tiga pertemuan tatap muka
sehingga keseluruhan penelitian akan terdiri dari
sekitar sembilan pertemuan tatap muka.

C. Siklus Penelitian
Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan
dilaksanakan secara berulang-ulang dalam siklus I,
sebanyak beberapa kali pertemuan tatap muka.
Pelaksanaan tindakan akan diamati dan dicatat
dengan seksama.

Pada akhir siklus pengamatan terhadap variabel


terikat dilakukan dengan tes. Data hasil tes
dianalisis atau direfleksi untuk mengetahui
keberhasilan dan kegagalannya. Refleksi diakhiri
dengan merencanakan tindakan alternatif atau
revised plan, yang akan diterapkan pada siklus II.

Plan untuk siklus II sepenuhnya tergantung pada


hasil refleksi siklus I; demikian juga plan untuk
siklus III sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi
siklus II.

D. Kriteria Keberhasilan
Siklus ―plan-act-observe-reflect‖ akan berlangsung
terus sampai criteria keberhasilannya tercapai,
yaitu skor rata-rata kelas mencapai 75, yang
disebut kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak
tiga siklus, akan terus dilanjutkan selama KKM
belum tercapai.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil
belajar siswa (variable yang ditingkatkan) akan
dilakukan dengan tes hasil belajar. Kisi-kisinya
adalah sebagai berikut:

Tabel. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

Proses Kognitif
Pemahaman

Kompetensi dan
Evaluasi
Aplikasi

Indikator
Analisis
Ingatan

Kreasi

KD 1
Indikator 1.1
Indikator 1.2
KD 2
Indikator 2.1
Indikator 2.2

Di samping itu peningkatan hasil belajar akan


diukur juga dengan menggunakan lembar
observasi dan pedoman wawancara atau tes lisan.
Kedua instrumen itu akan dibuat berdasarkan kisi-
kisi pada Tabel di atas. Tujuannya adalah untuk
melakukan triangulasi, yaitu melihat satu variabel
dari berbagai instrumen yang berbeda. Pengukuran
akan dilakukan secara sampling, yaitu terhadap
beberapa orang siswa yang dipilih secara acak.
Teknik ini dipilih karena jika dilakukan terhadap
seluruh siswa akan memakan waktu yang lama;
peneliti praktis akan sangat sibuk dan kehilangan
waktu untuk membimbing siswa secara intensif.

Pelaksanaan metode concept attainment, sebagai


variabel bebas atau tindakan yang diberikan, tidak
akan diukur secara kuantitatif, tetapi cukup secara
kualitatif menggunakan catatan lapangan. Sifatnya
lebih global dan fleksibel dengan memperhatikan
hal-hal yang penting, yaitu:

1. Kemampuan siswa menambahkan nama-benda


baru pada kolom ―ya‖ dan ―Tidak‖
2. Kemampuan siswa menemukan konsep yang
ada pada kolom ―Ya‖ dan ―Tidak‖
3. Kemampuan siswa berargumentasi dalam
diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Data tidak akan ditabulasi seperti halnya skor hasil
belajar, tetapi cukup dituliskan secara naratif
berupa catatan lapangan, seperti telah

disinggung di atas, sebanyak ½--1 halaman tiap


akhir pertemuan tatap muka.

F. Analisis Data
Data hasil belajar siswa akan dianalisis dengan
statistik deskriptif, seperti rata-rata dan persentase.
Peningkatan hasil belajar akan dilihat dari
kecenderungan kenaikan skor rata-rata dari siklus
ke siklus. Data dari lembar observasi dan pedoman
wawancara akan dianalisis secara kualitatif,
kemudian dilihat juga kecenderungannya dari
siklus ke siklus.

G. Kolaborasi
Kolaborator penelitian adalah teman sejawat, semata
pelajaran, di SMA X Jakarta. Proses kolaborasi dilakukan
pada saat penulisan proposal penelitian dan
pengembangan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada
saat-saat tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk
membantu mengamati pelaksanaan metode concept
attainment, sebagai variable bebas atau tindakan dalam
PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan diskusi
singkat. Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali
dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan
penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan
tindakan untuk minggu berikutnya.

H. Jadual Penelitian
Tabel Jadual Penelitian
Minggu Ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Persiapan

f. Menyusun RPP

g. Membuat Perangkat
Pembelajaran
h. Membuat Media

i. Menyusun Jadual

j. Menyusun
Instrumen
2 Pelaksanaan

a. Menyiapkan Siklus 1

b. Membuat Laporan
Siklus 1
c. Melaksanakan Siklus
2
d. Membuat Laporan
Siklus 2
e. Melaksanakan Siklus
3
f. Membuat Laporan
Siklus 3
3 Pelaporan

a. Membuat Laporan
Gabungan Siklus 1, 2,
dan 3
b.Membuat Makalah
Seminar

c. Seminar hasil
penelitian
d. Merevisi Laporan
Berdasarkan Hasil
Seminar
e. Menulis Artikel
Jurnal
f. Mengirimkan Artikel
Jurnal Ke Pengelola
Jurnal
Berbeda dengan penelitian formal, pada penelitian tindakan kelas
laporannya sebaiknya dibuat secara bertahap, per siklus. Maksudnya
agar hal-hal yang bersifat kualitatif tidak terlupakan; dengan demikian
laporan akan bersifat lebih holistik, melihat berbagai aspek
pembelajaran. pembuatan laporan secara bertahap juga akan membuat
pekerjaan terasa lebih ringan. Laporan akhirnya lebih berupa kompilasi
dari laporan per siklus.

Bagian terakhir dari Bab 3 adalah Daftar Pustaka. Semua referensi yang
ada dalam proposal harus didukung dengan daftar pustaka. Daftar
pustaka hendaknya bersifat asli dan baru. Asli artinya diambil dari
penulisnya secara langsung; baru artinya tahun penerbitan sedapat
mungkin 10 tahun terakhir. Satu atau dua yang usianya lebih dari 10
tahun masih dapat diterima. Anda bebas memilih cara penulisan daftar
pustaka asalkan konsisten. Berikut ini adalah contoh dari daftar
pustaka:

Daftar Pustaka

Druxes, Herbert, dkk. (1996). Kompendium Dikdaktik Fisika. Alih


Bahasa: Soeparno. Bandung: CV Remadja Karya

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan


Komunikasi. Bandung: Alfabeta

Purwanto, Ngalim. (2008). Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya)

Reid, Barbara. (2010). The Concept Attainment Strategy. The


Science Teacher, Vol. 078 Issue 1

Suparno, Paul. (2008). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam


Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo
Uno, Hamzah B. (2008). Model Pembelajaran. diakses dari
http://asepawaludinfajari.wordpress.com/2011/11/22
/concept-attainment-model- model-pembelajaran-
perolehan-konsep/ tanggal 22 Maret 2012

Winasmadi, Praja Achsani. (2011). Pengembangan Perangkat


Pembelajaran Matematika dengan Concept Attainment
Berbantuan CD Interaktif pada Materi Segitiga Kelas VII.
Jurnal PP, No. 1 Vol. 2 Desember 2011.

d) Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Untuk menyusun laporan akhir penelitian harus mengikuti acuan


penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan
jabatan/golongan guru melalui pengembangan profesi.

1) Kelengkapan laporan dan sistematika sebagai berikut:

SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL (KALAU ADA)

DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA)

DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
C. Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan
BAB 3 METODE PENELITIAN
A. Settin Penelitian
B. Metodologi Penelitian
C. Siklus Penelitian
D. Kriteria Penelitian
E. Instrumen Penelitian
F. Analisis Data
G. Kolaborasi
H. Jadual Penelitian
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Contoh perangkat pembelajaran


2. Instrumen
3. Personalia
4. Data
5. Bukti lain pelaksanaan (foto, CD, hasil pekerjaan siswa, berita
acara seminar hasil penelitian)

2) Deskripsi dari tiap-tiap komponen di atas adalah sebagai berikut:


SAMPUL LAPORAN
Format sampul laporan sesuaikan dengan format yang berlaku di
Kementrian Pendidikan Nasional

HALAMAN PENGESAHAN
Format halaman pengesahan sesuaikan dengan format yang berlaku
di Kementrian Pendidikan Nasional

ABSTRAK
Abstrak berisi ringkasan permasalahan dan cara pemecahan
masalahnya, tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik
satu spasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (lebih baik
bila ada). Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 200 kata (ada
juga yang menetapkan 250 kata) dan dilengkapi dengan kata kunci 3
– 5 kata

KATA PENGANTAR
Kata pengantar berisi hal-hal yang akan disampaikan oleh peneliti
sehubungan dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Di bagian
ini dapat pula disampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang berjasa dalam pelaksanaan penelitian.

DAFTAR ISI
Daftar isi memuat bagian awal laporan, bab dan sub-bab, bagian
akhir, disertai pencantuman nomor halamannya.

DAFTAR TABEL
Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam
laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul tabel
berada di bagian atas tabel.

DAFTAR GAMBAR
Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada
dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul
gambar berada di bagian bawah gambar. Gambar yang dimaksud
adalah gambar yang diambil selama proses penelitian berlangsung
dan berguna antara lain untuk menggambarkan situasi
kelas/laboratorium,respon/mimik siswa selama dilaksanakan
tindakan, hasil karya siswa, grafik/diagram batang yang
menggambarkan data hasil penelitian.

BAB 1 – 3
Isi sama dengan proposal Penelitian Tindakan Kelas pada
pembahasan sebelumnya.

BAB 4 HASIL PENELITIAN


Pada awalnya dideskripsikan setting penelitian secara lengkap
kemudian uraian masing-masing siklus dengan desertai data
lengkap beserta aspek-aspek yang direkam/diamati tiap siklus.
Rekaman itu menunjukkan terjadinya perubahan akibat
tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan
dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir
setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan
kelemahan yang terjadi ke dalam bentuk grafik. Kemukakan
adanya perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi pada diri
siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar,
dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan
kemukakan hasil keseluruhan siklus kedalam suatu ringkasan
tabel/grafik. Dari tabel/grafik rangkuman itu akan dapat
memperjelas adanya perubahan yang terjadi disertai
pembahasan secara rinci dan jelas.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN


Sajikan simpulan dari hasil penelitian sesuai dengan analisis
dan tujuan penelitian yang disampaikan sebelumnya. Berikan
saran sebagai tindak lanjut berdasarkan simpulan yang
diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun segi
negatifnya.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka yang dicantumkan dalam laporan hanya yang benar-
benar dirujuk dalam naskah. Daftar pustaka ditulis secara
konsisten dan alphabetis. Daftar pustaka dapat bersumber dari
buku, jurnal, majalah, dan internet.

LAMPIRAN
Lampiran memuat contoh perangkat pembelajaran: RPP, kurikulum,
silabus, instrumen yang digunakan, personalia, data, foto
pelaksanaan penelitian dan bukti lain pelaksanaan termasuk berita
acara seminar hasil penelitian.

B. Contoh Penelitian Tindakan Kelas

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR GEOGRAFI MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II
MOJOSARI – MOJOKERTO

OLEH :
BURHANUDDIN SPd.
SOEJOTO, SPd.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai
perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah
strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan
siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan di benak
mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan
kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri,
menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang, sehingga
tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar Geografi.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah model pembelajaran group Investigation (menemukan secara berkelompok) dapat meningkatkan
minat belajar Geografi bagi siswa ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah agar siswa meningkatkan
minatnya dalam belajar Geografi; sehingga siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan perubahan
sikap yang positif.

1.4 Manfaat Dan Hasil Penelitian


a. Siswa : Siswa termotivasi sehingga senang belajar Geografi dan dapat memperoleh pengalaman
belajar.
b. Guru : Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran.
c. Sekolah : Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
d. Pengembangan Kurikulum : Merupakan upaya penyempurnaan Kurikulum

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

2.1 Minat
Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan
yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus : 1981). Dalam belajar diperlukan suatu
pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami; Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu
yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan.
Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk
meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.

2.2 Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
(Hamalik Pemar : 2001)
Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku.
Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu
yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa.

Suasana kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskansiswa itu salah satunya dapat
tercipta melalui model pembelajaran Group Investigation.

2.3 Model Pembelajaran Group Investigation (Sharan, 1992)


Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan ( Richey, 1986
). Group investigation adalah penemuan yang dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara
berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan
prinsip.
Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation :
a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu
materi
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
e. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
g. Evaluasi
h. Penutup
Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini minat
belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II
MOJOSARI yang berlokasi di Jalan Pahlawan No. 52 Mojosari Mojokerto. Jumlah siswa 17 orang,
dengan latar belakang sosial ekonomi yang heterogen.

3.2 Persiapan Penelitian


Untuk memperlancar pelaksanan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, kami telah mempersipkan
instrumen dan penilaian.

3.3 Siklus Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini menggunakan dua kali siklus, yaitu
Siklus pertama yang meliputi :
A. Pendahuluan
Mempersiapakan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu :
KD : Memprediksi dinamika perubahan atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
Indikator : Menganalisa dinamika unsur-unsur cuaca.

B. Langkah Utama
1). Guru membagi siswa dalam 4 kelompok
2). Guru menjelaskan maksud pembelajaran yaitu mengamati unsur unsur cuaca secara berkelompok.
3). Guru memanggil ketua kelompok dan masing-masing diberi tugas mengamati : intensitas sinar
matahari, mengukur suhu udara,
mengamati arah dan kecepatan angin, awan dan kelembaban udara di luar kelas.
4). Masing-masing kelompok mengamati dan mendiskusikan materi sesuai dengan tugasnya secara
kelompok.
5). Setelah selesai diskusi, ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.

C. Langkah Penutup
Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok siswa yang melakukan pengamatan dan diskusi
itu.
Siklus kedua menunggu refleksi siklus ke-1

3.4 Pembentukan Instrumen


Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru / kolaborator meneliti menggunakan
instrumen berupa :
a. Catatan yang meliputi “ Persiapan, pelaksanaan dan penelitian “
b. Lembar evaluasi
c. Lembar Observasi
d. Angket

3.5 Analisa Dan Refleksi


Data yang dicatat tiap langkah meliputi :
a. Data hasil pemahaman materi belajar
b. Data hasil minat belajar dalam melaksanakan tugas mengamati cuaca dan diskusi
Data di atas dianalisis secara berkala setiap langkah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang
sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang hendak dicapai.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Model pembelajaran Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI IPS SMA
MUHAMMADIYAH II MOJOSARI, karena belum pernah . Tahap awal praktek peneliti agak banyak
menjelaskan pada siswa tentang cara belajar di lapangan untuk memperoleh pengalaman belajar; seperti
bagaiman menggunakan alat-alat, bagaimana mencatat hasil penelitian, membuat kesimpulan, berdiskusi
dan menyampaikan hasil pembahasan (mempresentasikan). SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI
belum mempunyai laboratorium yang memadai, sehingga siswa kurang diadakn praktikum. Setelah siswa
dianggap cukup untuk memahami model pembelajaran Group Investigation, selanjutnya pembelajaran
diberikan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan berikutnya (2 jam pelajaran)


1). Disajikan dan dijabarkan KD hingga siswa memahami akan apa yang akan dipelajari
2). Menginterpretasikan materi pelajaran yang akan dijabarkan.
3). Menata indikator sesuai dengan kelompok-kelompoknya.
4). Membentuk kelompok
5). Memonitor seluruh tugas siswa
6). Mendiagnose kesulitan siswa
7). Melakukan penilaian
Angket siswa terhadap pelajaran Geografi
ª Dberikan sebelum memulai pembelajaran.
Hasilnya : Kurang berminat
ª Observasi aktivitas guru dalam perencanaan sangat baik, sedangkan dalam
pelaksanaan diperoleh hasil baik
ª Observasi minat siswa dalam belajar diperoleh hasil cukup baik.

Refleksi I
Dari data observasi minat siswa dalam belajar Geografi diperoleh hasil cukup
baik, hal ini disebabkan karena dalam membuat laporan dan mempresentasikan
hasil penemuannya kurang terbiasa.

Refleksi II
Dari data observasi minat siswa diperoleh hasil baik, hal ini karena siswa sudah
lancar dan mulai senang.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II
MOJOSARI dengan menggunkan metode pembelajaran Group Investigation ini dilaksanakan dalam 2
siklus. Pada siklus pertama belum bisa mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena siswa masih belum
terbiasa. Setelah ada motivasi maka pada pelaksanaan siklus kedua ada
perubahan yang sangat berarti ke arah yang sangat baik. Siswa sudah menunjukkan peningkatan minat
dalam belajar Geografi.

5.2 Saran
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran yang berkaitan dengan
usaha peningkatan minat belajar bagi siswa sebaiknya menerapkan model pembelajaran Group
Investigation.
BAB V

MATERI PEMBELAJARAN 3

GEOGRAFI
A. Konsep, Pendekatan Prinsip dan Aspek Geografi

1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi (SK)
Guru mampu memahami konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi
b. Kompetensi Dasar (KD)
• Guru mampu menjelaskan konsep geografi
• Guru mampu menjelasakan pendekatan geografi
• Guru menjelaskan prinsip geografi
• Guru mampu mendeskripsikan aspek geografi
c. Indikator
• Menjelaskan ruang lingkup geografi
• Memahami obyek studi Geografi
• Menggunakan metode pendekatan geografi
• Menjelaskan prinsip-prinsip geografi

2. Materi : Konsep, Pendekatan Prinsip dan Aspek Geografi


a. Ruang lingkup dan Obyek Geografi
1) Konsep-konsep geografi
Di dalam geogarafi menyajikan pengertian bermakna mengenai bumi
sebagai habitat manusia. Geografi juga menelaah tentang cara
memandang bumi dengan cara yang berbeda. Adapun jenis jenis konsep
asasi itu adalah: konsep lokasi, jarak, nilai kegunaan, keterjangkauan,
pertalian wilayah (areal coherence), interaksi keruangan (spatial
interaction), aglomerasi, pola, morfologi, differensiasi areal.
a) Lokasi
Letak suatu tempat memiliki nilai yang berbeda, baik secara
ekonomis,
lingkungan, sumber daya, politis, dan pertahanan keamanan.
Perbedaan
potensi yang dapat dimanfaatkan berbagai aktivitas memberikan
pengaruh
terhadap sistem, pola penggunaannya baik secara fisis maupun sosial,
seperti
berikut ini :
• Nilai suatu tempat (kestrategisan). Nilai suatu tempat akan mahal
harganya
jika berada di pusat kota dibandingkan dengan di pinggiran kota. Sistem
dan pola pengolahan lahan. Sistem dan pola pengolahan pertaniandi
lereng pegunugan akan berbeda dengan di daerah dataran. Sistem
budaya. Teknik dan sistem pengolahan lahan serta adat istiadat di daerah
dekat pantai maka akan berbeda dengan tehnik dan sistem pengolahan
serta adat istiadat di daerah pegunungan.

Lokasi dpat dibagi menjadi dua bagian yaitu lokasi relatif dan lokasi absol
ut.
1). Lokasi Relatif
Adalah lokasi yang artinya bisa berubah-
ubah karena dipengaruhi daerah
sekitarnya. Misalnya desa X lebih baik aksesibilitasnya dibandingkan des
a Y,
karena desa X berada di tepi jalan, sedangkan desa Y jauh di dalam.
2). Lokasi Absolut
Adalah lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur (bersifat tetap) mi
salnya
letak kota Jakarta.
Selain itu juga lokasi dapat ditinjau dari :
1) Tinjauan fisiografis, yaitu letak astronomi dan geografis
a). letak astonomi, berkaitan dengan :
(1) letak suatu Negara
(2) Iklim Contoh: iklim tropis, subtropis
(3) Aktivitas Penduduk
Contoh : masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai dominan
bekerja sebagai nelayan
b). Letak geografis, yaitu letak yang ditinjau berdasarkan hubungan tem
pat-
tempat sekitarnya
Contoh : Indonesia terletak diantara 2 samudera yaitu Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik dan terletak diantara 2 benua yaitu Benua
Asia dan Benua Australia
2) Tinjauan Sosial Ekonomi dan Budaya
Letak yang berdasarkan kondisi ekonomi, politik, dan sosial, budaya
yang ada di sekitarnya.Contoh: Harga tanah yang berada dipinggiran
jalan memiliki harga yang tinggi, hal ini disebabkan karena lokasi yang
strategis untuk kegiatan ekonomi. Lain halnya dengan harga tanah
yang berada jauh dari jalan raya
b) Konsep Jarak

Jarak suatu ruang dengan ruang lain serta berbagai aktivitasnya akan berkaitan dengan nilai, kestrategisan,
kemudahan, frekuensi, interaksi dan interpendensi antar ruang. Jarak dipehitungkan karena hal berikut ini :

a) Kestrategisan suatu ruang untuk berbagai aktivitas

Pusat perbelanjaan akan mempunyai nilai strategis apabila terletak di daerahpemukiman yang ramai dan padat

b) Kemudahan terjadimya interaksi antarruang

Jarak tempat aktivitas penduduk dengan pemukiman dekat maka akan

memudahkan terjadinya interaksi

c) Frekuensi interaksi, dan interelasi ruang

Jarak yang dekat dan mudah dengan perbedaan potensi ruang akan

memperlancar dan sering terjadinya interaksi dan interelasinya.

Jarak dibagi menjadi 2 yaitu :

(a) Jarak Absolut :Jarak yang sebenarnya yang terdapat dilapangan atau dua tempat

yang diukur jaraknya dengan berdasarkan satuan jarak (km, m, cm)

(b) Jarak Relatif : Jarajk yang tidak sebenarnya, biasanya diukur berdasarkan satuan

waktu.

3) Konsep Nilai Kegunaan

Nilai kegunaan berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada di permukaan bumi yang bersifat relatif.
Selain itu suatu tempat dalam ruang mempunyai nilai yang berbeda bagi setiap orang dengan alasan produktif,
rekreasi, seperti berikut :

a) Sawah mempunyai nilai tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan karena sawah dapat memberikan
nilai yang tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan

b) Daerah Puncak mempunyai milai bagi penduduk yang biasa tinggal di daerah panas karena puncak
memiliki iklim yang sejuk. Ini akan berbeda dengan penduduk yang berasal dari daerah Puncak.

c) Kesibukan dan kebisingan kota sewaktu-waktu membuat orang jenuh, sehingga timbul keinginan untuk
berekreasi ke suatu tempat misalnya, ke Anyer. Hal ini berbeda dengan penduduk Anyer yang sudah terbiasa
dengan keadaan tersebut.

4) Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan berkaitan dengan keadaan permukaan bumi dan ketersediaan sarana dan prasarana
angkutam atau komunikasi seperti berikut ini :

a) Kota Jakarta ke kota Surabaya dengan menggunakan keretaapi lebih mudah dan cepat dibandingkan
dengan kendaraan umum, karena jalan raya dari kota Jakarta ke Kota Surabaya sering macet, pada saat-saat
tertentu.

b) Kota Bandung ke Kota Cianjur dengan jarak 60 km akan lebih cepat sampai dibandingkan dari Kota
Bandung ke Kota Garut dengan jarak 50 km, karena seringkali macet.

c) Pada waktu hari raya dari kota Jakarta ke Kota Bandung akan lebih lama dibandingkan dengan dari
Kota Bandung ke Kota Jakarta.

5) Pertalian Wilayah (areal coherence)


Relasi antar unsur alam dalam suatu wilayah menghasilkan suatu proses yang memberi
ciri khusus kepada wilayah yang bersangkutan. Misalnya daerah disekitar Salatiga dan
Boyolali kombinasi menguntungkan antara curah hujan , suhu, vegetasi, jenis tanah
serta topografi menjadikan wilayah ini penghasil susu dan daging ternak terbaik di Jawa.
6) Interaksi Keruangan (Spatial Interaction)
Kekhususan suatu wilayah dalam hal hasilnya misalnya, mendorong berbagai
bentuk kerjasama atau saling tukar jasa dengan wilayah lain. Jadi perbedaan wilayah
mendorong interaksi yang berupa pertukaran manusianya (migrasi), barangnya
(perniagaan) dan budayanya. Sehubungan itu lokasi yang sentral membawa banyak
kemajuan, sebaliknya lokasi yang periferis mengakibatkan isolasi yakni keterpencilan
dan kemunduran
Akibat interaksi keruangan maka suatu ruang mempunyai karakteristik yang berbeda
dengan ruang lain. Oleh karena itu suatu ruang tidak dapat memenuhi kebutuhanya
sendiri. Perbedaan ini menimbulkan adanya arus pergerakan dalam bentuk
perdagangan, komunikasi, jasa, budaya, pendidikan dan persebaran ide.

7) Konsep Aglomerasi
Aglomerasi adalah kecenderungan persebaran gejala geografis yang mengelompok
pada suatu tempat. Hal ini disebabkan ada faktor-faktor yang menguntungkan atau
keseragaman. Masyarakat umumnya mengelompok dengan warga yang mempunyai
tingkat kehidupan sejenis. Oleh karena itu, timbul istilah daerah elit, kumuh dan gang.
Di pedesaan, penduduk umumnya mengelompok di daerah yang subur.
Meskipun mempunyai sifat, kewajiban dan hak yang sama, tetapi dalam aktifitasnya
terjadi pengelompokan seperti berikut ini:
a) Penduduk cenderung terjadi pengelompokan berdasarkan pekerjaan, budaya,
etnis yang sama sehingga timbul klasifikasi daerah elit dan daerah kumuh.
b) Penduduk cenderung terjadi pengelompokan berdasarkan kepentingan yang
sama sehingga timbul rumah kontrakan, ikatan profesi.

8) Konsep Pola
Akibat Proses alam terbentuk karakteristik dari suatu ruang, maka akan terjadi
interaksi, interelasi, dan interpedensi manusia dalam memanfaatkan lingkungan
fisis,maka akan terbentuk pola seperti berkut ini :
a) Pola permukiman di daerah perkotaan, maka jaringan jalan diikuti pola
permukiman, dan jalan sebagai jaringan kehidupan.
b) Pola Pertanian di daerah lereng pegunungan akan mengikuti arah lereng dengan
sistem Sengkedan, sedangkan di di dataran akan mengikuti arah aliran tanah.
9) Konsep Morfologi
Hasil proses alam membentuk bentuk permukaan bumi yangberbeda. Bentuk muka
bumi ini terkait dengan aktivitas manusia, seperti berukut ini.
a) Akibat proses alam daerah pantai,maka pola permukiman akan sejajar dengan
pantai dan aktivitasnyaberkaitan dengan laut tambak dan nelayan.
b) Bentuk permukiman bumi di lereng pegunungan dangan sifat tanahnya dan
kondisi air dalam, maka aktivitas pertaniannya berupa tegalan atau perkebunan
c) Bentuk permukaan bumi yang datar memudahkan pembuatan sarana dan
prasarana transportasi, maka terjadi pengelompokan pemukiman

10) Diferensiasi Areal (Perbedaan Keruangan)


Differensiasi areal berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah dipermukaan
bumi, dengan ciri khusus yang dapat dibedakan dengan wilayah lain atau dikenal
dengan istilah Region. Selain itu suatu ruang mempunyai nilai berbeda karena jarak,
kepadatan, mudah, sarana dan prasarana sehingga perbedan ruang ini menimbulkan
terbentuknya differensiasi areal seperti :
1) Perbedaan nilai menimbulkan gejala dan pengelompokkan sebagai berikut :
a) jarak dekat, sedang, dan jauh
b) pemukiman padat, sedang dam jarang
c) rumah/ tanah mahal, sedang dan murah
d) kaya, sedang dan miskin
2) Karakteristik suatu ruang dapat ditinjau dari potensi sember daya dan budaya
masyarakat, sebagai berikut :
a) Daerah pegunungan menghasilkan sayuran, perikanan laut dari daerah pantai,
padi dari daerah dataran rendah, dst
b) Daerah pesantren, kawasan pendidikan dan sebagainya.
c) keterkaitan keruangan (Proses Keruangan)
Oleh karena suatu ruang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri maka akan
terjadi interaksi, interelasi dan interpendensi antar ruang dipernukaan bumi.
Kurangnya potensi suatu ruang akan diikuti dengan pergerakan manusia sehingga
terjadi keterkaitan antar ruang

b. Ruang Lingkup Kajian Geografi


Geografi merupakan ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.Studi
geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan
analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.
Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan
hubungan timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek
keruangan permukiman penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal
balik antara masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan
area. (3) kerangka kerja regional dan analisis wilayah secara spesifik.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas
dari aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu
diungkapkan dalam satu ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya,
dan korologinya. Selanjutnya prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan
antara masyarakat manusia dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan
perbedaan arealnya, dan penyebaran dalam ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran,
dan korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan karakteristik suatu wilayah
yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya region-region
yang berbeda satu sama lain.

Untuk mengungkapkan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan


pertanyaan-pertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what ? Geografi dapat
menunjukkan fenomena apa yang terjadi ? Untuk pertanyaan when, geografi dapat
menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk pertanyaan where ? Geografi dapat
menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan why ? Geografi dapat
menunjukkan relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai faktor yang
tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan
kualaitas dan kuantitas gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang
yang bersangkutan. Untuk selanjutnya dalam mengkaji wilayah terdapat geografi
regional.

c. Cabang-Cabang Geografi
1). Geografi Fisik
Geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik permukaan
bumi yang meliputi tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Kajian geografi
fisik ditunjang oleh ilmu-ilmu geologi, geomorfologi, pedologi, meteorology,
klimatologi, hidrologi, oseanografi, dan biogeografi. Geografi fisik tidak dapat
dilepaskan dengan factor manusia, hal ini akan menjelaskan tentang perbedaan
geologi dengan geografi. Geologi menekankan kepada gejala dan proses alam dari
bumi, sedangkan geografi fisik selalu terkait dengan kehidupan manusia. Geografi
fisik meninjau gejala dan proses alam dari kulit bumi dalam kaitannya dengan
kehidupan manjusia. Kulit bumi ditinjau sebagai sumberdaya yang bermanfaat
dan mempengaruhi kehidupan manusia.
2) Geografi Manusia
Geografi manusia merupakan cabang dari geografi yang obyek kajiannya adalah
aktivitas manusia di permukaan bumi. Geografi manusia terbagi kedalam geografi
penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman, dan geografi
sosial (minor).
a). Geografi penduduk (Population Geography)
Obyek studi geografi penduduk berupa aspek keruangan dari penduduk,
meliputi penyebaran,kepadatan, perbandingan jenis kelamin, angka kelahiran,
angka kematian, migrasi dan sebagainya. Pada geografi penduduk dipelajari
segala aspek keruangan yang berkenaan dengan manusia sebagai penduduk
suatu wilayah. Selain geografi penduduk dikenal juga kajian lain tentang
kependudukan, yaitu demografi. Demografi berbeda dengan geografi
penduduk, demografi lebih terfokus pada kajian dinamika kependudukan tanpa
mengkaji aspek keruangannya. Sedangkan geografi penduduk menekankan
pada aspek perubahan kependudukan dalam kaitan dengan sebab akibat
kondisi ruang tempat tinggalnya.
b). Geografi Politik (Political Geography)
Geografi politik mempelajari tentang aspek keruangan permukiman atau
kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional dengan dasar
kondisi lingkungan geografis.
c). Geografi Sosial (Social Geography)
Geografi social yang dimaksud di sini adalah geografi social minor atau sering
disebut dengan sociological geography/geografi sosiologi. Geografi social
mempelajari aspek keruangan dalam perilaku penduduk, organisasi social dan
unsure kebudayaan dan kemasyarakatan. Geografi social erat hub jungannya
dengan studi sosiologi dan mencakup penekanan pada studi hubungan aspek
ruang dengan permukiman penduduk, bahasa dan religi.
d). Geografi Permukiman (Settlement Geography)
Geografi permukiman mempelajari tentang perkembangan permukiman di
suatu wilayah, mempelajari sejarah kawasan hunian manusia, bentuk dan pola
permukiman, dan faktor-faktor geografis yang mempengaruhi perkembangan
pola permukiman tersebut.
e). Geografi Ekonomi (Economical Geography)
Titik berat studi dalam geografi ekonomi adalah aspek keruangan dalam
hubungannya dengan struktur ekonomi penduduk suatu tempat. Faktor
lingkungan alam ditinjau sebagai factor pendukung (sumberdaya) atau
sebagai penghambat aktivitas ekonomi. Geografi ekonomi dapat diuraikan lagi
menjadi geografi pertanian, geografi industri, geografi perdagangan, geografi
pariwisata dan geografi transportasi.

3) Geografi Wilayah (Regional Geography)


Geografi regional mempelajari tentang variasi penyebaran dalam ruang pada
wilayah yang memiliki kesamaan ciri baik lokal, regional, maupun lingkup global.
Dalam geografi regional karakteristik wilayah merupakan suatu hal yang penting
sebagai dasar perwilyahan. Geografi regional tidak selalu atau tidak hanya
mempelajari negara-negara akan tetapi juga mempelajari regionalisasi atau
perwilayahan yang mempunyai kesamaan ciri atau kekhasan. Geografi reghional
bukan merupakan cabang geografi.
4) Geografi Tehnik
Geografi Tehnik lebih menekankan pada tehnik yang dipergunakan dalam studi
dan analisis geografi. Dalam kajian geografi dikenal ketehnikan seperti kartografi
(pemetaan), fotogrametri, penginderaan jauh, dan Sistem Informasi Geografi (SIG).
Keempat tehnik yang dimaksud di atas bukan merupakan cabang dari geografi
melainkan tehnik yang diperhunakan untuk mempbantu cara kerja kegeografian

d. Obyek Formal dan Obyek Material Geografi


1) Objek Material Geografi
Yang dimaksud objek material geografi adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam
kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan litosfer,
hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Contoh Objek Material Geografi:
(a) Kabut, petir, awan adalah fenomena geosfer yang terjadi di lapisan atmosfer;
(b) Gempa, tanah longsor,d an patahan adalah fenomena geosfer yang terjadi di
lapisan litosfer.
Erosi, banjir dan tsunami merupakan contoh kejadian yang terjadi pada lapisan
hidrosfer; Kebakaran, perburuan gajah, merupakan contoh kejadian di lapisan
biosfer;
Peperangan, kelaparan, wabah penyakit, merupakan contoh kejadian di lapisan
antroposfer.

e. Obyek Formal Geografi


Yang dimaksud dengan objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir
mengenai fenomena geosfer. Cara pandang dan berpikir ini dapat dilakukan melalui
analisis dengan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan. Mempelajari
geografi dengan mudah dapat dilakukan dengan bentuk beberapa pertanyaan
kunci, diantaranya (what), dimana (where), kapan (When), mengapa (Why), siapa
(Who), dan bagaimana (How). Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut
merupakan hasil kajian geografi yang sistematik.
f. Pendekatan dalam Geografi
Konsep geografi menurut Haggett ada tiga hal yaitu analisis keruangan, analisis
kelingkunganan, dan analisis kompleks wilayah.
1) Analisis Keruangan.
Dalam analisis ini Haggett menekankan kepada deferensiasi keruangan, setiap
ruang yang berbeda akan menghasilkan fenomena yang berbeda sehingga setiap
ruang mempunyai variabel gejala geografi yang khas. Setiap gejala atau fenomena
geografi itu menghasilkan variabel yang saling berkaitan menimbulkan gejala
keruangan yang khas dibandingkan dengan ruang yang lain. Contoh ruang yang
berupa lahan gersang akan menimbulkan gejala geografis baik dari sedi fisik maupun
sosial yang berbeda dibandingkan dengan dengan lahan yang subur. Aspek sosial,
budaya, fisik, sosial dan politik juga berkembang berbeda.
Dalam analisis keruangan dipelajari sifat penting dalam suatu ruang. Apabila
dikaitkan dengan perencanaan tertentu, dipilih sifat penting yang dominan akan
mempengaruhi perencanaan tersebut. Misalnya untuk perencanaan area pertanian
maka perlu diperhatikan salah satu sifat penting wilayah itu adalah kesuburannya.
Harus dilakukan survei terhadap penentuan lokasi yang memenuhi kriteria minimum
persyaratan kesuburan. Lokasi yang tidak memnuhi kriteria harus dirancang khusus
agar dapat terpenuhinya kriteria tersebut. Dengan hal ini maka penentuan lokasi
mempengaruhi kondisi keruangan wilayah tersebut dalam bentuk pemencaran
lokasi. Pemencaran lokasi disebut juga dengan difusi. Dalam teori difusi dikenal
macam-macam tipe difusi yaitu difusi menjalar dan kaskade
Pertama difusi menjalar yang terbagi kedalam difusi ekspansi, difusi relokasi dan
gabungan antara keduanya. Difusi ekspansi adalah difusi yang menyebar makin
meluasdari tempat asal, jadi merupakan suatu penambahan areal atau anggota
baru atau perluasan. Difusi relokasi atau difusi penampungan adalah perluasan yang
terjadi dalam bentuk pemindahan lokasi dari tempat asal. Sedangkan gabungan
merupakan merupakan perluasan yang juga sekaligus prgeseran titik lokasi awal ke
tempat lain.

Kedua difusi kaskade yang terbagi menjadi difusi inovasi dan difusi hirarki. Difusi
Kaskade adalah proses penjalaran atau penyebaran melalui tingkatan atau hirarki.
Apabila penjalaran dimulai dari tingkat atas ke bawah, misalnya pemakaian
handphone dari kota besar menjalar hingga ke pelosok desa termasuk difusi
pembaruan atau difusi inovasi. Namun apabila dimulai dari tingkat bawah menjalar
ke atas dinamakan difusi hirarki.
2) Analisis Kelingkungan.
Pada analisis kelingkunganan dikaji keterkaitan variabel manusia dengan variabel
lingkungan pada suatu tempat tertentu. Tentu saja apabila salah satu variabel it
u
berbeda maka lingkungannya akan berbeda pula. Variabel lingkungan itu terdir
i
dari komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi hewan
dan tumbuhan sedangkan komponen abiotik terdiri dari tanah, air, udara dan
sumber daya alam. Sedangkan variabel manusia juga dipengaruhi oleh uns
ur
kebudayaan yang dipergunakan dan dijadikan pedoman oleh masyarakat dima
na
manusia itu tinggal. Dalam analisis lingkungan ini obyek material geografi yang
terdiri dari atmosfer, litosfer, hidrosfer serta fenomena yang terjadi padany
a
merupakan komponen abiotiknya, sedangkan biosfer dan antrophosfer dengan
segala aktivitasnya dan kehidupannya merupakan komponen biotiknya.
3) Analisis Kompleks wilayah.
Analisis kompleks wilayah mengkaji fenomena geografi dengan memadukan ked
ua
analisis yaitu analisis keruangan dengan analisis lingkungan. Kajian kompl
eks
wilayah antara lain meliputi pada suatu areal yang mempunyai kesamaan varia
bel
aatupun areal yang memiliki komponen sama sehingga merupakan suatu kesatu
an
area atau wilayah dengan ciri khas. Dalam analisis kompleks wilayah didapatka
n
struktur wilayah atas dasar klasifikasi dan kategori wilayah. Klasifikasi wilayah
merupakan gradasi atau tingkatan kelas wilayah baik dari segi kualitas ataupun
kunatitasnya. Sedangkan kategori wilayah merupakan pemisahan wilayah atas
dasar ciri-ciri tertentu

g. Aspek-Aspek geografi
Obyek material geografi adalah fenomena geografi di geosfer dalam
kaitannya dengan kehidupan manusia di permukaan bumi. Geosfer yang
menjadi kajian geografi itu meliputi atmosfer, lithosfer, hidrosfer, antroposfer,
dan biosfer. Dalam telaahnya terhadap obyek material dan obyek formal
tersebut geografi berorientasi pada pendekatan keruangan. Dapat saja satu
obyek ditelaah oleh berbagai ilmu akan tetapi masing-masing ilmu itu
menggunakan pendekatan dan cara pandang yang berbeda-beda.

Atmosfer merupakan lapisan gas yang menyelubungi bumi. Atmosfer terdiri


dari zat lemas, zat asam, zat argon, zat arang, dll. Lapisan pada atmosfer
meliputi troposfer, stratosfer,mesosfer, thermosfer dan eksosfer. Pada lapisan
troposfer makin ke atas suhu udara makin dingin, setiap naik 100 m suhu
udara turun 0,6 derajat celcius. Atmosfer bermanfaat untuk menjaga
kelangsungan siklus udara, pengaturan cuaca dan iklim, melindungi bumi
dari meteor dan sinar matahari yang berbahaya, pemantulan gelombang radio.
Di atmosfer terjadi gejala alam berupa cuaca dan iklim,angin, kabut, awan,
hujan, berbagai gejala optic di udara. Gejala optic di udara meliputi pelangi,
kilat dan petir, aurora, dan hallo.Terdapat bermacam macam hujan Di atmosfer
terjadi gejala alam berupa cuaca dan iklim,angin, kabut, awan, hujan, berbagai
gejala optic di udara. Gejala optic di udara meliputi pelangi, kilat dan petir,
aurora, dan hallo.Terdapat bermacam macam hujanmenurut terjadinya yaitu hujan
orografis, hujan zenith dan hujan frontal. Iklim di dunia terdiri dari iklim fisik dan iklim
matahari. Pembagian daerah iklim dilakukan oleh beberapa ahli antara lain Koopen.
Junghuhn, Schmidt danm Ferguson. Koopen membagi iklim menjadi A, B, C, D dan E.
Junghuhn membagi iklim berdasarkan ketinggian vertikal dari permukaan laut dan setiap
ketinggian ditandai dengan tumbuhnya tanaman budi daya tertentu. Schmidt dan
Ferguson membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbandingan rata-rata jumlah bulan
kering selama satu tahun dengan rata-rata jumlah bulan basahselama satu tahun dalam
jangka waktu 10 tahun.

Lithosfer merupakan lapisan terluar dari kulit Bumi. Litosfer disebut juga kerak bumi
karena merupakan bagian yang paling keras dari Bumi. Batuan pembentuk litosfer
terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan. Litosfer terbentuk karena
tenaga endogen yang berasal dari dalam Bumi dan tenaga eksogen yang berasal dari luar
Bumi. Tenaga dari dalam Bumi meliputi tektonisme dan vulkanisme.Tenaga dari luar Bumi
meliputi pelapukan, pengangkutan, pengikisan dan pengendapan. Pelapukan adalah
proses penghancuran kulit bumi akibat dari hasil aktivitas angin, air, gletsyer, dan
organisme serta proses alam lainnya. Material hasil pelapukan dan pengikisan diangkut
oleh berbagai tenaga sehingga berpindah tempat dan diendapkan di tempat lain. Pelapukan
terdiri dari pelapukan fisis, khemis dan biologis.
GLOSSARIUM

Aglomerasi = Pengelompokkan, pemusatan

Morfologi = Bentuk muka bumi

Interaksi Keruangan = Keterkaitan antar ruang

Differensiasi Area = Perbedaan potensi antar wilayah

Fisiografis = proses atau patern bentukan keadaan alam sekitar mulai dari
keadaan tanah, atmosfer biosfer akibat kegiatan kegiatan di atas bumi yg
menyebabkan perubahan lingkungan sekitar, baik itu karena alami maupun
kegiatan manusia yg berkontribusi dalam perubahan lingkungan

Sistem Sengkedan = Sistem konservasi lahan dengan teras yang berada di


lahan miring

Interdependensi = Saling ketergantungan Antar Wilayah

Regional = Wilayah yang memiliki karakteristik tertentu

3. Latihan

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar ?

1. Jarak menentukan banyak hal dalam aspek kehidupan, jelaskan pembagian


konsep jarak dalam geografi disertai dengan contoh

2. Penentuan lokasi mempengaruhi kondisi keruangan wilayah tersebut


dalam bentuk pemencaran lokasi. Pemencaran lokasi disebut juga dengan
difusi, Jelasakan ?

3. Berikan contoh masing-masing hubungan geografi dengan teknologi dan


seni !

4. Tempat yang strategis adalah tempat yang mudah dijangkau. Tempat yang
terjangkauntidak selalu lebih dekat, kadang tempat yang jauh lebih terjangkau
dibandingkan dengan yang lebih dekat, jelaskan dengan contoh

5. Bedakan obyek formal dan obyek material geografi ?


4. Evaluasi

Jawablah pertanyaan dibawah dengan memilih jawaban yang paling benar

1. Kajian geografi adalah pada sudut pandang keruangan, contohnya adalah….

a. Merancang tata ruang suatu kota

b. Menata lahan perkebunan dan menanaminya

c. Memetakan batas desa dan membuat patoknya

d. Menganalisis fungsi strategis suatu tempat

2. Geografi klasik menyajikan informasi suatu lokasi dalam bentuk….

a. Deskripsi hasil catatan perjalanan

b. Penjelasan sebab akibat fenomena geografis

c. Analisis fenomena geografis

d. Pembuatan batas-batas wilayah

3. Gejala perubahan iklim yang diakibatkan oleh naiknya temperatur muka laut
di Samudra Pasifik sekitar equator bagian tengah dan timur sampai 40C diatas
normal, dinamakan gejala,...

a. La Nina

b. Sandikala

c. El Nino

d. Aurora

4. Analisis yang dilakukan dengan cara mengetahui interaksi organisme hidup


dengan lingkungannya, atau antara satu organisme hidup dengan organisme
hidup yang lain disebut,... .

a. Analisis keruangan

b. Analisis kedaerahan

c. Analisis kewilayahan

d. Analisis ekologi

5. Pulau Jawa merupakan daerah utama penghasil beras mangapa?. Karena di


pulau Jawa tanahnya subur dan airnya cukup melimpah. Contoh diatas adalah
prinsip,...

a. Korologi
b. Interelasi

c. Deskripsi

d. Persebaran

6. Bila hasil pertanian di daerah transmigrasi sering mengalami hambatan


dalam pemasarannya, maka perencanaan lokasi daerah transmigrasi dianggap
kurang memperhatikan penerapan konsep ...

a. Jarak

b. Aglomerasi

c. Lokasi

d. Keterjangkauan

7. Kajian geografi terhadap berbagai gejala atau kenampakan di muka bumi adalah
atas dasar...

a. Persebarannya

b. Jumlahnya

c. Frekuensinya

d. Intensitasnya

8. Gejala dalam geosfer berupa peperangan, kelaparan, wabah penyakit,


merupakan contoh kejadian di lapisan........

a. Hidrosfer

b. Atmosfer

c. Antropesfer

d. Lithosfer

9. Studi tentang bentuk-bentuk permukaan bumi dan segala proses yang


menghasilkan bentuk-bentuk tersebut merupakan ilmu .....

a. Geologi

b. Astronomi

c. Biogeografi

d. Geomorfologi

10. Lapisan atmosfer terdapatnya lapisan ozon yang menyerap sinar ultraviolet
adalah ....
a. Trosposfer

b. Stratosfer

c. Mesosfer

d. Termosfer

5. Kunci Jawaban

Esssay

1. Jarak menentukan banyak hal dalam aspek kehidupan, antara lain waktu
tempuh, biaya transportasi, harga tanah, penentuan lokasi tempat tinggal, lokasi
sekolah dsb. Tanah yang dekat dengan jalan raya biasanya harganya lebih mahal
jika dibandingkan dengan tanah yang jaraknya lebih jauh. Harga tiket bus malam
Jakarta – Surabaya lebih mahal dibandingkan dengan tiket bus Jakarta – Solo karena
Jakarta – Surabaya jaraknya lebih jauh.Jarak terbagi menjadi jarak absoluth dan
jarak relative. Jarak absoluth adalah jarak antara dua titik atau dua tempat yang
ditarik secara garis lurus. Dalam kehidupan sehari- hari jarak absoluth jarang
digunakan. Kita lebih sering menggunakan jarak relatif. Jarak relatif adalah jarak
dua titik atau dua tempat yang diukur dengan ukuran tertentu. Ukuran itu misalnya
panjang jalan, waktu tempuh, biaya transportasi dsb.

2. Pertama difusi menjalar yang terbagi kedalam difusi ekspansi, difusi relokasi
dan gabungan antara keduanya. Difusi ekspansi adalah difusi yang menyebar
makin meluas dari tempat asal, jadi merupakan suatu penambahan areal atau
anggota baru atau perluasan. Difusi relokasi atau difusi penampungan adalah
perluasan yang terjadi dalam bentuk pemindahan lokasi dari tempat asal.
Sedangkan gabungan merupakan merupakan perluasan yang juga sekaligus
prgeseran titik lokasi awal ke tempat lain. Kedua difusi kaskade yang terbagi
menjadi difusi inovasi dan difusi hirarki. Difusi Kaskade adalah proses penjalaran
atau penyebaran melalui tingkatan atau hirarki. Apabila penjalaran dimulai dari
tingkat atas ke bawah, misalnya pemakaian handphone dari kota besar menjalar
hingga ke pelosok desa termasuk difusi pembaruan atau difusi inovasi. Namun
apabila dimulai dari tingkat bawah menjalar ke atas dinamakan difusi.

3. Dalam pemetaan yang termasuk geograf teknik, diperlukan unsur seni yaitu
bagaimana menggambarkan permukaan bumi pada bidang datar, sehingga mudah
dan menarik untuk dilihat. Penginderaan jauh dan Sistem Informasi geografi
memerlukan teknologi yaitu satelit, maupun perangkat komputer yang merupakan
hasil teknologi untuk mengkaji gejala-gejala geografi.

4. Misalnya jarak dari Jakarta ke pulau Pramuka lebih dekat dibandingkan dengan
jarak Jakarta – Cirebon, akan tetapi Cirebon lebih terjangkau diba ndingkan dengan
pulau Pramuka karena untuk ke pulau Pramuka ada hambatan laut. Pulau Pramuka
adalah salah satu pulau di gususan Kepulauan Seribu Jakarta Utara. Objek material
geografi adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam kaitannya dengan fenomena
geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan
antroposfer. Objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir mengenai
fenomena geosfer. Cara pandang dan berpikir ini dapat dilakukan melalui analisis
dengan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan

Pilihan Ganda

1. A

2. A

3. C

4. D

5. B

6. D

7. A

8. C

9. D
B. Perkembangan Jagad Raya dan Terbentuknya Bumi

1. Tujuan

Standard Kompetensi: Memahami sejarah pembentukan bumi

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan jagat raya dan tata surya

Indikator :

a. Membuat laporan pengamatan benda-benda langit

b. Membuat konsep tentang jagad raya

c. Menganalisis teori terjadinya jagad raya

d. Menjelaskan perbedaan anggapan-anggapan tentang jagad raya dan alam


semesta

e. Mengidentifikasi galaksi dalam jagad raya

2. Materi : Teori Pembentukan Tata Surya dan Jagad Raya

Pada waktu sebelum Masehi, berbagai, pengamatan dan perhitungan telah


dilakukan untuk mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya. Pengamatan
pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya dalam
pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan
bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang
mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa
Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya
mereka memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih, sedangkan Phytagoras
(572-492 BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar). Sampai
dengan tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam
dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.

a. Permulaan Perhitungan Ilmiah

Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos
(310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari dan mencari
perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga
merupakan orang pertama yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi
Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori
Heliosentrik. Teori heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus.
Namun jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori
heliosentris tersebut. Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani
berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang
bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang
keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi. Hasil perhitungannya
memberi perbedaan sebesar 13% dari

hasil yang ada saat ini.

b. Ptolemy dan Teori Geosentrik

Ptolemy ( 150 AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi.
Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai
kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari
Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah
timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak.
Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu
tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak
seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent.

c. Teori heliosentrik

Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang-


terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan
Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data
yang didapat Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan
kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit
lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik
disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De Revolutionibus
Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja.

Setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-
16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari
dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang
berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik
dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang
menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.

d. Lahirnya Hukum Kepler

Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentrik,


tidak semua orang setuju. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark
yang mendukung teori matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet
lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576, Brahe membangun sebuah
observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan melakukan penelitian disana
sampai kemudian ia pindah ke Prague pada tahun 1596. Prague Brahe
menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan
asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah
data yang ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular
melainkan elliptik.

Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat
ini yaitu ;

1) Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.

2) Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.

3) Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga
jarak rata-rata dari matahari.

Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah


Epitome of The Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index
Librorum Prohibitorum yang merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam
daftar ini juga terdapat publikasi Copernicus, De Revolutionibus Orbium
Coelestium.

e. Awal mula dipakainya teleskop

Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo
merupakan seorang professor matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika
khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler
dan yakin tentang teori heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo berhasil
menemukan satelit- satelit Galilean di Jupiter dan menjadi orang pertama yang
melihat keberadaan cincin di Saturnus.

Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori heliosentrik


adalah masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan
venus berada dekat dengan titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat
dari bumi hanya bisa melihat venus saat mengalami fasa sabit.

Berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa


Venus bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat
fasa sabit dibanding saat purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya
tentang teori geosentrik vs heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System,
menyebabkan dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang
oleh gereja.

f. Dasar yang diletakkan Newton

Tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan


Newton memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang sebelum dirinya
terutama mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton dan
kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah Hukum Gravitasi yang membuktikan
bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi
Newton member penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya
berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia
yang ia tulis selama 15 tahun.

Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir
kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan
teori dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari
materi yang sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan bumi
berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.

g. Teori terbentuknya Bumi

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan, bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu
planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti
apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada
porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang
surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.

Beberapa teori mengenai terbentuknya bumi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Teory Big bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan
milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang
berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-
nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut
membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima
Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan- gumpalan itu
membentuk -planet, termasuk planet bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap


sehingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan
bumi, yaitu:
a) Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur.

b) Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya


diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.

c) Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,
mantel luar, dan kerak bumi. Sedangkan perubahan yang terjadi di bumi
disebabkan oleh adanya perubahan iklim dan cuaca.

2) Teori Kabut Kant-Laplace

Teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de
Laplace (1796) dikenal sebagai Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini
dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi
kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang
sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat
cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat
(karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi
planet-planet dalam tata surya.

3) Teori Planetesimal

Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan
oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya
telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh
sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian
matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan
yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian
mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut
planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan
salah satunya adalah planet Bumi kita.

Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi,


dimulai dari benda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena
proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang
menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam
masih bersuhu tinggi.

4) Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya
pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan
gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali
radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar
dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-
gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik
bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan
membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari
tadi dan merentang ke arah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini
akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap planet yang terbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini
berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus,
sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relative
lebih cepat.

Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi


matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu
ketika mereka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan
penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang
baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet,
sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-
planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada
prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet,
seperti telah dibicarakan di atas. Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari
penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:

a) Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat,
kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku
membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian
kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang
mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.

b) Tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk,
diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu
inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

h. Galaksi

Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri
atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron

dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan

substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Kata galaksi berasal dari

bahasa Yunanigalaxias , yang berarti ‖susu,‖ yang merujuk pada galaksi Bima

Sakti (Bahasa Inggris : Milky Way). Tipe-tipe galaksi berkisar dari galaksi kerdil

dengan sepuluh juta (107) bintang hingga galaksi raksasa dengan satu triliun (1012)

bintang, semuanya mengorbit pada pusat galaksi. Matahari adalah salah satu

bintang di galaksi Bima Sakti : tata surya termasuk bumi dan semua benda yang

mengorbit matahari.

Bima Sakti berbentuk spiral (gulungan), tetapi karena Bumi terletak di dalam

galaksi, kita melihatnya sebagai pita kabur berisikan bintang-bintang. Bima Sakti

kira-kira terbentang selebar 100000 tahun cahaya, dan bagian tengahnya kira-kira

setebal 15000 tahun cahaya. Tata surya kita terletak sekitar 30000 tahun cahaya

dari pusat galaksi.

Gambar 12 (a). Bima Sakti


Gambar 12 (b). Bima Sakti dilihat dari samping

Para ahli astronomi mengetahui bahwa selain Bima Sakti terdapat banyak galaksi
lain. Beberapa diantaranya dikenal sebagai galaksi kecil. Sekelompok galaksi
bersama- sama membentuk galaksi besar

Bintang terdekat jauhnya 4,3 tahun cahaya. Pada waktu malam terang dapat dilihat
galaksi Andromeda yang jauhnya sekitar 1900000 tahun cahaya

i. Tata Surya

Sebuah tata surya terdiri dari satu Matahari dan semua benda angkasa yang beredar
mengelilinginya. Matahari adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri.
Benda yang mengedari bintang dinamakan planet. Sebagian besar planet memiliki
satelit (bulan) yang berjalan mengelilinginya. Dalam tata surya kita semuanya
terdapat sembilan planet yang mengedari matahari.

Sebuah planet dapat dibagi menjadi dua kelompok: planet besar serta planet
kecil. Merkurius, Venus, Bumi dan mars membentuk kelompok empat planet yang
kecil dan sejenis bumi. Keempat planet ini terdiri dari materi yang kerapatan rata-
ratanya empat atau lima kali kerapatan air. Yupiter, Saturnus dan Neptunus jauh
lebih besar daripada planet-planet sejenis Bumi. Jari-jari Yupiter lebih dari sebelas
kali jari-jari Bumi, dan volumenya kira-kira 1320 kali lebih besar. Saturnus
mempunyai jari-jari 60400 km; ini hampir 10 kali jari-jari Bumi.Yupiter serta
Saturnus mempunyai banyak satelit. Uranus mempunyai jari-jari yang panjangnya
23700 km, sedangkan Neptunus mempunyai jati-jari 22300 km. Pluto mempunyai
jari-jari 3200 km; ini berarti bahwa Pluto lebih kecil dari Mars
Gambar 13.

Peredaran panet Nibiru yang berada pada sisi paling luar dari tata surya

j. Planet Nibiru

Nibiru, setidaknya kita pernah mendengar nama tersebut. Itu adalah nama dari
suatu benda luar angkasa yang sering disebut sebagai planet X dan banyak
dikaitkan dengan isu tentang kiamat di tahun 2012. Akhir-akhir ini Tim Ilmuwan
Kobe University, Jepang telah menemukan sebuah planet baru yang mengorbit di
sisi paling luar dari tata surya tempat keberadaan bumi ini, dan diduga kuat planet
tersebut adalah planet X atau Nibiru.

Sebenarnya telah banyak juga para ahli astronomi yang telah memprediksikan
keberadaan planet tersebut dan juga bahaya yang akan terjadi pada bumi ketika
orbit planet tersebut mendekati matahari. Planet Nibiru ini dalam orbitnya akan
berpapasan dengan orbit bumi setiap 3.601 tahun sekali, dan pada saat orbit planet
tersebut berpapasan dengan bumi tercatat berbagai bencana besar terjadi pada bumi
yang memusnahkan peradaban-peradaban besar di bumi akibat pengaruh dari
gravitasi planet tersebut.

Pada tahun 1650 SM, adalah tahun dimana planet Nibiru orbitnya mendekati
matahari dan sangat berpengaruh pada peradapan dimuka bumi dimana pada
waktu itu banyak peradaban-peradaban besar musnah dan diperkirakan akibat dari
gravitasi plenet tersebut.Selain itu pada masa periode orbit planet tersebut
mendekati matahari, tercatat berbagai bencana besar yang terjadi dimuka bumi.

a) Pada tahun 3150 SM terjadinya bencana air bah yang memusnahkan sebagian
besar mahluk hidup dibumi.

b) Pada tahun 5310 SM Terjadi pendinginan iklim yang terjadi secara tiba-tiba.

c) Pada tahun 8900 SM Terjadi bencana pemanasan global dan pencairan es kutub.

d) Sekitar pada tahun 12600 SM terjadi pergeseran kutub bumi yang meyebabkan
kepunahan mammounth.

Menurut penelitian saat ini yang telah menggunakan tekhnologi modern,


diperkirakan planet nibiru akan mendekati matahari pada tahun 2012 nanti dimana
saat ini telah banyak beredar bahwa pada tahun tersebut adalah akhir dari
kehidupan dimuka bumi ini

k. Matahari

Matahari adalah pusat tata surya kita. Tata surya terdiri dari Matahari, Sembilan
planet (salah satu diantaranya adalah Bumi), dan semua benda lain yang berjalan
mengedari matahari. Matahari adalah suatu bola gas panas. Piringan matahari yang
menyilaukan, tempat asala cahaya dan bahang memancar, disebut Fotosfer.
Disekeliling Fotosfer adalah lapisan gas merah cemerlang yang disebut Kromosfer.
Untain hidrogen merah menyala terlempar sejauh ratusan ribu kilometer ke
antariksa dari Kromosfer. Untaian ini disebuah Prominensa. Sekeliling kromosfer
terdapat lapisan gas lain yang disebut Korona. Permukaan matahari ditandai
bercak-bercak suram yang disebut bintik matahari. Ini dapat dilihat dengan teleskop
khusus.

Matahari bergaris tengah 1392000 km, atau sekitar 109 kali garis tengah Bumi.
Massa atau berat totalnya 331950 kali Bumi. Suhu permukaannya 60000 K; dan suhu
dipusat 150000000 K. Bintik matahari adalah bercak suram yang tampak di fotosfer
matahari. Itu disebabkan oleh turunnya suhu dipermukaan matahari. Suhu di
tengah bintik matahari kurang lebih 40000 K. Kecermelangannya kira-kira seperlima
fotosfer normal. Beberapa bintik matahari besar sekali, sekian kali garis tengahBumi.
Bentuknya bermacam- macam. Bila dilihat dengan telescop khusus, tiap- tiap bintik
matahari terdiri dari petak suram ditengah serta dikelilingi daerah yang lebih
terang. Bintik matahari sebenarnya adalah badai massa gas elektrik yang berpusat-
pusat. Dalam gerakannya melintasi permukaan matahari, bintik tersebut
menciptakan kegaduhan magnetik yang besar dan mempengaruhi peralatan
elektrik dan magnetik di Bumi.
Gambar 14. Korona sewaktu adanya bintik Matahari

Bintik matahari besar dan jumlahnya berubah-ubah dalam daur sepanjang sebelas
tahun dan berpengaruh terhadap kegiatan matahari. Pusat suram bintik matahari
disebut Umbra. Umbra ini dikelilingi cincin lebih terang yang disebut Penumbra.
Korona, Prominensa, dan Kromosfer hanya nampak selama gerhana matahari.
Diwaktu lain semuanya itu tertutup oleh kecermelangan fotosfer. Ketiganya dapat
diamati oleh alat Koronagraf, yakni telescop khusus yang menghilangkan sinar
menyilaukan dari fotosfer

l. Bintang

Sebagian terbesar bintang-bintang adalah matahari. Kesemuanya itu bersinar


dengan cahaya sendiri. Beberapa bintang malah lebih besar dan lebih cemerlang
daripada matahari kita. Tetapi karena jaraknya demikian jauh bintang-bintang itu
hanya nampak sebagai bintik di langit. Didalam Bima Sakti massa terbesar terdiri
dari gas atau sebagian gas tampak di sekitar bintang-bintang. Ini dinamakan kabut.
Ada kabut lain yang terdapat di luar galaksi kita, misalnya kabut andromeda.

Ada berbagai ukuran bintang pada jarak yang berbeda-beda. Betelgeuse, di rasi
Orion, garis tengahnya 550 kali garis tengah matahari. Karena berupa bintang
merah yang sangat besar, Betelgeuse dikelompokkan sebagai Raksasa Merah.
Antares di rasi scorpio, besarnya kira-kira 230 kali besar matahari. Suhu bintang-
bintang ini lebih rendah dari pada suhu matahari; Betelgeus suhunya 40000 C dan
Antares 35000 C. Suhu permukaan matahari sekitar 60000 C. Suhu pusatnya
150000000 C.
Bintang-bintang lain, seperti Sirius B di dalam rasiCanis Mayor, garis tengahnya
kurang dari seperenam puluh garis tengah matahari. Dengan demikian Sirius B
bahkan lebih kecil daripada Yupiter, dan kira-kira separuh ukuran Neptunus. Tetapi
Sirius B berpijar cemerlang dengan cahaya putih kebiru-biruab, dan suhunya sangat
tinggi, yakni 150000 C.

Jadi ukuran dan suhu bintang beraneka ragam. Bintang kerdil ialah bintang yang
tak mengerut lagi, tetapi lambat laun kehilangan bahangnya. Matahari ialah
sebuah bintang kerdil kuning. Raksasa merah dan kerdil putih adalah bintang yang
jauh lebih tua daripada matahari

GLOSSARIUM

Tata Surya = Sistem benda langit yang terdiri dari matahari, planet, satelit, asteroid,
meteoroid dan komet

Teori Heliosentris = Teori yang meyatakan bahwa pusat tata surya adalah matahari

Teori Geosentris = Teori yang menyatakan bahwa pusat tata surya adalah bumi

Rasi Bintang = sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu


konfigurasi khusus

Galaksi = Gugusan bintang bintang

Planet = Benda langit yang mengorbit suatu bintang dan tidak memiliki cahaya
sendiri

Asteroid = Planetoid, benda langit dengan ukuran kecil dan banyak yang mengorbit
matahari yang terletak di antara orbit planet Mars dan Jupiter

Satelit = Benda langit yang mengorbit sebuah planet

Bintang = Benda langit yang memiliki cahaya sendiri

Alam Semesta = Kumpulan galaksi, bintang-bintang, di dalam suatu ruang yang


tanpa batas

Orbit = Suatu garis edar suatu benda langit

Poros Bumi =Garis khayal yang ditarik dari kutub Utara ke Kutub Selatan Bumi

Gravitasi = Gaya tarik suatu benda langit

Rotasi =Gerak berputar pada porosnya

Revolusi = Waktu yang ditempuh sebuah benda langit untuk mengorbit kepada
benda langit lainnya
Teleskop = Alat utuk melihat benda langit

Fase = Kenampakan suatu benda langit bila dilihat dari bumi

Nebula = Kabut

Kromosfer = Lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer matahari

Prominensa = Lidah Api matahari

3. Latihan

1. Jelaskanlah teori terbentuknya planet-planet dalam tata surya kita

2. Jelaskan tahap-tahap pembentukan bumi berdasarkan teori big bang

3. berilah penjelsan tentang planet X Niburu

4. bedakanlah antara bintang, planet dan matahari

4. Evaluasi

1. Bima sakti merupakan salah satu contoh dari benda angkasa yang berupa

a. Bintang

b. Planet

c. Galaksi

d. Meteor

2. Calon tata surya semula merupakan terdiri atas debu dan gas kosmos
diperkirakan berbentuk piring adalah inti dari teori..

a. Nebula

b. Pasang surut

c. Bintang kembar

d. Planetesimal

3. Jagat raya terbentuk dari hasil ledakan karena adanya reaksi pada inti massa.
Pernyataan ini adalah inti dari teori ....

a. Big Bang Theory

b. Oscillating Theory
c. Nebulae Theory

d. Planetesimal Theory

4. Kabut, debu, dan gas yang ber cahaya dalam suatu kumpulan yang sangat luas
disebut ....

a. Nebulae

b. Galaksi

c. Prominensa

d. Korona

5. Tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan
bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Tokoh yang menge mukakannya ialah
....

a. Immanuel Kant

b. Moulton dan Chamberlain

c. Jeans dan Jeffreys

d. Lyttleton

6. Berikut adalah inti Teori Alfred Wegener dalam teorinya mengemukakan bahwa
pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut ....

a. Pangea

b. Gondwana

c. Green Land

d. Amerika

7. Planet X Nibiru yang telah diketahui oleh para ahli astronom baerkaitan dengan
ramalan suku maya yang mengatakan bahwa kiamat terjadi pada tahun 2012.
Pernyataan tersebut oleh ahli astronom karena

a.Planet tersebut akan menaikan suhu matahari

b.Dalam peredarannya akan terbentur dengan planet bumi

c. Planet bumi akan kehilangan gravitasi pada saat planet tersebut memasuki tata
surya

d. Planet bumi berputar berlawanan arah


5. Jawaban

Latihan

1. Anda harus membandingkan dari teori-teori yang ada berkaitan terbentuknya


planet

2. Teori big bang mungkin saja dianggap yang paling mendekat kebenarannya,
anda perlu mengurutkan tahapannya

3. planet ini yang selalau dihubungkan dengan terjadinya kiamat

4. Anda harus membandingkan benda-benda diangkasa yang memikili cahaya dan


tidak

6. Evaluasi

1. C

2. D

3. A

4. A

5. A

6. A

7. B
C. Dinamika Litosfer dan Pedosfer Serta Dampaknya Terhadap Kehidupan

1. Tujuan Pembelajaran:

a. Standar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer

b. Kompetensi Dasar : Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan


litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi

c. Indikator : - Mengidentifikasi struktur dan pemanfaatan litosfer

- Menjelaskan berbagai bentuk muka bumi akibat tenaga endogen dan eksogen

- Menjelaskan faktor pembentuk tanah

- Menjelaskan jenis tanah dan persebarannya

- Menjelaskan upaya mengurangi tingkat erosi tanah

Materi ini akan membahas tentang dinamika litosfer dan pedosfer. Litosfer
merupakan bagian dari kerak bumi yang mengalami perubahan-perubahan dari
waktu ke waktu menurut hitungan secara geologis dengan adanya kegiatan gempa
bumi dan gunungapi. Materi pedosfer akan mengkaji faktor-faktor pembentuk
tanah, baik itu jenis-jenis tanah, persebarannya dan bagaimana dampaknya
terhadap kehidupan di muka bumi.

2. Materi : Dinamika Perubahan Litosfer

a. Pengertian litosfer

Litosfer merupakan lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat. Litosfer
berasal dari kata Yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα)
yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere
artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau
biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari
senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering
dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas
dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3
bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3
bagian). Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumiyang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh
astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam
dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya
terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif
lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer
berubah seperti cairan kental.

Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan


terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Konsep
litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh
Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep
itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di
atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia
sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia
sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah
diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan
astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun
1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah
(astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.

Terdapat dua tipe litosfer

• Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudera dan berada di


dasar samdura

• Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua

Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki
kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karenake
beradaan lapisan Mohorovicic. Litosfer tersusun atas dua lapisan yaitu kerak dan
selubung yang tebalnya sekitar 50-100km. litosfer merupakan lempeng yang
bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.

b. Batuan Pembentuk Kulit Bumi

Batuan/Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan
menurut komposisi mineral. Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan : Bagian
luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar
daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi
yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula
kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa
daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Litosfer
merupakan lapisan kerak bumi yang paling atas yang tersusun oleh batuan dan
mineral. Induk segala batuan ialah magma. Magma adalah batuan cair dan pijar
yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Dalam
litosfer, terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya yang penting yaitu kuarsa,
feldspar, piroksen, mika putih, biotit atau mika cokelat, amphibol, khlorit, kalsit,
dolomit, olivin, bijih besi hematit, magnetit dan limonit.
Batuan pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan
mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan
metamorf dan kembali lagi menjadi magma. Magma yang mengalami proses
pendinginan akan menjadi batuan beku. Tempat pembekuan magma dipermukaan
bumi, didalam lapisan litosfer. Batuan beku tidak selamanya tetap dalam keadaan
utuh. Melalui pengaruh atmosfer dan proses hidrosfer, batuan beku akan
mengalami pelapukan, tererosi, terhanyut dan terendapkan disuatu tempat.
Endapan hasil pengikisan dan erosi batuan beku akan menjadi batuan sedimen.
Keberadaan batuan beku dan batuan sedimen tidak selalu diam. Melalui proses
desakan, lipatan atau patahan terkadang batuan beku dan batuan sedimen
terpindahkan kelapisan yang paling bawah maupun muncul dipermukaan
(tersingkap). Jika kedua batuan tersebut mendapatkan tekanan dan suhu yang
tinggi dari magma, akan berubah wujud menjadi batuan metamorf (batuan
malihan). Suatu waktu batuan malihan, batuan beku dan batuan sedimen akan
tergusur dan bercampur lagi dengan magma yang masih cair sehingga melebur
menjadi calon batuan beku lagi.

Gambar 15. Daur batuan

Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab
pelapukan tersebut ada 3 macam:

1) Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat
batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-
rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika
tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
2) Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan
batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan
air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang
nyata adalah ―hujan asam‖ yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara
kimia.

3) Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan
kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi.
Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar
tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat
rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian
yang lebih kecil lagi.

Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi


bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat.
Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini
dapat terjadi melalui beberapa cara:

1) Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa
langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai
akhirnya terkumpul di permukaan tanah.

2) Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat
mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu
contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam
mengangkutpecahan-pecahan batuan yang kecil ini.

3) Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan
yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.

4) Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di
Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya.
Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga
glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan
terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses
pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan
yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang
lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan
pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini.
Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di
perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di
atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan
batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini
sering disebut kompaksi.

Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan
mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-
partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang
lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan
sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada
sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen
seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan
lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu
akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan
batuan dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan
bersama-sama.

Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi.
Kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral
yang dalam batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan
yang ada dapat mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme
yang terjadi tergantung dari:

• Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.

• Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.

• Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.

Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan


yang ada melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan
suhu yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari
magma yang terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut
akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi yang ada. Magma
juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan
berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang
sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi
untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik.

Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui


rekahan atau patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus
permukaan bumi, maka kadang terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic
eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari
magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan pumice
(batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk
akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada.

Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan ciri-ciri berikut:

• Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke


permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga
mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak
waktu untuk dapat berkembang.

• Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas


yang terkandung dalam batuan atau yang sering disebut ―gas bubble‖.

Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk
magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang
terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak
mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan
yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya
membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di
permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap
dengan jelas adalah batholit

seperti yang ada di Sierra Nevada – USA yang merupakan batholit granit yang
sangatbesar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang
terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya
batuan beku intrusif memperlihatkan ciri-ciri berikut:

• Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi
mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang
ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.

• Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan


angular interlocking.

Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang
akan datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada
di bumi. Petrologi adalah ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi,
yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi batuan, klasifikasi batuan, dan
sejarah geologinya.

Batuan merupakan bahan pembentuk kerak bumi, sehingga mengenal macam-


macam dan sifat batuan adalah sangat penting. Batuan didefinisikan sebagai semua
bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan)
mineral-mineral yang telah menghablur.

1) kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan


ini.
2) tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam
batu;

3) struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.

4) proses pembentukan

Batu-batuan secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya,


yaitu:

a) Batuan igneus atau Batuan beku

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, ―api‖) yaitu batuan yang
terbentuk sebagai hasil dari kumpulan mineral-mineral silikat hasil penghabluran
magma yang mendingin (Walter T Huang, 1962). Batuan beku merupakan jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan
magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari
dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi.
Dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada,
baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah
satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan,
sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Seperti telah diketahui bahwa pembekuan magma menjadi batuan beku dapat
terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan
ketika sudah berada diatas permukaan bumi. Batuan beku yang membeku sebelum
magma keluar dan terjadi pada saat lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika
membeku ditengah perjalanan disebut batuan korok atau porforik. Adapun jika
magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi, disebut batuan beku luar
atau efusif.

Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga ciri utama,
yaitu :

(1) Tidak mengandung fosil

(2) Teksturnya padat, mampat, serta strukturnya homogen dengan bidang


permukaan kesemua arah sama

(3) Susunan sesuai dengan pembentukannya

Pada batuan yang terbekukan secara plutonik, proses pendinginannya lambat


sehingga dapat membentuk mineral butir kasar dan holokristalin
(seluruhnyaberbentuk kristalin). Adapun pembekuan dipermukaan bumi, proses
pendinginan relatif sangat cepat sehingga kristal yang dihasilkan berukuran kecil
(halus), bahkan tanpa kristal sama sekali.

Tekstur batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :

(1). Faneritik

Yaitu kondisi batuan dalam bentuk kristalin. Lebih dari separuh kristal berukuran
besar dan dapat dilihat dengan mata biasa (tanpa kaca pemebesar).

(2). Forfiritik

Yaitu kondisi tekstur batuan yang mengandung fenikris (ktistal besar) yang
terikat dalam massa dasar yang halus.

(3). Afanitik

Yaitu meninggalkan batuan dalam susunan kristal butir halus atau seluruhnya
berupa benda gelas. Jarang mineral tunggal yang dapat diidentifikasi dengan mata
biasa, bahkan dengan kaca pembesar sekalipun.

Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :

• Batuan beku plutonik

• Batuan beku vulkanik

Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.
Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relative
lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan
beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan
rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral
penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan
pondasi rumah), dan dacite

Batuan beku banyak dimanfaatkan untuk pondasi bahan bangunan dan jalan
beraspal. Batuan beku dapat ditambang dengan cara membelah menjadi batuan
dengan ukurn yang lebih kecil .

b) Batuan Endapan atau Batuan Sedimen

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama
batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis). Batuan Sedimen
ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi
oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi tiga jenis :

1) Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik


Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-
material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment
klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya
batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa
juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks).
Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Mineral-mineral yang
sering ditemukan dalam batuan sediment klastik antara lain adalah kuarsa, mineral
lempung, mika halus, feldspar dan chert dan mineral-mineral berat seperti hematite,
zircon, turmalin, epidot, garnet dan hornblende.

Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu

sebagai berikut :

a). Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga

bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm

b). Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-

2mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.

c). Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06mm,

mulai dari lempung higga debu kasar.

Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung,

serpih dan kaolin.

2) Sedimen

non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi, Batuan sedimen


kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut
menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya
anhidrit dan batu garam (saltMineral non klastik umumnya terbentuk oleh proses
pengendapan dan larutan, reaksi kimia, atau proses biologic. Batuan sedimen ini
biasanya mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum
dan chert. Sedimen non klstik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non-
klastik yang utama adalah batu gamping atau dolomit. Batuan non-klstik sebagai
hasil evaporit (menguap), antara lain batu garam, denhidrit, dan gypsum, sedang
dari unsur organik adalah batu bara. Contoh batuan sedimen kimiawi (non-
klastik)antara lain travertin, stalagmit dan stalaktit.
3). Sedimen organik

Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan
ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir).
Contohnya adalah batu gamping terumbu, batu gamping (limestone), napal batu
kapur yang bercampur dengan lempung, dolomite, fosfat, guano dan batu bara.

Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic);
pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan
lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari
permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai
berikut :

a). Batuan endapan biasanya berlapis-lapis

b). Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang


binatang koral dan serat-serat kayu.

c). Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang
menyusunnya.

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan


tersebut Penamaan tersebut adalah :

a). Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butitan yang bersudut

b). Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar

c). Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai
1/16 mm

d). Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai
1/256 mm

e). Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari
1/256 mm

c) Batuan metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock),

Batuan ini berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan
komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan,
temperatur, atau tekanan dan temperatur .Akibat bertambahnya temperature
atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya
sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.
Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan
batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu
kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan
yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang
kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan
baru lagi. salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi
atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu
proses yang disebut metamorfisme, yang berarti ―perubahan bentuk‖. Protolith
yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan
mengalami perubahan fisika atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan
sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh
batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan
berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan
diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu
lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak
antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

c. Tenaga Geologi

Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan


perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan
permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan
tenaga eksogen.

1) Tenaga Endogen

Tenaga Endogaen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah
tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses
diatropisme dan proses vulkanisme dan gempa bumi. Tenaga Endogen sering
menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer)

a) Proses Diastropisme

Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan


dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.

(1) Proses lipatan

Kalau tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan


bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan
terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada
dua, yaitu : puncak lipatan (antiklin) lembah lipatan (sinklin)

(2) Proses Patahan

Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-


retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang
mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat
membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben
sedangkan puncak patahan dinamakan horst.

b) Vulkanisme

Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme


berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya
magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi
karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa
gunugapi ditemukan berada di tengah lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya
panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga
aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.

Istilah-Istilah vulkanisme :

(1) Vulkanologi : ilmu kebumian yang memplajari gunungapi

(2) Magma : bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat,cair,dan gas yang
terdapat di lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma bersikar 900 C-1200 C.

(3) Erupsi : proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan
bumi. Erupsi sebuah gunungapi dapdt berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada
lapisan-lapisan batu. Dan ledakan sumburan (ekaplosif) melalui kepundan atau
corong gunung api.

(4) Intrusi magma : proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan


batuan, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Apabila intrusi magma
membeku maka akan terbentuk batuan intrusiva.

(5) Lava : magama yang keluar sampai ke permukaan bumi.

(6) Lahar : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumi.

(7) Eflata atau bahan piroklastik : bahan-bahan yang lepas dari gunungapi ketika
terjadi letusan eksplosif.

(8) Kawah : lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat keluarnya magma.
Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak
maka akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang
di Indonesia, antara lain Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung
Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali).
c) Bentuk-Bentuk Gunung Api

Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk
yang berbeda yaitu :

(1) Gunung Api Prisai : Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields)
terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang
sangat luas dan landai. Ciri gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai
bahkan hampir datar, Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di
Hawai.

(2) Gunung Api Maar :Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan
(eksplosif) yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan
berupa eflata. Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan
magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung
maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko),
Gunung Monte Muovo (Italia), Gunungapi Strato (Kerucut)

(3) Gunung Api Strato : Gunung api strato terbentuk akibat letusan yang berulang-
ulang dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar
gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung
Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci,

Gambar 16. Bentuk gunung api

d) Gejala Vulkanisme

Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :

(1)Kenaikan suhu udara di sekitar gunung api drastis (dari suhu rendah tiba-tiba
naik jadi panas)

(2) Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.

(3) Meningkatnya bau belerang yang menyengat

(4) Pascavulkanik (postvulcanic)


Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas
atausedang dalam fase istirahat. Gejalanya antara lain :

•Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mataair di
Banten (Jawa Tangah) dan di Ciater (Jawa Barat)

•Ditemukanya gas gunung api

•Uap air (fumarola)

•Gas belerang (solfatara)

•Gas karbon dioksida(mofet)

•Adanya semburan air panas (geyser) yang keluar dari rekahan batuan seperti di
Cisolok Sukabumi (Jawa Barat)

e) Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi,
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata
gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian
gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi
terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk
dapat ditahan.

Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya,


gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.

(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi
oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang
merambat sampai ke permukaan bumi.

(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini
hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan,
dan beberapa saat setelah letusan.

(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan
mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya
dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.

Menurut bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa.

(1) Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.

(2) Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis.


Menurut kedalaman hiposentrumnya, ada tiga jenis gempa.

(1) Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah
permukaan bumi.

(2) Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di


bawah permukaan bumi.

(3) Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km.

Menurut jaraknya, ada tiga jenis gempa.

(1) Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km.

(2) Gempa jauh: jarak episentrum sekitar 10.000 km.

(3) Gempa lokal: jarak episentrum kurang 10.000 km.

Menurut lokasinya, ada dua jenis gempa.

(1) Gempa daratan: episentrumnya di daratan.

(2) Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang
menimbulkan tsunami.

f) Penyebab Terjadinya Gempa

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu
kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi
akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut.


Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan
kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar
terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi
fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya
letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi
karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam
Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena
injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa
pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Moountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat
para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seimisitas
terinduksi

Gambar 17. Arah pergerakan lempeng yang menyebabkan terjadinya perubahan


kulit bumi yang ditandai dengan warna merah, hijau, biru dan garis putus.

Bukti pendukung gerakan benua-benua

ῖ Keserupaan garis pantai benua-benua yang dipisahkan Samudra Atlantik

Keserupaan garis pantai benua-benua yang dipisahkan Samudra Atlantik


menjadi pemikiran awal konsep pengapungan benua. Data-data struktur tektonik
Paleozoikum yang berada di Amerika Utara dan Eropa, Afrika bagian selatan
dan Amerika Selatan dikumpulkan untuk menunjukan kecocokan struktur antar
benua-benua tersebut.

ῖ Bukti Paleoiklim

Wegener menyertakan bukti-bukti paleoklimatologi pada bukunya yang


keempat. Suatu lapisan batuan yang diendapkan dapat menunjukan iklim
lokasi pada saat batuan terebut diendapkan. Keberadaan glacier, keberadaan
lapisan batubara yang mengindikasikan iklim tropis basah, serta keberadaan lapisan
garam dan gipsum yang mengindikasikan iklim padang dari berbagai benua
sepanjang Karbon dan Perm lalu dipetakan.

g) Pengukuran Gempa Bumi

Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran
itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga
terjadi rambatan getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang.
Jadi, gelombang gempa dapat dibedakan atas:

(1) gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di


permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik

(2) gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di


permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik

(3) gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan


lebih lambat

Gambar 18.Energi getaran gempa yang merambat keseluruh lapisan kulit bumi

h) Kekuatan Gempa

Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur
tanah, dan standar kekuatan atau magnitudo gempa biasa dinyatakan dalam skala
Richter atau skala lain yang merupakan pengembangan skala Richter. Gempa
diukur dengan alat yang disebut seismograf. Alat ini mencatat getaran yang
ditimbulkan oleh pergerakan permukaan tanah dalam bentuk garis-garis zig-zag
yang menunjukkan variasi amplitudo gelombang yang ditimbulkan oleh gempa.
Kenaikan satu unit magnitudo (misalnya dari 4.6 ke 5.6) menunjukkan 10 kali lipat
kenaikan besar gerakan yang terjadi di permukaan tanah atau 30 kali lipat energi
yang dilepaskan. Jadi gempa berkekuatan 6.7 skala Richter menghasilkan 100 kali
lipat lebih besar gerakan permukaan tanah atau 900 kali lipat energi yang
dilepaskan pada gempa berskala 4.7. Gempa besar berskala 8 atau lebih secara
statistik terjadi rata-rata satu kali tiap tahun di dunia. Gempa berskala sedang (5-
5.9) terjadi rata-rata 1319 kali dalam setahun di dunia. Gempa berskala 2.5 atau
kurang terjadi jutaan kali dan biasanya tidak dapat dirasakan oleh manusia. Selain
dinyatakan dalam magnitudo besaran gempa juga sering dinyatakan dalam
intensitas. Intensitas gempa adalah ukuran efek gempa di suatu tempat terhadap
manusia, tanah dan struktur atau bangunan. Standar intensitas yang sering
digunakan adalah Modified Mercalli. Dalam standar ini skala I adalah gempa yang
tidak terasa, skala II gempa yang dirasakan oleh beberapa orang yang sedang dalam
posisi istirahat, terutama di bangunan tinggi, demikian seterusnya sampai
meningkat ke skala VII untuk gempa yang merusakkan bangunan yang tidak
dibangun dengan struktur yang baik tetapi hanya sedikit merusakaan bangunan
yang dibangun dengan baik, dan skala XII untuk gempa yang menyebabkan
kerusakan total, dan melemparkan benda-benda ke udara.

(1) Skala Richter

Skala Richter atau SR, skala ukuran kekuatan gempa yang diusulkan oleh
fisikawan Charles Richter, didefinisikan sebagai logaritma dari amplitudo
maksimum yang diukur dalam satuan mikrometer (µm) dari rekaman gempa
oleh alat pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, IT Knowledge
Sharing Blogpada jarak 100 km dari pusat gempa. Sebagai contoh, Misal kita
mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang
sejauh 100 km dari pusat gempanya. Jika amplitude maksimumnya sebesar 1 mm,
maka kekuatan gempa tersebut adalah log (103) µm sama dengan 3,0 skala Richter.

Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan
magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik
Richter ini menjadi tidak representatif lagi.

Skala Richter Efek Gempa

< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa

2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat

3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan

4.0-4.9 Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh
bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.

5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil.
Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik
6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km

7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas

8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil

9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil

> 10.0 Belum pernah terekam

(2) Skala Mercalli

Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang
diciptakan oleh vulkanologis dari Italia bernama Giuseppe Mercalli pada 1902. Skala
Mercalli dibagi menjadi 12 bagian berdasarkan informasi dari orang-orang yang
selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat dan membandingkan
tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu, skala Mercalli sangat
subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang
lain. Saat ini penggunaan skalaRichter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur
kekuatan gempa bumi. Tetapi skalaMercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931
oleh ahli seismologi Harry Wood dan FrankNeumann masih sering digunakan
terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur
kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

(3) Skala Modifikasi Mercalli

- Tidak terasa

- Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi

- Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.

- Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda
tergantung bergoyang.

- Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak
mampu jatuh.

- Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.

- Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.

- Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.

- Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.


- Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.

- Rel kereta api rusak.

- Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur

i) Tips Menghadapi Gempa Bumi

(1). Jika berada di dalam rumah: Masuklah ke bawah meja untuk melindungi
tubuhmu dari jatuhan benda-benda. Jika kamu tidak memiliki meja, lindungi
kepalamu dengan bantal. Jika kamu sedang menyalakan kompor, matikan segera
untuk mencegah terjadinya kebakaran.

(2). Jika berada di luar rumah: Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda
berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari
jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepalamu dengan
menggunakan tangan, tas atau apa pun yang kamu bawa.

(3). Jika kamu berada di mall, bioskop, atau di lantai dasar gedung: Jangan
menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari
pegawai atau satpam.

(4). Jika kamu berada di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa
bumi atau kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di
dalam lift, tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat
keamanannya dan mengungsilah. Jika kamu terjebak dalam lift, hubungi petugas
gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.

(5). Jika kamu berada di dalam kereta api: Berpeganganlah dengan erat pada
tiang sehingga kamu tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara
mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan.

(6). Jika kamu berada di dalam mobil: saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan
merasa seakan-akan roda mobil tersebut gundul. Sopir akan kehilangan control
terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan
mobil di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus
mengungsi, keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.

(7). Jika kamu berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas
gunung.Menjauhlahlangsungketempataman.Dipesisirpantai,bahayanyadatang dari
tsunami. Jika kamu merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak, cepatlah
mengungsi ke dataran yang tinggi.

(8). Dengarkan informasi: Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul
kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap
tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Kamu dapat
memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK.
Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Mitigasi adalah segenap usaha untuk meminimalisir kerugian dan resiko akibat
bencana alam. Perlu kita sadari, bahwa gempa sangat jarang sekali membunuh,
umumnya yang membunuh itu adalah reruntuhan bangunan akibat gempa dan si
korban tidak melindungi diri dari bangunan tersebut. Mitigasi dapat dilakukan
dengan tiga tahapan yaitu : sebelum terjadi, ketika berlangsung dan setelah terjadi
gempa bumi.

1. Sebelum terjadi gempa

Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu siaga adalah

• Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan kaidah2 yang baku.
Diskusikan lah dengan para ahli agar bangunan anda tahan gempa. Jangan
membangun dengan asal-asalan apalagi tanpa perhitungan

• Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau bekerja, apakah tidak berada
pada patahan gempa atau tempat lain seperti rawan longsor dsb.

• Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional. Jika anda punya lemari,
ada baiknya dipakukan ke dinding, agar tidak roboh dan ikut menindih ketika
terjadi gempa.Jikaadaperabotanyangdigantung,periksalahsecararutinkeamananya.

• Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb. Sediakan
juga Radio, karena pada saat gempa alat komunikasi dan informasi lain seperti
Telpon, HP, Televisi, Internet akan terganggu. Radio yang hanya menggunakan
baterai akan sangat berguna disaat bencana.

• Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak digunakan.

• Catatlah telepon-telepon penting seperti Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.

• Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di Indonesia, khususnya daerah rawan


Tsunami, saat ini telah membangun jalur evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
Seperti di daerah saya, Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat telah
dibangun jalurnya.

• Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah mulai dilakukan
oleh beberapa daerah seperti Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa
dilakukan oleh masyarakat Jepang. Sehingga mereka tidak canggung lagi ketika
terjadi bencana. Dengan mengikuti kegiatan ini, kita akan terbiasa dengan bentuk2
peringatan dini yang disediakan pemerintah daerah, seperti sirine pertanda
Tsunami, Sirine Banjir dsb.
2. Ketika berlangsung gempa

• Yang pertama sekali adalah DON‘T BE PANIC, kuasai diri anda bahwa anda
dapat lepas dari bencana tersebut.

• Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemungkinan roboh
menimpa kita. Jika anda berada dalam gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika
tidak memungkinkan berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau
berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.

• Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan memungkinkan
terjadinya rengkahan tanah.

• Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda
sedang berada di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda
sedang berada di daerah pegunungan, maka perhatikan disekitar anda apakah ada
kemungkinan longsor.

3. Setelah terjadi gempa

• Jika anda masih berada dalam gedung, maka yu keluar dengan tertib, jangan
gunakan Lift, gunakanlah tangga.

• Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran
gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya,
lakukanlah pertolongan pertama.

• Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk roboh.

j) Tsunami

Tsunami(bahasajepang:ῖῖ;tsu=pelabuhan,nami= gelombang,secara harafiah berarti


‖ombak besar di pelabuhan‖) adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh
perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan
laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan
gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di
laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per
jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam
hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal
yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang
tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah
meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa
masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang
terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material
yang terbawa olehaliran gelombang tsunami.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang
mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20,
pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih
terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.

(1) Penyebab Terjadi Tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan


sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun
meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah
laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus,
misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi,
dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai
menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan
gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang
terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan
energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi
gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat
mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi
penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan
jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan
bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau
sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng
samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar
laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang
dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus
lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga
keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya
dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau
longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai
ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami

 Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)


 Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

 Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Gambar 19. Proses terjadi tsunami di daerah pantai pada saat terjadi gempa bumi di
dasar laut

Peristiwa tsunami di dunia yang menimbulkan korban besar di dunia, diantaranya:

• 1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal,


dan menelan 60.000 korban jiwa.

• 1883ῖ - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami


menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.

• 2004 - Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan


tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara
danAfrika. Ketinggian tsunami 35 m,

• ῖ 2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau


Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau
Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari
selatan kota Ciamis

• 2007 - 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang.


Ketinggian tsunami 3-4 m

• 2010 - 27 Februari, Santiago, Chili


• 2010 - 26 Oktober, Kepulauan Mentawai, Indonesia

• 2011 - 11 Maret, Sendai, Jepang

Analisa tentang gempa bumi dari teori lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-
an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis,
seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Gempa yang disusul
Tsunami di Jepang ini disebabkan benturan lempeng tektonik yang disebut
Subduksi. Benturan ini terjadi antara lempeng samudra dengan lempeng benua.
Ada tiga lempeng yang saling bertemu pada saat terjadi gempa dan kemudian
tsunami di Jepang pada 11 maret 2011, yaitu lempeng tektonik, lempeng erasia,
dan lempeng pasifik. Gambar dibawah ini menunjukkan posisi lempeng diantara
ketiganya.

Gambar 20. Pertemuan tiga lempeng yang menimulkan tsunami di Jepang pada 11
Maret 2011

Subduksi di Jepang terjadi karena penghunjaman lempeng pasifik di bawah negara.


Teori ini sangat bisa diterima karena posisi Jepang dikenal sangat rawan dengan
gempa. Teori Gaya Tarik Bulan. Teori ini mencoba mengaitkan dengan fenomena
supermoon yang akan terjadi pada 19 Maret 2011. Fenomena Supermoon adalah
posisi bulan yangberada dekat dengan bumi. Penganut teori ini menyakini bahwa
Supermoon atau Lunar Prugee dapat menyebabkan ‖Moonageddon‖ Richard Nolle,
astronom Amerika Serikat (AS), seperti dilansir ABC Radio mengatakan kenyataan
yang tengah dihadapi adalah Supermoon ―sedang dalam perjalanan‖ mendekati
bumi. Jika dilihat lebih mendalam Supermoon memiliki keterkaitan historis dengan
bencana angin kencang, gelombang tinggi, serta gempa bumi. Sejarah pernah
mencatat bencana di Bumi terjadi saat fenomena lunar perigee, Misalnya, badai
di New England 1938, banjir di Lembah Hunter tahun 1955, Bencana Siklon Tracy di
tahun 1974, serta badai Katrina di 2005 diyakini juga terkait Fenomena SuperMoon.
Namun, lagi-lagi penganut Teori Moonageddon kembali dibantah oleh para
ilmuwan. seperti dilansir The Telegraph, ilmuwan ini menyatakan tidak punya
bukti bahwa Supermoon bisa memicu bencana alam. Kalaupun kehadiran
Supermoon member efek terhadap bumi,itu hanyalah air pasang yang lebih tinggi
atau air surut yang lebih rendah dari biasanya.

150 Daerah di Indonesia Rawan Tsunami

Berdasarkan peta bencana 2010-2014 yang disusun Badan Nasional Penanggulangan


Bencana (BNPB) dan instansi terkait, terdapat 150 kota dan kabupaten di seluruh
Indonesia yang berpotensi diterjang tsunami. Pemetaan lokasi tersebut dilakukan
BNPB bekerja sama dengan 22 lembaga di bawah kementerian. Kota dan kabupaten
tersebut terebar di sepanjang pantai barat Sumatera, mulai dari Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung sampai ke wilayah selatan Jawa seperti
Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Tsunami juga berpotensi terjadi di kepulauan
Halmahera, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian utara. Daerah-
daerah tersebut merupakan tempat pertemuan antara lempeng tektonik
IndoAustralia dan Eurasia. Sedangkan di sekitar Papua, pertemuan antara lempeng
Eurasia dan lempeng Pasifik.Tsunami merupakan dampak dari gempa bumi,
wilayah-wilayah tersebut memiliki potensi tinggi terhadap gempa. Biasanya
tsunami terjadi jika gempa lebih dari 6,5 skala richter dengan kedalaman
kurang dari 20 kilometer.

Cara penanggulangan tsunami, yaitu :

• Melaksanakan evakuasi secara intensif.

• Melaksanakan pengelolaan pengungsi.

• Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.

• Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta


pendistribusian logistik yang diperlukan.

• Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.

• Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.

• Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan


pula dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.

• Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.


d. Tenaga Eksogen

Proses eksogen merupakan tenaga dari luar.

1) Pelapukan

Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur.


Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan
melalui media penghancuran, berupa:

a). Sinar matahari

b). Air

c). Gletser

d). reaksi kimiawi

e). kegiatan makhluk hidup (organisme)

Proses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :

(1). Pelapukan Mekanik

Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan


batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses
ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air
pada celah batu

(2). Pelapukan Kimiawi

Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan


kimiawi batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiri dari dua macam,
yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.

(3). Pelapukan Organik

Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh
akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas hewan (cacing tanah dan
serangga).

2) Erosi

Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang


membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media
yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi
dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi),
Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial)‘
a). Tahapan dalam Erosi Air

Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang
berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai
berikut.

(1) Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke
bumi.

(2) Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga
kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh warna air yang
mengalir berwarna coklat:

(3) Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya
alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air

(4) ‗Erosi ‗parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan
aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan
pada tingkat ini tanah sudah rusak.

b). Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi

Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :

(1) tebing sungai semakin dalam

(2) lembah semakin curam

(3) pembentukan gua

(4) memperbesar badan sungai

Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk

antara lain :

(1) Batu jamur

(2) Ngarai

Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :

(1) Dinding pantai yang curam

(2) relung ( lekukan pada dinding tebing)

(3) gua pantai

(4) batu layer

d. Pedosfer dan Jenis-Jenis Tanah

1) Pengertian Tanah dan Lahan


Anda mungkin bertanya apa hubungan Pedosfer dengan tanah dan lahan? Pedosfer
atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas
permukaan bumi. Lalu apa bedanya tanah dengan lahan ? Selama ini orang awam
beranggapan tanah samapengertiannya dengan lahan. Padahal menurut konsep
Geografi tanah dengan lahan memiliki perbedaan yang mendasar. Tanah dalam
Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis
yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian
paling atas dari kulit bumi. Sedangkan lahan Bahasa Inggrisnya disebut land, lahan
merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya
terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Yang dimaksud dengan
lingkungan fisis meliputi relief atau topografi, tanah, air, iklim. Sedangkan
lingkungan biotik meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Jadi kesimpulannya
pengertian lahan lebih luas daripada tanah.

Bagaimana, apakah Anda telah mengetahui perbedaan tanah dengan lahan! Coba
tuliskan kesimpulanmu pada kertas tersendiri! Sekarang marilah kita pelajari faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah.

2) Faktor-faktor Pembentuk Tanah

Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah,


antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor
tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:

T = f (i, o, b, t, w)

Keterangan:

T = tanah b = bahan induk

f = faktor t = topografi

i = iklim w = waktu

o = organisme

Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

(1) Iklim

Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada


dua, yaitu suhu dan curah hujan.

(a) Suhu/Temperatur

Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu
tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan
tanah akan cepat pula.
(b) Curah hujan

Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah,
sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH
tanah menjadi rendah).

(2) Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)

Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:

( a) Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan


kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup
(hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang
terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.

(b) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan


menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan
tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/
mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

(c) Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah
beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk
tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah,
sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak
kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.

(d) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh


terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia
seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara
derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.

(3) Bahan Induk

Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan),
dan batuan metamorf.Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk,
kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.Tanah yang terdapat di
permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama
dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur
pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan
mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan
vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan
membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat
menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah
yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya
membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
(4) Topografi/Relief

Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:

a). Tebal atau tipisnya lapisan tanah

Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis
karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi
sedimentasi.

b). Sistem drainase/pengaliran

Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya


menjadi asam.

(5) Waktu

Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan
pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjad semakin tua dan
kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami
pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses
pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut
menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.

(a).Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak
pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur
bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol.

(b).Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah mudah
dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison B.
Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.

(c).Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi
proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horoson A dan B. Akibatnya
terbentuk horizon A1, A2, A3, B1, B2, B3. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis
tanah podsolik dan latosol tua (laterit).

Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan


induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun
untuk membentuk tanah muda, dan 1000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah
dewasa.
3) Jenis-Jenis Tanah Di Indonesia

Jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam, antara lain:

a). Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik

Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau
rumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas,
ketebalan lebih dari 0.5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu
lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organic
lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur
pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), kandungan unsur hara rendah.
Berdasarkan penyebaran tipografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga yaitu:

(1). gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5
– 16 meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hamper selalu
tergenang air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran pantai
Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua);

(2). gambut topogen: terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa di


daerah dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa,
ketebalan 0.5 – 6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih
tinggi. Contoh penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok
(Ciamis, Jawa Barat), dan Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah); dan

(3). gambut pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari


sisa tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh
penyebarannya di Dataran Tinggi Dieng.

Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut dibedakan menjadi:

(1). gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih
tinggi;

(2). gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2 , miskin unsur hara, biasanya selalu
tergenang air; dan

(3). mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop.

b). Aluvial

Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan
induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur , konsistensi
dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga
tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan
daerah cekungan (depresi).

c). Regosol
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir,
struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan
sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai.
Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan
gumuk-gumuk pasir pantai.

d). Litosol

Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan
beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan
kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah
beranekaragam, dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur,
terdapat kandungan batu, kerikil dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat
dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng
miring sampai curam.

e). Latosol

Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam,
tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga
agak teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter, batuan induk dari tuf, material
vulkanik, breksi batuan beku intrusi.

f). Grumosol

Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung
berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan
bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan
tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi
tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu kapur,
mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah
iklim sub humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.

g). Podsolik Merah Kuning

Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung


hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang
dari 5.5), kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan
basa rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik,
bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan
lebih dari 2500 mm/tahun.

h). Podsol

Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, susunan horizon terdiri dari
horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir,
struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat
masam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka
terhadap erosi, batuan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi,
batuan lempung dan tuf vulkan masam. Penyebaran di daerah beriklim basah,
curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, topografi pegunungan.
Daerahnya Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya (Papua).

i). Andosol

Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal,
warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur
geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak
(smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan
daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap
erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.

j). Mediteran Merah – Kuning

Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna


coklat hingga merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung,
struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga
agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan
peka erosi, berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis bersifat
basa. Penyebaran di daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan
kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi Karst dan
lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah – kuning
di daerah topografi Karst disebut terra rossa.

k). Hodmorf Kelabu (gleisol)

Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu
topografi merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air,
solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga
lempung, struktur berlumpur hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam (pH 4.5
– 6.0), kandungan bahan organik. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei kontinu
yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0.5 meter akibat dari
profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran di daerah beriklim humid hingga sub
humid, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun.

l). Tanah sawah (paddy soil)

Tanah sawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama (ratusan tahun)
dipersawahkan memperlihatkan perkembangan profil khas, yang menyimpang dari
tanah aslinya. Penyimpangan antara lain berupa terbentuknya lapisan bajak yang
hampir kedap air disebut padas olah, sedalam 10 – 15 cm dari muka tanah dan
setebal 2 – 5 cm. Di bawah lapisan bajak tersebut umumnya terdapat lapisan
mangan dan besi, tebalnya bervariasi antara lain tergantung dari permeabilitas
tanah. Lapisan tersebut dapat merupakan lapisan padas yang tak tembus perakaran,
terutama bagi tanaman semusim. Lapisan bajak tersebut nampak jelas pada tanah
latosol, mediteran dan regosol, samara-samar pada tanah aluvial dan grumosol.

4) Penyebab Terjadinya Kerusakan Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

a). Penyebab Kerusakan Tanah

Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut:

(1) Perusakan hutan

Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi
kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah
tererosi.

(2) Proses kimiawi air hujan

Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui proses
perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanis.

(3) Proses mekanis air hujan

Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah di
permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan. Pada daerah yang tidak
bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik. Air hujan
dapat pula menghanyutkan lumpur sehingga terjadi banjir lumpur.

(4) Tanah longsor

Tanah longsor adalah turunnya atau ambruknya tanah dan bebatuan kebawah
bukit. Hujan mempercepat longsornya tanah karena tanah menjadi longgar dan
berat. Pelongsoran hanya terjadi pada lapisan luar yang terlepas dari permukaan
tanah.

(5) Erosi oleh air hujan

Pergerakan tanah dapat disebabkan oleh air hujan, misalnya tanah labil yang ada di
pinggir-pinggir sungai apabila tertimpa hujan lebat akan lepas dan jatuh ke sungai.

(6) Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran.

(7) Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi).

(8) Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging) dan erosi.

b). Dampak Kerusakan Tanah terhadap Kehidupan


Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan
kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain
yaitu hasil-hasil erosi tersebut diendapkan.

(1) Kerusakan di tempat terjadinya erosi

Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya


sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah ini
mengakibatkan hal-hal berikut:

• penurunan produktifitas tanah;

• kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman;

• kualitas tanaman menurun;

• laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang;

• struktur tanah menjadi rusak;

• lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah;

• erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi dan


mengurangi luas lahan yang dapat ditanami; dan pendapatan petani berkurang.

c). Kerusakan di tempat penerima hasil erosi

Erosi dapat juga menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima hasil erosi.


Erosi memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang ada di
dalamnya seperti unsur-unsur hara tanaman (N,P, bahan organik dan sebagainya)
atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT, Endrin dan lainlain).

Pengendapan bahan-bahan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang


dikandungnya dapat dikatakan sebagai polusi (pencemaran) di tempat tersebut.
Pencemaran yang disebabkan oleh bahan-bahan padat tanah disebut ―polusi
sedimen‖, sedangkan pencemaran oleh senyawa-senyawa kimia yang ada di dalam
tanah disebut ―polusi kimia‖. Polusi kimia dari tanah dapat dibedakan menjadi
polusi kimia dari unsur hara (pupuk) dan polusi kimia dari pestisida/herbisida.

Polusi sedimen: adalah pengendapan bahan tanah yang tererosi ke tempat lain.

Pengendapan ini dapat menyebabkan:

(1). Pendangkalan sungai sehingga kapasitas sungai menurun. Akibatnya


menambah terjadinya banjir, apalagi kalau banyak air mengalir sebagai aliran
permukaan (run off) karena hilangnya vegetasi di daerah hulu.

(2) Tanah-tanah yang subur kadang-kadang menjadi rusak karena tertimbun oleh
tanah-tanah kurus atau batu-batuan, pasir, kerikil dari tempat lain.
(3) Apabila digunakan untuk air minum, air yang kotor itu perlu lebih banyak biaya
untuk membersihkannya.

(4) Karena air yang keruh, maka mengurangi fotosintesis dari tanaman air (karena
sinar matahari sulit menembus air).

(5) Perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang diangkut mempengaruhi


keseimbangan sungai tersebut. Apabila terjadi pengendapan di suatu dam, maka
air yang telah kehilangan sebagian dari bahan yang diangkutnya tersebut akan
mencari keseimbangan baru dengan mengikis dasar saluran atau pondasi dari dam
tersebut sehingga menyebabkan kerusakan.

(6) Kadang-kadang polusi sedimen dapat memberi pengaruh baik yaitu bila terjadi
pengendapan tanah-tanah subur, misalnya tanah-tanah aluvial di sekitar sungai.

d). Upaya mengurangi pengiokisan/ erosi tanah

Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah
tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angina, gletser atau
gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah disebabkan oleh air.

Jenis-jenis Erosi oleh Air:

(1). Pelarutan

Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering ditemukan
sungai-sungai di bawah tanah.

(2). Erosi percikan (splash erosion)

Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melemparkan butir-butir


tanah sampai setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang
terlempar tersebut umumnya jatuh ke lereng di bawahnya.

(3). Erosi lembar (sheet erosion)

Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan
yang paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-
lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top
soil akan habis.

(4). Erosi alur (rill erosion)

Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat-setempat di suatu lereng, maka


bila air dalam genangan itu mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran air
tersebut. Alur-alur itu mudah dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

(5). Erosi gully (gully erosion)


Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut di atas. Karena alur yang terus
menerus digerus oleh aliran air terutama di daerah-daerah yang banyak hujan,
maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran air yang lebih kuat.
Alur-alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah biasa.

(6). Erosi parit (channel erosion)

Parit-parit yang besar sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti.
Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding tebing
parit di bawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar
parit. Adanya gejala meander dari alirannya dapat meningkatkan pengikisan tebing
di tempat-tempat tertentu.

(7). Longsor

Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena tanah di bagian bawah
tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ketembus air) seperti batuan
liat. Dalam musim hujan tanah diatasnya menjadi jenuh air sehingga berat, dan
bergeser ke bawah melalui lapisan yang licin tersebut sebagai tanah longsor.

Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi air adalah :

(1) Curah hujan

Sifat-sifat yang perlu diketahui adalah:

• Intensitas hujan: menunjukkan banyaknya curah hujan persatuan waktu.

• Biasanya dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam.

• Jumlah hujan: menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama
satu bulan atau selama satu tahun dan sebagainya.

• Distribusi hujan: menunjukkan penyebaran waktu terjadinya hujan.

(2) Sifat-sifat tanah

Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah:

(a)Tekstur tanah: tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan
terhadap erosi, karena butir-butir yang besar (kasar) tersebut memerlukan lebih
banyak tenaga untuk mengangkut. Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi
karena daya rekat yang kuat sehingga gumpalannya sukardihancurkan. Tekstur
tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir sangat halus. Oleh
karena itu makin tinggi kandungan debu dalam tanah, maka tanah menjadi makin
peka terhadap erosi.
(b) Bentuk dan kemantapan stuktur tanah

Bentuk struktur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat)


menghasilkan tanah dengan daya serap tinggi sehingga air mudah meresap ke
dalam tanah, dan aliran permukaan menjadi kecil, sehingga erosi juga kecil.
Struktur tanah yang mantap tidak akan mudah hancur oleh pukulan-pukulan air
hujan, akan tahan terhadap erosi. Sebaliknya struktur tanah yang tidak mantap,
sangat mudah oleh pukulan air hujan, menjadi butir-butir halus sehingga menutup
pori-pori tanah. Akibatnya air infiltrasi terhambat dan aliran permukaan meningkat
yang berarti erosi juga akan meningkat.

(c) Daya infiltrasi tanah

Apabila daya infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap ke dalam tanah,
sehingga aliran permukaan kecil dan erosi juga kecil.

(d) Kandungan bahan organik

Kandungan bahan organik menentukan kepekaan tanah terhadap erosi karena


bahan organik mempengaruhi kemantapan struktur tanah. Tanah yang mantap
tahan terhadap erosi.

e). Lereng

Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang. Apabila
lereng makin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga
kekuatan mengangkut meningkat pula. Lereng yang semakin panjang
menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar.

f). Vegetasi (tumbuhan)

Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah:

(1). Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga
kekuatan untuk menghancurkan tanah dapat dikurangi.

(2) Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi.

(3) Penyerapan air kedalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan) melalui
vegetasi. Hutan paling efektif dalam mencegah erosi karena daun-daunnya dan
rumputnya rapat. Untuk pencegahan erosi paling sedikit 70% tanah harus tertutup
vegetasi.

g). Manusia

Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau
buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah berlereng curam merupakan pengaruh
baik manusia, karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggundulan
hutan di daerah pegunungan merupakan pengaruh yang jelek karena dapat
menyebabkan erosi dan banjir.

Metode Pengawetan Tanah

Metode pengawet tanah pada umumnya dilakukan untuk:

(1). Melindungi tanah dari curahan langsung air hujan.

(2). Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.

(3). Mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah).

(4). Meningkatkan stabilitas agregat tanah

Beberapa metode pengawetan tanah dibagi menjadi tiga yaitu:

(1). Metode Vegetatif

Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam


vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam
pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode
vegetatif antara lain:

(a). Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis


tanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk
mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/ kotoran
di udara lapisan bawah.

(b). Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman
keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan
diambil kayunya.

(c). Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan
searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan
memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada
lahan dengan kemiringan 3 – 8%

(d). Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan


dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk
menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi
dan memperkaya bahan organik tanah.

(e). Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan


penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman
berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang
hampir datar jarak tanaman diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8%
jarak tanaman dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan
mempertahankan kesuburan tanah.

(f). Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara


bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan
musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang.

(2). Metode Mekanik/Teknik

Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik


pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off),
menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak.
Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik antara lain:

a). Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan
tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air, dan
memperbesar resapan air.

b). Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan


tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan
meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.

c). Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga) pada


lahan miring dengan lereng yang panjang.Fungsinyauntuk memperpendek panjang
lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.

d). Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk
memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat
diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai. Metode pengawetan tanah
akan sangat efektif apabila metode mekanik dikombinasikan dengan metode
vegetatif misalnya terrassering dan buffering.

(3). Metode Kimia

Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki


struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah
dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga
air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (run off) tetap kecil. Penggunaan
bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup
efektif tetapi biayanya mahal. Pada saat sekarang ini umumnya masih dalam
tingkat percobaan-percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan
untuk tujuan ini antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia tersebut
dicampur dengan air, misalnya dengan perbandingan 1:3, kemudian dicampur
dengan tanah.

GLOSSARIUM
Litosfer = Lapisan kulit bumi/lapisan batuan

Pedosfer = Lapisan tanah

Astenosfer = Lapisan di antara litosfer dengan barisfer/Mantel bumi

Magma =Cairan pijar yang ada di perut bumi

Siklus Batuan = Perubahan bentuk batuan dari magma menjadi batuan dan suau
saat akan kembali mejadi magma

Hujan Asam = segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami
bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang
larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah

Erosi = Penghancuran massa batuan

Pengendapan = Pelapisan material yang berasal dari pelapukan yang berlapis-lapis

Kompaksi = Pelapisan batuan sedimen

Erupsi = Letusan Gunung Api

Batolit = Batuan yang membeku di dapur magma

Mineral = suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia
yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat
kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan
di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal

Fosil = sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang diawetkan oleh
alam

Kristal = padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara
teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair
membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan

Travertin = bentuk batu kapur yang didepositkan oleh mata air mineral, terutama
air panas

Vulkanologi = Ilmu yang mempelajari tentang gunung api dan proses


pembentukannya

Vulkanisme = Kegiatan yang berhubungan dengan naiknya magma di dalam


gunung api

Episentrum = Pusat gempa di permukaan bumi

Hiposentrum = Pusat gempa di dalam bumi


Tsunami = bencana yang disebabkan oleh pasang/naiknya air laut ke permukaan
darat disertai dengan gelombang tinggi

Subduksi = Zona pertemuan antara kedua lempeng konvegen/bertubrukan

Mitigasi = pengurangan, pencegahan atau bisa dikatakan sebagai proses


mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif
dari sesuatu

Evakuasi = upaya pemindahan korban dari lokasi kejadian yang berbahaya ke

tempat yang memadai untuk diberi pertolongan atau untuk ditindaklanjuti dengan

kondisinya guna kelangsungan hidupnya

Topografi = Perbedaan ketinggian tempat di permukaan bumi

Infiltrasi = Proses meresapnya air ke dalam tanah

Run Off = Aliran air permukaan

3. Latihan

1. Jelaskan perbedaan antara batuan plutonik dan batuan vulkanik

2. Jelaskan tsunami yang terjadi di jepang yang berkaitan dengan lempeng teknonik

3. Jelaskan tujuh faktor yang memengaruhi proses pembentukan tanah

4. Mengapa keadaan relief suatu daerah berperan dalam membentuk komposisi


tanah

5. metode manakah yang paling baik terhadap pengawetan tanah pada suatu
lereng

yang terjal

4. Evaluasi

1. Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan ledakan secara bergantian,

bahan nya berlapislapis merupakan ciri gunung api......

a. maar

b. strato

c. perisai

d. perret
2. Air yang banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dengan mudah dapat
melarutkan batu kapur (CaCO3). Contoh tersebut merupakan jenis pelapukan......

a. organis

b. mekanis

c. kimiawi

d. mekanis-kimiawi

3. Bahan-bahan silikat pijar dalam wujud padat, cair, dan gas dinamakan ....

a. lava

b. lahar

c. magma

d. solfatar

4. Terjadinya gerak turunnya daratan sehingga ter lihat per mukaan air laut yang
naik disebut ....

a. epirogenetik positif

b. epirogenetik negatif

c. orogenetik positif

d. orogenetik negatif

5. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan
induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi
dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, dan kesuburan sedang sampai
tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, aluvial pantai, dandaerah
ce kungan (depresi) adalah ciri tanah..….

a. regosol

b. multisol

c. ultisol

d. aluvial

6. Jalur pegunungan Sirkum Pasifik terbentang ....

a. Mulai dari Pantai Pasifik Amerika, Jepang, Filipina, Papua, Australia,


sampai Selandia Baru
b. Mulai dari Jepang, Pantai Pasifik Amerika, Filipina, Papua, Australia,
sampai Selandia Baru.

c. Mulai dari Filipina, Pantai Pasifik Amerika, Papua, Australia, Jepang,


sampai Selandia Baru.

d. Mulai dari Pantai Pasifik Amerika, Papua, Filipina, Australia, Jepang, sampai
Selandia Baru.

7. Peristiwa letusan gunungapi di mana magma yang terkandung keluar melalui


retakan yang memanjang dinamakan erupsi ....

a. linear

b. areal

c. maar

d. strato

8. Proses penghancuran tanah (detached) dan pemin dahan ke tempat lain oleh
kekuatan air, angin, gletser, atau gravitasi disebut ....

a. pengendapan

b. masswasting

c. lipatan

d. erosi

9. Berikut ini yang merupakan cara untuk mengawetkan tanah dengan


menggunakan metode mekanik, adalah ....

a. penghijauan

b. buffering

c. contour village

d. strip cropping

10. Jenis tanah yang paling dominan terdapat di Di daerah Bogor dan sekitarnya
adalah

....

a. regosol

b. andosol

c. grumosol
d. latosol

5. Kunci Jawaban

Latihan :

Jawaban berupa rambu-rambu adapun deskripsinya dapat anda jelaskan dengan


gaya bahasa sendiri

1. Anda harus melihat warna, kepadatan dan kristal yang terbentuk

2. Ada tiga lempeng yaitu pasifik, erasia dan pilipina

3. Faktor tersebut berkaitan dengan alam sekitarnya dan keadaan relief setempat
serta batuan induknya

4. Relief merupakan keadaan bentuk muka bumi dengan ketinggiannya dan


perbedaan suhu

5. Lereng terjal memiliki kemiringan lebih dari 45%, metode lainnya kimia dan
mekanik kurang berperanan

6. Evaluasi

1. B

2. C

3. C

4. B

5. D

6. D

7. A

8. D

9. B

10. D
D. Dinamika Perubahan Hidrosfer

1. Tujuan

a. Stándar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer

b. Kompetensi Dasar : Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap


kehidupan

di muka bumi.

c. Indikator :

• Mengindetifikasi unur-unsur utama siklus hidrologi

• Mengindentifikasi jensi perairan darat

• Menjelaskan air tanah dan jenisnya

• Mendeskripsikan daerah aliran sungai

• Menjelaskan zona laut, morfologi laut, gerak air laut dan

kualitas air laut

• Menjelaskan manfaat perairan laut bagi kehidupan

manusia

• Menjelaskan manfaat perairan darat bagi kehidupan

manusia

2. Materi : Siklus Hidrologi

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dankembali atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi
dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci
proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air
berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan
batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju
bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh
yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang
berbeda:

• Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di


tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan
menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air
yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

• Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui


celah- celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal
dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air
permukaan.

• Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk
sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran
sungai menuju laut

Gambar 21. Daur siklus hidrologi

Daur siklus hidrologi yang terjadi di bumi dengan matahari sebagai energi panas di
bumi Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah
Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang
berubah adalah wujud dan tempatnya. Jenis Perairan, kita melihat bahwa
dipermukaan bumi bumi ada suatu perairan yang sangat luas sekali dan terbentuk
milyaran tahun yang lalu yaitu laut. Namun di daratan ada beberapa perairan yang
kita ketahui diantaranya:
• Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada
arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang
akhirnya bermuara ke laut atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan
lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat manusia termasuk ke dalam kategori
sungai.

• Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan
air berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai
atau tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan,
terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam
kategori danau.

• Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa),
dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran
Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah
adalah wujud dan tempatnya. Jenis Perairan, kita melihat bahwa dipermukaan bumi
bumi ada suatu perairan yang sangat luas sekali dan terbentuk milyaran tahun yang
lalu yaitu laut. Namun di daratan ada beberapa perairan yang kita ketahui
diantaranya:

• Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada
arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang
akhirnya bermuara ke laut atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan
lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat manusia termasuk ke dalam kategori
sungai.

• Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan
air berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai
atau tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan,
terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam
kategori danau.

• Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai
oleh manusia.

• Rawa adalah perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah dengan
sumber air dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan
dengan sungai, relatif tidak dalam, berdasar lumpur dan atau tumbuhan
membusuk, banyak terdapat vegetasi baik yang mengapung dan mencuat maupun
tenggelam.

• Genangan air lainnya adalah perairan umum selain kategori di atas.

a. Daerah Aliran Sungai (DAS)


Pemahaman tentang daerah aliran sungai masih banyak yang salah.
Diantaranya dikatakan bahwa DAS adalah sungai dengan alirannya yang sebelah
kanan kirinya dibatasi oleh tebing baik tanggul atau merupakan lembah yang
curam. Oleh karena itu pemahaman tersebut perlu diperbaiki dengan penjelasan
sebagai berikut: Daerah Aliran Sungai(DAS) menurut Dictionary of Scientific and
Technical Term (Lapedes et al ., 1974), DAS (Watershed) diartikan sebagai suatu
kawasan yang mengalirkan air kesatu sungai utama. Dikemukakan oleh Manan
(1978) bahwa DAS adalah suatu wilayah penerima air hujan yang dibatasi oleh
punggung bukit atau gunung, dimana semua curah hujan yang jatuh diatasnya
akan mengalir di sungai utama dan akhirnya bermuara kelaut

Gambar22.

Daerah aliran sungai dengan aliran berupa run off mulai dari hulu menuju ke
sungai-sungai dan berakhirnya di muara sungai pada suatu out let utama.

Pembagian Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai terbagi menjadi tiga daerah yaitu bagian hulu, bagian tengah,
dan bagian hilir.

1. DAS Bagian Hulu (Upperland)

DAS bagian hulu mempunyai ciri-ciri:

a) Merupakan daerah konservasi.

b) Mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi.

c) Merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (> 15%).


d) Bukan merupakan daerah banjir.

e) Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.

f) Jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan.

g) Laju erosi lebih cepat daripada pengendapan.

h) Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf ―V‖.

2. DAS Bagian Tengah (Middle Land)

DAS bagian tengah merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dengan bagian
hilir dan mulai terjadi pengendapan. Ekosistem tengah sebagai daerah distributor
dan pengatur air, dicirikan dengan daerah yang relatif datar. Daerah aliran sungai
bagian tengah menjadi daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik DAS
yang berbeda antara hulu dengan hilir.

3. DAS Bagian Hilir (Lowerland)

DAS bagian hilir dicirikan dengan:

a) Merupakan daerah pemanfaatan atau pemakai air.

b) Merupakan zone sedimentasi

c) Kerapatan drainase kecil.

d) Merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai dengan sangat


kecil (kurang dari 8%).

e) Pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan).

f) Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi.

g) Jenis vegetasi didominasi oleh tanaman pertanian kecuali daerah estuaria


yang didominasi hutan bakau/gambut.

h) Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf ―U‖ Pengelolaan daerah aliran
sungai (DAS) bagian hulu akan berpengaruh sampai pada hilir. Oleh karenanya
DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi
perlindungan terhadap seluruh bagian DAS, jadi apabila terjadi pengelolan yang
tidak benar terhadap bagian hulu maka dampak yang ditimbulkan akan dirasakan
juga pada bagian hilir. Misalnya, erosi yang terjadi tidak hanya berdampak bagi
daerah dimana erosi tersebut berlangsung yang berupa terjadinya penurunan
kualitas lahan, tetapi dampak erosi juga akan dirasakan dibagian hilir, dampak yang
dapat dirasakan oleh bagian hilir adalah dalam bentuk penurunan kapasitas
tampung waduk ataupun sungai yang dapat menimbulkan resiko banjir sehingga
akan menurunkan luas lahan irigasi (Asdak, 1995:12).
b. Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Beberapa proses alami dalam DAS dapat memberikan dampak menguntungkan


kepada sebagian kawasan DAS, tetapi pada saat yang sama dapat merugikan bagian
yang lain. Bencana alam banjir dan kekeringan silih berganti yang terjadi di suatu
wilayah atau daerah merupakan dampak negatif kegiatan manusia pada suatu DAS,
dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia telah menyebarkan DAS gagal dalam
menjalankan fungsinya sebagai penampung air hujan, penyimpan, dan
pendistribusian air ke saluran-saluran atau sungai. Air permukaan baik yang
mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa) dan sebagian air bawah
permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen- komponen siklus
hidrologi yang membentuk sistem daerah aliran sungai (DAS). Jumlah air di bumi
secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Fungsi
suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh faktor yang
ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah (topografi), tanah, dan
manusia. Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan, maka hal
tersebut akan mempengaruhi juga ekosistem DAS tersebut dan akan menyebabkan
gangguan terhadap bekerjanya fungsi DAS. Apabila fungsi suatu DAS telah
terganggu, maka system hidrologisnya akan terganggu, penangkapan curah hujan,
resapan dan penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem
penyalurannya menjadi sangat boros. Kejadian itu akan menyebabkan
melimpahnya air pada musim penghujan dan sangat minimum pada musim pada
musim kemarau, sehingga fluktuasi debit sungai antara musim hujan dan musim
kemarau berbeda tajam

c. Perairan Darat, dan Jenisnya.

Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk
perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan
bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau,
rawa dan lain- lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran
Sungai (DAS). Dari penjelasan di atas tentunya Anda paham bukan, bahwa air
sumur, air sungai, rawa, danau, empang dan sejenisnya termasuk jenis perairan
darat. Tata air yang berada di wilayah daratan tersebut dipelajari oleh suatu ilmu
yang disebut hidrologi.

1. Danau

Air yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di Sumatera
Utara, Danau Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di Kalimantan Selatan.
Selain air tawar ada juga danau yang airnya asin (memiliki kadar garam tinggi)
seperti Danau Kaspia, Danau Laut Mati, Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain.
Mengapa ada danau yang airnya asin? Hal ini terjadi karena di danau terjadi
penguapan yang sangat tinggi. Di samping itu air yang masuk ke danau tersebut
biasanya tidak berpelepasan atau tidak mengalir lagi ke tempat lain. Berdasarkan
proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau:

Tektonik, Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk atau Bendungan.

a) Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik
seperti gempa Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan
tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles
(subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles
tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso,
danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak,
danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.

b)Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah
lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan
yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana.
Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau.
Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau
gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera
Barat serta Kawah gunung Kelud.

c)Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara
proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian
tanah / batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan.
Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau jenis
ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.

d) Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di
daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan
batu kapur. Bekas erosi mem bentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga
terbentuklah danau.

e) Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es
akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau.
Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu
danau Superior, danau Michigan dan danau Ontario.

f) Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia.
Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik
tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya
Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di
Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa
Tengah.
2. Rawa

Pernahkah Anda melihat/menyaksikan rawa, atau barangkali di sekitar tempat


tinggal Anda terdapat rawa. Daerah rawa banyak kita temukan di pantai timur
pulau Sumatera dan pantai selatan pulau Kalimantan. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa: Rawa atau paya-paya adalah daerah rendah yang selalu
tergenang air. Air yang menggenangi rawa bisa berupa air hujan, air sungai
maupun dari sumber mata air tanah.

Ada dua jenis rawa yaitu:

1) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan

2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.

Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu
tergenang. Sedang kan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga
airnya berganti.

Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi
tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai
4,5.

b) Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun


tumbuh-tumbuhan) yang hidup.

c) Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal. Sedangkan rawa
yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:

a) Airnya tidak terlalu asam.

b) Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan
rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.

c) Dapat diolah menjadi lahan pertanian. Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi
kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain:

a) Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan
biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding
dan lain-lain,

b) Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,

c) Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan

d) Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.


Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang harus kita jaga
kelestariannya. Untuk menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara
antara lain:

a) Tidak sembarangan menebangi pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan yang


tumbuh di rawa.

b) Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan


organism di dalamnya.

3. Air Tanah

Air tanah (groundwater) adalah bagian dari air yang ada di bawah permukaan
tanah (sub- surface water), yakni hanya yang berada di zona jenuh (zone of
saturation) (Gambar 23).

Penyebaran vertikal air bawah permukaan dapat dibagi menjadi zona tak-jenuh
(zone of aeration) dan jenuh. Zona tak-jenuh terdiri dari ruang antara yang sebagian
terisi oleh air dan sebagian terisi oleh udara, sementara ruang antara pada zona
jenuh seluruhnya terisi oleh air.

Gambar 23. Distribution of subsurface water

Air yang berada pada zona tak-jenuh disebut air gantung (vadose water). Air
gantung yang terdapat dekat permukaan hingga tersedia bagi akar tetumbuhan
disebut air solum (solumn water), dan yang tersimpan dalam ruang merambut
(capillary zone) disebut air merambut (capillary water).Seterusnya yang menjadi
topik bahasan adalah hanya air yang terdapat pada zona jenuh. Keterdapatan
(occurrence) air tanah pada zona jenuh adalah mengisi ruang-ruang antar butir
batuan atau rongga-rongga batuan (Gambar 24.).

Gambar 24. Topic of disscussion water in saturated zone

Batuan itu sendiri, ditinjau dari sikapnya terhadap air dapat dibedakan atas:

• Akuifer : Suatu formasi batuan yang mengandung cukup bahan-bahan yang lulus
dan mampu melepaskan air dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mataair. Ini
berarti, formasi tersebut mempunyai kemampuan menyimpan dan melalukan
air. Pasir dan kerikil merupakan contoh jenis suatu akuifer. Padanannya: lapisan
pembawa/pengandung air, tandoan/waduk airtanah.

• Akuiklud: Suatu lapisan jenuh air, tetapi relatif kedap air yang tidak dapat
melepaskan airnya dalam jumlah berarti. Lempung adalah contohnya.
Padanannya: persekat

• Akuifug : Lapisan batuan yang relatif kedap air, yang tidak mengandung
ataupun dapat melalukan air. Batu granit termasuk jenis ini. Padanannya: perkedap

• Akuitard: Lapisan jenuh air namun hanya sedikit lulus air dan tidak mampu
melepaskan air dalam jumlah berarti ke sumur-sumur. Lempung pasiran
adalah salah satu contohnya.Padanannya: perlambat

a. Litologi Akuifer

Akuifer karena sifatnya seperti yang telah disebutkan di muka, merupakan lapisan
batuan yang sangat penting dalam usaha penyadapan airtanah. Litologi atau
penyusun batuan dari lapisan akuifer di Indonesia yang penting adalah:

• Endapan aluvial: merupakan endapan hasil rombakan dari batuan yang telah
ada. Endapan ini terdiri dari bahan-bahan lepas seperti pasir dan kerikil. Airtanah
pada endapan ini mengisi ruang antar butir. Endapan ini tersebar di daerah dataran.

• Endapan volkanik muda: merupakan endapan hasil kegiatan gunungapi, yang


terdiri dari bahan-bahan lepas maupun padu. Airtanah pada endapan ini
menempati baik ruang antar butir pada material lepas maupun mengisi rekah-
rekah/rongga batuan padu. Endapan ini tersebar di sekitar wilayah gunungapi.
• Batu gamping: merupakan endapan laut yang mengandung karbonat, yang
karena proses geologis diangkat ke permukaan. Airtanah di sini mengisi terbatas
pada rekahan, rongga, maupun saluran hasil pelarutan (Gambar 25.). Endapan ini
tersebar di tempat-tempat yang dahulu berwujud lautan. Karena proses geologis,
fisik, dan kimia, di beberapa daerah sebaran endapan batuan ini membentuk suatu
morfologi khas, yang disebut karst.

Gambar 25. Groundwater occurrence in limestone aquifer

b. Kelululusan (Permeability) dan Keterusan (Transmissivity) Kelulusan suatu


batuan pada dasarnya adalah kemampuan untuk melalukan suatu cairan. Untuk
pekerjaan praktis di bidang hidrologi airtanah, di mana cairan dalam hal ini air,
maka kelulusan batuan dengan meluluskan airtanah, disebut sebagai ‗hydraulic
conductivity‘ = K. Suatu media (batuan) disebut mempunyai K = 1 jika media
tersebut dalam satu satuan waktu akan dapat meluluskan satu satuan volume
airtanah melalui satu penampang dari satuan luas tegak lurus arah aliran, di bawah
landaian hidrolika(dh/dl) = 1.

K = -v/(dh/dl)=(m/hari)/(m/m)= m/hari

di mana v = kecepatan aliran (tanda negatif artinya aliran air menuju ke energi yang
rendah). Kelulusan suatu material geologi (batuan) sangat tergantung pada ukuran
besar butiran serta sistem bukaan yang ada. Suatu lapisan batuan yang mempunyai
angka kelulusan K dan tebal zona jenuh air b, maka dapat dikatakan lapisan batuan
ini mempunyai angka keterusan T (transmissivity) :

T = K * b = (m/hari)*(m)= m2/hari

Keterusan dapat didefinisikan sebagai kecepatan air yang dilakukan lewat satu
satuan lebar dari suatu akuifer, di bawah landaian hidrolika sama dengan satu.
Makin tinggi nilai T dapat diartikan bahwa litologi batuan merupakan akuifer
dengan potensi airtanah yang tinggi.
c. Jenis Aquifer

Ada beberapa jenis akuifer:

1) Akuifer tak-tertekan (unconfined aquifer): adalah lapisan pembawa air, di mana


kedudukan muka airtanah merupakan bagian atas dari akuifer itu sendiri. Airtanah
di dalam akuifer ini disebut airtanah tak-tertekan ataubebas, karena tekanan air di
sini sama dengan tekanan udara luar (Gambar 26.).

Gambar 26. Types of aquifer

2) Akuifer tertekan (confined aquifer): adalahlapisan pembawa air,


dimana air tanah terkurung oleh lapisan kedap air, baik dibagian atas maupun
dibagian bawahnya. Muka airtanah kedudukannya berada lebih tinggi dari
kedudukan bagian atas akuifer (Gambar 27.). Muka air tanah ini (dalam
kedudukan ini disebut pisometri), dapat berada di atas atau di bawah muka tanah.
Apabila tinggi pisometri berada di atas muka tanah, maka air sumur yang
menyadap akuifer jenis ini akan mengalir secara bebas. Airtanah dalam kondisi
demikian disebut artois atau artesis. Tergantung dari kelulusan lapisan
pengurungnya, akuifer tertekan dapat dibedakan menjadi akuifer setengah tertekan
(semi-confined aquifer) atau tertekan penuh. Akuifer terangkat(perched aquifer):
merupakan kondisi khusus, di mana airtanah pada akuifer ini terpisah dari airtanah
utama oleh lapisan yang relatif kedap air dengan penyebaran terbatas, dan terletak
di atas muka airtanah utama (Gb. 6).
Gambar 27. Perched aqifers

d. Aliran Tanah

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gerakan air di bawah permukaan tanah
antara lain adalah:

• perbedaan kondisi energi di dalam airtanah itu sendiri,

• kelulusan lapisan pembawa air,

• kekentalan (viscosity) airtanah.

Air tanah memerlukan energi untuk dapat bergerak mengalir melalui ruang
antar butiran. Tenaga penggerak ini bersumber dari energi potensial.Energi
potensial air tanah dicerminkan dari tinggi muka airnya (piezometric) pada tempat
yang bersangkutan. Airtanah mengalir dari titik berenergi potensial tinggi ke arah
titik berenergi potensial lebih rendah; antara titik-titik yang berenergi potensial
sama tidak terdapat pengaliran airtanah. Garis khayal yang menghubungkan titik-
titik yang sama energi potensialnya disebut garis kontur muka airtanah atau garis
isohypse. Sepanjang garis kontur tersebut tidak terdapat aliran airtanah, karena arah
aliran air tanah tegak lurus dengan gariskontur (Gambar 28.).
Gambar 28. Groundwater flow ne

Aliran air tanah tersebut secara umum bergerak dari daerah imbuh (recharge area)
ke arah daerah luah (discharge area), dan dapat muncul ke permukaan akibat
beberapa sebab.

Gambar 29. A thermal spring system

Mata air gravitasi adalah hasil dari aliran air di bawah tekanan hidrostatik. Secara
umum jenis-jenisnya dikenal sebagai berikut :

Gambar 30. Types of gravity spring

1) Munculan Air Tanah

Air tanah dapat muncul ke permukaan secara alami, seperti mataair, maupun
karena budidaya manusia, lewat sumurbor. Mataair (spring) adalah keluaran
terpusat dari airtanah yang muncul di permukaan sebagai suatu aliran air. Mataair
ditilik dari penyebab pemunculan dapat digolongkan menjadi dua (Bryan vide
Todd, 1980), yakni:

a). Akibat dari kekuatan non gravitasi.

b). Akibat kekuatan-kekuatan gravitasi.

Termasuk golongan yang pertama adalah mata air yang berhubungan dengan
rekahan yang meluas hingga jauh ke dalam kerak bumi. Mataair jenis ini biasanya
berupa mata air panas

a). Mata air depresi (depression springs) terbentuk karena permukaan tanah
memotong muka air tanah.

b). Mata air sentuh (contact springs) terbentuk karena lapisan yang lulus air yang
dialasi oleh lapisan yang relatif kedap air teriris oleh muka tanah.

c). Mata air artesis (artesian spring) terbentuk oleh pelepasan air di bawah tekanan
dari akuifer tertekan pada singkapan akuifer atau melalui bukaan dari lapisan
penutup.

d). Mata air pipaan atau rekahan (tubular or fracture springs) muncul dari saluran,
seperti lubang pada lava atau saluran pelarutan, atau muncul dari rekahan-rekahan
batuan padu yang berhubungan dengan airtanah. Munculan air tanah ke
permukaan karena budidaya manusia lewat sumur bor dapat dilakukan dengan
menembus seluruh tebal akuifer (fully penetrated) atau hanya menembus sebagian
tebal akuifer (partially penetrated). Konstruksi sumurbor sangat tergantung dari
kondisi akuifer serta kualitas air tanah. Oleh sebab itu ada bermacam-macam jenis
konstruksi sumurbor (Gambar 31.).

Gambar 31. Examples of well constructions

Untuk mengetahui besarnya debit yang dapat dihasilkan oleh suatu sumur
dilakukan dengan cara uji pemompaan. Prinsipnya adalah memompa airtanah
dari sumur dengan debit konstan tertentu dan mengamati surutan muka airtanah
(drawdown) selama pemompaan berlangsung (Gambar 32.). Dari situ dapat
dilihat berapa besar kapasitas jenis sumur, yakni jumlah air yang dapat dihasilkan
dalam satuan volume tertentu (specific capacity) apabila muka air di dalam sumur
diturunkan dalam satu satuan panjang (misalnya liter/detik setiap satu meter
surutan). Di samping itu dari uji pemompaan dapat diketahui juga parameter
akuifer, seperti angka kelulusan (hydraulic conductivity).

Gambar 32. Effect of pumping test

Penurunan muka air tanah pada sumur tunggal berbeda dengan penurunan muka
air tanah pada sumur banyak. Pada sumur banyak penurunan tersebut akan saling
mempengaruhi, tergantung dari jarak antar sumur (Gambar 33.).

Gambar 33. Drawndown effect on multiple wells pumping

Di suatu daerah, dimana banyak sumur menyadap airtanah, pemompaan akan


membentuk suatu kerucut penurunan (cone of depression). Apabila ini terjadi di
daerah pantai akan memicuintrusi air laut , yakni aliran air payau/asin ke arah
darat (sea water encroachment). Sementara itu, kondisi yang demikian bila terjadi
pada akuifer tertekan dengan lapisan pengurung lempung, akan sangat potensial
terjadinya amblesan tanah (land subsidence).

e. Kualitas air tanah

Airtanah sejak terbentuk di daerah imbuh dan mengalir ke daerah luahnya, melalui
ruang antara dari batuan penyusun akuifer. Dalam perjalanan tersebut
airtanah melarutkan mineral batuan serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya.
Oleh sebab itu, mutu airtanah dari satu tempat ke tempat lain sangat beragam
tergantung dari jenis batuan, dimana airtanah tersebut meresap, mengalir, dan
berakumulasi, serta kondisi lingkungan.
Mutu airtanah dinyatakan menurut sifat fisik, kandungan unsur kimia,
ataupun bakteriologi. Persyaratan mutu airtanah telah dibakukan berdasarkan
penggunaannya, seperti mutu air untuk air minum, air irigasi, maupun industri.
Beberapa unsur utama (mayor constituents) kandungan airtanah - 1,0 hingga 1000
mg/l - adalah sodium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, dan khlorida.
Kandungan khlorida yang tinggi merupakan indikasi adanya pencemaran
bersumber dari air limbah atau intrusi air laut. Sementara kandungan nitrat
sebagai unsur sekunder (secondary constituents) - 0,01 hingga 10 mg/l -
bersumber dari limbah manusia (anthropogenous), tanaman, maupun pupuk
buatan.

Gambar 34. Piper trilinear diagram

Untuk penyajian hasil analisis kimia airtanah, umumnya dipakai diagram segitiga
Piper. Dengan diagram ini dapat diketahui unsur apa yang paling dominan yang
terkandung dalam airtanah. Sementara penyajian diagram SAR (Sodium Adsorption
Ratio), sangat lazim dipakai untuk analisis airtanah untuk keperluan pertanian Ada
bermacam-macam jenis air tanah.

a) Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah
permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.

(1) Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan
tanah /batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumursumur,
sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.

(2) Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan
yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus
dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur
yang airnya berasal dari air tanah dalam.

b) Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari
atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.

(1) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah
berasal dari hujan dan pencairan salju.
(2) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah
yang ter simp an di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah
yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.

Ada 4 wilayah air tanah yaitu:

a) Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada bagian teratas dari permukaan
bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat
(gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan
memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.

b) Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman
sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.

c) Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah


terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses
kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah jenuh air.

d) Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah
tanah/batuan yang tidak tembus air.

Gambar 35. Distribution of subsurface water

Faktor yg mempengaruhi infiltrasi

Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju inflasi adalah
sebagai berikut:

1. Tinggi genangan air di atas permukaan tanah dan tebal lapisan tanah yang jenuh.

2. Kadar air atau lengas tanah

3. Pemadatan tanah oleh curah hujan

4. Penyumbatan pori tanah mikro oleh partikel tanah halus seperti bahan endapan
dari partikel liat

5. Pemadatan tanah oleh manusia dan hewan akibat traffic line oleh alat olah

6. Struktur tanah
7. Kondisi perakaran tumbuhan baik akar aktif maupun akar mati (bahan organik)

8. Proporsi udara yang terdapat dalam tanah

9. Topografi atau kemiringan lahan

10.Intensitas hujan

11.Kekasaran permukaan tanah

12.Kualitas air yang akan terinfiltrasi

13.Suhu udara tanah dan udara sekitar

Apabila semua faktor-faktor di atas dikelompokkan, maka dapat dikategorikan


menjadi dua faktor utama yaitu:

1. Faktor yang mempengaruhi air untuk tinggal di suatu tempat sehingga air
mendapat kesempatan untuk terinfiltrasi (oppurtunity time).

2. Faktor yang mempengaruhi proses masuknya air ke dalam tanah. Selain dari
beberapa factor yang menentukan infiltrasi diatas terdapat pula sifat-sifat khusus
dari tanah yang menentukan dan membatasi kapasitas infiltrasi (Arsyad, 1989)
sebagai berikut:

a. Ukuran pori

Laju masuknya hujan ke dalam tanah ditentukan terutama oleh ukuran pori dan
susunan pori-pori besar. Pori yang demikian itu dinamakan pori aerasi, oleh karena
pori-pori mempunyai diameter yang cukup besar yang memungkinkan air keluar
dengan cepat sehingga tanah beraerasi baik.

b. Kemantapan pori

Kapasitas infiltrasi hanya dapat terpelihara jika porositas semula tetap tidak
terganggu selama waktu tidak terjadi hujan.

c. Kandungan air

Laju infiltrasi terbesar terjadi pada kandungan air yang rendah dan sedang.

d. Profil tanah

Sifat bagian lapisan suatu profil tanah juga menentukan kecepatan masuknya air ke
dalam tanah. Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, maka proses infiltrasi
tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan
tersebut akan mengalir masuk ke dalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah.
Proses mengalirnya air hujan ke dalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi
dan gaya kapiler tanah. Oleh karena itu, infiltrasi juga biasanya disebut sebagai
aliran air yang masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler dan gravitasi. Laju
air infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter
pori-pori tanah. Tanah dengan pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil
dibandingkan dengan tanah dalam keadaan kering (Asdak, 2002). Dibawah
pengaruh gaya gravitasi, air hujan mengalir vertikal kedalam tanah melalui profil
tanah. Dengan demikian, mekanisme infiltrasi melibatkan tiga proses yang tidak

saling mempengaruhi (Asdak, 2002):

a. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.

b. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.

c. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping dan atas).

Pengukuran laju infiltrasi dapat dilakukan pada permukaan tanah, pada


kedalam tertentu, pada lahan kosong atau pada lahan bervegetasi. Walaupun satuan
infiltrasi serupa dengan konduktivitas hidraulik, terdapat perbedaan antara
keduanya. Hal itu tidak bisa secara langsung dikaitkan kecuali jika kondisi batas
hidraulik diketahui, seperti kemiringan hidraulik dan aliran air lateral atau jika
dapat diperkirakan. Laju infiltrasi memiliki kegunaan seperti studi pembuangan
limbah cair, evaluasi potensi lahan tanki septik, efisiensi pencucian dan drainase,
kebutuhan irigasi, penyebaran air dan imbuhan air tanah, dan kebocoran saluran
atau bendungan dan kegunaan lainnya (Kirkby, M.J., 1971).

4. Perairan Laut

Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan
samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material
lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan
partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air
murni. Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana
awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100
°C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu
atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang
menyebabkan tingginya pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin seperti
sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya
asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga
bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu
dekat dengan Bumi.

a. Asal mula terbentuknya laut

Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu versi yang
cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai
berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu
tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari
untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulaiterkondensasi dan
terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga)
yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan.

Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai


berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat
membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar
Matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya
prosespenguapan sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami pengurangan
dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses
pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan,
menyebabkan air laut semakin asin. Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi
mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin
dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun
pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi.

Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the
ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini.
Pada hasil penemuan geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang
diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosilseukuran
beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di
dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan tentang saat-saat awal kehidupan
dan di bagian lautan yang mana terjadi awal kehidupan tersebut. Sedangkan
kelautan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari berbagai biota atau makhluk
hidup di laut yang perlu dimanfaatkan melalui usaha perikanan.

b. Samudra dan Laut

Tabel di bawah ini merupakan lautan dunia dan laut dengan kedalaman rata-rata,
termasuk Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Selatan,
Laut Mediterania, Samudra Arktik, Laut Karibia, Laut Bering, dan banyak lagi.
Tabel 15. Daftar kedalaman lautan di dunia

Rata-rata Paling Tempat


Nama Daerah
kedalaman dalam terbesar yang
paling mendalam

mil persegi. km persegi ft m ft m


Samudra Pasifik 60.060.700 155.557.000 13.215 4.028 36.198 11.033 Palung Mariana
Samudra Palung Puerto
29.637.900 76.762.000 12.880 3.926 30.246 9.219
Atlantik Rico
Samudra India 26.469.500 68.556.000 13.002 3.963 24.460 7.455 Palung Sunda

Samudera 13,100- 4,000- Palung Sandwich


7.848.300 20.327.000 23.736 7.235
1
Antartika 16,400 5,000 Selatan

Samudra Arktik 5.427.000 14.056.000 3.953 1.205 18.456 5.625 77 ° 45>N, 175 ° W

Laut Matapan Cape,


2
1.144.800 2.965.800 4.688 1.429 15.197 4.632
Mediterania Yunani
Kepulauan
Laut Karibia 1.049.500 2.718.200 8.685 2.647 22.788 6.946
Cayman

Laut Cina
895.400 2.319.000 5.419 1.652 16.456 5.016 Luzon Barat
Selatan
Laut Bering 884.900 2.291.900 5.075 1.547 15.659 4.773 Pulau Off Buldir

Teluk Meksiko 615.000 1.592.800 4.874 1.486 12.425 3.787 Deep Sigsbee

146 ° 10>E; 46 °
Laut Okhotsk 613.800 1.589.700 2.749 838 12.001 3.658
50>N
Laut Cina Timur 482.300 1.249.200 617 188 9.126 2.782 25 ° 16>N, 125 ° E
Dekat pintu
Hudson Bay 475.800 1.232.300 420 128 600 183
masuk
Laut Jepang 389.100 1.007.800 4.429 1.350 12.276 3.742 Central Basin
Mobil Pulau
Laut Andaman 308.000 797.700 2.854 870 12.392 3.777
Nikobar
Laut Utara 222.100 575.200 308 94 2.165 660 Skagerrak

Laut Merah 169.100 438.000 1.611 491 7.254 2.211 Off Port Sudan

Laut Baltik 163.000 422.200 180 55 1.380 421 Pulau Gotland Off
Di bawah ini menunjukkan persebaran samudera di dunia mulai dari kutub uta
ra sampai kutub selatan

Gambar 36. Peta samudera-samudera di dunia

c. Lapisan samudra

Para ilmuwan telah membagi lautan menjadi lima lapisan utama. Lapisan ini,
yang dikenal sebagai ―zona‖, membentang dari permukaan ke kedalaman paling
ekstrim di mana cahaya tidak dapat lagi menembus. Dalam zona ini adalah di mana
beberapa makhluk paling aneh dan menarik di laut dapat ditemukan. Seperti yang
kita menyelam lebih ke tempat-tempat ini sebagian besar belum dijelajahi, tetes
suhu dan meningkatkan tekanan pada tingkat yang mengagumkan. Diagram
berikut daftar masing-masing zona dalam rangka kedalaman

1) Zona Epipelagic - Lapisan permukaan laut dikenal sebagai zona epipelagic dan
meluas dari permukaan sampai 200 meter (656 kaki). Ia juga dikenal sebagai zona
sinar matahari karena ini adalah di mana sebagian besar cahaya tampak ada.
Dengan cahaya datang panas. Panas ini bertanggung jawab atas berbagai
temperatur yang terjadi di zona ini.

2) Mesopelagic Zona - zona epipelagic Berikut adalah zona mesopelagic,


membentang dari 200 meter (656 kaki) dengan 1000 meter (3.281 kaki). Zona
mesopelagic kadang- kadang disebut sebagai zona senja atau zona midwater.
Cahaya yang menembus ke kedalaman ini sangat lemah. Dalam zona ini bahwa kita
mulai melihat lampu- lampu berkelap-kelip dari bercahaya makhluk.Sebuah
keragaman besar dan aneh ikan aneh dapat ditemukan di sini

3) Zona Batipelagis - Lapisan berikutnya disebut zona Batipelagis. Kadang-kadang


Geografi SMA

292 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

disebut sebagai zona tengah malam atau zona gelap. Zona ini memanjang dari 1000
meter (3.281 kaki) turun ke 4.000 meter (13.124 kaki). Di sini terlihat hanya cahaya
yang dihasilkan oleh makhluk sendiri. Tekanan air pada kedalaman ini sangat besar,
mencapai £ 5.850 per inci persegi. Terlepas dari tekanan, mengejutkan sejumlah
besar makhluk dapat ditemukan di sini. paus sperma dapat menyelam ke tingkat
ini untuk mencari makanan. Sebagian besar hewan yang hidup di kedalaman ini
hitam atau berwarna merah karena kurangnya cahaya.
4) Zona Abyssopelagic - Lapisan berikutnya disebut zona abyssopelagic, juga dikenal
sebagaizonaabyssalatauhanyasebagaijurang. Memanjangdari4.000meter(13.124
kaki) untuk 6.000 meter (19.686 kaki). Nama berasal dari kata Yunani yang berarti
―tidak‖ bawah. Suhu air membeku dekat, dan tidak ada cahaya sama sekali. Sangat
sedikit makhluk dapat ditemukan di kedalaman ini menghancurkan. Kebanyakan
invertebrata ini seperti bintang keranjang dan cumi kecil. Tiga perempat dari dasar
laut terletak di dalam zona ini. Ikan terdalam yang pernah ditemukan ditemukan di
Puerto Rico Palung pada kedalaman 27.460 kaki (8.372 meter).
5) Hadalpelagic Zona - zona abyssopelagic Beyond terletak zona hadalpelagic
melarang. Lapisan ini meluas dari 6.000 meter (19.686 kaki) ke bagian bawah
bagian terdalam dari laut. Daerah ini banyak ditemukan di perairan dalam parit dan
jurang. Titik terdalam di laut terletak di Palung Mariana di lepas pantai Jepang pada
35.797 kaki (10.911 meter). Suhu air tepat di atas titik beku, dan tekanan luar biasa
adalah delapan ton per inci persegi. Itulah kira-kira berat 48 jet Boeing 747. Terlepas
dari tekanan dan temperatur, hidup masih dapat ditemukan di sini. Invertebrata
seperti bintang laut dan cacing tabung dapat berkembang di kedalaman ini.
Gambar di bawah ini menunjukkan lapisan samudera dari permukaan laut sampai
kedalaman 10000 meter.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


293
Geografi SMA

Gambar 37.
Penampang lapisan laut dari permukaan sampai kedalaman 10000 meter

d. Wilayah Pesisir
Apa yang dimaksud dengan wilayah pesisir? Apakah bedanya dengan wilayah
pantai? Dalam konteks lingkungan, batas wilayah pesisir adalah :―Daerah peralihan
(interface area) antara ekosistem darat dan laut‖.
Mengenai batas secara geografis, dapat dilihat secara ekologis dan secara
administratif.

Secara ekologis, batas kearah darat adalah kawasan yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses laut seperti pasang surut, intrusi air laut dan percikan air gelombang.
Sedangkan secara administratif, batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau
jarak definitif secara arbitrer (2 km, 20 km, dst dari garis pantai)

Dimensi ekologis dari pesisir adalah :


1). Penyedia Sumberdaya Alam, yaitu sebagai sumberdaya ikan, mangrove, terumbu
karang . coral dll. Mangrove dan Terumbu Karang sangat besar peranannya
dalam menjaga keseimbangan habitat pesisir. Pada tulisan berikutnya saya akan
menjelaskan lebih rinci mengenai mangrove dan terumbu karang.
2). Penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, yaitu sebagai sumber air bersih,
tempat budidaya, dll.
3). Penyedia jasa-jasa Kenyamanan, sebagai tempat rekreasi dan pengembangan
pariwisata.
4). Penerima Limbah, sebagai penampung limbah dari aktivitas di darat dan laut.

294 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Ekosistem pesisir sangat besar peranannya dalam mitigasi kerusakan. Komponen


ekosistem pesisir berfungsi sebagai pelindung pantai, penahan badai, pencegah
erosi pantai, pengendali banjir dan penyerap limbah. Keterkaitan antar ekosistem
pesisir dapat dilihat pada gambar berikut :
Terdapat 3 ekosistem yang saling berkaitan, yaitu ekosistem lamun, ekosistem
mangrovedan ekosistem terumbu karang. Apabila salah satu saja dari ketiga
ekosistem tersebut rusak, akan berpengaruh pada ekosistem lainnya, dan merusak
keseimbangan ekosistem pesisir.
Di pesisir banyak komponen yang saling berkaitan, baik kegiatan yang berpotensi
merusak ekosistem pesisir maupun kegiatan yang merupakan manfaat dari
keberadaan pesisir. Kegiatan yang merusak ekosistem kawasan pesisir antara lain
reklamasi pantai, pembangunan pemukiman yang tidak ramah lingkungan di sekitar
pantai, secara geografis pertemuan wilayah pesisir dengan muara sungai yang
merupakan tempat pembuangan limbah dari daratan dan kegiatan industri di sekitar
pantai. Saat ini telah dilakukan berbagai kegiatan konversi di kawasan pesisir agar
fungsi pesisir dapat menjadi optimal bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia
yang mayoritas hidup di pesisir.

f. Perairan Laut Indonesia


Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan dengan perbandingan luas wilayah
daratan dengan lautan adalah 3:1. Hampir 70% wilayah Indonesia terdiri atas lautan.
Dahulu, saat zaman pendudukan Belanda wilayah perairan Indonesia ditetapkan 3 mil
atau 5,5 km dihitung dari garis laut saat air sedang surut. Ketentuan tersebut mengikuti
Territoriale Zee en Maritieme Ordonantie pada tahun 1939. Dengan perhitungan tersebut,
banyak wilayah laut Indonesia yang bebas di antara pulau-pulau. Hal ini sangat merugikan
Indonesia sebab banyak kapal asing yang bebas mengambil sumber daya laut di Indonesia.
Pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia mengambil sikap dengan menetapkan
konsep wilayah perairan laut yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda. Inti dari deklarasi
tersebut adalah laut serta perairan antarpulau menjadi pemersatu dan penghubung
antarpulau, dan batas-batas wilayah laut diukur sejauh 12 mil dari garis dasar pantai pulau
terluar. Deklarasi Djuanda pada akhirnya mendapat pengakuan dunia pada tahun 1982
saat diadakan Konvensi Hukum Laut Internasional di Jamaika. Dalam konvensi tersebut
ditetapkan bahwa dunia internasional mengakui keberadaan wilayah perairan Indonesia
yang meliputi hal-hal berikut ini.

1). Perairan Nusantara


Perairan Nusantara merupakan wilayah perairan yang terletak pada sisi dalam dari garis
pangkal laut, teluk, dan selat yang menghubungkan antara pulau yang satu dengan pulau

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


295
Geografi SMA

yang lain di Indonesia. Termasuk di dalamnya danau, sungai maupun rawa yang terdapat
di daratan.

Gambar 38. Peta perairan nusantara dengan laut tutorial,


batas landas kontinen dan batas ZEE

2) Laut Teritorial
Laut teritorial adalah wilayah laut dengan batas 12 mil dari titik ujung terluar
pulau-pulau di Indonesia pada saat pasang surut ke arah laut. Perlu kalian tahu,
bahwa jarak antara satu negara dengan negara lain ada yang tidak terlalu
jauh. Bagaimanakah bila dua negara menguasai satu laut yang lebarnya tidak
sampai 24 mil? Bila hal itu terjadi maka wilayah laut teritorial ditentukan atas
kesepakatan dua negara yang bersangkutan. Batas laut teritorialnya ditentukan
dengan garis di tengah-tengah wilayah laut kedua negara yang bersangkutan.
3) Batas Landas Kontinen

Batas landas kontinen adalah kelanjutan garis batas dari daratan suatu benua yang
terendam sampai kedalaman 200 m di bawah permukaan air laut. Sumber kekayaan alam
yang berada dalam wilayah batas landas kontinen merupakan milik pemerintah Indonesia.
Jadi, pemerintah Indonesia berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam
yang berada di wilayah batas landas kontinen.

4). Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Pada tanggal 21 Maret 1980 Indonesia mengumumkan ZEE. Batas Zona Ekonomi

296 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Eksklusif adalah wilayah laut Indonesia selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal laut
wilayah Indonesia. Apabila ZEE suatu negara berhimpitan dengan ZEE negara lain maka
penetapannya didasarkan kesepakatan antara kedua negara tersebut. Dengan adanya
perundingan maka pembagian luas wilayah laut akan adil. Sebab dalam batas ZEE suatu
negara berhak melakukan eksploitasi, eksplorasi, pengolahan, dan pelestarian sumber
kekayaan alam yang berada di dalamnya baik di dasar laut maupun air laut di atasnya.
Oleh karena itu, Indonesia bertanggung jawab untuk melestarikan dan melindungi
sumber daya alam dari kerusakan.

4) Peta Wilayah Laut Teritorial Indonesia


Pulau yang ada di wilayah Indonesia berjumlah lebih dari 17.500 pulau baik yang besar
maupun yang kecil. Dengan banyaknya jumlah pulau menyebabkan Indonesia memiliki garis
pantai yang panjang. Panjang garis pantai di Indonesia sejauh 81.000 km dan merupakan
salah satu garis pantai yang terpanjang di dunia. Adanya garis pantai yang panjang akan
menguntungkan bagi negara itu, sebab kekayaan yang terkandung di dalamnya menjadi
hak milik negara. Oleh karena itu, batas-batas wilayah laut di Indonesia harus diakui oleh
dunia internasional.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah laut teritorial
Indonesia adalah 12 mil dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah 200 mil dari garis
pantai.

5) Usaha Pelestarian Laut di Indonesia


Indonesia disebut sebagai negara maritim, karena sebagian besar wilayahnya terdiri
atas lautan. Sebagai negara maritim keberadaan perairan memegang peranan penting
dalam mempersatukan seluruh pulau-pulau yang berada di Indonesia. Laut memberikan
manfaat yang besar bagi kesejahteraan negara Indonesia. Selain sebagai sarana
penghubung antarpulau, laut juga merupakan penghasil sumber daya hayati dan sumber
daya nonhayati. Sumber daya tersebut merupakan kekayaan bagi negara Indonesia yang
akan memberikan kesejahteraan bagi semua rakyat. Oleh karena itu, keberadaan laut
beserta isinya perlu dijaga kelestariannya.Tentunya tidak hanya pemerintah saja yang
berkewajiban menjaga kelestarian laut, tetapi kalian sebagai warga negara Indonesia juga
berkewajiban menjaganya. Adapun contoh usaha-usaha dalam upaya pelestarian laut di
Indonesia adalah sebagai berikut.
a). Menjaga air laut tetap bersih dengan cara melarang pembuangan sampah dan limbah
di laut.
b). Adanya perlindungan terhadap hewan tertentu yang hidup di laut agar tidak menjadi
punah.
c). Pelarangan menggunakan bahan peledak, bahan racun, dan aliran listrik saat
menangkap ikan.
d). Pelarangan menggunakan jaring yang kecil saat menangkap ikan sebab dengan

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 297


Geografi SMA

menggunakan alat tersebut ikan yang masih kecil akan ikut terjaring.
e). Adanya pelarangan merusak terumbu karang.
f). Menanam pohon bakau di sepanjang pantai.
g). Adanya larangan mengambil karang laut dalam jumlah besar. Apabila kalian melihat
banyak sampah berserakan. Bila memungkinkan ambil dan buah di tempat sampah.

Beberapa pantai menurut proses terjadinya :


a). Pantai Fyord, yaitu pantai yang berlekuk lekuk panjang sempit dan tebingnya curam.
Pantai ini terjadi karena kikisan Gletsyer.
b). Pantai Ria, pantai ini menyerupai Pantai Fyord, bedanya pada pantai Ria pada bagian
muaranya dan lebih besar dan tebingnya lebih curam, pantai ini terbentuk karena
lembah sungai yang tergenang air.
c). Pantai Sekaren, pantai ini tidak jauh masuk ke darat di mukanya terdapat banyak
pulau – pulau kecil.
d). Pantai berbukit pasir. Pantai yang terjadi karena perbedaan pasang naik dan pasang
surut yang besar.
e). Pantai berdanau (half) atau disebut pantai laguna (etang) adalah danau pantai yang
terpisah dari laut oleh Nehrung (lidah tanah) dan ke dalamnya ada sungai yang
bermuara.
f). Pantai Liman ialah teluk kecil pada muara sungai yang terajadi karean penurunan
dasar sungai dan karean erosi sungai.
g). Pantai estuarium, mirip dengan pantai Liman yaitu muara sungai nya lebar (berbentuk
corong) bedanya adalah dasarnya lebih dalam karena terjadi pengikisan pasang naik
dan pasang surut.
h). Pantai Delta, adalah pantai yang memiliki Delta. Delta terjadi karena hasil erosi sungai
bertumpuk – tumpuk di muara sungai (sedimentasi).
i). Pantai Karang, pantai yang mempunyai banyak pulau – pulau atau batu karang di
sepanjang pantai.

Kedalaman laut dapat diukur dengan berbagai cara yaitu :


a).Batu Duga
Pada cara ini digunakan kawat panjang yang ujungnya dikaitkan dengan batu duga,
kemudian diturunkan ke dasar laut dari atas kapal
b).Gema Duga
Cara ini menggunakan suara dan hydrofone sebagai alat ukurdari buritan kapal
dipancarkan gelombang, setelah sampai ke dasar laut bunyi itu dipantulkan dan di
tangkap kembali oleh kapal.

298 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

6). Klasifikasi Laut


a). Klasifikasi laut berdasarkan proses terjadinya :
(1) Laut Transgresi yaitu laut yang terjadi karena dataran rendah tergenang air
akibat naiknya permukaan air laut.
(2) Laut Ingresi adalah laut dalam yang terjadi karena dasarnya mengalami
penurunan
(3) Laut regresi, laut yang terjadi karena penyempitan luas permukaan laut akibat
pengendapan atau sedimentasi hasil erosi, baik oleh gerakan laut maupun
gerakan sungai yang bermuara di sekitarnya.

b). Klasifikasi laut berdasarkan letaknya :


(1) Laut tepi adalah laut yang terletak di tepi benua, Laut ini seolah – olah terpisah
dari samudra yang luas karena terhalang oleh gugusan pulau atau Jazirah
(2) Laut pertengahan laut yang terletak antara dua benuaatau lebih. Laut ini
memiliki gejala – gejala gunung api.
(3) Laut pedalaman laut yang terletak di tengah – tengah benua atau hampir
seluruhnya dikelilingi daratan.

c). Klasifikasi laut berdasarkan kedalamannya :


(1) Zone Lithoral yaitu wilayah laut yang berbatasan langsung dengan daratan atau
wilayah laut yang merupakan batas air pasang dengan air surut.
(2) Zone Neritis (zone laut dangkal) adalah wilayah laut yang meliputi daerah batas
air surut ke arah laut sampai pada kedalaman 200 meter.
(3) Zone Bathial (zone laut dalam) merupakan bagian laut dalam yang kedalamannya
200 - 2.000 meter. Pada zone ini sinar matahari tidak mencapai dasar laut.
(4) Zone abisal (zone laut sangat dalam) merupakan laut yang kedalamannya lebih
dari 2.000 meter. Pada zone ini dasar laut nya sangat gelap dan dingin jarang
fauna laut yang dapat hidup.

d). Klasifikasi laut berdasarkan bagian – bagiannya


(1) Continental Shelf suatu dasar laut yang lerengnya landai dengan kemiringan
rata – rata 0,4% dan berbatasan langsung dengan daratan.
(2) Continental Slope adalah dasar laut Continental Shelf ke arah laut dengan lereng
agak terjal yaitu 45o - 60o. Kedalamannya antara 200 – 2.000 meter.
(3) Deep Sea Plain meliputi 2/3 dari seluruh dasar laut dan terletak pada kedalaman
2.000 – 6.000 meter.
(4) The Deeps merupakan dasar laut dengan ciri adanya trog dan mencapai
kedalaman > 6.000 meter.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


299
Geografi SMA

GLOSSARIUM
Hidrologi = Ilmu yang mempelajari tentang air di muka bumi

Evaporasi = Proses Penguapan air

Kondensasi = Terkumpulnya uap air di udara

Presipitasi = Titik titik air yang turun ke muka bumi hasil kondensasi yang mencapai titik jenuh

Drainase = lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami
maupun dibuat oleh manusia

DAS = Daerah yang yang dibatasi oleh pembatas topografi yang menampung air lalu mengalirkan ke sungai
utama

Siklus Hidrologi = Proses perputaran air dari air laut menjadi awan lalu turun dalam bentuk hujan dan kembali ke
laut

Subsidence = turunnya permukaan tanah sebagai akibat dari perubahan yang terjadi di bawah permukaan tanah

Groundwater = Air yang berada dalam tanah

Akuifer = formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air dan secara signifikan mampu mengalirkan air
melalui kondisi alaminya

Karst = Daerah kapur

Permeabilitas = cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah

Garis Isohypse = garis untuk ketinggian geopotensial yang sama pada peta cuaca tekanan konstan

Intrusi = Proses masuknya air laut ke dalam tanah

Freatik = Air tanah dangkal

Artesis = Air tanah dalam di antara dua lapisan impermeable

Pesisir = daerah pertemuan antara darat dan laut

Gletser = sebuah bongkahan es yang besar yang terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan akumulasi
endapan salju

Estuaria = Daerah pertemuan antara air asin dengan air tawar

3. Latihan
1. Mengapa air tanah di Jakarta penurunan baik kuantitas mapun kualitasnya
2. Jelaskan perbedaan air tanah tertekan (unconfined aquifer) dan air tanah bebas
(unconfined aquifer)
3. Mengapa permukaan laut selalu mengalami turun naik selamanya
4. Perairan Laut di Indonesia mana saja yang termasuk dalam comtinental shelf
5. Berilah pencirian DAS hulu, DAS tengah dan DAS hilir

4. Evaluasi
1. Suatu daerah di dasar laut yang secara geologis dan geomorfologis merupakan
kelanjutan dari benua disebut batas ...
a. Laut teritorial
b. Zona Ekonomi Ekslusif
c. Landas kontinen
d. Wilayah perairan

2. Gelombang air laut terjadi karena tenaga ....


a. Angin dan tsunami
b. Arus dan tsunami
c. Arus laut dan pasang surut
d. Pasang surut dan pasang naik

3. Faktor yang mempengaruhi kadar garam air laut adalah adalah ....
a. Penguapan
b. Vegetasi laut
c. Aktivitas
d. Alat nelayan manusia

4. Bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke dalam suatu lapisan tanah kemudian
terkumpul dalam suatu formasi batuan hujan disebut ....
a. Akifer
b. Perkolasi
c. Banjir
d. Run off

300 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

5. Bagian dari laut yang terletak antara garis air pasang dan surut disebut zona ....
a. Batial
b. Abbisal
c. Neritik
d. Lithoral

6. Menurut letaknya laut-laut di Indonesia termasuk laut ....


a. Dangkal
b. Pedalaman
c. Ingresi
d. Transgresi

7. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ci Tarum meng andung pengertian, yaitu ....
a. Daerah yang dialiri Sungai Ci Tarum
b. Daerah yang dilewati oleh Sungai Ci Tarum
c. Daerah yang pembuangan airnya menuju sungai induk, yaitu Sungai Ci Tarum.
d. Sungai Ci Tarum merupakan induk sungai

8. Arus yang timbul karena terjadinya perbedaan kadar garam dan suhu air laut adalah
arus....
a. Up-welling
b. Down-welling
c. Thermohaline
d. Labrador

9. Palung laut Mindanau dan Mariana me rupakan palung terdalam di dunia. Palung-
palung tersebut termasuk laut ....
a. Regresi
b. Ingresi
c. Transgresi
d. Dalam

10. Air tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak jauh,
disebut ....
a. meteoric water
b. connate water
c. juvenil water
d. fossil water

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 301


Geografi SMA

5. Kunci Jawaban
Latihan
Di bawah merupakan rambu-rambu, pernyataan sesuai dengan gaya bahasa sendiri
1. anda harus perkembangan penduduk Jakarta dari waktu ke giatan dan tata guna
lahan yang ada
2. perbedaan terletak pada lapisan impermeabelnya
3. dapat anda ketahui dengan kedudukan bumi terdahap bulan
4. anda harus lihat dipeta kedalaman lautnya
5. pencirian ditandai dengan bentuk penampang sungainya

Evaluasi
1. C
2. A
3. A
4. A
5. D
6. D
7. C
8. A
9. B
10. A
11.
12.
13.

302 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

E. Biosfer dan Aspek Sebaran Hewan dan Tumbuhan

1. Tujuan pembelajaran
a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis fenomena biosfer
b. Kompetensi Dasar :
Setelah selesai mengkaji modul, guru mampu :
 Menganalisis sebaran hewan di permukaan bumi
 Menganalisis sebaran tumbuhan di permukaan bumi
 Mengidentifikasi sebaran hewan dan tumbuhan Indonesia berdasarkan region
Asiatis, Australis dan peralihan
 Mengidentifikasi usaha pelestarian tumbuhan dan hewan
c. Indikator :
 Menjelaskan sebaran hewan di permukaan bumi
 Menjelaskan sebaran tumbuhan di permukaan bumi
 Mengidentifikasi sebaran hewan dan tumbuhan Indonesia berdasarkan region
Asiatis, Australis dan peralihan
 Menjelaskan usaha pelestarian hewan dan tumbuhan di permukaan bumi

2. Uraian Materi :
a. Biosfer Dan Aspek Sebaran Hewan Dan Tumbuhan
Secara etimologi, biosfer terdiri dari dua kata, yaitu bios yang berarti hidup dan
sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer artinya lapisan hidup, lapisan tempat
mahluk hidup atau organisma. Lapisan biosfer meliputi tanah, air, dan udara yang
merupakan lapisan tipis, yakni sekitar 8 Km kea rah atmosfer dan 9 Km kea rah
kedalaman laut. Dalam skala yang lebih sempit, terdapat Bioma, yaitu suatu unit-
unit geografis yang memiliki berbagai perbedaan atas dasar tipe iklim dan vegetasi
yang dominan di kawasan tersebut. Beberapa bioma adalah; (1) gurun dan setengah
gurun; (2) padang rumput; (3) hutan hujan tropis; (4) hutan musim tropis; (5) hutan
lumut;(6) hutan gugur; (7) hutan taiga; (8) tundra; (9) hutan mangrove.

Daerah Biogeografi.
Untuk kepentingan mengkaji sebaran fauna yang tersebar di atas permukaan bumi,
para ahli Biogeografi membuat regionalisasi/pewilayah fauna dunia menjadi 6
daerah, yaitu sebagai berikut : (1) Australia, (2) Oriental, (3) Ethiopia, (4) Neotropika,
(5) Paleartik dan (6) Neartik. Karena fauna Paleartik dan Neartik adalah serupa, maka
kedua daerah biogeografi ini kadang-kadang digabung menjadi Holartik. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan peta di bawah ini.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


303
Geografi SMA

Gambar 39. Peta Persebaran fauna di permukaan bumi

Persebaran fauna di permukaan bumi tidak merata, contohnya beruang kutub yang
banyak terdapat di daerah kutub. Tumbuhan kaktus yang banyak tumbuh di daerah
gurun. Beberapa faktor yang mempengaruhi sebaran tumbuhan di permukaan bumi
adalah :
a. Klimatik,seperti: suhu, curah hujan, kelembaban, dan angin.
b. Edafik/tanah, seperti ; ukuran butir tanah (tekstur), tingkat kegemburan, zat
hara, air tanah
c. Morfologik, seperti tinggi rendahnya permukaan bumi (relief), lereng

Pada tahun 1889 seorang peneliti Biologi C. Hart Meeriem mengemukakan model
persebaran tumbuhan berdasarkan ketinggian pada Gunung San Fransisco dari
kaki hingga puncaknya. Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan pada suatu
daerah dipengaruhi temperatus. Komunitas organism di dunia dibagi menjadi tiga
macam, yang akan diuraikan adalah komunitas organism tumbuhan berdasarkan
perubahan kenaikan garis lintang (yang berarti terjadi penurunan temperaturnya).
Tiga macam komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Padang rumput
Daerah padang rumput ini terbentang daeri daerah tropis sampai ke daerah
subtropis termasuk wilayah Indonesia yang juga terdapat padang rumput. Curah

304 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

hujan di daerah padang rumput pada umumnya antara 250 mm – 500 mm/tahun.
Daerah padang rumput yang relatif basah, seperti terdapat di Amerika Utara,
rumputnya mencapai tiga meter, misalnya rumput bluestem, dan Indian grasses.
Sedang kan di daerah yang kering mempunyai rumput yang pendek contohnys
rumput buffalo grasses dan rumput gramma.

Padang rumput terdiri dari beberapa macam diantaranya sebagai berikut :


a. Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin dan curah hujan rendah. Kondisi ini
mengakibatkan rumput nya kerdil.
b. Praire terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim
panas.
c. Steppa terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi. Steppa umumnya terdiri
dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
d. Savana merupakan jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembapan rendah.
Biasanya berupa rumput-rumput tinggi yang diselingi semak belukar dan pohon-
pohon tinggi.
2. Gurun
Gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput.
Pada musim panas, suhu dapat lebih dari 40. Tumbuhan yang hidup di gurun
merupakan tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap kekurangan air dan
menguap dengan cepat. Umumnya tumbuhan yang hidup di gurun berdaun kecil
seperti duri atau tidak berdaun. Tumbuhan tersebut mempunyai akar yang panjang
sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air.
3. Tundra
Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan banyak terletak di kutub
utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang, di daerah tundra banyak
terdapat lumut, terutama sphagnum dan lichens (lumut kerak). Tumbuhan di
daerah ini dapat beradaptasi terhadap keadaan dingin sehingga akan tetap hidup
meskipun dalam keadaan beku.
4. Hutan Tropis
Hutan tropis memiliki beraneka macam spesies tumbuhan karena cukup
mendapatkan air. Hutan tropis atau hutan basah banyak terdapat di daerah tropika
dan sub tropika yang terdapat di Indonesia, daerah Australia bagian utara, Irian
Timur, Afrika Tengah, dan Amerika Tengah.
Pohon-pohon yang ada di hutan tropis memiliki ketinggian antara 20-40 m dengan
cabang-cabang yang berdaun lebat sehingga membentuk tudung (canopy) yang
mengakibatkan hutan menjadi gelap,. Ciri lain adalah hutannya hijau sepanjang
tahun.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 305


Geografi SMA

Gambar 40.
Hutan belantara
(sumber http://archive.kaskus.us)

5. Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah iklim sedang, hutan gugur terbentuk di sebabkan
oleh hal-hal berikut ini.
a. Curah hujan merata di sepanjang tahun yaitu antara 750 – 1000 mm.
Serta adanya musim dingin dan musim panas yang membuat tumbuhan
mengugurkan daunnya untuk beradaptasi
b. Pada musim gugur tumbuhan yang menahun pertumbuhannya berhenti dan
akan tumbuh lagi pada musim panas. Di hutan gugur kepadatan pohonnya
tidak terlalu rapat seperti di hutan basah.
6. Taiga
Merupakan hutan pinus yang daunnya seperti jarum. Jenis pohon yang terdapat
di hutan taiga seperti conifer, spurce (picea). Hutan taiga terdapat di belahan
bumi bagian utara (Siberia utara, Rusia, Kanada Tengah dan Utara), masa
pertumbuhannya yaitu pada musim panas.
Sebagai sebuah ilustrasi mengenai sebaran berbagai vegetasi serta pengaruh garis
lintang di permukaan bumi, perhatikan gambar di bawah ini.
7. Hutan Mangrove
Mangrove atau orang awam sering menyebutnya sebagai hutanbakau, atau hutan
payau merupakan suatu ekosistem hutan yang tumbuh di daerah pertemuan
air tawar dengan air asin. Dengan demikian hutan mangrove banyak ditemukan
dimuara-muara sungai, di pantai yang landai, dan di teluk-teluk yang gelombangnya
tidak begitu tinggi. Beberapa persyaratan tumbuhnya hutan mangrove adalah;
pantai terlindung, gelombang tidak terlalu tinggi, salinitas tidak terlalu tinggi,
aliran sungaibanyak membawa material. Hutan mangrove banyak tersebar di
Pantai Timur Sumatera, Kalimantan, Kep. Maluku, dan papua. Sedangkan hutan

306 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

mangrove yang berada di Pulau Jawa sudah benyak mengalami kerusakan akibat
aksploitasi yang berlebihan. Mangrove memiliki fungsi ekologi dan ekonomi yang
tinggi.

Gambar 41
Hutan Mangrove (sumber http://www.lablink.or.id/Eko/Wetland/lhbs-mangrove.htm, di
copy ulang dari Oot Hotimah,2011)

Garis Lintang dan Sebaran Jenis

Vegetasi

Gambar 42.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 307


Geografi SMA

b. Penyebaran Hewan Di Permukaan Bumi


Di setiap wilayah memiliki perbedaan jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di
wilayah tersebut. Misalnya hewan yang ada di Pulau Sumatera dengan hewan yang
ada di kutub utara memiliki perbedaan, tahukah kamu mengapa terjadi perbedaan
itu. Penyebabnya antara lain karena fator iklim, yang mempengaruhi keadaan fauna
di tiap daerah. Secara langsung atau tidak langsung, iklim mempengaruhi munculnya
fauna pegunungan, fauna dataran rendah, fauna padang rumput, dan fauna hutan
tropis. Beberapa jenis fauna yang khas di berbagai tipe iklim antara lain :
a. Fauna di Daerah Padang Rumput
Hewan yang hidup di daerah ini seperti; kuda, kangguru di Australia, sapi, bison di
Amerika yang merupakan konsumen primer padang rumput. Sedangkan predator
dari fauna tersebut dapat berupa singa dan anjing liar. Untuk hewan tidak bertulang
belakang yang hidup di padang rumput seperti belalang dan capung
b. Fauna di Daerah Gurun
Jenis hewan yang hidup di daerah gurun seperti unta memiliki cadangan air pada
perut nya. Kebanyakan hewan yang hidup di daerah gurun mencarimangsa pada
malam hari. Contoh lain hewan yang hidup di gurun adalah ular derik, kadal gurun,
tikus gurun.
c. Fauna di Daerah Tundra
Hewan – hewan yang hidup di daerah tundra memiliki ciri yang khas yaitu mempunyai
bulu dan rambut yang tebal karena berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari
cuaca dingin, warna bulu putih, kelabu, memiliki kuku dan taring yang tajam. Hewan
yang hidup di daerah ini jumlahnya sedikit misalnya beruang kutub, kelinci kutub.
Sedangkan serangga sangat banyak seperti lalat yang telurnya tahan cuaca dingin.
d. Fauna di Daerah Hutan Basah
Hewan yang hidup di daerah ini seperti babi hutan, kera, burung, kucin hutan dan
sebagainya. Jenis hewan karnivora atau pemakan daging contohnya di daerah Asia
dan Afrika adalah macan tutul, sedangkan di Amerika adalah jaguar.

c. Penyebaran Hewan Di Indonesia


Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang terletak di antara 2 daerah biogeografi
besar, yaitu antara daerah biogeografi Oriental dan daerah biogeografi Australian.
Didasarkan kepada sejarah geologis dan letak astronomis wilayah Kepulauan Nusantara

beberapa pakar antara lain Wallacea dan Weber, membagi wilayah Indonesia menjadi

beberapa kawasan. Pembagian kawasan ini lebih dikenal dengan garis Wallacea, dan

garis Weber.

308 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Kawasan-kawasan tersebut adalah:


1) Region Indonesia Barat yang bersifat Asiatis
Meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan. Hewan-hewannya menyerupai hewan
daerah oriental, misalnya: gajah, harimau, orang utan, dan lain-lain.
2) Region Indonesia Timur yang bersifat Australis
Meliputi Irian Jaya dan sekitarnya. Hewan-hewannya menyerupai hewan di
daerah Australia. Beberapa contoh fauna: burung kasuari, kangguru pohon, tikus
berkantung, burung cenderawasih, burung kakatua berjambul merah.
3) Region Wallacea atau Indonesia Tengah atau Endemik
Meliputi wilayah Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Sumba, Sumbawa, Lombok
dan Timor. Memiliki hewan-hewan khas (terutama di Pulau Sulawesi) tidak sama
dengan hewan oriental dan hewan Australia, misal: Anoa, burung Maleo, kera
hitam, komodo, tapir

Gambar 43.
Pembagian Garis Wallacea dan Weber

Kedua garis tersebut merupakan garis hayal/imajiner yang batas-batas sebenarnya di


Kepuluan tidak pernah bisa ditemukan secara mutlak. Artinya, hewan dan tumbuhan
di kedua kawasan sebenarnya masih seringkali berada di kawasan yang berbeda.
Penentuan batas garis ini didasarkan kepada jenis hewan dan tumbuhan yang paling
dominan yang terdapat di kawasan tersebut, dimana hewan-hewan tersebut umumnya
memiliki ciri khas, unik dan berbeda dengan di wilayah lainnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan Junghuhn pembagian daerah iklim di Jawa ditetapkan


secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan.

Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut


1. Daerah panas/tropis
Tinggi tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


309
Geografi SMA

seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
2. Daerah sedang
Tinggi tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya
seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
3. Daerah sejuk
Tinggi tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya
seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
4. Daerah dingin
Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya
tidak ada tanaman budidaya.

d. Kerusakan Hewan dan Tumbuhan dan Upaya Pelestariannya


Keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat besar belum dikelola secara benar
sampai memberikan nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat secara berkelanjutan.
KeanekaragamAn hayati tersebut berupa berbagai spesies hewan dan tumbuhan
yang tersebar di berabagai wilaya pulau besar dan kecil di kawasan Nusantara yang
sangat luas ini.

Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara pemilik keanekaragaman hayati
terbesar di dunia selain Brasil dan Zaire. Ketidakmampuan untuk menilai jumlah
dan nilai kekayaan keanekaragaman hayati membuat pemanfaatan kekayaan alam
dilakukan dengan berorientasi kepada kepentingan jangka pendek. Langkah itu
dalam jangka panjang merusak lingkungan dan membutuhkan biaya lebih besar untuk
memperbaikinya. Kondisi ini diperparah dengan belum siapnya sistem pendukung
untuk menilai kekayaan hayati, baik dari aspek riset, sistem keuangan, hingga kebijakan
pemerintah yang belum mendukung sepenuhnya. Padahal, jika memiliki data lengkap
dan mampu menghitung nilai dari setiap kekayaan keanekaragaman hayati yang ada,
Indonesia bisa memperoleh dana triliunan rupiah setiap tahun, yang nilainya jauh
lebih besar daripada nilai ekonomis dari pemanfaatan sumber daya hayati secara
serampangan seperti yang dilakukan selama ini.

Keanekaragaman hayati Indonesia terancam akibat :


1) Pengabaian kaidah konservasi, yang bermuara pada kehancuran sumber daya alam,
sebagai akibat eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran lingkungan.
2) Eksploitasi berbagai tumbuhan dan hewan terutama yang memiliki nilai ekonomi
tinggi menyebabkan beberapa jenis tumbuhan dan hewan saat ini semakin langka,
bahkan sudah terancam punah.
3) Semakin banyaknya spesies asing yang mengancam spesies lokal dan budidaya
yang tidak memperhatikan kelestarian

310 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

4)Secara global kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan iklim yang serba tidak
menentu.

Menurut dokumen nasional Rencana Aksi Strategi Keanekaragaman Hayati Indonesia


2003-2020, Indonesia merupakan rumah bagi 515 spesies mamalia (12 persen dunia),
1.531 spesies burung (17 persen dunia), 511 spesies reptil (7,3 persen dunia), 270 jenis
amfibi, 2.827 spesies ikan tak bertulang belakang, dan 90 jenis ekosistem.

Berdasarkan catatan Wildlife Conservation Society (WCC) Indonesia, setiap tahun


sekitar 25.000 primata dari Sumatera diselundupkan, 5.000 orangutan hilang karena
perburuan dan pembalakan hutan secara liar, 1.000 ekor burung paruh bengkok dari
Halmahera Utara diperjual belikan dan diselundupkan ke luar negeri.

Sebagai Negara berkembang yang masih memiliki ketergantungan terhadap sumber


daya alam yang tinggi, sudah saatnya pemerintah Indonesia secara serius melindungi
berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara
lain melalui :
 Penegakkan hukum dan menerapkan sanksi yang keras terhadap pelaku perusakan
lingkungan
 Mengawasi secara lebih ketat terhadap taman nasional, suaka margasatwa, dan
cagar alam agar tidak menjadi sasaran para perambah hutan, illegal loging
 Melibatkan warga masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan taman nasional
untuk ikut aktif menjaga kelestarian kawasan taman nasional tanpa mengabaikan
kesejahteraan warga masyarakat sekitar
 Melakukan upaya sosialisasi pentingnya menjaga keanekaragaman hayati melalui
jalur pendidikan formal maupun informal
 Melibatkan berbagai mitra seperti perusahaan, lembaga swadaya masyarakat
(LSM) untuk terlibat secara aktif dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman
hayati

GLOSSARIUM
Biosfer = Lapisan kehidupan di permukaan bumi

Bioma = Suatu unit vegetasi yang dominan menempati suatu wilayah

Tundra = Bioma yang berada di kutub yang ditumbuhi lumut

Biogeografi = Ilmu yang mempelajari tenatang persebaran flora dan fauna

Praire = Jenis stepa yang berada di Amerika Selatan

Mangroove = Tumbuhan menjalar yang berada di daerah pantai

Endemik = jenis makhluk hidup yang tidak ditemukan di tempat lain


Ekosistem = Suatu sistem hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan abiotik

Taman Nasional = Wilayah konservasi yang melindungi vegetasi dan fauna yang ada di dalamnya

Suaka Margasatwa = Lingkungan yang dibentuk untuk melindungi hewan langka

Cagar Alam = Suatu wilayah konservasi yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan langka

3. Latihan : Jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat!


1. Perhatikan peta daerah biogeografi di halaman sebelumnya. Termasuk region apakah
sebagian besar kawasan Afrika bagian Tengah dan Selatan?, dan tipe apakah hewan
yang paling dominan di region tersebut?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran flora di permukaan bumi!
3. Jelaskan wilayah di Indonesia yang termasuk region Wallacea atau peralihan!
4. Sebutkan beberapa contoh hewan khas dari region Wallacea atau peralihan!
5. Jelaskan beberapa faktor penyebab semakin berkurangnya keanekaragaman hayati
(hewan dan tumbuhan) di Indonesia!

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


311
Geografi SMA

4. Evaluasi
Petunjuk : Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, atau d
1. Suatu kawasan yang yang memiliki kekhasan sebagai unit geografis atas dasar
perbedaan tipe iklim dan vegetasi paling dominan dinamakan….
a. Biosfer
b. Bioma
c. Biogeografi
d. Biogeokimia

2. Fauna da flora kawasan Indonesia, oleh para ahli dikelompokkan ke dalam region ….
a. Oriental dan Australis
b. Oriental dan Holarktik
c. Australis dan Nearktik
d. Neartik dan Etiopik

3. Sebaran flora di permukaan bumi antara lain dipengaruhi oleh; kesuburan tanah, butir
tanah, porositas, unsure zat hara. Unsur-unsur tersebut termasuk kedalam faktor :
a. Klimatik
b. Morfologik
c. Edafik
d. Biologik

4. Memiliki kelembaban tinggi, selalu hijau sepanjang tahun, memiliki tajuk daun (canopy),
adalah cirri-ciri dari hutan….
a. Musim
b. Konifera
c. Taiga
d. Tropik

5. Pernyataan yang benar mengenai karakteristik hutan taiga adalah ….


a. Di dominasi rumput-rumputan, sedikit pohon, subur hanya pada musim panas
b. Berdaun jarum, tumbuh pada musim panas yang pendek, terdapat di Siberia, Rusia,
Kanada Utara
c. Berdaun rindang, tumbuh sepanjanjang tahun, selalu hijau, memiliki tajuk daun
(canopy)
d. Di dominasi semak belukar, memiliki jenis pohoon yang homogen, tersebar di
kawasan beriklim setengah gurun

312 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

6. Faktor morfologik yang mempengaruhi kehidupan di permukaan bumi adalah ….


a. Cuaca, angin, temperature
b. Manusia, jenis tanah, curah hujan
c. Ketinggian tempat, kemiringan lereng
d. Angin, kesuburan tanah, air

7. Pernyataan yang tepat mengenai karakterisik flora gurun adalah ….


a. Memiliki akar yang panjang, kantung air, warna kelabu
b. Memiliki pohon rindang, akar pendek, warna hijau
c. Memiliki daun gugur, tumbuh sepanjang tahun, warna hijau
d. Memiliki tajuk daun (canopy), akar pendek, warna hijau

8. Warna bulu putih dan abu-abu dan tebal, memiliki kuku dan taring tajam, adalah ciri
fauna dari ….
a. Taiga
b. Gurun
c. Tropik
d. Tundra

9. Di bawah ini merupakan tindakan yang menyebabkan rusaknya keanekaragaman hayati


di Indonesia, kecuali….
a.Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan
b. Pencemaran lingkungan
c. Budidaya yang memperhatikan kelestarian
d. Perubahan iklim yang serba tidak menentu

10. Alasan yang paling tepat mengenai pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman
hayati bagi keberlangsungan kehidupan adalah ....
a. Hewan dan tumbuhan sumber utama bahan pangan
b. Hewan dan tumbuhan memiliki fungsi hidro-orologis
c. Hewan dan tumbuhan memiliki nilai pariwisata
d. Hewan dan tumbuhan memiliki nilai jual tinggi

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 313


Geografi SMA

5. Kunci Jawaban
Essay :
1. Termasuk region Etiopik, dengan didominasi hewan yang aktif pada malam hari
2. Faktor yang mempengaruhi penyebaran flora di permukaan bumi ada 3 yaitu: faktor
klimatik, faktor edafik, dan faktor morfologik
3. Wilayah yang termasuk region Wallacea; P.Sulawesi, Kep. Maluku, Nusa Tenggara, dan
pulau-pulau disekitarnya
4. Beberapa contoh hewan khas region Wallacea atau peralihan: anoa, burung Maleo, kera
hitam, komodo, tapir
5. Faktor penyebab semakin berkurangnya keanekaragaman hayati (hewan dan tumbuhan)
di Indonesia; ; a) mengabaikan konservasi; b) eksploitasi yang berlebihan; c) perubahan
iklim global

Pilihan Ganda :
1) B
2) A
3) C
4) D
5) B
6) C
7) A
8)
9) C
10) A

314 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

F. Antropossfer dan Aspek Kependudukan

1. Tujuan pembelajaran
a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis fenomena antroposfer
b. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
 Menjelaskan pengertian antroposfer
 Menganalisis aspek kependudukan
c. Indikator :
 Menjelaskan gejala Antroposfer
 Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan penanggulangannya di
Indonesia
 Menjelaskan persebaran dan kepadatan penduduk di Indonesia

2. Materi : Antroposfer Dan Aspek Kependudukan


1. Gejala Antroposfer
Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini mengakibatkan
interaksi antara penduduk yang berbeda. Penduduk mempunyai keahlian yang
berbeda-beda pula sehingga terjadi saling membutuhkan. Penduduk juga menempati
tempat yang berbeda-beda kondisi alam dan sumberdayanya, hal ini menyebabkan
kehidupannya juga menjadi beragam karena memanfaatkan alam yang berbeda
perlu pengolahan dan alat yang berbeda pula.

Gejala geosfer, seperti dijelaskan di atas terdapat disemua tempat di muka bumi.
Tetapi antara satu tempat dengan tempat lainnya mungkin ada peristiwa yang sama
dan ada yang berbeda. Perbedaan itu dapat disebabkan kedudukan lintang dan
bujur, bentuk permukaan bumi, dan ketinggian tempat serta faktor lainnya baik fisik
maupun non fisik.

2. Permasalahan Kependudukan dan Penanggulangannya Di Indonesia


Sebelum abad 18, pertumbuhan penduduk dunia sangat lambat penyebabnya
adalah perang dunia dan penyakit menular. Namun, tercatat dari tahun 1750 sampai
awal 1900-an, pertumbuhan penduduk semakin besar. Pertumbuhan penduduk
dunia yang terjadi secara cepat dan tiba-tiba disebut ledakan penduduk (population
exploition). Ledakan penduduk terjadi karena melonjaknya angka kelahiran dan
berkurangnya angka kematian. Semakin berkembangnya teknologi di bidang
kesehatan dan pangan menyebabkan menurunnya angka kematian.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


315
Geografi SMA

1) Dampak Peledakan Penduduk


Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menimbulkan berbagai masalah,
antara lain :
a. Persaingan di dalam lapangan pekerjaan
Negara yang memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi persaingan untuk
mendapatkan pekerjaan semakin ketat, dikarenakan pertambahan penduduk
usia kerja setiap tahun meningkat dan mereka memerlukan pekerjaan.
b. Persaingan untuk mendapat permukiman
Seperti kita ketahui orang sulit untuk mendapatkan permukiman yang layak
khususnya di daerah perkotaan yang banyak penduduknya. Hal ini akan
berdampak tumbuhnya pemukiman-pemukiman kumuh.
c. Kesempatan pendidikan
Setiap tahunnya angka kelahiran bayi tinggi, hal ini menyebabkan kesempatan
anak untuk sekolah semakin rendah jika tidak disertai penambahan berbagai
fasilitas pendidikan yang memadai.

2) Pengendalian Peledakan Penduduk


Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang semakin banyak, maka setiap Negara
memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Kebijakan yang dikeluarkan dapat berupa
insentif, sanksi atau pendidikan keluarga berencana. Kebijakan-kebijakan tersebut
kiranya dapat menyelesaikan permasalahan pertumbuhan penduduk ini.
a. Insentif dan sanksi
China merupakan contoh Negara yang menerapkan kebijakan insentif dan
sanksi. Insentif akan diberikan kepada pasangan yang memiliki anak sedikit.
Sedangkan sanksi akan diberikan kepada pasangan yang memiliki banyak anak,
dapat berupa kewajiban membayar pajak yang lebih besar.
b. Pendidikan keluarga berencana (KB)
Di beberapa Negara pasangan suami istri diberikan pendidikan yang berkaitan
dengan pengendalian jumlah penduduk. Dengan adanya penyuluhan
diharapkan mereka dapat mengatur jumlah ana. Di Indonesia, pengendalian
jumlah penduduk dilakukan dengan melakukan penyuluhan mengenai keluarga
berencana (KB).

3) Menghitung Jumlah Penduduk


Untuk mengetahui jumlah penduduk dalam sebuah daerah, provinsi, atau Negara
dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti sensus penduduk, registrasi atau
pencatatan, dan survey.
a. Sensus Penduduk
Sensus dilakukan dengan cara mengumpulkan, menghimpun, dan menyusun

316 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

data penduduk baik penduduk asli maupun pendatang pada waktu tertentu
dan wilayah tertentu. Sensus dapat dibedakan atas dua macam yakni sensus
de facto dan de jure . Sensus de facto adalah penghitungan penduduk atau
pencacahan penduduk yang dilakukan terhadap setiap orang yang pada waktu
diadakan berada dalam wilayah sensus. Sedangkan sensus de jure merupakan
pencacahan yang dikenakan pada penduduk yang benar-benar bertempat
tinggal sesuai wilyah tersebut.
b. Registrasi
Registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai kelahiran, kematian
dan segala kejadian penting manusia misalnya perkawinan, perceraian, dan
perpindahan penduduk. Kumpulan tentang keadaan penduduk tersebut dapat
digunakan untuk menghitung jumlah penduduk. Registrasi penduduk biasanya
dilakukan di Desa atau Kleurahan melalui Rukun Warga (RW) dan Rukun
Tetangga (RT).
c. Survei
Kegiatan survey nerupakan pencacahan penduduk dengan cara mengambil
contoh daerah. Jadi pencacahan penduduk dengan metode ini tidak dilakukan
di seluruh wilayah Negara melainkan hanya daerah2 tertentu yang dianggap
mewakili seluruh wilayah.

4). Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin


Komposisi penduduk adalah pengelompokkan penduduk atas dasar criteria
tertentu. Pengelompokkan data dan criteria ini disesuaikan dengan tujuan tertentu.
Misalnya secara geografis, biologis, sosial, atau ekonomi.
Berdasarkan jenis kelamin, penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk
laki-laki dan perempuan. Sementara berdasarkan umur penduduk dapat
dikelompokkan menurut ukuran rentang usia tertentu, misalnya satu tahun,
lima tahun atau dua puluh lima tahun. Dengan mengetahui komposisi penduduk
berdasarkan jenis kelamin dapat menunjukkan jumlah tenaga kerja produktif dan
non produktif, pertambahan penduduk dan angka ketergantungan. Sehingga
di dalam mengambil kebijakan pemerintah mengetahui jumlah pengangguran,
jumlah lapangan kerja dan lain-lain.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk
tabel atau dalam bentuk grafik. Piramida penduduk atau grafik susunan penduduk
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah laki-laki dan
perempuan, jumlah tenaga kerja, dan struktur penduduk suatu negara secara
cepat. Piramida penduduk dapat digolongkan dalam tiga macam, yaitu piramida
penduduk muda, piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 317


Geografi SMA

a. Piramida penduduk muda dapat menunjukkan bahwa penduduk di suatu


Negara sedang mengalami pertumbuhan. Piramida ini juga menunjukkan
bahwa sebagian besar penduduk berada pada kelompok umur muda, dengan
angka kelahiran dan kematian yang tinggi. Contoh Negara yang tergolong
poramida ini adalah Indonesia.

Gambar 44.
Piramida Penduduk Muda (Ekspansif)

b. Piramida Penduduk stasioner menunjukkan bahwa penduduk dalam suatu


Negara tersebut keadaan stasioner atau tetap. Piramida penduduk ini
menunjukkan bahwa jumlah kelahiran dan kematian seimbang. Contoh Negara
yang tergolong ke dalam piramida ini adalah Swedia.

Gambar 45.
Piramida penduduk Stasioner

c. Piramida penduduk tua menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk suatu


Negara tersebut berada pada kelompok usia tua. Contoh Negara yang memiliki
piramida penduduk tua adalah Amerika Serikat

318 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Gambar46.
Piramida Penduduk Tua

5). Menghitung Pertumbuhan Penduduk Di Suatu Wilayah


Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis. Ada beberapa
factor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian,
dan migrasi. Factor pertumbuhan penduduk, kelahiran dan kematian disebut faktor
alami, sedangkan migrasi disebut faktor non-alami. Kelahiran bersifat menambah,
sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Factor migrasi dapat
menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Migrasi yang bersifat menambah
disebut migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi yang bersifat mengurangi disebut
migrasi keluar (emigrasi).

Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk pada suatu Negara atau daerah
ditentukan oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan penduduk tersebut
baik pertambahan maupun penurunannya disebut pertumbuhan penduduk.
a) Menghitung Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas pertumbuhan penduduk alami
dan pertumbuhan penduduk total.
(1) Pertumbuhan Penduduk Alami (natural increase)
Pertumbuhan penduduk alami adalah selisih jumlah kelahiran dengan
jumlah kematian. Dalam pertumbuhan penduduk alami, jumlah imigran dan
emigrant tidak dihitung. Rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk
alami adalah sebagai berikut:
T= (L-M)
Keterangan:
T= Pertumbuhan penduduk
L= jumlah kelahiran
M= jumlah kematian

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


319
Geografi SMA

Contoh soal:
Misalkan Pada tahun 2009 angka kelahiran kasar penduduk P. Sumatera
50.000 jiwa dan angka kematiannya 10.000 jiwa. Berapakah pertumbuhan
penduduk alami Pulau Sumatera?
T= L – M
= 50.000 – 10.000
= 40.000
Jadi, pertumbuhan penduduk alami pulau Sumatera tahun 2009 adalah
40.000 jiwa
(2) Pertumbuhan Penduduk Total
Pada pertumbuhan penduduk total memperhitungkan migrasi (imigrasi dan
emigrasi), dengan rumus sebagai berikut.
T = (L – M) + (I – E)
Keterangan:
T = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi
Contoh Soal:
Misalkan jumlah kematian kasar penduduk pulau Sumatera tahun 2009
adalah 50.000 jiwa dan kematian kasar 10.000 jiwa. Diketahui pula jumlah
imigrasi ada 10.000 dan emigrasi ada 5.000. berapakah pertumbuhan
penduduk total Pulau Sumatera pada tahun 2009.
T = (L – M) + (I – E)
= (50.000 – 10.000) + (10.000 – 5.000)
= 40.000 + 5.000
= 45.000
Jadi, pertumbuhan penduduk total pulau Sumatera pada tahun 2009 adalah
45.000

b) Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat dihitung atau diproyeksikan.
Informasi mengenai jumlah penduduk di masa yang akan datang sangat
penting. Misalnya untuk merencanakan segala sesuatu yang bekaitan dengan
penyediaan sarana dan prasarana, untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk.

320 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Rumus proyeksi penduduk adalah sebagai berikut.


Pn = Po (1 + r)n
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)
Po = jumlah penduduk pada tahun o atau tahun dasar (diketahui)
n = jumlah tahun antara o dan n
r = tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam %)

c) Kelahiran (natalitas)
Kelahiran merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat menambah
jumlah penduduk. Kelahiran bayi dapat dibedakan menjadi lahir hidup dan lahir
mati. Bayi dikatakan lahir hidup apabila sewaktu lahir mempunyai tanda-tanda
kehidupan misalnya bernapas, gerakan-gerakan otot ataupun ada denyut
jantung. Apabila sewaktu lahir tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan
maka disebut lahir mati.
Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (antinatalitas) dan yang
mendukung kelahiran (pronatalitas)
(1) Faktor-faktor pronatalitas; (a) kawin usia muda; (b) Tingkat kesehatan; (c)
Anggapan banyak anak banyak rezeki

(2) Faktor –faktor antinatalitas; (a) Pembatasan umur menikah; (b) Program
Keluarga Berencana; (c) Pembatasan tunjangan anak; (d) Anak merupakan
beban

d) Kematian (mortalitas)
Tingkat kematian penduduk kelompok tertentu berbeda dengan tingkat
kematian penduduk kelompok lainnya. Biasanya tingkat kematian laki-laki
lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Di Negara maju umumnya
tingkat kematian lebih rendah dibandingakan di Negara berkembang. Tingkat
kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi sosial, ekonomi,
pekerjaan, tempat tinggal, pendidikan dan jenis kelamin. Semua faktor menurut
sifatnya, dapat dibedakan menjadi faktor pendukung kematian (pronatalitas)
dan fakto penghambat kematian (antimortalitas).
(1) Faktor-faktor yang termasuk antimortalitas:
Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai
Lingkungan yang bersih dan teratur
Adanya ajaran agama yang melarang bunuh diri, dan
Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi sehingga penduduknya tidak
mudah terserang penyakit

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


321
Geografi SMA

(2) Faktor-faktor yang promortalitas


Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
Fasilitas kesehatan yang kurang memadai, misalnya kurangnya rumah
sakit peralatan kesehatan, dan obat-obatan
Seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas
Adanya bencana alam yang memakan korban jiwa
Terjadinya peperangan

Pengukuran kematian dapat dilakukan melalui beberapa cara.


1). Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar (crude death rate/CDR) adalah angka yang
menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 penduduk setiap tahun dengan
rumus sebagai berikut.
CDR = D x k
P
Keterangan:
D = jumlah kematian
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta (1.000)
2). Angka kematian Menurut Umur

Angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR) adalah


angka yang menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur
tertentu setiap 1.000 penduduk Apabila dibandingkan dengan CDR, maka
ASDR lebih teliti, sebab sudah memperhitungkan golongan umur. Adapun
rumus yang digunakan adalah.
ASDR = Dx x k
Px
Keterangan:
Dx = jumlah kematian dalam kelompok umur x
Px = jumlah penduduk pada kelompok umur x
k = konstanta (1.000)

6. Persebaran dan Kepadatan Penduduk


Persebaran atau distribusi penduduk di suatu wilayah maupun negara sangat tidak
merata. Artinya ada wilayah yang memiliki penduduk sangat padat, padat, dan
jarang. Faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk antara
lain;
1) Faktor Fisiografis. Wilayah yang strategis, subur, relatif landai, cukup air, akan

322 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

memiliki penduduk yang padat


2) Faktor Biologi. Perbedaan penduduk suatu wilayah dipengaruhi oleh tingkat
kelahiran, kematian dan angka perkawinan
3) Faktor kebudayaan dan teknologi. Daerah yang teknologinya maju, memiliki
pola berpikir yang bagus, pembangunan fisiknya maju akan memiliki kepadatan
penduduk yang tinggi jika dibandingkan dengan daerah yang memiliki ciri-ciri
sebaliknya

Terdapat dua jenis kepadatan penduduk yaitu; 1) kepadatan penduduk aritmatis; 2)


kepadatan penduduk agraris. Kepadatan penduduk aritmatis adalah jumlah rata-
rata penduduk setiap km². Rumus :
Kepadatan Penduduk Aritmatis = Jumlah penduduk (jiwa)
Luas Wilayah (km²)
Sedangkan kepadatan penduduk agraris adalah rata-rata penduduk petani pada
setiap satuan luas lahan pertanian. Rumus kepadatan penduduk agraris adalah :
Kepadatan Penduduk Agraris : Jumlah penduduk petani
Luas lahan pertanian (km²)

7. Masalah Kependudukan Di Indonesia


Penduduk sebagai sumberdaya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam
kemajuan suatu negara. Selain kuantitas, diperlukan kualitas SDM yang baik yang
ditentukan oleh faktor pendidikan, keterampilan, kesehatan yang baik.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat setelah Cina, India,
Amerika Serikat. Beberapa ciri kependudukan Indonesia adalah:
 Jumlah penduduk yang sangat banyak, saat ini penduduk Indonesia lebih dari
234 juta jiwa
 Pertumbuhan penduduk yang cepat, sebagai akibat masih tingginya angka
kelahiran sedangkan angka kematian sudah turun
 Persebaran penduduk yang tidak merata. Sekitar 60 % penduduk Indonesia
tinggal di Pulau Jawa, sisanya tersebar secara tidak merata di pulau-pulau lain.
Pemerintah Orde Baru pernah menggalakan program transmigrasi, tetapi saat
ini program tersebut kurang mendapat perhatian.
 Komposisi penduduk didominasi oleh usia muda, hal ini menyebabkan angka
ketergantungan sangat tinggi
 Urbanisasi yang masih tinggi yang terjadi sebagai akibat tidak meratanya
pembangunan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, antara Pulau Jawa
dengan luar Jawa, antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan
Timur Indonesia (KTI)

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


323
Geografi SMA

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan penduduk


Indonesia antara lain:
1) Membuat perencanaan, pengaturan, dan pembatasan usia minimal perkawinan
2) Meningkatkan program KB yang fungsinya antara lain merencanakan, mengatur
dan membatasi kelahiran
3) Meningkatkan kembali program transmigrasi
4) Memperluas kesempatan kerja, meningkatkan berbagai fasilitas pendidikan,
kesehatan, transportasi, perumahan
5) Membuat kebijakan pemerataan pembangunan antara kota dengan desa, Jawa-
luar Jawa, Kawasan Barat-Kawasan Timur Indonesia
6) Meningkatkan ilmu pengetahuan teknologi untuk meningkatkan berbagai
produksi barang dan jasa yang dibutuhkan
7) Rasio jenis kelamin
Rasio jenis kelamin anak adalah jumlah perempuan per seribu laki-laki dalam
populasi manusia antara kelompok usia 0-6 tahun. Istilah ini mirip dengan rasio
jenis kelamin, tetapi dibatasi oleh faktor kelompok usia. Demografis pola jenis
kelamin dalam satuan anak-anak sampai dengan umur 6 tahun dapat digunakan
sebagai indikasi untuk generasi masa depan.
8) Angka beban ketergantungan(Dependency Ratio)
Perbandingan jumlah penduduk usia tidak produktif dengan penduduk usia
produktif, ekonomi tidak produktif akan menjadi beban / tanggungan usia
produktif.

GLOSSARIUM
Population Exploition =Ledakan Penduduk

Keluarga Berencana = Keluarga bahagia dan sejahtera yang terdiri ibu, bapak dan dua anak

Sensus De Facto =Sensus yang dikenakan kepada penduduk yang pada saat itu berada di suatu tempat

Sensus De Jure = Sensus penduduk yang hanya dikenakan kepada penduduk yang benar benar bertempat tinggal
di wilayah tersebut

Registrasi = Sistem pencatatan penduduk

Survey =Penghitungan pada beberapa sampel penduduk

Piramida Penduduk = Grafik yang menunjukkan perbandingan antara jumlah usia penduduk dengan jenis
kelamin yang menggambarkan keadaan penduduk suatu negara

Imigrasi =Perpindahan dari luar kedalam negeri

Emigrasi =Perpindahan penduduk dari dalam ke luar negeri


Proyeksi Penduduk = Penggambaran jumlah penduduk yang terjadi pada masa yang akan datang dengan
perhitungan tertentu

Natalitas = Angka kelahiran

Urbanisasi = Perpindahan penduduk dari desa ke kota

3. Latihan
Petunjuk : jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Ledakan penduduk akan menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Coba jelaskan permasalahan apa saja yang muncul akibat ledakan
penduduk!

2. Jelaskan perbedaan antara sensus de jure dengan sensus de facto!

3. Piramida penduduk suatu negara berbeda-beda, ada yang berbentuk piramida muda,
stationer, dan tua. Coba jelaskan ciri-ciri dari piramida penduduk muda!

4. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki jumlah penduduk keempat


terbanyak di dunia. Coba jelaskan 4 ciri kependudukan Indonesia!

5. Sebagai negara kepulauan, kebijakan kependudukan apa saja yang paling tepat untuk
Indonesia?

324 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

4. Evaluasi
Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, d, atau e!

1. Piramida Indonesia menunjukkan golongan penduduk muda sebab ….


a. Sebagian besar berumur antara 15 – 64 tahun
b. Sebagian besar penduduk berusia muda
c. Sebagian besar penduduk berusia 0 – 14 tahun
d. Penduduk usia lebih dari 60 tahun cukup besar

2. Secara periodik, suatu negara akan mendata jumlah penduduk melalui sensus penduduk
(SP) seperti yang baru saja dilakukan bulan Mei 2010 yang lalu. Cara pelaksanaan sensus
oleh petugas sensus yang dikenakan pada setiap orang yang ketika sensus diadakan
berada dalam wilayah sensus disebut ….
a. Metode canvanser
b. Cacah jiwa
c. Sensus de jure
d. Sensus de facto

3. Tingginya penduduk usia muda yang belum produktif jika dibandingkan dengan
penduduk usia produkti yang sudah bekerja akan menyebabkan angka ketergantungan.
Rasio ketergantungan penduduk suatu Negara dapat dihitung dari komposisi penduduk
menurut ….
a. Tempat tinggal
b. Pekerjaan
c. Jenis kelamin
d. Umur

4. Ketimpangan pembangunan antara kota dengan desa, antara Pulau Jawa dengan luar
Jawa dan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia
(KTI) telah menyebabkan berbagai permasalahan. Masalah yang paling mendesak dan
perlu ditangani karena membebani perkotaan adalah ...
a. Urbanisasi
b. Industrialisasi
c. Akulturasi
d. Asimilasi

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


325
Geografi SMA

5. Depencency ratio/angka ketergantungan adalah ..........


a. Jumlah penduduk sekolah ditanggung penduduk bekerja
b. Jumlah penduduk tidak bekerja dan sekola ditanggung penduduk bekerja
c. Jumlah penduduk usia produktif menanggung usia nonproduktif
d. Jumlah penduduk bekerja menanggung penduduk tidak bekerja

6. Akibat besarnya angka ketergantungan penduduk Indonesia di lapangan social


ekonomi adalah ….
a. Sulit mencari pekerjaan
b. Upah kerja sangat rendah
c. Adanya perbedaan tingkat sosial antara buruh dan majikan
d. Mutu produksi barang-barang turun

7. Di bawah ini merupakan faktor-faktor antimortalitas, kecuali ...


a. Fasilitas kesehatan yang memadai
b. Ajaran moral yang melarang menggugurkan kandungan
c. Lingkungan yang sehat
d. Kurangnya penghargaan terhadap nilai-nilai kehidupan

8. Lokasi yang strategis, tanahnya subur, morfologi relatif landai, cukup air, akan
berpengaruh terhadap ....
a. sebaran penduduk
b. kepadatan penduduk
c. kualitas penduduk
d. kreatifitas penduduk

9. Pencacahan penduduk yang hanya dikenakan pada penduduk yang benar-benar


bertempat tinggal di wilayah sensus disebut …
a. sensus de jure
b. sensus de facto
c. sensus sample
d. registrasi penduduk

326 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

10. Di bawah ini merupakan masalah-masalah kependudukan di Negara sedang berkembang


seperti Indonesia, kecuali….
a. pendapatan per kapita rendah
b. korupsi yang semakin berkurang
c. pertambahan penduduk tinggi
d. meningkatnya pencemaran lingkungan

5. Kunci Jawaban
Latihan
1) Persaingan dalam mendapatkan pekerjaan, pemukiman, dan kesempatan pendidikan
yang rendah jika tidak disertai penambahan berbagai fasilitas.
2) Sensus de facto adalah penghitungan penduduk atau pencacahan penduduk yang
dilakukan terhadap setiap orang yang pada waktu diadakan berada dalam wilayah
sensus. Sedangkan sensus de jure merupakan pencacahan yang dikenakan pada
penduduk yang benar-benar bertempat tinggal sesuai wilyah tersebut.
3) Ciri-ciri penduduk piramida muda yaitu; sebagian besar penduduk berada pada
kelompok umur muda, angka kelahiran dan kematian yang masih tinggi
4) Ciri kependudukan Indonesia adalah: (a) Jumlah penduduk yang sangat banyak,
saat ini penduduk Indonesia lebih dari 234 juta jiwa, (b) Pertumbuhan penduduk
yang cepat, (c) Persebaran penduduk yang tidak merata, (d) Komposisi penduduk
didominasi oleh usia muda.
5) Kebijakan yang tepat antara lain; menyebarkan pemerataan pembangunan
ke berbagai pulau, menggiatkan kembali program transmigrasi.

Evaluasi
1) C
2) D
3) D
4) A
5) C

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 327


Geografi SMA

G. Sumber Daya Alam Di Indonesia

1. Tujuan pembelajaran
a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis sumber daya alam di Indonesia
b. Kompetensi Dasar :
Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
 Menjelaskan pengertian sumber daya alam
 Mengidentifikasi Jenis-jenis sumber daya alam
 Menjelaskan persebaran sumber daya alam di Indonesia
 Menjelaskan kerusakan sumber daya alam
c. Indikator :
Menjelaskan pengertian sumber daya alam
Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya alam
Menjelaskan persebaran sumber daya alam di Indonesia
Menjelaskan kerusakan sumber daya alam

2. Materi :
”....... Data Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser menunjukkan bahwa Aceh Tamiang
merupakan salah satu kabupaten di Aceh dengan tingkat kerusakan hutan yang sangat
tinggi. Keruskan hutan diakibatkan karena penebangan liar (illegal loging), perambahan
hutan untuk kepentingan perladangan dan perkebunan. Dari 79.701 hektar KEL di kabupaten
tersebut, 20 persen yang masih berupa hutan primer, itupun dalam kondisi mengalami
ancaman yang cukup serius. Adapun sebanyak 60 persen lainnya rusak dan selebihnya
rusak berat dan hanya berupa semak belukar, padang alang-alang yang kondisinya kian
menghawatirkan........... ”

Bagaimana tanggapan saudara terhadap ilustrasi di atas?. Coba deskripsikan ilustrasi


tersebut dari aspek kependudukan dan lingkungan hidup. Keseluruhan deskripsi
dari ilustrasi di atas menggambarkan kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam
Indonesia, khususnya hutan yang setiap hari kondisinya semakin kritis. Sebagai guru
Geografi, apakah kita bisa menyumbangkan ide, pemikiran untuk membantu menjaga
kelestarian sumber daya alam? Jawabannya sangat bisa. Sebagai pendidik kita merupakan
ujung tombak dalam menyampaikan pesan-pesan pendidikan melalui materi yang kita
sampaikan.

a. Hakekat Sumber Daya Alam


Sumber daya alam ialah suatu sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alamiah,
misalnya tanah, air dan perairan, biotis, udara dan ruang, mineral, bentang alam,
panas bumi dan gas bumi, angin, pasang surut, arus laut. Singkatnya, sumberdaya

328 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

alam adalah semua kekayaan berupa benda mati (abiotis) maupun benda hidup
(biotis) yang hidup di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia.
Berdasarkan bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan, sumberdaya alam dibagi
menjadi :
1) Sumber daya alam materi. Contohnya mineral magnetit, hematit, pasir kuarsa
2) Sumber daya alam hayati. Adalah sumberdaya alam yang berbentuk makhluk hidup
yaitu hewan (hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati)
3) Sumber daya alam energi. Bahan bakar minyak, gas alam, batu bara, kayu bakar
4) Sumber daya alam ruang. Yaitu ruang atau tempat yang diperlukan manusia untuk
beraktifitas sehari-hari.
5) Sumber daya alam waktu. Waktu merupakan sumberdaya alam yang terikat dengan
pemanfaatan sumber daya alam lain.

Berdasarkan pembentukannya, sumberdaya alam dapat digolongkan menjadi dua


yaitu
1) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources). Secara alamiah
sumberdaya jenis ini akan mengalami pembentukan dan penggantian dalam waktu
relatif cepat. Contoh tumbuhan, hewan
2) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources). Adalah
jenis sumberdaya alam yang pembentukannya memerlukan waktu yang sangat
lama, jumlahnya relatif statis. Contohnya bahan mineral, batu bara, gas alam, dan
bahan fosil lainnya.
Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui kebanyakan berupa bahan galian.
Menurut cara terbentuknya, bahan galian dibedakan menjadi :
 Bahan galian magmatik, yaitu bahan galian yang terjadi dari magma dan bertempat
di dalam atau berhubngan dan dekat dengan magma
 Bahan galian pematit, yait bahan galian yang terbentuk di dalam diatrema dan
dalam bentukan instrusi (gang dan apofisal)
 Bahan galian hasil pengendapan, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena
pengendapan di dasar sungai atau genangan air melalui proses pelarutan ataupun
tidak.

b. Persebaran Sumber Daya Alam Di Indonesia


1) Sumber daya alam Biotik (Hayati) berupa tumbuhan dan hewan tersebar di seluruh
Wilayah Indonesia, baik di darat maupun di laut. Setiap wilayah memiliki kekhasan
sumber daya alam hayati sesuai dengan tipe iklim, curah hujan, jenis tanah,
morfologi

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


329
Geografi SMA

2) Persebaran Hasil tambang:


Beberapa daerah penghasil tambang di Indonesia antara lain:
· minyak bumi terdapat di pantai Utara Pulau Jawa seperti Cirebon, Cepu,
Wonokromo. Pulau Sumatera seperti Plaju, Sungai Gerong Dumai. Pulau
Kalimantan seperti Tarakan, Pulau Bunyu, Kutai, Balikpapan. Papua seperti
Sorong;
· Gas Alam. Merupakan produk penting Indonesia yang banyak diekspor ke luar
negeri. Penghasil antara lain Arun dan Badak;
· Batu Bara. Batu bara merupakan fosil tumbuh-tumbuhan tropis masa karbon
yang mengalami proses pengarangan secara bikomia dan metamorfosis. Banyak
ditemukan di Sumatera seperti Ombilin, Bukit Asam, Tanjung Enim. Berbagai
tempat di Pulau Kalimantan, Banten Selatan;
· Bauksit, terdapat di Pulau Bintan dan Riau;
· Timah, banyak di Pulau Bangka, Belitung, Singkep;
· Nikel, banyak ditemukan di sekitar Danau Matana, Danau Towuti, dan Kolaka di
Sulawesi Selatan;
· Emas dan Perak, banyak ditemukan di Tembagapura Papua, Batu Hijau di NTB,
Simau di Bengkulu, Logos di Riau.

c. Kerusakan Sumber Daya Alam


Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan berbagai kebutuhan hidup terus
bertambah, dengan demikian semakin banyak berbagai sumber daya alam yang
dieksploitasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut. Apabila eksploitasi
sumber daya alam dilakukan secara serampangan dan tidak sesuai dengan kemampuan
alam untuk memulihkan kondisi kerusakan, maka dapat menimbulkan berbagai
bencana alam yang merugikan kehidupan.

Berbagai jenis kerusakan sumberdaya alam antara lain berupa;


1) Kemerosotan kualitas tanah akibat penggundulan hutan oleh kegiatan penebangan
yang dilakukan secara legal maupun ilegal, pembakaran hutan untuk perkebunan;
2) Rusaknya ekosistem terumbu karang dan laut sebagai akibat penangkapan ikan dan
hasil laut secara serampangan seperti penggunaan bahan peledak, penggunaan
pukat harimau;
3) Berbagaipencemaranudara,air,tanah,suaradari industriyangtidak memperhatikan
dampak industri terhadap lingkungan;
4) Banjir, yang diakibatkan berbagai faktor kompleks seperti penggundulan hutan di
bagian hulu sungai, semakin berkurangnya daerah resapan air akibat pembangunan
perumahan, meningkatnya volume sampah yang dibuang ke sungai.

330 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Kerusakan sumber daya alam ada yang disebabkan oleh tenaga alam sendiri, antara
lain berupa : (a) gunung meletus; (b) gempa bumi; (c) tsunami; (d) badai/angin topan
; (e) musim kemarau; (f) serangan berbagai hama tanaman, dll.

Beberapa upaya pengelolaan sumberdaya alam dengan memperhatikan prinsip


pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan antara lain berupa; (a)
reboisasi hutan yang gundul, (b) penghijauan di daerah pemukiman dan kawasan
industri, (c) membuat terasering di daerah pertanian yang memiliki kemiringan
lereng, (d) membuat pengolahan air limbah di setiap pabrik sebelum limbah dibuang
ke saluran air, (e) penertiban pembuangan sampah.

Bumi dengan segala kekayaan sumberdaya alam bukan milik generasi sekarang, tetapi
harus diwariskan kepada generasi yang akan datang, maka diperlukan berbaga upaya
dalam pemanfaatan sumberdaya alam agar terus mendukung pembangunan yang
berkelanjutan.

Upaya tersebut antara lain berupa :


1) Menyamakan persepsi mengenai upaya konservasi biosfer dan sumberdaya alam
2) Menegakkan hukum dan berbagai peraturan mengenai pengelolan sumberdaya
alam
3) Memperhitungkan eksploitasi sumberdaya alam secara cermat
4) Mengembangkan dan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan

Dengan demikian, diperlukan berbagai pihak untuk mendukung terwujudnya


sumberdaya alam yang berkesinambungan. Salah satunya yaitu pendidikan. Peran
dunia pendidikan dalam mendukung program pembangunan berkelanjutan sangat
strategis, antara lain berupa penanaman sikap untuk menjaga lingkungan melalui
pengintegrasian ke dalam materi pembelajaran yang sesuai seperti geografi, biologi,
kewarganegaraan, ekonomi, pendidikan agama. Seorang guru terlebih lagi guru
Geografi sudah seharusnya menjadi figur penting dalam menanamkan kecintaan
terhadap lingkungan dan menjaga kelestarian sumberdaya alam melalui sikap,
perbuatan dan contoh konkrit di kelas dan di lingkungan masyarakat tempat tinggal.

GLOSSARIUM
Illegal Logging = Pembalakan hutan secara liar

Renewable Resources =Sumber daya alam yang dapat diperbaharui

Unrenewable Resources = Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui

Eksploitasi =Penggunaan sumber daya alam secara berlebihan

Konservasi =Upaya perlindungan suatu wilayah supaya tidak mengalami kerusakan


3. Latihan
Jawab pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan mengapa kita perlu menjaga sumber daya alam?
2. Jelaskan perbedaan anatara sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan
yang tidak dapat diperbaharui. Berikan contohnya!
3. Jelaskan bentuk-bentuk kerusakan sumber daya alam yang disebabkan oleh
tindakan manusia!

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 331


Geografi SMA

4. Dampak apa yang akan muncul apabila eksploitasi sumberdaya alam tidak
memperhatikan ketersediaan cadangan?
5. Apa yang bisa dilakukan kita sebagai guru dalam membantu keberlanjutan sumber
daya alam di Indonesia?

4. Evaluasi
Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, atau d!

1. Salah satu sifat dari sumber daya alam di permukaan bumi adalah ....
a. Beragam dengan penyebaran yang merata
b. Beragam sesuai dengan lapisan batuan
c. Beragam dan penyebarannya tidak merata
d. Beragam sesuai jumlah penduduk

2. Dalam mengeksploitasi sumber daya alam, hendaknya memperhatikan aspek ....


a. Menguras habis semua, dan pindah ke tempat lain
b. Mengurangi sebagian dan menyisakan cadangan
c. Tidak perlu memikirkan dampak pada lingkungan
d. Mengeksploitasi secara besar-besaran

3. Berdasarkan bahan bacaan pada halaman 28, yang tidak menjadi penyebab
kerusakan sumber daya alam hutan di Taman Nasionasal Leuser, adalah ....
a. Permukiman
b. Illegal loging
c. Perambahan hutan
d. Perladangan

4. Pernyataan yang paling tepat mengenai dampak langsung dari kerusakan hutan
adalah ....
a. Berkurangnya kawasan pertanian dan perkebunan
b. Meningkatnya kerusakan lahan akibat laju erosi
c. Meningkatnya penduduk yang merambah kawasan kehutanan
d. Meningkatnya pemanfaatan kawasa hutan untuk ekowisata

332 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

5. Sumber daya alam yang dapat menghasilkan tenaga atau energi adalah ....
a. Besi
b. Emas
c. Tmah
d. Batu bara

6. Magnetit, hematit dan pasir kuarsa termasuk sumber daya alam ....
a. Materi
b. Hayati
c. Energi
d. Ruang

7. Sumber daya alam yang apabila dipergunakan akan habis dan tidak dapat
diperbaharui lagi adalah ....
a. Hewan
b. Batu bara
c. Tumbuhan
d. Hutan

8. Di bawah ini merupakan penyebab banjir yang banyak menimbulkan dampak


merugikan kecuali ....
a. Semakin bertambahnya kawasan industri
b. Semakin meningkatnya permukiman
c. Semakin bekurangnya kawasan hutan
d. Semakin bertambahnya kawasan hijau

9. Fungsi tidak langsung dari hutan antara lain fungsi orologis berupa ....
a. Mencegah erosi
b. Mengatur air tanah
c. Udara segar
d. Membentuk humus

10. Upaya yang tepat untuk mempertahankan kualitas sumberdaya air dan udara di
perkotaan adalah....
a. Reboisasi dan pengjijauan hutan yang gundul
b. Penghijauan di daerah pemukiman dan kawasan industri
c. Membuat terasering di daerah pertanian
d. Penertiban pembuangan sampah.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 333


Geografi SMA

5. Kunci Jawaban :
Essay :
1) Karena persediaan sumber daya alam terbatas, dan beberapa jenis sumber daya
alam tidak dapat diperbaharui.
2) Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources)adalah sumber
daya alam yang secara alamiah akan mengalami pembentukan dan penggantian
dalam waktu relatif cepat. Contoh tumbuhan, hewan. Sedangkan sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) adalah jenis sumber
daya alam yang pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama, jumlahnya
relatif statis. Contohnya bahan mineral, batu bara, gas alam.
3) Penggundulan hutan, pengeboman terumbu karang, banjir.
4) Suatu saat cadangan sumber daya alam akan habis dan dampaknya lingkungan
semakin rusak.
5) Guru bisa memberi contoh cara menghemat sumber daya alam, misalnya cara
menghemat air, menghemat listrik tidak membuang sampah sembarangan.

Pilihan Ganda :
1) C
2) B
3) A
4) B
5) D
6) A
7) B
8) D
9) B
10) B

334 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

H. Lingkungan Hidup Untuk Pembangunan Berkelanjutan

1. Tujuan Pembelajaran :
a. Standar Kompetensi : Guru memahami lingkungan hidup untuk pembangunan
berkelanjutan
b. Kompetensi Dasar : Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
Menjelaskan pengertian lingkungan hidup
Mengidentifikasi arti pentingnya lingkungan bagi kehidupan
Menjelaskan hakikat pembangunan berkelanjutan
Menjelaskan penerpan pembangunan berkelanjutan
c. Indikator :
 Pengertian lingkungan hidup
 Pentingnya lingkungan bagi kehidupan
 Hakikat pembangunan berkelanjutan
 Penerapan pembangunan berkelanjutan

2. Uraian Materi :
a. Hakekat Lingkungan Hidup
Baca dan cermati wacana di bawah ini :
“Salah satu penyebab kerusakan lingkungan di Kalimantan adalah kegiatan
pertambangan terbuka yang tidak terkontrol, pertambangan batu bara di Kalimantan
merupakan salah satu kegiatan tambang yang izinnya harus dibatasi.
Sejumlah pertambangan yang telah berjalan hampir 30 tahun mengakibatkan vegetasi
hutan di Kalimantan banyak yang rusak. Sebab, penambangannya dilakukan secara
terbuka, bahkan penggundulan hutan sering terjadi di sekitar lokasi akibat proses
penambangan. Selain hutan menjadi gundul, banyak lahan berubah menjadi cekungan
danau.
Kerusakan lingkungan lain adalah pembabatan hutan bakau untuk pertambakan
dan permukiman yang telah menghancurkan Delta Mahakam, Kabupaten Kutai
Kertanegara, Kalimantan Timur. Kerusakan mencapai 91.906 hektar dari 108.125 hektar
luas Delta Mahakam atau 85 persen luas wilayah itu. Delta Mahakam hancur, rusak
akibat hutan bakau terus dibabat oleh masyarakat untuk usaha pertambakan.
Kerusakan Delta Mahakam amat serius sebab dibiarkan. Namun, tidak terlambat untuk
menyelamatkan kawasan itu. Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW), 70
persen Delta Mahakam harus menjadi kawasan konservasi bakau. Yang 30 persen
untuk pertambakan dan permukiman.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 335


Geografi SMA

Data lain menyebutkan, bahwa makin habisnya hutan di perbatasan Kabupaten Kutai
Kertanegara dan Kutai Timur meyebabkan sedikitnya 900 orangutan hidup di hutan
tanaman industri milik suatu PT di Kalimantan Timur. Ratusan orangután itu bertahan
hidup dengan memakan kulit pohon dan daun akasia muda”.

Bacaan di atas menggambarkan betapa lingkungan hidup di Indonesia, saat ini


dalam kondisi menghawatirkan sebagai akibat pembangunan yang tidak terkontrol
dan tidak memperhitungkan keberlanjutannya.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan,
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya (UU No 4/1982 tentang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu wilayah yang
disebut dengan ekosistem. Di dalamnya meliputi lingkungan alam hayati, nonhayati,
dan lingkungan buatan serta lingkungan sosial. Ilmu yang mempelajari tentang
lingkungan adalah ekologi. Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu; (1) lingkungan hidup alamiah; (2) lingkungan hidup buatan.
1) Lingkungan hidup alamiah dapat diartikan sebagai semua benda, keadaan,
makhluk hidup, dan komponen-komponen abiotik lainnya, dimana kondisinya
masih serba alamiah dan tanpa atau sedikit campur tangan manusia. Contoh;
hutan primer, daerah aliran sungai (DAS), hutan mangrove
2) Lingkungan Hidup Buatan atau Buatan
Adalah lingkungan hidup alamiah yang sudah didominasi oleh kehadiran manusia.
Lingkungan hidup binaan ini dapat terbentuk karena kebutuhan hidup manusia
dengan jumlah penduduk yang makin meningkat memaksa manusia mengubah
lingkungan hidup alamiah. Dalam proses membentuk lingkungan hidup binaan
ini, manusia menghasilkan limbah. Lingkungan hidup binaan selalu ditandai oleh
timbulnya limbah yang membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak
fisik, hayati, sosial maupun dampak yang terasa langsung oleh manusia itu sendiri.

Unsur-Unsur Lingkungan adalah


1) Unsur abiotik
Abiotik berasal dari kata a dan biotik. A artinya tidak, biotik artinya bersifat hidup.
Jadi abiotik berarti tidak hidup. Komponen-komponen ekologi abiotik meliputi air,
udara, dan tanah.
2) Unsur Biotik
Unsur biotik adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar kita yang berwujud
makhluk hidup (organisme). Misalnya hewan dan tumbuhan. Kelompok ekologi

336 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

biotik meliputi bermacam-macam jenis dan spesies makhluk hidup. Ekosistem


biotik dibedakan menjadi dua yaitu produsen dan konsumen.
3) Unsur Sosial dan Budaya
Manusia adalah sebagai bagian dari unsur-unsur ekosistem yang tidak mungkin
dapat dipisahkan. Oleh karena itu, seperti halnya dengan organisme lainnya,
kelangsungan hidup manusia tergantung pula pada kelestarian ekosistemnya.

b. Arti Penting Lingkungan Bagi Kehidupan


Lingkungan hidup merupakan tempat segala aktifitas kehidupan berlangsung.
Bagi manusia, selain sebagai tempat tinggalnya, lingkungan hidup juga dapat
dimanfaatkan sebagai; (a) penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan,
dan papan); (b) arena untuk berinteraksi, beraktifitas (c) sumber energi; (d) sumber
bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan hidup
manusia; serta (e) media ekosistem dan pelestarian flora dan fauna yang perlu
dilindungi untuk dilestarikan.

Bentuk-Bentuk Kerusakan Lingkungan


1) Kerusakan Akibat Proses Alam
Bumi tidak statis, selalu berubah, dan sampai saat ini perubahan tersebut masih
berlangsung. Misalnya, benua yang dapat bergerak, gunung meletus, gempa
bumi, angin topan, terjadi penyimpangan musim antara kemarau dan hujan.
Kejadian tersebut terjadi di luar pengaruh kegiatan manusia dan manusia pun
tidak mampu mencegahnya.
2) Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Manusia
Masalah lingkungan saat ini telah menjadi masalah global. Kerusakan lingkungan
di suatu negara dampaknya tidak hanya dirasakan oleh negara yang bersangkutan,
tetapi juga oleh negara lain, seperti kebakaran hutan di Indonesia, asapnya
sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Salah satu bentuk kerusakan lingkungan yang saat ini telah menjadi gejala global
adalah pencemaran. Menurut UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup oleh kegiatan umat manusia sehingga kualitasnya turun sampai
ke tingkat yang menye-babkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Berikut ini beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena
aktivitas manusia.

Beberapa contoh kerusakan lingkunganhidup karena aktivitas manusia:


1) Kebakaran hutan,
2) Pencemaran air, udara, tanah, dan suar
3) Kerusakan hutan

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 337


Geografi SMA

c. Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup


Mengingat kondisi lingkungan kita yang sudah tercemar parah, maka sudah
sewajarnya kalau kita semua ikut bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian
lingkungan hidup agar kualitas lingkungan tidak semakin menurun. Tanggung
jawab dalam menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja,
melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat.

Dalam rangka menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, pemerintah sudah


mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum
bagi aparat pemerintah dan masyarakat. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan
pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini :
1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2) Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/ 4/1985 tentang
Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.
3) Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
4) Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.

Beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain
berupa:
· Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta
mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang
· Mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari
lingkungan.
· Reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul
· Melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber
air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.
· Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah
lingkungan.
· Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak
Pengusahaan

· Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.

d. Hakikat Pembangunan Berkelanjutan


Tujuan pembangunan antara lain meningkatkan kesejahteraan sekaligus martabat
manusia. Dengan demikian, pembangunan dapat dikatakan berhasil jika memenuhi
beberapa kondisi, yang sesuai dengan indikator pembangunan. Beberapa indikator
dari pembangunan adalah :

338 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

1) Meningkatnya kejahteraan kehidupan masyarakat


2) Memiliki fungsi dan peruntukan yang tepat
3) Memiliki dampak yang minimum terhadap kerusakan lingkungan

Mengingat pembangunan selalu memakai sumber daya alam, maka tidak dapat
dipungkiri bahwa setiap pembangunan pasti menimbulkan dampak terhadap
keseimbangan lingkungan hidup. Agar kerusakan lingkungan yang disebabkan
pembangunan dapat ditekan ke tingkat yang rendah, maka kita harus mampu
meminimalisasi dampak-dampak negatif tersebut. Salah satu upaya tersebut dengan
melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) adalah pembangunan yang dalam perencanaan,
pelaksanaan, danpascapelaksanaan memperhatikan analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (AMDAL). Hal ini dimaksudkan agar generasi mendatang dapat
pula menikmati kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai-mana yang kita
nikmati sekarang, sehingga kita tidak mewariskan kerusakan dan pencemaran
kepada generasi penerus kita.

Dasar hukum pelaksanaan AMDAL di Indonesia diatur dalam Pasal 16 Undang-


Undang Lingkungan Hidup tahun 1982 yang berbunyi: ―Setiap rencana yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan
peraturan pemerintah.”

Isi pasal tersebut menekankan pentingnya sikap yang harus diambil dalam
pelaksanaan pembangunan, berupa :
1) Setiap kegiatan pembangunan pada dasarnya berpotensi menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup yang perlu diperkirakan pada perencanaan
awal, sehingga sejak dini dapat diambil langkah pencegahan, penanggulangan
dampak negatif, serta mengembangkan dampak positif dari kegiatan tersebut.
2) Analisis mengenai dampak lingkungan diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan hidup.
3) Pembangunan perlu dilakukan secara bijaksana agar mutu kehidupan dapat dijaga
secara berkesinambungan sehingga keserasian hubungan antarberbagai kegiatan
perlu dijaga. Menjaga kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan
merupakan usaha untuk mencapai pembangunan jangka panjang yang mencakup
jangka waktu antargenerasi yaitu pembangunan yang terlanjutkan (sustainable
development).

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 339


Geografi SMA

4) Pembangunan yang dilaksanakan bukan untuk generasi kita saja, melainkan juga
untuk anak cucu kita. Agar pembangunan dapat berkelanjutan, pembangunan
haruslah berwawasan lingkungan dengan menggunakan sumber daya secara
bijaksana. Slogan yang mengatakan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan
ini bukan warisan nenek moyang, tetapi merupakan pinjaman anak cucu, mesti
membuat berbagai pihak pelaku pembangunan menyadari bahwa sumber daya
alam dan lingkungan memiliki keterbatasan dalam mendukung pembangunan.
Oleh sebab itu sikap yang paling baik adalah merencanakan pembangunan
dengan secermat mungkin agar pemakaian sumber daya tidak dihabiskan untuk
saat ini saja, tetapi masih bisa dipergunakan untuk generasi yang akan datang.

e. Ciri-Ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan


Pembangunan di Indonesi sudah berjalan sejak kemerdekaan, meskipun berbeda
dalam hal program dan sasarannya, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama
yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai sebuah ideologi, pembangunan berwawasan lingkungan sudah dicoba


pemerintah Indonesia sejak jaman Orde Baru (Orba), meskipun beberapa kalangan
menganggapnya hanya sebagi sebuah rencana idealis yang tidak pernah terwujud.
Pembangunan yang dilaksankan pada era orde baru yang dikenal dengan TRILOGI
pembangunan lebih menekankan kepada aspek; pertumbuhan, pemerataan, dan
kestabilan. Pada prakteknya, model yang cukup ideal ini banyak dikritik karena
ternyata hasil pembangunan hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang, sementara
itu sebagian besar warga masyarakat Indonesia masih tetap berada dibawah
kemiskinan. Sementara itu, pembangunan ternyata banyak menyedot sumber daya
alam dengan modal pinjaman dari Negara maju yang harus dibayar dalam jangka
panjang. Kondisi membuat perekonomian Indonesia seolah-olah tumbuh dengan
sangat tinggi, padahal dalam kenyataannya, Indonesia tumbuh dengan pinjaman
modal, teknologi asing yang harus dibayar mahal.

Pembangunan yang berwawasan lingkungan, yaitu suatu bentuk pembangunan


yang tetap memerhatikan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya
alam. Pembangunan berwawasan lingkungan akan menghasilkan pembangunan
yang berkelanjutan dan seimbang. Pembangunan yang berwawasan lingkungan
harus memerhatikan dan melaksanakan konsep serta analisis SWOT (strenght,
weakness, opportunity, and threats atau kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman) sehingga mampu mengoptimalkan potensi dan peluang yang ada serta
dapat meminimalisasi kelemahan dan ancaman serta dampak yang mungkin
ditimbulkan. Untuk dapat mendukung pelaksanaan analisis SWOT, maka partisipasi

340 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

segenap lapisan masyarakat sangat diperlukan sehingga hasil-hasil pembangunan


dapat dipertanggungjawabkan dan dirasakan bersama. Berdasarkan uraian tersebut,
secara ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan, antara lain:
1) Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan yang mungkin
timbul di belakang hari;
2) Memerhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung
kesinambungan pembangunan;
3) Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan; serta
4) Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnyamasyarakat yang berada di
sekitar lokasi pembangunan.

f. Penerapan Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) didefinisikan sebagai
pembangunan atau perkembangan yang meme nuhi kebutuhan masa sekarang
tanpa membahayakan kemam puan generasi mendatang untuk memenuhi kebu
tuhannya.

Tujuannya diarahkan untuk mengelola sumber daya alam sebijaksana mungkin.


Konsep pembangunan berkelanjutan muncul mana kala terjadi berbagai kegagalan
dalam pembangunan. Proses yang berlangsung bersifat monoton dari atas ke bawah.
Dalam pelaksanaannya, konsep pembangunan berkelanjutan diperkuat lagi oleh para
pemimpin bangsa melalui berbagai kesepakatan antara lain Deklarasi Rio pada KTT
Bumi tahun 1992, Deklarasi Milenium PBB tahun 2000, dan Deklarasi Johanessburg
pada KTT Bumi tahun 2002. PBB telah merencanakan tujuan pembangunan abad
milenium (Milennium Goals) yang harus dicapai oleh 191 negara anggotanya pada
2015 melalui berbagai target yang harus dicapai, yaitu sebagai berikut :
1) Meniadakan kemiskinan dan kelaparan ekstrem.
2) Mencapai pendidikan dasar secara universal.
3) Meningkatkan kesetaraan gender dan memberdayakan wanita.
4) Mengurangi kematian bayi.
5) Memperbaiki kesehatan ibu.
6) Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakitpenyakit lainnya.
7) Menjamin kelestarian lingkungan hidup.
8) Membentuk sebuah kerja sama global untuk pembangunan

g. Faktor Pendukung Pembangunan Berkelanjutan


Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan
adalah sebagai berikut:

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 341


Geografi SMA

1) Terjaganya proses ekologi. Kerusakan pada system ekologi sudah barang tentu
akan membahayakan kehidupan manusia.
2) Ketersediaan sumber daya. Pada hakikatnya, proses pembangunan merupakan
usaha yang disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sebuah sumber daya.
Peningkatan fungsi dan nilai tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
sumber daya, menaikkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan mencari sumber
daya alternatif.
3) Dukungan lingkungan sumber daya. Pembangunan dilakukan oleh dan untuk
manusia pada suatu lingkungan sosial budaya tertentu.
Untuk mendukung berjalannya faktor pengaruh tersebut, diusahakan
setiap pembangunan yang di laksanakan agar tidak merusak lingkungan.

GLOSSARIUM
Reboisasi = Penanaman hutan kembali/penghijauan

Tebang Pilih = Sistem untuk memanfaatkan hasil hutan dengan menebang pohon yang usianya tua

AMDAL = Analisa mengenai dampak suatu lingkungan sebelum pembangunan dilaksanakan

Pembangunan Berkelanjutan = Pembangunan yang memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang

SWOT = singkatan dari Strenghths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman). Ini adalah teknik untuk menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi secara sistematis posisi
organisasi; caranya berhubungan dengan lingkungan eksternal dan masalah serta peluang yang dihadapi. Tujuan
analisis SWOT adalah untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis

3. Latihan
Jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
Evaluasi
Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar !

1. Suatu sistem yang amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua
benda, keadaan, makhluk hidup, dan komponen-komponenabiotik lainnya, tanpa
adanya dominasi campur tangan manusia disebut….
a. Lingkungan hidup alamiah
b. Lingkungan hidup binaan
c. Lingkungan hidup buatan
d. Lingkungan hidup normal

2. Komponen-komponen ekologi abiotik meliputi kecuali…


a. Air
b. Tanah
c. hewan
d. Udara

342 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

3. Segala sesuatu yang terdapat di sekitar kita yang berwujud makhluk hidup (organisme)
disebut…
a. Unsur biotik
b. Unsur abiotik
c. Unsur biologi
d. Unsur abiologi

4. Konsumen primer (herbivore) adalah….


a. Memakan langsung tanaman atau jenis produsen
b. Memakan konsumen primer
c. Hanya memakan binatang pemakan binatang
d. Memakan tanaman dan binatang

5. Lingkungan hidup juga dimanfaatkan sebagai kecuali….


a. Media penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan)
b. Sumber energi
c. Sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan
hidup manusia
d. Wahana belajar

6. Berikut ini beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena aktivitas manusia
kecuali…
a. Terjadinya perubahan iklim mikro
b. Terjadinya pencemaran lingkungan
c. Adanya reboisasi
d. Kerusakan hutan

7. Hidup dapat dilakukan dengan usaha-usaha pelestarian lingkungan cara-cara


berikut…
a. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan
b. Membiarkan limbah tanpa diolah terlebih dahulu
c. Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industry semabarangan
d. Menebang pohon secara terus menerus

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


343
Geografi SMA

8. Bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut kecuali….
a. Menghemat penggunaan kertas dan pensil
b. Menggunakan bahan stereofom
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang

9. Yang bukan merupakan ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan, antara lain…


a. Memerhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung
kesinambungan pembangunan;
b. Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnyamasyarakat yang berada di
sekitar lokasi pembangunan.
c. Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
d. Memaksimalkan dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan

10. Faktor lingkungan yang tidak diperlukan untuk mendukung pembangunan


berkelanjutan adalah sebagai berikut….
a. Terjaganya proses ekologi
b. Ketersediaan sumber daya. Pada hakikatnya, proses pembangunan merupakan
usaha yang disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sebuah sumber daya
c. Dukungan lingkungan sumber daya
d. Adanya bencana alam

344 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

I. Prinsip Dasar Pemetaan dan Penerapannya pada Kawasan Industri dan


Pertanian

1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
 Guru mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan
 Guru mampu mempraktekan ketrampilan dasar peta dan pemetaan
 Guru mampu menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan
peta
c. Indikator
 Mendeskripsikan prinsip dasar pemetaan
 Menpaktekan pembuatan peta
 Menjelaskan klasifikasi industri
 Menentukan lokasi industri
 Mengidentifikasi faktor penyebab aglomerasi
 Menjelaskan penyebaran lokasi pertanian

2. Uraian Materi :
Prinsip dasar pemetaan dan Penerapannya pada Kawasan Industri dan Pertanian
a. Prinsip Dasar Pemetaan
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui suatu sistem proyeksi. Peta mulai ada dan digunakan manusia, sejak manusia
melakukan penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat
sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat. Ilmu yang
membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta
disebut kartografer.
Mental map merupakan kemampuan seseorang untuk menggambarkan dan
menjelaskan suatu wilayah. Setiap orang memiliki gambaran yang beragam terhadap
suatu wilayah yeng pernah di jumpai, semakin lengkap seseorang menjelaskannya
maka semakin baiklah mental map terhadap wilayah tersebut.Jika dilihat dari
jenisnya peta yang digunakan sangat beragam. Secara umum peta dapat digolongkan
berdasarkan isi dan skalanya. peta berdasarkan isinya.

1) Peta berdasarkan isinya


Berdasarkan isinya peta dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: peta umum dan
khusus.
a) Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 345


Geografi SMA

Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik
kenampakan fisik (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis
misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya
misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya. Peta umum ada
2 jenis yaitu: peta topografi dan peta chorografi. Peta topografi yaitu peta yang
menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta
topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis yang menghubungkan
tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama.

Kelebihan peta topografi:


· Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.
· Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.

Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah
tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur
menunjukkan daerah tersebut semakin landai.

Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian


permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 :
1.000.000 atau lebih.
Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara,
benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan
yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau,
jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain.
Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat dalam berbagai tata
warna. Berikut ini adalah contoh peta chorografi.

b) Peta Khusus atau Tematik


Peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau
dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan. Dengan kata
lain, yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu. Peta khusus adalah peta yang
menggambarkan kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik
kondisi fisik maupun sosial budaya. Contoh peta khusus/tertentu: peta kepadatan
penduduk, peta curah hujan, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran
hasil tambang.

346 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

2) Berdasarkan Skala
Peta berdasarkan skalanya dapat digolongkan menjadi :
· Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1
: 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam
sertifikat tanah.
· Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,
misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.
· Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai
1: 500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang
agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi Jawa Barat.
· Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 :
1.000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah
yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.

b. Unsur-Unsur Peta
Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta
dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.Syarat-
syarat peta
1) Peta harus rapi dan bersih
2) Peta tidak boleh membingungkan
3) Peta harus mudah dipahami
4) Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya

Peta memiliki beberapa unsur-unsur, yaitu : judul peta, legenda, tanda arah/orentasi,
skala, insert, sumber dan tahun pembuatan, simbol dan warna, proyeksi.
1) Judul Peta
Dari judul peta, dapat diketahui data yang digambarkan dalam peta. Judul harus
singkat jelas dan tidak membingungkan. Misalnya Peta Curah hujan di DKI Jakarta
tahun 2004-2006. Menggambarkan dengan jelas data curah hujan, lokasinya dan
kurun waktunya.
2) Legenda / keterangan
Peta merupakan penggambaran dari wujud sesungguhnya tiga dimensi dirubah
kedalam bidang datar/dua dimensi, maka diperlukan simbol-simbol. Untuk
menjelaskan arti dari simbol-simbol maka diperlukan legenda. Jadi legenda adalah
keterangan-keterangan simbol yang digunakan dalam peta. Simbol-simbol ini
sudah menjadi kesepakatan bersama para ahli (konvensi). Sehingga penggunaan
simbol harus disesuaikan dengan yang berlaku secara umum.Legenda biasanya
diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 347


Geografi SMA

pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara
keseluruhan.
3) Tanda arah / Orientasi
Pengenalan tanda diperlukan untuk menentukan kedudukan suatu tempat, dengan
demikian tidak terjadi kesalahan menentukan arah/orentasi. Pada peta yang tidak
ada petunjuk arahnya, maka secara umum, bagian atas peta menunjukan arah
utara. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke
arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak
mengganggu kenampakan peta.

Gambar 47. Tanda Arah /Orientasi


4) Skala
Skala Peta merupakan komponen peta yang sangat penting karena dengan
skala peta kita dapat mengetahui jarak antara dua tempat. Skala Peta adalah
perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya dilapangan/
dipermukaan bumi. Misal pada peta tertulis skala 1 : 100.000 ini berarti tiap
jarak 1 bagian di peta sama dengan jarak 100.000 bagian di muka bumi.
Jadi kalau di peta itu 1 bagian = 1 cm maka di muka bumi = 1 Km.

Setiap peta hendaknya mencantumkan skalanya agar pembaca dapat menghitung


dan memperkirakan perbesaran pada keadaan yang sebenarnya. Skala Peta
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a) Skala Angka/Skala Pecahan
Skala ini sering disebut skala numeric yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk
perbandingan angka. Misal peta berskala 1 : 2.000.000 berarti tiap satuan
panjang pada peta menggambarkan jarak yang sesungguhnya di lapangan/ di
muka bumi sebenarnya 2.000.000 kali satu satuan panjang di peta. Bila satuan
panjang menggunakan cm berarti tiap jarak 1 cm pada peta menggambarkan
jarak 2.000.000 di lapangan. Untuk menentukan skala peta ini dipakai rumus

348 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

b) Skala Verbal yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat atau kata-kata
Skala ini disebut juga skala inci dibanding mil yang dalam bahasa Inggris disebut
―Inch Mile Scale‖. Misal : skala dalam suatu peta dinyatakan dalam 1 inch to 4
miles, ini berarti jarak 1 inci di peta menggambarkan jarak 4 mil di lapangan atau
jarak sebenarnya.
c) Skala Garis /Skala Grafik/ Skala Batang
Untuk skala ini dinyatakan dalam bentuk garis lurus yang terbagi dalam beberapa
bagian yang sama panjangnya. Pada garis tersebut harus dicantumkan ukuran
jarak yang sesungguhnya di lapangan, misalnya dalam meter, kilometer.

Dengan penyajian grafik tersebut maka dapat dibaca bahwa jarak antara dua
angka di peta = 1 km di lapangan, jadi kalau antara jarak masing-masing = 1cm
maka artinya 1 cm pada peta = 1 km di lapangan.
5) Insert
Peta merupakan gambaran permukaan bumi baik seluruh atau sebagian saja. Pada
peta dengan skala besar tentunya akan kesulitan untuk mentukan posisi peta yang
ditampilkan. Insert membantu menunjukan lokasi pada peta dengan gambaran
peta yang sudah banyak diketahui oleh umum. Insert merupakan gamabaran
posisi peta yang lebih besar untuk memudahkan si pembanca peta. Insert biasanya
diletakan di salah satu pojok peta baik atas maupun bawah. Penempatan tentunya
tidak mengganggu informasi yang disampaikan pada peta.
6) Sumber dan Tahun pembuatan peta
Sumber yang dimaksud adalah sumber data diperoleh. Sumber menunjukan
keabsahan dari data yang ada dalam peta yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat
mempercayai data/informasi tersebut . Hal ini akan menentukan sejauh mana si
pembaca peta dapat mempercayai data/informasi tersebut Sumber data bisa
berasal dari lembaga/intansi pemerintah. Misal data kependudukan sumbernya
BPS, curah hujan sumbernya BMG.

Tahun pembuatan dimaksudkan untuk menunjukan kapan data tersebut dibuat.


Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk
digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu
lama. Pada fenomena-fenomena sosial selalu dinamis perubahannya, sehingga
perlu diketahui tahun pembuatannya. Misalnya jumlah penduduk akan selalu
berubah dari tahun ketahun. Sedangkan untuk fenomena alamiah lebih statis atau
perubahannya lebih lama, misalnya kenampakan danau, sungai gunung lebih lama

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 349


Geografi SMA

perubahan waktunya.
7) Simbol dan Warna
Simbol dan warna pada peta memiliki makna tertentu. Penggunaannya sudah
lazim digunakan secara umum/konvensional. Simbol peta berdasarkan bentuknya
dapat dibedakan menjadi : simbol titik, garis, area/wilayah. Berdasarkan sifatnya
simbol dibedakan menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Warna pada peta
dapat dibedakan menjadi dua yaitu kulaitatif dan kuantitatif

Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti
simbol kota, pertambangan, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari
permukaan laut dan sebagainya.

Gambar 48. Simbol Titik

Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya sungai, batas
wilayah, jalan, dan sebagainya. Contoh: simbol garis

Gambar 49. Simbol Garis

Simbol luasan (Area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area misalnya


rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya. Contoh: simbol luasan.

Simbol yang bersifat kualitatif digunakan untuk membedakan persebaran benda


yang di gambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah penyebaran hutan,

350 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

jenis tanah, penduduk dan lainnya.

Gambar 50. Simbol Luasan


Simbol luasan yang bersifat kualitatif. Simbol ini hanya membedakan daerah A, B
dan C saja.
Simbol kuantitatif digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah.

Simbol luasan yang bersifat kuantitatif, untuk membedakan tingkat kepadatan


yang makin tinggi dari C, B dan A.
Pada peta menggambarkan tingkat kepadatan penduduk. Makin rapat jarak antara
titik menunjukkan daerah tersebut tingkat kepadatan penduduknya makin tinggi.
Dapat disimpulkan daerah A memiliki kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan
dengan B dan C. Biasanya setiap titik mewakili jumlah tertentu.
Peta yang berwarna akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan
juga kelihatan lebih jelas. Penggunaan warna biasnya sudah menjadi kebiasaan
umum, misalnya :

Untuk laut, danau digunakan warna biru.


Untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
Untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
Daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 - 3000 meter) digunakan warna
coklat tua.

Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan
laut digunakan warna hijau.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


351
Geografi SMA

Dilihat dari sifatnya, warna pada peta dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu: warna bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Warna yang bersifat
kualitatif hanya membedakan unsurnya saja, sedangkan yang bersifat kuantitatif
terutama dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah atau nilai gradasinya, meskipun
juga untuk membedakan unsurnya.

Gambar 51. Tanda-Tanda yang ada di Peta

Peta dibuat berdasarkan tujuannya yaitu :


a) Peta Pendidikan ( Educational Map). Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.
b) Peta Ilmu Pengetahuan. Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.
c) Peta Informasi Umum (General Information Map). Contohnya: peta pusat
perbelanjaan
d) Peta Turis (Tourism Map).Contohnya: peta museum, peta rute bus.

352 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

e) Peta Navigasi. Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.


f) Peta Aplikasi (Technical Application Map).Contohnya: peta penggunaan tanah,
peta curah hujan.
g) Peta Perencanaan ( Planning Map).Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan,
peta pertambangan.

Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan peta manusia dapat mengetahui
atau menentukan lokasi yang dicari, walaupun belum pernah mengunjungi tempat
tersebut. Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
· Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi
· Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan
bumi. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua,
negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
· Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi
daerah yang akan diteliti.
· Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah
· Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
· Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan
· Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena
(gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.

Proyeksi peta adalah cara memindahkan garis lintang dan garis bujur dari bola
bumi/globe ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar
ini akan menjadi peta. Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan
akurat. Agar tidak terjadi distorsi/kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan.
Beberapa wilayah cocok untuk satu proyeksi tetapi pada bagian bumi yang lain
tidak cocok/mengalami distorsi yang besar dalam penggambarannya di muka bumi.
Proses pemindahan harus memperhatikan beberapa persyaratan yaitu conform,
equivalent, equidistance.Conform maksudnya bentuk-bentuk di permukaan
bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap), persis seperti pada gambar peta
di globe bumi Equivalent maksudnya luas permukaan yang diubah harus tetap.
Equidistance maksudnya jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan
bumi yang diubah harus tetap.

Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas
sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi
satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin,
yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk
sebagian kecil dari muka bumi.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 353


Geografi SMA

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat
menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta
yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi
harus menggabungkan antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi
tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi
mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian
mukabumi yang digambarkan.
8) Klasifikasi proyeksi peta
a) Berdasarkan kedudukan sumbu simetris
· Proyeksi normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.
· Proyeksi miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap
sumbu bumi.
· Proyeksi transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu
bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga proyeksi
ekuatorial.

b) Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan


(1) Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang
datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan
berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan
menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi. Proyeksi Azimuthal
dibedakan 3 macam, yaitu:
· Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
· Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan
ekuator.
· Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah
satu tempat antara kutub dan ekuator.
(2) Proyeksi Kerucut (Conical Projection).
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis bujur dan lintang dari
suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk
memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi kerucut
diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung
atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan
oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah
daerah di lintang 45°.
(3) Proyeksi silinder atau tabung
Proyeksi silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang
proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi.

354 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua
garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis
lurus vertikal.
(4) Proyeksi gubahan (proyeksi arbitrary)
Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang dijumpai
sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.
· Proyeksi Bonne (equal area) proyeksi dengan sifat sama luasnya. Sudut dan
jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari
meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Proyeksi ini baik untuk
menggambarkan Benua Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
· Proyeksi Sinusoidal
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah
dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula
jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana
saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa.
Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
· Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh
muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola
bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.

c. Kawasan Industri dan pertanian


1) Klasifikasi Industri
Indonesia memiliki berbagai sumberdaya alam. Sumberdaya alam tersebut
tersebar di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia. Sumberdaya alam tersebut
diolah dan dirubah menjadi produk yang akan disebut industri.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai


berikut.
a) Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada
apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku
yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
· Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari
alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri
hasil kehutanan.
· Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil
industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri
kain.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 355


Geografi SMA

· Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya


adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:
perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
b) Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan
menjadi:
· Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang
dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas,
tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola
industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.
Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan
industri makanan ringan.
· Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai
19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga
kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.
Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
· Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20
sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup
besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan
memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri
bordir, dan industri keramik.
· Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.
Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif
dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan
khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan
(fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi
baja, dan industri pesawat terbang.
c) Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
· Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan
tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri
anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
· Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.
Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri
tekstil.

356 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

· Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda
yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau
membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri
perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
d) Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
· Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng,
Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.
· Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja,
industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
· Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat
mempermudahdan meringankanbebanmasyarakattetapimenguntungkan.
Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata,
industri transportasi, industri seni dan hiburan.
e) Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan
industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan
menjadi:
· Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri
yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
· Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu
industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama
daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
· Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu
industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri
semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk
di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri
BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
· Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat
tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan
industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan
laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
· Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry),
yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 357


Geografi SMA

ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan
pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri
elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
f) Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
· Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri
alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
· Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

g) Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan


Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
· Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat
produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri
percetakan.
· Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk
dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri
minuman.
h) Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan
Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
· Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang
memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional
(dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri
makanan dan minuman.
· Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya
berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri
perminyakan, dan industri pertambangan.
· Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya
berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri
otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.
i) Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola
Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:
· Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat,

358 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.


· Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara
yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk,
industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri
transportasi.
j) Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti:
modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan
cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
· Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil,
teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari
kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya
masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri
makanan ringan.
· Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative
besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200
orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas
(berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri
mainan anak-anak.
· Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar,
teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah
banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional.
Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri
transportasi, dan industri persenjataan.
k) Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian
industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/
I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:
· Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang
besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun
industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
- Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan
kimia tekstil.
- Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat,
dan industri kaca.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 359


Geografi SMA

- Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.


- Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan
industri ban.
· Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam
menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang
termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
- Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor,
mesin hueler, dan mesin pompa.
- Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu,
buldozer, excavator, dan motor grader.
- Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji,
dan mesin pres.
- Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
- Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
- Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
- Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku
cadang kendaraan bermotor.
- Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
- Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri
alumunium, dan industri tembaga.
- Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
- Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan
pabrik, the blower, dan kontruksi.
· Aneka Industri (AI)
Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan
bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang
termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
- Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
- Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin
jahit, televisi, dan radio.
- Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik,
obatobatan, dan pipa.
- Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam
dan makanan kemasan.
- Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis,
dan marmer.

360 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

· Industri Kecil (IK)


Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit,
dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga,
misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan
dari tanah (gerabah).
· Industri pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari
kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya:
pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan,
arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam
(misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan
kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat
perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

2) Menentukan Lokasi Industri


Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber berawal dari tulisannya yang
berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Prinsip teori Weber
adalah :
― bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko
biaya atau ongkosnya paling murah atau minimal (least cost location) ―.

Asumsi Weber yang bersifat prakondisi antara lain :


· Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya. Keadaan
penduduk yang dimaksud adalah menyangkut jumlah dan kualitasnya.
· Ketersediaan sunberdaya bahan mentah. Invetarisasi sumberdaya bahan
mentah sangat diperlukan dalam industri.
· Upah tenaga kerja. Upah atau gaji bersifat mutlak harus ada dalam industri
yakni untuk membayar para tenaga kerja.
· Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik sangat ditentukan oleh
bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah.
· Persaingan antarkegiatan industri.
· Manusia itu berpikir rasional.

Weber menyusun model yang dikenal dengan sebutan segitiga lokasional


(locational triangle). Menurut Weber, untuk menentukan lokasi industri ada tiga
faktor penentu yaitu : Material, Konsumsi, Tenaga Kerja.
Ketiga faktor di atas oleh Weber diukur dengan ekuivalensi ongkos transport.
Weber juga masih mengajukan beberapa asumsi lagi yaitu : Hanya tersedia satu

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


361
Geografi SMA

jenis alat transportasi.


Untuk membangun suatu industri apalagi membangun industri modern perlu
adanya faktor-faktor yang mendukung terjadinya industri tersebut. Faktor-
faktor yang utama untuk membangun suatu industri adalah sebagai berikut :
Sumber tenaga, Bahan-bahan mentah (SDA= Sumber Daya Alam), Buruh (Sumber
Daya Manusia), Transportasi, Iklim pendukung, Modal, Pemasaran dan Lokasi
a) Sumber Tenaga
Sumber tenaga yang besar adalah batubara, minyak bumi dan air, suplai
batubara di dunia lebih dari separuh tenaga mekanis, minyak bumi semakin
bertambah penting, tenaga air sebagai ranking ketiga, dan merupakan sumber
tenaga terpenting pada daerah yang kekurangan batubara. Daerah yang
seperti itu adalah Selandia Baru, Bagian Timur Kanada, Swiss, Swedia dan Brasil.
Negara-negara yang menambang batubara, minyak dan menggunakan tenaga
air dengan skala lebih besar adalah bangsa-bangsa yang telah memiliki industri
besar pula.
Tiap-tiap wilayah yang membangun industri besar selalu menggunakan tenaga
mekanik.
Jadi sumber tenaga yang penting untuk membangun industri, terutama industri
dengan skala besar adalah batubara, minyak bumi dan sumber tenaga air.
b) Bahan-Bahan Mentah
Jenis bahan mentah yang dibutuhkan untuk membangun sebuah industri
adalah bijih besi, minetral-mineral lainnya, hasil hutan, fiber, hasil-hasil tambang
lainnya. Semua bahan-bahan mentah itu adalah merupakan faktor yang
mendukung terbentuknya industri. Didaerah-daerah yang kaya bahan mentah
itu maka besar kemungkinan di daerah tersebut dibangun kegiatan industri .
Daerah-daerah yang kegiatan industrinya maju maka daerah tersebut akan
mempunyai kesempatan untuk menjadi negara yang mengekploitasi hasil
industri nya. Misalnya wilayah-wilayah industri modern memungkinkan menjadi
wilayah pengeksport hasil industri. Kalau industrinya maju maka banyaklah
negara itu menyerap tenaga kerja.
c) Buruh
Yang dimaksud dengan buruh adalah tenaga kerja yang bekerja pada suatu
industri baik itu industri kecil maupun industri besar. Buruh tersebut akan
bekerja pada jenis tugas masing-masing. Tenaga manusia tidak tidaklah selalu
dapat diganti dengan mesin buruh tersebut. Hendaknya dimanapun dia bekerja
harus bersemangat mempunyai kecerdasan dan perkerja-pekerja itu harus
sehat, serta juga di lindungi undang-undang perburuhan kalau suatu wilayah

362 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

jarang penduduknya maka daerah tersebut tidak akan mempunyai industri yang
besar. Misalnya wilayah Eropa Tengah dan Barat dan wilayah Amerika Utara
Tengah Bagian Timur mempunyai penduduk yang padat untuk permil/persegi,
sehinggga tanah untuk dimiliki penduduk amatlah sempit. Di daerah-daerah ini
penduduk menjadi buruh pada pabrik-pabrik besar.
Di wilayah Asia Tenggara yang padat penduduknya membangun industri modern
pada saat-saat ini, karena tak memiliki modal yang besar, sulit mendapatkan
batubara, bijih besi, juga fasilitas transportasi tidak memadai dan daya beli
penduduk yang sangat rendah.
d) Transportasi
Transportasi dibutuhkan untuk membawa bahan bahan baku industri, produk
industri dan tenaga kerja yang akan bekerja disuatu pabrik untuk memasarkan
hasil produksi suatu industri transportasi tidak kalah penting funngsinya. Jenis
trasnportasi yang dibutuhkan misalnya : pelayaran, kerera api, jalan , jalan raya.
Hendaknya transportasi memerlukan perhatian yang tidak kalah pentingnya
untuk membangun suatu industri.
e) Ikim Mendukung
Banyak iklim yang mendukung yang harus diperhatikan kalau akan
mengembangkan suatu industri. Iklim pendukung yang biasa ada misalnya :
Iklim, curah hujan, temperatur, angin, sinar matahari, kelembaban udara yang
berubah dari hari kehari.
Situasi lingkungan pabrik yang aman tentram, nyaman, akan mendukung
suasana bekerja buruh yang mengerjakan pekerjaan di pabrik tempat mereka
bekerja.
Pekerja akan dapat bekerja keras kalau suasana lingkungan tempat bekerja
mendukung situasi tempat bekerja.
Pada waktu musim di negara yang panjang, pekerja akan dapat menyiapkan
makanan, dan sebelumnya akan menghemat pemakaian makanan sehingga
dapat menyimpan makanan apabila musim dingin tiba.
Tidak kalah penting pekerja akan dapat menghemat dalam pemakain keuangan
untuk masa mendatang.
f) Modal
Untuk dapat membedakan antara industri sederhana dengan industri modern
salah satunya adalah melihat modalnya atau uang yang diperlukan untuk
industri tersebut. Pabrik-pabrik yang kecil hanya dibangun dengan dana dari
masyrakat yang menabung. Tetapi pada pabrik-pabrik yang besar membuang

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 363


Geografi SMA

dengan dana besar tidak dari menabung. Wilayah dunia seperti Amerika Serikat
dan Eropa Barat berkembang cepat.
g) Lokasi
Penempatan lokasi didalam menentukan suatu industri berpengaruh besar
terhadap laju pertumbuhan suatu pabrik. Setiap industri atau pabrik dapat
ditentukan secara ekonomi. Bahan pabrik tersebut akan memberikan
keuntungan maksimal, keuntungan tertinggi akan di peroleh apabila biaya
terndah, sedangkan pendapatan yang tertinggi. Tetapi jarang ditentukan dua
hal, sekaligus dalam waktu yang sama.
Lokasi yang dipilih hendaknya tersedia transportasi yang baik, tersedia juga
bahan mentah, cukup tenaga kerja, dan dapat dipasarkan dari tempat industri
tersebut.
h) Pemasaran
Pemasaran terhadap hasil/produk industri penting karena hasil dari pabrik
tidak menumpuk digudang tanpa dipasarkan. Hasil produksi akan sampai
kepada konsumen jika dipasarkan kemana dipasarkan adalah ketempat kemana
hasil produksi dibutuhkan oleh konsumen. Ada produk industri yang mudah
dipasarkan seperti roti, minuman (contoh: air minum isi ulang), mebel, pakaian
(karena mode dapat berubah, oleh karena itu pemasaran menjadi salah satu
syarat untuk dapat membentuk industri.

3) Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri


Aglomerasi industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu
dengan tujuan agar pengelolaannya dapat optimal. Aglomerasi merupakan
pengelompokkan beberapa industri dalam suatu daerah atau wilayah sehingga
membentuk daerah khusus industri. Aglomerasi juga bisa dibagi menjadi dua
macam, yaitu aglomerasi primer di mana industri yang baru muncul tidak ada
hubungannya dengan industri lama, dan aglomerasi sekunder jika industri yang
baru beroperasi adalah industri yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan
pada industri yang lama. Gejala Aglomerasi Industri disebabkan oleh:
· Persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
· Pelaksanaan segala bentuk efisien dalam penyelenggaraan industri
· Peningkatan produktivitas hasil industri dan mutu produksi
· Pemberian kemudahan bagi kegiatan industri
· Kemudahankcontrol dalam hubungan tenaga kerja
· Persiapan menyongsong perdagangan bebas di kawasan ASIA pasifik yang
dimulai tahun 2020
· Pemerataan lokasi industri sesuai gengan jumlah secara tepat dan berdaya

364 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

guna serta menyediakan industri yang berwawasan lingkungan

a) Kawasan Industri dan Kawasan Berikat


Untuk mewujudkan usaha-usaha pembangunan dan pengembangan
industri Indonesia maka setiap pemerintah propinsi dibentuklah kawasan –
kawasan industri dan kawasan berikat.
(1) Kawasan Industri (industrial Estate)
Kawasan industri atau sering pula disebut industrial estate adalah suatu
kawasan atau tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana seperti lahan dan lokasi yang
strategis serta fasilitas penunjang lainnya, seperti listrik, air, telepon, jalan,
tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh perusahaan
pengelola kawasan industri. Kawasan Industri merupakan daerah yang
khusus disediakan pemerintah pusat maupun daerah untuk kegiatan
industri. Kawasan ini umumnya merupakan suatu bagian dalam tata
rencana kota atau daerah yang tersedia sarana lengkap untuk kegiatan
industri. Semula, perusahaan pengelola kawasan industri tersebut hanya
dikuasai oleh pemerintah (BUMN), tetapi sekarang perusahaan swasta
pun telah banyak diberi izin untuk membuka atau mengelola kawasan
industri tersebut.

Adapun tujuan dibentuknya suatu kawasan industri, antara lain sebagai


berikut:
- Mempercepat pertumbuhan industri
- Member kemudahan pada kegiatan industri
- Mendorong kegiatan industri supaya berlokasi dikawasan industri
- Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan

Hak dan Kewajiban pengawasan industri.


· Perusahaan kawasan industri berhak memindahkan hak atau
menyewakan bagian-bagian tanah kawasan industri kepada
perusahaan industri yang berlokasi di kawasan industri
· Perusaan industri berhak mendapat imbalan atau pendapatan dari
jasa mengelola kawasan industri
· Perusahaan kawasan industri berkewajiban membantu mengurus
pemerintahan dan penyelesaian Hak guna bangunan
· Perusahaan kawasan industri wajib mematuhi ketentuan dalam
rencana pengelolaan lingkungan serta rencana pemantauannya.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


365
Geografi SMA

b) Kawasan Berikat (Bounded zone)


Definisi kawasan berikat adalah kawasan yang terletak di dalam daerah
pabean ,tetapi memiliki peraturan dan tata cara pemasukan barang yang
berbeda dengan cara pemasukan barang ke daerah pabean biasa. Fungsi
kawasan berikat adalah sebagai tempat penyimpanan dan pengelolaan
produksi yang berasala dari luar negeri sebelum barang tersebut di pasarkan
Kawasan berikat di setiap negara memiliki kesamaan dalam hal:
· Bebas bea impor baku,bahan penunjang dan peralatan
· Keringanan atau penundaan pajak (3 sampai 10 tahun )
· Penyederhanaan perizinan dan administrasi
· Infrastruktur penunjangan berupa prasaranan dan sarana lengkap
· Subsidi tarif jasa pelayanan umum

c) Relokasi Industri
Relokasi Industri adalah perpindahan atau pemindahan lokasi industri dari
negara maju ke negara berkembang dengan alasan menekan upah buruh,
tekanan politis atau hukum di negara maju, syarat pendirian industri di
negara maju, dan lain sebagainya. Negara maju yang biasanya melakukan
relokasi industri adalah seperti Amerika Serikat , Jerman, Jepang, Prancis,
Korea, dan sebagainya. Negara yang menerima relokasi industri adalah
Cina, India, Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Meksiko, dan lain-lain.
Alasan relokasi Industri antara lain :
· Mencari upah buru yang lebih murah
· Mengurangi tingkat polusi atau pencemaran dinegara maju
· Memperbesar dan memperluas usaha industry
· Memperluas pemasaran hasil industri

Keuntungan relokasi industri bagi negara yang dituju adalah:


1) Menambah dan memperluas lapangan pekerjaan
2) Menambah pendapatan negara dari sektor pajak
3) Alih teknologi dari negara maju
4) Permodalan langsung dari negara yang memindakan industri
4) Penyebaran Lokasi Pertanian dan Macam-Macamnya
Penduduk adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal di suatu tempat
dalam kurun waktu yang cukup lama. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari manusia berupaya untuk dapat bertahan hidup dengan melakukan berbagai
aktivitas (kegiatan) yang bersifat ekonomi disesuaikan dengan kondisi geogafisnya
masing-masing.

366 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Misalnya:
· Penduduk pantai akan melakukan kegiatan ekonominya dengan segala sesuatu
yang berhubungan dengan laut/pantai, misalnya: menjadi nelayan, petambak
ikan, pengelola wisata.
· Penduduk desa, mereka akan melakukan kegiatan ekonominya dengan segala
sesuatu yang berhubungan dengan alam pedesaan, misalnya: menjadi petani,
penggarap sawah, beternak.
· Penduduk perkotaan melakukan kegiatan ekonominya dengan menjadi
karyawan, pedagang pasir, buruh, usaha jasa, dan lain-lain.
· Penduduk yang tinggal di pegunungan melakukan kegiatan ekonominya dengan
berladang, petani tegalan, perkebunan, dan lain-lain.

Mata pencaharian penduduk dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bidang pertanian
dan di luar pertanian. Berikut ini uraiannya.
a) Bidang Pertanian
Bidang pertanian meliputi pertanian rakyat, perikanan, kehutanan, dan
peternakan.
(1) Pertanian Rakyat
Pertanian adalah segala upaya manusia di dalam mengolah tanah untuk
dimanfaatkan dalam bidang bercocok tanam, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan kehutanan. Berikut ini adalah uraian mengenai pertanian
rakyat. Pertanian rakyat, artinya usaha-usaha pertanian yang pengelolaannya
dilaksanakan oleh rakyat. Biasanya, pertanian jenis ini dikhususkan hasilnya
hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Ciri-ciri pertanian rakyat adalah:


· Lahan pertanian rakyat;
· Modal kecil;
· Peralatan manual (sederhana), dan
· Sistem pengolahan secara tradisional.
Adapun yang termasuk pada kegiatan pertanian rakyat ada tiga macam,
yaitu:
(a) Sawah
Sawah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tanah basah atau
tanah yang memiliki cadangan air cukup banyak. Sistem pertanian sawah
termasuk sistem yang lebih baik daripada cara lain. Karena, selain sudah
menetap, teknik cara pengolahannya pun sudah dianggap sempurna.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 367


Geografi SMA

Pertanian sawah berdasarkan sistem pengairannya dibedakan menjadi


dua, yaitu:
· Sawah irigasi. Sawah jenis ini tidak pernah berhenti produksi sekalipun
pada musim kemarau, karena pengairannya tetap.
· Sawah tadah hujan. Sawah jenis ini hanya dapat diproduksi setiap
musim hujan tiba. Jadi, pengairannya hanya tergantung pada saat
musim hujan tiba.

Gambar 52.
Sawah irigasi (sumber : http://pahalahutapea.wordpress.com)

Gambar 53.
Sawah tadah hujan (sumber : http://blogs.unpad.ac.id/)
(b) Ladang
Berladang adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tempat-
tempat yang tidak memiliki banyak persediaan air. Berladang biasanya
dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat, dan sistem ini masih

368 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

mengandalkan air hujan sebagai sumber bagi tanaman.

Gambar 54. Ladang (Sumber : http://www.eramuslim.com)

(c) Tegalan
Tegalan adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tanah kering. Sistem
tegalan sudah lebih maju dibandingkan berladang, karena petani sudah
menetap dan jenis tanamannya pun beragam. Sekarang, upaya apa saja
yang dilakukan dalam meningkatkan produksi pertanian? Berikut ini
adalah upaya-upaya peningkatan dalam produksi pertanian.
· Ekstensifikasi pertanian
Ekstensifikasi pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan
produksi pertanian dengan menambah areal pertanian. Upaya ini
biasanya dapat dilakukan di luar Pulau Jawa karena lahan untuk di luar
Jawa masih luas.
· Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian merupakan upaya untuk melipatgandakan
produksi pertanian dengan menggunakan lahan yang sudah ada tanpa
menambah areal. Intensifikasi pertanian biasanya dilakukan dengan
menerapkan panca usaha tani, di antaranya adalah:
- Pengolahan tanah pertanian dengan baik.
- Pemilihan bibit unggul, misalnya dengan padi VUTW (Varietas Unggul
Tahan Wereng).
- Pengairan yang teratur agar dalam satu tahun tidak hanya panen satu
kali saja saat musim hujan juga pengaturan pengairan menjadi lancar,
misalnya di Bali ada suatu organisasi yang khusus bertugas untuk
mengatur masa penanaman awal sawah, disebut subak.
- Pemupukan dilakukan baik dengan organik maupun pupuk anorganik.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 369


Geografi SMA

Pupuk organik, artinya pupuk yang berasal dari pupuk kandang, pupuk
hijau, kompos dan guana (kotoran yang berasal dari burung). Pupuk
anorganik, artinya pupuk yang berasal dari buatan pabrik, misalnya:
ZA, urea, TSP, DS, NPK, dan lain-lain.
- Pemberantasan hama.
· Mekanisasi pertanian
Mekanisasi pertanian, artinya upaya peningkatan hasil pertanian
dengan penggunaan mesin-mesin modern di dalam pengolahannya.
· Diversifikasi pertanian
Diversifikasi per tanian, artinya upaya peningkatan hasil dengan
penanaman lebih dari satu macam tanaman pada satu lahan pertanian.
· Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian, artinya upaya untuk meningkatkan produksi
dengan cara mengganti tanaman yang kurang produktif dengan
tanaman yang produktif, termasuk memperbaiki cara-cara bercocok
tanam.

b) Perikanan
Perikanan adalah usaha mengambil (memanfaatkan) ikan atau membudidayakan
ikan, baik yang dilakukan di laut, sungai, waduk, kolam, tambak, sawah, dan
lain-lain.

Berdasarkan medianya, perikanan dibedakan menjadi:


(1) Perikanan darat
Perikanan darat merupakan kegiatan perikanan yang dilaksanakan di air
tawar, misalnya: di sungai, danau, waduk, kolam, dan lain-lain. Ada juga yang
dilakukan di sawah yang disebut Minapadi (yaitu perikanan saat padi baru
ditanam sampai airnya dikeringkan karena akan diberi pupuk). Perikanan
darat ini biasanya pemanfaatannya hanya sebagai usaha sampingan,
tetapi perikanan darat ini juga diusahakan secara besar-besaran dengan
menggunakan teknik ”running water” atau istilah lain perikanan air deras.
Daerah perikanan darat di Pulau Jawa yang terkenal, misalnya: di Jawa Barat
(Cisaat-Sukabumi, Danau Saguling), Jawa Tengah, Sumatra Selatan, dan
Jawa Timur. Adapun jenis ikannya, antara lain: ikan mas, bawal, mujair, nila,
lele, dan gurame. Selain jenis-jenis ikan tadi, terdapat pula budidaya ikan hias
yang hampir di setiap daerah di Pulau Jawa terdapat jenis ikan tersebut.
(2) Perikanan laut
Perikanan laut merupakan kegiatan penangkapan ikan di laut, baik secara
tradisional maupun modern. Kegiatan ini juga meliputi pembudidayaan ikan

370 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

di daerah pantai ataupun di lautan lepas sebagai sumber mata pencaharian


masyarakat. Penangkapan secara tradisional tersebar luas di seluruh wilayah
Nusantara dan dilakukan oleh penduduk, terutama yang tinggal di pesisir
pantai dengan menggunakan perahu layar bercadik. Tetapi, ada pula yang
telah menggunakan perahu motor dengan peralatan yang masih sederhana,
misalnya: pancing, jala, sero, rawai, dan pukat. Penangkapan secara modern
dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta. Perlengkapannya sudah
lebih maju dibandingkan dengan tradisional yang menggunakan kapal besar
dilengkapi dengan mesin pendingin (pengawet) serta pengolahan ikan. Jenis
ikan yang ditangkap, antara lain: cakalang, tuna, cumi, kembung, kerapu,
kakap, teri, dan lemuru. Bahkan, ada ikan hasil tangkapan nelayan yang
memiliki nilai ekspor, yaitu ikan tuna yang wilayah tangkapannya meliputi
laut selatan Pulau Jawa, sebelah Barat Sumatra, Laut Banda, dan sebelah
Utara Papua. Berikut ini adalah contoh-contoh hasil tangkapannya.
· Cakalang, wilayahnya di laut Maluku dan Flores.
· Ikan kembung, wilayahnya perairan Sumatra Utara dan bagian Selatan
Papua.

GLOSSARIUM

Mental Map =

Peta Tematik = Peta yang berisikan tema tema tertentu

Peta Kadaster = Peta yang berskala 1:100 - 1:5000

Skala = Perbandingan antara jarak dipeta dengan jarak sebenarnya

Legenda =Kumpulan simbol-simbol keterangan pada peta

Inset = Peta sisipan yang memperlihatkan peta pada daerah yang lebih luas

Titik Triangulasi = Titik puncak

Proyeksi Peta = Penggambaran peta pada bidang datar

Industri = usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang
jadi

Industri Ekstraktif = industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.

Industri Non Ekstraktif =industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar

Teori Lokasi = ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi. Selain itu, Teori Lokasi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang lokasi secara geografis
Aglomerasi Industri = Pemusatan industri pada daerah tertentu

Kawasan Berikat =Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal
dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor

Relokasi Industri = Pemindahan lokasi industri dari negara maju ke negara berkembang untuk memperluas pasar

3. Latihan
1. Berdasarkan skalanya peta dibedakan beberapa klasifikasi, jelaskan dengan
contohnya ?
2. Setiap orang memiliki mental map yang berbeda, jelaskan ?
3. Jelaskan klasifikasi Industri berdasarkan pada lokasi unit usahanya ?
4. Apa yang dimaksud dengan aglomerasi industri ? mengapa terjadi hal tersebut ?
5. Jelaskan perbedaan intensifikasi dengan ekstensifikasi pertanian ?

4. Evaluasi
1. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah,
memiliki skala peta 1 : 100 sampai 1 : 5.000......
a. Peta skala besar
b. Peta skala sedang
c. Peta skala kecil
d. Peta kadaster

2. Jarak dilapangan antara jarak antara kota A dan B 400 km sedangkan jarak pada peta
dibuatnya 5 cm, berapakah skala peta yang dibuat ?...
a. 1 : 8.500.000
b. 1 : 8.000.000
c. 1 : 2.500.000
d. 1 : 2.000.000

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 371


Geografi SMA

3. Rawa, Hutan dan padang pasir menurut bentuknya menggunakan simbol peta
berupa...
a. Simbol titik
b. Simbol polygon
c. Simbol bulat
d. Simbol luasan

4. Untuk menghindari kesalahan dalam membuat peta , harus terpenuhi fungsi conform,
yaitu...
a. Jarak dipeta harus sesuai denga jarak sebenarnya dilapangan.
b. Bentuk daerah yang dipetakan harus sesuai dengan bentuk asli
c. Daerah yang dipetakan sama luasnya dengan apa yang ada di alam
d. Bidang lengkung dibumi digambarkan sama dengan sebenarnya

5. Suatu tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan


prasarana dan sarana seperti lahan dan lokasi yang strategis serta fasilitas penunjang
lainnya, disebut...
a. Zona Industri
b. Industri kecil
c. Kawasan Industri
d. WPPI

6. Perhatikan pernyataan dibahwah ini.


i. Memicu pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar
ii. Perizinan mudah dan penyerapan tenaga kerja lebih banyak
iii. Pengolahan limbah lebih banyak
iv. Dapat kebebasan pajak
v. Erat hubungannya antar tenaga kerja.
Dari pernyataan diatas yang termasuk dari keuntungan aglomerasi industri adalah...
a. i,ii,iii dan iv
b. i,ii,iii dan v
c. i,ii dan iv
d. i,ii dan v

372 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

7. Pada peta topografi, permukaan bumi digambarkan dalam wujud garis kontur. Suatu
wilayah yang digambarkan dengan garis kontur rapat dapat menunjukkan daerah
yang...
a. Datar
b. Bergunung-gunung
c. Bergelombang
d. Landai

8. Jenis ikan yang dibudidayakan di air tawar antara lain ....


a. ikan mas, bawal, mujair, nila, lele, dan gurame.
b. ikan cakalang, tuna, cumi, kembung, kerapu
c. ikan bawal, mujair, cakalang, kerapu
d.ikan nila, ikan bawal, ikan kerapu

9. Kegiatan pertanian yang dilakukan di tempat-tempat yang tidak memiliki banyak


persediaan air, dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat disebut.....
a. Berladang
b. Huma
c. Tadah hujan
d. lebak

10.Industri berdasarkan tingkat produksinya dibedakan menjadi .....


a. industri agraris dan non agraris
b. industri primer, sekunder, tersier
c. industri kecil, sedang dan besar
d. industri ringan dan berat

5. Kunci jawaban
Latihan
1. Peta berdasarkan skalanya dapat digolongkan menjadi :
a) Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1
: 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam
sertifikat tanah.
b) Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,
misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.
c) Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1:

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 373


Geografi SMA

500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak
luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi Jawa Barat.
d) Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000
atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif
luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.
2. Mental map merupakan kemampuan seseorang untuk menggambarkan dan
menjelaskan suatu wilayah. Setiap orang memiliki gambaran yang beragam terhadap
suatu wilayah yeng pernah di jumpai, semakin lengkap seseorang menjelaskannya
maka semakin baiklah mental map terhadap wilayah tersebut.
3. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a). Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b). Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu
industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama
daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c). Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri
yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di
Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang
(dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan
Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d). Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat
tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri
tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan
industri gula berdekatan lahan tebu.
e). Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu
industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat
didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat
luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri
otomotif, dan industri transportasi.
4. Aglomerasi industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan
tujuan agar pengelolaannya dapat optimal. Aglomerasi merupakan pengelompokkan
beberapa industri dalam suatu daerah atau wilayah sehingga membentuk daerah
khusus industri.. Gejala Aglomerasi Industri disebabkan oleh:
a. Persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
b. Pelaksanaan segala bentuk efisien dalam penyelenggaraan industri
c. Peningkatan produktivitas hasil industri dan mutu produksi
d. Pemberian kemudahan bagi kegiatan industri

374 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

e. Kemudahankcontrol dalam hubungan tenaga kerja

5. Ekstensifikasi pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan produksi pertanian


dengan menambah areal pertanian. Intensifikasi pertanian merupakan upaya untuk
melipatgandakan produksi pertanian dengan menggunakan lahan yang sudah
ada tanpa menambah areal. Intensifikasi pertanian biasanya dilakukan dengan
menerapkan panca usaha tani, di antaranya adalah:
a. Pengolahan tanah pertanian dengan baik.
b. Pemilihan bibit unggul,
c. Pengairan yang teratur
d. Pemupukan
e. Pemberantasan hama.

Evaluasi
1. D
2. B
3. D
4. B
5. D
6. C
7. B
8. A
9. A
10. B

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 375


Geografi SMA

J. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan SIG

1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi
Guru memahami pemanfaatan citra penginderan jauh dan sistem informasi geografi
b. Kompetensi Dasar
 Guru mampu menjelaskan pemanfaatan citra penginderaan jauh
 Guru mampu menjelaskan pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG)
c. Indikator
 Memahami arti penginderaan jauh dan SIG
 Menjelaskan Sistem penginderaah Jauh
 Dapat mengoperasikan SIG
 Penerapan Penginderaan Jauh dan SIG

2. Uraian Materi :
a. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi
Arti Penginderaan Jauh dan SIG
1) Arti Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh memiliki istilah yang berbeda sesuai dengan bahasa di masing-
masing negara. Penginderaan jauh disebut remote sensing (inggris), Perancis
(teledetection), fernerkundung (Jerman), perciption remota (Spanyol). Pengertian
penginderaan jauhpun dari berbagai sumber sangat beragam.Beberapa pengertian
jauh diantaranya seperti dibawah ini.

Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menemutunjukkan


(mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan
daerah kajian (Avery, 1985).

Sabins (1996) dalam Kerle, et al. (2004) menjelaskan bahwa penginderaan jauh
adalah ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah
direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan
sutau objek.

Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh


dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi itu berbentuk radiasi
elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi
(Lindgren, 1985).
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu
obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat
tanpa adanya kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji

376 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

(Sutanto, 1990).
Penginderaan jauh adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi
mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak langsung
dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam
objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang
elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra.
Pengertian ‗tanpa kontak langsung‘ di sini dapat diartikan secara sempit dan luas.
Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis,
misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi
temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak
dimungkinkan dalam bentuk aktivitas ‗ground truth‘, yaitu pengumpulan sampel
lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada
wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.

Penginderaan jauh di dalam lingkup luas berarti setiap metodologi yang digunakan
untuk mempelajari karakteristik obyek dari jauh. Contoh sederhana, penglihatan,
penciuman, dan pendengaran manusia. Interpretasi fotografik dipandang sebagai
bentuk penginderaan jauh karena interpretasi tersebut digunakan untuk identifikasi
obyek dan menilai arti pentingnya tanpa bersentuhan secara fisik dengan obyek
tersebut (Sutanto, 1983).
a) Arti Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem yang memiliki fungsi
pengumpulan, pengaturan, pengelolaan, penyimpanan sampai penyajian
segala jenis data (informasi) yang berkaitan dengan geografi. Sitem informasi
ada beberapa macam yaitu sebagi sistem informasi ilmu dan teknologi, sistem
informasi manajemen dan sistem sumber daya lingkungan.
Menurut Linden (1987), SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan,
pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait
dengan muka bumi. Berry (1988) mengemukakan bahwa SIG adalah sistem
informasi, referensi internal serta otomatisasi data keruangan.

2) Sistem Penginderaah Jauh


Secara umum proses dan elemen yang terkait di dalam sistem penginderaan jauh
dengan energi elektromagnetik untuk sumberdaya alam meliputi pengumpulan data
dan analisis data. Data rujukan tentang sumberdaya yang dipelajari (seperti peta
tanah, data statistik tanaman, atau data uji medan) digunakan untuk membantu
analisis data. Hasil interpretasi disajikan dalam bentuk peta, tabel, atau laporan.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 377


Geografi SMA

Analisa data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik,
data statistik dan data lapangan. Hasil nalisa yang diperoleh berupa informasi
mengenai bentang lahan, jenis penutup lahan, kondisi lokasi dan kondisi
sumberdaya lokasi. Informasi tersebut bagi para pengguna dapat dimanfaatkan
untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan
daerah tersebut. Keseluruhan proses pmulai dari pengambilan data, analisis data
hingga penggunaan data tersebut disebut Sistem Penginderaan Jauh (Purwadhi,
2001)

Untuk dapat memahami prinsip penginderaan jauh harus mengetahui sistem


penginderaan jauh yang terdiri dari dua yaitu pertama pengumpulan data terdiri :
sumber energi, perjalanan sinar melalui atmosfer, interaksi energi dengan obyek,
sensor, hasil/data (citra atau non-citra). Kedua analisis data: pengujian data dengan
alat interpretasi dan alat pengamatan untuk citra, komputer untuk data numerik

Gambar 55. Skema Umum Penginderaan Jauh

a) Sumber energi
Matahari sebagai sumber dari segala sumber energi. Matahari dengan
temperaturnya yang tinggi merupakan sumber utama energi elektromagnetik,
baik dalam bentuk cahaya maupun dalam betuk lainnya. Dalam Hukum Stefan
Boltsman, semua benda diatas temperatur nol derajad absolut melepaskan
energi elektromagnit yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan dari atom dan

378 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

melekulnya. Energi yang dilepaskan ini semakin besar apabila temperaturnya


makin tinggi.

Di dalam penginderaan jauh terdapat sistem aktif dan sistem pasif. Sistem aktif
sumber tenaganya berupa ‘buatan‘, misalnya radar. Penginderaan jauh sistem
pasif sumber tenaganya ‘alami‘, yaitu dari matahari.

Spektrum elektromagnetik bisa dibedakan dengan tiga ukuran yakni panjang


gelombang (λ) dengan satuan mikron (µ) 1µ= 10ῖ³ mm , frekuensi gelombang
(f) dengan satauan Hertz (Hz) 1 Hz = 1 siklus/ detik, dan kecepatan gelombang.

Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagain spektrum dan tiap


bagian spektrum dibagi atas saluran (band) sebagai berikut (Sutanto: 1979: 6)
0,003 Å – 0,3 Å = sinar gamma
0,3 Å – 30 Å = sinar x
30 Å – 0,4 µ = sinar ultra violet
Bagian spektrum tampak mata
0,4 µ - 0,5 µ = biru
0,5 µ - 0,6 µ = hijau
0,6 µ - 0,7 µ = merah
Bagian spektrum infra merah
0,7 µ - 1,5 µ = inframerah dekat
1,5 µ - 15 µ = inframerah sedang/termal
15 µ - 100 µ = inframerah jauh/termal
100 µ - 1000 µ = inframerah sangat jauh
Bagian spektrum microwave
0,1 cm – 30 cm = radar
30 cm – 3 cm = UHF (Ultra High frequency)
30 m – 300 cm = radio

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 379


Geografi SMA

Gambar 56.
Gambar Gelombang elektromagnetik

Gambar 57.
Spektrum elektromagnetik

380 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

b) Atmosfer sebagai medium


Atmosfer bumi menyerap, memantulkan, menghamburkan dan melewatkan
radiasi elektromagnetik. Banyak bagian spektrum yang tidak dapat digunakan
untuk penginderaan jauh. Bagian dari spektrum yang sampai kepermukaan
bumi disebut Jendela Atmosfer (atmospheric window). Spektrum yang sampai
kepermukaan bumi dan digunakan untuk penginderaan jauh seperti: bagian
spektrum tampak mata, spektrum inframerah dekat dan ultraviolet, bagian
spektrum inframerah sedang, dan bagian spektrum microwave (1.000 mikron
atau lebih).

Pada jendela atmosfer ini masih terjadi gangguan atmosfer yakni terutama
hamburan (scattering) pada bagian spektrum tampak mata dan penyerapan
pada bagian spektrum inframerah. Gangguan atmosfer ini dapat mengurangi
radiasi energi yang dapat mencapai sensor.

Gambar 58. Susunan atmosfer permukaan bumi

c) Obyek atau target


Tiap obyek atau target dimuka bumi memantulkan spektrum elektromagnetik
yang diterima atau akan memancarkan spektrum elektromagnetik dari dalam
obyek yang berbeda. Radiasi dari tiap obyek diterima atau direkam oleh sensor
dan sesudah diproses akan terbentuk citra. Karena tiap obyek memiliki karakter
tersendiri. Obyek-obyek dapat dikenal pada citra lewat karakteristik spektrum
tersebut. Disamping itu juga obyek dapat dikenal melalui bentuk, ukuran,
asosiasi antar obyek.

Pada permukaan yang rata, hampir semua energi dipantulkan dari permukaan
pada suatu arah, sedangkan pada permukaan kasar, energi dipantulkan hampir
merata ke semua arah. Pada umumnya permukaan bumi berkisar diantara ke

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 381


Geografi SMA

dua ekstrim tersebut, tergantung pada kekasaran permukaan. Contoh yang


lebih spesifik adalah pemantulan radiasi energi matahari dari daun dan air. Sifat
klorofil adalah menyerap sebagian besar radiasi dengan panjang gelombang
merah dan biru dan memantulkan panjang gelombang hijau dan inframerah
dekat. Sedangkan air menyerap radiasi dengan panjang gelombang nampak
tinggi dan inframerah dekat lebih banyak daripada radiasi nampak dengan
panjang gelombang pendek (biru).
Pengetahuan mengenai perbedaan spectral dari berbagai bentuk di permukaan
bumi memungkinkan kita untuk menginterpretasi citra.

d) Radiasi yang dipantulkan/dipancarkan


Apabila sinar mengenai obyek dipermukaan bumi, maka banyaknya sinar
yang diterima sama dengan banyaknya sinar yang diserap dan dipantulkan.
Penginderaan jauh menggunakan sinar yang dipantulkan obyek. Jumlah
energi yang dipantulkan berbanding lurus terhadap pangkat empat dari pada
temperaturnya. Karena tiap obyek mempunyai temperatur yang berbeda,
jumlah energi yang dipancarkan dan direkam oleh alat pengindera akan berbeda
pula. Perbedan inilah yang merupakan kunci pengenalan bagi tiap obyek
penginderaan jauh.

3) Wahana
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan
ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa
ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
· Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft),
dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan
bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
· Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar
18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan
multispectral scanner data.
· Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan
bumi.
Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

382 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Gambar 59. Wahana dengan berbagai ketinggian

4) Alat pengindera (sensor)


Menurut Buttler et al (1988) sensor adalah alat yang dapat mendeteksi emisi
atau pantulan radiasi elektromagnetik dan megubah kedalaman nilai fisika yang
dapat disimpan dan diproses. Sedangkan menurut Suano (1990), menyatakan
bahwa dalam mendeteksi obyek di muka bumi, sensor memunyai kepekaan diri
terhadapbagian elektromagnetik.

Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik.


Gelombang elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi gelombang
elektromagnetik yang terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari.
Banyak sensor menggunakan energi pantulan sinar matahari sebagai sumber
gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor penginderaan jauh
yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan yang dipancarkan oleh
sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari pantulan cahaya matahari
atau energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan yang memanfaatkan energi
dari sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif .

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


383
Geografi SMA

Gambar 60. Ukuran energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor
penginderaan jauh (Karle, el al., 2004)

Sensor menerima dan merekam radiasi spektrum elektromagnetik yang datang


dari obyek. Alat pengindera atau sensor pada dasarnya dapat dibedakan atas dua
bagian, yakni kamera atau sensor fotografi dan sensor non-fotografi. Kamera
bekerja pada spektrum tampak mata, sedangkan sensor non-fotografi dapat
beroperasi pada bagain spektrum yang jauh lebih luas, yakni dari sinar X hingga
panjang gelombang radio. Kamera menghasilkan citra foto, sedang sensor non-
fotografi menghasilkan citra non-foto.

Interprestasi citra merupakan proses untuk memperoleh informasi dengan citra


sebagai sumber atau sebagai perantaranya. Interprestasi citra merupakan perbuatan
mengamati citra dengan maksud untuk identifikasi obyek dan menilai pentingnya
obyek tersebut (Estes, J.H & Simonet dalam Sutanto, 1979: 1).

Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Interprestasi citra berbeda dari pengamatan biasa karena lingkup pengamatannya
lebih luas dan juga karena hubungan temporalnya. Ketelitian hasil interprestasi
citra sangat tergantung atas latihan, penguasaan ilmu dibidang tertentu dan
keadaan bentang yang diamati. Pada dasaranya kedudukan interprestasi citra
terhadap fotogrametri dapat disamakan dengan kedudukan statistik dalam
matematika. Fotogramteri bersifat lebih eksak karena ilmu ini mempergunakan
citra terhadap untuk memperoleh ukuran-ukuran seperti jarak, tinggi, lereng, luas,
volume dan sebaginya. Interprestasi citra lebih bersifat statistik karena dalam
mengenali obyek lewat citra masih terdapat beberapa kemungkinan seperti tidak
tahu dengan ragu-ragu, tahu dengan pasati dan sebagainya (Sutanto, 1979: 3)

384 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
interpretasi secara manual dan interpretasi secara digital (Purwadhi, 2001).
Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang
mendasarkan pada pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan..
Interpretasi secara digital adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral
yang disajikan pada citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra
pixel berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik.
Dalam pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk
mengkategorikan secara otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral
yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral, pengenalan pola
spasial dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema
keruangan (spasial) tertentu.

Pendekatan pada intrepretasi citra dapat dilakukan dengan dua cara yaitu manual
dan komputer. Dalam intrepretasi manual Menurut Vink dalam Sutanto, secara
umum dilaksanakan lewat tahap-tahapan sebagai berikut :
a) Deteksi
Juru tafsir citra mengukur obyek pada citra dengan skala dan alat-alat ukur
lainnya. Pengukuran ini dapat berupa penaksiran secara visual tentang ukuran
relatif serta bentuk Secara selektif menemukan obyek atau elemen pada foto .
deteksi berhubungan dengan :
· jenis foto
· jenis disiplin
· jenis skala dan kwalitas dari pada foto udara
Pekerjaan ini sering digabungkan dengan pengenalan (recognition),
dimana obyek tidak sekedar dilihat, melainkan sekaligus diusahakan untuk
mengenalinya.
b) Pengenalan dan Identifikasi
Pengenalan dan identifikasi secara bersama sering disebut pembacan foto
(photo reading). Identifikasi foto lebih dekat ke mengeja foto, yakni klasifikasi
daripada obyek yang langsung nampak berdasarkan pengetahuan lokal atau
pengetahuan tertentu. Identifikasi merupakan pengejaan ciri-ciri obyek yang
dikaji. Tiap obyek mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tersendiri dimana
karakteristik ini dapat dilacak pada citra. Berdasarkan pengenalan atas
karakteristik inilah pengenalan obyek pada citra dilakukan; dan ini pulalah yang
menjadi dasar dari interprestasi citra
c) Analisa
Istilah analisa sering digunakan untuk arti yang berbeda-beda oleh juru tafsir

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


385
Geografi SMA

foto udara. Kadang-kadang dipakai untuk seluruh proses interprestasi foto


udara. Analisa berarti proses untuk delineasi kelompok-kelompok obyek yang
mempunyai kekhususan tersendiri. Identitas tiap obyek ditentukan kemudian
didalam klasifikasi.
d) Deduksi
Deduksi merupakan proses yang mendasrkan atas bukti-bukti yang mengarah
kesatu titik. Bukti-bukti yang mengarah kestu titik diperoleh dari obyek yang
nampak langsung pada foto udara. Untuk obyek yang luas dan nampak langsung
pada foto, deduksi ini dapat membuat hipotesa kerja maupun konklusi atas
dasar kesamaan dan perbedaan.
e) Klasifikasi
Klasifikasi citra menurut Lillesand dan Kiefer (1990), dibagi ke dalam dua
klasifikasi yaitu klasifikasi terbimbing (supervised classification) dan klasifikasi
tidak terbimbing (unsupervised classification). Proses pengklasifikasian
klasifikasi terbimbing dilakukan dengan prosedur pengenalan pola spektral
dengan memilih kelompok atau kelas-kelas informasi yang diinginkan dan
selanjutnya memilih contoh-contoh kelas (training area) yang mewakili setiap
kelompok, kemudian dilakukan perhitungan statistik terhadap contoh-contoh
kelas yang digunakan sebagai dasar klasifikasi.

Pada klasifikasi tidak terbimbing, pengklasifikasian dimulai dengan


pemeriksaan seluruh pixel dan membagi kedalam kelas-kelas berdasarkan pada
pengelompokkan nilai-nilai citra seperti apa adanya. Hasil dari pengklasifikasian
ini disebut kelas-kelas spektral. Kelas-kelas spektral tersebut kemudian
dibandingkan dengan kelas-kelas data referensi untuk menentukan identitas
dan nilai informasi kelas spektral tersebut.Klasifikasi meliputi diskripsi daripada
kenamapakan yang dibatasi (dealinasi) oleh analisa, susunannya kedalam
sistem untuk pengkajian medan (kalau pengkajian medan telah dilakukan
terlebih dahulu, susunannya untuk publikasi akhir), dan kodifikasi untuk
menyatakan sistem tersebut. Dalam banyak hal klasifikasi merupakan tahap
akhir interprestasi foto udara, karena pada tahap inilah kesimpulan-kesimpulan
dan hipotesa-hipotesa dapat ditarik. Penentuan identitas kenampakan dalam
tiap deliniasi dilakukan dalam tahap klasifikasi ini.

Pemecahan masalah dimulai dari pengenalan obyek sampai pada analisa hasil
interprestasi. Dalam mengambil obyek juru tafsir sering mengalami kesulitan
untuk mengenali obyek yang sifatnya kompleks. Juru tafsir harus memiliki
pengetahuan tentang interpretasi citra untuk memecahkan masalah ini harus
memiliki pengetahuan yang relevan serta penalaran (reasoning) dengan

386 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

deduksi maupun induksi. Untuk mengenali obyek pada foto udara, diperlukan
unsur-unsur interpretasi citra.
f) Idealisasi
Idealisasi merupakan pekerjaan kartografi, yakni penyajian hasil interprestasi
kedalam bentuk peta-peta. Langkah-langkah dalam produksi foto beserta
interprestasinya disajikan ke dalam bentuk peta-peta.

Pendekatan manual dalam interpretasi citra kurang baik dalam hal


ketidakmampuannnya untuk menangani dengan cepat jumlah data citra yang
besar. Kelemahan ini jelas terlihat, khususnya bila menganalisis citra penyiam
multispektral atau foto multisaluran.

Rujukan silang nilai rona daerah demi daerah dnb kenampakan demi
kenampakan sangat sulit untuk menanganinya secara manual. Instrumen
analog sepertipengamat aditif atau metode penajaman citra speerti perincian
rona (density slicing) dapat membantu memudahkan interpretasi ada tingkat
tertentu, namun kecepatan masih belum cepat untuk memngimbangi tingkat
masukan data penginderaan jauh setiap harinya dari wahana ruang angkasa
luar. Komputer elektronik merupakan satu satunya pemecahan masalah itu
Karena interpretasi citra ada dasarnya merupakan proses klasifikasi, maka
identifikasi dan pengenalan daat dilakukan secara matematik, apabila tersedia
data citra dalam bentuk digital

Pendekatan denganbantuan komputer meliuti sejumlah langkah pertama data


citra analog harus dikonversikan dulu kedalam bentuk digital. Hal ini dikerjakan
dengan cara penyiaman TV untuk digitasi atau mikrodensitometer. Untuk data
citra yang dikirim dari satelit yang dulu, tingkat sinyal pantulan atau emisi energi
telah diterima dalam bentuk digital. Langkah kedua adalah pemrosesan data,
yang merupakan sekelompok prosedur untuk merapikan data masukan mentah,
seperti koreksi geometrik dan distrosi radiometrik Kemudian dilanjutkan
dengan penyadapan kenampakan. Tipe-tipe kenampakan atau pengukuran
yang penting untuk klasifikasi data citra, diseleksi pada tingkat ini Kenampakan
yang mungkin digunakan ialah kenampakan spasial, spektral dan temporal.

Hasil pendekatan dengan komputer dapat berupa keluaran seperti peta-peta


printer garis atau tayangan pada tabung sinar katoda. Informasi numerik atas
daerah yang kelas-kelasnya terpetakan atau frekuensi peristiwa setiap kelas
dan data statistik lain yang bermanfaat dapat ditayangkan dikomputer, apabila
diperlukan.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


387
Geografi SMA

Ada enam unsur interprestasi yang biasa digunakan yakni : rona dan warna,
bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, site, asosiasi, dan resolusi (Sutanto,
1979 : 20).
(1) Rona dan warna
Rona menunjukan adanya tingkat keabuan yang teramati pada foto udara
hitam putih dan dapat diwujudkan dengan nilai densitas secara logaritmik
antara hitam dan putih, dengan berpedoman pada skala keabuan (Sutanto,
1996).

Rona ialah kecerahan relatif obyek pada foto (Lillisand/Kiefer, 1990). Rona
adalah gelap terangnya citra berdasarkan atas proporsi radiasi atau emisi
elektromagnetik yang datang dari obyek dan ditangkap oleh sensor. Tiap
obyek dimuka bumi mempunyai karakteristik tersendiri dalam memantulkan
sinar yang mengenainya yang disebut karakteristik spektral. Rona cerah
ialah daerah dengan toografi tinggi dan kering, sedangkan rona gela
mengisyaratkan daerah dengan topografi rendah dan basah.

Rona dan warna merupakan unsur pengenal utama atau primer terhadap
suatu obyek pada citra penginderaan jauh. Fungsi utama adalah untuk
identifikasi batas obyek pada citra. Penafsiran citra secara visual menuntut
tingkatan rona bagian tepi yang jelas, hal ini dapat dibantu dengan teknik
penajaman citra(enhacement). Permukaan obyek yang basah akan
cenderung menyerap cahaya elektromagnetik sehingga akan nampak lebih
hitam disbanding obyek yang relative lebih kering.

Pada citra foto rona ditentukan oleh jumlah sinar yang dipantulkan oleh
obyek. Pada citra inframerah termal, rona bergantung pada jumlah energi
yang dipancarkan oleh obyek. Pada citra radar, rona bergantung pada
energi yang dipantulkan kembali ke sensor oleh obyek dimuka bumi.Rona
bergantung antara lain pada :
· Obyek
- Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap
- Warna gelap cenderung menimbulkan rona gelap
- Tanah basah/lembab cenderung menimbulkan rona gelap
· Bahan yang digunakan
Tiap jenis film mempunyai kepekaan yang tidak sama terhadap spektrum
eletromagnetik. Silver halide (AgCl, AgBr, AgFl) yang biasa digunakan
sebagai emulsi film hanya peka terhadapn spektrum ultraviolet dan biru,
sehingga negatifnya hanya merekam obyek yang memantulkan sinar

388 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

dengan panjang gelombang yang relatif pendek. Akibatnya banyak obyek


yang dapat dapat terlihat di medan tetapi pada citra foto nampak dengan
rona yang lemah sekali.
Kombinasi film dan filter yang berbeda juga menyebabkan perbedaan
rona pada citra. Nilai pantulan sinar tidak sama bagi tiap obyek. Hal inilah
yang menyebabkan obyek dapat dikenal melalui perbedaan ronanya.

· Pengaruh lingkungan alamiah


Jumlah sinar yang diterima tergantung pada hambatan cuaca dan sudut
datang sinar yang mengenai obyek. Hamburan Raleigh terjadi pada
ketinggian 10 km dan Hamburan Mie hingga ketinggian 5 km. Hamburan
ini bersifat mengurangi kontras dan ketajaman citra.

Sudut datang sinar yang mengenai obyek mempengaruhi jumlah


sinar yang dipantulkan sensor. Sudut datang ini bergantung atas jam
pemotretan, letak tempat berdasarkan garis lintangnya dan musim pada
saat dilakukan pemotretan

Warna merupakan ujud yang yang tampak mata dengan menggunakan


spectrum sempit, lebih sempit dari spectrum elektromagnetik
tampak ( Sutanto, 1986). Contoh obyek yang menyerap sinar biru dan
memantulkan sinar hijau dan merah maka obyek tersebut akan tampak
kuning. Dibandingkan dengan rona , perbedaaan warna lebih mudah
dikenali oleh penafsir dalam mengenali obyek secara visual. Hal inilah
yang dijadikan dasar untuk menciptakan citra multispektral.

Warna pada citra foto dapat dibedakan atas dua jenis, yakni :
- Warna asli (true colour), yakni warna yang terdapat pada citra foto
pankromatik berwarna
- Warna semu (false colour), yakni warna yang terdapat pada citra
foto inframerah berwarna. Disebut warna semu karena warna yang
tergambar pada citra berlainan dengan warna obyeknya di medan.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 389


Geografi SMA

Gambar 61. Citra true color dari landsat 7

Warna semu lebih menguntungkan dalam beberapa hal yakni : kontras


atau beda antara obyek yang satu dengan yang lain sering lebih kontras,
daya tembus terhadap kabut lebih besar dari pada daya tembus pada
warna asli sehingga ketajaman citra fotonya lebih besar.

Gambar 62. Citra false color

390 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

(2) Ukuran
Ukuran merupakan bagian informasi konstektual selain bentuk dan letak.
Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak ,luas ,tinggi, lereng dan
volume (sutanto, 1986). Ukuran merupakan cerminan penyajian penyajian
luas daerah yang ditempati oleh kelompok individu.

Ukuran memiliki dua aspek dan biasanya memerlukan sebuah stereoskop


untuk pengamatan tiga demensional. Ukuran sangat bermanfaat di dalam
pengenalan obyek, seperti luas daerah, besar obyek ukuran meliputi dimensi
panjang, luas, tinggi, kemiringan, dan volume dari suatu subyek. Ukuran rumah
merupakan kunci pengenalan penting, yang dapat dibedakan ukurannya
dengan sekolah, kantor, industri dan lain-lain. (Sutanto, 1996).
(3) Bentuk
Bentuk dan ukuran merupakan asosiasi sangat erat. Bentuk menunjukkan
konfigurasi umum suatu obyek sebagaimana terekam pada citra
penginderaan jauh . Bentuk mempunyai dua makna yakni :
· Bentuk luar / umum
· Bentuk rinci atau susunan bentuk yang lebih rinci dan spesifik.

Bentuk dan ukuran sering berasosiasi, terutama pada foto udara skala besar.
Bentuk menunjuk pada konfigurasi umum suatu obyek sebagaimana terekam
pada citra penginderaan jauh. Contohnya bentuk lembah sering memberikan
petunjuk penting terhadap proses pelapukan dan usia lembah tersebut, dan
dapat merupakan indikasi terhadap jenis batuan penyusunnya (Sutanto, 1996).

Bentuk merupakan konfigurasi umum dari pada suatu obyek. Bentuk


merupakan kunci pengenalan yang penting kerana banyak obyek yang
bentuknya spesifik sehingga pengenalannya pada citra dapat dilakukan
berdasarkan bentuknya. Pada dasarnya bentuk budaya lebih teratur dari pada
bentukan alamiah. Contohnya saluran irigasi lebih teratur dibanding dengan
sungai.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


391
Geografi SMA

Gambar 63.
Bentuk bentang budaya jalan dengan air mancur di jalan Thamrin Jakarta

(4) Tekstur
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra ( Kiefer, 1979).
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona di dalam citra foto. Tekstur dihasilkan
oleh kelompok unit kenampakan yang kecil, tekstur sering dinyatakan
kasar,halus, ataupun belang-belang (Sutanto, 1986).

Tekstur dihasilkan oleh sekelompok unit kenampakan yang terlalu kecil untuk
dapat diamati secara jelas satu persatu. Tekstur merupakan hasil dari rona,
ukuran, bentuk, pola, bayangan, dan kualitas pantulan obyek. Tekstur bervariasi
menurut skala citra foto (Sutanto, 1996). Contoh hutan primer bertekstur
kasar, hutan tanaman bertekstur sedang, tanaman padi bertekstur halus.

Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona didalam citra. Tekstur dibedakan


atas :
· kasar atau halus
· seragam atau tidak seragam
· glunulair atau lineair
Contoh pada foto skala besar : pasir bertekstur halus dan seragam, tanah
hutan bertekstur kasar, tanah rumput bertekstur seragam dan mottled (tidak
seragam).

392 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Gambar 64.
Testur pegunungan merapi

(5) Bayangan
Bayangan kadang-kadang membantu di dalam identifikasi jenis obyek,
terutama obyek berupa tegakan, seperti pohon, menara, tiang, dan
sebagainya. Bayangan dapat juga sebagai penghambat di dalam pengenalan
obyek, terutama obyek kecil yang tertutup oleh bayangan obyek yang lebih
besar (Sutanto, 1996).

Bayangan mencerminkan kondisi dimana ada obyek yang menghalangi sinar


matahari yang seharusnya mengenai obyek tertentu pada foto. Misalnya
menara tinggi, cerobong asap. Bayangan penting untuk menentukan beda
tinggi secara relatif, karena perbedaan panjang bayangan kurang lebih
mencerminkan beda tinggi daripada obyeknya.

Bayangan sangat membantu untuk penelitian geologi/geomorfologi,


panjangnya bayangan bahkan dapat membantu memperjelas bentuk-
bentuk bentang di muka bumi. Sebaliknya bayangan dapat menutupi obyek
sehingga menyulitkan pengenalan pada citra. Oleh karena itu sering dilakukan
pemotretan sekitar dua jam sebelum tengah hari.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


393
Geografi SMA

Gambar 65.
Gambar Tugu Monas dengan bayangan ada disebelah kiri

(6) Pola
Pola merupakan sebuah karakteristik makro yang digunakan untuk
mendeskripsi tata ruang pada citra, termasuk di dalamnya kenampakan-
kenampakan alami. Pola sering dapat diasosiasikan dengan geologi, topografi,
tanah, iklim, dan komunitas tanaman. Pemahanan terhadap pola sangat
membantu di dalam evaluasi kualitas lahan dan di dalam menilai kualitas situs
hutan. Terutama di dalam mempelajari penggunaan lahan, pola sangat pen-
ting untuk membedakan antara pola alami dan kenampakan-kenampakan
hasil budidaya manusia (Sutanto, 1996).

Pola adalah susunan keruangan (spatial arrangement) dari suatu obyek.


Pola atau pengulangan dari pada bentuk umum atau hubungan tertentu
merupakan karakteristik bagi banyak obyek bentukan manusia dan beberapa
obyek alamiah. Contoh : pola aliran sungai dendritik menunjukan homogenitas
batuan, pola aliran trelis menunjukan daerah lipatan.
(7) Situs
Situs memiliki dua buah arti yang berbeda. Pertama, kata situs banyak
digunakan di dalam kajian foto udara untuk menjelaskan tentang posisi muka
bumi dari citra yang diamati dalam kaitannya dengan kenampakan-kenam-
pakan di sekitarnya. Arti yang lebih penting, ialah berkonotasi terhadap
gabungan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan
pohon. Lereng, topografi, geologi, tanah, dan karakteristik alami dari vegetasi,

394 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

semuanya merupakan faktor yang penting di dalam mengkaji situs hutan pada
citra. Tiga hal pertama dapat digolongkan sebagai karakteristik makro, dan
dua terakhir ditambah dengan kelembaban tanah dan ukuran pohon dapat
dikatakan sebagai karakteristik mikro (Sutanto, 1996).

Situs merupakan konotasi suatu obyek terhadap faktor-faktor lingkungan


yang mempengaruhi pertumbuhan atau keberadaan suatu obyek. Situs
bukan ciri suatu obyek secara langsung, tetapi kaitannya dengan faktor
lingkungan. Contoh hutan mangrove selalu bersitus pada pantai tropik,
ataupun muara sungai yang berhubungan langsung dengan laut (estuaria).
(8) Asosiasi
Asosiasi adalah istilah lain yang memiliki dua arti. Dalam lingkup ekologi,
asosiasi menunjuk pada suatu komunitas tanaman yang memiliki komposisi
floristik tertentu, memiliki sifat fisiognomi seragam dan tumbuh pada kondisi
habitat yang sama. Selain itu, istilah asosiasi digunakan bila beberapa obyek
berdekatan secara erat, dimana masing-masing membantu keberadaan
yang lain Beberapa obyek sering dapat dikenal lewat hubungnya dengan
atau adanya obyek lain. Misalnya : gedung sekolah yang berasosiasi dengan
lapangan olahraga, tempat parkir (Sutanto, 1996).

Asosiasi menunjukkan komposisi sifat fisiognomi seragam dan tumbuh pada


kondisi habita yang sama. Asosiasi juga berarti kedekatan erat suatu obyek
dengan obyek lainnya. Contoh permukiman kita identik dengan adanya
jaringan tarnsportasi jalan yang lebih kompleks dibanding permukiman
pedesaan.

Gambar 66.
Gambar Stasiun berasosiasi dengan rel kereta api dan gerbong

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 395


Geografi SMA

(9) Resolusi
Resolusi dapat digunakan sebagi ukuran yang terpercaya bagi kualitas foto.
Makin tinggi resolusinya, makin baik kualitas foto, karena foto tersebut
dapat menggambarkan obyek yang lebih kecil yang masih dapat dikenal atau
dibedakan terhadap obyek lainnya
Resolusi berbanding terbalik terhadap :
· butir-butir film
· jumlah gerakan relatif obyek terhadap film pada saat pemotretan
· jumlah ganguan cuaca (kabut) antara obyek dengan lensa.

Pada pelaksanaannya, untuk mengenali obyek tidak mesti semua unsur


diperlukan. Ada obyek yang hanya dengan beberapa unsur sudah dapat
dikenali, tetapi ada juga obyek yang meskipun semua unsur sudah diterapkan
tetapi belum dapat dikenali. Pengenalan obyek sangat dipengaruhi dengan
pengenalan daerah (lapangan) oleh pengamat. Pengamat yang samasekali
belum pernah mengenali daerah yang akan diinterpretasi, akan mengalami
kesulitan dibandingkan dengan pengamat yang sudah mengenali daerah
tersebut.

Proses interpretasi foto udara sering diermudah dengan menggunakan


kunci interpretasi. Kunci interpretasi mempermudah enafsir dalam
menyajikan informasi yang disajikan. Kunci interpretsi menyajikan petunjuk
tentang engena;an kenamakan atau kondisi pada obyek. Ada dua jenis
umum kunci intepretasi yaitu kunci selektif dan kunci eliminasi Kunci
selektif berisi sejumlah besar contoh foto denga keterangannya penafsir
memilih sebuah kenampakan kunci yang mirip dengan kenamakan atau
kondisi obyek pada foto udara yang dikaji. Kunci eliminasi disusun agar
interpretasi berlanjut langkah demi langkah dari yang umum ke yang khusus
dan kemudian menyisihkan semua kenampakan atau kondisi kecuali yang
terinterpretasikan. (Lillisand, 1990).

2) Pengoperasian SIG
Dalam perencanaan wilayah dan berbagai penelitian geografis telah banyak
dipergunakan Sistem Informasi Geografi. Data-data geografis terdiri dari data
lingkungan fisik dan data lingkungan sosial. Data-data lingkungan fisik antara
lain data geologi, topografi, hidrologi, iklim, sumberdaya alam dan sebagainya.
Sedangkan data lingkungan sosial antara lain berupa data kependudukan, data
permukiman, persebaran penganut agama, tempat pariwisata, persebaran mall,
suku bangsa, jaring transportasi, daerah epidemi penyakit dan sebagainya

396 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Tahapan dalam pengelolaan data SIG terdiri dari sistem yang terdiri dari beberapa
bagian yaitu : masukan, penyimpanan, pengolahan dan pengkajian, dan penyajian.
a) Masukan (data input)
Subsistem ini berfungsi mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan
atribut dari berbagai sumber, melakukan konversi atau transformasi formal
data-data asli kedalam format-format yang digunakan dalam SIG.
b) Penyimpanan (data manajemen)
Berfungsi untuk mengorganisasikan data kedalam basis data yang dinamakan
bank data. Dengan bank data, data yang diperlukan mudah dipanggil, diedit
maupun diperbaharui.
c) Pengolahan dan pengkajian (manipulasi dan analisis)
Berfungsi untuk pengolahan data dan membuat mlodel data untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan atau yang diinginkan.
d) Penyajian (output)
Berfungsi untuk menampilkan data dan hasil pengolahan serta hasil analisis
yang telah dilakukan. Keluaran informasi ini dapat berupa peta, tabel maupun
grafik.
Hasil atau keluaran atau penyajian dari komputer lalu diinterpretasikan untuk
mengambil suatu keputusan atau kesimpulan guna dimanfaatkan dalam
berbagai keperluan.

Sistem Informasi Geografi mempunyai empat komponen yaitu perangkat lunak


(software), perangkat keras (hardware), sumberdaya manusia (brain ware) dan
data input.
a) Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak adalah program komputer yang dipergunakan untuk
mengoperasikan SIG. Perangkat lunak berfungsi untuk mengoperasikan SIG.
Pertangkat lunak berfungsi untuk input data, mengecek data, menyimpan data,
memproses dan memanipulasi data serta mengeluarkan dan mempresentasikan
data. Program perangkat lunak antara lain ERDAS, ILWIS, SPANS, Mapinfo,
Arcinfo, Arc View dan lain-lainnya. Program ini pada dasarnya sama dengan
paket software Microsoft Word, Exel dan sebagainya, hanya saja fungsi dan
kemampuannya yang berbeda.
b) Perangkat keras (hardware)
Perangkat keras adalah unit komputer yang seperti biasa dipakai umum, terdiri
dari komponen antara lain:

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 397


Geografi SMA

CPU : Central Processing Unit, adalah pusat prosesing data digital.

Gambar 67. CPU

VDU : Visual Display Unit, sering disebut monitor, yaitu layer tampilan
data yang diproses dalam computer.

Gambar 68. VDU/ Monitor

Printer : Alat untuk mencetak data maupun peta hasil proses pada CPU.

Gambar 69. Printer

Plotter : Alat pencetak peta, cara kerjanya seperti printer hanya di


peruntukkan bagi pencetakan peta atau gambar ukuran besar.

398 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Gambar 70. Plotter

Digitizer : Alat yang digunakan untuk digitasi, yaitu mengubah data-data teristris
menjadi data digital.

Gambar 71. Digitizer

c) Sumber daya manusia (brain ware)


Unsur sumber daya manusia (SDM) merupakan factor terpenting dalam SIG
sebab semua sistem dijalankan oleh manusia dan diinterpretasi oleh manusia
juga. SIG harus dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian sesuai dengan
tingkatannya. Tingkatan tersebut mulai dari perancang (designer), ;pengolah
data, pemelihara dan pengguna data. Pada umumnya tingkatan yang dipakai
adalah:
(1) Manager yaitu bertanggung jawab terhadap SIG secara keseluruhan.
(2) Staf professional tehnik yaitu ahli yang menangani analisis dan sebagai
programmer.
(3) Pengguna akhir yaitu orang yang memanfaatkan hasil dari proses SIG.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 399


Geografi SMA

d) Data input.
Data yang dipergunakan dalam SIG dapat berupa data peta, data lapangan,
dan citra. Pemasukan data dapat dilakukan dengan menggunakan scanner,
digitizer, dan CD room. Banyakna data yang dapat dimasukkan terkait dengan
kemampuan program dan perangkat lunaknya.

3) Tahapan kerja SIG


SIG dapat menyajikan data pada layer monitor computer dalam bentuk data
digital. Tahapan kerja SIG meliputi tahap masukan data (in put), proses dan hasil
(out put) .
a) Masukan (input)
Tahapan SIG memerlukan data (in put) yang dimasukkan dalam kom;puter
untuk diproses. Dalam masukan ini perlu diperhatikan sumber data dan proses
memasukan data.
(1) Sumber Data
Sumber data yang diproses dalam SIG terdiri dari data peta, data teristris
(data lapangan), dan data citra (penginderaan jauh).
Data Peta: yaitu data yang telah terekam dalam bentuk peta kertas atau
film. Untuk keperluan SIG melalui komputerisasi data dalam peta diubah
(dikonversi) kedalam bentuk digital.
Data Teristris (data lapangan): yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil
pengukuran di lapangan. Contohnya: Jumlah curah hujan, pH tanah dan
persebaran penduduk. Data teristris dapat disajikan dalam bentuk peta,
tabel, grafik atau hasil perhitungan tertentu.
Data Citra (penginderaan jauh): yaitu berbentuk citra, baik citra foto
ataupun citra non foto. Apabila sumber data berupa foto udara maka
harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian dapat
ditampilkan dalam bentuk peta. Akan tetapi apabila citra satelit sudah
dalam bentuk data digital maka dapat langsung dipergunakan setelah
melalui koreksi seperlunya.

(2) Proses Pemasukan Data


Bentuk data secara umum dapat dibagi menjadi data keruangan (spasial)
dan data atribut.
DataSpasial:yaitudatayangmenunjukkanruang,lokasi,atautempat-tempat
di permukaan bumi. Data ini merupakan data grafis yang mengidentifikasi
kenampakan lokasi geografi berupa titik, garis dan polygon. Data spasial
diperoleh dari peta dalam bentuk peta digital (numerik). Peta digital

400 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

inilah yang diproses dan dibaca dalam computer. Alat untuk mengubah
data digital disebut dititizer sedang pengerjaannya disebut digitasi. Selain
proses digitasi, untuk merubah data spasial ke dalam SIG digunakan juga
system scaning, yang dilakukan dengan alat detector elektronik.
Data spasial mempunyai bentuk titik, garis dan polygon (area), berikut ini
contohnya:

Obyek yang nyata

menara jalan area/luasan

· ῖ ῖ
Model terestris titik garis area

+3
Model digitasi kode titik kode garis poligon
Gambar 72. Contoh visualisasi simbol terestris dan digital.

Data keruangan dapat disajikan dalam bentuk model raster dan model
vektor.
Model data raster, yaitu data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau
pixel (picture element). Pixel adalah bagian terkecil yang masih dapat
digambarkan dalam suatu citra. Pada model raster ini semua obyek disajikan
dalam bentuk sel-sel yang disebut pixel tadi. Setiap sel mempunyai kordinat
dan informasi tertentu. Data raster yang memiliki bentuk pixel contohnya
adalah foto udara, citra satelit, dan peta klasifikasi lahan.

Model data vektor, yaitu model data yang dapat digunakan untuk
menggambarkan informasi geografis secara tepat. Model ini menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


401
Geografi SMA

titik, garis atau poligon serta atributnya. Bentuk dasar model data vektor
ditampilkan dalam sistem kordinat meliputi dua sumbu dengan notasi x
dan y.

Dalam data spasial vektor ini, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan
titik- titik berurutan yang dihubungkan satu sama lain. Titik-titik akan diikat
oleh satu kordinat (x, y) garis diikat oleh dua atau lebih sistem kordinat.
Untuk poligon atau bidang diikat oleh beberapa kordinat.Contoh data
vektor yang berupa garis atau poligon adalah peta topografi, batas
lahan, peta kapling tanah, peta jalan, peta jaringan listrik dan peta lokasi
perumahan

Gambar 73. Model data Raster dan data Vektor

Data Atribut: yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut
memberikan keterangan informasi tertentu misalnya sawah, ladang, kota,
kolam.dsb. Kadang dalam atribut terdapat informasi tambahan seperti
di kota terdapat gedung-gedung, menara dsb. Data atribut dapat dilihat
informasinya sebagai data kualitas atau data kuantitas. Misalnya kelas
jalan untuk kualitas dan jumlah ruas jalan untuk kuantitas. Data kualitatif
merupakan hasil pengamatan yang dinyatakan dalam suatu deskripsi dari
hasil survey atau penelitian langsung. Data kualitatif berguna untuk informasi
tentang jenis atau rupa. Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka
atau bilangan. Data ini berguna untuk informasi tentang perbedaan nilai atau
obyek.

402 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

b) Proses
Dalam SIG proses data meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis
data yang tersimpan dalam komputer.Memanggil data adalah menampilkan
atau mengambil data yang telah tersimpan dalam komputer. Manipulasi
data adalah merupakan kegiatan membuat data dasar, melengkapi data,
menyempurnakan data, membuat tabel, menyempurnakan tabel, editing,
menyusun indeks dan sebagainya. Manipulasi data dapat dipergunakan
untuk keperluan klasifikasi ulang, memperoleh ukuran atau parameter,
konversi struktur data dan analisis. Contoh dalam perencanaan tata guna
lahan menggunakan kriteria kemiringan lereng 0 % - 14 % untuk permukiman
penduduk, 15 % - 29 % untuk daerah perkebunan dan pertanian, 30 % - 44 % untuk
hutan produksi, dan lebih dari 45 % untuk hutan lindung dan taman nasional.
Ada bermacam-macam analisis data, di antaranya :
(1) Analisis garis dan bidang, dapat digunakan dalam menentukan wilayah
dalam radius tertentu. Contoh; daerah potensial banjir, potensial longsor
dsb.
(2) Analisis penjumlahan aritmatika, menghasilkan penjumlahan dan dapat
menangani peta dengan klasifikasi atau kriteria tertentu.
(3) Analisis lebar, mengasilkan daerah tepian sungai dengan lebar tertentu.

c). Keluaran (output)


Data yang telah dianalisis dalam SIG dapat memberikan informasi kepada
pengguna. Tahap keluaran data merupakan tahapan pelaporan atau penyajian
hasil analisis. Penyajian dapat dalam bentuk tampilan pada layar monitor atau
dicetak dengan printer atau menggunakan plotter. Semua data dan informasi
hasil overlay diupayakan agar dapat menampilkan informasi yang menarik,
misalnya pewarnaan, layout, tehnik penyajian dan lain-lain. Data keluaran ini
dapat berupa peta, tabel, grafik ataupun berbagai tampilan hasil perhitungan.
Berdasarkan kepada keluaran atau output ini maka lalu dilakukan interpretasi
dan penentuan kebijakan. SIG dengan komputer pada dasarnya hanya
membantu pengolahan berbagai data untuk memperoleh suatu kesimpulan
tertentu. Kejelian, kecermatan dan keahlian orang yang menginterpretasi data
keluaran sangat penting. Suatu keluaran yang akurat dapat menjadi masukan
yang keliru apabila orang menafsirkan dan membuat kesimpulan yang salah.
Demikian sebaliknya data yang salah akan dapat menghasilkan kesimpulan yang
salah juga walaupun yang menginterpretasi orangnya cermat, teliti dan ahli.
Jadi sebagai suatu sistem semua harus sinkron dan menjadi satu kesatuan yang
utuh dan semua komponen berfungsi sesuai proporsinya.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


403
Geografi SMA

4) Penerapan Penginderaan Jauh dan SIG


Ada dua manfaat utama citra penginderaan jauh didalam penelitian geografi, yaitu
sebagai : (1) sumber data, dan (2) alat analisa data (Lo,1979) Citra merupakan alat
yang efisien didalam inventarisasi dan pemetaan sumber daya dan lingkungan,
suatu bidang yang merupakan lapangan pekerjaan utama bagi geografiwan
(Jensen dan Dahhlberg,1986) Inventarisasi sumberdaya ialah identifikasi
sumberdaya disuatu daerah geografik tertentu serta penentuan kuantitas dan
kualitas masing-masing sumberdaya tersebut (Conant et al, 1983) Pekerjaan ini
dapat pula diartikan sebagai pencacahan sumberdaya suatu daerah tertentu
secara rinci dan teliti yang hasilnya disajikan dalam bentuk peta dan pemerian
seperlunya.

Istilah efisiensi sering diukur dengan jumlah masukan tertentu untuk


mencapaikeluaran terbesar atau masukan terkecil bagi keluaran tertentu.
Masukan dapat berupa dana, tenaga, dan biaya yang kesemuannya dapat
diterjemahkan kebiaya. Efisiensi penggunaan citra didalam inventtarisasi sumber
daya dan lingkungan terletak pada pengurangan biaya dalam arti dana, tenaga,
maupun waktu pelaksanaan yang sangat berarti Sebagai contoh untuk Amerika
Serikat maka biaya pemetaan secara umum dengan menggunakan foto udara
hanya sebesar 3% hingga 10% biaya pemetaan dengan cara teristrial. Tentang
biaya pemetaan banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang
besar pengaruhnya ialah luas lahan daerah yang dipetakan. Untuk pemetaan
hutan di Amerika Serikat dengan skala 1: 20.000 misalnya, biaya pemetaan
persatuan luas bagi daerah seluas 25 km² : 100 km² : 5000 km² berbanding sebagai
100:37:10. Disamping luas daerah, skala peta besar pula pengaruhnya terhadap
biaya pemetaan. Biaya untuk pemetaan tinjau skala 1:25.000 biaya pemetaan
planimetrik hanya 10 % hingga 15 % biaya topografik (Haggett, 1972) Biaya ini lebih
dipermurah lagi bila untuk pemetaannya digunakan citra SPOT maka biayanya
menjadi sebesar 65% biaya pemetaan menngunakan foto udara (Pannetier, 1987).

Citra meyajikan gambaran permukaan bumi secara relatif lengkap Semua benda
yang tidak terlalu kecil ukurannya dan terlindungi oleh obyek lain, tergambar pada
citra. Gambaran yang lengkap ini mirip wujud dan letak sebenarnya di permukaan
bumi sehingga citra merupakan alat yang baik sekali bagi analisa geografi, baik
yang berupa analisa spasial komplek regional. Karena citra dapat dibuat secara
cepat pada kondisi cuaca yang memungkinkan, citra yang dibuat pada saat yang
berbeda merupakan alat yang baik sekali bagi analisa temporal.

Meskipun citra menyajikan gambaran yang relatif lengkap, teknik penginderaan

404 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

jauh tidak dimaksudkan untuk mencetak geografiwan yang bertengger dibelakang


meja, melainkan untuk membuat pekerjaan geografiwan lebih efisien. Arti lengkap
tersebut ialah karena citra menyajikan berbagai data tentang lahan, bentuklahan,
penggunaan lahan, hidrologi, vegetasi, tanah, penduduk, transportasi, dsb. Tidak
seperti peta yang hanya menyajikan data tertentu yang lebih terbatas istilah
lengkap bukan berarti semua data yang kita perlukan dapat diperoleh dari citra.
Karena citra menyajikan berbagai gambaran yang ujud dan letaknya mirip
ujud dan letak sebenarnya dipermukaan bumi, citra merupakan alat yang baik
didalam penentuan daerah contoh (sampel) didalam penelitian geografi. Dari
keanekaragaman atau keseragaman ujudnya, peneliti dapat menentukan apakah
ia akan mengambil daerah contoh secara bertingkat (stratified), dapat ditentukan
secara jelas pada citra masing-masing stratumnya sehingga memudahkan
penentuan besarnya daerah contoh seandainya akan diambil secara proposional.

Melalui analisis unsur interpretasi foto udara (topografi, pola aliran dan tekstur
aliran, erosi, vegetasi, dan pengunaan lahan), penafsir dapat mengenali kondisi
lahan yang berbeda-beda dan dapat menentukan batas antaranya. Pada mulanya
penafsir foto udara perlu mempertimbangkan dengan seksama unsur-unsur
tersebut di atas satu-persatu dan dalam kombinasi untuk maksud memperkirakan
kondisi lahan. Sesudah memperoleh beberapa pengalaman, unsur tersebut sering
terpakai bersama-sama secara tak sengaja pada saat penafsir mengembangkan
untuk mengenali pola foto udara tertentu yang terulang. Pada daerah yang rumit,
penafsir harus secara seksama memperhatikan karakteristik topografi, pola aliran
dan tekstur, erosi, vegetasi, dan penggunaan lahan yang terdapat pada foto udara
(Sutanto, 1990).

Sistem Informasi Geografi menyimpan data seperti apadanya sesuai dengan


keadaan yang sebenarnya. Data keruangan yang dimiliki SIG disimpan dalam
bentuk digital. Data dalam bentuk digital dapat memakan tempat penyimpanan
karena banyak data yang harus disimpan. Kemajuan teknologi komputer dapat
menyimpan data digital dengan kemampuan yang sangat besar. Komputer
dapat memanipulasi data untuk berbagai kepentingan, tanpa merubah data
aslinya. Beberapa peta dapat di overlaykan untuk berbagai kepentingan. Dengan
kemampuan memanipulsi data, analisa data, model suatu peta yang dapat
menginventaris sumber daya alam dan dapat dilakukan untuk perencanaan
pemabngunan. SIG mempunyai kemampuan dalam berbagai bidang.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 405


Geografi SMA

GLOSSARIUM
Spektrum = Tingkat kecerahan warna pada citra

Objek = sasaran dalam penginderaan jauh

Wahana = Alat untuk membawa sensor

Sensor = Alat perekam dalam foto udara

Interpretasi Citra =kegiatan untuk menentukan bentuk dan sifat obyek yang tampak pada citra

Deduksi = Merupakan kegiatan pemrosesan citra berdasarkan obyek yang terdapat pada citra ke arah yang lebih
khusus

Idealisasi =penyajian hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai

Citra Satelit = Citra yang berasal dari hasil pemotretan dari wahana satelit

Rona =Tingkat kecerahan suatu objek

Asosiasi = keterkaitan antara obyek satu dengan obyek lain

Situs = letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya

Resolusi =tingkat ketajaman suatu objek gambar

Input Data = proses masukan data spasial dan data non-spasial

Output Data = menayangkan informasi geografi sebagai hasil analisis data dalam proses SIG

Software = Perangkat lunak dalam komputer

Hardware = Perangkat keras dalam komputer

Plotter =Alat untuk mencetak peta dalam ukuran besar

Digitizer = Alat untuk merubah data spasial menjadi data raster

Brainware = Pelaksana dalam SIG

Data Vektor = Data yang berbentuk titik, garis dan polygon.

Data Raster = Data yang berbentuk pixel

Data Atribut = Data pelabelan

C. Latihan
1. Sistem penginderaan jauh terdiri dari dua komponen ? jelaskan
2. Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagian spektrum dan tiap bagian
spektrum dibagi atas saluran (band), jelaskan ?
3. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, pemotretan dari angkasa dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, jelaskan ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan data spatial dan data atribut ?
5. Berdasarkan prinsipnya, SIG terdiri dari tiga sistem. Jelaskan

D. Evaluasi
1. Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga matahari sebagai tenaganya disebut .....
a. Sistem pasif
b. Sistem terpadu
c. Sitem aktif
d. Sistem reaktif

2. Hasil atau citra penginderaan jauh yang memiliki cir yang bekaitan dengan waktu
disebut .....
a. Ciri spasial
b. Ciri temporal
c. Ciri digital
d. Ciri fotografik

3. Berdasarkan spektrum elektromagnetiknya , citra hasil foto udara dapat dikelompokan


menjadi .....
a. Ultraviolet, pankromatik, inframerah, ortokromatik
b. Ortho photograph, oblique photogrpah
c. True colour , false colour
d. Inframerah,ortho photograph, ortokromatik

406 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

4. Data spatial menunjukkan ruang, lokasi, atau tempat-tempat di permukaan bumi. Data
ini bukan merupakan data spatial yang mengidentifikasi kenampakan lokasi geografi......
a. Polygon
b. Pixel
c. Titik
d. Garis

5. Dari pernyataan dibawah ini, manakah yang tidak termasuk manfaat penginderaan
jauh, dibidang oceangrafi adalah...
a. Pengamatan sifat fisik air laut
b. Pengamatan iklim suatu daerah dengan mengamati tingkat kondensasi
c. Pengamatan pasang surut dan gelombang laut
d. Mencari lokasi suhu permukaan

6. Dari pernyataan dibawah ini yang merupakan tahapan kerja sistem informasi geografi
adalah...
a. Data input, manajemen , data atribut dan data temporal
b. Data input, manajemen , manipulasi dan analisi data dan data out put
c. Data input, manajemen , data atribut dan data spesial
d. Data input, data spesial dan data temporal

7. Manakah contoh manfaat SIG dalam perencanaan pola pembangunan


a. Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan
b. Pemekaran kota Surabaya
c. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk
d. Untuk pendapatan dan pengembangan jaringan transpotasi
e. Mudah dalam mengolah

8. Brain ware dalam komponen SIG yaitu ..................


a. Perangkat keras
b. Perangkat lunak
c. Data geografi
d. Operator

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


407
Geografi SMA

9. Salah satu komponen SIG berupa perangkat keras (hardware). Bagian-bagian dari
perangkat keras itu di antaranya adalah.....
a. data masukan, data keluaran, dan perubahan data
b. unit komputer, CD room drive, dan printer
c. digitizer, manajemen basis data, dan disket
d. plotter, keping CD, dan operator

10. Keunggulan dari sistem informasi berbasis komputer dibandingkan dengan sistem
informasi konvensional adalah.....
a. tidak membutuhkan pemikiran rumit
b. lebih banyak membutuhkan waktu
c. tidak mengutamakan kecepatan dan akses
d. lebih efisien dalam menangani masalah data yang kompleks

E. Kunci jawaban
Latihan

1. Sistem penginderaan jauh yang terdiri dari dua yaitu pertama pengumpulan data terdiri
: sumber energi, perjalanan sinar melalui atmosfer, interaksi energi dengan obyek,
sensor, hasil/data (citra atau non-citra). Kedua analisis data: pengujian data dengan alat
interpretasi dan alat pengamatan untuk citra, komputer untuk data numerik
2. Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagain spektrum dan tiap bagian
spektrum dibagi atas saluran (band) sebagai berikut sinar gamma, sinar x, sinar ultra
violet
Bagian spektrum tampak mata : biru, hijau, merah
Bagian spektrum infra merah: inframerah dekat, Inframerah sedang/termal,
inframerah jauh/termal, inframerah sangat jauh
Bagian spektrum microwave: radar, UHF (Ultra High frequency), radio
3. Dibedakan tiga :
a. Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft), dengan
ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
b. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar
18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan
multispectral scanner data.
c. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi.
Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

408 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

4. Data spasial yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi, atau tempat-tempat di
permukaan bumi. Data ini merupakan data grafis yang mengidentifikasi kenampakan
lokasi geografi berupa titik, garis dan polygon. Data spasial diperoleh dari peta dalam
bentuk peta digital (numerik). Data keruangan dapat disajikan dalam bentuk model
raster dan model vektor.
Data Atribut yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut memberikan
keterangan informasi tertentu misalnya sawah, ladang, kota, kolam.dsb. Kadang dalam
atribut terdapat informasi tambahan seperti di kota terdapat gedung-gedung, menara
dsb.
5. a) masukan (in put)
Tahapan SIG memerlukan data (in put) yang dimasukkan dalam komputer untuk
diproses. Dalam masukan ini perlu diperhatikan sumber data dan proses memasukan
data.
b) Proses
Dalam SIG proses data meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data
yang tersimpan dalam komputer.
c) Keluaran (out put)
Data yang telah dianalisis dalam SIG dapat memberikan informasi kepada pengguna.
Tahap keluaran data merupakan tahapan pelaporan atau penyajian hasil analisis.
Penyajian dapat dalam bentuk tampilan pada layar monitor atau dicetak dengan
printer atau menggunakan plotter.

Evaluasi
1. A
2. B
3. A
4. B
5. B
6. B
7. B
8. D
9. B
10 D

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


409
Geografi SMA

K. Pola Persebaran Spasial Desa dan Kota

1. Tujuan Pembelajaran :
a. Standar Kompetensi : Guru memahami pola persebaran spasial desa dan kota
b. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
 Menjelaskan hakekat desa dan kota
 Menjelaskan potensi desa
 Mengidentifikasi struktur spasial desa dan kota
 Mengidentifikasi interaksi spasial desa dan kota
c. Indikator :
 Hakekat desa dan kota
 Potensi Desa
 Struktur spasial desa dan kota
 Pola perkotaan
 Interaksi spasial antara desa dengan kota

2. Uraian Materi
a. Pola Persebaran Spasial Desa Dan Kota
Baca wacana di bawah ini. ” ........... Hamparan kebun wortel, buncis, bawang daun,
sledri dan berbagai jenis sayuran pegunungan lainnya terlihat berderet-deret mengikuti
kontur lahan di lereng sebelah timur Gunung Gede-Pangrango. Kebun tersebut milik
petani Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur-Jawa Barat. Setiap
sore sayuran tersebut dikumpulkan pada pedagang pengepul, oleh pengepul, sayuran
tersebut dibersihkan, disortir berdasarkan ukuran dan kualitasnya, setelah ditimbang,
sayuran tersebut dimasukan ke dalam karung, dan siap dibawa ke pasar di Kota
Cianjur, Bogor, Bandung, dan Jakarta.”. H. Mamad, salah seorang pedagang pengepul
yang sudah puluhan tahun berdagang sayur-sayuran, ketika pulang dari kota kembali
ke desanya dengan membawa berbagai barang kebutuhan sehari-hari penduduk desa
Cibeureum. Sementara Mang Darman salah seorang pedagang ternak, setiap dua hari
sekali membeli kambing, ayam, kelinci dari penduduk sekitar Cibeureum untuk dijual
ke kota.Setiap pulang dari kota Mang Darman selalu membawa pesanan berbagai
barang dari tetangganya. Salah satu kendala di Desa Cibeureum adalah jalan yang
menghubungkan desa dengan jalan raya menuju kota Kabupaten yang sudah lama
dalam kondisi rusak berat, sehingga kendaraanyang masuk ke desa hanya kendaraan
jenis pich-up/bak terbuka dan motor. Kondisi ini berdampak kepada tingkat pendidikan
penduduk Cibeureum yang rata-rata hanya tamat Sekolah Dasar, alasan mereka, untuk
bisa masuk ke SMP harus keluar desa dan harus mengeluarkan ongkos yang cukup besar,

410 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

sehingga sebagian besar penduduk tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya....”


sumber:……….
Bagaimana pendapat Ibu/Bapak mengenai bacaan di atas?. Model interaksi apa yang
terjadi antara desa penghasil sayuran tersebut dengan kota disekitarnya? Bagaimana
peran jalan sebagai penunjang kelancaran transportasi dalam interaksi desa dengan
kota?. Apakah transportasi mempengaruhi pendidikan penduduk pedesaan?

Pertanyaan tersebut akan membawa kita memudahkan untuk mengkaji interaksi


antara kawasan pedesaan dengan perkotaan beserta pengaruh dari interaksi
tersebut.

1) Hakekat Desa dan Kota


Undang-undang terbaru tentang pemerintahan daerah yaitu UU no. 32/2004 yang
menggantikan Undang-undang sebelumnya yaitu UU no 22/1999 mengamanatkan
bahwa desa adalah sistem pemerintahan terkecil yang diberikan kewenangan
mengatur urusan pemerintahan sendiri. Kedua undang-undang tersebut memiliki
semangat tentang ―otonomi daerah dan desa‖ sebagai salah satu konsep sistem
tata-pengaturan pemerintahan Indonesia. Secara implisit dan eksplisit kedua UU
tersebut memiliki ciri untuk :
· Menegakkan kesetaraan, kesejajaran, etika-egalitarianisme
· Pemerintahan desentralisasi
· Menghargai prakarsa dan hak politik masyarakat lokal
· Memperjuangkan kemandirian dan kedaulatan sistem sosial-ekonomi lokal

Dari perspektif ilmu sosial, pengertian desa memiliki multi-makna dan ditafsirkan
berbeda-beda tergantung kepada kepentingan dan logika penggunaannya.
Misalnya, dari geografi-kultural, desa diartikan sebagai ruang yang terbentuk dari
kesatuan lokalitas-spasial, dimana didalamnya terdapat sebuah kehidupan sosial,
sebagai akibat adanya interaksi antara unsur fisik dengan unsurr sosial. Unsur fisik
seperti letak, curah hujan, jenis tanah, ketersediaan air ikut menentukan karakteristik
sekaligus kemajuan suatu desa. Sedangkan unsur sosial yang dimaksud adalah
manusia yang menjadi penduduk desa dengan segala potensi dan kemampuannya
seperti pendidikan, keterampilan, jumlah penduduk.
Sebagai bagian dari pemerintahan yang berada di bawah kecamatan, desa memiliki
ciri-ciri:
a) Memiliki wilayah tertentu
b) Mempunyai pemerintahan sendiri, dengan kepala desa sebagai pemimpin yang
dipilih langsung oleh warga desa
c) Mempunyai sistem masyarakat sendiri
PG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

411
Geografi SMA

d) Mempunyai adat istiadat dan budaya sendiri

Perbedaan antara desa dengan kelurahan terletak pada otonominya untuk


mengurus rumah tangganya sendiri. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai
perangkat daerah kabupaten dan / atau daerah kota di bawah kecamatan.

2) Potensi Desa
Setiap desa memiliki potensi yang berbeda-beda berupa sumber daya alam (SDA)
dan sumberdaya manusia (SDM) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
a) Potensi sumberdaya alam desa bisa berupa :
(1) Lokasi. Lokasi desa yang strategis, mudah dijangkau dari pusat-pusat
pembangunan jelas sangat menguntungkan terhadap kemajuan desa
tersebut. Berdasarkan lokasinya, besa dibedakan menjadi empat kategori,
yaitu :
· Desa kategori I, adalah desa yang lokasinya dekat ibu kota propinsi
atau kota. Desa kategori I biasanya sudah memiliki berbagai fasilitas
perkotaan seperti pasar, bank, pendidikan yang lengkap, terdapat
kawasan industri.
· Desa kategori II, merupakan desa yang lokasinya berada di sekitar ibu
kota kabupaten. Biasanya sudah memiliki terminal antarkota, industri
ringan, pasar, bank, pendidikan sampai tingkat menengah.
· Desa kateori III, merupakan desa yang lokasinya berada di sekitar kota
kecamatan atau kota-kota kecil. Mempunyai terminal subregional,
pendidikan menengah pertama, pasar lokal, ada bank pembantu/
capang pembantu.
· Desa kategori IV adalah desa yang lokasinya terpencil, kurang memiliki
hubungan yang lancar dengan pusat fasilitas pembangunan, beberapa
desa bahkan belum bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat
maupun roda dua.
(2) Luas desa. Wilayah desa berbeda-beda, ada desa yang sangat luas, luas,
sempit. Desa-desa di Pulau Jawa umumnya sempit, sedangkan di luar Jawa
memiliki wilayah yang luas. Luas desa berpengaruh terhadap penggunaan
lahan seperti lahan untuk pemukiman, lahan pertanian.
(3) Kesuburan tanah. Kesuburan tanah yang dimiliki suatu desa akan
mempengaruhi terhadap kemajuan dan kesejahteraan warga desa. Desa
yang terletak di lereng Gunung Tangkuban Parahu yang merupakan tanah
vulkanis yang subur akan berbeda dengan desa yang terletak di pelosok

412 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Kemadang Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki


batuan karst.
(4) Iklim. Iklim yang meliputi curah hujan, kelembaban, temperatur, penyinaran
matahari akan mempengaruhi kehidupan pendiuduk pedesaan. Saudar
bisa mengambil ilustrasi yang kontras antara desa di Nusa Tenggara Timur
dengan desa yang terletak di sekitar Danau Maninjau Sumatera Barat.
(5) Bentang alam. Relief suatu desa ikut mempengaruhi maju tidaknya suatu
desa. Ada desa yang terletak di pantai, dataran rendah, perbukitan, lembah
pegunungan dan pegunungan. Bentang alam jelas akan mempengaruhi
mata pencaharian, perilaku dan budaya warga suatu desa. Saudara
bisa membandingkan bagaimana budaya masyarakat desa nelayan di
Muara Eretan Subang Utara dengan budaya masyarakat Suku Tengger di
Pegunungan Bromo pada waktu upacara adat akhir tahun atau setelah
panen. Beberapa perbedaan kondisi fisik tersebut oleh tokoh Geografi
Manusia yaitu Paul Vidal de Blacke disebut sebagai “Genre de View”
yang berpendapat bahwa kebudayaan, kemajuan suatu masyarakat ikut
dipengaruhi oleh unsur fisik wilayah dan jenis mata pencaharian yang
dikembangkan masyarakat tersebut.

3) Potensi Sumber Daya Manusia Desa


Meskipun wilayah desa memiliki potensi alam yang cukup melimpah, tetapi kalau
tidak didukung oleh manusia yang cukup jumlahnya dan memiliki keterampilan
yang baik, maka desa tersebut akan sulit berkembang. Dengan demikian potensi
sumberdaya manusia desa yaitu penduduk yang mendiami desa tersebut
memegang peranan penting dalam kemajuan desa.

Penduduk desa bisa dilihat dari aspek jumlahnya, tingkat pendidikannya,


kesehatan, adat-istiadat, budayanya. Selain penduduk desa, yang tidak kalah
penting adalah aparat pemerintahan desa yang merupakan elite desa dan
bertugas menjalankan roda pemerintahan desa. Sebagai aparat yang melayani
warga desa sekaligus menjadi kepanjangan tangan pemerintah pusat, aparat desa
harus memiliki pendidikan yang memadai dan keterampilan dalam menjalankan
fungsi administrasi pemerintahan, penggerak ekonomi, sosial budaya masyarakat
desa setempat. Ironisnya, masih banyak desa yang memiliki aparat yang belum
baik sehingga di beberapa wilayah, kehidupan desa masih statis dan belum maju.

Beberapa kendala dalam pembangunan desa antara lain berasal dari kondisi
internal desa seperti rendahnya kualitas penduduk, rendahnya kualitas aparat

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 413


Geografi SMA

desa, letak dan lokasi desa yang terisolir.

4) Struktur Spasial Desa dan Kota


Pola keruangan suatu desa tergantung kepada letaknya. Dengan demikian, pola
keruangan desa di dataran rendah dan daerah pantai akan memiliki kecenderunagn
yang sama dalam hal bentuk desa, pola pemukiman, pusat-pusat pelayanan.
Desa-desa seperti ini umumnya memiliki pola pemukiman yang linier memanjang
sepanjang garis jalan, mengikuti pola garis pantai. Sedangkan desa yang terdapat
di daerah pegunungan dan dataran tinggi cenderung memiliki pola keruangan
yang tidak teratur, pemukiman penduduk cenderung bergerombol.

Sistem transportasi di desa-desa dataran rendah dan pantai lebih lancar


karena mudah dan memerlukan biaya yang lebih murah, kebalikannya di desa
pegunungan, biaya transportasi akan lebih mahal karena beberapa tempat masih
sukar dijangkau.

Berdasarkan unsur sosial budayanya, ciri-ciri masyarakat desa antara lain:


a) Masih memperlihatkan budaya kelompok yang guyub (gemmeinschaft)
b) Masyarakatnya masih relatif homogen dalam hal mata pencaharian, adat
istiadat, agama
c) Hubungan antara sesama warga masih terjalin erat
d) Kontrol sosial relatif ketat yang ditentukan oleh nilai, moral, hukum adat
e) Dinamika sosial berjalan relatif rendah.

5) Klasifikasi Desa
Klasifikasi suatu desa yang dibuat pemerintah Orde Baru antara lain didasarkan
kepada kemajuan, letak desa. Adapun pengelompokkannya adalah sebagai
berikut:
a) Desa tradisional atau pra desa. Yaitu desa-desa yang berada pada masyarakat
desa yang masih sederhana, ‖terasing‖. Cirinya; ketergantungan terhadap alam
masih sangat tinggi, masyarakat desa jarang berkomunikasi dengan warga luar,
memiliki sistem sosial yang sederhana dengan pembagian kerja yang didasarkan
kepada jenis kelamin.
b) Desa swadaya. Yaitu tipe desa yang belum maju, penduduk masih sedikit,
tingkat pendidikan masih rendah, ketergantungan terhadap alam masih tinggi,
lokasi relatif terpencil.
c) Desa swakarya. Bisa dikatakan sebagai desa transisi dari desa desa tradisional
kepada desa yang maju. Ciri-cirinya; masyarakat mengalami transisi dalam

414 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

berbagai aspek, pengaruh dari luar sudah masuk, mata pencaharian penduduk
mulai heterogen, pemerintahan desa mulai berkembang baik
d) Desa Swasembada. Adalah desa yang sudah maju dengan ciri-ciri; terletak
disekitar kota (kec, kabupaten,kota propinsi), mata pencaharian tidak lagi
kepada sektor pertanian, tingkat pendidikan penduduk sudah baik, transportasi
sangat lancar sehingga memudahkan interaksi dengan kota, kesehatan warga
desa sudah baik.

Berdasarkan aktifitas mata pencahariannya, desa dapat dikelompokkan menjadi;


(1) desa agraris; (2) desa industri; (3) desa nelayan. Sedangkan pola persebaran
permukiman desa dipengaruhi oleh keadaan tanah, tata air, topografi dan
ketersediaan sumberdaya alam desa tersebut. Terdapat tiga pola persebaran desa
yaitu; (1) pola terpusat; (2) pola tersebar; (3) pola memanjang.

6) Struktur Spasial Ruang Kota


Kota seringkali diartikan sebagai lawan dari desa, hal ini ada benarnya karena
kehidupan di perkotaan hampir bertolak belakang dengan suasana di pedesaan.
Kota dalam batasan Geografi diartikan sebagai suatu tempat dengan sistem
jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan yang tinggi, struktur sosial
ekonomi yang heterogen, dan memiliki corak kehidupan yang mengutamakan
kepada materi atau kebendaaan. Kota juga merupakan hasil interaksi dari unsur-
unsur alami dengan unsur insani dan teknologi.
Beberapa istilah yang terkait dengan perkotan, yaitu :
a) Urban, adalah suatu kawasan yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan
yang modern
b) City, adalah pusat dari suatu kota. Biasanya ditandai dengan adanya kantor-
kantor pemerintahan, alun-alun, pusat perdagangan
c) Suburban, yaitu kawasan yang lokasinya dekat dengan pusat kota. Biasanya
merupakan permukiman para pekerja yang bekerja di kota, dan mereka bekerja
dengan cara nglaju (commuter)
d) Suburban fringe yaitu suatu wilayah yang merupakan peralihan atau transisi
antara daerah perkotaan dengan daerah perdesaan.
e) Urban fringe, yaitu suatu wilayah perkotaan yang paling luar atau wilayah kota
yang terletak di perbatasan
f) Rural-urban fringe, yaitu suatu wilayah yang terletak antara kota dan desa yang
ditandai dengan adanya pola penggunaan campuran antara sektor pertanian
dengan non-pertanian
g) Rural adalah wilayah perdesaan yang berbeda sama sekali dengan kota,
misalnya dalam hal mata pencahariannya yang dominan pertanian.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 415


Geografi SMA

7) Pola Perkotaan
Setiap kota memiliki kekhasan tersendiri yang bersifat unik dan berbeda dengan
kota lainnya. Perbedaan ini karena setiap kota memiliki letak, morfologi, sejarah
yang berbeda-beda. Pola kota dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a) Pola konsentris. Kota ini awalnya berkembang dari suatu titik pusat kota, secara
perlahan kota berkembang ke arah luar dan kota semakin membesar. Pusat kota
seolah-olah dikelilingi oleh zona-zona yang berbentuk lingkaran yang berlapis
lapis. Pusat kota seringkali menjadi daerah pusat kegiatan perdagangan (CBD =
central bussiness district).
b) Pola sektoral adalah pola kota yang memiliki sektor-sektor yang menjadi bagian
dari suatu kota dapat berkembang sendiri-sendiri tanpa banyak mendapat
pengaruh dari pusat kota. Kota dapat tumbuh secara horisontal yaitu tumbuh
kearah luar kota. Sebagai akibat semakin berkurangnya lahan kosong di
perkotaan kota juga tumbuh secara vertikal berupa dibangunnya gedung-
gedung tinggi sebagai pusat perkantoran, perdagangan, dan apartemen. Di
beberapa titik kota tumbuh juga permukiman padat dan kumuh (slums area)
yang dihuni penduduk miskin perkotaan.
c) Pola pusat kegiatan ganda adalah kota yang memiliki bagian-bagian kota yang
mempunyai latar belakang lingkungan yang berlainan, baik lingkungan alami
mapun lingkungan sosial ekonominya. Kota semacam ini biasanya terdapat di
tepi sungai besar atau teluk dan menunjukkan perluasan kota ke arah darat.

Aktifitas penduduk suatu kota akan mempengaruhi pola keruangan, dengan


demikian berbagai fasilitas yang diperlukan warga kota harus tersedia di setiap
kota. Fasiltas tersebut berupa; permukiman penduduk untuk semua kalangan,
gedung perkantoran, fasilitas pendidikan dari berbagai tingkatan‘ pasar,
pertokoan, perbankan, fasilitas kesehatan, pusat pelayanan dan jasa, tempat
rekreasi, sarna transportasi, pengaturan sampah, pelayanan air bersih dan
drainase perkotaan.

8) Sejarah Pertumbuhan Kota


Awalnya sebuah kota berasal dari permukiman kecil berupa desa dengan aktifitas
ekonomi penduduk yang terbatas. Secara historis, beberapa kota di Indonesia
tumbuh menjadi besar berawal dari kota kecil yang berasal dari :
a) Kota yang berasal dari perkebunan. Beberapa kota di Jawa berasal dari
perkebunan tebu yang dikembangkan oleh kolonial Belanda. Kota-kota ini
umumnya tertata dengan baik. Sedangkan kota-kota di Sumatera berasal dari
perkebunan karet yang dirancang hanya untuk beberapa ratus kepala keluarga.

416 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Karena pertumbuhan penduduk dan aktifitas perdagangan, kota-kota yang


berasal dari perkebunan menjadi kota besar, dan tumbuh liar sehingga tidak
sebaik kota lama.
b) Kota yang berasal dari adminsitrasi pemerintahan. Sama halnya dengan kota
perkebunan, kota-kota ini secara sengaja dirancang oleh kolonial Belanda
untuk menjadi pusat administrasi pemerintahan. Ciri yang paling khas, kota ini
memiliki alun-alun sebagai pusat kota yang dikelilingi oleh kantor pemerintahan
(gubernuran, kabupaten), rumah sakit, mesjid agung, kejaksaan, pengadilan,
rumah sakit tang sengaja dibangun di dalam satu komplek.
c) Kota yang berasal dari pelabuhan. Beberapa kota besar di Indonesia seperti
Jakarta, Surabaya, medan, Palembang, Makassar merupakan kota yang terletak
di Muara Sungai dan pelabuhan yang sejak jaman kolonial Belanda sudah
menjadi urat nadi pelayaran antar negara sekaligus menjadi pusat perdagangan
dan penyebaran berbagai budaya, bahasa dan agama dari berbagai belahan
dunia. Kota-kota yang terletak di pelabuhan dan muara sungai umumnya lebih
cepat berkembang jika dibandingkan dengan kota di pegunungan.
d) Kota yang berasal dari pertambangan. Beberapa kota yang terletak dengan
daerah pertambangan seperti tambang minya, batu baru, intan, emas. Beberapa
kota tambang yang sudah habis cadangan barang tambangnya akan banyak
ditinggalkan penduduk kota sehingga cenderung menjadi kota mati.
Suatu kota akan terus mengalami perubahan baik secara fisik kota maupun
lingkungannya. Faktor penyebabnya karena pertambahan penduduk kota,
baik karena pertambahan alami akibat kelahiran dan kematian, maupun karena
pertambahan penduduk yang masuk atau urbanisasi ke perkotaan.

Berdasarkan jumlah penduduknya, kota bisa dibedakan menjadi :


(1) kota kecil, adalah kota yang berpenduduk antara 20.000-100.000 jiwa,
(2) kota besar, adalah kota yang berpenduduk antara 100.000-1 juta jiwa,
(3) kota metropolitan, adalah kota yang memiliki pendudul lebih dari 1 juta jiwa.

9) Interaksi Spasial Antara Wilayah Desa dengan Kota


Interaksi dapat dikatakan sebagai hubungan yang saling mempengaruhi antara
suatu wilayah dengan wilayah lain, atau antara satu individu dengan individu lain,
individu dengan kelompok atau kelomok dengan kelompok. Interaksi desa dengan
kota berarti hubungan antara suatu desa dengan kota yang berada di sekitarnya.

Interaksi antara desa dengan kota terjadi akibat adanya perbedaan sumberdaya
dan perbedaan kebutuhan. Penduduk desa menghasilkan barang kebutuhan

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


417
Geografi SMA

pokok sehari-hari dan memerlukan barang-barang yang tidak dihasilkan di desa.


Berbagai barang tersebut dijual ke kota, dan dari kota penduduk desa membeli
berbagai barang untuk kebutuhan warga desa.

Interaksi juga bisa terjadi antara desa dengan desa. Misalnya desa penghasil ikan
di daerah pantai akan berinteraksi dengan desa penghasil beras dan penghasil
sayuran di daerah pegunungan

Para ahli Geografi mengadopsi teori gravitasi dari Isaac Newton (1642-1727) untuk
mengukur jumlah penduduk pada suatu wilayah termasuk perkotaan. Dengan
rumus sebagai berikut :
Interaksi = PW1. Pw2
(JW1. 2)²
PW1 = jumlah penduduk wilayah pertama
PW2 = jumlah penduduk wilayah kedua
PW1.2 = jarak antara kedua wilayah tersebut

Contoh, data antar kota dan jumlah penduduk sebagai berikut :


Jarak AB = 80 km
Jarak AC = 60 km
Jarak AD = 70 km
Sedangkan penduduk A = 600 orang
Penduduk B = 100 orang
Penduduk C = 200 orang, dan
Penduduk D = 700 orang

Dengan menggunakan rumus interaksi di atas, maka akan diperoleh nilai interaksi
wilayah sebagai berikut :

A – B = (600 x 100)
-------------- = 9.37
(80)²

A - C = (600 x 200)
-------------- = 33.3
(60) ²

418 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

A - D = (600 x 700)
---------------- = 85.57
(70) ²

Dengan demikian bahwa perbandingan besarnya interaksi kota-kota AB, AC, dan
AD = 9.37, 33.3, 85.57. Kesimpulannya, lalu lintas kendaraan, terutama kendaraan
umum dan lalu lintas orang atau barang di antara ketiga kota tersebut kurang lebih
sebanding dengan nilai-nilai tersebut.

GLOSSARIUM
Desa =wilayah yang ditempati sejumlah penduduk dan merupakan organisasi pemerintahan terendah

Kota = kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah yang mendominasi tata
ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri

Desentralisasi =penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi
urusan rumah tangganya sendiri

Otonomi =kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri

Linier =Berbentuk garis lurus/memanjang

Gameinschaft = pola masyarakat yang ditandai dengan hubungan anggota-anggotanya bersifat pribadi, sehingga
menimbulkan ikatan yang sangat mendalam dan batiniah

Slum Area =Kawasan kumuh

Pola Konsentris =Pola memusat

3. Latihan :
Jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Desa merupakan bentang budaya sebagai hasil interaksi antara manusia dengan
lingkungan alamnya.Jelaskan faktor-faktor apa yang menyebabkan kemajuan
masyarakat desa!
2. Bagaiamana proses terjadinya interaksi spasial antara desa dengan kota? Berikan
contohnya
3. Jelaskan ciri-ciri desa yang sudah maju dan diklasifikasikan ke dalam desa swasembada!
4. Kota-kota besar yang terletak di muara sungai besar atau pelabuhan umumya
berkembang pesat jika dibandingkan dengan kota yang terletak di pedalaman.
Mengapa demikian?
5. Jelaskan apa yang dimaksud pola konsentris suatu kota!

4. Evaluasi : Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban
a, b, c, atau d

1. Desa yang memiliki pola permukiman mengikuti daerah aliran sungai termasuk ke
dalam desa dengan pola ....
a. Random
a. Konsentris
b. Linier
c. Sektoral
d. Komunal

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 419


Geografi SMA

2. Kebijaksanaan pembangunan desa disusun berdasarkan pokok-pokok kebijaksanaan


seperti berikut, kecuali ....
a. Pemanfaatan sumber daya manusia dan potensi alam yang ada
b. Pemenuhan kebutuhan masyarakat yang esensial
c. Peningkatan prakarsa dan swadaya gotong royong masyarakat
d. Pengembangan tata desa yang modern dan mewah

3. Pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut, kecuali ....


a. Harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu
b. Harus bersifat dinamis dan berkelanjutan
c. Harus memperhatikan aspek lingkungan hidup
d. Harus menyertakan unsur modal asing

4. Daerah-daerah pedesaan yang letaknya jauh dari kota dapat juga terpengaruh
melalui faktor utama, yaitu ....
a. Jalan sebagai penghubung
b. Kota dengan pengaruh desa
c. Kegiatan perekonomian
d. Daerah pinggiran kota

5. Di bawah ini merupakan ciri-ciri dari kawasan pedesaan, kecuali ....


a. Mempunyai kekayaan sendiri
b. Memiliki pemerintahan sendiri
c. Memiliki wilayah sendiri
d. Memiliki hukum sendiri

6. Desa yang berada di kawasan strategis, dekat pusat pertumbuhan, akan memiliki
perkembangan yang pesat jika dibandingkan dengan desa yang terisolir. Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan desa dipengaruhi oleh faktor ....
a. Lokasi
b. Morfologi
c. Geologi
d. Luas

420 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

7. Kawasan kota yang secara intensif digunakan untuk berbagai fungsi urban seperti
perbelanjaan, perkantoran, permukiman, hotel, pendidikan, dan lain-lain disebut ....
a. hinterland
b. metropolis
c. megapolis
d. kumenopolis
e. super blok

8. Permasalahan utama perkotaan adalah permukiman, terutama dalam hal ....


a. Banyaknya anak usia kerja
b. Banyaknya jumlah penduduk
c. Kesulitan mendapat lahan
d. Besarnya arus urbanisasi

9. Kota-kota besar di Indonesia umumnya terletak di muara sungai atau pelabuhan.


Kondisi ini karena terkait dengan pertumbuhan kota, khususnya aspek ....
a. Geografis yang mendukung pertumbuhan kota
b. Historis yang mendukung pertumbuhan kota
c. Pertahanan yang mendorong perkembangan kota
d. Politis yang mendorong perkembangan kota

10. Dibawah ini merupakan dampak positif dari interaksi kota-desa, kecuali ....
a. Dapat mengurangi laju urbanisasi
b. Mengolah sumber daya alam yang tersedia
c. Memperlancar hubungan antar daerah
d. Menciptakan lapangan kerja di pedesaan

Kunci Jawaban :
Essay

1. Kemajuan suatu desa dipengaruhi oleh unsur fisik seperti letak, luas, kesuburan tanah,
ketersediaan air, dan faktor non-fisik yaitu penduduk desa dengan tingkat pendidikan,
keterampilan, semangat untuk maju.
2. Interaksi spasial antara desa dengan kota terjadi karena perbedaan sumberdaya dan
kepentingan. Desa merupakan penghasil bahan pangan yang dibutuhkan warga kota,
sedangkan kota menghasilkan berbagai barang yang tidak dihasilkan warga desa.
3. Ciri-ciri desa yang sudah maju atau swasembada adalah; mata pencaharian tidak
hanya bertumpu kepada sektor pertanian, tingkat pendidikan penduduk sudah baik,
PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta
421
Geografi SMA

transportasi sangat lancar sehingga memudahkan interaksi dengan kota, kesehatan


warga desa sudah baik.
4. Karena kota di muara sungai dan pelabuhan memiliki letak yang sangat strategis dan
memiliki akses yang tinggi, pusat perdagangan dan jalur pelayaran internasional
5. Pola konsentris adalah pola suatu kota yang berkembang ke arah luar kota, pusat kota
seolah-olah dikelilingi zona-zona yang berbentuk lingkaran.

Pilihan ganda :
1) C
2) D
3) D
4) A
5) D
6) A
7) B
8) C
9) B
10) D

422 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

L. Konsep Wilayah dan Perencanaan Pembangunan

1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi
Guru mampu menganalisis wilayah dan perwilayahan
b. Kompetensi Dasar
Guru mampu menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan
perencanaan pembangunan
c. Indikator
 Wilayah formal dan fungsional
 Perwilayahan berdasarkan wilayah formal dan fungsional
 Perwialayahan berdasarkan fenomena geografis
 Identifikasi pusat-pusat pertumbuhan

2. Uraian Materi
a. Wilayah formal dan fungsional
Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah
adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsurr yang terkait
kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan atau aspek fungsional Menurut Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan
sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-
komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional.
Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali
bersifat dinamis. Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam,
sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentukbentuk kelembagaan.
Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan
sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis
tertentu. Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey,1977 dalam Rustiadi
et al., 2006) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam
tiga kategori, yaitu: (1) wilayah homogen (uniform/homogenous region); (2) wilayah
nodal (nodal region); dan (3) wilayah perencanaan (planning region atau programming
region).

Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005) berdasarkan
fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah menjadi
1) Fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan keseragaman/
homogenitas. Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik yang seragam
menurut kriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial dan

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 423


Geografi SMA

politik.
2) Fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan
interdependensi fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam wilayah
tersebut. Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari
satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara fungsional saling
berkaitan.
3) Fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau
kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Oleh karena itu, yang dimaksud
dengan pewilayahan (penyusunan wilayah) adalah pendelineasian unit
geografisberdasarkan kedekatan, kemiripan, atau intensitas hubungan fungsional
(tolong menolong, bantu membantu, lindung melindungi) antara bagian yang satu
denganbagian yang lainnya. Wilayah Pengembangan adalah pewilayahan untuk
tujuan pengembangan/ pembangunan/development.

b. Perwilayahan berdasarkan wilayah formal dan fungsional


Istilah wilayah dalam Geografi sering pula disebut region, yaitu suatu bagian dari ruang
permukaan Bumi yang memiliki karakteristik atau cirri khas yang dapat dibedakan
dengan kondisi ruang di sekitarnya. Wilayah tersebut memiliki keterkaitan secara
internal dalam unsur-unsur tertentu yang tidak dimiliki oleh wilayah lainnya.

Wittlesey mengemukakan unit-unit sebuah region dapat dibentuk oleh hal-hal berikut
ini:
1) Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga menunjukkan areal saja.
2) Multiple feature region adalah region yang menunjukkan ketampakan majemuk,
seperi gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan budaya
bercocok tanam.
3) Region total atau compage terdiri atas banyak unsur atau gabungan antara unsur
fisik dan manusianya, seperti provinsi, negara, atau kawasan tertentu.

Bintarto mengemukakan bahwa region dapat dilihat dari hal-hal berikut ini.
1) Keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform.
Wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling
berhubungan dengan garis melingkar disebut nodal region.
2) Generic region adalah klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya
saja sedangkan fungsi dari region itu sendiri diabaikan. Specific region adalah
klasifikasi wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal yang
mempunyai ciri-ciri geografi khusus.
3) Wilayah yang dalam klasifikasinya menggunakan metode statistic deskriptif.
Wilayah sebagai suatu ruang di permukaan bumi secara umum meliputi bidang atau

424 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

luasan secara tiga dimensi yang mencakup panjang, lebar, dan tinggi sampai batas
atmosfer tertentu. Contoh dari ruang di permukaan bumi antara lain ruang terbuka
hijau di Kota Jakarta yang mencakup bagian dari Kota Jakarta yang diperuntukkan
secara multifungsi, antara lain sebagai daerah resapan air, penghijauan, prasarana
olahraga dan rekreasi, serta estetika kota. Contoh lainnya dari konsep ruang
secara lebih spesifik adalah ruang kelas sebagai suatu bidang yang memiliki luasan
tertentu dalam pengertian memiliki panjang, lebar, dan tinggi yang berfungsi
sebagai prasarana Proses Belajar Mengajar (PBM).

Karakteristik yang khas dari suatu wilayah atau region dapat ditinjau dari aspek fisik
atau alami dan sosial budaya. Oleh karena itu, wilayah merupakan suatu kompleksitas
tertentu sebagai hasil dari interaksi dan interrelasi berbagai macam unsur yang
terdapat di dalamnya. Contoh dari wilayah ditinjau dari aspek fisik, antara lain wilayah
pesisir, wilayah hutan hujan tropis, wilayah gurun, dan wilayah pegunungan. Adapun
wilayah ditinjau dari aspek sosial budaya meliputi wilayah Amerika Latin (Latin
American Region), wilayah Amerika Anglo (Anglo American Region), wilayah perkotaan,
dan wilayah perdesaan.

Pengertian wilayah dapatlah dibedakan dengan daerah. Wilayah lebih cenderung


memiliki batas berdasarkan kriteria fisik atau sosial budaya tertentu, sedangkan daerah
cenderung memiliki batas berdasarkan kewenangan administratif pemerintahan,
seperti pembagian daerah waktu di Indonesia, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan,
dan desa atau kelurahan. Bagian dari wilayah secara horizontal adalah landscape, yaitu
bentangan permukaan bumi (hanya memiliki dimensi panjang dan lebar) yang dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Bentangan Alam (Natural Landscape) adalah bentangan permukaan Bumi yang
didominasi oleh unsur-unsur yang bersifat alami, seperti lereng gunung, lautan,
gurun pasir, dan lembah.
2) Bentangan Budaya (Cultural Landscape or Man Made Landscape) adalah bentangan
permukaan Bumi yang didominasi oleh unsur unsur yang bersifat sosial budaya,
seperti pusat perdagangan dan permukiman penduduk.

c. Identifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan


Pusat pertumbuhan secara definitif diartikan sebagai suatu lokasi wilayah yang
pertumbuhannya sangat pesat dalam berbagai bidang sehingga dapat mempengaruhi
wilayah-wilayah lain sekitarnya. Luas wilayah yang dipengaruhi oleh pusat
pertumbuhan beragam, asa yang berskala lokal, nasional, dan regional.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 425


Geografi SMA

Faktor suatu tempat menjadi pusat pertumbuhan :


1) Kondisi fisik
2) Kekayaan sumber daya alam
3) Sarana dan prasarana transportasi
4) Adanya industri
5) Kondisi sosial ekonomi
6) Pertimbangan ekonomi.

Teori mengenai pusat-pusat pertumbuhan


1) Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)
Pertama kali dikemukakan oleh Walter Chrisstaller tahun 1933. Teori ini mengatakan
bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk
harus terletak pada suatu tempat yang sentral, yaitu suatu tempat atau kawasan
yang memungkinkan partisipasi manusia jumlahnya maksimum.

Teori ini dapat diterapkan dengan syarat :


· Relief muka bumi seragam, terutama dengan dalam hubungan trasnportasi
· Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduknya juga relatif homogen.
· Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transpor dan komunikasi yang merata.
Dari model ini, ada 3 penerapan teori tempat central :
· Administrasi maksimum apabila seluruh daerah pinggir terlayani daerah pusat
· Transportasi maksimum apabila setengah daerah pinggir terlayani oleh pusat
· Pasar maksimum apabila sepertiga daerah pinggir terlayani oleh pusat
Christaller pertama kali mempublikasikan studinya yang berkaitan dengan masalah
tentang bagaimana menentukan jumlah, ukuran dan pola penyebaran kota-kota.
Asumsi-asumsi yang dikemukakan antara lain :
Jumlah penduduk yang ada membutuhkan barang dan jasa. Prinsip yang
dikemukakan oleh Christaller adalah
Range : Adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktivitas pasar
yang menjual kebutuhan komoditi atau barang. Misalnya seseorang
membeli baju di lokasi pasar tertentu, range adalah jarak antara tempat
tinggal orang tersebut dengan pasar lokasi tempat dia membeli baju.
Apabila jarak ke pasar lebih jauh dari kemampuan jangkauan penduduk
yang bersangkutan, maka penduduk cenderung akan mencari barang
dan jasa ke pasar lain yang lebih dekat.
Threshold : Adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan
untuk menunjang kesinambungan pemasokan barang atau jasa

426 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

yang bersangkutan, yang diperlukan dalam penyebaran penduduk


atau konsumen dalam ruang (spatial population distribution). Dari
komponen range dan threshold maka lahir prinsip optimalisasi pasar
(market optimizing principle). Prinsip ini antara lain menyebutkan
bahwa dengan memenuhi asumsi di atas, dalam suatu wilayah akan
terbentuk wilayah tempat pusat (central place). Pusat tersebut
menyajikan kebutuhan barang dan jasa bagi penduduk sekitarnya.
Apabila sebuah pusat dalam range dan threshold yang membentuk
lingkaran, bertemu dengan pusat yang lain yang juga memiliki range
dan threshold tertentu, maka akan terjadi daerah yang bertampalan.
Penduduk yang bertempat tinggal di daerah yang bertampalan akan
memiliki kesempatan yang relatif sama untuk pergi kedua pusat
pasar itu.
Keterbatasan system tempat pusat dari Christaller ini meliputi beberapa kendala,
antara lain : Jumlah penduduk, Pola aksesibilitas, Distribusi.

2) Teori kutub pertumbuhan


Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lerroux pada tahun 1955. Pembangunan
dimanapun adanya bukanlah merupakan suatu proses secara serentak tetapi
muncul ditempat ditempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas berbeda-
beda. Tempat/kawasan yang menjadi pusat pembangunan disebut pusat/kutub
pertumbuhan. Dari pusat pertumbuhan pembangunan menyebar ketempat
sekitarnya.
Pengaruh pusat pertumbuhan
a) Pemusatan dan persebaran sumber daya yang berfungsi :
· pengelolaan sumber daya alam
· penampungan sumber daya manusia
b) Perkembangan sumber daya manusia dari daerah sekitarnya
· pendapatan masyarakat meningkat
· terciptanya lapangan kerja baru
· tumbuhnya pusat pertumbuhan-pertumbuhan perdagangan
· munculnya lembaga-lembaga perbankan
· berkembangnya badan-badan usaha
c) Perubahan sosial budaya
· makin terbukanya wawasan masyarakat
· adanya perubahan sistem mata pencaharian
· adanya asimilasi budaya masyarakat
· perubahan cara berfikir masyarakat.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


427
Geografi SMA

d. Konsep Core-Periphery (Pusat Pinggiran)


Prebish (1949) melihat ada ketidak seimbangan antara Core (C)-Periphery (P),
akibatnya ada interaksi yang merugikan bagi P, sehingga P menjadi kurang maju.
Beberapa pandangan teoritis :
1) Menurut Myrdal ―Core Regions‖ sebagai magnet yang dapat memperkuat
pertumbuhan ekonomi secara otomatis. Misalnya arus tenaga kerja, tenaga
terampil, modal mengalir dari P ke C. Di suatu tempat dibanguan industri maka
terjadi konsentrasi penduduk disekitarnya. Penduduk memerlukan pelayanan
sosial-ekonomi, hal ini akan menarik investor, modal mengalir ke tempat tersebut.
Mungkin juga akan menarik industri lainya (menyediakan bahan baku atau
mengolah hasil industri yang pertama tadi). Makin lama pertumbuhan dilokasi
tersebut makin pesat, terjadilah polarization of Growth.. Polarization of Growth
akan menghambat pertumbuhan wilayah lain, menghambat pertumbuhan
modal wilayah lain, menghambat pertumbuhan tenaga terampil diwilayah lain.
Wilayah lain terkena ―backwash effects‖ makin lama akan makin mundur dan
disebut wilayah ―pheryphery‖. Apabila ―spread effects‖ dari C-P lebih besar,
maka “ backwash afeects‖ dapat diatasi. Selama masih ada mekanisme pasar,
pertumbuhan P sulit diharapkan. Untuk itu diperlukan campur tangan pemerintah
(pengendalian migrasi/urbanisasi, pencegahan larinya modal, pembangunan
perdesaan). Apabila pemerintah tidak turut campur tangan, ―back wash affects‖
akan selalu lebih besar dari ada‖ spread efeects‖.
Menurut Hirschman investasi yang sangat banyak di Core region mempercepat
pertumbuhan di C dan Polarisasi pembangunan digantikan oleh ―trickling down
effects‖ pembangunan Harischman lebih optimis, karena perbedaan keruangan
pembangunan merupakan hal yang sementara dan intervensi pemerintah akan
menghilangkan ketimpangan.

2) Teori Pembangunan Regional


Friedmann membuat tipologi wilayah atas dasar konsep C-P dan membedakan
wilayah atas :
a) Core Region, sebagai pusat kegiatan
b) Wilayah transisi yang berkembang wilayah dekat ―core dan sesuai untuk
pengembangan sumberdaya, misalnya daerah antara Jakarta-Bandung
c) Wilayah yang berdekatan dengan sumberdaya, wilayah pinggiran/permukiman
baru, misalnya lokasi transmigrasi
d) Wilayah transisi yang mundur-wilayah yang mengalami ―backwash effects‖
Menurut Friedmann, urbanisasi merupakan proses integritas keruangan yang
mengakibatkan perbedaan keruangan akan semakin berkurang.

428 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

3) Teori Marxist
Menurut Karl Marx konsep C-P merupakan eksploitasi C atas P, dimana P sangat
menggantungkan diri pada C.

e. Konsep Growth Pole (Growth Centre)


Peroux (1950) memformulasikan konsep ―Growth Pole‖ (Kutub Pertumbuhan).
Sebagai kutub, akan memancarkan kekuatan sentrifugal dan menarik kekuatan
sentripetal. Industri manufaktur baja, menimbulkan kekuatan sentripetal, menarik
kegiatan yang langsung berhubungan dengan pembuatan baja (penyediaan bahan
mentah dan penyediaan pasar). Kekuatan sentrifugal, kegiatan baru yang tidak
berkaitan langsung dengan industri baja seperti transportasi karyawan, tampat
makan, tempat tinggal.

Boudevile memformulasikan konsep “Growth Center‖ (pusat pertumbuhan).Pusat


pertumbuhan menjadi konsep keruangan secara konkrit (kota atau wilayah perkotaan
yang memiliki suatu industri yang punya pengaruh besar terhadap kegiatan lainnya
(penguasaan pasar, penguasaan teknologi).Tempat/wilayah yang ada industri
baja yang berkaitan dengan industri lainnya, penambangan bijih besi, pelayanan
transportasi bahan mentah/baku dan hasil industri.

Kaitan antara 2 industri dibedakan atas :


1) Backward linkages - kegiatan yang berkaitan dengan input (tanur pembakaran,
penambangan, transportasi bahan mentah/baku)
2) Forward linkages - kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan pasar/proses lebih
lanjut (pembuatan lembaran baja, pipa besi)
3) Lateral linkages - kegiatan yang berkaitan dengan fasiliatas social (penerangan
listrik, saluran pembuangan)

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 429


Geografi SMA

3. Latihan
1. Bedakan pembagian region menurut bintarto dan wittseley ?
2. Bedakan wilayah dengan daerah ? berikan contohnya
3. Mengapa teori tempat central dari cristaler sukar diterapkan ?
4. Mengapa daerah periphery mengalami kemunduran, jelaskan ?
5. Mengapa suatu wilayah dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ?

4. Evaluasi
1. Berdasarkan kondisi fisik suatu daerah, maka kondisi topografis daerah yang lebih
maju dibanding daerah lainnya ....
a. Dataran tinggi
b. Dataran rendah
c. Plato
d. Daerah perbukitan

2. Berikut ini bukan merupakan faktor yang mempengaruhi suatu wilayah menjadi
pusat pertumbuhan ......
a. Faktor alam
b. Faktor sosial
c. Faktor kebudayaan
d. Faktor industri

3. Penggolongan wilayah yang didasarkan pada kenampakan tunggal seperti iklim,


vegetasi disebut .....
a. Cultural region
b. Formal region
c. Natural region
d. Feature region

4. Menurut Wittlesey mengemukakan unit-unit sebuah region seperti propinsi, negara


termasuk .....
a. Multiple feature region
b. Region total
c. Spesifik region
d. Generic region

430 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

5. Fungsi pusat pertumbuhan secara umum adalah......


a. Melihat lokasi industri yang ramah
b. Memudahkan koordinasi dan meratakan pembangunan
c. Mengetahui kelemahan dan potensi daerah
d. Memantau distribusi barang.

6. Terjadinya wilayah pheriphery disebabkan......


a. Spread effect lebih besar dari backwash effect
b. Sperad effect lebih kecil dari backwash effect
c. Remitan lebih besar ke periphery
d. Core menarik periphery

7. Terjadinya wilayah pelayanan maksimal untuk daerah adminstrasi apabila, dipenuhi


syarat berikut ini .....
a. semua daerah pinggiran terlayani oleh pusat
b. sepertiga daerah pinggiran terlayani oleh pusat
c. setengah daerah pinggiran terlayani oleh pusat
d. dua pertiga daerah pinggiran terlayani oleh pusat

8. Pertumbuhan wilayah didasarkan kekuatan sentrifugal dan menarik kekuatan


sentripetal. Teori ini di kemukakan oleh………
a. W. Cristaler
b. Myrdal
c. Beroux
d. Boudevile

9. Wilayah yang berkenaan dengan keseragaman/homogenitas atau suatu wilayah


geografik yang seragam menurut kriteria tertentu disebut ......
a. Wilayah formal
b. Wilayah fungsional
c. Generic region
d. Polarized region

10. Ekploitasi daerah periperi terhadap core dikemukakan oleh ......


a. W. Cristaler
b. Marxist
c. Beroux
d. Boudevile

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 431


Geografi SMA

GLOSSARIUM
Region =Wilayah yang memiliki karakteristik tertentu

Wilayah Formal = suatu wilayah geografik yang seragam menurut kriteria tertentu

Wilayah Fungsional = wilayah pen ting yang sangat erat kaitannya dengan objek kejadian di permukaan bumi

Homogenitas = Keseragaman

Bentangan Alam = bentangan permukaan bumi yangdidominasi oleh unsur-unsur yang bersifat alami

Bentangan Budaya = bentangan permukaan bumi yang didominasi oleh unsur yang bersifat sosial budaya

Relief = Tinggi rendahnya permukaan bumi

Range = adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktifitas pasar yang menjual kebutuhan
komoditi atau barang.

Thereshold = adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan untuk menunjang
kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang bersangkutan

Central Place =Tempat Sentral

Aksesibilitas =Keterjangkauan dilihat dari tinjauan kemudahan mencapai suatu wilayah

Growth Center = Pusat Pertumbuhan

5. Latihan
1. Menurut wittlesey
a. Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga menunjukkan areal saja.
b. Multiple feature region adalah region yang menunjukkan ketampakan majemuk, seperi
gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan budaya bercocok
tanam.
c. Region total atau compage terdiri atas banyak unsur atau gabungan antara unsur fisik
dan manusianya, seperti provinsi, negara, atau kawasan tertentu.

2. Menurut Bintarto
a. Keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform. Wilayah
dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan
dengan garis melingkar disebut nodal region.
b. Generic region adalah klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya
saja sedangkan fungsi dari region itu sendiri diabaikan. Specific region adalah klasifikasi
wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal yang mempunyai
ciri-ciri geografi
3. Pengertian wilayah dapatlah dibedakan dengan daerah. Wilayah lebih cenderung
memiliki batas berdasarkan kriteria fisik atau sosial budaya tertentu, sedangkan daerah
cenderung memiliki batas berdasarkan kewenangan administratif pemerintahan,
seperti pembagian daerah waktu di Indonesia, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan,
dan desa atau kelurahan.
4. Teori ini dapat diterapkan dengan syarat :
a. Relief muka bumi seragam, terutama dengan dalam hubungan trasnportasi
b. Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduknya juga relatif homogen.
c. Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transpor dan komunikasi yang merata
5. Tertariknya modal, tanaga produktif, barang mentah kedaerah core menyebakan
periphery mengalami kemunduran
6. Faktor suatu tempat menjadi pusat pertumbuhan :
a. Kondisi fisik
b. Kekayaan sumber daya alam
c. Sarana dan prasarana transportasi
d. Adanya industri
e. Kondisi sosial ekonomi
f. Pertimbangan ekonomi.

432 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

6. Evaluasi
1. C
2. C
3. D
4. B
5. B
6. B
7. A
8. A
9. B
10. B

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


433
Geografi SMA

Daftar Pustaka

Agus Suryantoro, 1990, Penyimpangan Pemanfaatan Ruang TerhadapRencana Induk Kota Kawasan
Kraton-Malioboro Dengan Interpretasi Foto Udara, Tesis S-2, PPS-UGM, Yogyakarta.
Ahmad yani, Mamat Ruhimat, 2008, Geografi untuk kelas XI, Garsindo, Jakarta
Andrew Webster. Introduction to Sociology of Development.
Ankie, MM, Hoogevelt. Alternative Development Strategies.
Bambang Prijambodo, Pokok-Pokok Rencana Pembanguan Jangka Panjang Menengah Tahun
2004-2009 Disampaikan pada kunjungan Kuliah lapangan mahasiswa Jurusan Geografi
27, April 2006
Bintarto,R dan Surastopo, 1998, Metode Analisa Geografi, LP3S , Jakarta
Daldjoeni, N, 1982, Pengantar Geografi, Alumni, Bandung
Dean K.Forbes. Geografi Keterbelakangan. Jakarta: LP3ES. 1984
Dulbahri, 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Puspics – Bakorsurtanal – UGM,
Yogyakarta.
Erwin Hardika Putra, Shut, 2005, Pemandaatan Teknologi Citra Satelit dan GIS (Geograhic
Informatiom System) untuk Monotoring GNRHL
Irawan. Drs. MBA, Suparmoko M, Dr, M.A., 1992, Ekonomi Pembangunan, BPFE, Yogyakarta
Dickenson J.P, dkk. Geografi Negara Berkembang. Methuen : London and New York. 1983
Jensen, J.R. 2000. Remote Sensing of The Environment an Earth Resource Perspective. Prentice
Hall. New Jersey
Lillesand and Kiefer, 1993. Remote Sensing And Image Interpretation, Jhon Villey and Sons,
New York.
-----------------------, 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. John Wiley and Son. New York
Lo, C.P, 1986. Penginderan Jauh Terapan, UI- Press, Jakarta.
Michael Chisolm. Studies in Human Geography. London. 1984
Nursid Sumaatmadja, 1989, Lingkungan Hidup, Alumni, Bandung
-------------------------1981, Studi Geografi, Alumni, Bandung
Peter Haget. Geography: A Modern Synthesis. Second Edition. Harper International Edition.
Harper & Row, Publisher. New York, Evaston. 1983
Prikandito, Aryono, 1980, Kartografi, PPT UGM, Yogyakarta
Purwadhi, F.S.H. Interpretasi Citra Digital. Grasindo. Jakarta
Resosudarmo Sujiran, 1958, iImu Bumi Alam, Masa Baru, Bandung
-------------------------, 1990, Pengantar Ekologi, Remaja Rosadakarya,Bandung
Sandy, I Made, 1987, Iklim Regional Indonesia, Yakarta, Jurusan Geografi FMIPA
Soni Darmawan, Ishak H. Ismullah, Ketut Wikantika, Firman Hadi, Teknologi Satelit Inderaja
Untuk Pertanian, Pusat Penginderaan Jauh – ITB

434 PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta


Geografi SMA

Sumitro Djoyohadikusumo, 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi


Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, LP3ES, Jakarta
Suryana, Dr.M.Si, 2000, Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan, Penerbit
Salemba empat,
Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid II, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Suwarsono, Alvin Y.So, 2000, Perubahan Sosial dan Pembangunan, LP3ES, Jakarta,
Tim penyusun, 2000, Ilmu pengetahuab Populer, Widyakarya, Jakarta
Wardiyatmoko, 2002, Geografi SMA Kelas IX, Penerbit Erlangga, Jakarta
-----------------, 2002, Geografi SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
-----------------, 2002, Geografi SMA Kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta
Bintarto, 1977, Penginderaan Jauh Untuk Studi Kota, Diktat Kuliah Puspics, FGE-UGM, Yogyakarta.
Lillesand dan Kiefer, 2004, Remote Sensing and Image Interpretation, Jhon Wiley & Sons, Inc., USA.
Soenardi Prawirohatmodjo, 1993, Fotografi Udara dan PenafsiranCitra untuk Pengelolaan
Sumberdaya, Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
http://www.calforests.org/glossary.html)
http://www. fwie.fw.vt.edu/tws-gis/glossary.htm
http://www:horeau.dnr.state.mn.us/mis/gis/tools/arcview/Training/WebHelp/Glossary/
Glossary3.htm)
http://www.waterquality.de/hydrobio.hw/RTERMS.HTM)
http://www amsglossary.allenpress.com/glossary/browse)
http:// www.nsc.org/ehc/glossar2.htm)
http://www.agriculture.purdue.edu/ssmc/Frames/newglossery.htm)
http:// www.epa.gov/heatisland/resources/glossary.html)
http://www biology.usgs.gov/s+t/SNT/noframe/zy198.htm)
http://www snowcover.gsfc.nasa.gov/glossary.html)
http://www wikipedia.org/wiki/Remote_sensing)
ASSESMENT
A. Assesment Pembelajaran 1
1. Kompetensi Guru
Evaluasi :
1. Jelaskan pengertian guru ?
2. Jelaskan pengertian pendidik ?
3. Deskripsikan profil pendidik guru yang ideal menurut anda.
4. Jelaskan makna tanggungjawab
5. Jelaskan hubungan tanggungjawab, kesadaran, pengabdian dan
pengorbanan
6. Jelaskanlah kewajiban yang harus dilaksanakan guru professional
7. Jelaskanlah empat kompetensi guru professional dan berikan contoh-
contoh pelaksanaan dalam pembelajaran
8. Bagaimana jika salah satu kompetensi tidak dikuasai guru dan apa
dampaknya pada pembelajaran
9. Deskripsikan citra diri positif
10. Jelaskan manfaat citra diri positif
11. Jelaskan langkah-langkah pengembangan citra diri positif
12. Jelaskan pengertian etika ?
13. Jelaskan perbedaan antara etika ,moral, dan akhlak ?
14. Untuk apa guru memahami etika ?
15. Jelaskan makna komitmen
16. Jelaskan mengapa komitmen terhadap tugas penting bagi guru
17. Jelaskan makna empati
18. Jelaskan mengapa guru perlu memiki rasa empati yang tinggi
terhadap siswanya
19. Jelaskan dampak empati guru terhadap siswanya dalam pembelajara?

B. Assesment Pembelajaran 2
1. Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran
Tes Formatif 1:
1. Teori ilmiah yang melandasi desain silabus dan RPP yang berkaitan
dengan proses belajar.
a. Teori analisis peserta didik
b. Teori pembelajaran
c. Teori belajar
d.Teori komunikasi

2. Jenjang terakhir tujuan pembelajaran dan ranah yang telah direvisi.


a. menilai
b. mencipta
c. mensintesis
d. menganalisis

3. Komponen pertama Pengembangan Silabus dan RPP


a. Tujuan
b. Materi
c. Strategi
d.Evaluasi

4. Perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator harus


menggunakan kata kerja yang bersifat operasional, kecuali:
a. Membaca
b. Menyanyi
c. Menguasai
d.Menjawab

5. Langkah-langkah pembelajaran dikembangkan berdasarkan:


a. Strategi pembelajaran
b. Pendekatan pembelajaran
c. Metode pembelajaran
d.Teknik pembelajaran

6. Manakah yang tergolong materi fakta ?


a. Peristiwa gempa bumi
b. Hukum Archimedes
c. Prosedur menabung
d.Ciri-ciri makhluk hidup
7. Pengembangan Silabus dan penyusunan RPP merupakan dokumen
pengembangan KTSP sesuai PerMenDikNas.
a. Nomor 14 Tahun 2007
b. Nomor 41 Tahun 2005
c. Nomor 14 Tahun 2005
d. Nomor 41 Tahun 2007

8. Perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dapat


memiliki keterkaitan dan kesesuaian bila dikembangkan melalui:
a. Identifikasi kebutuhan
b. Analisis pembelajaran
c. Analisis kurikulum
d. Identifikasi masalah pembelajaran

9. Kegiatan inti pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP kecuali:


a. Eksplorasi
b. Elaborasi
c. Konfirmasi
d. Refleksi

10. Komponen silabus dan RPP yang bukan komponen pengembangan:


a. Identitas mata pelajaran
b. Indikator
c. Sumber referensi
d.Alokasi waktu

Tes Formatif 2
1. Fungsi bahan ajar modul/LKS
a. untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
b. untuk meningkatkan hasil belajar siswa
c. untuk mengisi waktu luang siswa
d. untuk menambah waktu belajar siswa

2. Manakah bahan ajar yang lengkap dan dapat digunakan secara mandiri
oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran ?
a. Buku
b. Video
c. Modul
d. Surat kabar

3. Komponen latihan pada modul diletakkan setelah komponen:


a. tes formatif
b. rangkuman
c. uraian materi
d. kunci jawaban

4. Bagian penting dalam LKS yang membedakan antara LKS satu dan
lainnya adalah:
a. bagian inti
b. bagian penutup
c. bagian awal
d. bagian akhir

5. Fungsi rangkuman materi pada bagian pendahuluan LKS


a. memperbanyak halaman LKS
b. merupakan alat motivasi belajar
c. mengulangi isi buku pelajaran
d. mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan kegiatan belajar
siswa
6. Prinsip mengembangkan isi modul/LKS kecuali:
a. bahasa
b. ilustrasi
c. keakuratan ilmu pengetahuan
d. fisik modul/LKS

7. Syarat-syarat penulisan LKS , kecuali:


a. sesuai dengan silabus dan RPP
b. tersedia tipe tugas atau latihan
c. mudah dipahami siswa
d. alur penyajian tidak sistematis

8. Variasi kegiatan belajar yang merupakan ciri isi LKS kecuali:


a. meringkas buku
b. menjawab soal-soal
c. melakukan percobaan
d. memasangkan gambar dengan kata

9. Penulisan modul/LKS diawali dengan tahap:


a. perancangan
b. pengembangan
c. produksi
d. evaluasi

10. Tahap yang memerlukan tenaga khusus dalam masalah pencetakan:


a. perancangan
b. pengembangan
c. produksi
d. evaluasi
Tes Formatif 3
1. Media pembelajaran dalam sistem komunikasi merupakan komponen:
a. Sumber

b. Pesan

c. Saluran

d. Penerima

2. Kriteria utama dalam memilih media:


a. Kemampuan media

b. Tujuan pembelajaran

c. Jumlah siswa

d. Kemudahan penggunaan

3 Media yang merupakan objek pengganti, kecuali:


a. Mock up

b. Simulator

c. Model

d. Realia

4. Media yang dapat dengan mudah membangkitkan efek emosi:


a. Audio

b. Film

c. Video

d. Radio

5. Kriteria pertama pemilihan media yang berbasis teknologi komputer


a. Akses

b. Biaya

c. Kemudahan penggunaan
d. Kecepatan

6. Komponen media yang dibuat sendiri oleh guru, kecuali:


a. Tujuan

b. Materi

c. Strategi

d. Evaluasi

7. Prosedur memanfaatkan media kecuali:


a. Pengumpulan bahan

b. Persiapan

c. Pelaksanaan

d. Tindak lanjut

8. Scrabble, puzzle tergolong media pembelajaran:


a. Penyaji

b. Objek

c. Permainan

d. Interaktif

9. Jika tujuan pembelajaran adalah siswa mampu mendeskripsikan


komponen mesin kendaraan, dengan situasi laboratorium otomotif
maka media yang dipilih:
a. Realia

b. Model

c. Foto

d. Gambar
10. Manfaat media pembelajaran kecuali:
a. Meningkatkan perhatian siswa

b. Memberikan kesamaan persepsi materi pembelajaran

c. Memberikan hiburan kepada siswa

d. Memberikan rangsangan pada indera siswa.

Tes Formatif 4
1. Tes objektif seperti pilihan ganda dikategorikan metode penilaian:
a. kognitif
b. afektif
c. psikomotorik
d. tertulis

2. Langkah pertama merencanakan penilaian hasil belajar


a. mengidentifikasi hasil belajar
b. menentukan tujuan penilaian
c. membuat kisi-kisi
d. menuliskan draft butir instrumen

3. Sarana untuk mendeskripsikan proporsi soal


a. kisi-kisi
b. cetak baru
c. blue print
d. kalibrasi
4. Perangkat penilaian yang diberikan kepada siswa pada saat
pelaksanaan tes tertulis, kecuali:
a. lembar soal
b. lembar jawaban
c. lembar soal dan lembar jawaban
d. kisi-kisi instrumen penilaian

5. Teknik penilaian hasil belajar untuk mengukur penguasaan


kompetensi siswa secara alamiah, kecuali:
a. skala penilaian diri sendiri
b. lembar observasi
c. skala sikap
d. daftar pertanyaan
6. Bentuk kinerja siswa yang dapat dinilai, kecuali:
a. portofolio
b. hasil karya
c. proyek
d. kognisi

7. Aspek penilaian siswa yang berhubungan dengan kinerja praktek di


laboratorium dengan kinerja praktek:
a. persiapan alat dan bahan
b. pelaksanaan praktek
c. penulisan laporan praktek
d. memelihara kebersihan ruang laboratorium

8. Bukan deskripsi lembar soal tes uraian yang akan dikerjakan siswa:
a. berisi petunjuk pengerjaan soal
b. berisi pertanyaan terbuka
c. berisi kolom untuk menjawab soal
d. berisi alokasi waktu pengerjaan soal

9. Penulisan butir instrumen pada tahap keempat setelah kegiatan:


a. menguji coba butir instrumen
b. membuat kisi-kisi
c. mengidentifikasi tujuan pembelajaran
d. merumuskan tujuan penilaian

10. Kriteria penilaian hasil belajar A, B, C, D atau E diperoleh dari standar


skor berbentuk:
a. interval skor
b. angka
c. skala ordinal
d. skala nominal

C. Assesment Pembelajaran 3
1. Penelitian Tindakan Kelas
Evaluasi A:

1. Apa arti guru reflektif?


2. Apa hubungan antara PTK dengan guru profesional?
3. Mengapa hasil PTK tidak dapat digeneralisasi?
4. Mengapa pendekatan statistik jarang digunakan dalam PTK?
5. Apa hal penting yang Anda lakukan ketika sedang berusaha
melakukan perbaikan pembelajaran?
6. Apa tujuan dokter mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
tentang keluhan Anda sebagai pasien? Apa padanannya dengan
peneliti PTK?
7. Kalau dokter menggunakan berbagai alat ukur dalam
mengungkapkan keluhan pasien, alat ukur apa saja yang Anda
gunakan dalam mendeskripsikan masalah pembelajaran?
8. Kalu dokter "melakukan diagnosis" dan "memberikan resep", apa yang
dilakukan oleh peneliti PTK?
9. Apa hal penting yang dilakukan oleh guru peneliti PTK tetapi tidak
dilakukan oleh guru biasa?
10. Apa perbedaan antara "masalah" dengan "akar-masalah"?
11. Apa kira-kira akar-masalah kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta yang
tidak kunjung dapat dipecahkan?
12. Apa yang akan terjadi dengan "tindakan" yang tidak didasarkan pada
"akar masalah"? Apa analoginya dengan pekerjaan dokter?
13. Berikan contoh akar-masalah yang berada di luar kendali guru, dan
karenanya tidak dapat dipecahkan melalui PTK.
14. Apa tujuan pertanyaan "Upaya apa yang telah dilakukan?" dalam
menemukan akar-masalah?
15. Apakah pengalaman-sukses seorang guru dalam pembelajaran dapat
dituliskan sebagai laporan PTK?

Evaluasi B:

1. Apa analogi siklus PTK dengan proses pengobatan dokter?


2. Mengapa peneliti PTK perlu menjelaskan tentang setting penelitian?
3. Apa isi Perencanaan dalam Siklus I, II, dan selanjutnya? Apa
analoginya dengan pengobatan dokter?
4. Apa hubungan antara perencanaan dengan RPP?
5. Apa isi Pelaksanaan? Apa analoginya dengan pengobatan dokter?
6. Apa Isi Pengamatan? Apa analoginay dengan pengobatan dokter?
7. Apa isi refleksi? Apa analoginya dengan pengobatan dokter?
8. Apa syarat sebuah siklus baru?
9. Apa yang sebaiknya diukur menggunakan berbagai instrumen?
10. Mengapa instrumen harus berdasarkan kisi-kisi?
11. Apa kelemahan pengukuran terhadap variabel perlakuan?
12. Apa yang dimaksud dengan triangulasi?
13. Apa yang dimaksud dengan kolaborasi?

Kunci Jawaban
A. Assesment 1
B. Assesment 2
Evaluasi Formatif 1
1. c
2. b
3. a
4. c
5. a
6. a
7. d
8. a
9. d
10. a

Evaluasi Formatif 2
1. b
2. c
3. c
4. a
5. d
6. d
7. d
8. a
9. a
10. c

Evaluasi Formatif 3
1. c
2. b
3. c
4. d
5. b
6. a
7. c
8. d
9. a
10. c

Evaluasi Formatif 4
1. a
2. b
3. a
4. c
5. d
6. d
7. d
8. c
9. b
10. a

C. Assesmet 3
PTK Evaluasi A:

1. Guru yang selalu berusaha menemukan kelemahan dalam pembelajaran


yang telah dilakukan, dan berusaha untuk memperbaiki.
2. Guru profesional senantiasa melakukan PTK, walaupun tidak secara
formal.
3. Karena PTK bersifat kontekstual; hal yang ditemukan do satu kelas belum
tentu berlaku di tempat lain.
4. Peneliti tidak akan punya waktu untuk melakukan karena PTK dilakukan
sambil mengajar.
5. Mengidentifikasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi, kemudian
mencari alternatif metode.
6. UUntuk "mendiagnosis penyakit" secara tepat. Padanannya dengan
peneliti PTK adalah "mendeskripsikan masalah secara rinci".
7. Tes hasil belajar, lembar observasi, dan kuesioner
8. ―Menemukan akar-masalah" dan "menyusun hipotesis-tindakan"
9. Mendeskripsikan masalah secara rinci, menemukan akar masalah secara
seksama, memilih akar masalah yang akan diperbaiki, dan berkolaborasi
dalam menemukan akar masalah maupun merencanakan tindakan untuk
memecahkannya.
10. Masalah mempunyai beberapa kemungkinan penyebab; akar-masalah
adalah salah satu penyebabnya.
11. Jumlah kendaraan bermotor terlalu banyak, tidak sebanding dengan luas
jalan yang tersedia
12. Hasilnya akan mengecewakan. Resep yang tidak berdasarkan diagnosis
yang cermat.
13. Input siswa, sistem UN, dan gaji guru; ketiga-tiganya tidak dapat
dipecahkan melalui PTK.
14. Untuk melokalisir akar-masalah; dalam kasus di atas jelas bahwa
penyebabnya bukan pada metode pembelajaran yang monoton atau media
yang konvensional, karena guru sudah cukup profesional. Jadi akar-
masalah berada di luar itu.
15. Sebaiknya jangan; pengalaman mengajar biasanya kurang sistematis,
terutama dalam menerapkan siklus-siklusnya. Pengalaman sukses berarti
masalah sudah berhasil dipecahkan, tidak perlu dilakukan PTK lagi. Guru
yang sukses memperbaiki pembelajaran biasanya banyak menemukan
masalah-masalah baru, sesuai dengan prinsip "pemecahan masalah akan
menimbulkan masalah baru yang lebih banyak". Harusnya ia dengan
mudah menemukan masalah baru untuk melakukan PTK, bukan terpaku
pada satu masalah lama.

PTK Evaluasi B :

1. Siklus PTK dapat dianalogikan dengan resep dokter; satu resep adalah
satu siklus penelitian. Jika penyakit belum sembuh akan diberikan resep
berikutnya, sampai pasien sembuh.
2. Agar pembaca yang ingin menduplikasi hasil penelitian merasa yakin
bahwa kondisi kelasmya sama (atau tidak sama) dengan kondisi kelas
penelitian. Jika sama ia akan melanjutkan duplikasi; jika tidak mungkin ia
akan membatalkan.
3. Perencanaan dalam Siklus I tidak lain adalah hipotesis tindakan yang
sudah direncanakan sebelumnya. Perencanaan dalam siklus II dibuat
berdasarkan refleksi pada akhir siklus I; perencanaan dalam siklus III
dibuat berdasarkan refleksi pada akhir siklus II; dst. Analoginya dengan
pengobatan, Perencanaan adalah resep dokter.
4. Perencanaan PTK harus tercermin dalam RPP; tindakan yang diberikan
hendaknya dicetak bold agar jelas posisinya dalam pembelajaran.
5. Pelaksanaan berisi uraian tentang penerapan tindakan, sebagai variabel
bebas. Analoginya dengan pengobatan, Pelaksanaan mendeskripsikan
tentang kelancaran atau hambatan proses meminum obat.
6. Pengamatan berisi data tentang hasil peningkatan variabel yang ingin
ditingkatkan, sebagai variabel terikat, baik data kuantitatif berupa angka-
angka maupun kualitatif berupa kata-kata. Analoginya dengan
pengobatan, Pengamatan mendeskripsikan tentang peningkatan kesehatan
pasien.
7. Refleksi berisi analisis terhadap data Pengamatan, tentang keberhasilan
dan kegagalan tindakan. Terutama kegagalan, dianalisis penyebabnya
untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. Analoginya dengan pengobatan
dokter, Refleksi adalah analisis dokter ketika pasien datang lagi
kepadanya.
8. Tindakan dalam siklus baru harus berbeda secara signifikan dari siklus
sebelumnya.
9. Variabel yang ingin ditingkatlkan, atau variabel terikat.
10. Agar valid, yaitu mengukur yang seharusnya diukur.
11. Disamping akan melelahkan peneliti, instrumen untuk variabel perlakuan
biasanya tidak dibuat berdasarkan kisi-kisi.
12. Pengukuran variabel tertentu menggunakan berbagai jenis instrumen atau
berbagai responden. Biasanya yang diukur adalah variabel yang ingin
ditingkatkan, atau variabel terikat.
13. Kolaborasi adalah kerjasama antara peneliti PTK dengan teman sejawat
atau treman yang lebih senior dalam melakukan penelitian.

Daftar Pustaka
AECT (1986). Definisi Teknologi Pendidikan (Terjemahan Yusufhadi Miarso). Jakarta:
Rajawali Pers.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching
assessing:
A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Longman.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching
assessing:
A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Longman.

Anhari, Endang Saifudin. 1992. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu

Arif S. Sadiman, dkk (1986), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali.

Ashari, Hasyim. 2007. Siapa Bilang jadi Guru Hidupnya Susah. Yoyakarta: Pinus

Baba,T. and Kojima, M. (2003). Lesson Study, In Japan International Cooperation


Agency (Ed.) Japanese Eductional Experiences. Tokyo: Japan International
Cooperation Agency.

Bates, A.W. (1995). Technnology, Open Learning anda Distance Education. London:
Routledge.

Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Boeree, C.George. 2004. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama


Psikologi Dunia. Terjemahan. Jogyakarta: Prismasophia

Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainer’s Handbook. New Jersey: Educational
Technology Publications.

Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainer’s Handbook. New Jersey: Educational
Technology Publications.

Cecep Kustandi (2010). Menggunakan Media Pembelajaran di dalam Pelatihan.


(Makalah ToT)

Coghlan, D and Brannick, T. (2005). Doing Action Research in Your Own


Organization. London: SAGE Publications

Dasuki, H.A. Hafizh. (pemred).1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Houve
Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Diaz, Carlos. Pelletier, Carol Marra. Provendo, Carol. 2006. Touch the Future
Teach. Boston: Pearson

Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New
York: Pearson Allyn and Bacon.

Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New
York: Pearson Allyn and Bacon.

DPR RI. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen

Ekojatmiko & Winarno. (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.

Ekojatmiko & Winarno. (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.

Era Sentanu.QUANTUM IKHLAS (Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati) “The power of


positive feeling “

Fernandez, C., and Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to


Improving Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates Publishers.

Fullan, Michael. 2007. The New Meaning of Educational Change. New York: Teacher
College Press

Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emotional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta:


Gramedia

Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emotional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta:


Gramedia

Hermawan. 1983.Etika Keguruan : Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik
Guru Indonesia. Jakarta: Margi Rahayu

Indonesia (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun2005


Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Indonesia (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang


Guru dan Dosen.

Isyoni dan Suarman, 2003. Falsafah dan Sistem Pendidikan. Pekanbaru: Unri Press
Khalifah, Mahmud, Usamah Khutub, 2009. Menjadi Guru yang Dirindu: Bagaimana
Menjadi Guru Yang Memikat dan Profesional. Terjemahan Muhadi Kadi.
Surakarta :Ziyad Visi Media

Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23


tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Koshy, K. (2005). Action Research for Improving Practice. London: Paul Chapman
Publishing

Lewis, C., Perry, R., and Hurd, J. (2004). A Deeper Look at Lesson Study. Educational
Leadership.

Made Putrawan, 2000. Bahan Ajar Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Universitas Negeri Jakarta.

Masnur Muslich (2008). KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.


Jakarta: Bumi Aksara.

Masnur Muslich (2008). KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.


Jakarta: Bumi Aksara.

Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving School. 9 (1): 47-59.

McCarty, Andrew. 2006. How to Positive Thingking (Mengembangkan Kepribadian


dengan Berpikir Positif) Terjemahan oleh R. Hikmah. Jakarta : Prestasi
Pustakaraya

McNiff, J and Whitehead, J. (2002). Action Research: Principles ang Practice. London:
Routledge Falmer

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana


Prenada Media.

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana


Prenada Media.

Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak
diterbitkan).

Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak
diterbitkan).

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Rosda
Mulyana, E. 2010. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Rosda

Mulyasa,E.2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda

Nonaka (2005). Knowledge Creation. Makalah Presentasi pada Seminar Nasional


yang diselenggarakan Universitas Indonesia.

Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah tengtang Standar Pendidikan Nasional

Perceival, F. & Ellington, H. (1998). Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta:


Erlangga.

Perceival, F. & Ellington, H. (1998). Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta:


Erlangga.

Porter, B.D. & Hernachi, M. (1999). Quantum Learning (terjemahan). Bandung:


Kaifa.

Porter, B.D. & Hernachi, M. (1999). Quantum Learning (terjemahan). Bandung:


Kaifa.

Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Dasar Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Dasar Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Pugach, Marleen C. 2008.Because Teaching Matters. Wilwaukee: Unversity of


Wiconsin John Wiley & Son, Inc

Pugach, Marleen C. 2008.Because Teaching Matters. Wilwaukee: Unversity of


Wiconsin John Wiley & Son, Inc

Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey:
Lawrence Erlbauno Associaties Publ.

Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey:
Lawrence Erlbauno Associaties Publ.

Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar


Pendidikan Nasional. Jakarta: ASA Mandiri.
Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar
Pendidikan Nasional. Jakarta: ASA Mandiri.

Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses


Satuan Pendidikan, Jakarta: Depdiknas, 2007.

Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses


Satuan Pendidikan, Jakarta: Depdiknas, 2007.

Sagor, R. (200). Action Research. Virginia: Asscociation for Supervision ang


Curriculum Development

Saito, E., Harun, I., Kuboki, I. and Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study
in Practice: Case Study of Indonesian Mathematics and Science

Saito, E., Sumar, H., Harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., and Tachibana, H. (2006).
Development of School-Based In-Service Training Under an Indonesian

Seels, B. Barbara dan Rickey, Rita C. (2002). Teknologi Pembelajaran (Terjemahan


Dewi S. Prawiradilaga, dkk). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain
of the field. Washington DC: AECT.

Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain
of the field. Washington DC: AECT.

Shadily, Hassan (pemred). 1980. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Houve

Siregar, E. (2007). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Siregar, E. (2007). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Stevenson., H.W., and Stigler, J.W. (1999). The Learning Gap. New York:
Touchstone.

Stigler, J.W., and Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s
Teachers for Improving Education in the Classroom. New York: The Free
Press.

Stringer, ET. (2007). Action Research. Third Edition. London: Sage Publication Inc.

Suharsimi Arikunto, suharjono dan Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bina
Aksara, Jakarta.
Suharsimi, A. (1999). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi, A. (1999). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukadi. 2006. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung : Kolbu

Sukadi. 2009. Guru Powerful Guru masa depan. Bandung: Kolbu

Suparman. A. (1997). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI.

Suparman. A. (1997). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI.

Suprayekti. (2002). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Suprayekti. (2002). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Suprayekti. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Suprayekti. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Surajiyo. 2007. filsafat ilmu: Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Suseno. Franz Magnis. 1997. Etika Dasar: Masalah Pokok Filsafat Moral. Jakarta:
Kanisius

Teacher Education Project. Journal of In-service Education. 32 (2): 171-184.

Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda

Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda

Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda

Tim Pengembangan dan kualitas pembelajaran, 2008. Materi Workshop


Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran di LPTK (PPKP).
Direktorat Ketenagaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan.

Tim TOT Block Grant, 2007. Modul Penelitian Tindakan Kelas. Departemen
Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Direktorat Profesi Pendidik. Jakarta

Ubaedi, UN. 2009. Quantum Sabar. Jakarta: Kinza Books

Undang-Undang Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan


Dosen
Wahyono, Teguh. 2006. Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang
Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset

Widagdho, Djoko.2001. Ilmu Budaya dasar.Jakarta: Bumi Aksara

Ya`qub, Hamzah. 2001.Etos Kerja Islam. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya

Yulaewati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi.


Bandung: Pakar Raya

Yulaewati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi.


Bandung: Pakar Raya.

Yusufhadi Miarso (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada


Media.

Zuber-Skerritt, O (Ed.). (1996). New Directions in Action Research. London: Falmer


Press

Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai