Anda di halaman 1dari 116

PERANCANGAN MEDIA EDUKASI BUDIDAYA IKAN AIR

TAWAR BERBASIS AUGMENTED REALITY DI DINAS


KELAUTAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN
KABUPATEN BATANG

LAPORAN MAGANG DAN MAKALAH

Oleh:
Fattah Chaerul Majid
20.240.0011

TEKNIK INFORMATIKA
STMIK WIDYA PRATAMA
PEKALONGAN
2023
PERANCANGAN MEDIA EDUKASI BUDIDAYA IKAN AIR
TAWAR BERBASIS AUGMENTED REALITY DI DINAS
KELAUTAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN
KABUPATEN BATANG

LAPORAN MAGANG

Oleh:
Fattah Chaerul Majid
20.240.0011

TEKNIK INFORMATIKA
STMIK WIDYA PRATAMA
PEKALONGAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Kegiatan Magang
yang berjudul PERANCANGAN MEDIA EDUKASI BUDIDAYA IKAN AIR
TAWAR BERBASIS AUGMENTED REALITY DI DINAS KELAUTAN
PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BATANG sesuai dengan yang
direncanakan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Sattriedi Wahyu Binabar,M.Kom, selaku Ketua STMIK Widya Pratama
Pekalongan
2. Bapak Much. Rifqi Maulana, S.Kom., M.Kom, selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika
3. Bapak Agus Ilyas, S.Kom., M.Kom, selaku pembimbing yang telah membimbing
selama penyusunan Laporan Magang
4. Ibu Laela Nurul Qomariyah, S.E, selaku pembimbing dari perusahaan yang telah
membimbing selama Magang
5. Bapak Drs. Windu Suriadji, M.M, selaku Pimpinan/Direktur Perusahaan tempat
pelaksanaan Magang
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing selama ini di STMIK
Widya Pratama
7. Semua pihak yang telah membantu untuk terselesaikannya Kegiatan Magang ini

Kegiatan Magang ini dilaksanakan guna melengkapi persyaratan kurikulum pada


Program Studi Teknik Informatika jenjang Strata 1 (S1) STMIK Widya Pratama
Pekalongan. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Pekalongan, 30 Juni 2023

FATTAH CHAERUL MAJID

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR MAGANG ................................. ii


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Profil dan Bidang Usaha Perusahaan ............................................................... 1
B. Unit Kerja, Posisi, dan Pekerjaan ..................................................................... 4
BAB II LAPORAN KEGIATAN ................................................................................. 9
A. Proses Bisnis di Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang ............................................................................................ 9
B. Kegiatan Yang Dilakukan Sesuai Dengan Learning Plan ............................. 10
C. Penuntasan Tugas dan Penanganan Masalah ................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Susunan Organisasi Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan


Kabupaten Batang ........................................................................................................ 3
Tabel 2.1 Penuntasan Tugas ....................................................................................... 11
Tabel 2.2 Penananganan Masalah ............................................................................. 12

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan


Kabupaten Batang ........................................................................................................ 3

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Learning Plan


Lampiran 2: Log Book
Lampiran 3: Lembar Kesediaan Perusahaan Magang
Lampiran 4: Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 5: Lembar Bimbingan

viii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Profil dan Bidang Usaha Perusahaan


1. Profil Perusahaan
Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang berdiri
pada tahun 1966 dengan nama Kantor Perikanan Batang yang beralamat di
Jalan RE Martadinata Kabupaten Batang yang saat itu dipimpin oleh Bapak
Edi Muamar yang menjabat selaku Kepala Dinas.
Sekitar tahun 1977 Kantor Perikanan Batang berpindah lokasi
sekaligus berganti nama menjadi Dinas Perikanan Batang. Dinas Perikanan
Batang beralamat di Jalan Yos Sudarso Utara Nomor 74 Kabupaten Batang.
Dinas Perikanan Batang saat itu dipimpin oleh Bapak Mulyono yang
menjabat selaku Kepala Dinas selama 5 tahun.
Dinas Perikanan Kabupaten Batang kemudian mengalami perubahan
nama sekitar tahun 1994 menjadi Dinas Perikanan dan Kelautan, yang
kemudian mengalami perubahan nama serta lokasi ditahun 2002
beralamatkan di Jalan RA Kartini Nomor 12 Kabupaten Batang. Dinas
Perikanan dan Kelautan berganti nama menjadi Dinas Kelautan Dan
Perikanan Kabupaten Batang.
Pada tahun 2017 terjadi penggabungan Dinas Kelautan dan Perikanan
dengan Bidang Peternakan sehingga terjadi perubahan nama menjadi Dinas
Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang, nama tersebut masih
digunakan hingga saat ini.
Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang
mengalami pergantian Kepala Dinas sebanyak 16 kali dihitung dari awal
berdiri sampai tahun 2023, yang 5 diantaranya menjabat selaku Plt kepala dan
saat ini dipimpin Oleh Bapak Drs. Windu Suriadji, M.M.
Sekian sejarah serta profil singkat Dinas Kelautan Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Batang yang dapat dipaparkan untuk memenuhi tugas
laporan akhir magang pada semester ini.

1
2

2. Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan


a. Tugas Pokok
Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang
mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan
di bidang kelautan dan perikanan dan bidang pertanian sub urusan
peternakan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
b. Fungsi
Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang memiliki
fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kelautan, perikanan dan


peternakan.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang kelautan, perikanan dan peternakan.
3. Pelaksanaan upaya peningkatan pelayanan publik di bidang kelautan,
perikanan dan peternakan.
4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kelautan, perikanan dan
peternakan.
5. Pengoordinasian pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya bidang
kelautan, perikanan dan peternakan.
6. Pengoordinasian pengembangan kawasan budidaya perikanan.
7. Pengoordinasian pengembangan produksi peternakan.
8. Pengelolaan rekomendasi teknis perizinan di bidang kelautan,
perikanan dan peternakan.
9. Pengendalian teknis di bidang kelautan, perikanan dan peternakan.
10. Pengembangan teknologi dan penyebaran informasi bidang kelautan,
perikanan dan peternakan.
11. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kelautan, perikanan dan
peternakan.
12. Penyelenggaraan kesekretariatan DISLUTKANNAK.
13. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di
bidang kelautan, perikanan dan peternakan.
3

14. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Struktur Organisasi Perusahaan
Adapun struktur organisasi Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang, sebagai berikut ini.

Kepala Dinas

Sekretaris

Kepala Subbagian
Subkoordinator
Program dan Keuangan

Kepala Subbagian
Umum dan
Kepegawaian

Kepala Bidang Kepala Bidang UPTD


Kepala Bidang Kepala Bidang Usaha
Peternakan dan Rumah Potong Hewan
Perikanan dan Budidaya dan Pengelolaan TPI
Kesehatan Hewan dan Budidaya Ternak

Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi


Kepala Seksi Subbagian
Subkoordinator Subkoordinator Subkoordinator
Tata Usaha UPT RPH
Pemberdayaan dan Pemberdayaan Nelayan Perbibitan dan Produksi
dan Puskeswan
Pembudidaya Ikan Kecil Peternakan

Kepala Seksi Kepala Seksi


Kepala Seksi Subkoordinator
Subkoordinator Subkoordinator Usaha
Kesehatan, Lingkungan Kesehatan Hewan dan
Perikanan Kesehatan Masyarakat
dan Kawasan Budidaya

Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi


Subkoordinator Subkoordinator Subkoordinator Sarana
Produksi Perikanan Pengelolaan Tempat Prasarana dan Usaha
Budidaya Pelelangan Ikan Peternakan

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan


Kabupaten Batang

Tabel 1.1 Susunan Organisasi Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan


Kabupaten Batang

1. Kepala Dinas Drs. Windu Suriadji, M.M.


2. Kepala Subbagian Budi Hadi, S.Pi.
Subkoordinator Program dan
Keuangan
3. Kepala Subbagian Umum dan Laela Nurul Qomariyah, S.E.
Kepegawaian
4

4. Kepala Bidang Perikanan dan (Kosong)


Budidaya
5. Sekretaris (Kosong)
6. Kepala Bidang Usaha dan Hermanto S.Pi., M.M
Pengelolaan TPI
7. Kepala Bidang Peternakan dan Syam Manohara, S.Pt.
Kesehatan Hewan
8. Kepala Bidang UPTD Rumah Moh. Arif Edyanto, S.Pt, M. Kes
Potong Hewan dan Budidaya
Ternak
9. Kepala Seksi Subkoordinator (Kosong)
Pemberdayaan dan
Pembudidaya Ikan
10. Kepala Seksi Subkoordinator Fifi Susanti, S.Pt
Kesehatan, Lingkungan dan
Kawasan Budidaya
11. Kepala Seksi Subkoordinator (Kosong)
Produksi Perikanan Budidaya
12. Kepala Seksi Subkoordinator Tutik Sulistiyowati, S.Pi, M.M.
Pemberdayaan Nelayan Kecil
13. Kepala Seksi Subkoordinator Ati Rusiyani, S.Pt., M.M.
Usaha Perikanan
14. Kepala Seksi Subkoordinator Ibnu Abihatim, S.Pi, M.M
Pengelolaan Tempat Pelelangan
Ikan
15. Kepala Seksi Subkoordinator Suwarno, S.P.
Perbibitan dan Produksi
Peternakan
16. Kepala Seksi Subkoordinator Drh. Ambar Puspitaningsih
Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat
17. Kepala Seksi Subkoordinator Syaiful Husna, S.Pt.
Sarana Prasarana dan Usaha
Peternakan
18. Kepala Seksi Subbagian Tata Suyadi, S.E
Usaha UPT RPH dan
Puskeswan

B. Unit Kerja, Posisi, dan Pekerjaan


1. Sekretariat
Mencakup Subbagian Koordinator Program dan Keuangan serta
Subbagian Umum dan Kepegawaian.
Tugas Pokok:
5

Menyelenggarakan urusan administrasi umum, perlengkapan,


kerumahtanggaan, kelembagaan, kehumasan, kepegawaian, keuangan, dan
program.
Fungsi:
1. Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kebijakan teknis dan
program kerja pada Sekretariat.
2. Pengkoordinasian dan penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan
program kerja bidang secara terpadu.
3. Pelaksanaan upaya peningkatan pelayanan publik di
bidang kesekretariatan,
4. Pengelolaan dan pengendalian administrasi umum, administrasi
kepegawaiaan dan administrasi keuangan.
5. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan dan perlengkapan.
6. Pelaksanaan urusan organisasi, tatalaksana dan kehumasan.
7. Pelayanan teknis administratif kepada Kepala Dinas dan semua satuan
unit kerja di lingkungan Dislutkannak.
8. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas
kesekretariatan dan dinas.
9. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
2. Bidang Perikanan Budidaya
Mencakup Seksi Subkoordinator Pemberdayaan dan Pembudidayaan
ikan, Seksi Subkoordinator Kesehatan, Lingkungan dan Kawasan Budidaya,
Kepala Seksi Subkoordinator Produksi Perikanan dan Budidaya.
Tugas Pokok:
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam koordinasi,
bimbingan, supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan,
pengembangan serta pengawasan di Bidang Perikanan Budidaya.
Fungsi:
1. Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kebijakan teknis
perencanaan dan program kerja pada Bidang Perikanan Budidaya.
2. Pelaksanaan upaya peningkatan pelayanan publik di Bidang Perikanan
Budidaya.
6

3. Pelaksanaan perencanaan, pembinaan, pengembangan, pemberdayaan,


pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
pembudidayaan ikan.
4. Pelaksanaan perencanaan, pembinaan, pengembangan, pemberdayaan,
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pengelolaan
kesehatan, lingkungan dan kawasan budidaya.
5. Pelaksanaan perencanaan, pembinaan, pengembangan, pemberdayaan,
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan produksi perikanan
budidaya.
6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas pada
Bidang Perikanan Budidaya.
7. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
3. Bidang Usaha dan Pengelolaan TPI
Mencakup Seksi Subkoordinator Pemberdayaan Nelayan Kecil, Seksi
Subkoordinator Usaha Perikanan, Seksi Subkoordinator Pengelolaan Tempat
Pelelangan Ikan.
Tugas Pokok:
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam koordinasi,
bimbingan, supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan,
pengembangan serta pengawasan di Bidang Usaha
dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan.
Fungsi:
1. Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kebijakan teknis
perencanaan dan program kerja pada Bidang Usaha dan
Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan.
2. Pelaksanaan upaya peningkatan pelayanan publik di Bidang Usaha dan
Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan.
3. Pelaksanaan perencanaan, pembinaan, pengembangan, pemberdayaan,
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
nelayan kecil.
4. Pelaksanaan perencanaan, pembinaan, pengembangan, pemberdayaan,
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan usaha perikanan.
7

5. Pelaksanaan perencanaan, pembinaan, pengembangan, pemberdayaan,


pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan
pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan.
6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas pada
Bidang Usaha dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan.
7. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
4. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Mencakup Kepala Seksi Subkoordinator Perbibitan dan Produksi
Peternakan, Kepala Seksi Subkoordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan
Masyarakat, Kepala Seksi Subkoordinator Sarana Prasarana dan Usaha
Peternakan.
Tugas Pokok:
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam koordinasi,
bimbingan, supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan,
pengembangan serta pengawasan di Bidang Peternakan dan Kesehatan
Hewan.
Fungsi:
1. Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kebijakan teknis
perencanaan dan program kerja pada Bidang Peternakan dan Kesehatan
Hewan.
2. Pelaksanaan upaya peningkatan pelayanan publik di Bidang Peternakan
dan Kesehatan Hewan.
3. Pelaksanaan perencanaan, pembinaan, pengembangan, pemberdayaan,
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pembibitan dan
produksi peternakan.
4. Pelaksanaan perencanaan, pembinaan, pengembangan, pemberdayaan,
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.
5. Pelaksanaan perencanaan, pembinaan, pengembangan, pemberdayaan,
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan sarana prasarana
dan usaha peternakan.
6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas pada
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
7. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
8

5. Bidang Kepala UPTD Rumah Potong Hewan dan Budidyaya Ternak


Mencakup Subbagian Tata Usaha UPT RPH dan Puskeswan.

Tugas Pokok:

Melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis


penunjang tertentu pada Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan.
9

BAB 2

LAPORAN KEGIATAN

A. Proses Bisnis di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang


Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang Tahun 2023 - 2026. Dalam rangka melaksanakan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk memberikan pedoman
pelaksanaan tugas di lingkungan Pemerintah Daerah, ditetapkanlah peraturan
bupati yang mengatur tentang tugas pokok dan fungsi, uraian tugas dan tatakerja
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masing-masing, untuk Dinas Kelautan
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang ditetapkan dengan Peraturan Bupati
Batang Nomor 108 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 108 Tahun 2021 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Kelautan Perikanan dan Peternakan, OPD Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Batang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas
dan fungsi Dislutkannak. Adapun tugasnya adalah membantu Bupati
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan dan bidang
pertanian sub urusan peternakan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada
Daerah. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Kelautan Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Batang menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kelautan, perikanan dan peternakan.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kelautan, perikanan dan peternakan.
3. Pelaksanaan upaya peningkatan pelayanan publik di bidang kelautan,
perikanan dan peternakan.

9
10

4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kelautan, perikanan dan


peternakan.
5. Pengoordinasian pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya bidang kelautan,
perikanan dan peternakan.
6. Pengoordinasian pengembangan kawasan budidaya perikanan.
7. Pengoordinasian pengembangan produksi peternakan.
8. Pengelolaan rekomendasi teknis perizinan di bidang kelautan, perikanan dan
peternakan.
9. Pengendalian teknis di bidang kelautan, perikanan dan peternakan
10. Pengembangan teknologi dan penyebaran informasi bidang kelautan,
perikanan dan peternakan.
11. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kelautan, perikanan dan Peternakan.
12. Penyelenggaraan kesekretariatan dislutkannak.
13. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di bidang
kelautan, perikanan dan peternakan.
14. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

B. Kegiatan Yang Dilakukan Sesuai Dengan Learning Plan


Selama kegiatan magang di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang dari tanggal 20 Maret 2021 – 30 Juni 2021 mendapatkan
beberapa tugas diantaranya :
1. Mengumpulkan dan menyusun materi serta merancang aplikasi Media
Edukasi Budidaya Ikan Air Tawar.
2. Pada bagian Sekretariat, membantu Admin Aplikasi SiMARDi) dalam
mengelola arsip surat masuk dan keluar tahun 2022 dan 2023.
3. Pada bagian Sekretariat, membantu mengelola dan input data kegiatan
bimbingan melalui Aplikasi E-Agenda/Papan Elektronik.
4. Membantu tugas Media Informasi dalam mendokumentasikan kegiatan yang
ada.
5. Membantu tugas Media Informasi untuk memenuhi kebutuhan desain grafis
dan konten video.
6. Membuat video profil Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Batang
11

C. Penuntasan Tugas dan Penanganan Masalah


1. Penuntasan Tugas
Selama kegiatan magang di Dinas Kelatuan, Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang mendapatkan beberapa tugas. Berikut tugas-tugas yang
dilakukan selama kegiatan magang :

Tabel 2.1 Penuntasan Tugas


No Tugas Penuntasan Tugas
1. Mengumpulkan dan menyusun materi √
budidaya ikan air tawar (ikan mas dan ikan
nila)
2. Menginput serta mengelola arsip surat tahun √
2022 dan 2023 melalui aplikasi SiMARDi
3. Membantu membuat nomor surat dan √
mendistribusikan surat ke bidang lain
4. Membantu menyiapkan data arsip untuk √
pengawasan
5. Menginput data jadwal kegiatan yang ada √
melalui E-Agenda
6. Membantu dokumentasi kegiatan yang √
sedang berlangsung
7. Membuat video konten kegiatan yang telah √
berlangsung
8. Membuat video tentang sejarah Dinas √
Kelautan Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang
9. Membuat desain poster untuk hari √
peringatan penting, dan membantu
kebutuhan desain grafis lainnya
10. Membuat video profil Dinas Kelautan √
Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Batang
12

2. Penanganan Masalah
Selama kegiatan magang terkadang mahasiswa menemui beberapa
masalah baik yang mudah maupun yang sulit diatasi. Namun kesulitan
tersebut bisa diatasi dengan penanganan sebagai berikut :

Tabel 2.2 Penanganan Masalah


No Masalah Penanganan Masalah
1. Kendala DISLUTKANNAK Mengumpulkan dan Menyusun
belum memiliki materi materi yang akan digunakan
budidaya ikan tersendiri yang untuk media edukasi dari sumber
dapat dibagikan kepada terpercaya bersama bagian
masyarakat. budidaya DISLUTKANNAK
2. Kendala ketika pengelompokan Terjadi karena ada salah satu
pada proses pemberkasan arsip komponen data yang belum
untuk laporan data arsip tidak terisi. Solusinya adalah
muncul sesuai dengan jumlah melakukan pengecekan dan
arsip yang ada. mengisi komponen data yang
belum terisi.
3. Kendala tidak adanya aplikasi Terjadi karena kurang adanya
yang mendukung untuk SDM yang mendukung
pekerjaan bagian Media pekerjaan tersebut, Solusinya
Informasi pada PC kantor. adalah menginstal software yang
berhubungan dengan kebutuhan
Media Informasi.
4. Kendala beberapa OS PC kantor Terjadi karena PC masih
yang kurang update untuk menggunakan OS yang lama dan
bekerja, browser lemot , dan beberapa software yang kurang
beberapa aplikasi sering terjadi terkontrol sehingga
not responding. menyebabkan RAM penuh.
Solusinya adalah melakukan
instal ulang OS, software, dan
driver sesuai kebutuhan yang
update dan mendukung untuk
pekerjaan.
13

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan magang sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Dalam
pelaksanaan magang mahasiswa banyak medapatkan ilmu baru yang sebelumnya
mungkin tidak didapat di lingkungan kampus, sehingga mahasiswa dapat
mengenal dunia luar dari pekerjaan secara langsung, mengenal lingkungan dan
kondisi kerja yang nanti akan dihadapi setelah menyelesaikan masa kuliah.
Dengan magang ini mahasiswa juga dapat mengerti bagaimana cara proses
interaksi dan komunikasi antar pegawai dengan posisi yang berbeda. Adapun
kegiatan yang dilakukan di tempat magang adalah merancang media edukasi
budidaya ikan air tawar, pengelolaan sistem informasi arsip dan kegiatan,
pengelolaan media informasi, serta beberapa pekerjaan yang berkaitan dengan
komputer lainnya.
Bimbingan dan arahan yang baik dari pembimbing perusahaan memberi
gambaran cara mengenal lingkungan, kondisi, masalah yang dihadapi menjadi
lebih baik yang nantinya akan dihadapi setelah masuk kedunia kerja. Kegiatan
magang ini lebih mengutamakan untuk terjun langsung ke lapangan sehingga
dapat membedakan teori dengan kerja praktek secara langsung.

B. Saran
Setelah melakukan observasi dan wawancara selama kegiatan magang,
terdapat bagian pekerjaan yang sudah tekomputerisasi namun fasilitas yang
tersedia kurang memadai untuk pekerjaan tersebut. Maka dari itu fasilitas yang
diperlukan menyangkut pekerjaan tersebut untuk dipenuhi agar mempermudah
dan efektifitas pekerjaan. Selain itu, SDM yang ada diharapkan bisa beradaptasi
dengan baik dengan pekerjaan yang sudah terkomputerisasi.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Batang, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten. 2018. Dinas


Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang. Diakses Juni 30,
2023. https://dislutkanak.batangkab.go.id/.
Batang, Pemerintah Kabupaten. 2023. Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan.
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2023 - 2026 . Batang: Dinas Kelautan,
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang.

14
15
KOMUNIKASI BISNIS DI DINAS KELAUTAN PERIKANAN
DAN PETERNAKAN KABUPATEN BATANG

LAPORAN MAKALAH
KOMUNIKASI BISNIS

Oleh:
Fattah Chaerul Majid
20.240.0011

TEKNIK INFORMATIKA
STMIK WIDYA PRATAMA
PEKALONGAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Penysusunan
Makalah KOMUNIKASI BISNIS dalam Kegiatan Magang yang berjudul
KOMUNIKASI BISNIS DI DINAS KELAUTAN PERIKANAN DAN
PETERNAKAN KABUPATEN BATANG sesuai dengan yang direncanakan. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Sattriedi Wahyu Binabar,M.Kom, selaku Ketua STMIK Widya Pratama
Pekalongan
2. Bapak Much. Rifqi Maulana, S.Kom., M.Kom, selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika
3. Bapak Edi Purwanto, S.Kom, selaku pembimbing yang telah membimbing selama
penyusunan Laporan Magang
4. Ibu Laela Nurul Qomariyah, S.E, selaku pembimbing dari perusahaan yang telah
membimbing selama Magang
5. Bapak Drs. Windu Suriadji, M.M, selaku Pimpinan/Direktur Perusahaan tempat
pelaksanaan Magang
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing selama ini di STMIK
Widya Pratama
7. Semua pihak yang telah membantu untuk terselesaikannya Kegiatan Magang ini

Kegiatan Magang ini dilaksanakan guna melengkapi persyaratan kurikulum pada


Program Studi Teknik Informatika jenjang Strata 1 (S1) STMIK Widya Pratama
Pekalongan. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Pekalongan, 30 Juni 2023

FATTAH CHAERUL MAJID

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN MAKALAH ................................................................ ii


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vii
BAB I LATAR BELAKANG TEORI .......................................................................... 1
A. Pengertian Komunikasi Bisnis ......................................................................... 1
B. Penerapan Komunikasi Dalam Dunia Bisnis ................................................... 2
C. Teknik Komunikasi Bisnis ............................................................................... 3
BAB II OBSERVASI ................................................................................................... 5
A. Proses Komunikasi Antar Bagian..................................................................... 5
B. Struktur Organisasi Instansi ............................................................................. 7
C. Prosedur Komunikasi ....................................................................................... 9
BAB III TEMUAN DAN DISKUSI .......................................................................... 10
A. Temuan ........................................................................................................... 10
B. Diskusi ........................................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Komunikasi Antar Bidang ............................................................ 6


Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang ........................................................................................................ 7

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Bimbingan Makalah

vii
1

BAB 1

LATAR BELAKANG TEORI

A. Pengertian Komunikasi Bisnis


Komunikasi bisnis ialah suatu peralihan informasi ataupun ide yang bermakna
diperoleh tujuan tertentu yang sosial dengan individu maupun kelompok yang
menerapkan suatu representasi maupun karakter (Wikipedia).
Menurut pendapat Djoko Purwanto, M.B.A, komunikasi bisnis ialah
komunikasi yang bisa dipakai di dalam dunia bisnis yang bisa melingkupi
beragam jenis bagian dari komunikasi yang dilakukan sosial itu dengan cara yang
lisan ataupun dengan cara tertulis untuk bisa mendekati suatu tujuan tertentu.
Definisi komunikasi bisnis menurut pendapat Persing, komunikasi bisnis ialah
suatu proses penyajian makna dengan menggunakan karakter-karakter yang
bermakna melingkupi beberapa faktor yang saling berhubungan dengan bagian
lisan maupun tulisan yang bisa dilakukan di dalam lembaga yang membiayai
orang dengan cara berbarengan melakukan dan mempromosikan barang maupun
jasa yang bisa mendapatkan keuntungan.
Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Komunikasi
bisnis ialah suatu peralihan opini, pikiran, konsep serta wawasan yang di
dalamnya diperoleh tujuan yang tentu di siapkan dengan perorangan ataupun
kelompok dengan menggunakan atribut-atribut, ikon maupun lambang.
Secara umum, ada empat fungsi dari komunikasi di dalam bisnis, yaitu; yaitu
memberi informasi (informing), melakukan persuasi (persuading), melakukan
kolaborasi (collaborating), dan melakukan integrasi (intgrative) dengan audiens.
Dalam komunikasi bisnis juga terdapat beberapa unsur diantaranya:
1. Terdapat tujuan, maksudnya adalah komunikasi tersebut memiliki tujuan
yang telah ditentukan dan sejalan dengan tujuan organisasi.
2. Ada pertukaran, maksudnya adalah komunikasi melibatkan setidaknya dua
orang atau lebih (komunikator dan komunikan).
3. Berisi informasi, gagasan, opini, instruksi, ini adalah isi dari pesan yang
terdapat dalam komunikasi dimana bentuknya bisa beragam tergantung
situasi, kondisi, dan tujuannya.

1
2

4. Memanfaatkan saluran personal atau impersonal, maksudnya adalah


komunikasi dapat dilakukan dengan bertatap muka, memanfaatkan media
khusus, atau media massa jika ingin menjangkau banyak orang.
5. Memakai simbol atau sinyal, maksudnya adalah metode atau alat yang
digunakan untuk berkomunikasi sehingga dapat dimengerti oleh penerima
pesan.
6. Pencapaian target atau tujuan organisasi, dimana tujuan tersebut telah
ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.

B. Penerapan Komunikasi Dalam Dunia Bisnis


Di dalam bisnis akan terbentuk kerjasama antara petugas yang satu dengan
yang lain di dalam kerjasama juga membutuhkan komunikasi yang baik antara
satu sama lain. Untuk membentuk komunikasi yang baik maka perlu adanya
proses komunikasi yaitu:
1. Komunikator (Orang yang menyampaikan pesan)
2. Pesan (Isi Perintah, instruksi atau pemberitahuan lain)
3. Saluran atau Channel (yang digunakan untuk menyampaikan pesan)
4. Komunikan (Orang yang menerima pesan)
5. Efek (Pengaruh akibat hasil komunikasi yang dilakukan komunikator
terhadap komunikan)

Dari sumber buku komunikasi Bisnis (Sutrisna Dewi, 2007). Komunikasi yang
terjadi dalam bisnis berupa komunikasi kedalam (internal), komunikasi keluar
(eksternal), komunikasi formal, dan komunikasi informal.

1. Komunikasi Internal
Komunikasi yang terjadi antara orang – orang di dalam sebuah
organisasi. Proses dimana penyimpanan pesan antara anggota-anggota
organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi
antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dan sebagainya.
Komunikasi internal ini bisa berwujud antarpribadi ataupun kelompok.
Komunikasi internal dibagi menjadi dua, yaitu vertikal dan horizontal.
Komunikasi vertikal merupakan proses penyampaian dari pihak pimpinan
kepegawai dan sebaliknya. Sedangkan komunikasi horizontal merupakan
3

komunikasi yang terjadi diantara rekan sekerja denga tingkat hierarki yang
sama.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang terjadi antara organisasi dengan pihak luar seperti
pemasok, pelanggan, kreditur, dan lain sebagainya. Jika komponen tersebut
telah terpenuhi dengan baik, maka komunikasi yang terjalin akan baik.
Penerapan komunikasi dalam bisnis sangatlah penting karena dapat
meningkatkan produktivitas karyawan, meningkatkan komunikasi antar
departemen, dan dapat meningkatkan upaya berbagi pengetahuan dengan
partner kerja.
3. Komunikasi Formal
Suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan biasanya dilakukan
didalam lembaga formal melalui garis perintah atau sifatnya instruktif,
berdasarkan struktur organisasi yang berkomunikasi sebagai petugas
organisasi dengan status masing – masing yang tujuannya menyampaikan
pesan terkait dengan kepentingan organisasi.
4. Komunikasi Informal
Komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi, akan tetapi
tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Fungsi
komunikasi informal adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan
kelompok informal, penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat
seperti isu, gosip, atau rumor.

C. Teknik Komunikasi Bisnis


Teknik dalam komunikasi bisnis akan membuat setiap orang dapat
menangkap dan memahami pesan yang kamu sampaikan dengan jelas. Berikut
teknik komunikasi bisnis :
1. Teknik Komunikasi Verbal
Teknik ini digunakan untuk mendiskusikan sebuah gagasan atau ide,
mengekspresikan opini, menjawab pesanan dan pendengar yang baik
Secara bahasa, verbal berarti yang diucapkan secara jelas. Umumnya
untuk teknik penyampaian secara verbal dilakukan untuk melakukan
beberapa hal berikut:
1. Mengekspresikan pendapat
4

2. Menjawab pesan atau pertanyaan dari pihak lain


3. Diskusi seperti rapat dan sejenisnya
4. Menyampaikan gagasan terkait hal-hal yang berguna bagi perusahaan
5. Menanyakan hal yang kurang dipahami, dan mendapatkan informasi
dari jawaban tersebut.
2. Teknik Komunikasi Non Verbal
Ada juga bentuk non verbal dimana teknik ini tidak mengandalkan lisan
seperti jenis verbal. Akan tetapi dalam komunikasi yang digunakan adalah
bahasa tubuh. Hal ini juga penting untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan rekan bisnis.
Bahasa tubuh dalam komunikasi bisnis non verbal berguna untuk
membangun peforma ketika berkomunikasi verbal. Misalnya ketika
sedang melakukan penawaran kepada calon klien. Tentu selain kata-kata
yang tepat, harus diimbangi dengan bahasa tubuh elegan.
Tujuannya agar tercipta komunikasi efektif, pesan tersampaikan secara
lebih menarik. Sebenarnya untuk jenis komunikasi non verbal juga
termasuk teknik tertulis. Hal ini berguna sekali di zaman yang segalanya
serba digital.
Misalnya beriklan dengan surat elektronik, postingan media sosial, dan
sebagainya. Tentu saja hal ini harus diimbangi dengan mengutarakan
bahasa verbal yang menarik.
5

BAB 2

OBSERVASI

A. Proses Komunikasi Antar Bagian


Menurut Malone (1997: 170) Komunikasi pemerintahan adalah komunikasi
antar manusia (human communication) komunikasi ini terjadi dalam konteks
organisasi pemerintahan. Oleh karena itu komunikasi pemerintahan ini tidak
terlepas dari komunikasi organisasi serta komunikasi pemerintahan merupakan
bagian dari komunikasi organisasi. Arus penyampaian dan penerimaan sebuah
pesannya dilakukan melalui jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung
dan berdasarkan dengan aturan-aturan yang formal.
Kualitas suatu komunikasi intansi pemerintah sangat penting bagi
kesejahteraan masyarakat. Instansi pemerintah harus terlibat secara konstan dalam
proses pertukaran informasi dan komunikasi mengenai kebijakan, ide atau
gagasan dan keputusan antara instansi pemerintah.
Komunikasi antar bagian yang terjadi di Dinas Kelautan, Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Batang biasanya berupa komunikasi verbal, komunikasi
non verbal, komunikasi internal, komunikasi eksternal.
1. Komunikasi Verbal di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Batang.
a. Lisan
1. Setiap Kepala Sub Bagian memberi arahan ke staff tentang pekerjaan
dan program yang harus dilakukan pada saat jam kerja.
2. Staff melakukan presentasi proposal kegiatan program
pengembangan instansi kepada Kepala Sub Bagian dan jajarannya.
b. Tertulis
1. Setiap Kepala Sub Bagian membuat dan memberikan atau
meneruskan surat dari Kepala Dinas kepada staff karyawan mengenai
uraian program yang harus dikerjakan.
2. Staff membuat laporan mengenai program pekerjaan yang akan
diserahkan ke Kepala Dinas untuk mendapat tanda tangan
persetujuan.

5
6

2. Komunikasi Non Verbal di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan


Kabupaten Batang.
a. Staff pengolahan arsip memberikan informasi ke bagian lain bahwa
terdapat pembaruan pekerjaan berdasarkan program yang masuk dan
telah diketahui oleh Kepala Dinas.
b. Antar staff saling bersapa jika bertemu sebagai wujud kesopanan dan
etika di di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang.
3. Komunikasi Internal
a. Komunikasi vertikal : Kepala Dinas memberikan instruksi, petunjuk,
informasi, penjelasan, dan perintah kepada setiap sub bagian.
b. Komunikasi horizontal : Dalam mengelola program kerja, staff bekerja
sama degan staf yang ada dalam bidang tersebut ataupun bidang lain
untuk saling bertukar informasi dan berkoordinasi.
4. Komunikasi Ekstenal : Setiap staff sub bagian yang bertugas memberikan
informasi, penyuluhan, dan distribusi terkaitnya dalam bidang kelautan,
perikanan dan peternakan kepada masyarakat.
Berikut ini adalah diagram activity mengenai proses komunikasi yang
terjadi pada Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang:

Gambar 2.1 Proses komunikasi antar bidang.


7

B. Struktur Organisasi Instansi

Kepala Dinas

Sekretaris

Kepala Subbagian
Subkoordinator
Program dan Keuangan

Kepala Subbagian
Umum dan
Kepegawaian

Kepala Bidang Kepala Bidang UPTD


Kepala Bidang Kepala Bidang Usaha
Peternakan dan Rumah Potong Hewan
Perikanan dan Budidaya dan Pengelolaan TPI
Kesehatan Hewan dan Budidaya Ternak

Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi


Kepala Seksi Subbagian
Subkoordinator Subkoordinator Subkoordinator
Tata Usaha UPT RPH
Pemberdayaan dan Pemberdayaan Nelayan Perbibitan dan Produksi
dan Puskeswan
Pembudidaya Ikan Kecil Peternakan

Kepala Seksi Kepala Seksi


Kepala Seksi Subkoordinator
Subkoordinator Subkoordinator Usaha
Kesehatan, Lingkungan Kesehatan Hewan dan
Perikanan Kesehatan Masyarakat
dan Kawasan Budidaya

Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi


Subkoordinator Subkoordinator Subkoordinator Sarana
Produksi Perikanan Pengelolaan Tempat Prasarana dan Usaha
Budidaya Pelelangan Ikan Peternakan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan


Kabupaten Batang

Tugas pokok setiap bagian di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Batang adalah:

1. Sekretariat
Mencakup Subbagian Koordinator Program dan Keuangan serta Subbagian
Umum dan Kepegawaian.
Tugas Pokok:
8

Menyelenggarakan urusan administrasi umum, perlengkapan,


kerumahtanggaan, kelembagaan, kehumasan, kepegawaian, keuangan, dan
program.
2. Bidang Perikanan Budidaya
Mencakup Seksi Subkoordinator Pemberdayaan dan Pembudidayaan ikan,
Seksi Subkoordinator Kesehatan, Lingkungan dan Kawasan Budidaya, Kepala
Seksi Subkoordinator Produksi Perikanan dan Budidaya.
Tugas Pokok:
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam koordinasi, bimbingan,
supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan, pengembangan
serta pengawasan di Bidang Perikanan Budidaya.
3. Bidang Usaha dan Pengelolaan TPI
Mencakup Seksi Subkoordinator Pemberdayaan Nelayan Kecil, Seksi
Subkoordinator Usaha Perikanan, Seksi Subkoordinator Pengelolaan Tempat
Pelelangan Ikan.
Tugas Pokok:
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam koordinasi, bimbingan,
supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan, pengembangan
serta pengawasan di Bidang Usaha dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan.
4. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Mencakup Kepala Seksi Subkoordinator Perbibitan dan Produksi
Peternakan, Kepala Seksi Subkoordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan
Masyarakat, Kepala Seksi Subkoordinator Sarana Prasarana dan Usaha
Peternakan.
Tugas Pokok:
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam koordinasi, bimbingan,
supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan, pengembangan
serta pengawasan di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
5. Bidang Kepala UPTD Rumah Potong Hewan dan Budidyaya Ternak
Mencakup Subbagian Tata Usaha UPT RPH dan Puskeswan.
Tugas Pokok:
Melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu pada Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan.
9

C. Prosedur Komunikasi
Prosedur komunikasi yang terjadi di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang yaitu :
1. Prosedur Komunikasi Vertikal ke Atas
Prosedur pembuatan dan penyerahan program kerja di Dinas Kelautan,
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang.
a. Staff membuat laporan program kerja sesuai bidangnya lalu
menyerahkan kepada Kepala Sub Bagian.
b. Kapala Sub Bagian melakukan pengecekan laporan program kerja sesuai
bidangnya agar laporan tidak ada kesalahan.
c. Setelah laporan dinilai memenuhi syarat maka akan diserahkan kepada
Kepala Dinas.
2. Prosedur Komunikasi Vertikal ke Bawah
a. Kepala Dinas memberikan surat perintah mengenai agenda program
kerja kepada setiap Kepala Sub Bagian.
b. Kepala Sub Bagian menyampaikan informasi dari Kepala Dinas kepada
staff masing-masing bagian untuk ditindak lanjuti.
10

BAB 3

TEMUAN DAN DISKUSI

A. Temuan
Pada Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang dalam
melakukan kegiatannya tidak akan terlepas dari segi-segi komunikasi.
Komunikasi yang terjadi di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Batang biasanya berupa komunikasi verbal, komunikasi non verbal, komunikasi
internal, komunikasi eksternal.
Berdasarkan hasil observasi, komunikasi internal yang terjadi pada Dinas
Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang sudah baik, karena
penyampaian program kerja sudah dibuat tersusun dengan rapih dan prosesnya
yang runtut. Pola komunikasi antar Kepala Dinas, Kepala Bagian, dan pegawai
sudah terjadi sesuai dengan prosedur yang ada, ditambah dengan adanya bagian
arsip yang membantu dalam pemberkasan program kerja yang dibutuhkan pada
saat itu.
Namun pada komunikasi eksternal terjadi beberapa hambatan terutama pada
bagian penyuluhan perikanan kepada masyarakat tentang edukasi budidaya ikan
air tawar. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Fatah selaku pengelola
BPI (Balai Pembenihan Ikan) yang merupakan bagian dari Dinas Kelautan,
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang. Proses penyuluhan berjalan dengan
2 metode yaitu dengan temu wicara dan demonstrasi. Pada metode temu wicara,
para penyuluh perikanan memiliki materi tentang teori budidaya ikan air tawar
yang berasal dari Kementrian Kelautan, tetapi tidak dibagikan kepada masyarakat
pembudidaya, namun hanya sekedar untuk disampaikan. Sehingga tujuan dari
penyuluhan tersebut kurang berjalan dengan maksimal. Berikut adalah analisa
terkait kendala yang sudah diuraikan:
1. Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang tidak memiliki
modul paten untuk dibagikan kepada masyarakat pembudidaya atau
masyarakat yang ingin menjadi pembudidaya. Dan hal ini berdampak pada
kegagalan masyarakat dalam melakukan pembudidayaan karena mereka bisa
saja lupa tentang bagaimana SOP dan spesifikasi yang dibutuhkan saat kegiatan

10
11

budidaya berlangsung, serta berakibat pembudidaya melakukan kegiatannya


dengan mengira ngira saja.
2. Proses penyampaian yang bisa saja membuat bosan yakni dengan penerangan
teoritis dan sedikit demonstrasi membuat banyaknya masyarakat yang kurang
memperhatikan dengan benar tentang penyampaian materi penyuluhan yang
diberikan.

B. Diskusi
Setelah menganalisis permasalahan yang terjadi pada Dinas Kelautan,
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang terutama kaitannya dengan media
penyuluhan budidaya ikan air tawar, maka permasalahan tersebut dapat
terselesaikan dengan cara :
1. Membuat modul media edukasi yang berisi tentang SOP dan spesifikasi yang
dibutuhkan untuk budidaya, dan tentunya media edukasi ini harus mudah
diakses dan digunakan oleh masyarakat selaku user. Selain itu isi materi media
edukasi yang dibuat juga harus mudah dipahami oleh masyarakat dengan
meringkas dan mengambil intisari dari sumber modul sebelumnya.
2. Agar masyarakat juga tertarik dengan modul media edukasi maka strategi yang
digunakan adalah dengan menggunakan aplikasi berbasis augmented reality,
yang berfungsi untuk menampilkan proses siklus pembenihan ikan dari bertelur
hingga menjadi indukan yang baik. Proses ini juga dapat membantu
pembudidaya agar menjadi lebih paham mengenai siklus ikan yang mereka
budidaya, sehingga memaksimalkan kinerja budidaya ikan. Aplikasi ini juga
dapat diakses dengan mudah dan kapan saja dibutuhkan karena dapat
dipasangkan pada ponsel yang berbasis android.
12

BAB 4

PENUTUP

Berdasarkan uraian pembahasan yang telah dijelaskan di makalah ini dapat


disimpulkan sebagai berikut :

a. Dalam penyusunan makalah komunikasi bisnis ini terdapat masalah pada proses
komunikasi yang terjadi antara penyuluh di Dinas Kelautan, Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Batang dengan masyarakat eksternal atau lebih tepatnya
masyarakat pembudidaya ikan air tawar di daerah Kabupaten Batang.
Dikarenakan tidak adanya materi khusus yang dapat dibagikan kepada masyarakat
luas yang berasal dari Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Batang.
b. Setelah dilakukan diskusi dan pengamatan selama magang mahasiswa
mempunyai solusi dari permasalahan yang terjadi.Solusi tersebut adalah dengan
membuat media edukasi yang berbasis augmented reality agar masyarakat dapat
memahami proses perkembangan ikan yang dilengkapi dengan materi budidaya
ikan air tawar yang sesuai dengan standar.
c. Komunikasi yang baik juga sangat berperan penting untuk menyampaikan sesuatu
dengan baik. Dengan adanya media edukasi budidaya air tawar ini diharapkan
dapat meningkatkan kualitas komunikasi antara Dinas Kelautan, Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Batang dengan masyarakat pembudidaya, serta dapat
mencapai tujuan bersama.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Priharto, Sugi. 2019. Pengertian Komunikasi Bisnis, Unsur, Tujuan, Dan Jenisnya.
https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-komunikasi-bisnis/ (9 Juni 2021)

Rosenblatt, S. et al. (1977). Business Communication. Englewood Cliff, N.J.: Prentice


Hal

Atenda. 2019. Teknik Komunikasi Bisnis Yang Efektif.


https://www.atenda.id/berita/Teknik-Komunikasi-Bisnis-Yang-Efektif/7

Aristoteles, 2004. Unsur Penting Komunikasi.

13
ANALISIS SISTEM MEDIA EDUKASI BUDIDAYA IKAN AIR
TAWAR BERBASIS AUGMENTED REALITY DI DINAS
KELAUTAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN
KABUPATEN BATANG

LAPORAN MAKALAH
ANALISA SISTEM INFORMASI BISNIS

Oleh:
Fattah Chaerul Majid
20.240.0011

TEKNIK INFORMATIKA
STMIK WIDYA PRATAMA
PEKALONGAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Penysusunan
Makalah ANALISA SISTEM INFORMASI BISNIS dalam Kegiatan Magang yang
berjudul ANALISIS SISTEM MEDIA EDUKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
BERBASIS AUGMENTED REALITY DI DINAS KELAUTAN PERIKANAN DAN
PETERNAKAN KABUPATEN BATANG sesuai dengan yang direncanakan. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Sattriedi Wahyu Binabar,M.Kom, selaku Ketua STMIK Widya Pratama
Pekalongan
2. Bapak Much. Rifqi Maulana, S.Kom., M.Kom, selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika
3. Ibu Devi Sugianti, S.Kom., M.Kom, selaku pembimbing yang telah membimbing
selama penyusunan Laporan Magang
4. Ibu Laela Nurul Qomariyah, S.E, selaku pembimbing dari perusahaan yang telah
membimbing selama Magang
5. Bapak Drs. Windu Suriadji, M.M, selaku Pimpinan/Direktur Perusahaan tempat
pelaksanaan Magang
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing selama ini di STMIK
Widya Pratama
7. Semua pihak yang telah membantu untuk terselesaikannya Kegiatan Magang ini

Kegiatan Magang ini dilaksanakan guna melengkapi persyaratan kurikulum pada


Program Studi Teknik Informatika jenjang Strata 1 (S1) STMIK Widya Pratama
Pekalongan. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Pekalongan, 30 Juni 2023

FATTAH CHAERUL MAJID

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN MAKALAH ................................................................ ii


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. viii
BAB I LATAR BELAKANG TEORI .......................................................................... 1
A. Sistem Informasi Media Edukasi Berbasis Augmented Reality ...................... 1
B. Analisis Sistem dan Tahapan Analisis Sistem .................................................. 3
C. Pemodelan Proses Bisnis ................................................................................. 6
D. Analisis Kelemahan Sistem dan Analisis Kebutuhan Sistem .......................... 8
E. Flowchart dan Diagram Use Case .................................................................. 11
BAB II OBSERVASI ................................................................................................. 15
A. Prosedur Sistem Berjalan ............................................................................... 15
B. Pemodelan Sistem Berjalan............................................................................ 16
BAB III TEMUAN DAN DISKUSI .......................................................................... 18
C. Temuan ........................................................................................................... 18
D. Diskusi ........................................................................................................... 18
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 21

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Simbol-simbol flowchart ............................................................................ 12


Tabel 1.2 Simbol-simbol diagram use case................................................................ 13

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram use case sistem penyuluhan di Dinas Kelautan Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Batang ................................................................................... 16
Gambar 2.2 Flowchart sistem penyuluhan di Dinas Kelautan Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Batang ................................................................................... 17

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Bimbingan Makalah

viii
1

BAB 1

LATAR BELAKANG TEORI

A. Sistem Informasi Media Edukasi Berbasis Augmented Reality


1. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,
dan menyebarkan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan
pengawasan dalam organisasi. Sistem informasi terdiri dari informasi tentang
manusia, tempat, dan komponen dalam organisasi atau lingkungan yang
melingkupinya. (Husein dan Wibowo).
Menurut Laudon, sistem informasi secara teknis merupakan
serangkaian komponen yang saling berhubungan. Gunanya untuk
mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mendistribusikan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan di sebuah
organisasi. Sistem informasi juga membantu manajer dan karyawan dalam
menganalisis masalah, menggambarkan hal-hal yang rumit, juga menciptakan
produk atau inovasi baru. Sistem informasi berisi informasi penting berupa,
orang, tempat/lokasi, dan hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan
organisasi dan lingkungan luar organisasi tersebut.
Dari beberapa pengertian sistem informasi diatas dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi adalah seperangkat komponen dari kumpulan sub-
sub sistem yang saling berhubungan yang bekerja untuk mengumpulkan dan
menyimpan data, memprosesnya menjadi informasi serta
mendistribusikannya kepada pengguna.
2. Media Edukasi
Media edukasi adalah alat bantu yang berfungsi dalam menjelaskan
sebagian ataupun keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan
secara verbal. Media edukasi bisa berupa materi pembelajaran, soal latihan,
video, permainan dan lain-lain. Sesuai dengan definisnya media edukasi
berfungsi sebagai alat bantu dalam menjelaskan materi yang umumnya sulit
dijelaskan oleh tenaga pengajar.

1
2

Media edukasi menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan


minat dan motivasi masyarakat dalam kegiatan belajar mengajar. Media
edukasi juga diperlukan tenaga pengajar untuk menyampaikan suatu materi
dengan baik saat kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran sendiri
sebaiknya memuat aspek interaktif dan dirancang lebih efisien, agar
masyakarat dapat mengeksplorasi materi yang didapat.
3. Augmented Reality
Ronald T. Azuma (1997) mendefinisikan augmented reality sebagai
penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan
secara interaktif dalam, real time dan terdapat integrasi antarbenda dalam tiga
dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Penggabungan
benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai,
interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu. dan
integrasi yang baik memerlukan penjejakan yang efektif.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa augmented reality atau
AR adalah teknologi yang memperoleh penggabungan secara real-
time terhadap digital konten yang dibuat oleh komputer dengan dunia
nyata. Augmented reality memperbolehkan pengguna melihat objek maya 2D
atau 3D yang diproyeksikan terhadap dunia nyata.
Tentunya semua itu tidak terlepas dari komponen -komponen
pendukung AR diantaranya sebagai berikut.
a. Kamera dan Sensor
Kamera dan sensor digunakan untuk mengumpulkan data informasi
kolaborasi dengan pengguna dan mengirimkannya untuk diproses. Kamera
pada ponsel memiliki kemampuan untuk memeriksa lingkungan dan data
yang diperoleh, serta mampu menemukan barang fisik dan menghasilkan
objek 3D.
b. Proyeksi
Komponen ini mengacu pada proyektor kecil. Misalnya semacam
headset AR. Alat tersebut mengambil informasi dari sensor dan
memproyeksikan konten yang terkomputerisasi ke permukaan untuk
dilihat.
3

c. Refleksi
Menentukan berfungsi untuk memantulkan cahaya ke kamera dan ke
mata pengguna. Tujuan dari refleksi ini adalah untuk memainkan
pengaturan gambar yang tepat dan akurat.
Augmented reality memiliki beberapa jenis dan metode tergantung pada
pengaplikasiannya, sebagai berikut:
a. Marker Based Augmented Reality
Jenis AR ini memerlukan objek visual khusus dan kamera untuk
memindainya. Objek visual bisa berbentuk apa saja, dari kode QR yang
dicetak hingga simbol khusus. Perangkat AR ini juga menghitung posisi
dan orientasi marker untuk memposisikan konten. Dengan begitu, marker
akan menampilkan animasi digital yang dapat dilihat oleh pengguna.
b. Markerless Augmented Reality
Markerless AR menggunakan teknologi GPS, pengukur kecepatan,
kompas digital serta akselerometer yang tertanam dalam perangkat untuk
menyediakan data berdasarkan lokasi. Teknologi markerless augmented
reality yang terdapat pada perangkat smartphone memiliki ketersediaan
fitur pendeteksian lokasi. Jenis ini umum digunakan untuk memetakan
arah, dan aplikasi seluler berbasis lokasi lainnya.
c. Projection Based Augmented Reality
AR jenis ini bekerja dengan cara memproyeksikan cahaya buatan ke
permukaan real. Dalam beberapa kasus memungkinkan pengguna untuk
berinteraksi seperti pada hologram yang dapat dilihat pada film
bergenre sci-fi. AR ini mampu mendeteksi interaksi antara pengguna
dengan proyeksi melalui perubahannya.
d. Superimposition Based Augmented Reality
Jenis AR ini mampu mengganti tampilan asli dengan augmented,
baik secara penuh maupun sebagian. Disinilah object recognition
memainkan peranan penting.

B. Analisis Sistem dan Tahapan Analisis Sistem


1. Analisis Sistem
Analis sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif
mendeskripsikan fase-fase awal pengembangan awal. Menurut (Al Fatah,
4

2007) analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh
ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang
diharapkan sehingga dapat di usulkan perbaikan-perbaikannya. Analisis sistem
secara sistematis menilai bagaimana fungsi dengan cara mengamati proses
input dan data proses output informasi untuk membantu peningkatan proses
organisasional.
Tujuan analisis sistem yaitu untuk merancang sistem baru atau untuk
menyempurnakan sistem yang sudah ada saat ini bermasalah atau tidak
berfungsi dengan baik dan hasil analisisnya dapat digunakan sebagai dasar
untuk memperbaiki sistem (Pramesta, 2016). Dibawah ini terdapat beberapa
fungsi dari sistem analisis, antara lain :
a. Dapat mengenali beragam persoalan dari penggunanya.
b. Bisa memastikan secara besar mengenai tujuan yang perlu diperoleh
supaya bisa melengkapi keperluan penggunanya.
c. Bisa mempunyai cara pilihan dalam menyelesaikan persoalan pada sistem.
d. Bisa menyusun ataupun mengkonsep penjadwalan sisten yang sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh penggunanya.
2. Tahapan Analisis Sistem
Dalam analisis sistem terdapat tahapan yang dilakukan, antara lain:
a. Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang
dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan
sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah
inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat dicapai. Oleh
karena itulah pada tahap analisis sistem, langkah pertama yang harus
dilakukan oleh analis sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu
masalah-masalah yang terjadi. Tugas-tugas yang harus dilakukannya
adalah sebagai berikut ini :
1. Mengidentifikasi penyebab masalah
2. Mengidentifikasi titik keputusan
3. Mengidentifikasi personil-personil kunci
5

b. Memahami Kerja Sistem


Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara terinci
bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk mempelajari operasi dari
sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan
penelitian. Bila di tahap perencanaan sistem juga pernah dilakukan
penelitian untuk memperoleh data, penelitian ini sifatnya adalah penelitian
pendahuluan (preliminary survey). Sedang pada tahap analisis sistem,
penelitian yang dilakukan adalah penelitian terinci (detailed survey).
Analis sistem perlu mempelajari apa dan bagaimana operasi dari
sistem yang ada sebelum mencoba untuk menganalisis permasalahan-
permasalahan, kelemahan-kelemahan dan kebutuhan-kebutuhan pemakai
sistem untuk dapat memberikan rekomendasi pemecahannya. Sejumlah
data perlu dikumpulkan menggunakan teknik pengumpulan data yang ada,
yaitu wawancara, observasi, daftar pertanyaan dan pengambilan sampel.
Langkah kedua dari tahap analisis sistem dapat terdiri dari beberapa
tugas yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut ini :
1. Menentukan jenis penelitian
2. Merencanakan jadwal penelitian
3. Membuat penugasan penelitian
4. Membuat agenda wawancara
5. Mengumpulkan hasil penelitian
c. Menganalisis Sistem
Menganalisis hasil penelitian sering sulit dilakukan oleh analis
sistem yang masih baru. Berdasarkan data yang sudah diperoleh maka
dilakukan analisa hasil penelitian yang sudah dilakukan untuk
mendapatkan pemecahan masalah yang akan dipecahkan. Tugas yang
harus dilakukan yaitu :
a) Meganalisis kelemahan sistem
Seorang analis sistem perlu menganalisis masalah yang terjadi
untuk dapat menemukan jawaban apa penyebab sebenarnya dari
masalah yang timbul tersebut. Penelitian dilakukan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan semacam :
1. Apa yang dikerjakan?
2. Bagaimana mengerjakannya?
6

3. Siapa yang mengerjakannya?


4. Dimana dikerjakannya?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan ini, selanjutnya seorang analis
sistem akan dapat melakukan analisis dari hasil penelitian dengan baik
untuk menemukan kelemahan-kelemahan dan permasalahan-
permasalahan dari sistem yang ada.
b) Menganalisis kebutuhan informasi pemakai/manajemen
Walaupun menganalisis kelemahan-kelemahan dan permasalahan-
permasalahan yang terjadi merupakan tugas yang perlu, tetapi tugas ini
saja belumlah cukup. Tugas lain dari analis sistem yang masih
diperlukan sehubungan dengan sasaran utama sistem informasi, yaitu
menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakainya perlu
dianalisis.
d. Membuat Laporan
Laporan perlu dibuat sebagai dokumentasi dari penelitian. Semua
hasil yang didapat dari penelitian perlu dilampirkan pada laporan hasil
analisis, sehingga manajemen dan user dapat memeriksa kembali
kebenaran data yang telah diperoleh. Setelah proses analisis sistem ini
selesai dilakukan, tugas berikutnya dari analis sistem dan timnya adalah
membuat laporan hasil analisis. Tujuan adanya laporan hasil analisa yaitu:
1. Analisis telah selesai dilakukan.
2. Meluruskan kesalahan mengenai apa yang telah ditemukan dan
dianalisis oleh analis sistem yang tidak sesuai dengan pemakai.
3. Meminta pendapat dan saran dari pihak pemakai.
4. Meminta persetujuan kepada pihak pemakai untuk melakukan
tindakan selanjutnya.

C. Pemodelan Proses Bisnis


Pemodelan proses bisnis merupakan tahapan yang penting dalam
analisis proses bisnis. pemodelan proses bisnis ini merupakan cara untuk
memahami, mendesain dan menganalisa suatu proses bisnis. Manfaat
pemodelan proses bisnis adalah untuk membantu perusahaan atau instansi
memahami proses bisnisnya dengan baik, mengidentifikasi permasalahan
seperti critical path atau bottleneck yang mungkin terjadi, mengembangkan,
7

mendokumentasikan serta mengkomunikasikannya pada semua pemangku


kepentingan bisnis. Sehingga perusahaan atau instansi dapat meningkatkan
performance dari pengelolaan proses bisnisnya (Ahmad, 2017).
Manfaat Pemodelan Proses Bisnis adalah untuk memudahkan
pemahaman alur proses secara terintegrasi, tujuan pemodelan proses bisnis
adalah untuk mendefiniskan langkah langkah yang harus diambil untuk
mencapai suatu tujuan Diagram Model Proses Bisnis adalah alat untuk
mencapai sebuauh tujuan, dan bukan hasil kinerja dari suatu proses (Kelly R.
Rainer , 2011).
Dalam melakukan pemodelan proses bisnis terdapat beberapa teknik :
a. Notasi proses bisnis pemodelan (BPMN)
BPMN dapat didefinisikan sebagai seperangkat objek grafis dan
aturan yang menentukan koneksi yang tersedia di antara objek. BPMN
menyediakan notasi yang dapat dengan mudah dipahami oleh semua
pengguna bisnis, termasuk juga analis bisnis yang menciptakan draf awal
dari proses sampai pengembang teknis yang bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan teknologi yang digunakan untuk menjalankan
proses-proses tersebut. Dan berikut aturan dalam memodelkan suatu
proses bisnis :
1. Memodelkan kejadian-kejadian yang memulai proses, proses yang
dilakukan dan hasil akhir dari aliran proses.
2. Keputusan bisnis atau percabangan aliran dimodelkan dengan
gateways. Sebuah gateways mirip dengan simbol keputusan dalam
flowchart.
3. Sebuah proses dalam aliran dapat mengandung sub-proses, yang
secara grafis dapat ditunjukkan dengan BPD (Business Process
Diagram) lain yang tersambung melalui sebuah hyperlink ke simbol
proses.
4. Jika sebuah proses tidak didetilkan ke dalam sub proses, maka
dianggap sebagai sebuah task – yaitu level proses paling rendah.
5. Sebuah tanda ‘+’ pada simbol proses menunjukkan bahwa proses ini
didekomposisi, jika tidak ada tanda ‘+’, maka proses ini disebut
sebuah task.
8

b. Diagram UML
UML adalah bahasa pemodelan yang digunakan untuk spesifikasi,
visualisasi, pengembangan dan pendokumentasian sistem perangkat
lunak. Salah satu keunggulan UML adalah fleksibelitasnya.
c. Teknik Flowchart
Diagram alir atau flowchart menggunakan alur tindakan sekuensial
dan tidak mendukung perincian aktivitas.
d. Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) menunjukkan aliran data atau informasi
dari satu tempat ke tempat lain. DFD menggambarkan proses yang
menunjukkan bagaimana proses ini dihubungkan bersama melalui
penyimpanan data dan bagaimana proses berhubungan dengan pengguna
dan dunia luar.
e. Role Activity Diagram (RAD)
Role Activity Diagram memberikan perspektif proses yang berbeda
dan sangat berguna dalam mendukung komunikasi. RAD intuitif untuk
membaca, mudah dimengerti dan menyajikan pandangan rinci tentang
proses dan memungkinkan aktivitas secara parallel.

D. Analisis Kelemahan Sistem dan Analisis Kebutuhan Sistem


1. Analisis Kelemahan Sistem
Untuk mengidentifikasi masalah, maka harus dilakukan analisis
terhadap kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan
pelayanan pelanggan. Panduan ini dikenal dengan PIECES analysis
(Performance, Information, economy, Control, eficiency dan Services). Dari
analisis ini biasanya didapatkan beberapa masalah utama. Hal ini penting
karena biasanya yang muncul dipermukaan bukan masalah utama, tetapi
hanya gejala dari masalah utama saja.
a. Analisis Kinerja (Performance)
Masalah kinerja terjadi ketika tugas-tugas bisnis dijalankan
dantidak mencapai sasaran. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan
waktu tanggap. Jumlah produksi adalah jumlah pekerjaan yang bisa
diselesaikan selama jangka waktu tertentu. Bagian pemasaran
kinerjanya diukur berdasarkan volume pekerjaan atau pangsa pasar
9

yang diraih atau citra perusahaan. Waktu tanggap adalah keterlambatan


rata-rata antara suatu transaksi dengan tanggapan yang diberikan
kepada transaksi tersebut.
b. Analisis Informasi (Information)
Informasi merupakan komoditas krusial bagi pemakai akhir.
Kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasiyang
bermanfaat dapat dievaluasi untuk menangani masalah dan peluang
untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam hal ini meningkatkan kualitas
informasi tidak dengan menambah jumlah informasi, karena terlalu
banyak informasi juga menghasilkan masalah baru. Situasi yang
membutuhkan peningkatan informasi meliputi:
1. Kurangnya informasi mengenai keputusan atau situasi yang
sekarang
2. Kurangnya informasi yang relevan mengenai keputusan ataupun
situasi sekarang
3. Kurangnya informasi yang tepat waktu
4. Terlalu banyak informasi
5. Informasi tidak akurat
c. Analisis Ekonomi (Economy)
Dalam permasalahan ekonomi terkait dengan masalah biaya,
dengan kurang terjaminnya kualitas keamanan data, informasi dan
kinerja yang di berikan maka akan membutuhkan biaya untuk
mengulang kembali pencatatan transaksi sebelumnya serta memakan
waktu dan tenaga. Hal ini akan berdampak kurang baik terhadap
perusahaan dalam hal biaya walaupun tidak terlalu besar.
d. Analisis pengendalian (Control)
Pengendalian atau kontrol dalam sebuah sistem sangat
diperlukan keberadaannya untuk menghindari dan mendeteksi secara
dini tahap penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin
keamanan data dan informasi.
e. Analisis Efisiensi (Efficiency)
Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output
sebanyak-banyaknya dengan dengan input yang sekecil mungkin.
10

Untuk melihat apakah efisiensi dari suatu sistem baik atau tidak dapat
dengan melihat indikatior-indikator berikut ini:
1. Orang, mesin atau komputer membuang-buang waktu
2. Data secara berlebihan di input atau disalin
3. Data secara berlebihan di proses
4. Informasi secara berlebihan dihasilkan
5. Orang, mesin atau komputer membuangh
6. Usaha yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan
7. Material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.
f. Analisis Pelayanan (Services)
Pelayanan adalah sistem mencakup pelayanan yang diberikan
oleh perangkat lunak pada beberapa elemen, baik elemen yang bersifat
langsung maupun tidak langsung dan pihak lain yang membutuhkan.
Analisa untuk menilai kualitas dari suatu sistem dapat dilihat dari
kriteria-kriteria berikut ini :
1. Sistem menghasilkan produk yang tidak akurat
2. Sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten
3. Sistem menghasilkan produk yang tidak dipercaya
4. Sistem tidak mudah dipelajari
5. Sistem tidak mudah digunakan
6. Sistem canggung untuk digunakan
7. Sistem tidak fleksibel
2. Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem yaitu melakukan analisa terhadap kebutuhan
yang akan diperlukan dalam pembuatan sistem serta mengkaji permasalahan
apa saja yang akan dipecahkan, analisa sistem dilakukan pada analisa sistem
lama yang berjalan, permasalahan pada sistem yang berjalan, pemodelan
dan analisa proses sistem yang diusulkan dan analisa data sistem. Menurut
(Arman, 2015) analisis kebutuhan sistem dibagi menjadi dua bagian antara
lain:
a. Kebutuhan fungsional
Mempunyai tujuan untuk mendapatkan informasi terkait
kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan
oleh sistem untuk melayani kebutuhan pengguna (user). Kebutuhan
11

fungsional merupakan layanan sistem yang harus disediakan,


bagaimana sistem bereaksi pada input tertentu. Sistem sangat
bergantung dari jenis perangkat lunak, pengguna sistem dan jenis
sistem dimana perangkat lunak tersebut digunakan.
b. Kebutuhan nonfungsional
Mempunyai perbedaan dengan anlisis sebelumnya, yaitu untuk
mendapatkan informasi terkait dengan kebutuhan-kebutuhan yang
meliputi properti perilaku- perilaku yang dimilki oleh sistem.
Secara umum kebutuhan non fungsional terdiri dari empat
macam yaitu :
1. Usability, merupakan kebutuhan terkait dengan kemudahan
penggunaan sistem atau perangkat lunak oleh user.
2. Portability, merupakan kemudahan dalam pengaksesan sistem
khususnya terkait dengan faktor waktu dan lokasi pengaksesan, serta
perangkat atau teknologi yang digunakan untuk mengakses.
Perangkat atau teknologi tersebut meliputi perangkat lunak,
perangkat keras, dan perangkat jaringan.
3. Reliability, merupakan kebutuhan terkait kehandalan sistem atau
perangkat lunak termasuk faktor keamanan (security) sistem.
4. Supportability, merupakan kebutuhan terkait dengan dukungan
dalam penggunaan sistem atau perangkat lunak.

E. Flowchart dan Diagram Use Case


1. Flowchart
Menurut Pahlevy (2010) flowchart (bagan alir) merupakan sebuah
gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma-algoritma dalam suatu
program, yang menyatakan suatu arah alur program tersebut.
Flowchart adalah diagram yang menampilkan langkah-langkah dan
keputusan untuk melakukan sebuah proses dari suatu program. Setiap
langkah digambarkan dalam bentuk diagram dan dihubungkan dengan garis
atau arah panah.
Flowchart berperan penting dalam memutuskan sebuah langkah atau
fungsionalitas dari sebuah proyek pembuatan program yang melibatkan
banyak orang sekaligus. Selain itu dengan menggunakan bagan alur proses
12

dari sebuah program akan lebih jelas, ringkas, dan mengurangi


kemungkinan untuk salah penafsiran. Penggunaan flowchart dalam dunia
pemrograman juga merupakan cara yang bagus untuk menghubungkan
antara kebutuhan teknis dan non-teknis.
Berikut adalah simbol-simbol yang sering digunakan dalam proses
pembuatan flowchart.

Tabel 1.1 Simbol-simbol flowchart


13

2. Diagram Use Case


Menurut Maulana (2014), use case diagram mendeskripsikan sebuah
interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan
dibuat. Use case diagram digunakan untuk mendeskripsikan tipikal interaksi
antar pengguna dengan sistem informasi.
Sedangkan menurut Setiawan dan Khairuzzaman (2017), use case
diagram adalah interaksi antara use case dengan aktor, yang berupa orang,
peralatan, atau sistem lain yang terintegrasi, dengan cara menggambarkan
fungsionalitas sistem atau persyaratan yang harus dipenuhi dari pandangan
aktor.
Diagram use case merupakan proses pemodelan atau penggambaran
yang dilakukan untuk menunjukkan hubungan atau interaksi antara
pengguna dengan sistem yang dirancang.
Komponen-komponen yang terlibat dalam diagram use case dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2 Simbol-simbol diagram use case


14
15

BAB 2

OBSERVASI

A. Prosedur Sistem Berjalan


Penyuluhan perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber
daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Prosedur sistem penyuluhan atau edukasi kepada masyarakat yang sedang
berjalan di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang adalah
menggunakan metode penyuluhan temu wicara. Penyuluhan yang sering
dilakukan adalah mengenai bidang budidaya ikan air tawar, karena bidang tersebut
sangat sesuai dengan kebutuhan pasar di wilayah Kabupaten Batang. Selain itu,
bidang budidaya ikan air tawar tersebut juga menjadi mata pencaharian banyak
masyarakat.
Dalam proses penyuluhan, Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang memiliki Balai Pembenihan Ikan (BPI) yang menjadi tempat
bagi kumpulan benih ikan yang siap untuk didistribusikan. Semua proses
penyuluhan terjadi dalam balai ini, terutama proses masyarakat mendapatkan
benih ikan yang akan dibudidaya oleh mereka.
Proses penyuluhan yang dilakukan Dinas Kelautan, Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Batang beberapa kali juga menggunakan metode
penyuluhan demonstrasi. Materi dan media informasi mengenai SOP budidaya
ikan air tawar yang disampaikan kepada masyarakat berasal langsung dari
Kementrian Kelautan dan Perikanan. Berikut ini metode sistem penyuluhan yang
dilakukan :
1. Metode Penyuluhan Demonstrasi
Metode penyuluhan Demplot/ Demonstrasi adalah metode kegiatan
penyuluhan yang dilakukan dengan cara peragaan atau memberikan contoh
langsung kepada petani yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan

15
16

keterampilan petani, sehingga dapat diterapkan dalam kegiatan sistem usaha


taninya.
2. Metode Penyuluhan Temu Wicara
Metode penyuluhan Temu Wicara adalah kegiatan penyuluhan yang
dilakukan pertemuan dua arah antara kelompok tani, pemerintah, dan swasta
dengan membahas hal-hal yang berkaitan dengan system usaha tani,
kebijakan pemerintah dibidang usaha tani pertanian, dan lain-lain.

B. Pemodelan Sistem Berjalan


Berdasarkan observasi diatas dapat diketahui bahwa terdapat beberapa
proses interaksi antar penyuluh dan masyarakat. Berikut pemodelan sistem
berjalan penyuluhan budidaya ikan air tawar di Dinas Kelautan, Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Batang menggunakan diagram use case, sebagai berikut:

Gambar 2.1 Diagram use case sistem penyuluhan di Dinas Kelautan


Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang

Dalam proses penyuluhan juga terdapat beberapa tahapan edukasi yang


dilakukan secara runtut yang diberikan penyuluh kepada masyarakat dan
pembudidaya. Berikut ini pemodelan sistem berjalan menggunakan flowchart :
17

Gambar 2.2 Flowchart sistem penyuluhan di Dinas Kelautan Perikanan dan


Peternakan Kabupaten Batang
18

BAB 3

TEMUAN DAN DISKUSI

A. Temuan
Pada Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang dalam
melakukan kegiatan penyuluhan menggunakan metode yang cukup efektif yaitu
dengan metode penyuluhan temu wicara dan metode penyuluhan demonstrasi.
Namun, pada proses penyuluhan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang belum memiliki modul atau media edukasi tersendiri yang bisa
dibagikan kepada masyarakat luas. Sehingga tujuan dari kegiatan penyuluhan ini
kurang berjalan dengan maksimal.
Berikut ini adalah hasil analisis kelemahan sistem berjalan penyuluhan
budidaya ikan air tawar di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Batang:
1. Dalam proses penyuluhan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Batang tidak memiliki modul atau media edukasi tersendiri yang
dapat dibagikan dan dijadikan pedoman kepada masyarakat pembudidaya atau
masyarakat yang ingin menjadi pembudidaya ikan air tawar.
2. Dalam proses penyuluhan tidak semua masyarakat dapat menerima penjelasan
materi yang diberikan secara maksimal dengan hanya mendengarkan uraian
materi dari penyuluh.

B. Diskusi
Berdasarkan analisis pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan
Bapak Abdul Fatah selaku pengelola BPI (Balai Pembenihan Ikan) yang
merupakan bagian dari Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Batang. Terdapat permasalahan pada proses penyuluhan yaitu tidak adanya media
edukasi mengenai penyuluhan budidaya ikan air tawar yang dapat digunakan dan
dibagikan kepada masyarakat.
Maka dari itu perlu dibuatnya modul penyuluhan budidaya ikan air tawar
yang dapat diakses dan dipahami dengan mudah oleh masyarakat. Modul yang
perlu dibuat yaitu media edukasi yang dilengkapi dengan augmented reality.

18
19

Media edukasi dengan berbasis augmented reality ini harapannya bisa memberi
gambaran kepada masyarakat tentang bagaimana siklus ikan air tawar
berkembang dan tumbuh dengan baik untuk dibudidaya. Modul media edukasi ini
juga dilengkapi dengan ringkasan materi sesuai SOP dan spesifikasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat pembudidaya.
Dibawah ini kesimpulan data yang diperoleh terhadap kebutuhan
fungsional dan non fungsional dari sistem yang akan dibangun :
1. Kebutuhan Fungsional
a. Sistem dapat menampilkan materi SOP dan spesifikasi budidaya ikan air
tawar
b. Sistem dapat menampilkan penggambaran siklus perkembangan ikan air
tawar dengan menarik menggunakan augmented reality.
c. Sistem dapat menampilkan petunjuk penggunaan aplikasi.
d. Sistem dapat digunakan sebagai media penunjang sumber informasi bagi
masyarakat yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
2. Kebutuhan Non Fungsional
a. Tampilan sistem dibuat menarik dan user friendly (mudah digunakan)
sehingga pengguna tidak merasa bosan dan kesulitan dalam menggunakan
media edukasi budidaya ikan air tawar ini.
b. Proses instalasi media edukasi yang mudah.
c. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
20

BAB 4

PENUTUP

Program kegiatan magang merupakan salah satu kegiatan yang wajib


dilaksanakan oleh mahasiswa STMIK Widya Pratama Pekalongan. Magang
merupakan kegiatan terjadwal dibawah bimbingan dosen pembimbing yang
memenuhi syarat dan merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh
mahasiswa untuk mengikuti kegiatan akhir perkuliahan jenjang Diploma III
maupun Jenjang Strata I.
Selama pembuatan makalah analisis sistem, membuat mahasiswa
memahami pengertian analisis sistem, proses analisis sistem, melakukan analisis
terhadap sistem yang sudah ada, memahami fungsi dari diagram UML.
Dalam penyusunan makalah Analisis Sistem Informasi Bisnis ini banyak
sekali manfaat yang bisa diterapkan. Adapun manfaat yang diperoleh dari
penyusunan analisa ini antara lain:
a. Sebagai langkah awal perancangan sistem
b. Dapat mengetahui sistem yang sedang berjalan.
c. Dapat mengetahui kendala dari sistem yang ada.
d. Dapat menemukan solusi dari sistem yang berjalan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Maritim, 2016. Pengertian Sistem Informasi.

Chepi Riyana M.Pd, Dra. Rudi Susilana Msi. (2009). Media Pembelajaran : Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima. hlm. 6.

Ap aitu Augmented Reality dan Contohnya?. (4 November 2020). Dicoding.com.


https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-augmented-reality-dan-contohnya/

Amira K. (2021). Apa Itu Flowchart: Pengertian Menurut Ahli, Fungsi, dan Jenisnya.
Gramedia.com. https://www.gramedia.com/literasi/flowchart/

Use Case Diagram: Pengertian Fungsi, Teknik, dan Contoh. (27 Juni 2022).
LamanIT.com. https://lamanit.com/use-case-diagram/

Uri Tanoto.(29 Desember 2020). Activity Diagram: Pengertian, Fungsi, Contoh serta
Cara Membuatnya. Jojonomic.com. https://www.jojonomic.com/blog/activity-
diagram/

Pramesta, 2016. Analisis Sistem dan Tahapan Analisis Sistem

Ramdhani, Moch Ali, 2015. Pemodelan Proses Bisnis Sistem Akademik Menggunakan
Pendekatan Bussines Process Modelling Notation (BPMN) (Studi Kasus Institusi
Perguruan Tinggi XYZ)

21
DESAIN SISTEM MEDIA EDUKASI BUDIDAYA IKAN AIR
TAWAR BERBASIS AUGMENTED REALITY DI DINAS
KELAUTAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN
KABUPATEN BATANG

LAPORAN MAKALAH
DESAIN SISTEM INFORMASI

Oleh:
Fattah Chaerul Majid
20.240.0011

TEKNIK INFORMATIKA
STMIK WIDYA PRATAMA
PEKALONGAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Penysusunan
Makalah DESAIN SISTEM INFORMASI BISNIS dalam Kegiatan Magang yang
berjudul DESAIN SISTEM MEDIA EDUKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
BERBASIS AUGMENTED REALITY DI DINAS KELAUTAN PERIKANAN DAN
PETERNAKAN KABUPATEN BATANG sesuai dengan yang direncanakan. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Sattriedi Wahyu Binabar,M.Kom, selaku Ketua STMIK Widya Pratama
Pekalongan
2. Bapak Much. Rifqi Maulana, S.Kom., M.Kom, selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika
3. Ibu Devi Sugianti, S.Kom., M.Kom, selaku pembimbing yang telah membimbing
selama penyusunan Laporan Magang
4. Ibu Laela Nurul Qomariyah, S.E, selaku pembimbing dari perusahaan yang telah
membimbing selama Magang
5. Bapak Drs. Windu Suriadji, M.M, selaku Pimpinan/Direktur Perusahaan tempat
pelaksanaan Magang
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing selama ini di STMIK
Widya Pratama
7. Semua pihak yang telah membantu untuk terselesaikannya Kegiatan Magang ini

Kegiatan Magang ini dilaksanakan guna melengkapi persyaratan kurikulum pada


Program Studi Teknik Informatika jenjang Strata 1 (S1) STMIK Widya Pratama
Pekalongan. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Pekalongan, 30 Juni 2023

FATTAH CHAERUL MAJID

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN MAKALAH ................................................................ ii


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. viii
BAB I LATAR BELAKANG TEORI .......................................................................... 1
A. Pengertian Desain Sistem Informasi ................................................................ 1
B. Tahap-tahap Desain Sitsem Informasi ............................................................. 2
C. Struktur Navigasi, Diagram Use Case, dan Diagram Activity ......................... 4
BAB II DESAIN SISTEM ........................................................................................... 9
A. Diagram Use Case Sistem................................................................................ 9
B. Struktur Navigasi ........................................................................................... 10
C. Diagram Activity............................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Simbol-simbol diagram use case.................................................................. 7


Tabel 1.2 Simbol-simbol diagram activity ................................................................... 8

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur navigasi linear ............................................................................ 4


Gambar 1.2 Struktur navigasi non linear ..................................................................... 5
Gambar 1.3 Struktur navigasi hirarki ........................................................................... 5
Gambar 1.4 Struktur navigasi composite ..................................................................... 5
Gambar 2.1 Diagram use case sistem .......................................................................... 9
Gambar 2.2 Struktur navigasi sistem ......................................................................... 10
Gambar 2.3 Diagram activity melihat petunjuk ......................................................... 11
Gambar 2.4 Diagram activity melihat materi ............................................................. 11
Gambar 2.5 Diagram activity memindai AR ikan ...................................................... 12
Gambar 2.6 Diagram activity melihat tentang ........................................................... 12
Gambar 2.7 Diagram activity keluar .......................................................................... 13

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Bimbingan Makalah

viii
1

BAB 1

LATAR BELAKANG TEORI

A. Pengertian Desain Sistem Informasi


1. Desain Sistem
Desain sistem adalah proses mendefinisikan arsitektur, modul,
antarmuka, dan data untuk suatu sistem untuk memenuhi persyaratan yang
ditentukan. Desain sistem dapat dilihat sebagai penerapan teori sistem untuk
pengembangan produk. Ada beberapa tumpng tindih dengan disiplin analisis
sistem, arsitektur sistem dan rekayasa sistem. (Wikipedia 2019).
Menurut Robert J Verzello/John Reuter III desain sistem adalah tahap
setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari
kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun
implementasi; Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
Sedangkan menurut John Burch dan Gary Grudnitski desain sistem
dapat didefiniskan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam suatu
kesatuan yang utuh dan berfungsi.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa desain sistem
adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian
dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun
implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
2. Tujuan Desain Sistem
Tahap desain sistem memiliki tujuan utama, yaitu:
a. Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem
b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang
terlibat. Tujuannya lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu
pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya
digunakan untuk pembuatan program komputernya.
3. Sasaran Desain Sistem
Ada pula sasaran desain sistem yaitu:

1
2

a. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami, dan nantinya mudah


digunakan.
b. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan.
c. Desain sistem harus efektif dan efisien untuk dapat mendukung
pengelolaan transaksi, pelaporan manajemen, termasuk tugas-tugas yang
lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer.
d. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci
untuk masing-masing komponen.
4. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,
dan menyebarkan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan
pengawasan dalam organisasi. Sistem informasi terdiri dari informasi tentang
manusia, tempat, dan komponen dalam organisasi atau lingkungan yang
melingkupinya. (Husein dan Wibowo).
Menurut Laudon dan Laudon, sistem informasi secara teknis
merupakan serangkaian komponen yang saling berhubungan. Gunanya untuk
mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mendistribusikan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan di sebuah
organisasi. Sistem informasi juga membantu manajer dan karyawan dalam
menganalisis masalah, menggambarkan hal-hal yang rumit, juga menciptakan
produk atau inovasi baru. Sistem informasi berisi informasi penting berupa,
orang, tempat/lokasi, dan hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan
organisasi dan lingkungan luar organisasi tersebut.
Dari beberapa pengertian sistem informasi diatas dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi adalah seperangkat komponen dari kumpulan sub-
sub sistem yang saling berhubungan yang bekerja untuk mengumpulkan dan
menyimpan data, memprosesnya menjadi informasi serta
mendistribusikannya kepada pengguna.

B. Tahap-tahap Desain Sistem Informasi


Menurut Yavri D. Mahyuzir menyebutkan beberapa langkah yang
perlu dilakukan pada proses desain sistem adalah:
3

1. Menganalisa masalah dari pemakai (user), sasarannya adalah


mendapatkan pengertian yang mendalam tentang kebutuhan-kebutuhan
pemakai.
2. Studi kelayakan, membandingkan alternatif-alternatif pemecahan masalah
untuk menentukan jalan keluar yang paling tepat.
3. Rancang sistem, membuat usulan pemecahan masalah secara logika.
4. Detail desain, melakukan desain sistem pemecahan masalah secara
terperinci.
5. Penerapannya yaitu memindahkan logika program yang telah dibuat dalam
bahasa yang dipilih, menguji program, menguji data dan outputnya.
6. Pemeliharaan dan evaluasi terhadap sistem yang telah diterapkan.

Berikut langkah-langkah dalam desain sistem.


1. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan merupakan suatu proses menentukan hal-hal yang
ingin dicapai serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
2. Mendefinisikan masalah, sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan.
Setelah tahap perencanaan selesai, selanjutnya menentukan
permasalahan dari sistem yang masih berjalan. Mengidentifikasi
permasalahan akan membantu dalam proses desain sistem.
3. Menentukan tujuan sistem
Menentukan tujuan adalah bagian terpenting dalam pembuatan sistem
bagaimana sistem akan berjalan nantinya.
4. Mengidentifikasi kendala sistem
Berfokus pada identifikasi kendala sistem yang masih berjalan yang
nantinya akan diperbaiki.
5. Membuat studi kelayakan (TELOS)
Studi kelayakan adalah tahap yang paling penting, karena didalamnya
menyangkut berbagai aspek sistem baru yang akan diusulkan, seperti
merencanakan dan memperkirakan biaya proyek, mengantisipasi kendala
waktu, menentukan target.
4

6. Keputusan diterima/ditolak
Setelah desain sistem yang dibuat telah selesai, langkah terakhir
adalah keputusan diterimanya suatu usulan perancangan sistem baru yang
dibuat.

C. Struktur Navigasi, Diagram Use Case, dan Diagram Activity


1. Struktur Navigasi
Menurut Evi dan Malabay (2009:124) menjelaskan bahwa struktur
navigasi merupakan rancangan hubungan dan rantai kerja dari beberapa
area yang berbeda dan dapat membantu mengorganisasikan seluruh
elemen page.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur navigasi
adalah urutan alur informasi dari suatu aplikasi. Dengan menggunakan
struktur navigasi yang tepat maka suatu aplikasi mempunyai pedoman dan
arah informasi yang jelas.
Dalam pembuatan aplikasi multimedia terdapat empat macam bentuk
dasar struktur navigasi yang digunakan, yaitu :
a. Struktur Navigasi Linear
Merupakan struktur yang hanya mempunyai satu rangkaian
cerita berurut. Tampilan yang dapat ditampilkan pada struktur jenis
ini adalah satu halaman sebelumnya atau satu halaman sesudahnya
tidak dapat dua halaman sebelumnya atau dua halaman sesudahnya.
Biasanya struktur ini digunakan presentasi multimedia karena tidak
menuntut keinteraksian tetapi hanya memerlukan keindahan dan
kemudahan menampilkan data sebagai informasi.

Gambar 1.1 Struktur navigasi linear

b. Struktur Navigasi Non Linear


Struktur navigasi non linear (tidak berurut) merupakan
pengembangan dari struktur navigasi linear. Pada struktur ini
diperkenankan membuat navigasi bercabang. Percabangan yang
5

dibuat pada struktur linear ini berbeda dengan percabangan pada


struktur hierarki, karena pada percabangan non linear ini walaupun
terdapat percabangan, tetapi tiap-tiap tampilan mempunyai
kedudukan yang sama tidak ada master page dan slave page.

Gambar 1.2 Struktur navigasi non linear

c. Struktur Navigasi Hirarki


Struktur navigasi hirarki (bercabang) merupakan suatu struktur
yang mengandalkan percabangan untuk menampilkan informasi
yang berdasarkan kriteria tertentu. Informasi pada halaman utama
disebut parent dan informasi pada cabangnya disebut child.

Gambar 1.3 Struktur navigasi hirarki

d. Struktur Navigasi Composite


Struktur navigasi composite (campuran) merupakan struktur
gabungan dari ketiga struktur sebelumnya. Struktur ini disebut juga
struktur navigasi bebas. Kelebihan dengan menggunakan struktur
navigasi ini adalah suatu aplikasi mampu memberikan keterkaitan
informasinya lebih baik.

Gambar 1.4 Struktur navigasi composite


6

2. Diagram Use Case


Use case adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah
sistem. Use case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna
sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi tentang
bagaimana sistem tersebut digunakan. Dalam bahasa use case, para
pengguna disebut aktor, aktor merupakan sebuah peran yang dimainkan
seseorang pengguna dalam kaitannya dengan sistem. Seorang aktor dapat
menggunakan banyak use case, sebaliknya sebuah use case juga dapat
digunakan oleh beberapa aktor (Sholiq 2010).
Sedangkan menurut Nugroho, use case diagram adalah sebuah sarana
untuk melakukan organisasi yang spesifik pada setiap kebutuhan
pengguna dengan cara yang mudah untuk dikelola dan dimengerti setiap
pembaca.
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, use
case diagram adalah satu dari berbagai jenis diagram UML (Unified
Modelling Language) yang menggambarkan hubungan interaksi antara
sistem dan aktor. Use case dapat mendeskripsikan tipe interaksi antara
pengguna sistem dengan sistemnya. Syarat penamaan pada use case adalah
nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami.
Adapun fungsi dari diagram use case sebagai berikut:
a. Berguna memperlihatkan proses aktivitas secara urut dalam sistem.
b. Mampu menggambarkan proses bisnis, bahkan menampilkan urutan
aktivitas pada sebuah proses.
c. Sebagai jembatan antara pembuat dengan konsumen untuk
mendeskripsikan sebuah sistem.
Manfaat dari diagram use case diantaranya:
a. Menggunakannya sebagai kebutuhan verifikasi.
b. Menjadi gambaran interface dari sebuah sistem karena setiap sistem
yang dibangun haruslah memiliki interface.
c. Mengidentifikasi siapa saja orang yang dapat berinteraksi dengan
sistem, serta apa yang dapat dilakukan oleh sistem.
d. Memberikan kepastian mengenai kebutuhan sistem, sehingga tidak
membingungkan.
e. Memudahkan proses komunikasi antara domain expert dan end user.
7

Terdapat tiga komponen utama untuk membuat desain sketsa atau


diagram. Komponen-komponen itu di antaranya:

a. Sistem
Sebuah sistem digambarkan ke dalam bentuk persegi.
Fungsinya untuk membatasi use case dengan interaksi dari luar sistem.
Sistem pada umumnya diberikan label yang sesuai. Namun, umumnya
sistem ini tidaklah diberi gamba karena kita tidak terlalu memberikan
makna pada sebuah diagram.
a. Aktor
Fungsi aktor menjelaskan siapa yang berinteraksi dengan
sistem. Aktor akan memberikan informasi kepada sistem, serta
menerima informasi dari sistem. Keduanya bisa terjadi secara
bersamaan. Aktor tidak memberikan kontrol terhadap sistem, namun
hanya memberikan gambaran mengenai hubungannya dengan sistem.
b. Use case
Use case adalah komponen gambaran fungsional dalam sebuah
sistem. Sehingga konsumen maupun pembuat saling mengenal dan
mengerti mengenai alur sistem yang akan dibuat.
Tabel 1.1 Simbol-simbol diagram use case
8

3. Diagram Activity
Sukamto dan Shalahuddin (2013: 161) menyebutkan bahwa activity
diagram merupakan penggambaran alur kerja dari sebuah proses bisnis
yang terdapat pada perangkat lunak. Sederhananya merupakan rancangan
yang dibuat dengan aliran dari titik awal hingga akhir.
Dapat disimpulkan bahwa diagram activity, yaitu diagram yang dapat
memodelkan proses-proses yang terjadi pada sebuah sistem. Runtutan
proses dari suatu sistem digambarkan secara vertikal. Diagram activity
merupakan pengembangan dari use case yang memiliki alur aktivitas.
Berikut beberapa tujuan dari diagram activity:
a. Menjelaskan urutan aktivitas dalam suatu proses.
b. Di dalam dunia bisnis biasanya digunakan untuk modeling
(memperlihatkan urutan proses bisnis).
c. Mudah dalam memahami proses yang ada dalam sistem secara
keseluruhan.
d. Merupakan metode perancangan yang terstruktur, mirip dengan
flowchart maupun Data Flow Diagram (DFD).
e. Mengetahui aktivitas aktor/pengguna berdasarkan use case/diagram
yang dibuat sebelumnya.
Tabel 1.2 Simbol-simbol diagram activity
9

BAB 2

DESAIN SISTEM

Pada tahap desain dilakukan perancangan alur kerja program dan perancangan
tampilan awal dari aplikasi yang dibangun. Perancangan-perancangan tersebut
menggunakan diagram use case, struktur navigasi, dan diagram activity.

A. Diagram Use Case Sistem

Gambar 2.1 Diagram use case sistem

Pada gambar 2.1 menampilkan bentuk diagram use case dari aplikasi yang
akan dibangun. Terdapat fitur utama aplikasi, antara lain pengguna dapat melihat
menu materi yang berisi penjelasan tentang budidaya ikan air tawar, selanjutnya
ada fitur mindai AR ikan yang akan menampilkan pilihan ikan yang dapat muncul
ketika dilakukan pemindaian menggunakan teknologi AR. Pengguna dapat
melihat petunjuk pemakaian aplikasi sebagai panduan untuk membantu pengguna

9
10

dalam pengoperasian aplikasi. Pengguna dapat melihat menu tentang yang berisi
latar belakang dibuatnya aplikasi. Fitur keluar dapat digunakan pengguna untuk
keluar dari aplikasi.

B. Struktur Navigasi
Struktur navigasi yang akan digunakan adalah struktur navigasi hirarki,
pengguna akan melakukan navigasi disepanjang cabang. Berikut ini adalah
struktur navigasi media edukasi budidaya ikan air tawar:

Gambar 2.2 Struktur navigasi sistem

Pada gambar 2.2 menampilkan bentuk struktur navigasi sistem memuat fitur
yang terdapat dalam aplikasi. Dimulai dengan terdapat splash pada saat membuka
aplikasi. Kemudian terdapat menu utama dari aplikasi yang berisi materi, pindai
AR, petunjuk, tentang, dan keluar. Pada menu materi pengguna dapat memilih
jenis ikan yang akan dibaca. Kemudian pada materi terdapat penjelasan tentang
pengetahuan umum, SOP dari budidaya ikan, serta spesifikasi untuk kebutuhan
pakan ikan dan luas kolam. Selanjutnya menu pindai AR yang merupakan fitur
utama dari aplikasi ini, terdapat pilihan ikan yang akan dipindai oleh pengguna.
Dalam menu petunjuk terdapat cara penggunaan aplikasi untuk pengguna.
11

Kemudian dalam menu tentang, pengguna dapat melihat profil asal instansi serta
penyusun dari aplikasi ini. Pada menu utama juga terdapat tombol keluar yang
bisa digunakan pengguna untuk keluar dari aplikasi.

C. Diagram Activity
1. Diagram activity melihat petunjuk

Gambar 2.3 Diagram activity melihat petunjuk


Pada gambar 2.3 menjelaskan tentang aliran aktivitas yang
menampilkan cara pengoperasian aplikasi pada petunjuk.
2. Diagram activity melihat materi
12

Gambar 2.4 Diagram activity melihat materi


Pada Gambar 4.2 menjelaskan tentang aliran aktivitas penggunaan
aplikasi untuk menampilkan materi tentang budidaya ikan air tawar yang
dipilih.
3. Diagram activity memindai AR ikan

Gambar 2.5 Diagram activity memindai AR ikan


Pada gambar 4.4 menjelaskan tentang aliran aktivitas penggunaan
aplikasi untuk menampilkan AR ikan yang dipindai oleh pengguna.
4. Diagram activity melihat tentang
13

Gambar 2.6 Diagram activity melihat tentang


Pada gambar 2.6 menjelaskan tentang aliran aktivitas penggunaan
aplikasi untuk menampilkan informasi pada menu tentang.
5. Diagram activity keluar

Gambar 2.7 Diagram activity keluar


Pada gambar 2.7 menjelaskan tentang aliran aktivitas penggunaan
aplikasi untuk keluar dari aplikasi.
14

BAB 3

PENUTUP

Desain sistem media edukasi budidaya air tawar ini telah dibuat sesuai analisa
yang telah dilakukan. Dengan desain sistem ini dapat mengimplementasikan hasil
analisa tersebut kedalam sebuah sistem desain atau pemodelan dengan alat bantu UML
(Unified Modelling Language) dimana pemodelan tersebut dapat menggambarkan
sistem yang akan dibuat dimulai dari siapa yang bisa berinteraksi dengan proses sistem
hingga alur dari berjalannya sistem. Selama pembuatan makalah desain sistem juga
dapat mengatahui apa yang dimaksud desain sistem informasi, tahap-tahap desain
sistem, flowchart, diagram use case, dan diagram activity. Adapaun manfaat yang
diperoleh dari penyusunan desain sistem ini diantaranya :
a. Dapat memberikan perancangan desain sistem untuk perusahaan.
b. Dapat mengatahui bagaimana cara menggunakan dan membuat flowchart, diagram
use case, dan diagram activity.
c. Dapat mengetahui kendala sistem yang ada.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Definisi Mengenai Desain Sistem. (21 April 2020). www.belajarwebpedia.com.


https://www.belajarwebpedia.com/2020/04/definisi-mengenai-desain-sistem.html

Amira K. (2021). Apa Itu Flowchart: Pengertian Menurut Ahli, Fungsi, dan Jenisnya.
Gramedia.com. https://www.gramedia.com/literasi/flowchart/

Fatkhurrokhman Sidiq. (15 Oktober 2014). Struktur Navigasi Multimedia, Merancang


Storyboard, Macam Aplikasi Multimedia. pxpoenya.wordpress.com.
https://pxpoenya.wordpress.com/2014/10/15/struktur-navigasi-multimedia-
merancang-storyboard-macam-aplikasi-multimedia/

Contoh Use Case Diagram Lengkap dengan Penjelasannya. (19 Mei 2021).
Dicoding.com. https://www.dicoding.com/blog/contoh-use-case-diagram/

Munawar, 2018. Anlisis Perancangan Sistem Berorientasi Objek dengan UML


(Unified Modelling Language), informatika bandung, Bandung.

15

Anda mungkin juga menyukai