Anda di halaman 1dari 3

NAMA NIM TUGAS

: DESTINE PRAVITANINGTYAS PUTRIANTI : H141 10 002 : AMDAL

EKOSISTEM MANGROVE DI JAWA : 2. RESTORASI

Ekosistem mangrove memiliki fungsi sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan peran ekologi yang sangat penting, sehingga banyak pihak stakeholders yang memberi perhatian lebih untuk mengembalikan fungsi ekosistem ini melalui restorasi. Restorasi adalah tindakan untuk mengembalikan sesuatu ke kondisi semula. Restorasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu taktik untuk mengembalikan lahan yang terdegradasi ke kondisi asli atau mendekati kondisi asli,. Di samping itu terdapat pula istilah reforestasi dan afforestasi. Menurut Lewis dan Streever (2000), reforestasi adalah penanaman mangrove pada bekas area hutan mangrove. Tujuan utama dari restorasi mangrove yaitu untuk mengelola struktur, fungsi, dan proses-proses ekologi pada ekosistem tersebut, serta mencegahnya dari kepunahan, fragmentasi atau degradasi lebih lanjut. Tujuan restorasi lainnya menurut (Watson, 1928) adalah memperkaya landskap, mempertahankan keberlanjutan produksi sumber daya alam (khususnya perikanan dan kayu), melindungi kawasan pantai, serta fungsi sosial budaya. Tujuan restorasi perlu ditetapkan berdasarkan masukan dari para pihak dan merupakan consensus bersama, sehingga mendapat dukungan secara luas tanpa dukungan para pihak setempat keberhasilan restorasi dalam jangka panjang sangat kecil (Primavera dan Agbayani, 1996). Restorasi diperlukan apabila ekosistem telah terdegradasi dan berubah jauh, tidak dapat memperbaharui diri secara alami untuk kembali ke kondisi semula, serta tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya, sehingga memerlukan pengelolaan dan perlindungan. Pada kondisi ini, homeostasis ekosistem secara

permanen terhenti, sehingga menghambat proses suksesi sekunder secara normal untuk menyembuhkan area yang rusak. Meriset restorasi habitat mangrove secara umum dapat diformulasikan melalui tiga tahapan, yaitu : 1. Menggambarkan status ekosistem, serta menentukan tujuan dan kriteria keberhasilan restorasi 2. Pengembangan teknologi, meliputi pemilihan spesies, penentuan perlu tidaknya pekerjaan fisik dan restorasi buatan 3. Menilai keberhasilan restorasi, berdasarkan besarnya biaya dan kecepatan kesembuhan ekosistem yakni kembalinya aspek fungsional ekosistem tersebut

Rstorasi maangrove secara umum lebih ditekankan pada penanaman kembali tanaman pada suatu area yang telah rusak. Namun alangkah lebiha baiknya jika dicari terlebih dahulu penyebab kerusakan tersebut, kemudian dihilangkan faktor prnyebab kerusakan dan dibiarkan hingga terjadi proses pemulihan secara alami. Terdapat lima langkah penting yang dijadikan dasar sebagai keberhasilan reasorasi mangrove, yaitu : 1. Pemahaman autekologi setiap spesies mangrove, meliputi pola reproduksi, distribusi propagul, dan pemantapan seedling. 2. Pemahaman pola hidrologi yang mempengaruhi distribusi, pemantapan, dan pertumbuhan spesies mangrove yang diinginkan. 3. Pemahaman perubahan lingkungan yang dapat mencegah suksesi sekunder secara alami. 4. Restorasi sifat hidrologi, dan bila memungkinkan penggunaan propagul alami. 5. Penanaman dilakukan apabila jumlah rekruitmen alami tidak mencukupi untuk penyembuhan.

Tingkat keberhasilan restorasi mangrove dapat diukur sebagai derajat, yaitu fungsi ekosisem yang telah digantikan dapat ditingkatkan. Hal ini tidak hanya terkait dengan spesies dan fungsi dari spesies tersebut. Namun juga berkaitan dengan faktor kimia, fisika, ddan biologi habitat. Selain itu, restorasi eosistem mangroce ini dapat perubacekaman dan perubahan lingkumgan yang terjadi seperti kondisi alami ekosistem tersebut. Keberhasilan restorai mangrove ini tidak terlepas dari peranan beberapa faktor yang harus diperhatikan ketika mengadakan restorasi mangrove. Faktor faktor tersebut diantaranya mencakup stabilitas tanah dan pola penggenangan, pasang surut dan ombak, elevasi, salinitas dan aliran air tawar permukaan, ketersediaan propagul. predasi propagul, jarak dan, eradikasi gulma, teknik pembibitan, pemantauan, keikutsertaan masyarakat dan biaya yang dibutuhkan. Kegagalan restorasi mangrove dapat disebabkan oleh kesalahan pemahaman pola hidrologi, perubahan arus laut, tipe tanah, pemilihan spesies, penggembalaan hewan ternah, sampah, kelemahan manajemen, dan ketiadaan partisipasi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai