GEOGRAFI
Buku ajar dalam bentuk modul yang relatif singkat tetapi komprehensif ini
diterbitkan untuk membantu para peserta dan instruktur dalam melaksanakan kegiatan
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Mengingat cakupan dari setiap bidang atau
materi pokok PLPG juga luas, maka sajian dalam buku ini diupayakan dapat membekali
para peserta PLPG untuk menjadi guru yang profesional. Buku ajar ini disusun oleh para
pakar sesuai dengan bidangnya. Dengan memperhatikan kedalaman, cakupan kajian, dan
keterbatasan yang ada, dari waktu ke waktu buku ajar ini telah dikaji dan dicermati oleh
pakar lain yang relevan. Hasil kajian itu selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan
demi semakin sempurnanya buku ajar ini.
Sesuai dengan kebijakan BPSDMP-PMP, pada tahun 2013 buku ajar yang
digunakan dalam PLPG distandarkan secara nasional. Buku ajar yang digunakan di
Rayon 115 UM diambil dari buku ajar yang telah distandarkan secara nasional tersebut,
dan sebelumnya telah dilakukan proses review. Disamping itu, buku ajar tersebut
diunggah di laman PSG Rayon 115 UM agar dapat diakses oleh para peserta PLPG
dengan relatif lebih cepat.
Akhirnya, kepada para peserta dan instruktur, kami sampaikan ucapan selamat
melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Semoga tugas dan
pengabdian ini dapat mencapai sasaran, yakni meningkatkan kompetensi guru agar
menjadi guru dan pendidik yang profesional. Kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan PLPG PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang, kami
menyampaikan banyak terima kasih.
Tim Penyusun:
Tim Penyusun:
Dr. Yuliani
Dra. Suprayekti
Dra. Suprayekti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Kehadiran modul ini sebagai salah satu sumber belajar bagi guru peserta
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana amanat dalam
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guru
profesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma
IV dan bersertifikat pendidik. PLPG merupakan salah satu pola yang
diselenggarakan untuk memenuhi guru yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan regulasi tersebut.
Sebagai salah satu sumber belajar diharapkan modul ini memberi pengayaan
secara substansial maupun pedagogik kepada guru-guru peserta PLPG,
sehingga selesai mengikuti program pelatihan kompetensi guru meningkat,
sehingga memungkinkan guru dapat mengubah paradigmanya dalam
pembelajaran di kelas yang dalam jangka tertentu dapat meingkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
Modul ini pada bagian awal memuat tentang Kebijakan Pengembangan Profesi
Guru dari sudut pandang akademik. Bahan ajar secara lengkap terkait dengan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru pada tahun 2012 telah ditulis dan
dikembangkan bersama oleh Tim Pusat Pengembangan Profesi Pendidik dengan
editor Prof. Dr. Sudarwan Danim. Pada bab-bab berikutnya dibahas tentang
Model-model dan Perangkat Pembelajaran yang ditulis dalam Bab III (Kegiatan
Pembelajaran I). Penguasaan dan pemilihan terhadap model-model
pembelajaran akan sangat membantu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran di kelas tidak membosankan. Sudah
saatnya siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga paradigma
pembelajaran yang teacher oriented harus sudah mulai ditinggalkan. Dengan
menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif maka
pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan yaitu model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM). Demikian pula dengan atau tanpa pemberlakuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), membuat perangkat
pembelajaran (silabus, RPP, pengembangkan bahan ajar, pembuatan media, dan
evaluasi) sudah melekat menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru.
Bab IV Kegiatan Belajar 2 tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
yang dilakukan di kelas sebagai “pengobatan” atas masalah-masalah yang dapat
diamati di kelas terkait dengan proses pembelajaran. Dengan melakukan
penelitian di kelas bukan saja pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan, tetapi kemampuan guru dalam menemukan solusi atas
permasalahan pembelajaran dan pengembangan kreativitasnya dapat terwadahi.
Secara administratif guru juga akan memperoleh nilai tambah untuk
pengumpulan angka kreditnya yang dapat digunakan untuk kenaikan
pangkat/jabatan. Hal yang lebih jauh diharapkan tentunya mutu pembelajaran
meningkat kearah yang lebih baik.
Modul ini diakhiri dengan assessment, yang terdiri dari assessment untuk kegiatan
1, 2 dan kegiatan 3. Tujuan pembuatan Assesment adalah selain untuk memberi
latihan dalam menyelesaikan soal-soal juga member masukan atas keberhasilan
dalam mempelajari modul.
B. Prasyarat
Dalam mempelajari modul ini tidak memerlukan persyaratan secara spesifik.
Akan tetapi tidak ada salahnya jika para peserta pelatihan memahami dengan
baik terlebih dahulu dalam kaitannya dengan :
1. Regulasi penyelenggaraan PLPG
2. Teori-teori pembelajaran
3. Metodologi penelitian
4. Teknik penilaian.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan para peserta PLPG dapat
meningkatkan kinerjanya menjadi guru yang professional sesuai dengan
tuntutan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang kualifikasi guru,
BAB II
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
A. Tujuan Antara
(Kompetensi yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah menyelesaikan satu kegiatan
belajar tertentu dalam modul)
B. Uraian Materi
1. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru
(.......................................)
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
1) Ciri Profesi
Menurut Ornstein & Lavine (1984), suatu pekerjaan dikatakan sebagai
profesi apabila memenuhi sejumlah ciri sebagai berikut:
• melayani masyarakat, dan pekerjaan tersebut merupakan karier
yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama (sepanjang
hayat, tidak mudah berganti).
• pekerjaan tersebut membutuhkan bidang ilmu dan keterampilan
yang khusus (tertentu), yang tidak semua orang dapat
melakukannya.
• menggunakan hasil penelitian dan aplikasi teori ke dalam praktik.
• membutuhkan pelatihan (pendidikan) khusus dalam waktu yang
panjang.
• terkendali berdasarkan lisensi baku dan/atau memiliki
persyaratan khusus (izin) untuk menduduki pekerjaan tersebut.
• otonomi dalam membuat keputusan dalam lingkup pekerjaannya.
• menerima tanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang
diambilnya.
• memiliki komitmen terhadap jabatan dan klien, khususnya
berkaitan dengan layanan yang diberikannya.
• menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, dan
relatif bebas dari supervisi jabatan (dokter menggunkan tenaga
administrasi untuk mengelola data klien, sementara tidak ada
supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter).
• mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesinya.
• mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elit untuk
mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan
pekerjaan dokter dihargai dan diakui oleh IDI dan bukan oleh
departemen kesehatan).
• mempunyai kode etik, sebagai pedoman dalam melaksanakan
layanan.
• mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan dari
setiap anggotanya.
• mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.
Ciri Utama
Ada tiga ciri utama yang harus dipenuhi oleh suatu jenis pekerjaan
untuk dikatakan sebagai profesi yaitu (1) Sebuah profesi
mensyaratkan suatu pendidikan atau pelatihan yang ekstensif
sebelum memasuki profesi tersebut. Pelatihan ini dimulai sesudah
seseorang memperoleh gelar sarjana; (2) Pelatihan tersebut meliputi
komponen intelektual yang signifikan. Pelatihan tukang batu, tukang
cukur, dan pengrajin lebih merupakan ketrampilan fisik. Sedangkan
pelatihan akuntan, engineer, dokter lebih didominasi oleh muatan
intelektual; (3) Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang
penting kepada masyarakat. Dengan kata lain profesi berorientasi
kepada pemberian layanan jasa untuk kepentingan umum daripada
kepentingan sendiri.
Ciri Tambahan
Ciri tambahan adalah ciri yang kehadirannya tidak mutlak harus ada.
Jika ciri-ciri tambahan ini dipenuhi maka akan semakin memperkokoh
kualitas atau eksistensi profesi dari pekerjaan tersebut. Ada tiga yang
termasuk dalam katagori ciri tambahan, yaitu (1) Adanya proses
lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak profesi namun tidak
selalu perlu untuk status profesional. Dokter diwajibkan memiliki
sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun pemberian
lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sesuatu yang mutlak
sebagai syarat profesi; (2) Adanya organisasi profesi yang mewadahi
para anggotanya sebagai sarana komunikasi dan sarana perjuangan
untuk memajukan profesinya dan kesejahteraan anggotanya; (3)
Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi memiliki otonomi atas
penyediaan jasanya dan tindakan-tindakan atas pengambilan
keputusan dalam profesinya. Kode etik juga merupakan ciri tambahan
dalam sebuah profesi. Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Jadi
kehadirannya terkait dengan keberadaan organisasi yang juga masuk
dalam katagori ciri tambahan.
3. Kompetensi Guru
a) Profil Pendidikan Guru
Luangkanlah waktu anda sejenak saja untuk membayangkan peran
seorang guru di dalam masyarakat. Kita akan melihat hasil kerja guru
melalui orang-orang yang telah dididik oleh para guru. Mereka mampu
menciptakan arsitektur bangunan-bangunan menjulang tinggi,
memproduksi teknologi canggih, sebagai contoh nyata. Bukti hasil kerja
guru banyak dan begitu besar. Tentunya, disamping keberhasilan masih
banyak pula masalah yang perlu dibenahi, terutama masalah peran
pendidik dalam membangun mental bangsa yang sehat, membangun
karakter bangsa yang akan membawa kedamaian. Masalah ini berkaitan
dengan pendidikan, merupakan beban berat yang harus dipanggul oleh
para guru. Kekecewaan terhadap karya guru banyak pula didengar.
Perilaku guru yang tidak senonoh, korupsi yang terjadi di lingkungan
pendidikan, premanisme yang berkembang di sekolah.lantas, sosok guru
seperti apa yang dapat membantu negara mengatasi masalah yang sangat
kompleks dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan. Diharapkan
para guru sendirilah yang harus memikirkan kembali, bermenung sejenak
tentang dirinya dan profesi yang diembannya.
Begitu mulianya seorang guru dimata Khalifah, guru adalah orang yang
pantas mendapatkan penghormatan. Sungguh, orang yang mendidik
anak-anak dengan kesungguhan berhak untuk mendapatkan
penghargaan dan penghormatan. Terpujilah engkau guru seperti yang
dinyanyi anak-anak kita.
Bagaimana mungkin bisa menghasilkan output siswa yang baik jika yang
mengajar punya kualiatas kurang ?
Ciri khas dari orang yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab
yang tinggi:
Selanjutnya jenis kompetensi guru tersebut lebih ditegaskan pada pasal 10:
Para siswa tidak hanya belajar dari apa yang dikatakan guru, mereka juga
belajar dari totalitas kepribadian gurunya. Kepribadian guru yang tidak
efektif akan menghalangi pembelajaran yang efektif. Beberapa
kepribadian buruk guru yang sering ditemukan di sekolah, ditulis oleh
Sukadi, diantaranya;
Banyak ahli percaya bahwa orang yang memiliki citra positif adalah
orang yang beruntung. Citra diri yang positif membuat mereka
menikmati banyak hal yang menguntungkan, diantaranya orang
sering diberi kepercayaan untuk mengemban tugas tertentu dan
sering pula mendapatkan pelayanan secara khusus. Selanjutnya
dengan citra diri positif akan dapat membangun rasa percaya diri dan
meningkatkan rasa juang.
Membangun Percaya Diri. Citra diri yang positif secara alamiah akan
membangun rasa percaya diri, yang merupakan salah satu kunci
sukses. Guru yang mempunyai citra diri positif tidak akan berlama-
lama menangisi nasibnya yang sepertinya terlihat buruk. Citra dirinya
yang positif mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang masih
dapat ia lakukan. Ia akan fokus pada hal-hal yang masih bisa
dilakukan, bukannya pada hal-hal yang sudah tidak bisa ia lakukan
lagi. Dari sinilah, terdongkrak rasa percaya diri orang tersebut.
Bagaimana caranya?
Setelah kita menyadari pentingnya memiliki citra diri positif, dan
manfaat memiliki citra diri positif, tentunya kita juga ingin tahu
bagaimana membangun citra diri yang positif. Berikut ini hal-hal yang
harus dilakukan untuk membentuk citra diri yang positif:
Persiapan
Salah satu cara membangun citra diri positif adalah melalui persiapan.
Dengan persiapan yang cukup, kita menjadi lebih yakin akan
kemampuan kita meraih sukses. Keyakinan ini merupakan modal
dasar meraih keberuntungan. Dengan melakukan persiapan, kita
sudah berhasil memenangkan separuh dari pertarungan. Persiapan
menuntun kita untuk mengantisipasi masalah, mencari alternatif
solusi, dan menyusun strategi sukses. Persiapan dapat diwujudkan
dengan mencari ilmu pengetahuan yang mendukung kita dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Berpikir Unggul
Untuk membangun citra diri yang positif, kita harus berpikir unggul.
Cara berpikir unggul seperti ini akan mendorong kita untuk
senantiasa berusaha menghasilkan karya terbaik. Mereka tidak akan
berhenti sebelum mereka dapat mempersembahkan sebuah
mahakarya. Semua ini dapat diraih guru jika selalu berpikir unggul.
Setiap kali akan berciptakarya , yang dipikirkan guru adalah
kemenangan atas keberhasilan belajar anak didiknya. Selalu berpikir
kreatif dan inovatif.
Belajar Berkelanjutan
Selain melalui persiapan yang tepat serta berpikir unggul, citra diri
positif juga bisa dibangun melalui komitmen pada pembelajaran
berkelanjutan. Hasil belajar akan membawa perubahan positif dengan
menambah nilai bagi orang yang berhasil mendapatkan pengetahuan
ataupun keterampilan baru, yang bisa dijadikannya modal untuk
maju meraih sukses. Tanpa semangat untuk senantiasa
mengembangkan diri, guru yang sudah memiliki citra positif bisa saja
lalu kehilangan citranya tersebut karena tidak dianggap ”unggul” lagi
atau tidak dianggap mampu menambah nilai bagi masyarakat sekitar
melalui karya-karya yangdihasilkannya.
2) Etika
Seringkali di dalam kehidupan sehari-hari kita mendengarkan
maupun menggunakan kata etika, etis, etiket, moral, maupun akhlak.
Coba kita perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
“Guru PPL itu tidak punya etika, masuk ruangan tidak mengucapkan
salam “
“Rupanya, moral guru itu rendah. Masak, anak didiknya ditendang
dan dimaki-maki karena tidak ikut upacara “
“Tidak etislah kalau kita yang menyampaikan perihal kekurangan
bapak pengawas”
“Mahasiswa supaya memakai pakaian yang pantas di hari wisuda,
jangan kita dikira tidak tahu etiket”
Berikut ini, akan dibahas tentang etika, moral dan akhlak secara
singkat. Dimulai dari pengertian tentang etika, macam dan hubungan
etika dengan moral, etiket dan akhlak, sehingga membawa kita pada
suatu pengertian “guru sebagai makhluk yang beretika dan berakhlak
mulia”.
Sebagai kita kita pahami etika adalah usaha manusia untuk memakai
akal budi dan daya fikirnya untuk memecahkan masalah hidup kalau
ia mau baik. Etika secara umum dikenal sebagai kesepakatan
manusia secara bersama-sama terhadap suatu norma yang jadi
pedoman berperilaku. Bagi pemeluk agama Islam cara berperilaku
manusia tidak boleh terlepas dari ajaran agamanya. Manusia berbuat
bukan hanya untuk kebahagiaan di dunia saja, melainkan juga untuk
kebahagiaan di akherat. Etika beragama di dalam agama Islam
disebut dengan akhlak. Perilaku umat Islam haruslah berpedoman
pada ajaran Alquran sebagai kitab suci dan cara pelaksanaan dalam
kehidupan sehari-hari mencontoh akhlak guru besar nabi Muhammad
SAW.
Sembilan kode etik guru ini kalau kita simak satu per satu sudah
mengandung nilai bagaimana menjadi guru yang profesional.
3) Etos Kerja
Etos kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau
suatu kelompok. Kalau dikaitkan dengan profesi guru, etos kerja guru
adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas guru dalam
menjalankan profesinya.
Sumber daya manusia yang berkualitas hanya akan didapat dari guru
yang memiliki berbagai kecerdasan tersebut. Guru yang berkualitas
akan terbentuk jika memiliki etos kerja yang tinggi. Menurut Jansen
Sinamo ada delapan etos kerja unggulan yang perlu dipahami, yang
dapat dikembangkan oleh guru dalam bertugas. Etos kerja tersebut
sebagai berikut:
- Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja
benar.
- Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja
keras.
- Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja
tulus.
- Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja
tuntas.
- Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup
kerja kreatif.
- Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdiaanku, aku sanggup bekerja
serius,
- Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja
sempurna.
- Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup
bekerja unggul
Etos juga dikenali sebagai kebiasaan, berbasis pada state of mind yang
berhubungan kegiatan produktif.
4) Komitmen
Makna Komitmen
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan dosen, Pasal 7 menyatakan salah satu prinsip
profesionalitas butir c. Guru memiliki komitmen untuk
meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia.
Komitmen adalah janji. Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri
atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita.
Menepati janji adalah salah satu pokok ajaran akhlak yang harus
dilaksanakan sebagai aktualisasi dari keimanan. Sewaktu diangkat
menjadi guru pegawai negeri ada komitmen yang diucapkan (diambil
sumpah) atas nama Tuhan dan ditandatangani sebagai bukti tertulis
kita berjanji. Apa yang terjadi setelah kita guru memulai dunia kerja,
janji tinggal janji. Komitmen sering terlupakan. Janji akan lebih
mengutamakan tugas Negara daripada kepentingan pribadi, sering
terbalik dalam pelaksanaannya. Beratnya kesalahan kita, kita berjanji
dengan Allah.
Sabar, adalah salah satu sikap terpuji yang terkait dengan kepribadian
guru. Menurut Ubaedi kesabaran dalam konsep agama Isalam
(Konsep Al-Quran) dimaksudkan untuk membuat manusia kuat
menghadapi hidup. Konsep bagaimana menghadapi realitas atau
menjalani praktek hidup.
Seperti yang kita alami, menjalani hidup ini ternyata tidak cukup
dengan memiliki keinginan yang baik, keinginan untuk menjadi orang
baik, atau menjadikan orang lain disekitar kita lebih baik. Setiap orang
memiliki keinginan untuk jadi baik, yang sering membuat kita tidak
nyaman adalah realitas. Realitas yang kita hadapi sering tidak sesuai
dengan harapan, bertentangan dengan keinginan atau yang telah
direncanakan. Ada realitas yang menuntut kita mencari solusi
“kesuksesan dilahirkan dari 99% kegagalan yang dipahami dengan sikap anti
menyerah,” (James Dison)
a. Kemampuan menunggu
b. Kemampuan mempertahankan
c. Kemampuan menjalankan
5) Empati
Makna Empati
Empati dalam bahasa Yunani diartikan sebagai “ketertarikan fisik”,
yang didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali,
mempersepsi dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran,
kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan
perasaannya. Seseorang yang berempati akan mampu mengetahui,
pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai
resonansi perasaan.
Empati adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antara
manusia mampu merasakan emosi orang lain, yang akan bermanfaat
membina relationship yang akrab dengan orang lain..
- mulut cemberut
- ringisan
- mata berbinar-binar
- irama suara
- alis berkerut
- senyum lebar
- kelopak mata berat
- nada suara melengking
- cuping hidung mengembang
Guru harus kreatif jika di kelas yang diajarnya ada siswa yang
ngobrol dengan temannya. Tidak melihat ke depan, atau kalau
ditanya tidak menjawab. Teramati tidak semangat mengikuti
pelajaran . Lakukan interaksi dengan memberi umpan balik. Guru
harus berusaha mencari akar permasalahannya, jangan hanya focus
menyelesaikan program pembelajaran hari itu. Sikap empati yang
tinggi dari guru akan mampu mengatasi masalah belajar siswanya.
BAB III
A. Model Pembelajaran
1. Konsep Model Pembelajaran
a) Pengertian Model Pembelajaran
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran,
tentu diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi
kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar
peserta didik. Modeldiartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalammelakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai:
(1) suatu tipe atau desain; (2)suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan
untuk membantu proses visualisasisesuatu yang tidak dapat dengan
langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-
inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara sistematis suatu objek
atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja,
suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsidari suatu
sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil
agardapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya (Komaruddin,
2000:152).
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, model
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasukpenggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti tujuan penyusunan suatu
model baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai
pada tindakan. Kedua, model disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan model adalah pencapaian
tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilrtas dan sumber belajar semuanya diarahkan
dalam upaya pencapaian tujuan yang jelas yang dapat diukur
keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu
model.
Selain pendekatan, model, dan metode, terdapat juga istilah lain yang
kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik
dan taktik merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah
cara yang dilakukan seseorangdalam rangka mengimplementasikan suatu
metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau
metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Dari
penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu model pembelajaran
yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan;
sedangkanbagaimana menjalankan model itu dapat ditetapkan berbagai
metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru
dapat menentukan teknikyang dianggapnya relevan dengan metode, dan
dalam penggunaan teknik itu guru memiliki taktikyang mungkin berbeda
antara guru yang satu dengan yang lain.
- Prinsip Komunikasi
Proses pernbelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi,
yangmenunjuk pada proses penyampaian pesan darr seseorang (sumber
pesan)kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan), Pesan
yang ingindisampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang
diorganisrr dan disusunsesuai dengan tujuan tertentu yang ingin
dicapai.Dalam proses komunikasiguru berfungsi sebagai sumber pesan
dan siswa berfungsi sebagai penerimapesan.
- Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” rnerupakan salah satu
hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu
akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam
dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap
individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dalam
dirinya belum memiliki kesiapan.
Yang dapat kita tarik dari dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat
menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu
kitaharus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik
maupun psikis untuk menerima pelajaran, Jangan mulai kita sajikan
materi pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
- Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya
berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian
dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium),
sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
1) Persiapan (Preparation)
2) Penyajian (Presentation)
3) Korelasi (Correlation)
4) Menyimpulkan (Generalization)
5) Mengaplikasikan (Aplication)
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri.
Pertama, model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalaui penjelasan
guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti
dari materi pelajaran itu sendiri.
2) Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik
interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru
untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah.
Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses
interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa
yang mempunyai kemampuan berbicara saja walaupun pada
kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang
dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran
sebagai pengatur interaksi itu sendiri.
3) Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan datam menggunakan model
pembelajaraninkuiri adaiah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan
siswa untuk menjawabsetiap pertanyaan pada dasarnya sudah
merupakan sebagian dari proses berpikir.Oleh sebab itu, kemampuan
guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuirisangat diperlukan.
Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiapguru,
apakah itu bertanya untuk melacak, bertanya untuk
mengembangkankemampuan, atau bertanya untuk menguji.
5) Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala
sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan
kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkernbangan kemampuan
logika dan nalarnya.Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran
yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa.
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan.
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada
suatu persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan
adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka teki itu.Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin
dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa
didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban
itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3) Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak
adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan
sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang
kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan
logis.
4) Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk mengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam model
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
5) Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban atas jawaban yang
diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengajuan hipotesis.
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Konsep Dasar, Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari Model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Pertama, Model Pembelajaran Berbasis
Masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam
implementasi MPBM ada sejumlah kegiatanyang harus dilakukan siswa.
MPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran. Akan tetapi melalui MPBM siswa
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya
menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah. MPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci
dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada
proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif.
Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan
empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta
yang jelas.
c. Karakteristik MPPKB
Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk nengembangkan
kemampuan berpikir, MPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu
sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran melalui MPPKB menekankan kepada proses mental
siswasecara maksimal. MPPKB bukan model pembelajaran yang hanya
menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki
aktivitas siswa dalam proses berpikir. Hal ini sesuai dengan latar
belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa pembelajaran itu
adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih
menekankan aktivitas fisik. Artinya, setiap kegiatan belajar itu
disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan stimulus-respon saja, tetapi
juga disebabkan karena dorongan mental yang diatur otaknya. Berkaitan
dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi MPPKB
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara
mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama
guru. Artinya, guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu
yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimana
mereka mempelajarinya.
- Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif
siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari secara
metoda apa yangakan digunakan.
- Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini
guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan
antar bagian yang dipelajari.
- Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa
manakala siswa dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan
yang telah mereka miliki. Dengan demikian guru harus dapat
membantu siswa belajar dengan memperlihatkan bagaimana gagasan
baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
- Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari.
Merespon dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas
secara fisik.
2) MPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara
terus menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir
siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu
siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
3) MPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi
yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi
hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan
penguasaan materi pembelajaran baru.
Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran seperti yang dijelaskan pata tahap orientasi sangat
menentukan keberhasilan MPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat
siswa tahu kemana mereka akan dibawa, sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar mereka.Oleh sebab itu, tahapan ini merupakan tahapan
yang sangat penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untuk
itulah dialog yang dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampu
menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.
2) Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami
pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok
persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru
mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap
pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang diangap relevan
dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah
selanjutnya guru rnenentukan bagaimana ia harus mengembangkan
dialog dan Tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.
3) Tahap Kontrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus
dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa.
Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini
guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang
memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai
dengan tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan
kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada
tahap kedua. Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog
agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan.
Mengapa demikian? Sebab, pemahaman terhadap masalah akan
mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan
pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh tahapan ini.
4) Tahap Inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam MPPKB. Pada tahap
inilah siswa berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa
diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada
tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan.
Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapat menumbuhkan
keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap fakta
sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang
meyakinkan, mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya
5) Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru
melaluiproses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat
menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran.
Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar siswa dapat
menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar
topik yang dipermasalahkan.Tahap akomodasi dapat juga dikatakan
sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa
diarahkan untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yang
diangap penting dalam proses pembelajaran
6) Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan
dengan masalah yang disajikan. Tahap transper dimaksudkan sebagai
tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap
siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru
dapat memberikan tugas-tugasyang sesuai dengan topik pembahasan.
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL
menekankankepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,
artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara
langsung. Proses belajar dalamkonteks CTL tidak mengharapkan agar siswa
hanya mener.ima pelajaran, akantetapi proses mencari dan menemukan
sendiri materi pelajaran.
1. Asas-Asas CTL
CTL memiliki 7 asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran
denganmenggunakan model pembelajaran kontekstual. Seringkali asas ini
disebut jugakomponen-komponen CTL.
a) Konstruktivisme
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa
bisamengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan
danpengalaman. Mengapa demikian? Sebab, pengetahuan hanya
akanfungsional manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang
hanyadiberikan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Atas
dasarasumsi yang mendasar itulah, maka penerapan asas
konstruktivismedalam pembelajaran CTL, siswa didorong untuk mampu
mengkonstruksipengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata
b) Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses
pembelajaran didasarkan pada pencarian dan peneluan melalui
prosesberpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta
hasildari rnengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.
Dengandemikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah
mempersiapkansejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi
merancang pembelajaranyang memungkinkan siswa dapat menemukan
sendiri materi yang harus dipahaminya
a. Merumuskan masalah
b. Mengajukan hipotesis
c. Mengumpulkan data
d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
e. Membuat kesimpulan
c) Bertanya
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru
tidakmenyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar
siswadapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat
penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing
dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang
dipelajarinya.
e) Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran
denganmemperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh
setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara
mengoperasikansebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah
kalimat asing, dan lainsebagainya.
Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga
gurumemanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan.
Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL,
sebabmelalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang
teoretis abstrakyang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme
f) Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yangdilakukan dengan cara menurutkan kembali kejadian-refleksi,
pengalaman belajar itu aKan aimasuKKan aaiam struKtur Kognitif siswa
yang padaakhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang
dimilikinya. Bisaterjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui
pengetahuan yangtelah dibentuknya, atau menambah khazanah
pengetahuannyaDalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL,
setiap berakhirproses pembelajaran, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untukmerenung atau mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya. Biarkansecara bebas siswa menafsirkan pengalamannya
sendiri, sehingga ia dapatmenyimpulkan tentang pengaiaman belajarnya.
a. Pendahuluan
3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa
b. Inti
Di lapangan
Di dalam kelas
a.
Kegiatan Siswa
b.
c.
a.
Kegiatan Guru
b.
c
.a.
Interaksi Antar Siswa .
b.
c
.a.
Interaksi Siswa dengan
Guru b.
c
Jenis Pertanyaan .a.
.
atau Penugasan Yang b.
Dikerjakan Siswa c
…
a.
Sumber Belajar Yang
…
Digunakan b.
.
.
c.
.a.
.
Lainnya: …. .
b.
c
.
4) Berbagi Hasil Diskusi
Hasil diskusi kelompok selanjutnya dipajang di tempat-tempat yang
agak terpisah
- Salah seorang dari setiap kelompok menunggui hasil kerjanya dan
siap menjelaskankepada kelompok lain yang mendatangi dan
menanyakan segala sesuatu yang terkaitdengan hasil karyanya
- Kelompok lain mengunjungi dan belajar dari kelompok lain
(berkeliling sehingga semuahasil kerja kelompok lain sempat
dikunjungi dan dipelajari).
6) Diskusi kelompok
Pada tahap ini kembali ke kelompok masing-masing danmengidentifikasi
ciri-ciri PAKEMsecara lebih lengkap.
Anak usia TK dan SD lebih cepat lelah jika duduk diam dibandingkan
kalau sedangberlari, melompat, atau bersepeda Akan tetapi,dengan
belajar yang aktif, motorikhalus dan motorik kasar mereka akan
berkembang dengan baik. Melalui belajar aktifsegala potensi anak dapat
berkembang secara optimal dan memberikan peluang siswa untuk aktif
berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan. (Sowars,
2000: 3-10)
Unsur kedua dari PAKEM adalah kreatif. Kreatif artinya memiliki daya
cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9). Peran
aktif siswa dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang
kreatif, artinya generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut Semiawandaya
kreatif tumbuh dalam diri seseorang dan merupakan pengalaman yang
paling mendalam dan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkan daya
kreatif tersebutdiperlukan suasana yang kondusif yang menggambarkan
kemungkinan tumbuhnyadaya tersebut.(1999 : 66).
2) Landasan PAKEM
- Landasan Yuridis
Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005:
Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1)
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada
rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar
sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser
dari satu aspek situasi ke aspeklain secara reflektif dan memandang
unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3)
Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan
benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan
aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan
hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume
zat cair,panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan
perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia
sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
a) Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal
yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba,
dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan
bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan
yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih
faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
b) Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dariberbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum
ke bagian demi bagian.
c) Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang
secarabertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang
lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu
diperhatikan mengenai urutanlogis, keterkaitan antar materi, dan
cakupan keluasan serta kedalaman materi.
Pengelolaan KBM
• Pengelolaan Tempat Belajar
• Pengelolaan Siswa
• Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
• Pengelolaan Isi Pembelajaran
• Pengelolaan Sumber Belajar
Pengelolaan Siswa
Pertanyaanya memiliki
Mengapa ibukota
Terbuka lebih dari satu jawaban
benar Indonesia Jakarta?
Pertanyaanya memiliki
Apa Nama ibukota
Tertutup hanya satu jawaban
Indonesia?
benar
5) Strategi Pembelajaan
• Siswa belajar secara aktif
• Siswa membangun peta konsep
• Siswa menggali informasi dr berbagai media
• Siswa membandingkan dan mensintesiskan informasi
• Siswa mengamati secara aktif
• Siswa menganalisis peta sebab akibat
• Siswa melakukan kerja praktik
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami
langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak
indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. Hal yang
Harus Diketahui dan Diperhatikan Guru dalam Melaksanakan PAKEM.
Dalam dinyatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dipahami dan
diperhatikan guru dalam melaksanakan PAKEM. Hal-hal tersebut adalah
sebagai berikut.
- Memahami Sifat yang Dimiliki Anak
Anak memiliki berbagai potensi dalam dirinya. Diantaranya rasa ingin
tahudan berimajinasi. Dua hal ini adalah potensi yang harus
dikembangkan ataudistimulasi melalui kegiatan belajar mengajar.
Karena kedua hal tersebut adalah modal dasar bagi berkembangnya
sikap berpikir kritis dan kreatif.
Sikap berpikir kritis dan kreatif adalah kompetensi yang harus dimiliki
olehsiswa. Seperti dikemukakan oleh Jhonson salah satu komponen
dalam system pembelajaran yang ideal adalah berpikir kritis dan kratif.
Artinya siswa dapatmenggunakan tingkat berpiki yang lebih tinggi
secara kritis dan kreatif (2002:24).
Agar mampu berpikir kritis dan kreatif sifat rasa ingin tahu dan
berimajinasi yang sudah dimiliki anak perlu dikembangkan. Untuk
mengembangkan kedua sifat yang dimiliki anak tersebut secara
optimal perlu diciptakan suasana pembelajaran yang bermakna.
Suasana pembelajaran bermakna ditunjukkan di antaranya dengan
kebiasaan guru untuk memuji anak karena hasil karyanya atau
prestasinya. Kemajuan seperti apapun yang ditunjukkan oleh siswa
perlu dihargai oleh guru. Kemudian kebiasaan guru mengajukan
pertanyaan yang menantang atau yang bersifat terbuka juga langkah
tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tidak
kalah pentingnya adalah guru yangmendorong anak untuk melakukan
percobaan juga merupakan siswa yang subur untuk mengembangkan
kemampuan yang dimaksud.
- Mengenal Anak Secara Perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan
memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM perbedaan
individual perlu diperhatikandan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan
kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuaidengan kecepatan
belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila
mendapat kesulitansehingga anak tersebut bwelajar secara optimal.
B. Kompetensi Dasar
Mampu merancang dan melaksanakan PAKEM
C. Tujuan
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu :
Membuat persiapan pembelajaran yang menerapkan
PAKEM
Melakukan Simulasi
Melakukan evaluasi dan produk mengajar
Langkah-langkah:
Memilih skenario yang sudah tersedia, menyiapkan alat-
alat,kemudian mempraktikkan cara mengajar yang PAKEM
sesuai dengan skenario yang sudah dipilihnya. Dalam
modeling, fasilitatormenjadi guru sedangkan peserta menjadi
siswa/ pengamat. Modeling sebaiknya disesuaikan dengan
level peserta, hal ini untukmenghindari ketidakseriusan.
Kerja Kelompok:
Langkah-langkah:
Pada jam yang sama setiap kelompok menampilkan salah
satupeserta untuk melakukan simulasi. Setelah itu peserta lain
jugamelakukan hal yang sama. Simulasi juga dapat
dilaksanakan olehanggota dari kelompok tertentu di depan
kelompok yang lain. (Simulasi tidak perlu sampai tamat: 30 – 45
menit mungkin cukup.Ingatkan peserta/pengamat agar
mengamati proses simulasi terutama dari segi sejauh mana
pembelajarannya sesuai dengan ciri-ciri PAKEM). Fasilitator
mengamati pelaksanaan semua simulasi sesuai dengan mata
pelajaran yang telah dimodelkannya.
5. Diskusi Kelompok: Hasil Simulasi (30 menit)
Langkah-langkah:
Peserta yang melakukan simulasi mengungkapkan
keberhasilandan hambatan yang dirasakannya selama simulasi
(5 menit); Peserta lain memberikan komentar terutama dari segi
sejauhmana PEMBELAJARAN dalam simulasi memenuhi
karakteristik PAKEM dan alternatif mengatasi hambatan yang
dirasakan oleh simulator. (Kelompok pelaku simulasi
hendaknya mencatat komentar untuk bahan pertimbangan
dalam menyempurnakan persiapan, lembarkerja, dan
sebagainya).
Melakukan percobaan,
Guru memberi pengamatan,atauwawancara
kesempatan kepada Mengumpulkan data/jawaban
siswa untuk danmengolahnya sendiri
mengembangkan Menarik kesimpulan
keterampilan. Memecahkan masalah, mencari
rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain
dengan katakata sendiri
Guru memberi
kesempatan kepada Melalui:
siswa untuk
mengungkapkan Diskusi
gagasannya sendiri Lebih banyak pertanyaan terbuka
secara lisan atau Hasil karya yang merupakan
tulisan. pemikiran anak sendiri
Guru mengaitkan
pembelajaran dengan Siswa menceritakan atau
pengalaman siswa memanfaatkan pengalamannya
sehari-hari. sendiri.
Siswa menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai pembelajaran
dan kemajuan belajar
siswa secara terus Guru memantau kerja siswa
menerus. Guru memberikan umpan balik
2) Implikasi PAKEM
Dalam implementasi pembelajaran PAKEM di sekolah mempunyai
berbagaiimplikasi yang mencakup:
a) Implikasi bagi guru
Pembelajaran aktif, kretaif, efektif, dan menyenangkan memerlukan
guruyang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman
belajar bagi anak,juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata
pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. Sebaliknya
pembelajaran yang berpusat pada guru harus dihindari. Adapun ciri-
ciri pembelajaran yang berpusat pada guru adalah menggunakan
buku paket, jawaban harus sama dengan guru, guru mendiktekan apa
yang harus dilakukan, guru memberi contoh, ceramah, hafalan.
Dampak dari pembelajaran yangberpusat pada guru adalah siswa
menjadi mahluk yang individualis, motivasi belajar siswa turun, siswa
kurang dapat bekerjasama, siswa pasif, guru kurangkreatif.
- Metode Pembelajaran
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan. Siswa dapat dapat melakukan percobaan,
pengamatan,atau wawancara. Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri,menarik kesimpulan, memecahkan masalah,
mencari rumus sendiri, menulislaporan/hasil karya lain dengan
kata-kata sendiri.
- Pengalaman Belajar
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Melalui diskusi, lebih
banyak pertanyaan terbuka, hasil karya merupakan pemikiran anak
sendiri.
Uraian/
Aspek temuan
Guru
Siswa
Kelas
Berbagai kendala selalu ada, akan tetapi dukungan pun tak kurang banyak
dalammenerapkan PAKEM. Berbagai pelatihan telah diikuti dan para
guru telahmelakukannyadi kelas masing-masing.
I. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti modul ini, diharapkan peserta:
- Mampu menidentifikasi sifat-sifat PAKEM tertentu dalam
pembelajaranyang dilaksanakan
- Mampu mengidentifikasi jenis pertanyaan yang efektif
- Mampu mengorganisasikan kelas sesuai dengan tugas
pembelajaran
- Mampu mengembangkan ide pembelajaran
Tujuan
Tujuan identifikasi Belajar diharapkan guru dapat :
- Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran padasetiap mata pelajaran
- Menemukan kemungkinan masalah dalam pembelajaran
pada setiapmata pelajaran
- Menemukan solusi/pemecahan dalam pembelajaran pada
setiapmata pelajaran
Hasil
Refleksi
Diri*)
Aspek Indikator
Ya Tidak
Tersedia sudut
baca/perpustakaan dan
dimanfaatkan oleh guru dan
seluruh peserta didik.
Lembar kerja mendorong peserta
didik untuk menemukan konsep/
gagasan/cara/rumus dan
menerapkannya dalam konteks
lain.
Keterlibatan Sebagian besar peserta didik (atau
Peserta didik lebih) aktif bekerja
Tujuan
Tujuan membuat program Pembelajaran :
- Membuat rancangan kegiatan yang menarik
- Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, menentukan
alat,sumber dan langkah-langkah pembelajaran yang bervariasi dengan
kompetensiyang dikembangkan
menyusun
percakapan dengan
memperhatikan
ejaan
melakukan
percakapan
bermain
melanjutkan kalimat
percakapan yang
belum selesai
diawali dari satu
kalimat kemudian
Percakapan dilanjutkan oleh
teman yang lainnya.
Rumpang melengkapi
percakapan
rumpang
menyusun
percakapan dengan
memperhatikan
ejaan
bermain acak
kalimat tanya-jawab
menyusun
Menyusun percakapan acak
Percakapan menyusun contoh
Acak percakapan lainnya.
melakukan
percakapan
Membaca
prosa/cerita pendek.
mengubah prosa ke
Alih Bentuk dalam bentuk
percakapan (dialog).
melakukan
percakapan/bermai
n peran
Matematika
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menjelaskan pengertian sumber daya alam
Karakter siswa yang diharapkan :
Kerja keras, Jujur, saling menghargai.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
Kerja keras, jujur, saling menghargai orang lain, inovatif,
B. Materi Pembelajaran
Sumber daya
Sumber daya alam
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, penugasan
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
F. Penilaian
- Penilaian untuk tugas karangan mencari pengertian sumber daya alam dari situs
internet dan media lain.
Penilaian berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini.
Kriteria Penilaian:
____________________________ _________________________
NIP/NIK. NIP/NIK.
Lampiran-lampiran
LEMBAR KERJA 1
( KELOMPOK )
.
1. tulislah keadaan lingkungan yang ada di wilayah tempat kalian tinggal !
2. adakah masalah lingkungan yang terjadi di wilayah kalian masing-masing, mengapa bisa
terjadi?
3. buatlah bagan alur perencanaan tentang ide pembangunan yang ada di wilayah kalian
JAWABAN
LEMBAR KERJA 2
( Individu )
Tema : Biosfer
Mata Pelajaran : Geografi
Kompetensi Dasar : 1.2 Menganalisis sebaran flora dan fauna.
Kelas / Semester : XI / 1
A. Oriental
B. Australis
C. Paleartik
D. Neartik
E. Neotropik
F. Ethiopian
LEMBAR PENILAIAN
DISKUSI DALAM PERSENTASI KELAS
LEMBAR PENILAIAN
HASIL MAKALAH SISWA PER KELOMPOK
(4) (4) ( 2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a. Pengelolaan Kelas
Selama pembelajaran konvensional, meja dan kursi diatur menghadap ke
papan tulis dan“peserta didik” duduk berjajar. Dalam pembelajaran yang
menggunakan pendekatanPAKEM pengaturan tempat duduk peserta didik
disesuaikan dengan model pembelajaranyang akan dilaksanakan oleh guru,
misalnya pola tempat duduk berpasangan, pola tempatduduk dalam bentuk
”U” akan memudahkan peserta didik berinteraksi dan melakukan aksidalam
proses pembelajaran. Sebaiknya guru selalu mendesain pola tempat duduk
yangdisesuaikan dengan skenario pembelajaran yang dirancang dalam RPP
2) Tujuan
Tujuan Umpan Balik/Ketrampilan Bertanya bagi guru dalam mengajar
adalah
- Menggali potensi peserta didik sebelum pembelajaran dilaksanakan
- Meningkatkan kualitas pengembangan daya pikir, sikap, dan hasil
belajar pesertadidik
- Melatih peserta didik berani mengemukakan pendapat
3) Cara Mengembangkan
Adi W. Gunawan (2003) dalam Genius Learning Strategy ,menyatakan cara
memberikan umpan balik yang benar sebagai berikut:
- Umpan balik harus bersifat korektif, guru dapat memberikan
jawaban penjelasan,tidak hanya jawaban yang salah tetapi apa
jawaban yang benar dan akurat serta bagaimana bisa mencapai
jawaban yang benar tersebut. Yang terpenting adalahproses berfikir
dibalik hasil jawaban yang salah maupun jawaban yang benar.
- Umpan balik harus diberikan pada waktu yang tepat, ajarkan materi
yang inginanda ujikan setelah itu murid langsung diminta
mengerjakan tes tanpa menunggujeda yang terlalu lama.
- Umpan balik harus spesifik dan mengacu pada satu kriteria tertentu,
umpan balikdidasarkan pada satu level pengetahuan atau keahlian
yang spesifik dengan cara membandingkan anak dengan dirinya
sendiri bukan dengan rekan atau murid lainnya.
- Murid memberikan umpan balik untuk diri mereka sendiri, murid
membuat catatan sendiri terhadap prestasi yang telah mereka capai
dan melakukan pembandinganantara prestasi terdahulu dengan
prestasi mereka saat ini.
2) Tujuan
Ada beberapa tujuan penggunaan alat peraga/media pembelajaran,
antara lain:
Untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran
Mempermudah pemahaman konsep
Memberikan pengalaman yang efektif bagi peserta didik dengan
berbagaikecerdasanyang berbeda.
Memotivasi peserta didik untuk menyukai pelajaran yang diajarkan
Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang lamban berpikir
untukmenyelesaikan tugas dan berhasil.
Memperkaya program pembelajaran bagi peserta didik yang lebih
pandai.
Mempermudah abstraksi.
Efisiensi waktu.
K. Lembar Kerja
1) Pengantar
Lembar Kerja merupakan alat bantu pembelajaran agar peerta didik
melakukan proses pembelajaran. Disamping itu juga Lembar Kerja
merupakan alat atau petunjuk kegiatanyang akan dilakukan peserta
didik dalam proses belajar mengajar. Lembar Kerja jugamerupakan
petunjuk tertulis untuk membantu guru dalam memberi tugas
kepadapeserta didik agar peserta didik dapat menemukan sendiri.
2) Tujuan LK
• Membelajarkan peserta didik dan mendorong untuk berdiskusi
• Untuk membantu guru dalam pembelajaran
• Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasai
kompetensi.
• Membimbing peserta didik untuk menemukan konsep
• Menyatukan tindakan dan tujuan dalam pembelajaran.
• Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam melakukan proses
pembelajaran
• Meningkatkan daya cipta peserta didik
L. Pemajangan
1) Pengantar
Karya peserta didik sebagai perolehan belajar yang baik dipajang di
dalam ruang kelas. Pajangan ini dapat dilihat langsung oleh semua
peserta didik. Bentuknya bisa karya dua dimensi atau tiga dimensi.
Pajangan mencerminkan upaya yang dilakukan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang diharapkan, dan hasil suatu
pembelajaran yang dilakukan. Dengandemikian,pajangan mempunyai
dua sisi penting dalam pembelajaran. Di satu sisipajangan merupakan
salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang ditentukan. Di sisi lainnya, pajangan juga
dapat menjadi alat pemantau efektivitas proses pembelajaran.
2) Tujuan
Untuk penghargaan peserta didik yang berhasil membuat karya
Meningkatkan motivasi perserta didik yang telah berhasil
Untuk sumber belajar bagi peserta didik
Untuk memotivasi siwa agar senantiasa berkarya
3) Contoh Pajangan
Gambar Hasil karya murid
M. Penilaian
1) Pengantar
Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah. Menurut Masnur Muslich (2007) penilaian dalam KBK
dan KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan
komprehensif guna mendukung upaya memandirikan peserta didik
dalam belajar,bekerja sama, dan menilai dirinya sendiri. Oleh karena
itu, penilaian yang dilaksanakan harus penilaian berbasis kelas (PBK).
2) Tehnik Penilaian
Banyak cara atau teknik yang dapat digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap peserta didik. Pada dasarnya, teknik penilaian
tersebut adalah cara penilaian kemajuanbelajar peserta didik
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harusdicapai. Penilaian ini didasarkan pada indikator-indikator
pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih (kognitif,
afektif, dan psikomotor). Berdasarkan indikator-indikator ini dapat
ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah penilaian itu dilakukan
dengan tes (tertulis atau lisan), observasi, praktek, dan penugasan
secara individu atau kelompok.
Di dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007, penilaian dilakukan secara
konsisten,sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan
non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,proyek dan atau
produk, portofolio, dan penilaian diri. Berikut ini sedikit gambaran
masing-masing teknik penilaian.
5) Penilaian Sikap
Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran Geografi di
SMA antaralain (1) sikap terhadap materi pelajaran; (2) sikap terhadap
guru/pengajar; (3)sikap terhadap proses pembelajaran; (4) sikap
berkaitan dengan nilai atau normayang berhubungan dengan suatu
materi pelajaran, misalnya kasus atau masalahlingkungan hidup,
berkaitan dengan materi IPA; dan (5) sikap berhubungan
dengankompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata
pelajaran. Penilaianini menggunakan skala sikap dari sangat setuju
hingga sangat tidak setuju.
8) Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik. Hasil kerja
ini disusunmenjadi sebuah portofolio. Jadi, potofolio merupakan
koleksi pribadi hasil kerjapeserta didik yang mencerminkan tingkat
pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan,dan pekerjaan terbaiknya.
Penilaian portofolio ini didasarkan pada kumpulan hasilkerja peserta
didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.
--------------------------------- x 10
Hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik
adalah kejadiankejadianyang menonjol, yang berkaitan dengan
sikap, perilaku, dan unjuk kerjapeserta didik, baik positif maupun
negatif. Yang dimaksud dengan kejadian –kejadianyang menonjol
adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapat perhatian, atau
perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam rangka
pembinaan peserta didik. Kejadian-kejadian yang menonjol
tersebut dapat berupa kejadian yang menyenangkan maupun
yang menyedihkan.
Data Penilaian Penugasan (Proyek)
Data penilaian hasil kerja (produk) meliputi tiga tahap, yaitu tahap
persiapan,pembuatan (produk), dan penilaian (appraisal).
Informasi tentang data penilaianini diperoleh melalui cara holistik
atau cara analitik. Cara holistik guru menilai hasil kerja peserta
didik berdasarkan kesan keseluruhan dengan menggunakan
criteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor
0 – 10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil kerja
melalui tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap
persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.
Skor hasil penilaian diri adalah skor yang diperoleh dari hasil
penilaian tentangkemampuan, kecakapan, atau penguasaan
kompetensi tertentu yang dilakukan olehpeserta didik sendiri.
Pada awalnya, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh
pesertadidik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan oleh
guru. Untuk itu, pada tarafawal, guru perlu melakukan langkah-
langkah telaahan terhadap hasil penilaian diripeserta didik.
b) Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan
Belajar
Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah peserta
didik telah berhasilatau belum dalam menguasai suatu
kompetensi. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam
suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% – 100%.
Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%.
Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat
pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%.
Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam
data kuantitatif maupunkualitatif.
Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan
sebagai berikut:(1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di
sekolah secara akademik, fisik, sosial,dan emosional?; (2) Sejauh
mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?;
(3)Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai
dengan baik?; dan (4)Apa yang harus orang tua lakukan untuk
membantu danmengembangkan prestasianak lebih lanjut?
Rekap Nilai
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang
berisi informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta
didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu satu semester. Rekap
nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang
perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui
kapan peserta didik memerlukan remedial.
Bagian A: Pengantar
Kegiatan pada sesi ini diawali dengan pembukaan dari instruktur
membuka danmenyampaikan informasi yang berkait dengan isu
dalam kegiatan PAKEM.Kemudianmemberikan informasi tentang
pengalaman belajar apa yang akan dilaksanakan dalamsesi ini.
Mencari informasi
Memanfaatkan pengetahuan
Menciptakan sesuatu yang baru dan memberikan pendapat
Mencari Informasi
a) Guru
- Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja
(menemukansendiri,mengungkapkan pendapat dsb.);
- Guru menciptakan pembelajaran yang menantang;
- Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber
belajar, termasuk sumber belajar dan bahan dari lingkungan;
- Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai
dengan kemampuan siswa;
- Guru mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok,
pasangan) sesuai tugas yang diberikan untuk melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran.
b) Siswa
- Siswa tidak takut bertanya;
- Ada interaksi antara siswa untuk mmebahas dan memecahkan
masalah;
- Siswa aktif bekerja;
- Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri;
- Siswa melakukan kegiatan baca mandiri;
- Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana, menulis
biograpi tokoh).
c) Kelas
- Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa;
- Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar;
- Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan
siswa, siswa dansiswa;
- Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku)
yang dimanfaatkansiswa.
9. Lesson Study
a) Landasan Yuridis, teoritis dan empiris perlunya Lesson Study
1) Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan tercermin dari mutu SDM. SDM kita masih rendah
berarti mutu pendidikan pun masih rendah. Mengapa demikian?
Masyarakat beranganggapan bahwa keberhasilan pendidikan hanya
diukur oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian nasional (UN) baik maka
dianggap sudah berhasil mendidik anak-anaknya. Atau kalau suatu
sekolah banyak meluluskan siswa ke perguruan tinggi melalui SPMB
maka dianggap sekolah itu pavorit dan banyak diserbu orang tua untuk
menyekolahkan anaknya. Rangking sekolah diurut berdasarkan nilai UN.
Akibatnya orang tua harus mengeluarkan uang ekstra untuk menitipkan
anaknya pada bimbingan belajar yang melakukan latihan menjawab soal-
soal UN atau SPMB, karena orang tua menginginkan anaknya diterima di
sekolah paforit atau perguruan tinggi top. Proses pembelajaran di dalam
kelas kurang mendapat perhatian dari orang tua dan dari pemerintah,
yang penting hasil UN (Ujian Nasional). Umumnya pembelajaran
dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan
siswa sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya
hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa dengan
target tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen
kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi
kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup
mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk
berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali
guru itu sendiri. Kebanyakan pengawas dari dinas pendidikan belum
berfungsi sebagai supervisor pembelajaran di kelas. Ketika datang di
sekolah, pengawas memeriksa kelengkapan administrasi guru berupa
dokumen renpel (rencana pelajaran). Pengawas sangat jarang masuk
kelas melakukan observasi terhadap pembelajaran dan menjadi nara
sumber pembelajaran bagi guru di sekolah. Begitu juga kepala sekolah.
Kepala sekolah umumnya lebih mementingkan dokumen administrasi
guru, seperti renpel dari pada masuk kelas melakukan observasi dan
supervisi terhadap pembelajaran oleh seorang guru. Akibatnya guru
tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik,
memikirkan metoda mengajar yang bervariasi, mempersiapkan bahan
untuk percobaan IPA di laboratorium. Ini berarti bahwa selama ini kita
kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di dalam ruang
kelas. Semestinya, kita lebih memperhatikan proses pembelajaran dan
hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran. Secara
internasional, mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, sebagai
contoh dalam bidang MIPA, the Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS, 2003) melaporkan bahwa di antara 45 negara
peserta TIMSS, peserta didik SMP kelas 2 Indonesia berada pada urutan
ke-36 untuk IPA dan ke-34 untuk Matematika. Siswa-siswa Indonesia
hanya dapat menjawab soal-soal hafalan tetapi tidak dapat menjawab
soal-soal yang memerlukan nalar atau keterampilan proses. Proses
pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik.
Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah
menjadi memperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes
merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Seiring dengan
perkembangan IPTEK, pengetahuan guru harus selalu disegarkan.
Kegiatan seminar atau forum diskusi ilmiah merupakan media untuk
penyegaran pengetahuan guru baik materi subyek maupun pedagogi.
Sayangnya, tidak sedikit kepala sekolah yang tidak mengijinkan guru
untuk berpartisipasi dalam kegiatan seminar atau forum diskusi dalam
kegiatan MGMP. Seharusnya kepala sekolah mendorong bahkan
memfasilitasi guru agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
ilmiah, seperti seminar untuk menambah wawasan guru. Selain itu,
sedikit guru yang sudah memanfaatkan fasilitas ICT (Information
Communication Technology) di sekolah untuk meningkatkan
pengetahuan padahal fasilitas itu sudah masuk ke sekolah, seperti
komputer dan telpon. Sementara, sekolah mampu menyediakan dana
untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata.
2) Undang-undang Guru dan Dosen
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pada tahun 2005
pemerintah dan DPR RI telah mensahkan Undang-Undang RI Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang tersebut menuntut
penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru agar
guru menjadi profesional. Di satu pihak, pekerjaan sebagai guru akan
memperoleh penghargaan yang lebih tinggi, tetapi dipihak lain
pengakuan tersebut mengharuskan guru memenuhi sejumlah persyaratan
agar mencapai standar minimal seorang profesional. Pengakuan terhadap
guru sebagai tenaga profesional akan diberikan manakala guru telah
memiliki antara lain kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat
pendidik yang dipersyaratkan (Pasal 8). Kualifikasi akademik tersebut
harus „diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau
diploma empat“ (Pasal 9). Sertifikat pendidik diperoleh guru setelah
mengikuti pendidikan profesi (Pasal 10 ayat (1)). Adapun jenis-jenis
kompetensi yang dimaksud pada Undang-undang tersebut meliputi
„kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional“ (Pasal 10 ayat (1)). Berdasarkan hasil pertemuan
Asosiasi LPTK Indonesia, penjabaran tentang jenis-jenis kompetensi
tersebut sebagai berikut:
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Secara rinci kompetensi pedagogik
meliputi :
(1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial,
moral, kultural, emosional, dan intelektual.
(2) Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta
didikdan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.
(3) Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik
(4) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
(5) Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang
mendidik
(6) Mengembangkan kurikulum yang mendorong
keterlibatanpeserta didik dalam pembelajaran
(7) Merancang pembelajaran yang mendidik
(8) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
(9) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran
Secara umum mutu pendidikan di negeri ini masih rendah tercermin dari
pringkat hasil TIMSS dan indek pembangunan manusia yang berada
pada posisi di bawah peringkat negara-negara tetangga kita di Asia
Tenggara. Oleh karena itu, tantangan bagi kita adalah bagaimana kita
dapat meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini. Mutu pendidikan
merupakan dampak dari keprofesionalan pendidiknya. Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP 19/2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan bagi pendidik
profesional. Namun demikian, untuk menjadi pendidik profesional
diperlukan usaha yang sistemik dan konsisten serta berkesinambungan
dari pendidik itu sendiri dan pengambil kebijakan. Melalui lesson study
sangat dimungkinkan meningkatkan keprofesionalan pendidik di
Indonesia karena lesson study merupakan model pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual
learning untuk membangun komunitas belajar.
Alasan mengapa lesson study menjadi popular di Jepang karena lesson study sangat
membantu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu tetapi guru-guru
memperoleh manfaat yang sangat besar berupa informasi berharga untuk
meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Mutu kegiatan konaikenshu sangat
bervariasi bergantung pada kaliber leadership sekolah, mutu guru untuk
membangun, mempererat persabahatan diantara mereka, dan kemaunan mereka
dalam melaksanakan konaikenshu.
2) Perkembangan Lesson Study di dunia
The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS)
merupakan studi untuk membandingkan pencapaian hasil belajar
mathematika dan IPA kelas 8 (kelas 2 SMP). Penyebaran Lesson Study di
dunia pada tahun 1995 dilatarbelangi oleh TIMSS. Empat puluh satu
negara terlibat dalam TIMSS, Dua puluh dari empat puluh satu Negara
memperoleh skor rata-rata matematika yang signifikan lebih tinggi dari
Amerika Serikat. Negara-negara yang memperoleh skor matematika yang
lebih tinggi dari Amerika Serikat antara lain Singapura, Korea, Jepang,
Kanada, Francis, Australia, Hongaria, dan Ireland. Sementara hanya 7
negara yang memperoleh skor matematika secara signifikan lebih rendah
dari Amerika Serikat, yaitu Lithuania, Cyprus, Portugal, Iran, Kuwait,
Colombia, dan Africa selatan. Posisi pencapaian belajar matematika
siswa-siswa SMP kelas 2 di Amerika Serikat membuat negara itu
melakukan studi banding pembelajaran matematika di Jepang dan
Jerman. Tim Amerika Serikat melakukan perekaman video pembelajaran
matematika di Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat untuk dilakukan
analisis terhadap video pembelajaran tersebut. Pada waktu itu, Tim
Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat tidak memiliki sistem
untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sementara Jepang dan
Jerman melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara berkelanjutan.
Amerika Serikat selalu melakukan reformasi tapi tidak selalu melakukan
peningkatan mutu. Selanjutnya ahli-ahli pendidikan Amerika Serikat
belajar dari Jepang tentang Lesson Study. Sekarang Lesson Study telah
berkembang di sekolah-sekolah di Amerika Serikat dan diyakini Lesson
Study sangat potensial untuk pengembangan keprofesionalan pendidik
yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Selain itu,
Lesson Study juga telah berkembang di Australia.
Lesson Study dimulai dari tahap perencanaan (Plan) yang bertujuan untuk
merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat
pada siswa, bagaimana supaya siswa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi
dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan
dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan
diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bagaimana menjelaskan
suatu konsep. Permasalahan dapat juga berupa pedagogi tentang metoda
pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau
permasalahan fasilitas, bagaimana mensiasati kekurangan fasilitas
pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan
pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran
dan lembar kerja siswa serta metoda evaluasi. Teaching materials yang telah
dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Kegiatan
perencanaan memerlukan beberapa kali pertemuan (2 – 3 kali) agar lebih
mantap. Pertemuan-pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop
antara guru-guru dan dosen-dosen dalam rangka perencanaan pembelajaran
menyebabkan terbentuknya kolegalitas antara guru dengan guru, dosen
dengan guru, dosen dengan dosen, sehingga dosen tidak merasa lebih tinggi
atau guru tidak merasa lebih rendah. Mereka berbagi pengalaman dan saling
belajar sehingga melalui kegiatankegiatan pertemuan dalam rangka Lesson
Study ini terbentuk mutual learning (saling belajar).
Langkah ketiga dalam kegiatan Lesson Study adalah refleksi (See). Setelah
selesai pembelajaran langsung dilakukan diskusi antara guru dan pengamat
yang dipandu oleh kepala sekolah atau personel yang ditunjuk untuk
membahas pembelajaran. Guru mengawali diskusi dengan menyampaikan
kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya pengamat
diminta menyampaikan komentar dan lesson learnt dari pembelajaran
terutama berkenaan dengan aktivitas siswa. Tentunya, kritik dan saran untuk
guru disampaikan secara bijak demi perbaikan pembelajran. Sebaliknya,
guru harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat
dirancang kembali pembelajaran berikutnya. Pada prinsipnya, semua orang
yang terlibat dalam kegiatan Lesson Study harus memperoleh lesson learnt
dengan demikian kita membangun komunitas belajar melalui Lesson Study.
Umpan Balik
Secara sistemik yaitu cara pandang yang menganggap sebagai satu kesatuan
yang utuh dengan komponen-komponen yang berinterfungsi. Secara sistematik
merujuk pada upaya melakukan tindakan terarah langkah demi langkah.
Kompetensi Dasar
U Indikator
M
Materi Pembelajaran
P
Langkah Pembelajaran / Strategi
A
N Metode Pembelajaran
Media / Sumber
B
Model desain sistem pembelajaran berorientasi kelas antara lain model Gerlach
dan Ely (1980) seperti dikutip oleh Toeti Sokemato (1993, h. 18-21) langkah-
langkah model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely adalah sebagai
berikut:
Secara visual model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely digambarkan
seperti di bawah ini.
Penentuan
Strategi
Pengaturan
Penentuan Kelompok
Materi
Alokasi Evaluasi Hasil
Penilaian
Perilaku Awal Belajar
Waktu
Alokasi
Penyusunan Tempat
Tujuan Belajar
Pemilihan Sumber
Belajar
Gambar Model DSP Gerlach dan Ely
Desain sistem pembelajaran Silabus dan RPP oleh teori ilmiah dengan harapan
produk yang dibuat guru realistik. Beberapa teori ilmiah itu adalah sebagai
berikut.
1) Sistem
Desain sistem pembelajaran disusun dengan menerapkan pendekatan sistem,
di mana setiap komponen berinteraksi dengan komponen lainnya dan saling
ketergantungan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Teori ini
berimplikasi kepada setiap komponen pembelajaran harus dikembangkan
untuk mencapai komponen tujuan pembelajaran. Apabila satu komponen
tidak dikembangkan dengan baik (konsisten dan memadai) akan
mengakibatkan kualitas akan menjadi rendah dan pengimplementasian di
lapangan terganggu.
Implikasi lain adalah melalui pendekatan sistem ini adalah setiap komponen
dapat segera diperoleh umpan balik dapat direvisi setiap saat. Hal ini
tampak dalam model sistem dari Filbeck yang menjelaskan bahwa sub sistem
(komponen sistem) saling berhubungan atau berintegrasi dalam menjalankan
fungsinya.
Dalam konsep belajar yang menjadi perhatian adalah proses belajar di dalam
internal siswa. Oleh karena itu, perubahan perilaku siswa tergantung
bagaimana siswa memproses perolehan pengalaman belajarnya di dalam
dirinya.
Implikasi dari teori ini, perancang pembelajaran harus dapat memanfaatkan
hal itu di dalam mengelola aktivitas belajar siswa selama berlangsungnya
proses belajar mengajar. Sebagai contoh dikatakan oleh B.F. Skinner tentang
prinsip belajar: "perilaku dapat dibentuk melalui proses penguatan". Atas
dasar teori ini perencanaan pembelajaran yang disusun guru, dapat
dituliskan pada komponen evaluasi pembelajaran dengan merencanakan
aktivitas belajar atau respon yang benar. Contoh lain adalah tentang motivasi
belajar dari Keller: "seseorang akan melakukan sesuatu kalau ia akan melihat
hasil yang memiliki nilai atau manfaat". Implikasi teori ini adalah guru
merencanakan pembelajaran pada bagian prosedur (urutan) pembelajaran
yaitu pendahuluan direncanakan dengan menjelaskan relevansi isi materi
pelajaran dengan dunia kerja, kegiatan pendidikan selanjutnya dan kegiatan
yang menunjang praktik.
3) Pembelajaran
Mengusahakan siswa belajar adalah tugas utama guru sebagai fasilitator
pembelajaran. Hal ini merupakan implikasi dari sifat teori pembelajaran
yaitu preskriptif (menyarankan bagaimana sebaiknya proses belajar
diselenggarakan).
Interpretasi data
Kegiatan tahap ini siswa diminta untuk melakukan:
verifikasi (pengujian), data yang telah dikategorikan sesuai dengan
konsep yang diperoleh, dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan
verifikasi data.
Penerapan prinsip
Tahap ini merupakan aplikasi prinsip dan kesimpulan data yang
dirumuskan siswa dengan cara:
mengajukan permasalahan baru.
menjelaskan prediksi atau hipotesis, dan
menjelaskan dasar teori untuk memperkuat argumen hipotesisnya.
Apabila model ini dikuasai guru langkah pembelajaran lebih bervariasi
dan paradigma belajar berorientasi siswa terjawab.
4) Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dari sender kepada receiver. Konsep
komunikasi dari Berlo yang disebut S - M - C- R, Source- Message- Channel -
Receiver menggambarkan betapa penting saluran penyampaian pesan yaitu
media. Implikasi dari teori ini, dalam perencanaan pembelajaran komponen
media menjadi sub sistem pembelajaran yang berfungsi untuk mengurangi
verbalisme dan dapat membantu pemahaman siswa dengan persepsi yang
sama.
Contoh:
Guru menggunakan media realia untuk membelajarkan siswa
jurusan akuntansi yaitu bukti-bukti transaksi, dan
Guru menjelaskan cara pembuatan burger dengan media realia
sayuran, mayones, roti burger dan beef burger.
Tujuan Umum
Tujuan Pembelajaran
Umum/Standar
Kompetensi/
Tujuan Kurikuler
Kompetensi Standar Kompetensi
Gambar Hierarki Tujuan Pembelajaran
b. Ranah Psikomotor
Tujuan pembelajaran kawasan psikomotor dikembangkan oleh
Harrow, disusun secara hierarkis dalam lima tingkat, mencakup
tingkat meniru sebagai tingkat yang paling sederhana dan naturalisasi
sebagai tingkat yang paling kompleks.S Perilaku psikomotor
menekankan pada keterampilan neuro-maxular yaitu keterampilan
dengan gerakan otot.
Meniru (immitation): mengharapkan siswa untuk dapat meniru
suatu perilaku yang dilihatnya. Contoh: siswa dapat mengulang
gerak menyapukan kuas dengan benar di atas nastar yang sudah
dibentuk.
Menerapkan (manipulation): siswa dapat melakukan perilaku tanpa
bantuan visual, sebagaimana pada tingkat meniru. Pada dasarnya
tujuan tingkat ini sama dengan meniru, bedanya adalah siswa tidak
lagi melihat contoh tapi hanya diberi instruksi secara tertulis atau
verbal. Contoh: siswa dapat menghidupkan komputer dengan
membaca manual dan penjelasan secara verbal.
Memantapkan (precission): siswa diharapkan dapat melakukan
suatu perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk
tertulis, dan melakukannya dengan lancar, tepat, seimbang, dan
akurat. Contoh: siswa dapat mengetik kata ke dalam format data
base tanpa membuat kesalahan.
Merangkai (articulation): siswa diharapkan untuk menunjukkan
serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan
kecepatan yang tepat. Contoh: siswa dapat menggunakan
kalkulator untuk mengerjakan 10 soal matematika dalam waktu 10
menit.
Naturalisasi (naturalization): siswa diharapkan melakukan gerakan
tertentu secara spontan dan otomatis. Siswa melakukan gerakan
tersebut tanpa berpikir lagi cara melakukannya dan urutannya.
Contoh: siswa dapat mengoperasikan program data base dengan
lancar.
Naturalisasi
Penampilan
Merangkai alamiah
Mengkoordi Efisiensi &
nasikan gerak efektivitas
Memantapkan
Mencermati Konsistensi gerak
penampilan internal
Menerapkan Mengoreksi
Mengikuti
kesalahan
petunjuk
Meniru Menampilkan
Mengamati gerak
Gambar Ranah Psikomotor
c. Ranah Afektif
Krathwohl, Bloom & Maisa mengembangkan taksonomi tujuan yang
berorientasikan kepada perasaan atau afektif. Taksonomi ini
menggambarkan proses seseorang dalam mengenali dan mengadopsi
suatu nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman baginya dalam
bertingkah laku. Krathwohl mengelompokkan tujuan afektif ke dalam
lima kelompok.
Menerima (receiving): mengharapkan siswa untuk mengenal,
bersedia menerima, dan memperhatikan berbagai stimulus. Dalam
hal ini siswa masih bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau
memperhatikan saja. Contoh: siswa bersedia mendengarkan
ceramah tentang etika profesi juru masak.
Menanggapi (responding): keinginan berbuat sesuatu sebagai reaksi
terhadap suatu gagasan, benda atau sistem nilai, lebih dari sekedar
pengenalan saja. Dalam hal ini siswa diharapkan untuk
menunjukkan perilaku yang diminta. Contoh: siswa bersedia
berlatih membuat laporan keuangan.
Menghargai (valuing): penghargaan terhadap suatu nilai merupakan
perasaan, keyakinan atau anggapan bahwa suatu gagasan, benda
atau cara berpikir tertentu mempunyai nilai. Dalam hal ini siswa
secara konsisten berperilaku sesuai dengan suatu nilai meskipun
tidak ada pihak lain yang meminta atau mengharuskannya. Contoh:
siswa dengan sukarela berpartisipasi dalam aksi penghematan
energi.
Mengorganisasikan (organization): menunjukkan saling
keterhubungan antara nilai-nilai tertentu dalam suatu sistem nilai,
serta menentukan nilai mana, yang mempunyai prioritas lebih
tinggi daripada nilai yang. Dalam hal ini siswa menjadi commited
terhadap suatu sistem nilai. Contoh: siswa akan mampu memilih
dari berbagai alternatif cara meningkatkan gizi masyarakat yang
sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya.
Mengamalkan (characterization): berhubungan dengan
pengorganisasian dan pengintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu
sistem nilai pribadi. Hal ini diperlihatkan melalui perilaku yang
konsisten dengan sistem nilai tersebut. Pada tingkat ini siswa telah
mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang
lengkap dan meyakinkan, dan perilakunya akan selalu konsisten
dengan filsafat hidup tersebut. Contoh: siswa akan menghindari
sikap-sikap yang otoriter selama praktik kerja secara kelompok.
Mengamalkan
Menggeneraal
Mengornisasi isasi sistem
kan nilai
Mengkonsep Menginter
Menghargai tualisasi nalisasi nilai
Menerima Merangkai dalam hidup
Menanggapi nilai sistem
Mengikuti Memihak
Melibatkan pada nilai
Memuaskan Komitmen
Menerima pada nilai
Menyadari
Menampung
Memperhatik
an
- Struktur Prosedural
Dalam struktur ini kedudukan beberapa tujuan/kompetensi khusus
menunjukkan satu rangkaian pelaksanaan kegiatan/pekerjaan, tetapi
antar tujuan/kompetensi tersebut tidak menjadi prasyarat untuk
kompetensi lainnya.
- Struktur Pengelompokkan
Pada struktur ini beberapa tujuan/kemampuan khusus yang satu
dengan yang lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi harus
dimiliki secara lengkap untuk menunjang kemampuan berikutnya.
Tujuan Pembelajaran
Umum/
Kompetensi Umum
- Struktur Kombinasi
Analisis pembelajaran dengan struktur kombinasi digunakan apabila
beberapa tujuan/kompetensi khusus susunannya terdiri dari struktur
hierarkial, prosedural, maupun pengelompokkan.
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 3
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 2
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1
Bila dianalisis rumusan tujuan ini memiliki kriteria lengkap yaitu sebagai
berikut.
- Audience adalah siswa yang belajar. Siapa?
Siswa kelas XII SMK Negeri 'XYZ" semester ganjil.
- Behavior (performance) adalah perilaku yang akan dilakukan siswa
setelah mengikuti pelajaran, dengan menuliskan perilaku dalam
bentuk kata kerja dan dilengkapi objeknya. Perilaku? Menghitung
mean, median dan modus dalam bentuk kuantitatif.
- Condition adalah prasyarat atau syarat yang diberikan kepada siswa
pada saat siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran/tugas evaluasi.
Kondisi? Nilai hasil penjualan selama satu bulan.
- Degree/standard adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai
perilaku yang diharapkan. Standar? Secara akurat.
Perumusan tujuan pembelajaran yang mengandung dua kriteria yaitu
audience dan behaviour sudah memadai tetapi akan memberikan kesulitan
dalam proses pengukuran karena ketidakjelasan kondisi dan standar
keberhasilan.
b) Materi Pembelajaran
Komponen materi pembelajaran pada sistem rancangan pembelajaran
merupakan salah satu isi pengalaman belajar, dirancang sebagai bahan kajian
yang disebut mata pelajaran. Hal ini dikemukakan dalam pasal 20 PP RI No
15 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, "setiap perencanaan
pembelajaran akan memuat antara lain materi ajar yang dikelola secara
sistematis setelah perumusan tujuan”. Tyler dalam model pengembangan
kurikulum menyebut dengan istilah merinci konten dan mengorganisasikan
konten. Sedangkan Reigeluth menyebut dengan istilah pengorganisasian isi
mata pelajaran.
Materi pelajaran adalah konten atau isi pelajaran yang diorganisasikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran/kompetensi ya ng dicapai peserta didik. Isi
pelajaran dalam perencanaan pembelajaran dirinci menjadi bagian-bagian
kecil agar memudahkan siswa untuk menyampaikan, mengolah, dan
menggunakannya kembali. Bagian-bagian kecil isi pelajaran disusun mulai
dari materi pokok (pokok bahasan/topik), kemudian sub materi pokok (sub
pokok bahasan/sub topik) dan terakhir adalah bahan ajar. Dengan demikian,
isi pelajaran menjadi konsisten dan memadai serta dapat
dipertanggungjawabkan dari segi ontologi, epistimologis, dan aksiologi.
Memotret dengan
teknik pencahayaan
rat ur
Gambar Materi Pelajaran
Empat tipe isi pelajaran seluruhnya atau sebagian dapat terkandung di dalam
materi pokok, dan biasanya terkait satu dengan lainnya.
Contoh:
Materi pokok : Kebutuhan pokok dalam ekonomi
Fakta : manusia mempunyai kebutuhan akan makan,
pendidikan, rumah, dll.
Konsep : definisi kebutuhan teori kebutuhan
Prinsip : kebutuhan yang bersifat utama, penting dan segera harus
menjadi prioritas.
Prosedur :usaha perdagangan wiraswasta, bekerja dalam
Pemerintahan
c) Strategi Pembelajaran
Tidak ada satupun strategi pembelajaran yang jitu untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran/kompetensi. Mengapa? Karena keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran/kompetensi tergantung kepada banyak
faktor antara lain tipe isi pelajaran, tempat proses pembelajaran berlangsung
atau dari pelaksana pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, unit ini
sebaiknya Anda cermati dengan seksama.
Pembelajaran merupakan proses mengupayakan peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran/kompetensi yang telah ditetapkan atau kegiatan
memfasilitasi peserta didik berinteraksi dengan lingkungan sehingga
diperoleh pengalaman belajar. Upaya dan kegiatan ini direncanakan oleh
guru di dalam komponen strategi pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran dapat dilaksanakan.
Strategi pembelajaran oleh sebagian ahli diidentikkan dengan sebutan
metode pembelajaran atau pendekatan dalam membelajarkan. Metode
pembelajaran oleh Reigeluth didefinisikan adalah cara-cara yang berbeda
dalam mencapai hasil belajar. Cara-cara tersebut dapat meliputi bagaimana
materi pembelajaran disampaikan kepada peserta didik, dan atau bagaimana
peserta didik dapat menerima materi pembelajaran serta bagaimana peserta
didik merespon masukan dari peserta didik lainnya. Berdasarkan definisi ini,
strategi pembelajaran meliputi langkah pembelajaran, media dan interaksi
belajar mengajar.
Ahli Teknologi Pendidikan Yusufhadi Miarso mendefinisikan strategi
pembelajaran sebagai pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran berupa
pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar
tertentu. Berdasarkan definisi ini maka pembelajar dapat merencanakan
pencapaian tujuan pembelajaran atas dasar teori belajar behavioristik,
humanistik, konstruktivistik atau teori dari ahli pembelajaran lainnya
disesuaikan dengan perkembangan kognitif dan lingkungan sosial budaya
siswa.
Dengan demikian, strategi pembelajaran akan dapat bersifat spesifik. Sebagai
contoh guru menganut pada falsafah pilar belajar dari UNESCO maka
pembelajar dapat merencanakan kegiatan pembelajaran dengan tahapan
berikut.
- Learning to know siswa mempelajari konsep
- Learning to do. siswa membuktikan konsep dengan eksperimen, observasi
dan lain-lain.
- Learning to live together. siswa diminta memecahkan masalah secara
berkelompok
- Learning to be siswa memantapkan konsep yang telah diketahui secara
berkelompok dengan refleksi.
Tujuan Pembelajaran
Strategi Strategi
Pembelajaran Pembelajaran
Materi Pembelajaran
METODE
Pada sub kegiatan belajar ini akan diuraikan beberapa jenis strategi
pembelajaran yang sangat berkaitan erat dengan bagaimana proses belajar
direncanakan, sehingga tujuan pembelajaran/kompetensi dapat dicapai
secara optimal. Strategi pembelajaran dilihat dari subjek yang belajar (siswa)
dan yang membelajarkan (guru). Dalam hal ini Percival dan Ellington
menjelaskan kedua hal tersebut sebagai berikut.:
- Strategi pembelajaran Berpusat kepada Guru. Strategi ini hampir seluruh
kegiatan belajar mengajar dikendalikan penuh oleh guru. Guru
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada para siswa baik untuk tingkat
pokok bahasan/materi pokok maupun tingkat silabus/mata
pelajaran/tema. Sangat terikat kepada waktu terjadwal dan banyak
menggunakan metode ceramah. Siswa dituntut menyesuaikan cara
belajarnya dengan keputusan proses pelaksanaan pembelajaran yang
diambil oleh guru. Akibatnya kebutuhan/potensi siswa secara individual
yang berbeda kurang diperhatikan atau tidak terlayani.
- Strategi pembelajaran Berpusat pada Siswa. Strategi ini kegiatan
pembelajaran lebih ditekankan pada aktivitas belajar siswa. Guru
berperan sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Siswa
mempunyai tanggung jawab terhadap keseluruhan aspek belajarnya.
2) Sistem sosial
Mengkondisikan belajar dengan situasi masalah.
Menunjukkan perlunya penelitian untuk mengatasi masalah.
Memberikan reaksi pada perilaku siswa dengan informasi yang tepat.
Membantu siswa merumuskan inti masalah penelitian.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan
melaksanakan penelitian.
3) Prinsip reaksi
Membantu siswa untuk bersedia menyelesaikan penelitian.
Memelihara emosi siswa untuk dapat bersifat terbuka terhadap
informasi baru dari siswa lainnya.
Mengendalikan proses penelitian sesuai dengan prosedur yang
sebenarnya.
4) Sistem bantuan
Menyediakan bahan, dan sumber-sumber belajar.
Informasi-informasi yang mendorong pentingnya penelitian berfungsi
sebagai penguatan seperti poster-poster, kata-kata yang bersifat
membangun chart proses penelitian.
Dorongan guru sebagai fasilitator.
- Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga kegiatan yakni kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan
pendahuluan, guru memberikan gambaran ringkas tentang keseluruhan
isi bahan pelajaran yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang akan
dicapai(kompetensi dasar dan indikator) dan mekanisme pelaksanaan
pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru mulai mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil dan memberikan penugasan yang harus
dikerjakan secara kelompok. Kemudian guru menyajikan pokok-pokok
materi dan tugas-tugas yang harus diselesaikan secara kelompok.
Setelah mendapatkan penugasan, para siswa duduk berkelompok dan
mendengarkan penjelasan guru serta mulai mengerjakan tugas yang
diberikan. Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan tugas
khusus dari kelompok untuk diselesaikan dan kemudian disampaikan
dalam forum yang lebih luas. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, para siswa berkesempatan untuk memanfaatkan sumber-
sumber belajar yang tersedia di sekolah (misalnya mencari rujukan atau
materi yang perlu di perpustakaan, bertanya
kepada guru, berdiskusi dengan teman kelompok, dan sebagainya).
Guru selama proses ini berlangsung bertindak sebagai fasilitator dan
memberikan bantuan dan kemudahan kepada siswa untuk bekerja.
Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan, kemudian
diadakan panel hasil kelompok. Wakil dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil kelompoknya (turnament) kepada seluruh kelas
dan kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan koreksi,
sanggahan, kritik atau masukan-masukan yang perlu demi perbaikan.
Pemilihan wakil kelompok tidak ditentukan oleh kelompok tetapi oleh
guru yang dilakukan secara acak atau melalui undian. Ini dimaksudkan
agar semua siswa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan tidak
menggantungkan harapannya pada siswa tertentu. Selama panel ini
berlangsung, guru membuat penilaian terhadap kinerja kelompok
berdasarkan kinerja yang diperlihatkan anggota-anggota kelompok
selama panel.
Kegiatan penutup berisi rangkuman dan tindak lanjut untuk kegiatan
berikutnya. Kuis dapat berbentuk individual, teka teki silang, atau kerja
kelompok.
- Tahap evaluasi
Evaluasi dilakukan secara berkala pada setiap pergantian pokok bahasan.
Pada tahap ini dilakukan evaluasi secara menyeluruh baik terhadap
proses maupun hasil yang dicapai. Bobot evaluasi hendaknya diberikan
lebih besar kepada aktivitas kelompok. Dengan kata lain, evaluasi
dilakukan berdasarkan kinerja kelompok secara keseluruhan, bukan
berdasarkan kinerja siswa secara individual. Meskipun pada akhirnya tes
akan diberikan secara individual dalam bentuk ujian akhir dan nilai
siswa itu bersifat individual, namun bobot tes untuk kelompok. Ini
dimaksudkan untuk mendorong para siswa agar senantiasa terlibat
dalam proses kelompoknya dan berkompetisi dengan kelompok lain.
2) Pelaksanaan
Menginformasikan tujuan studi lapangan.
Membagikan bahan tugas dan instrumen.
Mengobseruasi ke lapangan.
Memonitoring kesulitan yang dialami siswa.
Menyusun laporan.
Mempresentasikan laporan.
3) Penutup
Memberi umpan batik.
Tabel Strategi Pembelajaran Beberapa Ahli
Tujuan dari
Ide Sintesis Kreasi
ahli
Gagne Peristiwa 1. Persiapan
Dick Carey pembelajaran 2. Pelaksanaan
Joyce & Weil Strategi 3. Evaluasi
pembelajaran
Slavin
Model
pembelajaran
Pembelajaran
kooperatif
d) Evaluasi Pembelajaran
Kata evaluasi pada tulisan ini diidentikkan dengan kata penilaian yaitu
proses kegiatan mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian tujuan.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai peserta didik setelah
diberikan perlakuan dengan alat ukur tertentu. Kemampuan tersebut
meliputi:
- Kemampuan berpikir (cognitive) terdiri dari mengingat (C-1),
mengerti(C-2), memahami (C-3), menganalisis (C-4), menilai (C-5) dan
mencipta (C-6);
- Kemampuan mengadopsi suatu nilai dan sikap (Affective) terdiri dari
menerima
(A-1), menanggapi (A-2), menghargai (A-3),
mengorganisasikan/mengatur diri (A-4), dan mengamalkan/menjadikan
pola hidup (A-5); dan
- Kemampuan gerakan otot (psychomotor) terdiri dari meniru (p-1),
menerapkan/menggunakan/manipulasi (p-2), memantapkan/ ketepatan
(p-3), merangkai/artikulasi (p-4) dan naturalisasi (P-5).
TPK/Sub
Kompetensi/ Penilaian
Kompetensi
Khusus/
Kompetensi
Dasar
Batas lulus
minimal
60% - 100%
Jenis tagihan dapat ditinjau dari aspek tugas individu atau tugas kelompok,
aspek proses atau produk aspek lingkup penilaian formatif, sub sumatif atau
sumatif, aspek ulangan harian; serta ulangan umum bersama semester atau
ujian akhir.
Tagihan adalah apa yang harus dilakukan/dikerjakan siswa atau perilaku
siswa yang akan diukur, dengan menggunakan berbagai alat penilaian.
Dalam hal ini Suharsimi menyebut dengan istilah obyek evaluasi.
Berbagai alat penilaian di bawah ini dapat digunakan dalam membantu
realisasi pengukuran tagihan seperti yang dikemukakan Depdiknas dalam
Sistem Penilaian Kelas.
1) Penilaian Tertulis
- Menggunakan tes tertulis dengan ragam soal kemampuan kognitif dan
pengetahuan keterampilan berbentuk pilihan ganda, benar-salah,
uraian atau lainnya.
- Butir soal adalah pertanyaan, pernyataan atau tugas-tugas yang harus
dilakukan.
2) Penilaian Penampilan/Kinerja
- Menggunakan tes praktik dengan ragam soal kemampuan
aplikasi/keterampilan berbentuk rating scale atau checklist.
- Butir soal adalah kinerja/perbuatan yang didemonstrasikan oleh
siswa.
Misal:
Siswa diminta untuk berpidato dengan kemampuan ekpresifisik,
suara dan verbal.
Siswa diminta untuk berpidato dengan sistematika membuka,
menyajikan dan menutup.
3) Penilaian Portofolio
- Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan hasil kerja
dalam waktu tertentu melalui penilaian diri dan kuesioner.
- Butir soaladalah dokumen/hasil kerja siswa/koleksi pekerjaan yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran. penilaiannya dapat dibedakan
dari portofolio kerja, portofolio dokumentasi, dan portofolio
pertunjukkan
4) Penilaian Sikap
- Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan siswa dalam
menilai terhadap objek, orang atau masalah tertentu. Kemampuan, ini,
terdiri dari afeksi.(perasaan), kognisi (kepercayaan/keyakinan) dan
konasi (kecenderungan berbuat). Alat penilaiannya adalah skala sikap
dari Likert, observasi (daftar cek).
- Butir soal adalah perilaku afeksi, kognisis, atau konasi (dapat berdiri
sendiri atau gabungan).
Misal:
Kebijakan tentang pembuangan sampah dengan kompetensi siswa
mampu menerima peraturan kesehatan lingkungan.
Komponen pengembangan/pokok
b. Format Matrik 2
SILABUS
Nama Sekolah : ………………………………………….
Komponen identitas
Mata Pelajaran : ………………………………………….
Kelas/Semester : ………………………………………….
Sumbe
Standar Kompete Kegiatan
Materi Alokasi r
Kompete nsi Indikator Pembelaja Penilaian
Pokok Waktu Bahan/
nsi Dasar ran
Alat
…… …… …… …… …… …… ……
Komponen pengembangan/pokok
c. Farmat Naratif
SILABUS
Nama Sekolah : ………………………………………….
Mata Pelajaran : ………………………………………….
Komponen identitas
Kelas/Semester : ………………………………………….
1. Standar Kompetensi : ….
2. Kompetensi Dasar : ….
Komponen pengembangan/pokok
3. Materi Pokok : ….
4. Indikator : ….
5. Kegiatan Pembelajaran :….
6. Penilaian : ….
7. Alokasi Waktu :….
8. Sumber/Bahan/Alat :….
SILABUS
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : …..
- Menulis dan mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Sebelum menuliskan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD) terlebih dahulu mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di
S1
Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran;
Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata pelajaran.
SILABUS
Contoh:
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi
Sumber
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi /Bahan/
Indikator Penilaian
Dasar Pokok Pembelajaran Waktu
Alat
2.1...Mendeskrip
sikan jagad
raya dan
tata surya
- Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian untuk memperoleh menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian
pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
prosentase pemenuhan indikator. Berdasarkan pada PP Nomor 19 tahun
2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas. Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan
non tes. Penilaian dengan tes bentuk tertulis, lisan dan perbuatan
(praktik). Adapun penilaian dengan non tes dapat dilakukan dengan
pengamatan, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,
proyek dan/atau produk" Dalam rangka mendukung pelaksanaan
penilaian yang bermakna dapat dilengkapi portofolio untuk masing-
masing anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah
sebagai berikut:
Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar
yang telah dikuasai dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan peserta didik,
Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya, program
remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah
kriteria ketuntasan minimal, dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil observasi lapangan yang
berupa informasi yang dibutuhkan.
Penilaian dapat dilakukan secara: Tes tertulis, lisan, unjuk kerja,
penugasan, produk, kinerja, dan pengamatan.
Bentuk instrumen penilaian dipilih sesuai dengan teknik/jenis
penilaiannya. Beberapa contoh bentuk instrumen penilaian yang dapat
dipilih sebagai berikut:
No Teknik/jenis Bentuk Instrumen
1 Tes Tertulis Tes isian
Tes uraian
Tes Pilihan Ganda
Menjodohkan
Jawaban singkat
Benar-Salah
Dan lain-lain
2 Tes Lisan Daftar pertanyaan
3 Tes Perbuatan (Unjuk Kerja) Tes identifikasi
Tes Simulasi
Uji petik kerja produk
Uji petik kerja prosedur
4 Penugasan Tugas rumah
Tugas proyek
5 Observasi Lembar observasi
6 Wawancara Pedoman wawancara
7 Portofolio Dokumen pekerjaan, karya,
prestasi siswa
- Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman,
tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar" Alokasi
waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu
rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang beragam. Alokasi waktu termasuk alokasi penilaian yang
terintegrasi dalam pembelajaran.
____________________ ______________________
f) Prosedur Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai KD. setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Perangkat bahan ajar modul dan LKS ini disusun, sejalan dengan kondisi satuan
pendidikan dari berbagai aspek yang berbeda, sehingga modul dan LKS harus
disusun oleh guru.
Sumber belajar bahan (perangkat lunak) modul dan LKS merupakan satu
kesatuan dengan desain pembelajaran yang Anda kembangkan. Sebagai sistem
pembelajaran, bahan ajar yang akan dikembangkan saling terkait dengan
komponen lain dalam berproses mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Ketiadaan komponen sumber belajar bahan akan mengakibatkan kegagalan
dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Pengembangan sumber belajar bahan yang dirancang oleh guru terkait dengan
pengolahan isi pelajaran dan aktivitas belajar siswa. Pengolahan isi pelajaran
atau pengetahuan yang akan dipelajari siswa dapat dirancang dalam bentuk
bahan ajar modul dan lembar kerja siswa (LKS).
Bahan ajar adalah isi pelajaran dari suatu bidang ilmu yang disajikan dan
dikemas dalam bentuk cetak atau non cetak. Bahan ajar seperti modul dan LKS
yang sengaja dirancang sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dilakukan melalui tahap perancangan dan tahap pengembangan
materi. Tahap produksi evaluasi dapat dilakukan oleh pihak lain (tenaga
khusus). Tahap perancangan, guru harus menyusun garis besar isi modul dari
jabaran isi modul/LKS. Sedangkan tahap pengembangan, guru harus
mengimplementasikan jabaran isi modul/LKS sesuai sistematika penulisan dan
prinsip-prinsip yang berkaitan dengan keakuratan disiplin ilmu pengetahuan,
bahasa dan ilustrasi.
a) Pengembangan Bahan Ajar Modul
Modul dalam kawasan teknologi pembelajaran merupakan sumber belajar
teknologi cetak. Sumber belajar ini berfungsi sebagai upaya interaksi peseta
didik dengan modul sehingga dapat terjadi perubahan perilaku. Dengan
demikian siswa berinteraksi secara tidak langsung dengan guru melalui
bahan ajar yang dikembangkan sehingga dapat membuat siswa belajar.
Pengembangan modul berbeda dengan LKS dari aspek komponen, fisik dan
gaya bahasa. Bahasa yang digunakan lebih komunikatif, seolah-olah guru
hadir di kelas dan siswa memperhatikannya. Modul merupakan kelengkapan
dari buku teks, karena digunakan untuk keperluan belajar secara mandiri
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Sebelum modul dikembangkan, guru
perlu merancang terlebih dahulu garis besar isi modul. Garis besar isi modul
dan jabaran isi modul merupakan acuan guru dalam mengembangkan isi
modul.
- Garis Besar Isi Modul dan Jabaran Isi Modul (GBIM dan JIM)
Langkah pertama dari pengembangan modul, pola pikir Anda tidak boleh
terlepas dari bagaimana Anda melakukan pengembangan tujuan
pembelajaran, mengembangkan materi pembelajaran dan menentukan
pengalaman belajar. Hal-hal yang sudah Anda lakukan pada kegiatan
belajar 1 akan mempermudah penyusunan GBIM dan JIM.
Garis Besar Isi Modul merupakan acuan isi materi yang akan dijabarkan
dan disusun dalam bentuk matriks. Komponen-komponennya terdiri dari
identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
materi, metode, media, waktu, tes dan pustaka. Komponen-komponen ini
dikembangkan tidak berbeda dengan silabus. Yang berbeda hanya pada
bagian tes karena fungsi tes untuk menilai sejauh mana penguasaan siswa
terhadap isi modul. Keterkaitan antara komponen harus diperhatikan.
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Standar Kompetensi :
Materi
Pokok dan
Kompetensi Tes Sumber
Indikator Sub Metode Media Waktu
Dasar Evaluasi Pustaka
Materi
Pokok
1. 1.1 1 2 jam 1. Latihan 1.
pelaja
1.2 1.1 2. Tes 2.
ran
f
1.2 3.
o
4. r
m
5.
a
t
i
f
.......................................................................................
Materi
Nomor Evaluasi
Judul Kompetensi Pokok dan Uraian
Kegiatan (Butir-
Modul Dasar Sub Materi (Materi Esensial)
Belajar butir)
Pokok
1 Tata surya Mendeskrpsikan 1. 1.1 Latihan :
dan jagad jagad raya dan
1.1
raya tata surya
1.2
1.2 Tes
formatif 1:
- Bagian Awal
Penyusunan dan pengembangan bagian awal dilakukan dengan langkah-
langkah berikut.
a. Memberikan penjelasan umum tentang isi bahan pelajaran secara
keseluruhan sehingga memberikan gambaran tentang hal-hal yang
akan dipelajari serta kedalaman dan keluasan bahasannya.
b. Apabila diperlukan, disebutkan perilaku/pengetahuan awal yang
perlu dimiliki pemelajar sebelum mempelajari bahan pelajaran itu.
c. Menyebutkan manfaat bahan pelajaran itu bagi pemelajar. Manfaat
yang dimaksud termasuk untuk belajar lebih lanjut dan/atau dalam
melakukan tugas profesional atau dalam kehidupan sehari-hari.
d. Menguraikan tujuan umum bahan pelajaran secara jelas yang
menggambarkan kompetensi yang akan diperoleh.
e. Menggambarkan peta konsep bahan pelajaran secara lengkap
sehingga terlihat hubungan antar konsep.
f. Memberikan petunjuk dan langkah-langkah yang operasional
bagaimana cara menggunakan dan mempelajari bahan pelajaran itu
sehingga membantu dan memudahkan pemelajar mempelajari dan
menguasai bahan pelajaran itu. Dalam petunjuk ini hendaknya pula
diberitahu bagaimana cara mengerjakan tugas, latihan, dan tes serta
cara menggunakan kunci jawaban yang disediakan.
- Bagian Inti
Bagian inti disusun dalam bentuk unit-unit pelajaran yang masing-masing
berdiri sendiri. Masing-masing unit diberi judul dan terdiri atas
pendahuluan, kegiatan belajar dan daftar pustaka.
a. Pendahuluan
Pendahuluan disusun dengan cara berikut.
1) Menyebutkan cakupan bahan pelajaran dalam unit yang
bersangkutan. Cakupan itu meliputi materi pokok, teori, dan
konsep yang akan dipelajari.
2) Menjelaskan hubungan antara bahan pelajaran yang bersangkutan
dengan bahan pelajaran pada unit sebelumnya
3) Menyebutkan manfaat mempelajari dan menguasai bahan
pelajaran dalam unit yang bersangkutan.
4) Menyebutkan secara operasional dan terukur kompetensi yang
akan diperoleh dengan mempelajari bahan pelajaran dalam unit
yang bersangkutan. Kompetensi yang dimaksud dinyatakan
dalam rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK/TIK) yang
memuat unsur sasaran (audience), perilaku (behavior), kondisi
(condition), dan tingkatan (degree)
5) Bila perlu, menyebutkan kemampuan/perilaku awal yang perlu
dimiliki pembelajar sebelum mempelajari unit tertentu.
6) Menjelaskan cara mempelajari bahan pelajaran termasuk cara
menggunakan media yang melengkapi (kalau ada) dan sumber-
sumber belajar lain yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan penguasaan pemelajar atas bahan pelajaran.
b. Kegiatan belajar.
Kegiatan belajar memuat uraian yang merupakan bahan pelajaran
untuk unit yang bersangkutan. Kegiatan belajar ini disajikan dalam
bentuk uraian, contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci
jawaban.
c. Tes formatif
Tes formatif diberikan pada akhir setiap unit atau pokok bahasan
dengan tujuan untuk mengukur Penguasaan pemelajar atas bahan
pelajaran pada unit atau pokok bahasan tertentu dengan mengacu
pada TPK yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif i dijadikan sebagai
dasar untuk langkah belajar lebih lanjut, apakah dapat diteruskan ke
unit atau pokok bahasan berikutnya atau memerlukan remedial.
- Jawaban Singkat
Tes dalam bentuk ini meminta pemelajar mengisi ruang yang
dikosongkan dalam suatu Pernyataan, dengan kata atau frase yang
benar atau memberikan jawaban yang singkat terhadap suatu
pertanyaan.
- Padanan/Penjodohan
Padanan/penjodohan adalah bentuk tes yang meminta pemelajar
memilih padanan/atau jodoh yang sesuai dengan soal/stimulus
yang diberikan. Bentuk tes seperti ini dapat mencakup bahan
pelajaran lebih efisien dibandingkan dengan pilihan ganda.
Dalam menyusul butir soal dalam bentuk tes ini perlu diperhatikan
ha-hal berikut.
i. Soal/stimulus dan padanannya/jodohnya disusun dalam
kolom terpisah. Soal/stimulus disusun dalam kolom sebelah
kiri dan padanannya/jodohnya pada kolom sebelah kanan.
ii. Butir soal/stimulus diberi nomor secara berurut dengan
menggunakan angka, sedangkan butir padanan/jodoh diberi
nomor secara berurut dengan menggunakan huruf.
- Benar-salah
Benar-salah adalah bentuk tes yang meminta pemelajar
menentukan benar atau salah atas suatu pernyataan yang
diberikan. Di samping banyak dikritik karena dianggap hanya
mengukur kemampuan hafalan dan jawabannya dapat diberikan
dengan cara menebak, bentuk soal ini dipertahankan oleh banyak
ahli. Bentuk tes ini tetap dianggap efektif dan efisien untuk
mengukur berbagai jenis kemampuan apabila disusun secara
cermat dan tepat.
- Daftar Pustaka
Pada akhir unit diberikan daftar pustaka sebagai bacaan lebih
lanjut untuk memperkaya pengalaman belajar pemelajar. Dalam
membuat daftar pustaka tersebut hendaknya diperhatikan
kemungkinan pemelajar dapat memperoleh bahan bacaan tersebut.
Hendaknya diperioritaskan bahan bacaan yang mungkin dapat
diperoleh pemelajar di perpustakaan, toko buku, atau tempat lain.
- Bagian Akhir
Bagian akhir modul terdiri atas
a. Penutup
b. Tes sumatif
d. Glosarium
Pengembangan isi modul dari penulis Sri Endang R. dan Sri Mulyani untuk
SMK tampak pada daftar isi berikut.
GLOSARIUM ....................................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
B. Prasyarat .................................................................................................... 2
Aktivitas ......................................................................................................... 57
Aktivitas ......................................................................................................... 93
III. EVALUASI
A. Uji Kompetensi Teori ............................................................................... 104
LKS sebagai sumber belajar dapat dirancang dengan berdiri sendiri dan atau
terintegrasi dengan modul (bahan ajar lainnya). LKS disajikan dalam bentuk
cetak dan fungsinya sebagai sarana siswa dalam menyelesaikan tugas seperti
praktikum latihan soal dan lain-lain.
LKS adalah sejenis bahan ajar cetak yang sengaja dirancang untuk
membimbing para siswa belajar sehingga dapat menunjang proses
pembelajarannya. LKS disusun secara sistematis dan disajikan dapat
berbentuk lembaran atau buku. LKS dapat memuat isi pelajaran dengan
ragam pengetahuan dan berfungsi sebagai panduan kegiatan belajar teori
dan praktek sehingga hasil belajarnya meningkat.
Prinsip-prinsip penulisan LKS yang baik menurut Gray yang dikutip oleh
Tarigan (1989, h. 43-44) adalah:
a. Membuat setiap materi dan latihan sesuai dengan program instruksional
setiap kelas atau tingkatan.
b. Menyediakan tipe-tipe latihan yang beraneka ragam sesuai dengan
kebutuhan dan minat para siswa.
c. Jangan membiarkan menjadi tujuan akhir, akan tetapi menjadikan praktek
atau latihan-latihan menjadi suatu sarana untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
d. Berupaya agar para siswa pemakai LKS mudah memahami dan menguasai
apa, bagaimana, dan mengapa mereka harus melakukan setiap hal yang
mereka kerjakan.
1) Garis Besar Isi LKS (GBI LKS) dan Jabatan Isi LKS (JI LKS)
Langkah penyusunannya sama seperti modul, hanya terdapat langkah
menentukan pengalaman belajar sesuai dengan analisis tugas yang harus
dilakukan siswa pada kegiatan inti dan bentuk evaluasinya. Tugas dan
tagihan siswa dapat menentukan isi LKS.
Contoh : GBI LKS
...........................................................................................................
Materi Pokok
Kompetensi Pengalaman Sumber
Indikator dan Sub Metode Media Waktu Evaluasi
Dasar Belajar Pustaka
Materi
1. 1.
Berdasarkan GBI LKS kemudian disusun jabaran isi LKS dengan menguraikan isi dari komponen pengalaman belajar dan
evaluasi. Format JI LKS disusun dalam bentuk matriks. Komponen yang dikembangkan identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar (uraian) dan evaluasi (uraian). Anda dapat
memeriksa kembali perangkat pembelajaran RPP yang telah Anda buat.
Contoh : JI LKS
...........................................................................................................
Materi Pokok
No. Kompetensi Pengalaman
Judul LKS dan Sub Materi Uraian Evaluasi Uraian
LKS Dasar Belajar
Pokok
1. Observasi ciri- Mengamati ciri- - Bahan, Laporan - Judul
ciri makhluk ciri makhluk Alat Pengamatan
hidup hidup di - Proses
lingkungan - Prosedur Pengamatan
sekolah. kerja
- Hasil
Pengamatan
- Kesimpulan
2) Pengembangan Isi LKS
Isi LKS dapat berbentuk tugas pengamatan, tugas memeriksa mesin, atau
job sheet, tugas praktikum, tugas melakukan percobaan, tugas pendalaman
pemahaman prinsip dan lain-lain.
Sistematika penyajiannya sama seperti modul terdiri dari tiga bagian yaitu
awal, inti dan akhir. Karena tujuan pengembangan isi modul berbeda,
maka tiap bagian dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan GBI LKS
dan JBI LKS. Dengan demikian LKS disusun dalam bentuk unit-unit kecil
yang berdiri sendiri agar mudah dipelajari.
Bagian Awal
Judul LKS
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bagian Inti
Pendahuluan : Rangkuman Materi
Petunjuk belajar
Cara kerja
Pengamatan 1. …………………..
2. ……………………
1. Proses Pengamatan
2. Hasil Pengamatan
3. Kesimpulan
Contoh :
Tulislah sebuah cerita pendek. Kamu dapat menuliskan sesuai gaya bahasa kamu masing-
masing. Tulislah apa yang kamu pikirkan.
Contoh :
Menulislah dengan gaya bahasamu. Ingat! Gaya bahasamu adalah apa yang kamu tulis.
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
Jika LKS dikembangkan dalam bentuk buku biasanya terintegrasi dengan buku
pelajaran dan disebut buku kerja. Di lapangan, buku kerja pada bagian inti berisi
tugas-tugas dan bagian akhir berisi evaluasi seperti tes formatif 1. Kreativitas
pengembangan isi LKS oleh guru harus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan
kesesuaian dengan kurikulum (Silabus dan RPP).
Contoh:
Lembar kerja siswa untuk menunjang tugas latihan akan pemahaman materi dengan
ragam pengalaman prinsip matematika (sumber skripsi mahasiswa Teknologi
Pendidikan). Sebagian prototipe bagian awal dan bagian inti dari LKS. Bahasa untuk
bahan ajar LKS lebih formal.
1. Pemanfaatan dan Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran dalam teknologi pendidikan merupakan bagian dari
sumber belajar yang digolongkan kedalam bahan dan alat. Media
pembelajaran merupakan saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan
dari sumber peran kepada penerima peran. Dalam hal ini dapat
dicontohkan guru sebagai sumber pesan menyampaikan materi
pembelajaran (peran) dengan media power point kepada penerima pesan
(siswa). Kedudukan media dari contoh tersebut diilustrasikan sebagai
berikut:
Siswa
Guru Materi Media
Siswa
Guru Materi Media
Bangun
Ruang
Pasien Lupus
Pasien Aids
Jika guru dihadapkan pada pilihan media yang banyak sekali, maka
guru perlu mempelajari klasifikasi media yang memberikan ciri
kemampuan media seperti tabel berikut.
Tabel Pemilihan media menurut tujuan belajar, menurut Allen
2) Media audio/visual
a. Kaset audio/CD audio
b. Siaran radio (radio broadcasts)
c. Slide (film bingkai)
d. Film
e. Kaset video/CD video
f. Tayangan TV (TV broadcasts)
g. Video interaktif
h. Pembelajaran berbantuan komputer (simulasi, Computer Assisted
Instruction)
3) Media Praktek/Demonstrasi
a. Flora atau fauna asli yang ada di sekitar sekolah Model atau realita
b. Laboratorium dan peralatannya
c. Alat atau model yang dibuat instruktur bersama peserta didik dari
material atau barang bekas yang tersedia di sekitar sekolah
d. Alat atau model yang tersedia di toko (alat-alat musik, dll)
e. Laboratorium alam (hutan atau kebun buatan, kebun raya, sawah,
kolam, kandang ternak, dll).
f. Laboratorium yang ada di sentra industri pabrik, atau perusahaan
Herbarium buatan peserta didik.
g. Pasar
h. Museum
4) Media lainnya
a. Game atau perangkat permainan yang dijual di toko, seperti
scrabbles untuk mengajarkan vocabulary bahasa Inggris, kartu
tambah-kurang kali-bagi, flashcard, permainan memori, monopoli,
atau game dalam bentuk program komputer, dan lain-lain
b. Game atau perangkat permainan yang dibuat sendiri oleh
instruktur dan atau peserta didik.
c. Kit sains, kit seni, dan lain-lain.
Judul
Gambar
Gambar Presiden:
Soeharto sampai Jasanya
Evaluasi
Presiden SBY
Supaya media dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, ada tiga
langkah dalam menggunakannya, yaitu:
1. Tahap persiapan
a. Kepala sekolah menentukan tujuan penggunaan media
pembelajaran, misal untuk menjelaskan konsep pembelajaran
kuantum, dengan sasaran guru di sekolah.
b. Kepala sekolah menyiapkan penggandaan media power point
yang telah disusun (misal power point terlampir).
c. Kepala sekolah memeriksa, ruangan, alat, listrik sebelum
pelaksanaan pelatihan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Kepala sekolah menyajikan sesuai dengan metode dan waktu
tersedia
b. Kepala sekolah meminta peran serta peserta pelatihan sesuai
dengan prosedur pembelajaran.
3. Tindak lanjut
a. Guru sebagai peserta pelatihan diminta mempraktekkan.
b. Kepala sekolah memberikan umpan balik.
Contoh:
pembelajaran kuantum
Quantum Teaching
‘
Lozanov,
Definisi
Asas
‘
dunia mereka.
1. Segalanya bicara,
2. Segalanya bertujuan,
Tujuan
1. Konteks
2. Isi
AKU TAHU
KUNCI KEUNGGULAN
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat
Latihan
Siswa : Hormat
Jadwal Mata
Pelajaran
Mengikuti
Mempelajari
Silabus dan RPP
Siaran Televisi
buku petunjuk
Pendidikan
Jadwal Siaran
Televisi
Pendidikan
Memperhatikan
mencatat
Menanggapi E
S
Bertanya
Latihan
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran adalah kebutuhan siswa. Jika siswa berkebutuhan
khusus (misal tuna netra) maka guru mempersiapkan media
pembelajaran audio karena gaya belajar cenderung auditif.
Kegiatan menilai hasil belajar siswa tersebut harus terarah dan terprogram.
Hal ini dimaksudkan bahwa menilai hasil belajar sesuai dengan
kompetensi yang telah dirumuskan di dalam silabus dan RPP. Selain itu
metode dan teknik penilaian dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan dalam silabus dan RPP. Dengan demikian penilaian yang
dilakukan guru merupakan satu rangkaian yang tidak dapat terpisahkan
seperti ilustrasi berikut:
Tujuan pembelajaran/
Komponen penilaian
Metode dan
dalam silabus:
Teknik
SK dan KD
Indikator (Perangkat)
Untuk menghasilkan perangkat penilaian tersebut, maka diperlukan
perencanaan penilaian hasil belajar dan merancang perangkat penilaian
berbasis kelas.
C. Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan
distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan
berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Kisi-kisi adalah rancangan
tujuan-tujuan khusus dan perilaku-perilaku khusus yang akan
menjadi dasar penyusunan butir tes dan atau non tes. Tujuannya
adalah merumuskan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan
tes/non tes dan bagian-bagiannya, sehingga perumusan tersebut
dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi guru dalam menyusun
butir-butir tes / non tes.
Sekolah :
Komponen Kelas/Semester :
Identitas Standar Kompetensi :
Jenis Soal/Kinerja :
Jumlah butir :
No.
Kompetensi
No Materi Indikator Soal/
Komponen Dasar
Kinerja
Pokok
MATERI PEMBELAJARAN 2
PTK:
Penelitian Formal:
Dilakukan oleh orang lain
Mengembangkan teori, melalui generalisasi
Biasanya mempersyaratkan hipotesis
Menuntut penggunaan analisis statistik
Instrumen harus valid dan reliabel
Sampel harus representatif
Analogi Guru-Dokter
Mendeskripsikan Masalah
Dengan cara serupa, masalah yang akan Anda pecahkan melalui PTK
harus dideskripsikan secara rinci; tujuannya adalah agar Anda dapat
menemukan ―akar masalah‖ penelitian Anda secara tepat. Makin rinci
deskripsi masalah Anda, makin mudah Anda menemukan akar
masalah.
Contoh:
(Kalimat masalah) ‖Nilai fisika siswa kelas I SMA X Jakarta pada
umumnya rendah.‖ (Dari mana tahunya?) Mereka tampak mengerti
penjelasan dan contoh soal yang diberikan guru; tetapi ketika soal
diganti sedikit saja, mereka menjadi bingung dan tidak mampu
mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang
sudah dijelaskan; hal-hal yang baru sekecil apapun akan menimbulkan
kebingungan, tidak mampu diatasi. Pada ulangan akhir standar
kompetensi (SK) skor rata-rata siswa 5; pada ulangan akhir-semester
skor rata-rata juga 5. (Bagaimana datanya?) Hal itu dialami oleh sekitar
60% siswa dalam kelas, terjadi pada hampir seluruh SK, dan sudah
berlangsung dari tahun ke tahun. (Upaya yang sudah dilakukan) Agar
pemahaman siswa lebih mantap, guru sering menggunakan alat-alat
untuk demonstrasi di kelas maupun eksperimen di laboratorium. Guru
juga sudah menggunakan media Power Point dalam menerangkan;
sekali dua kali penjelasan diselingi dengan program animasi flash.
Siswa-siswa yang bernilai rendah sudah diberi program remedial;
waktunya di luar jam pelajaran tatap muka. (Bagaimana hasilnya?)
Kegiatan demonstrasi/praktikum itu tampaknya belum berhasil
menanamkan konsep-konsep fisika secara mantap kepada siswa.
Program remedial juga tidak banyak menolong karena siswa yang
nilainya rendah pada umumnya berusaha untuk menghindar.
Marilah sejenak kita berfikir tentang hal lain, yaitu pemahaman kita
atas konsep "kursi". Begitu mantapnya pemahaman kita sehingga
ditunjukkan kursi model apapun--berkaki empat, berkaki tiga, berkaki
satu, pendek, sedang, tinggi, bersenderan, tanpa senderan, berbentuk
bulat, berbentuk segi empat, berbentuk sembarang, bahan kayu, bahan
logam, ditambahi busa agar empuk, dengan pegangan tangan, tanpa
pegangan tangan, dsb.--kita tidak akan pernah terkecoh, selalu dapat
membedakan antara kursi dan bukan kursi. Hal itu kontras sekali
dengan pemahaman konsep fisika oleh siswa dalam kasus di atas,
diubah sedikit saja mereka sudah bingung. Apa rahasia penanaman
konsep yang mantap tentang kursi itu?
Dari uraian di atas jelas bahwa judul penelitian datang "paling akhir",
setelah deskripsi masalah, penemuan akar masalah, dan penyusunan
hipotesis tindakan. Sangat aneh kalau ada peneliti PTK yang langsung
ingin menemukan judul. Analoginya adalah dokter yang begitu
bersemangat dengan obat barunya, baru kemudian mencari orang yang
sakit. Penelitian harus dimulai dari masalah, karena pada dasarnya
penelitian adalah pemecahan masalah.
Proposal Sederhana
Aspek-aspek
No Uraian
Penelitian
Nilai fisika siswa Kelas I SMA X Jakarta pada
1 Kalimat Masalah
umumnya rendah.
Pemahaman siswa kurang mantap ketika
2 Akar Masalah diterangkan.
Tindakan Operasional:
Aspek-aspek
No Uraian
Penelitian
Para siswa cepat lupa dalam pelajaran IPS Kelas VII
1 Kalimat Masalah
SMP Y Bekasi.
Siswa kurang berkesan dalam tiap peristiwa
2 Akar Masalah pembelajaran.
Tindakan Operasional:
Aspek-aspek
No Uraian
Penelitian
Siswa yang lemah tidak peduli dengan nilai
1 Kalimat Masalah rendah dalam mata pelajaran matematika di
Kelas VI SD Z Depok.
Persepsi diri siswa rendah, merasa dirinya
2 Akar Masalah sebagai siswa yang bodoh.
Tindakan Operasional:
Profesionalisme Guru
Siklus Penelitian
Salah satu ciri khas PTK adalah adanya siklus. Menurut Kemmis dan
McTaggart siklus terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) Perencanaan,
(2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Analoginya dengan
pengobatan oleh dokter, satu siklus adalah rangkaian empat kegiatan:
(1) Pemberian resep kepada pasien, (2) Peminuman obat oleh pasien, (3)
Pengukuran peningkatan kesehatan pasien ketika kembali lagi ke
dokter, dan (4) Analis dan evaluasi kesehatan pasien. Siklus PTK
sebenarnya adalah satu satuan penelitian yang lengkap, karena
komponen-komponennya lengkap dari perencanaan sampai refleksi.
Jadi kalau Anda melakukan PTK dengan lima siklus, sebenarnya Anda
melakukan lima penelitian secara berkelanjutan. PTK sebaiknya
minimal terdiri dari tiga siklus; kalau baru satu siklus sudah berhasil
kemungkinan masalahnya terlalu sederhana.
Satu siklus minimal terdiri dari tiga pertemuan tatap muka dengan
perlakuan yang sama, agar intensif. Misalnya Anda melakukan siklus
dengan tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama Anda menggunakan
metode concept attainment pada konsep-konsep penting yang diajarkan,
diikuti dengan pemberian contoh soal yang bervariasi, dan PR yang
bervariasi juga. Pada pertemuan kedua dan ketiga Anda melakukan hal
yang sama secara konsisten. Analoginya adalah proses minum obat
oleh pasien; selama tiga hari ia meminum obat yang sama dengan dosis
yang sama, berulang-ulang. Hal itu dilakukan agar data yang diperoleh
bersifat jenuh, artinya lengkap. Kalau perlakukan hanya dilakukan satu
kali dan hasilnya baik, ada kemungkinan hal itu hanya kebetulan.
Tetapi kalau perlakuan sudah dilakukan tiga kali dan hasilnya baik,
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil itu memang benar-benar
baik, bukan karena kebetulan.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Dalam refleksi, Anda akan membahas data yang telah tersaji dalam
Pengamatan di atas. Baik keberhasilan maupun kegagalan semuanya
dibahas. Keberhasilan perlu dibahas untuk mengetahui apakah benar
penyebabnya adalah tindakan yang Anda berikan. Jika benar berarti
hipotesis-tindakan Anda benar. Tetapi Anda harus jeli, belum tentu
keberhasilan itu akibat dari hipotesis-tindakan. Sebagai contoh dalam
metode concept attainment, setelah berlangsung satu siklus ternyata
pemahaman siswa tidak meningkat. Kemudian pada siklus berikutnya
Anda sebagai peneliti memberikan tambahan drill sebanyak-banyaknya
sehingga siswa hafal akan tipe-tipe soal yang keluar dalam tes. Pada
akhir siklus-kedua pemahaman siswa meningkat. Apakah peningkatan
itu akibat dari hipotesis penelitian? Boleh jadi bukan; peningkatan itu
lebih banyak disebabkan oleh metode drill and practice daripada metode
concept attainment.
Pergantian Siklus
Pergantian dari satu siklus ke siklus berikutnya dapat dilakukan
berdasarkan jumlah pertemuan, seperti telah disinggung di atas. Tetapi
Anda dapat menggunakan dasar lain, misalnya jumlah minggu,
kompetensi dasar, atau pokok bahasan. Tindakan pada siklus
berikutnya ditentukan berdasarkan refleksi terhadap hasil siklus
sebelumnya. Analoginya dengan dokter, resep-baru dibuat berdasarkan
hasil penilaian terhadap resep sebelumnya. Tindakan pada siklus baru
harus berbeda secara signifikan dengan siklus sebelumnya. Kalau
hanya pengulangan berarti masih bagian dari siklus sebelumnya.
Insrumen Penelitian
Agar lebih sederhana kita sepakati dulu bahwa yang dimaksud dengan
instrumen dalam PTK adalah alat untuk mengukur keberhasilan
tindakan pada variabel yang ingin Anda tingkatkan, yaitu variabel
terikat. Agar lebih ilmiah, setiap instrumen yang Anda buat harus
dibuat kisi-kisinya dulu; dan kisi-kisi itu dibuat berdasarkan teori yang
ada di bagian Kajian Pustaka. Oleh karena itu, teori dalam Kajian
Pustaka hendaknya sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan
pembuatan instrumen. Sangat kurang baik teori yang diuraikan secara
panjang lebar tetapi tidak memberikan petunjuk apapun untuk
pembuatan instrumen.
Yang sudah Anda kenal dengan baik tentu saja instrumen untuk
mengukur hasil belajar, yang biasa disebut tes. Tes yang baik harus
valid, yaitu mengukur apa yang harus diukur. Validitas tes biasanya
didekati dengan kisi-kisi, yang akan menjamin keterwakilan
kompetensi dan tingkat kognisi yang akan diukur. Validitas seperti itu
disebut validitas isi, karena penekanannya pada keterwakilan isi. Syarat
lainnya, tes yang baik harus reliabel atau ajeg, yaitu jika digunakan
dengan cara yang sama hasilnya akan sama. Reliabilitas tes diketahui
setelah tes diuji coba; koefisiennya dihitung dengan rumus-rumus
statistik, seperti rumus split half test, KR-20, atau Alfa Chronbach. Dalam
PTK uji reliabilitas tes seperti itu tidak dilakukan karena jarang guru
yang mengujicobakan tes sebelum menggunakan. Tetapi penggunaan
kisi-kisi untuk menjamin validitas tes seperti dijelaskan di atas
sebaiknya dilakukan oleh peneliti PTK.
Triangulasi
Instrumen Spontan
Kisi-kisi Instrumen
Membandingkan
Memberi Contoh
Mengklasifikasi
Menginferensi
Menjelaskan
Kompetensi
Merangkum
dan Indikator
KD 1
Indikator 1
Indikator 2
KD 2
Indikator 1
Indikator 2
KD 1
Indikator 2 Kemampuan
klasifikasi tentang
indikator 2
KD 2
Indikator 4 Kemampuan
membandingkan
tentang indikator 4
Indikator 5 Kemampuan
menjelaskan
tentang indikator 5
1 Menginterpretasi
2 Memberi contoh
3 Mengklasifikasi
4 Merangkum
5 Menginferensi
6 Membandingkan
7 Menjelaskan
Perlu diperhatikan bahwa ketiga kisi-kisi di atas mengukur variabel
yang sama, yaitu pemahaman siswa, secara triangulatif. Artinya
variabel yang sama diamati dari berbagai sudut pandang.
Kolaborasi
Bab 1 Pendahuluan
A. Deskripsi Teori
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan
A. Setting Penelitian
B. Metodologi Penelitian
C. Siklus Penelitian
D. Kriteria Keberhasilan
E. Instrumen Penelitian
F. Anallisis Data
G. Kolaborasi
H. Jadual Penelitian
Daftar Pustaka
Judul PTK
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, judul penelitian harus
singkat tetapi jelas. Isinya sama dengan hipotesis tindakan tetapi
dengan rumusan yang berbeda. Judul harus mengandung variabel
bebas (tindakan yang diberikan) dan variable terikat (variabel yang
akan ditingkatkan). Contohnya adalah sebagai berikut:
Pendahuluan (Bab 1)
Fungsi utama pendahuluan adalah untuk menjelaskan mengapa
penelitian
Bab 1 Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
Apakah metode concept attainment dapat meningkatkan
hasil belajar geografi kelas I SMA Negeri X Jakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar sejarah siswa.
D. Manfaat Penelitian
Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan
pemahamannya. Bagi guru penelitian ini bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang
senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran.
Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk
meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif, yang
membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan
komprehensif.
Namun fungsi teori dalam PTK agak berbeda dengan fungsinya dalam
penelitian formal. Asumsinya, peneliti PTK adalah guru profesional
yang sudah berusaha menerapkan teori-teori yang sudah mantap itu
dalam pembelajaran, tetapi belum berhasil. Sebagaimana kita ketahui
banyak sekali teori-teori yang mantap itu berasal dari negara Barat,
yang berbeda budaya dengan kita. Dalam PTK Anda dapat saja
menemukan teori yang sama sekali baru—disebut grounded theory—
yang sesuai dengan konteks sekolah Anda. Jadi teori yang dirujuk
dalam PTK sifatnya hanya sebagai bahan pertimbangan.
Selain variabel bebas dan variabel terikat, Anda perlu mencari teori
yang berkenaan dengan pembelajaran khusus, untuk mata pelajaran
Anda. Gunanya agar temuantemuan yang Anda peroleh nanti tidak
menyimpang dari karakteristik mata pelajaran yang Anda ampu.
Sebaiknya penyajian hakikat variabel bebas didahulukan agar pembaca
langsung dapat mengetahui inovasi yang ditawarkan pada kesempatan
pertama. Berikut ini adalah contoh deskripsi teori untuk judul
―Peningkatan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas I SMA X Jakarta
melalui Metode Concept Attainment‖.
A. Deskripsi Teori
1. Concept Attainment
Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi
dengan model concept attainment menurut Uno
(2008) dikembangkan berdasarkan karya Jerome
Brunner, dkk. yang yakin bahwa lingkungan
sekitar manusia beragam dan sebagai manusia
kita harus mampu membedakan,
mengkategorikan dan menamakan semua itu.
Kemampuan manusia dalam membedakan,
mengelompokkan dan menamakan sesuatu
inilah yang menyebabkan munculnya sebuah
konsep.
2. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber
daya yang tumbuh dari dalam diri sesorang
(individu). Belajar berhubungan dengan tingkah
laku seseorang terhadap situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, di mana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas
dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan sesaat seseorang
seperti kelelahan dan pengaruh obat (Purwanto,
2003). Jadi perubahan perilaku adalah hasil
belajar (Munir, 2008); perilaku itu meliputi aspek
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar pada
aspek pengetahuan adalah dari tidak tahu
menjadi tahu, pada aspek keterampilan dari
tidak mampu menjadi mampu.
3. Pembelajaran Geografi
Sesuai dengan yang disampaikan Suparno (2005)
bahwa selama proses pembelajaran terjadi
interaksi yang khas antara siswa dan guru, siswa
berupaya menyerap informasi dan guru
bertugas mendampingi siswa dalam belajar.
Dalam filsafat pendidikan modern, siswa
dipandang bukan sebagai objek dalam
pembelajaran tetapi juga sebagai subjek. Siswa
tidak dipandang sebagai orang yang tidak tahu,
tapi dipandang sebagai orang yang tahu
meskipun belum sempurna.
C. Kerangka Berfikir
Siswa akan memperoleh pemahaman yang mantap
jika dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran,
menemukan sendiri konsep-konsep yang
dipelajari. Contoh-contoh yang cukup banyak akan
menghindarkan siswa dari under-generalization atau
penyimpulan terlalu sempit. Sementara penyajian
noncontoh akan menghindarkan siswa dari
overgeneralization atau penyimpulan terlalu luas.
Baik under-generalizatin maupun over-generalization
dua-duanya akan membuat pemahaman konsep
siswa menjadi lemah.
D. Hipotesis Tindakan
Metode concept attainment akan meningkatkan hasil
belajar geografi siswa kelas I SMA X Jakarta.
Tindakan Operasional:
1. Tiap peristiwa yang esensial disajikan
menggunakan metode concept attainment.
Sejumlah contoh yang berupa nama-nama
peristiwa diletakkan dalam kolom-kolom yang
diberi kata ―Ya‖ dan ―Tidak‖. Siswa kemudian
diminta menambahkan tiga nama peristiwa lain
di masing-asing kolom. Di antara contoh-contoh
itu disertai noncontoh.
2. Contoh soal yang diberikan guru harus cukup
banyak dan bervariasi.
3. Dihindari pemberian contoh soal yang terbatas
tetapi pemberian PR yang terlalu banyak.
A. Setting
Penelitian ini akan dilakukan dalam mata pelajaran
sejarah pada semester ke ... tahun ... di SMA X
Jakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas I
yang berjumlah 32 orang siswa. Sekolah ini
merupakan Sekolah Standar Nasional yang
berukuran besar, mempunyai 27 kelas. Gurunya
80% berkualifikasi S1 dengan program studi yang
relevan dengan mata pelajaran yang diampu. Yang
sudah memperoleh Sertifikat Pendidik Profesional
sekitar 50%.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan
McTaggart yang prosesnya disajikan seperti pada
Gambar berikut.
C. Siklus Penelitian
Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan
dilaksanakan secara berulang-ulang dalam siklus I,
sebanyak beberapa kali pertemuan tatap muka.
Pelaksanaan tindakan akan diamati dan dicatat
dengan seksama.
D. Kriteria Keberhasilan
Siklus ―plan-act-observe-reflect‖ akan berlangsung
terus sampai criteria keberhasilannya tercapai,
yaitu skor rata-rata kelas mencapai 75, yang
disebut kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak
tiga siklus, akan terus dilanjutkan selama KKM
belum tercapai.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil
belajar siswa (variable yang ditingkatkan) akan
dilakukan dengan tes hasil belajar. Kisi-kisinya
adalah sebagai berikut:
Proses Kognitif
Pemahaman
Kompetensi dan
Evaluasi
Aplikasi
Indikator
Analisis
Ingatan
Kreasi
KD 1
Indikator 1.1
Indikator 1.2
KD 2
Indikator 2.1
Indikator 2.2
F. Analisis Data
Data hasil belajar siswa akan dianalisis dengan
statistik deskriptif, seperti rata-rata dan persentase.
Peningkatan hasil belajar akan dilihat dari
kecenderungan kenaikan skor rata-rata dari siklus
ke siklus. Data dari lembar observasi dan pedoman
wawancara akan dianalisis secara kualitatif,
kemudian dilihat juga kecenderungannya dari
siklus ke siklus.
G. Kolaborasi
Kolaborator penelitian adalah teman sejawat, semata
pelajaran, di SMA X Jakarta. Proses kolaborasi dilakukan
pada saat penulisan proposal penelitian dan
pengembangan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada
saat-saat tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk
membantu mengamati pelaksanaan metode concept
attainment, sebagai variable bebas atau tindakan dalam
PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan diskusi
singkat. Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali
dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan
penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan
tindakan untuk minggu berikutnya.
H. Jadual Penelitian
Tabel Jadual Penelitian
Minggu Ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Persiapan
f. Menyusun RPP
g. Membuat Perangkat
Pembelajaran
h. Membuat Media
i. Menyusun Jadual
j. Menyusun
Instrumen
2 Pelaksanaan
a. Menyiapkan Siklus 1
b. Membuat Laporan
Siklus 1
c. Melaksanakan Siklus
2
d. Membuat Laporan
Siklus 2
e. Melaksanakan Siklus
3
f. Membuat Laporan
Siklus 3
3 Pelaporan
a. Membuat Laporan
Gabungan Siklus 1, 2,
dan 3
b.Membuat Makalah
Seminar
c. Seminar hasil
penelitian
d. Merevisi Laporan
Berdasarkan Hasil
Seminar
e. Menulis Artikel
Jurnal
f. Mengirimkan Artikel
Jurnal Ke Pengelola
Jurnal
Berbeda dengan penelitian formal, pada penelitian tindakan kelas
laporannya sebaiknya dibuat secara bertahap, per siklus. Maksudnya
agar hal-hal yang bersifat kualitatif tidak terlupakan; dengan demikian
laporan akan bersifat lebih holistik, melihat berbagai aspek
pembelajaran. pembuatan laporan secara bertahap juga akan membuat
pekerjaan terasa lebih ringan. Laporan akhirnya lebih berupa kompilasi
dari laporan per siklus.
Bagian terakhir dari Bab 3 adalah Daftar Pustaka. Semua referensi yang
ada dalam proposal harus didukung dengan daftar pustaka. Daftar
pustaka hendaknya bersifat asli dan baru. Asli artinya diambil dari
penulisnya secara langsung; baru artinya tahun penerbitan sedapat
mungkin 10 tahun terakhir. Satu atau dua yang usianya lebih dari 10
tahun masih dapat diterima. Anda bebas memilih cara penulisan daftar
pustaka asalkan konsisten. Berikut ini adalah contoh dari daftar
pustaka:
Daftar Pustaka
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN
Format halaman pengesahan sesuaikan dengan format yang berlaku
di Kementrian Pendidikan Nasional
ABSTRAK
Abstrak berisi ringkasan permasalahan dan cara pemecahan
masalahnya, tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik
satu spasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (lebih baik
bila ada). Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 200 kata (ada
juga yang menetapkan 250 kata) dan dilengkapi dengan kata kunci 3
– 5 kata
KATA PENGANTAR
Kata pengantar berisi hal-hal yang akan disampaikan oleh peneliti
sehubungan dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Di bagian
ini dapat pula disampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang berjasa dalam pelaksanaan penelitian.
DAFTAR ISI
Daftar isi memuat bagian awal laporan, bab dan sub-bab, bagian
akhir, disertai pencantuman nomor halamannya.
DAFTAR TABEL
Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam
laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul tabel
berada di bagian atas tabel.
DAFTAR GAMBAR
Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada
dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul
gambar berada di bagian bawah gambar. Gambar yang dimaksud
adalah gambar yang diambil selama proses penelitian berlangsung
dan berguna antara lain untuk menggambarkan situasi
kelas/laboratorium,respon/mimik siswa selama dilaksanakan
tindakan, hasil karya siswa, grafik/diagram batang yang
menggambarkan data hasil penelitian.
BAB 1 – 3
Isi sama dengan proposal Penelitian Tindakan Kelas pada
pembahasan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka yang dicantumkan dalam laporan hanya yang benar-
benar dirujuk dalam naskah. Daftar pustaka ditulis secara
konsisten dan alphabetis. Daftar pustaka dapat bersumber dari
buku, jurnal, majalah, dan internet.
LAMPIRAN
Lampiran memuat contoh perangkat pembelajaran: RPP, kurikulum,
silabus, instrumen yang digunakan, personalia, data, foto
pelaksanaan penelitian dan bukti lain pelaksanaan termasuk berita
acara seminar hasil penelitian.
OLEH :
BURHANUDDIN SPd.
SOEJOTO, SPd.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN
2.1 Minat
Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan
yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus : 1981). Dalam belajar diperlukan suatu
pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami; Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu
yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan.
Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk
meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.
2.2 Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
(Hamalik Pemar : 2001)
Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku.
Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu
yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa.
Suasana kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskansiswa itu salah satunya dapat
tercipta melalui model pembelajaran Group Investigation.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Langkah Utama
1). Guru membagi siswa dalam 4 kelompok
2). Guru menjelaskan maksud pembelajaran yaitu mengamati unsur unsur cuaca secara berkelompok.
3). Guru memanggil ketua kelompok dan masing-masing diberi tugas mengamati : intensitas sinar
matahari, mengukur suhu udara,
mengamati arah dan kecepatan angin, awan dan kelembaban udara di luar kelas.
4). Masing-masing kelompok mengamati dan mendiskusikan materi sesuai dengan tugasnya secara
kelompok.
5). Setelah selesai diskusi, ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
C. Langkah Penutup
Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok siswa yang melakukan pengamatan dan diskusi
itu.
Siklus kedua menunggu refleksi siklus ke-1
Model pembelajaran Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI IPS SMA
MUHAMMADIYAH II MOJOSARI, karena belum pernah . Tahap awal praktek peneliti agak banyak
menjelaskan pada siswa tentang cara belajar di lapangan untuk memperoleh pengalaman belajar; seperti
bagaiman menggunakan alat-alat, bagaimana mencatat hasil penelitian, membuat kesimpulan, berdiskusi
dan menyampaikan hasil pembahasan (mempresentasikan). SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI
belum mempunyai laboratorium yang memadai, sehingga siswa kurang diadakn praktikum. Setelah siswa
dianggap cukup untuk memahami model pembelajaran Group Investigation, selanjutnya pembelajaran
diberikan pada pertemuan berikutnya.
Refleksi I
Dari data observasi minat siswa dalam belajar Geografi diperoleh hasil cukup
baik, hal ini disebabkan karena dalam membuat laporan dan mempresentasikan
hasil penemuannya kurang terbiasa.
Refleksi II
Dari data observasi minat siswa diperoleh hasil baik, hal ini karena siswa sudah
lancar dan mulai senang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II
MOJOSARI dengan menggunkan metode pembelajaran Group Investigation ini dilaksanakan dalam 2
siklus. Pada siklus pertama belum bisa mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena siswa masih belum
terbiasa. Setelah ada motivasi maka pada pelaksanaan siklus kedua ada
perubahan yang sangat berarti ke arah yang sangat baik. Siswa sudah menunjukkan peningkatan minat
dalam belajar Geografi.
5.2 Saran
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran yang berkaitan dengan
usaha peningkatan minat belajar bagi siswa sebaiknya menerapkan model pembelajaran Group
Investigation.
BAB V
MATERI PEMBELAJARAN 3
GEOGRAFI
A. Konsep, Pendekatan Prinsip dan Aspek Geografi
1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi (SK)
Guru mampu memahami konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi
b. Kompetensi Dasar (KD)
• Guru mampu menjelaskan konsep geografi
• Guru mampu menjelasakan pendekatan geografi
• Guru menjelaskan prinsip geografi
• Guru mampu mendeskripsikan aspek geografi
c. Indikator
• Menjelaskan ruang lingkup geografi
• Memahami obyek studi Geografi
• Menggunakan metode pendekatan geografi
• Menjelaskan prinsip-prinsip geografi
Lokasi dpat dibagi menjadi dua bagian yaitu lokasi relatif dan lokasi absol
ut.
1). Lokasi Relatif
Adalah lokasi yang artinya bisa berubah-
ubah karena dipengaruhi daerah
sekitarnya. Misalnya desa X lebih baik aksesibilitasnya dibandingkan des
a Y,
karena desa X berada di tepi jalan, sedangkan desa Y jauh di dalam.
2). Lokasi Absolut
Adalah lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur (bersifat tetap) mi
salnya
letak kota Jakarta.
Selain itu juga lokasi dapat ditinjau dari :
1) Tinjauan fisiografis, yaitu letak astronomi dan geografis
a). letak astonomi, berkaitan dengan :
(1) letak suatu Negara
(2) Iklim Contoh: iklim tropis, subtropis
(3) Aktivitas Penduduk
Contoh : masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai dominan
bekerja sebagai nelayan
b). Letak geografis, yaitu letak yang ditinjau berdasarkan hubungan tem
pat-
tempat sekitarnya
Contoh : Indonesia terletak diantara 2 samudera yaitu Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik dan terletak diantara 2 benua yaitu Benua
Asia dan Benua Australia
2) Tinjauan Sosial Ekonomi dan Budaya
Letak yang berdasarkan kondisi ekonomi, politik, dan sosial, budaya
yang ada di sekitarnya.Contoh: Harga tanah yang berada dipinggiran
jalan memiliki harga yang tinggi, hal ini disebabkan karena lokasi yang
strategis untuk kegiatan ekonomi. Lain halnya dengan harga tanah
yang berada jauh dari jalan raya
b) Konsep Jarak
Jarak suatu ruang dengan ruang lain serta berbagai aktivitasnya akan berkaitan dengan nilai, kestrategisan,
kemudahan, frekuensi, interaksi dan interpendensi antar ruang. Jarak dipehitungkan karena hal berikut ini :
Pusat perbelanjaan akan mempunyai nilai strategis apabila terletak di daerahpemukiman yang ramai dan padat
Jarak yang dekat dan mudah dengan perbedaan potensi ruang akan
(a) Jarak Absolut :Jarak yang sebenarnya yang terdapat dilapangan atau dua tempat
(b) Jarak Relatif : Jarajk yang tidak sebenarnya, biasanya diukur berdasarkan satuan
waktu.
Nilai kegunaan berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada di permukaan bumi yang bersifat relatif.
Selain itu suatu tempat dalam ruang mempunyai nilai yang berbeda bagi setiap orang dengan alasan produktif,
rekreasi, seperti berikut :
a) Sawah mempunyai nilai tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan karena sawah dapat memberikan
nilai yang tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan
b) Daerah Puncak mempunyai milai bagi penduduk yang biasa tinggal di daerah panas karena puncak
memiliki iklim yang sejuk. Ini akan berbeda dengan penduduk yang berasal dari daerah Puncak.
c) Kesibukan dan kebisingan kota sewaktu-waktu membuat orang jenuh, sehingga timbul keinginan untuk
berekreasi ke suatu tempat misalnya, ke Anyer. Hal ini berbeda dengan penduduk Anyer yang sudah terbiasa
dengan keadaan tersebut.
4) Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan berkaitan dengan keadaan permukaan bumi dan ketersediaan sarana dan prasarana
angkutam atau komunikasi seperti berikut ini :
a) Kota Jakarta ke kota Surabaya dengan menggunakan keretaapi lebih mudah dan cepat dibandingkan
dengan kendaraan umum, karena jalan raya dari kota Jakarta ke Kota Surabaya sering macet, pada saat-saat
tertentu.
b) Kota Bandung ke Kota Cianjur dengan jarak 60 km akan lebih cepat sampai dibandingkan dari Kota
Bandung ke Kota Garut dengan jarak 50 km, karena seringkali macet.
c) Pada waktu hari raya dari kota Jakarta ke Kota Bandung akan lebih lama dibandingkan dengan dari
Kota Bandung ke Kota Jakarta.
7) Konsep Aglomerasi
Aglomerasi adalah kecenderungan persebaran gejala geografis yang mengelompok
pada suatu tempat. Hal ini disebabkan ada faktor-faktor yang menguntungkan atau
keseragaman. Masyarakat umumnya mengelompok dengan warga yang mempunyai
tingkat kehidupan sejenis. Oleh karena itu, timbul istilah daerah elit, kumuh dan gang.
Di pedesaan, penduduk umumnya mengelompok di daerah yang subur.
Meskipun mempunyai sifat, kewajiban dan hak yang sama, tetapi dalam aktifitasnya
terjadi pengelompokan seperti berikut ini:
a) Penduduk cenderung terjadi pengelompokan berdasarkan pekerjaan, budaya,
etnis yang sama sehingga timbul klasifikasi daerah elit dan daerah kumuh.
b) Penduduk cenderung terjadi pengelompokan berdasarkan kepentingan yang
sama sehingga timbul rumah kontrakan, ikatan profesi.
8) Konsep Pola
Akibat Proses alam terbentuk karakteristik dari suatu ruang, maka akan terjadi
interaksi, interelasi, dan interpedensi manusia dalam memanfaatkan lingkungan
fisis,maka akan terbentuk pola seperti berkut ini :
a) Pola permukiman di daerah perkotaan, maka jaringan jalan diikuti pola
permukiman, dan jalan sebagai jaringan kehidupan.
b) Pola Pertanian di daerah lereng pegunungan akan mengikuti arah lereng dengan
sistem Sengkedan, sedangkan di di dataran akan mengikuti arah aliran tanah.
9) Konsep Morfologi
Hasil proses alam membentuk bentuk permukaan bumi yangberbeda. Bentuk muka
bumi ini terkait dengan aktivitas manusia, seperti berukut ini.
a) Akibat proses alam daerah pantai,maka pola permukiman akan sejajar dengan
pantai dan aktivitasnyaberkaitan dengan laut tambak dan nelayan.
b) Bentuk permukiman bumi di lereng pegunungan dangan sifat tanahnya dan
kondisi air dalam, maka aktivitas pertaniannya berupa tegalan atau perkebunan
c) Bentuk permukaan bumi yang datar memudahkan pembuatan sarana dan
prasarana transportasi, maka terjadi pengelompokan pemukiman
c. Cabang-Cabang Geografi
1). Geografi Fisik
Geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik permukaan
bumi yang meliputi tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Kajian geografi
fisik ditunjang oleh ilmu-ilmu geologi, geomorfologi, pedologi, meteorology,
klimatologi, hidrologi, oseanografi, dan biogeografi. Geografi fisik tidak dapat
dilepaskan dengan factor manusia, hal ini akan menjelaskan tentang perbedaan
geologi dengan geografi. Geologi menekankan kepada gejala dan proses alam dari
bumi, sedangkan geografi fisik selalu terkait dengan kehidupan manusia. Geografi
fisik meninjau gejala dan proses alam dari kulit bumi dalam kaitannya dengan
kehidupan manjusia. Kulit bumi ditinjau sebagai sumberdaya yang bermanfaat
dan mempengaruhi kehidupan manusia.
2) Geografi Manusia
Geografi manusia merupakan cabang dari geografi yang obyek kajiannya adalah
aktivitas manusia di permukaan bumi. Geografi manusia terbagi kedalam geografi
penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman, dan geografi
sosial (minor).
a). Geografi penduduk (Population Geography)
Obyek studi geografi penduduk berupa aspek keruangan dari penduduk,
meliputi penyebaran,kepadatan, perbandingan jenis kelamin, angka kelahiran,
angka kematian, migrasi dan sebagainya. Pada geografi penduduk dipelajari
segala aspek keruangan yang berkenaan dengan manusia sebagai penduduk
suatu wilayah. Selain geografi penduduk dikenal juga kajian lain tentang
kependudukan, yaitu demografi. Demografi berbeda dengan geografi
penduduk, demografi lebih terfokus pada kajian dinamika kependudukan tanpa
mengkaji aspek keruangannya. Sedangkan geografi penduduk menekankan
pada aspek perubahan kependudukan dalam kaitan dengan sebab akibat
kondisi ruang tempat tinggalnya.
b). Geografi Politik (Political Geography)
Geografi politik mempelajari tentang aspek keruangan permukiman atau
kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional dengan dasar
kondisi lingkungan geografis.
c). Geografi Sosial (Social Geography)
Geografi social yang dimaksud di sini adalah geografi social minor atau sering
disebut dengan sociological geography/geografi sosiologi. Geografi social
mempelajari aspek keruangan dalam perilaku penduduk, organisasi social dan
unsure kebudayaan dan kemasyarakatan. Geografi social erat hub jungannya
dengan studi sosiologi dan mencakup penekanan pada studi hubungan aspek
ruang dengan permukiman penduduk, bahasa dan religi.
d). Geografi Permukiman (Settlement Geography)
Geografi permukiman mempelajari tentang perkembangan permukiman di
suatu wilayah, mempelajari sejarah kawasan hunian manusia, bentuk dan pola
permukiman, dan faktor-faktor geografis yang mempengaruhi perkembangan
pola permukiman tersebut.
e). Geografi Ekonomi (Economical Geography)
Titik berat studi dalam geografi ekonomi adalah aspek keruangan dalam
hubungannya dengan struktur ekonomi penduduk suatu tempat. Faktor
lingkungan alam ditinjau sebagai factor pendukung (sumberdaya) atau
sebagai penghambat aktivitas ekonomi. Geografi ekonomi dapat diuraikan lagi
menjadi geografi pertanian, geografi industri, geografi perdagangan, geografi
pariwisata dan geografi transportasi.
Kedua difusi kaskade yang terbagi menjadi difusi inovasi dan difusi hirarki. Difusi
Kaskade adalah proses penjalaran atau penyebaran melalui tingkatan atau hirarki.
Apabila penjalaran dimulai dari tingkat atas ke bawah, misalnya pemakaian
handphone dari kota besar menjalar hingga ke pelosok desa termasuk difusi
pembaruan atau difusi inovasi. Namun apabila dimulai dari tingkat bawah menjalar
ke atas dinamakan difusi hirarki.
2) Analisis Kelingkungan.
Pada analisis kelingkunganan dikaji keterkaitan variabel manusia dengan variabel
lingkungan pada suatu tempat tertentu. Tentu saja apabila salah satu variabel it
u
berbeda maka lingkungannya akan berbeda pula. Variabel lingkungan itu terdir
i
dari komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi hewan
dan tumbuhan sedangkan komponen abiotik terdiri dari tanah, air, udara dan
sumber daya alam. Sedangkan variabel manusia juga dipengaruhi oleh uns
ur
kebudayaan yang dipergunakan dan dijadikan pedoman oleh masyarakat dima
na
manusia itu tinggal. Dalam analisis lingkungan ini obyek material geografi yang
terdiri dari atmosfer, litosfer, hidrosfer serta fenomena yang terjadi padany
a
merupakan komponen abiotiknya, sedangkan biosfer dan antrophosfer dengan
segala aktivitasnya dan kehidupannya merupakan komponen biotiknya.
3) Analisis Kompleks wilayah.
Analisis kompleks wilayah mengkaji fenomena geografi dengan memadukan ked
ua
analisis yaitu analisis keruangan dengan analisis lingkungan. Kajian kompl
eks
wilayah antara lain meliputi pada suatu areal yang mempunyai kesamaan varia
bel
aatupun areal yang memiliki komponen sama sehingga merupakan suatu kesatu
an
area atau wilayah dengan ciri khas. Dalam analisis kompleks wilayah didapatka
n
struktur wilayah atas dasar klasifikasi dan kategori wilayah. Klasifikasi wilayah
merupakan gradasi atau tingkatan kelas wilayah baik dari segi kualitas ataupun
kunatitasnya. Sedangkan kategori wilayah merupakan pemisahan wilayah atas
dasar ciri-ciri tertentu
g. Aspek-Aspek geografi
Obyek material geografi adalah fenomena geografi di geosfer dalam
kaitannya dengan kehidupan manusia di permukaan bumi. Geosfer yang
menjadi kajian geografi itu meliputi atmosfer, lithosfer, hidrosfer, antroposfer,
dan biosfer. Dalam telaahnya terhadap obyek material dan obyek formal
tersebut geografi berorientasi pada pendekatan keruangan. Dapat saja satu
obyek ditelaah oleh berbagai ilmu akan tetapi masing-masing ilmu itu
menggunakan pendekatan dan cara pandang yang berbeda-beda.
Lithosfer merupakan lapisan terluar dari kulit Bumi. Litosfer disebut juga kerak bumi
karena merupakan bagian yang paling keras dari Bumi. Batuan pembentuk litosfer
terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan. Litosfer terbentuk karena
tenaga endogen yang berasal dari dalam Bumi dan tenaga eksogen yang berasal dari luar
Bumi. Tenaga dari dalam Bumi meliputi tektonisme dan vulkanisme.Tenaga dari luar Bumi
meliputi pelapukan, pengangkutan, pengikisan dan pengendapan. Pelapukan adalah
proses penghancuran kulit bumi akibat dari hasil aktivitas angin, air, gletsyer, dan
organisme serta proses alam lainnya. Material hasil pelapukan dan pengikisan diangkut
oleh berbagai tenaga sehingga berpindah tempat dan diendapkan di tempat lain. Pelapukan
terdiri dari pelapukan fisis, khemis dan biologis.
GLOSSARIUM
Fisiografis = proses atau patern bentukan keadaan alam sekitar mulai dari
keadaan tanah, atmosfer biosfer akibat kegiatan kegiatan di atas bumi yg
menyebabkan perubahan lingkungan sekitar, baik itu karena alami maupun
kegiatan manusia yg berkontribusi dalam perubahan lingkungan
3. Latihan
4. Tempat yang strategis adalah tempat yang mudah dijangkau. Tempat yang
terjangkauntidak selalu lebih dekat, kadang tempat yang jauh lebih terjangkau
dibandingkan dengan yang lebih dekat, jelaskan dengan contoh
3. Gejala perubahan iklim yang diakibatkan oleh naiknya temperatur muka laut
di Samudra Pasifik sekitar equator bagian tengah dan timur sampai 40C diatas
normal, dinamakan gejala,...
a. La Nina
b. Sandikala
c. El Nino
d. Aurora
a. Analisis keruangan
b. Analisis kedaerahan
c. Analisis kewilayahan
d. Analisis ekologi
a. Korologi
b. Interelasi
c. Deskripsi
d. Persebaran
a. Jarak
b. Aglomerasi
c. Lokasi
d. Keterjangkauan
7. Kajian geografi terhadap berbagai gejala atau kenampakan di muka bumi adalah
atas dasar...
a. Persebarannya
b. Jumlahnya
c. Frekuensinya
d. Intensitasnya
a. Hidrosfer
b. Atmosfer
c. Antropesfer
d. Lithosfer
a. Geologi
b. Astronomi
c. Biogeografi
d. Geomorfologi
10. Lapisan atmosfer terdapatnya lapisan ozon yang menyerap sinar ultraviolet
adalah ....
a. Trosposfer
b. Stratosfer
c. Mesosfer
d. Termosfer
5. Kunci Jawaban
Esssay
1. Jarak menentukan banyak hal dalam aspek kehidupan, antara lain waktu
tempuh, biaya transportasi, harga tanah, penentuan lokasi tempat tinggal, lokasi
sekolah dsb. Tanah yang dekat dengan jalan raya biasanya harganya lebih mahal
jika dibandingkan dengan tanah yang jaraknya lebih jauh. Harga tiket bus malam
Jakarta – Surabaya lebih mahal dibandingkan dengan tiket bus Jakarta – Solo karena
Jakarta – Surabaya jaraknya lebih jauh.Jarak terbagi menjadi jarak absoluth dan
jarak relative. Jarak absoluth adalah jarak antara dua titik atau dua tempat yang
ditarik secara garis lurus. Dalam kehidupan sehari- hari jarak absoluth jarang
digunakan. Kita lebih sering menggunakan jarak relatif. Jarak relatif adalah jarak
dua titik atau dua tempat yang diukur dengan ukuran tertentu. Ukuran itu misalnya
panjang jalan, waktu tempuh, biaya transportasi dsb.
2. Pertama difusi menjalar yang terbagi kedalam difusi ekspansi, difusi relokasi
dan gabungan antara keduanya. Difusi ekspansi adalah difusi yang menyebar
makin meluas dari tempat asal, jadi merupakan suatu penambahan areal atau
anggota baru atau perluasan. Difusi relokasi atau difusi penampungan adalah
perluasan yang terjadi dalam bentuk pemindahan lokasi dari tempat asal.
Sedangkan gabungan merupakan merupakan perluasan yang juga sekaligus
prgeseran titik lokasi awal ke tempat lain. Kedua difusi kaskade yang terbagi
menjadi difusi inovasi dan difusi hirarki. Difusi Kaskade adalah proses penjalaran
atau penyebaran melalui tingkatan atau hirarki. Apabila penjalaran dimulai dari
tingkat atas ke bawah, misalnya pemakaian handphone dari kota besar menjalar
hingga ke pelosok desa termasuk difusi pembaruan atau difusi inovasi. Namun
apabila dimulai dari tingkat bawah menjalar ke atas dinamakan difusi.
3. Dalam pemetaan yang termasuk geograf teknik, diperlukan unsur seni yaitu
bagaimana menggambarkan permukaan bumi pada bidang datar, sehingga mudah
dan menarik untuk dilihat. Penginderaan jauh dan Sistem Informasi geografi
memerlukan teknologi yaitu satelit, maupun perangkat komputer yang merupakan
hasil teknologi untuk mengkaji gejala-gejala geografi.
4. Misalnya jarak dari Jakarta ke pulau Pramuka lebih dekat dibandingkan dengan
jarak Jakarta – Cirebon, akan tetapi Cirebon lebih terjangkau diba ndingkan dengan
pulau Pramuka karena untuk ke pulau Pramuka ada hambatan laut. Pulau Pramuka
adalah salah satu pulau di gususan Kepulauan Seribu Jakarta Utara. Objek material
geografi adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam kaitannya dengan fenomena
geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan
antroposfer. Objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir mengenai
fenomena geosfer. Cara pandang dan berpikir ini dapat dilakukan melalui analisis
dengan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan
Pilihan Ganda
1. A
2. A
3. C
4. D
5. B
6. D
7. A
8. C
9. D
B. Perkembangan Jagad Raya dan Terbentuknya Bumi
1. Tujuan
Indikator :
Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos
(310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari dan mencari
perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga
merupakan orang pertama yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi
Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori
Heliosentrik. Teori heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus.
Namun jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori
heliosentris tersebut. Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani
berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang
bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang
keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi. Hasil perhitungannya
memberi perbedaan sebesar 13% dari
Ptolemy ( 150 AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi.
Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai
kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari
Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah
timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak.
Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu
tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak
seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent.
c. Teori heliosentrik
Setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-
16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari
dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang
berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik
dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang
menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat
ini yaitu ;
1) Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2) Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3) Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga
jarak rata-rata dari matahari.
Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo
merupakan seorang professor matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika
khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler
dan yakin tentang teori heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo berhasil
menemukan satelit- satelit Galilean di Jupiter dan menjadi orang pertama yang
melihat keberadaan cincin di Saturnus.
Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir
kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan
teori dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari
materi yang sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan bumi
berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan, bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu
planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti
apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada
porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang
surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan
milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang
berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-
nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut
membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima
Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan- gumpalan itu
membentuk -planet, termasuk planet bumi.
c) Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,
mantel luar, dan kerak bumi. Sedangkan perubahan yang terjadi di bumi
disebabkan oleh adanya perubahan iklim dan cuaca.
Teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de
Laplace (1796) dikenal sebagai Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini
dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi
kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang
sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat
cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat
(karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi
planet-planet dalam tata surya.
3) Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan
oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya
telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh
sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian
matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan
yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian
mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut
planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan
salah satunya adalah planet Bumi kita.
Teori ini dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya
pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan
gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali
radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar
dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-
gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik
bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan
membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari
tadi dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini
akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap planet yang terbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini
berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus,
sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relative
lebih cepat.
a) Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat,
kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku
membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian
kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang
mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
b) Tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk,
diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu
inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
h. Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri
atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron
dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan
substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Kata galaksi berasal dari
bahasa Yunanigalaxias , yang berarti ‖susu,‖ yang merujuk pada galaksi Bima
Sakti (Bahasa Inggris : Milky Way). Tipe-tipe galaksi berkisar dari galaksi kerdil
dengan sepuluh juta (107) bintang hingga galaksi raksasa dengan satu triliun (1012)
bintang, semuanya mengorbit pada pusat galaksi. Matahari adalah salah satu
bintang di galaksi Bima Sakti : tata surya termasuk bumi dan semua benda yang
mengorbit matahari.
Bima Sakti berbentuk spiral (gulungan), tetapi karena Bumi terletak di dalam
galaksi, kita melihatnya sebagai pita kabur berisikan bintang-bintang. Bima Sakti
kira-kira terbentang selebar 100000 tahun cahaya, dan bagian tengahnya kira-kira
setebal 15000 tahun cahaya. Tata surya kita terletak sekitar 30000 tahun cahaya
Para ahli astronomi mengetahui bahwa selain Bima Sakti terdapat banyak galaksi
lain. Beberapa diantaranya dikenal sebagai galaksi kecil. Sekelompok galaksi
bersama- sama membentuk galaksi besar
Bintang terdekat jauhnya 4,3 tahun cahaya. Pada waktu malam terang dapat dilihat
galaksi Andromeda yang jauhnya sekitar 1900000 tahun cahaya
i. Tata Surya
Sebuah tata surya terdiri dari satu Matahari dan semua benda angkasa yang beredar
mengelilinginya. Matahari adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri.
Benda yang mengedari bintang dinamakan planet. Sebagian besar planet memiliki
satelit (bulan) yang berjalan mengelilinginya. Dalam tata surya kita semuanya
terdapat sembilan planet yang mengedari matahari.
Sebuah planet dapat dibagi menjadi dua kelompok: planet besar serta planet
kecil. Merkurius, Venus, Bumi dan mars membentuk kelompok empat planet yang
kecil dan sejenis bumi. Keempat planet ini terdiri dari materi yang kerapatan rata-
ratanya empat atau lima kali kerapatan air. Yupiter, Saturnus dan Neptunus jauh
lebih besar daripada planet-planet sejenis Bumi. Jari-jari Yupiter lebih dari sebelas
kali jari-jari Bumi, dan volumenya kira-kira 1320 kali lebih besar. Saturnus
mempunyai jari-jari 60400 km; ini hampir 10 kali jari-jari Bumi.Yupiter serta
Saturnus mempunyai banyak satelit. Uranus mempunyai jari-jari yang panjangnya
23700 km, sedangkan Neptunus mempunyai jati-jari 22300 km. Pluto mempunyai
jari-jari 3200 km; ini berarti bahwa Pluto lebih kecil dari Mars
Gambar 13.
Peredaran panet Nibiru yang berada pada sisi paling luar dari tata surya
j. Planet Nibiru
Nibiru, setidaknya kita pernah mendengar nama tersebut. Itu adalah nama dari
suatu benda luar angkasa yang sering disebut sebagai planet X dan banyak
dikaitkan dengan isu tentang kiamat di tahun 2012. Akhir-akhir ini Tim Ilmuwan
Kobe University, Jepang telah menemukan sebuah planet baru yang mengorbit di
sisi paling luar dari tata surya tempat keberadaan bumi ini, dan diduga kuat planet
tersebut adalah planet X atau Nibiru.
Sebenarnya telah banyak juga para ahli astronomi yang telah memprediksikan
keberadaan planet tersebut dan juga bahaya yang akan terjadi pada bumi ketika
orbit planet tersebut mendekati matahari. Planet Nibiru ini dalam orbitnya akan
berpapasan dengan orbit bumi setiap 3.601 tahun sekali, dan pada saat orbit planet
tersebut berpapasan dengan bumi tercatat berbagai bencana besar terjadi pada bumi
yang memusnahkan peradaban-peradaban besar di bumi akibat pengaruh dari
gravitasi planet tersebut.
Pada tahun 1650 SM, adalah tahun dimana planet Nibiru orbitnya mendekati
matahari dan sangat berpengaruh pada peradapan dimuka bumi dimana pada
waktu itu banyak peradaban-peradaban besar musnah dan diperkirakan akibat dari
gravitasi plenet tersebut.Selain itu pada masa periode orbit planet tersebut
mendekati matahari, tercatat berbagai bencana besar yang terjadi dimuka bumi.
a) Pada tahun 3150 SM terjadinya bencana air bah yang memusnahkan sebagian
besar mahluk hidup dibumi.
b) Pada tahun 5310 SM Terjadi pendinginan iklim yang terjadi secara tiba-tiba.
c) Pada tahun 8900 SM Terjadi bencana pemanasan global dan pencairan es kutub.
d) Sekitar pada tahun 12600 SM terjadi pergeseran kutub bumi yang meyebabkan
kepunahan mammounth.
k. Matahari
Matahari adalah pusat tata surya kita. Tata surya terdiri dari Matahari, Sembilan
planet (salah satu diantaranya adalah Bumi), dan semua benda lain yang berjalan
mengedari matahari. Matahari adalah suatu bola gas panas. Piringan matahari yang
menyilaukan, tempat asala cahaya dan bahang memancar, disebut Fotosfer.
Disekeliling Fotosfer adalah lapisan gas merah cemerlang yang disebut Kromosfer.
Untain hidrogen merah menyala terlempar sejauh ratusan ribu kilometer ke
antariksa dari Kromosfer. Untaian ini disebuah Prominensa. Sekeliling kromosfer
terdapat lapisan gas lain yang disebut Korona. Permukaan matahari ditandai
bercak-bercak suram yang disebut bintik matahari. Ini dapat dilihat dengan teleskop
khusus.
Matahari bergaris tengah 1392000 km, atau sekitar 109 kali garis tengah Bumi.
Massa atau berat totalnya 331950 kali Bumi. Suhu permukaannya 60000 K; dan suhu
dipusat 150000000 K. Bintik matahari adalah bercak suram yang tampak di fotosfer
matahari. Itu disebabkan oleh turunnya suhu dipermukaan matahari. Suhu di
tengah bintik matahari kurang lebih 40000 K. Kecermelangannya kira-kira seperlima
fotosfer normal. Beberapa bintik matahari besar sekali, sekian kali garis tengahBumi.
Bentuknya bermacam- macam. Bila dilihat dengan telescop khusus, tiap- tiap bintik
matahari terdiri dari petak suram ditengah serta dikelilingi daerah yang lebih
terang. Bintik matahari sebenarnya adalah badai massa gas elektrik yang berpusat-
pusat. Dalam gerakannya melintasi permukaan matahari, bintik tersebut
menciptakan kegaduhan magnetik yang besar dan mempengaruhi peralatan
elektrik dan magnetik di Bumi.
Gambar 14. Korona sewaktu adanya bintik Matahari
Bintik matahari besar dan jumlahnya berubah-ubah dalam daur sepanjang sebelas
tahun dan berpengaruh terhadap kegiatan matahari. Pusat suram bintik matahari
disebut Umbra. Umbra ini dikelilingi cincin lebih terang yang disebut Penumbra.
Korona, Prominensa, dan Kromosfer hanya nampak selama gerhana matahari.
Diwaktu lain semuanya itu tertutup oleh kecermelangan fotosfer. Ketiganya dapat
diamati oleh alat Koronagraf, yakni telescop khusus yang menghilangkan sinar
menyilaukan dari fotosfer
l. Bintang
Ada berbagai ukuran bintang pada jarak yang berbeda-beda. Betelgeuse, di rasi
Orion, garis tengahnya 550 kali garis tengah matahari. Karena berupa bintang
merah yang sangat besar, Betelgeuse dikelompokkan sebagai Raksasa Merah.
Antares di rasi scorpio, besarnya kira-kira 230 kali besar matahari. Suhu bintang-
bintang ini lebih rendah dari pada suhu matahari; Betelgeus suhunya 40000 C dan
Antares 35000 C. Suhu permukaan matahari sekitar 60000 C. Suhu pusatnya
150000000 C.
Bintang-bintang lain, seperti Sirius B di dalam rasiCanis Mayor, garis tengahnya
kurang dari seperenam puluh garis tengah matahari. Dengan demikian Sirius B
bahkan lebih kecil daripada Yupiter, dan kira-kira separuh ukuran Neptunus. Tetapi
Sirius B berpijar cemerlang dengan cahaya putih kebiru-biruab, dan suhunya sangat
tinggi, yakni 150000 C.
Jadi ukuran dan suhu bintang beraneka ragam. Bintang kerdil ialah bintang yang
tak mengerut lagi, tetapi lambat laun kehilangan bahangnya. Matahari ialah
sebuah bintang kerdil kuning. Raksasa merah dan kerdil putih adalah bintang yang
jauh lebih tua daripada matahari
GLOSSARIUM
Tata Surya = Sistem benda langit yang terdiri dari matahari, planet, satelit, asteroid,
meteoroid dan komet
Teori Heliosentris = Teori yang meyatakan bahwa pusat tata surya adalah matahari
Teori Geosentris = Teori yang menyatakan bahwa pusat tata surya adalah bumi
Planet = Benda langit yang mengorbit suatu bintang dan tidak memiliki cahaya
sendiri
Asteroid = Planetoid, benda langit dengan ukuran kecil dan banyak yang mengorbit
matahari yang terletak di antara orbit planet Mars dan Jupiter
Poros Bumi =Garis khayal yang ditarik dari kutub Utara ke Kutub Selatan Bumi
Revolusi = Waktu yang ditempuh sebuah benda langit untuk mengorbit kepada
benda langit lainnya
Teleskop = Alat utuk melihat benda langit
Nebula = Kabut
3. Latihan
4. Evaluasi
1. Bima sakti merupakan salah satu contoh dari benda angkasa yang berupa
a. Bintang
b. Planet
c. Galaksi
d. Meteor
2. Calon tata surya semula merupakan terdiri atas debu dan gas kosmos
diperkirakan berbentuk piring adalah inti dari teori..
a. Nebula
b. Pasang surut
c. Bintang kembar
d. Planetesimal
3. Jagat raya terbentuk dari hasil ledakan karena adanya reaksi pada inti massa.
Pernyataan ini adalah inti dari teori ....
b. Oscillating Theory
c. Nebulae Theory
d. Planetesimal Theory
4. Kabut, debu, dan gas yang ber cahaya dalam suatu kumpulan yang sangat luas
disebut ....
a. Nebulae
b. Galaksi
c. Prominensa
d. Korona
5. Tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan
bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Tokoh yang menge mukakannya ialah
....
a. Immanuel Kant
d. Lyttleton
6. Berikut adalah inti Teori Alfred Wegener dalam teorinya mengemukakan bahwa
pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut ....
a. Pangea
b. Gondwana
c. Green Land
d. Amerika
7. Planet X Nibiru yang telah diketahui oleh para ahli astronom baerkaitan dengan
ramalan suku maya yang mengatakan bahwa kiamat terjadi pada tahun 2012.
Pernyataan tersebut oleh ahli astronom karena
c. Planet bumi akan kehilangan gravitasi pada saat planet tersebut memasuki tata
surya
Latihan
2. Teori big bang mungkin saja dianggap yang paling mendekat kebenarannya,
anda perlu mengurutkan tahapannya
6. Evaluasi
1. C
2. D
3. A
4. A
5. A
6. A
7. B
C. Dinamika Litosfer dan Pedosfer Serta Dampaknya Terhadap Kehidupan
1. Tujuan Pembelajaran:
- Menjelaskan berbagai bentuk muka bumi akibat tenaga endogen dan eksogen
Materi ini akan membahas tentang dinamika litosfer dan pedosfer. Litosfer
merupakan bagian dari kerak bumi yang mengalami perubahan-perubahan dari
waktu ke waktu menurut hitungan secara geologis dengan adanya kegiatan gempa
bumi dan gunungapi. Materi pedosfer akan mengkaji faktor-faktor pembentuk
tanah, baik itu jenis-jenis tanah, persebarannya dan bagaimana dampaknya
terhadap kehidupan di muka bumi.
a. Pengertian litosfer
Litosfer merupakan lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat. Litosfer
berasal dari kata Yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα)
yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere
artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau
biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari
senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering
dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas
dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3
bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3
bagian). Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumiyang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh
astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam
dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya
terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif
lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer
berubah seperti cairan kental.
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki
kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karenake
beradaan lapisan Mohorovicic. Litosfer tersusun atas dua lapisan yaitu kerak dan
selubung yang tebalnya sekitar 50-100km. litosfer merupakan lempeng yang
bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.
Batuan/Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan
menurut komposisi mineral. Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan : Bagian
luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar
daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi
yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula
kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa
daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Litosfer
merupakan lapisan kerak bumi yang paling atas yang tersusun oleh batuan dan
mineral. Induk segala batuan ialah magma. Magma adalah batuan cair dan pijar
yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Dalam
litosfer, terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya yang penting yaitu kuarsa,
feldspar, piroksen, mika putih, biotit atau mika cokelat, amphibol, khlorit, kalsit,
dolomit, olivin, bijih besi hematit, magnetit dan limonit.
Batuan pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan
mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan
metamorf dan kembali lagi menjadi magma. Magma yang mengalami proses
pendinginan akan menjadi batuan beku. Tempat pembekuan magma dipermukaan
bumi, didalam lapisan litosfer. Batuan beku tidak selamanya tetap dalam keadaan
utuh. Melalui pengaruh atmosfer dan proses hidrosfer, batuan beku akan
mengalami pelapukan, tererosi, terhanyut dan terendapkan disuatu tempat.
Endapan hasil pengikisan dan erosi batuan beku akan menjadi batuan sedimen.
Keberadaan batuan beku dan batuan sedimen tidak selalu diam. Melalui proses
desakan, lipatan atau patahan terkadang batuan beku dan batuan sedimen
terpindahkan kelapisan yang paling bawah maupun muncul dipermukaan
(tersingkap). Jika kedua batuan tersebut mendapatkan tekanan dan suhu yang
tinggi dari magma, akan berubah wujud menjadi batuan metamorf (batuan
malihan). Suatu waktu batuan malihan, batuan beku dan batuan sedimen akan
tergusur dan bercampur lagi dengan magma yang masih cair sehingga melebur
menjadi calon batuan beku lagi.
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab
pelapukan tersebut ada 3 macam:
1) Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat
batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-
rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika
tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
2) Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan
batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan
air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang
nyata adalah ―hujan asam‖ yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara
kimia.
3) Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan
kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi.
Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar
tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat
rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian
yang lebih kecil lagi.
1) Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa
langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai
akhirnya terkumpul di permukaan tanah.
2) Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat
mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu
contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam
mengangkutpecahan-pecahan batuan yang kecil ini.
3) Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan
yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
4) Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di
Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya.
Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga
glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan
terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses
pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan
yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang
lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan
pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini.
Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di
perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di
atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan
batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini
sering disebut kompaksi.
Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan
mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-
partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang
lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan
sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada
sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen
seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan
lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu
akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan
batuan dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan
bersama-sama.
Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi.
Kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral
yang dalam batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan
yang ada dapat mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme
yang terjadi tergantung dari:
• Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.
• Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.
Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk
magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang
terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak
mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan
yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya
membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di
permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap
dengan jelas adalah batholit
seperti yang ada di Sierra Nevada – USA yang merupakan batholit granit yang
sangatbesar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang
terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya
batuan beku intrusif memperlihatkan ciri-ciri berikut:
• Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi
mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang
ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang
akan datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada
di bumi. Petrologi adalah ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi,
yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi batuan, klasifikasi batuan, dan
sejarah geologinya.
4) proses pembentukan
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, ―api‖) yaitu batuan yang
terbentuk sebagai hasil dari kumpulan mineral-mineral silikat hasil penghabluran
magma yang mendingin (Walter T Huang, 1962). Batuan beku merupakan jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan
magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari
dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi.
Dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada,
baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah
satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan,
sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Seperti telah diketahui bahwa pembekuan magma menjadi batuan beku dapat
terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan
ketika sudah berada diatas permukaan bumi. Batuan beku yang membeku sebelum
magma keluar dan terjadi pada saat lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika
membeku ditengah perjalanan disebut batuan korok atau porforik. Adapun jika
magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi, disebut batuan beku luar
atau efusif.
Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga ciri utama,
yaitu :
Tekstur batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
(1). Faneritik
Yaitu kondisi batuan dalam bentuk kristalin. Lebih dari separuh kristal berukuran
besar dan dapat dilihat dengan mata biasa (tanpa kaca pemebesar).
(2). Forfiritik
Yaitu kondisi tekstur batuan yang mengandung fenikris (ktistal besar) yang
terikat dalam massa dasar yang halus.
(3). Afanitik
Yaitu meninggalkan batuan dalam susunan kristal butir halus atau seluruhnya
berupa benda gelas. Jarang mineral tunggal yang dapat diidentifikasi dengan mata
biasa, bahkan dengan kaca pembesar sekalipun.
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.
Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relative
lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan
beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan
rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral
penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan
pondasi rumah), dan dacite
Batuan beku banyak dimanfaatkan untuk pondasi bahan bangunan dan jalan
beraspal. Batuan beku dapat ditambang dengan cara membelah menjadi batuan
dengan ukurn yang lebih kecil .
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama
batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis). Batuan Sedimen
ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi
oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi tiga jenis :
sebagai berikut :
a). Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga
b). Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-
2) Sedimen
Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan
ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir).
Contohnya adalah batu gamping terumbu, batu gamping (limestone), napal batu
kapur yang bercampur dengan lempung, dolomite, fosfat, guano dan batu bara.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic);
pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan
lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari
permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai
berikut :
c). Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang
menyusunnya.
a). Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butitan yang bersudut
b). Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
c). Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai
1/16 mm
d). Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai
1/256 mm
e). Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari
1/256 mm
Batuan ini berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan
komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan,
temperatur, atau tekanan dan temperatur .Akibat bertambahnya temperature
atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya
sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.
Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan
batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu
kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan
yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang
kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan
baru lagi. salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi
atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu
proses yang disebut metamorfisme, yang berarti ―perubahan bentuk‖. Protolith
yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan
mengalami perubahan fisika atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan
sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh
batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan
berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan
diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu
lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak
antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
c. Tenaga Geologi
1) Tenaga Endogen
Tenaga Endogaen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah
tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses
diatropisme dan proses vulkanisme dan gempa bumi. Tenaga Endogen sering
menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer)
a) Proses Diastropisme
b) Vulkanisme
Istilah-Istilah vulkanisme :
(2) Magma : bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat,cair,dan gas yang
terdapat di lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma bersikar 900 C-1200 C.
(3) Erupsi : proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan
bumi. Erupsi sebuah gunungapi dapdt berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada
lapisan-lapisan batu. Dan ledakan sumburan (ekaplosif) melalui kepundan atau
corong gunung api.
(6) Lahar : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumi.
(7) Eflata atau bahan piroklastik : bahan-bahan yang lepas dari gunungapi ketika
terjadi letusan eksplosif.
(8) Kawah : lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat keluarnya magma.
Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak
maka akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang
di Indonesia, antara lain Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung
Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali).
c) Bentuk-Bentuk Gunung Api
Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk
yang berbeda yaitu :
(1) Gunung Api Prisai : Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields)
terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang
sangat luas dan landai. Ciri gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai
bahkan hampir datar, Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di
Hawai.
(2) Gunung Api Maar :Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan
(eksplosif) yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan
berupa eflata. Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan
magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung
maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko),
Gunung Monte Muovo (Italia), Gunungapi Strato (Kerucut)
(3) Gunung Api Strato : Gunung api strato terbentuk akibat letusan yang berulang-
ulang dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar
gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung
Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci,
d) Gejala Vulkanisme
(1)Kenaikan suhu udara di sekitar gunung api drastis (dari suhu rendah tiba-tiba
naik jadi panas)
•Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mataair di
Banten (Jawa Tangah) dan di Ciater (Jawa Barat)
•Adanya semburan air panas (geyser) yang keluar dari rekahan batuan seperti di
Cisolok Sukabumi (Jawa Barat)
e) Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi,
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata
gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian
gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi
terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk
dapat ditahan.
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi
oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang
merambat sampai ke permukaan bumi.
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini
hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan,
dan beberapa saat setelah letusan.
(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan
mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya
dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
(1) Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah
permukaan bumi.
(1) Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km.
(2) Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang
menimbulkan tsunami.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu
kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi
akan terjadi.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya
letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi
karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam
Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena
injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa
pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Moountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat
para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seimisitas
terinduksi
ῖ Bukti Paleoiklim
Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran
itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga
terjadi rambatan getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang.
Jadi, gelombang gempa dapat dibedakan atas:
Gambar 18.Energi getaran gempa yang merambat keseluruh lapisan kulit bumi
h) Kekuatan Gempa
Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur
tanah, dan standar kekuatan atau magnitudo gempa biasa dinyatakan dalam skala
Richter atau skala lain yang merupakan pengembangan skala Richter. Gempa
diukur dengan alat yang disebut seismograf. Alat ini mencatat getaran yang
ditimbulkan oleh pergerakan permukaan tanah dalam bentuk garis-garis zig-zag
yang menunjukkan variasi amplitudo gelombang yang ditimbulkan oleh gempa.
Kenaikan satu unit magnitudo (misalnya dari 4.6 ke 5.6) menunjukkan 10 kali lipat
kenaikan besar gerakan yang terjadi di permukaan tanah atau 30 kali lipat energi
yang dilepaskan. Jadi gempa berkekuatan 6.7 skala Richter menghasilkan 100 kali
lipat lebih besar gerakan permukaan tanah atau 900 kali lipat energi yang
dilepaskan pada gempa berskala 4.7. Gempa besar berskala 8 atau lebih secara
statistik terjadi rata-rata satu kali tiap tahun di dunia. Gempa berskala sedang (5-
5.9) terjadi rata-rata 1319 kali dalam setahun di dunia. Gempa berskala 2.5 atau
kurang terjadi jutaan kali dan biasanya tidak dapat dirasakan oleh manusia. Selain
dinyatakan dalam magnitudo besaran gempa juga sering dinyatakan dalam
intensitas. Intensitas gempa adalah ukuran efek gempa di suatu tempat terhadap
manusia, tanah dan struktur atau bangunan. Standar intensitas yang sering
digunakan adalah Modified Mercalli. Dalam standar ini skala I adalah gempa yang
tidak terasa, skala II gempa yang dirasakan oleh beberapa orang yang sedang dalam
posisi istirahat, terutama di bangunan tinggi, demikian seterusnya sampai
meningkat ke skala VII untuk gempa yang merusakkan bangunan yang tidak
dibangun dengan struktur yang baik tetapi hanya sedikit merusakaan bangunan
yang dibangun dengan baik, dan skala XII untuk gempa yang menyebabkan
kerusakan total, dan melemparkan benda-benda ke udara.
Skala Richter atau SR, skala ukuran kekuatan gempa yang diusulkan oleh
fisikawan Charles Richter, didefinisikan sebagai logaritma dari amplitudo
maksimum yang diukur dalam satuan mikrometer (µm) dari rekaman gempa
oleh alat pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, IT Knowledge
Sharing Blogpada jarak 100 km dari pusat gempa. Sebagai contoh, Misal kita
mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang
sejauh 100 km dari pusat gempanya. Jika amplitude maksimumnya sebesar 1 mm,
maka kekuatan gempa tersebut adalah log (103) µm sama dengan 3,0 skala Richter.
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan
magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik
Richter ini menjadi tidak representatif lagi.
4.0-4.9 Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh
bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.
5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil.
Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik
6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km
8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang
diciptakan oleh vulkanologis dari Italia bernama Giuseppe Mercalli pada 1902. Skala
Mercalli dibagi menjadi 12 bagian berdasarkan informasi dari orang-orang yang
selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat dan membandingkan
tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu, skala Mercalli sangat
subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang
lain. Saat ini penggunaan skalaRichter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur
kekuatan gempa bumi. Tetapi skalaMercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931
oleh ahli seismologi Harry Wood dan FrankNeumann masih sering digunakan
terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur
kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
- Tidak terasa
- Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda
tergantung bergoyang.
- Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak
mampu jatuh.
- Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
(1). Jika berada di dalam rumah: Masuklah ke bawah meja untuk melindungi
tubuhmu dari jatuhan benda-benda. Jika kamu tidak memiliki meja, lindungi
kepalamu dengan bantal. Jika kamu sedang menyalakan kompor, matikan segera
untuk mencegah terjadinya kebakaran.
(2). Jika berada di luar rumah: Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda
berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari
jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepalamu dengan
menggunakan tangan, tas atau apa pun yang kamu bawa.
(3). Jika kamu berada di mall, bioskop, atau di lantai dasar gedung: Jangan
menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari
pegawai atau satpam.
(4). Jika kamu berada di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa
bumi atau kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di
dalam lift, tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat
keamanannya dan mengungsilah. Jika kamu terjebak dalam lift, hubungi petugas
gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
(5). Jika kamu berada di dalam kereta api: Berpeganganlah dengan erat pada
tiang sehingga kamu tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara
mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan.
(6). Jika kamu berada di dalam mobil: saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan
merasa seakan-akan roda mobil tersebut gundul. Sopir akan kehilangan control
terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan
mobil di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus
mengungsi, keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
(7). Jika kamu berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas
gunung.Menjauhlahlangsungketempataman.Dipesisirpantai,bahayanyadatang dari
tsunami. Jika kamu merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak, cepatlah
mengungsi ke dataran yang tinggi.
(8). Dengarkan informasi: Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul
kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap
tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Kamu dapat
memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK.
Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
Mitigasi adalah segenap usaha untuk meminimalisir kerugian dan resiko akibat
bencana alam. Perlu kita sadari, bahwa gempa sangat jarang sekali membunuh,
umumnya yang membunuh itu adalah reruntuhan bangunan akibat gempa dan si
korban tidak melindungi diri dari bangunan tersebut. Mitigasi dapat dilakukan
dengan tiga tahapan yaitu : sebelum terjadi, ketika berlangsung dan setelah terjadi
gempa bumi.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu siaga adalah
• Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan kaidah2 yang baku.
Diskusikan lah dengan para ahli agar bangunan anda tahan gempa. Jangan
membangun dengan asal-asalan apalagi tanpa perhitungan
• Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau bekerja, apakah tidak berada
pada patahan gempa atau tempat lain seperti rawan longsor dsb.
• Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional. Jika anda punya lemari,
ada baiknya dipakukan ke dinding, agar tidak roboh dan ikut menindih ketika
terjadi gempa.Jikaadaperabotanyangdigantung,periksalahsecararutinkeamananya.
• Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb. Sediakan
juga Radio, karena pada saat gempa alat komunikasi dan informasi lain seperti
Telpon, HP, Televisi, Internet akan terganggu. Radio yang hanya menggunakan
baterai akan sangat berguna disaat bencana.
• Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak digunakan.
• Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah mulai dilakukan
oleh beberapa daerah seperti Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa
dilakukan oleh masyarakat Jepang. Sehingga mereka tidak canggung lagi ketika
terjadi bencana. Dengan mengikuti kegiatan ini, kita akan terbiasa dengan bentuk2
peringatan dini yang disediakan pemerintah daerah, seperti sirine pertanda
Tsunami, Sirine Banjir dsb.
2. Ketika berlangsung gempa
• Yang pertama sekali adalah DON‘T BE PANIC, kuasai diri anda bahwa anda
dapat lepas dari bencana tersebut.
• Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemungkinan roboh
menimpa kita. Jika anda berada dalam gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika
tidak memungkinkan berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau
berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.
• Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan memungkinkan
terjadinya rengkahan tanah.
• Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda
sedang berada di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda
sedang berada di daerah pegunungan, maka perhatikan disekitar anda apakah ada
kemungkinan longsor.
• Jika anda masih berada dalam gedung, maka yu keluar dengan tertib, jangan
gunakan Lift, gunakanlah tangga.
• Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran
gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya,
lakukanlah pertolongan pertama.
• Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk roboh.
j) Tsunami
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang
mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20,
pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih
terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
Gambar 19. Proses terjadi tsunami di daerah pantai pada saat terjadi gempa bumi di
dasar laut
Analisa tentang gempa bumi dari teori lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-
an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis,
seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Gempa yang disusul
Tsunami di Jepang ini disebabkan benturan lempeng tektonik yang disebut
Subduksi. Benturan ini terjadi antara lempeng samudra dengan lempeng benua.
Ada tiga lempeng yang saling bertemu pada saat terjadi gempa dan kemudian
tsunami di Jepang pada 11 maret 2011, yaitu lempeng tektonik, lempeng erasia,
dan lempeng pasifik. Gambar dibawah ini menunjukkan posisi lempeng diantara
ketiganya.
Gambar 20. Pertemuan tiga lempeng yang menimulkan tsunami di Jepang pada 11
Maret 2011
• Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
1) Pelapukan
b). Air
c). Gletser
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh
akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas hewan (cacing tanah dan
serangga).
2) Erosi
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang
berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai
berikut.
(1) Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke
bumi.
(2) Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga
kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh warna air yang
mengalir berwarna coklat:
(3) Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya
alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
(4) ‗Erosi ‗parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan
aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan
pada tingkat ini tanah sudah rusak.
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk
antara lain :
(2) Ngarai
Bagaimana, apakah Anda telah mengetahui perbedaan tanah dengan lahan! Coba
tuliskan kesimpulanmu pada kertas tersendiri! Sekarang marilah kita pelajari faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah.
T = f (i, o, b, t, w)
Keterangan:
f = faktor t = topografi
i = iklim w = waktu
o = organisme
(1) Iklim
(a) Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu
tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan
tanah akan cepat pula.
(b) Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah,
sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH
tanah menjadi rendah).
(c) Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah
beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk
tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah,
sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak
kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan),
dan batuan metamorf.Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk,
kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.Tanah yang terdapat di
permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama
dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur
pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan
mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan
vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan
membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat
menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah
yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya
membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
(4) Topografi/Relief
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis
karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi
sedimentasi.
(5) Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan
pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjad semakin tua dan
kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami
pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses
pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut
menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
(a).Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak
pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur
bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol.
(b).Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah mudah
dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison B.
Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.
(c).Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi
proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horoson A dan B. Akibatnya
terbentuk horizon A1, A2, A3, B1, B2, B3. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis
tanah podsolik dan latosol tua (laterit).
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau
rumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas,
ketebalan lebih dari 0.5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu
lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organic
lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur
pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), kandungan unsur hara rendah.
Berdasarkan penyebaran tipografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga yaitu:
(1). gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5
– 16 meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hamper selalu
tergenang air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran pantai
Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua);
(1). gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih
tinggi;
(2). gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2 , miskin unsur hara, biasanya selalu
tergenang air; dan
b). Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan
induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur , konsistensi
dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga
tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan
daerah cekungan (depresi).
c). Regosol
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir,
struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan
sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai.
Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan
gumuk-gumuk pasir pantai.
d). Litosol
Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan
beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan
kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah
beranekaragam, dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur,
terdapat kandungan batu, kerikil dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat
dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng
miring sampai curam.
e). Latosol
Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam,
tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga
agak teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter, batuan induk dari tuf, material
vulkanik, breksi batuan beku intrusi.
f). Grumosol
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung
berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan
bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan
tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi
tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu kapur,
mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah
iklim sub humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
h). Podsol
Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, susunan horizon terdiri dari
horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir,
struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat
masam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka
terhadap erosi, batuan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi,
batuan lempung dan tuf vulkan masam. Penyebaran di daerah beriklim basah,
curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, topografi pegunungan.
Daerahnya Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya (Papua).
i). Andosol
Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal,
warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur
geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak
(smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan
daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap
erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.
Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu
topografi merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air,
solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga
lempung, struktur berlumpur hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam (pH 4.5
– 6.0), kandungan bahan organik. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei kontinu
yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0.5 meter akibat dari
profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran di daerah beriklim humid hingga sub
humid, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun.
Tanah sawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama (ratusan tahun)
dipersawahkan memperlihatkan perkembangan profil khas, yang menyimpang dari
tanah aslinya. Penyimpangan antara lain berupa terbentuknya lapisan bajak yang
hampir kedap air disebut padas olah, sedalam 10 – 15 cm dari muka tanah dan
setebal 2 – 5 cm. Di bawah lapisan bajak tersebut umumnya terdapat lapisan
mangan dan besi, tebalnya bervariasi antara lain tergantung dari permeabilitas
tanah. Lapisan tersebut dapat merupakan lapisan padas yang tak tembus perakaran,
terutama bagi tanaman semusim. Lapisan bajak tersebut nampak jelas pada tanah
latosol, mediteran dan regosol, samara-samar pada tanah aluvial dan grumosol.
Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi
kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah
tererosi.
Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui proses
perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanis.
Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah di
permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan. Pada daerah yang tidak
bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik. Air hujan
dapat pula menghanyutkan lumpur sehingga terjadi banjir lumpur.
Tanah longsor adalah turunnya atau ambruknya tanah dan bebatuan kebawah
bukit. Hujan mempercepat longsornya tanah karena tanah menjadi longgar dan
berat. Pelongsoran hanya terjadi pada lapisan luar yang terlepas dari permukaan
tanah.
Pergerakan tanah dapat disebabkan oleh air hujan, misalnya tanah labil yang ada di
pinggir-pinggir sungai apabila tertimpa hujan lebat akan lepas dan jatuh ke sungai.
(6) Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran.
Polusi sedimen: adalah pengendapan bahan tanah yang tererosi ke tempat lain.
(2) Tanah-tanah yang subur kadang-kadang menjadi rusak karena tertimbun oleh
tanah-tanah kurus atau batu-batuan, pasir, kerikil dari tempat lain.
(3) Apabila digunakan untuk air minum, air yang kotor itu perlu lebih banyak biaya
untuk membersihkannya.
(4) Karena air yang keruh, maka mengurangi fotosintesis dari tanaman air (karena
sinar matahari sulit menembus air).
(6) Kadang-kadang polusi sedimen dapat memberi pengaruh baik yaitu bila terjadi
pengendapan tanah-tanah subur, misalnya tanah-tanah aluvial di sekitar sungai.
Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah
tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angina, gletser atau
gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah disebabkan oleh air.
(1). Pelarutan
Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering ditemukan
sungai-sungai di bawah tanah.
Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan
yang paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-
lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top
soil akan habis.
Parit-parit yang besar sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti.
Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding tebing
parit di bawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar
parit. Adanya gejala meander dari alirannya dapat meningkatkan pengikisan tebing
di tempat-tempat tertentu.
(7). Longsor
Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena tanah di bagian bawah
tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ketembus air) seperti batuan
liat. Dalam musim hujan tanah diatasnya menjadi jenuh air sehingga berat, dan
bergeser ke bawah melalui lapisan yang licin tersebut sebagai tanah longsor.
• Jumlah hujan: menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama
satu bulan atau selama satu tahun dan sebagainya.
(a)Tekstur tanah: tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan
terhadap erosi, karena butir-butir yang besar (kasar) tersebut memerlukan lebih
banyak tenaga untuk mengangkut. Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi
karena daya rekat yang kuat sehingga gumpalannya sukardihancurkan. Tekstur
tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir sangat halus. Oleh
karena itu makin tinggi kandungan debu dalam tanah, maka tanah menjadi makin
peka terhadap erosi.
(b) Bentuk dan kemantapan stuktur tanah
Apabila daya infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap ke dalam tanah,
sehingga aliran permukaan kecil dan erosi juga kecil.
e). Lereng
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang. Apabila
lereng makin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga
kekuatan mengangkut meningkat pula. Lereng yang semakin panjang
menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar.
(1). Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga
kekuatan untuk menghancurkan tanah dapat dikurangi.
(3) Penyerapan air kedalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan) melalui
vegetasi. Hutan paling efektif dalam mencegah erosi karena daun-daunnya dan
rumputnya rapat. Untuk pencegahan erosi paling sedikit 70% tanah harus tertutup
vegetasi.
g). Manusia
Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau
buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah berlereng curam merupakan pengaruh
baik manusia, karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggundulan
hutan di daerah pegunungan merupakan pengaruh yang jelek karena dapat
menyebabkan erosi dan banjir.
(b). Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman
keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan
diambil kayunya.
(c). Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan
searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan
memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada
lahan dengan kemiringan 3 – 8%
a). Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan
tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air, dan
memperbesar resapan air.
d). Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk
memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat
diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai. Metode pengawetan tanah
akan sangat efektif apabila metode mekanik dikombinasikan dengan metode
vegetatif misalnya terrassering dan buffering.
GLOSSARIUM
Litosfer = Lapisan kulit bumi/lapisan batuan
Siklus Batuan = Perubahan bentuk batuan dari magma menjadi batuan dan suau
saat akan kembali mejadi magma
Hujan Asam = segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami
bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang
larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah
Mineral = suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia
yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat
kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan
di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal
Fosil = sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang diawetkan oleh
alam
Kristal = padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara
teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair
membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan
Travertin = bentuk batu kapur yang didepositkan oleh mata air mineral, terutama
air panas
tempat yang memadai untuk diberi pertolongan atau untuk ditindaklanjuti dengan
3. Latihan
2. Jelaskan tsunami yang terjadi di jepang yang berkaitan dengan lempeng teknonik
5. metode manakah yang paling baik terhadap pengawetan tanah pada suatu
lereng
yang terjal
4. Evaluasi
1. Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan ledakan secara bergantian,
a. maar
b. strato
c. perisai
d. perret
2. Air yang banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dengan mudah dapat
melarutkan batu kapur (CaCO3). Contoh tersebut merupakan jenis pelapukan......
a. organis
b. mekanis
c. kimiawi
d. mekanis-kimiawi
3. Bahan-bahan silikat pijar dalam wujud padat, cair, dan gas dinamakan ....
a. lava
b. lahar
c. magma
d. solfatar
4. Terjadinya gerak turunnya daratan sehingga ter lihat per mukaan air laut yang
naik disebut ....
a. epirogenetik positif
b. epirogenetik negatif
c. orogenetik positif
d. orogenetik negatif
5. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan
induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi
dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, dan kesuburan sedang sampai
tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, aluvial pantai, dandaerah
ce kungan (depresi) adalah ciri tanah..….
a. regosol
b. multisol
c. ultisol
d. aluvial
d. Mulai dari Pantai Pasifik Amerika, Papua, Filipina, Australia, Jepang, sampai
Selandia Baru.
a. linear
b. areal
c. maar
d. strato
8. Proses penghancuran tanah (detached) dan pemin dahan ke tempat lain oleh
kekuatan air, angin, gletser, atau gravitasi disebut ....
a. pengendapan
b. masswasting
c. lipatan
d. erosi
a. penghijauan
b. buffering
c. contour village
d. strip cropping
10. Jenis tanah yang paling dominan terdapat di Di daerah Bogor dan sekitarnya
adalah
....
a. regosol
b. andosol
c. grumosol
d. latosol
5. Kunci Jawaban
Latihan :
3. Faktor tersebut berkaitan dengan alam sekitarnya dan keadaan relief setempat
serta batuan induknya
5. Lereng terjal memiliki kemiringan lebih dari 45%, metode lainnya kimia dan
mekanik kurang berperanan
6. Evaluasi
1. B
2. C
3. C
4. B
5. D
6. D
7. A
8. D
9. B
10. D
D. Dinamika Perubahan Hidrosfer
1. Tujuan
di muka bumi.
c. Indikator :
manusia
manusia
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dankembali atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi
dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci
proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air
berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan
batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju
bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh
yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang
berbeda:
• Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk
sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran
sungai menuju laut
Daur siklus hidrologi yang terjadi di bumi dengan matahari sebagai energi panas di
bumi Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah
Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang
berubah adalah wujud dan tempatnya. Jenis Perairan, kita melihat bahwa
dipermukaan bumi bumi ada suatu perairan yang sangat luas sekali dan terbentuk
milyaran tahun yang lalu yaitu laut. Namun di daratan ada beberapa perairan yang
kita ketahui diantaranya:
• Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada
arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang
akhirnya bermuara ke laut atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan
lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat manusia termasuk ke dalam kategori
sungai.
• Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan
air berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai
atau tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan,
terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam
kategori danau.
• Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa),
dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran
Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah
adalah wujud dan tempatnya. Jenis Perairan, kita melihat bahwa dipermukaan bumi
bumi ada suatu perairan yang sangat luas sekali dan terbentuk milyaran tahun yang
lalu yaitu laut. Namun di daratan ada beberapa perairan yang kita ketahui
diantaranya:
• Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada
arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang
akhirnya bermuara ke laut atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan
lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat manusia termasuk ke dalam kategori
sungai.
• Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan
air berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai
atau tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan,
terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam
kategori danau.
• Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai
oleh manusia.
• Rawa adalah perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah dengan
sumber air dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan
dengan sungai, relatif tidak dalam, berdasar lumpur dan atau tumbuhan
membusuk, banyak terdapat vegetasi baik yang mengapung dan mencuat maupun
tenggelam.
Gambar22.
Daerah aliran sungai dengan aliran berupa run off mulai dari hulu menuju ke
sungai-sungai dan berakhirnya di muara sungai pada suatu out let utama.
Daerah aliran sungai terbagi menjadi tiga daerah yaitu bagian hulu, bagian tengah,
dan bagian hilir.
DAS bagian tengah merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dengan bagian
hilir dan mulai terjadi pengendapan. Ekosistem tengah sebagai daerah distributor
dan pengatur air, dicirikan dengan daerah yang relatif datar. Daerah aliran sungai
bagian tengah menjadi daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik DAS
yang berbeda antara hulu dengan hilir.
h) Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf ―U‖ Pengelolaan daerah aliran
sungai (DAS) bagian hulu akan berpengaruh sampai pada hilir. Oleh karenanya
DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi
perlindungan terhadap seluruh bagian DAS, jadi apabila terjadi pengelolan yang
tidak benar terhadap bagian hulu maka dampak yang ditimbulkan akan dirasakan
juga pada bagian hilir. Misalnya, erosi yang terjadi tidak hanya berdampak bagi
daerah dimana erosi tersebut berlangsung yang berupa terjadinya penurunan
kualitas lahan, tetapi dampak erosi juga akan dirasakan dibagian hilir, dampak yang
dapat dirasakan oleh bagian hilir adalah dalam bentuk penurunan kapasitas
tampung waduk ataupun sungai yang dapat menimbulkan resiko banjir sehingga
akan menurunkan luas lahan irigasi (Asdak, 1995:12).
b. Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk
perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan
bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau,
rawa dan lain- lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran
Sungai (DAS). Dari penjelasan di atas tentunya Anda paham bukan, bahwa air
sumur, air sungai, rawa, danau, empang dan sejenisnya termasuk jenis perairan
darat. Tata air yang berada di wilayah daratan tersebut dipelajari oleh suatu ilmu
yang disebut hidrologi.
1. Danau
Air yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di Sumatera
Utara, Danau Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di Kalimantan Selatan.
Selain air tawar ada juga danau yang airnya asin (memiliki kadar garam tinggi)
seperti Danau Kaspia, Danau Laut Mati, Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain.
Mengapa ada danau yang airnya asin? Hal ini terjadi karena di danau terjadi
penguapan yang sangat tinggi. Di samping itu air yang masuk ke danau tersebut
biasanya tidak berpelepasan atau tidak mengalir lagi ke tempat lain. Berdasarkan
proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau:
a) Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik
seperti gempa Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan
tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles
(subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles
tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso,
danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak,
danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
b)Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah
lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan
yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana.
Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau.
Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau
gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera
Barat serta Kawah gunung Kelud.
c)Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara
proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian
tanah / batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan.
Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau jenis
ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
d) Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di
daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan
batu kapur. Bekas erosi mem bentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga
terbentuklah danau.
e) Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es
akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau.
Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu
danau Superior, danau Michigan dan danau Ontario.
f) Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia.
Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik
tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya
Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di
Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa
Tengah.
2. Rawa
Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu
tergenang. Sedang kan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga
airnya berganti.
Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi
tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai
4,5.
c) Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal. Sedangkan rawa
yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:
b) Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan
rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
c) Dapat diolah menjadi lahan pertanian. Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi
kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain:
a) Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan
biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding
dan lain-lain,
3. Air Tanah
Air tanah (groundwater) adalah bagian dari air yang ada di bawah permukaan
tanah (sub- surface water), yakni hanya yang berada di zona jenuh (zone of
saturation) (Gambar 23).
Penyebaran vertikal air bawah permukaan dapat dibagi menjadi zona tak-jenuh
(zone of aeration) dan jenuh. Zona tak-jenuh terdiri dari ruang antara yang sebagian
terisi oleh air dan sebagian terisi oleh udara, sementara ruang antara pada zona
jenuh seluruhnya terisi oleh air.
Air yang berada pada zona tak-jenuh disebut air gantung (vadose water). Air
gantung yang terdapat dekat permukaan hingga tersedia bagi akar tetumbuhan
disebut air solum (solumn water), dan yang tersimpan dalam ruang merambut
(capillary zone) disebut air merambut (capillary water).Seterusnya yang menjadi
topik bahasan adalah hanya air yang terdapat pada zona jenuh. Keterdapatan
(occurrence) air tanah pada zona jenuh adalah mengisi ruang-ruang antar butir
batuan atau rongga-rongga batuan (Gambar 24.).
Batuan itu sendiri, ditinjau dari sikapnya terhadap air dapat dibedakan atas:
• Akuifer : Suatu formasi batuan yang mengandung cukup bahan-bahan yang lulus
dan mampu melepaskan air dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mataair. Ini
berarti, formasi tersebut mempunyai kemampuan menyimpan dan melalukan
air. Pasir dan kerikil merupakan contoh jenis suatu akuifer. Padanannya: lapisan
pembawa/pengandung air, tandoan/waduk airtanah.
• Akuiklud: Suatu lapisan jenuh air, tetapi relatif kedap air yang tidak dapat
melepaskan airnya dalam jumlah berarti. Lempung adalah contohnya.
Padanannya: persekat
• Akuifug : Lapisan batuan yang relatif kedap air, yang tidak mengandung
ataupun dapat melalukan air. Batu granit termasuk jenis ini. Padanannya: perkedap
• Akuitard: Lapisan jenuh air namun hanya sedikit lulus air dan tidak mampu
melepaskan air dalam jumlah berarti ke sumur-sumur. Lempung pasiran
adalah salah satu contohnya.Padanannya: perlambat
a. Litologi Akuifer
Akuifer karena sifatnya seperti yang telah disebutkan di muka, merupakan lapisan
batuan yang sangat penting dalam usaha penyadapan airtanah. Litologi atau
penyusun batuan dari lapisan akuifer di Indonesia yang penting adalah:
• Endapan aluvial: merupakan endapan hasil rombakan dari batuan yang telah
ada. Endapan ini terdiri dari bahan-bahan lepas seperti pasir dan kerikil. Airtanah
pada endapan ini mengisi ruang antar butir. Endapan ini tersebar di daerah dataran.
K = -v/(dh/dl)=(m/hari)/(m/m)= m/hari
di mana v = kecepatan aliran (tanda negatif artinya aliran air menuju ke energi yang
rendah). Kelulusan suatu material geologi (batuan) sangat tergantung pada ukuran
besar butiran serta sistem bukaan yang ada. Suatu lapisan batuan yang mempunyai
angka kelulusan K dan tebal zona jenuh air b, maka dapat dikatakan lapisan batuan
ini mempunyai angka keterusan T (transmissivity) :
T = K * b = (m/hari)*(m)= m2/hari
Keterusan dapat didefinisikan sebagai kecepatan air yang dilakukan lewat satu
satuan lebar dari suatu akuifer, di bawah landaian hidrolika sama dengan satu.
Makin tinggi nilai T dapat diartikan bahwa litologi batuan merupakan akuifer
dengan potensi airtanah yang tinggi.
c. Jenis Aquifer
d. Aliran Tanah
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gerakan air di bawah permukaan tanah
antara lain adalah:
Air tanah memerlukan energi untuk dapat bergerak mengalir melalui ruang
antar butiran. Tenaga penggerak ini bersumber dari energi potensial.Energi
potensial air tanah dicerminkan dari tinggi muka airnya (piezometric) pada tempat
yang bersangkutan. Airtanah mengalir dari titik berenergi potensial tinggi ke arah
titik berenergi potensial lebih rendah; antara titik-titik yang berenergi potensial
sama tidak terdapat pengaliran airtanah. Garis khayal yang menghubungkan titik-
titik yang sama energi potensialnya disebut garis kontur muka airtanah atau garis
isohypse. Sepanjang garis kontur tersebut tidak terdapat aliran airtanah, karena arah
aliran air tanah tegak lurus dengan gariskontur (Gambar 28.).
Gambar 28. Groundwater flow ne
Aliran air tanah tersebut secara umum bergerak dari daerah imbuh (recharge area)
ke arah daerah luah (discharge area), dan dapat muncul ke permukaan akibat
beberapa sebab.
Mata air gravitasi adalah hasil dari aliran air di bawah tekanan hidrostatik. Secara
umum jenis-jenisnya dikenal sebagai berikut :
Air tanah dapat muncul ke permukaan secara alami, seperti mataair, maupun
karena budidaya manusia, lewat sumurbor. Mataair (spring) adalah keluaran
terpusat dari airtanah yang muncul di permukaan sebagai suatu aliran air. Mataair
ditilik dari penyebab pemunculan dapat digolongkan menjadi dua (Bryan vide
Todd, 1980), yakni:
Termasuk golongan yang pertama adalah mata air yang berhubungan dengan
rekahan yang meluas hingga jauh ke dalam kerak bumi. Mataair jenis ini biasanya
berupa mata air panas
a). Mata air depresi (depression springs) terbentuk karena permukaan tanah
memotong muka air tanah.
b). Mata air sentuh (contact springs) terbentuk karena lapisan yang lulus air yang
dialasi oleh lapisan yang relatif kedap air teriris oleh muka tanah.
c). Mata air artesis (artesian spring) terbentuk oleh pelepasan air di bawah tekanan
dari akuifer tertekan pada singkapan akuifer atau melalui bukaan dari lapisan
penutup.
d). Mata air pipaan atau rekahan (tubular or fracture springs) muncul dari saluran,
seperti lubang pada lava atau saluran pelarutan, atau muncul dari rekahan-rekahan
batuan padu yang berhubungan dengan airtanah. Munculan air tanah ke
permukaan karena budidaya manusia lewat sumur bor dapat dilakukan dengan
menembus seluruh tebal akuifer (fully penetrated) atau hanya menembus sebagian
tebal akuifer (partially penetrated). Konstruksi sumurbor sangat tergantung dari
kondisi akuifer serta kualitas air tanah. Oleh sebab itu ada bermacam-macam jenis
konstruksi sumurbor (Gambar 31.).
Untuk mengetahui besarnya debit yang dapat dihasilkan oleh suatu sumur
dilakukan dengan cara uji pemompaan. Prinsipnya adalah memompa airtanah
dari sumur dengan debit konstan tertentu dan mengamati surutan muka airtanah
(drawdown) selama pemompaan berlangsung (Gambar 32.). Dari situ dapat
dilihat berapa besar kapasitas jenis sumur, yakni jumlah air yang dapat dihasilkan
dalam satuan volume tertentu (specific capacity) apabila muka air di dalam sumur
diturunkan dalam satu satuan panjang (misalnya liter/detik setiap satu meter
surutan). Di samping itu dari uji pemompaan dapat diketahui juga parameter
akuifer, seperti angka kelulusan (hydraulic conductivity).
Penurunan muka air tanah pada sumur tunggal berbeda dengan penurunan muka
air tanah pada sumur banyak. Pada sumur banyak penurunan tersebut akan saling
mempengaruhi, tergantung dari jarak antar sumur (Gambar 33.).
Airtanah sejak terbentuk di daerah imbuh dan mengalir ke daerah luahnya, melalui
ruang antara dari batuan penyusun akuifer. Dalam perjalanan tersebut
airtanah melarutkan mineral batuan serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya.
Oleh sebab itu, mutu airtanah dari satu tempat ke tempat lain sangat beragam
tergantung dari jenis batuan, dimana airtanah tersebut meresap, mengalir, dan
berakumulasi, serta kondisi lingkungan.
Mutu airtanah dinyatakan menurut sifat fisik, kandungan unsur kimia,
ataupun bakteriologi. Persyaratan mutu airtanah telah dibakukan berdasarkan
penggunaannya, seperti mutu air untuk air minum, air irigasi, maupun industri.
Beberapa unsur utama (mayor constituents) kandungan airtanah - 1,0 hingga 1000
mg/l - adalah sodium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, dan khlorida.
Kandungan khlorida yang tinggi merupakan indikasi adanya pencemaran
bersumber dari air limbah atau intrusi air laut. Sementara kandungan nitrat
sebagai unsur sekunder (secondary constituents) - 0,01 hingga 10 mg/l -
bersumber dari limbah manusia (anthropogenous), tanaman, maupun pupuk
buatan.
Untuk penyajian hasil analisis kimia airtanah, umumnya dipakai diagram segitiga
Piper. Dengan diagram ini dapat diketahui unsur apa yang paling dominan yang
terkandung dalam airtanah. Sementara penyajian diagram SAR (Sodium Adsorption
Ratio), sangat lazim dipakai untuk analisis airtanah untuk keperluan pertanian Ada
bermacam-macam jenis air tanah.
a) Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah
permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.
(1) Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan
tanah /batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumursumur,
sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.
(2) Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan
yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus
dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur
yang airnya berasal dari air tanah dalam.
b) Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari
atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
(1) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah
berasal dari hujan dan pencairan salju.
(2) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah
yang ter simp an di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah
yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.
a) Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada bagian teratas dari permukaan
bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat
(gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan
memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.
b) Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman
sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.
d) Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah
tanah/batuan yang tidak tembus air.
Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju inflasi adalah
sebagai berikut:
1. Tinggi genangan air di atas permukaan tanah dan tebal lapisan tanah yang jenuh.
4. Penyumbatan pori tanah mikro oleh partikel tanah halus seperti bahan endapan
dari partikel liat
5. Pemadatan tanah oleh manusia dan hewan akibat traffic line oleh alat olah
6. Struktur tanah
7. Kondisi perakaran tumbuhan baik akar aktif maupun akar mati (bahan organik)
10.Intensitas hujan
1. Faktor yang mempengaruhi air untuk tinggal di suatu tempat sehingga air
mendapat kesempatan untuk terinfiltrasi (oppurtunity time).
2. Faktor yang mempengaruhi proses masuknya air ke dalam tanah. Selain dari
beberapa factor yang menentukan infiltrasi diatas terdapat pula sifat-sifat khusus
dari tanah yang menentukan dan membatasi kapasitas infiltrasi (Arsyad, 1989)
sebagai berikut:
a. Ukuran pori
Laju masuknya hujan ke dalam tanah ditentukan terutama oleh ukuran pori dan
susunan pori-pori besar. Pori yang demikian itu dinamakan pori aerasi, oleh karena
pori-pori mempunyai diameter yang cukup besar yang memungkinkan air keluar
dengan cepat sehingga tanah beraerasi baik.
b. Kemantapan pori
Kapasitas infiltrasi hanya dapat terpelihara jika porositas semula tetap tidak
terganggu selama waktu tidak terjadi hujan.
c. Kandungan air
Laju infiltrasi terbesar terjadi pada kandungan air yang rendah dan sedang.
d. Profil tanah
Sifat bagian lapisan suatu profil tanah juga menentukan kecepatan masuknya air ke
dalam tanah. Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, maka proses infiltrasi
tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan
tersebut akan mengalir masuk ke dalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah.
Proses mengalirnya air hujan ke dalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi
dan gaya kapiler tanah. Oleh karena itu, infiltrasi juga biasanya disebut sebagai
aliran air yang masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler dan gravitasi. Laju
air infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter
pori-pori tanah. Tanah dengan pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil
dibandingkan dengan tanah dalam keadaan kering (Asdak, 2002). Dibawah
pengaruh gaya gravitasi, air hujan mengalir vertikal kedalam tanah melalui profil
tanah. Dengan demikian, mekanisme infiltrasi melibatkan tiga proses yang tidak
c. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping dan atas).
4. Perairan Laut
Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan
samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material
lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan
partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air
murni. Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana
awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100
°C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu
atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang
menyebabkan tingginya pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin seperti
sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya
asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga
bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu
dekat dengan Bumi.
Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu versi yang
cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai
berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu
tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari
untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulaiterkondensasi dan
terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga)
yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan.
Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the
ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini.
Pada hasil penemuan geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang
diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosilseukuran
beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di
dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan tentang saat-saat awal kehidupan
dan di bagian lautan yang mana terjadi awal kehidupan tersebut. Sedangkan
kelautan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari berbagai biota atau makhluk
hidup di laut yang perlu dimanfaatkan melalui usaha perikanan.
Tabel di bawah ini merupakan lautan dunia dan laut dengan kedalaman rata-rata,
termasuk Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Selatan,
Laut Mediterania, Samudra Arktik, Laut Karibia, Laut Bering, dan banyak lagi.
Tabel 15. Daftar kedalaman lautan di dunia
Samudra Arktik 5.427.000 14.056.000 3.953 1.205 18.456 5.625 77 ° 45>N, 175 ° W
Laut Cina
895.400 2.319.000 5.419 1.652 16.456 5.016 Luzon Barat
Selatan
Laut Bering 884.900 2.291.900 5.075 1.547 15.659 4.773 Pulau Off Buldir
Teluk Meksiko 615.000 1.592.800 4.874 1.486 12.425 3.787 Deep Sigsbee
146 ° 10>E; 46 °
Laut Okhotsk 613.800 1.589.700 2.749 838 12.001 3.658
50>N
Laut Cina Timur 482.300 1.249.200 617 188 9.126 2.782 25 ° 16>N, 125 ° E
Dekat pintu
Hudson Bay 475.800 1.232.300 420 128 600 183
masuk
Laut Jepang 389.100 1.007.800 4.429 1.350 12.276 3.742 Central Basin
Mobil Pulau
Laut Andaman 308.000 797.700 2.854 870 12.392 3.777
Nikobar
Laut Utara 222.100 575.200 308 94 2.165 660 Skagerrak
Laut Merah 169.100 438.000 1.611 491 7.254 2.211 Off Port Sudan
Laut Baltik 163.000 422.200 180 55 1.380 421 Pulau Gotland Off
Di bawah ini menunjukkan persebaran samudera di dunia mulai dari kutub uta
ra sampai kutub selatan
c. Lapisan samudra
Para ilmuwan telah membagi lautan menjadi lima lapisan utama. Lapisan ini,
yang dikenal sebagai ―zona‖, membentang dari permukaan ke kedalaman paling
ekstrim di mana cahaya tidak dapat lagi menembus. Dalam zona ini adalah di mana
beberapa makhluk paling aneh dan menarik di laut dapat ditemukan. Seperti yang
kita menyelam lebih ke tempat-tempat ini sebagian besar belum dijelajahi, tetes
suhu dan meningkatkan tekanan pada tingkat yang mengagumkan. Diagram
berikut daftar masing-masing zona dalam rangka kedalaman
1) Zona Epipelagic - Lapisan permukaan laut dikenal sebagai zona epipelagic dan
meluas dari permukaan sampai 200 meter (656 kaki). Ia juga dikenal sebagai zona
sinar matahari karena ini adalah di mana sebagian besar cahaya tampak ada.
Dengan cahaya datang panas. Panas ini bertanggung jawab atas berbagai
temperatur yang terjadi di zona ini.
disebut sebagai zona tengah malam atau zona gelap. Zona ini memanjang dari 1000
meter (3.281 kaki) turun ke 4.000 meter (13.124 kaki). Di sini terlihat hanya cahaya
yang dihasilkan oleh makhluk sendiri. Tekanan air pada kedalaman ini sangat besar,
mencapai £ 5.850 per inci persegi. Terlepas dari tekanan, mengejutkan sejumlah
besar makhluk dapat ditemukan di sini. paus sperma dapat menyelam ke tingkat
ini untuk mencari makanan. Sebagian besar hewan yang hidup di kedalaman ini
hitam atau berwarna merah karena kurangnya cahaya.
4) Zona Abyssopelagic - Lapisan berikutnya disebut zona abyssopelagic, juga dikenal
sebagaizonaabyssalatauhanyasebagaijurang. Memanjangdari4.000meter(13.124
kaki) untuk 6.000 meter (19.686 kaki). Nama berasal dari kata Yunani yang berarti
―tidak‖ bawah. Suhu air membeku dekat, dan tidak ada cahaya sama sekali. Sangat
sedikit makhluk dapat ditemukan di kedalaman ini menghancurkan. Kebanyakan
invertebrata ini seperti bintang keranjang dan cumi kecil. Tiga perempat dari dasar
laut terletak di dalam zona ini. Ikan terdalam yang pernah ditemukan ditemukan di
Puerto Rico Palung pada kedalaman 27.460 kaki (8.372 meter).
5) Hadalpelagic Zona - zona abyssopelagic Beyond terletak zona hadalpelagic
melarang. Lapisan ini meluas dari 6.000 meter (19.686 kaki) ke bagian bawah
bagian terdalam dari laut. Daerah ini banyak ditemukan di perairan dalam parit dan
jurang. Titik terdalam di laut terletak di Palung Mariana di lepas pantai Jepang pada
35.797 kaki (10.911 meter). Suhu air tepat di atas titik beku, dan tekanan luar biasa
adalah delapan ton per inci persegi. Itulah kira-kira berat 48 jet Boeing 747. Terlepas
dari tekanan dan temperatur, hidup masih dapat ditemukan di sini. Invertebrata
seperti bintang laut dan cacing tabung dapat berkembang di kedalaman ini.
Gambar di bawah ini menunjukkan lapisan samudera dari permukaan laut sampai
kedalaman 10000 meter.
Gambar 37.
Penampang lapisan laut dari permukaan sampai kedalaman 10000 meter
d. Wilayah Pesisir
Apa yang dimaksud dengan wilayah pesisir? Apakah bedanya dengan wilayah
pantai? Dalam konteks lingkungan, batas wilayah pesisir adalah :―Daerah peralihan
(interface area) antara ekosistem darat dan laut‖.
Mengenai batas secara geografis, dapat dilihat secara ekologis dan secara
administratif.
Secara ekologis, batas kearah darat adalah kawasan yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses laut seperti pasang surut, intrusi air laut dan percikan air gelombang.
Sedangkan secara administratif, batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau
jarak definitif secara arbitrer (2 km, 20 km, dst dari garis pantai)
yang lain di Indonesia. Termasuk di dalamnya danau, sungai maupun rawa yang terdapat
di daratan.
2) Laut Teritorial
Laut teritorial adalah wilayah laut dengan batas 12 mil dari titik ujung terluar
pulau-pulau di Indonesia pada saat pasang surut ke arah laut. Perlu kalian tahu,
bahwa jarak antara satu negara dengan negara lain ada yang tidak terlalu
jauh. Bagaimanakah bila dua negara menguasai satu laut yang lebarnya tidak
sampai 24 mil? Bila hal itu terjadi maka wilayah laut teritorial ditentukan atas
kesepakatan dua negara yang bersangkutan. Batas laut teritorialnya ditentukan
dengan garis di tengah-tengah wilayah laut kedua negara yang bersangkutan.
3) Batas Landas Kontinen
Batas landas kontinen adalah kelanjutan garis batas dari daratan suatu benua yang
terendam sampai kedalaman 200 m di bawah permukaan air laut. Sumber kekayaan alam
yang berada dalam wilayah batas landas kontinen merupakan milik pemerintah Indonesia.
Jadi, pemerintah Indonesia berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam
yang berada di wilayah batas landas kontinen.
Eksklusif adalah wilayah laut Indonesia selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal laut
wilayah Indonesia. Apabila ZEE suatu negara berhimpitan dengan ZEE negara lain maka
penetapannya didasarkan kesepakatan antara kedua negara tersebut. Dengan adanya
perundingan maka pembagian luas wilayah laut akan adil. Sebab dalam batas ZEE suatu
negara berhak melakukan eksploitasi, eksplorasi, pengolahan, dan pelestarian sumber
kekayaan alam yang berada di dalamnya baik di dasar laut maupun air laut di atasnya.
Oleh karena itu, Indonesia bertanggung jawab untuk melestarikan dan melindungi
sumber daya alam dari kerusakan.
menggunakan alat tersebut ikan yang masih kecil akan ikut terjaring.
e). Adanya pelarangan merusak terumbu karang.
f). Menanam pohon bakau di sepanjang pantai.
g). Adanya larangan mengambil karang laut dalam jumlah besar. Apabila kalian melihat
banyak sampah berserakan. Bila memungkinkan ambil dan buah di tempat sampah.
GLOSSARIUM
Hidrologi = Ilmu yang mempelajari tentang air di muka bumi
Presipitasi = Titik titik air yang turun ke muka bumi hasil kondensasi yang mencapai titik jenuh
Drainase = lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami
maupun dibuat oleh manusia
DAS = Daerah yang yang dibatasi oleh pembatas topografi yang menampung air lalu mengalirkan ke sungai
utama
Siklus Hidrologi = Proses perputaran air dari air laut menjadi awan lalu turun dalam bentuk hujan dan kembali ke
laut
Subsidence = turunnya permukaan tanah sebagai akibat dari perubahan yang terjadi di bawah permukaan tanah
Akuifer = formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air dan secara signifikan mampu mengalirkan air
melalui kondisi alaminya
Garis Isohypse = garis untuk ketinggian geopotensial yang sama pada peta cuaca tekanan konstan
Gletser = sebuah bongkahan es yang besar yang terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan akumulasi
endapan salju
3. Latihan
1. Mengapa air tanah di Jakarta penurunan baik kuantitas mapun kualitasnya
2. Jelaskan perbedaan air tanah tertekan (unconfined aquifer) dan air tanah bebas
(unconfined aquifer)
3. Mengapa permukaan laut selalu mengalami turun naik selamanya
4. Perairan Laut di Indonesia mana saja yang termasuk dalam comtinental shelf
5. Berilah pencirian DAS hulu, DAS tengah dan DAS hilir
4. Evaluasi
1. Suatu daerah di dasar laut yang secara geologis dan geomorfologis merupakan
kelanjutan dari benua disebut batas ...
a. Laut teritorial
b. Zona Ekonomi Ekslusif
c. Landas kontinen
d. Wilayah perairan
3. Faktor yang mempengaruhi kadar garam air laut adalah adalah ....
a. Penguapan
b. Vegetasi laut
c. Aktivitas
d. Alat nelayan manusia
4. Bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke dalam suatu lapisan tanah kemudian
terkumpul dalam suatu formasi batuan hujan disebut ....
a. Akifer
b. Perkolasi
c. Banjir
d. Run off
5. Bagian dari laut yang terletak antara garis air pasang dan surut disebut zona ....
a. Batial
b. Abbisal
c. Neritik
d. Lithoral
7. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ci Tarum meng andung pengertian, yaitu ....
a. Daerah yang dialiri Sungai Ci Tarum
b. Daerah yang dilewati oleh Sungai Ci Tarum
c. Daerah yang pembuangan airnya menuju sungai induk, yaitu Sungai Ci Tarum.
d. Sungai Ci Tarum merupakan induk sungai
8. Arus yang timbul karena terjadinya perbedaan kadar garam dan suhu air laut adalah
arus....
a. Up-welling
b. Down-welling
c. Thermohaline
d. Labrador
9. Palung laut Mindanau dan Mariana me rupakan palung terdalam di dunia. Palung-
palung tersebut termasuk laut ....
a. Regresi
b. Ingresi
c. Transgresi
d. Dalam
10. Air tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak jauh,
disebut ....
a. meteoric water
b. connate water
c. juvenil water
d. fossil water
5. Kunci Jawaban
Latihan
Di bawah merupakan rambu-rambu, pernyataan sesuai dengan gaya bahasa sendiri
1. anda harus perkembangan penduduk Jakarta dari waktu ke giatan dan tata guna
lahan yang ada
2. perbedaan terletak pada lapisan impermeabelnya
3. dapat anda ketahui dengan kedudukan bumi terdahap bulan
4. anda harus lihat dipeta kedalaman lautnya
5. pencirian ditandai dengan bentuk penampang sungainya
Evaluasi
1. C
2. A
3. A
4. A
5. D
6. D
7. C
8. A
9. B
10. A
11.
12.
13.
1. Tujuan pembelajaran
a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis fenomena biosfer
b. Kompetensi Dasar :
Setelah selesai mengkaji modul, guru mampu :
Menganalisis sebaran hewan di permukaan bumi
Menganalisis sebaran tumbuhan di permukaan bumi
Mengidentifikasi sebaran hewan dan tumbuhan Indonesia berdasarkan region
Asiatis, Australis dan peralihan
Mengidentifikasi usaha pelestarian tumbuhan dan hewan
c. Indikator :
Menjelaskan sebaran hewan di permukaan bumi
Menjelaskan sebaran tumbuhan di permukaan bumi
Mengidentifikasi sebaran hewan dan tumbuhan Indonesia berdasarkan region
Asiatis, Australis dan peralihan
Menjelaskan usaha pelestarian hewan dan tumbuhan di permukaan bumi
2. Uraian Materi :
a. Biosfer Dan Aspek Sebaran Hewan Dan Tumbuhan
Secara etimologi, biosfer terdiri dari dua kata, yaitu bios yang berarti hidup dan
sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer artinya lapisan hidup, lapisan tempat
mahluk hidup atau organisma. Lapisan biosfer meliputi tanah, air, dan udara yang
merupakan lapisan tipis, yakni sekitar 8 Km kea rah atmosfer dan 9 Km kea rah
kedalaman laut. Dalam skala yang lebih sempit, terdapat Bioma, yaitu suatu unit-
unit geografis yang memiliki berbagai perbedaan atas dasar tipe iklim dan vegetasi
yang dominan di kawasan tersebut. Beberapa bioma adalah; (1) gurun dan setengah
gurun; (2) padang rumput; (3) hutan hujan tropis; (4) hutan musim tropis; (5) hutan
lumut;(6) hutan gugur; (7) hutan taiga; (8) tundra; (9) hutan mangrove.
Daerah Biogeografi.
Untuk kepentingan mengkaji sebaran fauna yang tersebar di atas permukaan bumi,
para ahli Biogeografi membuat regionalisasi/pewilayah fauna dunia menjadi 6
daerah, yaitu sebagai berikut : (1) Australia, (2) Oriental, (3) Ethiopia, (4) Neotropika,
(5) Paleartik dan (6) Neartik. Karena fauna Paleartik dan Neartik adalah serupa, maka
kedua daerah biogeografi ini kadang-kadang digabung menjadi Holartik. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan peta di bawah ini.
Persebaran fauna di permukaan bumi tidak merata, contohnya beruang kutub yang
banyak terdapat di daerah kutub. Tumbuhan kaktus yang banyak tumbuh di daerah
gurun. Beberapa faktor yang mempengaruhi sebaran tumbuhan di permukaan bumi
adalah :
a. Klimatik,seperti: suhu, curah hujan, kelembaban, dan angin.
b. Edafik/tanah, seperti ; ukuran butir tanah (tekstur), tingkat kegemburan, zat
hara, air tanah
c. Morfologik, seperti tinggi rendahnya permukaan bumi (relief), lereng
Pada tahun 1889 seorang peneliti Biologi C. Hart Meeriem mengemukakan model
persebaran tumbuhan berdasarkan ketinggian pada Gunung San Fransisco dari
kaki hingga puncaknya. Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan pada suatu
daerah dipengaruhi temperatus. Komunitas organism di dunia dibagi menjadi tiga
macam, yang akan diuraikan adalah komunitas organism tumbuhan berdasarkan
perubahan kenaikan garis lintang (yang berarti terjadi penurunan temperaturnya).
Tiga macam komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Padang rumput
Daerah padang rumput ini terbentang daeri daerah tropis sampai ke daerah
subtropis termasuk wilayah Indonesia yang juga terdapat padang rumput. Curah
hujan di daerah padang rumput pada umumnya antara 250 mm – 500 mm/tahun.
Daerah padang rumput yang relatif basah, seperti terdapat di Amerika Utara,
rumputnya mencapai tiga meter, misalnya rumput bluestem, dan Indian grasses.
Sedang kan di daerah yang kering mempunyai rumput yang pendek contohnys
rumput buffalo grasses dan rumput gramma.
Gambar 40.
Hutan belantara
(sumber http://archive.kaskus.us)
5. Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah iklim sedang, hutan gugur terbentuk di sebabkan
oleh hal-hal berikut ini.
a. Curah hujan merata di sepanjang tahun yaitu antara 750 – 1000 mm.
Serta adanya musim dingin dan musim panas yang membuat tumbuhan
mengugurkan daunnya untuk beradaptasi
b. Pada musim gugur tumbuhan yang menahun pertumbuhannya berhenti dan
akan tumbuh lagi pada musim panas. Di hutan gugur kepadatan pohonnya
tidak terlalu rapat seperti di hutan basah.
6. Taiga
Merupakan hutan pinus yang daunnya seperti jarum. Jenis pohon yang terdapat
di hutan taiga seperti conifer, spurce (picea). Hutan taiga terdapat di belahan
bumi bagian utara (Siberia utara, Rusia, Kanada Tengah dan Utara), masa
pertumbuhannya yaitu pada musim panas.
Sebagai sebuah ilustrasi mengenai sebaran berbagai vegetasi serta pengaruh garis
lintang di permukaan bumi, perhatikan gambar di bawah ini.
7. Hutan Mangrove
Mangrove atau orang awam sering menyebutnya sebagai hutanbakau, atau hutan
payau merupakan suatu ekosistem hutan yang tumbuh di daerah pertemuan
air tawar dengan air asin. Dengan demikian hutan mangrove banyak ditemukan
dimuara-muara sungai, di pantai yang landai, dan di teluk-teluk yang gelombangnya
tidak begitu tinggi. Beberapa persyaratan tumbuhnya hutan mangrove adalah;
pantai terlindung, gelombang tidak terlalu tinggi, salinitas tidak terlalu tinggi,
aliran sungaibanyak membawa material. Hutan mangrove banyak tersebar di
Pantai Timur Sumatera, Kalimantan, Kep. Maluku, dan papua. Sedangkan hutan
mangrove yang berada di Pulau Jawa sudah benyak mengalami kerusakan akibat
aksploitasi yang berlebihan. Mangrove memiliki fungsi ekologi dan ekonomi yang
tinggi.
Gambar 41
Hutan Mangrove (sumber http://www.lablink.or.id/Eko/Wetland/lhbs-mangrove.htm, di
copy ulang dari Oot Hotimah,2011)
Vegetasi
Gambar 42.
beberapa pakar antara lain Wallacea dan Weber, membagi wilayah Indonesia menjadi
beberapa kawasan. Pembagian kawasan ini lebih dikenal dengan garis Wallacea, dan
garis Weber.
Gambar 43.
Pembagian Garis Wallacea dan Weber
seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
2. Daerah sedang
Tinggi tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya
seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
3. Daerah sejuk
Tinggi tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya
seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
4. Daerah dingin
Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya
tidak ada tanaman budidaya.
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara pemilik keanekaragaman hayati
terbesar di dunia selain Brasil dan Zaire. Ketidakmampuan untuk menilai jumlah
dan nilai kekayaan keanekaragaman hayati membuat pemanfaatan kekayaan alam
dilakukan dengan berorientasi kepada kepentingan jangka pendek. Langkah itu
dalam jangka panjang merusak lingkungan dan membutuhkan biaya lebih besar untuk
memperbaikinya. Kondisi ini diperparah dengan belum siapnya sistem pendukung
untuk menilai kekayaan hayati, baik dari aspek riset, sistem keuangan, hingga kebijakan
pemerintah yang belum mendukung sepenuhnya. Padahal, jika memiliki data lengkap
dan mampu menghitung nilai dari setiap kekayaan keanekaragaman hayati yang ada,
Indonesia bisa memperoleh dana triliunan rupiah setiap tahun, yang nilainya jauh
lebih besar daripada nilai ekonomis dari pemanfaatan sumber daya hayati secara
serampangan seperti yang dilakukan selama ini.
4)Secara global kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan iklim yang serba tidak
menentu.
GLOSSARIUM
Biosfer = Lapisan kehidupan di permukaan bumi
Taman Nasional = Wilayah konservasi yang melindungi vegetasi dan fauna yang ada di dalamnya
Cagar Alam = Suatu wilayah konservasi yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan langka
4. Evaluasi
Petunjuk : Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, atau d
1. Suatu kawasan yang yang memiliki kekhasan sebagai unit geografis atas dasar
perbedaan tipe iklim dan vegetasi paling dominan dinamakan….
a. Biosfer
b. Bioma
c. Biogeografi
d. Biogeokimia
2. Fauna da flora kawasan Indonesia, oleh para ahli dikelompokkan ke dalam region ….
a. Oriental dan Australis
b. Oriental dan Holarktik
c. Australis dan Nearktik
d. Neartik dan Etiopik
3. Sebaran flora di permukaan bumi antara lain dipengaruhi oleh; kesuburan tanah, butir
tanah, porositas, unsure zat hara. Unsur-unsur tersebut termasuk kedalam faktor :
a. Klimatik
b. Morfologik
c. Edafik
d. Biologik
4. Memiliki kelembaban tinggi, selalu hijau sepanjang tahun, memiliki tajuk daun (canopy),
adalah cirri-ciri dari hutan….
a. Musim
b. Konifera
c. Taiga
d. Tropik
8. Warna bulu putih dan abu-abu dan tebal, memiliki kuku dan taring tajam, adalah ciri
fauna dari ….
a. Taiga
b. Gurun
c. Tropik
d. Tundra
10. Alasan yang paling tepat mengenai pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman
hayati bagi keberlangsungan kehidupan adalah ....
a. Hewan dan tumbuhan sumber utama bahan pangan
b. Hewan dan tumbuhan memiliki fungsi hidro-orologis
c. Hewan dan tumbuhan memiliki nilai pariwisata
d. Hewan dan tumbuhan memiliki nilai jual tinggi
5. Kunci Jawaban
Essay :
1. Termasuk region Etiopik, dengan didominasi hewan yang aktif pada malam hari
2. Faktor yang mempengaruhi penyebaran flora di permukaan bumi ada 3 yaitu: faktor
klimatik, faktor edafik, dan faktor morfologik
3. Wilayah yang termasuk region Wallacea; P.Sulawesi, Kep. Maluku, Nusa Tenggara, dan
pulau-pulau disekitarnya
4. Beberapa contoh hewan khas region Wallacea atau peralihan: anoa, burung Maleo, kera
hitam, komodo, tapir
5. Faktor penyebab semakin berkurangnya keanekaragaman hayati (hewan dan tumbuhan)
di Indonesia; ; a) mengabaikan konservasi; b) eksploitasi yang berlebihan; c) perubahan
iklim global
Pilihan Ganda :
1) B
2) A
3) C
4) D
5) B
6) C
7) A
8)
9) C
10) A
1. Tujuan pembelajaran
a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis fenomena antroposfer
b. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
Menjelaskan pengertian antroposfer
Menganalisis aspek kependudukan
c. Indikator :
Menjelaskan gejala Antroposfer
Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan penanggulangannya di
Indonesia
Menjelaskan persebaran dan kepadatan penduduk di Indonesia
Gejala geosfer, seperti dijelaskan di atas terdapat disemua tempat di muka bumi.
Tetapi antara satu tempat dengan tempat lainnya mungkin ada peristiwa yang sama
dan ada yang berbeda. Perbedaan itu dapat disebabkan kedudukan lintang dan
bujur, bentuk permukaan bumi, dan ketinggian tempat serta faktor lainnya baik fisik
maupun non fisik.
data penduduk baik penduduk asli maupun pendatang pada waktu tertentu
dan wilayah tertentu. Sensus dapat dibedakan atas dua macam yakni sensus
de facto dan de jure . Sensus de facto adalah penghitungan penduduk atau
pencacahan penduduk yang dilakukan terhadap setiap orang yang pada waktu
diadakan berada dalam wilayah sensus. Sedangkan sensus de jure merupakan
pencacahan yang dikenakan pada penduduk yang benar-benar bertempat
tinggal sesuai wilyah tersebut.
b. Registrasi
Registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai kelahiran, kematian
dan segala kejadian penting manusia misalnya perkawinan, perceraian, dan
perpindahan penduduk. Kumpulan tentang keadaan penduduk tersebut dapat
digunakan untuk menghitung jumlah penduduk. Registrasi penduduk biasanya
dilakukan di Desa atau Kleurahan melalui Rukun Warga (RW) dan Rukun
Tetangga (RT).
c. Survei
Kegiatan survey nerupakan pencacahan penduduk dengan cara mengambil
contoh daerah. Jadi pencacahan penduduk dengan metode ini tidak dilakukan
di seluruh wilayah Negara melainkan hanya daerah2 tertentu yang dianggap
mewakili seluruh wilayah.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk
tabel atau dalam bentuk grafik. Piramida penduduk atau grafik susunan penduduk
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah laki-laki dan
perempuan, jumlah tenaga kerja, dan struktur penduduk suatu negara secara
cepat. Piramida penduduk dapat digolongkan dalam tiga macam, yaitu piramida
penduduk muda, piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua.
Gambar 44.
Piramida Penduduk Muda (Ekspansif)
Gambar 45.
Piramida penduduk Stasioner
Gambar46.
Piramida Penduduk Tua
Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk pada suatu Negara atau daerah
ditentukan oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan penduduk tersebut
baik pertambahan maupun penurunannya disebut pertumbuhan penduduk.
a) Menghitung Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas pertumbuhan penduduk alami
dan pertumbuhan penduduk total.
(1) Pertumbuhan Penduduk Alami (natural increase)
Pertumbuhan penduduk alami adalah selisih jumlah kelahiran dengan
jumlah kematian. Dalam pertumbuhan penduduk alami, jumlah imigran dan
emigrant tidak dihitung. Rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk
alami adalah sebagai berikut:
T= (L-M)
Keterangan:
T= Pertumbuhan penduduk
L= jumlah kelahiran
M= jumlah kematian
Contoh soal:
Misalkan Pada tahun 2009 angka kelahiran kasar penduduk P. Sumatera
50.000 jiwa dan angka kematiannya 10.000 jiwa. Berapakah pertumbuhan
penduduk alami Pulau Sumatera?
T= L – M
= 50.000 – 10.000
= 40.000
Jadi, pertumbuhan penduduk alami pulau Sumatera tahun 2009 adalah
40.000 jiwa
(2) Pertumbuhan Penduduk Total
Pada pertumbuhan penduduk total memperhitungkan migrasi (imigrasi dan
emigrasi), dengan rumus sebagai berikut.
T = (L – M) + (I – E)
Keterangan:
T = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi
Contoh Soal:
Misalkan jumlah kematian kasar penduduk pulau Sumatera tahun 2009
adalah 50.000 jiwa dan kematian kasar 10.000 jiwa. Diketahui pula jumlah
imigrasi ada 10.000 dan emigrasi ada 5.000. berapakah pertumbuhan
penduduk total Pulau Sumatera pada tahun 2009.
T = (L – M) + (I – E)
= (50.000 – 10.000) + (10.000 – 5.000)
= 40.000 + 5.000
= 45.000
Jadi, pertumbuhan penduduk total pulau Sumatera pada tahun 2009 adalah
45.000
b) Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat dihitung atau diproyeksikan.
Informasi mengenai jumlah penduduk di masa yang akan datang sangat
penting. Misalnya untuk merencanakan segala sesuatu yang bekaitan dengan
penyediaan sarana dan prasarana, untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk.
c) Kelahiran (natalitas)
Kelahiran merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat menambah
jumlah penduduk. Kelahiran bayi dapat dibedakan menjadi lahir hidup dan lahir
mati. Bayi dikatakan lahir hidup apabila sewaktu lahir mempunyai tanda-tanda
kehidupan misalnya bernapas, gerakan-gerakan otot ataupun ada denyut
jantung. Apabila sewaktu lahir tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan
maka disebut lahir mati.
Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (antinatalitas) dan yang
mendukung kelahiran (pronatalitas)
(1) Faktor-faktor pronatalitas; (a) kawin usia muda; (b) Tingkat kesehatan; (c)
Anggapan banyak anak banyak rezeki
(2) Faktor –faktor antinatalitas; (a) Pembatasan umur menikah; (b) Program
Keluarga Berencana; (c) Pembatasan tunjangan anak; (d) Anak merupakan
beban
d) Kematian (mortalitas)
Tingkat kematian penduduk kelompok tertentu berbeda dengan tingkat
kematian penduduk kelompok lainnya. Biasanya tingkat kematian laki-laki
lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Di Negara maju umumnya
tingkat kematian lebih rendah dibandingakan di Negara berkembang. Tingkat
kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi sosial, ekonomi,
pekerjaan, tempat tinggal, pendidikan dan jenis kelamin. Semua faktor menurut
sifatnya, dapat dibedakan menjadi faktor pendukung kematian (pronatalitas)
dan fakto penghambat kematian (antimortalitas).
(1) Faktor-faktor yang termasuk antimortalitas:
Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai
Lingkungan yang bersih dan teratur
Adanya ajaran agama yang melarang bunuh diri, dan
Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi sehingga penduduknya tidak
mudah terserang penyakit
GLOSSARIUM
Population Exploition =Ledakan Penduduk
Keluarga Berencana = Keluarga bahagia dan sejahtera yang terdiri ibu, bapak dan dua anak
Sensus De Facto =Sensus yang dikenakan kepada penduduk yang pada saat itu berada di suatu tempat
Sensus De Jure = Sensus penduduk yang hanya dikenakan kepada penduduk yang benar benar bertempat tinggal
di wilayah tersebut
Piramida Penduduk = Grafik yang menunjukkan perbandingan antara jumlah usia penduduk dengan jenis
kelamin yang menggambarkan keadaan penduduk suatu negara
3. Latihan
Petunjuk : jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Ledakan penduduk akan menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Coba jelaskan permasalahan apa saja yang muncul akibat ledakan
penduduk!
3. Piramida penduduk suatu negara berbeda-beda, ada yang berbentuk piramida muda,
stationer, dan tua. Coba jelaskan ciri-ciri dari piramida penduduk muda!
5. Sebagai negara kepulauan, kebijakan kependudukan apa saja yang paling tepat untuk
Indonesia?
4. Evaluasi
Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, d, atau e!
2. Secara periodik, suatu negara akan mendata jumlah penduduk melalui sensus penduduk
(SP) seperti yang baru saja dilakukan bulan Mei 2010 yang lalu. Cara pelaksanaan sensus
oleh petugas sensus yang dikenakan pada setiap orang yang ketika sensus diadakan
berada dalam wilayah sensus disebut ….
a. Metode canvanser
b. Cacah jiwa
c. Sensus de jure
d. Sensus de facto
3. Tingginya penduduk usia muda yang belum produktif jika dibandingkan dengan
penduduk usia produkti yang sudah bekerja akan menyebabkan angka ketergantungan.
Rasio ketergantungan penduduk suatu Negara dapat dihitung dari komposisi penduduk
menurut ….
a. Tempat tinggal
b. Pekerjaan
c. Jenis kelamin
d. Umur
4. Ketimpangan pembangunan antara kota dengan desa, antara Pulau Jawa dengan luar
Jawa dan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia
(KTI) telah menyebabkan berbagai permasalahan. Masalah yang paling mendesak dan
perlu ditangani karena membebani perkotaan adalah ...
a. Urbanisasi
b. Industrialisasi
c. Akulturasi
d. Asimilasi
8. Lokasi yang strategis, tanahnya subur, morfologi relatif landai, cukup air, akan
berpengaruh terhadap ....
a. sebaran penduduk
b. kepadatan penduduk
c. kualitas penduduk
d. kreatifitas penduduk
5. Kunci Jawaban
Latihan
1) Persaingan dalam mendapatkan pekerjaan, pemukiman, dan kesempatan pendidikan
yang rendah jika tidak disertai penambahan berbagai fasilitas.
2) Sensus de facto adalah penghitungan penduduk atau pencacahan penduduk yang
dilakukan terhadap setiap orang yang pada waktu diadakan berada dalam wilayah
sensus. Sedangkan sensus de jure merupakan pencacahan yang dikenakan pada
penduduk yang benar-benar bertempat tinggal sesuai wilyah tersebut.
3) Ciri-ciri penduduk piramida muda yaitu; sebagian besar penduduk berada pada
kelompok umur muda, angka kelahiran dan kematian yang masih tinggi
4) Ciri kependudukan Indonesia adalah: (a) Jumlah penduduk yang sangat banyak,
saat ini penduduk Indonesia lebih dari 234 juta jiwa, (b) Pertumbuhan penduduk
yang cepat, (c) Persebaran penduduk yang tidak merata, (d) Komposisi penduduk
didominasi oleh usia muda.
5) Kebijakan yang tepat antara lain; menyebarkan pemerataan pembangunan
ke berbagai pulau, menggiatkan kembali program transmigrasi.
Evaluasi
1) C
2) D
3) D
4) A
5) C
1. Tujuan pembelajaran
a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis sumber daya alam di Indonesia
b. Kompetensi Dasar :
Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
Menjelaskan pengertian sumber daya alam
Mengidentifikasi Jenis-jenis sumber daya alam
Menjelaskan persebaran sumber daya alam di Indonesia
Menjelaskan kerusakan sumber daya alam
c. Indikator :
Menjelaskan pengertian sumber daya alam
Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya alam
Menjelaskan persebaran sumber daya alam di Indonesia
Menjelaskan kerusakan sumber daya alam
2. Materi :
”....... Data Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser menunjukkan bahwa Aceh Tamiang
merupakan salah satu kabupaten di Aceh dengan tingkat kerusakan hutan yang sangat
tinggi. Keruskan hutan diakibatkan karena penebangan liar (illegal loging), perambahan
hutan untuk kepentingan perladangan dan perkebunan. Dari 79.701 hektar KEL di kabupaten
tersebut, 20 persen yang masih berupa hutan primer, itupun dalam kondisi mengalami
ancaman yang cukup serius. Adapun sebanyak 60 persen lainnya rusak dan selebihnya
rusak berat dan hanya berupa semak belukar, padang alang-alang yang kondisinya kian
menghawatirkan........... ”
alam adalah semua kekayaan berupa benda mati (abiotis) maupun benda hidup
(biotis) yang hidup di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia.
Berdasarkan bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan, sumberdaya alam dibagi
menjadi :
1) Sumber daya alam materi. Contohnya mineral magnetit, hematit, pasir kuarsa
2) Sumber daya alam hayati. Adalah sumberdaya alam yang berbentuk makhluk hidup
yaitu hewan (hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati)
3) Sumber daya alam energi. Bahan bakar minyak, gas alam, batu bara, kayu bakar
4) Sumber daya alam ruang. Yaitu ruang atau tempat yang diperlukan manusia untuk
beraktifitas sehari-hari.
5) Sumber daya alam waktu. Waktu merupakan sumberdaya alam yang terikat dengan
pemanfaatan sumber daya alam lain.
Kerusakan sumber daya alam ada yang disebabkan oleh tenaga alam sendiri, antara
lain berupa : (a) gunung meletus; (b) gempa bumi; (c) tsunami; (d) badai/angin topan
; (e) musim kemarau; (f) serangan berbagai hama tanaman, dll.
Bumi dengan segala kekayaan sumberdaya alam bukan milik generasi sekarang, tetapi
harus diwariskan kepada generasi yang akan datang, maka diperlukan berbaga upaya
dalam pemanfaatan sumberdaya alam agar terus mendukung pembangunan yang
berkelanjutan.
GLOSSARIUM
Illegal Logging = Pembalakan hutan secara liar
4. Dampak apa yang akan muncul apabila eksploitasi sumberdaya alam tidak
memperhatikan ketersediaan cadangan?
5. Apa yang bisa dilakukan kita sebagai guru dalam membantu keberlanjutan sumber
daya alam di Indonesia?
4. Evaluasi
Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, atau d!
1. Salah satu sifat dari sumber daya alam di permukaan bumi adalah ....
a. Beragam dengan penyebaran yang merata
b. Beragam sesuai dengan lapisan batuan
c. Beragam dan penyebarannya tidak merata
d. Beragam sesuai jumlah penduduk
3. Berdasarkan bahan bacaan pada halaman 28, yang tidak menjadi penyebab
kerusakan sumber daya alam hutan di Taman Nasionasal Leuser, adalah ....
a. Permukiman
b. Illegal loging
c. Perambahan hutan
d. Perladangan
4. Pernyataan yang paling tepat mengenai dampak langsung dari kerusakan hutan
adalah ....
a. Berkurangnya kawasan pertanian dan perkebunan
b. Meningkatnya kerusakan lahan akibat laju erosi
c. Meningkatnya penduduk yang merambah kawasan kehutanan
d. Meningkatnya pemanfaatan kawasa hutan untuk ekowisata
5. Sumber daya alam yang dapat menghasilkan tenaga atau energi adalah ....
a. Besi
b. Emas
c. Tmah
d. Batu bara
6. Magnetit, hematit dan pasir kuarsa termasuk sumber daya alam ....
a. Materi
b. Hayati
c. Energi
d. Ruang
7. Sumber daya alam yang apabila dipergunakan akan habis dan tidak dapat
diperbaharui lagi adalah ....
a. Hewan
b. Batu bara
c. Tumbuhan
d. Hutan
9. Fungsi tidak langsung dari hutan antara lain fungsi orologis berupa ....
a. Mencegah erosi
b. Mengatur air tanah
c. Udara segar
d. Membentuk humus
10. Upaya yang tepat untuk mempertahankan kualitas sumberdaya air dan udara di
perkotaan adalah....
a. Reboisasi dan pengjijauan hutan yang gundul
b. Penghijauan di daerah pemukiman dan kawasan industri
c. Membuat terasering di daerah pertanian
d. Penertiban pembuangan sampah.
5. Kunci Jawaban :
Essay :
1) Karena persediaan sumber daya alam terbatas, dan beberapa jenis sumber daya
alam tidak dapat diperbaharui.
2) Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources)adalah sumber
daya alam yang secara alamiah akan mengalami pembentukan dan penggantian
dalam waktu relatif cepat. Contoh tumbuhan, hewan. Sedangkan sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) adalah jenis sumber
daya alam yang pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama, jumlahnya
relatif statis. Contohnya bahan mineral, batu bara, gas alam.
3) Penggundulan hutan, pengeboman terumbu karang, banjir.
4) Suatu saat cadangan sumber daya alam akan habis dan dampaknya lingkungan
semakin rusak.
5) Guru bisa memberi contoh cara menghemat sumber daya alam, misalnya cara
menghemat air, menghemat listrik tidak membuang sampah sembarangan.
Pilihan Ganda :
1) C
2) B
3) A
4) B
5) D
6) A
7) B
8) D
9) B
10) B
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Standar Kompetensi : Guru memahami lingkungan hidup untuk pembangunan
berkelanjutan
b. Kompetensi Dasar : Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
Menjelaskan pengertian lingkungan hidup
Mengidentifikasi arti pentingnya lingkungan bagi kehidupan
Menjelaskan hakikat pembangunan berkelanjutan
Menjelaskan penerpan pembangunan berkelanjutan
c. Indikator :
Pengertian lingkungan hidup
Pentingnya lingkungan bagi kehidupan
Hakikat pembangunan berkelanjutan
Penerapan pembangunan berkelanjutan
2. Uraian Materi :
a. Hakekat Lingkungan Hidup
Baca dan cermati wacana di bawah ini :
“Salah satu penyebab kerusakan lingkungan di Kalimantan adalah kegiatan
pertambangan terbuka yang tidak terkontrol, pertambangan batu bara di Kalimantan
merupakan salah satu kegiatan tambang yang izinnya harus dibatasi.
Sejumlah pertambangan yang telah berjalan hampir 30 tahun mengakibatkan vegetasi
hutan di Kalimantan banyak yang rusak. Sebab, penambangannya dilakukan secara
terbuka, bahkan penggundulan hutan sering terjadi di sekitar lokasi akibat proses
penambangan. Selain hutan menjadi gundul, banyak lahan berubah menjadi cekungan
danau.
Kerusakan lingkungan lain adalah pembabatan hutan bakau untuk pertambakan
dan permukiman yang telah menghancurkan Delta Mahakam, Kabupaten Kutai
Kertanegara, Kalimantan Timur. Kerusakan mencapai 91.906 hektar dari 108.125 hektar
luas Delta Mahakam atau 85 persen luas wilayah itu. Delta Mahakam hancur, rusak
akibat hutan bakau terus dibabat oleh masyarakat untuk usaha pertambakan.
Kerusakan Delta Mahakam amat serius sebab dibiarkan. Namun, tidak terlambat untuk
menyelamatkan kawasan itu. Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW), 70
persen Delta Mahakam harus menjadi kawasan konservasi bakau. Yang 30 persen
untuk pertambakan dan permukiman.
Data lain menyebutkan, bahwa makin habisnya hutan di perbatasan Kabupaten Kutai
Kertanegara dan Kutai Timur meyebabkan sedikitnya 900 orangutan hidup di hutan
tanaman industri milik suatu PT di Kalimantan Timur. Ratusan orangután itu bertahan
hidup dengan memakan kulit pohon dan daun akasia muda”.
Lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu wilayah yang
disebut dengan ekosistem. Di dalamnya meliputi lingkungan alam hayati, nonhayati,
dan lingkungan buatan serta lingkungan sosial. Ilmu yang mempelajari tentang
lingkungan adalah ekologi. Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu; (1) lingkungan hidup alamiah; (2) lingkungan hidup buatan.
1) Lingkungan hidup alamiah dapat diartikan sebagai semua benda, keadaan,
makhluk hidup, dan komponen-komponen abiotik lainnya, dimana kondisinya
masih serba alamiah dan tanpa atau sedikit campur tangan manusia. Contoh;
hutan primer, daerah aliran sungai (DAS), hutan mangrove
2) Lingkungan Hidup Buatan atau Buatan
Adalah lingkungan hidup alamiah yang sudah didominasi oleh kehadiran manusia.
Lingkungan hidup binaan ini dapat terbentuk karena kebutuhan hidup manusia
dengan jumlah penduduk yang makin meningkat memaksa manusia mengubah
lingkungan hidup alamiah. Dalam proses membentuk lingkungan hidup binaan
ini, manusia menghasilkan limbah. Lingkungan hidup binaan selalu ditandai oleh
timbulnya limbah yang membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak
fisik, hayati, sosial maupun dampak yang terasa langsung oleh manusia itu sendiri.
Beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain
berupa:
· Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta
mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang
· Mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari
lingkungan.
· Reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul
· Melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber
air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.
· Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah
lingkungan.
· Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak
Pengusahaan
Mengingat pembangunan selalu memakai sumber daya alam, maka tidak dapat
dipungkiri bahwa setiap pembangunan pasti menimbulkan dampak terhadap
keseimbangan lingkungan hidup. Agar kerusakan lingkungan yang disebabkan
pembangunan dapat ditekan ke tingkat yang rendah, maka kita harus mampu
meminimalisasi dampak-dampak negatif tersebut. Salah satu upaya tersebut dengan
melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) adalah pembangunan yang dalam perencanaan,
pelaksanaan, danpascapelaksanaan memperhatikan analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (AMDAL). Hal ini dimaksudkan agar generasi mendatang dapat
pula menikmati kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai-mana yang kita
nikmati sekarang, sehingga kita tidak mewariskan kerusakan dan pencemaran
kepada generasi penerus kita.
Isi pasal tersebut menekankan pentingnya sikap yang harus diambil dalam
pelaksanaan pembangunan, berupa :
1) Setiap kegiatan pembangunan pada dasarnya berpotensi menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup yang perlu diperkirakan pada perencanaan
awal, sehingga sejak dini dapat diambil langkah pencegahan, penanggulangan
dampak negatif, serta mengembangkan dampak positif dari kegiatan tersebut.
2) Analisis mengenai dampak lingkungan diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan hidup.
3) Pembangunan perlu dilakukan secara bijaksana agar mutu kehidupan dapat dijaga
secara berkesinambungan sehingga keserasian hubungan antarberbagai kegiatan
perlu dijaga. Menjaga kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan
merupakan usaha untuk mencapai pembangunan jangka panjang yang mencakup
jangka waktu antargenerasi yaitu pembangunan yang terlanjutkan (sustainable
development).
4) Pembangunan yang dilaksanakan bukan untuk generasi kita saja, melainkan juga
untuk anak cucu kita. Agar pembangunan dapat berkelanjutan, pembangunan
haruslah berwawasan lingkungan dengan menggunakan sumber daya secara
bijaksana. Slogan yang mengatakan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan
ini bukan warisan nenek moyang, tetapi merupakan pinjaman anak cucu, mesti
membuat berbagai pihak pelaku pembangunan menyadari bahwa sumber daya
alam dan lingkungan memiliki keterbatasan dalam mendukung pembangunan.
Oleh sebab itu sikap yang paling baik adalah merencanakan pembangunan
dengan secermat mungkin agar pemakaian sumber daya tidak dihabiskan untuk
saat ini saja, tetapi masih bisa dipergunakan untuk generasi yang akan datang.
1) Terjaganya proses ekologi. Kerusakan pada system ekologi sudah barang tentu
akan membahayakan kehidupan manusia.
2) Ketersediaan sumber daya. Pada hakikatnya, proses pembangunan merupakan
usaha yang disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sebuah sumber daya.
Peningkatan fungsi dan nilai tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
sumber daya, menaikkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan mencari sumber
daya alternatif.
3) Dukungan lingkungan sumber daya. Pembangunan dilakukan oleh dan untuk
manusia pada suatu lingkungan sosial budaya tertentu.
Untuk mendukung berjalannya faktor pengaruh tersebut, diusahakan
setiap pembangunan yang di laksanakan agar tidak merusak lingkungan.
GLOSSARIUM
Reboisasi = Penanaman hutan kembali/penghijauan
Tebang Pilih = Sistem untuk memanfaatkan hasil hutan dengan menebang pohon yang usianya tua
Pembangunan Berkelanjutan = Pembangunan yang memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang
SWOT = singkatan dari Strenghths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman). Ini adalah teknik untuk menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi secara sistematis posisi
organisasi; caranya berhubungan dengan lingkungan eksternal dan masalah serta peluang yang dihadapi. Tujuan
analisis SWOT adalah untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis
3. Latihan
Jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
Evaluasi
Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar !
1. Suatu sistem yang amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua
benda, keadaan, makhluk hidup, dan komponen-komponenabiotik lainnya, tanpa
adanya dominasi campur tangan manusia disebut….
a. Lingkungan hidup alamiah
b. Lingkungan hidup binaan
c. Lingkungan hidup buatan
d. Lingkungan hidup normal
3. Segala sesuatu yang terdapat di sekitar kita yang berwujud makhluk hidup (organisme)
disebut…
a. Unsur biotik
b. Unsur abiotik
c. Unsur biologi
d. Unsur abiologi
6. Berikut ini beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena aktivitas manusia
kecuali…
a. Terjadinya perubahan iklim mikro
b. Terjadinya pencemaran lingkungan
c. Adanya reboisasi
d. Kerusakan hutan
8. Bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut kecuali….
a. Menghemat penggunaan kertas dan pensil
b. Menggunakan bahan stereofom
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang
1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
Guru mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan
Guru mampu mempraktekan ketrampilan dasar peta dan pemetaan
Guru mampu menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan
peta
c. Indikator
Mendeskripsikan prinsip dasar pemetaan
Menpaktekan pembuatan peta
Menjelaskan klasifikasi industri
Menentukan lokasi industri
Mengidentifikasi faktor penyebab aglomerasi
Menjelaskan penyebaran lokasi pertanian
2. Uraian Materi :
Prinsip dasar pemetaan dan Penerapannya pada Kawasan Industri dan Pertanian
a. Prinsip Dasar Pemetaan
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui suatu sistem proyeksi. Peta mulai ada dan digunakan manusia, sejak manusia
melakukan penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat
sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat. Ilmu yang
membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta
disebut kartografer.
Mental map merupakan kemampuan seseorang untuk menggambarkan dan
menjelaskan suatu wilayah. Setiap orang memiliki gambaran yang beragam terhadap
suatu wilayah yeng pernah di jumpai, semakin lengkap seseorang menjelaskannya
maka semakin baiklah mental map terhadap wilayah tersebut.Jika dilihat dari
jenisnya peta yang digunakan sangat beragam. Secara umum peta dapat digolongkan
berdasarkan isi dan skalanya. peta berdasarkan isinya.
Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik
kenampakan fisik (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis
misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya
misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya. Peta umum ada
2 jenis yaitu: peta topografi dan peta chorografi. Peta topografi yaitu peta yang
menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta
topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis yang menghubungkan
tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama.
Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah
tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur
menunjukkan daerah tersebut semakin landai.
2) Berdasarkan Skala
Peta berdasarkan skalanya dapat digolongkan menjadi :
· Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1
: 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam
sertifikat tanah.
· Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,
misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.
· Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai
1: 500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang
agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi Jawa Barat.
· Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 :
1.000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah
yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.
b. Unsur-Unsur Peta
Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta
dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.Syarat-
syarat peta
1) Peta harus rapi dan bersih
2) Peta tidak boleh membingungkan
3) Peta harus mudah dipahami
4) Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya
Peta memiliki beberapa unsur-unsur, yaitu : judul peta, legenda, tanda arah/orentasi,
skala, insert, sumber dan tahun pembuatan, simbol dan warna, proyeksi.
1) Judul Peta
Dari judul peta, dapat diketahui data yang digambarkan dalam peta. Judul harus
singkat jelas dan tidak membingungkan. Misalnya Peta Curah hujan di DKI Jakarta
tahun 2004-2006. Menggambarkan dengan jelas data curah hujan, lokasinya dan
kurun waktunya.
2) Legenda / keterangan
Peta merupakan penggambaran dari wujud sesungguhnya tiga dimensi dirubah
kedalam bidang datar/dua dimensi, maka diperlukan simbol-simbol. Untuk
menjelaskan arti dari simbol-simbol maka diperlukan legenda. Jadi legenda adalah
keterangan-keterangan simbol yang digunakan dalam peta. Simbol-simbol ini
sudah menjadi kesepakatan bersama para ahli (konvensi). Sehingga penggunaan
simbol harus disesuaikan dengan yang berlaku secara umum.Legenda biasanya
diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan
pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara
keseluruhan.
3) Tanda arah / Orientasi
Pengenalan tanda diperlukan untuk menentukan kedudukan suatu tempat, dengan
demikian tidak terjadi kesalahan menentukan arah/orentasi. Pada peta yang tidak
ada petunjuk arahnya, maka secara umum, bagian atas peta menunjukan arah
utara. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke
arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak
mengganggu kenampakan peta.
b) Skala Verbal yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat atau kata-kata
Skala ini disebut juga skala inci dibanding mil yang dalam bahasa Inggris disebut
―Inch Mile Scale‖. Misal : skala dalam suatu peta dinyatakan dalam 1 inch to 4
miles, ini berarti jarak 1 inci di peta menggambarkan jarak 4 mil di lapangan atau
jarak sebenarnya.
c) Skala Garis /Skala Grafik/ Skala Batang
Untuk skala ini dinyatakan dalam bentuk garis lurus yang terbagi dalam beberapa
bagian yang sama panjangnya. Pada garis tersebut harus dicantumkan ukuran
jarak yang sesungguhnya di lapangan, misalnya dalam meter, kilometer.
Dengan penyajian grafik tersebut maka dapat dibaca bahwa jarak antara dua
angka di peta = 1 km di lapangan, jadi kalau antara jarak masing-masing = 1cm
maka artinya 1 cm pada peta = 1 km di lapangan.
5) Insert
Peta merupakan gambaran permukaan bumi baik seluruh atau sebagian saja. Pada
peta dengan skala besar tentunya akan kesulitan untuk mentukan posisi peta yang
ditampilkan. Insert membantu menunjukan lokasi pada peta dengan gambaran
peta yang sudah banyak diketahui oleh umum. Insert merupakan gamabaran
posisi peta yang lebih besar untuk memudahkan si pembanca peta. Insert biasanya
diletakan di salah satu pojok peta baik atas maupun bawah. Penempatan tentunya
tidak mengganggu informasi yang disampaikan pada peta.
6) Sumber dan Tahun pembuatan peta
Sumber yang dimaksud adalah sumber data diperoleh. Sumber menunjukan
keabsahan dari data yang ada dalam peta yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat
mempercayai data/informasi tersebut . Hal ini akan menentukan sejauh mana si
pembaca peta dapat mempercayai data/informasi tersebut Sumber data bisa
berasal dari lembaga/intansi pemerintah. Misal data kependudukan sumbernya
BPS, curah hujan sumbernya BMG.
perubahan waktunya.
7) Simbol dan Warna
Simbol dan warna pada peta memiliki makna tertentu. Penggunaannya sudah
lazim digunakan secara umum/konvensional. Simbol peta berdasarkan bentuknya
dapat dibedakan menjadi : simbol titik, garis, area/wilayah. Berdasarkan sifatnya
simbol dibedakan menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Warna pada peta
dapat dibedakan menjadi dua yaitu kulaitatif dan kuantitatif
Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti
simbol kota, pertambangan, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari
permukaan laut dan sebagainya.
Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya sungai, batas
wilayah, jalan, dan sebagainya. Contoh: simbol garis
Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan
laut digunakan warna hijau.
Dilihat dari sifatnya, warna pada peta dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu: warna bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Warna yang bersifat
kualitatif hanya membedakan unsurnya saja, sedangkan yang bersifat kuantitatif
terutama dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah atau nilai gradasinya, meskipun
juga untuk membedakan unsurnya.
Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan peta manusia dapat mengetahui
atau menentukan lokasi yang dicari, walaupun belum pernah mengunjungi tempat
tersebut. Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
· Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi
· Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan
bumi. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua,
negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
· Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi
daerah yang akan diteliti.
· Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah
· Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
· Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan
· Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena
(gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.
Proyeksi peta adalah cara memindahkan garis lintang dan garis bujur dari bola
bumi/globe ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar
ini akan menjadi peta. Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan
akurat. Agar tidak terjadi distorsi/kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan.
Beberapa wilayah cocok untuk satu proyeksi tetapi pada bagian bumi yang lain
tidak cocok/mengalami distorsi yang besar dalam penggambarannya di muka bumi.
Proses pemindahan harus memperhatikan beberapa persyaratan yaitu conform,
equivalent, equidistance.Conform maksudnya bentuk-bentuk di permukaan
bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap), persis seperti pada gambar peta
di globe bumi Equivalent maksudnya luas permukaan yang diubah harus tetap.
Equidistance maksudnya jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan
bumi yang diubah harus tetap.
Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas
sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi
satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin,
yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk
sebagian kecil dari muka bumi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat
menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta
yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi
harus menggabungkan antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi
tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi
mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian
mukabumi yang digambarkan.
8) Klasifikasi proyeksi peta
a) Berdasarkan kedudukan sumbu simetris
· Proyeksi normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.
· Proyeksi miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap
sumbu bumi.
· Proyeksi transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu
bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga proyeksi
ekuatorial.
Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua
garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis
lurus vertikal.
(4) Proyeksi gubahan (proyeksi arbitrary)
Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang dijumpai
sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.
· Proyeksi Bonne (equal area) proyeksi dengan sifat sama luasnya. Sudut dan
jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari
meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Proyeksi ini baik untuk
menggambarkan Benua Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
· Proyeksi Sinusoidal
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah
dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula
jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana
saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa.
Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
· Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh
muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola
bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.
· Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda
yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau
membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri
perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
d) Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
· Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng,
Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.
· Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja,
industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
· Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat
mempermudahdan meringankanbebanmasyarakattetapimenguntungkan.
Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata,
industri transportasi, industri seni dan hiburan.
e) Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan
industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan
menjadi:
· Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri
yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
· Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu
industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama
daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
· Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu
industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri
semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk
di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri
BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
· Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat
tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan
industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan
laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
· Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry),
yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri
ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan
pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri
elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
f) Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
· Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri
alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
· Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
jarang penduduknya maka daerah tersebut tidak akan mempunyai industri yang
besar. Misalnya wilayah Eropa Tengah dan Barat dan wilayah Amerika Utara
Tengah Bagian Timur mempunyai penduduk yang padat untuk permil/persegi,
sehinggga tanah untuk dimiliki penduduk amatlah sempit. Di daerah-daerah ini
penduduk menjadi buruh pada pabrik-pabrik besar.
Di wilayah Asia Tenggara yang padat penduduknya membangun industri modern
pada saat-saat ini, karena tak memiliki modal yang besar, sulit mendapatkan
batubara, bijih besi, juga fasilitas transportasi tidak memadai dan daya beli
penduduk yang sangat rendah.
d) Transportasi
Transportasi dibutuhkan untuk membawa bahan bahan baku industri, produk
industri dan tenaga kerja yang akan bekerja disuatu pabrik untuk memasarkan
hasil produksi suatu industri transportasi tidak kalah penting funngsinya. Jenis
trasnportasi yang dibutuhkan misalnya : pelayaran, kerera api, jalan , jalan raya.
Hendaknya transportasi memerlukan perhatian yang tidak kalah pentingnya
untuk membangun suatu industri.
e) Ikim Mendukung
Banyak iklim yang mendukung yang harus diperhatikan kalau akan
mengembangkan suatu industri. Iklim pendukung yang biasa ada misalnya :
Iklim, curah hujan, temperatur, angin, sinar matahari, kelembaban udara yang
berubah dari hari kehari.
Situasi lingkungan pabrik yang aman tentram, nyaman, akan mendukung
suasana bekerja buruh yang mengerjakan pekerjaan di pabrik tempat mereka
bekerja.
Pekerja akan dapat bekerja keras kalau suasana lingkungan tempat bekerja
mendukung situasi tempat bekerja.
Pada waktu musim di negara yang panjang, pekerja akan dapat menyiapkan
makanan, dan sebelumnya akan menghemat pemakaian makanan sehingga
dapat menyimpan makanan apabila musim dingin tiba.
Tidak kalah penting pekerja akan dapat menghemat dalam pemakain keuangan
untuk masa mendatang.
f) Modal
Untuk dapat membedakan antara industri sederhana dengan industri modern
salah satunya adalah melihat modalnya atau uang yang diperlukan untuk
industri tersebut. Pabrik-pabrik yang kecil hanya dibangun dengan dana dari
masyrakat yang menabung. Tetapi pada pabrik-pabrik yang besar membuang
dengan dana besar tidak dari menabung. Wilayah dunia seperti Amerika Serikat
dan Eropa Barat berkembang cepat.
g) Lokasi
Penempatan lokasi didalam menentukan suatu industri berpengaruh besar
terhadap laju pertumbuhan suatu pabrik. Setiap industri atau pabrik dapat
ditentukan secara ekonomi. Bahan pabrik tersebut akan memberikan
keuntungan maksimal, keuntungan tertinggi akan di peroleh apabila biaya
terndah, sedangkan pendapatan yang tertinggi. Tetapi jarang ditentukan dua
hal, sekaligus dalam waktu yang sama.
Lokasi yang dipilih hendaknya tersedia transportasi yang baik, tersedia juga
bahan mentah, cukup tenaga kerja, dan dapat dipasarkan dari tempat industri
tersebut.
h) Pemasaran
Pemasaran terhadap hasil/produk industri penting karena hasil dari pabrik
tidak menumpuk digudang tanpa dipasarkan. Hasil produksi akan sampai
kepada konsumen jika dipasarkan kemana dipasarkan adalah ketempat kemana
hasil produksi dibutuhkan oleh konsumen. Ada produk industri yang mudah
dipasarkan seperti roti, minuman (contoh: air minum isi ulang), mebel, pakaian
(karena mode dapat berubah, oleh karena itu pemasaran menjadi salah satu
syarat untuk dapat membentuk industri.
c) Relokasi Industri
Relokasi Industri adalah perpindahan atau pemindahan lokasi industri dari
negara maju ke negara berkembang dengan alasan menekan upah buruh,
tekanan politis atau hukum di negara maju, syarat pendirian industri di
negara maju, dan lain sebagainya. Negara maju yang biasanya melakukan
relokasi industri adalah seperti Amerika Serikat , Jerman, Jepang, Prancis,
Korea, dan sebagainya. Negara yang menerima relokasi industri adalah
Cina, India, Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Meksiko, dan lain-lain.
Alasan relokasi Industri antara lain :
· Mencari upah buru yang lebih murah
· Mengurangi tingkat polusi atau pencemaran dinegara maju
· Memperbesar dan memperluas usaha industry
· Memperluas pemasaran hasil industri
Misalnya:
· Penduduk pantai akan melakukan kegiatan ekonominya dengan segala sesuatu
yang berhubungan dengan laut/pantai, misalnya: menjadi nelayan, petambak
ikan, pengelola wisata.
· Penduduk desa, mereka akan melakukan kegiatan ekonominya dengan segala
sesuatu yang berhubungan dengan alam pedesaan, misalnya: menjadi petani,
penggarap sawah, beternak.
· Penduduk perkotaan melakukan kegiatan ekonominya dengan menjadi
karyawan, pedagang pasir, buruh, usaha jasa, dan lain-lain.
· Penduduk yang tinggal di pegunungan melakukan kegiatan ekonominya dengan
berladang, petani tegalan, perkebunan, dan lain-lain.
Mata pencaharian penduduk dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bidang pertanian
dan di luar pertanian. Berikut ini uraiannya.
a) Bidang Pertanian
Bidang pertanian meliputi pertanian rakyat, perikanan, kehutanan, dan
peternakan.
(1) Pertanian Rakyat
Pertanian adalah segala upaya manusia di dalam mengolah tanah untuk
dimanfaatkan dalam bidang bercocok tanam, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan kehutanan. Berikut ini adalah uraian mengenai pertanian
rakyat. Pertanian rakyat, artinya usaha-usaha pertanian yang pengelolaannya
dilaksanakan oleh rakyat. Biasanya, pertanian jenis ini dikhususkan hasilnya
hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Gambar 52.
Sawah irigasi (sumber : http://pahalahutapea.wordpress.com)
Gambar 53.
Sawah tadah hujan (sumber : http://blogs.unpad.ac.id/)
(b) Ladang
Berladang adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tempat-
tempat yang tidak memiliki banyak persediaan air. Berladang biasanya
dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat, dan sistem ini masih
(c) Tegalan
Tegalan adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tanah kering. Sistem
tegalan sudah lebih maju dibandingkan berladang, karena petani sudah
menetap dan jenis tanamannya pun beragam. Sekarang, upaya apa saja
yang dilakukan dalam meningkatkan produksi pertanian? Berikut ini
adalah upaya-upaya peningkatan dalam produksi pertanian.
· Ekstensifikasi pertanian
Ekstensifikasi pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan
produksi pertanian dengan menambah areal pertanian. Upaya ini
biasanya dapat dilakukan di luar Pulau Jawa karena lahan untuk di luar
Jawa masih luas.
· Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian merupakan upaya untuk melipatgandakan
produksi pertanian dengan menggunakan lahan yang sudah ada tanpa
menambah areal. Intensifikasi pertanian biasanya dilakukan dengan
menerapkan panca usaha tani, di antaranya adalah:
- Pengolahan tanah pertanian dengan baik.
- Pemilihan bibit unggul, misalnya dengan padi VUTW (Varietas Unggul
Tahan Wereng).
- Pengairan yang teratur agar dalam satu tahun tidak hanya panen satu
kali saja saat musim hujan juga pengaturan pengairan menjadi lancar,
misalnya di Bali ada suatu organisasi yang khusus bertugas untuk
mengatur masa penanaman awal sawah, disebut subak.
- Pemupukan dilakukan baik dengan organik maupun pupuk anorganik.
Pupuk organik, artinya pupuk yang berasal dari pupuk kandang, pupuk
hijau, kompos dan guana (kotoran yang berasal dari burung). Pupuk
anorganik, artinya pupuk yang berasal dari buatan pabrik, misalnya:
ZA, urea, TSP, DS, NPK, dan lain-lain.
- Pemberantasan hama.
· Mekanisasi pertanian
Mekanisasi pertanian, artinya upaya peningkatan hasil pertanian
dengan penggunaan mesin-mesin modern di dalam pengolahannya.
· Diversifikasi pertanian
Diversifikasi per tanian, artinya upaya peningkatan hasil dengan
penanaman lebih dari satu macam tanaman pada satu lahan pertanian.
· Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian, artinya upaya untuk meningkatkan produksi
dengan cara mengganti tanaman yang kurang produktif dengan
tanaman yang produktif, termasuk memperbaiki cara-cara bercocok
tanam.
b) Perikanan
Perikanan adalah usaha mengambil (memanfaatkan) ikan atau membudidayakan
ikan, baik yang dilakukan di laut, sungai, waduk, kolam, tambak, sawah, dan
lain-lain.
GLOSSARIUM
Mental Map =
Inset = Peta sisipan yang memperlihatkan peta pada daerah yang lebih luas
Industri = usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang
jadi
Industri Ekstraktif = industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
Industri Non Ekstraktif =industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar
Teori Lokasi = ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi. Selain itu, Teori Lokasi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang lokasi secara geografis
Aglomerasi Industri = Pemusatan industri pada daerah tertentu
Kawasan Berikat =Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal
dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor
Relokasi Industri = Pemindahan lokasi industri dari negara maju ke negara berkembang untuk memperluas pasar
3. Latihan
1. Berdasarkan skalanya peta dibedakan beberapa klasifikasi, jelaskan dengan
contohnya ?
2. Setiap orang memiliki mental map yang berbeda, jelaskan ?
3. Jelaskan klasifikasi Industri berdasarkan pada lokasi unit usahanya ?
4. Apa yang dimaksud dengan aglomerasi industri ? mengapa terjadi hal tersebut ?
5. Jelaskan perbedaan intensifikasi dengan ekstensifikasi pertanian ?
4. Evaluasi
1. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah,
memiliki skala peta 1 : 100 sampai 1 : 5.000......
a. Peta skala besar
b. Peta skala sedang
c. Peta skala kecil
d. Peta kadaster
2. Jarak dilapangan antara jarak antara kota A dan B 400 km sedangkan jarak pada peta
dibuatnya 5 cm, berapakah skala peta yang dibuat ?...
a. 1 : 8.500.000
b. 1 : 8.000.000
c. 1 : 2.500.000
d. 1 : 2.000.000
3. Rawa, Hutan dan padang pasir menurut bentuknya menggunakan simbol peta
berupa...
a. Simbol titik
b. Simbol polygon
c. Simbol bulat
d. Simbol luasan
4. Untuk menghindari kesalahan dalam membuat peta , harus terpenuhi fungsi conform,
yaitu...
a. Jarak dipeta harus sesuai denga jarak sebenarnya dilapangan.
b. Bentuk daerah yang dipetakan harus sesuai dengan bentuk asli
c. Daerah yang dipetakan sama luasnya dengan apa yang ada di alam
d. Bidang lengkung dibumi digambarkan sama dengan sebenarnya
7. Pada peta topografi, permukaan bumi digambarkan dalam wujud garis kontur. Suatu
wilayah yang digambarkan dengan garis kontur rapat dapat menunjukkan daerah
yang...
a. Datar
b. Bergunung-gunung
c. Bergelombang
d. Landai
5. Kunci jawaban
Latihan
1. Peta berdasarkan skalanya dapat digolongkan menjadi :
a) Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1
: 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam
sertifikat tanah.
b) Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,
misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.
c) Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1:
500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak
luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi Jawa Barat.
d) Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000
atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif
luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.
2. Mental map merupakan kemampuan seseorang untuk menggambarkan dan
menjelaskan suatu wilayah. Setiap orang memiliki gambaran yang beragam terhadap
suatu wilayah yeng pernah di jumpai, semakin lengkap seseorang menjelaskannya
maka semakin baiklah mental map terhadap wilayah tersebut.
3. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a). Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b). Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu
industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama
daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c). Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri
yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di
Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang
(dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan
Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d). Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat
tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri
tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan
industri gula berdekatan lahan tebu.
e). Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu
industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat
didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat
luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri
otomotif, dan industri transportasi.
4. Aglomerasi industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan
tujuan agar pengelolaannya dapat optimal. Aglomerasi merupakan pengelompokkan
beberapa industri dalam suatu daerah atau wilayah sehingga membentuk daerah
khusus industri.. Gejala Aglomerasi Industri disebabkan oleh:
a. Persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
b. Pelaksanaan segala bentuk efisien dalam penyelenggaraan industri
c. Peningkatan produktivitas hasil industri dan mutu produksi
d. Pemberian kemudahan bagi kegiatan industri
Evaluasi
1. D
2. B
3. D
4. B
5. D
6. C
7. B
8. A
9. A
10. B
1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi
Guru memahami pemanfaatan citra penginderan jauh dan sistem informasi geografi
b. Kompetensi Dasar
Guru mampu menjelaskan pemanfaatan citra penginderaan jauh
Guru mampu menjelaskan pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG)
c. Indikator
Memahami arti penginderaan jauh dan SIG
Menjelaskan Sistem penginderaah Jauh
Dapat mengoperasikan SIG
Penerapan Penginderaan Jauh dan SIG
2. Uraian Materi :
a. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi
Arti Penginderaan Jauh dan SIG
1) Arti Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh memiliki istilah yang berbeda sesuai dengan bahasa di masing-
masing negara. Penginderaan jauh disebut remote sensing (inggris), Perancis
(teledetection), fernerkundung (Jerman), perciption remota (Spanyol). Pengertian
penginderaan jauhpun dari berbagai sumber sangat beragam.Beberapa pengertian
jauh diantaranya seperti dibawah ini.
Sabins (1996) dalam Kerle, et al. (2004) menjelaskan bahwa penginderaan jauh
adalah ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah
direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan
sutau objek.
(Sutanto, 1990).
Penginderaan jauh adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi
mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak langsung
dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam
objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang
elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra.
Pengertian ‗tanpa kontak langsung‘ di sini dapat diartikan secara sempit dan luas.
Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis,
misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi
temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak
dimungkinkan dalam bentuk aktivitas ‗ground truth‘, yaitu pengumpulan sampel
lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada
wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.
Penginderaan jauh di dalam lingkup luas berarti setiap metodologi yang digunakan
untuk mempelajari karakteristik obyek dari jauh. Contoh sederhana, penglihatan,
penciuman, dan pendengaran manusia. Interpretasi fotografik dipandang sebagai
bentuk penginderaan jauh karena interpretasi tersebut digunakan untuk identifikasi
obyek dan menilai arti pentingnya tanpa bersentuhan secara fisik dengan obyek
tersebut (Sutanto, 1983).
a) Arti Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem yang memiliki fungsi
pengumpulan, pengaturan, pengelolaan, penyimpanan sampai penyajian
segala jenis data (informasi) yang berkaitan dengan geografi. Sitem informasi
ada beberapa macam yaitu sebagi sistem informasi ilmu dan teknologi, sistem
informasi manajemen dan sistem sumber daya lingkungan.
Menurut Linden (1987), SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan,
pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait
dengan muka bumi. Berry (1988) mengemukakan bahwa SIG adalah sistem
informasi, referensi internal serta otomatisasi data keruangan.
Analisa data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik,
data statistik dan data lapangan. Hasil nalisa yang diperoleh berupa informasi
mengenai bentang lahan, jenis penutup lahan, kondisi lokasi dan kondisi
sumberdaya lokasi. Informasi tersebut bagi para pengguna dapat dimanfaatkan
untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan
daerah tersebut. Keseluruhan proses pmulai dari pengambilan data, analisis data
hingga penggunaan data tersebut disebut Sistem Penginderaan Jauh (Purwadhi,
2001)
a) Sumber energi
Matahari sebagai sumber dari segala sumber energi. Matahari dengan
temperaturnya yang tinggi merupakan sumber utama energi elektromagnetik,
baik dalam bentuk cahaya maupun dalam betuk lainnya. Dalam Hukum Stefan
Boltsman, semua benda diatas temperatur nol derajad absolut melepaskan
energi elektromagnit yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan dari atom dan
Di dalam penginderaan jauh terdapat sistem aktif dan sistem pasif. Sistem aktif
sumber tenaganya berupa ‘buatan‘, misalnya radar. Penginderaan jauh sistem
pasif sumber tenaganya ‘alami‘, yaitu dari matahari.
Gambar 56.
Gambar Gelombang elektromagnetik
Gambar 57.
Spektrum elektromagnetik
Pada jendela atmosfer ini masih terjadi gangguan atmosfer yakni terutama
hamburan (scattering) pada bagian spektrum tampak mata dan penyerapan
pada bagian spektrum inframerah. Gangguan atmosfer ini dapat mengurangi
radiasi energi yang dapat mencapai sensor.
Pada permukaan yang rata, hampir semua energi dipantulkan dari permukaan
pada suatu arah, sedangkan pada permukaan kasar, energi dipantulkan hampir
merata ke semua arah. Pada umumnya permukaan bumi berkisar diantara ke
3) Wahana
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan
ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa
ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
· Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft),
dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan
bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
· Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar
18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan
multispectral scanner data.
· Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan
bumi.
Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.
Gambar 60. Ukuran energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor
penginderaan jauh (Karle, el al., 2004)
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Interprestasi citra berbeda dari pengamatan biasa karena lingkup pengamatannya
lebih luas dan juga karena hubungan temporalnya. Ketelitian hasil interprestasi
citra sangat tergantung atas latihan, penguasaan ilmu dibidang tertentu dan
keadaan bentang yang diamati. Pada dasaranya kedudukan interprestasi citra
terhadap fotogrametri dapat disamakan dengan kedudukan statistik dalam
matematika. Fotogramteri bersifat lebih eksak karena ilmu ini mempergunakan
citra terhadap untuk memperoleh ukuran-ukuran seperti jarak, tinggi, lereng, luas,
volume dan sebaginya. Interprestasi citra lebih bersifat statistik karena dalam
mengenali obyek lewat citra masih terdapat beberapa kemungkinan seperti tidak
tahu dengan ragu-ragu, tahu dengan pasati dan sebagainya (Sutanto, 1979: 3)
Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
interpretasi secara manual dan interpretasi secara digital (Purwadhi, 2001).
Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang
mendasarkan pada pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan..
Interpretasi secara digital adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral
yang disajikan pada citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra
pixel berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik.
Dalam pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk
mengkategorikan secara otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral
yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral, pengenalan pola
spasial dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema
keruangan (spasial) tertentu.
Pendekatan pada intrepretasi citra dapat dilakukan dengan dua cara yaitu manual
dan komputer. Dalam intrepretasi manual Menurut Vink dalam Sutanto, secara
umum dilaksanakan lewat tahap-tahapan sebagai berikut :
a) Deteksi
Juru tafsir citra mengukur obyek pada citra dengan skala dan alat-alat ukur
lainnya. Pengukuran ini dapat berupa penaksiran secara visual tentang ukuran
relatif serta bentuk Secara selektif menemukan obyek atau elemen pada foto .
deteksi berhubungan dengan :
· jenis foto
· jenis disiplin
· jenis skala dan kwalitas dari pada foto udara
Pekerjaan ini sering digabungkan dengan pengenalan (recognition),
dimana obyek tidak sekedar dilihat, melainkan sekaligus diusahakan untuk
mengenalinya.
b) Pengenalan dan Identifikasi
Pengenalan dan identifikasi secara bersama sering disebut pembacan foto
(photo reading). Identifikasi foto lebih dekat ke mengeja foto, yakni klasifikasi
daripada obyek yang langsung nampak berdasarkan pengetahuan lokal atau
pengetahuan tertentu. Identifikasi merupakan pengejaan ciri-ciri obyek yang
dikaji. Tiap obyek mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tersendiri dimana
karakteristik ini dapat dilacak pada citra. Berdasarkan pengenalan atas
karakteristik inilah pengenalan obyek pada citra dilakukan; dan ini pulalah yang
menjadi dasar dari interprestasi citra
c) Analisa
Istilah analisa sering digunakan untuk arti yang berbeda-beda oleh juru tafsir
Pemecahan masalah dimulai dari pengenalan obyek sampai pada analisa hasil
interprestasi. Dalam mengambil obyek juru tafsir sering mengalami kesulitan
untuk mengenali obyek yang sifatnya kompleks. Juru tafsir harus memiliki
pengetahuan tentang interpretasi citra untuk memecahkan masalah ini harus
memiliki pengetahuan yang relevan serta penalaran (reasoning) dengan
deduksi maupun induksi. Untuk mengenali obyek pada foto udara, diperlukan
unsur-unsur interpretasi citra.
f) Idealisasi
Idealisasi merupakan pekerjaan kartografi, yakni penyajian hasil interprestasi
kedalam bentuk peta-peta. Langkah-langkah dalam produksi foto beserta
interprestasinya disajikan ke dalam bentuk peta-peta.
Rujukan silang nilai rona daerah demi daerah dnb kenampakan demi
kenampakan sangat sulit untuk menanganinya secara manual. Instrumen
analog sepertipengamat aditif atau metode penajaman citra speerti perincian
rona (density slicing) dapat membantu memudahkan interpretasi ada tingkat
tertentu, namun kecepatan masih belum cepat untuk memngimbangi tingkat
masukan data penginderaan jauh setiap harinya dari wahana ruang angkasa
luar. Komputer elektronik merupakan satu satunya pemecahan masalah itu
Karena interpretasi citra ada dasarnya merupakan proses klasifikasi, maka
identifikasi dan pengenalan daat dilakukan secara matematik, apabila tersedia
data citra dalam bentuk digital
Ada enam unsur interprestasi yang biasa digunakan yakni : rona dan warna,
bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, site, asosiasi, dan resolusi (Sutanto,
1979 : 20).
(1) Rona dan warna
Rona menunjukan adanya tingkat keabuan yang teramati pada foto udara
hitam putih dan dapat diwujudkan dengan nilai densitas secara logaritmik
antara hitam dan putih, dengan berpedoman pada skala keabuan (Sutanto,
1996).
Rona ialah kecerahan relatif obyek pada foto (Lillisand/Kiefer, 1990). Rona
adalah gelap terangnya citra berdasarkan atas proporsi radiasi atau emisi
elektromagnetik yang datang dari obyek dan ditangkap oleh sensor. Tiap
obyek dimuka bumi mempunyai karakteristik tersendiri dalam memantulkan
sinar yang mengenainya yang disebut karakteristik spektral. Rona cerah
ialah daerah dengan toografi tinggi dan kering, sedangkan rona gela
mengisyaratkan daerah dengan topografi rendah dan basah.
Rona dan warna merupakan unsur pengenal utama atau primer terhadap
suatu obyek pada citra penginderaan jauh. Fungsi utama adalah untuk
identifikasi batas obyek pada citra. Penafsiran citra secara visual menuntut
tingkatan rona bagian tepi yang jelas, hal ini dapat dibantu dengan teknik
penajaman citra(enhacement). Permukaan obyek yang basah akan
cenderung menyerap cahaya elektromagnetik sehingga akan nampak lebih
hitam disbanding obyek yang relative lebih kering.
Pada citra foto rona ditentukan oleh jumlah sinar yang dipantulkan oleh
obyek. Pada citra inframerah termal, rona bergantung pada jumlah energi
yang dipancarkan oleh obyek. Pada citra radar, rona bergantung pada
energi yang dipantulkan kembali ke sensor oleh obyek dimuka bumi.Rona
bergantung antara lain pada :
· Obyek
- Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap
- Warna gelap cenderung menimbulkan rona gelap
- Tanah basah/lembab cenderung menimbulkan rona gelap
· Bahan yang digunakan
Tiap jenis film mempunyai kepekaan yang tidak sama terhadap spektrum
eletromagnetik. Silver halide (AgCl, AgBr, AgFl) yang biasa digunakan
sebagai emulsi film hanya peka terhadapn spektrum ultraviolet dan biru,
sehingga negatifnya hanya merekam obyek yang memantulkan sinar
Warna pada citra foto dapat dibedakan atas dua jenis, yakni :
- Warna asli (true colour), yakni warna yang terdapat pada citra foto
pankromatik berwarna
- Warna semu (false colour), yakni warna yang terdapat pada citra
foto inframerah berwarna. Disebut warna semu karena warna yang
tergambar pada citra berlainan dengan warna obyeknya di medan.
(2) Ukuran
Ukuran merupakan bagian informasi konstektual selain bentuk dan letak.
Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak ,luas ,tinggi, lereng dan
volume (sutanto, 1986). Ukuran merupakan cerminan penyajian penyajian
luas daerah yang ditempati oleh kelompok individu.
Bentuk dan ukuran sering berasosiasi, terutama pada foto udara skala besar.
Bentuk menunjuk pada konfigurasi umum suatu obyek sebagaimana terekam
pada citra penginderaan jauh. Contohnya bentuk lembah sering memberikan
petunjuk penting terhadap proses pelapukan dan usia lembah tersebut, dan
dapat merupakan indikasi terhadap jenis batuan penyusunnya (Sutanto, 1996).
Gambar 63.
Bentuk bentang budaya jalan dengan air mancur di jalan Thamrin Jakarta
(4) Tekstur
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra ( Kiefer, 1979).
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona di dalam citra foto. Tekstur dihasilkan
oleh kelompok unit kenampakan yang kecil, tekstur sering dinyatakan
kasar,halus, ataupun belang-belang (Sutanto, 1986).
Tekstur dihasilkan oleh sekelompok unit kenampakan yang terlalu kecil untuk
dapat diamati secara jelas satu persatu. Tekstur merupakan hasil dari rona,
ukuran, bentuk, pola, bayangan, dan kualitas pantulan obyek. Tekstur bervariasi
menurut skala citra foto (Sutanto, 1996). Contoh hutan primer bertekstur
kasar, hutan tanaman bertekstur sedang, tanaman padi bertekstur halus.
Gambar 64.
Testur pegunungan merapi
(5) Bayangan
Bayangan kadang-kadang membantu di dalam identifikasi jenis obyek,
terutama obyek berupa tegakan, seperti pohon, menara, tiang, dan
sebagainya. Bayangan dapat juga sebagai penghambat di dalam pengenalan
obyek, terutama obyek kecil yang tertutup oleh bayangan obyek yang lebih
besar (Sutanto, 1996).
Gambar 65.
Gambar Tugu Monas dengan bayangan ada disebelah kiri
(6) Pola
Pola merupakan sebuah karakteristik makro yang digunakan untuk
mendeskripsi tata ruang pada citra, termasuk di dalamnya kenampakan-
kenampakan alami. Pola sering dapat diasosiasikan dengan geologi, topografi,
tanah, iklim, dan komunitas tanaman. Pemahanan terhadap pola sangat
membantu di dalam evaluasi kualitas lahan dan di dalam menilai kualitas situs
hutan. Terutama di dalam mempelajari penggunaan lahan, pola sangat pen-
ting untuk membedakan antara pola alami dan kenampakan-kenampakan
hasil budidaya manusia (Sutanto, 1996).
semuanya merupakan faktor yang penting di dalam mengkaji situs hutan pada
citra. Tiga hal pertama dapat digolongkan sebagai karakteristik makro, dan
dua terakhir ditambah dengan kelembaban tanah dan ukuran pohon dapat
dikatakan sebagai karakteristik mikro (Sutanto, 1996).
Gambar 66.
Gambar Stasiun berasosiasi dengan rel kereta api dan gerbong
(9) Resolusi
Resolusi dapat digunakan sebagi ukuran yang terpercaya bagi kualitas foto.
Makin tinggi resolusinya, makin baik kualitas foto, karena foto tersebut
dapat menggambarkan obyek yang lebih kecil yang masih dapat dikenal atau
dibedakan terhadap obyek lainnya
Resolusi berbanding terbalik terhadap :
· butir-butir film
· jumlah gerakan relatif obyek terhadap film pada saat pemotretan
· jumlah ganguan cuaca (kabut) antara obyek dengan lensa.
2) Pengoperasian SIG
Dalam perencanaan wilayah dan berbagai penelitian geografis telah banyak
dipergunakan Sistem Informasi Geografi. Data-data geografis terdiri dari data
lingkungan fisik dan data lingkungan sosial. Data-data lingkungan fisik antara
lain data geologi, topografi, hidrologi, iklim, sumberdaya alam dan sebagainya.
Sedangkan data lingkungan sosial antara lain berupa data kependudukan, data
permukiman, persebaran penganut agama, tempat pariwisata, persebaran mall,
suku bangsa, jaring transportasi, daerah epidemi penyakit dan sebagainya
Tahapan dalam pengelolaan data SIG terdiri dari sistem yang terdiri dari beberapa
bagian yaitu : masukan, penyimpanan, pengolahan dan pengkajian, dan penyajian.
a) Masukan (data input)
Subsistem ini berfungsi mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan
atribut dari berbagai sumber, melakukan konversi atau transformasi formal
data-data asli kedalam format-format yang digunakan dalam SIG.
b) Penyimpanan (data manajemen)
Berfungsi untuk mengorganisasikan data kedalam basis data yang dinamakan
bank data. Dengan bank data, data yang diperlukan mudah dipanggil, diedit
maupun diperbaharui.
c) Pengolahan dan pengkajian (manipulasi dan analisis)
Berfungsi untuk pengolahan data dan membuat mlodel data untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan atau yang diinginkan.
d) Penyajian (output)
Berfungsi untuk menampilkan data dan hasil pengolahan serta hasil analisis
yang telah dilakukan. Keluaran informasi ini dapat berupa peta, tabel maupun
grafik.
Hasil atau keluaran atau penyajian dari komputer lalu diinterpretasikan untuk
mengambil suatu keputusan atau kesimpulan guna dimanfaatkan dalam
berbagai keperluan.
VDU : Visual Display Unit, sering disebut monitor, yaitu layer tampilan
data yang diproses dalam computer.
Printer : Alat untuk mencetak data maupun peta hasil proses pada CPU.
Digitizer : Alat yang digunakan untuk digitasi, yaitu mengubah data-data teristris
menjadi data digital.
d) Data input.
Data yang dipergunakan dalam SIG dapat berupa data peta, data lapangan,
dan citra. Pemasukan data dapat dilakukan dengan menggunakan scanner,
digitizer, dan CD room. Banyakna data yang dapat dimasukkan terkait dengan
kemampuan program dan perangkat lunaknya.
inilah yang diproses dan dibaca dalam computer. Alat untuk mengubah
data digital disebut dititizer sedang pengerjaannya disebut digitasi. Selain
proses digitasi, untuk merubah data spasial ke dalam SIG digunakan juga
system scaning, yang dilakukan dengan alat detector elektronik.
Data spasial mempunyai bentuk titik, garis dan polygon (area), berikut ini
contohnya:
· ῖ ῖ
Model terestris titik garis area
+3
Model digitasi kode titik kode garis poligon
Gambar 72. Contoh visualisasi simbol terestris dan digital.
Data keruangan dapat disajikan dalam bentuk model raster dan model
vektor.
Model data raster, yaitu data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau
pixel (picture element). Pixel adalah bagian terkecil yang masih dapat
digambarkan dalam suatu citra. Pada model raster ini semua obyek disajikan
dalam bentuk sel-sel yang disebut pixel tadi. Setiap sel mempunyai kordinat
dan informasi tertentu. Data raster yang memiliki bentuk pixel contohnya
adalah foto udara, citra satelit, dan peta klasifikasi lahan.
Model data vektor, yaitu model data yang dapat digunakan untuk
menggambarkan informasi geografis secara tepat. Model ini menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-
titik, garis atau poligon serta atributnya. Bentuk dasar model data vektor
ditampilkan dalam sistem kordinat meliputi dua sumbu dengan notasi x
dan y.
Dalam data spasial vektor ini, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan
titik- titik berurutan yang dihubungkan satu sama lain. Titik-titik akan diikat
oleh satu kordinat (x, y) garis diikat oleh dua atau lebih sistem kordinat.
Untuk poligon atau bidang diikat oleh beberapa kordinat.Contoh data
vektor yang berupa garis atau poligon adalah peta topografi, batas
lahan, peta kapling tanah, peta jalan, peta jaringan listrik dan peta lokasi
perumahan
Data Atribut: yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut
memberikan keterangan informasi tertentu misalnya sawah, ladang, kota,
kolam.dsb. Kadang dalam atribut terdapat informasi tambahan seperti
di kota terdapat gedung-gedung, menara dsb. Data atribut dapat dilihat
informasinya sebagai data kualitas atau data kuantitas. Misalnya kelas
jalan untuk kualitas dan jumlah ruas jalan untuk kuantitas. Data kualitatif
merupakan hasil pengamatan yang dinyatakan dalam suatu deskripsi dari
hasil survey atau penelitian langsung. Data kualitatif berguna untuk informasi
tentang jenis atau rupa. Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka
atau bilangan. Data ini berguna untuk informasi tentang perbedaan nilai atau
obyek.
b) Proses
Dalam SIG proses data meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis
data yang tersimpan dalam komputer.Memanggil data adalah menampilkan
atau mengambil data yang telah tersimpan dalam komputer. Manipulasi
data adalah merupakan kegiatan membuat data dasar, melengkapi data,
menyempurnakan data, membuat tabel, menyempurnakan tabel, editing,
menyusun indeks dan sebagainya. Manipulasi data dapat dipergunakan
untuk keperluan klasifikasi ulang, memperoleh ukuran atau parameter,
konversi struktur data dan analisis. Contoh dalam perencanaan tata guna
lahan menggunakan kriteria kemiringan lereng 0 % - 14 % untuk permukiman
penduduk, 15 % - 29 % untuk daerah perkebunan dan pertanian, 30 % - 44 % untuk
hutan produksi, dan lebih dari 45 % untuk hutan lindung dan taman nasional.
Ada bermacam-macam analisis data, di antaranya :
(1) Analisis garis dan bidang, dapat digunakan dalam menentukan wilayah
dalam radius tertentu. Contoh; daerah potensial banjir, potensial longsor
dsb.
(2) Analisis penjumlahan aritmatika, menghasilkan penjumlahan dan dapat
menangani peta dengan klasifikasi atau kriteria tertentu.
(3) Analisis lebar, mengasilkan daerah tepian sungai dengan lebar tertentu.
Citra meyajikan gambaran permukaan bumi secara relatif lengkap Semua benda
yang tidak terlalu kecil ukurannya dan terlindungi oleh obyek lain, tergambar pada
citra. Gambaran yang lengkap ini mirip wujud dan letak sebenarnya di permukaan
bumi sehingga citra merupakan alat yang baik sekali bagi analisa geografi, baik
yang berupa analisa spasial komplek regional. Karena citra dapat dibuat secara
cepat pada kondisi cuaca yang memungkinkan, citra yang dibuat pada saat yang
berbeda merupakan alat yang baik sekali bagi analisa temporal.
Melalui analisis unsur interpretasi foto udara (topografi, pola aliran dan tekstur
aliran, erosi, vegetasi, dan pengunaan lahan), penafsir dapat mengenali kondisi
lahan yang berbeda-beda dan dapat menentukan batas antaranya. Pada mulanya
penafsir foto udara perlu mempertimbangkan dengan seksama unsur-unsur
tersebut di atas satu-persatu dan dalam kombinasi untuk maksud memperkirakan
kondisi lahan. Sesudah memperoleh beberapa pengalaman, unsur tersebut sering
terpakai bersama-sama secara tak sengaja pada saat penafsir mengembangkan
untuk mengenali pola foto udara tertentu yang terulang. Pada daerah yang rumit,
penafsir harus secara seksama memperhatikan karakteristik topografi, pola aliran
dan tekstur, erosi, vegetasi, dan penggunaan lahan yang terdapat pada foto udara
(Sutanto, 1990).
GLOSSARIUM
Spektrum = Tingkat kecerahan warna pada citra
Interpretasi Citra =kegiatan untuk menentukan bentuk dan sifat obyek yang tampak pada citra
Deduksi = Merupakan kegiatan pemrosesan citra berdasarkan obyek yang terdapat pada citra ke arah yang lebih
khusus
Idealisasi =penyajian hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai
Citra Satelit = Citra yang berasal dari hasil pemotretan dari wahana satelit
Output Data = menayangkan informasi geografi sebagai hasil analisis data dalam proses SIG
C. Latihan
1. Sistem penginderaan jauh terdiri dari dua komponen ? jelaskan
2. Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagian spektrum dan tiap bagian
spektrum dibagi atas saluran (band), jelaskan ?
3. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, pemotretan dari angkasa dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, jelaskan ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan data spatial dan data atribut ?
5. Berdasarkan prinsipnya, SIG terdiri dari tiga sistem. Jelaskan
D. Evaluasi
1. Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga matahari sebagai tenaganya disebut .....
a. Sistem pasif
b. Sistem terpadu
c. Sitem aktif
d. Sistem reaktif
2. Hasil atau citra penginderaan jauh yang memiliki cir yang bekaitan dengan waktu
disebut .....
a. Ciri spasial
b. Ciri temporal
c. Ciri digital
d. Ciri fotografik
4. Data spatial menunjukkan ruang, lokasi, atau tempat-tempat di permukaan bumi. Data
ini bukan merupakan data spatial yang mengidentifikasi kenampakan lokasi geografi......
a. Polygon
b. Pixel
c. Titik
d. Garis
5. Dari pernyataan dibawah ini, manakah yang tidak termasuk manfaat penginderaan
jauh, dibidang oceangrafi adalah...
a. Pengamatan sifat fisik air laut
b. Pengamatan iklim suatu daerah dengan mengamati tingkat kondensasi
c. Pengamatan pasang surut dan gelombang laut
d. Mencari lokasi suhu permukaan
6. Dari pernyataan dibawah ini yang merupakan tahapan kerja sistem informasi geografi
adalah...
a. Data input, manajemen , data atribut dan data temporal
b. Data input, manajemen , manipulasi dan analisi data dan data out put
c. Data input, manajemen , data atribut dan data spesial
d. Data input, data spesial dan data temporal
9. Salah satu komponen SIG berupa perangkat keras (hardware). Bagian-bagian dari
perangkat keras itu di antaranya adalah.....
a. data masukan, data keluaran, dan perubahan data
b. unit komputer, CD room drive, dan printer
c. digitizer, manajemen basis data, dan disket
d. plotter, keping CD, dan operator
10. Keunggulan dari sistem informasi berbasis komputer dibandingkan dengan sistem
informasi konvensional adalah.....
a. tidak membutuhkan pemikiran rumit
b. lebih banyak membutuhkan waktu
c. tidak mengutamakan kecepatan dan akses
d. lebih efisien dalam menangani masalah data yang kompleks
E. Kunci jawaban
Latihan
1. Sistem penginderaan jauh yang terdiri dari dua yaitu pertama pengumpulan data terdiri
: sumber energi, perjalanan sinar melalui atmosfer, interaksi energi dengan obyek,
sensor, hasil/data (citra atau non-citra). Kedua analisis data: pengujian data dengan alat
interpretasi dan alat pengamatan untuk citra, komputer untuk data numerik
2. Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagain spektrum dan tiap bagian
spektrum dibagi atas saluran (band) sebagai berikut sinar gamma, sinar x, sinar ultra
violet
Bagian spektrum tampak mata : biru, hijau, merah
Bagian spektrum infra merah: inframerah dekat, Inframerah sedang/termal,
inframerah jauh/termal, inframerah sangat jauh
Bagian spektrum microwave: radar, UHF (Ultra High frequency), radio
3. Dibedakan tiga :
a. Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft), dengan
ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
b. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar
18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan
multispectral scanner data.
c. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi.
Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.
4. Data spasial yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi, atau tempat-tempat di
permukaan bumi. Data ini merupakan data grafis yang mengidentifikasi kenampakan
lokasi geografi berupa titik, garis dan polygon. Data spasial diperoleh dari peta dalam
bentuk peta digital (numerik). Data keruangan dapat disajikan dalam bentuk model
raster dan model vektor.
Data Atribut yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut memberikan
keterangan informasi tertentu misalnya sawah, ladang, kota, kolam.dsb. Kadang dalam
atribut terdapat informasi tambahan seperti di kota terdapat gedung-gedung, menara
dsb.
5. a) masukan (in put)
Tahapan SIG memerlukan data (in put) yang dimasukkan dalam komputer untuk
diproses. Dalam masukan ini perlu diperhatikan sumber data dan proses memasukan
data.
b) Proses
Dalam SIG proses data meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data
yang tersimpan dalam komputer.
c) Keluaran (out put)
Data yang telah dianalisis dalam SIG dapat memberikan informasi kepada pengguna.
Tahap keluaran data merupakan tahapan pelaporan atau penyajian hasil analisis.
Penyajian dapat dalam bentuk tampilan pada layar monitor atau dicetak dengan
printer atau menggunakan plotter.
Evaluasi
1. A
2. B
3. A
4. B
5. B
6. B
7. B
8. D
9. B
10 D
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Standar Kompetensi : Guru memahami pola persebaran spasial desa dan kota
b. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :
Menjelaskan hakekat desa dan kota
Menjelaskan potensi desa
Mengidentifikasi struktur spasial desa dan kota
Mengidentifikasi interaksi spasial desa dan kota
c. Indikator :
Hakekat desa dan kota
Potensi Desa
Struktur spasial desa dan kota
Pola perkotaan
Interaksi spasial antara desa dengan kota
2. Uraian Materi
a. Pola Persebaran Spasial Desa Dan Kota
Baca wacana di bawah ini. ” ........... Hamparan kebun wortel, buncis, bawang daun,
sledri dan berbagai jenis sayuran pegunungan lainnya terlihat berderet-deret mengikuti
kontur lahan di lereng sebelah timur Gunung Gede-Pangrango. Kebun tersebut milik
petani Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur-Jawa Barat. Setiap
sore sayuran tersebut dikumpulkan pada pedagang pengepul, oleh pengepul, sayuran
tersebut dibersihkan, disortir berdasarkan ukuran dan kualitasnya, setelah ditimbang,
sayuran tersebut dimasukan ke dalam karung, dan siap dibawa ke pasar di Kota
Cianjur, Bogor, Bandung, dan Jakarta.”. H. Mamad, salah seorang pedagang pengepul
yang sudah puluhan tahun berdagang sayur-sayuran, ketika pulang dari kota kembali
ke desanya dengan membawa berbagai barang kebutuhan sehari-hari penduduk desa
Cibeureum. Sementara Mang Darman salah seorang pedagang ternak, setiap dua hari
sekali membeli kambing, ayam, kelinci dari penduduk sekitar Cibeureum untuk dijual
ke kota.Setiap pulang dari kota Mang Darman selalu membawa pesanan berbagai
barang dari tetangganya. Salah satu kendala di Desa Cibeureum adalah jalan yang
menghubungkan desa dengan jalan raya menuju kota Kabupaten yang sudah lama
dalam kondisi rusak berat, sehingga kendaraanyang masuk ke desa hanya kendaraan
jenis pich-up/bak terbuka dan motor. Kondisi ini berdampak kepada tingkat pendidikan
penduduk Cibeureum yang rata-rata hanya tamat Sekolah Dasar, alasan mereka, untuk
bisa masuk ke SMP harus keluar desa dan harus mengeluarkan ongkos yang cukup besar,
Dari perspektif ilmu sosial, pengertian desa memiliki multi-makna dan ditafsirkan
berbeda-beda tergantung kepada kepentingan dan logika penggunaannya.
Misalnya, dari geografi-kultural, desa diartikan sebagai ruang yang terbentuk dari
kesatuan lokalitas-spasial, dimana didalamnya terdapat sebuah kehidupan sosial,
sebagai akibat adanya interaksi antara unsur fisik dengan unsurr sosial. Unsur fisik
seperti letak, curah hujan, jenis tanah, ketersediaan air ikut menentukan karakteristik
sekaligus kemajuan suatu desa. Sedangkan unsur sosial yang dimaksud adalah
manusia yang menjadi penduduk desa dengan segala potensi dan kemampuannya
seperti pendidikan, keterampilan, jumlah penduduk.
Sebagai bagian dari pemerintahan yang berada di bawah kecamatan, desa memiliki
ciri-ciri:
a) Memiliki wilayah tertentu
b) Mempunyai pemerintahan sendiri, dengan kepala desa sebagai pemimpin yang
dipilih langsung oleh warga desa
c) Mempunyai sistem masyarakat sendiri
PG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta
411
Geografi SMA
2) Potensi Desa
Setiap desa memiliki potensi yang berbeda-beda berupa sumber daya alam (SDA)
dan sumberdaya manusia (SDM) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
a) Potensi sumberdaya alam desa bisa berupa :
(1) Lokasi. Lokasi desa yang strategis, mudah dijangkau dari pusat-pusat
pembangunan jelas sangat menguntungkan terhadap kemajuan desa
tersebut. Berdasarkan lokasinya, besa dibedakan menjadi empat kategori,
yaitu :
· Desa kategori I, adalah desa yang lokasinya dekat ibu kota propinsi
atau kota. Desa kategori I biasanya sudah memiliki berbagai fasilitas
perkotaan seperti pasar, bank, pendidikan yang lengkap, terdapat
kawasan industri.
· Desa kategori II, merupakan desa yang lokasinya berada di sekitar ibu
kota kabupaten. Biasanya sudah memiliki terminal antarkota, industri
ringan, pasar, bank, pendidikan sampai tingkat menengah.
· Desa kateori III, merupakan desa yang lokasinya berada di sekitar kota
kecamatan atau kota-kota kecil. Mempunyai terminal subregional,
pendidikan menengah pertama, pasar lokal, ada bank pembantu/
capang pembantu.
· Desa kategori IV adalah desa yang lokasinya terpencil, kurang memiliki
hubungan yang lancar dengan pusat fasilitas pembangunan, beberapa
desa bahkan belum bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat
maupun roda dua.
(2) Luas desa. Wilayah desa berbeda-beda, ada desa yang sangat luas, luas,
sempit. Desa-desa di Pulau Jawa umumnya sempit, sedangkan di luar Jawa
memiliki wilayah yang luas. Luas desa berpengaruh terhadap penggunaan
lahan seperti lahan untuk pemukiman, lahan pertanian.
(3) Kesuburan tanah. Kesuburan tanah yang dimiliki suatu desa akan
mempengaruhi terhadap kemajuan dan kesejahteraan warga desa. Desa
yang terletak di lereng Gunung Tangkuban Parahu yang merupakan tanah
vulkanis yang subur akan berbeda dengan desa yang terletak di pelosok
Beberapa kendala dalam pembangunan desa antara lain berasal dari kondisi
internal desa seperti rendahnya kualitas penduduk, rendahnya kualitas aparat
5) Klasifikasi Desa
Klasifikasi suatu desa yang dibuat pemerintah Orde Baru antara lain didasarkan
kepada kemajuan, letak desa. Adapun pengelompokkannya adalah sebagai
berikut:
a) Desa tradisional atau pra desa. Yaitu desa-desa yang berada pada masyarakat
desa yang masih sederhana, ‖terasing‖. Cirinya; ketergantungan terhadap alam
masih sangat tinggi, masyarakat desa jarang berkomunikasi dengan warga luar,
memiliki sistem sosial yang sederhana dengan pembagian kerja yang didasarkan
kepada jenis kelamin.
b) Desa swadaya. Yaitu tipe desa yang belum maju, penduduk masih sedikit,
tingkat pendidikan masih rendah, ketergantungan terhadap alam masih tinggi,
lokasi relatif terpencil.
c) Desa swakarya. Bisa dikatakan sebagai desa transisi dari desa desa tradisional
kepada desa yang maju. Ciri-cirinya; masyarakat mengalami transisi dalam
berbagai aspek, pengaruh dari luar sudah masuk, mata pencaharian penduduk
mulai heterogen, pemerintahan desa mulai berkembang baik
d) Desa Swasembada. Adalah desa yang sudah maju dengan ciri-ciri; terletak
disekitar kota (kec, kabupaten,kota propinsi), mata pencaharian tidak lagi
kepada sektor pertanian, tingkat pendidikan penduduk sudah baik, transportasi
sangat lancar sehingga memudahkan interaksi dengan kota, kesehatan warga
desa sudah baik.
7) Pola Perkotaan
Setiap kota memiliki kekhasan tersendiri yang bersifat unik dan berbeda dengan
kota lainnya. Perbedaan ini karena setiap kota memiliki letak, morfologi, sejarah
yang berbeda-beda. Pola kota dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a) Pola konsentris. Kota ini awalnya berkembang dari suatu titik pusat kota, secara
perlahan kota berkembang ke arah luar dan kota semakin membesar. Pusat kota
seolah-olah dikelilingi oleh zona-zona yang berbentuk lingkaran yang berlapis
lapis. Pusat kota seringkali menjadi daerah pusat kegiatan perdagangan (CBD =
central bussiness district).
b) Pola sektoral adalah pola kota yang memiliki sektor-sektor yang menjadi bagian
dari suatu kota dapat berkembang sendiri-sendiri tanpa banyak mendapat
pengaruh dari pusat kota. Kota dapat tumbuh secara horisontal yaitu tumbuh
kearah luar kota. Sebagai akibat semakin berkurangnya lahan kosong di
perkotaan kota juga tumbuh secara vertikal berupa dibangunnya gedung-
gedung tinggi sebagai pusat perkantoran, perdagangan, dan apartemen. Di
beberapa titik kota tumbuh juga permukiman padat dan kumuh (slums area)
yang dihuni penduduk miskin perkotaan.
c) Pola pusat kegiatan ganda adalah kota yang memiliki bagian-bagian kota yang
mempunyai latar belakang lingkungan yang berlainan, baik lingkungan alami
mapun lingkungan sosial ekonominya. Kota semacam ini biasanya terdapat di
tepi sungai besar atau teluk dan menunjukkan perluasan kota ke arah darat.
Interaksi antara desa dengan kota terjadi akibat adanya perbedaan sumberdaya
dan perbedaan kebutuhan. Penduduk desa menghasilkan barang kebutuhan
Interaksi juga bisa terjadi antara desa dengan desa. Misalnya desa penghasil ikan
di daerah pantai akan berinteraksi dengan desa penghasil beras dan penghasil
sayuran di daerah pegunungan
Para ahli Geografi mengadopsi teori gravitasi dari Isaac Newton (1642-1727) untuk
mengukur jumlah penduduk pada suatu wilayah termasuk perkotaan. Dengan
rumus sebagai berikut :
Interaksi = PW1. Pw2
(JW1. 2)²
PW1 = jumlah penduduk wilayah pertama
PW2 = jumlah penduduk wilayah kedua
PW1.2 = jarak antara kedua wilayah tersebut
Dengan menggunakan rumus interaksi di atas, maka akan diperoleh nilai interaksi
wilayah sebagai berikut :
A – B = (600 x 100)
-------------- = 9.37
(80)²
A - C = (600 x 200)
-------------- = 33.3
(60) ²
A - D = (600 x 700)
---------------- = 85.57
(70) ²
Dengan demikian bahwa perbandingan besarnya interaksi kota-kota AB, AC, dan
AD = 9.37, 33.3, 85.57. Kesimpulannya, lalu lintas kendaraan, terutama kendaraan
umum dan lalu lintas orang atau barang di antara ketiga kota tersebut kurang lebih
sebanding dengan nilai-nilai tersebut.
GLOSSARIUM
Desa =wilayah yang ditempati sejumlah penduduk dan merupakan organisasi pemerintahan terendah
Kota = kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah yang mendominasi tata
ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri
Desentralisasi =penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi
urusan rumah tangganya sendiri
Gameinschaft = pola masyarakat yang ditandai dengan hubungan anggota-anggotanya bersifat pribadi, sehingga
menimbulkan ikatan yang sangat mendalam dan batiniah
3. Latihan :
Jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Desa merupakan bentang budaya sebagai hasil interaksi antara manusia dengan
lingkungan alamnya.Jelaskan faktor-faktor apa yang menyebabkan kemajuan
masyarakat desa!
2. Bagaiamana proses terjadinya interaksi spasial antara desa dengan kota? Berikan
contohnya
3. Jelaskan ciri-ciri desa yang sudah maju dan diklasifikasikan ke dalam desa swasembada!
4. Kota-kota besar yang terletak di muara sungai besar atau pelabuhan umumya
berkembang pesat jika dibandingkan dengan kota yang terletak di pedalaman.
Mengapa demikian?
5. Jelaskan apa yang dimaksud pola konsentris suatu kota!
4. Evaluasi : Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban
a, b, c, atau d
1. Desa yang memiliki pola permukiman mengikuti daerah aliran sungai termasuk ke
dalam desa dengan pola ....
a. Random
a. Konsentris
b. Linier
c. Sektoral
d. Komunal
4. Daerah-daerah pedesaan yang letaknya jauh dari kota dapat juga terpengaruh
melalui faktor utama, yaitu ....
a. Jalan sebagai penghubung
b. Kota dengan pengaruh desa
c. Kegiatan perekonomian
d. Daerah pinggiran kota
6. Desa yang berada di kawasan strategis, dekat pusat pertumbuhan, akan memiliki
perkembangan yang pesat jika dibandingkan dengan desa yang terisolir. Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan desa dipengaruhi oleh faktor ....
a. Lokasi
b. Morfologi
c. Geologi
d. Luas
7. Kawasan kota yang secara intensif digunakan untuk berbagai fungsi urban seperti
perbelanjaan, perkantoran, permukiman, hotel, pendidikan, dan lain-lain disebut ....
a. hinterland
b. metropolis
c. megapolis
d. kumenopolis
e. super blok
10. Dibawah ini merupakan dampak positif dari interaksi kota-desa, kecuali ....
a. Dapat mengurangi laju urbanisasi
b. Mengolah sumber daya alam yang tersedia
c. Memperlancar hubungan antar daerah
d. Menciptakan lapangan kerja di pedesaan
Kunci Jawaban :
Essay
1. Kemajuan suatu desa dipengaruhi oleh unsur fisik seperti letak, luas, kesuburan tanah,
ketersediaan air, dan faktor non-fisik yaitu penduduk desa dengan tingkat pendidikan,
keterampilan, semangat untuk maju.
2. Interaksi spasial antara desa dengan kota terjadi karena perbedaan sumberdaya dan
kepentingan. Desa merupakan penghasil bahan pangan yang dibutuhkan warga kota,
sedangkan kota menghasilkan berbagai barang yang tidak dihasilkan warga desa.
3. Ciri-ciri desa yang sudah maju atau swasembada adalah; mata pencaharian tidak
hanya bertumpu kepada sektor pertanian, tingkat pendidikan penduduk sudah baik,
PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta
421
Geografi SMA
Pilihan ganda :
1) C
2) D
3) D
4) A
5) D
6) A
7) B
8) C
9) B
10) D
1. Tujuan Pembelajaran
a. Standard Kompetensi
Guru mampu menganalisis wilayah dan perwilayahan
b. Kompetensi Dasar
Guru mampu menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan
perencanaan pembangunan
c. Indikator
Wilayah formal dan fungsional
Perwilayahan berdasarkan wilayah formal dan fungsional
Perwialayahan berdasarkan fenomena geografis
Identifikasi pusat-pusat pertumbuhan
2. Uraian Materi
a. Wilayah formal dan fungsional
Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah
adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsurr yang terkait
kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan atau aspek fungsional Menurut Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan
sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-
komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional.
Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali
bersifat dinamis. Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam,
sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentukbentuk kelembagaan.
Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan
sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis
tertentu. Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey,1977 dalam Rustiadi
et al., 2006) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam
tiga kategori, yaitu: (1) wilayah homogen (uniform/homogenous region); (2) wilayah
nodal (nodal region); dan (3) wilayah perencanaan (planning region atau programming
region).
Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005) berdasarkan
fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah menjadi
1) Fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan keseragaman/
homogenitas. Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik yang seragam
menurut kriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial dan
politik.
2) Fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan
interdependensi fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam wilayah
tersebut. Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari
satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara fungsional saling
berkaitan.
3) Fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau
kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Oleh karena itu, yang dimaksud
dengan pewilayahan (penyusunan wilayah) adalah pendelineasian unit
geografisberdasarkan kedekatan, kemiripan, atau intensitas hubungan fungsional
(tolong menolong, bantu membantu, lindung melindungi) antara bagian yang satu
denganbagian yang lainnya. Wilayah Pengembangan adalah pewilayahan untuk
tujuan pengembangan/ pembangunan/development.
Wittlesey mengemukakan unit-unit sebuah region dapat dibentuk oleh hal-hal berikut
ini:
1) Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga menunjukkan areal saja.
2) Multiple feature region adalah region yang menunjukkan ketampakan majemuk,
seperi gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan budaya
bercocok tanam.
3) Region total atau compage terdiri atas banyak unsur atau gabungan antara unsur
fisik dan manusianya, seperti provinsi, negara, atau kawasan tertentu.
Bintarto mengemukakan bahwa region dapat dilihat dari hal-hal berikut ini.
1) Keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform.
Wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling
berhubungan dengan garis melingkar disebut nodal region.
2) Generic region adalah klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya
saja sedangkan fungsi dari region itu sendiri diabaikan. Specific region adalah
klasifikasi wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal yang
mempunyai ciri-ciri geografi khusus.
3) Wilayah yang dalam klasifikasinya menggunakan metode statistic deskriptif.
Wilayah sebagai suatu ruang di permukaan bumi secara umum meliputi bidang atau
luasan secara tiga dimensi yang mencakup panjang, lebar, dan tinggi sampai batas
atmosfer tertentu. Contoh dari ruang di permukaan bumi antara lain ruang terbuka
hijau di Kota Jakarta yang mencakup bagian dari Kota Jakarta yang diperuntukkan
secara multifungsi, antara lain sebagai daerah resapan air, penghijauan, prasarana
olahraga dan rekreasi, serta estetika kota. Contoh lainnya dari konsep ruang
secara lebih spesifik adalah ruang kelas sebagai suatu bidang yang memiliki luasan
tertentu dalam pengertian memiliki panjang, lebar, dan tinggi yang berfungsi
sebagai prasarana Proses Belajar Mengajar (PBM).
Karakteristik yang khas dari suatu wilayah atau region dapat ditinjau dari aspek fisik
atau alami dan sosial budaya. Oleh karena itu, wilayah merupakan suatu kompleksitas
tertentu sebagai hasil dari interaksi dan interrelasi berbagai macam unsur yang
terdapat di dalamnya. Contoh dari wilayah ditinjau dari aspek fisik, antara lain wilayah
pesisir, wilayah hutan hujan tropis, wilayah gurun, dan wilayah pegunungan. Adapun
wilayah ditinjau dari aspek sosial budaya meliputi wilayah Amerika Latin (Latin
American Region), wilayah Amerika Anglo (Anglo American Region), wilayah perkotaan,
dan wilayah perdesaan.
3) Teori Marxist
Menurut Karl Marx konsep C-P merupakan eksploitasi C atas P, dimana P sangat
menggantungkan diri pada C.
3. Latihan
1. Bedakan pembagian region menurut bintarto dan wittseley ?
2. Bedakan wilayah dengan daerah ? berikan contohnya
3. Mengapa teori tempat central dari cristaler sukar diterapkan ?
4. Mengapa daerah periphery mengalami kemunduran, jelaskan ?
5. Mengapa suatu wilayah dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ?
4. Evaluasi
1. Berdasarkan kondisi fisik suatu daerah, maka kondisi topografis daerah yang lebih
maju dibanding daerah lainnya ....
a. Dataran tinggi
b. Dataran rendah
c. Plato
d. Daerah perbukitan
2. Berikut ini bukan merupakan faktor yang mempengaruhi suatu wilayah menjadi
pusat pertumbuhan ......
a. Faktor alam
b. Faktor sosial
c. Faktor kebudayaan
d. Faktor industri
GLOSSARIUM
Region =Wilayah yang memiliki karakteristik tertentu
Wilayah Formal = suatu wilayah geografik yang seragam menurut kriteria tertentu
Wilayah Fungsional = wilayah pen ting yang sangat erat kaitannya dengan objek kejadian di permukaan bumi
Homogenitas = Keseragaman
Bentangan Alam = bentangan permukaan bumi yangdidominasi oleh unsur-unsur yang bersifat alami
Bentangan Budaya = bentangan permukaan bumi yang didominasi oleh unsur yang bersifat sosial budaya
Range = adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktifitas pasar yang menjual kebutuhan
komoditi atau barang.
Thereshold = adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan untuk menunjang
kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang bersangkutan
5. Latihan
1. Menurut wittlesey
a. Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga menunjukkan areal saja.
b. Multiple feature region adalah region yang menunjukkan ketampakan majemuk, seperi
gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan budaya bercocok
tanam.
c. Region total atau compage terdiri atas banyak unsur atau gabungan antara unsur fisik
dan manusianya, seperti provinsi, negara, atau kawasan tertentu.
2. Menurut Bintarto
a. Keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform. Wilayah
dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan
dengan garis melingkar disebut nodal region.
b. Generic region adalah klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya
saja sedangkan fungsi dari region itu sendiri diabaikan. Specific region adalah klasifikasi
wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal yang mempunyai
ciri-ciri geografi
3. Pengertian wilayah dapatlah dibedakan dengan daerah. Wilayah lebih cenderung
memiliki batas berdasarkan kriteria fisik atau sosial budaya tertentu, sedangkan daerah
cenderung memiliki batas berdasarkan kewenangan administratif pemerintahan,
seperti pembagian daerah waktu di Indonesia, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan,
dan desa atau kelurahan.
4. Teori ini dapat diterapkan dengan syarat :
a. Relief muka bumi seragam, terutama dengan dalam hubungan trasnportasi
b. Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduknya juga relatif homogen.
c. Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transpor dan komunikasi yang merata
5. Tertariknya modal, tanaga produktif, barang mentah kedaerah core menyebakan
periphery mengalami kemunduran
6. Faktor suatu tempat menjadi pusat pertumbuhan :
a. Kondisi fisik
b. Kekayaan sumber daya alam
c. Sarana dan prasarana transportasi
d. Adanya industri
e. Kondisi sosial ekonomi
f. Pertimbangan ekonomi.
6. Evaluasi
1. C
2. C
3. D
4. B
5. B
6. B
7. A
8. A
9. B
10. B
Daftar Pustaka
Agus Suryantoro, 1990, Penyimpangan Pemanfaatan Ruang TerhadapRencana Induk Kota Kawasan
Kraton-Malioboro Dengan Interpretasi Foto Udara, Tesis S-2, PPS-UGM, Yogyakarta.
Ahmad yani, Mamat Ruhimat, 2008, Geografi untuk kelas XI, Garsindo, Jakarta
Andrew Webster. Introduction to Sociology of Development.
Ankie, MM, Hoogevelt. Alternative Development Strategies.
Bambang Prijambodo, Pokok-Pokok Rencana Pembanguan Jangka Panjang Menengah Tahun
2004-2009 Disampaikan pada kunjungan Kuliah lapangan mahasiswa Jurusan Geografi
27, April 2006
Bintarto,R dan Surastopo, 1998, Metode Analisa Geografi, LP3S , Jakarta
Daldjoeni, N, 1982, Pengantar Geografi, Alumni, Bandung
Dean K.Forbes. Geografi Keterbelakangan. Jakarta: LP3ES. 1984
Dulbahri, 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Puspics – Bakorsurtanal – UGM,
Yogyakarta.
Erwin Hardika Putra, Shut, 2005, Pemandaatan Teknologi Citra Satelit dan GIS (Geograhic
Informatiom System) untuk Monotoring GNRHL
Irawan. Drs. MBA, Suparmoko M, Dr, M.A., 1992, Ekonomi Pembangunan, BPFE, Yogyakarta
Dickenson J.P, dkk. Geografi Negara Berkembang. Methuen : London and New York. 1983
Jensen, J.R. 2000. Remote Sensing of The Environment an Earth Resource Perspective. Prentice
Hall. New Jersey
Lillesand and Kiefer, 1993. Remote Sensing And Image Interpretation, Jhon Villey and Sons,
New York.
-----------------------, 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. John Wiley and Son. New York
Lo, C.P, 1986. Penginderan Jauh Terapan, UI- Press, Jakarta.
Michael Chisolm. Studies in Human Geography. London. 1984
Nursid Sumaatmadja, 1989, Lingkungan Hidup, Alumni, Bandung
-------------------------1981, Studi Geografi, Alumni, Bandung
Peter Haget. Geography: A Modern Synthesis. Second Edition. Harper International Edition.
Harper & Row, Publisher. New York, Evaston. 1983
Prikandito, Aryono, 1980, Kartografi, PPT UGM, Yogyakarta
Purwadhi, F.S.H. Interpretasi Citra Digital. Grasindo. Jakarta
Resosudarmo Sujiran, 1958, iImu Bumi Alam, Masa Baru, Bandung
-------------------------, 1990, Pengantar Ekologi, Remaja Rosadakarya,Bandung
Sandy, I Made, 1987, Iklim Regional Indonesia, Yakarta, Jurusan Geografi FMIPA
Soni Darmawan, Ishak H. Ismullah, Ketut Wikantika, Firman Hadi, Teknologi Satelit Inderaja
Untuk Pertanian, Pusat Penginderaan Jauh – ITB
B. Assesment Pembelajaran 2
1. Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran
Tes Formatif 1:
1. Teori ilmiah yang melandasi desain silabus dan RPP yang berkaitan
dengan proses belajar.
a. Teori analisis peserta didik
b. Teori pembelajaran
c. Teori belajar
d.Teori komunikasi
Tes Formatif 2
1. Fungsi bahan ajar modul/LKS
a. untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
b. untuk meningkatkan hasil belajar siswa
c. untuk mengisi waktu luang siswa
d. untuk menambah waktu belajar siswa
2. Manakah bahan ajar yang lengkap dan dapat digunakan secara mandiri
oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran ?
a. Buku
b. Video
c. Modul
d. Surat kabar
4. Bagian penting dalam LKS yang membedakan antara LKS satu dan
lainnya adalah:
a. bagian inti
b. bagian penutup
c. bagian awal
d. bagian akhir
b. Pesan
c. Saluran
d. Penerima
b. Tujuan pembelajaran
c. Jumlah siswa
d. Kemudahan penggunaan
b. Simulator
c. Model
d. Realia
b. Film
c. Video
d. Radio
b. Biaya
c. Kemudahan penggunaan
d. Kecepatan
b. Materi
c. Strategi
d. Evaluasi
b. Persiapan
c. Pelaksanaan
d. Tindak lanjut
b. Objek
c. Permainan
d. Interaktif
b. Model
c. Foto
d. Gambar
10. Manfaat media pembelajaran kecuali:
a. Meningkatkan perhatian siswa
Tes Formatif 4
1. Tes objektif seperti pilihan ganda dikategorikan metode penilaian:
a. kognitif
b. afektif
c. psikomotorik
d. tertulis
8. Bukan deskripsi lembar soal tes uraian yang akan dikerjakan siswa:
a. berisi petunjuk pengerjaan soal
b. berisi pertanyaan terbuka
c. berisi kolom untuk menjawab soal
d. berisi alokasi waktu pengerjaan soal
C. Assesment Pembelajaran 3
1. Penelitian Tindakan Kelas
Evaluasi A:
Evaluasi B:
Kunci Jawaban
A. Assesment 1
B. Assesment 2
Evaluasi Formatif 1
1. c
2. b
3. a
4. c
5. a
6. a
7. d
8. a
9. d
10. a
Evaluasi Formatif 2
1. b
2. c
3. c
4. a
5. d
6. d
7. d
8. a
9. a
10. c
Evaluasi Formatif 3
1. c
2. b
3. c
4. d
5. b
6. a
7. c
8. d
9. a
10. c
Evaluasi Formatif 4
1. a
2. b
3. a
4. c
5. d
6. d
7. d
8. c
9. b
10. a
C. Assesmet 3
PTK Evaluasi A:
PTK Evaluasi B :
1. Siklus PTK dapat dianalogikan dengan resep dokter; satu resep adalah
satu siklus penelitian. Jika penyakit belum sembuh akan diberikan resep
berikutnya, sampai pasien sembuh.
2. Agar pembaca yang ingin menduplikasi hasil penelitian merasa yakin
bahwa kondisi kelasmya sama (atau tidak sama) dengan kondisi kelas
penelitian. Jika sama ia akan melanjutkan duplikasi; jika tidak mungkin ia
akan membatalkan.
3. Perencanaan dalam Siklus I tidak lain adalah hipotesis tindakan yang
sudah direncanakan sebelumnya. Perencanaan dalam siklus II dibuat
berdasarkan refleksi pada akhir siklus I; perencanaan dalam siklus III
dibuat berdasarkan refleksi pada akhir siklus II; dst. Analoginya dengan
pengobatan, Perencanaan adalah resep dokter.
4. Perencanaan PTK harus tercermin dalam RPP; tindakan yang diberikan
hendaknya dicetak bold agar jelas posisinya dalam pembelajaran.
5. Pelaksanaan berisi uraian tentang penerapan tindakan, sebagai variabel
bebas. Analoginya dengan pengobatan, Pelaksanaan mendeskripsikan
tentang kelancaran atau hambatan proses meminum obat.
6. Pengamatan berisi data tentang hasil peningkatan variabel yang ingin
ditingkatkan, sebagai variabel terikat, baik data kuantitatif berupa angka-
angka maupun kualitatif berupa kata-kata. Analoginya dengan
pengobatan, Pengamatan mendeskripsikan tentang peningkatan kesehatan
pasien.
7. Refleksi berisi analisis terhadap data Pengamatan, tentang keberhasilan
dan kegagalan tindakan. Terutama kegagalan, dianalisis penyebabnya
untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. Analoginya dengan pengobatan
dokter, Refleksi adalah analisis dokter ketika pasien datang lagi
kepadanya.
8. Tindakan dalam siklus baru harus berbeda secara signifikan dari siklus
sebelumnya.
9. Variabel yang ingin ditingkatlkan, atau variabel terikat.
10. Agar valid, yaitu mengukur yang seharusnya diukur.
11. Disamping akan melelahkan peneliti, instrumen untuk variabel perlakuan
biasanya tidak dibuat berdasarkan kisi-kisi.
12. Pengukuran variabel tertentu menggunakan berbagai jenis instrumen atau
berbagai responden. Biasanya yang diukur adalah variabel yang ingin
ditingkatkan, atau variabel terikat.
13. Kolaborasi adalah kerjasama antara peneliti PTK dengan teman sejawat
atau treman yang lebih senior dalam melakukan penelitian.
Daftar Pustaka
AECT (1986). Definisi Teknologi Pendidikan (Terjemahan Yusufhadi Miarso). Jakarta:
Rajawali Pers.
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching
assessing:
A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Longman.
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching
assessing:
A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Longman.
Anhari, Endang Saifudin. 1992. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu
Ashari, Hasyim. 2007. Siapa Bilang jadi Guru Hidupnya Susah. Yoyakarta: Pinus
Bates, A.W. (1995). Technnology, Open Learning anda Distance Education. London:
Routledge.
Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainer’s Handbook. New Jersey: Educational
Technology Publications.
Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainer’s Handbook. New Jersey: Educational
Technology Publications.
Dasuki, H.A. Hafizh. (pemred).1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Houve
Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
Diaz, Carlos. Pelletier, Carol Marra. Provendo, Carol. 2006. Touch the Future
Teach. Boston: Pearson
Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New
York: Pearson Allyn and Bacon.
Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New
York: Pearson Allyn and Bacon.
DPR RI. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen
Fullan, Michael. 2007. The New Meaning of Educational Change. New York: Teacher
College Press
Hermawan. 1983.Etika Keguruan : Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik
Guru Indonesia. Jakarta: Margi Rahayu
Isyoni dan Suarman, 2003. Falsafah dan Sistem Pendidikan. Pekanbaru: Unri Press
Khalifah, Mahmud, Usamah Khutub, 2009. Menjadi Guru yang Dirindu: Bagaimana
Menjadi Guru Yang Memikat dan Profesional. Terjemahan Muhadi Kadi.
Surakarta :Ziyad Visi Media
Koshy, K. (2005). Action Research for Improving Practice. London: Paul Chapman
Publishing
Lewis, C., Perry, R., and Hurd, J. (2004). A Deeper Look at Lesson Study. Educational
Leadership.
Made Putrawan, 2000. Bahan Ajar Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Universitas Negeri Jakarta.
Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving School. 9 (1): 47-59.
McNiff, J and Whitehead, J. (2002). Action Research: Principles ang Practice. London:
Routledge Falmer
Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak
diterbitkan).
Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak
diterbitkan).
Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey:
Lawrence Erlbauno Associaties Publ.
Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey:
Lawrence Erlbauno Associaties Publ.
Saito, E., Harun, I., Kuboki, I. and Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study
in Practice: Case Study of Indonesian Mathematics and Science
Saito, E., Sumar, H., Harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., and Tachibana, H. (2006).
Development of School-Based In-Service Training Under an Indonesian
Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain
of the field. Washington DC: AECT.
Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain
of the field. Washington DC: AECT.
Shadily, Hassan (pemred). 1980. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Houve
Stevenson., H.W., and Stigler, J.W. (1999). The Learning Gap. New York:
Touchstone.
Stigler, J.W., and Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s
Teachers for Improving Education in the Classroom. New York: The Free
Press.
Stringer, ET. (2007). Action Research. Third Edition. London: Sage Publication Inc.
Suharsimi Arikunto, suharjono dan Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bina
Aksara, Jakarta.
Suharsimi, A. (1999). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suseno. Franz Magnis. 1997. Etika Dasar: Masalah Pokok Filsafat Moral. Jakarta:
Kanisius
Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda
Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda
Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda
Tim TOT Block Grant, 2007. Modul Penelitian Tindakan Kelas. Departemen
Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Direktorat Profesi Pendidik. Jakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN