Anda di halaman 1dari 101

PANEN DAN PASCA

PANEN

REDAKSIONAL

Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis:
Muhammad Qusnul Labib
Berry Wiradinata
Chrisman Purba

Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah

Editor :
Nur Aini Farida

Desain Sampul:
Sonny Rasdianto

Layout/Editing:
Ratna Murni Asih
Apfi Anna Krismonita
Rifda Ayu Satriana

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
iii
PANEN DAN PASCA
PANEN

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KA TA PENGANTAR

Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.

SMK Bisa! SMK Hebat!

AGRIBISNIS TANAMAN
iv PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PRAKATA
PRAKATA

Kegiatan belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tentu tidak akan ter-
pisahkan dari kegiatan pembelajaran praktik di lapangan yang sesuai dengan kompe-
tensi keahlian masing-masing. Kegiatan pembelajaran direncanakan secara sistematis
dengan prosedur yang terarah mengacu pada kurikulum 2013 yang sudah dibakukan
dan diterapkan di seluruh SMK dan MAK yang ada di Indonesia.
Penerapan kurikulum 2013 pada kompetensi keahlian Agribisnis Tanaman Perkebu-
nan salah satunya pada mata pelajaran produktif Panen dan Pascapanen Tanaman
Perkebunan yang dalam buku teks ini akan membahas tentang Pemanenan dan pen-
golahan hasil pascapanen tanaman perkebunan.
Tujuan penyusunan buku ini sebagai salah satu bahan acuan menambah wawasan
dan pengetahuan tentang proses panen dan pascapanen, bagi siswa Sekolah Menen-
gah Kejuruan Agribisnis Tanaman Perkebunan (SMK). Dalam buku ini akan dibahas
tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, melakukan pengangkutan hasil panen,
sistem transportasi, standar pengolahan buah, proses pengolahan, pengelolaan dan
pengendalian, kinerja pengolahan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa
SMK dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan saat mengikuti pelatihan/
praktik di sekolah, dan setelahnya akan lebih berhasil di lapangan dalam hal panen
dan pascapanen tanaman perkebunan, karena isi buku ini disesuaikan dengan pelaja-
ran yang ada di sekolah dan kebutuhan di industri.
Semoga buku teks ini dapat menambah wawasan bagi para siswa. Kritik yang mem-
bangun dan saran yang sifatnya memotivasi dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan buku ini.

Pelangiran, 27 Oktober 2019

Penulis

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
v
PANEN DAN PASCA
PANEN

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ iv
PRAKATA.......................................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU....................................................................... ix
PETA KONSEP BUKU......................................................................................... xi
APERSEPSI...................................................................................................... xii

BAB I MENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN............................................. 1


A. Pengangkutan Hasil Panen................................................................................ 3
B. Penyiapan Peralatan Pengangkutan Hasil Panen........................................ 3

BAB II MELAKUKAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN......................................... 13


A. Pelaksanaan Pengangkutan Hasil Panen......................................................16

BAB III SISTEM TRANSPORTASI........................................................................ 23


A. Sistem Transportasi Darat................................................................................25
B. Sistem Transportasi Air.....................................................................................28

BAB IV STANDAR PENGOLAHAN BUAH............................................................ 33


A. Mutu Hasil Panen................................................................................................35

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL............................................................... 44

BAB V PROSES PENGOLAHAN.......................................................................... 51


A. PENGOLAHAN TAHAP AWAL.............................................................................53
B. PENGOLAHAN PRODUK AWAL.........................................................................55

BAB VI PENGELOLAN DAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN............................. 60


A. Pemeliharaan Terencana..................................................................................61
B. Perawatan Berdasarkan Kerusakan................................................................64

BAB VII KINERJA PENGOLAHAN....................................................................... 69


A. Kapasitas Pengolahan.......................................................................................71
B. Pengambilan Sampel.........................................................................................72

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP............................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 85
GLOSARIUM.................................................................................................... 86
BIODATA PENULIS........................................................................................... 87

AGRIBISNIS TANAMAN
vi PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pasca panen tanaman perkebunan kelapa sawit.................................. 2


Gambar 1.2 Truk Pengangkut Hasil panen.................................................................... 3
Gambar 1.3 Ponton pengenkut hasil panen melalui kanal....................................... 3
Gambar 1.4 Pengangkutan Hasil Panen di Areal Kebun............................................ 5
Gambar 1.5 Kondisi Jalan di Areal Perkebunan........................................................... 6
Gambar .1.6 Tenaga Kerja Pengangkutan Hasil Panen dan Alat
Pengangkutan.............................................................................................. 7
Gambar 1.7. Peralatan Transportasi Pengangkutan Tahap Pertama....................... 8
Gambar 1.8 Pengutipan Brondolan Sawit..................................................................... 9
Gambar 1.9 Pemindahan buah dari traktor ke truk.................................................... 9
Gambar 2.1 Seorang pekerja melakukan pemanenan kelapa sawit.....................14
Gambar 2.2 Papan informasi tanaman yang akan di panen...................................15
Gambar 2.3 Pemuatan Buah di TPH..............................................................................17
Gambar 2.4 Pemuatan Buah dan Brondolan ke dalam ponton..............................17
Gambar 2.5 Tempat Pengumpul Hasil Tanaman Sagu..............................................20
Gambar 3.1 Rangkaian byn system pada areal perkebunan..................................24
Gambar 4.1 Penumpukan hasil panen.........................................................................34
Gambar 5.1 Pabrik pengolahan sagu tradisional......................................................52
Gambar 5.2 Pabrik pengolahan hasil panen kelapa sawit......................................52
Gambar 6.1 Workshop/traksi tempat perbaikan kendaraan angkut.....................61
Gambar 6.2 Tempat ataupun lokasi pencatatan pemeliharaan kendaraan.........62
Gambar 6.3 Emergency repair terhadap salah satu alat angkut panen...............64
Gambar 6.4 Penyetelan dan pelumasan kendaraan.................................................65
Gambar 7.1 Salah satu stasiun pengecekan mutu hasil olahan.............................70

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
vii
PANEN DAN PASCA
PANEN

DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penggolongan kematangan TBS..................................................................38


Tabel 4.2 Standar Fraksi Mutu Panen...........................................................................38
Tabel 4.3 Nilai Sortasi Buah (NSP).................................................................................39
Tabel 5.1 Kematangan Buah ..........................................................................................53
Tabel 7.1 Tindakan Pemecahan Masalah Berkaitan Pengambilan Sampel..........74

AGRIBISNIS TANAMAN
viii PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PENGGUNAAN BUKU

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga dapat menyelesaikan buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Panen dan Pasca Panen yang diharapkan
dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bacalah tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan saksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam buku
ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum benar-
benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Harian. Jika Anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila Anda masih mengalami
kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silakan diskusikan dengan teman
atau guru Anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan dan
keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
ix
PANEN DAN PASCA
PANEN
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU

Contoh Soal Digunakan untuk memberikan gamba-


ran soal yang akan ditanyakan dan cara
menyelesaikannya.
Praktikum Lembar acuan yang digunakan untuk
melatih keterampilan peserta didik sesuai
kompetensi keahliannya.
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik
untuk menambah sumber belajar dan wa-
wasan. Menampilkan link sumber belajar.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan
yang berkaitan dengan ilmu yang sedang
dipelajari.
Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujan untuk melatih pe-
serta didik dalam memahami suatu materi
dan dikerjakan secara individu.
Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu
bab.
Penilaian Harian Digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kompetensi yang sudah dicapai peserta
didik setelah mempelajari satu bab.
Penilaian Akhir Semester Digunakan untuk mengevaluasi kompe-
tensi peserta didik setelah mempelajari
materi dalam satu semester.
Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh pe-
serta didik maupun guru di akhir kegiatan
pembelajaran guna mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar.

AGRIBISNIS TANAMAN
x PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PETA KONSEP
PETA KONSEP BUKU BUKU

PANEN DAN PASCA PANEN

SEMESTER GASAL

BAB I Menyiapkan BAB II Melakukan Pen-


Peralatan Pengangkutan gangkutan Hasil Panen

BAB III Sistem BAB IV Standar


Transportasi Pengolahan Buah

SEMESTER GENAP

BAB V Proses BAB VI Pengelolan dan


Pengolahan Pengendalian
Pemeliharaan

BAB VII Kinerja P


engolahan

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
xi
PANEN DAN PASCA
PANEN

APERSEPSI APERSEPSI

Indonesia adalah Negara dengan hamparan tanah yang subur, berbagai jenis
tanaman tumbuh dengan baik terutama tanaman perkebunan. Tanaman perkebunan
yang di budidayakan dengan baik akan memiliki hasil. Untuk mengelola itu semua di
perlukan penanganan Panen dan Pasca panen. Panen dan Pasca Panen pada tanaman
perkebunan merupakan bagian dari proses pengolahan yang akan menentukan kualitas
produk dari tanaman perkebunan yang diusahakan. Kegiatan ini awal dari banyaknya
jenis produk olahan yang tercipta dan berguna dalam menunjang kehidupan manusia.
Kompetensi Panen dan Pasca Panen memiliki beberapa KD yang penting
dalam menjamin terciptanya suatu produk yang berkualitas. KD yang memiliki
peranan penting yaitu system transportasi dan proses pengolahan, kedua hal tersebut
merupakan titik yang rawan terhadap penurunan kualitas produk sehingga tidak sesuai
dengan standar yang telah di tetapkan, oleh karena itu kedua hal tersebut sangat
diperhatikan sehingga sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mata pelajaran Panen
dan Pasca Panen Tanaman Perkebunan diperuntukan untuk pedoman pembelajaran
kelas XII bagi SMK jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan. Materi dalam buku ini
membahas tentang penanganan dan pengolahan pasca panen hasil perkebunan.
Buku Panen dan Pasca Panen ini disusun berdasarkan aktivitas siswa yang dituntut
aktif dalam setiap pembelajaran. Untuk menciptakan siswa yang aktif dimulai
dari pembelajaran di kelas seperti melakukan diskusi kelompok, persentasi yang
dilakukan oleh setiap siswa, dan mengerjakan tugas dengan inisiatif memperluas
pengetahuan dan melakukan inovasi di bidang pertanian. Dalam mendukung
terciptanya pembelajaran yang aktif maka dibuatlah fitur cakrawala, jelajah internet,
lembar pratikum, tugas mandiri dan refleksi. Selamat membaca semoga materi yang
ada di buku ini menjadi pedoman dalam mendidik anak bangsa menjadi generasi yang
siap bersaing dan berilmu pengetahuan yang baik.

AGRIBISNIS TANAMAN
xii PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

BAB
MENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN
I
BAB I MENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang menyiapkan peralatan pengangkutan,


peserta didik dapat memahami dan menentukan jenis sarana pengangkutan hasil
panen dan penyiapan saran pengangkutan hasil panen dengan benar.

PETA KONSEP

Jenis sarana pengangkutan


hasil panen

PENDAHULUAN

Penyiapan saran peng


angkutan hasil panen

KATA KUNCI

Panen, Pasca Panen, Pengangkutan, Sarana

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
1
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Panen dan pascapanen dalam sistem agribisnis pada tahun 1979 dinyatakan
oleh FAO sebagai masalah besar kedua (Second Generation Problem) karena terjadi
kehilangan hasil yang besar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam proses
penyediaan pangan. Sejak awal tahun 2000 terkait dengan ketersediaan pangan,
masyarakat menuntut sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang lebih baik.
Hal lain yang menjadi perhatian yaitu kesejahteraan dan keselamatan pekerja,
serta keamanan lingkungan dalam seluruh proses penyediaan pangan. Hal tersebut
tertuang dalam kesepakatan-kesepakatan di berbagai forum dunia, seperti Organisasi
Perdagangan Dunia atau World Trade Organisation (WTO).

Gambar 1.1: Pasca panen tanaman perkebunan kelapa sawit


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Berdasarkan beberapa hasil penelitian atau survei menunjukan persentase


kehilangan hasil produk segar hortikultura mencapai 40%-50%. Hal ini didukung oleh
sifat fisiologi produk segar hortikultura yang mudah rusak (perishable). Oleh karena
itu produk tersebut membutuhkan penanganan yang lebih baik sejak panen hingga
pascapanen. Variasi tata cara penanganan panen dan pascapanen sangat dipengaruhi
oleh karakteristik produk dan/atau tanaman hortikultura sehingga membutuhkan
penanganan, penyimpanan, pengangkutan dan kompetensi sumber daya manusia
yang berbeda-beda (ditjenpp, 2013).
Oleh sebab itu dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka
diperlukan adanya Pedoman Panen, Pascapanen, dan Pengelolaan Bangsal Pascapanen
Hortikultura Yang Baik (Good Handling Practices atau GHP) yang dapat digunakan oleh
pelaku usaha hortikultura untuk mencegah atau menekan terjadinya kehilangan hasil
dan menjaga mutu serta nutrisi produk yang dihasilkan sampai ke tangan konsumen.

AGRIBISNIS TANAMAN
2 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengangkutan Hasil Panen


Pengangkutan hasil panen merupakan suatu kegiatan yang mengelola
hasil panen, untuk memudahkan dalam proses pengolahan tahap selanjutnya.
Setelah hasil panen dikumpulkan di suatu tempat, kemudian segera dilakukan
pengangkutan dari lapangan/kebun ke pabrik. Pengangkutan harus dikelola
sedemikian rupa agar hasil panen tidak terbengkalai di lapangan yang dapat
menimbulkan kerugian bagi pengelolaan hasil.

Gambar 1.2 : Truk Pengangkut Hasil panen


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
Hasil panen apabila tidak segera diangkut ke pabrik pengolahan
selanjutnya, kemungkinan besar akan menyebabkan penurunan kualitas dan
kuantitas hasil olahan produk yang akan diproses. Karena itu, untuk menghindari
risiko hasil tersebut, diperlukan koordinasi yang sistematis antara bagian panen
dengan bagian pengangkutan di areal perkebunan. Berikut ini akan dibahas
proses pengangkutan hasil panen pada tanaman perkebunan kelapa sawit.

Gambar 1.3: Ponton pengenkut hasil panen melalui kanal


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
B. Penyiapan Peralatan Pengangkutan Hasil Panen
Peralatan pengangkutan hasil panen pada komoditas perkebunan
beragam bentuk, tergantung jenis produk yang dihasilkan suatu komoditas

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
3
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

tanaman perkebunan. Salah satu jenis alat angkut yang harus dipersiapkan untuk
mengangkut hasil komoditas karet adalah mobil tangki yang dirancang secara
khusus sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas lateks. Contoh lain
yaitu alat angkut untuk hasil tanaman tebu dapat berupa truk atau mesin kereta
lori yang mampu mengangkut tebu dalam jumlah besar yang memungkinkan
efisiensi waktu dan biaya lebih baik. Keseluruhan peralatan angkut tersebut
harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar proses pengangkutan berjalan aman,
tertib dan lancar sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh bagian proses
pengolahan.
1. Jenis Sarana Pengangkutan Hasil Panen
Usaha agribisnis tanaman perkebunan pada umumnya dilakukan di
kawasan hutan yang telah mendapatkan izin atau pada kawasan pedesaan
dimana sarana dan infrastruktur jalan merupakan jalan tanah yang harus
mendapatkan pengerasan dengan kerikil atau bebatuan terlebih dahulu. Hasil
panen tanaman perkebunan masing-masing komoditas memiliki karakteristik
tersendiri, ada yang perlu segera diolah setelah dipanen dan ada yang dapat
ditunda sampai beberapa waktu tanpa mengalami penurunan mutu dari hasil
yang diperolehnya, misal pucuk daun teh hasil panen harus segera dibawa
ke pabrik untuk diolah, tandan buah segar kelapa sawit harus segera (kurang
dari 24 jam) dibawa ke pabrik untuk diolah menjadi CPO. Tanaman yang dapat
ditunda sebelum diolah seperti kakao, kopi dan kelapa di mana komoditas
tersebut mampu bertahan beberapa waktu sebelum memasuki tahapan akhir
dalam pengolahan.
Penundaan hasil panen yang terjadi di pabrik untuk diolah dapat
menyebabkan penurunan mutu hasil olahannya, misal penundaan pada
kelapa sawit akan menyebabkan kandungan asam lemak bebas lebih tinggi
dan menjadikan minyak teroksidasi (menimbulkan bau “tengik”). Sebaliknya
beberapa komiditas dapat ditahan untuk menunggu sampai pengolahan
dalam waktu yang lebih lama (lebih dari 2 hari) misal kopi, kelapa, kakao
dan sebagainya. Mengangkut hasil panen dari kebun ke gudang atau pabrik
berpengaruh terhadap hasil panen, terutama terhadap kualitas hasil panen.
Dengan cara pengangkutan yang sembarang saja menyebabkan tingkat
kerusakan hasil panen lebih besar. Oleh karenanya upaya mengangkut hasil
panen tanaman pertanian perlu pula adanya perhatian khusus.
Pengangkutan hasil tanaman perkebunan dilakukan secara bertahap.
Pertama, pengangkutan dari kebun ke tempat pengumpulan. Kedua,
pengakutan dari tempat pengumpulan ke pabrik pengolahan. Pengangkutan
tahap pertama biasanya dilakukan secara manual dipikul atau diangkut
dengan lori atau beko. Pada daerah tertentu pengangkutan dari kebun ke
tempat pengumpulan dilakukan dengan menggunakan sepeda atau sepeda
motor. Pengangkutan dari tempat pengumpulan ke pabrik dapat dilakukan
dengan truk, dengan lokomotif (pada pabrik gula di pulau Jawa)

AGRIBISNIS TANAMAN
4 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.4 : Pengangkutan Hasil Panen di Areal Kebun


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Karakteristik Hasil Panen


Setiap hasil panen tanaman pertanian memiliki karakter yang berbeda-
beda, baik dari segi bentuk maupun sifatnya. Hasil panen tanaman perkebunan
dapat berupa daun seperti teh, tembakau, buah seperti kelapa sawit, kelapa,
kakao, kopi, getak seperti karet, dan keseluruhan batang seperti tebu, rosella.
Sesuai dengan karakter ini maka alat dan perlengkapan pengangkutannya
harus disesuaikan, terutama berkaitan dengan ukuran dari hasil tanaman
tersebut. Sifat hasil panen juga bervariasi, dari hasil tanaman yang mudah
rusak sampai hasil tanaman yang tahan atau tidak mudah rusak. Kemungkinan
penyebab kerusakan hasil tanaman pertanian semasa pengangkutan adalah :
Untuk mengangkut hasil tanaman teh dan tembakau harus
menggunakan sarana yang dapat mencegah rusaknya daun segar, sehingga
pada umumnya daun hasil panen dimasukkan ke dalam karung berlubang dan
tidak dilakukan pemadatan, karena pemadatan akan menyebabkan lipatan
atau patahan yang dapat merusak daun muda pada komoditas teh.
Iklim atau cuaca juga mempengaruhi pengangkutan hasil panen,
apabila tidak diantisipasi dengan baik menyebabkan kerusakan hasil panen,
beberapa jenis hasil tanaman akan terpengaruh terhadap iklim atau cuaca.
Terlebih lagi bila jarak kebun ke gudang cukup jauh. Oleh karena itu alat
angkut yang diperlukan adalah yang mampu mempertahankan kualitas hasil
panen selama pengangkutan ke gudang.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
5
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

2. Penyiapan Sarana Pengangkutan Hasil Panen


a. Kesesuaian Alat Pengangkutan
Alat angkut hasil panen komoditas pertanian memiliki spesifikasi
dan jenis tertentu, sesuai dengan hasil panen tanaman apa yang akan
diangkut. Namun umumnya petani tidak memiliki alat angkut yang
spesifik, sehingga mereka menggunakan suatu alat angkut hasil panen
tanaman pertanian yang serba guna dan mudah digunakan pada areal
kebun yang mereka miliki.
b. Jarak Pengangkutan
Jarak pengangkutan dari areal kebun ke pabrik pengolahan sangat
menentukan terhadap tingkat kerusakan hasil panen komoditas
pertanian. Sebagaimana tanaman karet yang umumnya, jarak kebun ke
gudang/pabrik relatif cukup jauh, sementara hasil panennya akan cepat
menggumpal sebelum dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Dengan
demikian untuk getah karet ini memerlukan perlakuan khusus selama
pengangkutan sampai ke gudang. Demikian pula alat transpotasinya juga
didesain secara khusus.
c. Sarana Jalan
Sarana jalan yang terdapat pada mayoritas perkebunan di Indonesia
tidak memadai dan tidak setiap tanaman dibudidayakan pada lahan yang
mudah terjangkau dengan kendaraan. Umumnya di Indonesia tanaman
pertanian dibudidayakan pada lahan-lahan yang medannya bergelombang
dan jalanpun hanya berupa jalan setapak serta belum ada pengerasan
jalan. Walaupun terdapat jalan itu hanya sebatas dengan pengerasan batu
yang tidak diratakan. Dengan kondisi medan lapangan yang demikian akan
mempengaruhi jenis atau macam alat dan perlengkapan pengangkutan
hasil panen komoditas perkebunan.

Gambar 1.5 : Kondisi Jalan di Areal Perkebunan


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS TANAMAN
6 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

d. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di Indonesia bidang pertanian masih belum menjadi
faktor pembatas pada kegiatan budidaya tanaman pertanian. Mungkin
permasalahannya adalah tingkat pengetahuan dan satuan pendidikan
tenaga kerja yang masih rendah, khususnya dalam hal bagaimana cara
mengangkut hasil panen tanaman pertanian yang benar. Di negara lain
dimana tenaga kerja pertanian sudah berkurang dan cukup mahal, maka
pemanfaatan teknologi penggunaan alat mesin pertanian merupakan
pertimbangan untuk mengatasi sedikit dan mahalnya tenaga kerja di
bidang pertanian.

Gambar .1.6 : Tenaga Kerja Pengangkutan Hasil Panen dan Alat Pengangkutan
Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

e. Alat Pengangkutan
Secara konvensional petani tidak terlalu mempermasalahkan alat dan
perlengkapan pengangkutan hasil panen tanaman pertaniannya sampai
pada areal pengumpulan hasil dikarenakan keterbatasan pengetahuan
dan modal yang dimiliki. Pada usaha agroindustri yang memiliki investor
dan modal besar, alat pengangkutan merupakan salah satu bagian yang
mendapatkan perhatian. Pada skala perkebunan yang lebih luas kelancaran
transportasi menggunakan alat sangat diperlukan untuk mendapatkan
tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam memudahkan pengangkutan
setiap blok disediakan areal untuk mengumpulkan hasil panen, sebelum
dibawa ke pabrik untuk diolah. Minimalnya para petani cukup dengan
menggunakan karung-karung dan dipanggul atau digendong dari kebun
hingga ke tempat pengumpul hasil yang telah ditentukan. Namun untuk
hasil panen tanaman tertentu dengan jarak yang jauh dan jumlahnya
cukup besar, maka petani sudah mulai mempertimbangkan alat dan
perlengkapan pengangkutan yang mungkin digunakan.
f. Kendaraan Pengangkut
Umumnya hasil panen tanaman pertanian diangkut dalam dua tahap
hingga sampai ke gudang atau prabrik :
1) Tahap Pertama
Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk mengangkut hasil
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
7
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

panen dari kebun sampai ke tempat pengumpulan pada areal kebun


seperti tandu, karung, keranjang, gerobak, dan perahu kecil harus
tersedia demi kelancaran proses pemindahan hasil panen. Tempat
pengumpulan ini biasanya dipilih dipinggir jalan atau tempat-
tempat yang terjangkau oleh kendaraan roda empat atau pedati. Alat
transpotasi yang digunakan adalah:
a) Tandu/keranjang/karung yang dibawa oleh tenaga manusia sebagai
pengangkut. Alat ini digunakan bila jalan yang dilalui adalah jalan
setapak atau bahkan sesekali menyeberangi sungai.
b) Gerobak dorong/tarik yang pengunaannya didorong atau ditarik
oleh tenaga manusia dan terkadang menggunakan mesin. Alat
pengangkut ini digunakan bila jalan yang dilalui cukup kecil
dan hanya memungkinkan untuk dilewati gerobag. Apabila jalan
di areal perkebunan cukup luas dan memungkinkan dilewati
kendaraan seperti sepeda dan sepeda motor, maka gerobat bisa
ditarik menggunakan sepeda motor.
c) Perahu kecil atau rakit di gunakan apabila areal perkebunan berada
di areal tanah gambut yang memungkinkan untuk mengangkut
hasil panen hanyalah sungai yang menghubungkan antara kebun
dengan tempat pengumpulan.
d) Hasil panen dari tempat pengumpulan ke gudang, atau langsung
ke pabrik. Umumnya peralatan yang digunakan untuk mengangkut
hasil panen komoditas pertanian kendaraan yang memiliki
kapasitas besar seperti truk dan ponton. Ukuran kendaraan truk
yang digunakan sebaiknya kendaraan dengan kapasitas angkut
kurang dari 12 ton. Penggunaan truk dengan daya angkut yang
besar lebih dari 12 ton akan merusak jalan kebun dan infrastruktur
lainnya. Pada areal gambut alat angkut yang disarankan adalah
ponton yang pada bagian atasnya terdapat bargas yang memuat
hasil panen berkapasitas 10 ton. Untuk hasil tanaman tertentu
digunakan alat transpotasi khusus, seperti getah karet,daun teh
dan sebagainya.

Gambar 1.7. : Peralatan Transportasi Pengangkutan Tahap Pertama


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS TANAMAN
8 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.8 : Pengutipan Brondolan Sawit


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

2) Tahap Kedua
Persiapan selanjutnya dalam mengangkut hasil panen
tanaman perkebunan dari tempat pengumpul sementara (TPS) ke
pabrik pengolahan adalah menyesuaikan alat transportasi dari TPS
ke pabrik pengolahan. Alat transportasi/kendaraan truk untuk di
darat dan ponton untuk perairan dalam mengangkut hasil panen
buah sedangkan untuk hasil komoditas seperti teh, tebu, kakao,
kopi, digunakan alat angkut truk bak terbuka. Adakalanya untuk
pengangkutan tebu dari areal kebun ke pabrik pengolah digunakan
alat angkut kereta lori. Sedangkan untuk mengangkut hasil panen
berupa lateks dari kebun ke pabrik digunakan mobil tangki stainless.
Pengangkutan pada tahap kedua merupakan proses terakhir
dari pengangkutan hasil komoditas pertanian dari areal perkebunan
menuju pabrik pengolahan hasil panen. Kelancaran sistem tranportasi
alat pengangkutan pada tahap ini.

Gambar 1.9 : Pemindahan buah dari traktor ke truk


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
9
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

g. Alat Bantu Pengangkutan


Alat bantu untuk mengangkut hasil panen tanaman adalah alat
yang digunakan untuk memindahkan hasil panen dari tumpukan di
tanah ke atas kendaraan transpotasi. Peralatan/ perlengkapan ini
meliputi sekop, karung, keranjang, ember. Untuk hasil panen yang
cukup banyak dan berat digunakan alat pengangkut hidrolik.

CAKRAWALA

Panen dan pascapanen adalah kegiatan yang paling penting dari semua
kegiatan dalam perkebunan, proses ini menentukan kualitas dan kuantitas hasil
akhir dari olahan produk. Misalkan buah kelapa sawit yang baru dipanen oleh
pemanen, apabila dibiarkan terlalu lama atau dalam kurun waktu 1x24 jam tidak
diolah maka yang akan terjadi adalah peningkatan asam lemak bebas (ALB) dan
akan menurunkan kualitas olahan Crude Palm Oil (CPO)

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis sarana pengangkutan


hasil panen dan penyiapan sarana pengangkutan hasil panen Anda dapat
mempelajari secara mandiri di internet. Melalui internet Anda bisa mengakses
lebih jauh materi tentang sarana pengangkutan hasil panen. Salah satu website
yang dapat Anda kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian
yaitu : http://smart-tbk.com

AGRIBISNIS TANAMAN
10 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

RANGKUMAN

Peralatan pengangkutan hasil panen, beragam jenisnya tergantung


jenis produk yang dihasilkan suatu komoditas tanaman perkebunan. Contoh
alat angkut untuk hasil kelapa sawit digunakan mobil bak yang dirancang secara
khusus sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas buah. Contoh lain
yaitu alat angkut untuk hasil tanaman sagu dapat berupa truk atau pompong.
Keseluruhan peralatan angkut tersebut harus dipersiapkan secara baik agar proses
pengangkutan berjalan tertib, aman dan lancar sampai ke tempat tujuan.
Untuk menunjang semua kegiatan pengangkutan hasil panen, maka
diperlukan alat bantu pengangkutan seperti : tandu/keranjang/karung, gerobag
dorong/tarik, perahu kecil atau rakit, traktor dan alat angkat hidrolik.

TUGAS MANDIRI

Tugas para siswa adalah mendeskripsikan tentang Jenis sarana


pengangkutan hasil panen dan menspesifikasikan penyiapan saran pengangkutan
hasil panen . Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang telah
disepakati dengan guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Buah Kelapa sawit yang baru dipanen harus segera diantar ke PKS, apa yang
akan terjadi jika pengangkutan terlambat dalam waktu 1x24 jam ?
2. Tanaman perkebunan yang menghasilkan banyak jenis dan bentuknya.
Sebutkan karateristik setiap tanaman perkebunan yang kalian ketahui dan
jelaskan alat pengangkutan yang sesuai terhadap hasil perkebunan tersebut!
3. Dalam hal pengangkutan terdapat jarak tempuh dan sarana jalan dari kebun
ke tempat pengolahan, jadi jelaskan apa yang terjadi jika hal sebelumnya
mengalami kendala !
4. Pengangkutan hasil panen dari dalam kebun sampai ke titik pengumpul,
memerlukan alat bantu untuk mempemudah dan efisiensi waktu, alat bantu
seperti apa yang bisa di gunakan dalam pengangkutan buah sawit di areal
perkebunan, sebutkan kelebihan dan kekurangannya ?
5. Jelaskan tata cara pengangkutan hasil panen sagu dari areal kebun sampai ke
tempat pengolahan ?

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
11
PANEN DAN PASCA
PANEN
REFLEKSI

Setelah meteri pembelajaran selesai guru pembimbing dapat melakukan


evaluasi terkait ketercapaian materi. Kegiatan evaluasi yang dapat dilakukan
berupa melakukan tes wawancara sederhana terkait materi dan melakukan quis
yang menyenangkan.

AGRIBISNIS TANAMAN
12 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

BAB
MELAKUKAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN II

BAB II MELAKUKAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN


TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang Melakukan Pengangkutan Hasil Panen, peserta


didik dapat melaksanakan pengangkutan hasil panen dengan benar

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

PELAKSANAAN
PENGANGKUTAN HASIL
PANEN

Megangkut Mengangkut Kelapa Mengangkut Sagu


Kelapa Sawit Hibrida

KATA KUNCI

Kelapa Sawit, Kelapa Hibrida, Sagu

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
13
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Panen dan pascapanen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada
pengelolaan perkebunan kelapa sawit menghasilkan. Penanaman dan pemeliharaan
tanaman perkebunan tujuan utamanya adalah hasil panen yang merupakan salah
satu faktor yang penting dalam menghasilkan produksi. Keberhasilan panen akan
menunjang pencapaian produktivitas tanaman secara maksimal. Sebaliknya panen
yang kurang efektif akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit.
Panen merupakan kegiatan pemotongan tandan buah dari pohon hingga pengangkutan
menuju pabrik pengolahan. Urutan kegiatan panen adalah pemotongan pelepah,
pemotongan tandan buah matang panen, pengutipan brondolan, pengangkutan hasil
ke TPH, dan pengangkutan hasil panen menuju pabrik. Tanaman kelapa sawit secara
umum sudah mulai dialihkan dari tanaman belum menghasilkan menjadi tanaman
menghasilkan setelah berumur 30 bulan. Namun di beberapa tempat sering terjadi
lebih awal di sebabkan oleh berbagai faktor seperti jenis bibit dan perlakuan setiap
perusahaan terhadap areal lahan yang sedah digarap.

Gambar 2.1: Seorang pekerja melakukan pemanenan kelapa sawit


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
Paramater lain yang sering digunakan dalam menentukan kategori tanaman siap
panen jika jumlah pohon yang sudah berbuah matang panen >60%. Pada keadaan
ini rerata berat tandan sudah mencapai 4 kg dan pelepasan brondolan dari tandan
lebih mudah. Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen tentang
persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen dan sarana panen.
Keseluruhan faktor ini merupakan kombinasi yang tidak terpisahkan dari kegiatan
panen dan pascapanen tanaman kelapa sawit.

AGRIBISNIS TANAMAN
14 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Gambar 2.2 : Papan informasi tanaman yang akan di panen


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Persiapan panen yang akurat akan memperlancar pelaksanaan panen. Persiapan


ini meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan, dan pengetahuan
kerapatan panen, serta sarana panen. Persiapan tenaga meliputi jumlah tenaga kerja
dan pengetahuan/ ketrampilannya. Kebutuhan tenaga kerja bergantung pada keadaan
topografi, kerapatan panen, dan umur tanaman. Secara umum kebutuhan tenaga
panen berkisar antara 0,08–0,09 Hk/ha.
Kebutuhan alat pengangkutan disesuaikan dengan produksi, jarak ke pabrik
kelapa sawit. Peralatan yang digunakan adalah dodos, kampak, egrek, dan galah.
Sarana panen adalah jalan panen, tangga panen, titi panen dan tempat pengumpulan
hasil (TPH). Persiapan sarana panen seperti pengerasan jalan, pembuatan titi/tangga
panen, jalan panen (pikul), dan TPH. Jalan pikul dibuat selang dua barisan tanaman
dengan lebar 1 m, sedangkan TPH dapat dibuat secara bertahap. Pada tahap awal
dibuat satu TPH untuk 3 jalan pikul (6 baris tanaman), kemudian 1 TPH untuk setiap 2
jalan pikul (4 baris tanaman) dan selanjutnya 1 TPH untuk setiap 1 jalan pikul (2 baris
tanaman). Ukuran TPH adalah 3m x 2m.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
15
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pelaksanaan Pengangkutan Hasil Panen


Pengangkutan hasil panen adalah kegiatan membawa hasil panen dimulai
dari kebun dan diantar sampai ke pabrik untuk dilakukan proses pengolahan
berikutnya. Pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik harus dilakukan
secara terarah dan hati-hati agar jadwal pengiriman dan jumlah hasil panen
secara tepat sampai di pabrik, agar pabrik dapat beroperasi secara optimal.
Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah
kerusaka buah. Pengangkutan hasil panen yang efektif dan efisien memerlukan
hubungan yang erat dalam perencanaan harian antara kegiatan lapangan/kebun,
pengangkutan dan kegiatan pengolahan/pabrik. Jika dimungkinkan kelompok
pemanen bekerja sedemikian rupa sehingga jumlah tempat pengumpulan hasil
dan jarak pengangkutan dapat dikurangi. Setiap hari mandor angkutan harus
diberitahu lokasi panen dan areal tempat pengumpul hasil panen, agar nantinya
tidak ada hasil panen yang tertinggal dan terlambat dalam pengolahan.
1. Mengangkut Hasil Panen Kelapa Sawit
Pemuatan buah dan brondolan di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)
diawasi oleh krani produksi, yang bertugas dan bertanggung jawab
memastikan TBS (Tandan Buah Segar) yang dimuat untuk dikirim ke PKS
adalah TBS yang sudah diperiksa krani produksi. Tandan buah segar hasil
pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada
buah yang tidak segera diolah, maka kandungan asam lemak bebasnya akan
meningkat. Pengangkutan yang dibutuhkan adalah pola angkut yang dapat
memperpendek waktu antara panen dengan pengolahan yang maksimum
berjangka waktu 24 jam dari panennya sampai kepada proses pengolahannya.
Asam lemak bebas (ALB) atau FFA adalah derajat keasaman hasil produksi
yang diperoleh dari kondisi TBS / brondolan yang dikirim dari lapangan untuk
diolah PKS. Hal ini terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang
terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah lemak / minyak menjadi
asam lemak dam gliserol. Kerja enzim tersebut makin aktif bila struktur sel
buah matang mengalami kerusakan. Untuk itu pengangkutan TBS ke pabrik
mempunyai peranan yang sangat penting.
Untuk mencegah hal ini maka prinsip panen tetap berpegang kepada
standar panen dan mencegah tandan buah/brodolan bermalam (restan)
di lapangan serta menjaga sistem pengangkutan yang tepat dan cepat ke
PKS. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah
kerusakan buah selama pengangkutan sekaligus menjaga kecepatan
pengangkutan buah ke pabrik.

AGRIBISNIS TANAMAN
16 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.3 : Pemuatan Buah di TPH


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Salah satu faktor penting untuk menunjang kelancaran pengangkutan


TBS adalah komunikasi antara petugas lapangan, devisi, petugas tarnsportir,
dan petugas pabrik. Pemanfaatan sarana-sarana komunikasi yang efektif akan
sangat membantu kelancaran pengangkutan buah.
Ada beberapa alat angkut yang dapat digunakan untuk mengangkut TBS
dari perkebunan ke pabrik, yaitu truk, traktor gandengan (trailer), atau lori.
Pemilihan alat angkut yang digunakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, terutama ketersediaan alat angkut dan kondisi jalan yang dilalui.

Gambar 2.4 : Pemuatan Buah dan Brondolan ke dalam ponton


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
17
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam kegiatan pengankutan TBS memakai truck dikenal perlakuan sebagai


berikut :
a. Pengangkuatn truk kebun , yaitu pengelolaan pengangkutan TBS dan
brondolan yang dilaksanakan dan diawasi dengan menggunakan truk-
truk milik kebun. Pemuatan TBS ke atas kendaraan dilaksanakan dan
diangkut menggunakan tenaga manusia umumnya jumlahnya 2 orang
per kendaraan. Pengangkutan tbs harus diangkat bersama brondolan
dan harus dipastikan semuanya dalam kondisi bersih tidak bercampur
dengan kotoran seperti sampah, tanah, krikil, goni dan harus dihindarkan
agar kegiatan bongkar muat tidak membuat luka pada TBS dan brondolan.
Untuk itu dilarang menggunakan alat seperti sekrap, cangkul sebagai alat
pengumpul brondolan.
b. Pengangkutan oleh pemborong yaitu pelaksanaan pengankutan TBS dan
Brondolan dari lapangan ke PKS diikat dengan syrat perjannjian kerja
(SPK) dengan pihak penyedia jasa, sistem pembayaran dilaksanakan
dengan harga perkilogram TBS diangkut dari hasil penimbangan.
c. Pengangkutan Double Handling dilakukan pada areal yang sulit karena
jalan rusak tidak bisa dimasuki dan dijangkau oleh truk produksi. Pada
daerah itu harus dilakukan pelangsiran dengan menggunakan traktor
kebun sampai jalan/tempat yang ditentukan dan dapat dijangkau oleh
truk .
d. Kebutuhan truk pengangkut TBS didasarkan kepada perhitungan jumlah
produksi bulanan, yang dihitung dari produksi bulan pada panen puncak
dan juga harus memperhitungkan prediksi kerusakan unit, serta prestasi
rata-rata satu unit truk setiap bulannya.
e. Pengamanan Transport TBS untuk antisipasi pencurian & jatuhnya TBS di
jalan raya, khsus pengiriman TBS kebun yang tidak mempunyai pabrik
dan mengharuskan melewati jalan raya diwajibkan setelah penimbangan
di kebun, truk dengan muatan TBS harus diberi jaring penutup yang
dilengkapi dengan rantai keliling dan pada simpulnya diberi segel yang
hanya dapat dibuka oleh petugas di pabrik.
f. Pemuatan secara mekanis guna mengurangi ketergantungan penyediaan
tenaga tukang muat untuk angkut TBS, dengan sulitnya mendapatkan
tenaga manusia yang mau dan mampu dalam jumlah yang cukup secara
berkesinambungan, maka telah dipikirkan untuk menggunakan alat
transportasi dengan menggunakan kendaraan / truk yang dilengkapi
dengan crane jaring atau crapple, sehingga waktu dan tenaga kerja dapat
lebih efisien dan efektif.
2. Mengangkut Hasil Panen Kelapa Hibrida
Dalam pengangkutan hasil panen kelapa hibrida waktu pemanenan atau
pemetikan hasil buah kelapa berbeda-beda tergantung dari varietas kelapa.
Faktor tanah iklim serta baik buruknya pemeliharaan pada umumnya tanaman
kelapa varietas genjah mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun.
Untuk varietas dalam kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 6-8 tahun.
Masa puncak produksi kelapa juga berbeda-beda. Untuk kelapa dalam masa
puncak produksinya pada umur antar 15-20 tahun. Setelah berumur 20 tahun

AGRIBISNIS TANAMAN
18 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

produksinya berangsur turun dan setelah berumur 40 tahun produksinya


merosot. Sedang kelapa genjah/hibrida masa produksi puncak antara umur
10-18 tahun. Setelah berumur 18 tahun, produksi mulai berangsur turun
dan merosot setelah umur 30 tahun, selain itu ada beberapa faktor yang
mempengaruhi seperti varietas kelapa dan tanah. Kelapa yang telah berumur
30 tahun masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diambil kelapa muda
dikarenakan harga jual kelapa muda lebih tinggi dibandingkan dengan yang
sudah masak/tua, sehingga nilai ekonomisnya masih tinggi.
Pemanen kelapa yang telah dilakukan di areal perkebunan tentu
memerlukan alat bantu pengangkutan agar hasil yang telah dipanen dapat
langsung didistribusikan ke tempat pengolahan. Alat pengangkutan untuk
hasil panen kelapa dibagi menjadi 2 :
a. Pengangkutan dari lahan ke TPH
Pengangkutan dari lahan ke TPH yang berdekatan dengan pingir
kanal dapat dilakukkan menggunakan angkong/gerobak dorong dan
menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi di bagian belakang
terdapat keranjang yang mampu menampung 150 butir kelapa.
b. Pengangkutan dari TPH ke pabrik
Pengangkutan ini dilaksanakan menggunakan pompong dengan
kapasitas maksimal 25.000 butir, cara memindahkan buah kelapa dari
TPH ke pompon menggunakan alat tradisional yang sering digunakan
oleh masyarakat. Setelah buah kelapa selesai dimuat ke dalam pompong
selanjutnya akan didistribusikan ke pabrik melalui kanal, selanjutnya
pompong yang mengangkut buah kelapa menyandarkan pompongnya
di dermaga pabrik. Dermaga pelabuhan pabrik memiliki alat seperti
crane mini yang nantinya akan memindahkan buah kelapa dari pompong
ke atas pelabuhan. Crane pengangkut buah kelapa dilengkapi dengan
keranjang/jarring yang terbuat dari tali kapas yang kuat dan lebih lembut
dibandingkan tali dari sintetis pada umumnya.
Buah kelapa yang sudah berada di dermaga langsung diangkut
menggunakan gerobak seperti kereta api yang secara otomatis akan di
salurkan ke dalam pabrik melalui rel yang telah dibuat.
3. Mengangkut Hasil Panen Sagu
Proses pengangkutan hasil panen sagu agak berbeda dengan komoditas
lain. Pada tanaman sagu, bagian hasil yang akan diolah bukanlah buah seperti
komiditas kelapa sawit dan kelapa hibrida. Tanaman sagu (nama latin) dari
segi morfologi tidak memiliki buah yang bisa di konsumsi, oleh karena itu hasil
yang bisa diambil dari tanaman sagu adalah sari patinya yang terdapat pada
batang tanaman. Jadi hasil panen sagu yang bisa diolah adalah batangnya
yang dimulai dari pangkal sampai ke bagian atas mendekati pucuk (gbr). Pada
bagian ini yag akan kita bahas adalah proses pengangkutan hasil panen sagu
dari areal kebun (TPH) ke pabrik pengolahan hasil tanaman sagu.
Pengangkutan hasil tanaman sagu dari areal kebun ke pabrik tidak
menggunakan jalur darat, melainkan melewati sungai atau kanal yang telah
dibuat sebelumnya oleh petani itu sendiri. Alasan petani tidak menggunakan
jalur darat untuk pengangkutan hasil panen dikarenakan kondisi/kontur jalan

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
19
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

yang tidak memadai untuk dilewati oleh kendaraan roda empat. Kondisi lahan
atau perkebunan sagu pada umumnya adalah lahan gambut (ombrogen) di
mana areal gambut memiliki kontur yang mudah berubah dan tidak stabil
untuk dilalui oleh kendaaraan yang beratnya di atas 500 kg.
Areal perkebunan sagu umumnya dekat dengan daerah aliran sungai
(DAS) begitu juga dengan pabrik pengolahan sagu yang berdekatan dengan
bibir sungai. Tujuan dari penempatan pabrik pengolahan sagu di pinggir
sungai salah satunya adalah memudahkan dalam pengangkutan sagu itu
sendiri. Pengangkutan hasil sagu yang berupa batang melaui sungai dengan
cara ditarik oleh pompong atau boat kecil. Batang sagu atau yang lebih dikenal
dengan nama tual terlebih dahulu dipotong-potong menjadi beberapa bagian
agar lebih memudahkan dalam pengangkutan menuju pabrik pengolahan.
Pada umumnya tual sagu dipotong dengan panjang rata-rata berkisar 1 meter,
tergantung permintaaan pabrik. Setelah tual sagu dipotong sesuai dengan
panjang yang telah ditentukan selanjutnya tual sagu disusun rapi dan diikat
menggunakan tali tambang. Panjang barisan tual sagu yang akan ditarik oleh
pompong berkisar 20 meter tergantung kemampuan daya pompon. Semakin
besar kapasitas mesin pompon maka akan semakin panjang tual sagu yang
mampu ditarik.
Tual sagu yang ditarik oleh pompong sampai ke pelabuhan pabrik
pengolahan selanjutnya, tual sagu ditambatkan di pelabuhan dan proses
terakhir dari pengangkutan adalah pemindahan tual sagu dari sungai
menggunakan alat derek dan manual tergantung kondisi pabrik masing-
masing yang membutuhkan tual sagu.

Gambar 2.5 : Tempat Pengumpul Hasil Tanaman Sagu


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS TANAMAN
20 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

CAKRAWALA

Setelah kita mempelajari materi tentang pengangkutan hasil panen pada tanaman
kelapa sawit, kelapa hibrida dan tanaman sagu dapat kita gambarkan bahwa
proses pengangkutan hasil panen pada tanaman perkebunan tidaklah semudah
yang terlintas dalam benak kita, dalam proses pengangkutan hasil banyak hal
yang harus kita pelajari terutama tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
kerena berhubungan langsung dengan peralatan serta kondisi lahan yang dapat
membahayakan diri apabila tidak dipatuhi sesuai alur pengangkutan yang telah
disampaikan sebelumnya.

JELAJAH INTERNET

Jelajah internet bertujuan untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai proses
pengangkutan hasil tanaman perkebunan sekalian dapat mempelajari secara
mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses lebih jauh materi
tentang pengangkutan hasil panen tidak hanya materi tentang pengangkutan hasil
tanaman sebelumnya kalian juga bisa mengakses tanaman perkebunan lainnya.
Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan
pemahaman kalian yaitu : http://smart-tbk.com

RANGKUMAN

Pengangkutan hasil panen adalah kegiatan membawa hasil panen di mulai


dari areal kebun selanjutnya diangkut sampai ke pabrik untuk dilakukan proses
pengolahan berikutnya. Pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik harus
dilakukan secara terarah dan hati-hati agar jadwal pengiriman dan jumlah hasil
panen secara tepat sampai di pabrik, agar pabrik dapat beroperasi secara optimal.
Pengangkutan hasil panen kelapa sawit ada beberapa alat angkut yang dapat
digunakan untuk mengangkut TBS dari perkebunan ke pabrik, yaitu truk, traktor
gandengan (trailer), atau lori. Pemilihan alat angkut yang digunakan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama ketersediaan alat angkut dan kondisi
jalan yang dilalui serta efisiensi waktu yang akan ditempuh menuju tempat
pengolahan hasil buah kelapa sawit.
Tanaman kelapa hibrida yang telah dipanen di areal perkebunan tentu
memerlukan alat bantu penggangkutan agar hasil yang telah dipanen dapat
langsung didistribusikan ke tempat pengolahan. Alat pengangkutan untuk hasil
panen kelapa terdiri dari pengangkutan dari lahan ke TPH yang berdekatan dengan
pingir kanal, dapat dilakukkan menggunakan angkong/gerobak dorong dan

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
21
PANEN DAN PASCA
PANEN

RANGKUMAN

menggunakan sepeda motor dan pengangkutan dari TPH ke pabrik pengangkutan


ini dilaksanakan menggunakan pompong dengan kapasitas maksimal 25.000
butir.
Pengangkutan hasil panen tanaman kelapa sagu dari areal perkebunan cukup
menggunakan tali dan ditarik menuju sungai ataupun kanal, selanjutnya tual
sagu disusun menyerupai barisan dan diikat. Panjang barisan tual sagu yang akan
ditarik oleh pompong berkisar 20 meter tergantung kemampuan daya pompong
semakain besar kapasitas mesin pompong maka akan semakin panjang tual sagu
yang mampu ditarik.

TUGAS MANDIRI

Tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa adalah melakukan kunjungan ke areal
perkebunan dan mendukomentasikan kegiatan pengangkutan hasil panen. Tugas
yang telah diberikan dikerjakan dalam bentuk makalah dan bukti dukomentasi
yang telah didapatkan selama pengamatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Dalam hal pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan, diperlukan
pemilihan alat angkut yang tepat, mengapa pemilihan tersebut harus tepat
?
2. Tentukanlah alat angkut yang sesuai untuk areal perkebunan kelapa sawit
yang berada di areal gambut, dan temukan solusi apabila alat angkut tersebut
mengalami masalah apabila terjadi kendala selama proses pengangkutan
hasil buah kelapa sawit!
3. Industri kelapa sawit sangat membutuhkan perencanaan yang matang
mengenai hasil panen, dan apabila dalam pengangkutan terjadi masalah,
hal apa saja yang akan terjadi pada industri kelapa sawit ?
4. Temukanlah solusi untuk proses pengangkutan kelapa di areal kebun
apabila hari hujan dan kondisi jalan hancur!
5. Dalam pengangkutan tual sagu, hal apa saja yang harus diperhatikan ?

REFLEKSI

Guru pembimbing dan siswa dapat melakukan kunjungan ke areal perekebunan


untuk dapat memberikan evaluasi hasil belajar terkait materi pengangkutan hasil
panen. Pada areal lahan atau perkebunan guru pembimbing bisa meminta siswa
untuk menunjukan alat beserta fungsinya agar pemahaman siswa menjadi lebih
baik.

AGRIBISNIS TANAMAN
22 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

BAB
SISTEM TRANSPORTASI III

BAB III SISTEM TRANSPORTASI


TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, peserta


didik dapat memahami dan menentukan jenis sarana pengangkutan hasil panen
dan penyiapan saran pengangkutan hasil panen dengan benar.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

Pengertian Sistem Sistem transportasi air


Sistem transportasi
Transportasi (gambut)
darat

KATA KUNCI

sistem transportasi byn sistem, tanah mineral, tanah gambut

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
23
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Sistem transportasi di perkebunan kelapa sawit saat ini, untuk mengangkut


TBS dari kebun ke PKS, sudah banyak menggunakan BIN SYSTEM. Bin system adalah
suatu sistem untuk mengangkut TBS yang sudah dipanen menuju pabrik kelapa sawit
untuk diolah. Sistem ini terdiri dari dua kendaraan pengangkut dan bin. Kendaraan
pengangkut pertama adalah scissor lift. Scissor lift adalah suatu traktor kecil yang
dibelakanganya terdapat sebuah bak berkapasitas 2 ton. Tugas dari scissor lift adalah
mengangkut TBS dari tempat pengumpulan hasil (TPH) ke bin. Bin yang berkapasitas
6-8 ton akan penuh dengan 3-4 trip scissor lift. Ketika bin sudah penuh, kendaraan
kedua, prime mover akan mengangkut bin tersebut untuk dibawa ke PKS dengan
membawa bin yang penuh tadi, scissor lift tetap dapat melaksanakan tugasnya.

Gambar 3.1: Rangkaian byn system pada areal perkebunan


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
Perkebunan kelapa sudah mulai mengadobsi sistem bin yang sudah di terapkan
oleh perkebunan sawit. Pada perkebunan kelapa milik masyarakat masih menggunakan
cara tradisional dan tidak efisien waktu. Hasil panen kelapa sendiri tidak memerlukan
waktu yang cepat untuk diolah, kelapa yang baru siap dipanen mampu bertahan
beberapi sebelum dilaksanakan proses pengolahan buah kelapa.
Tanaman perkebunan sagu masih jauh dari sentuhan teknologi modern khususnya
di Indonesia. Sistem pengangkutan hasil panen tanamn sagu masih menngunakan
cara tradisional, namun hasil panen tanaman sagu juga memerlukan menejmen waktu
tepat dikarenakan hasil panen tual sagu tidak mampu bertahan terlalu lama di TPH.
Tual sagu yang sudah dipanen rentan akan pembusukan yang disebabkan oleh jamur
yang nantinya akan mengurangi hasil dari produksi tanaman sagu itu sendiri. A.
Sistem Transportasi Darat
Sarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk. Pilihan
terhadap salah satu jenis transportasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kondisi
jalan dan topografi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh volume hasil panen yang diangkut

AGRIBISNIS TANAMAN
24 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Sistem Transportasi Darat


Sarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk.
Pilihan terhadap salah satu jenis transportasi tersebut terutama dipengaruhi
oleh kondisi jalan dan topografi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh volume hasil
panen yang diangkut dan jarak yang ditempuh. Traktor dengan trailer dan
truk masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Traktor dan trailer
memiliki keunggulan, yakni lebih mampu melewati jalan-jalan yang licin, basah,
dan berlumpur. Apabila perlu, traktor dengan trailer atau truk dapat digunakan
untuk jenis-jenis pekerjaan lain, seperti membajak tanah. Kelemahan sarana ini
adalah kecepatan dan kapasitas angkutnya relatif rendah. Truk pada umumnya
kecepatan dan kapasitas angkutnya tingi, tetapi kurang mampu melewati jalan
berlumpur/medan yang berat.
Berikut hal-hal yang perlu mendapat perhatian saaat pengangkutan buah.
1. Pada saat menaikkan buah dan tandan ke kendaraan pengangkut ke pabrik,
diupayakan agar buah kelapa sawit tidak memar/hancur karena bantingan/
lemparan. Buah yang memar atau pecah dapat menyebabkan kandungan ALB
pada daging buah meningkat dengan cepat, secara umum, persentase ALB
setelah dipotong adalah 0,2-0.7 dan setelah jatuh ke tanah dapat meningkat
menjadi 0.9-1,0 setiap 24 jam.
2. TBS daalm truk harus ditutup dengan jaring untuk mencegah kehilangan buah
atau buah tercecer selama pengangkutan (terutama pada saat perjalanan jauh
dan kondisi jalan rusak berat).
3. Buah sawit segar harus diangkut secepatnya setelah panen, maksimal 1x24
jam harus sudah diolah di pabrik untuk menjaga kualitas buah dan minyak
yang dihasilkan. Pengangkutan TBS harus diupayakan dapat selesai sore hari
(tidak ada buah yang tertinggal) sebelum malam tiba. Pengangkutan pada
malam hari dapat menyulitkan pemuat dan kemungkinan ada tandan atau
brondolan yang tertinggal di lapanagan.
a. Menejemen Kebutuhan Alat Angkut
Menejemen alat angkut merupakan salah satu hal penting yang harus
diperhatikan dalam sistem transportasi hasil perkebunanan. Kebutuhan
alat angkut yang dapat digunakan untuk mengangkut TBS dari kebun
ke pabrik, diantaranya lori, traktor gandengan, atau truk/dumptruck.
Pengangkutan buah dapat dilakukan dengan kendaraan sendiri atau
kontrak/sewa.
Kebutuhan kendaraan angkut buah dapat dihitung berdasarkan estimasi
produksi pada panen puncak (peak crop) dan panen rendah (low crop).
Kebutuhan truk disesuaikan juga dengan kondisi jalan, kapasitas truk,
jarak lokasi panen dengan pabrik, waktu pemuatan yang diperlukan, dan
lama pembongkaran.
Contoh kebun seluas 1000 ha mempunyai produktivitas 21 ton/ha/
tahun. Hari kerja setiap bulan 25 hari. Kapasitas truk Ps 120 adalah 5 ton.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
25
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Setiap hari, truk dapat mengangkut TBS ke PKS sebanyak 3 trip.


1) Kebutuhan Truk Pada Masa
Produksi TBS perbulan : 12,5% x (1000 ha x 21 ton) = 2.625
Produksi TBS per hari : 2.625 ton : 25 hari = 105 ton
Setiap hari trukdapat mengangkut 15 ton TBS (3 trip x 5 ton)
Maka kebutuhan truk per hari : 105 ton : 15 ton = 7 truk
2) Kebutuhan Truk Pada Masa low crop
Produksi TBS perbulan : 5% x (1.000 ha x 21 ton) = 1.050 ton
Produksi TBS per hari : 1.050 ton : 25 hari = 42 ton
Maka kebutuhan truk perhari : 42 ton : 15 ton = 2,8 atau 3 truk
Pada umumnya, perusahaan menyediakan truk pengangkut buah
disesuaikan dengan masa low crop. Kekurangan truk pada masa peak
crop akan dipenuhi dengan menyewa kendaraan dari pihak kontraktor.
Biaya angkut dihitung berdasarkan harga perkilogram TBS yang
jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di PKS. Biaya angkut
dihitung berdasarkan harga perkilogram TBS yang jumlahnya sesuai
dengan hasil penimbangan di PKS.
Kendaraan juga harus selalu dirawat agar dapat beroperasi secara
optimal. Untuk itu, harus tetap tersedia 1-2 unit kendaraan untuk
menggantikan kendaraan yang sedang menjalani perawatan atau
servis.
b. Menejemen Pemuatan Buah
Dalam proses pemuatan buah harus memiliki sistem manajemen yang
bagus untuk efisiensi pemutan tandan sangat dipengaruhi oleh jumlah
TPH yang harus dilayani. Bila jumlah TPH terkumpul tandan dalam
jumlah sedikit, kendaraan terpaksa sering berhenti sehingga efisiensi
penggunaan waktu menjadi rendah.
Setiap kendaraan truk dilayani oleh 2 atau 3 orang tukang muat bongkar
dan 1 orang kerani buah dari afdeling yang bersangkutan. Tukang muat
adalah karyawan harian dengan upah yang dibayarkan berdasrkan tonase
yang dimuat. Kerani buah harus mengawasi pemuatan TBS sampai tuntas.
Semua TBS dan brondolan di TPH harus dimuat dan tidak boleh ada
yang tertinggal. TBS dan brondolan yang dimuat harus dipastikan dalam
kondisi bersih tidak bercampur dengan kotoran seperti sampah, tanah,
atau kerikil. Kerani buah harus memastikan truk terisi penuh. Jika kerani
buah merasa bahwa muatan buah sudah cukup dan unit siap berangkat ke
PKS, kerani buah membuat surat pengantar buah (SPB).
c. Penimbangan TBS di kebun
Penimbangan buah yang di perkebunan dilakukan jika jarak antara kebun
dengan PKS, cukup jauh dan melewati jalan umum, ini bertujuan agar
tidak terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh supir dan juga untuk
pengawasan TBS (dari pencurian). Jika ditemukan selisih/perbedaan
yang signifikan, harus dilakukan investigasi untuk mengetahui

AGRIBISNIS TANAMAN
26 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

penyebabnya.
d. Jarak Pengangkutan
Pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan menggunakan truk harus
melalaui jalan terpendek menuju pabrik, hal ini dilakukan bertujuan agar
hasil panen tidak rusak terlalu cepat yang nantinya akan berpengaruh
terhadap hasil produksi. Setelah hasil panen tanaman perkebunan
diantarkan sampai ke pabrik pengolahan, diturunkan muatan dan kembali
lagi secepatnya ke areal perkebunan untuk melakukan pemuatan hasil
panen.
e. Penimbangan TBS di Pabrik
Setelah TBS sampai di pabrik, segera dilakukan penimbangan
dan penyortiran. Penimbangan penting dilakukan terutama untuk
mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi, pembayaran
upah pekerjaan, perhitungan premi dan perhitungan rendemen minyak
serta inti sawit. TBS yang sudah diterima dari kebun dan sudah ditimbang
serta disortir harus secepat mungkin masuk pengolahan tahap pertama,
yaitu tahap perebusan atau sterilisasi. Buah sawit yang tidak segera
diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas yang
tinggi. Hal ini disebabkan karena minyak campur air yang ada di dalam
buah, dibantu oleh enzim yang masih aktif, dapat terjadi hidrolisis lemak
menjadi asam lemak bebas.
f. Pengawasan Pengangkutan
Pengawasan angkutan merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan
karena seluruh hasil panen ditentukan oleh pengangkutan. Bila
pengangkutan tidak baik , TBS menjadi rusak, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Pengawasan atas kendaraan pengangkutan TBS dilakukan
secara lansung, sejak berangkat ke lapangan untuk mengutip/memuat
buah, menghitung TBS yang dimuat, menyelesaikan administrasi di
kantor afdeling, sampai TBS selesai dibongkar di loading ramp. Pelaporan
seluruh aktivitas angkutan buah tersebut dilakukan setiap hari kepada
kerani produksi.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
27
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN
B. Sistem Transportasi Air
Sistem transportasi air adalah suatu sistem yang menggunakan sungai
atau kanal sebagai jalur yang akan dilalui oleh kendaraan air yang nantinya
akkan memudahkan dalam pengangkutan hasil panen dan distribusi logistik di
areal perkebunan. Transportasi air banyak dimanfaatkan oleh perusahaan yang
mengelola perkebunan di areal gambut, menggunakan kendaraan seperti truk
tidak bisa dilaksanakan di areal gambut.
Jenis alat transportasi air, antara lain pompong, barkas dan ponton-cages.
1. Pompong
Bahan : Kayu
Bentuk : segi empat, bagian depan mengerucut
Tenaga : 16-26 PK, posisi mesin didalam, BBM jenis Solar
Kapasitas : 50-70 ton TBS yang ditarik
Ukuran : Lebar 1,2 m x Panjang 8 m x tinggi 1,5 m
Fungsi : Menarik ponton angkut TBS, pupuk, bibit, dan material
Kecepatan : lambat
2. Barkas
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : 15 PK, mesin diluar, BBM jenis bensin
Kapasitas : 5 ton
Ukuran : Lebar 1,2 m x Panjang 12 m x tinggi 60 cm
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, penumpang dan lain-lain
Kecepatan : lambat
3. Ponton
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : Ditarik oleh pompong/tugboat
Kapasitas : 8-2 ton/ponton (2 cages) bisa lebih besar lagi tergantung
ukuran
Ukuran : Lebar 3 m x Panjang 12 m x tinggi 60 cm
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, penumpang dan logistik
Kecepatan : lambat
4. Cages
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : Ditarik oleh pompong/tugboat
Kapasitas : 4-6 ton/cages bisa lebih besar lagi tergantung ukuran
Ukuran : Lebar 2 m x Panjang 5 m x tinggi 1 m
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, logistic dan di tumpangkan diatas
ponton
Kecepatan : lambat

Sistem transportasi butuh teknis dan cara yang tepat dalam mengelola hasil
panen perkebunan di lahan gambut agar tingkat produksi bisa tetap dijaga.
Kendati penggunaan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit masih
mendapat pro dan kontra, faktanya sudah banyak petani ataupun pihak swasta
AGRIBISNIS TANAMAN
28 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

mengelola perkebunan kelapa sawit di lahan gambut, apalagi pembangunan


kebun sawit di atas lahan gambut pun dilindungi oleh regulasi.
Secara definisi, gambut merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat
tumpukan sisa-sisa tanaman yang sudah setengah membusuk sehinga kandungan
organik yang tergantung dalam tanah sangat tinggi. Wetlands international
mendefinisikan tanah gambut sebagai sampah organik (bahan bakar) berumur
ribuan tahun. Namun demikian, secara ilmiah suatu tanah dikatakan sebagai
lahan gambut, jika tingkat kandungan bahan organik dalam lahan tersebut
mencapai 30%. Lahan di Indonesia, merujuk Balai Besar Sumber Daya Lahan
Pertanian (BBSDLP) terdapat seluas 14,9 juta ha lahan gambut. Lahan gambut
tersebar di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan dan Pulau Papua. Di Indonesia rata-
rata tanah gambut memiliki kandungan bahan organik lebih dari 65% dengan
kedalaman labih dari 50 cm.
Wilayah Sumatera, sebagian besar areal lahan gambut berada di pantai
Timur, sedangkan di Kalimantan berada di Provinsi Kalimantan Barat, Tengah dan
Selatan. Sejalan dengan terus meningkatnya populasi penduduk, mendorong
terbatasnya lahan pertanian. Banyak pembukaan lahan pertanian diarahkan
kelahan gambut. Terlebih lagi lahan jenis ini memiliki potensi untyk dijadikan
lahan budidaya, asalkan dengan pengelolalan yang baik dan benar. Adanya
inovasi baru di bidang teknologi pertanian sangat memungkinkan penanganan
lahan gambut dengan hasil optimal. Luasnya lahan gambut di Indonesia menjadi
sebuah potensi dan juga suatu tantangan tersendiri bagi perusahan perkebunan
untuk memanfaatkan potensi ini. Namun, penanganan dan pengelolaan budidaya
tanaman perkebunan di lahan gambut sangatlah berbeda dibandingkan pada
tanah mineral.
Struktur tanah gambut tidak padat, yaitu terdiri dari sisa-sisa tanaman yang
tidak membusuk secara total. Hal ini menyebabkan antara satu bagian dengan
bagian lainnya mempunyai rongga. Pada saat areal lahan digenangi air, seuruh
lapisan terisi air, kondisi ini terjadi ratusan tahun karenan lahan gambut biasanya
terjadi pada lahan yang tergenang air yang tidak teralirkan. Berikut beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam manajemen perkebunan di areal gambut
1. Pembuatan Kanal
Bila lahan gambut hendak dijadikan lahan pertanian atau perkebunan,
perlu dibuat kanal-kanal (saluran drainase) yang berguna untuk mengatur
batas air atau tata kelola air. Langkah ini membuat biaya investasi dan
operasional untuk perkebunan di lahan gambut menjadi mahal. Macam kanal/
parit (saluran drainase) di lahan gambut terdiri dari beberapa jenis yaitu kanal
utama (KUT), kanal cabang (KCB), dan kanal batas (KBA). Istilah lainnya disebut
juga dengan saluran primer, sekunder dan tersier.
Kanal utama (KUT) adalah saluran yang dibuat antara wilayah yang
digunakan mengalirkan air yang ada di lahan antara wilayah. Proses
pembuatannya biasanya didasarkan pada kontur tanah dan dibuat pada tanah
yan paling rendah diantara lahan di sekelilingnya.
Kanal cabang (KCB) merupakan saluran yang dibuat di dalam wilayah
antara area. Saluran ini mengarah ke kanal utama. Air dikanal ini di upayakan
tidak menggenang, tetapi air jangan lansung habis mengalir, jika langsung

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
29
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

mengalir, pada umumnya lahan kering kerontang karena air mudah mengalir
diantara gambut yang mempunyai struktur lonngar.
Kanal Batas Area (KBA)
Saluran pembatas antara lokasi kebun dengan kebun/pihak luar. Selain
berfungsi menjaga air agar tertahan di dalam kebun dan tidak keluar, juga
berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan kelebihan air yang ada di lahan.
Selain itu, juga digunakan untuk mobilisasi bahan material dan melokalisasi
api jika terjadi kebakaran.
2. Pembuatan sistem Tanggul dan Over Flow
Areal lahan gambut menyimpan air cukup banyak, perlu dilakukan
pengelolaan debit air. Misalnya, lewat membangun tanggul atau over flow
pada lahan yang condong ke arah dataran rendah, pengunaan sistem tanggul
bisa dilakukan. Tujuannya agar air tidak mengalir secara berlebihan yang dapat
mengakibatkan banjir. Cara lainnya dengan menggunakan over flow yang
berfungsi untuk mengatur jumlah debit air. Sistem tanggul ini mempunyai
kelemahan, yaitu menghambat kelancaran transportasi buah, karena buah
harus dibongkar dan dipindahkan ke alat transportasi pengganti.

CAKRAWALA

Sistem transportasi merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting
dalam proses mengelola produksi hasil perkebunan. Sistem tranportasi yang baik
dan tertata rapi akan meningkatkan produktivitas hasil produksi hasil pertanian
dan sebaliknya apabila sistem transportasi buruk dan berantakan, sudah bisa
dipastikan proses produksi akan terganggu dan tidak sesuai dengan target yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Merancang sistem transportasi adalah suatu
keharusan yang harus dipenuhi sebelum melakukan produksi hasil pertanian.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis sistem transpotasi


hasil panen tanaman perkebunan siswa dapat mempelajari secara mandiri di
internet. Melalui internet kalian bia mengakses lebih jauh tentang materi sistem
transportasi hasil panen tanaman perkebunan. Salah satu website yang dapat
kalian kunjungi untuk menenmbah wawasan dan pemahaman kalian yaitu : www.
bumn.go.id

AGRIBISNIS TANAMAN
30 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

RANGKUMAN

Sarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk. Pilihan
terhadap salah satu jenis transportasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kondisi
jalan dan topografi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh volume hasil panen yang
diangkut dan jarak yang ditempuh. Traktor dengan trailer dan truk masing-masing
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Traktor dan trailer memiliki keunggulan,
yakni lebih mampu melewati jalan-jalan yang licin, basah, dan berlumpur.
Sistem transportasi air adalah suatu sistem yang menggunakan sungai
atau kanal sebagai jalur yang akan dilalui oleh kendaraan air yang nantinya
akan memudahkan dalam pengangkutan hasil panen dan distribusi logistik di
areal perkebunan. Transportasi air banyak dimanfaatkan oleh perusahaan yang
mengelola perkebunan di areal gambut, yang menggunakan kendaraan seperti
truk tidak bisa dilakasanakan di areal gambut. Jenis alat transportasi air yang dapat
digunakan untuk kelancaran proses distribusi hasil panen, antara lain pompong,
barkas dan ponton-cages.

TUGAS MANDIRI

Tugas yang harus diselesaikan oleh siswa pada materi kali ini adalah meninjau dan
melakukan kunjungan ke suatu perusahaan di bidang perkebunan untuk melihat
sistem manajemen transportasi yang digunakan untuk pengangkutan hasil panen.
Setelah kegiatan dilaksanakan buatlah laporan dalam bentuk makalah dan video
dokumentasi kegiatan.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !


1. Perkebunan pada tanah mineral tentu berbeda dengan perkebunan yang
berada pada aeral gambut, gambarkan keunggulan masing-masing areal
perkebunan tersebut !
2. Pada areal gambut memiliki beberapa sarana alat angkut yang di gunakan,
silakan Anda tentukan alat pengangkutan yang digunakan di areal gambut
dan sistem apa yang digunakan ?
3. Pada kebun afdeling 1 memiliki luasan areal perkebunan kelapa sawit
yaitu 766 ha dan potensi hasil 18 ton/ha. Produksi TBS perbulan 9%, hari
kerja 25 hari. Kapasitas truk PS 120 adalah 5 to, dan mampu mengangkut
TBS sebanyak 3 trip per hari. Hitunglah kebutuhan truk untuk melakukan
pengangkutan hasil panen tersebut agar selesai dalam 1 hari !
4. Dalam pengelolaan perkebunan di areal gambut diperlukannya pembuatan
kanal, jelaskan jenis-jenis kanal dan fungsi pembuatan kanal tersebut !
5. Pada perkebunan yang berada pada tanah mineral, apakan diperlukan
pembuatan parit atau kanal, silakan berikan tangapan Anda ?

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
31
PANEN DAN PASCA
PANEN
REFLEKSI

Kegiatan dalam melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi sistem


transportasi, guru pembimbing dan siswa dapat melakukan kegiatan kunjungan
ke suatu perusahaan perkebunan sehinga siswa dapat melihat macam jenis dan
fungsi dari masing-masing alat tersebut.

AGRIBISNIS TANAMAN
32 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

BAB
STANDAR PENGOLAHAN BUAH
IV
BAB IV STANDAR PENGOLAHAN BUAH

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang standar pengolahan buah, peserta didik


dapat memahami dan menentukan standar pengolah buah hasil panen dengan
benar sesuai standar industri.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

Mutu Hasil Panen Mutu Hasil Panen Mutu Hasil


Kelapa Sawit Kelapa Hibrida Panen Sagu

KATA KUNCI

Mutu, proses

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
33
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak sawit


dan kernel (inti sawit) dari buah kelapa sawit sebanyak-banyaknya dengan mutu yang
memenuhi standar yang telah ditentukan serta biaya produksi efisisen. Pengolahan
ini meliputi proses penerimaan buah (reception), penebusan (sterilization), penebahan
(thresher), pelumatan (digester), pengempaan (pressing), pemurnian (clarification),
pengeringan (drying), dan penimbunan (storage). Untuk mencapai tujuan dari
pengolahan harus diperhatikan hal-hal seperti mutu TBS dan efisiensi pengolahan.
Mutu TBS harus sangat diperhatikan pada saat pemanenan. Dalam memanen
TBS jangan mentah atau sampai lewat matang. Tandan yang telah dipotong harus
segera diangkut dan ditumpuk di TPH kemudian diangkut ke PKS untuk diolah. Tandan
tersebut dikatakan masih segar jika tiba di pabrik dan selesai diolah dalam jangka
waktu 24 jam. Selama proses pengumpulan dan pengangkutan TBS ke pabrik, hindari
terjadinya pelukaan pada buah.

Gambar 4.1 : Penumpukan hasil panen


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Gambar 4.1 : Penumpukan hasil panen


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Efisiensi pengolahan di lakukan untuk mencapai produksi yang tinggi, selain


bahan baku yang baik, juga diperlukan efisiensi pengolahan hasil sehingga ancaman
kehilangan minyak dan inti sawit selama proses pengolahan bisa diminimalkan serta
masih berada dalam standar batas. Integrasi yang baik dimulai dari transportasi
produksi, loading ramp, sterilizer, digester, screw press, dan klarifikasi akan
meningkatkan efisisensi pengolahan, sehingga menjadi salah satu faktor penting
untuk mencapai produksi yang tinggi.

Pengolahan kelapa hibrida merupakan proses untuk memperoleh santan,


minuman energi dan daging buah kelapa. Daging buah kelapa nantinya akan diubah
menjadi Nata de coco yang sering dijumpai di mini market. Pengolahan hasil buah

AGRIBISNIS TANAMAN
34 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

panen kelapa meliputi penerimaan buah, sortasi buah, pengupasan, pemisahan buah,
cangkang dan air.
Tanaman sagu dalam segi proses agak berbeda dengan tanaman kelapa.
Proses pengolahan sagu banyak dilakukan oleh industri rumah tangga dan pabrik
skala kecil. Produk olahan sagu yang dibuat oleh masyarakat banyak dalam bentuk
makanan seperti papeda oleh masyarakat Indonesia bagian timur dan mie sagu bagi
masyarakat Riau, sedangkan industri skala kecil banyak melakukan pengolahan sagu
dalam betuk tepung yang nantinya kan menjadi bahan campuran berbagai produk
makanan maupun nonmakanan. Pengolahan sagu dimulai dari pemilihan batang yang
sudah cukup umur dan mengandung pati yang baik, pengupasan kulit, memotong
sagu, memarut, pressing dan penjemuran.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Mutu Hasil Panen


1. Kelapa Sawit
Bahan baku adalah salah satu unsur proses produksi yang diolah untuk
dijadikan produk olahan. Bahan baku yang baik akan memberikan kemungkinan
untuk mendapatkan hasil produk yang baik bila diproses dengan benar. Bahan
baku utama di dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi minyak dan
inti sawit adalah tandan buah segar (TBS). Tandan buah segar itu sendiri
adalah tandan buah normal dari tanaman Elais guineensis Jacq. Melalui proses
produksi, akan menghasilkan produk utama yaitu minyak dan inti sawit. Dalam
rangka menjamin dan menjaga kesinambungan kualitas TBS dan mutu buah
dan ancak panen.
Pemeriksaan mutu buah/TBS di TPH dilaksanakan setiap hari kerja untuk
mengetahui kualitas buah yang dipanen di masing-masing afdelling se-
refresentatif mungkin (jumlah sampel minimal 10%). Oleh karena itu, untuk
pemeriksaan buah di TPH, ditetapkan minimal 5 TPH di dalam satu blok seluas
30-40 ha yang mempunyai total 42 TPH atau sampling sebesar 12 %. Di
setiap afdeling, dipilih blok-blok yang akan digrading atas dasar rencana kerja
harian (RKH). Blok yang terpilih diberi tanda (X) dalam peta kebun. Tujuanya
agar lokasi grading akhirnya menyebar secara merata di semua blok kebun
untuk menghindari terjadinya pengamatan ganda/berulang di blok yang sama
sebelum blok lainnya selesai degrading adalah buah yang dipanen/dipotong
pada hari itu.
TBS yang telah tersusun rapi di TPH dan telah dinomori sesuai nomor
pemanen dihitung jumlahnya serta digarding berdasarkan kriteria mutu buah
yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangannya dan sifat-sifat lainnya.
Klasifikasi mutu buah dibedakan menjadi tujuh kategori sebagai berikut :
a. Buah mentah (unripe) merupakan janjang buah yang memberondol kurang
dari 1 (satu) brondol perkilogram janjang (sesuai kriteria matang panen).
b. Buah masak (ripe) merupakan janjang yang warnanya kemerahan dan

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
35
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

memberondol paling sedikit satu berondol perkilogram janjang dan


paling banyak 50%.
c. Buah terlalu masak (over-ripe) merupakan janjang buah memberondol
lebih dari 50% hingga maksimum 75%
d. Janjang kosong (empty bunch) adalah janjang buah memberondol lebih
dari 75% hingga memberondol seluruhnya.
e. Buah abnormal (abnormal bunch) merupakan janjang buah yang gagal
berkembang menjadi buah masak normal, antara lain : buah partenokarpi
(>50% brondol partenokarpi), buah, batu dan buah sakit.
f. Buah gagal/tangkai panjang (long stalk) merupakan janjang buah yang
panjang gagangnya lebih dari 2 cm diukur dari potongan yang terdekat
dengan sisi permukaan buah.
g. Buah dimakan tikus (rat damage) merupkan janjang buah yang dimakan
tikus, yaitu terdapat lebih dari tiga brondol dalam satu janjang dijumpai
bekas keratan baru gigitan tikus.

Kegiatan pemeriksaan mutu buah yang telah dilakukan, selanjutnya


dilakukan pemeriksaan ancak panen. Kegiatan ini merupakan pemeriksaan
kualitas ancak panen yang dipanen pada satu (1) hari sebelumnya di masing-
masing afdelling dengan jumlah sampel minimal 10% sehingga diperoleh
sampel yang representatif. Untuk pemeriksaan ini, ditetapkan minimal
14 baris tanaman atau 7 pasar perintis di dalam satu blok seluas 30-40 ha
yang mempunyai total 128 baris atau sampling sebesar 11 %. Di setiap
afdeling dipilih bolo-blok yang akan diperiksa atas dasar realisasi pekerjaan
panen. Blok yang terpilih diberi tanda (X) dalam peta kebun. Tujuannya agar
pemeriksaan blok pada akhirnya menyebar secara merata di semua afdeling
untuk menghindari terjadinya pengamatan ganda / berulang di blok yang sama
sebelum blok-blok lainya selesai diperiksa. Kriteria kualitas ancak panen yang
diperiksa sebagai berikut :
a. Buah masak tinggal di pokok merupakan janjang masak yang tidak
dipotong/dipanen sehingga masih tertinggal di pokok.
b. Buah mentah diperam/disembunyikan merupakan janjang buah mentah
yang dipotong/dipanen, tetapi tidak dibawa/dikeluarkan ke TPH karena
menghindari sanksi denda sehingga diperam/disembunyikan di dalam
blok.
c. Buah matang tinggal di piringan/pasar rintis merupakan janjang/buah
masak yang telah dipotong/dipanen, tetapi tidak diangkut/dikeluarkan
dari TPH. Hal ini dapat terjadi karena tertinggal di piringan atau jatuh
sewaktu janjang diangkut untuk dibawa ke TPH.
d. Buah matahari atau brondolan yang berikut pada potongan gagang
merupakan janjang yang dipanen/dipotong tidak dapat atau kurang
sempurna sehingga masih ada sebagian brondolan yang tertinggal dan
terikat di potongan gagang di pokok.
e. Brondolan tinggal yaitu brondolan tinggal terdiri atas brondolan-
brondolan berikut :

AGRIBISNIS TANAMAN
36 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

1) Brondolan tidak dikutip dipiringan/pasar rintis merupakan jumlah


brondolan yang ada dipiringan dan pasar rintis yang tidak dikutip dan
dibawa ke TPH .
2) Brondolan tersangkut di ketiak pelepah merupakan jumlah brondolan
yang masih tersangkut di ketiak pelepah karena pada waktu
menurunkan / memotong janjang tidak melakukan “penyodokan”
brondolan yang ada di ketiak pelepah. Atau, brondolan tersangkut
pada pelepah bekas tunas karena pekerjaan tunas dilakukan tidak
sempurna.
3) Berondolan dibuang ke gawangan dan atau ke tempat lain merupakan
jumlah brondolan yang sengaja dibuang ke gawang dan tempat lain.
Misalnya, parit jalan, dan lain-lain.
4) Pelepah sengkleh dan tidak tersusun rapi di gawangan mati merupakan
jumlah pokok yang pelepahnya sengkleh karena yang terpotong
tidak langsung diturunkan atau pelepah yang diturunkan / dipotong
tidak tersusun rapi di gawangan mati sehingga susunan pelepahnya
berserakan. Dari data yang dihasilkan di dalam pemeriksaan ancak
ini, akan dibuat peta distribusi kualitas ancak (peta buah tingal, peta
brondolan tinggal, peta pelepah sengkleh, dan lain-lain).
2. Sortasi Buah
Pemeriksaan mutu panen atau sortasi panen dilakukan secara acak
sedemikian rupa sehingga mewakili seluruh panen, minimal satu truk
untuk setiap afdeling per harinya. Pemeriksaan terhadap mutu panen
dilakukan dengan cara penggolongan buah berdasarkan tingkat kematangan
sesuai standar fraksi tandan yang ditentukan. Langkah ini dilakukan untuk
memperoleh data yang representatif mengenai mutu TBS yang diolah di PKS.
Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk laporan sehingga dapat
digunakan sebagai acuan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan,
baik oleh kebun maupun PKS guna mencapai kuantitas dan kualitas TBS
yang baik sehingga menghasilkan CPO dan PK yang maksimal. Sortasi juga
digunakan sebagai acuan pembayaran TBS ke pihak ke-3. Contoh pengolongan
kematangan TBS dibedakan atas buah normal dan buah abnormal sebagai
berikut.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
37
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 4.1 : Penggolongan kematangan TBS


Golongan Kriteria Target
Memiliki brondolan lepas kurang dari 3 brondol per
Buah Mentah 0%
janjang
Memiliki brondolan lepas kurang dari 3 brondol per
Buah Kurang
janjang dan kurang dari standar minimal (2 butir Maks. 5%
Matang
brondolan/kg BS)
Memiliki brondolan lepas antara standar minimal
Buah Matang
sampai 50% brondolan luar lepas dari total Min. 85%
(memuaskan)
brondolan per janjang
Buah terlalu Memiliki lebih dari 50% brondolan lepas dari total
Maks. 5%
Matang brondolan per janjang
Buah Janjang Brondolan yang tersebar sampai dengan tidak ada
Maks. 1%
kosong sama sekali brondolan ditandan

Total Buah Min.


Kriteria
Normal 90%
Memiliki lebih dari 75% total brondolan Maks.
Partenokarpi dipermukaan, tidak berminyak dan hitam 1%
Buah Keras Memiliki beberapa brondolan yang tidak mau Maks.
(Hard Bunch) lepas, berwarna hitam dan pecah-pecah 3%
Total Buah Maks.
Abnormal 4%
 
Grand Total 100
 
Brondolan 7-12 %
Lepas  
Penilaian terhadap hasil mutu panen dapat ditentukan berdasarkan
standar fraksi tandan sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Standar Fraksi Mutu Panen

Fraksi sifat-sifat fraksi Jumlah Brondolan Angka


00 Mentah Sekali Brondolan 0 -5

0 Mentah Brondolan 1-12,5% buah luar -3

1 Kurang Matang 12,5 % - 25 % buah luar 1


2 Matang 25% - 50% buah luar 1
3 Matang 50% - 75% buah luar 1

4 Lewat matang 75% - 100% buah luar 1/3 

5 Lewat matang buah dalam ikut memberondol -1/3 

AGRIBISNIS TANAMAN
38 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Dari tabel sebelumnya, dapat dilihat penjelesannya sebagai berikut :


a. Fraksi 00 (buah mentah) diberi angka -5 artinya manajemen panen perlu
ditekan agar menghindari pemotongan buah mentah. Besarnya angka
tersebut akibat buah mentah sulit dirontokkan dari tandannya dan minyak
sulit diperas dari daging buah.
b. Fraksi 0 mentah diberi nilai -3
c. Fraksi 1, 2 dan 3 adalah tandan yang harus dipanen sehingga mendapat
angka 1
d. Fraksi 4 adalah tandan yang hanya terdapat beberapa brondolan saja.
Diberi angka 1/3 karena beratnya kurang dari fraksi 1, 2, dan 3 karena
brondolan dapat hilang diantara tanaman penutup kacangan, juga ALB nya
lebih tingi
e. Fraksi 5 diberi -1/3 yng berarti berpengaruh jelek terhadap mutu, yaitu
mutu minyak yang dihasilkan mengandung ALB yang tinggi serta tandan
kosong akan menyerap minyak-minyak yang menyebabkan rendemen
minyak dapat turun.
Nilai sortasi panen menggambarkan kualitas tandan yang dipanen
oleh kebun. Nilai sortasi panen ditentukan sebagai berikut :
Tabel 4.3 : Nilai Sortasi Buah (NSP)
Kelas NSP Nilai
A > 85 Baik
B 71- 84 Sedang
C < 70 Buruk

Nilai sortasi panen yang dianggap memenuhi persyaratan baku olahan


pabrik adalah ≥ 85%. Penilaian sortasi ini dapat mendorong perbaikan
kualitas panen.

3. Kelapa Hibrida
Setiap industri skala besar memerlukan bahan olahan yang banyak
secara berkelanjutan agar tetap menghasilkan keuntungan yang nantinya
akan berdampak pada percepatan ekonomi masyarakat sekitar industry.
Oleh karena itu setiap industri skala besar memiliki pabrik olahan dan areal
perkebunan sendiri dan dipasok sebagian oleh kebun masyarakat. Perkebuna
kelapa khususnya di daerah Indragiri Hilir, Provinsi Riau perkebunan kelapa
mayoritas dimiliki oleh masyarakat, sedangkan pelaku usaha hanya memiliki
pabrik olahan dalam skla besar untuk menanmpung seluruh hasil panen dari
kebun masyarakat. Hasil panen buah kelapa masyarakat inilah yang nanti
kan menjadi bahan baku untuk berbagai macam olahan produk makanan dan
minuman. Bahan baku dari hasil kebun masyarakat tidah semuanya memiliki
kualitas yang baik sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh industri
pengolahan hasil kelapa. Untuk menentukan mutu buah hasil panen yang
dilakukan oleh masyarakat dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe grade A, grade
B dan grade C.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
39
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Buah kelapa segar dari hasil panen tanaman kelapa hibrida melalui proses
produksi, akan menghasilkan beberapa produk utama yaitu, santan kelapa
kemasan, nata de coco untuk konsumsi dan air kelapa sebagai minuman
energi. Untuk menghasilkan ketiga produk utama sebelumnya memerlukan
mutu buah kelapa yang baik dan tidak rusak oleh hama maupun penyakit.
Pemeriksaan mutu buah kelapa hibrida lebih mudah dilakukan dibandingkan
dengan kelapa sawit. Kelapa dikatakan memiliki kualitas yang buruk apabila :
a. Buah terlalu muda biasanya ini terjadi akibat kelalaian tukang panen dalam
melakukan penurunan buah pada saat panen. Buah terlalu muda biasanya
tidak akan dijual sebagai bahan baku produksi, melainkan dijual untuk
konsumsi secara segar.
b. Buah matang bulan artinya daging buah kelapa tidak sempurna dan tipis,
buah seperti ini agak sulit terdeteksi, namun buah seperti ini jarang
ditemukan pada kelapa hibrida.
c. Buah kelapa terlalu kecil atau abnormal adalah buah kelapa yang
perkembanganya tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh pabrik
pengolah. Buah terlalu kecil biasanya terjadi dikarenakan perawatan pada
tanaman sewaktu kecil tidak maksimal.
Sortasi atau pemeriksaan pada mutu hasil panen kelapa hibrida sedikit
berbeda dengan hasil panen kelapa sawit. Pada tanaman kelapa sawit semua
proses dilakukan secara cepat dan terstruktur dengan baik dikarenakan
pengolahannya harus mengejar mutu dan kualitas hasil produk yang sesuai
dengan permintaan pasar. Pada perkebunan kelapa sawit lebih banyak dimiliki
oleh pemodal besar dan hanya sebagian hasil kebun masyarakat. Hal ini terjadi
dikarenakan sawit memerlukan perawatan intensif untuk mengahsilkan buah
kulitas terbaik sedangkan kebun yang diolah masayarakat banyak lalai dalam
hal perawatan sehingga buah tidak sesuai dengan yang diharapakan.
Tanaman kelapa khususnya di Indragiri Hilir mayoritas perkebunan
kelapa dimiliki oleh masyarakat hanya sebagian dimiliki oleh pemilik
modal besar. Proses pemanenan hasil buah kelapa hibrida relatif lebih lama
dibandingkan kelapa sawit. Rentang panen buah kelapa hibrida 3 bulan
sekali panen sedangkan tanaman kelapa sawit memiliki rentang 2 minggu
sekali panen. Pada tanaman kelapa juga tidak memerlukan perawatan yang
terlalu intensif dibandingkan kelapa sawit. Pemeriksaan mutu buah kelapa
juga dilakukan sendiri oleh pemilik kebun ataupun diupahkan kepada pekerja
yang sudah terbiasa dalam melakukan pemeriksaan buah kelapa secara
manual. Dalam hal pemeriksaan mutu buah kelapa hibrida lebih muda dan
murah dilakukan dibandingkan tanaman kelapa sawit, selain itu masa simpan
hasil panen kelapa hibra relatif lama sehingga pemilik hasil panen dan
pemilik industri pengolahan memiliki jeda waktu dalam pengiriman maupun
penerimaan hasil panen buah kelapa hibrida.
4. Sagu
Tanaman sagu banyak dijumpai di daerah pesisir pantai dan optimal
tumbah pada dataran rendah. Tanaman sagu menjadi bahan baku untuk
pembuatan berbagai macam produk olahan makanan dan nonmakanan. Di
Indonesia bagin timur, bahan baku sagu digunakan sebagai bahan utama

AGRIBISNIS TANAMAN
40 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

makanan pokok masyarakat selain beras. Dalam melakukan pemeriksaan mutu


hasil panen sagu ada beberapa hal yang harus diketahui :
a. Pemanenan pati sagu maksimal tinggi batang 10 meter dari pangkal bawah.
Ukuran batang sagu tergantung dari jenis sagu, umur dan habitatnya.
b. Umur panen tanamn sagu yang baik berkisar 11 tahun ke atas masa
tanam, pada masa ini sagu mengandung pati 15-20%. Setiap pohon sagu
menghasilkan tepung sagu berkisar antara 50-450 kg tepung sagu basah.
c. Pemanenan batang sagu harus dilakukan sebelum tanaman sagu
berbunga, apabila tanaman sagu belum mencapai umur panen namun
sudah menunjukkan tanda akan berbunga maka tanamn sagu harus segara
dipanen. Ini bertujuan agar kandungan pati tetap baik dan tidak menurun.
Tanamn sagu yang telah berbunga kandungan patinya tidak sebanyak yang
masih dalam pertumbuhan dikarenakan kandungan patinya digunakan
untuk pembentukan bunga dan buah.
Beberapa hal di atas wajib diketahui oleh petani yang melakukan
pemanenan batang sagu agar mutu hasil panen batang sagu berkualitas baik
dan tahan lama. Pada umumnya tanaman sagu tidak memerlukan perawatan
khusus dan beberapa percobaan yang dilakukan masyarakat terhadap
tanaman sagu, seperti pemberian pupuk untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sagu dan hasilnya yang didapat lebih baik sagu yang
ditumbuhliarkan tanpa perawatan khusus. Dalam rangka menjamin mutu hasil
panen sagu, petani tidak memiliki standar yang tetap dan hanya berpatokan
pada permintaan industri skala kecil dan rumahan.

CAKRAWALA

Mutu hasil panen dan sortasi merupakan hal penting yang harus dijaga
sampai dengan proses pegolahan untuk memberikan kualitas dan mutu produk
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila mutu hasil panen tidak
diperhatikan dan tetap sembarangan dalam memilih bahan produk olahan maka
hasil akhir produk yang tercipta tidak sesuai dan tidak akan diterima oleh pasar,
maka investasi selama proses pengolahan yang dilakukan akan mengalami
defisit dan terancam tidak akan bisa melakukan produksi.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
41
PANEN DAN PASCA
PANEN
JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai


mutu hasil panen dan sortasi hasil panen kalian dapat
mempelajari lebih lanjut secara mandiri di internet.
Melalui internet kalian bisa mengakses lebih jauh materi
tentang mutu hasil panen dan sortasi hasil panen. Salah
satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah
wawasan dan pemahaman kalian yaitu :

RANGKUMAN

Mutu hasil panen dan sortasi panen tidak hanya dilakukan pada 3 komoditas
tanaman perkebunan sebelumnya, namun juga untuk setiap tanaman perkebunan
yang akan diolah menjadi suatu produk. Khusus untuk produk yang akan dipasarkan
di pasar international harus memiliki beberapa sarat untuk produk tersebut bisa
masuk, salah satunya pemeriksaan mutu bahan baku yang digunakan pakan sudah
disortasi dengan baik sebelum dilakukan pengolahan dan menjadi suatu produk
yang layak jual dan tidak berbahaya. Oleh karena itu mutu hasil panen perlu
perhatian karena menjadi bahan dasar dalam pengolahan suatu produk.

TUGAS MANDIRI

Tugas para siswa adalah melakukan kunjungan ke areal perkebunan yang


berada dekat dengan wilayah sekolah dan melakukan praktik menentukan mutu
hasil panen dan melakukan sortasi hasil panen yang sesuai dengan komoditas
tanaman perkebunan. Selama kunjungan dan praktik siswa membuat buku jurnal
yang nantinya akan diserahkan kepada guru pengampu untuk dilakukan penilaain
terhadap hasil jurnal yang mereka buat selama di perkebunan.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Seorang petani memiliki kebun kelapa sawit namun hasil panen tidak sesuai
dengan mutu yang diterapkan oleh pabrik pengolah, coba berikan solusi
untuk petani tersebut agar hasil panen sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan!
2. Pada tanaman perkebunan kelapa sawit dan kelapa hibrida terdapat banyak
perbedaan dalam penilaian mutu hasil panen, jelaskan perbedaan tersebut
sesuai dengan pengetahuan Anda !

AGRIBISNIS TANAMAN
42 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENILAIAN AKHIR BAB

3. Dari 3 komoditas sebelumnya yang telah dijabarkan, terdapat tanaman


sagu yang juga tergolong tanaman perkebunan, dalam hal pengolahan hasil
panen mengapa belum ada industri skala besar yang melirik, coba Anda
jelaskan !
4. Sortasi buah pada tanaman kelapa sawit sangat kompleks berbeda dengan
sortasi pada tanaman sagu. Jelaskan perbedaan pada dua komoditas
tersebut !
5. Tanaman kelapa hibrida memiliki tiga jenis mutu buah sebagai bahan utama
dalam pembuatan berbagai macam produk. Jelaskan macam-macam jenis
mutu buah kelapa hibrida!

REFLEKSI

Evaluasi hasil belajar yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing terhadap
siswa pada materi kali ini adalah setiap siswa diminta untuk malakukan sortasi
terhadap hasil panen tanaman perkebunan yang layak dan sesuai dengan kriteria.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
43
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL
SEMESTER GASAL

A. PILIHAN GANDA
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1. Hasil panen yang dilakukan mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan,


penyortiran, penyimpanan dan pengemasan disebut ?
a. Proses Pemanenan
b. Langkah Pemanenan
c. Pasca Panen…
d. Pedoman Panen
e. Pengelolaan Panen

2. Penanganan panen dan pasca panen sangat dipengaruhi oleh ?


a. Karakteristik Produk…
b. Penyimpanan Produk
c. Pengelolaan Produk
d. Jenis Produk
e. Pengangkutan Produk

3. Hasil panen yang telah terkumpul apabila tidak segera diangkut ke pabrik
pengolahan kemungkinan besar akan terjadi ?
a. Penurunan Kualitas dan Kuantitas…
b. Hasil Panen akan busuk
c. Akan mengalami restan
d. Kualitas membaik dan kuantitas memburuk
e. Penurunan harga jual

4. Peralatan pengangkutan hasil panen beragam jenisnya tergantung produk dan


komoditas tanaman perkebunan, mengapa peralatan angkut tersebut harus
disiapkan secara baik, bertujuan ?
a. Tertib, aman dan lancar sampai ketempat tujuan…
b. Memudahkan operator pengangkutan
c. Tepat waktu
d. Tidak ada kendala di pengangkutan
e. Menentukan keberhasilan panen

5. Apa yang terjadi apabila terjadi penundaan pengangkutan hasil panen kelapa
sawit ke pabrik sebelum 24 jam ?
a. Penurunan hasil minyak kelapa sawit
b. Kandungan asam lemak bebas tinggi dan teroksidasi…
c. Memudahkan dalam proses pengolahan
d. Mutu minyak teroksidasi
e. Kandungan asam lemak bebas rendah dan tidak teroksidasi

AGRIBISNIS TANAMAN
44 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

6. Berikut adalah gambaran karakteristik hasil panen beberapa tanaman perkebunan,


cocokanlah tanaman sesuai dengan karakteristiknya masing-masing ?
a. Daun – Teh…
b. Biji – Sawit
c. Getah – Rosella
d. Buah – Kelapa
e. Keseluruhan Batang - Tembakau

7. Kesesuaian alat pengangkutan hasil panen sangat diperlukan untuk menunjang


pekerjaan pengangkutan agar lebih ?
a. Efisien dan efektif…
b. Banyak dan cepat
c. Berhasilnya penanganan panen
d. Memudahkan operator
e. Lebih hemat

8. Jarak pengangkutan hasil panen dalam industry perkebunan sangat menentukan


terhadap ?
a. Hasil yang di peroleh
b. Waktu pengiriman hasil
c. Kualitas hasil panen
d. Kuantitas hasil panen
e. Tingkat kerusakan hasil panen …

9. Dalam dunia industry perkebunan jalan merupakan salah satu sarana yang harus
dibenahi terlabih dahulu, karena ?
a. Kelancaran operasional dan pendistribusian hasil..
b. Memudahkah dalam pengangkutan hasil
c. Menghemat waktu pengiriman hasil
d. Tidak terjadi kendala
e. Hemat biaya dalam pengangkutan

10. Dalam melakukan pengangkutan hasil panen memerlukan kendaraan/alat.


Kendaraan apa saja yang dibutuhkan pada tahap awal untuk perkebunan sawit?
a. Keranjang, traktor, dan truk
b. Gerobak, angkong dan truk
c. Keranjang, gerobak dorong dan perahu kecil ..
d. Ponton, cages dan gerobak sorong
e. Traktor, truk dan rakit

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
45
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

11. Pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik harus dilakukan secara terarah
dan hati-hati agar ?
a. Jumlah hasil panen secara tepat sampai ke pabrik…
b. Pabrik dapat beroperasi
c. Hasil panen tidak cepat rusak sampai ke pabrik
d. Menghindari ketidak efisienan waktu
e. Memudahkan operasional

12. Pemilihan alat angkut yang tepat terhadap hasil komoditas pertanian dapat
membantu mengatasi masalah ?
a. Kerusakan hasil panen…
b. Efektif penggunaan waktu
c. Efisisen biaya
d. Estimasi hasil panen
e. Mempermudah operasional

13. Dalam pengangkutan hasil panen yang efektif memerlukan hubungan yang erat
dalam ?
a. Jadwal pengiriman
b. Perencanaan harian…
c. Kegiatan lapangan
d. Pengangkutan hasil
e. Jumlah alat angkut

14. Pemutan buah dan brondolan pada perkebunan kelapa sawit di TPH di awasi oleh?
a. Mandor panen
b. Krani panen
c. Asisten kebun
d. Mandor 1
e. Krani produksi

15. Sebutan yang biasa digunakan dalam perkebunan kelapa sawit untuk buah yang
bermalam di TPH, adalah ?
a. Restan
b. Buah tinggal
c. Buah mentah
d. Expired
e. Brondolan

16. Sebelum TBS diangkut terdapat petugas/pekerja yang akan memuat TBS kedalam
truck, berapakah jumlah anggota yang dianjurkan ?
a. 1 orang perkendaraan
b. 2 orang perkendaraan

AGRIBISNIS TANAMAN
46 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

c. 3 orang perkendaraan
d. 4 orang perkendaraan
e. 5 orang perkendaraan

17. Setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit melarang karyawan pemanen


menngunakan alat seperti sekrap dan cangkul sebagai alat pengumpul brondolan,
alasannya ?
a. Membuat luka pada TBS dan Brondolan..
b. Memperlambat pengumpulan brondolan
c. Mempercepat pembusukan buah
d. Menurunkan kadar minyak pada buah
e. Membuat kualitas buah menurun

18. Dalam perkebuan sagu mayoritas pabriknya didirikan di dekat bibir sungai yang
bertujuan ?
a. Memudahkan dalam pengangkutan sagu…
b. Memudahkan proses pengangkatan sagu
c. Memudahkan proses pemotongan sagu
d. Memudahkan proses pengeringan sagu
e. Memudahkan dalam pengolahan sagu

19. Berapakan panjang tual sagu yang dipotong sesuai anjuran untuk memudahkan
dalam pengangkutan ?
a. 50 cm
b. 100 cm
c. 150 cm
d. 200 cm
e. 250 cm

20. Kelapa hibrida merupakan kelapa hasil persilangan dari kelapa ?


a. Kelapa dalam dan kelapa genjah
b. Kelapa dalam dan kelapa raja
c. Kelapa raja dan kelapa puyuh
d. Kelapa hijau dan kelapa manis
e. Kelapa gading dan kelapa raja Malabar

21. Pemilihan terhadap salah satu jenis transportasi untuk pengangkutan hasil
terutama dipengaruhi oleh ?
a. Kondisi jalan dan topografi..
b. Volume hasil panen
c. Jarak yang ditempuh
d. Jenis hasil panen
e. Waktu simpan hasil panen

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
47
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

22. Jalan – jalan yang berada di perkebunan sebagian besar licin, basah dan berlumpur,
kendaraan manakah yang cocok untuk melewati hal tersebut ?
a. Truck
b. Traktor dan trailer
c. Angkong
d. Gerobak dorong
e. Sepeda motor

23. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian saat pemuatan buah kelapa sawit
ke truk adalah?
a. Buah kelapa sawit jangan sampai memar
b. Buah kelapa sawit jangan sampai tertinggal
c. Buah kelapa sawit harus benar-benar bersih
d. Buah kelapa sawit harus memberondol
e. Brondolan sawit tidak ada tercecer di jalan

24. Penimbangan pada buah kelapa sawit harus dilakukan lagi di PKS meskipun buah
sawit sudah ditimbang sebelunya dilahan, ini bertujuan agar ?
a. Tidak terjadi penyelewengan oleh supir/operator..
b. Buah tidak berlebih jumlahnya
c. Tidak terjadi defisit anggaran angkut
d. Buah tidak di buang dijalan
e. Agar timbangan PKS dan lahan sama

25. Penimbangan buah kelapa sawit penting dilakukan sebelum dilakukan pengolahan
terutama untuk ?
a. Memastiakn buah cukup
b. Jumlah produksi limbah
c. Perhitungan premi perawatan
d. Pembayaran upah buruh
e. Perhitungan rendemen minyak serta inti sawit,,,

26. Dalam system tranportasi air terdapat pompong, kegunaan pompong adalah ?
a. Mengangkut TBS, pupuk, bibit dan penumpang
b. Mengangkut logistic, TBS, bibit dan penumpang
c. Menarik ponton TBS, pupuk, bibit dan material..
d. Menarik barkas, pontong dan cages
e. Menarik pupuk, TBS dan penumpang

AGRIBISNIS TANAMAN
48 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

27. Dalam memudahkan transportasi di lahan gambut maka hal yang harus dilakukan
adalah pembuatan kanal yang terdiri dari ?
a. KUT, KCB dan KBA..
b. Tanggul
c. Over flow
d. Tanggul dan over flow
e. KUT dan tanggul

28. Berapakah kebutuhan truk 120 Ps pada masa peak crop, produksi TBS per hari 120
ton dan daya angkut 3 trip ?
a. 6 truk
b. 7 truk
c. 8 truk
d. 5 truk
e. 4 truk

29. Dalam pemutan buah juga harus memiliki manajemen yang bagus untuk ?
a. Efisiensi pemuatan TBS..
b. Koordinasi jumlah kendaraan pengangkut
c. Mengetahui jumlah buah
d. Memudahkan pendataan
e. Efisiensi pengangkutan

30. Berapakah kebtruhan truk 120 Ps pada masa low crop, produksi perhari 40 ton ?
a. 1 truk
b. 2 truk
c. 3 truk
d. 4 truk
e. 5 truk

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
49
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

B. URAIAN
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Dalam hal pengangkutan terdapat jarak tempuh dan sarana jalan dari kebun ke
tempat pengolahan, jadi jelaskan apa yang terjadi jika hal sebelumnya mengalami
kendala!
2. Pengangkutan hasil panen dari dalam kebun sampai ke titik pengumpul,
memerlukan alat bantu untuk mempemudah dan efisiensi waktu, alat bantu seperti
apa yang bisa digunakan dalam pengangkutan buah sawit di areal perkebunan,
sebutkan kelebihan dan kekurangan nya!
3. Dalam hal pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan, diperlukan pemilihan
alat angkut yang tepat, mengapa pemilihan tersebut harus tepat ?
4. Industri kelapa sawit sangat membutuhkan perencanaan yang matang mengenai
hasil panen, dan apabila dalam pengangkutan terjadi masalah, hal apa saja yang
akan terjadi pada industri kelapa sawit ?
5. Pada kebun afdeling 1 memiliki luasan areal perkebunan kelapa sawit yaitu 766
ha dan potensi hasil 18 ton/ha. Produksi TBS perbulan 9%, hari kerja 25 hari.
Kapasitas truk PS 120 adalah 5 to, dan mampu mengangkut TBS sebanyak 3 trip
per hari. Hitunglah kebutuhan truk untuk melakukan pengangkutan hasil panen
tersebut agar selesai dalam 1 hari !

AGRIBISNIS TANAMAN
50 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

BAB
PROSES PENGOLAHAN V

BAB V PROSES PENGOLAHAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang proses pengolahan buah peserta didik


diharapkan dapat memahami dan menentukan standar proses pengolahan buah
hasil panen dengan benar sesuai standar industri.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

Hasil Panen Pengolahan Pengolahan


Kelapa Sawit Tahap Awal Produk Awal

KATA KUNCI

Pengolahan, Panen

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
51
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Pengolahan hasil panen merupakan proses untuk memperoleh suatu produk,


seperti hasil panen tanaman kelapa sawit diproses untuk memperoleh minyak dan
inti sawit, tanaman kelapa diproses menjadi santan, minuman dan produk makanan
begitu juga dengan tanaman sagu yang hasil panennya diolah untuk manjadi tepung
dan bahan makanan.

Gambar 5.1 : Pabrik pengolahan sagu tradisional


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Gambar 5.2 : Pabrik pengolahan hasil panen kelapa sawit


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Proses pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah
minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS)
dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi
crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS ter-
susun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik,
dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas
produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan
kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil
minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah

AGRIBISNIS TANAMAN
52 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan
kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak sema-
ta-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.

MATERI PEMBELAJARAN

A. PENGOLAHAN TAHAP AWAL


1. Kelapa Sawit
PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa tandan buah segar (TBS)
menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel).
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari
beberapa tahapan yaitu :
a. Penerimaan hasil panen (TBS) yang masuk ditimbang dan kemudian
ditimbun untuk selanjutnya diolah. Pada pabrik kelapa sawit jembatan
timbang yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk mendata
berat hasil panen TBS. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu mobil
pengangkut/truk yang melewati jembatan timbang berhenti ± 5 menit,
selanjutnya dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir,
kemudian setelah proses bongkar dilakukan truk kembali ditimbang,
selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima di pabrik.
b. Penyortiran dilakukan untuk melihat kualitas buah yang diterima pabrik
berdasarkan tingkat kematangannya. Penyortiran tetap dilakukan oleh
pengawas di PKS untuk menghindari kesilafan yang terjadi saat proses
sortasi yang dilakukan pada areal kebun. Jenis buah yang masuk umumnya
jenis Tenera dan Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting
dalam pemeriksaan kualitas buah di stasiun penerimaan TBS. Pada bab
sebelumya dijelaskan bahwa pemetangan buah mempengaruhi terhadap
rendemen minyak dan ALB (Asam Lemak Bebas) yang dapat dilihat pada
table berikut :
Tabel 5.1 : Kematangan Buah
Rendemen Minyak
Kematangan Buah Kadar ALB (%)
(%)
Buah Mentah 14 – 18 1,6 - 2,8
Setengah Matang 19 – 25 1,7 - 3,3
Buah Matang 24 – 30 1,8 - 4,4
Buah Lewat Matang 28 – 31 3,8 - 6,1

Setelah dilakukan penyortiran, TBS tersebut dimasukkan ke tempat


penimbunan sementara (Loading Ramp) dan selanjutnya diteruskan ke
stasiun perebusan (sterilizer).

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
53
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

c. Proses perebusan (sterilizer), pengolahan pertama pada buah kelapa sawit


adalah perebusan. TBS yang diangkut oleh truk mengandung sejumlah zat
yang yang harus dimusnahkan terlebih dahulu untuk mencapai pengolahan
yang efisien. Suasana lembab dengan suhu tinggi selama perebusan akan
menonaktifkan enzim-enzim lipase dan lipoksidase yang terdapat dalam
buah sehingga proses oksidasi minyak terhenti. Oleh karena itu, tandan
yang dipanen harus diusahakan dapat direbus (disterilisasi) secepatnya.
Tujuan perebusan buah kelapa sawit :
1) mengurangi peningkatan asam lemak bebas
2) Mempermudah proses pemberondolan pada thresher
3) Menurunkan kadar air pada janjang sawit
4) Melunakkan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari
biji.
Bila point dua tercapai secara efektif maka semua point yang lain
akan tercapai dengan baik. Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 meter
dan diameter pintu 2,1 meter tergantung kapasitas dan kebutuhan pabrik.
Dalam sterilizer dilapisi wearing plat setebal 10 mm yang berfungsi
untuk menahan steam. Di bawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya
pembuangan air condesat agar pemanasan di dalam sterilizer tetap
seimbang.
Dalam proses perebusan, minyak yang terbuang ± 0,7%. Dalam
melakukan proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer
yang disalurkan boiler. Uap dari boiler yang masuk ke dalam sterilizer 2,8-
3 kg cm2,140oC dan direbus selama 90 menit.
d. Proses penebahan (Threser Process), sebelum proses penebahan
dilakukan terlebih dahulu mengangkat lori yang berisi TBS yang sudah
direbus menggunakan Hoisting Crane dan menuangkan isi lori ke bunc
feeder (hooper). Fungsi dari thresher adalah untuk memisahkan buah
dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta
mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor.
e. Proses pengempaan (pressing process) adalah proses pertama dimulainya
pengambilan minyak dari buah kelapa sawit dengan jalan pelumatan dan
pengempaan. Baik buruknya pengoperasian peralatan mempengaruhi
efisiensi pengutipan minyak. Proses ini terdiri dari :
1) Digester, setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke
digester dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Thresher yang
fungsinya untuk membawa buah ke Fruit Elevator yang fungsinya
untuk mengangkat buah ke atas masuk ke distribusi conveyor yang
kemudian menyalurkan buah masuk ke digester. Di dalam digester
tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau
diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada
bagian poros tengah, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar
atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press. Fungsi digester
adalah melumatkan daging buah, memisahkan daging buah dengan
biji, mempersiapkan feeding press, mempermudah proses dipress, dan
menaikan temperatur.

AGRIBISNIS TANAMAN
54 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

2) Screw Press adalah untuk memeras brondolan yang telah dicincang,


dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah-buah
yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau-pisau
pelempar dimasukan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya
masuk ke dalam mesin pengempa (twin screw press). Oleh adanya
tekanan screw yang ditahan cone, masa tersebut diperas sehingga
melalui lubang-lubang pres cage minyak dipisahkan dari serabut dan
biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi, sedangkan ampas
dan biji masuk ke stasiun kernel.

B. PENGOLAHAN PRODUK AWAL


Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi
CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan
proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap
proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain, kegagalan pada
satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Setelah
melewati proses screw press maka didapatlah minyak kasar/crude oil dan ampas
press yang terdiri dari fiber, kemudian Crude Oil masuk ke stasiun klarifikasi.
Berikut tahap-tahap proses pemurnian minyak sawit :
1. Pemisahan minyak dan lumpur (sludge), untuk memisahkan minyak dan
sludge berdasarkan berat jenis cairan diperlukan sebuah bejana yang cukup
besar (continuous setting tank/CST), suhu merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dalam pemisahan. Suhu CST yang baik 98º Celsius.
2. Sand Trap Tank (Tangki Pemisah Pasir), setelah dilakukan pemisahan dan press
maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, dan lumpur masuk ke Sand Trap
Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir. Temperatur
pada suhu trap mencapai 95º Celsius.
3. Vibro Seperator / Vibrating Screen, fungsi dari Vibro Seperator adalah untuk
menyaring Crude Oil dari serabut-serabut yang dapat menganggu proses
pemisahan minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem
getaran-getaran pada Vibro control melalui penyetelan pada bantul yang
diikat pada electromotor. Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan
tidak efektif.
4. Vertical Clarifier Tank, fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air
dan kotoran (NOS) secara gravitasi. Minyak dengan berat jenis yang lebih
kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan
berada pada lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar
dari satu akan berada pada lapisan bawah. Pada bagian VCT terdapat skimmer
yang berfungsi untuk membantu mempercepat pemisan minyak dengan
cara mengaduk dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan minyak
dengan sludge. Temperatur yang cukup (95º) akan memudahkan proses
ini. Prinsip kerja di dalam VCT dengan menggunakan prinsip keseimbangan
antara larutan yang berbeda jenis, prinsip bejana berhubungan diterapkan
dalam mekanisme kerja di VCT.
5. Crude Oil Tank (COT), fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat sementara
oil sebelum diolah oleh furifer. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
55
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95º Celsius.
Kapasitas Oil Tank 10 ton/jam. Dari sini minyak dipompakan ke CST (Continous
Setting Tank).
6. Oil Purifer, fungsi lain dari Oil Purifer adalah untuk mengurangi kadar air dalam
minyak dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan
temperatur 95ºC. Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi
kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas
perbedaan densitas dengan mengunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan
perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang
besar akan berada pada bagian luar (dinding bowl), sedangkan minyak yang
mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui
sudut-sudut untuk dialirkan ke vacuum dryer. Kotoran dan air yang melekat
pada dinding di-blowndawn ke saluran pembuangan untuk dibawa ke fat pit,
sehingga kadar kotoran dalam minyak menjadi 0,018%.
7. Vacuum Dryer, fungsinya adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak
produksi. System kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana
melalui nozel. Suatu jalur resikulasi dihubungkan dengan suatu pengapung
di dalam bejana, sehinga bilamana ketingian permukaan minyak menurun
maka pengapung akan membuka dan mensirkulasi minyak ke dalam bejana.
Pengeringan kadar air dalam minyak setelah pemurnian masih terlalu tinggi.
Untuk mendapatkan kadar air yang diinginkin (0,018%), minyak masih harus
dikeringkan dengan menggunakan vacuum dryer.
8. Sludge Tank, fungsinya adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak
kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge
operator. Untuk overflow dari tangki ini dialirkan ke drain tank sedangkan
underflownya dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer atau langsung
ke bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone ini bertujuan untuk
memepercepat pengendapan lumpur, sludge dipanaskan (80-90ºC) dengan
menggunakan uap yang dialirkan melalui coil pemanas, sehingga densitas
minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada minyak
akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki.
9. Sand Cyclone / Pre-cleaner adalah untuk menangkap pasir yang terkandung
dalam sludge dan untuk mempermudah proses selanjutnya
10. Brush Strainer (Saringan Berputar) adalah untuk mengurangi serabut yang
terdapat pada sludge sehingga tidak menganggu kerja Sludge Seperator. Alat
ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar.
11. Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung
dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal, minyak yang
berat jenisnya kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui
sudut-sudut ruang tangki pisah.
12. Storage Tank memiliki fungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi
yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara
terjadwal dan pemeriksaan kondisi steam oil harus dilakukan secara rutin, ini
bertujuan apabila terjadi kebocoran pada pipa steam oil dapat menaikan kadar
air pada CPO. Minyak dari Vacum Dryer kemudian dipompakan ke Storage Tank
(tangki timbun), pada suhu simpan 45-55ºC. setiap hari dilakukan pengujian

AGRIBISNIS TANAMAN
56 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

mutu minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut
Crude palm Oil (CPO)
13. Fat fit, sebelum sludge dibuang ke kolam limbah, terlebih dahulu di tampung
di Fat Fit dengan maksud minyak yang masih terbawa dapat terpisah kembali.
Di Fit Fat diinjeksikan uap sebagi pemanas untuk mempermudah proses
pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak yang ada pada permukaan
dibiarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak ditampung pada sebuah
bak pada pinggiran kolam Fat Fit dan selanjutnya dipompakan kembali ke
Slude Drain Tank.

Telah dijabarkan bahwasanya setelah pengepresan akan menghasilkan Crude


Oil dan Fiber. Fiber tersebut akan masuk ke stasiun kernel dan akan dijabarkan
proses pengolahannya. Berikut adalah proses pengolahan biji (kernel)
1. Cake Breaker Conveyor, berfungsi untuk membawa dan memecahkan gumpalan
cake dari stasiun press ke despericarper.
2. Despericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber
untuk bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya tergantung pada berat massa, yang
massanya lebih berat (nut) akan masuk ke Nut Polishing drum. Fungsi lain dari
Nut Polishing Drum adalah untuk mmebersihkan biji dari serabut-serabut yang
masih melekat, membawa nut dari despicarper ke Nut transport, memisahkan
nut dari sampah dan memisahkan gradasi nut.
3. Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara, nut sebelumnya diolah pada
proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan nut
Craker, maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan .
4. Riplle Mill berfungsi untuk memecahkan nut. Pada riffle mill terdapat rotor
bagian yang berputar pada Riplle Plate sehingga saling berbenturan dan
memecahkan cangkang dari nut.
5. Claybath adalah peralatan untuk memisahkan cangkang dari inti sawit
pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan
berdasarkan kepada perbedaan berat jenis. Bila campuran cangkang dan inti
dimasukkan ke dalam suatu cairan yang berat jenisnya yang lebih besar akan
tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan dari pada larutan calcium
carbonat sedangkan cangkang berat jenisnya lebih besar.
6. Hydro Cyclon adalah alat yang berfungsi mengutip kembali inti yang terikut
cangkang dan mengurangi losis (inti cangkang) serta kadar kotoran.
7. Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandumg dalam
inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi nilai
penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada kernel
silo ada tiga tingkatan yaitu atas 70º C, tengah 60ºC dan bawah 50ºC. Pada
sebagian PKS ada yang menggunakan sebaliknya.
8. Kernel Storage berfungsi untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum
dikirim keluar untuk dijual. Kernel storage pada umunya berupa bulk siloyang
seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang masih terkandung dalam
inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam storage lembab yang
akhirnya menimbulkan jamur kelapa sawit.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
57
PANEN DAN PASCA
PANEN

CAKRAWALA

Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat
dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses
pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolah-
annya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari
TBS yang masuk ke dalam pabrik.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai proses pengolahan tahap


awal dan pengolahan produk awal kalian dapat mempelajari lebih lanjut secara
mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses lebih jauh materi
tentang proses pengolahan tahap awal dan pengolahan produk awal. Salah satu
website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman
kalian yaitu : http://youtu.be/UQ6l6MmBLEO

RANGKUMAN

Proses pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menen-
tukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat di-
peroleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik
kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami
sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah se-
gar (TBS) kelapa sawit. Pengolahan hasli panen tahap awal meliputi FFB, Loading
Ramp, Sterilizer, Trasher dan Press. Sedangkan pemurnian minyak dan inti sawit
meliputi Press, Oil Gutter, Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank dan
Settling Tank adalah gambaran singkat mengenai proses pengolahan minyak dan
inti sawit.

AGRIBISNIS TANAMAN
58 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

TUGAS MANDIRI

Setiap rangakain materi yang telah disampaikan, diharapkan siswa mampu


memahami tentang proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Untuk lebih
memahami tentang proses pengolahan siswa diminta menggambarkan rangkaian
proses pengolahan minyak pada buku latihan.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Jelaskan kendala yang terjadi apabila salah satu peralatan pengolahan sper-
ti trasher mengalami gangguan!
2. Pada proses pengolahan terdapat NOS, apa yang Anda ketahui tentang NOS
?
3. Jelaskan secara singkat proses pengolahan tahap awal!
4. Bagaimanakah alur pemurnian minyak sawit, jelaskan sesuai dengan yang
Anda pelajari pada materi sebelumnya ?
5. Jelaskan langkat proses pengambilan inti sawit!

REFLEKSI

Evaluasi perlu dilakukan oleh guru pembimbing yang bertujuan untuk meli-
hat tingkat ketercapain materi yang telah diberikan. Kegiatan yang dapat dilaku-
kan oleh guru dan siswa adalah melakukan proses pengolahan hasil panen secara
sederhana.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
59
PANEN DAN PASCA
PANEN

BAB
PENGELOLAN DAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN
VI
BAB VI PENGELOLAN DAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang pengelolaan dan pengendalian pemeliharaan


peserta didik dapat memahami dan menentukan jenis pengelolaan dan
pengendalian pemeliharaan pada peralatan pengangkutan hasil panen dengan
benar sesuai standar industri perkebunan.

PETA KONSEP

PEMELIHARAAN TERENCANA

PENDAHULUAN

PERAWATAN BERSADARKAN
KERUSAKAN

KATA KUNCI

perawatan, Pemeliharaan

AGRIBISNIS TANAMAN
60 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Pemeliharaan alat-alat transportasi pada perkebunan sawit perlu


dilakukakan secara terencana untuk menghindari masalah yang akan timbul selama
proses pengangkutan hasil panen. Setiap perkebunan skala besar saat ini mutlak
menggunakan kendaraan dan alat berat sebagai salah satu untuk kelancaran aktivitas
di perkebunan kelapa sawit dan dapat bekerja dengan optimal.
Perawatan/pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan
dengan sadar untuk menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai, atau
tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat berfungsi kembali.
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan,
dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai.

Gambar 6.1 : Workshop/traksi tempat perbaikan kendaraan angkut


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, memiliki kendaraan dan alat


berat menjadi hal mutlak, kendati sebagian perusahaan bisa mendapatkanya melalui
sistem sewa. Namun, seringnya pemakaian kendaraan dan alat berat bagi perkebunan
tidak menutupi kemungkinan perusahaan perkebunan sawit memilikinya tanpa
menggunakan sistem sewa.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana terbagi atas tiga cara, yaitu dengan melakukan
perawatan darurat, perawatan preventif, dan perawatan secara kolektif. Alasannya
dilakukan pemeliharaan secara berkesinambungan tak lain adalah upaya untuk
mengatasi terjadinya pengeluaran biaya yang relatif besar guna memperbaiki
kendaraan dan alat berat. Bagian yang bertugas untuk melakukan pemeliharaan di
perkebunan adalah bagian teknik yang didukung dengan satu unit bengkelsebagai
tempat proses perbaikan.
Dalam proses pemeliharaan supaya tidak terjadi kelalaian, perlu dilakukan
koordinasi dengan unit perbengkelan sehingga keteraturan dan kesinambungan
dari operasi tersebut akan terjamin. Semua proses tersebut dinamakan

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
61
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

manajemen perbengkelan kebun. Biasanya dalam pemeliharaan di bengkel para


mekanik dan pembantu mekanik akan mengerjakan jenis-jenis pekerjaan antara
lain pembersihan mesin beserta peralatannya, pelumasan, penyetelan mesin-
mesin dan penyediaan suku cadang. Berikut gambaran sistematika pemeliharaan :
1. Preventif Maintenance terdiri dari tiga bagian yaitu Premaintenance, Routine
Maintenance dan Periodic Miantenance.
Preventif Maintenance (Pemeliharaan Pencegahan) adalah pemeliharaan
yang dilakukan supaya mesin / fasilitas / peralatan terhindar dari laju
kerusakan yang cepat (tidak wajar dan belum saatnya).
Premaintenance (Prapemeliharaan) adalah persiapan pemeliharaan agar
dalam pelaksanaan pemeliharaan nantinya lebih lancer dan memenuhi sasaran.
Kegiatan pra pemeliharaan ini antara lain seperti : penyusunan program
pemeliharaan, penyediaan peralatan dan bahan pemeliharaan sesuai dengan
fasilitas objek pemeliharaan, penyiapan lokasi seperti fondasi / lantai dan tata
letak (lay-out) yang memadai, penyiapan sarana penunjang seperti: listrik,
air dan udara kempa, persiapan tenaga pelaksana pemeliharaan (organisasi)
dan administrasi pemeliharaan Routine Maintenance (Pememliharaan Harian)
adalah pemeliharaan yang dilakukan setiap hari atau setiap mesin/peralatan/
fasilitas dioperasikan atau digunakan.
Kegiatan yang dilakukan seperti :
a. Pencegahan beban lebih
b. Pencegahan korosi
c. Pelumasan bagi yang memerlukan
d. Keselamatan dan keamanan fasilitas
e. Kebersihan dan ketertiban

Gambar 6.2 : Tempat ataupun lokasi pencatatan pemeliharaan kendaraan


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS TANAMAN
62 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Kegiatan pemeliharaan harian ini biasanya dilakukan oleh operator.


Periodic Maintenance (Pemeliharaan Berkala) adalah pemeliharaan yang
dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan.
Pembuatan jadwal itu berdasarkan kepentingan perlakuan terhadap objek
pemeliharaan misalnya keperluan penggantian oli seharusnya berapa jam
kerja, penyetelan ulang bagian-bagian yang bergerak setiap berapa bulan dan
sebagainya. Di dalam pemeliharaan berkala ini kita kenal adanya pemeliharaan
wekly , monthly dan yearly, yang artinya sebagai berikut :
Weekly maintenance (Pemeliharaan mingguan)  ialah pemeliharaan yang
dilaksanakan seminggu sekali atau dua minggu sekali atau tiga minggu sekali.
Monthly maintenance (Pemeliharaan bulanan)  ialah pemeliharaan yang
dilakukan satu bulan sekali atau tiga bulan sekali (tiga bulanan) atau setiap
enam bulan sekali (semesteran).
Yearly maintenance (Pemeliharaan tahunan)    ialah pemeliharaan yang
dilakukan setiap tahun sekali atau dua tahun sekali.
Namun banyak juga pemeliharaan mesin / peralatan / fasilitas yang
pelaksanaan pemeliharaannya berdasarkan jam kerja misalnya penyetelan-
penyetelan bagian-bagian yang bersambung atau bagian-bagian yang
bergerak dilaksanakan setiap 1000 jam kerja, penggantian oli setiap 2000
jam kerja, servis besar (overhaul) setiap 4000 jam kerja dan sebagainya.
2. Corrective Maintenance terdiri dari tiga bagian yaitu Ligt Repair, Medium Repair
dan Overhaul.
Corrective Maintenace (Perbaikan) adalah pemeliharaan yang dilakukan
apabila terjadi kerusakan untuk mengembalikan mesin / peralatan pada
kondisi semula.
Light Repair (Perbaikan Ringan) adalah perbaikan-perbaikan dari
kerusakan ringan termasuk yang ditemukan pada waktu pengecekan
(pemeliharaan berkala) yang perbaikannya cukup dengan penggantian
komponen (replacement) dan tidak memerlukan waktu dan biaya tinggi.
Medium Repair (Perbaikan Sedang) adalah perbaikan-perbaikan dari
kerusakan akibat aus atau akibat kecelakaan yang perbaikannya memerlukan
pembetulan komponen dengan biaya yang lebih tinggi dan waktu kerja yang
lebih lama.
Overhaul (Servise Besar) adalah perbaikan total akibat keausan (lama
pemakaian) dengan pembetulan-pembetulan maupun penggantian
komponen. Perbaikan atau overhaul ini biasa dilakukan oleh teknisi dan /
atau teknisi ahli, sedangkan untuk mencapai hasil yang optimal perlu kiranya
menganut suatu sistematika perbaikan yang yang telah ditentukan
3. Emergency Maintenance terdiri dari Emergency Repair
Emergency Maintenance (Pemeliharaan Darurat) adalah pemeliharaan
yang dilakukan di luar program pemeliharaan kerena terjadi sesuatu yang
emergency (kecelakaan).
Emergency Repair (Perbaikan Darurat) adalah perbaikan dari kerusakan
akibat kecelakaan yang perbaikannya bersifat sementara untuk menunggu
perbaikan yang sempurna atau langsung diperbaiki secara sempurna.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
63
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam pemeliharaan memerlukan jadwal, jadwal perbaikan adalah


pembagian dan penetapan waktu perbaikan setiap komponen yang
pelaksanaan perbaikannya mungkin ditangani oleh beberapa teknisi di
beberapa bengkel pula. Komponen yang satu dan yang lain penyelesaian
perbaikannya harus sesuai dengan jadwal agar pada waktu perakitan kembali
semuanya sudah siap.

Gambar 6.3 : Emergency repair terhadap salah satu alat angkut panen
Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Proses Perbaikan adalah pelaksanaan perbaikan sesuai dengan jadwal


yang telah ditetapkan oleh bagian perencanaan ( maintenance engineering
). Pelaksana perbaikan ini tentu disesuaikan dengan tingkat kesulitan
perbaikannya, misalnya untuk perbaikan-perbaikan kerusakan yang tidak
terlalu rumit mungkin cukup dengan teknisi biasa tetapi bila untuk perbaikan
dari kerusakan yang cukup rumit mungkin perlu teknisi khusus atau teknisi
ahli. Pelaksanaan perbaikannya pun mungkin di bengkel sendiri atau mungkin
juga di bengkel luar yang sesuai dengan jenis perbaikan yang dikehendaki.

B. Perawatan Berdasarkan Kerusakan


Pemeliharaan dan perawatan sehari-hari secara rutin terhadap mesin
sebetulnya jauh lebih baik dibandingkan memperbaiki kerusakan yang terjadi
pada mesin. Dan kerusakan biasanya terjadi akibat kurang atau tidak adanya
perawatan yang rutin dan benar pada alat mesin pertanian. Sehingga jika
pemeliharaan dilakukan dengan baik berarti umur mesin menjadi panjang dan
akan jarang mengalami kerusakan. Oleh karenanya sebelum alat mesin pertanian
mengalami kerusakan dan mengeluarkan biaya cukup mahal, maka dilakukan
perawatan alat mesin pertanian secara rutin.
1. Pembersihan
Pembersihan dilakukan guna mencegah kerusakan, yang pertama kali
dilakukan adalah langkah pembersihan yang berfungsi untuk mendeteksi
awal kerusakan. Pembersihan ini bertujuan membersihkan bagian luar
peralatan mesin tersebut. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh operator alat.
Proses selanjutnya, apabila mulai tampak ada gejala karat, sebaiknya segera

AGRIBISNIS TANAMAN
64 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

diberi minyak gemuk atau minyak antikarat. Namun yang terpenting adalah
bila mesin tersebut sudah mulai terlihat aus disebabkan pemakaian yang
terus -menerus dicatat untuk perbaikannya. Pencatatan ini berguna untuk
menentukan apakah akan dilakukan rekondisi atau penggantian suku cadang
agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
2. Pelumasan dan Grease
Pelumasan dengan minyak dan grease pada mesin serta peralatan
merupakan hal yang sangat penting. Hal ini karena kelengahan pelumasan
dan grease akan mengakibatkan kerugian besar bagi perusaaan. Oleh karena
itu, tindakan ini mesti rutin dilakukan sehingga kemacetan pada mesin dan
peralatan lainnya bisa dihindari. Selain itu tindakan ini juga bisa menghindari
terjadinya pengeluaran biaya yang cukup tinggi bila kemacetan terjadi pada
mesin yang berakibat pada rusaknya mesin serta peralatan lainnya.
3. Penyetelan Mesin dan Peralatan
Deteksi dini dilakukan untuk mengetahui sebab dari terjadinya kesalahan
mesin dan peralatan lainnya. Dalam melakukan hal tersebut petugas mekanik
bisa memeriksa dan menyetel mesin. Apabila terjadi kejanggalan pada
mesin, sesegera mungkin untuk dilakukan tindakan perbaikan atau reparasi.
Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui cara perbaikannya. Pemeriksaan
kesalahan pada mesin dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan
pertolongan atau bantuan alat-alat sederhana yang umumnya tersedia
misalnya thermometer (untuk mengukur panas), manometer (untuk mengukur
tekanan), volt meter, ampere meter, meger-meger untuk kabel listrik dan
lainnya, selanjutnya dibantu dengan data-data yang telah dicatat di dalam
kartu riwayat kendaraan dan alat. Secara darurat, dapatdilakukan perbaikan
pada bagian yang salah saja, tetapi tetap harus dicari penyebab dan kesalahan
/kerusakannya.

Gambar 6.4 : Penyetelan dan pelumasan kendaraan


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

4. Jadwal Pemeliharaaan dan Pergantian Spare Part


Pembuatan jadwal atau program pemeliharaan (servise berkala)
kendaraan dan alat berat harus dilakukan. Selanjutnya mekanik bekerja

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
65
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

berpedoman pada jadwal anggaran perusahaan, ditambah dengan temuan-


temuan penting yang didapat dari hasil kerja lapangan. Oleh karena itu, jadwal
pemeliharaan ini menjadi penting dan untuk dapat diatur dengan benar,
efisien. Data-data yang benar/tepat harus diberikan sebagai dasar tindakan
yang akan diambil. Kartu riwayat setiap kendaraan dan alat berat juga harus
digunakan saat mesin baru/diuji di tempat. Apabila selanjutnya kendaraan
mendapat pemeliharaan harus dicatat pada kartu riwayat kendaraan dan
alat. Data-datanya harus benar karena sangat berguna untuk tujuan perwatan
berikutnya, termasuk berfungsi untuk penjadwalan suku cadang (spare part)
ataupun memperkirakan penyusutan atau pengafkiran.
5. Penyedian Suku Cadang
Kelainan dalam mengatur persediaan suku cadang dalam jumlah yang
memadai akan menyebabkan jadwal perawatan tertunda. Akibatnya akan
merusak sistem pemeliharaan / perawatan dan pencegahan (preventif
maintenance). Operator juga harus memeriksa kondisi dari setiap kendaraan
dan alat berat yang dioperasikannya secara harian agar kendaraan dan alat berat
dapat beroperasi secara optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan pelaksanaan
perawatan harian. Biaya-biaya bengkel yang berupa (gaji mekanik, pembantu
mekanik, pemakaian bahan penolong dan spare part, pemakaian BBM, serta
biaya-biaya lainnya) dikumpulkan jadi satu dan dialokasikan kepada unit
(kendaraan alat berat) yang diperbaiki secara proporsional. Dasar perhitungan
alokasi dibuat berdasarkan standar harga yang disesuaikan dengan anggaran
yang ditetapkan. Selisih ini merupakan pedoman untuk menilai efisiensi
yang akan dibandingkan dengan hasil kerja yang telah dicapai. Pepatah
mengatakan lebih baik mencegah dibandingkan mengobati, demikian juga
dengan kendaraan dan alat berat yang dipakai sering mengalami kerusakan.
Biaya pemeliharaan juga lebih murah dibandingkan dengan biaya reparasi,
belum lagi kerugian akibat dari kendaraan dan alat berat yang tidak terpakai.

CAKRAWALA

Pemeliharaan dan perawatan sehari-hari secara rutin terhadap mesin


sebetulnya jauh lebih baik dibandingkan memperbaiki kerusakan yang terjadi
pada mesin. Dan kerusakan biasanya terjadi akibat karena kurang atau tidak adanya
perawatan yang rutin dan benar pada alat mesin pertanian. Apabila salah satu
alat maupun kendaraan pengangkutan bermasalah maka proses pengangkutan
hasil panen yang akan dilakukan akan terhambat. Misalkan pada satu afdeling
perkebunan sawit memiliki 4 buah truk pengangkut yang akan melakukan pemuatan
hasil, namun pada saat operator melakukan pengecekan 2 truk mengalami kendala
dan harus melakukan perawatan sedang yang membutuhkan waktu sampai siang
hari. Jadi untuk melakukan pengangkutan buah ke PKS hanya dua truk dan ini akan
memperlambat pendistribusian buah yang akan berdampak pada kualitas buah
yang akan diterima, karena dua truk tidak akan bisa menutupi kehilangan dua truk
yang mengalami perbaikan sedang.

AGRIBISNIS TANAMAN
66 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai Pengelolan dan


Pengendalian Pemeliharaan peralatan pengangkutan hasil panen, kalian dapat
mempelajari secara mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses
lebih jauh materi tentang sarana pengankutan hasil panen. Salah satu website
yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian
yaitu : http://engineeringsawit.com

RANGKUMAN

Perawatan/pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan


dengan sadar untuk menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai, atau
tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat berfungsi kembali.
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan,
dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Oleh
karenanya sebelum alat mesin pertanian mengalami kerusakan dan mengeluarkan
biaya cukup mahal, maka dilakukan perawatan alat mesin pertanian secara rutin.

TUGAS MANDIRI

Pada materi pengelolaan dan pengendalian pemeliharaan peralatan mesin


maupun alat berat untuk membantu kegiatan pendistribusian hasil panen.
Tugas yang akan dikerjakan adalah melakukan pendataan jenis perawatan yang
dibutuhkan mesin dan alat berat kepada operator. Hasil observasi yang telah
dilakukan siswa dikumpulkan dalam bentuk laporan dengan format yang telah
disepakati dengan guru pengampu.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
67
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Coba kamu analisis mengapa pemeliharaan alat-alat transportasi pada
perkebunan sawit perlu dilakukakan secara terencana ?
2. Apa alasannya dilakukan pemeliharaan secara berkesinambungan ?
3. Apa yang perlu dilakukan dalam proses pemeliharaan supaya tidak terjadi
kelalaian ?
4. Berikan contoh kegiatan yang dilakukan Routine Maintenance (Pemeliharaan
Harian) !
5. Apa akibat dari kelalaian dalam mengatur persediaan suku cadang dalam
jumlah yang memadai?

REFLEKSI

Materi kali ini berkaitan dengan alat dan mesin pertanian, jadi dalam
melakukan evaluasi hasil belajar guru pembimbing dan siswa dapat malakukan
praktik terhadap alat dan mesin yang terdapat di sekolah masing-masing

AGRIBISNIS TANAMAN
68 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

BAB
KINERJA PENGOLAHAN
VII

BAB VII KINERJA PENGOLAHAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang kinerja pengolahan, peserta didik


dapat memahami dan menentukan kinerja pengolahan buah hasil panen
dengan benar sesuai standar industri.

PETA KONSEP

Kapasitas
Pengolahan

PENDAHULUAN

Pengambilan Sampel

KATA KUNCI

Kapasitas, Sampel

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
69
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Bahan baku dengan mutu yang baik, diperlukan juga persyaratan yang lain untuk
mendapatkan hasil pengolahan yang baik, seperti jumlah TBS yang cukup dan pengiri-
man TBS yang tepat waktu tiba dipabrik. Bila salah satu persyaratan itu tidak dipenuhi,
efisiensi dan efektivitas pabrik menjadi tidak terwujud seperti yang diharapkan. Tolok
ukur untuk menilai kinerja pengolahan ditunjukkan oleh besarnya nilai Indeks Pro-
duktifitas Pabrik (IPP) yang merupakan hasil perhitungan dari efisiensi kapasitas olah,
efektivitas jam operasi, dan efisiensi ekstraksi produksi. Analisis kinerja pabrik mer-
upakan dasar bagi manajemen pabrik dalam upaya efisiensi pengutipan minyak dan
inti sawit serta penurunan biaya olah.

Gambar 7.1 : Salah satu stasiun pengecekan mutu hasil olahan


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
Dalam menilai mutu dan kinerja dibutuhkan sampel hasil olahan. Sampel mer-
upakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel dianggap sebagai perwakilan
dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan
keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Alasan per-
lunya pengambilan sampel di PKS adalaha untuk mengetahui performa dari proses
pengolahan, lebih mudah dan lebih cepat, memberi informasi lebih banyak dan dalam
mengenai kualitas dan losses, dapat ditangani lebih teliti apabila terjadi penurunan
kualitas hasil olahan.
Sampel dianalisis untuk memperoleh gambaran apakah populasi tersebut se-
suai dengan standar yang ditetapkan. Bila tidak sesuai, berarti ada kesalahan dalam
proses produksi. Selanjutnya kesalahan tersebut akan diteruskan/diberitahukan kepa-
da pelaksana untuk/operator untuk dilakukan perbaikan. Pengambilan sampel tidak
dapat dilakukan secara sembarangan, oleh karena itu perlu ditentukan tata cara dalam
pengambilan sampel di pabrik kelapa sawit.

AGRIBISNIS TANAMAN
70 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Kapasitas Pengolahan
Efisiensi Kapasitas Olah (EKO) dihitung dengan rumus berikut
KONET x 100%
KONOM
Nilai EKO dikatakan baik jika persentasenya sebesar 95%. KONOM (Kapasitas
Olah Nominal) ialah kapasitas olab menurut desain dan telah diuji Taking Over
Test (TOT). Sementara itu, KONET (Kapasitas Olah Neto) adalh kapasitas yang
dicapai oleh PKS secara efektif. Cara penghitungannya, yaitu jumlah TBS yang
diolah dibagi dengan jumlah olah efektif dan jam stagnasi.
1. Jam Olah Pabrik
Efektifitas Jam Operasi (EJO) dihitung dengan rumus berikut.
Jam Olah Pabrik
---------------------- X 100%
Jam Olah Tersedia
Nilai EJO dikatakan baik apabila persentasenya lebih kurang 85%. Terdapat
isttilah jam olah pabrik, jam stagnasi, jam olah efektif dan jam olah tersedia.
a. Jam olah pabrik mulai dihitung setelah screw press broperasi sampai
screw press berakhir/berhenti.
b. Jam stagnasi adalah jumlah kerusakan setiap alat yang menyebabkan
terhentinya proses screw press.
c. Jam olah efektif adalah jam olah pabrik dikurangi jam stagnasi.
d. Jam olah tersedia (bruto) adalah jam olah pabrik bekerja dihitung sejak
fire up boiler hingga screw press berhenti.
2. Efisiensi Pengutipan Minyak Sawit (EPM)
EPM di hitung dengan rumus sebagai berikut
Rendemen Minyak
EPM = ------------------------------- X 100%
Rendemen Minyak + Total
Kehilangan Minyak Terhadap TBS
Nilai EPM dikatakan baik jika persentasennya lebih kurang 93%
3. Efisiensi Pengutipan Kernel (EPK)
EPK dihitung dengan rumus berikut.
Rendemen Kernel
EPK = --------------------------------- X 100%
Rendemen Kernel + Total
Kehilangan Kernel terhadap TBS

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
71
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

4. Indeks Produktivitas Pabrik (IPP)


IPP dihitung dengan rumus sebagai berikut.
EPM + EPK
EKO + EJO + ---------------
2
IPP = -------------------------------------X 100%
3
Kterangan : IPP tinggi = minimum 0,85
IPP sedang = 0,60 – 0,84
IPP rendah = dibawah 0,60
Setiap pabrik disarankan agar memiliki IPP minimum 0,85.
Untuk mendapatkan IPP minimum ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian untuk mendapatkan nilai Indeks Produktivitas Pabrik (IPP) yang
tinggi adalah sebagai berikut.
a. Penerapan 5R (ringkas, rapi/penataan, resik/pembersihan, rawat, dan rajin
/pembiasaan) di setiap stasiun.
b. Analisis semua sampel proses dengan benar
c. Lakukan pemeriksaan mutu TBS yang diterima dengan benar
d. Mengolah seluruh TBS dan brondolan dengan prinsip FIFO (First in First
Out).
e. Operasikan mesin-mesin dengan efektif dan efisisen
f. Implementasikan SOP pabrik dengan benar
g. Losses CPO dan kernel seminimal mungkin
h. Mengontrol kualitas produksi CPO dan kernel sesuai standar.
i. Ingatkan karyawan tentang K3 (kesehatan dan Keselamatan Kerja) setiap
hari.
j. Laksanakan perawatan mesin sesuai jadwal dan life time (umur mesin)
k. Lestarikan lingkungan.
Sebelas poin tersebut dapat diakronimkan menjadi PALM OIL MILL.
Jika semua hal trersebut telah diterapkan dengan baik dan tercipta Best
Management Practices (BMP) yang bisa menghasilkan IPP tingi.

B. Pengambilan Sampel
PKS pengolahan TBS untuk menghasilkan CPO dan kernel. Sebelum CPO dan
kernel disimpan, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel untuk data
acuan kualitas hasil CPO dan Kernel yang telah diolah. Setelah pengambilan
sampel dilakukan CPO disimpan di tangki timbun, sedangkan PK disimpan di bulk
silo. Pada umumnya di PKS terdapat tiga tangki timbun dan dua bulk silo. Namun
ada juga PKS menyimpan PK dalam karung plastik. CPO dan PK setiap hari diukur
untuk mengetahui jumlah produksi dan rendemen (OER dan KER) yang akan
diperoleh. Pengukuran CPO dan PK menggunakan cara tertentu agar diperoleh
tingkat produksi yang akurat.

AGRIBISNIS TANAMAN
72 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

1. Ketentuan Pengambilan Sampel


Ada beberapa ketentuan pengambilan sampel yang harus diperhatikan agar
mendapatkan data yang akurat :
a. Sampel diambil selama proses berlangsung (diawali dari 2 jam setelah
proses berjalan dan diakhiri sampai dengan 2 jam sebelum proses
berhenti).
b. Alat-alat yang digunakan untuk mengambil sampel harus selalu dijaga agar
tetap kering dan bersih.
c. Sampel, tempat sampel, dan alat pengambilan sampel harus disimpan di
tempat yang aman dan kontaminasi kotoran ataupun air.
d. Ukuran tempat sampel disesuaikan degan kebutuhan. Untuk sampel cairan
misalnya, dapat digunakan jerigen plastik ukuran 5 liter. Untuk sampel
padat, dapat menguankan ember plastik uuran 25 liter yang dilengkapai
dengan tutup yang rapat.
e. Semua tempat sampel harus diberi nama atau identitas yang jelas.
f. Tempat pengambilan sampel harus dibuat sedemikian rupa agar tidak
berbahaya bagi keselamatan petugas pengambil sampel.
g. Semua sampel harus dianalisis secepat mungkin.
2. Cara Pengambilan Sampel
Ada enam hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan cara pengambilan
sampel. Berikut keenam hal tersebut.
a. Sampel Cair
1) Cuci sampai bersih sampling can dan tempat sampel
2) Tunggu beberapa saat setelah kerangan dibuka sebelum mengambil
sampel. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemurnian sampel.
3) Bilas sampling can dan tempat sampel dengan cara dikocok
menggunakan sampel yang akan diambil.
4) Tutup tempat sampel agar tidak masuk kotoran ataupun air
5) Letakkan sampel pada tempat yang tinggi dan kering
b. Sampel Padat
1) Pastikan tempat sampel harus bebas dari kotoran dan air
2) Tutp tempat sampel agar tidak masuk kotoran ataupun air
3) Letakkan sampel pada tempat yang kering dan tinggi
c. Sampel Solid Decanter
1) Simpan sampel di dalam stoples atau wadah tertutup untuk mencegah
penguapan air
2) Pastikan tempat sampel harus bebas dari kotoran dan air
3) Letakkan sampel pada tempat yang tinggi dan kering
d. Sampel Air Limbah
1) Pastikan wadah tempat penampungan sampel bersih dan kering
2) Bilas tempat pengambulan sampel (sampling can) dan jeriken
menggunakan sampel yang telah diambil
3) Tampung dan simpan sampel didalam wadah tertutup rapat
4) Pastikan wadah sampel (jeriken) bebas dari gelembung udara
5) Segera serahkan sampel ke laboratorium untuk dianalisis (lamanya
pengiriman sampel berpengaruh terhadap hasil analisis).

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
73
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

e. Pengambilan Sampel Empty Fruit Bunch (EFB)


1) Potong memanjang (longitudinal) sampel EFB yang telah diambil
(sebanyak I janjang) menjadi 4 bagian setiap 2 jam dengan
menggunakan parang yang tajam.
2) Ambil satu bagian dari potongan tersebut dan simpan di wadah yang
tertutup. Tiga bagian sisanya dibuang.
3) Pastikan tempat sampel harus bebas dari kotoran dan air
4) Letakkan sampel pada tempat yang tinggi dan kering
f. Metode Sampling Kernel Dispatch Saat Pemuatan Kernel ke Truk
1) Sampel diambil dengan sekop pasir dari 9 titik saat mobil terisi ½
penuh dengan diratakan terlebih dahulu. Setelah mobil terisi penuh
dan diratakan, ambil lagi dari 9 titik , masing-masing 3 titik di bagian
depan, tengah, dan belakang. Tombak ditancapakan dan dipijak
sedalam mungkin dengan kedalaman lebih ½ meter.
2) Setelah kernel terisi penuh, kernel diratakan kembali dan diambil
sampelnya lagi dari 9 titik seperti tadi.
3) Sampel – sampel ini kemudian dicampur dengan baik dan di-quartering
dengan benar menjadi 1 kg untuk dianalisis. Sisa 1 kg lagi disimpan
dengan baik di PMKS sebagai pertinggal.
3. Pemecahan Masalah Berkaitan dengan Sampel
Berikut table berisi tindakan pemecahan masalah berkaitan dengan
pengambilan sampel :

Tabel 7.1 Tindakan Pemecahan Masalah Berkaitan Pengambilan Sampel


Masalah Penyebab Tindakan

1. Kesalahan 1.1. Ulangi pekerjaan terhadap sampel


1. Tidak tepat dalam
analisis secara yang sama
menentukan warna
titrasi 1.2. Tingkatkan ketelitian dalam
akhir titrasi
pekerjaan

2. Kerusakan bahan 2.1. Periksa kosentrasi larutan


pereaksi 2.2. Periksa indicator da preaksi lainnya
  2.3. Ganti semua bahan-bahan pereaksi

2. Kesalahan 1. Suhu oven tidak 1.1. kalibrasi temperature oven dengan


analisis kadar air stabil thermometer
1.2. Ulangi analysis.

2. Jumlah penimbangan 2.1. Ulangi analisis dengan instruksi


  sampel tidak standar kerja yang disediakan.

AGRIBISNIS TANAMAN
74 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Masalah Penyebab Tindakan

3. Sampel 3.1. perhatikan pada saat ekstraksi,


terkontaminasi dengan harus disesuaikan dengan instruksi
material lain seperti kerja yang ada
air, kotoran dan
  sebagainya

3. Kesalahan 1. Waktu untuk 1.1. Perhatikan pada saat ekstraksi,


analisis oil ekstraksi tidak cukup harus disesuaikan dengan instruksi
losses kerja yang ada.
1.2. Perhatikan sewaktu menurunkan
sampel ekstraksi pelarut dalam soxhlet
harus sudah betul-betul bersih.

2. Tempat ekstraksi 2.1. sewaktu menimbang labu kosong


sampel tertukar beri tanda masing-masing labu untuk
dengan tempat sampel masing-masing sampel
  yang lain

4. Kesalahan 1. Jumlah penimbangan 1. Ulangi analisis dengan instruksi kerja


analisis kadar sampel tidak standar yang disediakan
kotor

2. Sampel 2.1. Ulangi analisis dengan lebih


terkontaminasi dengan teliti. Hati-hati sewaktu penyiapan
material lain, seperti sampel, jauhkan pekerjaan sampel dari
  debu kontaminasi kotoran lain

3. Kesalahan pada 3.1. Pastikan ukuran kertas saring


saat penyaringan sesuai dengan alat saring yang
dipergunakan.
3.2. Pastikan tidak ada kebocoran
dari kertas saring dan alat penyaring
  kotoran

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
75
PANEN DAN PASCA
PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Petugas pengambilan sampel harus seorang yang cakap dan ahli atau
terlatih untuk melakukan pekerjaan itu. Kesalahan dalam pengambilan
sampel akan mempengaruhi proses pengujian berikutnya. Petugas ini
bertangung jawab terhadap kebenaran sampel.

CAKRAWALA

Kinerja pengolahan adalah tahapan untuk memperoleh hasil dari


pengolahan produk baik mentah maupun yang sudah jadi. Dalam menilai suatu
produk memiliki kualitas harus diuji terlebih dahulu dalam bentuk sampel.
Sampel dianalisis untuk memperoleh gambaran apakah produk tersebut sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Bila tidak sesuai, berarti ada kesalahan dalam
proses produksi. Oleh karena itu proses kinerja pengolahan sangat perlu
perhatian.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai


kinerja pengolahan hasil panen, kalian dapat mempelajari
lebih lanjut secara mandiri di internet. Melalui internet
kalian bisa mengakses lebih jauh materi tentang kinerja
pengolahan hasil panen. Salah satu website yang
dapat kalian kunjungi untuk menanmbah wawasan dan
pemahaman kalian yaitu : https://youtu.be/Oj1EYaXFIVo

AGRIBISNIS TANAMAN
76 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

RANGKUMAN

Bahan baku dengan mutu yang baik, diperlukan juga persyaratan


yang lain untuk mendapatkan hasil pengolahan yang baik, seperti jumlah TBS
yang cukup dan pengiriman TBS yang tepat waktu tiba di pabrik. Tolok ukur
untuk menilai kinerja pengolahan ditunjukkan oleh besarnya nilai Indeks
Produktivitas Pabrik (IPP) yang merupakan hasil perhitungan dari efisiensi
kapasitas olah, efektivitas jam operasi, dan efisiensi ekstraksi produksi.
Dalam menilai mutu dan kinerja dibutuhkan sampel hasil olahan. Sampel
merupakan bagian dari hasil olahan produk yang ingin diteliti. Sampel dianggap
sebagai perwakilan dari hasil produk yang telah diolah dan menentukan
kualitas hasil olahan.

TUGAS MANDIRI

Tugas para siswa adalah melakukan kunjungan ke Pabrik Pengolahan


Kelapa Sawit (PKS) yang berda dekat dengan wilayah sekolah dan mudah akses
menuju ke areal pabrik. Para siswa akan didampingi oleh pihak menejemen
pabrik beserta guru pengawas untuk melihat proses pengolahan hasil panen
kelapa sawit dari awal sampai menjadi CPO dan Kernel. Selama kunjungan
siswa diharapkan membuat dokumentasi yang nantinya akan dijadikan bahan
persentasi di kelas dan akan menjadi penilain oleh guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Dalam pengolahan hasil panen kelapa sawit selalu mengutamakan
ketepatan waktu. Jelaskan mengapa ini menjadi salah satu yang sangat
dijaga dalam proses pengolahan kelapa sawit!
2. Apakah setiap hasil ataupun produk yang telah melalui proses pengolahan
memerlukan sampel sebelum dipasarkan ?
3. Pengolahan kelapa sawit yang dilakukan oleh PKS harus memiliki IPP 85%
dalam managementnya, jelaskan apa itu IPP !
4. Jabarkan syarat pengambilan sampel yang benar sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan !
5. Dalam pengambilan sampel yang akan diuji terkadang hasilnya tidak
sesuai dengan standar padahal langkah dan prosesnya telah sesuai, coba
Anda cari solusi untuk pemecahan masalah pengambilan sampel tersebut!

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
77
PANEN DAN PASCA
PANEN

REFLEKSI

Evaluasi yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing terhadap materi


yang telah di pelajari kepada siswa yaitu melakukan penulisan essai terhadap
satu proses yang telah mereka lihat pada saat kunjungan ke pabrik pengolahan
hasil.

AGRIBISNIS TANAMAN
78 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

A. PILIHAN GANDA
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1. Mutu hasil panen sangat diperhatikan saat pemanenan yang bertujuan untuk ?
a. Efisiensi pengolahan …
b. Memudahkan proses pengolahan
c. Meningkatkan kualitas buah
d. Standar permintaan pasar
e. Efisiensi biaya pengolahan

2. Tujuan dari efisiensi pengolahan hasil panen dilakukan adalah ?


a. Meminimalkan bahan baku
b. Memaksimalkan produksi
c. Mencapai produksi yang tinggi…
d. Mengurangi biaya pengolahan
e. Mencapai target yang diberikan

3. Pemeriksaan mutu buah/TBS pada tanaman kelpa sawit dilaksanakan setiap hari
kerja untuk ?
a. Mengetahuai kulitas buah se-refresentatif mungkin
b. Mengetahui tingkat hasil panen
c. Memudahkan tugas operator alat
d. Mengetahui jumlah panen secara objektif
e. Menghitung buah layak

4. Setiap afdelling kebun memiliki RKH yang di gunakan untuk memberikan tanda X
pada peta kebun yang bertujuan agar ?
a. Lokasi grading menyebar secara merata
b. Menghindari salah pendataan pemanen
c. Hasil panen dapat teridentifkasi maksimal
d. Grading tetap tidak berubah
e. Pemeriksaan buah lancar

5. Buah yang memberondol lebih dari 50% hingga maksimum 75% di sebut buah ?
a. Buah mentah
b. Buah masak
c. Buah terlalu masak
d. Buah dimakan tikus
e. Buah abnormal

6. Sebelum dilakukan pemanenan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaaan ancak


panen yang bertujuan ?
a. Memperoleh sampel yang re-fresentatif…
b. Menghitung buah mentah
c. Memperoleh data jumlah panen

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
79
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

d. Menghitung jumlah tenaga kerja


e. Memperoleh data jumlah tanaman

7. Dalam pemeriksaan mutu ancak panen mandor/krani akan memberikan tanda X


pada peta kebun agar ?
a. Tidak terjadi pengamatan ganda pada blok yang sama
b. Mengetahui lokasi yang akan di semprot
c. Tidak ada blok yang tertinggal
d. Pendataan panen merata pada 1 blok
e. Pemeriksaan panen lebih mudah

8. Salah satu kriteria kualitas ancak panen yang akan diperiksa adalah ?
a. Buah masak tinggal dipokok..
b. Buah matang tinggal di jalan
c. Buah matahari yang terangkut
d. Brondolan yang hilang
e. Buah terlalu masak

9. Pemeriksaaan panen dialakukan secara acak sedemikian rupa sehingga mewakili


seluruh panen disebut ?
a. Sortasi buah
b. Mutu buah
c. Ancak panen
d. Sortasi panen
e. Kualitas ancak

10. Pemeriksaaan terhadap mutu panen dilakukan dengan cara ?


a. Penggolongan buah berdasarkan tingkat kematangan
b. Penggolongan buah berdasarkan luasan blok
c. Penggolongan buah berdasarkan jumlah janjang
d. Penggolongan buah berdasarkan hasil panen
e. Penggolongan buah berdasarkan ukuran buah

11. Berapakan nilai sortasi panen yang dianggap memenuhi persyratan baku olahan
pabrik pada tanaman kelapa sawit ?
a. ≥ 75 %
b. ≥ 80%
c. ≥ 85%..
d. ≥ 90%
e. ≥ 95%

12. Kelapa hibrida dkatakan memiliki kualitas yang buruk apabila ?


a. Buah terlalu masak, buah masak dan lonjong
b. Buah terlalu muda, buah masak bulan dan buah terlalu kecil

AGRIBISNIS TANAMAN
80 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

c. Buah besar, buah berserabut tipis dan buah bulat


d. Buah berserabut tebal, buah masak tua
e. Buah masak sedang dan berukuran lonjong

13. Dalam pemanenan sagu harus dilakukan sebelum tanaman tersebut berbunga,
dikarenakan ?
a. Kandungan pati sagu akan menurun
b. Kandungan pati akan busuk
c. Kandungan pati akan keras dan a lot
d. Kandungan pati berbau busuk
e. Kandungan pati akan menjadi serabut

14. Satu batang sagu yang berumur 12 tahun mampu menghasilkan 20% pati, dan
berapa kg tepung basah yang mampu dihasilkan oleh satu batang sagu utuh ?
a. 50-450 kg,,
b. 100-250 kg
c. 150-500 kg
d. 200-600 kg
e. 250-700 kg

15. Buah kelapa sawit yang masuk dalam pengolahan akan berpengaruh terhadap
kadar ALB. Berapakah kandungan ALB pada buah mentah ?
a. 1,6-3,4
b. 1,7-3,3
c. 1,6-2,8,,,
d. 1,7-4,4
e. 1,8-4,4

16. Pada tahap pertama proses pengolahan kelapa sawit adalah perebusan(sterilizer).
Salah satu tujuan perebusan buah adalah ?
a. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas,,
b. Menurunkan kadar air pada buah sawit
c. Mempermudah menyerap minyak pada janjang
d. Melunakkan janjang sawit
e. Mengaktifkan enzim-enzim lipase

17. Dalam proses pengolahan buah kelapa sawit terdapat proses penebahan (Threser
Process) yang berfungsi ?
a. Membanting buah dan janjang
b. Memisahkan buah dari janjangannya..
c. Mengangkat buah ke bunc feeder
d. Mendorong ke empty bunc conveyor
e. Memisahkan minyak dan air

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
81
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

18. Proses pengempaan (pressing process) adalah tahap pertama dimulainya


pengambilan minyak, pada proses pengempaan terdiri dari ?
a. Digester dan Screw Conveyor
b. Digester dan Conveyor Threser
c. Conveyor dan Fruit Elevator
d. Digester dan Screw Press..
e. Screw Press dan Screw conveyor

19. System kerja mesin penyaringan dengan system getaran-getaran untuk menyaring
Crude Oil dari serabut-serabut disebut ?
a. Vertical Clarifier Tank
b. Sludge
c. Sand Trap Tank
d. Vibro Seperator
e. Skimmer

20. Vertical Clarifier Tank (VCT) berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan kotoran,
dalam proses ini berapakah suhu yang dibutuhkan ?
a. 80ºC
b. 85ºC
c. 90ºC
d. 95ºC
e. 100ºC

21. Tempat penyimpanan sementara biji (nut) sebelum memasuki proses berikutnya
adalah ?
a. Nut polish Drum
b. Nut Silo
c. Bulk Silo
d. Riplle Mill
e. Tank silo

22. Dalam pemeliharaan alat transportasi pengangkutan harus dilakukan secara


terencana. Pemeliharaan terencana dibagi tiga adalah ?
a. Pemeliharaan harian, bulanan dan tahunan
b. Perawatan ringan, sedang dan berat
c. Perbaikan ringan, sedang dan berat
d. Servise besar, perawatan darurat dan overhaul
e. Perawatan darurat, perawatan preventif dan perawatan kolektif

23. Setiap kendaraan dan alat berat memiliki kartu riwayat yang berisi data-data
kendaraan. Tujuan pemberian kartu riwayat adalah ?
a. Sebagai dasar tindakan perawatan apabila terjdi permasalahan…
b. Sebagai acuan penggantian peralatan acesoris

AGRIBISNIS TANAMAN
82 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

c. Sebagai penjadwalan pergantian


d. Memperkirakan penyusutan penggunaan kendaraan
e. Memperkirakan kapan harus melakukan perbaikan

24. Kelalaian dalam penyediaan suku cadang dalam jumlah yang memadai akan
menyebabkan ?
a. Perawatan tertunda..
b. Merusak system pemeliharaan
c. Mengganggu aktivitas operator
d. Kerusakan bertambah parah
e. Pemeliharaan tidak dilakukan

25. Pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan di
sebut pemeliharaan ?
a. Pemeliharaan mingguan
b. Pemeliharaan harian
c. Pemeliharaan bulanan
d. Pemeliharaan berkala
e. Pemeliharaan tahunan

26. Perbaikan total akibat lama pemakaian dengan pembetulan maupun penggantian
komponen disebut ?
a. Servise besar…
b. Medium repair
c. Corrective maintenance
d. Perbaikan darurat
e. Perbaikan ringan

27. Setiap proses produksi yang telah dilaksanakan, maka diperlukan pengambilan
sampel, alasan pengambilan sampel adalah ?
a. Mengetahui performa dari proses pengolahan…
b. Mengetahui efisiensi biaya pengolahan
c. Mengukur estimasi hasil yang diperoleh
d. Efisiensi pengutipan hasil produksi
e. Mengetahui jumlah premi yang dibayarkan

28. Sebutkan salah satu yang harus di capai untuk memperoleh IPP (indeks
produktivitas pabrik) ?
a. Penerapan 6 R
b. Analisis semua sampel dengan benar
c. Lakukan pemeriksaan mesin pengolah
d. Losses CPO dan kernel sebisa mungkin
e. Mengolah seluruh TBS tan brondolan

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
83
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

29. Dalam melakukan anlisis terhadap sampel terkadang terjadi human eror yang
menyebabkan kesalahan analisis kadar air salah satu penyebabnya adalah ?
a. Suhu oven tidak stabil
b. Jumlah penimbang sampel tidak banyak
c. Sampel terkontaminasi sesudah analisis
d. Suhu oven terlalu kecil
e. Penimbangan sampel banyak

30. Petugas pengambilan sampel harus orang yang terlatih untuk melakukan
pengujian dikarenakan ?
a. Bertanggung jawab terhadap kebenaran sampel
b. Mempengaruhi kualitas hasil produksi
c. Menetukan layak nya hasil produksi
d. Bertanggung jawab terhadap harga jual
e. Mencegah terjadinya kesalahan analisis

B. URAIAN
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Sortasi buah pada tanaman kelapa sawit sangat kompleks berbeda dengan sortasi
pada tanaman sagu. Jelaskan perbedaan pada dua komoditas tersebut ?
2. Jelaskan kendala yang terjadi apabila salah satu peralatan pengolahan sperti
trasher mengalami gangguan ?
3. Bagaimanakah alur pemurnian minyak sawit, jelaskan sesuai dengan yang anda
pelajari pada materi sebelumnya ?
4. Pemeliharaan terhadap peralatan pengangkutan sangat perlu dilakukan terutama
pemeliharaan berkala, jelaskan jenis-jenis perawatan yang anda ketahui ?
5. Jabarkan syarat pengambilan sampel yang benar sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan ?

AGRIBISNIS TANAMAN
84 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Buku


Rantai pasok dari kebun ke pabrik dalam 24 jam. 2019. dari http://smart-tbk.com
Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Buku
www.bumn.go.id. System transpotasi perkebunan.2019
Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Buku
Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Buku
Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Buku
Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Buku

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
85
PANEN DAN PASCA
PANEN

GLOSARIUM GLOSARIUM

Lapangan : Adalah tempat melakukakan suatu pekerjaan baik itu


menganalisa, mengamati dan mempraktekkan
Pabrik : adalah suatu bangunan yang terdapatmesin-mesin untuk
mengolah hasil panen
TPS : Tempat pengumpul hasil panen
TPH : Tempat Pengumpul Hasil
TBS : Tandan Buah Segar
K3 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Ponton : terbuat dari besi yang berbentuk segi empat
Barkas : terbuat dari besi segi empat menggunakan mesin 15 PK
Kanal : adalah saluran air yang di buat sesuai kebutuhan perkebunan
Transportasi : adaalh kegiatan untuk memudahkan suatu kegiatan
Hibrida : adalah salah tanaman kelapa hasil persilangan dari jenis
kelapa dalam dan kelapa genjah yang menghasailkan varietas
baru yaitu hibrida.
Defisit : adalah suatu kondisi dimana pengeluaran lebih banyak
dibandingkan pemasukan dan menimbulkan kerugian.
Mutu : adalah tingkatan baik buruknya atau taraf atau derajat
sesuatu.
CPO : Minyak mentah hasil pemurnian
Nut Silo : Merupakan tempat penyimpanan nut sementara sebelum
masuk ke ripple
NOS : Non-oil Solid (NOS) yang berukuran besar seperti serabut,
pasir, tanah, kotoran-kotoran lain yang terbawa dengan
minyak.
Operator : adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mengoperasikan mesin/alat/kendaraan yang menjadi
tanggung jawabnya.
Bengkel : adalah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan /
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat
pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin
Pelumasan : adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di
antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek
Grease : adalah gemuk sejenis pelumas yang digunakan untuk
mengurangi gesekan pada bagian tertentu kendaraan
Kinerja : adalah hasil kerja secara kulitan dan kuantitas yang dicapai
Pengolahan : adalah suatu perbuatan, cara atau proses mengolah sesuatu
hal
CPO : Minyak Mentah hasil olahan kelapa sawit
Kernel : adalah minyak dari biji kelapa sawit atau minyak inti
Sampel : adaalah contoh bagian dari populasi dalam suatu penelitian
Ekstraksi : adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya
Analisis : adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan
berdasarkan kaitanya.
AGRIBISNIS TANAMAN
86 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 1

Nama Lengkap : MUHAMMAD QUNUL LABIB, S.Kom


Telepon /HP/WA : 082327315651
Email : assalamualaikum.labib@gmail.com
Akun Facebook : husnullabib@gmail.com
Alamat Kantor : SMK SWASTA BAKTI AGRO
MANDIRI Kompleks KPP PT. TH Indo
Plantations DesaTanjung Simpang
Kec. Pelangiran Indragiri Hilir, RIAU

Riwayat Pekerjaan / Profesi (10 TahunTerakhir)


1. Guru SMP Diponegoro Depok Sleman (2014 – 2015)
2. Guru SMK Swasta Bakti Agro Mandiri (2016 s/d Sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (lulus Tahun 2015)

Informasi Lain dariPenulis


Tinggal di Daerah Transmigrasi yaitu SP 4 RSTM, Bangun Harjo Jaya, Pulai Burung,
Indragiri Hilir, RIAU , Lahir di Blitar, 11 Mei 1990. Tahun 1997 mengikuti orangtua
Transmigrasi ke RIAU Sekolah Dasar di lalui di SD 060 Binangun Jaya dan MTs
Darussalam di Manunggal Jaya yang masih dikecamatan Pulau Burung dan Setelah
lulus MTs melanjutkan Ke MAN Tulungagung 1 . Tahun 2009 kuliah di Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2015. Sebelum lulus tahun 2014
sampai 2015 mengajar di SMP Diponegoro Depok Sleman, Tahun 2015 pulang ke
RIAUs elanjutnya Menjadi guru di SMK Swasta Bakti Agro Mandiri, dari tahun 2016 -
sekarang .

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
87
PANEN DAN PASCA
PANEN

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2

Nama Lengkap : BERRY WIRADINATA, SP


Telepon /HP/WA : 0822 8473 5843
Email : berrywiradinata8@gmail.com
Akun Fb, IG, Twitter : berrywiradinata
Alamat Kantor : SMKS BAKTI AGRO MANDIRI
Kompleks PT. THIP, Tanjung
Simpang, kec. Plangiran
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan

Riwayat Pekerjaan / Profesi (2 TahunTerakhir) :


1. Humas PT. Pro IT Dev Yogyakarta, Regional Riau (2018)
2. Guru Produktif Agribisnis Tanaman Perkebunan (2019)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 PERTANIAN, Universitas Islam Riau (Lulus Tahun 2018)

Judul Buku dan Tahun Terbit (2 TahunTerakhir)


1. BUDIDAYA SISTEM TUMPANG SARI TANAMAN KELAPA (Cocosnucifera. L)
DAN NENAS (Ananascomosus. L) TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN LUAS
LAHAN (Tahun2017) di Kab. Idragiri Hilir
2. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Extragen dan NPK Mutiara 16:16:16
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat(Lycopersicum esculentum
Mill (Tahun 2018)

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Kompleks PT. THIP desa Tanjung simpang, Plangiran, Indragiri Hilir, RIAU,
Lahir di Banjar Benai, 08 April 1995. Sekolah Dasar di lalui di SD 039 concong dalam,
concong, Indragiri Hilir dan SMP Negeri 1 dan SMA N 1 di daerah yang sama yaitu
di Kec. Benai, Kab. Kuantan Singingi. Tahun 2013 kuliah di Universitas Islam Riau,
lulus tahun 2018.Tahun 2018 melanjutkan karier sebagai Humas di perusahaan yang
bergerak di bidang IT dan Star Up selanjutnya tahun 2019 melanjutkan karir menjadi
guru di SMKS Bakti Agro Mandiri, dari tahun 2019 - sekarang .

AGRIBISNIS TANAMAN
88 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 3

NamaLengkap : CHRISMAN PURBA S.Pd


Telepon /HP/WA : 081397191259
Email : chrismanpurba@gmsil.com
AkunFb, IG, Twitter : chrismanpurba
Alamat Kantor : SMKS BAKTI AGRO MANDIRI
Kompleks PT. THIP, TanjungSimpang,
kec. Plangiran
KompetensiKeahlian : Teknik Kenderaan Ringan

Riwayat Pekerjaan / Profesi :


1. Guru Di SMK Swasta Teladan Medan 2000
2. Guru di SMK Swasta Teladan Sumatera utara 2004
3. Waksek di SMK Swasta Yapim Sp Kawat – Asahan 2008
4. Kepsek di SMK Swasta Yapim Pinang Awan 2010
5. Kepsek di SMK Swasta Bakti Agro Mandiri 2015

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Teknik Mesin Universitas Negeri Medan (Lulus Tahun 1996)

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Kompleks PT. THIP desa Tanjung simpang, Plangiran, Indaragiri hilir, RIAU,
Lahir di Medan 16 Desember 1972. SD di Medan SD Swasta Mariana, SMP di Medan
SMP Swasta Tunas Kartika II, STM Di Medan STM Swasta Bakti.

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
89

Anda mungkin juga menyukai