3, No1,April 2023
LPPM Universitas Hein Namotemo E-ISSN 2807-6702
http://e-jurnal.lppmunhena.ac.id/index.php/hirono https://doi.org/10.55984/hirono/v3i1/138
Abstrak
Masalah lingkungan dan keselamatan kerja dalam usaha pertambangan selalu menjadi isu yang paling
penting. Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas tambang diantaranya berupa perubahan
lingkungan, yang meliputi perubahan kimiawi, perubahan fisik dan perubahan biologi. Desa Waesala dalam
lingkup pengelolaan pertambangan menjadi penting dan strategis karena mempunyai potensi bahan
tambang yang cukup besar, khususnya bahan galian jenis batuan untuk mendukung pembangunan yang
terus meningkat. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan
Masyarakat Desa Waesala dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup yang baik pada lokasi
penambangan batuan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui tahapan persiapan,
sosialisasi, dan evaluasi kegiatan. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan PKM ini menunjukkan
bahwa terjadi perubahan pengetahuan masyarakat yang sangat signifikan terhadap pengelolaan
lingkungan hidup di lahan tambang setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Kata kunci: pengelolaan, lingkungan, tambang, desa waesala
Abstract
Environmental and occupational safety issues in the mining business have always been the most important
issues. The main problems that arise in ex-mining areas include environmental changes, which include
chemical changes, physical changes and biological changes. Waesala Village in the scope of mining
management is important and strategic because it has quite large potential for mining materials, especially
rock-type minerals to support increasing development. The aim of this community service activity is to increase
the knowledge of the Waesala Village Community in carrying out good environmental management at rock
mining locations. This community service activity is carried out through the stages of preparation,
socialization, and activity evaluation. The results obtained from the implementation of this PKM activity show
that there has been a very significant change in community knowledge regarding environmental management
on mining land after implementing community service activities.
Keywords: management, environment, mine, waesala village
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kegiatan pertambangan merupakan perubahan lingkungan, yang meliputi
kegiatan usaha yang kompleks dan sangat perubahan kimiawi, perubahan fisik dan
rumit, syarat risiko, merupakan kegiatan perubahan biologi. Perubahan kimiawi
usaha jangka panjang, melibatkan teknologi berdampak terhadap keberadaan air tanah
tinggi, padat modal, dan aturan regulasi yang dan air permukaan, berlanjut secara fisik
dikeluarkan dari beberapa sektor. Masalah yaitu mengakibatkan perubahan morfologi
lingkungan dan keselamatan kerja dalam dan topografi lahan. Lebih jauh lagi adalah
usaha pertambangan di dunia ini selalu perubahan iklim mikro yang disebabkan oleh
menjadi isu yang paling penting. Masalah perubahan kecepatan angin, gangguan
utama yang sering terjadi pada wilayah habitat biologi berupa flora dan fauna, serta
daerah bekas tambang diantaranya berupa adanya penurunan produktivitas tanah
dengan akibat tanah menjadi tandus atau resiko terhadap kesehatan dan keselamatan
gundul (Munir, 2017). manusia akibat kegiatan pertambangan.
Umumnya daya tampung lingkungan Desa Waesala merupakan salah satu
hidup cukup baik, namun demikian daerah di Kecamatan Huamual Belakang
pengusahaan batu dan pasir menimbulkan Kabupaten Seram Bagian Barat. Kecamatan
isu strategis yaitu potensi: (a) penurunan Huamual Belakang memiliki luas 409,71 Km2,
kualitas udara karena debu penambangan dan terbagi atas 7 (tujuh) desa. Desa yang
dan pengolahan, (b) kebisingan, getaran memiliki luas wilayah terbesar adalah Desa
tanah dan rusaknya infrastruktur, (d) Waesala sebesar 179,27 Km2 atau 43,76 %
penurunan kesehatan masyarakat disekitar dari luas wilayah Kecamatan Huamual
jalan angkut, (e) kekuatiran masyarakat Belakang. Desa Waesala dalam lingkup
terhadap gangguan kamtibnas, amenitas, dan pengelolaan pertambangan menjadi penting
perubahan sosial budaya, (f) perubahan dan strategis karena mempunyai potensi
bentang alam, stabilitas tanah, erosi, bahan tambang yang cukup besar, khususnya
sedimentasi, kualitas air dan kesuburan bahan galian jenis batuan untuk mendukung
tanah. Namun demikian usaha pertambangan pembangunan yang terus meningkat.
tersebut dapat meningkatkan perekonomian Aspek lingkungan pada industri
masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja pertambangan merupakan aspek yang paling
serta dapat meningkatkan pendapatan asli sering menjadi korban dalam kegiatan
daerah melalui pajak. industri pertambangan, hal tersebut bukan
Kegiatan pertambangan mempunyai lagi merupakan suatu isu yang baru. Hakekat
daya ubah lingkungan yang besar, sehingga perlindungan dan pengelolaan lingkungan
memerlukan perencanaan total yang matang hidup yang baik adalah suatu bagian penting
sejak tahap awal sampai pasca tambang. Pada dari hak asasi manusia, seperti hak untuk
saat membuka tambang, sudah harus hidup, hak atas standar hidup yang layak, dan
dipahami bagaimana menutup tambang. hak atas kesehatan dan lingkungan yang
Rehabilitasi/reklamasi tambang bersifat bersih, hak atas lingkungan hidup yang baik
progresif, sesuai rencana tata guna lahan dan sehat berkaitan erat dengan pencapaian
pasca tambang (Munir, 2017). Berdasarkan kualitas hidup manusia, sehingga hak atas
UU No. 39 Tahun 2009 kawasan dan/atau lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak
kegiatan pertambangan wajib dilakukan dapat dikurangi dalam kondisi apapun.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Permasalahan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
Permasalahan yang dihadapi
9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum KLHS
masyarakat sebagai kelompok mitra adalah
mengamanatkan KLHS sebagai acuan dalam
kurangnya pengetahuan serta rendahnya
pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup,
kesadaran dalam penerapan pengelolaan
baik sektoral maupun kewilayahan, dalam hal
lingkungan di sekitar wilayah tambang.
ini sektor dan wilayah pertambangan. KLHS
pada Desa Waisala Kecamatan Huamual Tujuan
Belakang berfokus pada kajian: cakupan Kegiatan pengabdian masyarakat ini
wilayah rawan bencana, kekeringan, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
peningkatan alih fungsi kawasan hutan, sosial masyarakat Desa Waesala dalam melakukan
ekonomi dan budaya, sarana dan prasarana, pengelolaan lingkungan hidup yang baik pada
dan potensi hasil tambang, serta peningkatan lokasi penambangan batuan di daerah
tersebut.
Pentingnya menjaga lingkungan wajib manfaat ini dapat menjadi bekal untuk
harus ditanamkan sejak dini. Narasumber generasi mendatang, agar dapat mengetahui
juga menekankan bagaimana pengelolaan sistem pengelolaan lingkungan bagi
lingkungan ini menjadi tanggung jawab masyarakat maka dalam sosialisasi tersebut
bersama, dan tentu harapannya adalah peserta diberikan kuesioner.
10%5% 0%
40%
50%
35% 60%
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Undang-Undang Republik Munir, M., dan Setyowati, R. D. N. 2017. Kajian
Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Reklamasi Lahan Pasca Tambang Di
tentang Pertambangan Mineral dan Jambi, Bangka, dan Kalimantan Selatan
Batubara. Fakultas Sains Dan Teknologi,
Universitas Islam
Anonim. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor
78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Negeri Sunan Ampel Surabaya. Vol. 1
Pasca tambang. No. 1, 2017: 11-16.
Badan Pusat Statistik. 2020. Kecamatan Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya
Huamual Belakang Dalam Angka 2020. Mineral Republik Indonesia No. 26
Badan Pusat Statistik Kabupaten Seram Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan
Bagian Barat. Kaidah Pertambangan yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan
Bozzuto, P., dan Geroldi, C. 2021. The Former
Mineral dan Batubara.
Mining Area of Santa Barbara in
Tuscany and a Spatial Strategy for Its Wiyanti, S.H., Salindeho, M.L., dan Agustine,
Regeneration: Politecnico in Milano, W.D. 2019. Rencana Pascatambang
Department of Architecture and Urban Bahan Galian Sirtu Cv. Xxx Desa
Studies, via Bonardi 3, Milano 20133, Jugosari, Kecamatan Candipuro,
Italy. Kabupaten Lumajang, Jawa Timur;
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas
Teknologi Mineral dan Kelautan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.