Disusun Oleh:
Ifan Imbang Pangestu
1810502036
Kelompok 1
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahka rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, khususnya pada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang ditujukan untuk memenuhi
tugas praktikum fenomena dasar mesin.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta kepada seluruh umatnya sampai akhir
jaman. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam penyelesaian proposal ini. Baik sumbangan moril maupun material
Akhir kata, kami sebagai penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca. Dari kami mungkin masih ada kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan untuk kesempurnaan
laporan ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
d. Apakah tinggi tekan mempengaruhi pembesaran pipa.
e. Apakah tinggi tekan mempengaruhi besar gesekan.
f. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi besar debit suatu aliran.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari praktikum ini antara lain:
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Ukuran nominal ( mm )
Jenis pipa
Diameter luar Diameter Dalam Panjang terukur
PVC 1,25 “ 42,1 37 2100
PVC 1 “ 32 27,2 2100
PVC ¾ “ 26,7 22,7 2100
PVC ½ “ 21,5 16,9 2100
Besi 1 “ 31 27 2100
Stainless 32 27,7 2100
Diameter Venturi d1 = 37 mm = 3,7 cm d2 = 22,2 mm = 2,2 cm
Diameter Orifice d1 = 42,1 mm =4,21 cm d2 = 26,7 mm = 2,67 cm
Tabel 1. Ukuran pipa pada fluid friction asparatus model MF 101
3
2.2. Sifat-Sifat Alami Fluida
Fluida memiliki sifat-sifat fisis, yaitu tekanan, temperatur, kerapatan
(density), dan viskositas. Tekanan fluida dapat dinyatakan dalam satuan panjang
kolom air atau dalam gaya per satuan luas. Temperatur umumnya dinyatakan
dalam skala Fahrenheit atau Celcius. Kerapatan atau density sering dinyatakan
dalam lb/ft 3 atau kg/m3 . Viskositas merupakan sifat fluida yang menyebabkan
tekanan aliran fluida sehingga timbul gaya geser di dalam fluida itu sendiri.
Viskositas absolut (μ) merupakan perbandingan tegangan geser dengan laju
pergeseran yang terjadi.
Perubahan temperatur fluida mempunyai pengaruh besar terhadap viskositas
fluida, sedangkan perubahan tekanan mempunyai pengaruh relatif kecil terhadap
viskositas fluida. Gaya yang dibutuhkan untuk mengatasi tahanan geser antara
sebuah plat diam dengan plat bergerak, dimana kedua plat tersebut dipisahkan
oleh lapisan tipis fluida, merupakan fungsi terhadap koefisien viskositas absolut,
luas bidang geser, kecepatan relatif antara kedua plat dan berbanding terbalik
dengan tebal lapisan fluida. Beberapa sifat fluida yang perlu diketahui, antara lain:
2.2.1. Density
Density atau densitas adalah jumlah zat yang terkandung di dalam
suatu unit volume. Semua fluida memiliki sifat ini. Sifat ini terbagi
menjadi tiga bentuk, yaitu:
a. Densitas Massa
Densitas masa adalah perbandingan jumlah massa dan jumlah
volume dengan persamaan sebagai berikut:
m
ρ= .................................................... (1)
V
4
Berat spesifik adalah nilai densitas massa dikalikan dengan
percepatan gravitasi dengan persamaan sebagai berikut:
γ = ρ g ............................................ (3)
Dimana satuan berat spesifik adalah N/m3 dengan dimensi
ML−3 T −2, berat spesifik air adalah 9,81 x 103 N/m3 .
c. Densitas Relatif
Densitas relatif atau spesific gravity adalah perbandingan antara
densitas massa dengan berat spesifik suatu zat terhadap densitas
massa atau berat spesifik suatu zat standar, dimana yang
dianggap memiliki nilai zat standar adalah air pada temperatur
4℃, dimana densitas relatif tidak memiliki memiliki satuan.
Pada fluida Non-Newtonian khususnya aliran Slurry, densitas
dari fluida ini dinyatakan dalam bentuk presentase konsentrasi
padatan (Cw) dengan presentase antara padatan dengan air
sebagai pelarutnya seperti pada persamaan sebagai berikut:
Cv ρ s Cv ρ s
Cw = = .......... (4)
Cv ρ s+(100−C) ρm
2.2.2. Viskositas
Viskositas atau kekentalan adalah ukuran kekentalan fluida terhadap
tegangan geser pada dinding dimana fluida tersebut mengalir. Hukum
viskositas pada fluida Newtonian menyatakan bahwa laju aliran dikalikan
dengan viskositas berbanding lurus terhadap tegangan geser.
Pada dasarnya viskositas disebabkan karena kohesi dan pertukaran
momentum molekular diantara lapisan layer fluida pada saat fluida tersebut
mengalir. Viskositas fluida ini dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya
temperatur, konsentrasi larutan, bentuk partikel, dan lain-lain. Viskositas
dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu:
a. Viskositas Dinamis
Viskositas dinamis adalah perbandingan geser dengan laju
perubahannya. Besar nilai viskositas dinamis tergantung dari
faktor seperti yang dijelaskan sebelumnya. Untuk viskositas
5
dinamis air pada temperatur lingkungan 26℃ adalah 8,6 x 10−4
kg/ms.
b. Viskositas Kinematis
Viskositas kinematis adalah perbandingan viskositas dinamis
terhadap densitas (kerapatan) dari fluida tersebut. Viskositas ini
terdapat dalam aliran beberapa penerapan antara lain dalam
bilangan Reynold yang merupakan bilangan tak berdimensi. Nilai
viskositas kinematis air pada temperatur standar 26℃ adalah 8,6 x
10−4 m2 /s.
Pada fluida Non-Newtonian viskositasnya ditentukan oleh
kekentalan sesaat (apperrant viscosity, karena fluida Non-
Newtonian memiliki suatu sifat histeris yang disebabkan sulitnya
mencari viskositas aslinya.
2.2.3. Bilangan Reynold
membedakan antara dua tipe aliran laminar dan turbulen.yaitu dengan :
𝑈.𝑑
RN = ,
𝑣
dimana :
RN = Reynolds’ Number
U = kecepatan rerata........ m/det.
𝜇
ν = viskositas kinematis = 𝜌 ,
6
Dari experimen menunjukkan bahwa aliran turbulen Rf = K S Vn,
Dimana :
K = kekasaran permukaan pipa dan
S = luas permukaan yang kontak dengan fluida ,
V = kecepatan relatif,
n = adalah indek = 2 untuk turbulen.
𝟒𝐟.𝐋 𝐕𝟐
hf = . 𝟐.𝒈 , disebut persamaan gesekan pipa atau juga Formula Darcy
𝒅
= 0,01
Sedangkan L : panjang pipa … m
v : kecepatan aliran pipa ….. = √2. 𝑔ℎ ……m/det
d : diameter pipa …. M
g : percepatan gravitasi…. m/det2
2.4. Kajian Teoritis Perhitungan
7
2.4.1. Orificemeter
d1 V1 d2 V2
2.4.2. Venturimeter
L1 L3
Convergen L2 divergen
d1 Throat
d1
1 2 d2
d1 = 37 mm = 3,7 cm
d2 = 22,2 mm = 2,2 cm
Qth = A2 . V2
8
𝐴2
= ( 𝐴
) √2𝑔√ℎ
√1− 𝐴2
1
V
V D 1 2 d
d2
d1 1 2
V V
Persamaan akhir :
𝐾
he = 2𝑔(v1 – v2)2
9
Dimana ℎ𝑒 = kerugian pembesaran pipa (m)
𝑣2
θ = Kb 2𝑔.
𝑣2
untuk θ = 900 , hb = .
2𝑔
θ = 00 , hb = 0
R pipa bengkok
i) Pipa elbow
elbow Siku elbow T
𝑣2
hel = Kel .
2𝑔
10
BAB III PEMBAHASAN
11
Tabel 3.1.4. Pengukuran gate valve dan elbow pada pipa
12
c. Tabel serta diagram perbedaan debit dan beda tekanan
𝛥ℎ (cm) debit (cm3/detik)
445.34
351.94
7.5 3.9
orifice venturi
13
𝛥ℎ = hinput – houtput = 124 – 120,6 = 3,4 cm
L = 2100 mm = 210 cm
D = 16,9 mm = 1,69 cm
𝑔 = 9,81 𝑚/s2 = 981 𝑐𝑚/𝑠2
𝑉 = √2𝑔ℎ = √2 . 981 . 3,4 = 81,68 𝑐𝑚/𝑠
𝑓 = 0,01
𝐿 𝑉2 210 81,682
h𝑓 = 𝐷 . 2.𝑔 . 4𝑓 = 1,69 . . 4 . 0,01 = 16,90 cm
2.981
𝑓 = 0,01
𝐿 𝑉2 210 75,432
h𝑓 = 𝐷 . 2.𝑔 . 4𝑓 = 2,27 . . 4 . 0,01 = 10,73 cm
2.981
𝑓 = 0,01
𝐿 𝑉2 210 71,422
h𝑓 = 𝐷 . 2.𝑔 . 4𝑓 = 2,72 . . 4 . 0,01 = 8,03 cm
2.981
14
D = 37 mm = 3,7 cm
𝑔 = 9,81 𝑚/s2 = 981 𝑐𝑚/𝑠2
𝑉 = √2𝑔ℎ = √2 . 981 . 1,9 = 61,06 𝑐𝑚/𝑠
𝑓 = 0,01
𝐿 𝑉2 210 61,062
h𝑓 = 𝐷 . 2.𝑔 . 4𝑓 = . . 4 . 0,01 = 4,31 cm
3,7 2.981
𝑓 = 0,01
𝐿 𝑉2 210 71,422
h𝑓 = 𝐷 . 2.𝑔 . 4𝑓 = . . 4 . 0,01 = 8,09 cm
2,6 2.981
𝑓 = 0,01
𝐿 𝑉2 210 67,182
h𝑓 = 𝐷 . 2.𝑔 . 4𝑓 = . . 4 . 0,01 = 6,98 cm
2,3 2.981
15
pipa ½ pipa pipa pipa besi stainless
“ ¾“ 1“ 1,25“ 1“ stell 1“
15
10
0
pipa ½ “ pipa ¾ “ pipa 1 “ pipa 1,25“ besi 1 “ stainless
stell 1“
𝛥ℎ (cm) hf (cm)
• Kontraksi pipa
a. Orifice
16
13,92 . 5,6
𝑄 = 0,6
√13,922 −5,62
√2 . 981 . 12,9 = 584,06 𝑐𝑚3/𝑠
Cc = 0,62
1 v2
ℎ𝑐 = (𝑐𝑐 − 1)². 2.𝑔
1 120,49 2
= (0,62 − 1)². 2.981
= 𝟐, 𝟕𝟖𝟐𝟒 𝒄𝒎
Cc = 0,62
1 v2
ℎ𝑐 = (𝑐𝑐 − 1)². 2.𝑔
1 120,49 2
= (0,62 − 1)². 2.981
= 𝟐, 𝟕𝟖𝟐𝟒 𝒄𝒎
Cc = 0,62
1 v2
ℎ𝑐 = (𝑐𝑐 − 1)². 2.𝑔
17
1 75,43 2
= (0,62 − 1)². 2.981
= 𝟏, 𝟎𝟗𝟎𝟒 𝒄𝒎
10
0
Pipa ¾“- ½ “ Pipa 1”- ¾ “ Pipa 1,25 “-1 “
𝛥ℎ (cm) hc (cm)
• Pembesaran pipa
a. Pembesaran pipa dengan diameter 1”-1,25
d12 v2
ℎ𝑐 = (1 − d22 )². 2.𝑔
2,722 56,03 2
= (1 − )².
3,72 2.981
= 𝟎, 𝟑𝟑𝟖 𝒄𝒎
18
b. Pembesaran pipa dengan diameter ¾ “-1”
d12 v2
ℎ𝑐 = (1 − d22 )². 2.𝑔
2,272 46,46 2
= (1 − 2,722 )². 2.981
= 𝟎, 𝟏𝟎𝟏 𝒄𝒎
d12 v2
ℎ𝑐 = (1 − d22 )². 2.𝑔
1,692 68,622
= (1 − 2,272 )². 2.981
= 𝟎, 𝟒𝟕𝟕 𝒄𝒎
19
perbedaan rugi pembesaran, dan beda
tekanan akibat pembesaran pipa
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Pipa 1”-1,25 “ Pipa ¾ “-1” Pipa ½ “-¾“
𝛥ℎ (cm) hc (cm)
v2
ℎ𝑏 = 𝑆𝑖𝑛2 θ . 2.𝑔
20
102,93 2
= 𝑆𝑖𝑛2 40 . 2.981
= 𝟐, 𝟐𝟑 𝒄𝒎
c. Gate valve dengan sudut 600
v2
ℎ𝑏 = 𝑆𝑖𝑛2 θ . 2.𝑔
102,93 2
= 𝑆𝑖𝑛2 60 . 2.981
= 𝟒, 𝟎𝟓 𝒄𝒎
v2
ℎ𝑏 = 𝑆𝑖𝑛2 θ . 2.𝑔
92,912
= 𝑆𝑖𝑛2 80 . 2.981
= 𝟒, 𝟐𝟕 𝒄𝒎
e. Tabel serta diagram perbedaan rugi gate valve dan beda tekanan
Gate valve 400 Gate valve Gate valve
600 800
𝛥ℎ (cm) 5,4 5,4 4,4
hb (cm) 2,23 4,05 4,05
21
perbedaan rugi gate valve dan beda tekanan
6
3 𝛥ℎ (cm)
hb (cm)
2
0
Gate valve 40 Gate valve 60 Gate valve 80
• Rugi elbow
a. T pipa 1 “ ( Kel = 0,2 )
v2
ℎ𝑒𝑙 = 𝐾𝑒𝑙 . 2.𝑔
61,062
= 0,2 . 2.981
= 𝟎, 𝟑𝟖 𝒄𝒎
v2
ℎ𝑒𝑙 = 𝐾𝑒𝑙 . 2.𝑔
59,432
= 0,2 . 2.981
= 𝟎, 𝟑𝟔 𝒄𝒎
22
T pipa 1 “ Elbow 900
0.38 0.36
T pipa 1 “ Elbow 90
23
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Praktikum Fenomena Dasar Mesin ini akan lebih mudah dipahami apabila
dilakukan praktik langsung di laboratorium
2. Jenis dan ukuran pipa sangat berpengaruh dalam aliran
4.2 Saran
1. Penayangan pengaplikasian kerja lewat video simulasi mungkin bisa
membantu untuk menambah pengetahuan mahasiswa lebih dalam
2. Praktikum bergiliran secara kelompok di laboratorium mungkin juga bisa
sedikit membantu mahasiswa dalam mencerna materi yang diberikan
24
DAFTAR PUSTAKA
Alfiana, Fitri. 2018. “Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin Fluid Friction
Apparatus (Sistem Model MF 101)”. Magelang: Universitas Tidar.
25