Anda di halaman 1dari 3

RESUME REMEDIASI

Remediasi adalah upaya untuk memulihkan atau membersihkan suatu wilayah dari bahan-bahan
tercemar.

Tujuan proyek dari rencana remediasi adalah untuk memulihkan sepenuhnya kawasan sempadan
sungai dan fungsinya. Hasil jangka panjang dari remediasi adalah pemulihan vegetasi dan ekosistem
alami, peningkatan kualitas tanah dan air dan konektivitas satwa liar.

Tujuan keseluruhan dari rencana pengelolaan dan remediasi daerah sempadan sungai dan daerah
lereng curam adalah untuk mengembalikan fungsi hidrologis dan ekologis daerah tersebut. Hasil
jangka panjang dari remediasi adalah pemulihan vegetasi dan ekosistem alami, perbaikan tanah,
tangkapan dan kualitas air, peningkatan konektivitas satwa liar serta sempadan sungai. Hasil yang
diperoleh:
1. Membatasi kawasan sempadan sungai dan lereng curam.
Zona sempadan sungai dan lereng curam diidentifikasi, dipetakan dan di lapangan, lebar
area yang diperlukan untuk direstorasi secara jelas dibatasi. Kelapa sawit akan ditinggalkan
dan dibiarkan tumbuh kembali menjadi semak dan semak belukar, oleh karena itu
pendekatan remediasi yang paling mungkin adalah pendekatan penanaman aktif dan
restorasi alam pasif dan ada kegiatan intervensi/pengelolaan (misalnya, menghilangkan
gulma dari bibit alami, memotong tanaman merambat untuk membantu pohon dan vegetasi
asli tumbuh).
2. Menghindari penggunaan bahan kimia pertanian dan pupuk di daerah sempadan sungai dan
lereng curam untuk meningkatkan kualitas airnya.
3. Kegiatan pengelolaan dan pemantauan untuk menstabilkan bantaran sungai dan daerah
tangkapan air (lereng curam).
4. Keterlibatan, partisipatif dan kesadaran.
Sosialisasi dan pelibatan masyarakat lokal tentang keberadaan dan pentingnya menjaga
kawasan konservasi. Masyarakat dihubungi dan dilibatkan untuk mengkomunikasikan tujuan
restorasi. Dialog partisipatif dan mendorong keterlibatan pemangku kepentingan dalam
diskusi konsultatif tentang rencana pengelolaan dan pemantauan konservasi.
5. Meningkatkan konektivitas dan habitat satwa liar (seperti spesies air, reptil, mamalia kecil
dan amfibi).

 Rencana pengelolaan dan mitigasi berada dibawah lingkup Operasi Perkebunan dengan
dukungan dari tim Keberlanjutan yang memberikan panduan dan dukungan teknis secera
keseluruhan untuk memungkinkan pelaksanaan yang efektif guna memenuhi tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan untuk program.
Tujuannya yaitu untuk mengukur capaian, efektifitas, efisiensi dan dampak dari program
tersebut.
 Total kawasan (area) yang berpotensi untuk dilakukan Remediasi akan dilihat berdasrkan lokasi
dan keadaan dilapangan. Pendekatan yang paling mungkin dilakukan untuk Remediasi adalah
pendekatan penanaman aktif dan restorasi alam pasif dan terdapat kegiatan
intervensi/pengelolaan (misalnya, menghilangkan gulma dari bibit alami, memotong tanaman
panjat untuk membantu pertumbuhan pohon dan vegetasi asli).
 Upaya yang dilakukan dalam kegiatan Remediasi untuk mengatasi dampak adalah dengan
menyisihkan areal kelapa sawit yang telah ditanam di daerah sempadan sungai dan daerah
lereng curam. Daerah-daerah ini dibatasi. Areal sawit yang disisihkan tidak dilakukan
penyemprotan kimia dan dilakukan pemupukan. Hal ini dimaksudkan agar areal yang
direhabilitasi dapat meregenerasi dirinya sendiri hingga akhirnya menjadi vegetasi alami
(regenerating).
 Dalam mengembangkan rencana remediasi di daerah sempadan sungai dan daerah lereng
curam akan dilakukan sesuai dengan Pedoman Pengelolaan dan Rehabilitasi Sempadan Sungai
RSPO.
Perusahaan akan meninjau dan mengevaluasi SOP saat ini dengan RSPO BMP dan merevisinya
jika diperlukan.
 Remediasi dan/atau kompensasi hanya diperlukan untuk NKT sosial jika tidak ada cukup bukti
(misalnya, SEIA, Penilaian Dampak Sosial, rencana pengelolaan sosial) dari proses dan/atau hasil
negosiasi yang sesuai. Analisis Tanggung Jawab Sosial untuk NKT 4, 5 dan 6 dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kajian dokumen sosial, SEIA, Penilaian Dampak Sosial, Pemetaan
Partisipatif, konsultasi pemangku kepentingan, SOP, proses FPIC, pemetaan partisipatif, dan
kompensasi lahan, meliputi informasi sungai, gambut dan daerah lereng.
 Rencana pengelolaan dan pemantauan meliputi pengelolaan dan pemantauan satwa liar,
kondisi daerah sempadan sungai dan daerah lereng curam, kualitas air sungai, identifikasi
potensi ancaman dan pencegahan degradasi lahan.
Total kawasan sempadan sungai adalah 138,9 ha, dimana 95,96 ha merupakan vegetasi alami dan
42,94 ha ditanami kelapa sawit. Selain itu, ada lahan seluas 0,7 ha dengan kemiringan terjal yang
telah ditanami kelapa sawit
Area remediasi potensial di Konsesi Bah Birung Ulu

Area Remediasi Lingkungan 127 ha untuk Sempadan sungai. Remediasi yang diperlukan terletak di
sepanjang sungai yang melintasi perkebunan di Afdeling II & III seperti yang ditunjukkan pada
Gambar

Peta Area Potensi Remediasi BUL

Anda mungkin juga menyukai