PANEN
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Muhammad Qusnul Labib
Berry Wiradinata
Chrisman Purba
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor :
Nur Aini Farida
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Ratna Murni Asih
Apfi Anna Krismonita
Rifda Ayu Satriana
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
iii
PANEN DAN PASCA
PANEN
KATA PENGANTAR
KA TA PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen
Dikdasmen Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum
Keahlian SMK/ MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen
Nomor 07/D. DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum
SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi
secara tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat
interaktifdengan penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas
pernahaman individu yang menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh
para guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena
itu, diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu mata pelajaran
yang sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK
menyampaikan ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan
karya terakhir, namun seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya,
sehingga SMK rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam
menyumbangkan pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan
pernbelajaran di SMK.
AGRIBISNIS
i TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN
PRAKATA
Kegiatan belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tentu tidak akan
ter- pisahkan dari kegiatan pembelajaran praktik di lapangan yang sesuai dengan
kompe- tensi keahlian masing-masing. Kegiatan pembelajaran direncanakan secara
sistematis dengan prosedur yang terarah mengacu pada kurikulum 2013 yang sudah
dibakukan dan diterapkan di seluruh SMK dan MAK yang ada di Indonesia.
Penerapan kurikulum 2013 pada kompetensi keahlian Agribisnis Tanaman
Perkebu- nan salah satunya pada mata pelajaran produktif Panen dan
Pascapanen Tanaman Perkebunan yang dalam buku teks ini akan membahas
tentang Pemanenan dan pen- golahan hasil pascapanen tanaman perkebunan.
Tujuan penyusunan buku ini sebagai salah satu bahan acuan menambah wawasan
dan pengetahuan tentang proses panen dan pascapanen, bagi siswa Sekolah Menen-
gah Kejuruan Agribisnis Tanaman Perkebunan (SMK). Dalam buku ini akan dibahas
tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, melakukan pengangkutan hasil panen,
sistem transportasi, standar pengolahan buah, proses pengolahan, pengelolaan dan
pengendalian, kinerja pengolahan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa
SMK dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan saat mengikuti pelatihan/
praktik di sekolah, dan setelahnya akan lebih berhasil di lapangan dalam hal panen
dan pascapanen tanaman perkebunan, karena isi buku ini disesuaikan dengan pelaja-
ran yang ada di sekolah dan kebutuhan di industri.
Semoga buku teks ini dapat menambah wawasan bagi para siswa. Kritik yang
mem- bangun dan saran yang sifatnya memotivasi dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan buku ini.
Penulis
AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
v
PANEN DAN PASCA PANEN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................iv
PRAKATA..................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................viii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU...........................................................ix
PETA KONSEP BUKU....................................................................xi
APERSEPSI...............................................................................xii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................85
GLOSARIUM..............................................................................86
BIODATA PENULIS......................................................................87
PERKEBUN
AGRIBISNIS TANAMAN
vi
AGRIBISNIS
TANAMAN v
PANEN DAN PASCA
PANEN
DAFTAR GAMBAR
PERKEBUN
PANEN DAN PASCA
PANEN
DAFTAR TABEL
AGRIBISNIS
TANAMAN v
AGRIBISNIS TANAMAN
viii
PERKEBUN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga dapat menyelesaikan buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Panen dan Pasca Panen yang diharapkan
dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bacalah tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan saksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan
untuk mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam buku
ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum benar-
benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Harian. Jika Anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila Anda masih
mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silakan diskusikan
dengan teman atau guru Anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:
AGRIBISNIS
TANAMAN v
PANEN DAN PASCA
PANEN
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
PERKEBUN
AGRIBISNIS TANAMAN
x
AGRIBISNIS
TANAMAN v
PANEN DAN PASCA
PANEN
PETA KONSEP
BUKU
SEMESTER GASAL
SEMESTER GENAP
PERKEBUN
PANEN DAN PASCA PANEN
APERSEPSI
Indonesia adalah Negara dengan hamparan tanah yang subur, berbagai jenis
tanaman tumbuh dengan baik terutama tanaman perkebunan. Tanaman perkebunan
yang di budidayakan dengan baik akan memiliki hasil. Untuk mengelola itu semua di
perlukan penanganan Panen dan Pasca panen. Panen dan Pasca Panen pada tanaman
perkebunan merupakan bagian dari proses pengolahan yang akan menentukan
kualitas produk dari tanaman perkebunan yang diusahakan. Kegiatan ini awal dari
banyaknya jenis produk olahan yang tercipta dan berguna dalam menunjang
kehidupan manusia.
Kompetensi Panen dan Pasca Panen memiliki beberapa KD yang penting
dalam menjamin terciptanya suatu produk yang berkualitas. KD yang memiliki
peranan penting yaitu system transportasi dan proses pengolahan, kedua hal
tersebut merupakan titik yang rawan terhadap penurunan kualitas produk sehingga
tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, oleh karena itu kedua hal
tersebut sangat diperhatikan sehingga sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mata
pelajaran Panen dan Pasca Panen Tanaman Perkebunan diperuntukan untuk
pedoman pembelajaran kelas XII bagi SMK jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan.
Materi dalam buku ini membahas tentang penanganan dan pengolahan pasca panen
hasil perkebunan.
Buku Panen dan Pasca Panen ini disusun berdasarkan aktivitas siswa yang dituntut
aktif dalam setiap pembelajaran. Untuk menciptakan siswa yang aktif dimulai
dari pembelajaran di kelas seperti melakukan diskusi kelompok, persentasi yang
dilakukan oleh setiap siswa, dan mengerjakan tugas dengan inisiatif memperluas
pengetahuan dan melakukan inovasi di bidang pertanian. Dalam mendukung
terciptanya pembelajaran yang aktif maka dibuatlah fitur cakrawala, jelajah
internet, lembar pratikum, tugas mandiri dan refleksi. Selamat membaca semoga
materi yang ada di buku ini menjadi pedoman dalam mendidik anak bangsa menjadi
generasi yang siap bersaing dan berilmu pengetahuan yang baik.
AGRIBISNIS
TANAMAN v
AGRIBISNIS TANAMAN
xii
PERKEBUN
PANEN DAN PASCA PANEN
BAB I
MENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, peserta didik dap
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
Panen dan pascapanen dalam sistem agribisnis pada tahun 1979 dinyatakan
oleh FAO sebagai masalah besar kedua (Second Generation Problem) karena terjadi
kehilangan hasil yang besar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam proses
penyediaan pangan. Sejak awal tahun 2000 terkait dengan ketersediaan pangan,
masyarakat menuntut sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang lebih baik.
Hal lain yang menjadi perhatian yaitu kesejahteraan dan keselamatan pekerja,
serta keamanan lingkungan dalam seluruh proses penyediaan pangan. Hal tersebut
tertuang dalam kesepakatan-kesepakatan di berbagai forum dunia, seperti
Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organisation (WTO).
AGRIBISNIS
2 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN
PASCA
MATERI
tanaman perkebunan. Salah satu jenis alat angkut yang harus dipersiapkan
untuk mengangkut hasil komoditas karet adalah mobil tangki yang dirancang
secara khusus sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas lateks. Contoh
lain yaitu alat angkut untuk hasil tanaman tebu dapat berupa truk atau mesin
kereta lori yang mampu mengangkut tebu dalam jumlah besar yang
memungkinkan efisiensi waktu dan biaya lebih baik. Keseluruhan peralatan
angkut tersebut harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar proses pengangkutan
berjalan aman, tertib dan lancar sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh
bagian proses pengolahan.
1. Jenis Sarana Pengangkutan Hasil Panen
Usaha agribisnis tanaman perkebunan pada umumnya dilakukan
di kawasan hutan yang telah mendapatkan izin atau pada kawasan
pedesaan dimana sarana dan infrastruktur jalan merupakan jalan tanah
yang harus mendapatkan pengerasan dengan kerikil atau bebatuan terlebih
dahulu. Hasil panen tanaman perkebunan masing-masing komoditas memiliki
karakteristik tersendiri, ada yang perlu segera diolah setelah dipanen dan
ada yang dapat ditunda sampai beberapa waktu tanpa mengalami penurunan
mutu dari hasil yang diperolehnya, misal pucuk daun teh hasil panen
harus segera dibawa ke pabrik untuk diolah, tandan buah segar kelapa
sawit harus segera (kurang dari 24 jam) dibawa ke pabrik untuk diolah
menjadi CPO. Tanaman yang dapat ditunda sebelum diolah seperti kakao,
kopi dan kelapa di mana komoditas tersebut mampu bertahan beberapa
waktu sebelum memasuki tahapan akhir dalam pengolahan.
Penundaan hasil panen yang terjadi di pabrik untuk diolah dapat
menyebabkan penurunan mutu hasil olahannya, misal penundaan pada
kelapa sawit akan menyebabkan kandungan asam lemak bebas lebih tinggi
dan menjadikan minyak teroksidasi (menimbulkan bau “tengik”). Sebaliknya
beberapa komiditas dapat ditahan untuk menunggu sampai pengolahan
dalam waktu yang lebih lama (lebih dari 2 hari) misal kopi, kelapa, kakao
dan sebagainya. Mengangkut hasil panen dari kebun ke gudang atau pabrik
berpengaruh terhadap hasil panen, terutama terhadap kualitas hasil panen.
Dengan cara pengangkutan yang sembarang saja menyebabkan tingkat
kerusakan hasil panen lebih besar. Oleh karenanya upaya mengangkut hasil
panen tanaman pertanian perlu pula adanya perhatian khusus.
Pengangkutan hasil tanaman perkebunan dilakukan secara bertahap.
Pertama, pengangkutan dari kebun ke tempat pengumpulan. Kedua,
pengakutan dari tempat pengumpulan ke pabrik pengolahan. Pengangkutan
tahap pertama biasanya dilakukan secara manual dipikul atau diangkut
dengan lori atau beko. Pada daerah tertentu pengangkutan dari kebun ke
tempat pengumpulan dilakukan dengan menggunakan sepeda atau sepeda
motor. Pengangkutan dari tempat pengumpulan ke pabrik dapat dilakukan
dengan truk, dengan lokomotif (pada pabrik gula di pulau Jawa)
AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
d. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di Indonesia bidang pertanian masih belum menjadi
faktor pembatas pada kegiatan budidaya tanaman pertanian. Mungkin
permasalahannya adalah tingkat pengetahuan dan satuan pendidikan
tenaga kerja yang masih rendah, khususnya dalam hal bagaimana cara
mengangkut hasil panen tanaman pertanian yang benar. Di negara lain
dimana tenaga kerja pertanian sudah berkurang dan cukup mahal, maka
pemanfaatan teknologi penggunaan alat mesin pertanian merupakan
pertimbangan untuk mengatasi sedikit dan mahalnya tenaga kerja di
bidang pertanian.
Gambar .1.6 : Tenaga Kerja Pengangkutan Hasil Panen dan Alat Pengangkutan
Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
e. Alat Pengangkutan
Secara konvensional petani tidak terlalu mempermasalahkan alat
dan perlengkapan pengangkutan hasil panen tanaman pertaniannya
sampai pada areal pengumpulan hasil dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan modal yang dimiliki. Pada usaha agroindustri yang
memiliki investor dan modal besar, alat pengangkutan merupakan salah
satu bagian yang mendapatkan perhatian. Pada skala perkebunan yang
lebih luas kelancaran transportasi menggunakan alat sangat diperlukan
untuk mendapatkan tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam
memudahkan pengangkutan setiap blok disediakan areal untuk
mengumpulkan hasil panen, sebelum dibawa ke pabrik untuk diolah.
Minimalnya para petani cukup dengan menggunakan karung-karung dan
dipanggul atau digendong dari kebun hingga ke tempat pengumpul hasil
yang telah ditentukan. Namun untuk hasil panen tanaman tertentu
dengan jarak yang jauh dan jumlahnya cukup besar, maka petani sudah
mulai mempertimbangkan alat dan perlengkapan pengangkutan yang
mungkin digunakan.
f. Kendaraan Pengangkut
Umumnya hasil panen tanaman pertanian diangkut dalam dua tahap
hingga sampai ke gudang atau prabrik :
1) Tahap Pertama
Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk mengangkut hasil
AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
2) Tahap Kedua
Persiapan selanjutnya dalam mengangkut hasil panen
tanaman perkebunan dari tempat pengumpul sementara (TPS) ke
pabrik pengolahan adalah menyesuaikan alat transportasi dari TPS
ke pabrik pengolahan. Alat transportasi/kendaraan truk untuk di
darat dan ponton untuk perairan dalam mengangkut hasil panen
buah sedangkan untuk hasil komoditas seperti teh, tebu, kakao,
kopi, digunakan alat angkut truk bak terbuka. Adakalanya untuk
pengangkutan tebu dari areal kebun ke pabrik pengolah digunakan
alat angkut kereta lori. Sedangkan untuk mengangkut hasil panen
berupa lateks dari kebun ke pabrik digunakan mobil tangki stainless.
Pengangkutan pada tahap kedua merupakan proses terakhir
dari pengangkutan hasil komoditas pertanian dari areal perkebunan
menuju pabrik pengolahan hasil panen. Kelancaran sistem
tranportasi alat pengangkutan pada tahap ini.
AGRIBISNIS
TANAMAN
9
PANEN DAN
PASCA
MATERI
g. Alat Bantu Pengangkutan
Alat bantu untuk mengangkut hasil panen tanaman adalah alat
yang digunakan untuk memindahkan hasil panen dari tumpukan di
tanah ke atas kendaraan transpotasi. Peralatan/ perlengkapan ini
meliputi sekop, karung, keranjang, ember. Untuk hasil panen yang
cukup banyak dan berat digunakan alat pengangkut hidrolik.
CAKRAWALA
Panen dan pascapanen adalah kegiatan yang paling penting dari semua kegiatan dalam perkebuna
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis sarana pengangkutan hasil panen dan penyi
AGRIBISNIS
1 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
RANGKUMAN
Peralatan pengangkutan hasil panen, beragam jenisnya tergantung jenis produk yang dihasil
Untuk menunjang semua kegiatan pengangkutan hasil panen, maka diperlukan alat bantu pe
TUGAS MANDIRI
Tugas para siswa adalah mendeskripsikan tentang Jenis sarana pengangkutan hasil panen d
AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN PASCA PANEN
REFLEKSI
Setelah meteri pembelajaran selesai guru pembimbing dapat melakukan evaluasi terkait keterca
AGRIBISNIS
1 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN
BAB II
MELAKUKAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang Melakukan Pengangkutan Hasil Panen, peserta didik da
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
Panen dan pascapanen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada
pengelolaan perkebunan kelapa sawit menghasilkan. Penanaman dan pemeliharaan
tanaman perkebunan tujuan utamanya adalah hasil panen yang merupakan salah
satu faktor yang penting dalam menghasilkan produksi. Keberhasilan panen akan
menunjang pencapaian produktivitas tanaman secara maksimal. Sebaliknya panen
yang kurang efektif akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa
sawit. Panen merupakan kegiatan pemotongan tandan buah dari pohon hingga
pengangkutan menuju pabrik pengolahan. Urutan kegiatan panen adalah
pemotongan pelepah, pemotongan tandan buah matang panen, pengutipan
brondolan, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil panen menuju
pabrik. Tanaman kelapa sawit secara umum sudah mulai dialihkan dari tanaman
belum menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan setelah berumur 30 bulan.
Namun di beberapa tempat sering terjadi lebih awal di sebabkan oleh berbagai
faktor seperti jenis bibit dan perlakuan setiap perusahaan terhadap areal lahan yang
sedah digarap.
AGRIBISNIS
1 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
1 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN
PASCA
MATERI
Dalam kegiatan pengankutan TBS memakai truck dikenal perlakuan sebagai
berikut :
a. Pengangkuatn truk kebun , yaitu pengelolaan pengangkutan TBS dan
brondolan yang dilaksanakan dan diawasi dengan menggunakan truk-
truk milik kebun. Pemuatan TBS ke atas kendaraan dilaksanakan dan
diangkut menggunakan tenaga manusia umumnya jumlahnya 2 orang
per kendaraan. Pengangkutan tbs harus diangkat bersama brondolan
dan harus dipastikan semuanya dalam kondisi bersih tidak
bercampur dengan kotoran seperti sampah, tanah, krikil, goni dan
harus dihindarkan agar kegiatan bongkar muat tidak membuat luka pada
TBS dan brondolan. Untuk itu dilarang menggunakan alat seperti sekrap,
cangkul sebagai alat pengumpul brondolan.
b. Pengangkutan oleh pemborong yaitu pelaksanaan pengankutan TBS dan
Brondolan dari lapangan ke PKS diikat dengan syrat perjannjian kerja
(SPK) dengan pihak penyedia jasa, sistem pembayaran dilaksanakan
dengan harga perkilogram TBS diangkut dari hasil penimbangan.
c. Pengangkutan Double Handling dilakukan pada areal yang sulit
karena jalan rusak tidak bisa dimasuki dan dijangkau oleh truk
produksi. Pada daerah itu harus dilakukan pelangsiran dengan
menggunakan traktor kebun sampai jalan/tempat yang ditentukan
dan dapat dijangkau oleh truk .
d. Kebutuhan truk pengangkut TBS didasarkan kepada perhitungan jumlah
produksi bulanan, yang dihitung dari produksi bulan pada panen puncak
dan juga harus memperhitungkan prediksi kerusakan unit, serta prestasi
rata-rata satu unit truk setiap bulannya.
e. Pengamanan Transport TBS untuk antisipasi pencurian & jatuhnya TBS di
jalan raya, khsus pengiriman TBS kebun yang tidak mempunyai
pabrik dan mengharuskan melewati jalan raya diwajibkan setelah
penimbangan di kebun, truk dengan muatan TBS harus diberi jaring
penutup yang dilengkapi dengan rantai keliling dan pada simpulnya
diberi segel yang hanya dapat dibuka oleh petugas di pabrik.
f. Pemuatan secara mekanis guna mengurangi ketergantungan penyediaan
tenaga tukang muat untuk angkut TBS, dengan sulitnya mendapatkan
tenaga manusia yang mau dan mampu dalam jumlah yang cukup secara
berkesinambungan, maka telah dipikirkan untuk menggunakan alat
transportasi dengan menggunakan kendaraan / truk yang dilengkapi
dengan crane jaring atau crapple, sehingga waktu dan tenaga kerja
dapat lebih efisien dan efektif.
2. Mengangkut Hasil Panen Kelapa Hibrida
Dalam pengangkutan hasil panen kelapa hibrida waktu pemanenan atau
pemetikan hasil buah kelapa berbeda-beda tergantung dari varietas kelapa.
Faktor tanah iklim serta baik buruknya pemeliharaan pada umumnya
tanaman kelapa varietas genjah mulai menghasilkan buah pada umur 3-4
tahun. Untuk varietas dalam kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 6-8
tahun. Masa puncak produksi kelapa juga berbeda-beda. Untuk kelapa dalam
masa puncak produksinya pada umur antar 15-20 tahun. Setelah berumur 20
tahun
AGRIBISNIS
1 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
produksinya berangsur turun dan setelah berumur 40 tahun produksinya
merosot. Sedang kelapa genjah/hibrida masa produksi puncak antara
umur 10-18 tahun. Setelah berumur 18 tahun, produksi mulai berangsur
turun dan merosot setelah umur 30 tahun, selain itu ada beberapa faktor
yang mempengaruhi seperti varietas kelapa dan tanah. Kelapa yang telah
berumur 30 tahun masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diambil
kelapa muda dikarenakan harga jual kelapa muda lebih tinggi dibandingkan
dengan yang sudah masak/tua, sehingga nilai ekonomisnya masih tinggi.
Pemanen kelapa yang telah dilakukan di areal perkebunan tentu
memerlukan alat bantu pengangkutan agar hasil yang telah dipanen
dapat langsung didistribusikan ke tempat pengolahan. Alat pengangkutan
untuk hasil panen kelapa dibagi menjadi 2 :
a. Pengangkutan dari lahan ke TPH
Pengangkutan dari lahan ke TPH yang berdekatan dengan pingir
kanal dapat dilakukkan menggunakan angkong/gerobak dorong dan
menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi di bagian belakang
terdapat keranjang yang mampu menampung 150 butir kelapa.
b. Pengangkutan dari TPH ke pabrik
Pengangkutan ini dilaksanakan menggunakan pompong dengan
kapasitas maksimal 25.000 butir, cara memindahkan buah kelapa dari
TPH ke pompon menggunakan alat tradisional yang sering digunakan
oleh masyarakat. Setelah buah kelapa selesai dimuat ke dalam pompong
selanjutnya akan didistribusikan ke pabrik melalui kanal, selanjutnya
pompong yang mengangkut buah kelapa menyandarkan pompongnya
di dermaga pabrik. Dermaga pelabuhan pabrik memiliki alat seperti
crane mini yang nantinya akan memindahkan buah kelapa dari pompong
ke atas pelabuhan. Crane pengangkut buah kelapa dilengkapi dengan
keranjang/jarring yang terbuat dari tali kapas yang kuat dan lebih
lembut dibandingkan tali dari sintetis pada umumnya.
Buah kelapa yang sudah berada di dermaga langsung diangkut
menggunakan gerobak seperti kereta api yang secara otomatis akan
di salurkan ke dalam pabrik melalui rel yang telah dibuat.
3. Mengangkut Hasil Panen Sagu
Proses pengangkutan hasil panen sagu agak berbeda dengan komoditas
lain. Pada tanaman sagu, bagian hasil yang akan diolah bukanlah buah
seperti komiditas kelapa sawit dan kelapa hibrida. Tanaman sagu (nama
latin) dari segi morfologi tidak memiliki buah yang bisa di konsumsi, oleh
karena itu hasil yang bisa diambil dari tanaman sagu adalah sari patinya
yang terdapat pada batang tanaman. Jadi hasil panen sagu yang bisa
diolah adalah batangnya yang dimulai dari pangkal sampai ke bagian atas
mendekati pucuk (gbr). Pada bagian ini yag akan kita bahas adalah proses
pengangkutan hasil panen sagu dari areal kebun (TPH) ke pabrik pengolahan
hasil tanaman sagu.
Pengangkutan hasil tanaman sagu dari areal kebun ke pabrik tidak
menggunakan jalur darat, melainkan melewati sungai atau kanal yang telah
dibuat sebelumnya oleh petani itu sendiri. Alasan petani tidak menggunakan
jalur darat untuk pengangkutan hasil panen dikarenakan kondisi/kontur
AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN
PASCA
MATERI
jalan
AGRIBISNIS
2 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
yang tidak memadai untuk dilewati oleh kendaraan roda empat. Kondisi
lahan atau perkebunan sagu pada umumnya adalah lahan gambut
(ombrogen) di mana areal gambut memiliki kontur yang mudah berubah dan
tidak stabil untuk dilalui oleh kendaaraan yang beratnya di atas 500 kg.
Areal perkebunan sagu umumnya dekat dengan daerah aliran sungai
(DAS) begitu juga dengan pabrik pengolahan sagu yang berdekatan
dengan bibir sungai. Tujuan dari penempatan pabrik pengolahan sagu di
pinggir sungai salah satunya adalah memudahkan dalam pengangkutan
sagu itu sendiri. Pengangkutan hasil sagu yang berupa batang melaui sungai
dengan cara ditarik oleh pompong atau boat kecil. Batang sagu atau yang
lebih dikenal dengan nama tual terlebih dahulu dipotong-potong menjadi
beberapa bagian agar lebih memudahkan dalam pengangkutan menuju
pabrik pengolahan. Pada umumnya tual sagu dipotong dengan panjang
rata-rata berkisar 1 meter, tergantung permintaaan pabrik. Setelah tual
sagu dipotong sesuai dengan panjang yang telah ditentukan selanjutnya
tual sagu disusun rapi dan diikat menggunakan tali tambang. Panjang
barisan tual sagu yang akan ditarik oleh pompong berkisar 20 meter
tergantung kemampuan daya pompon. Semakin besar kapasitas mesin
pompon maka akan semakin panjang tual sagu yang mampu ditarik.
Tual sagu yang ditarik oleh pompong sampai ke pelabuhan pabrik
pengolahan selanjutnya, tual sagu ditambatkan di pelabuhan dan proses
terakhir dari pengangkutan adalah pemindahan tual sagu dari sungai
menggunakan alat derek dan manual tergantung kondisi pabrik masing-
masing yang membutuhkan tual sagu.
AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN PASCA PANEN
CAKRAWALA
Setelah kita mempelajari materi tentang pengangkutan hasil panen pada tanaman kelapa
JELAJAH INTERNET
Jelajah internet bertujuan untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai proses pengangk
RANGKUMAN
angkut dan kondisi jalan yang dilalui serta efisiensi waktu yang akan ditempuh menuju tempat
AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN PASCA
PANEN
RANGKUMAN
menggunakan sepeda motor dan pengangkutan dari TPH ke pabrik pengangkutan ini dilaksanakan
Pengangkutan hasil panen tanaman kelapa sagu dari areal perkebunan cukup menggunakan tali da
TUGAS MANDIRI
Tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa adalah melakukan kunjungan ke areal perkebunan dan
REFLEKSI
Guru pembimbing dan siswa dapat melakukan kunjungan ke areal perekebunan untuk dapat memb
AGRIBISNIS
2 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN
BAB III
SISTEM TRANSPORTASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, peserta didik dap
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
2 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
penyebabnya.
d. Jarak Pengangkutan
Pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan menggunakan truk harus
melalaui jalan terpendek menuju pabrik, hal ini dilakukan bertujuan
agar hasil panen tidak rusak terlalu cepat yang nantinya akan
berpengaruh terhadap hasil produksi. Setelah hasil panen tanaman
perkebunan diantarkan sampai ke pabrik pengolahan, diturunkan
muatan dan kembali lagi secepatnya ke areal perkebunan untuk
melakukan pemuatan hasil panen.
e. Penimbangan TBS di Pabrik
Setelah TBS sampai di pabrik, segera dilakukan penimbangan
dan penyortiran. Penimbangan penting dilakukan terutama untuk
mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi, pembayaran
upah pekerjaan, perhitungan premi dan perhitungan rendemen minyak
serta inti sawit. TBS yang sudah diterima dari kebun dan sudah
ditimbang serta disortir harus secepat mungkin masuk pengolahan tahap
pertama, yaitu tahap perebusan atau sterilisasi. Buah sawit yang tidak
segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak
bebas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena minyak campur air yang
ada di dalam buah, dibantu oleh enzim yang masih aktif, dapat terjadi
hidrolisis lemak menjadi asam lemak bebas.
f. Pengawasan Pengangkutan
Pengawasan angkutan merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan
karena seluruh hasil panen ditentukan oleh pengangkutan. Bila
pengangkutan tidak baik , TBS menjadi rusak, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Pengawasan atas kendaraan pengangkutan TBS
dilakukan secara lansung, sejak berangkat ke lapangan untuk
mengutip/memuat buah, menghitung TBS yang dimuat, menyelesaikan
administrasi di kantor afdeling, sampai TBS selesai dibongkar di loading
ramp. Pelaporan seluruh aktivitas angkutan buah tersebut dilakukan
setiap hari kepada kerani produksi.
AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN
PASCA
MATERI
B. Sistem Transportasi Air
Sistem transportasi air adalah suatu sistem yang menggunakan sungai
atau kanal sebagai jalur yang akan dilalui oleh kendaraan air yang nantinya
akkan memudahkan dalam pengangkutan hasil panen dan distribusi logistik
di areal perkebunan. Transportasi air banyak dimanfaatkan oleh perusahaan
yang mengelola perkebunan di areal gambut, menggunakan kendaraan
seperti truk tidak bisa dilaksanakan di areal gambut.
Jenis alat transportasi air, antara lain pompong, barkas dan ponton-cages.
1. Pompong
Bahan : Kayu
Bentuk : segi empat, bagian depan mengerucut
Tenaga : 16-26 PK, posisi mesin didalam, BBM jenis Solar
Kapasitas : 50-70 ton TBS yang ditarik
Ukuran : Lebar 1,2 m x Panjang 8 m x tinggi 1,5 m
Fungsi : Menarik ponton angkut TBS, pupuk, bibit, dan
material Kecepatan : lambat
2. Barkas
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : 15 PK, mesin diluar, BBM jenis
bensin Kapasitas : 5 ton
Ukuran : Lebar 1,2 m x Panjang 12 m x tinggi 60 cm
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, penumpang dan lain-
lain Kecepatan : lambat
3. Ponton
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : Ditarik oleh pompong/tugboat
Kapasitas : 8-2 ton/ponton (2 cages) bisa lebih besar lagi tergantung
ukuran
Ukuran : Lebar 3 m x Panjang 12 m x tinggi 60 cm
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, penumpang dan
logistik Kecepatan : lambat
4. Cages
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : Ditarik oleh pompong/tugboat
Kapasitas : 4-6 ton/cages bisa lebih besar lagi tergantung
ukuran Ukuran : Lebar 2 m x Panjang 5 m x tinggi 1 m
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, logistic dan di tumpangkan diatas
ponton
Kecepatan : lambat
Sistem transportasi butuh teknis dan cara yang tepat dalam mengelola hasil
panen perkebunan di lahan gambut agar tingkat produksi bisa tetap dijaga.
Kendati penggunaan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit masih
mendapat pro dan kontra, faktanya sudah banyak petani ataupun pihak swasta
AGRIBISNIS
2 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
MATERI
jika langsung
AGRIBISNIS
3 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
mengalir, pada umumnya lahan kering kerontang karena air mudah mengalir
diantara gambut yang mempunyai struktur lonngar.
Kanal Batas Area (KBA)
Saluran pembatas antara lokasi kebun dengan kebun/pihak luar. Selain
berfungsi menjaga air agar tertahan di dalam kebun dan tidak keluar, juga
berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan kelebihan air yang ada di
lahan. Selain itu, juga digunakan untuk mobilisasi bahan material dan
melokalisasi api jika terjadi kebakaran.
2. Pembuatan sistem Tanggul dan Over Flow
Areal lahan gambut menyimpan air cukup banyak, perlu dilakukan
pengelolaan debit air. Misalnya, lewat membangun tanggul atau over flow
pada lahan yang condong ke arah dataran rendah, pengunaan sistem tanggul
bisa dilakukan. Tujuannya agar air tidak mengalir secara berlebihan yang
dapat mengakibatkan banjir. Cara lainnya dengan menggunakan over flow
yang berfungsi untuk mengatur jumlah debit air. Sistem tanggul ini
mempunyai kelemahan, yaitu menghambat kelancaran transportasi buah,
karena buah harus dibongkar dan dipindahkan ke alat transportasi
pengganti.
CAKRAWALA
Sistem transportasi merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting dalam proses meng
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis sistem transpotasi hasil panen tanaman
AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN PASCA
PANEN
RANGKUMAN
Sarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk. Pilihan terhadap sa
Sistem transportasi air adalah suatu sistem yang menggunakan sungai atau kanal sebag
TUGAS MANDIRI
Tugas yang harus diselesaikan oleh siswa pada materi kali ini adalah meninjau dan melakuka
AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN PASCA PANEN
REFLEKSI
Kegiatan dalam melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi sistem transportasi, guru pem
AGRIBISNIS
3 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN
BAB IV
STANDAR PENGOLAHAN BUAH
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang standar pengolahan buah, peserta didik dapat memaha
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
Mutu, proses
AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
AGRIBISNIS
3 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN
PASCA
MATERI
memberondol paling sedikit satu berondol perkilogram janjang dan
paling banyak 50%.
c. Buah terlalu masak (over-ripe) merupakan janjang buah memberondol
lebih dari 50% hingga maksimum 75%
d. Janjang kosong (empty bunch) adalah janjang buah memberondol lebih
dari 75% hingga memberondol seluruhnya.
e. Buah abnormal (abnormal bunch) merupakan janjang buah yang
gagal berkembang menjadi buah masak normal, antara lain : buah
partenokarpi (>50% brondol partenokarpi), buah, batu dan buah sakit.
f. Buah gagal/tangkai panjang (long stalk) merupakan janjang buah yang
panjang gagangnya lebih dari 2 cm diukur dari potongan yang terdekat
dengan sisi permukaan buah.
g. Buah dimakan tikus (rat damage) merupkan janjang buah yang dimakan
tikus, yaitu terdapat lebih dari tiga brondol dalam satu janjang dijumpai
bekas keratan baru gigitan tikus.
AGRIBISNIS
3 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
1) Brondolan tidak dikutip dipiringan/pasar rintis merupakan jumlah
brondolan yang ada dipiringan dan pasar rintis yang tidak dikutip dan
dibawa ke TPH .
2) Brondolan tersangkut di ketiak pelepah merupakan jumlah brondolan
yang masih tersangkut di ketiak pelepah karena pada waktu
menurunkan / memotong janjang tidak melakukan “penyodokan”
brondolan yang ada di ketiak pelepah. Atau, brondolan tersangkut
pada pelepah bekas tunas karena pekerjaan tunas dilakukan tidak
sempurna.
3) Berondolan dibuang ke gawangan dan atau ke tempat lain
merupakan jumlah brondolan yang sengaja dibuang ke gawang dan
tempat lain. Misalnya, parit jalan, dan lain-lain.
4) Pelepah sengkleh dan tidak tersusun rapi di gawangan mati
merupakan jumlah pokok yang pelepahnya sengkleh karena yang
terpotong tidak langsung diturunkan atau pelepah yang diturunkan /
dipotong tidak tersusun rapi di gawangan mati sehingga susunan
pelepahnya berserakan. Dari data yang dihasilkan di dalam
pemeriksaan ancak ini, akan dibuat peta distribusi kualitas ancak
(peta buah tingal, peta brondolan tinggal, peta pelepah sengkleh,
dan lain-lain).
2. Sortasi Buah
Pemeriksaan mutu panen atau sortasi panen dilakukan secara acak
sedemikian rupa sehingga mewakili seluruh panen, minimal satu truk
untuk setiap afdeling per harinya. Pemeriksaan terhadap mutu panen
dilakukan dengan cara penggolongan buah berdasarkan tingkat kematangan
sesuai standar fraksi tandan yang ditentukan. Langkah ini dilakukan
untuk memperoleh data yang representatif mengenai mutu TBS yang diolah
di PKS. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk laporan
sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil langkah-langkah
yang diperlukan, baik oleh kebun maupun PKS guna mencapai kuantitas
dan kualitas TBS yang baik sehingga menghasilkan CPO dan PK yang
maksimal. Sortasi juga digunakan sebagai acuan pembayaran TBS ke pihak
ke-3. Contoh pengolongan kematangan TBS dibedakan atas buah normal
dan buah abnormal sebagai berikut.
AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN
PASCA
MATERI
Tabel 4.1 : Penggolongan kematangan TBS
Golongan Kriteria Target
Memiliki brondolan lepas kurang dari 3 brondol per
Buah Mentah 0%
janjang
Memiliki brondolan lepas kurang dari 3 brondol per
Buah Kurang
janjang dan kurang dari standar minimal (2 butir Maks. 5%
Matang
brondolan/kg BS)
Memiliki brondolan lepas antara standar minimal
Buah Matang
sampai 50% brondolan luar lepas dari total Min. 85%
(memuaskan)
brondolan per janjang
Buah terlalu Memiliki lebih dari 50% brondolan lepas dari total
Maks. 5%
Matang brondolan per janjang
Buah Janjang Brondolan yang tersebar sampai dengan tidak ada
Maks. 1%
kosong sama sekali brondolan ditandan
AGRIBISNIS
3 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
Dari tabel sebelumnya, dapat dilihat penjelesannya sebagai berikut :
a. Fraksi 00 (buah mentah) diberi angka -5 artinya manajemen panen perlu
ditekan agar menghindari pemotongan buah mentah. Besarnya angka
tersebut akibat buah mentah sulit dirontokkan dari tandannya dan minyak
sulit diperas dari daging buah.
b. Fraksi 0 mentah diberi nilai -3
c. Fraksi 1, 2 dan 3 adalah tandan yang harus dipanen sehingga
mendapat angka 1
d. Fraksi 4 adalah tandan yang hanya terdapat beberapa brondolan saja.
Diberi angka 1/3 karena beratnya kurang dari fraksi 1, 2, dan 3 karena
brondolan dapat hilang diantara tanaman penutup kacangan, juga ALB
nya lebih tingi
e. Fraksi 5 diberi -1/3 yng berarti berpengaruh jelek terhadap mutu,
yaitu mutu minyak yang dihasilkan mengandung ALB yang tinggi serta
tandan kosong akan menyerap minyak-minyak yang menyebabkan
rendemen minyak dapat turun.
Nilai sortasi panen menggambarkan kualitas tandan yang dipanen
oleh kebun. Nilai sortasi panen ditentukan sebagai berikut :
Tabel 4.3 : Nilai Sortasi Buah (NSP)
Kelas NSP Nilai
A > 85 Baik
B 71- 84 Sedang
C < 70 Buruk
3. Kelapa Hibrida
Setiap industri skala besar memerlukan bahan olahan yang banyak
secara berkelanjutan agar tetap menghasilkan keuntungan yang nantinya
akan berdampak pada percepatan ekonomi masyarakat sekitar industry.
Oleh karena itu setiap industri skala besar memiliki pabrik olahan dan areal
perkebunan sendiri dan dipasok sebagian oleh kebun masyarakat. Perkebuna
kelapa khususnya di daerah Indragiri Hilir, Provinsi Riau perkebunan kelapa
mayoritas dimiliki oleh masyarakat, sedangkan pelaku usaha hanya memiliki
pabrik olahan dalam skla besar untuk menanmpung seluruh hasil panen dari
kebun masyarakat. Hasil panen buah kelapa masyarakat inilah yang nanti
kan menjadi bahan baku untuk berbagai macam olahan produk makanan dan
minuman. Bahan baku dari hasil kebun masyarakat tidah semuanya memiliki
kualitas yang baik sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh industri
pengolahan hasil kelapa. Untuk menentukan mutu buah hasil panen yang
dilakukan oleh masyarakat dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe grade A, grade
B dan grade C.
AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN
PASCA
MATERI
Buah kelapa segar dari hasil panen tanaman kelapa hibrida melalui
proses produksi, akan menghasilkan beberapa produk utama yaitu, santan
kelapa kemasan, nata de coco untuk konsumsi dan air kelapa sebagai
minuman energi. Untuk menghasilkan ketiga produk utama sebelumnya
memerlukan mutu buah kelapa yang baik dan tidak rusak oleh hama
maupun penyakit. Pemeriksaan mutu buah kelapa hibrida lebih mudah
dilakukan dibandingkan dengan kelapa sawit. Kelapa dikatakan memiliki
kualitas yang buruk apabila :
a. Buah terlalu muda biasanya ini terjadi akibat kelalaian tukang panen
dalam melakukan penurunan buah pada saat panen. Buah terlalu muda
biasanya tidak akan dijual sebagai bahan baku produksi, melainkan dijual
untuk konsumsi secara segar.
b. Buah matang bulan artinya daging buah kelapa tidak sempurna dan tipis,
buah seperti ini agak sulit terdeteksi, namun buah seperti ini jarang
ditemukan pada kelapa hibrida.
c. Buah kelapa terlalu kecil atau abnormal adalah buah kelapa yang
perkembanganya tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh pabrik
pengolah. Buah terlalu kecil biasanya terjadi dikarenakan perawatan
pada tanaman sewaktu kecil tidak maksimal.
Sortasi atau pemeriksaan pada mutu hasil panen kelapa hibrida sedikit
berbeda dengan hasil panen kelapa sawit. Pada tanaman kelapa sawit semua
proses dilakukan secara cepat dan terstruktur dengan baik dikarenakan
pengolahannya harus mengejar mutu dan kualitas hasil produk yang
sesuai dengan permintaan pasar. Pada perkebunan kelapa sawit lebih
banyak dimiliki oleh pemodal besar dan hanya sebagian hasil kebun
masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan sawit memerlukan perawatan
intensif untuk mengahsilkan buah kulitas terbaik sedangkan kebun yang
diolah masayarakat banyak lalai dalam hal perawatan sehingga buah tidak
sesuai dengan yang diharapakan.
Tanaman kelapa khususnya di Indragiri Hilir mayoritas perkebunan
kelapa dimiliki oleh masyarakat hanya sebagian dimiliki oleh pemilik
modal besar. Proses pemanenan hasil buah kelapa hibrida relatif lebih lama
dibandingkan kelapa sawit. Rentang panen buah kelapa hibrida 3 bulan
sekali panen sedangkan tanaman kelapa sawit memiliki rentang 2 minggu
sekali panen. Pada tanaman kelapa juga tidak memerlukan perawatan yang
terlalu intensif dibandingkan kelapa sawit. Pemeriksaan mutu buah
kelapa juga dilakukan sendiri oleh pemilik kebun ataupun diupahkan kepada
pekerja yang sudah terbiasa dalam melakukan pemeriksaan buah kelapa
secara manual. Dalam hal pemeriksaan mutu buah kelapa hibrida lebih
muda dan murah dilakukan dibandingkan tanaman kelapa sawit, selain itu
masa simpan hasil panen kelapa hibra relatif lama sehingga pemilik hasil
panen dan pemilik industri pengolahan memiliki jeda waktu dalam
pengiriman maupun penerimaan hasil panen buah kelapa hibrida.
4. Sagu
Tanaman sagu banyak dijumpai di daerah pesisir pantai dan optimal
tumbah pada dataran rendah. Tanaman sagu menjadi bahan baku untuk
pembuatan berbagai macam produk olahan makanan dan nonmakanan. Di
AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
Indonesia bagin timur, bahan baku sagu digunakan sebagai bahan utama
AGRIBISNIS
TANAMAN
4
PANEN DAN
PASCA
MATERI
CAKRAWALA
Mutu hasil panen dan sortasi merupakan hal penting yang harus dijaga sampai dengan prose
AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai mutu hasil panen dan sortasi hasil panen kalian
RANGKUMAN
Mutu hasil panen dan sortasi panen tidak hanya dilakukan pada 3 komoditas tanaman perkebunan
TUGAS MANDIRI
Tugas para siswa adalah melakukan kunjungan ke areal perkebunan yang berada dekat dengan wil
AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
REFLEKSI
Evaluasi hasil belajar yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing terhadap siswa pada mate
AGRIBISNIS
TANAMAN
4
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
A. PILIHAN GANDA
Pilih satu jawaban yang paling tepat!
3. Hasil panen yang telah terkumpul apabila tidak segera diangkut ke pabrik
pengolahan kemungkinan besar akan terjadi ?
a. Penurunan Kualitas dan Kuantitas…
b. Hasil Panen akan busuk
c. Akan mengalami restan
d. Kualitas membaik dan kuantitas memburuk
e. Penurunan harga jual
5. Apa yang terjadi apabila terjadi penundaan pengangkutan hasil panen kelapa
sawit ke pabrik sebelum 24 jam ?
a. Penurunan hasil minyak kelapa sawit
b. Kandungan asam lemak bebas tinggi dan teroksidasi…
c. Memudahkan dalam proses pengolahan
d. Mutu minyak teroksidasi
e. Kandungan asam lemak bebas rendah dan tidak teroksidasi
AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
6. Berikut adalah gambaran karakteristik hasil panen beberapa tanaman
perkebunan, cocokanlah tanaman sesuai dengan karakteristiknya masing-masing
?
a. Daun – Teh…
b. Biji – Sawit
c. Getah – Rosella
d. Buah – Kelapa
e. Keseluruhan Batang - Tembakau
9. Dalam dunia industry perkebunan jalan merupakan salah satu sarana yang harus
dibenahi terlabih dahulu, karena ?
a. Kelancaran operasional dan pendistribusian hasil..
b. Memudahkah dalam pengangkutan hasil
c. Menghemat waktu pengiriman hasil
d. Tidak terjadi kendala
e. Hemat biaya dalam pengangkutan
AGRIBISNIS
TANAMAN
4
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
11. Pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik harus dilakukan secara
terarah dan hati-hati agar ?
a. Jumlah hasil panen secara tepat sampai ke pabrik…
b. Pabrik dapat beroperasi
c. Hasil panen tidak cepat rusak sampai ke pabrik
d. Menghindari ketidak efisienan waktu
e. Memudahkan operasional
12. Pemilihan alat angkut yang tepat terhadap hasil komoditas pertanian dapat
membantu mengatasi masalah ?
a. Kerusakan hasil panen…
b. Efektif penggunaan waktu
c. Efisisen biaya
d. Estimasi hasil panen
e. Mempermudah operasional
13. Dalam pengangkutan hasil panen yang efektif memerlukan hubungan yang
erat dalam ?
a. Jadwal pengiriman
b. Perencanaan harian…
c. Kegiatan lapangan
d. Pengangkutan hasil
e. Jumlah alat angkut
14. Pemutan buah dan brondolan pada perkebunan kelapa sawit di TPH di awasi oleh?
a. Mandor panen
b. Krani panen
c. Asisten kebun
d. Mandor 1
e. Krani produksi
15. Sebutan yang biasa digunakan dalam perkebunan kelapa sawit untuk buah yang
bermalam di TPH, adalah ?
a. Restan
b. Buah tinggal
c. Buah mentah
d. Expired
e. Brondolan
16. Sebelum TBS diangkut terdapat petugas/pekerja yang akan memuat TBS
kedalam truck, berapakah jumlah anggota yang dianjurkan ?
a. 1 orang perkendaraan
b. 2 orang perkendaraan
AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
c. 3 orang perkendaraan
d. 4 orang perkendaraan
e. 5 orang perkendaraan
18. Dalam perkebuan sagu mayoritas pabriknya didirikan di dekat bibir sungai
yang bertujuan ?
a. Memudahkan dalam pengangkutan sagu…
b. Memudahkan proses pengangkatan sagu
c. Memudahkan proses pemotongan sagu
d. Memudahkan proses pengeringan sagu
e. Memudahkan dalam pengolahan sagu
19. Berapakan panjang tual sagu yang dipotong sesuai anjuran untuk
memudahkan dalam pengangkutan ?
a. 50 cm
b. 100 cm
c. 150 cm
d. 200 cm
e. 250 cm
21. Pemilihan terhadap salah satu jenis transportasi untuk pengangkutan hasil
terutama dipengaruhi oleh ?
a. Kondisi jalan dan topografi..
b. Volume hasil panen
c. Jarak yang ditempuh
d. Jenis hasil panen
e. Waktu simpan hasil panen
AGRIBISNIS
TANAMAN
4
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
22. Jalan – jalan yang berada di perkebunan sebagian besar licin, basah dan
berlumpur, kendaraan manakah yang cocok untuk melewati hal tersebut ?
a. Truck
b. Traktor dan trailer
c. Angkong
d. Gerobak dorong
e. Sepeda motor
23. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian saat pemuatan buah kelapa sawit
ke truk adalah?
a. Buah kelapa sawit jangan sampai memar
b. Buah kelapa sawit jangan sampai tertinggal
c. Buah kelapa sawit harus benar-benar bersih
d. Buah kelapa sawit harus memberondol
e. Brondolan sawit tidak ada tercecer di jalan
24. Penimbangan pada buah kelapa sawit harus dilakukan lagi di PKS meskipun buah
sawit sudah ditimbang sebelunya dilahan, ini bertujuan agar ?
a. Tidak terjadi penyelewengan oleh supir/operator..
b. Buah tidak berlebih jumlahnya
c. Tidak terjadi defisit anggaran angkut
d. Buah tidak di buang dijalan
e. Agar timbangan PKS dan lahan sama
26. Dalam system tranportasi air terdapat pompong, kegunaan pompong adalah ?
a. Mengangkut TBS, pupuk, bibit dan penumpang
b. Mengangkut logistic, TBS, bibit dan penumpang
c. Menarik ponton TBS, pupuk, bibit dan material..
d. Menarik barkas, pontong dan cages
e. Menarik pupuk, TBS dan penumpang
AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
27. Dalam memudahkan transportasi di lahan gambut maka hal yang harus dilakukan
adalah pembuatan kanal yang terdiri dari ?
a. KUT, KCB dan KBA..
b. Tanggul
c. Over flow
d. Tanggul dan over flow
e. KUT dan tanggul
28. Berapakah kebutuhan truk 120 Ps pada masa peak crop, produksi TBS per hari
120 ton dan daya angkut 3 trip ?
a. 6 truk
b. 7 truk
c. 8 truk
d. 5 truk
e. 4 truk
29. Dalam pemutan buah juga harus memiliki manajemen yang bagus untuk ?
a. Efisiensi pemuatan TBS..
b. Koordinasi jumlah kendaraan pengangkut
c. Mengetahui jumlah buah
d. Memudahkan pendataan
e. Efisiensi pengangkutan
30. Berapakah kebtruhan truk 120 Ps pada masa low crop, produksi perhari 40 ton ?
a. 1 truk
b. 2 truk
c. 3 truk
d. 4 truk
e. 5 truk
AGRIBISNIS
TANAMAN
4
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
B. URAIAN
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Dalam hal pengangkutan terdapat jarak tempuh dan sarana jalan dari kebun ke
tempat pengolahan, jadi jelaskan apa yang terjadi jika hal sebelumnya
mengalami kendala!
2. Pengangkutan hasil panen dari dalam kebun sampai ke titik pengumpul,
memerlukan alat bantu untuk mempemudah dan efisiensi waktu, alat bantu
seperti apa yang bisa digunakan dalam pengangkutan buah sawit di areal
perkebunan, sebutkan kelebihan dan kekurangan nya!
3. Dalam hal pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan, diperlukan pemilihan
alat angkut yang tepat, mengapa pemilihan tersebut harus tepat ?
4. Industri kelapa sawit sangat membutuhkan perencanaan yang matang mengenai
hasil panen, dan apabila dalam pengangkutan terjadi masalah, hal apa saja yang
akan terjadi pada industri kelapa sawit ?
5. Pada kebun afdeling 1 memiliki luasan areal perkebunan kelapa sawit yaitu
766 ha dan potensi hasil 18 ton/ha. Produksi TBS perbulan 9%, hari kerja 25
hari. Kapasitas truk PS 120 adalah 5 to, dan mampu mengangkut TBS
sebanyak 3 trip per hari. Hitunglah kebutuhan truk untuk melakukan
pengangkutan hasil panen tersebut agar selesai dalam 1 hari !
AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN
BAB V
PROSES PENGOLAHAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang proses pengolahan buah peserta didik diharapkan dapa
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
Pengolahan, Panen
AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
Proses pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah
minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit
(PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit
ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa
sawit. PKS ter- susun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan
mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi,
rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing
industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui
bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi
buah (TBS) yang diolah
AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan
kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak sema-
ta-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.
MATERI PEMBELAJARAN
AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN
PASCA
MATERI
c. Proses perebusan (sterilizer), pengolahan pertama pada buah kelapa
sawit adalah perebusan. TBS yang diangkut oleh truk mengandung
sejumlah zat yang yang harus dimusnahkan terlebih dahulu untuk
mencapai pengolahan yang efisien. Suasana lembab dengan suhu tinggi
selama perebusan akan menonaktifkan enzim-enzim lipase dan
lipoksidase yang terdapat dalam buah sehingga proses oksidasi minyak
terhenti. Oleh karena itu, tandan yang dipanen harus diusahakan dapat
direbus (disterilisasi) secepatnya. Tujuan perebusan buah kelapa sawit :
1) mengurangi peningkatan asam lemak bebas
2) Mempermudah proses pemberondolan pada thresher
3) Menurunkan kadar air pada janjang sawit
4) Melunakkan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari
biji.
Bila point dua tercapai secara efektif maka semua point yang lain
akan tercapai dengan baik. Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 meter
dan diameter pintu 2,1 meter tergantung kapasitas dan kebutuhan
pabrik. Dalam sterilizer dilapisi wearing plat setebal 10 mm yang
berfungsi untuk menahan steam. Di bawah sterilizer terdapat lubang
yang gunanya pembuangan air condesat agar pemanasan di dalam
sterilizer tetap seimbang.
Dalam proses perebusan, minyak yang terbuang ± 0,7%. Dalam
melakukan proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer
yang disalurkan boiler. Uap dari boiler yang masuk ke dalam sterilizer
2,8- 3 kg cm2,140oC dan direbus selama 90 menit.
d. Proses penebahan (Threser Process), sebelum proses penebahan
dilakukan terlebih dahulu mengangkat lori yang berisi TBS yang sudah
direbus menggunakan Hoisting Crane dan menuangkan isi lori ke bunc
feeder (hooper). Fungsi dari thresher adalah untuk memisahkan buah
dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta
mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor.
e. Proses pengempaan (pressing process) adalah proses pertama dimulainya
pengambilan minyak dari buah kelapa sawit dengan jalan pelumatan dan
pengempaan. Baik buruknya pengoperasian peralatan mempengaruhi
efisiensi pengutipan minyak. Proses ini terdiri dari :
1) Digester, setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim
ke digester dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Thresher
yang fungsinya untuk membawa buah ke Fruit Elevator yang
fungsinya untuk mengangkat buah ke atas masuk ke distribusi
conveyor yang kemudian menyalurkan buah masuk ke digester. Di
dalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi
penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk
yang terpasang pada bagian poros tengah, sedangkan pisau bagian
dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke
screw press. Fungsi digester adalah melumatkan daging buah,
memisahkan daging buah dengan biji, mempersiapkan feeding
press, mempermudah proses dipress, dan menaikan temperatur.
AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
MATERI
menggunakan
AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95º
Celsius. Kapasitas Oil Tank 10 ton/jam. Dari sini minyak dipompakan ke CST
(Continous Setting Tank).
6. Oil Purifer, fungsi lain dari Oil Purifer adalah untuk mengurangi kadar air
dalam minyak dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses
diperlukan temperatur 95ºC. Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk
mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak
berdasarkan atas perbedaan densitas dengan mengunakan gaya sentrifugal,
dengan kecepatan perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki
densitas yang besar akan berada pada bagian luar (dinding bowl), sedangkan
minyak yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan
keluar melalui sudut-sudut untuk dialirkan ke vacuum dryer. Kotoran dan air
yang melekat pada dinding di-blowndawn ke saluran pembuangan untuk
dibawa ke fat pit, sehingga kadar kotoran dalam minyak menjadi 0,018%.
7. Vacuum Dryer, fungsinya adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak
produksi. System kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana
melalui nozel. Suatu jalur resikulasi dihubungkan dengan suatu pengapung
di dalam bejana, sehinga bilamana ketingian permukaan minyak menurun
maka pengapung akan membuka dan mensirkulasi minyak ke dalam bejana.
Pengeringan kadar air dalam minyak setelah pemurnian masih terlalu tinggi.
Untuk mendapatkan kadar air yang diinginkin (0,018%), minyak masih harus
dikeringkan dengan menggunakan vacuum dryer.
8. Sludge Tank, fungsinya adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak
kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge
operator. Untuk overflow dari tangki ini dialirkan ke drain tank sedangkan
underflownya dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer atau langsung
ke bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone ini bertujuan untuk
memepercepat pengendapan lumpur, sludge dipanaskan (80-90ºC) dengan
menggunakan uap yang dialirkan melalui coil pemanas, sehingga densitas
minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada minyak
akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki.
9. Sand Cyclone / Pre-cleaner adalah untuk menangkap pasir yang terkandung
dalam sludge dan untuk mempermudah proses selanjutnya
10. Brush Strainer (Saringan Berputar) adalah untuk mengurangi serabut
yang terdapat pada sludge sehingga tidak menganggu kerja Sludge
Seperator. Alat ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar.
11. Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung
dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal, minyak yang
berat jenisnya kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar
melalui sudut-sudut ruang tangki pisah.
12. Storage Tank memiliki fungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi
yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara
terjadwal dan pemeriksaan kondisi steam oil harus dilakukan secara rutin,
ini bertujuan apabila terjadi kebocoran pada pipa steam oil dapat menaikan
kadar air pada CPO. Minyak dari Vacum Dryer kemudian dipompakan ke
Storage Tank (tangki timbun), pada suhu simpan 45-55ºC. setiap hari
dilakukan pengujian
AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN
PASCA
MATERI
mutu minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut
Crude palm Oil (CPO)
13. Fat fit, sebelum sludge dibuang ke kolam limbah, terlebih dahulu di
tampung di Fat Fit dengan maksud minyak yang masih terbawa dapat
terpisah kembali. Di Fit Fat diinjeksikan uap sebagi pemanas untuk
mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak yang ada
pada permukaan dibiarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak
ditampung pada sebuah bak pada pinggiran kolam Fat Fit dan selanjutnya
dipompakan kembali ke Slude Drain Tank.
AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN
CAKRAWALA
Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai proses pengolahan tahap awal dan pengolahan pr
RANGKUMAN
Proses pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menen- tukan keberhasilan usah
AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
TUGAS MANDIRI
Setiap rangakain materi yang telah disampaikan, diharapkan siswa mampu memahami tenta
Jelaskan kendala yang terjadi apabila salah satu peralatan pengolahan sper- ti trasher meng
Pada proses pengolahan terdapat NOS, apa yang Anda ketahui tentang NOS
?
Jelaskan secara singkat proses pengolahan tahap awal!
Bagaimanakah alur pemurnian minyak sawit, jelaskan sesuai dengan yang Anda pelajari pada
Jelaskan langkat proses pengambilan inti sawit!
REFLEKSI
Evaluasi perlu dilakukan oleh guru pembimbing yang bertujuan untuk meli- hat tingkat keter
AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN PASCA PANEN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang pengelolaan dan pengendalian pemeliharaan peserta didik da
PETA KONSEP
PEMELIHARAAN TERENCANA
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
perawatan, Pemeliharaan
AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana terbagi atas tiga cara, yaitu dengan melakukan
perawatan darurat, perawatan preventif, dan perawatan secara kolektif.
Alasannya dilakukan pemeliharaan secara berkesinambungan tak lain adalah
upaya untuk mengatasi terjadinya pengeluaran biaya yang relatif besar guna
memperbaiki kendaraan dan alat berat. Bagian yang bertugas untuk melakukan
pemeliharaan di perkebunan adalah bagian teknik yang didukung dengan satu
unit bengkelsebagai tempat proses perbaikan.
Dalam proses pemeliharaan supaya tidak terjadi kelalaian, perlu dilakukan
koordinasi dengan unit perbengkelan sehingga keteraturan dan kesinambungan
dari operasi tersebut akan terjamin. Semua proses tersebut dinamakan
AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN
PASCA
MATERI
Gambar 6.3 : Emergency repair terhadap salah satu alat angkut panen
Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
MATERI
segera
AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN
PASCA
MATERI
diberi minyak gemuk atau minyak antikarat. Namun yang terpenting adalah
bila mesin tersebut sudah mulai terlihat aus disebabkan pemakaian yang
terus -menerus dicatat untuk perbaikannya. Pencatatan ini berguna untuk
menentukan apakah akan dilakukan rekondisi atau penggantian suku cadang
agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
2. Pelumasan dan Grease
Pelumasan dengan minyak dan grease pada mesin serta peralatan
merupakan hal yang sangat penting. Hal ini karena kelengahan pelumasan
dan grease akan mengakibatkan kerugian besar bagi perusaaan. Oleh karena
itu, tindakan ini mesti rutin dilakukan sehingga kemacetan pada mesin dan
peralatan lainnya bisa dihindari. Selain itu tindakan ini juga bisa
menghindari terjadinya pengeluaran biaya yang cukup tinggi bila kemacetan
terjadi pada mesin yang berakibat pada rusaknya mesin serta peralatan
lainnya.
3. Penyetelan Mesin dan Peralatan
Deteksi dini dilakukan untuk mengetahui sebab dari terjadinya
kesalahan mesin dan peralatan lainnya. Dalam melakukan hal tersebut
petugas mekanik bisa memeriksa dan menyetel mesin. Apabila terjadi
kejanggalan pada mesin, sesegera mungkin untuk dilakukan tindakan
perbaikan atau reparasi. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui cara
perbaikannya. Pemeriksaan kesalahan pada mesin dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti dengan pertolongan atau bantuan alat-alat sederhana
yang umumnya tersedia misalnya thermometer (untuk mengukur panas),
manometer (untuk mengukur tekanan), volt meter, ampere meter, meger-
meger untuk kabel listrik dan lainnya, selanjutnya dibantu dengan data-data
yang telah dicatat di dalam kartu riwayat kendaraan dan alat. Secara
darurat, dapatdilakukan perbaikan pada bagian yang salah saja, tetapi tetap
harus dicari penyebab dan kesalahan
/kerusakannya.
MATERI
kendaraan dan alat berat harus dilakukan. Selanjutnya mekanik bekerja
AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN
PASCA
MATERI
berpedoman pada jadwal anggaran perusahaan, ditambah dengan temuan-
temuan penting yang didapat dari hasil kerja lapangan. Oleh karena itu,
jadwal pemeliharaan ini menjadi penting dan untuk dapat diatur dengan
benar, efisien. Data-data yang benar/tepat harus diberikan sebagai dasar
tindakan yang akan diambil. Kartu riwayat setiap kendaraan dan alat berat
juga harus digunakan saat mesin baru/diuji di tempat. Apabila selanjutnya
kendaraan mendapat pemeliharaan harus dicatat pada kartu riwayat
kendaraan dan alat. Data-datanya harus benar karena sangat berguna untuk
tujuan perwatan berikutnya, termasuk berfungsi untuk penjadwalan suku
cadang (spare part) ataupun memperkirakan penyusutan atau pengafkiran.
5. Penyedian Suku Cadang
Kelainan dalam mengatur persediaan suku cadang dalam jumlah
yang memadai akan menyebabkan jadwal perawatan tertunda. Akibatnya
akan merusak sistem pemeliharaan / perawatan dan pencegahan
(preventif maintenance). Operator juga harus memeriksa kondisi dari setiap
kendaraan dan alat berat yang dioperasikannya secara harian agar
kendaraan dan alat berat dapat beroperasi secara optimal. Oleh karena itu
perlu dilakukan pelaksanaan perawatan harian. Biaya-biaya bengkel yang
berupa (gaji mekanik, pembantu mekanik, pemakaian bahan penolong dan
spare part, pemakaian BBM, serta biaya-biaya lainnya) dikumpulkan jadi
satu dan dialokasikan kepada unit (kendaraan alat berat) yang diperbaiki
secara proporsional. Dasar perhitungan alokasi dibuat berdasarkan standar
harga yang disesuaikan dengan anggaran yang ditetapkan. Selisih ini
merupakan pedoman untuk menilai efisiensi yang akan dibandingkan
dengan hasil kerja yang telah dicapai. Pepatah mengatakan lebih baik
mencegah dibandingkan mengobati, demikian juga dengan kendaraan dan
alat berat yang dipakai sering mengalami kerusakan. Biaya pemeliharaan
juga lebih murah dibandingkan dengan biaya reparasi, belum lagi kerugian
akibat dari kendaraan dan alat berat yang tidak terpakai.
CAKRAWALA
Pemeliharaan dan perawatan sehari-hari secara rutin terhadap mesin sebetulnya jauh lebih baik d
AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai Pengelolan dan Pengendalian Pemeliharaan
RANGKUMAN
Perawatan/pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk
TUGAS MANDIRI
Pada materi pengelolaan dan pengendalian pemeliharaan peralatan mesin maupun alat bera
AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN PASCA
PANEN
REFLEKSI
Materi kali ini berkaitan dengan alat dan mesin pertanian, jadi dalam melakukan evaluasi hasil b
AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN
BAB VII
KINERJA PENGOLAHAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang kinerja pengolahan, peserta didik dapat mema
PETA KONSEP
Kapasitas
Pengolahan
PENDAHULUAN
Pengambilan Sampel
KATA KUNCI
Kapasitas, Sampel
AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN PASCA
PANEN
PENDAHULUAN
Bahan baku dengan mutu yang baik, diperlukan juga persyaratan yang lain
untuk mendapatkan hasil pengolahan yang baik, seperti jumlah TBS yang cukup dan
pengiri- man TBS yang tepat waktu tiba dipabrik. Bila salah satu persyaratan itu
tidak dipenuhi, efisiensi dan efektivitas pabrik menjadi tidak terwujud seperti yang
diharapkan. Tolok ukur untuk menilai kinerja pengolahan ditunjukkan oleh besarnya
nilai Indeks Pro- duktifitas Pabrik (IPP) yang merupakan hasil perhitungan dari
efisiensi kapasitas olah, efektivitas jam operasi, dan efisiensi ekstraksi produksi.
Analisis kinerja pabrik mer- upakan dasar bagi manajemen pabrik dalam upaya
efisiensi pengutipan minyak dan inti sawit serta penurunan biaya olah.
AGRIBISNIS
7 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
A. Kapasitas Pengolahan
Efisiensi Kapasitas Olah (EKO) dihitung dengan rumus berikut
KONET x 100%
KONOM
Nilai EKO dikatakan baik jika persentasenya sebesar 95%. KONOM (Kapasitas
Olah Nominal) ialah kapasitas olab menurut desain dan telah diuji Taking Over
Test (TOT). Sementara itu, KONET (Kapasitas Olah Neto) adalh kapasitas yang
dicapai oleh PKS secara efektif. Cara penghitungannya, yaitu jumlah TBS yang
diolah dibagi dengan jumlah olah efektif dan jam stagnasi.
1. Jam Olah Pabrik
Efektifitas Jam Operasi (EJO) dihitung dengan rumus berikut.
Jam Olah Pabrik
---------------------- X 100%
Jam Olah Tersedia
Nilai EJO dikatakan baik apabila persentasenya lebih kurang 85%.
Terdapat isttilah jam olah pabrik, jam stagnasi, jam olah efektif dan jam olah
tersedia.
a. Jam olah pabrik mulai dihitung setelah screw press broperasi sampai
screw press berakhir/berhenti.
b. Jam stagnasi adalah jumlah kerusakan setiap alat yang menyebabkan
terhentinya proses screw press.
c. Jam olah efektif adalah jam olah pabrik dikurangi jam stagnasi.
d. Jam olah tersedia (bruto) adalah jam olah pabrik bekerja dihitung sejak
fire up boiler hingga screw press berhenti.
2. Efisiensi Pengutipan Minyak Sawit (EPM)
EPM di hitung dengan rumus sebagai berikut
Rendemen Minyak
EPM =------------------------------X 100%
Rendemen Minyak + Total
Kehilangan Minyak Terhadap TBS
Nilai EPM dikatakan baik jika persentasennya lebih kurang 93%
3. Efisiensi Pengutipan Kernel (EPK)
EPK dihitung dengan rumus berikut.
Rendemen Kernel
EPK =---------------------------------X 100%
Rendemen Kernel + Total
Kehilangan Kernel terhadap TBS
AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN
PASCA
MATERI
B. Pengambilan Sampel
PKS pengolahan TBS untuk menghasilkan CPO dan kernel. Sebelum CPO dan
kernel disimpan, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel untuk data
acuan kualitas hasil CPO dan Kernel yang telah diolah. Setelah pengambilan
sampel dilakukan CPO disimpan di tangki timbun, sedangkan PK disimpan di
bulk silo. Pada umumnya di PKS terdapat tiga tangki timbun dan dua bulk silo.
Namun ada juga PKS menyimpan PK dalam karung plastik. CPO dan PK setiap
hari diukur untuk mengetahui jumlah produksi dan rendemen (OER dan KER)
yang akan diperoleh. Pengukuran CPO dan PK menggunakan cara tertentu
agar diperoleh tingkat produksi yang akurat.
AGRIBISNIS
7 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
7 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
MATERI
AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN
PASCA
MATERI
Petugas pengambilan sampel harus seorang yang cakap dan ahli atau
terlatih untuk melakukan pekerjaan itu. Kesalahan dalam pengambilan
sampel akan mempengaruhi proses pengujian berikutnya. Petugas ini
bertangung jawab terhadap kebenaran sampel.
CAKRAWALA
Kinerja pengolahan adalah tahapan untuk memperoleh hasil dari pengolahan produk baik mentah
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai kinerja pengolahan hasil panen, kalian dapat mem
AGRIBISNIS
7 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
RANGKUMAN
Bahan baku dengan mutu yang baik, diperlukan juga persyaratan yang lain untuk mendapa
Dalam menilai mutu dan kinerja dibutuhkan sampel hasil olahan. Sampel merupakan bagian
TUGAS MANDIRI
Tugas para siswa adalah melakukan kunjungan ke Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yan
AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN PASCA PANEN
REFLEKSI
Evaluasi yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing terhadap materi yang telah di pelajari kep
AGRIBISNIS
7 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
A. PILIHAN GANDA
Pilih satu jawaban yang paling tepat!
1. Mutu hasil panen sangat diperhatikan saat pemanenan yang bertujuan untuk ?
a. Efisiensi pengolahan …
b. Memudahkan proses pengolahan
c. Meningkatkan kualitas buah
d. Standar permintaan pasar
e. Efisiensi biaya pengolahan
3. Pemeriksaan mutu buah/TBS pada tanaman kelpa sawit dilaksanakan setiap hari
kerja untuk ?
a. Mengetahuai kulitas buah se-refresentatif mungkin
b. Mengetahui tingkat hasil panen
c. Memudahkan tugas operator alat
d. Mengetahui jumlah panen secara objektif
e. Menghitung buah layak
4. Setiap afdelling kebun memiliki RKH yang di gunakan untuk memberikan tanda X
pada peta kebun yang bertujuan agar ?
a. Lokasi grading menyebar secara merata
b. Menghindari salah pendataan pemanen
c. Hasil panen dapat teridentifkasi maksimal
d. Grading tetap tidak berubah
e. Pemeriksaan buah lancar
5. Buah yang memberondol lebih dari 50% hingga maksimum 75% di sebut buah ?
a. Buah mentah
b. Buah masak
c. Buah terlalu masak
d. Buah dimakan tikus
e. Buah abnormal
AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
8. Salah satu kriteria kualitas ancak panen yang akan diperiksa adalah ?
a. Buah masak tinggal dipokok..
b. Buah matang tinggal di jalan
c. Buah matahari yang terangkut
d. Brondolan yang hilang
e. Buah terlalu masak
11. Berapakan nilai sortasi panen yang dianggap memenuhi persyratan baku olahan
pabrik pada tanaman kelapa sawit ?
a. ≥ 75 %
b. ≥ 80%
c. ≥ 85%..
d. ≥ 90%
e. ≥ 95%
AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
c. Buah besar, buah berserabut tipis dan buah bulat
d. Buah berserabut tebal, buah masak tua
e. Buah masak sedang dan berukuran lonjong
14. Satu batang sagu yang berumur 12 tahun mampu menghasilkan 20% pati, dan
berapa kg tepung basah yang mampu dihasilkan oleh satu batang sagu utuh ?
a. 50-450 kg,,
b. 100-250 kg
c. 150-500 kg
d. 200-600 kg
e. 250-700 kg
15. Buah kelapa sawit yang masuk dalam pengolahan akan berpengaruh terhadap
kadar ALB. Berapakah kandungan ALB pada buah mentah ?
a. 1,6-3,4
b. 1,7-3,3
c. 1,6-2,8,,,
d. 1,7-4,4
e. 1,8-4,4
17. Dalam proses pengolahan buah kelapa sawit terdapat proses penebahan (Threser
Process) yang berfungsi ?
a. Membanting buah dan janjang
b. Memisahkan buah dari janjangannya..
c. Mengangkat buah ke bunc feeder
d. Mendorong ke empty bunc conveyor
e. Memisahkan minyak dan air
AGRIBISNIS
TANAMAN
8
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
18. Proses pengempaan (pressing process) adalah tahap pertama dimulainya
pengambilan minyak, pada proses pengempaan terdiri dari ?
a. Digester dan Screw Conveyor
b. Digester dan Conveyor Threser
c. Conveyor dan Fruit Elevator
d. Digester dan Screw Press..
e. Screw Press dan Screw conveyor
20. Vertical Clarifier Tank (VCT) berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan kotoran,
dalam proses ini berapakah suhu yang dibutuhkan ?
a. 80ºC
b. 85ºC
c. 90ºC
d. 95ºC
e. 100ºC
21. Tempat penyimpanan sementara biji (nut) sebelum memasuki proses berikutnya
adalah ?
a. Nut polish Drum
b. Nut Silo
c. Bulk Silo
d. Riplle Mill
e. Tank silo
23. Setiap kendaraan dan alat berat memiliki kartu riwayat yang berisi data-data
kendaraan. Tujuan pemberian kartu riwayat adalah ?
a. Sebagai dasar tindakan perawatan apabila terjdi permasalahan…
b. Sebagai acuan penggantian peralatan acesoris
AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
c. Sebagai penjadwalan pergantian
d. Memperkirakan penyusutan penggunaan kendaraan
e. Memperkirakan kapan harus melakukan perbaikan
24. Kelalaian dalam penyediaan suku cadang dalam jumlah yang memadai akan
menyebabkan ?
a. Perawatan tertunda..
b. Merusak system pemeliharaan
c. Mengganggu aktivitas operator
d. Kerusakan bertambah parah
e. Pemeliharaan tidak dilakukan
25. Pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan
di sebut pemeliharaan ?
a. Pemeliharaan mingguan
b. Pemeliharaan harian
c. Pemeliharaan bulanan
d. Pemeliharaan berkala
e. Pemeliharaan tahunan
28. Sebutkan salah satu yang harus di capai untuk memperoleh IPP (indeks
produktivitas pabrik) ?
a. Penerapan 6 R
b. Analisis semua sampel dengan benar
c. Lakukan pemeriksaan mesin pengolah
d. Losses CPO dan kernel sebisa mungkin
e. Mengolah seluruh TBS tan brondolan
AGRIBISNIS
TANAMAN
8
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
29. Dalam melakukan anlisis terhadap sampel terkadang terjadi human eror yang
menyebabkan kesalahan analisis kadar air salah satu penyebabnya adalah ?
a. Suhu oven tidak stabil
b. Jumlah penimbang sampel tidak banyak
c. Sampel terkontaminasi sesudah analisis
d. Suhu oven terlalu kecil
e. Penimbangan sampel banyak
30. Petugas pengambilan sampel harus orang yang terlatih untuk melakukan
pengujian dikarenakan ?
a. Bertanggung jawab terhadap kebenaran sampel
b. Mempengaruhi kualitas hasil produksi
c. Menetukan layak nya hasil produksi
d. Bertanggung jawab terhadap harga jual
e. Mencegah terjadinya kesalahan analisis
B. URAIAN
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Sortasi buah pada tanaman kelapa sawit sangat kompleks berbeda dengan sortasi
pada tanaman sagu. Jelaskan perbedaan pada dua komoditas tersebut ?
2. Jelaskan kendala yang terjadi apabila salah satu peralatan pengolahan sperti
trasher mengalami gangguan ?
3. Bagaimanakah alur pemurnian minyak sawit, jelaskan sesuai dengan yang
anda pelajari pada materi sebelumnya ?
4. Pemeliharaan terhadap peralatan pengangkutan sangat perlu dilakukan terutama
pemeliharaan berkala, jelaskan jenis-jenis perawatan yang anda ketahui ?
5. Jabarkan syarat pengambilan sampel yang benar sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan ?
AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
DAFTAR PUSTAKA
AGRIBISNIS
TANAMAN
8
PANEN DAN PASCA PANEN
GLOSARIUM
AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 1
AGRIBISNIS
TANAMAN
8
PANEN DAN PASCA
PANEN
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2
AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 3
AGRIBISNIS
TANAMAN
8