Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDRAULIKA 2

Disusun Oleh :

Nama : KALLA SURYA GEMILANG


NIM : 22410103993
Kelas : TEKNIK SIPIL A
Semester : 3/Reguler

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2023/2024

1
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS TERSTRUKTUR

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDRAULIKA 2

Disusun Oleh :

KALLA SURYA GEMILANG


22410103993

Telah disetujui dan disyahkan pada tanggal ........ Januari 2024


dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Purwokerto,........Januari 2024
Asisten Tugas,

DIYAH AYU WIDAYANTI ,ST.T.,M,Eng.

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala


yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Mekanika Fluida dan Hidraulika 2. Sholawat serta salam
senantiasa kami curahkan kepada Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi
Wassalaam, keluarga dan sahabat–sahabatnya yang telah membawa kita dari
zaman kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang
ini.

Melalui kata pengantar ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih


kepada semua pihak yang telah membantu selama pengerjaan Tugas Struktur ini,
sehingga Tugas ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa tugas ini tidak lepas dari kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun agar dalam
pembuatan Tugas berikutnya Penyusun dapat berbuat lebih baik dari yang semula.
Penyusun berharap semoga Tugas ini bermanfaat khususnya bagi penyusun
sendiri.

Purwokerto, Januari 2024

KALLA SURYA GEMILANG


22410103991

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2

KATA PENGANTAR.............................................................................................3

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB 1......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 .Tujuan...............................................................................................................1

1.3. Manfaat.............................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

METODE PENGUKURAN DEBIT........................................................................3

2.1 Pengukuran Menggunakan Alat Ukur Arus.....................................................3

2.1.1 Tujuan.............................................................................................................3

2.1.2 Alat Yang Digunakan......................................................................................3

2.1.3 Langkah-Langkah...........................................................................................4

2.2 Pengukuran Metode Apung............................................................................7

2.2.1 Tujuan.............................................................................................................7

2.2.2 Alat yang digunakan.......................................................................................7

2.2.3 Langkah-Langkah..........................................................................................9

BAB III....................................................................................................................4

ANALISIS DATA...................................................................................................4

3.1 Pengukuran Menggunakan Metode Alat Ukur Arus..........................................4

3.2. Pengukuran Menggunakan Metode Apung.....................................................20

BAB IV..................................................................................................................29

PENUTUP..............................................................................................................29

4
4.1 Kesimpulan..................................................................................................29

4.2 Saran.............................................................................................................29

BAB V................................................................................................................30

LAMPIRAN DOKUMENTASI........................................................................30

5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saluran alam atau biasa disebut saluran terbuka adalah saluran dimana air
mengalir dengan muka air bebas. Pada semua titik di sepanjang saluran, tekanan
permukaan air adalah sama, yang biasanya adalah tekanan atmosfer. Pada saluran
terbuka, variabel aliran sangat tidak teratur baik terhadap ruang maupun waktu.
Variabel tersebut adalah tampang lintang saluran, kekasaran, kemiringan dasar,
belokan, debit aliran dan sebagainya. (Triadmojo, B,Hidraulika II,Hal 103).

Debit (discharge), atau besarnya aliran sungai (stream flow) adalah volume
aliran yang mengalir melalui suatu penampang melintang sungai per satuan
waktu. Biasanya dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/det) atau
liter per detik (l/det). Pengukuran debit yang dilaksanakan di suatu pos duga air
tujuannya terutama adalah membuat lengkung debit dari pos duga air yang
bersangkutan. Lengkung debit dapat merupakan hubungan yang sederhana antara
tinggi muka air dan debit.

1.2. Tujuan
Dalam percobaan ini diharapkan agar praktikan mampu memahami
bagaimana cara pengukuran debit pada saluran alam, serta dapat
mengaplikasikannya dalam bidang ilmu teknik sipil.

Tujuan dari percobaan ini yaitu:

a. Menentukan Bilangan Froude berdasarkan debit yang mengalir.


b. Menentukan kecepatan rata-rata vertikal pada percobaan currentmeter
c. Menentukan kecepatan rata-rata (permukaan) pada percobaan pelampung.
d. Menentukan debit pada saluran terbuka.

1
1.3. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah:

a. Untuk mengetahui seberapa besar air yang mengalir di saluran terbuka

b. Untuk mengetahui seberapa cepat air itu mengalir per satuan detik.

c. Untuk mengetahui bilangan Froude berdasarkan debit yang mengalir.

d. Untuk mengetahui debit pada saluran terbuka

2
BAB II

METODE PENGUKURAN DEBIT

2.1 Pengukuran Menggunakan Alat Ukur Arus


2.1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Debit air yaitu:

1. Mengukur debit air (jumlah air yang mengalir dari satu penampang tertentu
persatuan waktu.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran dengan metode alat ukur arus
menggunakan alat currentmeter.

2.1.2 Alat Yang Digunakan

a. 1 buah Currentmetter

b. Alat ukur panjang (Meteran 7,5m)

3
c. Tali raffia (±5 meter)

d. Alat Tulis (papan jalan, formulir pengukuran, pulpen)

2.1.3 Langkah-Langkah

Berikut ini merupakan prosedur yang harus dilaksanakan dalam pengukuran


kecepatan aliran menggunakan alat ukur arus (Current Meter) di saluran
terbuka:
1. Memilih penampang melintang sungai/saluran terbuka di lokasi yang
ditentukan dengan memperhatikan karakteristik aliran.
2. Membentangkan tali/kabel pada penampang melintang sungai/saluran di
lokasi yang telah ditentukan dengan merawas, yang mana pengukur masuk
ke dalam saluran.
3. Mengukur lebar penampang basah.
4. Membagi penampang basah menjadi 3 (tiga) titik pengukuran vertikal.
5. Diukur kedalaman total tiap titik pengukuran vertikal.
6. Setelah mendapat kedalaman setiap titik, kemudian menentukan kedalaman
pengikuran dengan dikali dengan 0,2D, 0,6D dan 0,8D.

4
7. Menyiapkan alat ukur arus (Current Meter).
8. Mencatat tinggi muka air dan waktu pada saat dimulainya pengukuran pada
Formulir hasil pengukuran yang telah disiapkan.
9. Menurunkan alat pengukur arus sampai dengan bagian bawah alat
menyentuh permukaan aliran, menunggu alat berada pada posisi yang benar
(lurus dan berlawanan dengan arah aliran). Kemudian membaca dan
mencatat angka pada meteran penggantung alat pengukur arus (sounding
reel).
10. Menurunkan alat ukur arus sampai ke kedalaman yang telah dihitung pada
Langkah 5. Kemudian membaca dan mencatat angka pada meteran
penggantung alat ukur arus.
11. Menghitung luas penampang basah.
12. Menghitung kecepatan rata-rata tiap titik vertikal di suatu penampang
saluran.
13. Menghitung kecepatan rata-rata suatu penampang saluran.
14. Menghitung besar seluruh debit aliran penampang saluran.
15. Mencatat kembali tinggi muka air dan waktu saat berakhirnya pengukuran
pada formulir yang tersedia.
16. Periksa kembali semua peralatan dan perlengkapan setelah selesai
pengukuran.

5
Diagram Alir Pengukuran Kecepatan Dengan Current Meter

Berikut ini adalah diagram alir dari tahapan prosedur pengukuran kecepatan aliran
menggunakan pelampung.

Gambar 1.1 Diagram Alir Pengukuran Kecepatan dengan Current Meter

6
7
2.2 Pengukuran Metode Apung

Pengukuran dengan pelampung adalah metode tertua dan paling simpel yang
dilakukan untuk menghitung kecepatan aliran di saluran terbuka. Dilakukan dengan
cara mengamati waktu yang diperlukan pelampung untuk melewati jarak yang telah
ditentukan. (Shariff, A., Hydraulics and Fluid Mechanics, hal 223).

2.2.1 Tujuan

1. Mengukur debit air (jumlah air yang mengalir) dari satu penampang tertentu per
satuan waktu.
2. Mahasiswa dapat mengukur debit air dengan metode apung.

2.2.2 Alat yang digunakan

1. Bola pimpong sebanyak 3 buah

2. Tali raffia (±5 meter)

8
3. Tongkat/pipa (±1.5 meter)

4. Meteran roll 30 meter

5. Alat tulis. (papan jalan, formulir pengukuran, pulpen)

6. Stopwach

9
2.2.3 Langkah-Langkah
Berikut ini merupakan prosedur yang harus dilaksanakan dalam pengukuran
kecepatan aliran menggunakan pelampung di saluran terbuka :
1. Tahap persiapan pengukuran
a. Memilih lokasi pengukuran sesuai dengan ketentuan.
b. Mempersiapkan pelampung yang akan digunakan sebagai alat ukur arus.
c. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan untuk mengukur penampang
basah saluran.
d. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan untuk mengukur jarak di
antara dua penampang melintang.
e. Mempersiapkan alat pencatat waktu.
f. Mempersiapkan formulir hasil pengukuran penampang basah dan
kecepatan aliran.
g. Mempersiapkan alat tulis yang digunakan.
h. Mempersiapkan formulir perhitungan debit.
i. Memerintahkan kepada setiap petugas pengukuran untuk segera
melaksanakan tugasnya masing-masing.
2. Tahapan pengukuran penampang basah
a. Melakukan pengukuran tinggi muka air pada alat ukur panjang saat mulai
pengukuran.
b. Melakukan pengukuran kedalaman dan lebar aliran pada penampang
bagian hulu dan hilir.
c. Melakukan pengukuran tinggi muka air pada alat ukur panjang saat akhir
pengukuran.

10
Gambar 1.2 Ilustrasi Penampang Saluran Terbuka

3. Tahapan pengukuran kecepatan aliran permukaan


a. Melakukan pembacaan tinggi muka air pada alat ukur panjang saat mulai
pengukuran.
b. Mengukur jarak antara penampang hulu dan penampang hilir.
c. Melepaskan pelampung dari jembatan atau sarana pelepas pelampung
lainnya kurang lebih 10 meter di sebelah hulu dari penampang bagian hulu.
d. Mencatat lama waktu lintasan pelampung dari bagian penampang hulu
sampai hilir.
e. Mengulangi langkah c dan d hingga semua titik lintasan pelampung yang
telah ditentukan selesai diukur.
f. Mencatat atau mendokumentasikan kejadian penting yang mempengaruhi
ketelitian pengukuran kecepatan aliran (misalnya kecepatan angin).
4. Tahapan penggambaran data pengukuran
a. Menggambar penampang basah bagian hulu dan bagian hilir dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
• Menentukan skala kedalaman aliran pada sumbu tegak.
• Menentukan skala lebar aliran pada sumbu datar.
• Menentukan skala jarak di antara dua penampang bagian hulu dan hilir.
b. Menggambar posisi lintasan pelampung.
5. Tahapan perhitungan debit aliran
a. Menghitung kecepatan aliran permukaan setiap lintasan pelampung.
b. Menghitung kecepatan aliran rata-rata pada setiap penampang saluran.
c. Menghitung luas setiap penampang basah.
d. Menghitung debit untuk setiap bagian penampang basah.
e. Menghitung debit total.

11
Gambar 1.3 Ilustrasi Posisi Pelampung

Gambar 1.4 Ilustrasi Pengukuran Kecepatan Aliran


dengan Pelampun

12
Diagram Alir Pengukuran Kecepatan Menggunakan Pelampung

Berikut ini adalah diagram alir dari tahapan prosedur pengukuran kecepatan aliran
menggunakan pelampung.

Gambar 1.5 Diagram Alir Prosedur Pengukuran Kecepatan dengan Pelampung.

3
BAB III

ANALISIS DATA

3.1 Pengukuran Menggunakan Metode Alat Ukur Arus

Pengukuran Pada Aliran Belokan 1

Kelompok : 4 (Empat)

Lokasi : Desa Karanganjing, Kec. Purwokerto Timur, Kab. Banyumas.

Nama Saluran : Saluran Induk Banjaran I

Titik Koordinat : -7,4119671,109,2293251

Hari, Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023

Waktu : Mulai = 09.50 WIB Selesai = 10.15 WIB

Elevasi Air : Mulai = 0,61 m Selesai = 0,56 m

Lebar Permukaan Atas = 5.40 meter


Lebar permukaan air (B) = 4.78 meter
Jarak antar Kedalaman Titik Kecepatan Kecepatan
No. Vertikal Aliran Kedalaman Titik rerata
Vertika Pengukuran
(b) (D) (v) (V)
l
(m) (m) (m) (m/s) (m/s)
0,2D = 0,113 0,6
0,25B
1 0,57 0,6D = 0,339 0,6 0,575
1,19
0,8D = 0,452 0,5
0,2D = 0,113 0,7
0,5B
2 0,57 0,6D = 0,339 0,6 0,6
2,39
0,8D = 0,452 0,5
0,2D = 0,138 0,5
0,75B
3 0,69 0,6D = 0.414 0,5 0,475
3,59
0,8D = 0,552 0,4
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) 0,55

Rumus kecepatan rerata :

4
V1 = (( V 0 , 2+V
2
0,8
) )2
+V 0 , 6 x
1

Kecepatan rerata di masing-masing vertikal :

V1 = (( 2 ) )
0 ,6 +0 , 5 1
+0 , 6 x =0,575
2
m
s

V2 = (( 2 ) )
0 ,7+ 0 ,5 1
+0 , 6 x =0 ,6
2
m
s

V1 = (( 2 ) )
0 ,5+ 0 , 4 1
+ 0 ,5 x =0,475
2
m
s

Kecepatan Rerata Tampang :

Dari perhitungan kecepatan rerata dimasing-masing vertikal dapat dihitung


kecepatan rerata tampang dengan rumus :

V= ( (v 1+ v 2+ v 3)
3 )
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) :

V= ( (0,575+0 , 6+0,475)
3 )
=0 ,55 m/ s

Gambar penampang 1

Rumus luas penampang saluran :


D 1+ D 2
a n= bn
2

5
Luas tiap pias penampang saluran :

A1 =

( )(
0 , 40 x 0 ,50
2
+
(0 ,50+ 0 ,57)
2
x 0 ,79 +)(
(0 , 57+0 , 57)
2 )(
x 1, 20 +
(0 ,57 +0 , 69)
2
x 1 , 20 + )(
(0 , 69+0 , 4
2

= (0,10) + (0,422) + (0,684) + (0,756) + (0,645) + (0,090)

= 2,697m2

Keterangan : Luas penampang basah hasil penjumlahan dari luas tiap pias
penampang saluran.

Debit Aliran :

Q=AXV

Luas Tiap Luas Penampang Kecepatan Debit Aliran


No. Pias (a) Basah (A) rerata (V) (Q)
Vertikal
(m2) (m2) (m/s) (m3/s)
1. 0,10
2. 0,422
3. 0,684
2,697 0,55 1,483
4. 0,756
5. 0,645
6. 0,070
Q = 2,697 X 0,55 = 1,483 m3 /s

Pengukuran Pada Aliran Belokan 2


Lebar Permukaan Atas = 5.26 meter
Lebar permukaan air (B) = 4.63 meter

Jarak antar Kedalaman Titik Kecepatan Kecepatan


No. Vertikal Aliran Kedalaman Titik rerata
Vertika Pengukuran
(b) (D) (v) (V)
l
(m) (m) (m) (m/s) (m/s)
0,2D = 0,104 0,5
0,25B
1 0,52 0,6D = 0,312 0,4 0,4
1,16
0,8D = 0,416 0,3

6
0,2D = 0,132 0,7
0,5B
2 0,66 0,6D = 0,396 0,5 0,5
2,32
0,8D = 0,528 0,3

0,75B 0,2D = 0,134 0,5


3 0,67 0,475
3,47 0,6D = 0,402 0,5
0,8D = 0,536 0,4
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) 0,458

Rumus kecepatan rerata :

V1 = (( V 0 , 2+V
2
0,8
) )2
+V 0 , 6 x
1

Kecepatan rerata di masing-masing vertikal :

V1 = (( 0 ,5+2 0 ,3 )+0 , 4) x 12 =0 , 4 ms
V2 = (( 2 ) )
0 ,7+ 0 ,3 1
+0 , 5 x =0 , 5
2
m
s

V1 = (( 2 ) )
0 ,5+ 0 , 4 1
+ 0 ,5 x =0,475
2
m
s

Kecepatan Rerata Tampang :

Dari perhitungan kecepatan rerata dimasing-masing vertikal dapat dihitung


kecepatan rerata tampang dengan rumus :

V= ( (v 1+ v32+ v 3) )
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) :

V= ( (0 , 4+0 ,35+0,475) )=0,458 m/s

7
Gambar penampang 2

Rumus luas penampang saluran :


D 1+ D 2
a n= bn
2

Luas tiap pias penampang saluran :

A2 =

( 0 , 39 x2 0 , 45 )+( (0 , 45+02 , 52) x 0 , 72)+( (0 , 52+02 , 66) x 1 , 16)+( (0 ,66+2 0 , 67) x 1 , 16)+( (0 ,67+2 0 ,6
= (0,088) + (0,349) + (0,684) + (0,771) + (0,572) + (0,076)

= 2,540 m2

Keterangan : Luas penampang basah hasil penjumlahan dari luas tiap pias
penampang saluran.

Debit Aliran

Q=AXV

Q = 2,540 X 0,458 = 1,163 m3 /s

8
Luas Tiap Luas Penampang Kecepatan Debit Aliran
No. Pias (a) Basah (A) rerata (V) (Q)
Vertikal
(m2) (m2) (m/s) (m3/s)
1. 0,088
2. 0,349
3. 0,684
2,540 0,458 1,163
4. 0,771
5. 0,572
6. 0,076

Pengukuran Pada Aliran Belokan 3


Lebar Permukaan Atas = 5.47 meter
Lebar permukaan air (B) = 4.38 meter

Jarak antar Kedalaman Titik Kecepatan Kecepatan


No. Vertikal Aliran Kedalaman Titik rerata
Vertika Pengukuran
(b) (D) (v) (V)
l
(m) (m) (m) (m/s) (m/s)
0,2D = 0,008 0,4
0,25B
1 0,40 0,6D = 0,240 0,3 0,3
1,09
0,8D = 0,320 0,2
0,2D = 0,126 0,6
0,5B
2 0,63 0,6D = 0,378 0,4 0,425
2,19
0,8D = 0,504 0,3

9
0,2D = 0,130 0,5
0,75B
3 0,65 0,6D = 0,390 0,5 0,45
3,29
0,8D = 0,520 0,3
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) 0,392

Rumus kecepatan rerata :

V1 = (( V 0 , 2+V 0 , 8
2 ) )
+V 0 , 6 x
1
2
Kecepatan rerata di masing-masing vertikal :

V1 = (( 0 , 4+0 ,2
2 ) ) 1
+ 0 ,3 x =0 , 3
2
m
s

V2 = (( 2 ) )
0 ,6 +0 , 3 1
+0 , 4 x =0,425
2
m
s

V1 = (( 0 ,5+ 0 ,3
2 ) ) 1
+0 , 5 x =0 , 45
2
m
s

Kecepatan Rerata Tampang :

Dari perhitungan kecepatan rerata dimasing-masing vertikal dapat dihitung


kecepatan rerata tampang dengan rumus :

V= ( (v 1+ v32+ v 3) )
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) :

V= ( (0 ,3+ 0,425+0
3
, 45)
)=0,392m/ s

Gambar penampang 3

10
Rumus luas penampang saluran :

D 1+ D 2
a n= bn
2

Luas tiap pias penampang saluran :

A3 =

( 0 , 47 2x 0 , 42 )+( (0 , 42+02 , 40) x 0 , 73)+( (0 , 40+2 0 , 63) x 1 , 09)+( (0 , 63+02 , 65) x 1 , 09)+( (0 , 65+02 ,
= (0,099) + (0,299) + (0,567) + (0,704) + (0,518) + (0,184)

= 2,371m2

Keterangan : Luas penampang basah hasil penjumlahan dari luas tiap pias
penampang saluran.

Debit Aliran

Q=AXV

Q = 2,371 X 0,392 = 0,929 m3 /s

Luas Tiap Luas Penampang Kecepatan Debit Aliran


No. Pias (a) Basah (A) rerata (V) (Q)
Vertikal
(m2) (m2) (m/s) (m3/s)
1. 0,099
2. 0,299
3. 0,567
2,371 0,392 0,929
4. 0,704
5. 0,518
6. 0,184

Menghitung Q Total

11
Q Total =( ( Q 1 × A 1 ) ( Q 2 × A 2) ( Q 3 × A 3 )
A1
+
A2
+
A3 )
= ( ( 1,483 ×2,6972,697+2,540+2,371
)+ ( 1,163 × 2,540 ) +(0,929× 2,371)
)
9,156
= 7,608

= 1,203 m3/s

12
Pengukuran Pada Aliran Lurus 1
Kelompok : 4 (empat)

Lokasi : Desa Karanganjing, Kec. Purwokerto Timur, Kab. Banyumas.

Nama Saluran : Saluran Induk Banjaran I

Titik Koordinat : -7,4119671,109,2293251

Hari, Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023

Waktu : Mulai = 09.28 WIB Selesai = 09.44 WIB

Elevasi Air : Mulai = 0,69 m Selesai = 0,61 m

Lebar Permukaan Atas = 5.60 meter


Lebar permukaan air (B) = 4.70 meter

Jarak antar Kedalaman Titik Kecepatan Kecepatan


No. Vertikal Aliran Kedalaman Titik rerata
Vertika Pengukuran
(b) (D) (v) (V)
l
(m) (m) (m) (m/s) (m/s)
0,2D = 0,114 0,55
0,25B
1 0,75 0,6D = 0,342 0,50 0,493
1,175
0,8D = 0,456 0,42
0,2D = 0,138 0,56
0,5B
2 0,69 0,6D = 0,414 0,45 0,443
2,35
0,8D = 0,552 0,31
0,2D = 0,160 0,67
0,75B
3 0,80 0,6D = 0,480 0,70 0,633
3,525
0,8D = 0,640 0,46
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) 0,523

Rumus kecepatan rerata :

V1 = (( V 0 , 2+V 0 , 8
2 ) )
+V 0 , 6 x
1
2
Kecepatan rerata di masing-masing vertikal :

V1 = (( 2 )
0 ,55+ 0 , 42
) 1
+0 , 50 x =0,493
2
m
s

13
V2 = (( 0 ,56+2 0 ,31 )+ 0 , 45) x 12 =0,443 ms
V3 = (( 0 ,67 +0 , 46
2 ) ) 1
+ 0 ,70 x =0,633
2
m
s

Kecepatan Rerata Tampang :

Dari perhitungan kecepatan rerata dimasing-masing vertikal dapat dihitung


kecepatan rerata tampang dengan rumus :

V= ( (v 1+ v 2+ v 3)
3 )
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) :

V= ( (0,493+0,443+0,633)
3 )
=0,523 m/s

Gambar penampang 1

Rumus luas penampang saluran :

D 1+ D 2
a n= bn
2

Luas tiap pias penampang saluran :

A1 =

( 0 , 43 2x 0 ,50 )+( (0 ,50+2 0 ,75) x 0,656)+( ( 0 ,75+2 0 ,69) x 1,175)+( (0 , 69+2 0 ,80) x 1,175)+( (0 ,80+2 0
= (0,108) + (0,351) + (0,740) + (0,875) + (0,599) + (0,071)

= 2,745m2

14
Keterangan : Luas penampang basah hasil penjumlahan dari luas tiap pias
penampang saluran

Debit Aliran

Q=AXV

Q = 2,745 X 0,523 = 1,436 m3 /s

Luas Tiap Luas Penampang Kecepatan Debit Aliran


No. Pias (a) Basah (A) rerata (V) (Q)
Vertikal
(m2) (m2) (m/s) (m3/s)
1. 0,108
2. 0,351
3. 0,740
2,745 0,523 1,436
4. 0,875
5. 0,559
6. 0,071

Pengukuran Pada Aliran Lurus 2


Lebar Permukaan Atas = 5.45 meter
Lebar permukaan air (B) = 4.57 meter

Jarak antar Kedalaman Titik Kecepatan Kecepatan


No. Vertikal Aliran Kedalaman Titik rerata
Vertika Pengukuran
(b) (D) (v) (V)
l
(m) (m) (m) (m/s) (m/s)
0,2D = 0,088 0,55
0,25B
1 0,44 0,6D = 0,264 0,28 0,358
1,14
0,8D = 0,352 0,32
0,2D = 0,130 0,51
0,5B
2 0,65 0,6D = 0,390 0,32 0,368
2,28
0,8D = 0,520 0,32

15
0,2D = 0,166 0,55
0,75B
3 0,83 0,6D = 0,448 0,76 0,67
3,43
0,8D = 0,664 0,61
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) 0,465

Rumus kecepatan rerata :

V1 = (( V 0 , 2+V 0 , 8
2 ) )
+V 0 , 6 x
1
2
Kecepatan rerata di masing-masing vertikal :

V1 = (( 0 ,55+ 0 ,32
2 ) ) 1
+ 0 ,28 x =0,358
2
m
s

V2 = (( 0 ,51+0 , 32
2 ) ) 1
+0 , 32 x =0,368
2
m
s

V3 = (( 0 ,55+ 0 ,61
2 ) ) 1
+ 0 ,76 x =0 , 67
2
m
s

Kecepatan Rerata Tampang :

Dari perhitungan kecepatan rerata dimasing-masing vertikal dapat dihitung


kecepatan rerata tampang dengan rumus :

V= ( (v 1+ v32+ v 3) )
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) :

V= ( (0,358+0,368+0,465)
3 )=0,465 m/s

16
Gambar penampang 2

Rumus luas penampang saluran :


D 1+ D 2
a n= bn
2

Luas tiap pias penampang saluran :

A2 =

( 0 , 40 2x 0 ,50 )+( (0 ,50+2 0 , 44) x 0,726)+( (0 , 44+02 , 65) x 1 , 14)+( (0 , 65+02 , 83) x 1 , 14)+( (0 , 83+02 ,
= (0,100) + (0,341) + (0,371) + (0,844) + (0,639) + (0,071)

= 2,735m2

Keterangan : Luas penampang basah hasil penjumlahan dari luas tiap pias
penampang saluran.

Debit Aliran

Q=AXV

Q = 2,735 X 0,465 = 1,272 m3 /s

Luas Tiap Luas Penampang Kecepatan Debit Aliran


No. Pias (a) Basah (A) rerata (V) (Q)
Vertikal
(m2) (m2) (m/s) (m3/s)
1. 0,100
2. 0,341 2,735 0.456 1,272
3. 0,371

17
4. 0,844
5. 0,639
6. 0,441

Pengukuran Pada Aliran Lurus 3


Lebar Permukaan Atas = 5.35 meter
Lebar permukaan air (B) = 4.50 meter

Jarak antar Kedalaman Titik Kecepata Kecepatan


No. Vertikal Aliran Kedalaman n Titik rerata
Vertika Pengukuran
(b) (D) (v) (V)
l
(m) (m) (m) (m/s) (m/s)
0,2D = 0,108 0,53
0,25B
1 0,54 0,6D = 0,324 0,42 0,438
1,13
0,8D = 0,432 0,38
2 0,5B 0,61 0,2D = 0,122 0,58 0,443

18
0,6D = 0,366 0,45
2,25
0,8D = 0,488 0,29
0,2D = 0,138 0,65
0,75B
3 0,69 0,6D = 0,414 0,65 0,645
3,38
0,8D = 0,552 0.63
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) 0,508

Rumus kecepatan rerata :

V1 = (( V 0 , 2+V 0 , 8
2 ) )
+V 0 , 6 x
1
2
Kecepatan rerata di masing-masing vertikal :

V1 = (( 0 ,53+ 0 ,38
2 ) ) 1
+0 , 42 x =0,438
2
m
s

V2 = (( 0 ,58+ 0 ,29
2 ) ) 1
+0 , 45 x =0,443
2
m
s

V1 = (( 0 ,65+ 0 ,63
2 ) ) 1
+0 , 65 x =0,645
2
m
s

Kecepatan Rerata Tampang :

Dari perhitungan kecepatan rerata dimasing-masing vertikal dapat dihitung


kecepatan rerata tampang dengan rumus :

V= ( (v 1+ v32+ v 3) )
Kecepatan Rerata Tampang (m/s) :

V= ( (0,438+0,443+0,646)
3 )
=0,508 m/s

19
Gambar penampang 3

Rumus luas penampang saluran :

D 1+ D 2
a n= bn
2

Luas tiap pias penampang saluran :

A3 =

( 0 , 32 x2 0 ,52 )+( (0 ,52+02 , 54) x 0,835)+( (0 ,54 +02 , 61) x 1 ,13)+( (0 , 61+02 , 69) x 1 , 13)+( (0 , 69+0
2
,

= (0,083) + (0,443) + (0,345) + (0,735) + (0,587) + (0,053)

= 2,244 m2

Keterangan : Luas penampang basah hasil penjumlahan dari luas tiap pias
penampang saluran.

Debit Aliran

Q=AXV

Q = 2,244 X 0,508 = 1,140 m3 /s

No. Luas Tiap Luas Penampang Kecepatan Debit Aliran


Vertikal Pias (a) Basah (A) rerata (V) (Q)

20
(m2) (m2) (m/s) (m3/s)
1. 0,083
2. 0,443
3. 0,345
2,244 0,508 1,140
4. 0,735
5. 0,587
6. 0,053

Menghitung Q Total

Q Total = (( Q 1 × A 1 ) ( Q 2 × A 2) ( Q 3 × A 3 )
A1
+
A2
+
A3 )
=( ( 1,436 ×2,7452,745+2,735+2,244
)+ ( 1,272 ×2,735 )+(1,140 ×2,244 )
)
9,979
= 7,724

= 1,292 m3/s

21
3.2 Pengukuran Menggunakan Metode Apung
Pengukuran Pada Aliran A-B
Kelompok : 4 (empat)
Lokasi : Desa Karanganjing, Kec. Purwokerto Timur, Kab. Banyumas.
Nama Saluran : Saluran Induk Banjaran I
Titik Koordinat : -7,4119671,109,2293251
Hari, Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023
Waktu : Mulai = 10.20 WIB Selesai = 10.35 WIB
Elevasi Air : Mulai = 0,62 m Selesai = 0,64 m
Jarak Penampang Hulu &Hilir = 12,96m
Lebar Penampang Atas Hulu = 5,40 m Lebar Penampang Atas Hilir = 5,44 m
Lebar Penampang Hulu = 4,48 m Lebar Penampang Hilir = 4,64 m

Jarak
Waktu Kecepatan Kecepatan
antar Kedalaman Tiap
Tempuh Pelampung Aliran
No. Lintasan Lintasan (d)
Pelampung (t) (v) Permukan (v)
Lintasan (b)
(m)
(m) (s) (m/s) (m/s)
Hulu Hilir

t1 = 23,86 0,543
12,96
1 0,57 0,59 t2 = 23,54 0,551 0,568
1,14
t3 = 21,25 0,610

t1 = 19,76 0,656
12,96
2 0,72 0,75 t2 = 20,97 0,618 0,640
2,28
t3 = 20,05 0,646

t1 = 20,47 0,633
12,96
3 0,56 0,57 t2 = 19,26 0,673 0,689
3,42
t3 = 17,00 0,762

Kecepatan Rerata Aliran Permukaan (m/s) 0,632

22
Kecepatan pelampung :

L 12 , 96 L 12 , 96
v 11= = =¿0,543 m/s v 31= = =¿ 0,633m/s
t 1 23 , 86 t 1 20 , 47

L 12 , 96 L 12 , 96
v 12= = =¿ 0,551 m/s v 32= = =¿ 0,673 m/s
t 2 23 , 54 t 2 19 , 26

L 12 , 96 L 12 , 96
v 13= = =¿ 0,610 m/s v 33= = =¿ 0,762 m/s
t 3 21 , 25 t 3 17 ,00

L 12 , 96
v 21= = =¿ 0,656 m/s
t 1 19 , 76

L 12 , 96
v 22= = =¿ 0,618 m/s
t 2 20 , 97

L 12 , 96
v 23= = =¿ 0,646 m/s
t 3 20 , 05

Kecepatan aliran permukaan :

v 11+ v 12+ v 13 0 ,54 +0 , 55+0 , 61


v 1= = =¿ 0,568 m/s
3 3

v 11+ v 12+ v 13 0 ,66 +0 , 62+ 0 , 65


v 2= = =¿ 0,640 m/s
3 3

v 11+v 12+v 13 0 , 63+0 , 67+0 , 76


v 3= = =¿ 0,689 m/s
3 3

Kecepatan Aliran Rerata Permukaan :

v 1+v 2+ v 3 0 , 57+0 , 64+ 0 ,69


v̅ = = =¿ 0,632 m/s
3 3

Kecepatan Rerata Penampang :

k = 0,85

k = 0,60 (D < 0,5 m)

k = 0,90 – 0,95 (D > 4 m)

V = k × v̅

V = 0,85 × 0,632 = 0,537 m/s

23
Gambar penampang hulu A-B

Rumus luas penampang saluran :


D 1+ D 2
a n= bn
2

Luas Panampang Hulu

A 1= ( 0 ,50 X2 0 , 50 )+( ( 0 ,50+2 0 ,57 ) X 0 , 62)+( ( 0 , 57+02 , 72) X 1 ,12)


+ ( ( 0 ,72+0 , 56 )
2 )(
X 1, 12 +
( 0 , 56+0 , 50 )
2
X 0 ,70 + )(
0 , 42 X 0 , 50
2 )
¿ ( 0,125 ) + ( 0,332 )+ ( 0,722 ) + ( 0,717 ) + ( 0,313 )+ ( 0,105 )

= 2,314 m2

Gambar penampang hilir A-B

24
Rumus luas penampang saluran :

D 1+ D 2
a n= bn
2

Luas Panampang Hilir

A 2= ( 0 , 43 X2 0 , 56 )+( ( 0 ,56+2 0 ,59 ) X 0,725)+( ( 0 , 59+02 , 75) X 1,296)


+ ( ( 0 ,75+2 0 ,57 ) X 1,296)+( ( 0 , 57+02 , 50) X 0,645)+( 0,345 2X 0 ,50 )
¿ ( 0,120 ) + ( 0,417 ) + ( 0,868 ) + ( 0,855 )+ ( 0,345 ) + ( 0,086 )

= 2,691 m2

Luas tiap Luas Debit


Debit aliran (Q)
No. penampang penampang Kecepata aliran
(m³/s)
Lintasa (a) (m²) (A) n rerata rerata
n (V) (m/s) (Q)
Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir
(m³/s)
1 0,125 0,120
2 0,332 0,417
3 0,722 0,868
2,314 2,691 0,537 1,243 1,445 1,234
4 0,717 0,855
5 0,313 0,345
6 0,105 0,086

Menentukan Luas Penampang Rata Rata

A Rata Rata¿ ( A 1+2 A 2 )


A Rata Rata= ( 2,315+2,691
2 )
A Rata Rata = 2,503 m2

Menentukan Debit Rata Rata Penampang

Q Total=A Rata rata X V

Q Total=2,503 X 0,537

25
Q Total = 1,344 m3/s

Pengukuran Pada Aliran C-D

Kelompok : 4
Lokasi : Desa Karanganjing, Kec. Purwokerto Timur, Kab. Banyumas.
Nama Saluran : Saluran Induk Banjaran I
Titik Koordinat : -7,4119671,109,2293251
Hari, Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023
Waktu : Mulai = 10.05 WIB Selesai = 14.10 WIB
Elevasi Air : Mulai = 0,64 m Selesai = 0,58 m
Jarak Penampang Hulu &Hilir = 13,42 m
Lebar Penampang Atas Hulu = 5,40 m Lebar Penampang Atas Hilir = 5,65 m
Lebar Penampang Hulu = 4,55 m Lebar Penampang Hilir = 4,60 m

Jarak Waktu
Kecepatan Kecepatan
antar Kedalaman Tiap Tempuh
Pelampung Aliran
Lintasan Lintasan (d) Pelampung
No. (v) Permukan (v)
(b) (t)
Lintasan
(m)
(m) (s) (m/s) (m/s)
Hulu Hilir

t1 = 23,09 0,581
13,42
1. 0,54 0,51 t2 = 25,89 0,518 0,530
1,14
t3 = 27,36 0,490

t1 = 25,93 0,518
13,42
2. 0,67 0,64 t2 = 24,09 0,557 0,520
2,29
t3 = 27,64 0,486

t1 = 25,01 0,537
13,42
3. 0,72 0,58 t2 = 22,25 0,603 0,601
3,43
t3 = 20,19 0,665
Kecepatan Rerata Aliran Permukaan (m/s) 0,551

26
Kecepatan pelampung :

L 13 , 42 L 13 , 42
v 11= = =0,581 m/s v 31= = =0,537 m/s
t 1 23 , 09 t 1 25 , 01

L 13 , 42 L 13 , 42
v 12= = =0 ,518 m/s v 32= = =0,603 m/s
t 1 25 , 89 t 1 22 , 25

L 13 , 42 L 13 , 42
v 13= = =0,490 m/s v 33= = =0,665 m/s
t 1 27 , 36 t 1 20 , 19

L 13 , 42
v 21= = =0,518 m/s
t 1 25 , 93

L 13 , 42
v 22= = =0,557 m/s
t 1 24 , 09

L 13 , 42
v 23= = =0,486 m/s
t 1 27 , 64

Kecepatan aliran permukaan :

v 11+ v 12+ v 13 0,581+ 0,518+0,490


v 1= = =0,530 m/s
3 3

v 11+ v 12+ v 13 0,518+0,557+0,486


v 2= = =0,520 m/s
3 3

v 11+v 12+v 13 0,538+0,607+ 0,699


v 3= = =0,605 m/s
3 3

Kecepatan Aliran Rerata Permukaan :

v 1+v 2+ v 3 0,537+ 0,603+0,665


v̅ = = =0,551 m/s
3 3

Kecepatan Rerata Penampang :

k = 0,85

k = 0,60 (D < 0,5 m)

k = 0,90 – 0,95 (D > 4 m)

V = k × v̅

V = 0,85 × 0,551 = 0,468 m/s

27
Gambar penampang hilir C-D

Rumus luas penampang saluran :


D 1+ D 2
a n= bn
2

Luas Panampang Hulu

A 1= ( 0 , 43 X2 0 ,56 )+( ( 0 , 56+2 0 ,54 ) X 0,656)+( ( 0 ,54 +02 , 67) X 1,342)


+ ( ( 0 ,67 +02 , 72) X 1,342)+( ( 0 ,72+2 0 ,53) X 0,465)+( 0,316 2X 0 , 53 )
¿ ( 0,120 ) + ( 0,361 )+ ( 0,812 ) + ( 0,933 ) + ( 0,291 ) + ( 0,084 )

=2,601 m2

Gambar penampang hilir C-D

Rumus luas penampang saluran :


D 1+ D 2
a n= bn
2

28
Luas Panampang H

A 2= ( 0 , 41 X2 0 ,54 )+( ( 0 ,54 +02 , 51) X 0,587)+( ( 0 , 51+02 , 64 ) X 1,342)


+ ( ( 0 ,64 +02 , 58) X 1,342)+( ( 0 , 58+02 , 50) X 0,571)+( 0,348 2X 0 ,50 )
¿ ( 0,111 ) + ( 0,308 ) + ( 0,772 )+ ( 0,819 ) + ( 0,308 ) + ( 0,087 )

=2,405 m2

Menentukan Luas Penampang Rata Rata

A Rata Rata¿ ( A 1+2 A 2 )


A Rata Rata= ( 2,601+2,405
2 )
A Rata Rata = 2,503 m2

Menentukan Debit Rata Rata Penampang

Q Total=A Rata rata X V

Q Total=2,503 X 0,468

Q Total = 1,171 m3/s

Luas tiap Luas Debit


Debit aliran (Q)
No. penampang penampang Kecepata aliran
(m³/s)
Lintasa (a) (m²) (A) n rerata rerata
n (V) (m/s) (Q)
Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir
(m³/s)
1 0,120 0,111
2 0,361 0,308
3 0,812 0,772
2,601 2,405 0,468 0.965 1,126 1,046
4 0,933 0,819
5 0,291 0,308
6 0,084 0,087

29
Menghitung Q Total

Q Total =(( Qa−b × A a−c ) ( Qc−d × A c−d )


Aa −b
+
A c−d )
= ( ( 1,344 ×2,503 )+ ( 1,171× 2,503 )
2,503+2,503 )
6,298
=
5.006

= 1,258 m3/s

Tabel Hasil Rekap Debit

No Metode Debit

1. Current meter belokan 1,203

2. Current meter lurusan 1,292

3. Metode Apung 1,258

30
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Nilai debit yang dihasilkan pada metode alat ukur arus lebih besar dari pada
metode apung, sedangkan pada metode apung itu lebih kecil dari pada metode
alat ukur arus.
2. Faktor yang mempengaruhi debit aliran air pada saluran terbuka antara lain
penampang saluran, kecepatan rerata vertikal, debit aliran dan angin.

4.2 Saran
1. Evaluasi dari pelaksanaan praktikum ini, perlu adanya ketelitian bagi para
asisten tugas untuk mengarahkan mahasiswa dalam pengambilan data
penampang saluran terbuka agar data untuk pembuatan laporan bisa lengkap.
2. Dalam metode alat ukur arus penggunaan alat currentmeter yang baik adalah
hindari berdiri di dalam air apabila akan mengakibatkan penyempitan
penampang melintang, posisi currentmeter harus berada di depan pengukur,
pengukuran harus tegak lurus terhadap penampang melintang sungai apabila
posisi currentmeter tidak tegak lurus maka besarnya sudut penyimpangan
perlu dicatat untuk menghitung koreksi kecepatan di vertikalnya.
3. Dalam metode apung yang benar adalah mengukur jarak antara penampang
hulu dan penampang hilir, melepaskan pelampung dari jembatan atau sarana
pelepas pelampung lainnya kurang lebih 10 meter di sebelah hulu dari
penampang bagian hulu, mencatat lama waktu lintasan pelampung dari bagian
penampang hulu sampai hilir. Lakukan langkah itu hingga semua titik lintasan
pelampung yang telah ditentukan selesai diukur.

31
BAB V
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Pengukuran Lebar Atas Irigasi Pengukuran Lebar Permukaan Air

Pembagian Aliran Penampang Menjadi Pengukuran tinggi permukaan


air

3 Bagian

32
Pembacaan Alat Current meter

Penjelasa Asdos Pengukuran metode apung

33

Anda mungkin juga menyukai