Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat
menyusun tugas Critical Book Review ini dengan baik dan benar, serta tepat
pada waktunya. Dalam tugas ini saya akan membahas mengenai kajian Ilmu
Ukur Tanah

Critical Book Review ini telah dibuat dengan dari beberapa sumber dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan tugas Book Review ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


Ciritical Book Review ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.
Akhir kata semoga tugas yang saya buat ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua dan dapat memberikan nilai lebih pada proses pembelajaran mata
kuliah Ilmu Ukur Tanah.

Medan, 7 Desember 2018

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar belakang ...................................................................................... 1
B . Rumusan masalah ................................................................................. 2
1.Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari buku utama?........... 2

2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari buku pembanding?. 2

C. Tujuan ............................................................................................... 2
D. Manfaat ............................................................................................... 2

BAB II RINGKASAN ............................................................................... 3


A. Identitas jurnal….................................................................................... 3
B. Isi Jurnal…. ............................................................................................ 3

BAB III PEMBAHASAN ......................................................................... 11


A. Kelebihan Journal ................................................................................ 11

B. Kekurangan Journal............................................................................... 11

BAB IV PENUTUP ................................................................................... 12

A. Kesimpulan ........................................................................................... 12

B. Saran ............................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Critical Book Review (CBR)

Secara tradisional pengukuran tanah telah didefinisikan sebagai ilmu dan seni
menentukan letak nisbi dari titik-titik di atas, pada dan di bawah permukaan bumi, atau
untuk menetapkan titik-titik semacam itu. Tetapi dalam pengertian yang lebih umum,
pengukuran tanah dapat dianggap sebagai di siplin yang meliputi semua metode untuk
pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang bumi dan lingkungan fisis. Sistem-
sistem terestris konvensional sekarang dilengkapi dengan metode-metode pemetaan udara
dan satelit, yang berkembang secara bertahap melalui program-program pertahanan dan
ruang angkasa.
Pengukuran tanah adalah salah satu serli paling tua dan terpenting yang
dipraktckkan nranusia karena sejak dahulu kala sudah dirasakan perlunya rnenandai
batas-batas dan pernetakan tanah. Pengukuran tatrah sckarang telah sangat diperlukan
dalarn cara hidup kita yang Irtodern. Hasil-hasil pengukuran dcwasa ini dipakai untuk (a)
meuletakall burni di atas dan di bawah permukaan laut. (b) nrenyiapkan peta-peta
navigasi untuk penggunaan di udara, darat dan laut; (c) menetapkan batas-batas
pernilikan tanah pribadi dan tanah Negara: (d) mengenrbangkau bank data inlitrmasi
tataguna tanah dan sumber-daya alam yang menlbantu dalam pengelolaan lingkungan
hidup kita; (e) menentukan fakta-lakta tentang ukuran. bentuk, Eaya berat, dan nredan
maknit bumi, dan (fl mempersiapkan peta-peta bulan dan planet-planel. Pengukuran
tanah terus memainkan peranan yang sangat penting dalanr banyak cabang rekayasa.
Sebagai contoh, pengukuran diperlukan untuk merencanakan, tnentbangun {an
nternelihara jalan-jalan raya, jalan baja, sistem-sistenr perhubungan cepat, bangunan.
jembatan. tempat peluncuran proyektil, tenlpat peluncuran roket. stasiun pclacak.
terowongan, terusan, saluran irigasi, bendungan, saluran pembuangan air, pengkaplingan
tanah-tanah perkotaan, sistem persediaan air dan saluran penrbuangan lintbah.jalur pipa.
dan terowongan tambang. Pengukuran tanah atau metode pengukuran, biasa dipakai

1
dalant pcrancangan .ialur perakitan (assembly line) dan alat-jepit antar Iig), pembuatan
dan penentpatan alat besar, rnenyediakan titik kontrol untuk pemolrelan udara, dau dalarn
hanyak hal yang berkaitan dalam agronomi, arkeologi, astronomi, kehutanan. geograli.
geologi, dan seisrnologi. tetapi khususnya dalam rekayasa nriliter dan sipil. Pclurusan
optis (olltical alignnrent) adalah penerapan pengukuran tanah dalanr pckerjaan pabrik
(instalasi rnesin-uresin. penlbuatan pesawat terbang dan sebagainya).

B. Rumusan Masalah

1.Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari buku utama?

2. bagaimana kelebihan dan kekurangan dari buku pembanding?

C. Tujuan penulisan Critical Book Review (CBR)


Adapun tujuan dari penulisan Critical Jurnal Review ini adalah untuk :
1. Penyelesaian tugas mata Dasar-Dasar,
2. Untuk mengkritisi isi buku,
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada jurnal yang kita kritik.

D. Manfaat Critical Book Review (CBR)

Adapun manfaat dari penulisan laporan Critical Book Review ini adalah :
1. Untuk memudahkan kita membuat/menyusun karya
2. Menambah wawasan kita mengenai pembahasan yang ada pada buku maupun artikel
yang kita kritik,
3. Meningkatkan kemampuan mengkritisi/membandingkan suatu buku dengan jurnal yang
lain yang saling berhubungan

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Identitas Buku

a. Buku utama

1. Judul buku : Ilmu dan Alat Ukur Tanah


2. Pengarang : Ir. Heinz Frick
3. Penerbit : KANISIUS
4. Kota Terbit : Yogyakarta
5. ISBN : 979-413-230-6

b. Buku Pembanding
1. Judul buku : Dasar-dasar Pemgukuran Tanah Jilid 1
2. Pengarang : Russell C. Brinker
3. Penerbit : Erlangga
4. Tahun Terbit : 2000

B. Ringkasan Buku

a. Buku Utama

1. BAB I
Pengukuran Tanah " Secara tradisional pengukuran tanah telah didefinisikan
sebagai ilmu dan seni menentukan letak nisbi dari titik-titik di atas, pada dan di
bawah permukaan bumi, atau untuk menetapkan titik-titik semacam itu. Tetapi dalam

3
pengertian yang lebih umum, pengukuran tanah dapat dianggap sebagai di siplin yang
meliputi semua metode untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang bumi
dan lingkungan fisis. Sistem-sistem terestris konvensional sekarang dilengkapi
dengan metode-metode pemetaan udara dan satelit, yang berkembang secara bertahap
melalui program-program pertahanan dan ruang angkasa. Secara umum, tugas juru-
ukur (surveyor) dapat dibagi menjadi lima bagian: I Analisa penelitian dan
pengunbilan kepurusan. Pemilihan metode pengukuran, peralatan, pengikatan titik-
titik sudut dan sebagainya. I Pekeriaan lapangan otau pengumpulan data.
Melaksanakan pengukuran-pengukuran dan pencatatan data'di lapangan. .l
Menghirung atau melakukan pernrosesan data. Melaksanakan hitungan berdasar data
yang dicatat Dntuk menentukan letak, luas, volume dan sebagainya. 1. Pemetaan atau
penyaiian data. Menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan unfuk menghasilkan
peta, gambar rencana tanah, dan peta laut, menggambarkan data dalam bentuk
numeris atau hasil komputer. .ri Pemtncangart Pemasangan tugu* dan patok untuk
menentukan batas-batas atau pedoman dalam.pekerjaan konstruksi. I Tugu adalah
istilah lazim dalam ukur tanah di Indonesia. Bukan pertanda. Bentuk fisiknya me
Ganrbaran tenlar)g berbagai rilSanl rrstruurcn s('rllt ptrrsr'rlttt lrtpltttglttt tllttt
krtttl,rt + yang dipakai oleh juru ukur dalarn rrrcnyelesaikan lugls-tuguri tctsctrttt
tlibulurs tl:tlrtttt lttrkrr ini. Pengukuran tanah adalah salah satu serli paling tua dan
terpenting yang dipraktckkan nranusia karena sejak dahulu kala sudah dirasakan
perlunya rnenandai batas-batas dan pernetakan tanah. Pengukuran tatrah sckarang
telah sangat diperlukan dalarn cara hidup kita yang Irtodern. Hasil-hasil pengukuran
dcwasa ini dipakai untuk (a) meuletakall burni di atas dan di bawah permukaan laut.
(b) nrenyiapkan peta-peta navigasi untuk penggunaan di udara, darat dan laut; (c)
menetapkan batas-batas pernilikan tanah pribadi dan tanah Negara: (d)
mengenrbangkau bank data inlitrmasi tataguna tanah dan sumber-daya alam yang
menlbantu dalam pengelolaan lingkungan hidup kita; (e) menentukan fakta-lakta
tentang ukuran. bentuk, Eaya berat, dan nredan maknit bumi, dan (fl mempersiapkan
peta-peta bulan dan planet-planel. Pengukuran tanah terus memainkan peranan yang
sangat penting dalanr banyak cabang rekayasa. Sebagai contoh, pengukuran
diperlukan untuk merencanakan, tnentbangun {an nternelihara jalan-jalan raya, jalan

4
baja, sistem-sistenr perhubungan cepat, bangunan. jembatan. tempat peluncuran
proyektil, tenlpat peluncuran roket. stasiun pclacak. terowongan, terusan, saluran
irigasi, bendungan, saluran pembuangan air, pengkaplingan tanah-tanah perkotaan,
sistem persediaan air dan saluran penrbuangan lintbah.jalur pipa. dan terowongan
tambang. Pengukuran tanah atau metode pengukuran, biasa dipakai dalant
pcrancangan .ialur perakitan (assembly line) dan alat-jepit antar Iig), pembuatan dan
penentpatan alat besar, rnenyediakan titik kontrol untuk pemolrelan udara, dau dalarn
hanyak hal yang berkaitan dalam agronomi, arkeologi, astronomi, kehutanan.
geograli. geologi, dan seisrnologi. tetapi khususnya dalam rekayasa nriliter dan sipil.
Pclurusan optis (olltical alignnrent) adalah penerapan pengukuran tanah dalanr
pckerjaan pabrik (instalasi rnesin-uresin. penlbuatan pesawat terbang dan
sebagainya). Se,rnua insinyur harus tahu batas-hatas ketelitian yang nrungkin dalam
konstruksi. rancaugan datr percncanaun pabrik. dan proses-proses pengkhalakan
(manufacturing). walaupun pengukuran sebenanlya dapat dikerjakan orang lain.
Khususnya juru ukur dan insinyur sipil yang berlugas nterancang dan merencanakan
pengukuran harus mempunyai pengertian rnenyc.luruh tentang melode dan instrunren
yang dipakai, lernrasuk kemantpuan clan keterhatasannya. Pengetahuan ini paling
baik didapat dengan melakukan pengukuran dengan mcnggunakan pcLalatan yang
digunakan dalam praktek untuk nrcmpcroleh konsep yang tcpat nrengenai tcoli galat.
dan selisih-selisih kccil tetapi yang dapat ditcmukan yang teriadi dalarn kuantitas-
kuantitas yang diamati. Di sarnping ntenekankan perlunya batas-batas ketelitian vang
wa.lar. pcn*ukulan trttah rrrcrritikbcratkan nilai angka-angka terpakai. Para juru ukur
dan insirtyur lrarrts tulttt kapan lrarrrs bckcr.ia sarnpai perseratusan foot cian bukan
pcrsepuluhan atatt Jrciscribuan. atau birrungkali loot terdekat. serta sejauh rnana
kesaksamaan data lapangan yartg perlu untuk 1:rcr.nbcnaran pelaksanaan hitungan
hingga seiunrlah angka di belakang konta Ylng dikehentlaki. Dengan pengalantan,
me.reka nrenrpelajali bagainrana peralatart dan pcttrgas yartg tc rsetl il urcnclltukan
prosedur dan hasilnya. Skctsa dan hitungan yang rapi adalah pertanda pikirun teratur.
yang selan.ir.llnya nrerup:.rkun pc-tunjuk adanya latar-belakang dan kccakapun
rckayasa yultg kuat. Mcnrbuat errl:tlln lJpl;'M11 tllllnr seglla jt'nis keadaan adalal'r
persiaPan anli.rt baik untuk ptncutatatt tlarr peurbuatan sketsa nlacam apa yang

5
diharapkan dari setnua insinyur. I atilran tarnbahan rlng bernilui-laniut diperoleh
dalanr penyusunan hitungan yang bcnar.

2. BAB II
Melaksanakan pengukuran dan keurudian nlengerjakan hitungan dari hasil
ukuran adalah tugas dasar para juru-ukur.* Prosesnya nlemerlukan suatu
gabungan antara ketrampilan manusia dan peralatan nresin yang dipakai dengan
pertimbangan yang sangat matang. Pengalaman ddn kondisi fisik yang baik
nremperbaiki faktor manusiawii peralatan yang luar biasa bagus memungkinkan
operator yang baik bekerja lebih baik dengan hasil yang lebih panggah
(consistent) dan dalant waktu lebih singkat. Namun pengukuran itu tidak pemah
tepat. dan bagainranapun hati-hatinya dilaksanakan, akan selalu mengandung
galat (errors atau kesalahan). Oleh karena itu para juru-ukur, yang pekerjaannya
harus dilaksanakan dengan standar pengukuran yang amat cermat. semestinya
menrahanri sepenuhnya berbagai jenis galat yang berbeda, sumber-sumbernya
dan besarnya yang dihar€pkan dalarn kondisi dan cara perambatan yang berbeda.
Hanya dengan demikianlah rnereka kemudian dapat memilih instrurnen dan
prosedur yang perlu untuk menekan besarnya galat sanlpai dalam batas-batas
toleransi. * * Tak kalah pentingnya, juru-ukur harus marnpu menrperkirakan
besarnya galat dalam pengukurannya sehingga dapat diperhitungkan dalam
hitungan atau, bila perlu, melakukan pengukuran baru. Rancangan program-
program pengukuran, sebanding dengan rancangan rekayasa lainnya, dewasa ini
sudah dipraktekkan. Aljabar matrik dan komputer elektronik adalah dua alat yang
dipakai untuk merencanakan proyek-proyek pengukuran dan menyelidiki serta
meratakan galat setelah hasil-haSil diperoleh.

Satuan-satuan ukuran dalam pengukuran tanah adalah satuan-satuart panjang,


sudut, luas, dan volume" Sdtuan panjang pot (kaki) dari sistem Inggris telah
sangat umum dipakai di Amerika Serikat. Satuan ini mengandung hubungan
tertentu dengan tneter, dasar sistem ruetrik" Mula-rnula meter ditentukan sebagai
lo-0#-.o00 kuadran meridional bumi. Kbtika sistem rnetrik clisahkan untuk
pemakaian di Amerika Serikat dalam tahun 1866, satu meter ditentukan sebagai

6
interval dalam kondisi fisis tertentu antara garis-garis pada sebuah batang Bentuk-
dasar Internasional yang dibuat dari 90% platina dan l0% iridium, dan diakui
sama dengan 39,37 in. Sebuah tiruan batang tersebut disimpan oleh U.S. Bureau
of Standards dan secara periodik dibandingkan dengan standar internasional yang
disimpan di Perancis. Dalam bulan Oktober 1960, pada the General Crlnference
on Weights and Measures (CGPM), Amerika Serikat dan 35 negara lainnya setuju
untuk menentukan kembalimeter berdasarkan panjang gelombang sinar jenis
tertentu. Sekarang satu meter sama dengan panjang dari 1.650.763,73 buah
gelombang sinar merah-jingga yang dihasilkan dari pembakaran unsur kripton
(Kr-86). Definisi yang baru memudahkan bidang industri membuat pengukuran
yang lebih teliti dan mengecek instrunren-instrumen mereka sendiri tanpa minta
bantuan batang-meter-standar di Washington. Panjang gelombang sinar kripton
merah-jingga adalah tetapan yang sebenarnya. sedangkan pada batang-rneter
logam ada resiko ketakstabilan. Seandainya CGPM berlangsung setahun
kernudian, mungkin sekali laser yang menjadi standar baku dan bukan sinar
kripton" Pengukuran-pengukuran di Amerika Serikat paling umum dikerjakan
dalam satuan linier feet dan desimal dari fbot, walaupun pemakaian sistem metrik
berargsur-angsur meningkat. Di lain pihak, dalam bidang konstruksi sering
dipakai feet dan inches. Karena juru ukur menyediakan pengukuran untuk
mengembangkan rencana-rencana konstruksi dan pedoman pelaksanaan
pembangunan, mereka harus mengerti semua sistem satuan yang berbeda, dan
mampu membuai"konversinya. Harus selalu diperhatikan agar pengukuran
terjamin dicatat dalam satuan-satu4n yang benar dan betul konversi-konversinya.

3. BAB III
Catatan lapangan pengukuran, baik dalam buku maupun pada pencatat
data elektronik, adalah satu-atunya catatan permanen dari pekerjaan di lapangan.
Jika tak lengkap, tak benar, hilang atau hancur, maka sia-sialah sebagian besar
atau seluruh waktu dan biaya yang diinvestasikan untuk pembuatan catatan-
catatan yang teliti tadi. Karenanya pekerjaan penyimpan data seringkali

7
merupakan yang terpenting dan tersulit dalam sebuah regu pengukuran. Buku
lapangan berisi informasi yang terkumpul dalarn beberapa minggu berharga
ribuan dollar karena mahalnya pembiayaan lapangan untuk regu dua, tiga orang
atau lebih. Oleh karena itu harus dijaga baik-baik dan pada sampul rtraupun di
dalamnya ada nama dan alamat perniliknya yang ditulis dengan tinta cina. Data
dalam catatan lapangan biasanya dipakai oleh petugas kantor untuk mernbuat
gambar dan melaksanakan hitungan. Dengan demikian perlu sekali bahwa catatan
itu jelas bagi siapapun tanpa keterangan lisan. Sistem tulisan miring Reinhardt
biasanya dipakai karena jelas dan cepat; tulisan ini terbentuk dengan coretan
minimum dan sederhana. Dalam keadaan-keadaan tertentu pengukuran tanah
milik menjadi bahan pemeriksaan perkara, sehingga catltan lapangan menjadi
faktor penting dalam proses pengadilan. Juga karena mungkin dipakai sebagai
acuan dalam peralihan hak atas tanah dalam kurun waktu amat lama, perludisusun
secara urut dan disimpan dengan baik.

b. Buku Pembanding

1.BAB I

Menyipat datar adalah menentukan/mengukur beda tinggi antara dua titik


atau lebih. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan
serta pada ketelitian pengukuran dan yang dapat dilaksanakan. Biasanya kayu
sipat merupakan alat pertolongan yang paling sederhana pada penentuan beda
tinggi beberapa titik tertentu. Kayu sipat biasanya sebuah papan yang lurus dan
sekitar 3.00 m panjangnya, kita pegang horisontal dengan bantuan sebuah nivo
tabung. Kemudian dengan sebuah rambu ukur, beda tinggi antara dua titik tertentu
A dan B dapat kita tentukan sepertiterlihat pada gambar 1 berikut.

Pada penentuan beda thggi dua titik yang jauh, pengukuran dengan kayu
sipat menjadi sukar dan kurang teriti. J ikarau kita mencari beda tinggi antara titik
8
I dan c (Gambar 2), peraksanaannya dapat kita rakukan menurut gambar itu
dengan hasil -0.g0 _ .1.1S _ l.SO + 1.00 + 0.40 = _ 2.05 m. Tetapi kayu sipat
dipakai lima kali dan di-horisontalkan dengan nivo tabung juga lima kali. Kita
dapat juga memasang sebuah kayu sipatl"r,g.n nivo ta_ bung pada titik I dan.
menyiprt ,"prnJ"r,g sisi kayu sipat dan membaca rambu ukur yang didirikan pada
titik c. sasaran itu rebih mudah kita capai dengan alat bidik sederhana atau dengan
cerah pejera dan pejera seperti pada sebuah bedir. Arat ini dapat dipasang pada
suaiu ,tatit t["ii tiga) atau di_ pegang tangan saja. pada alat bidik yang dipegang
tangan kita harus memperhatikan sasaran dan nivo sekaligus. Akan tetapi alat
bidik ini masih kurang teriti karena kita membaca rambu ukur langsung (tanpa
teropong). Jaraknya agak terbatas.

2.BAB II

Dengan alat ukur sudut (teodolit) kita dapat mengukur sudut-arah ke dua
titik atau rebih dan sudut curaman terhadap bidang yang horisontar pada titik
pembacaan. Akan terdapat pada tiap-tiap titik suatu sudut horisontal dan suatu
sudut vertikal. Pada gambar 43 titik o menjadi titik pembacaan. Dari titik itu kka
membidik titik Pr, P2dan P3. Garis sumbu kedua dengan teropong teodolit berada
pada bidang yang horisontaryang meraruititii o. Kemudian dapat kita mengukur
sudut-arahnya antara titik 4 dan titik p2 sebesar o.,*rdunantara titik P2dan titik P3
sebesar a2-3. sebagai sudut vertikar kita tentukan kecuraman antara garis bidik
dan bidang yang horisontar. Karena garis-garis bidik ke titik Pl dan titik p2
diretakkan seberah atas bidang yang horisontar, maka sudut vertikal B, dan
B2menjadi positif. Garis bidik [e titifr, beraJa di sebe_ lah bawah bidang yang
horisontar, maka sudut vertikar B3 menjadi negatif. O-Pi , O-pr' dan O_p3,
menjadi proyeksi horisontat"darlirrrt O_pr, o- Pz dan o- P3yang sebenarnya.
Jikarau kita mengetahui ukuran jarak yang sebenarnya, maka dengan bantuan
nilai sudut vertikal dapat kita tentrrkan ukuran horisontal O-Pt' dan perbedaan
tingginya Pt-Pt', yang rrrenjadi sama dengan beda tinggi O dan P1 dsb. Pada
pqnggunaan sistim koordinat dan penggambaran, peta-peta kita hanya boleh

9
memakai proyekr;i horisontal ini saja. Ketelitian pembacaan sudut tergantung
antara lain dari garis-tengah lingkaran horisontal berskala dan garis-tengah
lingkaran vertikal berskala yang rnen.iadi perlengkapan teodolit. Akan tetapi
garis-tengah lingkaran berskala rnenentukan juga ukuran dan beratnya alat
penyipat ruang karena perlengkapan lainnya seperti pelat statif, teropong dsb. juga
harus sesuai dengan lingkaran berskala itu. Tuntutan atas ketelitian pengukuran
sudut berbeda sekali, jikalau kita perhatikan semua kemungkinan pada
pengukuran sudut' Karena itu alat-alat ukur sudut berbeda juga. Supaya kita dapat
menilai tuntutan itu dengan baik, dan sekaligus menambah pengertian pengukuran
sudut, maka bab 2 ini menerangkan dasar-dasarnya. Pada daerah yang luas
(wilayah, pulau) kita memerlukan sebagai dasar suatu jaringan dengan titik-titik
tertentu dengan membuat kerangka utama, mL salnya dengan triangulasi yang
akan memungkinkan suatu penentuan topografis yangteliti sekali. Dasarnya
menjadi triangulasi dan dengan membuat kerangka cabang misalnya dengan
poligon. 2.1.1. Jaringan segi-tiga (triangulasi) Prinsip triangulasi meniadi
sederhana sekali. Jikalau pada suatu segitiga diketahui panjangnya sebuah sisi dan
dua sudut, dapat kita tentukan semua nilai-nilai lainnya. Jikalau dapat kita
mengukur sebuah sisi dan tiga sudut maka kita mendapatkan suatu kontrol, karena
jumlah tiga sudut selalu harus menjadi 180o.

Jikalau kita menentukan suatu basis,4 - g yang relatif pendek tetapi diukur
dBngan teliti sekali, dan kemudian menentukan sudut-sudut ke titik c dan titik D,
maka dapat kita menghitung ukuran jarak c- D dan tempat dua titik itu pada suatu
sistim koordinat, seperti terlihat pada gambar 44 di atas. Dengan cara yang sama
dapat kita menentukan titik E dan titik F dengan mengambil garis C-D sebagai
basis. sistim pembesaran basis ini kita lakukan terus-menerus sampai kita
mendapat sisi-sisi segitiga yang seimbang dengan triangulasi primer. Kemudian
daerah (wilayah, pulau) yang diperhatikan, dibentangi oleh suatu jaringan segitiga
dengan panjang sisi masing-masing antara 30 km dan 100 km seperti terlihat pada
gambar 45 berikut. Dengan meletakkan beberapa tugu/ stasiun astronomi
yang'terbagi tepat di daerah yang diperhatikan, da at kita menentukan peletakan
jaringan segitiga ini secara astronomis maupun secara geografis.

10
BAB III
PEMBAHASAN

A. Keunggulan

a. Buku Utama
1. Dari aspek tata letak tulisan, penggunaan ejaan, sistematik buku udah baik mudah
dipahami dan tidak mengandung unsur kata yang ambigu, penulisan kata atau
penggunaan tanda baca yang salah.
2. Adanya dicantum kan gambar-gambar kerja dalam pembahasan sehingga
mempermudah pembaca
3. Dare aspek isi secara keseluruhan buku udah baik.
4. Pengujian disesuaikan dengan standard SNI.
5. Dalam buku ini juga menjelaskan secara rinci, dan padat
6. Memiliki data yang lengkap dalam jurnal ini sehingga membantu dalam
memahamibuku

b. Buku Pembanding

1. Memiliki data yang lengkap dalam penjelasan jurnal ini


2. Menjelaskan secara rinci dalam pembahasan buku ini sehingga membantu

dalam memahami jurnal

B. Kelemahan :
a. Buku Utama

1. Buku berisi penjelasan dengan kata yang tinggi sehingga sulit dipahami

b. Buku Pembanding
1.Memiliki identitas bukuyang kurang lengkap
2.Buku berisi penjelasan dengan kata yang tinggi sehingga sulit dipahami

11
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan

Pengukuran tanah adalah salah satu serli paling tua dan terpenting yang
dipraktckkan nranusia karena sejak dahulu kala sudah dirasakan perlunya
rnenandai batas-batas dan pernetakan tanah. Pengukuran tatrah sckarang telah
sangat diperlukan dalarn cara hidup kita yang Irtodern. Hasil-hasil pengukuran
dcwasa ini dipakai untuk (a) meuletakall burni di atas dan di bawah permukaan
laut. (b) nrenyiapkan peta-peta navigasi untuk penggunaan di udara, darat dan
laut; (c) menetapkan batas-batas pernilikan tanah pribadi dan tanah Negara: (d)
mengenrbangkau bank data inlitrmasi tataguna tanah dan sumber-daya alam yang
menlbantu dalam pengelolaan lingkungan hidup kita; (e) menentukan fakta-lakta
tentang ukuran. bentuk, Eaya berat, dan nredan maknit bumi, dan (fl
mempersiapkan peta-peta bulan dan planet-planel.

b. Saran
Besar harapan saya akan menjadi lengkapnya Jurnal ini dikemudian hari
maka dari itu penulis diharapkan mampu menerima kritik dan saran dari para
pembaca. Saran saya adalah penulis diharapkan dapat mengembangkan Jurnal ini
menjadi lebih baik sehingga lebih menarik minat pembaca. Kekurangan yang
telah disampaikan kiranya dapat diminimalisir Sehingga buku ini menjadi lebih
baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Frick,Heinz.1986. Ilmu dan Alat Ukur Tanah.yogyakarta: KANISIUS

C.Brinker,Russell. 2000.Dasar-dasar Pemgukuran Tanah Jilid 1.yogyakarta : Erlangga

13
CRITICAL BOOK REVIEW
ILMU UKUR TANAH

DISUSUN OLEH :
NAMA : JELITA NURJANAH
NIM : 5183550010
PRODI : TEKNIK SIPIL S1
KELAS : REGULER B

DOSEN PENGAMPU : 1. Drs. Edim Sinuraya,ST,MT


2. Dodi Sibuea,ST,MT

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2018

Anda mungkin juga menyukai