Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA


MODUL 13 LONCATAN HIDROLIS

PERIODE I (2022/2023)

Kelompok 8
Nama Mahasiswa / NIM: Sophia Az-Zahro Setiawan / 104221015

FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS PERTAMINA
2022
LONCATAN HIDROLIS

Beffa Septian¹, Dimas Bayu Setoaji², Laela Vutri³, Sophia Az-Zahro Setiawan⁴*
1
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Perencanaan Infrastruktur,
Universitas Pertamina
*Coressponding author: sophiaazzahro@gmail.com

Abstrak: Seorang praktikan harus melakukan percobaan loncatan hidrolis pada open channel flow
yang bertujuan untuk menentukan hubungan antara V1²/gy1 terhadap Y3/Y1 berdasarkan grafik
hasil pengamatan, menentukan hubungan antara ∆𝐻/Y1 Terhadap Y3/Y1 berdasarkan grafik hasil
pengamatan, dan menentukan hubungan antara ∆𝐻/Yc Terhadap ∆𝐻 berdasarkan grafik hasil
pengamatan. aliran turbulen terjadi apabila partikel-partikel aliran bergerak secara tidak teratur
dengan kecepatan besar dan kekentalan kecil sedangkan apabila partikel-partikel aliran zat cair
bergerak secara teratur menurut lintasan lurus dengan kekentalan besar dan kecepatan kecil maka
disebut aliran laminar. Pada saluran terbuka dapat terjadi gerusan pada pintu air, dimana terjadinya
penggerusan pada saat pintu di saluran terbuka dibuka dapat menimbulkan aliran superkritis yang
bertemu dengan aliran subkritis dibagian hilir sehingga menimbulkan loncatan air (Hydraulic
Jump). Jika dilihat dari grafik hasil pengamatan V1²/gy1 terhadap Y3/Y1 cenderung naik turun atau
terlihat fluktuasi dan tidak berbanding lurus. Hubungan antara ∆𝐻/Y1 terhadap Y3/Y1 berdasarkan
grafik hasil pengamatan didapat yakni cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena data dari
masing-masing kelompok yang berbeda-beda dan karena adanya perlakuan yang berbeda pula.
hubungan antara ∆𝐻/Yc terhadap ∆𝐻 berdasarkan grafik hasil pengamatan diperoleh yakni
cenderung naik tetapi ada satu titik di mana titik itu mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan perlakuan di masing-masing kelompok.

Kata Kunci: loncatan hidrolis, kedalaman kritis, saluran terbuka, viskositas, kecepatan.

Abstract: A practitioner must conduct a hydraulic stepping experiment on open


channel flow which aims to determine the relationship between V1²/gy1 to Y3/Y1
based on the observation result graph, determine the relationship between ∆H/Y1
to Y3/Y1 based on the observation result graph, and determine the relationship
between ∆H/Yc to ∆H based on the observation graph. Turbulent flow occurs when
flow particles move irregularly with large velocities and small viscosities whereas
when liquid flow particles move regularly according to a straight trajectory with
large viscosity and small velocity it is called laminar flow. In the open channel,
there can be scouring at the sluice, where the occurrence of grinding when the door
in the open channel is opened can cause supercritical flow that meets the subcritical
flow downstream so as to cause a water jump (Hydraulic Jump). When viewed from
the graph, the results of V1²/gy1 observations of Y3/Y1 tend to be ups and downs
or seen fluctuations and are not directly proportional. The relationship between /Y1
∆𝐻and Y3/Y1 based on the chart of observations obtained is likely to decrease.
This is because the data from each group is different and because of the different
treatment. the relationship between ∆𝐻/Yc and based on the chart of observations
obtained is that it tends to rise but there is one point where that point decreases.
This is due to the difference in treatment in each group. ∆𝐻

Keywords: hydraulic jump, critical depth, open channel, viscosity, velocity.


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa aliran saluran terbuka (open
channel flow) maupun aliran pipa (pipe flow). Kedua jenis saluran tersebut
sama dalam banyak hal, namun berbeda dalam satu hal yang penting. Aliran
saluran terbuka mempunyai permukaan bebas (free surface), sedangkan aliran
saluran pipa tidak demikian, karena air harus mengisi seluruh saluran (Chow,
1998). Menurut Triadmodjo (1993) tipe aliran pada saluran terbuka adalah
turbulen. Di mana aliran turbulen terjadi apabila partikel-partikel aliran
bergerak secara tidak teratur dengan kecepatan besar dan kekentalan kecil
sedangkan apabila partikel-partikel aliran zat cari bergerak secara teratur
menurut lintasan lurus dengan kekentalan besar dan kecepatan kecil maka
disebut aliran laminar. Pada saluran terbuka dapat terjadi gerusan pada pintu
air, dimana terjadinya penggerusan pada saat pintu di saluran terbuka dibuka
dapat menimbulkan aliran superkritis yang bertemu dengan aliran subkritis
dibagian hilir sehingga menimbulkan loncatan air (Hydraulic Jump).
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin mencoba pengaruh variasi
dari bukan pintu air terhadap perubahan karakteristik aliran yang ditimbulkan
pada saluran terbuka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada percobaan ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara V1²/gy1 terhadap Y3/Y1 jika dilihat dari grafik
hasil pengamatan?
2. Bagaimana hubungan antara ∆𝐻/Y1 Terhadap Y3/Y1 jika dilihat dari grafik
hasil pengamatan?
3. Bagaimana hubungan antara ∆𝐻/Yc Terhadap ∆𝐻 jika dilihat dari grafik
hasil pengamatan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui praktikum ini adalah.
1. Menentukan hubungan antara V1²/gy1 terhadap Y3/Y1 berdasarkan grafik
hasil pengamatan.
2. Menentukan hubungan antara ∆𝐻/Y1 Terhadap Y3/Y1 berdasarkan grafik
hasil pengamatan.
3. Menentukan hubungan antara ∆𝐻/Yc Terhadap ∆𝐻 berdasarkan grafik
hasil pengamatan.
D. Teori Dasar
Saluran terbuka adalah saluran dimana air mengalir dengan muka air yang
bebas. Pada semua titik disepanjang saluran, tekanan di permukaan air adalah
sama (tekanan atmosfer). Pengaliran fluida melalui suatu pipa (saluran
tertutup) yang tidak penuh atau masih terdapat muka air yang bebas, masih
termasuk aliran melalui saluran terbuka (Santoso, 1988). Aliran dalam saluran
terbuka mempunyai permukaan bebas disebut dengan aliran permukaan bebas
(free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel flow). Permukaan
bebas memiliki tekanan yang sama dengan tekanan atmosfer. Jika pada aliran
tidak terdapat permukaan bebas dan aliran dalam saluran penuh, maka aliran
yang terjadi disebut aliran dalam pipa (Suteja, 1998).
Kedalaman sebelum loncatan hidrolik (pre-jump) dan setelah loncatan
hidrolik (post-jump) dinamakan kedalaman berurutan atau kedalaman
konjungsi, dalam merumuskan masalah-masalah loncatan hidrolik, anggapan
bahwa saluran tersebut hendaklah horizontal. Selain itu dengan menggunakan
persamaan momentum atau gaya horizontal atau gaya spesifik dengan
anggapan sudut kemiringan saluran sama dengan nol, dan gaya gesek
sepanjang pengaliran dapat diabaikan. Terdapat beberapa karakteristik dasar
loncatan air pada saluran terbuka menurut VenTe Chow (1985):
1. Kehilangan energi pada loncatan adalah sama dengan perbedaan energi
spesifik sebelum dan sesudah terjadinya loncatan.
2. Efisiensi loncatan hidrolik adalah perbandingan energi spesifik setelah
loncatan air dengan sebelum loncatan hidrolik air.
3. Perbedaan kedalaman sebelum dan sesudah loncatan dinamakan tinggi
loncatan dengan menyatakan setiap besaran sebagai rasio terhadap
energi spesifik semuka

Panjang loncatan hidrolik air dapat didefinisikan sebagai jarak antara


permukaan depan loncatan air sampai menuju pada suatu titik permukaan
gulungan ombak di bagian hilir. Panjang loncatan hidrolik air secara teoritis
sukar ditentukan. Loncatan hidrolika air terjadi pada aliran superkritis, apabila
terjadi perubahan kedalaman yang mendadak terhadap kedalaman selanjutnya.
Secara teoritis dapat dikatakan, bahwa loncatan akan terjadi pada saluran empat
persegi panjang mendatar jika kedalaman awal serta kedalaman lanjutan dan
bilangan Froude pendekatan memenuhi persamaan:

𝑦₃ 1
= [√1 + 8𝐹𝑟₁² − 1]
𝑦₁ 2

Persyaratan teoritis ini biasanya digunakan untuk menentukan letak


loncatan hidrolika air, akan tetapi untuk pendekatan yang lebih teliti dalam
menentukan loncatan, harus digunakan panjang loncatan. Apabila terdapat
loncatan hidrolik air di bawah pintu air geser tegak, maka air yang keluar dari
pintu air membentuk semburan yang mempunyai vena kontrakta. Panjang vena
kontrakta ke bukan pintu air biasanya pendek dalam kaitannya dengan jarak.
Biasanya digunakan suatu aturan yang menyatakan bahwa vena kontrakta
terletak hampir sama dengan jarak h dari bukan pintu air.

METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
Pada praktikum ini menggunakan beberapa alat dan bahan percobaan,
diantaranya adalah Armfield F1-10: Hydarulic Bench, Armfield S16:
Hydraulic Bench, dan Stopwatch.
B. Cara Kerja
Pada praktikum ini terdapat beberapa langkah kerja. Yang pertama, alat
dipastikan dalam kondisi horizontal dan ketiga pitot dipastikan berada dalam
kondisi yang diinginkan. Ambang lebar pada apparatus dipasang. Kran input
pada apparatus dipastikan pada kondisi tertutup sedangkan kran output
dipastikan terbuka penuh. Gate diatur sesuai dengan perlakuan yang
digunakan. Hydraulic Bench dinyalakan dengan Q₁, kran input dibuka secara
perlahan hingga y₀ sesuai dengan perlakuan. Ketika aliran sudah konstan, pintu
air hilir dinaikkan setinggi ygate perlakuan. Loncatan hidarulis yang terjadi
diamati. y₁, y₃, dan Q diukur serta dicatat. Langkah di atas diulangi untuk
mengetahui Q dan ketinggian ygate yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
a. Perhitungan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan
No. Y
Y0 Y1 Y3 V t Q V1 V3
Kel gate
8 0,01 0,15 0,095 0,035 0,01 27,32 0,0003660 0,05137 0,13944
5 0,02 0,15 0,105 0,04 0,01 14,01 0,0007138 0,09064 0,23793
6 0,015 0,15 0,1 0,035 0,01 16,22 0,0006165 0,08220 0,23487
7 0,025 0,15 0,109 0,05 0,01 10,85 0,0009217 0,11274 0,24578
9 0,022 0,15 0,105 0,025 0,01 11,21 0,0008921 0,11328 0,47577

Y3/Y1
H1 ∆𝑯 H3 V1²/gy1 Y3/Y1 ∆𝑯/Y1 Yc ∆𝑯/Yc Fr 1
(teori)
0,09513 0,01624 0,03599 0,00283 0,36842 0,17095 0,01344 1,20833 0,05322 0,005632
0,10542 0,01635 0,04289 0,00798 0,38095 0,15568 0,02098 0,77921 0,08931 0,015705
0,10034 0,01962 0,03781 0,00689 0,35000 0,19616 0,01903 1,03096 0,08300 0,013592
0,10965 0,00942 0,05308 0,01189 0,45872 0,08643 0,02488 0,37872 0,10903 0,023234
0,10565 0,04876 0,03654 0,01246 0,23810 0,46440 0,02434 2,00331 0,11161 0,024323

Grafik Hubungan V12/gY1 Terhadap Y3/Y1


0,5
0,45
0,4
0,35
0,3
Y3/Y1

0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014
V12/gY1

Grafik 1.1 Hubungan V1²/gy1 Terhadap Y3/Y1


Grafik Hubungan ∆H /Y1 Terhadap Y3/Y1
0,5
0,45
0,4
0,35
0,3
Y3/Y1

0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
∆H /Y1

Grafik 1.2 Hubungan ∆𝐻/Y1 Terhadap Y3/Y1

Grafik Hubungan ∆H/Yc Terhadap ∆H (m)


0,06

0,05

0,04
∆H (m)

0,03

0,02

0,01

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
∆H/Yc

Grafik 1.3 Hubungan ∆𝐻/Yc Terhadap ∆𝐻

Perhitungan:
• Menghitung debit
𝑣
𝑄=
𝑡
0,01
𝑄=
27,32 𝑠

𝑸 = 𝟑, 𝟔𝟔 𝒙 𝟏𝟎ˉ𝟒 𝒎𝟑 /𝒔

• Menghitung 𝒗₁
𝑄 𝑄
𝑣1 = =
𝐴 𝐵. 𝑦
3,66 𝑥 10ˉ⁴
𝑣₁ =
0,075 . 0,095

𝒗₁ = 𝟎, 𝟎𝟓𝟏𝟑𝟕 𝒎/𝒔
• Mencari 𝒗₃

𝑄 𝑄
𝑣₃ = =
𝐴 𝐵. 𝑦

3,66 𝑥 10ˉ⁴
𝑣₃ =
0,075 . 0,035

𝒗₃ = 𝟎, 𝟏𝟑𝟗𝟒𝟒 𝒎/𝒔
• Mencari H₁
𝑣₁²
𝐻₁ = 𝑦₁ +
2. 𝑔

(0,05137)²
𝐻₁ = 0,095 +
2.9,81

𝑯₁ = 𝟎, 𝟎𝟗𝟓𝟏𝟑 𝒎
• Mencari ∆H
(𝑦₃ − 𝑦₁)³
∆𝐻 =
4. 𝑦₃. 𝑦₁

(0,095 − 0,035)³
∆𝐻 =
4 . 0,095 . 0,035

∆𝐻 = 0,01624 𝑚

• Mencari H₃
𝑣₃²
𝐻₃ = 𝑦₃ +
2. 𝑔

(0,13944)²
𝐻₃ = 0,035 +
2.9,81

𝑯₃ = 𝟎, 𝟎𝟑𝟓𝟗𝟗 𝒎

𝒗₁²
• Mencari 𝒈.𝒚₁

𝑣₁²
=
𝑔. 𝑦₁
(0,05137)2
=
9,81 . 0,095

= 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟖𝟑 𝒎

• Mencari Y₃/Y₁
𝑦₃
=
𝑦₁

0,035
= = 𝟎, 𝟑𝟔𝟖
0,095

∆𝑯
• Mencari 𝒚₁
∆𝐻
=
𝑦₁

0,01624
=
0,095

= 𝟎, 𝟏𝟕𝟎𝟗𝟓

• Mencari Yc
3 𝑄²
𝑌𝑐 = √
𝐵²𝑔

3 (3,66 𝑥 10ˉ⁴)²
𝑌𝑐 = √
(0,075)2 . 9,81

𝒀𝒄 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟑𝟒𝟒 𝒎
∆𝑯
• Mencari 𝒚𝒄
∆𝐻
=
𝑦𝑐

0,01624
=
0,01344

= 𝟏, 𝟐𝟎𝟖𝟑𝟑

• Mencari Bilangan Fr₁


𝑣₁
𝐹𝑟 =
√𝑔. 𝑦₁
0,05137
𝐹𝑟 =
√9,81 .0,095

𝑭𝒓 = 𝟎, 𝟎𝟓𝟑𝟐𝟐
𝒚₃
• Mencari 𝒚₁ (teori)

𝑦₃ 1
= [√1 + 8𝐹𝑟₁² − 1]
𝑦₁ 2

𝑦₃ 1
= [√1 + 8 . (0,05322)² − 1]
𝑦₁ 2
𝒚₃
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟓𝟔𝟑𝟐
𝒚₁

b. Foto Percobaan

Tabel 1.4 Foto Percobaan


No. Foto Percobaan Keterangan

1. Y gate (0,15 m)

2. Y0 (0,01 m)
3. Y1 (0,095 m)

Penampakan Hidraulic
4.
Jump

5. Y3 (0,035 m)

PEMBAHASAN
Prinsip kerja dari Hydraulic Flow Demonstrator, katup kontrol dan weir
yang dapat disesuaikan memungkinkan kondisi aliran bervariasi secara independen
saat masuk dan keluar dari bagian kerja. Bagian yang berfungsi dapat dialirkan
fluida untuk membuat saluran tertutup atau beroperasi sebagian diisi sebagai
saluran terbuka. Fitur terpenting dari peralatan ini adalah bagian tempat tidur yang
dapat disesuaikan dan dengan bagian transisinya (landai), dapat dinaikkan dan
diturunkan menggunakan aktuator eksternal saat air masih mengalir. Fasilitas ini
memberikan demonstrasi yang mencolok tentang pentingnya kedalaman kritis
saluran. Ini juga digunakan untuk memvariasikan penampang untuk demonstrasi
persamaan Bernoulli dalam aliran saluran tertutup.
Pada praktikum ini, diperoleh nilai V₁ sebesar 0,05137 m/s sedangkan untuk
V₃ sebesar 0,13944 m/s. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbandingan antara
debit dengan luas penampang. Hasil yang diperoleh berbeda untuk masing-masing
kecepatannya karena terdapat perbedaan pada kedalaman alirannya.Untuk
kedalaman y₁ diperoleh sebesar 0,095 sedangkan y₃ sebesar 0,035. Kedalaman
tersebut yang mengakibatkan masing-masing nilai kecepatan berbeda.
Perbandingan y3/y1 teori dengan ekperimen dapat dilihat dari hasil yang
diperoleh. Untuk y3/y1 eksperimen diperoleh sebesar 0,36842 m, sedangkan y3/y1
teori diperoleh sebesar 0,005632. Jika dibandingkan antara teori dan eksperimen,
diperoleh hasil yang jauh berbeda. Persyaratan teoritis ini biasanya digunakan untuk
menentukan letak loncatan hidrolika air, akan tetapi untuk pendekatan yang lebih
teliti dalam menentukan loncatan, harus digunakan panjang loncatan. Apabila
terdapat loncatan hidrolik air di bawah pintu air geser tegak, maka air yang keluar
dari pintu air membentuk semburan yang mempunyai vena kontrakta. Panjang vena
kontrakta ke bukan pintu air biasanya pendek dalam kaitannya dengan jarak.
Biasanya digunakan suatu aturan yang menyatakan bahwa vena kontrakta terletak
hampir sama dengan jarak h dari bukan pintu air. Hal ini membuktikan bahwa, hasil
dari ekperimen lebih akurat dibandingkan dengan teoritis.

KESIMPULAN
Jika dilihat dari grafik hasil pengamatan V1²/gy1 terhadap Y3/Y1
cenderung naik turun atau terlihat fluktuasi dan tidak berbanding lurus. Hubungan
antara ∆𝐻/Y1 terhadap Y3/Y1 berdasarkan grafik hasil pengamatan didapat yakni
cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena data dari masing-masing kelompok
yang berbeda-beda dan karena adanya perlakuan yang berbeda pula. hubungan
antara ∆𝐻/Yc terhadap ∆𝐻 berdasarkan grafik hasil pengamatan diperoleh yakni
cenderung naik tetapi ada satu titik di mana titik itu mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan perlakuan di masinh-masing kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Chow, V,. Te. 1989. Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga: Jakarta.

Santoso, B. 1988. Hidrolika II. Biro Penerbit UGM: Yogyakarta.

Suteja, B. 1998. Aliran Melalui Penyempitan Saluran. Biro Penerbit UGM:


Yogyakarta.

Triatmodjo, B. 1993. Hirolika Jilid II. Beta Offset: Yogyakarta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai