Anda di halaman 1dari 14

Program Studi Keteknikan Pertanian

Departemen Teknologi Pertanian


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

HYDRAULIC JUMP
Yuliana Mahmuddin1), A. Anggi Novergi2) dan Lilis Krisdayana Putri3)
1)
Praktikan Praktikum Mekanika Fluida Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Hasanuddin
2)
Asisten Praktikum Mekanika Fluida Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Hasanuddin
3)
Asisten Praktikum Mekanika Fluida Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Sistem pengairan irigasi telah menjadi salah satu cara untuk mengairi lahan pertanian.
Loncatan hydraulic berupa loncatan yang terjadi apabila terjadi perubahan tipe aliran dari
aliran superkritis menjadi subkritis. Loncatan hydraulic dapat digunakan sebagai peredam
energi agar tidak terjadi pengikisan pada permukaan saluran. Tujuan dari praktikum
Hydraulic Jump yaitu agar dapat memahami konsep dasar loncatan hydraulic pada
saluran terbuka dan menghitung parameter loncatan hydraulic pada saluran terbuka.
Metode yang digunakan pada praktikum Hydraulic Jump yaitu dengan memasang batu
loncatan rectangular, double rectangular dan trapesium pada flow channel, mangaliri air
pada saluran dari bak hulu ke hilir kemudian mengamati terjadinya loncatan hydraulic
dan mencatat kedalaman aliran pada bagian hulu y1 dan y2 serta mencatata debit air.
Hasil dari praktikum Hydraulic Jump yaitu memiliki panjang loncatan dan kehilangan
energi terbesar terjadi pada batu loncatan double rectangular. Adapun jenis aliran yang
didapatkan dari ketiga jenis batu loncatan pada perhitungan tanpa NIM dan dengan
NIM yaitu aliran subkritis. Adapun kesimpulan dari praktikum Hydraulic Jump,
bahwa konsep dasar terjadinya loncatan hydraulic yaitu apabila terjadi perubahan
kedalaman yang mendadak terhadap kedalaman selanjutnya dimana juga terjadi
perubahan aliran dari aliran superktritis ke aliran subkritis. Berdasarkan tiga jenis batu
loncatan yang digunakan, batu loncatan double rectangular menjadi batu loncatan yang
memiliki panjang loncatan aliran dan kehilangan energi terbesar. Hal ini dipengaruhi oleh
kecepatan aliran, gaya gravitasi dan tinggi muka air pada batu loncatan double
rectangular lebih tinggi, dari pada batu loncatan rectangular dan trapesium.

Kata Kunci: Aliran, Energi, Irigasi, Loncatan

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, dimana pada bidang pertanian,
air sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan tanaman. Sistem pengairan irigasi
telah menjadi salah satu cara untuk mengairi lahan pertanian, maka dari itu diperlukan
bangunan-bangunan air yang mendukung. Salah satu dari bangunan air tersebut yaitu
bendungan, pada bendungan, aliran air akan mengalami loncatan hydraulic dikarenakan
terjadi perubahan kedalaman.
Konsep dasar terjadinya locatan hydroulic yaitu ketika air luapan jatuh bebas
pada pelimpah terjunan tegak akan memutar kurvaturnya dan bergerak secara
perlahan-lahan hingga menjadi aliran superkritis pada lapisan lindung. Akibatnya, akan
terbentuk suatu loncatan hidraulik pada hilir. Loncatan hydraulic ini terjadi apabila
terjadi perubahan kedalaman yang mendadak terhadap kedalaman lanjutannya.
Salah satu perilaku loncatan hidraulik yang sangat penting yaitu letak dan
panjang loncatan hydraulic (Wicaksono dan Dermawan, 2012).

61
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

Fenomena loncatan air berupa suatu kondisi aliran yang diakibatkan oleh perubahan
aliran dari superkritis menjadi subkritis. Berdasarkan perubahan aliran tersebut, terjadi
kehilangan energi yang cukup besar. Adapun hubungan antara kehilangan energi (∆E)
dengan perbandingan h2/h1. Bahwa semakin besar nilai h2/h1, maka nilai kehilangan
energinya (∆E) semakin besar. Kehilangan energi ini akan sangat mempengaruhi pada
permukaan saluran dimana ketika terjadi kehilangan energi maka akan mengurangi erosi
ataupun pengikisan pada permukaan saluran (Fahmiahsan et al., 2018).
Loncatan hydraulic yang digunakan sebagai peredam energi, biasanya meliputi
sebagian atau seluruh kolam saluran yang dinamankan kolam olakan. Bagian bawah
kolam olakan diratakan untuk menahan pengikisan, pada umumnya jarang sekali kolam
olakan dirancang untuk menahan seluruh panjang loncatan bebas, karena kolam olakan
demikian sangat mahal biayanya. Akibatnya, peralatan untuk mengontrol loncatan
hydraulic biasanya dipasang pada kolam olakan. Tujuannya yaitu untuk memperpendek
selang waktu terjadinya loncatan sehingga memperkecil ukuran dan biaya kolam olakan,
memperbaiki fungsi peredaman kolam olakan, menstabilkan gerakan loncatan dan juga
dapat memperbesar faktor keamanan. Mengingat kemungkinan besarnya biaya
pembuatan kolam olakan khususnya pada kasus bangunan terjunan tegak, maka salah satu
cara penyelesaian adalah dengan memperbesar peredam energi yang terjadi, diantaranya
yaitu dengan membuat terjunan tegak berkisi (Wicaksono dan Dermawan, 2012).
Peristiwa hydraulic jump dapat dilihat pada bendung. Bendung berupa struktur yang
dipasang di seberang sungai untuk menaikkan permukaan air dan mencegah aliran air ke
belakang untuk pengambilan air yang efisien dan penggunaan saluran air. Ketinggian air
di hulu naik untuk memudahkan pengambilan air dan penggunaan saluran air, namun
loncatan hydraulic yang disebabkan oleh bendung meningkat dalam hal penurunan aliran
dan kecepatannya, sehingga menyebabkan gerusan dasar dan kerusakan lain pada struktur
hydraulic. Sebagai metode untuk mencegah gerusan tersebut, apron dan pelindung
permukaan telah dipasang di bagian bawah bendung sebagai disipator energi untuk
kontrol loncatan hydraulic (Kim et al., 2015).
Kecepatan salah satu komponen yang mempengaruhi terjadinya gerusan dan
endapan. Selain kecepatan luas penampang, ukuran partikel dan waktu juga berpengaruh
terhadap proses ini. Semakin tinggi kecepatan aliran maka gerusan akan cenderung lebih
besar, sebaliknya jika kecepatan rendah maka akan terjadi endapan pada saluran, namun
hal tersebut tergantung dari lamanya pengaliran, luas suatu saluran serta besarnya partikel
yang terdapat pada aliran tersebut. Kecepatan dan kedalaman saluran akan mempengaruhi
nilai Fr dan Re. Kecepatan aliran dalam suatu saluran sangat bervariasi dari satu titik ke
titik lainnya hal ini disebabkan adanya tegangan geser atau shear stress. Re dan Fr
berupa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan jenis aliran tertentu, faktor
tersebut akan mempengaruhi terjadinya gerusan dan endapan yang berdampak pada
stabilitas dinding saluran (Fitasari et al., 2016).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum Hydraulic Jump untuk
memahami konsep dasar loncatan hydraulic pada saluran terbuka dan menghitung
parameter loncatan hidraulik pada saluran terbuka.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Tujuan dari praktikum Hydraulic Jump adalah agar praktikan dapat memahami
konsep dasar loncatan hydraulic pada saluran terbuka dan menghitung parameter loncatan
hydraulic pada saluran terbuka.
Kegunaan dari praktikum Hydraulic Jump ini dapat diterapkan pada bidang
perencanaan dan pengelolaan sumber daya air, seperti irigasi untuk lahan pertanian.

62
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Hydraulic Jump dilaksanakan pada hari Senin, 01 November 2021, pukul
11.30 WITA, bertempat di Laboratorium Teknik Tanah dan Air, Program Studi Teknik
Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Hydraulic Jump adalah flow channel, mistar
besi dan batu loncatan (rectangular, double rectangular dan trapesium).
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Hydraulic Jump adalah air dan kertas grafik
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur kerja pada praktikum Hydraulic Jump yaitu:
1. Mengukur dimensi saluran.
2. Memasang batu loncatan rectangular pada flow channel.
3. Menekan tombol on pada flow channel.
4. Mengamati terjadinya loncatan hidraulik dan mendokumentasikan (foto).
5. Mengukur kedalaman aliran pada bagian hulu 𝑦1 .
6. Mengukur kedalaman aliran pada bagian hulu 𝑦2 .
7. Mencatat nilai debit yang terukur pada flow channel.
8. Menekan tombol off flow channel.
9. Mengulangi percobaan dengan menggunakan batu loncatan berbentuk double
rectangular dan trapesium.
Rumus yang digunakan
Rumus yang digunakan dalam Praktikum Hydraulic Jump adalah sebagai berikut:
1. Kehilangan energi pada loncat air (Energi spesifik)
3
(y2 -y1 )
ΔEs =
4y1 y2

2. Luas penampang
A=p×l
3. Kecepatan aliran
Q
v=
A
4. Panjang loncatan air
2
L = k (y2 -y1 )
5. Analisis jenis aliran dengan bilangan Froude
v
Fr =
√g×h
keterangan:
ΔEs = kehilangan energi (J),
A = luas penampang (m2),
p = panjang saluran (m),
l = lebar saluran (m),
v = kecepatan aliran (m/s),
Q = debit aliran (m3/s).
63
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

L = panjang loncatan air (m),


k = nilai ketetapan,
y1 = kedalaman aliran pada titik 1 atau hulu (m),
y2 = kedalaman aliran pada titik 2 atau hilir (m),
Fr = bilangan Froude dan
g = gaya gravitasi (m/s2).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
1. Tabel hasil perhitungan
Table 27. Hasil perhitungan tanpa NIM praktikum Hydraulic Jump.
Q y (m) Fr ∆Es
No. Batu loncatan 3 A (m2) v (m/s) L
(m /s) 1 2 1 2 (J)
1 Rectangular 0.0007 0.1575 0.0045 0.0090 0.0290 0.0151 0.0084 0.0077 0.0003
Double
2 0.0007 0.1575 0.0045 0.0120 0.0370 0.0130 0.0074 0.0088 0.0005
rectangular
3 Trapesium 0.0007 0.1575 0.0045 0.0100 0.0230 0.0143 0.0094 0.0024 0.0001

Tabel 28. Hasil perhitungan dengan NIM praktikum Hydraulic Jump.


Q y (m) Fr ∆Es
No. Batu loncatan 3 A (m2) v (m/s) L
(m /s) 1 2 1 2 (J)
1 Rectangular 0.0007 0.1575 0.0045 0.0141 0.0341 0.0120 0.0077 0.0041 0.0003
Double
2 0.0007 0.1575 0.0045 0.0171 0.0421 0.0109 0.0070 0.0053 0.0005
rectangular
3 Trapesium 0.0007 0.1575 0.0045 0.0151 0.0281 0.0116 0.0085 0.0013 0.0001
2. Grafik
a. Rectangular

Gambar 42. Grafik rectangular.

64
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

b. Double rectangular

Gambar 43. Grafik double rectangular.


c. Trapesium

Gambar 44. Grafik trapesium.


Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui panjang loncatan hidraulik pada
suatu aliran dan mengetahui seberapa banyak kehilangan energi saat terjadi loncatan air,
dengan menggunakan tiga jenis loncatan air yaitu rectangular, double rectangular dan
trapesium. Hydraulic jump menggunakan prinsip kerja yang hampir sama dengan flow
channel. Prinsip kerja yang diterapkan adalah mengalirkan aliran dari hulu ke hilir pada
saluran terbuka dengan memberikan batu loncatan. Hydraulic jump terjadi akibat adanya
perubahan aliran dari superkritis menjadi subkritis. Terjadinya perubahan aliran ini
menyebabkan aliran kehilangan energi. Berdasarkan dari hasil pengamatan yang
memiliki pangjang loncatan hydraulic terbesar adalah batu loncatan double rectangular.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Binilang (2014) yang menyatakan bahwa kehilangan
energi aliran yang terjadi pada loncatan air akan tergantung pada rasio antara kedalam air
sebelah hilir terhadap kedalaman sebelah hulu air loncat.
Selain untuk mengetahui panjang loncatan aliran, praktikum ini juga dilakukan untuk
mengetahui jenis aliran yang terjadi. Jenis aliran dapat ditentukan dengan melihat
bilangan Froude suatu aliran. Apabila bilangan Froude kurang dari satu, maka jenis
alirannya yaitu aliran subkritis. Apabila bilangan Froude sama dengan satu, maka jenis
alirannya yaitu aliran kritis dan apabila bilangan Froude-nya lebih besar dari satu, maka
jenis alirannya yaitu superkritis. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
maka didapatkan pada batu loncatan rectangular, double rectangular dan trapesium tanpa

65
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

NIM maupun dengan NIM adalah aliran subkritis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Daud
et al., (2018) yang menyatakan bahwa aliran menurut bilangan Froude terbagi atas tiga,
yaitu aliran subkritis, aliran kritis dan aliran superkritis dimana jika Fr < 1 = aliran
subkritis sedangkan jika Fr >1= aliran super kritis.
Berdasarkan praktikum ini juga dapat dilihat fenomena loncatan air yang diakibatkan
oleh perubahan aliran dari superkritis menjadi subkritis. Pada perubahan aliran tersebut
terjadi kehilangan energi yang cukup besar. Sehingga, hubungan antara kehilangan energi
dan kedalaman aliran adalah semakin besar nilai y1 atau y2 maka nilai kehilangan
energi juga akan semakin besar. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa batu loncatan double rectangular memiliki kehilangan energi
yang sangat besar dibanding batu loncatan lainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Fahmiahsan et al., (2018) yang menyatakan bahwa semakin besar nilai h2/h1 maka nilai
kehilangan energinya juga semakin besar.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum Hydraulic Jump, bahwa konsep dasar terjadinya
loncatan hydraulic yaitu apabila terjadi perubahan kedalaman yang mendadak terhadap
kedalaman selanjutnya dimana juga terjadi perubahan aliran dari aliran superktritis
ke aliran subkritis. Berdasarkan batu loncatan rectangular, double rectangular
dan trapesium yang digunakan, didapatkan hasil batu loncatan double rectangular
menjadi batu loncatan yang memiliki panjang loncatan aliran dan kehilangan energi
terbesar. Hal ini dipengaruhi oleh kecepatan aliran, gaya gravitasi dan tinggi muka
air pada batu loncatan double rectangular lebih tinggi dari pada batu loncatan
rectangular dan trapesium.

66
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

DAFTAR PUSTAKA
Binilang, A. 2014. Hubungan Antar Parameter Hidrolis Air Loncat Melalui Pintu Sorong
pada Saluran Terbuka. Jurnal Media Ilmiah Engineering. Vol. 4(1): 41-44.
Daud, F., Andi, S. N., Gifari, R., & Rani, A. (2018). Uji Model Pengaruh Bentuk
Pelimpah Terhadap Karakteristik Pengaliran. Jurnal Teknik Hidro 11(1),
23–30.
Fahmiahsan R., Mudjiatko dan Rinaldi. (2018). Fenomena Hidrolis pada Pintu Sorong.
Jom FTEKNIK. Vol. 5 No. 1
Fitasari, D., Achmad, M., & Iqbal. (2016). Analisis Stabilitas Saluran Tersier Batubassi
Daerah Irigasi Bantimurung Kabupaten Maros. Jurnal AgriTechno, 9(1), 28–35.
Kim, Y., Choi, G., Park, H., & Byeon, S. (2015). Hydraulic Jump and Energy Dissipation
with Sluice Gate. 01(7), 5115–5133.
Wicaksono, P. H., & Dermawan, V. (2012). Uji Model Fisik Hidraulik Terjunan Tegak
dengan Kisi Peredam ( Longitudinal Racks ). Journal Teknik Pengairan Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya 1, 01(1), 1–11.

67
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

LAMPIRAN
Lampiran 14. Tabel hasil pengamatan praktikum Hydraulic Jump
Tabel 29. Hasil pengamatan tanpa NIM praktikum Hydraulic Jump.
No. Batu Loncatan Q (m3/s) y1 (m) y2 (m)
1 Rectangular 0.0007 0.0090 0.0290
2 Double rectangular 0.0007 0.0120 0.0370
3 Trapesium 0.0007 0.0100 0.0230
Tabel 30. Hasil pengamatan dengan NIM praktikum Hydraulic Jump.
No. Batu Loncatan Q (m3/s) y1 (m) y2 (m)
1 Rectangular 0.0007 0.0141 0.0341
2 Double rectangular 0.0007 0.0171 0.0421
3 Trapesium 0.0007 0.0151 0.0281
Lampiran 15. Perhitungan praktikum Hydraulic Jump
A. Perhitungan tanpa NIM
1. Rectangular
a. Kehilangan energi pada loncat air
(y2 – y1)3
Es =
4y1 × y2
3
(0,0290-0,0090)
Es =
4 × 0,0090×0,0290
= 0,0077 J
b. Luas penampang
A= p × l
A = 2,5 x 0,063
= 0,1575 m2
c. Kecepatan aliran
Q
v=
A
0,0007
v =
0,1575
= 0,0045 m/s
d. Panjang loncatan air
L = k (y2 – y1)2
L = 0,765 (0,0290 – 0,0090)2
= 0,0003 m
e. Analisis aliran y1 dengan Froude
v
Fr1 =
√g × y1
0,0045
Fr =
√9,8 × 0,0090
= 0,0152

68
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

f. Analisis aliran y2 dengan Froude


0,0045
Fr =
√9,8 × 0,0290
= 0,0084
2. Double rectangular
a. Kehilangan energi pada loncat air
(y2 – y1)3
Es =
4y1 × y2
(0,0370 -0,0120)3
Es=
4 × 0,0120 × 0,0370
= 0,0088 J
b. Luas penampang
A= p × l
A = 2,5 x 0,063
= 0,1575 m2
c. Kecepatan aliran
Q
v=
A
0,0007
v =
0,1575
= 0,0045 m/s
d. Panjang loncatan air
L = k (y2 – y1)2
L = 0,765(0,0370 -0,0120)2
= 0,0005 m
e. Analisis aliran y1 dengan Froude
v
Fr1 =
√g × y1
0,0045
Fr =
√9,8 × 0,120
= 0,0131
f. Analisis aliran y2 dengan Froude
v
Fr2 =
√g × y2
0,0044
Fr =
√9,8 × 0,0370
= 0,0075
3. Trapesium
a. Kehilangan energi pada loncat air
(y2 – y1)3
Es =
4y1 × y2
(0,0230 - 0,0100)3
∆Es=
4 × 0,0100 ×0,0230
69
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

= 0,0024 J
b. Luas penampang
A= p × l
A = 2,5 x 0,063
= 0,1575 m2
c. Kecepatan aliran
Q
v =
A
0,0007
v =
0,1575
= 0,0045 m/s
d. Panjang loncatan air
L = k (y2 – y1)2
L = 0,765 (0,0230 – 0,0100)2
= 0,0001 m
e. Analisis aliran y1 dengan Froude
v
Fr1 =
√g × y1
0,0045
Fr =
√9,8 × 0,0100
= 0,0144
f. Analisis aliran y2 dengan Froude
v
Fr2 =
√g × y2
0,0045
Fr =
√9,8 × 0,0230
= 0,0095

B. Perhitungan menggunakan NIM


1. Rectangular
a. Kehilangan energi pada loncat air
(y2 – y1)3
Es =
4y1 × y2
(0,0341-0,0141)3
Es =
4 × 0,0141×0,0341
= 0,0042 J
b. Luas penampang
A= p × l
A = 2,5 x 0,063
= 0,1575 m2
c. Kecepatan aliran
Q
v=
A
0,0007
v =
0,1575
70
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

= 0,0045 m/s
d. Panjang loncatan air
L = k (y2 – y1)2
L = 0.765 (0,0341-0,0141)2
= 0,0003 m
e. Analisis aliran y1 dengan Froude
v
Fr1 =
√g × y1
0,0045
Fr =
√9,8 × 0,0141
= 0,0121
f. Analisis aliran y2 dengan Froude
0,0045
Fr =
√9,8 × 0,0341
= 0,0078
2. Double rectangular
a. Kehilangan energi pada loncat air
(y2 – y1)3
Es =
4y1 × y2
(0,0421 -0,0171)3
Es =
4 × 0,0171 × 0,0421
= 0,0054 J
b. Luas penampang
A= p × l
A = 2,5 x 0,063
= 0,1575 m2
c. Kecepatan aliran
Q
v=
A
0,0007
v =
0,1575
= 0,0045 m/s
d. Panjang loncatan air
L = k (y2 – y1)2
L = 0.765 (0,0421 -0,0171)2
= 0,0018 m
e. Analisis aliran y1 dengan Froude
v
Fr1 =
√g × y1
0,0045
Fr =
√9,8 × 0,0171
= 0,0110

71
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

f. Analisis aliran y2 dengan Froude


v
Fr2 =
√g × y2
0,0045
Fr =
√9,8 × 0,0421
= 0,0070
3. Trapesium
a. Kehilangan energi pada loncat air
(y2 – y1)3
Es =
4y1 × y2
(0,0281 - 0,0151)3
∆Es =
4 × 0,0151×0,0281
= 0,0013 J
b. Luas penampang
A= p × l
A = 2,5 x 0,063
= 0,1575 m2
c. Kecepatan aliran
Q
v =
A
0,0007
v =
0,1575
= 0,0045 m/s
d. Panjang loncatan air
L = k (y2 – y1)2
L = 0,765 (0,0281 - 0,0151)2
= 0,0001 m
e. Analisis aliran y1 dengan Froude
v
Fr1 =
√g × y1
0,0045
Fr =
√9,8 × 0,0151
= 0,0117
f. Analisis aliran y2 dengan Froude
v
Fr2 =
√g × y2
0,0045
Fr =
√9,8 × 0,0281
= 0,0086

72
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

Lampiran 16. Dokumentasi praktikum Hydraulic Jump


a. Dokumentasi alat

1 9

2 8

3 7

4 6

5
Gambar 45. Alat flow channel pada praktikum Hydraulic Jump.

12

10

11

Gambar 46. Batu loncatan trapesium, double rectangular dan rectangular.


keterangan:
1. Bak hilir berfungsi untuk menampung air di tempat yang bertekanan tinggi.
2. Saluran flow channel berfungsi untuk mengalirkan air dari hulu ke hilir.
3. Basil hydroulic Berfungsi untuk mengetahui debit aliran.
4. Bak penampung berfungsi untuk menampung air.
5. Tombol power berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan alat.
6. Kaki alat berfungsi untuk menopang alat.
7. Setir untuk mengatur tinggi alat.
8. Saluran bak penampung berfungsi untuk mengaliri air dari bak penampung ke bak
hulu.
9. Bak hulu berfungsi untuk menampung air di tempat yang bertekanan rendah atau
tempat awal mula air mengalir.
10. Batu locatan trapesium berfungsi sebagai media batu loncatan.
11. Batu loncatan double rectangular berfungsi sebagai media batu loncatan.
12. Batu loncatan rectangular berfungsi sebagai media batu loncatan.

73
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

b. Dokumentasi praktikum Hydraulic Jump

Gambar 47. Dokumentasi praktikum Hydraulic Jump.

74

Anda mungkin juga menyukai