2, Maret 2023
H
utan memiliki peran penting bagi rusaknya tutupan lahan (Gambar 1), pencemaran
keberlangsungan hidup makhluk hidup lingkungan, kelangkaan sumber daya hutan,
di bumi. Berbagai manfaat diperoleh rusaknya habitat satwa serta bencana alam
dari hutan diantaranya sebagai penghasil seperti longsor dan banjir.
oksigen, pencegah longsor dan sumber air yang
juga dapat meningkatkan produktivitas hasil Pemanfaatan yang hanya mengandalkan satu
pertanian, perikanan dan mendukung ketahanan jenis produk saja juga sangat berpotensi
pangan. Pertumbuhan penduduk selaras dengan mengakibatkan kelangkaan. Hal ini menimbulkan
kebutuhan hidup yang tinggi berpengaruh pada kekhawatiran bagi pelaku usaha di bidang
peningkatan pemanfaatan sumber daya hutan. kehutanan, yakni menipisnya produksi kayu yang
berimbas pada penurunan bahan baku produksi
Pemanfaatan sumber daya hutan dilakukan sehingga membuat banyak industri berhenti
sesuai amanah UUD RI 1945 Pasal 33 ayat 3 beroperasi. Setelah masa kejayaan hingga
dan UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. tahun 1998, industri kayu perlahan surut akibat
Untuk mengatur pemanfaatan hutan terutama kehabisan sumber daya. Berdasarkan data Badan
hasil hutan kayu, Menteri Lingkungan Hidup Pusat Statistik (2021) yang ditunjukkan pada
dan Kehutanan mengesahkan Peraturan Tabel 1, jumlah perusahaan Hak Pengusahaan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hutan (HPH) di Indonesia terus mengalami
(Permen LHK) Nomor 9 Tahun 2015 tentang penurunan dari tahun ke tahun. Fenomena ini
Tata Cara Pemberian, Perluasan Areal Kerja mendorong upaya merevitalisasi hutan untuk
dan Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan mencapai pengelolaan hutan lestari.
Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam, Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi
Ekosistem atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri pada Hutan
Produksi.
20
STANDAR: Better Standard Better Living − Vol. 2 No. 2, Maret 2023
Tabel 1. Data Jumlah Perusahaan HPH Menurut Pulau Berdasarkan SK Berlaku 2019-2021
Beberapa langkah korektif telah dilakukan 2015 dan Permen LHK Nomor 28 Tahun 2018.
pemerintah sebagai terobosan bagi dinamika Setelah disahkannya Permen LHK Nomor 8
perkembangan masalah pemanfaatan hutan Tahun 2021 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan
dan keseimbangan lingkungan. Undang-Undang Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK) Hutan di Hutan Lindung dan Hutan Produksi,
diterbitkan untuk mendukung terciptanya beberapa jenis pemanfaatan kawasan hutan
transformasi ekonomi dan menciptakan yang sebelumnya dibahas dalam peraturan
lapangan kerja baru bagi masyarakat, salah yang berbeda kemudian digabungkan (Nugroho,
satunya melalui penerapan perizinan 2021).
berusaha berbasis risiko dan penyederhanaan
mekanisme perizinan berusaha, termasuk dalam Terbitnya Kebijakan Perizinan Berusaha
sektor kehutanan. Implementasi UUCK juga Pemanfaatan Hutan (PBPH)
memungkinkan para pelaku usaha melakukan Pemerintah menerbitkan kebijakan perizinan
pengembangan multi usaha kehutanan, yang berusaha sebagai legalitas yang diberikan
merupakan penerapan beberapa kegiatan usaha kepada pelaku usaha untuk memulai dan
kehutanan berupa usaha pemanfaatan kawasan, menjalankan usaha. Mekanisme perizinan
usaha pemanfaatan hasil hutan Kayu dan berusaha dalam penyelenggaraan kehutanan
Bukan Kayu, dan/atau usaha Pemanfaatan Jasa diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
Lingkungan untuk mengoptimalkan Kawasan 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Hutan pada Hutan Lindung dan Hutan Produksi. Kehutanan sebagai bentuk upaya peningkatan
ekosistem investasi dan kegiatan berusaha.
Dasar Eksisting Pemanfaatan Kawasan
Hutan Kebijakan Perizinan Berusaha Pemanfaatan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Hutan (PBPH) bertujuan untuk mengatur
Nomor 41 Tahun 1999, kawasan hutan dan mengawasi pemanfaatan hutan secara
adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan berkelanjutan dan efisien di Indonesia. PBPH
atau ditetapkan oleh pemerintah untuk didasarkan pada prinsip-prinsip pembangunan
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan berkelanjutan yang melibatkan aspek ekonomi,
tetap. Berdasarkan fungsinya, hutan dibagi sosial, dan lingkungan, serta mengacu pada
menjadi tiga yaitu hutan konservasi, hutan peraturan perundangan yang berlaku. Selain
lindung, dan hutan produksi. itu, PBPH juga menetapkan prosedur yang harus
dipenuhi oleh pengusaha dalam melakukan
Pada mulanya, pemanfaatan kawasan hutan kegiatan pemanfaatan hutan, termasuk
diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan pengelolaan limbah, konservasi sumber daya
Nomor P.11/MENHUT-II/2008 tentang alam, dan pengembangan masyarakat sekitar.
Perubahan Kedua Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor P.19/MENHUT-II/2007 tentang Tata Orientasi pendekatan dalam perizinan berusaha
Cara Pemberian Izin dan Perluasan Areal Kerja yaitu transformasi perizinan berusaha berbasis
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada multi usaha kehutanan. Skema multi usaha
Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman kehutanan dilakukan oleh pemegang PBPH
pada Hutan Produksi. Pengajuan ini setidaknya sehingga pelaku usaha dimungkinkan untuk
membutuhkan waktu 80 hari kerja, di luar melakukan kegiatan usaha pemanfaatan
dokumen AMDAL dan UKL-UPL. Jangka waktu kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan/
dan mekanisme yang cukup rumit tersebut atau pemungutan/pemanfaatan hasil hutan
diubah dengan Permen LHK Nomor 9 Tahun kayu dan bukan kayu. Model bisnis multi usaha
21
STANDAR: Better Standard Better Living − Vol. 2 No. 2, Maret 2023
kehutanan diharapkan dapat meningkatkan nilai penangkaran satwa liar, penangkaran satwa liar,
riil dan produktivitas lahan hutan, sehingga akan rehabilitasi satwa, budidaya hijauan makanan
menekan laju konversi hutan dan berdampak ternak, budidaya buah-buahan dan biji-bijian,
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat budidaya tanaman atsiri, budidaya tanaman
sekitar hutan. Pengalihan usaha non-kayu ini, nira, budidaya serat, wana mina (silvofishery),
tidak hanya berdampak pada masyarakat sekitar wana ternak (silvopastura), wana tani ternak
hutan, namun juga dapat menambah devisa (agrosilvopastura), budidaya tanaman penghasil
negara, menciptakan lapangan pekerjaan baru biomassa atau bioenergi, dan budidaya tanaman
dan mendukung pengelolaan hutan lestari. pangan dalam rangka ketahanan pangan. Namun,
berdasarkan peraturan tersebut, dibandingkan
Pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan dengan hutan produksi, jenis kegiatan yang
baik di hutan produksi maupun hutan dapat dilakukan di hutan lindung lebih terbatas
lindung. Pemanfaatan kawasan pada hutan diantaranya adalah tidak ada kegiatan budidaya
produksi dan hutan lindung, diatur pada sarang burung walet dan budidaya serat
Permen LHK Nomor 8 Tahun 2021. Kegiatan (Gambar 2).
pemanfaatan kawasan pada hutan produksi
meliputi budidaya tanaman obat, budidaya Paradigma pengelolaan multi usaha kehutanan
tanaman hias, budidaya jamur, budidaya lebah, sebenarnya telah diadopsi oleh berbagai
22
STANDAR: Better Standard Better Living − Vol. 2 No. 2, Maret 2023
perusahaan pemegang perizinan dalam upaya pemanfaatan kawasan hutan yang berdasar
adaptasi dan diversifikasi produk. Salah satunya konsensus dengan memperhatikan syarat
adalah PT Inhutani, yang merupakan bagian dari keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
Perhutani, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan
yang memiliki tugas dan wewenang untuk teknologi, pengalaman, serta perkembangan
mengelola sumberdaya hutan negara. Pada area masa kini dan masa depan untuk memperoleh
kerjanya, PT Inhutani telah melakukan kegiatan manfaat yang sebesar-besarnya. Upaya
pemanfaatan kawasan berupa budidaya atsiri, mencapai konsensus dalam penyusunan
seperti serai wangi dan kayu putih (Gambar 3). standar pemanfaatan kawasan dilakukan
dengan kolaborasi para pihak, antara lain
Peran BSILHK sebagai Penyokong regulator dari Unit Kerja Eselon I Kementerian
Pengembangan Usaha di Bidang LHK LHK, pakar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional
Pemanfaatan kawasan hutan harus dilakukan (BRIN) dan pelaku usaha. Hal ini sejalan dengan
secara berkelanjutan, artinya memperhatikan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Instrumen
kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK) yaitu
kepentingan masa depan. Dalam hal ini, mendukung terwujudnya pengelolaan hutan
pemanfaatan kawasan hutan harus dilakukan lestari melalui perumusan, pengembangan,
secara bijaksana, sehingga dapat memberikan penerapan serta penilaian standar instrumen
manfaat ekonomi yang berkelanjutan tanpa baik di bidang lingkungan hidup maupun
mengorbankan fungsi ekologisnya. kehutanan. Salah satu tantangan BSILHK
yang menjadi Rencana Strategis Tahun 2022-
Untuk memastikan bahwa suatu jenis usaha 2024 adalah membangun power of standard,
telah sesuai dengan prinsip kelestarian, perlu yaitu membangun sistem interlocking antara
disusun sebuah standar pemanfaatan kawasan pelaku ekonomi dengan pelaku standardisasi.
hutan yang jelas dan terukur. Standar ini dapat Dengan demikian, standar yang telah dan akan
mengawal kepastian usaha dan kelestarian diproduksi BSILHK tidak hanya menjadi output
alam. Serangkaian prinsip yang mengatur kerja instansi, namun juga memberikan dampak
pemanfaatan kawasan hutan dapat menjadi bagi usaha di bidang kehutanan.
acuan bagi pemegang PBPH maupun penilai
(verifikator). Prinsip tersebut setidaknya BSILHK melalui standar yang dihasilkannya,
mencakup tiga kegiatan, yaitu persiapan, memiliki peran strategis untuk mengawal
kegiatan inti, serta monitoring dan evaluasi. pengelolaan hutan berkelanjutan, khususnya
Standar pemanfaatan kawasan hutan disusun terkait dengan perizinan berusaha pemanfaatan
untuk menentukan persyaratan teknis kegiatan kawasan hutan. Pelaksanaan kegiatan dari PBPH
Sumber: https://www.ptinhutani1.com/inh1/
23
STANDAR: Better Standard Better Living − Vol. 2 No. 2, Maret 2023
24