Anda di halaman 1dari 112

PANEN DAN PASCA

PANEN

REDAKSIONAL

Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis:
Muhammad Qusnul Labib
Berry Wiradinata
Chrisman Purba

Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah

Editor :
Nur Aini Farida

Desain Sampul:
Sonny Rasdianto

Layout/Editing:
Ratna Murni Asih
Apfi Anna Krismonita
Rifda Ayu Satriana

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
iii
PANEN DAN PASCA
PANEN

KATA PENGANTAR

KA TA PENGANTAR

Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen
Dikdasmen Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum
Keahlian SMK/ MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen
Nomor 07/D. DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum
SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi
secara tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat
interaktifdengan penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas
pernahaman individu yang menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh
para guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena
itu, diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu mata pelajaran
yang sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK
menyampaikan ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan
karya terakhir, namun seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya,
sehingga SMK rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam
menyumbangkan pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan
pernbelajaran di SMK.

SMK Bisa! SMK Hebat!

AGRIBISNIS
i TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN

PRAKATA

Kegiatan belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tentu tidak akan
ter- pisahkan dari kegiatan pembelajaran praktik di lapangan yang sesuai dengan
kompe- tensi keahlian masing-masing. Kegiatan pembelajaran direncanakan secara
sistematis dengan prosedur yang terarah mengacu pada kurikulum 2013 yang sudah
dibakukan dan diterapkan di seluruh SMK dan MAK yang ada di Indonesia.
Penerapan kurikulum 2013 pada kompetensi keahlian Agribisnis Tanaman
Perkebu- nan salah satunya pada mata pelajaran produktif Panen dan
Pascapanen Tanaman Perkebunan yang dalam buku teks ini akan membahas
tentang Pemanenan dan pen- golahan hasil pascapanen tanaman perkebunan.
Tujuan penyusunan buku ini sebagai salah satu bahan acuan menambah wawasan
dan pengetahuan tentang proses panen dan pascapanen, bagi siswa Sekolah Menen-
gah Kejuruan Agribisnis Tanaman Perkebunan (SMK). Dalam buku ini akan dibahas
tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, melakukan pengangkutan hasil panen,
sistem transportasi, standar pengolahan buah, proses pengolahan, pengelolaan dan
pengendalian, kinerja pengolahan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa
SMK dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan saat mengikuti pelatihan/
praktik di sekolah, dan setelahnya akan lebih berhasil di lapangan dalam hal panen
dan pascapanen tanaman perkebunan, karena isi buku ini disesuaikan dengan pelaja-
ran yang ada di sekolah dan kebutuhan di industri.
Semoga buku teks ini dapat menambah wawasan bagi para siswa. Kritik yang
mem- bangun dan saran yang sifatnya memotivasi dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan buku ini.

Pelangiran, 27 Oktober 2019

Penulis

AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN
v
PANEN DAN PASCA PANEN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................iv
PRAKATA..................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................viii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU...........................................................ix
PETA KONSEP BUKU....................................................................xi
APERSEPSI...............................................................................xii

BAB I MENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN......................................1


A. Pengangkutan Hasil Panen....................................................3
B. Penyiapan Peralatan Pengangkutan Hasil Panen..........................3

BAB II MELAKUKAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN...................................13


A. Pelaksanaan Pengangkutan Hasil Panen...................................16

BAB III SISTEM TRANSPORTASI.......................................................23


A. Sistem Transportasi Darat....................................................25
B. Sistem Transportasi Air.......................................................28

BAB IV STANDAR PENGOLAHAN BUAH..............................................33


A. Mutu Hasil Panen..........................................................35

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL.....................................................44

BAB V PROSES PENGOLAHAN........................................................51


A. PENGOLAHAN TAHAP AWAL..................................................53
B. PENGOLAHAN PRODUK AWAL.............................................55

BAB VI PENGELOLAN DAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN.........................60


A. Pemeliharaan Terencana.....................................................61
B. Perawatan Berdasarkan Kerusakan.........................................64

BAB VII KINERJA PENGOLAHAN...........................................................69


A. Kapasitas Pengolahan.........................................................71
B. Pengambilan Sampel..........................................................72

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP.....................................................79

DAFTAR PUSTAKA......................................................................85
GLOSARIUM..............................................................................86
BIODATA PENULIS......................................................................87

PERKEBUN
AGRIBISNIS TANAMAN
vi

AGRIBISNIS
TANAMAN v
PANEN DAN PASCA
PANEN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pasca panen tanaman perkebunan kelapa sawit......................2


Gambar 1.2 Truk Pengangkut Hasil panen............................................3
Gambar 1.3 Ponton pengenkut hasil panen melalui kanal.........................3
Gambar 1.4 Pengangkutan Hasil Panen di Areal Kebun.............................5
Gambar 1.5 Kondisi Jalan di Areal Perkebunan......................................6
Gambar .1.6 Tenaga Kerja Pengangkutan Hasil Panen dan Alat
Pengangkutan..........................................................7
Gambar 1.7. Peralatan Transportasi Pengangkutan Tahap Pertama..............8
Gambar 1.8 Pengutipan Brondolan Sawit.............................................9
Gambar 1.9 Pemindahan buah dari traktor ke truk.................................9
Gambar 2.1 Seorang pekerja melakukan pemanenan kelapa sawit.............14
Gambar 2.2 Papan informasi tanaman yang akan di panen.......................15
Gambar 2.3 Pemuatan Buah di TPH..................................................17
Gambar 2.4 Pemuatan Buah dan Brondolan ke dalam ponton...................17
Gambar 2.5 Tempat Pengumpul Hasil Tanaman Sagu.............................20
Gambar 3.1 Rangkaian byn system pada areal perkebunan......................24
Gambar 4.1 Penumpukan hasil panen................................................34
Gambar 5.1 Pabrik pengolahan sagu tradisional...................................52
Gambar 5.2 Pabrik pengolahan hasil panen kelapa sawit.........................52
Gambar 6.1 Workshop/traksi tempat perbaikan kendaraan angkut.............61
Gambar 6.2 Tempat ataupun lokasi pencatatan pemeliharaan kendaraan.....62
Gambar 6.3 Emergency repair terhadap salah satu alat angkut panen.........64
Gambar 6.4 Penyetelan dan pelumasan kendaraan................................65
Gambar 7.1 Salah satu stasiun pengecekan mutu hasil olahan...................70

PERKEBUN
PANEN DAN PASCA
PANEN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penggolongan kematangan TBS...........................................38


Tabel 4.2 Standar Fraksi Mutu Panen................................................38
Tabel 4.3 Nilai Sortasi Buah (NSP)....................................................39
Tabel 5.1 Kematangan Buah...........................................................53
Tabel 7.1 Tindakan Pemecahan Masalah Berkaitan Pengambilan Sampel......74

AGRIBISNIS
TANAMAN v
AGRIBISNIS TANAMAN
viii

PERKEBUN
PANEN DAN PASCA
PANEN
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga dapat menyelesaikan buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Panen dan Pasca Panen yang diharapkan
dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bacalah tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan saksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan
untuk mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam buku
ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum benar-
benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Harian. Jika Anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila Anda masih
mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silakan diskusikan
dengan teman atau guru Anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:

AGRIBISNIS
TANAMAN v
PANEN DAN PASCA
PANEN
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU

Contoh Soal Digunakan untuk memberikan gamba-


ran soal yang akan ditanyakan dan cara
menyelesaikannya.
Praktikum Lembar acuan yang digunakan untuk
melatih keterampilan peserta didik sesuai
kompetensi keahliannya.
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik
untuk menambah sumber belajar dan wa-
wasan. Menampilkan link sumber belajar.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan
yang berkaitan dengan ilmu yang sedang
dipelajari.
Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujan untuk melatih pe-
serta didik dalam memahami suatu
materi dan dikerjakan secara individu.
Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu
bab.
Penilaian Harian Digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kompetensi yang sudah dicapai peserta
didik setelah mempelajari satu bab.
Penilaian Akhir Semester Digunakan untuk mengevaluasi kompe-
tensi peserta didik setelah
mempelajari materi dalam satu
semester.
Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh pe-
serta didik maupun guru di akhir kegiatan
pembelajaran guna mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar.

PERKEBUN
AGRIBISNIS TANAMAN
x

AGRIBISNIS
TANAMAN v
PANEN DAN PASCA
PANEN

PETA KONSEP
BUKU

PANEN DAN PASCA PANEN

SEMESTER GASAL

BAB I Menyiapkan BAB II Melakukan Pen-


Peralatan Pengangkutan gangkutan Hasil Panen

BAB III Sistem BAB IV Standar


Transportasi Pengolahan Buah

SEMESTER GENAP

BAB V Proses BAB VI Pengelolan dan


Pengolahan Pengendalian
Pemeliharaan

BAB VII Kinerja P


engolahan

PERKEBUN
PANEN DAN PASCA PANEN

APERSEPSI

Indonesia adalah Negara dengan hamparan tanah yang subur, berbagai jenis
tanaman tumbuh dengan baik terutama tanaman perkebunan. Tanaman perkebunan
yang di budidayakan dengan baik akan memiliki hasil. Untuk mengelola itu semua di
perlukan penanganan Panen dan Pasca panen. Panen dan Pasca Panen pada tanaman
perkebunan merupakan bagian dari proses pengolahan yang akan menentukan
kualitas produk dari tanaman perkebunan yang diusahakan. Kegiatan ini awal dari
banyaknya jenis produk olahan yang tercipta dan berguna dalam menunjang
kehidupan manusia.
Kompetensi Panen dan Pasca Panen memiliki beberapa KD yang penting
dalam menjamin terciptanya suatu produk yang berkualitas. KD yang memiliki
peranan penting yaitu system transportasi dan proses pengolahan, kedua hal
tersebut merupakan titik yang rawan terhadap penurunan kualitas produk sehingga
tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, oleh karena itu kedua hal
tersebut sangat diperhatikan sehingga sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mata
pelajaran Panen dan Pasca Panen Tanaman Perkebunan diperuntukan untuk
pedoman pembelajaran kelas XII bagi SMK jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan.
Materi dalam buku ini membahas tentang penanganan dan pengolahan pasca panen
hasil perkebunan.
Buku Panen dan Pasca Panen ini disusun berdasarkan aktivitas siswa yang dituntut
aktif dalam setiap pembelajaran. Untuk menciptakan siswa yang aktif dimulai
dari pembelajaran di kelas seperti melakukan diskusi kelompok, persentasi yang
dilakukan oleh setiap siswa, dan mengerjakan tugas dengan inisiatif memperluas
pengetahuan dan melakukan inovasi di bidang pertanian. Dalam mendukung
terciptanya pembelajaran yang aktif maka dibuatlah fitur cakrawala, jelajah
internet, lembar pratikum, tugas mandiri dan refleksi. Selamat membaca semoga
materi yang ada di buku ini menjadi pedoman dalam mendidik anak bangsa menjadi
generasi yang siap bersaing dan berilmu pengetahuan yang baik.

AGRIBISNIS
TANAMAN v
AGRIBISNIS TANAMAN
xii

PERKEBUN
PANEN DAN PASCA PANEN

BAB I
MENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, peserta didik dap

KATA KUNCI

Panen, Pasca Panen, Pengangkutan, Sarana PETA KONSEP

Jenis sarana pengangkutan hasil panen

PENDAHULUAN

Penyiapan saran peng angkutan hasil panen

AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Panen dan pascapanen dalam sistem agribisnis pada tahun 1979 dinyatakan
oleh FAO sebagai masalah besar kedua (Second Generation Problem) karena terjadi
kehilangan hasil yang besar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam proses
penyediaan pangan. Sejak awal tahun 2000 terkait dengan ketersediaan pangan,
masyarakat menuntut sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang lebih baik.
Hal lain yang menjadi perhatian yaitu kesejahteraan dan keselamatan pekerja,
serta keamanan lingkungan dalam seluruh proses penyediaan pangan. Hal tersebut
tertuang dalam kesepakatan-kesepakatan di berbagai forum dunia, seperti
Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organisation (WTO).

Gambar 1.1: Pasca panen tanaman perkebunan kelapa sawit


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Berdasarkan beberapa hasil penelitian atau survei menunjukan


persentase kehilangan hasil produk segar hortikultura mencapai 40%-50%. Hal ini
didukung oleh sifat fisiologi produk segar hortikultura yang mudah rusak
(perishable). Oleh karena itu produk tersebut membutuhkan penanganan yang
lebih baik sejak panen hingga pascapanen. Variasi tata cara penanganan panen dan
pascapanen sangat dipengaruhi oleh karakteristik produk dan/atau tanaman
hortikultura sehingga membutuhkan penanganan, penyimpanan, pengangkutan
dan kompetensi sumber daya manusia yang berbeda-beda (ditjenpp, 2013).
Oleh sebab itu dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka
diperlukan adanya Pedoman Panen, Pascapanen, dan Pengelolaan Bangsal
Pascapanen Hortikultura Yang Baik (Good Handling Practices atau GHP) yang dapat
digunakan oleh pelaku usaha hortikultura untuk mencegah atau menekan terjadinya
kehilangan hasil dan menjaga mutu serta nutrisi produk yang dihasilkan sampai ke
tangan konsumen.

AGRIBISNIS
2 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

A. Pengangkutan Hasil Panen


Pengangkutan hasil panen merupakan suatu kegiatan yang mengelola
hasil panen, untuk memudahkan dalam proses pengolahan tahap selanjutnya.
Setelah hasil panen dikumpulkan di suatu tempat, kemudian segera dilakukan
pengangkutan dari lapangan/kebun ke pabrik. Pengangkutan harus dikelola
sedemikian rupa agar hasil panen tidak terbengkalai di lapangan yang dapat
menimbulkan kerugian bagi pengelolaan hasil.

Gambar 1.2 : Truk Pengangkut Hasil panen


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
Hasil panen apabila tidak segera diangkut ke pabrik pengolahan
selanjutnya, kemungkinan besar akan menyebabkan penurunan kualitas dan
kuantitas hasil olahan produk yang akan diproses. Karena itu, untuk menghindari
risiko hasil tersebut, diperlukan koordinasi yang sistematis antara bagian panen
dengan bagian pengangkutan di areal perkebunan. Berikut ini akan dibahas
proses pengangkutan hasil panen pada tanaman perkebunan kelapa sawit.

Gambar 1.3: Ponton pengenkut hasil panen melalui kanal


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
B. Penyiapan Peralatan Pengangkutan Hasil Panen
Peralatan pengangkutan hasil panen pada komoditas perkebunan
beragam bentuk, tergantung jenis produk yang dihasilkan suatu komoditas

AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN
PASCA

MATERI

tanaman perkebunan. Salah satu jenis alat angkut yang harus dipersiapkan
untuk mengangkut hasil komoditas karet adalah mobil tangki yang dirancang
secara khusus sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas lateks. Contoh
lain yaitu alat angkut untuk hasil tanaman tebu dapat berupa truk atau mesin
kereta lori yang mampu mengangkut tebu dalam jumlah besar yang
memungkinkan efisiensi waktu dan biaya lebih baik. Keseluruhan peralatan
angkut tersebut harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar proses pengangkutan
berjalan aman, tertib dan lancar sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh
bagian proses pengolahan.
1. Jenis Sarana Pengangkutan Hasil Panen
Usaha agribisnis tanaman perkebunan pada umumnya dilakukan
di kawasan hutan yang telah mendapatkan izin atau pada kawasan
pedesaan dimana sarana dan infrastruktur jalan merupakan jalan tanah
yang harus mendapatkan pengerasan dengan kerikil atau bebatuan terlebih
dahulu. Hasil panen tanaman perkebunan masing-masing komoditas memiliki
karakteristik tersendiri, ada yang perlu segera diolah setelah dipanen dan
ada yang dapat ditunda sampai beberapa waktu tanpa mengalami penurunan
mutu dari hasil yang diperolehnya, misal pucuk daun teh hasil panen
harus segera dibawa ke pabrik untuk diolah, tandan buah segar kelapa
sawit harus segera (kurang dari 24 jam) dibawa ke pabrik untuk diolah
menjadi CPO. Tanaman yang dapat ditunda sebelum diolah seperti kakao,
kopi dan kelapa di mana komoditas tersebut mampu bertahan beberapa
waktu sebelum memasuki tahapan akhir dalam pengolahan.
Penundaan hasil panen yang terjadi di pabrik untuk diolah dapat
menyebabkan penurunan mutu hasil olahannya, misal penundaan pada
kelapa sawit akan menyebabkan kandungan asam lemak bebas lebih tinggi
dan menjadikan minyak teroksidasi (menimbulkan bau “tengik”). Sebaliknya
beberapa komiditas dapat ditahan untuk menunggu sampai pengolahan
dalam waktu yang lebih lama (lebih dari 2 hari) misal kopi, kelapa, kakao
dan sebagainya. Mengangkut hasil panen dari kebun ke gudang atau pabrik
berpengaruh terhadap hasil panen, terutama terhadap kualitas hasil panen.
Dengan cara pengangkutan yang sembarang saja menyebabkan tingkat
kerusakan hasil panen lebih besar. Oleh karenanya upaya mengangkut hasil
panen tanaman pertanian perlu pula adanya perhatian khusus.
Pengangkutan hasil tanaman perkebunan dilakukan secara bertahap.
Pertama, pengangkutan dari kebun ke tempat pengumpulan. Kedua,
pengakutan dari tempat pengumpulan ke pabrik pengolahan. Pengangkutan
tahap pertama biasanya dilakukan secara manual dipikul atau diangkut
dengan lori atau beko. Pada daerah tertentu pengangkutan dari kebun ke
tempat pengumpulan dilakukan dengan menggunakan sepeda atau sepeda
motor. Pengangkutan dari tempat pengumpulan ke pabrik dapat dilakukan
dengan truk, dengan lokomotif (pada pabrik gula di pulau Jawa)

AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

Gambar 1.4 : Pengangkutan Hasil Panen di Areal Kebun


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Karakteristik Hasil Panen


Setiap hasil panen tanaman pertanian memiliki karakter yang
berbeda- beda, baik dari segi bentuk maupun sifatnya. Hasil panen tanaman
perkebunan dapat berupa daun seperti teh, tembakau, buah seperti kelapa
sawit, kelapa, kakao, kopi, getak seperti karet, dan keseluruhan batang
seperti tebu, rosella. Sesuai dengan karakter ini maka alat dan
perlengkapan pengangkutannya harus disesuaikan, terutama berkaitan
dengan ukuran dari hasil tanaman tersebut. Sifat hasil panen juga
bervariasi, dari hasil tanaman yang mudah rusak sampai hasil tanaman
yang tahan atau tidak mudah rusak. Kemungkinan penyebab kerusakan hasil
tanaman pertanian semasa pengangkutan adalah : Untuk mengangkut hasil
tanaman teh dan tembakau harus menggunakan sarana yang dapat
mencegah rusaknya daun segar, sehingga pada umumnya daun hasil panen
dimasukkan ke dalam karung berlubang dan tidak dilakukan pemadatan,
karena pemadatan akan menyebabkan lipatan
atau patahan yang dapat merusak daun muda pada komoditas teh.
Iklim atau cuaca juga mempengaruhi pengangkutan hasil panen,
apabila tidak diantisipasi dengan baik menyebabkan kerusakan hasil panen,
beberapa jenis hasil tanaman akan terpengaruh terhadap iklim atau cuaca.
Terlebih lagi bila jarak kebun ke gudang cukup jauh. Oleh karena itu alat
angkut yang diperlukan adalah yang mampu mempertahankan kualitas hasil
panen selama pengangkutan ke gudang.

AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN
PASCA

MATERI

2. Penyiapan Sarana Pengangkutan Hasil Panen


a. Kesesuaian Alat Pengangkutan
Alat angkut hasil panen komoditas pertanian memiliki spesifikasi
dan jenis tertentu, sesuai dengan hasil panen tanaman apa yang akan
diangkut. Namun umumnya petani tidak memiliki alat angkut yang
spesifik, sehingga mereka menggunakan suatu alat angkut hasil
panen tanaman pertanian yang serba guna dan mudah digunakan
pada areal kebun yang mereka miliki.
b. Jarak Pengangkutan
Jarak pengangkutan dari areal kebun ke pabrik pengolahan sangat
menentukan terhadap tingkat kerusakan hasil panen komoditas
pertanian. Sebagaimana tanaman karet yang umumnya, jarak kebun ke
gudang/pabrik relatif cukup jauh, sementara hasil panennya akan cepat
menggumpal sebelum dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Dengan
demikian untuk getah karet ini memerlukan perlakuan khusus selama
pengangkutan sampai ke gudang. Demikian pula alat transpotasinya juga
didesain secara khusus.
c. Sarana Jalan
Sarana jalan yang terdapat pada mayoritas perkebunan di Indonesia
tidak memadai dan tidak setiap tanaman dibudidayakan pada lahan yang
mudah terjangkau dengan kendaraan. Umumnya di Indonesia
tanaman pertanian dibudidayakan pada lahan-lahan yang medannya
bergelombang dan jalanpun hanya berupa jalan setapak serta belum
ada pengerasan jalan. Walaupun terdapat jalan itu hanya sebatas
dengan pengerasan batu yang tidak diratakan. Dengan kondisi medan
lapangan yang demikian akan mempengaruhi jenis atau macam alat
dan perlengkapan pengangkutan hasil panen komoditas perkebunan.

Gambar 1.5 : Kondisi Jalan di Areal Perkebunan


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

d. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di Indonesia bidang pertanian masih belum menjadi
faktor pembatas pada kegiatan budidaya tanaman pertanian. Mungkin
permasalahannya adalah tingkat pengetahuan dan satuan pendidikan
tenaga kerja yang masih rendah, khususnya dalam hal bagaimana cara
mengangkut hasil panen tanaman pertanian yang benar. Di negara lain
dimana tenaga kerja pertanian sudah berkurang dan cukup mahal, maka
pemanfaatan teknologi penggunaan alat mesin pertanian merupakan
pertimbangan untuk mengatasi sedikit dan mahalnya tenaga kerja di
bidang pertanian.

Gambar .1.6 : Tenaga Kerja Pengangkutan Hasil Panen dan Alat Pengangkutan
Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

e. Alat Pengangkutan
Secara konvensional petani tidak terlalu mempermasalahkan alat
dan perlengkapan pengangkutan hasil panen tanaman pertaniannya
sampai pada areal pengumpulan hasil dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan modal yang dimiliki. Pada usaha agroindustri yang
memiliki investor dan modal besar, alat pengangkutan merupakan salah
satu bagian yang mendapatkan perhatian. Pada skala perkebunan yang
lebih luas kelancaran transportasi menggunakan alat sangat diperlukan
untuk mendapatkan tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam
memudahkan pengangkutan setiap blok disediakan areal untuk
mengumpulkan hasil panen, sebelum dibawa ke pabrik untuk diolah.
Minimalnya para petani cukup dengan menggunakan karung-karung dan
dipanggul atau digendong dari kebun hingga ke tempat pengumpul hasil
yang telah ditentukan. Namun untuk hasil panen tanaman tertentu
dengan jarak yang jauh dan jumlahnya cukup besar, maka petani sudah
mulai mempertimbangkan alat dan perlengkapan pengangkutan yang
mungkin digunakan.
f. Kendaraan Pengangkut
Umumnya hasil panen tanaman pertanian diangkut dalam dua tahap
hingga sampai ke gudang atau prabrik :
1) Tahap Pertama
Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk mengangkut hasil
AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN
PASCA

MATERI

panen dari kebun sampai ke tempat pengumpulan pada areal kebun


seperti tandu, karung, keranjang, gerobak, dan perahu kecil harus
tersedia demi kelancaran proses pemindahan hasil panen. Tempat
pengumpulan ini biasanya dipilih dipinggir jalan atau tempat-
tempat yang terjangkau oleh kendaraan roda empat atau pedati.
Alat transpotasi yang digunakan adalah:
a) Tandu/keranjang/karung yang dibawa oleh tenaga manusia
sebagai pengangkut. Alat ini digunakan bila jalan yang dilalui
adalah jalan setapak atau bahkan sesekali menyeberangi sungai.
b) Gerobak dorong/tarik yang pengunaannya didorong atau
ditarik oleh tenaga manusia dan terkadang menggunakan
mesin. Alat pengangkut ini digunakan bila jalan yang dilalui
cukup kecil dan hanya memungkinkan untuk dilewati gerobag.
Apabila jalan di areal perkebunan cukup luas dan
memungkinkan dilewati kendaraan seperti sepeda dan sepeda
motor, maka gerobat bisa ditarik menggunakan sepeda motor.
c) Perahu kecil atau rakit di gunakan apabila areal perkebunan
berada di areal tanah gambut yang memungkinkan untuk
mengangkut hasil panen hanyalah sungai yang menghubungkan
antara kebun dengan tempat pengumpulan.
d) Hasil panen dari tempat pengumpulan ke gudang, atau langsung
ke pabrik. Umumnya peralatan yang digunakan untuk mengangkut
hasil panen komoditas pertanian kendaraan yang memiliki
kapasitas besar seperti truk dan ponton. Ukuran kendaraan truk
yang digunakan sebaiknya kendaraan dengan kapasitas angkut
kurang dari 12 ton. Penggunaan truk dengan daya angkut yang
besar lebih dari 12 ton akan merusak jalan kebun dan
infrastruktur lainnya. Pada areal gambut alat angkut yang
disarankan adalah ponton yang pada bagian atasnya terdapat
bargas yang memuat hasil panen berkapasitas 10 ton. Untuk hasil
tanaman tertentu digunakan alat transpotasi khusus, seperti
getah karet,daun teh dan sebagainya.

Gambar 1.7. : Peralatan Transportasi Pengangkutan Tahap Pertama


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

Gambar 1.8 : Pengutipan Brondolan Sawit


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

2) Tahap Kedua
Persiapan selanjutnya dalam mengangkut hasil panen
tanaman perkebunan dari tempat pengumpul sementara (TPS) ke
pabrik pengolahan adalah menyesuaikan alat transportasi dari TPS
ke pabrik pengolahan. Alat transportasi/kendaraan truk untuk di
darat dan ponton untuk perairan dalam mengangkut hasil panen
buah sedangkan untuk hasil komoditas seperti teh, tebu, kakao,
kopi, digunakan alat angkut truk bak terbuka. Adakalanya untuk
pengangkutan tebu dari areal kebun ke pabrik pengolah digunakan
alat angkut kereta lori. Sedangkan untuk mengangkut hasil panen
berupa lateks dari kebun ke pabrik digunakan mobil tangki stainless.
Pengangkutan pada tahap kedua merupakan proses terakhir
dari pengangkutan hasil komoditas pertanian dari areal perkebunan
menuju pabrik pengolahan hasil panen. Kelancaran sistem
tranportasi alat pengangkutan pada tahap ini.

Gambar 1.9 : Pemindahan buah dari traktor ke truk


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS
TANAMAN
9
PANEN DAN
PASCA

MATERI
g. Alat Bantu Pengangkutan
Alat bantu untuk mengangkut hasil panen tanaman adalah alat
yang digunakan untuk memindahkan hasil panen dari tumpukan di
tanah ke atas kendaraan transpotasi. Peralatan/ perlengkapan ini
meliputi sekop, karung, keranjang, ember. Untuk hasil panen yang
cukup banyak dan berat digunakan alat pengangkut hidrolik.

CAKRAWALA

Panen dan pascapanen adalah kegiatan yang paling penting dari semua kegiatan dalam perkebuna

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis sarana pengangkutan hasil panen dan penyi

AGRIBISNIS
1 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

RANGKUMAN
Peralatan pengangkutan hasil panen, beragam jenisnya tergantung jenis produk yang dihasil
Untuk menunjang semua kegiatan pengangkutan hasil panen, maka diperlukan alat bantu pe

TUGAS MANDIRI

Tugas para siswa adalah mendeskripsikan tentang Jenis sarana pengangkutan hasil panen d

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


Buah Kelapa sawit yang baru dipanen harus segera diantar ke PKS, apa yang akan terjadi jik
Tanaman perkebunan yang menghasilkan banyak jenis dan bentuknya. Sebutkan karateristik
Dalam hal pengangkutan terdapat jarak tempuh dan sarana jalan dari kebun ke tempat peng
Pengangkutan hasil panen dari dalam kebun sampai ke titik pengumpul, memerlukan alat ba
Jelaskan tata cara pengangkutan hasil panen sagu dari areal kebun sampai ke tempat pengo

AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN PASCA PANEN

REFLEKSI
Setelah meteri pembelajaran selesai guru pembimbing dapat melakukan evaluasi terkait keterca

AGRIBISNIS
1 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN

BAB II
MELAKUKAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang Melakukan Pengangkutan Hasil Panen, peserta didik da

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

PELAKSANAAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN

Megangkut Kelapa Sawit


Mengangkut Kelapa Hibrida Mengangkut Sagu

KATA KUNCI

Kelapa Sawit, Kelapa Hibrida, Sagu

AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Panen dan pascapanen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada
pengelolaan perkebunan kelapa sawit menghasilkan. Penanaman dan pemeliharaan
tanaman perkebunan tujuan utamanya adalah hasil panen yang merupakan salah
satu faktor yang penting dalam menghasilkan produksi. Keberhasilan panen akan
menunjang pencapaian produktivitas tanaman secara maksimal. Sebaliknya panen
yang kurang efektif akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa
sawit. Panen merupakan kegiatan pemotongan tandan buah dari pohon hingga
pengangkutan menuju pabrik pengolahan. Urutan kegiatan panen adalah
pemotongan pelepah, pemotongan tandan buah matang panen, pengutipan
brondolan, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil panen menuju
pabrik. Tanaman kelapa sawit secara umum sudah mulai dialihkan dari tanaman
belum menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan setelah berumur 30 bulan.
Namun di beberapa tempat sering terjadi lebih awal di sebabkan oleh berbagai
faktor seperti jenis bibit dan perlakuan setiap perusahaan terhadap areal lahan yang
sedah digarap.

Gambar 2.1: Seorang pekerja melakukan pemanenan kelapa sawit


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
Paramater lain yang sering digunakan dalam menentukan kategori tanaman siap
panen jika jumlah pohon yang sudah berbuah matang panen >60%. Pada keadaan
ini rerata berat tandan sudah mencapai 4 kg dan pelepasan brondolan dari
tandan lebih mudah. Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen
tentang persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen dan
sarana panen. Keseluruhan faktor ini merupakan kombinasi yang tidak
terpisahkan dari kegiatan panen dan pascapanen tanaman kelapa sawit.

AGRIBISNIS
1 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Gambar 2.2 : Papan informasi tanaman yang akan di panen


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Persiapan panen yang akurat akan memperlancar pelaksanaan panen. Persiapan


ini meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan, dan pengetahuan
kerapatan panen, serta sarana panen. Persiapan tenaga meliputi jumlah tenaga
kerja dan pengetahuan/ ketrampilannya. Kebutuhan tenaga kerja bergantung pada
keadaan topografi, kerapatan panen, dan umur tanaman. Secara umum kebutuhan
tenaga panen berkisar antara 0,08–0,09 Hk/ha.
Kebutuhan alat pengangkutan disesuaikan dengan produksi, jarak ke pabrik
kelapa sawit. Peralatan yang digunakan adalah dodos, kampak, egrek, dan
galah. Sarana panen adalah jalan panen, tangga panen, titi panen dan tempat
pengumpulan hasil (TPH). Persiapan sarana panen seperti pengerasan jalan,
pembuatan titi/tangga panen, jalan panen (pikul), dan TPH. Jalan pikul dibuat
selang dua barisan tanaman dengan lebar 1 m, sedangkan TPH dapat dibuat
secara bertahap. Pada tahap awal dibuat satu TPH untuk 3 jalan pikul (6 baris
tanaman), kemudian 1 TPH untuk setiap 2 jalan pikul (4 baris tanaman) dan
selanjutnya 1 TPH untuk setiap 1 jalan pikul (2 baris tanaman). Ukuran TPH adalah
3m x 2m.

AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN
PASCA

MATERI

A. Pelaksanaan Pengangkutan Hasil Panen


Pengangkutan hasil panen adalah kegiatan membawa hasil panen dimulai
dari kebun dan diantar sampai ke pabrik untuk dilakukan proses pengolahan
berikutnya. Pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik harus dilakukan
secara terarah dan hati-hati agar jadwal pengiriman dan jumlah hasil panen
secara tepat sampai di pabrik, agar pabrik dapat beroperasi secara optimal.
Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah
kerusaka buah. Pengangkutan hasil panen yang efektif dan efisien memerlukan
hubungan yang erat dalam perencanaan harian antara kegiatan
lapangan/kebun, pengangkutan dan kegiatan pengolahan/pabrik. Jika
dimungkinkan kelompok pemanen bekerja sedemikian rupa sehingga jumlah
tempat pengumpulan hasil dan jarak pengangkutan dapat dikurangi. Setiap hari
mandor angkutan harus diberitahu lokasi panen dan areal tempat pengumpul
hasil panen, agar nantinya tidak ada hasil panen yang tertinggal dan terlambat
dalam pengolahan.
1. Mengangkut Hasil Panen Kelapa Sawit
Pemuatan buah dan brondolan di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)
diawasi oleh krani produksi, yang bertugas dan bertanggung jawab
memastikan TBS (Tandan Buah Segar) yang dimuat untuk dikirim ke PKS
adalah TBS yang sudah diperiksa krani produksi. Tandan buah segar hasil
pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada
buah yang tidak segera diolah, maka kandungan asam lemak bebasnya akan
meningkat. Pengangkutan yang dibutuhkan adalah pola angkut yang dapat
memperpendek waktu antara panen dengan pengolahan yang maksimum
berjangka waktu 24 jam dari panennya sampai kepada proses
pengolahannya. Asam lemak bebas (ALB) atau FFA adalah derajat keasaman
hasil produksi yang diperoleh dari kondisi TBS / brondolan yang dikirim dari
lapangan untuk diolah PKS. Hal ini terbentuk karena adanya kegiatan
enzim lipase yang terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah lemak
/ minyak menjadi asam lemak dam gliserol. Kerja enzim tersebut makin
aktif bila struktur sel buah matang mengalami kerusakan. Untuk itu
pengangkutan TBS ke pabrik
mempunyai peranan yang sangat penting.
Untuk mencegah hal ini maka prinsip panen tetap berpegang kepada
standar panen dan mencegah tandan buah/brodolan bermalam (restan)
di lapangan serta menjaga sistem pengangkutan yang tepat dan cepat ke
PKS. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah
kerusakan buah selama pengangkutan sekaligus menjaga kecepatan
pengangkutan buah ke pabrik.

AGRIBISNIS
1 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

Gambar 2.3 : Pemuatan Buah di TPH


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Salah satu faktor penting untuk menunjang kelancaran pengangkutan


TBS adalah komunikasi antara petugas lapangan, devisi, petugas tarnsportir,
dan petugas pabrik. Pemanfaatan sarana-sarana komunikasi yang efektif
akan sangat membantu kelancaran pengangkutan buah.
Ada beberapa alat angkut yang dapat digunakan untuk mengangkut TBS
dari perkebunan ke pabrik, yaitu truk, traktor gandengan (trailer), atau lori.
Pemilihan alat angkut yang digunakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, terutama ketersediaan alat angkut dan kondisi jalan yang dilalui.

Gambar 2.4 : Pemuatan Buah dan Brondolan ke dalam ponton


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN
PASCA

MATERI
Dalam kegiatan pengankutan TBS memakai truck dikenal perlakuan sebagai
berikut :
a. Pengangkuatn truk kebun , yaitu pengelolaan pengangkutan TBS dan
brondolan yang dilaksanakan dan diawasi dengan menggunakan truk-
truk milik kebun. Pemuatan TBS ke atas kendaraan dilaksanakan dan
diangkut menggunakan tenaga manusia umumnya jumlahnya 2 orang
per kendaraan. Pengangkutan tbs harus diangkat bersama brondolan
dan harus dipastikan semuanya dalam kondisi bersih tidak
bercampur dengan kotoran seperti sampah, tanah, krikil, goni dan
harus dihindarkan agar kegiatan bongkar muat tidak membuat luka pada
TBS dan brondolan. Untuk itu dilarang menggunakan alat seperti sekrap,
cangkul sebagai alat pengumpul brondolan.
b. Pengangkutan oleh pemborong yaitu pelaksanaan pengankutan TBS dan
Brondolan dari lapangan ke PKS diikat dengan syrat perjannjian kerja
(SPK) dengan pihak penyedia jasa, sistem pembayaran dilaksanakan
dengan harga perkilogram TBS diangkut dari hasil penimbangan.
c. Pengangkutan Double Handling dilakukan pada areal yang sulit
karena jalan rusak tidak bisa dimasuki dan dijangkau oleh truk
produksi. Pada daerah itu harus dilakukan pelangsiran dengan
menggunakan traktor kebun sampai jalan/tempat yang ditentukan
dan dapat dijangkau oleh truk .
d. Kebutuhan truk pengangkut TBS didasarkan kepada perhitungan jumlah
produksi bulanan, yang dihitung dari produksi bulan pada panen puncak
dan juga harus memperhitungkan prediksi kerusakan unit, serta prestasi
rata-rata satu unit truk setiap bulannya.
e. Pengamanan Transport TBS untuk antisipasi pencurian & jatuhnya TBS di
jalan raya, khsus pengiriman TBS kebun yang tidak mempunyai
pabrik dan mengharuskan melewati jalan raya diwajibkan setelah
penimbangan di kebun, truk dengan muatan TBS harus diberi jaring
penutup yang dilengkapi dengan rantai keliling dan pada simpulnya
diberi segel yang hanya dapat dibuka oleh petugas di pabrik.
f. Pemuatan secara mekanis guna mengurangi ketergantungan penyediaan
tenaga tukang muat untuk angkut TBS, dengan sulitnya mendapatkan
tenaga manusia yang mau dan mampu dalam jumlah yang cukup secara
berkesinambungan, maka telah dipikirkan untuk menggunakan alat
transportasi dengan menggunakan kendaraan / truk yang dilengkapi
dengan crane jaring atau crapple, sehingga waktu dan tenaga kerja
dapat lebih efisien dan efektif.
2. Mengangkut Hasil Panen Kelapa Hibrida
Dalam pengangkutan hasil panen kelapa hibrida waktu pemanenan atau
pemetikan hasil buah kelapa berbeda-beda tergantung dari varietas kelapa.
Faktor tanah iklim serta baik buruknya pemeliharaan pada umumnya
tanaman kelapa varietas genjah mulai menghasilkan buah pada umur 3-4
tahun. Untuk varietas dalam kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 6-8
tahun. Masa puncak produksi kelapa juga berbeda-beda. Untuk kelapa dalam
masa puncak produksinya pada umur antar 15-20 tahun. Setelah berumur 20
tahun
AGRIBISNIS
1 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI
produksinya berangsur turun dan setelah berumur 40 tahun produksinya
merosot. Sedang kelapa genjah/hibrida masa produksi puncak antara
umur 10-18 tahun. Setelah berumur 18 tahun, produksi mulai berangsur
turun dan merosot setelah umur 30 tahun, selain itu ada beberapa faktor
yang mempengaruhi seperti varietas kelapa dan tanah. Kelapa yang telah
berumur 30 tahun masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diambil
kelapa muda dikarenakan harga jual kelapa muda lebih tinggi dibandingkan
dengan yang sudah masak/tua, sehingga nilai ekonomisnya masih tinggi.
Pemanen kelapa yang telah dilakukan di areal perkebunan tentu
memerlukan alat bantu pengangkutan agar hasil yang telah dipanen
dapat langsung didistribusikan ke tempat pengolahan. Alat pengangkutan
untuk hasil panen kelapa dibagi menjadi 2 :
a. Pengangkutan dari lahan ke TPH
Pengangkutan dari lahan ke TPH yang berdekatan dengan pingir
kanal dapat dilakukkan menggunakan angkong/gerobak dorong dan
menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi di bagian belakang
terdapat keranjang yang mampu menampung 150 butir kelapa.
b. Pengangkutan dari TPH ke pabrik
Pengangkutan ini dilaksanakan menggunakan pompong dengan
kapasitas maksimal 25.000 butir, cara memindahkan buah kelapa dari
TPH ke pompon menggunakan alat tradisional yang sering digunakan
oleh masyarakat. Setelah buah kelapa selesai dimuat ke dalam pompong
selanjutnya akan didistribusikan ke pabrik melalui kanal, selanjutnya
pompong yang mengangkut buah kelapa menyandarkan pompongnya
di dermaga pabrik. Dermaga pelabuhan pabrik memiliki alat seperti
crane mini yang nantinya akan memindahkan buah kelapa dari pompong
ke atas pelabuhan. Crane pengangkut buah kelapa dilengkapi dengan
keranjang/jarring yang terbuat dari tali kapas yang kuat dan lebih
lembut dibandingkan tali dari sintetis pada umumnya.
Buah kelapa yang sudah berada di dermaga langsung diangkut
menggunakan gerobak seperti kereta api yang secara otomatis akan
di salurkan ke dalam pabrik melalui rel yang telah dibuat.
3. Mengangkut Hasil Panen Sagu
Proses pengangkutan hasil panen sagu agak berbeda dengan komoditas
lain. Pada tanaman sagu, bagian hasil yang akan diolah bukanlah buah
seperti komiditas kelapa sawit dan kelapa hibrida. Tanaman sagu (nama
latin) dari segi morfologi tidak memiliki buah yang bisa di konsumsi, oleh
karena itu hasil yang bisa diambil dari tanaman sagu adalah sari patinya
yang terdapat pada batang tanaman. Jadi hasil panen sagu yang bisa
diolah adalah batangnya yang dimulai dari pangkal sampai ke bagian atas
mendekati pucuk (gbr). Pada bagian ini yag akan kita bahas adalah proses
pengangkutan hasil panen sagu dari areal kebun (TPH) ke pabrik pengolahan
hasil tanaman sagu.
Pengangkutan hasil tanaman sagu dari areal kebun ke pabrik tidak
menggunakan jalur darat, melainkan melewati sungai atau kanal yang telah
dibuat sebelumnya oleh petani itu sendiri. Alasan petani tidak menggunakan
jalur darat untuk pengangkutan hasil panen dikarenakan kondisi/kontur

AGRIBISNIS
TANAMAN
1
PANEN DAN
PASCA

MATERI
jalan

AGRIBISNIS
2 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI
yang tidak memadai untuk dilewati oleh kendaraan roda empat. Kondisi
lahan atau perkebunan sagu pada umumnya adalah lahan gambut
(ombrogen) di mana areal gambut memiliki kontur yang mudah berubah dan
tidak stabil untuk dilalui oleh kendaaraan yang beratnya di atas 500 kg.
Areal perkebunan sagu umumnya dekat dengan daerah aliran sungai
(DAS) begitu juga dengan pabrik pengolahan sagu yang berdekatan
dengan bibir sungai. Tujuan dari penempatan pabrik pengolahan sagu di
pinggir sungai salah satunya adalah memudahkan dalam pengangkutan
sagu itu sendiri. Pengangkutan hasil sagu yang berupa batang melaui sungai
dengan cara ditarik oleh pompong atau boat kecil. Batang sagu atau yang
lebih dikenal dengan nama tual terlebih dahulu dipotong-potong menjadi
beberapa bagian agar lebih memudahkan dalam pengangkutan menuju
pabrik pengolahan. Pada umumnya tual sagu dipotong dengan panjang
rata-rata berkisar 1 meter, tergantung permintaaan pabrik. Setelah tual
sagu dipotong sesuai dengan panjang yang telah ditentukan selanjutnya
tual sagu disusun rapi dan diikat menggunakan tali tambang. Panjang
barisan tual sagu yang akan ditarik oleh pompong berkisar 20 meter
tergantung kemampuan daya pompon. Semakin besar kapasitas mesin
pompon maka akan semakin panjang tual sagu yang mampu ditarik.
Tual sagu yang ditarik oleh pompong sampai ke pelabuhan pabrik
pengolahan selanjutnya, tual sagu ditambatkan di pelabuhan dan proses
terakhir dari pengangkutan adalah pemindahan tual sagu dari sungai
menggunakan alat derek dan manual tergantung kondisi pabrik masing-
masing yang membutuhkan tual sagu.

Gambar 2.5 : Tempat Pengumpul Hasil Tanaman Sagu


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN PASCA PANEN

CAKRAWALA
Setelah kita mempelajari materi tentang pengangkutan hasil panen pada tanaman kelapa

JELAJAH INTERNET

Jelajah internet bertujuan untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai proses pengangk
RANGKUMAN

angkut dan kondisi jalan yang dilalui serta efisiensi waktu yang akan ditempuh menuju tempat

AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN PASCA
PANEN

RANGKUMAN
menggunakan sepeda motor dan pengangkutan dari TPH ke pabrik pengangkutan ini dilaksanakan
Pengangkutan hasil panen tanaman kelapa sagu dari areal perkebunan cukup menggunakan tali da

TUGAS MANDIRI

Tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa adalah melakukan kunjungan ke areal perkebunan dan

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


Dalam hal pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan, diperlukan pemilihan alat angkut yan
?
Tentukanlah alat angkut yang sesuai untuk areal perkebunan kelapa sawit yang berada di areal ga
Industri kelapa sawit sangat membutuhkan perencanaan yang matang mengenai hasil panen, dan a
Temukanlah solusi untuk proses pengangkutan kelapa di areal kebun apabila hari hujan dan kondis
Dalam pengangkutan tual sagu, hal apa saja yang harus diperhatikan ?

REFLEKSI

Guru pembimbing dan siswa dapat melakukan kunjungan ke areal perekebunan untuk dapat memb

AGRIBISNIS
2 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN

BAB III
SISTEM TRANSPORTASI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, peserta didik dap

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

Pengertian Sistem Transportasi


Sistem transportasi darat Sistem transportasi air (gambut)

KATA KUNCI

sistem transportasi byn sistem, tanah mineral, tanah gambut

AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Sistem transportasi di perkebunan kelapa sawit saat ini, untuk mengangkut


TBS dari kebun ke PKS, sudah banyak menggunakan BIN SYSTEM. Bin system
adalah suatu sistem untuk mengangkut TBS yang sudah dipanen menuju pabrik
kelapa sawit untuk diolah. Sistem ini terdiri dari dua kendaraan pengangkut dan
bin. Kendaraan pengangkut pertama adalah scissor lift. Scissor lift adalah suatu
traktor kecil yang dibelakanganya terdapat sebuah bak berkapasitas 2 ton. Tugas
dari scissor lift adalah mengangkut TBS dari tempat pengumpulan hasil (TPH) ke bin.
Bin yang berkapasitas 6-8 ton akan penuh dengan 3-4 trip scissor lift. Ketika bin
sudah penuh, kendaraan kedua, prime mover akan mengangkut bin tersebut
untuk dibawa ke PKS dengan membawa bin yang penuh tadi, scissor lift tetap
dapat melaksanakan tugasnya.

Gambar 3.1: Rangkaian byn system pada areal perkebunan


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
Perkebunan kelapa sudah mulai mengadobsi sistem bin yang sudah di terapkan
oleh perkebunan sawit. Pada perkebunan kelapa milik masyarakat masih
menggunakan cara tradisional dan tidak efisien waktu. Hasil panen kelapa sendiri
tidak memerlukan waktu yang cepat untuk diolah, kelapa yang baru siap dipanen
mampu bertahan beberapi sebelum dilaksanakan proses pengolahan buah kelapa.
Tanaman perkebunan sagu masih jauh dari sentuhan teknologi modern khususnya
di Indonesia. Sistem pengangkutan hasil panen tanamn sagu masih menngunakan
cara tradisional, namun hasil panen tanaman sagu juga memerlukan menejmen
waktu tepat dikarenakan hasil panen tual sagu tidak mampu bertahan terlalu lama
di TPH. Tual sagu yang sudah dipanen rentan akan pembusukan yang disebabkan
oleh jamur yang nantinya akan mengurangi hasil dari produksi tanaman sagu itu
sendiri. A. Sistem Transportasi Darat
Sarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk. Pilihan
terhadap salah satu jenis transportasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kondisi
jalan dan topografi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh volume hasil panen yang
AGRIBISNIS
2 TANAMAN
diangkut

AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN
PASCA

MATERI

A. Sistem Transportasi Darat


Sarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk.
Pilihan terhadap salah satu jenis transportasi tersebut terutama dipengaruhi
oleh kondisi jalan dan topografi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh volume hasil
panen yang diangkut dan jarak yang ditempuh. Traktor dengan trailer dan
truk masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Traktor dan trailer
memiliki keunggulan, yakni lebih mampu melewati jalan-jalan yang licin,
basah, dan berlumpur. Apabila perlu, traktor dengan trailer atau truk dapat
digunakan untuk jenis-jenis pekerjaan lain, seperti membajak tanah.
Kelemahan sarana ini adalah kecepatan dan kapasitas angkutnya relatif rendah.
Truk pada umumnya kecepatan dan kapasitas angkutnya tingi, tetapi kurang
mampu melewati jalan berlumpur/medan yang berat.
Berikut hal-hal yang perlu mendapat perhatian saaat pengangkutan buah.
1. Pada saat menaikkan buah dan tandan ke kendaraan pengangkut ke pabrik,
diupayakan agar buah kelapa sawit tidak memar/hancur karena bantingan/
lemparan. Buah yang memar atau pecah dapat menyebabkan kandungan ALB
pada daging buah meningkat dengan cepat, secara umum, persentase ALB
setelah dipotong adalah 0,2-0.7 dan setelah jatuh ke tanah dapat meningkat
menjadi 0.9-1,0 setiap 24 jam.
2. TBS daalm truk harus ditutup dengan jaring untuk mencegah kehilangan
buah atau buah tercecer selama pengangkutan (terutama pada saat
perjalanan jauh dan kondisi jalan rusak berat).
3. Buah sawit segar harus diangkut secepatnya setelah panen, maksimal
1x24 jam harus sudah diolah di pabrik untuk menjaga kualitas buah dan
minyak yang dihasilkan. Pengangkutan TBS harus diupayakan dapat selesai
sore hari (tidak ada buah yang tertinggal) sebelum malam tiba.
Pengangkutan pada malam hari dapat menyulitkan pemuat dan
kemungkinan ada tandan atau brondolan yang tertinggal di lapanagan.
a. Menejemen Kebutuhan Alat Angkut
Menejemen alat angkut merupakan salah satu hal penting yang harus
diperhatikan dalam sistem transportasi hasil perkebunanan. Kebutuhan
alat angkut yang dapat digunakan untuk mengangkut TBS dari kebun
ke pabrik, diantaranya lori, traktor gandengan, atau truk/dumptruck.
Pengangkutan buah dapat dilakukan dengan kendaraan sendiri atau
kontrak/sewa.
Kebutuhan kendaraan angkut buah dapat dihitung berdasarkan estimasi
produksi pada panen puncak (peak crop) dan panen rendah (low crop).
Kebutuhan truk disesuaikan juga dengan kondisi jalan, kapasitas truk,
jarak lokasi panen dengan pabrik, waktu pemuatan yang diperlukan,
dan lama pembongkaran.
Contoh kebun seluas 1000 ha mempunyai produktivitas 21 ton/ha/
tahun. Hari kerja setiap bulan 25 hari. Kapasitas truk Ps 120 adalah 5
ton.

AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN
PASCA

MATERI

Setiap hari, truk dapat mengangkut TBS ke PKS sebanyak 3 trip.


1) Kebutuhan Truk Pada Masa
Produksi TBS perbulan : 12,5% x (1000 ha x 21 ton) =
2.625 Produksi TBS per hari : 2.625 ton : 25 hari = 105 ton
Setiap hari trukdapat mengangkut 15 ton TBS (3 trip x 5 ton)
Maka kebutuhan truk per hari : 105 ton : 15 ton = 7 truk
2) Kebutuhan Truk Pada Masa low crop
Produksi TBS perbulan : 5% x (1.000 ha x 21 ton) = 1.050
ton Produksi TBS per hari : 1.050 ton : 25 hari = 42 ton
Maka kebutuhan truk perhari : 42 ton : 15 ton = 2,8 atau 3 truk
Pada umumnya, perusahaan menyediakan truk pengangkut buah
disesuaikan dengan masa low crop. Kekurangan truk pada masa peak
crop akan dipenuhi dengan menyewa kendaraan dari pihak
kontraktor. Biaya angkut dihitung berdasarkan harga perkilogram
TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di PKS.
Biaya angkut dihitung berdasarkan harga perkilogram TBS yang
jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di PKS.
Kendaraan juga harus selalu dirawat agar dapat beroperasi secara
optimal. Untuk itu, harus tetap tersedia 1-2 unit kendaraan untuk
menggantikan kendaraan yang sedang menjalani perawatan atau
servis.
b. Menejemen Pemuatan Buah
Dalam proses pemuatan buah harus memiliki sistem manajemen
yang bagus untuk efisiensi pemutan tandan sangat dipengaruhi oleh
jumlah TPH yang harus dilayani. Bila jumlah TPH terkumpul tandan
dalam jumlah sedikit, kendaraan terpaksa sering berhenti sehingga
efisiensi penggunaan waktu menjadi rendah.
Setiap kendaraan truk dilayani oleh 2 atau 3 orang tukang muat bongkar
dan 1 orang kerani buah dari afdeling yang bersangkutan. Tukang muat
adalah karyawan harian dengan upah yang dibayarkan berdasrkan
tonase yang dimuat. Kerani buah harus mengawasi pemuatan TBS
sampai tuntas. Semua TBS dan brondolan di TPH harus dimuat dan
tidak boleh ada yang tertinggal. TBS dan brondolan yang dimuat harus
dipastikan dalam kondisi bersih tidak bercampur dengan kotoran seperti
sampah, tanah, atau kerikil. Kerani buah harus memastikan truk terisi
penuh. Jika kerani buah merasa bahwa muatan buah sudah cukup dan
unit siap berangkat ke PKS, kerani buah membuat surat pengantar buah
(SPB).
c. Penimbangan TBS di kebun
Penimbangan buah yang di perkebunan dilakukan jika jarak antara
kebun dengan PKS, cukup jauh dan melewati jalan umum, ini bertujuan
agar tidak terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh supir dan juga
untuk pengawasan TBS (dari pencurian). Jika ditemukan
selisih/perbedaan yang signifikan, harus dilakukan investigasi untuk
mengetahui

AGRIBISNIS
2 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI
penyebabnya.
d. Jarak Pengangkutan
Pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan menggunakan truk harus
melalaui jalan terpendek menuju pabrik, hal ini dilakukan bertujuan
agar hasil panen tidak rusak terlalu cepat yang nantinya akan
berpengaruh terhadap hasil produksi. Setelah hasil panen tanaman
perkebunan diantarkan sampai ke pabrik pengolahan, diturunkan
muatan dan kembali lagi secepatnya ke areal perkebunan untuk
melakukan pemuatan hasil panen.
e. Penimbangan TBS di Pabrik
Setelah TBS sampai di pabrik, segera dilakukan penimbangan
dan penyortiran. Penimbangan penting dilakukan terutama untuk
mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi, pembayaran
upah pekerjaan, perhitungan premi dan perhitungan rendemen minyak
serta inti sawit. TBS yang sudah diterima dari kebun dan sudah
ditimbang serta disortir harus secepat mungkin masuk pengolahan tahap
pertama, yaitu tahap perebusan atau sterilisasi. Buah sawit yang tidak
segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak
bebas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena minyak campur air yang
ada di dalam buah, dibantu oleh enzim yang masih aktif, dapat terjadi
hidrolisis lemak menjadi asam lemak bebas.
f. Pengawasan Pengangkutan
Pengawasan angkutan merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan
karena seluruh hasil panen ditentukan oleh pengangkutan. Bila
pengangkutan tidak baik , TBS menjadi rusak, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Pengawasan atas kendaraan pengangkutan TBS
dilakukan secara lansung, sejak berangkat ke lapangan untuk
mengutip/memuat buah, menghitung TBS yang dimuat, menyelesaikan
administrasi di kantor afdeling, sampai TBS selesai dibongkar di loading
ramp. Pelaporan seluruh aktivitas angkutan buah tersebut dilakukan
setiap hari kepada kerani produksi.

AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN
PASCA

MATERI
B. Sistem Transportasi Air
Sistem transportasi air adalah suatu sistem yang menggunakan sungai
atau kanal sebagai jalur yang akan dilalui oleh kendaraan air yang nantinya
akkan memudahkan dalam pengangkutan hasil panen dan distribusi logistik
di areal perkebunan. Transportasi air banyak dimanfaatkan oleh perusahaan
yang mengelola perkebunan di areal gambut, menggunakan kendaraan
seperti truk tidak bisa dilaksanakan di areal gambut.
Jenis alat transportasi air, antara lain pompong, barkas dan ponton-cages.
1. Pompong
Bahan : Kayu
Bentuk : segi empat, bagian depan mengerucut
Tenaga : 16-26 PK, posisi mesin didalam, BBM jenis Solar
Kapasitas : 50-70 ton TBS yang ditarik
Ukuran : Lebar 1,2 m x Panjang 8 m x tinggi 1,5 m
Fungsi : Menarik ponton angkut TBS, pupuk, bibit, dan
material Kecepatan : lambat
2. Barkas
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : 15 PK, mesin diluar, BBM jenis
bensin Kapasitas : 5 ton
Ukuran : Lebar 1,2 m x Panjang 12 m x tinggi 60 cm
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, penumpang dan lain-
lain Kecepatan : lambat
3. Ponton
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : Ditarik oleh pompong/tugboat
Kapasitas : 8-2 ton/ponton (2 cages) bisa lebih besar lagi tergantung
ukuran
Ukuran : Lebar 3 m x Panjang 12 m x tinggi 60 cm
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, penumpang dan
logistik Kecepatan : lambat
4. Cages
Bahan : Besi
Bentuk : Segi empat
Tenaga : Ditarik oleh pompong/tugboat
Kapasitas : 4-6 ton/cages bisa lebih besar lagi tergantung
ukuran Ukuran : Lebar 2 m x Panjang 5 m x tinggi 1 m
Fungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, logistic dan di tumpangkan diatas
ponton
Kecepatan : lambat

Sistem transportasi butuh teknis dan cara yang tepat dalam mengelola hasil
panen perkebunan di lahan gambut agar tingkat produksi bisa tetap dijaga.
Kendati penggunaan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit masih
mendapat pro dan kontra, faktanya sudah banyak petani ataupun pihak swasta

AGRIBISNIS
2 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

mengelola perkebunan kelapa sawit di lahan gambut, apalagi pembangunan


kebun sawit di atas lahan gambut pun dilindungi oleh regulasi.
Secara definisi, gambut merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat
tumpukan sisa-sisa tanaman yang sudah setengah membusuk sehinga kandungan
organik yang tergantung dalam tanah sangat tinggi. Wetlands international
mendefinisikan tanah gambut sebagai sampah organik (bahan bakar) berumur
ribuan tahun. Namun demikian, secara ilmiah suatu tanah dikatakan sebagai
lahan gambut, jika tingkat kandungan bahan organik dalam lahan tersebut
mencapai 30%. Lahan di Indonesia, merujuk Balai Besar Sumber Daya Lahan
Pertanian (BBSDLP) terdapat seluas 14,9 juta ha lahan gambut. Lahan gambut
tersebar di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan dan Pulau Papua. Di Indonesia
rata- rata tanah gambut memiliki kandungan bahan organik lebih dari 65%
dengan kedalaman labih dari 50 cm.
Wilayah Sumatera, sebagian besar areal lahan gambut berada di pantai
Timur, sedangkan di Kalimantan berada di Provinsi Kalimantan Barat, Tengah
dan Selatan. Sejalan dengan terus meningkatnya populasi penduduk,
mendorong terbatasnya lahan pertanian. Banyak pembukaan lahan
pertanian diarahkan kelahan gambut. Terlebih lagi lahan jenis ini memiliki
potensi untyk dijadikan lahan budidaya, asalkan dengan pengelolalan yang
baik dan benar. Adanya inovasi baru di bidang teknologi pertanian sangat
memungkinkan penanganan lahan gambut dengan hasil optimal. Luasnya lahan
gambut di Indonesia menjadi sebuah potensi dan juga suatu tantangan
tersendiri bagi perusahan perkebunan untuk memanfaatkan potensi ini. Namun,
penanganan dan pengelolaan budidaya tanaman perkebunan di lahan gambut
sangatlah berbeda dibandingkan pada tanah mineral.
Struktur tanah gambut tidak padat, yaitu terdiri dari sisa-sisa tanaman
yang tidak membusuk secara total. Hal ini menyebabkan antara satu bagian
dengan bagian lainnya mempunyai rongga. Pada saat areal lahan digenangi air,
seuruh lapisan terisi air, kondisi ini terjadi ratusan tahun karenan lahan gambut
biasanya terjadi pada lahan yang tergenang air yang tidak teralirkan. Berikut
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen perkebunan di areal
gambut
1. Pembuatan Kanal
Bila lahan gambut hendak dijadikan lahan pertanian atau perkebunan,
perlu dibuat kanal-kanal (saluran drainase) yang berguna untuk mengatur
batas air atau tata kelola air. Langkah ini membuat biaya investasi dan
operasional untuk perkebunan di lahan gambut menjadi mahal. Macam
kanal/ parit (saluran drainase) di lahan gambut terdiri dari beberapa jenis
yaitu kanal utama (KUT), kanal cabang (KCB), dan kanal batas (KBA). Istilah
lainnya disebut juga dengan saluran primer, sekunder dan tersier.
Kanal utama (KUT) adalah saluran yang dibuat antara wilayah yang
digunakan mengalirkan air yang ada di lahan antara wilayah. Proses
pembuatannya biasanya didasarkan pada kontur tanah dan dibuat pada
tanah yan paling rendah diantara lahan di sekelilingnya.
Kanal cabang (KCB) merupakan saluran yang dibuat di dalam wilayah
antara area. Saluran ini mengarah ke kanal utama. Air dikanal ini di
upayakan tidak menggenang, tetapi air jangan lansung habis mengalir,
AGRIBISNIS
TANAMAN
2
PANEN DAN
PASCA

MATERI
jika langsung

AGRIBISNIS
3 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI
mengalir, pada umumnya lahan kering kerontang karena air mudah mengalir
diantara gambut yang mempunyai struktur lonngar.
Kanal Batas Area (KBA)
Saluran pembatas antara lokasi kebun dengan kebun/pihak luar. Selain
berfungsi menjaga air agar tertahan di dalam kebun dan tidak keluar, juga
berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan kelebihan air yang ada di
lahan. Selain itu, juga digunakan untuk mobilisasi bahan material dan
melokalisasi api jika terjadi kebakaran.
2. Pembuatan sistem Tanggul dan Over Flow
Areal lahan gambut menyimpan air cukup banyak, perlu dilakukan
pengelolaan debit air. Misalnya, lewat membangun tanggul atau over flow
pada lahan yang condong ke arah dataran rendah, pengunaan sistem tanggul
bisa dilakukan. Tujuannya agar air tidak mengalir secara berlebihan yang
dapat mengakibatkan banjir. Cara lainnya dengan menggunakan over flow
yang berfungsi untuk mengatur jumlah debit air. Sistem tanggul ini
mempunyai kelemahan, yaitu menghambat kelancaran transportasi buah,
karena buah harus dibongkar dan dipindahkan ke alat transportasi
pengganti.

CAKRAWALA

Sistem transportasi merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting dalam proses meng

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis sistem transpotasi hasil panen tanaman

AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN PASCA
PANEN

RANGKUMAN
Sarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk. Pilihan terhadap sa
Sistem transportasi air adalah suatu sistem yang menggunakan sungai atau kanal sebag

TUGAS MANDIRI

Tugas yang harus diselesaikan oleh siswa pada materi kali ini adalah meninjau dan melakuka

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !


Perkebunan pada tanah mineral tentu berbeda dengan perkebunan yang berada pada aeral g
Pada areal gambut memiliki beberapa sarana alat angkut yang di gunakan, silakan Anda tent
Pada kebun afdeling 1 memiliki luasan areal perkebunan kelapa sawit yaitu 766 ha dan pote
Dalam pengelolaan perkebunan di areal gambut diperlukannya pembuatan kanal, jelaskan je
Pada perkebunan yang berada pada tanah mineral, apakan diperlukan pembuatan parit atau

AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN PASCA PANEN

REFLEKSI
Kegiatan dalam melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi sistem transportasi, guru pem

AGRIBISNIS
3 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN

BAB IV
STANDAR PENGOLAHAN BUAH

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang standar pengolahan buah, peserta didik dapat memaha

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

Mutu Hasil Panen Kelapa Sawit Mutu Hasil Panen Sagu


Mutu Hasil Panen Kelapa Hibrida

KATA KUNCI

Mutu, proses

AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak sawit


dan kernel (inti sawit) dari buah kelapa sawit sebanyak-banyaknya dengan mutu
yang memenuhi standar yang telah ditentukan serta biaya produksi efisisen.
Pengolahan ini meliputi proses penerimaan buah (reception), penebusan
(sterilization), penebahan (thresher), pelumatan (digester), pengempaan (pressing),
pemurnian (clarification), pengeringan (drying), dan penimbunan (storage).
Untuk mencapai tujuan dari pengolahan harus diperhatikan hal-hal seperti mutu
TBS dan efisiensi pengolahan.
Mutu TBS harus sangat diperhatikan pada saat pemanenan. Dalam memanen
TBS jangan mentah atau sampai lewat matang. Tandan yang telah dipotong
harus segera diangkut dan ditumpuk di TPH kemudian diangkut ke PKS untuk diolah.
Tandan tersebut dikatakan masih segar jika tiba di pabrik dan selesai diolah
dalam jangka waktu 24 jam. Selama proses pengumpulan dan pengangkutan TBS ke
pabrik, hindari terjadinya pelukaan pada buah.
Gambar 4.1 : Penumpukan hasil panen
Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Efisiensi pengolahan di lakukan untuk mencapai produksi yang tinggi, selain


bahan baku yang baik, juga diperlukan efisiensi pengolahan hasil sehingga ancaman
kehilangan minyak dan inti sawit selama proses pengolahan bisa diminimalkan serta
masih berada dalam standar batas. Integrasi yang baik dimulai dari transportasi
produksi, loading ramp, sterilizer, digester, screw press, dan klarifikasi akan
meningkatkan efisisensi pengolahan, sehingga menjadi salah satu faktor penting
untuk mencapai produksi yang tinggi.

Pengolahan kelapa hibrida merupakan proses untuk memperoleh santan,


minuman energi dan daging buah kelapa. Daging buah kelapa nantinya akan diubah
menjadi Nata de coco yang sering dijumpai di mini market. Pengolahan hasil
buah Gambar 4.1 : Penumpukan hasil panen
Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS
3 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

panen kelapa meliputi penerimaan buah, sortasi buah, pengupasan, pemisahan


buah, cangkang dan air.
Tanaman sagu dalam segi proses agak berbeda dengan tanaman kelapa.
Proses pengolahan sagu banyak dilakukan oleh industri rumah tangga dan pabrik
skala kecil. Produk olahan sagu yang dibuat oleh masyarakat banyak dalam bentuk
makanan seperti papeda oleh masyarakat Indonesia bagian timur dan mie sagu bagi
masyarakat Riau, sedangkan industri skala kecil banyak melakukan pengolahan sagu
dalam betuk tepung yang nantinya kan menjadi bahan campuran berbagai produk
makanan maupun nonmakanan. Pengolahan sagu dimulai dari pemilihan batang yang
sudah cukup umur dan mengandung pati yang baik, pengupasan kulit, memotong
sagu, memarut, pressing dan penjemuran.

A. Mutu Hasil Panen MATERI PEMBELAJARAN


1. Kelapa Sawit
Bahan baku adalah salah satu unsur proses produksi yang diolah untuk
dijadikan produk olahan. Bahan baku yang baik akan memberikan
kemungkinan untuk mendapatkan hasil produk yang baik bila diproses
dengan benar. Bahan baku utama di dalam bidang pengolahan kelapa
sawit menjadi minyak dan inti sawit adalah tandan buah segar (TBS).
Tandan buah segar itu sendiri adalah tandan buah normal dari tanaman
Elais guineensis Jacq. Melalui proses produksi, akan menghasilkan produk
utama yaitu minyak dan inti sawit. Dalam rangka menjamin dan menjaga
kesinambungan kualitas TBS dan mutu buah dan ancak panen.
Pemeriksaan mutu buah/TBS di TPH dilaksanakan setiap hari kerja untuk
mengetahui kualitas buah yang dipanen di masing-masing afdelling se-
refresentatif mungkin (jumlah sampel minimal 10%). Oleh karena itu, untuk
pemeriksaan buah di TPH, ditetapkan minimal 5 TPH di dalam satu blok
seluas 30-40 ha yang mempunyai total 42 TPH atau sampling sebesar 12
%. Di setiap afdeling, dipilih blok-blok yang akan digrading atas dasar
rencana kerja harian (RKH). Blok yang terpilih diberi tanda (X) dalam peta
kebun. Tujuanya agar lokasi grading akhirnya menyebar secara merata di
semua blok kebun untuk menghindari terjadinya pengamatan
ganda/berulang di blok yang sama sebelum blok lainnya selesai degrading
adalah buah yang dipanen/dipotong pada hari itu.
TBS yang telah tersusun rapi di TPH dan telah dinomori sesuai nomor
pemanen dihitung jumlahnya serta digarding berdasarkan kriteria mutu buah
yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangannya dan sifat-sifat lainnya.
Klasifikasi mutu buah dibedakan menjadi tujuh kategori sebagai berikut :
a. Buah mentah (unripe) merupakan janjang buah yang memberondol
kurang dari 1 (satu) brondol perkilogram janjang (sesuai kriteria matang
panen).
b. Buah masak (ripe) merupakan janjang yang warnanya kemerahan dan

AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN
PASCA

MATERI
memberondol paling sedikit satu berondol perkilogram janjang dan
paling banyak 50%.
c. Buah terlalu masak (over-ripe) merupakan janjang buah memberondol
lebih dari 50% hingga maksimum 75%
d. Janjang kosong (empty bunch) adalah janjang buah memberondol lebih
dari 75% hingga memberondol seluruhnya.
e. Buah abnormal (abnormal bunch) merupakan janjang buah yang
gagal berkembang menjadi buah masak normal, antara lain : buah
partenokarpi (>50% brondol partenokarpi), buah, batu dan buah sakit.
f. Buah gagal/tangkai panjang (long stalk) merupakan janjang buah yang
panjang gagangnya lebih dari 2 cm diukur dari potongan yang terdekat
dengan sisi permukaan buah.
g. Buah dimakan tikus (rat damage) merupkan janjang buah yang dimakan
tikus, yaitu terdapat lebih dari tiga brondol dalam satu janjang dijumpai
bekas keratan baru gigitan tikus.

Kegiatan pemeriksaan mutu buah yang telah dilakukan, selanjutnya


dilakukan pemeriksaan ancak panen. Kegiatan ini merupakan pemeriksaan
kualitas ancak panen yang dipanen pada satu (1) hari sebelumnya di masing-
masing afdelling dengan jumlah sampel minimal 10% sehingga diperoleh
sampel yang representatif. Untuk pemeriksaan ini, ditetapkan minimal
14 baris tanaman atau 7 pasar perintis di dalam satu blok seluas 30-40 ha
yang mempunyai total 128 baris atau sampling sebesar 11 %. Di setiap
afdeling dipilih bolo-blok yang akan diperiksa atas dasar realisasi pekerjaan
panen. Blok yang terpilih diberi tanda (X) dalam peta kebun. Tujuannya agar
pemeriksaan blok pada akhirnya menyebar secara merata di semua afdeling
untuk menghindari terjadinya pengamatan ganda / berulang di blok yang
sama sebelum blok-blok lainya selesai diperiksa. Kriteria kualitas ancak
panen yang diperiksa sebagai berikut :
a. Buah masak tinggal di pokok merupakan janjang masak yang tidak
dipotong/dipanen sehingga masih tertinggal di pokok.
b. Buah mentah diperam/disembunyikan merupakan janjang buah mentah
yang dipotong/dipanen, tetapi tidak dibawa/dikeluarkan ke TPH karena
menghindari sanksi denda sehingga diperam/disembunyikan di dalam
blok.
c. Buah matang tinggal di piringan/pasar rintis merupakan janjang/buah
masak yang telah dipotong/dipanen, tetapi tidak diangkut/dikeluarkan
dari TPH. Hal ini dapat terjadi karena tertinggal di piringan atau jatuh
sewaktu janjang diangkut untuk dibawa ke TPH.
d. Buah matahari atau brondolan yang berikut pada potongan gagang
merupakan janjang yang dipanen/dipotong tidak dapat atau kurang
sempurna sehingga masih ada sebagian brondolan yang tertinggal dan
terikat di potongan gagang di pokok.
e. Brondolan tinggal yaitu brondolan tinggal terdiri atas brondolan-
brondolan berikut :

AGRIBISNIS
3 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI
1) Brondolan tidak dikutip dipiringan/pasar rintis merupakan jumlah
brondolan yang ada dipiringan dan pasar rintis yang tidak dikutip dan
dibawa ke TPH .
2) Brondolan tersangkut di ketiak pelepah merupakan jumlah brondolan
yang masih tersangkut di ketiak pelepah karena pada waktu
menurunkan / memotong janjang tidak melakukan “penyodokan”
brondolan yang ada di ketiak pelepah. Atau, brondolan tersangkut
pada pelepah bekas tunas karena pekerjaan tunas dilakukan tidak
sempurna.
3) Berondolan dibuang ke gawangan dan atau ke tempat lain
merupakan jumlah brondolan yang sengaja dibuang ke gawang dan
tempat lain. Misalnya, parit jalan, dan lain-lain.
4) Pelepah sengkleh dan tidak tersusun rapi di gawangan mati
merupakan jumlah pokok yang pelepahnya sengkleh karena yang
terpotong tidak langsung diturunkan atau pelepah yang diturunkan /
dipotong tidak tersusun rapi di gawangan mati sehingga susunan
pelepahnya berserakan. Dari data yang dihasilkan di dalam
pemeriksaan ancak ini, akan dibuat peta distribusi kualitas ancak
(peta buah tingal, peta brondolan tinggal, peta pelepah sengkleh,
dan lain-lain).
2. Sortasi Buah
Pemeriksaan mutu panen atau sortasi panen dilakukan secara acak
sedemikian rupa sehingga mewakili seluruh panen, minimal satu truk
untuk setiap afdeling per harinya. Pemeriksaan terhadap mutu panen
dilakukan dengan cara penggolongan buah berdasarkan tingkat kematangan
sesuai standar fraksi tandan yang ditentukan. Langkah ini dilakukan
untuk memperoleh data yang representatif mengenai mutu TBS yang diolah
di PKS. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk laporan
sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil langkah-langkah
yang diperlukan, baik oleh kebun maupun PKS guna mencapai kuantitas
dan kualitas TBS yang baik sehingga menghasilkan CPO dan PK yang
maksimal. Sortasi juga digunakan sebagai acuan pembayaran TBS ke pihak
ke-3. Contoh pengolongan kematangan TBS dibedakan atas buah normal
dan buah abnormal sebagai berikut.

AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN
PASCA

MATERI
Tabel 4.1 : Penggolongan kematangan TBS
Golongan Kriteria Target
Memiliki brondolan lepas kurang dari 3 brondol per
Buah Mentah 0%
janjang
Memiliki brondolan lepas kurang dari 3 brondol per
Buah Kurang
janjang dan kurang dari standar minimal (2 butir Maks. 5%
Matang
brondolan/kg BS)
Memiliki brondolan lepas antara standar minimal
Buah Matang
sampai 50% brondolan luar lepas dari total Min. 85%
(memuaskan)
brondolan per janjang
Buah terlalu Memiliki lebih dari 50% brondolan lepas dari total
Maks. 5%
Matang brondolan per janjang
Buah Janjang Brondolan yang tersebar sampai dengan tidak ada
Maks. 1%
kosong sama sekali brondolan ditandan

Total Buah Min.


Normal Kriteria
90%
Memiliki lebih dari 75% total brondolan Maks.
Partenokarpi dipermukaan, tidak berminyak dan hitam 1%
Buah Keras Memiliki beberapa brondolan yang tidak mau Maks.
(Hard Bunch) lepas, berwarna hitam dan pecah-pecah 3%
Total Buah Maks.
Abnormal 4%
Grand Total 100
Brondolan
Lepas 7-12 %

Penilaian terhadap hasil mutu panen dapat ditentukan berdasarkan


standar fraksi tandan sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Standar Fraksi Mutu Panen

Fraksi sifat-sifat fraksi Jumlah Brondolan Angka


00 Mentah Sekali Brondolan 0 -5

0 Mentah Brondolan 1-12,5% buah luar -3


1 Kurang Matang 12,5 % - 25 % buah luar 1
2 Matang 25% - 50% buah luar 1
3 Matang 50% - 75% buah luar 1
4 Lewat matang 75% - 100% buah luar 1/3

5 Lewat matang buah dalam ikut memberondol -1/3

AGRIBISNIS
3 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI
Dari tabel sebelumnya, dapat dilihat penjelesannya sebagai berikut :
a. Fraksi 00 (buah mentah) diberi angka -5 artinya manajemen panen perlu
ditekan agar menghindari pemotongan buah mentah. Besarnya angka
tersebut akibat buah mentah sulit dirontokkan dari tandannya dan minyak
sulit diperas dari daging buah.
b. Fraksi 0 mentah diberi nilai -3
c. Fraksi 1, 2 dan 3 adalah tandan yang harus dipanen sehingga
mendapat angka 1
d. Fraksi 4 adalah tandan yang hanya terdapat beberapa brondolan saja.
Diberi angka 1/3 karena beratnya kurang dari fraksi 1, 2, dan 3 karena
brondolan dapat hilang diantara tanaman penutup kacangan, juga ALB
nya lebih tingi
e. Fraksi 5 diberi -1/3 yng berarti berpengaruh jelek terhadap mutu,
yaitu mutu minyak yang dihasilkan mengandung ALB yang tinggi serta
tandan kosong akan menyerap minyak-minyak yang menyebabkan
rendemen minyak dapat turun.
Nilai sortasi panen menggambarkan kualitas tandan yang dipanen
oleh kebun. Nilai sortasi panen ditentukan sebagai berikut :
Tabel 4.3 : Nilai Sortasi Buah (NSP)
Kelas NSP Nilai
A > 85 Baik
B 71- 84 Sedang
C < 70 Buruk

Nilai sortasi panen yang dianggap memenuhi persyaratan baku olahan


pabrik adalah ≥ 85%. Penilaian sortasi ini dapat mendorong perbaikan
kualitas panen.

3. Kelapa Hibrida
Setiap industri skala besar memerlukan bahan olahan yang banyak
secara berkelanjutan agar tetap menghasilkan keuntungan yang nantinya
akan berdampak pada percepatan ekonomi masyarakat sekitar industry.
Oleh karena itu setiap industri skala besar memiliki pabrik olahan dan areal
perkebunan sendiri dan dipasok sebagian oleh kebun masyarakat. Perkebuna
kelapa khususnya di daerah Indragiri Hilir, Provinsi Riau perkebunan kelapa
mayoritas dimiliki oleh masyarakat, sedangkan pelaku usaha hanya memiliki
pabrik olahan dalam skla besar untuk menanmpung seluruh hasil panen dari
kebun masyarakat. Hasil panen buah kelapa masyarakat inilah yang nanti
kan menjadi bahan baku untuk berbagai macam olahan produk makanan dan
minuman. Bahan baku dari hasil kebun masyarakat tidah semuanya memiliki
kualitas yang baik sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh industri
pengolahan hasil kelapa. Untuk menentukan mutu buah hasil panen yang
dilakukan oleh masyarakat dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe grade A, grade
B dan grade C.

AGRIBISNIS
TANAMAN
3
PANEN DAN
PASCA

MATERI

Buah kelapa segar dari hasil panen tanaman kelapa hibrida melalui
proses produksi, akan menghasilkan beberapa produk utama yaitu, santan
kelapa kemasan, nata de coco untuk konsumsi dan air kelapa sebagai
minuman energi. Untuk menghasilkan ketiga produk utama sebelumnya
memerlukan mutu buah kelapa yang baik dan tidak rusak oleh hama
maupun penyakit. Pemeriksaan mutu buah kelapa hibrida lebih mudah
dilakukan dibandingkan dengan kelapa sawit. Kelapa dikatakan memiliki
kualitas yang buruk apabila :
a. Buah terlalu muda biasanya ini terjadi akibat kelalaian tukang panen
dalam melakukan penurunan buah pada saat panen. Buah terlalu muda
biasanya tidak akan dijual sebagai bahan baku produksi, melainkan dijual
untuk konsumsi secara segar.
b. Buah matang bulan artinya daging buah kelapa tidak sempurna dan tipis,
buah seperti ini agak sulit terdeteksi, namun buah seperti ini jarang
ditemukan pada kelapa hibrida.
c. Buah kelapa terlalu kecil atau abnormal adalah buah kelapa yang
perkembanganya tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh pabrik
pengolah. Buah terlalu kecil biasanya terjadi dikarenakan perawatan
pada tanaman sewaktu kecil tidak maksimal.
Sortasi atau pemeriksaan pada mutu hasil panen kelapa hibrida sedikit
berbeda dengan hasil panen kelapa sawit. Pada tanaman kelapa sawit semua
proses dilakukan secara cepat dan terstruktur dengan baik dikarenakan
pengolahannya harus mengejar mutu dan kualitas hasil produk yang
sesuai dengan permintaan pasar. Pada perkebunan kelapa sawit lebih
banyak dimiliki oleh pemodal besar dan hanya sebagian hasil kebun
masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan sawit memerlukan perawatan
intensif untuk mengahsilkan buah kulitas terbaik sedangkan kebun yang
diolah masayarakat banyak lalai dalam hal perawatan sehingga buah tidak
sesuai dengan yang diharapakan.
Tanaman kelapa khususnya di Indragiri Hilir mayoritas perkebunan
kelapa dimiliki oleh masyarakat hanya sebagian dimiliki oleh pemilik
modal besar. Proses pemanenan hasil buah kelapa hibrida relatif lebih lama
dibandingkan kelapa sawit. Rentang panen buah kelapa hibrida 3 bulan
sekali panen sedangkan tanaman kelapa sawit memiliki rentang 2 minggu
sekali panen. Pada tanaman kelapa juga tidak memerlukan perawatan yang
terlalu intensif dibandingkan kelapa sawit. Pemeriksaan mutu buah
kelapa juga dilakukan sendiri oleh pemilik kebun ataupun diupahkan kepada
pekerja yang sudah terbiasa dalam melakukan pemeriksaan buah kelapa
secara manual. Dalam hal pemeriksaan mutu buah kelapa hibrida lebih
muda dan murah dilakukan dibandingkan tanaman kelapa sawit, selain itu
masa simpan hasil panen kelapa hibra relatif lama sehingga pemilik hasil
panen dan pemilik industri pengolahan memiliki jeda waktu dalam
pengiriman maupun penerimaan hasil panen buah kelapa hibrida.
4. Sagu
Tanaman sagu banyak dijumpai di daerah pesisir pantai dan optimal
tumbah pada dataran rendah. Tanaman sagu menjadi bahan baku untuk
pembuatan berbagai macam produk olahan makanan dan nonmakanan. Di
AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI
Indonesia bagin timur, bahan baku sagu digunakan sebagai bahan utama

AGRIBISNIS
TANAMAN
4
PANEN DAN
PASCA

MATERI

makanan pokok masyarakat selain beras. Dalam melakukan pemeriksaan mutu


hasil panen sagu ada beberapa hal yang harus diketahui :
a. Pemanenan pati sagu maksimal tinggi batang 10 meter dari pangkal
bawah. Ukuran batang sagu tergantung dari jenis sagu, umur dan
habitatnya.
b. Umur panen tanamn sagu yang baik berkisar 11 tahun ke atas masa
tanam, pada masa ini sagu mengandung pati 15-20%. Setiap pohon
sagu menghasilkan tepung sagu berkisar antara 50-450 kg tepung sagu
basah.
c. Pemanenan batang sagu harus dilakukan sebelum tanaman sagu
berbunga, apabila tanaman sagu belum mencapai umur panen namun
sudah menunjukkan tanda akan berbunga maka tanamn sagu harus segara
dipanen. Ini bertujuan agar kandungan pati tetap baik dan tidak
menurun. Tanamn sagu yang telah berbunga kandungan patinya tidak
sebanyak yang masih dalam pertumbuhan dikarenakan kandungan
patinya digunakan untuk pembentukan bunga dan buah.
Beberapa hal di atas wajib diketahui oleh petani yang melakukan
pemanenan batang sagu agar mutu hasil panen batang sagu berkualitas baik
dan tahan lama. Pada umumnya tanaman sagu tidak memerlukan perawatan
khusus dan beberapa percobaan yang dilakukan masyarakat terhadap
tanaman sagu, seperti pemberian pupuk untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sagu dan hasilnya yang didapat lebih baik sagu yang
ditumbuhliarkan tanpa perawatan khusus. Dalam rangka menjamin mutu hasil
panen sagu, petani tidak memiliki standar yang tetap dan hanya berpatokan
pada permintaan industri skala kecil dan rumahan.

CAKRAWALA

Mutu hasil panen dan sortasi merupakan hal penting yang harus dijaga sampai dengan prose

AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai mutu hasil panen dan sortasi hasil panen kalian

RANGKUMAN

Mutu hasil panen dan sortasi panen tidak hanya dilakukan pada 3 komoditas tanaman perkebunan

TUGAS MANDIRI

Tugas para siswa adalah melakukan kunjungan ke areal perkebunan yang berada dekat dengan wil

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


Seorang petani memiliki kebun kelapa sawit namun hasil panen tidak sesuai dengan mutu yang dit
Pada tanaman perkebunan kelapa sawit dan kelapa hibrida terdapat banyak perbedaan dalam pen

AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENILAIAN AKHIR BAB


Dari 3 komoditas sebelumnya yang telah dijabarkan, terdapat tanaman sagu yang juga tergo
Sortasi buah pada tanaman kelapa sawit sangat kompleks berbeda dengan sortasi pada tana
Tanaman kelapa hibrida memiliki tiga jenis mutu buah sebagai bahan utama dalam pembua

REFLEKSI

Evaluasi hasil belajar yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing terhadap siswa pada mate

AGRIBISNIS
TANAMAN
4
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR

A. PILIHAN GANDA
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1. Hasil panen yang dilakukan mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan,


penyortiran, penyimpanan dan pengemasan disebut ?
a. Proses Pemanenan
b. Langkah Pemanenan
c. Pasca Panen…
d. Pedoman Panen
e. Pengelolaan Panen

2. Penanganan panen dan pasca panen sangat dipengaruhi oleh ?


a. Karakteristik Produk…
b. Penyimpanan Produk
c. Pengelolaan Produk
d. Jenis Produk
e. Pengangkutan Produk

3. Hasil panen yang telah terkumpul apabila tidak segera diangkut ke pabrik
pengolahan kemungkinan besar akan terjadi ?
a. Penurunan Kualitas dan Kuantitas…
b. Hasil Panen akan busuk
c. Akan mengalami restan
d. Kualitas membaik dan kuantitas memburuk
e. Penurunan harga jual

4. Peralatan pengangkutan hasil panen beragam jenisnya tergantung produk


dan komoditas tanaman perkebunan, mengapa peralatan angkut tersebut
harus disiapkan secara baik, bertujuan ?
a. Tertib, aman dan lancar sampai ketempat tujuan…
b. Memudahkan operator pengangkutan
c. Tepat waktu
d. Tidak ada kendala di pengangkutan
e. Menentukan keberhasilan panen

5. Apa yang terjadi apabila terjadi penundaan pengangkutan hasil panen kelapa
sawit ke pabrik sebelum 24 jam ?
a. Penurunan hasil minyak kelapa sawit
b. Kandungan asam lemak bebas tinggi dan teroksidasi…
c. Memudahkan dalam proses pengolahan
d. Mutu minyak teroksidasi
e. Kandungan asam lemak bebas rendah dan tidak teroksidasi

AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
6. Berikut adalah gambaran karakteristik hasil panen beberapa tanaman
perkebunan, cocokanlah tanaman sesuai dengan karakteristiknya masing-masing
?
a. Daun – Teh…
b. Biji – Sawit
c. Getah – Rosella
d. Buah – Kelapa
e. Keseluruhan Batang - Tembakau

7. Kesesuaian alat pengangkutan hasil panen sangat diperlukan untuk


menunjang pekerjaan pengangkutan agar lebih ?
a. Efisien dan efektif…
b. Banyak dan cepat
c. Berhasilnya penanganan panen
d. Memudahkan operator
e. Lebih hemat

8. Jarak pengangkutan hasil panen dalam industry perkebunan sangat menentukan


terhadap ?
a. Hasil yang di peroleh
b. Waktu pengiriman hasil
c. Kualitas hasil panen
d. Kuantitas hasil panen
e. Tingkat kerusakan hasil panen …

9. Dalam dunia industry perkebunan jalan merupakan salah satu sarana yang harus
dibenahi terlabih dahulu, karena ?
a. Kelancaran operasional dan pendistribusian hasil..
b. Memudahkah dalam pengangkutan hasil
c. Menghemat waktu pengiriman hasil
d. Tidak terjadi kendala
e. Hemat biaya dalam pengangkutan

10. Dalam melakukan pengangkutan hasil panen memerlukan kendaraan/alat.


Kendaraan apa saja yang dibutuhkan pada tahap awal untuk perkebunan sawit?
a. Keranjang, traktor, dan truk
b. Gerobak, angkong dan truk
c. Keranjang, gerobak dorong dan perahu kecil ..
d. Ponton, cages dan gerobak sorong
e. Traktor, truk dan rakit

AGRIBISNIS
TANAMAN
4
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
11. Pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik harus dilakukan secara
terarah dan hati-hati agar ?
a. Jumlah hasil panen secara tepat sampai ke pabrik…
b. Pabrik dapat beroperasi
c. Hasil panen tidak cepat rusak sampai ke pabrik
d. Menghindari ketidak efisienan waktu
e. Memudahkan operasional

12. Pemilihan alat angkut yang tepat terhadap hasil komoditas pertanian dapat
membantu mengatasi masalah ?
a. Kerusakan hasil panen…
b. Efektif penggunaan waktu
c. Efisisen biaya
d. Estimasi hasil panen
e. Mempermudah operasional

13. Dalam pengangkutan hasil panen yang efektif memerlukan hubungan yang
erat dalam ?
a. Jadwal pengiriman
b. Perencanaan harian…
c. Kegiatan lapangan
d. Pengangkutan hasil
e. Jumlah alat angkut

14. Pemutan buah dan brondolan pada perkebunan kelapa sawit di TPH di awasi oleh?
a. Mandor panen
b. Krani panen
c. Asisten kebun
d. Mandor 1
e. Krani produksi

15. Sebutan yang biasa digunakan dalam perkebunan kelapa sawit untuk buah yang
bermalam di TPH, adalah ?
a. Restan
b. Buah tinggal
c. Buah mentah
d. Expired
e. Brondolan

16. Sebelum TBS diangkut terdapat petugas/pekerja yang akan memuat TBS
kedalam truck, berapakah jumlah anggota yang dianjurkan ?
a. 1 orang perkendaraan
b. 2 orang perkendaraan

AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
c. 3 orang perkendaraan
d. 4 orang perkendaraan
e. 5 orang perkendaraan

17. Setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit melarang karyawan pemanen


menngunakan alat seperti sekrap dan cangkul sebagai alat pengumpul
brondolan, alasannya ?
a. Membuat luka pada TBS dan Brondolan..
b. Memperlambat pengumpulan brondolan
c. Mempercepat pembusukan buah
d. Menurunkan kadar minyak pada buah
e. Membuat kualitas buah menurun

18. Dalam perkebuan sagu mayoritas pabriknya didirikan di dekat bibir sungai
yang bertujuan ?
a. Memudahkan dalam pengangkutan sagu…
b. Memudahkan proses pengangkatan sagu
c. Memudahkan proses pemotongan sagu
d. Memudahkan proses pengeringan sagu
e. Memudahkan dalam pengolahan sagu

19. Berapakan panjang tual sagu yang dipotong sesuai anjuran untuk
memudahkan dalam pengangkutan ?
a. 50 cm
b. 100 cm
c. 150 cm
d. 200 cm
e. 250 cm

20. Kelapa hibrida merupakan kelapa hasil persilangan dari kelapa ?


a. Kelapa dalam dan kelapa genjah
b. Kelapa dalam dan kelapa raja
c. Kelapa raja dan kelapa puyuh
d. Kelapa hijau dan kelapa manis
e. Kelapa gading dan kelapa raja Malabar

21. Pemilihan terhadap salah satu jenis transportasi untuk pengangkutan hasil
terutama dipengaruhi oleh ?
a. Kondisi jalan dan topografi..
b. Volume hasil panen
c. Jarak yang ditempuh
d. Jenis hasil panen
e. Waktu simpan hasil panen

AGRIBISNIS
TANAMAN
4
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
22. Jalan – jalan yang berada di perkebunan sebagian besar licin, basah dan
berlumpur, kendaraan manakah yang cocok untuk melewati hal tersebut ?
a. Truck
b. Traktor dan trailer
c. Angkong
d. Gerobak dorong
e. Sepeda motor

23. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian saat pemuatan buah kelapa sawit
ke truk adalah?
a. Buah kelapa sawit jangan sampai memar
b. Buah kelapa sawit jangan sampai tertinggal
c. Buah kelapa sawit harus benar-benar bersih
d. Buah kelapa sawit harus memberondol
e. Brondolan sawit tidak ada tercecer di jalan

24. Penimbangan pada buah kelapa sawit harus dilakukan lagi di PKS meskipun buah
sawit sudah ditimbang sebelunya dilahan, ini bertujuan agar ?
a. Tidak terjadi penyelewengan oleh supir/operator..
b. Buah tidak berlebih jumlahnya
c. Tidak terjadi defisit anggaran angkut
d. Buah tidak di buang dijalan
e. Agar timbangan PKS dan lahan sama

25. Penimbangan buah kelapa sawit penting dilakukan sebelum dilakukan


pengolahan terutama untuk ?
a. Memastiakn buah cukup
b. Jumlah produksi limbah
c. Perhitungan premi perawatan
d. Pembayaran upah buruh
e. Perhitungan rendemen minyak serta inti sawit,,,

26. Dalam system tranportasi air terdapat pompong, kegunaan pompong adalah ?
a. Mengangkut TBS, pupuk, bibit dan penumpang
b. Mengangkut logistic, TBS, bibit dan penumpang
c. Menarik ponton TBS, pupuk, bibit dan material..
d. Menarik barkas, pontong dan cages
e. Menarik pupuk, TBS dan penumpang

AGRIBISNIS
4 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
27. Dalam memudahkan transportasi di lahan gambut maka hal yang harus dilakukan
adalah pembuatan kanal yang terdiri dari ?
a. KUT, KCB dan KBA..
b. Tanggul
c. Over flow
d. Tanggul dan over flow
e. KUT dan tanggul

28. Berapakah kebutuhan truk 120 Ps pada masa peak crop, produksi TBS per hari
120 ton dan daya angkut 3 trip ?
a. 6 truk
b. 7 truk
c. 8 truk
d. 5 truk
e. 4 truk

29. Dalam pemutan buah juga harus memiliki manajemen yang bagus untuk ?
a. Efisiensi pemuatan TBS..
b. Koordinasi jumlah kendaraan pengangkut
c. Mengetahui jumlah buah
d. Memudahkan pendataan
e. Efisiensi pengangkutan

30. Berapakah kebtruhan truk 120 Ps pada masa low crop, produksi perhari 40 ton ?
a. 1 truk
b. 2 truk
c. 3 truk
d. 4 truk
e. 5 truk

AGRIBISNIS
TANAMAN
4
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
B. URAIAN
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Dalam hal pengangkutan terdapat jarak tempuh dan sarana jalan dari kebun ke
tempat pengolahan, jadi jelaskan apa yang terjadi jika hal sebelumnya
mengalami kendala!
2. Pengangkutan hasil panen dari dalam kebun sampai ke titik pengumpul,
memerlukan alat bantu untuk mempemudah dan efisiensi waktu, alat bantu
seperti apa yang bisa digunakan dalam pengangkutan buah sawit di areal
perkebunan, sebutkan kelebihan dan kekurangan nya!
3. Dalam hal pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan, diperlukan pemilihan
alat angkut yang tepat, mengapa pemilihan tersebut harus tepat ?
4. Industri kelapa sawit sangat membutuhkan perencanaan yang matang mengenai
hasil panen, dan apabila dalam pengangkutan terjadi masalah, hal apa saja yang
akan terjadi pada industri kelapa sawit ?
5. Pada kebun afdeling 1 memiliki luasan areal perkebunan kelapa sawit yaitu
766 ha dan potensi hasil 18 ton/ha. Produksi TBS perbulan 9%, hari kerja 25
hari. Kapasitas truk PS 120 adalah 5 to, dan mampu mengangkut TBS
sebanyak 3 trip per hari. Hitunglah kebutuhan truk untuk melakukan
pengangkutan hasil panen tersebut agar selesai dalam 1 hari !

AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN

BAB V
PROSES PENGOLAHAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang proses pengolahan buah peserta didik diharapkan dapa

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

Hasil Panen Kelapa Sawit


Pengolahan Tahap Awal
Pengolahan Produk Awal

KATA KUNCI

Pengolahan, Panen

AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Pengolahan hasil panen merupakan proses untuk memperoleh suatu produk,


seperti hasil panen tanaman kelapa sawit diproses untuk memperoleh minyak
dan inti sawit, tanaman kelapa diproses menjadi santan, minuman dan produk
makanan begitu juga dengan tanaman sagu yang hasil panennya diolah untuk
manjadi tepung dan bahan makanan.

Gambar 5.1 : Pabrik pengolahan sagu tradisional


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Gambar 5.2 : Pabrik pengolahan hasil panen kelapa sawit


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Proses pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah
minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit
(PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit
ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa
sawit. PKS ter- susun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan
mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi,
rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing
industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui
bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi
buah (TBS) yang diolah

AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan
kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak sema-
ta-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.

MATERI PEMBELAJARAN

A. PENGOLAHAN TAHAP AWAL


1. Kelapa Sawit
PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa tandan buah segar (TBS)
menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel).
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari
beberapa tahapan yaitu :
a. Penerimaan hasil panen (TBS) yang masuk ditimbang dan kemudian
ditimbun untuk selanjutnya diolah. Pada pabrik kelapa sawit jembatan
timbang yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk mendata
berat hasil panen TBS. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu mobil
pengangkut/truk yang melewati jembatan timbang berhenti ± 5 menit,
selanjutnya dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir,
kemudian setelah proses bongkar dilakukan truk kembali ditimbang,
selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima di pabrik.
b. Penyortiran dilakukan untuk melihat kualitas buah yang diterima pabrik
berdasarkan tingkat kematangannya. Penyortiran tetap dilakukan oleh
pengawas di PKS untuk menghindari kesilafan yang terjadi saat proses
sortasi yang dilakukan pada areal kebun. Jenis buah yang masuk
umumnya jenis Tenera dan Dura. Kriteria matang panen merupakan
faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah di stasiun penerimaan
TBS. Pada bab sebelumya dijelaskan bahwa pemetangan buah
mempengaruhi terhadap rendemen minyak dan ALB (Asam Lemak Bebas)
yang dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 5.1 : Kematangan Buah
Rendemen Minyak
Kematangan Buah Kadar ALB (%)
(%)
Buah Mentah 14 – 18 1,6 - 2,8
Setengah Matang 19 – 25 1,7 - 3,3
Buah Matang 24 – 30 1,8 - 4,4
Buah Lewat Matang 28 – 31 3,8 - 6,1

Setelah dilakukan penyortiran, TBS tersebut dimasukkan ke tempat


penimbunan sementara (Loading Ramp) dan selanjutnya diteruskan ke
stasiun perebusan (sterilizer).

AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN
PASCA

MATERI
c. Proses perebusan (sterilizer), pengolahan pertama pada buah kelapa
sawit adalah perebusan. TBS yang diangkut oleh truk mengandung
sejumlah zat yang yang harus dimusnahkan terlebih dahulu untuk
mencapai pengolahan yang efisien. Suasana lembab dengan suhu tinggi
selama perebusan akan menonaktifkan enzim-enzim lipase dan
lipoksidase yang terdapat dalam buah sehingga proses oksidasi minyak
terhenti. Oleh karena itu, tandan yang dipanen harus diusahakan dapat
direbus (disterilisasi) secepatnya. Tujuan perebusan buah kelapa sawit :
1) mengurangi peningkatan asam lemak bebas
2) Mempermudah proses pemberondolan pada thresher
3) Menurunkan kadar air pada janjang sawit
4) Melunakkan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari
biji.
Bila point dua tercapai secara efektif maka semua point yang lain
akan tercapai dengan baik. Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 meter
dan diameter pintu 2,1 meter tergantung kapasitas dan kebutuhan
pabrik. Dalam sterilizer dilapisi wearing plat setebal 10 mm yang
berfungsi untuk menahan steam. Di bawah sterilizer terdapat lubang
yang gunanya pembuangan air condesat agar pemanasan di dalam
sterilizer tetap seimbang.
Dalam proses perebusan, minyak yang terbuang ± 0,7%. Dalam
melakukan proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer
yang disalurkan boiler. Uap dari boiler yang masuk ke dalam sterilizer
2,8- 3 kg cm2,140oC dan direbus selama 90 menit.
d. Proses penebahan (Threser Process), sebelum proses penebahan
dilakukan terlebih dahulu mengangkat lori yang berisi TBS yang sudah
direbus menggunakan Hoisting Crane dan menuangkan isi lori ke bunc
feeder (hooper). Fungsi dari thresher adalah untuk memisahkan buah
dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta
mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor.
e. Proses pengempaan (pressing process) adalah proses pertama dimulainya
pengambilan minyak dari buah kelapa sawit dengan jalan pelumatan dan
pengempaan. Baik buruknya pengoperasian peralatan mempengaruhi
efisiensi pengutipan minyak. Proses ini terdiri dari :
1) Digester, setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim
ke digester dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Thresher
yang fungsinya untuk membawa buah ke Fruit Elevator yang
fungsinya untuk mengangkat buah ke atas masuk ke distribusi
conveyor yang kemudian menyalurkan buah masuk ke digester. Di
dalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi
penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk
yang terpasang pada bagian poros tengah, sedangkan pisau bagian
dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke
screw press. Fungsi digester adalah melumatkan daging buah,
memisahkan daging buah dengan biji, mempersiapkan feeding
press, mempermudah proses dipress, dan menaikan temperatur.

AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

2) Screw Press adalah untuk memeras brondolan yang telah dicincang,


dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah-buah
yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau-pisau
pelempar dimasukan kedalam feed screw conveyor dan
mendorongnya masuk ke dalam mesin pengempa (twin screw press).
Oleh adanya tekanan screw yang ditahan cone, masa tersebut
diperas sehingga melalui lubang-lubang pres cage minyak dipisahkan
dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi,
sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun kernel.

B. PENGOLAHAN PRODUK AWAL


Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi
CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti
dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari
beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama
lain, kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses
berikutnya. Setelah melewati proses screw press maka didapatlah minyak
kasar/crude oil dan ampas press yang terdiri dari fiber, kemudian Crude Oil
masuk ke stasiun klarifikasi. Berikut tahap-tahap proses pemurnian minyak sawit
:
1. Pemisahan minyak dan lumpur (sludge), untuk memisahkan minyak dan
sludge berdasarkan berat jenis cairan diperlukan sebuah bejana yang cukup
besar (continuous setting tank/CST), suhu merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dalam pemisahan. Suhu CST yang baik 98º Celsius.
2. Sand Trap Tank (Tangki Pemisah Pasir), setelah dilakukan pemisahan dan
press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, dan lumpur masuk ke
Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir.
Temperatur pada suhu trap mencapai 95º Celsius.
3. Vibro Seperator / Vibrating Screen, fungsi dari Vibro Seperator adalah untuk
menyaring Crude Oil dari serabut-serabut yang dapat menganggu proses
pemisahan minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem
getaran-getaran pada Vibro control melalui penyetelan pada bantul yang
diikat pada electromotor. Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan
tidak efektif.
4. Vertical Clarifier Tank, fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak,
air dan kotoran (NOS) secara gravitasi. Minyak dengan berat jenis yang
lebih kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis =
1 akan berada pada lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis
lebih besar dari satu akan berada pada lapisan bawah. Pada bagian VCT
terdapat skimmer yang berfungsi untuk membantu mempercepat pemisan
minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan serta
mendorong lapisan minyak dengan sludge. Temperatur yang cukup (95º)
akan memudahkan proses ini. Prinsip kerja di dalam VCT dengan
menggunakan prinsip keseimbangan antara larutan yang berbeda jenis,
prinsip bejana berhubungan diterapkan dalam mekanisme kerja di VCT.
5. Crude Oil Tank (COT), fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat
sementara oil sebelum diolah oleh furifer. Pemanasan dilakukan dengan
AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN
PASCA

MATERI
menggunakan

AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI
Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95º
Celsius. Kapasitas Oil Tank 10 ton/jam. Dari sini minyak dipompakan ke CST
(Continous Setting Tank).
6. Oil Purifer, fungsi lain dari Oil Purifer adalah untuk mengurangi kadar air
dalam minyak dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses
diperlukan temperatur 95ºC. Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk
mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak
berdasarkan atas perbedaan densitas dengan mengunakan gaya sentrifugal,
dengan kecepatan perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki
densitas yang besar akan berada pada bagian luar (dinding bowl), sedangkan
minyak yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan
keluar melalui sudut-sudut untuk dialirkan ke vacuum dryer. Kotoran dan air
yang melekat pada dinding di-blowndawn ke saluran pembuangan untuk
dibawa ke fat pit, sehingga kadar kotoran dalam minyak menjadi 0,018%.
7. Vacuum Dryer, fungsinya adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak
produksi. System kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana
melalui nozel. Suatu jalur resikulasi dihubungkan dengan suatu pengapung
di dalam bejana, sehinga bilamana ketingian permukaan minyak menurun
maka pengapung akan membuka dan mensirkulasi minyak ke dalam bejana.
Pengeringan kadar air dalam minyak setelah pemurnian masih terlalu tinggi.
Untuk mendapatkan kadar air yang diinginkin (0,018%), minyak masih harus
dikeringkan dengan menggunakan vacuum dryer.
8. Sludge Tank, fungsinya adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak
kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge
operator. Untuk overflow dari tangki ini dialirkan ke drain tank sedangkan
underflownya dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer atau langsung
ke bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone ini bertujuan untuk
memepercepat pengendapan lumpur, sludge dipanaskan (80-90ºC) dengan
menggunakan uap yang dialirkan melalui coil pemanas, sehingga densitas
minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada minyak
akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki.
9. Sand Cyclone / Pre-cleaner adalah untuk menangkap pasir yang terkandung
dalam sludge dan untuk mempermudah proses selanjutnya
10. Brush Strainer (Saringan Berputar) adalah untuk mengurangi serabut
yang terdapat pada sludge sehingga tidak menganggu kerja Sludge
Seperator. Alat ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar.
11. Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung
dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal, minyak yang
berat jenisnya kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar
melalui sudut-sudut ruang tangki pisah.
12. Storage Tank memiliki fungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi
yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara
terjadwal dan pemeriksaan kondisi steam oil harus dilakukan secara rutin,
ini bertujuan apabila terjadi kebocoran pada pipa steam oil dapat menaikan
kadar air pada CPO. Minyak dari Vacum Dryer kemudian dipompakan ke
Storage Tank (tangki timbun), pada suhu simpan 45-55ºC. setiap hari
dilakukan pengujian
AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN
PASCA

MATERI

mutu minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut
Crude palm Oil (CPO)
13. Fat fit, sebelum sludge dibuang ke kolam limbah, terlebih dahulu di
tampung di Fat Fit dengan maksud minyak yang masih terbawa dapat
terpisah kembali. Di Fit Fat diinjeksikan uap sebagi pemanas untuk
mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak yang ada
pada permukaan dibiarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak
ditampung pada sebuah bak pada pinggiran kolam Fat Fit dan selanjutnya
dipompakan kembali ke Slude Drain Tank.

Telah dijabarkan bahwasanya setelah pengepresan akan menghasilkan Crude


Oil dan Fiber. Fiber tersebut akan masuk ke stasiun kernel dan akan dijabarkan
proses pengolahannya. Berikut adalah proses pengolahan biji (kernel)
1. Cake Breaker Conveyor, berfungsi untuk membawa dan memecahkan
gumpalan cake dari stasiun press ke despericarper.
2. Despericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa
fiber untuk bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya tergantung pada berat
massa, yang massanya lebih berat (nut) akan masuk ke Nut Polishing drum.
Fungsi lain dari Nut Polishing Drum adalah untuk mmebersihkan biji dari
serabut-serabut yang masih melekat, membawa nut dari despicarper ke Nut
transport, memisahkan nut dari sampah dan memisahkan gradasi nut.
3. Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara, nut sebelumnya diolah
pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan
nut Craker, maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan .
4. Riplle Mill berfungsi untuk memecahkan nut. Pada riffle mill terdapat rotor
bagian yang berputar pada Riplle Plate sehingga saling berbenturan dan
memecahkan cangkang dari nut.
5. Claybath adalah peralatan untuk memisahkan cangkang dari inti sawit
pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan
berdasarkan kepada perbedaan berat jenis. Bila campuran cangkang dan inti
dimasukkan ke dalam suatu cairan yang berat jenisnya yang lebih besar akan
tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan dari pada larutan
calcium carbonat sedangkan cangkang berat jenisnya lebih besar.
6. Hydro Cyclon adalah alat yang berfungsi mengutip kembali inti yang terikut
cangkang dan mengurangi losis (inti cangkang) serta kadar kotoran.
7. Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandumg dalam
inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi
nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada
kernel silo ada tiga tingkatan yaitu atas 70º C, tengah 60ºC dan bawah
50ºC. Pada sebagian PKS ada yang menggunakan sebaliknya.
8. Kernel Storage berfungsi untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum
dikirim keluar untuk dijual. Kernel storage pada umunya berupa bulk
siloyang seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang masih
terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam
storage lembab yang akhirnya menimbulkan jamur kelapa sawit.

AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN

CAKRAWALA
Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai proses pengolahan tahap awal dan pengolahan pr

RANGKUMAN

Proses pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menen- tukan keberhasilan usah

AGRIBISNIS
5 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

TUGAS MANDIRI
Setiap rangakain materi yang telah disampaikan, diharapkan siswa mampu memahami tenta

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!

Jelaskan kendala yang terjadi apabila salah satu peralatan pengolahan sper- ti trasher meng
Pada proses pengolahan terdapat NOS, apa yang Anda ketahui tentang NOS
?
Jelaskan secara singkat proses pengolahan tahap awal!
Bagaimanakah alur pemurnian minyak sawit, jelaskan sesuai dengan yang Anda pelajari pada
Jelaskan langkat proses pengambilan inti sawit!

REFLEKSI

Evaluasi perlu dilakukan oleh guru pembimbing yang bertujuan untuk meli- hat tingkat keter

AGRIBISNIS
TANAMAN
5
PANEN DAN PASCA PANEN

BAB VI PENGELOLAN DAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang pengelolaan dan pengendalian pemeliharaan peserta didik da

PETA KONSEP

PEMELIHARAAN TERENCANA

PENDAHULUAN

PERAWATAN BERSADARKAN KERUSAKAN

KATA KUNCI

perawatan, Pemeliharaan

AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Pemeliharaan alat-alat transportasi pada perkebunan sawit perlu


dilakukakan secara terencana untuk menghindari masalah yang akan timbul selama
proses pengangkutan hasil panen. Setiap perkebunan skala besar saat ini mutlak
menggunakan kendaraan dan alat berat sebagai salah satu untuk kelancaran
aktivitas di perkebunan kelapa sawit dan dapat bekerja dengan optimal.
Perawatan/pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan
dengan sadar untuk menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai, atau
tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat berfungsi kembali.
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan,
dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai.

Gambar 6.1 : Workshop/traksi tempat perbaikan kendaraan angkut


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, memiliki kendaraan dan


alat berat menjadi hal mutlak, kendati sebagian perusahaan bisa mendapatkanya
melalui sistem sewa. Namun, seringnya pemakaian kendaraan dan alat berat bagi
perkebunan tidak menutupi kemungkinan perusahaan perkebunan sawit memilikinya
tanpa menggunakan sistem sewa.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana terbagi atas tiga cara, yaitu dengan melakukan
perawatan darurat, perawatan preventif, dan perawatan secara kolektif.
Alasannya dilakukan pemeliharaan secara berkesinambungan tak lain adalah
upaya untuk mengatasi terjadinya pengeluaran biaya yang relatif besar guna
memperbaiki kendaraan dan alat berat. Bagian yang bertugas untuk melakukan
pemeliharaan di perkebunan adalah bagian teknik yang didukung dengan satu
unit bengkelsebagai tempat proses perbaikan.
Dalam proses pemeliharaan supaya tidak terjadi kelalaian, perlu dilakukan
koordinasi dengan unit perbengkelan sehingga keteraturan dan kesinambungan
dari operasi tersebut akan terjamin. Semua proses tersebut dinamakan

AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN
PASCA

MATERI

manajemen perbengkelan kebun. Biasanya dalam pemeliharaan di bengkel para


mekanik dan pembantu mekanik akan mengerjakan jenis-jenis pekerjaan antara
lain pembersihan mesin beserta peralatannya, pelumasan, penyetelan mesin-
mesin dan penyediaan suku cadang. Berikut gambaran sistematika pemeliharaan
:
1. Preventif Maintenance terdiri dari tiga bagian yaitu Premaintenance,
Routine Maintenance dan Periodic Miantenance.
Preventif Maintenance (Pemeliharaan Pencegahan) adalah pemeliharaan
yang dilakukan supaya mesin / fasilitas / peralatan terhindar dari laju
kerusakan yang cepat (tidak wajar dan belum saatnya).
Premaintenance (Prapemeliharaan) adalah persiapan pemeliharaan agar
dalam pelaksanaan pemeliharaan nantinya lebih lancer dan memenuhi
sasaran. Kegiatan pra pemeliharaan ini antara lain seperti : penyusunan
program pemeliharaan, penyediaan peralatan dan bahan pemeliharaan
sesuai dengan fasilitas objek pemeliharaan, penyiapan lokasi seperti fondasi
/ lantai dan tata letak (lay-out) yang memadai, penyiapan sarana penunjang
seperti: listrik, air dan udara kempa, persiapan tenaga pelaksana
pemeliharaan (organisasi) dan administrasi pemeliharaan Routine
Maintenance (Pememliharaan Harian) adalah pemeliharaan yang dilakukan
setiap hari atau setiap mesin/peralatan/ fasilitas dioperasikan atau
digunakan.
Kegiatan yang dilakukan seperti :
a. Pencegahan beban lebih
b. Pencegahan korosi
c. Pelumasan bagi yang memerlukan
d. Keselamatan dan keamanan fasilitas
e. Kebersihan dan ketertiban

Gambar 6.2 : Tempat ataupun lokasi pencatatan pemeliharaan


kendaraan Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

Kegiatan pemeliharaan harian ini biasanya dilakukan oleh operator.


Periodic Maintenance (Pemeliharaan Berkala) adalah pemeliharaan yang
dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan.
Pembuatan jadwal itu berdasarkan kepentingan perlakuan terhadap objek
pemeliharaan misalnya keperluan penggantian oli seharusnya berapa jam
kerja, penyetelan ulang bagian-bagian yang bergerak setiap berapa bulan
dan sebagainya. Di dalam pemeliharaan berkala ini kita kenal adanya
pemeliharaan wekly , monthly dan yearly, yang artinya sebagai berikut :
Weekly maintenance (Pemeliharaan mingguan)ialah pemeliharaan yang
dilaksanakan seminggu sekali atau dua minggu sekali atau tiga minggu sekali.
Monthly maintenance (Pemeliharaan bulanan) ialah pemeliharaan yang
dilakukan satu bulan sekali atau tiga bulan sekali (tiga bulanan) atau setiap
enam bulan sekali (semesteran).
Yearly maintenance (Pemeliharaan tahunan) ialah pemeliharaan yang
dilakukan setiap tahun sekali atau dua tahun sekali.
Namun banyak juga pemeliharaan mesin / peralatan / fasilitas yang
pelaksanaan pemeliharaannya berdasarkan jam kerja misalnya penyetelan-
penyetelan bagian-bagian yang bersambung atau bagian-bagian yang
bergerak dilaksanakan setiap 1000 jam kerja, penggantian oli setiap 2000
jam kerja, servis besar (overhaul) setiap 4000 jam kerja dan sebagainya.
2. Corrective Maintenance terdiri dari tiga bagian yaitu Ligt Repair, Medium Repair
dan Overhaul.
Corrective Maintenace (Perbaikan) adalah pemeliharaan yang dilakukan
apabila terjadi kerusakan untuk mengembalikan mesin / peralatan pada
kondisi semula.
Light Repair (Perbaikan Ringan) adalah perbaikan-perbaikan dari
kerusakan ringan termasuk yang ditemukan pada waktu pengecekan
(pemeliharaan berkala) yang perbaikannya cukup dengan penggantian
komponen (replacement) dan tidak memerlukan waktu dan biaya tinggi.
Medium Repair (Perbaikan Sedang) adalah perbaikan-perbaikan dari
kerusakan akibat aus atau akibat kecelakaan yang perbaikannya memerlukan
pembetulan komponen dengan biaya yang lebih tinggi dan waktu kerja yang
lebih lama.
Overhaul (Servise Besar) adalah perbaikan total akibat keausan (lama
pemakaian) dengan pembetulan-pembetulan maupun penggantian
komponen. Perbaikan atau overhaul ini biasa dilakukan oleh teknisi dan /
atau teknisi ahli, sedangkan untuk mencapai hasil yang optimal perlu kiranya
menganut suatu sistematika perbaikan yang yang telah ditentukan
3. Emergency Maintenance terdiri dari Emergency Repair
Emergency Maintenance (Pemeliharaan Darurat) adalah pemeliharaan
yang dilakukan di luar program pemeliharaan kerena terjadi sesuatu yang
emergency (kecelakaan).
Emergency Repair (Perbaikan Darurat) adalah perbaikan dari kerusakan
akibat kecelakaan yang perbaikannya bersifat sementara untuk menunggu
perbaikan yang sempurna atau langsung diperbaiki secara sempurna.

AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN
PASCA

MATERI

Dalam pemeliharaan memerlukan jadwal, jadwal perbaikan adalah


pembagian dan penetapan waktu perbaikan setiap komponen yang
pelaksanaan perbaikannya mungkin ditangani oleh beberapa teknisi di
beberapa bengkel pula. Komponen yang satu dan yang lain penyelesaian
perbaikannya harus sesuai dengan jadwal agar pada waktu perakitan kembali
semuanya sudah siap.

Gambar 6.3 : Emergency repair terhadap salah satu alat angkut panen
Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Proses Perbaikanadalah pelaksanaan perbaikan sesuai dengan jadwal


yang telah ditetapkan oleh bagian perencanaan ( maintenance engineering
). Pelaksana perbaikan ini tentu disesuaikan dengan tingkat kesulitan
perbaikannya, misalnya untuk perbaikan-perbaikan kerusakan yang tidak
terlalu rumit mungkin cukup dengan teknisi biasa tetapi bila untuk perbaikan
dari kerusakan yang cukup rumit mungkin perlu teknisi khusus atau teknisi
ahli. Pelaksanaan perbaikannya pun mungkin di bengkel sendiri atau
mungkin juga di bengkel luar yang sesuai dengan jenis perbaikan yang
dikehendaki.

B. Perawatan Berdasarkan Kerusakan


Pemeliharaan dan perawatan sehari-hari secara rutin terhadap mesin
sebetulnya jauh lebih baik dibandingkan memperbaiki kerusakan yang terjadi
pada mesin. Dan kerusakan biasanya terjadi akibat kurang atau tidak adanya
perawatan yang rutin dan benar pada alat mesin pertanian. Sehingga jika
pemeliharaan dilakukan dengan baik berarti umur mesin menjadi panjang dan
akan jarang mengalami kerusakan. Oleh karenanya sebelum alat mesin pertanian
mengalami kerusakan dan mengeluarkan biaya cukup mahal, maka dilakukan
perawatan alat mesin pertanian secara rutin.
1. Pembersihan
Pembersihan dilakukan guna mencegah kerusakan, yang pertama kali
dilakukan adalah langkah pembersihan yang berfungsi untuk mendeteksi
awal kerusakan. Pembersihan ini bertujuan membersihkan bagian luar
peralatan mesin tersebut. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh operator
alat. Proses selanjutnya, apabila mulai tampak ada gejala karat, sebaiknya
AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI
segera

AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN
PASCA

MATERI

diberi minyak gemuk atau minyak antikarat. Namun yang terpenting adalah
bila mesin tersebut sudah mulai terlihat aus disebabkan pemakaian yang
terus -menerus dicatat untuk perbaikannya. Pencatatan ini berguna untuk
menentukan apakah akan dilakukan rekondisi atau penggantian suku cadang
agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
2. Pelumasan dan Grease
Pelumasan dengan minyak dan grease pada mesin serta peralatan
merupakan hal yang sangat penting. Hal ini karena kelengahan pelumasan
dan grease akan mengakibatkan kerugian besar bagi perusaaan. Oleh karena
itu, tindakan ini mesti rutin dilakukan sehingga kemacetan pada mesin dan
peralatan lainnya bisa dihindari. Selain itu tindakan ini juga bisa
menghindari terjadinya pengeluaran biaya yang cukup tinggi bila kemacetan
terjadi pada mesin yang berakibat pada rusaknya mesin serta peralatan
lainnya.
3. Penyetelan Mesin dan Peralatan
Deteksi dini dilakukan untuk mengetahui sebab dari terjadinya
kesalahan mesin dan peralatan lainnya. Dalam melakukan hal tersebut
petugas mekanik bisa memeriksa dan menyetel mesin. Apabila terjadi
kejanggalan pada mesin, sesegera mungkin untuk dilakukan tindakan
perbaikan atau reparasi. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui cara
perbaikannya. Pemeriksaan kesalahan pada mesin dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti dengan pertolongan atau bantuan alat-alat sederhana
yang umumnya tersedia misalnya thermometer (untuk mengukur panas),
manometer (untuk mengukur tekanan), volt meter, ampere meter, meger-
meger untuk kabel listrik dan lainnya, selanjutnya dibantu dengan data-data
yang telah dicatat di dalam kartu riwayat kendaraan dan alat. Secara
darurat, dapatdilakukan perbaikan pada bagian yang salah saja, tetapi tetap
harus dicari penyebab dan kesalahan
/kerusakannya.

Gambar 6.4 : Penyetelan dan pelumasan kendaraan


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

4. Jadwal Pemeliharaaan dan Pergantian Spare Part


Pembuatan jadwal atau program pemeliharaan (servise berkala)
AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI
kendaraan dan alat berat harus dilakukan. Selanjutnya mekanik bekerja

AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN
PASCA

MATERI
berpedoman pada jadwal anggaran perusahaan, ditambah dengan temuan-
temuan penting yang didapat dari hasil kerja lapangan. Oleh karena itu,
jadwal pemeliharaan ini menjadi penting dan untuk dapat diatur dengan
benar, efisien. Data-data yang benar/tepat harus diberikan sebagai dasar
tindakan yang akan diambil. Kartu riwayat setiap kendaraan dan alat berat
juga harus digunakan saat mesin baru/diuji di tempat. Apabila selanjutnya
kendaraan mendapat pemeliharaan harus dicatat pada kartu riwayat
kendaraan dan alat. Data-datanya harus benar karena sangat berguna untuk
tujuan perwatan berikutnya, termasuk berfungsi untuk penjadwalan suku
cadang (spare part) ataupun memperkirakan penyusutan atau pengafkiran.
5. Penyedian Suku Cadang
Kelainan dalam mengatur persediaan suku cadang dalam jumlah
yang memadai akan menyebabkan jadwal perawatan tertunda. Akibatnya
akan merusak sistem pemeliharaan / perawatan dan pencegahan
(preventif maintenance). Operator juga harus memeriksa kondisi dari setiap
kendaraan dan alat berat yang dioperasikannya secara harian agar
kendaraan dan alat berat dapat beroperasi secara optimal. Oleh karena itu
perlu dilakukan pelaksanaan perawatan harian. Biaya-biaya bengkel yang
berupa (gaji mekanik, pembantu mekanik, pemakaian bahan penolong dan
spare part, pemakaian BBM, serta biaya-biaya lainnya) dikumpulkan jadi
satu dan dialokasikan kepada unit (kendaraan alat berat) yang diperbaiki
secara proporsional. Dasar perhitungan alokasi dibuat berdasarkan standar
harga yang disesuaikan dengan anggaran yang ditetapkan. Selisih ini
merupakan pedoman untuk menilai efisiensi yang akan dibandingkan
dengan hasil kerja yang telah dicapai. Pepatah mengatakan lebih baik
mencegah dibandingkan mengobati, demikian juga dengan kendaraan dan
alat berat yang dipakai sering mengalami kerusakan. Biaya pemeliharaan
juga lebih murah dibandingkan dengan biaya reparasi, belum lagi kerugian
akibat dari kendaraan dan alat berat yang tidak terpakai.

CAKRAWALA

Pemeliharaan dan perawatan sehari-hari secara rutin terhadap mesin sebetulnya jauh lebih baik d

AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai Pengelolan dan Pengendalian Pemeliharaan

RANGKUMAN

Perawatan/pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk

TUGAS MANDIRI

Pada materi pengelolaan dan pengendalian pemeliharaan peralatan mesin maupun alat bera

AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENILAIAN AKHIR BAB


Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
Coba kamu analisis mengapa pemeliharaan alat-alat transportasi pada perkebunan sawit perlu
Apa alasannya dilakukan pemeliharaan secara berkesinambungan ?
Apa yang perlu dilakukan dalam proses pemeliharaan supaya tidak terjadi kelalaian ?
Berikan contoh kegiatan yang dilakukan Routine Maintenance (Pemeliharaan Harian) !
Apa akibat dari kelalaian dalam mengatur persediaan suku cadang dalam jumlah yang memad

REFLEKSI

Materi kali ini berkaitan dengan alat dan mesin pertanian, jadi dalam melakukan evaluasi hasil b

AGRIBISNIS
6 TANAMAN
PANEN DAN PASCA PANEN

BAB VII
KINERJA PENGOLAHAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang kinerja pengolahan, peserta didik dapat mema

PETA KONSEP

Kapasitas
Pengolahan

PENDAHULUAN

Pengambilan Sampel

KATA KUNCI

Kapasitas, Sampel

AGRIBISNIS
TANAMAN
6
PANEN DAN PASCA
PANEN

PENDAHULUAN

Bahan baku dengan mutu yang baik, diperlukan juga persyaratan yang lain
untuk mendapatkan hasil pengolahan yang baik, seperti jumlah TBS yang cukup dan
pengiri- man TBS yang tepat waktu tiba dipabrik. Bila salah satu persyaratan itu
tidak dipenuhi, efisiensi dan efektivitas pabrik menjadi tidak terwujud seperti yang
diharapkan. Tolok ukur untuk menilai kinerja pengolahan ditunjukkan oleh besarnya
nilai Indeks Pro- duktifitas Pabrik (IPP) yang merupakan hasil perhitungan dari
efisiensi kapasitas olah, efektivitas jam operasi, dan efisiensi ekstraksi produksi.
Analisis kinerja pabrik mer- upakan dasar bagi manajemen pabrik dalam upaya
efisiensi pengutipan minyak dan inti sawit serta penurunan biaya olah.

Gambar 7.1 : Salah satu stasiun pengecekan mutu hasil olahan


Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)
Dalam menilai mutu dan kinerja dibutuhkan sampel hasil olahan. Sampel
mer- upakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel dianggap sebagai
perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang
diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel
yang diambil. Alasan per- lunya pengambilan sampel di PKS adalaha untuk
mengetahui performa dari proses pengolahan, lebih mudah dan lebih cepat,
memberi informasi lebih banyak dan dalam mengenai kualitas dan losses, dapat
ditangani lebih teliti apabila terjadi penurunan kualitas hasil olahan.
Sampel dianalisis untuk memperoleh gambaran apakah populasi tersebut se-
suai dengan standar yang ditetapkan. Bila tidak sesuai, berarti ada kesalahan dalam
proses produksi. Selanjutnya kesalahan tersebut akan diteruskan/diberitahukan
kepa- da pelaksana untuk/operator untuk dilakukan perbaikan. Pengambilan sampel
tidak dapat dilakukan secara sembarangan, oleh karena itu perlu ditentukan tata
cara dalam pengambilan sampel di pabrik kelapa sawit.

AGRIBISNIS
7 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

A. Kapasitas Pengolahan
Efisiensi Kapasitas Olah (EKO) dihitung dengan rumus berikut
KONET x 100%
KONOM
Nilai EKO dikatakan baik jika persentasenya sebesar 95%. KONOM (Kapasitas
Olah Nominal) ialah kapasitas olab menurut desain dan telah diuji Taking Over
Test (TOT). Sementara itu, KONET (Kapasitas Olah Neto) adalh kapasitas yang
dicapai oleh PKS secara efektif. Cara penghitungannya, yaitu jumlah TBS yang
diolah dibagi dengan jumlah olah efektif dan jam stagnasi.
1. Jam Olah Pabrik
Efektifitas Jam Operasi (EJO) dihitung dengan rumus berikut.
Jam Olah Pabrik
---------------------- X 100%
Jam Olah Tersedia
Nilai EJO dikatakan baik apabila persentasenya lebih kurang 85%.
Terdapat isttilah jam olah pabrik, jam stagnasi, jam olah efektif dan jam olah
tersedia.
a. Jam olah pabrik mulai dihitung setelah screw press broperasi sampai
screw press berakhir/berhenti.
b. Jam stagnasi adalah jumlah kerusakan setiap alat yang menyebabkan
terhentinya proses screw press.
c. Jam olah efektif adalah jam olah pabrik dikurangi jam stagnasi.
d. Jam olah tersedia (bruto) adalah jam olah pabrik bekerja dihitung sejak
fire up boiler hingga screw press berhenti.
2. Efisiensi Pengutipan Minyak Sawit (EPM)
EPM di hitung dengan rumus sebagai berikut
Rendemen Minyak
EPM =------------------------------X 100%
Rendemen Minyak + Total
Kehilangan Minyak Terhadap TBS
Nilai EPM dikatakan baik jika persentasennya lebih kurang 93%
3. Efisiensi Pengutipan Kernel (EPK)
EPK dihitung dengan rumus berikut.
Rendemen Kernel
EPK =---------------------------------X 100%
Rendemen Kernel + Total
Kehilangan Kernel terhadap TBS

AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN
PASCA

MATERI

4. Indeks Produktivitas Pabrik (IPP)


IPP dihitung dengan rumus sebagai berikut.
EPM + EPK
EKO + EJO + ---------------
2
IPP =------------------------------------X 100%
3
Kterangan : IPP tinggi = minimum 0,85
IPP sedang = 0,60 – 0,84
IPP rendah = dibawah 0,60
Setiap pabrik disarankan agar memiliki IPP minimum 0,85.
Untuk mendapatkan IPP minimum ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian untuk mendapatkan nilai Indeks Produktivitas Pabrik (IPP) yang
tinggi adalah sebagai berikut.
a. Penerapan 5R (ringkas, rapi/penataan, resik/pembersihan, rawat, dan rajin
/pembiasaan) di setiap stasiun.
b. Analisis semua sampel proses dengan benar
c. Lakukan pemeriksaan mutu TBS yang diterima dengan benar
d. Mengolah seluruh TBS dan brondolan dengan prinsip FIFO (First in
First Out).
e. Operasikan mesin-mesin dengan efektif dan efisisen
f. Implementasikan SOP pabrik dengan benar
g. Losses CPO dan kernel seminimal mungkin
h. Mengontrol kualitas produksi CPO dan kernel sesuai standar.
i. Ingatkan karyawan tentang K3 (kesehatan dan Keselamatan Kerja) setiap
hari.
j. Laksanakan perawatan mesin sesuai jadwal dan life time (umur mesin)
k. Lestarikan lingkungan.
Sebelas poin tersebut dapat diakronimkan menjadi PALM OIL MILL.
Jika semua hal trersebut telah diterapkan dengan baik dan tercipta Best
Management Practices (BMP) yang bisa menghasilkan IPP tingi.

B. Pengambilan Sampel
PKS pengolahan TBS untuk menghasilkan CPO dan kernel. Sebelum CPO dan
kernel disimpan, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel untuk data
acuan kualitas hasil CPO dan Kernel yang telah diolah. Setelah pengambilan
sampel dilakukan CPO disimpan di tangki timbun, sedangkan PK disimpan di
bulk silo. Pada umumnya di PKS terdapat tiga tangki timbun dan dua bulk silo.
Namun ada juga PKS menyimpan PK dalam karung plastik. CPO dan PK setiap
hari diukur untuk mengetahui jumlah produksi dan rendemen (OER dan KER)
yang akan diperoleh. Pengukuran CPO dan PK menggunakan cara tertentu
agar diperoleh tingkat produksi yang akurat.

AGRIBISNIS
7 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

1. Ketentuan Pengambilan Sampel


Ada beberapa ketentuan pengambilan sampel yang harus diperhatikan agar
mendapatkan data yang akurat :
a. Sampel diambil selama proses berlangsung (diawali dari 2 jam setelah
proses berjalan dan diakhiri sampai dengan 2 jam sebelum proses
berhenti).
b. Alat-alat yang digunakan untuk mengambil sampel harus selalu dijaga
agar tetap kering dan bersih.
c. Sampel, tempat sampel, dan alat pengambilan sampel harus disimpan di
tempat yang aman dan kontaminasi kotoran ataupun air.
d. Ukuran tempat sampel disesuaikan degan kebutuhan. Untuk sampel
cairan misalnya, dapat digunakan jerigen plastik ukuran 5 liter. Untuk
sampel padat, dapat menguankan ember plastik uuran 25 liter yang
dilengkapai dengan tutup yang rapat.
e. Semua tempat sampel harus diberi nama atau identitas yang jelas.
f. Tempat pengambilan sampel harus dibuat sedemikian rupa agar tidak
berbahaya bagi keselamatan petugas pengambil sampel.
g. Semua sampel harus dianalisis secepat mungkin.
2. Cara Pengambilan Sampel
Ada enam hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan cara pengambilan
sampel. Berikut keenam hal tersebut.
a. Sampel Cair
1) Cuci sampai bersih sampling can dan tempat sampel
2) Tunggu beberapa saat setelah kerangan dibuka sebelum mengambil
sampel. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemurnian sampel.
3) Bilas sampling can dan tempat sampel dengan cara dikocok
menggunakan sampel yang akan diambil.
4) Tutup tempat sampel agar tidak masuk kotoran ataupun air
5) Letakkan sampel pada tempat yang tinggi dan kering
b. Sampel Padat
1) Pastikan tempat sampel harus bebas dari kotoran dan air
2) Tutp tempat sampel agar tidak masuk kotoran ataupun air
3) Letakkan sampel pada tempat yang kering dan tinggi
c. Sampel Solid Decanter
1) Simpan sampel di dalam stoples atau wadah tertutup untuk
mencegah penguapan air
2) Pastikan tempat sampel harus bebas dari kotoran dan air
3) Letakkan sampel pada tempat yang tinggi dan kering
d. Sampel Air Limbah
1) Pastikan wadah tempat penampungan sampel bersih dan kering
2) Bilas tempat pengambulan sampel (sampling can) dan jeriken
menggunakan sampel yang telah diambil
3) Tampung dan simpan sampel didalam wadah tertutup rapat
4) Pastikan wadah sampel (jeriken) bebas dari gelembung udara
5) Segera serahkan sampel ke laboratorium untuk dianalisis (lamanya
pengiriman sampel berpengaruh terhadap hasil analisis).

AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN
PASCA

MATERI

e. Pengambilan Sampel Empty Fruit Bunch (EFB)


1) Potong memanjang (longitudinal) sampel EFB yang telah diambil
(sebanyak I janjang) menjadi 4 bagian setiap 2 jam dengan
menggunakan parang yang tajam.
2) Ambil satu bagian dari potongan tersebut dan simpan di wadah yang
tertutup. Tiga bagian sisanya dibuang.
3) Pastikan tempat sampel harus bebas dari kotoran dan air
4) Letakkan sampel pada tempat yang tinggi dan kering
f. Metode Sampling Kernel Dispatch Saat Pemuatan Kernel ke Truk
1) Sampel diambil dengan sekop pasir dari 9 titik saat mobil terisi ½
penuh dengan diratakan terlebih dahulu. Setelah mobil terisi penuh
dan diratakan, ambil lagi dari 9 titik , masing-masing 3 titik di bagian
depan, tengah, dan belakang. Tombak ditancapakan dan dipijak
sedalam mungkin dengan kedalaman lebih ½ meter.
2) Setelah kernel terisi penuh, kernel diratakan kembali dan diambil
sampelnya lagi dari 9 titik seperti tadi.
3) Sampel – sampel ini kemudian dicampur dengan baik dan di-
quartering dengan benar menjadi 1 kg untuk dianalisis. Sisa 1 kg
lagi disimpan dengan baik di PMKS sebagai pertinggal.
3. Pemecahan Masalah Berkaitan dengan Sampel
Berikut table berisi tindakan pemecahan masalah berkaitan dengan
pengambilan sampel :

Tabel 7.1 Tindakan Pemecahan Masalah Berkaitan Pengambilan Sampel


Masalah Penyebab Tindakan

1. Kesalahan 1.1. Ulangi pekerjaan terhadap sampel


1. Tidak tepat dalam
analisis secara yang sama
menentukan warna
titrasi 1.2. Tingkatkan ketelitian dalam
akhir titrasi
pekerjaan

2. Kerusakan bahan 2.1. Periksa kosentrasi larutan


pereaksi 2.2. Periksa indicator da preaksi lainnya
2.3. Ganti semua bahan-bahan pereaksi

2. Kesalahan 1. Suhu oven tidak 1.1. kalibrasi temperature oven dengan


analisis kadar stabil thermometer
air 1.2. Ulangi analysis.

2. Jumlah penimbangan 2.1. Ulangi analisis dengan instruksi


sampel tidak standar kerja yang disediakan.

AGRIBISNIS
7 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA

MATERI

Masalah Penyebab Tindakan

3. Sampel 3.1. perhatikan pada saat ekstraksi,


terkontaminasi dengan harus disesuaikan dengan instruksi
material lain seperti kerja yang ada
air, kotoran dan
sebagainya

3. Kesalahan 1. Waktu untuk 1.1. Perhatikan pada saat ekstraksi,


analisis oil ekstraksi tidak cukup harus disesuaikan dengan instruksi
losses kerja yang ada.
1.2. Perhatikan sewaktu menurunkan
sampel ekstraksi pelarut dalam soxhlet
harus sudah betul-betul bersih.

2. Tempat ekstraksi 2.1. sewaktu menimbang labu kosong


sampel tertukar beri tanda masing-masing labu untuk
dengan tempat sampel masing-masing sampel
yang lain

4. Kesalahan 1. Jumlah penimbangan 1. Ulangi analisis dengan instruksi kerja


analisis kadar sampel tidak standar yang disediakan
kotor

2. Sampel 2.1. Ulangi analisis dengan lebih


terkontaminasi dengan teliti. Hati-hati sewaktu penyiapan
material lain, seperti sampel, jauhkan pekerjaan sampel
debu dari kontaminasi kotoran lain

3. Kesalahan pada 3.1. Pastikan ukuran kertas saring


saat penyaringan sesuai dengan alat saring yang
dipergunakan.
3.2. Pastikan tidak ada kebocoran
dari kertas saring dan alat penyaring
kotoran

AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN
PASCA

MATERI

Petugas pengambilan sampel harus seorang yang cakap dan ahli atau
terlatih untuk melakukan pekerjaan itu. Kesalahan dalam pengambilan
sampel akan mempengaruhi proses pengujian berikutnya. Petugas ini
bertangung jawab terhadap kebenaran sampel.

CAKRAWALA

Kinerja pengolahan adalah tahapan untuk memperoleh hasil dari pengolahan produk baik mentah

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai kinerja pengolahan hasil panen, kalian dapat mem

AGRIBISNIS
7 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

RANGKUMAN

Bahan baku dengan mutu yang baik, diperlukan juga persyaratan yang lain untuk mendapa
Dalam menilai mutu dan kinerja dibutuhkan sampel hasil olahan. Sampel merupakan bagian

TUGAS MANDIRI

Tugas para siswa adalah melakukan kunjungan ke Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yan

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


Dalam pengolahan hasil panen kelapa sawit selalu mengutamakan ketepatan waktu. Jelaska
Apakah setiap hasil ataupun produk yang telah melalui proses pengolahan memerlukan samp
Pengolahan kelapa sawit yang dilakukan oleh PKS harus memiliki IPP 85% dalam managemen
Jabarkan syarat pengambilan sampel yang benar sesuai dengan standar yang telah ditetapka
Dalam pengambilan sampel yang akan diuji terkadang hasilnya tidak sesuai dengan standar

AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN PASCA PANEN

REFLEKSI

Evaluasi yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing terhadap materi yang telah di pelajari kep

AGRIBISNIS
7 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
A. PILIHAN GANDA
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1. Mutu hasil panen sangat diperhatikan saat pemanenan yang bertujuan untuk ?
a. Efisiensi pengolahan …
b. Memudahkan proses pengolahan
c. Meningkatkan kualitas buah
d. Standar permintaan pasar
e. Efisiensi biaya pengolahan

2. Tujuan dari efisiensi pengolahan hasil panen dilakukan adalah ?


a. Meminimalkan bahan baku
b. Memaksimalkan produksi
c. Mencapai produksi yang tinggi…
d. Mengurangi biaya pengolahan
e. Mencapai target yang diberikan

3. Pemeriksaan mutu buah/TBS pada tanaman kelpa sawit dilaksanakan setiap hari
kerja untuk ?
a. Mengetahuai kulitas buah se-refresentatif mungkin
b. Mengetahui tingkat hasil panen
c. Memudahkan tugas operator alat
d. Mengetahui jumlah panen secara objektif
e. Menghitung buah layak

4. Setiap afdelling kebun memiliki RKH yang di gunakan untuk memberikan tanda X
pada peta kebun yang bertujuan agar ?
a. Lokasi grading menyebar secara merata
b. Menghindari salah pendataan pemanen
c. Hasil panen dapat teridentifkasi maksimal
d. Grading tetap tidak berubah
e. Pemeriksaan buah lancar

5. Buah yang memberondol lebih dari 50% hingga maksimum 75% di sebut buah ?
a. Buah mentah
b. Buah masak
c. Buah terlalu masak
d. Buah dimakan tikus
e. Buah abnormal

6. Sebelum dilakukan pemanenan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaaan


ancak panen yang bertujuan ?
a. Memperoleh sampel yang re-fresentatif…
b. Menghitung buah mentah
c. Memperoleh data jumlah panen

AGRIBISNIS
TANAMAN
7
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR

d. Menghitung jumlah tenaga kerja


e. Memperoleh data jumlah tanaman

7. Dalam pemeriksaan mutu ancak panen mandor/krani akan memberikan tanda X


pada peta kebun agar ?
a. Tidak terjadi pengamatan ganda pada blok yang sama
b. Mengetahui lokasi yang akan di semprot
c. Tidak ada blok yang tertinggal
d. Pendataan panen merata pada 1 blok
e. Pemeriksaan panen lebih mudah

8. Salah satu kriteria kualitas ancak panen yang akan diperiksa adalah ?
a. Buah masak tinggal dipokok..
b. Buah matang tinggal di jalan
c. Buah matahari yang terangkut
d. Brondolan yang hilang
e. Buah terlalu masak

9. Pemeriksaaan panen dialakukan secara acak sedemikian rupa sehingga mewakili


seluruh panen disebut ?
a. Sortasi buah
b. Mutu buah
c. Ancak panen
d. Sortasi panen
e. Kualitas ancak

10. Pemeriksaaan terhadap mutu panen dilakukan dengan cara ?


a. Penggolongan buah berdasarkan tingkat kematangan
b. Penggolongan buah berdasarkan luasan blok
c. Penggolongan buah berdasarkan jumlah janjang
d. Penggolongan buah berdasarkan hasil panen
e. Penggolongan buah berdasarkan ukuran buah

11. Berapakan nilai sortasi panen yang dianggap memenuhi persyratan baku olahan
pabrik pada tanaman kelapa sawit ?
a. ≥ 75 %
b. ≥ 80%
c. ≥ 85%..
d. ≥ 90%
e. ≥ 95%

12. Kelapa hibrida dkatakan memiliki kualitas yang buruk apabila ?


a. Buah terlalu masak, buah masak dan lonjong
b. Buah terlalu muda, buah masak bulan dan buah terlalu kecil

AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
c. Buah besar, buah berserabut tipis dan buah bulat
d. Buah berserabut tebal, buah masak tua
e. Buah masak sedang dan berukuran lonjong

13. Dalam pemanenan sagu harus dilakukan sebelum tanaman tersebut


berbunga, dikarenakan ?
a. Kandungan pati sagu akan menurun
b. Kandungan pati akan busuk
c. Kandungan pati akan keras dan a lot
d. Kandungan pati berbau busuk
e. Kandungan pati akan menjadi serabut

14. Satu batang sagu yang berumur 12 tahun mampu menghasilkan 20% pati, dan
berapa kg tepung basah yang mampu dihasilkan oleh satu batang sagu utuh ?
a. 50-450 kg,,
b. 100-250 kg
c. 150-500 kg
d. 200-600 kg
e. 250-700 kg

15. Buah kelapa sawit yang masuk dalam pengolahan akan berpengaruh terhadap
kadar ALB. Berapakah kandungan ALB pada buah mentah ?
a. 1,6-3,4
b. 1,7-3,3
c. 1,6-2,8,,,
d. 1,7-4,4
e. 1,8-4,4

16. Pada tahap pertama proses pengolahan kelapa sawit adalah


perebusan(sterilizer). Salah satu tujuan perebusan buah adalah ?
a. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas,,
b. Menurunkan kadar air pada buah sawit
c. Mempermudah menyerap minyak pada janjang
d. Melunakkan janjang sawit
e. Mengaktifkan enzim-enzim lipase

17. Dalam proses pengolahan buah kelapa sawit terdapat proses penebahan (Threser
Process) yang berfungsi ?
a. Membanting buah dan janjang
b. Memisahkan buah dari janjangannya..
c. Mengangkat buah ke bunc feeder
d. Mendorong ke empty bunc conveyor
e. Memisahkan minyak dan air

AGRIBISNIS
TANAMAN
8
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
18. Proses pengempaan (pressing process) adalah tahap pertama dimulainya
pengambilan minyak, pada proses pengempaan terdiri dari ?
a. Digester dan Screw Conveyor
b. Digester dan Conveyor Threser
c. Conveyor dan Fruit Elevator
d. Digester dan Screw Press..
e. Screw Press dan Screw conveyor

19. System kerja mesin penyaringan dengan system getaran-getaran untuk


menyaring Crude Oil dari serabut-serabut disebut ?
a. Vertical Clarifier Tank
b. Sludge
c. Sand Trap Tank
d. Vibro Seperator
e. Skimmer

20. Vertical Clarifier Tank (VCT) berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan kotoran,
dalam proses ini berapakah suhu yang dibutuhkan ?
a. 80ºC
b. 85ºC
c. 90ºC
d. 95ºC
e. 100ºC

21. Tempat penyimpanan sementara biji (nut) sebelum memasuki proses berikutnya
adalah ?
a. Nut polish Drum
b. Nut Silo
c. Bulk Silo
d. Riplle Mill
e. Tank silo

22. Dalam pemeliharaan alat transportasi pengangkutan harus dilakukan secara


terencana. Pemeliharaan terencana dibagi tiga adalah ?
a. Pemeliharaan harian, bulanan dan tahunan
b. Perawatan ringan, sedang dan berat
c. Perbaikan ringan, sedang dan berat
d. Servise besar, perawatan darurat dan overhaul
e. Perawatan darurat, perawatan preventif dan perawatan kolektif

23. Setiap kendaraan dan alat berat memiliki kartu riwayat yang berisi data-data
kendaraan. Tujuan pemberian kartu riwayat adalah ?
a. Sebagai dasar tindakan perawatan apabila terjdi permasalahan…
b. Sebagai acuan penggantian peralatan acesoris

AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
c. Sebagai penjadwalan pergantian
d. Memperkirakan penyusutan penggunaan kendaraan
e. Memperkirakan kapan harus melakukan perbaikan

24. Kelalaian dalam penyediaan suku cadang dalam jumlah yang memadai akan
menyebabkan ?
a. Perawatan tertunda..
b. Merusak system pemeliharaan
c. Mengganggu aktivitas operator
d. Kerusakan bertambah parah
e. Pemeliharaan tidak dilakukan

25. Pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan
di sebut pemeliharaan ?
a. Pemeliharaan mingguan
b. Pemeliharaan harian
c. Pemeliharaan bulanan
d. Pemeliharaan berkala
e. Pemeliharaan tahunan

26. Perbaikan total akibat lama pemakaian dengan pembetulan maupun


penggantian komponen disebut ?
a. Servise besar…
b. Medium repair
c. Corrective maintenance
d. Perbaikan darurat
e. Perbaikan ringan

27. Setiap proses produksi yang telah dilaksanakan, maka diperlukan


pengambilan sampel, alasan pengambilan sampel adalah ?
a. Mengetahui performa dari proses pengolahan…
b. Mengetahui efisiensi biaya pengolahan
c. Mengukur estimasi hasil yang diperoleh
d. Efisiensi pengutipan hasil produksi
e. Mengetahui jumlah premi yang dibayarkan

28. Sebutkan salah satu yang harus di capai untuk memperoleh IPP (indeks
produktivitas pabrik) ?
a. Penerapan 6 R
b. Analisis semua sampel dengan benar
c. Lakukan pemeriksaan mesin pengolah
d. Losses CPO dan kernel sebisa mungkin
e. Mengolah seluruh TBS tan brondolan

AGRIBISNIS
TANAMAN
8
PANEN DAN
PASCA
PENILAIAN
AKHIR
29. Dalam melakukan anlisis terhadap sampel terkadang terjadi human eror yang
menyebabkan kesalahan analisis kadar air salah satu penyebabnya adalah ?
a. Suhu oven tidak stabil
b. Jumlah penimbang sampel tidak banyak
c. Sampel terkontaminasi sesudah analisis
d. Suhu oven terlalu kecil
e. Penimbangan sampel banyak

30. Petugas pengambilan sampel harus orang yang terlatih untuk melakukan
pengujian dikarenakan ?
a. Bertanggung jawab terhadap kebenaran sampel
b. Mempengaruhi kualitas hasil produksi
c. Menetukan layak nya hasil produksi
d. Bertanggung jawab terhadap harga jual
e. Mencegah terjadinya kesalahan analisis

B. URAIAN
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Sortasi buah pada tanaman kelapa sawit sangat kompleks berbeda dengan sortasi
pada tanaman sagu. Jelaskan perbedaan pada dua komoditas tersebut ?
2. Jelaskan kendala yang terjadi apabila salah satu peralatan pengolahan sperti
trasher mengalami gangguan ?
3. Bagaimanakah alur pemurnian minyak sawit, jelaskan sesuai dengan yang
anda pelajari pada materi sebelumnya ?
4. Pemeliharaan terhadap peralatan pengangkutan sangat perlu dilakukan terutama
pemeliharaan berkala, jelaskan jenis-jenis perawatan yang anda ketahui ?
5. Jabarkan syarat pengambilan sampel yang benar sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan ?

AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

DAFTAR PUSTAKA

Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Buku


Rantai pasok dari kebun ke pabrik dalam 24 jam. 2019. dari http://smart-tbk.com
Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Buku
www.bumn.go.id. System transpotasi perkebunan.2019
Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit.
Buku Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa
Sawit. Buku Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis
Kelapa Sawit. Buku Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas
Agribisnis Kelapa Sawit. Buku

AGRIBISNIS
TANAMAN
8
PANEN DAN PASCA PANEN

GLOSARIUM

Lapangan : Adalah tempat melakukakan suatu pekerjaan baik itu


menganalisa, mengamati dan mempraktekkan
Pabrik : adalah suatu bangunan yang terdapatmesin-mesin untuk
mengolah hasil panen
TPS : Tempat pengumpul hasil panen
TPH : Tempat Pengumpul Hasil
TBS : Tandan Buah Segar
K3 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Ponton : terbuat dari besi yang berbentuk segi empat
Barkas : terbuat dari besi segi empat menggunakan mesin 15 PK
Kanal : adalah saluran air yang di buat sesuai kebutuhan
perkebunan Transportasi: adaalh kegiatan untuk memudahkan suatu kegiatan
Hibrida : adalah salah tanaman kelapa hasil persilangan dari jenis
kelapa dalam dan kelapa genjah yang menghasailkan
varietas baru yaitu hibrida.
Defisit : adalah suatu kondisi dimana pengeluaran lebih banyak
dibandingkan pemasukan dan menimbulkan kerugian.
Mutu : adalah tingkatan baik buruknya atau taraf atau derajat
sesuatu.
CPO : Minyak mentah hasil pemurnian
Nut Silo : Merupakan tempat penyimpanan nut sementara sebelum
masuk ke ripple
NOS : Non-oil Solid (NOS) yang berukuran besar seperti serabut,
pasir, tanah, kotoran-kotoran lain yang terbawa dengan
minyak.
Operator : adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mengoperasikan mesin/alat/kendaraan yang menjadi
tanggung jawabnya.
Bengkel : adalah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan /
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat
pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin
Pelumasan : adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di
antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek
Grease : adalah gemuk sejenis pelumas yang digunakan untuk
mengurangi gesekan pada bagian tertentu kendaraan
Kinerja : adalah hasil kerja secara kulitan dan kuantitas yang dicapai
Pengolahan : adalah suatu perbuatan, cara atau proses mengolah sesuatu
hal
CPO : Minyak Mentah hasil olahan kelapa sawit
Kernel : adalah minyak dari biji kelapa sawit atau minyak inti
Sampel : adaalah contoh bagian dari populasi dalam suatu penelitian
Ekstraksi : adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya
Analisis : adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk
digolongkan berdasarkan kaitanya.

AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 1

Nama Lengkap : MUHAMMAD QUNUL LABIB, S.Kom


Telepon /HP/WA 082327315651
Email : assalamualaikum.labib@gmail.com
Akun Facebook : husnullabib@gmail.com
Alamat Kantor : SMK SWASTA BAKTI AGRO
MANDIRI Kompleks KPP PT. TH Indo
Plantations DesaTanjung Simpang
Kec. Pelangiran Indragiri Hilir, RIAU

Riwayat Pekerjaan / Profesi (10 TahunTerakhir)


1. Guru SMP Diponegoro Depok Sleman (2014 – 2015)
2. Guru SMK Swasta Bakti Agro Mandiri (2016 s/d Sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (lulus Tahun 2015)

Informasi Lain dariPenulis


Tinggal di Daerah Transmigrasi yaitu SP 4 RSTM, Bangun Harjo Jaya, Pulai Burung,
Indragiri Hilir, RIAU , Lahir di Blitar, 11 Mei 1990. Tahun 1997 mengikuti orangtua
Transmigrasi ke RIAU Sekolah Dasar di lalui di SD 060 Binangun Jaya dan MTs
Darussalam di Manunggal Jaya yang masih dikecamatan Pulau Burung dan Setelah
lulus MTs melanjutkan Ke MAN Tulungagung 1 . Tahun 2009 kuliah di Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2015. Sebelum lulus tahun
2014 sampai 2015 mengajar di SMP Diponegoro Depok Sleman, Tahun 2015 pulang
ke RIAUs elanjutnya Menjadi guru di SMK Swasta Bakti Agro Mandiri, dari tahun
2016 - sekarang .

AGRIBISNIS
TANAMAN
8
PANEN DAN PASCA
PANEN

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2

Nama Lengkap : BERRY WIRADINATA, SP


Telepon /HP/WA 0822 8473 5843
Email : berrywiradinata8@gmail.com
Akun Fb, IG, Twitter : berrywiradinata
Alamat Kantor : SMKS BAKTI AGRO MANDIRI
Kompleks PT. THIP, Tanjung
Simpang, kec. Plangiran
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan

Riwayat Pekerjaan / Profesi (2 TahunTerakhir) :


1. Humas PT. Pro IT Dev Yogyakarta, Regional Riau (2018)
2. Guru Produktif Agribisnis Tanaman Perkebunan (2019)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 PERTANIAN, Universitas Islam Riau (Lulus Tahun 2018)

Judul Buku dan Tahun Terbit (2 TahunTerakhir)


1. BUDIDAYA SISTEM TUMPANG SARI TANAMAN KELAPA (Cocosnucifera. L)
DAN NENAS (Ananascomosus. L) TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN LUAS
LAHAN (Tahun2017) di Kab. Idragiri Hilir
2. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Extragen dan NPK Mutiara 16:16:16
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat(Lycopersicum esculentum
Mill (Tahun 2018)

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Kompleks PT. THIP desa Tanjung simpang, Plangiran, Indragiri Hilir,
RIAU, Lahir di Banjar Benai, 08 April 1995. Sekolah Dasar di lalui di SD 039
concong dalam, concong, Indragiri Hilir dan SMP Negeri 1 dan SMA N 1 di daerah
yang sama yaitu di Kec. Benai, Kab. Kuantan Singingi. Tahun 2013 kuliah di
Universitas Islam Riau, lulus tahun 2018.Tahun 2018 melanjutkan karier sebagai
Humas di perusahaan yang bergerak di bidang IT dan Star Up selanjutnya tahun
2019 melanjutkan karir menjadi guru di SMKS Bakti Agro Mandiri, dari tahun 2019
- sekarang .

AGRIBISNIS
8 TANAMAN
PANEN DAN PASCA
PANEN

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 3

NamaLengkap : CHRISMAN PURBA S.Pd


Telepon /HP/WA 081397191259
Email : chrismanpurba@gmsil.com
AkunFb, IG, Twitter: chrismanpurba
Alamat Kantor : SMKS BAKTI AGRO MANDIRI
Kompleks PT. THIP, TanjungSimpang,
kec. Plangiran
KompetensiKeahlian : Teknik Kenderaan Ringan

Riwayat Pekerjaan / Profesi :


1. Guru Di SMK Swasta Teladan Medan 2000
2. Guru di SMK Swasta Teladan Sumatera utara 2004
3. Waksek di SMK Swasta Yapim Sp Kawat – Asahan 2008
4. Kepsek di SMK Swasta Yapim Pinang Awan 2010
5. Kepsek di SMK Swasta Bakti Agro Mandiri 2015

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Teknik Mesin Universitas Negeri Medan (Lulus Tahun 1996)

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Kompleks PT. THIP desa Tanjung simpang, Plangiran, Indaragiri hilir, RIAU,
Lahir di Medan 16 Desember 1972. SD di Medan SD Swasta Mariana, SMP di
Medan SMP Swasta Tunas Kartika II, STM Di Medan STM Swasta Bakti.

AGRIBISNIS
TANAMAN
8

Anda mungkin juga menyukai