Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS KEHUTANAN
Alamat : Jl. Bandara Juanda Telp. (031) 8666549 Fax. (031) 8667858
Email : dishutjatim@yahoo.co.id
SIDOARJO 61253

LAPORAN KINERJA
DINAS KEHUTANAN PROV. JATIM
TAHUN 2019

SIDOARJO, FEBRUARI 2020


KATA PENGANTAR

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014


tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Timur telah menyusun Laporan Kinerja Tahun
2019 sebagai bentuk pertanggungjawaban atas seluruh kinerja yang
telah dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.
Laporan ini menyajikan analis capaian indikator kinerja sasaran strategis
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, sekaligus sebagai bahan untuk
mengupayakan perbaikan dan peningkatan kinerja secara
berkelanjutan. Pelaksanaan kegiatan pembangunan kehutanan di Jawa
Timur sebagaimana telah diketahui merupakan bagian integral dari
kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan yang
secara hirarkis berpedoman dan terkait dengan kebijakan yang tertuang
dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019.
Dengan laporan kinerja ini, diharapkan adanya peningkatan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kinerja Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Timur pada tahun-tahun selanjutnya. Penyusunan Laporan Kinerja
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019, kiranya dapat
memberikan manfaat baik sebagai informasi maupun bahan evaluasi
kinerja.

Sidoarjo, Februari 2020


KEPALA DINAS
KEHUTANAN
PROVINSI JAWA TIMUR

Ir. DEWI J. PUTRIATNI, M.Sc


Pembina Utama Madya
NIP 19600627 198610 2 001

i
IKHTISAR EKSEKUTIF

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas


membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang kehutanan serta tugas
pembantuan. Untuk itu, seluruh kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Timur didasarkan pada tujuan dan sasaran strategis dan target kinerja
yang tertuang dalam Renstra Dinas Kehutanan Tahun 2014-2019 dan
Perjanjian Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019.
Secara umum, Tahun 2019 Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Timur telah mencapai target kinerja yang ditetapkan. Dua indikator
kinerja utama dinyatakan berhasil dengan capaian kinerja > 100%
(kategori sangat baik). Berikut rincian capaian indikator kinerja utama
dan capaian anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019.
No Sasaran Kinerja Anggaran (PAPBD)
Strategis IKU Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capa
ian
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Optimalnya Nilai 7.486. 10.665. 142,46 6.400. 6.173. 96


produksi hasil produksi 775 756,91 890.000 125. 009
hutan hutan dan (Rp.
penebangan Juta)
kayu
- Pengelolaan
Hutan Produksi
Lestari
- Rehabilitasi
hutan dan lhn,
kelembagaan
serta
pemberdayaan
masyarakat
- Pemanfaatan
potensi dan
pemantauan
peredaran hasil
hutan

ii
2 Meningkatnya luas Persentase 36,36 36,43 100,19 33.021.2 31.187.8 94
tutupan hutan tutupan 12.810 93.792
hutan
- Tata hutan dan
pemantauan
kawasan htn
- Pemantapan
kawasan hutan
dan konservasi
alam
- Pemanfaatan
potensi
perbenihan
tanaman htn
- Perlindungan,
pelestarian dan
pemanfaatan
kawasan
Tahura R.
Soerjo
- Pengelolaan
hutan
kewilayahan

Untuk mencapai target kinerja tersebut telah dilakukan


berbagai upaya antara lain :
1. Nilai produksi hutan dan penebangan kayu dapat didongkrak
malalui peningkatan produksi hasil hutan kayu yang berasal dari
hutan produksi dan hutan rakyat. Kondisi ini seiring dengan
kebutuhan kayu bulat sebagai bahan baku industri primer hasil
hutan kayu yang cenderung mengalami peningkatan sejalan
dengan semakin bertambahnya jumlah Industri Primer Hasil Hutan
Kayu (IPHHK).
2. Persentase tutupan hutan dapat ditingkatkan melalui kegiatan
rehabilitasi baik di dalam maupun di luar kawasan hutan.
Rehabilitasi di luar kawasan hutan melalui pembangunan hutan
rakyat, kebun bibit rakyat, penghijauan lingkungan dll.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
IKHTISAR EKSEKUTIF ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A STRUKTUR ORGANISASI................................ 1
B TUGAS DAN FUNGSI ..................................... 1
C ISU-ISU STRATEGIS....................................... 4
D KETERKAITAN RPJMD DAN RENSTRA............ 6
E PETA PROSES BISNIS..................................... 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A RENSTRA DAN RENCANA KINERJA 2019....... 10
B PERJANJIAN KINERJA.................................... 11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A CAPAIAN KINERJA ORGANISASI.................... 14
B EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA. 15
C REALISASI ANGGARAN.................................. 22
D PRESTASI....................................................... 23
BAB IV PENUTUP
A KESIMPULAN................................................ 24
B PERMASALAHAN DAN SOLUSI...................... 24

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Dinas Kehutanan disusun berdasarkan:
1. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2018 tentang
Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Timur
2. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 48 Tahun 2018 tentang
Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Cabang Dinas Kehutanan Teknis Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Timur
3. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 109 Tahun 2018
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

B. TUGAS DAN FUNGSI


1. Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur dalam urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi
di bidang kehutanan serta tugas Pembantuan. Adapun fungsi
Dinas adalah : 1) perumusan kebijakan di bidang kehutanan,
2) pelaksanaan kebijakan di bidang kehutanan, 3) pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan di bidang kehutanan, 4) pelaksanaan
administrasi dinas di bidang kehutanan, dan 5) pelaksanaan
fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan tugas
dan fungsinya
2. Sekretariat mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan,
penyusunan program, keuangan, hubungan masyarakat
dan protokol

1
3. Bidang Planologi Kehutanan mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan,
monitoring dan evaiuasi kegiatan planologi kehutanan.
4. Bidang Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekosistem
mempunyai tugas merencanakan, mengoordinasikan,
melaksanakan, monitoring dan evaluasi kegiatan
perlindungan hutan, konservasi sumber daya hutan dan
perubahan iklim
5. Bidang Pengelolaan Hutan Produksi Lestari mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan
pembinaan dan pengendalian kegiatan pengelolaan hutan
produksi lestari
6. Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan
Sosial mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, monitoring dan evaiuasi kegiatan
pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan perhutanan
sosial
7. UPT Pelayanan Pengelolaan Hasil Hutan mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang teknis
pengolahan, pengawasan dan pembinaan peredaran hasil
hutan, pemasaran, pengukuran dan pengujian
ketatausahaan dan pelayanan masyarakat
8. UPT Tahura R. Soerjo mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Dinas di bidang pengelolaan pelestarian alam
kawasan Tahura R. Soerjo serta tugas ketatausahaan dan
pelayanan masyarakat
9. UPT Pelayanan Perbenihan Tanaman Hutan mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Kehutanan di
bidang perbenihan tanaman hutan dan ketatausahaan serta
pelayanan masyarakat
10. Cabang Dinas Kehutanan mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas Kehutanan melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Provinsi di Wilayah
Kerja
2
STRUKRUR ORGANISASI
DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR

Dinas
Kehutanan Provinsi
Jawa Timur

Bidang Bidang Bidang Bidang UPT UPT UPT Cabang Kelompok


Sekretariat
Pengelolaan Pengelolaan Hutan Konsevasi Planologi Pelayanan Pengelolaan Tahura R. Soerjo Perbenihan Dinas Kehutanan Jabatan
DAS dan PS Produksi Lestari SDHE Kehutanan Hasil Hutan Tanaman Hutan I sd X Fungsional

Seksi Rehabilitasi Seksi Pengelolaan Seksi Pengendalian Sub Bagian Seksi Tata Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Hutan dan Lahan Hutan Produksi Perubahan Iklim Tata Usaha Kelola Kehutanan Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha

Seksi Kelembagaan Seksi Tertib Seksi Sub Bagian Seksi Pengukuhan Seksi Pelayanan Seksi Perencanaan Seksi Sumber Seksi Rehabilitasi
dan Pengembangan Peredaran dan Perlindungan Sungram dan Penatagunaan Pengelolaan Hsl Htn Pengembangan Benih Tnm Htn Lahan dan Pember
SDM Iuran Hsl Htn Hutan Anggaran Kawasan Hutan Wil I Pemanfaatan dayaan masyarkt

Seksi Seksi Industri Seksi Konservasi Sub Bagian Seksi Inventarisasi Seksi Pelayanan Seksi Perlindungan Seksi Sertifikasi Seksi Tata Kelola
Perhutanan Sosial Hasil Hutan dan Wisata Alam Keuangan dan Pemantauan Pengelolaan Hsl Htn dan Pemberdayaan Perbenihan dan Usaha
Sumber Daya Hutan Wil II Masyarakat Tnm Hutan Kehutanan

3
C. ISU-ISU STRATEGIS
Isu-isu strategis di bidang kehutanan adalah :
1. Konflik tenurial
Masih adanya tumpang tindih status/ kepemilikan lahan
dimana terdapat kawasan hutan yang bersertifikat hak milik/
perorangan sehingga menimbulkan konflik (masalah
tenurial)
2. Tataguna lahan DAS
Penggunaan lahan yang tidak tepat di areal hulu DAS
3. Penegakkan hukum
Masih banyak ditemukan pemegang IPPKH yang belum
memenuhi kewajiban dalam Pinjam Pakai dan Tukar
Menukar Kawasan Hutan
4. Perlindungan dan pengamanan hutan
Jumlah gangguan kemanan hutan (pencurian hasil hutan dan
pembakaran lahan) dan kejadian bencana alam (banjir, tanah
longsor, kekeringan dan kebakaran) yang masih saja terjadi
dan cenderung meningkat
5. Supply dan demand kayu
Belum terpenuhinya kebutuhan bahan baku kayu dari
wilayah Jawa Timur untuk industri pengolahan kayu di Jawa
Timur
6. Produktifitas hasil hutan kayu
Terus menurunnya produksi hasil hutan kayu yang berasal
dari kawasan hutan negara
7. Perizinan pengusahaan hasil hutan kayu
Belum seluruhnya keberadaan Industri Primer Hasil Hutan
Kayu (IPHHK) di Jawa Timur memiliki izin usaha industri.
8. Kualitas lahan di dalam dan di luar kawasan hutan
Degradasi hutan dan lahan masih saja terjadi sehingga
menyebabkan meningkatnya luas lahan kritis

4
9. Aneka usaha produktif kehutanan
Masih sedikitnya usaha produktif masyarakat di bidang
kehutanan yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan
10. Nilai tambah hasil hutan
Nilai tambah yang diperoleh masyarakat akan hasil hutan
masih terbilang rendah

5
Visi “lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri,Berdaya
Saing dan Berakhlak’

RPJMD 2014-2019 PERUBAHAN RENSTRA DISHUT 2014-2019


PERUBAHAN
Misi 2 : Tujuan Sasaran
Program :
Meningkatkan pembangunan Meningkatkan kemandirian Meningkatnya kontribusi
1. Pengelolaan hutan produksi
ekonomi yang inklusif, mandiri, dan daya saing ekonomi sektor-sektor unggulan dalam
lestari
dan berdaya saing, berbasis dengan mengembangkan mendukung pertumbuhan
2. Rehabilitasi hutan dan lahan,
agrobisnis/ agroindustri, dan sektor-sektor unggulan ekonomi
Kelembagaan serta
industrialisasi
pemberdayaan masyarakat
3. Pemanfaatan potensi dan
Meningkatkan Kontribusi Optimalnya Produksi Hasil pemantauan peredaran hasil
Subsektor Kehutanan dalam Hutan hutan
Mendukung
Pertumbuhan Ekonomi

Misi 3 : Tujuan Sasaran Program :


Meningkatkan pembangunan Meningkatkan kualitas dan Meningkatnya kualitas 1. Tata hutan dan pemantauan
yang berkelanjutan dan kelestarian lingkungan hidup lingkungan hidup serta kawasan hutan
penataan ruang serta penataan ruang wil. melestarikan ketersediaan 2. Pemantapan kawasan hutan
Provinsi yang berkelanjutan sumber daya alam dan dan konservasi alam
fungsi lingkungan hidup 3. Pemanfaatan potensi
perbenihan tanaman hutan
4. Perlindungan pelestarian dan
Meningkatkan Kelestarian Meningkatnya Luas Tutupan pemanfaatan kws Tahura R.
Sumberdaya Hutan Hutan Soerjo
5. Pengelolaan hutan
kewilayanan
7

6
E. PETA PROSES BISNIS

7
8
9
BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KINERJA TAHUN 2019


1. Visi
Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing dan
Berakhlak”
2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan melalui misi :
“Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik” yang
dijabarkan ke dalam 5 sub misi. Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Timur sebagai Perangkat Daerah yang memiliki
kewenangan dalam pengelolaan hutan Jawa Timur dalam
menjalankan tugas dan fungsinya mendukung misi kedua dan
ketiga, yaitu :
Misi 2 : meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif,
mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri
dan industrialisasi
Misi 3 : meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan
penataan ruang
3. Tujuan
a. Meningkatkan kontribusi subsektor kehutanan dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi. (Sejalan dengan
sasaran RPJMD pada submisi 2 )
Indikator tujuan : Persentase Kontribusi Subsektor
Kehutanan dan Penebangan Kayu terhadap PDRB
b. meningkatkan kelestarian sumberdaya hutan. (Sejalan
dengan sasaran RPJMD pada submisi 3 ).
Indikator tujuan : Indeks Tutupan Hutan
4. Sasaran
a. Optimalnya Produksi Hasil Hutan
Indikator sasaran : Nilai Produksi Hutan dan Penebangan
Kayu
b. Meningkatnya Luas Tutupan Hutan
Indikator sasaran : Persentase Tutupan Hutan
10
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Perjanjian Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019
secara detail dijabarkan dalam program kegiatan pendukung sebagai
berikut :

No Sasaran Indikator Target Program/ Anggaran


Kinerja utama Kegiatan (PAPBD)

1 2 3 4 5 6

1 Optimalnya Nilai Produksi 7.486. 6.400.890.000,00


produksi Hutan dan 775
hasil hutan penebangan (Rp.
kayu Juta)
Pengelolaan Hutan 1.838.900.000,00
Produksi Lestari
- Penatausahaan dan 669.500.000,00
pengawasan
pungutan iuran
kehutanan
- Pembinaan dan 375.000.000,00
pengendalian
produksi hasil hutan
- Ekolabeling hutan 319.400.000,00
rakyat
- Pembinaan dan 475.000.000,00
pengawasan industri
hasil hutan
Rehabilitasi hutan dan 2.028.300.000,00
lahan, kelembagaan
serta pemberdayaan
masyarakat
- Pembinaan SDM 549.500.000,00
Kelembagaan
Kehutanan
- Perhutanan Sosial 545.000.000,00
- APP bidang 250.000.000,00
kehutanan
- Rehabilitasi hutan 683.800.000,00
dan lahan
Pemanfaatan potensi 2.533.690.000,00
dan pemantauan
peredaran hasil hutan
- Pemantauan 2.533.690.000,00
peredaran hasil
hutan

11
2 Meningkatnya Persentase 36,36 33.021.212.810,00
luas tutupan Tutupan hutan
hutan
Tata hutan dan 1.561.000.000,00
pemantauan kawasan
hutan
- Pemantauan 761.000.000,00
kawasan hutan dan
Pengendalian
Perubahan Iklim
- Pemantauan dan 400.000.000,00
Evaluasi Tata Kelola
hutan
- Penyusunan Data 400.000.000,00
Statistik dan
Informasi bidang
kehutanan
Pemantapan kawasan 1.710.345.000,00
hutan dan konservasi
alam
- Perlindungan Hutan 530.700.000,00
- Konservasi dan 760.145.000,00
Wisata Alam
- Pemantapan dan 419.500.000,00
Perpetaan Kawasan
hutan
Pemanfaatan potensi 1.667.400.000,00
perbenihan tanaman
hutan
- Sertifikasi 606.000.000,00
perbanihan tanaman
hutan
- Inventarisasi sumber 1.061.400.000,00
benih tanaman
hutan
Perlindungan, 5.001.900.000,00
pelestarian, dan
pemanfaatan kawasan
Tahura R. Soerjo
- Pemanfaatan potensi 3.065.300.000,00
kawasan Tahura R.
Soerjo
- Perlindungan dan 336.600.000,00
Pelestarian Kawasan
Tahura R. Soerjo
- Pengelolaan Taman 1.600.000.000,00
Hutan Raya

12
Pengelolaan hutan 23.080.567.810,00
kewilayahan
- Konservasi dan 886.500.000,00
Usaha Kehutanan
Wil I
- Konservasi dan 1.293.800.000,00
Usaha Kehutanan
Wil II
- Konservasi dan 1.321.900.000,00
Usaha Kehutanan
Wil III
- Konservasi dan 1.629.000.000,00
Usaha Kehutanan
Wil IV
- Konservasi dan 1.720.100.000,00
Usaha Kehutanan
Wil V
- Konservasi dan 1.518.400.000,00
Usaha Kehutanan
Wil VI
- Konservasi dan 1.484.725.000,00
Usaha Kehutanan
Wil VII
- Konservasi dan 1.181.870.810,00
Usaha Kehutanan
Wil VIII
- Konservasi dan 909.700.000,00
Usaha Kehutanan
Wil IX
- Pengelolaan Hutan 809.664.500,00
Rakyat (DAK) Wil. I
- Pengelolaan Hutan 840.500.000,00
Rakyat (DAK) Wil. II
- Pengelolaan Hutan 1.000.000.000,00
Rakyat (DAK) Wil. III
- Pengelolaan Hutan 1.407.700.000,00
Rakyat (DAK) Wil. IV
- Pengelolaan Hutan 1.575.000.000,00
Rakyat (DAK) Wil. V
- Pengelolaan Hutan 894.000.000,00
Rakyat (DAK) Wil. VI
- Pengelolaan Hutan 700.000.000,00
Rakyat (DAK) Wil.
VII
- Pengelolaan Hutan 590.000.000,00
Rakyat (DAK) Wil.
VIII
- Pengelolaan Hutan 415.000.000,00
Rakyat (DAK) Wil. IX
- Konservasi dan 1.035.100.000,00
usaha kehutanan Wil
X
- Pengelolaan Hutan 1.867.607.500,00
Rakyat (DAK) Wil. X

13
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dibuat sesuai


ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Akuntabilitas kinerja Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Timur merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang
memuat realisasi dan tingkat capaian kinerja yang diperjanjikan Tahun
2018. Pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan antara target
indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja
dengan realisasinya

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI


Capaian kinerja merupakan dasar dalam menilai tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
diperjanjikan

Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2019


No Sasaran Kinerja Anggaran (PAPBD) Capai
Strategis IKU an
Target Realiasai Capaian Target Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Optimalnya Nilai 7.486. 142,46 6.400.890. 6.173.125. 96


produksi produksi 775 10.665. 000 009
hasil hutan hutan dan (Rp. 756,91
penebangan Juta)
kayu

2 Meningkat Persentase 36,36 36,43 100,19 33.021.212. 31.187.89 94


nya luas tutupan 810 3.792
tutupan hutan
hutan

14
Perbandingan capaian kinerja sasaran
No Sasaran Capaian Kinerja
Strategis IKU 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7

1 Optimalnya Nilai produksi 100,3 133,36 132,74 142,46


produksi hasil hutan dan
hutan penebangan kayu

2 Meningkatnya Persentase 100,14 100,94 100,36 100,19


luas tutupan tutupan hutan
hutan

B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA


Evaluasi dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran
strategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :
1. Sasaran Pertama
Optimalnya produksi hasil hutan dengan indikator kinerja nilai
produksi hutan dan penebangan kayu. Realisasi indikator nilai
produksi hutan dan penebangan kayu Tahun 2019
Rp. 10.665.756.910.000,00 dengan tingkat capaian 142,46%
(sangat baik). Nilai tersebut diperoleh dari produksi kayu bulat
yang dihasilkan di Jawa Timur. Kayu yang ada saat ini berasal dari
Hutan Produksi (Hutan Negara) yang dikelola oleh Perhutani Divre
Jawa Timur dan hutan rakyat yang dikelola oleh masyarakat di
lahan yang dibebani hak atas tanah.
Nilai produksi hutan dan penebangan kayu ADHB selama 4 tahun
terakhir sebagai berikut :
1. Tahun 2019 senilai Rp. 10.665.756.910.000,-
2. Tahun 2018 senilai Rp. 9.938,020.000.000,-
3. Tahun 2017 senilai Rp. 9.984.100.000.000,-
4. Tahun 2016 senilai Rp. 9.010.800.000.000,-

15
Produksi kayu di Jawa Timur
Produksi Kayu (m3)
No Uraian 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6

1 Hutan 311.371 326.131,72 413.663 386.610,98


Produksi

2 Hutan 3.102.302,82 3.267.965,69 3.301.011,09 3.360.565,55


Rakyat
Jumlah 3.413.673,82 3.594.097,41 3.714.674,09 3.747.176,56

Perbandingan Produksi Kayu terhadap Nilai Produksi Hutan dan


Penebangan Kayu
12000000
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
0
2016 2017 2018 2019
Volume produksi
3413673,82 3594097,41 3714674,089 3747176,53
kayu
Nilai produksi dan
penebangan kayu (x 9010800 9984100 9938020 10665756
Rp. Juta)

Volume produksi kayu Nilai produksi dan


penebangan kayu (x Rp. Juta)

Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa nilai produksi hutan dan
penebangan kayu cenderung mengalami peningkatan setiap tahun
kecuali pada tahun 2018. Beberapa faktor yang mempengaruhi
nilai produksi hutan dan penebangan kayu adalah volume produksi
dan biaya antara. Biaya antara adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan nilai tambah. Biaya antara di sub kategori kehutanan
16
adalah biaya pemupukan, sewa peralatan penebangan, biaya BBM,
biaya angkutan dll (tanpa perhitungan biaya tenaga kasar)
Penyelenggaraan kehutanan di Jawa Timur tidak terlepas dari 3
(tiga) aspek, yaitu :
a. sosial (masyarakat sekitar hutan/kelompok tani hutan, pelaku
usaha hasil hutan dan stakeholder terkait lainnya),
b. lingkungan (unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari
sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang
bersama dengan unsur non hayati di sekitarnya secara
keseluruhan membentuk ekosistem), dan
c. ekonomi (hasil hutan kayu dan bukan kayu serta pemanfaatan
jasa lingkungan). Pemanfaatan jasa lingkungan dapat berupa :
usaha wisata alam, usaha pemanfaatan air, usaha
perdagangan karbon (Carbon trade).
Kegiatan kehutanan di Jawa Timur yang diselenggarakan
bersama-sama dengan stakeholder terkait baik di dalam kawasan
maupun di luar kawasan hutan dapat menghasilkan beberapa
produk kehutanan yang bernilai ekonomis baik yang bersifat
tangible maupun intangible, antara lain:
a. Hasil hutan baik kayu (hutan produksi dan hutan rakyat)
maupun bukan kayu (getah pinus, getah damar, daun kayu
putih, seed lak)
b. Hasil hutan lanjutan di tingkat industri primer (gondorukem,
terpentin, minyak kayu putih, venir dll)
c. Pemanfaatan jasa lingkungan (obyek wisata alam di Tahura R.
Soerjo, TN Bromo Tengger Semeru, TN Meru Betiri, TN Alas
Purwo, TN Baluran dll)
Beberapa hal yang menjadi perhatian saat ini terkait dengan
kontribusi kehutanan bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur
adalah :
a. Belum adanya standar baku penghitungan jasa lingkungan
seperti nilai ekonomi pemanfaatan air dan perdagangan
karbon.

17
b. Standing stock / tegakan kayu yang ada baik di hutan produksi
maupun hutan rakyat yang memiliki nilai ekonomis belum
diperhitungkan dalam PDRB
c. beberapa produk kehutanan yang bernilai ekonomi tidak
masuk dalam sub kategori kehutanan dalam PDRB (obyek
wisata alam dan industri hasil hutan kayu)
Ke depan diharapkan para pemangku kepentingan secara
bersama-sama membangun komitmen untuk meningkatkan
kontribusi sub kategori kehutanan dengan memasukkan nilai-nilai
ekonomis yang belum diperhitungkan dalam PDRB.
Tingkat capaian indikator nilai produksi hutan dan penebangan
kayu Tahun 2019 sebesar 142,46% di dukung oleh anggaran
(PAPBD) sebesar Rp. 6.400.890.000,00 dengan realisasi Rp.
6.173.125.009,00 (96 %) dengan program:
a. Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan
melaksanakan
1) monitoring, evaluasi dan pembinaan hasil hutan baik
kayu maupun bukan kayu dari hutan negara maupun
hutan rakyat
2) monitoring, evaluasi dan pembinaan industri primer hasil
hutan kayu terkait dengan perizinan, ketatausahaan, dan
sumber bahan baku kayu bulat baik yang berasal dari
hutan negara, hutan hak dan luar Jawa
3) penatausahaan hasil hutan terkait dengan PNBP (iuran
hasil hutan/Provisi Sumber Daya Hutan) atas hasil hutan
baik kayu maupun bukan kayu yang telah dipungut dari
hutan negara
b. Program Pemanfaatan Potensi dan Pemantauan Peredaran
Hasil Hutan dengan melakukan pengawasan dan
pengendalian kayu yang beredar di pelabuhan, tempat
penimbunan kayu, tempat penampungan hasil hutan,
industri pengolahan hasil hutan dan perajin/masyarakat.
c. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Kelembagaan serta
Pemberdayaan Masyarakat dengan melaksanakan

18
monitoring rehabilitasi hutan rakyat yang secara tidak
langsung meningkatkan volume tegakan kayu (standing
stock)

2 Sasaran Kedua
meningkatnya luas tutupan hutan dengan indikator kinerja
persentase tutupan hutan
Realisasi indikator persentase tutupan hutan sebesar 36,43 %
melebihi target yang ditetapkan sebesar 36,36% dengan tingkat
capaian 100,19% (sangat baik). Tutupan hutan yang ada di Jawa
Timur Tahun 2019 seluas 1.741.559,09 Ha atau 36,43 % dari luas
Jawa Timur sebesar 4.779.975 Ha.
Luas tutupan hutan memiliki tren meningkat setiap tahunnya.
Kondisi ini dapat dilihat dari kegiatan rehabilitasi baik di dalam
maupun di luar kawasan hutan. Rehabilitasi di luar kawasan
hutan melalui pembangunan hutan rakyat, kebun bibit rakyat,
penghijauan lingkungan dll mengalami tren peningkatan dari
tahun ke tahun yang disebabkan oleh beberapa hal:
a. Meningkatkan fungsi lahan terutama pada lahan marginal
sehingga daya dukung produktivitas dan peranannya dalam
mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
b. Seiring dengan semakin berkurangnya pasokan kayu dari
hutan alam untuk kebutuhan bahan baku industri primer
hasil hutan kayu, pasokan kayu dari hutan rakyat menjadi
solusinya. Dengan semakin besarnya kebutuhan kayu dari
hutan rakyat, pengembangan areal hutan rakyat mutlak
dibutuhkan.
Persentase tutupan hutan selama 4 tahun terakhir sebagai berikut :
1. Tahun 2019 % tutupan hutan 36,43
2. Tahun 2018 % tutupan hutan 35,94
3. Tahun 2017 % tutupan hutan 35,59
4. Tahun 2016 % tutupan hutan 35,25

19
Tutupan Hutan di Jawa Timur
No Hutan 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6

1 Hutan lahan kering


primer 32.549,67 32.719,19 32.484,75
2 Hutan lahan kering
sekunder 453.312,72 424.717,22 402.280,82 396.202,31
3 Hutan mangrove
primer 13.359,90 11.297,73 12.824,92 8.028,75
4 Hutan mangrove
sekunder 6.721,02 3.020,56 1.984,05
5 Hutan tanaman
1.012.968,65 954.147,58 917.521,29 901.499,14
6 Savana
11.827,47 12.169,55 12.455,86 11.585,02
7 Semak belukar
186.268,30 80.170,01 104.959,29 96.384,47
8 Semak belukar rawa
7.058,09 30,81 5.658,67 2.731,11
9 Lahan kering
campur semak 179.349,75 226.258,03 290.659,48
10 Hutan rawa primer
48,19 - - -
11 Hutan rawa
sekunder - 14,16 -
Jumlah 1.684.843,32 1.701.153,34 1.717.712,79 1.741.559,08

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan luas tutupan


hutan dapat mengalami penurunan disebabkan oleh bebesrapa
gangguan hutan seperti kebakaran hutan.

20
Luas Kebakaran Hutan di Jawa Timur

No Pengelola kawasan Luas kebakaran hutan (Ha)


hutan
2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6

1 Perum Perhutani Divre 236,4 1,09 5.898,36 1.973,58


Jawa Timur
2 Balai Besar KSDA Jawa 0 42,00 12,50 996,62
Timur
3 Balai Besar TN Bromo 0 76,00 65,00 110,02
Tengger Semeru
4 Balai TN Baluran 777,5 283,00 400,00 519,44

5 Balai TN Alas Purwo 0 0,45 4,90 0


6 Balai TN Meru Betiri 0 5,37 2,74 17,71

7 UPT Tahura Raden Suryo 0 410,40 584,20 3.504,97

Jumlah 1.013,90 818,31 6.967,70 7.122,34

Tingkat capaian indikator persentase tutupan hutan sebesar


100,19% didukung oleh anggaran PAPBD sebesar
Rp. 33.021.212.810,00 dengan realisasi sebesar
Rp. 31.187.893.792,00 (94%) dengan program :
a. Pemanfaatan potensi perbenihan tanaman hutan dengan
melaksanakan:
1) Sertifikasi sumber benih tanaman hutan
2) Sertifikasi mutu benih tanaman hutan
3) Sertifikasi mutu bibit tanaman hutan
4) Pembinaan pengelola sumber benih tanaman hutan
b. Tata hutan dan pemantauan kawasan hutan dengan
melaksanakan :
1) Koordinasi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
2) Bimbingan teknis perhitungan karbon sektor kehutanan

21
c. Pemantapan kawasan hutan dan konservasi alam dengan
melaksanakan :
1) peningkatan Kapasitas Petugas Pengaman Hutan Tingkat
Lanjutan, koordinasi Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan
dan Lahan (Brigdalkarhutla), kampanye Perlindungan Hutan,
dan Pencegahan, penanggulangan dan penanganan gangguan
keamanan hutan
2) Pembinaan Kader Konservasi Alam dan Kelompok Pecinta
Alam
d. Perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan kawasan Tahura R.
Soerjo, dengan melaksanakan :
1) Pemeliharaan persemaian
2) Koordinasi Pengelolaan dan Pengamanan Kawasan Tahura R.
Soerjo
3) Penyuluhan Masyarakat Desa penyangga Tahura R. Soerjo
4) Penyuluhan Siswa Sekolah dan Generasi Muda sekitar Desa
penyangga Tahura R. Soerjo
5) Pemeliharaan sarpras Obyek Wisata Alam
6) Perlindungan hutan dengan melaksanakan patroli
e. Pengelolaan hutan kewilayahan dengan melaksanakan
pengembangan hutan rakyat atau penanaman pohon di lahan
milik (luar kawasan hutan).

C. REALISASI ANGGARAN
Sumber Anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019
terdiri atas :
1. Dana Dekonsentrasi
Dengan program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dengan kegiatan Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi
dengan anggaran Rp. 1.322.840.000,00 dan terealisasi sebesar
Rp 1.164.970.904,00 (88,07%)

22
2. APBD
No Program Anggaran Realisasi Capaian

1 2 3 4 5

1 Pelayanan Administrasi 7.972.301.000 7.813.605.342 98,01


Perkantoran
2 Peningkatan Sarana dan 2.080.700.000 1.967.793.710 94,57
Prasarana Aparatur
3 Peningkatan Kapasitas 784.000.000 766.199.872 97,73
Kelembagaan Perangkat Daerah
4 Penyusunan, Pengendalian dan 964.764.000 944.262.453 97,87
Evaluasi Dokumen
Penyelenggaraan Pemerintahan
5 Pemanfaatan Potensi Perbenihan 1.667.400.000 1.621.780.751 97,26
Tanaman Hutan
6 Pengelolaan Hutan Produksi 1.838.900.000 1.769.906.295 96,25
Lestari
7 Pemanfaatan Potensi dan 2.533.690.000 2.501.427.314 98,73
Pemantauan Peredaran Hasil
Hutan
8 Rehabilitasi Hutan dan Lahan, 2.028.300.000 1.901.791.400 93,76
Kelembagaan serta
Pemberdayaan Masyarakat
9 Tata Hutan dan Pemantauan 1.561.000.000 1.537.187.240 98,47
Kawasan Hutan
10 Pemantapan Kawasan Hutan dan 1.710.345.000 1.665.578.340 97,38
Konservasi Alam
11 Pengelolaan Hutan Kewilayahan 23.080.567.810 21.715.371.778 94,09
12 Perlindungan, Pelestarian dan 5.001.900.000 4.647.975.683 ER92,92
Pemanfaatan Kawasan Tahura R
Soerjo
JUMLAH BELANJA LANGSUNG 51.223.867.810 48.852.880.178 95,37

D. PRESTASI
Prestasi yang telah diraih Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2019 di tingkat Nasional adalah :
1. juara 2 tingkat nasional lomba wanalestari kategori
Kelompok Tani Hutan (KTH).
2. Juara harapan 1 tingkat nasional lomba wanalestari ketegori
Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat.
23
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara keseluruhan sasaran kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2019 berhasil dicapai dengan predikat “sangat baik”
melalui dua indikator kinerja utama,yaitu :
1. Nilai produksi hutan dan penebangan kayu dengan tingkat
capaian kinerja sebesar 142,46%
2. Persentase tutupan hutan dengan tingkat capaian kinerja
sebesar 100,19%

B. PERMASALAHAN DAN SOLUSI


1. Adanya gangguan hutan yang dilakukan oleh masyarakat
sekitar hutan. Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap
keberadaan hutan memberikan dampak besarnya tekanan
terhadap kawasan hutan berupa pencurian hasil hutan (illegal
logging). Untuk meminimalisir terjadinya pencurian kayu,
beberapa upaya telah dilakukan, antara lain : a) penyuluhan
terhadap masyarakat di sekitar hutan, b) pencegahan,
penanggulangan dan penanganan gangguan keamanan hutan
melalui patroli rutin dan gabungan, c) Peningkatan
kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan melalui
pendampingan dan pola kemitraan.
2. Untuk mendirikan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK),
pelaku usaha harus memiliki Izin Usaha Industri Primer Hasil
Hutan Kayu (IUIPHHK). Begitu juga bagi yang telah memiliki
IUIPHHK, apabila ingin memperluas usahanya harus tetap
memperoleh Izin Perluasan. Jenis IPHHK dengan kapasitas
produksi 2.000 s/d. 6.000 M3 per tahun diajukan kepada
Gubernur melalui Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) dengan
rekomendasi teknis dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.
Kondisi yang terjadi di Jawa Timur saat ini, masih banyak
IPHHK yang belum berizin. Beberapa upaya telah dilakukan
24
oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur untuk
memberikan pemahaman dan kesadaran bagi pelaku usaha
untuk segera mengurus IUIPHHK dan upaya tersebut direspon
positif. Namun demikian, upaya yang telah dilakukan oleh
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur tersebut tidak serta
merta menyelesaikan masalah bagi pelaku usaha IPHHK yang
belum berizin untuk mengurus IUIPHHK. Karakter masyarakat
yang berbeda-beda (khususnya masyarakat Madura dan
daerah tapal kuda) menuntut pendekatan yang berbeda pula
dalam menumbuhkan kesadaran pengurusan IUIPHHK dan
kondisi tersebut membutuhkan waktu yang relatif lama.
Untuk permasalahan yang terjadi di Madura dan daerah tapal
kuda, dalam upaya memberikan pemahaman dan kesadaran
masyarakat untuk mengurus IUIPHHK seyogyanya mengajak
ulama agama yang menjadi panutan masyarakat selama ini.
3. Harga kayu di tingkat petani masih rendah, harga optimal
masih dikuasai tengkulak/ pedagang lokal. Untuk itu
pemerintah memberikan keterampilan bagi Forest
Management Unit (FMU) atau kelompok tani terkait tata cara
penaksiran volume, pembacaan tabel volume lokal, tata cara
pembagian batang yang benar dan taksiran harga kayu

25

Anda mungkin juga menyukai