Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RUTIN VI

HYDRAULIC JUMP

NAMA : FRIANDA BASTIAN SIHOTANG


NIM : 5193550003
KELAS : TEKNIK SIPIL S1 REG B 2019
DOSEN PENGAMPU : SARRA RAHMADANI, ST. M.ENG
MATA KULIAH : HIDROLIKA DASAR

S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”HYDRAULIK JUMP”.Saya juga
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu SARRA RAHMADANI, ST.
M.ENG selaku dosen mata kuliah Hidrolika Dasar yang sudah memberikan kepercayaan kepada
saya untuk menyelesaikan tugas ini.

Saya pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang akan saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para
pembaca. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.

Medan, 21 April 2020


 

(Frianda Bastian Sihotang)


HYDRAULIC JUMP
(LONCATAN AIR)

Loncatan air merupakan fenomena gerakan air yang terjadi akibat adanya aliran super kritis pada
saluran subkritis, sehingga dengan permasalahan ini akan terjadi penyesuain aliran. Loncatan
hidraulik merupakan salah satu bentuk aliran berubah secara cepat ( rapidly variete flow ).
Proses loncatan hidrolik air ini sering kali digunakan unuk meredam sebagian besar energi yang terjadi,
selain itu loncatan hidrolik juga digunakan untuk menaikkan tinggi muka air di bagian hilir dan untuk
menyediakan kebutuhan tinggi tekanan pengaliran ke dalam suatu saluran. Permasalahan yang akan
dibahas dalam laporan ini adalah bagaimana pengaruh debit aliran pada bangunan ukur berbentuk
setengah lingkaran terhadap tinggi dan panjang loncat air. Maksud dan tujuan dari penulisan ini yaitu
untuk mengetahui pengaruh debit aliran dan bangunan ukur berbentuk setengah lingkaran terhadap
tinggi dan panjang loncat air.

Secara praktis penggunaan loncatan air antara lain adalah sebagai peredam energi aliran di
bawah pelimpah, waduk, pintu dan lain-lain, sehingga penggerusan yang tidak diharapkan di
hilir saluran dapat dihindari.
Pemakaian praktis dari loncatan hidrolik, antara lain:
(1) sebagai peredam energi pada bendungan, saluran dan struktur hidrolik yang lain dan untuk
mencegah pengikisan struktur di bagian hilir
(2) untuk menaikkan kembali tinggi energi atau permukaan air pada daerah hilir saluran
pengukur dan juga menjaga agar permukaan air saluran irigasi atau saluran distribusi yang lain
tetap tinggi
(3) untuk memperbesar tekanan pada lapis lindung sehingga memperkecil tekanan angkat pada
struktur tembok, dengan memperbesar kedalaman air pada lapis lindung
(4) untuk memperbesar debit, dengan mempertahankan air bawah balik, karena tinggi energi
efektif akan berkurang bila air bawah dapat menghilangkan loncatan hidrolik
(5) untuk menunjukkan kondisi – kondisi aliran tertentu, misal adanya aliran superkritis atau
adanya penampang kontrol, sehingga letak pos pengukuran dapat ditentukan.
Suatu loncatan hidraulik dapat terbentuk dalam saluran apabila memenuhi persamaan
berikut :

Dengan :
y1  =   tinggi muka air sebelum loncatan.
y3   =   tinggi muka air setelah loncatan.
Fr1 =  bilangan froude saat y1,                          
                                                                                         
Dari gambar di atas dapat dilihat hitungan kehilangan tinggi ( H ) dengan kedalaman
air sebelum loncatan atau ( ya ) dan kedalaman air setelah loncatan (yb) dapat dijabarkan sebagai
berikut:

Karena sectionnya sempit, maka ya = y1, dan dapat disederhanakan oleh rumus berikut
ini:
Dengan:
H     =        total kehilangan energi sepanjang loncat air.
Va      =        kecepatan rata-rata sebelum loncat air (m/dt)
ya         =        kedalaman rata-rata sebelum loncat air (m).
Vb      =        kecepatan rata-rata setelah loncat air (m/dt)
yb         =        kedalaman rata-rata setelah loncat air (m).

Jenis-jenis Hydraulic Jump

Hydraulic jump yang terjadi pada dasar mendatar, terdiri dari beberapa jenis yang berbeda-
beda berdasarkan bilangan Froude F1 aliran yang terlibat.
1. Loncatan Berombak
Untuk loncatan ini F1 = 1 – 1,7, terjadi ombak pada permukaan air.

2. Loncatan Lemah
Untuk loncatan ini F1 = 1,7 - 2,5, terbentuk rangkaian gulungan ombak pada
permukaan loncatan, tetapi permukaan air di hilir tetap halus. Secara keseluruhan
kecepatannya seragam, dan kehilangan energinya kecil.
3. Loncatan berosilasi
Untuk loncatan ini F1 = 2,5 – 4,5, terdapat semburan berosilasi menyertai dasar
loncatan bergerak ke permukaan dan kembali lagi tanpa periode tertentu. Setiap
osilasi menghasilkan gelombang tak teratur yang besar, seringkali menjalar beberapa
mil jauhnya, dan menyebabkan kerusakan tak terbatas pada tanggul-tanggul dari
tanah dan batu lapis lindung.

4. Loncatan Tunak
Untuk loncatan ini F1 = 4,5 – 9,0, ujung-ujung permukaan hilir akan bergulung dan
titik di mana kecepatan semburannya tinggi cenderung memisahkan diri dari aliran.
Pada umumnya kedua hal ini terjadi pada permukaan vertikal yang sama. Gerakan
dan letak loncatan yang terjadi, tidak begitu dipengaruhi oleh kedalaman air bawah.
Loncatan hidroliknya sangat seimbang dan karakteristiknya adalah yang terbaik.
Peredam energinmya selang 45 sampai 70%.
5. Loncatan Kuat
Untuk loncatan ini F1 > 9, kecepatan semburan yang tinggi akan memisahkan
hempasan gelombang gulung dari permukaan loncatan, menimbulkan gelombang-
gelombang hilir, jika permukaannya kasar akan mempengaruhi gelombang yang
terjadi. Gerakan loncatan jarang terjadi, tetapi efektif karena peredaman energinya
dapat mncapai 85%.

Panjang loncatan Air.

Karena lokasi terjadinya loncatan air tidak menetap, maka susah untuk menentukan panjang
loncatan air (Lj). Teori mengenai panjang loncatan air juga belum ada. Sehingga panjang loncatan air
dikemukakan dengan percobaan oleh masing-masing penyelidik sebagai berikut :
Penemuan Bliss dan Chu : Lj/yb  4 s/d 5.
Smetana : Lj  6 (yb – ya)
USBR juga telah membuat lengkung hubungan antara Lj/yb dan Fra dari hasil eksperimennya (lihat
Gambar .2).
Lengkung Gambar .2 ini dibuat dari penyelidikan dalam saluran dengan penampang empat persegi
panjang dan dasar horizontal. Untuk pendekatan dapat juga dipakai untuk saluran dengan penampang
trapisium.
Gambar Kurva panjang loncatan air pada saluran Epp dengan dasar horizontal.

Menghitung Tinggi Loncat Air (Hj)

Tinggi loncat air Ij dapat didefenisikan sebagai perbedaan antara kedalaman air sesudah dan
sebelum loncat air, hj = h2 – h1. Bila dinyatakan dalam bentuk nisbah terhadap energi spesifik awal,
persamaannya menjadi:

hi h2 h2
= -
E1 E1 E1

Semua nisbah ini dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi tidak berdimensi, seperti contoh berikut (Chow,
1959).

h1 √ 1+8 Fr 21−3
=
E1 2
Fr 1 +2
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/212050-analisis-tinggi-dan-panjang-loncat-air-p.pdf
https://www.slideshare.net/TrieDjunianto/loncatan-air

Chow, Ven Te.1997. “HIDROLIKA SALURAN-TERBUKA”. Jakarta : PENERBIT


ERLANGGA

Anda mungkin juga menyukai