PANEN
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Muhammad Qusnul Labib
Berry Wiradinata
Chrisman Purba
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor :
Nur Aini Farida
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Ratna Murni Asih
Apfi Anna Krismonita
Rifda Ayu Satriana
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
iii
PANEN DAN PASCA
PANEN
KA TA PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
AGRIBISNIS TANAMAN
iv PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PRAKATA
PRAKATA
Kegiatan belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tentu tidak akan ter-
pisahkan dari kegiatan pembelajaran praktik di lapangan yang sesuai dengan kompe-
tensi keahlian masing-masing. Kegiatan pembelajaran direncanakan secara sistematis
dengan prosedur yang terarah mengacu pada kurikulum 2013 yang sudah dibakukan
dan diterapkan di seluruh SMK dan MAK yang ada di Indonesia.
Penerapan kurikulum 2013 pada kompetensi keahlian Agribisnis Tanaman Perkebu-
nan salah satunya pada mata pelajaran produktif Panen dan Pascapanen Tanaman
Perkebunan yang dalam buku teks ini akan membahas tentang Pemanenan dan pen-
golahan hasil pascapanen tanaman perkebunan.
Tujuan penyusunan buku ini sebagai salah satu bahan acuan menambah wawasan
dan pengetahuan tentang proses panen dan pascapanen, bagi siswa Sekolah Menen-
gah Kejuruan Agribisnis Tanaman Perkebunan (SMK). Dalam buku ini akan dibahas
tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, melakukan pengangkutan hasil panen,
sistem transportasi, standar pengolahan buah, proses pengolahan, pengelolaan dan
pengendalian, kinerja pengolahan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa
SMK dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan saat mengikuti pelatihan/
praktik di sekolah, dan setelahnya akan lebih berhasil di lapangan dalam hal panen
dan pascapanen tanaman perkebunan, karena isi buku ini disesuaikan dengan pelaja-
ran yang ada di sekolah dan kebutuhan di industri.
Semoga buku teks ini dapat menambah wawasan bagi para siswa. Kritik yang mem-
bangun dan saran yang sifatnya memotivasi dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan buku ini.
Penulis
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
v
PANEN DAN PASCA
PANEN
KATA PENGANTAR............................................................................................ iv
PRAKATA.......................................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU....................................................................... ix
PETA KONSEP BUKU......................................................................................... xi
APERSEPSI...................................................................................................... xii
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 85
GLOSARIUM.................................................................................................... 86
BIODATA PENULIS........................................................................................... 87
AGRIBISNIS TANAMAN
vi PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
vii
PANEN DAN PASCA
PANEN
AGRIBISNIS TANAMAN
viii PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PENGGUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga dapat menyelesaikan buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Panen dan Pasca Panen yang diharapkan
dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bacalah tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan saksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam buku
ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum benar-
benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Harian. Jika Anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila Anda masih mengalami
kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silakan diskusikan dengan teman
atau guru Anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan dan
keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
ix
PANEN DAN PASCA
PANEN
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
AGRIBISNIS TANAMAN
x PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PETA KONSEP
PETA KONSEP BUKU BUKU
SEMESTER GASAL
SEMESTER GENAP
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
xi
PANEN DAN PASCA
PANEN
APERSEPSI APERSEPSI
Indonesia adalah Negara dengan hamparan tanah yang subur, berbagai jenis
tanaman tumbuh dengan baik terutama tanaman perkebunan. Tanaman perkebunan
yang di budidayakan dengan baik akan memiliki hasil. Untuk mengelola itu semua di
perlukan penanganan Panen dan Pasca panen. Panen dan Pasca Panen pada tanaman
perkebunan merupakan bagian dari proses pengolahan yang akan menentukan kualitas
produk dari tanaman perkebunan yang diusahakan. Kegiatan ini awal dari banyaknya
jenis produk olahan yang tercipta dan berguna dalam menunjang kehidupan manusia.
Kompetensi Panen dan Pasca Panen memiliki beberapa KD yang penting
dalam menjamin terciptanya suatu produk yang berkualitas. KD yang memiliki
peranan penting yaitu system transportasi dan proses pengolahan, kedua hal tersebut
merupakan titik yang rawan terhadap penurunan kualitas produk sehingga tidak sesuai
dengan standar yang telah di tetapkan, oleh karena itu kedua hal tersebut sangat
diperhatikan sehingga sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mata pelajaran Panen
dan Pasca Panen Tanaman Perkebunan diperuntukan untuk pedoman pembelajaran
kelas XII bagi SMK jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan. Materi dalam buku ini
membahas tentang penanganan dan pengolahan pasca panen hasil perkebunan.
Buku Panen dan Pasca Panen ini disusun berdasarkan aktivitas siswa yang dituntut
aktif dalam setiap pembelajaran. Untuk menciptakan siswa yang aktif dimulai
dari pembelajaran di kelas seperti melakukan diskusi kelompok, persentasi yang
dilakukan oleh setiap siswa, dan mengerjakan tugas dengan inisiatif memperluas
pengetahuan dan melakukan inovasi di bidang pertanian. Dalam mendukung
terciptanya pembelajaran yang aktif maka dibuatlah fitur cakrawala, jelajah internet,
lembar pratikum, tugas mandiri dan refleksi. Selamat membaca semoga materi yang
ada di buku ini menjadi pedoman dalam mendidik anak bangsa menjadi generasi yang
siap bersaing dan berilmu pengetahuan yang baik.
AGRIBISNIS TANAMAN
xii PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
BAB
MENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN
I
BAB I MENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
1
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
Panen dan pascapanen dalam sistem agribisnis pada tahun 1979 dinyatakan
oleh FAO sebagai masalah besar kedua (Second Generation Problem) karena terjadi
kehilangan hasil yang besar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam proses
penyediaan pangan. Sejak awal tahun 2000 terkait dengan ketersediaan pangan,
masyarakat menuntut sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang lebih baik.
Hal lain yang menjadi perhatian yaitu kesejahteraan dan keselamatan pekerja,
serta keamanan lingkungan dalam seluruh proses penyediaan pangan. Hal tersebut
tertuang dalam kesepakatan-kesepakatan di berbagai forum dunia, seperti Organisasi
Perdagangan Dunia atau World Trade Organisation (WTO).
AGRIBISNIS TANAMAN
2 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
3
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
tanaman perkebunan. Salah satu jenis alat angkut yang harus dipersiapkan untuk
mengangkut hasil komoditas karet adalah mobil tangki yang dirancang secara
khusus sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas lateks. Contoh lain
yaitu alat angkut untuk hasil tanaman tebu dapat berupa truk atau mesin kereta
lori yang mampu mengangkut tebu dalam jumlah besar yang memungkinkan
efisiensi waktu dan biaya lebih baik. Keseluruhan peralatan angkut tersebut
harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar proses pengangkutan berjalan aman,
tertib dan lancar sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh bagian proses
pengolahan.
1. Jenis Sarana Pengangkutan Hasil Panen
Usaha agribisnis tanaman perkebunan pada umumnya dilakukan di
kawasan hutan yang telah mendapatkan izin atau pada kawasan pedesaan
dimana sarana dan infrastruktur jalan merupakan jalan tanah yang harus
mendapatkan pengerasan dengan kerikil atau bebatuan terlebih dahulu. Hasil
panen tanaman perkebunan masing-masing komoditas memiliki karakteristik
tersendiri, ada yang perlu segera diolah setelah dipanen dan ada yang dapat
ditunda sampai beberapa waktu tanpa mengalami penurunan mutu dari hasil
yang diperolehnya, misal pucuk daun teh hasil panen harus segera dibawa
ke pabrik untuk diolah, tandan buah segar kelapa sawit harus segera (kurang
dari 24 jam) dibawa ke pabrik untuk diolah menjadi CPO. Tanaman yang dapat
ditunda sebelum diolah seperti kakao, kopi dan kelapa di mana komoditas
tersebut mampu bertahan beberapa waktu sebelum memasuki tahapan akhir
dalam pengolahan.
Penundaan hasil panen yang terjadi di pabrik untuk diolah dapat
menyebabkan penurunan mutu hasil olahannya, misal penundaan pada
kelapa sawit akan menyebabkan kandungan asam lemak bebas lebih tinggi
dan menjadikan minyak teroksidasi (menimbulkan bau “tengik”). Sebaliknya
beberapa komiditas dapat ditahan untuk menunggu sampai pengolahan
dalam waktu yang lebih lama (lebih dari 2 hari) misal kopi, kelapa, kakao
dan sebagainya. Mengangkut hasil panen dari kebun ke gudang atau pabrik
berpengaruh terhadap hasil panen, terutama terhadap kualitas hasil panen.
Dengan cara pengangkutan yang sembarang saja menyebabkan tingkat
kerusakan hasil panen lebih besar. Oleh karenanya upaya mengangkut hasil
panen tanaman pertanian perlu pula adanya perhatian khusus.
Pengangkutan hasil tanaman perkebunan dilakukan secara bertahap.
Pertama, pengangkutan dari kebun ke tempat pengumpulan. Kedua,
pengakutan dari tempat pengumpulan ke pabrik pengolahan. Pengangkutan
tahap pertama biasanya dilakukan secara manual dipikul atau diangkut
dengan lori atau beko. Pada daerah tertentu pengangkutan dari kebun ke
tempat pengumpulan dilakukan dengan menggunakan sepeda atau sepeda
motor. Pengangkutan dari tempat pengumpulan ke pabrik dapat dilakukan
dengan truk, dengan lokomotif (pada pabrik gula di pulau Jawa)
AGRIBISNIS TANAMAN
4 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
5
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
6 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
d. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di Indonesia bidang pertanian masih belum menjadi
faktor pembatas pada kegiatan budidaya tanaman pertanian. Mungkin
permasalahannya adalah tingkat pengetahuan dan satuan pendidikan
tenaga kerja yang masih rendah, khususnya dalam hal bagaimana cara
mengangkut hasil panen tanaman pertanian yang benar. Di negara lain
dimana tenaga kerja pertanian sudah berkurang dan cukup mahal, maka
pemanfaatan teknologi penggunaan alat mesin pertanian merupakan
pertimbangan untuk mengatasi sedikit dan mahalnya tenaga kerja di
bidang pertanian.
Gambar .1.6 : Tenaga Kerja Pengangkutan Hasil Panen dan Alat Pengangkutan
Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
e. Alat Pengangkutan
Secara konvensional petani tidak terlalu mempermasalahkan alat dan
perlengkapan pengangkutan hasil panen tanaman pertaniannya sampai
pada areal pengumpulan hasil dikarenakan keterbatasan pengetahuan
dan modal yang dimiliki. Pada usaha agroindustri yang memiliki investor
dan modal besar, alat pengangkutan merupakan salah satu bagian yang
mendapatkan perhatian. Pada skala perkebunan yang lebih luas kelancaran
transportasi menggunakan alat sangat diperlukan untuk mendapatkan
tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam memudahkan pengangkutan
setiap blok disediakan areal untuk mengumpulkan hasil panen, sebelum
dibawa ke pabrik untuk diolah. Minimalnya para petani cukup dengan
menggunakan karung-karung dan dipanggul atau digendong dari kebun
hingga ke tempat pengumpul hasil yang telah ditentukan. Namun untuk
hasil panen tanaman tertentu dengan jarak yang jauh dan jumlahnya
cukup besar, maka petani sudah mulai mempertimbangkan alat dan
perlengkapan pengangkutan yang mungkin digunakan.
f. Kendaraan Pengangkut
Umumnya hasil panen tanaman pertanian diangkut dalam dua tahap
hingga sampai ke gudang atau prabrik :
1) Tahap Pertama
Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk mengangkut hasil
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
7
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
8 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
2) Tahap Kedua
Persiapan selanjutnya dalam mengangkut hasil panen
tanaman perkebunan dari tempat pengumpul sementara (TPS) ke
pabrik pengolahan adalah menyesuaikan alat transportasi dari TPS
ke pabrik pengolahan. Alat transportasi/kendaraan truk untuk di
darat dan ponton untuk perairan dalam mengangkut hasil panen
buah sedangkan untuk hasil komoditas seperti teh, tebu, kakao,
kopi, digunakan alat angkut truk bak terbuka. Adakalanya untuk
pengangkutan tebu dari areal kebun ke pabrik pengolah digunakan
alat angkut kereta lori. Sedangkan untuk mengangkut hasil panen
berupa lateks dari kebun ke pabrik digunakan mobil tangki stainless.
Pengangkutan pada tahap kedua merupakan proses terakhir
dari pengangkutan hasil komoditas pertanian dari areal perkebunan
menuju pabrik pengolahan hasil panen. Kelancaran sistem tranportasi
alat pengangkutan pada tahap ini.
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
9
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Panen dan pascapanen adalah kegiatan yang paling penting dari semua
kegiatan dalam perkebunan, proses ini menentukan kualitas dan kuantitas hasil
akhir dari olahan produk. Misalkan buah kelapa sawit yang baru dipanen oleh
pemanen, apabila dibiarkan terlalu lama atau dalam kurun waktu 1x24 jam tidak
diolah maka yang akan terjadi adalah peningkatan asam lemak bebas (ALB) dan
akan menurunkan kualitas olahan Crude Palm Oil (CPO)
JELAJAH INTERNET
AGRIBISNIS TANAMAN
10 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
11
PANEN DAN PASCA
PANEN
REFLEKSI
AGRIBISNIS TANAMAN
12 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
BAB
MELAKUKAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN II
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
PELAKSANAAN
PENGANGKUTAN HASIL
PANEN
KATA KUNCI
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
13
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
Panen dan pascapanen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada
pengelolaan perkebunan kelapa sawit menghasilkan. Penanaman dan pemeliharaan
tanaman perkebunan tujuan utamanya adalah hasil panen yang merupakan salah
satu faktor yang penting dalam menghasilkan produksi. Keberhasilan panen akan
menunjang pencapaian produktivitas tanaman secara maksimal. Sebaliknya panen
yang kurang efektif akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit.
Panen merupakan kegiatan pemotongan tandan buah dari pohon hingga pengangkutan
menuju pabrik pengolahan. Urutan kegiatan panen adalah pemotongan pelepah,
pemotongan tandan buah matang panen, pengutipan brondolan, pengangkutan hasil
ke TPH, dan pengangkutan hasil panen menuju pabrik. Tanaman kelapa sawit secara
umum sudah mulai dialihkan dari tanaman belum menghasilkan menjadi tanaman
menghasilkan setelah berumur 30 bulan. Namun di beberapa tempat sering terjadi
lebih awal di sebabkan oleh berbagai faktor seperti jenis bibit dan perlakuan setiap
perusahaan terhadap areal lahan yang sedah digarap.
AGRIBISNIS TANAMAN
14 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
15
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
16 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
17
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
18 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
19
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
yang tidak memadai untuk dilewati oleh kendaraan roda empat. Kondisi lahan
atau perkebunan sagu pada umumnya adalah lahan gambut (ombrogen) di
mana areal gambut memiliki kontur yang mudah berubah dan tidak stabil
untuk dilalui oleh kendaaraan yang beratnya di atas 500 kg.
Areal perkebunan sagu umumnya dekat dengan daerah aliran sungai
(DAS) begitu juga dengan pabrik pengolahan sagu yang berdekatan dengan
bibir sungai. Tujuan dari penempatan pabrik pengolahan sagu di pinggir
sungai salah satunya adalah memudahkan dalam pengangkutan sagu itu
sendiri. Pengangkutan hasil sagu yang berupa batang melaui sungai dengan
cara ditarik oleh pompong atau boat kecil. Batang sagu atau yang lebih dikenal
dengan nama tual terlebih dahulu dipotong-potong menjadi beberapa bagian
agar lebih memudahkan dalam pengangkutan menuju pabrik pengolahan.
Pada umumnya tual sagu dipotong dengan panjang rata-rata berkisar 1 meter,
tergantung permintaaan pabrik. Setelah tual sagu dipotong sesuai dengan
panjang yang telah ditentukan selanjutnya tual sagu disusun rapi dan diikat
menggunakan tali tambang. Panjang barisan tual sagu yang akan ditarik oleh
pompong berkisar 20 meter tergantung kemampuan daya pompon. Semakin
besar kapasitas mesin pompon maka akan semakin panjang tual sagu yang
mampu ditarik.
Tual sagu yang ditarik oleh pompong sampai ke pelabuhan pabrik
pengolahan selanjutnya, tual sagu ditambatkan di pelabuhan dan proses
terakhir dari pengangkutan adalah pemindahan tual sagu dari sungai
menggunakan alat derek dan manual tergantung kondisi pabrik masing-
masing yang membutuhkan tual sagu.
AGRIBISNIS TANAMAN
20 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
CAKRAWALA
Setelah kita mempelajari materi tentang pengangkutan hasil panen pada tanaman
kelapa sawit, kelapa hibrida dan tanaman sagu dapat kita gambarkan bahwa
proses pengangkutan hasil panen pada tanaman perkebunan tidaklah semudah
yang terlintas dalam benak kita, dalam proses pengangkutan hasil banyak hal
yang harus kita pelajari terutama tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
kerena berhubungan langsung dengan peralatan serta kondisi lahan yang dapat
membahayakan diri apabila tidak dipatuhi sesuai alur pengangkutan yang telah
disampaikan sebelumnya.
JELAJAH INTERNET
Jelajah internet bertujuan untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai proses
pengangkutan hasil tanaman perkebunan sekalian dapat mempelajari secara
mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses lebih jauh materi
tentang pengangkutan hasil panen tidak hanya materi tentang pengangkutan hasil
tanaman sebelumnya kalian juga bisa mengakses tanaman perkebunan lainnya.
Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan
pemahaman kalian yaitu : http://smart-tbk.com
RANGKUMAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
21
PANEN DAN PASCA
PANEN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa adalah melakukan kunjungan ke areal
perkebunan dan mendukomentasikan kegiatan pengangkutan hasil panen. Tugas
yang telah diberikan dikerjakan dalam bentuk makalah dan bukti dukomentasi
yang telah didapatkan selama pengamatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
REFLEKSI
AGRIBISNIS TANAMAN
22 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
BAB
SISTEM TRANSPORTASI III
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
23
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
AGRIBISNIS TANAMAN
24 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
25
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
26 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
penyebabnya.
d. Jarak Pengangkutan
Pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan menggunakan truk harus
melalaui jalan terpendek menuju pabrik, hal ini dilakukan bertujuan agar
hasil panen tidak rusak terlalu cepat yang nantinya akan berpengaruh
terhadap hasil produksi. Setelah hasil panen tanaman perkebunan
diantarkan sampai ke pabrik pengolahan, diturunkan muatan dan kembali
lagi secepatnya ke areal perkebunan untuk melakukan pemuatan hasil
panen.
e. Penimbangan TBS di Pabrik
Setelah TBS sampai di pabrik, segera dilakukan penimbangan
dan penyortiran. Penimbangan penting dilakukan terutama untuk
mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi, pembayaran
upah pekerjaan, perhitungan premi dan perhitungan rendemen minyak
serta inti sawit. TBS yang sudah diterima dari kebun dan sudah ditimbang
serta disortir harus secepat mungkin masuk pengolahan tahap pertama,
yaitu tahap perebusan atau sterilisasi. Buah sawit yang tidak segera
diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas yang
tinggi. Hal ini disebabkan karena minyak campur air yang ada di dalam
buah, dibantu oleh enzim yang masih aktif, dapat terjadi hidrolisis lemak
menjadi asam lemak bebas.
f. Pengawasan Pengangkutan
Pengawasan angkutan merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan
karena seluruh hasil panen ditentukan oleh pengangkutan. Bila
pengangkutan tidak baik , TBS menjadi rusak, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Pengawasan atas kendaraan pengangkutan TBS dilakukan
secara lansung, sejak berangkat ke lapangan untuk mengutip/memuat
buah, menghitung TBS yang dimuat, menyelesaikan administrasi di
kantor afdeling, sampai TBS selesai dibongkar di loading ramp. Pelaporan
seluruh aktivitas angkutan buah tersebut dilakukan setiap hari kepada
kerani produksi.
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
27
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
B. Sistem Transportasi Air
Sistem transportasi air adalah suatu sistem yang menggunakan sungai
atau kanal sebagai jalur yang akan dilalui oleh kendaraan air yang nantinya
akkan memudahkan dalam pengangkutan hasil panen dan distribusi logistik di
areal perkebunan. Transportasi air banyak dimanfaatkan oleh perusahaan yang
mengelola perkebunan di areal gambut, menggunakan kendaraan seperti truk
tidak bisa dilaksanakan di areal gambut.
Jenis alat transportasi air, antara lain pompong, barkas dan ponton-cages.
1. Pompong
Bahan : Kayu
Bentuk : segi empat, bagian depan mengerucut
Tenaga : 16-26 PK, posisi mesin didalam, BBM jenis Solar
Kapasitas : 50-70 ton TBS yang ditarik
Ukuran : Lebar 1,2 m x Panjang 8 m x tinggi 1,5 m
Fungsi : Menarik ponton angkut TBS, pupuk, bibit, dan material
Kecepatan : lambat
2. Barkas
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : 15 PK, mesin diluar, BBM jenis bensin
Kapasitas : 5 ton
Ukuran : Lebar 1,2 m x Panjang 12 m x tinggi 60 cm
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, penumpang dan lain-lain
Kecepatan : lambat
3. Ponton
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : Ditarik oleh pompong/tugboat
Kapasitas : 8-2 ton/ponton (2 cages) bisa lebih besar lagi tergantung
ukuran
Ukuran : Lebar 3 m x Panjang 12 m x tinggi 60 cm
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, penumpang dan logistik
Kecepatan : lambat
4. Cages
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : Ditarik oleh pompong/tugboat
Kapasitas : 4-6 ton/cages bisa lebih besar lagi tergantung ukuran
Ukuran : Lebar 2 m x Panjang 5 m x tinggi 1 m
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, logistic dan di tumpangkan diatas
ponton
Kecepatan : lambat
Sistem transportasi butuh teknis dan cara yang tepat dalam mengelola hasil
panen perkebunan di lahan gambut agar tingkat produksi bisa tetap dijaga.
Kendati penggunaan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit masih
mendapat pro dan kontra, faktanya sudah banyak petani ataupun pihak swasta
AGRIBISNIS TANAMAN
28 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
29
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
mengalir, pada umumnya lahan kering kerontang karena air mudah mengalir
diantara gambut yang mempunyai struktur lonngar.
Kanal Batas Area (KBA)
Saluran pembatas antara lokasi kebun dengan kebun/pihak luar. Selain
berfungsi menjaga air agar tertahan di dalam kebun dan tidak keluar, juga
berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan kelebihan air yang ada di lahan.
Selain itu, juga digunakan untuk mobilisasi bahan material dan melokalisasi
api jika terjadi kebakaran.
2. Pembuatan sistem Tanggul dan Over Flow
Areal lahan gambut menyimpan air cukup banyak, perlu dilakukan
pengelolaan debit air. Misalnya, lewat membangun tanggul atau over flow
pada lahan yang condong ke arah dataran rendah, pengunaan sistem tanggul
bisa dilakukan. Tujuannya agar air tidak mengalir secara berlebihan yang dapat
mengakibatkan banjir. Cara lainnya dengan menggunakan over flow yang
berfungsi untuk mengatur jumlah debit air. Sistem tanggul ini mempunyai
kelemahan, yaitu menghambat kelancaran transportasi buah, karena buah
harus dibongkar dan dipindahkan ke alat transportasi pengganti.
CAKRAWALA
Sistem transportasi merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting
dalam proses mengelola produksi hasil perkebunan. Sistem tranportasi yang baik
dan tertata rapi akan meningkatkan produktivitas hasil produksi hasil pertanian
dan sebaliknya apabila sistem transportasi buruk dan berantakan, sudah bisa
dipastikan proses produksi akan terganggu dan tidak sesuai dengan target yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Merancang sistem transportasi adalah suatu
keharusan yang harus dipenuhi sebelum melakukan produksi hasil pertanian.
JELAJAH INTERNET
AGRIBISNIS TANAMAN
30 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
RANGKUMAN
Sarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk. Pilihan
terhadap salah satu jenis transportasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kondisi
jalan dan topografi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh volume hasil panen yang
diangkut dan jarak yang ditempuh. Traktor dengan trailer dan truk masing-masing
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Traktor dan trailer memiliki keunggulan,
yakni lebih mampu melewati jalan-jalan yang licin, basah, dan berlumpur.
Sistem transportasi air adalah suatu sistem yang menggunakan sungai
atau kanal sebagai jalur yang akan dilalui oleh kendaraan air yang nantinya
akan memudahkan dalam pengangkutan hasil panen dan distribusi logistik di
areal perkebunan. Transportasi air banyak dimanfaatkan oleh perusahaan yang
mengelola perkebunan di areal gambut, yang menggunakan kendaraan seperti
truk tidak bisa dilakasanakan di areal gambut. Jenis alat transportasi air yang dapat
digunakan untuk kelancaran proses distribusi hasil panen, antara lain pompong,
barkas dan ponton-cages.
TUGAS MANDIRI
Tugas yang harus diselesaikan oleh siswa pada materi kali ini adalah meninjau dan
melakukan kunjungan ke suatu perusahaan di bidang perkebunan untuk melihat
sistem manajemen transportasi yang digunakan untuk pengangkutan hasil panen.
Setelah kegiatan dilaksanakan buatlah laporan dalam bentuk makalah dan video
dokumentasi kegiatan.
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
31
PANEN DAN PASCA
PANEN
REFLEKSI
AGRIBISNIS TANAMAN
32 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
BAB
STANDAR PENGOLAHAN BUAH
IV
BAB IV STANDAR PENGOLAHAN BUAH
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
Mutu, proses
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
33
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
AGRIBISNIS TANAMAN
34 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
panen kelapa meliputi penerimaan buah, sortasi buah, pengupasan, pemisahan buah,
cangkang dan air.
Tanaman sagu dalam segi proses agak berbeda dengan tanaman kelapa.
Proses pengolahan sagu banyak dilakukan oleh industri rumah tangga dan pabrik
skala kecil. Produk olahan sagu yang dibuat oleh masyarakat banyak dalam bentuk
makanan seperti papeda oleh masyarakat Indonesia bagian timur dan mie sagu bagi
masyarakat Riau, sedangkan industri skala kecil banyak melakukan pengolahan sagu
dalam betuk tepung yang nantinya kan menjadi bahan campuran berbagai produk
makanan maupun nonmakanan. Pengolahan sagu dimulai dari pemilihan batang yang
sudah cukup umur dan mengandung pati yang baik, pengupasan kulit, memotong
sagu, memarut, pressing dan penjemuran.
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
35
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
36 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
37
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
38 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
3. Kelapa Hibrida
Setiap industri skala besar memerlukan bahan olahan yang banyak
secara berkelanjutan agar tetap menghasilkan keuntungan yang nantinya
akan berdampak pada percepatan ekonomi masyarakat sekitar industry.
Oleh karena itu setiap industri skala besar memiliki pabrik olahan dan areal
perkebunan sendiri dan dipasok sebagian oleh kebun masyarakat. Perkebuna
kelapa khususnya di daerah Indragiri Hilir, Provinsi Riau perkebunan kelapa
mayoritas dimiliki oleh masyarakat, sedangkan pelaku usaha hanya memiliki
pabrik olahan dalam skla besar untuk menanmpung seluruh hasil panen dari
kebun masyarakat. Hasil panen buah kelapa masyarakat inilah yang nanti
kan menjadi bahan baku untuk berbagai macam olahan produk makanan dan
minuman. Bahan baku dari hasil kebun masyarakat tidah semuanya memiliki
kualitas yang baik sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh industri
pengolahan hasil kelapa. Untuk menentukan mutu buah hasil panen yang
dilakukan oleh masyarakat dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe grade A, grade
B dan grade C.
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
39
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
Buah kelapa segar dari hasil panen tanaman kelapa hibrida melalui proses
produksi, akan menghasilkan beberapa produk utama yaitu, santan kelapa
kemasan, nata de coco untuk konsumsi dan air kelapa sebagai minuman
energi. Untuk menghasilkan ketiga produk utama sebelumnya memerlukan
mutu buah kelapa yang baik dan tidak rusak oleh hama maupun penyakit.
Pemeriksaan mutu buah kelapa hibrida lebih mudah dilakukan dibandingkan
dengan kelapa sawit. Kelapa dikatakan memiliki kualitas yang buruk apabila :
a. Buah terlalu muda biasanya ini terjadi akibat kelalaian tukang panen dalam
melakukan penurunan buah pada saat panen. Buah terlalu muda biasanya
tidak akan dijual sebagai bahan baku produksi, melainkan dijual untuk
konsumsi secara segar.
b. Buah matang bulan artinya daging buah kelapa tidak sempurna dan tipis,
buah seperti ini agak sulit terdeteksi, namun buah seperti ini jarang
ditemukan pada kelapa hibrida.
c. Buah kelapa terlalu kecil atau abnormal adalah buah kelapa yang
perkembanganya tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh pabrik
pengolah. Buah terlalu kecil biasanya terjadi dikarenakan perawatan pada
tanaman sewaktu kecil tidak maksimal.
Sortasi atau pemeriksaan pada mutu hasil panen kelapa hibrida sedikit
berbeda dengan hasil panen kelapa sawit. Pada tanaman kelapa sawit semua
proses dilakukan secara cepat dan terstruktur dengan baik dikarenakan
pengolahannya harus mengejar mutu dan kualitas hasil produk yang sesuai
dengan permintaan pasar. Pada perkebunan kelapa sawit lebih banyak dimiliki
oleh pemodal besar dan hanya sebagian hasil kebun masyarakat. Hal ini terjadi
dikarenakan sawit memerlukan perawatan intensif untuk mengahsilkan buah
kulitas terbaik sedangkan kebun yang diolah masayarakat banyak lalai dalam
hal perawatan sehingga buah tidak sesuai dengan yang diharapakan.
Tanaman kelapa khususnya di Indragiri Hilir mayoritas perkebunan
kelapa dimiliki oleh masyarakat hanya sebagian dimiliki oleh pemilik
modal besar. Proses pemanenan hasil buah kelapa hibrida relatif lebih lama
dibandingkan kelapa sawit. Rentang panen buah kelapa hibrida 3 bulan
sekali panen sedangkan tanaman kelapa sawit memiliki rentang 2 minggu
sekali panen. Pada tanaman kelapa juga tidak memerlukan perawatan yang
terlalu intensif dibandingkan kelapa sawit. Pemeriksaan mutu buah kelapa
juga dilakukan sendiri oleh pemilik kebun ataupun diupahkan kepada pekerja
yang sudah terbiasa dalam melakukan pemeriksaan buah kelapa secara
manual. Dalam hal pemeriksaan mutu buah kelapa hibrida lebih muda dan
murah dilakukan dibandingkan tanaman kelapa sawit, selain itu masa simpan
hasil panen kelapa hibra relatif lama sehingga pemilik hasil panen dan
pemilik industri pengolahan memiliki jeda waktu dalam pengiriman maupun
penerimaan hasil panen buah kelapa hibrida.
4. Sagu
Tanaman sagu banyak dijumpai di daerah pesisir pantai dan optimal
tumbah pada dataran rendah. Tanaman sagu menjadi bahan baku untuk
pembuatan berbagai macam produk olahan makanan dan nonmakanan. Di
Indonesia bagin timur, bahan baku sagu digunakan sebagai bahan utama
AGRIBISNIS TANAMAN
40 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Mutu hasil panen dan sortasi merupakan hal penting yang harus dijaga
sampai dengan proses pegolahan untuk memberikan kualitas dan mutu produk
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila mutu hasil panen tidak
diperhatikan dan tetap sembarangan dalam memilih bahan produk olahan maka
hasil akhir produk yang tercipta tidak sesuai dan tidak akan diterima oleh pasar,
maka investasi selama proses pengolahan yang dilakukan akan mengalami
defisit dan terancam tidak akan bisa melakukan produksi.
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
41
PANEN DAN PASCA
PANEN
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
Mutu hasil panen dan sortasi panen tidak hanya dilakukan pada 3 komoditas
tanaman perkebunan sebelumnya, namun juga untuk setiap tanaman perkebunan
yang akan diolah menjadi suatu produk. Khusus untuk produk yang akan dipasarkan
di pasar international harus memiliki beberapa sarat untuk produk tersebut bisa
masuk, salah satunya pemeriksaan mutu bahan baku yang digunakan pakan sudah
disortasi dengan baik sebelum dilakukan pengolahan dan menjadi suatu produk
yang layak jual dan tidak berbahaya. Oleh karena itu mutu hasil panen perlu
perhatian karena menjadi bahan dasar dalam pengolahan suatu produk.
TUGAS MANDIRI
AGRIBISNIS TANAMAN
42 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
REFLEKSI
Evaluasi hasil belajar yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing terhadap
siswa pada materi kali ini adalah setiap siswa diminta untuk malakukan sortasi
terhadap hasil panen tanaman perkebunan yang layak dan sesuai dengan kriteria.
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
43
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL
SEMESTER GASAL
A. PILIHAN GANDA
Pilih satu jawaban yang paling tepat!
3. Hasil panen yang telah terkumpul apabila tidak segera diangkut ke pabrik
pengolahan kemungkinan besar akan terjadi ?
a. Penurunan Kualitas dan Kuantitas…
b. Hasil Panen akan busuk
c. Akan mengalami restan
d. Kualitas membaik dan kuantitas memburuk
e. Penurunan harga jual
5. Apa yang terjadi apabila terjadi penundaan pengangkutan hasil panen kelapa
sawit ke pabrik sebelum 24 jam ?
a. Penurunan hasil minyak kelapa sawit
b. Kandungan asam lemak bebas tinggi dan teroksidasi…
c. Memudahkan dalam proses pengolahan
d. Mutu minyak teroksidasi
e. Kandungan asam lemak bebas rendah dan tidak teroksidasi
AGRIBISNIS TANAMAN
44 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
9. Dalam dunia industry perkebunan jalan merupakan salah satu sarana yang harus
dibenahi terlabih dahulu, karena ?
a. Kelancaran operasional dan pendistribusian hasil..
b. Memudahkah dalam pengangkutan hasil
c. Menghemat waktu pengiriman hasil
d. Tidak terjadi kendala
e. Hemat biaya dalam pengangkutan
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
45
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
11. Pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik harus dilakukan secara terarah
dan hati-hati agar ?
a. Jumlah hasil panen secara tepat sampai ke pabrik…
b. Pabrik dapat beroperasi
c. Hasil panen tidak cepat rusak sampai ke pabrik
d. Menghindari ketidak efisienan waktu
e. Memudahkan operasional
12. Pemilihan alat angkut yang tepat terhadap hasil komoditas pertanian dapat
membantu mengatasi masalah ?
a. Kerusakan hasil panen…
b. Efektif penggunaan waktu
c. Efisisen biaya
d. Estimasi hasil panen
e. Mempermudah operasional
13. Dalam pengangkutan hasil panen yang efektif memerlukan hubungan yang erat
dalam ?
a. Jadwal pengiriman
b. Perencanaan harian…
c. Kegiatan lapangan
d. Pengangkutan hasil
e. Jumlah alat angkut
14. Pemutan buah dan brondolan pada perkebunan kelapa sawit di TPH di awasi oleh?
a. Mandor panen
b. Krani panen
c. Asisten kebun
d. Mandor 1
e. Krani produksi
15. Sebutan yang biasa digunakan dalam perkebunan kelapa sawit untuk buah yang
bermalam di TPH, adalah ?
a. Restan
b. Buah tinggal
c. Buah mentah
d. Expired
e. Brondolan
16. Sebelum TBS diangkut terdapat petugas/pekerja yang akan memuat TBS kedalam
truck, berapakah jumlah anggota yang dianjurkan ?
a. 1 orang perkendaraan
b. 2 orang perkendaraan
AGRIBISNIS TANAMAN
46 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
c. 3 orang perkendaraan
d. 4 orang perkendaraan
e. 5 orang perkendaraan
18. Dalam perkebuan sagu mayoritas pabriknya didirikan di dekat bibir sungai yang
bertujuan ?
a. Memudahkan dalam pengangkutan sagu…
b. Memudahkan proses pengangkatan sagu
c. Memudahkan proses pemotongan sagu
d. Memudahkan proses pengeringan sagu
e. Memudahkan dalam pengolahan sagu
19. Berapakan panjang tual sagu yang dipotong sesuai anjuran untuk memudahkan
dalam pengangkutan ?
a. 50 cm
b. 100 cm
c. 150 cm
d. 200 cm
e. 250 cm
21. Pemilihan terhadap salah satu jenis transportasi untuk pengangkutan hasil
terutama dipengaruhi oleh ?
a. Kondisi jalan dan topografi..
b. Volume hasil panen
c. Jarak yang ditempuh
d. Jenis hasil panen
e. Waktu simpan hasil panen
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
47
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
22. Jalan – jalan yang berada di perkebunan sebagian besar licin, basah dan berlumpur,
kendaraan manakah yang cocok untuk melewati hal tersebut ?
a. Truck
b. Traktor dan trailer
c. Angkong
d. Gerobak dorong
e. Sepeda motor
23. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian saat pemuatan buah kelapa sawit
ke truk adalah?
a. Buah kelapa sawit jangan sampai memar
b. Buah kelapa sawit jangan sampai tertinggal
c. Buah kelapa sawit harus benar-benar bersih
d. Buah kelapa sawit harus memberondol
e. Brondolan sawit tidak ada tercecer di jalan
24. Penimbangan pada buah kelapa sawit harus dilakukan lagi di PKS meskipun buah
sawit sudah ditimbang sebelunya dilahan, ini bertujuan agar ?
a. Tidak terjadi penyelewengan oleh supir/operator..
b. Buah tidak berlebih jumlahnya
c. Tidak terjadi defisit anggaran angkut
d. Buah tidak di buang dijalan
e. Agar timbangan PKS dan lahan sama
25. Penimbangan buah kelapa sawit penting dilakukan sebelum dilakukan pengolahan
terutama untuk ?
a. Memastiakn buah cukup
b. Jumlah produksi limbah
c. Perhitungan premi perawatan
d. Pembayaran upah buruh
e. Perhitungan rendemen minyak serta inti sawit,,,
26. Dalam system tranportasi air terdapat pompong, kegunaan pompong adalah ?
a. Mengangkut TBS, pupuk, bibit dan penumpang
b. Mengangkut logistic, TBS, bibit dan penumpang
c. Menarik ponton TBS, pupuk, bibit dan material..
d. Menarik barkas, pontong dan cages
e. Menarik pupuk, TBS dan penumpang
AGRIBISNIS TANAMAN
48 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
27. Dalam memudahkan transportasi di lahan gambut maka hal yang harus dilakukan
adalah pembuatan kanal yang terdiri dari ?
a. KUT, KCB dan KBA..
b. Tanggul
c. Over flow
d. Tanggul dan over flow
e. KUT dan tanggul
28. Berapakah kebutuhan truk 120 Ps pada masa peak crop, produksi TBS per hari 120
ton dan daya angkut 3 trip ?
a. 6 truk
b. 7 truk
c. 8 truk
d. 5 truk
e. 4 truk
29. Dalam pemutan buah juga harus memiliki manajemen yang bagus untuk ?
a. Efisiensi pemuatan TBS..
b. Koordinasi jumlah kendaraan pengangkut
c. Mengetahui jumlah buah
d. Memudahkan pendataan
e. Efisiensi pengangkutan
30. Berapakah kebtruhan truk 120 Ps pada masa low crop, produksi perhari 40 ton ?
a. 1 truk
b. 2 truk
c. 3 truk
d. 4 truk
e. 5 truk
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
49
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
B. URAIAN
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Dalam hal pengangkutan terdapat jarak tempuh dan sarana jalan dari kebun ke
tempat pengolahan, jadi jelaskan apa yang terjadi jika hal sebelumnya mengalami
kendala!
2. Pengangkutan hasil panen dari dalam kebun sampai ke titik pengumpul,
memerlukan alat bantu untuk mempemudah dan efisiensi waktu, alat bantu seperti
apa yang bisa digunakan dalam pengangkutan buah sawit di areal perkebunan,
sebutkan kelebihan dan kekurangan nya!
3. Dalam hal pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan, diperlukan pemilihan
alat angkut yang tepat, mengapa pemilihan tersebut harus tepat ?
4. Industri kelapa sawit sangat membutuhkan perencanaan yang matang mengenai
hasil panen, dan apabila dalam pengangkutan terjadi masalah, hal apa saja yang
akan terjadi pada industri kelapa sawit ?
5. Pada kebun afdeling 1 memiliki luasan areal perkebunan kelapa sawit yaitu 766
ha dan potensi hasil 18 ton/ha. Produksi TBS perbulan 9%, hari kerja 25 hari.
Kapasitas truk PS 120 adalah 5 to, dan mampu mengangkut TBS sebanyak 3 trip
per hari. Hitunglah kebutuhan truk untuk melakukan pengangkutan hasil panen
tersebut agar selesai dalam 1 hari !
AGRIBISNIS TANAMAN
50 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
BAB
PROSES PENGOLAHAN V
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
Pengolahan, Panen
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
51
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
Proses pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah
minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS)
dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi
crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS ter-
susun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik,
dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas
produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan
kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil
minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah
AGRIBISNIS TANAMAN
52 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan
kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak sema-
ta-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
53
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
54 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
55
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95º Celsius.
Kapasitas Oil Tank 10 ton/jam. Dari sini minyak dipompakan ke CST (Continous
Setting Tank).
6. Oil Purifer, fungsi lain dari Oil Purifer adalah untuk mengurangi kadar air dalam
minyak dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan
temperatur 95ºC. Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi
kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas
perbedaan densitas dengan mengunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan
perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang
besar akan berada pada bagian luar (dinding bowl), sedangkan minyak yang
mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui
sudut-sudut untuk dialirkan ke vacuum dryer. Kotoran dan air yang melekat
pada dinding di-blowndawn ke saluran pembuangan untuk dibawa ke fat pit,
sehingga kadar kotoran dalam minyak menjadi 0,018%.
7. Vacuum Dryer, fungsinya adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak
produksi. System kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana
melalui nozel. Suatu jalur resikulasi dihubungkan dengan suatu pengapung
di dalam bejana, sehinga bilamana ketingian permukaan minyak menurun
maka pengapung akan membuka dan mensirkulasi minyak ke dalam bejana.
Pengeringan kadar air dalam minyak setelah pemurnian masih terlalu tinggi.
Untuk mendapatkan kadar air yang diinginkin (0,018%), minyak masih harus
dikeringkan dengan menggunakan vacuum dryer.
8. Sludge Tank, fungsinya adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak
kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge
operator. Untuk overflow dari tangki ini dialirkan ke drain tank sedangkan
underflownya dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer atau langsung
ke bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone ini bertujuan untuk
memepercepat pengendapan lumpur, sludge dipanaskan (80-90ºC) dengan
menggunakan uap yang dialirkan melalui coil pemanas, sehingga densitas
minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada minyak
akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki.
9. Sand Cyclone / Pre-cleaner adalah untuk menangkap pasir yang terkandung
dalam sludge dan untuk mempermudah proses selanjutnya
10. Brush Strainer (Saringan Berputar) adalah untuk mengurangi serabut yang
terdapat pada sludge sehingga tidak menganggu kerja Sludge Seperator. Alat
ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar.
11. Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung
dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal, minyak yang
berat jenisnya kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui
sudut-sudut ruang tangki pisah.
12. Storage Tank memiliki fungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi
yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara
terjadwal dan pemeriksaan kondisi steam oil harus dilakukan secara rutin, ini
bertujuan apabila terjadi kebocoran pada pipa steam oil dapat menaikan kadar
air pada CPO. Minyak dari Vacum Dryer kemudian dipompakan ke Storage Tank
(tangki timbun), pada suhu simpan 45-55ºC. setiap hari dilakukan pengujian
AGRIBISNIS TANAMAN
56 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
mutu minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut
Crude palm Oil (CPO)
13. Fat fit, sebelum sludge dibuang ke kolam limbah, terlebih dahulu di tampung
di Fat Fit dengan maksud minyak yang masih terbawa dapat terpisah kembali.
Di Fit Fat diinjeksikan uap sebagi pemanas untuk mempermudah proses
pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak yang ada pada permukaan
dibiarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak ditampung pada sebuah
bak pada pinggiran kolam Fat Fit dan selanjutnya dipompakan kembali ke
Slude Drain Tank.
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
57
PANEN DAN PASCA
PANEN
CAKRAWALA
Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat
dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses
pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolah-
annya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari
TBS yang masuk ke dalam pabrik.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
Proses pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menen-
tukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat di-
peroleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik
kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami
sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah se-
gar (TBS) kelapa sawit. Pengolahan hasli panen tahap awal meliputi FFB, Loading
Ramp, Sterilizer, Trasher dan Press. Sedangkan pemurnian minyak dan inti sawit
meliputi Press, Oil Gutter, Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank dan
Settling Tank adalah gambaran singkat mengenai proses pengolahan minyak dan
inti sawit.
AGRIBISNIS TANAMAN
58 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
TUGAS MANDIRI
1. Jelaskan kendala yang terjadi apabila salah satu peralatan pengolahan sper-
ti trasher mengalami gangguan!
2. Pada proses pengolahan terdapat NOS, apa yang Anda ketahui tentang NOS
?
3. Jelaskan secara singkat proses pengolahan tahap awal!
4. Bagaimanakah alur pemurnian minyak sawit, jelaskan sesuai dengan yang
Anda pelajari pada materi sebelumnya ?
5. Jelaskan langkat proses pengambilan inti sawit!
REFLEKSI
Evaluasi perlu dilakukan oleh guru pembimbing yang bertujuan untuk meli-
hat tingkat ketercapain materi yang telah diberikan. Kegiatan yang dapat dilaku-
kan oleh guru dan siswa adalah melakukan proses pengolahan hasil panen secara
sederhana.
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
59
PANEN DAN PASCA
PANEN
BAB
PENGELOLAN DAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN
VI
BAB VI PENGELOLAN DAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PEMELIHARAAN TERENCANA
PENDAHULUAN
PERAWATAN BERSADARKAN
KERUSAKAN
KATA KUNCI
perawatan, Pemeliharaan
AGRIBISNIS TANAMAN
60 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana terbagi atas tiga cara, yaitu dengan melakukan
perawatan darurat, perawatan preventif, dan perawatan secara kolektif. Alasannya
dilakukan pemeliharaan secara berkesinambungan tak lain adalah upaya untuk
mengatasi terjadinya pengeluaran biaya yang relatif besar guna memperbaiki
kendaraan dan alat berat. Bagian yang bertugas untuk melakukan pemeliharaan di
perkebunan adalah bagian teknik yang didukung dengan satu unit bengkelsebagai
tempat proses perbaikan.
Dalam proses pemeliharaan supaya tidak terjadi kelalaian, perlu dilakukan
koordinasi dengan unit perbengkelan sehingga keteraturan dan kesinambungan
dari operasi tersebut akan terjamin. Semua proses tersebut dinamakan
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
61
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
62 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
63
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 6.3 : Emergency repair terhadap salah satu alat angkut panen
Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
AGRIBISNIS TANAMAN
64 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
diberi minyak gemuk atau minyak antikarat. Namun yang terpenting adalah
bila mesin tersebut sudah mulai terlihat aus disebabkan pemakaian yang
terus -menerus dicatat untuk perbaikannya. Pencatatan ini berguna untuk
menentukan apakah akan dilakukan rekondisi atau penggantian suku cadang
agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
2. Pelumasan dan Grease
Pelumasan dengan minyak dan grease pada mesin serta peralatan
merupakan hal yang sangat penting. Hal ini karena kelengahan pelumasan
dan grease akan mengakibatkan kerugian besar bagi perusaaan. Oleh karena
itu, tindakan ini mesti rutin dilakukan sehingga kemacetan pada mesin dan
peralatan lainnya bisa dihindari. Selain itu tindakan ini juga bisa menghindari
terjadinya pengeluaran biaya yang cukup tinggi bila kemacetan terjadi pada
mesin yang berakibat pada rusaknya mesin serta peralatan lainnya.
3. Penyetelan Mesin dan Peralatan
Deteksi dini dilakukan untuk mengetahui sebab dari terjadinya kesalahan
mesin dan peralatan lainnya. Dalam melakukan hal tersebut petugas mekanik
bisa memeriksa dan menyetel mesin. Apabila terjadi kejanggalan pada
mesin, sesegera mungkin untuk dilakukan tindakan perbaikan atau reparasi.
Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui cara perbaikannya. Pemeriksaan
kesalahan pada mesin dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan
pertolongan atau bantuan alat-alat sederhana yang umumnya tersedia
misalnya thermometer (untuk mengukur panas), manometer (untuk mengukur
tekanan), volt meter, ampere meter, meger-meger untuk kabel listrik dan
lainnya, selanjutnya dibantu dengan data-data yang telah dicatat di dalam
kartu riwayat kendaraan dan alat. Secara darurat, dapatdilakukan perbaikan
pada bagian yang salah saja, tetapi tetap harus dicari penyebab dan kesalahan
/kerusakannya.
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
65
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
AGRIBISNIS TANAMAN
66 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
67
PANEN DAN PASCA
PANEN
REFLEKSI
Materi kali ini berkaitan dengan alat dan mesin pertanian, jadi dalam
melakukan evaluasi hasil belajar guru pembimbing dan siswa dapat malakukan
praktik terhadap alat dan mesin yang terdapat di sekolah masing-masing
AGRIBISNIS TANAMAN
68 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
BAB
KINERJA PENGOLAHAN
VII
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Kapasitas
Pengolahan
PENDAHULUAN
Pengambilan Sampel
KATA KUNCI
Kapasitas, Sampel
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
69
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
Bahan baku dengan mutu yang baik, diperlukan juga persyaratan yang lain untuk
mendapatkan hasil pengolahan yang baik, seperti jumlah TBS yang cukup dan pengiri-
man TBS yang tepat waktu tiba dipabrik. Bila salah satu persyaratan itu tidak dipenuhi,
efisiensi dan efektivitas pabrik menjadi tidak terwujud seperti yang diharapkan. Tolok
ukur untuk menilai kinerja pengolahan ditunjukkan oleh besarnya nilai Indeks Pro-
duktifitas Pabrik (IPP) yang merupakan hasil perhitungan dari efisiensi kapasitas olah,
efektivitas jam operasi, dan efisiensi ekstraksi produksi. Analisis kinerja pabrik mer-
upakan dasar bagi manajemen pabrik dalam upaya efisiensi pengutipan minyak dan
inti sawit serta penurunan biaya olah.
AGRIBISNIS TANAMAN
70 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Kapasitas Pengolahan
Efisiensi Kapasitas Olah (EKO) dihitung dengan rumus berikut
KONET x 100%
KONOM
Nilai EKO dikatakan baik jika persentasenya sebesar 95%. KONOM (Kapasitas
Olah Nominal) ialah kapasitas olab menurut desain dan telah diuji Taking Over
Test (TOT). Sementara itu, KONET (Kapasitas Olah Neto) adalh kapasitas yang
dicapai oleh PKS secara efektif. Cara penghitungannya, yaitu jumlah TBS yang
diolah dibagi dengan jumlah olah efektif dan jam stagnasi.
1. Jam Olah Pabrik
Efektifitas Jam Operasi (EJO) dihitung dengan rumus berikut.
Jam Olah Pabrik
---------------------- X 100%
Jam Olah Tersedia
Nilai EJO dikatakan baik apabila persentasenya lebih kurang 85%. Terdapat
isttilah jam olah pabrik, jam stagnasi, jam olah efektif dan jam olah tersedia.
a. Jam olah pabrik mulai dihitung setelah screw press broperasi sampai
screw press berakhir/berhenti.
b. Jam stagnasi adalah jumlah kerusakan setiap alat yang menyebabkan
terhentinya proses screw press.
c. Jam olah efektif adalah jam olah pabrik dikurangi jam stagnasi.
d. Jam olah tersedia (bruto) adalah jam olah pabrik bekerja dihitung sejak
fire up boiler hingga screw press berhenti.
2. Efisiensi Pengutipan Minyak Sawit (EPM)
EPM di hitung dengan rumus sebagai berikut
Rendemen Minyak
EPM = ------------------------------- X 100%
Rendemen Minyak + Total
Kehilangan Minyak Terhadap TBS
Nilai EPM dikatakan baik jika persentasennya lebih kurang 93%
3. Efisiensi Pengutipan Kernel (EPK)
EPK dihitung dengan rumus berikut.
Rendemen Kernel
EPK = --------------------------------- X 100%
Rendemen Kernel + Total
Kehilangan Kernel terhadap TBS
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
71
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
B. Pengambilan Sampel
PKS pengolahan TBS untuk menghasilkan CPO dan kernel. Sebelum CPO dan
kernel disimpan, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel untuk data
acuan kualitas hasil CPO dan Kernel yang telah diolah. Setelah pengambilan
sampel dilakukan CPO disimpan di tangki timbun, sedangkan PK disimpan di bulk
silo. Pada umumnya di PKS terdapat tiga tangki timbun dan dua bulk silo. Namun
ada juga PKS menyimpan PK dalam karung plastik. CPO dan PK setiap hari diukur
untuk mengetahui jumlah produksi dan rendemen (OER dan KER) yang akan
diperoleh. Pengukuran CPO dan PK menggunakan cara tertentu agar diperoleh
tingkat produksi yang akurat.
AGRIBISNIS TANAMAN
72 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
73
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
74 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
75
PANEN DAN PASCA
PANEN
MATERI PEMBELAJARAN
Petugas pengambilan sampel harus seorang yang cakap dan ahli atau
terlatih untuk melakukan pekerjaan itu. Kesalahan dalam pengambilan
sampel akan mempengaruhi proses pengujian berikutnya. Petugas ini
bertangung jawab terhadap kebenaran sampel.
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
AGRIBISNIS TANAMAN
76 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
77
PANEN DAN PASCA
PANEN
REFLEKSI
AGRIBISNIS TANAMAN
78 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
A. PILIHAN GANDA
Pilih satu jawaban yang paling tepat!
1. Mutu hasil panen sangat diperhatikan saat pemanenan yang bertujuan untuk ?
a. Efisiensi pengolahan …
b. Memudahkan proses pengolahan
c. Meningkatkan kualitas buah
d. Standar permintaan pasar
e. Efisiensi biaya pengolahan
3. Pemeriksaan mutu buah/TBS pada tanaman kelpa sawit dilaksanakan setiap hari
kerja untuk ?
a. Mengetahuai kulitas buah se-refresentatif mungkin
b. Mengetahui tingkat hasil panen
c. Memudahkan tugas operator alat
d. Mengetahui jumlah panen secara objektif
e. Menghitung buah layak
4. Setiap afdelling kebun memiliki RKH yang di gunakan untuk memberikan tanda X
pada peta kebun yang bertujuan agar ?
a. Lokasi grading menyebar secara merata
b. Menghindari salah pendataan pemanen
c. Hasil panen dapat teridentifkasi maksimal
d. Grading tetap tidak berubah
e. Pemeriksaan buah lancar
5. Buah yang memberondol lebih dari 50% hingga maksimum 75% di sebut buah ?
a. Buah mentah
b. Buah masak
c. Buah terlalu masak
d. Buah dimakan tikus
e. Buah abnormal
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
79
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
8. Salah satu kriteria kualitas ancak panen yang akan diperiksa adalah ?
a. Buah masak tinggal dipokok..
b. Buah matang tinggal di jalan
c. Buah matahari yang terangkut
d. Brondolan yang hilang
e. Buah terlalu masak
11. Berapakan nilai sortasi panen yang dianggap memenuhi persyratan baku olahan
pabrik pada tanaman kelapa sawit ?
a. ≥ 75 %
b. ≥ 80%
c. ≥ 85%..
d. ≥ 90%
e. ≥ 95%
AGRIBISNIS TANAMAN
80 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
13. Dalam pemanenan sagu harus dilakukan sebelum tanaman tersebut berbunga,
dikarenakan ?
a. Kandungan pati sagu akan menurun
b. Kandungan pati akan busuk
c. Kandungan pati akan keras dan a lot
d. Kandungan pati berbau busuk
e. Kandungan pati akan menjadi serabut
14. Satu batang sagu yang berumur 12 tahun mampu menghasilkan 20% pati, dan
berapa kg tepung basah yang mampu dihasilkan oleh satu batang sagu utuh ?
a. 50-450 kg,,
b. 100-250 kg
c. 150-500 kg
d. 200-600 kg
e. 250-700 kg
15. Buah kelapa sawit yang masuk dalam pengolahan akan berpengaruh terhadap
kadar ALB. Berapakah kandungan ALB pada buah mentah ?
a. 1,6-3,4
b. 1,7-3,3
c. 1,6-2,8,,,
d. 1,7-4,4
e. 1,8-4,4
16. Pada tahap pertama proses pengolahan kelapa sawit adalah perebusan(sterilizer).
Salah satu tujuan perebusan buah adalah ?
a. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas,,
b. Menurunkan kadar air pada buah sawit
c. Mempermudah menyerap minyak pada janjang
d. Melunakkan janjang sawit
e. Mengaktifkan enzim-enzim lipase
17. Dalam proses pengolahan buah kelapa sawit terdapat proses penebahan (Threser
Process) yang berfungsi ?
a. Membanting buah dan janjang
b. Memisahkan buah dari janjangannya..
c. Mengangkat buah ke bunc feeder
d. Mendorong ke empty bunc conveyor
e. Memisahkan minyak dan air
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
81
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
19. System kerja mesin penyaringan dengan system getaran-getaran untuk menyaring
Crude Oil dari serabut-serabut disebut ?
a. Vertical Clarifier Tank
b. Sludge
c. Sand Trap Tank
d. Vibro Seperator
e. Skimmer
20. Vertical Clarifier Tank (VCT) berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan kotoran,
dalam proses ini berapakah suhu yang dibutuhkan ?
a. 80ºC
b. 85ºC
c. 90ºC
d. 95ºC
e. 100ºC
21. Tempat penyimpanan sementara biji (nut) sebelum memasuki proses berikutnya
adalah ?
a. Nut polish Drum
b. Nut Silo
c. Bulk Silo
d. Riplle Mill
e. Tank silo
23. Setiap kendaraan dan alat berat memiliki kartu riwayat yang berisi data-data
kendaraan. Tujuan pemberian kartu riwayat adalah ?
a. Sebagai dasar tindakan perawatan apabila terjdi permasalahan…
b. Sebagai acuan penggantian peralatan acesoris
AGRIBISNIS TANAMAN
82 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
24. Kelalaian dalam penyediaan suku cadang dalam jumlah yang memadai akan
menyebabkan ?
a. Perawatan tertunda..
b. Merusak system pemeliharaan
c. Mengganggu aktivitas operator
d. Kerusakan bertambah parah
e. Pemeliharaan tidak dilakukan
25. Pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan di
sebut pemeliharaan ?
a. Pemeliharaan mingguan
b. Pemeliharaan harian
c. Pemeliharaan bulanan
d. Pemeliharaan berkala
e. Pemeliharaan tahunan
26. Perbaikan total akibat lama pemakaian dengan pembetulan maupun penggantian
komponen disebut ?
a. Servise besar…
b. Medium repair
c. Corrective maintenance
d. Perbaikan darurat
e. Perbaikan ringan
27. Setiap proses produksi yang telah dilaksanakan, maka diperlukan pengambilan
sampel, alasan pengambilan sampel adalah ?
a. Mengetahui performa dari proses pengolahan…
b. Mengetahui efisiensi biaya pengolahan
c. Mengukur estimasi hasil yang diperoleh
d. Efisiensi pengutipan hasil produksi
e. Mengetahui jumlah premi yang dibayarkan
28. Sebutkan salah satu yang harus di capai untuk memperoleh IPP (indeks
produktivitas pabrik) ?
a. Penerapan 6 R
b. Analisis semua sampel dengan benar
c. Lakukan pemeriksaan mesin pengolah
d. Losses CPO dan kernel sebisa mungkin
e. Mengolah seluruh TBS tan brondolan
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
83
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
29. Dalam melakukan anlisis terhadap sampel terkadang terjadi human eror yang
menyebabkan kesalahan analisis kadar air salah satu penyebabnya adalah ?
a. Suhu oven tidak stabil
b. Jumlah penimbang sampel tidak banyak
c. Sampel terkontaminasi sesudah analisis
d. Suhu oven terlalu kecil
e. Penimbangan sampel banyak
30. Petugas pengambilan sampel harus orang yang terlatih untuk melakukan
pengujian dikarenakan ?
a. Bertanggung jawab terhadap kebenaran sampel
b. Mempengaruhi kualitas hasil produksi
c. Menetukan layak nya hasil produksi
d. Bertanggung jawab terhadap harga jual
e. Mencegah terjadinya kesalahan analisis
B. URAIAN
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Sortasi buah pada tanaman kelapa sawit sangat kompleks berbeda dengan sortasi
pada tanaman sagu. Jelaskan perbedaan pada dua komoditas tersebut ?
2. Jelaskan kendala yang terjadi apabila salah satu peralatan pengolahan sperti
trasher mengalami gangguan ?
3. Bagaimanakah alur pemurnian minyak sawit, jelaskan sesuai dengan yang anda
pelajari pada materi sebelumnya ?
4. Pemeliharaan terhadap peralatan pengangkutan sangat perlu dilakukan terutama
pemeliharaan berkala, jelaskan jenis-jenis perawatan yang anda ketahui ?
5. Jabarkan syarat pengambilan sampel yang benar sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan ?
AGRIBISNIS TANAMAN
84 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
85
PANEN DAN PASCA
PANEN
GLOSARIUM GLOSARIUM
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 1
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
87
PANEN DAN PASCA
PANEN
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2
AGRIBISNIS TANAMAN
88 PERKEBUNAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 3
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
89